Rabu, 29 Januari 2025

yahudi menggenggam dunia 4



 ngan munculnya surat palsu lagi atas nama ratu, yang 

ditujukan kepada seorang bangsawan Perancis, yaitu seorang Kardinal bernama 

De Rohand. Dalam surat itu disebutkan, bahwa ratu minta agar sang Kardinal 

menemuinya pada tengah malam di sebuah tempat peristirahatan di taman 

Palais Royal, untuk membicarakan masalah isu kalung permata di atas. 

Sementara itu, seorang dayang kerajaan yang telah dipersiapkan oleh 

Konspirasi menemui Kardinal di tempat yang telah ditentukan itu dengan 

berpakaian menyamar seperti ratu layaknya di tengah malam itu. saat  itulah 

fitnah berbau gosip itu disebarluaskan untuk menjatuhkan nama baik sekaligus 

juga mencemarkan nama baik tokoh gereja. Sejarah telah mengungkap, 

bagaimana kalung permata hasil fitnahan itu dipindah dan disembunyikan di 

London. Diduga permata mahal yang terdapat pada kalung itu disimpan oleh 

jutawan Yahudi di London bernama Elyason. 

 

Di London masih terdapat bukti-bukti yang menguatkan keterlibatan tokohtokoh 

Yahudi Inggris dengan persekongkolan yang merancang meletusnya Revolusi 

Perancis. Bukti-bukti itu merupakan rahasia selama beberapa tahun lamanya, 

dan terbongkar oleh Lady Queensburgh, permaisuri Lord Queensburgh. Dalam 

bukunya yang berjudul 'Pemerintahan Gereja Terselubung', Lady Queensburgh 

mencatat bukti-bukti yang pernah ditemukan dalam sebuah manuskrip lama 

yang berjudul 'Permusuhan terhadap Unsur Semitik', ditulis oleh seorang Yahudi 

Benjamin Gold Smidt pada tahun 1849. 

 

Berkat wawasannya yang luas, Lady Queensburgh berhasil mempelajari 

manuskrip tersebut dan menganalisanya, yang pada akhirnya mendapat bukti-

bukti kuat yang menunjukkan, bahwa Benjamin Gold Smidt dan saudaranya 

Abraham Gold Smidt serta kawannya Sir Moshe Montifor, yang ketiganya yaitu  


pemilik modal keuangan di Inggris, merupakan anggota jaringan Konspirasi 

Yahudi di seluruh Eropa yang telah merancang revolusi Perancis itu. Juga 

terdapat bukti lain yang menguatkan pernyataan Lady Queensburgh di atas 

manuskrip yang lama, yaitu seorang konglomerat Yahudi berasal dari kota Berlin 

Jerman, bernama David Erend Lander dan seorang konglomerat Yahudi lainnya 

bernama Henzegerber yaitu  anggota jaringan Konspirasi yang bekerja di 

bawah pimpinan langsung Rothschild. 

 

Demikianlah tabir-tabir itu terungkap oleh kita, sehingga para tokoh di balik tabir 

itu tampak dengan jelas. Dan itulah para anggota kekuatan Konspirasi. Kita tidak 

banyak membicarakan masalah sarana yang dipakai oleh para tokoh Yahudi itu 

dalam kegiatan mereka untuk menjatuhkan ekonomi pemerintah kerajaan 

Perancis. Kita bisa melihat data-data sejarah, lalu menganalisanya untuk 

mengambil kesimpulan dari sarana-sarana yang dipakai oleh kekuatan 

Konspirasi, seperti yang terjadi di Rusia, Spanyol dan Amerika. Tentang sarana 

yang dipakai Konspirasi berkenaan dengan situasi revolusi Perancis, seorang 

sejarawan Inggris bernama Sir Walter Scott mengatakan, 

 

"Para pemilik modal itu memperlakukan pemerintah kerajaan Perancis seperti 

rentenir yang siap mewarisi harta kekayaan milik yang berhutang dengan boros 

dan mewah. Mereka mengulurkan hutang besar-besaran dengan satu tangan, 

dan tangan lainnya menerima bunga hutang tersebut yang berlipat ganda 

jumlahnya. Maka tidak mengherankan kalau kas negara menjadi kosong dalam 

waktu singkat. Sebagai akibatnya, para pemberi hutang itu mendapat fasilitas 

dan hak-hak istimewa di negeri itu, sebagai jaminan timbal balik atas hutang-

hutang tersebut. Dengan begitu lengkaplah jeratan yang mengikat leher 

pemerintah Perancis." 

 

Setelah Perancis mengalami krisis ekonomi yang parah, yang mendorong 

pemerintah terus mencari pinjaman dengan bunga sangat tinggi untuk 

membiayai perang dan pergolakan, para pemilik modal dengan senang hati 

mengulurkan pinjaman yang dibutuhkan itu, dengan syarat mereka diberi 

wewenang mencetak mata uang Perancis dengan leluasa. Syarat itu pada 

awalnya tidak terasa begitu berat. Namun pada hakikatnya itu tidak berbeda 

dengan peribahasa Perancis yang mengatakan 'Memasukkan seekor ular 

berbisa ke dalam kamar'. Maksudnya yaitu  memasukkan wakil pihak pemilik 

modal dalam keuangan rumah tangga kerajaan Perancis. pihak pemberi 

pinjaman itu tidak lain yaitu  Jacques Necker, yang kemudian dipilih oleh raja 

sebagai menteri keuangan Perancis. Setelah para pemilik modal berhasil 

mengorbitkan Necker, mereka memujinya lewat berbagai sarana propaganda 

yang mereka kuasai, bahwa Necker yaitu  seorang pakar ekonomi kelas kakap, 

dan satu-satunya orang yang mampu menyelamatkan perekonomian Perancis 

dari krisis yang sedang berjalan. Padahal, setelah 4 tahun Necker berkuasa 

memegang kementerian keuangan, kondisi perekonomian Perancis makin 

bertambah buruk, sejajar dengan naiknya hutang-hutang yang dibuatnya.  

