Tampilkan postingan dengan label alibaba jackma 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alibaba jackma 3. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Januari 2025

alibaba jackma 3


 njata yang diperlukan 

adala uang. Jack Ma idak punya uang! West Lake Network adala 

pemain terkuat di angzou saat itu. Ia memiliki modal 300 juta 

yuan dan merupakan anak usaa Cina Telecom. Dari modal dan du-

kungan, Jack Ma jelas kala. Cina Yellow Pages beradapan dengan 

perusaaan raksasa yang memegang palu besi. Jika ia mengacung-

kan tangannya, Jack Ma dan Cina Yellow Pages akan ditekan untuk 

mempertaankan diri sendiri, untuk idak melawan. 

Terlebi lagi, West Lake Network menggunakan takik yang cu-

kup cerdik. Ia menggunakan nama yang mirip dengan Cina Yellow 

Pages, yaitu cinesepage.com dalam baasa Inggris, anya sedikit 

berbeda uruf dengan cinapage.com milik Jack Ma. Trik ini  

sering digunakan dalam persaingan bisnis, namun cukup baik un-

tuk mendapatkan asil. Jika Jack Ma mencoba menuntut, maka ia 

akan kala dari West Lake Network, sebab  mereka mengatakan 

bawa jika diliat lebi dekat, kedua nama ini  idak sama. 

Tak ada yang bisa dilakukan tentang al itu. Seiap kali sese­

orang membuat merek yang bagus, al seperi itu selalu muncul. 

Setela perang yang berantakan, Cina Yellow Pages milik Jack Ma 

kala. Segera setela itu, keadaan menjadi buruk. Tak anya pasar 

mereka menurun, membayar upa staf pun menjadi persoalan.



Jack Ma tak punya pilian selain menyetujui penggabungan. 

West Lake Network akan berinvestasi bersama Cina Yellow Pages 

untuk membuat perusaaan baru. Cina Yellow Pages Jack Ma 

memegang 30% saam sementara West Lake Network memegang 

70% sisanya. Ini jelas berari West Lake Network memiliki jumla 

saam yang jau lebi inggi dalam perusaaan ini . Dari luar 

kesepakatan ini  terliat seperi kesepakatan yang kooperaif, 

tapi kenyataannya, perkembangan Cina Yellow Pages tela diba-

tasi ole West Lake Network.

  

Tak lama setela itu, Jack Ma mengajak imnya ke selatan untuk 

mengembangkan bisnis mereka. Setela sekian waktu, mereka 

kembali ke angzou dan ternyata situasi di sana tela berkem-

bang jau dibandingkan yang mereka bayangkan. Cina Telecom 

(sala satu penyedia layanan mobile pone terbesar Tiongkok), 

yang mengatasi West lake Network, tela menggunakan banyak 

modalnya kusus untuk mendatarkan perusaaan baru. Perusa-

aan ini  adala Cina Yellow Pages. Cina Yellow Pages me-

laap pasar seola tak ada ari esok. Jika orang lain bisa membuat 

website dengan tarif 5.000 yuan, mereka akan melakukannya de-

ngan tarif 1.000 yuan.

Di bulan November 1997, udara dingin yang lembap suda mu-

lai terasa di angzou. Musim dingin suda iba di selatan. Jack Ma 

membawa 40 anggota im Cina Yellow Pages ke kota wisata Tonglu, 

yang terkenal akan lampion-lampion meranya yang menggantung 

di jalan­jalan kota ini . Jack Ma terdiam sepanjang perjalanan 

menuju Tonglu. Mungkin ia merasa lela. Semua orang sangat pe-

ngerian: masa itu adala masa yang sulit baginya. 

Malam itu, Jack Ma meminta restoran yang mereka datangi 

untuk mempersiapkan makanan mewa bagi semua orang. Saat 



mereka mulai makan, perlaan Jack Ma berdiri. Dengan ekspresi 

waja sedi, ia mulai bicara. Itu adala pertama kalinya imnya 

meliatnya bicara tanpa semangat dan gaira. Bukan antusiasme 

yang mereka dengar, namun pernyataan yang singkat dan tegas. 

Jack Ma memutuskan bawa ia arus mundur dari jabatannya 

dan kembali ke ibu kota untuk sekali lagi mencoba menetapkan 

usaa di sana. Ia juga membacakan datar delapan nama staf yang 

akan ikut dengannya. Setela itu, ia kembali duduk. 

Suasana di restoran ini  sangat ening ingga jika jarum 

jatu pun akan terdengar. Namun setela keeningan ini  

berlalu, suasana iba­iba menjadi ramai. Tak ada yang menduga 

ini akan terjadi. Ia bukan saja pendiri Cina Yellow Pages, ia adala 

ai dan jiwa perusaaan ini . Apa jadinya jika perusaaan 

ini  keilangan jiwanya?

Semua orang tau apa arinya pengunduran diri Jack Ma bagi 

Cina Yellow Pages. Tak ada yang bersedia melepasnya pergi. Apa-

ka kerja keras, cobaan, dan jeri paya selama dua taun ini idak 

ada arinya?

Semua orang di ruangan ini  sangat terkejut. Sebagian i-

dak bisa menaan tangis. Suasana makan malam ini  menjadi 

kaku. Banyak yang meminta untuk turut serta dengannya dalam 

ekspedisinya ke utara. Jack Ma mengeraskan ai dan berkata: “Ku-

rasa itu idak mungkin. Cina Yellow Pages arus jalan terus. Jika 

kau meninggalkannya, apa jadinya Cina Yellow Pages nani?”

Sebenarnya, idak muda bagi Jack Ma mengambil keputusan 

ini. Ini mungkin keputusan paling sulit yang perna ia buat. Lagi 

pula, Cina Yellow Pages seperi anak baginya. Ia tela dengan su-

sa paya membesarkannya sejak lair ingga masa anak­anak. Ia 

tela menginvestasikan segalanya ingga membuatnya ke iik di 

mana Cina Yellow Pages bisa mengambil langkanya sendiri seca-

ra independen. Namun, jika ia idak meninggalkannya sekarang, ia 

akan membuat dirinya mengundurkan diri tanpa melakukan apa-

apa. Cina Yellow Pages idak menerima saran­sarannya. Tak ada 



peluang untuk maju dan berkembang di sana. Bakan keberlang-

sungannya terancam. 

Anggota senior Cina Yellow Pages, e Yibing­la yang pertama 

kali mengajukan pengunduran diri. Ia sunggu mara. Berikutnya 

giliran Jack Ma. Ia mengajukan permintaan untuk meninggalkan 

perusaaan. Di akir taun 1997, Pusat E­Commerce Departemen 

Perdagangan Internasional Tiongkok mengundang Jack Ma untuk 

bergabung dengan mereka.

Ia memili delapan dari anggota im awalnya untuk pergi ber-

samanya ke Beijing. Ia   lalu  membagikan 21% dari saam 

perusaaan kepada 32 orang yang tetap inggal untuk mengurus 

Cina Yellow Pages. Jack Ma idak bisa menaan air mata saat ber-

adapan dengan anggota imnya yang tela berada di sampingnya 

melewai begitu banyak kesulitan dalam upaya mereka. Ia idak 

perna bergitu mengejar uang. Setela memberikan semua saam 

yang ia miliki pada teman-teman yang tela bersamanya sebagai 

satu im melewai masa­masa sulit, akirnya ia merasa lega. Ia a-

nya berarap mereka akan terus bekerja dengan giat dan memeik 

asil kerja keras mereka. 

