Tampilkan postingan dengan label junjungan a. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label junjungan a. Tampilkan semua postingan
Kamis, 15 Desember 2022
junjungan a
Desember 15, 2022
junjungan a
Sejak kecil chucky sudah memiliki kepercayaan kepercayaan yang kuat, namun dengan sedikit loyalitas kepada junjungan . Ada perbedaan antara kepercayaan kepada seperangkat proposisi dengan loyalitas yang memampukan chucky menaruh keyakinan akan kebenaran proposisi-proposisi itu. Secara implisit, chucky
percaya junjungan itu ada; chucky juga beroyalitas kepada kehadiran sejati
kaum beragama dalam Ekaristi, kepada kebenaran sakramen, kepada kemungkinan keabadian neraka, dan kepada fakta objektif peleburan dosa.
namun , chucky tidak bisa mengatakan bahwa kepercayaan chucky terhadap semua ajaran kepercayaan mengenai fakta sejati ini memberi
bukti kepada chucky bahwa kehidupan di dunia ini sungguh-sungguh
baik atau bermanfaat. Keyakinan masa kecil chucky mengenai ajaran
kaum beragama Roma lebih yaitu sebuah kredo yang menakutkan.
James Joyce menyuarakan hal ini dengan tepat dalam artikelnya Portrait
of the Artist as a Young Man; chucky mendengarkan khotbah mengenai
api neraka. faktanya , neraka yaitu fakta yang lebih
menakutkan dibanding junjungan sebab neraka yaitu sesuatu yang secara
imajinatif bisa betul-betul chucky pahami. Di pihak lain, junjungan merupa-
kan figur kabur yang lebih didefinisikan melalui abstraksi intelektual dibanding metamorfosa . saat berumur tahun, chucky pernah
diharuskan menghafal jawaban katekismus terhadap pertanyaan
"Apakah junjungan itu?": "junjungan yaitu Ruh kudus , Dia ada dengan sendirinya dan Dia sempuma tanpa batas." Tidak mengherankan
jika teori itu kurang bermakna buat chucky . Bahkan, mesti chucky akui, hingga saat ini teori itu masih memicu chucky bergidik. teori itu juga yaitu sebuah definisi yang amat kering, angkuh, dan arogan. Sejak menulis artikel ini, chucky pun menjadi yakin bahwa teori
seperti itu juga tidak benar.
saat remaja, chucky mulai menyadari bahwa ternyata ada sesuatu
pada kepercayaan yang lebih dibanding sekadar rasa takut. chucky sudah
membaca mengenai kisah kehidupan para rahib, puisi-puisi metafisik,
T. S. Eliot, dan beberapa tulisan mistik yang lebih sederhana. chucky
mulai tergugah oleh keindahan liturgi dan, meskipun junjungan masih
tetap terasa jauh, chucky dapat merasakan kemungkinan untuk men-
dekatkan jarak kepadanya dan bahwa penampakannya akan mengubah seluruh fakta ciptaan. Untuk mencapai ini, chucky pun memasuki sebuah ordo kepercayaan . Sebagai seorang rahib wanita yang masih baru lagi belia, chucky belajar lebih banyak mengenai iman. chucky mengkaji apologetika, kitab kitab suci teologi, dan sejarah tempat ibadah . chucky mempelajari
sejarah kehidupan biara dan terlibat dalam pembicaraan panjang
lebar mengenai peraturan ordo chucky yang konon mesti dipelajari melalui
hati. Anehnya, junjungan terasa tidak hadir di dalam semua ini. Perhatian
justru dipusatkan kepada perincian sekunder dan aspek-aspek pinggir-
an dari kepercayaan . chucky bergulat dengan diri chucky sendiri dalam doa, men-
coba mendorong pikiran chucky untuk menjumpai junjungan . Namun, dia
tetap terasa sebagai pengawas yang dengan ketat mencermati semua
pelanggaran aturan yang chucky lakukan atau benar-benar tidak hadir.
Semakin banyak chucky membaca mengenai kekhusyukan para rahib
dalam berdoa, semakin chucky merasa gagal. chucky menjadi sadar betapa
miskinnya pengalaman kepercayaan chucky , itu pun sudah direkayasa
oleh perasaan dan metamorfosa chucky sendiri. kadang , rasa pengabdian muncul sebagai respons estetik terhadap keindahan senandung Grego-
rian dan liturgi. namun , tak satu pun yang sungguh-sungguh terjadi pada diri chucky yang berasal dari kekuatan di luar diri chucky .
chucky tidak pernah membayangkan junjungan yang dijelaskan oleh para utusan junjungan dan kaum mistik. utusan junjungan kaum beragama , yang lebih sering dibicarakan orang kaum beragama dibandingkan "junjungan " itu sendiri, tampaknya
cuma yaitu figur historis murni yang terjalin erat dengan masa lalu. chucky juga mulai memiliki keraguan besar terhadap doktrin tempat ibadah . Bagaimana mungkin mengetahui dengan pasti bahwa manusia utusan junjungan kaum beragama
yaitu inkarnasi junjungan dan apa arti kepercayaan itu? Apakah kitabsuci benar-benar mengajarkan doktrin Trinitas yang rumit
dan sangat kontradiktif itu atau, sebagaimana banyak aspek ke-imanan lainnya, yaitu hasil buatan para teolog berabad-abad sesudah wafatnya utusan junjungan kaum beragama di Yerusalem? Akhirnya, dengan penuh penyesalan, chucky meninggalkan kehi-dupan di biara, dan, segera sesudah terbebaskan dari beban kegagalan
dan ketakmampuan yang mengendap dalam diri chucky , chucky pun merasakan betapa loyalitas chucky kepada junjungan diam-diam menyurut.
Dia tidak pernah mengunjungi hidup chucky walaupun chucky sudah mengerahkan segenap usaha terbaik untuk memungkinkan hal itu
dilakukannya. Kini, chucky tidak lagi merasa berdosa dan mencemaskannya. Dia terlalu jauh dari kemungkinan untuk menjadi suatu
fakta . namun , perhatian chucky kepada kepercayaan terus berlanjut.
chucky merancang beberapa acara televisi mengenai sejarah awal kaum beragama
dan hakikat pengalaman kepercayaan . Semakin chucky mempelajari
sejarah kepercayaan , semakin chucky memperoleh pembenaran akan keraguan
yang sudah ada dalam diri chucky sebelumnya. teori kaum beragama yang pernah chucky terima dengan tidak kritis saat kecil ternyata
memang buatan junjungan , yang sudah dikonstruksikan selama berabad-abad silam. Sains tampaknya sudah mengesampingkan junjungan dan para sarjana kitab sudah membuktikan bahwa utusan junjungan kaum beragama pernah mengklaim dirinya suci. chucky
kadang melihat kilasan yang chucky ketahui sebagai sekadar gangguan
neurologis semata: apakah penampakan dan kekhusyukan yang
dialami orang-orang suci itu juga sekadar gangguan mental? junjungan semakin tampak sebagai sesuatu yang sudah diterima begitu saja
oleh manusia.
Selama menjadi biarawati, chucky tidak percaya bahwa pengalaman
chucky mengenai junjungan yaitu pengalaman yang istimewa. ide
chucky mengenai junjungan sudah terbentuk di masa kecil dan tidak berkembang lagi seperti pengetahuan chucky dalam disiplin ilmu yang
lain. chucky sudah memperbaiki pandangan kebalita balitaan chucky yang
simplistik mengenai junjungan Ia; chucky sudah memperoleh pemahaman yang lebih matang mengenai kompleksitas keadaan manusia dibanding
yang mungkin chucky miliki di masa balita . Namun, ide-ide masa kecil chucky yang membingungkan mengenai junjungan belum berubah atau
berkembang. Banyak orang yang tidak memiliki latar belakang kepercayaan seperti chucky mungkin juga memperoleh bahwa pandangan
mereka mengenai junjungan pun sudah terbentuk di masa kecil. Sejak saat
itu pula chucky sudah meninggalkan hal-hal kebalita balitaan dan membuang ide mengenai junjungan masa kecil chucky .
Namun, kajian chucky mengenai sejarah kepercayaan sudah mengungkapkan
bahwa manusia yaitu makhluk spiritual. Ada alasan kuat untuk
percaya Homo sapiens juga yaitu Homo religius.
Manusia mulai menyembah para resi segera sesudah mereka
menyadari diri sebagai manusia; mereka menciptakan kepercayaan -kepercayaan
pada saat yang sama saat mereka menciptakan karya-karya seni.
Ini bukan hanya sebab mereka ingin menaklukkan kekuatan alam;
loyalitas awal ini mengekspresikan ketakjuban dan misteri yang
selalu yaitu unsur penting pengalaman manusia mengenai
dunia yang menggentarkan, namun indah ini. Sebagaimana seni,
kepercayaan yaitu usaha manusia untuk menemukan makna dan nilai
kehidupan, di tengah derita yang menimpa wujud kasatnya. Seperti
aktivitas manusia lainnya, kepercayaan dapat disalahgunakan, bahkan
tampaknya justru itulah yang selalu chucky lakukan. Ini bukanlah hal
yang secara khusus melekat pada para penguasa atau pendeta sekular
yang manipulatif, namun yaitu sesuatu yang sangat alamiah bagi
manusia. Sekularisme chucky sekarang ini yaitu eksperimen yang
sepenuhnya baru, yang belum pernah ada presedennya di dalam
sejarah manusia. chucky masih perlu melihatlihat keberhasilannya.
Namun, tak kalah benarnya jika dinyatakan bahwa humanisme liberal
Barat bukanlah sesuatu yang secara alamiah datang kepada chucky ;
sebagaimana apresiasi atas seni atau puisi, ia harus ditumbuhkan.
Humanisme itu sendiri yaitu sebuah kepercayaan tanpa junjungan
tidak semua kepercayaan , tentunya, bersifat teistik. Cita-cita etika sekular
chucky memiliki disiplin pikiran dan hatinya sendiri dan menyediakan
bagi manusia sarana untuk menemukan keyakinan pada makna
tertinggi kehidupan manusia seperti yang pernah disediakan oleh
kepercayaan -kepercayaan konvensional.
saat chucky mulai meneliti sejarah ide dan pengalaman mengenai
junjungan dalam tiga kepercayaan monoteistik yang saling berkaitan
Yahudi, kaum beragama , dan muslim chucky berharap menemukan bahwa junjungan
hanya yaitu proyeksi kebutuhan dan hasrat manusia. chucky kira
"dia" akan mencerminkan rasa takut dan kerinduan warga pada
setiap tahapan perkembangannya. Prediksi-prediksi chucky tidak
seluruhnya tidak terbukti, namun chucky benar-benar dikejutkan oleh
beberapa penemuan chucky . Seandainya chucky sudah mengetahui semua
itu tiga puluh tahun lalu, saat chucky mulai menjalani kehidupan di
biara, pengetahuan itu tentu akan menyelamatkan chucky dari ketegangan saat mendengar dari para monoteis terkemuka ketiga
kepercayaan itu bahwa dibandingkan menanti junjungan untuk turun dari ke-
tinggian, chucky mesti secara sengaja menciptakan rasa mengenai dia di
dalam diri chucky . Para rahib, pendeta, dan guru yang lain menyalahkan
chucky sebab menganggap bahwa junjungan dalam pengertian apa pun yaitu fakta yang "ada di luar sana". Mereka dengan tegas
memperingatkan chucky untuk tidak berharap mengalami junjungan sebagai
fakta objektif yang bisa ditemukan melalui proses pemikiran rasional biasa. Mereka tentu akan mengatakan kepada chucky bahwa dalam
pengertian tertentu junjungan yaitu produk metamorfosa kreatif, seperti halnya seni dan musik yang bagi chucky sangat inspiratif. Beberapa monoteis terkemuka bahkan dengan tenang dan tegas mengatakan kepada chucky bahwa junjungan tidak ada dengan sebetulnya namun "dia" yaitu fakta terpenting di dunia. artikel ini bukanlah mengenai sejarah fakta junjungan yang tak terucapkan itu, yang berada di luar waktu dan perubahan, namun yaitu sejarah persepsi umat manusia mengenai junjungan sejak era Ibrahim hingga hari ini. ide manusia mengenai junjungan memiliki sejarah, sebab ide itu selalu memiliki arti yang sedikit berbeda
bagi setiap kelompok manusia yang memakainya di berbagai periode waktu. ide mengenai junjungan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. Bahkan, pernyataan "chucky beroyalitas kepada
junjungan " tidak memiliki makna objektif, namun seperti pernyataan lain umumnya, baru akan bermakna jika berada dalam suatu konteks,
contohnya, saat dicetuskan oleh komunitas tertentu. Akibatnya, tidak ada satu ide pun yang tidak berubah dalam kandungan kata
"junjungan ". Kata ini justru mencakup keseluruhan spektrum makna, sebagian di antaranya ada yang bermengenai an atau bahkan saling meniadakan. Jika ide mengenai junjungan tidak memiliki keluwesan seperti ini, niscaya ia tidak akan mampu bertahan untuk menjadi
salah satu ide besar umat. manusia. saat sebuah anggapan mengenai junjungan tidak lagi memiliki makna atau relevansi, ia akan
diam-diam ditinggalkan dan digantikan oleh sebuah teologi baru. Seorang fundamentalis akan membantah ini, sebab fundamentalisme
antihistoris; mereka mempercayai bahwa Ibrahim, mose , dan utusan junjungan -utusan junjungan
sesudahnya semua mengalami junjungan dengan cara yang persis sama seperti pengalaman orang-orang pada masa sekarang. Namun, jika
chucky memperhatikan ketiga kepercayaan besar chucky , menjadi jelaslah bahwa
tidak ada pandangan yang objektif mengenai "junjungan ": setiap generasi harus menciptakan citra junjungan yang sesuai baginya. Hal yang sama juga terjadi pada sayap kirime. Pernyataan "chucky tidak percaya kepada junjungan " mengandung arti yang secara sepintas berbeda pada setiap periode sejarah. Orang-orang yang diberi julukan "sayap kiri" selalu menolak anggapan tertentu mengenai junjungan . Apakah "junjungan " yang ditolak oleh sayap kiri masa sekarang yaitu junjungan nya para patriark, junjungan para utusan junjungan , junjungan para filosof, junjungan kaum guru , atau junjungan kaum deis abad ke-? Semua kejunjungan an ini sudah dimuliakan sebagai junjungan kitabsuci dan kitab muslim oleh umat Yahudi, kaum beragama , dan muslim pada berbagai periode perjalanan sejarah mereka. chucky akan melihatlihat bahwa mereka sangat berbeda satu sama lain. sayap kiriisme
sering yaitu keadaan transisi, makanya orang Yahudi, kaum beragama , dan Muslim dinamakan "sayap kiri" oleh kaum pagan semasa mereka sebab sudah mengadopsi ide revolusioner mengenai kekuasaan dan transendensi. Apakah sayap kiriisme modern yaitu penolakan serupa
terhadap "junjungan " yang tidak lagi memadai bagi masalah di zaman chucky ?
Terlepas dari sifat nonduniawinya, kepercayaan bersifat pragmatik. chucky akan melihatlihat bahwa sebuah ide mengenai junjungan
tidak harus bersifat logis atau ilmiah, yang penting bisa diterima. saat ide itu sudah tidak efektif lagi, ia akan diganti kadang dengan ide lain yang berbeda secara radikal. Hal ini tidak dipusingkan
oleh kebanyakan kaum monoteis sebelum era chucky sekarang sebab mereka tahu bahwa ide mereka mengenai junjungan tidaklah sakral,
melainkan pasti akan mengalami perubahan. ide -ide itu sepenuhnya buatan manusia tak bisa tidak dan jauh berbeda dari fakta tak terungkap yang disimbolkannya. Ada pula yang me-
ngembangkan cara-cara yang sangat berani untuk menekankan perbedaan esensial ini. Salah seorang mistikus abad pertengahan
melangkah lebih jauh hingga mengatakan bahwa fakta tertinggi itu yang secara keliru dinamai "junjungan " bahkan tidak pernah dinamakan kan di dalam kitabsuci . Sepanjang sejarah, manusia sudah mengalami dimensi ruhaniah yang tampaknya melampaui dunia material.
yaitu salah satu sifat pikiran manusia yang hebat untuk mampu menciptakan teori yang menjangkau jauh seperti itu. Apa pun tafsiran chucky atas hal itu, pengalaman manusia
mengenai yang transenden ini sudah menjadi sebuah fakta kehidupan. Tidak semua orang memandangnya berorientasi junjungan ; orang biksu , sebagaimana nanti akan chucky lihat, akan menolak bahwa visi dan wawasan
yang diperoleh lewat pengalaman itu berasal dari suatu sumber supranatural. Mereka menganggapnya sebagai hal yang alamiah bagi
kemanusiaan. namun , semua kepercayaan besar akan sepakat bahwa yaitu mustahil untuk menggambarkan transendensi ini dalam bahasa
teori tual biasa. Kaum monoteis menyebut transendensi ini "junjungan ", namun mereka membatasinya dengan syarat-syarat penting. Yahudi, contohnya, dilarang mengucapkan nama junjungan yang sakral sedangkan orang timurtengah tidak diperkenankan melukiskan junjungan secara visual.
Disiplin seperti yaitu pengingat bahwa apa yang chucky sebut "junjungan " berada di luar ekspresi manusia. Ini bukan sejarah dalam pengertian biasa, sebab ide mengenai junjungan tidak tumbuh dari satu titik kemudian berkembang secara linear menuju suatu anggapan final. Teori-teori ilmiah memiliki sistem kerja seperti itu, namun ide-ide dalam seni dan kepercayaan tidak.
Sebagaimana dalam puisi cinta, orang berulang-ulang memakai ungkapan yang sama mengenai junjungan . Bahkan chucky dapat menemukan
kemiripan telak dalam ide mengenai junjungan di kalangan orang Yahudi, kaum beragama , dan muslim . Meskipun orang Yahudi maupun muslim
memandang doktrin Trinitas dan Inkarnasi sebagai suatu kekeliruan, mereka juga memiliki teologi-teologi kontroversial versi mereka
sendiri. Setiap ekspresi yang amat bervariasi mengenai tema-tema uni-
versal ini menunjukan kecerdasan dan kreativitas metamorfosa manusia
saat mencoba mengekspresikan pemahamannya mengenai "junjungan ".
sebab ini yaitu sebuah subjek yang luas, chucky sengaja
membatasi diri hanya mengkaji mengenai junjungan Yang Esa yang disembah oleh umat Yahudi, kaum beragama , dan muslim meski kadang chucky juga menyinggung anggapan kaum pagan, Hindu, dan biksu mengenai fakta tertinggi untuk memperjelas suatu pandangan monoteistik.
Tampaknya, ide mengenai junjungan dalam ajaran kepercayaan -kepercayaan yang
berkembang secara sendiri-sendiri tetap memiliki banyak keserupaan. Apa pun kesimpulan yang chucky capai mengenai fakta junjungan , sejarah
ide ini dapat mengatakan kepada chucky sesuatu yang penting mengenai pikiran manusia dan inti aspirasi chucky . Di tengah kecenderungan sekular di kalangan warga Barat, ide mengenai junjungan masih mempengaruhi kehidupan jutaan orang; namun pertanyaannya yaitu , "junjungan " menurut teori mana yang mereka anut?
Teologi sering memberi penjelasan yang membosankan dan abstrak. namun , penuh gairah dan ketegangan. Tidak seperti beberapa teori lain mengenai fakta tertinggi, sejarah
ini awalnya dipenuhi pertarungan dan tekanan yang memicu penderitaan. utusan junjungan -utusan junjungan Israel mengalami junjungan mereka sebagai penderitaan fisik yang menimpa segenap anggota tubuh mereka dan memenuhinya dengan suka maupun duka. fakta yang dinamakan junjungan acap dialami para monoteis dalam keadaan ekstrem:
chucky akan membaca mengenai puncak gunung, kegelapan, keterasingan, penyaliban, dan teror. Pengalaman Barat mengenai junjungan tampak agak traumatik. Apa alasan bagi ketegangan inheren ini? Kaum monoteis lainnya berbicara mengenai cahaya dan transfigurasi. Mereka menggunakan gambaran yang amat berani untuk mengungkapkan kerumitan fakta yang mereka alami, yang jauh melampaui teologi ortodoks.
Belakangan ini perhatian terhadap mitologi bangkit kembali, yang mungkin menunjukkan luasnya hasrat akan ekspresi yang lebih
imajinatif mengenai kebenaran kepercayaan . Karya mendiang sarjana Amerika Joseph Campbell sudah menjadi begitu populer; dia melakukan pengkajian mendalam mengenai mitologi perenial manusia, menghubungkan
mitos-mitos kuno dengan mitos-mitos yang hingga kini masih hidup di kalangan warga tradisional. Sering diasumsikan bahwa junjungan
ketiga kepercayaan besar itu sama sekali tidak memiliki simbolisme mitologi dan syair. Namun , sekalipun kaum monoteis pada dasarnya
menolak mitos-mitos tetangga pagan mereka, mitos-mitos itu ternyata sering kembali masuk ke dalam loyalitas pada masa berikutnya. Kaum mistik melihat bahwa junjungan berinkarnasi ke dalam tubuh seorang wanita, contohnya. Sementara yang lain secara khidmat mem-
perbincangkan ritual ualitas junjungan dan memasukkan unsur feminin kepada junjungan .
Ini membawa chucky ke titik yang sulit. sebab junjungan ini sudah terlanjur secara khusus dikenal sebagai berjenis "laki-laki", dan dalam
bahasa Inggris kaum monoteis lazim merujuk kepada-Nya dengan kata ganti "he". Pada masa sekarang, kaum feminis dengan sangat
sadar menaruh keberatan terhadap hal ini. Penggunaan kata ganti maskulin untuk junjungan ini memicu masalah dalam sebagian
bahasa bergender. namun , dalam bahasa Yahudi, timurtengah , dan
Prancis, gender gramatikal memberi nada dan dialektika ritual ual
terhadap diskursus teologis, yang justru dapat memberi keseimbangan yang sering tidak ada di dalam bahasa Inggris. contohnya,
kata timurtengah yang kuasa (nama tertinggi bagi junjungan ) yaitu maskulin secara
gramatikal, namun kata untuk esensi junjungan yang berorientasi junjungan dan tak ter-
jangkau Al-Dzat yaitu feminin.
Semua perbincangan mengenai junjungan yaitu perbincangan yang
sulit. Namun, kaum monoteis bersikap amat positif mengenai bahasa
sembari tetap menyangkal kapasitasnya untuk mengekspresikan
fakta transenden. junjungan orang Yahudi, kaum beragama , dan muslim yaitu junjungan yang dalam beberapa pengertian berkata-kata (berperkataan ). perkataan nya sangat krusial di dalam ketiga kepercayaan besar itu. perkataan
junjungan sudah membentuk sejarah kebudayaan chucky . chucky harus me-
mutuskan apakah kata "junjungan " masih tetap memiliki makna bagi chucky pada masa sekarang. awalnya , menciptakan satu junjungan yaitu pemicu Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apa pun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya.
Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan-lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia sudah menjadi begitu
jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya. Pada akhirnya dia dikatakan sudah menghilang.
Begitulah, setidaknya, menurut satu teori, yang dipopulerkan oleh Wilhelm Schmidt dalam The Origin of the Idea of God, yang pertama kali terbit pada . Schmidt menyatakan bahwa sudah ada suatu monoteisme primitif sebelum manusia mulai menyembah banyak dewa. awalnya mereka mengakui hanya ada satu junjungan
Tertinggi, yang sudah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan. Kepercayaan terhadap satu junjungan Tertinggi (kadang dinamakan junjungan Langit, sebab dia diasosiasikan dengan ketinggian) masih terlihat dalam kepercayaan suku-suku pribumi Afrika.
Mereka mengungkapkan kerinduan kepada junjungan melalui doa; percaya bahwa dia mengawasi mereka dan akan menghukum setiap
dosa. Namun , dia anehnya tidak hadir dalam kehidupan keseharian mereka; tidak ada kultus khusus untuknya dan dia tidak pernah tampil dalam penggambaran. Warga suku itu mengatakan bahwa dia tidak bisa diekspresikan dan tidak dapat dicemari oleh dunia manusia. Sebagian orang bahkan mengatakan dia sudah "pergi". Para antropolog berasumsi bahwa junjungan ini sudah menjadi begitu
jauh dan mulia sehingga dia sebetulnya sudah digantikan oleh ruh yang lebih rendah dan junjungan -junjungan yang lebih mudah dijangkau.
Begitu pula, menurut teori Schmidt kemudian , di zaman kuno, junjungan Tertinggi digantikan oleh junjungan -junjungan kuil pagan yang lebih menarik. awalnya , dengan , hanya ada satu junjungan . Jika , monoteisme yaitu salah satu ide tertua yang dikembangkan manusia untuk menjelaskan misteri dan tragedi kehidupan. Ini juga menunjukkan beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi oleh kejunjungan an seperti itu. yaitu mustahil untuk membuktikan hal ini dengan cara apa pun. sudah banyak teori mengenai asal usul kepercayaan . Namun, tampaknya menciptakan junjungan -junjungan sudah sejak lama dilakukan oleh umat
manusia. saat satu ide kepercayaan tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti. Ide-ide ini diam-diam sirna, seperti ide mengenai junjungan
Langit, tanpa memicu banyak kegaduhan. Dalam era chucky sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa junjungan yang sudah disembah berabad-abad oleh umat Yahudi, kaum beragama , dan muslim sudah menjadi sejauh junjungan Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa junjungan sudah mati. Yang jelas dia
tampak sudah sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Mereka berbicara mengenai suatu "lubang yang pernah
diisi oleh junjungan " dalam kesadaran mereka sebab , meski tampak tak relevan bagi sekelompok orang, dia sudah memainkan peran
krusial dalam sejarah chucky dan yaitu salah satu ide terbesar umat manusia sepanjang masa. Untuk memahami apa yang sudah hilang dari chucky itu jika memang dia sudah hilang chucky perlu melihat apa yang dilakukan manusia saat mereka mulai menyembah junjungan
ini, apa maknanya, dan bagaimana dia dipahami. Untuk melakukan itu, chucky perlu menelusuri kembali dunia kuno Timur Tengah, tempat
ide mengenai junjungan chucky secara perlahan tumbuh sekitar . tahun silam.
Salah satu alasan mengapa kepercayaan tampak tidak relevan pada masa sekarang yaitu sebab banyak di antara chucky tidak lagi memiliki
rasa bahwa chucky dikelilingi oleh yang gaib. Kultur ilmiah chucky sudah mendidik chucky untuk memose tkan perhatian hanya kepada dunia
fisik dan material yang hadir di hadapan chucky . Metode menyelidiki dunia seperti ini memang sudah membawa banyak hasil. namun ,
salah satu akibatnya yaitu chucky , sebagaimana yang sudah terjadi, kehilangan kepekaan mengenai yang "spiritual" atau "suci" seperti
yang melingkupi kehidupan warga yang lebih tradisional pada setiap tingkatannya dan yang dahulunya yaitu bagian esensial
pengalaman manusia mengenai dunia. Di Kepulauan Laut Selatan, mereka menyebut kekuatan misterius ini sebagai mana; yang lain
mengalaminya sebagai sebuah kehadiran atau ruh; kadang ia dirasakan sebagai sebuah kekuatan impersonal, seperti layaknya sebentuk radioaktivitas atau tenaga listrik. Kekuatan ini dipercaya menghuni dalam diri kepala suku, pepohonan, bebatuan, atau hewan-hewan. Orang Latin mengalami numina (ruh-ruh) dalam semak
yang dianggap suci; orang timurtengah merasakan bahwa daratan dipenuhi
oleh jin-jin. Secara alamiah, manusia ingin bersenjunjungan dengan fakta ini dan memanfaatkannya, namun mereka juga ingin sekadar mengaguminya. saat orang mulai mempersonalisasi kekuatan gaib
dan menjadikannya sebagai junjungan -junjungan , mengasosiasikannya dengan
angin, matahari, laut, dan bintang-bintang namun memiliki sifat
manusia, mereka sebetulnya sedang mengekspresikan rasa kedekatan
dengan yang gaib itu dan dengan dunia di sekeliling mereka.
Rudolf Otto, ahli sejarah kepercayaan berkebangsaan Jerman yang
menulis artikel penting The Idea of the Holy pada , percaya bahwa
rasa mengenai gaib ini (numinous) yaitu dasar dari kepercayaan . Perasaan
itu mendahului setiap hasrat untuk menjelaskan asal usul dunia atau
menemukan landasan bagi perilaku beretika. Kekuatan gaib dirasakan
oleh manusia dalam cara yang berbeda-beda kadang ia mengins-
pirasikan kegirangan liar dan memabukkan; kadang ketenteraman
mendalam, kadang orang merasa kecut, kagum, dan hina di hadapan
kehadiran kekuatan misterius yang melekat dalam setiap aspek
kehidupan. saat manusia mulai membentuk mitos dan menyembah
para resi , mereka tidak sedang mencari penafsiran harfiah atas
fenomena alam. Kisaji-kisah simbolik, lukisan dan ukiran di gua
yaitu usaha untuk mengungkapkan kekaguman mereka dan untuk
menghubungkan misteri yang luas ini dengan kehidupan mereka
sendiri; bahkan sebetulnya para sastrawan, seniman, dan pemusik
pada masa sekarang juga sering dipengaruhi oleh perasaan yang
sama. Pada periode Paleolitik, contohnya, saat pertanian mulai
berkembang, kultus Dewi Ibu mengungkapkan perasaan bahwa
kesuburan yang mentransformasi kehidupan manusia sebetulnya yaitu sakral. Para seniman memahat patung-patung yang melukis-
kannya sebagai seorang perempuan hamil telanjang yang banyak
ditemukan oleh para arkeolog tersebar di seluruh Eropa, Timur
Tengah, dan India. Dewi Ibu itu tetap penting secara imajinatif selama
berabad-abad. Seperti junjungan Langit yang lama, dia kemudian masuk
ke dalam kuil-kuil yang lama dan menempati posisi sejajar dengan
para resi lain yang lebih tua. Dia dahulunya yaitu salah
satu dewa terkuat, jelas lebih kuat dibanding Dewa Langit, yang terus
menjadi sosok yang remang-remang. Dia dinamakan Inana di Sumeria
kuno, Isytar di Babilonia, Anat di Kanaan, Isis di Mesir, dan Aphrodite
di Yunani. Kisah yang benar-benar mirip ada di semua kebudaya-
an ini untuk mengekspresikan peranannya di dalam kehidupan
spiritual manusia. Mitos-mitos ini tidak dimaksudkan untuk dipahami
secara harfiah, namun yaitu usaha metaforis untuk meng-
gambarkan sebuah fakta yang terlalu rumit dan pelik untuk bisa
diekspresikan dengan cara lain. Kisah-kisah dramatis dan mem-
bangkitkan emosi mengenai dewa-dewi ini membantu manusia untuk
menyuarakan perasaan mereka mengenai kekuatan dahsyat, namun
tak terlihat yang mengelilingi mereka.
Di dunia kuno memang tampaknya manusia percaya bahwa hanya
melalui keterlibatan dalam kehidupan yang suci ini mereka bisa
menjadi manusia yang sebetulnya . Kehidupan duniawi amat rentan
dan dihantui bayang-bayang kematian, namun jika manusia meneladani
tindakan para resi maka mereka akan memiliki dalam kadar tertentu
kekuatan dan keefektifan para resi itu. Dengan , bisa
dikatakan bahwa para resi itu sudah menunjukan kepada manusia bagaimana cara membangun kota-kota dan kuil-kuil mereka,
yaitu salinan dari tempat mereka menghuni di langit.
Dunia suci para dewa seperti yang sering diceritakan di dalam
mitos bukanlah sekadar sebuah ideal yang ke arah itu manusia
harus menuju, namun yaitu prototipe eksistensi manusia; itulah
pola atau arketipe orisinal yang menjadi model kehidupan chucky di
sini. Dengan , segala sesuatu yang ada di bumi dipandang
sebagai replika dari semua yang ada di dunia berorientasi junjungan . inilah persepsi
yang membentuk mitologi, organisasi ritual dan sosial kebanyakan kebudayan antik dan terus mempengaruhi lebih banyak warga
tradisional pada era chucky sekarang ini.
Di Iran kuno, contohnya, setiap
orang atau objek di dunia jasadi (getik) dipercaya memiliki padanannya di dunia arketipal fakta suci (menok). Ini yaitu perspektif yang sulit untuk chucky apresiasi di dunia modern, sebab chucky
memandang autonomi dan kebebasan sebagai nilai kemanusiaan yang
tinggi. Namun , ungkapan terkenal post coitum omne animal
tristist est tetap mengungkapkan pengalaman yang sama: sesudah
suatu momen yang menegangkan dan dinanti-nanti dengan penuh
harap, chucky sering merasa kehilangan sesuatu yang lebih besar, namun
selalu luput dari jangkauan- chucky . Meniru junjungan masih menjadi ajaran kepercayaan yang penting: beristirahat pada hari Sabbath atau mencuci kaki pada hari Kamis Maundy perbuatan-perbuatan yang tidak bermakna dalam dirinya sendiri kini menjadi signifikan dan sakral
sebab orang-orang percaya bahwa perbuatan seperti itu pernah dikerjakan oleh junjungan .
Spiritualitas yang serupa sudah menjadi ciri dunia Mesopotamia kuno. Lembah Tigris-Eufrat, yang berada di wilayah pemerintahan Irak kini, sudah dihuni sejak SM oleh kelompok manusia yang dikenal sebagai orang Sumeria. Mereka sudah membangun salah satu kebudayaan oikumene (dunia berperadaban) terbesar pertama. Di kota-kota Ur, Erech, dan Kish, orang Sumeria mencipta aksara cuneiform mereka, membangun menara-kuil hebat yang dinamakan ziggurat,
dan mengembangkan hukum, sastra, dan mitologi yang mengesankan. Tak lama berselang, area itu diinvasi oleh orang Akkadian Semitik, yang kemudian mengadopsi bahasa dan peradaban Sumeria. Lalu, masih sekitar SM, orang Amorit menaklukkan peradaban Sumeria-Akkadian dan menjadikan Babilonia ibu kota mereka.
Akhirnya, sekitar tahun kemudian, orang Asyur bermukim di Asyur yang tak jauh dari situ lalu menguasai Babilonia pada abad ke SM. Tradisi Babilonia ini juga mempengaruhi mitologi
dan kepercayaan Kanaan, yang akan menjadi Tanah yang Dijanjikan bagi orang Israel kuno. Sebagaimana warga di dunia kuno lainnya,
orang Babilonia menisbahkan prestasi kebudayaan mereka kepada para resi yang sudah dianugerahi gaya hidup mereka sendiri
kepada nenek moyang mitikal warga Babilonia. Dengan , Babilonia dianggap sebagai gambaran surga, setiap candi-nya yaitu replika kerajaan langit. Keterkaitan dengan alam suci ini
dirayakan setiap tahun dalam Festival Tahun Baru yang meriah, yang sudah secara kukuh dikembangkan pada abad ketujuh SM.