 

Seorang sejarawan Inggris Captain A. Romsey melukiskan kondisi ekonomi 

Perancis kala itu dalam bukunya yang berjudul 'Sebuah Perang Tanpa Nama' (A 

War Without a Name) sebagai berikut : 

 

"Revolusi Perancis merupakan pukulan maut bagi orang yang sedang sakit, 

karena kuku-kuku hutang yang menancap, disusul dengan dikuasainya media 

massa dan kegiatan politik oleh para tokoh Yahudi. Tidak luput pula para tokoh 

lapisan masyarakat bawah juga mereka kuasai. Panggung massal telah siap 

menyajikan pertunjukan drama revolusi. Dengan segala cara para perancang 

Konspirasi menggerakan revolusi, dan dengan cengkeraman kukunya yang kuat 

mereka membuat raja tidak berdaya." 

 

Waktu itu Palsemo menghujani dengan selebaran-selebaran gelap. Sambil 

melaknat tokoh-tokoh istana dan gereja, para kaki tangan Konspirasi terus 

mengatur langkah dan strategi, dan melatih kader-kader yang kelak dijadikan 

pemimpin setelah sistem kerajaan runtuh. Di antara tokoh yang berhasil 

dipersiapkan oleh Konspirasi yaitu  Robespierre, Danton dan lain-lain. Ada pula 

yang secara khusus dipilih orang-orang yang bertugas menyerbu penjara 

Bastilles dengan maksud membebaskan para narapidana, agar narapidana ini 

melampiaskan kebenciannya kepada istana, sehingga seluruh kota Paris diliputi 

oleh iklim pergolakan. Di antara pusat penataran itu yaitu  biara Saint Yacob di 

Paris. Jadi, rancangan berdarah itu disusun dari balik tembok tempat suci untuk 

beribadah. Di biara Saint Yacob itu pula dicatat daftar nama bangsawan dan 

pendukung kerajaan yang bakal dienyahkan dari muka bumi oleh para aktivis 

revolusi. Mereka ini juga memperalat orang-orang yang sakit jiwa dan para 

pejabat agar melakukan tindakan kriminal, sehingga situasi akan makin kacau. 

 

Tujuan kekuatan Konspirasi di balik revolusi Perancis yaitu  untuk menguasai 

Perancis dari balik layar, dan dari sini melangkah lagi untuk menguasai dunia 

secara keseluruhan. Peristiwa demi peristiwa terjadi berturut-turut seperti telah 

kita ketengahkan sebelumnya. Konspirasi telah memperalat Duke Durlian 

sebagai kuda tunggangan. Mereka minta agar Durlian menghukum mati anak 

pamannya sendiri, raja Louis XVI, dan dia pula yang mengemban 

tanggungjawab atas kematian raja dan permaisurinya. Sesungguhnya pihak 

Konspirasi lah yang bertanggungjawab atas semua peristiwa itu tapi para 

tokohnya bersembunyi dari balik kegelapan. Instruksi dari konspirasi kepada 

kalangan revolusioner untuk membunuh beberapa orang istana ternyata terulang 

kembali. Kali ini yang harus dibunuh yaitu  Durlian sendiri. Tokoh tunggangan 

ini difitnah melalui media massa, seperti pernah dialami oleh Marie Antoinette 

sebelumnya. Dalam waktu sekejap tuduhan keji dari publik Perancis dilontarkan 

kepada Durlian, yang akhirnya mengalami nasib sama seperti Marie Antoinette. 

Durlian digiring ke Guilotin. Sementara itu terdengar pula cemoohan dari para 

hadirin yang menyaksikan pertunjukan yang mengerikan itu. Ini merupakan 

cemoohan ulang seperti pernah terjadi pada kematian Antoniette dan raja Louis 

XVI. 

 

Adapun Mirabeau, setelah merasa dirinya terancam oleh bahaya, dan menyadari 

dijadikan alat permainan oleh kelompok Konspirasi dari balik layar, segera 

menyadari adanya kebejatan moral yang digerakkan oleh para penggerak 

revolusi. Sebenarnya Mirabeau menentang perlakuan sadis terhadap raja Louis 

XVI. Dia tahu pula, bahwa mendiang raja sebenarnya orang yang lugu, baik hati 

dan berkemauan lemah, sehingga kurang waspada menanggapi kejadian di 

sekitarnya. Mirabeau hanya menghendaki untuk menyingkirkan kekuasaan 

mutlak yang ada pada raja, untuk digantikan dengan raja yang memerintah 

berdasarkan konstitusi. Kemudian Mirabeau sendiri akan tampil sebagai 

penasihat raja. Oleh karena itu, saat  ia menyaksikan kekuatan Konspirasi 

bermaksud membunuh raja Louis XVI, Mirabeau berusaha untuk melarikan raja 

dari penjara Paris, dan memindahkan ke markas pasukan yang masih setia 

kepada raja. Usaha Mirabeau ini gagal dan bahkan akan dibunuh oleh kekuatan 

Konspirasi. Berbagai fitnah dilancarkan untuk mencari alasan bisa menuntut 

Mirabeau ke pengadilan. Akhirnya pihak Konspirasi memakai cara dengan 

meracun Mirabeau, dengan kesan seolah-olah Mirabeau mati bunuh diri. 

 

Setelah peristiwa demi peristiwa mengantar meletusnya revolusi Perancis, 

tibalah saatnya sebuah periode dikenal dalam sejarah Perancis dengan sebutan 

"Pemerintahan Teror". Pada masa itu, para mangsa pergolakan digiring ke 

tempat pembantaian dalam jumlah ribuan setiap hari seperti ternak. Sebagai 

algojo telah ditunjuk Robespierre (1758-1794) dan Danton (1759-1794). Setelah 

kedua algojo ini menyelesaikan tugasnya, mereka berdua juga dibantai dalam 

usia yang relatif muda. 

 

Seorang sejarawan Inggris Walter Scott mengetahui dengan pasti peran yang 

dimainkan oleh kekuatan terselubung, yang mendalangi peristiwa yang terjadi di 

Perancis. Dalam karya tulisnya berjudul 'Kehidupan Napoleon' kita bisa 

menemukan data-data yang cukup tentang keterlibatan Konspirasi Yahudi dalam 

revolusi Perancis itu, dan peristiwa besar lainnya di Eropa. Walter Scott 

memaparkan bukti-bukti yang bisa menimbulkan tanda tanya dengan 

mengungkapkan, bahwa kebanyakan wajah yang tampil dalam revolusi Perancis 

tampak asing bagi alam Perancis. Lebih lanjut ia mengungkapkan secara khas, 

bagaimana seorang majhul bernama Manuelle muncul sesaat  di permukaan 

umum, dan sesaat  itu pula bisa menempati posisi sebagai jaksa Agung di 

Paris. Padahal Manuelle yaitu  orang yang bertanggung jawab atas 

penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dikirim ke tempat-

tempat hukuman mati di seluruh Perancis pada bulan September 1792. Dalam 

penjara Paris saja ditemukan 7.000 orang menemui ajalnya. Manuelle 

didampingi oleh seorang Yahudi lainnya bernama David, seorang eksekutif 

Komite Keamanan Nasional di Paris, yang dikenal sebagai penjagal maut 

selama perjalanan revolusi berlangsung. David pula yang memasukkan faham 

Naturalisme ke dalam pemerintahan pada masa pasca revolusi, untuk 

menggantikan agama Kristen. 

