Tampilkan postingan dengan label yahudi menggenggam dunia 8. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yahudi menggenggam dunia 8. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Januari 2025

yahudi menggenggam dunia 8

 




seandainya aku diminta untuk membela kerajaan 

Inggris dengan kekuatan, pastilah permintaan itu akan kukabulkan dengan 

senang hati". Hitler kurang jeli, bahwa usaha untuk mencapai keinginan seperti 

itu terhalang oleh dua kendala besar, yaitu : 

 

1) Para pemilik modal internasional tahu, bahwa dukungan bagi kebangkitan 

dan militerisasi Jerman yang digalakan oleh Hitler akan membuka jalan 

bagi pecahnya perang yang mereka rancang sebelumnya. Di lain pihak, 


Hitler punya beberapa sasaran utama yang akan dituju dalam 

persekutuannya dengan Inggris, di antaranya mengenyahkan orang-orang 

Yahudi sampai ke akar-akarnya. 

 

2) Golongan aristokrat militer Aryan di Jerman, yang dari para sejarawan 

mendapat julukan "Para Pialang Perang Nazi", tidak mau berkompromi, 

kecuali demi kekuasaan Jerman atas seluruh Eropa, dan membangun 

kebudayaan yang berpijak pada supremasi bangsa Arya Jerman. 

 

Dengan demikian, kedua kekuatan itu telah sepakat dalam satu hal, yaitu 

mencegah Hitler untuk mengadakan perjanjian persekutuan dengan Inggris, dan 

mencegah Jerman dari setiap upaya untuk tidak terlibat dalam perang yang akan 

datang. Oleh karena itu, usaha Hitler untuk mengadakan hubungan dengan 

Inggris berkali-kali mengalami kegagalan. Pihak golongan Nazi ekstrem menjadi 

jengkel melihat Hitler selalu berusaha berjalan melawan arus yang ditempuh oleh 

golongan aristokrat militer Jerman. Akhirnya sebuah persekongkolan berusaha 

untuk membunuh Hitler, tetapi gagal. Usaha pembunuhan kedua terjadi tahun 

1936, karena Hitler berusaha lagi mengadakan perjanjian persekutuan dengan 

Inggris. Tujuannya untuk menghadapi kekuatan para pemilik modal Yahudi 

internasional, bahaya Komunisme di Eropa dan untuk menghindari perang yang 

sudah terasa segera akan pecah. Usaha Hitler untuk mengadakan perjanjian 

persahabatan dengan Inggris yang terakhir dilakukan bulan Januari 1936 di 

Berlin, ibukota Jerman. Inggris diwakili oleh Lord Lowend, sedang Jerman oleh 

Hitler sendiri dan tangan kanannya Goering dan menteri luar negerinya Von 

Reintrop. Kita perlu mengetahui masalah ini lebih luas, karena ini merupakan titik 

perubahan sikap Hitler yang menyentuh perkembangan kondisi Jerman secara 

keseluruhan. 

 

Untuk itu, kita perlu menelaah buku karya Lord Lowend yang diberi judul Kita dan 

Jerman (We are and Germany), dan menengok kembali artikel yang dimuat oleh 

harian The Evening Standard berbahasa Inggris edisi 23 April 1936. Hitler 

membeberkan kepada Lord Lowend tentang sikap Jerman terhadap masalah 

internasional yang dihadapi oleh dunia, khususnya tentang bahaya Komunisme 

dan bahaya organisasi para pemilik kapital besar. Hitler menjelaskan sebab-

sebab yang melatarbelakangi sikap kerasnya terhadap kelompok Yahudi 

internasional, dan keprihatinan Jerman atas penyusupan organisasi Zionisme 

yang masuk ke Eropa dan Amerika Serikat. Hitler berpendapat, bahwa untuk 

menghindari bahaya itu harus lebih dulu menyingkirkan kelompok pemilik modal 

Yahudi internasional sampai ke akarakarnya, dengan mengingatkan kembali apa 

yang diucapkan oleh Disraeli, perdana menteri Inggris kenamaan berdarah 

Yahudi akhir abad ke 19 dalam catatan diarynya, "Sesungguhnya yang 

memerintah dunia yaitu  segelintir orang yang jauh berbeda dari apa yang 

dibayangkan oleh orang yang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di balik 

layar". Reintrop menandaskan kata-kata Hitler. Lord Lowend kemudian 

menyebutkan laporan komite kerajaan Inggris yang diberi tugas menyelidiki 

skandal percukaian Kanada di bawah pimpinan Mr. Stevens pada tahun 1927-


1928. Von Reintrop sendiri saat itu berada di Kanada. Dalam laporan itu 

dijelaskan, bahwa sindikat penyelundupan yang punya hubungan dengan para 

pemilik modal Yahudi internasional bisa mengeruk uang setiap tahunnya lebih 

dari 100 juta dolar Amerika. Jumlah itu sangat besar waktu itu, yang diperoleh 

lewat sogokan, pemerasan dan sebagainya, sehingga timbulgoncangan 

kehidupan sosial dan politik di Kanada. Untuk memperkuat laporan pemerintah 

Inggris itu, Von Reintrop menambahkan, bahwa kebobrokan seperti itu, lebih 

dulu harus disingkirkan sumbernya, yaitu kelompok pemilik modal internasional. 

Pembicaraan itu berakhir setelah Von Reintrop dan Goering memaparkan 

pemikiran dan pandangan profesor Karl Reiter dan para ideolog Nazi kepada 

Lord Lowend. Hitler menutup pertemuan itu dengan meminta, agar menteri 

Inggris itu menyampaikan kepada pemerintahnya tentang sikap dan pandangan 

Hitler, dan menawarkan untuk mempertimbangkan kemungkinan terbentuknya 

persekutuan bersama antara Jerman dan Inggris. Setelah tiba di Inggris, Lord 

Lowend menyampaikan gagasan dan pandangan Hitler kepada pemerintah 

Inggris, tetapi ditolak mentah-mentah. Lord Lowend diberi tugas kembali untuk 

menjelaskan penolakan tersebut. Pada tanggal 21 Februari 1936 Lord Lowend 

kirim surat kepada Von Reintrop yang berisi penolakan pemerintah Inggris atas 

gagasan dan tawaran Hitler, dan menerangkan faktor-faktor penyebabnya. Hitler 

kemudian sepenuhnya berpaling kepada golongan aristokrat militer Jerman, 

dengan mengambil prinsip dan rancangan mereka. Sejak itu Hitler berkeyakinan, 

bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Jerman dan 

membinasakan musuh-musuhnya yaitu  perang. 

 

Sejak tahun 1936 tahap kedua masa pemerintahan Hitler dimulai. Prinsip 

Nazisme berhaluan keras telah mewarnai sepak-terjangnya untuk 

mempersiapkan diri menghadapi perang. Sementara itu, apa yang terjadi di Italia 

mirip dengan apa yang terjadi di Jerman. Akibatnya yang wajar, Hitler tertarik 

untuk mendekati Mussolini, yang akhirnya keduanya membentuk poros Berlin-

Roma. Spanyol merupakan medan percobaan bagi kekuatan yang bertikai di 

Eropa, yaitu Hitler dan Mussolini berpihak kepada kaum nasionalis. Perang 

saudara tersebut berakhir pada bulan Juli 1936 dengan kemenangan di pihak 

jenderal Franco kemudian tampil sebagai pemimpin baru di Spanyol. 

 

B. Pertikaian antara Nazisme dan Kristen 

 

Kaum nasionalis di Spanyol yang didukung oleh Hitler dan golongan Kristen tidak 

bisa mengelakkan permusuhan antara Hitler dan gereja Katolik, sejak Hitler 

memihak dan bergandengan tangan dengan golongan aristokrasi militer Jerman. 

Kasta ini berpegang pada faham atheisme dalam sepak terjangnya, yaitu 

menjadikan negara Jerman dan prinsip supremasi ras Arya sebagai Tuhan. Para 

tokoh Protestan bergabung dengan gereja Katolik untuk menghadapi langkah-

langkah Hitler. Gabungan ini terjadi karena terpanggil untuk menentang faham 

atheisme yang dijadikan pegangan oleh golongan Nazi ekstrem itu. 

Pertentangan antara Hitler dan gereja makin tampak jelas menjelang akhir tahun 

1936, dan mencapai puncaknya saat  Paus Pius XI menulis surat kepausannya 


kepada gereja di seluruh dunia tanggal 14 Maret 1937. Isinya, Sri Paus 

menyerang Nazisme secara terbuka, khususnya sehubungan dengan prinsip 

ketuhanan nasional bagi suatu bangsa dengan menjelaskan, bahwa Allah yaitu  

Tuhan bagi semesta alam, bukan hanya bagi makhluk atau ras tertentu. 

 

Tanggal 19 Agustus 1938 para tokoh gereja Protestan Jerman mengedarkan 

surat berisi kecaman keras terhadap prinsip atheisme yang dianut oleh Nazi. 

Disebutkan tentang sikap para tokoh Nazi di Jerman terhadap agama Kristen 

secara terbuka, disertai dengan pernyataan fuehrer tentang nasionalisme Aryan 

Jerman yang di-Tuhan-kan itu. Gereja Protestan bersama Katolik mengambil 

sikap melawan dan menentang Hitler dan Nazismenya. Berikut ini yaitu  

cuplikan isi surat tersebut : 

 

"Tujuan para tokoh Nazi bukan saja menghancurkan gereja Katolik atau gereja 

Protestan, melainkan juga ingin menghancurkan ajaran Kristen yang 

berlandaskan Tuhan semesta alam, untuk diganti secara praktis dengan Tuhan 

Ras Jerman. Apakah yang dimaksud dengan Tuhan Ras Jerman itu ? Apakah 

ada bedanya dari Tuhan bangsa lain? Kalau demikian, setiap bangsa punya 

Tuhan sendiri, yang berarti tidak ada Tuhan' sama sekali". 

