artikel ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai tindak kriminal yang dilakukan
para mafia Rusia sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan pada masa pemerintahan
Presiden Boris Yeltsin. Penulis menggunakan teori kekuasaan untuk menganalisis
cara-cara yang dilakukan para mafia Rusia untuk perolehan dan penanaman
kekuasaan, terutama pada masa pemerintahan Presiden Boris Yeltsin dimana
perekonomian Rusia berada dalam kehancuran dan sektor-sektor perekonomiannya
dikuasai oleh mafia dan oligarki akibat kebijakan privatisasi. Praktek kekerasan dan
tindak kriminal lain seperti perdagangan obat-obatan terlarang, pencucian uang,
pemerasan, dan lain-lain dilakukan oleh mafia Rusia untuk mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya tanpa mengindahkan tata aturan yang berlaku. Hal ini lah yang
akan mengantarkan para mafia Rusia untuk memperoleh kekuasaan.
Kebijakan Glasnost dan Perestroika1 yang dicetuskan oleh Presiden Mikhail
Gorbachev menciptakan wajah baru bagi Uni Soviet yang sebelumnya mengisolasi
diri, akhirnya menjadi lebih terbuka. Hal ini menyebabkan banyak perubahan di
dalam maupun di luar wilayahnya. Kebijakan ini pula yang menjadi pengantar bagi
Uni Soviet menuju ke keruntuhannya.
Sejak keruntuhan Uni Soviet dan akhirnya Rusia lebih membuka diri, segala
yang berada di dalamnya pun berubah secara drastis. Sistem pemerintahannya
berubah, bentuk kerjasama dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat mulai
digalakkan sebagai wujud untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara
tersebut, pasar-pasar perdagangan dunia pun mulai dibuka. Namun dengan lebih
terbukanya Rusia kepada dunia bukan berarti segala konflik yang ada sebelumnya
telah berhasil diselesaikan begitu saja, tetapi justru menimbulkan konflik-konflik baru
Pada masa pemerintahan Presiden Boris Yeltsin yang juga merupakan
presiden pertama dari Federasi Rusia, perekonomian Rusia berada dalam kondisi
yang sangat kacau, dimana korupsi merajalela dan Rusia mengalami defisit.
Kebijakan ekonomi Yeltsin dianggap gagal dan juga menjadi penyebab semakin
menurunnya perekonomian Rusia . Salah satu
1 Glasnost berarti keterbukaan, dan Perestroika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi
proses stagnasi dan kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan yang efektif
bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan perluasan
keterbukaan
Universitas Indonesia
kebijakannya yaitu ―privatisasi‖ dan ―free market‖ kemudian menjadi penyebab
semakin berkembangnya mafia di Rusia.
Kebijakan ―privatisasi‖ tersebut membuat kaum oligarki yang dekat dengan
Yeltsin menjadi semakin leluasa untuk mendominasi perekonomian di Rusia,
terutama karena mereka mendapatkan izin untuk menjadi pemilik dari beberapa
perusahaan negara yang hampir bangkrut, dan diizinkan untuk mengelolanya setelah
mereka berhasil membeli semua sahamnya (karena pada awalnya sistem
perekonomian Uni Soviet adalah sistem perekonomian yang sentralistik dimana
semua perusahaan yang ada adalah milik negara, sedangkan untuk bisnis ataupun
perusahaan milik pribadi dilarang, namun pada masa pemerintahan Yeltsin dimana ia
mencanangkan kebijakan privatisasi yang mengalihkan perusahaan-perusahaan
negara yang hampir bangkrut menjadi kepemilikan pribadi dari beberapa orang,
menjadi awal terbukanya persaingan perusahaan-perusahaan dan bisnis milik
perorangan). Beberapa dari kaum oligarki ini kemudian menjelma menjadi mafia
yang menguasai perekonomian dari beberapa aset negara yang telah menjadi milik
mereka dan mengembangkan kekuasaannya dengan dalih sebagai pendukung Yeltsin
sehingga mereka juga mendapatkan perlindungan dari pihak kepresidenan.
Sejak dibukanya pasar perdagangan dunia, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan ―free market‖, maka pasar-pasar gelap pun mulai merebak di berbagai
wilayah. Hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok/organisasi gelap (yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah Mafia) untuk mencari keuntungan sebesar-
besarnya sekaligus sebagai cara untuk menanamkan kekuasaannya (seperti yang telah
diketahui bersama, bahwa setiap organisasi pasti mencakup pembagian kekuasaan),
serta sebagai bentuk tindakan vandalisme. Mereka memperjualbelikan senjata dan
narkotika secara bebas/illegal, memperdagangkan wanita, melakukan kejahatan di
dunia maya (cybercrime), serta mempraktekkan pencucian uang (money laundering).
Hal ini tentu saja menjadi salah satu pemicu meningkatnya tindak kriminalitas di
Rusia, sebab keberadaan Mafia tersebut juga menjadi salah satu penyebab yang
sangat terkait akan tingginya tingkat kriminalitas yang terjadi. Tindakan mereka
untuk memperjualbelikan senjata secara ilegal, mengedarkan narkotika dan obat-
obatan terlarang, memperdagangkan perempuan, melakukan kejahatan di dunia maya
(cybercrime), maupun mempraktekkan pencucian uang (money laundering) sudah
dapat dikategorikan sebagai tindak kriminal, ditambah lagi dengan cara atau tindakan
mereka yang semena-mena, tidak pandang bulu, bahkan tidak segan-segan untuk
membunuh siapapun yang berusaha menggagalkan transaksi yang sedang mereka
lakukan atau siapapun yang berusaha membocorkan rahasia organisasi mereka
kepada pihak-pihak yang berwajib. Tujuan-tujuan organisasi kejahatan (mafia)
sebenarnya hanyalah uang dan kekuasaan, namun untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan tersebut tidaklah mudah, sehingga mereka menghalalkan segala cara
untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang mereka inginkan termasuk melakukan
tindakan-tindakan ilegal, seperti membunuh dan melakukan penyuapan kepada aparat
penegak hukum agar mereka terlindung dari jeratan hukum.
Kekuasaan ideologis adalah kekuasaan yang didapat melalui ide atau
gagasan. Kekuasaan remuneratif adalah kekuasaan karena mempunyai
barang-barang untuk ditawarkan, sesuatu yang dapat memberikan
keuntungan. Dasar untuk jenis kekuasaan ini adalah kemampuan tawar-
menawar atau berunding. Kekuasaan punitif adalah kekuasaan karena
mempunyai ―kejahatan‖. Dasarnya adalah kekuatan atau kekerasan.
