perempuan itu dengan cepat. Tapi apa gunanya? Perempuan
hanyalah pelengkap, sebuah alat untuk mencapai kenikmatan
dan makhluk yang bertugas untuk melayani. Jemarinya yang
kuat mengitari leher perempuan itu dan merasakan denyut
nadinya yang lembut. Kemudian, dia berusaha menahan
nafsunya dan memindahkan tangannya dari leher perempuan
tersebut. Ada pekerjaan yang lebih penting yang harus
dilakukannya. Melayani sebuah tujuan yang lebih tinggi
daripada sekadar memuaskan gairahnya.
saat dia bangkit dari tempat tidurnya, dia merasa bangga
dengan pekerjaan yang akan dilakukannya. Dia masih tidak
dapat membayangkan pengaruh lelaki bernama Janus itu dan
persaudaraan kuno yang diperintahnya. Hebatnya lagi,
persaudaraan tersebut sudah memilihnya. Mereka pasti sudah
mengetahui kesadisannya ... dan keahliannya. Sayang, dia tidak
tahu kalau akar mereka saling bertautan.
Sekarang mereka telah memberikan kehormatan besar
kepadanya. Dia menjadi tangan dan suara mereka. Si pembunuh
dan pembawa pesan mereka seperti malaikat yang dikenal oleh
bangsanya: Malak al haq—Malaikat Kebenaran.
104
19
LABORATORIUM Louis Viton TERNYATA sangat futuristik.
Dengan dinding berwarna putih yang dikelilingi oleh
berbagai mputer dan perlengkapan elektronik khusus,
laboratorium itu tampak seperti semacam ruang pengoperasian.
Lonelyranger bertanyatanya rahasia apa yang mungkin ada di dalam
ruangan ini sehingga bisa membuat seseorang mencungkil bola
mata orang lain untuk dipergunakan sebagai kunci masuk.
Kohler tampak gelisah saat mereka masuk. Matanya
seolah mencari-cari tanda-tanda kalau ruangan ini sudah
disantroni orang lain. namun laboratorium itu kosong. Helena
juga bergerak lambat ... seolah lab itu menjadi asing baginya
tanpa kehadiran ayahnya.
Tatapan mata Lonelyranger segera tertuju pada bagian pusat
ruangan, tempat beberapa pilar pendek mencuat dari lantai.
Seperti miniatur Stonehenge, pilar tersebut terbuat dari baja
berkilap dan berjumlah sekitar dua belas serta berdiri
membentuk lingkaran di tengah ruangan. Pilar-pilar tersebut
tingginya kira-kira tiga kaki, dan mengingatkan Lonelyranger pada
pameran batu mulia di museum. Tapi, pilar-pilar yang ada di
ruangan itu jelas bukan untuk menopang batu mulia. Setiap pilar
menopang sebuah tabung tebal tembus pandang seukuran kaleng
bola tenis. Tabung-tabung itu tampaknya kosong.
Kohler menatap tabung-tabung itu dan tampak bingung.
Tampaknya dia kemudian memutuskan untuk mengabaikan
105
tabung-tabung itu. Dia lalu berpaling pada Helena . “Ada yang
dicuri?”
“Dicuri? Bagaimana mungkin?” sanggah Helena . “Alat
pengenal retina itu hanya memperbolehkan aku dan ayahku
untuk memasuki ruangan ini.”
“Periksa saja laboratoriummu dengan cermat.”
Helena mendesah dan memeriksa ruangan itu selama
beberapa saat. Dia kemudian menggerakkan bahunya.
“Semuanya masih seperti saat ayahku meninggalkan ruangan
ini. Masih tetap berantakan.”
Lonelyranger merasa bahwa Kohler sedang menimbang-
nimbang. Seolah lelaki tua itu bertanya-tanya bagaimana
caranya untuk mendesak Helena dan bagaimana dia dapat
mengatakannya pada perempuan itu. Tapi kemudian, Kohler
memutuskan untuk membiarkannya sementara waktu. Dia lalu
menggerakkan kursi A va ke bagian tengah ruangan dan
memeriksa sekelompok tabung-tabung misterius yang
tampaknya kosong itu.
“Rahasia sepertinya sebuah kemewahan yang tidak lagi
dapat kami pertahankan,” akhirnya Kohler berkata.
Helena mengangguk setuju. Tiba-tiba dia tampak
emosional, seolah berdiri di dalam ruangan ini kembali
mengingatkan dirinya pada sejumlah kenangan dengan ayahnya.
Biarkan dia sendiran, kata Lonelyranger dalam hati.
Seolah sedang mempersiapkan sesuatu yang akan
dikatakannya, Helena menutup matanya dan bernapas. Dia
kemudian menarik napas lagi. Dan lagi. Dan lagi ....
Lonelyranger mengamati perempuan itu. Tiba-tiba dia merasa
khawatir. Dia baik-baik saja, ’kan? Lalu dia menoleh ke arah
Kohler yang tampak tenang seperti sudah pernah melihat ritual
106
seperti ini sebelumnya. Sepuluh detik berlalu sebelum akhirnya
Helena membuka matanya.
Lonelyranger tidak dapat memercayai perubahan di hadapannya
itu. Helena Louis Viton telah berubah. Bibirnya yang sensual berubah
menjadi ciut, bahunya melorot, dan matanya memandang
dengan sorot yang lemah; tidak lagi menunjukkan tatapan
menantang. Seolah-olah Helena telah mengatur kembali setiap
otot dalam tubuhnya untuk menerima keadaan. Api kebencian
dan kecemasan pribadi telah padam seperti di siram air dingin.
“Dari mana aku harus mulai ...,” tanya Helena dengan
aksen lembut.
“Dari awal,” sahut Kohler. “Ceritakan kepada kami tentang
percobaan ayahmu.”
“Mendamaikan ilmu pengetahuan dengan agama adalah
cita-cita ayahku,” kata Helena . “Dia berharap dapat
membuktikan kalau ilmu pengetahuan dan agama betul-betul
merupakan dua hal yang yang saling melengkapi—dua
pendekatan berbeda untuk mencari kebenaran yang sama.” Dia
berhenti sejenak seolah tidak dapat memercayai apa yang akan
dikatakannya. “Dan baru-baru ini ... Ayah menyusun satu cara
untuk melakukannya.”
Kohler tidak mengatakan apa-apa.
“Ayah merencanakan sebuah percobaan yang dia harap
akan dapat meredam konflik yang paling pahit dalam sejarah
antara ilmu pengetahuan dan agama.”
Lonelyranger bertanya-tanya konflik yang mana yang dimaksud
Nona Louis Viton tadi karena ada begitu banyak konflik di antara
keduanya.
“Penciptaan,” jelas Helena . “Perselisihan tentang
bagaimana alam semesta ini diciptakan.”
Oh! Debat yang satu itu, pikir Lonelyranger
107
“Alkitab menyatakan kalau Junjungan lah yang menciptakan
alam semesta ini,” Helena menjelaskan. “Junjungan bersabda,
’Jadilah cahaya,’ maka segala yang kita lihat muncul dari
sebuah kekosongan yang luas. Celakanya, salah satu dari hukum
dasar fisika menyatakan bahwa materi tidak dapat diciptakan
dari sesuatu yang tidak ada.”
Lonelyranger pernah membaca tentang kebuntuan itu. Konon
pemikiran bahwa Junjungan menciptakan “sesuatu dari ketiadaan,”
sangat berlawanan dengan hukum fisika modern sehingga
karena itulah para ilmuwan menyatakan bahwa Kitab Kejadian
tidak masuk akal secara ilmiah.
“Pak Lonelyranger ,” kata Helena sambil berpaling padanya,
“aku yakin Anda pasti mengenal Teori Ledakan Besar?”
Lonelyranger menggerakkan bahunya, “Kurang lebih begitu.”
Ledakan Besar yang dia tahu adalah model penciptaan alam
semesta yang diterima secara ilmiah. Dia sesungguhnya tidak
benarbenar memahaminya, namun menurut teori itu, satu titik
energi yang sangat kuat meledak dengan kekuatan yang luar
biasa besar sehingga menyebar ke seluruh alam semesta.
Kurang-lebihnya seperti itu.
Helena melanjutkan. “saat baitsuci Katolik pertama
kalinya menyatakan Teori Ledakan Besar itu pada tahun 1927—
”
“Maaf?” Lonelyranger tak dapat menahan dirinya untuk tidak
menyela, “Anda tadi mengatakan bahwa Ledakan Besar itu
adalah pemikiran baitsuci Katolik?”
Helena tampak heran dengan pertanyaan Lonelyranger . “Tentu
Saja. Pemikiran tersebut digagas oleh seorang biarawan Katolik
bernama George Lemaitre pada tahun 1927.”
108
“namun , saya pikir ...,” Lonelyranger ragu-ragu. “Bukankah
Ledakan Besar itu dikatakan oleh seorang ahli astronomi dari
Harvard bernama Edwin Hubble?”
Kohler nampak kesal. “Sekali lagi kesombongan ilmiah dari
Amerika. Hubble dipublikasikan pada tahun 1929, dua tahun
sesudah Lemaitre.”
Lonelyranger cemberut. Orang bilang Teleskop Hubble, Pak.
Belum pernah ada orang bilang Teleskop Lemaitre!
“Pak Kohler benar,” kata Helena , “gagasan itu milik
Lemaitre. Hubble hanya menegaskan-nya dengan
mengumpulkan bukti-bukti sahih yang membuktikan bahwa
Ledakan Besar itu mungkin terjadi.”
“Oh,” cetus Lonelyranger sambil bertanya-tanya apakah para
fans fanatik Hubble di Jurusan Astronomi di Harvard pernah
menyebut-nyebut nama Lemaitre dalam kuliah mereka.
