Tampilkan postingan dengan label wawasan sosial 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wawasan sosial 1. Tampilkan semua postingan
Jumat, 16 Desember 2022
wawasan sosial 1
Desember 16, 2022
wawasan sosial 1
Ketampakan alam yang ada di daratan, antara
lain sebagai berikut.
a. Dataran rendah yaitu bagian dari permukaan
bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas
permukaan laut (dpl) yang bermanfaat sebagai
lahan pertanian, perikanan, pemukiman, dan
peternakan. Dataran rendah biasanya
ada di sekitar pesisir pantai.
b. Dataran tinggi yaitu area datar
yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter
di atas permukaan laut (dpl). Dataran tinggi
dapat dimanfaatkan untuk perkebunan maupun
tempat peristirahatan. Selain itu, dataran tinggi
dipakai untuk menanam tanaman jenis
sayuran dan buah-buahan. Beberapa Dataran
Tinggi di Indonesia, antara lain Alas (Nanggoe
Aceh Darussalam), Kerinci (Sumatera barat),
Dieng (Jawa Tengah), Tengger (Jawa Timur),
Bone (Sulawesi Selatan), dan Minahasa (Sulawesi
Utara).
c. Gunung
Gunung dapat dijadikan sebagai tempat perkebunan, rekreasi atau oleh raga. juga berfungsi untuk melindungi dataran rendah dari angin besar. e. Pegunungan
Pegunungan yaitu bagian dari daratan yang
yaitu kumpulan deretan dari gunung
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan
laut. Pegunungan biasanya dipakai untuk
rekreasi atau tempat peristirahatan. Beberapa
Pegunungan di Indonesia, antara lain Pegunungan
Dieng (Jawa Tengah), Sewu (DI Yogyakarta),
Schwaner (Kalimantan barat dan Kalimantan
Tengah), Siunandaka (Sulawesi utara), Utimbela
(Gorontalo), Pompange (Sulawesi tengah), dan
Jaya Wijaya (Papua).
2. Ketampakan Alam di Perairan
Ketampakan alam yang ada di perairan, antara
lain sebagai berikut.
a. Pantai yaitu dataran yang berbatasan dengan
laut yang bermanfaat sebagai tempat pariwisata,
perikanan dan hutan bakau. Pernahkah
pergi ke pantai. Sungguh mengasyikan bukan?
Coba tuliskan pantai-pantai yang ada di
Indonesia.
b. Sungai-sungai besar biasanya terletak di
pulau yang besar pula, seperti Pulau Jawa, Pulau
Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi
dan Pulau Papua. Sungai dimanfaatkan sebagai
tenaga pembangkit listrik dan sarana kebutuhan
hidup penduduk. Sungai juga dapat berfungsi
sebagai alat transportasi seperti di Kalimantan.
c. Danau
Danau yaitu genangan air yangamat luas yang
dikelilingi daratan. Danau dipakai untuk
tempat pariwisata.
d. Selat
Selat yaitu perairan atau laut sempit yang
menghubungkan dua buah pulau. Indonesia
memiliki banyak sekali selat. Beberapa Selat Di Indonesia, antara lain Selat Sunda, Selat Karimata, Selat Bali, Selat makasar, Selat Badung, Selat Berhala, dan Selat Rote.
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk
dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung. Keragaman ini tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi dinamakan tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah
bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pe-
gunungan, , . kemudian apa yang sudah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, lalu dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang. Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman ini terjadi sebab adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi. Bagaimana tenaga eksogen dan endogen membentuk ketampakan alam di bumi?
1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen yaitu tenaga yang berasal
dari dalam bumi. Tenaga ini dibedakan
berdasar pemicunya menjadi tenaga tektonik
(diatropisme), vulkanik (vulkanisme) dan gempa
(seisme). Ketiga tenaga inilah yang membentuk
permukaan bumi sehingga permukaan bumi tampak beragam.
a. Diastropisme
Diastropisme yaitu tenaga yang bekerja dari
dalam bumi yang memicu pergeseran dan
perubahan posisi lapisan batuan sehingga mengubah bentuk muka bumi. Gerakan ini dibedakan menjadi gerakan orogenesis dan epirogenesis. Semua gerakan ini akan mengubah bentuk permukaan bumi berwujud munculnya sesar dan pelipatan. Epirogenesis yaitu pengangkatan jalur kerak bumi sehingga membentuk pegunungan yang berlangsung sangat lambat dan meliputi area yang sangat luas.
B. Proses Pembentukan
Muka Bumi
Orogenesis yaitu proses pembentukan
pegunungan (mountain building) atau pengangkatan kerak bumi sebab tumbukan lempeng. Proses
ini menghasilkan pegunungan berangkai yang
bersamaan dengan itu terbentuk sesar dan lipatan.
Contoh Pegunungan Himalaya. Jadi, gunungapi
tidak termasuk orogenesis sebab tenaga yang
membentuknya yaitu tenaga vulkanisme bukan
diastropisme.
1) Sesar (Faults)
Sesar atau patahan yaitu retakan pada kerak
bumi akibat adanya pergeseran pada batuan.
Pergesaran ini berkisar antara beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer. Contoh sesar yang terkenal yaitu sesar San Andreas di California. Di Indonesia juga ada sesar yang sangat terkenal, yaitu sesar Sumatera yang nampak di lapangan berwujud Pegunungan Bukit Barisan. Sesar ini memotong Pulau Sumatera sejajar dengan zone penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah benua Asia di barat Sumatera. Sesar terbentuk sebab bumi kita yang terdiri atas beberapa lempeng yang saling bergerak antara satu dengan lainnya. Gerakan lempeng ini akan memicu tegangan, tekanan, dan gesekan sehingga terjadi perubahan posisi lapisan batuan. Di lapangan, sesar dapat dikenali dalam bentuk bukit dan lembah, tebing, atau bisa juga berwujud sungai. Walaupun demikian, tidak semua bukit atau sungai yaitu sesar. sebab zone sesar yaitu zone lemah maka air akan lebih mudah mengalir di sini dibandingkan di zone batuan yang utuh. sebab itu, biasanya zone sesar juga mudah tererosi dan bentuknya tidak lagi sempurna.
2). Lipatan dan Gejala Perlipatan
Lipatan yaitu bentuk ombak atau gelombang
pada suatu lapisan kulit bumi, yang ditunjukkan
oleh perlapisan batuan. Lipatan terbentuk sebab
pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng
ini memicu adanya lapisan yang terdorong secara horizontal, baik pada salah satu
tepi lapisan maupun pada kedua tepi lapisan.
Lapisan batuan lalu mengalami pelipatan atau pelengkungan.
Suatu lipatan terdiri atas beberapa bagian yang
membentuk struktur lipatan. Struktur sebuah lipatan terdiri atas:
-antiklin, yaitu unsur struktur lipatan dengan
bentuk yang cembung (convex) ke atas.
-sinklin, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke
atas.
-sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari lengkungan maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu sinklin.
b. Vulkanisme
Vulkanisme yaitu segala kegiatan magma dari
lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke luar permukaan bumi. Aktivitas ini menghasilkan bentukan berwujud kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan dinamakan gunungapi., gunungapi biasanya terbentuk pada pertemuan lempeng, terutama
lempeng yang saling bertumbukan.
Pada pertemuan lempeng ini , lempeng samudera menunjam ke bawah dan lempeng benua terangkat. Akibat kaku, lempeng benua mengalami retakan. Magma yang cair lalu masuk melalui retakan-retakan ini dan membentuk kantong-kantong magma. Sebagian magma mampu mencapai permukaan bumi dan membentuk gunungapi. sebab itulah, sebagian besar gunungapi terbentuk pada pertemuan lempeng ini .
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil dari
vulkanisme yaitu berwujud munculnya berbagai tipe
gunungapi, yaitu:
1) gunungapi corong atau maar, yaitu gunungapi
hasil erupsi eksplosif atau berwujud ledakan yang
posisi dapur magmanya relatif dangkal sehingga
gunungapi ini berhenti aktivitasnya dengan hanya satu kali ledakan. Oleh sebab itu, ketinggian gunung ini relatif rendah dan memiliki kemiringan yang cukup curam. Biasanya terbentuk danau pada bekas lubang erupsi yang dasarnya relatif kedap air. Danau Eifel di Perancis dan Ranu Klakah di lereng Gunung lamongan yaitu contoh tipe ini.
2) gunungapi perisai atau aspit, yaitu gunungapi
hasil erupsi efusif atau erupsi berwujud aliran.
Magma yang cair atau encer bergerak ke segala
arah dengan ketebalan yang tipis sehingga
ketinggiannya juga rendah. Contoh gunungapi
aspit yaitu gunungapi di Kepulauan Hawaii.
3) Gunungapi strato, yaitu gunung api berbentuk
kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam.
Kerucut yang tinggi yaitu hasil dari
timbunan material vulkanik yang padat maupun cair secara terus-menerus. Gunungapi ini yaitu gabungan tipe letusan eksplosif
dan efusif secara bergiliran. Gunungapi di
Indonesia biasanya termasuk tipe strato seperti
Tangkuban Perahu, Kerinci, Merbabu, Gede-
Pangrango, Gempo, , .
c. Gunungapi di Indonesia
Indonesia yaitu pertemuan tiga lempeng
yang saling bertumbukan, yaitu lempeng Asia atau
Eurasia (Eurasian Plate), Lempeng Pasifik (Pacific
Plate) dan Lempeng Indo-Australia (Indo-Australian Plate). Lempeng Hindia yaitu lempeng samudera, sedang lempeng Asia yaitu lempeng benua. sebab benua memiliki berat jenis lebih rendah dari lempeng samudera maka lempeng Asia terangkat sepanjang pertemuan lempeng- lempeng ini . Akibatnya, terbentuk jajaran pegunungan di sepanjang pertemuan lempeng mulai dari Aceh, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Pada peta ini tampak bahwa jajaran gunungapi berada di sepanjang pertemuan lempeng. Kalimantan yang jauh dari pertemuan lempeng tak
memiliki satu pun gunungapi sehingga relatif aman
dari bencana letusan gunungapi. Sumatera dan Jawa juga Sulawesi memiliki jumlah gunungapi yang banyak. Walaupun sangat rawan terhadap letusan gunungapi, area ini relatif subur
sebab gunungapi mengeluarkan material yang dapat menambah kesuburan pada tanah.
Gunungapi di Indonesia biasanya yaitu
gunungapi bertipe strato. Kerucut-kerucut gunungapi ini sebagian dalam keadaan aktif, istirahat (dorman), dan mati. Beberapa di antaranya sangat terkenal di dunia sebab kekuatan letusannya yaitu Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Gunungapi Tambora sangat terkenal sebab kedahsyatan letusannya yang terjadi
pada tahun 1815 dengan ketinggian letusan mencapai 43 km (hampir mendekati batas lapisan troposfer dan stratosfer). Ledakannya terdengar sampai jarak 2.600 km. Gunung Krakatau juga sangat terkenal sebab letusannya yang dahsyat pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusan Krakatau saat itu juga memicu gelombang tsunami yang menghancurkan permukiman di sepanjang Pesisir Banten.
d. Faktor pemicu Terjadinya Gempa
Gempa yaitu getaran yang terjadi sebab
gerakan batuan yang melewati batas kelentingan atau kelengkungannya. Jika batas kelentingan ini
terlampaui maka akan menghasilkan sebuah getaran. Peristiwa ini dapat dipahami dengan melakukan percobaan sederhana. Ambillah sebuah tongkat kecil dan tariklah kedua ujungnya sehingga membentuk lengkungan. Jika terus menarik kedua ujungnya maka batas kelentingannya akan terlampaui sehingga tongkat tadi menjadi patah dan menghasilkan sebuah getaran.
Gempa dibedakan menjadi gempa tektonik,
vulkanik, dan longsoran. Gempa tektonik yaitu
gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-
lempeng litosfer. saat dua lempeng bertumbukan dan bergesekan, maka pada bidang batas lempeng ini terjadi pelengkungan dan terjadi tegangan. Jika pelengkungan dan tegangan ini melampaui daya lentingnya, maka tenaga yang tersimpan saat terjadinya pelengkungan dan tegangan akan dilepaskan untuk mencapai keseimbangan. Proses untuk melepaskan tegangan dan mencari keseimbangan baru ini memicu getaran,
Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebab
adanya aktivitas gunungapi. Aktivitas gunungapi
memicu getaran pada area sekitarnya. Getaran
ini biasanya tidak seluas getaran yang ditimbulkan
oleh gempa tektonik. sebab terjadi saat adanya aktivitas gunungapi, maka peristiwa gempa vulkanik tidak sesering gempa tektonik.
Gempa longsoran yaitu gempa yang terjadi
akibat longsor atau runtuhnya tanah perbukitan
atau gua kapur. sebab volume tanah yang longsor
terbatas maka getarannya pun relatif kecil dan tidak begitu berbahaya.
Besar kecilnya kekuatan getaran gempa
diukur dengan memakai alat yang dinamakan
seismograf. Hasil pengukurannya tercatat dalam
kertas seismogram. Pada seismogram akan terlihat
kekuatan dan waktu terjadinya gempa. Kekuatan gempa dapat dapat ditentukan dengan memakai Skala Richter. Skala ini menggambarkan kekuatan gempa berdasar tinggi dan panjang gelombang yang tercatat pada seismogram.
Kekuatan gempa digolongkan berdasarkan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.
Kerusakan yang ditimbulkanHanya terekam oleh seismograf Getaran dirasakan oleh manusia yang berada dalam ruanganGetaran dirasakan oleh banyak orang, jendela dan benda-benda bergetarGetaran dirasakan oleh setiap orang, piring-piring pecah, pintu terbanting, lampu
berayunGetaran dirasakan oleh setiap orang, piring-piring pecah, pintu terbanting, lampu berayun
Kerusakan kecil pada beberapa gedung, pelapis
dinding terkelupas atau dinding runtuh
Kerusakan cukup besar pada banyak gedung,
cerobong asap runtuh, fondasi rumah bergerak
Kerusakan parah pada bangunan, jembatan patah,
dinding retak, bangunan dari batu runtuh
Kerusakan hebat, hampir semua gedung runtuh
Kerusakan total, gelombang gempa terlihat
menjalar di permukaan tanah, benda-benda
terlempar ke udara
Gempa pada skala yang besar dapat menimbul-
kan kerusakan dan korban jiwa yang besar. Kerusakan yang ditimbulkan dapat secara langsung maupun tidak langsung.
2. Tenaga Eksogen
Selain tenaga endogen, permukaan bumi juga
mengalami perubahan atau perombakan oleh tenaga eksogen. Permukaan bumi yang beragam bentuk dan ketinggiannya sebagai hasil kerja tenaga endogen, lalu akan berubah dari bentuk asalnya oleh tenaga eksogen. Contohnya, bentuk lipatan yang pada awal kejadiannya sempurna lengkungannya, lalu akan berubah oleh tenaga eksogen sehingga bentuknya di permukaan tampak berbeda dari awal pembentukannya.
Begitu pula dengan sesar yang awalnya tampak bidang atau garis sesar yang tegas atau jelas, lalu akan tampak seperti jajaran perbukitan yang tumpul atau terpisah. Berbagai jenis batuan beku juga akan berubah bentuk oleh pengaruh tenaga eksogen melalui proses kimia, fisika, dan biologis.
Tenaga eksogen yang mengubah bentuk muka
bumi dipengaruhi oleh tiga proses, yaitu pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Pelapukan dapat diartikan
sebagai proses penghancuran masa batuan zat
penghancur. Pelapukan dibedakan menjadi
pelapukan kimia, fisika dan biologi.
a. Proses Pelapukan
Batuan yang sudah terbentuk melalui berbagai
proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami proses penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu. Pelapukan dibedakan menjadi pelapukan fisika, kimia
dan biologik-mekanik. Di alam, ketiga proses ini
seringkali terjadi secara bersamaan dalam proses
pelapukan. Namun, biasanya ada satu proses yang
lebih dominan dibanding proses pelapukan lainnya. 1). Pelapukan fisika/mekanik
Pelapukan fisika atau dinamakan pula desintegrasi
yaitu proses penghancuran batuan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komposisi
atau susunan kimiawianya. Proses ini bisa terjadi
sebab penyinaran matahari, perubahan suhu, dan
pembekuan air pada celah-celah batuan.
a). Penyinaran matahari
Penyinaran matahari yang terjadi secara terus
menerus memicu batuan menjadi panas. Jika
batuan yang panas ini terkena air hujan secara
tiba-tiba, batuan ini akan pecah-pecah.
b). Perubahan suhu
Penyinaran matahari juga akan meningkatkan
suhu pada siang hari sehingga batuan mengalami
pemuaian. Sebaliknya, pada malam hari tidak ada
penyinaran matahari sehingga batuan mengkerut.
