Tampilkan postingan dengan label dan brown malaikat dan setan 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dan brown malaikat dan setan 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

dan brown malaikat dan setan 3

  



perempuan itu dengan cepat. Tapi apa gunanya? Perempuan 

hanyalah pelengkap, sebuah alat untuk mencapai kenikmatan 

dan makhluk yang bertugas untuk melayani. Jemarinya yang 

kuat mengitari leher perempuan itu dan merasakan denyut 

nadinya yang lembut. Kemudian, dia berusaha menahan 

nafsunya dan memindahkan tangannya dari leher perempuan 

tersebut. Ada pekerjaan yang lebih penting yang harus 

dilakukannya. Melayani sebuah tujuan yang lebih tinggi 

daripada sekadar memuaskan gairahnya. 

saat  dia bangkit dari tempat tidurnya, dia merasa bangga 

dengan pekerjaan yang akan dilakukannya. Dia masih tidak 

dapat membayangkan pengaruh lelaki bernama Janus itu dan 

persaudaraan kuno yang diperintahnya. Hebatnya lagi, 

persaudaraan tersebut sudah memilihnya. Mereka pasti sudah 

mengetahui kesadisannya ... dan keahliannya. Sayang, dia tidak 

tahu kalau akar mereka saling bertautan. 

Sekarang mereka telah memberikan kehormatan besar 

kepadanya. Dia menjadi tangan dan suara mereka. Si pembunuh 

dan pembawa pesan mereka seperti malaikat yang dikenal oleh 

bangsanya: Malak al haq—Malaikat Kebenaran. 

 104

 

19 

 

LABORATORIUM Louis Viton  TERNYATA sangat futuristik. 

Dengan dinding berwarna putih yang dikelilingi oleh 

berbagai mputer dan perlengkapan elektronik khusus, 

laboratorium itu tampak seperti semacam ruang pengoperasian. 

Lonelyranger  bertanyatanya rahasia apa yang mungkin ada di dalam 

ruangan ini sehingga bisa membuat seseorang mencungkil bola 

mata orang lain untuk dipergunakan sebagai kunci masuk. 

Kohler tampak gelisah saat  mereka masuk. Matanya 

seolah mencari-cari tanda-tanda kalau ruangan ini sudah 

disantroni orang lain. namun  laboratorium itu kosong. Helena  

juga bergerak lambat ... seolah lab itu menjadi asing baginya 

tanpa kehadiran ayahnya. 

Tatapan mata Lonelyranger  segera tertuju pada bagian pusat 

ruangan, tempat beberapa pilar pendek mencuat dari lantai. 

Seperti miniatur Stonehenge, pilar tersebut terbuat dari baja 

berkilap dan berjumlah sekitar dua belas serta berdiri 

membentuk lingkaran di tengah ruangan. Pilar-pilar tersebut 

tingginya kira-kira tiga kaki, dan mengingatkan Lonelyranger  pada 

pameran batu mulia di museum. Tapi, pilar-pilar yang ada di 

ruangan itu jelas bukan untuk menopang batu mulia. Setiap pilar 

menopang sebuah tabung tebal tembus pandang seukuran kaleng 

bola tenis. Tabung-tabung itu tampaknya kosong. 

Kohler menatap tabung-tabung itu dan tampak bingung. 

Tampaknya dia kemudian memutuskan untuk mengabaikan 

105  

tabung-tabung itu. Dia lalu berpaling pada Helena . “Ada yang 

dicuri?” 

“Dicuri? Bagaimana mungkin?” sanggah Helena . “Alat 

pengenal retina itu hanya memperbolehkan aku dan ayahku 

untuk memasuki ruangan ini.” 

“Periksa saja laboratoriummu dengan cermat.” 

Helena  mendesah dan memeriksa ruangan itu selama 

beberapa saat. Dia kemudian menggerakkan bahunya. 

“Semuanya masih seperti saat  ayahku meninggalkan ruangan 

ini. Masih tetap berantakan.” 

Lonelyranger  merasa bahwa Kohler sedang menimbang-

nimbang. Seolah lelaki tua itu bertanya-tanya bagaimana 

caranya untuk mendesak Helena  dan bagaimana dia dapat 

mengatakannya pada perempuan itu. Tapi kemudian, Kohler 

memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu. Dia lalu 

menggerakkan kursi A va ke bagian tengah ruangan dan 

memeriksa sekelompok tabung-tabung misterius yang 

tampaknya kosong itu. 

“Rahasia sepertinya sebuah kemewahan yang tidak lagi 

dapat kami pertahankan,” akhirnya Kohler berkata. 

Helena  mengangguk setuju. Tiba-tiba dia tampak 

emosional, seolah berdiri di dalam ruangan ini kembali 

mengingatkan dirinya pada sejumlah kenangan dengan ayahnya. 

Biarkan dia sendiran, kata Lonelyranger  dalam hati. 

Seolah sedang mempersiapkan sesuatu yang akan 

dikatakannya, Helena  menutup matanya dan bernapas. Dia 

kemudian menarik napas lagi. Dan lagi. Dan lagi .... 

Lonelyranger  mengamati perempuan itu. Tiba-tiba dia merasa 

khawatir. Dia baik-baik saja, ’kan? Lalu dia menoleh ke arah 

Kohler yang tampak tenang seperti sudah pernah melihat ritual 

 106

seperti ini sebelumnya. Sepuluh detik berlalu sebelum akhirnya 

Helena  membuka matanya. 

Lonelyranger  tidak dapat memercayai perubahan di hadapannya 

itu. Helena  Louis Viton  telah berubah. Bibirnya yang sensual berubah 

menjadi ciut, bahunya melorot, dan matanya memandang 

dengan sorot yang lemah; tidak lagi menunjukkan tatapan 

menantang. Seolah-olah Helena  telah mengatur kembali setiap 

otot dalam tubuhnya untuk menerima keadaan. Api kebencian 

dan kecemasan pribadi telah padam seperti di siram air dingin. 

“Dari mana aku harus mulai ...,” tanya Helena  dengan 

aksen lembut. 

“Dari awal,” sahut Kohler. “Ceritakan kepada kami tentang 

percobaan ayahmu.” 

“Mendamaikan ilmu pengetahuan dengan agama adalah 

cita-cita ayahku,” kata Helena . “Dia berharap dapat 

membuktikan kalau ilmu pengetahuan dan agama betul-betul 

merupakan dua hal yang yang saling melengkapi—dua 

pendekatan berbeda untuk mencari kebenaran yang sama.” Dia 

berhenti sejenak seolah tidak dapat memercayai apa yang akan 

dikatakannya. “Dan baru-baru ini ... Ayah menyusun satu cara 

untuk melakukannya.” 

Kohler tidak mengatakan apa-apa. 

“Ayah merencanakan sebuah percobaan yang dia harap 

akan dapat meredam konflik yang paling pahit dalam sejarah 

antara ilmu pengetahuan dan agama.” 

Lonelyranger  bertanya-tanya konflik yang mana yang dimaksud 

Nona Louis Viton  tadi karena ada begitu banyak konflik di antara 

keduanya. 

“Penciptaan,” jelas Helena . “Perselisihan tentang 

bagaimana alam semesta ini diciptakan.” 

Oh! Debat yang satu itu, pikir Lonelyranger  

107  

“Alkitab menyatakan kalau Junjungan lah yang menciptakan 

alam semesta ini,” Helena  menjelaskan. “Junjungan  bersabda, 

’Jadilah cahaya,’ maka segala yang kita lihat muncul dari 

sebuah kekosongan yang luas. Celakanya, salah satu dari hukum 

dasar fisika menyatakan bahwa materi tidak dapat diciptakan 

dari sesuatu yang tidak ada.” 

Lonelyranger  pernah membaca tentang kebuntuan itu. Konon 

pemikiran bahwa Junjungan  menciptakan “sesuatu dari ketiadaan,” 

sangat berlawanan dengan hukum fisika modern sehingga 

karena itulah para ilmuwan menyatakan bahwa Kitab Kejadian 

tidak masuk akal secara ilmiah. 

“Pak Lonelyranger ,” kata Helena  sambil berpaling padanya, 

“aku yakin Anda pasti mengenal Teori Ledakan Besar?” 

Lonelyranger  menggerakkan bahunya, “Kurang lebih begitu.” 

Ledakan Besar yang dia tahu adalah model penciptaan alam 

semesta yang diterima secara ilmiah. Dia sesungguhnya tidak 

benarbenar memahaminya, namun  menurut teori itu, satu titik 

energi yang sangat kuat meledak dengan kekuatan yang luar 

biasa besar sehingga menyebar ke seluruh alam semesta. 

Kurang-lebihnya seperti itu. 

Helena  melanjutkan. “saat  baitsuci  Katolik pertama 

kalinya menyatakan Teori Ledakan Besar itu pada tahun 1927—

” 

“Maaf?” Lonelyranger  tak dapat menahan dirinya untuk tidak 

menyela, “Anda tadi mengatakan bahwa Ledakan Besar itu 

adalah pemikiran baitsuci  Katolik?” 

Helena  tampak heran dengan pertanyaan Lonelyranger . “Tentu 

Saja. Pemikiran tersebut digagas oleh seorang biarawan Katolik 

bernama George Lemaitre pada tahun 1927.” 

 108

“namun , saya pikir ...,” Lonelyranger  ragu-ragu. “Bukankah 

Ledakan Besar itu dikatakan oleh seorang ahli astronomi dari 

Harvard bernama Edwin Hubble?” 

Kohler nampak kesal. “Sekali lagi kesombongan ilmiah dari 

Amerika. Hubble dipublikasikan pada tahun 1929, dua tahun 

sesudah  Lemaitre.” 

Lonelyranger  cemberut. Orang bilang Teleskop Hubble, Pak. 

Belum pernah ada orang bilang Teleskop Lemaitre! 

“Pak Kohler benar,” kata Helena , “gagasan itu milik 

Lemaitre. Hubble hanya menegaskan-nya dengan 

mengumpulkan bukti-bukti sahih yang membuktikan bahwa 

Ledakan Besar itu mungkin terjadi.” 

“Oh,” cetus Lonelyranger  sambil bertanya-tanya apakah para 

fans fanatik Hubble di Jurusan Astronomi di Harvard pernah 

menyebut-nyebut nama Lemaitre dalam kuliah mereka. 

