Sabtu, 04 Januari 2025

alibaba jackma 2


Tak ada yang tau ide 

apa lagi yang akan muncul di benaknya.”

Setela ia bertemu dengan Bill, kepala Jack Ma penu dengan 

inspirasi dan ide­ide, dan ia segera menemukan tujuan baru untuk 

perjalanannya. Suatu ari saat mereka sedang mengobrol, Bill ber-

cerita pada Jack Ma tentang sesuatu yang baru dan misterius ber-

nama ‘internet’. Kemunculan dan penggunaan internet berpotensi 

memperkecil ukuran planet tempat inggal kini ingga menjadi se-

peri sebua desa. 

Misalnya, dengan internet, seseorang bisa mengobrol secara 

tatap muka tentang pengalaman-pengalaman dan membagikan 

pengetauan mereka dengan orang lain yang ada di seberang Sa-

mudra Pasiik. Internet akan membawa era baru. Era seperi apa? 

Bill menyeka mulutnya. Ia sedikit ragu saat ia menjawab mungkin 

itu adala “era informasi”.



Emosi yang meluap membuat Jack Ma idak bisa duduk diam 

di kursinya. Ia berjalan bolak­balik dalam ruangan itu dengan satu 

tangan memegang anggur sementara tangan lainnya bergoyang-

goyang di udara, bicara tanpa eni tentang masa depan internet; 

ia seperi memiliki irasat tentang era informasi yang akan segera 

iba. 

Meskipun ia sendiri belum perna meliat internet yang miste-

rius itu sendiri, ia tau bawa internet akan menguba dunia dan 

idup manusia. Ia membayangkan perpindaan informasi yang su-

per cepat, pesan­pesan dikirim dalam mili deik. al itu akan mem-

bawa perubaan besar. Dampaknya pada umat manusia idak bisa 

diperkirakan.

Perenian berikut dalam pencariannya mulai terliat. Itu ada-

la internet. Meskipun gambaran yang ia bayangkan sebelumnya 

masi samar, gambaran ini  benar dan nyata. Seiap kali ke-

sempatan besar seperi ini datang, ia akan segera mengubanya 

menjadi kenyataan. Setela Bill pulang, ia idak bisa idur untuk 

waktu yang lama. Ia membaas al misterius ini bersama Zang 

Ying. Mereka membayangkan seperi apa jadinya jika mereka bisa 

membawa internet ini ke angzou, dalam keidupan seari­ari 

penduduk di sana.

Dengan internet, mendapatkan informasi terbaru akan lebi 

cepat. Internet akan membuat komunikasi jau lebi sederana 

dan akan lebi muda untuk berbagi bua-bua peradaban manu-

sia. Internet akan meningkatkan laju kemajuan dan integrasi sosial. 

Inila yang Jack Ma percayai.

Zang Yin menyandarkan badannya ke Jack Ma, mendengarkan 

detak jantungnya. Ia tau pria yang ia cintai punya ide lain. Ying su-

da meliat dari sorot matanya bawa ia suda menentukan tuju-

an baru. Di mata Ying, Jack Ma adala sebua kapal. Ying memba-

ngun ruma mereka bagaikan pelabuan, di mana kapal Jack akan 

berlabu untuk memasok air minum dan barang-barang sebelum 

akirnya berangkat untuk perjalanan berikutnya. 



Tanpa ragu Zang Ying merasa bawa tak diragukan lagi tujuan 

Jack Ma berikutnya adala internet yang Bill sebutkan. Tapi dari 

mana peluang itu datang? Internet adala konsep yang masi sa-

ngat idak umum bagi penduduk Tiongkok. Namun nasib berpiak 

padanya dan tak lama sebua peluang muncul.

  

Dalam masa membuka diri, Tiongkok masi meraba­raba jalannya 

melewai kegelapan. Dengan pintu depan terbuka lebar, arus asing 

datang membanjiri. Dalam derasnya arus seperi itu, sulit untuk 

menyaring yang baik dari yang buruk. angzou akan memba-

ngun jalan tol menuju Fuyang di Provinsi Anui, bagian barat laut 

Zejiang. Dibangunnya jalan ini  akan berdampak besar pada 

transportasi di Zejiang, mempercepat logisik dan mendorong 

pembangunan ekonomi. 

Jalan tol ini  adala sala satu asil dari pembukaan diri 

Tiongkok, sebab  dibuat dari investasi asing. Pembuatan jalan terse-

but adala proyek modal bersama. Keuntungannya akan dibagikan 

pada pemegang saam. Seorang pelaku bisnis dari Amerika menye-

diakan modal untuk proyek ini dan saat ia iba di angzou, ia di-

sambut dengan angat ole Departemen Komunikasi Zejiang. 

Sejak zaman daulu Zejiang adala daera yang subur. Seba-

gian besar pajak negara berasal dari Zejiang, sebab  daera terse-

but dikaruniai ekosistem alam yang kaya dan Delta Sungai Yangtze 

menyediakan jalur transportasi yang nyaman. Dibangunnya jalan 

tol akan meningkatkan kondisi alam Zejiang dan mensimulasi 

perekonomiannya lebi lagi.

Kontrak ini  dengan segera ditandatangani dan setela 

laan didapat dan beberapa ribu pekerja diorganisasi, pekerjaan 

pembangunan jalan tol dimulai.

Namun, dalam proses kontruksi, pembayaran yang dijanjikan 

investor tak kunjung datang, dan tak mungkin pembuatan jalan 



ini  dilanjutkan. Siapa yang akan membayar gaji beberapa 

ribu pekerja?

Jika para pejabat arus berkomunikasi dengan si investor, 

percakapan arus dilakukan dalam baasa Inggris. Ia berkata ia 

sama sekali idak mengeri baasa Mandarin, yang berari masa-

la ini  idak bisa dipecakan melalui sambungan telepon 

internasional saja. Merasa idak berdaya, Departemen Komunikasi 

Zejiang mencari Jack Ma.

“Kawan Ma, kami arap kau bisa berkomunikasi dengan inves-

tor asing ini  atas nama kami. Yang ingin kami lakukan adala 

mengingatkannya akan persyaratan yang ada di kontrak dan men-

dapatkan dana yang dijanjikan tepat waktu.” Pejabat ini  me-

nyerakan dokumen­dokumen terkait ke tangan Jack Ma. 

Namun, investor ini  akirnya membatalkan kesepakat-

an ini . Ia setuju untuk pergi bersama Jack Ma ke ong Kong 

untuk bertemu dengan dewan direksinya, yang pasinya terlibat 

dalam pengambilan keputusan untuk pengeluaran dana sebesar 

itu. “Ma,” katanya, “Kau pasi bisa membujuk dewan direksi kami. 

Dengan kefasianmu berbicara semua orang pasi bisa diyakinkan. 

Aku percaya padamu. anya kamu yang bisa melakukan ini.”

Pujian selalu menjadi senjata yang efekif. Di satu sisi, Jack 

Ma merasa idak berdaya, namun di sisi lain ia percaya diri akan 

kemampuannya berbicara. Bayangkan bagaimana rasa percaya diri 

yang akan ia dapatkan jika ia berasil meyakinkan dewan direksi 

di ong Kong untuk berinvestasi dalam pembangunan jalan tol 

angzou—Fuyang?

sebab  itu, Jack Ma terbang ke ong Kong, atas persetujuan De-

partemen Komunikasi. Di taun 1995 bendera Inggris masi berki-

bar di Teluk Victoria, ong Kong. Muiara dari Timur ini  masi 

memendam rasa dan mengingat kejadian­kejadian buruk masa lalu 

dengan Tiongkok. Saat Jack Ma melewai bea cukai, dia menengada 

dan menyaksikan kemacetan di pulau Kowloon, di ari­ari terakir 

kejayaan kolonial. Para penjaja Inggris disibukkan dengan proses 



perpindaan dari kantong administrasi di luar negeri yang perna 

memberikan keuntungan besar bagi mereka.