Pada kasus pertama, seseorang berkuasa karena ia memberikan ide yang
dapat diterima dengan baik oleh penerima idenya. Dalam kasus kedua,
seseorang berkuasa karena diibaratkan memiliki wortel untuk
ditawarkan dalam sebuah pelayanan penjualan. Dalam kasus ketiga,
seseorang berkuasa karena ia memiliki pemukul besar yang siap
dipukulkan jika objek tidak patuh kepadanya maka ia akan
menghancurkannya atau menghancurkan barang-barang milik objek
tersebut, atau dikatakan juga sebagai tindak kekerasan
Kemudian di dalam buku yang berjudul Kekuasaan dan Kekerasan Menurut
Johan Galtung karya I. Marsana Windhu dikatakan bahwa kekuasaan terjadi dalam
pola-pola relasi sosial, suatu bentuk hubungan tertentu antara manusia, kelompok
atau negara , Dikatakan juga bahwa kekuasaan cenderung busuk,
disalahgunakan untuk menindas rakyat, merampas kebebasan dan kehidupan mereka
Dalam hal ini, Windhu mengatakan bahwa Galtung
mempermasalahkan tentang konsep kekuasaan yang dibangun dalam relasi sosial
yang tidak seimbang. Oleh karena itu, kekuasaan menjadi sangat nyata dalam relasi
sosial yang tidak seimbang. Ini menggambarkan bahwa ada pihak yang kuat dan ada
pihak yang lemah. Dan perlu ditambahkan bahwa selama belum ada relasi, maka
kekuasaan itu belum/tidak akan terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis lebih mengacu pada kekuasaan
remuneratif dan punitif, yang telah dikemukaan oleh Galtung, untuk menganalisa
permasalahan yang diangkat dalam penulisan karya ilmiah ini, dimana kekuasaan
remuneratif dan punitif dijadikan cara untuk memperoleh keuntungan sebesar-
besarnya dengan mengedepankan kejahatan dan melakukan tindak kriminal yang
dilakukan oleh para mafia Rusia dalam upayanya untuk menanamkan kekuasaan itu
sendiri, dan dari penjelasan di atas juga dapat dikatakan bahwa kekuasaan selalu
menciptakan suatu perbedaan antara yang kuat dan yang lemah, dimana kekuasaan itu
akan datang dengan sendirinya kepada siapa saja yang memiliki kekuatan (power).
Kekuasaan juga cenderung digunakan untuk menindas yang lemah ataupun
digunakan untuk melakukan hal-hal yang negatif. Sedangkan yang lemah akan
cenderung patuh dan tunduk kepada siapa pun yang berkuasa (penguasa), hal ini
disebabkan karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan balik. Fenomena
ini terjadi karena adanya relasi sosial yang tidak seimbang.
Teori kekuasaan ini penulis gunakan untuk menganalisa permasalahan yang
ada dalam artikel ini. Teori ini digunakan untuk menganalisa kebenaran mengenai
kriminalitas yang digunakan oleh para mafia Rusia adalah untuk memperoleh
kekuasaan dan agar diakui kekuasaannya oleh masyarakat, terutama pada masa
pemerintahan Presiden Boris Yeltsin.
artikel ini antara lain sebagai berikut:
Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. Buku ini berisi tentang sejarah Rusia dari awal pembentukannya
hingga masa kepemimpinan Presiden Vladimir Putin. Buku ini juga
menjelaskan masa-masa pemerintahan Yeltsin yang juga terdapat dalam
artikel ini. Namun perbedaannya adalah buku ini sama sekali tidak
menyinggung masalah mafia Rusia sebagaimana yang menjadi topik utama
dalam artikel ini.
- Boris Yeltsin. (1994). The Struggle for Russia. (Terj. Catherine A.
Fitzpatrick). New York: Times Books. Buku ini berisi tentang catatan harian
Yeltsin sejak keruntuhan Uni Soviet hingga menjadi negara Federasi Rusia,
serta catatan harian mengenai kehidupan sehari-harinya sebagai seorang
Presiden Federasi Rusia. Namun catatan harian ini hanya sampai tahun 1994.
Buku ini merupakan buku terjemahan yang diterjemahkan langsung dari
bahasa Rusia oleh Catherine A. Fitzpatrick, dimana di Rusia diterbitkan
dengan judul Zapiski Presidenta (Catatan Harian Presiden). Buku ini juga
menjelaskan mengenai kebijakan privatisasi yang juga berkaitan dengan mafia
Rusia yang sebagian isinya juga terdapat dalam artikel ini, namun yang
membedakannya adalah buku ini tidak menjelaskan sejarah mafia Rusia
seperti yang terdapat dalam artikel ini.
- Claire Sterling. (1994). Crime Without Frontiers. London: Little, Brown (LB).
Buku ini berisi tentang data-data/catatan-catatan mengenai kejahatan yang
dilakukkan mafia, baik itu Mafia Sisilia, Cosa Nostra, Mafia Rusia, dan lain-
lain. Namun data-data yang tercatat di dalam buku ini hanyalah kumpulan
data yang ada hanya sampai tahun 1994 (tahun pencetakan buku ini) yang
sebagian isinya tersebut juga terdapat dalam artikel ini, namun yang
membedakannya adalah buku ini tidak terdapat data mafia Rusia setelah tahun
1994 sebagaimana yang terdapat dalam artikel ini.
- Dina Siegel, Henk van de Bunt and Damian Zaitch. (2003). Global Organized
Crime: Trends and Developments. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.
Buku ini berisi data-data tentang mafia-mafia yang ada di seluruh dunia,
termasuk mafia Rusia yang sebagian datanya juga terdapat dalam artikel ini,
namun yang membedakannya adalah buku ini tidak memiliki data mengenai
masa-masa pemerintahan Yeltsin dan juga mengenai oligarki sebagaimana
yang terdapat dalam artikel ini.
- Howard Abadinsky. (2000). Organized Crime. (Sixth Edition). California:
Wadsworth Thomson Learning. Buku ini berisi tentang sejarah mafia (Sisilia,
Amerika, Rusia, dan lain-lain), tujuan organisasi kejahatan, dan bisnis yang
dijalankan oleh organisasi kejahatan yang juga terdapat dalam artikel ini,
namun perbedaannya adalah buku ini tidak terdapat data mengenai masa
pemerintahan Yeltsin dan juga oligarki sebagaimana yang terdapat dalam
artikel ini.
- I. Marsana Windhu. (1992). Kekuasaan & Kekerasan Menurut Johan
Galtung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Buku ini berisi mengenai penjelasan
tentang ―kekuasaan‖ dan ―kekerasan‖, dimulai dari pengertiannya hingga
jenis-jenisnya yang sebagian juga terdapat dalam buku ini, namun yang
membedakannya adalah buku ini sama sekali tidak memiliki data mengenai
mafia.
- James O. Finckenauer and Elin J. Waring. (1998). Russian Mafia in America:
Immigration, Culture, and Crime. Boston, Massachusetts: Northeastern
University Press. Buku ini berisi tentang mafia Rusia yang telah bermigrasi ke
Amerika dan membangun pilar-pilar kejahatan di Amerika. Sebagian data
yang terdapat dalam buku ini juga terdapat dalam artikel yang penulis buat,
misalnya mengenai data kejahatan mafia, namun yang membedakannya
adalah buku ini tidak menjelaskan mengenai oligarki sebagaimana yang
terdapat dalam artikel ini.
- Johan Galtung. (1973). The European Community: a superpower in the
making. Oslo: Universitetsforlaget. Buku ini menjelaskan mengenai
kekuasaan ideologis, remuneratif, dan punitif yang juga terdapat dalam artikel
ini, namun perbedaannya adalah buku ini tidak menjelaskan mengenai mafia.