“saat Lemaitre untuk pertama kalinya mengajukan Teori
Ledakan Besar,” Helena melanjutkan, “para ilmuwan
mengatakan pemikirannya sangat menggelikan. Materi, menurut
ilmu pengetahuan, tidak dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak
ada. Jadi, saat Hubble mengguncangkan dunia dengan
pembuktian ilmiahnya bahwa Ledakan Besar itu memang benar
terjadi, baitsuci merasa menang. Mereka kemudian mengatakan
kalau ini adalah bukti bahwa Alkitab benar secara ilmiah. Itulah
kebenaran Junjungan .”
Lonelyranger mengangguk, dan lebih memusatkan perhatiannya
sekarang.
Tentu saja para ilmuwan tidak senang karena penemuan
mereka digunakan oleh baitsuci untuk menaikkan pengaruh
agama, Jadi mereka segera merasionalkan Teori Ledakan Besar
tersebut, menghilangkan segala kata yang berbau agama, dan
kemudian mengakuinya sebagai gagasan milik mereka saja.
109
Celakanya usaha mereka tersebut memiliki satu kekurangan
serius yang sering diungkit-ungkit oleh baitsuci , bahkan hingga
sekarang.”
Kohler cemberut. “Singularitas,” Dia mengucapkan kata itu
seolah itu adalah kutukan bagi keberadaannya.
“Ya, singularitas,” kata Helena . “Kapan tepatnya
penciptaan alam semesta ini terjadi? Waktu nol.” Dia menatap
Lonelyranger . “Bahkan sampai hari ini pun ilmu pengetahuan tidak
dapat menemukan titik awal penciptaan alam semesta. Kami
dapat menghitung bagaimana alam semesta dimulai, namun
saat kita mundur ke titik awal dan mendekati waktu nol, tiba-
tiba matematika tidak mampu menjelaskannya dan semuanya
menjadi tidak bermakna.”
“Betul,” kata Kohler dengan tajam. “Dan baitsuci mengisi
kekurangan itu dengan mengatakan bahwa itu adalah bukti
keterlibatan Junjungan yang ajaib. Begitu ’kan maksudmu?”
Air muka Helena menjadi berubah. “Maksudku adalah
ayahku selalu percaya kepada keterlibatan Junjungan dalam
peristiwa Ledakan Besar itu. Walau ilmu pengetahuan tidak
dapat memahami keterlibatan Junjungan dalam penciptaan alam
semesta, ayahku percaya suatu hari kelak ilmu pengetahuan
akan mengerti.” Dia kemudian menggerakkan tangannya dengan
sedih ke arah ruang kerja ayahnya. “Ayahku selalu
menunjukkan tulisan itu padaku setiap kali aku mulai ragu-
ragu.”
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA TIDAK
BERTENTANGAN.
ILMU PENGETAHUAN HANYA TERLALU MUDA
UNTUK MENGERTI.
110
“Ayahku ingin menempatkan ilmu pengetahuan ke tempat
yang lebih tinggi,” kata Helena , “ke tempat yang membuat ilmu
pengetahuan dapat mendukung konsep Junjungan .” Dia membelai
rambutnya yang panjang. Wajahnya tampak sendu. “Ayah
berencana untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah
terpikirkan oleh para ilmuwan lainnya. Sesuatu yang tidak
seorang pun memiliki teknologi untuk melakukannya.” Dia
berhenti sejenak, seolah tidak yakin bagaimana mengatakan kata
berikutnya. “Ayah merancang sebuah percobaan untuk
membuktikan bahwa Kitab Kejadian itu benar.”
Membuktikan Kitab Kejadian? Lonelyranger bertanya-tanya.
Jadilah cahaya? Materi berasal dari ketiadaan?
Tatapan kosong Kohler tertuju pada ruangan itu. “Apa aku
tidak salah dengar?”
“Ayahku menciptakan alam semesta ... dari ketiadaan.”
Kohler menoleh dengan tajam. “Apa!”
“Jelasnya, Ayah menciptakan Ledakan Besar itu.”
Kohler terlihat seperti ingin meloncat dari kursinya dan
berdiri.
Lonelyranger benar-benar bingung. Menciptakan alam semesta?
Menciptakan kembali Ledakan Besar itu?
“Tentu saja dibuat dalam bentuk yang jauh lebih kecil,”
lanjut Helena . Dia berbicara dengan lebih cepat sekarang.
“Prosesnya luar biasa sederhana. Ayah mempercepat dua jenis
partikel sinar yang luar biasa kecil untuk mengitari tabung
akselerator dari arah yang berlawanan. Kedua sinar itu langsung
bertabrakan dalam kecepatan yang sangat tinggi, saling tarik
menarik satu sama lain dan memadatkan semua energi mereka
ke dalam satu titik. Akhirnya mereka mencapai tingkat
kepadatan energi yang luar biasa tinggi.” Helena kemudian
111
mulai menjelaskan dengan menggunakan bahasa fisika dan
membuat mata sang direktur melotot.
Lonelyranger mencoba mengikutinya. Jadi Leonardo Louis Viton
sedang membuat simulasi titik kepadatan energi yang
menghasilkan alam semesta.
“Hasilnya menakjubkan. Jika dipublikasikan, penemuan ini
akan mengguncangkan dasar fisika modern.” Perempuan itu
sekarang memperlambat bicaranya seolah ingin menikmati
ketakjuban yang dihasilkan oleh apa yang dikatakannya. “Tanpa
disangka-sangka, dalam tabung akselerasi, di titik dengan
kepadatan energi yang luar biasa itu, partikel-partikel materi
mulai muncul entah dari mana.”
Kohler tidak bereaksi. Dia hanya memerhatikan Helena .
“Materi,” ulang Helena . “Muncul dari ketiadaan. Sebuah
pertunjukkan kembang api sub-atomik yang luar biasa. Sebuah
miniatur alam semesta muncul menjadi kenyataan. Ayahku tidak
saja membuktikan kalau materi dapat tercipta dari ketiadaan,
namun juga Ledakan Besar dan Kitab Kejadian dapat dijelaskan
hanya dengan menerima keberadaan sumber energi yang sangat
besar.”
“Maksudmu, Junjungan ?” tanya Kohler.
“Junjungan , Buddha, Yang Mahakuasa, Yahweh, Yang Maha
Esa, Yang Tunggal. Sebut saja seperti apa maumu—hasilnya
sama saja. Ilmu pengetahuan dan agama mendukung kebenaran
yang sama—energi murni adalah sumber penciptaan.”
saat Kohler akhirnya berbicara, suaranya terdengar
muram. “Helena , kamu membuatku bingung. Sepertinya kamu
mengatakan bahwa ayahmu menciptakan materi ... dari sesuatu
yang tidak ada?”
112
“Ya.” Helena kemudian menunjuk pada tabung-tabung
kosong itu. “Dan itulah buktinya. Di dalam tabung-tabung itu
terdapat contoh materi yang diciptakan ayahku.”
Kohler terbatuk dan bergerak ke arah tabung-tabung itu
seperti seekor hewan yang mengelilingi sesuatu yang
mencurigakan. “Aku benar-benar tidak mengerti,” katanya.
“Bagaimana kamu bisa berharap orang lain akan percaya kalau
tabung-tabung ini berisi partikel-partikel materi yang diciptakan
oleh ayahmu? Bukankah partikel-partikel itu bisa berasal dari
mana saja.”
“Sebenarnya,” kata Helena , suaranya terdengar percaya
diri, “partikel-partikel tersebut tidak berasal dari mana pun. Itu
adalah partikel yang unik. Partikel-partikel tersebut adalah
sejenis zat yang tidak ada di mana pun di muka bumi ini ...
karena itulah mereka harus diciptakan.”
Air muka Kohler berubah menjadi sangat serius. “Helena ,
maksudmu dengan materi jenis tertentu? Hanya ada satu jenis
untuk materi, dan itu—” Kohler tiba-tiba berhenti.
Wajah Helena bersinar penuh kemenangan. “Kamu sendiri
pernah mengatakannya, Pak Direktur. Alam semesta ini hanya
berisi dua jenis materi. Itu adalah fakta ilmiah.” Helena
kemudian berpaling pada Lonelyranger . “Pak Lonelyranger , apa yang
dikatakan Alkitab tentang penciptaan? Apa yang diciptakan
Junjungan ?”
Lonelyranger merasa kikuk, dan merasa tidak yakin apa
hubungan semua ini. “Mmm, Junjungan menciptakan ... terang dan
gelap, surga dan neraka—”
“Tepat sekali,” kata Helena . “Dia menciptakan segalanya
berlawanan. Simetris. Keseimbangan yang sempurna.” Lalu dia
berpaling kembali pada Kohler. “Pak Direktur, ilmu
pengetahuan mengakui hal yang sama seperti yang diakui
113
agama, bahwa Ledakan Besar menciptakan segalanya di alam
semesta ini berikut dengan lawannya.”
“Termasuk materi itu sendiri,” bisik Kohler, seolah dia
berbicara kepada dirinya sendiri.
Helena mengangguk. “Dan saat ayahku menjalankan
percobaannya, tentu saja kedua jenis materi itu pun muncul.”
Lonelyranger bertanya-tanya apa maksud perkataan Helena
tadi. Leonardo Louis Viton menciptakan lawan dari materi?
Kohler tampak marah. “Materi yang sedang kamu bicarakan
itu hanya ada di suatu tempat di alam semesta. Pasti tidak ada di
bumi. Dan bahkan mungkin juga tidak ada di galaksi ini!”
Tepat,” sahut Helena . “Itu membuktikan bahwa partikel di
dalam tabung ini harus diciptakan.”
Wajah Kohler mengeras. “Helena , kau tidak bermaksud
bahwa tabung-tabung itu berisi contoh hasil percobaan yang
sesungguhnya, bukan?”