Proses memuai dan mengerut ini ternyata
kekuatan dan kecepatannya berbeda antara mineral
yang satu dengan lainnya dalam batuan sehingga
batuan menjadi rapuh dan mudah hancur.
c). Pembekuan air pada celah-celah batuan
Di area dingin, air yang masuk pada celah-
celah batuan akan membeku atau menjadi es
saat suhu udara menurun. sebab volume
es lebih besar dibanding volume air yang masuk
pada celah-celah batuan tadi maka es akan
menekan celah batuan ini dengan sangat
kuat, sehingga batuan terpecah-pecah.
Proses pelapukan oleh es. Proses mencair dan mebeku terjadi berulang-ulang, sehingga
akhirnya batuan hancur Suhu turun di bawah titik beku, air menjadi es dan volumenya meningkat, sehingga celah makin besar Air hujan yang terkumpul pada celah batuan
2). Pelapukan kimia
Pelapukan kimia atau dinamakan pula dekomposisi yaitu proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan kimiawi batuan yang terlapukkan. Berlangsungnya proses ini memerlukan air sehingga di area yang curah hujannya tinggi dan banyak ditumbuhi vegetasi seperti di Indonesia, proses pelapukan kimia
lebih berpengaruh dibanding pelapukan fisika. Proses pelapukan kimia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu di antaranya:
1. proses oksidasi, jika zat pelapuknya yaitu oksigen (O2). Contohnya jika besi yang bereaksi dengan oksigen akan terbentuk karat pada besi.
2. proses hidrolisa, jika zat pelapuknya yaitu air.
Contoh yang sederhana yaitu pada peristiwa
pelapukan di area kapur. Batu kapur (gamping)
yang bereaksi dengan air akan membentuk endapan kalsium bikarbonat berwujud stalaktit dan stalagmit.
3). Pelapukan biologik-mekanik
Pelapukan biologik-mekanik atau organik yaitu
pelapukan yang dipicu oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat menghancurkan batuan.
b. Proses Erosi dan pemicunya
Erosi yaitu suatu proses penghancuran tanah
dan lalu dipindahkan ke tempat lain oleh
kekuatan air, es, angin, dan gravitasi. sebab itu,
berdasar pemicunya erosi dapat dipicu
oleh air, gelombang air laut, es atau gletser, angin,
dan gravitasi.
1). Erosi oleh air
Air mampu membawa partikel-partikel batuan atau
tanah dan memindahkannya ke tempat lain. Air hujan mampu menghancurkan tanah dan membawanya ke tempat yang lebih rendah. Air hujan yang terkumpul dan membentuk sungai juga mampu mengerosi tanah pada bagian dasar dan tebingnya sehingga terbentuk parit dan sungai yang lebih besar. Di pantai, gelombang air laut juga dapat mengerosi pantai sehingga garis pantai semakin mundur ke arah daratan. Erosi oleh gelombang laut di area pantai ini dikenal dengan istilah abrasi. Hasil abrasi dapat berbentuk dinding pantai yang curam (cliff), dataran abrasi, relung (lekukan pada dinding cliff), batu layar
(stack), dan gua pantai (sea cave).
2). Erosi oleh angin
Erosi oleh angin ini melibatkan dua proses, yaitu hilang atau pindahnya partikel-partikel yang sangat halus oleh angin (deflasi) dan rusaknya permukaan batuan oleh hantaman partikel-partkel yang terbawa bersama-sama dengan angin (aeolian abration). Erosi yang dipicu
oleh angin ini banyak terjadi di area gurun. Bentukan yang dapat ditemukan sebagai hasil pengerjaan oleh angin ini antara lain yaitu berwujud batu jamur.
3). Erosi oleh es atau gletser
Aliran es yang mencair dapat memicu erosi
pada permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya.
Selain oleh es itu sendiri, aliran ini juga membawa batuan-batuan hasil pelapukan yang bertumbukan dengan permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya.
c. Proses Sedimentasi
Sedimentasi yaitu proses pengendapan materi-
materi hasil erosi yang dibawa oleh tenaga pengangkut seperti air, angin, gelombang laut, dan gletser. Materi-materi hasil erosi ini pada jarak tertentu akan mengalami penurunan kecepatan gerak atau berhenti sama sekali. Materi yang lebih besar tentu akan diendapkan terlebih dahulu dibanding dengan materi yang lebih halus. Bentukan-bentukan hasil
pengendapan ini di antaranya yaitu :
- bar, yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya
memanjang.
-tombolo, yaitu gosong pasir yang menghubungkan pulau karang dengan pulau utama.
-delta, yaitu suatu bentuklahan yang dibentuk dari endapan sedimen pada mulut suatu sungai, baik di laut maupun di danau.
- gisik (Beach), yaitu pantai (shore) yang berlereng landai yang terbentuk oleh material lepas-lepas (tak terkonsolidasi) dan terletak antara titik air surut dan letak air pasang tertinggi yang dicapai oleh gelombang badai.
-sand dunes/gumuk pasir, yaitu gundukan pasir yang terbentuk sebab pengendapan oleh angin. Gumuk pasir ini banyak ditemukan di area gurun. Dilihat dari strukturnya, litosfer terdiri atas
berbagai jenis batuan yang perbedaaanya dapat
dikenali dari ciri-ciri fisik maupun kimiawinya. Ber-
dasarkan proses terjadinya, batuan-batuan ini
digolongkan menjadi batuan beku, batuan
C. Jenis-Jenis Batuan
sedimen dan batuan malihan atau metamorf. Batuan ini semuanya berasal dari ”induk” yang sama yaitu magma.
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk saat magma yang
bergerak ke permukaan bumi mengalami proses
pendinginan. Batuan beku ada yang terbentuk sebelum sampai ke permukaan bumi, ada pula yang terbentuk sesudah sampai ke permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi memiliki kristal yang bentuknya sempurna dan besar-besar. Hal ini terjadi sebab proses pembekuan magma yang sangat
lambat sehingga cukup waktu untuk membentuk
kristal secara sempurna. Sebaliknya, batuan beku
yang terbentuk sesudah sampai di permukaan bumi memiliki kristal yang halus, bahkan sama sekali tidak berkristal. Hal ini terjadi sebab magma yang sangat panas lalu membeku secara secara cepat sesudah sampai di permukaan bumi. Akibatnya, tidak ada waktu bagi magma untuk membentuk kristal secara nsempurna.
2. Batuan Sedimen
Batuan beku yang sudah terbentuk, kemudian
mengalami pelapukan dan penghancuran oleh
tenaga asal luar atau eksogen, seperti air, suhu udara, penyinaran matahari, akar tumbuhan , .
Hasil pelapukan lalu diangkut dan diendapkan
di tempat baru sehingga terbentuklah batuan endapan atau batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan berdasar kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang mengangkutnya. berdasar proses pembentukannya, dibedakan menjadi:
a. Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik yaitu batuan
sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan
batuan asal. Artinya, batuan ini hanya mengalami
perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan dan penghancuran selama dalam proses pengendapan di tempat baru. Dalam perjalanannya, batuan ini mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur atau semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.
b.. Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen kimiawi terbentuk sebab
adanya proses kimia saat pengendapannya,
seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain. contoh , di area berbatu kapur atau gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap melalui rekahan. Selama melewati rekahan, air hujan yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur (CaCO3), sehingga membentuk larutan Ca(HCO3)2. Larutan kapur ini lalu membentuk stalaktit
dan stalagmit.
CaCO3 + H2O + CO2 Ca(HCO3)2
c. Batuan sedimen organik
Batuan sedimen ini terbentuk sebab dalam proses
pengendapannya memperoleh bantuan dari organisme seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, lapisan humus, kotoran burung guano , Batuan sedimen juga dibedakan berdasarkan tenaga pengangungkutnya. berdasar tenaga pengangkutnya, batuan sedimen digolongkan menjadi:
1). batuan sedimen aeolik oleh tenaga angin.
2). batuan sedimen akuatik oleh tenaga air.
3). batuan sedimen glasial oleh tenaga es.
4). batuan sedimen marin oleh tenaga air laut.
Contoh-contoh batuan
sedimen
(a) batupasir
(b) batu konglomerat
(c) batu kapur
3.. Batuan Malihan/Metamorf
Batuan ini terbentuk sebab adanya penambahan
suhu dan atau tekanan yang sangat tinggi. Batuan
sedimen, lalu berubah menjadi batuan malihan
yang digolongkan menjadi:
a. batuan malihan termik (kontak) sebab penambahan suhu yang tinggi, seperti batu pualam.
b. Batuan malihan dinamik (sintektonik) sebab
penambahan tekanan yang tinggi yang biasanya
sebab gaya tektonik seperti batubara dan sabak.
c. Batuan malihan pneumatolitik sebab penambahan suhu dan zat bagian magma ke dalam batuan ini seperti topas, turmalin (batu permata), azurit (mineral pembawa tembaga).
Tenaga endogen biasanya bersifat membangun
sebab adanya material baru yang dikeluarkan dari
dalam bumi. Material ini memperbarui material
lama di permukaan bumi yang sudah mengalami perubahan atau kerusakan oleh tenaga eksogen. Tenaga endogen juga membentuk permukaan bumi, sehingga ada bukit, pegunungan, lembah , Wa-
laupun demikian, pada awal pembentukannya dirasakan sebagai sebuah bencana alam. contoh , letusan gunungapi pada awalnya memicu kerusakan bagi lahan pertanian, hutan,permukiman dan memicu pula korban jiwa yang banyak. Namun, sesudah letusan terjadi, material hasil letusan (abu, pasir dan material lainnya) mengganti lapisan tanah subur yang sudah tipis
sebab erosi sehingga menjadi subur kembali.
Tenaga endogen dan eksogen memiliki dampak
positif dan negatif. Dampak positif dari tenaga
endogen yaitu :
1. Lapisan magma yang menembus kerak benua dan membeku di bawah permukaan tanah berpotensi mengandung mineral yang berharga seperti emas, perak, dan bahan tambang lainnya.
2. material letusan gunungapi (eflata) sangat kaya
akan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Sesudah mengalami proses pelapukan,
material hasil letusan ini akan hancur dan menjadi tanah vulkanik yang subur, sehingga
tidak heran jika banyak lahan pertanian yang subur
berada di area ini.
3. Magma yang panas di bawah permukaan bumi juga akan memanaskan air tanah sehingga terbentuk uap yang berguna untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Magma juga memanaskan air tanah dan menjadi sumber air panas bagi keperluan wisata pemandian airpanas.
4. Endapan pasir dan batu juga terbentuk di sekitar
gunungapi yang sangat berguna untuk bahan
bangunan.
5. Terbentuknya gunung atau pegunungan akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwi-
sata sebab udaranya yang sejuk dan pemandan-
gannya yang indah.
Disamping beberapa dampak positif yang
ditumbulkannya, tenaga endogen memiliki dampak
negatif, yaitu di antaranya:
-Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusan
dapat merusak permukiman, dan pertanian.
- lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas
gunungapi dapat merusak lahan pertanian, per-
mukiman dan dapat memicu korban jiwa.
-Abu vulkanis yang dikeluarkan saat letusan
dapat merusak tanaman, iritasi pada mata, tergang-
gunya saluran pernapasan, menggangu aktivitas
penduduk, terganggunya tansportasi,
Agak berbeda dengan tenaga endogen, tenaga
eksogen biasanya bersifat menghancurkan.
Permukaan bumi yang sudah dibentuk oleh tenaga
endogen, lalu lambat laun dihancurkan
oleh tenaga eksogen. Walaupun memiliki sifat
menghancurkan, namun tenaga eksogen memiliki
dampak positif bagi kehidupan, di antaranya:
1. Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika sudah dihancurkan oleh tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
2. Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
3. Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di
bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap
oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat
bagi manusia.
Adapun dampak negatif tenaga eksogen bagi
kehidupan di antaranya yaitu :
selain memicu pendangkalan, erosi juga
menjadikan air sungai dan danau tidak lagi jernih.
Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh
manusia untuk keperluan minum atau mencuci.
Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin
berkurang jumlahnya.
. erosi memicu lapisan tanah yang subur
berkurang atau hilang dan akibatnya tanaman
tidak dapat tumbuh dengan baik.
erosi juga memicu sedimentasi di area yang
lebih rendah dan terjadi pendangkalan di area
danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA
untuk menghasilkan listrik semakin berkurang.
Bidang patahan = bidang rekahan pada sesar.
area kapur = area yang batuannya terdiri atas sisa-sisa organisme.
ada nya kapur di suatu area menunjukkan bahwa area ini pernah berada di bawah permukaan air laut.
Daya lenting = kekuatan suatu benda untuk menahan tegangan, Contoh
jika sebuah tongkat dibengkokkan maka tongkat ini memiliki kekuatan untuk menahan tegangan. Jika kekuatan untuk menahan tegangan ini terlampaui maka tongkat akan patah.
Gaya berat atau gravitasi = kemampuan suatu benda untuk menarik benda lainnya.
Gunungapi = suatu lubang di permukaan bumi tempat magma, gas, dan debu dari dalam bumi keluar menuju permukaan bumi
Lahar = material vulkanik bercampur air yang menuruni lereng gunungapi sebab gaya beratnya.
Lava = magma yang mencapai permukaan bumi melalui sebuah letusan.
Litosfer = apisan yang kaku yang berada pada bagian teratas dari bumi.
Magma = batuan dalam bentuk cair yang berada di bawah permukaan bumi
Pelapukan = pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil.
Sesar = Sesar atau patahan yaitu retakan pada kerak bumi
akibat adanya pergeseran pada batuan.
Struktur lipatan = susunan batuan yang terdiri atas sinklin, sayap dan anti-klin
Tekstur batuan = kasar halusnya suatu batuan.
Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra
dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti
tulisan. maka , yang dimaksud masa
pra-aksara yaitu masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Masa pra-aksara dinamakan juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa pra-aksara dinamakan juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan.
Adapun masa sesudah manusia mengenal tulisan
dinamakan juga dengan masa aksara atau masa sejarah. Kehidupan manusia pada masa pra-aksara dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh manusia yang hidup pada waktu itu. Peninggalan itu dapat berwujud artefak dan fosil. Artefak wujudnya berwujud benda-benda purbakala.
Benda-benda ini dapat membantu kita untuk
memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan manusia. Sementara itu, fosil yang berwujud sisa-sisa tulang belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang sudah membatu, dapat membantu pada kita mengenai pertumbuhan fisik manusia pada masa pra-aksara. Bekas-bekas atau sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan binatang yang sudah membatu itu ada dalam lapisan bumi
Sesudah mempelajari proses pembentukan
bumi dan dampaknya terhadap lingkungan,
bagaimanakah sampai ada kehidupan manusia di
muka bumi? Menurut ilmu falaq, yaitu ilmu yang
mempelajari bintang , bumi yang kita tempati
ini terjadi kira-kira 250 ribu juta tahun yang lalu.
Awalnya berwujud bola gas yang sangat panas dan
berputar pada porosnya. sebab berputar terus-
menerus maka gas tadi menjadi semakin padat,
terjadilah kulit bumi. Kulit ini makin lama makin
tebal namun turun derajat suhunya. Sementara itu, bagian dalam dari bumi yang kita tempati ini sampai sekarang masih belum padat. Kita dapat lihat bagaimana saat gunung api meletus yang mengeluarkan magma yang sangat panas. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana
meluapnya lumpur panas Lapindo di Porong Sidoarjo dari dalam perut bumi. Contoh ini membuktikan bahwa bagian dalam perut bumi masih berwujud zat cair yang sangat panas.
