Tampilkan postingan dengan label yahudi menggenggam dunia 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yahudi menggenggam dunia 5. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Januari 2025

yahudi menggenggam dunia 5

 



dapi hukuman setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya 

Lincoln, berarti jalan untuk menguasai perekonomian Amerika terbuka 

seluruhnya bagi para pemilik modal Yahudi internasional. 

 i


D. Manuver Kekayaan 

 

Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir. Namun 

di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal internasional, yaitu 

kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan perekonomian 

Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain dengan sistem 

keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya sistem keuangan 

Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri itu memiliki 

kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang kekayaan 

sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi para pemilik 

modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga kemandiriannya dalam 

sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh pergolakan naik-turunnya 

sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh karena itu, para pemilik 

modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa menguasai keuangan 

Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan seperti itu. Untuk 

menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional langsung melakukan 

langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus salah seorang agen 

mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang sebanyak 500 ribu dolar 

Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang rencananya akan diberikan 

kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di samping untuk pembiayaan 

proyek yang telah direncanakan. Mulailah kegiatan mempengaruhi hati nurani 

dan perusakannya sekaligus, sehingga para pemilik modal berhasil mengajukan 

sebuah proposal undang-undang kepada Kongres. Orang yang mengajukan 

yaitu  senator John Shirman sendiri. Undang-undang ini disahkan tahun 1873 

dengan sebutan innocent, yaitu" Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang 

Logam". Dari butir-butir undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik 

perhatian, seolah hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata 

di sela-sela undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang 

itu, pihak pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka 

berhasil mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite 

keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai 

dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan mata 

uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum dan 

kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang 

menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada 

tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha 

untuk menanggulangi krisis tersebut dalam waktu terbatas. Namun bank-bank 

yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di Eropa. 

Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika, menekankan 

keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan ukuran nilai 

harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman harus 

berdasarkan nota tersebut. Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika 

menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari 

pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai 

harga perak. 

 


Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah tersebut 

di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika. 

Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang 

yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu. 

Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan 

propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para 

pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi, dan 

dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini bangsa 

Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi tersebut pihak yang memikul tanggung 

jawab yaitu  pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal Yahudi 

internasional tetap tersembunyi dari balik layar. 

 

Setelah langkah tersebut berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih 

jauh, setelah mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi 

perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional mengadakan 

pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile, 

yang keduanya mewakili Bank Amerika. saat  keduanya kembali ke Amerika, 

kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak 

untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di 

atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional, 

terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut : 

 

1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York. 

 

2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia, 

Amerika Serikat. 

 

3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris. 

 

4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda. 

 

Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild. Setelah itu, mereka 

melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian Amerika. Pada tahun 1901 

mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan gabungan Morgan-Dicksile bisa 

membeli saham perusahaan Hains-Morris, yang memiliki sejumlah bank, 

perkapalan, beberapa industri besi baja dan lainlain. Semua itu jatuh berpindah 

ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendisendi perekonomian Amerika telah 

berada di tangan mereka. Dengan kata lain, mereka telah bisa ikut mencampuri 

urusan pemilihan umum. Maka dengan mudah calon presiden yang didukung 

oleh mereka saat  itu, yaitu Theodore Roosevelt menaiki kursi kepresidenan 

Amerika Serikat. 

 

Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang 

kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi 

pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai 

mengadakan penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan 


kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang 

dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran. 

 

Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator 

Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau 

dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile. 

Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika. 

Utusan itu yaitu  Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam 

mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia 

bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. Setelah beberapa 

saat, seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob 

Steve. Ia yaitu  figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia 

internasional. Ia yaitu  orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris 

dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa revolusi 

Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah bergabung 

dengan mereka. 

 

E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910 

 

Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu 

di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik yaitu  senator 

Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan 

Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini, 

karena pada dasarnya para partisipan yaitu  para pialang ekonomi seluruh 

Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank 

International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaanperusahaan 

milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat Cohen-Lobe, 

yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan memiliki beberapa 

pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya Davidson. Bank 

International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles Torton. Kemudian 

Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang terkaya di dunia juga 

hadir. Dan yang terakhir yaitu  Benjamin Strong, salah satu bankir kenamaan di 

Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di dunia yang terletak di 

London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli Morgan pernah membuat 

goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907, di mana para pemilik modal 

dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat besar. 

 

Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia. 

Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang beritanya 

dimuat dalam koran-koran besar. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengetahui 

satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta konferensi. Yang 

mereka ketahui kemudian yaitu , bahwa kereta khusus yang mengangkut para 

peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di negara bagian Georgia, 

milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata umum. Pertemuan itu diikuti 

oleh para pakar ekonomi dan keuangan, transportasi, industri berat, dan 

dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan mengenai masalah yang mereka 


bahas. Namun hasil dari pertemuan itu menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli 

Terselubung yang menguasai urat nadi perekonomian Amerika Serikat telah 

didirikan oleh para peserta. Monopoli ini mengadakan perang terhadap lembaga 

keuangan nasional Amerika. Sebuah klub khusus juga telah mereka bentuk 

dengan mengambil nama 'Klub Nama Pertama' (First Name Club), yang 

anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri. Klub ini dimaksudkan untuk bisa 

menjamin keamanan setiap kegiatan yang datang dari pihak luar. 

 

Aldrick setelah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah 

rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres, dan 

dia sendiri yaitu  anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai 

kepala komisi keuangan Amerika Serikat. Akan tetapi, ia sebenarnya punya 

tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika. 

Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos 

yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia 

Pertama, yang pada saat itu belum pecah. 

 

Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang 

mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I dan 

II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi yang 

mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada tahun 

1914, yaitu saat  Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika disahkan, 

jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu, dibagikan 

kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika. Keuntungan 

yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus Kongres nomor 

8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi senilai 

23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang cadangan 

pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu berlipat 

menjadi 45 milyar US dolar. Ini yaitu  angka yang diumumkan. Dengan kata 

lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa mengeruk 

keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi, rakyat 

Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu mengira, bahwa 

undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin kepentingan rakyat 

biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka berkeyakinan, bahwa undang-

undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak akan bangkrut dan 

keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka tidak tahu, bahwa 

keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal Monopoli yang terselubung. 

 


 

V. KONSPIRASI DAN MASYARAKAT RUSIA 

 

A. Rahasia Sebelum Revolusi 

 

Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya 

goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya 

mengalami luka parah. Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi 

negerinya. Ia mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan 

langkah untuk mempersatukan lapisan masyarakat yang porak-poranda akibat 

perang itu. Di antara undang-undang baru itu yaitu  dihapuskannya hukuman 

pembuangan, yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak 

1772, yaitu suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di 

suatu tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau 

bekerja di ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan 

penduduk asli Rusia. 

 

Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang 

ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi 

berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada masalah ekonomi. Ia merasa cemas 

melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan 

perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan masyarakat yang tidak 

mau membaur dengan masyarakat Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan 

bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu 

Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya, 

dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan 

peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah 

umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang, 

harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak 

Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan 

masyarakat terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam 

pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya 

tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak 

Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi. 

 

Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia 

yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia 

telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas 

dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli yaitu  golongan 

Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada masa 

sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka menemukan 

beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah, dengan alasan 

agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan instruksi kepada 

seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar pada seluruh instansi 

pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang diberikan kepada warga Rusia 

lainnya. 


 

Kebijakan Czar Alexander II sebenarnya mengandung niat baik terhadap 

kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan 

tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang 

punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa 

langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam 

masyarakat Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas 

mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian 

di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat 

beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus 

disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah 

menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing terjadinya 

kerusuhan. 

 

Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk 

membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan, 

tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak 

Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan 

terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia 

Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan misterius 

pada tahun 1881. 

 

Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang antara 

dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud oleh 

Konspirasi yaitu  : 

 

 Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis, 

ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang 

berperang itu. 

 Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat 

perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi 

mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka. 

 

Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah 

modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik Universitas 

itu, edisi bulan Oktober 1881 : 

 

"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau 

benar-benar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga 

keuangan Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar 

perang ini terjadi. Terompet Yahudi yang paling besar perannya yaitu  mass-

media mereka yang berpusat di Wina, ibukota kerajaan Austria." 

 

Pembunuhan atas diri Alexander menimbulkan gelombang kekerasan di seluruh 

Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di mana-mana, 

sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk menanggulangi 


hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan mengubah 

politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi. Kebijakan ini 

dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan Peraturan Mei, 

karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam peraturan ini terdapat 

larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi Yahudi. Para pendukung 

peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya. Dalihnya, kalau Czar 

Alexander II dengan segala sikap toleransi dan kebijakannya tidak bisa membuat 

orang Yahudi puas dan berterima kasih, maka berarti mereka tidak akan puas 

dengan budi baik apa pun yang diberikan oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini 

telah benar-benar tunduk di bawah kehendak mereka. 