- Joseph D. Serio. (2008). Investigating the Russian Mafia: An Introduction for
Students, Law Enforcement, and International Business. Carolina: Carolina
Academic Press. Buku ini berisi tentang hasil investigasi penulisnya kepada
masyarakat Rusia dan kepolisian mengenai kejahatan mafia. Beberapa data
mengenai kejahatan mafia yang terdapat dalam buku tersebut juga terdapat
Kriminalitas mafia..., Achmad Rizky, FIB UI, 2012
9
Universitas Indonesia
dalam artikel ini, namun perbedaannya adalah buku ini tidak menjelaskan
masa-masa pemerintahan Yeltsin dan juga mengenai oligarki sebagaimana
yang terdapat dalam artikel ini.
- Marshall I. Goldman. (2003). The Piratization of Russia: Russian Reform
Goes Awry. New York: Routledge. Buku ini berisi tentang mafia Rusia yang
menguasai perekonomian di Rusia yang juga terdapat dalam artikel ini,
namun buku ini tidak menjelaskan mengenai sejarah mafia secara umum
seperti yang terdapat dalam artikel ini.
- Robert Service. (2003). A History of Modern Russia from Nicholas II to
Vladimir Putin. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. Buku
ini berisi tentang sejarah Rusia sejak masa kepemimpinan Tsar Nikolay II
hingga kepemimpinan Presiden Vladimir Putin yang sebagian isinya tentang
kepemimpinan Presiden Boris Yeltsin juga terdapat dalam artikel ini, namun
yang membedakannya adalah buku ini tidak membahas mengenai mafia
sebagaimana yang terdapat dalam artikel ini.
- Salvatore Lupo. (2009). History of The Mafia. (Terj. Antony Shugaar).
Columbia: Columbia University Press. Buku ini berisi tentang sejarah mafia
Italia secara umum yang sebagian isi mengenai sejarahnya juga terdapat
dalam artikel ini, namun yang membedakannya adalah buku ini tidak
menjelaskan mengenai mafia Rusia sebagaimana yang terdapat dalam artikel
ini.
- Stephen L. Mallory. (2012). Understanding Organized Crime. (Second
Edition). Sudbury: Jones & Bartlett Learning, LLC. Buku ini berisi tentang
pengertian kejahatan terorganisir dan sejarah pembentukkannya yang sebagian
isinya juga terdapat dalam artikel ini, namun yang membedakannya adalah
buku ini tidak membahas mengenai masa pemerintahan Yeltsin dan juga
oligarki seperti yang terdapat dalam artikel ini.
terdapat artikel yang membahas mengenai mafia Rusia. Jadi dapat disimpulkan
bahwa artikel yang penulis buat ini tergolong topik baru.
Mafia berasal dari bahasa Sisilia kuno, ―Mafiusu‖, yang diduga diambil dari
kata dalam bahasa Arab, ―mahyusu‖, yang artinya adalah tempat perlindungan.3
Setelah revolusi pada tahun 1848, keadaan pulau Sisilia hancur, sehingga
penduduknya membentuk ikatan suci yang melindungi mereka dari serangan bangsa
lain, dalam hal ini bangsa Spanyol. Nama mafia mulai terkenal setelah pementasan
sandiwara yang mereka mainkan pada tahun 1863 dengan judul ―I mafiusi di la
Vicaria (Mafia dari Vicaria)‖4, yang menceritakan tentang kehidupan para geng
penjahat di penjara Palermo.
Meskipun tidak jelas siapa yang mendirikannya, namun berdirinya organisasi
ini pada awalnya didasari oleh ikatan persaudaraan diantara sesama warga keturunan
pulau Sisilia. Dalam perjalanan sejarah, kelompok yang semula kecil ini menjadi
semakin besar dan membutuhkan dukungan keuangan yang lebih banyak sehingga
misi pendirian organisasi ini mulai bergeser menjadi pencarian keuntungan yang
sebesar-besarnya dengan tidak mengindahkan tata aturan masyarakat yang lain.
Mereka bahkan rela membunuh siapa saja yang menghalangi kinerja mereka ataupun
berusaha mencari tahu informasi mengenai keberadaan mereka. Para anggotanya
tidak merasa melakukan tindakan kriminal, sebab di mata mereka apa yang telah
mereka lakukan adalah sekedar memberikan proteksi atau perlindungan terhadap
organisasi mereka, sehingga pelaku merasa bangga dan terhormat apabila dapat
melakukannya. Sejak itulah kata Mafiusu berubah arti menjadi orang atau organisasi
―terhormat.‖
Para mafia tersebut mengontrol bisnis yang sah maupun bisnis gelap (tidak
sah), menyelundupkan barang-barang ilegal, dan menguasai wilayah-wilayah
pertanian yang kaya akan hasil alamnya, misalnya produk buah-buahan seperti jeruk,
dan sebagainya. Mereka juga menjalankan jaringan lintas samudera dan ini berarti
melibatkan mereka dalam perdagangan jarak jauh, sehingga melahirkan dasar-dasar
kemahiran untuk menyelundupkan barang-barang seperti tembakau dan narkotika
(Salvatore, 2009: 2).
Nama lain dari Mafia adalah ―Cosa Nostra‖, anggotanya selalu menulis kata
ini dengan penuh hormat yaitu ditulis dengan awalan huruf besar. Pengertian Cosa
Nostra sendiri adalah ―our thing‖ atau sama-sama satu bangsa, satu pemikiran atau
―orang kita.‖ (Seputar Sejarah Mafia di Dunia. www.indofiles.org, diunduh pada hari
Kamis, 15 Maret 2012, pkl. 20.17 WIB).
Sekitar tahun 1930 beberapa pentolan Mafia seperti Johnny Torrio berimigrasi
ke lahan yang lebih menjanjikan yaitu Amerika. Dari situlah dunia kejahatan
Amerika mulai diwarnai darah yang dihasilkan oleh orang Italia
Untuk menjadi seorang anggota Mafia, diharuskan memiliki darah keturunan
Sisilia. Proses selanjutnya adalah melampirkan daftar referensi dari pemimpin Mafia
yang menyatakan mereka mengenal calon anggota tersebut dan itu menjadi lampu
hijau bagi mereka untuk dapat diterima.
Bila seseorang telah resmi diterima, maka anggota baru ini akan berada
dibawah pengawasan seorang mentor yang mereka sebut ―Capo‖. Pelajaran pertama
tentunya selain taat pada perintah sang Capo, mereka harus menutup mulut mereka
rapat-rapat, namun harus membuka mata dan otak lebar-lebar. Kalau para Capo
tertawa, maka anak didiknya harus tertawa. Kalau Capo membentak, maka
diwajibkan bagi anak didiknya untuk membungkukkan badan. Perintah Capo adalah
perintah Dewa dalam arti tidak boleh ditolak, dan harus dikerjakan serta diselesaikan
dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak. Namun jangan coba-coba
menjilat mentor secara berlebihan, sebab bukan tidak mungkin para penjilat diberi
ciuman kematian oleh sang Capo. Dalam lingkaran para anggota berlaku istilah yang
berbunyi ―jangan ambil daging ditempat Capo mengambil roti‖.5 Dan hukuman bagi
pelanggar komitmen ini hanya satu yaitu mati (Seputar Sejarah Mafia di Dunia.
www.indofiles.org, diunduh pada hari Kamis, 15 Maret 2012, pkl. 20.17 WIB).
