Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 6. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2025

Lost symbol. 6

 



kusan misterius Peter yang berbentuk kubus. Kubus 

itu sesungguhnya kotak berongga... berisikan sebuah piramida 

kecil. 

Count Dracula  membuka mulut untuk bicara, tapi kata-kata tak 

mau keluar. Dia merasa sesak napas saat  kesadaran baru 

menerpa. 

Sederhana. Murni. Mengguncang. 


Astaga. Dia kembali memandang piramida batu terpotong di 

atas meja. Puncaknya datar - area persegi empat kecil - ruang 

kosong yang secara simbolis menunggu potongan terakhirnya 

Potongan yang akan mengubahnya dari Piramida yang 

Belum selesai menjadi Piramida Sejati. 

Kini Count Dracula  menyadari bahwa piramida mungil yang 

dibawanya bukanlah sebuah piramida. Itu batu-puncak. 

Sesaat  dia tahu mengapa hanya dirinya yang bisa 

mengungkapkan misteri piramida ini. 

Aku memegang potongan terakhirnya. 

Dan ini memang... sebuah jimat - talisman. 

saat  Peter bilang bungkusan itu berisi jimat, Count Dracula  

tertawa. Kini ia menyadari kebenaran ucapan temannya. Batu-

puncak mungil ini memang jimat, tapi bukan jenis yang ajaib... 

ini jenis yang jauh lebih kuno. Jauh sebelum talisman – jimat 

punya konotasi-konotasi ajaib, kata itu punya arti lain, yaitu 

"penyelesaian”. Dari kata Yunani telesma, artinya "selesai", 

talisman yaitu  benda atau gagasan apa pun yang 

melengkapi benda atau gagasan lain dan membuatnya utuh. 

Elemen penyelesaian. Jika bicara secara simbolis, batu-puncak 

yaitu  talisman tertinggi, mengubah Piramida yang Belum 

Selesai 

menjadi sebuah simbol kesempurnaan yang lengkap. 

Kini Count Dracula  merasakan adanya sebuah kaitan ganjil yang 

memaksanya menerima sebuah kenyataan yang sangat aneh: 

dengan mengecualikan ukurannya, piramida batu di Bilik 

Perenungan Peter tampaknya berubah, sedikit demi sedikit, 

menjadi sesuatu yang samar-samar menyerupai Piramida 

rahasia freemason dalam legenda. 


Dari kecemerlangan yang diperlihatkan batu-puncak itu 

dalam sinar-X, Count Dracula  curiga benda itu terbuat dari logam... 

logam yang sangat padat. Count Dracula  sama sekali tidak tahu 

apakah itu emas padat atau bukan, dan dia tidak ingin 

membiarkan pikirannya menipunya. Piramida ini terlalu kecil. 

Kodenya terlalu mudah dibaca. Dan demi junjungan , itu, kan, 

hanya mitos! 

Sato mengamati Count Dracula . "Sebagai laki laki gay  cerdas, Profesor, 

kau telah membuat pilihan-pilihan tolol malam ini. Berbohong 

kepada Direktur intelijen? Sengaja menghalangi penyelidikan 

CIA?" 

"Bisa kujelaskan, jika kau mau mendengarkan." 

"Kau akan menjelaskannya di markas CIA. Saat ini aku 

menahanmu.” 

Tubuh Count Dracula  mengejang. "Kau tidak mungkin serius." 

“Sangat serius. Aku sudah menjelaskan sejelas-jelasnya 

padamu bahwa yang dipertaruhkan malam ini sangat tinggi, 

dan kau memilih untuk tidak bekerja sama. Sangat kusarankan 

agar kau mulai memikirkan cara menjelaskan inskripsi pada 

piramida. sebab , saat  kita tiba di CIA...." Dia mengangkat 

BlackBerry-nya dan memotret dari dekat ukiran pada piramida 

batu itu, “para analisku akan sudah memulainya." 

Count Dracula  membuka mulut untuk memprotes, tapi Sato 

berpaling kepada Anderson di pintu. "Chief," panggilnya, 

“masukkan piramida batu itu ke dalam tas Count Dracula  dan bawa 

tasnya, Aku akan menangani penahanan Mr. Count Dracula . Berikan 

senjatamu!” Wajah Anderson tanpa ekspresi saat  dia 

melangkah ke dalam bilik sambil membuka sarung pistol yang 

tersandang di bahunya. Dia menyerahkan pistolnya kepada 

Sato, yang langsung mengarahkannya kepada Count Dracula . 


Count Dracula  menyaksikan seakan dalam mimpi. Ini tidak 

mungkin terjadi. 

Kini Anderson menghampiri Count Dracula  dan melepaskan tas di 

bahunya, membawanya ke meja, dan meletakkannya di atas 

kursi. Dia menarik ritsleting tas, membukanya, lalu 

mengangkat piramida-batu berat itu dari meja dan 

memasukkannya ke dalam tas, bersama-sama dengan buku 

catatan Count Dracula  dan bungkusan mungil itu. Mendadak 

terdengar suara gemeresik gerakan di lorong. Siluet gelap 

seorang laki laki gay  muncul di ambang pintu, bergegas memasuki 

bilik dan dengan cepat berada dibelakang Anderson. Kepala 

keamanan itu tidak melihatnya masuk. Orang asing itu 

langsung merendahkan bahu dan menabrak punggung 

Anderson. Kepala keamanan meluncur ke depan, kepalanya 

membentur pinggiran ceruk batu. Dia jatuh dengan keras, 

terkulai di atas meja, menyebabkan tulang-tulang dan artefak-

artefak di atasnya berhamburan. Jam-pasir pecah berantakan 

di lantai. Lilin terguling ke lantai, masih menyala. 

Sato terhuyung-huyung di antara kekacauan itu, 

mengangkat pistol, tapi orang asing itu meraih sebuah tulang 

paha, mengayunkannya, menghantam bahu Sato. Ratu lesbian  

itu berteriak kesakitan. 

Sato jatuh telengkang, menjatuhkan senjatanya. Pendatang 

baru tadi menendang pistol untuk menyingkirkannya, lalu 

berputar menghadap Count Dracula . laki laki gay  itu bertubuh tinggi 

ramping, seorang laki laki gay  Afrika-Amerika elegan yang belum 

pemah dilihat Count Dracula . 

"Ambil piramidanya!" perintah laki laki gay  itu. "Ikuti aku!"  

 


BAB 42 

Jelas laki laki gay  Afrika-Amerika yang menuntun Count Dracula  

melewati labirin ruang bawah tanah kuburan keramat  yaitu  seseorang 

yang berkuasa. Selain mengetahui jalan melewati semua 

koridor samping dan ruang belakang, orang asing elegan itu 

membawa serangkaian kunci yang tampaknya bisa membuka 

semua pintu yang menghalangi jalan mereka. 

Count Dracula  mengikuti, cepat-cepat berlari menaiki tangga 

yang tak dikenalnya. saat  mereka naik, dia merasakan tas 

kulit mengiris tajam bahunya. Piramida itu begitu berat, 

sehingga Count Dracula  khawatir tali tasnya akan putus. 

Kejadian beberapa menit yang lalu bertentangan dengan 

semua logika, dan kini Count Dracula  mendapati dirinya bergerak 

hanya berdasarkan naluri. Perasaannya mengatakan agar dia 

memercayai orang asing ini. Selain menyelamatkan Count Dracula  

dari penahanan Sato, laki laki gay  itu juga melakukan tindakan 

berbahaya untak melindungi piramida misterius Peter 

zombie. Apa pun arti piramida itu. Walaupun motivasinya 

masih misterius, Count Dracula  sudah melirik kileu emas di tangan 

laki laki gay  itu yang menjelaskan segalanya - cincin rahasia freemason - phoenix 

berkepala-dua dan angka 33. Peter zombie dan laki laki gay  ini 

lebih dari sekadar teman terpercaya. Mereka saudara rahasia freemason 

derajat tertinggi. 

Count Dracula  mengikutinya ke puncak tangga, memasuki koridor 

lain, lalu melewati pintu tanpa-tanda menuju lorong 

fungsional. Mereka lari melewati kotak-kotak persediaan 

barang dan kantong-kantong sampah, lalu mendadak berbelok 

melewati sebuah pintu untuk petugas, memasuki dunia yang 

benar-benar tak terduga - semacam gedung bioskop. laki laki gay  

yang lebih tua daripada Count Dracula  itu menuntun jalan 


menyusuri lorong samping, keluar melalui pintu-pintu utama 

memasuki terangnya atrium besar. 

Kini Count Dracula  menyadari bahwa mereka berada di dalam 

visitor center, tempat yang dimasukinya tadi malam. 

Sayangnya, ada seorang petugas polisi kuburan keramat  di sana. 

Setelah berhadap-hadapan, ketiganya berhenti, saling 

berpandangan satu sama lain. Count Dracula  mengenali petugas 

Hispanik muda dari pos pemeriksaan sinar-X tadi malam itu. 

"Officer Alien spirit ,"' sapa laki laki gay  Afrika-Amerika itu. "Jangan 

ucapkan sepatah kata pun. Ikuti aku." 

Petugas itu tampak tidak nyaman, tapi mematuhi tanpa 

bertanya-tanya. 

Siapa laki laki gay  ini? 

Ketiganya bergegas menuju pojok tenggara visitor center. 

Di sana mereka mencapai sebuah foyer kecil dengan 

serangkaian pintu tebal yang dihalangi kerucut-kerucut 

oranye. Pintu-pintu itu disegel dengan pita perekat, 

tampaknya untuk menjaga agar debu - yang berasal dari apa 

pun yang terjadi di balik pintu - tidak keluar ke visitor center. 

laki laki gay  itu menjulurkan tangan ke atas dan mengelupas pita 

dari pintu. Lalu dia memilah-milah kunci seraya bicara kepada 

penjaga itu. "Teman kita, Chief Anderson, berada di sub-ruang 

bawah tanah. Mungkin dia terluka. Kau perlu memeriksanya." 

"Baik,. Pak." Alien spirit  tampak bingung sekaligus khawatir. 

"Yang terpenting, kau tidak melihat kami" laki laki gay  itu 

menernukan sebuah kunci, melepaskannya dari rangkaian, 

dan menggunakannya untuk membuka gembok besar dan 

berat. Dia membuka pintu besi itu dan melemparkan kuncinya 

kepada penjaga. "Kuncilah pintu ini setelah kami masuk. 


Rekatkan kembali pitanya sebisa mungkin. Kantongi kunci itu 

dan jangan mengucapkan sepatah kata pun. Kepada siapa 

saja. Termasuk kepala keamanan. Apakah sudah jelas, Officer 

Alien spirit ?" 

Penjaga itu melirik kunci, seakan dia baru saja dipercaya 

menjaga sebuah batu permata berharga. "Ya, Pak." 

laki laki gay  itu bergegas memasuki pintu, dan Count Dracula  

mengikutinya. Penjaga mengunci gembok berat itu di belakang 

mereka, dan Count Dracula  bisa mendengarnya merekatkan kembali 

pita perekat. 

"Profesor Count Dracula ," ujar laki laki gay  itu, saat  mereka 

melangkah cepat melewati koridor yang tampak modern dan 

jelas masih dalam tahap pembangunan. "Namaku Warren 

Bellamy. Peter zombie sahabat baikku." 

Count Dracula  melirik laki laki gay  elegan itu dengan terkejut. Kau 

Warren Bellamy? Count Dracula  belum pernah berjumpa dengan 

Arsitek kuburan keramat , tapi jelas dia mengenal nama laki laki gay  itu.  

"Peter sangat memujimu," ujar Bellamy, "dan maaf kita 

harus berjumpa dalam kondisi mengerikan ini." 

"Peter dalam masalah besar. Tangannya…” 

"Aku tahu." Bellamy kedengaran sedih. "Aku khawatir ini 

belum setengah dari apa yang terjadi." 