 


Karya besar Sir Walter Scott The Life of Napoleon sebanyak 9 jilid sudah lama 

tidak beredar. Diduga kuat karena pihak Konspirasi telah mengupayakan, agar 

buku itu lenyap dari peredaran umum. Perlu juga kita simak sebuah karya lain 

yang ditulis oleh Renoult dengan judul 'Kehidupan Robespierre' (The Life of 

Robespierre). Buku ini menampilkan fakta-fakta penting, antara lain ucapan-

ucapan Robespierre, saat  revolusi sedang panas-panasnya. Pemerintahan 

Teror mencapai puncaknya antara tanggal 27 April-27 Juli 1794. Pada saat itu 

Robespierre berbicara panjang lebar di depan Majelis Nasional. Ia menyerang 

sengit apa yang dinamakan dengan kelompok teroris ekstrimis. Dia menuduh 

adanya suatu pihak yang berada di belakang tindakan teror itu. Namun dia tidak 

menyebutkan siapa pihak yang dimaksud. Kata-kata asli yang diucapkan 

Robespierre yaitu  : "Aku tidak berani menyebut nama mereka di tempat ini dan 

di saat ini pula. Aku juga tidak bisa membuka tirai yang menutupi kelompok ini 

sejak awal peristiwa revolusi. Akan tetapi, aku bisa meyakinkan Anda sekalian, 

dan aku percaya sepenuhnya, bahwa di antara penggerak revolusi ini terdapat 

kaki tangan yang diperalat dan melakukan kegiatan amoral dan penyuapan 

besar-besaran. Kedua sarana itu merupakan taktik yang paling efektif untuk 

memporak-porandakan negeri ini." 

 

Renoult memberikan komentar, seandainya Robespierre tidak mengucapkan 

kata-katanya di atas, nasib yang dialami akan lain. Ia telah mengucapkan kata 

kata melewati batas yang dibolehkan. Kata-kata pedas meluncur dari mulutnya, 

sehingga hari berikutnya ia digiring ke tempat hukuman mati. Demikianlah nasib 

seorang Free Mason yang telah diberi kesempatan untuk mengetahui gerakan 

Free Masonry lebih dari apa yang seharusnya. Hanya sedikit orang yang tahu, 

bahwa Robespierre, Danton dan tokoh-tokoh revolusi Perancis lainnya yang 

muncul pada periode pemerintahan teror merupakan alat yang digenggam oleh 

komplotan 13 Sesepuh Yahudi. Setelah bonekaboneka yang diperalat oleh 

Konspirasi satu per satu lenyap dari bumi, mereka mulai dengan tahap baru lagi 

dalam persekongkolan internasional selanjutnya. Esleim Mayer Rothschild 

mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris untuk membuka cabang 

perusahaan raksasa milik mereka di kota London. Tujuannya untuk 

mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi Internasional di seluruh kota 

Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka dalam bidang politik dan ekonomi 

lebih dalam lagi. Tujuannya yang lebih khusus lagi ialah, agar mereka bisa 

mengadakan hubungan lebih mudah antar konglomerat yang menguasai bank 

Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Untuk itu, Rothschild telah 

mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang sekaligus ini menunjukkan 

kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader Konspirasi, sejak Nathan masih 

belia. 

 

F. Kekuatan Konspirasi dan Napoleon 

 

Setelah tahap di atas selesai, kekuatan Konspirasi mengincar seorang yang 

sedang naik daun, yaitu Napoleon Bonaparte. Mulailah sejak itu kekuatan 

Konspirasi mengulurkan dana besar-besaran kepada Napoleon untuk membiayai 


perang yang kondang itu, dengan tujuan untuk menyingkirkan sistem kerajaan di 

seluruh negara Eropa. Napoleon mengerahkan pasukannya besar-besaran ke 

berbagai negara Eropa. Puncak pengerahan pasukan itu terjadi pada tahun 

1804, saat  ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Perancis, dan mengangkat 

saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara Eropa yang ditaklukkan. 

Joseph dijadikan raja Napoli, Louis raja Belanda, dan Jerume raja Lostvalia 

(salah satu wilayah Jerman saat  itu). Nathan Rothschild juga dengan diam-

diam mengangkat keempat saudaranya menjadi raja uang di keempat kerajaan 

Eropa itu. Dengan demikian, merekalah penguasa yang sebenarnya di balik 

tahta kerajaan keluarga Napoleon. 

 

Selanjutnya, pihak Konspirasi memilih negara Swiss sebagai pusat lembaga 

keuangan yang aman. Mereka berusaha menyelamatkan negara ini dari perang 

dan pertikaian umum. Dengan kata lain, Swiss akan dijadikan negara netral 

untuk selamanya. Setelah itu, kekuatan Konspirasi melangkah lagi kepada bisnis 

baru yang banyak memberi keuntungan, yaitu perdagangan 'perang'. Untuk 

mencapai tujuan ini mereka harus menguasai pabrik-pabrik senjata, amunisi dan 

kapal perang, dan menguasai industri-industri baja, besi, kimia dan pabrik yang 

memproduksi alat perang lainnya. Dengan strategi ini, kekuatan Konspirasi 

mempersiapkan dana besar-besaran yang membanjiri berbagai proyek itu, yang 

kemudian produknya dialirkan kepada pihak yang bersengketa tanpa kecuali. 

Akan tetapi muncul kendala bagi mereka, yang datang dari Napoleon sendiri. 