2.1.2 Ciri-Ciri Umum Mafia
Di dalam buku karya Howard Abadinsky disebutkan
beberapa ciri organisasi kejahatan (mafia) yang antara lain sebagai berikut:
1. Tidak ada ideologi
Untuk mengetahui dan memahami hal-hal mengenai organisasi
kejahatan maka diperlukan juga pemahaman mengenai motivasinya. Sebuah
organisasi kejahatan pada dasarnya tidak termotivasi oleh doktrin sosial,
politik, ataupun ideology; melainkan uang dan kekuasaan. Ketika keterlibatan
politik menjadi bagian dari kegiatan grup/kelompok, tujuannya adalah untuk
mendapatkan perlindungan dan kekebalan dalam aktifitas ilegal/terlarangnya.
Ini yang membedakan organisasi kejahatan dengan sekelompok orang yang
melanggar hukum untuk keperluan agenda politiknya, contohnya kelompok
teroris.
2. Hierarkis
Sebuah organisasi kejahatan memiliki struktur kekuasaan yang vertikal
(sifatnya hierarkis) dengan sedikitnya tiga urutan tetap (―Boss‖, ―Underboss‖,
―Lieutenant‖), yaitu adanya pimpinan di setiap levelnya sampai urutan
terbawah. Pimpinannya memiliki kedudukan yang tetap sampai kapanpun.
3. Memiliki anggota yang terbatas dan eksklusif
Sebagai sebuah organisasi kejahatan pada umumnya, mafia memiliki
jumlah anggota yang terbatas. Batasannya bisa berdasarkan latar belakang
etnis, pertalian keluarga (ikatan keluarga), ras, catatan kriminal, dan lain-lain.
Kualifikasi dasar untuk keanggotaan biasanya membutuhkan sebuah sponsor,
pengaturan anggota secara khusus, dan harus membuktikan kelayakan untuk
menjadi anggota berdasarkan tingkah laku, contohnya bersedia melakukan
tindak kriminal, mentaati peraturan, menjalankan perintah, dan menjaga
rahasia. Ada periode untuk melakukan uji coba yang kisaran waktunya antara
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Jika pelaku organisasi kejahatan dapat
bertahan, maka diharuskan ada banyak orang yang benar-benar menginginkan
menjadi anggota lalu kelompok organisasi kejahatan baru akan menerimanya.
Keanggotaan yang eksklusif menunjukkan bahwa adanya kesungguhan untuk
menjadi sesuatu yang berharga.
4. Mengabadikan dirinya sendiri
Sebuah kelompok organisasi kejahatan merupakan sebuah komplotan
yang melakukan tindak kejahatan secara terus menerus dan berlangsung dalam
waktu yang lama, bahkan sampai akhir hayat dari setiap anggotanya. Setiap
anggotanya menanggung konsekuensi permanen ini, dan memberikan dasar
yang penting untuk kelayakan seseorang yang akan bergabung dengan
kelompok, demi menjaga kekekalan/keabadian eksistensi kelompok. Sifat yang
kuat ini sering dipercaya sebagai dasar orientasi budaya yang dinyatakan oleh
kelompok.
5. Bersedia melakukan tindak kekerasan dan penyuapan
Dalam sebuah kelompok organisasi kejahatan, kekerasan menjadi
sebuah hal yang diperbolehkan dan menjadi hal yang rutin terjadi. Akses untuk
kekerasan pribadi adalah sebuah dimensi penting yang diizinkan oleh
kelompok demi mencapai tujuannya. Disaat yang diperlukan, organisasi
kejahatan juga akan berusaha melakukan penyuapan untuk menjaga keamanan
atas anggota dan tindakan yang mereka lakukan. Penggunaan kekerasan dan
penyuapan tidak dibatasi oleh pertimbangan etnis tetapi dilakukan hanya untuk
memudahkan.
6. Menunjukkan keahliannya
Sebuah kelompok kejahatan terorganisir akan memiliki posisi
fungsional yang pasti berdasarkan kelayakan anggota. Posisi sebagai penegak
mengeluarkan perintah atau tugas yang sulit yaitu dengan mengizinkan untuk
melakukan tindak kekerasan, temasuk membunuh, tetapi tetap dalam cara yang
masuk akal. Penegak dapat menggunakan anggota maupun yang bukan
anggota untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tersebut, bahkan ia dapat
memberikan tugas untuk membunuh itu kepada ahlinya (pembunuh bayaran).
7. Melakukan monopoli
Sebagai sebuah kelompok kejahatan terorganisir, mafia menjauhkan diri
dari hal-hal seperti kompetisi. Mereka berusaha untuk menanamkan pengaruh
khususnya ke seluruh wilayah-wilayah penting (seperti kota-kota
besar/metropolitan), dalam bentuk yang legal maupun yang ilegal (seperti
perjudian, pinjaman berbunga). Monopoli tentu saja mengendalikan
―perdagangan bebas‖ dan menambah keuntungan. Monopoli yang dilakukan
oleh organisasi kejahatan dikerjakan dengan cara kekerasan, dengan ancaman,
ataupun dengan menjalin hubungan dengan pejabat-pejabat penegak hukum.
8. Diatur dengan peraturan yang tegas
Sebuah organisasi kejahatan, selayaknya organisasi yang legal, memiliki
peraturan yang harus diikuti oleh anggotanya. Dalam sebuah organisasi
kejahatan anggota yang melanggar peraturan tidak dipecat, melainkan
ditembak mati. Dalam percakapan dengan seorang ―brother-in-law‖ (saudara-
dalam-hukum)nya, anak dari seorang bos mafia yang terbunuh dan seorang
pengacara yang menyembunyikan gugatan melawan seorang rekan bisnis di
―Genovese Family‖ (Keluarga Genovese), Salvatore Profaci, seorang Capo di
―Colombo Family‖ (Keluarga Colombo), mengatakan: ―Kawan tidak menuntut
kawannya, kawan membunuh kawannya‖.
Kemudian dalam buku Diego Gambetta (Gambetta, 1993: 67) disebutkan juga
beberapa ciri mafia, yaitu:
- Anggotanya tidak boleh memiliki hubungan dengan aparat penegak hukum,
baik itu polisi maupun hakim.
- Anggotanya selalu patuh kepada atasan dan mau melakukan tindak
kejahatan, serta memiliki kemampuan sebagai mata-mata.
- Calon anggotanya diwajibkan melakukan pembunuhan sebagai syarat untuk
bergabung menjadi anggota.
Dari beberapa ciri mafia di atas yang diambil dari dua sumber yang berbeda
terdapat kesamaan dimana sebagai seorang anggota mafia harus mau melakukan
tindak kejahatan dan pembunuhan.