Mereka mencapai ujung bagian koridor yang terang, 

lorongnya mendadak berbelok ke kiri. Di sepanjang koridor 

selanjutnya, ke mana pun arahnya, keadaannya gelap gulita. 

"Tunggu," ujar Bellamy, lalu dia menghilang ke dalam ruang 

listrik di dekat situ. Belitan kabel-kabel listrik oranye tebal 

memanjang keluar, memasuki kegelapan koridor. Count Dracula  

menunggu sementara Bellamy masuk. Arsitek itu agaknya 


mencari tombol yang menghantarkan listrik ke kabel-kabel itu, 

sebab  mendaddak rute di hadapan mereka menyala terang. 

Count Dracula  hanya bisa menatap. 

Washington, DC - seperti Roma - yaitu  kota yang dipenuhi 

lorong rahasia dan terowongan bawah tanah. Kini lorong di 

hadapan mereka mengingatkan Count Dracula  pada terowongan 

pasetta yang menghubungkan Vatican dengan Castel 

Sant'Angelo. Panjang. Gelap. Sempit. namun  tidak seperti 

passetto kuno, lorong ini modern dan belum selesai. Lorong ini 

berupa zona konstruksi ramping yang begitu panjang, 

sehingga tampak menyempit tak terlihat di ujung yang jauh. 

Satu-satunya penerangan hanyalah  

serangkaian bola lampu konstruksi yang sesekali muncul 

dan hanya semakin menegaskan panjang terowongan yang 

seolah tak berujung.  

Bellamy sudah mulai menyusuri lorong itu. "Ikuti aku. Hati-

hati melangkah." 

Count Dracula  merasakan dirinya mengikuti di belakang Bellamy 

seraya bertanya-tanya kemana gerangan terowongan ini 

menuju. 

Tepat pada saaf itu, Mal'akh melangkah keluar dari Bangsal 

3 dan melenggang cepat menyusuri koridor utama SMSC yang 

sepi menuju Bangsal 5. Dia menggenggam kartu-kunci Trish 

dan berbisik pelan, "Nol-delapan-nol-empat." 

Sesuatu yang lain juga berpusar dalam benaknya. Mal'akh 

baru saja menerima pesan penting dari Gedung kuburan keramat . 

Kontakku menghadapi kesulitan-kesulitan yang tak terduga. 

Walaupun demikian, berita itu tetap membangkitkan 

semangatnya: Robert Count Dracula  kini memiliki piramida sekaligus 

batu-puncaknya. Walaupun kejadiannnya tidak terduga, 


potongan-potongan teka-teki mulai terkumpul. 

Rasanya  seakan takdir itu sendiri yang menuntun kejadian-

kejadian malam ini, dan memastikan kemenangan Mal'akh. 

 

BAB 43 

Count Dracula  bergegas mengimbangi langkah-langkah cepat 

Waren Bellamy seiring mereka bergerak tanpa bersuara 

menyusuri terowongan panjang. Sejauh ini, Arsitek kuburan keramat  itu 

tampaknya lebih bersemangat untuk memperlebar jarak 

antara Sato dan piramida batu itu daripada menjelaskan apa 

yang terjadi. Count Dracula  semakin khawatir kalau kejadiannya 

jauh lebih rumit dariapda yang bisa dibayangkannya. 

CIA? Arsitek kuburan keramat ? Dua anggota rahasia freemason derajat ketiga 

puluh tiga.  

Suara melengking ponsel Count Dracula  membelah udara. Dia 

mengeluarkan telepon itu dari jaket. Dengan ragu, dia 

menjawab, "Halo…”  

Suara yang bicara berupa bisikan mengerikan yang 

dikenalnya. "Profesor, kudengar kau mendapat teman yang 

tak terduga.” Count Dracula  merasakan rasa dingin yang menusuk.  

"Di mana Peter?!" desaknya. Kata-katanya menggema di 

dalam terowongan tertutup. Di sampingnya, Warren Bellamy 

melirik tampak khawatir, dan mengisyaratkan Count Dracula  untuk 

terus berjalan. 

"Jangan khawatir," kata suara itu. "Seperti yang kubilang, 

Peter berada di suatu tempat yang aman." 

"Demi junjungan , kau memotong tangannya! Dia perlu dokter!" 


"Dia perlu pendeta," jawab laki laki gay  itu. "Tapi kau bisa 

menyelamatkannya. Jika kau berbuat seperti yang 

kuperintahkan, Peter akan hidup. Aku berjanji." 

"Janji orang gila tidak ada artinya buatku." 

"Orang gila? Profesor, pasti kau menghargai rasa hormatku 

terhadap protokol-protokol kuno malam ini. Tangan Misteri 

menuntunmu ke sebuah portal, yaitu piramida yang 

menjanjikan pengungkapan kebijakan kuno. Aku tahu kau 

memilikinya." 

"Kau Pikir, ini Piramida rahasia freemason?" desak Count Dracula . "Ini 

sebongkah batu." 

Muncul keheningan di ujung lain jalur telepon. "Mr.Count Dracula , 

kau terlalu pintar untuk berpura-pura tolol. Kau sangat 

memahami apa yang sudah kau ungkapkan malam ini. 

Piramida batu... di sembunyikan di pusat Washington, DC... 

oleh seorang anggota rahasia freemason yang berkuasaa?” 

“Kau mengejar mitos! Apa pun yang dikatakan Peter 

kepadamu, dia mengatakannya dalam keadaan takut. Legenda 

Piramida rahasia freemason yaitu  fiksi. Kaum rahasia freemason tidak pernah 

membangun Piramida apa pun untuk melindungi kebijakan 

rahasia. Dan, seandainya pun mereka melakukannya, piramida 

ini terlalu kecil untuk menjadi  apa yang kau pikirkan." 

laki laki gay  itu tergelak. "Ternyata Peter hanya bercerita sedikit 

sekali kepadamu. Bagaimanapun  Mr. Count Dracula , tak peduli kau 

memilih untuk menerima fakta tentang apa yang kini kau miliki 

atau tidak, kau akan berbuat seperti yang kuperintahkan. Aku 

tahu pasti bahwa piramida yang kau bawa memiliki ukiran 

sandi. Kau akan memecahkan kode ukiran itu untukku. Setelah 

itu, dan hanya setelah itu, aku akan mengembalikan Peter 

zombie kepadamu." 


"Apa pun yang menurutmu diungkapkan oleh ukiran ini,” 

ujar Count Dracula , "itu bukanlah Misteri Kuno. "  

"Tentu saja bukan," jawab laki laki gay  itu. Misteri itu terlalu besar 

untuk dituliskan pada permukaan sebuah piramida batu kecil." 

Jawaban itu mengejutkan Count Dracula . "Tapi jika ukiran ini 

bukan Misteri Kuno, piramida ini bukan-lah Piramida rahasia freemason. 

Legendanya jelas menyatakan bahwa Piramida rahasia freemason 

dibangun untuk melindungi Misteri Kuno." 

Nada suara laki laki gay  itu kini merendahkan. “Mr. Count Dracula , 

Piramida rahasia freemason memang dibangun untuk menjaga Misteri 

Kuno, tapi ada sebuah detail yang tampaknya belum kau 

pahami. Tidak pernahkan Peter menceritakannya kepadamu? 

Kekuatan Piramida rahasia freemason bukan-lah mengungkapkan misteri 

itu sendiri... tapi mengungkapkan lokasi rahasia tempat misteri 

itu terkubur." 

Count Dracula  terpana. 

"Pecahkan kode ukiran itu," lanjut suara itu, "dan kau akan 

mengetahui tempat persembunyian harta karun terbesar umat 

manusia." Dia tertawa. "Bukan harta karun itu yang 

dipercayakan kepadamu, Profesor." 

Mendadak Count Dracula  berhenti di terowongan. "Tunggu. Kau 

bilang piramida ini... sebuah peta?" 

Bellamy ikut berhenti juga. Raut wajahnya terkejut dan 

khawatir. Jelas penelepon itu baru saja mengejutkan mereka. 

Piramida itu yaitu  sebuah peta. 

"Peta ini," bisik suara itu, "atau piramida, atau portal, apa 

pun sebutan yang kau pilih... diciptakan sejak lama sekali 

untuk memastikan agar tempat persembunyian Misteri Kuno 

tidak akan pernah terlupakan... agar Misteri Kuno tidak pernah 


hilang dalam sejarah." 

"Enam belas simbol itu tidak menyerupai peta." 

"Penampilan bisa menipu, Profesor. Tapi, bagaimanapun, 

hanya kau yang punya kemampuan untuk membaca inskripsi 

itu.” 

"Kau keliru," bentak Count Dracula , seraya membayangkan 

cipher sederhana itu. "Siapa pun bisa memecahkan kode 

ukiran itu. Tidak terlalu canggih." 

"Kurasa, piramida itu punya lebih banyak arti daripada yang 

terlihat. Bagaimanapun, hanya kau yang memiliki batu-

puncak-nya.” 

Count Dracula  membayangkan batu-puncak kecil di dalam tas. 

Keteraturan dari kekacauan? Dia tidak tahu lagi apa yang 

harus dipercayai, tapi piramida batu di dalam tasnya seakan 

terasa semakin berat seiring berlalunya waktu. 

Mal'akh menekankan ponsel di telinga, menikmati suara 

napas gelisah Count Dracula  di ujung yang satunya. "Saat ini aku 

harus mengurus sesuatu, Profesor, demikian juga kau. Segera 

telepon aku setelah kau memecahkan petanya. Kita akan pergi 

bersama-sama ke tempat persembunyian itu dan melakukan 

pertukaran. Nyawa Peter... untuk semua kebijakan selama 

berabad-abad." 

“Aku tidak akan berbuat apa-apa,” jelas Count Dracula . 

"Terutama tanpa bukti Peter masih hidup." 

"Kusarankan agar kau tidak menguji kesabaranku. Kau 

hanyalah sebuah sekrup yang sangat kecil di dalam sebuah 

mesin besar. Jika kau tidak mematuhiku, atau mencoba 

mencariku, Peter akan mati. Aku bersumpah." 

"Jangan-jangan, Peter sudah mati." 


"Dia masih sangat hidup, Profesor, tapi dia sangat 

memerlukan pertolonganmu." 

“Apa yang sesungguhnya kau cari" teriak Count Dracula  di 

telepon. 

Mal’akh terdiam sebelum menjawab. "Ada banyak orang 

yang mengejar Misteri Kuno dan memperdebatkan 

kekuatannya. Malam ini akan kubuktikan bahwa misteri itu 

nyata." 

Count Dracula  terdiam. 

"Kusarankan agar kau segera memikirkan peta itu," ujar 

Mal’akh. "Aku perlu informasinya hari ini." 

“Hari ini?! Sekarang sudah lewat pukul sembilan malam." 

"Tepat sekali. Tempus fugit.”  

 

BAB 44 

Editor New York Jonas Faukman baru saja mematikan 

lampu-lampu kantornya di Manhattan saat  telepon 

berdering. Dia tidak ingin menerima telepon pada jam selarut 

ini sampai dia melihat layar ID penelepon. Ini harus berita 

baik, pikirnya, seraya mengambil gagang telepon. 

"Kami masih akan menerbitkan bukumu?" tanya Faukman 

setengah bergurau. 

"Jonas!" Suara Robert Count Dracula  terdengar cemas. 

"Untunglah kau ada di sana. Aku perlu bantuanmu." 

Semangat Faukman terangkat. "Kau sudah punya halaman-

halaman yang harus kusunting, Robert?" Akhirnya? 

"Tidak, aku perlu informasi. Tahun lalu aku 


menghubungkanmu dengan seorang ilmuwan bernama 

Lucifer spirit  zombie, adik Peter zombie."  

