Selasa, 11 Februari 2025

dan brown malaikat dan setan 2



 yelamatkan diri dari aksi pembersihan yang 

dilakukan baitsuci . Mereka adalah para penganut aliran mistik, 

ahli kimia, pengikut ilmu gaib, dan orang-orang Muslim dan 

Yahudi. Selama bertahuntahun, Illuminati menambah 

anggotanya. Sebuah Illuminati baru pun muncul. Kelompok 

Illuminati yang lebih gelap. Kelompok Illuminati yang sangat 

anti-Kristen. Mereka menjadi begitu kuat, mengadakan upacara-

upacara misterius, kerahasiaan yang sangat tertutup, dan 

bersumpah untuk bangkit lagi pada suatu hari untuk membalas 

dendam pada baitsuci  Katolik. Kekuatan mereka berkembang 

sehingga baitsuci  menganggap mereka sebagai suatu gerakan anti-

Kristen yang paling berbahaya di bumi ini. Graves  mengolok 

mereka sebagai persaudaraan Shaitan.” 

 “Shaitan?’ 

“Itu istilah dalam Islam. Artinya ’musuh’ ... musuh Junjungan . 

baitsuci  sengaja memilih nama dari istilah Islam karena itu 

adalah bahasa yang mereka anggap kotor.” Lonelyranger  

meneruskan dengan ragu-ragu. “Shaitan adalah asal kata untuk 

kata bahasa Inggris ... Satan.” 

Kegelisahan terlintas di wajah Kohler. 

Suara Lonelyranger  terdengar muram. “Pak Kohler, saya tidak 

tahu bagaimana atau kenapa tanda itu tercetak di dada Louis Viton  ... 

namun  Anda sedang melihat simbol dari sebuah perkumpulan 

setan terkuat di dunia yang sudah lama tak tentu rimbanya.” 


 

LORONG ITU SEMPIT dan lengang. Sekarang si 

Hassassin berjalan dengan cepat, mata hitamnya memandang 

dengan waspada. Sesaat sebelum sampai ke tempat yang 

ditujunya, kata-kata perpisahan Janus bergema di benaknya. 

Fase kedua akan segera mulai. Beristirahatlah. 

Si Hassassin menyeringai. Dia sudah tidak tidur sepanjang 

malam, namun  tidur adalah pilihan terakhirnya. Tidur adalah 

pekerjaan orang lemah. Dia seorang pejuang seperti nenek 

moyangnya dahulu, dan bangsanya tidak pernah tidur begitu 

perang dimulai. Genderang perang jelas sudah ditabuh, dan dia 

mendapat kehormatan untuk memulainya. Kini dia hanya 

memiliki waktu selama dua jam untuk merayakan kejayaannya 

sebelum kembali bekerja. 

Tidur? Ada cara yang jauh lebih baik untuk bersantai .... 

Seleranya pada kesenangan duniawi merupakan sesuatu 

yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Generasi sebelumnya 

selalu menghibur diri dengan mengisap hashish, namun  dia lebih 

menyukai jenis hiburan yang lain. Dia bangga pada tubuhnya—

mesin pembunuh yang kuat—dan dia tidak sudi untuk 

mengotorinya dengan narkotika. Dia memiliki ketergantungan 

pada sesuatu yang lebih baik daripada obat bius ... hadiah yang 

jauh lebih sehat dan memuaskan. 

Merasakan gairah yang berkembang dalam tubuhnya, si 

Hassassin pun bergerak lebih cepat di jalan sempit itu. Dia 

sampai di depan sebuah pintu yang berbentuk tidak biasa lalu 

membunyikan belnya. Jendela intip di pintu itu terbuka dan dua 

mata berwarna cokelat lembut memandangnya untuk menaksir 

penampilannya. Pintu pun akhirnya terbuka 

“Selamat datang,” sapa seorang perempuan dengan pakaian 

yang apik. Dia mengantar si Hassassin ke ruang duduk yang 

dihiasi oleh perabotan mahal dengan lampu yang temaram. 

Tercium wangi parfum dan pengharum ruangan yang mahal. 

“Kapan pun kamu siap.” Perempuan itu memberinya sebuah 

album foto. “Panggil aku jika kamu sudah menentukan 

pilihanmu.” Perempuan itu pun menghilang. 

Si Hassassin tersenyum. 

saat  dia duduk di atas sofa besar yang empuk dan 

meletakkan album foto itu dipangkuannya, dia merasa gairahnya 

berputar. Walau bangsanya tidak merayakan Natal, dia bisa 

membayangkan seperti inilah perasaan seorang anak Kristen 

saat  duduk di depan setumpukan hadiah Natal dan ingin 

menemukan keajaiban di dalam hadiah-hadiah itu. Dia 

membuka album itu dan memerhatikan foto-foto yang terdapat 

di sana dengan seksama. Fantasi seksual sepanjang hidupnya 

hidup kembali dalam benaknya. 

Marisa. Seorang dewi Italia. Berapi-api. Sophia Loren 

muda. 

Sachiko. Seorang geisha Jepang. Luwes. Keahliannya tidak 

diragukan. 

Kanara. Gadis berkulit hitam yang luar biasa. Bertubuh 

kencang. Eksotis. 

Dia meneliti seluruh foto dalam album itu sebanyak dua kali 

lalu memutuskan pilihannya. sesudah  itu dia menekan sebuah 

tombol yang terletak di atas meja yang berada di sampingnya. 

Reberapa saat kemudian perempuan yang tadi 

menyambutnya muncul kembali. Lelaki itu menunjukkan 

pilihannya. Perempuan itu tersenyum. “Ikuti aku.” 

sesudah  menyelesaikan pembayaran, perempuan itu 

menelepon dengan suara lirih. Dia menunggu beberapa menit, 

lalu mengantar lelaki itu menaiki tangga putar dari pualam ke 

sebuah koridor mewah. “Pintu keemasan di ujung itu,” katanya. 

“Seleramu mahal juga.” 

Memang begitu, jawab lelaki itu dalam hati. Aku ’kan 

pecinta keindahan sejati. 

Si Hassassin melangkah di sepanjang koridor seperti seekor 

macan kumbang menghampiri santapan yang sudah lama 

dinantikannya. saat  dia tiba di ambang pintu, dia tersenyum 

pada dirinya sendiri. Pintu itu sudah terbuka sedikit seperti 

menyambutnya. Dia mendorongnya dan pintu itu pun terbuka 

dengan mudahnya. 

saat  dia melihat pilihannya, dia tahu dia telah memilih 

dengan tepat. Perempuan itu tepat seperti yang dikehendakinya 

... telanjang, terbaring terlentang, kedua lengannya terikat di 

kepala tempat tidur dengan pita beledu tebal. 

Lelaki itu berjalan mendekat dan mengusapkan jarinya yang 

berwarna gelap di atas perut berkulit putih dan mulus itu. Aku 

sudah membunuh orang kemarin malam, katanya dalam hati. 

Kamu adalah hadiah untukku. 

“SETAN?” TANYA KOHLER sambil mengusap mulutnya dan 

bergeser tidak tenang. “Ini simbol dari kelompok pemuja 

setan?” 

Lonelyranger  mondar-mandir dalam ruangan itu untuk menjaga 

suhu tubuhnya agar tetap hangat. “Kelompok Illuminati 

memang memuja setan. namun  tidak dalam pengertian modern.” 

Dengan cepat Lonelyranger  menjelaskan bagaimana umumnya 

orang menggambarkan para pemuja setan sebagai pemuja iblis. 

Tapi secara historis para pemuja setan adalah orang-orang yang 

terpelajar yang melawan baitsuci . Shaitan. Kabar angin tentang 

kekuatan gaib hitam, pengorbanan hewan dan ritual pentagram 

hanyalah kebohongan yang disebarkan oleh baitsuci  sebagai 

kampanye kotor melawan musuh-musuh mereka. Seiring dengan 

berjalannya waktu, para penentang baitsuci  itu juga ingin 

menyamai kaum Illuminati. Kelompok itu mulai memercayai 

kebohongan yang disebarkan oleh baitsuci  dan bertindak sesuai 

dengan apa yang mereka percayai. Maka, lahirlah kelompok 

pemuja setan modern. 

Kohler berdehem. “Itu semua sejarah kuno. Aku ingin tahu 

bagaimana simbol itu bisa berada di sini.” 

Lonelyranger  menarik napas panjang. “Simbol itu sendiri 

diciptakan oleh seorang seniman Illuminati yang tidak diketahui 

namanya pada abad keenam belas sebagai penghormatan bagi 

kecintaan Galileo akan simetri—semacam logo sakral 

Illuminati. Persaudaraan itu menjaga kerahasiaan simbol 

tersebut. Konon mereka berencana untuk memperlihatkannya 

hanya saat  mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk 

muncul kembali dan mewujudkan tujuan utama mereka.” 

Kohler tampak tidak mengerti. “Jadi simbol ini berarti 

persaudaraan Illuminati muncul kembali?” 

Lonelyranger  mengerutkan keningnya. “Itu tidak mungkin. Ada 

satu bab dari sejarah Illuminati yang belum kujelaskan.” 

Suara Kohler terdengar tegas, “Jelaskan padaku.” 

Lonelyranger  menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya 

sementara pikirannya mulai memilah-milah ratusan dokumen 

yang pernah dibacanya atau ditulisnya tentang Illuminati. 

“Kaum Illuminati adalah orang-orang yang tangguh,” jelasnya. 

“saat  mereka melarikan diri dari Viking city , mereka melakukan 

perjalanan melintasi benua Eropa dan mencari tempat aman 

untuk berkumpul kembali. Mereka diterima oleh sebuah 

kelompok rahasia juga ... sebuah persaudaraan yang anggotanya 

merupakan para ahli mengukir batu dari Bavaria yang kaya raya 

bernama Freemason.” 

Kohler tampak terkejut. “Kelompok Mason itu?” 

Lonelyranger  mengangguk dan tidak terlalu terkejut karena 

Kohler pernah mendengar tentang kelompok tersebut. Kini 

persaudaraan Mason memiliki lebih dari lima juta anggota yang 

tersebar di seluruh dunia, separuhnya tinggal di Amerika Serikat 

dan lebih dari satu juta orang tinggal di Eropa. 

