. Penanaman jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperlukan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu beladiri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Pada jaman kerajaan beladiri sudah dikenal untuk keamanan serta untuk memperluas wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti: Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram, Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri untuk mempertahankan wilayahnya, pada masa ini istilah pencak silat belum ada. Tahun 1019-1041 pada jaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak dengan nama “Eh Hok Hik”, yang artinya “Maju Selangkah Memukul”
B. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan pencak silat atau pembelaan diri nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih beladiri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Kegiatan pencak silat dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan hanya dipertahankan oleh kelompok-kelompok kecil. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanya berupa pengembangan kesenian yang masih digunakan di beberapa daerah, berupa
3pertunjukan atau upacara. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan pencak silat untuk masa sesudahnya.
C. Perkembangan pada Pendudukan Jepang Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat. Di seluruh Jawa didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah secara serentak. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina pencak silat suatu olahraga berdasarkan pencak silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga setiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa, tujuannya yaitu untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan nasional. Meskipun demikian, ada keuntungan yang diperoleh dari zaman itu, masyarakat kembali sadar untuk mengembalikan ilmu pencak silat pada tempat yang semestinya. Masyarakat mulai menata kembali pencak silat dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
4D. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan Pada zaman kemerdekaan ini perkembangan pencak silat dibagi menjadi lima periode.
1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955)Periode ini yaitu perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948 di Solo (menjelang PON ke I), para pendekar berkumpul dan membentuk organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI). Ketua umum pertama IPSSI yaitu Mr. Wongsonegoro. Kemudian diubah namanya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang dimaksud untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia dalam pembangunan. Selain itu IPSI mempunyai tujuan yang dapat memupuk persaudaraan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga tidak mudah dipecah belah.Tahun 1948 sejak berdirinya PORI yaitu wadah induk-induk organisasi olahraga, IPSI sudah menjadi anggota. IPSI juga ikut aktif mendirikan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan (tahun
1955-1973)Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI mengonsolidasikan anggota-anggota perguruan pencak silat di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk memantapkan program sehingga pencak silat selain sebagai beladiri juga dapat dipakai olahraga, sehingga dibuatlah peraturan pertandingan pencak silat. Dengan terbentuknya peraturan tersebut maka pada PON VIII
A. PengertianPencak Silat merupakan sistem beladiri yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai budaya bangsa Indonesia sehingga perlu dilestarikan, dibina, dan dikembangkan.Indonesia merupakan negara yang menjadi pusat ilmu beladiri tradisional pencak silat. Istilah resmi pencak silat di beberapa daerah berbeda-beda, contohnya:a. Sumatera Barat dengan istilah Silek dan Gayuang.b. Di pesisir timur Sumatra Barat dan Malaysia dengan istilah Bersilat.c. Jawa Barat dengan istilah Maempok dan Penca.d. Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dengan istilah Pencak.e. Madura dan Pulau Bawean dengan istilah Mancak.f. Bali dengan istilah Mancak atau Encak.g. Kabupaten Dompu dan NTB dengan istilah Mpaa Sila.
kamus bahasa Indonesia, pencak silat diartikan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau tanpa senjata. Pencak silat juga merupakan seni beladiri, sehingga di dalamnya ada unsur keindahan dan tindakan. Pencak silat merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenungan, pembelajaran dan pengamatan.
1. Landasan Budaya yang Melandasi dan
Mewarnai Pencak SilatPencak silat merupakan salah satu hasil masyarakat Indonesia dan termasuk budaya masyarakat rumpun Melayu. Masyarakat rumpun Melayu pada dasarnya yaitu masyarakat agraris dan masyarakat paguyuban, maka budaya yang melandasi ataupun yang dihasilkan yaitu budaya paguyuban. Budaya paguyuban yaitu budaya kegotongroyongan, kekeluargaan, kekerabatan, kebersamaan, kesetiakawanan, kerukunan, dan toleransi sosial. Budaya gotong royong tentunya dalam kebaikan dan perbaikan, setiap perguruan dalam pencak silat tidak ada ada yang menyarankan gotong royong dalam keburukan. Sikap gotong royong yaitu bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.
yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.Belajar pencak silat sesungguhnya yaitu belajar tentang kehidupan. Belajar bertanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Falsafah Pencak SilatFalsafah pencak silat yaitu falsafah budi pekerti luhur, yakni falsafah yang memandang budi pekerti luhur sebagai sumber dari keluhuran sikap, perilaku, dan perbuatan manusia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita agama dan moral masyarakat. Falsafah berbudi pekerti luhur dapat pula dikatakan pengendalian diri, dengan budi pekerti luhur atau pengendalian diri yang tinggi manusia akan dapat memenuhi kewajiban luhurnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk alam semesta yakni Taqwa kepada Tuhannya, meningkatkan kualitas dirinya, menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan sendiri dan mencintai alam lingkungan hidupnya.Budi yaitu aspek kejiwaan yang mempunyai unsur cipta, rasa, dan karsa. Pekerti artinya watak atau akhlak, sedang luhur artinya mulia atau terpuji. Dengan demikian, falsafah budi pekerti luhur mengajarkan manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi, makhluk sosial, dan makhluk alam semesta yang selalu mengamalkan pada bidang masing-masing sesuai dengan cipta, rasa, dan karsa yang mulia.
c. Tangguh, yaitu keuletan, pantang menyerah, dan sanggup mengembangkan kemampuannya dalam menjawab tantangan dalam menang gulangi kesulitan demi menegakkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan.d. Tanggon, yaitu tahan uji dalam menghadapi godaan dan cobaan, disiplin, tanggung jawab serta mentaati norma-norma hukum, sosial, dan agama, serta konsisten dan konsekuen memegang prinsipe. Trengginas, yaitu kelincahan, kegesitan, dan keterampilan yang dinamis, enerjik, korektif, efisien, dan efektif untuk mengejar kemajuan.
B. Kaidah Pencak SilatKaidah pencak silat yaitu aturan dasar tentang cara-cara melaksanakan atau mempraktekkan pencak silat. Kaidah ini mengandung ajaran moral serta nilai-nilai dan aspek-aspek pencak silat sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, aturan dasar pencak silat tersebut mengandung norma etika, logika, estetika, dan atletika. Kaidah ini dapat diartikan sebagai aturan dasar yang mengatur pelaksanaan pencak silat secara etis, teknis, estetis, dan atletis sebagai satu kesatuan.
C. Hakikat Pencak SilatDitinjau dari identitas dan kaidahnya, pencak silat pada hakikatnya yaitu substansi dan sarana pendidikan mental spiritual dan pendidikan jasmani untuk membentuk manusia yang mampu menghayati dan mengamalkan ajaran falsafah budi pekerti luhur.
Penerapan tentang hakikat dari belajar pencak silat itu harus mengandung arti bahwa:1. Manusia sebagai makhluk Tuhan harus mematuhi dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, baik secara vertikal maupun horizontal.2. Manusia sebagai makhluk individu atau makhluk pribadi wajib meningkatkan dan mengem bangkan kualitas kepribadiannya untuk mencapai kepribadian yang luhur, yakni kepribadian yang bernilai dan berkualitas tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat dan ajaran agama.3. Manusia sebagai makhluk sosial wajib memiliki pemikiran, orientasi, wawasan, pandangan, motivasi, sikap, tingkah laku, dan perbuatan sosial yang luhur, dalam arti bernilai dan berkualitas tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat.4. Manusia sebagai makhluk alam semesta berkewajiban untuk melestarikan kondisi dan keseimbangan alam semesta yang memberikan kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan kepada manusia sebagai karunia Tuhan.
D. Aspek Pencak Silatada 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
1. Aspek Mental SpiritualPencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Sebagai aspek mental-spiritual, pencak silat lebih banyak menitikberatkan pada pembentukaan sikap dan watak
kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Aspek mental spiritual meliputi sikap dan sifat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, penuh persaudaraan dan tanggung jawab, suka memaafkan, serta mempunyai rasa solidaritas tinggi dengan menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Aspek seni dari pencak silat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah gerak dan irama, sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara raga, irama, dan rasa.
3. Aspek Bela DiriKepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu beladiri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat. Pada aspek beladiri, pencak silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya. Aspek beladiri meliputi sifat dan sikap kesiagaan mental dan fisikal yang dilandasi dengan sikap kesatria, tanggap dan selalu melaksanakan atau mengamalkan ilmu bela dirinya dengan benar, menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong dan menjauhkan diri dari rasa dendam.