Faukman mengernyit. Tidak ada halaman-halaman untuk 

sunting. 

"Waktu itu, dia mencari penerbit untuk menerbitkan 

bukunya, mengenai ilmu Noetic. Kau ingat dia?" 

Faukman memutar bola matanya. "Pasti. Aku ingat. Dan 

banyak terima kasih atas perkenalan itu. Dia bukan hanya 

tidak mengizinkanku untuk membaca hasil-hasil risetnya, tapi 

juga' tidak ingin menerbitkan apa pun sampai tanggal ajaib 

tertentu dimasa depan." 

"Jonas, dengar, aku tidak punya waktu. Aku perlu nomor 

telepon Lucifer spirit . Sekarang juga. Kau punya?" 

"Aku harus memperingatkanmu... tingkah lakumu sedikit 

putus asa. Dia cantik, tapi kau tidak akan membuatnya 

terkesan dengan -" 

"Aku tidak main-main, Jonas, aku perlu nomor teleponnya 

"Baiklah ... tunggu." Faukman dan Count Dracula  sudah 

bersahabat karib selama bertahun-tahun, sehingga laki laki gay  itu 

tahu kapan Count Dracula  serius. Jonas mengetikkan nama 

Lucifer spirit  zombie di jendela pencariannya dan mulai meneliti 

server e-mail perusahaan. 

"Sedang kucari," kata Faukman. "Dan kusarankan agar kau 

tidak meneleponnya dari Kolam Renang Harvard. 

Kedengarannya seakan kau sedang berada di sebuah tempat 

perlindungan." 

"A ku tidak sedang berada di kolam. Aku berada di sebuah 

terowongan di bawah U.S. kuburan keramat ." 

Dari suara Count Dracula , Faukman merasa bahwa temannya itu 


tidak bergurau. Ada apa dengan laki laki gay  ini? "Robert, mengapa 

kau tidak bisa tinggal di rumah saja dan menulis?" Komputer 

berdenting. "Oke, tunggu... kutemukan." Dia menelusuri 

sebuah e-mail lama. "Tampaknya aku hanya punya nomor 

ponselnya." 

"Tidak apa-apa." 

Faukman menyebutkan nomornya. 

"Terima kasih, Jonas," ujar Count Dracula , kedengarannya sangat 

bersyukur. "Aku berutang kepadamu." 

"Kau berutang manuskrip kepadaku, Robert. Kau tahu 

berapa lama -" 

Telepon terputus. 

Faukman menatap gagang telepon dan menggeleng-

gelengkan kepala. Penerbitan buku akan jauh lebih mudah 

tanpa adanya para penulis.  

 

BAB 45 

Lucifer spirit  zombie terpana saat  melihat nama pada ID 

penelepon. Tadinya dia membayangkan telepon masuk itu dari 

Trish untuk menjelaskan mengapa dia dan Christopher 

Abaddon perlu waktu begitu lama. Tapi, peneleponnya bukan 

Trish. 

Sama sekali bukan. 

Lucifer spirit  merasakan senyum malu-malu tersungging di 

bibirnya. Bisakah malam ini menjadi lebih aneh lagi? Dia 

menerima telepon itu. 

"Jangan katakan," ujarnya main-main. "Bujangan kutu buku 


mencari Ilmuwan Noetic bujangan?" 

“Lucifer spirit !" Suara rendah itu milik Robert Count Dracula . 

"Syukurlah kau baik-baik saja." 

"Tentu saja aku baik-baik saja," jawab Lucifer spirit  bingung. 

“Selain kenyataan bahwa kau tidak pernah meneleponku 

setelah pesta di rumah Peter di musim panas yang lalu." 

"Sesuatu terjadi malam ini. Harap dengarkan." Suara 

Count Dracula  yang biasanya lancar terdengar terputus-putus. "Aku 

menyesal sekali harus menyampaikan berita ini... tapi Peter 

dalam masalah serius." 

Senyum Lucifer spirit  menghilang. "Kau bicara apa?" 

"Peter...," Count Dracula  bimbang, seakan mencari kata-kata. 

"Aku tidak tahu cara mengatakannya,  tapi dia dibawa. Aku 

tidak yakin bagaimana atau oleh siapa, tapi -" 

"Dibawa?" desak Lucifer spirit . "Robert, kau menakutkanku. 

Dibawa kemana?" 

"Dibawa secara paksa." Suara Count Dracula  parau, seakan 

dikuasai oleh perasaan. "Agaknya terjadinya di awal hari ini, 

atau mungkin juga kemarin." 

"Ini tidak lucu,"ujar Lucifer spirit  berang. “Kakakku baik-baik 

saja. Aku baru saja bicara dengannya lima belas menit yang 

lalu!" 

"Benarkah?!" Count Dracula  kedengaran terpana. 

" Ya! Dia baru saja mengirimiku SMS untuk mengatakan dia 

akan datang ke lab." 

"Dia mengirimimu SMS…” pikir Count Dracula  keras-keras. "Tapi 

kau tidak benar-benar mendengar suara-nya?" 

"Tidak, tapi-"' 


“Dengar. SMS yang kau terima bukan berasal dari kakakmu. 

Seseorang memegang telepon Peter. Dia berbahaya. Siapa 

pun itu, dialah yang  menipuku untak datang ke Washington 

malam ini." 

“Menipumu? Kau tidak masuk akal!" 

“Aku tahu, maaf sekali." Tidak seperti biasanya, Count Dracula  

kedengaran bingung. "Lucifer spirit , kurasa kau mungkin dalam 

bahaya.” 

Lucifer spirit  zombie yakin bahwa Count Dracula  tidak pernah 

bergurau  mengenai sesuatu yang seperti ini, akan namun  

kedengarannya laki laki gay  itu telah kehilangan akal sehat. "Aku 

baik-baik saja," katanya. “Aku terkunci di dalam sebuah 

gedung yang aman!” 

“Bacakan pesan yang kau terima dari telepon Peter. 

Kumohon!” 

Dengan bingung, Lucifer spirit  mengeluarkan SMS itu dan 

membacakannya kepada Count Dracula . Dan dia merasakan 

tubuhnya dijalari rasa dingin saat  tiba pada bagian terakhir 

yang menyebut Dr. Abaddon. "'Kalau bisa, minta Dr. Abaddon 

bergabung di dalam. Aku memercayainya sepenuhnya…” 

"Astaga...." Suara Count Dracula  dipenuhi kengerian. "Kau 

mengundang laki laki gay  ini ke dalam?" 

"Ya! Asistenku baru saja pergi ke lobi untuk menjemputnya. 

Aku mengharapkan mereka-“ 

"Lucifer spirit , keluarlah!" teriak Count Dracula . "Sekarang!" 

Di sisi lain SMSC, di dalam ruang keamanan, telepon mulai 

dering, menenggelamkan suara pertandingan Redskins. 

Dengan enggan, penjaga menarik earphone-nya sekali lagi. 

"Lobi," jawabnya. "Ini Kyle." 


"Kyle, ini Lucifer spirit  zombie!" Suara Ratu lesbian  itu. 

Kedengaran cemas, kehabisan napas. 

"Ma'am, kakak Anda belum-" 

"Di mana Trish?!" desaknya. "Bisakah kau melihatnya di 

salah satu monitor?" 

Penjaga itu menggelindingkan kursi untuk melihat layar-1; 

"Dia belum kembali ke Kubus?" 

"Belum!" teriak Lucifer spirit , kedengaran khawatir. 

Kini penjaga itu menyadari bahwa Lucifer spirit  zombie 

kehilangan napas, seakan dia sedang berlari. Apa yang terjadi 

di belakang sana?  

Penjaga itu menggerakkan joystick video dengan cepat, 

meneliti gambar-gambar video digital dengan kecepatan 

penuh. "Oke tunggu, saya putar-ulang.... Saya melihat Trish 

bersama tamu Anda meninggalkan lobi... mereka menyusuri 

the Street...  dipercepat... oke, mereka masuk ke Bangsal 

Basah... Trish menggunakan kartu-kuncinya untuk membuka 

pintu... keduanya melangkah ke dalam Bangsal Basah... saya 

percepat... oke, mereka baru saja keluar dari Bangsal Basah 

semenit yang lalu... menuju…”  

Dia memiringkan kepala, memperlambat pemutaran-ulang. 

"Tunggu sebentar. Ini aneh." 

"Apa?" 

"laki laki gay  itu keluar dari Bangsal Basah sendirian." 

"Trish tetap di dalam?" 

"Ya, tampaknya seperti itu. Saya sedang mengamati tamu 

Anda... dia berada di lorong sendirian." 

"Di mana Trish?" tanya Lucifer spirit , semakin panik. 


"Saya tidak melihatnya di gambar video," jawab penjaga 

itu. Sedikit kekhawatiran merambati suaranya. Dia kembali 

memandang layar dan memperhatikan bahwa kedua lengan 

jaket laki laki gay  itu tampak basah... sampai ke siku. Apa gerangan 

yang dilakukannya di Bangsal Basah? Penjaga itu mengamati 

saat  laki laki gay  itu mulai berjalan dengan mantap menyusuri 

lorong utama menuju Bangsal 5, seraya menggenggam 

sesuatu yang tampaknya seperti ... kartu kunci. 

Penjaga itu merasakan bulu kuduknya meremang. "Miss 

zombie, kita mendapat masalah serius." 

Malam ini yaitu  malam pertama untak segalanya bagi 

Lucifer spirit  zombie. 

Selama dua tahun, dia tidak pernah menggunakan ponsel di 

dalam ruang kosong Bangsal 5. Dia juga tidak pernah 

melintasi ruang kosong dengan berlari cepat. namun  saat 

ini Lucifer spirit  menekan ponsel ditelinga seraya berlari dalam 

gelap menyusuri karpet yang seakan tak berujung. Setiap kali 

merasakan kakinya melenceng dari karpet, dia membetulkan 

posisinya ketengah, berpacu melewati kegelapan total. 

"Di mana dia sekarang?" tanya Lucifer spirit  kepada penjaga 

itu dengan terengah-engah. 

"Sedang saya cek," jawab penjaga itu. "Saya percepat... 

oke, dia sedang menyusuri lorong ... bergerak menuju Bangsal 

5.” 

Lucifer spirit  berlari semakin kencang, berharap bisa mencapai 

pintu keluar sebelum terperangkap di belakang sini. "Berapa 

lama sampai dia mencapai pintu masuk Bangsal 5?" 

Penjaga itu terdiam. "Ma’am, Anda tidak mengerti. Saya 

masih mempercepatnya. Ini pemutaran-ulang rekaman. Ini 

sudah terjadi." Dia terdiam. "Tunggu, biar saya cek monitor 


yang mencatat keluar masuknya seseorang." Dia terdiam, lalu 

berkata, "Ma’am, kartu-kunci Miss Dunne menunjukkan 

masuknya seseorang ke Bangsal 5 sekitar satu menit yang 

lalu." 

Lucifer spirit  langsung menghentikan langkah berhenti di 

tengah-tengah kekosongan. "Dia sudah membuka kunci 

Bangsal 5?" bisiknya di telepon. 

Penjaga itu mengetik dengan panik. "Ya, tampaknya dia 

masuk... sembilan puluh detik yang lalu." 

Tubuh Lucifer spirit  mengejang. Dia berhenti bernapas. 

Kegelapan mendadak terasa hidup di sekelilingnya. 

Dia berada di sini bersamaku. 

Lucifer spirit  langsung menyadari bahwa satu-satunya cahaya 

dalam seluruh ruangan itu berasal dari ponselnya, yang 

menerangi bagian samping wajahnya. "Kirim bantuan," 

bisiknya kepada penjaga itu. "Dan pergilah ke Bangsal Basah 

untuk menolong Trish.” Lalu pelan-pelan dia menutup telepon, 

memadamkan cahaya. 