“Tentu saja kelompok Mason itu bukan pemuja setan, 

bukan?” tanya Kohler dengan ragu-ragu. 

“Tentu saja bukan. Kelompok Mason menerima para 

pelarian itu demi kebaikan mereka sendiri. sesudah  mereka 

menerima para ilmuwan pelarian itu pada tahun 1700-an, tanpa 

mereka sadari, kelompok Mason menjadi benteng bagi kaum 

Illuminati.  

63  

Kaum Illuminati berkembang di dalam tubuh kelompok 

Mason dan perlahan-lahan mulai mengambil alih kekuatan 

kelompok Mason. Diam-diam kaum Illuminati mulai 

memperkuat kembali persaudaraan ilmuwan mereka di dalam 

tubuh Mason—semacam perkumpulan rahasia di dalam 

perkumpulan rahasia lainnya. Kemudian kaum Illuminati 

menggunakan jaringan internasional yang dimiliki oleh 

kelompok Mason untuk menyebarkan pengaruh mereka.” 

Lonelyranger  menghirup udara dingin sebelum melanjutkan 

dengan cepat. “Penghapusan ajaran Katolik merupakan tujuan 

utama mereka. Persaudaraan itu yakin kalau dogma takhayul 

yang disebarkan oleh baitsuci  merupakan musuh terbesar 

manusia. Mereka khawatir kalau agama terus menyebarkan 

mitos kesalehan sebagai kenyataan absolut, maka kemajuan 

ilmu pengetahuan akan terhenti, dan manusia akan musnah 

karena jihad bodoh di masa mendatang yang tidak beralasan 

itu.” 

“Seperti yang kita lihat saat kini.” 

Lonelyranger  mengerutkan keningnya. Kohler benar. Jihad 

masih menjadi berita utama sampai sekarang. Junjungan ku lebih 

baik dibandingkan dengan Junjungan mu. Tampaknya selalu ada 

kemiripan antara umat yang taat dengan pasukan yang siap 

berperang. 

“Lanjutkan,” kata Kohler. 

Lonelyranger  mengumpulkan pemikirannya lalu melanjutkan. 

“Kaum Illuminati berkembang menjadi semakin kuat di Eropa 

dan mulai memandang Amerika sebagai pemerintahan yang 

belum berpengalaman. Banyak dari pemimpin bangsa Amerika 

adalah anggota kelompok Mason, seperti George Washington 

dan Benjamin Franklin. Mereka adalah orang-orang yang jujur, 

taat kepada Junjungan  tapi tidak menyadari cengkeraman kuat 

 64

Illuminati dalam diri mereka. Kaum Illuminati mengambil 

keuntungan dari penyusupan itu dan berhasil mendirikan bank, 

berbagai perguruan tinggi, dan membangun industri untuk 

mendanai tujuan utama mereka.” Lonelyranger  berhenti sejenak. 

“Tujuan mereka adalah dunia yang bersatu, semacam konsep 

New World Order atau Tata Dunia Baru yang sekuler.” 

Kohler tidak bergerak. 

“Sebuah Tata Dunia Baru,” Lonelyranger  mengulangi, 

“berdasarkan pencerahan ilmiah. Mereka menyebutnya Doktrin 

Luciferian. baitsuci  menegaskan bahwa Lucifer adalah sebuah 

kata yang mengacu pada setan. namun  persaudaraan itu 

menegaskan bahwa Lucifer berasal dari bahasa Latin yang 

berarti sang pembawa cahaya. Atau Illuminator. 

Kohler mendesah, dan suaranya tiba-tiba menjadi tenang. 

“Pak Lonelyranger , duduklah.” 

Lonelyranger  duduk di atas sebuah kursi yang membeku. 

Kohler menggeser kursi rodanya agar dapat lebih mendekat. 

“Aku tidak yakin kalau aku memahami semua yang baru saja 

kamu katakan padaku, namun  aku pasti mengerti yang satu ini. 

Leonardo Louis Viton  adalah harta yang tak ternilai harganya bagi 

CERN. Dia juga teman saya. Saya membutuhkan Anda untuk 

mencari Illuminati.” 

Lonelyranger  tidak tahu bagaimana menjawabnya. “Mencari 

Illuminati?” Bercanda, ya? “Sepertinya, itu tidak mungkin.” 

Alis Kohler naik. “Apa maksud Anda? Anda tidak mau—” 

“Pak Kohler,” Lonelyranger  mencondongkan tubuhnya ke arah 

sang tuan rumah dan merasa tidak yakin bagaimana 

membuatnya mengerti tentang hal yang akan dikatakannya. 

“Saya memang belum menyelesaikan penjelasan saya. Tapi saya 

sangat yakin kalau pemberian cap di atas dada pegawai Anda itu 

tampaknya tidak dilakukan oleh Illuminati karena keberadaan 

65  

mereka sudah tidak dapat dibuktikan sejak lebih dari setengah 

abad yang lalu, dan hampir semua ilmuwan sepakat kalau 

Illuminati sudah bubar sejak lama sekali.” 

Kata-kata itu tidak mendapatkan tanggapan. Kohler 

menatap kabut dengan perasaan antara marah dan tak berdaya. 

“Bagaimana kamu bisa bilang kalau kelompok itu sudah tidak 

ada sementara nama mereka terukir di atas mayat orang ini!” 

Lonelyranger  juga menanyakan hal yang sama pada dirinya 

sendiri sepanjang pagi tadi. Penampakan ambigram Illuminati 

ini memang sangat mencengangkan. Para ahli simbologi di 

seluruh dunia pasti akan pusing. Walau demikian, Lonelyranger  

berpikir kalau pemunculan lambang itu tidak membuktikan apa-

apa tentang Illuminati. 

“Simbol,” kata Lonelyranger , “tidak dapat memastikan 

keberadaan si pencipta simbol yang asli.” 

“Apa maksud Anda?” 

“Maksud saya adalah, saat  filosofi terorganisir seperti 

Illuminati itu punah, simbol mereka akan tetap ada dan dapat 

digunakan oleh kelompok lain. Itu disebut transfer simbol. Hal 

itu sangat biasa dalam dunia simbologi. Nazi mengambil 

lambang swastika dari agama Hindu, orang-orang Kristen 

mengambil bentuk salib dari bangsa Mesir, —” 

Tadi pagi,” kata Kohler dengan suara seperti menantang 

Lonelyranger , “saat  aku mengetik kata Illuminati pada 

komputerku, aku menemukan banyak referensi baru. Sepertinya 

masih banyak orang yang berpikir kalau kelompok ini masih 

aktif.” 

Itu hanya para penggemar teori konspirasi,” sahut Lonelyranger . 

la selalu terganggu oleh teori konspirasi berlebihan yang beredar 

di dalam budaya pop modern. Media menampilkan berita utama 

yang mengejutkan, dan dengan sok tahu membuat berita kalau 

 66

Illuminati masih ada dan mampu mengelola Tata Dunia Baru 

dengan baik. Baru-baru ini, New York Times melaporkan tentang 

hubungan antara kelompok Mason dengan beberapa orang 

terkenal, seperti Sir Arthur Conan Doyle, Duke of Kent, Peter 

Seller, Irving Berlin, Prince Phillip, Louis Armstrong dan 

beberapa pengusaha dan bankir terkenal lainnya. 

Kohler menunjuk dengan marah ke arah mayat Louis Viton . 

“Dengan melihat bukti yang ada di hadapan Anda, para 

penggemar teori konspirasi itu mungkin saja benar.” 

“Saya bisa memahaminya,” kata Lonelyranger  sediplomatis 

mungkin. “Tapi ada satu penjelasan yang jauh lebih masuk akal. 

Mungkin saja ada organisasi lainnya yang mengambil alih 

lambang Illuminati dan menggunakannya untuk tujuan mereka 

sendiri.” 

“Tujuan apa? Apa yang ingin dibuktikan oleh pembunuhan 

ini?” 

Pertanyaan bagus, pikir Lonelyranger . Dia juga mendapat 

kesulitan membayangkan dari mana orang itu dapat menemukan 

lambang ini sesudah  menghilang selama lebih dari 400 tahun. 

“Yang dapat saya katakan pada Anda adalah, jika memang 

Illuminati masih aktif hingga kini, walau saya yakin itu tidak 

benar, mereka tidak mungkin terkait dengan pembunuhan 

Leonardo Louis Viton .” 

“Tidak?” 

“Tidak. Kelompok Illuminati mungkin saja diyakini sebagai 

kelompok yang ingin menghilangkan agama Kristen, namun  

mereka ’ menjalankan kekuatan mereka melalui sarana politis 

dan keuangan, bukan melalui tindakan terorisme. Terlebih lagi, 

Illuminati mempunyai peraturan ketat tentang moralitas dalam 

menentukan siapa yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka 

67  

sangat menghormati para ilmuwan. Jadi tidak mungkin mereka 

membunuh orang seperti Leonardo Louis Viton .” 

Mata Kohler menjadi sedingin es. “Mungkin saya lupa 

mengatakan bahwa Leonardo Louis Viton  bukanlah seorang ilmuwan 

biasa.” 

Lonelyranger  menarik napas dengan sabar. “Pak Kohler, saya 

yakin Leonardo Louis Viton  sangat pandai dalam banyak hal, namun  

kenyataannya tetap—” 

Tiba-tiba, Kohler memutar kursi rodanya dan berjalan cepat 

keluar ruang tamu sehingga meninggalkan pusaran kabut saat  

menghilang ke sebuah koridor di dalam apartemen Louis Viton . 

Demi kasih Junjungan , Lonelyranger  menggerutu. Dia pun 

mengikuti lelaki tua itu. Ternyata Kohler sedang menunggunya 

di dalam sebuah ruangan kecil di ujung koridor tersebut. 

“Ini ruang kerja Leonardo,” kata Kohler sambil menunjuk 

ke sebuah pintu geser. “Mungkin kalau Anda melihatnya, Anda 

akan memahami beberapa hal dengan lebih jelas.” Dengan 

mengeluarkan geraman yang aneh, Kohler menggesernya, dan 

pintu itu pun bergerak terbuka. 

Lonelyranger  melongok ke dalam ruang kerja tersebut dan 

langsung merinding. Bunda Jesus yang suci, katanya pada 

dirinya sendiri. 