Sang investor mengajak Jack Ma ke otel tempatnya berma-

lam. Setela itu, yang terjadi adala kesibukan tak menentu. En-

ta sala seorang anggota dewan idak adir, atau rapatnya idak 

bisa dilakukan di tempat mereka. Saat itu adala masa yang sangat 

idak biasa, di mana banyak orang berusaa meninggalkan ong 

Kong. Mereka idak memiliki waktu untuk memperaikan pem-

bangunan jalan tol yang ada jau di angzou.

Dalam situasi ini berari, Jack Ma sama sekali idak berdaya 

walaupun dengan kemampuan berbicaranya yang ebat. Itu ka-

rena idak ada seorang pun yang akan mendengarkannya. Datang 

ke ong Kong ternyata buang­buang waktu saja. sebab  itula, 

Jack Ma menyarankan mereka kembali ke uangzou. Di sana, 

kondisinya semakin memburuk. Akir taun ampir iba. Puluan 

ribu pekerja belum dibayar. Jalan tol ini  terancam dibiar-

kan setenga selesai. Para pejabat Departemen Komunikasi yang 

tertekan seperinya suda menemui jalan buntu dengan investor 

asing ini . Namun mereka masi bisa membujuk para pejabat 

agar Jack Ma dan si investor pergi ke Amerika untuk bicara dengan 

dewan direksi di sana. 

Bagi Jack Ma, Amerika terasa ribuan mil jaunya. Ia tau bawa 

arapan ribuan pekerja ada di pundaknya dan Departemen Komu-

nikasi tela menanamkan kepercayaan mereka padanya. 

Seiap bagian perjalanan mereka suda diatur, mulai dari trans-

portasi ingga makan malam sambutan. Jack Ma bakan suda di-

sediakan vila pribadi untuk menginap. 

Jack Ma idur dengan lelap di vila yang luas dan terang itu. Esok 

arinya, diam-diam ia mempersiapkan skrip untuk pertemuan 

dengan dewan direksi. Ia ingin memenangkan mereka seingga 

jalan tol angzou – Fuyang pun bisa menjadi proyek yang sukses. 

Pemerinta provinsi Zejiang tentunya akan memenui janji me-

reka dan memasikan bawa si investor dan dewan mendapatkan 



persentase keuntungan dengan ­ate sebaik mungkin seperi yang 

disetujui dalam kontrak.

Selama di Amerika, Jack Ma dibiarkan sendiri. Ia melewatkan 

waktu­waktu makannya sendirian dan mulai merasa gelisa. Ia 

meragukan legiimasi si investor dan memutuskan ia arus pergi. 

Tapi ia anya punya uang 25 sen di sakunya, dan sulit untuk mela-

kukan apa pun tanpa uang di negara kapitalis seperi itu. Dengan 

tak adanya pilian lain, Jack Ma melangka masuk ke sebua kasi-

no. Di sini, lampu neon menyala sepanjang malam. iburan idak 

perna bereni. Lalu lintas terus berjalan, dan lampu­lampu o-

tel, restoran, dan klub yang menyala terang membentuk pola-pola 

geometris pada bangunan­bangunan lain. Air mancur­air mancur 

inda menyemburkan percikan­percikan air yang tak teritung 

jumlanya ke udara di mana buiran­buiran air ini  beruba 

menjadi rangkaian muiara yang tersebar ole warna­warni lam-

pu. Tidak ada kegelapan di sini, kecuali bayang­bayang manusia. 

Di sini, orang-orang yang memiliki uang bersenang-senang sepuas 

ai mereka, membuang­buang uang dengan sembrono. Yang me-

reka lakukan anyala mengejar kepuasan tanpa eni.

Banyak orang-orang kaya datang ke sana untuk bersenang-

senang. Mereka menyandarkan diri pada sofa mewa dan me-

nonton berbagai pertunjukkan menarik. Mereka bisa menikmai 

anggur terbaik dari belaan bumi mana pun. Di bawa lampu yang 

berputar-putar, mereka membuat permintaan yang berlebian 

dan tak ada eninya. Namun untuk menikmai semua ini, Anda 

arus punya uang. Jack Ma anya punya 25 sen. 

Yang Jack Ma bisa lakukan anya berdoa meminta nasib baik. 

Dengan langka pasi, ia berjalan menuju sebua mesin slot. 

Mesin itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan uangnya 

tanpa ampun. Mesin itu idak tersenyum ataupun menangis. Me-

sin itu idak berterima kasi ataupun tersentu. Ini adala conto 

teknik modern. Semuanya berada di bawa suatu bentuk peng-

aturan yang bisa diliat. Satu demi satu, Jack Ma memasukkan sisa 



20 sen yang ia miliki ke mulut mesin slot itu. Koin demi koin, mesin 

itu tetap idak bergerak. Koin yang ia telan tetap berada di dalam 

perutnya. Matanya berkedip pun idak. 

Seorang anak yang ada di sampingnya tertawa. Lampu­lampu 

di atasnya berkedip. Mungkin, saat itu, Jack Ma teringat akan kam-

pung alamannya, akan aibo, perusaaannya. Ia mengembus-

kan nafas panjang. Perasaan tertekannya seperinya mulai mene-

mukan kelegaan. Ia mengocok koin­koin di tangannya. Uang sen 

itu terasa keras dan dingin di telapak tangannya. Ia terus mema-

sukkannya ke dalam mesin. Mungkin mesin itu idak ada dasarnya, 

sebab  tak mengeluarkan suara saat koin­koin itu jatu.

Ia mengeluarkan koin ke­23. Tinggal dua koin tersisa. Ia kembali 

meliat mesin slot itu. Mulutnya yang rakus masi menganga lebar. 

Jelas mesin itu memiliki nafsu makan yang besar. Ia tela menelan 

begitu banyak koin tanpa perasaan.

Jack Ma memasukkan sala satu koin terakirnya dengan gusar. 

Tiba­iba, mesin itu mulai bersuara. Lampu­lampu menyala. Anak 

di sampingnya berteriak: “Kau menang! Kau menang!”

Tentunya, Jack Ma paam betul apa yang diucapkan anak itu. 

Matanya membelalak dengan gembira. Mesin itu bergetar. Mung-

kin mesin itu kasian padanya. Setela beberapa kali mengeluar-

kan suara mendenguk, mesin itu memuntakan 600 dolar!

Itu benar­benar keajaiban. Jack Ma mendapat 600 dolar anya 

dengan 25 sen. Rasanya seperi bangkit dari kemaian. Ia keluar 

dari kasino ini  tanpa menole kembali. 

Jack Ma idak ragu­ragu keluar dari sana. Ia suda meliat ipu 

daya si investor dan satu­satunya yang ingin ia lakukan adala me-

larikan diri secepatnya. Tanpa menunggu, ia pergi dan membeli 

iket ke Seatle dengan 600 dolar di sakunya. 

Saat menaiki pesawat, ia memasang sabuk pengaman dan 

mengembuskan nafas lega. Jack Ma akirnya merai kembali 

kebebasannya setela berjuang selama satu bulan. Saat terbang 

menuju langit biru, ia meminum kopi di dalam pesawat dan me-



nyadari betapa berarganya kebebasan. Ia bebas terbang, atau 

mendarat–bebas menelepon teman lamanya Bill di Seatle. Jack 

Ma berasil keluar dari situasi sulit sebab  panjang akal dan sedikit 

nasib baik. 

