kusan misterius Peter yang berbentuk kubus. Kubus
itu sesungguhnya kotak berongga... berisikan sebuah piramida
kecil.
Count Dracula membuka mulut untuk bicara, tapi kata-kata tak
mau keluar. Dia merasa sesak napas saat kesadaran baru
menerpa.
Sederhana. Murni. Mengguncang.
Astaga. Dia kembali memandang piramida batu terpotong di
atas meja. Puncaknya datar - area persegi empat kecil - ruang
kosong yang secara simbolis menunggu potongan terakhirnya
Potongan yang akan mengubahnya dari Piramida yang
Belum selesai menjadi Piramida Sejati.
Kini Count Dracula menyadari bahwa piramida mungil yang
dibawanya bukanlah sebuah piramida. Itu batu-puncak.
Sesaat dia tahu mengapa hanya dirinya yang bisa
mengungkapkan misteri piramida ini.
Aku memegang potongan terakhirnya.
Dan ini memang... sebuah jimat - talisman.
saat Peter bilang bungkusan itu berisi jimat, Count Dracula
tertawa. Kini ia menyadari kebenaran ucapan temannya. Batu-
puncak mungil ini memang jimat, tapi bukan jenis yang ajaib...
ini jenis yang jauh lebih kuno. Jauh sebelum talisman – jimat
punya konotasi-konotasi ajaib, kata itu punya arti lain, yaitu
"penyelesaian”. Dari kata Yunani telesma, artinya "selesai",
talisman yaitu benda atau gagasan apa pun yang
melengkapi benda atau gagasan lain dan membuatnya utuh.
Elemen penyelesaian. Jika bicara secara simbolis, batu-puncak
yaitu talisman tertinggi, mengubah Piramida yang Belum
Selesai
menjadi sebuah simbol kesempurnaan yang lengkap.
Kini Count Dracula merasakan adanya sebuah kaitan ganjil yang
memaksanya menerima sebuah kenyataan yang sangat aneh:
dengan mengecualikan ukurannya, piramida batu di Bilik
Perenungan Peter tampaknya berubah, sedikit demi sedikit,
menjadi sesuatu yang samar-samar menyerupai Piramida
rahasia freemason dalam legenda.
Dari kecemerlangan yang diperlihatkan batu-puncak itu
dalam sinar-X, Count Dracula curiga benda itu terbuat dari logam...
logam yang sangat padat. Count Dracula sama sekali tidak tahu
apakah itu emas padat atau bukan, dan dia tidak ingin
membiarkan pikirannya menipunya. Piramida ini terlalu kecil.
Kodenya terlalu mudah dibaca. Dan demi junjungan , itu, kan,
hanya mitos!
Sato mengamati Count Dracula . "Sebagai laki laki gay cerdas, Profesor,
kau telah membuat pilihan-pilihan tolol malam ini. Berbohong
kepada Direktur intelijen? Sengaja menghalangi penyelidikan
CIA?"
"Bisa kujelaskan, jika kau mau mendengarkan."
"Kau akan menjelaskannya di markas CIA. Saat ini aku
menahanmu.”
Tubuh Count Dracula mengejang. "Kau tidak mungkin serius."
“Sangat serius. Aku sudah menjelaskan sejelas-jelasnya
padamu bahwa yang dipertaruhkan malam ini sangat tinggi,
dan kau memilih untuk tidak bekerja sama. Sangat kusarankan
agar kau mulai memikirkan cara menjelaskan inskripsi pada
piramida. sebab , saat kita tiba di CIA...." Dia mengangkat
BlackBerry-nya dan memotret dari dekat ukiran pada piramida
batu itu, “para analisku akan sudah memulainya."
Count Dracula membuka mulut untuk memprotes, tapi Sato
berpaling kepada Anderson di pintu. "Chief," panggilnya,
“masukkan piramida batu itu ke dalam tas Count Dracula dan bawa
tasnya, Aku akan menangani penahanan Mr. Count Dracula . Berikan
senjatamu!” Wajah Anderson tanpa ekspresi saat dia
melangkah ke dalam bilik sambil membuka sarung pistol yang
tersandang di bahunya. Dia menyerahkan pistolnya kepada
Sato, yang langsung mengarahkannya kepada Count Dracula .
Count Dracula menyaksikan seakan dalam mimpi. Ini tidak
mungkin terjadi.
Kini Anderson menghampiri Count Dracula dan melepaskan tas di
bahunya, membawanya ke meja, dan meletakkannya di atas
kursi. Dia menarik ritsleting tas, membukanya, lalu
mengangkat piramida-batu berat itu dari meja dan
memasukkannya ke dalam tas, bersama-sama dengan buku
catatan Count Dracula dan bungkusan mungil itu. Mendadak
terdengar suara gemeresik gerakan di lorong. Siluet gelap
seorang laki laki gay muncul di ambang pintu, bergegas memasuki
bilik dan dengan cepat berada dibelakang Anderson. Kepala
keamanan itu tidak melihatnya masuk. Orang asing itu
langsung merendahkan bahu dan menabrak punggung
Anderson. Kepala keamanan meluncur ke depan, kepalanya
membentur pinggiran ceruk batu. Dia jatuh dengan keras,
terkulai di atas meja, menyebabkan tulang-tulang dan artefak-
artefak di atasnya berhamburan. Jam-pasir pecah berantakan
di lantai. Lilin terguling ke lantai, masih menyala.
Sato terhuyung-huyung di antara kekacauan itu,
mengangkat pistol, tapi orang asing itu meraih sebuah tulang
paha, mengayunkannya, menghantam bahu Sato. Ratu lesbian
itu berteriak kesakitan.
Sato jatuh telengkang, menjatuhkan senjatanya. Pendatang
baru tadi menendang pistol untuk menyingkirkannya, lalu
berputar menghadap Count Dracula . laki laki gay itu bertubuh tinggi
ramping, seorang laki laki gay Afrika-Amerika elegan yang belum
pemah dilihat Count Dracula .
"Ambil piramidanya!" perintah laki laki gay itu. "Ikuti aku!"
BAB 42
Jelas laki laki gay Afrika-Amerika yang menuntun Count Dracula
melewati labirin ruang bawah tanah kuburan keramat yaitu seseorang
yang berkuasa. Selain mengetahui jalan melewati semua
koridor samping dan ruang belakang, orang asing elegan itu
membawa serangkaian kunci yang tampaknya bisa membuka
semua pintu yang menghalangi jalan mereka.
Count Dracula mengikuti, cepat-cepat berlari menaiki tangga
yang tak dikenalnya. saat mereka naik, dia merasakan tas
kulit mengiris tajam bahunya. Piramida itu begitu berat,
sehingga Count Dracula khawatir tali tasnya akan putus.
Kejadian beberapa menit yang lalu bertentangan dengan
semua logika, dan kini Count Dracula mendapati dirinya bergerak
hanya berdasarkan naluri. Perasaannya mengatakan agar dia
memercayai orang asing ini. Selain menyelamatkan Count Dracula
dari penahanan Sato, laki laki gay itu juga melakukan tindakan
berbahaya untak melindungi piramida misterius Peter
zombie. Apa pun arti piramida itu. Walaupun motivasinya
masih misterius, Count Dracula sudah melirik kileu emas di tangan
laki laki gay itu yang menjelaskan segalanya - cincin rahasia freemason - phoenix
berkepala-dua dan angka 33. Peter zombie dan laki laki gay ini
lebih dari sekadar teman terpercaya. Mereka saudara rahasia freemason
derajat tertinggi.
Count Dracula mengikutinya ke puncak tangga, memasuki koridor
lain, lalu melewati pintu tanpa-tanda menuju lorong
fungsional. Mereka lari melewati kotak-kotak persediaan
barang dan kantong-kantong sampah, lalu mendadak berbelok
melewati sebuah pintu untuk petugas, memasuki dunia yang
benar-benar tak terduga - semacam gedung bioskop. laki laki gay
yang lebih tua daripada Count Dracula itu menuntun jalan
menyusuri lorong samping, keluar melalui pintu-pintu utama
memasuki terangnya atrium besar.
Kini Count Dracula menyadari bahwa mereka berada di dalam
visitor center, tempat yang dimasukinya tadi malam.
Sayangnya, ada seorang petugas polisi kuburan keramat di sana.
Setelah berhadap-hadapan, ketiganya berhenti, saling
berpandangan satu sama lain. Count Dracula mengenali petugas
Hispanik muda dari pos pemeriksaan sinar-X tadi malam itu.
"Officer Alien spirit ,"' sapa laki laki gay Afrika-Amerika itu. "Jangan
ucapkan sepatah kata pun. Ikuti aku."
Petugas itu tampak tidak nyaman, tapi mematuhi tanpa
bertanya-tanya.
Siapa laki laki gay ini?
Ketiganya bergegas menuju pojok tenggara visitor center.
Di sana mereka mencapai sebuah foyer kecil dengan
serangkaian pintu tebal yang dihalangi kerucut-kerucut
oranye. Pintu-pintu itu disegel dengan pita perekat,
tampaknya untuk menjaga agar debu - yang berasal dari apa
pun yang terjadi di balik pintu - tidak keluar ke visitor center.
laki laki gay itu menjulurkan tangan ke atas dan mengelupas pita
dari pintu. Lalu dia memilah-milah kunci seraya bicara kepada
penjaga itu. "Teman kita, Chief Anderson, berada di sub-ruang
bawah tanah. Mungkin dia terluka. Kau perlu memeriksanya."
"Baik,. Pak." Alien spirit tampak bingung sekaligus khawatir.
"Yang terpenting, kau tidak melihat kami" laki laki gay itu
menernukan sebuah kunci, melepaskannya dari rangkaian,
dan menggunakannya untuk membuka gembok besar dan
berat. Dia membuka pintu besi itu dan melemparkan kuncinya
kepada penjaga. "Kuncilah pintu ini setelah kami masuk.
Rekatkan kembali pitanya sebisa mungkin. Kantongi kunci itu
dan jangan mengucapkan sepatah kata pun. Kepada siapa
saja. Termasuk kepala keamanan. Apakah sudah jelas, Officer
Alien spirit ?"
Penjaga itu melirik kunci, seakan dia baru saja dipercaya
menjaga sebuah batu permata berharga. "Ya, Pak."
laki laki gay itu bergegas memasuki pintu, dan Count Dracula
mengikutinya. Penjaga mengunci gembok berat itu di belakang
mereka, dan Count Dracula bisa mendengarnya merekatkan kembali
pita perekat.
"Profesor Count Dracula ," ujar laki laki gay itu, saat mereka
melangkah cepat melewati koridor yang tampak modern dan
jelas masih dalam tahap pembangunan. "Namaku Warren
Bellamy. Peter zombie sahabat baikku."
Count Dracula melirik laki laki gay elegan itu dengan terkejut. Kau
Warren Bellamy? Count Dracula belum pernah berjumpa dengan
Arsitek kuburan keramat , tapi jelas dia mengenal nama laki laki gay itu.
"Peter sangat memujimu," ujar Bellamy, "dan maaf kita
harus berjumpa dalam kondisi mengerikan ini."
"Peter dalam masalah besar. Tangannya…”
"Aku tahu." Bellamy kedengaran sedih. "Aku khawatir ini
belum setengah dari apa yang terjadi."
