Tampilkan postingan dengan label kriminalitas mafia 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kriminalitas mafia 1. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Januari 2025

kriminalitas mafia 1

  

 

 





 

artikel  ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai tindak kriminal yang dilakukan 

para mafia Rusia sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan pada masa pemerintahan 

Presiden Boris Yeltsin. Penulis menggunakan teori kekuasaan untuk menganalisis 

cara-cara yang dilakukan para mafia Rusia untuk perolehan dan penanaman 

kekuasaan, terutama pada masa pemerintahan Presiden Boris Yeltsin dimana 

perekonomian Rusia berada dalam kehancuran dan sektor-sektor perekonomiannya 

dikuasai oleh mafia dan oligarki akibat kebijakan privatisasi. Praktek kekerasan dan 

tindak kriminal lain seperti perdagangan obat-obatan terlarang, pencucian uang, 

pemerasan, dan lain-lain dilakukan oleh mafia Rusia untuk mendapatkan keuntungan 

yang sebesar-besarnya tanpa mengindahkan tata aturan yang berlaku. Hal ini lah yang 

akan mengantarkan para mafia Rusia untuk memperoleh kekuasaan. 

Kebijakan Glasnost dan Perestroika1 yang dicetuskan oleh Presiden Mikhail 

Gorbachev menciptakan wajah baru bagi Uni Soviet yang sebelumnya mengisolasi 

diri, akhirnya menjadi lebih terbuka. Hal ini menyebabkan banyak perubahan di 

dalam maupun di luar wilayahnya. Kebijakan ini pula yang menjadi pengantar bagi 

Uni Soviet menuju ke keruntuhannya. 

Sejak keruntuhan Uni Soviet dan akhirnya Rusia lebih membuka diri, segala 

yang berada di dalamnya pun berubah secara drastis. Sistem pemerintahannya 

berubah, bentuk kerjasama dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat mulai 

digalakkan sebagai wujud untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara 

tersebut, pasar-pasar perdagangan dunia pun mulai dibuka. Namun dengan lebih 

terbukanya Rusia kepada dunia bukan berarti segala konflik yang ada sebelumnya 

telah berhasil diselesaikan begitu saja, tetapi justru menimbulkan konflik-konflik baru 

Pada masa pemerintahan Presiden Boris Yeltsin yang juga merupakan 

presiden pertama dari Federasi Rusia, perekonomian Rusia berada dalam kondisi 

yang sangat kacau, dimana korupsi merajalela dan Rusia mengalami defisit. 

Kebijakan ekonomi Yeltsin dianggap gagal dan juga menjadi penyebab semakin 

menurunnya perekonomian Rusia . Salah satu 

                                                             

1 Glasnost berarti keterbukaan, dan Perestroika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi 

proses stagnasi dan kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan yang efektif 

bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan perluasan 

keterbukaan 

Universitas Indonesia 

kebijakannya yaitu ―privatisasi‖ dan ―free market‖ kemudian menjadi penyebab 

semakin berkembangnya mafia di Rusia.  

Kebijakan ―privatisasi‖ tersebut membuat kaum oligarki yang dekat dengan 

Yeltsin menjadi semakin leluasa untuk mendominasi perekonomian di Rusia, 

terutama karena mereka mendapatkan izin untuk menjadi pemilik dari beberapa 

perusahaan negara yang hampir bangkrut, dan diizinkan untuk mengelolanya setelah 

mereka berhasil membeli semua sahamnya (karena pada awalnya sistem 

perekonomian Uni Soviet adalah sistem perekonomian yang sentralistik dimana 

semua perusahaan yang ada adalah milik negara, sedangkan untuk bisnis ataupun 

perusahaan milik pribadi dilarang, namun pada masa pemerintahan Yeltsin dimana ia 

mencanangkan kebijakan privatisasi yang mengalihkan perusahaan-perusahaan 

negara yang hampir bangkrut menjadi kepemilikan pribadi dari beberapa orang, 

menjadi awal terbukanya persaingan perusahaan-perusahaan dan bisnis milik 

perorangan). Beberapa dari kaum oligarki ini kemudian menjelma menjadi mafia 

yang menguasai perekonomian dari beberapa aset negara yang telah menjadi milik 

mereka dan mengembangkan kekuasaannya dengan dalih sebagai pendukung Yeltsin 

sehingga mereka juga mendapatkan perlindungan dari pihak kepresidenan.  

Sejak dibukanya pasar perdagangan dunia, atau yang lebih dikenal dengan 

sebutan ―free market‖, maka pasar-pasar gelap pun mulai merebak di berbagai 

wilayah. Hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok/organisasi gelap (yang 

kemudian lebih dikenal dengan istilah Mafia) untuk mencari keuntungan sebesar-

besarnya sekaligus sebagai cara untuk menanamkan kekuasaannya (seperti yang telah 

diketahui bersama, bahwa setiap organisasi pasti mencakup pembagian kekuasaan), 

serta sebagai bentuk tindakan vandalisme. Mereka memperjualbelikan senjata dan 

narkotika secara bebas/illegal, memperdagangkan wanita, melakukan kejahatan di 

dunia maya (cybercrime), serta mempraktekkan pencucian uang (money laundering). 

Hal ini tentu saja menjadi salah satu pemicu meningkatnya tindak kriminalitas di 

Rusia, sebab keberadaan Mafia tersebut juga menjadi salah satu penyebab yang 

sangat terkait akan tingginya tingkat kriminalitas yang terjadi. Tindakan mereka 

untuk memperjualbelikan senjata secara ilegal, mengedarkan narkotika dan obat-

obatan terlarang, memperdagangkan perempuan, melakukan kejahatan di dunia maya 

(cybercrime), maupun mempraktekkan pencucian uang (money laundering) sudah 

dapat dikategorikan sebagai tindak kriminal, ditambah lagi dengan cara atau tindakan 

mereka yang semena-mena, tidak pandang bulu, bahkan tidak segan-segan untuk 

membunuh siapapun yang berusaha menggagalkan transaksi yang sedang mereka 

lakukan atau siapapun yang berusaha membocorkan rahasia organisasi mereka 

kepada pihak-pihak yang berwajib. Tujuan-tujuan organisasi kejahatan (mafia) 

sebenarnya hanyalah uang dan kekuasaan, namun untuk memperoleh apa yang 

mereka inginkan tersebut tidaklah mudah, sehingga mereka menghalalkan segala cara 

untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang mereka inginkan termasuk melakukan 

tindakan-tindakan ilegal, seperti membunuh dan melakukan penyuapan kepada aparat 

penegak hukum agar mereka terlindung dari jeratan hukum. 


Kekuasaan ideologis adalah kekuasaan yang didapat melalui ide atau 

gagasan. Kekuasaan remuneratif adalah kekuasaan karena mempunyai 

barang-barang untuk ditawarkan, sesuatu yang dapat memberikan 

keuntungan. Dasar untuk jenis kekuasaan ini adalah kemampuan tawar-

menawar atau berunding. Kekuasaan punitif adalah kekuasaan karena 

mempunyai ―kejahatan‖. Dasarnya adalah kekuatan atau kekerasan. 