 

Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa 

muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas 

nasib itu sebenarnya yaitu  para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan 

Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok 

Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru, 

Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap 

peraturan baru tersebut. Kemudian Czar berjanji untuk mengadakan 

penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap 

orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada 

tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan 

resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut : 

 

"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa 

tahun kepada orang Yahudi, dan masalah yang dihadapi oleh mereka, serta 

hubungan mereka dengan rakyat Rusia lainnya. Akan tetapi, pemerintah melihat 

para pemeluk agama Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku 

orang-orang Yahudi dalam semua lapangan pekerjaan dan perekonomian. 

Semua itu terjadi karena ulah tangan mereka selama 20 tahun. Mereka bukan 

saja memonopoli perdagangan dan hampir seluruh lapangan kerja secara 

sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka melakukan hal yang sama 

dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah. Pemerintah telah 

mengadakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam bentuk 

organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan 

negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh 

negeri mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat tingkah 

orang Yahudi yaitu  masyarakat kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit 

melakukan tindak kekerasan melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah 

mengambil kebijakan, di satu sisi melindungi orang Yahudi dari tindak 

kekerasan, dan di sisi lain bertanggung jawab menegakkan keadilan dan 

kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahud menindas dan mengganggu 

orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan negara." 

 

Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya 

undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas 

terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para 


ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang Yahudi. 

Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian dan 

kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir Yahudi. 

Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap orang 

Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, mengadakan kegagalan 

misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu bertekad mencari 

strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang paling diandalkan oleh 

para sesepuh Yahudi yaitu  ekonomi dan keuangan yang mereka miliki. 

Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia di seluruh dunia, 

dengan menggunakan pengaruh keuangan yang mereka miliki di seluruh Eropa. 

Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi dan pemasaran barang-

barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam krisis ekonomi yang parah, 

dan kas negara makin habis terkuras, yang mencapai puncaknya pada tahun 

1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan dan kekacauan di seluruh wilayah 

Rusia dengan dukungan dana dari Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial 

melanda segenap lapisan masyarakat yang merasa terkena jepitan ekonomi. 

Fenomena ini terus berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia. 

 

Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh dari 

golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan pahit 

getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan 

ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur 

revolusioner makin sering mengadakan kegiatan yang kelak bisa menyebar 

benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat 

peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, saat  pada tahun 1905 krisis itu 

mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia. 

Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga kerajaan 

Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya. 

 

Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia 

mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi 

yang dialami yaitu  akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung. Gejala 

ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian besarnya, 

seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah faham Karl 

Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi Eropa terus 

mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang dirancang dari 

sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan negara Eropa 

lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara nasional bangsa 

Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan sebagai balas dendam 

terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka tersedia tempat berlindung 

yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang bersifat internasional yang 

aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini dipimpin oleh seorang Yahudi 

Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak berhasil mendirikan sebuah 

negara Zionis Israel. 

 


Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di 

Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda. 

Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia tahun 

1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai pendidikan yang 

terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah anak Yahudi yang 

bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul pembunuhan atas diri 

Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya beberapa kata yang 

terdapat dalam undang-undang Mei, yang memperbolehkan orang Yahudi hidup 

dengan bebas hanya terbatas dalam ghetto-ghetto khusus bagi mereka.  

 

Berikutnya menyusul lagi pembunuhan terhadap Yogdanovich, gubernur Uka 

pada tahun 1903. Kemudian pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri 

Rusia tahun 1904, dan pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar 

sendiri. Pemberontakan 1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal 

Durbachiev, karena Konspirasi tidak mampu menghadapinya secara terbuka. 

Lalu mereka mencari jalan lain untuk membunuh dari belakang pada tahun 

berikutnya. Pembunuhan yang terjadi beruntun, dan kekacauan yang 

berkepanjangan itu membuat Czar Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan 

pernyataan dengan menunjuk hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok 

kerusuhan, krisis ekonomi dan pembunuhan politik tersebut. Akan tetapi, 

golongan Komunis yang telah berhasil mendapat dukungan luas, dengan 

memakai nama partai Sosialis Revolusioner merancang untuk membunuh Czar 

dengan membentuk kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh 

Yahudi berdarah dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev. 