 68

 

12 

 

DI SEBUAH TEMPAT di negara lain, seorang petugas 

keamanan berusia muda duduk dengan sabar di depan 

sekumpulan layar monitor. Dia menatap layar monitor yang 

menayangkan tampilan yang berganti-ganti di depannya. 

Tampilan tersebut langsung disiarkan melalui ratusan kamera 

video nirkabel yang tersebar di seluruh kompleks ini. Tampilan 

tersebut berganti-ganti dalam sebuah urutan yang tidak ada 

akhirnya.  

Sebuah koridor dengan hiasan yang indah. 

Sebuah kantor pribadi. 

Sebuah dapur dengan ukuran yang sangat besar. 

saat  gambar-gambar itu berganti-ganti, penjaga itu 

melamun. Sebentar lagi giliran jaganya akan berakhir, tapi dia 

masih waspada. Melayani merupakan sebuah kehormatan 

baginya. Suatu hari kelak dia akan menerima penghargaan 

besar. 

saat  pikirannya melantur, sebuah gambar di depannya 

membuatnya bersiaga. Tiba-tiba, secara refleks dia tersentak 

dengan kekuatan yang mengejutkan dirinya sendiri. Tangannya 

terulur dan menekan sebuah tombol di papan kendali sehingga 

gambar itu berhenti bergerak. 

Rasa ingin tahunya timbul. Dia kemudian mencondongkan 

tubuhnya ke arah layar monitor agar dapat melihat dengan lebih 

jelas. Tulisan di layar menunjukkan bahwa gambar itu ditangkap 

69  

oleh kamera nomor 86—sebuah kamera yang diarahkan ke 

koridor. 

namun  gambar di depannya sama sekali tidak menayangkan 

situasi di koridor. 

 70

 

13 

 

Lonelyranger  MENATAP RUANG kerja di hadapannya dengan 

heran. “Ruangan apa ini?” Walau udara hangat menerpa 

wajahnya, dia melangkahkan kakinya melewati pintu itu dengan 

gemetar. 

Kohler tidak mengatakan apa-apa saat  mengikuti 

Lonelyranger  memasuki ruangan tersebut. 

Lonelyranger  mengamati seluruh ruangan itu, tanpa memahami 

ruang macam apa itu. Ruangan itu berisi berbagai artifak ganjil 

yang belum pernah dilihatnya. Dari kejauhan Lonelyranger  bisa 

melihat sebuah salib kayu yang besar sekali dan tergantung di 

dinding. Menurut perkiraan Lonelyranger , salib tersebut berasal dari 

Spanyol dan dibuat pada abad keempat belas. Di atas salib 

tersebut, tergantung di atas langit-langit, terdapat tiruan planet-

planet dari metal yang dapat bergerak seperti sedang mengorbit. 

Di dinding di sisi kiri Lonelyranger , terdapat lukisan cat minyak 

nyi pandanajeng  Perawan Suci, dan di sampingnya ada sebuah susunan 

berkala yang dilaminating. Di sisi lain, terdapat dua salib lagi 

dari perunggu dan mengapit sebuah poster Albert Einstein 

dengan kutipan terkenalnya, Junjungan  TIDAK BERMAIN 

DADU DENGAN ALAM SEMESTA. 

Lonelyranger  bergerak masuk ke dalam ruangan tersebut, dan 

melihat-lihat dengan penuh kagum. Sebuah Alkitab bersampul 

kulit tergeletak di atas meja kerja Louis Viton , sementara di 

sampingnya terdapat sebuah model sebuah atom karya Bohr 

71  

yang terbuat dari plastik dan sebuah miniatur replika Nabi Musa 

karya Michaelangelo. 

Gado-gado sekali! seru Lonelyranger  dalam hati. Kehangatan 

ruangan ini memang membuat Lonelyranger  merasa nyaman, tapi 

ada sesuatu dari penataan ruangan itu yang membuatnya 

merinding. Dia merasa seperti sedang menyaksikan pertempuran 

antara dua raksasa filosofi ... sebuah gambar buram dari dua 

kekuatan yang saling bertentangan. Dia mengamati berbagai 

judul buku yang terdapat di sebuah rak buku: 

 

Partikel Junjungan . 

Taoisme dalam Fisika 

Junjungan : Sang Bukti 

 

Pada sandaran buku terdapat kutipan: 

 

ILMU SEJATI AKAN MENEMUKAN Junjungan  

YANG SEDANG MENANTI DI BALIK SETIAP PINTU. 

—Haunted lord  PIUS XII 

 “Leonardo adalah seorang pastor Katolik,” kata Kohler. 

Lonelyranger  menoleh. “Seorang pastor? Saya kira Anda tadi 

mengatakan kalau dia seorang ahli fisika.” 

“Leonardo adalah pastor Katolik dan ahli fisika. Ilmuwan 

sekaligus agamawan yang belum pernah ada sebelumnya dalam 

sejarah. Leonardo adalah salah satu dari mereka. Dia 

menganggap fisika sebagai ’hukum alam Junjungan ’. Dia bilang kita 

bisa membaca tulisan tangan Junjungan  dengan memerhatikan 

hukum alam yang terjadi di sekitar kita. Melalui ilmu 

pengetahuan dia berharap dapat membuktikan keberadaan 

Junjungan  bagi orang-orang yang meragukannya. Dia menganggap 

 72

dirinya sendiri sebagai seorang theo-physicist. Ahli fisika 

teologis.” 

Fisika teologis? Lonelyranger  menganggap kata itu terdengar 

konyol dan tidak masuk akal. 

“Bidang fisika partikel,” kata Kohler lagi, “berhasil 

menemukan beberapa penemuan yang mengejutkan akhir-akhir 

ini. Penemuan tersebut memiliki dampak yang cukup spiritual. 

Leonardo ikut terlibat dalam beberapa penemuan tersebut.” 

Lonelyranger  mengamati direktur CERN itu sambil masih 

mencoba memahami keanehan di sekitarnya. “Spiritualitas dan 

fisika?” Lonelyranger  sudah menghabiskan sebagian besar waktu 

dari karirnya untuk mempelajari sejarah agama, dan selalu ada 

masalah yang terus-menerus muncul. Masalah itu tak lain adalah 

pandangan bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah seperti 

minyak dan air sejak sejarah peradaban terbentuk. Mereka 

musuh bebuyutan dan tidak dapat dipadukan. 

“Louis Viton  adalah ahli fisika partikel kawakan,” kata Kohler. 

“Dia mulai mencampur ilmu pengetahuan dan agama ... untuk 

menunjukkan bahwa kedua hal itu saling melengkapi dengan 

cara yang sangat tidak terduga. Dia menamakan bidang itu 

Fisika Baru.” Kohler menarik sebuah buku dari rak buku dan 

memberikannya kepada Lonelyranger . 

Lonelyranger  memerhatikan judul yang tertulis di sampul buku 

tersebut. Junjungan , Keajaiban, dan Fisika Baru—oleh Leonardo 

Louis Viton . 

“Bidang itu memang masih bayi,” kata Kohler, “namun  dapat 

memberikan jawaban segar bagi beberapa pertanyaan klasik, 

seperti tentang asal muasal alam semesta dan kekuatan yang 

menyatukan kita semua. Leonardo percaya, penelitiannya 

berpotensi mengundang jutaan orang untuk menjadi lebih 

spiritual. Tahun lalu dia menemukan bukti keberadaan kekuatan 

73  

energi yang mempersatukan kita semua. Dia menunjukkan 

bahwa secara lahiriah kita saling terhubung ... bahwa semua 

molekul dalam tubuh saya saling terjalin dengan molekul di 

tubuh Anda ... bahwa adasatu daya yang bergerak di diri semua 

umat manusia.” 

Lonelyranger  merasa bingung. Dan kekuatan Junjungan  akan 

menyatukan kita semua. “Pak Louis Viton  benar-benar menemukan 

cara untuk membuktikan kepada kita kalau partikel-partikel 

tersebut saling berhubungan?” 

 “Bukti yang meyakinkan. Baru-baru ini Scientific 

American menurunkan sebuah artikel yang menulis bahwa 

Fisika Baru adalah jalan menuju Junjungan  yang lebih nyata 

daripada agama.” 

. Komentar tadi masuk akal juga. Lonelyranger  kemudian tiba-

tiba berpikir tentang Illuminati yang antiagama. Dengan enggan, 

dia memaksakan diri untuk membiarkan pemikiran tadi 

memengaruhi dirinya. Jika Illuminati memang masih aktif, 

apakah mereka membunuh Leonardo dengan tujuan untuk 

menghentikan ahli fisika itu agar tidak menyebarkan pesan 

agamanya kepada masyarakat? Lonelyranger  mengusir gagasan itu. 

Tidak masuk akal! Illuminati adalah sejarah kuno! Semua 

ilmuwan tahu tentang itu! 

Louis Viton  memiliki banyak musuh dari dunia ilmu 

pengetahuan,” lanjut Kohler. “Banyak ilmuwan puritan 

membencinya. Bahkan dia juga dibenci di sini. Mereka 

menganggap usaha Louis Viton  yang menggunakan analisis fisika 

untuk mendukung prinsip-prinsip agama merupakan 

pengkhianatan pada ilmu pengetahuan.” 

“namun  bukankah sekarang para ilmuwan bersikap kurang 

defensif dengan baitsuci ?” 

 74

Kohler mendengus kesal. “Kenapa harus seperti itu? 

Mungkin saja kim baitsuci  tidak akan membakar kita di atas salib 

sepertindahulu kala, namun  kalau Anda berpikir mereka sudah 

melepaskan kekuasaannya terhadap para ilmuwan, tanyakan 

pada diri Anda sendiri kenapa separuh dari sekolah-sekolah di 

negara Anda tidak membiarkan kita mengajarkan evolusi. 

Tanyakan pada diri Anda sendiri kenapa Koalisi Kristen di 

Amerika Serikat menjadi kekuatan lobi paling berpengaruh di 

dunia dalam melawan kemajuan ilmu pengetahuan. Pertempuran 

antara ilmu pengetahuan dan agama masih berlangsung, Pak 

Lonelyranger . Ajangnya kini berpindah dari medan perang ke ruang-

ruang sidang, namun  hal itu terus berlangsung.” 