Pada kasus pertama, seseorang berkuasa karena ia memberikan ide yang 

dapat diterima dengan baik oleh penerima idenya. Dalam kasus kedua, 

seseorang berkuasa karena diibaratkan memiliki wortel untuk 

ditawarkan dalam sebuah pelayanan penjualan. Dalam kasus ketiga, 

seseorang berkuasa karena ia memiliki pemukul besar yang siap 

dipukulkan jika objek tidak patuh kepadanya maka ia akan 

menghancurkannya atau menghancurkan barang-barang milik objek 

tersebut, atau dikatakan juga sebagai tindak kekerasan 

Kemudian di dalam buku yang berjudul Kekuasaan dan Kekerasan Menurut 

Johan Galtung karya I. Marsana Windhu dikatakan bahwa kekuasaan terjadi dalam 

pola-pola relasi sosial, suatu bentuk hubungan tertentu antara manusia, kelompok 

atau negara , Dikatakan juga bahwa kekuasaan cenderung busuk, 

disalahgunakan untuk menindas rakyat, merampas kebebasan dan kehidupan mereka 

Dalam hal ini, Windhu mengatakan bahwa Galtung 

mempermasalahkan tentang konsep kekuasaan yang dibangun dalam relasi sosial 

yang tidak seimbang. Oleh karena itu, kekuasaan menjadi sangat nyata dalam relasi 

sosial yang tidak seimbang. Ini menggambarkan bahwa ada pihak yang kuat dan ada 

pihak yang lemah. Dan perlu ditambahkan bahwa selama belum ada relasi, maka 

kekuasaan itu belum/tidak akan terjadi. 

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis lebih mengacu pada kekuasaan 

remuneratif dan punitif, yang telah dikemukaan oleh Galtung, untuk menganalisa 

permasalahan yang diangkat dalam penulisan karya ilmiah ini, dimana kekuasaan 

remuneratif dan punitif dijadikan cara untuk memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya dengan mengedepankan kejahatan dan melakukan tindak kriminal yang 

dilakukan oleh para mafia Rusia dalam upayanya untuk menanamkan kekuasaan itu 

sendiri, dan dari penjelasan di atas juga dapat dikatakan bahwa kekuasaan selalu 

menciptakan suatu perbedaan antara yang kuat dan yang lemah, dimana kekuasaan itu 

akan datang dengan sendirinya kepada siapa saja yang memiliki kekuatan (power). 

Kekuasaan juga cenderung digunakan untuk menindas yang lemah ataupun 

digunakan untuk melakukan hal-hal yang negatif. Sedangkan yang lemah akan 

cenderung patuh dan tunduk kepada siapa pun yang berkuasa (penguasa), hal ini 

disebabkan karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan balik. Fenomena 

ini terjadi karena adanya relasi sosial yang tidak seimbang. 

Teori kekuasaan ini penulis gunakan untuk menganalisa permasalahan yang 

ada dalam artikel  ini. Teori ini digunakan untuk menganalisa kebenaran mengenai 

kriminalitas yang digunakan oleh para mafia Rusia adalah untuk memperoleh 

kekuasaan dan agar diakui kekuasaannya oleh masyarakat, terutama pada masa 

pemerintahan Presiden Boris Yeltsin. 


artikel  ini antara lain sebagai berikut: 

 Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor 

Indonesia. Buku ini berisi tentang sejarah Rusia dari awal pembentukannya 

hingga masa kepemimpinan Presiden Vladimir Putin. Buku ini juga 

menjelaskan masa-masa pemerintahan Yeltsin yang juga terdapat dalam 

artikel  ini. Namun perbedaannya adalah buku ini sama sekali tidak 

menyinggung masalah mafia Rusia sebagaimana yang menjadi topik utama 

dalam artikel  ini. 

- Boris Yeltsin. (1994). The Struggle for Russia. (Terj. Catherine A. 

Fitzpatrick). New York: Times Books. Buku ini berisi tentang catatan harian 

Yeltsin sejak keruntuhan Uni Soviet hingga menjadi negara Federasi Rusia, 

serta catatan harian mengenai kehidupan sehari-harinya sebagai seorang 

Presiden Federasi Rusia. Namun catatan harian ini hanya sampai tahun 1994. 

Buku ini merupakan buku terjemahan yang diterjemahkan langsung dari 

bahasa Rusia oleh Catherine A. Fitzpatrick, dimana di Rusia diterbitkan 

dengan judul Zapiski Presidenta (Catatan Harian Presiden). Buku ini juga 

menjelaskan mengenai kebijakan privatisasi yang juga berkaitan dengan mafia 

Rusia yang sebagian isinya juga terdapat dalam artikel  ini, namun yang 

membedakannya adalah buku ini tidak menjelaskan sejarah mafia Rusia 

seperti yang terdapat dalam artikel  ini. 

- Claire Sterling. (1994). Crime Without Frontiers. London: Little, Brown (LB). 

Buku ini berisi tentang data-data/catatan-catatan mengenai kejahatan yang 

dilakukkan mafia, baik itu Mafia Sisilia, Cosa Nostra, Mafia Rusia, dan lain-

lain. Namun data-data yang tercatat di dalam buku ini hanyalah kumpulan 

data yang ada hanya sampai tahun 1994 (tahun pencetakan buku ini) yang 

sebagian isinya tersebut juga terdapat dalam artikel  ini, namun yang 

membedakannya adalah buku ini tidak terdapat data mafia Rusia setelah tahun 

1994 sebagaimana yang terdapat dalam artikel  ini. 

- Dina Siegel, Henk van de Bunt and Damian Zaitch. (2003). Global Organized 

Crime: Trends and Developments. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. 

Buku ini berisi data-data tentang mafia-mafia yang ada di seluruh dunia, 

termasuk mafia Rusia yang sebagian datanya juga terdapat dalam artikel  ini, 

namun yang membedakannya adalah buku ini tidak memiliki data mengenai 

masa-masa pemerintahan Yeltsin dan juga mengenai oligarki sebagaimana 

yang terdapat dalam artikel  ini. 

- Howard Abadinsky. (2000). Organized Crime. (Sixth Edition). California: 

Wadsworth Thomson Learning. Buku ini berisi tentang sejarah mafia (Sisilia, 

Amerika, Rusia, dan lain-lain), tujuan organisasi kejahatan, dan bisnis yang 

dijalankan oleh organisasi kejahatan yang juga terdapat dalam artikel  ini, 

namun perbedaannya adalah buku ini tidak terdapat data mengenai masa 

pemerintahan Yeltsin dan juga oligarki sebagaimana yang terdapat dalam 

artikel  ini. 


- I. Marsana Windhu. (1992). Kekuasaan & Kekerasan Menurut Johan 

Galtung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Buku ini berisi mengenai penjelasan 

tentang ―kekuasaan‖ dan ―kekerasan‖, dimulai dari pengertiannya hingga 

jenis-jenisnya yang sebagian juga terdapat dalam buku ini, namun yang 

membedakannya adalah buku ini sama sekali tidak memiliki data mengenai 

mafia. 

- James O. Finckenauer and Elin J. Waring. (1998). Russian Mafia in America: 

Immigration, Culture, and Crime. Boston, Massachusetts: Northeastern 

University Press. Buku ini berisi tentang mafia Rusia yang telah bermigrasi ke 

Amerika dan membangun pilar-pilar kejahatan di Amerika. Sebagian data 

yang terdapat dalam buku ini juga terdapat dalam artikel  yang penulis buat, 

misalnya mengenai data kejahatan mafia, namun yang membedakannya 

adalah buku ini tidak menjelaskan mengenai oligarki sebagaimana yang 

terdapat dalam artikel  ini. 

- Johan Galtung. (1973). The European Community: a superpower in the 

making. Oslo: Universitetsforlaget. Buku ini menjelaskan mengenai 

kekuasaan ideologis, remuneratif, dan punitif yang juga terdapat dalam artikel  

ini, namun perbedaannya adalah buku ini tidak menjelaskan mengenai mafia. 