Jack Ma adala orang yang seia. Ia anya mengambil bebera-

pa staf berbakat bersamanya, menyisakan anggota­anggota ini 

im mereka di Cina Yellow Pages. Jack Ma dengan tulus berarap 

Cina Yellow Pages akan terus maju dan berkembang. Ia berkata, 

”Aku meninggalkan Cina Yellow Pages saat perusaaan ini  

baru saja mulai mengasilkan uang. Tu­nove­ taun itu adala 7 

juta.  Bagiku, Cina Yellow Pages seperi anakku sendiri. Apa pun 

yang terjadi dari sekarang, aku idak akan melakukan apa pun yang 

akan menyakiinya.”



Badaling, barat laut Beijing. Di antara orison yang tertutup ka-but dan puncak gunung yang berombak­ombak, Tembok Besar 

Cina meliuk­liuk tak berujung sepanjang mata memandang—me-

ga dan spektakuler, agung dan mengesankan. Tembok Besar Cina 

bagian Beijing memang berbeda. Tembok Cina bagian ini memang 

mendapat pemeliaraan paling baik sejak dikonstruksi ratusan 

taun yang lalu. Melintasi barisan pegunungan Yasan yang inggi 

dan besar, bagian eksterior tembok ini  suda menua namun 

kuat. Tembok itu adala tanda bagi orang-orang yang datang ba-

wa negara Tiongkok adala negara yang tua, kaya, dan menggetar-

kan. Tembok itu kuat dan tak lekang dimakan waktu. 

Sekumpulan pedagang tela berkumpul di sala satu menara 

penjaganya. Jack Ma membeli kaus itam untuk semua orang 

dalam imnya. Kaus ini  kaus biasa, tapi di bagian depannya 

tertulis, “Ia yang belum perna memanjat Tembok Cina bukan pria 

sejai.” Orang­orang tertawa saat meliatnya. Mereka seperinya 

tertarik dengan apa yang Jack Ma coba katakan.

Mereka tela berada di Beijing selama satu taun sekarang. Be-

tapa cepatnya waktu tela berlalu! Dari Cina Yellow Pages ingga 

kekayaan baru yang dimiliki Tiongkok, Jack Ma dan imnya tela 

melalui serangkaian perubaan besar dalam perspekif mereka. 

Mereka disambut ole Kementerian Perdagangan Internasio-

nal saat iba di Beijing. Jack Ma memegang posisi gene­al manage­ 

dari website kementerian ini , Guofutong. Sebelumnya ia te-

la melakukan kontak dengan Kementerian Perdagangan Interna-

sional; ia membantu mereka membuat website pertama mereka. 

Namun kali ini ia langsung berada di sana. Dan ternyata di sana 

sama sekali berbeda dengan apa yang ia kira. 

Jack Ma   lalu  mengaku bawa meskipun ia bukan orang 

yang suka mengelabui orang lain, ia berboong pada rekan-rekan-

nya saat itu. Ia membangun Beijing agar menjadi tempat yang inda 

dan Kementerian Perdagangan Internasional memiliki prospek yang 

sangat bagus. Namun website yang menjadi tanggung jawab mereka 



adala website internal, idak terubung dengan internet. Kemen-

terian Perdagangan Internasional menggunakan website internal 

untuk menerbitkan dokumen-dokumen resmi. Mereka berurusan 

dengan perusaaan­perusaaan milik negara, yang berari mereka 

arus melakukan apa yang diperintakan meskipun mereka mung-

kin memiliki pemikiran yang berbeda. Uang idak jadi masala.

ai Jack Ma idak berada sana. Ia ingin terlibat dengan in-

ternet, dengan sebua website yang terubung dengan jaringan 

informasi global. Dengan itu, ia tak anya bisa membuat sebua 

plaform bagi perusaaan-perusaaan Tiongkok untuk mengiklan-

kan diri, namun juga membuka jalan bagi perusaaan­perusaaan 

asing untuk berdiri di Tiongkok. Tetapi ini tak lebi dari sebua 

ide. Ia tak punya pilian lain selain mematui perinta dan tetap 

berada di mana ia berada. al ini membuat Jack Ma semakin dan 

semakin stres. 

Setaun   lalu , mereka merai sukses besar. Mereka me-

luncurkan plaform perdagangan online untuk expo­t teknologi 

Tiongkok, plaform investasi online, situs pameran komodii eks-

por dan perdagangan internasional, yang direkomendasikan ole 

Cinese Gove­nment Inte­net Enginee­ing sebagai website yang 

sangat luar biasa di taun 1999.

Plaform perdagangan online untuk barang-barang Tiongkok 

adala pertama kalinya pemerinta Tiongkok mengadakan event 

e-comme­ce berskala besar. Si Guangseng, kepala Kementerian 

Perdagangan Internasional saat itu, menyebutnya “pameran da-

gang yang tak ada eninya”. Di saat yang sama, Jack Ma sedang 

bekerja sama dengan Jerry Yang, co-founder Yaoo, membuat pe-

luang bagi Guofutong untuk menjadi agen periklanan eksklusif un-

tuk Yaoo di Tiongkok. Jack Ma masi memberikan performa yang 

memukau meskipun sumber daya yang ia miliki terbatas. Memang 

seperi itula Jack Ma, ia takkan perna mau berpangkutangan dan 

tak berbuat apa­apa. Sejumla media dan rekanannya menyebut 

mereka “im impian”.



Dan memang, website Jack Ma, Guofutong dan plaform da-

gang produk Tiongkok yang bergabung dengan website ini  

merai laba bersi lebi dari 2,8 juta yuan taun itu. Ini berari 

anggota im bisa menikmai kenaikan gaji mereka. Bagi mereka, 

puluan ribu yuan bukan lagi masala besar. 

Sebenarnya, inila keuntungan menjadi bagian dari sistem. 

Seidaknya, mereka diberi pengargaan saat mengasilkan asil 

yang baik, tapi idak perlu menanggung kerugian jika mereka idak 

berasil.

Namun meskipun tampaknya ada banyak kemajuan dalam 

sistem ini , sebenarnya jelas banyak pula kemunduran. Sei-

daknya gaji terlindungi. Jack Ma sendiri berkata ia merasa seperi 

pejabat. Bagaimana mungkin kepala website pemerinta di negara 

yang besar ini idak dianggap pejabat? Meskipun ia berada di posisi 

yang bagus di tempat kerja yang sangat baik, Jack Ma tetap mera-

sa depresi dan resa. Tidak ada saran­sarannya yang disetujui dan 

proposalnya idak diterima. Ia merasa sangat jau dari mimpinya 

menjadi pencipta plaform e-commerce yang memengarui dunia. 

Jack Ma sendiri berkata tujuannya bukan untuk mencari uang, 

tapi untuk melakukan sesuatu. Setela satu taun, ia menyadari 

bawa kementerian bukan tempat yang cocok baginya. 

Setela memperimbangkannya masak­masak, Jack Ma yang 

selalu memiliki ide-ide baru, membuat keputusan. Ia mengumpul-

kan im yang ia bawa bersamanya ke Beijing dan membuat peng-

umuman: “Aku akan memberi iga pilian pada kalian. Pertama, 

pinda ke Yaoo dengan rekomendasiku. Yaoo pasi akan meneri-

ma kalian. Dan gajinya pasi inggi. Kedua, bergabung dengan Sina 

atau Sou (dua perusaaan internet terbesar di Tiongkok), di mana 

gaji kalian juga pasi bagus. Keiga, kembali pulang bersamaku. Gaji 

kalian akan anya sebesar 800 yuan. Kalian arus menyewa tem-

pat inggal yang berjarak lima menit dari tempat inggalku, yang 

akan menjadi kantor kalian. Kalian takkan bisa naik taksi ke tempat 

kerja. Piliannya ada pada kalian semua.”



Setela selesai bicara, Jack Ma duduk dan menunggu. Seperi 

terdakwa di persidangan, Jack Ma menunggu keputusan akim. 