Sebelum adanya kehidupan manusia, bumi ini
mengalami perubahan-perubahan. Proses perubahan itu terbagi atas beberapa tahap atau zaman. Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya memakan waktu yang cukup lama, sampai jutaan tahun. Pembagian zaman perubahan bumi menurut geologi meliputi arkaikum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum.
Zaman kenozoikum ini terbagi dalam dua bagian,
yaitu zaman tersier dan kwarter. Pada zaman kwarter inilah mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia.Menurut Ilmu Geologi (ilmu yang mempelajari kulit bumi), perkembangan
bumi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Arkaikum
Zaman ini berumur kira-kira 2500 juta tahun. saat itu bumi masih belum dingin. Udara masih panas sekali. Kulit bumi masih dalam proses
pembentukan. Belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Palaeozoikum
Zaman ini diperkirakan berumur 340 juta tahun. Pada zaman ini sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan. hewan yang kecil (mikro
arganisme) sudah ada. Juga binatang yang tidak bertulang punggung, bahkan beberapa jenis ikan, amfibi dan reptil sudah mulai ada. sebab
keadaan bumi masih berubah-ubah maka keadaan kehidupan masih sulit untuk meningkat.
3. Mesozoikum
Zaman ini berumur kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman ini kehidupan di bumi semakin berkembang. hewan pada masa itu mencapai
bentuk yang besar sekali. Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter, Atlantosaurus panjangnya 30 meter. Jenis burung sudah mulai ada. Zaman
ini dinamakan pula dengan zaman reptil, sebab pada zaman jenis binatang reptil yang paling banyak sekali.
4. Neozoikum atau Kenozoikum
Zaman ini berlangsung kira-kira 60 juta tahun. Keadaan bumi pada zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak begitu besar walaupun zaman es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat sekali. Zaman ini dibagi menjadi beberapa zaman, antara lain:
Kala plestosin yaitu zaman yang sangat
penting, sebab pada zaman itulah manusia mulai
muncul di muka bumi. Kala plestosin berlangsung
kira-kira dari 3 juta sampai 10.000 tahun sebelum
masehi. Pada masa ini terjadilah masa perluasan
lapisan es di kutub. Beberapa daratan yang berdekatan dengan kutub Utara tertutup es. Terjadilah suatu perubahan suhu yang mempengaruhi keadaan kehidupan. Di area yang jauh dari kutub tidak terjadi pembekuan, namun terjadi musim penghujan yang hebat.
Keadaan bumi belum stabil benar. Terjadi
letusan-letusan gunungapi, erosi, pengendapan, dan pengangkatan pegunungan . Letusan
gunung berapi memicu terjadinya timbunan
batuan, kerikil, lahar, lava maupun abu, baik di
daratan maupun di laut. Ada gerakan di dalam bumi (gerakan endogen) dan dari luar bumi (gerakan eksogen). Pegunungan atau daratan yang mula-mula di bawah laut yaitu dasar laut dangkal semakin terangkat ke atas. Hal ini memicu daratan semakin luas sebagai tempat hidup.
Bagaimanakah yang terjadi pada kepulauan
di Indonesia saat itu? Kepulauan Indonesia
bagian barat mula-mula bersatu dengan Benua Asia, sedang kepulauan bagian timur bersatu dengan Benua Australia. lalu bagian-bagian ini
terpisah sebab naiknya permukaan laut.
Daratan yang menghubungkan Indonesia
dengan Australia terputus dan menjadi laut kembali
disebab kan naiknya permukaan air laut yang
dipicu es di kutub mencair. Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan benua Asia sekarang menjadi lautan paparan Sunda.
a. Tertier
Pada zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang raksasa. Famili binatang menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis
monyet dan kera sudah mulai hidup.
b. Kwarter
Zaman kwarter berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini sudah ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian-bagian zaman ini dinamakan dengan istilah kala. Zaman ini dibagi dalam dua bagian yaitu kala plestosin dan kala holosin.
Adapun bekas daratan yang menghubungkan
Indonesia bagian timur dengan Benua Australia
dinamakan paparan sahul. Antara Asia dan Australia memiliki iklim yang berbeda. Benua Asia memiliki iklim yang mengandung curah hujan yang tinggi, sedang di Benua Australia memiliki iklim yang kering. wajar jika letak geografis ini mempengaruhi iklim di Indonesia. Bagian barat kepulauan Indonesia memperoleh pengaruh angin dari Asia yang membawa curah hujan sehingga curah hujan tinggi. sedang Indonesia Timur memperoleh pengaruh angin dari Australia yang kering sehingga curah hujan sedikit. sebab kurangnya hujan maka area Indonesia Timur menjadi kering. Alam yaitu tempat kehidupan mahluk dan tumbuhan termasuk manusia. Perubahan yang terjadi pada alam berpengaruh terhadap kehidupan mahluk dan
tumbuhan. Mahluk hidup akan senantiasa beradaptasi terhadap perubahan iklim. hewan yang hidup di area yang dingin mengembangkan bulu-bulunya untuk menahan dingin. Adapun di area yang panas, hewan memiliki bulu yang jarang dan sedikit.
Bagaimanakah dengan perkembangan awal
manusia di Indonesia? Asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia berlatar belakang juga pada
perubahan alam.Menurut para ahli, manusia pertama di Indonesia berasal dari Asia. perubahan
alam ini berakibat pada terjadinya migrasi
manusia.
Pengaruh musim dari kedua benua (Asia dan
Australia) mempengaruhi migrasi melalui pelayaran. Dengan memakai perahu yang sangat sederhana kelompok manusia melakukan perjalanan mengikuti arah musim. Orang Indonesia zaman praaksara dengan perahu-perahunya yang sederhana sudah mengarungi samudera yang luas dalam mencari tempat-tempat pemukiman baru. Pada sekitar tahun 2000 sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia
(Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austrononesia , ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari area Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke area hilir sungai besar di teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM, mereka pindah menyebar ke area Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
C. Pembagian Zaman PraAksara
berdasar benda-benda peninggalan yang
ditemukan, masa pra-aksara/pra-sejarah dibagi
menjadi:
1. zaman batu, yaitu zaman saat manusia mulai
mengenal alat-alat yang terbuat dari batu. Pada
zaman ini, bukan berarti alat-alat dari kayu atau
bambu tidak dibuat. Alat yang terbuat dari bahan
kayu atau bambu mudah rapuh, tidak tahan lama
seperti dari batu, bekas-bekas peninggalannya
tidak ada lagi. Zaman batu ini dibagi lagi atas beberapa periode, yaitu:
a. zaman batu tua (Palaelithkum);
b. zaman batu tengah (Mesolithikum);
c. zaman batu muda (Neolithikum);
d. zaman batu besar (Megalithikum).
2. Zaman logam, yaitu zaman saat manusia
sudah mampu membuat alat-alat perlengkapan
hidupnya dari logam. Teknik pembuatan alat-
alat dari logam ini dengan cara melebur terlebih
dahulu bijih-bijih logam yang nanti dituangkan
dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan yang
diperlukan . maka , zaman logam ini
tingkat kehidupan manusia sudah lebih tinggi
dibandingkan zaman batu. Zaman logam dibagi
atas:
a. zaman tembaga,
b. zaman perunggu, dan
c. zaman besi.
Manusia purba yaitu jenis manusia yang hidup
pada zaman pra-aksara atau prasejarah. Untuk
mengetahui bagaimana kehidupan manusia pada
masa pra-aksara dapat kita ketahui dari fosil atau
bekas-bekas manusia yang membatu yang ditemukan dalam lapisan bumi plestosin. Indonesia termasuk salah satu negara tempat dimana ditemukan fosil dan artefak manusia purba. Ilmu bantu sejarah untuk
meneliti fosil manusia, tumbuhan, dan hewan ini
yaitu paleontologi. Adapun ilmu yang mempelajari
manusia purba yaitu paleoantropologi.
D. Manusia Pra-Aksara di Indonesia
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia
memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan
penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di daratan Asia. area penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penelitian tentang manusia purba di Indonesia sudah lama dilakukan. Para peneliti itu antara lain: Eugene Dubois, G.H.R
Von Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut
ini jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia.
1. Pithecantropus Erectus
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter
dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun
1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). Pithecanthropus Erectus diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus
Erectus artinya manusia-kera yang berjalan tegak.
Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan
berpikirnya masih rendah sebab volume otaknya
900 cc, sedang volume otak manusia modern
lebih dari 1000cc. lalu kalau dibandingkan
dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada
zaman paleolithikum (zaman batu tua).
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan
oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan tengkorak ini anak dari Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald menyebutnya dengan nama
Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di
tempat yang sama menemukan fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus.
2. Meganthropuis Paleojavanicus
Pada tahun 1941, von Koeningwald di area
menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus.
Geraham-gerahamnya menunjukkan corak-corak
kemanusiaan, namun banyak pula sifat keranya. Von Koeningwald menganggap mahluk ini lebih tua dibandingkan Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama Meganthropuis Paleojavanicus (mega = besar), sebab bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu.
3. Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis
Von Koenigswald dan Wedenreich menemukan
kembali sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934 di dekat Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo. Sebagian dari jumlah fosil itu sudah hancur, namun ada beberapa
yang dapat memberi informasi bagi penelitiannya. Von Koeningswald menilai hasil temuannya ini bahwa mahluk itu lebih tinggi tingkatannya dibandingkan Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan
manusia. Mahluk ini oleh von Koeningswald dinamakan Homo Soloensis (manusia dari Solo).
kemudian di dekat Wajak sebuah desa yang
tak jauh dari Tulungagung Kediri ditemukan sebuah tengkorak yang dinamakan Homo Wajakensis. Jenis manusia purba ini tinggi tubuhnya antara 130–210 cm, dengan
berat badan kira-kira 30–150 kg. Mukanya lebar dengan hidung yang masih lebar, mulutnya masih menonjol.
Dahinya masih menonjol, walaupun tidak seperti
Pithecanthropus. Manusia ini hidup antara 25.000–40.000 tahun yang lalu. Cara hidup jenis Homo ini mengalami kemajuan dibandingkan jenis sebelumnya. Mereka sudah membuat alat-alat dari batu maupun tulang. hewan buruannya yang berhasil ditangkap dikuliti lalu dibakar. Umbian-umbian yaitu jenis makanan dengan cara dimasak. Walaupun masakannya masih sangat sederhana, namun ini menunjukkan adanya
kemajuan dalam cara berpikir mereka dibandingkan dengan jenis manusia purba sebelumnya. perubahan yang terjadi di alam
yaitu tantangan bagi manusia. Dalam
menghadapi tantangan alam maka manusia berpikir bagaimana cara menghadapinya agar dapat bisa bertahan hidup. Untuk menghadapi tantangan alam maka manusia menciptakan berbagai alat. peralatan hidup manusia ini mengalami perkembangan, mulai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks, Contoh alat-alat dari batu,
mulai dari yang kasar sampai yang halus bahkan
sampai pada bentuknya yang mulai beragam. Jenis
alat yang dipakai pun berkembang, Contoh mulai dari bahan dari batu sampai dengan logam. Proses perubahan itu dapat dikatakan sebagai perubahan budaya yang dimiliki oleh manusia. peralatan yang diciptakan oleh manusia yaitu hasil kebudayaannya. Selain terjadi perubahan dalam kehidupan budaya, pada diri manusia terjadi pula perubahan dalam kehidupan sosial-ekonomi. biasanya manusia yaitu mahluk sosial, artinya mahluk yang selalu berinteraksi dengan yang lainnya sesama manusia. Interaksi ini terjadi dipicu oleh adanya ketergantungan kebutuhan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kebutuhan ini bisa berbentuk
kebutuhan biologis maupun kebutuhan materi.
Kebutuhan biologis maka manusia akan melakukan
perkawinan sehingga membentuk suatu keluarga.
Antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya
saling berhubungan dan membentuk suatu kelompok.
Pembentukan suatu kelompok pada masa lalu
berhubungan dengan kebutuhan materi.
Mereka secara bersama-sama mencari makanan
yang disediakan oleh alam. Pencarian makanan
secara berkelompok ini penting sebab menyangkut
keamanan, sebab saat itu masih banyak
binatang buas dan tantangan alam yang sangat keras. Pembentukan kelompok seperti ini bisa dikatagorikan ke dalam kebutuhan ekonomi. maka , kebutuhan sosial dan ekonomi yaitu dua hal
yang saling berkaitan.
saat makanan (tumbuhan dan binatang)
yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat
kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu
dan mengumpulkan makanan. namun saat bahan makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, muncul kemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), namun mulai pada kehidupan yang menetap.
Berikut ini tahapan kehidupan manusia pada
masa pra-aksara di Indonesia.
1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia pada masa ini sangat tergantung pada
sumber daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada
pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia
pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan. Untuk itu tidak mengherankan jika mereka hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada sumber makanan.
Binatang apa yang dapat diburu? Binatang yang
dapat mereka buru, antara lain babi, rusa, burung
atau menangkap ikan di sungai, danau dan pantai.
Perburuan yang mereka lakukan di hutan-hutan, di
sekitar area di mana mereka tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya mereka bakar sebelum dimakan. maka pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan, manusia pada masa
ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka
juga mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-
tumbuhan yang bisa dimakan. Guna menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari serangan binatang buas mereka
perlu bekerja sama. Tidak mengherankan jika
hidup mereka pada masa ini berkelompok. Dengan
berkelompok akan memudahkan mereka untuk
menaklukan binatang buas atau binatang buruan.
Hidup berkelompok memudahkan perburuan dan
keamanan.
berdasar alat-alat yang ditemukan manusia purba pada masa ini memakai alat dari batu, tulang, dan kayu. Bentuk alat-alat yang dipakai itu masih kasar dan sangat sederhana.
Contoh alat-alat yang ditemukan pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain
chopper. Alat yang terbuat dari batu ini berwujud kapak genggam sebab jenis kapak yang tidak bertangkai. Cara memakai kapak ini yaitu dengan cara digenggam dengan tangan. Adapun fungsinya
dapat dipakai untuk memukul atau menggali.
Diperkirakan yang membuat dan memakai
jenis kampak ini yaitu jenis manusia purba
Pithecantrhopus.
area penemuan jenis kapak genggam
antara lain Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong,
Bengkulu, Lahat, Awangbangkal, Cabbenge, Bali,
Flores, dan Timor. Selain kapak genggam, ditemukan pula alat lainnya yang terbuat dari tulang-belulang binatang. Bagian tulang yang dipakai biasanya bagian tanduk dan kaki. Alat dari tulang ini dipakai untuk mengorek atau menggali umbi-umbian. Selain untuk mengorek atau menggali umbi-umbian, alat ini dapat dipakai sebagai ujung tombak untuk keperluan perburuan dan menangkap ikan. Alat-alat lainnya yang ditemukan yaitu alat-alat serpih atau dinamakan dengan flakes. Bentuk alat ini sederhana dan dibuat kecil-kecil sekali dengan ukuran antara 10-20 cm. berdasar bentuknya, alat-alat serpih ini berfungsi sebagai pisau, gurdi atau penusuk.
berdasar alat-alat yang ditemukan, masa
berburu dan mengumpulkan makanan ini masuk
pada masa palaeolithikum atau zaman batu tua.
Ciri utama dari zaman ini, alat-alat dibuat sangat
sederhana, kasar dan tidak halus sebab belum diasah. Jenis manusia pendukung masa palaeolithukum yaitu jenis pithecantrhopus.
2. Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat
bergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan. Perkembangan kemudian , manusia mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masuk pada masa bercocok tanam. Pada masa bercocok tanam, manusia pra-aksara memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam jangka waktu tertentu. Manusia pra-aksara dapat
menyediakan makanannya sendiri sebab pada
tahap ini, manusia mampu memproduksi tumbuh-
tumbuhan dan mengembangbiakan binatang ternak. Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan yang semula tumbuh liar, seperti menanam padi dan umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan ini sehingga dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia tidak berpindah-pindah seperti halnya pada
masa berburu dang mengumpulkan makanan. Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok sudah mulai hidup menetap. Mereka tidak perlu berpindah-pindah lagi sebab persediaan makanan melalui bercocok tanam sudah tercukupi. Berhuma yaitu cara bercocok tanam yang dipakai oleh manusia pra-aksara pada masa itu. Cara berhuma dipakai dengan membersihkan hutan dan menanaminya. sebab proses berhuma memakan waktu yang lama, manusia pra-aksara tinggal di tempat mereka berhuma dan membangun rumah. Rumah itu terbuat dari kayu. Pada masa itu, manusia pra-aksara hidup berpindah-pindah.
saat tanah yang mereka olah tidak subur lagi,
mereka pindah berhuma ke tempat lain dan rumah
itupun ditinggalkan. Teknik bercocok tanam dengan berhuma masih tetap dipakai sampai saat ini. Teknik berhuma dipakai pada area yang
kurang dengan sistem perairannya.
Masa bercocok tanam manusia pra-aksara
menghasilkan berbagai alat kehidupan. Alat-alat itu
ada yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu. Alat
atau benda-benda yang terbuat dari batu pada masa bercocok tanam ini masuk dalam zaman mesolithikum
(zaman batu pertengahan) dan neolithikum (zaman
batu muda). Berbeda dengan masa sebelumnya, pada masa bercocok tanam alat-alat yang dihasilkan sudah mengalami perkembangan. Jika pada masa berburu dan mengumpulkan makanan alat yang dibuat dari batu masih kasar maka pada masa bercocok tanam alat-alatnya sudah mulai halus. Berikut ini benda-benda yang dihasilkan pada masa bercocok tanam, antara lain sebagai berikut.
a. Kjokkenmoddinger
Salah satu bukti adanya kehidupan manusia pada
pra-aksara yaitu ditemukannya kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger yaitu suatu istilah yang berasal dari bahasa Denmark (kjokken= dapur, modding= sampah), diartikan sampah-sampah dapur.
kjokkenmoddinger banyak ditemukan di area
tepi pantai. adanya kjokkenmoddinger menunjukkan sudah adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah yang bertonggak.
Ditemukannya kjokkenmoddinger menunjukan
manusia pra-aksara hidupnya tergantung dari hasil-hasil laut, seperti siput dan kerang. cara memakan siput itu dengan dipatahkan ujungnya, lalu dihisap isi bagian kepalanya. Kulit-kulit siput itu tidak dimakan dan dibuang.Kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu menumpuk selama ratusan atau ribuan tahun dan menjadi bukit kerang. Bukit-bukit inilah yang dinamakan kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger banyak ditemukannya di sepanjang pantai Sumatera Timur Laut, antara Aceh, Langsa, dan Medan. Pada kjokkenmoddinger itu ditemukan juga kapak genggam (pebble).
2) Abris Sous Rosche
Abris sous rosche yaitu gua-gua yang
menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang. Gua
ini berfungsi untuk memberi perlindungan
kepada manusia pra-aksara dari hujan dan panas.
Alat-alat yang juga ditemukan di Abris Sous Rosche di antaranya alat-alat dari batu berwujud ujung panah dan flakes, batu-batu penggiling, kapak-kapak yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan alat-alat dari logam (perunggu dan besi). Tulang belulang
manusia pun ditemukan (jenis Papua-Melanesoide) dan binatang.
Abris sous rosche banyak ditemukan di Gua Lawa
dekat Sampung (Ponorogo, Madiun), Bojonegoro,
dan Lamoncong (Sulawesi Selatan). Para peneliti
yang mengadakan penelitian tentang hal ini, yaitu
Stein Callenfels di Gua Lawa, van Heekeren di area
Basuki, dan Fritz Sarasain dan Paul Sarasin di
Lamoncong.
3) Gerabah
Gerabah berasal dari tanah liat yang dibakar.
Cara pembuatannya sangat sederhana, yaitu tanah
liat dibentuk dengan memakai tangan. Lama-
lama cara pembuatan dengan tangan ini mengalami perkembangan. Tanah liat di simpan di atas meja yang memakai roda. Meja itu diputar untuk memperoleh bentuk yang lebih baik dan indah. Pada sisi gerabah itu mulai dihias dengan pola hias dan warna. Salah satu jenis hiasan pada gerabah ialah hiasan anyaman. Hiasan itu dibuat dengan menempelkan selembar anyaman atau tenunan pada gerabah yang masih basah. Sesudah itu gerabah dijemur dan kemudian dibakar.
4) Kapak Persegi
Alat ini terbuat dari batu api dan ada juga yang
dibuat dari chalcedon yang berbentuk sebuah bidang segi panjang atau berbentuk trapesium. Pengertian kapak di sini bukan hanya benda kapak saja, namun jenis alat lainnya yang memiliki berbagai ukuran dan berbagai keperluan, yaitu ukuran yang besar bernama beliung atau pacul, dan ukuran yang kecil bernama tarah yang berfungsi untuk mengerjakan akayu. Alat-alat ini memiliki tangkai yang diikatkan. Kemungkinan pembuatan kapak persegi ini dibuat dalam suatu tempat tertentu, dari tempat itu lalu dibawa ke tempat-tempat lain untuk diperjualbelikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan kapak persegi yang ditemukan di tempat-tempat lain
yang tidak banyak ada sumber batu api. Kapak
persegi banyak ditemukan di beberapa area di
Indonesia, antara lain di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Fungsi dari kapak persegi ini ada yang dipakai
untuk bercocok tanam, pusaka pada upacara-upacara tertentu, dan alat penukaran sebab uang belum dikenal.
5) Kapak Lonjong
Kapak ini dinamakan kapak lonjong sebab garis
penampang memperlihatkan sebuah bidang yang
berbentuk lonjong. Bentuk kapaknya sendiri bundar telor. Ujungnya yang agak lancip ditempatkan di tangkai dan di ujung lainnya yang bulat diasah hingga tajam. Ukurannya ada yang berukuran besar dan kecil. Ukuran yang besar dinamakan dengan walzeinbeil dan ukuran kecil dinamakan kleinbeil. Kebudayaan kapak
lonjong dinamakan pula kebudayaan Neolitihikum Papua, sebab jenis kapak ini banyak ditemukan di Papua (Irian). Selain di Papua, jenis kapak ini ditemukan pula di area lainnya yaitu di Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak.
berdasar tempat ditemukannya kapak lonjong
ini, dapat disimpulkan bahwa penyebaran alat ini dari timur, yaitu dari daratan Asia ke Jepang, Formosa, Filipina, Minahasa terus ke timur.
6) Perhiasan
Manusia purba pada masa bercocok tanam sudah
mengenal hiasan. Bahan yang dipakai untuk
membuat hiasan berasal dari bahan-bahan yang
mudah dicari di sekitar tempat tinggalnya. Bagi yang tinggal di area pantai, mereka membuat hiasan yang berasal dari kulit kerang. Ada pula hiasan yang terbuat dari terrakota, yaitu tanah liat yang dibakar seperti membuat gerabah. sedang hiasan yang dibuat dari bahan batu berwujud gelang, kalung dan beliung.
7) Pakaian
Manusia pada masa bercocok tanam diduga sudah
mengenal pakaian. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang. Bukti penemuan pakaian pada masa pra-aksara ditemukan di Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan beberapa tempat lainnya.
3. Masa Megalithikum
Selain alat-alat yang sudah dinamakan di atas,
masih ada benda-benda lainnya yang dihasilkan,
khususnya benda yang ada kaitannya dengan
kepercayaan manusia yang hidup pada masa zaman batu. Kepercayaan warga pada masa bercocok tanam yaitu perkembangan dari zaman masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa sebelumnya, manusia purba sudah mengenal kepercayaan yaitu berwujud adanya penguburan. Pada masa becocok tanam kepercayaan warga ini dibuktikan dengan ditemukannya bangunan-bangunan
batu besar atau dinamakan megalithikum. Bangunan
megalithikum ini diperkirakan berlangsung sejak
zaman bercocok tanam dan masa perundagian.
Adapun bangunan-bangunan batu pada masa
megalithikum antara lain sebagai berikut.
a) Menhir. Menhir berbentuk tiang atau tugu batu
tunggal yang didirikan untuk menghormati roh
nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di
berbagai tempat di Indonesia seperti di Sumatra
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
b) Dolmen. Dolmen yaitu meja batu yang
berkakikan menhir. Dolmen ini berfungsi sebagai
tempat sesaji atau pemujaan kepada roh nenek
moyang. Ada pula dolmen yang berfungsi
sebagai peti mayat yang didalamnya ada
tulang belulang manusia, dan ada yang didan i
dengan benda-benda lainnya seperti periuk,
gigi binatang, dan porselen. Benda-benda ini
didan kan sebagai bekal bagi yang meninggal.
c) Sarkopagus atau keranda. Bentuknya seperti
palung atau lesung, namun memiliki tutup.
Sarkopagus seperti juga dolmen yang berfungsi
sebagai peti mayat, di dalamnya ada tulang
belulang manusia bersama bekalnya. Sarkofagus
banyak ditemukan di Bali.
d) Kubur batu. Kubur batu berfungsi sebagai peti
mayat, hanya beda bentuknya. Kubur batu dibuat
dari lempengan batu yang disusun menjadi peti.
Kubur batu antara lain ditemukan di area
Kuningan, Jawa Barat dan Gilimanuk, Bali.
e) Punden berundak-undak. Bangunan batu ini
tersusun secara bertingkat-tingkat. Biasanya pada
punden berundak-undak ada menhir. Fungsi
bangunan ini sebagai tempat pemujaan. Punden
berundak-undak antara lain ditemukan di Lebak
Sibedug area Banten Selatan.
f) Waruga, yaitu kubur batu berbentuk kubus
atau bulat, dibuat dari batu yang utuh. Waruga
ditemukan di area Sulawesi Tengah dan Utara.
g) Arca. Arca-arca megalit menggambarkan
binatang atau manusia. hewan yang
digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau, dan
monyet. Arca-arca seperti ini ditemukan antara
lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Selatan, dan Lampung.
4. Masa Perundagian
Ciri utama zaman ini yaitu adanya kemampuan
pada warga Indonesia dalam pengelolaan logam. Barang-barang yang dipakai memakai bahan dari logam. Walaupun sudah mengenal logam, tidak berarti pemakaian barang-barang dari batu tidak dipakai . Masih banyak warga pada zaman ini memakai alat-alat dari batu.
Bahan logam persediaannya masih terbatas.
Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu saja yang memakai logam. Butuh keahlian tertentu untuk mengolah logam. Terbatasnya
pemakaian bahan dari logam, menunjukkan
terbentuknya suatu lapisan sosial. Ada kelompok
tertentu yang mampu memiliki bahan dari logam.
sebab bahan dan keahlian membuat logam sangat
terbatas, maka untuk memperoleh barang logam
ini orang harus membelinya. Besar kemungkinan
pada masa perundagian ini orang sudah melakukan perdagangan bahan logam. Dengan perdagangan barang dari logam ini warga sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Barang-barang yang dihasilkan pada masa
perundagian ini dengan cara dicetak. Proses
pembuatan logam dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama yang dinamakan teknik bivolve. Dalam teknik yang pertama, yaitu dengan cara memakai
cetakan-cetakan batu yang dapat dipakai
berulang kali. Cetakan terdiri atas dua bagian yang
diikat. Ke dalam rongga dalam cetakan dituangkan
bijih besi yang sudah cair. lalu cetakan itu
dibuka sesudah logamnya mengering.
Cara kedua yaitu teknik a cire perdue. Proses
pencetakan cara ini yaitu dengan membuat model
benda dari lilin. Model benda dari lilin ini lalu
ditutup dengan tanah liat sampai tidak terlihat
bentuknya. Sesudah tertutup seluruhnya dengan
menyisakan lubang kecil di ujungnya, tanah liat itu
dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang
yang sudah dibuat. sebab lilin mencair, tanah liat itu berongga. Bentuk rongga itu akan sama persis dengan bentuk lilin yang sudah cair. Tanah liat yang berongga lalu diisi dengan cairan logam melalui lobang kecil. Sesudah cairan logam dingin, cetakan tanah liat dipecah. Keluarlah bentuk benda mirip dengan model benda yang terbuat dari lilin tadi. Benda-benda yang dihasilkan dari perunggu
yaitu sebagai berikut.
a) Nekara. Nekara yaitu semacam berumbung
dari perunggu yang berpinggang di bagian
tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Benda ini
memiliki nilai seni yang tinggi, ada pola hias
yang beraneka ragam. Pola hiasnya yaitu pola
binatang, geometrik, gambar burung, gambar
gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar
harimau dan juga gambar manusia. Ada juga
nekara yang tidak diberi hiasan.
Di Indonesia banyak sekali ditemukan Nekara.
Pada beberapa tempat, nekara dianggap sebagai
barang suci, Contoh nekara yang ditemukan
di Bali, Sumatera, Jawa, Pulau Sangean dekat
Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Kepulauan Kei, dan
Alor. Di Alor banyak ditemukan nekara dengan
bentuk kecil tapi memanjang. Nekara ini dinamakan moko.
Penemuan nekara dapat menunjukkan adanya
hubungan antar area di Indonesia dan
hubungan dengan dunia luar. Nekara dari Selayar
dan Kepulauan Kei dihiasi gambar-gambar
binatang seperti gajah, merak, dan harimau.
Gambar-gambar itu yaitu binatang yang
tidak ada di area Indonesia bagian timur. Hal
itu menunjukkan bahwa nekara itu berasal dari
area Indonesia bagian barat atau dari benua
Asia.
Di Sangean ada nekara yang bergambar
orang menunggang kuda bedan pengiringnya
yang memakai pakaian orang Tartar. Gambar ini
memberi petunjuk bahwa sudah terjadi hubungan
bangsa Indonesia saat itu dengan Cina.
Jadi sejak zaman peringgu sudah ada hubungan
langsung dengan Cina.
b) Kapak Corong. Kapak ini terbuat dari logam,
bentuknya yaitu bagian atasnya berbentuk corong
yang sembirnya belah, sedang ke dalam
corong itulah dimasukan tangkai kayunya yang
menyiku pada bidang kapak. dinamakan dengan kapak sepatu sebab hampir mirip dengan sepatu bentuknya. Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah
dan Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat danau
Sentani. Ukuran kapak corong beragam, ada
yang kecil dan sangat sederhana, ada yang besar
memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang
bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya.
Kapak corong yang panjang satu sisinya dinamakan candrasa. Kegunaan kapak ini tidak semuanya dipakai sebagai alat sebagaimana layaknya kegunaan kapak, ada juga yang berfungsi sebagai alat upacara dan hiasan.
c) Bejana. Bejana perunggu yaitu sebuah banda
yang bentuknya mirip seperti gitar Spanyol namun
tanpa tangkai. Ditemukan di area Madura dan
Sumatera. Pola hiasan benda ini berwujud pola hias anyaman dan huruf L.
d) Arca-arca Perunggu. Seni menuangkan cairan
logam untuk membuat arca sudah berkembang
pada masa ini. Bentuk patungnya beragam, ada
bentuk manusia dan binatang. Bentuj manusia
ada yang sedang menari, berdiri, naik kuda dan
sedang memegang panah. sedang bentuk
binatang berwujud arca kerbau yang sedang
berbaring, kudang sedang berdiri, dan kuda
e) Perhiasan. Perhiasan yang dibuat pada masa ini berwujud gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung dan bandul kalung. Benda-benda ini pada
umunya tidak diberi pola hias. Ada beberapa
yang diberi pola hias, seperti cincin atau gelang
yang diberi pola hias geometrik. Ada pula cincin
yang sangat kecil yang tidak bisa dimasukan
ke dalam jari anak-anak. Cincin ini mungkin
berfungsi sebagai alat tukar. Tempat-tempat
ditemukannya benda-benda perhiasan, antara
lain di Bogor, Malang, dan Bali.