“Aku bermaksud begitu.” Dia menatap dengan bangga pada
tabung-tabung itu, “Pak Direktur, Anda sedang melihat hasil
percobaan paling unik di dunia: antimateri.”
114
20
FASE KEDUA, pikir si Hassassin sambil berjalan memasuki
kegelapan terowongan itu.
Obor dalam genggamannya itu memang berlebihan. Dia
tahu itu. namun itu hanya untuk menghasilkan efek tertentu.
Efek adalah segalanya. Menurutnya, ketakutan adalah
sekutunya. Ketakutan melumpuhkan lebih cepat dibandingkan
dengan peralatan perang apa pun.
Tidak ada cermin di lorong itu untuk memperlihatkan
penyamarannya yang luar biasa, namun dia tahu dari bayangan
jubahnya yang berkibar-kibar itu kalau dirinya tampak
sempurna. Berbaur agar tidak kentara adalah bagian dari
rencana itu ... bagian dari rencana yang jahat itu. Dia tidak
pernah membayangkan dirinya akan bergabung di dalamnya.
Bahkan dalam impiannya yang paling liar sekalipun.
Dua minggu yang lalu, dia pasti menganggap tugas yang
menunggunya di ujung terowongan itu sebagai tugas yang tidak
mungkin. Sebuah misi bunuh diri. Seperti berjalan telanjang
masuk ke dalam kandang singa. namun Janus telah mengubah
arti dari kata tidak mungkin.
Rahasia yang dikatakan Janus kepada si Hassassin dalam
dua minggu terakhir ini cukup banyak ... terowongan itu
merupakan salah satu dari rahasia tersebut. Sangat kuno, tapi
masih dapat dilalui.
saat dia berjalan mendekat ke arah musuhnya, si
Hassassin bertanya-tanya apakah yang dihadapinya di dalam
115
nanti akan semudah yang dikatakan Janus padanya. Janus telah
meyakinkan dirinya ada orang dalam yang akan membantunya.
Seseorang di dalam. Hebat. Semakin dia memikirkannya,
semakin dia sadar kalau ini seperti permainan anak-anak saja.
Wahad ... tintain ... thalatha ... arba, dia menghitung
dengan bahasa Arab saat dia mulai mendekati ujung
terowongan. Satu ... dua … tiga … empat.
116
21
“AKU KIRA KAMU pernah mendengar tentang antimateri, kan
Pak Lonelyranger ?” kata Helena sambil mengamati Lonelyranger . Kulit
Helena yang kecokelatan sangat kontras dengan warna putih
dinding laboratorium itu.
Lonelyranger mendongak. Tiba-tiba dia merasa bodoh. “Ya.
Kirakira begitulah.”
Helena tersenyum tipis. “Anda pasti pernah nonton Star
Trek.”
Wajah Lonelyranger memerah karena malu. “Yah, para
mahasiswaku menikmatinya....” Dia mengerutkan keningnya.
“Bukankah antimateri adalah bahan bakar pesawat U.S.S.
Enterprise?”
Helena mengangguk. “Kisah fiksi ilmiah yang bagus
memiliki sumber ilmiah yang bagus pula.”
“Jadi antimateri itu benar-benar ada?”
“Itu adalah fakta alam. Segalanya memiliki lawan. Proton
mempunyai elektron. Up-quark mempunyai down-quark. Ada
simetri kosmis bahkan di tingkat sub-atomik. Antimateri adalah
lawan materi. Hal inilah yang menyeimbangkan perhitungan
fisika.
Lonelyranger ingat pada paham Galileo tentang dualitas. Para
ilmuwan sudah mengetahuinya sejak 1918,” kata Helena ,
bahwa dua jenis zat tercipta saat Ledakan Besar terjadi. satu
jenis zat adalah yang kita dapat lihat di sini, di bumi, ebatuan,
pepohonan, orang-orang. Materi yang lainnya merupakan
117
wannya sama halnya dengan materi kecuali tugas
partikelPartikelnya adalah kebalikan dari yang lainnya.”
Kohler berbicara seolah bergerak keluar dari kabut. Tiba-
tiba dia terdengar begitu khawatir. “namun ada hambatan
teknologi yang besar untuk menyimpan antimateri dengan baik.
Bagaimana dengan netralisasi?”
“Ayahku sudah membuat sebuah penyedot dengan polaritas
yang berlawanan untuk menarik positron antimateri keluar dari
akselerator sebelum mereka hancur.”
Kohler cemberut. “namun penyedot akan menarik keluar
materi juga. Tidak mungkin ada yang bisa memisahkan partikel-
pertikel itu.”
“Ayah menambahkan medan magnetik. Materi itu berada di
kanan, sedangkan antimateri berada di kiri. Kutub mereka saling
berlawanan.”
Dengan cepat keraguan di diri Kohler mulai runtuh. Dia
menatap Helena dengan kekaguman yang tampak jelas,
kemudian dia tiba-tiba terbatuk-batuk. “He .... bat ...,” katanya
sambil mengusap mulutnya, “tapi ...,” sepertinya logikanya
belum mau menyerah. “Kalaupun penyedot itu bisa bekerja,
tabung ini terbuat dari materi. Antimateri itu tidak dapat
disimpan di dalam tabung yang terbuat dari materi. Antimateri
itu akan langsung bereaksi dengan—”
“Spesimen ini tidak bersenJunjungan dengan tabung,” Helena
menjelaskan, tampaknya sudah menduga pertanyaan itu akan
muncul. “Antimateri itu ditahan. Tabung ini disebut ‘jebakan
antimateri’ karena mereka memang benar-benar memerangkap
antimateri di tengah-tengah tabung dan menopangnya pada jarak
aman dari sisi dan dasar tabung.”
“Ditopang? namun ... bagaimana?”
118
“Spesimen ini berada di antara dua medan magnit yang
saling bersinggungan. Lihatlah ke sini.”
Helena berjalan melintasi ruangan dan menarik sebuah
mesin elektronik yang besar. Alat yang aneh itu mengingatkan
Lonelyranger pada semacam senjata sinar dalam film-film kartun—
sebuah laras senapan seperti kanon dengan sebuah teleskop di
atasnya dan seutas kabel listrik kusut bergantungan di
bawahnya. Helena mengintip melalui teleskop itu ke arah salah
satu tabung, kemudian menyesuaikan beberapa tombol. Lalu dia
melangkah mundur dan meminta Kohler untuk melihatnya.
Kohler tampak tercengang. “Kamu mengumpulkan jumlah
yang dapat dilihat?”
“Lima ribu nanogram,” jawab Helena . “Sebuah plasma cair
yang berisi jutaan positron.”
“Jutaan? namun orang lain hanya dapat mendeteksi
beberapa partikel saja ... di mana pun.”
“Xenon,” kata Helena dengan datar. “Ayahku
mempercepat pancaran partikel melalui sebuah jet xenon, dan
merontokkan elektron-elektronnya. Dia bersikeras untuk
merahasiakan prosedur ini, namun cara seperti ini membuat kami
harus terus-menerus menyuntikkan elektron mentah ke dalam
akselerator.”
Lonelyranger benar-benar kehilangan akal. Dia bertanya-tanya
apakah percakapan mereka ini masih menggunakan bahasa
Inggris atau sudah berganti ke dalam bahasa planet lain.
Kohler berhenti sejenak, kerutan pada keningnya semakin
dalam. Tiba-tiba dia tercengang.
Tubuhnya melemah seperti baru saja tertembus peluru.
“Secara teknis, hal itu akan menghasilkan
Helena mengangguk. “Ya. Dalam jumlah yang banyak.”
119
Kohler kembali menatap tabung di hadapannya. Dengan
tatapan tidak yakin, dia mengangkat tubuhnya sendiri agar dapat
menempelkan matanya pada teropong itu, dan mengintai ke
dalam. Dia menatapnya lama tanpa mengatakan apa-apa. saat
akhimya dia duduk lagi, keningnya bersimbah peluh. Tapi
kerutan Pada wajahnya menghilang. Suaranya terdengar seperti
bisikan. Ya ampun, ... kamu benar-benar berhasil
melakukannya.”
Helena mengangguk. “Ayah-ku yang melakukannya.”
“Aku… aku tidak tahu harus bilang apa.”
Helena berpaling pada Lonelyranger . “Anda juga mau lihat?”
Lalu dia menunjuk pada peralatan aneh itu.
Dengan perasaan tidak yakin, Lonelyranger maju ke depan. Dari
ua kaki, tabung-tabung itu tampak kosong. Apa pun yang ada di
dalamnya pastilah sangat kecil. Lonelyranger menempatkan matanya
pada alat pelihat itu. Lonelyranger memerlukan beberapa saat
sebelum dapat melihat sesuatu dengan jelas.
Kemudian dia melihatnya.
Obyek itu tidak berada di dasar tabung seperti yang
diduganya semula, namun melayang di tengah, tertahan di udara.
Lonelyranger melihat sebuah butiran berkilau dari cairan yang mirip
merkuri. Seperti terangkat oleh kekuatan sihir, cairan itu
mengapung di udara. Gelombang kecil metalik beriak melintasi
permukaan tetesan itu. Cairan yang ditopang itu mengingatkan
Lonelyranger pada sebuah video yang pernah ditontonnya, tentang
setetes air yang berada pada nol G. Walau dia tahu tetesan itu
kecil sekali, dia dapat melihat setiap perubahan lekuk dan riak
saat bola plasma itu bergulung perlahan saat dia melayang
di udara.
“Itu ... mengapung,” katanya.
