erhadap para penentangnya, setelah gagalnya
pemberontakan Duke of Mouth Moot. Disamping itu, kepribadian James sendiri
juga telah ikut andil sebagai penyebab keruntuhannya.
1689 : William of Orange dan putri Mary sang permaisuri mengukuhkan diri
sebagai Raja dan Ratu Inggris. Berhubung mantan Raja James II itu beragama
Katolik, maka rakyat Inggris yang beragama Katolik berusaha mengembalikan
James menjadi raja mereka. Dan kekuatan Konspirasi memunculkan William of
Orange sebagai pahlawan Protestan. Dan benar, Raja James kembali ke
Irlandia, sebuah negara bagian Inggris raya yang beragama Katolik pada bulan
Maret tahun itu. Pertempuran sengit pun tidak bisa terhindarkan antara mantan
raja dengan pasukan William of Orange pada 12 Juli 1689. Dengan kata lain,
pasukan Katolik perang melawan pasukan Protestan. Sampai sekarang, orang
Inggris tetap memperingati peristiwa perang tersebut tanpa menyadari, bahwa
sebenarnya yang terlibat dalam perang itu merupakan mainan yang dibuat olah
para pemilik modal Yahudi Internasional yang bertujuan menguasai ekonomi dan
politik Inggris sejak tahun 1640 hingga 1689.
Inggris merupakan super power dan merupakan titik temu kekuatan ekonomi
Eropa. Maka untuk melangkah pada tahap yang paling menentukan bagi
rencana Konspirasi Internasional yaitu mendirikan lembaga keuangan Inggris,
dan menanam modal mereka pada ekonomi nasional Inggris, yang sedang
memikul beban pinjaman besar akibat perang yang dirancang oleh mereka
sendiri.
Dari berbagai peristiwa historis yang telah berlalu dibuktikan, bahwa negara dan
bangsa, baik yang memulai dengan agresi militernya, atau mengumandangkan
terompet pemberontakan dan kekuasaan, pada akhirnya tidak pernah bisa
secara obyektif mendapat hasil yang diidamkan, atau bisa memecahkan
masalah yang mereka hadapi, baik secara politik, ekonomi maupun budaya.
Sedang pihak yang beruntung dan terus beruntung tidak lain yaitu kekuatan
Konspirasi Yahudi Internasional itu sebagai pemilik modal internasional dan
pialang perang, yang memainkan peran dari balik layar. Maka tidak aneh kalau
panglima perang Belanda William of Orange yang berhasil menaiki singgasana
kerajaan Inggris itu telah membawa negara ke lembah hutang sebesar
£1.250.000 dari para pemilik modal Yahudi Internasional. Setiap anak sekolah di
Inggris bisa membaca peristiwa tragis tersebut dalam buku sejarah nasional
Inggris. Akan tetapi, pembicaraan mengenai hutang yang dilakukan oleh John
Hoblan dan William Peterson yang mewakili pemerintah Inggris tidak
menyebutkan sama sekali, siapa nama para pemilik modal yang memberikan
hutang dalam jumlah sebesar itu, dan sampai sekarang identitas mereka
merupakan teka-teki dalam sejarah. Menurut para sejarawan yang mencatat
peristiwa pembicaraan mengenai hutang-hutang itu dinyatakan, bahwa
pembicaraan dilakukan dalam sebuah gereja yang tertutup untuk menjaga
kerahasiaannya. Syarat yang diajukan oleh para pemilik modal Yahudi untuk
memberikan pinjaman dalam jumlah tersebut di atas, dan disetujui oleh Raja
William of Orange beserta para utusannya yaitu :
Nama dan identitas pemberi pinjaman harus dirahasiakan. Pemerintah harus
memberikan rekomendasi istimewa bagi berdirinya Bank Inggris. Pemerintah
Inggris harus menjamin keamanan direktur Bank tersebut. Mereka akan memberi
pinjaman sebesar £ 1.250.000 dengan jaminan, bahwa :
1) setiap £ 10 dari uang pinjaman berarti memberi wewenang kepada
mereka untuk mencetak £ 1 mata uang emas, dan didepositokan khusus
bagi mereka di Bank tersebut.
2) mereka diberi wewenang untuk menentukan angka hutang nasional
Inggris, dan sekaligus diberi kepastian mengenai pembayarannya
kembali, baik pinjaman pokok maupun jumlah bunganya, dengan
mengenakan pajak langsung kepada rakyat Inggris.
Demikianlah bunyi syarat itu. Jelaslah kiranya, bahwa raja boneka Konspirasi
Yahudi William of Orange telah menjual kerajaan Inggris dan rakyatnya kepada
pemilik modal Yahudi Internasional seharga £ 1.250.000. Ini berarti, impian
mereka untuk menguasai Inggris secara ekonomis dan politik telah menjadi
kenyataan lewat Bank Inggris, yang telah berhasil dikuasai itu.
Demikian juga ini berarti, mereka telah mempunyai hak untuk mengeluarkan
mata uang Inggris secara resmi. Oleh karena itu, kekuatan hukum tidak lagi
mampu menyentuh atau menghalangi mereka, setelah kendali kekuasaan
berada dalam genggaman tangan mereka. Pemerintah Inggris telah
ditenggelamkan dalam lumpur hutang besar-besaran. Dengan kapasitas yang
diberikan pemerintah kepada Bank Inggris untuk mengeluarkan setiap pinjaman
£ 10.000 untuk setiap £ 100 emas yang disimpan dalam nomor account khusus
mereka sebagai jaminan, berarti mereka mendapat bunga dari keseluruhan
jumlah, yaitu £ 1.000, bukan hanya sepersepuluh dari jumlah nilai itu. Setiap
nasabah yang mau pinjam, baik individu maupun lembaga, harus menyediakan
jaminan berupa tanah, saham atau harta milik apa raja, dan harganya dinilai jauh
di bawah harga umum. Kalau pihak peminjam terlambat membayar pinjaman itu
atau bunganya, pihak Bank segera menahan barang jaminan tersebut. Dengan
demikian para pemilik saham Bank itu akan mendapat laba berlipat ganda.
Bukan hanya itu, tapi tujuan utamanya yaitu membuat bangsa Inggris tidak
berdaya mengembalikan hutang itu, yang kemudian membuat negara itu berada
dalam kondisi baru dan terperangkap ke dalam jerat-jerat yang telah dipasang
oleh garis Yahudi Internasional.
Dalam waktu 4 tahun, hutang nasional Inggris, yaitu sejak tahun 1694-1698,
melonjak dari £ 1.250.000 menjadi £ 16 juta. Ini disebabkan keterlibatan Inggris
dalam berbagai peperangan di Eropa. Kemudian kekuatan Konspirasi
Internasional menggelar jeratnya lebih jauh lagi, dengan menyalakan api
peperangan yang dalam sejarah Eropa dikenal dengan Peperangan Spanyol
Berkepanjangan. Tahun 1701 Duke of Malbour terpilih sebagai panglima
angkatan bersenjata Belanda. Dalam Encyclopedia Yahudi (Jewish
Encyclopedia) diakui, diakui bahwa Duke of Malbour saat itu mendapat komisi
sebesar £ 60.000 setiap tahunnya dari pemilik modal Yahudi Belanda bernama
Solomon Medina.