 

Para tokoh Nazi menanggapi sikap gereja itu dengan sikap keras. Suhu politik di 

Jerman hampir mirip dengan situasi perang sipil yang disebabkan oleh pertikaian 

kepercayaan agama. Untuk menghadapi perkembangan situasi dalam negeri, 

Hitler mengeluarkan undang-undang tegas dengan sangsi hukuman yang berat 

bagi setiap ancaman terhadap kekuasaan politik mutlak negara Nazi. Sejak itu 

situasi tegang yang terjadi di Jerman tampak mereda. Akan tetapi, pertengkaran 

mendasar antara Nazi dan gereja tetap tidak bisa berkurang. 

 

Perkembangan situasi di Italia tidak jauh berbeda secara umum dari situasi di 

Jerman. Akan tetapi, pertikaian yang ada di Italia berasal dari persengketaan 

tentang perebutan tanah jajahan antara Italia di satu pihak serta Inggris dan 

Perancis di pihak lain. Kesamaan Mussolini di Italia dengan Hitler di Jerman 

merupakan sekutu alami dalam menghadapi setiap tantangan musuh. 

Persekutuan poros Nazi-Fasisme terungkap dengan jelas saat  Italia dan 

Jerman terlibat dalam perang saudara di Spanyol, yang keduanya memihak 

jenderal Franco, yang akhirnya Francolah yang menang. Demikianlah awal 

wajah poros Berlin-Roma. Pada mulanya Hitler dan Mussolini mengira, bahwa 

jenderal Franco segera akan bergabung ke dalam persekutuan mereka setelah 

menang perang itu. Namun pandangan politik Franco yang lebih banyak 

dipengaruhi oleh keyakinan ajaran agama Kristen yang dianutnya, telah menjadi 

penghalang untuk bergabung bersama. Franco tetap bersikap seperti ini, 

meskipun berkali-kali mendapat tekanan dari Hitler dan Mussolini. Dengan 

demikian, kepercayaan yang dipegang teguh telah menjauhkan negerinya dari 

kancah perang yang menghancurkan. 

 

Kemudian poros Berlin-Roma mengalihkan perhatiannya ke Timur Jauh. Di sini 

mereka mendapatkan sekutu saat  tanpa kesulitan, karena perang ekonomi 

yang telah mencapai puncaknya antara Jepang dan Dunia Barat. Barang-barang 

produksi Jepang sudah dikenal oleh seluruh dunia dengan ragam dan modelnya 

serta harganya yang murah. Hal ini merupakan ancaman bagi barang-barang 

produksi Eropa. Pihak Barat mengumumkan perang terhadap perdagangan dan 

industri Jepang yang akan menghancurkan perekonomiannya. Maka wajarlah 

kalau Jepang mencari kawan yang bisa dijadikan sekutu, dan menyambut baik 

pendekatan yang dilakukan oleh poros Berlin-Roma, yang juga memusuhi Dunia 

Barat. Dengan demikian, terbentuklah poros Berlin-Roma-Tokyo. terbukalah 

sekarang jalan bagi program para pemilik modal Yahudi internasional. Mereka 

mengantar dunia menuju perang yang tidak bisa di hindarkan lagi. Mereka 

segera bersiap siap untuk menyambut kedatangan perang itu. 

 

Tokoh yang dipersiapkan untuk memimpin perang dari Inggris yaitu  Winston 

Churchill. Dari Amerika tampil Franklin Roosevelt, yang punya hubungan dekat 

dengan Baruch, seorang kapitalis kelas dunia. Lebih berbahaya lagi, karena ia 

yaitu  salah seorang tokoh yang menggerakan organisasi Zionisme 

internasional dan Kongres Yahudi internasional selama hampir setengah abad. 

Selama hidupnya ia melakukan pengkhianatan terhadap bangsa Amerika 

Serikat. Hubungan gelapnya dengan Churchill bukan merupakan rahasia lagi. 

Keduanya sering mengadakan pertemuan dan kunjungan secara teratur sejak 

beberapa tahun lamanya. Dan yang paling menonjol yaitu , kunjungan Churchill 

kepada Baruch pada tahun 1954, saat  Churchill menyampaikan terus terang 

hubungannya dengan organisasi Zionisme, yang telah terjalin sejak lama. 

Namun ini tidak berarti, bahwa para pemilik modal Yahudi internasional 

menemukan jalan mulus untuk mencapai cita-citanya di Inggris, meskipun 

Churchill telah membantu proyek yang dicanangkan. 

 

Di Inggris sendiri terdapat benturan keras dengan sebuah tantangan 

terorganisasi yang digerakkan oleh kalangan intelektual kelas atas. Kalangan ini 

telah lama menyadari bahaya yang mengancam Inggris yang datang dari 

Kongres Yahudi dan para pemilik modal Yahudi internasional. Orang yang 

mengingatkan kalangan intelektual tentang bahaya yang mengancam inggris dari 

balik layar yaitu  seorang wartawan bernama Victor Marsedan , yang bertugas 

di Rusia untuk harian The Morning Past berbahasa Inggris yang terbit di London. 

la menyaksikan berbagai peristiwa yang terjadi di Rusia saat  itu. Ia juga 

mendapatkan satu eksemplar buku yang ditulis oleh Sergay Niloss berjudul 

"Bahaya Yahudi" yang terbit tahun 1905. Dalam buku itu profesor Niloss memuat 

dokumen rahasia yang ia peroleh dari seorang wanita kaya di Paris yang 

berhasil mencuri dari kekasihnya, seorang kapitalis Yahudi terkemuka pada saat 

itu, yang baru saja kembali dari pertemuan rahasia yang diadakan oleh para 

tokoh The Grand Eastern Lodge Perancis. 

 

Setelah mengkaji dan menganalisa buku profesor Niloss itu, Victor Marsedan 

segera berniat mengingatkan bangsanya tentang bahaya yang sedang 


mengancam negerinya. Sebenarnya ia sudah berniat segera kembali ke London, 

tapi situasi dan peristiwa besar yang terjadi di Rusia memaksa ia untuk 

menangguhkan kepulangannya hingga tahun 1921. Setelah tiba di Inggris, 

Marsedan segera menerjemahkan buku itu ke dalam bahasa Inggris, dan 

mengedarkannya dengan judul The Protocols of Learned Elderly of Zion. 

Marsedan menyadari, bahwa dengan menerjemahkan dan mengedarkan buku 

itu berarti is meletakkan diri dalam posisi berbahaya. Namun ia tetap tidak mau 

mundur dari tekadnya. Setelah buku itu beredar, terjadilah goncangan besar di 

Inggris, yang kemudian menjalar ke seluruh dunia. Para pemilik modal Yahudi 

segera melangkah mengadakan propaganda besar-besaran dengan 

melemparkan tuduhan klasik, seperti biasa mereka lakukan, bahwa dokumen 

yang terdapat dalam buku Niloss itu palsu, yang bertujuan hendak meniupkan 

gelombang anti semitik. 

 

Kami (penulis) menjadikan buku Niloss ini sebagai rujukan utama. Setelah 

mengadakan kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya 

kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau 

yang dikenal dengan Protocols of learned elderly of Zion tidak lain yaitu  

ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang diadakan oleh Amschel 

Rothschild tahun 1773 di Frankfurt, yang telah kami kutipkan selengkapnya 

pada bab terdahulu. Perlu kami tambahkan di sini, bahwa kekuatan setan itu 

sejak lama telah membentuk organisasi yang memiliki jaringan internasional, 

dengan tujuan menghancurkan masyarakat dunia. Organisasi ini tidak lain 

yaitu  faham Zionisme dan Komunisme sebagai kedok yang membungkus 

gurita busuk. Para pemilik modal internasional tidak bisa memukul Marsedan 

secara terbuka. Banyak kawan Marsedan justru akan membuka rahasia lebih 

luas lagi. Marsedan tetap bekerja pada harian The Morning Post sampai tahun 

1927. Saat itu, golongan yang berpengaruh di Inggris yang menyadari bahaya 

Yahudi internasional bisa membujuk pemerintah Inggris untuk mengangkat 

Marsedan sebagai orang kepercayaan putra mahkota Inggris, Duke of Wales. 

Waktu putra mahkota akan mengadakan lawatan panjang keliling wilayah 

kerajaan Inggris, Marsedan diminta untuk mendampingi sang pangeran. 

Sepulang dari lawatan itu, sang pangeran tidak lagi bergaya hidup mewah dan 

boros, tapi berubah menjadi orang yang berpandangan jauh. Selama dalam 

perjalanan, Marsedan sengaja menunjukkan semua dokumen dan bukti yang 

ada padanya tentang seluk-beluk Konspirasi internasional, dan peran yang 

dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional dari balik layar. Setelah 

beberapa saat pulang dari lawatannya berkeliling bersama sang pangeran, 

Marsedan meninggal dunia secara mengejutkan. Ini jelas bukan peristiwa 

kebetulan. 