“saat  Lemaitre untuk pertama kalinya mengajukan Teori 

Ledakan Besar,” Helena  melanjutkan, “para ilmuwan 

mengatakan pemikirannya sangat menggelikan. Materi, menurut 

ilmu pengetahuan, tidak dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak 

ada. Jadi, saat  Hubble mengguncangkan dunia dengan 

pembuktian ilmiahnya bahwa Ledakan Besar itu memang benar 

terjadi, baitsuci  merasa menang. Mereka kemudian mengatakan 

kalau ini adalah bukti bahwa Alkitab benar secara ilmiah. Itulah 

kebenaran Junjungan .” 

Lonelyranger  mengangguk, dan lebih memusatkan perhatiannya 

sekarang. 

Tentu saja para ilmuwan tidak senang karena penemuan 

mereka digunakan oleh baitsuci  untuk menaikkan pengaruh 

agama, Jadi mereka segera merasionalkan Teori Ledakan Besar 

tersebut, menghilangkan segala kata yang berbau agama, dan 

kemudian mengakuinya sebagai gagasan milik mereka saja. 

109  

Celakanya usaha mereka tersebut memiliki satu kekurangan 

serius yang sering diungkit-ungkit oleh baitsuci , bahkan hingga 

sekarang.” 

Kohler cemberut. “Singularitas,” Dia mengucapkan kata itu 

seolah itu adalah kutukan bagi keberadaannya. 

“Ya, singularitas,” kata Helena . “Kapan tepatnya 

penciptaan alam semesta ini terjadi? Waktu nol.” Dia menatap 

Lonelyranger . “Bahkan sampai hari ini pun ilmu pengetahuan tidak 

dapat menemukan titik awal penciptaan alam semesta. Kami 

dapat menghitung bagaimana alam semesta dimulai, namun  

saat  kita mundur ke titik awal dan mendekati waktu nol, tiba-

tiba matematika tidak mampu menjelaskannya dan semuanya 

menjadi tidak bermakna.” 

“Betul,” kata Kohler dengan tajam. “Dan baitsuci  mengisi 

kekurangan itu dengan mengatakan bahwa itu adalah bukti 

keterlibatan Junjungan  yang ajaib. Begitu ’kan maksudmu?” 

Air muka Helena  menjadi berubah. “Maksudku adalah 

ayahku selalu percaya kepada keterlibatan Junjungan  dalam 

peristiwa Ledakan Besar itu. Walau ilmu pengetahuan tidak 

dapat memahami keterlibatan Junjungan  dalam penciptaan alam 

semesta, ayahku percaya suatu hari kelak ilmu pengetahuan 

akan mengerti.” Dia kemudian menggerakkan tangannya dengan 

sedih ke arah ruang kerja ayahnya. “Ayahku selalu 

menunjukkan tulisan itu padaku setiap kali aku mulai ragu-

ragu.” 

 

ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA TIDAK 

BERTENTANGAN. 

ILMU PENGETAHUAN HANYA TERLALU MUDA 

UNTUK MENGERTI. 

 

 110

“Ayahku ingin menempatkan ilmu pengetahuan ke tempat 

yang lebih tinggi,” kata Helena , “ke tempat yang membuat ilmu 

pengetahuan dapat mendukung konsep Junjungan .” Dia membelai 

rambutnya yang panjang. Wajahnya tampak sendu. “Ayah 

berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah 

terpikirkan oleh para ilmuwan lainnya. Sesuatu yang tidak 

seorang pun memiliki teknologi untuk melakukannya.” Dia 

berhenti sejenak, seolah tidak yakin bagaimana mengatakan kata 

berikutnya. “Ayah merancang sebuah percobaan untuk 

membuktikan bahwa Kitab Kejadian itu benar.” 

Membuktikan Kitab Kejadian? Lonelyranger  bertanya-tanya. 

Jadilah cahaya? Materi berasal dari ketiadaan? 

Tatapan kosong Kohler tertuju pada ruangan itu. “Apa aku 

tidak salah dengar?” 

“Ayahku menciptakan alam semesta ... dari ketiadaan.” 

Kohler menoleh dengan tajam. “Apa!” 

“Jelasnya, Ayah menciptakan Ledakan Besar itu.” 

Kohler terlihat seperti ingin meloncat dari kursinya dan 

berdiri. 

Lonelyranger  benar-benar bingung. Menciptakan alam semesta? 

Menciptakan kembali Ledakan Besar itu? 

“Tentu saja dibuat dalam bentuk yang jauh lebih kecil,” 

lanjut Helena . Dia berbicara dengan lebih cepat sekarang. 

“Prosesnya luar biasa sederhana. Ayah mempercepat dua jenis 

partikel sinar yang luar biasa kecil untuk mengitari tabung 

akselerator dari arah yang berlawanan. Kedua sinar itu langsung 

bertabrakan dalam kecepatan yang sangat tinggi, saling tarik 

menarik satu sama lain dan memadatkan semua energi mereka 

ke dalam satu titik. Akhirnya mereka mencapai tingkat 

kepadatan energi yang luar biasa tinggi.” Helena  kemudian 

111  

mulai menjelaskan dengan menggunakan bahasa fisika dan 

membuat mata sang direktur melotot. 

Lonelyranger  mencoba mengikutinya. Jadi Leonardo Louis Viton  

sedang membuat simulasi titik kepadatan energi yang 

menghasilkan alam semesta. 

“Hasilnya menakjubkan. Jika dipublikasikan, penemuan ini 

akan mengguncangkan dasar fisika modern.” Perempuan itu 

sekarang memperlambat bicaranya seolah ingin menikmati 

ketakjuban yang dihasilkan oleh apa yang dikatakannya. “Tanpa 

disangka-sangka, dalam tabung akselerasi, di titik dengan 

kepadatan energi yang luar biasa itu, partikel-partikel materi 

mulai muncul entah dari mana.” 

Kohler tidak bereaksi. Dia hanya memerhatikan Helena . 

“Materi,” ulang Helena . “Muncul dari ketiadaan. Sebuah 

pertunjukkan kembang api sub-atomik yang luar biasa. Sebuah 

miniatur alam semesta muncul menjadi kenyataan. Ayahku tidak 

saja membuktikan kalau materi dapat tercipta dari ketiadaan, 

namun  juga Ledakan Besar dan Kitab Kejadian dapat dijelaskan 

hanya dengan menerima keberadaan sumber energi yang sangat 

besar.” 

“Maksudmu, Junjungan ?” tanya Kohler. 

“Junjungan , Buddha, Yang Mahakuasa, Yahweh, Yang Maha 

Esa, Yang Tunggal. Sebut saja seperti apa maumu—hasilnya 

sama saja. Ilmu pengetahuan dan agama mendukung kebenaran 

yang sama—energi murni adalah sumber penciptaan.” 

saat  Kohler akhirnya berbicara, suaranya terdengar 

muram. “Helena , kamu membuatku bingung. Sepertinya kamu 

mengatakan bahwa ayahmu menciptakan materi ... dari sesuatu 

yang tidak ada?” 

 112

“Ya.” Helena  kemudian menunjuk pada tabung-tabung 

kosong itu. “Dan itulah buktinya. Di dalam tabung-tabung itu 

terdapat contoh materi yang diciptakan ayahku.” 

Kohler terbatuk dan bergerak ke arah tabung-tabung itu 

seperti seekor hewan yang mengelilingi sesuatu yang 

mencurigakan. “Aku benar-benar tidak mengerti,” katanya. 

“Bagaimana kamu bisa berharap orang lain akan percaya kalau 

tabung-tabung ini berisi partikel-partikel materi yang diciptakan 

oleh ayahmu? Bukankah partikel-partikel itu bisa berasal dari 

mana saja.” 

“Sebenarnya,” kata Helena , suaranya terdengar percaya 

diri, “partikel-partikel tersebut tidak berasal dari mana pun. Itu 

adalah partikel yang unik. Partikel-partikel tersebut adalah 

sejenis zat yang tidak ada di mana pun di muka bumi ini ... 

karena itulah mereka harus diciptakan.” 

Air muka Kohler berubah menjadi sangat serius. “Helena , 

maksudmu dengan materi jenis tertentu? Hanya ada satu jenis 

untuk materi, dan itu—” Kohler tiba-tiba berhenti. 

Wajah Helena  bersinar penuh kemenangan. “Kamu sendiri 

pernah mengatakannya, Pak Direktur. Alam semesta ini hanya 

berisi dua jenis materi. Itu adalah fakta ilmiah.” Helena  

kemudian berpaling pada Lonelyranger . “Pak Lonelyranger , apa yang 

dikatakan Alkitab tentang penciptaan? Apa yang diciptakan 

Junjungan ?” 

Lonelyranger  merasa kikuk, dan merasa tidak yakin apa 

hubungan semua ini. “Mmm, Junjungan  menciptakan ... terang dan 

gelap, surga dan neraka—” 

“Tepat sekali,” kata Helena . “Dia menciptakan segalanya 

berlawanan. Simetris. Keseimbangan yang sempurna.” Lalu dia 

berpaling kembali pada Kohler. “Pak Direktur, ilmu 

pengetahuan mengakui hal yang sama seperti yang diakui 

113  

agama, bahwa Ledakan Besar menciptakan segalanya di alam 

semesta ini berikut dengan lawannya.” 

“Termasuk materi itu sendiri,” bisik Kohler, seolah dia 

berbicara kepada dirinya sendiri. 

Helena  mengangguk. “Dan saat  ayahku menjalankan 

percobaannya, tentu saja kedua jenis materi itu pun muncul.” 

Lonelyranger  bertanya-tanya apa maksud perkataan Helena  

tadi. Leonardo Louis Viton  menciptakan lawan dari materi? 

Kohler tampak marah. “Materi yang sedang kamu bicarakan 

itu hanya ada di suatu tempat di alam semesta. Pasti tidak ada di 

bumi. Dan bahkan mungkin juga tidak ada di galaksi ini!” 

Tepat,” sahut Helena . “Itu membuktikan bahwa partikel di 

dalam tabung ini harus diciptakan.” 

Wajah Kohler mengeras. “Helena , kau tidak bermaksud 

bahwa tabung-tabung itu berisi contoh hasil percobaan yang 

sesungguhnya, bukan?” 