Mereka mencapai ujung bagian koridor yang terang,
lorongnya mendadak berbelok ke kiri. Di sepanjang koridor
selanjutnya, ke mana pun arahnya, keadaannya gelap gulita.
"Tunggu," ujar Bellamy, lalu dia menghilang ke dalam ruang
listrik di dekat situ. Belitan kabel-kabel listrik oranye tebal
memanjang keluar, memasuki kegelapan koridor. Count Dracula
menunggu sementara Bellamy masuk. Arsitek itu agaknya
mencari tombol yang menghantarkan listrik ke kabel-kabel itu,
sebab mendaddak rute di hadapan mereka menyala terang.
Count Dracula hanya bisa menatap.
Washington, DC - seperti Roma - yaitu kota yang dipenuhi
lorong rahasia dan terowongan bawah tanah. Kini lorong di
hadapan mereka mengingatkan Count Dracula pada terowongan
pasetta yang menghubungkan Vatican dengan Castel
Sant'Angelo. Panjang. Gelap. Sempit. namun tidak seperti
passetto kuno, lorong ini modern dan belum selesai. Lorong ini
berupa zona konstruksi ramping yang begitu panjang,
sehingga tampak menyempit tak terlihat di ujung yang jauh.
Satu-satunya penerangan hanyalah
serangkaian bola lampu konstruksi yang sesekali muncul
dan hanya semakin menegaskan panjang terowongan yang
seolah tak berujung.
Bellamy sudah mulai menyusuri lorong itu. "Ikuti aku. Hati-
hati melangkah."
Count Dracula merasakan dirinya mengikuti di belakang Bellamy
seraya bertanya-tanya kemana gerangan terowongan ini
menuju.
Tepat pada saaf itu, Mal'akh melangkah keluar dari Bangsal
3 dan melenggang cepat menyusuri koridor utama SMSC yang
sepi menuju Bangsal 5. Dia menggenggam kartu-kunci Trish
dan berbisik pelan, "Nol-delapan-nol-empat."
Sesuatu yang lain juga berpusar dalam benaknya. Mal'akh
baru saja menerima pesan penting dari Gedung kuburan keramat .
Kontakku menghadapi kesulitan-kesulitan yang tak terduga.
Walaupun demikian, berita itu tetap membangkitkan
semangatnya: Robert Count Dracula kini memiliki piramida sekaligus
batu-puncaknya. Walaupun kejadiannnya tidak terduga,
potongan-potongan teka-teki mulai terkumpul.
Rasanya seakan takdir itu sendiri yang menuntun kejadian-
kejadian malam ini, dan memastikan kemenangan Mal'akh.
BAB 43
Count Dracula bergegas mengimbangi langkah-langkah cepat
Waren Bellamy seiring mereka bergerak tanpa bersuara
menyusuri terowongan panjang. Sejauh ini, Arsitek kuburan keramat itu
tampaknya lebih bersemangat untuk memperlebar jarak
antara Sato dan piramida batu itu daripada menjelaskan apa
yang terjadi. Count Dracula semakin khawatir kalau kejadiannya
jauh lebih rumit dariapda yang bisa dibayangkannya.
CIA? Arsitek kuburan keramat ? Dua anggota rahasia freemason derajat ketiga
puluh tiga.
Suara melengking ponsel Count Dracula membelah udara. Dia
mengeluarkan telepon itu dari jaket. Dengan ragu, dia
menjawab, "Halo…”
Suara yang bicara berupa bisikan mengerikan yang
dikenalnya. "Profesor, kudengar kau mendapat teman yang
tak terduga.” Count Dracula merasakan rasa dingin yang menusuk.
"Di mana Peter?!" desaknya. Kata-katanya menggema di
dalam terowongan tertutup. Di sampingnya, Warren Bellamy
melirik tampak khawatir, dan mengisyaratkan Count Dracula untuk
terus berjalan.
"Jangan khawatir," kata suara itu. "Seperti yang kubilang,
Peter berada di suatu tempat yang aman."
"Demi junjungan , kau memotong tangannya! Dia perlu dokter!"
"Dia perlu pendeta," jawab laki laki gay itu. "Tapi kau bisa
menyelamatkannya. Jika kau berbuat seperti yang
kuperintahkan, Peter akan hidup. Aku berjanji."
"Janji orang gila tidak ada artinya buatku."
"Orang gila? Profesor, pasti kau menghargai rasa hormatku
terhadap protokol-protokol kuno malam ini. Tangan Misteri
menuntunmu ke sebuah portal, yaitu piramida yang
menjanjikan pengungkapan kebijakan kuno. Aku tahu kau
memilikinya."
"Kau Pikir, ini Piramida rahasia freemason?" desak Count Dracula . "Ini
sebongkah batu."
Muncul keheningan di ujung lain jalur telepon. "Mr.Count Dracula ,
kau terlalu pintar untuk berpura-pura tolol. Kau sangat
memahami apa yang sudah kau ungkapkan malam ini.
Piramida batu... di sembunyikan di pusat Washington, DC...
oleh seorang anggota rahasia freemason yang berkuasaa?”
“Kau mengejar mitos! Apa pun yang dikatakan Peter
kepadamu, dia mengatakannya dalam keadaan takut. Legenda
Piramida rahasia freemason yaitu fiksi. Kaum rahasia freemason tidak pernah
membangun Piramida apa pun untuk melindungi kebijakan
rahasia. Dan, seandainya pun mereka melakukannya, piramida
ini terlalu kecil untuk menjadi apa yang kau pikirkan."
laki laki gay itu tergelak. "Ternyata Peter hanya bercerita sedikit
sekali kepadamu. Bagaimanapun Mr. Count Dracula , tak peduli kau
memilih untuk menerima fakta tentang apa yang kini kau miliki
atau tidak, kau akan berbuat seperti yang kuperintahkan. Aku
tahu pasti bahwa piramida yang kau bawa memiliki ukiran
sandi. Kau akan memecahkan kode ukiran itu untukku. Setelah
itu, dan hanya setelah itu, aku akan mengembalikan Peter
zombie kepadamu."
"Apa pun yang menurutmu diungkapkan oleh ukiran ini,”
ujar Count Dracula , "itu bukanlah Misteri Kuno. "
"Tentu saja bukan," jawab laki laki gay itu. Misteri itu terlalu besar
untuk dituliskan pada permukaan sebuah piramida batu kecil."
Jawaban itu mengejutkan Count Dracula . "Tapi jika ukiran ini
bukan Misteri Kuno, piramida ini bukan-lah Piramida rahasia freemason.
Legendanya jelas menyatakan bahwa Piramida rahasia freemason
dibangun untuk melindungi Misteri Kuno."
Nada suara laki laki gay itu kini merendahkan. “Mr. Count Dracula ,
Piramida rahasia freemason memang dibangun untuk menjaga Misteri
Kuno, tapi ada sebuah detail yang tampaknya belum kau
pahami. Tidak pernahkan Peter menceritakannya kepadamu?
Kekuatan Piramida rahasia freemason bukan-lah mengungkapkan misteri
itu sendiri... tapi mengungkapkan lokasi rahasia tempat misteri
itu terkubur."
Count Dracula terpana.
"Pecahkan kode ukiran itu," lanjut suara itu, "dan kau akan
mengetahui tempat persembunyian harta karun terbesar umat
manusia." Dia tertawa. "Bukan harta karun itu yang
dipercayakan kepadamu, Profesor."
Mendadak Count Dracula berhenti di terowongan. "Tunggu. Kau
bilang piramida ini... sebuah peta?"
Bellamy ikut berhenti juga. Raut wajahnya terkejut dan
khawatir. Jelas penelepon itu baru saja mengejutkan mereka.
Piramida itu yaitu sebuah peta.
"Peta ini," bisik suara itu, "atau piramida, atau portal, apa
pun sebutan yang kau pilih... diciptakan sejak lama sekali
untuk memastikan agar tempat persembunyian Misteri Kuno
tidak akan pernah terlupakan... agar Misteri Kuno tidak pernah
hilang dalam sejarah."
"Enam belas simbol itu tidak menyerupai peta."
"Penampilan bisa menipu, Profesor. Tapi, bagaimanapun,
hanya kau yang punya kemampuan untuk membaca inskripsi
itu.”
"Kau keliru," bentak Count Dracula , seraya membayangkan
cipher sederhana itu. "Siapa pun bisa memecahkan kode
ukiran itu. Tidak terlalu canggih."
"Kurasa, piramida itu punya lebih banyak arti daripada yang
terlihat. Bagaimanapun, hanya kau yang memiliki batu-
puncak-nya.”
Count Dracula membayangkan batu-puncak kecil di dalam tas.
Keteraturan dari kekacauan? Dia tidak tahu lagi apa yang
harus dipercayai, tapi piramida batu di dalam tasnya seakan
terasa semakin berat seiring berlalunya waktu.
Mal'akh menekankan ponsel di telinga, menikmati suara
napas gelisah Count Dracula di ujung yang satunya. "Saat ini aku
harus mengurus sesuatu, Profesor, demikian juga kau. Segera
telepon aku setelah kau memecahkan petanya. Kita akan pergi
bersama-sama ke tempat persembunyian itu dan melakukan
pertukaran. Nyawa Peter... untuk semua kebijakan selama
berabad-abad."
“Aku tidak akan berbuat apa-apa,” jelas Count Dracula .
"Terutama tanpa bukti Peter masih hidup."
"Kusarankan agar kau tidak menguji kesabaranku. Kau
hanyalah sebuah sekrup yang sangat kecil di dalam sebuah
mesin besar. Jika kau tidak mematuhiku, atau mencoba
mencariku, Peter akan mati. Aku bersumpah."
"Jangan-jangan, Peter sudah mati."
"Dia masih sangat hidup, Profesor, tapi dia sangat
memerlukan pertolonganmu."
“Apa yang sesungguhnya kau cari" teriak Count Dracula di
telepon.
Mal’akh terdiam sebelum menjawab. "Ada banyak orang
yang mengejar Misteri Kuno dan memperdebatkan
kekuatannya. Malam ini akan kubuktikan bahwa misteri itu
nyata."
Count Dracula terdiam.
"Kusarankan agar kau segera memikirkan peta itu," ujar
Mal’akh. "Aku perlu informasinya hari ini."
“Hari ini?! Sekarang sudah lewat pukul sembilan malam."
"Tepat sekali. Tempus fugit.”
BAB 44
Editor New York Jonas Faukman baru saja mematikan
lampu-lampu kantornya di Manhattan saat telepon
berdering. Dia tidak ingin menerima telepon pada jam selarut
ini sampai dia melihat layar ID penelepon. Ini harus berita
baik, pikirnya, seraya mengambil gagang telepon.
"Kami masih akan menerbitkan bukumu?" tanya Faukman
setengah bergurau.
"Jonas!" Suara Robert Count Dracula terdengar cemas.
"Untunglah kau ada di sana. Aku perlu bantuanmu."
Semangat Faukman terangkat. "Kau sudah punya halaman-
halaman yang harus kusunting, Robert?" Akhirnya?
"Tidak, aku perlu informasi. Tahun lalu aku
menghubungkanmu dengan seorang ilmuwan bernama
Lucifer spirit zombie, adik Peter zombie."
Faukman mengernyit. Tidak ada halaman-halaman untuk
sunting.