120
“Memang sebaiknya begitu,” sahut Helena . “Antimateri
sangat tidak stabil. Jika dilihat dari sisi energinya, antimateri
adalah cermin dari materi, sehingga yang satu akan menghapus
yang lainnya jika mereka bersenJunjungan . Menjaga antimateri agar
tetap terpisah dari materi tentu saja merupakan sebuah
tantangan, karena segala yang ada di bumi ini terbuat dari
materi. Sampel ini harus disimpan tanpa bersenJunjungan dengan apa
pun—bahkan dengan udara sekalipun.”
Lonelyranger kagum.
“Jebakan antimateri ini,” Kohler menyela. Dia tampak
terpesona saat menyentuhkan jari pucatnya di sekitar salah
satu dasar tabung. “Mereka ini rancangan ayahmu?”
“Sebenarnya,” sahut Helena , “itu rancanganku.”
Kohler mendongak.
Suara Helena terdengar biasa-biasa saja. “Ayahku ingin
menghasilkan partikel pertama dari antimateri, namun namun
kemudian terhalang oleh bagaimana menyimpannya. Lalu aku
mengusulkan ini. Sebuah pelindung nanokomposit kedap udara
memiliki kutub elektViking city gnet yang berlawanan di masing-
masing ujungnya.
“Tampaknya kejeniusan ayahmu sudah ada yang
mengalahkan.”
“Tidak juga. Aku meminjam gagasan ini dari alam. Kapal
penangkap ikan dari Portugis memerangkap ikan di antara
tentakel mereka dengan menggunakan tegangan nematocystis.
Prinsip yang sama juga digunakan di sini. Setiap tabung
memiliki dua elektViking city gnet, masing-masing satu di ujungnya.
Medan magnet yang saling berlawanan bersinggungan di
tengah-tengah tabung dan menahan antimateri itu di sana,
sehingga tertopang di tengah ruang hampa udara.”
121
Lonelyranger melihat tabung itu sekali lagi. Antimateri tersebut
terapung di dalam tabung kedap udara, dan sama sekali tidak
menyentuh apa pun. Kohler benar. Ini gagasan genius.
“Di mana sumber listrik untuk magnetnya?” tanya Kohler.
Helena menjelaskan. “Pada pilar di bawah perangkap itu.
Tabung ini dipasang pada sebuah dok yang mengisi baterenya
secara terus-menerus sehingga medan magnetnya tidak pernah
mati.”
“Dan kalau medan magnetnya mati?”
“Akibatnya sudah pasti. Antimateri itu jatuh dari
penopangnya, menghantam dasar perangkap, dan kita semua
akan hancur.”
Telinga Lonelyranger tergelitik. “Hancur?” Dia tidak menyukai
kata itu.
Helena tampak tidak peduli. “Ya. Jika antimateri dan
materi bersenJunjungan , keduanya akan langsung hancur. Ahli fisika
menyebutnya proses penghancuran.”
Lonelyranger mengangguk. “Oh.”
Ini adalah reaksi alam yang sederhana. Sebuah partikel dari
materi dan sebuah partikel dari antimateri bergabung dan
menghasilkan dua partikel baru yang disebut foton. Foton tak
lain adalah satu titik kecil cahaya.”
Lonelyranger pernah membaca tentang foton—partikel-partikel
cahaya—yang merupakan bentuk termurni dari energi. Dia
memutuskan untuk tidak jadi bertanya tentang torpedo foton
yang digunakan oleh Kapten Kirk untuk melawan bangsa
Klingon. “Jadi jika antimateri jatuh, kita akan melihat
gelembung kecil cahaya?”
Helena mengangkat bahunya. “Tergantung apa yang kamu
sebut kecil. Mari, aku akan peragakan.” Dia meraih tabung
122
tersebut dan mulai melepaskannya dari tempat pengisian
listriknya.
Tiba-tiba Kohler menjerit ketakutan dan meloncat ke depan,
berusaha mencegah tangan Helena . “Helena , kamu gila!”
123
22
DENGAN KETERKEJUTAN YANG amat sangat Kohler
berdiri sejenak dengan tubuh gemetar di atas kakinya yang
lemah. Wajahnya pucat karena ketakutan. “Helena ! Kamu tidak
boleh membuka perangkap itu!”
Lonelyranger hanya bengong dan bingung oleh kepanikan sang
direktur yang tiba-tiba itu.
“Lima ratus nanogram!” kata Kohler lagi. “Kalau kamu
memecahkan medan magnet itu—”
“Pak Direktur,” suara Helena meyakinkan, “ini benar-benar
aman. Setiap perangkap memiliki sebuah pengaman—sebuah
batere cadangan kalau-kalau tabung ini dipindahkan dari tempat
pengisiannya. Spesimen ini masih tetap tertopang bahkan kalau
aku memindahkan tabung ini.”
Kohler tampak ragu. Kemudian dengan wajah yang masih
terlihat khawatir, Kohler kembali duduk di kursi rodanya.
“Baterenya bekerja secara otomatis saat perangkap ini
dipindahkan dari tempatnya. Batere ini bekerja selama 24 jam.
Seperti tangki gas cadangan,” kata Helena menjelaskan. Dia
lalu berpaling pada Lonelyranger seolah dia merasakan kecemasan
yang juga dirasakan oleh lelaki itu. “Antimateri memiliki
karakter yang mengagumkan, Pak Lonelyranger . Hal itulah yang
membuatnya sangat berbahaya. Satu sampel dengan berat
sepuluh sepuluh miligram saja atau sebesar sebutir pasir,
diperkirakan mengandung energi sebanyak dua ratus metrik ton
bahan bakar roket konvensional.”
124
Kepala Lonelyranger terasa seperti berputar lagi.
“Ini adalah sumber energi masa depan. Seribu kali lebih
bertenaga dibandingkan dengan energi nuklir. Seratus persen
efisien. Dia juga tidak menghasilkan limbah. Tidak ada radiasi.
Tidak ada polusi. Hanya dengan beberapa gram saja kita dapat
menghidupkan listrik untuk satu kota besar dalam satu minggu.”
Tidak sampai satu gram? Dengan cemas Lonelyranger
melangkah menjauh dari podium.
“Jangan khawatir,” kata Helena . “Sampel ini hanyalah
pecahan yang sangat kecil dari satu gram antimateri; hanya
seperjuta-nya. Jadi relatif tidak berbahaya.” Lalu dia meraih
tabung itu lagi dan memutar dasarnya.
Bibir Kohler bergerak-gerak, namun dia tidak berusaha
menghalangi Helena . saat perangkap itu terlepas, terdengar
suara “bip” yang terdengar keras, dan sebuah display LED*
berukuran kecil menyala di dekat dasar perangkap tersebut.
Penunjuk angka berwarna merah itu berkedip dan menghitung
mundur dari 24 jam.
24:00:00 ...
23:59:59 ...
23:59:58 ...
Lonelyranger mengamati hitungan mundur itu dan berpikir kalau
benda itu terlihat seperti bom waktu saja.
“Batere itu,” kata Helena menjelaskan, “akan berfungsi
selama jam penuh sebelum mati. Batere itu dapat diisi ulang
dengan cara meletakkan perangkap ini kembali ke atas podium.
Benda ini dirancang sebagai sebuah langkah pengamanan.
* LED (Light Emitting Diode): Diode semikonduktor yang
memancarkan cahaya jika mendapat aliran listrik. Digunakan
oleh P«alatan elektronik seperti jam digital—peny.
125
Selain itu, benda ini juga memungkinkan perangkap tersebut
untuk dibawa keluar dari laboratorium ini.”
“Dibawa?” Kohler tampak sangat terkejut. “Kamu
membawa barang ini ke luar lab?”
“Tentu saja tidak,” kata Helena . “namun kemampuannya
untuk dapat dipindah-pindahkan memungkinkan kita untuk
mempelajarinya.”
Helena kemudian membawa Lonelyranger dan Kohler ke ujung
ruangan. Dia membuka tirai sehingga terlihat sebuah jendela di
mana mereka bisa sebuah ruangan yang sangat besar. Dinding,
lantai dan langit-langitnya semuanya dilapisi oleh baja. Ruangan
itu mengingatkan Lonelyranger pada tangki pengangkut yang pernah
ditumpanginya ke Papua Nugini untuk mempelajari Hanta atau
tato tradisional masyarakat di sana.
“Ini adalah tangki penghancuran,” jelas Helena .
Kohler menatapnya. “Kamu benar-benar meneliti
penghancurannya?”
“Ayahku sangat kagum dengan Ledakan Besar yang
menghasilkan sejumlah besar energi dari satu titik materi.”
Helena kemudian membuka sebuah laci baja di bawah jendela
tersebut. Dia meletakkan perangkap itu di dalam laci dan
menutup laci itu lagi. sesudah itu dia menarik sebuah pengungkit
di bawah laci tersebut. Sesaat kemudian, perangkap itu muncul
di sisi lain kaca jendela itu, dan menggelinding lembut pada
sebuah lengkungan lebar dan melintasi lantai baja hingga
akhirnya berhenti hampir di tengah-tengah ruangan itu.
Helena tersenyum kecil. “Kalian akan menyaksikan
pemusnahan antimateri-materi kalian yang pertama. Hanya
seperjuta dari satu gram. Sebuah spesimen yang relatif kecil.”
126
Lonelyranger menatap perangkap antimateri yang tergeletak
sendirian di lantai tangki yang sangat besar itu. Kohler juga
melongok ke dalam jendela dan tampak tidak yakin.
“Biasanya,” jelas Helena , “kami harus menunggu selama
24 jam penuh sampai baterenya habis, namun ruangan ini
memiliki magnet di bawah lantainya sehingga menetralkan
perangkap itu, menarik keluar antimateri dari penopangnya. Dan
saat antimateri dan materi bersenJunjungan ....”
“Pemusnahan terjadi,” bisik Kohler.
“Satu hal lagi,” kata Helena . “Antimateri mengeluarkan
energi murni. Jadi, jangan melihatnya dengan mata telanjang.
