dapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya
Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka
seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional.
i
D. Manuver Kekayaan
Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir. Namun
di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal internasional, yaitu
kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan perekonomian
Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain dengan sistem
keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya sistem keuangan
Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri itu memiliki
kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang kekayaan
sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi para pemilik
modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga kemandiriannya dalam
sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh pergolakan naik-turunnya
sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh karena itu, para pemilik
modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa menguasai keuangan
Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan seperti itu. Untuk
menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional langsung melakukan
langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus salah seorang agen
mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang sebanyak 500 ribu dolar
Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang rencananya akan diberikan
kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di samping untuk pembiayaan
proyek yang telah direncanakan. Mulailah kegiatan mempengaruhi hati nurani
dan perusakannya sekaligus, sehingga para pemilik modal berhasil mengajukan
sebuah proposal undang-undang kepada Kongres. Orang yang mengajukan
yaitu senator John Shirman sendiri. Undang-undang ini disahkan tahun 1873
dengan sebutan innocent, yaitu" Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang
Logam". Dari butir-butir undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik
perhatian, seolah hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata
di sela-sela undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang
itu, pihak pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka
berhasil mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite
keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai
dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan mata
uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum dan
kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang
menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada
tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha
untuk menanggulangi krisis tersebut dalam waktu terbatas. Namun bank-bank
yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di Eropa.
Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika, menekankan
keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan ukuran nilai
harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman harus
berdasarkan nota tersebut. Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika
menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari
pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai
harga perak.
Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah tersebut
di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika.
Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang
yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu.
Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan
propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para
pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi, dan
dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini bangsa
Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi tersebut pihak yang memikul tanggung
jawab yaitu pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal Yahudi
internasional tetap tersembunyi dari balik layar.
Setelah langkah tersebut berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih
jauh, setelah mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi
perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional mengadakan
pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile,
yang keduanya mewakili Bank Amerika. saat keduanya kembali ke Amerika,
kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak
untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di
atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional,
terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut :
1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York.
2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia,
Amerika Serikat.
3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris.
4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda.
Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild. Setelah itu, mereka
melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian Amerika. Pada tahun 1901
mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan gabungan Morgan-Dicksile bisa
membeli saham perusahaan Hains-Morris, yang memiliki sejumlah bank,
perkapalan, beberapa industri besi baja dan lainlain. Semua itu jatuh berpindah
ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendisendi perekonomian Amerika telah
berada di tangan mereka. Dengan kata lain, mereka telah bisa ikut mencampuri
urusan pemilihan umum. Maka dengan mudah calon presiden yang didukung
oleh mereka saat itu, yaitu Theodore Roosevelt menaiki kursi kepresidenan
Amerika Serikat.
Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang
kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi
pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai
mengadakan penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan
kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang
dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran.
Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator
Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau
dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile.
Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika.
Utusan itu yaitu Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam
mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia
bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. Setelah beberapa
saat, seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob
Steve. Ia yaitu figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia
internasional. Ia yaitu orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris
dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa revolusi
Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah bergabung
dengan mereka.
E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910
Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu
di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik yaitu senator
Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan
Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini,
karena pada dasarnya para partisipan yaitu para pialang ekonomi seluruh
Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank
International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaanperusahaan
milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat Cohen-Lobe,
yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan memiliki beberapa
pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya Davidson. Bank
International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles Torton. Kemudian
Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia juga
hadir. Dan yang terakhir yaitu Benjamin Strong, salah satu bankir kenamaan di
Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di dunia yang terletak di
London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli Morgan pernah membuat
goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907, di mana para pemilik modal
dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat besar.
Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia.
Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang beritanya
dimuat dalam koran-koran besar. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengetahui
satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta konferensi. Yang
mereka ketahui kemudian yaitu , bahwa kereta khusus yang mengangkut para
peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di negara bagian Georgia,
milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata umum. Pertemuan itu diikuti
oleh para pakar ekonomi dan keuangan, transportasi, industri berat, dan
dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan mengenai masalah yang mereka
bahas. Namun hasil dari pertemuan itu menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli
Terselubung yang menguasai urat nadi perekonomian Amerika Serikat telah
didirikan oleh para peserta. Monopoli ini mengadakan perang terhadap lembaga
keuangan nasional Amerika. Sebuah klub khusus juga telah mereka bentuk
dengan mengambil nama 'Klub Nama Pertama' (First Name Club), yang
anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri. Klub ini dimaksudkan untuk bisa
menjamin keamanan setiap kegiatan yang datang dari pihak luar.
Aldrick setelah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah
rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres, dan
dia sendiri yaitu anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai
kepala komisi keuangan Amerika Serikat. Akan tetapi, ia sebenarnya punya
tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika.
Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos
yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia
Pertama, yang pada saat itu belum pecah.
Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang
mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I dan
II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi yang
mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada tahun
1914, yaitu saat Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika disahkan,
jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu, dibagikan
kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika. Keuntungan
yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus Kongres nomor
8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi senilai
23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang cadangan
pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu berlipat
menjadi 45 milyar US dolar. Ini yaitu angka yang diumumkan. Dengan kata
lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa mengeruk
keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi, rakyat
Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu mengira, bahwa
undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin kepentingan rakyat
biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka berkeyakinan, bahwa undang-
undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak akan bangkrut dan
keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka tidak tahu, bahwa
keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal Monopoli yang terselubung.
V. KONSPIRASI DAN MASYARAKAT RUSIA
A. Rahasia Sebelum Revolusi
Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya
goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya
mengalami luka parah. Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi
negerinya. Ia mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan
langkah untuk mempersatukan lapisan masyarakat yang porak-poranda akibat
perang itu. Di antara undang-undang baru itu yaitu dihapuskannya hukuman
pembuangan, yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak
1772, yaitu suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di
suatu tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau
bekerja di ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan
penduduk asli Rusia.
Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang
ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi
berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada masalah ekonomi. Ia merasa cemas
melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan
perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan masyarakat yang tidak
mau membaur dengan masyarakat Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan
bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu
Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya,
dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan
peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah
umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang,
harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak
Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan
masyarakat terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam
pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya
tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak
Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi.
Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia
yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia
telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas
dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli yaitu golongan
Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada masa
sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka menemukan
beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah, dengan alasan
agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan instruksi kepada
seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar pada seluruh instansi
pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang diberikan kepada warga Rusia
lainnya.
Kebijakan Czar Alexander II sebenarnya mengandung niat baik terhadap
kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan
tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang
punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa
langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam
masyarakat Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas
mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian
di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat
beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus
disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah
menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing terjadinya
kerusuhan.
Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk
membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan,
tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak
Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan
terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia
Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan misterius
pada tahun 1881.
Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang antara
dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud oleh
Konspirasi yaitu :
Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis,
ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang
berperang itu.
Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat
perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi
mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka.
Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah
modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik Universitas
itu, edisi bulan Oktober 1881 :
"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau
benar-benar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga
keuangan Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar
perang ini terjadi. Terompet Yahudi yang paling besar perannya yaitu mass-
media mereka yang berpusat di Wina, ibukota kerajaan Austria."
Pembunuhan atas diri Alexander menimbulkan gelombang kekerasan di seluruh
Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di mana-mana,
sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk menanggulangi
hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan mengubah
politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi. Kebijakan ini
dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan Peraturan Mei,
karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam peraturan ini terdapat
larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi Yahudi. Para pendukung
peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya. Dalihnya, kalau Czar
Alexander II dengan segala sikap toleransi dan kebijakannya tidak bisa membuat
orang Yahudi puas dan berterima kasih, maka berarti mereka tidak akan puas
dengan budi baik apa pun yang diberikan oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini
telah benar-benar tunduk di bawah kehendak mereka.
Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa
muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas
nasib itu sebenarnya yaitu para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan
Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok
Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru,
Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap
peraturan baru tersebut. Kemudian Czar berjanji untuk mengadakan
penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap
orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada
tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan
resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut :
"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa
tahun kepada orang Yahudi, dan masalah yang dihadapi oleh mereka, serta
hubungan mereka dengan rakyat Rusia lainnya. Akan tetapi, pemerintah melihat
para pemeluk agama Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku
orang-orang Yahudi dalam semua lapangan pekerjaan dan perekonomian.
Semua itu terjadi karena ulah tangan mereka selama 20 tahun. Mereka bukan
saja memonopoli perdagangan dan hampir seluruh lapangan kerja secara
sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka melakukan hal yang sama
dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah. Pemerintah telah
mengadakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam bentuk
organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan
negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh
negeri mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat tingkah
orang Yahudi yaitu masyarakat kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit
melakukan tindak kekerasan melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah
mengambil kebijakan, di satu sisi melindungi orang Yahudi dari tindak
kekerasan, dan di sisi lain bertanggung jawab menegakkan keadilan dan
kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahud menindas dan mengganggu
orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan negara."
Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya
undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas
terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para
ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang Yahudi.
Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian dan
kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir Yahudi.
Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap orang
Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, mengadakan kegagalan
misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu bertekad mencari
strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang paling diandalkan oleh
para sesepuh Yahudi yaitu ekonomi dan keuangan yang mereka miliki.
Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia di seluruh dunia,
dengan menggunakan pengaruh keuangan yang mereka miliki di seluruh Eropa.
Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi dan pemasaran barang-
barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam krisis ekonomi yang parah,
dan kas negara makin habis terkuras, yang mencapai puncaknya pada tahun
1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan dan kekacauan di seluruh wilayah
Rusia dengan dukungan dana dari Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial
melanda segenap lapisan masyarakat yang merasa terkena jepitan ekonomi.
Fenomena ini terus berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia.
Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh dari
golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan pahit
getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan
ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur
revolusioner makin sering mengadakan kegiatan yang kelak bisa menyebar
benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat
peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, saat pada tahun 1905 krisis itu
mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia.
Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga kerajaan
Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya.
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia
mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi
yang dialami yaitu akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung. Gejala
ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian besarnya,
seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah faham Karl
Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi Eropa terus
mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang dirancang dari
sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan negara Eropa
lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara nasional bangsa
Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan sebagai balas dendam
terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka tersedia tempat berlindung
yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang bersifat internasional yang
aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini dipimpin oleh seorang Yahudi
Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak berhasil mendirikan sebuah
negara Zionis Israel.
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di
Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia tahun
1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai pendidikan yang
terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah anak Yahudi yang
bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul pembunuhan atas diri
Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya beberapa kata yang
terdapat dalam undang-undang Mei, yang memperbolehkan orang Yahudi hidup
dengan bebas hanya terbatas dalam ghetto-ghetto khusus bagi mereka.
Berikutnya menyusul lagi pembunuhan terhadap Yogdanovich, gubernur Uka
pada tahun 1903. Kemudian pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri
Rusia tahun 1904, dan pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar
sendiri. Pemberontakan 1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal
Durbachiev, karena Konspirasi tidak mampu menghadapinya secara terbuka.
Lalu mereka mencari jalan lain untuk membunuh dari belakang pada tahun
berikutnya. Pembunuhan yang terjadi beruntun, dan kekacauan yang
berkepanjangan itu membuat Czar Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan
pernyataan dengan menunjuk hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok
kerusuhan, krisis ekonomi dan pembunuhan politik tersebut. Akan tetapi,
golongan Komunis yang telah berhasil mendapat dukungan luas, dengan
memakai nama partai Sosialis Revolusioner merancang untuk membunuh Czar
dengan membentuk kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh
Yahudi berdarah dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev.
Kemudian dua orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander
Olianov untuk bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar
Alexander III. Akan tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov
ditangkap oleh pasukan keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini
menyebabkan adik Olianov bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu
bergabung pada partai Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa
tahun kemudian dikenal dengan nama Lenin.