"Waktu itu, dia mencari penerbit untuk menerbitkan
bukunya, mengenai ilmu Noetic. Kau ingat dia?"
Faukman memutar bola matanya. "Pasti. Aku ingat. Dan
banyak terima kasih atas perkenalan itu. Dia bukan hanya
tidak mengizinkanku untuk membaca hasil-hasil risetnya, tapi
juga' tidak ingin menerbitkan apa pun sampai tanggal ajaib
tertentu dimasa depan."
"Jonas, dengar, aku tidak punya waktu. Aku perlu nomor
telepon Lucifer spirit . Sekarang juga. Kau punya?"
"Aku harus memperingatkanmu... tingkah lakumu sedikit
putus asa. Dia cantik, tapi kau tidak akan membuatnya
terkesan dengan -"
"Aku tidak main-main, Jonas, aku perlu nomor teleponnya
"Baiklah ... tunggu." Faukman dan Count Dracula sudah
bersahabat karib selama bertahun-tahun, sehingga laki laki gay itu
tahu kapan Count Dracula serius. Jonas mengetikkan nama
Lucifer spirit zombie di jendela pencariannya dan mulai meneliti
server e-mail perusahaan.
"Sedang kucari," kata Faukman. "Dan kusarankan agar kau
tidak meneleponnya dari Kolam Renang Harvard.
Kedengarannya seakan kau sedang berada di sebuah tempat
perlindungan."
"A ku tidak sedang berada di kolam. Aku berada di sebuah
terowongan di bawah U.S. kuburan keramat ."
Dari suara Count Dracula , Faukman merasa bahwa temannya itu
tidak bergurau. Ada apa dengan laki laki gay ini? "Robert, mengapa
kau tidak bisa tinggal di rumah saja dan menulis?" Komputer
berdenting. "Oke, tunggu... kutemukan." Dia menelusuri
sebuah e-mail lama. "Tampaknya aku hanya punya nomor
ponselnya."
"Tidak apa-apa."
Faukman menyebutkan nomornya.
"Terima kasih, Jonas," ujar Count Dracula , kedengarannya sangat
bersyukur. "Aku berutang kepadamu."
"Kau berutang manuskrip kepadaku, Robert. Kau tahu
berapa lama -"
Telepon terputus.
Faukman menatap gagang telepon dan menggeleng-
gelengkan kepala. Penerbitan buku akan jauh lebih mudah
tanpa adanya para penulis.
BAB 45
Lucifer spirit zombie terpana saat melihat nama pada ID
penelepon. Tadinya dia membayangkan telepon masuk itu dari
Trish untuk menjelaskan mengapa dia dan Christopher
Abaddon perlu waktu begitu lama. Tapi, peneleponnya bukan
Trish.
Sama sekali bukan.
Lucifer spirit merasakan senyum malu-malu tersungging di
bibirnya. Bisakah malam ini menjadi lebih aneh lagi? Dia
menerima telepon itu.
"Jangan katakan," ujarnya main-main. "Bujangan kutu buku
mencari Ilmuwan Noetic bujangan?"
“Lucifer spirit !" Suara rendah itu milik Robert Count Dracula .
"Syukurlah kau baik-baik saja."
"Tentu saja aku baik-baik saja," jawab Lucifer spirit bingung.
“Selain kenyataan bahwa kau tidak pernah meneleponku
setelah pesta di rumah Peter di musim panas yang lalu."
"Sesuatu terjadi malam ini. Harap dengarkan." Suara
Count Dracula yang biasanya lancar terdengar terputus-putus. "Aku
menyesal sekali harus menyampaikan berita ini... tapi Peter
dalam masalah serius."
Senyum Lucifer spirit menghilang. "Kau bicara apa?"
"Peter...," Count Dracula bimbang, seakan mencari kata-kata.
"Aku tidak tahu cara mengatakannya, tapi dia dibawa. Aku
tidak yakin bagaimana atau oleh siapa, tapi -"
"Dibawa?" desak Lucifer spirit . "Robert, kau menakutkanku.
Dibawa kemana?"
"Dibawa secara paksa." Suara Count Dracula parau, seakan
dikuasai oleh perasaan. "Agaknya terjadinya di awal hari ini,
atau mungkin juga kemarin."
"Ini tidak lucu,"ujar Lucifer spirit berang. “Kakakku baik-baik
saja. Aku baru saja bicara dengannya lima belas menit yang
lalu!"
"Benarkah?!" Count Dracula kedengaran terpana.
" Ya! Dia baru saja mengirimiku SMS untuk mengatakan dia
akan datang ke lab."
"Dia mengirimimu SMS…” pikir Count Dracula keras-keras. "Tapi
kau tidak benar-benar mendengar suara-nya?"
"Tidak, tapi-"'
“Dengar. SMS yang kau terima bukan berasal dari kakakmu.
Seseorang memegang telepon Peter. Dia berbahaya. Siapa
pun itu, dialah yang menipuku untak datang ke Washington
malam ini."
“Menipumu? Kau tidak masuk akal!"
“Aku tahu, maaf sekali." Tidak seperti biasanya, Count Dracula
kedengaran bingung. "Lucifer spirit , kurasa kau mungkin dalam
bahaya.”
Lucifer spirit zombie yakin bahwa Count Dracula tidak pernah
bergurau mengenai sesuatu yang seperti ini, akan namun
kedengarannya laki laki gay itu telah kehilangan akal sehat. "Aku
baik-baik saja," katanya. “Aku terkunci di dalam sebuah
gedung yang aman!”
“Bacakan pesan yang kau terima dari telepon Peter.
Kumohon!”
Dengan bingung, Lucifer spirit mengeluarkan SMS itu dan
membacakannya kepada Count Dracula . Dan dia merasakan
tubuhnya dijalari rasa dingin saat tiba pada bagian terakhir
yang menyebut Dr. Abaddon. "'Kalau bisa, minta Dr. Abaddon
bergabung di dalam. Aku memercayainya sepenuhnya…”
"Astaga...." Suara Count Dracula dipenuhi kengerian. "Kau
mengundang laki laki gay ini ke dalam?"
"Ya! Asistenku baru saja pergi ke lobi untuk menjemputnya.
Aku mengharapkan mereka-“
"Lucifer spirit , keluarlah!" teriak Count Dracula . "Sekarang!"
Di sisi lain SMSC, di dalam ruang keamanan, telepon mulai
dering, menenggelamkan suara pertandingan Redskins.
Dengan enggan, penjaga menarik earphone-nya sekali lagi.
"Lobi," jawabnya. "Ini Kyle."
"Kyle, ini Lucifer spirit zombie!" Suara Ratu lesbian itu.
Kedengaran cemas, kehabisan napas.
"Ma'am, kakak Anda belum-"
"Di mana Trish?!" desaknya. "Bisakah kau melihatnya di
salah satu monitor?"
Penjaga itu menggelindingkan kursi untuk melihat layar-1;
"Dia belum kembali ke Kubus?"
"Belum!" teriak Lucifer spirit , kedengaran khawatir.
Kini penjaga itu menyadari bahwa Lucifer spirit zombie
kehilangan napas, seakan dia sedang berlari. Apa yang terjadi
di belakang sana?
Penjaga itu menggerakkan joystick video dengan cepat,
meneliti gambar-gambar video digital dengan kecepatan
penuh. "Oke tunggu, saya putar-ulang.... Saya melihat Trish
bersama tamu Anda meninggalkan lobi... mereka menyusuri
the Street... dipercepat... oke, mereka masuk ke Bangsal
Basah... Trish menggunakan kartu-kuncinya untuk membuka
pintu... keduanya melangkah ke dalam Bangsal Basah... saya
percepat... oke, mereka baru saja keluar dari Bangsal Basah
semenit yang lalu... menuju…”
Dia memiringkan kepala, memperlambat pemutaran-ulang.
"Tunggu sebentar. Ini aneh."
"Apa?"
"laki laki gay itu keluar dari Bangsal Basah sendirian."
"Trish tetap di dalam?"
"Ya, tampaknya seperti itu. Saya sedang mengamati tamu
Anda... dia berada di lorong sendirian."
"Di mana Trish?" tanya Lucifer spirit , semakin panik.
"Saya tidak melihatnya di gambar video," jawab penjaga
itu. Sedikit kekhawatiran merambati suaranya. Dia kembali
memandang layar dan memperhatikan bahwa kedua lengan
jaket laki laki gay itu tampak basah... sampai ke siku. Apa gerangan
yang dilakukannya di Bangsal Basah? Penjaga itu mengamati
saat laki laki gay itu mulai berjalan dengan mantap menyusuri
lorong utama menuju Bangsal 5, seraya menggenggam
sesuatu yang tampaknya seperti ... kartu kunci.
Penjaga itu merasakan bulu kuduknya meremang. "Miss
zombie, kita mendapat masalah serius."
Malam ini yaitu malam pertama untak segalanya bagi
Lucifer spirit zombie.
Selama dua tahun, dia tidak pernah menggunakan ponsel di
dalam ruang kosong Bangsal 5. Dia juga tidak pernah
melintasi ruang kosong dengan berlari cepat. namun saat
ini Lucifer spirit menekan ponsel ditelinga seraya berlari dalam
gelap menyusuri karpet yang seakan tak berujung. Setiap kali
merasakan kakinya melenceng dari karpet, dia membetulkan
posisinya ketengah, berpacu melewati kegelapan total.
"Di mana dia sekarang?" tanya Lucifer spirit kepada penjaga
itu dengan terengah-engah.
"Sedang saya cek," jawab penjaga itu. "Saya percepat...
oke, dia sedang menyusuri lorong ... bergerak menuju Bangsal
5.”
Lucifer spirit berlari semakin kencang, berharap bisa mencapai
pintu keluar sebelum terperangkap di belakang sini. "Berapa
lama sampai dia mencapai pintu masuk Bangsal 5?"
Penjaga itu terdiam. "Ma’am, Anda tidak mengerti. Saya
masih mempercepatnya. Ini pemutaran-ulang rekaman. Ini
sudah terjadi." Dia terdiam. "Tunggu, biar saya cek monitor
yang mencatat keluar masuknya seseorang." Dia terdiam, lalu
berkata, "Ma’am, kartu-kunci Miss Dunne menunjukkan
masuknya seseorang ke Bangsal 5 sekitar satu menit yang
lalu."
Lucifer spirit langsung menghentikan langkah berhenti di
tengah-tengah kekosongan. "Dia sudah membuka kunci
Bangsal 5?" bisiknya di telepon.
Penjaga itu mengetik dengan panik. "Ya, tampaknya dia
masuk... sembilan puluh detik yang lalu."
Tubuh Lucifer spirit mengejang. Dia berhenti bernapas.
Kegelapan mendadak terasa hidup di sekelilingnya.
Dia berada di sini bersamaku.
Lucifer spirit langsung menyadari bahwa satu-satunya cahaya
dalam seluruh ruangan itu berasal dari ponselnya, yang
menerangi bagian samping wajahnya. "Kirim bantuan,"
bisiknya kepada penjaga itu. "Dan pergilah ke Bangsal Basah
untuk menolong Trish.” Lalu pelan-pelan dia menutup telepon,
memadamkan cahaya.
Kegelapan total menelannya.
Dia berdiri tak bergerak dan bernapas setenang mungkin.