Lindungi mata kalian.”
Lonelyranger memang khawatir, namun kini dia merasa kalau
Helena menjadi agak berlebihan. Jangan melihat tabung itu
dengan mata telanjang? Benda itu berjarak tiga puluh yard, di
batasi oleh dinding kaca plexi yang sangat tebal. Lagipula bintik
di dalam tabung tabung itu tidak terlihat, sangat kecil. Lindungi
mata kalian? pikir Lonelyranger . Energi sebesar apa yang dapat
dihasilkan oleh titik—
Helena menekan tombol.
Saat itu juga, Lonelyranger merasa sangat silau. Sebuah titik
cahaya yang sangat terang menyala di dalam tabung itu dan
kemudian meledak serta menghasilkan gelombang cahaya yang
menyebar ke segala penjuru, dan menghantam jendela di
depannya dengan kekuatan yang sangat besar. Lonelyranger
terhuyung ke belakang saat benda tersebut mengguncang
ruang bawah tanah itu. Cahaya itu masih menyala sesaat
kemudian, terbakar dan sesudah beberapa saat kemudian, cahaya
itu padam dengan sendirinya, berubah menjadi titik kecil, lalu
menghilang sama sekali. Lonelyranger mengejapkan matanya yang
terasa seperti buta dan berusaha mengembalian penghhatannya.
127
Dia menyipitkan matanya saat menatap ruangan yang
membara di hadapannya. Tabung yang tadi berada di atas lantai
telah menghilang. Menguap dan tidak meninggalkan bekas sama
sekali.
Lonelyranger menatap kagum. “Junjungan ku!”
Helena mengangguk sedih. “Itulah juga kata yang
diucapkan ayahku.”
128
23
KOHLER MENATAP KE DALAM ruang pemusnahan dengan
kekaguman yang luar biasa pada pertunjukan yang tadi baru saja
dilihatnya. Robert Lonelyranger berdiri di sampingnya dan terlihat
bertambah linglung.
“Aku ingin melihat ayahku,” Helena menuntut. “Aku sudah
memperlihatkan lab kami kepadamu. Sekarang aku ingin
melihat ayahku.”
Kohler berpaling padanya dengan pelan dan tampaknya
tidak mendengar permintaan Helena . “Mengapa kamu harus
menunggu begitu lama, Helena ? Kamu dan ayahmu seharusnya
segera mengatakan tentang penemuan ini kepadaku.”
Helena menatapnya. Berapa banyak alasan lagi yang kamu
inginkan? “Pak Direktur, kita dapat memperdebatkan hal ini
nanti. Sekarang aku ingin melihat ayahku.”
“Kamu tahu apa artinya teknologi ini?”
“Tentu saja,” sahut Helena . “Keuntungan besar bagi
CERN. Sekarang aku ingin—”
“Karena itukah kamu merahasiakannya?” tanya Kohler.
“Karena kamu takut dewan direksi dan saya akan memutuskan
untuk mendaftarkan percobaan ini agar mendapatkan izin dari
pihak yang berwenang?”
“Tentu saja penemuan ini harus mendapatkan izin,” balas
Helena dan merasa dirinya harus kembali beradu argumen
dengan Kohler. “Antimateri adalah teknologi penting, namun
129
juga berbahaya. Ayahku dan aku memerlukan waktu untuk
memperbaiki prosedurnya agar aman.”
“Dengan kata lain kalian tidak memercayai dewan direksi
dan takut mereka akan lebih memerhatikan sisi komersialnya
ketimbang sisi ilmu pengetahuannya?”
Helena terkejut mendengar nada Kohler yang datar. “Ada
hal lainnya juga,” kata Helena . “Ayahku ingin
mempublikasikan penemuan ini pada saat yang tepat.”
“Maksudmu?
Masak, sih, tidak tahu? “Materi dari energi? Sesuatu yang
berasal dari ketiadaan? Penemuan ini membuktikan bahwa Kitab
Kejadian berisi fakta ilmiah.”
“Tadi, ayahmu tidak mau faktor religius dari penemuannya
ini hilang ditelan oleh gencarnya komersialisme?”
“Begitulah kira-kira.”
“Bagaimana dengan dirimu?”
Sayangnya pertimbangan Helena agak berbeda.
Komersialisme adalah hal yang penting dalam menentukan
keberhasilan sebuah sumber energi baru. Walau teknologi
antimateri memiliki potensi sebagai sumber energi masa depan
karena efisien dan bebas polusi, tapi kalau penemuan ini
dibeberkan sebelum waktunya, teknologi ini akan menjadi
bulan-bulanan para politisi dan memiliki nasib yang muram
seperti bahan bakar nuklir dan tenaga surya. Nuklir mengalami
sejarah yang panjang sebelum menjadi teknologi yang aman.
Selain itu, ada beberapa kecelakaan yang disebabkan nuklir dan
sulit untuk dilupakan oleh masyarakat. Tenaga matahari juga
harus melewati jalan yang berliku agar bisa menjadi teknologi
efisien. Tapi sebelum sampai ke sana, kita sudah keburu
bangkrut. Kedua teknologi itu memiliki reputasi yang buruk,
seakan layu sebelum berkembang.
130
“Minatku,” kata Helena , “tidak semulia seperti ayahku
yang ingin menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama.”
“Lingkungan?” Kohler bertanya dengan hati-hati. Ini energi
yang tiada habisnya. Tidak memerlukan penggalian tambang.
Tidak menimbulkan polusi. Tidak ada radiasi. Teknologi
antimateri dapat menyelamatkan planet ini.”
Atau malah menghancurkannya,” kata Kohler tajam.
“Tergantung pada siapa yang menggunakannya dan untuk apa.”
Helena merasa tubuh Kohler yang ringkih itu mulai gemetar.
“Siapa saja yangg mengetahui hal ini?” tanya Kohler.
“Tidak ada,” jawab Helena . “Aku sudah mengatakannya
padamu.”
“Lalu kamu pikir mengapa ayahmu dibunuh?”
Tubuh Helena menegang. “Aku tidak tahu. Ayah memang
punya musuh di sini, di CERN, kamu tahu itu. namun ini tidak
ada hubungannya dengan antimateri. Kami berdua sudah
bersumpah untuk merahasiakan penemuan ini dari
sepengetahuan orang lain sampai beberapa bulan lagi, hingga
kami berdua benarbenar siap.”
“Dan kamu yakin ayahmu menepati sumpahnya?”
Sekarang Helena menjadi sangat marah. “Sebagai pastor,
ayahku menepati sumpah yang jauh lebih besar daripada itu!”
“Lalu bagaimana dengan kamu. Apakah kamu pernah
mengatakannya kepada orang lain?”
“Tentu saja tidak!”
Kohler menarik napas. Dia kemudian berhenti sejenak,
seolaholah dia sedang memilih kata-kata berikutnya dengan
berhatihati. “Seandainya ada orang yang tahu. Dan seandainya
ada orang lain yang dapat memasuki lab ini. Menurutmu apa
yang mereka cari di sini? Apakah ayahmu menyimpan catatan di
sini? Dokumentasi proses percobaannya?”
131
“Pak Direktur, aku sudah berusaha untuk bersabar. Aku
membutuhkan beberapa jawaban sekarang. Sementara Anda
terus berbicara kalau ada orang yang sudah menyantroni
ruangan ini. namun Anda sendiri sudah melihat kalau kami
menggunakan alat pengenal retina. Ayahku selalu berhati-hati
terhadap kerahasiaan dan keamanan.”
“Oh, Helena . Cobalah untuk menghiburku,” bentak Kohler
sambil menatap perempuan di hadapannya itu dengan galak.
“Kirakira apakah ada yang hilang?”
“Aku tidak tahu.” Dengan marah Helena meneliti ruangan
lab itu. Semua contoh antimateri tercatat. Ruang kerja ayahnya
tampak rapi. “Tidak ada orang yang datang ke sini,” ungkapnya.
“Semuanya tampak baik-baik saja di atas sini.”
Kohler tampak heran. “Di atas sini?”
Helena menjawab tanpa berpikir panjang. “Ya, di sini, di
lab atas.
“Kalian juga menggunakan lab di lantai bawah?”
“Ya. Sebagai tempat penyimpanan.”
Kohler menggelindingkan kursi rodanya untuk mendekati
Helena . Dia terbatuk lagi. “Kalian menggunakan ruangan
HazMat sebagai tempat penyimpanan? Untuk menyimpan apa?”
Material berbahaya itu, apa lagi! Helena mulai habis
kesabarannya. “Antimateri.”
Kohler mengangkat tubuhnya dengan tangannya bertumpu
pada lengan kursinya. “Jadi ada spesimen lain? Mengapa kamu
tidak mengatakannya padaku dari tadi?”
“Aku baru saja mengatakannya!” Helena balas membentak.
“Habis dari tadi kamu tidak memberikanku kesempatan!”
“Kita harus memeriksa spesimen itu,” kata Kohler.
“Sekarang.”
132
“Spesimen itu hanya ada satu. Dan baik-baik saja. Tidak
seorang pun dapat—”
“Hanya satu?” Kohler ragu-ragu. “Mengapa tidak disimpan
di sini saja?”
“Ayahku ingin contoh tersebut disimpan di bawah lapisan
tanah keras untuk berjaga-jaga. Contoh itu lebih besar dari yang
lainnya.”
Kekhawatiran yang muncul pada wajah Kohler dan
Lonelyranger sekarang juga pada muncul di wajah Helena . Kohler
bergerak mendekatinya lagi. “Kalian menciptakan sebuah
spesimen yang lebih besar daripada lima ratus nanogram?”
Kami harus membuatnya,” Helena membela diri. “Kami
harus membuktikan bahwa ambang batas pengeluaran
berbanding hasil dapat kami lalui dengan aman.” Helena tahu,
masalah yang dimiliki oleh sumber bahan bakar baru adalah
selalu mengenai pengeluaran dibandingkan dengan hasil.