4. Aspek OlahragaAspek olahraga meliputi sifat dan sikap menjamin kesehatan jasmani dan rohani serta berprestasi di bidang olahraga. Hal ini berarti kesadaran dan kewajiban untuk berlatih dan melaksanakan pencak silat sebagai olahraga, merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, misalnya dengan selalu menyempurnakan prestasi, jika latihan dan pelaksanaan tersebut dalam pertandingan maka harus menjunjung tinggi sportifitas. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
E. Perguruan Pencak SilatPengertian perguruan pencak silat berbeda dengan aliran pencak silat. Perguruan yaitu lembaga pendidikan yang mendidik dan mengajar pengetahuan dan praktek pencak silat. Di Jawa Barat perguruan pencak silat disebut peguron dan di Jawa Tengah disebut padepokan. Pada perkembangannya pencak silat sekarang diajarkan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan instansi pemerintah maupun swasta.Aliran pencak silat yaitu gaya pencak silat yang diajarkan, dianut, dan dipraktekkan oleh suatu perguruan. Ada perguruan yang mengajarkan satu aliran pencak silat yang sama, ada juga yang mengajarkan gabungan (kombinasi) dari berbagai aliran, baik domestik maupun campuran domestik dengan asing.Perguruan anggota IPSI dikategorikan menjadi dua golongan, yakni perguruan yang berkeanggotaan umum dan khusus. Keanggotaan umum IPSI yaitu keanggotaan yang
F. Organisasi Pencak SilatOrganisasi pencak silat yaitu wadah, federasi, atau asosiasi dari sejumlah perguruan pencak silat atau organisasi pencak silat yang bersifat kewilayahan atau lingkungan serta memiliki peraturan tertentu dalam menjunjung tinggi nilai-nilai pencak silat. Anggota perguruan pencak silat yaitu warga negara atau penduduk dari negara pencak silat tersebut berada. Kegiatan perguruan ada yang bersifat bebas ada pula yang mengikuti atau menyesuaikan dengan kegiatan perguruan induknya.Tingkatan organisasi pencak silat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Organisasi LokalOrganisasi lokal yaitu suatu organisasi yang pengurus dan anggotanya berasal dari suatu daerah. Organisasi ini sudah terbentuk organisasi formal karena mempunyai pengurus-pengurus yang dipilih oleh anggotanya. Organisasi ini ada di setiap kabupaten atau kotamadya, bahkan dalam setiap kabupaten atau kotamadya ada lebih dari satu organisasi.
2. Organisasi RegionalOrganisasi regional yaitu gabungan dari beberapa organisasi lokal.
3. Organisasi NasionalOrganisasi pencak silat tingkat nasional mempunyai cabang-cabang di tiap provinsi.
G. Makna Lambang IPSILambang merupakan suatu identitas sebuah perkumpulan yang berbentuk gambar atau bentuk huruf
dengan arti tertentu. Lambang harus mewakili makna/arti. Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) juga memiliki lambang sebagai ciri dari sebuah organisasi. Lambang IPSI disusun bersama oleh Yanuarno dan Harsoyo. Yanuarno menyusun gambar lambang, sedangkan Harsoyo merumuskan makna gambar tersebut. Lambang tersebut disahkan oleh Munas IPSI tahun 1977. Makna lambang IPSI yaitu sebagai berikut.
a. Warna kuning : bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa
b. Bentuk perisai segi lima : bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati
c. Sayap Garuda berwarna kuning berototkan
merah : kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika. Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal berdirinya IPSI yaitu 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat proklamasi kemerdekaan bersatu membangun negara
8. Bersikap damai dan bersahabat kepada siapapun dengan baik.9. Mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi serta suka menolong orang yang sedang berada dalam kesulitan dan kesusahan.10. Selalu rendah hati, ramah, dan sopan dalam bicara dan pergaulan sosial.11. Berjiwa besar, berani mawas diri dan mengoreksi diri, berani meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat dan senang memberi maaf kepada orang lain yang memintanya.12. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi.13. Memfungsi-sosialkan segala kemampuan yang dimiliki.14. Optimis, tidak mudah frustasi atau putus asa dan ikhlas dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup.15. Suka dan rela berkorban demi kepentingan bersama.16. Anti kejahatan dan kenakalan yang mengganggu keter t iban dan ketentraman masyarakat serta menghambat upaya warga masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
I. Seragam Pencak SilatWarna seragam pencak silat yaitu hitam, meskipun ada sebagian perguruan yang menggunakan warna selain hitam. Pada acara resmi (pertandingan) seragam yang digunakan yaitu yang berwarna hitam.Seragam pencak silat harus dibuat dari bahan yang kuat namun tidak kaku. Model seragam pencak silat dibuat dengan bentuk baju lengan panjang hingga ke pergelangan
(lebar 10 cm), pesilat menggunakan sabuk berwarna putih, pendamping pesilat menggunakan sabuk/bengkung warna orange (lebar 10 cm). Sabuk/ bengkung merah dan biru untuk pesilat sebagai tanda pengenal sudut, ukuran lebar 10 cm dari bahan yang tidak mudah terlipat.