  

Bill menerima teleponnya dengan rama seperi biasa dan gembi-

ra mendengar Jack Ma iba dengan selamat di Seatle. Ia sedang 

berada di luar kota saat itu, tapi segera mengirimkan anak menan-

tunya untuk menjemputnya di bandara.

Jack Ma merasa tersentu. Memang benar: Suatu kelompok 

manusia di mana pun memiliki individu dengan karakter yang ber-

beda-beda. Tak semua orang Tiongkok sama, begitu pula orang 

Amerika. 

Di Seatle, menantu Bill menyambutnya dengan angat seperi 

Bill sendiri. Ia menyiapkan tempat untuknya menginap agar ia bisa 

berisiraat.

Setela berisiraat, Jack Ma merasa energinya suda puli dan 

kembali normal. Sebua pertanyaan mulai berputar­putar dalam 

benaknya. Suatu al yang terus mengganggunya sejak lama: in-

ternet. Enta baik ataupun jaat, seperinya semua orang tertarik 

dengan internet. Jika memang seperi itu, apa sebenarnya internet 

ini? Jack Ma berpikir, sebab  dia sedang berada di Amerika, ia idak 

akan pergi sampai menemukan jawaban atas pertanyaannya itu. 

Mungkin intuisinya kembali sedang bekerja. 

Ia meminta bantuan pada menantu Bill, yang   lalu  terta-

wa. “Baikla, ayo ikut aku.” Menantu Bill mendukung ide Jack Ma. 

Ia membawanya ke sebua perusaaan internet dan menunjukkan 

barisan komputer padanya, dan berkata, “Ayo, Jack Ma, cobala. 

Internet itu luar biasa. Kau bisa menggunakannya untuk menemu-

kan apa pun yang kau cari.”



Jack Ma terkejut dan gelisa. Ia berpikir: “Aku takut menyentu 

keyboa­d ini. Enta berapa arga barang ini! Aku idak akan mam-

pu mengganinya jika aku merusaknya.” Itu adala kali pertama 

Jack Ma memiliki kontak dengan internet dalam idupnya. 

Tak ada buki apaka ia orang pertama di Tiongkok yang me-

lakukan kontak dengan Internet, tapi jelas anya segelinir orang 

memiliki akses internet di masa itu.  Setela kejadian yang mirip 

dengan saat Alibaba beradapan dengan 40 orang penyamun, ia 

akirnya menemukan internet yang siang malam tela ia nanikan. 

Yang ia miliki untuk membimbingnya saat itu anyala sebua 

perasaan yang idak jelas. Ia idak perna mengira bawa saat 

 Alibaba menjadi perusaaan internet terkenal bertaun­taun 

berikutnya, orang­orang yakin perasaan ini  bukan senimen 

semata, melainkan ramalan seorang pengusaa sejai.



‘B ir’. Dengan bantuan menantu Bill, Jack Ma dengan ai­ai mengeik kata ‘Bir’ pada keyboa­d.   lalu  ia tekan 

‘Searc’ menggunakan sea­c engine. Tak lama, nama lima perusa-

aan muncul di monitor. Di datar ini  terdapat nama­nama 

perusaaan Amerika dan Jerman, tapi idak ada perusaaan Tiong-

kok. Jack Ma merasa itu agak ane. Bukanka bir Qingdao dan 

Yangjin dari Tiongkok terkenal? Kenapa idak ada muncul di sini? 

  lalu  ia berpikir sejenak sebelum mengeik ‘bir Tiongkok’.

Tidak ada yang muncul.   lalu  ia mengeik ‘sejara Tiong-

kok’. Kali ini sebua penjelasan yang sangat singkat dan sederana 

tentang topik ini  muncul di Yaoo. Ini membangkitkan minat 

Jack Ma. Teman menantu Bill, yang tela membuat website itu 

sendiri, dengan sabar menjelaskan pada Jack ma bawa saat ini 

idak ada website buatan Tiongkok. Juga idak ada yang membuat 

web page di Tiongkok. “Kau arus membuat web page dan me-

masukkan informasi perusaaan dan tempat kerjamu di web page 

ini .   lalu  kau perlu menambakannya ke sea­c engine. 

Dengan ini web page ini  akan muncul saat seseorang menge-

ikkan kata­kata yang berkaitan.” Temannya ini  lalu mena-

warkan untuk mengungga informasi perusaaannya dan meliat 

apa yang terjadi jika ia mencoba mencari informasi ini .

Jack Ma terpikat. Ia memercayakan teman ini  untuk 

membuatkan web page untuk biro penerjemaannya, aibo. Ten-

tunya, website yang dibuat dengan terburu-buru bukan menarik 

dan bakan idak memiliki gambar­gambar. Website ini  a-

nya terdiri dari teks pendauluan, nama­nama staf aibo, dan de-

tail tentang layanan yang ditawarkan aibo. Seperi iklan berbasis 

teks. 

Teman barunya ini  mengungganya ke internet. Dengan 

itu, lairla website Tiongkok pertama, yang bernama aibo. 

Jika ada rekor Guiness untuk al ini, maka website Jack Ma untuk 

aibo-la yang akan mendapatkannya, sebab  aibo adala web-

site Tiongkok pertama yang terdatar secara online. 



Jack Ma idak terlalu memikirkan soal website ini terlalu banyak 

saat itu. Ini seperi pukulan ringan saat berlai Tai Ci. Namun ka-

rena pembuatan website inila Jack Ma   lalu  menerima tele-

pon dari teman barunya di siang ari, anya iga jam setela web-

site itu diungga: “Cepat datang dan liat! Suda ada lima email!” 

Jack Ma sedang pergi berbelanja saat itu, tapi segera setela ia 

mendengar kabar itu ia cepat­cepat kembali dan meliat bawa 

benar­benar tela ada lima email. Email ini  datang dari Ame-

rika, Jepang, dan Eropa. Sebagian dari perusaaan dan sebagian 

dari pelajar internasional. Sala satu email ini  berkata: “Anda 

adala website Tiongkok pertama yang perna aku liat. Di mana 

kantor Anda? Kami ingin bicara bisnis dengan Anda.”

Jack Ma merasa seola ia baru terantam ombak besar. Ia bisa 

merasakan jantungnya berdebar­debar. Meskipun seperinya ia 

tela mengambil langka ini  dengan tanpa berpikir panjang, 

gagasan tentang internet suda berputar­putar seperi elang da-

lam benaknya sejak ia mendiskusikannya dengan Bill. Sekarang, 

setela beradapan sendiri dengan internet yang sebenarnya dan 

mengambil indakan, elang itu bertengger di pundak Jack Ma. Ia 

bisa meliat bulunya yang berkilau dan matanya yang tajam. Ia bisa 

mendengarnya berkata padanya: “Ayo Jack Ma, aku akan memba-

wamu ke langit, melayang inggi di atas samudra dan bumi.”

Toko bela diri yang paling dikagumi Jack Ma adala Feng Qing-

yang. Sama seperi Feng Qingyang, Jack Ma suka membuat gerak-

an­gerakan yang idak terbaca namun merai asil yang nyata. 

Mungkin gerakan tak terduganya ari itu sebenarnya merupakan 

asil dari jeri paya bertaun­taun, kondensasi dari pemikiran­

pemikirannya, atau sebua lompatan dalam pengeriannya. Apa 

pun itu, ia segera merasakan bawa kejadian sederana ini meme-

gang peluang yang tak terkira jumlanya.

Ia bisa mengumpulkan informasi tentang semua bisnis domes-

ik Tiongkok dan mengungganya ke sebua website profesional 

di mana bisnis ini  akan bisa diliat semua orang. Dengan 



mengambil biaya perantara, ia bisa mendapatkan keuntungan. 