Awal mulanya Napoleon merasa puas terhadap para sesepuh Yahudi yang 

mengulurkan pinjaman uang besar-besaran kepadanya, untuk membiayai 

perlengkapan pasukannya sebesar itu. Akan tetapi, lama-kelamaan Napoleon 

menyadari, bahwa dibalik itu ada kekuatan terselubung yang menggerakan 

tangannya. Napoleon mengambil langkah lebih hati-hati dan waspada, di 

samping berusaha untuk memukul kekuatan terselubung itu, apabila telah cukup 

bukti-bukti dan saat yang tepat telah tiba. Namun sebelum Napoleon bisa 

melaksanakan niatnya karena ia dan pasukannya masih mati-matian berperang 

melawan Rusia, kekuatan Konspirasi telah memergoki gelagat yang tidak 

menyenangkan dari Napoleon. 

 

Di sela-sela kesibukan Napoleon itulah pihak Konspirasi melihat adanya 

kesempatan yang tepat untuk memukul Napoleon, sehingga pasukan Napoleon 

menjadi kacau dan dipukul roboh oleh pasukan Rusia. Dalam lembaran sejarah 

pada umumnya disebutkan, bahwa kekalahan Napoleon oleh Rusia disebabkan 

oleh adanya kesulitan cuaca dingin dan salju tebal yang menghalangi laju 

pasukannya. Padahal, penyebab yang sebenarnya yaitu  karena jalur 

penghubung yang menuju pasukan Napoleon diputus oleh tangan-tangan 

terselubung, sehingga senjata dan amunisi yang dikirim untuk pasukannya tidak 

bisa sampai. Sementara itu, amunisi pasukan Rusia terus mengalir dengan 

deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk menghancurkan 

pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta. Langkah ini oleh 

Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah dan mengadakan 

kegiatan di masa-masa selanjutnya. pihak Konspirasi dalam melakukan taktik itu 


menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk menyelusup ke jajaran 

penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi rawan lainnya. saat  

itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka jatuh di bawah pengaruh 

kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan mereka memungkinkan 

mereka melaksanakan kegiatan yang bisa menimbulkan kekacauan dalam suplai 

pasukan yang sedang bertempur di medan laga. Taktik Konspirasi yang dipakai 

untuk menghancurkan pasukan Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk 

menghancurkan pasukan Czar Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi 

pasukan Jepang. 

 

Sejarah telah mencatat, bagaimana peristiwa berikutnya terjadi setelah 

kekalahan Napoleon, disusul dengan peristiwa penurunan Napoleon dari tahta 

dan dibuang ke pulau Elba. saat  Napoleon melarikan diri sebagai usaha untuk 

kembali, segera ditangkap kembali oleh jaringan yang telah dipasang oleh 

Konspirasi. Pertempuran Waterloo merupakan perang terakhir bagi Napoleon. 

Adapun Nathan Rothschild, nasibnya justru sebaliknya. Ia telah berhasil 

menguasai keuangan di seluruh Eropa, setelah berakhirnya masa kejayaan 

Napoleon. Rothschild pada waktu itu telah membangun istana yang letaknya 

menghadap langsung dengan istana raja Louis XVIII, pewaris tahta kerajaan 

Perancis. Dari lokasi di seputar istana raja, Nathan bisa memantau gerak-gerik 

yang ada di sana dari jendela istananya sendiri itu. Para mata-mata Konspirasi 

dalam istana raja Louis lebih mudah mengadakan hubungan dengan Nathan, 

khususnya mengenai perkembangan perang Waterloo yang hampir berakhir. 

Pada waktu yang sama, Nathan mengadakan jaringan lain untuk menguak 

informasi tentang perang tersebut, untuk kemudian dikirim ke Inggris. Pada saat 

datangnya berita mengenai keunggulan pasukan Wellington (panglima pasukan 

Inggris) atas Napoleon, dan dipastikan Wellington akan tampil sebagai 

pemenang perang, Nathan mengirimkan berita kebalikannya ke Inggris lewat 

utusannya. Dikatakan, bahwa Napoleon lah yang menang atas Wellington. Tak 

ayal lagi, berita itu membuat rakyat Inggris cemas, dan harga bursa uang anjlok 

sesaat . Kemudian Nathan berangkat secepatnya ke Inggris dengan kapal 

khusus. Begitu Nathan menginjakkan kakinya ke London, segera saja ia 

memerintahkan anak buahnya untuk memborong seluruh penjualan modal, 

saham, uang dan apa saja yang bisa dibeli. Peristiwa ini sangat mengejutkan 

semua pihak, setelah pada hari berikutnya tersiar berita yang sebenarnya, yaitu 

kemenangan Wellington atas Napoleon. Setelah pasar modal kembali normal, 

para pemilik modal Yahudi, khususnya Nathan telah memboyong keuntungan 

yang sangat besar. Tidak seorang pun membicarakan bagaimana Rothschild 

membungkam kemarahan pemerintah Inggris dan rakyatnya, akibat kerugian 

jutaan poundsterling dalam pasar modal London itu dalam waktu hanya satu 

hari. Dan jelas pula tercatat dalam sejarah, bahwa 

 

Rothschild setelah itu mengeluarkan bantuan kepada Inggris uang sebesar £ 18 

juta, dan kepada Rusia £ 5 juta, karena negeri ini telah berjasa membantu 

Konspirasi menghancurkan Napoleon. saat  Nathan meninggal dunia tahun 

1836, Bank Inggris benar-benar telah berada di tangannya. Dan hutang nasional 


Inggris kala itu telah mencapai £ 885 juta, akibat penjagalan ekonomi 

besarbesaran dalam pasar modal. Sedikit sekali orang yang bisa menemukan 

tokoh Free Mason Eropa yang bisa menyingkap, bagaimana The Grand Free 

Mason Lodge bisa menyusup ke posisi penting di negara-negara Eropa. Paus 

Paulus Pius IX termasuk orang yang mengetahui gerakan yang dilakukan oleh 

Free Masonry itu, sehingga dia mengharamkan umat Kristen Katolik memasuki 

perkumpulan itu. 

 

Kalau masih ada orang yang meragukan peran Konspirasi dalam peristiwa 

revolusi Perancis, bisa ditunjukkan bukti-bukti yang lebih jelas, yaitu saat  terjadi 

diskusi dalam Majelis Nasional Perancis yang diadakan pada tahun 1904. Kita 

bisa mengutip sebuah ucapan yang dilontarkan oleh De Rosanbe, seorang wakil 

anggota Majelis. Dia mengatakan "Kita telah yakin benar tentang masalah ini, 

yaitu bahwa Free Masonry yaitu  satu-satunya pihak yang merancang 

timbulnya revolusi Perancis. Dan sambutan serta tanggapan yang kita 

dengarkan dalam Majelis ini menunjukkan, bahwa sebagian kita tahu seperti 

yang saya ketahui." Kemudian seorang anggota lain bernama Gommel, yang 

juga termasuk anggota perkumpulan The Grand Eastern Lodge Perancis berdiri 

mengatakan : "Kita bukan hanya mengetahui hal itu, melainkan kita akan 

mengumumkan kepada khalayak ramai." 