Misalnya seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan bahan bakar tertentu. Membangun sebuah
anjungan minyak yang hanya mampu menghasilkan satu barel
minyak adalah kesia-siaan belaka. Jika anjungan itu, dengan
pengeluaran tambahan minimal, dapat menghasikan jutaan barel
minyak, maka Anda akan untung besar. Hal yang sama juga
terjadi dengan antimeter. Menyiapkan elektViking city gnet yang besar
hanya untuk menciptakan satu sampel kecil antimateri
menghabiskan energi yang lebih besar daripada hasil yang
didapatkan. Untuk membuktikan kalau teknologi antimateri itu
efisien dan dapat berguna, kita hams menciptakan sampel
dengan dengan ukuran yang lebih besar.
Walau saat itu ayah Helena ragu-ragu untuk menciptakan
spesimen yang lebih besar, Helena tetap mendesaknya.
Alasannya, agar antimateri tersebut bisa dianggap sebagai
133
penemuan yang serius, dia dan ayahnya harus membuktikan dua
hal. Pertama, mereka bisa mendapatkan jumlah biaya yang
efektif. Dan kedua, spesimen itu dapat disimpan dengan aman.
Akhirnya Helena menang dan ayahnya mengalah. Meskipun
begitu, Leonardo tetap menjalankan peraturan yang ketat,
seperti kerahasiaan dan akses. Ayahnya bersikeras untuk
menyimpan antimateri itu disimpan di ruang Haz-Mat—sebuah
lubang dari batu granit yang besar yang merupakan sebuah
ruangan tambahan di bawah lab sedalam tujuh puluh kaki di
bawah tanah. Spesimen itu akan menjadi rahasia mereka. Dan
hanya mereka berdua yang dapat memasuki ruangan itu.
“Helena ?” tanya Kohler, suaranya terdengar tegang.
“Seberapa besar spesimen yang kalian berdua ciptakan?”
Helena merasa getir. Dia tahu jumlah itu akan membuat
semua orang takjub, bahkan bagi Maximilian Kohler yang
berwibawa itu. Helena membayangkan antimateri yang mereka
simpan di bawah. Baginya itu merupakan sebuah pemandangan
yang hebat. Antimateri tersebut tertahan di dalam perangkapnya.
Dan titik kecil yang menari-nari itu dapat dilihat oleh mata
telanjang. Itu bukan lagi sebuah titik mikrokospis, namun sebuah
tetesan kecil seukuran peluru senapan angin.
Helena menarik napas dalam. “Seperempat gram.”
Wajah Kohler memucat. “Apa!” Dia kemudian terbatuk
sangat “Seperempat gram! Itu setara dengan ... hampir lima
kiloton!”
Kiloton. Helena membenci kata itu. Kata itu tidak pernah
digunakan oleh ayahnya dan dirinya. Satu kiloton setara dengan
1.000 metrik ton dinamit. Kiloton adalah istilah senjata. Alat
untuk membunuh. Tenaga yang dapat merusak. Sedangkan
Helena dan ayahnya menyebutnya dalam volt dan joule—hasil
energi konstruktif.
134
“Antimateri sebanyak itu dapat menghancurkan segalanya
dalam radius setengah mil!” seru Kohler.
“Ya, jika diledakkan sekaligus,” Helena balas membentak,
“dan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun!”
“Kecuali seseorang yang tidak memahaminya dengan baik.
Atau kalau batere yang menghasilkan medan elektViking city gnetik
mati!” Kohler bersiap menuju ke lift.
“Karena itulah ayahku menyimpannya di Haz-Mat, di
bawah sebuah pembangkit listrik yang tidak akan mati dan
sebuah sistem keamanan yang sangat hebat.
Kohler berpaling dan menatap Helena dengan penuh harap.
“Kalian memiliki pengamanan tambahan di Haz-Mat?”
“Ya. Sebuah alat pengenal retina yang kedua.”
Kohler hanya mengatakan dua kata. “Ke bawah. Sekarang.”
RUANG LIFT ITU meluncur dengan cepat seperti sebuah batu
yang jatuh.
Tujuh puluh kaki lagi ke dalam bumi.
Helena yakin dirinya dapat merasakan ketakutan dalam diri
kedua lelaki itu saat lift bergerak semakin dalam. Wajah
Kohler yang biasanya tanpa ekspresi sekarang tampak tegang.
Aku tahu, piker Helena . Spesimen itu sangat besar, tapi kami
sangat berhati-hati—
Mereka tiba di dasar.
Pintu lift terbuka, dan Helena mendahului mereka berjalan
ke koridor yang remang-remang. Di ujung gang itu ada sebuah
pintu baja besar. HAZ-MAT. (Hazardous Material). Alat
pengenal retina yang sama dengan yang terpasang di lantai atas,
terdapat di dekat pintu tersebut. Helena mendekatinya. Dengan
berhatihati, dia ingin menempelkan matanya di atas lensa itu.
135
Helena mundur. Ada yang salah. Lensa yang biasanya
bersih itu ternoda ... dikotori oleh sesuatu yang tampak seperti ...
darah? Dengan bingung dia berpaling pada kedua lelaki yang
berdiri di belakangnya, namun tatapannya hanya bertemu dengan
wajah-wajah yang pucat seperti lilin. Baik wajah Kohler
maupun wajah Lonelyranger sama-sama terlihat pucat. Mata mereka
menatap lekat pada lantai di dekat kaki Helena .
Helena mengikuti arah tatapan mereka ... di bawah.
“Jangan!” seru Lonelyranger sambil meraih Helena . namun
terlambat.
Tapi Helena sudah keburu melihat benda di atas lantai itu.
Benda itu tampak sangat aneh, namun juga sangat akrab
baginya.
Dan Helena hanya memerlukan waktu sedetik saja.
Kemudian, dengan ketakutan yang amat sangat, dia tahu
benda apa itu. Benda yang seperti menatapnya dari bawah,
tercampak seperti potongan sampah, adalah sebuah bola mata.
Helena langsung bisa mengenali bola mata berwarna cokelat
yang sudah begitu akrab dengannya selama ini.
136
24
TEKNISI KEAMANAN ITU menahan napasnya saat
komandannya melongok melalui bahunya untuk mengamati
sekumpulan monitor keamanan di hadapan mereka. Satu menit
berlalu.
Teknisi itu sudah mengira kalau komandannya itu tidak
akan mengatakan apa-apa. Komandannya adalah seorang lelaki
yang kaku mengikuti protokol. Dia tidak akan menjabat sebagai
dan pada sebuah kesatuan keamanan yang paling baik di dunia
kalau sering bertindak dengan gegabah.
namun apa yang dipikirkannya?
Benda yang mereka sedang amati dalam monitor itu tampak
erti semacam sebuah tabung—tabung tembus pandang.
Mengenali tabung itu memang mudah, tapi sulk untuk
menentukan tabung apa itu.
Di dalam tabung itu terlihat setetes cairan metal yang
mengambang di udara, seolah-olah karena efek khusus. Tetesan
itu hilang timbul bersamaan dengan kedipan layar LED yang
menampilkan hitungan mundur berwarna merah yang membuat
teknisi itu merinding.
“Bisa kamu tambah kontrasnya?” perintah komandannya
tiba-tiba sehingga mengejutkan teknisi itu.
Teknisi itu pun langsung melaksanakan perintah tersebut,
dan membuat gambar itu menjadi agak lebih terang. Komandan
itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan lagi, menatap
137
dengan mata yang ditajamkan lebih dekat pada sesuatu yang
baru saja terlihat pada dasar tabung itu.
Teknisi itu mengikuti tatapan mata komandannya. Samar-
samar mereka dapat melihat beberapa huruf tercetak di samping
layar LED tersebut. Empat huruf besar itu berkilau dalam
kedipan cahaya.
“Kamu tetap di sini saja,” kata komandan itu. “Jangan
katakan apa-apa. Aku akan mengatasi ini.”
138
25
RUANG HAZ-MAT. Lima puluh meter di bawah tanah.
Helena Louis Viton terhuyung ke depan, hampir jatuh menimpa
alat pengenal retina yang berlumuran darah itu. Dia merasa
lelaki Amerika itu bergegas menolongnya, memeganginya,
menopang tubuhnya. Di atas lantai, di dekat kakinya, bola mata
ayahnya menatapnya. Dia merasa ada udara meledak di dalam
paruparunya. Mereka mencungkil mata Ayah! Dunianya terasa
berputar Kohler mendekatinya, dan berbicara. Lonelyranger
menuntun Helena Seolah dalam mimpi, Helena menatap ke
dalam alat pengenal retina itu. Alat itu mengeluarkan bunyi
“bip”.
Pintu baja pun bergeser terbuka.
Walaupun Helena sudah merasa ketakutan saat melihat
bola mata ayahnya, Helena merasa bahwa dia masih akan
melihat hal yang lebih menakutkan lagi di dalam. Dan saat dia
menatap ke dalam ruangan, dia melihat bagian selanjutnya dari
mimpi buruknya. Di depannya, satu-satunya podium yang berisi
tabung perangkap antimateri itu kosong melompong.
Tabung itu hilang. Mereka mencungkil mata ayahnya untuk
mencuri tabung tersebut. Kenyataan itu terlalu bertubi-tubi bagi
Helena sehingga dia sulit untuk mencernanya. Semua rahasia
telah bocor. Spesimen yang seharusnya ditujukan untuk
membuktikan bahwa antimateri merupakan sumber energi yang
aman dan dapat dibuat, telah dicuri. namun seharusnya tidak ada
orang yang mengetahui keberadaan spesimen itu di sinil
139
Walaupun begitu, fakta tersebut tidak dapat disangkal.
