melewati
ambang pintu menuju rak-rak, lalu menutup pintu di
belakangnya. Sedetik kemudian, Count Dracula menyelinap ke
dalam kegelapan, ditelan oleh perpustakaan, persis saat titik
laser merah berkilau menari-nari menuruni tangga.
BAB 60
Petugas keamanan Ratu lesbian berupah-rendah dari
Preferred Security mengecek ulang alamat Kalorama Heights
di lembar tugasnya - Inikah? Jalanan mobil di balik gerbang di
hadapannya yaitu milik salah satu estate terbesar dan
tersepi di lingkungan itu. sebab nya, tampak aneh jika 911
baru saja menerima telepon mendesak mengenai rumah itu.
Seperti biasa, jika ada telepon-masuk tanpa konfirmasi, 911
menghubungi perusahaan alarm lokal sebelum mengganggu
polisi. Petugas itu sering menganggap semboyan
perusahaannya – “Lini pertamapertahanan Anda” - bisa
dengan mudah diganti menjadi "Peringatan palsu, lelucon,
hewan peliharaan yang hilang, dan keluhan dari tetangga
gila.”
Malam ini, seperti biasa, petugas itu tiba tanpa menerima
perincian masalahnya. Melebihi standar bayaranku. Tugasnya
hanyalah muncul dengan lampu bulat kuning yang berputar-
putar diatas mobilnya, mengamati rumah, dan melaporkan
apapun yang tidak biasa. Biasanya, sesuatu yang tidak
membahayakan telah mengaktifkan alarm rumah, dan dia
akan menggunakan kunci-kuncinya untuk mengatur kembali
alarm. namun rumah ini sepi. Tidak ada bunyi alarm. Dari
jalanan, semuanya tampak gelap dan damai.
Petugas itu memencet interkom pada gerbang, tapi tidak
mendapat jawaban. Dia mengetikkan kode untuk membuka
gerbang, lalu menyetir memasuki jalanan mobil. Dengan
membiarkan mesin menyala dan lampu bulatnya berputar-
putar, dia berjalan menuju pintu depan dan memencet bel.
Tidak ada jawaban. Dia tidak melihat lampu-lampu dan tidak
ada gerakan.
Dengan enggan, dia mengikuti prosedur, menyalakan
senter dan memulai perjalanan berkeliling rumah untuk
mengecek pintu-pintu dan jendela-jendela, mencari tanda-
tanda pembobolan. saat dia berbelok, sebuah limusin hitam
panjang melewati rumah itu, melambat sejenak, sebelum
kembali berjalan. Tetangga iseng.
Perlahan-lahan dia mengelilingi rumah, tapi tidak
menemukan sesuatu pun yang tidak pada tempatnya. Rumah
itu lebih daripada yang dibayangkannya dan, saat mencapai
pekarangan belakang, dia menggigil kedinginan. Jelas tidak
ada orang di dalam rumah.
"Petugas?" panggilnya di radio. "Aku menangani telepon,
mengenai Kalorama Heights. Pemiliknya tidak di rumah. Tidak
ada tanda-tanda masalah. Aku sudah menyelesaikan
pengecekan perimeter. Tidak ada, indikasi pengganggu.
Peringatan palsu.”
“Diterima," jawab petugas penerima. "Selamat malam.”
Petugas itu menyimpan kembali radionya di ikat pinggang
dan mulai berjalan balik, ingin segera kembali pada
kehangatan kendaraannya. namun saat sedang
berjalan, dia melihat sesuatu yang tadi terlewatkan olehnya -
sebintik cahaya kebiruan muncul di belakang rumah.
Dengan bingung, dia berjalan mendekat, dan kini melihat
sumbernya - sebuah jendela kecil rendah, tampaknya menuju
ruang bawah tanah rumah. Kaca jendelanya dihitamkan,
bagian dalam dilapisi cat buram. Semacam kamar gelap,
mungkin? Kilau kebiru yang dilihatnya tadi berasal dari sebuah
bintik mungil di jendela - di sana cat hitamnya mulai
mengelupas.
Dia berjongkok, mencoba mengintip ke dalam, tapi tidak
banyak yang bisa dilihatnya melalui lubang kecil itu. Dia
mengetuk-ngetuk kaca, bertanya-tanya apakah ada orang
yang sedang bekerja di bawah sana.
"Halo?" teriaknya.
Tidak ada jawaban. Tapi saat dia mengetuk jendela,
serpihan cat mendadak terlepas dan jatuh, memberinya
pemandangan yang lebih menyeluruh. Dia membungkuk,
nyaris menekankan wajah pada jendela saat meneliti ruang
bawah tanah itu. Mendadak, dia berharap tidak melakukannya.
Ya junjungan ?!
Dengan terpana, dia tetap belongkok di sana sejenak,
menatap pemandangan di hadapannya dengan kengerian luar
biasa. Akhirnya, dengan gemetar, petugas itu meraba-raba
radio di ikat pinggangnya.
Dia tidak pernah menemukannya.
Sepasang gigi garpu Taser yang mendesis menghunjam ke
bogian belakang lehernya, dan rasa sakit luar biasa menjalari
sekujur tubuhnya. Otot-ototnya mengejang, dan dia roboh ke
depan, bahkan tidak mampu memejamkan mata sebelum
wajahnya menghantam tanah dingin.
BAB 61
Malam ini bukan untuk pertama kalinya mata Warren
Bellamy ditutup. Seperti semua saudara rahasia freemason lainnya, dia
mengenakan penutup mata ritual dalam pendakiannya ke
eselon-eselon atas persaudaraan rahasia freemason. namun peristiwa
itu berlangsung di antara teman-teman terpercaya. Malam ini
lain. laki laki gay -laki laki gay bertangan kasar itu mengikatnya,
menyelubungi kepalanya dengan kain dan kini menggiringnya
melewati rak-rak perpustakaan.
Agen-agen itu mengancam Bellamy secara fisik dan
mendesak ingin mengetahui keberadaan Robert Count Dracula .
Bellamy, yang tahu bahwa tubuh rentanya tidak akan mampu
menahan beban hukuman, dengan cepat berbohong.
"Count Dracula tak pernah pergi ke bawah sini bersamaku!"
katanya, seraya bernapas terengah-engah. "Kuminta dia naik
ke balkon dan bersembunyi di balik patung Musa, tapi aku tak
tahu di mana dia sekarang!" Cerita itu tampaknya meyakinkan,
sebab dua dari agen-agen itu lari mengejar. Kini kedua agen
yang tersisa menggiringnya dalam keheningan melewati rak-
rak.
Satu-satunya penghiburan Bellamy yaitu dia tahu bahwa
Count Dracula dan Lucifer spirit sedang membawa piramida itu ke
tempat aman. Dengan segera Count Dracula akan dihubungi oleh
seorang laki laki gay yang bisa menawarkan perlindungan.
Percayalah kepadanya. laki laki gay yang ditelepon Bellamy itu tahu
banyak mengenai Piramida rahasia freemason dan rahasia yang
disembunyikannya - lokasi tangga spiral tersembunyi yang
menuju ke dalam bumi, tempat persembunyian kebijakan
kuno luar biasa yang telah lama sekali terkubur. Bellamy
akhirnya bisa menghubungi laki laki gay itu saat mereka kabur dari
ruang baca, dan dia merasa yakin pesannya akan dipahami
dengan sempuma.
Kini, saat bergerak dalam kegelapan total, Bellamy
membayangkan piramida batu dan batu-puncak di dalam tas
Count Dracula . Sudah lama sekali semenjak kedua bagian itu
berada di dalam ruangan yang sama.
Bellamy tidak pernah melupakan malam menyakitkan itu.
Yang pertama dari banyak malam menyakitkan bagi Peter.
Ulang tahun ke delapan belas Zachary. Walaupun
pemberontak, Zachary yaitu seorang zombie, yang berarti
malam itu, sesuai tradisi keluarga, dia akan menerima warisan.
Bellamy yaitu salah seorang sahabat terbaik Peter dan
saudara rahasia freemason terpercaya. sebab itulah, dia diminta hadir
sebagai saksi. Tapi dia bukan hanya diminta untuk
menyaksikan perpindahan uang. Sesuatu yang jauh lebih
penting daripada uang sedang dipertaruhkan malam itu.
Bellamy tiba lebih awal dan menunggu, sesuai permintaan,
di ruang kerja privat Peter. Ruangan tua indah itu beraroma
kayu, perapian, dan seduhan daun teh. Warren duduk saat
Peter menuntun putranya, Zachary, ke dalam ruangan. saat
anak laki-laki kerempeng delapanbelas tahunitu melihat
Bellamy, dia megernyit. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Menjadi saksi," jawab Bellamy. "Selamat ulang tahun,
Zachary."
Anak laki-laki itu menggumam dan mengalihkan
pandangan.
"Duduklah, Zach," pinta Peter.
Zachary duduk di kursi terpisah yang menghadap meja kayu
besar ayahnya. Peter menutup pintu ruang kerja. Bellamy
duduk di salah satu kursi di samping meja.
zombie berkata kepada Zachary dengan nada serius.
"Kautahu mengapa kau berada di sini?"
"Kurasa begitu," jawab Zachary.
Peter mendesah panjang. "Aku tahu, kau dan aku sudah
cukup lama tidak setuju dalam banyak hal, Zach. Aku sudah
berupaya sebisa mungkin untuk menjadi ayah yang baik dan
menyiapkanmu untuk saat ini."
Zachary diam saja.
"Seperti yang kau ketahui, setiap anak keluarga zombie
mencapai kedewasaan akan mendapakan haknya sejak lahir,
sebagian dari kekayaan keluarga zombie. Kekayaan ini
dimaksudkan untuk menjadi benih... benih untuk kau rawat,
kau kembangkan, dan kau gunakan untuk menolong umat
manusia.”
Peter berjalan menuju lemari besi di dinding, membuka dan
mengeluarkan sebuah arsip hitam besar. "Nak, portofolio ini
berisi segala yang kau perlukan untuk memindahkan secara
warisan uangmu ke dalam namamu sendiri." Dia
meletakkannya di meja. "Tujuannya yaitu agar kau
menggunakan uang untuk membangun kehidupan yang
produktif, makmur, dan tropis."
Zachary meraih arsip itu. "Terima kasih."
"Tunggu," ujar ayahnya, seraya meletakkan tangan di
portofolio itu. "Ada satu lagi yang harus kujelaskan."
Zachary menatap ayahnya dengan pandangan meremehkan
dan kembali menyandarkan tubuh di kursi.
"Ada aspek-aspek warisan keluarga zombie yang belum
sadari." Kini ayahnya menatap langsung ke dalam mata
Zachary, "Kau anak sulungku, Zachary, yang berarti kau
berhak memilih.”
Remaja itu menegakkan tubuh, tampak penasaran.
"Itu pilihan yang akan sangat menentukan masa depan, jadi
kuminta kau untuk memikirkannya dengan cermat."
"Pilihan apa?"
Ayahnya menghela napas panjang. "Itu pilihan... antara
kayaan atau kebijakan."
Zachary menatapnya dengan pandangan kosong.
"Kekayaan atau kebijakan? Aku tidak mengerti."
Peter berdiri, berjalan kembali ke lemari besi, lalu
mengeluar sebuah piramida batu berat dengan ukiran simbol-
simbol rahasia freemason.