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang
tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu melawan
gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang melawan
krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan oleh tangan
Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara Rusia dan
Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah membuat
program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di Amerika
mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang. Pengiriman dana
besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program Konspirasi dihentikan
sesaat oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat yang sama kelompok
sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok Rothschild, khususnya
para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di seluruh tempat strategis
melakukan aksinya dengan memutuskan jalur perbekalan militer dan logistik,
khususnya jalur kereta api yang mengangkut perbekalan Rusia menuju Timur
jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porak-poranda. Rencana ini benar-benar
dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini dunia terkejut untuk kesekian kalinya
atas kekalahan sebuah kerajaan besar Rusia di hadapan pasukan Jepang yang
kecil itu. Sejarah masih tetap bertanyatanya kebingungan mengenai sebab-
sebab kekalahan yang tidak masuk akal itu.
Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat
tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas
internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan
Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang
melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebabsebab
yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam
perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya
sebagai berikut :
"Anda tahu dan Anda yaitu seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin
Anda akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi
Amerika, kecuali berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah
memerangi kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan
mereka, serta tidak menjamin hak mereka."
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam
jawabannya itu. Ia sendiri yaitu orang yang bertanggungjawab mengenai
dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda
Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah revolusi
Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass media
internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat kasus itu
dalam edisi 20 Februari 1932.
B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik
Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman
merencanakan mengadakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi
ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London. Dalam
konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang berpihak
kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di Rusia makin
memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur kerajaan Czar
makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan mematikan dari
Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu sebuah negara
yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya.
Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab
yang menimbulkan bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia
yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para
buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya yang
timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan
revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang
pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama Father
Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini membuat
para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh istana dan
para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering diundang
untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai masalah. saat
terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat dari
kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan buruh
untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga
merencanakan mengadakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai
menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan
surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak
kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan menggunakan
kekerasan.
Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran
diadakan pada tanggal tersebut di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat
buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju
istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang.
Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan kepatuhan
mereka terhadap Czar. Namun saat mereka sampai di depan pintu istana, tiba-
tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam sejarah Rusia
dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan senapan mesin
membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban jatuh berserakan
menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang sejumlah besar lainnya
mengalami luka parah. Siapakah sebenarnya orang yang berada di balik
pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada di luar kota San
Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan, bahwa perintah
penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana Czar, dan ia
yaitu pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh Konspirasi
Internasional.
Pembantaian kejam tersebut menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan
pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar
mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna
menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah tersebut, beberapa hari ini setelah
kejadian. Czar juga mengadakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan absolut
menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk membentuk badan
legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar memberi amnesti kepada
para tawanan politik. Di antara tawanan yang mendapat amnesti yaitu Lenin,
Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan Manshevik lainnya. Akan tetapi,
kebebasan mereka justru membuat suhu kekacauan dan pembangkangan lebih
panas.
Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut
dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi
pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia
berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam
rancangan. Akan tetapi, perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok
Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut perhitungan
mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa disalahkan kalau
punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia pada saat itu telah
jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi.
Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap sesaat . Pemogokan umum
dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di Rusia. Kemudian
disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg (Leningrad sekarang) pada
tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu menyusul lahirnya deklarasi sebuah
pemerintahan baru. Kemudian Trotsky, seorang tokoh Yahudi Komunis
kenamaan mengumumkan diri sebagai pimpinan revolusi Manshevik. Akan
tetapi, terhadap kekuatan yang menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu
mengatasinya. Dana yang selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan
kelompok teroris dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan
juga diperangi, sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San
Petersburg dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16
Desember 1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat
giliran menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang
Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan
perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi.