Yang menjadi akim adala imnya, rekan­rekannya, delapan orang 

yang ia bawa dari angzou. 

Kedelapan orang ini tela bersama Jack Ma sejak awal Cina 

Yellow Pages berdiri, memerangi pertempuran ke seluru negeri. 

Sekarang ini mereka tak anya memiliki kemampuan teknikal yang 

luar biasa, mereka juga merupakan ali profesional dalam al on-

line markeing, customer adverising, dan pengembangan e-com-

me­ce. Dan lagi, setela menjalani kerja keras bertaun­taun, 

masing-masing dari mereka memiliki netwo­k dan klien-klien me-

reka sendiri. Mereka adala orang nomor satu dalam al internet 

di Tiongkok saat itu. Sulit menemukan orang lain yang paam ten-

tang internet lebi baik, atau lebi cocok untuk bekerja di perusa-

aan internet daripada mereka.

Jack Ma idak membual. Ia benar­benar bisa memberikan re-

komendasi untuk seiap anggota imnya agar mereka bisa menda-

patkan pekerjaan yang bagus dan idup dengan nyaman di Beijing, 

berkat koneksi yang ia miliki dan kemampuan masing-masing ang-

gota im itu sendiri.

Keika ia selesai bicara, tak ada yang mengatakan apa pun atau 

mencoba membujuknya, sebab  mereka tau itu sia­sia. Yang bisa 

mereka lakukan anyala menentukan pilian. Setela itu mereka 

keluar dari ruangan ini  satu demi satu. Jack Ma memberi me-

reka waktu iga ari untuk memutuskan apaka mereka ingin tetap 

inggal di Beijing atau ikut dengannya untuk mencoba sekali lagi.

Tidak perlu waktu iga ari bagi imnya untuk membuat kepu-

tusan. Sepulu menit   lalu  mereka semua kembali lagi dan 

bersamaan mereka berkata, “Kami akan ikut denganmu!” Saat itu, 

Jack Ma idak bisa menaan air matanya. Apaka ada yang lebi 

berarga dari momen seperi ini?

Tetap bersama di masa sulit, bergandengantangan dalam meng-

adapi kemalangan, idak perna saling meninggalkan—tak ada 



janji yang terucap di sini, tak ada sumpa saudara untuk mai ber-

sama. Kedelapan orang dalam im itu anya menunjukkannya lewat 

indakan mereka bawa mereka idak terpisakan. Mereka akan te-

tap bersama untuk membuat plaform e-comme­ce Tiongkok yang 

akan mengguncangkan dunia. 

Dalam momen itu Jack Ma berkata pada dirinya sendiri, “Te-

man­temanku idak mengecewakan aku. Aku juga idak bole 

mengecewakan mereka! Kami akan kembali dan memulai lagi dari 

nol. Perusaaan yang akan kami bangun idak akan membuat kami 

menyesal.” Mereka menyerakan surat pengunduran diri mereka 

pada Kementerian Perdagangan Internasional bersama-sama. 

  

Inila kisa di balik ari di mana Jack Ma dan imnya mengunjungi 

Tembok Cina. Badaling adala pegunungan yang besar dan curam. 

Tembok Cina berkelok di atas rangkaian pegunungan yang terjal itu, 

melalui lemba­lemba serta puncak­puncaknya. Kemiringan anak 

tangga di bagian tembok yang paling curam ampir verikal. Saat 

mencapai “lereng palawan” mereka semua basa ole keringat. 

Angin dingin yang menusuk tulang berembus melewai lereng 

ini . Di ara utara terdapat barisan pegunungan Yansan yang 

berbaris ingga kejauan sana, naik turun sejau mata meman-

dang. Di ara selatan, kabut berwarna keunguan menyelimui ibu 

kota, atap­atap kuning di atas batu bata berwarna gelap, balok­ba-

lok yang menggantung dan atap-atap melengkung. Di antara me-

reka dan Beijing terdapat gunung Juyongguan, yang berdiri mega 

dan terjal. Kabarnya di sinila Li Zeng, pemimpin pemberontakan 

petani yang mengakiri Dinasi Ming, menembus perbatasan dan 

menuju ibu kota. Semua orang yang mengunjungi tempat ini mera-

sakan beratnya beban sejara dan sifat keberadaan manusia yang 

fana. Mungkin derap langka kuda­kuda dan teriakan perang pun 



terdengar. Sulit untuk idak membiarkan imajinasi kita berkayal 

bebas di tempat seperi ini. Tiba­iba, sala satu anggota im ber-

seru, “Mengapa, mengapa kita arus memberi begitu banyak tapi 

anya menerima balasan yang begitu sedikit?”

Memang, mereka tela memberikan masa paling berarga 

dalam idup mereka, tapi sekarang mereka arus mulai lagi dari 

nol. Jack Ma idak punya jawaban saat itu. Ia anya berjanji pada 

dirinya sendiri bawa ia akan membuat website yang membuat se-

mua orang Tiongkok bangga. Malam itu salju turun dengan lebat di 

Beijing. Mereka kembali ke otel...

Dengan salju berjatuan di sekeliling mereka, mereka menya-

nyikan lagu yang kidmat dan syadu. Malam itu adala malam 

terakir Jack dan imnya di Beijing. Ada sebua rekaman videotape 

yang sangat berarga masi tersimpan di kantor pusat Alibaba. 

Rekaman itu adala rekaman tentang penderitaan dan keidak-

berdayaan, namun juga tentang antusiasme dan idealisme Jack 

Ma dan imnya. Rekaman itu adala catatan masa di mana mereka 

memulai usaa baru mereka. 

  

Di malam berbadai itu mereka kembali ke selatan, ke angzou. 

Setela masa persiapan, Jack Ma dan imnya—yang kini berjumla 

18 orang, seperi 18 Arat, pengikut Budda mula­mula—berkum-

pul di kediamannya di tepi Danau Barat. Mereka berkumpul untuk 

membaas pendirian perusaaan baru. Selain anggota im yang ia 

bawa kembali dari Beijing, sisa dari kedelapan belas orang ini  

adala murid, rekan, dan teman-temannya. Mereka adala orang-

orang yang mengargai dan memercayainya dan tela bekerja ber-

samanya di dunia bisnis sebelumnya. Mereka saling memaami. 

Mereka tela melalui masa sulit bersama sebelumnya dan siap 

untuk mengulanginya lagi. 



Jack Ma bicara dengan perasaan mengenai al ini: “Mulai se-

karang, kita memulai perjalanan besar. Solusi B2B (business to 

business) kita akan merevolusi industri jasa online. Bersama-sama 

kita akan meraba­raba dalam kegelapan. Keika kita menemukan 

sesuatu, kita akan berteriak bersama. Keika aku meminta kalian 

untuk maju menyerang, jangan panik. Lagi pula apa yang perlu di-

takutkan saat kalian maju bersama, dengan senjata dan siap?”

Internet suda memasuki iik di mana ia suda berkembang 

sangat pesat sekarang. Perusaaan-perusaaan yang tela mulai 

dari awal seperi Sina, Sou, dan NetEase, suda berdiri di atas ke-

dua kaki mereka dengan bendera berkibar dengan penu kebang-

gaan di langit. anya e-comme­ce yang masi berantakan. Banyak 

orang ingin meniru Amazon, Yaoo, dan raksasa internet lainnya 

namun gagal. 

Kekuatan dan spesialisasi negara Tiongkok adala meniru orang 

lain. Setela sebua ide diumumkan, mereka bisa menyulapnya 

dalam sekejap. Namun inovasi dan penemuan adala kelemaan 

orang Tiongkok. Diadapkan dengan tugas seperi itu, tak banyak 

yang bisa mereka tawarkan. Jack Ma berbeda. Ia adala individu 

yang luar biasa dan idak mengikui jejak yang diinggalkan ole 

orang lain. Di Asian E­commerce Convenion, ia meliat bawa bi-

dang ini  didominasi ole Amerika dan Eropa. Ia meliat me-

reka mengontrol Asia dengan ketentuan­ketentuan mereka. 