Jack Ma segera mengambil indakan. Ia berkata pada teman baru 

Amerikanya: “Mari berbisnis bersama. Kau bertanggungjawab soal 

teknologinya. Aku pulang ke Tiongkok untuk mendirikan perusaa-

annya.” Teman Amerikanya itu menjawab dengan antusias, “OK!”

Saat itu, rencana awal untuk model e-comme­ce B2B pertama 

di dunia lair. Jack Ma melakukan apa yang menjadi tugasnya. Ia 

menggunakan sisa Dolar yang dimilikinya untuk membeli sebua 

komputer 386.   lalu  ia terbang melintasi samudra dan kem-

bali ke angzou. Saat ia iba, ia tak membuang­buang waktu un-

tuk mengadakan sebua meeing. 

Sebenarnya, pertemuan itu mungkin idak bisa dibilang meeing. 

Selain istrinya Zang Ying, yang adir adala teman­teman dan mu-

rid­muridnya. Secara total, ada 24 orang yang adir. Mereka adala 

teman­teman yang tela Jack Ma kumpulkan selama bertaun­

taun. Seseorang perna berkata bawa persaabatan itu seperi 

menabung: sama seperi menabung di bank, persaabatan mem-

berikan kepuasan dan keangatan, seperi sinar mataari. 

Dikelilingi ole 24 temannya di rumanya sendiri, Jack Ma 

merasa keangatan muncul dalam dadanya. Ia bersyukur atas apa 

yang ia miliki dan percaya diri akan masa depan. Dengan semangat, 

ia mulai menjelaskan apa itu internet. Sekali lagi, ia menunjukkan 

kemampuannya berbicara. Kedua pulu empat temannya iba­iba 

menjadi murid­muridnya. Ia menjelaskan pada mereka sebua 

konsep baru yang memiliki potensi menguba dunia. Ia berarap 

mereka akan terpikat padanya sama seperi daulu. Ia berarap ia 

bisa membujuk mereka untuk bergabung dengannya dan terlibat 

dalam ide yang sepenunya asing namun sangat menjanjikan, dan 

mendirikan perusaaan internet Tiongkok pertama. 

Jack Ma sunggu berapi­api, ekspresinya penu semangat meng-

gelora. Mungkin inila cerama paling penu semangat yang perna 

ia berikan dalam enam taun idupnya sebagai dosen sekola inggi 

teknik elektronika. Seidaknya, itula yang ada di dalam benaknya.



Saat mulutnya terasa kering, ia mengambil segelas air yang 

Zang Ying berikan padanya dan mengambil peluang itu untuk 

menyurvei para pendengarnya. Apa yang ia liat membuatnya ter-

kejut. Ia tak perna meliat waja tanpa ekspresi dan begitu idak 

fokus setela ia bicara. Bakan beberapa orang menatap keluar 

jendela dengan pikiran kosong. Bagaimana mungkin Profesor Ma 

mempunyai ide seperi ini? Akirnya ia bertanya langsung kepada 

mereka: “Bagaimana menurut kalian?”

Semua orang, termasuk Zang Ying, saling memandang cemas. 

Setela keeningan yang terasa sangat lama, seseorang bertanya: 

“Jack Ma, semua yang kau katakan keliatannya bagus, tapi apa 

idak terlalu dini? Bakan pemerinta belum terlibat dalam al ini. 

Ini terlalu berisiko.”

“Benar!” Yang lain berkata. “Tak seorang pun di Tiongkok me-

miliki benda ini. Apa yang akan kau lakukan?”

Seperinya tak ada yang menerima apa yang menurutnya me-

rupakan cerama terbaiknya. Tak ada yang menyadari betapa luar 

biasanya internet. Tapi Jack Ma idak bisa dipengarui. Ia mengam-

bil langka terakir: pemungutan suara. Dari 24 orang yang adir, 

23 orang menolak idenya. anya satu orang yang berkata, “Kita 

bisa mencobanya. Jika idak berasil, kita bisa menyera.”

Teman­teman Jack menolak presentasinya tentang internet 

dan proposalnya untuk membuat website Tiongkok. Dengan peno-

lakan ini , meeing itu berakir. Satu demi satu mereka pergi. 

anya satu orang yang inggal, satu­satunya orang yang idak me-

nolak idenya ini . Ia adala e Yibing. 

Jack Ma idak bisa idur malam itu. Zang Ying idak mengucap-

kan sepata kata pun. Meskipun ia sala satu orang yang idak se-

tuju dengan Jack Ma, ia idak mau mengganggu pikiran suaminya.

Esok arinya, sebelum mataari terbit di imur seperi biasa, 

Jack Ma suda kembali dari olaraga paginya. Zang Ying meliat 

ia riang dan bersemangat. Ia tau Jack Ma suda mengambil kepu-

tusan mengenai al ini . 



al pertama yang Jack Ma lakukan adala mengajukan surat 

pengunduran diri kepada kepala sekola tempatnya bekerja. Tak 

seorang pun di insitut ini  mengira Jack Ma akan melakukan 

sesuatu seperi itu. Mereka idak siap menerima pengunduran 

diri­nya, apalagi mereka tela merencanakan jabatan baru baginya 

sebagai kepala departemen ubungan internasional.

Di bulan September 1995, Jack Ma mundur dari pekerjaannya. 

Usianya baru saja berali 30 taun. Selama bertaun­taun, ia me-

ngumpulkan pengetauan tentang bisnis dan kontak-kontak yang 

ia perlukan. Tela iba waktunya baginya untuk berani melompat. 

Ia berlayar mengarungi samudra biru nan luas dengan bendera Ma 

berkibar inggi. Jack Ma meninggalkan menara gadingnya tanpa 

sekalipun menole ke belakang.  Dunia bisnis yang idak terduga 

dan kejam menaninya, tapi ia melompat dan menyelam dan mu-

lai berenang melawan arus. Ia mengeluarkan segala yang ia miliki. 

Ia beremat dan menyimpan 6.000 yuan, meminjam beberapa 

pulu ribu dari keluarga dan teman­temannya, menjual beberapa 

peralatan dari Biro Penerjemaan aibo dan saam dari dua pe-

megang saam. Secara keseluruan, ia berasil mengumpulkan 

100.000 yuan. Ia membuat website komersial pertama Tiongkok, 

Cina Yellow Pages. Nama perusaaan ini  adala Perusaa-

an Terbatas Teknologi aibo Zejiang.

Awalnya perusaaan ini  memiliki iga karyawan: Jack Ma 

sebagai manajer, e Yibing sebagai asisten manajer, dan Zang 

Ying sebagai staf. Tugas kedua manajer, Jack Ma dan e Yibing, 

adala berbisnis dan mencari klien, sementara Zang Ying inggal 

dan mengurus kantor.

Jack Ma dan istrinya menginvestasikan 80.000 yuan untuk sa-

am perusaaan, sementara e Yibing dan seorang pemegang sa-

am lainnya, Song Weixing, masing­masing memberi 10.000 yuan. 

Perusaaan internet pertama Tiongkok berdiri di kota angzou 

yang inda, diresmikan dengan bunyi letupan dan asap kembang 

api. Satu­satunya peralatan yang dimiliki perusaaan ini  ada-



la komputer 386 yang Jack Ma bawa pulang dari Amerika Serikat. 

Kondisi perusaaan belum baik, namun di masa itu komputer se-

peri itu adala sesuatu yang sangat jarang didapat. Jack Ma dengan 

cepat mengajarkan Zang Ying cara mengoperasikan komputer ter-

sebut. Tugas utama Ying adala mengirim email. Jack Ma pergi ke 

luar bersama e Yibing ke tempat­tempat dagang, memublikasikan 

internet markeing dan mempromosikan e-comme­ce. 