Kronologi peristiwa sejarah menunjukkan kepada kita sampai pada saat
meletusnya Revolusi Perancis tahun 1789, bagaimana Inggris bisa terjerembab
dalam lilitan hutang hingga mencapai £ 885 juta pada tahun 1815. Adapun tahun
1945 hutang tersebut telah mencapai angka mengerikan, yaitu £ 22.503. 532.
372. Sedang jumlah bunga yang harus dibayar pada tahun 1945-1946 mencapai
angka £ 445.447.841.
III. RAHASIA DI BALIK REVOLUSI PERANCIS
Telah kita soroti berbagai peristiwa, bagaimana sekelompok kecil pemilik modal
asing bisa menguasai perekonomian Inggris lewat kaki tangan mereka, sehingga
mereka bisa menguasai kerajaan itu hanya dengan modal £ 1.250.000 saja.
Mereka tetap mampu bertahan sebagai kelompok terselubung. Selanjutnya kita
akan menyoroti masalah keterlibatan mereka secara langsung dalam Revolusi
Perancis yang menggemparkan dunia pada tahun 1781, dengan taktik dan
strategi sama seperti pada Revolusi Inggris sebelumnya. Kita juga akan
mengungkap keterlibatan mereka dalam revolusi internasional, peperangan dan
pergolakan, yang dirasakan oleh ummat manusia sejak tahun 1789, dan
mengungkap hakikat kekuatan terselubung yang memasang perangkap dari
balik layar.
A. Rothschild dan Konglomerat Yahudi
The Jewish Encyclopedia memuat sejarah keluarga Rothschild sebagai jutawan
semenjak keluarga ini muncul, dan memainkan peran penting dalam sejarah
dunia terselubung modern. Pendiri keluarga ini yaitu Amschel Moshe Pour,
seorang pemilik modal Yahudi kenamaan. Ia pada mulanya hidup mondarmandir
antar-kota besar di Eropa Timur dalam urusan bisnis. Kemudian ia menetap di
Frankfurt Jerman. Nama Rothschild berasal dari bahasa Jerman. Roth artinya
red (merah) dalam bahasa Inggris. Schild artinya shield (tameng) dalam bahasa
Inggris. Jadi Rothschild artinya 'tameng merah', atau dalam bahasa Inggris Red-
shield. saat Amschel pertama kali membuka usahanya di jalan Bonden Strous
Frankfurt, ia memasang semacam lambang berupa tameng berwarna merah di
tokonya, sehingga nama Rothschild sejak itu diambil sebagai nama keluarga
berketurunan.
Sepeninggal Amschel, putra bungsunya bernama Mayer Amschel meneruskan
usaha ayahnya. Sebelumnya sang ayah telah bercita-cita, agar anaknya ini kelak
meneruskan usaha ayahnya dalam dunia bisnis, meskipun sang anak bercitacita
menjadi pendeta Yahudi. Mayer rupanya berganti haluan sepeninggal ayahnya.
Ia bekerja pada Bank Oppenheimer, milik seorang Yahudi. Tidak lama kemudian
ia banyak memahami seluk-beluk perbankan, sehingga pemilik Bank akhirnya
berminat untuk menjadikannya sebagai mitra usahanya. Setelah beberapa lama,
kemudian ia kembali ke Frankfurt untuk meneruskan usaha mendiang ayahnya.
Simbol Rothschild makin terkenal, dan nama Mayer pun mulai dikenal sebagai
Rothschild I.
Mayer hidup tahun 1743-1812. Kelima anaknya dididik dengan keras untuk
menjadi pengusaha atau bankir yang tangguh, agar suatu saat kelak muncul
sebagai konglomerat. Di antara anaknya yang paling berbakat yaitu anak
bungsunya Nathan, sehingga keluarga Rothschild mengirimnya ke Inggris sejak
masih belia, agar kelak bisa menjadi salah seorang pemeran penting dalam bank
Inggris. Sedang tujuannya lebih jauh yaitu untuk mendirikan lembaga
keuangan raksasa bersama dengan ayah dan keempat saudaranya yang
tersebar di seluruh Eropa.
Sejak Nathan berada di Inggris sebagai kader konglomerat Yahudi, kelompok
pemilik modal internasional melangkah ke babak baru. Mayer yang pada tahun
1773 berusia 30 tahun mengundang tokoh pemilik modal Yahudi ke Frankfurt
untuk membicarakan masalah Monopoli Internasional. Dalam pertemuan itu
Mayer yang bergelar Rothschild I mengemukakan tentang peran yang dimainkan
oleh para pemilik modal Yahudi Internasional dalam Revolusi Inggris. Ia
mengemukakan beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh mereka sebagai
berikut :
1) Mereka lamban dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Akibatnya tidak bisa menghasilkan apa yang telah ditargetkan, yaitu
menguasai Inggris secara menyeluruh.
2) Masih ada beberapa golongan berpengaruh di Inggris yang masih mampu
bertahan menghadapi Konspirasi Internasional. Rothschild mengajukan
pandangannya tentang langkah-langkah yang masih belum terlaksana,
yaitu :
a) Mempercepat pelaksanaan program yang belum terlaksana, dan
menyingkirkan golongan oposisi dengan segala cara yang bisa ditempuh.
b) Menguasai sepenuhnya segenap lapisan masyarakat Inggris, dan
menentukan nasib mereka lewat jalan kekerasan dan teror mental dan
fisik.
Meskipun ada kesalahan yang diamati oleh Mayer, namun itu tidak berarti tujuan
Konspirasi Internasional secara umum telah gagal. Tujuan mereka menguasai
perekonomian Inggris telah tercapai, dan mereka berhasil pula menarik Inggris
ke dalam ketidakstabilan dan kancah peperangan yang berkepanjangan, agar
jeratan yang mencekik leher menjadi makin kuat. Rothschild membeberkan
kepada para pemilik modal Yahudi Internasional itu, bahwa keberhasilan mereka
atas Inggris bukanlah sesuatu yang besar, dibanding dengan arti Revolusi
Perancis yang segera akan berkobar. Para peserta pertemuan merasa puas
dengan uraian Rothschild yang realistis itu, sehingga mereka sepakat
memperkokoh suatu tujuan dalam merancang Revolusi Perancis dengan
rencana matang. Sejak itu mereka sepakat mengumpulkan dana besar-besaran
sebagai persiapan untuk membiayai rencana tersebut. Dengan modal keuangan
besar-besaran, mereka berharap bisa menciptakan situasi perekonomian Eropa
yang menggoncangkan. Khususnya di Perancis, pengangguran melonjak
dahsyat, dan bencana kelaparan mendekati ambang pintu. Sementara itu,
terompet slogan muluk-muluk ditiupkan dari balik layar oleh kekuatan Konspirasi
Yahudi Internasional, sehingga raja Perancis beserta para pejabat dan pihak
gereja menjadi sasaran kebencian rakyat yang makin memuncak dari hari ke
hari, dengan melontarkan tuduhan keji tanpa landasan rasional terhadap
kalangan penguasa. Kehancuran dan kerusuhan pun makin menjadi-jadi.
Setelah Rothschild membeberkan pikirannya secara umum, ia mengeluarkan
dokumen tertulis dari beberapa tokoh Yahudi dan membacakannya. Isinya
sesuai dengan yang ditemukan oleh penulis buku ini, yaitu :
1) Rothschild menyatakan, suatu kenyataan yang riil yaitu , bahwa manusia
itu lebih banyak cenderung kepada kejahatan daripada kepada kebaikan.