Kemudian dua orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander 

Olianov untuk bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar 

Alexander III. Akan tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov 

ditangkap oleh pasukan keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini 

menyebabkan adik Olianov bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu 

bergabung pada partai Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa 

tahun kemudian dikenal dengan nama Lenin. 

 

Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang 

tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu melawan 

gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang melawan 

krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan oleh tangan 

Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara Rusia dan 

Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah membuat 

program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di Amerika 

mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang. Pengiriman dana 

besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program Konspirasi dihentikan 

sesaat  oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat yang sama kelompok 

sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok Rothschild, khususnya 

para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di seluruh tempat strategis 

melakukan aksinya dengan memutuskan jalur perbekalan militer dan logistik, 

khususnya jalur kereta api yang mengangkut perbekalan Rusia menuju Timur 


jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porak-poranda. Rencana ini benar-benar 

dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini dunia terkejut untuk kesekian kalinya 

atas kekalahan sebuah kerajaan besar Rusia di hadapan pasukan Jepang yang 

kecil itu. Sejarah masih tetap bertanyatanya kebingungan mengenai sebab-

sebab kekalahan yang tidak masuk akal itu. 

 

Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat 

tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas 

internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan 

Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang 

melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebabsebab 

yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam 

perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya 

sebagai berikut : 

 

"Anda tahu dan Anda yaitu  seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin 

Anda akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi 

Amerika, kecuali berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah 

memerangi kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan 

mereka, serta tidak menjamin hak mereka." 

 

Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam 

jawabannya itu. Ia sendiri yaitu  orang yang bertanggungjawab mengenai 

dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda 

Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah revolusi 

Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass media 

internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat kasus itu 

dalam edisi 20 Februari 1932. 

 

B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik 

 

Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman 

merencanakan mengadakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi 

ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London. Dalam 

konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang berpihak 

kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di Rusia makin 

memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur kerajaan Czar 

makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan mematikan dari 

Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu sebuah negara 

yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya. 

 

Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab 

yang menimbulkan bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia 

yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para 

buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya yang 

timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan 


revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang 

pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama Father 

Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini membuat 

para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh istana dan 

para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering diundang 

untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai masalah. saat  

terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat dari 

kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan buruh 

untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga 

merencanakan mengadakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai 

menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan 

surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak 

kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan menggunakan 

kekerasan. 

 

Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran 

diadakan pada tanggal tersebut di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat 

buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju 

istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang. 

Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan kepatuhan 

mereka terhadap Czar. Namun saat  mereka sampai di depan pintu istana, tiba-

tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam sejarah Rusia 

dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan senapan mesin 

membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban jatuh berserakan 

menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang sejumlah besar lainnya 

mengalami luka parah. Siapakah sebenarnya orang yang berada di balik 

pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada di luar kota San 

Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan, bahwa perintah 

penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana Czar, dan ia 

yaitu  pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh Konspirasi 

Internasional. 

 

Pembantaian kejam tersebut menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan 

pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar 

mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna 

menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah tersebut, beberapa hari ini setelah 

kejadian. Czar juga mengadakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan absolut 

menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk membentuk badan 

legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar memberi amnesti kepada 

para tawanan politik. Di antara tawanan yang mendapat amnesti yaitu  Lenin, 

Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan Manshevik lainnya. Akan tetapi, 

kebebasan mereka justru membuat suhu kekacauan dan pembangkangan lebih 

panas. 

 

Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut 

dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi 


pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia 

berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam 

rancangan. Akan tetapi, perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok 

Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut perhitungan 

mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa disalahkan kalau 

punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia pada saat itu telah 

jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi. 

Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap sesaat . Pemogokan umum 

dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di Rusia. Kemudian 

disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg (Leningrad sekarang) pada 

tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu menyusul lahirnya deklarasi sebuah 

pemerintahan baru. Kemudian Trotsky, seorang tokoh Yahudi Komunis 

kenamaan mengumumkan diri sebagai pimpinan revolusi Manshevik. Akan 

tetapi, terhadap kekuatan yang menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu 

mengatasinya. Dana yang selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan 

kelompok teroris dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan 

juga diperangi, sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San 

Petersburg dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16 

Desember 1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat 

giliran menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang 

Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan 

perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi. 