K. Prasetya Pesilat IndonesiaPrasetya pesilat yaitu janji atau sumpah dari semua perguruan pencak silat di seluruh Indonesia yang tergabung dalam IPSI. “Prasetya Pesilat Indonesia”, yang terdiri dari 7 butir prasetya sebagai satu kesatuan, yaitu kode etik korsa (corps) Pesilat Indonesia sebagai warga negara, pejuang dan kesatria dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Berikut bunyi prasetya pesilat Indonesia.1. Kami pesilat Indonesia yaitu warga negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa dan berbudi pekerti luhur.2. Kami pesilat Indonesia yaitu warga negara yang membela dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.3. Kami pesilat Indonesia yaitu pejuang yang cinta bangsa dan tanah air Indonesia.4. Kami pesilat Indonesia yaitu pejuang yang senantiasa menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan bangsa.5. Kami pesilat Indonesia yaitu pejuang yang senantiasa mengejar kemajuan dan kepribadian bangsa.6. Kami pesilat Indonesia yaitu Kesatria yang senantiasa menegakkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan.7. Kami pesilat Indonesia yaitu Kesatria yang tahan uji dalam menghadapi cobaan atau godaan.
A. Sikap Hormat Sikap tegak yang digunakan untuk menghormati kawan maupun lawan. Posisi sikap hormat yaitu badan tegap, kaki rapat tangan di depan dada terbuka dan rapat dengan jari-jari tangan menghadap ke atas.
SIKAP PENCAK SILAT
B. Sikap TegakSikap tegak merupakan posisi siap berdiri tegak pada pencak silat, posisi sikap tegak antara lain :
1. Sikap Tegak 1Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di samping badan terbuka, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf “V”, pandangan lurus ke depan.
Gbr. 3. Sikap Tegak 1
2. Sikap Tegak 2Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di pinggang, tangan mengepal menghadap ke atas, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf “V”, pandangan lurus ke depan.
4. Sikap Tegak 4Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di depan dada disilangkan dengan tangan kanan di depan posisi terbuka, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf “V”, pandangan lurus ke depan.
Gbr. 6. Sikap Tegak 4
C. Sikap Duduk
1. Duduk SimpuhPosisi duduk dengan kedua kaki ditekuk dan diduduki, tangan berada di atas paha/lutut. Pandangan rileks ke depan, badan tegap.
D. Sikap PasangSikap pasang yaitu sikap awal untuk melakukan serangan atau belaan. Sikap pasang antara lain:
1. Sikap Pasang SatuSikap pasang dengan posisi kedua kaki segaris/lurus, kaki depan dan belakang menghadap depan, berat badan pada kaki depan.
Gbr. 11. Sikap Pasang Satu
2. Sikap Pasang DuaSikap pasang dengan posisi kedua kaki segaris/lurus, kaki yang di depan membuka (slewah), lutut tidak menempel, kaki belakang jinjit.
Istilah “kuda-kuda” berasal dari kata “kuda”, yang berarti posisi kaki seperti orang menunggang kuda. Di dalam pencak silat, kuda-kuda diartikan sebagai suatu posisi yang menjadi tumpuan untuk melakukan sikap pasang (sikap standart), teknik-teknik serangan, dan teknik pembelaan diri. Berikut ini yaitu kuda-kuda dalam pencak silat.
KUDA-KUDA PENCAK
SILAT
A. Kuda-Kuda TengahKedua kaki dikangkangkan, sejajar. Lebar kangkangan kurang lebih 2 kali lebar bahu. Kedua kaki ditekuk, badan tegap, berat badan terbagi rata di antara kedua kaki.