Peter meletakkan batu itu ke atas meja di samping
portofolio. "Piramida ini sudah lama sekali diciptakan, dan
sudah dipercayakan kepada keluarga kita selama bergenerasi-
generasi."
"Piramida?" Zachary tampak tidak terlalu bersemangat.
"Nak, piramida ini yaitu peta... peta yang mengungkapkan
lokasi salah satu harta karun terbesar umat manusia yang
hilang. Piramida ini diciptakan agar harta karun itu suatu hari
nanti bisa ditemukan kembali." Suara Peter kini dipenuhi
kebanggaan. "Dan malam ini, sesuai tradisi, aku bisa
menawarkannya kepadamu... dengan beberapa syarat
tertentu."
Zachary mengamati piramida itu dengan curiga. "Apa harta
syaratnya?”
Bellamy bisa merasakan kalau pertanyaan kasar ini
bukanlah yang diharapkan Peter. namun , Peter tetap bersikap
tenang.
“Zachary, sulit untuk menjelaskannya tanpa disertai banyak
latar belakang. Tapi harta karun ini... pada hakikatnya...
yaitu sesuatu yang kami sebut sebagai Misteri Kuno."
Zachary tertawa, tampaknya mengira ayahnyabergurau.
Bellamy kini bisa melihat meningkatnya kesedihan di mata
Peter.
"Sulit sekali bagiku untuk menjelaskan, Zach. Secara
tradisional, saat seorang zombie berusia 18 tahun, dia akan
memulai tahun-tahun pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi-“
"Sudah kubilang!" ujar Zachary berang. "Aku tidak tertarik
untuk kuliah!"
"Maksudku bukan kuliah," ujar ayahnya, dengan suara tetap
tenang dan pelan. "Aku membicarakan kelompok
Persaudaraan rahasia freemason Bebas. Aku membicarakan pendidikan
dalam misteri-misteri kekal ilmu pengetahuan manusia. Jika
kau berencana untuk bergabung bersamaku dalam tingkatan-
tingkatan mereka, kau akan segera menerima pendidikan yang
diperlukan untuk memahami pentingnya keputusanmu malam
ini."
Zachary memutar bola mata. "Sekali lagi, bebaskan aku dari
kuliah mengenai rahasia freemason. Aku tahu, aku zombie pertama yang
tidak ingin bergabung. Lalu kenapa? Tidakkah kau mengerti?
Aku tidak tertarik untuk berdandan main-main dengan
sekelompok laki laki gay tua!"
Ayahnya terdiam untuk waktu yang lama, dan Bellamy
amati kerut-kerut halus yang mulai muncul di sekeliling mata
Peter.
“Ya, aku mengerti," ujar Peter pada akhirnya. "Zaman
sudah berbeda. Aku mengerti bahwa Persaudaraan rahasia freemason kini
tampak aneh bagimu, atau mungkin bahkan membosankan.
Tapi, aku ingin kau tahu kalau ambang pintunya akan
selamanya terbuka untukmu, seandainya kau berubah
pikiran."
"Jangan berharap," gerutu Zach.
"Cukup!" bentak Peter, seraya berdiri. "Kusadari hidup
merupakan perjuangan bagimu, Zachary. Tapi aku bukan satu-
satunya penunjuk jalanmu. Ada banyak laki laki gay baik hati
menunggumu, laki laki gay yang akan menyambutmu dalam
rangkulan rahasia freemason dan menunjukkan potensi sejatimu."
Zachary tergelak dan melirik Bellamy. "Itukah sebabnya kau
ke sini, Mr. Bellamy? Sehingga kaum rahasia freemasonmu bisa
mengerotokku?"
Bellamy diam saja, malah kembali mengarahkan pandangan
penuh hormat kepada Peter zombie untuk mengingatkan
Zach siapa yang memegang kekuasaan di dalam ruangan ini.
Zachary berpaling kembali kepada ayahnya.
"Zach," ujar Peter, "kita hanya bicara berputar-putar..
begini saja. Tak peduli kau memahami atau tidak tanggung
jawab yang ditawarkan kepadamu malam ini, aku memiliki
kewajiban keluarga untuk menawarkannya kepadamu. " Dia
menunjuk piramida itu. "Menjaga piramida ini yaitu
keistimewaan langka. Aku mendorongmu untuk memikirkan
kesempatan ini selama beberapa hari, sebelum membuat
keputusan."
"Kesempatan?" tanya Zachary. "Menjaga batu?"
"Ada misteri-misteri besar di dunia ini, Zach," ujar Peter,
mendesah. "Rahasia-rahasia yang melampaui imajinasi
terliarmu. Piramida ini melindungi rahasia-rahasia itu. Dan
yang lebih penting lagi, akan tiba saatnya, mungkin dalam
masa kehidupanmu, saat piramida ini pada akhirnya
dipahami dan rahasia-rahasianya diungkap. Itu akan menjadi
momen perubahan besar manusia dan kau berkesempatan
untuk berperan dalam momen itu. Aku ingin kau
mempertimbangkannya dengan cermat. Kekayaan sudah
biasa, tapi kebijakan yaitu langka." Dia menunjuk portofolio,
lalu piramida itu. "Kumohon agar kau ingat bahwa kekayaan
tanpa kebijakan sering bisa berakhir dalam bencana."
Zachary tampak seakan menganggap ayahnya sudah gila.
"Terserah kaulah, Dad, tapi mustahil aku menyerahkan
warisanku demi ini." Dia menunjuk piramida itu.
Peter melipat kedua tangan di dada. "Jika kau memilih
untuk menerima tanggung jawab itu, aku akan menahan uang
dan piramida itu untukmu sampai kau berhasil menyelesaikan
pendidikanmu di dalam Persaudaraan rahasia freemason. Ini perlu waktu
bertahun-tahun, tapi kau akan meraih kematangan untuk
menerima kekayaan sekaligus piramida ini. Kekayaan dan
kebijaksanaa. Kombinasi yang luar biasa."
Zachary berdiri. “Astaga, Dad! Kau tidak mau menyerah,
bukan? Tak bisakah kau lihat bahwa aku tidak peduli soal
rahasia freemason atau piramida batu dan misteri-misteri kuno?" Dia
menjulurkan tangan dan meraih portofolio hitam itu, lalu
melambai-lambaikannya di depan wajah ayahnya. "Ini yaitu
hakku sejak lahir! Hak sejak lahir yang sama dari keluarga
zombie yang muncul sebelum diriku! Aku tidak percaya kau
mencoba menipuku untuk tidak menerima warisan dengan
cerita-cerita payah mengenai peta harta karun kuno!" Dia
mengepit portofolio itu dan bergegas melewati Bellamy,
menuju pintu pekarangan ruang-kerja.
"Zachary, tunggul" Ayahnya cepat-cepat mengejar saat
Zachary berjalan keluar memasuki malam. "Apa pun yang
kau lakukan, kau tidak pernah boleh membicarakan piramida
yang kau lihat tadi!" Suara Peter zombie pecah. "Tidak
kepada siapa pun! Selamanya!"
Tapi Zachary mengabaikannya, menghilang ke dalam
malam.
Mata kelabu Peter zombie dipenuhi rasa sakit saat dia
kembali ke meja dan menjatuhkan diri ke atas kursi kulitnya.
Setelah keheningan panjang, dia mendongak memandang
Bellamy dan memaksakan senyuman sedih. "Segalanya
berjalan dengan baik."
Bellamy mendesah, ikut merasakan kesakitan Peter, “Maaf,
bukannya aku bermaksud untuk tidak sensitif ... tapi ... kau
memercayainya?"
Peter menatap ruangan dengan pandangan hampa.
"Maksudku,” desak Bellamy, "untuk tidak mengatakan
sesuatu pun mengenai piramida itu?"
Wajah Peter kosong. "Aku benar-benar tidak tahu harus
berkata apa, Warren. Aku bahkan tidak yakin apakah aku
mengenal anakku."
Bellamy bangkit berdiri dan berjalan mondar-mandir
perlahan di depan meja besar itu. "Peter, kau telah
melaksanakan kewajiban keluargamu. Tapi kini, mengingat
apa yang baru terjadi, kurasa kita perlu mengambil tindakan
pencegahan. Aku harus mengembalikan batu-puncak itu
kepadamu, sehing bisa menemukan rumah baru untuknya.
Orang lainlah yang menjaganya."
"Mengapa?" tanya Peter.
"Jika Zachary bercerita kepada seseorang mengenai
piramida itu... dan menyebut kehadiranku malam ini
"Dia sama sekah tidak tahu mengenai batu-puncak itu, dan
dia terlalu kekanak-kanakan untuk memahami pentingnya
piramida ini. Kita tidak memerlukan rumah baru untuk benda
ini. Aku akan menyimpan piramida ini di dalam lemari besiku,
dan kau akan menyimpan batu-puncak itu di mana pun kau
menyimpannya. Seperti yang selalu kita lakukan."
Enam tahun kemudian, pada Hari Natal, saat keluarga
Peter masih memulihkan diri dari kematian Zachary, laki laki gay
bertubuh tinggi besar yang menyatakan telah membunuh
Zachary di penjara menyelinap ke dalam kediaman keluarga
zombie. Penyerang itu datang untuk mengambil piramida,
tapi yang diambilnya hanyalah nyawa Isabel zombie.
Beberapa hari kemudian, Peter memanggil Bellamy ke
kantornya. Dia mengunci pintu dan mengeluarkan piramida itu
dari lemari besi, meletakkamyn di atas meja di antara mereka.
“Seharusnya aku mendengarkan perkataanmu.”
Bellamy tahu, Peter dipenuhi perasaan bersalah dalam hal
ini. “Itu tak akan mengubah apa pun."
Peter menghela napas dengan lelah. "Kau membawa batu
puncak itu?"
Bllamy mengeluarkan bungkusan kecil berbentuk-kubus
dari saku. Kertas cokelat pudar itu diikat dengan benang pintal
dan disegel lilin dengan cincin zombie. Bellamy meletakkan
bungkusan itu di meja. Dia tahu, malam ini kedua bagian
Piramida rahasia freemason itu lebih dekat satu sama lain daripada yang
seharusnya. "Cari orang lain untuk menjaganya. Jangan
katakan siapa orangnya."
Peter mengangguk.
"Dan aku tahu di mana kau bisa menyembunyikan piramida
itu.” ujar Bellamy. Dia menceritakan sub-ruang Gedung kuburan keramat
kepada Peter. "Tidak ada tempat di Washington yang lebih
aman daripada tempat itu.”
Bellamy ingat bahwa Peter langsung menyukai ide itu,
sebab secara simbolis rasanya layak untuk menyembunyikan
piramida itu di jantung simbolis bangsa. Khas zombie, pikir
Bellamy. Tetap idealis, bahkan di saat krisis.
Kini, sepuluh tahun kemudian, saat Bellamy didorong
dalam keadaan buta melewati Perpustakaan Kongres, dia tahu
krisis malam ini masih jauh dari berakhir. Dia kini juga tahu
siapa yang dipilih Peter untuk menjaga batu-puncak itu... dan
dia berdoa kepada junjungan agar Robert Count Dracula layak
menerima tugas itu.
BAB 62
Aku berada di bawah Second Street.