 

C. Lenin dan Revolusi Merah 

 

Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota Smirsk, 

terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif dalam 

bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan pemerintah, 

sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah menengah dan 

perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang cukup pada masa itu, 

Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar Rusia. Pada masa 

mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat saudara kandungnya, 

Alexander Olianov dihukum mati, setelah mengadakan usaha pembunuhan 

terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin segera bergabung pada 

gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi seperguruan tingginya. 

 

Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri 

demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul 

dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan 

revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak 

menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis 

jelita Yahudi. 

 

Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang 

terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para 

pemilik modal Yahudi internasional yaitu  pihak perancang dan pendukung 


dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk 

menghubunghubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu 

berlanjutnya persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner 

sepanjang sejarah, dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah 

petunjuk dan instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah 

Vladimir berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh 

revolusioner internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-

langkah mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa 

perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang yang 

dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih sebagai agen 

utama dalam revolusi Komunis di Rusia. 

 

Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis revolusi 

dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss yaitu  pusat yang penting bagi 

para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri ke Swiss pada 

tahun 1895 dalam usia 25 tahun, setelah saudaranya dihukum mati oleh Czar. Di 

sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam pengasingan. Dalam 

sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena kecerdasan dan 

wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung dengan para tokoh 

Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh Yahudi. Di sana ia 

bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satusatunya di antara 

mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch Kslarud, Yulius 

Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain. Mereka lalu mendirikan 

perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan nama Kelompok 

Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum saat  itu masih berusia sangat 

muda seperti Lenin. Akan tetapi, ia sudah dikenal sebagai anggota teroris yang 

sadis dan berdarah dingin, saat  masih hidup dalam ghetto. Kelak ia menjadi 

pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah nama julukan untuk dirinya, 

yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov menjuluki dirinya dengan sebutan 

revolusioner, Lenin. 

 

Lenin kembali dari Swiss setelah membekali diri dengan berbagai pengalaman 

baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia 

bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam 

mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg. 

Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan 

menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan 

penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin dan 

kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun 1897, 

kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia 

diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup 

dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu saat  Czar memberikan amnesti 

umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan73 

kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu 

lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi. 


Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan 

Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada tiga 

tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin sendiri 

bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky 

bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman 

ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari 

Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk 

distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand 

Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai 

dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi. 

 

Eskire pernah memuat ajakan untuk mengadakan pertemuan umum bagi 

gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels ibukota 

Belgia. Akan tetapi, pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan pertemuan 

itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di kota London, 

seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris itu yaitu  

negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan seperti itu 

boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang adanya 

hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk menyetujui 

permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan pihak 

terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai negara 

adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal 

internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang 

menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu, yaitu 

kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok Bolsevick di 

bawah pimpinan Lenin. 

 

Setelah mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah 

pertemuan lagi untuk membahas masalah revolusi dan hasil yang telah mereka 

capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91 utusan 

dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di samping itu 

hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah pimpinan seorang 

wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai Komunis Jerman di 

bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael Ivahamovich. Maka jumlah 

peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali ini diserang habis-habisan 

oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah menyalahgunakan dana dalam 

jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana diperoleh. Dalam pertemuan itu 

muncul seorang tokoh muda selain Lenin, bernama Stalin. Di antara keputusan 

yang diambil dalam pertemuan itu yaitu  keharusan untuk bekerja keras dan 

maju terus, di bawah satu komando yang ditopang dengan propaganda mass 

media secara luas dan terorganisir. 

 

Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama 

PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham 

Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri duduk 

sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky. Sedang 

William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia 

Create PDF by http://ebyinfo.co.cc 

Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc 

96 

pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan nama 

GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang oleh 

Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov. 

 

Satu hal yang perlu diingat di sini yaitu  bahwa seluruh pimpinan redaksi kedua 

harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior, selain 

Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis kenamaan 

telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia menerbitkan 

sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua tokoh Yahudi di 

antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung dengan Lenin, yaitu 

Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk kelompok tiga 

serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin meninggal dunia 

tahun 1924. 

 

D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah 

 

Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, setelah revolusi Manshevik bisa 

ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi 

oleh banyak pihak. Ia lalu mengadakan reformasi dalam pemerintahannya, dan 

membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan 

tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai 

majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu dipilih 

untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah dengan 

perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan 

mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undang 

undang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur 

undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan 

kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap.  