Gbr. 21. Kuda-kuda Tengah
B. Kuda-Kuda SampingKaki kanan sejajar dengan kaki kiri. Kaki kanan ditekuk dan kaki sebelah kiri lurus. Berat badan 90 persen diletakkan di atas kaki yang ditekuk. Kuda-kuda dengan berat badan ke samping kiri atau kanan dengan posisi badan tegap condong samping kiri atau kanan, kaki terbuka menyamping, kaki kanan atau kiri ditekuk sesuai dengan arah kuda-kudanya.
Gbr. 22. Kuda-kuda Samping
C. Kuda-Kuda DepanKaki kiri di depan kaki kanan atau sebaliknya, keduanya terletak satu garis. Kaki yang di depan ditekuk dan kaki yang belakang sedikit ditekuk. Berat badan 90 persen diletakkan di atas kaki depan. Posisi kedua kaki membentuk sudut kurang lebih 30 derajat. bisa dilakukan lurus atau serong.
Gbr. 23. Kuda-kuda Depan
D. Kuda-Kuda Belakang Kaki kiri di belakang kaki kanan atau sebaliknya, keduanya berada dalam satu garis. Kaki yang belakang ditekuk dan yang di depan agak diluruskan. Berat badan 90 persen diletakkan di atas kaki yang belakang. Kuda-kuda belakang tersebut dapat pula dilakukan dengan kaki yang di depan diangkat ujung-ujung jarinya. Bisa dilakukan lurus ke belakang atau serong.
Gbr. 24. Kuda-kuda Belakang
E. Kuda-Kuda SilangKedua kaki saling bersilangan, badan diputar, dan kaki yang di belakang atau yang di depan, tergantung kaki yang sebelah mana yang akan digerakkan. Jika kaki yang akan digunakan untuk menyerang/menghindar kaki kanan, maka berat badan diletakkan di atas kaki yang kiri. Begitu sebaliknya.
Pembentukan gerakan merupakan dasar dalam mewu-jud kan pembelaan dan serangan terhadap pihak lawan. Pembentukan gerakan meliputi unsur-unsur:
A. ArahPengertian dan pemahaman mengenai arah sangat diperlukan dalam pembentukan gerakan. Arah yang harus dipahami yaitu 8 arah penjuru mata angin. Delapan penjuru mata angin yaitu sikap atau pola langkah silat yang membentuk 8 penjuru dengan satu titik tumpu di tengah. Dalam penerapannya pada saat hitungan 1 sampai 4 yang menjadi kaki tumpu atau kaki yang tetap posisinya yaitu kaki kanan dengan posisi badan menghadap kaki tumpu, sebaliknya pada hitungan ke 5 sampai 8 kaki tumpu diganti menjadi kaki kiri dan posisi badan menghadap kaki tumpu, kuda-kuda yang dipakai bebas dan tetap memperhatikan kaidah.
PEMBENTUKAN
GERAKAN
Arah langkah tersebut meliputi :
1. Arah satu, langkah mundur kiri
2. Arah dua, langkah serong belakang kiri
Gbr. 28. Langkah Serong Belakang Kiri
Gbr. 27. Langkah Mundur Kiri
2. GeseranCara Geseran yaitu cara langkah untuk berpindah tempat atau mengubah posisi yang dilakukan dengan menggeser kaki.
♦ Satu kaki digeser, ujung jari kaki atau tumit masih menyentuh lantai.
♦ Letakkan kaki tersebut pada tempat tertentu sesuai dengan arah tujuan.
3. LompatanSatu kaki bertolak, disusun oleh kaki lainnya.Kaki yang satu mendarat/diletakkan di tempat yang sesuai dan kedua kaki mendarat bersama-sama. Lompatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat satu persatu.
4. Loncatan
♦ Tumpuan pada kedua kaki saat bertolak dan mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan.
♦ Kedua kaki mendarat/diletakkan bersama di tempat yang sesuai dengan arah tujuan.
5. Ingsutan Cara Ingsutan atau langkah seseran yaitu cara langkah untuk berpindah tempat atau mengubah posisi yang dilakukan dengan mengingsut atau menyeser kaki. Gerakan dilakukan dengan menggeser telapak kaki tanpa diangkat dari lantai, dengan gerakan tumit/telapak kaki ke luar dan ke dalam. Dapat pula dilakukan dengan gerakan tumit/telapak kaki sejajar atau searah.