Seperi kapal kecil terombang­ambing dalam angin dan ujan, 

perusaaan e-commerce markeing yang belum dikenal ini, yang 

belum dipaami siapa pun, atau bakan diketaui seorang pun, 

berlayar menuju lautan luas tanpa batas dengan Jack Ma berada di 

kemudinya. 

Saat meliat kembali masa­masa ini, Jack Ma lebi kagum akan 

keberaniannya daripada insing bisnisnya. Ia berkata, “Aku suda 

meliat al yang sangat ingin aku iru ini. Banyak orang muda me-

mimpikan berbagai jalan idup yang luar biasa sebelum mereka i-

dur, tapi saat mereka bangun mereka masi melanjutkan berjalan 

di jalan yang sama. al terpening saat mendirikan bisnis baru di 

Tiongkok bukanla soal Anda memiliki ide, idealisme, atau mimpi 

yang sangat ebat. Yang terpening adala apaka Anda bersedia 

membayar arga yang arus dibayar dan apaka Anda bersedia 

mengerakan segala yang Anda miliki untuk membukikan Anda 

benar. 

“Yang benar­benar membuatku bertekad bukanla keyakin-

anku pada internet, tapi sebab  aku percaya bawa seiap peng-

alaman adala sebua kesuksesan tersendiri. Anda arus menco-

banya. Jika gagal, Anda bisa selalu mengambil jalan lain. Tapi jika 

Anda idak perna mencoba, Anda anya akan menjadi sala satu 

dari mereka yang mengambil jalan yang sama seiap pagi dan tak 

perna merealisasikan jalan yang mereka bayangkan dalam pikiran 

mereka sebelum idur.”

Di taun 1995, Jack Ma bukan satu­satunya orang yang perna 

berubungan dengan internet. Bakan di Tiongkok, banyak orang 



yang tau apa itu internet dan perna menggunakannya. Namun, 

Jack Ma mungkin satu­satunya orang di antara mereka yang ber-

indak saat meliat internet. sebab  itu, Cina Yellow Pages me-

megang reputasi sebagai plaform e-commerce online pertama 

Tiongkok.

Perusaaan ini  tela didatarkan dan website-nya suda 

rampung dan berjalan. Namun angzou tetap idak memiliki 

koneksi internet sampai bulan keempat Cina Yellow Pages ber-

jalan. Bagaimana sebua website tetap berfungsi jika idak bisa 

terubung ke internet?

Pertama, mereka menerjemakan dokumen yang berisikan 

informasi tentang perusaaan­perusaaan Tiongkok (termasuk 

foto­foto dengan keterangan­keterangannya) dalam baasa Inggris. 

  lalu  mereka mengirimkannya ke Seatle. Teman­teman me-

reka di Amerika membantu mereka dengan mengubanya menjadi 

web page dan mengungganya.   lalu , mereka mencetak web 

page itu menjadi alaman berwarna dan mengirimkannya kembali 

ke angzou. Cina Yellow Pages membawa alaman yang suda 

dicetak ini  ke perusaaan yang bersangkutan untuk dicek dan 

memberitaukan mereka bawa perusaaan mereka suda terdaf-

tar di internet. Jika klien mereka merasa skepis, maka alamat web 

ome page perusaaan mereka serta nomor telepon di Seatle akan 

diberikan pada mereka agar mereka bisa mengajukan pertanyaan. 

Cina Yellow Pages Jack Ma membebankan tarif standar 20.000 

ingga 30.000 yuan untuk proses rumit ini. Pengerjaannya meng-

abiskan waktu, uang, dan banyak tenaga. Dalam al waktu, butu 

waktu sekitar dua minggu bagi mereka untuk mengerjakan satu 

pekerjaan. Dalam al uang, arga pengiriman barang internasional 

cukup maal. Dan yang paling krusial adala idak adanya internet 

di angzou saat itu. Tak seorang pun tau tentang internet. Tak 

ada yang percaya pada internet atau membayangkan bawa Anda 

bisa berbisnis dengan sesuatu yang begitu idak nyata. Dan meski-

pun Jack Ma yang mengerakan banyak usaa mengumpulkan 



klien, piak Amerikala yang mendapatkan 60% dari pendapatan, 

sementara perusaaan Ma anya mendapat 40%. 

Tidak masuk akal untuk menukar porsi persentase keuntungan 

ini . Orang­orang Amerika suda mengenal internet. Mereka 

suda terbiasa membuat website untuk memberikan informasi 

tentang produk. Ini berari ada basis klien yang besar di Amerika. 

Mereka memiliki apa yang diperlukan untuk bertaan dan berkem-

bang bakan jika mereka memberikan sebagian dari keuntungan 

mereka. Sementara Tiongkok, masi melakukan bisnis dengan cara 

tradisional. Dan lagi, masyarakatnya idak suka menguba kebiasa-

an lama. 

Bakan industri periklanan muncul baru­baru ini saja. Seidak-

nya dengan iklan di koran atau televisi Anda bisa meliat dengan 

mata kepala sendiri bawa produk ini  nyata, bagaimana pun 

juga kualitasnya; konsumen merasa yakin. Sebaliknya internet, 

seperinya idak nyata. Jika yang bisa mereka liat anyala asil 

cetak berwarna dari iklan yang memperkenalkan perusaaan 

mereka, banyak pemilik bisnis akan dengan tegas menggelengkan 

kepala dan menolak. Seperinya belum waktunya untuk menggu-

nakan internet. Meskipun internet adala sesuatu yang luar biasa, 

orang-orang belum siap menerimanya. 

Tapi Jack Ma idak bisa dialangi. Ia memutuskan untuk mem-

biarkan daulu tugas yang paling sulit untuk dikerjakan nani. Per-

tama­tama, ia mencari perusaaan­perusaaan yang perna be-

kerja sama dengannya sebelumnya dan ia kenal baik.  Ia berusaa 

membuka pasar dengan kontak pribadi, keluarga, dan teman-te-

mannya. Ia mulai membuat website untuk perusaaan-perusaa-

an yang sebelumnya perna berbisnis dengan Biro Penerjemaan 

aibo. Jika perusaaan-perusaaan ini  punya uang untuk 

membayarnya, maka ia menerimanya; tapi jika idak, ia memberi-

kan jasanya secara cuma­cuma. 

Perusaaan-perusaaan online pertama di antaranya adala 

angzou Lakeview Guestouse, angzou Second Television 



Factory, dan sebua irma ukum yang perna bekerja sama de-

ngan aibo sebelumnya. Tak lama, perusaaan-perusaaan ini 

mulai menerima telepon dan fax dari luar negeri, membukikan 

bawa website-website yang dibuat ole Jack Ma dan teman­te-

mannya di Amerika memang efekif. Gagasan bagi Cina Yellow Pa-

ges untuk menempatkan bisnis Tiongkok di panggung dunia akir-

nya menjadi nyata. Namun para direktur perusaaan masi idak 

memercayai gagasan ini  sebab  mereka idak bisa meliat 

web page mereka secara langsung. Sayang disayangkan saat itu, 

angzou idak memiliki akses Internet.

Jack Ma merasa ari­ari berlalu bagaikan taun­taun berlalu. 

Kapan internet akan ada di angzou? Ia tau pada akirnya ari 

itu akan datang, sebab  orang­orang takkan bisa mengelak bawa 

mereka membutukan internet. 

Di bulan Juli 1995, Sangai memiliki jaringan online. Jack Ma 

adala sala satu orang pertama yang mengetaui al itu. Ia sangat 

gembira dan segera membeli komputer 486, yang relaif canggi 

saat itu. Ia menggunakan sambungan telepon jarak jau untuk ter-

ubung dengan jaringan internet di Sangai. Setela terubung 

online, Jack Ma segera mencari ome page website angzou Lake-

ouse Guestouse yang dibuat ole temannya di Amerika. Koneksi 

internet saat itu sangat lambat ingga membutukan waktu iga 

jam baginya untuk melakukan itu. Perlaan, ome page Lakeview 

Guestouse muncul di adapannya. 