“Aku bermaksud begitu.” Dia menatap dengan bangga pada 

tabung-tabung itu, “Pak Direktur, Anda sedang melihat hasil 

percobaan paling unik di dunia: antimateri.” 

 114

 

20 

 

FASE KEDUA, pikir si Hassassin sambil berjalan memasuki 

kegelapan terowongan itu. 

Obor dalam genggamannya itu memang berlebihan. Dia 

tahu itu. namun  itu hanya untuk menghasilkan efek tertentu. 

Efek adalah segalanya. Menurutnya, ketakutan adalah 

sekutunya. Ketakutan melumpuhkan lebih cepat dibandingkan 

dengan peralatan perang apa pun. 

Tidak ada cermin di lorong itu untuk memperlihatkan 

penyamarannya yang luar biasa, namun  dia tahu dari bayangan 

jubahnya yang berkibar-kibar itu kalau dirinya tampak 

sempurna. Berbaur agar tidak kentara adalah bagian dari 

rencana itu ... bagian dari rencana yang jahat itu. Dia tidak 

pernah membayangkan dirinya akan bergabung di dalamnya. 

Bahkan dalam impiannya yang paling liar sekalipun. 

Dua minggu yang lalu, dia pasti menganggap tugas yang 

menunggunya di ujung terowongan itu sebagai tugas yang tidak 

mungkin. Sebuah misi bunuh diri. Seperti berjalan telanjang 

masuk ke dalam kandang singa. namun  Janus telah mengubah 

arti dari kata tidak mungkin. 

Rahasia yang dikatakan Janus kepada si Hassassin dalam 

dua minggu terakhir ini cukup banyak ... terowongan itu 

merupakan salah satu dari rahasia tersebut. Sangat kuno, tapi 

masih dapat dilalui. 

saat  dia berjalan mendekat ke arah musuhnya, si 

Hassassin bertanya-tanya apakah yang dihadapinya di dalam 

115  

nanti akan semudah yang dikatakan Janus padanya. Janus telah 

meyakinkan dirinya ada orang dalam yang akan membantunya. 

Seseorang di dalam. Hebat. Semakin dia memikirkannya, 

semakin dia sadar kalau ini seperti permainan anak-anak saja. 

Wahad ... tintain ... thalatha ... arba, dia menghitung 

dengan bahasa Arab saat  dia mulai mendekati ujung 

terowongan. Satu ... dua … tiga … empat. 

 116

 

21 

 

“AKU KIRA KAMU pernah mendengar tentang antimateri, kan 

Pak Lonelyranger ?” kata Helena  sambil mengamati Lonelyranger . Kulit 

Helena  yang kecokelatan sangat kontras dengan warna putih 

dinding laboratorium itu. 

Lonelyranger  mendongak. Tiba-tiba dia merasa bodoh. “Ya. 

Kirakira begitulah.” 

Helena  tersenyum tipis. “Anda pasti pernah nonton Star 

Trek.” 

Wajah Lonelyranger  memerah karena malu. “Yah, para 

mahasiswaku menikmatinya....” Dia mengerutkan keningnya. 

“Bukankah antimateri adalah bahan bakar pesawat U.S.S. 

Enterprise?” 

Helena  mengangguk. “Kisah fiksi ilmiah yang bagus 

memiliki sumber ilmiah yang bagus pula.” 

“Jadi antimateri itu benar-benar ada?” 

“Itu adalah fakta alam. Segalanya memiliki lawan. Proton 

mempunyai elektron. Up-quark mempunyai down-quark. Ada 

simetri kosmis bahkan di tingkat sub-atomik. Antimateri adalah 

lawan materi. Hal inilah yang menyeimbangkan perhitungan 

fisika. 

Lonelyranger  ingat pada paham Galileo tentang dualitas. Para 

ilmuwan sudah mengetahuinya sejak 1918,” kata Helena , 

bahwa dua jenis zat tercipta saat Ledakan Besar terjadi. satu 

jenis zat adalah yang kita dapat lihat di sini, di bumi, ebatuan, 

pepohonan, orang-orang. Materi yang lainnya merupakan 

117  

wannya sama halnya dengan materi kecuali tugas 

partikelPartikelnya adalah kebalikan dari yang lainnya.” 

Kohler berbicara seolah bergerak keluar dari kabut. Tiba-

tiba dia terdengar begitu khawatir. “namun  ada hambatan 

teknologi yang besar untuk menyimpan antimateri dengan baik. 

Bagaimana dengan netralisasi?” 

“Ayahku sudah membuat sebuah penyedot dengan polaritas 

yang berlawanan untuk menarik positron antimateri keluar dari 

akselerator sebelum mereka hancur.” 

Kohler cemberut. “namun  penyedot akan menarik keluar 

materi juga. Tidak mungkin ada yang bisa memisahkan partikel-

pertikel itu.” 

“Ayah menambahkan medan magnetik. Materi itu berada di 

kanan, sedangkan antimateri berada di kiri. Kutub mereka saling 

berlawanan.” 

Dengan cepat keraguan di diri Kohler mulai runtuh. Dia 

menatap Helena  dengan kekaguman yang tampak jelas, 

kemudian dia tiba-tiba terbatuk-batuk. “He .... bat ...,” katanya 

sambil mengusap mulutnya, “tapi ...,” sepertinya logikanya 

belum mau menyerah. “Kalaupun penyedot itu bisa bekerja, 

tabung ini terbuat dari materi. Antimateri itu tidak dapat 

disimpan di dalam tabung yang terbuat dari materi. Antimateri 

itu akan langsung bereaksi dengan—” 

“Spesimen ini tidak bersenJunjungan  dengan tabung,” Helena  

menjelaskan, tampaknya sudah menduga pertanyaan itu akan 

muncul. “Antimateri itu ditahan. Tabung ini disebut ‘jebakan 

antimateri’ karena mereka memang benar-benar memerangkap 

antimateri di tengah-tengah tabung dan menopangnya pada jarak 

aman dari sisi dan dasar tabung.” 

“Ditopang? namun  ... bagaimana?” 

 118

“Spesimen ini berada di antara dua medan magnit yang 

saling bersinggungan. Lihatlah ke sini.” 

Helena  berjalan melintasi ruangan dan menarik sebuah 

mesin elektronik yang besar. Alat yang aneh itu mengingatkan 

Lonelyranger  pada semacam senjata sinar dalam film-film kartun—

sebuah laras senapan seperti kanon dengan sebuah teleskop di 

atasnya dan seutas kabel listrik kusut bergantungan di 

bawahnya. Helena  mengintip melalui teleskop itu ke arah salah 

satu tabung, kemudian menyesuaikan beberapa tombol. Lalu dia 

melangkah mundur dan meminta Kohler untuk melihatnya. 

Kohler tampak tercengang. “Kamu mengumpulkan jumlah 

yang dapat dilihat?” 

“Lima ribu nanogram,” jawab Helena . “Sebuah plasma cair 

yang berisi jutaan positron.” 

“Jutaan? namun  orang lain hanya dapat mendeteksi 

beberapa partikel saja ... di mana pun.” 

“Xenon,” kata Helena  dengan datar. “Ayahku 

mempercepat pancaran partikel melalui sebuah jet xenon, dan 

merontokkan elektron-elektronnya. Dia bersikeras untuk 

merahasiakan prosedur ini, namun  cara seperti ini membuat kami 

harus terus-menerus menyuntikkan elektron mentah ke dalam 

akselerator.” 

Lonelyranger  benar-benar kehilangan akal. Dia bertanya-tanya 

apakah percakapan mereka ini masih menggunakan bahasa 

Inggris atau sudah berganti ke dalam bahasa planet lain. 

Kohler berhenti sejenak, kerutan pada keningnya semakin 

dalam. Tiba-tiba dia tercengang.  

Tubuhnya melemah seperti baru saja tertembus peluru. 

“Secara teknis, hal itu akan menghasilkan 

Helena  mengangguk. “Ya. Dalam jumlah yang banyak.” 

119  

Kohler kembali menatap tabung di hadapannya. Dengan 

tatapan tidak yakin, dia mengangkat tubuhnya sendiri agar dapat 

menempelkan matanya pada teropong itu, dan mengintai ke 

dalam. Dia menatapnya lama tanpa mengatakan apa-apa. saat  

akhimya dia duduk lagi, keningnya bersimbah peluh. Tapi 

kerutan Pada wajahnya menghilang. Suaranya terdengar seperti 

bisikan. Ya ampun, ... kamu benar-benar berhasil 

melakukannya.” 

Helena  mengangguk. “Ayah-ku yang melakukannya.” 

“Aku… aku tidak tahu harus bilang apa.” 

Helena  berpaling pada Lonelyranger . “Anda juga mau lihat?” 

Lalu dia menunjuk pada peralatan aneh itu. 

Dengan perasaan tidak yakin, Lonelyranger  maju ke depan. Dari 

ua kaki, tabung-tabung itu tampak kosong. Apa pun yang ada di 

dalamnya pastilah sangat kecil. Lonelyranger  menempatkan matanya 

pada alat pelihat itu. Lonelyranger  memerlukan beberapa saat 

sebelum dapat melihat sesuatu dengan jelas. 

Kemudian dia melihatnya. 

Obyek itu tidak berada di dasar tabung seperti yang 

diduganya semula, namun  melayang di tengah, tertahan di udara. 

Lonelyranger  melihat sebuah butiran berkilau dari cairan yang mirip 

merkuri. Seperti terangkat oleh kekuatan sihir, cairan itu 

mengapung di udara. Gelombang kecil metalik beriak melintasi 

permukaan tetesan itu. Cairan yang ditopang itu mengingatkan 

Lonelyranger  pada sebuah video yang pernah ditontonnya, tentang 

setetes air yang berada pada nol G. Walau dia tahu tetesan itu 

kecil sekali, dia dapat melihat setiap perubahan lekuk dan riak 

saat  bola plasma itu bergulung perlahan saat  dia melayang 

di udara. 

“Itu ... mengapung,” katanya. 