 

Pada acara makan malam besar-besaran yang diadakan di Paris pada tahun 

1923, yang dihadiri oleh para politisi dan wakil-wakil dari Liga Bangsa-Bangsa 

(Nations-League) yang kelak menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United 

Nations), seorang tokoh The Grand Eastern Lodge bangkit seraya mengatakan 

dengan penuh kebanggaan : 

 

"Perancang Pemerintahan Perancis yaitu  putra Free Masonry Nasional 

Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok yaitu  putri Free Masonry 

Internasional." 

 

Demikian kita melihat kekuatan Konspirasi yang sampai tahun 1923 telah berani 

berbangga-bangga di tengah-tengah Pemerintahan Republik Perancis sebagai 

ayah Revolusi Perancis, yang diberi sebutan akbar itu. Dan mereka berani pula 

mengumumkan niatnya tentang program yang akan dilaksanakan di masa 

mendatang, seperti mendirikan Republik Dunia, yang dikatakannya sebagai anak 

putri kandung Free Masonry Internasional. Fenomena ini tidak perlu 

mengherankan, sebagai akibat keberhasilan mereka dalam perjanjian Versailles 

dan dalam perang dunia I. Sebelum itu mereka telah berhasil menghancurkan 

sistem kerajaan Perancis, dan peristiwa yang terjadi pada abad ke 19 atas ulah 

tangan-tangan tersembunyi mereka. 

 

Setelah tahun 1923, Kekuatan Konspirasi telah bisa mempersiapkan 

kakitangannya untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan Perancis. 

Monseour Edouard Herriot yaitu  seorang antek Konspirasi yang pertama kali 

bisa menduduki kursi Perdana Menteri Perancis pada tahun 1924. Sejak itu pula 


pengaruh Konspirasi sangat menentukan untuk mempersiapkan orang-orang 

yang akan menduduki jabatan penting. Herriot telah berhasil memelopori 

gerakan sekulerisasi total di Perancis, menggantikan agama Kristen yang telah 

menjadi agama negara sejak berabad-abad lamanya. 

 

Seorang anggota kawakan dari The Grand Eastern Lodge bernama Leon Bluem 

yaitu  seorang Yahudi, dan seorang politikus Perancis terkemuka yang 

memainkan peran penting dalam kebijakan politik Perancis sampai setelah 

perang dunia II. Ia berkali-kali menduduki jabatan menteri dan wakil perdana 

menteri. Tahun 1936 ia menjadi perdana menteri. Setelah itu, ia menjadi utusan 

Perancis untuk Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) pada masa antara perang 

dunia I dan perang dunia II, yang bermarkas di Jerman. Sampai sekarang 

Konspirasi juga ingin menguasai Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations), 

dengan memanfaatkan keluguan negara-negara anggota yang berkumpul dalam 

satu badan internasional itu. Dengan demikian, negara-negara itu akan mudah 

menjadi mangsa bagi Konspirasi. Setelah Liga Bangsa-Bangsa dibubarkan, 

Konspirasi Yahudi Internasional berusaha menyelusup ke dalam Perserikatan 

Bangsa-Bangsa. Ada bukti nyata yang tidak boleh kita abaikan tentang usaha itu, 

yaitu saat  Badan Internasional itu menyetujui berdirinya negara Israel, dan 

memberikan negeri Palestina kepada Zionisme Politik. Amerika dan Uni Sovyet 

ikut mendukung berdirinya negara Israel itu. Kedua negara adidaya itu telah 

lama dipengaruhi oleh lobi Yahudi. Dengan demikian, tercapailah salah satu cita-

cita Konspirasi, yang lebih dari setengah abad lamanya diperjuangkan. 

 

Jelaslah bagi kita, sejauh mana perjalanan yang telah ditempuh oleh kekuatan 

Konspirasi, setelah jatuhnya Napoleon Bonaparte. 

 


IV. KONSPIRASI BERCOKOL DI AMERIKA 

 

A. Menancapkan Kuku Sedikit Demi Sedikit 

 

Kalau kita menyimak sejarah Amerika modern, kita akan mengetahui asal-usul 

masuknya Yahudi, berawal sejak sejarah Amerika itu sendiri. Bahkan orang-

orang Yahudi telah berusaha mengembangkan sayap pengaruhnya di bumi itu 

sebelum Amerika Serikat lahir sebagai negara, yaitu saat  Amerika masih terdiri 

dari 13 wilayah koloni Inggris. Mata para pemilik modal mulaimengincar koloni 

Inggris di Amerika setelah Benjamin Franklin, seorang tokohAmerika terbesar 

tiba di London ia disambut oleh para pemilik modal Yahudiyang telah menguasai 

perekonomian Inggris, seperti telah kita jelaskan 

sebelumnya. 

 

Dalam dokumen Senat Amerika halaman 98 butir 33 terdapat laporan yang 

ditulis oleh Robert L.Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan dalam 

Kongres Amerika tentang pertemuan antara wakil-wakil perusahaan Rothschild 

dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para utusan 

Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya bisa 

membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab pertanyaan 

itu dengan kata-kata sebagai berikut : 

 

"Masalah itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai 

dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki." 

 

Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung membuat 

kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu, untuk 

memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya, bahwa 

mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan larangan 

hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya pada bank 

Inggris. 

 

Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi 

perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan 

mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk 

setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah 

memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata 

uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika 

segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan 

kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai 

pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar 

dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah tersebut? Kita serahkan 

jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih 

tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut : 

 

"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun, 

setelah disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir, dan 

berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni itu 

penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran 

lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai dengan 

undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok sampai 50% 

nilainya." 

 

Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya 

revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris yaitu  menyangkut 

masalah 'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin yaitu  salah 

satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberikan komentar 

mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut : 

 

"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban 

pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut 

undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di 

Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi 

seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenarnya lahirnya beban pajak baru 

yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya 

pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi 

pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara 

pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775. 

Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga 

terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres 

mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776." 

 

Setelah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha 

lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang 

tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika menyadari 

bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap persekongkolan para 

pemilik modal itu. Masalah ini bisa diketahui dari dokumen mengenai suasana 

pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia tahun 1787, yang dikenal dengan 

"Pertemuan para bapak pendiri Amerika Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada 

butir pertama undang-undang Amerika berbunyi : 

 

"Kongres yaitu  satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata 

uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan 

mengenai nilainya." 

 

Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional yaitu  taktik 

konservatif mereka, yaitu menggunakan perusahaan terselubung. Para direktur 

Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu 

seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat 

propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu 

pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank terpadu 

yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus berwenang 

mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping masalah bank 

itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta. Untuk modal 

bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar di antaranya 

akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan kepada para 

investor Amerika sendiri. 

 

Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil 

mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan 

dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan 

pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis 

keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. Masalah ini 

membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan terselubung 

yaitu  dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris melangkah lebih 

jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa sebanyak $ 250 

ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para direktur Bank 

Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang konsekuensi logisnya 

yaitu , bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah menguasai Bank 

Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika. 

 

Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para 

tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil untuk 

ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan wewenang Bank 

Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah menguasai Bank 

Amerika yaitu  pihak yang telah menyebabkan timbulnya krisis keuangan di 

bawah pengawasan Robert Morris itu. Para pemilik modal tidak putus-asa atas 

kegagalan sementara ini. Bahkan mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-

tangan mereka agar melipatgandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. 

Mereka akhirnya berhasil mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada 

kedudukan Menteri Keuangan Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton 

mendapatkan persetujuan Pemerintah Amerika untuk memberikan wewenang 

mencetak mata uang berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. 

Hamilton mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang 

dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada 

harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta 

yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk transaksi 

dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank sebesar $ 35 

juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa. Padahal, 

keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild. 

 

Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah dan 

perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan setelah gemuk dipotong. 

Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak 

daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara Hamilton 

dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga Hamilton 

mendapat giliran yang menyedihkan. 

 


B. Merebut Perekonomian 

 

Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri satu 

tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang ditempuh oleh 

para pemilik modal internasional yaitu  bagaimana menguasai perekonomian 

Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat meluas, yang 

dilakukan oleh kelompok Rothschild dengan mengeluarkan instruksi kepada 

agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan propaganda besar-

besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi prospek bangsa 

Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur Bank Amerika untuk 

memberikan pinjaman lunak, agar bangsa Amerika tergiur untuk memanfaatkan 

tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika segera memanfaatkan pinjaman itu 

untuk membiayai proyek-proyek baru yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. 

Setelah perkembangan mencapai titik tertentu, kelompok Rothschild 

mengeluarkan instruksi rahasia, agar tawaran pinjaman itu segera dihentikan, 

dan agar jumlah uang yang beredar di pasaran dibatasi. Tentu saja ini 

menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan mengakibatkan lumpuhnya 

perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun atas biaya pinjaman dari bank itu. 

Peristiwa ini bukan tidak mendapat tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh 

Amerika, yaitu John Adams, Thomas Jefferson dan Andrew Jackson, yang kelak 

menjadi presiden Amerika merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang 

mempermasalahkan krisis ekonomi tadi. Berikut ini yaitu  beberapa kalimat 

yang ditulis oleh Jefferson kepada Adams : 

 

"Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih 

berbahaya bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga 

keuangan itu juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang 

kekuatannya mengancam pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau 

hak mencetak mata uang bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan 

wewenang itu kepada rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak." 

 

Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, dan 

mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang, 

berkenan dengan masa perpanjangan wewenang Bank Amerika pada tahun 

1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rothschild kemudian segera 

mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang 

saat  itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut : 

 

"Hanya ada dua pilihan, yaitu memperpanjang wewenang atau menolak. Dan 

saat  itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah 

peperangan yang dahsyat." 

 

Kekuatan Konspirasi telah lama menggunakan taktik busuk dengan meniupkan 

api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala negara yang 

menentang para pemilik modal yang menghadang perjalanan Konspirasi. Akan 


tetapi Presiden Jackson tidak memperdulikan gerakan tersebut bahkan berganti 

menentang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali dengan jawaban : 

 

"Anda sekalian tidak lain yaitu  kawanan perampok dan ular. Kami akan 

menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian." 

 

Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman mereka. 

Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan menekan 

lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812. Tujuan Nathan 

Rothschild yang paling utama yaitu  menguras kas pemerintah Amerika, akibat 

biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mencari 

dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal manusia dan kehancuran akibat 

perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan Rothschild. Program ini benar-

benar terlaksana, dan akhirnya kongres mengesahkan perpanjangan wewenang 

Bank Amerika itu tahun 1816. 

 

C. Peperangan Sipil Amerika (1861-1866) dan Terbunuhnya Abraham 

Lincoln 

 

Perang sipil Amerika merupakan peristiwa sejarah terpenting bagi negara itu. 

Kita tidak akan membahas deskripsi mengenai perang yang terkenal itu. Buku 

sejarah sudah banyak mengungkapnya. Hanya saja, dalam peristiwa itu ada hal-

hal yang tersembunyi bagi pandangan umum, yaitu perang yang dimainkan oleh 

para pemilik modal internasional, dan akibat yang ditimbulkan oleh perang itu. 

 

Pada tahun 1857 di London, Princess Leonara, putri direktur perusahaan 

Rothschild and Brothers cabang Inggris punya hajad mengawinkan anak 

putrinya bernama Louica Rothschild dengan seorang pria kerabat dekat dari 

Perancis bernama Alfonso Rothschild. Sejumlah pemilik modal dari berbagai 

negeri berkumpul dalam upacara pernikahan itu, di samping beberapa politisi, 

antara lain Benjamin Disraeli, seorang politikus jempolan Yahudi, yang kelak 

menjadi perdana menteri Inggris sampai beberapa kali. Dalam upacara itu 

Disraeli menyampaikan sambutan, antara lain : 

 

"Saat ini para pemuka keluarga besar Rothschild yang ketenarannya meluas di 

seluruh Eropa dan di setiap ujung dunia berkumpul di tempat ini." Kemudian ia 

melanjutkan kata-katanya yang ditujukan kepada keluarga Rothschild cabang 

Paris dan London : "Kalau Anda berdua berminat, kita akan membagi Amerika 

Serikat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk James (pimpinan cabang 

Perancis) dan bagian lainnya untuk Leonnel (cabang Inggris). Adapun Napoleon 

.... adapun Napoleon III, Kaisar Perancis, kita akan memberikan wilayah yang 

akan kita tentukan kemudian. Mengenai Bismarck, Kanselir Jerman, jatah 

nasibnya yaitu  yang telah kita sediakan untuknya, yaitu sebesar pijakan kaki, 

yang kita akan mengenyahkannya." 