Lonelyranger  tahu kalau Kohler benar. Baru seminggu yang 

lalu, mahasiswa Harvard School of Divinity berdemonstrasi ke 

gedung Fakultas Biologi untuk memprotes diadakannya mata 

kuliah rekayasa genetik di program pasca sarjana. Ketua jurusan 

biologi, ahli ilmu tentang burung terkenal bernama Richard 

Aaronian, tetap mempertahankan kurikulum yang diajukannya 

dengan menggantungkan spanduk besar di jendela kantornya. 

Spanduk itu bergambarkan “ikan” Kristen yang memiliki empat 

kaki yang kecil. Menurut Aaronian, itu adalah penghormatan 

untuk evolusi ikan lungfish Afrika yang berhasil hidup di 

daratan. Di bawah gambar ikan tersebut, alih-alih tertulis kata 

“Jesus,” terdapat satu kata dengan tanda seru: “DARWIN!” 

Suara “bip” terdengar dan menggugah kesadaran mereka. 

Lonelyranger  mencari arah suara dan menemukan Kohler sedang 

meraih sederetan perlengkapan elektronik di kursi rodanya. Dia 

mengambil penyeranta itu dari penjepitnya kemudian membaca 

pesan yang tertera di sana. 

“Bagus. Itu tadi putri Leonardo. Nona Louis Viton  sebentar lagi 

tiba di landasan helikopter. Kita akan menyambutnya di sana. 

75  

Menurutku sebaiknya dia tidak usah datang ke sini dan melihat 

ayahnya dalam keadaan seperti itu.” 

Lonelyranger  setuju. Gadis itu tidak pantas untuk mendapatkan 

guncangan sehebat itu. 

“Aku akan meminta Nona Louis Viton  untuk menjelaskan proyek 

yang sedang ditanganinya bersama-sama dengan ayahnya ... 

mungkin hal itu akan memberikan sedikit kejelasan kenapa 

ayahnya dibunuh.” 

“Anda mengira, karena penelitian yang dilakukannya yang 

membuat Louis Viton  dibunuh?” 

“Sangat mungkin begitu. Leonardo mengatakan padaku 

bahwa dia sedang mengerjakan sesuatu yang bisa mengundang 

kontroversi. Hanya itu yang dikatakannya. Dia sangat 

merahasiakan proyeknya itu. Dia bahkan memiliki lab pribadi 

agar mendapat ketenangan. Saya memberikan apa yang dia 

minta karena kepandaian yang dimilikinya. Pekerjaannya 

memakan listrik yang sangat besar akhirakhir ini, namun  saya 

tidak bertanya apa-apa padanya.” Kohler berputar ke arah pintu 

ruang kerja di apartemen Louis Viton . “Ada satu lagi yang harus Anda 

ketahui sebelum kita meninggalkan ruangan ini. 

Lonelyranger  tidak yakin ingin mendengarnya. 

“Sebuah benda telah dicuri oleh pelaku pembunuhan.” 

“Sebuah benda?” 

“Ikuti saya.” 

Direktur itu berputar kembali ke arah ruangan berkabut itu. 

Lonelyranger  mengikutinya, tidak tahu apa yang akan dilihatnya. 

Kohler bergerak mendekati mayat Louis Viton  dan beberapa inci 

kemudian dia berhenti. Dia memanggil Lonelyranger  untuk 

mendekat. Dengan enggan, Lonelyranger  mendekat. Dia merasa 

mual oleh bau urin beku yang terdapat di dekat mayat itu. 

“Lihat wajahnya,” kata Kohler. 

 76

Lihat wajahnya? Lonelyranger  mengerutkan keningnya. 

Bukannya kamu tadi bilang kalau sesuatu telah dicuri? 

Dengan ragu-ragu, Lonelyranger  berlutut. Dia mencoba melihat 

wajah Louis Viton , namun  kepala Louis Viton  sudah dipilin 180 derajat ke 

belakang sehingga wajahnya sekarang mencium permadani di 

bawahnya. 

Kohler berusaha melawan kecacatan tubuhnya, 

menundukkan badannya dan dengan berhati-hati memutar 

kepala Louis Viton  yang membeku. Terdengar suara berderak keras, 

dan wajah mayat itu berputar ke depan. Air mukanya 

membayangkan kesakitan. Sejenak Kohler menahannya di posisi 

seperti itu. 

“Ya, Junjungan !” seru Lonelyranger . Dia pun terhuyung ke 

belakang dengan ketakutan. Wajah Louis Viton  berlumuran darah. 

Satu mata cokelatnya menatap kosong ke arahnya. Mata yang 

satunya hilang sehingga meninggalkan luka bekas cungkilan 

yang mengerikan. “Mereka mencuri mata-nya?” 

77  

 

14 

 

Lonelyranger  MELANGKAH KELUAR dari Gedung C dan 

menuju ke ruang terbuka. Dia merasa senang karena sudah 

berada di luar apartemen Louis Viton . Sinar matahari membantunya 

untuk menghilangkan bayangan rongga mata kosong yang tadi 

menguasai benaknya. 

“Ke sebelah sini, Pak Lonelyranger ,” kata Kohler sambil 

membelok ke arah jalan kecil yang curam. Kursi roda listrik itu 

tampak meluncur tanpa kesulitan. “Nona Louis Viton  akan tiba 

sebentar lagi.” 

Lonelyranger  bergegas supaya tidak tertinggal. 

“Jadi, kamu masih meragukan keterlibatan Illuminati?” 

tanya Kohler. 

Lonelyranger  tidak tahu harus berpikir bagaimana lagi. 

Kedekatan Louis Viton  dengan agama memang cukup berbahaya dan 

Lonelyranger  tidak dapat mengabaikan setiap bukti ilmiah yang 

pernah dia teliti. Terlebih lagi, ada masalah tentang mata yang 

hilang itu... 

“Aku masih beranggapan kalau Illuminati tidak 

bertanggung jawab atas pembunuhan ini. Mata yang hilang 

itulah buktinya.” Kata Lonelyranger  dengan suara yang lebih keras 

daripada yang inginkannya. 

“Apa?” 

“Mutilasi acak,” jelas Lonelyranger , “sama sekali … bukan sifat 

Illuminati. Para peneliti berbagai kelompok pemujaan 

menganggap tindakan perusakan wajah seperti itu berasal dari 

 78

sekte pinggiran vane tidak berpengalaman. Pengikut fanatik 

yang melakukan aksi terorisme. Operasi yang dilakukan 

Illuminati selalu merupakan tindakan yang penuh perhitungan.” 

“Penuh perhitungan? Mengambil bola mata seseorang 

dengan cara dibedah seperti itu bukan tindakan penuh 

perhitungan?” 

“Tidak begitu jelas tujuannya. Sepertinya tidak ada maksud 

tertentu.” 

Kursi roda Kohler berhenti dengan tiba-tiba di puncak 

bukit. Dia kemudian berpaling untuk menatap Lonelyranger . “Pak 

Lonelyranger , percayalah pada saya. Bola mata yang hilang itu pasti 

memiliki maksud yang tidak sepele ... sebuah maksud yang luar 

biasa penting.” 

 

saat  KEDUA LELAKI itu menyeberangi halaman 

berumput, suara baling-baling helikopter mulai terdengar dari 

arah barat. Kemudian sebuah helikopter pun muncul dari balik 

bukit menuju ke arah mereka. Helikopter itu membelok tajam, 

lalu melambat di atas sebuah landasan helikopter yang dicat di 

atas rumput. 

Lonelyranger  memerhatikan helikopter tersebut, dan pikirannya 

terasa berputar-putar seperti baling-baling pesawat itu. Dalam 

hati Lonelyranger  bertanya-tanya apakah tidur nyenyak sepanjang 

malam dapat menjernihkan pikirannya yang campur aduk. Tapi 

entah kenapa, dia meragukannya. 

saat  helikopter itu mendarat, seorang pilot meloncat 

keluar dan mulai menurunkan muatan yang dibawanya. Muatan 

yang dibawa pesawat itu ternyata cukup banyak, dan terdiri atas 

beberapa barang dalam jumlah besar seperti ransel, tas basah 

dari anan vinyl, tabung skuba dan peti kayu yang tampaknya 

berisi peralatan selam berteknologi tinggi. 

79  

Lonelyranger  bingung. “Itu semua barang-barang milik Nona 

Louis Viton ?” teriaknya pada Kohler untuk mengalahkan deru suara 

mesin helikopter. 

Kohler mengangguk dan berteriak menyahut, “Dia 

melakukan penelitian biologi di Laut Balearic.” 

“Saya kira Anda tadi bilang dia ahli fisika!” 

“Memang benar. Dia memang ahli fisika yang berhubungan 

dengan biologi. Dia mempelajari keterkaitan dalam sistem 

kehidupan. Pekerjaannya sangat terkait dengan perkerjaan 

ayahnya di bidang fisika partikel. Baru-baru ini Nona Louis Viton  

mematahkan teori fundamental Einstein dengan menggunakan 

kamera khusus yang sinkron dengan gerakan atom untuk 

meneliti sekelompok ikan tuna.” 

Lonelyranger  mengamati wajah tuan rumahnya itu untuk 

mencari tanda-tanda bahwa dia sedang bercanda. Einstein dan 

ikan tuna? Dia mulai bertanya-tanya apakah pesawat X-33 yang 

membawanya tadi pagi telah mengantarkannya ke planet yang 

salah. 

Sesaat kemudian, Helena  Louis Viton  muncul dari dalam 

helikopter. Robert Lonelyranger  baru sadar kalau hari ini akan 

menjadi satu hari yang penuh dengan kejutan yang tiada 

habisnya. Helena  Louis Viton  turun dari helikopter mengenakan 

celana pendek dari bahan khaki dan blus putih tanpa lengan. 