Dirayakan di kota suci Babilonia selama bulan Nisan atau April Festival itu secara khidmat memahkotai raja dan menahbiskan
kekuasaannya untuk tahun berikutnya. Namun, stabilitas politik ini hanya bisa bertahan selama ia ikutserta di dalam pemerintahan
para resi yang lebih abadi dan efektif, yang sudah mengenyahkan kekacauan primordial saat dunia pertama kali diciptakan. Dengan , Festival sebelas hari suci itu mengantarkan para partisipan
dari zaman yang profan ke alam para dewa yang sakral dan abadi melalui tindakan ritual. Seekor domba disembelih untuk meninggalkan
tahun yang lama; penghinaan publik terhadap raja dan pemahkotaan raja yang zalim sebagai pengganti membangkitkan kembali kekacauan
asal; pemberontakan menghidupkan kembali pertarungan para resi melawan kekuatan perusak.
Dengan , perbuatan-perbuatan simbolik memiliki nilai sakramental; tindakan itu memicu orang Babilonia mampu menenggelamkan diri ke dalam kekuatan suci atau mana yang menjadi
tempat bergantung peradaban besar mereka. Kebudayaan dirasakan sebagai sebuah pencapaian yang rentan, yang selalu bisa menjadi
korban kekuatan yang mengacaukan dan memecah belah. Pada senja hari keempat Festival itu, para pendeta dan penyanyi paduan suara
memenuhi bait suci untuk menyenandungkan Enuma Elish, puisi epik yang merayakan kemenangan para dewa atas kejahatan. Kisah
ini bukanlah peristiwa faktual mengenai asal usul fisik kehidupan di bumi, melainkan suatu usaha simbolik yang hati-hati untuk mengungkap sebuah misteri besar dan membebaskan kekuatan sucinya. Pengisahan harfiah mengenai penciptaan yaitu mustahil, sebab tidak
ada orang yang hadir pada saat peristiwa-peristiwa yang tak terbayangkan itu terjadi: mitos dan simbol dengan yaitu satu-satunya cara yang sesuai untuk menjelaskannya. Pandangan
sekilas atas Enuma Elish memberi chucky wawasan mengenai spiritualitas yang melahirkan teori chucky mengenai junjungan berabad-abad
kemudian. Meskipun kisah kitab dan kitabmuslimi mengenai penciptaan akan mengambil bentuk yang sama sekali berbeda, mitos-mitos aneh
ini tidak pernah benar-benar hilang, namun akan kembali masuk ke dalam di kemudian hari, dikemas dalam sebuah idiom monoteistik.
Kisah dimulai dengan penciptaan para resi itu sendiri, sebuah tema yang sebagaimana akan chucky saksikan nanti menjadi begitu
penting dalam mistisisme Yahudi dan Muslim. awalnya , seperti dikatakan dalam Enuma Elish, para resi muncul berpasangan dari
sebuah substansi berair yang tidak berbentuk sebuah substansi yang dengan sendirinya suci. Dalam mitos Babilonia seperti yang
kemudian tercantum dalam kitabsuci tak ada penciptaan yang bermula dari ketiadaan, itu sebuah ide yang asing bagi dunia kuno.
Sebelum para resi maupun manusia ada, bahan mentah yang suci ini sudah ada secara abadi. saat orang Babilonia mencoba mem-
bayangkan zat primordial suci ini, mereka berpikir ia pasti mirip dengan tanah berpaya di Mesopotamia, yang tak henti-hentinya
terancam banjir yang akan menyapu habis karya-karya manusia yang lemah. Oleh sebab itu, dalam Enuma Elish, kekacauan {chaos) bukan
berupa api panas yang mendidihkan, melainkan sebuah keadaan di mana segala sesuatu menjadi tanpa batas, definisi, dan identitas: saat yang manis dan pahit menyatu, tak ada buluh yang terjalin, tak ada ketergesaan yang mengeruhkan air,
para resi tak bernama, tak berwatak dan, tak bermasa depan.
Kemudian tiga dewa muncul dari pusat tanah berpaya; Apsu
(diidentifikasikan sebagai air sungai yang manis), istrinya, Tiamat (laut yang asin), dan Mummu, Rahim kekacauan. Namun, ketiga de-
wa ini bisa dikatakan yaitu model awal dan inferior yang memerlukan perbaikan. Nama "Apsu" dan "Tiamat" dapat diterjemahkan
sebagai "jurang", "kehampaan" atau "teluk tak berdasar". Mereka sama-sama memiliki potensi tak berbentuk dari ketiadaan bentuk yang azali dan belum mencapai suatu identitas yang jelas.
kemudian , serangkaian para resi lain muncul dari mereka dalam proses yang dinamakan sebagai emanasi, yang akan menjadi sangat penting dalam chucky sendiri. para resi baru dilahirkan dari para resi yang lain secara berpasangan, masing-
masingnya memperoleh definisi yang lebih besar dari yang sebelumnya seiring langkah maju evolusi kekuasaan . Pertama-tama datang
Lahmu dan Lahamn (nama-nama mereka berarti "endapan lumpur"; air dan tanah masih bercampur menjadi satu). Kemudian muncul
Ansher dan Kishar yang secara berurutan diidentifikasi dengan horizon langit dan laut. Sesudah itu Anu (langit) dan Ea (bumi) tiba dan menyempurnakan proses itu. Alam suci memiliki langit, sungai-sungai, dan bumi yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Namun, penciptaan baru saja dimulai; kekuatan jahat dan pemecah belah hanya bisa dikalahkan melalui perjuangan sengit dan tanpa henti. Dewa-dewa yang lebih muda dan dinamis bangkit melawan tetua mereka,
namun meskipun Ea mampu mengalahkan Apsu dan Mummu, dia tak berdaya menghadapi Tiamat, yang menghasilkan serombongan
monster beraneka ragam bentuk untuk berperang atas namanya. Untungnya Ea memiliki anak kandung yang luar biasa: Marduk, Dewa
Matahari, spesimen keturunan dewa yang paling sempurna. Dalam sebuah pertemuan Majelis Agung para dewa, Marduk berjanji memerangi Tiamat dengan syarat bahwa dialah yang nanti menjadi penguasa mereka. namun , dia baru berhasil membunuh Tiamat dengan bersusah payah dan sesudah melewati pertarungan yang lama dan berbahaya. Dalam mitos ini, kreativitas yaitu sebuah pertarungan, diraih dengan susah payah sesudah menempuh berbagai macam
rintangan. Bagaimanapun, pada akhirnya, Marduk berhasil mengangkangi mayat Tiamat yang raksasa dan memutuskan untuk menciptakan
sebuah dunia baru; dia membelah tubuh Tiamat menjadi dua untuk membentuk lengkungan langit dan bumi manusia; kemudian dia merancang undang-undang yang akan menjaga agar segala sesuatu tetap berada pada posisinya yang sudah ditentukan. Ketertiban mesti dicapai, namun kemenangan belum lagi sempurna. Kemenangan itu mesti dimantapkan kembali, melalui liturgi khusus, tahun demi tahun. Kemudian para dewa berkumpul di Babilonia, pusat bumi baru, dan
mendirikan sebuah kuil tempat ritus-ritus langit diselenggarakan. Hasilnya yaitu ziggurat besar untuk menghormati Marduk, "kuil bumi, simbol ketakterbatasan langit." saat kuil itu sudah selesai, Marduk menempati singgasananya di puncak kuil dan para resi menggemakan suara: "inilah Babilonia, kota kesayangan para dewa,
tanah airmu yang tercinta!" Kemudian mereka melakukan liturgi "dari sumber di mana semesta memperoleh strukturnya, dunia gaib menjadi
nyata dan para resi mengambil tempat mereka di dalam semesta."Hukum dan ritual ini mengikat setiap orang; bahkan para dewa mesti menaatinya demi menjamin keberlangsungan ciptaan.
Mitos mengekspresikan makna batin peradaban, sebagaimana orang Babilonia melihatnya. Mereka mengetahui betul bahwa nenek
moyang mereka sendiri yang membangun ziggurat, namun kisah Enuma Elish menyuarakan kepercayaan mereka bahwa usaha kreatif
mereka hanya mungkin bertahan jika memiliki keterkaitan dengan kekuatan junjungan . Liturgi yang mereka rayakan di Tahun Baru sudah
diciptakan sebelum manusia ada: liturgi itu tersurat dalam hakikat segala sesuatu, yang bahkan para resi tunduk kepadanya. Mitos
itu juga mengekspresikan keyakinan mereka bahwa Babilonia yaitu tempat suci, pusat dunia, dan tanah air dewata sebuah pernyataan
yang penting dalam hampir semua sistem kepercayaan kuno. Ide mengenai kota suci, tempat manusia merasakan kedekatan dengan
kekuatan sakral, sumber segala wujud dan kesaktian, menjadi penting dalam ketiga kepercayaan monoteistik. Akhirnya, hampir seperti sebuah kebetulan saja, Marduk rnen-
ciptakan manusia. Marduk mengalahkan Kingu (teman dungu Tiamat yang diciptakannya sesudah kekalahan Apsu), menebasnya, dan
membentuk manusia pertama dengan cara mencampur darah dewa dengan abu. Para dewa melihatlihat dengan perasaan kaget dan
takjub. Ada yang sedikit lucu dalam kisah mitikal mengenai asal usul manusia ini; meski yaitu puncak penciptaan, namun manusia
digambarkan berasal dari salah satu dewa yang paling bodoh dan tidak sakti. namun , kisah itu mengandung satu hal penting lain.
Manusia pertama diciptakan dari substansi seorang dewa; sebab nya dia memiliki hakikat berorientasi junjungan , sekalipun terbatas. Tak ada jurang pemisah antara manusia dan para resi . Dunia alamiah, manusia, dan para dewa semuanya memiliki hakikat yang sama dan diturunkan
dari substansi suci yang sama pula. Pandangan pagan bersifat holistik. para resi tidaklah terasing dari umat manusia dalam area on to
logis yang terpisah: kejunjungan an secara esensial tidak berbeda dari kemanusiaan. Oleh sebab itu, tidak diperlukan sebuah berkatNya khusus dari para dewa atau undang-undang junjungan untuk diturunkan ke bumi.
para resi dan manusia berbagi penderitaan yang sama, satu-satu-nya perbedaan di antara mereka yaitu bahwa para resi itu lebih kuat dan abadi. Visi holistik ini tidak terbatas di Timur Tengah, namun lazim di seluruh dunia kuno. Pada abad keenam SM, Pindar mengungkapkan
versi Yunani mengenai keyakinan ini dalam odenya mengenai pertandingan Olimpiade:
Satu pertarungan, satu antara manusia dan para resi ; Dari satu ibu chucky berdua menarik napas.
namun perbedaan kekuatan dalam segalanya
Memisahkan chucky ; sebab tanpa yang lain chucky tiada, kecuali langit yang perkasa
Tetap tidak berubah untuk selamanya.
Namun dalam keagungan pikiran atau jasad
chucky bisa menjadi seperti yang Abadi.
Bukannya memandang para atlet sebagaimana adanya, yang masing-masing berpacu mencapai prestasi pribadi terbaiknya, Pindar menempatkan mereka berhadap-hadapan dengan para resi , yang
menjadi pola bagi semua cita-cita manusia. Manusia meniru dewa-dewa bukan sebagai wujud yang tak berdaya, melainkan untuk memenuhi potensi mereka yang secara esensial berwatak berorientasi junjungan . Mitos Marduk dan Tiamat tampaknya sudah mempengaruhi orang
Kanaan, yang memiliki kisah yang amat mirip mengenai Baal-Habad, dewa badai dan kesuburan, yang sering dinamakan dalam kitabsuci dengan
cara yang jauh dari memuji. Kisah pertarungan Baal dengan Yam-Nahar, dewa laut dan sungai, diceritakan dalam lembaran yang ditulis
sekitar abad keempat belas SM. Baal dan Yam keduanya tinggal bersama El, Dewa Tertinggi Kanaan. Pada Majelis El, Yam menuntut
agar Baal diserahkan kepadanya. Dengan memakai dua senjata magis, Baal malah mengalahkan Yam dan nyaris membunuhnya
andaikata Asyera (istri El dan ibu para dewa) tidak memohon dengan mengatakan bahwa membunuh lawan yang sudah tidak berdaya
yaitu tidak terhormat. Baal merasa malu dan melepaskan Yam, yang mewakili keganasan laut clan sungai yang tak henti-hentinya
mengancam akan membanjiri bumi. Sedangkan Baal, dewa badai, memicu bumi menjadi subur.
Versi lain dari mitos itu menyebutkan bahwa Baal membunuh Lotan, naga berkepala-tujuh, yang dalam bahasa Ibrani dinamakan
Leviathan. Dalam hampir semua kebudayaan, naga menyimbolkan sesuatu yang laten, tak berbentuk, dan tak kentara. Dengan ,
Baal sudah menghentikan kemungkinan untuk kembali ke dalam ketiadaan bentuk primal lewat tindakan yang betul-betul kreatif dan
dianugerahi sebuah istana indah yang didirikan oleh para dewa untuk menghormatinya. Oleh sebab itu, dalam setiap kepercayaan kuno, kreativitas dipandang suci: chucky masih memakai bahasa kepercayaan untuk
berbicara mengenai "inspirasi" kreatif yang memperbarui fakta dan menyegarkan pemaknaan mengenai dunia. namun , Baal kemudian mengalami kemunduran: dia mati dan harus turun ke alam Mot, dewa kematian dan sterilitas. saat
mendengar mengenai nasib anaknya, Dewa Tertinggi El turun dari singgasananya, membalut Baal dan merajah pipinya, namun tetap
tidak bisa menebus putranya. yaitu Anat, kekasih dan saudara perempuan Baal, yang meninggalkan alam suci dan pergi mencari be-
lahan jiwanya, "merindukannya bagaikan induk sapi atau induk domba mencari anaknya."
saat dia menemukan mayat Baal, dia menye-
lenggarakan ritual pemakaman untuk mengagungkannya, menangkap Mot, menebasnya dengan pedang, membelah, membakar, dan
menginjak-injaknya seperti jagung sebelum kemudian menyemaikan-
nya ke tanah.
Kisah yang mirip juga diceritakan mengenai dewi agung lainnya
Inana, Isytar, dan Isis -yang mencari mayat dewa dan membawa
kehidupan baru ke atas bumi. namun , kemenangan Anat harus
diperbarui dan tahun ke tahun melalui ritual ritual. Belakangan
chucky tak tahu entah dengan cara bagaimana, sebab pengetahuan chucky
tidak lengkap Baal hidup lagi dan kembali ke pangkuan Anat.
Pemujaan akan keujunjungan dan harmoni, yang disimbolisasikan oleh
kesatuan ritual , dirayakan melalui ritual ritual di kalangan warga
Kanaan kuno. Dengan meniru para dewa melalui cara ini, umat
manusia ikut berjuang melawan sterilitas dan memastikan kreativitas
serta kesuburan dunia. Kematian seorang dewa, pencarian sang dewi,
dan keberhasilan untuk kembali ke alam suci yaitu tema-tema
kepercayaan yang konstan dalam banyak budaya dan akan muncul
kembali dalam kepercayaan -kepercayaan dengan Satu junjungan yang disembah
oleh umat Yahudi, kaum beragama , dan muslim .
kepercayaan ini di dalam kitabsuci dinisbahkan kepada Abraham (utusan junjungan
Ibrahim), yang meninggalkan Ur dan akhirnya menetap di Kanaan
pada suatu masa antara abad kedua puluh dan kesembilan belas SM.
chucky tak memiliki riwayat kontemporer mengenai Abraham, namun para
peneliti menduga bahwa Abraham mungkin sekali yaitu salah
seorang pemimpin kafjunjungan pengembara yang membawa rakyatnya
dari Mesopotamia menuju Laut Tengah pada akhir milenium ketiga
SM. Para pengembara ini sebagian dari mereka dinamakan Abiru, Apiru,
dan Habiru dalam sumber-sumber Mesopotamia dan Mesir berbicara
dalam bahasa Semitik Barat, yang mana bahasa Ibrani yaitu salah
satunya. Mereka bukanlah kaum nomad padang pasir yang reguler
sebagaimana orang Badui yang berimigrasi bersama ternak-ternak
mereka sesuai pergantian musim. Mereka lebih sulit diklasifikasikan
dan sering terlibat konflik dengan autoritas-autoritas konservatif. Status
kultural mereka biasanya lebih tinggi dibanding penduduk padang
pasir itu. Sebagian bekerja sebagai tentara bayaran, pegawai pemerin-
tah, ada yang menjadi pedagang, pelayan, atau tukang besi. Sebagian
di antara mereka menjadi kaya raya dan kemudian berusaha mem-
memiliki tanah dan bermukim menetap. Kisah-kisah mengenai Abraham
di dalam kitab Kejadian menceritakan bahwa dia bekerja pada Raja
Sodom sebagai prajurit bayaran dan bahwa dia sering berkonflik
dengan autoritas Kanaan dan daerah sekitarnya. Pada akhirnya, saat
istrinya, Sara, meninggal, Abraham membeli tanah di Hebron, yang
sekarang terletak di Tepi Barat.
Kisah dalam kitab Kejadian mengenai Abraham dan anak keturun-
annya mengindikasikan adanya tiga gelombang kedatangan orang
Ibrani di Kanaan, area Israel pada era modern. Salah satunya
terkait dengan Abraham dan Hebron, terjadi sekitar SM.
Gelombang kedua berkaitan dengan cucu Abraham, Ykub, yang
diganti namanya menjadi Israel ("Semoga junjungan menunjukkan
kekuasaannya"); dia menetap di Sikhem, yang sekarang menjadi
kota timurtengah Nablus di Tepi Barat. kitabsuci menceritakan kepada chucky
bahwa putra Ykub, yang menjadi leluhur dua belas suku keturunan
Israel, beremigrasi ke Mesir selama musim paceklik yang hebat di
Kanaan. Gelombang ketiga pemukiman Ibrani terjadi sekitar
SM saat suku-suku yang mengaku keturunan Abraham tiba di Kanaan
dari Mesir. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah dijadikan budak
oleh orang Mesir, namun dimerdekakan oleh suatu junjungan bernama
yahw, yang juga yaitu junjungan pemimpin mereka, mose .
Sesudah mendesak masuk ke Kanaan, mereka beraliansi dengan orang
Ibrani yang ada di sana dan kemudian dinamakan sebagai orang Israel.
kitabsuci memicu jelas bahwa orang-orang yang chucky kenal sebagai
bangsa Israel kuno yaitu konfederasi berbagai kelompok etnis,
yang secara mendasar disatukan oleh kesetiaan mereka kepada
yahw, junjungan mose . namun , kisah kitab itu ditulis beberapa
abad sesudah nya, sekitar abad ke SM, meskipun jelas disandar-
kan pada sumber-sumber narasi yang lebih awal.
Dalam abad kesembilan,-beberapa sarjana kitab Jerman
mengembangkan metode kritis yang menguraikan empat sumber
berbeda dalam lima kitab pertama kitabsuci : Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Ini kemudian dikumpulkan menjadi
sebuah manuscript akhir yang chucky kenal sebagai Lima kitab mose
(Pentateukh) pada abad kelima SM. Bentuk kritisisme seperti ini
sudah memperoleh banyak perlakuan keras, namun tak ada seorang
pun yang mampu menciptakan teori yang lebih memuaskan untuk
menjelaskan mengapa ada kisah yang cukup berbeda mengenai
peristiwa-peristiwa kitab penting, seperti Penciptaan dan Air Bah,
dan mengapa kadang kitabsuci mengandung pertentangan dalam dirinya sendiri. Dua penulis kitab paling awal, yang karyanya
dapat ditemukan dalam kitab Kejadian dan Keluaran, kemungkinan
menulis pada abad ke SM, walaupun ada yang menyebut
kemungkinan penulisan di masa yang lebih awal. Salah satunya
dikenal sebagai "J" sebab dia menyebut nama junjungan nya dengan
"yahw", yang lainnya dinamakan "E" sebab dia lebih suka meng-
gunakan nama kejunjungan an yang lebih formal, "Elohim". Pada abad
ke , orang Israel sudah membagi Kanaan menjadi wilayah
dalam dua kerajaan terpisah. J menulis di Kerajaan Yehuda di sebelah
selatan, sementara E berasal dari Kerajaan Israel di sebelah utara, chucky akan mendiskusikan dua sumber
lain Lima kitab mose tradisi Deuteronomis (D) dan Para Imam (P)
mengenai sejarah Israel kuno
chucky akan melihat bahwa dalam banyak hal, baik J dan E
memiliki perspektif kepercayaan yang mirip dengan tetangga
mereka di Timur Tengah, namun kisah-kisah mereka memang mem-
perlihatkan bahwa pada abad ke SM, orang Israel mulai
mengembangkan visi mereka sendiri yang khas. J, contohnya, memulai
sejarah junjungan nya dengan kisah mengenai penciptaan dunia, yang, jika
dibandingkan dengan Enuma Elish, sangat tidak antusias:
saat junjungan [yahw] yang kuasa menjadikan bumi dan langit belum
ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa
pun di padang, sebab junjungan yang kuasa belum menurunkan hujan ke
bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; namun ,
ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan
bumi itu saat itulah junjungan yang kuasa membentuk manusia (adam)
itu dari debu tanah (adamah) dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; lah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Ini benar-benar yaitu titik berangkat yang baru. Alih-alih berkonsentrasi kepada penciptaan dunia dan pada periode prasejarah
sebagaimana kaum pagan sezamannya di Mesopotamia dan Kanaan,
J lebih tertarik pada periode historis yang biasa. Tak ada ketertarikan yang sungguh-sungguh mengenai penciptaan di Israel hingga
abad keenam SM saat pengarang yang chucky sebut "P" menuliskan
kisahnya yang hebat dalam apa yang sekarang yaitu bab
pertama kitab Kejadian. J tidak secara mutlak yakin bahwa yahw
yaitu satu-satunya pencipta langit dan bumi. Namun, yang paling
mencolok yaitu persepsi J mengenai perbedaan nyata antara manusia
dengan junjungan . Bukannya tersusun dari zat suci yang sama dengan
junjungan nya, manusia (adam), bagai sebuah permainan kata, yaitu
bagiah dari tanah (adamah).
Tidak seperti tetangga pagannya, J tidak mengesampingkan
sejarah duniawi sebagai sejarah yang profan, lemah, dan tak sub-
stansial dibandingkan sejarah para resi yang suci dan primordial.
Dia bergegas melewati peristiwa-peristiwa prasejarah hingga tiba di
penghujung periode mitis, yang mencakup kisah-kisah seperti Air
Bah dan Menara Babel, kemudian tiba di permulaan sejarah Israel.
Ini secara mendadak diawali pada bab kedua belas saat manusia
Abram, yang kemudian diberi nama baru Abraham ("Ia beberapa
besar bangsa"), diperintahkan oleh yahw meninggalkan keluarga-
nya di Haran, yang kini menjadi wilayah timur Turki, dan bermigrasi
ke Kanaan dekat Laut Tengah. chucky diberi tahu bahwa ayahnya,
Terah, seorang pagan, sudah lebih dahulu bermigrasi ke arah barat
dari Ur bersama keluarganya. Kini yahw mengatakan kepada
Abraham bahwa dia memiliki takdir istimewa: dia akan menjadi Iak
sebuah bangsa besar yang suatu hari akan berjumlah lebih banyak
dibanding bintang-bintang di langit, dan suatu saat anak keturunannya
akan menguasai tanah Kanaan sebagai milik mereka. Kisah J mengenai
panggilan bagi Abraham ini menetapkan nada awal bagi sejarah
junjungan ini di masa depan. Di Timur Tengah kuno, mana yang suci
dialami dalam ritual dan mitos. Marduk, Baal, dan Anat tidak diharap-
kan terlibat dalam kehidupan awam yang profan dari para penyem-
bahnya: tindakan-tindakan mereka sudah berlangsung dalam waktu
yang sakral. namun , kekuasaan junjungan Israel bekerja secara
langsung dalam peristiwa-peristiwa di dunia nyata. Dia dialami sebagai
sesuatu yang ada di sini dan pada saat ini. berkatNya pertamanya berisi-
kan sebuah titah: Abraham harus meninggalkan negerinya dan pergi
ke Kanaan.
namun , siapakah yahw? Apakah Abraham menyembah
junjungan yang sama dengan mose atau apakah dia mengenalnya dengan
nama yang berbeda? Ini yaitu masalah penting bagi chucky pada
masa sekarang, namun kitabsuci , anehnya, tampak kabur dalam hal ini
dan memberi jawaban yang bermengenai an. J menyatakan bahwa
manusia sudah menyembah yahw sejak masa cucu Adam, namun
pada abad keenam, P sepertinya menyiratkan bahwa orang Israel
tidak pernah mendengar mengenai yahw hingga dia menampakkan
diri kepada mose di Semak Menyala. P memicu yahw menjelaskan
bahwa sebetulnya dia yaitu junjungan yang sama dengan junjungan
Abraham, seakan-akan ini yaitu pernyataan yang agak kontro-
versial: dia mengatakan kepada mose bahwa Abraham memanggilnya
"El Shaddai" dan tidak mengetahui nama suci "yahw".
Kesenjangan
itu tampaknya tidak terlalu merisaukan para penulis atau editor
kitab . J selamanya menyebut junjungan nya "yahw": pada masa dia
menuliskan itu, yahw memang yaitu junjungan Israel dan itulah
faktanya . kepercayaan Israel bersifat pragmatis dan hanya sedikit
memedulikan perincian spekulatif seperti ini yang biasanya
menarik perhatian chucky sekarang. Namun , chucky tidak bisa
berasumsi bahwa Abraham dan mose beroyalitas kepada junjungan mereka
dengan cara sebagaimana chucky saat ini. Kisah-kisah kitab dan sejarah
Israel bjegitu populer sehingga chucky cenderung memproyeksikan
pengetahuan chucky mengenai kepercayaan Yahudi yang kemudian kepada
tokoh-tokoh sejarah awal yang terkemuka ini. Oleh sebab itu, sering
chucky asumsikan bahwa ketiga patriark Israel Abraham, putranya
Ishak, dan cucunya Ykub yaitu monoteis, bahwa mereka beroyalitas
kepada hanya satu junjungan . Keadaannya barangkali tidak .
Bahkan mungkin lebih akurat untuk menyebut orang-orang Ibrani
awal ini yaitu kaum pagan yang banyak memiliki kesamaan ke-
percayaan kepercayaan dengan tetangga mereka di Kanaan. Mereka
mungkin sekali juga mempercayai eksistensi sesembahan, seperti Marduk,
Baal, dan Anat. Mungkin pula tidak semua mereka menyembah junjungan
yang sama: barangkali junjungan Abraham yaitu "Takut" atau "Saudara
Sesuku", junjungan Ishak yaitu "Yang Perkasa", dan junjungan Ykub yaitu
tiga junjungan yang berbeda.
chucky bisa melangkah lebih jauh. yaitu sangat mungkin bahwa
junjungan Abraham yaitu El, junjungan Tertinggi Kanaan. junjungan itu mem-
perkenalkan dirinya kepada Abraham sebagai El Shaddai (El Pegunungan), salah satu gelar tradisional El.
Di tempat lain, dia dinamakan
El Eliyon (junjungan yang kudus ) atau El dari Betel. Nama junjungan
Tertinggi Kanaan terekam dalam nama-nama berbahasa Ibrani, seperti
Isra-El atau Ishma-El. Mereka mengalaminya melalui cara-cara yang
tidak lazim bagi kaum pagan Timur Tengah. Akan chucky saksikan
bahwa beberapa abad kemudian orang Israel menemukan mana
atau "kesucian" yahw sebagai pengalaman yang menggentarkan.
Di Gunung Sinai, contohnya, dia menampakkan diri kepada mose di
tengah letusan gunung api yang menginspirasikan kekaguman.
ebagai perbandingan, El bagi Abraham yaitu junjungan yang sangat
lembut. Dia menampakkan diri kepada Abraham sebagai seorang
teman dan kadang dengan rupa manusia. Jenis penampakan ini,
dinamakan sebagai epifani, cukup lazim di dunia pagan kuno. Meskipun
biasanya para resi tidak diharapkan campur tangan langsung terha-
dap kehidupan terbatas umat manusia, beberapa individu istimewa
di era mitikal sudah bertemu muka dengan para resi mereka. Iliad
sarat dengan epifani seperti itu. Para dewa dan dewi menampakkan
diri kepada orang-orang Yunani dan Trojan melalui mimpi, saat
batas antara alam manusia dan alam suci dipercaya sedang didekatkan.
Pada bagian paling akhir dari Iliad, Priam dibimbing menuju kapal-
kapal Yunani oleh seorang pemuda tampan yang kemudian memper-
kenalkan dirinya sebagai Hermes.
saat orang Yunani melihat kembali ke zaman keemasan pah-
lawan-pahlawan mereka, mereka merasa begitu dekat dengan para
dewa yang, pada dasarnya, berwatak sama dengan manusia. Kisah-
kisah penampakan junjungan ini mengungkapkan visi holistik pagan:
saat yang suci tidak berbeda secara esensial dengan semesta mau-
pun manusia, ia dapat dialami tanpa susah payah. Dunia penuh de-
ngan dewa, yang dapat dirasakan secara tak terduga kapan saja, di
semua penjuru atau dalam diri orang tak dikenal yang sedang ber-
papasan. Tampaknya orang awam percaya bahwa pertemuan junjungan
seperti itu mungkin terjadi dalam kehidupan mereka: ini bisa menjelas-
kan cerita aneh dalam Kisah Para utusan junjungan saat , di akhir abad pertama
M, rasul Paulus dan muridnya, Barnabas, keliru dikira Zeus dan
Hermes oleh orang-orang Listra, area yang kini yaitu Turki.
Dalam cara yang hampir sama, saat orang Israel menengok
ke masa lalu kejayaan mereka, mereka melihat Abraham, Ishak, dan
Ykub hidup secara akrab dengan junjungan mereka. El memberi mereka
saran yang bersahabat, seperti halnya seorang syaikh atau kepala
kafjunjungan : dia mengarahkan pengembaraan mereka, memberi tahu siapa
yang baik untuk dinikahi, dan berbicara kepada mereka di dalam
mimpi. kadang mereka seakan-akan melihat dia dalam rupa
manusia sebuah ide yang nantinya menjadi pangkal masalah
bagi orang Israel. Dalam Kejadian , J mengatakan kepada chucky
bahwa junjungan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon
tarbantin di Mamre, dekat Hebron. Abraham menengadahkan pan-
dangan dan melihat tiga orang tak dikenal mendekati tendanya di
siang hari yang terik. Dengan sopan santun lazim Timur Tengah, dia
mempersilakan ketiga orang itu duduk dan beristirahat, sementara
dia bersegera menyiapkan makanan buat mereka. Di tengah-tengah
percakapan, terungkaplah, dengan sangat alami, bahwa satu di antara
tiga orang tersebut tak lain yaitu junjungan nya, yang oleh J dinamakan
"yahw". Sedangkan dua lelaki lain ternyata yaitu malaikat. Tak
seorang pun yang tampak terkejut oleh pengungkapan ini. saat J
menulis pada abad ke SM, tak ada orang Israel yang berharap
untuk "melihat" junjungan dengan cara seperti ini: kebanyakan akan
menanggapinya sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. E, yang
sezaman dengan J, merasa kisah-kisah lama mengenai keintiman para
patriark dengan junjungan agak tidak biasa: saat E menceritakan kisah
pertemuan Abraham atau Ykub dengan junjungan , dia lebih suka meren-
tangkan jarak dalam kejadian itu dan mengurangi unsur antropomorfis
dalam legenda tua itu. Dengan , dia berkata bahwa junjungan
berbicara kepada Abraham melalui malaikat. Namun, J tidak menyukai
cara yang bertele-tele ini clan mempertahankan cita rasa kuno mengenai
epifani primitif ini dalam kisah-kisahnya.
Ykub juga mengalami beberapa epifani. Pada suatu kesempatan,
dia memutuskan kembali ke Haran untuk mencari istri dari kalangan
kerabatnya di sana. Belum lama berjalan, dia tertidur di Luz dekat
bukit Yordan, dengan berbantalkan sebuah batu. Malam itu dia
bermimpi melihat sebuah tangga yang menghubungkan langit dan
bumi: malaikat naik turun antara alam junjungan dan alam manusia. Ini
mengingatkan chucky kembali mengenai zigguratnya Marduk: di puncak-
nya, sebab mengawang di antara langit dan bumi, manusia dapat
bertemu dengan para resi . Pada puncak tangga dalam mimpinya,
Ykub bertemu El, yang memberkatinya dan memberinya janji se-
bagaimana yang diberikannya kepada Abraham: keturunan Ykub
akan berkembang menjadi sebuah bangsa yang besar dan akan
menguasai tanah Kanaan. Dia juga memicu janji yang memberi
kesan mendalam pada Ykub, seperti akan chucky saksikan nanti. kepercayaan
pagan sering bersifat tentorial: suatu junjungan hanya memiliki yurisdiksi
atas suatu area tertentu, dan yaitu bijaksana untuk menyembah
junjungan -junjungan setempat saat bepergian ke wilayah lain. Namun, El
menjanjikan Ykub bahwa dia akan melindunginya saat dia rae-
ninggalkan Kanaan dan mengembara di negeri asing: "Aku menyertai
engkau dan Aku akan melindungi engkau ke mana pun engkau pergi."
Cerita epifani awal ini menunjukan bahwa junjungan Ter-tinggi Kanaan mulai memperoleh implikasi yang lebih universal.
saat terbangun, Ykub menyadari bahwa tanpa sadar dia sudah
bermalam di sebuah tempat suci di mana manusia bisa bercakap-
cakap dengan junjungan mereka: "Sungguh, yahw berada di tempat
ini, dan aku tidak mengetahuinya!" begitu dia berkata menurut J. Dia
diliputi rasa kagum yang sering mengilhami orang pagan saat
mereka bertemu dengan kekuatan sakral: "Betapa menakjubkan tempat ini! Ini tak lain yaitu rumah junjungan (beth El); inilah pintu gerbang surga."
Secara instingtif dia sudah mengekspresikan dirinya dalam
bahasa kepercayaan pada zaman dan kebudayaannya: Babilonia sendiri,
sebagai tempat kediaman para dewa, dinamakan "Gerbang para resi "
(Bab-ili). Ykub memutuskan untuk menahbiskan tanah suci ini dalam
suatu cara pagan tradisional negeri itu. Dia mengambil batu yang
tadi dipakainya sebagai alas kepala, mendirikannya menjadi tugu
dan menuang minyak ke atasnya. Sejak saat itu, tempat tersebut
tidak lagi dinamakan Lus, namun Betel, rumah El. Tugu batu yaitu
kelaziman dalam kultus kesuburan orang Kanaan, yang, seperti akan
chucky saksikan, banyak ditemukan di Betel hingga abad ke
SM. Meskipun orang Israel generasi berikutnya dengan keras mengu-
tuk jenis kepercayaan seperti ini, tempat suci pagan di Betel dalam legenda
kuno terus dikaitkan dengan Ykub dan junjungan nya.