56
6. Putaran Cara putaran yaitu cara langkah untuk berpindah tempat atau mengubah posisi yang dilakukan dengan memutar kaki. Angkat kaki dengan memutar keluar. Letakkan di depan dengan letak telapak kaki keluar.
C. Langkah dan PosisiLangkah yaitu perubahan injakan kaki dari satu tempat ke tempat yang lain. Langkah yaitu suatu hal yang sangat penting dalam permainan pencak silat karena berfungsi sebagai:1. dasar tumpuan untuk berdiri kuat,2. dasar untuk pembelaan dan serangan,3. dasar menempatkan posisi yang kuat dan menguntungkan (taktik).Langkah dapat dilakukan dengan posisi:1. segaris,2. tegak lurus,3. serong.Langkah diperhitungkan terhadap posisi lawan sehingga setiap langkah mempunyai arti dan isi.
D. Bentuk/Pola Langkah Pengembangan langkah yang berangkai dengan tujuan tertentu merupakan bentuk/pola langkah.ada berbagai pola langkah:
1. Lurus : pola langkah ini membentuk garis lurus ke depan dan pasang yang dipakai terserah asalkan polanya benar.
59
Pencak silat yaitu beladiri yang menggunakan lengan dan tungkai. Lengan mempunyai peranan penting baik sebagai alat serang maupun alat bela. Teknik penggunaan lengan sebagai alat serang disebut pukulan. Jenis-jenis pukulan ada banyak macamnya, namun yang akan dibahas yaitu yang biasa dilakukan khususnya untuk tingkat dasar.
TEKNIK-TEKNIK
SERANGAN LENGAN
PENCAK SILAT
A. Pukulan LurusPukulan lurus seperti pukulan tinju, pukulan ini mengarah ke depan, tangan mengepal dan tangan satunya lagi menutup atau melindungi dada. Cara awal melakukan pukulan ini yaitu dengan sikap kuda-kuda tengah. Kepalkan kedua tangan dan letakkan di samping pinggang (kepalan tangan menghadap atas). Selanjutnya pukulkan tangan lurus ke depan, pada saat memukul kepalan tangan menghadap ke bawah. Setelah dasar ini bisa dilakukan, untuk sikap awal dapat menggunakan variasi pasang.
Gbr. 37. Pukulan Lurus
B. Pukulan Sangkal atau Pukulan BandulPukulan bandul lintasan tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini mengayunkan lengan dengan tangan mengepal ke arah sasaran dengan kepalan menghadap ke
atas. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi. Pada saat salah satu tangan dipukulkan, tangan yang satunya harus ditempatkan sedemikian rupa di depan dada untuk melindungi dari serangan lawan.
Gbr. 38. Pukulan Bandul
C. TebasanTebasan dilakukan dengan menggunakan satu atau dua telapak tangan yang terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah lintasannya dari luar ke dalam atau dari atas ke bawah, dengan sasaran muka, leher, bahu, atau pinggang. Tebasan dapat dilakukan dengan posisi sikap kuda-kuda tengah, tangan kanan/kiri diayunkan dari luar ke dalam,
62
siku agak dibengkokkan, telapak tangan menghadap ke atas, jari-jari tangan rapat, tangan yang tidak melakukan tebasan melindungi dada atau berada di pinggang.
Gbr. 39. Tebasan
D. TebanganTebangan yaitu serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan dalam. Lintasannya dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam, dengan arah sasaran leher. Tebangan dapat dilakukan dengan posisi sikap kuda-kuda tengah, tangan kanan/kiri diayunkan dari luar ke dalam, siku agak dibengkokkan, telapak tangan menghadap ke bawah, jari-jari tangan rapat, tangan yang tidak melakukan tebasan melindungi dada atau berada di pinggang.
J. PatukanPatukan merupakan serangan dengan menggunakan lima jari tangan yang menguncup dan sedikit ditarik ke belakang. Sasarannya yaitu mata atau hidung. Patukan dapat dilakukan dengan cara posisi sikap kuda-kuda tengah, tangan kanan/kiri dipukulkan dari bawah ke atas, kelima ujung jari ditemukan, pukulan dilakukan seperti mematuk, siku agak dibengkokkan. Tangan yang tidak melakukan patukan melindungi dada atau berada di pinggang.