Saat itu belum ada model e-comme­ce yang cocok untuk pasar 

Asia. sebab  itu Jack Ma bertekad untuk membangun plaform e-

comme­ce ari itu. Siang malam ia memimpikan al itu menjadi 

kenyataan.

Seperi apa sebenarnya website B2B Tiongkok akan dibuat? Jack 

Ma menjelaskannya sebagai berikut: “Dalam dunia ekonomi seka-

rang ini, perusaaan-perusaaan besar adala paus yang memakan 

ikan­ikan kecil dan bakan membunu untuk tetap idup. Ikan­ikan 

kecil itu juga bertaan sebab  mencuri sisa makanan si paus, seing-

ga ada ubungan yang saling menguntungkan di antara keduanya.”



“Namun industri internet adala bidang yang sangat individualis-

is. Perusaaan­perusaaan kecil bisa membuat ruang independen 

mereka sendiri secara online. Barang­barang yang ditawarkan lebi 

beragam dan berwarna. Inila yang membuat internet benar­benar 

revolusioner. Jika perusaaan diandaikan seperi orang kaya dan 

miskin, maka internet akan menjadi kerajaan bagi si orang miskin, 

sebab  jumla uang yang dibutukan bagi sebua perusaaan kecil 

dan perusaaan besar untuk membuka website adala sama. Aku 

datang ke sini untuk membawa yang miskin menuju revolusi.”

Singkatnya, Jack Ma ingin membuat website untuk perusaaan-

perusaaan kecil dan menenga. Keika ia meninggalkan Beijing, 

ia suda memperaikan perusaaan­perusaaan kecil dan mene-

nga di Zejiang dan Delta Sungai Yangtze. angzou adala pusat 

dari keduanya; tempat yang tepat untuk memimpin.

Dalam meeing ini , yang rekamannya masi ada, Jack Ma 

mengambil seluru uang yang ada di kantungnya sebelum berkata, 

“Satu­satunya dana yang bole kita keluarkan dalam usaa ini ada-

la sisa uang yang suda kita miliki. Kita idak bole meminjam dari 

teman ataupun keluarga, sebab  besar risikonya kita akan gagal. 

Kita arus mempersiapkan diri mengadapi kemungkinan terbu-

ruk. Tapi, jika aku dipukul ole (juara inju Amerika) Mike Tyson, 

aku akan bangkit dan terus bertarung selama aku idak mai.” Ia 

melanjutkan, “Sekarang, pasikan kalian semua masi menyim-

pang uang untuk makan dan letakkan sisanya di meja. Kalian akan 

anya bisa menjadi pemimpin im. Sementara untuk komandan, 

aku akan mencarinya di tempat lain, sebab  aku juga arus belajar 

dari kalian semua, individu­individu yang sangat cakap.”

Setela jeda ia berkata, “Kita akan membuat perusaaan e-

comme­ce dengan iga tujuan: Pertama, kita arus membuat 

perusaaan yang bertaan minimal 80 taun. Kedua, perusaaan 

kita akan melayani perusaaan­perusaaan berskala kecil dan 

menenga. Keiga, perusaaan kita akan menjadi perusaaan e-

comme­ce terbesar di dunia, dan tergolong dalam sepulu website 

paling top di dunia.”



Tujuan­tujuan yang ia sampaikan sangat ambisius. Apa yang 

dikatakannya membuat denyut nadi seiap orang berdesir. Kede-

lapan belas pengikutnya duduk mengelilingnya dengan mata yang 

berkilat, penu semangat. Sulit untuk mengetaui masa depan 

website e-comme­ce yang baru saja akan dibuat, apalagi meli-

atnya masuk ke dalam datar sepulu situs terbesar dunia. Tapi 

mereka memiliki Jack Ma dan itu suda cukup. Jika Jack Ma bilang 

“sepulu besar” maka mereka bisa masuk sepulu besar.

Tak ada yang menentangnya. Sebaliknya, mereka menunjukkan 

dukungan mereka dengan mengumpulkan uang dengan total nilai 

500.000 yuan. Uang ini  mendanai perjalanan mereka. Saat 

mereka endak meninggalkan pelabuan, pandangan mereka 

terpaku pada ombak yang naik turun di adapan mereka. 500.000 

yuan bukan jumla yang banyak, apalagi jika mereka endak men-

dirikan perusaaan e-comme­ce terbesar di dunia. 

  

Ada sebua legenda Arab tentang kekayaan yang terkenal di selu-

ru dunia. Arab memiliki kebudayaan tua, sama seperi Tiongkok; 

dan keduanya menyukai kekayaan. Sejara mereka yang panjang 

dikisakan dengan cara yang serupa dengan sejara Tiongkok. 

Mereka membuat mitos di mana Alibaba yang jujur, pekerja keras, 

dan berai baik secara idak sengaja menemukan arta karun 

yang bergelimang emas, perak, dan permata dalam petualangan-

nya. sebab  itu, nama Alibaba menjadi sinonim untuk kebaikan, 

kejujuran, dan kekayaan. Adaka nama lain yang lebi gamblang, 

jelas, muda diingat dan penu ari dibandingkan Alibaba untuk 

sebua website yang akan membuka jalan bagi orang biasa menu-

ju kekayaan?

Selama bertaun­taun Jack Ma tetap bangga dengan nama 

website­nya. Namun awalnya, ia menemukan kesulitan yang tak 



terduga saat memili nama ini. Jack Ma memutuskan untuk mem-

beri nama website yang akan ia berikan ‘Alibaba’ setela melaku-

kan banyak peneliian dan invesigasi. Namun setela ia endak 

mendatarkannya, ia mendapat pesan, “Nama domain ini suda 

terdatar”.

Menyera atau lanjut? Cari nama baru atau mencari orang 

yang membuat domain itu? Jack Ma memili pilian kedua kare-

na ia merasa idak ada nama lain yang bisa mengekspresikan jiwa 

website barunya lebi baik dari nama ini. Ia melakukan beberapa 

pencarian dan menemukan bawa website ini  didatarkan 

ole orang Kanada. anya ada satu cara untuk mendapatkan nama 

ini  yaitu dengan membelinya!

Jack Ma bernegosiasi dengan orang Kanada ini  dan ia 

setuju untuk menjualnya searga $10.000 AS. Jack Ma idak ragu. 

Ia menggunakan ampir seperlima dana yang mereka kumpulkan 

untuk membeli nama itu.

Dengan ini, website Tiongkok Alibaba, dikepalai ole Jack Ma, 

sukses terdatar online. Alibaba menjadi milik Jack Ma dan imnya. 

Kepala im markeing Alibaba, Zang Pu, perna menjelaskan ari 

di balik nama ini : “Kami merasa nama Alibaba benar­benar 

tepat. Kenapa? Pertama, sebab  kisa Alibaba adala legenda 

Arab kuno yang terkenal di seluru dunia. Kedua, Alibaba sangat 

muda untuk dieja, dan itu merupakan faktor yang sangat pening 

bagi nama domain di internet, nama domain arus muda diingat 

ole orang lain. Keiga, nama Alibaba punya ari yang sangat kaya. 

Keika orang mendengar kata Alibaba, apa yang pertama kali mun-

cul dalam benak mereka? Tentunya orang akan ingat ‘sim salabim,’ 

sebab  legenda ini  berkisa tentang arta dan kekayaan. 

sebab  itu, orang akan ingat akan ‘sim salabim’ keika mendengar 

kata Alibaba.