 120

“Memang sebaiknya begitu,” sahut Helena . “Antimateri 

sangat tidak stabil. Jika dilihat dari sisi energinya, antimateri 

adalah cermin dari materi, sehingga yang satu akan menghapus 

yang lainnya jika mereka bersenJunjungan . Menjaga antimateri agar 

tetap terpisah dari materi tentu saja merupakan sebuah 

tantangan, karena segala yang ada di bumi ini terbuat dari 

materi. Sampel ini harus disimpan tanpa bersenJunjungan  dengan apa 

pun—bahkan dengan udara sekalipun.” 

Lonelyranger  kagum. 

“Jebakan antimateri ini,” Kohler menyela. Dia tampak 

terpesona saat  menyentuhkan jari pucatnya di sekitar salah 

satu dasar tabung. “Mereka ini rancangan ayahmu?” 

“Sebenarnya,” sahut Helena , “itu rancanganku.” 

Kohler mendongak. 

Suara Helena  terdengar biasa-biasa saja. “Ayahku ingin 

menghasilkan partikel pertama dari antimateri, namun  namun  

kemudian terhalang oleh bagaimana menyimpannya. Lalu aku 

mengusulkan ini. Sebuah pelindung nanokomposit kedap udara 

memiliki kutub elektViking city gnet yang berlawanan di masing-

masing ujungnya. 

“Tampaknya kejeniusan ayahmu sudah ada yang 

mengalahkan.” 

“Tidak juga. Aku meminjam gagasan ini dari alam. Kapal 

penangkap ikan dari Portugis memerangkap ikan di antara 

tentakel mereka dengan menggunakan tegangan nematocystis. 

Prinsip yang sama juga digunakan di sini. Setiap tabung 

memiliki dua elektViking city gnet, masing-masing satu di ujungnya. 

Medan magnet yang saling berlawanan bersinggungan di 

tengah-tengah tabung dan menahan antimateri itu di sana, 

sehingga tertopang di tengah ruang hampa udara.” 

121  

Lonelyranger  melihat tabung itu sekali lagi. Antimateri tersebut 

terapung di dalam tabung kedap udara, dan sama sekali tidak 

menyentuh apa pun. Kohler benar. Ini gagasan genius. 

“Di mana sumber listrik untuk magnetnya?” tanya Kohler. 

Helena  menjelaskan. “Pada pilar di bawah perangkap itu. 

Tabung ini dipasang pada sebuah dok yang mengisi baterenya 

secara terus-menerus sehingga medan magnetnya tidak pernah 

mati.” 

“Dan kalau medan magnetnya mati?” 

“Akibatnya sudah pasti. Antimateri itu jatuh dari 

penopangnya, menghantam dasar perangkap, dan kita semua 

akan hancur.” 

Telinga Lonelyranger  tergelitik. “Hancur?” Dia tidak menyukai 

kata itu. 

Helena  tampak tidak peduli. “Ya. Jika antimateri dan 

materi bersenJunjungan , keduanya akan langsung hancur. Ahli fisika 

menyebutnya proses penghancuran.” 

Lonelyranger  mengangguk. “Oh.” 

Ini adalah reaksi alam yang sederhana. Sebuah partikel dari 

materi dan sebuah partikel dari antimateri bergabung dan 

menghasilkan dua partikel baru yang disebut foton. Foton tak 

lain adalah satu titik kecil cahaya.” 

Lonelyranger  pernah membaca tentang foton—partikel-partikel 

cahaya—yang merupakan bentuk termurni dari energi. Dia 

memutuskan untuk tidak jadi bertanya tentang torpedo foton 

yang digunakan oleh Kapten Kirk untuk melawan bangsa 

Klingon. “Jadi jika antimateri jatuh, kita akan melihat 

gelembung kecil cahaya?” 

Helena  mengangkat bahunya. “Tergantung apa yang kamu 

sebut kecil. Mari, aku akan peragakan.” Dia meraih tabung 

 122

tersebut dan mulai melepaskannya dari tempat pengisian 

listriknya. 

Tiba-tiba Kohler menjerit ketakutan dan meloncat ke depan, 

berusaha mencegah tangan Helena . “Helena , kamu gila!” 

123  

 

22 

 

DENGAN KETERKEJUTAN YANG amat sangat Kohler 

berdiri sejenak dengan tubuh gemetar di atas kakinya yang 

lemah. Wajahnya pucat karena ketakutan. “Helena ! Kamu tidak 

boleh membuka perangkap itu!” 

Lonelyranger  hanya bengong dan bingung oleh kepanikan sang 

direktur yang tiba-tiba itu. 

“Lima ratus nanogram!” kata Kohler lagi. “Kalau kamu 

memecahkan medan magnet itu—” 

“Pak Direktur,” suara Helena  meyakinkan, “ini benar-benar 

aman. Setiap perangkap memiliki sebuah pengaman—sebuah 

batere cadangan kalau-kalau tabung ini dipindahkan dari tempat 

pengisiannya. Spesimen ini masih tetap tertopang bahkan kalau 

aku memindahkan tabung ini.” 

Kohler tampak ragu. Kemudian dengan wajah yang masih 

terlihat khawatir, Kohler kembali duduk di kursi rodanya. 

“Baterenya bekerja secara otomatis saat  perangkap ini 

dipindahkan dari tempatnya. Batere ini bekerja selama 24 jam. 

Seperti tangki gas cadangan,” kata Helena  menjelaskan. Dia 

lalu berpaling pada Lonelyranger  seolah dia merasakan kecemasan 

yang juga dirasakan oleh lelaki itu. “Antimateri memiliki 

karakter yang mengagumkan, Pak Lonelyranger . Hal itulah yang 

membuatnya sangat berbahaya. Satu sampel dengan berat 

sepuluh sepuluh miligram saja atau sebesar sebutir pasir, 

diperkirakan mengandung energi sebanyak dua ratus metrik ton 

bahan bakar roket konvensional.” 

 124

Kepala Lonelyranger  terasa seperti berputar lagi. 

“Ini adalah sumber energi masa depan. Seribu kali lebih 

bertenaga dibandingkan dengan energi nuklir. Seratus persen 

efisien. Dia juga tidak menghasilkan limbah. Tidak ada radiasi. 

Tidak ada polusi. Hanya dengan beberapa gram saja kita dapat 

menghidupkan listrik untuk satu kota besar dalam satu minggu.” 

Tidak sampai satu gram? Dengan cemas Lonelyranger  

melangkah menjauh dari podium. 

“Jangan khawatir,” kata Helena . “Sampel ini hanyalah 

pecahan yang sangat kecil dari satu gram antimateri; hanya 

seperjuta-nya. Jadi relatif tidak berbahaya.” Lalu dia meraih 

tabung itu lagi dan memutar dasarnya. 

Bibir Kohler bergerak-gerak, namun  dia tidak berusaha 

menghalangi Helena . saat  perangkap itu terlepas, terdengar 

suara “bip” yang terdengar keras, dan sebuah display LED* 

berukuran kecil menyala di dekat dasar perangkap tersebut. 

Penunjuk angka berwarna merah itu berkedip dan menghitung 

mundur dari 24 jam. 

 

24:00:00 ... 

23:59:59 ... 

23:59:58 ... 

Lonelyranger  mengamati hitungan mundur itu dan berpikir kalau 

benda itu terlihat seperti bom waktu saja. 

“Batere itu,” kata Helena  menjelaskan, “akan berfungsi 

selama jam penuh sebelum mati. Batere itu dapat diisi ulang 

dengan cara meletakkan perangkap ini kembali ke atas podium. 

Benda ini dirancang sebagai sebuah langkah pengamanan. 

                                                 

* LED (Light Emitting Diode): Diode semikonduktor yang 

memancarkan cahaya jika mendapat aliran listrik. Digunakan 

oleh P«alatan elektronik seperti jam digital—peny. 

125  

Selain itu, benda ini juga memungkinkan perangkap tersebut 

untuk dibawa keluar dari laboratorium ini.” 

“Dibawa?” Kohler tampak sangat terkejut. “Kamu 

membawa barang ini ke luar lab?” 

“Tentu saja tidak,” kata Helena . “namun  kemampuannya 

untuk dapat dipindah-pindahkan memungkinkan kita untuk 

mempelajarinya.” 

Helena  kemudian membawa Lonelyranger  dan Kohler ke ujung 

ruangan. Dia membuka tirai sehingga terlihat sebuah jendela di 

mana mereka bisa sebuah ruangan yang sangat besar. Dinding, 

lantai dan langit-langitnya semuanya dilapisi oleh baja. Ruangan 

itu mengingatkan Lonelyranger  pada tangki pengangkut yang pernah 

ditumpanginya ke Papua Nugini untuk mempelajari Hanta atau 

tato tradisional masyarakat di sana. 

“Ini adalah tangki penghancuran,” jelas Helena . 

Kohler menatapnya. “Kamu benar-benar meneliti 

penghancurannya?” 

“Ayahku sangat kagum dengan Ledakan Besar yang 

menghasilkan sejumlah besar energi dari satu titik materi.” 

Helena  kemudian membuka sebuah laci baja di bawah jendela 

tersebut. Dia meletakkan perangkap itu di dalam laci dan 

menutup laci itu lagi. sesudah  itu dia menarik sebuah pengungkit 

di bawah laci tersebut. Sesaat kemudian, perangkap itu muncul 

di sisi lain kaca jendela itu, dan menggelinding lembut pada 

sebuah lengkungan lebar dan melintasi lantai baja hingga 

akhirnya berhenti hampir di tengah-tengah ruangan itu. 

Helena  tersenyum kecil. “Kalian akan menyaksikan 

pemusnahan antimateri-materi kalian yang pertama. Hanya 

seperjuta dari satu gram. Sebuah spesimen yang relatif kecil.” 

 126

Lonelyranger  menatap perangkap antimateri yang tergeletak 

sendirian di lantai tangki yang sangat besar itu. Kohler juga 

melongok ke dalam jendela dan tampak tidak yakin. 

“Biasanya,” jelas Helena , “kami harus menunggu selama 

24 jam penuh sampai baterenya habis, namun  ruangan ini 

memiliki magnet di bawah lantainya sehingga menetralkan 

perangkap itu, menarik keluar antimateri dari penopangnya. Dan 

saat  antimateri dan materi bersenJunjungan  ....” 

“Pemusnahan terjadi,” bisik Kohler. 

“Satu hal lagi,” kata Helena . “Antimateri mengeluarkan 

energi murni. Jadi, jangan melihatnya dengan mata telanjang. 