2.2 Mafia Rusia
Mafia di Rusia dikenal dengan istilah ―Russkaya Mafia‖. Mafia Rusia
kebanyakan berasal dari beberapa organisasi kejahatan yang merupakan kumpulan
dari orang-orang jahat pada masa Uni Soviet. Sejak keruntuhan Uni Soviet pada
tahun 1991, organisasi ini telah mengumpulkan kekuatan dan menyebarluaskan
pengaruh/kekuasaannya di seluruh dunia. Mereka aktif di hampir setiap bagian dari
masyarakat Rusia, jaringannya tersebar di seluruh wilayah di Rusia. Mereka bergerak
dalam bidang perdagangan minyak ilegal, perdagangan manusia, perdagangan obat
terlarang, penyelundupan senjata dan bahan nuklir, serta pencucian uang Sekarang Mafia Rusia memiliki pengaruh di seluruh dunia, dengan
anggota sekitar 300 ribu lebih. Mereka terlibat dalam kejahatan terorganisir di
negara-negara seperti Israel, Hungaria, Spanyol, Kanada, Inggris, Amerika Serikat,
dan Rusia sendiri. Mereka juga berimigrasi ke Israel, Amerika, dan Jerman dengan
menggunakan identitas Yahudi dan Jerman. Salah satu peraturan yang diterapkan
dalam organisasi mereka adalah untuk tidak pernah buka mulut kepada pihak
berwenang. Jika salah satu anggota buka mulut dan membocorkan rahasia organisasi
ketika tertangkap, maka mereka akan dibunuh pada saat dibebaskan.
2.2.1 Sejarah Mafia Rusia
Keberadaan mafia Rusia dapat dirunut sejak masa kekaisaran Rusia.
Organisasi kejahatan mulai muncul di Rusia pada masa kekaisaran Rusia dalam
bentuk bandit-bandit dan pencuri. Pada masa Soviet muncul istilah ―Воровской в
законе‖ (―thieves‘ world‖ atau ―thieves-in-law‖) yang
artinya adalah ―dunia pencuri‖ atau ―pencuri dalam hukum‖ (yang dipahami sebagai
suatu kode sebutan bagi kalangan mereka). Jenis kriminalitas ini ada dalam aturan-
aturan di sistem tahanan gulag. Selama Perang Dunia II beberapa tahanan tersebut
membuat kesepakatan dengan pemerintah untuk bergabung dengan angkatan
bersenjata untuk mengurangi masa hukuman. Tetapi setelah tugas mereka selesai
mereka dikembalikan ke tahanan. Setelah mereka kembali ke tahanan mereka
dibunuh oleh tahanan lain yang masih setia dengan aturan ―pencuri‖ yang
sebelumnya (yang dimaksud ―pencuri‖ adalah para penjahat ataupun pencuri yang
telah ditangkap dan dimasukkan ke camp tahanan gulag pada masa Soviet)
―Pencuri‖ disini didefinisikan sebagai pencuri-pencuri yang tidak dapat
dianggap remeh, melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan yang tinggi
(spesialis) yang hidup dari kejahatan dan memiliki budayanya sendiri dengan aturan-
aturan yang ketat dalam keanggotaan dan juga dalam pemilihan anggota, memiliki
sistem urutan jabatan berdasarkan tato, memiliki nama samaran, dan lain-lain.
Seorang ―pencuri‖ dapat didefinisikan secara sederhana sebagai ―seorang penjahat
professional dan sering melakukan kejahatan secara berulang-ulang yang tidak
bergerak dalam aktifitas legal apa pun‖. ―Pencuri‖ adalah gelar yang diberikan
kepada seorang penjahat setelah dipilih oleh para ―pencuri‖ lainnya yang telah lebih
dulu terpilih. Untuk dapat terpilih, seorang kandidat ―pencuri‖ harus memiliki
kemampuan untuk memimpin (kepemimpinan) yang baik, kekuatan, kecerdasan, dan
kharisma ―Pencuri‖ adalah orang yang berada diluar
perlindungan hukum (outlaws), dalam pengertian ―hukum yang sebenarnya‖,
melainkan mereka memiliki hukum sendiri. Karena ―dunia pencuri‖ terisolasi dari
kehidupan sosial yang nyata dan juga menolak untuk melakukan kewajiban yang
seharusnya mereka lakukan, maka mereka membangun hukumnya sendiri. Mereka
juga membangun kerjasama terlarang dengan pejabat-pejabat negara
Dalam struktur mafia Rusia setiap kejahatan terorganisir terdiri dari satu atau
beberapa pasukan, hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Dalam struktur mafia Rusia setiap kejahatan terorganisir terdiri dari satu
atau beberapa pasukan. Dalam struktur biasanya terdapat 25-30
pasukan. Seorang pemimpin organisasi kejahatan biasanya bukan
berasal dari ―thieves-in-law‖ dan tentu saja harus berwibawa. Seorang
pemimpin organisasi kejahatan hanya bertugas untuk
mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas yang harus dilakukan, namun
tidak pernah terlibat langsung dengan tindak kejahatan. Seorang
pemimpin organisasi kejahatan harus memiliki karakter yang kuat dan
berkuasa serta memiliki hubungan yang baik dengan organ-organ
kekuasaan dalam sistem lembaga penegak hukum, bisnis, dan tentu saja
dunia kejahatan.
Selama masa ketika perekonomian Soviet menurun, ―the thieves‖ mengontrol
pasar gelap dengan bantuan pegawai-pegawai pemerintahan yang korup. Mereka
menyuplai produk-produk elektronik atau produk-produk makanan yang sulit
didapatkan oleh masyarakat Soviet pada masa itu.
Dibukanya pasar perdagangan bebas pada tahun 1988 memunculkan berbagai
organisasi kejahatan, yaitu ketika dilegalkannya usaha-usaha pribadi oleh pemerintah,
dibukanya perdagangan bebas. Bagaimanapun juga hukum baru tersebut tidak
mengatakan apapun tentang peraturan dan keamanan ekonomi pasar. Sistem internal
pemerintahan Rusia secara tidak langsung membentuk warga Rusia menjadi seperti
orang-orang Sisilia dan membuat pemerintah dicurigai oleh rakyatnya sendiri.
Namun, walaupun disebutkan bahwa orang-orang Rusia menjadi seperti orang-orang
Sisilia, tidak benar-benar menjadi mafia seperti yang ada di Sisilia (Italia). Ketika di
Italia kata (Mafia) menggambarkan organisasi kriminal dengan struktur hierarki yang
ketat, di Rusia ini dapat berarti banyak. Di sini termasuk kejahatan campuran yang
berbahaya, politik dan bisnis yang melanda Rusia sejak jatuhnya kontrol komunis
Putus asa dengan uang, banyak pegawai pemerintahan beralih ke bisnis
kejahatan, sedangkan lainnya memutuskan untuk pindah ke luar negeri, dan Mafia
Rusia meluas secara alami. Meluasnya korupsi, kemiskinan dan ketidakpercayaan
pada yang berwenang menjadi alasan munculnya organisasi kejahatan.
Perkembangbiakan klan ini menyerang setiap lingkaran kehidupan, perebutan
kekuasaan politik, mengambil alih perusahaan-perusahaan negara, merampas sumber
daya alam, pemerasan, pencurian, pemalsuan, serangan bersenjata, kontrak
pembunuhan, penipuan, pengedaran obat-obatan terlarang, penyelundupan senjata,
prostitusi, perjudian, lintah darat, penggelapan, pencucian uang dan pasar gelap –
semuanya penting dan terus meningkat dalam skala internasional
Kontrak pembunuhan, pengeboman dan penculikan mencapai puncaknya dengan
banyaknya pembunuhan yang terjadi, dan menyisakan kasus yang tidak terpecahkan.