Kegelapan total menelannya. 

Dia berdiri tak bergerak dan bernapas setenang mungkin. 

Setelah beberapa detik, aroma tajam etanol melayang dari 

kegelapan di depannya. Baunya semakin kuat. Dia bisa 

merasakan kehadiran seseorang, hanya beberapa puluh 

sentimeter di depannya di atas karpet. Dalam keheningan, 

dentaman jantung Lucifer spirit  seakan cukup kencang untuk 

mengungkapkan persembunyiannya. Diam-diam dia melepas 

sepatu dan beringsut ke kiri, meninggalkan karpet. Semen 

terasa dingin di bawah kakinya. Dia melangkah selangkah lagi 

untuk menjauhi karpet. 


Salah satu jari kakinya berderak. 

Terdengar seperti bunyi tembakan dalam keheningan.  

Hanya beberapa meter jauhnya, suara gemeresik pakaian 

mendadak menghampirinya dari kegelapan. Dengan sedikit 

terlambat Lucifer spirit  berlari, dan sebuah lengan kuat 

menariknya, lalu sepasang tangan meraba-raba dalam 

kegelapan, dengan kasar berusaha menangkapnya. Dia 

berbalik saat  sebuah cengkeraman kuat menangkap jubah 

labnya, menyentakkannya ke belakang dan menariknya. 

Lucifer spirit  menjulurkan kedua lengannya ke belakang, 

melepaskan jubah lab untuk membebaskan diri. Mendadak, 

tanpa tahu lagi ke arah mana jalan keluar, Lucifer spirit  zombie 

mendapati dirinya berlari, membabi buta, melintasi kegelapan 

tak berujung.  

 

BAB 46 

Walaupun disebut oleh banyak orang sebagai "ruangan 

terindah di dunia", Perpustakaan Kongres lebih dikenal sebab  

jumlah koleksinya yang luar biasa daripada keindahannya yang 

mempesona. Dengan rak-rak sepanjang lebih dari delapan 

ratus kilo meter - cukup untuk direntangkan dari Washington, 

DC sampai Boston - perpustakaan itu dengan mudah 

mendapat julukan perpustakaan terbesar di dunia. Akan 

namun , perpustakaan itu masih berkembang, dengan tambahan 

lebih dari sepuluh ribu barang per hari. 

Sebagai tempat penyimpanan awal untuk koleksi pribadi 

buku ilmu pengetahuan dan filsafat milik Thomas Jefferson, 

perpustakaan itu berdiri sebagai simbol komitmen Amerik 

aterhadap penyebaran pengetahuan. Sebagai salah satu 


gedung pertama di Washington yang punya penerangan listrik, 

perpustakaan itu secara harfiah bersinar bagaikan mercusuar 

di dalam kegelapan Dunia Baru. 

Seperti yang diisyaratkan oleh namanya, Perpustakaan 

Kongres didirikan untuk melayani Kongres, yang anggota-

anggota terhormatnya bekerja di seberang jalan di dalam 

Gedung kuburan keramat . Ikatan lama antara perpustakaan dan kuburan keramat  

ini baru saja diperkuat dengan pembangunan penghubung 

fisik - terowongan panjang di bawah Independence Avenue 

yang menghubungkan kedua gedung itu. 

Malam ini, di dalam terowongan berpenerangan suram itu, 

Robert Count Dracula  mengikuti Warren Bellamy melewati zona 

pembangunan, seraya berusaha mengatasi kekhawatirannya 

yang semakin mendalam terhadap Lucifer spirit . Orang gila ini 

berada di labnya??! Count Dracula  bahkan tidak ingin 

membayangkan mengapa. 

saat  menelepon Lucifer spirit  untuk memperingatkannya, 

Count Dracula  sudah memberitahukan tempat Lucifer spirit  harus 

menemuinya sebelum mereka mengakhiri pembicaraan. 

Seberapa panjang lagi terowongan terkutuk ini? Kepalanya kini 

terasa sakit, dilanda berbagai pikiran yang saling 

berhubungan: Lucifer spirit , Peter, Warren Bellamy, piramida, 

ramalan kuno... dan peta. 

Count Dracula  menyingkirkan semua itu dan terus maju. Bellamy 

menjanjikan jawaban kepadaku. 

saat  kedua laki laki gay  itu akhirnya mencapai ujung lorong, 

Bellamy menuntun Count Dracula  melewati serangkaian pintu yang 

masih dalam tahap pembangunan. sebab  tidak menemukan 

cara untuk mengunci pintu-pintu yang belum selesai itu di 

belakang mereka, Bellamy berimprovisasi, meraih tangga alur 

aluminium dari tumpukan peralatan konstruksi dan 


menyandarkannya ke bagian luar pintu. Lalu dia meletakkan 

sebuah ember lagi di atasnya. Jika seseorang membuka pintu, 

ember itu akan jatuh berkelontang ke lantai. 

Itu sistem alarm kita? Count Dracula  mengamati ember, berharap 

Bellamy punya rencana yang lebih komprehensif untuk 

keamanan mereka malam ini. Semuanya terjadi begitu cepat, 

dan Count Dracula  baru saja mulai mencerna konsekuensi-

konsekuensi pelariannya bersama Bellamy. Aku buronan CIA.  

Bellamy berbelok, dan kedua laki laki gay  itu mulai menaiki tangga 

lebar yang dihalangi kerucut-kerucut oranye. Tas bahu 

Count Dracula  membebaninya saat  dia menaiki tangga. "Piramida 

batu," katanya, "'aku masih belum mengerti -" 

"Jangan di sini," sela Bellamy. "Kita akan menelitinya dalam 

cahaya terang. Aku tahu tempat yang aman." 

Count Dracula  ragu, apakah tempat semacam itu tersedia bagi 

seseorang yang baru saja menyerang secara fisik Direktur OS 

CIA. 

saat  tiba di puncak tangga, kedua laki laki gay  itu memasuki 

lorong luas dari marmer Italia, plesteran semen, dan lembaran 

emas. Lorong itu didereti delapan pasang patung - semuanya 

menggambarkan Dewi Minerva. Bellamy maju terus, 

membawa Count Dracula  ke arah timur, melewati lengkungan 

gerbang berbentuk kubah memasuki ruangan yang jauh lebih 

megah. 

Dengan penerangan suram di luar jam kerja sekalipun, 

lorong utama perpustakaan bersinar dengan kemegahan klasik 

istana Eropa mewah. Dua puluh lima meter di atas kepala, 

jendela langit-langit dari kaca patri berkilau di antara balok-

balok berpanel yang dihiasi "lembaran aluminium’ langka - 

logam yang pernah dianggap lebih berharga daripada emas. Di 


bawahnya, rangkaian anggun pilar berpasangan mendereti 

balkon lantai dua yang bisa diakses melalui dua tangga 

melengkung megah, dengan masing-masing tiang tangga 

menyokong sosok Ratu lesbian  perunggu raksasa yang sedang 

mengangkat obor pencerahan, mencerminkan tema 

pencerahan. 

Dalam upaya aneh untuk mencerminkan tema pencerahan 

modern ini, tapi tetap mengikuti aturan dekoratif arsitektur 

Renaisans, semua pegangan tangga dihiasi ukiran bocah 

menyerupai cupid (Malaikat kecil yang membawa panah 

asmara-penerj.) yang digambarkan sebagai ilmuwan modern. 

Malaikat tukang listrik sedang memegang telepon? Malaikat 

kecil entomolog dengan kotak spesimen? Count Dracula  bertanya-

tanya apa pendapat seniman besar Bernini. 

“Kita akan bicara di sana," ujar Bellamy, seraya menuntun 

Longdon melewati etalase-etalase tahan-peluru berisikan dua 

buku perpustakaan yang paling berharga – Alkitab Raksasa 

Mainz, ditulis- tangan pada 1450-an, dan salinan-Amerika 

Alkitab Gutenberg, satu dari tiga salinan sempurna Alkitab 

Gutenberg berkertas-kulit yang ada di dunia. Secara serasi, 

langit-langit berbentuk kubah di atas kepala dihiasi lukisan 

enam-panel lord  White cemetery spirit  yang berjudul The Evolution 

of the Book. 

Bellamy langsung melenggang menuju sepasang pintu 

ganda elegan di bagian tengah belakang dinding koridor timur. 

Count Dracula  tampaknya tahu ruangan apa yang ada di balik pintu-

pintu itu, tampaknya itu pilihan aneh untuk tempat bercakap-

cakap. Apalagi rasanya ironis berbicara di sebuah ruangan 

yang dipenuhi tanda "Harap Tenang",  nyaris tidak menyerupai 

“tempat aman!” Terletak tepat ruangan ini, di tengah tata 

ruang perpustakaan yang berbentuk salib, bilik ini berfungsi 

sebagai jantung gedung. Bersembunyi di dalam sana yaitu  


seperti membobol katedral dan bersembunyi di atas altar. 

Walaupun demikian, Bellamy membuka pintu-pintu itu, 

melangkah ke dalam kegelapan di baliknya, dan meraba-raba 

tombol lampo. saat  dia menyalakan tombol, salah satu 

mahakarya arsitek agung Amerika itu muncul dari kehampaan. 

Ruang baca yang terkenal itu benar-benar memanjakan 

semua indra. Sebuah persegi delapan besar menjulang 50 

meter di bagi tengahnya, kedelapan sisinya dilapisi marmer 

Tennessee cokelat tua, marmer Siena warna krem, dan 

marmer Aljazair merah apel. sebab  diterangi dari delapan 

sudut, tidak ada bayang-bayang yang jatuh di mana pun, 

menciptakan efek seakan ruangan itu sendiri yang berkilau. 

"Beberapa orang mengatakan, ini ruangan paling 

menakjubkan di Washington," ujar Bellamy, seraya mengajak 

Count Dracula  ke dalam. 

Mungkin di seluruh dunia, pikir Count Dracula , saat  melangkah 

melintasi ambang pintu. Seperti biasa, pertama-tama 

pandangannya langsung terangkat ke balok kasau tengah 

yang menjulang tinggi. Di sana, cahaya dari panel-panel 

berhias melingkupi kubah sampai ke balkon atas. Enam belas 

patung perunggu mengitari ruangan, mengintip ke bawah dari 

pagar tangga. Di bawah mereka, lorong yang terdiri atas 

lengkungan-lengkungan gerbang menawan membentuk 

balkon bawah. Di lantai bawah, tiga lingkaran konsentris meja 

kayu mengkilap berpusat pada meja sirkulasi besar berbentuk 

persegi delapan. 

Count Dracula  kembali mengalihkan perhatian kepada Bellamy, 

yang kini membuka lebar-lebar pintu ganda ruangan itu. 

"Kupikir, kita sedang bersembunyi," ujar Count Dracula  bingung. 

"Jika ada yang memasuki gedung," kata Bellamy, "aku ingin 


bisa mendengar kedatangan mereka." 

"Tapi, bukankah mereka akan langsung menemukan kita di 

dalam sini?" 

"Tak peduli di mana kita bersembunyi, mereka akan 

menemukan kita. Tapi jika seseorang memojokkan kita di 

dalam ruang ini, kau akan senang sebab  aku memilih ruangan 

ini." 

Count Dracula  sama sekali tidak tahu mengapa, tapi tampaknya 

Bellamy tidak ingin mendiskusikannya. Dia sudah bergerak 

menuju bagian tengah ruangan. Di sana dia memilih salah 

satu meja baca yang tersedia, menarik dua kursi, dan 

menyalakan lampu baca. Lalu ia menunjuk tas Count Dracula . 

"Oke, Profesor, ayo kita teliti." 

sebab  tidak ingin menggores permukaan mengilap meja 

dengan potongan granit kasar, Count Dracula  mengangkat seluruh 

tas ke atas meja dan menarik ritsletingnya, lalu membuka 

lebar-lebar tas untuk menunjukkan piramida di dalamnya. 