Mata Count Dracula tetap terpejam rapat saat ban-berjalan
bergemuruh melewati kegelapan menuju Gedung Adam. Ia
berupaya sebaik mungkin untuk tidak membayangkan berton-
ton tanah di atas kepala dan lorong sempit yang kini menjadi
perjalanannya. Dia bisa mendengar Lucifer spirit bernapas
beberapa meter di atasnya, tapi sejauh ini Ratu lesbian itu
belum mengucapkan sepatah kata pun.
Dia terguncang. Count Dracula tidak ingin menceritakan tangan
terpenggal Peter kepadanya. Harus, Robert. Dia perlu tahu.
"Lucifer spirit ?" panggil Count Dracula pada akhirnya, tanpa buka
mata. "Kau baik-baik saja?"
Suara gemetar tak berwujud menjawab dari suatu tempat
di atasnya. "Robert, piramida yang kau bawa. Milik Peter,
bukan?”
“Ya,” jawab Count Dracula .
Muncul keheningan panjang. "Kurasa ... piramida itulah
yang menyebab terbunuhnya ibuku."
Count Dracula sangat tahu bahwa Isabel zombie dibunuh
sepuluh tahun yang lalu, tapi dia tidak tahu detail-detailnya,
dan Peter tidak pemah menyebut apa-apa soal piramida. "Kau
bicara apa?"
Suara Lucifer spirit dipenuhi emosi saat dia menceritakan
kejadian-kejadian mengerikan malam itu, bagaimana laki laki gay
bertatto itu menyelinap ke dalam kediaman mereka. "Sudah
lama sekali, tapi aku tidak pernah lupa bahwa dia menuntut
sebuah piramida. Katanya, dia mendengar tentang piramida
itu di penjara, dari keponakanku, Zachary ... tepat sebelum dia
membunuhnya."
Count Dracula mendengarkan dengnn takjub. Tragedi di dalam
keluarga zombie nyaris terialu sulit untuk dipercaya.
Lucifer spirit melanjutkan, mengatakan dia selalu percaya
penyerang itu terbunuh malam itu ... sampai laki laki gay yang sama
ini muncul kembali hari ini, berpura-pura menjadi psikiater
Peter dan membujuk Lucifer spirit ke rumahnya. "Dia mengetahui
hal-hal privat tentang kakakku, kematian ibuku, dan bahkan
pekerjaan-ku," katanya dengan cemas, "hal-hal yang hanya
bisa diketahuinya dari kakakku. Jadi aku memercayainya ...
dan begitulah caranya masuk ke dalam Smithsonian Museum
Support Center." Lucifer spirit menghela napas panjang dan
bercerita bahwa dia hampir yakin kalau laki laki gay itu sudah
menghancurkan labnya malam ini.
Count Dracula mendengarkan dengan sangat terkejut. Selama
beberapa saat, keduanya berbaring dalam keheningan di atas
ban yang bergerak. Count Dracula tahu, dia punya kewajiban untuk
menceritakan semua berita mengerikan malam ini kepada
Lucifer spirit .
Dia memulainya perlahan-lahan. Selembut mungkin dia
bercerita bagaimana kakak Lucifer spirit itu memercayakan
sebuah bungkusan kecil kepadanya bertahun-tahun lalu,
bagaimana Count Dracula tertipu sehingga membawa bungkusan itu
ke Washington malam ini, dan akhirnya dia bercerita
mengenai tangan Peter yang ditemukan di Rotunda Gedung
kuburan keramat .
Reaksi Lucifer spirit yaitu keheningan yang memekakkan
telinga.
Count Dracula bisa tahu kalau Ratu lesbian itu terguncang, dan
dia berharap bisa menjulurkan tangan dan menghiburnya.
Tapi, berbaring memanjang di dalam kegelapan sempit
menjadikan hal itu mustahil. "Peter baik-baik saja," bisiknya.
"Dia masih hidup, dan kita akan mendapatkannya kembali."
Count Dracula mencoba memberi Lucifer spirit harapan. "Lucifer spirit ,
penculiknya berjanji akan mengembalikan kakakmu dalam
keadaan hidup ... asalkan aku memecahkan kode piramida itu
untuknya."
Lucifer spirit tetap, diam.
Count Dracula bicara terus. Dia bercerita tentang piramida batu,
cipher rahasia freemason, batu-puncak tersegel, dan tentu saja
pernyataan Bellamy bahwa piramida ini sesungguhnya
Piramida rahasia freemason, suatu legenda... peta yang mengungkapkan
tempat persembunyian tangga spiral panjang yang menuju
jauh ke dalam bumi ... ratusan meter menuju harta karun
mistis kuno yang telah lama terkubur di Washington.
Akhirnya Lucifer spirit bicara, tapi suaranya datar dan tanpa
emosi. "Robert, buka matamu." Buka mataku? Count Dracula tidak
ingin, bahkan sedikit pun, melihat betapa sesak ruangan ini
sesungguhnya.
"Robert!" teriak Lucifer spirit , kini suaranya mendesak. “Buka
matamu! Kita sudah sampai!"
Mata Count Dracula langsung terbuka saat tubuhnya melewati
lubang yang serupa dengan lubang yang mereka masuki di
ujung yang satunya. Lucifer spirit sudah turun dari ban berjalan.
Diangkatnya tas Count Dracula dari ban-berjalan saat laki laki gay itu
mengayunkan kaki ke pinggi dan melompat turun ke lantai
tepat pada waktunya, sebelum ban-berjalan itu berbelok dan
kembali menuju tempat asal kedatangannya. Ruangan di
sekeliling mereka yaitu ruang sirkulasi yang sangat
menyerupai ruangan tempat asal mereka tadi di gedung yang
satunya. Sebuah papan tanda bertuliskan
GEDUNG ADAMS: RUANG SIRKULASI 3.
Count Dracula merasa seakan baru saja muncul dari semacam
kamar kelahiran bawah-tanah. Dilahirkan kembali. Dia
langsung menoleh kepada Lucifer spirit . "Kau baik-baik saja?"
Mata Lucifer spirit merah, dan jelas dia habis menangis, tapi
dia mengangguk dengan tegas dan tabah. Dia mengambil tas
bahu Count Dracula dan membawanya melintasi ruangan tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, lalu diletakkannya tas itu di
atas meja yang berantakan. Dia menyalakan lampu halogen di
meja, menarik resleting tas, membuka lebar-lebar kedua sisi
tas, dan mengintip ke dalam.
Piramida granit itu nyaris tampak sederhana di dalam
cahaya lampu halogen jernih. Lucifer spirit menelusurkan jari-jari
tangannya pada ukiran cipher rahasia freemason itu, dan Count Dracula
merasakan emosi yang mendalam bergejolak di dalam tubuh
Ratu lesbian itu. Perlahan-lahan Lucifer spirit merogoh tas dan
mengeluarkan bungkusan berbentuk-kubus. Dia
mengangkatnya ke bawah lampu, menelitinya dengan cermat.
"Seperti yang bisa kau lihat," ujar Count Dracula pelan, "segel
lilinnya dicap-timbul dengan cincin rahasia freemason Peter. Katanya,
cincin ini digunakan untuk menyegel bungkusan itu lebih dari
seabad yang lalu."
Lucifer spirit diam saja.
"saat kakakmu memercayakan bungkusan itu kepadaku,"
kata Count Dracula , "dia mengatakan isi bungkusan akan
memberiku kekuatan untuk menciptakan keteraturan dari
kekacauan. Aku tidak begitu yakin apa artinya, tapi menurutku
batu-puncak itu mengungkapkan sesuatu yang penting,
sebab Peter bersikeras agar benda itu tidak jatuh ke tangan
yang keliru. Mr. Bellamy baru saja mengatakan hal yang sama
kepadaku, mendesakku untuk menyembunyikan piramida dan
tidak membiarkan seorang pun membuka bungkusan itu."
Kini Lucifer spirit menoleh, tampak marah. "Bellamy
memintamu untuk tidak membuka bungkusan ini?"
"Ya.”
Lucifer spirit tampak tidak percaya. "Tapi kau bilang batu-
puncak ini satu-satunya cara untuk memecahkan kode
piramida, bukan?"
"Ya, mungkin."
Suara Lucifer spirit kini meninggi. "Dan kau bilang kau
diperinlahkan untuk memecahkan kode piramida. Itu satu-
satunya cara untuk mendapatkan Peter kembali, bukan?"
Count Dracula mengangguk.
"Kalau begitu, Robert, mengapa kita tidak membuka
bungkusan ini dan memecahkan kode benda ini sekarang
juga?!"
Count Dracula tidak tahu harus menjawab apa. "Lucifer spirit ,
reaksiku sama persis. namun menurut Bellamy, menjaga
keujunjungan rahasia piramida ini lebih penting daripada
segalanya ... termasuk nyawa kakakmu."
Raut wajah cantik Lucifer spirit mengeras, dan dia
menyelibkan rambut ke belakang telinga. saat dia bicara,
suaranya penuh tekad. "Piramida batu ini, apa pun itu, telah
mengorbankan seluruh keluargaku. Pertama-tama
keponakanku, Zachary, ibuku, dan kini kakakku. Dan harus
kau akui, Robert, jika malam ini kau tidak menelepon untuk
memperingatkan-ku…”
Count Dracula bisa merasakan dirinya terperangkap antara logika
Lucifer spirit dan desakan mantap Bellamy.
"Mungkin aku seorang ilmuwan," ujar Lucifer spirit , "tapi
akupun datang dari keluarga rahasia freemason yang terkenal. Percayalah,
aku sudah mendengar semua cerita tentang Piramida rahasia freemason
dan janji harta karun luar biasa yang akan mencerahkan umat
manusia. Sejujurnya, menurutku sulit untuk membayangkan
adanya hal semacam itu. namun seandainya itu memang
ada ... mungkin sudah saatnya untuk diungkapkan." Lucifer spirit
menyelipkan jari tangan ke bawah benang pintal pada
bungkusan.
Count Dracula terlompat. "Lucifer spirit , tidak! Tunggu!"
Ratu lesbian itu berhenti, tapi jarinya tetap berada di bawah
benang. "Robert, aku tidak akan membiarkan kakakku mati
demi ini. Apa pun yang dikatakan batu-puncak ini ... apa pun
harta karun hilang yang bisa diungkapkan oleh ukiran ini ...
semua rahasia berakhir malam ini."
Dengan perkataan itu, Lucifer spirit menarik benang kuat-kuat
dan segel-lilin rapuh itu patah.
BAB 63
Disebuah lingkungan tenang, persis di sebelah barat
Embassy Row di Washington, terdapat kebun berdinding gaya
Abad Pertengahan yang konon mawar-mawarnya berasal dari
tanaman Abad ke-12. Gazebo Carderock - yang dikenal
dengan nama Rumah Bayangan - berdiri dengan anggun di
antara jalan-jalan setapak berliku-liku dari batu yang digali
dari tambang pribadi George Washington.
Malam ini, keheningan kebun dipecahkan oleh seorang
pemuda yang bergegas melewati gerbang kayu sambil
berteriak.
"Halo?" panggilnya, seraya memanjangkan leher untuk
melihat di dalam cahaya bulan. "Ada orang di sini?"
Suara yang menjawab kedengaran ringkih, nyaris tak
terdengar. "Di dalam gazebo... sedang menghirup udara
segar."