Antara tahun 1989-1991, tahun terakhir berdirinya Uni Soviet, para mafia
membuat peningkatan dari yang sebelumnya kurang dari satu milyar rubel menjadi
130 milyar rubel (angka defisit nasional), Menteri Dalam Negeri, Alexander Gurov
mengatakan bahwa, ‗Dalam waktu dekat ini telah mencapai 200 milyar rubel;
organisasi kejahatan mengontrol kurang lebih 30-40% dari GNP negara‘ Setelah itu, pemimpin Soviet mendapatkan celaan dari Amerika atas
terjadinya pembunuhan yang aneh dalam satu hari, suatu tanda kebobrokan kapitalis
Lima belas ribu kontrak pembunuhan meningkat pada tahun 1992. Pada
musim panas, presiden ‗Russia‘s Young Bankers‘ Association mengirimkan sebuah
permohonan bantuan dari Presiden Yeltsin. Sepuluh direktur dari bank komersial
terbesar milik negara terbunuh dalam minggu sebelumnya, diduga untuk
menggagalkan perpanjangan pinjaman kotor dari dana yang sudah mereka berikan
. Angka korban lain yang cukup mencolok adalah pembunuhan
polisi. Berita dari Rusia tentang kematian polisi oleh mafia adalah fakta bahwa mafia
telah menjadi pembunuh polisi nomor satu di dunia (Sterling, 1994: 82). Tidak
seorang pun di Sisilia atau bahkan di Colombia mengalami banyak
kegagalan/kejatuhan polisi dalam tindakan penembakan kriminal: 186 pada tahun
1989, 193 di tahun berikutnya, 300 di tahun berikutnya lagi, dan masih banyak lagi
pada tahun-tahun setelah itu. 719 lainnya diserang oleh orang-orang bersenjata hanya
di St. Petersburg saja pada tahun 1991
Dalam waktu dua atau tiga tahun, jumlah mafia bertambah banyak (dari 2.500
menjadi 5000 klan) dan meningkatkan aktifitas bisnis mereka lebih dari seratus kali.
Para pemimpinnya membuat hubungan dengan rekan Barat mereka, dan ribuan
anggotanya memperluas operasinya di Amerika dan Eropa Barat. Ini ramai bergerak
untuk memasuki perdagangan obat internasional, dan menguasai kompleksitas
keuangan internasional yang curang. Dengan semua keganjilan itu, ini menjadi
pertumbuhan kongsi kejahatan tercepat di dunia .
Tentu saja mafia Soviet adalah peranakan dari ―monster‖ yang sulit untuk
digambarkan. ―Pasukan‖ muncul dan menghilang, pemimpin datang dan pergi,
bermigrasi dari Kaukasus ke Moskow atau ke Vladivostok di Laut Jepang. Beberapa
diketahui dari etnisitasnya: Chechen, Armenian, Azerbaijan, Georgia, Rusia, Ukraina,
Uzbek, Ingush. Yang lainnya diketahui dari pekerjaannya: mafia obat-obatan
terlarang, mafia judi, mafia taksi, mafia emas, mafia uang, mafia pencurian mobil,
dan lain-lain
2.2.2 Masa Pemerintahan Yeltsin: Perkembangan Mafia Rusia
Setelah kegagalan dari kebijakan Glasnost dan Perestroika yang dicetuskan
oleh Gorbachev dan juga menjadi keruntuhan rezim Gorbachev, Uni Soviet segera
mencatat sejarah baru. Negara adi daya tersebut benar-benar mencapai
keruntuhannya.
Dengan turunnya jabatan Gorbachev pada tanggal 25 Desember 1991, maka
kursi presiden segera diduduki oleh Boris Yeltsin (sebelumnya menduduki jabatan
sebagai pemimpin republik RSFSR yang kemudian menjadi Federasi Rusia setelah
keruntuhan Uni Soviet, dimana setelah keruntuhan Soviet menyisakan kepingan-
kepingan negara-negara berdaulat, dan RSFSR merupakan kepingan terbesar bekas
negara adikuasa tersebut, yang sekaligus memiliki hak sebagai pewaris kebesaran Uni
Soviet , Dan ia menjadi presiden pertama dari Federasi
Rusia yang dipilih melalui pemilihan umum. Ia ditetapkan sebagai Presiden RSFSR
(Federasi Rusia) pada tanggal 12 Juni 1991.
Setelah ia terpilih menjadi presiden, tentu saja ia dituntut untuk memperbaiki
segala kegagalan dalam pemerintahan Gorbachev, salah satunya adalah di bidang
ekonomi Rusia. Kebijakan-kebijakan Yeltsin dalam bidang ekonomi antara lain
stabilisasi ekonomi makro, restrukturisasi ekonomi, dan privatisasi, di samping itu ia
juga melegalkan free market atau pasar bebas. Kebijakan yang dicetuskan oleh
Yeltsin kemudian dikenal dengan sebutan ―Shock Therapy‖.
Namun langkah yang diambil Yeltsin ini dianggap gagal, karena
perekonomian Rusia justru semakin menurun dan kacau. Perubahan sistem dari Uni
Soviet ke Federasi Rusia memperlihatkan corak kepemimpinan Boris Yeltsin yang
secara umum menunjukkan ciri transisional dari sistem Uni Soviet kepada sebuah
Republik yang demokratis. Belum tertatanya secara tegas hubungan antar organ
diyakini menjadi penyebab berbagai konflik politik yang terjadi di dalam negeri.
Kebangkrutan ekonomi masih menjadi masalah krusial yang belum terselesaikan.
Proses perpindahan ekonomi sentralistik kepada sistem pasar belum menunjukkan
hasil yang nyata
Di awal tahun 1992 menjadi masa yang krusial bagi prospek yang
dicanangkan Yeltsin. Ada dua pilihan utama yang didiskusikan olehnya dan
penasehatnya. Yang pertama adalah untuk memberlakukan perintah perubahan
ekonomi secara tegas/tidak ragu-ragu, dan yang kedua adalah ia mengundang para
ahli ekonomi untuk turut membantunya dalam menyusun rancangan reformasi
ekonomi
Yeltsin memilih alternatif kedua, dan pada tanggal 2 Januari 1992 ia
mengizinkan Yegor Gaidar, wakil Perdana Menterinya, untuk memperkenalkan pasar
bebas dalam penentuan semua harga barang di toko-toko yang berada di Federasi
Rusia. Dengan ini pemerintah memberikan hak kepada pasar dalam menentukan
harga untuk konsumen. Ini merupakan perubahan besar. Gaidar menandai bahwa
―liberalisasi harga‖ akan menjadi bagian pertama dalam reformasi yang akan menjadi
langkah untuk mengimbangi anggaran belanja, menghilangkan subsidi dan
memprivatisasi hampir semua bidang ekonomi. Perubahan dalam bidang industri,
pertanian, perdagangan dan keuangan digencarkan (Service, 2003: 509-510).