“Alibaba adala plaform yang bertujuan melayani bisnis. Ali-

baba adala nama yang sempurna sebab  membuat para pemilik 

bisnis berpikir tentang mengasilkan uang. Di lain sisi, jika orang 



mengetaui kisa aslinya, mereka akan tau bawa toko prota-

gonis dalam kisa ini  adala orang yang jujur dan idak akan 

menipu orang lain.

“sebab  itu nama Alibaba sangat sesuai untuk kami. Kami ingin 

semua orang tau bawa anya bisnis yang jujur yang akan sukses 

di internet. Inila alasan mengapa kami memili Alibaba sebagai 

nama domain kami.”

Zang Pu menjelaskannya dengan sangat baik. Alibaba me-

nyimbolkan iga al: kekayaan, kejujuran, dan keberuntungan. 

Saat itu, perusaaan belum sepenunya berdiri, namun mereka 

bersedia memakai seperlima dari dana awal usaa mereka untuk 

sebua nama domain. Banyak orang idak bisa memaami meng-

apa Jack Ma melakukan al ini, bakan orang­orang yang terdekat 

dengannya. Tapi Jack Ma tetap bersikuku, sebab  ia percaya nama 

ini  sangat berari. 

Di taun 2006, Jack Ma terbuki benar. Laporan urun tentang 

bisnis­bisnis swasta di Tiongkok menyatakan bawa b­and Alibaba 

bernilai $2,7 miliar AS. Tak lama   lalu , Jack Ma mendatarkan 

Alimama dan Alibaobao, menciptakan keluarga Ali—aya, ibu, dan 

anak. Setela meregistrasikan nama, website, dan perusaaan, 

Alibaba perlaan berlayar meninggalkan pelabuan. Peluncuran 

website ini  dilakukan dengan tenang tanpa kemeriaan, ik-

lan besar-besaran ataupun dukungan media. Di tepi Danau Barat, 

di ruma Jack Ma sendiri, 18 orang menyalakan komputer mereka 

dan terubung dengan internet, menandakan berlabunya Alibaba 

dari pelabuan dan memulai perjalanan baru mereka. 

Ada beberapa orang yang berpendapat bawa ini adala sa-

la satu takik bisnis Jack Ma. Dengan meluncurkan website baru 

diam-diam, ia membuat kesan misterius yang akan menarik pera-

ian media dan publik dalam cara yang berbeda. Sebenarnya bukan 

seperi itu. Mereka idak mengadakan kemeriaan anya sebab  

mereka idak punya cukup uang. Di awal Juni taun itu, ‘raksasa’ 

konglomerat Alibaba memiliki segalanya namun tela menga-



biskan dana mereka. Karyawannya anya bisa berpergian dengan 

taksi mura Xiali–mereka idak berani menggunakan mobil yang 

lebi baik. Tubu­tubu yang lela bekerja keras siang dan malam 

di ruma Jack Ma. Mereka minum air panas saat mereka aus dan 

makan mi instan saat mereka lapar. Saat lela, mereka membuat 

tempat idur kecil di lantai. Tanpa diiklankan, idak banyak orang 

yang tau ada sebua perusaaan bernama Alibaba di tepi Danau 

Barat. Namun pekerjaan mereka luar biasa.

Tujuan mereka adala membuat website berskala internasio-

nal. Seperi yang mereka katakan, mereka melewatkan kompeisi 

amair dan langsung menuju Piala Dunia. Mereka menargetkan 

perusaaan­perusaaan asing, yang banyak di antaranya idak 

tau di mana website yang mereka gunakan berlokasi.

Setela beberapa waktu, Business Weekly dari Amerika meliat 

situs ini  dan endak mengadakan wawancara. Mereka idak 

bisa menemukan di mana situs itu, jadi mereka mengerakan se-

luru kemampuan invesigasi mereka. Menurut asil analisis yang 

didapat, mereka berkesimpulan bawa website ini  mungkin 

berada di angzou, Tiongkok.

Pertama-tama Business Weekly mengubungi Kementerian 

Perdagangan Internasional Tiongkok, lalu Kantor Urusan Interna-

sional Provinsi Zejiang. Akirnya, mereka iba di angzou. Jur-

nalis mereka mengubungi Jack Ma dan menemukan kantor me-

reka di Danau Barat. Keika mereka mengetuk pintu dan meliat ke 

dalam, mereka sangat terkejut. Benarka ini kantor Alibaba?

Alibaba suda memiliki beberapa pulu ribu klien saat itu. 

Mereka berlokasi di Amerika, Eropa, dan Jepang, dan suda cukup 

memiliki reputasi internasional. Meskipun plaform mereka suda 

melayani bisnis internasional dan toko-toko bisnis ternama, 

mereka masi bekerja di ruangan yang sama. Para jurnalis ini  

sangat tersentu dengan lingkungan kerja mereka dan tempat­

tempat untuk idur di lantai itu.

Di bulan Mei 1999, sebua media terkenal di angzou me-

nerbitkan arikel berjudul, “Berupaya Terlibat dalam Perdagangan 



Internasional, Alibaba Menolak Wawancara”. Bagaimana mungkin 

website yang ingin melakukan perdagangan internasional menolak 

untuk diwawancarai? Tidak perna ada yang seperi ini. Mengapa 

sebua website perdagangan internasional menolak keunggulan 

media di zaman di mana seiap orang sangat ingin menjadi ter-

kenal?

Pertanyaannya ini imbul dalam benak para reporter dan me-

dia massa. al ini membangkitkan rasa ingin tau mereka. Banyak 

jurnalis mencoba dengan segala cara untuk menemui Alibaba. Jack 

Ma sangat terkejut meliat betapa indakannya mengakibatkan 

asil yang idak terduga. 

Meskipun ia tela melakukan al yang berlawanan dengan me-

narik peraian media, namun yang terjadi mala sebaliknya. Tin-

dakannya mala semakin menarik media dan media menjadi ajang 

promosi cuma­cuma. Business Weekly yang punya pengaru besar 

menerbitkan arikel lengkap yang mengungga tentang Alibaba. 

Kesan misterius, ditamba dengan kemunculan yang iba­iba da-

lam arikel ini  membuat Alibaba terkenal di seluru dunia. 

Jumla pengguna dan it dari website ini  melonjak tajam.

  

Sala satu pernyataan Jack Ma tentang Alibaba idak masuk akal. 

Keika baru memulai, ia berkata ia ingin membangun perusaaan 

yang berusia 80 taun.   lalu , ia menguba angka ini menjadi 

102. Angka ini membuat semua orang tereran­eran, seperi trik 

akrobaik yang didesain untuk mengejutkan penonton. Tidakka 

cukup 100? Bukankan 110 angka yang baik? Kenapa arus ada 

angka dua setela angka 100 itu?

Mari kita liat dulu penjelasan yang ia berikan di taun 1980:

“Seratus rasanya terlalu banyak. Semua orang bicara tentang 

angka seratus, terutama orang Tiongkok. Umur rata­rata sebua 



perusaaan di Tiongkok adala enam ingga tuju taun. anya 

sedikit yang bertaan ingga 13 taun, apalagi 18. Delapan pulu 

taun adala target yang besar!

“Kenapa semua orang arus idup sampai 100 taun? Kurasa 80 

lebi seperi daur idup yang sebenarnya. Semua orang dikandung 

dan dilairkan, mereka tumbu, mereka melewai taun­taun de-

ngan cepat, menua, lalu mai. Kurasa pening bagi kita untuk menen-

tukan basis 80 taun. Kita merayakan ari jadi keempat kita taun 

lalu. Kita masi punya tuju pulu enam taun lagi di adapan kita. 