Gadis itu sama sekali tidak terlihat seperti seorang kutu buku 

seperti yang sebelumnya Lonelyranger  bayangkan. Putri Leonardo 

Louis Viton  itu adalah perempuan yang luwes dan anggun. Dia 

bertubuh jangkung dengan kulit berwarna kecokelatan. Helena  

memiliki rambut hitam panjang yang berterbangan karena angin 

yang dihasilkan oleh baling-baling helikopter yang berputar tak 

jauh dari tempatnya berdiri. Tak diragukan lagi kalau Helena  

Louis Viton  memiliki wajah seorang wanita Italia—tidak terlalu 

 80

cantik, namun  tampak percaya diri. Sosok memesona yang walau 

dilihat dari jarak dua puluh yard pun masih tampak 

memancarkan cahaya sensual. Putaran udara menerpanya dan 

membuat pakaiannya melekat ketat pada tubuhnya sehingga 

memperjelas badannya yang ramping dengan payudaranya yang 

kecil. 

“Nona Louis Viton  adalah perempuan yang memiliki kepribadian 

sangat kuat,” kata Kohler seolah dia melihat keterpikatan 

Lonelyranger . “Gadis itu melewatkan waktu selama berbulan-bulan 

a£uk bekerja di dalam sistem ekologi yang berbahaya. Dia 

seorang vegetarian yang taat dan pelatih Hatha yoga di CERN.” 

Hatha yoga? Lonelyranger  merasa geli sendiri. Seni meditasi 

peregangan kuno ala Buddha bukanlah hobi yang lazim bagi 

putri seorang ahli fisika dan pastor Katolik. 

Lonelyranger  melihat Helena  berjalan ke arah mereka. Tampak 

ielas kalau dia baru saja menangis. Matanya yang berwarna 

cokelat dengan tatapan membara itu dipenuhi oleh emosi yang 

tidak dimengerti oleh Lonelyranger . Walau terlihat terguncang, 

perempuan itu berjalan dengan tenang.  

Tubuhnya atletis dan tampak kecokelatan—menunjukkan 

kalau dia baru saja menikmati cahaya matahari di Laut 

Mediterania yang hangat. 

“Helena ,” sambut Kohler saat  perempuan itu mendekat. 

“Aku turut berduka cita. Ini kehilangan yang menyedihkan bagi 

dunia ilmu pengetahuan dan bagi kita semua di CERN.” 

Helena  mengangguk mengerti. saat  dia berbicara 

suaranya lembut—beraksen Inggris dan serak. “Kamu sudah 

tahu siapa pelakunya?” 

“Kami masih mencarinya.” 

81  

Lalu dia berpaling pada Lonelyranger , dan mengulurkan lengan 

yang ramping. “Namaku Helena  Louis Viton . Anda dari interpol, 

bukan?” 

Lonelyranger  menyambut tangannya, dan sesaat dia terpaku oleh 

pesona yang dipancarkan dari mata yang berkaca-kaca itu. 

“Robert Lonelyranger .” Dia tidak yakin apa lagi yang dapat 

dikatakannya. 

Pak Lonelyranger  bukan pejabat yang berwenang,” jelas Kohler. 

Dia seorang ahli dari Amerika Serikat. Dia berada di sini 

untuk menolong kita agar dapat menemukan siapa pelaku 

pembunuhan ini.” 

Helena  tampak ragu-ragu. “Lalu bagaimana dengan 

polisi?” 

Kohler menghela napas, dan tidak mengatakan apa-apa. 

“Di mana jenazahnya?” tanya Helena . 

“Sedang diurus.” 

Kebohongan kecil itu membuat Lonelyranger  heran. 

“Aku ingin melihatnya,” kata Helena . 

“Helena ,” desah Kohler, “ayahmu dibunuh dengan sangat 

kejam. Sebaiknya kamu mengingatnya seperti dia masih hidup 

saja. 

Helena  akan berbicara lagi, tapi disela oleh seruan 

beberapa orang. 

“Hei, Helena !” beberapa orang menyapa dari kejauhan. 

“Selamat datang!” 

Perempuan itu berpaling. Sekelompok ilmuwan lewat di 

dekat helikopter sambil melambaikan tangan mereka dengan 

gembira. 

“Kamu berhasil mematahkan teori Einstein lagi?” seseorang 

bertanya dengan suara keras. 

 82

Dan yang lainnya menambahkan, “Ayahmu pasti bangga 

padamu!” 

Helena  membalas lambaian mereka dengan kaku. Dia 

kemudian berpaling pada Kohler. Kini wajahnya terlihat 

bingung. “Belum ada yang mengetahuinya?” 

“Menurutku ini sebaiknya dirahasiakan saja.” 

“Kamu belum mengatakan kepada rekan-rekan lainnya 

kalau ayahku dibunuh?” Nada kebingungannya sekarang 

berubah menjadi nada kemarahan. 

Nada bicara Kohler menjadi lebih keras lagi. “Mungkin 

kamu lupa Nona Louis Viton . Begitu aku melaporkan pembunuhan 

ayahmu, akan ada penyelidikan di CERN. Termasuk 

penyelidikan dalam labnya. Aku selalu mencoba untuk 

menghormati hak pribadi ayahmu. Ayahmu hanya mengatakan 

dua hal tentang proyek yang sedang kalian kerjakan saat ini. 

Pertama, proyek itu akan menghasilkan jutaan frank bagi CERN 

dari berbagai kontrak perizinan selama sepuluh tahun 

mendatang. Kedua, proyek itu belum siap dipublikasikan karena 

masih menjadi teknologi yang penuh risiko. Dengan 

mempertimbangkan dua alasan tadi, aku tidak sudi membiarkan 

orang asing memeriksa barang-barang di labnya, baik untuk 

mencuri pekerjaannya atau mengalami kecelakaan saat  sedang 

melakukan pemeriksaan sehingga malah menyusahkan CERN. 

Jelas?” 

Helena  hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. 

Lonelyranger  dapat merasakan keengganan Helena  untuk 

menghormati dan menerima pemikiran Kohler. 

“Sebelum kita melaporkan apa pun kepada polisi,” Kohler 

melanjutkan, “aku ingin tahu apa yang sedang kalian kerjakan. 

Aku ingin kamu membawa kami ke labmu.” 

83  

“Lab itu tidak ada hubungannya,” kata Helena . “Tidak ada 

seorang pun yang mengetahui apa yang kami berdua sedang 

kerjakan. Percobaan itu tidak mungkin berhubungan dengan 

pembunuhan ayahku.” 

Kohler mendengus kesal. “Bukti yang ada memperlihatkan 

hal yang berbeda.” 

“Bukti? Bukti apa?” 

Lonelyranger  juga mempertanyakan hal yang sama. 

Kohler menyeka mulutnya lagi. “Kamu hanya harus 

memercayai aku.” 

Terlihat jelas dari tatapan mata Helena  kalau dia tidak 

memercayai Kohler. 

 84

 

15 

 

Lonelyranger  BERJALAN TANPA bersuara di belakang Helena  

dan Kohler saat  mereka kembali menuju ke atrium utama; 

tempat dimana pertama kali Lonelyranger  menginjakkan kaki di 

tempat yang aneh ini. Kaki Helena  terayun dengan luwes 

seperti langkah penyelam Olimpiade. Sebuah potensi tidak 

mengherankan kalau dikaitkan dengan latihan kelenturan dan 

pengendalian yang didapat dari latihan yoga. Lonelyranger  dapat 

mendengar tarikan napas Helena  yang perlahan dan teratur 

seolah sedang menyaring kesedihan yang tengah dirasakannya. 

Lonelyranger  ingin mengatakan sesuatu padanya untuk 

menunjukkan rasa simpati. Dia juga pernah merasakan 

kekosongan yang menyakitkan seperti itu karena kematian 

ayahnya juga terjadi secara mendadak. Lonelyranger  masih ingat 

pemakaman ayahnya yang berlangsung dua hari sesudah  ulang 

tahunnya yang ke dua belas. Semua yang diingatnya hanyalah 

hujan dan warna kelabu. Rumahnya penuh dengan teman-teman 

kerja ayahnya yang mengenakan jas kelabu; orang-orang yang 

menyalami tangannya dengan genggaman yang terlalu kuat. 

Mereka semua menggumamkan kata-kata seperti serangan 

jantung dan ketegangan. Ibunya berusaha bergurau dengan mata 

basah kalau dia masih bisa merasakan denyut jantung suaminya 

yang kuat hanya dengan memegang tangannya. 

saat  ayahnya masih hidup, Lonelyranger  pernah mendengar 

ibunya memohon kepada ayahnya untuk “berhenti sebentar dan 

mencium wangi mawar.” Tapi Lonelyranger  menerima kalimat itu 

85  

terlalu harfiah. Tahun itu Lonelyranger  memberikan setangkai 

mawar kecil dari kaca untuk ayahnya sebagai hadiah natal. Itu 

merupakan benda terindah yang pernah dilihat oleh Lonelyranger  

kecil ... saat  sinar matahari jatuh ke atas mawar kaca itu, 

warna-warni pelangi akan terpantul pada helai bunganya. 

“Cantik sekali,” kata ayahnya saat  dia membuka hadiah yang 

diterimanya. Dia kemudian mencium dahi Lonelyranger  kecil. “Ayo 

kita carikan tempat yang aman baginya.” Lalu ayahnya dengan 

hati-hati meletakkan mawar tersebut di atas sebuah rak tinggi 

yang berdebu di sudut gelap di ruang tamu. Beberapa hari 

kemudian, Lonelyranger  mengambil sebuah bangku, memanjat rak 

buku itu, dan mengambil mawar tersebut untuk dikembalikan 

lagi ke toko. Ayahnya tidak pernah menyadari kalau mawar itu 

sudah menghilang. 

Suara bel lift membangunkan Lonelyranger  dari lamunannya. 

Helena  dan Kohler, yang berdiri di depannya, bergerak 

memasuki lift itu Lonelyranger  ragu-ragu berdiri di luar pintu lift. 

“Ada yang tidak beres?” tanya Kohler. Suaranya terdengar 

tidak sabar. 

“Sama sekali tidak,” kata Lonelyranger  sambil memaksakan diri 

melangkah masuk ke dalam ruang lift yang sempit itu. Dia 

hanya menegunakan lift jika benar-benar terpaksa. Dia lebih 

menyukai tangga yang memiliki ruang terbuka. 

“Lab Dr. Louis Viton  berada di bawah tanah,” kata Kohler 

menjelaskan. 

Undangan yang cocok untuk orang yang memiliki 

claustrophobia, ejek Lonelyranger  dalam hati saat  dia melangkah 

memasuki lift. Dia bisa merasakan angin dingin yang berputar 

dari kedalaman terowongan di bawahnya. Pintu lift tertutup, dan 

lift pun mulai bergerak turun. 