Konsekuensi logisnya, Konspirasi harus bisa mewujudkan cita-citanya,
apabila sistem pemerintahan suatu negara berdasarkan pada kekerasan,
teror dan petualangan serta pelanggaran hak asasi manusia. Kalau suatu
pemerintahan berdasarkan pada sistem musyawarah, hukum, peraturan,
dan undang-undang, maka akan merupakan penghalang bagi cita-cita
kekuatan Konspirasi dalam mewujudkannya. Manusia pada zaman dulu
tunduk kepada penguasa, tanpa adanya kritik atau membantah.
Kemudian kekuasaan itu berkembang secara bertahap, sampai pada
tahap yang disebut undangundang. Dengan kata lain, undang-undang
menurut Rothschild merupakan kekuatan pemuas belaka.Maka dengan
demikian, untuk berfilsafat, bahwa undang-undang alam mengajarkan
kebenaran yaitu kekuatan, atau standar kebenaran hanya bisa diukur
dengan kekuatan.
2) Rothschild mengemukakan, yang disebut kebebasan politik (political
freedom) pada hakikatnya hanyalah idealisme atau angan-angan yang
tidak akan pernah terwujud dalam alam nyata. Setiap langkah kekuasaan
politik, jalan yang terbaik yaitu memperalat seseorang atau pergerakan,
yang secara diam-diam setia kepada Konspirasi untuk
mempropagandakan kebebasan politik di tengah-tengah masyarakat
umum. Kalau idealisme ini telah termakan oleh publik, mereka akan
mudah melepaskan hak-hak dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah
yang sah kepada mereka, demi memperjuangkan idealisme itu. Pada saat
itulah pihak Konspirasi bisa segera merebut hak dan fasilitas itu. Tidak
ada pengaruh idealisme mengenai kebebasan politik itu bagi Konspirasi
selain hal itu hanya merupakan idealisme tanpa kenyataan.
3) Rothschild menandaskan, kekuatan uang selalu bisa mengalahkan
kekuatan pemerintah merdeka. Agama merupakan faktor yang bisa
menguasai masyarakat pada masa tertentu. Kemudian ikatan agama
pada masa-masa berikutnya mulai digulung di berbagai wilayah bumi ini,
karena alasan kebebasan. Akan tetapi, orang tidak mengerti bagaimana
mereka harus berbuat dengan idealisme kebebasan itu. Yang demikian itu
yaitu fakta logis bagi kekuatan Konspirasi untuk memperalat idealisme
kebebasan, agar menimbulkan perpecahan dalam suatu masyarakat. Bagi
kekuatan tidak penting, apakah yang menumbangkan sebuah pemerintah
yang sah itu kekuatan dari dalam sendiri atau pun dari luar. Bagaimana
pun proses penumbangan itu, yang dibutuhkan yaitu uang.
4) Rothschild menambahkan, demi tujuan, segala cara boleh dilakukan.
Kalau penguasa memerintah dengan undang-undang dan nilai moral,
berarti ia bukanlah seorang politikus cerdik dalam bermanuver, karena ia
merasa terikat oleh norma dan tidak akan bisa mengelabui rakyat, dan
tidak bisa sembarangan menindak musuh-musuhnya, kecuali kalau
mereka berbuat jahat. Siapa pun yang berminat untuk berkuasa, ia harus
bisa yakin meraih kekuasaan itu dengan tipu daya licik, pemerasan dan
pemutarbalikan fakta. Sebab, keluhuran budi dalam etika pergaulan
masyarakat, seperti jujur, teguh pendirian, komitmen terhadap nilai-nilai
moral merupakan kejahatan atau keburukan dalam dunia politik.
5) Rothschild berfilsafat lebih lanjut, bahwa kebenaran baginya yaitu
kekuatan Konspirasi. Kata "kebenaran" baginya yaitu ungkapan yang
bersifat fiktif belaka, tanpa memiliki makna sedikit pun. Ia telah
menemukan arti kebenaran yang sebenarnya, yaitu bahwa kebenaran itu
yaitu menyerang dengan kekuatan senjata untuk merobek-robek konsep
keadilan dan hukum hingga berkeping-keping. Kemudian orang harus
meletakkan lembaga hukum dan norma-norma susila menurut
kehendaknya. Maka, orang akan segera menjadi penguasa atas segenap
lapisan masyarakat, yang mereka sendiri akan memberikan hak
kekuasaan kepada penguasa itu. Hal semacam inilah yang perlu
dilakukan di Perancis dengan slogan kebebasan palsu.
6) Rothschild memperingatkan segenap peserta pertemuan, "Suatu
keharusan bagi kekuatan kita yang bertujuan menguasai dunia secara
ekonomis, harus tetap terjaga kerahasiaannya dari dunia luar. Pada suatu
saat kekuatan kita akan sampai pada tingkat, yang tidak ada suatu
kekuatan pun yang berani mencoba menghancurkannya". Rothschild
selanjutnya memperingatkan lagi, agar para peserta tetap konsisten
dengan program Konspirasi. Setiap penyelewengan atau pembocoran dari
garis program yang disusun oleh putra-putra Yahudi berabad-abad
lamanya akan berakhir fatal, dan bisa membinasakan orang Yahudi
sendiri.
7) Rothschild menandaskan keharusan bagi Konspirasi untuk mengambil
simpati khalayak umum, agar mereka bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan Konspirasi. Masyarakat umum yaitu kalangan buta dan
tidak berpikir panjang, dan mudah terpengaruh. Mereka senantiasa bisa
digerakkan atau digiring atau dituntun oleh pihak lain. Kemudian
Rothschild berkata, "Seorang penguasa tidak bisa menguasai massa,
atau menggiring mereka menurut kemauannya. Kecuali penguasa itu
memerintah sebagai diktator yang sifatnya mutlak. Inilah satu-satunya
jalan yang terbuka untuk membangun kebudayaan yang diinginkannya.
Kalau massa diberikan kebebasan mendapat peluang, maka peluang itu
akan segera disalahgunakan untuk menimbulkan kerusuhan."
8) Rothschild menyinggung masalah sarana, bahwa mencapai tujuan harus
mengandalkan beberapa hal berikut :
a) Minuman keras.
b) Obat-obat terlarang, kebejatan moral dan seks.
c) Suap dan mencampakkan hati nurani kemanusiaan.
Hal-hal itu dalam segala bentuknya harus dikaji secara serius untuk
menghancurkan norma-norma susila masyarakat yang telah dimasuki
oleh perkumpulan Konspirasi. Setiap gerakan Konspirasi mengharuskan
adanya program training khusus bagi muda-mudi, untuk dicetak menjadi
tenaga akademik, pelayan, pendidik dan profesi lainnya untuk
kepentingan Konspirasi. Juga diperlukan wanita-wanita untuk dijadikan
pelayan istimewa di tempat-tempat maksiat, pusat hiburan bagi kalangan
non-Yahudi (Gentiles). Mereka ini yaitu wanita-wanita yang bersedia
melacurkan diri dengan bekerja sama dengan wanita lain. Konsep yang
harus dipakai tidak terbatas hanya pada suap-menyuap, pengkhianatan
dan bentuk skandal tertentu, demi kepentingan tujuan terakhir.