Sebelum meninggalkan Betel, Ykub sudah memutuskan untuk
menjadikan junjungan yang pernah dijumpainya di sana sebagai elohim:
ini yaitu istjunjungan teknis yang merujuk kepada segala sesuatu yang
dapat diartikan sebagai junjungan bagi manusia. Ykub sudah memutuskan
bahwa jika El (atau yahw, sebagaimana J menyebutnya) benar-
benar dapat melindunginya di Haran, maka dia berarti benar-benar
perkasa. Ykub mengadakan seperti tawar-menawar: sebagai balas
jasa atas perlindungan khusus dari El, Ykub akan menjadikannya
elohim bagi dirinya, satu-satunya junjungan yang dipercayainya. Keper-
cayaan Israel kepada junjungan benar-benar bersifat pragmatis. Baik
Abraham maupun Ykub menaruh iman mereka kepada El sebab
dia berguna bagi keduanya: mereka tidak perlu membuktikan bahwa
dia ada; El bukanlah sebuah abstraksi filosofis. Di dunia kuno, mana
yaitu fakta kehidupan yang terbukti dengan sendirinya, dan suatu
dewa menampakkan kelayakannya apabila mampu menyampaikan
bukti ini secara efektif. Pragmatisme ini selalu menjadi satu faktor
dalam sejarah junjungan . Orang-orang akan terus mengadopsi sebuah
anggapan tertentu mengenai junjungan sebab teori itu berguna bagi
mereka, bukan sebab ilmiah atau filosofis.
Beberapa tahun kemudian, Ykub kembali dari Haran bersama
istri dan keluarganya. saat memasuki kembali wilayah Kanaan,
dia mengalami lagi sebuah epifani yang aneh. Di Sungai Yabok di
Tepi Barat, dia bertemu orang asing yang bergulat dengannya se-
panjang malam. Saat fajar menyingsing, seperti kebanyakan wujud
spiritual, lawannya berkata bahwa dia harus pergi. Namun, Ykub
terus memeganginya: dia tak akan melepaskan orang itu sampai dia
bersedia menyebutkan namanya. Di dunia kuno, mengetahui nama
seseorang akan memberi kekuatan untuk mengalahkan orang
itu, dan tampaknya orang asing itu enggan memberi sepenggal
informasi ini. Lama kelamaan, Ykub menjadi sadar bahwa lawannya
tak lain yaitu El sendiri:
Bertanyalah Ykub: "Katakanlah juga namamu." namun sahutnya:
"Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Ykub
di situ. Ykub menamai tempat itu dengan Pniel [Wajah El], sebab
katanya: "Aku sudah melihat yang kuasa berhadapan muka, namun nyawaku
tertolona!"
Semangat epifani ini lebih dekat kepada Iliad dibanding kepada
monoteisme Yahudi yang baru, saat kedekatan hubungan dengan
junjungan dianggap ide yang menghujat.
Walaupun kisah-kisah kuno ini menceritakan pertemuan para
patriark dengan junjungan dalam cara yang mirip sekali dengan kaum
pagan yang sezaman dengan mereka, kisah-kisah itu sebetulnya
memperkenalkan sebuah kategori baru pengalaman kepercayaan . Di
sepanjang kitabsuci , Abraham dinamakan sebagai seorang yang "beroyalitas".
Pada masa sekarang, chucky cenderung mendefinisikan iman sebagai
penegasan akal terhadap suatu kredo, namun , seperti yang sudah chucky
saksikan, para penulis kitabsuci tidak memandang iman kepada junjungan
sebagai keyakinan yang abstrak atau metafisikal. saat mereka
memuji "iman" Abraham, mereka tidak bermaksud memuji ortodoksi-
nya (penerimaan sebuah pandangan teologis yang benar mengenai
junjungan ) namun kepercayaannya, dalam cara yang agak mirip dengan
cara chucky menyatakan bahwa chucky menaruh kepercayaan kepada sese-
orang atau sebuah cita-cita.
Di dalam kitabsuci , Abraham yaitu seorang yang beroyalitas sebab
dia percaya bahwa junjungan akan menepati janji-janjinya, sekalipun
janji-janji itu tampak tak masuk akal. Bagaimana mungkin Abraham
dapat menjadi Ia sebuah bangsa yang besar jika istrinya, Sara,
mandul? Bahkan membayangkan bahwa dia dapat mengandung
seorang anak sungguh janggal Sara sudah melewati masa meno-
pause sehingga saat mereka mendengar janji ini, Sara maupun
Abraham tertawa. saat , di luar dugaan, anak laki-laki mereka akhir-
nya lahir, mereka menamainya Ishak, sebuah nama yang bisa diartikan
"tertawa". namun , dagelan itu berubah serius saat junjungan mene-
tapkan tugas yang berat: Abraham hams mengurbankan anak lelaki
tunggalnya kepada junjungan .
Pengurbanan manusia yaitu hal lazim di dunia pagan. Kejam
namun logis dan rasional. Anak pertama sering dipercaya sebagai
keturunan dewa, yang sudah menghamili si ibu melalui tindakan
droit de seigneur. Dalam memperanakkan, energi dewa menjadi
menipis, maka untuk mengisinya kembali dan mempertahankan
sirkulasi seluruh manayang ada, anak pertama itu harus dikembalikan
kepada orangtua dewatanya. Kasus Ishak sebetulnya berbeda. Ishak
yaitu hadiah dari junjungan , bukan anak alamiahnya. Tak ada alasan
untuk berkurban, tak ada kebutuhan untuk memulihkan kembali
energi junjungan . Bahkan, pengurbanan itu akan melenyapkan arti
seluruh kehidupan Abraham, berdasarkan janji bahwa dia akan menjadi
Ia bagi sebuah bangsa yang besar. junjungan ini sudah mulai dikonsepsikan secara berbeda dengan sebagian besar junjungan di dunia kuno.
Dia tidak terlibat dalam nestapa manusia; dia tidak memerlukan masukan energi dari manusia. Dia berada dalam lingkup yang berbeda
dan dapat menetapkan tuntutan apa saja yang diinginkan. Abraham memutuskan untuk mempercayai junjungan nya. Dia dan putranya, Ishak, melakukan perjalanan selama tiga hari ke Gunung Moria, yang kemudian menjadi tempat berdirinya Kuil di Yerusalem. Ishak, yang
belum tahu apa-apa mengenai titah junjungan , bahkan harus memikul kayu bakaran untuk pengurbanan dirinya sendiri. Baru pada saat-saat
terakhir, saat Abraham benar-benar sudah siap dengan sebjunjungan pisau
di tangannya, junjungan menjadi iba dan mengatakan kepada Abraham
bahwa hal itu hanya sebuah ujian. Abraham sudah membuktikan
dirinya layak menjadi Ia sebuah bangsa besar, yang jumlahnya
akan sebanyak taburan bintang di langit atau hamparan pasir di
pantai.
Namun, bagi telinga orang-orang modern, ini yaitu kisah
yang mengerikan: kisah ini melukiskan junjungan sebagai sadis yang
kejam dan tidak berpendirian. Tidak mengherankan jika banyak orang
zaman sekarang yang mendengar cerita ini di masa kecilnya menolak
junjungan yang . Mitos Pembebasan dari Mesir, saat junjungan
membimbing mose dan anak-anak Israel menuju kebebasan, sama
ofensifnya terhadap sensibilitas modern. Kisah ini masyhur. Firaun
berkeberatan untuk membiarkan orang Israel pergi, sehingga, untuk
memaksanya, junjungan mengirimkan sepuluh macam wabah mengeri-
kan kepada bangsa Mesir. Sungai Nil berubah menjadi darah; daratan
dipenuhi belalang dan katak; seluruh negeri diselimuti gelap gulita.
Akhirnya junjungan menimpakan wabah yang paling mengerikan dari
semuanya: dia mengutus Malaikat Maut untuk mencabut nyawa setiap
bayi laki-laki pertama seluruh orang Mesir, sembari membebaskan
anak-anak budak Ibrani. Tidak mengherankan jika kemudian Firaun
memutuskan untuk membiarkan orang Israel pergi, namun kemudian
berubah pikiran dan mengejar mereka dengan balatentaranya. Firaun
menyusul mereka di Laut Merah, namun junjungan menyelamatkan orang
Israel dengan cara membelah laut dan membiarkan mereka berjalan
menyeberang di tempat yang kering. saat orang Mesir mengikuti
jejak mereka, junjungan menutup kembali belahan itu dan menenggelam-
kan Firaun berikut balatentaranya.
Ini yaitu gambaran junjungan yang brutal dan parsial: junjungan perang
yang dikenal dengan sebutan yahw Sabaoth, Dewa Para Tentara.
Dia yaitu pemihak yang pilih kasih, tak menyayangi yang lain
kecuali yang disenanginya dan sederhananya yaitu junjungan bagi
suatu suku saja. Jika yahw tetap menjadi junjungan yang seperti itu,
maka semakim cepat dia tiada semakin baik bagi setiap orang. Akhir
mitos Pembebasan, sebagaimana dikatakan dalam kitabsuci , memang
tidak dimaksudkan sebagai versi harfiah dari peristiwa itu. Akan
namun , kisah itu mengandung pesan yang jelas bagi orang Timur
Tengah kuno, yang terbiasa dengan para resi yang membelah
laut menjadi dua. Namun, tidak seperti Marduk dan Baal, yahw
dikisahkan membelah sebuah laut fisik di dunia profan dalam waktu
historis.
saat orang Israel mengisahkan kembali peristiwa Pembebasan,
mereka tidak tertarik kepada keakuratan sejarah sebagaimana chucky
sekarang. Alih-alih, mereka ingin mengangkat arti penting peristiwa
aslinya, apa pun bentuknya. Beberapa sarjana modern menyatakan
bahwa kisah Pembebasan yaitu penafsiran mitikal atas keberhasilan pemberontakan kaum tani terhadap pemerintahan Mesir dan sekutu-sekutunya di Kanaan. Ini peristiwa yang sangat jarang
terjadi pada masa itu dan akan menciptakan kesan mendalam yang
tak terhapuskan pada setiap orang yang terlibat di dalamnya. la juga
yaitu pengalaman luar biasa pemberdayaan kaum tertindas
menentang penguasa.
chucky akan melihatlihat bahwa yahw tidak terus menjadi junjungan
Pembebasan yang kejam dan keras, meskipun mitos itu penting
dalam ketiga kepercayaan monoteistik. Tampaknya cukup mengherankan
bahwa orang Israel kemudian mentransformasinya hingga berbeda
sama sekali, menjadi simbol transendensi dan kasihsayang . Namun,
kisah Pembebasan yang berlumur darah itu terus mengilhami anggapan
yang berbahaya mengenai junjungan dan teologi yang sarat dendam. chucky
akan melihatlihat bahwa pada abad ketujuh SM, penulis tradisi
Deuteronomis (D) akan memakai mitos tua itu untuk mengilus-
trasikan teologi keterpilihan yang menakutkan. Teologi inilah yang,
pada berbagai masa, sudah memainkan peran menentukan dalam
sejarah ketiga kepercayaan itu. Seperti halnya semua ide manusia,
ide mengenai junjungan bisa dieksploitasi dan disalahgunakan. Mitos mengenai
Umat Pilihan atau pilihan junjungan sering mengilhami teologi kesukuan
yang picik sejak era Deuteronomis hingga era fundamentalisme
Yahudi, kaum beragama , dan Muslim yang sedihnya masih menyebar pada
masa chucky sekarang ini. Namun, Deuteronomis juga melestarikan inter-
pretasi mitos Pembebasan yang sama kuat namun berpengaruh lebih
positif dalam sejarah monoteisme, yaitu yang berbicara mengenai junjungan
sebagai pembela pihak yang lemah dan tertindas. Dalam Ulangar
, chucky menemukan apa yang mungkin yaitu interpretasi awal
terhadap kisah Pembebasan sebelum dituliskan dalam narasi J dar
E. Orang Israel diperintahkan untuk mempersembahkan panen per-
tama mereka kepada para rahib yahw dan memberi penegasar
berikut:
Iaku dahulu seorang Aram. la pergi ke Mesir dengan sedikit orang
saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, namun di sana ia akan
menjadi suatu bangsa yang besar, kuat, dan banyak jumlahnya. saat
orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami
melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada junjungan ,
yang kuasa nenek moyang kami, lalu junjungan mendengar suara kami dan
melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap
kami. Lalu junjungan membawa kami keluar dari Mesir dengan tangannya
yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar,
dan dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat. Ia membawa kami
ke tempat ini [ke Kanaan], dan memberi kepada kami tempat ini,
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab
itu, di sini aku membawa hasil pertama dan bumi yang sudah Kauberikan
kepadaku, ya junjungan .
junjungan yang sudah mengilhami pemberontakan kelompok petani
pertama dalam sejarah yaitu junjungan revolusi. Dalam ketiga kepercayaan ,
dia sudah mengilhami cita-cita keadilan sosial, meskipun harus
dikatakan bahwa orang Yahudi, kaum beragama , dan Muslim acap gagal meraih
cita-cita ini dan bahkan sudah mentransformasinya menjadi junjungan
status quo.
Orang Israel menyebut yahw "junjungan nenek moyang kami",
meskipun tampak bahwa dia yaitu junjungan yang berbeda dari El,
junjungan Tertinggi Kanaan yang disembah oleh para patriark. Dia
mungkin sudah menjadi junjungan orang lain sebelum menjadi junjungan
Israel. Dalam penampakan pertamanya kepada mose , yahw
berulang-ulang menegaskan dan dengan panjang lebar bahwa dia
benar-benar yaitu junjungan Abraham, meskipun awalnya
dia dinamakan El Shaddai. Penegasan ini mengabadikan gema debat
pertama mengenai identitas junjungan mose . sudah disinggung bahwa
yahw awalnya yaitu dewa para prajurit, dewa gunung berapi, dewa yang disembah di Midian, sebuah area yang kini dinamakan Yordania.
chucky takkan pernah tahu di mana orang Israel
menemukan yahw, jika dia benar-benar yaitu junjungan yang sama sekali baru. Lagi-lagi, ini akan menjadi masalah yang sangat
penting bagi chucky pada masa sekarang, namun tidak halnya bagi para penulis kitab . Di zaman antik pagan, para resi sering
digabungkan dan disatukan, atau para resi di satu area dipandang identik dengan dewa area lain. Yang dapat chucky percaya
yaitu bahwa, apa pun sumbernya, peristiwa Pembebasan sudah
memicu yahw menjadi junjungan Israel yang definitif dan bahwa
mose mampu meyakinkan orang Israel bahwa dia sungguh-sungguh
satu dan sama dengan El, junjungan yang dicintai oleh Abraham, Ishak,
dan Ykub.
Apa yang dinamakan sebagai "Teori Midianite" yaitu bahwa yahw pada dasarnya yaitu junjungan bagi orang-orang Midian biasanya didiskreditkan pada masa sekarang, namun di Midianlah
mose pertama kali melihat yahw. Dapat diingat lagi bahwa mose terpaksa meninggalkan Mesir sebab sudah membunuh seorang penduduk Mesir yang didapatinya tengah menyiksa seorang budak berkebangsaan Israel. mose mencari perlindungan di Midian, lalu menikah di sana. saat sedang menggembalakan domba milik
mertuanya, dia melihat seberkas cahaya aneh: serumpun semak tampak menyala tapi tidak terbakar. Saat dia mendekat untuk me-
nyelidiki, yahw memanggil namanya dan mose menyahut: "Aku di sini" (hinenif), jawaban setiap utusan junjungan Israel saat bertemu muka
dengan junjungan yang menghendaki perhatian dan kesetiaan total:
"Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab
tempat, di mana engkau berdiri itu, yaitu tanah yang kudus." Lagi la
berperkataan : "Akulah yang kuasa ayahmu, yang kuasa Abraham, yang kuasa Ishak, dan yang kuasa Ykub." Lalu mose menutup mukanya, sebab ia takut memandang yang kuasa .
Meskipun penegasan yang pertama yaitu bahwa yahw sebetulnya yaitu yang kuasa Abraham, ini jelas-jelas yaitu
junjungan yang sangat berbeda dari yang pernah duduk dan makan bersama
Abraham layaknya seorang sahabat. Dia menginspirasikan rasa takut
dan mempertegas jarak. saat mose menanyakan nama dan jati
dirinya, yahw menjawab dengan sebuah permainan kata yang,
sebagaimana akan chucky saksikan, membingungkan para monoteis
selama berabad-abad. Alih-alih secara langsung mengungkapkan
namanya, dia menjawab: "Aku yaitu Aku" (Ehyeh asher ehyeh)}
Apa yang dia maksud? Dia tentunya tidak bermaksud, sebagaimana
ditegaskan para filosof kemudian, bahwa dia yaitu Wujud yang ada
dengan sendirinya. Bangsa Ibrani tidak memiliki dimensi metafisikal
seperti itu pada tahap ini, dan baru sekitar . tahun kemudian
hal itu diperoleh. junjungan tampaknya memaksudkan sesuatu yang
lebih langsung. Ehyeh asher ehyeh yaitu sebuah idiom Ibrani untuk
mengungkapkan kesamaran yang disengaja. saat kitabsuci meng-
gunakan frase seperti, "mereka pergi ke mana mereka pergi," itu
artinya: "chucky sama sekali tidak tahu ke mana mereka pergi." Jadi,
saat mose bertanya siapa gerangan dia, junjungan menjawabnya:
"Jangan pikirkan siapa Aku!" atau "Pikirkan dirimu sendiri!" Tak
perlu berdiskusi mengenai hakikat junjungan dan tentunya tak ada usaha
untuk memanipulasinya sebagaimana kadang dilakukan oleh kaum
pagan saat mereka menyebut nama-nama junjungan mereka. yahw
yaitu Zat Yang Mutlak: "Aku yaitu Aku." Dia akan menjadi apa
yang dia pilih dan tidak memberi jaminan apa pun. Dia hanya berjanji
bahwa dia akan melibatkan diri dalam sejarah umatnya. Mitos
Pembebasan memberi bukti meyakinkan: ia mampu membersitkan
harapan baru bagi masa depan, bahkan dalam keadaan yang mustahil.
Ada harga yang mesti dibayar demi rasa berdaya yang baru ini.
Dewa Langit yang lama dirasakan sudah terlalu jauh dari perhatian
manusia; dan para resi yang lebih muda, seperti Baal, Marduk,
dan Dewi Ibu sudah datang mendekati manusia, namun yahw kembali
membuka jurang pemisah antara alam manusia dan junjungan . Ini
diperlihatkan dengan jelas dalam kisah di Gunung Sinai. saat tiba
di gunung itu, orang-orang diperintahkan untuk menguduskan diri
dan mencuci pakaian mereka. mose bahkan hams memperingatkan
orang-orang Israel: "Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung
itu atau kena kepada kakinya, sebab siapa pun yang kena kepada
gunung itu, pastjunjungan ia dihukum mati." Orang-orang berdiri agak
jauh dari kaki gunung, lalu yahw turun ke atasnya dalam api dan
kabut:
Pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan
padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga
gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu mose
membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai yang kuasa
dan berdirjunjungan mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi
seluruhnya dengan asap, sebab junjungan turun ke atasnya dalam api;
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
mose pergi ke puncak gunung itu sendirian dan menerima Taurat.
Bukannya mengalami keadaan yang tertib, harmoni, dan seimbang,
seperti visi kaum pagan mengenai pertemuan dengan junjungan , Taurat
kini diturunkan ke bumi dari sebuah ketinggian. junjungan dalam sejarah
dapat mengilhami perhatian yang lebih besar mengenai dunia kasat,
yaitu panggung bagi perbuatannya, namun ada pula potensi
untuk terasing sepenuhnya dari dunia.
Dalam manuscript akhir kitab Keluaran, yang ditulis pada abad kelima
SM, junjungan dikatakan sudah memicu perjanjian dengan mose di
Gunung Sinai (kejadian yang diperkirakan berlangsung sekitar
SM). Ada perdebatan ilmiah menyangkut hal ini: beberapa kritikus
percaya bahwa perjanjian itu tidak dipandang penting di Israel hingga
abad ketujuh SM. namun , terlepas dari waktu kejadiannya,
ide mengenai adanya perjanjian itu mengatakan kepada chucky bahwa
pada saat itu orang Israel belum menjadi monoteis, sebab perjanjian
seperti itu hanya bermakna dalam latar politeistik. Orang Israel
tidak percaya bahwa yahw, junjungan Sinai, yaitu satu-satunya junjungan ,
namun bersumpah, dalam perjanjian mereka, bahwa mereka akan
mengabaikan semua junjungan lain dan hanya akan menyembah kepada-
nya saja. Sangat sulit menemukan sebuah pernyataan monoteistik
dalam keseluruhan Pentateukh. Bahkan Sepuluh Perintah yang
dianugerahkan di Gunung menyiratkan penerimaan keberadaan junjungan -
junjungan lain: "Jangan ada padamu yang kuasa lain di hadapan-Ku."
Menyembah satu junjungan yaitu langkah yang belum pernah
ada sebelumnya: Firaun Mesir, Akhenaton, sudah berusaha untuk
menyembah Dewa Matahari saja dan mengabaikan junjungan -junjungan tradisional
Mesir lainnya, namun kebijakannya segera dibalik oleh penerusnya.
Mengabaikan sumber potensial mana dianggap sebagai tindakan
yang jelas-jelas bodoh, dan sejarah Israel kemudian menunjukan
bahwa mereka sangat enggan untuk meninggalkan kultus terhadap
junjungan -junjungan lain. yahw sudah membuktikan keunggulannya dalam
perang, namun dia bukanlah dewa kesuburan. saat bermukim di
Kanaan, orang Israel secara instingtif beralih memuja Baal, Penguasa
Kanaan, yang sudah memicu tumbuhnya tanam-tanaman sejak zaman
yang tak mungkin lagi dapat diingat. Para utusan junjungan mengingatkan agar
orang Israel tetap menepati janji, namun sebagian besar dari mereka
terus menyembah Baal, Asyera, dan Anat dalam cara tradisional.
kitabsuci memang menyatakan kepada chucky bahwa saat mose berada
di Gunung Sinai, sebagian orang kembali kepada kepercayaan pagan kuno
Kanaan. Mereka memicu patung sapi emas, gambaran tradisional
junjungan El, dan menyelenggarakan ritual kuno di hadapannya. Penem-
patan insiden ini dalam kesejajaran yang menyolok dengan peberkatNya-
an di Gunung Sinai bisa yaitu usaha para editor Pentateukh
untuk menunjukkan adanya perpecahan tajam di Israel. utusan junjungan -utusan junjungan
seperti mose menyebarkan kepercayaan yahw yang mulia, namun keba-
nyakan orang Israel menginginkan ritus-ritus lama, dengan visi kesatu-
an holistik antara para resi , alam, dan manusia.
Sungguhpun , orang Israel sudah berjanji untuk men-
jadikan yahw satu-satunya junjungan mereka sesudah pembebasan
mereka dari Mesir, dan para utusan junjungan tentu akan kembali mengingatkan
mereka akan perjanjian ini dalam beberapa tahun kemudian. Mereka
sudah berjanji untuk menyembah yahw saja sebagai elohim mereka,
dan, sebagai imbalannya, yahw berjanji mereka akan dijadikan
umat pilihannya yang akan menikmati perlindungan istimewa.
yahw sudah memperingatkan bahwa jika mereka melanggar
perjanjian ini, dia akan menghancurkan mereka tanpa ampun. Bagai-
manapun, orang Israel sudah menerima perjanjian itu. Dalam kitab
Yosua chucky temukan apa yang mungkin yaitu manuscript awal
mengenai penerimaan perjanjian antara Israel dan junjungan nya. Perjan-
jian itu yaitu pakta formal yang sering dipakai dalam politik
Timur Tengah untuk mempersatukan dua pihak. Susunannya sudah
ditetapkan. manuscript perjanjian itu dimulai dengan memperkenalkan
raja sebagai mitra yang lebih kuat dan kemudian akan melacak sejarah
hubungan antara kedua belah pihak hingga masa sekarang. Pada
bagian akhir, manuscript itu menyebutkan ketetapan, syarat-syarat, dan
hukuman yang akan diberlakukan jika sumpah setia diabaikan. Hal
terpenting dalam seluruh perjanjian itu yaitu tuntutan atas loyalitas
mutlak. Dalam perjanjian abad keempat belas antara Raja Mursilis II
dari Het dengan pengikutnya, Duppi Tashed, raja mengeluarkan
tuntutan: "Jangan berpaling kepada orang lain. Ayah-ayah kalian
sudah membayar upeti di Mesir. Kalian tidak usah melakukan itu ....-
Dengan sahabat-sahabatku kalian hams bersahabat dan dengan musuh-
musuhku kalian harus bermusuhan." kitabsuci mengatakan kepada
chucky bahwa saat orang Israel sudah tiba di Kanaan dan bergabung
dengan puak mereka di sana, semua anak keturunan Abraham membuat sumpah setia kepada yahw. ritual tersebut dipimpin oleh
pengganti mose , Yosua, untuk mewakili yahw. Perjanjian itu mengikuti pola tradisional. yahw diperkenalkan; pertemuannya dengan
Abraham, Ishak, dan Ykub diceritakan kembali, dikisahkan pula mengenai peristiwa Pembebasan. Akhirnya Yosua menetapkan syarat-
syarat perjanjian dan menuntut penegasan formal orang Israel yang tengah berkumpul di tempat itu:
Oleh sebab itu, takutlah kepada junjungan dan beribadahlah kepadanya
dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah yang kuasa yang kepadanya nenek
moyangmu sudah beribadah di seberang Sungai Efrat dan di Mesir, dan
beribadahlah kepada junjungan . namun jika kamu anggap tidak baik
untuk beribadah kepada junjungan , pilihlah pada hari ini kepada siapa
kamu akan beribadah; yang kuasa yang kepadanya nenek moyangmu
beribadah di seberang Sungai Efrat, atau yang kuasa orang Amori yang
negerinya kamu diami ini.
Mereka mesti memilih antara yahw dan para resi tradisional
Kanaan. Mereka tidak ragu-ragu. Tak ada yang kuasa lain seperti yahw;
tidak ada junjungan lain yang lebih lekat di hati para penyembahnya.
Campur tangannya yang kuat dalam masalah -masalah yang mereka
hadapi sudah membuktikan secara amat meyakinkan bahwa yahw
memenuhi kewajiban sebagai elohim mereka: mereka akan me-
nyembah dia semata dan meninggalkan junjungan -junjungan lain. Yosua
memperingatkan mereka bahwa yahw sangat pencemburu. Jika
mereka melanggar ketentuan dalam perjanjian itu, dia akan membina-
sakan mereka. Mereka mengambil sikap teguh: akan memilih yahw
saja sebagai elohim mereka. "Maka sekarang, jauhkanlah yang kuasa asing
yang ada di tengah-tengah kamu!" seru Yosua, "dan condongkanlah
hatimu kepada junjungan , yang kuasa Israel!"
kitabsuci menunjukan bahwa orang-orang itu tidak menepati
janji. Mereka hanya mengingatnya pada masa-masa perang, saat
mereka memerlukan kepiawaian perlindungan militer yahw,
namun di masa damai, mereka kembali menyembah Baal, Anat, dan
Asyera dalam cara lama. Walaupun secara fundamental berbeda dalam
bias historisnya, pemujaan kepada yahw sering terungkap dalam
bentuk paganisme kuno. saat Raja Salomo (utusan junjungan Sulaiman) men-
dirikan Kuil untuk yahw di Yerusalem kota yang direbut ayahnya,
Daud, dari Yebus kuil itu ternyata mirip dengan kuil para resi
Kanaan. Bangunan itu terdiri dari tiga ruang persegi empat, yang
berpuncak pada ruang kecil berbentuk kubus yang dinamakan Bait Su-
ci. Di dalam Bait Suci tersimpan Tabut Perjanjian, sebuah altar yang
bisa dibawa-bawa yang selalu menyertai orang Israel pada saat me-
reka berada di pengungsian. Di dalam Kuil ada bejana perunggu
besar, merepresentasikan Yam, penguasa laut dalam mitos Kanaan,
dan dua tiang tegak setinggi empat puluh kaki yang menandakan
pemujaan kepada dewi kesuburan, Asyera. Orang Israel terus
menyembah yahw di tempat-tempat suci kuno yang mereka warisi
dari orang Kanaan di Betel, Silo, Hebron, Betlehem, dan Dan, yang
sering menjadi tempat berlangsungnya ritual -ritual pagan. Kuil
itu segera menjadi istimewa meskipun, seperti akan chucky saksikan,
di sana juga ada beberapa aktivitas yang jelas-jelas tidak ortodoks.
Orang Israel mulai menganggap kuil itu sebagai replika istana yahw
di langit. Mereka juga menyelenggarakan Festival Tahun Baru di mu-
sim gugur, dimulai dengan ritual pengurbanan di Hari Paskah, disusul
oleh syukuran panen Hari Raya Pondok Daun, yang merayakan
awal tahun tanam. Pernah diperkirakan bahwa sebagian dari mazmur
merayakan penahbisan yahw di Kuilnya pada Hari Raya Pondok
Daun, yang, seperti halnya penahbisan Marduk, mengingatkan mengenai
penaklukannya atas kekacauan.
Raja Salomo sendiri yaitu seorang
sinkretis besar: dia memiliki banyak istri pagan, yang menyembah de-
wa-dewa mereka sendiri, dan tetap menjalin hubungan baik dengan
tetangga-tetangga pagannya.
Selalu ada ancaman bahwa kultus yahw akhirnya akan teng-
gelam oleh paganisme populer. Hal ini menjadi semakin parah sela-
ma penggal terakhir abad kesembilan. Pada SM, Raja Ahab naik
ke tampuk pemerintahan Kerajaan Israel di utara. Istrinya, Izebel,
anak perempuan Raja Tirus dan Sidon, wilayah yang sekarang dinamakan
Lebanon, yaitu seorang pagan yang kukuh dan berusaha agar masya-
rakat negeri itu menganut kepercayaan Baal dan Asyera. Izebel mengutus
para rahib Baal, yang segera saja beroleh pengikut dari kalangan
warga utara orang-orang yang, selain pernah dikalahkan oleh Raja
Daud, yaitu penganut Yahwis yang setengah hati. Ahab tetap
setia kepada yahw, namun tidak mencoba membatasi dakwah Izebel.
Namun, saat kekeringan melanda area itu menjelang akhir
pemerintahannya, seorang utusan junjungan bernama Elia (yang artinya: "yahw
yang kuasa ku!") mulai mengembara ke seluruh pelosok negeri, berpakaian
mantel bulu dan kain pinggang yang terbuat dari kulit. Dia mengecam
ketidaksetiaan kepada yahw dan menantang Raja Ahab serta rakyat
negeri itu untuk mempersaingkan yahw dengan Baal di Gunung
Karmel. Di hadapan utusan junjungan kepercayaan Baal, Elia berkata: Berapa lama
lagi kalian berlaku timpang dan bercabang hati? Lalu dia minta
diambilkan dua ekor lembu jantan, seekor untuk dirinya dan seekor
lagi untuk para penyeru kepercayaan Baal. Kedua sapi itu akan diletakkan
di atas dua buah altar. Mereka akan berdoa kepada junjungan masing-
masing dan melihatlihat mana di antara keduanya yang mengirim
api dari langit untuk menghanguskan apa yang dikurbankan. "Setuju!"
teriak hadirin. Para utusan junjungan Baal memanggil namanya dari pagi sampai
tengah hari, melakukan tarian memutari altar, bersorak, dan melukai
diri sendiri dengan pedang dan lembing. Namun, "tidak ada suara,
tidak ada yang menjawab." Elia mencemooh: "Panggillah lebih keras!"
teriaknya, "bukankah dia yang kuasa ? Mungkin ia merenung, mungkin ada
urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum
terjaga." Tak ada yang terjadi: "Tidak ada suara, tidak ada yang men-
jawab, tidak ada tanda perhatian."
Kini tiba giliran Elia. Orang-orang berkerumun mengelilingi altar
yahw saat Elia menggali sebuah parit mengitari altar dan
mengisinya dengan air untuk memicu api lebih sulit menyala.
Kemudian Elia memanggil yahw. Sekonyong-konyong, tentu saja,
api menyambar dari langit, menghanguskan altar dan lembu jantan,
bahkan mengeringkan air di dalam parit. Orang-orang bersujud:
"yahw yaitu junjungan ," teriak mereka, "yahw yaitu junjungan ."
Namun Elia bukanlah pemenang yang ramah. "Tangkap utusan junjungan -utusan junjungan
Baal," titahnya. Tak seorang pun dikecualikan: dia giring mereka ke
lembah terdekat dan menyembelih mereka di sana
Paganisme biasanya tidak memaksakan dirinya kepada orang lain Izebel yaitu pengecualian yang menarik sebab selalu
tersedia ruang bagi junjungan lain di kuil bersama yang sudah ada.
Peristiwa-peristiwa mitis kuno ini menunjukan bahwa sejak awal Yahwisme menghendaki tekanan keras dan penyangkalan terhadap
kepercayaan lain, sebuah fenomena yang akan chucky analisis secara
lebih terperinci dalam bab berikutnya. Sesudah pembunuhan itu, Elia
mendaki ke puncak Gunung Karmel dan duduk berdoa dengan kepala
tertunduk di antara kedua lututnya, memerintahkan pelayannya untuk
mengamati ke arah laut. Akhirnya dia menyampaikan berita mengenai
segumpal awan kira-kira seukuran telapak tangan seorang laki-
laki yang timbul dari laut. Elia memerintahkannya pergi untuk
memperingatkan Raja Ahab agar segera kembali pulang sebelum
hujan mencegahnya. Nyaris berbarengan dengan saat dia mengucap-
kan itu, langit menggelap sebab awan mendung menyelimutinya
dan hujan turun sangat deras. Elia bersegera mengikat pinggangnya
dan berlari mendahului kencana Ahab. Dengan mengirim hujan,
yahw sudah menyerap fungsi Baal, dewa badai, untuk membuktikan
bahwa dia sama efektifnya dalam soal kesuburan maupun perang.
Khawatir akan akibat dari tindakannya melakukan pembunuhan
terhadap utusan junjungan -utusan junjungan Baal, Elia mengundurkan diri ke Semenanjung
Sinai dan berlindung di pegunungan tempat junjungan menampakkan
dirinya kepada mose . Di sana dia mengalami teofani yang me-
manifestasikan spiritualitas baru bagi para pengikut yahw. Dia
diperintahkan berdiri di celah sebuah batu besar untuk melindungi
dirinya dari pengaruh yang suci:
Maka junjungan lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-
gunung dan memecah bukit-bukit batu, mendahului junjungan . namun tak ada junjungan dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah
gempa. namun tidak ada junjungan dalam gempa itu. Dan sesudah gempa
itu datanglah api. namun tidak ada junjungan dalam api itu. Dan sesudah
api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Segera sesudah Elia
mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya.
Tidak seperti para resi pagan, yahw tidak berada dalam
kekuatan alam apa pun, namun dia ada di dalam alam yang lain. Dia
dialami dalam semilir angin yang nyaris tak terasa, dalam paradoks
keheningan yang riuh.