Lindungi mata kalian.” 

Lonelyranger  memang khawatir, namun  kini dia merasa kalau 

Helena  menjadi agak berlebihan. Jangan melihat tabung itu 

dengan mata telanjang? Benda itu berjarak tiga puluh yard, di 

batasi oleh dinding kaca plexi yang sangat tebal. Lagipula bintik 

di dalam tabung tabung itu tidak terlihat, sangat kecil. Lindungi 

mata kalian? pikir Lonelyranger . Energi sebesar apa yang dapat 

dihasilkan oleh titik— 

Helena  menekan tombol. 

Saat itu juga, Lonelyranger  merasa sangat silau. Sebuah titik 

cahaya yang sangat terang menyala di dalam tabung itu dan 

kemudian meledak serta menghasilkan gelombang cahaya yang 

menyebar ke segala penjuru, dan menghantam jendela di 

depannya dengan kekuatan yang sangat besar. Lonelyranger  

terhuyung ke belakang saat  benda tersebut mengguncang 

ruang bawah tanah itu. Cahaya itu masih menyala sesaat 

kemudian, terbakar dan sesudah  beberapa saat kemudian, cahaya 

itu padam dengan sendirinya, berubah menjadi titik kecil, lalu 

menghilang sama sekali. Lonelyranger  mengejapkan matanya yang 

terasa seperti buta dan berusaha mengembalian penghhatannya. 

127  

Dia menyipitkan matanya saat  menatap ruangan yang 

membara di hadapannya. Tabung yang tadi berada di atas lantai 

telah menghilang. Menguap dan tidak meninggalkan bekas sama 

sekali. 

Lonelyranger  menatap kagum. “Junjungan ku!” 

Helena  mengangguk sedih. “Itulah juga kata yang 

diucapkan ayahku.” 

 128

 

23 

 

KOHLER MENATAP KE DALAM ruang pemusnahan dengan 

kekaguman yang luar biasa pada pertunjukan yang tadi baru saja 

dilihatnya. Robert Lonelyranger  berdiri di sampingnya dan terlihat 

bertambah linglung. 

“Aku ingin melihat ayahku,” Helena  menuntut. “Aku sudah 

memperlihatkan lab kami kepadamu. Sekarang aku ingin 

melihat ayahku.” 

Kohler berpaling padanya dengan pelan dan tampaknya 

tidak mendengar permintaan Helena . “Mengapa kamu harus 

menunggu begitu lama, Helena ? Kamu dan ayahmu seharusnya 

segera mengatakan tentang penemuan ini kepadaku.” 

Helena  menatapnya. Berapa banyak alasan lagi yang kamu 

inginkan? “Pak Direktur, kita dapat memperdebatkan hal ini 

nanti. Sekarang aku ingin melihat ayahku.” 

“Kamu tahu apa artinya teknologi ini?” 

“Tentu saja,” sahut Helena . “Keuntungan besar bagi 

CERN. Sekarang aku ingin—” 

“Karena itukah kamu merahasiakannya?” tanya Kohler. 

“Karena kamu takut dewan direksi dan saya akan memutuskan 

untuk mendaftarkan percobaan ini agar mendapatkan izin dari 

pihak yang berwenang?” 

“Tentu saja penemuan ini harus mendapatkan izin,” balas 

Helena  dan merasa dirinya harus kembali beradu argumen 

dengan Kohler. “Antimateri adalah teknologi penting, namun  

129  

juga berbahaya. Ayahku dan aku memerlukan waktu untuk 

memperbaiki prosedurnya agar aman.” 

“Dengan kata lain kalian tidak memercayai dewan direksi 

dan takut mereka akan lebih memerhatikan sisi komersialnya 

ketimbang sisi ilmu pengetahuannya?” 

Helena  terkejut mendengar nada Kohler yang datar. “Ada 

hal lainnya juga,” kata Helena . “Ayahku ingin 

mempublikasikan penemuan ini pada saat yang tepat.” 

“Maksudmu? 

Masak, sih, tidak tahu? “Materi dari energi? Sesuatu yang 

berasal dari ketiadaan? Penemuan ini membuktikan bahwa Kitab 

Kejadian berisi fakta ilmiah.” 

“Tadi, ayahmu tidak mau faktor religius dari penemuannya 

ini hilang ditelan oleh gencarnya komersialisme?” 

“Begitulah kira-kira.” 

“Bagaimana dengan dirimu?” 

Sayangnya pertimbangan Helena  agak berbeda. 

Komersialisme adalah hal yang penting dalam menentukan 

keberhasilan sebuah sumber energi baru. Walau teknologi 

antimateri memiliki potensi sebagai sumber energi masa depan 

karena efisien dan bebas polusi, tapi kalau penemuan ini 

dibeberkan sebelum waktunya, teknologi ini akan menjadi 

bulan-bulanan para politisi dan memiliki nasib yang muram 

seperti bahan bakar nuklir dan tenaga surya. Nuklir mengalami 

sejarah yang panjang sebelum menjadi teknologi yang aman. 

Selain itu, ada beberapa kecelakaan yang disebabkan nuklir dan 

sulit untuk dilupakan oleh masyarakat. Tenaga matahari juga 

harus melewati jalan yang berliku agar bisa menjadi teknologi 

efisien. Tapi sebelum sampai ke sana, kita sudah keburu 

bangkrut. Kedua teknologi itu memiliki reputasi yang buruk, 

seakan layu sebelum berkembang. 

 130

“Minatku,” kata Helena , “tidak semulia seperti ayahku 

yang ingin menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama.” 

“Lingkungan?” Kohler bertanya dengan hati-hati. Ini energi 

yang tiada habisnya. Tidak memerlukan penggalian tambang. 

Tidak menimbulkan polusi. Tidak ada radiasi. Teknologi 

antimateri dapat menyelamatkan planet ini.” 

Atau malah menghancurkannya,” kata Kohler tajam. 

“Tergantung pada siapa yang menggunakannya dan untuk apa.” 

Helena  merasa tubuh Kohler yang ringkih itu mulai gemetar. 

“Siapa saja yangg mengetahui hal ini?” tanya Kohler. 

“Tidak ada,” jawab Helena . “Aku sudah mengatakannya 

padamu.” 

“Lalu kamu pikir mengapa ayahmu dibunuh?” 

Tubuh Helena  menegang. “Aku tidak tahu. Ayah memang 

punya musuh di sini, di CERN, kamu tahu itu. namun  ini tidak 

ada hubungannya dengan antimateri. Kami berdua sudah 

bersumpah untuk merahasiakan penemuan ini dari 

sepengetahuan orang lain sampai beberapa bulan lagi, hingga 

kami berdua benarbenar siap.” 

“Dan kamu yakin ayahmu menepati sumpahnya?” 

Sekarang Helena  menjadi sangat marah. “Sebagai pastor, 

ayahku menepati sumpah yang jauh lebih besar daripada itu!” 

“Lalu bagaimana dengan kamu. Apakah kamu pernah 

mengatakannya kepada orang lain?” 

“Tentu saja tidak!” 

Kohler menarik napas. Dia kemudian berhenti sejenak, 

seolaholah dia sedang memilih kata-kata berikutnya dengan 

berhatihati. “Seandainya ada orang yang tahu. Dan seandainya 

ada orang lain yang dapat memasuki lab ini. Menurutmu apa 

yang mereka cari di sini? Apakah ayahmu menyimpan catatan di 

sini? Dokumentasi proses percobaannya?” 

131  

“Pak Direktur, aku sudah berusaha untuk bersabar. Aku 

membutuhkan beberapa jawaban sekarang. Sementara Anda 

terus berbicara kalau ada orang yang sudah menyantroni 

ruangan ini. namun  Anda sendiri sudah melihat kalau kami 

menggunakan alat pengenal retina. Ayahku selalu berhati-hati 

terhadap kerahasiaan dan keamanan.” 

“Oh, Helena . Cobalah untuk menghiburku,” bentak Kohler 

sambil menatap perempuan di hadapannya itu dengan galak. 

“Kirakira apakah ada yang hilang?” 

“Aku tidak tahu.” Dengan marah Helena  meneliti ruangan 

lab itu. Semua contoh antimateri tercatat. Ruang kerja ayahnya 

tampak rapi. “Tidak ada orang yang datang ke sini,” ungkapnya. 

“Semuanya tampak baik-baik saja di atas sini.” 

Kohler tampak heran. “Di atas sini?” 

Helena  menjawab tanpa berpikir panjang. “Ya, di sini, di 

lab atas. 

“Kalian juga menggunakan lab di lantai bawah?” 

“Ya. Sebagai tempat penyimpanan.” 

Kohler menggelindingkan kursi rodanya untuk mendekati 

Helena . Dia terbatuk lagi. “Kalian menggunakan ruangan 

HazMat sebagai tempat penyimpanan? Untuk menyimpan apa?” 

Material berbahaya itu, apa lagi! Helena  mulai habis 

kesabarannya. “Antimateri.” 

Kohler mengangkat tubuhnya dengan tangannya bertumpu 

pada lengan kursinya. “Jadi ada spesimen lain? Mengapa kamu 

tidak mengatakannya padaku dari tadi?” 

“Aku baru saja mengatakannya!” Helena  balas membentak. 

“Habis dari tadi kamu tidak memberikanku kesempatan!” 

“Kita harus memeriksa spesimen itu,” kata Kohler. 

“Sekarang.” 

 132

“Spesimen itu hanya ada satu. Dan baik-baik saja. Tidak 

seorang pun dapat—” 

“Hanya satu?” Kohler ragu-ragu. “Mengapa tidak disimpan 

di sini saja?” 

“Ayahku ingin contoh tersebut disimpan di bawah lapisan 

tanah keras untuk berjaga-jaga. Contoh itu lebih besar dari yang 

lainnya.” 

Kekhawatiran yang muncul pada wajah Kohler dan 

Lonelyranger  sekarang juga pada muncul di wajah Helena . Kohler 

bergerak mendekatinya lagi. “Kalian menciptakan sebuah 

spesimen yang lebih besar daripada lima ratus nanogram?” 

Kami harus membuatnya,” Helena  membela diri. “Kami 

harus membuktikan bahwa ambang batas pengeluaran 

berbanding hasil dapat kami lalui dengan aman.” Helena  tahu, 

masalah yang dimiliki oleh sumber bahan bakar baru adalah 

selalu mengenai pengeluaran dibandingkan dengan hasil. 