9) Pada tahap prinsip politik, Rothschild mengatakan, "Konspirasi punya hak
untuk merampas kekayaan siapa saja, kalau hal itu akan berarti
memperkokoh kekuasaan atau pun cengkeraman atas orang yang
dimaksud. Konspirasi akan menyelusup untuk menyalakan api
peperangan yang terselubung. Taktik ini akan membawa hasil lebih besar,
lebih aman dan lebih efisien, sehingga rakyat umum akan berada dalam
kecemasan, yang akhirnya akan dikuasai oleh kekuasaan Konspirasi
secara mutlak".
10) Pembicaraan Rothschild berakhir pada masalah slogan yang harus
digemborkan, dengan mengatakan, "Di dunia ini tidak ada tempat bagi
yang namanya kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Slogan-slogan
itu tidak lebih dari ucapan kosong, yang diperkenalkan oleh kita sendiri,
lalu kita letakkan di bibir masyarakat umum agar mereka menggunakan
berulang-ulang, persis burung beo. Sesungguhnya sistem pemerintahan
yang sekarang di Perancis yaitu berdasarkan aristokrasi keturunan. Kita
akan menghancurkan semua itu dengan slogan kosong tersebut di atas.
Setelah itu baru kita bangun sebuah pemerintahan di atas puing-puing
pemerintahan lama, dengan prinsip aristokrasi baru. Semua di tangan
kita."
11) Rothschild mengalihkan pembicaraan tentang pandangannya mengenai
perang. Yang pertama harus dilakukan yaitu konsep menyulut api
peperangan tertentu, setelah lebih dulu mengadakan studi khusus secara
konsepsional. Kemudian mengatur bagaimana jalan perundingan damai
yang bakal dilakukan. Adapun perang itu sendiri harus menyeret negara
tetangga, sehingga bisa ikut terperangkap ke dalam krisis hutang, yang
pada akhirnya Konspirasi akan merupakan pihak yang paling beruntung.
12) Rothschild tidak lupa berbicara tentang pemerintahan suatu negara. Ia
menjelaskan mengenai keharusan menguasai pemilihan umum dan
aturan permainan kementerian, dan jalan yang menuju ke sana dengan
menggunakan jaringan para kaki tangan Konspirasi, dan slogan-slogan
besar tentang idealisme kebebasan untuk menimbulkan kekacauan dan
pembangkangan atas dukungan dana dari Konspirasi Internasional. Lebih
lanjut Rothschild menerangkan peran yang bakal dimainkan oleh tokoh-
tokoh yang berhasil menduduki posisi penting atas dukungan Konspirasi.
Ia mengatakan, "Mereka akan mengabdi untuk kepentingan kita dan
menuruti instruksi kita. Dengan kata lain, mereka akan selalu siap
berperan sebagai pion-pion di kotak catur. Sedang tangan penggeraknya
yaitu kita".
13) Rothschild bersama forum membicarakan propaganda, setelah ia lebih
dulu berhasil mengemukakan pandangannya mengenai hal ini, dan
memperingatkan adanya keharusan untuk menguasai media massa, agar
mereka bisa mengelabui khalayak umum, di samping sebagai sarana
efektif untuk menimbulkan gejolak massa. Rothschild berkata, "Kita akan
menggunakan senjata emas untuk menguasai media massa. Kalau kita
mengandalkan selain senjata uang, tidak jarang kita harus menyeberangi
lautan darah dan air mata para mangsa untuk menuju cita-cita. Perlu
diingat, bahwa satu orang Yahudi yang menjadi mangsa sama dengan
1000 gentiles sebagai balasannya."
14) Rothschild melanjutkan pembicaraannya lagi, dan kali ini mengenai
organisasi yang berada di bawah Konspirasi. Organisasi itu perlu
ditampilkan secara terbuka, setelah kondisi rakyat hancur sampai tingkat
terendah, yaitu saat kecemasan, ketakutan dan kekacauan menguasai
fenomena kehidupan mereka. Setelah tiba saatnya untuk mengembalikan
sebuah regim yang bisa meyakinkan rakyat, bahwa pihak yang
bertanggungjawab atas malapetaka yang menimpa mereka yaitu
sekelompok penjahat dan pengacau yang tidak bertanggungjawab.
Kemudian dimulai langkah baru bagi regim itu untuk menindak apa yang
disebut kaum pengacau dan pengkhianat tadi, untuk lebih meyakinkan
rakyat, bahwa regim baru itu bertindak sebagai pelindung undang-undang
atau pahlawan di mata rakyat. Padahal, yang kita tuju sebenarnya yaitu
kekuasaan mutlak, lewat para pahlawan sulapan tersebut untuk
membalas dendam kepada gentiles.
15) Pembicaraan Rothschild beralih pada masalah lainnya dengan
mengatakan, "Krisis ekonomi dan masalah kecemasan umum, yang
diakibatkan oleh rancangan Konspirasi akan melahirkan hak baru, yaitu
hak pemilik modal dalam kekuasaan, dan kekuasaan itu akan menjadi
warisan berketurunan." Seterusnya Rothschild menerangkan, bagaimana
kekuatan Konspirasi menguasai dan menggerakan massa, yang pada
akhirnya mampu mengatasi pihak yang berani menghalangi kekuatan
Konspirasi yang tersembunyi di balik mereka sendiri mendongkel mangsa
yang telah diincarnya.
16) Konspirasi melakukan penyusupan ke dalam jantung Free Masonry yang
ada di Eropa, agar bisa memantau sejauh mana efektivitas organisasi
tersebut dalam perannya sebagai pengabdi kekuatan Konspirasi.
Rothschild menyinggung perlunya Konspirasi mendirikan organisasi
sejenis Free Masonry lain The Grand Eastern Lodges yang dikelola
langsung oleh Konspirasi, yang kemudian diberi nama The Blue Masonry.
Rothschild selanjutnya menyinggung anggota yang tergabung dalam The
Blue Masonry akan ditatar dan dididik secara khusus, agar mereka bisa
berperan sebagai propagandis atheis materialistis di tengahtengah
masyarakat Gentiles.
17) Rothschild makin bersemangat untuk terus berbicara, mengungkapkan
pikiran-pikirannya. Ia mengetengahkan masalah penting dari rancangan
Konspirasi, yaitu tentang kegagalan rakyat Gentiles terus-menerus. Hal ini
memerlukan ungkapan halus dan slogan yang menggiurkan untuk
mengelabui massa. Kemudian dilanjutkan dengan kata-katanya, "Kita
memiliki kepastian untuk mengingkari janji dan slogan yang indah itu,
sehingga berubah menjadi sekedar kata-kata indah yang tak berarti. Kita
akan membakar semangat publik umum hingga tingkat histeris, dengan
menggunakan janji-janji kosong dan taktik pemutarbalikan fakta . Saat itu
kita akan menggiring publik Gentiles itu agar berbuat nekad
menghancurkan segala sesuatu, sampai pun aturan hukum dan agama.
Dengan demikian, kita mudah menghapus nama Tuhan dan tata susila
dari kehidupan."
18) Ditandaskan oleh Rothschild tentang rancangan pembangkangan
bersenjata, dan pentingnya perang jalanan. Ia menekankan perlunya
tindak kekerasan yang akan menimbulkan kepanikan publik, sehingga
terbuka jalan bagi Konspirasi untuk mengail ikan di air keruh.
19) Dalam bidang diplomasi Rothschild mengemukakan, bahwa setelah
perang usai dibutuhkan kegiatan diplomatik diam-diam. Sebab, kegiatan
ini merupakan peluang emas bagi agen-agen Konspirasi untuk menguak
informasi penting mengenai politik, ekonomi dan keuangan, dengan kedok
sebagai penasehat yang tampak pada arena nasional maupun
internasional, sehingga memungkinkan Konspirasi menancapkan kuku
kekuasaannya dari balik tabir, tanpa ada ancaman yang membahayakan
dari pandangan umum.