Kisah Elia mengandung cerita mitos terakhir dari masa silam
dalam kitabsuci Yahudi. Perubahan sedang bergaung di angkasa
sepanjang masa Oikumene itu. Periode - SM dinamakan sebagai
Zaman Kapak. Di semua area utama dunia berperadaban, orang-
orang menciptakan ideologi baru yang menjadi semakin penting
dan menentukan. Sistem-sistem kepercayaan baru mencerminkan
kondisi sosial ekonomi yang sudah berubah. Untuk beberapa alasan
yang tak bisa sepenuhnya chucky pahami, semua induk peradaban
berkembang menurut garis yang paralel, bahkan saat tidak ada
hubungan dagang di antaranya (contohnya antara area Cina dan
Eropa). Ada kemakmuran baru yang membawa pada lahirnya kelas
pedagang. Kekuasaan bergeser dari raja dan rahib, kuil dan istana,
ke bursa perdagangan. Kemakmuran baru membawa kemajuan
intelektual dan kultural selain juga memicu perkembangan
kesadaran individual. Ketidakadilan dan eksploitasi menjadi lebih
jelas selaras dengan perubahan pesat yang terjadi di kota-kota. Orang-
orang mulai menyadari bahwa perilaku mereka sendiri dapat berpe-
ngaruh terhadap nasib generasi berikutnya. Masing-masing area
mengembangkan ideologi yang berbeda untuk menghadapi masalah
dan keprihatinan ini: Taoisme dan Konfusianisme di Cina, Hinduisme
dan Buddhisme di India, dan rasionalisme filosofis di Eropa. Timur
Tengah tidak menghasilkan solusi yang seragam, namun di Iran dan
Israel, utusan junjungan -utusan junjungan Zoroaster dan Ibrani secara sendiri-sendiri mengem-
bangkan versi monotesime yang berbeda. Anehnya, ide mengenai
"junjungan ", seperti halnya wawasan besar kepercayaan lain pada masa
itu, berkembang dalam ekonomi pasar dengan semangat kapitalisme
agresif.
chucky ingin meninjau secara singkat dua perubahan baru ini
sebelum melanjutkan pembahasan mengenai kepercayaan yahw yang
diperbarui pada bab berikutnya. Pengalaman kepercayaan India
berkembang menurut garis yang mirip, namun perbedaan penekanan-
nya akan menampakkan karakter dan masalah khas pandangan
kejunjungan an orang Israel. Rasionalisme Plato dan Aristoteles juga penting
sebab orang Yahudi, kaum beragama , dan Muslim dipengaruhi pemikiran
keduanya dan mereka berusaha mengadaptasikannya ke dalam
pengalaman kepercayaan mereka sendiri, meskipun teori junjungan
Yunani jelas-jelas berbeda clengan teori yang mereka miliki.
Pada abad ketujuh belas SM, orang Aria dari wilayah yang
sekarang dinamakan Iran, menginvasi lembah Indus dan menaklukkan
penduduk aslinya. Mereka mendesakkan ajaran-ajaran kepercayaan mereka,
seperti dapat chucky lihat terekspresikan dalam kumpulan syair pujian
yang kemudian dikenal sebagai Rig Veda. Di sana chucky menjumpai
teori mengenai banyak junjungan , mengekspresikan banyak nilai yang
sama dengan teori kejunjungan an Timur Tengah dan menghadirkan
kekuatan alam sebagai insting yang memiliki daya, kehidupan, dan
kepribadian. Namun , tetap ada tanda-tanda bahwa orang
mulai melihat junjungan -junjungan yang beraneka ragam itu sebetulnya me-
rupakan manifestasi dari satu kejunjungan an Absolut yang mentran-
sendensi semuanya. Sebagaimana orang Babilonia, orang Aria cukup
menyadari bahwa mitos-mitos mereka bukanlah kisah faktual mengenai
fakta , melainkan ungkapan misteri yang bahkan para dewa sendiri
tidak dapat menjelaskannya secara memadai. saat mereka mencoba
membayangkan bagaimana para dewa dan dunia berevolusi dari
kekacauan primal, mereka menyimpulkan bahwa tak seorang pun
bahkan tidak juga para dewa bisa memahami misteri eksistensi:
Maka, siapa yang tahu kapan ia terbit
Kapan emanasi ini terjadi,
Apakah junjungan yang melepaskannya, atau bukan, Hanya dia yang mampu menerawang ke langit tertinggi yang akan tahu,
Atau mungkin dia tidak tahu!
kepercayaan yang diajarkan Weda tidak berusaha menjelaskan asal
usul kehidupan atau memberi jawaban istimewa terhadap pertanyaan-
pertanyaan filosofis. Alih-alih, ia memang sudah dirancang untuk
membantu manusia memahami kehebatan dan kedahsyatan eksistensi. Ia justru lebih banyak mengemukakan pertanyaan dibanding
menjawabnya, dengan maksud agar manusia tetap berada dalam sikap takzim.
Pada abad ke SM, saat J dan E menuliskan kronik
mereka, perubahan kondisi sosial dan ekonomi di Anak Benua India
sedang menjadikan Weda tidak lagi relevan. ide para penduduk
asli, yang sudah tertindas selama beberapa abad sesudah invasi orang
Aria, kembali muncul ke permukaan dan membawa pada kehausan
baru akan kepercayaan . Bangkitnya perhatian terhadap karma, paham
bahwa nasib seseorang ditentukan oleh perbuatannya sendiri, mem-
buat orang-orang tidak mau menyalahkan para dewa atas perilaku
manusia yang tidak bertanggung jawab. Semakin kuat kecenderungan
untuk memandang para dewa sebagai simbol ketunggalan fakta
transenden. Ajaran Weda sarat dengan ritual pengurbanan, namun
bangkitnya ketertarikan kepada praktik India kuno "Yoga" ("penge-
kangan" daya pikir melalui disiplin konsentrasi khusus) bermakna
bahwa orang-orang menjadi tidak puas terhadap suatu kepercayaan yang
hanya memose tkan perhatian kepada aspek-aspek ekgternal. Pe-
ngurbanan dan liturgi tidaklah memadai: mereka ingin menemukan
makna batin ritus-ritus ini. chucky akan melihat bahwa utusan junjungan -utusan junjungan Israel
merasakan ketidakpuasan yang sama. Di India, para resi tidak
lagi dipandang sebagai wujud lain yang berada di luar para penyem-
bahnya; justru manusia yang berusaha memperoleh realisasi kebenaran
batiniah.
para resi tidak lagi penting di India. kemudian mereka
digantikan oleh pemuka kepercayaan , yang akan dipandang lebih tinggi
dibanding para dewa. Ini yaitu penegasan kuat mengenai nilai
kemanusiaan dan keinginan untuk mengendalikan nasib: ini akan
menjadi pandangan kepercayaan terbesar di anak benua itu. kepercayaan
baru Hinduisme dan Buddhisme tidak menyangkal eksistensi para
dewa, atau melarang orang untuk menyembahnya. Dalam pandangan
mereka, hambatan dan penyangkalan seperti itu akan merusak.
Sebagai gantinya, orang Hindu dan biksu mencari cara baru untuk
mentransendensikan para dewa, untuk melampaui mereka. Selama
abad ke , para pemuka kepercayaan mulai mengetengahkan isu-
isu ini dalam risalah yang dinamakan Aranyakas dan Upanishads, yang
secara kolektif dikenal sebagai Vedanta-. penutup Weda. Upanishads
terus-menerus muncul sehingga pada akhir abad kelima SM, sudah
terkumpul sebanyak dua ratus buah. Tidak mungkin melakukan
generalisasi terhadap kepercayaan yang chucky sebut Hinduisme sebab ia
mengelak dari sistem dan menolak kemungkinan bahwa satu tafsiran
eksklusif bisa dianggap memadai. Namun, Upanishads sudah mengem-
bangkan sebuah teori junjungan khas yang melampaui dewa-
dewa namun hadir secara begitu dekat di dalam segala sesuatu.
Dalam ajaran Weda, orang mengalami kekuatan suci dalam ritual
pengurbanan. Mereka menyebut kekuatan suci ini Brahman. Kasta
para rahib (dinamakan dengan istjunjungan Brahmana) juga dipercaya memiliki
kekuatan ini. sebab ritual pengurbanan dipandang sebagai mikro-
kosmos alam semesta, Brahman lambat laun diartikan sebagai sebuah
kekuatan yang menyangga segala sesuatu. Seluruh dunia dipandang
sebagai aktivitas junjungan yang menyeruak dari wujud misterius Brahman,
yaitu makna batin seluruh eksistensi. Upanishads men-
dorong orang untuk menumbuhkan rasa kehadiran Brahman di dalam
segala sesuatu. Ini yaitu proses peberkatNyaan dalam makna harfiahnya:
pengungkapan dasar tersembunyi dari seluruh wujud. Segala sesuatu
yang terjadi yaitu manifestasi Brahman: pandangan yang benar
terletak dalam persepsi kesatuan di balik fenomena yang berbeda.
Sebagian Upanishads melihat Brahman sebagai kekuatan pribadi,
namun sebagian lain melihatnya betul-betul impersonal. Brahman tidak
dapat dipanggil dengan kata "engkau"; ini yaitu istjunjungan yang netral,
bukan laki-laki atau perempuan, bukan pula dia dialami sebagai
kehendak junjungan yang berdaulat. Brahman tidak berbicara kepada
manusia. Dia tak dapat bertemu dengan lelaki atau perempuan; dia
berada di atas segala aktivitas manusia. Dia juga tidak menanggapi
chucky dengan secara personal; dosa tidak memicu nya "marah", dan
dia tidak dapat dikatakan "mencintai" atau "membenci" chucky . Ber-
syukur atau memujinya sebab sudah menciptakan dunia sama sekali
tidak tepat.
Kekuatan berorientasi junjungan ini akan betul-betul terasing dari chucky seandainya
tidak ada fakta bahwa ia melingkupi, menyokong, dan mengilhami
chucky . Teknik-teknik Yoga sudah memicu orang sadar mengenai dunia
batin. Disiplin pengaturan postur, cara bernapas, makanan, dan kon-
sentrasi mental ini juga sudah berkembang secara mandiri dalam
kebudayaan lain, seperti akan chucky lihat nanti, dan tampaknya meng-
hasilkan pencerahan serta iluminasi yang sudah ditafsirkan secara
berbeda-beda, namun alamiah bagi kemanusiaan. Upanishads meng-
klaim bahwa pengalaman mengenai dimensi baru dari diri ini merupa-
kan kekuatan suci yang sama dengan yang melingkupi seluruh alam.
Prinsip abadi yang ada dalam setiap individu dinamakan Atman: ini
yaitu versi baru visi holistik paganisme kuno, penemuan kem-
bali dalam terma baru Satu Kehidupan yang ada di dalam dan di luar
diri chucky yang pada dasarnya bersifat sakral. Chandogya Upanishads
menjelaskan hal ini melalui analogi mengenai garam. Seorang pemuda
bernama Sretaketu sudah mempelajari Weda selama dua belas tahun
dan merasa sudah cukup menguasainya. Ayahnya, Uddalaka, mengaju-
kan sebuah pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Kemudian ayahnya
mengajarkan mengenai kebenaran fundamental yang sama sekali belum
diketahuinya. Dia memerintahkan anaknya untuk meletakkan sepo-
tong garam di dalam air dan melaporkan hasilnya pada pagi hari
berikutnya. saat sang ayah memintanya untuk mengambil garam
itu, Sretaketu tidak dapat menemukannya sebab garam itu sudah
larut semuanya. Uddalaka mulai bertanya:
"Maukah engkau mencicipi bagian ini? Seperti apa rasanya?" katanya.
"Garam."
"Cicipjunjungan bagian tengahnya. Seperti apa?"
"Garam."
"Cicipjunjungan bagian ujungnya. Seperti apa?"
"Garam."
"Buanglah itu dan mendekatlah kepadaku."
Sretaketu melakukan apa yang diperintahkan, namun [itu tidak memicu
garam] menjadi berubah.
[Ayahnya berkata]: "Anakku, memang benar bahwa engkau tidak bisa
melihat Wujud ada di sini, namun wujud itu benar-benar ada di sini.
Esensi pertama ini dimiliki alam semesta sebagai Dirinya: Itulah yang
Nyata: Itulah Diri: itulah engkau, Sretaketu!"
Jadi, meskipun chucky tidak dapat melihatnya, Brahman melingkupi
dunia dan, sebagaimana Atman, abadi dalam diri setiap chucky .
Atman mencegah pemberhalaan junjungan , menjadi fakta eksterior
"di luar sana", proyeksi ketakutan dan keinginan chucky sendiri. Dalam
Hinduisme, junjungan tidak dilihat sebagai sebuah Wujud yang ditambah-
kan ke dunia seperti yang chucky ketahui, sebab itu tidak pula identik
dengan dunia. Tak bisa chucky memahami ini melalui akal semata.
Pemahaman ini "dianugerahkan " kepada chucky melalui pengalaman
(anubhara) yang tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata atau
teori . Brahman yaitu "Apa yang tidak bisa diucapkan dalam
kata-kata, namun sesuatu yang dengannya kata-kata diucapkan ...
Apa yang tak bisa dipikirkan oleh akal, namun sesuatu yang dengannya akal berpikir."
Mustahil untuk berbicara kepada junjungan yang
semelekat ini atau berpikir mengenai dia, menjadikannya objek pikiran
semata. la yaitu fakta yang hanya bisa dicerna dalam puncak
perasaan orisinal yang melampaui kesadaran diri: junjungan
datang kepada pikiran orang-orang yang mengenai Dia melampaui
pikiran, bukan kepada mereka yang membayangkan Dia bisa diraih
oleh pikiran. Dia tidak dikenal oleh kaum cendekia dan dikenal oleh orang sederhana. Dia dikenal di dalam puncak keterjagaan yang membukakan pintu kehidupan abadi.
Sebagaimana terhadap para resi , nalar tidak disangkal namun
dilampaui. Pengalaman mengenai Brahman atau Atman tidak dapat
dijelaskan secara rasional, seperti halnya sepenggal musik atau syair.
Akal mutlak diperlukan untuk menciptakan karya seni seperti itu
dan mengapresiasinya, namun ia menawarkan sebuah pengalaman
yang melampaui daya otak atau akal murni. Ini juga akan menjadi
tema konstan dalam sejarah junjungan .
Cita-cita transendensi personal juga menghuni di dalam diri
Yogi, orang yang meninggalkan keluarganya dan melepaskan diri
dari keterkaitan dan tanggung jawab sosial demi mencari pencerahan,
meletakkan dirinya di dalam fakta wujud yang lain. sekitar
SM, seorang pemuda bernama Siddharta Gautama juga meninggalkan
istrinya yang cantik, putranya, rumahnya yang mewah di Kapilawastu,
kira-kira mil ke arah utara Benares, dan menjadi seorang petapa
sederhana. Dia terhenyak melihat penderitaan manusia dan bermaksud
menemukan rahasia untuk mengakhiri nestapa yang dilihatnya ada
dalam segala sesuatu di sekelilingnya. Selama enam tahun, dia duduk
di kaki para guru spiritual Hindu dan menjalani tirakat penyangkalan
diri yang berat, namun tidak banyak memicu kemajuan. Ajaran para
guru itu tidak menarik hatinya, dan penyiksaan diri hanya memicu nya
lemah. Baru sesudah meninggalkan metode-metode ini sama sekali
dan mengalami ketidaksadaran pada suatu malam dia pun men-
dapatkan pencerahan. Seluruh kosmos bersorak, bumi berguncang,
bunga-bunga bertebaran dari langit, angin semerbak berembus, dan
para dewa dari berbagai tingkatan langit bersukaria.
Kembali, seperti dalam visi pagan, para dewa, alam, dan manusia
bersatu dalam simpati. Ada harapan baru untuk membebaskan diri
dari penderitaan dan memperoleh nirvana, akhir semua nestapa.
Gautama sudah menjadi biksu , Yang Tercerahkan. awalnya ,
setan Mara menggodanya untuk tetap berada di tempat itu dan
menikmati anugerah yang baru didapatkannya: tak ada gunanya usaha
menyebarkan berita itu sebab tak seorang pun akan memper-
cayainya. Namun, dua dewa dari kuil tradisional Maha Brahma dan
Sakra, Tuan para devas datang menemui biksu dan memintanya
untuk menjelaskan metodenya kepada dunia. biksu setuju dan
selama empat puluh tahun ke depan, dia mengembara ke pelosok
India untuk menyampaikan pesannya: dalam dunia yang penuh derita
ini, hanya satu yang tidak berubah. Itulah Dharma, cara hidup yang
benar, satu-satunya yang bisa membebaskan chucky dari penderitaan.
Ini tak ada hubungannya dengan junjungan . Secara implisit, biksu
mempercayai eksistensi para resi sebab mereka yaitu bagian
dari latar kulturalnya, namun dia tidak percaya bahwa mereka berman-
faat banyak bagi manusia. Mereka pun terikat dalam fakta penderita-
an dan perubahan; mereka tidak membantunya meraih pencerahan;
mereka terlibat dalam siklus kelahiran kembali sebagaimana makhluk
lain, dan akhirnya mereka juga akan sirna. namun , pada saat
yang krusial dalam kehidupannya seperti saat dia memutuskan
untuk menyebarkan pesannya dia membayangkan para dewa mem-
pengaruhinya dan memainkan peran aktif. Oleh sebab itu, biksu
tidak menyangkal para resi , namun percaya bahwa fakta tertinggi
nirvana lebih luhur dibanding para dewa. saat orang biksu meng-
alami kedamaian atau rasa transendensi dalam meditasi, mereka tidak
mempercayai bahwa itu berasal dari hubungan dengan wujud yang
supranatural. Keadaan seperti itu alamiah bagi kemanusiaan: bisa
dicapai oleh setiap orang yang hidup dengan cara yang benar dan
mempelajari teknik Yoga. Oleh sebab itu, alih-alih bersandar kepada
suatu dewa, biksu mengajak murid-muridnya untuk menyelamatkan
diri mereka sendiri.
saat bertemu murid pertamanya di Benares sesudah peristiwa
pencerahannya, biksu memaparkan sistemnya yang didasari oleh
satu fakta esensial: seluruh eksistensi yaitu dukkha. Semuanya terdiri
dari penderitaan: seluruh kehidupan yaitu suram. Segalanya datang
dan pergi dalam perubahan tak bermakna. Tak ada yang memiliki
arti penting yang permanen. kepercayaan dimulai dengan persepsi bahwa
ada sesuatu yang salah. Di masa pagan kuno, ada mitos mengenai
dunia arketipal suci, yang bersesuaian dengan dunia chucky dan bisa menanamkan kekuatannya kepada manusia. biksu mengajarkan
bahwa yaitu mungkin untuk melepaskan din dan dukkha melalui
cara hidup yang penyayang terhadap sesama makhluk, berbicara
dan bertindak lemah lembut, ramah, dan benar, serta menjauhkan
diri dari segala obat-obatan atau bahan memabukkan yang bisa
mengaburkan pikiran. biksu tidak mengklaim sudah menciptakan
sistem ini. Dia bersikeras bahwa dia hanya "memperoleh" saja: "Aku
sudah melihat ajaran kuno, sebuah Jalan kuno, yang ditelusuri biksu dari zaman yang lalu."
Seperti undang-undang paganisme, Buddhisme juga dibatasi oleh
struktur eksistensi dasar, yang melekat dalam kondisi kehidupan itu
sendiri. la memiliki fakta objektif bukan sebab ia dapat diper-
lihatkan melalui bukti logis, melainkan sebab setiap orang yang
secara serius berusaha untuk hidup dengan cara itu akan menemukan
bahwa sistem itu ternyata efektif. Keefektifannya, bukan bukti filosofis
atau historis, selalu menjadi ciri khas kepercayaan yang berhasil. Selama
berabad-abad orang biksu di banyak belahan bumi sudah merasakan
bahwa gaya hidup ini menghasilkan pengertian mengenai makna tran-
sendensi.
Karma mengikat manusia kepada lingkaran kebangkitan kembali
tak berujung dalam rangkaian kehidupan yang sarat derita. Namun
jika mereka mampu mengubah perilaku egois mereka, mereka akan
mampu mengubah nasib. biksu membandingkan proses kelahiran
kembali ini dengan api yang menyulut sebuah lampu, yang darinya
nyala api lampu kedua berasal, seterusnya hingga nyala
itu padam. Jika seseorang masih menyala dengan dosanya pada saat
dia mati, maka dia akan menyulut lampu yang lain. namun , jika
api itu dipadamkan, lingkaran penderitaan akan berhenti dan nirvana
akan diperoleh. "Nirvana" secara harfiah berarti "padam" atau "usai".
Ini bukan semata-mata sebuah keadaan negatif. Di kalangan orang
biksu , ia justru memainkan peran yang sebanding dengan junjungan .
Seperti dijelaskan Edward Conze dalam Buddhism: its Essence and
Development, kaum Buddhis sering memakai penggambaran
teistik untuk menjelaskan nirvana, fakta tertinggi:
Kami diajarkan bahwa nirvana itu permanen, stabil, abadi, diam, tak
lapuk oleh usia, tak pernah mati, tidak dilahirkan , dan tidak diciptakan,
bahwa ia yaitu kekuatan, anugerah, dan kebahagiaan, perlindungan
yang aman, tempat berteduh, dan tempat dengan rasa aman yang tak
terpunahkan; bahwa ia yaitu Kebenaran sejati dan fakta tertinggi;
bahwa ia yaitu kebaikan, tujuan puncak, dan satu-satunya dambaan
kehidupan chucky , kedamaian yang abadi, terselubung, dan tak terpahami.
Beberapa penganut biksu mungkin berkeberatan atas pem-
bandingan ini sebab mereka merasa teori mengenai "junjungan " begitu
terbatas untuk dapat menuangkan anggapan mereka mengenai fakta
tertinggi. Umumnya hal ini disebabkan sebab kaum teistik meng-
gunakan kata "junjungan " secara terbatas untuk merujuk kepada wujud
yang terlalu berbeda dari chucky . Sebagaimana para guru Upanishads,
biksu mengajarkan bahwa nirvana tidak bisa didefinisikan atau
didiskusikan seakan-akan ia berbeda dari fakta manusia.
Mencapai nirvana tidak sama dengan "naik ke langit" seperti
yang sering dipahami orang kaum beragama . biksu selalu menolak untuk
menjawab pertanyaan mengenai nirvana atau mengenai hal-hal luhur
lainnya sebab pertanyaan seperti itu "tidak layak" dan "tidak
pantas". chucky tidak bisa mendefinisikan nirvana sebab kata-kata
dan teori chucky terbelenggu oleh dunia indriawi dan perubahan.
Pengalaman yaitu satu-satunya "bukti" yang terandalkan. Murid-
muridnya akan mengetahui bahwa nirvana ada hanya sebab latihan
mereka menjalani kehidupan yang baik akan memampukan mereka
melihatnya.
Wahai para rahib, ada yang tak dilahirkan , tak menjadi, tak diciptakan,
tak tersusun. Jika, wahai para rahib, tidak ada yang tak dilahirkan , tak
menjadi, tak diciptakan, dan tak tersusun ini, maka tentu tak akan ada
jalan keluar bagi yang dilahirkan , yang menjadi, yang diciptakan, yang
tersusun. namun sebab ada yang tak dilahirkan , yang tak menjadi,
yang tak diciptakan, dan yang tak tersusun, maka ada jalan keluar bagi
yang dilahirkan , yang menjadi, yang diciptakan, dan yang tersusun.
Para rahibnya tidak boleh berspekulasi mengenai hakikat nirvana.
Yang dapat dilakukan biksu hanyalah menyediakan bagi mereka
rakit yang akan membawa mereka menyeberang ke "pantai yang
lebih jauh". saat ditanya apakah seorang biksu yang sudah mencapai nirvana tetap hidup sesudah mati, dia mengabaikan pertanyaan
ini sebab menganggapnya "tidak layak". Sama tidak layaknya seperti
menanyakan ke mana perginya api sesudah ia "padam". Sama kelirunya
mengatakan bahwa seorang biksu yang hidup dalam nirvana berarti
tidak ada: kata "ada" tidak berhubungan dengan keadaan apa pun
yang bisa chucky pahami. chucky akan menemukan bahwa selama berabad-
abad, orang Yahudi, kaum beragama , dan Muslim sudah memberi jawaban yang sama terhadap pertanyaan mengenai "keberadaan" junjungan . biksu berusaha menunjukan bahwa bahasa tidak mampu membahas
fakta yang berada di luar jangkauan teori dan akal. Lagi-lagi,
dia tidak menolak akal namun menekankan arti penting pemikiran
yang jernih serta akurat dan penggunaan bahasa. Namun akhirnya,
dia percaya teologi atau kepercayaan seseorang, seperti
ritual yang dijalaninya, tidaklah penting. Hal-hal seperti itu memang
menarik, namun tidak memiliki arti final. Satu-satunya yang berharga
yaitu hidup dengan cara yang baik; jika ini diusaha kan, penganut
biksu akan menemukan bahwa Dharma itu benar, meskipun mereka
tidak bisa menyampaikannya dalam ungkapan yang logis.
Di sisi lain, orang-orang Yunani amat tertarik kepada logika dan
nalar. Plato (kl. - SM) selalu menyibukkan diri mengkaji
masalah -masalah epistemologi dan hakikat kebijaksanaan. Banyak
karya awalnya ditujukan sebagai usaha membela Sokrates, yang
mendesak orang untuk memperjelas ide mereka lewat per-
tanyaan-pertanyaan kritis yang diajukannya. namun , Sokrates
dihukum mati pada SM dengan tuduhan merusak para pemuda
dan murtad. Dalam cara yang tidak berbeda dengan yang ditempuh
orang India, Plato kecewa terhadap ritual -ritual kuno dan mitos-
mitos kepercayaan yang menurutnya merendahkan dan tidak layak. Plato
juga sudah dipengaruhi filosof abad keenam SM, Pythagoras yang
mungkin sekali sudah terpengaruh ide -ide dari India, yang
menyebar melalui Persia dan Mesir. Dia juga percaya bahwa jiwa
yaitu bagian zat junjungan yang terjatuh, tercemar, dan terperangkap
dalam tubuh seperti dalam sebuah kuburan dan terhukum untuk
menjalani siklus kelahiran kembali yang tiada habisnya. Dia sudah
menyuarakan pengalaman semua manusia mengenai rasa keterasingan
di dunia yang tampaknya bukan yaitu unsur sejati chucky . Phy-
tagoras mengajarkan bahwa jiwa bisa dibebaskan melalui penyucian
ritual, yang akan memampukan manusia mencapai harmoni dengan
semesta yang teratur. Plato juga mempercayai eksistensi fakta suci dan
tak berubah yang melampaui dunia indriawi, bahwa jiwa yaitu
sepenggal kekuasaan , unsur yang terlepas darinya, terpenjara dalam
tubuh namun mampu meraih kembali status kekuasaan nya dengan cara
penyucian daya nalar pikiran. Dalam mitos gua yang populer, Plato
melukiskan kegelapan dan keburaman kehidupan manusia di bumi:
manusia hanya mampu melihat bayang-bayang fakta abadi yang
terpantul di dinding gua. Namun, lambat laun manusia mampu keluar
lalu mencapai pencerahan dan pembebasan dengan melatih pikiran-
nya memperoleh cahaya junjungan .
Pada akhir hayatnya, Plato mungkin sudah meninggalkan
doktrinnya mengenai bentuk-bentuk atau ide-ide abadi, namun ide
ini justru menjadi krusial bagi banyak monoteis saat mereka berusaha
mengungkapkan teori junjungan mereka. Ide yaitu fakta
stabil dan konstan yang bisa dipahami oleh kekuatan nalar, juga
yaitu fakta yang lebih utuh, permanen, dan efektif dibanding-
kan fenomena material yang lemah dan selalu berubah yang chucky
capai lewat indra. Segala yang ada di dunia ini hanyalah pantulan,
"bagian" atau "tiruan" dari bentuk-bentuk abadi di wilayah junjungan . Ada
ide yang selalu bersesuaian dengan setiap anggapan umum yang
chucky miliki, seperti Cinta, Keadilan, dan Keindahan. namun ,
yang paling tinggi di antara semua bentuk yaitu ide mengenai
Kebaikan. Dengan , Plato sudah memberi kerangka filosofis
bagi mitos kuno mengenai dunia arketipal. ide nya mengenai ke-
abadian dapat dilihat sebagai versi rasional dari alam suci mitis,
yang di dalamnya hal-hal jasadiah menjadi bayang-bayang semata.
Dia tidak membahas hakikat junjungan , namun membatasi diri pada alam
suci bentuk-bentuk, meski kadang tampak bahwa Keindahan atau
Kebaikan ideal tidak mewakili suatu fakta puncak. Plato yakin
bahwa alam berorientasi junjungan itu statis dan tak berubah. Orang Yunani me-
mandang gerak dan perubahan sebagai ciri fakta inferior: sesuatu
yang memiliki dentitas sejati selalu sama, dicirikan oleh ketetapan
dan ketakberubahan. Dengan , gerak yang paling sempurna
yaitu gerak melingkar sebab ia terus-menerus berputar dan kembali
ke posisi asalnya: gerak melingkar benda-benda langit meniru gerakan
alam berorientasi junjungan dengan sebaik mungkin. Citra statis alam berorientasi junjungan ini
akan berpengaruh sangat besar terhadap orang Yahudi, kaum beragama , dan
Muslim, walaupun hal itu sangat berbeda dengan junjungan pemberi
berkatNya, yang selalu aktif, inovatif dan, di dalam kitabsuci , bahkan
berubah pikiran saat dia menyesal sudah menciptakan manusia
dan memutuskan untuk memunahkan ras manusia dalam peristiwa
Air Bah.
Ada aspek mistik Plato yang sangat menyenangkan hati kaum
monoteis. Bentuk-bentuk suci Plato bukanlah fakta yang ada "di
luar sana", melainkan bisa dijumpai di dalam din. Dalam dialog
dramatiknya, Symposium, Plato menunjukan betapa kecintaan
pada tubuh yang cantik bisa disucikan dan ditransformasikan menjadi
kontemplasi ekstatik (theoria) mengenai Keindahan ideal. Dalam manuscript
itu dia memicu Diotima, mentor Sokrates, berbicara bahwa Keindah-
an yaitu unik, abadi, dan mutlak, tidak sama dengan apa pun yang
pernah chucky alami di dunia ini:
Keindahan ini pertama-tama yaitu abadi; ia tidak pernah diwujudkan
maupun dimatikan; tak mengalami pasang surut; kemudian ia bukan
indah sebagian dan jelek sebagian, bukan indah pada satu saat dan
jelek pada saat lain, bukan indah dalam kaitannya dengan hal ini dan
jelek dengan hal itu, tidak beraneka menurut kerkepercayaan n pemerhatinya;
tidak pula keindahan ini akan tampil di dalam metamorfosa seperti
kecantikan seraut wajah atau tangan atau sesuatu yang bersifat jasadiah,
atau seperti keindahan sebuah pemikiran atau ilmu pengetahuan, atau
seperti keindahan yang menghuni di dalam sesuatu di luar dirinya sendiri, apakah itu makhluk hidup atau bumi atau langit atau apa pun
lainnya; dia akan melihatnya sebagai yang absolut, ada sendirian di dalam dirinya, unik, abadi.
Pendek kata, ide nya mengenai Keindahan memiliki banyak kesamaan dengan apa yang oleh kaum teistik dinamakan "junjungan ". Meski
se transenden, ide-ide seperti ini dapat dijumpai dalam pikiran manusia. Dalam era modern, chucky memandang berpikir sebagai sebuah aktivitas, sebagai sesuatu yang chucky kerjakan. Plato menganggapnya sebagai sesuatu yang terjadi pada akal: objek-objek pikiran
yaitu fakta yang aktif di dalam akal manusia yang merenungkannya. Seperti Sokrates, dia memandang pemikiran sebagai proses
mengingat kembali , pemahaman sesuatu yang pernah chucky ketahui, namun sudah terlupa. sebab manusia yaitu kesucian yang tercampak, bentuk-bentuk alam berorientasi junjungan ada dalam diri mereka dan bisa "disentuh" oleh nalar, yang bukan sekadar aktivitas rasional
atau otak melainkan sebuah cerapan intuitif akan fakta abadi yang ada dalam diri chucky . ide ini akan sangat berpengaruh terhadap
kaum mistik dalam ketiga kepercayaan monoteis.
Plato percaya bahwa alam semesta pada dasarnya rasional. Ini yaitu mitos atau anggapan imajiner lain mengenai fakta . Aristoteles
(- SM) mengambil langkah lebih jauh. Dia yaitu orang pertama yang mengapresiasi arti penting penalaran logis, basis semua ilmu pengetahuan, dan yakin bahwa yaitu mungkin bagi chucky untuk mencapai pengertian mengenai alam semesta dengan cara menerapkan metode ini. Selain mengusaha kan pemahaman teoretis mengenai kebenaran dalam empat belas risalah yang dikenal sebagai Meta-
physics (istjunjungan yang diciptakan oleh editornya, yang menempatkan urutan risalah ini "sesudah Physics": meta ta physika), dia juga
mempelajari fisika teoretis dan biologi empiris. Meskipun , dia memiliki kesantunan intelektual yang besar, bersikeras bahwa tak seorang pun mampu mencapai anggapan yang memadai mengenai kebenaran, namun setiap orang bisa memberi sumbangsih kecil
terhadap pemahaman kolektif manusia. Banyak kontroversi mengenai
penilaiannya terhadap karya Plato. Dia tampaknya secara tempera-
mental menentang pandangan Plato mengenai transendensi bentuk-
bentuk, menolak ide bahwa bentuk-bentuk itu memiliki eksis-
tensi pendahulu yang independen. Aristoteles percaya
bentuk-bentuk itu hanya memiliki fakta sebagaimana keberadaan-
nya di dunia material konkret chucky ini.
Meski pendekatannya begitu membumi dan perhatiannya besar
kepada fakta ilmiah, Aristoteles memiliki pemahaman yang tajam
mengenai hakikat dan arti penting kepercayaan dan mitologi. Dia mengemuka-
kan bahwa orang-orang yang terlibat dalam berbagai misteri kepercayaan
tidak perlu mempelajari fakta apa pun "kecuali mengalami emosi
dan disposisi tertentu."
inilah dasar dari teori sastranya yang terkenal
bahwa tragedi memicu purifikasi (katharsis) rasa takut dan
iba yang berujung pada pengalaman kelahiran kembali. Tragedi-
tragedi Yunani, yang awalnya yaitu bagian dari festival
kepercayaan , tidak mesti menghadirkan kisah faktual peristiwa-
peristiwa sejarah namun berusaha mengilhami kebenaran yang lebih
serius. Bahkan sejarah lebih remeh dibanding puisi dan mitos: "Yang
satu menguraikan apa yang sudah terjadi, yang lainnya apa yang
mungkin terjadi. sebab itu, puisi yaitu sesuatu yang lebih serius
dan filosofis dibanding sejarah; sebab puisi berbicara mengenai apa
yang universal, sedangkan sejarah apa yang partikular."