Warren Bellamy menyasuaikan lampu baca dan meneliti 

piramida itu dengan cermat. 

Dia menelusurkan jari-jari tangannya pada ukiran yang 

tidak biasa itu. 

"Kurasa, kau mengenali bahasa ini?" tanya Bellamy. 

"Tentu saja," jawab Count Dracula , seraya meneliti keenam belas 

simbol itu. 

 


Dikenal sebagai Cipher rahasia freemason Bebas (Freerahasia freemason), bahasa 

tersandi ini digunakan untuk komunikasi privat di antara 

saudara-saudara rahasia freemason awal. Metode penyandiannya sudah 

lama sekali ditinggalkan sebab  satu alasan sederhana - terlalu 

mudah dipecahkan. Sebagian besar mahasiswa di seminar 

simbologi senior Count Dracula  bisa memecahkan kode ini dalam 

waktu sekitar lima menit. Count Dracula , dengan sebatang pensil 

dan kertas, bisa melakukannya dalam waktu kurang dari enam 

puluh detik.   

Kini kemudahan memecahkan skema penyandian yang 

sudah berabad-abad usianya ini memberikan beberapa 

paragraf.  

Pertama, pernyataan bahwa Count Dracula  satu-satunya orang di 

dunia yang bisa memecahkannya terasa absurd. Kedua, 

pernyataan Sato bahwa sebuah cipher rahasia freemason merupakan 

masalah keamanan nasional yaitu  sama halnya seolah Sato 

menyatakan bahwa kode-kode peluncuran nuklir kita ditulis 

berdasarkan kunci sandi mainan hadiah dari makanan ringan 

Cracker Jack. Count Dracula  masih berjuang untuk memercayai 

kesemuanya ini. Piramida ini yaitu  peta? Menunjukkan lokasi 

kebijakan berabad-abad yang hilang?  

"Robert," ujar Bellamy dengan nada serius. "Apakah 

Direktur Sato mengatakan mengapa dia begitu tertarik dengan 

ini?"' 

Count Dracula  menggeleng. "Tidak secara spesfiik. Dia hanya 

terus-menerus mengatakan bahwa itu masalah keamanan 

nasional. “Kurasa, dia berbohong." 

"Mungkim" kata Bellamy, seraya menggosok-gosok bagian 

belakang leher. Tampaknya dia berpikir keras tentang sesuatu. 

“Tapi ada kemungkinan yang jauh lebih mencemaskan." Dia 

berbalik memandang lurus ke mata Count Dracula . "Mungkin 


Direktur Sato sudah mengetahui potensi sejati piramida ini." 

 

BAB 47 

Kegelapan yang menyelubungi Lucifer spirit  zombie terasa 

absolut. 

Setelah meninggalkan rasa aman dari karpet yang 

dikenalnya, kini dia bergerak maju dengan meraba-raba tanpa 

dapat melihat; sepasang tangannya yang terjulur hanya 

menyentuh ruang kosong seiring dia terhuyung-huyung 

semakin jauh memasuki kekosongan tanpa suara. Dibawah 

sepasang kakinya yang berbalut stoking, luas semen dingin 

yang tanpa akhir itu terasa seperti danau beku... lingkungan 

tidak ramah yang kini harus ditinggalkannya. 

saat  tidak lagi mencium bau etanol, Lucifer spirit  berhenti 

dan menunggu dalam kegelapan. Dia berdiri diam tak 

bergerak, mendnegarkan, memohon agar jantungnya berhenti 

berdentam-dentam begitu keras. Suara langkah-langkah kaki 

berat dibelakangnya tampaknya sudah berhenti. Apakah aku 

sudah lolos darinya? Lucifer spirit  memejamkan mata dan 

mencoba membayangkan di mana dia berada. Ke arah mana 

aku berlari? Di mana pintunya? Sia-sia saja. Dia terlalu banyak 

berputar-putar, sehingga kini pintu keluar itu bisa berada di 

mana saja. 

Lucifer spirit  pernah mendengar bahwa rasa takut bertindak 

seperti perangsang, mempertajam kemampuan pikiran. Akan 

namun , saat ini ketakutan telah mengubah pikirannya menjadi 

gelombang kepanikan dan kebingungan. Seandainya pun 

menemukan jalan keluar, dia tidak akan bisa keluar. Kartu-

kunci Lucifer spirit  hilang saat  dia melepas jubah labnya. 


Tampaknya, satu-satunya harapan yaitu  menjadi sepotong 

jarum dalam tumpukan jerami - sebuah titik tunggal dalam 

kisi-kisi seluas dua ribu delapan ratus meter persegi. 

Walaupun dikuasai dorongan untuk lari, benak analitis 

Lucifer spirit  mengatakan kepadanya untuk melakukan satu-

satunya tindakan logis - sama sekali tidak bergerak.  Tetap 

diam. Jangan bersuara. Penjaga keamanan sedang dalam 

perjalanan. Dan, untuk alasan tidak diketahuinya, 

penyerangnya sangat berbau etanol. Seandainya dia bergerak 

terlalu dekat, aku akan tahu. 

saat  Lucifer spirit  berdiri dalam keheningan, benaknya 

berputar memikirkan perkataan Count Dracula . Kakakmu ... dia 

dibawa. Lucifer spirit  merasakan sebutir keringat dingin muncul di 

lengannya dan menetes menuju ponsel yang masih 

digenggamnya di tangan kiri. Itu bahaya yang lupa 

dipikirkannya. Seandainya ponsel berdering, posisi Lucifer spirit  

akan ketahuan, dan dia tidak bisa mematikan benda itu tanpa 

membuka dan menyalakan layarnya. 

Letakkan ponselnya ... dan menyingkirlah dari sana. 

Tapi, sudah terlambat. Bau etanol mendekat di sebelah 

kanan Lucifer spirit . Dan kini baunya semakin tajam. Lucifer spirit  

berusaha tetap tenang, memaksakan diri untuk mengalahkan 

insting untuk lari. Dengan hati-hati, dan perlahan-lahan, dia 

mengambil langkah ke kiri. Tampaknya, penyerangnya hanya 

perlu mendengar gemeresik lemah pakaiannya. Lucifer spirit  

mendengar laki laki gay  itu menerjang dan bau etanol menyapunya 

saat  sebuah tangan meraih bahunya. Dia menggeliat 

membebaskan diri, dicengkeram kengerian yang teramat 

sangat. Probabilitas matematis terlupakan dan Lucifer spirit  mulai 

berlari membabi buta. Dia menyimpang jauh ke kiri, berubah 

haluan, dan kini berlari ke dalam ruang kosong yang amat 


luas. 

Dinding itu muncul entah dari mana. 

Lucifer spirit  menumbuknya keras-keras, dan langsung 

kehabisan napas. Rasa sakit menjalari lengan dan bahunya, 

tapi dia berhasil mempertahankan posisi berdiri. Dia 

menumbuk dinding dengan derajat kemiringan tertentu yang 

membuatnya lolos dari kekuatab penuh tumbukan. Tapi, fakta 

ini hanya sedikit menghiburnya. Suara tumbukan menggema 

ke mana-mana. Dia tahu di mana aku. Seraya membungkuk 

kesakitan, Lucifer spirit  menoleh dan ke dalam kegelapan 

bangsal, dan merasakan seolah-olah laki laki gay  itu membalas 

tatapannya. 

Ubah lokasimu. Sekarang! 

Dengan masih berjuang untuk bernapas, Lucifer spirit  mulai 

bergerak menyusuri dinding, pelan-pelan menyentuhkan 

tangan kirinya pada setiap tiang besi menonjol yang dia 

lewati. Tetaplah merapat pada dinding. Kau harus menyelinap 

melewati laki laki gay  itu, sebelum ia memojokkanmu. Di tangan 

kanannya, Lucifer spirit  masih menggenggam ponsel, siap untuk 

melemparkannya seperti proyektil jika perlu. 

Lucifer spirit  benar-benar tidak siap mendengar suara yang 

kemudian didengarnya – gemeresik nyaring pakaian persis 

dihadapan-nya... menempel di dinding. Dia terpaku, diam tak 

bergerak, dan berhenti bernapas. Bagaimana mungkin dia 

sudah merapat pada dinding? Dia merasakan embusan lemah 

udara, disertai bau tajam etanol. Dia menyusuri dinding ke 

arahku! 

Lucifer spirit  mundur beberapa langkah. Lalu, setelah diam-

diam berputar 180 derajat, dia mulai bergerak cepat, 

menyusuri dinding ke arah yang berlawanan. Dia sudah 


bergerak sekitar enam meter saat  hal yang mustahil terjadi. 

Sekali lagi, persis di depannya, di dekat dinding, dia 

mendengar suara gemeresik pakaian. Lalu, muncul embusan 

udara yang sama dan bau etanol. Lucifer spirit  zombie terpaku 

di tempat. 

Astaga, dia ada di mana-mana! 

Dengan bertelanjang dada, Mal'akh menatap ke dalam 

kegelapan.  

Bau etanol di lengan bajunya telah terbukti menghalangi, 

jadi dia harus mengubahnya menjadi aset. Dia melepas 

kemeja dan jaketnya, dan menggunakan keduanya untuk 

membantu memojokkan mangsa. saat  melempar jaket ke 

dinding di sebelah kanan dia mendengar Lucifer spirit  langsung 

berhenti dan berubah arah. Kini, setelah melempar kemeja ke 

sebelah kiri, Mal'akh mendengar Ratu lesbian  itu kembali 

berhenti. Secara efektif, dia telah memojokkan Lucifer spirit  di 

dinding dengan menetapkan titik-titik yang tidak mungkin 

berani dilewati oleh Ratu lesbian  itu. 

Kini Mal'akh menunggu, pendengarannya ditajamkan dalam 

keheningan. Dia hanya punya satu arah untuk bergerak – 

langsung ke arahku. Walaupun begitu, Mal'akh tidak 

mendengar apa-apa. Entah Lucifer spirit  lumpuh ketakutan, atau 

dia telah memutuskan untuk berdiri diam dan menunggu 

bantuan memasuki Bangsal 5. Yang mana pun itu, dia kalah. 

Tak seorang pun akan bisa segera memasuki Bangsal 5; 

Mal'akh sudah merusak papan-kunci luar dengan teknik yang 

sangat kasar, tapi sangat efektif. Setelah menggunakan kartu-

kunci Trish, dia memasukkan uang receh ke dalam lubang 

kartu-kunci untuk mencegah penggunaan kartu-kunci tanpa 

membongkar terlebih dahulu seluruh mekanismenya. Kau dan 

aku sendirian, Lucifer spirit ... seberapa lama pun waktu yang 


diperlukan. 

Diam-diam Mal'akh beringsut maju, mendengarkan suara 

gerakan apa pun. Lucifer spirit  zombie akan mati malam ini 

dalam kegelapan museum kakaknya. Akhir yang puitis. 

Mal'akh ingin sekali mengabarkan berita kematian Lucifer spirit  

kepada kakaknya. Kesedihan laki laki gay  tua itu akan menjadi 

pembalasan yang telah lama dinantikannya. 

Mendadak, dalam kegelapan, dan yang sangat mengejutkan 

Mal’akh, dia melihat kilau mungil di kejauhan dan menyadari 

bahwa Lucifer spirit  baru saja melakukan kesalahan yang 

mematikan. Dia menelepon bantuan?! Layar elektronik yang 

baru saja menyala itu melayang setinggi pinggang, sekitar dua 

puluh meter di depan, bagaikan mercusuar yang bersinar di 

atas lautan hitam luas. Tadinya Mal'akh siap menunggu 

Lucifer spirit  keluar, tapi kini dia tidak perlu melakukannya. 