- Joseph D. Serio. (2008). Investigating the Russian Mafia: An Introduction for 

Students, Law Enforcement, and International Business. Carolina: Carolina 

Academic Press. Buku ini berisi tentang hasil investigasi penulisnya kepada 

masyarakat Rusia dan kepolisian mengenai kejahatan mafia. Beberapa data 

mengenai kejahatan mafia yang terdapat dalam buku tersebut juga terdapat 

Kriminalitas mafia..., Achmad Rizky, FIB UI, 2012

Universitas Indonesia 

dalam artikel  ini, namun perbedaannya adalah buku ini tidak menjelaskan 

masa-masa pemerintahan Yeltsin dan juga mengenai oligarki sebagaimana 

yang terdapat dalam artikel  ini.  

- Marshall I. Goldman. (2003). The Piratization of Russia: Russian Reform 

Goes Awry. New York: Routledge. Buku ini berisi tentang mafia Rusia yang 

menguasai perekonomian di Rusia yang juga terdapat dalam artikel  ini, 

namun buku ini tidak menjelaskan mengenai sejarah mafia secara umum 

seperti yang terdapat dalam artikel  ini. 

- Robert Service. (2003). A History of Modern Russia from Nicholas II to 

Vladimir Putin. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. Buku 

ini berisi tentang sejarah Rusia sejak masa kepemimpinan Tsar Nikolay II 

hingga kepemimpinan Presiden Vladimir Putin yang sebagian isinya tentang 

kepemimpinan Presiden Boris Yeltsin juga terdapat dalam artikel  ini, namun 

yang membedakannya adalah buku ini tidak membahas mengenai mafia 

sebagaimana yang terdapat dalam artikel  ini. 

- Salvatore Lupo. (2009). History of The Mafia. (Terj. Antony Shugaar). 

Columbia: Columbia University Press. Buku ini berisi tentang sejarah mafia 

Italia secara umum yang sebagian isi mengenai sejarahnya juga terdapat 

dalam artikel  ini, namun yang membedakannya adalah buku ini tidak 

menjelaskan mengenai mafia Rusia sebagaimana yang terdapat dalam artikel  

ini. 

- Stephen L. Mallory. (2012). Understanding Organized Crime. (Second 

Edition). Sudbury: Jones & Bartlett Learning, LLC. Buku ini berisi tentang 

pengertian kejahatan terorganisir dan sejarah pembentukkannya yang sebagian 

isinya juga terdapat dalam artikel  ini, namun yang membedakannya adalah 

buku ini tidak membahas mengenai masa pemerintahan Yeltsin dan juga 

oligarki seperti yang terdapat dalam artikel  ini. 


terdapat artikel  yang membahas mengenai mafia Rusia. Jadi dapat disimpulkan 

bahwa artikel  yang penulis buat ini tergolong topik baru. 



Mafia berasal dari bahasa Sisilia kuno, ―Mafiusu‖, yang diduga diambil dari 

kata dalam bahasa Arab, ―mahyusu‖,  yang artinya adalah tempat perlindungan.3 

Setelah revolusi pada tahun 1848, keadaan pulau Sisilia hancur, sehingga 

penduduknya membentuk ikatan suci yang melindungi mereka dari serangan bangsa 

lain, dalam hal ini bangsa Spanyol. Nama mafia mulai terkenal setelah pementasan 

sandiwara yang mereka mainkan pada tahun 1863 dengan judul ―I mafiusi di la 

Vicaria (Mafia dari Vicaria)‖4, yang menceritakan tentang kehidupan para geng 

penjahat di penjara Palermo.  

Meskipun tidak jelas siapa yang mendirikannya, namun berdirinya organisasi 

ini pada awalnya didasari oleh ikatan persaudaraan diantara sesama warga keturunan 

pulau Sisilia. Dalam perjalanan sejarah, kelompok yang semula kecil ini menjadi 

semakin besar dan membutuhkan dukungan keuangan yang lebih banyak sehingga 

misi pendirian organisasi ini mulai bergeser menjadi pencarian keuntungan yang 

sebesar-besarnya dengan tidak mengindahkan tata aturan masyarakat yang lain. 

Mereka bahkan rela membunuh siapa saja yang menghalangi kinerja mereka ataupun 

berusaha mencari tahu informasi mengenai keberadaan mereka. Para anggotanya 

tidak merasa melakukan tindakan kriminal, sebab di mata mereka apa yang telah 

mereka lakukan adalah sekedar memberikan proteksi atau perlindungan terhadap 

organisasi mereka, sehingga pelaku merasa bangga dan terhormat apabila dapat 

                                                             

melakukannya. Sejak itulah kata Mafiusu berubah arti menjadi orang atau organisasi 

―terhormat.‖ 

Para mafia tersebut mengontrol bisnis yang sah maupun bisnis gelap (tidak 

sah), menyelundupkan barang-barang ilegal, dan menguasai wilayah-wilayah 

pertanian yang kaya akan hasil alamnya, misalnya produk buah-buahan seperti jeruk, 

dan sebagainya. Mereka juga menjalankan jaringan lintas samudera dan ini berarti 

melibatkan mereka dalam perdagangan jarak jauh, sehingga melahirkan dasar-dasar 

kemahiran untuk menyelundupkan barang-barang seperti tembakau dan narkotika 

(Salvatore, 2009: 2). 

Nama lain dari Mafia adalah ―Cosa Nostra‖, anggotanya selalu menulis kata 

ini dengan penuh hormat yaitu ditulis dengan awalan huruf besar. Pengertian Cosa 

Nostra sendiri adalah ―our thing‖ atau sama-sama satu bangsa, satu pemikiran atau 

―orang kita.‖ (Seputar Sejarah Mafia di Dunia. www.indofiles.org, diunduh pada hari 

Kamis, 15 Maret 2012, pkl. 20.17 WIB). 

Sekitar tahun 1930 beberapa pentolan Mafia seperti Johnny Torrio berimigrasi 

ke lahan yang lebih menjanjikan yaitu Amerika. Dari situlah dunia kejahatan 

Amerika mulai diwarnai darah yang dihasilkan oleh orang Italia 

Untuk menjadi seorang anggota Mafia, diharuskan memiliki darah keturunan 

Sisilia. Proses selanjutnya adalah melampirkan daftar referensi dari pemimpin Mafia 

yang menyatakan mereka mengenal calon anggota tersebut dan itu menjadi lampu 

hijau bagi mereka untuk dapat diterima.  

Bila seseorang telah resmi diterima, maka anggota baru ini akan berada 

dibawah pengawasan seorang mentor yang mereka sebut ―Capo‖. Pelajaran pertama 

tentunya selain taat pada perintah sang Capo, mereka harus menutup mulut mereka 

rapat-rapat, namun harus membuka mata dan otak lebar-lebar. Kalau para Capo 

tertawa, maka anak didiknya harus tertawa. Kalau Capo membentak, maka 


diwajibkan bagi anak didiknya untuk membungkukkan badan. Perintah Capo adalah 

perintah Dewa dalam arti tidak boleh ditolak, dan harus dikerjakan serta diselesaikan 

dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak. Namun jangan coba-coba  

menjilat mentor  secara berlebihan, sebab bukan tidak mungkin para penjilat diberi 

ciuman kematian oleh sang Capo. Dalam lingkaran para anggota berlaku istilah yang 

berbunyi ―jangan ambil daging ditempat Capo mengambil roti‖.5 Dan hukuman bagi 

pelanggar komitmen ini hanya satu yaitu mati (Seputar Sejarah Mafia di Dunia. 

www.indofiles.org, diunduh pada hari Kamis, 15 Maret 2012, pkl. 20.17 WIB). 