 

Di sisi lain, Setelah kembali dari perjalanannya, sang pangeran mengalihkan 

pola hidupnya dari hidup pesta-pora dan bersenang-senang kepada hidup serius 

untuk memanfaatkan peluang baik dalam memikirkan politik dan ekonomi. Ia 

suka membaur dengan berbagai kalangan rakyat. Sang pangeran telah 

meninggalkan adat kebiasaan turun temurun, yang melarang seorang pangeran 


campur tangan dalam masalah umum. Ia menentang setiap langkah politik yang 

telah ia ketahui berasal dari prakarsa para pemilik modal Yahudi. Jelaslah 

kiranya, pangeran telah masuk ke dalam pertikaian melawan kekuatan 

terselubung yang sedang memerintah Inggris. Hal ini benar-benar terjadi saat  

ia menaiki tahta kerajaan Inggris bulan Mei 1936 dengan gelar Raja Edward 

 

Para pemilik modal Yahudi internasional segera tahu, bahwa pertikaiannya 

melawan raja baru Inggris itu yaitu  perang yang menentukan. Mereka tidak 

mau membuang-buang kesempatan dalam penyerangannya kepada Raja 

Edward VIII, sejak raja naik tahta. Mereka amat berpengalaman sejak berabad 

abad lamanya dalam menghadapi masalah seperti ini, dan banyak belajar untuk 

mempersiapkan segalanya dalam rangka operasinya. Mereka mulai menyerbu 

dengan propaganda gosip yang terkenal itu. Ini ternyata tidak mudah. Sebab, 

Raja Edward diketahui hidup bersih sejak ia kembali dari lawatannya itu. Namun 

mereka tidak kehilangan akal. Mereka segera menemukan sasaran yang dicari 

pada diri wanita terkenal bernama Willy Simpson. Ia yaitu  seorang janda jelita 

berkebangsaan Amerika, yang hendak dikawin oleh Edward. Segeralah mesin 

propaganda besar-besaran diarahkan kepada masalah ini untuk membentuk 

opini umum di Inggris menentang wanita itu. Masalah ini menjadi isu paling 

hangat di Inggris, dan memaksa Edward memilih salah satu alternatif, turun tahta 

atau kawin dengan Willy Simpson. Edward diperingatkan oleh perdana menteri 

Inggris Mr. Boldwin agar menentukan sikap. Akhirnya Edward memilih turun 

tahta, dan melanjutkan pernikahannya dengan Willy Simpson. Inggris mengalami 

masa peralihan baru sejak Edward VIII turun tahta. Pertikaian terjadi antara para 

pemilik modal Yahudi internasional melawan para pendukung mantan Raja 

Edward yang masih bertahan merintangi gerak-gerik mereka. Para pemilik modal 

Yahudi internasional bertekad akan mengalahkan para pendukung Edward, 

berapa pun harga yang harus dibayar, demi menaikkan seorang pendukung 

Zionisme kawakan Winston Churchill ke tampuk kekuasaan sebagai perdana 

menteri. 

 

Kami pribadi (penulis) bertanya-tanya tentang sebab munculnya dokumen ini, 

yaitu The Protocols of Learned Elderly of Zion, saat  ditemukan oleh profesor 

Niloss setelah berapa di alam rahasia sejak tahun 1773, yaitu lebih dari satu 

seperempat abad lamanya. Jawaban ini kemudian terungkap dalam analisa kami 

mengenai periode itu yang punya arti lebih penting daripada yang pernah 

mereka alami dalam sejarah mereka. Dunia telah dipersiapkan untuk menerjuni 

Perang Dunia I, setelah semua jalan yang menuju perang itu terbuka lebar. 

Mereka dituntut mengadakan pertemuan penting dalam rangka menjajaki 

masalah perang itu dan rancangannya. Bukan hanya ini saja keistimewaan 

periode tersebut. Di sana terdapat peristiwa demi peristiwa berbahaya yang telah 

dipersiapkan oleh pihak Konspirasi secara serentak terhadap umat manusia. 

Peristiwa itu belum pernah disaksikan dalam sejarah dunia, yang menyebabkan 

para tokoh Konspirasi sendiri terpaksa berbondong-bondong membanjiri kota 

London pada tahun 1893 dengan membawa serta dokumen-dokumen, berbagai 

program dan hasil kajian penting mereka. 


 

Berbagai pertemuan rahasia yang mereka adakan terus berlangsung di London 

saat itu. Sebagian dokumen rahasia itu disimpan oleh para tokoh Konspirasi 

yang berdiam di London, sampai mereka meninggal dunia dan setelah itu. Pada 

waktu para tokoh The Grand Eastern Lodge mengadakan pertemuan di Paris 

tahun 1901, salah seorang peserta kapitalis Yahudi membawa dokumen itu ke 

London, langsung setelah pertemuan itu usai. Pada saat ia menginap di rumah 

seorang wanita kaya kekasihnya, dokumen itu lenyap. 

 

Peristiwa yang membuat kekuatan Konspirasi terpaksa mengadakan berbagai 

pertemuan dimulai tahun 1896, saat  terjadi perang Boer yang berkobar di  

Afrika Selatan. Para pemilik modal internasional berhasil menguasai tambang 

emas di sana. Lalu disusul dengan sejumlah peristiwa pembunuhan terkenal 

yang telah kita bicarakan terlebih dahulu. Di samping itu, di belahan bumi lain 

terjadi pula perang antara Spanyol dan Amerika tahun 1896. Ada indikasi kuat, 

bahwa Winston Churchill muncul pertama kali saat  terjadi perang Boer itu. Saat 

itu ia bekerja sebagai koresponden perang di Afrika Selatan. Hubungannya 

dengan Zionisme telah terjalin sejak masa mudanya, seperti diakuinya sendiri 

pada tahun 1954. Churchill sangat bangga sebagai tokoh Zionis, dan bekerja 

sesuai dengan program terselubung berjangka panjang, yang diawasi oleh 

Zionisme internasional, yang bertujuan menguasai dunia. 


 

 

IX. RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA II 

 

(Sebuah Tinjauan Analitis Sejarah) 

 

Setiap peristiwa yang terjadi di Inggris meninggalkan tanda tanya besar bagi 

sekelompok kalangan dalam masyarakat Inggris, karena telah lama menyadari 

bahaya yang mengancam negeri itu sesuai Perang Dunia I. Media massa yang 

kebanyakan dikuasai oleh para pemilik modal internasional mampu menguasai 

pendapat umum, dan jalan pemikiran, serta perasaan kelas menengah dan 

bawah di Inggris. Lain halnya dengan kalangan intelektual dan golongan atas 

lainnya. Mereka ini tidak mudah terpengaruh oleh propaganda media massa. 

Para pemuka Inggris yang berpikiran jernih makin merasakan adanya kekuatan 

terselubung. Mereka ini mengatur dan mengendalikan peristiwa dari balik layar, 

menciptakan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan kaki-tangan, sesuai dengan 

program teratur dan terarah, dan berjangka panjang. Peristiwa turunnya Edward 

dari singgasana kerajaan Inggris, dan peristiwa yang melatarbelakangi punya 

akibat tertentu, sesuai dengan rancangan yang telah digariskan. Para tokoh 

terkemuka Inggris menyadari bahaya itu, dan tahu pula dari mana datangnya 

bahaya itu. Mereka tahu secara pasti, bahwa para pemilik modal Yahudi 

internasional yaitu  pihak yang membentuk kekuatan terselubung itu, atau 

setidaknya yang mewakilinya. Jadi, merekalah yang bertanggungjawab atas 

perjalanan sejarah yang terjadi di Eropa, atau bahkan di dunia pada umumnya. 

Diyakini pula, bahwa Zionisme bukanlah sebuah organisasi politik yang punya 

tujuan dan sasaran biasa. Zionisme yaitu  organisasi utama yang 

melaksanakan program Konspirasi internasional secara umum. 

 

Tokoh Inggris yang mengetahui hakikat dan seluk-beluk Konspirasi yaitu  

admiral Sir Barry Dumvell, seorang perwira yang pernah memegang jabatan 

tinggi berkali-kali pada angkatan laut kerajaan Inggris selama 40 tahun berturut-

turut. la dikenal dengan kedahsyatannya dalam pasukan meriam angkatan laut 

Inggris pada Perang Dunia I, dan juga seorang direktur Akademi Angkatan Laut 

Kerajaan (Royal Navy Academy). Kemudian ia menjabat sebagai kepala badan 

inteligen angkatan laut selama beberapa tahun. Tidak diragukan lagi, data-data 

berbahaya yang ia peroleh selama melaksanakan tugas inteligen itulah yang 

membuat ia mengetahui secara detail tentang apa yang terjadi di balik layar. 

Apalagi ia sering mewakili pemerintahnya dalam berbagai kesempatan, terutama 

dalam konferensi yang ada hubungannya dengan keamanan laut. Adapun 

kolonel Ramsey yaitu  tokoh kedua yang mengetahui seluk-beluk Konspirasi, 

setelah Sir Barry Dumvell. Ia seorang alumnus Akademi Militer Saint Horse 

(Saint Horse Military Academy), dan pernah mengabdi sebagai pasukan 

pengawal kerajaan Inggris (The Royal British Guard) selama masa Perang Dunia 

I. Kemudian ia berpindah tugas sebagai komandan angkatan laut kerajaan 

Inggris. Setelah terjun ke dunia politik, ia terpilih sebagai anggota Majelis Umum 

(House of Common) pada tahun 1931. Ia duduk dalam parlemen itu sampai 

tahun 1940, saat  ia meninggalkan kehidupan politik. 