20) Untuk bisa menundukkan dunia, lebih dulu diperlukan adanya monopoli
kegiatan ekonomi raksasa dengan seluruh modal yang dimiliki oleh
Konspirasi, sampai tidak ada kekuatan nasional Gentiles mana pun yang
menandinginya. Kalau monopoli Konspirasi itu digunakan untuk memukul
suatu pemerintahan, pasti akan timbul krisis ekonomi dan politik , dan kas
nasional negara itu akan tergulung ke dalam lipatan monopoli Konspirasi.
Rothschild lebih lanjut berkata, "Kita semua yaitu pakar ekonomi dan
keuangan. Maka kita akan tahu hasil apa yang akan kita capai, kalau
konsep itu kita laksanakan."
21) Strategi perang yang dirancang untuk menguasai kekayaan alam
Gentiles telah disepakati oleh forum. Mereka merumuskan strategi lewat
pengenaan pajak tinggi melalui organisasi atau regim yang berkuasa.
Maka akan lahirlah kondisi yang menimbulkan persaingan ketat dalam
bidang ekonomi nasional. Akibatnya kehidupan ekonomi Gentiles akan
mengalami kepincangan, dan perkembangan ekonomi serta investasi
nasional akan menurun drastis. Adapun dalam arena internasional,
Konspirasi akan mencekik leher negara-negara yang diincar sedikit demi
sedikit, sehingga akhirnya akan terkucil dari pasaran internasional.
Kemudian Konspirasi akan menguasai kebutuhan pokok rakyatnya untuk
menuju jalan terbukanya kekacauan di kalangan pekerja dan rakyat kelas
bawah.
22) Forum selanjutnya menyepakati gagasan tentang keharusan menyalakan
api peperangan antar-bangsa Gentiles, dengan menggunakan senjata
paling mematikan yang bisa diproduksi, sehingga bagi bangsa-bangsa itu
yang tertinggal hanya kaum fakir miskin yang tidak berdaya menghadapi
kekuatan Konspirasi.
23) Suatu pemerintahan terselubung akan muncul, setelah Konspirasi
berhasil melaksanakan program yang telah ditetapkan.
24) Untuk menguasai unsur pemuda, Konspirasi harus menyelusup ke dalam
setiap lapisan masyarakat, termasuk kalangan pemerintah. Konspirasi
harus tetap memegang program dan rancangan yang telah digariskan
untuk memperdaya kaum muda di berbagai tempat, dan merusak mereka
secara sistematis dengan menyebarluaskan dekadensi moral dan faham
yang menyesatkan, serta memerangi ajaran agama.
25) Dan terakhir mengenai undang-undang. Dalam hal ini Konspirasi tidak
akan mengganggu undang-undang yang ada di suatu negara, tapi
berusaha untuk menyalahgunakan, sehingga pada akhirnya akan
menghancurkan kebudayaan kaum Gentiles itu sendiri.
Sampai pada butir 25 itu, dokumen yang ada pada penulis secara umum
menjelaskan tentang program asli bagi Konspirasi Internasional. Dokumen
tersebut juga menjelaskan tempat dilakukannya pertemuan, yaitu jalan Bonden
Strous, Frankfurt Jerman. Dokumen-dokumen penting serupa itu pernah jatuh ke
tangan profesor Niloss dari Rusia tahun 1901, yang kemudian dibukukan dan
diterbitkan pada tahun 1905 dengan judul Bahaya Yahudi. Setelah diadakan
perbandingan antara dokumen yang ada di tangan penulis dan dokumen yang
ada di tangan profesor Niloss itu, ternyata keduanya sama. Bedanya hanya
sedikit, yaitu bahwa dokumen yang ada di tangan Niloss punya lampiran tentang
informasi tambahan mengenai penyusupan Konspirasi lewat faham atau teori
baru, seperti teori Darwinisme (Biological Evolution), dan ideologi atheis
materialisme, seperti Marxisme. Tambahan ini memang wajar, selaras dengan
perkembangan zaman.
Program terpenting yang terkandung dalam dokumen yang ada pada profesor
Niloss yaitu sebuah informasi yang membuka kedok dan senjata baru bagi
Konspirasi modern, yang disebut ZIONISME. Zionisme ini relatif masih berusia
muda, dan belum sampai pada tingkatan matang, karena Zionisme baru lahir
pada tahun 1897.
Peringatan profesor Niloss tentang bahaya Yahudi pada mulanya tidak banyak
menarik perhatian, kecuali setelah beberapa tahun kemudian, yaitu saat
terbongkarnya skandal rahasia di Inggris, yang mengakibatkan raja Inggris
Edward terpaksa turun tahta. Buku Bahaya Yahudi telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris oleh Victor Marsedan pada tahun 1921 dengan judul Protocols of
Learned Elderly of Zion. Dan arti kata Protocol sendiri yaitu keputusan atau
prinsip atau berarti landasan. Demikian populernya, buku itu kemudian
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.
Baik dokumen yang ada pada penulis buku ini, ataupun yang ada pada profesor
Niloss, dan ada pada buku Protocols of Zion menunjukkan adanya kesamaan
secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada masalah informasi tambahan,
seperti telah kita sebut terdahulu. Hal itu terjadi karena adanya perkembangan
yang terjadi pada masa-masa berikutnya. Perbedaan kedua terletak pada judul
yang diberikan oleh Victor Marsedan. Istilah 'Protocols' sebenarnya sudah
muncul saat Rothschild mengadakan pertemuan rahasia, yang menghasilkan
rancangan program Konspirasi, seperti telah kita beberkan
di muka.
B. Persiapan Revolusi Perancis
Rangkaian peristiwa yang mengantar meletusnya Revolusi Perancis yaitu
persis seperti telah dirancang dalam Protocol Konspirasi, yang prinsipnya
tersimpul sebagai berikut :
1) Langkah pertama yaitu menciptakan timbulnya semangat
pembangkangan di kalangan masyarakat luas terhadap penguasa
kerajaan di Perancis. Semangat benci harus memasuki perasaan dan
pikiran rakyat luas. Cara yang praktis ialah, agar rakyat melakukan
langkah-langkah brutal, seperti telah dirancang oleh pihak Konspirasi.
2) Para tokoh Konspirasi menyelusup ke dalam perkumpulan Free Masonry
yang ada di Perancis, terutama Free Masonry yang baru didirikan,
sehingga mereka bisa memasang jaringan-jaringan maut, sebagai
perangkap untuk menyebarluaskan semangat pembangkangan, faham
materialistis dan atheisme. Rothschild mengakhiri pesan-pesannya seperti
tersebut dalam dokumen dengan sebuah peringatan, agar semua peserta
bersikap berhati-hati dalam melaksanakan program besar itu. Dengan
demikian, keterlibatan Konspirasi dalam Revolusi Perancis tetap
merupakan rahasia selamanya.