2.1.2 Ciri-Ciri Umum Mafia 

Di dalam buku karya Howard Abadinsky  disebutkan 

beberapa ciri organisasi kejahatan (mafia) yang antara lain sebagai berikut: 

1. Tidak ada ideologi 

Untuk mengetahui dan memahami hal-hal mengenai organisasi 

kejahatan maka diperlukan juga pemahaman mengenai motivasinya. Sebuah 

organisasi kejahatan pada dasarnya tidak termotivasi oleh doktrin sosial, 

politik, ataupun ideology; melainkan uang dan kekuasaan. Ketika keterlibatan 

politik menjadi bagian dari kegiatan grup/kelompok, tujuannya adalah untuk 

mendapatkan perlindungan dan kekebalan dalam aktifitas ilegal/terlarangnya. 

Ini yang membedakan organisasi kejahatan dengan sekelompok orang yang 

melanggar hukum untuk keperluan agenda politiknya, contohnya kelompok 

teroris.  

2. Hierarkis 

Sebuah organisasi kejahatan memiliki struktur kekuasaan yang vertikal 

(sifatnya hierarkis) dengan sedikitnya tiga urutan tetap (―Boss‖, ―Underboss‖, 

                                                             

―Lieutenant‖), yaitu adanya pimpinan di setiap levelnya sampai urutan 

terbawah. Pimpinannya memiliki kedudukan yang tetap sampai kapanpun. 

3. Memiliki anggota yang terbatas dan eksklusif 

Sebagai sebuah organisasi kejahatan pada umumnya, mafia memiliki 

jumlah anggota yang terbatas. Batasannya bisa berdasarkan latar belakang 

etnis, pertalian keluarga (ikatan keluarga), ras, catatan kriminal, dan lain-lain. 

Kualifikasi dasar untuk keanggotaan biasanya membutuhkan sebuah sponsor, 

pengaturan anggota secara khusus, dan harus membuktikan kelayakan untuk 

menjadi anggota berdasarkan tingkah laku, contohnya bersedia melakukan 

tindak kriminal, mentaati peraturan, menjalankan perintah, dan menjaga 

rahasia. Ada periode untuk melakukan uji coba yang kisaran waktunya antara 

beberapa bulan hingga beberapa tahun. Jika pelaku organisasi kejahatan dapat 

bertahan, maka diharuskan ada banyak orang yang benar-benar menginginkan 

menjadi anggota lalu kelompok organisasi kejahatan baru akan menerimanya. 

Keanggotaan yang eksklusif menunjukkan bahwa adanya kesungguhan untuk 

menjadi sesuatu yang berharga.   

4. Mengabadikan dirinya sendiri 

Sebuah kelompok organisasi kejahatan merupakan sebuah komplotan 

yang melakukan tindak kejahatan secara terus menerus dan berlangsung dalam 

waktu yang lama, bahkan sampai akhir hayat dari setiap anggotanya. Setiap 

anggotanya menanggung konsekuensi permanen ini, dan memberikan dasar 

yang penting untuk kelayakan seseorang yang akan bergabung dengan 

kelompok, demi menjaga kekekalan/keabadian eksistensi kelompok. Sifat yang 

kuat ini sering dipercaya sebagai dasar orientasi budaya yang dinyatakan oleh 

kelompok. 

5. Bersedia melakukan tindak kekerasan dan penyuapan 

Dalam sebuah kelompok organisasi kejahatan, kekerasan menjadi 

sebuah hal yang diperbolehkan dan menjadi hal yang rutin terjadi. Akses untuk 


kekerasan pribadi adalah sebuah dimensi penting yang diizinkan oleh 

kelompok demi mencapai tujuannya. Disaat yang diperlukan, organisasi 

kejahatan juga akan berusaha melakukan penyuapan untuk menjaga keamanan 

atas anggota dan tindakan yang mereka lakukan. Penggunaan kekerasan dan 

penyuapan tidak dibatasi oleh pertimbangan etnis tetapi dilakukan hanya untuk 

memudahkan.   

6. Menunjukkan keahliannya 

Sebuah kelompok kejahatan terorganisir akan memiliki posisi 

fungsional yang pasti berdasarkan kelayakan anggota. Posisi sebagai penegak 

mengeluarkan perintah atau tugas yang sulit yaitu dengan mengizinkan untuk 

melakukan tindak kekerasan, temasuk membunuh, tetapi tetap dalam cara yang 

masuk akal. Penegak dapat menggunakan anggota maupun yang bukan 

anggota untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tersebut, bahkan ia dapat 

memberikan tugas untuk membunuh itu kepada ahlinya (pembunuh bayaran). 

7. Melakukan monopoli 

Sebagai sebuah kelompok kejahatan terorganisir, mafia menjauhkan diri 

dari hal-hal seperti kompetisi. Mereka berusaha untuk menanamkan pengaruh 

khususnya ke seluruh wilayah-wilayah penting (seperti kota-kota 

besar/metropolitan), dalam bentuk yang legal maupun yang ilegal (seperti 

perjudian, pinjaman berbunga). Monopoli tentu saja mengendalikan 

―perdagangan bebas‖ dan menambah keuntungan. Monopoli yang dilakukan 

oleh organisasi kejahatan dikerjakan dengan cara kekerasan, dengan ancaman, 

ataupun dengan menjalin hubungan dengan pejabat-pejabat penegak hukum.  

8. Diatur dengan peraturan yang tegas 

Sebuah organisasi kejahatan, selayaknya organisasi yang legal, memiliki 

peraturan yang harus diikuti oleh anggotanya. Dalam sebuah organisasi 

kejahatan anggota yang melanggar peraturan tidak dipecat, melainkan 


ditembak mati. Dalam percakapan dengan seorang ―brother-in-law‖ (saudara-

dalam-hukum)nya, anak dari seorang bos mafia yang terbunuh dan seorang 

pengacara yang menyembunyikan gugatan melawan seorang rekan bisnis di 

―Genovese Family‖ (Keluarga Genovese), Salvatore Profaci, seorang Capo di 

―Colombo Family‖ (Keluarga Colombo), mengatakan: ―Kawan tidak menuntut 

kawannya, kawan membunuh kawannya‖. 

Kemudian dalam buku Diego Gambetta (Gambetta, 1993: 67) disebutkan juga 

beberapa ciri mafia, yaitu: 

- Anggotanya tidak boleh memiliki hubungan dengan aparat penegak hukum, 

baik itu polisi maupun hakim. 

- Anggotanya selalu patuh kepada atasan dan mau melakukan tindak 

kejahatan, serta memiliki kemampuan sebagai mata-mata. 

- Calon anggotanya diwajibkan melakukan pembunuhan sebagai syarat untuk 

bergabung menjadi anggota. 

Dari beberapa ciri mafia di atas yang diambil dari dua sumber yang berbeda 

terdapat kesamaan dimana sebagai seorang anggota mafia harus mau melakukan 

tindak kejahatan dan pembunuhan. 