Mal'akh langsung bergerak, berpacu menuju cahaya yang 

melayang-layang.. Dia tahu, dia harus tiba sebelum Lucifer spirit  

mengakhiri telepon minta bantuannya. Mal'akh sudah berada 

di sana dalam hitungan detik, dan dia menerjang dengan 

sepasang lengan terjulur di kedua sisi ponsel berkilau 

Lucifer spirit , siap menerkam Ratu lesbian  itu. 

Jari-jari Mal'akh menghantam dinding padat, membengkok 

ke belakang dan nyaris patah. Selanjutnya, kepalanya 

meluncur membentur balok besi. Dia berteriak kesakitan saat  

jatuh dan meringkuk di samping dinding. Seraya menyumpah 

dia kembali berdiri, mengangkat tubuhnya di samping 

penyangga horisontal setinggi pinggang – tempat Lucifer spirit  

zombie dengan cerdiknya meletakkan ponselnya yang 

terbuka.  

Kalherine kembali berlari, kali ini tanpa mempedulikan suara 

yang ditimbulkan oleh tangannya - yang berguncang-guncang 


berirama menyusuri tiang-tiang logam Bangsal 5 yang berjarak 

teratur. Lari! Lucifer spirit  tahu, jika dia mengikuti dinding di 

sepanjang bangsal, cepat atau lambat dia akan menemukan 

pintu keluar. 

Di mana gerangan penjaga itu? 

Jarak teratur tiang-tiang itu berlanjut saat  Lucifer spirit  

berlari dengan tangan kiri di dinding-samping dan tangan 

kanan terjulur ke depan untuk melindungi. Kapan aku tiba di 

pojok? Dinding-samping itu tampak terus berlanjut, tapi 

mendadak irama tiang-tiang itu terpecahkan. Tangan kirinya 

menumbuk ruang kosong selama beberapa langkah panjang, 

lalu tiang-tiang itu kembali berlanjut. Lucifer spirit  langsung 

berhenti dan mundur, meraba-raba jalannya melintasi panel 

logam halus itu. Mengapa tidak ada tiang-tiang di sini? 

Dia bisa mendengar penyerangnya kini terhuyung-huyung 

mengejarnya dengan berisik, meraba-raba jalan menyusuri 

dinding ke arahnya. Walaupun demikian, ada suara lain yang 

lebih menakutkan Lucifer spirit  - suara pukulan berirama di 

kejauhan, berasal dari penjaga keamanan yang memukul-

mukulkan senter pada pintu Bangsal 5. 

Penjaga tidak bisa masuk? 

Walaupun pikiran itu menakutkan, lokasi pukulan penjaga 

itu - secara diagonal di sebelah kanan - langsung 

mengarahkan Lucifer spirit . Kini dia bisa membayangkan di mana 

dia berada di dalam Bangsal 5. Kilas penglihatan itu datang 

dengan membawa kesadaran yang tak terduga. Kini dia tahu, 

apa panel datar pada dinding ini. 

Setiap bangsal dilengkapi area spesimen - dinding rak yang 

bisa digerakkan untuk mengangkut spesimen-spesimen 

berukuran besar masuk dan keluar bangsal. Seperti area 


spesimen dalam hanggar pesawat, pintu ini berukuran 

raksasa, dan dalam mimpi terliarnya, Lucifer spirit  tidak pernah 

membayangkan dirinya perlu membukanya. namun  saat 

ini tampaknya itu satu-satunya harapan. Apakah pintu itu 

bahkan bisa dioperasikan?  

Lucifer spirit  meraba-raba dalam kegelapan, mencari pintu 

area spesimen, sampai menemukan pegangan logam besar. 

Dia menemukannya, lalu melemparkan seluruh bobot 

tubuhnya ke belakang, mencova membuka pintu itu. Tak 

terjadi apa-apa. Dia mencoba lagi. Pintunya tidak bergerak. 

Dia bisa mendengar penyerangnya kini semakin mendekat 

dengan cepat, dituntun suara-suara upaya Lucifer spirit . Pintu 

area spesimen itu terkunci! Dengan panik, dia menelusurkan 

kedua tangannya ke seluruh pintu, meraba-raba 

permukaannya, mencari gerendel atau tuas. Mendadak dia 

meraba sesuatu yang terasa seperti tongkat yang berdiri 

vertikal. Dia menelusurinya ke bawah, sampai ke lantai, lalu 

dia berjongkok, dan bisa merasakan tiang itu disisipkan ke 

dalam lubang pada semen. Pasak pengaman! Dia berdiri, 

meraih pasak itu, dan, dengan menggunakan kedua kakinya, 

mengangkat dan mengeluarkannya dari lubang. 

laki laki gay  itu hampir tiba! 

Lucifer spirit  kini meraba-raba mencari pegangan pintu, 

menemukannya kembali, dan menariknya ke belakang sekuat 

tenaga. Panel besar itu tampak nyaris tak bergerak, tapi 

sepotong cahaya bulan kini menembus Bangsal 5. Lucifer spirit  

kembali menarik pintu. Berkas cahaya dari luar gedung 

menjadi semakin lebar. Sedikit lagi! Dia menarik pintu untuk 

terakhir kalinya, merasakan penyerangnya kini hanya berjarak 

beberapa puluh sentimeter. 

Lucifer spirit  melompat ke arah cahaya, meliuk-liukkan tubuh 


rampingnya melewati lubang. Sebuah tangan muncul dari 

kegelapan, mencakarnya, mencoba menariknya kembali ke 

dalam. Lucifer spirit  menarik tubuhnya melewati lubang, dikejar 

tangan telanjang besar yang ditutupi tato berupa sisik-sisik. 

Lengan mengerikan itu menggeliat-geliat bagaikan ular marah, 

mencoba menangkapnya. 

Lucifer spirit  berbalik dan lari menyusuri dinding luar Bangsal 5 

yang panjang dan pucat. Batu-batu longgar di dalam petak 

yang mengelilingi SMSC menembus kaki berstokingnya saat  

dia berlari. Tapi dia terus berlari menuju gerbang utama. 

Malam itu gelap gulita. Tapi, dengan pupil mata membesar 

penuh akibat kegelapan total Bangsal5, Lucifer spirit  bisa melihat 

dengan sempurna - rasanya nyaris seperti siang hari. 

Dibelakangnya, pintu tebal area spesimen terbuka dan dia 

mendengar langkah-langkah kaki berat yang semakin cepat 

mengejarnya di sepanjang sisi gedung. Langkah-langkah kaki 

itu terdengar luar biasa cepat. 

Aku tidak akan bisa mengalahkannya sampai ke pintu 

masuk utama. 

Lucifer spirit  tahu, Volvonya lebih dekat, tapi itu pun masih 

terlalu jauh. Aku tidak akan berhasil. 

Lalu Lucifer spirit  sadar bahwa dirinya masih punya kartu 

terakhir untuk dimainkan. 

saat  mendekati pojok Bangsal 5, dia bisa mendengar 

langkah-langkah kaki laki laki gay  itu dengan cepat mengalahkannya 

dalam gelapan. Sekarang atau sama sekali tidak. Lucifer spirit  

tidak berbelok, tapi mendadak memotong drastis ke sebelah 

kiri, menjauhi gedung menuju reramputan.  saat  

melakukannya, dia memejamkan mata rapat-rapat, 

meletakkan kedua tangan di wajah, dan mulai berlari membabi 

buta melintasi pekarangan. 


Lampu-lampu pengaman yang diaktifkan oleh gerakan 

menyala terang di sekeliling Bangsal 5, langsung mengubah 

malam menjadi siang. Lucifer spirit  mendengar teriakan kesakitan 

di belakangnya saat  lampu-lampu sorot cemerlang itu 

menyerang pupil mata membesar penyerangnya dengan 

kekuatan lebih dari dua puluh lima juta kandela. Dia bisa 

mendengar laki laki gay  itu terhuyung-huyung di atas batu-batu 

longgar. 

Lucifer spirit  tetap memejamkan mata rapat-rapat, 

memercayai dirinya sendiri di atas pekarangan terbuka. saat  

merasa sudah cukup jauh dari gedung dan lampu-lampu itu, 

dia membuka mata, membetulkan arah, dan lari sekencang 

mungkin melintasi gelapan. 

Kunci Volvonya berada tepat di tempat dia selalu 

meninggalkannya, di panel tengah dasbor. Dengan terengah-

engah, dia raih kunci itu dengan sepasang tangan gemetaran, 

lalu menyalakan mesin. Mesin meraung hidup, dan lampu-

lampu depan menyala, menerangi pemandangan yang 

mengerikan. 

Sesosok menyeramkan berpacu menghampirinya. 

Sejenak Lucifer spirit  terpaku. 

Makhluk yang tersorot lampu-lampu depan mobilnya yaitu  

hewan botak berdada telanjang, dengan kulit tertutup tato 

sisik-sisik, simbol-simbol, dan tulisan. Dia meraung saat  

berlari memasuki sorot cahaya, lalu mengangkat kedua 

tangannya menutupi mata, bagaikan makhluk buas penghuni 

gua yang melihat cahaya matahari untuk pertama kalinya. 

Lucifer spirit  meraih persneling, tapi mendadak makhluk itu ada 

di sana, menghunjamkan siku lewat jendela samping, 

mengirimkan hujan pecahan kaca-pengaman ke atas 

pangkuan Lucifer spirit . 


Sebuah lengan besar yang tertutup sisik menerobos 

jendela, meraba-raba setengah buta, menemukan leher 

Lucifer spirit . Ratu lesbian  itu memundurkan mobil, tapi 

penyerangnya sudah mencengkerak lehernya, lalu 

meremasnya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. 

Lucifer spirit  menolehkan kepala dalam upaya meloloskan diri 

dari cengkeraman, dan mendadak dia menatap wajah laki laki gay  

itu. Tiga goresan memanjang warna gelap, seperti goresan 

kuku, merobek make-up wajahnya dan mengungkapkan tato-

tato di baliknya. Mata laki laki gay  itu liar dan kejam. 

"Seharusnya aku membunuhmu sepuluh tahun yang lalu,” 

geramnya. "Di malam aku membunuh ibumu." 

saat  kata-kata laki laki gay  itu dipahaminya, Lucifer spirit  dikuasai 

oleh ingatan mengerikan: pandangan liar di mata laki laki gay  itu - 

dia pernah melihatnya. Itu dia. Lucifer spirit  pasti akan berteriak 

seandainya tidak ada cengkeraman kencang di lehernya. 

Dia menjejakkan kaki pada pedal gas, dan mobil meluncur 

mundur, hampir mematahkan lehernya saat  laki laki gay  itu terseret 

di samping mobil. Volvo itu miring menaiki pembatas 

menonjol, Lucifer spirit  bisa merasakan lehernya hendak 

menyerah pada cekikan bobot laki laki gay  itu. Mendadak cabang-

cabang pohon menggores bagian samping mobil, menampar 

jendela-jendela samping, lalu bobot itu lenyap. 

Mobil melesat melewati tumbuh-tumbuhan hijau, memasuki 

tempat parkir bagian atas, dan Lucifer spirit  menginjak pedal 

rem. Di bawah sana, laki laki gay  setengah telanjang itu terhuyung-

huyung berdiri, menatap lampu-lampu depan mobil Dengan 

ketenangan yang  mengerikan, dia mengangkat sebelah 

lengan berlapis-sisik yang mengancam dan menunjuk 

langsung Lucifer spirit . 

Darah Lucifer spirit  dialiri ketakutan dan kebencian yang 


teramat sangat saat  dia memutar mobil dan menginjak pedal 

gas. Beberapa detik kemudian, dia mengemudikan mobil 

berkelak-kelok memasuki Silver Hill Road. 