Jack Ma berdiri dan menunjuk ke komputer: “Liat, liat!”

Tak lama   lalu  masyarakat mulai menyadari dan meneri-

ma internet. Mereka sadar apa yang dapat dilakukan ole internet, 

dan mulai menerima pemikiran Jack Ma. Cina Yellow Pages akir-

nya menerima pendapatan. 

Namun, Jack Ma anya mengambil 8.000 dari 20.000 yuan yang 

mereka dapatkan dari penjualan pertama mereka, sebab  piak 

Amerika masi mendapatkan 60% laba sesuai dengan kesepakat-

an. Tapi Jack Ma dan rekan­rekannya kini bisa meliat iik terang. 



Mereka berupaya dua kali lebi keras untuk memublikasikan inter-

net, tak anya di angzou, tapi di 27 kota di negeri Tiongkok. 

Jack Ma mengingatkan dirinya sendiri bawa, “Internet akan 

memengarui idup orang banyak di taun­taun mendatang. Un-

tuk mengikui maraton evolusi internet, kau arus berlari secepat 

kelinci namun memiliki kesabaran seperi si kura­kura.”

Jack Ma idak dipercaya di kota­kota yang idak memiliki jaring-

an internet. Tak ada yang memperaikannya. Sebagian orang ba-

kan mengindarinya. Namun Jack Ma idak akan menyera. Seper-

i orang kesurupan, ia terus bicara pada mereka tentang internet 

dan e-comme­ce. Ia berasil memengarui para pemilik bisnis dan 

jurnalis. 

Sala satu pemilik bisnis di angzou bersikeras bawa e-com-

me­ce adala trik yang dibuat untuk menipu, bakan setela Jack 

Ma meneleponnya lima kali. 

sebab  itu, Jack Ma memutuskan untuk mengirimkannya kum-

pulan dokumen­dokumen yang berisikan informasi tentang e-com-

me­ce. Dengan sabar ia menjelaskan pada si pemilik bisnis bawa 

e-comme­ce adala jenis model bisnis baru. Internet bisa menca-

kup seluru dunia. Internet mengubungkan seiap ruma yang 

ada di bumi ini. sebab  itu, jau lebi efekif beriklan di internet 

dibandingkan media lain. 

Meskipun Jack Ma agak bangga dengan kemampuannya mem-

bujuk orang lain dan ia menyebutkan banyak conto, si pemilik bis-

nis ini masi skepis. Orang lain pasi suda menyera dan pulang, 

mengakirinya di situ. Namun Jack Ma berbeda dengan orang lain. 

Ia idak bersedia menyera pada pemilik yang keras kepala ini yang 

bisa memberinya bisnis tambaan jika ia berasil memengarui-

nya. sebab  itu, ia memutuskan untuk mengumpulkan beberapa 

ile tentang perusaaan itu. Beberapa ari berikutnya, ia datang 

dengan membawa laptop. 

Jack Ma membuka sea­c engine di adapan si pemilik bisnis. 

Tak lama setela itu, informasi mengenai perusaaan ini  



perlaan­laan muncul di layar. Jack Ma berkata padanya bawa 

komputer mana pun di lokasi mana pun bisa meliat informasi 

yang sama dengan yang mereka liat sekarang. Informasi itu akan 

sama efekifnya di mana pun orang yang mengaksesnya berada, 

enta di Amerika, Cina, atau bagian dunia lainnya. Inila internet. 

Inila e-comme­ce yang ajaib yang selama ini ia bicarakan. 

Ada peribaasa di Tiongkok yang cukup sesuai dalam kasus ini, 

yang maknanya serupa dengan peribaasa baasa Inggris “Seeing 

is believing” (Anda meliat maka Anda percaya). Akirnya, usaa 

Jack Ma mulai membuakan asil dalam era di mana internet baru 

saja mulai menapakkan kakinya. Pemilik bisnis ini  akirnya 

membayar tarifnya pada Cina Yellow Pages. 

Upaya Jack Ma yang tak kenal menyera, semangat dan kegi-

giannya dalam mencari konsumen baru patut dipuji. sebab  usa-

anya ini  reputasi Cina Yellow Pages semakin menguat. Le-

bi banyak orang tau tentang internet setela mendengar kisa 

itu. 

Dari Lakeview Guestouse ingga angzou Second Television 

Factory, dari para pengacara Qianjiang ingga Wuxi Litle Swan 

(sebua merek peralatan ruma tangga) dan Guoan Football Club 

di Beijing, Cina Yellow Pages mulai melebarkan sayapnya dari 

angzou ingga ke seluru negeri. 

Cina Central Television masi menyimpan dalam arsipnya 

program kusus tentang Jack Ma dan internet yang berjudul Jack 

Ma te Bookwo­m (Jack Ma Si Kutu Buku), yang diilmkan ole se­

orang reporter yang berasal dari angzou bernama Fan Xinman.

Pertama, mari kita telaa isila ‘kutu buku.’ Ada dua pepata 

Tiongkok yang berbunyi “Kutu buku tak ada gunanya dalam dunia 

nyata” dan “Cendekiawan idak bisa merai apa pun bakan jika 

mereka akirnya memberontak iga taun tanpa eni.” Dalam bu-

daya Tiongkok, ‘kutu buku’ dan ‘cendekiawan’ memiliki ari yang 

serupa. Peribaasa itu berari orang yang gemar belajar cenderung 

idak mungkin merai al­al yang pening. Jika Anda terlalu ba-



nyak membaca, Anda akan terputus dengan realita, dan membuat 

Anda bersikuku mengejar perkara­perkara bodo. 

Orang yang kutu buku banyak ditemukan di sekola dan biasa­

nya enta itu murid atau guru. Mereka enta bicara tentang pe-

ngetauan atau mempelajarinya. Umumnya, orang yang kutu buku 

cenderung keras kepala, agak menyendiri, dan memisakan diri 

dari perkara­perkara yang terjadi dunia. Terliat jelas sejak kamera 

mulai merekam Jack Ma bicara dengan cepat dan penu semangat 

tentang bagaimana ia akan membuat perpustakaan informasi terbe-

sar Tiongkok agar perusaaan-perusaaan Tiongkok bisa memasuki 

panggung internasional. Ekspresi wajanya tajam, sementara orang­

orang yang menontonnya tampak idak berekspresi. Mereka sama 

sekali idak percaya atau antusias dengan apa yang Jack Ma katakan 

dan bakan idak mengajukan pertanyaan apa pun. Seola dalam 

acara ini  kumpulan penonton mendengarkan alien yang se-

dang bicara tentang planet lain. Inila penerimaan yang Jack Ma 

dapatkan di Beijing taun itu. Penerimaan yang serupa dengan yang 

didapat ole internet pertama kalinya masuk ke Tiongkok. 

  

Taun 1995 adala taun yang pening: di taun itula internet da-

tang ke Tiongkok. Sama seperi al­al lainnya yang memiliki daya 

yang kuat, internet melesat seperi angin puyu segera setela 

ia iba di Tiongkok, melanda seluru negeri. Orang­orang seperi 

Carles Zang, Wang Zidong, Cen Tianqiao, yang   lalu  

menjadi toko­toko besar dalam dunia internet, suda mulai ber-

bisnis. Internet Tecnologies Cina (ITC), yang   lalu  disebut 

Sou, didirikan ole Carles Zang, dan Cinese Star, yang didiri-

kan ole Wang Zidong, menjadi terkenal di seluru Tiongkok  saat 

internet menyebar. 