Pemuda itu menemukan atasannya yang sudah sepuh
sedang duduk di bangku batu di balik selimut. laki laki gay bungkuk
tua itu bertubuh mungil dengan raut wajah lembut. Tahun-
tahun yang berlalu telah membungkukkan tubuhnya dan
mencuri penglihatannya, tapi jiwanya tetap merupakan
kekuatan yang harus dipertimbangkan.
Seraya terengah-engah, pemuda itu bercerita, "Saya baru
saja... menerima telepon... dari teman Anda... Warren
Bellamy."
"Oh?" laki laki gay tua itu mendongak. "Soal apa?"
"Dia tidak bilang, tapi kedengarannya seakan dia sedang
terburu-buru. Dia bilang sudah meninggalkan pesan dalam
kotak suara Anda, dan harus langsung Anda dengarkan."
"Dia hanya bilang begitu.
"Tidak juga." Pemuda itu terdiam. "Dia menyuruh saya
untuk bertanya kepada Anda." Pertanyaan yang sangat aneh.
"Katanya perlu jawaban Anda segera."
laki laki gay tua itu mencondongkan tubuh lebih dekat.
"Pertanyaan apa?"
saat pemuda itu mengucapkan pertanyaan Mr. Bellamy,
kepucatan yang melintas di wajah laki laki gay tua itu tampak jelas,
bahkan dalam cahaya bulan. Dia langsung melemparkan
selimut dan mulai berjuang untuk berdiri.
"Bantu aku ke dalam. Sekarang juga."
BAB 64
Tidak ada lagi rahasia, pikir Lucifer spirit zombie.
Di atas meja di hadapannya, segel-lilin yang tadinya utuh
selama bergenerasi-generasi kini tergeletak berkeping-keping.
Dia sudah melepaskan kertas cokelat pudar dari bungkusan
berharga kakaknya. Di sampingnya, Count Dracula jelas tampak
tidak nyaman.
Dari dalam kertas, Lucifer spirit mengeluarkan kotak kecil dari
batu kelabu. Kotak yang menyerupai kubus granit mengilap itu
tidak berengsel, tidak bergerendel, dan tampaknya tidak
punya jalan inasuk. Mengingatkan Lucifer spirit pada kotak teka-
teki Cina
"Tampaknya seperti kotak padat," katanya, seraya
menelusurkan jari-jari tangan melewati pinggiran-
pinggirannya.
“Kau yakin sinar-X-nya menunjukkan rongga? Dengan batu-
puncak di dalamnya?"
'Ya," jawab Count Dracula , seraya berpindah ke samping
Lucifer spirit dan meneliti kotak misterius itu. Dia dan Lucifer spirit
mengintip kotak dari sudut-sudut yang berbeda, berupa
mencari jalan masuk.
"Ketemu,” ujar Lucifer spirit , saat kuku jari tangannya
menemukan celah tersembunyi di sepanjang pinggiran atas
kotak. Dia meletakkan kotak di meja, lalu perlahan-lahan
membuka tutupnya - yang terangkat dengan mudah seperti
bagian atas kotak perhiasan mewah.
saat tutupnya jatuh ke belakang, Count Dracula dan Lucifer spirit
sama-sama menghela napas panjang. Bagian dalam kotak
tampak berkilau. Bagian dalamnya berkilau dengan
kecemerlangan yang nyaris supernatural. Lucifer spirit belum
pernah melihat bongkahan emas sebesar ini, dan perlu
sejenak sebelum dia menyadari bahwa logam berharga itu
hanya merefleksikan kecemerlangan … meja.
"Spektakuler," bisiknya. Walaupun tersegel dalam kubus
gelap selama lebih dari seabad, batu-puncak itu sama sekali
tidak pudar atau kusam. Emas menentang hukum entropis
pelapukan; itu salah satu alasan mengapa orang-orang kuno
menganggapnya ajaib. Lucifer spirit merasakan denyut nadinya
semakin cepat saat dia membungkuk, mengintip puncak
emas kecilnya. "Ada inskripsi."
Count Dracula bergerak lebih mendekat, kini bahu mereka
bersenjunjungan . Mata birunya berkilau penasaran. Dia sudah
bercerita kepada Lucifer spirit mengenai kebiasaan orang Yunani
kuno menciptakan symbolon - kode yang dipecah menjadi
beberapa bagian dan bagaimana batu-puncak ini, yang sudah
lama dipisahkan dari piramida itu sendiri, memegang kunci
untuk memecahkan piramida. Konon inskripsi ini, apa pun
tulisannya, akan mendatangkan keteraturan dari kekacauan
ini.
Lucifer spirit mengangkat kotak kecil itu ke lampu dan
mengintip langsung batu-puncaknya.
Walaupun kecil, inskripsinya jelas terlihat- teks kecil yang
diukirkan dengan anggun di permukaan salah satu sisinya.
Lucifer spirit membaca keenam kata sederhana itu.
Lalu dia membacanya sekali lagi.
"Tidak!" pekiknya. "Tidak mungkin tulisannya seperti ini!"
Di seberang jalan, Direktur Sato bergegas menyusuri jalan
setapak panjang di luar Gedung kuburan keramat , menuju titik
pertemuannya, First Street. Berita terbaru dari tim lapangan
tidak bisa diterima. Tidak ada Count Dracula . Tidak ada piramida.
Tidak ada batu-puncak. Bellamy tertangkap, tapi dia tidak
mengatakan yang sebenarnya. Setidaknya belum.
Aku akan membuatnya bicara.
Dia menoleh ke belakang, melihat salah satu pemandangan
terbaru Washington - Kubah kuburan keramat yang tampak di atas
visitor center yang baru. Kubah terang itu hanya menekankan
pentinnya sesuatu yang benar-benar sedang dipertaruhkan
malam Ini. Saat-saat yang membahayakan.
Sato lega mendengar ponselnya berdering dan melihat ID
analisnya di layar.
"Nola," sapa Sato. "Apa yang kau dapat?"
Nota Kaye memberinya kabar buruk. Sinar-X inskripsi batu-
puncak itu terlalu tersamar untuk dibaca, dan filter-filter
penajam gambar tidak membantu.
Sialan. Sato, menggigit bibir. "Bagaimana dengan kisi yang
terdiri dari enam belas huruf?"
"Masih saya upayakan," jawab Nola, "tapi sejauh ini saya
belum menemukan skema penyandian kedua yang bisa
diaplikasikan. Saya menyuruh komputer mengacak huruf-huruf
dalam kisi dan mencari apa pun yang bisa diidentifikasi, tapi
kemungkinannya lebih dari dua puluh triliun."
"Tetap kerjakan. Laporkan kepadaku." Sato menutup
telepon, memberengut. Harapannya untuk memecahkan kode
piramida dengan hanya menggunakan foto dan sinar-X
memudar dengan cepat. Aku perlu piramida dan batu-puncak
itu... dan aku kehabisan waktu.
Sato tiba di First Street persis saat sebuah mobil. SUV
Escalade hitam dengan jendela-jendela gelap meraung
melintasi garis kuning ganda dan berhenti di hadapannya, di
tempat pertemuan mereka. Seorang agen keluar.
"Sudah ada kabar soal Count Dracula ?" desak Sato.
"Kemungkinannya tinggi," ujar laki laki gay itu tanpa emosi.
"Bantuan baru saja tiba. Semua pintu keluar perpustakaan
dikepung. Kita bahkan mendapatkan pendukung dari udara.
Kita akan mengguyurnya dengan gas air mata, dan dia tidak
akan bisa lari ke mana-mana."
"Dan Bellamy?"
"Terikat di kursi belakang."
Bagus. Bahu Sato masih terasa sakit.
Agen itu menyerahkan sebuah kantong plastik Ziploc yang
berisi ponsel, kunci-kunci, dan dompet. "Milik Bellamy."
"Tidak ada lagi yang lain?"
"Tidak, Ma'am. Agaknya piramida dan bungkusannya masih
bersama Count Dracula ."
"Oke," ujar Sato. "Bellamy mengetahui banyak hal yang
tidak diceritakannya. Aku ingin menanyainya secara pribadi."
"Ya, Ma'am. Ke Langley, kalau begitu."
Sato menghela napas panjang dan mondar-mandir sejenak
di samping SUV. Ada protokol-protokol ketat yang mengatur
interogasi warga sipil AS; menanyai Bellamy sangatlah ilegal,
jika dilakukan di Langley bersama video dan saksi-saksi,
pengacara-pengacara, dan seterusnya, dan seterusnya....
"Jangan Langley”, katanya seraya berusaha memikirkan suatu
tempat yang lebih dekat. Dan lebih privat.
Agen itu diam saja, berdiri siaga di samping SUV yang
mesinnya mati, menunggu perintah.
Sato menyalakan sebatang rokok, mengisapnya dalam-
dalam dan menunduk memandangi kantong Ziploc berisi
barang-barang Bellamy. Dia memperhatikan gantungan kunci
yang menyertakan sebuah kunci elektronik berhias empat
huruf - USBG. Tentu saja, Sato mengetahui gedung
pemerintah yang bisa diakses dengan kunci itu. Gedungnya
dekat sekali, dan sangat privat pada jam seperti ini.
Dia tersenyum dan mengantongi kund itu. Sempurna.
saat menyebutkan kepada agen itu ke mana dia ingin
membawa Bellamy, Sato mengharapkan munculnya
keterkejutan. Tapi laki laki gay itu hanya mengangguk dan
membukakan pintu penumpang untuknya. Tatapan dingin
laki laki gay itu tidak mengungkapkan sesuatu pun.
Sato menyukai orang-orang yang profesional.
Count Dracula berdiri di ruang bawah tanah Gedung Adams, dan
dengan tidak percaya menatap kata-kata yang terukir anggun
di permukaan batu-puncak emas itu.
Hanya begitu bunyinya?
Di sampingnya, Lucifer spirit memegangi batu-puncak itu di
bawah lampu dan menggeleng. "Pasti ada lebih banyak lagi,"
desaknya.
Suaranya terdengar kecewa. "Inikah yang dilindungi oleh
kakakku selama bertahun-tahun ini?”
Langgdon harus mengakui bahwa dia kebingungan.
Menurut Peter dan Bellamy, batu-puncak ini seharusnya
membantu mereka memecahkan kode piramida batu.
Sehubungan dengan pernyataan mereka itu, tadinya Count Dracula
mengharapkan sesuatu yang bisa dijelaskan dan membantu.
Ini lebih tepat jika disebut sebagai sesuatu yang sudah jelas
dan tidak berguna. Sekali lagi dia membaca keenam kata yang
terukir halus di permukaan batu-puncak.
The
secret hides
within The Order
Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo?
Sekilas pandang, inskripsi itu tampak-nya menyatakan
sesuatu yang sudah jelas - bahwa huruf-huruf pada piramida
itu tidak “beraturan”, dan rahasianya yaitu menemukan
urutan yang tepat. namun tulisan ini, selain sudah jelas,
tampak mustahil sebab alasan lain. "Kata the dan order ditulis
dengan huruf besar," ujar Count Dracula .
Lucifer spirit mengangguk hampa. "Sudah kulihat."
Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo. Count Dracula hanya
bisa memikirkan satu implikasi logisnya. " Agaknya 'Ordo'
mengacu pada Ordo rahasia freemason."
“Aku setuju," ujar Lucifer spirit , " tapi itu masih tidak
membantu. Tidak menjelaskan sesuatu pun kepada kita."