 

Admiral Dumvell dan Ramsey keduanya merupakan orang terdepan dalam 

barisan pasukan yang mengetahui hakikat bahaya yang datang dan para tokoh 

Yahudi internasional, yang bergabung pada kelompok pemilik modal 

internasional. Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi mereka berdua sejak 

tahun 1938. Mereka berdua menyampaikan peringatan kepada pemerintah 

Inggris tentang hakikat bahaya itu. Keduanya mengetahui tujuan langsung yang 

dijadikan sasaran pada waktu itu, yaitu menyalakan api perang yang akan 

menyeret bangsa lain untuk saling menghantam. Seusai perang pasti akan 

muncul kondisi baru yang penuh kecemasan dan kelelahan, yang 

memungkinkan Konspirasi melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mendirikan 

negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Dari tempat inilah kegiatan 

Konspirasi selanjutnya akan diatur untuk mengejar mimpi-mimpi gila mereka. 

 

Kami pribadi (penulis) sampai tahun 1937-1938 belum merasa yakin tentang 

tujuan akhir Konspirasi dan sejauh mana pengaruh mereka yang menyelusup 

masuk ke dalam bangsa-bangsa di dunia. Setelah mempelajari catatan Dumvell 

dan Ramsey yang berhubungan dengan masalah Yahudi sejak tahun 1939 

sampai tahun 1950, kami meyakini semua itu, khususnya tentang kenyataan 

yang mengerikan, dan hakikat apa yang disebut dengan penindasan terhadap 

Yahudi. Semua itu memberikan image secara jelas mengenai propaganda 

beracun yang menelanjangi mereka sendiri dari sifat kemanusiaan. Setiap orang 

Yahudi dan para korban propaganda Komunisme dan atheisme wajib menelaah 

ulasan berikut dengan pikiran jernih, agar selamat dan marabahaya. Stalin 

mengadakan langkah pembersihan umum secara besar-besaran pada tahun 

1939 terhadap unsur-unsur Yahudi yang didalangi oleh jaringan revolusioner 

terselubung. Setelah beberapa waktu berlalu diketahui, bahwa mereka itu 

ternyata hanya menjadi kuda tunggangan belaka. Para tokoh Konspirasi Yahudi 

internasional tidak memperdulikan untuk menjerumuskan saudara-saudaranya 

sebangsa Yahudi sebagai tumbal. Bahkan mereka memberikan bantuan besar-

besaran kepada Stalin selama dalam perang. Dan kami (penulis) yaitu  salah 

seorang yang memimpin pengawasan pengiriman bantuan itu dari Eropa dan 

Amerika ke Rusia melewati teluk Arab. Mengenai perang itu sendiri, para pemilik 

modal Yahudi internasional yaitu  pihak yang mendalangi dan membiayainya. 

Para tokoh Yahudi mengklaim, bahwa mereka meniupkan api perang itu untuk 

menyelamatkan bangsa Yahudi dari kekejaman Nazisme. Demikian pula yang 

diklaim oleh sekutu mereka dalam perang tersebut, termasuk di dalamnya 

Winston Churchill dan Roosevelt, serta tokoh-tokoh dunia lainnya. Dengan 

demikian, pendapat yang beredar dan yang terus diungkit-ungkit hingga kini 

yaitu , bahwa Jerman di bawah Hitler telah bertekad untuk memusnahkan 

orang Yahudi. Dan Perang Dunia II telah menyelamatkan nasib mereka dari 

penderitaan yang mereka alami selama ini. Akibatnya, orang Yahudi yang pada 

umumnya menganut faham Zionisme bekerja untuk mencari dukungan dari 

bangsa Eropa dan Amerika terhadap penindasan Hitler di masa lalu. 

 

Siapakah gerangan orang-orang Yahudi yang tertindas itu? 


Apa sebenarnya hakikat penindasan Hitler itu? 

Dan apa hakikat Zionisme itu? 

 

Kita perlu berhenti sejenak untuk meninjau secara analitis, sehingga kita akan 

sampai pada titik yang bisa memberikan gambaran jelas. Sejarah telah berbicara 

sendiri, bahwa Jerman pada masa Nazi memang memusuhi Yahudi, atau anti 

semitisme menurut istilah orang Yahudi. Akan tetapi, permusuhan itu belum 

sampai di luar batas Jerman. Memang benar mereka diperlakukan kejam oleh 

Hitler dan para tokoh Nazi. Akan tetapi, orang Yahudi di luar perbatasan Jerman 

tidak mendapat perlakuan keji dari Nazi. Bahkan orang Yahudi di Eropa masih 

tetap bisa hidup dengan aman. Hanya sebagian kecil orang Yahudi yang 

melarikan diri dari Jerman. Serbuan Hitler bersama pasukan Nazinya ke wilayah 

Polandia terjadi pada bulan September 1939, disusul dengan pecahnya Perang 

Dunia II. Keadaan orang-orang Yahudi berbalik sama sekali. Perang tersebut 

membuat seluruh Eropa dalam cengkeraman Jerman Hitler. Kebencian bangsa 

Jerman ditumpahkan kepada orang Yahudi di Polandia, Belgia, Perancis, 

Belanda dan negara Eropa lainnya, yang sebelum pecah perang mereka hidup 

aman. Perang itu sendiri direncanakan oleh para tokoh Yahudi sejak berakhirnya 

Perang Dunia I. Sikap anti Yahudi bangsa Jerman sebelum pecah Perang Dunia 

II sudah tampak dan terungkap dalam bentuk kebencian, pemenjaraan dan 

pembuangan pada saat-saat tertentu. Setelah pecah perang, sikap orang Yahudi 

di seluruh dunia menentang Jerman, sedang kebencian bangsa Jerman 

terhadap Yahudi berubah menjadi tindakan kejam. Jerman menganggap orang 

Yahudi sudah memihak kepada sekutu musuh Jerman. Wajarlah kalau Jerman 

juga memerangi Yahudi, sehingga tumbal perang bertambah banyak. 

 

Bagi kita masalahnya bertambah jelas, bahwa para tokoh Yahudi internasional 

lah yang mengatur kondisi buruk seperti itu. Contoh yang jelas yaitu  kondisi di 

Polandia, yang karena perjanjian Versailles telah menimbulkan perselisihan 

tajam antara Jerman dan Polandia tentang pemisahan Prusia Timur sebagai 

wilayah Jerman yang dipersengketakan oleh Polandia. Prusia Timur dengan 

Jerman dibatasi oleh terusan yang memanjang sampai di kota Danzig, sesuai 

dengan perjanjian Versailles sebagai kota internasional. Propaganda yang 

dilancarkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional menghujani berita 

palsu yang membentuk opini umum, bahwa Hitler telah bertekad menyelesaikan 

kota Danzig dan terusan Polandia dengan jalan kekerasan. Padahal masalahnya 

tidaklah demikian. Nota Hitler yang dikirim kepada pemerintah Polandia bulan 

Maret 1939 menjelaskan, agar masalah itu bisa diselesaikan dengan jalan 

damai. Usaha damai ini sudah berulang kali ditempuh, namun tidak membawa 

hasil. Nota Hitler yang terakhir itu tidak mendapat jawaban selama berbulan-

bulan. Pemerintah Polandia berlagak tidak tahu-menahu, yang membuat Hitler 

kehabisan kesabaran. Propaganda Yahudi sendirilah yang mengipas-kipas untuk 

mendorong Hitler mengambil tindakan militer terhadap Polandia. Dan terjadilah 

serbuan Nazi ke Polandia, September 1939. 

 


Masalah yang menyebabkan Polandia bersikap tidak tahu-menahu tentang nota 

Hitler itu ialah, karena adanya jaminan dari Inggris untuk membela Polandia bila 

diserang oleh Jerman. Untuk ini, Polandia menandatangani sebuah perjanjian 

dengan Inggris. Jaminan Inggris ini disahkan oleh pemerintah Inggris atas 

desakan dan prakarsa para pemilik modal Yahudi internasional dan 

kakitangannya. Mungkin ada anggapan, bahwa Inggris sudah melaksanakan 

janjinya itu, saat  Inggris mengumumkan perang terhadap Jerman, setelah 

Jerman menyerbu Polandia. Akan tetapi, kenyataannya Inggris sendiri sangat 

lemah. Pemerintah Inggris sendiri menyadari ketidakmampuannya untuk 

mengulurkan bantuan, baik dari laut, udara atau pun darat. Jaminan Inggris 

kepada Polandia menyulitkan posisi pemerintah Inggris sendiri. Di sisi lain, para 

pemilik modal Yahudi internasional telah mengetahui lika-liku sebelumnya 

tentang apa yang akan terjadi, dan mendesak Inggris untuk mengeluarkan 

jaminan, dan sekaligus juga mendesak Polandia untuk memegang jaminan itu. 