C. Lenin dan Revolusi Merah
Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota Smirsk,
terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif dalam
bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan pemerintah,
sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah menengah dan
perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang cukup pada masa itu,
Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar Rusia. Pada masa
mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat saudara kandungnya,
Alexander Olianov dihukum mati, setelah mengadakan usaha pembunuhan
terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin segera bergabung pada
gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi seperguruan tingginya.
Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri
demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul
dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan
revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak
menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis
jelita Yahudi.
Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang
terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para
pemilik modal Yahudi internasional yaitu pihak perancang dan pendukung
dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk
menghubunghubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu
berlanjutnya persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner
sepanjang sejarah, dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah
petunjuk dan instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah
Vladimir berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh
revolusioner internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-
langkah mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa
perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang yang
dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih sebagai agen
utama dalam revolusi Komunis di Rusia.
Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis revolusi
dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss yaitu pusat yang penting bagi
para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri ke Swiss pada
tahun 1895 dalam usia 25 tahun, setelah saudaranya dihukum mati oleh Czar. Di
sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam pengasingan. Dalam
sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena kecerdasan dan
wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung dengan para tokoh
Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh Yahudi. Di sana ia
bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satusatunya di antara
mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch Kslarud, Yulius
Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain. Mereka lalu mendirikan
perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan nama Kelompok
Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum saat itu masih berusia sangat
muda seperti Lenin. Akan tetapi, ia sudah dikenal sebagai anggota teroris yang
sadis dan berdarah dingin, saat masih hidup dalam ghetto. Kelak ia menjadi
pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah nama julukan untuk dirinya,
yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov menjuluki dirinya dengan sebutan
revolusioner, Lenin.
Lenin kembali dari Swiss setelah membekali diri dengan berbagai pengalaman
baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia
bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam
mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg.
Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan
menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan
penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin dan
kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun 1897,
kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia
diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup
dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu saat Czar memberikan amnesti
umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan73
kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu
lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi.
Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan
Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada tiga
tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin sendiri
bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky
bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman
ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari
Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk
distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand
Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai
dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi.
Eskire pernah memuat ajakan untuk mengadakan pertemuan umum bagi
gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels ibukota
Belgia. Akan tetapi, pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan pertemuan
itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di kota London,
seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris itu yaitu
negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan seperti itu
boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang adanya
hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk menyetujui
permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan pihak
terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai negara
adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal
internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang
menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu, yaitu
kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok Bolsevick di
bawah pimpinan Lenin.
Setelah mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah
pertemuan lagi untuk membahas masalah revolusi dan hasil yang telah mereka
capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91 utusan
dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di samping itu
hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah pimpinan seorang
wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai Komunis Jerman di
bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael Ivahamovich. Maka jumlah
peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali ini diserang habis-habisan
oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah menyalahgunakan dana dalam
jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana diperoleh. Dalam pertemuan itu
muncul seorang tokoh muda selain Lenin, bernama Stalin. Di antara keputusan
yang diambil dalam pertemuan itu yaitu keharusan untuk bekerja keras dan
maju terus, di bawah satu komando yang ditopang dengan propaganda mass
media secara luas dan terorganisir.
Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama
PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham
Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri duduk
sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky. Sedang
William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia
Create PDF by http://ebyinfo.co.cc
Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc
96
pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan nama
GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang oleh
Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov.
Satu hal yang perlu diingat di sini yaitu bahwa seluruh pimpinan redaksi kedua
harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior, selain
Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis kenamaan
telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia menerbitkan
sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua tokoh Yahudi di
antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung dengan Lenin, yaitu
Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk kelompok tiga
serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin meninggal dunia
tahun 1924.
D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah
Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, setelah revolusi Manshevik bisa
ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi
oleh banyak pihak. Ia lalu mengadakan reformasi dalam pemerintahannya, dan
membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan
tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai
majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu dipilih
untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah dengan
perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan
mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undang
undang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur
undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan
kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap.
Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner lebih
tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun dari
golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari kekuatan
terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di Rusia. Untuk
itu, mereka sepakat mengadakan rencana untuk menghabisi hidup Stolibin, yang
bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar dalam sejarah negeri itu.
Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya selalu gagal. Akhirnya
Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama Morday Yogovov di sebuah
auditorium kota Kiev tahun 1911.
Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah
perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti mengadakan
persekongkolan untuk menimbulkan kerusuhan dan ketidakstabilan. Maka
muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti pernah dialami oleh
Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang skandal sosial, moral dan
seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana dan istri tokoh
masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena suap-menyuap
William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia
Create PDF by http://ebyinfo.co.cc
Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc
97
muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di seluruh lapisan
masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga Czar. Pesta-pora
gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para pejabat menjadi lahan
subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah fenomena yang dideskripsikan
oleh kekuatan terselubung lewat mass-media dan alat propaganda lainnya.
Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan isapan jempol, namun di situ
terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan sumber jaringan propaganda
demoralisasi. Tidak lain tokoh ini yaitu setan berjubah pastor, Rasputin sendiri,
yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk mempersiapkan pecahnya revolusi
Rusia, persis seperti peran yang dimainkan oleh Coderlos De Lalco dalam
revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah terjadi lagi dalam sejarah, karena
merupakan hasil dari perancang yang sama. Rasputin yang memiliki kharisma
besar dan teguh pendirian itu telah bisa menguasai istana dengan jalan
mendekati permaisuri Czar yang putranya sakit-sakitan, karena ia bisa
meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa menyembuhkan putranya. Faktor
'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga Rasputin bisa masuk ke istana, karena
Czar Nicholey II memiliki kepribadian lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey
memiliki kepribadian kuat, bermoral dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan
rakyatnya mungkin akan berbeda dan terhindar dari pembantaian Minggu itu.
Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan
sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan faham
atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner. Rasputin
sendiri yaitu orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup permissive,
sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup yaitu untuk mencapai kenikmatan
lahir-batin sepuas-puasnya. Setelah itu lalu membersihkan batin kembali dan
menyelamatkannya'. Rasputin mendapat banyak pengikut berkat kedudukannya
sebagai pendeta, dan persahabatannya dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-
benar menimbulkan arus demoralisasi besar-besaran, terutama setelah ia
dengan isyarat dari kekuatan terselubung di balik layar berhasil menciptakan
suasana permisif dalam istana, yang belum pernah terjadi di Rusia selama itu,
persis seperti suasana Royal Palais di Perancis menjelang pecahnya revolusi.
Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi yang
ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa sebagai
permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan. Dalam Perang
Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda Bolshevik dan
Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan rakyat dan angkatan
bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih menempati posisi
penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi sejak Rusia perang
melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan bahan propaganda
kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan cemas di dalam
negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin dekat, ibarat
lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui sebagai
seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang Rasputin
ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua itu. Apalagi
William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia
Create PDF by http://ebyinfo.co.cc
Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc
98
markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga lebih mudah ia
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan istana.
Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu
masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral, dan
jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil
menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk
merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke Rusia.
Setelah saat yang tepat tiba, mereka akan mengadakan perang jalanan di kota-
kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak awal
tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan supply
kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai dirasakan
penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri dari orang
Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan perampokan di
mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para perusuh disertai
dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan terselubung itu. Maka
lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. Pihak pemerintah telah
mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905, sehingga untuk
menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir panjang dalam situasi
seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi terus berjalan tertib. Para
tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk memancing kekerasan. Mulailah
terdengar suara tembakan senjata api yang diarahkan kepada para demonstran
dari tempat tersembunyi yang telah diatur. Tembakan itu seolah datang dari
pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan ratusan lainnya menderita luka-
luka. Kekacauan berkembang menjadi kekerasan dan kebrutalan. Apalagi
setelah para demonstran dengan berapi-api berhasil membongkar penjara, dan
melepaskan narapidana yang segera menyebar ke mana-mana dengan
membakar gedung-gedung dan mengadakan perampokan di jalan-jalan. Saat itu
Czar sedang keluar untu