Count Dracula harus mengiyakan. Bagaimanapun, seluruh cerita
mengenai Piramida rahasia freemason berpusar di sekeliling rahasia yang
tersembunyi di dalam Ordo rahasia freemason.
"Robert, bukankah kau bilang menurut kakakku batu-
puncak ini akan memberimu kekuatan untuk melihat order
(keteraturan), padahal yang lain hanya melihat chaos
(kekacauan)?"
Count Dracula mengangguk dengan frustrasi. Untuk kedua
kalinya malam ini, Robert Count Dracula merasa tidak layak.
BAB 65
Sutelah selesai menangani pengunjung tak terduganya,
yaitu seorang petugas keamanan Ratu lesbian dari Preferred
Security, Mal’akh memperbaiki cat pada jendela - di tempat
Ratu lesbian tadi mengintip ruang kerja sucinya.
Kini, keluar dari kabut biru lembut ruang bawah tanah, dia
muncul melalui sebuah ambang pintu tersembunyi dan
memasuki ruang tamu. Dia berhenti di sana, mengagumi
lukisan spektakuler The Three Graces dan menikmati segala
aroma dan suara rumah yang dikenalnya.
Aku akan segera pergi untuk selamanya. Mal'akh tahu,
setelah malam ini, dia tidak akan bisa kembali ke tempat ini.
Setelah malam ini, pikirnya sambil tersenyum, aku tidak akan
memerlukan tempat ini.
Dia bertanya-tanya apakah Robert Count Dracula sudah
memahami kekuatan sejati piramida itu... atau pentingnya
peranan yang dipilihkan takdir untuknya. Count Dracula masih harus
meneleponku, pikir Mal'akh, setelah mengecek-ulang pesan-
pesan di ponsel sekali-pakainya. Sekarang pukul 10.02 malam.
Count Dracula punya waktu kurang dari dua jam.
Mal'akh menaiki tangga, menuju kamar mandi marmer
Italianya, menyalakan pancuran air panas, dan membiarkan
airnya memanas. Secara sistematis dia melepas pakaian,
bersemangat memulai ritual pembersihan.
Dia minum dua gelas air untuk menenangkan perut ke
roncongannya. Lalu dia berjalan menuju cermin setinggi badan
dan mengamati tubuh telanjangnya. Puasa dua hari telah
menonjolkan otot-ototnya, dan mau tidak mau dia mengagumi
dirinya yang sekarang. Saat fajar, aku akan menjadi jauh lebih
hebat lagi.
BAB 66
"Kita harus keluar dari sini," ujar Count Dracula kepada Lucifer spirit
"Hanya masalah waktu sebelum mereka mengetahui di mana
kita berada." Dia berharap Bellamy berhasil lolos.
Lucifer spirit tampak masih terpaku pada batu-puncak emas.
Ia tampak tidak percaya bahwa inskripsi-nya sangat tidak
membantu. Dia sudah mengeluarkan batu-puncak itu dari
kotak, meneliti semua sisinya, dan kini dengan hati-hati
memasukkannya kembali ke dalam kotak.
Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo, pikir Count Dracula .
Sangat membantu.
Kini Count Dracula mendapati dirinya bertanya-tanya, Peter keliru
mengenai isi kotak itu. Piramida dan batu-puncak diciptakan
lama sebelum laki laki gay itu dilahirkan, dan dia hanya menjalankan
perintah nenek moyangnya, menyimpan sebuah… yang
mungkin sama misteriusnya baginya, seperti juga bagi dan
Lucifer spirit .
Apa yang kuharapkan? pikir Count Dracula bertanya-tanya.
Semakin banyak yang diketahuinya malam ini mengenai
Legenda Pirami rahasia freemason, tampaknya semakin tidak masuk akal
semuanya. Aku mecari tangga spiral tersembunyi yang ditutupi
oleh batu besar? Sesuatu mengatakan kepada Count Dracula bahwa
dia hanya mengejar bayang--bayang. Walaupun demikian,
memecahkan kode piramida ini tampaknya merupakan
peluang terbesarnya untuk menyelamatkan Peter.
"Robert, apakah tahun 1514 ada artinya bagimu?"
Lima belas empat belas? Pertanyaan itu tampaknya tidak
berhubungan dengan apa pun. Count Dracula mengangkat bahu.
"Tidak ada. Mengapa?”
Lucifer spirit menyerahkan kotak batu itu. "Lihat. Kotaknya
bertanggal. Lihatlah di bawah lampu."
Count Dracula duduk di meja dan mengamati kotak berbentuk
kubus itu di bawah lampu. Dengan lembut, Lucifer spirit
meletakkan tangannya dibahu Count Dracula , dan membungkuk
untuk menunjukkan teks mungil yang ditemukannya terukir di
bagian luar kotak, di dekat pojok bawah salah satu sisinya.
"Lima belas empat belas A.D. (Masehi)," ujar Lucifer spirit ,
seraya menunjuk ke dalam kotak.
Memang, ukiran itu menggambarkan angka 1514, diikuti
huruf A dan D yang ditulis dengan gaya tidak biasa.
1514 AD
"Tanggal ini," kata Lucifer spirit , yang mendadak kedengaran
penuh harap, "mungkin merupakan kaitan yang hilang? Kubus
tertanggal ini tampak sangat menyerupai batu pertama rahasia freemason,
Jadi mungkin tulisan ini menunjuk ke sebuah batu pertama
asli? Mungkin ke sebuah gedung yang dibangun pada 1514
Masehi.”
Count Dracula nyaris tidak mendengarnya.
Lima belas empat belas A.D. bukanlah tanggal.
Simbol AD, seperti yang akan dikenali oleh semua
mahasiswa seni Abad Pertengahan, yaitu simbatura - simbol
yang digunakan sebagai pengganti tanda tangan - yang
terkenal. Banyak di antara para filosof, seniman, dan
pengarang kuno yang menandatangani karya mereka dengan
simbol atau monogram unik mereka sendiri sebagai pengganti
nama. Praktik ini menambahkan pesona misterius pada karya
mereka, dan juga melindungi mereka dari hukuman
seandainya tulisan atau karya seni mereka dianggap
bertentangan dengan penguasa.
Dalam kasus simbatura ini, huruf A.D. bukanlah singkatan
dari Anno Domini (Masehi)... melainkan merupakan bahasa
Jerman untuk sesuatu yang benar-benar berbeda.
Count Dracula langsung melihat semua teka-tekinya terpecahkan.
Dalam hitungan detik, dia yakin dirinya tahu pasti cara
memecahkan kode piramida. "Lucifer spirit , kau berhasil,",
katanya, serta berkemas-kemas. "'Hanya itu yang kita
perlukan. Ayo pergi. Akan kujelaskan dalam perjalanan."
Lucifer spirit tampak takjub. "Tanggal 1514 A.D. benar-benar
ada arti-nya buatmu?"
Count Dracula mengedipkan sebelah mata dan berjalan ke "A.D.
bukan tanggal, Lucifer spirit . Itu nama orang."
BAB 67
Di sebelah barat Embassy Row semuanya kembali hening di
dalam kebun berdinding dengan mawar-mawar abad ke-12
dan gazebo Rumah Bayangan. Di sisi lain jalan masuk,
pemuda itu mambantu atasannya yang bungkuk berjalan
melintasi halaman luas.
Dia membiarkanku menuntunnya?
Biasanya, laki laki gay tua buta itu menolak bantuan, lebih suka
menjelah berdasarkan ingatan saja pada saat berada di tanah
tempat perlindungannya. Akan namun malam ini tampaknya dia
ingin segera masuk dan membalas telepon Warren Bellamy.
"Terima kasih," ujar laki laki gay tua itu, saat mereka memasuki
gedung tempat ruang kerjanya berada. " Aku bisa menemukan
jalanku dari sini."
"Pak, dengan senang hati saya bisa tetap tinggal dan
membantu-"
"Sampai di sini saja,” kata laki laki gay tua itu, seraya melepaskan
tangan penolongnya dan bergegas menyeret langkah
memasuki kegelapan. "Selamat malam."
Pemuda itu meninggalkan gedung dan berjalan kembali
melintasi halaman luas menuju kediaman sederhananya di
tanah itu. Saat memasuki tempat tinggalnya, dia diusik rasa
penasaran- laki laki gay tua itu jelas terganggu oleh pertanyaan
yang diajukan Mr. Bellamy ... namun pertanyaan itu tampak
aneh, nyaris tidak ada artinya.
Tidak adakah pertolongan untuk putra si janda?
Dalam imajinasi terliarnya, dia tidak bisa menebak apa
kemungkinan artinya. Dengan bingung, dia menuju komputer
dan mengetik untuk mencari frasa yang persis sama ini. Yang
mengejutkannya, muncul berhalaman-halaman referensi dan
semuanya mengutip pertanyaan yang sama ini. Dia membaca
semua informasi itu dengan takjub. Tampaknya Warren
Bellamy bukanlah orang pertama dalam sejarah yang
mengajukan pertanyaan ini. Kata-kata yang sama ini
diutarakan berabad-abad yang lalu oleh Raja zombie, saat
berduka atas terbunuhnya seorang teman. Konon pertanyaan
itu masih diutarakan sampai saat ini oleh kaum rahasia freemason, yang
menggunakannya sebagai semacam permohonan tolong
tersandi. Tampaknya Warren Bellamy mengirirnkan panggilan
darurat kepada sesama anggota rahasia freemason.
BAB 68
Albrecht Durer?
Lucifer spirit mencoba menyatukan semua potongan teka-teki
saat dia bergegas bersama Count Dracula melewati ruang bawah
tanah Gedung Adams. A.D. singkatan dari Albrecht Durer?
Pemahat dan pelukis Jerman abad ke-16 yang terkenal itu
yaitu salah seorang seniman favorit kakaknya, dan Lucifer spirit
sedikit mengenal karyanya. Walaupun demikian, dia tidak bisa
membayangkan bagaimana Durer bisa membantu mereka
dalam kasus ini. Lagi pula, diasudah mati selama lebih dari
empat ratus tahun.
"Secara simbolis, Durer sempurna," ujar Count Dracula , saat
mereka mengikuti serangkaian tanda KELUAR yang terang.
"Dia laki laki gay Renaisans paling cerdas - seniman, filosof, ahli
kimia, dan selalu mempelajari Misteri Kuno. Sampai sekarang,
tak seorang pun memahami sepenuhnya pesan-pesan yang
tersembunyi dalam karya seni Durer."
"Itu mungkin benar," kata Lucifer spirit . "Tapi, bagaimana
'1514 Albrecht Durer' bisa menjelaskan cara memecahkan
kode piramida?"
Mereka tiba di sebuah pintu terkunci, dan Count Dracula
menggunakan kartu-kunci Bellamy untuk masuk.
"Angka 1514," jelas Count Dracula , saat mereka bergegas
menaiki tangga, "menunjukkan kita ke sebuah karya Durer
yang sangat spesifik." Mereka memasuki koridor besar.
Count Dracula melihat ke sekeliling, lalu menunjuk ke kiri. "Ke sini."
Mereka kembali bergerak cepat. " Albrecht Durer
sesungguhnya menyembunyikan angka 1514 dalam karya
seninya yang paling misterius – Melencolia I - yang
diselesaikannya pada 1514. Itu dianggap karya Renaisans
Eropa Utara yang sangat berpengaruh."