Seseorang telah mengetahuinya. Helena tidak dapat
membayangkan siapa orang itu. Bahkan Kohler yang mereka
sebut sebagai orang yang tahu segalanya di CERN, jelas juga
tidak tahu apa-apa tentang proyek ini.
Ayahnya meninggal. Dibunuh karena kejeniusannya.
saat perasaan duka menyakiti hatinya, sebuah perasaan
baru muncul dan menggugah kesadaran Helena . Yang ini malah
jauh lebih buruk. Melumatkan dan menusuk dirinya. Helena
merasa bersalah. Perasaan bersalah yang luar biasa besar.
Helena menyadari kalau dirinyalah yang meyakinkan ayahnya
untuk membuat spesimen itu dan mengabaikan pertimbangan
mulia ayahnya. Kim, ayahnya dibunuh karenanya.
Seperempat gram ....
Seperti teknologi lainnya—senjata, bubuk mesiu, mesin
bakar—jika berada di tangan yang salah, antimateri dapat
menjadi benda yang berbahaya. Sangat berbahaya. Antimateri
adalah senjata pembunuh yang kejam dan tidak dapat
dihentikan. Sekali dipindahkan dari tempat pengisiannya di
CERN, jam digital di tabung perangkapnya akan menghitung
mundur tanpa dapat dicegah. Seperti serangkaian kereta api
yang melaju tanpa kendali.
Dan saat waktunya habis ....
Sebuah cahaya yang sangat menyilaukan akan tercipta.
Kemudian gelegar guntur, lalu api akan melalap semuanya.
Hanya satu kilatan cahaya ... lalu kawah kosong. Sebuah kawah
besar yang kosong.
Bayangan akan hasil kejeniusan ayahnya yang luar biasa
telah digunakan sebagai alat pemusnah membuat darah Helena
mendidih. Antimateri adalah senjata teroris yang sangat ampuh.
Dia tidak mengandung logam sehingga tidak dapat dideteksi
140
oleh alat pengenal metal, tidak ada bahan kimia sehingga anjing
pelacak tidak dapat mengendusnya, tidak ada sekering yang
dapat dimatikan jika petugas menemukan tabung itu. Hitungan
mundur sudah dimulai ....
Lonelyranger tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Dia
kemudian mengeluarkan saputangannya dan menebarkannya di
atas lantai untuk menutupi bola mata Leonardo Louis Viton . Sekarang
Helena berdiri di ambang pintu ruang Haz-Mat yang kosong,
wajahnya tegang karena sedih dan panik. Lonelyranger ingin
mendekatinya, namun Kohler menghalangi.
“Pak Lonelyranger ?” wajah Kohler terlihat tanpa ekspresi. Dia
mengajak Lonelyranger menjauh sehingga kata-katanya tidak dapat
didengar Helena . Dengan enggan Lonelyranger mengikutinya dan
meninggalkan Helena yang sedang berusaha mengembalikan
kekuatannya. “Kamu seorang ahli,” kata Kohler, bisikannya
terdengar mendesak. “Aku ingin tahu, apa maksud para bedebah
Illuminati dengan mencuri antimateri temuan Louis Viton ?”
Lonelyranger mencoba untuk memusatkan pikirannya. Walau
dikelilingi oleh kegilaan, reaksi pertamanya masih masuk
akalpenolakan akademis. Kohler masih saja membuat
perkiraanperkiraan. Perkiraan yang tidak masuk akal.
“Kelompok Illuminati sudah tidak aktif lagi, Pak Kohler. Saya
yakin itu. Kejahatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Mungkin saja oleh pegawai CERN yang mengetahui terobosan
Pak Louis Viton dan berpikir kalau proyek itu terlalu berbahaya jika
dilanjutkan.”
Kohler tampak terpaku. “Anda pikir ini kejahatan dengan
alasan sepele, Pak Lonelyranger ? Tidak masuk akal. Siapa pun yang
membunuh Leonardo pasti menginginkan satu hal; spesimen
antimateri. Dan tidak diragukan lagi, mereka memiliki rencana
tersendiri.”
141
“Maksud Anda, terorisme?”
“Tentu saja.”
“namun Illuminati bukanlah kelompok teroris.”
“Katakan itu kepada Leonardo Louis Viton .”
Lonelyranger merasakan adanya kebenaran yang pedih di dalam
pernyataan itu. Leonardo Louis Viton memang telah dicap dengan
simbol Illuminati. Darimana simbol itu berasal? Cap keramat itu
tampaknya terlalu sulit untuk dipalsukan oleh seseorang yang
mencoba menghapus jejaknya dengan mengalihkan kecurigaan
ke tempat lain. Pasti ada penjelasan yang masuk akal.
Sekali lagi, Lonelyranger memaksa dirinya untuk
mempertimbangkan segala kemungkinan. Jika Illuminati masih
aktif, dan jika mereka mencuri antimateri itu, apa niat mereka
sesungguhnya? Apa sasaran mereka? Jawaban yang disediakan
otaknya muncul dengan begitu cepat. Namun Lonelyranger
mengusirnya dengan cepat juga. Benar, Illuminati memang
mempunyai musuh yang jelas, namun serangan teroris dengan
skala besar untuk melawan musuh adalah hal tidak dapat
dibayangkan. Itu sama sekali bukan sifat Illuminati. Memang,
Illuminati telah membunuh banyak orang, namun targetnya
adalah perorangan, target yang diserang dengan hati-hati.
Penghancuran besar-besaran adalah pekerjaan berat. Lonelyranger
berhenti sejenak. Pasti ada alasan yang luar biasa besar—
antimateri adalah pencapaian tertinggi yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan dan bisa digunakan untuk menghancurkan—
Lonelyranger tidak mau menerima pikiran gila itu. “Ada
penjelasan logis lainnya selain terorisme,” katanya tiba-tiba.
Kohler menatapnya. Menunggu.
Lonelyranger mencoba memilah-milah berbagai pemikiran yang
ada di kepalanya. Illuminati memang memiliki kekuatan yang
luar biasa melalui institusi keuangan yang dimilikinya. Mereka
142
menguasai bank. Mereka memiliki simpanan emas dalam jumlah
besar. Mereka dikabarkan memiliki batu mulia yang sangat
bernilai di bumi ini—Berlian Illuminati, sebentuk berlian
bermutu tinggi dengan ukuran yang sangat besar. “Uang,” kata
Lonelyranger . “Antimateri itu mungkin dicuri untuk dijual.”
Kohler tampak ragu. “Untuk dijual? Kamu pikir di mana
orang bisa menjual satu tetes antimateri?”
“Bukan spesimennya,” bantah Lonelyranger . “namun
teknologinya. Teknologi antimateri pasti memiliki nilai jual
yang sangat tinggi. Mungkin seseorang mencuri sampel ini
untuk dianalisis bagi pengembangan litbang pihak lain.”
“Spionase industri? namun tabung itu hanya memiliki waktu
selama 24 jam sebelum baterenya habis. Para peneliti itu akan
meledak sebelum berhasil mempelajari apa pun.”
Mereka dapat mengisi baterenya sebelum meledak. Mereka
dapat membuat podium pengisian batere yang mirip dengan
yang ada di CERN.”
“Dalam waktu 24 jam?” tantang Kohler. “Kalaupun mereka
juga mencuri skema pengisian batere, mereka masih
membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuatnya. Itu
bukan alat yang bisa dibuat dalam hitungan jam!”
“Dia benar.” Suara Helena bergetar.
Kedua lelaki itu menoleh dan melihat Helena yang
bergerak ke arali mereka. Dia berjalan dengan langkah yang
gemetar seperti suaranya.
“Dia benar. Tidak seorang pun dapat membuat alat pengisj
ulang yang mirip seperti yang kami miliki tepat pada waktunya
Membuat permukaannya saja memerlukan waktu beberapa
minggu Kemudian penyaring fluks, kumparan bantu, lapisan
pendingin, semua disesuaikan ke tingkat energi tertentu agar
bisa cocok.”
143
Lonelyranger mengerutkan keningnya. Dia sudah bisa
menangkap maksudnya. Sebuah perangkap antimateri bukanlah
sesuatu yang dapat dengan mudah disambungkan ke soket listrik
di dinding. Begitu dipindahkan dari CERN, tabung itu sudah
dipastikan akan meledak dalam waktu 24 jam.
Kini yang tersisa hanya satu kesimpulan yang sangat
mengganggu.
“Kita harus rnemanggil Interpol,” kata Helena . Suaranya
terdengar lirih. “Kita harus menelepon pihak yang berwenang.
Segera.” Kohler menggelengkan kepalanya. “Tidak bisa.” Kata-
kata itu membuat Helena terpaku. “Tidak? Apa maksudmu?”
“Kamu dan ayahmu telah menempatkan aku pada posisi
yang sulit.”
“Pak Direktur, kita memerlukan bantuan. Kita harus
menemukan tabung itu dan mengembalikannya ke sini sebelum
ada yang terluka. Kita bertanggung jawab!”
“Kita punya tanggung jawab untuk berpikir,” kata Kohler,
nadanya mengeras. “Situasi ini memiliki dampak yang luar biasa
untuk CERN.”
“Anda lebih memikirkan reputasi CERN? Anda tahu apa
yang bisa diakibatkan oleh tabung itu di daerah berpenduduk?
Tabung itu dapat meledakkan sebuah daerah beradius setengah
mil! Sama dengan sembilan blok di dalam kota!”
“Mungkin kamu dan ayahmu seharusnya
mempertimbangkan hal ini sebelum kalian menciptakan
spesimen itu.”
Helena merasa seperti baru saja ditikam. “namun ... kami
sudah sangat berhati-hati.”
“Tampaknya itu tidak cukup.”