Mereka juga mendorong orang-orang Yahudi Polandia untuk mengadakan 

perlawanan sengit kepada pasukan Jerman. saat  Polandia dikejutkan oleh 

serbuan Nazi, dan ternyata Inggris tidak mengulurkan bantuan apa pun, rakyat 

Polandia mengalami nasib buruk. Jelaslah bagi kita akibat dari semua peristiwa 

itu. Para tokoh Yahudi internasional telah merancang dan menyebabkan nasib 

bangsa mereka sendiri di Polandia kepada pasukan Nazi. Mereka sebelumnya 

berhasil memaksa Hitler membanting haluan untuk berpihak kepada Nazi 

ekstrem. Dan kebencian Nazi ekstrem yang telah mendarah daging terhadap 

bangsa Yahudi justru menambah keruh suasana di Jerman setelah Perang 

Dunia I. Ini satu bukti lagi, bahwa para tokoh Yahudi internasional yaitu  dalang 

setiap kejahatan internasional dengan program setan, yang bertujuan menguasai 

dunia demi kepentingan mereka sendiri. Setiap orang Yahudi patut menyadari, 

bahwa para tokoh mereka yaitu  pihak yang paling bertanggungjawab atas 

setiap peristiwa yang menimpa mereka dan bangsa lain di dunia. Para tokoh 

Yahudi atau para sesepuh Zion (The Learned Elderly of Zion) atau kaum Nurani 

tidak pernah menganut ajaran suatu agama mana pun, sampai kini. Mereka tidak 

punya aqidah tertentu, kecuali 'aqidah' tamak dan gila turun-menurun, yang 

selalu membuat onar dan bencana dalam mewujudkan impiannya. Seandainya 

mereka benar-benar hendak membela orang Yahudi Polandia seperti yang 

mereka klaim, niscaya mereka tidak akan menjerumuskan negara itu ke dalam 

perang. Perang itu berarti orang Yahudi sendiri yang mendapat perlakuan kejam 

dari pasukan Nazi. 

 

Mengapa orang Yahudi yang konon tertindas, lewat organisasi Zionisme dan 

jaringan-jaringannya berhasil masuk ke Amerika, Eropa dan Palestina? Orang 

Yahudi kelas bawah sebenarnya hanya melaksanakan perintah dan program 

para tokoh mereka sendiri. Mereka terkejut oleh perang yang berkecamuk, 

karena mereka sebelumnya tidak menyangka. Para tokoh Yahudi, para agen 

mereka, dan kaki-tangan mereka yaitu  orang-orang yang mengatur jaringan 

Konspirasi di mana-mana dan mempersiapkan perang. Mereka inilah yang 

sebenarnya menyelusup ke Eropa, Amerika dan Palestina. Mereka ini pula yang 

datang kepada bangsa Barat dengan mengenakan 'pakaian hamil' dengan 


mengaku menjadi mangsa perkosaan Hitler dan Nazismenya. Padahal, mereka 

sendirilah yang sengaja merancang dan mengatur perkosaan itu. Mereka datang 

atas nama Zionisme untuk membela apa yang dinamakan dengan bangsa 

Yahudi. Kalau bangsa di dunia hendak membela orang Yahudi, mestinya para 

sesepuh Yahudilah yang harus dibinasakan, untuk menyelamatkan mereka dari 

kejahatan setan. 

 


 

X. SISI GELAP POLITIK PERANG DUNIA II 

 

Sudah kita bahas terdahulu, bahwa sekelompok tokoh terkemuka Inggris, 

terutama Dumvell dan kolonel Ramsey menyampaikan peringatan kepada 

pemerintah Inggris tentang bahaya Yahudi internasional. saat  Chamberlain 

menjadi perdana menteri Inggris, Dumvell dan Ramsey menjelaskan adanya 

bahaya Yahudi, dan bahwa para pemilik modal Yahudi internasional yaitu  

pihak yang akan menyalakan api perang antara Inggris dan Jerman. Tujuan yang 

hendak dicapai di balik perang itu juga dijelaskan. Mereka berdua mencari bukti-

bukti yang kuat untuk mendesak, agar Chamberlain mengambil langkah yang 

tepat. Chamberlain akhirnya yakin akan adanya bahaya itu. Pemerintahnya 

segera mengambil langkah dan sikap hati-hati dan waspada dalam masalah 

internasional, dengan mengabaikan isyarat yang digerakkan oleh para pemilik 

modal Yahudi internasional. Chamberlain tahu tentang kebusukan perjanjian 

Versailles yang menjerat leher Jerman. Maka, ia akan menyelesaikan masalah 

internasional yang timbul oleh adanya perjanjian tersebut. Akibatnya, pihak 

kelompok pemilik modal internasional mulai memandang Chamberlain dengan 

mata permusuhan dari hari ke hari. Mereka bertekad untuk menyingkirkan 

Chamberlain dari kedudukannya. 

 

Waktu krisis Swedia mencapai puncaknya karena invasi pasukan Nazi ke negeri 

itu, yang sebelumnya Swedia telah digabungkan dengan Czekoslovakia sesuai 

dengan perjanjian Versailles, Chamberlain enggan mengumumkan perang 

terhadap Jerman. la lebih mengutamakan langkah damai dengan mengusulkan 

diadakannya konferensi untuk membicarakan penyelesaian damai mengenai 

krisis tersebut. Lebih-lebih setelah Dumvell dan Ramsey membeberkan seluk-

beluk kekuatan terselubung itu, ia lebih waspada menghadapi para tokoh 

Yahudi. pihak Jerman sendiri setelah melihat isyarat baik dari Inggris, Hitler 

melihat secercah harapan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan 

Inggris. Hitler masih tetap menuntut, agar semua beban ketidakadilan perjanjian 

Versailles terhadap Jerman segera dicabut. Seluruh akibat yang ditimbulkan oleh 

isi perjanjian itu harus diganti rugi. Pertemuan yang diprakarsai Chamberlain ini 

diadakan di kota Munich (Munchen) Jerman. Kemudian Chamberlain kembali ke 

Inggris dengan membawa berita besar tentang perdamaian. Para pemilik modal 

Yahudi internasional melihat gelagat yang tidak menyenangkan, yang akan 

menghalangi mereka disebabkan oleh sikap Chamberlain. Mereka tidak akan 

berhasil menyalakan api Perang Dunia II, kecuali apabila mereka bisa 

menyingkirkan jalan yang menuju perang itu. Mereka juga menyadari, bahwa 

Chamberlain sedikit demi sedikit berbalik memusuhi mereka. Untuk menghadapi 

Chamberlain, para pemilik modal Yahudi internasional mengandalkan taktik 

efektif, seperti yang biasanya mereka pakai dalam memukul musuhnya. Mereka 

memakai senjata media massa dan propaganda besar-besaran yang mereka 

kuasai, termasuk surat kabar, majalah dan siaran. Semuanya itu memusatkan 

serangan terhadap Chamberlain, dengan melemparkan tuduhan sebagai antek 

dan kaki tangan Hitler. Bahkan Chamberlain sempat dituduh sebagai agen 


Fasisme. Tuduhan itu disebarluaskan sampai ke seluruh Eropa. Nama 

Chamberlain menjadi identik dengan Fasisme. Sampai sekarang literatur 

internasional yang membahas pembicaraan Chamberlain dan Hitler di Munich 

melukiskannya sebagai tidak membawa hasil positif. Padahal, pertemuan itulah 

yang mencegah pecahnya perang, dan menjaga perdamaian internasional. 

 

Dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti, Dumvell dan Ramsey menemukan 

seorang yang bisa memberikan bantuan dalam melakukan usaha menghindari 

perang, yaitu Tailor Kant, seorang perwira dari Amerika yang bertugas menerima 

dan mengirim teleks kepada jaringan badan inteligen di kedutaan Amerika di 

London. Tailor Kant dibantu oleh seorang wanita bernama Anna Woofkov. 

Keduanya telah lama mengetahui data-data berbahaya yang terdapat dalam 

dokumen rahasia yang sampai kepada kedutaan besar Amerika itu. Mereka pun 

tahu, bahwa perang sudah sampai di ambang pintu, tanpa ada yang menyadari. 

Akhirnya lubuk hati kedua orang itu berontak, saat  mengetahui bahwa di 

belakang perang itu terdapat perancang dan pengatur yang akan mendapat 

keuntungan sendiri. Mereka merupakan komplotan internasional terselubung 

yang punya hubungan langsung dengan kalangan pemilik modal Yahudi 

internasional. Mereka berdua mulai berpikir dalam-dalam untuk menemukan cara 

yang bisa mencegah terjadinya perang itu. Mereka mempelajari isi dokumen 

pertukaran informasi lewat antara Churchill dan Presiden Roosevelt, yang jelas-

jelas membuka kedok para tokoh Yahudi internasional yang sebenarnya 

memegang kendali pemerintah Inggris dan Amerika dari punggung Churchill dan 

Roosevelt sendiri. 