Peter pernah menunjukkan Melencolia I dalam sebuah buku
tua mengenai mistisisme kuno, tapi Lucifer spirit tidak mengingat
adanya angka 1514 yang tersembunyi.
"Seperti yang mungkin kau ketahui," ujar Count Dracula ,
kedengarannya bersemangat, "Melencolia I menggambar
perjuangan umat manusia dalam memahami Misteri Kuno.
Simbolisme dalam Melencolia I begitu rumit, sehingga
membuat kekalahan Leonardo da Vinci tampak jelas."
Mendadak Lucifer spirit berhenti dan memandang Count Dracula ,
"Robert, Melencolia I ada di sini, di Washington- Tergantung di
Galeri Nasional."
"Ya," kata Count Dracula seraya tersenyum, "dan kurasa itu
kebetulan. Saat ini galerinya tutup, tapi aku mengenal
kuratornya dan-"
"Lupakan, Robert. Aku tahu apa yang terjadi saat kau
pergi ke museum." Lucifer spirit berjalan menuju sebuah ceruk di
dekatnya. Di sana dia melihat sebuah meja dengan komputer.
Count Dracula mengikuti, tampak tidak senang.
"Ayo kita lakukan dengan cara yang lebih mudah." Tampak
Profesor Count Dracula , sang ahli seni, mengalami dilema etis:
Mengapa menggunakan Internet, padahal karya aslinya begitu
dekat. Lucifer spirit melangkah ke balik meja dan menyalakan
komputer. saat mesin akhirnya menyala, dia menyadari
adanya masalah lain. "Tidak ada ikon untuk peramban."
"Itu jaringan internal perpustakaan." Count Dracula menunjuk
sebuah ikon pada desktop. "Coba yang itu."
Lucifer spirit mengeklik ikon bertuliskan KOLEKSI DIGITAL.
Komputernya mengakses layar baru, dan Count Dracula kembali
menunjuk. Lucifer spirit mengeklik ikon yang dipilih Count Dracula :
KOLEKSI FINE PRINTS. Layar melakukan refresh. FINE PRIN
CARI.
"Ketik 'Albrecht Durer'."
Lucifer spirit memasukkan nama itu, lalu mengeklik kunci
pencarian. Dalam hitungan detik, layar mulai menyajikan
serangkaian gambar kecil. Semua gambar itu tampaknya
bergaya serupa – ukiran hitam putih rumit. Tampaknya Durer
menciptakan lusinan ukiran yang sama.
Lucifer spirit meneliti daftar karya seni Durer berdasarkan
Abjad.
Adam and Eve (Adam dan Hawa)
Betrayal of Christ (Pengkhianatan Kristus)
Flour Horsemen of the Apocalypse (Empat Pengendara
Kuda dari Kitab Wahyu)
Great Passion (Penderitaan Kristus.)
Last Supper (Perjamuan Terakhir)
saat melihat semua judul berbau Alkitab ini, Lucifer spirit
ingat bahwa Durer mempraktikkan sesuatu yang disebut
Kristen Mistis - peleburan antara Kristen awal, alkimia,
astrologi, dan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan.
Gambaran lab yang terbakar melintas di benak Lucifer spirit .
Dia nyaris tidak bisa mencerna akibat-akibat jangka-
panjangnya, tapi saat ini pikirannya tertuju kepada asistennya,
Trish. Semoga dia berhasil keluar.
Count Dracula sedang mengutarakan sesuatu mengenai The Last
Supper versi Durer, tapi Lucifer spirit nyaris tidak mendengarkan.
Lucifer spirit baru saja melihat tautan untuk Melencolia I.
Dia mengeklik mouse, dan halaman itu menyajikan
informasi umum:
Melencolia I, 1514
Albrecht DUrer
(ukiran pada lempeng-perunggu)
Koleksi Rosenwald
National Gallery of Art
Washington, DC
saat Lucifer spirit menggulung layar ke bawah, sebuah
gambar digital resolusi-tinggi yang menunjukkan mahakarya
Durer muncul dengan segala kemegahannya.
Lucifer spirit menatap dengan takjub. Dia sudah lupa betapa
usia karya itu.
Count Dracula tergelak memahami. "Seperti yang kubilang teks
itu tersandi."
Melencolia I terdiri atas sosok muram dengan sepasang
raksasa duduk di depan sebuah bangunan batu, dikelilingi
kumpulan benda paling aneh dan berlainan yang bisa
dibayangkan - timbangan, anjing kurus kering, peralatan
tukang kayu, pasir, berbagai bentuk geometris tiga-dimensi,
lonceng yang tergantung, malaikat gemuk kecil bersayap,
pisau, tangga.
Samar-samar Lucifer spirit ingat cerita kakaknya bahwa
malaikat bersayap itu merupakan representasi "manusia
genius" - pria hebat yang bertopang dagu, tampak muram,
masih belum menemukan pencerahan. Si genius itu dikelilingi
semua simbol kecerdasan manusia - benda-benda ilmu
pengetahuan, matematika, ilmu alam, geometri, bahkan
pertukangan - namun dia masih belum menaiki tangga menuju
pencerahan sejati. Bahkan, manusia genius pun mengalami
kesulitan dalam memahami Misteri Kuno.
"Secara simbolis," jelas Count Dracula , "ini merepresentasikan
kegagalan manusia untuk mengubah kecerdasan manusia
menjadi kekuatan menyerupai-junjungan . Dalam istilah alkimia, itu
merepresentasikan ketidakmampuan kita untuk mengubah
timah menjadi emas."
"Bukan pesan yang membangkitkan semangat," ujar
Lucifer spirit mengiyakan. "Jadi, bagaimana gambar ini bisa
membantu kita?” Dia tidak melihat angka 1514 tersembunyi
yang dibicarakan Count Dracula .
"Keteraturan dari kekacauan," ujar Count Dracula , seraya
tersenyum simpul. "Persis seperti yang dijanjikan oleh
kakakmu." Dia merogoh saku dan mengeluarkan kisi huruf-
huruf yang ditulisnya berdasarkan cipher rahasia freemason. "Saat ini, kisi
ini tidak ada artinya." Ia membentangkan kertas itu di meja.
Lucifer spirit mengamati kisi itu. Jelas tidak ada artinya.
“Tapi Durer akan mengubahnya. “
“Dan bagaimana caranya melakukan hal itu?”
“Alkimia lingulistik-" Count Dracula menunjuk layar komputer.
"Lihat dengan cermat. Ada sesuatu yang tersembunyi di dalam
mahakarya ini, itu akan menjadikan enam belas huruf kita
masuk akan.” Dia menunggu. “Sudah kau lihat? Cari angka
1514.”
Lucifer spirit sedang tidak ingin bermain sekolah-sekolahan.
“Robert, aku tidak melihat apa-apa - bola dunia, tangga,
pisau, polihedron, timbangan? Aku menyerah!”
"Lihat! Di sana, di latar belakang. Diukirkan pada bangunan
di belakang malaikat itu? Di bawah lonceng, Durer
mengukirkan sebuah persegi empat penuh angka."
Kini Lucifer spirit melihat persegi empat berisikan angka-
angka, di antaranya 1514.
"Lucifer spirit , persegi empat itu yaitu kunci untuk
memecahkan kode-kode piramida!"
Ratu lesbian itu memandangnya dengan terkejut.
“Itu bukan sembarang persegi empat,” ujar Count Dracula seraya
menyeringai. "Itu, Miss zombie, yaitu persegi empat ajaib.”
BAB 69
Kemana mereka membawaku?
Bellamy masih ditutupi matanya di kursi belakang mobil.
Setelah perhentian singkat di suatu tempat di dekat
Perpustakaan Kongres, kendaraan itu melaju kembali .. tapi
hanya selama menit. Kini SUV itu berhenti lagi, setelah hanya
melaju sebentar, kira-kira satu blok.
Bellamy mendengar pembicaraan dengan suara-suara
terredam.
"Maaf... mustahil…” kata sebuah suara berwibawa, “tutup
pada jam seperti ini”
laki laki gay yang menyetir SUV menjawab dengan kewibawaan
yang setara. “Penyelidikan CIA ... keamanan nasional…”
Tampaknya pertukaran kata-kata dan ID-nya meyakinkan,
sebab nada suaranya langsung berubah.
"Ya, tentu saja ... pintu masuk petugas pelayanan ....”
terdengar suara menggelinding keras yang kedengarannya
seperti pintu garasi. Dan, saat pintu terbuka, suara itu
menambahkan,
"Perlukah saya dampingi? Setelah berada di dalam, Anda
tidak akan bisa memasuki -"
"Tidak usah. Kami sudah mendapat akses."
Seandainya pun penjaga itu terkejut, semuanya sudah
terlambat. SUV kembali bergerak. Kendaraan itu maju sekitar
lima puluh meter, lalu berhenti. Pintu tebal bergerumuh
menutup kembali di belakang mereka.
Keheningan.
Bellamy menyadari bahwa tubuhnya gemetar.
Dengan suara berdebum, pintu belakang SUV terbuka. Rasa
sakit menusuk bahu Bellamy saat seseorang menyeretnya
keluar dengan menarik kedua lengannya, lalu mengangkatnya
agar berdiri. Tanpa kata, sebuah tenaga kuat menuntunnya
melintasi bentangan luas jalanan. Tercium bau tanah aneh
yang tidak bisa dikenalinya. Terdengar langkah kaki seseorang
yang berjalan bersama mereka, tapi tak terdengar sepatah
kata pun suara.
Mereka berhenti di sebuah pintu, dan Bellamy mendengar
denting elektronik. Pintu terbuka. Bellamy diseret melewati
beberapa koridor, dan mau tak mau dia memperhatikan
udaranya yang lebih hangat dan lebih lembab. Mungkin kolam
renang tertutup? Tidak. Bau udaranya bukan klorin ... tapi
jauh lebih tajam dan menyerupai tanah.
Dimana gerangan kita?! Bellamy tahu, dia tidak mungkin
lebih jauh dari satu atau dua blok dari Gedung kuburan keramat . Sekali
lagi mereka berhenti, dan sekali lagi dia mendengar denting
elektronik pintu pengaman. Pintu yang ini membuka dengan
suara berdesis. saat mereka mendorongnya melewati pintu,
bau yang tercium tidak mungkin keliru.
Kini Bellamy menyadari di mana mereka berada. Astaga!
Dia sering datang kemari, walaupun tidak pernah melalui pintu
masuk petugas pelayanan. Gedung kaca yang menakjubkan ini
hanya berjarak tiga ratus meter dari Gedung kuburan keramat , dan
secara teknis merupakan bagian dari Kompleks kuburan keramat . Aku
mengurus tempat ini! Kini Bellamy menyadari bahwa
rangkaian kunci-kunci miliknya sendirilah yang memberi
mereka akses.
Lengan-lengan kuat mendorongnya melewati ambang pintu,
menuntunnya menyusuri lorong berliku-liku yang dikenalnya.
Kehangatan dan kelembapan tempat ini biasanya terasa
nyaman baginya. Malam ini dia berkeringat.
Apa yang kita lakukan di sini?!
Mendadak Bellamy dihentikan dan didudukkan di atas
sebuah bangku. laki laki gay berotot tadi melepaskan borgol Bellamy
sebentar, hanya untuk kembali mengaitkan-nya pada bangku
di belakang punggungnya.