2.2 Mafia Rusia 

Mafia di Rusia dikenal dengan istilah ―Russkaya Mafia‖. Mafia Rusia 

kebanyakan berasal dari beberapa organisasi kejahatan yang merupakan kumpulan 

dari orang-orang jahat pada masa Uni Soviet. Sejak keruntuhan Uni Soviet pada 

tahun 1991, organisasi ini telah mengumpulkan kekuatan dan menyebarluaskan 

pengaruh/kekuasaannya di seluruh dunia. Mereka aktif di hampir setiap bagian dari 

masyarakat Rusia, jaringannya tersebar di seluruh wilayah di Rusia. Mereka bergerak 

dalam bidang perdagangan minyak ilegal, perdagangan manusia, perdagangan obat 

terlarang, penyelundupan senjata dan bahan nuklir, serta pencucian uang  Sekarang Mafia Rusia memiliki pengaruh di seluruh dunia, dengan 


anggota sekitar 300 ribu lebih. Mereka terlibat dalam kejahatan terorganisir di 

negara-negara seperti Israel, Hungaria, Spanyol, Kanada, Inggris, Amerika Serikat, 

dan Rusia sendiri. Mereka juga berimigrasi ke Israel, Amerika, dan Jerman dengan 

menggunakan identitas Yahudi dan Jerman. Salah satu peraturan yang diterapkan 

dalam organisasi mereka adalah untuk tidak pernah buka mulut kepada pihak 

berwenang. Jika salah satu anggota buka mulut dan membocorkan rahasia organisasi 

ketika tertangkap, maka mereka akan dibunuh pada saat dibebaskan. 

2.2.1 Sejarah Mafia Rusia 

Keberadaan mafia Rusia dapat dirunut sejak masa kekaisaran Rusia. 

Organisasi kejahatan mulai muncul di Rusia pada masa kekaisaran Rusia dalam 

bentuk bandit-bandit dan pencuri. Pada masa Soviet muncul istilah ―Воровской в 

законе‖ (―thieves‘ world‖ atau ―thieves-in-law‖)  yang 

artinya adalah ―dunia pencuri‖ atau ―pencuri dalam hukum‖ (yang dipahami sebagai 

suatu kode sebutan bagi kalangan mereka). Jenis kriminalitas ini ada dalam aturan-

aturan di sistem tahanan gulag. Selama Perang Dunia II beberapa tahanan tersebut 

membuat kesepakatan dengan pemerintah untuk bergabung dengan angkatan 

bersenjata untuk mengurangi masa hukuman. Tetapi setelah tugas mereka selesai 

mereka dikembalikan ke tahanan. Setelah mereka kembali ke tahanan mereka 

dibunuh oleh tahanan lain yang masih setia dengan aturan ―pencuri‖ yang 

sebelumnya (yang dimaksud ―pencuri‖ adalah para penjahat ataupun pencuri yang 

telah ditangkap dan dimasukkan ke camp tahanan gulag pada masa Soviet) 

―Pencuri‖ disini didefinisikan sebagai pencuri-pencuri yang tidak dapat 

dianggap remeh, melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan yang tinggi 

(spesialis) yang hidup dari kejahatan dan memiliki budayanya sendiri dengan aturan-

aturan yang ketat dalam keanggotaan dan juga dalam pemilihan anggota, memiliki 

sistem urutan jabatan berdasarkan tato, memiliki nama samaran, dan lain-lain. 

Seorang ―pencuri‖ dapat didefinisikan secara sederhana sebagai ―seorang penjahat 

professional dan sering melakukan kejahatan secara berulang-ulang yang tidak 


bergerak dalam aktifitas legal apa pun‖. ―Pencuri‖ adalah gelar yang diberikan 

kepada seorang penjahat setelah dipilih oleh para ―pencuri‖ lainnya yang telah lebih 

dulu terpilih. Untuk dapat terpilih, seorang kandidat ―pencuri‖ harus memiliki 

kemampuan untuk memimpin (kepemimpinan) yang baik, kekuatan, kecerdasan, dan 

kharisma  ―Pencuri‖ adalah orang yang berada diluar 

perlindungan hukum (outlaws), dalam pengertian ―hukum yang sebenarnya‖, 

melainkan mereka memiliki hukum sendiri. Karena ―dunia pencuri‖ terisolasi dari 

kehidupan sosial yang nyata dan juga menolak untuk melakukan kewajiban yang 

seharusnya mereka lakukan, maka mereka membangun hukumnya sendiri. Mereka 

juga membangun kerjasama terlarang dengan pejabat-pejabat negara 

Dalam struktur mafia Rusia setiap kejahatan terorganisir terdiri dari satu atau 

beberapa pasukan, hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: 


Dalam struktur mafia Rusia setiap kejahatan terorganisir terdiri dari satu 

atau beberapa pasukan. Dalam struktur biasanya terdapat 25-30 

pasukan. Seorang pemimpin organisasi kejahatan biasanya bukan 

berasal dari ―thieves-in-law‖ dan tentu saja harus berwibawa. Seorang 

pemimpin organisasi kejahatan hanya bertugas untuk 

mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas yang harus dilakukan, namun 

tidak pernah terlibat langsung dengan tindak kejahatan. Seorang 

pemimpin organisasi kejahatan harus memiliki karakter yang kuat dan 

berkuasa serta memiliki hubungan yang baik dengan organ-organ 

kekuasaan dalam sistem lembaga penegak hukum, bisnis, dan tentu saja 

dunia kejahatan. 

Selama masa ketika perekonomian Soviet menurun, ―the thieves‖ mengontrol 

pasar gelap dengan bantuan pegawai-pegawai pemerintahan yang korup. Mereka 

menyuplai produk-produk elektronik atau produk-produk makanan yang sulit 

didapatkan oleh masyarakat Soviet pada masa itu. 

Dibukanya pasar perdagangan bebas pada tahun 1988 memunculkan berbagai 

organisasi kejahatan, yaitu ketika dilegalkannya usaha-usaha pribadi oleh pemerintah, 

dibukanya perdagangan bebas. Bagaimanapun juga hukum baru tersebut tidak 

mengatakan apapun tentang peraturan dan keamanan ekonomi pasar. Sistem internal 

pemerintahan Rusia secara tidak langsung membentuk warga Rusia menjadi seperti 

orang-orang Sisilia dan membuat pemerintah dicurigai oleh rakyatnya sendiri. 

Namun, walaupun disebutkan bahwa orang-orang Rusia menjadi seperti orang-orang 

Sisilia, tidak benar-benar menjadi mafia seperti yang ada di Sisilia (Italia). Ketika di 

Italia kata (Mafia) menggambarkan organisasi kriminal dengan struktur hierarki yang 

ketat, di Rusia ini dapat berarti banyak. Di sini termasuk kejahatan campuran yang 

berbahaya, politik dan bisnis yang melanda Rusia sejak jatuhnya kontrol komunis 

Putus asa dengan uang, banyak pegawai pemerintahan beralih ke bisnis 

kejahatan, sedangkan lainnya memutuskan untuk pindah ke luar negeri, dan Mafia 

Rusia meluas secara alami. Meluasnya korupsi, kemiskinan dan ketidakpercayaan 

pada yang berwenang menjadi alasan munculnya organisasi kejahatan. 

Perkembangbiakan klan ini menyerang setiap lingkaran kehidupan, perebutan 

kekuasaan politik, mengambil alih perusahaan-perusahaan negara, merampas sumber 

daya alam, pemerasan, pencurian, pemalsuan, serangan bersenjata, kontrak 

pembunuhan, penipuan, pengedaran obat-obatan terlarang, penyelundupan senjata, 

prostitusi, perjudian, lintah darat, penggelapan, pencucian uang dan pasar gelap – 

semuanya penting dan terus meningkat dalam skala internasional 

Kontrak pembunuhan, pengeboman dan penculikan mencapai puncaknya dengan 

banyaknya pembunuhan yang terjadi, dan menyisakan kasus yang tidak terpecahkan. 