Misalnya seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk 

mendapatkan bahan bakar tertentu. Membangun sebuah 

anjungan minyak yang hanya mampu menghasilkan satu barel 

minyak adalah kesia-siaan belaka. Jika anjungan itu, dengan 

pengeluaran tambahan minimal, dapat menghasikan jutaan barel 

minyak, maka Anda akan untung besar. Hal yang sama juga 

terjadi dengan antimeter. Menyiapkan elektViking city gnet yang besar 

hanya untuk menciptakan satu sampel kecil antimateri 

menghabiskan energi yang lebih besar daripada hasil yang 

didapatkan. Untuk membuktikan kalau teknologi antimateri itu 

efisien dan dapat berguna, kita hams menciptakan sampel 

dengan dengan ukuran yang lebih besar. 

Walau saat  itu ayah Helena  ragu-ragu untuk menciptakan 

spesimen yang lebih besar, Helena  tetap mendesaknya. 

Alasannya, agar antimateri tersebut bisa dianggap sebagai 

133  

penemuan yang serius, dia dan ayahnya harus membuktikan dua 

hal. Pertama, mereka bisa mendapatkan jumlah biaya yang 

efektif. Dan kedua, spesimen itu dapat disimpan dengan aman. 

Akhirnya Helena  menang dan ayahnya mengalah. Meskipun 

begitu, Leonardo tetap menjalankan peraturan yang ketat, 

seperti kerahasiaan dan akses. Ayahnya bersikeras untuk 

menyimpan antimateri itu disimpan di ruang Haz-Mat—sebuah 

lubang dari batu granit yang besar yang merupakan sebuah 

ruangan tambahan di bawah lab sedalam tujuh puluh kaki di 

bawah tanah. Spesimen itu akan menjadi rahasia mereka. Dan 

hanya mereka berdua yang dapat memasuki ruangan itu. 

“Helena ?” tanya Kohler, suaranya terdengar tegang. 

“Seberapa besar spesimen yang kalian berdua ciptakan?” 

Helena  merasa getir. Dia tahu jumlah itu akan membuat 

semua orang takjub, bahkan bagi Maximilian Kohler yang 

berwibawa itu. Helena  membayangkan antimateri yang mereka 

simpan di bawah. Baginya itu merupakan sebuah pemandangan 

yang hebat. Antimateri tersebut tertahan di dalam perangkapnya. 

Dan titik kecil yang menari-nari itu dapat dilihat oleh mata 

telanjang. Itu bukan lagi sebuah titik mikrokospis, namun  sebuah 

tetesan kecil seukuran peluru senapan angin. 

Helena  menarik napas dalam. “Seperempat gram.” 

Wajah Kohler memucat. “Apa!” Dia kemudian terbatuk 

sangat “Seperempat gram! Itu setara dengan ... hampir lima 

kiloton!” 

Kiloton. Helena  membenci kata itu. Kata itu tidak pernah 

digunakan oleh ayahnya dan dirinya. Satu kiloton setara dengan 

1.000 metrik ton dinamit. Kiloton adalah istilah senjata. Alat 

untuk membunuh. Tenaga yang dapat merusak. Sedangkan 

Helena  dan ayahnya menyebutnya dalam volt dan joule—hasil 

energi konstruktif. 

 134

“Antimateri sebanyak itu dapat menghancurkan segalanya 

dalam radius setengah mil!” seru Kohler. 

“Ya, jika diledakkan sekaligus,” Helena  balas membentak, 

“dan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun!” 

“Kecuali seseorang yang tidak memahaminya dengan baik. 

Atau kalau batere yang menghasilkan medan elektViking city gnetik 

mati!” Kohler bersiap menuju ke lift. 

“Karena itulah ayahku menyimpannya di Haz-Mat, di 

bawah sebuah pembangkit listrik yang tidak akan mati dan 

sebuah sistem keamanan yang sangat hebat. 

Kohler berpaling dan menatap Helena  dengan penuh harap. 

“Kalian memiliki pengamanan tambahan di Haz-Mat?” 

“Ya. Sebuah alat pengenal retina yang kedua.” 

Kohler hanya mengatakan dua kata. “Ke bawah. Sekarang.” 

 

RUANG LIFT ITU meluncur dengan cepat seperti sebuah batu 

yang jatuh. 

Tujuh puluh kaki lagi ke dalam bumi. 

Helena  yakin dirinya dapat merasakan ketakutan dalam diri 

kedua lelaki itu saat  lift bergerak semakin dalam. Wajah 

Kohler yang biasanya tanpa ekspresi sekarang tampak tegang. 

Aku tahu, piker Helena . Spesimen itu sangat besar, tapi kami 

sangat berhati-hati— 

Mereka tiba di dasar. 

Pintu lift terbuka, dan Helena  mendahului mereka berjalan 

ke koridor yang remang-remang. Di ujung gang itu ada sebuah 

pintu baja besar. HAZ-MAT. (Hazardous Material). Alat 

pengenal retina yang sama dengan yang terpasang di lantai atas, 

terdapat di dekat pintu tersebut. Helena  mendekatinya. Dengan 

berhatihati, dia ingin menempelkan matanya di atas lensa itu. 

135  

Helena  mundur. Ada yang salah. Lensa yang biasanya 

bersih itu ternoda ... dikotori oleh sesuatu yang tampak seperti ... 

darah? Dengan bingung dia berpaling pada kedua lelaki yang 

berdiri di belakangnya, namun  tatapannya hanya bertemu dengan 

wajah-wajah yang pucat seperti lilin. Baik wajah Kohler 

maupun wajah Lonelyranger  sama-sama terlihat pucat. Mata mereka 

menatap lekat pada lantai di dekat kaki Helena . 

Helena  mengikuti arah tatapan mereka ... di bawah. 

“Jangan!” seru Lonelyranger  sambil meraih Helena . namun  

terlambat. 

Tapi Helena  sudah keburu melihat benda di atas lantai itu. 

Benda itu tampak sangat aneh, namun juga sangat akrab 

baginya. 

Dan Helena  hanya memerlukan waktu sedetik saja. 

Kemudian, dengan ketakutan yang amat sangat, dia tahu 

benda apa itu. Benda yang seperti menatapnya dari bawah, 

tercampak seperti potongan sampah, adalah sebuah bola mata. 

Helena  langsung bisa mengenali bola mata berwarna cokelat 

yang sudah begitu akrab dengannya selama ini. 

 136

 

24 

 

TEKNISI KEAMANAN ITU menahan napasnya saat  

komandannya melongok melalui bahunya untuk mengamati 

sekumpulan monitor keamanan di hadapan mereka. Satu menit 

berlalu. 

Teknisi itu sudah mengira kalau komandannya itu tidak 

akan mengatakan apa-apa. Komandannya adalah seorang lelaki 

yang kaku mengikuti protokol. Dia tidak akan menjabat sebagai 

dan pada sebuah kesatuan keamanan yang paling baik di dunia 

kalau sering bertindak dengan gegabah. 

namun  apa yang dipikirkannya? 

Benda yang mereka sedang amati dalam monitor itu tampak 

erti semacam sebuah tabung—tabung tembus pandang. 

Mengenali tabung itu memang mudah, tapi sulk untuk 

menentukan tabung apa itu. 

Di dalam tabung itu terlihat setetes cairan metal yang 

mengambang di udara, seolah-olah karena efek khusus. Tetesan 

itu hilang timbul bersamaan dengan kedipan layar LED yang 

menampilkan hitungan mundur berwarna merah yang membuat 

teknisi itu merinding. 

“Bisa kamu tambah kontrasnya?” perintah komandannya 

tiba-tiba sehingga mengejutkan teknisi itu. 

Teknisi itu pun langsung melaksanakan perintah tersebut, 

dan membuat gambar itu menjadi agak lebih terang. Komandan 

itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan lagi, menatap 

137  

dengan mata yang ditajamkan lebih dekat pada sesuatu yang 

baru saja terlihat pada dasar tabung itu. 

Teknisi itu mengikuti tatapan mata komandannya. Samar-

samar mereka dapat melihat beberapa huruf tercetak di samping 

layar LED tersebut. Empat huruf besar itu berkilau dalam 

kedipan cahaya. 

“Kamu tetap di sini saja,” kata komandan itu. “Jangan 

katakan apa-apa. Aku akan mengatasi ini.” 

 138

 

25 

 

RUANG HAZ-MAT. Lima puluh meter di bawah tanah. 

Helena  Louis Viton  terhuyung ke depan, hampir jatuh menimpa 

alat pengenal retina yang berlumuran darah itu. Dia merasa 

lelaki Amerika itu bergegas menolongnya, memeganginya, 

menopang tubuhnya. Di atas lantai, di dekat kakinya, bola mata 

ayahnya menatapnya. Dia merasa ada udara meledak di dalam 

paruparunya. Mereka mencungkil mata Ayah! Dunianya terasa 

berputar Kohler mendekatinya, dan berbicara. Lonelyranger  

menuntun Helena  Seolah dalam mimpi, Helena  menatap ke 

dalam alat pengenal retina itu. Alat itu mengeluarkan bunyi 

“bip”. 

Pintu baja pun bergeser terbuka. 

Walaupun Helena  sudah merasa ketakutan saat  melihat 

bola mata ayahnya, Helena  merasa bahwa dia masih akan 

melihat hal yang lebih menakutkan lagi di dalam. Dan saat  dia 

menatap ke dalam ruangan, dia melihat bagian selanjutnya dari 

mimpi buruknya. Di depannya, satu-satunya podium yang berisi 

tabung perangkap antimateri itu kosong melompong. 

Tabung itu hilang. Mereka mencungkil mata ayahnya untuk 

mencuri tabung tersebut. Kenyataan itu terlalu bertubi-tubi bagi 

Helena  sehingga dia sulit untuk mencernanya. Semua rahasia 

telah bocor. Spesimen yang seharusnya ditujukan untuk 

membuktikan bahwa antimateri merupakan sumber energi yang 

aman dan dapat dibuat, telah dicuri. namun  seharusnya tidak ada 

orang yang mengetahui keberadaan spesimen itu di sinil 

139  

Walaupun begitu, fakta tersebut tidak dapat disangkal. 