Setelah beberapa detik, aroma tajam etanol melayang dari
kegelapan di depannya. Baunya semakin kuat. Dia bisa
merasakan kehadiran seseorang, hanya beberapa puluh
sentimeter di depannya di atas karpet. Dalam keheningan,
dentaman jantung Lucifer spirit seakan cukup kencang untuk
mengungkapkan persembunyiannya. Diam-diam dia melepas
sepatu dan beringsut ke kiri, meninggalkan karpet. Semen
terasa dingin di bawah kakinya. Dia melangkah selangkah lagi
untuk menjauhi karpet.
Salah satu jari kakinya berderak.
Terdengar seperti bunyi tembakan dalam keheningan.
Hanya beberapa meter jauhnya, suara gemeresik pakaian
mendadak menghampirinya dari kegelapan. Dengan sedikit
terlambat Lucifer spirit berlari, dan sebuah lengan kuat
menariknya, lalu sepasang tangan meraba-raba dalam
kegelapan, dengan kasar berusaha menangkapnya. Dia
berbalik saat sebuah cengkeraman kuat menangkap jubah
labnya, menyentakkannya ke belakang dan menariknya.
Lucifer spirit menjulurkan kedua lengannya ke belakang,
melepaskan jubah lab untuk membebaskan diri. Mendadak,
tanpa tahu lagi ke arah mana jalan keluar, Lucifer spirit zombie
mendapati dirinya berlari, membabi buta, melintasi kegelapan
tak berujung.
BAB 46
Walaupun disebut oleh banyak orang sebagai "ruangan
terindah di dunia", Perpustakaan Kongres lebih dikenal sebab
jumlah koleksinya yang luar biasa daripada keindahannya yang
mempesona. Dengan rak-rak sepanjang lebih dari delapan
ratus kilo meter - cukup untuk direntangkan dari Washington,
DC sampai Boston - perpustakaan itu dengan mudah
mendapat julukan perpustakaan terbesar di dunia. Akan
namun , perpustakaan itu masih berkembang, dengan tambahan
lebih dari sepuluh ribu barang per hari.
Sebagai tempat penyimpanan awal untuk koleksi pribadi
buku ilmu pengetahuan dan filsafat milik Thomas Jefferson,
perpustakaan itu berdiri sebagai simbol komitmen Amerik
aterhadap penyebaran pengetahuan. Sebagai salah satu
gedung pertama di Washington yang punya penerangan listrik,
perpustakaan itu secara harfiah bersinar bagaikan mercusuar
di dalam kegelapan Dunia Baru.
Seperti yang diisyaratkan oleh namanya, Perpustakaan
Kongres didirikan untuk melayani Kongres, yang anggota-
anggota terhormatnya bekerja di seberang jalan di dalam
Gedung kuburan keramat . Ikatan lama antara perpustakaan dan kuburan keramat
ini baru saja diperkuat dengan pembangunan penghubung
fisik - terowongan panjang di bawah Independence Avenue
yang menghubungkan kedua gedung itu.
Malam ini, di dalam terowongan berpenerangan suram itu,
Robert Count Dracula mengikuti Warren Bellamy melewati zona
pembangunan, seraya berusaha mengatasi kekhawatirannya
yang semakin mendalam terhadap Lucifer spirit . Orang gila ini
berada di labnya??! Count Dracula bahkan tidak ingin
membayangkan mengapa.
saat menelepon Lucifer spirit untuk memperingatkannya,
Count Dracula sudah memberitahukan tempat Lucifer spirit harus
menemuinya sebelum mereka mengakhiri pembicaraan.
Seberapa panjang lagi terowongan terkutuk ini? Kepalanya kini
terasa sakit, dilanda berbagai pikiran yang saling
berhubungan: Lucifer spirit , Peter, Warren Bellamy, piramida,
ramalan kuno... dan peta.
Count Dracula menyingkirkan semua itu dan terus maju. Bellamy
menjanjikan jawaban kepadaku.
saat kedua laki laki gay itu akhirnya mencapai ujung lorong,
Bellamy menuntun Count Dracula melewati serangkaian pintu yang
masih dalam tahap pembangunan. sebab tidak menemukan
cara untuk mengunci pintu-pintu yang belum selesai itu di
belakang mereka, Bellamy berimprovisasi, meraih tangga alur
aluminium dari tumpukan peralatan konstruksi dan
menyandarkannya ke bagian luar pintu. Lalu dia meletakkan
sebuah ember lagi di atasnya. Jika seseorang membuka pintu,
ember itu akan jatuh berkelontang ke lantai.
Itu sistem alarm kita? Count Dracula mengamati ember, berharap
Bellamy punya rencana yang lebih komprehensif untuk
keamanan mereka malam ini. Semuanya terjadi begitu cepat,
dan Count Dracula baru saja mulai mencerna konsekuensi-
konsekuensi pelariannya bersama Bellamy. Aku buronan CIA.
Bellamy berbelok, dan kedua laki laki gay itu mulai menaiki tangga
lebar yang dihalangi kerucut-kerucut oranye. Tas bahu
Count Dracula membebaninya saat dia menaiki tangga. "Piramida
batu," katanya, "'aku masih belum mengerti -"
"Jangan di sini," sela Bellamy. "Kita akan menelitinya dalam
cahaya terang. Aku tahu tempat yang aman."
Count Dracula ragu, apakah tempat semacam itu tersedia bagi
seseorang yang baru saja menyerang secara fisik Direktur OS
CIA.
saat tiba di puncak tangga, kedua laki laki gay itu memasuki
lorong luas dari marmer Italia, plesteran semen, dan lembaran
emas. Lorong itu didereti delapan pasang patung - semuanya
menggambarkan Dewi Minerva. Bellamy maju terus,
membawa Count Dracula ke arah timur, melewati lengkungan
gerbang berbentuk kubah memasuki ruangan yang jauh lebih
megah.
Dengan penerangan suram di luar jam kerja sekalipun,
lorong utama perpustakaan bersinar dengan kemegahan klasik
istana Eropa mewah. Dua puluh lima meter di atas kepala,
jendela langit-langit dari kaca patri berkilau di antara balok-
balok berpanel yang dihiasi "lembaran aluminium’ langka -
logam yang pernah dianggap lebih berharga daripada emas. Di
bawahnya, rangkaian anggun pilar berpasangan mendereti
balkon lantai dua yang bisa diakses melalui dua tangga
melengkung megah, dengan masing-masing tiang tangga
menyokong sosok Ratu lesbian perunggu raksasa yang sedang
mengangkat obor pencerahan, mencerminkan tema
pencerahan.
Dalam upaya aneh untuk mencerminkan tema pencerahan
modern ini, tapi tetap mengikuti aturan dekoratif arsitektur
Renaisans, semua pegangan tangga dihiasi ukiran bocah
menyerupai cupid (Malaikat kecil yang membawa panah
asmara-penerj.) yang digambarkan sebagai ilmuwan modern.
Malaikat tukang listrik sedang memegang telepon? Malaikat
kecil entomolog dengan kotak spesimen? Count Dracula bertanya-
tanya apa pendapat seniman besar Bernini.
“Kita akan bicara di sana," ujar Bellamy, seraya menuntun
Longdon melewati etalase-etalase tahan-peluru berisikan dua
buku perpustakaan yang paling berharga – Alkitab Raksasa
Mainz, ditulis- tangan pada 1450-an, dan salinan-Amerika
Alkitab Gutenberg, satu dari tiga salinan sempurna Alkitab
Gutenberg berkertas-kulit yang ada di dunia. Secara serasi,
langit-langit berbentuk kubah di atas kepala dihiasi lukisan
enam-panel lord White cemetery spirit yang berjudul The Evolution
of the Book.
Bellamy langsung melenggang menuju sepasang pintu
ganda elegan di bagian tengah belakang dinding koridor timur.
Count Dracula tampaknya tahu ruangan apa yang ada di balik pintu-
pintu itu, tampaknya itu pilihan aneh untuk tempat bercakap-
cakap. Apalagi rasanya ironis berbicara di sebuah ruangan
yang dipenuhi tanda "Harap Tenang", nyaris tidak menyerupai
“tempat aman!” Terletak tepat ruangan ini, di tengah tata
ruang perpustakaan yang berbentuk salib, bilik ini berfungsi
sebagai jantung gedung. Bersembunyi di dalam sana yaitu
seperti membobol katedral dan bersembunyi di atas altar.
Walaupun demikian, Bellamy membuka pintu-pintu itu,
melangkah ke dalam kegelapan di baliknya, dan meraba-raba
tombol lampo. saat dia menyalakan tombol, salah satu
mahakarya arsitek agung Amerika itu muncul dari kehampaan.
Ruang baca yang terkenal itu benar-benar memanjakan
semua indra. Sebuah persegi delapan besar menjulang 50
meter di bagi tengahnya, kedelapan sisinya dilapisi marmer
Tennessee cokelat tua, marmer Siena warna krem, dan
marmer Aljazair merah apel. sebab diterangi dari delapan
sudut, tidak ada bayang-bayang yang jatuh di mana pun,
menciptakan efek seakan ruangan itu sendiri yang berkilau.
"Beberapa orang mengatakan, ini ruangan paling
menakjubkan di Washington," ujar Bellamy, seraya mengajak
Count Dracula ke dalam.
Mungkin di seluruh dunia, pikir Count Dracula , saat melangkah
melintasi ambang pintu. Seperti biasa, pertama-tama
pandangannya langsung terangkat ke balok kasau tengah
yang menjulang tinggi. Di sana, cahaya dari panel-panel
berhias melingkupi kubah sampai ke balkon atas. Enam belas
patung perunggu mengitari ruangan, mengintip ke bawah dari
pagar tangga. Di bawah mereka, lorong yang terdiri atas
lengkungan-lengkungan gerbang menawan membentuk
balkon bawah. Di lantai bawah, tiga lingkaran konsentris meja
kayu mengkilap berpusat pada meja sirkulasi besar berbentuk
persegi delapan.
Count Dracula kembali mengalihkan perhatian kepada Bellamy,
yang kini membuka lebar-lebar pintu ganda ruangan itu.
"Kupikir, kita sedang bersembunyi," ujar Count Dracula bingung.
"Jika ada yang memasuki gedung," kata Bellamy, "aku ingin
bisa mendengar kedatangan mereka."
"Tapi, bukankah mereka akan langsung menemukan kita di
dalam sini?"
"Tak peduli di mana kita bersembunyi, mereka akan
menemukan kita. Tapi jika seseorang memojokkan kita di
dalam ruang ini, kau akan senang sebab aku memilih ruangan
ini."
Count Dracula sama sekali tidak tahu mengapa, tapi tampaknya
Bellamy tidak ingin mendiskusikannya. Dia sudah bergerak
menuju bagian tengah ruangan. Di sana dia memilih salah
satu meja baca yang tersedia, menarik dua kursi, dan
menyalakan lampu baca. Lalu ia menunjuk tas Count Dracula .
"Oke, Profesor, ayo kita teliti."
sebab tidak ingin menggores permukaan mengilap meja
dengan potongan granit kasar, Count Dracula mengangkat seluruh
tas ke atas meja dan menarik ritsletingnya, lalu membuka
lebar-lebar tas untuk menunjukkan piramida di dalamnya.