 

Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner lebih 

tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun dari 

golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari kekuatan 

terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di Rusia. Untuk 

itu, mereka sepakat mengadakan rencana untuk menghabisi hidup Stolibin, yang 

bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar dalam sejarah negeri itu. 

Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya selalu gagal. Akhirnya 

Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama Morday Yogovov di sebuah 

auditorium kota Kiev tahun 1911. 

 

Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah 

perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti mengadakan 

persekongkolan untuk menimbulkan kerusuhan dan ketidakstabilan. Maka 

muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti pernah dialami oleh 

Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang skandal sosial, moral dan 

seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana dan istri tokoh 

masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena suap-menyuap 

William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia 

Create PDF by http://ebyinfo.co.cc 

Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc 

97 

muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di seluruh lapisan 

masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga Czar. Pesta-pora 

gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para pejabat menjadi lahan 

subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah fenomena yang dideskripsikan 

oleh kekuatan terselubung lewat mass-media dan alat propaganda lainnya. 

Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan isapan jempol, namun di situ 

terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan sumber jaringan propaganda 

demoralisasi. Tidak lain tokoh ini yaitu  setan berjubah pastor, Rasputin sendiri, 

yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk mempersiapkan pecahnya revolusi 

Rusia, persis seperti peran yang dimainkan oleh Coderlos De Lalco dalam 

revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah terjadi lagi dalam sejarah, karena 

merupakan hasil dari perancang yang sama. Rasputin yang memiliki kharisma 

besar dan teguh pendirian itu telah bisa menguasai istana dengan jalan 

mendekati permaisuri Czar yang putranya sakit-sakitan, karena ia bisa 

meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa menyembuhkan putranya. Faktor 

'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga Rasputin bisa masuk ke istana, karena 

Czar Nicholey II memiliki kepribadian lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey 

memiliki kepribadian kuat, bermoral dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan 

rakyatnya mungkin akan berbeda dan terhindar dari pembantaian Minggu itu. 

 

Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan 

sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan faham 

atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner. Rasputin 

sendiri yaitu  orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup permissive, 

sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup yaitu  untuk mencapai kenikmatan 

lahir-batin sepuas-puasnya. Setelah itu lalu membersihkan batin kembali dan 

menyelamatkannya'. Rasputin mendapat banyak pengikut berkat kedudukannya 

sebagai pendeta, dan persahabatannya dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-

benar menimbulkan arus demoralisasi besar-besaran, terutama setelah ia 

dengan isyarat dari kekuatan terselubung di balik layar berhasil menciptakan 

suasana permisif dalam istana, yang belum pernah terjadi di Rusia selama itu, 

persis seperti suasana Royal Palais di Perancis menjelang pecahnya revolusi. 

 

Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi yang 

ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa sebagai 

permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan. Dalam Perang 

Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda Bolshevik dan 

Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan rakyat dan angkatan 

bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih menempati posisi 

penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi sejak Rusia perang 

melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan bahan propaganda 

kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan cemas di dalam 

negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin dekat, ibarat 

lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui sebagai 

seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang Rasputin 

ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua itu. Apalagi 

William G. Carr – Yahudi Menggenggam Dunia 

Create PDF by http://ebyinfo.co.cc 

Ebook Collection http://ebyinfo.co.cc 

98 

markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga lebih mudah ia 

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan istana. 

 

Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu 

masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral, dan 

jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil 

menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk 

merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke Rusia. 

Setelah saat yang tepat tiba, mereka akan mengadakan perang jalanan di kota-

kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak awal 

tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan supply 

kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai dirasakan 

penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri dari orang 

Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan perampokan di 

mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para perusuh disertai 

dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan terselubung itu. Maka 

lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. Pihak pemerintah telah 

mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905, sehingga untuk 

menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir panjang dalam situasi 

seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi terus berjalan tertib. Para 

tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk memancing kekerasan. Mulailah 

terdengar suara tembakan senjata api yang diarahkan kepada para demonstran 

dari tempat tersembunyi yang telah diatur. Tembakan itu seolah datang dari 

pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan ratusan lainnya menderita luka-

luka. Kekacauan berkembang menjadi kekerasan dan kebrutalan. Apalagi 

setelah para demonstran dengan berapi-api berhasil membongkar penjara, dan 

melepaskan narapidana yang segera menyebar ke mana-mana dengan 

membakar gedung-gedung dan mengadakan perampokan di jalan-jalan. Saat itu 

Czar sedang keluar untu