 

Tailor Kant tahu, bahwa admiral Dumvell dan kolonel Ramsey sedang berusaha 

memerangi tokoh-tokoh Yahudi internasional, serta menghindari pecahnya 

perang. Akhirnya Taylor menemui kolonel Ramsey di rumahnya di Gloster 

Square 47 London, dan minta agar Ramsey sudi menunjukkan dokumen asli 

kepadanya. Setelah diperlihatkan, Taylor terkejut sekaligus lebih yakin dan bisa 

lebih banyak membantu usaha pencegahan perang dengan memperlihatkan 

dokumen itu kepada Chamberlain. Sementara itu, di Jerman terjadi pertikaian 

intern antara Hitler dan para tokoh Nazi berhaluan ekstrem, yang mewakili 

kalangan elit Jerman. Meskipun Hitler telah berganti haluan dan memihak 

mereka sejak tahun 1936, namun dalam benak Hitler masih terdapat keyakinan 

mengenai keharusan adanya persahabatan dan perdamaian dengan Inggris dan 

Eropa. Hitler berharap agar tuntutan Jerman berkenaan dengan perjanjian 

Versailles bisa dipenuhi, khususnya pencabutan konsekuensi tersebut. Sedang 

para tokoh Nazi berhaluan keras bertekad untuk mewujudkan supremasi ras 

Jerman dengan menguasai Eropa dan dunia pada umumnya dengan kekuatan 

militer. Di sisi lain, Hitler telah merasa puas setelah bertemu Chamberlain. Sebab 

perdana menteri Inggris ini tahu benar seluk-beluk bahaya laten Yahudi 

internasional, dan bertekad untuk tidak tunduk pada ketamakan para pemilik 

modal Yahudi internasional. Itulah sebabnya, Hitler berusaha menghindari 

benturan dengan Inggris, namun ternyata tidak mampu mencegah pecahnya 

perang. Ketegangan politik terus meningkat oleh propaganda dan desas-desus 


santer yang tersebar luas di Eropa, yaitu suatu taktik untuk membakar suasana. 

Di samping itu, tekanan kelompok Nazi berhaluan keras di Jerman terhadap 

Hitler menyebabkan meletusnya perang pada awal September 1939, saat  

Jerman menyerbu Polandia. 

 

Hitler yaitu  tipe orang yang punya sifat tidak mundur dari pendiriannya, kalau 

hal itu telah terlanjur diucapkan. saat  mengumumkan perang kepada Inggris 

dan sekutu, ia memandang bahwa satu-satunya penyelesaian yaitu  dengan 

perang, meskipun ia masih ingin berdamai dengan Inggris. Namun ia ingin 

mengenyahkan para pemilik modal internasional dengan satu pukulan yang 

mematikan. Para tokoh Yahudi internasional menyadari, bahwa mereka sedang 

mempertaruhkan nasib dalam sebuah permainan konspirasi terbesar yang 

pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Untuk itu, mereka bertekad 

menyalakan api perang lebih besar lagi, dengan menjadikan Nazisme sebagai 

kekuatan yang mampu membakar api perang global, yang dalam perang itu 

pasukan Nazi muncul sebagai salah satu super power. Sementara itu, mereka 

mendapatkan Chamberlain sebagai batu penghalang di tengah jalan yang 

mengganggu, sampai perang berkobar. Chamberlain diketahui punya niat untuk 

secepatnya mengakhiri perang, dan mengadakan perdamaian, atau menerima 

syarat yang diajukan oleh Hitler sebelumnya. 

 

Pasukan Jerman menyerbu bagaikan angin topan dan menduduki Polandia, lalu 

melalap Perancis dan Eropa Barat. Pasukan lapis baja Jerman yang dilengkapi 

dengan tank jenis panser yang terkenal itu, mampu menumbangkan pasukan 

Inggris, atau memaksa mereka menyerah dalam sekejap mata. Namun saat itu 

tiba-tiba Hitler mengeluarkan perintah tertanggal 22 Mei 1940, agar pasukannya 

berhenti menyerang. Perintah yang ditujukan kepada komandan pasukan lapis 

baja Jerman, jenderal Von Klaist itu berbunyi sebagai berikut, "Seluruh divisi 

lapis baja supaya menghentikan operasinya dengan mengambil jarak yang 

cukup dari battery meriam kota Dankert, yang memungkinkan bisa melakukan 

gerakan defensif atau berjaga-jaga". Sudah tentu, jenderal Von Klaist sangat 

terkejut adanya perintah itu. Sebab, pasukannya saat  itu mampu 

menghancurkan pasukan Inggris sama sekali kalau dikehendaki. Ia lebih terkejut 

lagi saat  mendapat perintah yang kedua yang lebih membingungkan lagi. Hitler 

memberi instruksi untuk menarik mundur pasukannya ke belakang garis front 

pertempuran di dekat kota itu, setelah pasukan lapis baja Jerman berhasil 

menyeberang masuk melewati garis tersebut. Pasukan Jerman itu terpaksa 

berhenti selama tiga hari dalam keadaan tidak menentu. 

 

Dalam bukunya berjudul "Ujung Lembah yang Lain" (Another End of the Plain), 

seorang kapten dalam pasukan Von Klaist bernama Liddle Hart menulis, bahwa 

dua perwira tinggi jenderal Ronchidt dan Von Klaist menghadap Hitler untuk 

menyampaikan protes atas instruksi Hitler yang membingungkan. Namun kedua 

perwira itu lebih terkejut lagi setelah mendengar jawaban sang Fuhrer yang 

menjelaskan, bahwa perintahnya itu bermaksud memberikan kesempatan 

pasukan Inggris untuk menarik mundur pasukannya, tanpa memerlukan jatuhnya 

korban, dan untuk menjaga wibawa angkatan bersenjata Inggris yang telah 

dikenal oleh dunia itu. Hitler punya keyakinan, bahwa kelestarian kerajaan 

Inggris masih sangat diperlukan. Di samping itu, Hitler mengharapkan agar 

terbuka kesempatan untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Inggris, 

yang berarti akan mengakhiri perang melawan Inggris, dengan syarat Inggris 

harus memenuhi tuntutan Jerman. 

 

Ada bukti lain, bahwa angkatan udara Jerman menolak untuk melakukan 

serangan udara selama bulan-bulan pertama perang itu, yaitu selama 

Chamberlain masih menduduki tampuk kepemimpinan pemerintah Inggris. 

Pasukan Inggris jugs menolak untuk menyerang kota-kota Jerman yang akan 

membawa korban penduduk sipil. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang 

dikeluarkan oleh Chamberlain tanggal 2 September 1939, tepatnya pada hari 

pecahnya perang. Chamberlain berkata, bahwa pasukannya hanya akan 

menyerang sasaran militer. Perang itu berlangsung hingga pasukan Inggris 

ditarik mundur dalam kondisi lebih mirip damai daripada perang yang 

sebenarnya, dari kota Dankert. Pasukan Jerman tidak mengadakan serbuan 

lebih jauh masuk ke wilayah Inggris, kecuali melakukan manuver militer kecil 

kecilan. 

 

Situasi ini ditentang keras oleh tokoh-tokoh Nazi di Jerman, dan para pemilik 

modal Yahudi internasional di Inggris. Setelah itu, seperti biasanya media massa 

di Inggris menyerang Chamberlain dengan gencar, dibarengi dengan tekanan 

berat terhadap pemerintahnya. Chamberlain terpaksa meletakkan jabatan dalam 

kondisi seperti dialami oleh Asquith dan pemerintahnya dalam Perang Dunia I. 

Kemudian digantikan oleh wajah yang sama pernah menggantikan Lord Asquith 

sendiri, yaitu Winston Churchill menduduki kursi perdana menteri tanggal 11 Mei 

1940, langsung ia mengeluarkan perintah kepada angkatan udara Inggris untuk 

mengadakan serangan udara terhadap sasaran di kota-kota Jerman untuk 

pertama kalinya. Inilah awal pengeboman atas kota-kota penduduk sipil di 

seluruh dunia. Perkembangan seperti itulah yang ditunggu-tunggu oleh para 

tokoh Nazi berhaluan keras. Ini berarti, mereka telah melihat saat yang tepat 

untuk mengadakan penyerbuan besar-besaran ke arah Timur dan Barat. Lebih-

lebih setelah diketahui ternyata pasukan Nazi dengan mudah bisa merebut 

beberapa kemenangan sebelumnya. Mereka segera mengadakan pertemuan 

puncak yang dihadiri oleh eselon satu tokoh-tokoh Nazi untuk membahas 

perkembangan yang terjadi. Mereka sepakat memanfaatkan politik Hitler yang 

condong kepada Inggris untuk membentengi jalannya perang. Dengan segera 

mereka mengutus orang kepercayaannya yang mewakili mereka ke Inggris untuk 

mendesak, agar Inggris bersedia mengadakan perjanjian damai dengan Jerman. 

 

Dengan demikian, kekuatan pasukan Jerman bisa difokuskan ke Uni Sovyet dan 

menghancurkan Komunisme, kalau Inggris bersikap netral. Utusan yang dikirim 

itu yaitu  Rudolf Heiss, yang saat itu dipandang sebagai tangan kanan Hitler. 

Seluruh dunia dikejutkan oleh berita tentang pembelotan Rudolf Heiss yang 

melarikan diri, dan minta suaka politik di Inggris. la melarikan diri dengan 

pesawat tempur terbang ke London. Di antara orang yang paling terkejut yaitu  

Hitler sendiri. Ia tidak habis berfikir, kenapa orang kepercayaannya sampai 

melarikan diri. Di Inggris, Rudolf Heiss mengadakan pembicaraan penting 

dengan Churchill dan Lord Hamilton. Heiss membeberkan gagasan dari 

sejumlah perwira tinggi Jerman yang ingin mengadakan perdamaian dengan 

Inggris. Setelah itu, Hitler akan memutuskan perhatian militernya untuk 

memerangi komunisme di Uni Sovyet. Churchill ternyata menolak. Gejala ini juga 

menunjukkan, bahwa Hitler dan Heiss sebenarnya menentang kelompok Nazi 

yang berhaluan keras. Dan benar juga, kelompok Nazi berhaluan keras 

mendesak Hitler untuk segera menyerbu Rusia, tanpa memperhitungkan 

terbukanya wilayah Jerman dari perlindungan militer, apabila pasukan Jerman 

dikerahkan ke arah Rusia. Tidak ada jalan lain bagi Hitler selain menyerah 

kepada kehendak mereka. Tepat tanggal 22 Juni 1941 pasukan Jerman 

menyerbu Rusia secara besar-besaran. Perang global menjadi kenyataan 

setelah Presiden Amerika Roosevelt mengumumkan perang kepada Jerman. 