Cen Tianqiao suda bergabung dengan Lujiazui Group yang 

suda memiliki pengalaman dengan internet. Memang benar 



bawa informasi idakla eksklusif. Tidak bisa diraasiakan. Siapa 

pun yang paam dan cerdik dengan sedikit insing bisnis akan lang-

sung memaaminya. Banyak orang yang memiliki pengetauan 

dan pengalaman yang sama dengan Jack Ma. 

sebab  itu Cina Yellow Pages terancam. Perusaaan ini  

baru saja mulai mendapatkan keuntungan. Cina Yellow Pages 

masi seperi beni muda. Jika ia idak berjuang mengembangkan 

diri, maka akan sulit bagi Cina Yellow Pages untuk tetap bertaan 

begitu perusaaan­perusaaan internet lain tumbu menjadi 

poon­poon inggi. Ancaman yang datang dari perusaaan­per-

usaaan lain ini  membuat Jack Ma tersadar akan masala 

lain: angzou terlalu kecil, bukan dalam segi kotanya, namun da-

lam kekuatannya untuk memengarui.

Setela beberapa diskusi, Jack Ma dan pemegang saam lain-

nya memutuskan untuk maju ke Beijing, pusat poliik, ekonomi, 

dan budaya Tiongkok. Mereka arus pinda ke sana. Dari sana, 

mereka punya kekuatan untuk mendaki inggi dan menjangkau 

seluru negeri. Beijing akan memberikan kondisi yang diperlukan 

Cina Yellow Pages untuk dengan cepat tumbu menjadi poon 

yang inggi. 

sebab  itu, Jack Ma dan rekan­rekannya pinda ke utara ke ibu 

kota. Mereka akan berada di samping kota kerajaan dan bertum-

pu di Beijing. Dengan dukungan ole seluru negeri, mereka bisa 

melangka menuju panggung internasional. Inila mimpi, strategi 

baru Jack Ma. Begitu mereka datang, ia langsung mendapatkan 

perasaan posiif tentang strategi ini. 

Beijing kota yang sangat besar. Begitu banyak jalur lingkar luar 

dibangun dari pusat kota, yang merupakan pusat dari segala jenis 

kementerian, komisi, kantor, kedutaan, dan konsulat. Dalam seke-

jap Anda bisa tau ini adala kota internasional. 

Awalnya, Jack Ma bermimpi menjadi sala satu orang pertama 

di Tiongkok yang mendirikan perusaaan global nomor satu dan 

membangun sala satu dari sepulu website terbaik di dunia. Saat 



pinda ke Beijing, perasaan ini  kembali mengampirinya. 

Ada ruang untuk berkembang di sini. Ia mulai bekerja sangat giat, 

menyebarkan jasanya seluas mungkin. Ini adala periode di mana 

program Jack Ma te Bookwo­m diilmkan. 

Saat itu Jack Ma masi idak menyadari adanya perdebatan se-

ngit tentang internet di level masyarakat yang lebi inggi dan ba-

wa ada dua pendapat yang berbeda perial isu ini . Satu piak 

berpendapat bawa Tiongkok idak searusnya membebaskan arus 

informasi, sebab  jika mereka melakukannya, mereka akan jatu 

ke tangan negara-negara Barat. Namun piak lainnya berpendapat 

bawa Tiongkok arus mengembangkan infrastruktur internetnya 

atau akan teringgal dari era informasi dengan jurang digital.

Apaka upaya Jack Ma akan memiliki efek sementara semua 

debat ini masi berlangsung? Media idak mau membuat laporan 

mengenai internet selama pemerinta belum menyatakan penda-

pat mereka mengenai al ini. Jack Ma memutuskan untuk men-

jalankan suatu metode yang idak biasa. Ia mencari kepala per-

usaaan media ini  dan memberikan beberapa ile mengenai 

Cina Yellow Pages, sebua arikel yang suda jadi, dan 500 yuan 

dalam bentuk tunai. 500 yuan adala jumla yang besar saat itu. 

Jack Ma berkata, “Tak jadi soal melalui media apa. Setela arikel 

ini  terbit, itu menjadi milikmu.”

Kepala perusaaan media itu juga melakukan al yang idak 

biasa. Ia menerbitkan arikel ini  secara berturut­turut di lima 

media yang berbeda, termasuk Cina Trade News, di mana arikel 

ini  tampil di alaman muka. Jack Ma ternyata punya teman di 

sana. Keduanya menyesalkan mereka idak bertemu sebelumnya, 

dan lalu membaas persoalan ini  selama dua ari berturut-

turut. Meliat ke belakang, Jack Ma ingat: “Seperi aku, ia belum 

paam tentang internet saat itu, tapi ia sunggu yakin bawa in-

ternet memiliki potensi. Ia berkata, ‘Jack Ma, aku mendukungmu.’”

Kepala redaksi ini  mengajak Jack Ma menemui orang 

yang menangani Pusat Informasi Negara, tapi antusiasme mereka 



idak didengar. Mata si direktur bergerak keliling ruangan saat 

mereka bicara, dan ia memberikan beberapa petunjuk tentang 

apa pendapatnya mengenai al ini . Jack Ma mendengarnya 

dengan tegas dan jelas: bagaimana mungkin insitusi besar seperi 

Pusat Informasi Negara bekerja sama dengan perusaaan swasta? 

Jack Ma ditolak.

Namun begitu, Jack Ma idak kecil ai; menyera bukanla 

sifatnya. Dengan bantuan para simpaisan dan pendukungnya, ia 

berulang kali mendatangi banyak kementerian dan departemen, 

termasuk Kementrian Kebudayaan dan Komisi Budaya dan Ola-

raga Negara. Namun, di taun 1995, bisnis yang dikelola secara 

pribadi idak memiliki banyak pengaru. 

Terlebi lagi, Cina Yellow Pages milik Jack Ma anya sebua 

website kecil yang berlokasi jau di Delta Sungai Yangtze. Laba ko-

tornya anya satu juta yuan, yang dianggap sangat kecil di Beijing, 

apalagi di mata para pejabat yang bekerja di kementerian peme-

rinta pusat. Gagasan untuk bekerja sama dengan Jack Ma adala 

ide yang konyol. Jack Ma te Bookworm mencatat periode ini, di 

mana Jack Ma menemui jalan buntu.

Menurut Fan Xinman, yang membuat rekaman ilm ini : 

“Ia terliat seperi lakon musu di kamera. Meskipun ia selalu 

bicara, di wajanya selalu tersirat kecerdikan. Ia selalu bicara ten-

tang apa yang ia rencanakan, tentang bagaimana ia akan membuat 

perpustakaan informasi terbesar di Tiongkok. Namun, jika Anda 

meliat ekspresi para pendengarnya, Anda bisa meliat bawa tak 

ada yang mengeri apa yang ia bicarakan.”

Meskipun begitu, omongan Jack yang tak ada eninya terse-

but berasil memengarui beberapa orang-orang berpendidikan, 

termasuk Ms Fan Xinman. Film ini  muncul di Oriental ori-

zon, program utama di Cina Central Television.

Media cetak, terutama media utama negara, memiliki penga-

ru besar di Tiongkok.

Berkat Jack Ma dan beberapa orang berpendidikan yang ber-

asil ia pengarui, keadaan mulai membaik. Keika departemen 



informasi koran People’s Daily mendengar tentang Jack Ma, mere-

ka mengundangnya untuk memberi cerama. Tentu ia menerima-

nya: ia tak perna menolak kesempatan untuk berbicara. Diadap-

kan dengan pendapat­pendapat saluran media yang berwenang 

dan para cendekia dari beberapa insitusi teknik, Jack Ma agak ke-

sal dan berkata, “Tiongkok berada di urutan terakir dibandingkan 

negara­negara berkembang lainnya. Negara kita tela melewatkan 

kesempatan langka yang mungkin idak akan datang lagi. Kita ber-

ada di posisi yang idak menguntungkan, jadi peluang terbaik yang 

kita miliki untuk membela diri adala melakukan serangan.”