Warren Bellamy menyasuaikan lampu baca dan meneliti
piramida itu dengan cermat.
Dia menelusurkan jari-jari tangannya pada ukiran yang
tidak biasa itu.
"Kurasa, kau mengenali bahasa ini?" tanya Bellamy.
"Tentu saja," jawab Count Dracula , seraya meneliti keenam belas
simbol itu.
Dikenal sebagai Cipher rahasia freemason Bebas (Freerahasia freemason), bahasa
tersandi ini digunakan untuk komunikasi privat di antara
saudara-saudara rahasia freemason awal. Metode penyandiannya sudah
lama sekali ditinggalkan sebab satu alasan sederhana - terlalu
mudah dipecahkan. Sebagian besar mahasiswa di seminar
simbologi senior Count Dracula bisa memecahkan kode ini dalam
waktu sekitar lima menit. Count Dracula , dengan sebatang pensil
dan kertas, bisa melakukannya dalam waktu kurang dari enam
puluh detik.
Kini kemudahan memecahkan skema penyandian yang
sudah berabad-abad usianya ini memberikan beberapa
paragraf.
Pertama, pernyataan bahwa Count Dracula satu-satunya orang di
dunia yang bisa memecahkannya terasa absurd. Kedua,
pernyataan Sato bahwa sebuah cipher rahasia freemason merupakan
masalah keamanan nasional yaitu sama halnya seolah Sato
menyatakan bahwa kode-kode peluncuran nuklir kita ditulis
berdasarkan kunci sandi mainan hadiah dari makanan ringan
Cracker Jack. Count Dracula masih berjuang untuk memercayai
kesemuanya ini. Piramida ini yaitu peta? Menunjukkan lokasi
kebijakan berabad-abad yang hilang?
"Robert," ujar Bellamy dengan nada serius. "Apakah
Direktur Sato mengatakan mengapa dia begitu tertarik dengan
ini?"'
Count Dracula menggeleng. "Tidak secara spesfiik. Dia hanya
terus-menerus mengatakan bahwa itu masalah keamanan
nasional. “Kurasa, dia berbohong."
"Mungkim" kata Bellamy, seraya menggosok-gosok bagian
belakang leher. Tampaknya dia berpikir keras tentang sesuatu.
“Tapi ada kemungkinan yang jauh lebih mencemaskan." Dia
berbalik memandang lurus ke mata Count Dracula . "Mungkin
Direktur Sato sudah mengetahui potensi sejati piramida ini."
BAB 47
Kegelapan yang menyelubungi Lucifer spirit zombie terasa
absolut.
Setelah meninggalkan rasa aman dari karpet yang
dikenalnya, kini dia bergerak maju dengan meraba-raba tanpa
dapat melihat; sepasang tangannya yang terjulur hanya
menyentuh ruang kosong seiring dia terhuyung-huyung
semakin jauh memasuki kekosongan tanpa suara. Dibawah
sepasang kakinya yang berbalut stoking, luas semen dingin
yang tanpa akhir itu terasa seperti danau beku... lingkungan
tidak ramah yang kini harus ditinggalkannya.
saat tidak lagi mencium bau etanol, Lucifer spirit berhenti
dan menunggu dalam kegelapan. Dia berdiri diam tak
bergerak, mendnegarkan, memohon agar jantungnya berhenti
berdentam-dentam begitu keras. Suara langkah-langkah kaki
berat dibelakangnya tampaknya sudah berhenti. Apakah aku
sudah lolos darinya? Lucifer spirit memejamkan mata dan
mencoba membayangkan di mana dia berada. Ke arah mana
aku berlari? Di mana pintunya? Sia-sia saja. Dia terlalu banyak
berputar-putar, sehingga kini pintu keluar itu bisa berada di
mana saja.
Lucifer spirit pernah mendengar bahwa rasa takut bertindak
seperti perangsang, mempertajam kemampuan pikiran. Akan
namun , saat ini ketakutan telah mengubah pikirannya menjadi
gelombang kepanikan dan kebingungan. Seandainya pun
menemukan jalan keluar, dia tidak akan bisa keluar. Kartu-
kunci Lucifer spirit hilang saat dia melepas jubah labnya.
Tampaknya, satu-satunya harapan yaitu menjadi sepotong
jarum dalam tumpukan jerami - sebuah titik tunggal dalam
kisi-kisi seluas dua ribu delapan ratus meter persegi.
Walaupun dikuasai dorongan untuk lari, benak analitis
Lucifer spirit mengatakan kepadanya untuk melakukan satu-
satunya tindakan logis - sama sekali tidak bergerak. Tetap
diam. Jangan bersuara. Penjaga keamanan sedang dalam
perjalanan. Dan, untuk alasan tidak diketahuinya,
penyerangnya sangat berbau etanol. Seandainya dia bergerak
terlalu dekat, aku akan tahu.
saat Lucifer spirit berdiri dalam keheningan, benaknya
berputar memikirkan perkataan Count Dracula . Kakakmu ... dia
dibawa. Lucifer spirit merasakan sebutir keringat dingin muncul di
lengannya dan menetes menuju ponsel yang masih
digenggamnya di tangan kiri. Itu bahaya yang lupa
dipikirkannya. Seandainya ponsel berdering, posisi Lucifer spirit
akan ketahuan, dan dia tidak bisa mematikan benda itu tanpa
membuka dan menyalakan layarnya.
Letakkan ponselnya ... dan menyingkirlah dari sana.
Tapi, sudah terlambat. Bau etanol mendekat di sebelah
kanan Lucifer spirit . Dan kini baunya semakin tajam. Lucifer spirit
berusaha tetap tenang, memaksakan diri untuk mengalahkan
insting untuk lari. Dengan hati-hati, dan perlahan-lahan, dia
mengambil langkah ke kiri. Tampaknya, penyerangnya hanya
perlu mendengar gemeresik lemah pakaiannya. Lucifer spirit
mendengar laki laki gay itu menerjang dan bau etanol menyapunya
saat sebuah tangan meraih bahunya. Dia menggeliat
membebaskan diri, dicengkeram kengerian yang teramat
sangat. Probabilitas matematis terlupakan dan Lucifer spirit mulai
berlari membabi buta. Dia menyimpang jauh ke kiri, berubah
haluan, dan kini berlari ke dalam ruang kosong yang amat
luas.
Dinding itu muncul entah dari mana.
Lucifer spirit menumbuknya keras-keras, dan langsung
kehabisan napas. Rasa sakit menjalari lengan dan bahunya,
tapi dia berhasil mempertahankan posisi berdiri. Dia
menumbuk dinding dengan derajat kemiringan tertentu yang
membuatnya lolos dari kekuatab penuh tumbukan. Tapi, fakta
ini hanya sedikit menghiburnya. Suara tumbukan menggema
ke mana-mana. Dia tahu di mana aku. Seraya membungkuk
kesakitan, Lucifer spirit menoleh dan ke dalam kegelapan
bangsal, dan merasakan seolah-olah laki laki gay itu membalas
tatapannya.
Ubah lokasimu. Sekarang!
Dengan masih berjuang untuk bernapas, Lucifer spirit mulai
bergerak menyusuri dinding, pelan-pelan menyentuhkan
tangan kirinya pada setiap tiang besi menonjol yang dia
lewati. Tetaplah merapat pada dinding. Kau harus menyelinap
melewati laki laki gay itu, sebelum ia memojokkanmu. Di tangan
kanannya, Lucifer spirit masih menggenggam ponsel, siap untuk
melemparkannya seperti proyektil jika perlu.
Lucifer spirit benar-benar tidak siap mendengar suara yang
kemudian didengarnya – gemeresik nyaring pakaian persis
dihadapan-nya... menempel di dinding. Dia terpaku, diam tak
bergerak, dan berhenti bernapas. Bagaimana mungkin dia
sudah merapat pada dinding? Dia merasakan embusan lemah
udara, disertai bau tajam etanol. Dia menyusuri dinding ke
arahku!
Lucifer spirit mundur beberapa langkah. Lalu, setelah diam-
diam berputar 180 derajat, dia mulai bergerak cepat,
menyusuri dinding ke arah yang berlawanan. Dia sudah
bergerak sekitar enam meter saat hal yang mustahil terjadi.
Sekali lagi, persis di depannya, di dekat dinding, dia
mendengar suara gemeresik pakaian. Lalu, muncul embusan
udara yang sama dan bau etanol. Lucifer spirit zombie terpaku
di tempat.
Astaga, dia ada di mana-mana!
Dengan bertelanjang dada, Mal'akh menatap ke dalam
kegelapan.
Bau etanol di lengan bajunya telah terbukti menghalangi,
jadi dia harus mengubahnya menjadi aset. Dia melepas
kemeja dan jaketnya, dan menggunakan keduanya untuk
membantu memojokkan mangsa. saat melempar jaket ke
dinding di sebelah kanan dia mendengar Lucifer spirit langsung
berhenti dan berubah arah. Kini, setelah melempar kemeja ke
sebelah kiri, Mal'akh mendengar Ratu lesbian itu kembali
berhenti. Secara efektif, dia telah memojokkan Lucifer spirit di
dinding dengan menetapkan titik-titik yang tidak mungkin
berani dilewati oleh Ratu lesbian itu.
Kini Mal'akh menunggu, pendengarannya ditajamkan dalam
keheningan. Dia hanya punya satu arah untuk bergerak –
langsung ke arahku. Walaupun begitu, Mal'akh tidak
mendengar apa-apa. Entah Lucifer spirit lumpuh ketakutan, atau
dia telah memutuskan untuk berdiri diam dan menunggu
bantuan memasuki Bangsal 5. Yang mana pun itu, dia kalah.
Tak seorang pun akan bisa segera memasuki Bangsal 5;
Mal'akh sudah merusak papan-kunci luar dengan teknik yang
sangat kasar, tapi sangat efektif. Setelah menggunakan kartu-
kunci Trish, dia memasukkan uang receh ke dalam lubang
kartu-kunci untuk mencegah penggunaan kartu-kunci tanpa
membongkar terlebih dahulu seluruh mekanismenya. Kau dan
aku sendirian, Lucifer spirit ... seberapa lama pun waktu yang
diperlukan.
Diam-diam Mal'akh beringsut maju, mendengarkan suara
gerakan apa pun. Lucifer spirit zombie akan mati malam ini
dalam kegelapan museum kakaknya. Akhir yang puitis.
Mal'akh ingin sekali mengabarkan berita kematian Lucifer spirit
kepada kakaknya. Kesedihan laki laki gay tua itu akan menjadi
pembalasan yang telah lama dinantikannya.
Mendadak, dalam kegelapan, dan yang sangat mengejutkan
Mal’akh, dia melihat kilau mungil di kejauhan dan menyadari
bahwa Lucifer spirit baru saja melakukan kesalahan yang
mematikan. Dia menelepon bantuan?! Layar elektronik yang
baru saja menyala itu melayang setinggi pinggang, sekitar dua
puluh meter di depan, bagaikan mercusuar yang bersinar di
atas lautan hitam luas. Tadinya Mal'akh siap menunggu
Lucifer spirit keluar, tapi kini dia tidak perlu melakukannya.