“Jika kau bertanya padaku apaka perusaaan ini sukses atau 

idak, aku akan menjawab bawa kita arus menunggu 80 taun 

lagi. Jika kami berakir sebelum ari itu iba, maka kami idak ber-

asil. Namun jika kami sekarat setela melewai masa 80 taun itu, 

maka kami tela menang. Aku tak perna berpikir akan untung be-

sar, sebab  perusaaan kami berdiri di atas empat prinsip, di mana 

yang kedua berbunyi jangan perna menjadikan uang prioritas 

pertamamu.”

“Kami ingin menguba idup dari bisnis yang kami layani. Kami 

ingin menciptakan sesuatu yang bernilai bagi masyarakat dan bagi 

klien­klien kami. Inila tujuan utama perusaaan kami.”

Sebagai tambaan atas apa yang kala itu ia katakan tentang 

target 80 taunnya itu, Jack Ma memberikan penjelasan lebi jau 

pada sebua forum web di kota Dongguan:

“Slogan awal kami di taun 2000 adala idup selama 80 ta-

un. Kami idak asal­asalan menyebutkan angka ini. Kami memi-

kirkannya dengan saksama. Di taun 1999, banyak orang dalam 

industri internet melarikan diri setela perusaaannya terdatar di 

pasar selama baru delapan bulan. Semua orang di Tiongkok berka-

ta bawa Anda bisa mengasilkan uang di internet. Namun kemu-

dian semua orang meninggalkannya. Aku idak kawair seberapa 

lama Anda akan menunggu untuk meliat. anya orang­orang 

yang idak sabar yang akan menjadi lela dan pergi setela mereka 

mendengar 80 taun.”



Itula penjelasan Jack Ma tentang mengapa ia pada awalnya 

ingin mendirikan perusaaan yang akan berdiri selama 80 taun. 

Jika Anda membaca baik­baik, Anda akan bisa meliat sifatnya 

yang ambisius dan rasa tanggung jawabnya teradap para klien. 

Apa yang sebenarnya ia maksudkan saat ia berkata ia idak terlalu 

peduli dengan uang? Apa tujuan sebua perusaaan jika bukan 

mengasilkan uang?

Sebenarnya, pengusaa ini, yang mengagumi Feng Qingyang 

dalam novel­novel Jin Yong, bicara tentang akal seat. Keika ia 

berkata bawa uang jangan menjadi prioritas nomor satu, yang ia 

maksudkan adala biarla uang menjadi prioritas nomor dua atau 

iga. Memang, bisnis ininya mengasilkan uang, tapi janganla 

dijadikan prioritas pertama. Gunakan metode­metode yang idak 

terdeteksi tapi membuakan asil yang nyata—itu gaya Jack Ma. 

Kalau begitu apa tujuan utama Alibaba? Menguba bisnis yang 

mereka layani dan menciptakan sesuatu yang bernilai bagi masya-

rakat dan para klien. Setela masyarakat dan klien memiliki nilai 

ini , maka al yang ingin mereka rai akan datang dengan 

sendirinya. Ini adala strategi yang jau lebi superior daripada 

sekadar mencari uang. Jika anya mencari uang, Anda mungkin 

bisa bertaan satu atau dua ari, atau mungkin beberapa taun. 

Namun tak akan mungkin bertaan ingga 80 taun. 

Inila yang membuat ide Jack Ma unik. Prinsip itula yang 

menjadi panduan di balik metode keberasilan dan kinerja bisnis 

Alibaba. Di taun 2004, Alibaba suda berjalan selama lima taun. 

Dalam perayaan taun kelimanya itula Jack Ma menguba tujuan 

mereka dari 80 menjadi 102 taun. sebab  Alibaba lair di taun 

terakir dari abad ke­20, maka rentang idup Alibaba akan ber-

langsung melewai iga abad, menjadikannya sala satu perusaa-

an terbesar di Tiongkok. 

Mimpi yang Anda miliki di awal sangat pening dalam menentu-

kan seberapa jau Anda akan melangka. Alibaba bertujuan untuk 

menjadi perusaaan internasional legendaris yang akan bertaan 



melewai iga abad dari pertama kali berdiri di taun 1999, taun 

terakir dari abad ke­20, ingga 2101, taun pertama di abad ke­

22. Mereka bisa memaksimalkan janji mereka untuk menjamin 

minat para klien dengan pembangunan yang stabil dan terus-

menerus.

Jack Ma juga berkata, “Kami ingin membuat perusaaan Tiongkok 

yang ebat. Di perayaan ulang taun perusaaan ke­10 di taun 

2009, kami ingin masuk datar 500 perusaaan terbaik di dunia.”

“Takik Anda adala ketaanan idup, jadi aku ingin semua 

orang bereni mengejar kesuksesan yang belum mereka rai. 

Keika orang suda merasa sukses, maka upaya mereka mulai me-

nurun. Kami idak bicara tentang kegagalan. Kami idak menerima 

kesuksesan. Kami ingin bertaan ingga 102 taun.

“Sebelumnya 80 taun. Banyak orang keluar saat aku menye-

butkan angka itu. Sekarang aku ingin menjadikannya 102 taun. 

Kami ingin bertaan ingga 100 taun, dan dua taun ekstra agar 

mencapai abad berikutnya. Jika aku bangkrut di tanggal 30 Desem-

ber 2099, maka aku bisa dibilang idak sukses.”

“Banyak perusaaan mencari peluang untuk mendapatkan 

uang. Aku, di sisi lain, menelii kekuatan di balik perusaaan­per-

usaaan yang tela bertaan lebi dari 100 taun agar target 102 

taunku bisa tercapai. “

“Perbedaan terbesar Alibaba dibandingkan perusaaan lainnya 

adala kekuatan yang memberikan kami daya untuk mendirikan 

suatu organisasi, menciptakan suatu budaya dan sebua sistem. Ini 

adala tentang pembangunan suatu sistem dengan departemen 

keuangan, departemen operasional, dan im pelaksana. Ini adala 

tentang penetapan sebua sistem yang dimulai dari perekrutan 

karyawan ingga pelaian, pengembangan, dan seluru karier 

mereka. “

“Inila mengapa Alibaba idak mendatar ke luar negeri untuk 

keuntungan sementara. Alibaba baru berusia tuju taun. Kami 

masi arus bekerja 95 taun lagi dan ada banyak kemampuan­



kemampuan pening yang arus kami pelajari. Aku ingin kakiku 

tetap menapak di atas bumi. Aku idak mau Alibaba menjadi per-

usaaan internasional selama aku menjadi kepalanya. Aku idak 

sanggup. Tapi aku sangat yakin penerusku mampu melakukannya.”

  

Di akir Mei 1999, saat Alibaba mengadapi krisis pendanaan, to-

ko baru muncul datang ke adapan Jack Ma. Berwaja alus, de-

ngan kacamata segi empat, dan mulut yang tegas. Ia mengenakan 

jas yang rapi dan sepatu kulit. Dengan sikapnya yang selalu tenang 

dan terkendali, ia memberikan angin segar. Siapaka dia?

Ia bernama Cai Congxin dan ia datang dengan ­esume yang 

mengesankan. Lair dari keluarga presigius di Taiwan, ia dikirim ke 

Amerika untuk belajar di usia 13 taun. Setela itu, ia kulia di Yale 

University mempelajari Ekonomi Asia Timur sebelum melanjutkan 

ke jenjang doktoral. Di taun 1990 ia sukses melewai ujian ukum 

di New York dan mulai memberikan layanan ukum pajak. Di taun 

1994 ia memegang posisi wakil ketua dan penasiat ukum pada 

sebua perusaaan investasi asing yang bergerak dalam bidang 

investasi dan akuisisi. Di taun 1995, ia menjadi wakil ketua dan 

manajer investasi ingkat atas pada sebua anak perusaaan di 

Eropa Utara yang memegang porsi saam terbesar dalam industri 

ini . Ia mengawasi dana investasi ekuitas swasta Asia perusa-

aan ini . 