Gbr. 46. Patukan
K. DobrakanDobrakan merupakan serangan yang menggunakan kedua telapak tangan terbuka dengan sasaran dada. Dobrakan dapat dilakukan dengan posisi kuda-kuda tengah, kedua tangan terbuka, mendorong/mendobrak dada.
Gbr. 47. Dobrakan
L. SikuanSikuan merupakan serangan yang menggunakan siku dengan arah lintasan ke atas, bawah, depan, samping, dan belakang. Ada beberapa jenis sikuan, antara lain sikuan atas, sikuan bawah, sikuan samping, dan sikuan belakang.
71
Dalam pencak silat, serangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan tungkai. Serangan tungkai lebih dikenal dengan tendangan. Berikut yaitu uraian teknik dasar tendangan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan.
A. Tendangan lurusTendangan lurus yaitu tendangan yang menggunakan ujung kaki dengan tungkai lurus. Tendangan ini mengarah ke depan pada sasaran dengan meluruskan tungkai sampai ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang yaitu pangkal bagian dalam jari-jari kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.
TEKNIK-TEKNIK
SERANGAN TUNGKAI
PENCAK SILAT
Gbr. 49. Tendangan Lurus
B. Tendangan JejagTendangan jejag disebut juga dorongan telapak kaki. Tendangan ini mengarah ke depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada/perut dengan perkenaan telapak kaki penuh atau tumit. Tendangan jejag disebut juga tendangan gejos, dalam pencak silat dilakukan dengan mengangkat lutut setinggi mungkin dan kemudian mendorong tungkai ke depan sasaran.
Gbr. 50. Tendangan Jejag
C. Tendangan TTendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh. Tendangan dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan tendangan lurus ke samping (membentuk huruf “T”). Perkenaannya yaitu sisi bagian luar (bagian tajam telapak kaki).
Gbr. 51. Tendangan T
D. Tendangan BelakangTendangan belakang yaitu tendangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak kaki atau tumit. Tendangan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa melihat sasaran.
F. Sapuan Sapuan yaitu serangan menyapu kaki dengan lintasan dari luar ke dalam dan bertujuan menjatuhkan lawan. Ada dua jenis sapuan, yaitu sapuan tegak dan sapuan rebah. Sapuan tegak mengarah ke mata kaki, sedangkan sapuan rebah mengarah ke betis bawah.
Gbr. 54. Sapuan Rebah Gbr. 55. Sapuan Tegak
G. Guntingan Guntingan yaitu teknik menjatuhkan lawan yang dilakukan dengan menjepitkan kedua tungkai pada sasasan leher, pinggang, atau tungkai lawan sehingga lawan jatuh. Berdasarkan arah geraknya, ada dua jenis guntingan, yaitu guntingan luar dan guntingan dalam.
Pembelaan yaitu upaya mempertahankan diri dari serangan lawan. Pada dasarnya membela yaitu menggerakkan anggota tubuh dari arah lintasan serangan lawan atau mengalihkan serangan lawan hingga tidak mengenai tubuh/anggota tubuh. Penggunaan teknik belaan akan bergantung pada kondisi serangan yang dihadapi, yang perlu diperhatikan dalam pembelaan yaitu bentuk, arah lintasan serangan lawan, posisi dan gerak untuk membela, dan bentuk belaan yang sesuai dengan serangan lawan. Posisi tersebut meliputi pasangan, kuda-kuda, dan sikap tubuh. Teknik belaan dibagi tiga, yaitu belaan dasar, lanjutan, dan tinggi.
TEKNIK BELAAN
PENCAK SILAT
A. BELAAN DASARBelaan dasar merupakan belaan yang minimal dimiliki seorang pesilat. Belaan dasar dibedakan menjadi tiga, yaitu hindaran, elakan, dan tangkisan. Dasar-dasar dari pembelaan yaitu hindaran/elakan dan tangkisan yang harus ditanamkan terlebih dahulu untuk memperkuat teknik-teknik pembelaan yang akan disertai dengan serangan-serangan. Perbedaan ketiga bentuk belaan tersebut terletak pada gerakan tubuh/anggota tubuh dari lintasan serangan lawan.