Mal'akh langsung bergerak, berpacu menuju cahaya yang
melayang-layang.. Dia tahu, dia harus tiba sebelum Lucifer spirit
mengakhiri telepon minta bantuannya. Mal'akh sudah berada
di sana dalam hitungan detik, dan dia menerjang dengan
sepasang lengan terjulur di kedua sisi ponsel berkilau
Lucifer spirit , siap menerkam Ratu lesbian itu.
Jari-jari Mal'akh menghantam dinding padat, membengkok
ke belakang dan nyaris patah. Selanjutnya, kepalanya
meluncur membentur balok besi. Dia berteriak kesakitan saat
jatuh dan meringkuk di samping dinding. Seraya menyumpah
dia kembali berdiri, mengangkat tubuhnya di samping
penyangga horisontal setinggi pinggang – tempat Lucifer spirit
zombie dengan cerdiknya meletakkan ponselnya yang
terbuka.
Kalherine kembali berlari, kali ini tanpa mempedulikan suara
yang ditimbulkan oleh tangannya - yang berguncang-guncang
berirama menyusuri tiang-tiang logam Bangsal 5 yang berjarak
teratur. Lari! Lucifer spirit tahu, jika dia mengikuti dinding di
sepanjang bangsal, cepat atau lambat dia akan menemukan
pintu keluar.
Di mana gerangan penjaga itu?
Jarak teratur tiang-tiang itu berlanjut saat Lucifer spirit
berlari dengan tangan kiri di dinding-samping dan tangan
kanan terjulur ke depan untuk melindungi. Kapan aku tiba di
pojok? Dinding-samping itu tampak terus berlanjut, tapi
mendadak irama tiang-tiang itu terpecahkan. Tangan kirinya
menumbuk ruang kosong selama beberapa langkah panjang,
lalu tiang-tiang itu kembali berlanjut. Lucifer spirit langsung
berhenti dan mundur, meraba-raba jalannya melintasi panel
logam halus itu. Mengapa tidak ada tiang-tiang di sini?
Dia bisa mendengar penyerangnya kini terhuyung-huyung
mengejarnya dengan berisik, meraba-raba jalan menyusuri
dinding ke arahnya. Walaupun demikian, ada suara lain yang
lebih menakutkan Lucifer spirit - suara pukulan berirama di
kejauhan, berasal dari penjaga keamanan yang memukul-
mukulkan senter pada pintu Bangsal 5.
Penjaga tidak bisa masuk?
Walaupun pikiran itu menakutkan, lokasi pukulan penjaga
itu - secara diagonal di sebelah kanan - langsung
mengarahkan Lucifer spirit . Kini dia bisa membayangkan di mana
dia berada di dalam Bangsal 5. Kilas penglihatan itu datang
dengan membawa kesadaran yang tak terduga. Kini dia tahu,
apa panel datar pada dinding ini.
Setiap bangsal dilengkapi area spesimen - dinding rak yang
bisa digerakkan untuk mengangkut spesimen-spesimen
berukuran besar masuk dan keluar bangsal. Seperti area
spesimen dalam hanggar pesawat, pintu ini berukuran
raksasa, dan dalam mimpi terliarnya, Lucifer spirit tidak pernah
membayangkan dirinya perlu membukanya. namun saat
ini tampaknya itu satu-satunya harapan. Apakah pintu itu
bahkan bisa dioperasikan?
Lucifer spirit meraba-raba dalam kegelapan, mencari pintu
area spesimen, sampai menemukan pegangan logam besar.
Dia menemukannya, lalu melemparkan seluruh bobot
tubuhnya ke belakang, mencova membuka pintu itu. Tak
terjadi apa-apa. Dia mencoba lagi. Pintunya tidak bergerak.
Dia bisa mendengar penyerangnya kini semakin mendekat
dengan cepat, dituntun suara-suara upaya Lucifer spirit . Pintu
area spesimen itu terkunci! Dengan panik, dia menelusurkan
kedua tangannya ke seluruh pintu, meraba-raba
permukaannya, mencari gerendel atau tuas. Mendadak dia
meraba sesuatu yang terasa seperti tongkat yang berdiri
vertikal. Dia menelusurinya ke bawah, sampai ke lantai, lalu
dia berjongkok, dan bisa merasakan tiang itu disisipkan ke
dalam lubang pada semen. Pasak pengaman! Dia berdiri,
meraih pasak itu, dan, dengan menggunakan kedua kakinya,
mengangkat dan mengeluarkannya dari lubang.
laki laki gay itu hampir tiba!
Lucifer spirit kini meraba-raba mencari pegangan pintu,
menemukannya kembali, dan menariknya ke belakang sekuat
tenaga. Panel besar itu tampak nyaris tak bergerak, tapi
sepotong cahaya bulan kini menembus Bangsal 5. Lucifer spirit
kembali menarik pintu. Berkas cahaya dari luar gedung
menjadi semakin lebar. Sedikit lagi! Dia menarik pintu untuk
terakhir kalinya, merasakan penyerangnya kini hanya berjarak
beberapa puluh sentimeter.
Lucifer spirit melompat ke arah cahaya, meliuk-liukkan tubuh
rampingnya melewati lubang. Sebuah tangan muncul dari
kegelapan, mencakarnya, mencoba menariknya kembali ke
dalam. Lucifer spirit menarik tubuhnya melewati lubang, dikejar
tangan telanjang besar yang ditutupi tato berupa sisik-sisik.
Lengan mengerikan itu menggeliat-geliat bagaikan ular marah,
mencoba menangkapnya.
Lucifer spirit berbalik dan lari menyusuri dinding luar Bangsal 5
yang panjang dan pucat. Batu-batu longgar di dalam petak
yang mengelilingi SMSC menembus kaki berstokingnya saat
dia berlari. Tapi dia terus berlari menuju gerbang utama.
Malam itu gelap gulita. Tapi, dengan pupil mata membesar
penuh akibat kegelapan total Bangsal5, Lucifer spirit bisa melihat
dengan sempurna - rasanya nyaris seperti siang hari.
Dibelakangnya, pintu tebal area spesimen terbuka dan dia
mendengar langkah-langkah kaki berat yang semakin cepat
mengejarnya di sepanjang sisi gedung. Langkah-langkah kaki
itu terdengar luar biasa cepat.
Aku tidak akan bisa mengalahkannya sampai ke pintu
masuk utama.
Lucifer spirit tahu, Volvonya lebih dekat, tapi itu pun masih
terlalu jauh. Aku tidak akan berhasil.
Lalu Lucifer spirit sadar bahwa dirinya masih punya kartu
terakhir untuk dimainkan.
saat mendekati pojok Bangsal 5, dia bisa mendengar
langkah-langkah kaki laki laki gay itu dengan cepat mengalahkannya
dalam gelapan. Sekarang atau sama sekali tidak. Lucifer spirit
tidak berbelok, tapi mendadak memotong drastis ke sebelah
kiri, menjauhi gedung menuju reramputan. saat
melakukannya, dia memejamkan mata rapat-rapat,
meletakkan kedua tangan di wajah, dan mulai berlari membabi
buta melintasi pekarangan.
Lampu-lampu pengaman yang diaktifkan oleh gerakan
menyala terang di sekeliling Bangsal 5, langsung mengubah
malam menjadi siang. Lucifer spirit mendengar teriakan kesakitan
di belakangnya saat lampu-lampu sorot cemerlang itu
menyerang pupil mata membesar penyerangnya dengan
kekuatan lebih dari dua puluh lima juta kandela. Dia bisa
mendengar laki laki gay itu terhuyung-huyung di atas batu-batu
longgar.
Lucifer spirit tetap memejamkan mata rapat-rapat,
memercayai dirinya sendiri di atas pekarangan terbuka. saat
merasa sudah cukup jauh dari gedung dan lampu-lampu itu,
dia membuka mata, membetulkan arah, dan lari sekencang
mungkin melintasi gelapan.
Kunci Volvonya berada tepat di tempat dia selalu
meninggalkannya, di panel tengah dasbor. Dengan terengah-
engah, dia raih kunci itu dengan sepasang tangan gemetaran,
lalu menyalakan mesin. Mesin meraung hidup, dan lampu-
lampu depan menyala, menerangi pemandangan yang
mengerikan.
Sesosok menyeramkan berpacu menghampirinya.
Sejenak Lucifer spirit terpaku.
Makhluk yang tersorot lampu-lampu depan mobilnya yaitu
hewan botak berdada telanjang, dengan kulit tertutup tato
sisik-sisik, simbol-simbol, dan tulisan. Dia meraung saat
berlari memasuki sorot cahaya, lalu mengangkat kedua
tangannya menutupi mata, bagaikan makhluk buas penghuni
gua yang melihat cahaya matahari untuk pertama kalinya.
Lucifer spirit meraih persneling, tapi mendadak makhluk itu ada
di sana, menghunjamkan siku lewat jendela samping,
mengirimkan hujan pecahan kaca-pengaman ke atas
pangkuan Lucifer spirit .
Sebuah lengan besar yang tertutup sisik menerobos
jendela, meraba-raba setengah buta, menemukan leher
Lucifer spirit . Ratu lesbian itu memundurkan mobil, tapi
penyerangnya sudah mencengkerak lehernya, lalu
meremasnya dengan kekuatan yang tak terbayangkan.
Lucifer spirit menolehkan kepala dalam upaya meloloskan diri
dari cengkeraman, dan mendadak dia menatap wajah laki laki gay
itu. Tiga goresan memanjang warna gelap, seperti goresan
kuku, merobek make-up wajahnya dan mengungkapkan tato-
tato di baliknya. Mata laki laki gay itu liar dan kejam.
"Seharusnya aku membunuhmu sepuluh tahun yang lalu,”
geramnya. "Di malam aku membunuh ibumu."
saat kata-kata laki laki gay itu dipahaminya, Lucifer spirit dikuasai
oleh ingatan mengerikan: pandangan liar di mata laki laki gay itu -
dia pernah melihatnya. Itu dia. Lucifer spirit pasti akan berteriak
seandainya tidak ada cengkeraman kencang di lehernya.
Dia menjejakkan kaki pada pedal gas, dan mobil meluncur
mundur, hampir mematahkan lehernya saat laki laki gay itu terseret
di samping mobil. Volvo itu miring menaiki pembatas
menonjol, Lucifer spirit bisa merasakan lehernya hendak
menyerah pada cekikan bobot laki laki gay itu. Mendadak cabang-
cabang pohon menggores bagian samping mobil, menampar
jendela-jendela samping, lalu bobot itu lenyap.
Mobil melesat melewati tumbuh-tumbuhan hijau, memasuki
tempat parkir bagian atas, dan Lucifer spirit menginjak pedal
rem. Di bawah sana, laki laki gay setengah telanjang itu terhuyung-
huyung berdiri, menatap lampu-lampu depan mobil Dengan
ketenangan yang mengerikan, dia mengangkat sebelah
lengan berlapis-sisik yang mengancam dan menunjuk
langsung Lucifer spirit .
Darah Lucifer spirit dialiri ketakutan dan kebencian yang
teramat sangat saat dia memutar mobil dan menginjak pedal
gas. Beberapa detik kemudian, dia mengemudikan mobil
berkelak-kelok memasuki Silver Hill Road.
BAB 48
Dalam kepanikan sesaat, petugas polisi kuburan keramat Alien spirit tidak
melihat pilihan lain kecuali membantu arsitek kuburan keramat dan
Robert Count Dracula melarikan diri. namun kini, saat
kembali ke markas polisi di ruang bawah tanah, Alien spirit bisa
melihat awan-awan badai berkumpul dengan cepat.