 


Sejarah telah menjelaskan kepada kita, bagaimana keluarga Rothschild memilih 

Yahuda Benjamin, seorang kerabat Rothschild sendiri, sebagai pimpinan yang 

mewakili perusahaan keluarga itu di Amerika. Bagaimana peristiwa demi 

peristiwa terjadi kemudian, hingga pecahnya perang sipil Amerika bisa meletus? 

Para pemilik modal melaksanakan program yang telah disinggung oleh Disraeli 

tadi. Ia mendesak Napoleon III untuk menduduki Meksiko, lalu mencaplok negeri 

itu ke dalam kekuasaan imperiumnya. 

 

Pemerintah Britania Raya kembali menduduki Amerika Utara. Dalam perang ini, 

para tokoh pemilik modal Yahudi punya dua ujung tombak sasaran, yaitu 

pertama menciptakan kesempatan emas yang bisa dieksploitasi untuk 

mengeluarkan pinjaman dan penjualan senjata kepada Napoleon III, untuk 

mempersenjatai diri di Meksiko, di samping untuk mengulurkan persenjataan di 

Amerika Selatan yang masih muda itu. Sedang sasaran kedua yaitu , bahwa 

wilayah ini akan jatah ke tangan para pemilik modal internasional secara 

langsung. Lebih dari itu, mereka akan menghalangi presiden besar Abraham 

Lincoln dengan perang ini, agar dia tidak membebaskan perbudakan di Amerika. 

Mereka menyadari, bahwa perbudakan yang berkelanjutan tentu akan 

menyebabkan kehancuran bangsa Amerika itu sendiri. Presiden Lincoln sendiri 

telah mengetahui masalah ini, sehingga ia pernah mengucapkan kata-kata yang 

populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau setengah dari 

jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka, sedang setengah 

lainnya hidup dalam ikatan perbudakan." 

 

Perang itu tidak sejalan dengan harapan para pemilik modal internasional. 

Setelah perang berjalan 2 tahun, pasukan Selatan tampak mengalami 

kemunduran dan membutuhkan bantuan. Para pemilik modal menoleh kepada 

Napoleon III, dan mendesaknya agar tetap maju perang. Mereka menyanggupi 

memberi tambahan bantuan materi kepada Napoleon dengan target, bahwa 

mereka kelak akan bisa menguasai Louisiana dan Texas. Czar Rusia 

mendengar berita ini, dan menjadi marah karenanya. Czar kemudian 

mengancam Inggris dan Perancis, bahwa penyerbuan dalam bentuk apa pun 

terhadap Amerika Serikat berarti menyerbu wilayah Rusia sendiri. Ancaman itu 

bukan hanya gertak sambal. Czar mengirim pasukan angkatan lautnya menuju 

sepanjang pantai kota New York dan San Francisco, dan menyerahkan komando 

pasukan laut ini kepada presiden Abraham Lincoln sendiri. 

 

Manuver keras para pemilik modal untuk merebut perekonomian Amerika Serikat 

mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden Lincoln. 

Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang mengikat erat 

leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai perjuangan, Lincoln 

berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian ke 8 butir 1, yang 

isinya memberikan wewenang kepada Kongres untuk mengeluarkan mata uang 

di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank senilai 450 juta dolar yang jumlah 

hutang nasional akan dijadikan penutupnya. 

 


Para pemilik modal Yahudi Internasional saat  itu mengerahkan segala 

kekuatannya untuk menghadapi Lincoln yang mengancam kedudukan mereka. 

Mereka mulai mengadakan manuver dan kegiatan terselubung, dengan tujuan 

menjatuhkan Lincoln. Manuver pertama bisa mereka capai melalui Kongres agar 

Kongres mengesahkan undang-undang baru yang bisa mencegah pembatasan 

bunga pinjaman nasional atas harga barang-barang impor dengan mata uang 

tersebut. Di samping itu, mereka juga mengumumkan perang kepada mata uang 

baru itu di pasaran internasional dan bank-bank asing, sehingga nilainya turun 

sampai tingkat rendah, yaitu sepertiga dari nilai normal. Setelah itu mereka 

memborong mata uang tersebut yang masih beredar, untuk membeli nota bank 

simpan-pinjam negara dengan harga penuh menurut nilai dolar. Dengan 

demikian, para pemilik modal telah berhasil melempar batu dan sekaligus 

mendapat dua ekor burung, yang mengakibatkan anjloknya nilai mata uang 

negara dari satu sisi, dan mereka mengeruk keuntungan besar-besaran di sisi 

lain. Berikut ini petikan beberapa kalimat dari surat instruksi para pemilik modal 

di Eropa kepada lembaga keuangan di Amerika Serikat : 

 

"Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau 

itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat 

nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang 

pemerintah." 

 

Para pemilik modal telah berhasil menanamkan pengaruh mereka di kalangan 

sejumlah anggota Kongres dan Senat. Dengan mudah mereka bisa 

menundukkan Kongres dan membungkam suaranya, untuk mendukung 

disahkannya undang-undang keuangan pada tahun 1863, yang menguntungkan 

para pemilik modal itu, meskipun ditentang oleh presiden Lincoln. Dengan 

demikian, tertancaplah kuku baru Yahudi dalam memperebutkan perekonomian 

Amerika Serikat. Berikut ini kutipan sebuah surat dari Konglomerat Rothschild 

kepada sebuah lembaga keuangan raksasa di London yang terletak di Wall 

Street, yang kondang sampai sekarang, yaitu lembaga keuangan Eickhaimer, 

Morton dan Van der Gold. Surat itu tertanggal 25 Juni 1863, berbunyi : 

 

"Mr. John Shirman menulis surat kepada kami dari negara bagian Ohio Amerika 

Serikat, untuk memberikan informasi mengenai spekulasi keuntungan besar 

yang akan bisa diperoleh, setelah undang-undang baru yang disahkan oleh 

Kongres mengenai perbankan. Mr. Shirman mengatakan, bahwa ini merupakan 

kesempatan yang belum pernah ditemukan oleh para pemilik modal internasional 

selama ini untuk mengeruk keuntungan besar. Tampaknya undang-undang ini 

akan menjamin Bank Amerika untuk menguasai perekonomian Amerika." 