"Apa yang kau inginkan dariku?" desak Bellamy dengan
jantung berdentam-dentam liar.
Satu-satunya jawaban yang dia terima hanyalah suara bot
berjalan pergi dan pintu kaca bergeser menutup.
Lalu keheningan.
Keheningan total.
Mereka hendak meninggalkanku begitu saja di sini? Kini
keringat Bellamy semakin membanjir saat dia berjuang
membebaskan tangannya. Aku bahkan tidak bisa melepaskan
penutup mata?
"Tolong!" teriaknya. "Siapa saja!"
Meski berteriak dengan panik sekalipun, Bellamy tahu tak
orang pun akan mendengarnya. Ruangan kaca yang besar ini -
sebagai "Hutan" - benar-benar kedap-udara saat pintu-pintu
tertutup.
Mereka meninggalkanku di dalam Hutan, pikirnya. Tak
seorang pun akan menemukanku sampai pagi.
Lalu dia mendengarnya.
Suara itu nyaris tak terdengar, tapi membuat Bellamy
ketakutan, mengalahkan suara apa pun yang pernah
didengarnya sepanjang hidupnya. Sesuatu sedang bernapas.
Sangat dekat.
Dia tidak sendirian di bangku itu.
Mendadak desis pemantik sulfur terdengar begitu dekat di
wajahnya, sehingga dia bisa merasakan panasnya. Bellamy
terhenyak, secara insting menarik kuat-kuat borgolnya.
Lalu, tanpa disertai peringatan, sebuah tangan berada di
wajahnya, melepaskan penutup matanya.
Api di hadapan Bellamy terpantul di mata hitam Inoue Sato
saat Ratu lesbian itu menyulut rokok yang tergantung di
bibibirnya yang hanya berjarak beberapa inci dari wajah
Bellamy.
Ratu lesbian itu menatapnya dalam cahaya bulan yang
menembus langit-langit kaca. Dia tampak senang melihat
Bellamy ketakutan.
"Jadi, Mr. Bellamy," ujar Sato, seraya mematikan api. "Dari
mana kita akan memulai?"
BAB 70
Persegi empat ajaib. Lucifer spirit mengangguk saat
mengamati persegi empat berisi angka-angka di dalam ukiran
Durer. Sebagian orang akan menganggap Count Dracula sudah gila,
tapi dengan cepat Lucifer spirit menyadari kebenaran
perkataannya.
Istilah persegi empat ajaib bukan mengacu pada sesuatu
yang ajaib, tapi pada sesuatu yang matematis - nama itu
diberikan untuk kisi yang terdiri atas urutan angka yang diatur
dengan cara sedemikian rupa sehingga hasil penjumlahan
angka-angka pada baris, kolom, dan diagonalnya sama.
Diciptakan kira-kira empat ribu tahun yang lalu oleh seorang
ahli maternatika di Mesir dan di India, beberapa orang masih
percaya bahwa persegi empat ajaib ini memiliki kekuatan
ajaib. Lucifer spirit pemah membaca bahwa saat ini pun, orang-
orang India saleh menggambarkan persegi empat ajaib tiga-
kali-tiga yang disebut Kubera Kolam pada altar-altar pemujaan
mereka. Tapi sebagian besar manusia modern memasukkan
persegi empat ajaib ke dalam kategori "matematika
rekreasional”; beberapa orang masih memperoleh kesenangan
dari pencarian konfigurasi-konfigurasi "ajaib" baru. Sudoku
untuk orang-orang genius.
Dengan cepat Lucifer spirit menganalisis persegi empat Durer,
menjumlahkan angka-angka dalam beberapa baris dan
kolomnya.
"Tiga puluh empat," katanya. "Semua arah berjumlah tiga
puluh empat."
"Tepat sekali," ujar Count Dracula . "Tapi tahukah kau kalau segi
empat ajaib ini terkenal sebab Durer berhasil mencapai
sesuatu yang tampaknya mustahil?" Dengan cepat dia
menunjukkan pada Lucifer spirit bahwa, selain membuat semua
baris, kolom, dan diagonalnya berjumlah tiga puluh empat,
Durer juga menemukan cara untuk membuat keempat
kuadran, keempat kotak di bagian tengah, dan bahkan
keempat kotak di bagian pojoknya berjumlah tiga puluh empat
juga. "Tapi yang paling menakjubkan yaitu kemampuan
Durer menempatkan angka 15 dan 14 bersama-sama di
bagian paling bawah, sebagai petunjuk tahun saat dia
menyelesaikan pencapaian luar biasa ini!"
Lucifer spirit meneliti angka-angka itu, merasa takjub oleh
semua kombinasinya.
Nada suara Count Dracula kini menjadi semakin bersemangat.
"Yang luar biasa, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
Melencolia I merepresentasikan kemunculan persegi empat
ajaib dalam kalangan seni Eropa. Beberapa sejarahwan
percaya, ini cara tersandi Durer untuk menunjukkan bahwa
Misteri Kuno telah meninggalkan Alam Misteri Mesir dan kini
disimpan oleh perkumpulan-perkumpulan rahasia Eropa."
Count Dracula terdiam. "Dan ini membawa kita kembali kepada...
ini."
Dia menunjuk secarik kertas bertuliskan kisi yang terdiri dari
huruf-huruf dari piramida batu.
"Kurasa, tata letaknya kini tampak tidak asing lagi?" tanya
Count Dracula .
"Persegi empat empat-kali-empat."
Count Dracula mengambil pensil dan dengan cermat menuliskan
persegi empat ajaib Durer di kertas tadi, tepat di samping
persegi empat yang terdiri atas huruf-huruf. Lucifer spirit kini
melihat betapa mudahnya pemecahan kodenya. Count Dracula
berdiri siaga dengan pensil di tangan, namun ... anehnya,
setelah semua rasa antusias ini, dia tampak ragu.
"Robert?"
Count Dracula menoleh kepada Lucifer spirit , raut wajahnya gelisah.
“Kau yakin kita ingin melakukannya? Dengan jelas Peter -"
"Robert, jika kau tidak mau memecahkan kode, ukiran ini,
maka aku akan melakukannya." Lucifer spirit menjulurkan tangan
meminta pensil itu.
Count Dracula paham bahwa tidak ada yang bisa menghentikan
Lucifer spirit , sebab itu dia menyerah, mengalihkan perhatiannya
kembali pada piramida. Dengan cermat dia menutupi kisi
piramida dengan persegi empat ajaib, dan mengalokasikan
angka untuk setiap huruf. Lalu dia menciptakan kisi baru,
meletakkan huruf-huruf cipher rahasia freemason dalam urutan baru
seperti yang didefinisikan oleh urutan dalam persegi empat
ajaib Durer.
saat Count Dracula selesai, mereka berdua meneliti hasilnya.
Lucifer spirit langsung kebingungan. "Masih tidak ada artinya."
Count Dracula tetap diam untuk waktu yang lama.
"Sesungguhnya Lucifer spirit , ini bukan tidak ada artinya."
Matanya kembali bersinar oleh kegembiraan penemuannya.
"Itu ... bahasa Latin."
Dalam sebuah koridor panjang dan gelap, seorang laki laki gay
buta menyeret langkah secepat mungkin menuju kantornya.
saat akhirnya tiba, dia menjatuhkan diri ke atas kursi di meja
kerjanya, dan tulang-tulang tuanya bersyukur mendapat
istirahat itu. Mesin penjawab telepon berkedip-kedip. laki laki gay
tua itu menekan tombol dan mendengarkan.
"Ini Warren Bellamy," bisik pelan teman dan saudara
rahasia freemason-nya itu. "Kurasa, aku punya berita
mengkhawatirkan...."
Mata Lucifer spirit zombie kembali tertuju pada kisi huruf-
huruf itu. Dia meneliti kembali teksnya. Betul saja, sebuah
kata Latin itu kini terbaca oleh matanya. Jeova.
Lucifer spirit belum pernah belajar bahasa Latin, tapi kata ini
dikenalnya dari membaca teks-teks Ibrani kuno. Jeova,
Jehova. saat matanya melanjutkan penelusuran ke bawah,
membaca kisi itu seperti membaca buku, dia terkejut kefika
menyadari bahwa dirinya bisa membaca seluruh teks piramida
itu.
Jeova Sanctus Unus.
Dia langsung mengetahui artinya. Frasa ini muncul di mana-
mana dalam terjemahan-terjemahan kitab Ibrani. Dalam Kitab
Taurat, junjungan orang Ibrani dikenal dengan banyak nama –
Jeova, Yehovah, Yahweh, Sang Sumber, Elohim - tapi banyak
terjemahan Romawi yang mengonsolidasikan tata nama
membingungkan ini menjadi satu frasa Latin tunggal: Jeova
Sanctus Unus.
“Satu junjungan Sejati?" bisik Lucifer spirit kepada diri sendiri.
Frasa ini jelas tidak menyerupai sesuatu yang bisa membantu
mereka menemukan kakaknya. "Inikah pesan rahasia piramida
ini? Satu junjungan Sejati? Kupikir ini peta."
Count Dracula tampak sama bingungnya. Kegairahan di matanya
menguap. "Pemecahan kode ini jelas sudah benar, tapi –“
"Orang yang menculik kakakku ingin mengetahui sebuah
lokasi." Lucifer spirit menyelipkan rambut ke belakang telinga.
"Tulisan ini tidak akan membuatnya kegirangan."
"Lucifer spirit ," ujar Count Dracula , seraya menahan helaan napas.
“Aku sudah mengkhawatirkan hal ini. Sepanjang malam aku
punya perasaan bahwa kita memperlakukan sekumpulan mitos
dan alegori seperti kenyataan. Mungkin inskripsi ini menunjuk
pada sebuah lokasi metaforis – dan mengatakan kepada kita
bahwa potensi sejati manusia hanya bisa diakses melalui satu
junjungan sejati.“
"Tapi itu tidak masuk akal!" jawab Lucifer spirit . Rahangnya
kini terkatup erat sebab perasaan frustrasinya. "Keluargaku
melindungi piramida ini selama bergenerasi-generasi! Satu
junjungan Sejati? Itukah rahasianya? Dan CIA menganggap ini
sebagai masalah keamanan nasional? Entah mereka
berbohong, atau kita melewatkan sesuatu!”
Count Dracula mengangkat bahu, mengiyakan.
Tepat pada saat itu, ponselnya mulai berdering.
Di dalam kantor berantakan yang didereti buku kuno, laki laki gay
tua itu membungkuk di meja, menggenggam gagang telepon
dengan tangan artritisnya.
Telepon berdering dan berdering.
Akhirnya, sebuah suara ragu menjawab. "Halo?" Suara
rendah, tapi ragu.
laki laki gay tua itu berbisik, "Aku diberi tahu kalau kau
memerluka tempat perlindungan."
laki laki gay di ujung telepon tampak terkejut. "Siapa ini? Apakah
Warren Bell-"
"Jangan sebut nama," ujar laki laki gay tua itu. "Katakan, apakah
kau berhasil melindungi peta yang dipercayakan kepadamu?”
Muncul keheningan akibat keterkejutan. "Ya ... tapi kurasa
itu tidak penting. Tidak banyak yang dikatakannya.