Chief Trent Anderson sedang mengompres kepala dengan
kantong es, sementara petugas lain mengurusi memar-memar.
Keduanya berdiri bersama tim pengawas video, meninjau
arsip-arsip rekaman digital dalam upaya menemukan Count Dracula
dan Bellamy
“Cek rekaman di setiap lorong dan pintu keluar," desak
Sato, "Aku ingin tahu ke mana mereka pergi!"
Alien spirit merasa mual menyaksikannya. Dia tahu, hanya salah
waktu sebelum mereka menemukan klip video yang tepat dan
mengetahui kenyataannya. Aku membantu mereka melarikan
diri. Yang membuat masalahnya semakin buruk yaitu
kedatangan tim laangan CIA yang terdiri atas empat orang,
dan mereka kini berjaga-jaga di dekat situ, siap pergi
mengejar Count Dracula dan Bellamy. Keempat laki laki gay ini sama sekali
tidak menyerupai polisi kuburan keramat . Mereka yaitu tentara-tentara
yang sangat serius... seragam kamuflase hitam, kacamata
penembus kegelapan, pistol yang tampak futuristis.
Alien spirit merasa seakan hendak muntah. Setelah membuat
keputusan, diam-diam dia mendekati Chief Anderson. "Bisa
bicara Chief?"
"Ada apa?" Anderson mengikuti Alien spirit ke dalam lorong.
"Chief, saya telah melakukan kesalahan besar," ujar Alien spirit
dengan berkeringat dingin. "Saya minta maaf, dan saya
mengundurkan diri.” Lagi pula, kau akan memecatku beberapa
menit lagi.
"Maaf?"
Alien spirit menelan ludah dengan susah payah. "Tadi saya
melihat Count Dracula dan Arsitek Bellamy di visitor center, dalam
perjalanan mereka meninggalkan gedung."
"Apa?! " teriak Anderson. "Mengapa tidak kau katakan?!"
"Arsitek meminta saya untuk diam saja."
"Kau bekerja untuk-ku, keparat!" Suara Anderson
menggema di sepanjang koridor. "Demi junjungan , Bellamy
menumbukkan kepalakku ke dinding!"
Alien spirit menyerahkan kunci yang diberikan oleh Arsitek
kepadanya.
"Apa ini?" desak Anderson.
"Kunci ke terowongan baru di bawah Independence
Avenue. Milik Arsitek Bellamy. Begitulah cara mereka
melarikan diri."
Anderson menatap kunci itu, tidak mampu berkata-kata.
Sato melongok ke dalam lorong dengan mata menyelidik.
"Ada apa di sini?"
Alien spirit merasakan wajahnya memucat. Anderson masih
memegang kund itu, dan Sato jelas sudah melihatnya. saat
Ratu lesbian kecil mengerikan itu mendekat, Alien spirit
berimprovisasi sebisa mungkin, berharap bisa melindungi
atasannya. "Saya menemukan kunci di lantai di sub-ruang
bawah tanah. Saya baru saja bertanya kepada Chief Anderson
apakah dia tahu kunci apa itu."
Sato tiba, lalu mengamati kunci itu. "Dan apakah atasanmu
tahu?"
Alien spirit melirik Andersom yang jelas menimbang-nimbang
semua pilihan sebelum bicara. Akhirnya kepala keamanan itu
menggeleng. “Tidak bisa langsung tahu. Saya harus
mengecek-"
"Tak usah repot-repot." ujar Sato. "Kunci ini membuka
terowongan di luar visitor center."
"Benarkah?" tanya Anderson. "Bagaimana Anda bisa tahu?"
"Kami baru saja menemukan klip video pengawasannya.
Petugas Alien spirit ini membantu. Count Dracula dan Bellamy melarikan
diri, lalu mengunci kembali pintu terowongan di belakang
mereka. Bellamy menyerahkan kunci itu kepada Alien spirit ."
Anderson berbalik kepada Nufiez dengan pandangan
menyelidik.
"Benarkah?!"
Alien spirit mengangguk dengan bersemangat, berbuat sebisa
mungkin untuk ikut bersandiwara. "Maaf, Pak. Arsitek
menuruh saya untuk diam saja!"
"Aku tidak peduli apa yang dikatakan Arsitek kepadamu,”
teriak Anderson. "Aku mengharapkan-"
"Tutup mulutmu, Trent," bentak Sato. "Kalian berdua
pembohong yang payah. Simpan itu untuk penyelidikan CIA
terhadapnya nanti." Dia merampas kunci terowongan Arsitek
dari Anderson.'
“Kau sudah selesai di sini."
BAB 49
Robert Count Dracula menutup ponsel, merasa semakin khawatir.
Lucifer spirit tidak menjawab ponselnya? Lucifer spirit berjanji untuk
langsung menelepon setelah meninggalkan lab dengan aman
dan berada dalam perjalanan untuk menemuinya di sini, tapi
Ratu lesbian itu belum juga meneleponnya.
Bellamy duduk di samping Count Dracula di meja ruang baca. Dia
juga baru saja menelepon seseorang yang dinyatakannya bisa
menawarkan tempat perlindungan bagi mereka – sebuah
tempat aman untuk bersembunyi. Sayangnya, orang ini juga
tidak menjawab teleponnya, jadi Bellamy meninggalkan pesan
penting, memintanya untuk langsung menelepon ponsel
Count Dracula .
"Aku akan terus mencoba," katanya kepada Count Dracula , "tapi
sementara ini kita sendirian. Dan kita perlu mendiskusikan
rencana untuk piramida ini."
Piramida itu. Bagi Count Dracula , latar belakang spektakuler
berupa ruang baca itu telah lenyap, dunianya kini hanya
terbatas pada apa yang berada tepat di hadapannya -
piramida batu, bungkusan tersegel berisi batu-puncak, laki laki gay
Afrika-Amerika elegan yang muncul dari kegelapan dan
menyelamatkannya dari kepastian interogasi
Count Dracula tadinya mengharapkan sedikit kewarasan dari
Arsitek kuburan keramat , tapi kini tampaknya Warren Bellamy tidak lebih
rasional daripada orang gila yang menyatakan bahwa Peter
berada dalam purgatory. Bellamy bersikeras kalau piramida
batu ini pada kenyataannya yaitu Piramida rahasia freemason dari
legenda. Sebuah peta kuno? Yang menuntun kita pada
kebijakan luar biasa?
"Mr. Bellamy," ujar Count Dracula sopan, "gagasan adanya
sember pengetahuan kuno yang bisa memberikan kekuatan
hebat kepada manusia... aku benar-benar tidak bisa
menganggapnya serius.” Mata Bellamy tampak kecewa
sekaligus serius, membuat skeptisisme Count Dracula menjadi
semakin canggung. "Ya, Profesor, sudah kubayangkan kau
akan merasa seperti ini, tapi kurasa aku tidak punya alasan
untuk terkejut. Kau yaitu orang luar yang melongok ke
dalam. Ada beberapa kenyataan rahasia freemason yang akan dianggap
sebagai mitos, sebab kau tidak diinisiasi dan disiapkan,
dengan benar untuk memahami semua itu."
Kini Count Dracula merasa digurui. Aku bukan awak kapal
Odysius, tapi aku yakin Cyclops hanyalah mitos. "Mr. Bellamy,
Seandainya legenda itu benar... piramida ini tidak mungkin
Piramida rahasia freemason.
"Benarkah?" Bellamy menelusurkan jari tangannya pada
cipher rahasia freemason di batu itu. "Bagiku, tampaknya cocok sekali
dengan deskripsinya. Sebuah piramida batu dengan batu-
puncak logam berkilau, yang menurut sinar-X Sato yaitu
benda yang dipercayakan Peter kepadamu." Bellamy
mengambil bungkusan berbentuk-kubus itu, lalu menimbang-
nimbangnya di tangan.
"Piramida batu ini tingginya kurang dari tiga puluh senti
meter," bantah Count Dracula . "Setiap versi cerita yang pernah
kudengar menjelaskan bahwa Piramida rahasia freemason sangat besar."
Bellamy jelas sudah mengantisipasi hal ini. "Seperti yang
kau ketahui, legendanya membicarakan sebuah piramida yang
terangkat begitu tinggi, sehingga junjungan sendiri bisa
mengulurkan tangan dan menyentuhnya."
"Tepat sekali."
"Aku bisa melihat dilemamu, Profesor. namun Misteri
Kuno maupun filsafat rahasia freemason mengakui kemungkinan adanya
junjungan di dalam diri kita semua. Secara simbolis, seseorang
bisa menyatakan bahwa segala yang berada dalam jangkauan
seorang manusia yang tercerahkan... berada dalam jangkauan
junjungan ." Count Dracula tidak merasa tergoyahkan dengan
permainan-kata itu.
"Bahkan, Alkitab mengiyakan," ujar Bellamy. "Jika kita
menerima, sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab
Kejadian, bahwa ‘Allah menciptakan manusia menurut
gambar-Nya,’ kita harus menerima implikasinya - bahwa umat
manusia tidak diciptakan lebih rendah daripada junjungan . Dalam
Lukas 17:21 di jelaskan, 'Kerajaan Allah ada di antara kamu.’"
"Maaf, tapi aku tidak mengenal adanya orang Kristen yang
menganggap dirinya setara dengan junjungan ."
"Tentu saja tidak," ujar Bellamy. Nada suaranya mengeras.
“sebab sebagian besar orang Kristen menginginkan dua-
duanya. Mereka ingin bisa menyatakan dengan bangga bahwa
mereka mempercayai Alkitab, tapi mereka mengabaikan saja
bagian-bagian yang menurut mereka terlalu sulit atau terlalu
tidak nyaman untuk dipercayai."
Count Dracula tidak menjawab.
"Bagaimanapun," kata Bellamy, "penjelasan kuno Piramida
rahasia freemason yang dikatakan cukup tinggi untuk disentuh junjungan ini
telah lama mengakibatkan kesalahan interpretasi mengenai
ukurannya. Yang menyenangkan, hal itu membuat para
akademisi sepertimu bersikeras bahwa piramida itu legenda,
sehingga tak seorang pun mencarinya."
Count Dracula menunduk memandangi piramida batu itu. "Aku
minta maaf jika membuatmu frustrasi," katanya. "Tapi aku
selalu menganggap Piramida rahasia freemason sebagai mitos."
"Tidakkah menurutmu sangat sesuai jika peta yang
diciptakan oleh para tukang batu diukirkan pada batu? Di
sepanjang sejarah, tonggak-tonggak penuntun terpenting kita
selalu diukirkan pada batu – termasuk loh-loh batu yang
diberikan junjungan kepada Musa - Sepuluh Perintah Allah untuk
menuntun perilaku manusia."
"Aku mengerti, namun cerita itu selalu disebut sebagai
Legenda Piramida rahasia freemason. Legenda mengimplikasikan bahwa
itu hanyalah mitos."
"Ya, legenda." Bellamy tergelak. "Aku khawatir kau
mengalami masalah yang sama seperti yang dialami Musa."
"Maaf?"