Mungkin dari kita akan timbul pertanyaan, misalnya, Apakah ada bukti yang
menguatkan tentang pertemuan Rothschild dengan undangan yang telah kita
sebutkan? Bagaimana kita bisa tahu tentang apa yang dibicarakan? Sejauh
mana kebenaran dokumen yang telah kita sebutkan? Dan pertanyaan seperti itu
bisa terus berkelanjutan. Untuk menjawab pertanyaan seperti itu sebenarnya
tidak sulit. Misalnya, kita telah menyaksikan seorang penunggang kuda yang
tewas disambar petir dalam perjalanannya antara Frankfurt dan Paris. Setelah
diselidiki identitasnya, ternyata ia yaitu seorang utusan pembawa dokumen
yang ada hubungannya dengan Konspirasi Internasional. Di dalamnya ada
pesan yang ada hubungannya dengan masalah Jerman dengan pemimpin The
Grand Eastern Lodge di Perancis, yaitu Duke Durlian yang terkenal itu. Pada
saat itu Free Masonry yang ada di Perancis telah lama sepenuhnya berada di
tangan sesepuh Yahudi, sesuai dengan rencana dalam dokumen itu. Duke
Durlian telah mengubah Free Masonry tersebut sebagai pusat jaringan dan
organisasi rahasia untuk mengatur jalannya ledakan revolusi, yaitu setelah tahap
permulaan selesai, saat ia mengadakan hubungan dengan para tokoh Yahudi
Jerman lewat tokoh lainnya Comte De Mirabeau. Peristiwa terbunuhnya utusan
itu di daerah Datesbon, termasuk wilayah kerajaan Bavaria, menyebabkan
dokumen itu jatuh ke pihak pemerintah Bavaria, seperti telah kita bicarakan pada
bab sebelumnya.
C. Tahap Pelaksanaan Sebuah Rancangan Terselubung
Kaum Yahudi yakin, bahwa hanya para sesepuh Yahudi yang punya otoritas
untuk menginterpretasi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci. Rahasia
maknanya tidak akan terungkap, kecuali lewat sesepuh yang mendapat ilham
dari Tuhan. Klaim mereka ini memang tidak ada artinya. Tapi kalau mereka
membentuk perkumpulan di bawah kekuasaan para sesepuh Yahudi itu,
masalahnya menjadi lain. Sebab, orientasi dan langkah mereka
mengatasnamakan Wahyu Tuhan. Apa yang kita rasakan dalam sejarah lampau
hingga kini, perkumpulan yang diprakarsai dan dikuasai oleh mereka masih tetap
bekerja keras dalam sarang-sarang perkumpulan, yang disebut perkumpulan
kaum Nurani atau nama lainnya. Dalam mitos Yahudi, kata "Nurani" berarti
'cahaya'. Sedang ungkapan yang lebih tepat berarti "Lucifer", yang dalam Kitab
Injil berarti 'Lurah Setan' pembawa cahaya api.
Secara ringkas, Nurani menurut orang Yahudi yaitu orang yang mendapat
ilham atau wahyu, atau orang yang mendapat ilham di luar hukum alam. Tugas
kaum Nurani atau sesepuh Yahudi yaitu melaksanakan tugas kegerejaan
Yahudi tertinggi. Tugas itu dianggap sebagai wasiat suci yang dipikul oleh 13
anggota Majelis Tertinggi Yahudi yang disebut "Majelis 13". Pengambilan 13
anggota sebagai jumlah atau angka keramat bukanlah merupakan tindakan
tanpa maksud, tapi punya sejarah dan tujuan tersendiri. Majelis Yahudi tersebut
punya tujuan menghancurkan agama Kristen, yaitu agama Nabi Isa dan kaum
Khawarie (muridnya) yang berjumlah 12 (13 dengan Nabi Isa). Kecuali itu ada
sebab lain, yaitu bahwa jumlah puak Bani Israel yang 13 itu mungkin merupakan
lambang sebagai wakil dari perkumpulan Nurani. Kaum Nurani punya aturan
tersendiri, yang bisa menjadi kerahasiaannya, dan menindak setiap pengkhianat
untuk menghindari terjadinya pengkhianatan, seperti dilakukan oleh Yahuda
terhadap Nabi Isa. Aturan ini menjamin setiap anggota Majelis untuk tunduk
secara mutlak kepada pimpinan 'Majelis 33'. Aturan ini menimbulkan dugaan
kuat, dan membuat tanda tanya besar dalam benak kita, mengapa para
penganut komunisme di setiap penjuru bumi tidak pernah merasa terikat oleh
rakyatnya sendiri, tapi selalu komitmen kepada komunisme tertinggi sebagai
panutannya.
Kaum Nurani memusatkan kegiatan The Great Eastern Lodge dari kota Angold
Stadt Jerman, untuk kemudian menyebarkan anggotanya ke dalam perkumpulan
Free Masonry yang tersebar di seluruh Eropa. Kegiatannya dipusatkan di
Perancis dengan memakai kedok sebagai kegiatan kemanusiaan, atau lainnya
yang bisa memberi kesan positif. Setelah itu, kaum Nurani melangkah kepada
rancangan berikutnya yang bertujuan bisa mengadakan hubungan dengan para
tokoh Gentiles yang berpengaruh dalam pemerintahan atau dalam lingkungan
gereja. Selanjutnya para tokoh itu ditundukkan ke dalam pelukan Nurani, baik
dengan jalan memberi uang atau pemerasan lewat skandal, atau cara lain yang
bisa ditempuh. Dan langkah berikutnya ialah menjatuhkan pilihan pada Comte
De Mirabeau sebagai sosok pemimpin yang paling tepat untuk
melaksanakannya. Hal ini mengingat pengaruh dan kelebihan yang dimiliki oleh
Mirabeau di tengah-tengah masyarakat Perancis. Mirabeau yaitu tokoh
berdarah bangsawan yang sangat berpengaruh di istana kerajaan. Dan lagi, dia
yaitu kawan dekat Duke Durlian, seorang tokoh terbesar Free Mason. Alasan
utama mengapa pimpinan gereja tertinggi Yahudi memilih Mirabeau sebagai
tokoh yang kelak akan memimpin Revolusi Perancis yaitu , karena ia seorang
berdarah dingin dan tidak mengenal nilai-nilai susila, dan ia punya kelebihan
sebagai orator berbakat yang bisa mempengaruhi publik umum. Banyak
pengagum yang terpikat oleh gaya pidatonya.
Sementara itu, gaya hidup Mirabeau yang mewah telah mengantar dia ke dalam
jeratan hutang dalam jumlah yang besar. Situasi itu menyebabkan ia mudah
menerima uluran bantuan keuangan dari pihak Nurani, meskipun bantuan itu
pada hakikatnya yaitu hutang yang berbunga tinggi. Di lain kesempatan
seorang jutawan Yahudi bernama Moshe Mondelhen menemui Mirabeau dengan
menawarkan uang dalam jumlah besar. Bahkan Mirabeau diperkenalkan dengan
seorang wanita rupawan Yahudi bernama Madam Horse, yang dikenal sebagai
wanita Permissive dan jet-set kota Paris kala itu. Tidak lama kemudian, wanita
itu telah jatuh bersama Mirabeau dalam dunia asmara.
Posisi Mirabeau kini telah berada dalam cengkeraman keuangan Yahudi, yaitu
Moshe Mondelhen dari satu sisi, dan di sisi lain dicengkeram asmara wanita
Yahudi. Dengan demikian, jerat-jerat kaum Nurani Yahudi telah berhasil
menangkap mangsanya, dan bisa memasukkan kehendaknya. Kemudian
Mirabeau ditarik memasuki dunia terselubung, dan memperkenalkan lika-liku
dunia itu, setelah terlebih dulu disumpah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Sejak itu Mirabeau berubah sikap dengan menjauhkan diri dari lingkungan kelas
elite Perancis, karena jeratan yang melilit lehernya terasa makin kuat. Akibatnya,
kalangan istana menjadi berang kepadanya. Mirabeau pun makin benci kepada
istana, sehingga ia menjadi makin gigih untuk meletuskan Revolusi Perancis itu.