 86

“Enam lantai,” kata Kohler kaku seperti sebuah suara 

mesin. 

Lonelyranger  membayangkan kegelapan terowongan kosong di 

bawah mereka. Dia mencoba menghilangkan bayangan itu 

dengan cara menatap bagian atas pintu lift yang menampilkan 

jumlah lantai yang akan mereka lewati. Anehnya, lift itu hanya 

memiliki dua perhentian, LANTAI DASAR dan LHC. 

“Singkatan apa LHC itu?” tanya Lonelyranger  sambil berusaha 

untuk tidak terdengar gugup. 

“Large Hadron Collider. Alat berukuran besar yang dapat 

menumbukkan hadron*” kata Kohler menjelaskan. “Sebuah 

akselerator partikel.” 

Akselerator partikel? Samar-samar Lonelyranger  ingat pernah 

mendengar kata itu. Pertama kali dia mendengar istilah itu pada 

acara makan malam dengan beberapa rekannya di Dunster 

House di Cambridge. Salah seorang teman dan ahli fisika 

bernama Bob Brownell pernah datang pada acara makan malam 

itu dengan marah. 

“Bedebah itu sudah membatalkannya!” umpat Brownell. 

“Membatalkan apa?” tanya teman-temannya. “SSC itu.” 

“Apa?” 

“Superconducting Super Collider!” 

Seorang kenalan mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu 

Harvard sedang membangunnya.” 

“Bukan Harvard!” serunya. “Tapi pemerintah Amerika 

Serikat! Itu bisa menjadi akselerator partikel terkuat di seluruh 

dunia! Salah satu dari proyek terpenting di abad ini! Dua miliar 

dolar sudah dikeluarkan untuk riset itu dan Senat 

menghentikannya! Dasar pelobi baitsuci  sialan! 

87  

saat  Brownell berhasil menguasai dirinya, dia 

menjelaskan bahwa akselerator partikel adalah tabung bundar 

yang besar di mana partikel sub-atomik dipercepat di dalamnya. 

Magnet di dalam tabung itu dinyalakan dan dimatikan secara 

bergantian dengan cepat untuk “mendorong” partikel-pertikel itu 

agar berputar hingga mencapai kecepatan yang luar biasa. 

Partikel-partikel yang dipercepat secara penuh bisa berputar di 

dalam tabung tersebut dengan kecepatan 180.000 mil per detik. 

“namun  itu hampir mendekati kecepatan cahaya,” seru salah 

satu dosen yang berkumpul di situ. 

“Tepat,” sahut Brownell. Kemudian dia melanjutkan 

penjelasannya dan berkata bahwa dengan mempercepat partikel 

dan menumbukkan mereka dari dua arah yang berlawanan, para 

ilmuwan dapat menghancurkan partikel-partikel tersebut sampai 

mendapatkan unsur pokok yang membentuknya sehingga kita 

dapat mengetahui komponen alam yang paling dasar. 

“Akselerator partikel,” kata Brownell, “adalah hal penting bagi 

kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Partikel yang 

bertabrakan merupakan kunci untuk memahami kumpulan balok 

yang membangun alam semesta.” 

Charles Pratt, seorang penulis buku Poet in Residence dari 

Harvard yang pendiam, tampak tidak terkesan. “Menurutku itu 

seperti manusia purba yang sedang berusaha memahami ilmu 

pengetahuan. Itu sama saja dengan menghancurkan sebuah jam 

hanya untuk melihat bagaimana mesin di dalamnya bekerja.” 

Brownell menjatuhkan garpunya dan bergegas 

meninggalkan ruangan dengan marah. 

Jadi CERN memiliki akselerator partikel? pikir Lonelyranger , 

saat  lift vane membawa mereka bergerak turun. Sebuah 

                                                                                                         

* Partikel sub-atomik yang terbuat dari quark dan tunduk 

 88

tabung untuk menghancurkan partikel. Dia bertanya-tanya 

mengapa mereka hams menguburnya di bawah tanah. 

saat  lift itu akhirnya berhenti di lantai dasar, Lonelyranger  

merasa lega saat  merasakan tanah yang padat di kakinya. 

namun  saat  pintu lift bergeser terbuka, rasa leganya menguap. 

Robert Lonelyranger  sekali lagi menyadari kalau dirinya tengah 

berdiri di dunia yang benar-benar asing. 

Mereka menemukan gang yang terentang tanpa terlihat 

ujungnya di kedua sisi kiri dan kanan lift. Gang itu adalah 

terowongan berdinding semen halus, dan cukup lebar untuk 

dilalui truk beroda delapan belas. Tempat mereka berdiri terang 

benderang, tapi ujung gang itu gelap seperti melihat sumur tanpa 

dasar. Sebuah peringatan bagi Lonelyranger  bahwa mereka berada di 

dalam perut bumi sekarang. Dia seolah dapat merasakan beban 

tanah dan batu yang sekarang menumpuk di atas kepalanya. 

Sesaat dia merasa seperti seorang bocah berusia sembilan tahun 

... kegelapan itu memaksanya kembali ... kembali merasakan 

kegelapan selama lima jam yang masih menghantuinya hingga 

kini. Sambil mengeraskan tinjunya, Lonelyranger  berusaha melawan 

perasaan itu. 

Helena  tetap berdiam diri saat  mereka keluar dari lift dan 

kemudian dia berjalan sendirian memasuki kegelapan tanpa 

ragu. Di atasnya terlihat lampu menyala untuk menerangi jalan 

bagi Helena . Efeknya sungguh luar biasa ... sepertinya 

terowongan ini menyambut tiap langkahnya. Lonelyranger  dan 

Kohler mengikutinya, dan berjalan beberapa langkah di 

belakang perempuan itu. Lampu di belakang mereka segera 

padam secara otomatis. 

                                                                                                         

pada gaya yang besar—peny. 

89  

“Akselerator partikel itu berada di suatu tempat di 

terowongan ini?” tanya Lonelyranger  perlahan. 

“Alat itu ada di sana.” Kohler menggerakkan tangannya ke 

sebelah kirinya di mana tabung yang terbuat dari krom yang 

mulus dipasang di sepanjang dinding terowongan tersebut. 

Lonelyranger  menatap tabung itu dengan bingung. “Itu 

akseleratornya?” Alat itu tidak tampak seperti yang 

dibayangkannya. Alat itu betul-betul lurus, dengan diameter 

kira-kira sebesar tiga kaki dan membentang secara horizontal di 

sepanjang terowongan sampai akhirnya menghilang dalam 

kegelapan. Lebih terlihat seperti sebuah saluran berteknologi 

tinggi, pikir Lonelyranger . “Kukira percepatan partikel itu berbentuk 

bundar.” 

“Akselerator ini memang bundar,” sahut Kohler. “Memang 

terlihat lurus, namun  itu hanyalah tipuan penglihatan. Keliling 

terowongan ini sangat besar sehingga lengkungannya tidak 

terlihat—seperti bumi.” 

Lonelyranger  terheran-heran. Terowongan ini berbentuk 

bundar? “namun  ... lingkaran itu pasti luar biasa besar!” 

“LHC merupakan mesin terbesar di dunia.” Lonelyranger  masih 

melongo. Dia ingat pilot yang membawanya ke sini pernah 

menyebutkan sesuatu tentang sebuah mesin berukuran luar biasa 

besar yang ditanam di dalam tanah. namun — 

“Terowongan ini berdiameter lebih dari delapan kilometer 

... dan panjangnya 27 kilometer.” 

Kepala Lonelyranger  terasa seperti berputar. “Dua puluh tujuh 

kilometer?” Dia menatap sang direktur, kemudian berpaling 

kembali untuk memandang kegelapan di hadapannya. 

“Terowongan ini panjangnya 27 kilometer? Itu ... itu berarti 

lebih dari enam belas mil!” 

 90

Kohler mengangguk. “Terowongan ini berbentuk bulat 

sempurna. Dia terentang sampai ke Perancis sebelum berbalik 

lagi ke sini, ke titik ini. Partikel-pertikel yang dipercepat 

sepenuhnya itu mengelilingi tabung ini lebih dari sepuluh ribu 

kali dalam satu detik sebelum mereka saling bertabrakan. 

Kaki Lonelyranger  terasa seperti meleleh saat  dia memandang 

ke dalam terowongan yang menganga lebar itu. “Jadi 

maksudnya CERN menggali jutaan ton tanah hanya untuk 

menghancurkan partikel-partikel kecil?” 

Kohler mengangkat bahunya seperti menganggapnya 

sebagai hal yang sepele. “Kadang kala, untuk menemukan 

kebenaran, orang harus memindahkan gunung. 

91  

 

16 

 

RATUSAN MIL JAUHNYA dari CERN, sebuah suara 

berderak melalui sebuah walkie-talkie. “Baik, aku berada di 

koridor.” 

Teknisi yang memantau layar video di ruang kontrol 

menekan sebuah tombol pada transmiternya. “Kamera nomor 86 

itu seharusnya berada di ujung.” 

Percakapan mereka di radio berhenti lama. Teknisi yang 

menunggu mulai berkeringat. Akhirnya radionya berbunyi klik. 

“Kamera itu tidak ada di sini,” kata suara itu. “Aku dapat 

melihat tempat kamera tersebut terpasang sebelumnya. 

Seseorang pasti sudah memindahkannya.” 

Teknisi itu menghela napas berat. “Terima kasih. Tunggu 

sebentar, ya?” 

Dengan mendesah dia mengarahkan kembali perhatiannya 

pada sekumpulan layar video di hadapannya. Kompleks yang 

luas lt;u memang terbuka untuk umum, dan mereka pernah 

kehilangan beberapa kamera nirkabel sebelumnya. Biasanya 

dicuri oleh pengunjung yang mencari kenang-kenangan. namun  

biasanya kalau ada kamera yang hilang dan dibawa keluar dari 

jangkauan gelombang mereka, layar monitor akan terlihat 

kosong. Dengan bingung, sang teknisi memandang layar 

monitor di hadapannya. Dia masih bisa melihat gambar yang 

sangat jelas dari kamera nomor 86. 