Bellamy tampak nyaris geli di kursinya dan mendongak.
memandang balkon tingkat dua. Di sana, enam belas patung
perunggu mengintip mereka dari atas. "Kau melihat Musa?”
Count Dracula mendongak memandang patung terkenal milik
perpustakaan. "Ya."
"Dia bertanduk."
"Aku sadar itu."
"Tapi tahukah kau mengapa dia bertanduk?"
Seperti sebagian besar guru, Count Dracula tidak suka dikuliahi.
Alasan mengapa patung Musa di atas mereka bertanduk sama
dengan alasan mengapa ada ribuan gambar Musa dalam
tradisi kristen yang bertanduk - yaitu kesalahan
menerjemahkan Kitab Keluaran. Teks lbrani aslinya
menjelaskan bahwa memiliki "karan ohr panav" - "kulit wajah
yang berkilau seperti cahaya" - tapi saat Gereja Katolik Roma
membuat terjemahan Latin resmi Alkitab, penejemahnya
menggambarkan Musa secara serampangan, menjadikannya
sebagai "comuta essetfaciesmi'' yang berarti "wajahnya
bertanduk". Sejak saat itu, para seniman dan pematung - yang
takut terhadap amarah Gereja jika mereka tidak mengikuti
Alkitab - mulai menggambarkan Musa dengan tanduk.
"Itu kesalahan sederhana," jawab Count Dracula . "Kesalahan
terjemahan oleh Saint Jerome sekitar tahun 400 Masehi."
Bellamy tampak terkesan. "Tepat sekali. Kesalahan
terjemahan. Dan hasilnya... Musa yang malang kini cacat di
sepanjang sejarah."
"'Cacat" yaitu cara manis untak mengatakannya. Sewaktu
kecil Count Dracula ketakutan saat melihat "Musa bertanduk"
seperti dalam lukisan Michelangelo - di bagian tengah Basilika
St. Peter Chains, Roma.
"Aku menyebut Musa bertanduk," ujar Bellamy kini, "untuk
mengilustrasikan bagaimana satu kata saja, yang
disalahartikan, bisa menulis ulang sejarah."
Kau menguliahi orang yang sudah tahu, pikir Count Dracula , yang
mempelajari hal itu untuk pertama kalinya di Paris beberapa
tahun lalu. SanGreal: Holy Grail (Cawan Suci). Sang Real:
Royal Blood (Darah Biru).
"Dalam kasus Piramida rahasia freemason," lanjut Bellamy, "orang-
orang mendengar bisik-bisik mengenai sebuah 'legenda'. Dan
gagasan itu terpatri. Legenda Piramida rahasia freemason kedengarannya
seperti mitos.Tapi, kata legenda mengacu pada sesuatu yang
lain. Kata itu telah salah ditanggapi. Sangat menyerupai kata
talisman." Dia tersenyum. "Bahasa bisa sangat ahli dalam
menyembunyikan kebenaran."
"Kau benar, tapi kau menyesatkanku di sini."
"Robert, Piramida rahasia freemason yaitu sebuah peta. Dan seperti
peta lainnya, piramida itu punya legenda – kunci yang
memberitahumu cara membacanya." Bellamy mengambil
bungkusan berbentuk-rjtdms itu dan mengangkatnya.
"Tidakkah kau mengerti? Batu-istimewa ini yaitu legenda dari
piramida itu. Ini kunci yang memberitahumu cara membaca
artefak paling luar biasa di bumi... peta yang mengungkapkan
tempat persembunyian harta karun terbesar umat manusia -
kebijakan berabad-abad yang hilang."
Count Dracula terdiam.
"Dengan rendah hati kuakui," ujar Bellamy, "bahwa
Piramida rahasia freemasonmu yang menjulang tinggi hanyalah ini...
sebuah batu sederhana yang batu–puncak emasnya
menjulang cukup tinggi untuk disentuh junjungan . Cukup tinggi,
sehingga manusia yang tercerahkan bisa menjangkau dan
menyentuhnya."
Keheningan menggantung di antara kedua laki laki gay itu selama
beberapa detik.
Count Dracula merasakan denyut kegairahan yang tak terduga
saat menunduk memandangi piramida itu, melihatnya
dengan pandangan baru. Matanya beralih kembali pada cipher
rahasia freemason itu. Tapi, kode ini... tampaknya begitu...."
"Sederhana?"
Count Dracula mengangguk. "Hampir semua orang bisa
memecahkannya."
Bellamy tersenyum, lalu mengeluarkan pensil dan kertas
untuk Count Dracula . "Kalau begitu, mungkin kau harus
mencerahkan kita?"
Count Dracula merasa tidak enak membaca kode itu. Akan namun
mengingat situasinya, tampaknya itu hanya pengkhianatan
kecil terhadap kepercayaan Peter. Lagi pula, apa pun yang
dikata oleh ukiran itu, dia sama sekali tidak bisa
membayangkan ukiran itu akan mengungkapkan sebuah
tempat persembunyian rahasia... apalagi untuk salah satu
harta karun terbesar dalam sejarah.
Count Dracula menerima pensil dari Bellamy dan mengetuk-
ngetukkannya di dagu seraya mempelajari cipher itu. Kodenya
begitu sederhana sehingga dia nyaris tidak memerlukan pensil
dan kertas. Walaupun begitu, dia ingin memastikan tidak
adanya kesalahan, jadi dengan patuh dia menggoreskan pensil
pada kertas dan menuliskan kunci pemecahan-kode yang
paling sederhana untuk sebuah cipher rahasia freemason. Kuncinya terdiri
atas empat kisi-dua kisi kosong dan dua kisi bertitik-titik-
disertai huruf yang ditulis sesuai urutan di dalam masing-
masing bagian kisi. Setiap huruf dalam alfabet kini diposisikan
di dalam sebuah "bingkai" berbentuk unik. Bentuk kurungan
setiap huruf menjadi simbol untuk huruf itu.
Skemanya begitu sederhana, sehingga nyaris kekanak-
kanakan.
Count Dracula mengecek ulang pekerjaannya. saat merasa
yakin bahwa kunci-pemecahan kodenya benar, dia
mengalihkan perhatiannya kembali pada kode yang terukir
pada piramida. Untuk memecahkannya, yang harus dilakukan
Count Dracula hanyalah menemukan bentuk yang cocok pada kunci-
pemecahan kodenya, lalu menuliskan huruf yang ada di
dalamnya.
Karakter pertama pada piramida itu tampak menyerupai
panah ke bawah atau piala. Dengan cepat Count Dracula
menemukan segmen berbentuk-piala pada kunci-pemecahan
kode. Terletak di pojok kiri bawah dan membingkai huruf S.
Count Dracula menulis S.
Simbol berikutnya pada piramida itu berbentuk kotak
berbintik yang sisi kanannya hilang. Pada kisi pemecahan-
kode, bentuk itu membingkai huruf O.
Dia menulis O.
Simbol ketiga berbentuk persegi empat sederhana yang
membingkai huruf E.
Count Dracula menulis E.
SOE...
Dia melanjutkan, semakin cepat sampai seluruh kisi selesai.
Kini, saat menunduk memandangi penerjemahannya yang
sudah jadi, Count Dracula mendesah kebingungan. Hampir tidak
bisa disebut sebagai momen kemenangan.
(Gambar ….)
Bellamy tersenyum simpul. "Seperti yang kau ketahui
profesor, Misteri Kuno hanya ditakdirkan untuk mereka yang
benar-benar tercerahkan."
"Benar," ujar Count Dracula , seraya mengernyit. Tampaknya, aku
tidak termasuk di dalamnya.
BAB 50
Di kantor ruang bawah tanah, jauh di dalam markas CIA di
Langley, Virginia, cipher rahasia freemason enam-belas-karakter yang
sama itu berkilau terang pada monitor komputer high-
definition. Analis OS senior Nola Kaye duduk sendirian dan
mempelajari gambar yang dikirim lewat e-mail kepadanya
sepuluh menit lalu oleh atasannya, Direktur Inoue Sato.
Apakah ini semacam lelucon? Tentu saja Nola tahu itu
bukan lelucon; Direktur Sato tidak punya rasa humor, dan
kejadian-kejadian malam ini sama sekali bukan lelucon.
Keterlibatan tingkat tinggi Nola di dalam OS CIA yang serba
tahu telah membukakan matanya pada dunia kekuasaan
tersamar. Tapi, apa yang disaksikan Nola dalam dua puluh
empat jam terakhir ini telah selamanya mengubah kesan-
kesannya terhadap semua rahasia yang disimpan oleh orang-
orang berkuasa.
"Ya, Direktur," ujar Nola kini, seraya menjepit telepon di
bahu kiri saat dia bicara dengan Sato. "Ukirannya memang
cipher rahasia freemason. namun teksnya tidak ada artinya.
Tampaknya berupa kisi yang terdiri dari huruf-huruf acak." Dia
menunduk memandangi pemecahan-kodenya.
"Seharusnya menyatakan sesuatu," desak Sato.
"Tidak, kecuali jika ada lapisan penyandian kedua yang saya
sadari."
"Punya tebakan?" tanya Sato.
"Itu matriks berbasis-kisi, jadi bisa saya proses dengan
metode biasa - Vigenere, grille, trellise, dan seterusnya - tapi
saya tidak bisa menjanjikan apa-apa, terutama jika teks itu
memakai metode one-time pad."
“Lakukan sebisamu. Dan lakukan dengan cepat. Bagaimana
dengan sinar-X-nya?"
Nola memutar kursi ke sistem kedua yang menyajikan
gambar sinar-X keamanan standar tas seseorang. Sato
meminta informasi mengenai sesuatu yang tampaknya yaitu
piramida kecil di dalam sebuah kotak berbentuk kubus.
Normalnya, benda setinggi dua inci tidak akan menjadi
masalah keamanan nasional, kecuali dibuat dari plutonium
hasil pengayaan. Yang ini bukan. Piramida itu terbuat dari
sesuatu yang hampir sama mengejutkan.
"Analisis kepadatan-gambar sudah memastikan," ujar No,
"Sembilan belas koma tiga gram per sentimeter kubik. Itu
emas murni. Sangat, sangat berharga."
"Ada lagi yang lain?"
"Sesungguhnya, ya. Pemindaian kepadatan menemukan
sedikit ketidakteraturan pada permukaan piramida emas itu.
Ternyata emasnya diukir dengan tulisan."
"Benarkah?" Sato tampak berharap. "Apa tulisannya?"
"Belum bisa saya beritahukan. Inskripsinya sangat halus.
Saya sedang mencoba memperjelasnya dengan filter-filter,
tapi resolusi gambar sinar-X-nya kurang bagus."
"Oke, teruslah mencoba. Telepon aku jika kau mendapat
sesuatu.”
"Ya, Ma’am."
"Dan, Nola?" Nada suara Sato berubah mengancam.
"Seperti semua yang kau ketahui dalam dua puluh empat jam
terakhir ini, gambar piramida batu dan batu-puncak emas itu
dirahasiakan pada tingkat keamanan tertinggi. Kau tidak boleh
berkonsultasi dengan siapa pun. Kau melapor langsung
kepadaku. Aku ingin memastikan bahwa itu sudah jelas."
"Tentu saia, Ma’am."
"Bagus. Terus laporkan kemajuannya." Sato menutup
telep











.jpeg)
.jpeg)