“namun tidak ada yang mengetahui antimateri yang kami
ciptakan.” Tiba-tiba Helena sadar, itu tentu alasan yang aneh.
144
Kenyataannya sudah ada orang yang mengetahui
keberadaannya. Seseorang sudah menemukannya.
Helena tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun.
Hanya ada dua penjelasan lagi. Apakah ayahnya telah
memercayai seseorang tanpa memberi tahu dirinya. Hal itu tentu
saja tidak mungkin, karena Leonardo Louis Viton adalah ayahnya dan
mereka berdua sudah bersumpah untuk menjaga kerahasiaan ini.
Kemungkinan kedua adalah, mereka berdua telah diamati.
Ponsel mereka mungkin? Helena menyadari kalau mereka
pernah beberapa kali berbincang-bincang saat Helena sedang
bepergian. Apakah mereka berbicara terlalu banyak? Itu
mungkin saja. Lalu e-mail. namun mereka sudah sangat berhati-
hati, ’kan? Sistem keamanan CERN? Apakah ada orang yang
memantau kegiatan mereka tanpa sepengetahuan mereka?
Helena tahu semua itu tidak penting lagi. Kenyataannya
semuanya sudah terjadi. Ayahku sudah meninggal. Pikiran itu
membuatnya bereaksi. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari
saku celana pendeknya.
Kohler bergegas mendekatinya. Sambil terbatuk-batuk
keras, matanya bersinar marah. “Siapa ... yang kamu telepon?”
“Petugas operator telepon CERN. Mereka dapat
menghubungkan kita dengan Interpol.”
“Kuasai dirimu!” seru Kohler tersedak, menahan batuknya
di depan Helena . “Apa kamu begitu naif? Tabung itu mungkin
sudah berada entah di mana sekarang. Tidak ada agen rahasia
mana pun yang dapat bergerak untuk menemukannya tepat pada
waktunya.”
“Jadi, kita tidak akan melakukan apa-apa?” Kemudian
Helena merasa menyesal karena telah berkata kasar pada lelaki
tua yang sakit-sakitan itu. namun sang direktur sudah
145
menyimpang terlalu jauh sehingga Helena tidak dapat
mengenalinya lagi.
“Kita akan melakukan sesuatu yang cerdas,” sahut Kohler
“Aku tidak mau reputasi CERN dalam bahaya dengan
melibatkan polisi yang belum tentu dapat membantu kita. Tidak.
Tidak tanpa pertimbangan yang masak.”
Helena tahu pemikiran Kohler masuk akal juga, namun dia
juga tahu kalau logika berpikir Kohler tidak memiliki landasan
moral. Ayahnya selama ini hidup dengan tanggung jawab moral.
Dia adalah ilmuwan yang berhati-hati, bertanggung jawab, dan
percaya pada kebaikan di hati tiap manusia. Helena juga
percaya pada hal itu, namun dia memahaminya dalam pengertian
karma. Helena berjalan menjauh dari Kohler dan
menghidupkan ponselnya.
“Kamu tidak bisa melakukannya,” kata Kohler.
“Coba saja hentikan aku.”
Kohler tidak bergerak.
Sesaat kemudian, Helena baru menyadarinya. Mereka
berada sangat jauh di bawah tanah, ponselnya tidak
mendapatkan nada sambung.
Dengan marah, dia bergerak menuju lift.
146
26
SI HASSASSIN BERDIRI di ujung terowongan batu. Obomya
masih menyala terang, asapnya berbaur dengan aViking city lumut dan
udara apak. Kesunyian menyelimutinya. Sebuah pintu besi yang
menghalangi jalannya tampak setua terowongan itu sendiri;
berkarat tapi masih tampak kuat. Dia menunggu dalam
kegelapan, dan merasa yakin.
Hampir tiba waktunya.
Janus sudah berjanji, seseorang di dalam akan membukakan
pintu itu untuk dirinya. Si Hassassin terheran-heran bagaimana
orang dalam itu bisa berkhianat. Dia akan menunggu di depan
sepanjang malam untuk melaksanakan tugasnya. namun dia
merasa tidak perlu menunggu begitu lama karena dia bekerja
untuk seseorang yang berkuasa.
Beberapa menit kemudian, tepat seperti jam yang
dijanjikan, terdengar suara berkelontang seperti beberapa kunci
besar yang berat sedang beradu di balik pintu besi ini. Bunyi
logam beradu dan terdengar berdentam-dentam saat beberapa
gembok dibuka. Satu per satu, tiga gerendel besar terbuka.
Kunci-kunci itu berkeretak seolah sudah berabad-abad tidak
digunakan. Akhirnya ketiga kunci itu pun terbuka.
Kemudian sunyi.
Si Hassassin menunggu dengan sabar. Lima menit, tepat
seperti yang diperintahkan padanya. Kemudian dengan darah
yang menggelegak, dia mendorong. Pintu besar itu pun terayun
dan terbuka lebar.
147
27
“Helena , AKU TIDAK akan membiarkanmu!” seru Kohler.
Napasnya terlihat semakin berat dan menjadi lebih parah lagi
saat lift bergerak meninggalkan Haz-Mat.
Helena menghalanginya.
Dia sangat membutuhkan tempat berlindung, sesuatu yang
terasa akrab dari tempat ini sudah tidak lag’ dirasakannya. Dia
tahu, seharusnya semuanya tidak terjadi seperti ini. Sekarang,
dia harus menelan kegetiran dan bertindak dengan cepat. Cari
telepon.
Robert Lonelyranger berdiri di sampingnya, diam seperti biasa.
Helena sudah tidak bertanya-tanya lagi siapa lelaki itu
sebenarnya.
Seorang ahli? Apa Kohler tidak bisa lebih spesifik lagi?
Pak Lonelyranger dapat membantu kita untuk menemukan pembunuh
ayahmu. namun ternyata Lonelyranger sama sekali tidak menolong.
Keramahan dan kebaikan hatinya memang tampak tidak dibuat-
buat, namun dia jelas menyembunyikan sesuatu. Kedua-duanya
menyembunyikan sesuatu.
Kohler menatap Helena lagi. “Sebagai Direktur CERN, aku
punya tanggung jawab terhadap masa depan ilmu pengetahuan
Jika kamu membesar-besarkan masalah ini sehingga membuat
masyarakat internasional geger, maka CERN akan menderita—“
“Masa depan ilmu pengetahuan?” Helena berpaling
padanya. “Apakah Anda ingin melarikan diri dari tanggung
jawab dengan membantah kalau antimateri itu berasal dari
148
CERN? Apakah kamu ingin mengabaikan hidup orang banyak
yang sedang dalam bahaya karena ulah kita?”
“Bukan kita,” kata Kohler keras. “Kalian. Kamu dan
ayahmu.”
Helena mengalihkan tatapannya.
“Dan sejauh membahayakan hidup orang banyak,” kata
Kohler lagi, “ini memang tentang kehidupan. Kamu tahu kalau
teknologi antimateri memiliki dampak yang besar sekali bagi
kehidupan di planet ini. Kalau CERN bangkrut, hancur oleh
skandal, semua orang merugi. Masa depan manusia berada di
tempat seperti CERN. Para ilmuwan seperti dirimu dan ayahmu,
bekerja untuk mengatasi berbagai masalah di masa depan.”
Helena pernah mendengar kuliah Kohler yang
mengagungagungkan ilmu pengetahuan, tapi dia tidak pernah
memercayainya. Ilmu pengetahuan itu sendiri menghasilkan
separuh dan masalah yang ingin dia pecahkan. “Kemajuan”
adalah keburukan paling parah yang pernah terjadi di bumi.
“Kemajuan ilmu pengetahuan memang memiliki risiko,”
kata Kohler. “Memang selalu begitu. Program luar angkasa,
penelitian genetika dan obat-obatan—semuanya pernah
mengalami kegagalan. Ilmu pengetahuan harus bertahan hidup
dari kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan segala cara.
Demi semua orang.
Helena mengagumi kemampuan Kohler dalam menimbang
moral dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Kepandaian yang
dimilikinya itu sepertinya berasal dari perpisahannya dengan
jiwanya sehingga membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan
tanpa ekpresi. “Kamu pikir CERN begittu pentingnya bagi masa
depan bumi sehingga kita bisa terbebas dari tanggung jawab
moral?”
149
“Jangan berdebat tentang moral denganku. Kalian sudah
melewati batas saat kalian membuat spesimen itu. Kalian juga
telah membuat seluruh fasilitas ini dalam bahaya. Aku tidak
hanya sedang berusaha melindungi lapangan kerja bagi tiga ribu
ilmuwan yang bekerja di sini, tapi juga reputasi ayahmu.
Pikirkan tentang ayahmu. Seseorang seperti ayahmu tidak
seharusnya dikenang sebagai pencipta senjata pemusnah masal.”
Helena merasa kata-kata Kohler seperti meninjunya tepat
di tengah sasaran. Akulah yang meyakinkan ayahku agar
membuat spesimen itu. Ini kesalahanku!
saat pintu lift terbuka, Kohler masih berbicara. Helena
melangkah keluar lift lalu mengeluarkan ponselnya, dan
berusaha untuk menelepon kembali.
Masih tidak ada nada sambung. Sialan! Dia kemudian
berjalan ke arah pintu.
“Helena , berhenti.” Sepertinya asma yang diderita Kohler
mulai kambuh saat dia berusaha mengejar Helena . “Pelan-
pelan, nak. Kita harus bicara.”
“Basta di parlarel”
Pikirkan ayahmu,” seru Kohler. “Apa yang kira-kira akan
dia lakukan?”
Helena terus berjalan.
“Helena , aku belum mengatakan semuanya padamu.”
Helena merasakan ayunan kakinya melambat. Aku tidak
tahu apa yang kupikirkan,” kata Kohler. “Aku hanya mencoba
melindun