Dari ­esume-nya, terliat jelas bawa ia berpendidikan inggi 

dan merupakan investor yang sangat berpengalaman. Terlebi lagi, 

fokusnya adala Asia, di mana Alibaba berlokasi. 

Alibaba memiliki reputasi yang lebi baik di luar negeri diban-

dingkan di negaranya sendiri saat itu dan pada tanggal 10 Maret 

1999, Alibaba meluncurkan website berbaasa Inggris. Langka ini 

menarik peraian sejumla media internasional termasuk Fo­bes 



dan Newsweek Magazine. Semakin dan semakin banyak orang 

mulai tertarik dengan website e-comme­ce bernama Alibaba yang 

iba­iba muncul ini.

Berinvestasi di perusaaan­perusaaan internet ampir men-

jadi tren saat itu, saat di mana internet mengalami perkembangan 

yang sangat pesat. Alibaba adala situs yang berkembang pesat 

dalam sektor e-comme­ce. Alibaba adala perusaaan muda yang 

penu energi, sebab nya populer dan banyak yang mengenalnya. 

Terlebi lagi, e-comme­ce sedang memasuki periode perkem-

bangan utamanya. sebab  itu, Cai Congxin mengunjungi angzou 

di bulan Mei 1999. Targetnya adala Jack Ma dan Alibaba.

Ia dan Jack Ma setuju untuk bertemu. Pertemuan itu adala 

sebua diskusi panjang. Jack Ma idak menganggapnya sebagai 

pertemuan yang spesial dibandingkan pertemuan-pertemuan lain-

nya yang ia lakukan saat itu. Pada seiap pertemuan selalu Jack Ma 

yang berbicara sementar lawan bicaranya mendengarkan. 

Ia bicara tanpa eni tentang e-comme­ce, tentang Alibaba, 

tentang target 80 taunnya, ide ebatnya, dan menjadi sala satu 

dari 500 perusaaan terbaik di dunia. Cai Congxin cukup sering 

menginterupsinya, tapi selebinya seperinya ia anya memerlu-

kan dua pasang telinga, sebab  mulutnya idak lagi berfungsi.

  lalu  sebua perasaan mulai bangkit dalam dirinya: rasa 

percaya, semangat, ambisi, idealisme, berputar­putar dalam ge-

lombang panas mulai dari perutnya dan perlaan menyebar ke 

tungkai dan lututnya dan akirnya ke seluru bagian tubunya. Ia 

sadar dirinya terbawa dan terserap ole kata­kata Jack Ma. 

Ini bukan kayalan, ini kenyataan. Talenta bicara Jack Ma, 

bersama dengan prospek cera Alibaba dan latar belakang Cai 

Congxin dalam bidang investasi internasional, pemaamannya 

tentang industri internet dan Alibaba, memberikan prospek yang 

sangat menarik.

Faktor utama yang menarik peraiannya adala kepandaian 

Jack Ma berbicara. Kedua adala prospek tak terbatas dari industri 



e-comme­ce, dan yang terakir adala gagasan dan intelektualnya 

sendiri. 

Seseorang perna membuat perbandingan yang sangat jelas: 

anak ayam akan keluar dari telurnya jika mendapatkan keangat-

an, tapi batu akan tetap menjadi batu tak peduli berapa pun suu-

nya. Cai Congxin memiliki pengalaman bisnis di banyak negara di 

seluru dunia. Ia berpendidikan, berani, dan banyak akal. Ia adala 

investor yang berpengalaman dan pemain bisnis internasional. Ia 

idak akan beruba pikiran anya sebab  percakapan sederana. 

Ia meliat Jack Ma, meskipun tubunya kecil, secara alami ber-

bakat menjadi seorang pemimpin dalam bisnis. Ia memiliki sema-

cam pesona yang dapat membuat imnya merai target sulit yang 

ia tentukan. Sambil melambaikan tangannya, Cai Congxin berka-

ta, “Jack Ma, bagaimana kalau kau mengajakku jalan­jalan meliat 

perusaaanmu?”

Jack Ma sejenak merasa agak ragu. Perusaaan? Kantornya 

masi sederana seperi dulu. Tapi tak ada gunanya bersembunyi, 

sebab  Cai Congxin menatapnya dengan tegas. 

Jack Ma tak punya pilian lain. Ia mengantarnya jalan­jalan ke 

rumanya di tepi Danau Barat. Congxin melompat terkejut saat ia 

membuka pintu. 

Ke­18 Arat ini  masi penu tenaga meskipun tela be-

kerja selama 24 jam, kasur­kasur di lantai, mi instan dan air pui. 

Dalam ruangan seadanya itu, mereka melayani klien-klien dari ber-

bagai penjuru dunia, membuat peluang bisnis terbaik bagi mereka 

dan   lalu  menjadi sala satu 500 perusaaan terbaik di dunia. 

Cai Congxin   lalu  menole ke ara Jack Ma. Pria bertu-

bu kecil yang tadi bicara tanpa sungkan sama sekali idak menun-

jukkan tanda­tanda penyesalan. Mala ia mengulurkan tangan 

dan berkata, “Silakan, Mr. Cai, inila kantor pusat perusaaan Ali 

kami.”

Congxin adala seorang pebisnis dan cendekia. Ia tak anya 

memaami cara bisnis bekerja, namun juga memandang idup se-



peri seorang ilsuf. Saat itu, ia terpana meliat sekumpulan orang 

yang gila kerja dan menolak mengakui kalau mereka lela. Setela 

berbincang­bincang, ia meliat bawa staf di sini sangat percaya 

diri dan antusias dengan apa yang mereka kerjakan. Jika ada yang 

namanya orang idak waras, maka di ruangan ini ia menemukan 

sekelompok orang yang idak waras.

Mereka percaya pada janji 80 taun dan 500 perusaaan ter-

baik di dunia. Mereka percaya pada Jack Ma, pria bertubu pen-

dek yang akan membawakan mereka masa depan yang cera. Cai 

Congxin berada di sana untuk waktu yang lama menginspeksi 

fasilitas mereka. Penampilan luarnya yang dingin terus­menerus 

dilelekan ole gelombang panas kata­kata Jack Ma, ingga sulit 

baginya untuk menenangkan diri. 

Mungkin ia meliat upaya mengejar idealisme dalam diri Jack 

Ma. Di kantor Alibaba, ia meliat fondasi, kepercayaan yang kuat, 

dan gambaran yang jelas akan masa depan. 

Congxin idak mengatakan apa­apa saat itu. Ia anya menjabat 

tangan Jack Ma erat­erat dan berkata, “Sampai jumpa lagi!” Jack 

Ma tak kuasa merasa terkejut. Congxin tela jau­jau datang ke 

angzou untuk berinvestasi, tapi yang ia katakan anya, “Sampai 

jumpa lagi”, dan sama sekali idak membaas soal investasi.

Jack Ma adala orang yang banyak akal, jadi ia idak akan mem-

biarkan ikan besar lolos dari jaringnya. Dengan segera ia bertanya, 

“Mr. Cai, bagaimana dengan program investasi Anda?”

“Aku akan pergi ke ong Kong untuk memberikan laporan pada 

kantor pusat. Kita baas al itu lain waktu.” Cai Congxin mening-

galkan Jack Ma dengan arapan yang sedikit terkoyak sebelum ter-

bang kembali dengan penerbangan langsung ke ong Kong. 

Dua minggu   lalu  ia kembali. Ia idak melanggar janjinya. 

Mata Jack Ma bersinar saat meliat seorang wanita canik berdiri 

di sampingnya. Cai Congxin memperkenalkannya: “Ini adala 

kepala perusaaan Alibaba dan manajer dari calon sala satu 500 

perusaaan terbaik dunia, Jack Ma. Ini istriku.”