Seseorang telah mengetahuinya. Helena  tidak dapat 

membayangkan siapa orang itu. Bahkan Kohler yang mereka 

sebut sebagai orang yang tahu segalanya di CERN, jelas juga 

tidak tahu apa-apa tentang proyek ini. 

Ayahnya meninggal. Dibunuh karena kejeniusannya. 

saat  perasaan duka menyakiti hatinya, sebuah perasaan 

baru muncul dan menggugah kesadaran Helena . Yang ini malah 

jauh lebih buruk. Melumatkan dan menusuk dirinya. Helena  

merasa bersalah. Perasaan bersalah yang luar biasa besar. 

Helena  menyadari kalau dirinyalah yang meyakinkan ayahnya 

untuk membuat spesimen itu dan mengabaikan pertimbangan 

mulia ayahnya. Kim, ayahnya dibunuh karenanya. 

Seperempat gram .... 

Seperti teknologi lainnya—senjata, bubuk mesiu, mesin 

bakar—jika berada di tangan yang salah, antimateri dapat 

menjadi benda yang berbahaya. Sangat berbahaya. Antimateri 

adalah senjata pembunuh yang kejam dan tidak dapat 

dihentikan. Sekali dipindahkan dari tempat pengisiannya di 

CERN, jam digital di tabung perangkapnya akan menghitung 

mundur tanpa dapat dicegah. Seperti serangkaian kereta api 

yang melaju tanpa kendali. 

Dan saat  waktunya habis .... 

Sebuah cahaya yang sangat menyilaukan akan tercipta. 

Kemudian gelegar guntur, lalu api akan melalap semuanya. 

Hanya satu kilatan cahaya ... lalu kawah kosong. Sebuah kawah 

besar yang kosong. 

Bayangan akan hasil kejeniusan ayahnya yang luar biasa 

telah digunakan sebagai alat pemusnah membuat darah Helena  

mendidih. Antimateri adalah senjata teroris yang sangat ampuh. 

Dia tidak mengandung logam sehingga tidak dapat dideteksi 

 140

oleh alat pengenal metal, tidak ada bahan kimia sehingga anjing 

pelacak tidak dapat mengendusnya, tidak ada sekering yang 

dapat dimatikan jika petugas menemukan tabung itu. Hitungan 

mundur sudah dimulai .... 

Lonelyranger  tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Dia 

kemudian mengeluarkan saputangannya dan menebarkannya di 

atas lantai untuk menutupi bola mata Leonardo Louis Viton . Sekarang 

Helena  berdiri di ambang pintu ruang Haz-Mat yang kosong, 

wajahnya tegang karena sedih dan panik. Lonelyranger  ingin 

mendekatinya, namun  Kohler menghalangi. 

“Pak Lonelyranger ?” wajah Kohler terlihat tanpa ekspresi. Dia 

mengajak Lonelyranger  menjauh sehingga kata-katanya tidak dapat 

didengar Helena . Dengan enggan Lonelyranger  mengikutinya dan 

meninggalkan Helena  yang sedang berusaha mengembalikan 

kekuatannya. “Kamu seorang ahli,” kata Kohler, bisikannya 

terdengar mendesak. “Aku ingin tahu, apa maksud para bedebah 

Illuminati dengan mencuri antimateri temuan Louis Viton ?” 

Lonelyranger  mencoba untuk memusatkan pikirannya. Walau 

dikelilingi oleh kegilaan, reaksi pertamanya masih masuk 

akalpenolakan akademis. Kohler masih saja membuat 

perkiraanperkiraan. Perkiraan yang tidak masuk akal. 

“Kelompok Illuminati sudah tidak aktif lagi, Pak Kohler. Saya 

yakin itu. Kejahatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja. 

Mungkin saja oleh pegawai CERN yang mengetahui terobosan 

Pak Louis Viton  dan berpikir kalau proyek itu terlalu berbahaya jika 

dilanjutkan.” 

Kohler tampak terpaku. “Anda pikir ini kejahatan dengan 

alasan sepele, Pak Lonelyranger ? Tidak masuk akal. Siapa pun yang 

membunuh Leonardo pasti menginginkan satu hal; spesimen 

antimateri. Dan tidak diragukan lagi, mereka memiliki rencana 

tersendiri.” 

141  

“Maksud Anda, terorisme?” 

“Tentu saja.” 

“namun  Illuminati bukanlah kelompok teroris.” 

“Katakan itu kepada Leonardo Louis Viton .” 

Lonelyranger  merasakan adanya kebenaran yang pedih di dalam 

pernyataan itu. Leonardo Louis Viton  memang telah dicap dengan 

simbol Illuminati. Darimana simbol itu berasal? Cap keramat itu 

tampaknya terlalu sulit untuk dipalsukan oleh seseorang yang 

mencoba menghapus jejaknya dengan mengalihkan kecurigaan 

ke tempat lain. Pasti ada penjelasan yang masuk akal. 

Sekali lagi, Lonelyranger  memaksa dirinya untuk 

mempertimbangkan segala kemungkinan. Jika Illuminati masih 

aktif, dan jika mereka mencuri antimateri itu, apa niat mereka 

sesungguhnya? Apa sasaran mereka? Jawaban yang disediakan 

otaknya muncul dengan begitu cepat. Namun Lonelyranger  

mengusirnya dengan cepat juga. Benar, Illuminati memang 

mempunyai musuh yang jelas, namun  serangan teroris dengan 

skala besar untuk melawan musuh adalah hal tidak dapat 

dibayangkan. Itu sama sekali bukan sifat Illuminati. Memang, 

Illuminati telah membunuh banyak orang, namun  targetnya 

adalah perorangan, target yang diserang dengan hati-hati. 

Penghancuran besar-besaran adalah pekerjaan berat. Lonelyranger  

berhenti sejenak. Pasti ada alasan yang luar biasa besar—

antimateri adalah pencapaian tertinggi yang dihasilkan oleh ilmu 

pengetahuan dan bisa digunakan untuk menghancurkan— 

Lonelyranger  tidak mau menerima pikiran gila itu. “Ada 

penjelasan logis lainnya selain terorisme,” katanya tiba-tiba. 

Kohler menatapnya. Menunggu. 

Lonelyranger  mencoba memilah-milah berbagai pemikiran yang 

ada di kepalanya. Illuminati memang memiliki kekuatan yang 

luar biasa melalui institusi keuangan yang dimilikinya. Mereka 

 142

menguasai bank. Mereka memiliki simpanan emas dalam jumlah 

besar. Mereka dikabarkan memiliki batu mulia yang sangat 

bernilai di bumi ini—Berlian Illuminati, sebentuk berlian 

bermutu tinggi dengan ukuran yang sangat besar. “Uang,” kata 

Lonelyranger . “Antimateri itu mungkin dicuri untuk dijual.” 

Kohler tampak ragu. “Untuk dijual? Kamu pikir di mana 

orang bisa menjual satu tetes antimateri?” 

“Bukan spesimennya,” bantah Lonelyranger . “namun  

teknologinya. Teknologi antimateri pasti memiliki nilai jual 

yang sangat tinggi. Mungkin seseorang mencuri sampel ini 

untuk dianalisis bagi pengembangan litbang pihak lain.” 

“Spionase industri? namun  tabung itu hanya memiliki waktu 

selama 24 jam sebelum baterenya habis. Para peneliti itu akan 

meledak sebelum berhasil mempelajari apa pun.” 

Mereka dapat mengisi baterenya sebelum meledak. Mereka 

dapat membuat podium pengisian batere yang mirip dengan 

yang ada di CERN.” 

“Dalam waktu 24 jam?” tantang Kohler. “Kalaupun mereka 

juga mencuri skema pengisian batere, mereka masih 

membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuatnya. Itu 

bukan alat yang bisa dibuat dalam hitungan jam!” 

“Dia benar.” Suara Helena  bergetar. 

Kedua lelaki itu menoleh dan melihat Helena  yang 

bergerak ke arali mereka. Dia berjalan dengan langkah yang 

gemetar seperti suaranya. 

“Dia benar. Tidak seorang pun dapat membuat alat pengisj 

ulang yang mirip seperti yang kami miliki tepat pada waktunya 

Membuat permukaannya saja memerlukan waktu beberapa 

minggu Kemudian penyaring fluks, kumparan bantu, lapisan 

pendingin, semua disesuaikan ke tingkat energi tertentu agar 

bisa cocok.” 

143  

Lonelyranger  mengerutkan keningnya. Dia sudah bisa 

menangkap maksudnya. Sebuah perangkap antimateri bukanlah 

sesuatu yang dapat dengan mudah disambungkan ke soket listrik 

di dinding. Begitu dipindahkan dari CERN, tabung itu sudah 

dipastikan akan meledak dalam waktu 24 jam. 

Kini yang tersisa hanya satu kesimpulan yang sangat 

mengganggu. 

“Kita harus rnemanggil Interpol,” kata Helena . Suaranya 

terdengar lirih. “Kita harus menelepon pihak yang berwenang. 

Segera.” Kohler menggelengkan kepalanya. “Tidak bisa.” Kata-

kata itu membuat Helena  terpaku. “Tidak? Apa maksudmu?” 

“Kamu dan ayahmu telah menempatkan aku pada posisi 

yang sulit.” 

“Pak Direktur, kita memerlukan bantuan. Kita harus 

menemukan tabung itu dan mengembalikannya ke sini sebelum 

ada yang terluka. Kita bertanggung jawab!” 

“Kita punya tanggung jawab untuk berpikir,” kata Kohler, 

nadanya mengeras. “Situasi ini memiliki dampak yang luar biasa 

untuk CERN.” 

“Anda lebih memikirkan reputasi CERN? Anda tahu apa 

yang bisa diakibatkan oleh tabung itu di daerah berpenduduk? 

Tabung itu dapat meledakkan sebuah daerah beradius setengah 

mil! Sama dengan sembilan blok di dalam kota!” 

“Mungkin kamu dan ayahmu seharusnya 

mempertimbangkan hal ini sebelum kalian menciptakan 

spesimen itu.” 

Helena  merasa seperti baru saja ditikam. “namun  ... kami 

sudah sangat berhati-hati.” 

“Tampaknya itu tidak cukup.” 