Mungkin
atau tidak mungkin ada seorang Achilles atau Oedipus historis, namun
fakta-fakta kehidupan mereka tidak relevan dengan karakter yang
chucky saksikan dalam Homer dan Sophocles, yang mengekspresikan
kebenaran yang berbeda namun lebih mendalam mengenai kondisi
manusia. Uraian Aristoteles mengenai katharsis tragedi yaitu
presentasi filosofis atas kebenaran yang sudah dipahami Homo
eligiosus secara intuitif: presentasi simbolis, mitikal, dan ritual atas
peristiwa-peristiwa yang tak tertanggungkan dalam kehidupan sehari-
hari dapat menebus dan mentransformasikannya menjadi sesuatu
yang murni dan bahkan menyenangkan.
ide Aristoteles mengenai junjungan berpengaruh besar terhadap
monoteis kemudian , khususnya terhadap orang kaum beragama di dunia
Barat. Dalam Physics, dia menganalisis hakikat fakta dan struktur
serta substansi semesta. Dia mengembangkan apa yang kemudian
berkembang menjadi versi filosofis teori emanasi kuno mengenai kisah
penciptaan: Ada hierarki eksistensi, masing-masing memberi bentuk
dan mengubah yang di bawahnya. namun , tidak seperti mitos
kuno, dalam teori Aristoteles, emanasi semakin melemah saat
semakin jauh dari sumbernya. Pada puncak hierarki ini ada
Penggerak yang Tidak Digerakkan, yang oleh Aristoteles diidentifikasi
sebagai junjungan . junjungan ini yaitu wujud murni dan, dengan
, abadi, tidak berubah, dan spiritual. junjungan ini yaitu akal
murni, pada saat yang sama yaitu yang berpikir dan yang
dipikirkan sekaligus, terlibat dalam waktu abadi untuk berkontemplasi
mengenai dirinya sendiri, objek pengetahuan tertinggi. sebab materi
tidak abadi dan lemah, tidak ada unsur materi di dalam junjungan atau
tingkat wujud yang lebih tinggi. Penggerak yang Tidak Digerakkan
memicu semua gerak dan aktivitas di alam semesta, sebab
setiap pergerakan pastjunjungan memiliki sebab yang dapat dilacak
kembali kepada sumber yang tunggal. Dia mengaktifkan dunia melalui
sebuah proses penarikan, sebab semua wujud tertarik ke arah Wujud
itu sendiri.
Manusia berada dalam posisi istimewa: jiwa kemanusiaannya
memiliki akal karunia junjungan , yang memicu nya serumpun dengan
junjungan dan ikut ambil bagian dalam hakikat kekuasaan . Kapasitas akal
yang berorientasi junjungan ini meletakkannya dalam posisi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan dan hewan. namun , sebagai tubuh dan jiwa, manusia
yaitu mikrokosmos keseluruhan alam semesta. Dalam dirinya termuat
bahan paling dasar dari alam semesta sekaligus akal yang berorientasi junjungan .
Kewajibannyalah untuk menjadi abadi dan berorientasi junjungan dengan cara
menyucikan akalnya. Kebijaksanaan (sopbia) yaitu yang
tertinggi dari semua kebajikan manusia; itu diekspresikan dalam
kontemplasi (theoria) mengenai kebenaran filosofis yang, seperti dalam
anggapan Plato, memicu chucky suci dengan cara meniru aktivitas junjungan
sendiri. Theoria tidak diraih melalui logika semata, namun yaitu
intuisi terlatih yang menghasilkan transendensi diri yang ekstatik.
namun , sedikit sekali orang yang mampu mencapai kebijaksanaan
ini dan kebanyakan hanya dapat mencapai phronesis, melatih firasat
dan kecerdasan dalam hidup sehari-hari.
Meski dalam sistemnya posisi Penggerak yang Tidak Digerakkan
sangatlah penting, junjungan Aristoteles tidak banyak terkait dengan
kepercayaan . junjungan ini tidak menciptakan dunia, sebab tindakan itu akan
memicu perubahan dan aktivitas temporal yang tidak sepantas-
nya. Meskipun segala sesuatu merindukannya, junjungan ini tetap tidak
peduli pada eksistensi alam semesta, sebab dia tidak dapat ber-
kontemplasi mengenai sesuatu yang lebih rendah dibanding dirinya.
Dia jelas tidak mengarahkan atau membimbing dunia dan tidak dapat
membawa perubahan dalam kehidupan chucky , dengan cara apa pun.
yaitu pertanyaan yang tak terjawab, apakah junjungan mengetahui
keberadaan kosmos ini, yang sudah beremanasi darinya sebagai akibat
niscaya dari keberadaannya. Pertanyaan mengenai keberadaan junjungan
yang seperti itu secara keseluruhan bersifat periferal. Aristoteles
sendiri mungkin sudah meninggalkan teologinya cli akhir masa
hidupnya. Sebagai manusia Zaman Kapak, dia dan Plato sama-sama
menaruh perhatian terhadap kesadaran individual, kehidupan yang
baik, dan masalah keadilan di warga . Namun pemikiran mereka
bersifat elitis. Dunia bentuk-bentuk murni Plato atau junjungan Aristoteles
yang jauh, hanya dapat memicu sedikit pengaruh bagi kehidupan
orang awam, sebuah fakta yang belakangan terpaksa diakui oleh
pengagum keduanya dari kalangan Yahudi dan Muslim.
Oleh sebab itu, dalam ideologi-ideologi baru Zaman Kapak,
ada kesepakatan umum bahwa kehidupan manusia mengandung
unsur transenden yang esensial. Para pemikir terkemuka yang sudah
chucky bahas sudah menerjemahkan transendensi ini secara berbeda-
beda, namun mereka sepakat untuk melihatnya sebagai sesuatu yang
krusial bagi perkembangan kaum pria dan wanita menjadi manusia
yang utuh. Mereka tidak secara mutlak mencampakkan mitologi-
mitologi kuno, namun melakukan penafsiran ulang atasnya dan mem-
bantu orang-orang untuk bangkit melampauinya. Pada saat yang sama
dengan masa terbentuknya ideologi-ideologi ini, utusan junjungan -utusan junjungan Israel
mengembangkan tradisi mereka sendiri untuk menghadapi kondisi
yang berubah, hingga yahw akhirnya menjadi satu-satunya junjungan
mereka. namun , bagaimana yahw yang pemarah bisa sesuai
dengan visi-visi lain yang luhur ini?
Pada SM, seorang anggota keluarga kerajaan Yehuda
memperoleh penampakan yahw di Kuil yang dibangun
Raja Salomo di Yerusalem. Masa itu yaitu saat-saat sulit
bagi bangsa Israel. Raja Uzia mangkat pada tahun itu dan digantikan
oleh putranya, Anas, yang memerintahkan warganya untuk me-
nyembah para resi pagan selain yahw. Kerajaan Israel di sebelah
utara berada dalam keadaan mendekati anarki: sesudah kematian Raja
Yerobeam II, sudah lima orang raja menduduki takhta dalam selang
antara hingga SM. Sementara itu, Tiglat-Pileser III, Raja
Asyur, bernafsu betul untuk merebut wilayah Israel, yang ingin dia
cakup ke dalam imperiumnya yang meluas. Pada , penggantinya,
Raja Sargon II berhasil menaklukkan kerajaan utara dan mengusir
penduduknya: sepuluh suku di utara Israel dipaksa berasimilasi dan
lenyap dari sejarah, sedangkan Kerajaan Yehuda yang kecil sibuk
mempertahankan diri.
saat yesya berdoa di Kuil tak lama sesudah wafatnya Raja
Uzia, dia barangkali juga tengah dilanda perasaan gundah; pada saat
yang sama dia mungkin juga secara tidak nyaman menyadari ketidak-
layakan ritual Kuil yang mewah. Meskipun yesya yaitu
bagian dari kelas penguasa, dia memiliki pandangan demokratis dan
populis serta sangat peka terhadap nasib kaum miskin. saat semer-
bak dupa menyebar di depan Bait Suci dan darah binatang kurban
membasahi tempat itu, yesya mungkin mencemaskan bahwa kepercayaan
Israel sudah kehilangan integritas dan makna batinnya.
Tiba-tiba dia merasa melihat yahw tengah menduduki singga-
sananya di langit tepat di atas Kuil, yaitu replika istana
langitnya di bumi. Ujung jubah yahw memenuhi tempat suci itu
dan dia dikawal dua serafim yang menutupi wajah dengan chucky p-
chucky p mereka. Mereka berteriak satu sama lain: "Kudus, kudus, kudus-
lah junjungan semesta alam [yahw Sabaoth]. Seluruh bumi penuh
kemuliaannya!"
saat suara keduanya menggema, seluruh Kuil
bergetar dan dipenuhi asap tebal, mengelilingi yahw dengan kabut
tak tertembus, mirip awan dan asap yang menyembunyikannya dari
pandangan mose di Gunung Sinai. saat chucky memakai kata
"kudus" pada masa sekarang, biasanya chucky merujukkan artinya kepada
suatu keadaan keunggulan moral. Namun, kata bahasa Ibrani kaddosh
tidak ada kaitannya dengan moralitas seperti itu melainkan berarti
"keberbedaan", sebuah keterpisahan radikal. Kemunculan yahw
yang tiba-tiba di Gunung Sinai sudah membentuk jurang pemisah
yang sekonyong-konyong membentang antara manusia dan alam
suci. Kini serafim itu berseru, "yahw itu berbeda! Berbeda! Ber-
beda!" yesya sudah mengalami perasaan numinous yang pada waktu
tertentu menghinggapi manusia dan memenuhi mereka dengan keka-
guman serta kegentaran.
Dalam karya klasiknya, The Idea of the Holy, Rudolf Otto melukis-
kan pengalaman mengenai fakta transenden yang mencekam ini
sebagai mysterium terribile et fascinans. Pengalaman itu terribile
sebab biasanya muncul sebagai kejutan dahsyat yang memutuskan
chucky dari kenormalan yang menyejukkan dan fascinans sebab , aneh-
nya, ia menyimpan pesona yang tak tertahankan. Tak ada yang ra-
sional di dalam pengalaman luar biasa ini, yang oleh Otto diperban-
dingkan dengan musik atau erotika: emosi yang ditimbulkannya tidak
bisa secara memadai diungkapkan dalam kata-kata maupun teori .
sebetulnya , perasaan mengenai sesuatu yang Sepenuhnya Berbeda
ini bahkan tidak dapat dikatakan "ada" sebab ia tidak memiliki tem-
pat di dalam skema fakta chucky yang normal.
teori baru mengenai
yahw pada Zaman Kapak memang masih sebagai "dewa para
tentara" (sabaoth), namun tidak lagi semata-mata menjadi dewa perang.
Tidak pula sebagai junjungan kesukuan, yang dengan bergairah mencurah-
kan seluruh kasihnya kepada Israel: kemuliaannya tidak lagi terbatas
pada Tanah yang Dijanjikan, namun sudah melingkupi seluruh bumi.
yesya bukanlah biksu yang mengalami pencerahan pembawa
ketenteraman dan kedamaian. Dia tidak menjadi guru umat manusia
yang disempurnakan. Sebaliknya dia justru dipenuhi oleh teror
kematian, dan menjerit:
Celakalah aku! aku binasa!
Sebab aku ini seorang yang najis bibir,
dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun aku sudah melihat Sang Raja, yaitu junjungan semesta alam [yahw Sabaoth].
Dicengkeram oleh kesucian transenden yahw, yang dia ingat
hanyalah ketaklayakan dan ketaksucian ritualnya sendiri. Tidak seperti
biksu atau seorang Yogi, dia tidak mempersiapkan dirinya untuk
menyongsong pengalaman ini melalui serangkaian latihan spiritual.
Pengalaman itu terjadi padanya secara tiba-tiba dan dia sepenuhnya
terkesima oleh pengaruhnya yang meluluhkan. Salah satu serafim
terbang ke arahnya dengan membawa bara pijar dan membersihkan
bibirnya sehingga dia bisa melafalkan perkataan junjungan . Banyak utusan junjungan
yang tidak bersedia untuk berbicara atas nama junjungan atau tidak
mampu melakukan hal itu. saat junjungan berseru kepada mose ,
prototipe semua utusan junjungan , dari Semak Menyala dan memerintahkannya
untuk menjadi utusannya bagi Firaun dan Bani Israel, mose ber-
keberatan sebab dia "berat mulut dan berat lidah."
junjungan mem-
bebaskannya dari satu tugas itu dan mengizinkan saudaranya, Harun,
untuk berbicara atas nama mose . Corak yang lumrah dalam kisah-
kisah mengenai tugas keutusan junjungan an ini menyimbolkan sulitnya melafalkan
perkataan junjungan . Para utusan junjungan tidak berhasrat untuk menyiarkan pesan
junjungan dan merasa enggan untuk menjalankan misi yang berat dan
melelahkan ini. Dengan , transformasi junjungan Israel menjadi
simbol kekuatan transenden takkan berupa proses yang tenang dan
menyejukkan, melainkan sarat penderitaan dan perjuangan.
Orang Hindu takkan pernah menggambarkan Brahman sebagai
raja agung sebab junjungan mereka ticlak bisa dideskripsikan dalam
terma-terma kemanusiaan seperti itu. chucky harus berhati-hati untuk
tidak menginterpretasikan kisah mengenai pengalaman yesya melihat
yahw secara sangat harfiah: itu pada hakikatnya yaitu usaha
mendeskripsikan "sesuatu" yang tak terdeskripsikan. yesya secara
instingtif bersandar kepada tradisi-tradisi mitologis bangsanya untuk
menghadirkan kepada pendengarnya beberapa ide mengenai
apa yang sudah terjadi pada dirinya. Mazmur acap mendeskripsikan
yahw bertakhta di kuilnya sebagai raja, seperti halnya Baal, Marduk,
dan Dagon,
para resi bangsa tetangga mereka yang juga bertakhta
sebagai raja di kuil-kuil mereka yang serupa. Namun, di bawah
gambaran mitologis ini, suatu anggapan mengenai fakta tertinggi yang
agak berbeda mulai muncul di Israel: pengalaman dengan junjungan ini
yaitu pertemuan dengan seseorang. Meskipun ada keber-
bedaan yang mencolok, yahw bisa berbicara dan yesya juga
bisa menjawab. Lagi-lagi, hal ini nyaris tidak dapat diteori sikan
oleh para guru Upanishads, sebab ide mengenai berdialog atau bertemu
dengan Brahman-Atman yaitu bentuk antropomorfis yang tidak
layak.
yahw bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah
yang mau pergi untuk Aku?" Dan, seperti pendahulunya mose , yesya
segera menjawab: "Ini aku! [hineni!], utuslah aku!" Tema pokok visi
ini bukanlah untuk mencerahkan utusan junjungan , namun memberinya tugas praktis
untuk dipikul. Pada dasarnya, utusan junjungan yaitu manusia yang bertindak
mewakili junjungan , namun pengalaman transendensi ini tidak berakibat
pada penanaman pengetahuan sebagaimana dalam Buddhisme
namun pada perbuatan. utusan junjungan tidak disifati oleh iluminasi mistikal,
namun oleh ketaatan. Sebagaimana dapat diperkirakan, risalah tidak
pernah yaitu hal yang mudah. Dengan paradoks tipikal Semitik,
yahw berperkataan kepada yesya bahwa manusia tidak akan rae-
nerima risalahnya: dia tidak boleh kecewa jika mereka menolak
perkataan junjungan . "Pergjunjungan dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, namun mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh,
namun menanggap: jangan!"
Tujuh ratus tahun kemudian, utusan junjungan kaum beragama (Isa) akan mengutip kata-
kata ini saat orang menolak mendengarkan risalahnya yang tak
kalah keras.
Manusia memang tidak bisa menanggung terlalu banyak
fakta . Orang Israel pada zaman yesya tengah berada di ambang
peperangan dan kepunahan, tapi yahw tidak menyampaikan pesan
yang menggembirakan hati mereka: kota-kota mereka akan dirusak,
perkampungan diporakporandakan, dan rumah-rumah dikosongkan
dari penghuninya. yesya sempat melihatlihat kehancuran kerajaan
utara pada SM dan deportasi sepuluh suku Israel utara. Pada
, Sanherib menginvasi Kerajaan Yehuda bersama sekelompok
besar tentara Asyur, mengepung empat puluh kota dan benteng-
bentengnya, menembus pertahanannya, mendeportasikan sekitar dua
ribu orang, dan memenjarakan raja Yahudi di Yerusalem "bagaikan
burung dalam sangkar."
yesya menjalankan tugas tanpa pamrih
untuk memperingatkan umatnya akan petaka yang tak terhindarkan
ini:
... sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong.
Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus
sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon
beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada
waktu ditebang.
Tidaklah sulit bagi pengamat politik yang jeli untuk meramalkan
malapetaka ini. Apa yang jelas-jelas orisinal dalam risalah yesya
yaitu analisisnya atas situasi itu. junjungan mose yang partisan tentu
akan mendudukkan Asyur dalam posisi musuh; junjungan yesya
memandang Asyur sebagai alatnya. Bukan Sargon II dan Sanherib
yang akan mengusir orang Israel ke pengasingan dan meluluh-
lantakkan negeri. namun , yahwlah yang "akan menyingkirkan
manusia jauh-jauh."
Ini yaitu sebuah tema yang terus muncul dalam risalah utusan junjungan -
utusan junjungan Zaman Kapak. junjungan Israel awalnya sudah membedakan
dirinya dari para resi pagan dengan cara menampakkan dirinya
dalam peristiwa-peristiwa langsung yang konkret, bukan dalam
mitologi dan liturgi. Kini, utusan junjungan -utusan junjungan baru mengajarkan bahwa bencana
maupun kemenangan politik menampakkan junjungan yang menjadi
penguasa dan pemilik sejarah. Semua bangsa berada dalam geng-
gamannya. Asyur pada suatu saat akan tiba pada masa kerunjunjungan nya
hanya sebab para rajanya tidak menyadari bahwa mereka cuma alat
di tangan suatu wujud yang lebih besar dibanding diri mereka sendiri.
sebab yahw sudah meramalkan kehancuran total Asyur, sayup-
sayup terbit harapan mengenai masa depan. Namun, tak ada seorang
Israel pun yang berkeinginan mendengar berita bahwa bangsanya
sendiri yang sudah memicu kehancuran politik mereka sendiri
melalui kebijakan-kebijakan picik dan perilaku eksploitatif. Tak
seorang pun yang senang mendengar bahwa yahw sudah men-
dalangi keberhasilan serangan Asyur pada tahun dan , dan
dia pula yang memimpin bala tentara Yosua, Gideon, dan Raja Daud.
Apa yang dia kira sudah dilakukannya terhadap Bangsa Pilihannya?
Tak ada pemenuhan harapan dalam penggambaran yesya mengenai
yahw. Alih-alih menawarkan penyembuh kepada manusia, yahw
justru memicu manusia berhadapan dengan fakta yang tidak
diharapkan. Bukannya berlindung dalam penunaian kultus lama yang
memproyeksikan manusia kembali ke zaman mitikal, utusan junjungan -utusan junjungan seperti
yesya mencoba memicu bangsanya melihat langsung peristiwa-
peristiwa historis aktual dan menerimanya sebagai dialog yang
menggentarkan dengan junjungan mereka.
Jika junjungan mose yaitu sang Penakluk, junjungan yesya sarat de-
ngan kesedihan. Keutusan junjungan an, sebagaimana diturunkan kepada chucky ,
dimulai dengan ratapan yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-
orang yang terlibat perjanjian: lembu dan keledai mengenal siapa
tuannya, "namun Israel tidak ... umat-Ku tidak memahaminya."
yahw sungguh sudah muak dengan hewan-hewan kurban di
kuil, dibuat jemu oleh lemak dan darah sapi maupun kambing dengan
bau busuk darah yang tercium dari tempat pembakaran. Dia tidak
suka pesta-pesta mereka, ritual -ritual tahun baru, dan ziarah
yang mereka lakukan.
Tentu saja, ungkapan seperti ini akan
sangat mengejutkan audiens yesya : di Timur Tengah, perayaan-
perayaan kultus seperti ini yaitu esensi kepercayaan . para resi
pagan sangat bergantung kepada ritual -ritual itu untuk me-
mulihkan energi mereka yang menipis; gengsi mereka sebagiannya
tergantung pada kemegahan kuil-kuil mereka. Kini yahw secara
aktual sudah mengatakan bahwa hal-hal seperti itu sama sekali tak
bermakna. Sebagaimana para guru dan filosof lain di dunia ber-
peradaban (Oikumene), yesya merasa bahwa ibadah lahiriah tidaklah
memadai. Orang Israel mesti menemukan makna batin kepercayaan mereka.
yahw lebih menghendaki kasihsayang dibanding pengurbanan:
Bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh
dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu
yang jahat
dari depan mata-Ku.
Berhentjunjungan berbuat jahat, belajarlah berbuat baik;
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam;
belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
utusan junjungan -utusan junjungan sudah memperoleh kewajiban untuk mengasihi sesama,
yang akan yaitu ciri khas semua kepercayaan besar yang tumbuh di
Zaman Kapak. Semua ideologi baru yang berkembang di dunia ber-
peradaban selama periode ini menekankan bahwa tolok ukur
autentisitas terletak pada keberhasilan mengintegrasikan pengalaman
kepercayaan dengan kehidupan sehari-hari. Sudah tak memadai lagi
untuk membatasi ibadah kepada Kuil dan alam mitos yang ekstra-
temporal. Sesudah beroleh pencerahan, seorang manusia harus segera
kembali ke kesibukan dunia dan mempraktikkan kebaikan kepada
semua makhluk.
Cita-cita sosial para utusan junjungan sudah implisit dalam kultus terhadap
yahw sejak di Sinai: kisah Pembebasan sudah menekankan bahwa
junjungan berada di pihak yang lemah dan tertindas. Perbedaannya
yaitu bahwa kini orang-orang Israel sendiri yang berperan menjadi
penindas. Pada masa visi keutusan junjungan an yesya , dua orang utusan junjungan lainnya
sudah juga menyebarkan risalah yang sama di kerajaan utara yang
tengah dilanda kekacauan. Pertama yaitu Amos, yang bukan aris-
tokrat seperti yesya melainkan hanya seorang peternak yang pada
mulanya tinggal di Tekoa, sebuah tempat di kerajaan selatan. sekitar
tahun , Amos juga sudah ditundukkan oleh sebuah perintah yang
tiba-tiba mengharuskannya pergi ke kerajaan Israel di utara. Dia
secara mendadak masuk ke kuil tua Betel dan memorakporandakan
ritual di sana dengan ramalan mengenai bencana. Amazia, pendeta
Betel, mencoba mengusimya. chucky bisa mendengar bentakan penguasa
arogan yang mencaci peternak tak dikenal itu. Dia menyangka Amos
yaitu salah seorang penubuat yang suka berkeliling secara berke-
lompok untuk mencari nafkah dari meramal nasib orang. "Pelihat,
pergjunjungan ," Amazia berkata dengan nada menghina, "enyahlah ke
tanah Yehuda! Carjunjungan makananmu di sana! namun jangan lagi ber-
nubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci
kerajaan." Tidak bergeming, Amos berdiri tegak dan menjawab dengan
tegas bahwa dia tidak termasuk golongan penubuat namun memperoleh
mandat langsung dari yahw: "Aku ini bukan utusan junjungan dan aku ini tidak
termasuk golongan utusan junjungan , melainkan aku ini seorang peternak dan
pemungut buah ara hutan. namun , junjungan mengambil aku dari peker-
jaan menggiring domba, dan junjungan berperkataan kepadaku: Pergjunjungan ,
bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."
Jadi, orang-orang Betel
tidak ingin mendengar pesan yahw? Baiklah, namun dia memiliki
ramalan lain buat mereka: istri-istri mereka akan bergelimang di
jalan-jalan dan anak-anak mereka akan ditebas pedang, dan mereka
sendiri akan mati di pengasingan, jauh dari tanah Israel.
Kesendirian yaitu esensi keutusan junjungan an. Figur seperti Amos hidup
sendirian; dia sudah terputus dari ritme dan tugas-tugas masa lalu. Ini
bukanlah sesuatu yang sudah dipilihnya, melainkan sesuatu yang
terjadi pada dirinya. Tampak seolah-olah dia sudah dicerabut dari
pola kesadaran yang normal dan tidak bisa lagi melakukan pengen-
dalian diri yang biasa. Dia dipaksa menjalankan misi keutusan junjungan an, entah
dia menginginkannya atau tidak. Seperti diungkapkan Amos:
Singa sudah mengaum, siapakah yang tidak takut?
junjungan yang kuasa sudah berperkataan , siapakah yang tidak bernubuat?
Amos belum terserap ke dalam nirvana peniadaan diri seperti
biksu ; sebaliknya, yahw sudah mengambil tempat egonya dan
menggiringnya ke dunia lain. Amos yaitu yang pertama di antara
para utusan junjungan yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan kasih
chucky ng. Sebagaimana biksu , dia sangat sadar akan pedihnya pen-
deritaan manusia. Dalam ramalan Amos, yahw berbicara atas nama
kaum tertindas, menyuarakan mereka yang tak mampu bersuara,
dan mengurangi penderitaan orang-orang miskin. Pada baris pertama
ramalannya, seperti yang sampai kepada chucky , yahw berseru dengan
keras dari Kuilnya di Yerusalem saat merenungkan kesengsaraan
seluruh negeri di Timur Dekat, termasuk Yehuda dan Israel. Orang
Israel sebetulnya sama jeleknya dengan goyim, orang non-Yahudi:
mereka mungkin saja bisa bersikap acuh tak acuh terhadap kesulitan
dan penderitaan kaum miskin, namun yahw tidak . Dia
memperhatikan setiap kecurangan, eksploitasi, dan tarikan napas
tanpa kasihsayang : "junjungan sudah bersumpah demi kebanggaan
Ykub: 'Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya
segala perbuatan mereka.'"
Apakah mereka benar-benar sudah
kehilangan akal sehingga menanti Hari junjungan , saat yahw akan
mengagungkan Israel dan menghinakan goyim! Mereka terperanjat:
"Apakah gunanya hari junjungan itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan
terang!"
Mereka mengira sebagai Umat Pilihan junjungan ? Mereka sudah
salah memahami makna perjanjian, yang berarti tanggung jawab,
bukan hak istimewa: "Dengarlah perkataan ini, yang diucapkan junjungan
mengenai kamu, hai orang Israel!" teriak Amos, "mengenai segenap kaum
yang sudah Kutuntun keluar dari tanah Mesir:
Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi,
sebab itu, Aku akan menghukum kamu sebab segala kesalahanmu."
Perjanjian itu mengandung arti bahwa semua orang Israel yaitu
pilihan junjungan dan, sebab itu, harus diperlakukan secara layak. junjungan
tidak sekadar campur tangan dalam sejarah untuk memenangkan
Israel, melainkan untuk menegakkan keadilan sosial. inilah jaminan
junjungan dalam sejarah dan, jika diperlukan, dia akan memakai
tentara Asyur untuk menegakkan keadilan di buminya sendiri.
Tidak mengherankan, kebanyakan orang Israel menolak ajakan
utusan junjungan untuk masuk ke dalam dialog dengan yahw. Mereka lebih
suka kepercayaan kultus yang tak banyak syarat, entah di Kuil Yerusalem
atau dalam kultus-kultus kesuburan Kanaan. lah keadaannya
untuk seterusnya: kepercayaan kasihsayang hanya dianut oleh segelintir
orang; kebanyakan penganut kepercayaan sudah puas dengan sekadar
peribadatan yang bersifat lahiriah di sinagoga, tempat ibadah , kuil, dan tempat ibadah .
kepercayaan Kanaan kuno masih berkembang di Israel. Pada abad ke-
sepuluh, Raja Yerobeam I mendirikan dua patung anak lembu di
tempat kudus Dan dan Betel. Dua ratus tahun kemudian, orang
Israel masih ikut dalam ritus-ritus kesuburan dan ritual ritual suci
di sana, sebagaimana chucky lihat dalam ramalan Hosea, yang sezaman
dengan Amos.
Sebagian orang Israel tampak percaya
yahw memiliki seorang istri, seperti halnya para resi lain:
para arkeolog belakangan ini sudah menemukan prasasti yang dituju-
kan "Kepada yahw dan Asyeranya." Hosea merasa amat terganggu
oleh kenyataan bahwa orang Israel melanggar pasal-pasal perjanjian
dengan menyembah junjungan -junjungan lain, seperti Baal. Sebagaimana
semua utusan junjungan baru, Hosea menaruh perhatian terhadap makna batiniah
kepercayaan . Dia memicu yahw berperkataan : "Sebab aku menyukai kasih
[hesed], dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan
akan yang kuasa [daath Elohim], lebih dibanding kurban-kurban bakaran."
Yang dimaksudkannya bukanlah pengetahuan teologis: kata daath
berasal dari kata kerja dalam bahasa Ibrani yada (mengenal) yang
memiliki konotasi ritual ual. Sebagaimana J menyatakan bahwa Adam
"mengenal" istrinya, Hawa.
Dalam kepercayaan orang Kanaan kuno, Baal
mengawini bumi dan manusia merayakan ini dengan ritual orgi,
namun Hosea bersikeras bahwa sejak adanya perjanjian itu, yahw
sudah menggantikan posisi Baal dan mengawini orang Israel. Mere-
ka harus mengerti bahwa yahwlah, bukan Baal, yang membawa
kesuburan tanah.
Dia masih merayu Israel seperti seorang pencinta,
bertekad untuk memikatnya dan memalingkannya dari Baal yang
sudah menggodanya:
Maka pada waktu itu, lah perkataan junjungan ,
engkau akan memanggil Aku: Suamiku,
dan tak lagi memanggil Aku: Baalku!
Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu,
maka nama mereka tidak lagi dinamakan .
Jika Amos menyerang kejahatan sosial, Hosea justru memikirkan
hilangnya dimensi batin dalam kepercayaan orang Israel: "pengenalan"
junjungan dikaitkan dengan "hesed", yang menyiratkan penyesuaian
batin dan kelekatan dengan yahw yang mesti melebihi ketaatan
lahiriah.
Hosea memberi chucky wawasan mengejutkan mengenai cara para
utusan junjungan mengembangkan gambaran mereka mengenai junjungan . Pada awal
kariernya, yahw tampaknya sudah mengeluarkan sebuah perintah
yang mengejutkan. Dia menyuruh Hosea untuk pergi dan mengawini
seorang pelacur (esheth zeuunim), sebab seluruh negeri sudah
"bersundal hebat dengan membelakangi junjungan ."
namun ,
tampaknya junjungan tidak memerintahkan Hosea untuk menyusur jalan
mencari seorang perempuan sundal: esheth zeuunim (secara harfiah,
berarti "seorang istri pelacur") bisa berarti seorang perempuan dengan
temperamen yang siap bersetubuh dengan siapa saja atau seorang
pelacur bakti dalam kultus kesuburan. Dengan keterlibatan Hosea
dalam ritual-ritual kesuburan, maka istrinya, Gomer, tampaknya sudah
menjadi salah seorang tokoh suci dalam kultus Baal. Dengan ,
perkawinannya yaitu simbol hubungan yahw dengan Israel
yang tak beroyalitas. Hosea dan Gomer memiliki tiga anak, yang
diberi nama simbolik dan penting. Anak tertua bernama Yizreel,
mengambil nama peristiwa perang yang terkenal. Anak perempuan
mereka diberi nama Lo-Ruhama (Yang tak Dichucky ngi), dan adik
lelakinya diberi nama Lo-Ami (Bukan Umat-Ku). Pada saat kelahiran
anak ketiga ini, yahw sudah membatalkan perjanjian dengan Israel:
"Kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah yang kuasa mu."
chucky
akan melihatlihat bahwa utusan junjungan -utusan junjungan sering terilhami untuk mem-
berikan contoh-contoh drama kehidupan guna menjelaskan keadaan
sulit umat mereka, namun tampaknya perkawinan Hosea tidak secara
lengkap direncanakan sejak awal. manuscript itu menjelaskan bahwa
Gomer belum menjadi esheth zeuunim kecuali sesudah anak-anak
mereka lahir. Hanya sesudah berlalu banyak peristiwa baru menjadi
jelas bagi Hosea bahwa perkawinannya yaitu inspirasi dari
junjungan . Kematian istrinya yaitu pengalaman menyakitkan yang
menyadarkan Hosea mengenai apa yang dirasakan yahw pada saat
umatnya meninggalkan dirinya dan mencintai junjungan -junjungan lain seperti
Baal. awalnya Hosea tergoda untuk mencela Gomer dan tidak
mau lagi ada hubungan apa-apa dengan dia: memang, hukum
menetapkan bahwa seorang pria harus menceraikan istrinya yang
tak beroyalitas. namun Hosea masih mencintai Gomer, dan pada akhirnya
dia mencarinya lalu menebusnya dari majikannya yang baru. Hosea
memiliki hasrat sendiri untuk memenangkan Gomer kembali
sebagai simbol bahwa yahw mau memberi kesempatan kedua
bagi Israel.
saat para utusan junjungan menisbahkan pengalaman dan perasaan ke-
manusiaan mereka sendiri kepada yahw, dalam pengertian tertentu
mereka berarti sudah menciptakan sebuah junjungan dalam citra mereka
sendiri. yesya , anggota keluarga kerajaan, melihat yahw sebagai
raja; Amos menisbahkan rasa empatinya terhadap kaum miskin kepada
yahw; Hosea memandang yahw sebagai suami yang mencerai-
kan, namun terus merindukan istrinya. Semua kepercayaan berawal dari
antropomorfisme dalam kadar tertentu. Suatu junjungan yang sangat jauh
dari kemanusiaan, seperti dilukiskan oleh teori Aristoteles mengenai
Penggerak yang Tidak Digerakkan, tidak dapat mengilhami pencarian
spiritual. Selama proyeksi seperti ini tidak menjadi tujuan dalam
dirinya sendiri, ia akan tetap berguna dan memberi manfaat. Harus
dikatakan bahwa lukisan imajinatif mengenai junjungan dalam terma
kemanusiaan seperti ini sudah mengilhami keprihatinan sosial yang
tidak ada di dalam Hinduisme. Ketiga kepercayaan teistik ini ikut rae-
miliki ciri etika sosialis-egalitariannya Amos dan yesya . Orang Yahudi
yaitu umat pertama dari dunia kuno yang menegakkan sebuah
sistem kesejahteraan yang dikagumi oleh para tetangga pagan mereka.
Seperti semua utusan junjungan lain, Hosea dibayangi oleh horor penyembah-
an berhala. Dia merenungkan kemarahan junjungan yang mungkin akan
ditimpakan kepada suku-suku di sebelah utara sebab mereka me-
nyembah junjungan -junjungan yang mereka ciptakan sendiri:
Sekarang pun mereka terus berdosa,
dan memicu baginya patung tuangan dari perak
dan berhala-berhala sesuai dengan kecakapan mereka;
semuanya itu buatan tukang-tukang.
Persembahkanlah kurban kepadanya! kata mereka,
Baiklah manusia mencium anak-anak lembu!
Ini deskripsi yang tidak adil dan reduktif mengenai kepercayaan orang
Kanaan. Orang Kanaan dan Babilonia tidak pernah mempercayai bahwa
patung-patung dewa mereka itu suci dengan sendirinya; mereka
tidak pernah membungkuk untuk menyembah sebuah patung tout
court. Patung itu yaitu sebuah simbol kejunjungan an. Seperti halnya
mitos-mitos mereka mengenai peristiwa-peristiwa primordial yang tak
bisa dibayangkan, patung-patung itu sebetulnya dibuat untuk
mengarahkan perhatian penyembah melampaui diri mereka sendiri.