Churchill muncul menjadi tokoh sekutu terkemuka dan pemimpin kuat di Inggris. 

Langkah pertamanya ialah mengadakan penangkapan terhadap semua lawan 

politiknya, dan menjebloskan mereka ke penjara sampai batas yang tidak 

ditentukan tanpa diadili. Sebagian tetap meringkuk dalam penjara, meskipun 

perang telah selesai. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan yang dikenal dalam 

sejarah Inggris. Bagi Churchill, orang yang memusuhi Yahudi internasional atau 

Zionisme, dan orang yang mencoba menghalangi berlanjutnya perang yaitu  

musuhnya. Di antara orang yang ditahan yaitu  Dumvell dan kolonel Ramsey 

beserta istri mereka, serta kawan-kawan dan para pendukung mereka. Faktor 

yang menyebabkan bangsa Inggris tutup mulut yaitu  propaganda yang 

tersebar luas, yang dikuasai oleh para pemilik modal Yahudi internasional. Berita 

ini mengatakan, bahwa di Inggris terdapat perkumpulan terbesar kelima yang 

berkolaborasi dengan Hitler, yang para anggotanya harus segera diamankan. 

Kebohongan propaganda itu dibuktikan oleh hasil penyelidikan mahkamah dan 

agen rahasia Inggris, bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada para tahanan 

mengenai kolaborasi mereka dengan Hitler yaitu  tidak benar. Kekuatan 

terselubung juga mencoba melontarkan tuduhan yang sama kepada Lady 

Nicholson, istri admiral Nicholson. Namun pengadilan Inggris kemudian 

membebaskannya, setelah terbukti ia tidak bersalah. Churchill mengambil 

tindakan lain dengan menahannya tanpa diajukan ke pengadilan, hanya karena 

ia pernah menentang keterlibatan Inggris dalam perang. Semua perintah 

penangkapan itu dikeluarkan oleh menteri dalam negeri pemerintah Churchill, 

Herbert Morrison. Morrison ini tampil kembali dengan wajah aslinya pada tahun 

1954 di Kanada, saat  ia melakukan kegiatan pengumpulan dana bantuan untuk 

gerakan Zionisme internasional. Dengan demikian, hubungan Churchill dengan 

kelompok Yahudi internasional tampak makin jelas. Ternyata, penjara bukanlah 

penghalang bagi suara lantang admiral Dumvell. Ia terus tetap berusaha 

membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu. Beberapa saat setelah 

keluar dari penjara, karya tulisnya segera beredar dengan judul From Admiral to 

Young Marine (Dari Admiral menjadi Marinir Muda). Dalam buku itu ia membuka 

rahasia peristiwa yang menyebabkan timbulnya Perang Dunia II, dan 

mengingatkan bangsa Inggris akan adanya ancaman bahaya Zionisme. Kolonel 

Ramsey juga tidak ketinggalan. la menulis buku berjudul War without Name 

(Perang tanpa Nama). Anehnya kedua buku itu segera lenyap dari peredaran. 

Diduga keras, kedua buku itu diborong oleh kelompok Yahudi untuk 

dimusnahkan. Namun demikian, mata sebagian bangsa Inggris dan Eropa 

sempat pula terbuka tentang hal-ikhwal rahasia Zionisme. 

 

Sedang mantan perdana menteri Inggris Chamberlain sangat terenyuh melihat 

negerinya diseret ke pembantaian global, demi membela kepentingan kelompok 

pemilik modal Yahudi internasional. Kepedihan Chamberlain bertambah pahit 

oleh adanya propaganda yang memusatkan sasarannya kepada dirinya, sampai 

akhir hayatnya. Bahkan dalam buku sejarah hingga kini masih tertulis, bahwa 

Chamberlain yaitu  kaki tangan Hitler. Sementara itu, Churchill ditulis sebagai 

pahlawan terbesar penuh dengan jasa bagi kemanusiaan dan bintang 

kehormatan. Ia dianggap berjasa, karena telah menghindarkan umat manusia 

dari malapetaka Nazisme. Sejarah telah menjadi kumpulan kebohongan yang 

dibukukan. 

 


 

Xl. DUNIA MASA KINI 

 

Kita telah melemparkan jejak langkah Konspirasi internasional dalam sejarah 

berabad-abad lamanya, sampai periode Perang Dunia II, yang lebih ganas 

daripada Perang Dunia I. Kita masih bisa menyaksikan reruntuhan puingpuing 

peninggalan perang tersebut. Atau minimal kita masih ingat kekacauan dan 

kehancuran yang ditimbulkan. Saksi hidup masih banyak jumlahnya. Perang itu 

selayaknya menjadi pelajaran bagi umat manusia. Segala kemampuan perlu 

dihimpun untuk menghindari malapetaka yang timbul dari perang yang tidak 

perlu terulang lagi. Jalan terbaik yaitu  bersikap waspada terhadap setiap 

kekuatan setan, yang suka menimbulkan gejala kekacauan dunia dari balik layar. 

Setiap krisis perekonomian dan kekacauan yang timbul perlu diwaspadai siapa 

biang keladinya. Terulangnya sejarah pahit perlu dicegah. 

 

Sukar orang mengetahui ke mana dunia kita ini sedang berjalan. Kita hanya bisa 

membandingkan antara masa lalu dengan fenomena masa kini, dengan berpijak 

pada apa yang telah kita ketahui mengenai program-program besar yang 

dicanangkan oleh konferensi Malta tahun 1943, dan 1946 oleh tiga tokoh 

berpengaruh dunia, yaitu Churchill, Roosevelt dan Stalin. Peran Roosevelt 

kemudian digantikan oleh Truman. Tidak banyak pihak yang tahu tentang hakikat 

yang berhubungan dengan kesepakatan tinggi tokoh tersebut, kecuali beberapa 

orang dalam kalangan atas saja, pihak umum sukar hendak mengetahui, kecuali 

hanya melihat indikatornya lewat peristiwa yang terjadi kemudian. Mereka 

merancang perjalanan yang sedang kita alami sekarang ini, sebagaimana 

pengakuan Stalin dan Truman atas berdirinya negara Zionis di tanah Palestina, 

sebelum negara lain mana pun memberikan pengakuannya. Ketiga tokoh di atas 

sebenarnya bukan merupakan satu kesatuan. Stalin sendiri telah berbalik 

kepada pihak pemilik modal internasional sejak sebelum perang, dan 

memperkokoh kedudukan dengan langkah pembersihan terhadap lawan 

politiknya, terutama para tokoh Komunis senior. Berbaliknya Stalin karena ada 

tekanan berat dari para pemilik modal internasional, untuk bersama-sama 

menghadapi musuh, yaitu Nazisme golongan aristokrat militer rasialis Jerman. 

 


 

XII. SISI GELAP JATUHNYA BOM ATOM DI 

HIROSHIMA DAN NAGASAKI 

 

Para pemilik modal Yahudi internasional melihat tanda-tanda akan berakhirnya 

Perang Dunia II. Negara yang terlibat di dalamnya telah lumpuh, dan Stalin 

bertekad untuk mengadakan serbuan besar-besaran ke Eropa Barat sendiri, dan 

akan menyerbu Amerika untuk menghancurkan musuh dan memperluas sayap 

pengaruh Komunisme ke seluruh dunia. Para tokoh militer dan sipil Amerika dan 

Eropa menyadari ancaman bahaya ini. Mereka memandang, bahwa untuk 

menghalangi jejak langkah Stalin, pertama-tama perang dengan Jepang harus di 

akhiri. Hal ini harus dibicarakan secara terbuka dengan Stalin. Akan tetapi, 

penyelesaian seperti itu dikhawatirkan akan merugikan pihak Konspirasi 

internasional. Akhirnya kekuatan terselubung ini mengambil jalan pintas, untuk 

menunjukkan kekuatan Barat yang mengerikan kepada Stalin, agar Stalin tidak 

berani mengadakan serbuan kepada Dunia Barat. Pilihan mereka jatuh pada 

Jepang untuk dijadikan kambing tebusan atau medan percobaan, tanpa 

memperhitungkan akibat dari senjata membinasakan yang baru pertama kali 

akan muncul saat itu, yaitu bom atom. 

 

Protes beberapa perwira tinggi Amerika tentang penyelesaian masalah dengan 

cara barbar seperti itu untuk mencegah malapetaka tidak mendapat perhatian 

sama sekali. Bernard Baruch dan para pemilik modal Yahudi internasional telah 

berhasil menekan Presiden Roosevelt untuk menggunakan bom atom, meskipun 

jenderal Mac Arthur dan para tokoh nasional lainnya menentang penggunaan 

senjata itu. Maka tidak bisa dihindari lagi senjata jahanam itu jatuh yang pertama 

kali di kota Hiroshima, dan bom kedua jatuh di kota Nagasaki. Jepang segera 

menyerah kepada sekutu beberapa hari setelah jatuhnya bom atom itu. Setelah 

itu, propaganda besar-besaran segera beredar untuk memberikan justifikasi atas 

peristiwa biadab tersebut. Kekalahan Jepang sebenarnya sudah tercium 

sebelum bom atom itu dijatuhkan Ini dikemukakan oleh jenderal Mac Arthur 

sendiri, sebagai panglima tertinggi pasukan Amerika Serikat di Timur Jauh. Hal 

yang sama juga diucapkan oleh para perwira tinggi Amerika lainnya. Sumber 

inteligen yang lain menunjukkan adanya gejala, bahwa Jepang sudah mencoba 

berkali-kali untuk menyerah, dan bersedia memasuki meja perundingan damai, 

tetapi ditolak oleh pihak yang berniat menjatuhkan bom atom tersebut. 