 Antara tahun 1989-1991, tahun terakhir berdirinya Uni Soviet, para mafia 

membuat peningkatan dari yang sebelumnya kurang dari satu milyar rubel menjadi 

130 milyar rubel (angka defisit nasional), Menteri Dalam Negeri, Alexander Gurov 

mengatakan bahwa, ‗Dalam waktu dekat ini telah mencapai 200 milyar rubel; 

organisasi kejahatan mengontrol kurang lebih 30-40% dari GNP negara‘  Setelah itu, pemimpin Soviet mendapatkan celaan dari Amerika atas 

terjadinya pembunuhan yang aneh dalam satu hari, suatu tanda kebobrokan kapitalis 


Lima belas ribu kontrak pembunuhan meningkat pada tahun 1992. Pada 

musim panas, presiden ‗Russia‘s Young Bankers‘ Association mengirimkan sebuah 

permohonan bantuan dari Presiden Yeltsin. Sepuluh direktur dari bank komersial 

terbesar milik negara terbunuh dalam minggu sebelumnya, diduga untuk 

menggagalkan perpanjangan pinjaman kotor dari dana yang sudah mereka berikan 

. Angka korban lain yang cukup mencolok adalah pembunuhan 

polisi. Berita dari Rusia tentang kematian polisi oleh mafia adalah fakta bahwa mafia 

telah menjadi pembunuh polisi nomor satu di dunia (Sterling, 1994: 82). Tidak 

seorang pun di Sisilia atau bahkan di Colombia mengalami banyak 

kegagalan/kejatuhan polisi dalam tindakan penembakan kriminal: 186 pada tahun 

1989, 193 di tahun berikutnya, 300 di tahun berikutnya lagi, dan masih banyak lagi 

pada tahun-tahun setelah itu. 719 lainnya diserang oleh orang-orang bersenjata hanya 

di St. Petersburg saja pada tahun 1991 

Dalam waktu dua atau tiga tahun, jumlah mafia bertambah banyak (dari 2.500 

menjadi 5000 klan) dan meningkatkan aktifitas bisnis mereka lebih dari seratus kali. 

Para pemimpinnya membuat hubungan dengan rekan Barat mereka, dan ribuan 

anggotanya memperluas operasinya di Amerika dan Eropa Barat. Ini ramai bergerak 

untuk memasuki perdagangan obat internasional, dan menguasai kompleksitas 

keuangan internasional yang curang. Dengan semua keganjilan itu, ini menjadi 

pertumbuhan kongsi kejahatan tercepat di dunia . 

Tentu saja mafia Soviet adalah peranakan dari ―monster‖ yang sulit untuk 

digambarkan. ―Pasukan‖ muncul dan menghilang, pemimpin datang dan pergi, 

bermigrasi dari Kaukasus ke Moskow atau ke Vladivostok di Laut Jepang. Beberapa 

diketahui dari etnisitasnya: Chechen, Armenian, Azerbaijan, Georgia, Rusia, Ukraina, 

Uzbek, Ingush. Yang lainnya diketahui dari pekerjaannya: mafia obat-obatan 

terlarang, mafia judi, mafia taksi, mafia emas, mafia uang, mafia pencurian mobil, 

dan lain-lain 

2.2.2 Masa Pemerintahan Yeltsin: Perkembangan Mafia Rusia 

Setelah kegagalan dari kebijakan Glasnost dan Perestroika yang dicetuskan 

oleh Gorbachev dan juga menjadi keruntuhan rezim Gorbachev, Uni Soviet segera 

mencatat sejarah baru. Negara adi daya tersebut benar-benar mencapai 

keruntuhannya. 

Dengan turunnya jabatan Gorbachev pada tanggal 25 Desember 1991, maka 

kursi presiden segera diduduki oleh Boris Yeltsin (sebelumnya menduduki jabatan 

sebagai pemimpin republik RSFSR yang kemudian menjadi Federasi Rusia setelah 

keruntuhan Uni Soviet, dimana setelah keruntuhan Soviet menyisakan kepingan-

kepingan negara-negara berdaulat, dan RSFSR merupakan kepingan terbesar bekas 

negara adikuasa tersebut, yang sekaligus memiliki hak sebagai pewaris kebesaran Uni 

Soviet , Dan ia menjadi presiden pertama dari Federasi 

Rusia yang dipilih melalui pemilihan umum. Ia ditetapkan sebagai Presiden RSFSR 

(Federasi Rusia) pada tanggal 12 Juni 1991.  

Setelah ia terpilih menjadi presiden, tentu saja ia dituntut untuk memperbaiki 

segala kegagalan dalam pemerintahan Gorbachev, salah satunya adalah di bidang 

ekonomi Rusia. Kebijakan-kebijakan Yeltsin dalam bidang ekonomi antara lain 

stabilisasi ekonomi makro, restrukturisasi ekonomi, dan privatisasi, di samping itu ia 

juga melegalkan free market atau pasar bebas. Kebijakan yang dicetuskan oleh 

Yeltsin kemudian dikenal dengan sebutan ―Shock Therapy‖.  

Namun langkah yang diambil Yeltsin ini dianggap gagal, karena 

perekonomian Rusia justru semakin menurun dan kacau. Perubahan sistem dari Uni 

Soviet ke Federasi Rusia memperlihatkan corak kepemimpinan Boris Yeltsin yang 

secara umum menunjukkan ciri transisional dari sistem Uni Soviet kepada sebuah 

Republik yang demokratis. Belum tertatanya secara tegas hubungan antar organ 

diyakini menjadi penyebab berbagai konflik politik yang terjadi di dalam negeri. 

Kebangkrutan ekonomi masih menjadi masalah krusial yang belum terselesaikan. 

Proses perpindahan ekonomi sentralistik kepada sistem pasar belum menunjukkan 

hasil yang nyata 

Di awal tahun 1992 menjadi masa yang krusial bagi prospek yang 

dicanangkan Yeltsin. Ada dua pilihan utama yang didiskusikan olehnya dan 

penasehatnya. Yang pertama adalah untuk memberlakukan perintah perubahan 

ekonomi secara tegas/tidak ragu-ragu, dan yang kedua adalah ia mengundang para 

ahli ekonomi untuk turut membantunya dalam menyusun rancangan reformasi 

ekonomi 

Yeltsin memilih alternatif kedua, dan pada tanggal 2 Januari 1992 ia 

mengizinkan Yegor Gaidar, wakil Perdana Menterinya, untuk memperkenalkan pasar 

bebas dalam penentuan semua harga barang di toko-toko yang berada di Federasi 

Rusia. Dengan ini pemerintah memberikan hak kepada pasar dalam menentukan 

harga untuk konsumen. Ini merupakan perubahan besar. Gaidar menandai bahwa 

―liberalisasi harga‖ akan menjadi bagian pertama dalam reformasi yang akan menjadi 

langkah untuk mengimbangi anggaran belanja, menghilangkan subsidi dan 


memprivatisasi hampir semua bidang ekonomi. Perubahan dalam bidang industri, 

pertanian, perdagangan dan keuangan digencarkan (Service, 2003: 509-510).   