Mirabeau melangkah lebih jauh dengan membujuk Duke Durlian, anak paman
Raja Perancis yang telah lama punya hubungan erat dengan kaum Nurani, untuk
mengatur dan memberi perlindungan kepada kaum revolusioner Perancis.
Mirabeau dan Duke Durlian hanya diberitahu oleh pihak kaum Nurani, bahwa
tujuan Revolusi yaitu menggulingkan Raja Louis XVI, kemudian Durlian akan
menduduki singgasana kerajaan setelah itu, sebagai raja yang dipilih secara
demokratis. Demikianlah dua orang yang ditokohkan itu tidak mengetahui secara
pasti tujuan dan maksud penggerak dan perancang revolusi yang sebenarnya,
yaitu menyingkirkan raja dan golongan aristokrat yang berkuasa di Perancis,
untuk kemudian digantikan oleh golongan aristokrat yang berdasarkan uang dan
emas. Di samping Durlian yaitu anak paman raja, ada sebab lain mengapa ia
dipilih oleh gereja Nurani, karena Durlian yaitu tokoh besar dalam gerakan
Free Masonry Perancis.
Sebelumnya, Perkumpulan Nurani Tertinggi telah menyerahkan kepada Adam
Weiz Howight untuk menyusun aturan permainan dan simbol-simbol gereja
Nurani, agar ada keserasian dengan aturan yang ada di The Grand Eastern
Lodge. Maka, Mirabeau pergi ke Frankfurt, tempat Adam Weiz Howight
melakukan kegiatan disertai oleh Duke Durlian dan seorang pemuda yang kelak
akan menjadi tokoh penting dalam sejarah Perancis, bernama Talleyrand.
Kemudian Mirabeau mempertemukan mereka berdua dengan Adam Weiz
Howight. Sejak 1773, Duke Durlian mulai memasukkan aturan baru dalam Free
Masonry Perancis, dan mengubah aturan yang lama. Hingga tahun 1788,
jumlah Free Masonry telah mencapai lebih dari 100.000 orang pria dan wanita.
Demikianlah, kaum Nurani Yahudi telah berhasil menancapkan kuku
pengaruhnya lewat Moshe Mondelhen ke dalam Free Masonry Eropa, sesuai
dengan aturan dan garis rancangan yang telah diletakkan oleh Weiz Howight.
Kemudian datang tahap berikutnya, yaitu pembentukan komite rahasia dalam
Free Masonry untuk meletakkan revolusi, dengan menyebarkan penggerak
revolusi dan tokoh-tokohnya ke seluruh wilayah Perancis.
D. Mirabeau dan Duke Durlian
Mirabeau telah berhasil membawa Duke Durlian ke dalam Free Masonry
Nasional Perancis yang dikenal dengan sebutan The Blue Masonry. Kurang lebih
empat tahun kemudian, Duke Durlian terkuras kekayaannya, dan dia sendiri
memikul beban hutang dalam jumlah besar. Tidak ada jalan lain baginya untuk
membayar hutang-hutangnya kembali, kecuali harus menempuh jalan hidup
yang bisa melepaskan bebannya. Kemudian dia mengambil jalan pintas dengan
melakukan kegiatan penyelundupan dan perdagangan barang-barang terlarang,
dengan maksud untuk bisa membayar hutang-hutangnya. Akan tetapi,
petualangan bisnisnya justru membuat Durlian lebih dalam terjerumus dalam
lembah hutang. Pada tahun 1780 hutangnya telah mencapai 800.000 Franc.
Angka itu merupakan jumlah yang sangat besar menurut ukuran masa itu.
Setelah itu, para sesepuh Yahudi melihat saatnya telah tiba untuk menjerat
mangsanya lebih kuat, berkat kecerdasan Mirabeau.
Para pemilik modal Yahudi mendekati Durlian dengan bujuk rayu menggiurkan,
sehingga Durlian terperdaya menggadaikan harta miliknya, tanahnya, bahkan
istananya 'Palais Royal' yaitu istana kerajaan khusus untuknya atas pemberian
raja. Istana itu dijadikan jaminan hutang-hutangnya kepada para pemilik modal
Yahudi itu. Durlian tidak menyadari, bahwa tindakannya itu akan menjerumuskan
dia ke dalam perangkap setan. Kekuatan yang terselubung telah mengutus
seorang Yahudi asal Spanyol untuk menjalankan aksi mengawasi harta
kekayaan Durlian, berikut Palais Royalnya. Utusan itu yaitu Coderlos De Lalco,
yang dikenal sebagai penulis buku cerita 'Hubungan Berbahaya' dan karya
percintaan lainnya yang bernafas cinta dan seks. Ia juga dikenal sebagai penulis
karya permissivisme moral dan kebebasan seks. Antara karya-karya itu dan
pembahasan ini tidak ada kaitannya apa-apa. Akan tetapi, karena karya itu telah
menjadikan istana Palais Royal sebagai tempat mesum paling populer, maka
hasil karyanya sering disebut-sebut orang.
Demikianlah sebuah istana kerajaan telah dijadikan sarang kemaksiatan. Para
pengunjungnya yang rata-rata kelas elit bisa menyaksikan berbagai jenis
pertunjukan seks dan gambar-gambar porno, yang sulit diungkapkan dalam
bentuk kata-kata. Bukan hanya itu. Fasilitas lengkap tersedia juga untuk
mempermudah setiap pengunjung melakukan keinginannya, tanpa ada kesulitan
apa pun. Dalam menjalankan tugasnya, Coderlos tidak hanya sendirian. Ia
berkawan dengan orang bernama Callistro, seorang Yahudi asal Italia yang
nama aslinya Joseph Palsemo. Dialah yang menjadikan villa-villa Durlian tidak
terkena hukum Perancis, sebagai pusat penerbitan selebaranselebaran untuk
memanaskan suasana revolusi, di samping menyebar hasutan tajam dan terus
menerus. Selain itu, Callistro juga mengatur pertemuanpertemuan akbar,
berbagai pertunjukan, ceramah umum dan diskusi, dengan tujuan untuk
menggalakkan gejolak dan semangat publik. Jaringan mata-mata juga dipasang
di mana-mana untuk mengetahui perkembangan dan skandal yang dilakukan
oleh tokoh-tokoh yang diincar oleh Kekuatan terselubung.
Setelah itu dilakukan operasi gosip terencana, agar mangsanya jatuh di mata
umum. Oleh sebab itu, banyak pria dan wanita terpandang menjadi gelisah,
khawatir menjadi tumbal mafia yang dipimpin oleh De Lalco dan Palsemo itu.
Tidak sedikit diantara mereka terpaksa tunduk kepada kehendak mafia itu.