Kala Plestosin yaitu zaman yang sangat penting, sebab pada zaman ini manusia mulai muncul di muka bumi. Kala Plestosin berlangsung kira-kira dari 3 juta sampai 10.000 tahun sebelum masehi. Pada masa ini juga terjadi perluasan lapisan es sampai ke area yang cukup jauh dari area kutub. Meluasnya lapisan es tentunya mempengaruhi aktivitas hewan dan manusia saat itu. beberapa hewan bergerak atau melakukan migrasi ke
area yang lebih hangat. Manusia juga melakukan perjalanan ke area lainnya yang lebih sesuai. Pada jaman es, permukaan air laut turun akibat
meluasnya es di kutub. Akibatnya, beberapa area laut yang dangkal dapat dilalui sebab berubah menjadi daratan. Bagaimanakah yang terjadi pada kepulauan di Indonesia saat itu?
Kepulauan Indonesia bagian barat bersatu dengan benua Asia, sedang kepulauan bagian timur bersatu dengan benua Australia. Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan benua Asia sekarang menjadi lautan Paparan Sunda. sedang bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Benua Australia dinamakan Paparan Sahul.
Paparan Sunda yang saat itu masih berwujud daratan sudah menjadi tempat aktivitas manusia purba. Sisa-sisa alat-alat dari batu tidak hanya tersebar luas di Indonesia namun juga di Asia Selatan dan Asia Timur yang menunjukkan
bahwa pergerakan mereka tidak terhalang oleh lautan. Bukti lainnya yaitu ditemukannya fosil-fosil manusia yang menunjukkan banyak persamaan
dengan Pithecanthropus Erectus di dekat Peking dan di beberapa tempat di Asia Timur.
Berakhirnya jaman es dengan ditandai mencairnya sebagian es sudah memicu Paparan Sunda dan Sahul tertutup oleh air laut. Walaupun
demikian, arus migrasi tetap terjadi dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Pada sekitar tahun 2000 sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia yang berasal dari area Yunan di Cina Selatan. tke area Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
1. Menurut , apa yang membedakan kehidupan manusia pada masa masa pra-aksara dengan manusia modern sekarang?
2. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia pra-aksara berusaha untuk tetap menjaga keseimbangan alam.
Pra-aksara = suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. sedang masa sesudah manusia mengenal tulisan
Bejana perunggu = sebuah banda yang bentuknya mirip seperti gitar Spanyol
namun tanpa tangkai.
Nekara = semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian
tengahnya dan sisi atapnya tertutupModal uang atau barang seb-
agai sarana menghasilkan barang lain
abris sous rosche = tempat berwujud gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu
karang yang cukup untuk memberi perlindungan dari hujan dan
panas Optimal hasil yang diharpakan
kjokkenmoddinger = kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu selama ratusan atau
ribuan tahun, menumpuk yang akhirnya menjelma menjadi bukit
kerang dengan ketinggian dan lebarnya beberapa meter.
Secara sederhana atlas yaitu kumpulan peta
yang dibukukan. Peta yang dibukukan diatur
sedemikian rupa sehingga mudah dicari. Peta yang
dibukukan juga menggambarkan cakupan area
tertentu. Beberapa contoh berikut ini yaitu atlas
dengan cakupan area yang berbeda.
1. Atlas nasional memuat data fisik, sosial,
budaya suatu negara, Contoh atlas
Indonesia.
2. Atlas regional yaitu atlas yang memuat
data fisik, sosial, dan budaya suatu kawasan,
Contoh atlas negara-negara ASEAN.
3. Atlas dunia memuat data fisik, sosial, budaya
seluruh negara-negara yang ada di dunia.
Atlas juga digolongkan berdasar
tema-tema tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
informasi tentang tema-tema tertentu dapat ditampilkan dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa contoh
atlas semacam ini yaitu :
1. Atlas geografi yaitu atlas yang di dalamnya memuat kondisi geografis berbagai area di permukaan bumi.
2. Atlas sejarah yaitu atlas yang di dalamnya memuat perubahan atau perkembangan kondisi sosial, budaya, dan fisik di permukaan bumi.
Atlas bisanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai yang latarbelakangnya berbeda-beda, artinya siapa saja dapat dengan mudah memakai peta. sebab itu, atlas memiliki sifat-sifat berikut ini.
. menarik orang untuk membacanya.. informasi yang ditampilkan jelas, mudah, dan aktual.
disusun dengan urutan yang jelas. Urutan ini dapat dimulai dari suatu area yang lebih kecil/sempit, lalu area yang lebih besar/luas. Contoh dari suatu negara lalu negara negara lainnya di dunia. Urutan dapat juga berdasar posisi dari arah tertentu, Contoh dari area
bagian barat sampai timur. Contoh dari
propinsi di area paling barat sampai propinsi
di area paling timur.
Agar atlas mudah dibaca dan informatif maka
atlas harus disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
. Judul yang mencerminkan isi atlas secara
keseluruhan.. Daftar isi untuk memudahkan pemakai mencari area yang diperlukan.
. Peta yang ada dalam atlas harus memuat
unsur-unsur kelengkapan peta.. Peta yang ada pada atlas harus memakai warna yang baku dan jelas sehingga setiap orang dapat dengan cepat mengenali objek pada peta.. Memiliki daftar indeks yaitu daftar nama geografi yang ada pada atlas seperti nama sungai, kota, gunung , . Berikut
yaitu contoh daftar indeks pada peta.
a. Bandung, Jawa Barat B318 artinya, Kota
Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat
pada atlas halaman 18 baris 3 kolom D. Jika
akan mencari Kota Bandung pada
indeks, maka carilah kelompok kota yang
berabjad B.
b. Cianjur, Jawa Barat C319, artinya Kota
Cianjur terletak di Propinsi Jawa Barat
pada atlas halaman 19 baris 3 kolom C.
c. Globe Globe yaitu model atau
tiruan bola bumi yang paling mendekati bentuk yang sebetulnya , diperkecil, dan memakai skala
tertentu. Jika perhatikan sebuah globe maka
akan nampak bahwa globe ini dipasang miring
atau tidak tegak lurus dengan bidang permukaan
tempat globe disimpan. Mengapa demikian? Hal
ini disesuikan dengan poros bumi yang juga miring
sebesar 66,50 dari bidang edarnya atau dinamakan bidang ekliptika.
Walaupun bentuknya mirip dengan bumi, namun
globe memiliki kelemahan, yaitu:
1. skala globe terlalu kecil sehingga informasinya
tidak lengkap atau masih bersifat umum. Banyak
informasi yang tidak terpetakan pada globe.
2. globe tidak mudah di bawa ke mana-mana seperti halnya peta yang bisa dilipat.
Walaupun memiliki kelemahan, namun globe
juga memikiki kegunaan atau kelebihan, yaitu di
antaranya yaitu sebagai berikut.
1. Bentuk globe menyerupai bentuk bumi yang
sebetulnya .
2. Letak astronomis dan geografis pada globe
mudah dipelajari sebab mengikuti bentuk
bumi. Pada peta, garis lintang dan garis bujur
yaitu hasil proyeksi yang mengandung
unsur distorsi atau kesalahan.
3. Gambar daratan dan lautan pada globe
dapat terlihat persebarannya sesuai dengan
kenyataan.
4. Pembagian iklim matahari dapat lebih mudah
dipelajari dengan memakai globe.
5. Globe dapat menirukan gerakan rotasi bumi
dan posisi bumi terhadap ekliptika.
Walaupun informasi tentang permukaan bumi
yang dapat diperoleh dari globe sangat terbatas,
namun ada informasi penting yang dapat
diperoleh yaitu di antaranya yaitu :
1. mengetahui letak astronomis suatu area
di permukaan bumi.
2. mengetahui perbedaan iklim berdasar
garis lintang (klasifikasi iklim matahari)
3. mengerahui perbedaan area waktu di dunia.
4. mengetahui persebaran bentang alam seperti
daratan, lautan, danau, sungai , .
5. mengetahui sebaran bentang budaya seperti
kota dan negara.
Untuk memakai globe, harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Globe sengaja dibuat miring sebab dibuat sesuai dengan letaknya pada bidang perputaran bumi mengelilingi matahari.
2. Jika akan mendemonstrasikan gerakan
rotasi bumi maka jangan sampai salah arah
perputarannya. Putarlah globe ke arah kanan
atau kalau dilihat dari atas (kutub utara) arah
perputarannya berlawanan arah jarum jam).
3. Sebagaimana halnya peta, globe memiliki
koordinat sehingga lokasi obyek dapat dicari
dengan memakai koordinat.
4. Informasi keruangan lainnya sama dengan peta.
Sebuah peta yang baik tentunya memiliki
unsur-unsur yang lengkap sehingga memenuhi syarat sebagai sebuah peta. Selain itu, peta yang memiliki unsur-unsur yang lengkap dapat memberi informasi yang lebih banyak dan memudahkan pemakai peta dalam memakai dan menganalisis peta. Unsur-unsur kelengkapan peta terdiri atas:
1. Judul Peta
Judul peta memberi gambaran tentang isi peta
dan area cakupan peta. Judul disusun dengan ukuran huruf yang lebh besar dari ukuran huruf lainnya pada peta dengan maksud agar nampak mencolok dan si pemakai secara langsung tertarik untuk melihat terlebih dahulu
judul peta, sehingga dia mengetahui isi peta.
2. Skala Peta
Peta yaitu gambaran tentang permukaan
bumi yang diperkecil. Untuk memperkecil permukaan bumi yang sebetulnya ini maka sebuah peta harus memiliki skala agar perbandingannya dapat diketahui oleh pemakai peta. Jadi skala peta yaitu perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta
dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama). Skala dapat dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a. Skala angka
Skala yang dinyatakan dengan angka dan
pecahan, contohnya:
- skala angka : 1 : 50.000
- skala pecahan : 1/50.000
Skala 1 : 50.000 berarti satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 jarak horizontal di lapangan. Jika tidak ada keterangan satuan pada skala ini berarti keduanya memakai satuan cm, sehingga jika dibaca menjadi
1 cm di peta mewakili 50.000 cm di lapangan.
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Skala ini memakai kalimat untuk meng-
gambarkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebetulnya di lapangan.
Contoh:
- 1 inchi to one mile, artinya 1 inchi di peta sama
dengan 1 mil di lapangan
- I inchi to two miles, artinya 1 inchi di peta sama
dengan 2 mil di lapangan
c. Skala grafis
Skala grafis dinyatakan dalam bentuk garis yang
dibagi menjadi beberapa bagian dengan satuan tertentut.
3. Orientasi Peta
Orientasi peta menunjukkan arah pada peta.
Bayangkanlah jika sebuah peta tanpa orientasi peta
tentu akan sangat membingungkan pemakai peta,
bukan? pemakai peta akan kesulitan memnentukan
arah untuk mencapai objek-objek tertentu atau posisi objek terhadap objek lainnya. Biasanya orientasi peta yang dipakai memakai rujukan arah utara.
4. Legenda Peta
Legenda peta berisi keterangan objek yang ada
pada peta. Setiap unsur atau objek yang ada pada
muka peta harus didan i dengan keterangan pada
legenda peta, baik berwujud unsur titik, garis, maupun area. Jika sampai ada objek yang luput atau tidak ada keterangannya pada legenda peta maka akan membingungkan si pemakai peta.
5. Garis Lintang dan Bujur
Kelengkapan peta yang tak kalah pentingnya dari
unsur lainnya yaitu koordinat peta. Koordinat peta
memberi gambaran posisi masing-masing objek
berdasar sistem koordinat tertentu diantaranya
koordinat lintang bujur, koordinat UTM , .
Setiap tempat atau objek yang tergambar pada peta
terikat oleh koordinat peta.
6. Peta Inset
Tidak semua orang dengan mudah mengetahui
posisi peta pada area lainnya yang lebih luas.
contoh , jika seorang turis melihat peta
Kabupaten Bandung, mungkin dia tidak akan tahu
secara langsung posisi area ini . sebab itulah,
sebuah peta perlu dilengkapi dengan indeks yang
menunjukkan posisi peta diantara area lainnya
yang lebih luas. Jika peta yang digambarnya yaitu
Kabupaten Bandung, maka inset petanya yaitu Jawa Barat atau area yang lebih luas.
7. Pembuat Peta
Pembuat peta dapat berwujud perorangan maupun lembaga. Tujuan pencatuman pembuat peta yaitu agar si pemakai peta dapat meyakini akan kebenaran dan keakuratan isi peta. Biasanya nama pembuat peta ditempatkan pada sudut kanan bawah sebuah peta. Lembaga-lembaga yang memiliki tugas membuat peta di antaranya yaitu .
a. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).
U
Skala 18.000.000
b. Jawatan Topografi Angkatan Darat (Jantop TNI AD)
c. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan waktu
pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat
penting untuk dicantumkan mengingat sebagian
fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat tetap atau mengalami perubahan. contoh , saat peta di buat, suatu kompleks permukiman pada suatu area masih sangat terbatas. Beberapa tahun lalu , permukiman ini sudah meluas menggantikan lahan pertanian yang ada di sekitarnya. maka , peta yang dibuat sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini atau sudah tidak akurat. Penulisan tahun pembuatan peta biasanya
C. Jenis Peta
Peta dibedakan berdasar jenisnya
menjadi peta umum dan peta khusus/tematik. Peta
umum yaitu peta yang di dalamnya menampilkan
berbagai objek yang ada di permukaan bumi secara umum. Objek-objek ini di antaranya tentang ketinggian, area perairan (sungai, danau, dan laut), dan objek-objek buatan manusia seperti jalan,
kota , .
Berbeda dengan peta umum, peta tematik yaitu
peta yang hanya menampilkan satu tema. Tujuannya
yaitu untuk menampilkan informasi yang lebih
khusus tentang tema-tema tertentu. Objek lainnya
yang tidak diperlukan tidak ditampilkan. Contoh
peta tematik yaitu peta kepadatan penduduk, peta
jenis tanah, peta geologi, , .
Pada bagian sebelumnya, sudah mempelajari
tentang skala peta. Skala peta dapat ditentukan sesuai
kebutuhan sebelum peta ini dibuat. Namun,
skala peta dapat pula ditentukan sesudah
membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada
sketsa atau peta yang mudah dikenali atau diukur
di lapangan, Contoh jarak dari persimpangan
jalan satu ke persimpangan jalan berikutnya.
b. Ukur jarak sebetulnya dari kedua titik ini
di lapangan.
c. Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di
lapangan. Contoh:
Jarak titik A ke titik B pada peta yaitu 4 cm
Jarak titik A ke titik B di lapangan yaitu 100 m
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII116
4 cm
Skala peta = = 1/2500
10.000 cm
Skala peta = 1 : 2.500
6. Simbol-Simbol Geografi Pada Peta
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek
aslinya di permukaan bumi. Pembuatan simbol tentu
tidak sembarangan sebab harus memperhatikan
aturan dan estetika atau keindahan. Tujuannya yaitu
agar si pembaca atau pemakai peta tertarik dan
mudah membacanya.
Simbol geografi pada peta dibedakan
menjadi beberapa jenis. Dilihat dari bentuknya, simbol
dapat dibagi menjadi simbol titik, garis, dan area.
a. Simbol Titik
Simbol yang dipakai yaitu bentuk simbol
titik yang ujudnya dapat berwujud piktorial, geometrik,
dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan ben-
tuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik
geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam
bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam
bentuk huruf dipakai untuk menyatakan unsur
yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
b. Simbol Garis
Simbol garis dipakai untuk menyajikan unsur-
unsur yang ada di permukaan bumi, baik berwujud garis khayal maupun garis yang sebetulnya . contoh , batas administrasi yaitu batas khayal sebab tidak ada
wujudnya di permukaan bumi, sedang jalan yaitu
unsur sebetulnya yang ada di permukaan bumi.
c. Simbol Area/Luas
Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol
luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya diusaha kan sama atau mendekati wujud sebetulnya , sedang simbol luas abstrak penyajiannya menggunakan garis atau titik-titik.
mungkin pernah melihat berbagai jenis
peta dengan berbagai simbol di dalamnya. Walaupun demikian, belum tentu pernah melihat cara membuatnya, bukan? Sebelum membuatnya dengan ukuran yang tepat, dapat memulai dengan
membuat sketsa area tempat tinggal
masing-masing. Sketsa area berarti gambaran
kasar tentang suatu area berdasar hasil
pengamatan lapangan dari si pembuat sketsa. Sketsa berbeda dengan peta sebab peta yaitu hasil pengukuran di lapangan, sehingga jarak di lapangan memiliki perbandingan tertentu dengan jarak di peta. Sketsa ini nantinya akan dibuat petanya dengan memakai ukuran yang sebetulnya . Langkah
langkahnya yaitu :
a. Siapkanlah kertas HVS dan pensil. Ingatlah
lingkungan tempat tinggal masing-masing.
b. Mulailah menggambar jaringan jalan dan sungai
yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.
c. Gambarlah rumah atau kumpulan rumah yang
ingat ada di sekitar tempat tinggal .
d. Jika ada objek lainnya, lengkapi pula dengan obyek-obyek ini seperti seperti pohon, pertokoan,
pabrik, jalan kereta api, bank, , .