Jack Ma bicara tajam dan dengan penu semangat, tapi juga 

sangat rasional. Beberapa cendekia menganggap internet idak 

cocok dengan kondisi negara Tiongkok. Jack Ma mengkriik para 

‘ali’ bebal ini tanpa ampun. Ia berkata bawa internet akan men-

ciptakan sebua revolusi dalam sejara manusia. Internet adala 

penemuan yang pening. Jika mereka menutup negara dan meng-

indari kontak dengan dunia luar, maka mereka akan kembali kei-

langan kesempatan untuk memajukan Tiongkok. Staf dari saluran 

media, yang memiliki perspekif dan pengalaman yang lebi luas, 

menyambut perkataan Jack Ma dengan tepuk tangan. Jack Ma 

tau betapa berarinya sambutan mereka. Dengan air mata meng-

genang di matanya, ia membuat lirikan yang menunjukkan rasa 

terima kasinya pada mereka. 

Fan Jingyi, yang saat itu menjadi kepala editor People’s Daily, 

membuat komentar yang dalam tentang ucapan Jack Ma. Ia ada-

la seorang akademisi yang tegas dan serius. Ia menyadari bawa 

internet akan dengan cepat meledak dan menelan dunia masa 

depan. Esok arinya, ia mengirimkan laporan pada otoritas pusat 

meminta izin agar People’s Daily terdatar secara online. 

Ada cerita lain di balik ini. Editor Cina Trade News mengada-

kan sebua konferensi berita untuk Jack Ma di Ledger Dining all 

dari Cang An Club. Tujuan dari konferensi ini  adala men-

cari rekan bisnis bagi Cina Yellow Pages di Beijing. Lebi dari 30 



kepala perusaaan media dan investor­investor ­eal estate besar 

adir. Jack Ma dan staf teknisnya mengabiskan banyak waktu 

mempersiapkan diri untuk event ini, namun beberapa ari sebe-

lum tanggal yang ditentukan, mereka diberi tau bawa dokumen 

dari penguasa inggi tela disebarkan dan bawa mereka idak bo-

le mempromosikan internet. Jack Ma dan stafnya bermuram ai. 

Seperinya keberuntungan mereka tela abis. Mereka mengambil 

beberapa dokumen yang kemungkinan masi berguna.

Konferensi ini  masi diadakan sesuai rencana. Jack Ma dan 

staf teknisnya memasang sebua komputer dan sambungan tele-

pon. Mereka menunjukkan ome page Cina Yellow Pages secara 

langsung.   lalu  Jack Ma naik ke panggung dan memberikan ce-

rama yang penu semangat namun jelas dan logis. Ia bicara sekitar 

satu jam tentang topik­topik mulai dari kegunaan internet ingga 

masa depannya. Namun para adirin dan reporter yang mengadiri 

pertemuan ini  seperinya anya mengeri setenga dari yang 

ia bicarakan dan tampak tereran­eran. 

Setela makan malam, tuan ruma mencari dua eksekuif ­eal 

estate dan endak mengenalkan mereka pada Jack Ma. Ia masi 

berarap Jack Ma akan mendapat dua dukungan dari toko yang 

berpengaru. anya dengan dukungan seperi itu Jack Ma bisa 

merealisasikan mimpinya. 

Jack Ma memompa keberaniannya dan menjelaskan ide­ide-

nya pada mereka sekali lagi. Ia bicara sekitar satu jam tanpa eni. 

Kedua eksekuif ini  seperinya memaami ide Jack Ma, na-

mun mereka memiliki satu pertanyaan: “Apaka pemerinta akan 

mengizinkan perusaaan swasta terlibat dalam al seperi ini?” 

Jack Ma terdiam. Saat itu pemerinta masi belum menyatakan 

peraturan yang jelas perial internet. 

Tak lama setela itu, permoonan yang diajukan People’s Daily 

untuk terdatar secara online disetujui. Ini adala informasi yang 

mencengangkan, mengingat status koran yang dipegang ini . 

Jika People’s Daily akan online, maka itu membukikan bawa idak 

dapat dielakkan, internet akan berkembang di Tiongkok. 



Saat itu, semua alangan seola akan ilang dalam sekejap. In-

ternet akan populer di Beijing dan di seluru Tiongkok. Mungkin ini 

waktunya bagi Cina Yellow Pages untuk maju dan berkembang. 

Jack Ma tetap tenang. Ia suda mengetaui bawa banyak per-

usaaan asing dengan modal yang besar dan dukungan teknologi 

akan datang ke Tiongkok jika internet bisa menembus pengalang 

yang membatasinya. Tapi Cina Yellow Pages idak memiliki modal 

maupun pendukung yang kuat. Ada terlalu banyak pesaing bagi 

Jack Ma untuk menegakkan diri sendiri, untuk tetap bertaan dan 

berkembang dalam kondisi yang berkembang cepat ini.

Bisaka ia mengalakan para pesaingnya? Jack Ma memikir-

kannya malam itu sambil membuat kalkulasi. Berapa dana yang ia 

perlukan untuk menyewa ruang ­etail di Beijing? Proses apa yang 

arus ia jalani untuk mendapatkan lisensi? Koneksi dan pekerja se-

peri apa yang bisa ia andalkan? Saat memikirkan jawaban atas se-

mua pertanyaannya itu, Jack Ma semakin merasa tenang. Percaya 

pada peritungannya sendiri, ia menyimpulkan tak ada peluang 

baginya untuk lebi berkembang di Beijing. 

Dalam alam bawa sadarnya Jack Ma mungkin menyadari saat 

itu bawa ia arus mengandalkan perusaaan­perusaaan kecil 

dan menenga di tempat asalnya, Provinsi Zejiang. Tentunya, 

ia tak sepenunya menyadari al ini . Namun ia tau Cina 

Yellow Pages idak bisa pinda secara permanen ke Beijing, sebab  

akan tergencet ole banyak pesaing kuat di sana. sebab  itu, ia me-

mutuskan untuk kembali ke angzou.

Namun, bisnis internet di angzou suda banyak beruba sela-

ma mereka di Beijing. Setela internet disetujui, perusaaan inter-

net dan website mulai muncul di mana­mana. Tak ada siapa pun di 

dunia ini yang lebi pandai meniru dibandingkan orang Tiongkok. 

Bisnis internet di angzou suda mulai menimbulkan konlik. 

Pertama ada east.net dan AsiaInfo.com,   lalu  ada West Lake 

Network. Seperi periode Revolusi Budaya, seperinya segerom-

bolan pasukan muncul dalam semalam, semuanya dengan pejuang 

ebat yang berlomba merai kemenangan. 



Besarnya pasar sendiri belum beruba; bagaimana pasar bisa 

dibagikan ke begitu banyak perusaaan? Tentunya, yang kuatla 

yang menang. Yang menang terus bertaan, yang lema tak lama 

akan ilang. 

Orang bilang dunia bisnis itu serupa dengan medan perang. Ke-

nyataannya, memang seperi itula dunia bisnis. Dalam pertarung-

an tangan lawan tangan, pejuang yang terkuat dan paling beranila 

yang bisa menang.

Cina Yellow Pages milik Jack Ma idak kekurangan keberanian, 

sumber daya, ataupun kerja sama im. Cina Yellow Pages jelas idak 

kekurangan tekad ataupun ketekunan. Namun, perusaaan ini  

idak memiliki dukungan ataupun modal yang besar. Dalam perang, 

kekuatan itu pening, dan dalam perang ini se