Dengan demikian harta kekayaan Duke Durlian telah berubah menjadi pusat
latihan aktivis revolusi, yang menyelusup ke berbagai kegiatan sosial budaya,
bahkan sampai masuk ke dalam perkumpulan olah raga. Dengan aneka ragam
kedok inilah mereka bisa memasukkan kegiatan yang merusak, mulai dari seks,
minuman keras dan berbagai macam kemaksiatan lainnya, hingga fenomena
seperti ini meluas dan menjamur ke seluruh negeri. Kaki tangan Konspirasi
menarik tokoh-tokoh revolusi ke dalam dunia gelap itu dengan bujuk rayu yang
menggiurkan, sehingga mereka jatuh ke dalam pelukan setan. Kegiatan ini diatur
dan diarahkan dari markas Mirabeau dan Durlian, dan dari istana Palais Royal.
Sejarawan Inggris Scoder dalam bukunya Prince of Blood mengatakan tentang
Palais Royal ini, bahwa masalah Palais Royal saja membuat polisi lebih sibuk
daripada menangani masalah Paris secara keseluruhan.
Rakyat Perancis pada umumnya tidak tahu apa yang berjalan dalam istana
Palais Royal, karena mereka mengira itu yaitu kediaman resmi Duke Durlian,
putra paman raja Perancis. Hanya sebagian kecil tertentu saja yang tahu, bahwa
Palais Royal telah jatuh ke tangan para pemilik modal Yahudi untuk dijadikan
sarang persekongkolan, yang akan melampiaskan dendam kesumat Yahudi
terhadap kaum Gentiles.
Sebenarnya penguasa kerajaan Perancis bukannya tidak tahu apa yang sedang
terjadi. Sebelumnya mereka sudah mendapat peringatan yang cukup, bahwa
pemerintah Bavaria menemukan dokumen-dokumen rahasia Konspirasi setelah
kematian utusan yang membawa dokumen itu, dan bagaimana pasukan
keamanan Bavaria menyerbu pusat sarang Konspirasi yang ada di negerinya,
sehingga ditemukannya dokumen yang lain. Maka raja Bavaria merasa perlu
menyampaikan peringatan adanya bahaya yang mengancam para penguasa di
seluruh Eropa, termasuk Pemerintah Perancis, Inggris, Polandia, Jerman,
Austria dan Rusia. Akan tetapi, peringatan itu tidak ditanggapi dengan
sepenuhnya, karena pengaruh kekuatan Konspirasi di negara-negara itu telah
sedemikian besarnya, sehingga peringatan seperti itu tidak cukup membuat
mereka tergugah untuk mengambil tindakan yang pasti.
Pada uraian berikutnya akan kita ketengahkan gambaran yang jelas mengenai
peristiwa revolusi Perancis, dan bagaimana berbagai peringatan itu tidak
mendapat tanggapan, untuk membangkitkan hati khalayak umum dari
kelengahan atas bahaya Konspirasi Internasional itu.
E. Revolusi Perancis dan Marie Antoinette
Negara-negara yang diberi peringatan tentang adanya ancaman bahaya
Konspirasi ternyata tidak menanggapi sepenuhnya, dan tidak mengambil
langkah apa-apa untuk menanggulangi. Maka pemerintah Bavaria beberapa kali
menulis surat kepada ratu Perancis, Marie Antoinette, yang isinya mengingatkan
ratu tentang adanya bahaya Konspirasi yang telah membuat rancangan khusus
untuk menguasai Perancis lewat Perkumpulan Free Masonry Perancis. Akan
tetapi, ratu Marie Antoinette, putri Raja Francois I dari kerajaan Austria itu tidak
bisa mempercayai peringatan itu. Karena peringatan itu terus datang bertubi-tubi,
maka ratu Marie Antoinette kemudian membalas surat-surat yang datang dari
pemerintah Bavaria itu. Dengan panjang lebar ratu membantah peringatan itu,
yang diantaranya ia mengatakan, "Tentang masalah yang berhubungan dengan
Perancis, keprihatinan Anda terlalu dibesarbesarkan mengenai kegiatan Free
Masonry itu. Aku percaya, gerakan itu di Perancis merupakan gerakan yang
terkecil diantara yang ada di seluruh Eropa."
Dalam lembaran sejarah terdapat bukti-bukti yang menunjukkan kesalahan besar
yang telah dilakukan oleh ratu Marie Antoinette. Kesalahan ini mengakibatkan ia
sendiri dan suaminya Raja Louis XVI mengakhiri riwayatnya di atas tiang maut
Guilotin, dan mayoritas sejarawan sepakat menyatakan, bahwa Marie Antoinette
yaitu seorang ratu yang bergaya hidup mewah dan boros, serta mempengaruhi
gaya hidup seluruh kerabat sentana istana kerajaan Perancis. Selain itu, Marie
Antoinette juga dicatat dalam sejarah sebagai playgirl kelas elit, yang
mengkhianati suaminya bersama teman-teman karibnya ..... dan seterusnya.
Padahal deskripsi busuk seperti itu tidak lain yaitu hasil gosip Palsemo dan
para Propagandis revolusi dalam rangka mengangkat tuduhan palsu ke atas
permukaan publik, sehingga mereka akan bertambah benci kepada ratu. Dengan
demikian, tangan-tangan tersembunyi akan mudah menuntut keluarga kerajaan
di depan pengadilan.
Beberapa sejarawan menulis betapa tabah ratu Marie Antoinette dan suaminya
menghadapi maut di atas pisau alat pembunuh sadis Guilotin. Isu gosip populer
yang pernah tercatat dalam sejarah ratu Marie Antoinette yaitu tentang skandal
'Kalung Permata Ratu', yang dijadikan alat untuk mencoreng wajah sang ratu.
Adam Weiz Howight dan Mondelhen pernah merancang suatu sketsa gagasan
seperti berikut :
"Masalah isu krisis ekonomi telah menjadi buah bibir masyarakat luas. Pada saat
kas kerajaan Perancis kosong, dan pemerintah terpaksa pinjam dari para pemilik
modal Yahudi Internasional, maka terbukalah kesempatan untuk membuat gosip
yang menggemparkan Tangan Terselubung. pihak Konspirasi membuat surat
palsu atas nama ratu, untuk memerintahkan seorang perajin membuat kalung
dari batu mulia kelas wahid, mirip permata dalam dongeng. Batu permata itu
seharga seperempat juta Franc, suatu harga yang amat tinggi saat itu."
Setelah perajin permata itu selesai mengerjakan instruksi palsu itu, ia
membawanya ke istana kerajaan. Alangkah terkejutnya baginda ratu dan
menolak mentah-mentah surat palsu atas nama ratu itu. Di luar kepalsuan itu,
berita tentang kalung permata tersebut telah menjadi berita populer di seluruh
Perancis, karena Palsemo telah menyebarluaskan secara besar-besaran. Tidak
pelak lagi, Marie Antoinette telah menjadi tumbal gosip, dan nama sang ratu
jatuh sedemikian parahnya akibat tuduhan pemborosan, kebejatan dan tuduhan
busuk lain yang ditujukan kepadanya. saat ketegangan gosip telah mencapai
titik runcing, Palsemo bermaksud membuat pukulan yang mematikan terhadap
Marie Antoinette. Palsemo mencetak selebaran dalam jumlah yang besar, yang
isinya menghasut dan memperuncing kebencian terhadap sang ratu. Dikatakan,
bahwa sang ratu telah diberi hadiah berupa kalung itu dari seorang pacar
gelapnya, sebagai tanda mata setelah keduanya dengan diam-diam terlibat
dalam skandal seks. Bukan hanya itu. Nama baik Marie Antoinette dilucuti habis-
habisan di mata umum, de