 

Jatuhnya bom atom telah mengakhiri Perang Dunia II. Dunia terbelah menjadi 

dua blok, yaitu Stalin dan dunia Barat, sesuai dengan perjanjian Teheran, Malta 

dan Potsdam. Dalam perjanjian itu, dunia dibagi menjadi wilayah pengaruh yang 

saling berhadapan, seperti yang terjadi akibat dari perjanjian Versailles. Namun 

masalahnya tidak hanya berhenti di sini. Di samping itu ada pembicaraan rahasia 

antara para wakil pemilik modal internasional dan Stalin untuk mengungkapkan 

kondisi masing-masing pihak. Stalin saat itu sedang berada pada akhir masa 

kekuasaannya. Kekuatan atheisme yang diwakili oleh Komunisme belum tentu 

akan bisa terus berperan sebagai alat, setelah Stalin meninggal dunia. Di sisi 

lain, sendi-sendi yang telah dimasuki oleh agen-agen kekuatan terselubung bisa 

menjadi jalan mudah untuk menguasai negara itu beserta satelit-satelitnya. Ada 

pun bahaya yang mungkin datang dari Stalin sendiri terbatas pada masa usia 

Stalin yang telah lanjut tersebut. Maka harus dihindari jangan sampai Stalin 

melangkah ke kebinasaannya sendiri, sekaligus membinasakan harapan para 

pemilik modal internasional, di samping kehancuran global. 

 

Stalin menganggap Komunisme Cina yang dipimpin oleh Mao Tse Tung sebagai 

sahabat alaminya, yang bisa membantu untuk mewujudkan ketamakan 

hegemoni internasionalnya. Apa lagi Cina punya potensi sangat besar dengan 

memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Demikianlah kepentingan kedua 

belah pihak antara Stalin dan para pemilik modal internasional telah 

bersekongkol terhadap musuh bersama mereka, yaitu pemerintahan nasional 

Chiang Kai Sek yang berusaha membangun kembali negeri Cina, dan 

membendung musuh yang datang dari dalam dan luar. Dengan terompet 

propaganda internasional yang ditiup oleh Konspirasi terhadap pemerintah 

Chiang Kai Sek, disertai dengan penyusupan kaki tangan asing ke dalam 

jaringan politik, pemerintah berhasil menyingkirkan tokoh nasional tersebut. 

Presiden Amerika sendiri, Truman telah bersikap membiarkan Cina jatuh ke 

tangan Komunis. Pada saat yang sama Stalin memberikan dukungan dan dana 

besar-besaran untuk kemenangan revolusi Komunis Cina. 

 

Masalahnya berbeda dari situasi di mana-mana sebelumnya. Kesadaran 

bangsa-bangsa tentang bahaya kekuatan terselubung makin meningkat di 

berbagai negeri. Para tokoh internasional mulai memikirkan dan menyusun 

barisan untuk membendung laju tipu daya Konspirasi internasional. Dengan 

demikian, Konspirasi internasional akan mendapatkan kesulitan untuk 

melakukan langkah provokatif dan agitatif seperti terhadap bangsa, lalu, yang 

tidak berdaya menghadapinya. Maka berdirilah Perserikatan Bangsa-Bangsa 

(United Nations) sebagai lembaga internasional untuk menyelesaikan masalah 

yang dihadapi oleh dunia secara damai, dengan prinsip moral yang bisa diterima. 

Sayangnya, kekuatan terselubung juga bisa menyelusup ke dalamnya, 

sebagaimana yang biasa dilakukan di masa-masa sebelumnya. Sejak berdirinya, 

PBB sering mengecewakan. Ini bisa dilihat dengan jelas tentang resolusi yang 

dikeluarkan, yang justru sering mendapat tantangan dari negara anggotanya 

sendiri, atau sering tidak mampu melaksanakan resolusi yang telah diputuskan 

secara adil. 

 

Masyarakat internasional seharusnya menyadari apa yang sedang berjalan di 

PBB, dan segera berusaha menghentikan ulah kekuatan terselubung itu. 

Sulitnya ialah, bahwa PBB itu bukanlah segalanya bagi Konspirasi internasional. 

Timur Tengah, Timur Jauh, Amerika Latin dan negara-negara blok Barat dan 

Timur telah menjadi kancah pertikaian regional, dan dihadapkan kepada 

berbagai krisis yang tak terpecahkan. Untuk itu, propaganda yang serba 

menyesatkan diarahkan kepada mereka, agar pola pikir mereka dilayani oleh 

informasi yang keliru. Dunia kita saat ini sedang menyaksikan perkembangan 

mendasar dan menyeluruh di seluruh dunia, yang belum pernah terjadi dalam 

sejarah umat manusia. Gelombang kedzaliman dan atheisme telah meluas 

sampai ke negara kecil mana pun di belahan bumi ini. Kekuatan Konspirasi terus 

bermain dalam usahanya mengeksploitasi kemiskinan dan pengalaman bangsa-

bangsa kecil itu, yang akhirnya akan di kuasai, baik secara langsung atau pun 

tidak langsung. Perubahan mendasar secara mencolok telah terjadi di Rusia 

sejak wafatnya Stalin. Negara-negara bagian berusaha keras untuk melepaskan 

diri dari cengkeraman Komunisme, setelah rahasia politik dan taktik kotor yang 

dipakai Stalin terungkap oleh bangsa Rusia sendiri. Di Amerika pun terjadi 

perkembangan untuk memahami masalah yang dihadapi oleh bangsa sedunia, 

yaitu menghindari perang, memperbaiki kondisi politik Amerika, mencari jalan 

penyelesaian tentang diskriminasi rasial, dan meningkatkan kewaspadaan umum 

tentang bahaya Konspirasi internasional. Perkembangan itu masih terus 

berlanjut dalam kehidupan bangsa Amerika. 

 

Tidak diragukan lagi, dunia tengah bertanya-tanpa mengenai peran Konspirasi 

dalam perkembangan yang bakal terjadi di masa mendatang. Kita pun yakin, 

bahwa nasib hari esok bukanlah berada di tangan makhluk tertentu, melainkan 

milik Tuhan sendiri. Kita perlu membandingkan masa lalu dan sekarang, lalu 

menarik kesimpulan umum berdasarkan studi sejarah. Mungkin pada tahuntahun 

mendatang akan terungkap hakikat Konspirasi lewat berbagai peristiwa yang 

terjadi. Kemungkinan besar berbagai peristiwa itu akan bisa mengalihkan 

orientasi dunia yang sekarang sedang kita hadapi, dan hakikat Konspirasi tidak 

lagi merupakan realitas asing bagi setiap orang, dan akan menunjukkan sebagai 

kekuatan yang punya tujuan menghancurkan bangsa-bangsa, baik dari dalam 

maupun dari luar. Kita harus berusaha menguasai mereka sedikit demi sedikit 

secara ideologis, sosial dan ekonomis. Saat itu kekuatan Konspirasi akan terang-

terangan menghantam keyakinan agama samawi, di samping menghancurkan 

para tokoh agama dan pembela moral yang berdiri tegak menghadang jejak 

langkah Konspirasi. 

 

Mudah-mudahan sajian buku ini menjadi peringatan tentang bahaya Konspirasi 

Zionisme internasional yang tanpa henti melakukan persekongkolan terhadap 

umat manusia di balik kedok yang bermacammacam. Informasi dan bukti-bukti 

yang disajikan buku ini telah membuka rahasia tentang propaganda atheisme 

materialis atau faham yang sejalan dengannya, di samping juga membeberkan 

para tokoh dan kaki tangan yang dipakai untuk mengeruhkan situasi, dan 

merusak serta memerangi ajaran agama samawi. Dunia harus menyadari, 

bahwa kekuatan terselubung sedang mempersiapkan diri untuk menyalakan api 

Perang Dunia III. Perang ini seandainya benar-benar terjadi akan merupakan 

malapetaka yang paling dahsyat bagi umat manusia sepanjang sejarah, dan 

merupakan akhir tujuan Konspirasi. Maka tidak ada kekuatan lagi yang berani 

melawannya, kecuali kekuatan yang berlandaskan aqidah yang membaja. 

Bangsa sedunia wajib memusatkan perhatian kepada bahaya yang mengancam. 

Kita harus mewaspadai setiap gejala yang bisa menyeret dunia menuju 

meletusnya Perang Dunia III. Kita harus punya sikap konsisten untuk menentang 

siapa saja yang menimbulkan perang dan pergolakan. Penyebarluasan 

propaganda atheisme harus dicegah dan ditangkal secara frontal. Umat manusia 

harus ingat, bahwa kehancuran dan malapetaka yaitu  akibat benturan-

benturan yang menyulut perang dan pergolakan. Sedang sejarah telah 

berbicara, bahwa satu-satunya pihak yang bertanggung jawab yaitu  para 

pialang perang atau dengan kata lain, para tokoh Yahudi internasional.