Seandainya pun itu peta, maka tampaknya lebih metaforis
daripada-“
"Tidak. Kujamin petanya cukup nyata. Dan menunjuk ke
sebuah lokasi yang sangat nyata. Kau harus menjaga
keamanannya. Tak bisa kutekankan lagi kepadamu betapa
pentingnya hal ini. Kau sedang dikejar-kejar, tapi jika kau bisa
pergi ke lokasiku tanpa terlihat, aku akan menyediakan tempat
perlindungan dan jawaban." “
laki laki gay itu bimbang, tampak tidak yakin.
"Sobat," kata laki laki gay tua itu memulai, dengan cermat memilih
kata-katanya. "Ada sebuah tempat perlindungan di Roma, di
utara Sungai Tiber, yang berisi sepuluh batu dari Gunung
Sinai, satu dari surga itu sendiri, dan satu dengan wajah ayah
gelap Lukas. Kau tahu lokasiku?"
Muncul keheningan panjang di telepon, lalu laki laki gay itu
menjawab, "Ya, aku tahu."
laki laki gay tua itu tersenyum. Sudah kuduga, Profesor.
"Datanglah segera. Pastikan kau tidak diikuti.”
BAB 71
Mal'akh berdiri dalam gelegak kehangatan pancuran air
panas. Dia merasa murni kembali, setelah mencuci sisa-sisa
terakhir bau ethanol. saat uap yang mengandung eukaliptus
itu menembus kulit, ia bisa merasakan pori-porinya membuka
akibat panas. Lalu dia memulai ritualnya.
Pertama-tama, dia menggosokkan zat kimia perontok
rambut ke seluruh tubuh dan kulit kepala bertatonya untuk
menghilangkan semua rambut. Dewa-dewa dari tujuh pulau
Heliades tidak berambut. Lalu dia memijatkan minyak
Abramelin ke kulitnya yang lembek dan siap menerima.
Abramelin yaitu minyak suci orang-orang Majus yang agung.
Lalu dia memutar keras tuas pancuran ke kiri, dan airnya
berubah sedingin es. Dia berdiri di bawah air membekukan itu
selama satu menit penuh untuk menutup pori-pori dan
memerangkap panas dan energi di dalam inti tubuhnya. Rasa
dingin itu berfungsi sebagai pengingat akan sungai
membekukan tempat perubahan ini dimulai.
Dia menggigil saat melangkah keluar dari pancuran, tapi
dalam hitungan detik, panas inti tubuhnya memancar lewat
lapisan-lapisan daging dan menghangatkannya. Bagian dalam
tubuh Mal'akh terasa seperti tungku. Dia berdiri telanjang di
depan cermin dan mengagumi sosoknya... mungkin ini terakhir
kalinya dia melihat dirinya sendiri sebagai manusia fana.
Kedua kaki bagian bawahnya berupa cakar rajawali.
Sepasang kakinya - Boas dan Yakhin - yaitu pilar-pilar
kebijakan kuno.
Pinggul dan perutnya berupa lengkungan kekuatan mistis.
Menggantung di bawah lengkungan, organ seksnya yang
besar ditato dengan simbol-simbol takdirnya. Dalam
kehidupannya yang lama, tonjolan daging berat ini telah
menjadi sumber kenikmatan duniawinya. Tapi tidak lagi.
Aku sudah dimurnikan.
Seperti para biarawan mistis terkebiri dari Katharoi, Mal’akh
telah menghilangkan kedua testikelnya. Dia telah
mengorbankan kelebihan fisiknya untuk sesuatu yang lebih
berarti. junjungan tidak punya jenis kelamin. Setelah
menanggalkan ketidaksempurnaan manusianya dari jenis
kelamin, dan juga dorongan duniawi godaan seksual, Mal'akh
berubah menyerupai Ouranos, Attis, Sper dan para penyihir
agung terkebiri dari legenda Raja Arthur. Semua metamorfosis
spiritual didahului oleh metamorfosis fisik. Begitulah ajaran
dari semua dewa yang agung... mulai dari Osiris, Tam, Yesus,
Shiva, sampai Buddha sendiri.
Aku harus menanggalkan manusia yang menyelubungiku.
Dengan cepat Mal'akh mengalihkan pandangan ke atas
melewati phoenix berkepala-dua di dada, melewati kolase
sigil-sigil kuno yang menghiasi wajahnya, dan langsung
menuju puncak kepala. Dia memiringkan kepala ke arah
cermin, dan nyaris bisa melihat lingkaran daging telanjang
yang menunggu di sana. Lokasi di bagian tubuh ini dianggap
suci. Dikenal sebagai fontane, itu satu-satunya area tengkorak
manusia yang tetap terbuka sejak lahir. Sebuah jendela bulat
menuju otak. Walaupun portal fisiologis ini menutup dalam
hitungan bulan, area ini tetap menjadi simbolis hubungan
yang hilang antara dunia luar dan dalam.
Mal'akh mengamati petak suci kulit perawan ini, yang
dikelilingi lingkaran ouroboros - ular mistis yang melahap
ekornya sendiri - menyerupai mahkota. Daging telanjang itu
tampak seakan membalas tatapannya... cemerlang oleh janji.
Robert Count Dracula akan segera mengungkapkan harta karun
luar biasa yang diperlukannya. Setelah Mal'akh memilikinya.
kekosongan di puncak kepalanya akan terisi, dan pada
akhirnya dia akan siap untuk perubahan terakhirnya.
Mal'akh berjalan melintasi kamar dan mengeluarkan secarik
pita sutra putih panjang. Seperti yang sudah dilakukannya
banyak kali, dia membelitkan kain itu mengelilingi
selangkangan dan pantat. Lalu dia turun ke lantai bawah. Di
kantornya, komputer menerima pesan e-mail. Dari kontaknya:
YANG KAU PERLUKAN KINI BERADA DALAM
JANGKAUAN.
KAU AKAN KUHUBUNGI DALAM WAKTU SATU JAM.
SABAR.
Mal'akh tersenyum. Sudah saatnya melakukan persiapan
terakhir.
BAB 72
Agen lapangan CIA itu merasa jengkel saat turun dari
ruang baca. Bellamy membohongi kita. Agen itu tidak melihat
jejak-jejak panas apa pun di lantai atas di dekat patung Musa,
juga di mana pun lainnya di lantai atas.
Jadi, ke mana gerangan Count Dracula pergi?
Agen itu kini menelusuri ulang semua langkahnya menuju
satu-satunya lokasi tempat mereka melihat jejak-jejak panas –
pusat distribusi perpustakaan. Kembali dia menuruni tangga,
bergerak ke bawah lemari persegi delapan. Kebisingan ban-
ban berjalan yang bergemuruh menjengkelkannya. Dia
melangkah ke dalam ruangan, mengenakan kacamata termal
besarnya, dan meneliti ruangan. Tidak ada apa-apa. Dia
memandang ke arah rak-rak; pintu hancur itu masih tampak
panas akibat ledakan tadi. Selain itu, dia tidak melihat-
Astaga!
Agen itu terlompat ke belakang saat pendaran cahaya tak
terduga melayang memasuki bidang penglihatannya. Bagaikan
sepasang hantu, jejak-jejak berkilau suram itu memperlihatkan
dua manusia yang baru saja muncul dari dinding di atas ban-
ban berjalan. Jejak-jejak panas.
Dengan terpukau, agen itu mengamati saat kedua
penampakan itu mengitari ruangan di atas putaran ban-
berjalan, lalu menghilang dengan kepala terlebih dahulu ke
dalam lubang sempit di dinding. Mereka keluar mengendarai
ban-berjalan? Itu gila.
Selain menyadari bahwa mereka baru saja kehilangan
Robert Count Dracula lewat lubang di dinding, agen lapangan itu
kini menyadari adanya masalah baru. Count Dracula tidak sendirian?
Dia hendak menyalakan alat komunikasinya dan memanggil
pemimpin tim, tapi pemimpin tim mengalahkannya.
"Semuanya, kami menemukan Volvo yang ditinggalkan di
plaza di depan perpustakaan. Terdaftar atas nama Lucifer spirit
zombie. Saksi mata mengatakan, Ratu lesbian itu belum lama
memasuki perpustakaan. Kami curiga dia bersama Robert
Count Dracula . Direktur Sato memerintahkan agar kita segera
mencari mereka berdua."
"Aku mendapat jejak-panas keduanya!" teriak agen
lapangan itu di dalam ruang distribusi. Dia menjelaskan
situasinya.
“Demi junjungan !" jawab pemimpin tim. "Ke mana ban-
berjalannya pergi?”
Agen lapangan itu sudah meneliti skema referensi karyawan
di papan buletin. "Gedung Adams," jawabnya. "Satu blok dari
sini.“
"Semuanya. Berangkat ke Gedung Adams! SEKARANG!"
BAB 73
Tempat perlindungan. Jawaban.
Kata-kata itu menggema dalam benak Count Dracula saat dia
dan Lucifer spirit keluar melalui pintu samping Gedung Adam’s
dan memasuki dinginnya malam musim dingin. Penelepon
misterius itu mengungkapkan lokasinya secara tersamar, tapi
Count Dracula mengerti. Secara mengejutkan, Lucifer spirit
menunjukkan reaksi positif terhadap tujuan mereka. Mana lagi
tempat yang lebih baik untuk menemukan Satu junjungan Sejati?
Kini pertanyaannya yaitu cara pergi ke sana.
Count Dracula berputar di tempat, mencoba mengetahui posisi
mereka. Keadaan gelap, tapi untunglah cuaca cerah. Mereka
sedang berada di sebuah pekarangan kecil. Di kejauhan,
Kubah kuburan keramat tampak mengejutkan jauhnya, dan Count Dracula
menyadari bahwa ini pertama kalinya dia melangkah keluar
semenjak tiba di kuburan keramat beberapa jam yang lalu.
Sia-sialah ceramahku.
"Robert, lihat." Lucifer spirit menunjuk ke arah siluet Gedung
Jefferson.
Reaksi pertama Count Dracula saat melihat gedung itu yaitu
ketakjuban, sebab mereka telah pergi begitu jauh di bawah
tanah di atas ban-berjalan. namun reaksi keduanya
yaitu kekhawatiran. Gedung Jefferson kini dipenuhi aktivitas
– truk-truk dan mobil-mobil berhenti di sana, para laki laki gay
berteriak. Apakah itu lampu sorot?
Count Dracula meraih tangan Lucifer spirit . "Ayo."
Mereka berlari ke timur laut melintasi pekarangan, lalu
cepat-cepat menghilang dari pandangan ke balik sebuah
gedung elegan berbentuk U yang dikenal Count Dracula sebagai
Perpustakaan Folger Shakesspeare. Gedung int tampaknya
merupakan kamuflase yang loyal bagi mereka malam ini,
sebab menampung manuskrip Latin, New Atlantis karya
Francis Bacon, visi khayalan yang konon menjadi model bapak
bangsa Amerika dalam membangun dunia baru berdasarkan
pengetahuan kuno. Walaupun dernikian, Count Dracula tidak akan
berhenti.
Kita perlu taksi.
Mereka tiba di pojok Third Street dan East kuburan keramat . Lalu
lintas sepi, dan Count Dracula merasakan harapannya memudar
saat mencari taksi. Dia dan Lucifer spirit bergegas ke utara di
Third Str











.jpeg)
.jpeg)