E. Sketsa area
Gambar 6.10
Contoh sebuah sketsa.
Peta yaitu gambaran dari permukaan
bumi. Objek-objek yang ada di permukaan bumi
akan nampak pada peta dengan memakai
F. Mendeskripsikan Kondisi
Geografis Suatu area
bantuan simbol peta. Jadi, objek di permukaan
bumi seperti sungai, danau, jalan, kebun, hutan
, diwakili oleh simbol. sebab itulah
untuk mendeskripsikan kondisi geografis pada peta, harus mengetahui berbagai simbol yang ada
pada peta, baik berwujud simbol garis, titik, area, dan warna.
Dari sebuah peta dan dengan mengetahui simbol
peta, dapat memperoleh banyak informasi
jika bisa membacanya dengan baik. juga bisa
mendeskripsikan banyak hal dari objek yang nampak
pada peta. Tentu saja pengetahuan tentang
objek pada peta dan cara membaca peta sangat
menentukan seberapa banyak informasi yang dapat
diperoleh dan dideskripsikan.
Sebagai gambaran, perhatikanlah peta berikut
ini. area yang ada pada peta terletak di area
tropis yang terlihat dari letak lintang dan bujurnya.
Artinya, area ini memiliki ciri iklim tropis
yang bersuhu tinggi sebab matahari menyinari
area ini setiap hari sekitar 12 jam. Tumbuhan
yang tumbuh bisa kita bayangkan sebagian besar
yaitu tumbuhan khas area tropis.
area yang nampak pada peta juga sebagian
besar yaitu dataran rendah yang ditunjukkan
oleh dominasi warna hijau. Jika dilihat pada legenda peta nampak bahwa warna hijau memiliki ketinggian antara 0 -100 m dpal. Dataran tinggi dan pegunungan
terutama terletak di bagian timur dan tenggara.
Semakin ke arah laut, semakin rendah dan datar.
Nampak pula adanya rawa di area pantai yang
cukup luas. Kota-kota atau pusat kegiatan penduduk sebagian besar berada di dataran rendah.
Sebagai bahan latihan, carilah peta kabupaten
atau kota tempat tinggal. Deskripsikanlah
kondisi geografisnya, baik kondisi fisik maupun
penduduknya.
G. Kai tan Antara Kondis i
Geografis dengan Keadaan Penduduk Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis
suatu area . Mungkin akan melihat adanya
perbedaan matapencaharian penduduk di area pantai 1dengan area pegunungan. Penduduk di area pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan, sedang
penduduk di area dataran tinggi atau pegunungan
biasanya bekerja sebagai petani. Perhatikan peta berikut
ini.
berdasar peta ini , penduduk dunia lebih
banyak atau terkonsentrasi di area pantai dan
dataran rendah dibandingkan dengan di area
pegunungan. Tahukah mengapa hal itu ter-
jadi? Tentu saja sebab di area dataran rendah,
penduduk lebih mudah melakukan mobilitas atau
pergerakan dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Bayangkanlah jika tinggal di area perbukitan
atau pegunungan, untuk mencapai lokasi yang kita
tuju diperlukan tenaga atau energi yang lebih banyak
Bumi diselimuti oleh lapisan udara yang dinamakan atmosfer. Lapisan ini
menyediakan udara yang diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya
untuk bernafas. Selain itu, lapisan atmosfer melindungi bumi dan makhluk hidup
di atasnya dari hantaman benda-benda angkasa dan radiasi matahari tertentu
yang berbahaya.
Walaupun nampak sama, kenyataannya atmosfer terdiri atas beberapa lapisan
yang ciri atau karakteristiknya berbeda. Manusia dan makhluk hidup lainnya
berada pada lapisan terbawah yang dinamakan troposfer. Pada lapisan inilah terjadi
peristiwa cuaca seperti hujan, awan, angin , Gejala atau peristiwa
ini sangat mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain terdiri atas atmosfer, planet kita ini juga unik sebab ada nya
air dalam berbagai bentuk yaitu cair, padat dan gas atau uap. Bahkan sebagian
besar permukaan bumi tertutup oleh lapisan air. Walaupun jumlahnya jauh lebih
kecil dari air di samudera, air di daratan menjadi pendukung utama kehidupan
manusia. Air ini berada di permukaan dan dalam tanah. Keberadaan air
ini juga mempengaruhi manusia dan aktivitasnya.
Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan yang
berbeda sifat-sifat fisiknya. Masing-masing
menunjukkan gejala-gejala tertentu yang mencirikan
kondisi masing-masing lapisan ini . Gejala cuaca
sebagai hasil interaksi antar unsur cuaca dan iklim
hanya terjadi pada lapisan troposfer.
1. Sifat-sifat Fisik Atmosfer
Amosfer berasal dari Bahasa Yunani, yaitu atmos
yang berarti uap dan sphaira yang berarti bulatan. Jadi
atmosfer yaitu lapisan gas yang menyelimuti bulatan
bumi. Atmosfer yaitu campuran berbagai gas
yang tidak berwarna dan tidak terlihat oleh mata.
sebab yaitu zat, atmosfer juga memiliki berat
sehingga memiliki juga tekanan udara, mengembang
jika terkena panas dan mengerut saat dingin. Pada
saat suatu bagian atmosfer terkena panas maka bagian
ini akan mengembang, begitu sebaliknya. Jika
terjadi perbedaan tekanan, maka terjadilah pergerakan
udara yang dinamakan angin yang bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah.
Atmosfer tersusun oleh beberapa unsur. Unsur
terbesar yaitu nitrogen, lalu oksigen, argon,
, . Unsur-unsur ini selengkapnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Secara vertikal atmosfer terdiri atas beberapa
lapisan dengan karakteristik yang berbeda, yaitu
lapisan Troposfer, Stratosfer, Mesosfer dan Termosfer.
A. Gejala Atmosfer
No. Nama Simbol Volume
1. Nitrogen N2 78
2. Oksigen O2 20,94
3. Argon Ar 0,93
4. Karbondioksida CO2 0,03
5. Neon Ne 0,0018
6. Helium He 0,0005
7. Ozon O3 0,00006
8. Hidrogen H 0,00005
9. Kripton Kr Sangat kecil
10. Xenon Xe Sangat kecil
11. Metana CH4 Sangat kecil
Pembagian lapisan atmosfer ini sebetulnya
didasarkan pada perbedaan karakteristik temperatur
antar lapisan. Marilah kita pelajari lapisan
ini satu per satu.
a. Lapisan Troposfer
Lapisan troposfer yaitu lapisan terbawah
dari atmosfer. Lebar atau ketinggian lapisan ini
mencapai 16 km di area tropis dan terus menurun
sampai 10 km di atas kutub. Manusia dan makhluk
hidup lainnya berada pada lapisan ini dan mengalami
berbagai gejala atau peristiwa cuaca seperti hujan,
angin, dan badai terjadi. Peristiwa cuaca ini tidak
ditemukan pada lapisan atmosfer lainnya.
b. Lapisan Stratosfer
Di atas lapisan troposfer terletak lapisan stratosfer.
Batas antara keduanya dinamakan tropopause. Batas
tertinggi lapisan ini mencapai 40 km di atas permukaan
bumi. Pada bagian puncak atau batas tertingginya,
suhu dapat mencapai 270 K (Kelvin) dengan rata-
rata suhu mencapai–550 C. Stratosfer dikenal sebagai
lapisan yang mengandung ozon (O3) yang berperan
sangat penting dalam melindungi makhluk hidup
dari radiasi gelombang pendek matahari (ultraviolet)
yang berbahaya.
c. Lapisan Mesosfer
Lapisan berikutnya yang terletak di atas stratopause
sampai ketinggian 80 km yaitu lapisan mesosfer.
Pada bagian puncaknya, suhu bisa mencapai –900 C
dan kebanyakan meteor terbakar pada lapisan ini.
Bayangkanlah jika lapisan ini tidak ada, tentunya
banyak meteor yang akan sampai ke permukaan dan
membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya.
d. Lapisan Termosfer
Pada ketinggian 80 sampai 300 km dari permukaan
bumi ada lapisan Thermosfer dengan temperatur
mendekati 17000 C. Pada ketinggian di atas 100 km
terjadi ionisasi yang membentuk ion positif dan
elektron bebas yang bermuatan negatif. Lapisan
dengan konsentrasi elektron bebas dinamakan dengan
ionosfer. Ionosfer dikenal sebagai lapisan yang
mampu memantulkan gelombang radio sehingga
penting bagi komunikasi radio jarak jauh.
2. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Cuaca dan iklim terdiri atas unsur suhu, hujan,
kelembapan, tekanan udara dan angin. Penjelasan
tentang masing-masing unsur ini yaitu :
a. Suhu Udara
Secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa
suhu yaitu tingkat panas suatu benda. Tingkat
panas ini diukur dengan memakai alat
Thermometer. Suhu udara menunjukkan gerakan
molukul udara. Makin panas suhu udara gerakan
molukul udara semakin cepat dan tumbukan antar
molekul semakin tinggi frekuensinya. Hal ini dapat
dibandingkan dengan gerakan molekul pada air. Jika
air ini dipanaskan maka air akan bergolak dan
tumbukan yang terjadi antar molekulnya semakin
sering. Demikian halnya dengan udara. Sumber utama
energi yang menggerakkan udara tentu saja yaitu
radiasi matahari. Semakin sedikit radiasi matahari
yang diterima oleh suatu tempat semakin rendah suhu
udaranya.
b. Angin
Jika dua area menerima penyinaran matahari
yang berbeda maka berbeda pula suhu dan tekanan
udaranya. area yang menerima sinar matahari
lebih banyak akan memiliki tekanan udara yang
lebih kecil. Akibatnya udara bergerak dari area
yang memiliki tekanan udara lebih tinggi ke area
yang memiliki tekanan udara lebih rendah. Gerakan
udara ini dikenal dengan istilah angin. Jadi,
Termosfer
Mesosfer
Stratosfer
Troposfer
angin yaitu gerakan udara mendatar atau sejajar
dengan permukaan bumi yang terjadi sebab adanya
perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan
tempat lainnya.
c. Kelembapan Udara
Salah satu kandungan yang ada dalam udara yaitu
uap air disamping komponen lainnya, yaitu udara
kering dan aerosol. Air dalam udara berasal dari proses
penguapan pada area perairan (sungai, danau dan
lautan), kandungan air dalam tanah yang menguap
dan dari tumbuhan (transpirasi). Kandungan uap air
dalam udara dikenal dengan sebutan kelembapan.
Kelembapan udara diukur dengan sebuah alat yang
dinamakan higrometer.
d. Hujan
Hujan yaitu bentuk air cair dan padat yang jatuh
ke permukaan bumi. Bentuk hujan ini terdiri atas
hujan, salju, dan batu es hujan. Namun di Indonesia
yang biasa ditemukan yaitu hujan dalam bentuk air.
Besarnya curah hujan biasanya diukur dalam inci atau
milimeter dengan memakai alat Pluviograf. Jika
suatu area pada suatu hari memiliki curah hujan
sebesar 1 milimeter berati bahwa ketinggian endapan
hujan ini , jika tidak meresap ke dalam tanah atau
diuapkan ke atmosfer, akan mencapai ketinggian 1 mm.
Tentu saja kondisi ini hanya terjadi jika ditampung
pada sebuah alat pengukur hujan. Di lapangan air hujan
akan meresap atau diuapkan kembali ke atmosfer,
sehingga ketinggiannya tidak akan mencapai 1 mm.
e. Tekanan Udara
Udara yaitu salah satu zat dengan sifat
yang sama dengan zat lainnya yaitu memiliki massa/
berat dan volume. sebab memiliki berat maka udara
memiliki tekanan yang dinamakan dengan tekanan udara.
Jika kita hitung suatu kolom udara dari permukaan bumi
sampai batas tertinggi atmosfer yang berukuran 1 meter
persegi, maka beratnya akan mencapai 10.333 kg atau
1033,3 gram tiap 1 cm. Manusia tidak merasakan tekanan
udara yang berat ini seperti halnya ikan yang tidak
merasakan berat air yang ada di atasnya .
Tekanan udara berbeda dengan semakin tingginya
suatu tempat. Udara yang berada pada bagian bawah
akan ditekan oleh udara bagian atasnya sehingga
semakin dekat ke permukaan bumi semakin besar
tekanan udaranya. Demikian juga sebaliknya, jika kita
bergerak menuju ketinggian tertentu maka tekanan
udara akan semakin berkurang. Gambaran ini
sama dengan saat kita menyelam ke dasar air. Semakin
dalam kita menyelam, semakin berat tekanan air yang
dirasakan. sebab itulah jika ikan hidup pada lautan
udara, maka kita hidup pada lautan udara.
3. Tipe-Tipe Hujan
Hujan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
hujan konvektif, orografis, frontal. Perbedaan antara
keempat jenis hujan ini yaitu sebagai berikut.
1) Hujan konvektif atau zenithal yaitu hujan yang
terjadi sebab adanya pemanasan sinar matahari
pada suatu massa udara sehingga massa udara
ini memuai atau naik dan mengalami
pengembunan. Awan yang terbentuk yaitu
awan cumulunimbus atau awan vertikal yang
menghasilkan hujan deras namun tidak berlangsung
lama. Di area tropis dengan intensitas penyinaran
matahari yang tinggi sering terjadi hujan konvektif
sebab udara yang naik.
2) Hujan orografis yaitu hujan terjadi sebab
adanya gerakan udara yang menaiki pegunungan
dan lalu mengalami kondensasi atau
pengembunan. lalu udara yang sudah
mengalami kondensasi ini membentuk
awan yang memicu hujan.
3) Jenis hujan lainnya yaitu hujan frontal. Hujan
frontal terjadi sebab bertemunya dua massa
udara yang berlainan suhunya. Udara yang lebih
panas dipaksa naik sebab bertumbukan dengan
udara yang lebih dingin.
4. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Suhu Udara
Suhu udara berbeda antara satu area dan area
lainnya. Perbedaan suhu antar berbagai tempat di
permukaan bumi secara umum ditentukan oleh ketinggian
dan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, semakin
rendah suhu udaranya. Begitu pula dengan letak lintang,
semakin ke arah kutub, semakin rendah suhu udaranya.
Untuk membuktikan adanya perbedaan suhu
sebab ketinggian, dapat melakukan pengukuran
sederhana dengan memakai thermometer.
Bersama-sama dengan teman dan guru , lakukan
perjalanan ke area yang berbeda ketinggiannya
yaitu ke area pegunungan. Ukurlah suhu udara
pada ketinggian yang berbeda. Sebelum melakukan
pengukuran, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1. gantungkanlah termometer pada tempat yang
terlindungi dari penyinaran matahari secara
langsung sebab yang diukur bukan sinar
matahari namun suhu udara dari hasil pelepasan
radiasi permukaan bumi.
2. jangan memegang termometer saat sedang
melakukan pengukuran sebab suhu tubuh
akan terukur pula.
3. gantungkanlah termometer pada posisi yang
mudah untuk dilihat angka suhunya.
5. Proses Terjadinya Angin dan
Jenis-Jenis Angin
Penyinaran atau radiasi matahari yang diterima
oleh permukaan bumi akan berbeda antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini
akan berakibat pada perbedaan suhu udara. area
yang menerima lebih banyak penyinaran matahari,
akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan area lainnya. Pada area ini, udara
bergerak mengembang atau memuai sehingga
tekanan udaranya rendah. Pada area yang suhu
udaranya lebih rendah, tekanan udaranya lebih tinggi.