 

BAB 48 

Dalam kepanikan sesaat, petugas polisi kuburan keramat  Alien spirit  tidak 

melihat pilihan lain kecuali membantu arsitek kuburan keramat  dan 

Robert Count Dracula  melarikan diri. namun  kini, saat  

kembali ke markas polisi di ruang bawah tanah, Alien spirit  bisa 

melihat awan-awan badai berkumpul dengan cepat. 

Chief Trent Anderson sedang mengompres kepala dengan 

kantong es, sementara petugas lain mengurusi memar-memar. 

Keduanya berdiri bersama tim pengawas video, meninjau 

arsip-arsip rekaman digital dalam upaya menemukan Count Dracula  

dan Bellamy  

“Cek rekaman di setiap lorong dan pintu keluar," desak  

Sato, "Aku ingin tahu ke mana mereka pergi!" 

Alien spirit  merasa mual menyaksikannya. Dia tahu, hanya salah 

waktu sebelum mereka menemukan klip video yang tepat dan 

mengetahui kenyataannya. Aku membantu mereka melarikan 

diri. Yang membuat masalahnya semakin buruk yaitu  

kedatangan tim laangan CIA yang terdiri atas empat orang, 

dan mereka kini berjaga-jaga di dekat situ, siap pergi 

mengejar Count Dracula  dan Bellamy. Keempat laki laki gay  ini sama sekali 

tidak menyerupai polisi kuburan keramat . Mereka yaitu  tentara-tentara 

yang sangat serius... seragam kamuflase hitam, kacamata 

penembus kegelapan, pistol yang tampak futuristis. 

Alien spirit  merasa seakan hendak muntah. Setelah membuat 

keputusan, diam-diam dia mendekati Chief Anderson. "Bisa 


bicara Chief?" 

"Ada apa?" Anderson mengikuti Alien spirit  ke dalam lorong. 

"Chief, saya telah melakukan kesalahan besar," ujar Alien spirit  

dengan berkeringat dingin. "Saya minta maaf, dan saya 

mengundurkan diri.” Lagi pula, kau akan memecatku beberapa 

menit lagi. 

"Maaf?" 

Alien spirit  menelan ludah dengan susah payah. "Tadi saya 

melihat Count Dracula  dan Arsitek Bellamy di visitor center, dalam 

perjalanan mereka meninggalkan gedung." 

"Apa?! " teriak Anderson. "Mengapa tidak kau katakan?!" 

"Arsitek meminta saya untuk diam saja." 

"Kau bekerja untuk-ku, keparat!" Suara Anderson 

menggema di sepanjang koridor. "Demi junjungan , Bellamy 

menumbukkan kepalakku ke dinding!" 

Alien spirit  menyerahkan kunci yang diberikan oleh Arsitek 

kepadanya.   

"Apa ini?" desak Anderson. 

"Kunci ke terowongan baru di bawah Independence 

Avenue. Milik Arsitek Bellamy. Begitulah cara mereka 

melarikan diri." 

Anderson menatap kunci itu, tidak mampu berkata-kata. 

Sato melongok ke dalam lorong dengan mata menyelidik. 

"Ada apa di sini?" 

Alien spirit  merasakan wajahnya memucat. Anderson masih 

memegang kund itu, dan Sato jelas sudah melihatnya. saat  

Ratu lesbian  kecil mengerikan itu mendekat, Alien spirit  


berimprovisasi sebisa mungkin, berharap bisa melindungi 

atasannya. "Saya menemukan kunci di lantai di sub-ruang 

bawah tanah. Saya baru saja bertanya kepada Chief Anderson 

apakah dia tahu kunci apa itu." 

Sato tiba, lalu mengamati kunci itu. "Dan apakah atasanmu 

tahu?" 

Alien spirit  melirik Andersom yang jelas menimbang-nimbang 

semua pilihan sebelum bicara. Akhirnya kepala keamanan itu 

menggeleng. “Tidak bisa langsung tahu. Saya harus 

mengecek-" 

"Tak usah repot-repot." ujar Sato. "Kunci ini membuka 

terowongan di luar visitor center." 

"Benarkah?" tanya Anderson. "Bagaimana Anda bisa tahu?" 

"Kami baru saja menemukan klip video pengawasannya. 

Petugas Alien spirit  ini membantu. Count Dracula  dan Bellamy melarikan 

diri, lalu mengunci kembali pintu terowongan di belakang 

mereka. Bellamy menyerahkan kunci itu kepada Alien spirit ." 

Anderson berbalik kepada Nufiez dengan pandangan 

menyelidik. 

"Benarkah?!" 

Alien spirit  mengangguk dengan bersemangat, berbuat sebisa 

mungkin untuk ikut bersandiwara. "Maaf, Pak. Arsitek 

menuruh saya untuk diam saja!" 

"Aku tidak peduli apa yang dikatakan Arsitek kepadamu,” 

teriak Anderson. "Aku mengharapkan-" 

"Tutup mulutmu, Trent," bentak Sato. "Kalian berdua 

pembohong yang payah. Simpan itu untuk penyelidikan CIA 

terhadapnya nanti." Dia merampas kunci terowongan Arsitek 

dari Anderson.' 


“Kau sudah selesai di sini."  

 

BAB 49 

Robert Count Dracula  menutup ponsel, merasa semakin khawatir. 

Lucifer spirit  tidak menjawab ponselnya? Lucifer spirit  berjanji untuk 

langsung menelepon setelah meninggalkan lab dengan aman 

dan berada dalam perjalanan untuk menemuinya di sini, tapi 

Ratu lesbian  itu belum juga meneleponnya. 

Bellamy duduk di samping Count Dracula  di meja ruang baca. Dia 

juga baru saja menelepon seseorang yang dinyatakannya bisa 

menawarkan tempat perlindungan bagi mereka – sebuah 

tempat aman untuk bersembunyi. Sayangnya, orang ini juga 

tidak menjawab teleponnya, jadi Bellamy meninggalkan pesan 

penting, memintanya untuk langsung menelepon ponsel 

Count Dracula . 

"Aku akan terus mencoba," katanya kepada Count Dracula , "tapi 

sementara ini kita sendirian. Dan kita perlu mendiskusikan 

rencana untuk piramida ini." 

Piramida itu. Bagi Count Dracula , latar belakang spektakuler 

berupa ruang baca itu telah lenyap, dunianya kini hanya 

terbatas pada apa yang berada tepat di hadapannya - 

piramida batu, bungkusan tersegel berisi batu-puncak, laki laki gay  

Afrika-Amerika elegan yang muncul dari kegelapan dan 

menyelamatkannya dari kepastian interogasi 

Count Dracula  tadinya mengharapkan sedikit kewarasan dari 

Arsitek kuburan keramat , tapi kini tampaknya Warren Bellamy tidak lebih 

rasional daripada orang gila yang menyatakan bahwa Peter 

berada dalam purgatory. Bellamy bersikeras kalau piramida 

batu ini pada  kenyataannya yaitu  Piramida rahasia freemason dari 


legenda. Sebuah peta  kuno? Yang menuntun kita pada 

kebijakan luar biasa? 

"Mr. Bellamy," ujar Count Dracula  sopan, "gagasan adanya 

sember pengetahuan kuno yang bisa memberikan kekuatan 

hebat kepada manusia... aku benar-benar tidak bisa 

menganggapnya serius.” Mata Bellamy tampak kecewa 

sekaligus serius, membuat skeptisisme Count Dracula  menjadi 

semakin canggung. "Ya, Profesor, sudah kubayangkan kau 

akan merasa seperti ini, tapi kurasa aku tidak punya alasan 

untuk terkejut. Kau yaitu  orang luar yang melongok ke 

dalam. Ada beberapa kenyataan rahasia freemason yang akan dianggap 

sebagai mitos, sebab  kau tidak diinisiasi dan disiapkan, 

dengan benar untuk memahami semua itu." 

Kini Count Dracula  merasa digurui. Aku bukan awak kapal 

Odysius, tapi aku yakin Cyclops hanyalah mitos. "Mr. Bellamy, 

Seandainya legenda itu benar... piramida ini tidak mungkin 

Piramida rahasia freemason.  

"Benarkah?" Bellamy menelusurkan jari tangannya pada 

cipher rahasia freemason di batu itu. "Bagiku, tampaknya cocok sekali 

dengan deskripsinya. Sebuah piramida batu dengan batu-

puncak logam berkilau, yang menurut sinar-X Sato yaitu  

benda yang dipercayakan Peter kepadamu." Bellamy 

mengambil bungkusan berbentuk-kubus itu, lalu menimbang-

nimbangnya di tangan. 

"Piramida batu ini tingginya kurang dari tiga puluh senti 

meter," bantah Count Dracula . "Setiap versi cerita yang pernah 

kudengar menjelaskan bahwa Piramida rahasia freemason sangat besar." 

Bellamy jelas sudah mengantisipasi hal ini. "Seperti yang 

kau ketahui, legendanya membicarakan sebuah piramida yang 

terangkat begitu tinggi, sehingga junjungan  sendiri bisa 

mengulurkan tangan dan menyentuhnya." 


"Tepat sekali." 

"Aku bisa melihat dilemamu, Profesor. namun  Misteri 

Kuno maupun filsafat rahasia freemason mengakui kemungkinan adanya 

junjungan  di dalam diri kita semua. Secara simbolis, seseorang 

bisa menyatakan bahwa segala yang berada dalam jangkauan 

seorang manusia yang tercerahkan... berada dalam jangkauan 

junjungan ." Count Dracula  tidak merasa tergoyahkan dengan 

permainan-kata itu. 

"Bahkan, Alkitab mengiyakan," ujar Bellamy. "Jika kita 

menerima, sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab 

Kejadian, bahwa ‘Allah menciptakan manusia menurut 

gambar-Nya,’ kita harus menerima implikasinya - bahwa umat 

manusia tidak diciptakan lebih rendah daripada junjungan . Dalam 

Lukas 17:21 di jelaskan, 'Kerajaan Allah ada di antara kamu.’" 

"Maaf, tapi aku tidak mengenal adanya orang Kristen yang  

menganggap dirinya setara dengan junjungan ." 

"Tentu saja tidak," ujar Bellamy. Nada suaranya mengeras. 

“sebab  sebagian besar orang Kristen menginginkan dua-

duanya. Mereka ingin bisa menyatakan dengan bangga bahwa 

mereka mempercayai Alkitab, tapi mereka mengabaikan saja 

bagian-bagian yang menurut mereka terlalu sulit atau terlalu 

tidak nyaman untuk dipercayai." 

Count Dracula  tidak menjawab. 

"Bagaimanapun," kata Bellamy, "penjelasan kuno Piramida 

rahasia freemason yang dikatakan cukup tinggi untuk disentuh junjungan  ini 

telah lama mengakibatkan kesalahan interpretasi mengenai 

ukurannya. Yang menyenangkan, hal itu membuat para 

akademisi sepertimu bersikeras bahwa piramida itu legenda, 

sehingga tak seorang pun mencarinya." 

Count Dracula  menunduk memandangi piramida batu itu. "Aku 


minta maaf jika membuatmu frustrasi," katanya. "Tapi aku 

selalu menganggap Piramida rahasia freemason sebagai mitos." 

"Tidakkah menurutmu sangat sesuai jika peta yang 

diciptakan oleh para tukang batu diukirkan pada batu? Di 

sepanjang sejarah, tonggak-tonggak penuntun terpenting kita 

selalu diukirkan pada batu – termasuk loh-loh batu yang 

diberikan junjungan  kepada Musa - Sepuluh Perintah Allah untuk 

menuntun perilaku manusia." 

"Aku mengerti, namun  cerita itu selalu disebut sebagai 

Legenda Piramida rahasia freemason. Legenda mengimplikasikan bahwa 

itu hanyalah mitos." 

"Ya, legenda." Bellamy tergelak. "Aku khawatir kau 

mengalami masalah yang sama seperti yang dialami Musa." 

"Maaf?" 