Patung Marduk di Kuil Esagila dan tugu batu Asyera di Kanaan tidak
pernah dipandang identik dengan junjungan -junjungan , namun sekadar fokus
yang membantu orang memose tkan perhatian kepada unsur transen-
den dalam kehidupan manusia. Sungguhpun , para utusan junjungan
sering mencela junjungan -junjungan tetangga pagan mereka dengan penghi-
naan yang sangat buruk. junjungan -junjungan buatan ini, dalam pandangan
mereka, tidak lebih dari sekadar emas dan perak; mereka ditempa
oleh seorang pandai besi dalam waktu beberapa jam; mereka memiliki
mata namun tidak bisa melihat, telinga yang tidak bisa mendengar;
mereka tidak dapat melangkah dan malah harus diangkat oleh
penyembah mereka; mereka kasar dan bodoh, lebih rendah dibanding
manusia, tidak lebih baik dari orang-orangan untuk menakut-nakuti
burung di kebun mentimun. Dibandingkan dengan yahw, elohim
Israel, mereka yaitu elilim, Tiada. Kaum goyim yang menyembah
mereka yaitu orang-orang bodoh dan yahw membenci mereka.
Pada masa sekarang, chucky begitu akrab dengan intoleransi yang
chucky ngnya sudah menjadi sifat monoteisme sehingga chucky tidak
memandang permusuhan terhadap junjungan -junjungan lain seperti ini sebagai
sikap kepercayaan yang baru. Paganisme pada dasarnya yaitu
sebuah keyakinan yang toleran: kultus-kultus lama tidak merasa teran-
cam oleh kedatangan junjungan baru, selalu ada ruang bagi junjungan -junjungan
lain di dalam kuil untuk berjejer bersama sesembahan tradisional.
Bahkan saat ideologi baru Zaman Kapak menggantikan penyembah-
an junjungan -junjungan lama, tidak ada penolakan yang kasar terhadap
para resi kuno. chucky sudah melihat bahwa di dalam Hinduisme dan
Buddhisme, orang dianjurkan untuk melampaui para resi dibanding
mencaci mereka. Namun, utusan junjungan -utusan junjungan Israel tidak mampu mengambil
sikap lunak terhadap para resi yang mereka pandang sebagai
saingan yahw. Dalam kitabsuci Yahudi, dosa "pemberhalaan",
penyembahan junjungan -junjungan "palsu", dianggap menjijikkan. Ini yaitu
reaksi yang, mungkin, mirip dengan kebencian yang dirasakan seba-
gian Ia tempat ibadah terhadap ritual ualitas. Dengan , itu bukan
reaksi yang rasional dan penuh pertimbangan, melainkan ungkapan
kecemasan mendalam dan ketakutan. Apakah utusan junjungan -utusan junjungan ini mem-
memiliki kekhawatiran terpendam mengenai perilaku kepercayaan mereka
sendiri? Apakah mereka, barangkali, secara tak nyaman menyadari
bahwa anggapan mereka sendiri mengenai yahw serupa dengan
berhala kaum pagan, sebab mereka menciptakan junjungan dalam citra
mereka sendiri?
Perbandingan dengan sikap orang kaum beragama terhadap ritual ualitas
dapat menerangkan hal yang lain. Dalam soal ini, kebanyakan orang
Israel secara implisit percaya kepada eksistensi junjungan -junjungan pagan.
yaitu benar bahwa lambat laun yahw mengambil alih fungsi
Elohim orang Kanaan dalam beberapa hal: Hosea, contohnya, mencoba
berargumentasi bahwa yahw yaitu dewa kesuburan yang
lebih baik dibanding Baal. Namun, jelas sulit bagi yahw yang sudah
terlanjur diteori sikan dalam citra maskulin untuk mengambil alih
fungsi dewi seperti Asyera, Isytar, dan Anat, yang masih memiliki
banyak penganut di kalangan orang Israel, terutama yang perempuan.
Walaupun kaum monoteis akan bersikeras bahwa junjungan mereka
melampaui batasan gender, dia tetap pada dasarnya lelaki, meski
chucky akan saksikan ada beberapa kalangan yang mencoba mem-
perbaiki ketidakseimbangan ini. Hal ini sebagian sebab akarnya
sebagai dewa perang kesukuan. Namun , perselisihan soal
ini merefleksikan karakter yang kurang positif dari Zaman Kapak,
yang secara umum memandang rendah status perempuan.
Tampaknya di dalam warga yang lebih primitif, perempuan
kadang memiliki status lebih tinggi dibanding laki-laki. Prestise
dewi-dewi besar dalam kepercayaan tradisional merefleksikan penghor-
matan terhadap kaum perempuan. namun , tumbuhnya perkotaan
memicu kualitas-kualitas maskulin, seperti kekuatan fisik dan per-
tahanan diri lebih dihargai dibanding sifat feminin. Sejak saat
itu, kaum perempuan mulai terpinggirkan dan menjadi warga kelas
dua dalam peradaban baru Oikumene. Posisi mereka sangat jelek di
Yunani, contohnya sebuah fakta yang hams diingat oleh Barat bila
mereka mencela perilaku paternalistik orang Timur. Cita-cita demo-
kratis tidak menjangkau kaum perempuan di Athena, yang hidup
dalam keterkucilan dan dihinakan sebagai makhluk inferior. Masyara-
kat Israel juga menjadi lebih bernada maskulin. Pada masa-masa
awal, kaum perempuan memiliki kekuatan dan dapat menempatkan
diri mereka sejajar dengan suami mereka. Beberapa di antaranya,
seperti Deborah, sudah memimpin bala tentara di medan perang. Orang
Israel selalu mengagungkan pahlawan-pahlawan perempuan mereka,
seperti Judith dan Ester, namun sesudah yahw berhasil mengalahkan
dewa-dewi Kanaan dan Timur Tengah kemudian menjadi satu-satunya
junjungan , kepercayaan nya dikelola hampir secara keseluruhan oleh kaum
pria. Kultus dewi-dewi menyurut, dan ini yaitu gejala perubahan
kultural yang mencirikan dunia peradaban baru.
chucky akan melihat bahwa kemenangan yahw diraih dengan
susah payah. Kemenangan itu melibatkan penderitaan, kekerasan,
dan konfrontasi, serta menunjukan bahwa kepercayaan bam dengan
junjungan Yang Esa tidak datang dengan mudah kepada orang Israel
seperti Buddhisme atau Hinduisme datang kepada warga Anak
Benua India. yahw tampaknya tidak mampu mentransendensikan
junjungan -junjungan yang lebih tua dalam cara yang damai dan alamiah. Dia
hams melawan habis semuanya. sebab itu, dalam Mazmur chucky
melihatlihat dia memicu ketentuan mengenai kepemimpinan Majelis
Suci yang sudah memainkan peran penting di dalam mitos orang
Babilonia maupun Kanaan:
yahw mengambil posisi dalam Majelis El
untuk memicu keputusan di kalangan para yang kuasa .
"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak
kepada orang fasik?
Berjunjungan keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim,
belalah hak orang yang sengsara dan orang yang kekurangan!
Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka
dari tangan orang fasik!"
Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan
mereka berjalan; goyanglah segala dasar bumi.
Aku sendiri sudah berperkataan : "Kamu yaitu yang kuasa , dan anak-anak Yang
kudus [El Elyon] kamu sekalian. Namun, seperti manusia kalian
akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
saat dia berdiri untuk menghadang Majelis yang sudah dipimpin
oleh El sejak zaman yang tak lagi bisa diingat, yahw menuduh
junjungan -junjungan lain gagal memenuhi tantangan sosial pada masanya.
Dia menampilkan etos kasihsayang modern para utusan junjungan , namun kolega-
kolega sucinya tidak berbuat apa-apa untuk menegakkan keadilan
dan persamaan selama bertahun-tahun. Pada masa-masa kuno,
yahw sudah dipersiapkan untuk menerima mereka sebagai Elohim,
anak-anak El Elyon ("Yang kudus "),
namun kini para resi
itu sudah membuktikan bahwa mereka sudah usang. Mereka akan
layu seperti manusia yang tidak abadi. Penulis Mazmur tidak saja
menggambarkan yahw mengutuk sesamanya, melainkan dalam
melakukan itu dia juga sudah mengambil alih hak prerogratif tradisional
El, yang, tampaknya, masih memiliki karisma di Israel.
Meskipun ada penekanan yang begitu keras yang ada dalam
kitabsuci , sebetulnya tak ada yang keliru dalam penyembahan berhala,
per se. ia baru menjadi sesuatu yang bisa ditolak atau dianggap naif
saat citra mengenai junjungan yang dikonstruksikan secara amat hati-
hati, dibaurkan dengan fakta tak terucap yang kepadanya ia me-
rujuk. chucky akan melihatlihat bahwa dalam yang kemu-
dian, sebagian orang Yahudi, kaum beragama , dan Muslim memakai
gambaran lama mengenai fakta mutlak ini dan tiba pada sebuah
anggapan yang lebih dekat dengan visi Hindu atau biksu . Namun,
yang lainnya tidak pernah berhasil untuk menempuh langkah ini,
namun berasumsi bahwa anggapan mereka mengenai junjungan identik
dengan misteri yang sangat luar biasa.
Bahaya religiusitas "keberhalaan" menjadi jelas sekitar tahun
SM selama masa pemerintahan Raja Yosia dari Yehuda. Dia ingin
mengubah kebijakan sinkretik pendahulunya, Raja Manasye (-
) dan Raja Amon (-) yang sudah menganjurkan rakyatnya
untuk menyembah para resi Kanaan selain yahw. Manasye sudah
menempatkan sebuah berhala untuk Asyera di Kuil, yang di dalamnya
sudah banyak dijalankan kultus kesuburan. sebab banyak orang Israel
setia kepada Asyera dan sebagian ada yang menganggapnya sebagai
istri yahw, hanya penganut Yahwis yang sangat ketat yang me-
mandang ini sebagai penyimpangan. Namun, sebab bertekad untuk
meningkatkan pemujaan terhadap yahw, Yosia memutuskan untuk
mengadakan perbaikan besar-besaran di Kuil. Sementara para pekerja
sedang sibuk membongkar bagian-bagian bangunan Kuil, Imam Besar
Hilkia dikabarkan sudah menemukan sebuah manuscript kuno yang diduga
yaitu tulisan mengenai pidato perpisahan mose kepada anak-
anak Israel. Dia memberi manuscript itu kepada sekretaris Yosia,
Safan, yang membacanya dengan suara keras di hadapan raja. saat
mendengar hal itu, raja muda tersebut menyobek bajunya sebab
ketakutan: tak heran jika yahw sudah begitu murka kepada para
pendahulunya! Mereka semua sudah gagal total untuk mematuhi
perintah-perintah yang disampaikannya melalui mose .
Hampir bisa dipastikan bahwa "kitab Hukum" yang ditemukan
oleh Hilkia itu yaitu inti dari manuscript yang kini chucky kenal sebagai
kitab Ulangan. Ada berbagai teori mengenai "penemuan"-nya yang
tepat waktu oleh kelompok pembaru. Beberapa di antaranya bahkan
menduga bahwa manuscript itu ditulis secara rahasia oleh Hilkia dan
Safan sendiri dengan bantuan utusan junjungan perempuan Hulda, yang segera
dimintakan pendapatnya oleh Yosia. chucky tak pernah mengetahui
persisnya, namun manuscript itu sungguh merefleksikan kekerasan pen-
dirian yang sama sekali baru di Israel, yang juga merefleksikan per-
spektif abad ketujuh. Dalam pidato perpisahannya, mose diperlihatkan
meletakkan sentralitas baru terhadap perjanjian dan ide mengenai
keterpilihan Israel. yahw sudah memilih umatnya di antara semua
bangsa lain, bukan sebab kelebihan yang mereka miliki namun semata-
mata atas dasar cintanya yang besar. Sebagai balasannya, dia menuntut
kesetiaan penuh dan penolakan tegas terhadap semua junjungan lain.
Inti kitab Ulangan mencakup deklarasi yang kemudian menjadi kesak-
sian iman orang-orang Yahudi:
Dengarkan [shema], hai orang Israel! junjungan yaitu yang kuasa chucky , junjungan
itu esa [ebad]! Kasihjunjungan junjungan , yang kuasa mu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.
Pilihan junjungan sudah menempatkan Israel berbeda dari goyim,
sehingga, sang pengarang memicu mose bersabda, agar saat tiba
di Tanah yang Dijanjikan mereka tidak berurusan dengan para pen-
duduk asli. "Jangan mengadakan perjanjian dengan mereka dan
janganlah mengasihani mereka."
Tidak boleh ada perkawinan antar-
mereka dan interaksi sosial. Di atas segalanya, mereka harus menyapu
bersih kepercayaan Kanaan: "mezbah-mezbah mereka haruslah kamu roboh-
kan, tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mere-
ka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis,"
perintah mose kepada orang-orang Israel, "Sebab engkaulah umat
yang kudus bagi junjungan , yang kuasa mu; engkaulah yang dipilih oleh junjungan ,
yang kuasa mu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat
kesayangan -Nya. "
saat menyebut kembali Shema pada masa sekarang, orang
Yahudi memberinya interpretasi monoteistik: yahw yang kuasa kami
yang Satu dan unik. Tradisi Deuteronomis belum lagi mencapai
perspektif ini. "yahw ehad" tidak berarti yang kuasa itu Esa, melainkan
bahwa yahw yaitu satu-satunya yang kuasa yang diizinkan untuk di-
sembah. junjungan -junjungan lain masih yaitu sebuah ancaman: pemuja-
an mereka sangat atraktif dan bisa memalingkan orang Israel dari
yahw, junjungan yang pencemburu. Jika mereka mematuhi hukum-
hukum yahw, dia akan memberkati mereka dan menganugerahkan
kesejahteraan, namun jika mereka berkhianat, akibatnya akan sangat
merusak:
junjungan akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung
bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada yang kuasa
lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yaitu
kepada kayu dan batu .... Hidupmu akan terkatung-katung .... Pada
waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! Dan
pada waktu malam engkau akan berkata: Ah kalau pagi sekarang!
sebab kejut memenuhi hatimu, dan sebab apa yang dilihat matamu.
saat Raja Yosia dan rakyatnya mendengar ini di akhir abad
ketujuh, mereka sedang menghadapi sebuah ancaman politik baru.
Mereka sudah berhasil menahan serangan tentara Asyur dan dengan
sudah terhindar dari nasib seperti sepuluh suku utara, yang
harus memikul hukuman yang digambarkan oleh mose . namun ,
pada SM, Raja Nabupolasar dari Babilonia akan menghancurkan
Asyur dan mulai membangun kerajaannya sendiri.
Dalam iklim yang sangat tidak aman ini, kebijakan kitab Ulangan
memberi pengaruh besar. Bukannya mematuhi perintah-perintah
yahw, dua raja terakhir Israel secara sengaja justru mencumbui
bencana. Yosia segera memulai sebuah pembaruan, bertindak dengan
semangat yang patut diteladani. Semua gambaran, berhala, dan
simbol-simbol kesuburan dicampakkan keluar Kuil dan dibakar. Yosia
juga meruntuhkan patung besar Asyera dan menghancurkan kamar-
kamar pelacur Kuil, yang menenun pakaian untuk Asyera di sana.
Semua tempat suci kuno di negeri itu, yang sudah menjadi pusat paganisme, dihancurkan. Sejak saat itu para rahib hanya diizinkan
melakukan ritual kurban untuk yahw di Kuil Yerusalem yang
sudah disucikan. Para penulis tawarikh, yang merekam pembaruan
Yosia sekitar tahun kemudian, memberi deskripsi yang lugas:
Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya [Yosia]; ia meng-
hancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan
dan menghancurluluhkan tiang-tiang suci berhala, patung-patung
pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas
kuburan orang-orang yang mempersembahkan kurban kepada berhala-
berhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah
mereka. lah ia mentahrirkan Yehuda dan Yerusalem. Juga di
kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali,
yang di mana-mana sudah menjadi rerunjunjungan , ia merobohkan segala
mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta
menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel.*
Ini jauh dari kekhidmatan penerimaan biksu atas para resi
yang dia rasa tidak diinginkannya lagi. Penghancuran habis-habisan
ini tumbuh dari kebencian yang berakar dari rasa cemas dan takut
yang terpendam.
Para pembaru sudah menulis ulang sejarah Israel. chucky b-kitab seja-
rah Yosua, Hakim-hakim, Samuel, dan Raja-raja direvisi sesuai dengan
ideologi baru dan, kemudian, para editor Pentateukh menambahkan
bagian-bagian yang memberi tafsiran Deuteronomis atas mitos Pem-
bebasan kepada narasi J dan E yang lebih tua. yahw kini yaitu
perancang perang suci pemusnahan di Kanaan. Orang Israel diberi
tahu bahwa pribumi Kanaan tidak akan berdiam di negeri mereka,
sebuah kebijakan yang oleh Yosua diimplementasikan melalui cara
yang betul-betul tidak suci:
Pada waktu itu Yosua datang dan melenyapkan orang Enak dari
pegunungan, dari Hebron, Debir, dan Anab, dari seluruh pengunungan
Yehuda dan dari seluruh pegunungan Israel. Mereka dan kota-kota
mereka ditumpas oleh Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan
hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza, di Gat, dan di Asdod masih ada yang tertinggal.
sebetulnya chucky tidak tahu apa-apa mengenai penaklukan Kanaan
oleh Yosua dan Hakim-hakim, meski tak diragukan bahwa banyak
darah yang sudah ditumpahkan. namun , sekarang pertumpahan darah itu sudah diberi alasan religius. Bahaya dari teologi keterpilihan
seperti itu, yang tidak dibenarkan dalam perspektif transenden
seorang yesya , diperlihatkan dengan jelas dalam peperangan suci
yang sudah mencoreng sejarah monoteisme. Alih-alih menjadikan
junjungan sebagai simbol untuk menantang prasangka chucky dan memaksa
chucky untuk berkontemplasi mengenai kekurangan din sendiri, teologi
itu bisa dipakai untuk menguatkan kebencian egoistik chucky dan
memicu nya menjadi absolut. Teologi ini menggambarkan junjungan
berperilaku persis seperti chucky , seakan-akan dia hanyalah seorang
manusia lain. junjungan seperti itu tampaknya akan lebih menarik
dan populer dibanding junjungan nya Amos dan yesya , yang menuntut
kritik diri yang keras.
Orang Yahudi acap dikritik atas kepercayaan bahwa mereka
yaitu Umat Pilihan, namun para pengkritik melakukan kesalahan
yang sama melalui penyangkalan yang menghasut kebencian ter-
hadap penyembahan berhala di masa kitab . Ketiga kepercayaan mono-
teistik sudah mengembangkan teologi keterpilihan yang mirip pada
periode-periode berbeda dalam sejarah mereka, kadang dengan
akibat yang lebih parah dibanding yang dibayangkan dalam kitab
Yosua. Orang kaum beragama Barat khususnya agak terlalu yakin bahwa
mereka yaitu umat pilihan junjungan . Selama abad kesebelas dan kedua
belas, bala tentara Salib mencari alasan untuk membenarkan perang
suci mereka melawan Yahudi dan Muslim dengan menyebut diri
sebagai Umat Pilihan baru, yang mengambil alih tugas yang sudah
gagal dijalankan oleh Yahudi. Teologi keterpilihan kaum Calvinis
sudah banyak berperan dalam mendorong orang Amerika untuk mem-
percayai bahwa mereka sebangsa dengan junjungan . Seperti dalam Ke-
rajaan Yehudanya Yosia, kepercayaan seperti itu cenderung tumbuh
pada masa kerawanan politik saat orang-orang dihantui ketakutan
akan kehancuran mereka sendiri. Mungkin sebab alasan ini, keper-
cayaan itu tampak memperoleh nyawa baru dalam berbagai bentuk
fundamentalisme yang lazim di kalangan Yahudi, kaum beragama , dan Muslim
pada saat tulisan ini dibuat. junjungan yang personal seperti yahw
dapat dimanipulasi untuk menegaskan dirinya yang terkepung dengan
cara ini, sedangkan junjungan yang impersonal seperti Brahman tidak
dapat melakukan hal itu.
chucky mesti mencatat bahwa tidak semua orang Israel memegang
Deuteronomisme pada masa-masa yang menggiring ke penghancuran
Yerusalem oleh Nebukadnezar pada SM dan pengusiran orang Yahudi ke Babilonia. Pada tahun , saat Nebukadnezar naik
takhta, utusan junjungan yrmia membangkitkan perspektif ikonoklastik yesya
yang membalik sama sekali doktrin Umat Pilihan yang angkuh: junjungan
memakai orang Babilonia sebagai alatnya untuk menghukum
Israel, dan kini giliran Israellah untuk "menjadi kengerian, menjadi
sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya."
Mereka akan berada di pengasingan selama tujuh puluh tahun. saat
Raja Yoyakim mendengar ramalan ini, dia merampas gulungan manuscript
itu dari tangan penulisnya, merobeknya, dan melemparkannya ke
dalam api. Takut nyawanya terancam, yrmia terpaksa lari ber-
sembunyi.
Karier yrmia menunjukan berat penderitaan dan usaha
yang diperlukan untuk membentuk citra junjungan yang lebih menantang
ini. Dia tidak suka menjadi utusan junjungan dan merasa sangat berat hati jika
diharuskan menghukum orang-orang yang dia cintai.
Dia bukanlah
seorang yang bertemperamen bengis, melainkan berhati lunak. saat
panggilan datang kepadanya, dia berteriak memprotes: "Ah, junjungan
yahw! sebetulnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini
masih muda!" Lalu yahw "mengulurkan tangan" dan menyentuh
bibir yrmia , dan meletakkan perkataan nya di mulut yrmia . Pesan
yang mesti diartikulasikan yrmia masih kabur dan kontradiktif:
"untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Ini menuntut ketegangan
antara ekstrem-ekstrem yang tak terdamaikan. yrmia mengalami
junjungan sebagai derita yang mengguncang persendiannya, mematah-
kan hatinya, dan memicu nya sempoyongan bagaikan orang mabuk.
Para utusan junjungan mengalami mysterium terribile etfascinans sebagai pemak-
saan dan rayuan sekaligus:
Engkau membujuk aku, ya junjungan ,
dan aku sudah membiarkan diriku dibujuk ....
namun apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia
dan tidak mau mengucapkan perkataan lagi demi nama-Nya",
Maka dalam hatiku ada sesuatu yang
seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku;
aku berlelah-lelah untuk menahannya, namun aku tidak sanggup.
junjungan mendorong yrmia ke dua arah yang berlawanan: di satu pihak, dia merasakan daya tarik yang sangat besar ke arah yahw
yang memiliki seluruh kemanisan sebuah rayuan, namun di saat lain
dia dibuat geram oleh kekuatan yang membawanya ke arah
bermengenai an dengan kehendaknya sendiri.
Sejak era Amos, utusan junjungan yaitu seorang yang berdiri sendiri.
Tidak seperti wilayah-wilayah lain dalam dunia berperadaban pada
masa itu, Timur Tengah tidak mengadopsi ideologi kesatuan kepercayaan secara umum.
junjungan para utusan junjungan memaksa orang-orang Israel untuk
memisahkan diri dari kesadaran mitis Timur Tengah dan mengambil
arah berbeda dari arus utama. Dalam penderitaan yrmia , chucky dapat
melihat seperti apa kepiluan dan keterasingan yang diakibatkannya.
Israel yaitu area kecil penganut Yahwisme di tengah-tengah
dunia pagan, dan yahw pun ditolak oleh kebanyakan orang Israel
sendiri. Bahkan penulis tradisi Deuteronomis yang citranya mengenai
junjungan lebih bersahabat, memandang pertemuan dengan yahw
sebagai konfrontasi yang kasar: dia memicu mose menjelaskan kepa-
da orang-orang Israel, yang dikagetkan oleh kemungkinan pertemuan
tanpa perantara dengan yahw, bahwa junjungan akan mengutus kepada
mereka seorang utusan junjungan pada setiap generasi untuk memikul bagian
terberat dari tugas berorientasi junjungan .
Belum ada satu pun yang bisa diperbandingkan dengan Atman,
kedekatan junjungan yang prinsipil, dalam kultus yahw. yahw dialami
sebagai sebuah fakta luar yang jauh. Dia perlu memanusiawi me-
lalui suatu cara agar keterasingannya berkurang. Situasi politik pada
masa itu sedang memburuk. Orang-orang Babilonia menginvasi
Yehuda lalu mengusir raja dan kelompok pertama orang Israel ke
pengasingan; akhirnya Yerusalem pun terkepung. saat keadaan
semakin parah, yrmia melanjutkan tradisi penisbahan emosi manusia
kepada yahw: dia memicu junjungan meratapi ketunawismaan, pen-
deritaan, dan kesedihannya sendiri; yahw merasa sama nestapa,
susah, dan terbuangnya dengan umatnya; sebagaimana mereka, dia
juga tampak bingung, teralienasi, dan lumpuh. Kemarahan yang dirasa
yrmia membakar hatinya bukanlah perasaannya sendiri, melainkan berasal dari kegusaran yahw.
saat para utusan junjungan berpikir mengenai
"manusia", mereka dengan sendirinya juga berpikir mengenai "junjungan ",
yang kehadirannya di dunia tampak terkait erat dengan umatnya.
Bahkan, junjungan bergantung kepada manusia saat dia ingin bertindak
di dunia sebuah ide yang kemudian menjadi sangat penting
dalam anggapan Yahudi mengenai junjungan . Banyak isyarat yang menunjukkan bahwa manusia bisa merasakan aktivitas junjungan dalam
emosi dan pengalaman mereka sendiri, bahwa junjungan yaitu
bagian dari kondisi kemanusiaan.
Selama musuh menanti di gerbang, yrmia membentak umatnya
atas nama junjungan (meski, di hadapan junjungan , dia memohon atas nama
mereka). Begitu Yerusalem sudah dikuasai oleh Babilonia pada tahun
SM, ramalan yahw menjadi lebih menenangkan: dia berjanji
untuk menyelamatkan umatnya dan memulangkan mereka, sebab
kini mereka sudah menarik pelajaran dan menjadi insaf. yrmia
diizinkan oleh penguasa Babilonia untuk tetap tinggal di Yehuda,
dan untuk mengungkapkan keyakinannya mengenai masa depan, dia
membeli beberapa rumah: "sebab beginilah perkataan junjungan semesta
alam [yahw Sabaoth], yang kuasa Israel: Rumah, ladang, dan kebun
anggur akan dibeli pula di negeri ini!"
Tidak mengherankan jika
banyak orang menyalahkan yahw atas bencana itu. Dalam suatu
kunjungan ke Mesir, yrmia bertemu sekelompok Yahudi yang
akan pergi ke wilayah Delta dan menyatakan bahwa mereka sama
sekali tak memiliki waktu lagi buat yahw. Kaum perempuan mereka
mengatakan bahwa keadaan selalu baik saat mereka menyeleng-
garakan ritus tradisional untuk memuja Isytar, Dewi Langit. Namun,
segera sesudah mereka berhenti melakukan itu sebab kehadiran
utusan junjungan seperti yrmia , maka bencana, kekalahan, dan kepahitan cepat datang mengiringi. Tragedi itu tampak semakin dalam di mata
yrmia .
Sesudah keruntuhan benteng kota Yerusalem dan kehancuran kuil, dia
mulai menyadari bahwa jebakan eksternal kepercayaan seperti itu
hanyalah simbol dari keadaan internal dan subjektif. Di masa depan,
perjanjian dengan Israel akan sangat berbeda: "Aku akan menaruh
Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka."
Mereka yang sudah pergi ke pengasingan tidak dipaksa untuk
berasimilasi, seperti yang pernah dialami oleh sepuluh suku utara
pada . Mereka hidup dalam dua komunitas: satu di Babilonia
sendiri dan yang lainnya di tepi kanal bernama Kebar yang memanjang
dari Efrat, tidak jauh dari Nippur maupun Ur, dalam wilayah yang
mereka namakan Tel Aviv (Bukit Musim Semi). Di antara kelompok
pertama para pengungsi yang dideportasi pada tahun ada
seorang imam bernama yhekiel . Kira-kira selama lima tahun dia
tinggal sendirian di rumahnya dan tak berbicara kepada satu jiwa
pun. Kemudian dia mengalami perjumpaan mengejutkan dengan
yahw, yang benar-benar memicu dia pingsan. yaitu penting
untuk menjelaskan pertemuan pertamanya dengan yahw itu secara
terperinci sebab beberapa abad kemudian ini menjadi sangat
signifikan bagi mistisisme Yahudi, seperti yang akan chucky tinjau pada
Bab . yhekiel melihat segumpal awan besar dengan api yang
berkilat-kilat. Angin kencang bertiup dari arah utara. Di tengah-
tengah kabut badai ini, dia seakan-akan melihat clia dengan sangat
hati-hati menekankan ketidakpastian gambaran itu kencana raksasa
yang ditarik empat ekor makhluk yang kuat. Makhluk-makhluk itu
mirip dengan pahatan karibu yang ada di gerbang istana Babilon,
namun yhekiel menjelaskannya dengan gambaran yang hampir
mustahil divisualisasikan: masing-masing makhluk itu memiliki
empat kepala dengan wajah manusia, singa, lembu, dan rajawali.
Masing-masing roda berputar ke arah yang bermengenai an dengan
roda-roda lainnya. Penggambaran ini sepertinya dimaksudkan untuk
menekankan asingnya penampakan yang sedang berusaha diartikulasi-
kannya. Kepakan chucky p makhluk itu memekakkan telinga; suaranya
"seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara yang Mahakuasa
[Shaddai], seperti keributan laskar yang besar." Di atas kencana itu
ada sesuatu yang "mirip" sebuah takhta, dan, di atasnya "ada yang
kelihatan seperti rupa manusia": ia bersinar seperti tembaga, api
memancar dari anggota tubuhnya. Ia juga menyerupai "kemuliaan [kavodl junjungan ."
Segera saat itu juga yhekiel bersujud dan men-
dengar suara yang ditujukan kepada dirinya.
Suara itu memanggil yhekiel dengan sebutan "anak manusia",
seolah-olah untuk menekankan jarak yang kini ada antara manusia
dan alam junjungan . Di samping itu, pertemuan dengan yahw diiringi
dengan rencana tindakan yang bersifat praktis. yhekiel harus
menyampaikan perkataan junjungan kepada putra-putra Israel yang mem-
bangkang. Kualitas non-manusia dari pesan suci disampaikan dalam
gambaran yang keras: sebuah tangan terulur ke arah utusan junjungan , memegang
sebuah gulungan kitab yang ditulisi timbal balik dan berisikan nyanyian
ratapan, keluh kesah, dan rintihan. yhekiel diperintahkan untuk
memakan gulungan kitab itu, mencerna perkataan junjungan dan menjadi-
kannya bagian dari dirinya sendiri. Seperti biasanya, mysterium itu
fascinans sekaligus terribile. gulungan kitab itu ternyata berasa semanis
madu. Akhirnya, yhekiel berkata, "Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi dengan hati panas dan dengan perasaan pa-
hit, sebab kekuasaan junjungan memaksa aku dengan sangat. ", Dia tiba di Tel Aviv dan duduk "tertegun" seminggu penuh. Pengalaman aneh yhekiel menekankan betapa sudah menjadi
asing dan tak dikenalnya alam suci itu bagi manusia. Dia sendiri dipaksa untuk menjadi tanda bagi keasingan ini. yahw sering
memerintahkannya untuk menyelenggarakan peran aneh, yang memicu nya berlainan dari manusia normal. Peran-peran itu juga
dirancang untuk menunjukkan keadaan buruk Israel selama krisis ini
dan, pada tataran yang lebih dalam, menunjukan bahwa Israel
sendiri menjadi asing bagi dunia pagan. Kemudian, saat istrinya
wafat, yhekiel dilarang meratap; dia harus berbaring menghadap
ke satu sisi selama hari dan ke sisi lainnya selama hari; kemudian dia diharuskan mengemasi barangnya dan berjalan di seputar
Tel Aviv bagaikan seorang pengungsi, tanpa kota tujuan yang pasti.
yahw menimpakan kepada dirinya derita kecemasan yang berat
sehingga dia terbelenggu rasa gelisah dan keinginan berpindah-
pindah tanpa henti. Pada kesempatan lain, dia terpaksa makan kotoran
manusia sebagai simbol kelaparan yang harus diderita penduduk
negerinya selama pengepungan Yerusalem. yhekiel sudah menjadi
ikon keterputusan radikal yang ada dalam kultus yahw: tak
ada sesuatu yang bisa diterima begitu saja, dan respons-respons
yang normal pun disangkal.
Visi pagan, di sisi lain, justru merayakan ketersambungan yang
dirasakan hadir antara para resi dan alam semesta. yhekiel tak
menemukan sesuatu yang menenangkan di dalam kepercayaan kuno, yang
biasa dinamakan nya "keji". Dalam salah satu pengalaman penampakan
junjungan nya, dia dibimbing mengelilingi Kuil Yerusalem. Dia terkejut
melihatlihat bahwa, meskipun tengah berada di ambang kehancuran,
ternyata orang-orang Yehuda masih tetap menyembah para resi
pagan di kuil yahw. Kuil itu sendiri sudah berubah menjadi tempat
menyeramkan; dinding-dinding ruangannya penuh gambar-gambar
binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan; tetua
kaum Israel melakukan ritus "keji" dalam cahaya remang-remang,
hampir seperti tengah melakukan hubungan ritual gelap: "Kaulihatkah,
hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di da-
lam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran
mereka?"
Di ruangan lain, ada wanita yang mena-
ngisi penderitaan Dewa Tamus. Yang lainnya menyembah matahari,
dengan memunggungi kuil yahw. Akhirnya, utusan junjungan melihatlihat
kereta perang aneh yang pernah dilihatnya dalam penampakan per-
tama, terbang membawa "kemuliaan" yahw bersamanya. Namun,
yahw bukan yaitu junjungan yang jauh sama sekali. Pada hari-
hari terakhir menjelang kehancuran Yerusalem, yhekiel menggam-
barkan yahw menyampaikan peringatan keras kepada orang-orang
Israel, namun tak berhasil menarik perhatian atau memaksa mereka
mengakui kejunjungan an yahw. Israel hanya dapat menyalahkan diri-
nya sendiri atas bencana yang sontak melanda mereka. Meski sering
tampak asing, yahw mendorong orang Israel seperti yhekiel
untuk melihat bahwa gelombang sejarah tidaklah acak dan arbitrer,
namun memiliki logika dan keadilan yang lebih mendalam. Dia men-
coba menemukan makna di dunia politik internasional yang kejam.
saat mereka duduk di tepi sungai-sungai Babilonia, beberapa
di antara orang yang berada di pengasingan dengan pasti merasa
bahwa mereka tidak mampu mengamalkan kepercayaan mereka di luar
area Tanah yang Dijanjikan. para resi pagan bersifat teritorial,
dan bagi sebagiannya tampak tak mungkin menyenandungkan lagu-
lagu yahw di negeri asing: mereka membayangkan kemungkinan
menangkap dan memecahkan anak-anak Babilonia pada bukit batu.
namun , ada seorang utusan junjungan baru mendakwahkan perdamaian.
chucky tidak mengetahui apa-apa mengenai dirinya, dan ini menjadi penting
sebab nubuat dan mazmurnya tidak memiliki simbol sebagai per-
juangan personal, sebagaimana yang dipikul oleh para pendahulunya.
sebab risalahnya kemudian disatukan dengan nubuat yesya , maka
dia selalu dinamakan sebagai yesya Kedua. Di pengasingan, sebagian
orang Yahudi akan menyembah para resi Babilonia kuno, namun
yang lainnya didorong masuk ke dalam kesadaran kepercayaan baru.