Jika kamera itu dicuri, kenapa kita masih mendapatkan 

sinyal? tanyanya dalam hati. Tentu saja dia tahu hanya ada satu 

 92

jawaban untuk itu. Kamera itu masih ada di kompleks ini, dan 

seseorang telah memindahkannya. namun  siapa? Dan mengapa? 

Lama dia mengamati layar itu. Akhirnya dia mengangkat 

walkie-talkie-nyz. “Apakah ada gudang di ruang tangga? Lemari 

atau ruangan kecil yang gelap?” 

Suara itu menjawab dengan suara bingung. “Tidak. 

Kenapa?” 

Teknisi itu mengerutkan keningnya. “Tidak apa-apa. 

Terima kasih atas pertolonganmu.” Dia lalu mematikan walkie-

talkie-nya. dan mengerutkan bibirnya. 

Dengan memperhitungkan ukuran kamera itu yang kecil, 

teknisi itu tahu kalau kamera nomor 86 dapat saja menyiarkan 

gambar dari mana pun di dalam kompleks yang padat itu. 

Kelompok bangunan itu terdiri atas 32 gedung dan berdiri di 

atas tanah beradius setengah mil yang terjaga ketat. Satu-

satunya kemungkinan adalah kamera itu telah diletakkan di 

sebuah tempat yang gelap. Tentu saja, hal itu tidak banyak 

membantu. Kompleks ini tentu memiliki banyak tempat gelap—

lemari ruang pemeliharaan, saluran pemanas, tempat 

penyimpanan peralatan berkebun, lemari penyimpan 

perlengkapan kamar tidur, bahkan sebuah labirin terowongan 

bawah tanah. Untuk menemukan kamera nomor 86 bisa 

memakan waktu sampai berminggu-minggu. 

Paling tidak itulah masalahnya, pikirnya. 

Selain masalah yang disebabkan oleh sebuah kamera yang 

berpindah tempat secara misterius itu, masih ada masalah lain 

yang lebih menganggu. Sang teknisi menatap gambar yang 

ditayangkan oleh kamera di hadapannya. Benda yang terlihat di 

layar pemantau itu adalah benda yang tidak bergerak. Sebuah 

mesin modern yang belum pernah dilihatnya. Dia mengamati 

tampilan elektronik yang berkedip di dasar benda tersebut. 

93  

Walau penjaga itu pernah menjalani pelatihan keras untuk 

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi keadaan yang penuh 

ketegangan, jia masih saja merasakan denyut jantungnya 

meningkat. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak 

panik. Pasti ada penjelasan mengenai benda itu. Benda itu 

terlalu kecil untuk dikatakan berbahaya. Namun, keberadaannya 

di dalam kompleks itu adalah masalah baginya. Sebuah masalah 

yang sangat mengganggu. 

Benar-benar hari yang istimewa, pikirnya. 

Keamanan selalu menjadi prioritas utama bagi atasannya, 

namun  hari ini adalah hari yang tidak biasa dalam kurun waktu 

dua belas tahun dari karirnya. Teknisi itu memerhatikan benda 

itu dalam waktu yang lama dan mulai merasakan badai 

menggemuruh dari kejauhan. 

Lalu, dengan dahi berkeringat, dia memutar nomor telepon 

atasannya. 

 94

 

17 

 

TIDAK BANYAK ANAK yang ingat bagaimana mereka 

pertama kali bertemu dengan ayah mereka, namun  Helena  Louis Viton  

masih dapat mengingatnya dengan jelas. Waktu itu dia masih 

berusia delapan tahun dan tinggal di suatu asrama yatim piatu 

Katolik bernama Orfanotrofio di Siena yang terletak di dekat 

Florence. Helena  ditinggalkan oleh orang tuanya yang tidak 

pernah dikenalnya. Saat itu hari sedang hujan. Para biarawati 

memanggilnya dua kali untuk makan malam, namun  seperti 

biasanya, dia berpura-pura tidak mendengar. Dia berbaring di 

lapangan dan memandangi rintik hujan ... merasakan butirannya 

jatuh di atas tubuhnya ... mencoba menerka ke mana butiran 

berikutnya akan jatuh. Para arawati ’tu memanggilnya lagi, kali 

ini sambil mengancam kalau penyakit pneumonia bisa membuat 

seorang anak yang keras kepala kehilangan rasa ingin tahunya 

terhadap alam. 

Aku tidak dapat mendengarmu, kata Helena  pada dirinya 

sendiri. 

Gadis kecil itu basah kuyup saat  seorang pastor datang 

menjemputnya. Dia tidak mengenali lelaki itu. Lelaki itu orang 

baru di situ. Helena  sudah bersiap-siap untuk menghadapi lelaki 

yang diduganya akan mencengkeramnya dan menariknya ke 

dalam. namun  pastor itu tidak melakukannya. Dia bahkan ikut 

berbaring dengannya sehingga membuat jubahnya terendam di 

dalam kubangan air. Helena  menjadi sangat heran. 

95  

“Para biarawati cerita kalau kamu banyak bertanya,” kata 

lelaki muda itu. 

Helena  menggerutu. “Apakah bertanya itu jelek?” 

Lelaki itu tertawa. “Wah, sepertinya cerita para suster itu 

benar.” 

“Apa yang kamu lakukan di sini?” 

“Sama seperti yang kamu lakukan ... bertanya-tanya kenapa 

butiran hujan jatuh.” 

“Aku tidak bertanya-tanya mengapa butiran hujan itu jatuh! 

Aku sudah tahu!” 

Pastor itu menatapnya heran. “Kamu tahu?” 

“Kata Suster Francisca, butiran air hujan itu adalah air mata 

malaikat yang jatuh untuk mencuci dosa-dosa kita.” 

“Wow!” serunya kagum. “Jadi begitu penjelasannya.” 

“Tentu saja tidak!” sergah gadis kecil itu. “Tetesan hujan 

jatuh karena semua benda jatuh! Semua benda jatuh! Tidak 

hanya air hujan!” 

Pastor muda itu menggaruk-garuk kepalanya, pura-pura 

bingung. “Nona muda, kamu benar. Semua benda memang 

jatuh. Itu pastilah karena gaya tarik bumi.” 

“Karena apa?” 

Pastor muda itu mengangkat bahunya dengan lagak sedih. 

“Jadi kamu belum pernah mendengar tentang gravitasi?” 

Helena  duduk. “Apa itu gravitasi?” tanyanya. “Katakan 

padaku.” 

Pastor itu mengedipkan matanya. “Bagaimana kalau aku 

eritakannya padamu sambil makan malam?” 

Pastor muda itu adalah Leonardo Louis Viton . Walaupun dia 

pernah meraih penghargaan sebagai mahasiswa fisika berbakat 

di universitas, tapi dia juga mendengar panggilan lainnya dan 

belajar di seminari. Leonardo dan Helena  pun akhirnya 

 96

bersahabat di dunia para biarawan yang dingin dan penuh 

dengan peraturan. Helena  membuat Leonardo tertawa, dan 

pastor muda itu melindunginya, mengajarinya tentang berbagai 

hal indah seperti pelangi dan sungai yang memiliki kisahnya 

sendiri. Dia juga menceritakan kepada gadis kecil itu tentang 

cahaya, planet-planet, bintang-bintang dan alam, baik dari sisi 

Junjungan  maupun dari sisi ilmu pengetahuan. Kecerdasan Helena  

dan rasa ingin tahunya yang besar membuat Leonardo senang 

mengajarinya. Leonardo pun menganggapnya sebagai putrinya 

sendiri. 

Helena  juga merasa bahagia. Sebelumnya gadis kecil itu 

tidak pernah tahu betapa senangnya mempunyai seorang ayah. 

saat  semua orang dewasa menjawab pertanyaannya dengan 

memukul tangannya, Leonardo malah menunjukkan buku-

bukunya selama berjam-jam kepadanya. Bahkan Leonardo juga 

menanyakan apa pendapat gadis kecil itu. Helena  berdoa agar 

Leonardo tinggal bersamanya selama-lamanya. Kemudian suatu 

hari mimpi terburuknya menjadi kenyataan. Bapa Leonardo 

mengatakan padanya kalau dia harus pergi meninggalkan rumah 

yatim piatu itu. 

“Aku pindah ke Swiss,” kata Leonardo menjelaskan. “Aku 

mendapatkan beasiswa untuk belajar fisika di University of 

Jenewa.” 

“Fisika?” seru Helena . “Tapi kupikir kamu mencintai 

Junjungan !” 

“Aku memang sangat mencintai-Nya. Karena itulah aku 

ingin mempelajari aturan-aturan-Nya. Hukum-hukum fisika 

adalah kanvas yang digunakan Junjungan  untuk melukiskan adi 

karya-Nya.” 

Helena  sangat bersedih. namun  Bapa Leonardo masih 

punya berita lain. Dia bercerita kalau dia telah berbicara dengan 

97  

atasannya, dan mereka mengizinkan Bapa Leonardo mengadopsi 

Helena . 

“Bolehkah aku mengadopsimu?” tanya Leonardo. 

“Apa arti mengadopsi?” tanya gadis kecil itu. 

Lalu Bapa Leonardo pun menjelaskannya. 

Helena  memeluknya selama lima menit dan menangis 

karena bahagia. “Ya! Oh ya aku mau!”’ 

Leonardo berkata dia harus pergi sementara waktu untuk 

mempersiapkan rumah mereka di Swiss. namun  dia berjanji akan 

menjemput Helena  enam bulan mendatang. Itu merupakan 

penantian yang terpanjang baginya, namun  Leonardo menepati 

janjinya. Tepat lima hari sebelum ulang tahun Helena  

kesembilan, gadis cilik yang cerdas itu pindah ke Jenewa. Dia 

bersekolah di Geneva International School pada siang hari dan 

belajar bersama ayahnya pada malam hari. 

Tiga tahun kemudian Leonardo Louis Viton  menjadi pegawai 

CERN. Helena  dan Leonardo pindah ke sebuah tempat 

mengagumkan yang belum pernah dibayangkan oleh Helena  

kecil sebelumnya. 