“namun  tidak ada yang mengetahui antimateri yang kami 

ciptakan.” Tiba-tiba Helena  sadar, itu tentu alasan yang aneh. 

 144

Kenyataannya sudah ada orang yang mengetahui 

keberadaannya. Seseorang sudah menemukannya. 

Helena  tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun. 

Hanya ada dua penjelasan lagi. Apakah ayahnya telah 

memercayai seseorang tanpa memberi tahu dirinya. Hal itu tentu 

saja tidak mungkin, karena Leonardo Louis Viton  adalah ayahnya dan 

mereka berdua sudah bersumpah untuk menjaga kerahasiaan ini. 

Kemungkinan kedua adalah, mereka berdua telah diamati. 

Ponsel mereka mungkin? Helena  menyadari kalau mereka 

pernah beberapa kali berbincang-bincang saat  Helena  sedang 

bepergian. Apakah mereka berbicara terlalu banyak? Itu 

mungkin saja. Lalu e-mail. namun  mereka sudah sangat berhati-

hati, ’kan? Sistem keamanan CERN? Apakah ada orang yang 

memantau kegiatan mereka tanpa sepengetahuan mereka? 

Helena  tahu semua itu tidak penting lagi. Kenyataannya 

semuanya sudah terjadi. Ayahku sudah meninggal. Pikiran itu 

membuatnya bereaksi. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari 

saku celana pendeknya. 

Kohler bergegas mendekatinya. Sambil terbatuk-batuk 

keras, matanya bersinar marah. “Siapa ... yang kamu telepon?” 

“Petugas operator telepon CERN. Mereka dapat 

menghubungkan kita dengan Interpol.” 

“Kuasai dirimu!” seru Kohler tersedak, menahan batuknya 

di depan Helena . “Apa kamu begitu naif? Tabung itu mungkin 

sudah berada entah di mana sekarang. Tidak ada agen rahasia 

mana pun yang dapat bergerak untuk menemukannya tepat pada 

waktunya.” 

“Jadi, kita tidak akan melakukan apa-apa?” Kemudian 

Helena  merasa menyesal karena telah berkata kasar pada lelaki 

tua yang sakit-sakitan itu. namun  sang direktur sudah 

145  

menyimpang terlalu jauh sehingga Helena  tidak dapat 

mengenalinya lagi. 

“Kita akan melakukan sesuatu yang cerdas,” sahut Kohler 

“Aku tidak mau reputasi CERN dalam bahaya dengan 

melibatkan polisi yang belum tentu dapat membantu kita. Tidak. 

Tidak tanpa pertimbangan yang masak.” 

Helena  tahu pemikiran Kohler masuk akal juga, namun  dia 

juga tahu kalau logika berpikir Kohler tidak memiliki landasan 

moral. Ayahnya selama ini hidup dengan tanggung jawab moral. 

Dia adalah ilmuwan yang berhati-hati, bertanggung jawab, dan 

percaya pada kebaikan di hati tiap manusia. Helena  juga 

percaya pada hal itu, namun  dia memahaminya dalam pengertian 

karma. Helena  berjalan menjauh dari Kohler dan 

menghidupkan ponselnya. 

“Kamu tidak bisa melakukannya,” kata Kohler. 

“Coba saja hentikan aku.” 

Kohler tidak bergerak. 

Sesaat kemudian, Helena  baru menyadarinya. Mereka 

berada sangat jauh di bawah tanah, ponselnya tidak 

mendapatkan nada sambung. 

Dengan marah, dia bergerak menuju lift. 

 146

 

26 

 

SI HASSASSIN BERDIRI di ujung terowongan batu. Obomya 

masih menyala terang, asapnya berbaur dengan aViking city  lumut dan 

udara apak. Kesunyian menyelimutinya. Sebuah pintu besi yang 

menghalangi jalannya tampak setua terowongan itu sendiri; 

berkarat tapi masih tampak kuat. Dia menunggu dalam 

kegelapan, dan merasa yakin. 

Hampir tiba waktunya. 

Janus sudah berjanji, seseorang di dalam akan membukakan 

pintu itu untuk dirinya. Si Hassassin terheran-heran bagaimana 

orang dalam itu bisa berkhianat. Dia akan menunggu di depan 

sepanjang malam untuk melaksanakan tugasnya. namun  dia 

merasa tidak perlu menunggu begitu lama karena dia bekerja 

untuk seseorang yang berkuasa. 

Beberapa menit kemudian, tepat seperti jam yang 

dijanjikan, terdengar suara berkelontang seperti beberapa kunci 

besar yang berat sedang beradu di balik pintu besi ini. Bunyi 

logam beradu dan terdengar berdentam-dentam saat  beberapa 

gembok dibuka. Satu per satu, tiga gerendel besar terbuka. 

Kunci-kunci itu berkeretak seolah sudah berabad-abad tidak 

digunakan. Akhirnya ketiga kunci itu pun terbuka. 

Kemudian sunyi. 

Si Hassassin menunggu dengan sabar. Lima menit, tepat 

seperti yang diperintahkan padanya. Kemudian dengan darah 

yang menggelegak, dia mendorong. Pintu besar itu pun terayun 

dan terbuka lebar. 

147  

 

27 

 

“Helena , AKU TIDAK akan membiarkanmu!” seru Kohler. 

Napasnya terlihat semakin berat dan menjadi lebih parah lagi 

saat  lift bergerak meninggalkan Haz-Mat. 

Helena  menghalanginya.  

Dia sangat membutuhkan tempat berlindung, sesuatu yang 

terasa akrab dari tempat ini sudah tidak lag’ dirasakannya. Dia 

tahu, seharusnya semuanya tidak terjadi seperti ini. Sekarang, 

dia harus menelan kegetiran dan bertindak dengan cepat. Cari 

telepon. 

Robert Lonelyranger  berdiri di sampingnya, diam seperti biasa. 

Helena  sudah tidak bertanya-tanya lagi siapa lelaki itu 

sebenarnya. 

Seorang ahli? Apa Kohler tidak bisa lebih spesifik lagi? 

Pak Lonelyranger  dapat membantu kita untuk menemukan pembunuh 

ayahmu. namun  ternyata Lonelyranger  sama sekali tidak menolong. 

Keramahan dan kebaikan hatinya memang tampak tidak dibuat-

buat, namun  dia jelas menyembunyikan sesuatu. Kedua-duanya 

menyembunyikan sesuatu. 

Kohler menatap Helena  lagi. “Sebagai Direktur CERN, aku 

punya tanggung jawab terhadap masa depan ilmu pengetahuan 

Jika kamu membesar-besarkan masalah ini sehingga membuat 

masyarakat internasional geger, maka CERN akan menderita—“ 

“Masa depan ilmu pengetahuan?” Helena  berpaling 

padanya. “Apakah Anda ingin melarikan diri dari tanggung 

jawab dengan membantah kalau antimateri itu berasal dari 

 148

CERN? Apakah kamu ingin mengabaikan hidup orang banyak 

yang sedang dalam bahaya karena ulah kita?” 

“Bukan kita,” kata Kohler keras. “Kalian. Kamu dan 

ayahmu.” 

Helena  mengalihkan tatapannya. 

“Dan sejauh membahayakan hidup orang banyak,” kata 

Kohler lagi, “ini memang tentang kehidupan. Kamu tahu kalau 

teknologi antimateri memiliki dampak yang besar sekali bagi 

kehidupan di planet ini. Kalau CERN bangkrut, hancur oleh 

skandal, semua orang merugi. Masa depan manusia berada di 

tempat seperti CERN. Para ilmuwan seperti dirimu dan ayahmu, 

bekerja untuk mengatasi berbagai masalah di masa depan.” 

Helena  pernah mendengar kuliah Kohler yang 

mengagungagungkan ilmu pengetahuan, tapi dia tidak pernah 

memercayainya. Ilmu pengetahuan itu sendiri menghasilkan 

separuh dan masalah yang ingin dia pecahkan. “Kemajuan” 

adalah keburukan paling parah yang pernah terjadi di bumi. 

“Kemajuan ilmu pengetahuan memang memiliki risiko,” 

kata Kohler. “Memang selalu begitu. Program luar angkasa, 

penelitian genetika dan obat-obatan—semuanya pernah 

mengalami kegagalan. Ilmu pengetahuan harus bertahan hidup 

dari kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan segala cara. 

Demi semua orang. 

Helena  mengagumi kemampuan Kohler dalam menimbang 

moral dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Kepandaian yang 

dimilikinya itu sepertinya berasal dari perpisahannya dengan 

jiwanya sehingga membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan 

tanpa ekpresi. “Kamu pikir CERN begittu pentingnya bagi masa 

depan bumi sehingga kita bisa terbebas dari tanggung jawab 

moral?” 

149  

“Jangan berdebat tentang moral denganku. Kalian sudah 

melewati batas saat  kalian membuat spesimen itu. Kalian juga 

telah membuat seluruh fasilitas ini dalam bahaya. Aku tidak 

hanya sedang berusaha melindungi lapangan kerja bagi tiga ribu 

ilmuwan yang bekerja di sini, tapi juga reputasi ayahmu. 

Pikirkan tentang ayahmu. Seseorang seperti ayahmu tidak 

seharusnya dikenang sebagai pencipta senjata pemusnah masal.” 

Helena  merasa kata-kata Kohler seperti meninjunya tepat 

di tengah sasaran. Akulah yang meyakinkan ayahku agar 

membuat spesimen itu. Ini kesalahanku! 

saat  pintu lift terbuka, Kohler masih berbicara. Helena  

melangkah keluar lift lalu mengeluarkan ponselnya, dan 

berusaha untuk menelepon kembali. 

Masih tidak ada nada sambung. Sialan! Dia kemudian 

berjalan ke arah pintu. 

“Helena , berhenti.” Sepertinya asma yang diderita Kohler 

mulai kambuh saat  dia berusaha mengejar Helena . “Pelan-

pelan, nak. Kita harus bicara.” 

“Basta di parlarel” 

Pikirkan ayahmu,” seru Kohler. “Apa yang kira-kira akan 

dia lakukan?” 

Helena  terus berjalan. 

“Helena , aku belum mengatakan semuanya padamu.” 

Helena  merasakan ayunan kakinya melambat. Aku tidak 

tahu apa yang kupikirkan,” kata Kohler. “Aku hanya mencoba 

melindun