 

Rothschild berbicara panjang lebar dalam suratnya itu, yang pada akhirnya ia 

mengemukakan pandangannya sebagai berikut : 

 

"Hanya beberapa orang yang tahu hakikat undang-undang baru mengenai 

keuangan. Mereka akan menghadapi dua pilihan, dan tidak ada lainnya, yaitu 


apakah mereka akan mengikuti di belakang kita untuk mendapat beberapa 

keuntungan, ataukah akan menentang kita, sedang mereka telah terikat oleh 

undang-undang itu. Oleh karena itu, sikap oposisi yang menentang undang-

undang itu akan sia-sia. Kebanyakan orang Amerika yaitu  golongan yang tidak 

bisa berfikir tentang keuntungan apa yang diperoleh oleh para pemilik modal 

internasional dari undang-undang ini. Mereka tidak akan berfikir, bahwa undang-

undang ini sebenarnya merupakan musuh bagi kepentingan mereka sendiri." 

 

Hormat kami 

ttd. 

(Rothschild & Brothers) 

 

Di bawah ini yaitu  kutipan surat balasan yang dikirim oleh perusahaan 

perusahaan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold kepada Rothschild 

bersaudara : 

 

"Tuan-tuan yang mulia, kami telah menerima surat tuan. Tampaknya Mr. John 

Shirman yaitu  seorang yang memiliki sifat kecerdikan, seperti yang dimiliki oleh 

seorang konglomerat berbakat dan bisa mengantisipasi perkembangan yang 

akan mendatangkan keuntungan besar. Padahal umurnya masih sangat muda. 

Di samping itu, ia mengidamkan untuk bisa menduduki kursi kepresidenan 

Amerika Serikat. Sekarang ia anggota Kongres. Fikiran sehat telah membuatnya 

sadar, bahwa untuk memperoleh keuntungan besar yaitu  dengan mengadakan 

persahabatan dengan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang memiliki sumber 

dana keuangan besar, yang menurut dia bukan saja menggunakan uang sebagai 

alat untuk mencari dukungan pemerintah, melainkan juga untuk memukul pihak 

yang menentang kepentingan mereka." 

 

Selanjutnya butir undang-undang tentang keuangan yang baru itu disebut 

berulang-ulang oleh Rothschild, dan menyinggung keuntungan yang bakal 

diperoleh dari upaya itu. Setelah itu, baru kata-kata berikut ini mengakhiri surat di 

atas : 

 

"pihak Bank telah mendapat wewenang bukan untuk mengurangi atau 

menambah mata uang yang beredar, sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, 

bank juga mendapat wewenang hukum untuk memberi pinjaman atau 

menariknya kembali bila dianggap perlu. Mengingat bahwa bank yaitu  lembaga 

paling penting dalam suatu negara, maka pihaknya bisa bekerja dalam lingkup 

satu strategi, dan menentukan pasaran uang, sebagaimana yang dikehendaki. 

Kalau mau misalnya, mengurangi seluruh jenis produksi nasional dalam satu 

minggu, atau bahkan satu hari pun, hal itu akan bisa terlaksana. Oleh karenanya, 

lembaga-lembaga keuangan mendapat eksepsi hukum dari kewajiban 

membayar pajak atas pinjamannya, sahamnya, depositonya dan seluruh 

asetnya. Kami yakin, bahwa surat ini akan tuan anggap sebagai catatan 

istimewa." 

 


Hormat kami 

ttd 

(Eickhaimer, Morton dan Van der Gold) 

 

Surat di atas tidak memerlukan komentar lagi. Hanya sebagai tambahan saja 

perlu ditandaskan di sini, bahwa dengan adanya undang-undang baru tersebut, 

para pemilik modal internasional berhasil menguasai perekonomian Amerika 

Serikat, dan bukan pemerintah yang menguasainya. Bank-bank itu pada 

hakikatnya yaitu  lembaga keuangan Yahudi, khususnya saat  modal nasional 

dalam keadaan lemah. Sedang pemerintah menggantungkan pada income besar 

dan tetap. Negara terpaksa akan bergantung pada para pemilik modal 

internasional tersebut, yang menguasai kebanyakan lembaga keuangan dan 

bank-bank internasional. 

 

Dalam menghadapi persekongkolan seperti itu, tidak ada jalan lain bagi Abraham 

Lincoln, kecuali mengingatkan seluruh rakyat Amerika secara terbuka. Kali ini 

bangsa Amerika akan mendengarkan suara akal dan peringatan dari presiden 

mereka. Lincoln tidak segan-segan lagi menyerang secara terbuka para pemilik 

modal internasional dengan ucapan provokatif, antara lain : 

 

"Saya melihat dengan jelas sebuah ancaman krisis sedang datang mendekati 

kita sedikit demi sedikit, yaitu sebuah krisis yang membuat bulu-kudukku berdiri, 

karena cemas apa yang bakal menimpa negeri ini. Siasat suap-menyuap telah 

menjadi cara yang selalu dijadikan pegangan. Pada gilirannya, kelak akan terjadi 

kerusuhan dan kehancuran besar-besaran, sebagaimana seluruh kekayaan 

negara pada akhirnya akan jatuh ke tangan sekelompok kecil orang yang tidak 

segan-segan lagi menelan dan sekaligus menghancurkan bangsa ini." 

 

Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai 

presiden Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam pemilihan berikutnya ia terpilih 

sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan memperjuangkan 

sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan cengkeraman kuku Konspirasi 

dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka segera mempersiapkan diri untuk 

mencegah datangnya bahaya dari Lincoln. Maka, pada malam 14 April 1865, 

presiden Lincoln dibunuh oleh seorang Yahudi bernama John Dickles Booth. 

Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu 

pula catatan sejarah tidak mengupas peristiwa pembunuhan tersebut secara 

jelas. Hanya para penyelidik yang mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya 

hubungan nyata si pembunuh, John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, 

yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa ia yaitu  agen Rothschild di 

Amerika. Namun para pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap 

berada di balik layar dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus 

mengha