Jack Ma sangat menyambut mereka. Di bulan Juni 1999, Ali-

baba tela mengabiskan seiap sen dari 500.000 yuan dana awal 

mereka. Dari mana uang untuk membayar gaji bulan depan? Jack 

Ma dan stafnya idak tau pasi. Ternyata Congxin­la yang akan 

menjadi penyelamat mereka. 

Jack Ma cukup pintar untuk menyadari bawa, sebab  Cong-

xin datang untuk kedua kalinya, ada kesempatan ia akan memili 

untuk berinvestasi. Jika idak, tak ada alasan baginya untuk datang 

kembali ke angzou atau Jack Ma. 

Ia berkata pada dirinya sendiri, “Tetap tenang.” Congxin tela 

menunjukkan minatnya, jadi Jack Ma tak perlu terliat menyedi-

kan atau putus asa. Akan lebi baik baginya untuk tetap menunjuk-

kan sedikit sikap tak acu: “Aku mungkin idak tertarik enta Anda 

akan berinvestasi atau idak!”

Dengan sikap seperi ini Jack Ma bisa menjamin bawa inves-

tor idak akan mengajukan persyaratan yang terlalu ketat dalam 

kontrak. Jack Ma memiliki pikiran bisnis yang cerdik, jadi wajar jika 

inila reaksi pertamanya. Ia paam betul prinsip utama dalam ber-

bisnis ini. 

Namun, Cai Congxin masi belum mengatakan apa pun soal 

investasi. Mereka seperi terkunci dalam pertandingan gulat. Ke-

duanya idak bersedia menyebutkan soal investasi, membiarkan 

proses ini  berkepanjangan. Seperinya masala administrasi 

idak lagi pening dan jadwal arian mereka diisi ole kegiatan­ke-

giatan yang dilakukan ole dua orang teman dan bukan dua orang 

rekan bisnis. 

Seperinya mereka bergani peran sekarang. Cai Congxin lebi 

banyak bicara dibandingkan Jack Ma, yang sibuk menganisipasi 

kapan Congxin akan mengajukan proposal, sebab  si investorla 

yang perlu tau lebi banyak tentang piak satunya.  Ini adala 

satu­satunya cara untuk mengindarkannya keilangan modal dan 

memaksimalkan keuntungan. 

Namun seperinya Congxin ingin bicara tentang apa saja 

kecuali investasi. Yang paling banyak ia tanyakan adala tentang 



teman­teman dan keluarga Jack Ma. Ia mengangkat topik­topik 

seperi Istana Musim Panas di Beijing dan sajak dari puisi terkenal 

yang ditulis ole Wang Ansi di masa Dinasi Song tentang wilaya 

Jiangsu: angin musim semi mengembuskan kesegaran ke tepian-

tepian Sungai Yangtze.” Ini semua adala topik­topik percakapan 

yang pribadi, dan sama sekali tak berkaitan dengan bisnis. 

Jack Ma menjawab pertanyaan­pertanyaannya tanpa benar­

benar memikirkan jawabannya. Ia masi menunggu­nunggu saat 

di mana Congxin berali ke masala investasi. Mereka seperi dua 

peinju Tai boxing ulung, saling mengitari, keduanya idak mau 

menyerang duluan. 

Suatu ari, Jack Ma memutuskan ia idak bisa menunggu lagi. 

Ia mau bicara langsung. Ia mengajak Cai Congxin dan istrinya naik 

perau di Danau Barat. ari itu angat dan cera. Danau Barat in-

da seperi biasanya, seperi seorang wanita canik yang anggun 

dan penu perasaan. Malu-malu namun rama, Danau Barat me-

nyambut mereka. 

Mereka iba ampir di tenga danau. Di kejauan, paviliun­pa-

viliun terliat terselubungi kabut ipis. Di dekat Jalan Su, landma­k 

terkenal dari Dinasi Song Utara, poon­poon willow menari 

dengan anggun. Duduk di bagian buritan perau, Jack Ma merasa 

waktunya tepat. Ia idak bisa dan idak mau menunggu lebi lama 

lagi. Saat ia membuka mulutnya, endak mengajukan pertanyaan 

yang suda berputar­putar dalam benaknya sekian lama, iba­iba 

ia meliat Congxin, yang duduk di depannya, melempar kayunya 

dan berpaling untuk bicara padanya: “Aku mundur dari jabatanku 

di ong Kong. Aku ingin bergabung bersama Alibaba dan bekerja 

bersamamu. Bagaimana menurutmu?”

Tak ada angin berembus. Permukaan danau sepenunya tenang. 

Danau Barat bagaikan seorang wanita yang menaan napasnya di 

bawa mereka. Di kejauan, sepasang burung layang­layang ungu 

terbang cepat melintasi air, menimbulkan riak di permukaan.



Jack Ma menatap Congxin dalam­dalam, namun ekspresinya 

benar­benar serius dan tak menunjukkan tanda­tanda kalau ia ber-

gurau. Istrinya mengangguk, seola berkata, “Itu benar!”

Jack Ma langsung berdiri, ingga perau ini  oleng ke kanan 

dan ke kiri, ia   lalu  ingat ia idak sedang berada di daratan dan 

cepat­cepat duduk kembali. “Mr. Cai! Kau bercanda, kan? Aku idak 

sanggup mempekerjakanmu! Gajimu di ong Kong mencapai enam 

digit. Di sini kau anya akan memperole 500 yuan per bulan!”

Sebelumnya, istri Congxin idak berkata apa­apa, namun kali 

itu ia menyela dan berkata, “Jika kamu idak membiarkannya ber-

gabung denganmu sekarang, kau mungkin akan menyesalinya se-

panjang idupmu.”

Congxin berkata, “Itu benar. Aku bakan membawa istriku ke-

mari. Jika itu bukan berari aku ingin inggal di sini, maka aku idak 

tau apa itu arinya. Tolong terimala aku!” Jack Ma memandang 

waja mereka sekali lagi. Ia menyadari bawa keputusan Congxin 

tela dibuat berdasarkan perimbangan yang sangat ai­ai dan 

tela disetujui ole istrinya. Seperinya keputusan Congxin suda 

bulat. 

Jack Ma berpikir sejenak,   lalu  menjawab, “Baikla. Meli-

atmu suda membulatkan tekad, maka silakan bergabung dengan 

kami! Kamu bisa mulai dengan membantu mengurus keuangan 

kami. Kebetulan kami membutukan seseorang yang ali tentang 

ukum dan ekonomi seperi dirimu.”

Naninya terbuki bawa bergabungnya Cai Congxin ke Aliba-

ba saat itu adala sesuatu yang sangat krusial. Seberapa pening-

nya idak teritung. Waktu juga membukikan bawa Cai Congxin 

memang layak disebut orang nomor satu dalam dunia bisnis. De-

ngan sekali meliat, ia menyadari potensi Jack Ma dan imnya, dan 

kemungkinan tak terbatas bagi masa depan Alibaba. Jika idak, tak 

mungkin ia menyerakan posisinya yang sangat baik di ong Kong 

untuk bergabung dengan perusaaan yang karyawannya idur di 

lantai. 



Jack Ma memiliki pesonanya, imnya memiliki antusiasme yang 

sangat inggi, dan Cai Congxin memiliki pengliatan yang tajam. 

Percakapan di atas perau kecil itu seperinya memutuskan ba-

nyak al, tapi pada akirnya percakapan itu membukikan dengan 

jelas iga poin yang disebutkan di atas. Congxin segera kembali ke 

kantor pusat di ong Kong untuk menyerakan surat pengunduran 

dirinya. 

Saat Cai Congxin bergabung dengan Alibaba, para pendukung, 

investor, dan pemegang saam bakan idak memiliki perjanji-

an