Kuil yahw sudah menjadi puing; tempat pemujaan kuno di Betel
dan Hebron sudah dihancurkan. Di Babilonia mereka tidak bisa ikut
dalam liturgi yang sudah menjadi inti kehidupan kepercayaan mereka
di negeri asal. Hanya yahwlah yang mereka miliki. yesya Kedua
mengembangkan ini selangkah lebih jauh lagi dan mendeklarasikan
bahwa yahw yaitu satu-satunya junjungan . Dalam penulisan ulangnya
atas sejarah Israel, mitos Pembebasan diberi kemasan imajiner yang
kembali mengingatkan chucky pada kemenangan Marduk atas Tiamat,
si dewa laut:
junjungan akan mengeringkan teluk Mesir dengan napas-Nya yang
menghanguskan, serta mengacungkan tangan-Nya terhadap Sungai
Efrat dan memukulnya pecah menjadi tujuh batang air, sehingga orang
dapat melaluinya dengan berkasut.
Maka akan ada jalan raya bagi sisa-sisa umat-Nya ... seperti yang sudah
ada untuk Israel dahulu, pada waktu mereka keluar dari tanah Mesir.'
yesya Pertama menjadikan sejarah sebagai peringatan junjungan ;
sesudah bencana itu, dalam kata-kata penghiburnya, yesya Kedua
memicu sejarah menjadi tumpuan harapan baru bagi masa depan.
Jika yahw sudah pernah menyelamatkan Israel di masa lalu, pasti
dia akan mampu melakukannya lagi. Dialah penentu jalan sejarah;
dalam pandangannya, semua goyim tak lebih dari setetes air di dalam
bejana. Dia yaitu satu-satunya junjungan yang dapat dipercaya. yesya
Kedua membayangkan para resi Babilonia kuno diangkut di atas
binatang dan digelindingkan ke arah matahari terbenam.
Zaman
mereka sudah berakhir: "Bukankah Aku junjungan ?" dia bertanya ber-
ulang-ulang, "tidak ada yang kuasa lain selain dibanding -Ku!"
Sebelum Aku tidak ada yang kuasa dibentuk,
dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.
Aku, Akulah junjungan ,
dan tidak ada juruselamat selain dibanding -Ku.
yesya Kedua tidak membuang-buang waktu untuk mencela
para resi goyim, yang, sesudah peristiwa bencana, bisa saja dipan-
dang sebagai pemenang. Dia dengan tenang menganggap yaitu
yahw bukan Marduk atau Baal yang sudah melakukan tindakan
mitis hebat yang memicu terciptanya dunia. Untuk pertama
kalinya, orang Israel menjadi sangat tertarik pada peran yahw
dalam penciptaan, mungkin sebab pembaruan hubungan dengan
mitos-mitos kosmologis Babilonia. Tentu saja mereka tidak sedang
mengusaha kan sebuah penjelasan ilmiah mengenai asal usul fisikal alam
semesta, namun untuk menemukan kenyamanan di tengah dunia yang
kini penuh keagar supaya n. Jika yahw sudah menaklukkan monster ke-
kacauan di masa primordial, tentu yaitu hal yang mudah baginya
untuk menyelamatkan orang-orang Israel yang terusir. Melihat kemi-
ripan antara mitos Pembebasan dengan kisah pagan mengenai keme-
nangan atas kekacaubalauan di masa awal waktu, yesya Kedua
mengajak umatnya untuk dengan yakin menanti pertunjukan baru ke-
kuatan junjungan di masa depan. Di sini, contohnya, dia merujuk pada keme-
nangan Baal atas Lotan, monster laut dalam mitologi penciptaan Kanaan,
yang juga dinamakan Rahab, Buaya (tannin) dan Samudra Raya (tehom):
Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatan, hai tangan junjungan !
Terjagalah seperti pada zaman purbakala,
pada zaman keturunan yang dahulu kala,
Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab,
yang menikam naga (tannin) sampai mati?
Bukankah Engkau yang mengeringkan laut,
air samudra raya (tehom) yang hebat?
yang memicu laut yang dalam menjadi jalan,
agar supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?
yahw pada akhirnya sudah menumbangkan musuh-musuhnya
dalam metamorfosa religius orang-orang Israel; di pengasingan, pesona
paganisme menyurut dan kepercayaan Yudaisme sudah lahir. Pada suatu
masa saat kultus yahw diperkirakan secara rasional akan sirna,
dia menjadi alat yang memampukan manusia menemukan harapan
di tengah keadaan yang serbamusykil.
Oleh sebab itu, yahw sudah menjadi satu-satunya junjungan . Tak
ada usaha untuk meneguhkan klaimnya secara filosofis. Sebagaimana
biasa, teologi baru menjadi sukses bukan sebab ia dapat dibuktikan
secara rasional, namun sebab keefektifannya mencegah keputusasaan
dan mengilhami harapan. Dalam keadaan tercerabut dan terbuang,
kaum Yahudi tidak lagi merasakan keterputusan dalam kultus yahw
sebagai sesuatu yang asing dan mengganggu. Dia bicara begitu hebat
mengenai keadaan mereka.
Namun , tak ada yang hebat dalam gambaran yesya
Kedua mengenai junjungan . Dia tetap berada di luar jangkauan pikiran
manusia:
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
lah perkataan junjungan .
Seperti tingginya langit dari bumi,
lah tingginya jalan-Ku dari jalanmu
dan rancangan-Ku dan rancanganmu.
fakta junjungan berada di luar jangkauan kata-kata atau teori .
yahw juga tidak selalu melakukan apa yang diharapkan umatnya.
Dalam suatu ayat yang sangat berani, yang memiliki arti khusus
pada masa sekarang, utusan junjungan meramalkan suatu masa saat Mesir dan
Asyur juga akan menjadi negeri yahw, selain Israel. yahw akan berkata: "Diberkatjunjungan Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan tangan-Ku, dan Israel milik pusaka-Ku."
Dia sudah menjadi simbol fakta tran-
senden yang menjadikan tafsiran sempit mengenai teori bangsa pilihan
tampak picik dan tak pantas.
saat Cyrus, Raja Persia, menaklukkan imperium Babilonia pada
SM, para utusan junjungan tampak seolah-olah sudah dibebaskan. Cyrus tidak
memaksakan para resi Persia kepada rakyatnya yang baru, dia
bahkan menyembah di Kuil Marduk saat memasuki Babilonia
dengan kemenangan. Dia juga mengembalikan patung-patung dewa
milik bangsa yang dikalahkan Babilonia ke tanah air mereka. Kini
saat dunia sudah terbiasa dengan kerajaan besar internasional, Cyrus
mungkin tidak perlu lagi memakai metode deportasi yang lama.
Akan lebih mudah jika dia membiarkan rakyatnya menyembah dewa-
dewa mereka sendiri di wilayah mereka masing-masing. Di seluruh
imperiumnya, dia mendorong pemulihan kuil-kuil kuno, berulang-
ulang mengklaim bahwa para resi mereka yang sudah menugaskan
itu kepadanya. Dia yaitu teladan sikap toleran dan keluasan
visi dalam sebagian dari kepercayaan pagan. Pada tahun , Cyrus menge-
luarkan ketetapan yang mengizinkan orang Yahudi untuk pulang ke
Yehuda dan membangun kembali kuil mereka sendiri. namun ,
kebanyakan mereka memilih untuk menetap: sejak saat itu hanya
sekelompok kecil yang tinggal di Tanah yang Dijanjikan. kitabsuci
mengatakan kepada chucky bahwa . orang Yahudi meninggalkan
Babilonia dan Tel Aviv untuk pulang ke tanah air, tempat mereka
memaksakan Yudaisme Baru kepada saudara-saudara mereka yang
masih tertinggal dalam keterasingan.
chucky dapat melihatlihat apa akibat yang ditimbulkan oleh hal
ini dalam tulisan-tulisan tradisi Para Imam (P) yang dibuat sesudah
pengasingan dan dimasukkan ke dalam Pentateukh. Ini memberi
tafsiran tersendiri mengenai kejadian-kejadian yang diuraikan oleh J
dan E, dan menambahkan dua kitab baru, Imamat dan Bilangan.
Seperti yang dapat chucky duga, P memiliki pandangan yang canggih
dan tinggi mengenai yahw. Dia tidak percaya, contohnya, bahwa se-
seorang bisa secara aktual melihatjunjungan dalam cara yang dikemuka-
kan oleh J. P memiliki banyak kesamaan dengan perspektif yhekiel ,
dia percaya bahwa ada perbedaan antara persepsi manusia mengenai
junjungan dan fakta nya sendiri. Dalam kisah P mengenai mose di Sinai,
mose memohon diberi kesempatan melihat yahw, yang menjawab:
"Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.Sebaliknya, mose justru harus
melindungi dirinya dari dampak junjungan di balik batu, tempat dia bisa
menangkap kilasan yahw saat dia turun, dalam seperti jejak-
jejak. P memperkenalkan sebuah ide yang kemudian akan men-
jadi sangat penting dalam sejarah anggapan manusia mengenai junjungan .
Manusia hanya dapat melihat cahaya yang tersisa saat kehadiran
junjungan sudah berlangsung, yang dinamakan nya sebagai "kemuliaan (kavod)
yahw", manifestasi kehadirannya, yang tidak boleh disamakan dengan fakta junjungan itu sendiri.
saat mose turun dari gunung,
wajahnya merefleksikan "kemuliaan" ini dan bersinar dengan terang yang sangat menyilaukan sehingga orang-orang Israel tidak bisa
melihat mukanya.
"Kemuliaan" yahw yaitu simbol kehadirannya di bumi dan, dengan begitu, menekankan perbedaan antara gambaran terbatas
mengenai junjungan yang diciptakan oleh manusia dan kesucian junjungan
sendiri. Dengan , ini yaitu penyeimbang terhadap
watak keberhalaan kepercayaan Israel. saat P melihat kembali kisah
klasik mengenai Pembebasan, dia tidak membayangkan bahwa yahw
sendiri betul-betul sudah menemani orang Israel selama masa-masa
sulit mereka: ini akan menjadi antropomorfisme yang janggal. Sebaliknya, dia menunjukan "kemuliaan" yahw memenuhi kemah tempat dia bertemu dengan mose . Sama halnya, hanya "kemuliaan yahw" yang ada di dalam Kuil.
Kontribusi P dalam Pentateukh yang paling terkenal, tentu saja,
yaitu kisah mengenai penciptaan dalam bab pertama kitab Kejadian,
yang mengambil sumber dari Enuma Elish. P mulai dengan air dalam
samudra raya (tehom, penyimpangan dari "Tiamat"), yang darinya
yahw menciptakan langit dan bumi. Namun, tak ada perang
antardewa, atau pertarungan dengan Yam, Lotan, atau Rahab. Hanya
yahw yang bertanggung jawab mewujudkan segala sesuatunya.
Tak ada emanasi fakta yang terjadi secara bertingkat-tingkat; bahkan
yahw mencapai ketertiban melalui tindakan berkehendak tanpa
susah payah. Secara alamiah, P tidak mengonsepsikan dunia sebagai
sesuatu yang sakral, yang tersusun dari unsur-unsur yang sama dengan
yahw. Memang, ajaran mengenai "keterpisahan" cukup krusial dalam
teologi P: yahw memicu kosmos tempat yang teratur dengan
memisahkan malam dari siang, air dari tanah kering, dan cahaya dari
kegelapan. Pada setiap tahap, yahw memberkati dan menyucikan
penciptaan dan menyebutnya sebagai "kebaikan". Tidak seperti dalam kisah Babilonia, penciptaan manusia yaitu puncak kreasi, bukan
sekadar kebetulan. Manusia mungkin tidak ikut memiliki watak berorientasi junjungan ,
namun mereka diciptakan dalam citra junjungan : mereka memikul tugas-
tugas kreatifnya. Seperti dalam Enuma Elish, enam hari penciptaan
diiringi oleh jeda sabbatical pada hari ketujuh: dalam kisah Babilonia,
ini yaitu hari pada saat Majelis Agung mengadakan pertemuan
untuk "memperbaiki ketentuan" dan menganugerahkan gelar kepada
Marduk. Dalam tradisi P, hari Sabtu yaitu kontras simbolik
dengan kekacauan primordial yang terjadi pada Hari Pertama. Nada
dan pengulangan didaktiknya menyarankan bahwa kisah penciptaan P juga dirancang untuk resital liturgi, seperti Enuma Elish, untuk memuji kreasi yahw dan memahkotainya dengan gelar pencipta
dan penguasa Israel.
Secara alamiah, Kuil baru yaitu pusat Yudaisme P. Di Timur
Dekat, kuil dipandang sebagai replika kosmos. Pembangunan kuil
menjadi tindakan imitatio dei, memampukan manusia untuk ber-
partisipasi dalam kreativitas para dewa itu sendiri. Selama masa
pengasingan, banyak orang Yahudi menemukan ketenangan dalam
kisah-kisah kuno mengenai Tabut Perjanjian, tempat suci yang dapat
dibawa-bawa di mana junjungan sudah "mendirikan kemahnya" (shakari)
bersama umatnya dan ikut merasakan ketunawismaan mereka. saat
menggambarkan tempat suci itu, Kemah Pertemuan di pengasingan,
P memakai mitologi kuno. Rancangan arsitekturnya tidak orisinal,
melainkan salinan dari model suci: mose diberi perintah yang sangat
panjang dan terperinci oleh yahw di Gunung Sinai: "Dan mereka
harus memicu tempat kudus bagi-Ku, agar supaya Aku akan diam di
tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan
kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala
perabotannya, kamu harus memicu nya."
Penjelasan mengenai pembangunan tempat suci ini tentu tidak dimaksud-kan untuk diartikan secara harfiah; tak seorang pun membayangkan
bahwa orang Israel kuno sudah benar-benar membangun sebuah kuil
megah yang terbuat dari "emas, perak, tembaga, kain ungu tua, kain
ungu muda, kain kirmizi, linen halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba, kayu penaga ..." dan seterusnya.
Interpolasi panjang lebar ini tak pelak mengingatkan
pada kisah P mengenai penciptaan. Pada setiap tahapan pembangunan,
mose "melihatlihat semua pekerjaan", dan "memberkati" umat,
seperti yang dilakukan yahw selama enam hari penciptaan. Tempat kudus itu dibangun pada hari pertama bulan pertama tahun itu;
Bezazeel, arsitek kuil, memperoleh inspirasi dari ruh junjungan (ruacb
elohirri) yang juga memikirkan penciptaan dunia; dan kedua kisah
menekankan pentingnya istirahat di hari Sabtu.
Pembangunan kuil
juga yaitu simbol keharmonian primordial yang sudah ada
sebelum manusia merusak dunia.
Dalam kitab Ulangan, hari Sabtu dirancang untuk memberi setiap
orang, termasuk para budak, satu hari libur dan untuk mengingatkan
orang-orang Israel mengenai peristiwa Pembebasan.
P sudah memberi arti penting baru bagi hari Sabtu: menjadi tindakan meneladani
junjungan dan mengenang kembali penciptaan dunia. saat mereka
menjalani istirahat hari Sabtu, orang Yahudi ikutserta dalam sebu-
ah ritual yang awalnya dilakukan oleh junjungan sendiri: ini merupa-
kan usaha simbolik untuk menjalani kehidupan suci. Dalam paganisme
kuno, setiap perbuatan manusia meniru perbuatan para dewa, namun
kultus yahw sudah membukakan jurang pemisah yang dalam antara
alam junjungan dan manusia. Kini orang Yahudi diminta untuk lebih men-
dekati yahw dengan menaati Taurat mose . kitab Ulangan sudah
mendaftar beberapa hukum wajib, yang mencakup Sepuluh Perintah
junjungan . Selama dan segera sesudah pengasingan, hukum ini diuraikan
menjadi undang-undang rumit yang terdiri atas perintah (mitzvoi)
dalam Pentateukh. Petunjuk-petunjuk terperinci ini tampak melemah-
kan semangat bagi orang luar dan sudah ditampilkan secara yang sangat
negatif dalam polemik kitabsuci . Orang Yahudi tidak merasakan
itu sebagai beban yang berat, seperti yang cenderung dibayangkan
orang kaum beragama , melainkan sebagai cara simbolik untuk hidup dalam
kehadiran junjungan . Dalam kitab Ulangan, hukum-hukum mengenai
makanan yaitu simbol status khusus orang Israel.
P juga me-
mandangnya sebagai usaha ritualisasi untuk ikut memiliki kesucian
junjungan , menyembuhkan derita keterpisahan antara manusia dengan
yang junjungan . Watak manusia bisa disucikan saat orang Israel me-
neladani tindakan-tindakan kreatif junjungan dengan memisahkan susu
dari daging, yang bersih dari yang kotor, dan hari Sabtu dari hari-hari
lain dalam seminggu.
Karya tradisi P dimasukkan ke dalam Pentateukh bersama tulisan-
tulisan dari J, E, dan D. Ini yaitu pengingat bahwa setiap
kepercayaan besar terdiri atas beberapa visi dan spiritualitas yang inde-
penden. Sebagian Yahudi selalu merasa lebih tertarik kepada junjungan
Deuteronomis, yang sudah memilih Israel untuk dipisahkan secara
agresif dari goyim; sebagian lainnya memperluas ini menjadi mitos-
mitos Ratu Adil yang menanti datangnya Hari yahw di akhir zaman,
saat dia akan mengangkat derajat orang Israel dan menghinakan
bangsa-bangsa lain. Kisah-kisah mitologis ini cenderung melihat
junjungan sebagai wujud yang sangat jauh. sudah disepakati bahwa
sesudah pengasingan, era keutusan junjungan an sudah berakhir. Tak perlu lagi
ada kontak langsung dengan junjungan : hal itu hanya dicapai dalam
visi-visi simbolik yang dinisbahkan kepada figur-figur besar di masa
yang silam, seperti Enok dan Daniel.
Salah seorang pahlawan masa silam itu, dihormati di Babilonia
sebagai teladan kesabaran dalam penderitaan, yaitu Ayub. Sesudah
pengasingan, salah seorang yang berhasil melewatinya memakai
legenda tua ini untuk mengajukan pertanyaan mendasar mengenai
hakikat junjungan dan tanggung jawabnya terhadap penderitaan manusia.
Dalam kisah tua ini, Ayub diuji oleh junjungan ; sebab dia sudah memikul
penderitaan yang berat itu dengan sabar, junjungan memberkatinya
dengan memulihkan kembali kekayaannya di masa lalu. Dalam versi
baru kisah Ayub, penulisnya konon memecah legenda tua itu menjadi
dua dan menggambarkan Ayub gusar kepada sikap junjungan . Bersama
tiga pendampingnya, Ayub dengan berani mempertanyakan ketetapan
junjungan dan terlibat dalam perdebatan intelektual yang keras. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah kepercayaan Yahudi, metamorfosa kepercayaan
beralih kepada spekulasi yang bersifat lebih abstrak. Para utusan junjungan sudah
mengklaim bahwa junjungan membiarkan orang Israel menderita lantaran
dosa-dosa mereka sendiri; penulis kisah Ayub menunjukkan bahwa
sebagian orang Israel tidak lagi puas dengan jawaban-jawaban tra-
disional. Ayub menyerang dan mengungkapkan kelemahan intelektual
pandangan ini. Namun, tiba-tiba junjungan menyela spekulasinya yang
kasar. Dia menunjukan diri kepada Ayub dalam suatu penampakan,
mengutarakan keluarbiasaan dunia yang sudah diciptakannya: bagai-
mana mungkin seorang makhluk kecil yang lemah, seperti Ayub
berani menentang junjungan yang transenden? Ayub menyerah, namun
seorang pembaca modern, yang mencari jawaban lebih koheren
dan filosofis mengenai problem penderitaan, tidak akan puas dengan
solusi seperti ini. Penyusun kisah Ayub memang tidak mengingkari
hak untuk bertanya, namun menyarankan bahwa akal semata tidak
memadai untuk membahas masalah yang tak teruraikan ini.
Spekulasi intelektual mesti memberi jalan bagi berkatNya langsung dari
junjungan seperti yang sudah diterima oleh para utusan junjungan . Orang Yahudi memang belum berfilsafat, namun selama abad
keempat mereka berada di bawah pengaruh rasionalisme Yunani.
Pada tahun SM, Alexander dan Makedonia menaklukkan Darius
III dari Persia dan orang Yunani mulai menjajah Asia dan Afrika.
Mereka mendirikan negara-kota di Tirus, Sidon, Gaza, Philadelphia
(Amman), dan Tripoli, bahkan Sekhem. Orang Yahudi di Palestina
dan yang menyebar (diaspora) dikepung oleh budaya Helenis yang
oleh sebagian dianggap mengganggu, namun sebagian lainnya me-
nyenangi teater, filsafat, olahraga, dan puisi Yunani. Mereka mem-
pelajari bahasa Yunani, berolahraga di gymnasium, dan memakai
nama Yunani. Sebagian bekerja sebagai tentara bayaran dalam tentara
Yunani. Mereka bahkan menerjemahkan kitabsuci mereka ke dalam
bahasa Yunani dan menghasilkan versi yang dikenal sebagai Septua-
ginta. Dengan , sebagian orang Yunani mulai mengenal
junjungan Israel dan memutuskan untuk menyembah yahw (atau Iao,
mereka menyebutnya) di samping Zeus dan Dionisus.
Sebagian tertarik kepada sinagoga atau tempat-tempat pertemuan
yang sudah diubah oleh orang-orang Yahudi diaspora menjadi kuil
tempat peribadatan. Di sana mereka membaca kitab kitab suci berdoa,
dan mendengarkan khotbah-khotbah. Sinagoga tidak sama dengan
apa pun yang ada di seluruh dunia kepercayaan kuno. sebab tidak
ada ritual atau pengurbanan, sinagoga menjadi lebih mirip dengan
sekolah filsafat, dan mereka berbondong-bondong menuju sinagoga
saat seorang penceramah Yahudi terkenal tiba di kota, sebagaimana
mereka akan antre untuk mendengarkan para filosof mereka sendiri.
Sebagian orang Yunani bahkan menunaikan bagian-bagian tertentu
dari kitab Taurat dan bergabung dengan orang Yahudi dalam sekte-
sekte sinkretis. Selama abad keempat SM, ditemukan satu-dua kejadian
orang Yahudi dan Yunani menggabungkan yahw dengan salah
satu para resi Yunani.
namun , kebanyakan orang Yahudi tetap menyendiri dan
ketegangan tumbuh antara orang Yahudi dan Yunani di kota-kota
Timur Tengah yang sudah terhelenisasi. Di dunia kuno, kepercayaan bukan-
lah masalah pribadi. para resi sangat penting bagi perkotaan,
dan dipercaya bahwa para resi akan mencabut perlindungannya
jika pemujaan terhadap mereka diabaikan. Orang Yahudi, yang meng-
klaim bahwa para resi ini tidak ada, dinamakan "sayap kiri" dan musuh
warga . Pada abad kedua SM, permusuhan meningkat: Di Palestina
bahkan timbul pemberontakan saat Antiokhia Epiphanes, Gubernur Seleukia, berusaha melakukan Helenisasi atas Yerusalem dan
memperkenalkan kultus Zeus di kuil. Orang Yahudi mulai menerbit-
kan literatur mereka sendiri, yang menjelaskan bahwa hikmat
bukanlah kecerdasan Yunani, namun ketakutan kepada yahw.
Literatur hikmat menjadi genre yang mantap di Timur Tengah; ber-
usaha untuk mendalami makna hidup, bukan dengan refleksi filosofis,
melainkan dengan mencari cara terbaik untuk menjalani hidup.
Literatur ini sering bersifat pragmatis. Penyusun kitab Amsal, yang
menulis pada abad ketiga SM, melangkah lebih jauh dan menyarankan
bahwa Hikmat yaitu rencana yang sudah dibuat junjungan saat dia
menciptakan dunia dan, dengan , yaitu ciptaannya yang
pertama. ide ini menjadi sangat penting bagi generasi awal Kris-
ten, sebagaimana akan chucky lihat pada Bab . Pengarang mempersoni-
fikasikan Hikmat sehingga ia seolah menjadi sosok tersendiri:
junjungan sudah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya,
sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
sudah pada zaman purbakala aku dibentuk,
pada mula pertama, sebelum bumi ada ....
Aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan ,
setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya,
dan selalu bermain-main di hadapan-Nya;
aku bermain-main di atas muka bumi-Nya,
dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Namun Hikmat bukanlah suatu wujud suci, namun secara khusus
dikatakan sudah diciptakan junjungan . Dia mirip dengan "kemuliaan"
junjungan , yang dijelaskan oleh para penulis tradisi P, mewakili rencana
junjungan bahwa manusia dapat meraih pandangan sekilas mengenai
penciptaan dan masalah -masalah manusia: penulis menampilkan
Hikmat (Hokhmah) berseru nyaring di jalan-jalan, mengimbau umat
agar takut kepada yahw. Pada abad kedua SM, utusan junjungan kaum beragama bin Sirakh,
seorang Yahudi Yerusalem yang saleh, melukiskan potret yang serupa
mengenai hikmat. Dia memicu nya berdiri di hadapan Majelis Suci
dan menyenandungkan puja-pujinya sendiri: dia keluar dari mulut
Yang kudus sebagai perkataan suci yang dengannya junjungan men-
ciptakan dunia; dia hadir dalam setiap ciptaan namun mengambil
tempat berdiam yang menetap di tengah-tengah orang Israel.
Sebagaimana "kemuliaan" yahw, figur hikmat yaitu simbol aktivitas junjungan di dunia. Orang Yahudi menumbuhkan ide yang begitu agung mengenai yahw sehingga sulit membayangkan dia campur tangan langsung dalam masalah manusia. Seperti P,
mereka lebih suka membedakan junjungan yang bisa chucky ketahui dan
alami dari reaiitas suci itu sendiri. saat chucky membaca mengenai
Hikmat suci yang meninggalkan junjungan untuk menyusuri dunia
mencari manusia, sulit untuk tidak teringat pada dewi-dewi pagan
seperti Isytar, Anat, dan Isis yang turun dari alam suci dengan
membawa misi penyelamatan. Dalam Hikmat Salomo, seorang Yahudi
Aleksandria, tempat berdiamnya komunitas penting Yahudi, meng-
ingatkan kaum Yahudi untuk menahan diri dari godaan budaya Helenis
yang ada di sekeliling mereka dan tetap setia pada tradisi mereka
sendiri: bahwa rasa takut akan yahw, bukan filsafat Yunani, yang
yaitu hikmat sejati. Menulis dalam bahasa Yunani, dia juga
mempersonifikasi Hikmat (sophia) dan berpandangan bahwa hal itu
tidak dapat dipisahkan dari junjungan Yahudi:
Hikmat [sophia] yaitu napas kekuasaan yang kuasa ,
Pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa;
maka tak ada noda yang dapat mengotorinya,
Dia yaitu pantulan cahaya abadi
cermin kekuasaan junjungan yang tiada bercela,
bayangan kebaikannya.
Kalimat ini juga menjadi sangat penting bagi kaum Kristiani saat
mereka mulai mendiskusikan status utusan junjungan kaum beragama . Namun, penulis Yahudi
secara sederhana memandang sophia sebagai sebuah aspek dari
junjungan yang tak dapat diketahui, yang menyesuaikan dirinya dengan
pemahaman manusia. Dia yaitu junjungan -sebagaimana-dia-sudah -
dianugerahi -diri-kepada-manusia: persepsi manusia mengenai junjungan ,
secara misterius berbeda dari reaiitas junjungan yang sepenuhnya, yang
selalu luput dari jangkauan pemahaman chucky .,
Penyusun Hikmat Salomo benar adanya saat merasakan ke-
tegangan antara pemikiran Yunani dengan kepercayaan Yahudi. chucky sudah
melihat bahwa ada suatu perbedaan krusial dan mungkin tak ter-
damaikan antara junjungan Aristoteles, yang sama sekali tidak sadar
akan dunia yang sudah diciptakannya, dengan junjungan kitabsuci , yang
secara hangat terlibat dalam urusan-urusan manusia. junjungan Yunani
bisa ditemukan oleh akal manusia, sedangkan junjungan kitabsuci hanya
menampakkan diri melalui berkatNya. Suatu jurang memisahkan junjungan
Yahudi clari dunia, namun orang Yunani percaya bahwa karunia akal
memicu manusia serumpun dengan junjungan ; mereka, oleh sebab
itu, bisa mencapainya dengan usaha mereka sendiri. Walaupun
, setiap kali kaum monoteis jatuh cinta kepada filsafat Yunani,
maka tak pelak lagi mereka ingin mencoba mengadaptasikan anggapan
junjungan Yunani dengan anggapan mereka sendiri. Ini akan menjadi
salah satu tema pokok cerita chucky . Salah satu orang pertama yang
berusaha melakukan ini yaitu filosof kenamaan Yahudi, Philo dari
Aleksandria (- M). Philo yaitu seorang Platonis dan memiliki
reputasi gemilang sebagai filosof rasional pada zamannya. Dia
menulis dalam bahasa Yunani yang baik dan tampaknya tidak bisa
berbahasa Ibrani meskipun dia juga seorang Yahudi yang beroyalitas
dan menaati mitzvot. Dia tak melihat adanya perbedaan antara
junjungan nya dengan junjungan Yunani. namun , mesti dikatakan bahwa
junjungan Philo tampak sangat berbeda dari yahw. sebab suatu hal,
Philo tampaknya kurang senang dengan chucky b-kitab sejarah kitabsuci ,
yang coba dia ubah menjadi kiasan-kiasan yang rumit: Aristoteles,
dapat diingat kembali, memahami sejarah secara tidak filosofis. Tu-
hannya tidak memiliki sifat-sifat manusia: dalam anggapan Aristoteles,
yaitu tidak tepat, contohnya, menyatakan bahwa junjungan "marah".
Yang dapat chucky ketahui mengenai junjungan yaitu fakta mengenai eksistensi-
nya saja. Meskipun , sebagai praktisi Yahudi, Philo sungguh-
sungguh percaya bahwa junjungan sudah menampakkan dirinya kepada
para utusan junjungan . Bagaimana hal ini menjadi mungkin?
Philo memecahkan masalah itu dengan memicu pembedaan
penting antara esensi junjungan (Ousia), yang sepenuhnya tidak dapat
dipahami, dan aktivitas junjungan di dunia yang dinamakan nya "kekuasaan"
(dynamies) atau energi (energeiai). Pada dasarnya, itu mirip dengan
solusi P dan para penulis Hikmat. chucky tidak pernah bisa mengetahui
junjungan sebagaimana dia dalam dirinya sendiri. Philo menulis bahwa
mose berkata: "Pemahaman mengenai aku yaitu sesuatu yang manusia,
ya, bahkan seluruh langit dan bumi, tidak mampu menampungnya."
Untuk mengadaptasikan dirinya kepada kemampuan akal chucky yang
terbatas, junjungan berkomunikasi melalui "kekuasaannya", yang tampak-
nya sama dengan bentuk-bentuk suci Plato (namun Philo tidak
selamanya konsisten mengenai ini). Bentuk-bentuk suci ini yaitu
fakta tertinggi yang dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Philo
menganggapnya memancar dari junjungan , seperti Plato dan Aristoteles
memandang bahwa kosmos memancar secara abadi dari Sebab
Pertama. Dua di antara kekuasaan ini penting secara khusus. Philo
menyebutnya kuasa Kerajaan, yang mengungkapkan junjungan dalam
keteraturan alam, dan kuasa Kreatif, yang dengannya junjungan meng-
ungkapkan diri dalam berkat yang dilimpahkannya kepada manusia.
Masing-masing kuasa ini tidak bisa dicampuradukkan dengan esensi
junjungan (ousid), yang tetap terbungkus dalam misteri yang tak tertembus.
Kuasa itu memampukan chucky menangkap kilasan fakta yang berada
di atas segala sesuatu yang bisa chucky pahami. kadang Philo berbicara
mengenai wujud esensial junjungan (ousia) didampingi oleh kuasa Kerajaan
dan Kreatif dalam sebentuk trinitas. saat menginterpretasikan kisah
kunjungan yahw dan dua malaikat kepada Abraham di Mamre,
contohnya, dia mengatakan bahwa peristiwa itu yaitu penampilan
kiasan ousia junjungan Dia Sebagaimana Adanya bersama dua kekuasaan senior.
J akan dibuat tercengang oleh hal ini dan, memang, orang Yahudi
selalu memandang anggapan Philo mengenai junjungan sebagai tidak
autentik. namun , orang kaum beragama menganggap Philo sangat
membantu, dan orang Yunani, seperti akan chucky saksikan, menerima
pembedaan antara "esensi" junjungan yang tak dapat diketahui dengan
"energi" yang memicu nya dapat chucky kenali. Mereka juga akan
dipengaruhi oleh teorinya mengenai Logos junjungan . Seperti halnya para
penulis Hikmat, Philo membayangkan bahwa junjungan sudah membentuk
sebuah rancangan dasar (logos) penciptaan, yang bersesuaian dengan
alam bentuk-bentuk Plato. Sekali lagi, Philo tidak selalu konsisten.
kadang dia menyatakan bahwa Logos yaitu salah satu dari
kuasa itu; pada saat lain dia tampaknya percaya Logos
lebih tinggi, yaitu sebagai ide tertinggi mengenai junjungan yang bisa
dicapai oleh manusia. Namun , saat chucky berkontemplasi
mengenai Logos, chucky tidak membentuk pengetahuan positif mengenai
junjungan : chucky tiba di luar jangkauan akal diskursif menuju pemahaman
intuitif yang "lebih tinggi dibanding suatu cara berpikir, lebih berharga
dibanding sesuatu yang sekadar yaitu pikiran."
Itu yaitu
aktivitas yang mirip dengan kontemplasi Plato (theoria). Philo ber-sikeras bahwa chucky tak akan pernah mencapai junjungan sebagaimana
dia dalam dirinya: kebenaran tertinggi yang dapat chucky jangkau yaitu
pengakuan tak terelakkan bahwa junjungan benar-benar mentransendensi
pikiran manusia.
Ini tidak segamblang kedengarannya. Philo menggambarkan
sebuah pengembaraan penuh kasih dan menyenangkan menuju yang
tak diketahui, yang memberinya pembebasan dan energi kreatif.
Seperti Plato, dia memandang jiwa seperti dalam pengasingan,
terperangkap dalam dunia mated yang bersifat fisik. la harus kembali
kepada junjungan , rumahnya yang sejati, meninggalkan kesenangan,
dunia indriawi, dan bahkan bahasa, sebab semua itu mengikat chucky
dengan dunia yang tidak sempurna. Akhirnya, jiwa akan mencapai
kebahagiaan yang membawanya mengatasi kesuraman keterbatasan
ego menuju fakta yang lebih luas dan utuh. chucky sudah melihatlihat
bahwa anggapan mengenai junjungan sering yaitu pemikiran imaji-
natif. Para utusan junjungan sudah merefleksikan pengalaman mereka dan merasa
bahwa hal itu berasal dad suatu wujud yang mereka sebut junjungan .