Perbedaan tekanan udara ini akan memicu
terjadinya gerakan udara dari area yang tekanan
udaranya lebih tinggi ke area yang tekanan
udaranya lebih rendah atau dinamakan angin.
Walaupun prosesnya sama seperti yang sudah
dijelaskan di atas, namun angin memiliki berberapa
jenis, yaitu:
a. Angin Fohn
Angin fohn yaitu angin jatuh yang panas
dan kering. Maksud angin jatuh yaitu angin yang
menuruni lereng gunung sesudah sebelumnya bergerak
naik ke puncak gunung. saat angin ini
naik ke puncak gunung, angin ini mengalami
penurunan suhu dan terjadi pengembunan lalu
turun hujan. saat melewati puncak gunung,
angin ini sudah kering dan turun melewati
puncak. Namun, suhu angin ini naik saat
bergerak turun menuju lembah. Bahkan, saat
sampai lembah, angin ini suhunya lebih tinggi
dari suhu udara di lembah ini , sehingga orang
yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran
angin yang panas dan kering.
Angin ini pada awalnya dikenal di Jerman dan
Austria, yaitu di lereng utara pegunungan Alpen.
Namun, ternyata angin ini juga ada di tempat lain
seperti di Amerika Serikat dan Kanada dengan nama
Angin panas dan kering
nama yang sebetulnya juga yaitu angin
fohn. Angin ini dinamai berbeda-beda, yaitu
Angin Bohorok di Deli Utara Sumatera Utara, Angin
Kumbang di Cirebon, Angin Gending di Probolinggo
Jawa Timur, Angin Brubu di Ujungpandang Sulawesi
Selatan, dan Angin Wambrau di area Yapen dan
Biak Papua.
b. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat yaitu angin yang bergerak dari
arah darat ke laut, sedang angin laut yaitu angin
yang bergerak dari laut ke darat. Terjadinya angin
ini yaitu sebab adanya perbedaan sifat fisik
darat dengan laut dalam kaitannya dengan panas
yang diterima dari radiasi matahari. Daratan memiliki
sifat lebih cepat panas dibandingkan dengan lautan.
Akibatnya pada siang hari, tekanan udara di daratan
lebih rendah dibandingkan di lautan. sebab itu, angin
bergerak dari laut ke darat, dan terbentuklah angin
laut. Sebaliknya pada malam hari, daratan lebih cepat
dingin dibanding lautan sehingga tekanan udara di
daratan lebih tinggi dibandingkan dengan di lautan.
sebab itu, bergeraklah udara dari daratan ke laut
dan terbentuklah angin darat.
c. Angin Gunung dan Angin Lembah
Pada siang hari bagian lereng gunung akan
lebih banyak dipanasi sinar matahari dibandingkan
dengan bagian lembahnya. Akibatnya, terjadi
perbedaan tekanan udara antara lereng gunung dan
lembah. Lereng gunung tekanan udaranya lebih
rendah dibandingkan dengan lembah sehingga angin
bergerak dari lembah menunju lereng gunung. Angin
ini dikenal dengan nama angin lembah.
Pada malam hari lereng gunung suhunya lebih
rendah dibandingkan dengan lembah. Akibatnya tekanan
udara di lereng gunung lebih tinggi dibandingkan
dengan di bagian lembahnya. sebab itu, terjadilah
angin gunung, yaitu angin yang bergerak dari lereng
gunung menuju lembah. Seperti halnya angin fohn,
angin gunung, dan angin lembah terjadi pada gunung
atau pegunungan yang tinggi.
Sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh
air, baik yang berada di laut atau samudera maupun
yang berada di daratan. Walaupun demikian, manusia
seringkali menghadapi masalah berkaitan dengan air,
yaitu banjir dan kekeringan. Agar kita bisa memahami
masalah ini , maka diperlukan pemahaman
tentang berbagai gejala yang berkaitan dengan air atau
gejala hidrosfer. Dengan cara demikian diharapkan
kita dapat mengatasi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan air.
1. Siklus Hidrologi
Air yaitu kebutuhan dasar makhluk hidup
yang harus tersedia terus menerus. Setiap hari kita
memakai nya untuk berbagai keperluan, baik
untuk minum, mandi, mencuci, , . Namun
demikian pernahkah bertanya mengapa air
tersedia terus menerus atau tidak habis, padahal
setiap hari manusia dan makhluk hidup lainnya
memanfaatkannya?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan suatu
jawaban singkat, yaitu sebab air tidak hilang namun
berubah wujud dalam bentuk sirkulasi. Air yang
sempat ataupun yang tidak sempat dimanfaatkan
oleh manusia dan makhluk hidup lainya mengalir
ke sungai, meresap ke dalam tanah dan menguap.
Air yang mengalir pada sungai-sungai akan sampai
di lautan. Secara tetap, air menguap dari permukaan
bumi, baik dari laut atau samudera maupun dari
area darat (sungai, danau, waduk, tumbuhan,
dan tanah yang lembab). Air yang menguap ini
akhirnya membentuk awan dan terjadilah hujan,
sehingga air yang diuapkan dikembalikan ke
permukaan bumi, baik daratan maupun lautan.
Kejadian ini terus berulang atau bersirkulasi,
sehingga dinamakan siklus air atau siklus hidrologi.
Pada dasarnya, air dalam siklus ini hanya
berubah wujud, yaitu dari zat cair, zat gas (uap)
dan zat padat (es). Perubahan dari zat cair menjadi
zat gas (uap) dinamakan evaporasi (penguapan).
Perubahan dari zat gas atau uap air menjadi titik-
titik air dinamakan kondensasi. Perubahan dari zat
cair menjadi zat padat (es) dinamakan pembekuan dan
sebaliknya dinamakan pencairan. Perubahan ini
bisa terjadi secara langsung dari zat gas menjadi zat
padat atau sebaliknya yang dinamakan dengan istilah
sublimasi. perubahan ini tentunya
membutuhkan energi dari sinar matahari atau
sebaliknya mengeluarkan energi.
135Gejala Atmosfer dan Hidrosfer
2. Jenis-Jenis Air Permukaan dan
Air Tanah
saat air hujan sampai ke permukaan bumi,
maka sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah
dan sebagian lainnya akan mengalir di atas permukaan
tanah. Air yang meresap ke dalam tanah akan menjadi
airtanah. Air yang mengalir di permukaan akan
menjadi air pemukaan dan mengisi tubuh-tubuh air
berwujud saluran air atau sungai, danau, dan rawa.
a. Air Permukaan
1). Danau
Danau yaitu area cekungan di daratan
yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau
tidak selalu dari air sungai, namun juga bisa dari air
hujan secara langsung maupun rembesan dari air
tanah di sekitar danau. Danau dibedakan
antara danau alam dan danau buatan. Danau alam
terbentuk sebab proses alam Contoh aktivitas
vulkanik, tektonik maupun aktivitas es pada zaman
es. Sementara itu, danau buatan atau bendungan
yaitu danau yang sengaja dibuat dengan
cara membendung air sungai. Walaupun kelihatan
sama, sebetulnya danau dibedakan atas
proses pembentukannya. Berikut yaitu jenis danau
berdasar proses pembentukannya:
a) Danau vulkanik, yaitu danau yang terbentuk
pada lubang kepundan atau kaldera gunungapi.
Air hujan mengisi lubang kepundan atau kaldera,
sehingga terbentuklah danau. Danau tipe ini sangat
berbahaya jika gunungapinya masih aktif. Jika
akan terjadi letusan, maka air danau akan meresap
menuju magma dan akan menambah kekuatan
letusan. Selain itu, jika dinding kawah jebol, maka
akan terjadi banjir yang besar dengan kecepatan
tinggi atau banjir bandang. sebab itulah dibuat
terowongan untuk mengurangi volume air danau.
Contoh danau ini diantaranya Danau Gunung
Batur, dan Gunung Galunggung.
b) Danau tektonik, yaitu danau yang terbentuk
sebab adanya gerakan tektonik sehingga
terbentuk cekungan-cekungan akibat patahan
dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau
Tondano, Danau Towuti di Sulawesi, Danau
Maninjau, Danau Takengon, dan Danau Singkarak
di Sumatera.
c) Danau vulcano-tectonik, yaitu danau yang
terbentuk sebab gabungan proses vulkanik dan
tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian
permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma
yang sudah kosong menjadi tidak stabil, sehingga
terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan
akibat patahan ini lalu diisi oleh air.
Contohnya, Danau Toba di Sumatera.
d) Danau pelarutan (solusional), yaitu danau
yang terbentuk sebab proses pelarutan pada
bentuklahan negatif atau berada di bawah rata-
rata permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi
di area kapur (karst) oleh air hujan yang
mengandung CO2. Bentuklahan yang negatif
pada area karst (pegunungan kapur) antara
lain doline. Doline yaitu ledokan atau lubang
yang berbentuk corong pada batugamping atau
batu kapur dengan diameter dari beberapa
meter saja sampai1 km dengan kedalaman dari
beberapa meter sampai ratusan meter.
e) Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake)
terbentuk akibat proses pemotongan saluran
sungai meander secara alami dan ditinggalkan
oleh alirannya. Sungai ini terputus dari
sungai induknya dan sumber air yang diperoleh
hanya dari air hujan. Besar danau bervariasi sesuai
dengan ukuran sungai yang membentuknya.
f) Bendungan atau Waduk
Bendungan atau waduk, yaitu danau yang sengaja
dibuat manusia dengan cara membendung aliran
sungai. Waduk dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit
tenaga listrik. Selain itu, dengan dibangunnya
waduk maka air dapat diatur sesuai keperluan,
Contoh pada musim hujan, sebagian air disimpan
dan pada musim kemarau air bendungan
dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai
keperluan lainnya. Contohnya waduk Jatiluhur,
Waduk Cirata, Waduk Saguling, Karangkates,
Gajahmungkur, , .
2) Sungai
Sungai yaitu aliran air yang secara alami mengalir
dari area yang tinggi ke area yang lebih rendah dan memanjang menuju laut. Sebuah sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Masing-masing bagian ini memiliki ciri tersendiri. Sungai pada bagian hulu biasanya memiliki arus yang kuat sebagai akibat dari kemiringan lerengnya. sebab kuatnya arus, maka pengikisan yang dominan yaitu pengikisan atau erosi vertikal yang mengikis dasar sungai. sebab itu, sungai di area ini memiliki penampang berbentuk huruf V.
Pada bagian tengah kekuatan arus mulai berkurang
sebagai akibat semakin landainya lereng. Kekuatan
erosi semakin berimbang antara erosi vertikal dan erosi horizontal. sebab itu, badan sungai lebih lebar dan berbelok-belok. Aliran air juga agak lambat.
Pada bagian hilir, kekuatan arus semakin jauh
berkurang dan erosi yang dominan yaitu erosi
horizontal. Akibatnya, sungai menjadi lebih lebar
dibandingkan dengan bagian lainnya. Aliran sungai
yang semakin lambat dan lemah membuat bentuk
sungai menjadi berkelok-kelok. Kelokan sungai
kadang berpindah-pindah, sehingga ada aliran
sungai yang sudah terpotong yang dinamakan sungai
mati berbentuk ladam atau tapal kuda (oxbow lake).
Dilihat dari sumber airnya, sungai dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sungai hujan,
sungai gletser, dan sungai campuran.
a) Sungai hujan
Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya
berasal dari air hujan. Besar kecilnya debit atau
aliran air pada sungai ini akan dipengaruhi oleh
luas dan bentuk area Aliran Sungai (DAS).
DAS yaitu suatu area pengaliran sungai yang
dibatasi oleh punggungan yang memisahkannya
dengan DAS yang berdekatan. Semakin luas DAS,
aliran air sungai akan semakin besar. Variasi aliran
air sungai juga ditentukan oleh kondisi tutupan
lahan pada DAS. Pada DAS yang hutannya masih
terjaga, variasi debit antara musim hujan dan musim
kemarau relatif kecil. namun , pada DAS yang sudah
rusak hutannya, debit alirannya akan kecil bahkan
kering namun pada musim hujan akan meluap atau
banjir. Mengapa demikian? Diskusikanlah dengan
teman dan guru .
b) Sungai gletser
Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya
berasal dari es yang mencair. sebab sumbernya
berasal dari es mencair maka tentu saja pada
musim panas volume air sungai akan lebih besar
dibanding musim dingin. Pada musim panas
banyak es yang mencair sehingga aliran air
semakin besar, sebaliknya pada musim dingin.
Sungai Gangga dan Brahmaputera di India
termasuk jenis sungai ini.
c) Sungai Campuran
Sesuai dengan namanya, sungai ini yaitu
sungai yang sumbernya dari air hujan dan es
yang mencair. Sungai Digul dan Membramo
yaitu contoh sugai jenis ini. Es yang
mencair berasal dari Pegunungan Jayawijaya.
Air sungai sudah dimanfaatkan oleh manusia
untuk berbagai keperluan. Pemanfaatan air sungai
di antaranya yaitu :
a. sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian;
b. sebagai pembangkit Tenaga Listrik (PLTA) ;
c. sebagai prasarana lalu lintas;
d. sebagai sumber pangan berwujud ikan dan beberapa
binatang lainya;
e. sebagai tempat budidaya ikan air tawar;
f. sebagai sarana kebutuhan rumah tangga seperti
cuci, mandi dan kakus (MCK).
Sungai-sungai di Kalimantan banyak yang di-
gunakan untuk sarana transportasi. Perahu dapat
bergerak sampai jauh ke pedalaman sebab airnya
tidak terlalu deras. Bahkan, banyak penduduk di
area ini yang menjadikan sungai sebagai tempat
berjualan seperti di Banjarmasin.
Sayangnya sungai-sungai di Indonesia, terutama
di Pulau Jawa sudah mengalami kerusakan. Banyak
sungai yang airnya sudah tidak nampak jernih akibat
rusaknya hutan di area hulu dan aktivitas perta-
nian. Bahkan, sungai-sungai di Pulau Jawa sudah
banyak yang tercemar limbah industri, sehingga tidak
lagi memungkinkan banyak makhluk hidup, terutama
ikan untuk hidup di sana.
3. Air Tanah
Air tanah yaitu bagian dari air yang berada di
bawah permukaan tanah yang mengisi secara penuh
ruang antar butir tanah atau pada lapisan jenuh
(saturated zone). Air ini tentunya berasal dari
hasil resapan air dari permukaan tanah (infiltrasi).
Hasil resapan ini mengisi pori-pori/rongga antar
partikel tanah. Jika infiltrasi ini terus berlangsung,
maka air yang berada diantara partikel tanah ini
bergerak terus ke bawah sebab beratnya (gaya
gravitasi) mengisi lapisan tanah paling bawah dan
akhirnya terbentuklah airtanah (groundwater). Pada
lapisan jenuh tadi, rongga diantara partikel tanah
terisi penuh oleh air. Zone yang jenuh atau terisi
penuh dengan air dinamakan lapisan aquifer.
Kondisi air tanah pada lapisan aquifer ada yang
dalam keadaan tertutup oleh lapisan impermeabel
(air tanah terkekang atau confined water) dan ada pula yang tidak tertutup lapisan impermeabel (air tanah bebas atau free water). Pada titik tertentu airtanah yang tertekan dapat muncul ke permukaan sebagai air artesis. berdasar kedalamannya, airtanah dapat dibedakan menjadi airtanah dangkal dan airtanah dalam. Airtanah dangkal yaitu airtanah yang berada
pada pori-pori lapisan tanah teratas. Pori-pori pada
lapisan tanah ini akan terisi saat musim hujan.
Air ini akan turun dan mengisi airtanah dalam
sebab adanya gaya gravitas.
Airtanah dalam dapat ditemukan pada zone
tak jenuh dan zone jenuh. Zone jenuh ditandai oleh
adanya air diantara pori-pori halus yang tertahan
agak lama pada lapisan tanah yang agak padat. Pada zone jenuh, pori-pori tanah terisi penuh oleh air dan airtanah tertahan lebih lama lagi. Air pada zone jenuh sampai pada lapisan batuan induk.