Kemudian Yeltsin dan Gaidar memproses tahap lanjut dari reformasi
ekonomi. Dua hal yang terpenting adalah privatisasi perusahaan-perusahaan dan
stabilisasi peredaran uang. Namun yang paling utama adalah privatisasi. Masalah ini
kemudian diserahkan kepada Anatoly Chubais, yang merupakan ketua Komite
Kepengurusan Aset Negara. Tugas utamanya adalah untuk melakukan pemindahan
perusahaan-perusahaan negara ke sektor swasta
Chubais kemudian melaksanakan program privatisasi, yaitu untuk
memindahtangankan pabrik-pabrik, pertambangan dan pertanian kolektif ke
perusahaan-perusahaan swasta, dan terlihat seperti memfasilitasikan pembangunan
―kapitalis‖. Tetapi yang kemudian menjadi pertanyaan adalah ―siapa yang akan
menjadi pemilik dari perusahaan-perusahaan itu?‖. Pada bulan Juni 1992, Chubais
memperkenalkan sistem ―voucher‖ senilai 10.000 rubel dan diberikan kepada setiap
warga sehingga dapat diinvestasikan ke perusahaan-perusahaan baru tersebut. Ia juga
mengizinkan pegawai dari beberapa perusahaan, baik mereka itu karyawan atau
manager, untuk membeli dua puluh lima persen dari saham-saham yang ada.
Selanjutnya hak istimewa akan diberikan kepada mereka jika mereka memberikan
sebagian besar taruhannya ke perusahaan. Tetapi kesuksesan Chubais mencapai
batasnya. Pada saat terjadi inflasi, 10.000 rubel menjadi sangat kecil nilainya untuk
diberikan kepada warga, dan fasilitas dari perusahaan memberikan jaminan bahwa
manager dapat mengambil alih dan menjadi pemilik dari perusahaan, sedangkan
untuk karyawan (dalam jumlah kecil) harus berjuang untuk merebut kesempatan ini
dari menager mereka, sehingga terjadilah demo dalam skala kecil
Dalam buku yang berjudul The Struggle for Russia Yeltsin mengatakan bahwa
pada bulan September 1992, ia melihat perekonomian Rusia sembilan bulan
sebelumnya, Rusia benar-benar mengalami inflasi tingkat tinggi, bangkrutnya
industri, kacaunya perdagangan antara pabrik-pabrik besar dan cabang-cabang
ekonominya. Hanya ada satu harapan untuk mengatasi itu, yaitu pengurangan daftar
(index) konsumen. Dalam waktu beberapa bulan, banyak barang yang dihilangkan
dari daftar, kecuali untuk barang-barang yang murah. Hingga akhirnya ada hal lain
mengenai segala kekurangan yang terjadi di Rusia, yaitu kekurangan uang, dan
Gaidar pada dasarnya memberikan peringatan atas hal tersebut (Yeltsin, 1994: 149).
Kebijakan privatisasi, dimana masyarakat diizinkan untuk mengelola bahkan
menjadi pemilik dari beberapa perusahaan negara, inilah yang dimanfaatkan oleh
kaum ―oligarki‖7 untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Mereka inilah yang
kemudian menjelma menjadi mafia-mafia baru di Rusia dan menguasai setiap sektor
perekonomian Rusia. Ditambah lagi dengan dibukanya pasar bebas, ini semakin
menguntungkan bagi para mafia untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis yang
dijalankannya. Hal ini juga menjadi penyebab semakin bertumbuhnya mafia Rusia
setelah era ―The Thieves‖. Organisasi kejahatan yang mereka jalankan tidak hanya
berada di kota Moskow saja, tetapi sampai ke kota-kota kecil di perbatasan Rusia, dan
bahkan sampai ke negara-negara bekas Uni Soviet.
Pemerintahan Yeltsin menjual perusahaan-perusahaan negara senilai 92
milyar rubel pada tahun 1994. Kejahatan terorganisir meletakkan 50 milyar rubel ke
dalam sistem perbankan. Jadi mafia dapat membeli lebih dari setengah perusahaan
yang ada (Sterling, 1994: 86).
Akibat dari kebijakan yang dicetuskan Yeltsin ini membuat perekonomian
Rusia semakin kacau. Hal ini disebabkan karena perubahan yang dilakukan oleh
Yeltsin membuat Rusia berubah secara drastis. Sistem perekonomian sentralistik
yang dianut pada masa komunis, dimana semua suplai barang dan kebutuhan pokok
sehari-hari dilakukan oleh pemerintah, kemudian diubah menjadi sistem ekonomi
pasar, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ―free market‖ dan juga dengan adanya
kebijakan privatisasi, dimana Yeltsin membagikan ―voucher‖ kepada masyarakat
untuk membeli saham yang ada pada beberapa perusahaan negara yang hampir
bangkrut, membuat kaum oligarki dan masyarakat biasa berlomba-lomba untuk
mendapatkan saham tersebut. Namun tentu saja dimenangkan oleh kaum oligarki
yang notabene dekat dengan Yeltsin.
Kaum oligarki (orang kaya baru/OKB) inilah yang kemudian menguasai
sumber-sumber yang penting bagi hajat hidup orang banyak, seperti: minyak, listrik,
gas dan sumber-sumber vital lainnya. Para oligarki ini membentuk lingkaran dalam
inner circle yang mendukung sekaligus memanfaatkan kekuasaan rezim Boris Yeltsin
(Fahrurodji, 2005: 202).
Perubahan-perubahan tersebut membuat semua orang Rusia seakan ―kaget‘
dengan apa yang terjadi, sehingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menguasai
aset-aset negara yang ada, mendapatkan kekuasaan, memperkaya diri, serta dapat
menguasai perekonomian dan pasar yang telah dibuka. Hal-hal tersebut tanpa disadari
merupakan dampak dari perubahan yang terjadi, dimana sebelumnya (pada masa
komunis) semua hal terlihat jelas namun dimasa Yeltsin semuanya menjadi tidak
jelas.
Pertumbuhan para oligarki dan kemerosotan ekonomi Rusia menjadi subjek
penting dalam diskusi di Amerika dan seluruh dunia. Para pencetus kebijakan
membicarakan mengenai penyebab dan bantuan apa yang tepat untuk dapat
menyelesaikan masalah di Rusia. Agen-agen intelijen barat mengatakan bahwa Rusia
telah menjadi tempat berlangsungnya praktek pencucian uang (money laundering),
perdagangan senjata, dan penyelundupan senjata. Direktur Biro Pusat Investigasi
memperkirakan bahwa mafia Rusia mengontrol lebih dari 70% perusahaan-
perusahaan komersil dan sekitar dua ribu bank di Rusia
―Perampok baru‖ diperkirakan berasal dari tiga dari lima orang terkaya di
Rusia, karena mereka mudah untuk masuk ke perusahaan-perusahaan sosial dan
mengaturnya agar menjadi perusahaan milik mereka. Sedangkan yang lainnya
membangun masa depan dan nasib mereka di jalur perdagangan ilegal yang
sebenarnya telah mereka lakukan secara rahasia selama masa Soviet (Oligarchs.
Di sisi lain, hidup menjadi semakin sulit. Kejahatan terasa sangat dekat, di
mana kekerasan menjadi hal yang biasa. Beberapa politikus dan jurnalis dibunuh.
Para pengusaha melakukan ―kontrak pembunuhan‖ yang ditujukan kepada
saingannya, dan para penyewa apartemen yang berada di tengah kota akan diserang
jika mereka menolak untuk pergi ketika pihak dari perusahaan-perusahaan properti
menghendaki untuk membeli apartemen mereka (Service, 2003: 519).