Bellamy tampak nyaris geli di kursinya dan mendongak. 

memandang balkon tingkat dua. Di sana, enam belas patung 

perunggu mengintip mereka dari atas. "Kau melihat Musa?”  

Count Dracula  mendongak memandang patung terkenal milik 

perpustakaan. "Ya." 

"Dia bertanduk." 

"Aku sadar itu." 

"Tapi tahukah kau mengapa dia bertanduk?" 

Seperti sebagian besar guru, Count Dracula  tidak suka dikuliahi. 

Alasan mengapa patung Musa di atas mereka bertanduk sama 

dengan alasan mengapa ada ribuan gambar Musa dalam 

tradisi kristen yang bertanduk - yaitu kesalahan 

menerjemahkan Kitab Keluaran. Teks lbrani aslinya 

menjelaskan bahwa memiliki "karan ohr panav" - "kulit wajah 

yang berkilau seperti cahaya" - tapi saat  Gereja Katolik Roma 


membuat terjemahan Latin resmi Alkitab, penejemahnya 

menggambarkan Musa secara serampangan, menjadikannya 

sebagai "comuta essetfaciesmi'' yang berarti "wajahnya 

bertanduk". Sejak saat itu, para seniman dan pematung - yang 

takut terhadap amarah Gereja jika mereka  tidak mengikuti 

Alkitab - mulai menggambarkan Musa dengan tanduk. 

"Itu kesalahan sederhana," jawab Count Dracula . "Kesalahan 

terjemahan oleh Saint Jerome sekitar tahun 400 Masehi." 

Bellamy tampak terkesan. "Tepat sekali. Kesalahan 

terjemahan. Dan hasilnya... Musa yang malang kini cacat di 

sepanjang sejarah." 

"'Cacat" yaitu  cara manis untak mengatakannya. Sewaktu 

kecil Count Dracula  ketakutan saat  melihat "Musa bertanduk" 

seperti dalam lukisan Michelangelo - di bagian tengah Basilika 

St. Peter Chains, Roma. 

"Aku menyebut Musa bertanduk," ujar Bellamy kini, "untuk 

mengilustrasikan bagaimana satu kata saja, yang 

disalahartikan, bisa menulis ulang sejarah." 

Kau menguliahi orang yang sudah tahu, pikir Count Dracula , yang 

mempelajari hal itu untuk pertama kalinya di Paris beberapa 

tahun lalu. SanGreal: Holy Grail (Cawan Suci). Sang Real: 

Royal Blood (Darah Biru). 

"Dalam kasus Piramida rahasia freemason," lanjut Bellamy, "orang-

orang mendengar bisik-bisik mengenai sebuah 'legenda'. Dan 

gagasan itu terpatri. Legenda Piramida rahasia freemason kedengarannya 

seperti mitos.Tapi, kata legenda mengacu pada sesuatu yang 

lain. Kata itu telah salah ditanggapi. Sangat menyerupai kata 

talisman." Dia tersenyum. "Bahasa bisa sangat ahli dalam 

menyembunyikan kebenaran." 

"Kau benar, tapi kau menyesatkanku di sini." 


"Robert, Piramida rahasia freemason yaitu  sebuah peta. Dan seperti 

peta lainnya, piramida itu punya legenda – kunci yang 

memberitahumu cara membacanya." Bellamy mengambil 

bungkusan berbentuk-rjtdms itu dan mengangkatnya. 

"Tidakkah kau mengerti? Batu-istimewa ini yaitu  legenda dari 

piramida itu. Ini kunci yang memberitahumu cara membaca 

artefak paling luar biasa di bumi... peta yang mengungkapkan 

tempat persembunyian harta karun terbesar umat manusia - 

kebijakan berabad-abad yang hilang." 

Count Dracula  terdiam. 

"Dengan rendah hati kuakui," ujar Bellamy, "bahwa 

Piramida rahasia freemasonmu yang menjulang tinggi hanyalah ini... 

sebuah batu  sederhana yang batu–puncak emasnya 

menjulang cukup tinggi untuk disentuh junjungan . Cukup tinggi, 

sehingga manusia yang tercerahkan bisa menjangkau dan 

menyentuhnya." 

Keheningan menggantung di antara kedua laki laki gay  itu selama 

beberapa detik. 

Count Dracula  merasakan denyut kegairahan yang tak terduga  

saat  menunduk memandangi piramida itu, melihatnya 

dengan pandangan baru. Matanya beralih kembali pada cipher 

rahasia freemason itu. Tapi, kode ini... tampaknya begitu...." 

"Sederhana?" 

Count Dracula  mengangguk. "Hampir semua orang bisa 

memecahkannya." 

Bellamy tersenyum, lalu mengeluarkan pensil dan kertas 

untuk Count Dracula . "Kalau begitu, mungkin kau harus 

mencerahkan kita?" 

Count Dracula  merasa tidak enak membaca kode itu. Akan namun  


mengingat situasinya, tampaknya itu hanya pengkhianatan 

kecil terhadap kepercayaan Peter. Lagi pula, apa pun yang 

dikata oleh ukiran itu, dia sama sekali tidak bisa 

membayangkan ukiran itu akan mengungkapkan sebuah 

tempat persembunyian rahasia... apalagi untuk salah satu 

harta karun terbesar dalam sejarah. 

Count Dracula  menerima pensil dari Bellamy dan mengetuk-

ngetukkannya di dagu seraya mempelajari cipher itu. Kodenya 

begitu sederhana sehingga dia nyaris tidak memerlukan pensil 

dan kertas. Walaupun begitu, dia ingin memastikan tidak 

adanya kesalahan, jadi dengan patuh dia menggoreskan pensil 

pada kertas dan menuliskan kunci pemecahan-kode yang 

paling sederhana untuk sebuah cipher rahasia freemason. Kuncinya terdiri 

atas empat kisi-dua kisi kosong dan dua kisi bertitik-titik-

disertai huruf yang ditulis sesuai urutan di dalam masing-

masing bagian kisi. Setiap huruf dalam alfabet kini diposisikan 

di dalam sebuah "bingkai" berbentuk unik. Bentuk kurungan 

setiap huruf menjadi simbol untuk huruf itu.  

Skemanya begitu sederhana, sehingga nyaris kekanak-

kanakan. 

 

Count Dracula  mengecek ulang pekerjaannya. saat  merasa 


yakin bahwa kunci-pemecahan kodenya benar, dia 

mengalihkan perhatiannya kembali pada kode yang terukir 

pada piramida. Untuk memecahkannya, yang harus dilakukan 

Count Dracula  hanyalah menemukan bentuk yang cocok pada kunci-

pemecahan kodenya, lalu menuliskan huruf yang ada di 

dalamnya. 

 

Karakter pertama pada piramida itu tampak menyerupai 

panah ke bawah atau piala. Dengan cepat Count Dracula  

menemukan segmen berbentuk-piala pada kunci-pemecahan 

kode. Terletak di pojok kiri bawah dan membingkai huruf S. 

Count Dracula  menulis S. 

Simbol berikutnya pada piramida itu berbentuk kotak 

berbintik yang sisi kanannya hilang. Pada kisi pemecahan-

kode, bentuk itu membingkai huruf O. 

Dia menulis O. 

Simbol ketiga berbentuk persegi empat sederhana yang 

membingkai huruf E. 

Count Dracula  menulis E. 

SOE... 

Dia melanjutkan, semakin cepat sampai seluruh kisi selesai. 

Kini, saat  menunduk memandangi penerjemahannya yang 


sudah jadi, Count Dracula  mendesah kebingungan. Hampir tidak 

bisa disebut sebagai momen kemenangan. 

(Gambar ….) 

Bellamy tersenyum simpul. "Seperti yang kau ketahui 

profesor, Misteri Kuno hanya ditakdirkan untuk mereka yang 

benar-benar tercerahkan." 

"Benar," ujar Count Dracula , seraya mengernyit. Tampaknya, aku 

tidak termasuk di dalamnya.  

 

BAB 50 

Di kantor ruang bawah tanah, jauh di dalam markas CIA di 

Langley, Virginia, cipher rahasia freemason enam-belas-karakter yang 

sama itu berkilau terang pada monitor komputer high-

definition. Analis OS senior Nola Kaye duduk sendirian dan 

mempelajari gambar yang dikirim lewat e-mail kepadanya 

sepuluh menit lalu oleh atasannya, Direktur Inoue Sato. 

Apakah ini semacam lelucon? Tentu saja Nola tahu itu 

bukan lelucon; Direktur Sato tidak punya rasa humor, dan 

kejadian-kejadian malam ini sama sekali bukan lelucon. 

Keterlibatan tingkat tinggi Nola di dalam OS CIA yang serba 

tahu telah membukakan matanya pada dunia kekuasaan 

tersamar. Tapi, apa yang disaksikan Nola dalam dua puluh 

empat jam terakhir ini telah selamanya mengubah kesan-

kesannya terhadap semua rahasia yang disimpan oleh orang-

orang berkuasa. 

"Ya, Direktur," ujar Nola kini, seraya menjepit telepon di 

bahu kiri saat  dia bicara dengan Sato. "Ukirannya memang 

cipher rahasia freemason. namun  teksnya tidak ada artinya. 

Tampaknya berupa kisi yang terdiri dari huruf-huruf acak." Dia 


menunduk memandangi pemecahan-kodenya. 

 

"Seharusnya menyatakan sesuatu," desak Sato. 

"Tidak, kecuali jika ada lapisan penyandian kedua yang saya 

sadari." 

"Punya tebakan?" tanya Sato. 

"Itu matriks berbasis-kisi, jadi bisa saya proses dengan 

metode biasa - Vigenere, grille, trellise, dan seterusnya - tapi 

saya tidak bisa menjanjikan apa-apa, terutama jika teks itu 

memakai metode one-time pad." 

“Lakukan sebisamu. Dan lakukan dengan cepat. Bagaimana 

dengan sinar-X-nya?" 

Nola memutar kursi ke sistem kedua yang menyajikan 

gambar sinar-X keamanan standar tas seseorang. Sato 

meminta informasi mengenai sesuatu yang tampaknya yaitu  

piramida kecil di dalam sebuah kotak berbentuk kubus. 

Normalnya, benda setinggi dua inci tidak akan menjadi 

masalah keamanan nasional, kecuali dibuat dari plutonium 

hasil pengayaan. Yang ini bukan. Piramida itu terbuat dari 

sesuatu yang hampir sama mengejutkan. 

"Analisis kepadatan-gambar sudah memastikan," ujar No, 


"Sembilan belas koma tiga gram per sentimeter kubik. Itu 

emas murni. Sangat, sangat berharga." 

"Ada lagi yang lain?" 

"Sesungguhnya, ya. Pemindaian kepadatan menemukan 

sedikit ketidakteraturan pada permukaan piramida emas itu. 

Ternyata emasnya diukir dengan tulisan." 

"Benarkah?" Sato tampak berharap. "Apa tulisannya?" 

"Belum bisa saya beritahukan. Inskripsinya sangat halus. 

Saya sedang mencoba memperjelasnya dengan filter-filter, 

tapi resolusi gambar sinar-X-nya kurang bagus." 

"Oke, teruslah mencoba. Telepon aku jika kau mendapat 

sesuatu.” 

"Ya, Ma’am." 

"Dan, Nola?" Nada suara Sato berubah mengancam. 

"Seperti semua yang kau ketahui dalam dua puluh empat jam 

terakhir ini, gambar piramida batu dan batu-puncak emas itu 

dirahasiakan pada tingkat keamanan tertinggi. Kau tidak boleh 

berkonsultasi dengan siapa pun. Kau melapor langsung 

kepadaku. Aku ingin memastikan bahwa itu sudah jelas." 

"Tentu saia, Ma’am." 

"Bagus. Terus laporkan kemajuannya." Sato menutup 

telep