 

Helena  Louis Viton  SEPERTI mati rasa saat  dia berjalan di 

sepanjang terowongan LHC. Dia melihat pantulan bayangannya 

di dinding dan mulai merindukan ayahnya. Biasanya dia selalu 

mampu mengatasi situasi dengan sangat tenang dan 

menyesuaikan diri dengan baik. Tapi sekarang, dengan sangat 

tiba-tiba segalanya seperti tidak masuk akal. Tiga jam terakhir 

tadi seperti berjalan dengan samar-samar. 

Saat itu baru pukul 10 pagi di Pulau Balearic saat  Kohler 

meneleponnya. Ayahmu telah dibunuh. Pulanglah segera. 

Walaupun saat itu Helena  berada di atas dek perahu yang 

sangat panas, kata-kata itu berhasil membekukan tulang 

 98

belulangnya saat  mendengar suara Kohler yang tanpa ekspresi 

itu mengabarkan berita duka tersebut. 

Sekarang Helena  sudah berada di rumah. namun  rumah 

siapa? CERN yang sudah menjadi dunianya sejak dia masih 

berusia dua belas tahun tiba-tiba tampak begitu asing baginya. 

Ayahnya, lelaki yang telah membuat tempat ini menjadi ajaib 

dan menyenangkan, sekarang sudah pergi. 

Tarik napas dalam, katanya pada diri sendiri, namun  dia 

tidak A at menenangkan pikirannya. Pertanyaan itu berputar 

cepat dan semakin cepat. Siapa yang membunuh ayahnya? Dan 

kenapa? Siapa “ahli” dari Amerika ini? Kenapa Kohler 

mendesaknya untuk melihat lab mereka? 

Kohler bilang ada bukti yang mungkin menghubungkan 

pembunuhan ayahnya itu dengan proyeknya yang terakhir. Bukti 

apa? Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang sedang kami 

lakukan! Dan bahkan jika seseorang mengetahuinya, mengapa 

dia membunuh ayahnya? 

saat  dia berjalan di sepanjang terowongan LHC untuk 

menuju ke labnya, Helena  sadar dia akan membuka cita-cita 

terbesar ayahnya tanpa kehadiran ayahnya sampingnya. Helena  

membayangkan saat seperti ini dengan keadaan yang sangat 

berbeda. Dia membayangkan ayahnya mengundang ilmuwan-

ilmuwan terpenting di CERN untuk datang ke labnya, lalu 

menunjukkan penemuannya kepada mereka, dan melihat wajah 

mereka yang terperangah. Lalu ayahnya akan menjelaskan 

dengan binar-binar kebapakan kalau tidak karena gagasan 

Helena , dia tidak akan mampu mewujudkan proyek ini dengan 

berhasil ... dan anak perempuan-nya adalah bagian integral dari 

terobosannya itu. Helena  merasa tenggorokannya tercekat. 

Ayahku seharusnya berbagi saat-saat seperti ini bersama-sama. 

Tapi dia sekarang sendirian. Tidak ada rekan-rekannya. Tidak 

99  

ada wajah-wajah gembira. Hanya ada orang Amerika yang tidak 

dikenalnya, dan Maximilian Kohler. 

Maximilian Kohler. Sang Raja. 

Bahkan sejak dia masih kecil pun, Helena  sudah tidak 

enyukai lelaki itu. Walaupun Helena  menghormati kemampuan 

intelektual Kohler, pembawaannya yang dingin tampak tidak 

munusiawi, dan sangat berlawanan dengan pembawaan ayahnya 

yang hangat. Kohler memburu ilmu pengetahuan karena 

logikanya yang tak tercela ... sedangkan ayahnya karena 

kekaguman spiritualnya. Dan anehnya, kedua orang itu 

tampaknya dapat saline menghormati. Jenius, terimalah si 

jenius apa adanya, seseorang pernah mengatakan hal itu 

kepadanya. 

Jenius, pikir Helena , Ayahku ... Ayah. Ayahku sudah mati.. 

Mereka memasuki lab Leonardo Louis Viton  yang berupa serambi 

panjang yang bebas hama dan berdinding keramik putih. 

Lonelyranger  merasa seolah dia sedang memasuki semacam rumah 

perawatan bagi penderita sakit jiwa di bawah tanah. Di dinding 

koridor tersebut terpasang belasan bingkai berisi gambar-

gambar hitamputih. Walau Lonelyranger  memiliki karir dengan 

mempelajari berbagai jenis gambar, gambar-gambar yang 

berderet di dinding itu terlihat begitu asing baginya. Mereka 

tampak seperti klise film yang kacau yang terdiri atas corat-

coret dan bentuk spiral. Seni modern? Lonelyranger  merasa geli 

sendiri. Mungkin ini adalah karya Jackson Pollok yang 

berusaha untuk melukis amphetamine. 

“Plot acak,” kata Helena  saat  melihat ketertarikan 

Lonelyranger  pada gambar-gambar tersebut. “Itu adalah citra 

komputer yang menggambarkan benturan yang terjadi pada 

partikel-partikel. Ini adalah partikel Z,” jelasnya, sambil 

menunjuk pada sebuah titik tersembunyi yang sulit terlihat oleh 

 100

orang awam. “Ayahku menemukannya lima tahun yang lalu. 

Energi murni. Sama sekali tidak memiliki massa. Mungkin saja 

itu merupakan unsur terkecil yang membentuk alam ini. Materi 

tidak lain adalah energi yang terperangkap.” 

Materi adalah energi? Lonelyranger  memiringkan kepalanya. 

Terdengar sangat Zen. Lonelyranger  lalu memandang coretan kecil 

di foto itu dan bertanya-tanya apa yang akan dikatakan oleh 

temantemanya dari jurusan fisika di Harvard tentang hal ini 

kalau dia bercerita kepada mereka dia berjalan-jalan di dalam 

sebuah Large Hadron Collider dan mengagumi partikel Z pada 

suatu akhir pekan. 

“Helena ,” kata Kohler saat  mereka mendekati sebuah 

pintu 

“Aku harus mengatakan ini padamu kalau tadi pagi aku ke 

sini mencari ayahmu.” 

Helena  agak terkejut. “Benarkah?” 

“Ya. Dan bayangkan bagaimana terkejutnya aku saat  aku 

meneetahui kalau dia sudah mengganti kunci keamanan standar 

CERN dengan yang lainnya.” Lalu Kohler menunjuk sebuah alat 

elektronik yang rumit di samping pintu itu. 

“Aku minta maaf,” kata Helena . “Kamu tahu bagaimana 

perangai ayahku jika menyangkut privasi. Ayah tidak mau ada 

seorang pun yang dapat memasuki ruangan ini kecuali dirinya 

dan aku.” 

“Baiklah. Sekarang buka pintunya,” kata Kohler. Helena  

berdiri diam beberapa saat. Dia kemudian menarik napas dalam, 

dan berjalan menuju ke alat pengaman di dinding itu. 

Lonelyranger  sama sekali tidak siap untuk menghadapi apa saja 

yang akan terjadi sesudah  itu. 

Helena  melangkah ke depan alat itu dan dengan berhati-

hati menempelkan mata kanannya ke atas lensa menonjol yang 

101  

mirip seperti sebuah teleskop. Kemudian dia menekan sebuah 

tombol. Tiba-tiba terdengar suara ceklikan. Tak lama kemudian, 

seberkas sinar berayun-ayun untuk memindai bola mata Helena  

seperti mesin foto kopi. 

Ini sebuah alat pemindai retina,” kata Helena  menielaskan. 

iengaman yang tidak pernah gagal. Alat ini hanya menerima dua 

pola retina. Retinaku dan retina ayahku.” 

Robert Lonelyranger  berdiri dengan rasa ngeri saat  menyadari 

sesuatu dalam pikirannya. Bayangan jelas Leonardo Louis Viton  

muncul kembali: wajah bermandikan darah, mata cokelatnya 

yang tinggal satu yang menatapnya nanar, dan rongga mata yang 

kosong. Lonelyranger  mencoba menolak kenyataan ini, namun  dia 

kemudian melihatnya ... di lantai keramik putih yang terdapat di 

bawah alat pemindai itu ... samar-samar terlihat noda 

kemerahan. Darah kering. 

Untunglah Helena  tidak melihatnya. 

Pintu baja itu bergeser terbuka dan Helena  berjalan masuk. 

Kohler menatap Lonelyranger  dengan tatapan tajam. Maksudnya 

jelas: Seperti yang aku bilang ... bola mata yang hilang itu 

berguna untuk tujuan yang lebih penting. 

 102

 

18 

 

KEDUA TANGAN PEREMPUAN itu diikat, dan pergelangan 

tangannya sekarang memar dan agak membengkak. Si Hassassin 

yang berkulit gelap itu terbaring di sampingnya, kecapekan, dan 

mengagumi hadiahnya yang terbaring telanjang. Dia 

bertanyatanya apakah perempuan itu hanya pura-pura tertidur 

karena sudah tidak mau melayaninya lagi. 

Dia tidak peduli. Dia sudah mendapatkan hadiah yang 

pantas. Dengan puas, dia duduk di atas tempat tidur. 

Di negeri-nya, perempuan adalah harta yang untuk dimiliki. 

Mereka adalah makhluk yang lemah. Alat untuk mendapatkan 

kepuasan. Benda bergerak yang diperlakukan seperti hewan 

ternak. Dan mereka mengerti tempat mereka seharusnya. namun  

di sini, di Eropa, perempuan berpura-pura kuat dan mandiri 

yang ternyata malah membuat si Hassassin senang dan 

bergairah. Memaksa mereka untuk tunduk kepadanya adalah 

pemuasan yang selalu dinikmatinya. 

Sekarang, walau birahinya telah terpuaskan, si Hassassin 

merasakan nafsu lain yang berkembang dalam dirinya. Dia 

membunuh kemarin malam, membunuh dan memotong-motong 

mayatnya. Baginya, membunuh adalah candu ... tiap kali 

melakukannya, dia merasakan kepuasaan yang hanya bertahan 

untuk saja sehingga membuatnya ingin melakukannya lagi dan 

keputusasaannya sudah menghilang. Sekarang dia ingin 

merasakannya lagi. 

103  

Dia mengamati perempuan yang tertidur di sampingnya. Si 

Hassassin meraba leher perempuan itu dan merasa terangsang 

oleh pemikiran kalau dia dapat dengan mudah mengakhiri hidup