1. HindaranHindaran yaitu memindahkan tubuh/anggota tubuh yang menjadi sasaran serangan lawan dengan cara melangkah atau mengangkat kaki. Hindaran dapat juga diartikan sebagai usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan dengan melangkah atau memindahkan kaki. Arah langkah yang dituju meliputi 8 penjuru mata angin. Hindaran ke 8 penjuru mata angin dapat dilakukan dengan cara:
a. Hindar sisi, yaitu menghindar ke samping lawan, hindaran ini dengan melangkahkan kaki ke samping kanan/kiri, serong depan kanan/kiri, ataupun serong belakang kanan/kiri.
c. Hindar kaki silang, yaitu menghindar dengan menyi-langkan kaki, posisi silang kaki bisa silang belakang atau silang depan.
Gbr. 59. Hindar Kaki Silang
2. ElakanElakan yaitu membela dengan posisi kaki tidak berpindah tempat tetapi dengan menggeser badan/tubuh. Berdasarkan keluarnya tubuh/anggota tubuh dari serangan lawan, maka elakan dibedakan menjadi empat, yaitu elakan bawah, samping, belakang lurus, dan belakang berputar.
a. Elakan bawah, yaitu melakukan belaan dengan mengelak dari serangan musuh pada bagian badan sebelah atas, elakan bawah dilakukan dengan cara merendahkan diri, dengan sikap tungkai tanpa memindahkan letak telapak kaki dan sikap tangan waspada (tangan berada di depan dada).
Gbr. 63. Elakan Belakang Berputar
3. Tangkisan Tangkisan yaitu belaan dengan cara kontak langsung bagian anggota badan dengan serangan. Kontak langsung yang dilakukan bertujuan untuk memindahkan atau membendung serangan lawan. Anggota badan yang dapat digunakan untuk menangkis yaitu tangan, lengan, siku, dan kaki. Sikap menangkis selalu disertai sikap kuda-kuda dan sikap tubuh dengan menggunakan: (1) satu/dua lengan, (2) siku, dan (3) kaki/tungkai. Terhadap serangan yang mempunyai bentuk dan arah/lintasan yang bervariasi, maka variasi tangkisannya antara lain posisi tinggi atau rendah, dengan tangan terbuka atau tertutup, dan arah ke dalam atau keluar.
a. Tangkisan satu lengan Tangkisan satu lengan terdiri dari:1) Tangkisan dalam, yaitu tangkisan dari luar ke dalam menangkis serangan lurus khususnya pukulan dengan perkenaan pada lengan bawah bagian luar, tangan yang lainnya melindungi dada.
Gbr. 64. Tangkisan Dalam2) Tangkisan luar, yaitu tangkisan dari dalam ke luar menangkis serangan lurus khususnya pukulan dengan perkenaan pada lengan bawah bagian dalam, tangan yang lainnya melindungi dada.
Gbr. 65. Tangkisan Luar
b. Tangkisan dua lenganTangkisan dua lengan terdiri dari:1) Tangkisan dua lengan depan dada dengan telapak tangan, tangkisan ini dilakukan dengan posisi kedua tangan berada di depan dada, kedua telapak tangan saling berhadapan (jari-jari tangan terbuka). Perkenaan tangkisan pada kedua telapak tangan.
Gbr. 69. Tangkisan Dua Lengan
2) Tangkisan dua lengan depan dada dengan lengan bawah, tangkisan ini dilakukan dengan posisi kedua tangan berada di depan dada mengepal dengan kepalan menghadap dada. Perkenaan tangkisan pada kedua lengan bawah.
Gbr. 73. Tangkisan Dua Lengan
Buang ke Samping
c. Tangkisan siku Tangkisan siku yaitu gerakan menangkis serangan lawan dengan menggunakan siku. Tangkisan siku terdiri dari:1) Tangkisan siku dalam, yaitu tangkisan yang menggunakan siku, dengan lintasan dari luar ke dalam. Tangkisan ini digunakan untuk menangkis serangan lurus.
Gbr. 80. Tangkisan Busur Luar/Dalam
B. Belaan LanjutanBelaan lanjutan lebih kompleks dari pada belaan dasar. Belaan lanjutan merupakan gerakan lanjutan yang biasanya diawali dari belaan dasar. Belaan lanjutan terdiri dari tangkapan, jatuhan, lepasan, dan kuncian.
1. TangkapanTangkapan yaitu belaan dengan cara menahan lengan atau tungkai dari serangan lawan dengan cara ditangkap. Tangkapa