Airtanah tidak tetap bergerak dari tempat yang
tinggi ke tempat yang lebih rendah. sebab itu, di
area lembah atau di area yang lebih rendah,
potensi air tanahnya relatif lebih tinggi dibanding di
area puncak bukit atau gunung. Air hujan yang
masuk ke dalam tanah akan bergerak ke area
yang lebih rendah. Jika pergi ke area yang
tinggi, Contoh bukit atau gunung, maka akan
kesulitan memperoleh air tanah atau airtanahnya
sangat dalam. area yang memiliki curah
hujan yang besar akan memiliki potensi air tanah yang besar pula. namun , jumlahnya akan bervariasi antar berbagai tempat, walaupun dengan kondisi curah hujan yang sama. area ini yaitu :
a. lembah isian yaitu bekas lembah yang terisi material lepas, Contoh pasir dari lahar gunungapi yang menutupi lembah yang luas. Lembah ini
lalu terisi air tanah dari aliran permukaan
maupun bawah permukaan yang berasal dari
area sekitarnya yang lebih tinggi.
b. dataran bajir yang terletak di sekitar sungai
dengan materialnya yang terdiri atas batuan
aluvial.
c. lembah antar pegunungan, yang menerima ailiran air dari pegunungan di sekitarnya.
d. lereng kali di sekitar gunungapi, material
penyusunnya yang lepas hasil letusan gununapi
ini meruipakan akuifer yang mampu menampung air hasil infiltrasi dalam jumlah yang banyak.
Airtanah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
penduduk. biasanya airtanah dimanfaatkan
untuk keperluan air minum, mandi dan mencuci.
Namun seiring dengan semakin banyaknya industri,
airtanah juga dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan berbagai jenis industri. Akibatnya,
volume airtanah semakin berkurang dan kedalaman
airtanah semakin besar. Apalagi banyak industri
yang memanfaatkan airtanah sampai jauh di bawah
permukaan tanah. Pemnafaatan airtanah untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri di
area perkotaan dekat pantai dapat memicu
terjadi intrusi air laut sehingga airtanah menjadi asin. Selain itu, pemanfaatan yang berlebihan juga akan dapat menurunkan permukaan tanah.
3. Zone Laut Menurut Letak dan Ke-
dalamannya berdasar letaknya, laut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laut pedalaman (Continental Sea), laut tepi dan laut pertengahan.
a. Laut Pedalaman (Continental Sea)
Laut pedalaman yaitu laut yang terletak di
antara dua benua. Sesuai dengan namanya laut ini
menjorok ke pedalaman atau dikelilingi oleh daratan. sebab letaknya ini , laut ini tidak dipengaruhi arus samudera dan tidak mengalami pasang surut. Kadar garamnya juga berbeda dengan laut pada biasanya . Contoh laut pedalaman yaitu Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Mati.
b. Laut Tepi
Laut tepi yaitu laut yang ada pada landas
benua atau di benua, namun berhubungan bebas
dengan samudera. sebab letaknya di tepi maka arus pasang samudera mempengaruhi arus di laut tepi. Contoh laut tepi yaitu Laut Jepang, Laut Arab, Laut Utara, dan Laut Cina Selatan.
c. Laut Pertengahan
Laut Pertengahan yaitu Laut yang berada di
tengah-tengah benua. Contoh laut pertengahan yaitu Laut Merah dan Laut Tengah.
berdasar kedalamannya, laut dibagi menjadi
beberapa zone/area pasang, area laut dangkal,
area laut dalam, dan area laut sangat dalam.
a. area Pasang (littoral)
area pasang berwujud kan bagian dari lautan
yang dasarnya kering saat terjadi surut. Ikan tidak
bisa hidup pada area ini, namun beberapa jenis
binatang dapat ditemukan pada area ini.
b. area Laut Dangkal (neritic)
Sesuai dengan namanya, area ini relatif
dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dasar laut. Indonesia memiliki area laut dangkal yang cukup luas seperti landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas kontinen sahul b(Laut Arafuru). area -area ini tentunya menyimpan kekayaan berwujud flora dan fauna. Ciri-ciri
area ini yaitu :
1. paling dalam mencapai 150 meter;
2. sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut;
3. paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut;
c. area Lautan Dalam (bathyal)
area ini berada pada kedalaman antara 150 – 800
meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut seperti pada area laut dangkal. Dengan demikian jumlah dan jenis binatang yang hidup pada area ini lebih sedikit dibanding area laut dangkal.
d. area Lautan Sangat Dalam (abyssal) area ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter.
Dengan kedalaman ini , tumbuhan tidak mampu lagi bertahan sebab tidak ada sinar matahari. sebab itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang sudah beradaptasi dengan lingkungan ini .
4. Batas area Laut
Bagi negara maritim seperti Indonesia, batas laut
yaitu hal yang sangat penting untuk disepakati
aturannya. Hal ini menyangkut kekayaan alam yang
ada di dalamnya dan kedaulatan suatu negara.
Walaupun sampai saat ini terjadi permasalahan dalam penentuan batas area laut dengan negara tetangga terutama Malaysia, sebetulnya Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah menetapkan Hukum Laut Internasional byang dikenal dengan nama UNCLOS (United Nation
Convention on The Law of The Sea) di Jamaika Tahun 1982. Menurut aturan ini , batas Laut Indonesia meliputi batas landas kontinen, batas teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
a. Batas Landas Kontinen
Dari garis pantai ke arah lautan sejauh 200 m,
dasar lautnya menurun secara perlahan-lahan dan
masih menunjukkan ciri sebuah benua. area
ini dikenal dengan nama landas kontinen yaitu
batas dasar laut yang paling tepi. Lautan yang ada
di atasnya, berwujud laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 m.
Batas landas kontinen tentunya tidak sama.
Walaupun demikian, jarak terjauhnya sekitar 200 mil dari garis dasar yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau. Negara yang menguasai batas landas kontinen memiliki hak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di dalam dan di bawah area itu.
b. Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial Indonesia yaitu sejauh 12
mil. Batas ini ditarik dari garis dasar dari pulau-
pulau terluar area Indonesia. Laut yang terletak di
dalam garis dasar dinamakan laut pedalaman.
Pada area laut teritorial, negara memiliki
kedaulatan penuh. Walaupun demikian, negara
yang bersangkutan tetap harus menyediakan jalur
pelayaran lalu lintas damai, baik di atas permukaan
maupun di bawah permukaan air.
c. Zone Ekonomi Ekslusif
Jenis area atau zone laut lainya yang menjadi
hak sebuah negara yaitu Zone Ekonomi Ekslusif
(ZEE) yaitu area laut sejauh 200 mil dari garis dasar ke arah laut bebas sebuah negara kepulauan. Dalam zone ini , negara memiliki hak atau berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati di laut maupun di bawah dasar laut. Negara yang bersangkutan memperoleh kesempatan pertama dalam
pemanfaatannya. Namun demikian, negara ini
memiliki pula kewajiban untuk menghormati lalu lintas
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, yaitu sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat dipakai untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Efek rumah kaca dipicu sebab naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini dipicu oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipan-
tulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat memicu efek rumah kaca yaitu sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) dan
beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon
(CFC). Gas-gas ini memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca sudah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan memicu peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan memicu suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca yaitu sebagai berikut Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari namun sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yaitu melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar ini sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar ini ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan memicu adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat memicu
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan
global memicu mencairnya gunung-gunung es di area kutub yang dapat memicu naiknya permukaan air laut sehingga memicu
negara kepulauan akan memperoleh kan pengaruh yang sangat besar
Eksploitasi = pengambilan sumberdaya yang ada pada suatu lokasi.
Eksplorasi = kegiatan untuk mencari atau menemukan keberadaan sesuatu
sumberdaya.
Geologi = ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan.
Gerakan tektonik = bentukkan berwujud cekungan atau basin sisa dari letusan
gunungapi.
Infiltrasi = proses masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah.
Konservasi = kegiatan untuk melestarikan suatu fungsi di alam, sehingga dapat
terus bermanfaat bagi kehidupan.
Lapisan akuifer = lapisan tanah yang jenuh atau terisi penuh dengan air.
Lapisan jenuh air = suatu lapisan dalam tanah yang pori-porinya terisi penuh oleh air.
Pengembunan = proses berubahnya uap air di udara menjadi titik-titik air sebab
udara sudah melampaui batas kejenuhan dan menempel pada
benda-benda padat di permukaan bumi
Radiasi = perpindahan panas atau energi di ruang transparan.
Tanah aluvial = tanah hasil pengendapan material yang dibawa oleh aliran
air sungai.
Uap air yaitu = air dalam bentuk gas yang ada di udara.
Danau dibedakan antara danau alam dan danau buatan. berdasar proses pembentukannya, danau dibedakan menjadi danau vulkanik, danau tektonik, danau vulkano-tektonik, danau ladam,
danau pelarutan, dan waduk. Dilihat dari sumber airnya, sungai dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran. Zone yang jenuh atau terisi penuh dengan air dinamakan lapisan aquifer. berdasar kedalamannya, airtanah dibedakan menjadi airtanah dangkal dan airtanah dalam. berdasar letaknya, laut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laut pedalaman (Continental Sea), laut tepi dan laut pertengahan. Menurut UNCLOS, batas Laut Indonesia meliputi batas landas kontinen,
batas teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Munculnya pemerintahan kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas
dari pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan India
itu bersentuhan dengan kebudayaan Indonesia.
Persentuhan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari adanya hubungan yang dilakukan oleh orang-orang India dengan orang-orang Indonesia atau sebaliknya. Hubungan itu berawal dari kegiatan perdagangan sehingga pengaruh-pengaruh kebudayaan India dengan mudah masuk ke Indonesia. Terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan India dan kebudayaan Indonesia. Demikian juga dengan pengaruh ajaran Hindu-Budha yang sekarang sudah berkembang menjadi salah satu agama di Indonesia, tidak lepas dari adanya hubungan antara orang-orang India dan orang-orang Indonesia.
1. Proses Masuk dan Berkembang-
nya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke
Indonesia melalui proses yang panjang. Kita perlu
mengkaji pendapat para ahli untuk mengetahui
proses ini . Pendapat para ahli ini memang
masih berwujud dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan dengan bukti dan fakta yang lebih akurat. Meskipun demikian, pendapat ini
cukup berguna untuk memberi pemahaman
tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Berikut ini yaitu pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat ini terbagi dalam dua bagian, antara lain sebagai berikut.
a. Bangsa India yang Aktif
Pendapat ini berusaha menjelaskan mengenai
proses masuk dan berkembangnya kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dengan menekankan
pada peran aktif dari orang-orang India dalam
menyebarkan Hindu-Budha. Orang-orang Indonesia
A. Perkembangan Hindu-Budha Di Indonesia
hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ini . Pendapat mengenai adanya keaktifan orang-orang India dalam menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yaitu sebagai berikut.
1) Hipotesis Waisya
Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom.
NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya
kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang vberdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin musim. jika angin musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India ini menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan wanita pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan warga Indonesia.
2) Hipotesis Ksatria
Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran
kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh
golongan ksatria, yaitu:
a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria
yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada
yang terlibat konflik dalam masalah perebutan
kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan
oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu
kemenangan bagi salah satu kelompok atau
suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah
atas kemenangan itu, ada di antara mereka
yang lalu dinikahkan dengan salah satu
putri dari kepala suku atau kelompok yang
dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria
dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-
Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi.
kemudian berkembanglah tradisi Hindu-Budha
dalam kerajaan di Indonesia.
b. Sama seperti yang diungkap oleh C.C. Berg, Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L. Moens mencoba menghubungkan proses
terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada
awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India
pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5,
ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia saat kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3) Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia
mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India
yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan
Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada
pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang memakai Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. sebab hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.
b. Bangsa Indonesia yang aktif
Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-
orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia yaitu orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Sesudah tiba di Indonesia mereka menyebarkan ajarannya. sebab pengaruhnya
itu, ada di antara tokoh warga yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan kemudian , banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada warga Indonesia yang lain. Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik.
Lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha yaitu salah satu bukti adanya pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Kerajaan-
kerajaan itu antara lain Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Lama (Berpusat di Jawa Tengah), Kerajaan Mataram Lama, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan Kerajaan di Bali.
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di dekat Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini dapat
diketahui dari tujuh buah prasasti (Yupa) yang
ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam.
Prasasti yang berbentuk yupa itu memakai
huruf pallawa dan bahasa sanskerta. Menurut
para ahli, diperkirakan kerajaan Kutai dipengaruhi
oleh kerajaan Hindu di India Selatan. Perkiraan
itu didasarkan dengan membandingkan huruf di
Yupa dengan prasasti-prasasti di India. Dari bentuk
hurufnya, diperkirakan prasasti itu berasal dari
Abad 5 M. jika dibandingkan dengan prasasti di
Tarumanegara, bentuk huruf di kerajaan Kutai jauh
lebih tua. berdasar salah satu isi prasasti Yupa, kita dapat mengetahui nama-nama raja yang pernah memerintah di Kutai, yaitu Kundungga, Aswawarman,
dan Mulawarman. Nama Kundunga tidak dikenal
dalam bahasa India, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa nama ini yaitu nama
asli area ini . Namun masih dalam yupa yang
sama dijelaskan bahwa Kundungga memiliki
anak yang bernama Aswawarman yang memiliki
putra bernama Mulawarman. Dua nama terakhir
yaitu nama yang mengandung unsur India.
maka , salah bukti sudah masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia dapat
dilihat dari penamaan anak dan cucu Kundungga.
Yupa yaitu salah satu
peninggalan kerajaan Kutai.
B. Kerajaan Hindu-Budha
di Indonesia
Bukti lainnya yaitu adanya tulisan dengan huruf
palawa yang pada prasasti Yupa dan bahasa yang
dipakai yaitu sansekerta.
Secara keseluruhan isi yupa menceritakan proses
upacara kurban yang diadakan Raja Mulawarman.
Dia seorang raja besar yang sangat mulia dan ter-
kemuka yang pada masanya Dia memberi 1000
ekor sapi sebagai hadiah kepada para brahmana.
Dari sini dapat dianalisis bahwa warga Kutai
makmur dan bermata pencaharian sebagai petani
dan berternak.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara yaitu kerajaan
tertua di Pulau Jawa yang dipengaruhi kebudayaan
Hindu. Letaknya di Jawa Barat dan diperkirakan
berdiri kurang lebih abad ke–5 M. Sumber sejarah
mengenai kerajaan Tarumanegara dapat diketahui
sumber luar negeri dan dalam negeri. Sumber luar
negeri berasal berita Cina. Berita ini berwujud
catatan perjalanan seorang penjelajah Cina bernama Fa-Hien pada awal abad ke-5 M. Dalam bukunya Fa-Kuo-Chi, ia membuat catatan, bahwa di Ye-Po-Ti banyak ditemukan orang-orang Brahmana. Menurut para ahli yang dimaksud dengan Ye-Po-Ti yaitu Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara. Berita Cina lainnya berasal dari catatan Dinasti Sui, yang menerangkan bahwa sudah datang utusan dari
To-lo-mo yang menghadap Kaisar di negeri Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669. Sesudah itu, nama To-lo-mo tidak terdengar lagi. To-lo-mo itu diidentifikasikan sebagai kerajaan Taruma (Tarumanegara).
Sumber lain mengenai keberadaan kerajaan
Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri yaitu
berwujud prasasti-prasasti yang ditinggalkannya.
Prasasti yang sudah ditemukan sampai saat ini ada tujuh buah. berdasar prasasti inilah dapat diketahui bahwa kerajaan Tarumanegara sudah memperoleh pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu. Prasasti itu memakai hurup Pallawa dan bahasa Sansekerta. maka , Kerajaan Tarumanegara seperti halnya Kerajaan Kutai memperoleh pengaruh dari kerajaan Hindu yang ada di India Selatan. Berikut ini
ketujuh buah prasasti ini yaitu sebagai berikut.
1. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di dekat muara
Cisadane. Pada prasasti ini ada cap sepasang
telapak kaki raja Purnawarman seperti kaki Dewa
Wisnu.