Kemudian Yeltsin dan Gaidar memproses tahap lanjut dari reformasi 

ekonomi. Dua hal yang terpenting adalah privatisasi perusahaan-perusahaan dan 

stabilisasi peredaran uang. Namun yang paling utama adalah privatisasi. Masalah ini 

kemudian diserahkan kepada Anatoly Chubais, yang merupakan ketua Komite 

Kepengurusan Aset Negara. Tugas utamanya adalah untuk melakukan pemindahan 

perusahaan-perusahaan negara ke sektor swasta 

Chubais kemudian melaksanakan program privatisasi, yaitu untuk 

memindahtangankan pabrik-pabrik, pertambangan dan pertanian kolektif ke 

perusahaan-perusahaan swasta, dan terlihat seperti memfasilitasikan pembangunan 

―kapitalis‖. Tetapi yang kemudian menjadi pertanyaan adalah ―siapa yang akan 

menjadi pemilik dari perusahaan-perusahaan itu?‖. Pada bulan Juni 1992, Chubais 

memperkenalkan sistem ―voucher‖ senilai 10.000 rubel dan diberikan kepada setiap 

warga sehingga dapat diinvestasikan ke perusahaan-perusahaan baru tersebut. Ia juga 

mengizinkan pegawai dari beberapa perusahaan, baik mereka itu karyawan atau 

manager, untuk membeli dua puluh lima persen dari saham-saham yang ada. 

Selanjutnya hak istimewa akan diberikan kepada mereka jika mereka memberikan 

sebagian besar taruhannya ke perusahaan. Tetapi kesuksesan Chubais mencapai 

batasnya. Pada saat terjadi inflasi, 10.000 rubel menjadi sangat kecil nilainya untuk 

diberikan kepada warga, dan fasilitas dari perusahaan memberikan jaminan bahwa 

manager dapat mengambil alih dan menjadi pemilik dari perusahaan, sedangkan 

untuk karyawan (dalam jumlah kecil) harus berjuang untuk merebut kesempatan ini 

dari menager mereka, sehingga terjadilah demo dalam skala kecil 

Dalam buku yang berjudul The Struggle for Russia Yeltsin mengatakan bahwa 

pada bulan September 1992, ia melihat perekonomian Rusia sembilan bulan 

sebelumnya, Rusia benar-benar mengalami inflasi tingkat tinggi, bangkrutnya 

industri, kacaunya perdagangan antara pabrik-pabrik besar dan cabang-cabang 

ekonominya. Hanya ada satu harapan untuk mengatasi itu, yaitu pengurangan daftar 


(index) konsumen. Dalam waktu beberapa bulan, banyak barang yang dihilangkan 

dari daftar, kecuali untuk barang-barang yang murah. Hingga akhirnya ada hal lain 

mengenai segala kekurangan yang terjadi di Rusia, yaitu kekurangan uang, dan 

Gaidar pada dasarnya memberikan peringatan atas hal tersebut (Yeltsin, 1994: 149).  

Kebijakan privatisasi, dimana masyarakat diizinkan untuk mengelola bahkan 

menjadi pemilik dari beberapa perusahaan negara, inilah yang dimanfaatkan oleh 

kaum ―oligarki‖7 untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Mereka inilah yang 

kemudian menjelma menjadi mafia-mafia baru di Rusia dan menguasai setiap sektor 

perekonomian Rusia. Ditambah lagi dengan dibukanya pasar bebas, ini semakin 

menguntungkan bagi para mafia untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis yang 

dijalankannya. Hal ini juga menjadi penyebab semakin bertumbuhnya mafia Rusia 

setelah era ―The Thieves‖. Organisasi kejahatan yang mereka jalankan tidak hanya 

berada di kota Moskow saja, tetapi sampai ke kota-kota kecil di perbatasan Rusia, dan 

bahkan sampai ke negara-negara bekas Uni Soviet. 

Pemerintahan Yeltsin menjual perusahaan-perusahaan negara senilai 92 

milyar rubel pada tahun 1994. Kejahatan terorganisir meletakkan 50 milyar rubel ke 

dalam sistem perbankan. Jadi mafia dapat membeli lebih dari setengah perusahaan 

yang ada (Sterling, 1994: 86).  

Akibat dari kebijakan yang dicetuskan Yeltsin ini membuat perekonomian 

Rusia semakin kacau. Hal ini disebabkan karena perubahan yang dilakukan oleh 

Yeltsin membuat Rusia berubah secara drastis. Sistem perekonomian sentralistik 

yang dianut pada masa komunis, dimana semua suplai barang dan kebutuhan pokok 

sehari-hari dilakukan oleh pemerintah, kemudian diubah menjadi sistem ekonomi 

pasar, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ―free market‖ dan juga dengan adanya 

kebijakan privatisasi, dimana Yeltsin membagikan ―voucher‖ kepada masyarakat 

untuk membeli saham yang ada pada beberapa perusahaan negara yang hampir 

bangkrut, membuat kaum oligarki dan masyarakat biasa berlomba-lomba untuk 

                                                             

mendapatkan saham tersebut. Namun tentu saja dimenangkan oleh kaum oligarki 

yang notabene dekat dengan Yeltsin.  

Kaum oligarki (orang kaya baru/OKB) inilah yang kemudian menguasai 

sumber-sumber yang penting bagi hajat hidup orang banyak, seperti: minyak, listrik, 

gas dan sumber-sumber vital lainnya. Para oligarki ini membentuk lingkaran dalam 

inner circle yang mendukung sekaligus memanfaatkan kekuasaan rezim Boris Yeltsin 

(Fahrurodji, 2005: 202). 

Perubahan-perubahan tersebut membuat semua orang Rusia seakan ―kaget‘ 

dengan apa yang terjadi, sehingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menguasai 

aset-aset negara yang ada, mendapatkan kekuasaan, memperkaya diri, serta dapat 

menguasai perekonomian dan pasar yang telah dibuka. Hal-hal tersebut tanpa disadari 

merupakan dampak dari perubahan yang terjadi, dimana sebelumnya (pada masa 

komunis) semua hal terlihat jelas namun dimasa Yeltsin semuanya menjadi tidak 

jelas.   

Pertumbuhan para oligarki dan kemerosotan ekonomi Rusia menjadi subjek 

penting dalam diskusi di Amerika dan seluruh dunia. Para pencetus kebijakan 

membicarakan mengenai penyebab dan bantuan apa yang tepat untuk dapat 

menyelesaikan masalah di Rusia. Agen-agen intelijen barat mengatakan bahwa Rusia 

telah menjadi tempat berlangsungnya praktek pencucian uang (money laundering), 

perdagangan senjata, dan penyelundupan senjata. Direktur Biro Pusat Investigasi 

memperkirakan bahwa mafia Rusia mengontrol lebih dari 70% perusahaan-

perusahaan komersil dan sekitar dua ribu bank di Rusia 

―Perampok baru‖ diperkirakan berasal dari tiga dari lima orang terkaya di 

Rusia, karena mereka mudah untuk masuk ke perusahaan-perusahaan sosial dan 

mengaturnya agar menjadi perusahaan milik mereka. Sedangkan yang lainnya 

membangun masa depan dan nasib mereka di jalur perdagangan ilegal yang 

sebenarnya telah mereka lakukan secara rahasia selama masa Soviet (Oligarchs. 


Di sisi lain, hidup menjadi semakin sulit. Kejahatan terasa sangat dekat, di 

mana kekerasan menjadi hal yang biasa. Beberapa politikus dan jurnalis dibunuh. 

Para pengusaha melakukan ―kontrak pembunuhan‖ yang ditujukan kepada 

saingannya, dan para penyewa apartemen yang berada di tengah kota akan diserang 

jika mereka menolak untuk pergi ketika pihak dari perusahaan-perusahaan properti 

menghendaki untuk membeli apartemen mereka (Service, 2003: 519). 