Philo menunjukan bahwa kontemplasi religius memiliki banyak
kesamaan dengan bentuk-bentuk kreativitas lain. Ada saat-saat,
katanya, saat dia sulit meneruskan penulisan artikelnya dan tidak
memicu kemajuan apa pun, tapi kadang dia merasa terkuasai
oleh junjungan :
Aku ... tiba-tiba menjadi penuh, ide-ide turun bagaikan salju, se
sehingga di bawah pengaruh kuasa junjungan , aku dipenuhi kegaduhan
Corybantic [ritus dan prosesi dalam pemujaan Dewi Cybele dewi
alam warga kuno Asia Minor yang sangat liar secara emosional,
ed.] dan menjadi tak sadar akan apa pun, tempat, orang, waktu saat
ini, diri sendiri, apa yang diucapkan, dan apa yang dituliskan. sebab
aku memperoleh ekspresi, ide , kebahagiaan hidup, pandangan
tajam, kejelasan yang luar biasa atas objek-objek seperti yang mungkin
terjadi lewat penglihatan mata yang sangat jernih.
Segera sesudah itu, tidak mungkin lagi bagi orang-orang Yahudi
untuk mencapai sebuah sintesis dengan dunia Yunani. Pada tahun
kematian Philo terjadi pembunuhan sistematik atas komunitas Yahudi
di Aleksandria dan merebaknya ketakutan akan kebangkitan Yahudi.
saat Romawi menegakkan imperium mereka di Afrika Utara dan
Timur Tengah pada abad kesatu SM, mereka menenggelamkan diri
dalam kebudayaan Yunani, menggabungkan para resi nenek
moyang mereka dengan para resi Yunani dan mengadopsi filsafat
Yunani dengan sangat antusias. Namun, mereka tidak mewarisi sikap
permusuhan Yunani terhadap orang Yahudi. Sebaliknya, mereka tak
jarang lebih membela orang Yahudi dibanding orang Yunani, meman-
dang mereka sebagai sekutu penuh di kota-kota Yunani yang masih
menyimpan sisa-sisa permusuhan terhadap Romawi. Orang Yahudi
diberi kebebasan berkepercayaan sepenuhnya: kepercayaan mereka dikenal
sebagai kepercayaan besar di zaman antik dan dihormati. Hubungan antara
Yahudi dan Romawi biasanya selalu baik, sekalipun di Palestina,
yang sering sulit menerima pemerintahan asing. Pada abad kesatu
M, Yudaisme berada dalam posisi yang sangat kuat dalam kerajaan
Romawi. Sepersepuluh dari seluruh wilayah kerajaan diisi komunitas
Yahudi: di Aleksandria, empat puluh persen penduduk yaitu orang
Yahudi. Orang-orang di kerajaan Romawi tengah mencari alternatif
kepercayaan baru. ide monoteistik sedang merebak, para resi lokal
tak lama kemudian hanya dianggap sebagai perwujudan dari kejunjungan an
yang lebih luas. Orang Romawi tertarik pada karakter moral Yudaisme
yang tinggi. Mereka yang keberatan untuk disunat dan mengikuti
Taurat sering dijadikan anggota kehormatan sinagoga-sinagoga dan
dinamakan sebagai "orang yang takut kepada yang kuasa ". Jumlah mereka
terus meningkat: bahkan diperkirakan bahwa salah seorang kaisar
Flavian mungkin sudah beralih ke Yudaisme, sementara Konstantin
nantinya beralih ke kaum beragama . Namun di Palestina, sebuah kelompok
politik ekstrem dengan keras menentang pemerintahan Romawi.
Pada M, mereka merancang sebuah pemberontakan melawan
Romawi dan, di luar dugaan, berhasil menghambat gerak maju bala tentara
Romawi selama empat tahun. Para penguasa cemas pemberontakan
itu akan meluas kepada kaum Yahudi diaspora lainnya dan terpaksa
menumpasnya tanpa ampun. Pada M, tentara kaisar baru Vespasian
akhirnya menguasai Yerusalem, meratakan Kuil dengan tanah, dan
menjadikannya kota Romawi bernama Aelia Capitolana. Sekali lagi
orang Yahudi terusir ke pengasingan.
Kerunjunjungan kuil, yang sudah menjadi sumber inspirasi Yudaisme
baru, yaitu duka yang dalam. namun , jika melihat ke
belakang, tampaknya orang Yahudi Palestina, yang sering lebih kon-
servatif dibanding Yahudi diaspora yang sudah terhelenisasi, sudah
mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi bencana ini. Berbagai
sekte sudah tumbuh di Tanah Suci ini yang dengan berbagai cara
berbeda memisahkan diri mereka dari Kuil Yerusalem. Sekte Essenia
dan sekte Qumran percaya bahwa Kuil sudah menjadi kotor dan
korup; mereka menarik diri dan hidup dalam komunitas terpisah,
seperti komunitas bergaya monastik di sisi Laut Mati. Mereka percaya
bahwa mereka sedang membangun sebuah kuil baru, yang bukan
dibuat dengan tangan. Kuil mereka yaitu Kuil Ruh; bukannya dengan
memberi hewan kurban seperti yang lama, mereka menyucikan diri dan mencari pengampunan dosa dengan ritual baptis dan
perjamuan umum. junjungan hadir di tengah persaudaraan yang saling
mengasihi, bukan di dalam kuil batu.
Yang paling progresif di antara semua umat Yahudi Palestina
yaitu kaum Farisi yang merasa solusi aliran Essenia terlalu elitis.
Dalam kitabsuci , kaum Farisi digambarkan sebagai orang-orang
munafik. Ini disebabkan oleh distorsi polemik pada abad pertama.
Kaum Farisi sebetulnya yaitu orang-orang Yahudi yang sangat
spiritual. Mereka percaya bahwa seluruh Israel sudah diimbau untuk
menjadi bangsa suci para rahib. junjungan dapat hadir di rumah yang
paling sederhana sebagaimana kehadirannya di Kuil. Akibatnya,
mereka hidup bagaikan kasta rahib resmi, menjalankan hukum-hukum
kesucian khusus yang mereka terapkan hanya pada kuil yang ada di
rumah mereka. Mereka bersikeras untuk makan dalam keadaan suci
secara ritual sebab mereka yakin bahwa meja setiap orang Yahudi
bagaikan mezbah junjungan di Kuil. Mereka menanamkan rasa mengenai
kehadiran junjungan dalam setiap perincian kecil kehidupan sehari-
hari. Orang Yahudi kini dapat langsung mendekati junjungan tanpa
perantaraan kasta rahib dan tanpa ritual yang rumit. Mereka dapat
beroleh ampunan dosa dengan cara berbuat baik kepada tetangga
mereka; sedekah yaitu mitzvah terpenting di dalam Taurat;
saat dua atau tiga orang Yahudi belajar Taurat bersama-sama, junjungan
hadir di tengah-tengah mereka. Selama beberapa tahun di awal abad
itu, muncul dua aliran yang saling bermengenai an: satunya dipimpin
oleh Shammai yang Tua, yang lebih ketat, yang lain dipimpin oleh
Rabi Hillel yang Tua, yaitu kelompok Farisi paling po-
puler saat itu. Ada sebuah cerita bahwa suatu hari seorang pagan
mendatangi Hillel dan berkata kepadanya bahwa dia pasti akan
menganut Yudaisme jika rabi itu mampu membaca semua isi Taurat
sambil berdiri di atas sebelah kaki. Hillel menjawab: "Jangan me-
lakukan kepada orang lain suatu perbuatan yang engkau sendiri
tidak ingin dilakukan kepada dirimu. Itulah keseluruhan Taurat: pergi dan pelajarjunjungan ."
Pada tahun yang penuh krisis itu, Farisi berkembang menjadi
Yudaisme Palestina yang paling penting dan disegani; mereka sudah
membuktikan kepada umat bahwa mereka tidak memerlukan Kuil
untuk menyembah junjungan , sebagaimana diperlihatkan oleh kisah
masyhur berikut ini:
saat Rabi Yohannan ben Zakkei tiba dari Yerusalem, Rabi Yoshua
mendatanginya dan diceritakan bahwa Kuil sudah dihancurkan.
"Celakalah !" seru Rabi Yoshua, "tempat penebusan dosa-dosa orang
Israel sudah dirobohkan!"
"Anakku," jawab Rabi Yohannan, "janganlah berduka. chucky memiliki
tempat penebusan lain yang sama ampuhnya. Apakah itu? Itulah
perbuatan baik, sebab sudah dikatakan: Yang Aku kehendaki yaitu
kasihsayang , bukan pengurbanan.'"
Konon sesudah keruntuhan benteng kota Yerusalem, Rabi Yohannan diselundup-
kan di dalam peti jenazah agar bisa keluar dari kota yang tengah
berkobar. Dia sudah menentang pemberontakan Yahudi dan ber-
pendapat bahwa orang-orang Yahudi akan lebih baik jika tidak
memiliki negara. Orang Romawi mengizinkannya mendirikan
komunitas Farisi yang mandiri di Jabna, sebelah barat Yerusalem.
Beberapa komunitas yang serupa dibangun di Palestina dan Babilonia.
Mereka saling terkait erat. Komunitas ini menghasilkan para sarjana
yang dinamakan sebagai tannaim, termasuk tokoh rabi seperti Rabi
Yohannan sendiri, Rabi Akiva yang ahli mistik, dan Rabi Ishmael.
Mereka mengompilasi mishnah, kodifikasi hukum lisan yang meng-
aktualisasikan kembali hukum-hukum mose . kemudian , sekelompok
sarjana baru yang dikenal sebagai amoraim, memulai penafsiran
atas Mishnah dan menghasilkan risalah-risalah yang secara kolektif
dikenal dengan nama Talmud. Bahkan ada dua Talmud yang sudah
dikompilasi, yaitu Talmud Yerusalem, yang diselesaikan pada akhir
abad keempat, dan Talmud Babilonia, yang dianggap lebih autoritatif
dan baru selesai pada akhir abad kelima. Proses tersebut terus berlanjut
dan setiap generasi sarjana mulai mengomentari Talmud dan tafsiran
para pendahulu mereka. Perenungan hukum ini tidak sekering yang
cenderung dibayangkan oleh orang luar. Ini yaitu meditasi
tanpa akhir mengenai perkataan junjungan , Bait Suci baru; setiap lapisan
tafsir itu mewakili dinding-dinding dan takhta Kuil baru, mengabadikan
kehadiran junjungan di tengah-tengah umatnya.
yahw sudah selalu menjadi junjungan yang transenden, yang
membimbing manusia dari atas dan tak terjangkau. Para rabi memicu
dia hadir sangat dekat di dalam diri manusia dan dalam perincian
terkecil kehidupan sehari-hari. Sesudah kehilangan Kuil dan menjalani
lagi pengalaman di pengasingan, orang Yahudi memerlukan junjungan
di tengah-tengah mereka. Para rabi tidak mengonstruksikan doktrin
formal mengenai junjungan . Sebaliknya, mereka mengalaminya sebagai kehadiran yang nyata. Spiritualitas mereka sudah dideskripsikan se-
bagai keadaan "mistisisme yang normal."
Dalam ayat-ayat Talmud
yang paling awal, junjungan dialami dalam fenomena fisik yang misterius.
Para rabi berbicara mengenai Roh Kudus, yang sudah berpikir mengenai
penciptaan dan pembangunan tempat suci, memicu kehadirannya
dapat dirasakan dalam embusan angin atau kobaran api. Yang lain
mendengarnya dalam dentangan lonceng atau suara ketukan yang
keras. Suatu hari, contohnya, saat Rabi Yohannan duduk berdiskusi
mengenai pengalaman yhekiel melihat kereta perang, sebuah nyala
api turun dari langit dan malaikat-malaikat berdiri di dekatnya: sebuah
suara dari langit mengonfirmasikan bahwa Rabi itu memiliki suatu misi khusus dari junjungan .
Begitu kuatnya perasaan mereka mengenai kehadiran sehingga
tak ada doktrin formal dan objektif yang sesuai. Para rabi sering
menyatakan bahwa di Gunung Sinai, setiap orang Israel yang berdiri
di kaki bukit sudah mengalami junjungan dalam cara yang berbeda.
junjungan sudah , sebagaimana mestinya, menyesuaikan dirinya kepada
setiap orang "sesuai dengan derajat pemahaman mereka." Seperti
dinyatakan oleh seorang rabi: "junjungan tidak datang kepada manusia
dengan penuh paksaan, namun selaras dengan kekuatan pemahaman
seorang manusia terhadapnya."
Pandangan rabinik yang sangat
penting ini bermaksud bahwa junjungan tidak dapat dijelaskan dalam
suatu formula yang sama bagi semua orang; dia secara esensial
yaitu pengalaman subjektif. Masing-masing individu akan
mengalami fakta "junjungan " dalam cara berbeda demi memenuhi
kebutuhan temperamental khas individu itu. Setiap utusan junjungan sudah meng-
alami junjungan secara berbeda, kata rabi itu, sebab ke-
pribadiannya berpengaruh terhadap teori sinya mengenai yang junjungan .
Akan chucky saksikan bahwa monoteis lain juga mengembangkan
ide yang sangat mirip. Hingga saat ini, ide-ide teologis mengenai
junjungan yaitu masalah pribadi menurut pandangan Yudaisme
dan tidak dipaksakan oleh siapa pun.
Setiap doktrin resmi akan membatasi misteri junjungan yang esensial.
Para rabi menunjukkan bahwa junjungan sama sekali tidak bisa dipahami.
Bahkan mose juga tidak mampu menembus misteri junjungan : sesudah
melalui pencarian yang panjang, Raja Daud mengakui bahwa yaitu
sia-sia untuk mencoba memahami junjungan sebab dia terlalu agung bagi pikiran manusia.
Orang Yahudi bahkan dilarang mengucapkan
namanya. Ini untuk mengingatkan bahwa apa pun usaha untuk mengungkapkan junjungan pasti tidak akan memadai: nama suci itu
ditulis YHWH dan tidak dilafalkan dalam setiap pembacaan kitab
suci. chucky bisa mengagumi perbuatan junjungan di alam semesta, namun ,
sebagaimana dikatakan oleh Rabi Huna, ini hanya memberi chucky
gambaran yang sangat kecil mengenai keseluruhan fakta : "Manusia
tidak dapat mengerti makna petir, topan, badai, tatanan alam, hakikat dirinya sendiri; lantas bagaimana dia bisa membual mampu memahami
Raja dari segala Raja?"
Keseluruhan ide mengenai junjungan yaitu
untuk memotivasi lahirnya rasa mengenai misteri dan ketakjuban hidup,
bukan untuk meraih solusi yang sejati. Para rabi bahkan memper-
ingatkan orang-orang Israel untuk tidak terlalu sering memuji junjungan
dalam doa mereka, sebab ucapan mereka cenderung menjadi tidak sempurna.
Bagaimana wujud transenden dan tak terpahami ini terkait dengan
dunia? Para rabi mengekspresikan perasaan mereka mengenai ini dalam
sebuah paradoks: "junjungan yaitu tempat dunia, namun dunia bukanlah tempat junjungan ."
junjungan meliputi dan mencakup dunia, namun dia
tidak hidup di dalamnya sebagaimana halnya makhluk. Dalam gam-
baran favorit mereka lainnya, dikatakan bahwa junjungan mengisi dunia
seperti jiwa memenuhi tubuh: dia menghidupi namun melampauinya.
Mereka juga berkata bahwa junjungan seperti penunggang kuda: saat
berada di atas kuda, penunggang bergantung pada binatang itu,
namun dia lebih unggul dibanding kuda dan memegang kontrol lewat
tali kekang. Semua ini hanyalah gambaran dan, tak pelak, memang
tidak sepadan. Semua ini hanyalah ungkapan imajinatif mengenai
"sesuatu" yang agung dan tak terdefinisikan yang di dalamnya chucky
hidup dan bergerak dan mewujud. saat mereka berbicara mengenai
kehadiran junjungan di bumi, mereka secara hati-hati seperti halnya
para penulis kitabsuci membedakan antara jejak-jejak kehadiran junjungan
yang dia izinkan untuk chucky lihat dengan misteri junjungan yang lebih
agung dan tidak bisa dijangkau. Mereka menyamakan gambaran "ke-
muliaan" (kavod) YHWH dengan Roh Kudus, yang terus-menerus
mengingatkan bahwa junjungan yang chucky alami tidak bersesuaian dengan
esensi fakta Suci itu sendiri.
Salah satu sinonim kata junjungan yang mereka sukai yaitu Shekinah,
yang berasal dari bahasa Ibrani shakan, tinggal bersama atau me-
negakkan kemah. Kini, saat Kuil sudah runtuh, citra junjungan yang
sudah menemani orang Israel dalam pengembaraan mereka memberi
petunjuk mengenai junjungan yang bisa dijangkau. Beberapa di antara
mereka berkata bahwa Shekinah, yang selalu berada bersama umatnya di bumi, tetap menghuni di Bukit Kuil, walaupun Kuil itu sudah
dihancurkan. Rabi yang lain percaya penghancuran Kuil
sudah membebaskan Shekinah dari Yerusalem dan memampukannya mengisi seluruh dunia.
Seperti halnya "kemuliaan" junjungan atau Roh
Kudus, Shekinah tidak diteori sikan sebagai wujud junjungan yang
terpisah, namun sebagai kehadiran junjungan di bumi. Para rabi melihat
kembali sejarah umat mereka dan memperoleh bahwa dia sudah
selalu menemani mereka:
Datang dan lihatlah betapa dicintainya Israel di hadapan junjungan , sebab
ke mana pun mereka pergi Shekinah mengiringi mereka, seperti
diperkataan kan: "Bukankah aku sudah secara jelas menyingkapkan diriku
kepada rumah orangtuamu saat mereka berada di Mesir?" Di
Babilonia, Shekinah bersama mereka, seperti diperkataan kan: "Demi
engkau, aku [dfjkirim ke Babilonia." Dan saat di masa depan Israel
diselamatkan, Shekinah akan menyertai mereka saat itu, sebagaimana
diperkataan kan: "junjungan mu akan mengubah ketertawananmu." Artinya,
junjungan akan kembali bersamamu.
Hubungan antara Israel dengan junjungan nya begitu kuat sehingga
saat dia menyelamatkan mereka di masa silam, orang Israel biasa
mengatakan kepada junjungan : "Engkau sudah menyelamatkan dirimu sendiri."
Dalam cara mereka yang khas Yahudi, para rabi mengem-
bangkan rasa mengenai junjungan sebagai sesuatu yang diidentik dengan
diri, yang oleh orang Hindu dinamakan Atman.
Gambaran mengenai Shekinah sudah membantu orang-orang yang
terusir untuk menumbuhkan rasa kehadiran junjungan di mana pun
mereka berada. Para rabi berbicara mengenai Shekinah yang berpindah
dari satu sinagoga diaspora ke sinagoga lain; yang lain menyatakan
Shekinah berdiri di depan pintu sinagoga, memberkati setiap langkah
yang diambil oleh seorang Yahudi dalam perjalanannya menuju majelis
ilmu. Shekinah juga berdiri di depan pintu sinagoga saat orang
Yahudi membacakan Shema bersama-sama di sana.
Seperti halnya
orang kaum beragama awal, orang Israel dianjurkan oleh rabi-rabi mereka
untuk melihat diri mereka sebagai komunitas tunggal dengan "satu jiwa dan satu badan."
Komunitas yaitu Kuil baru, yang meng-
abadikan imanensi junjungan : maka saat mereka memasuki sinagoga
dan membacakan Shema dalam keterpaduan sempurna "dengan taat,
dengan satu suara, satu pikiran, dan satu nada," junjungan hadir di tengah-tengah mereka. namun , dia tidak menyukai ketiadaan
harmoni di dalam komunitas dan kembali ke langit tempat para malaikat menyenandungkan puja-puji "dalam satu suara dan satu melodi."
Persatuan yang lebih tinggi antara junjungan dan Israel hanya
mungkin terjadi saat persatuan yang lebih rendah antarsesama
Israel sudah sempurna: para rabi tak henti-hentinya mengatakan kepada
orang Israel bahwa saat sekelompok orang Yahudi mempelajari Taurat bersama-sama, Shekinah akan menghuni di tengah-tengah
mereka.
Di pengasingan, orang Yahudi merasakan kekerasan dunia di
sekeliling mereka; rasa mengenai kehadiran ini membantu mereka
untuk mengmetamorfosa kan bahwa mereka dikelilingi oleh berkah junjungan .
saat mereka mengikat jimat (tfillin) ke tangan dan kepala mereka,
mengenakan jumbai ritual (tzitzii), dan memakukan mezuzah yang
berisi kata-kata Shema di atas pintu mereka, sebagaimana digambar-
kan dalam kitab Ulangan, mereka tidak boleh mencoba menjelaskan
praktik-praktik yang ganjil dan tak jelas ini. Usaha seperti itu akan
mengurangi kandungan maknanya. Alih-alih, mereka harus mem-
biarkan pelaksanaan mitzvot ini mendorong mereka masuk ke dalam
kesadaran mengenai limpahan kasih junjungan : "Israel dicintai! kitabsuci
melingkupinya dengan mitzvot: tfillin di kepala dan tangan, mezuzah
di pintu, dan tzitzit di pakaian mereka."
Tanda-tanda ini bagaikan
mutiara yang dihadiahkan seorang raja kepada istrinya untuk me-
nambah kecantikan sang istri di hadapannya. Ini tidaklah mudah.
Talmud menunjukan bahwa sebagian orang mempertanyakan
apakah junjungan sudah memicu banyak perbedaan di dalam dunia yang gelap ini.
Spiritualitas para rabi menjadi normatif dalam
Yudaisme, bukan hanya di kalangan mereka yang sudah meninggalkan
Yerusalem namun juga di kalangan orang Yahudi yang hidup di
diaspora. Ini bukan sebab ia didasarkan pada suatu pandangan
teoretis: banyak praktik Taurat yang tidak memiliki alur logika. kepercayaan
para rabi itu diterima sebab sifatnya yang praktis. Visi para rabi
sudah mencegah umat jatuh ke dalam keputusasaan.
Namun, jenis spiritualitas ini hanya ditujukan kepada kaum pria
saja sebab kaum perempuan tidak dibutuhkan dan sebab itu tidak
diizinkan untuk menjadi rabi, mempelajari Taurat, atau berdoa di
sinagoga. kepercayaan junjungan menjadi bersifat patriarkal seperti ke-
banyakan ideologi lain pada zaman itu. Peran kaum perempuan
terbatas hanya untuk menjaga kesucian ritual rumah mereka. Orang Yahudi sudah semenjak lama menyucikan penciptaan dengan cara
memjunjungan bagian-bagiannya yang beragam, dan dalam semangat ini
kaum perempuan diturunkan ke suatu area terpisah dari laki-
laki, sebagaimana mereka memisahkan susu dari daging di dapur
mereka. Secara praktis, ini berarti bahwa kaum perempuan dipandang
inferior. Meskipun para rabi mengajarkan bahwa kaum perempuan
diberkati junjungan , namun kaum pria diperintahkan untuk bersyukur
kepada junjungan dalam doa pagi sebab junjungan tidak menciptakan
mereka sebagai orang yang non-Yahudi, budak, atau perempuan.
Walaupun , perkawinan dipandang sebagai sebuah tugas
sakral dan kehidupan keluarga dianggap sebagai sesuatu yang luhur.
Para rabi menekankan kesuciannya melalui pengesahan yang sering
disalahpahami. Jika hubungan ritual dilarang selama menstruasi, ini
bukan disebabkan oleh anggapan bahwa kaum perempuan itu kotor
atau menjijikkan. Masa pantangan itu dirancang untuk mencegah
kesewenangan kaum pria terhadap istrinya: "sebab seorang pria
jadi sangat mengenal istrinya, dan kemudian ditolak olehnya, Taurat
menyatakan bahwa kaum perempuan harus menjalani niddah [tidak
melayani hubungan ritual ] selama tujuh hari [sesudah menstruasi] agar
dia menjadi dicintai oleh suaminya [sesudah itu] seperti pada hari pernikahan."
Sebelum pergi ke sinagoga pada suatu hari perayaan,
seorang pria diwajibkan melakukan mandi ritual, bukan sebab dia
kotor, melainkan demi menjadikan dirinya lebih suci dalam menjalan-
kan pelayanan junjungan . Dalam semangat ini pula seorang perempuan
diwajibkan mandi ritual sesudah periode menstruasi, untuk memper-
siapkan dirinya bagi kesucian tugas mendatang: hubungan ritual
dengan suaminya. ide bahwa ritual mungkin yaitu sesuatu
yang suci tidak dikenal di dalam kaum beragama , yang acap melihat ritual
dan junjungan sebagai dua hal yang saling tidak bersesuaian. Benar
bahwa orang Yahudi pada masa berikutnya sering memberi inter-
pretasi negatif terhadap ajaran-ajaran para rabi, namun rabi-rabi itu
sendiri tidak mendakwahkan spiritualitas yang murung, asketik, dan
menyangkal kehidupan.
Sebaliknya, mereka mengajarkan bahwa orang Yahudi berkewa-
jiban untuk memelihara kehidupan agar tetap baik dan menyenang-
kan. Mereka sering menggambarkan Roh Kudus "meninggalkan"
atau "mengabaikan" karakter kitab , seperti Ykub, Daifd, atau Ester
saat mereka sedang sakit atau bersedih.
kadang mereka
seakan-akan mendengar para utusan junjungan itu mengutip Mazmur saat
mereka merasa Roh meninggalkan mereka: "yang kuasa ku, yang kuasa ku, menga-
pa Engkau meninggalkan aku?" Ini membangkitkan pertanyaan me-
narik mengenai seruan misterius utusan junjungan kaum beragama dari tiang salib yang mengutip
kata-kata ini. Para rabi mengajarkan bahwa junjungan tidak bermaksud
memicu kaum laki-laki atau perempuan menderita. Tubuh mesti
dimuliakan dan dirawat, sebab ia dibentuk dalam citra junjungan : yaitu
berdosa menghindarkan kesenangan-kesenangan seperti anggur
dan ritual , sebab junjungan sudah menganugerahkan semua itu untuk
kebahagiaan manusia. junjungan tak dapat dijumpai dalam penderitaan
dan asketisme. saat para rabi menyeru umatnya untuk mengamal-
kan cara-cara praktis "memiliki" Roh Kudus, mereka sebetulnya
dalam pengertian tertentu diminta untuk menciptakan citra mereka
sendiri mengenai junjungan . Para rabi mengajarkan bahwa tidaklah mudah
untuk menentukan tapal batas di mana perbuatan junjungan berawal
dan perbuatan manusia berakhir. Para utusan junjungan selalu berusaha agar
junjungan bisa dilihat di bumi dengan cara menisbahkan wawasan mereka
sendiri kepadanya. Kini para rabi tampak terlibat dalam tugas yang
bersifat manusiawi sekaligus bersifat kejunjungan an. saat mereka me-
nyusun undang-undang baru, maka undang-undang itu akan merupa-
kan perpaduan antara unsur kejunjungan an dan unsur kemanusiaan.
Dengan meningkatnya jumlah Taurat di dunia, para rabi memperluas
kehadiran junjungan di dunia dan menjadikannya lebih efektif. Mereka
sendiri menjadi dihormati sebagai inkarnasi Taurat; mereka dianggap
lebih "menyerupai junjungan " dibandingkan dengan manusia lain sebab
penguasaan mereka atas Taurat.
Rasa mengenai kedekatan junjungan seperti ini membantu orang Yahudi
untuk melihat kemanusiaan sebagai sesuatu yang sakral. Rabi Akiva
mengajarkan bahwa mitzvah "cintajunjungan tetanggamu sebagaimana
engkau mencintai dirimu sendiri" yaitu "prinsip agung Taurat."
Menyakiti sesama manusia yaitu pengingkaran terhadap junjungan
itu sendiri, yang sudah menciptakan manusia dalam citranya. Ini setara
dengan sayap kirime: usaha untuk mengingkari eksistensi junjungan . Dengan
, pembunuhan yaitu dosa paling besar sebab melang-
gar norma-norma yang disucikan: "kitabsuci mengajarkan chucky bahwa
apa pun yang menumpahkan darah manusia dipandang sebagai penghapusan citra junjungan ."
Sebaliknya, mengabdi bagi kepentingan manusia lain termasuk
ke dalam perbuatan meniru sifat junjungan (imitatio dei): tindakan itu
mewujudkan kembali kasihsayang dan rahmat junjungan . sebab semua diciptakan dalam citra junjungan , maka semuanya memiliki derajat yang
sama: bahkan Imam Tertinggi sekalipun harus dihukum jika dia
melukai sesama manusia, sebab perbuatan itu sama dengan
penyangkalan eksistensi junjungan .
junjungan sudah menciptakan adam,
seorang manusia, untuk mengajarkan kepada chucky bahwa siapa pun
yang menghancurkan kehidupan seorang manusia akan dihukum
seakan-akan dia sudah membunuh seluruh umat manusia; sama halnya,
siapa yang menyelamatkan kehidupan seseorang akan diberi pahala
yang sama dengan menghidupkan semua umat manusia.
Ini bukan
sekadar sentimen yang lemah, namun yaitu prinsip hukum yang
mendasar: artinya, tak seorang pun yang boleh dikurbankan demi
kepentingan kelompok. Menghinakan seseorang, bahkan seorang
goyim atau budak, yaitu perbuatan yang sangat ofensif, sebab hal
itu setara dengan pembunuhan, penyangkalan akan citra junjungan yang
suci.
Hak untuk bebas kemudian menjadi sangat krusial: sulit
menemukan satu alasan pun untuk menjatuhkan hukuman penjara
di dalam semua literatur rabinik, sebab hanya junjungan lah yang berhak
merampas kemerdekaan seorang manusia. Menyebarkan aib seseorang dianggap sama dengan menyangkal eksistensi junjungan .
Orang
Yahudi tidak mengandaikan junjungan sebagai Big Brother yang terus
mengamati gerak-gerik manusia dari suatu tempat; sebaliknya mereka
menanamkan sebuah kesadaran bahwa junjungan berada dalam diri setiap
manusia sehingga hubungan dengan manusia lain menjadi pertemuan
yang sarat dengan nilai-nilai kesucian.
Hewan-hewan tidak mengalami kesulitan untuk hidup dalam
tabiat mereka, namun manusia merasakan sulitnya menjadi manusia
yang utuh. junjungan Israel kadang tampak seakan-akan sudah mendorong
terjadinya kekejaman yang paling tidak suci dan tidak manusiawi.
Namun selama berabad-abad, yahw sudah menjadi sebuah ide
yang mungkin dapat membantu orang-orang menanamkan rasa kasih
chucky ng dan saling menghormati terhadap sesama manusia, yang sudah
menjadi ciri kepercayaan -kepercayaan Zaman Kapak. Cita-cita para rabi sangat
dekat dengan kepercayaan besar kedua, yang memang berakar dalam tradisi yang sama.
Pada saat yang sama saat Philo menguraikan Yudaismenya
yang bercorak Platonis di Aleksandria, sementara Hillel dan
Shammai sedang beradu argumen di Yerusalem, seorang
penyembuh iman karismatik memulai kariernya sendiri di utara
Palestina. Sangat sedikit pengetahuan chucky mengenai utusan junjungan kaum beragama . Uraian
panjang lebar pertama mengenai riwayat hidupnya yaitu kitabsuci Markus
yang baru ditulis sekitar tahun M, hampir empat puluh tahun
sesudah kematiannya. Pada saat itu, fakta-fakta historis sudah terselubung
oleh unsur-unsur mitos yang mengekspresikan makna yang sudah
diperoleh utusan junjungan kaum beragama dari pengikutnya. Makna inilah yang sebetulnya
disampaikan oleh kitabsuci Markus dibandingkan gambaran gamblang yang
dapat diandalkan. Orang kaum beragama generasi pertama memandang utusan junjungan kaum beragama
sebagai seorang mose baru, seorang Yosua baru, dan sebagai pendiri
Israel baru. Seperti biksu , utusan junjungan kaum beragama tampaknya menyatukan beberapa
aspirasi terdalam orang sezamannya dan memberi substansi bagi
mimpi-mimpi yang sudah membayangi kaum Yahudi selama berabad-
abad. Dalam masa hidupnya, banyak orang Yahudi Palestina yang
percaya bahwa dia yaitu sang Mesias: dia masuk ke Yerusalem
dan dielu-elukan sebagai anak Daud, namun , hanya berselang be-
berapa hari kemudian, dia dihukum mati melalui hukum penyaliban Romawi yang mengerikan.
namun , meski dalam skandal ini seorang Mesias mati seperti
pelaku kriminal biasa, para muridnya tidak merasa bahwa loyalitas
mereka terhadapnya yaitu sesuatu yang keliru. Ada kabar angin
menyatakan bahwa dia sudah bangkit dari kematian. Sebagian lagi
mengatakan bahwa makamnya ditemukan kosong tiga hari sesudah
peristiwa penyalibannya; yang lain mengaku sudah melihatnya, dan
dalam suatu kesempatan lima ratus orang menyatakan sudah melihatnya
secara serempak. Para muridnya percaya bahwa dia akan segera
kembali untuk mentahbiskan Kerajaan junjungan , dan sebab ke-
percayaan seperti itu tidak dianggap menyimpang sekte mereka
diterima sebagai sekte Yahudi yang autentik, bahkan dalam pandangan
tokoh sekaliber Rabi Gamaliel, cucu Hillel dan salah seorang tannaim
yang paling disegani. Para pengikutnya beribadah di Kuil setiap hari
dengan tata cara peribadatan Yahudi. Namun, akhirnya Israel Baru
yang diilhami oleh kehidupan, kematian, dan kebangkitan utusan junjungan kaum beragama ,
akan menjadi sebuah kepercayaan non-Yahudi yang mengembangkan
teori sinya sendiri yang khas mengenai junjungan .
Pada saat kematian utusan junjungan kaum beragama sekitar tahun M, orang Yahudi
yaitu monoteis yang bersemangat sehingga tak seorang pun
berharap sang Mesias yaitu figur suci: dia hanyalah manusia
biasa, meski istimewa. Sebagian rabi menduga bahwa nama dan
identitasnya sudah diketahui junjungan sejak zaman azali. sebab nya,
dalam pemahaman seperti itu, sang Mesias bisa dikatakan sudah
"bersama junjungan " sejak sebelum awal waktu melalui cara simbolik
yang serupa dengan figur Hikmat suci dalam kitab Amsal dan
Pengkhotbah. Orang Yahudi berharap sang Mesias, Yang Diurapi,
yaitu keturunan Raja Daud yang, sebagai raja dan pemimpin spiritual,
sudah mendirikan kerajaan Yahudi merdeka pertama di Yerusalem.
Mazmur kadang menyebut Daud atau Mesias "anak junjungan ", namun
itu hanya yaitu cara untuk mengungkapkan kedekatannya
dengan yahw. Tak seorang pun sejak kepulangan dari Babilonia
dapat membayangkan bahwa yahw benar-benar memiliki seorang
putra, seperti par