Para mafia membagi kelompoknya ke dalam kelompok-kelompok yang lebih
kecil untuk ditugaskan di setiap wilayah yang masuk dalam daftar jalur perdagangan
mereka. Mereka juga bersedia melakukan cara apapun untuk memperoleh keuntungan
sesuai yang mereka harapkan, termasuk melakukan tindakan-tindakan kriminal atau
tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
Bukti dari semakin meluasnya jaringan mafia di Rusia pada masa
pemerintahan Yeltsin dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang muncul setelah ia
menduduki jabatan sebagai seorang presiden, misalnya saja sebuah geng dirazia pada
tahun 1992, ditemukan mencakup 500 anggota dari geng yang lebih kecil, yang
dilengkapi dengan senjata api dan pisau, amunisi/peluru, radio komunikasi modern,
mobil-mobil asing dan setengah milyar rubel dalam bentuk tunai (Sterling, 2003: 83).
Pada tahun 1992 mafia Rusia mengirimkan heroin pada mafia Sisilia di New York,
menjual ampethamine pada pasar Amerika (Sterling, 1994: 93).
Mafia sudah memprivatisasi antara 50%-80% dari semua toko, gudang, depot,
hotel dan pelayanan-pelayanan di Moskow: perusahaan-perusahaan swasta
menyediakan kebutuhan-kebutuhan penting dalam aktivitas kota, dilaporkan oleh
Tass-Krim Press (Sterling, 1994: 86).
Pada tahun 1996 beberapa orang Rusia mencuri $10 juta dari Citibank.
Vladimir Levin, pemimpin gerombolan, menggunakan laptop kerjanya setelah jam
kerja untuk mentransfer dana ke akun di Finlandia dan Israel. Ia mencoba hal ini di
Amerika dan membuatnya di hukum selama 3 tahun penjara. Sekitar $400.000 dari
uang tersebut diamankan.8
Pada tahun 1998, seorang politisi liberal dan pembela ―Russia‘s democratic
reforms‖ atau reformasi demokrasi Rusia, Galina V. Starovoitova, 52 tahun, ditembak
dengan menggunakan senjata submachine dan pistol dengan peredam suara. Dia
adalah seorang kandidat gubernur dari wilayah luar St. Petersburg (Abadinsky, 2000:
217).
Dari beberapa contoh di atas dapat dikatakan bahwa mafia Rusia semakin
berkembang dan akibat dari pertumbuhan pesat ini menjadikan para mafia menjadi
salah satu penyebab tingginya tingkat kriminalitas di Rusia.
2.2.3 Mafia dan Oligarki Rusia
Pasca keruntuhan Uni Soviet kerabat atau orang-orang dekat dari pejabat
pemerintah, atau bahkan pejabat pemerintah itu sendiri, serta ―bos kriminal‖
memperoleh sumber kekayaan besar dengan cara mengalihkan kepemilikan aset
negara menjadi miliknya selama proses privatisasi yang dicanangkan oleh Presiden
Yeltsin berlangsung. David Satter, penulis Darkness at Dawn, mengatakan bahwa,
―hal-hal yang dilakukan dalam proses privatisasi bukanlah tekad untuk menciptakan
sistem yang didasarkan pada nilai-nilai universal, melainkan untuk memperoleh hak
kepemilikan pribadi, dan dengan tidak adanya hukum yang terkait dengan kebijakan
ini justru membuka jalan untuk melakukan tindak pidana dan pemerolehan
kekuasaan‖. Dalam beberapa sisi, kelompok kriminal bersembunyi dibalik ―topeng‖
kekuasaan sebagai seorang ―eksekutif‖ atau sebagai pemilik perusahaan untuk
melayani masyarakat (www.martinfrost.ws/.../russian, diunduh pada hari Minggu, 13 Mei
2012, pkl. 22.24 WIB).
Oligarki Rusia yang telah mendapatkan sebagian aset negara tentu saja
berupaya untuk memperbesar bisnisnya agar dapat terus memperoleh keuntungan
yang besar. Mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan itu, termasuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum atau ilegal. Nama-
nama seperti Boris Berezovsky, Mikhail Khodorkovsky, Viktor Chernomyrdin, dan
beberapa oligarki lain adalah orang-orang yang disebut-sebut memiliki hubungan
dengan mafia atau bahkan menjadi mafia itu sendiri. Berezovsky membayar
―protection money‖ kepada mafia untuk melindungi bisnisnya dari saingannya,
bahkan ia rela membayar mafia untuk membunuh saingannya yang dianggap terlalu
berbahaya bagi dirinya ataupun bisnisnya (Boris Berezovsky. www.findarticles.com,
diunduh pada hari Minggu, 13 Mei 2012, pkl. 22.27 WIB). Sedangkan Khodorkovsky
dan Chernomyrdin dapat dikategorikan sebagai mafia karena Khodorkovsky
melakukan manipulasi keuangan negara guna membesarkan perusahaannya, Bank
Menatep, sehingga ia dapat memperoleh keuntungan yang besar9, serta tidak
membayar pajak, dan perbuatannya ini diduga justru mendapatkan perlindungan dari
pemerintah (Mikhail Khodorkovsky. www.borisyeltsin.com, diunduh pada hari
Minggu, 13 Mei 2012, pkl. 22.30 WIB), dan Chernomyrdin melakukan praktek
korupsi di mana ia memegang kendali atas Gazprom (perusahaan yang memonopoli
gas di Rusia) setelah terjadinya privatisasi yang dicanangkan oleh Presiden Boris
Yeltsin (Oligarchs. www.globalsecurity.org/military/world/russia/oigarchs, diunduh
pada hari Rabu, 16 Mei 2012, pkl 22.23 WIB). Dengan kata lain berarti
Chernomyrdin melakukan monopoli terhadap sumber daya gas di Rusia.10
Dengan kata lain, Khodorkovsky, Chernomyrdin, dan beberapa oligarki lain
yang tersebut di atas dapat disebut sebagai mafia karena upaya mereka untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan aturan yang berlaku
dan juga untuk memperoleh kekuasaan. Mereka juga melakukan hal-hal yang
dilakukan para mafia untuk mencari keuntungan dan mendapatkan kekuasaan
termasuk melakukan pembunuhan demi menyingkirkan saingan bisnisnya,
9 Merupakan misi dari mafia (lihat sub bab 2.1 Apa itu Mafia? dan sub bab 2.3 Ciri-Ciri Umum
Mafia, bagian 1 ―Tidak ada ideologi (tanpa ideologi)‖, dimana dijelaskan bahwa tujuan mafia adalah
uang dan kekuasaan)
10 Lihat sub bab 2.3 Ciri-Ciri Umum Mafia, bagian 7 ―Melakukan monopoli‖, dimana dijelaskan
bahwa salah satu ciri mafia adalah melakukan monopoli dalam sektor perdagangan demi memperoleh
keuntungan besar.
melakukan manipulasi uang negara, pencucian uang, penyuapan kepada pejabat
negara, dan tidak membayar pajak.
2.2.4 Ciri Mafia Rusia
Mafia-mafia Rusia tentu saja memiliki ciri khas yang melekat yang
disesuaikan berdasarkan visi dan misi organisasi dan bidang yang dijalankannya. Para
anggota mafia tersebut memiliki tato di sekujur tubuhnya dan tato inilah yang
menjadi ciri khas sekaligus menjadi