Para mafia membagi kelompoknya ke dalam kelompok-kelompok yang lebih 

kecil untuk ditugaskan di setiap wilayah yang masuk dalam daftar jalur perdagangan 

mereka. Mereka juga bersedia melakukan cara apapun untuk memperoleh keuntungan 

sesuai yang mereka harapkan, termasuk melakukan tindakan-tindakan kriminal atau 

tindakan-tindakan yang melanggar hukum. 

Bukti dari semakin meluasnya jaringan mafia di Rusia pada masa 

pemerintahan Yeltsin dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang muncul setelah ia 

menduduki jabatan sebagai seorang presiden, misalnya saja sebuah geng dirazia pada 

tahun 1992, ditemukan mencakup 500 anggota dari geng yang lebih kecil, yang 

dilengkapi dengan senjata api dan pisau, amunisi/peluru, radio komunikasi modern, 

mobil-mobil asing dan setengah milyar rubel dalam bentuk tunai (Sterling, 2003: 83). 

Pada tahun 1992 mafia Rusia mengirimkan heroin pada mafia Sisilia di New York, 

menjual ampethamine pada pasar Amerika (Sterling, 1994: 93). 

Mafia sudah memprivatisasi antara 50%-80% dari semua toko, gudang, depot, 

hotel dan pelayanan-pelayanan di Moskow: perusahaan-perusahaan swasta 

menyediakan kebutuhan-kebutuhan penting dalam aktivitas kota, dilaporkan oleh 

Tass-Krim Press (Sterling, 1994: 86). 

Pada tahun 1996 beberapa orang Rusia mencuri $10 juta dari Citibank. 

Vladimir Levin, pemimpin gerombolan, menggunakan laptop kerjanya setelah jam 

kerja untuk mentransfer dana ke akun di Finlandia dan Israel.  Ia mencoba hal ini di 


Amerika dan membuatnya di hukum selama 3 tahun penjara. Sekitar $400.000 dari 

uang tersebut diamankan.8   

Pada tahun 1998, seorang politisi liberal dan pembela ―Russia‘s democratic 

reforms‖ atau reformasi demokrasi Rusia, Galina V. Starovoitova, 52 tahun, ditembak 

dengan menggunakan senjata submachine dan pistol dengan peredam suara. Dia 

adalah seorang kandidat gubernur dari wilayah luar St. Petersburg (Abadinsky, 2000: 

217).  

Dari beberapa contoh di atas dapat dikatakan bahwa mafia Rusia semakin 

berkembang dan akibat dari pertumbuhan pesat ini menjadikan para mafia menjadi 

salah satu penyebab tingginya tingkat kriminalitas di Rusia. 

2.2.3 Mafia dan Oligarki Rusia 

Pasca keruntuhan Uni Soviet kerabat atau orang-orang dekat dari pejabat 

pemerintah, atau bahkan pejabat pemerintah itu sendiri, serta ―bos kriminal‖ 

memperoleh sumber kekayaan besar dengan cara mengalihkan kepemilikan aset 

negara menjadi miliknya selama proses privatisasi yang dicanangkan oleh Presiden 

Yeltsin berlangsung. David Satter, penulis Darkness at Dawn, mengatakan bahwa, 

―hal-hal yang dilakukan dalam proses privatisasi bukanlah tekad untuk menciptakan 

sistem yang didasarkan pada nilai-nilai universal, melainkan untuk memperoleh hak 

kepemilikan pribadi, dan dengan tidak adanya hukum yang terkait dengan kebijakan 

ini justru membuka jalan untuk melakukan tindak pidana dan pemerolehan 

kekuasaan‖. Dalam beberapa sisi, kelompok kriminal bersembunyi dibalik ―topeng‖ 

kekuasaan sebagai seorang ―eksekutif‖ atau sebagai pemilik perusahaan untuk 

melayani masyarakat (www.martinfrost.ws/.../russian, diunduh pada hari Minggu, 13 Mei 

2012, pkl. 22.24 WIB). 

 Oligarki Rusia yang telah mendapatkan sebagian aset negara tentu saja 

berupaya untuk memperbesar bisnisnya agar dapat terus memperoleh keuntungan 

yang besar. Mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka 

                                                            

inginkan itu, termasuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum atau ilegal. Nama-

nama seperti Boris Berezovsky, Mikhail Khodorkovsky, Viktor Chernomyrdin, dan 

beberapa oligarki lain adalah orang-orang yang disebut-sebut memiliki hubungan 

dengan mafia atau bahkan menjadi mafia itu sendiri. Berezovsky membayar 

―protection money‖ kepada mafia untuk melindungi bisnisnya dari saingannya, 

bahkan ia rela membayar mafia untuk membunuh saingannya yang dianggap terlalu 

berbahaya bagi dirinya ataupun bisnisnya (Boris Berezovsky. www.findarticles.com, 

diunduh pada hari Minggu, 13 Mei 2012, pkl. 22.27 WIB). Sedangkan Khodorkovsky 

dan Chernomyrdin dapat dikategorikan sebagai mafia karena Khodorkovsky 

melakukan manipulasi keuangan negara guna membesarkan perusahaannya, Bank 

Menatep, sehingga ia dapat memperoleh keuntungan yang besar9, serta tidak 

membayar pajak, dan perbuatannya ini diduga justru mendapatkan perlindungan dari 

pemerintah (Mikhail Khodorkovsky. www.borisyeltsin.com, diunduh pada hari 

Minggu, 13 Mei 2012, pkl. 22.30 WIB), dan Chernomyrdin melakukan praktek 

korupsi di mana ia memegang kendali atas Gazprom (perusahaan yang memonopoli 

gas di Rusia) setelah terjadinya privatisasi yang dicanangkan oleh Presiden Boris 

Yeltsin (Oligarchs. www.globalsecurity.org/military/world/russia/oigarchs, diunduh 

pada hari Rabu, 16 Mei 2012, pkl 22.23 WIB). Dengan kata lain berarti 

Chernomyrdin melakukan monopoli terhadap sumber daya gas di Rusia.10 

Dengan kata lain, Khodorkovsky, Chernomyrdin, dan beberapa oligarki lain 

yang tersebut di atas dapat disebut sebagai mafia karena upaya mereka untuk 

memperoleh keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan aturan yang berlaku 

dan juga untuk memperoleh kekuasaan. Mereka juga melakukan hal-hal yang 

dilakukan para mafia untuk mencari keuntungan dan mendapatkan kekuasaan 

termasuk melakukan pembunuhan demi menyingkirkan saingan bisnisnya, 

                                                             

9 Merupakan misi dari mafia (lihat sub bab 2.1 Apa itu Mafia? dan sub bab 2.3 Ciri-Ciri Umum 

Mafia, bagian 1 ―Tidak ada ideologi (tanpa ideologi)‖, dimana dijelaskan bahwa tujuan mafia adalah 



uang dan kekuasaan) 

10 Lihat sub bab 2.3 Ciri-Ciri Umum Mafia, bagian 7 ―Melakukan monopoli‖, dimana dijelaskan 

bahwa salah satu ciri mafia adalah melakukan monopoli dalam sektor perdagangan demi memperoleh 

keuntungan besar.  


melakukan manipulasi uang negara, pencucian uang, penyuapan kepada pejabat 

negara, dan tidak membayar pajak. 

2.2.4 Ciri Mafia Rusia 

Mafia-mafia Rusia tentu saja memiliki ciri khas yang melekat yang 

disesuaikan berdasarkan visi dan misi organisasi dan bidang yang dijalankannya. Para 

anggota mafia tersebut memiliki tato di sekujur tubuhnya dan tato inilah yang 

menjadi ciri khas sekaligus menjadi