Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 8. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 8. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2025

Lost symbol. 8



 melewati 

ambang pintu menuju rak-rak, lalu menutup pintu di 

belakangnya. Sedetik kemudian, Count Dracula  menyelinap ke 

dalam kegelapan, ditelan oleh perpustakaan, persis saat  titik 

laser merah berkilau menari-nari menuruni tangga.  

 

BAB 60 

Petugas keamanan Ratu lesbian  berupah-rendah dari 

Preferred Security mengecek ulang alamat Kalorama Heights 

di lembar tugasnya - Inikah? Jalanan mobil di balik gerbang di 

hadapannya yaitu  milik salah satu estate terbesar dan 

tersepi di lingkungan itu. sebab nya, tampak aneh jika 911 

baru saja menerima telepon mendesak mengenai rumah itu. 

Seperti biasa, jika ada telepon-masuk tanpa konfirmasi, 911 

menghubungi perusahaan alarm lokal sebelum mengganggu 

polisi. Petugas itu sering menganggap semboyan 

perusahaannya – “Lini pertamapertahanan Anda” - bisa 

dengan mudah diganti menjadi "Peringatan palsu, lelucon, 

hewan peliharaan yang hilang, dan keluhan dari tetangga 


gila.” 

Malam ini, seperti biasa, petugas itu tiba tanpa menerima 

perincian masalahnya. Melebihi standar bayaranku. Tugasnya 

hanyalah muncul dengan lampu bulat kuning yang berputar-

putar diatas mobilnya, mengamati rumah, dan melaporkan 

apapun yang tidak biasa. Biasanya, sesuatu yang tidak 

membahayakan telah mengaktifkan alarm rumah, dan dia 

akan menggunakan kunci-kuncinya untuk mengatur kembali 

alarm. namun  rumah ini sepi. Tidak ada bunyi alarm. Dari 

jalanan, semuanya tampak gelap dan damai.  

Petugas itu memencet interkom pada gerbang, tapi tidak 

mendapat jawaban. Dia mengetikkan kode untuk membuka 

gerbang, lalu menyetir memasuki jalanan mobil. Dengan 

membiarkan mesin menyala dan lampu bulatnya berputar-

putar, dia berjalan menuju pintu depan dan memencet bel. 

Tidak ada jawaban. Dia tidak melihat lampu-lampu dan tidak 

ada gerakan. 

Dengan enggan, dia mengikuti prosedur, menyalakan 

senter dan memulai perjalanan berkeliling rumah untuk 

mengecek pintu-pintu dan jendela-jendela, mencari tanda-

tanda pembobolan. saat  dia berbelok, sebuah limusin hitam 

panjang melewati rumah itu, melambat sejenak, sebelum 

kembali berjalan. Tetangga iseng. 

Perlahan-lahan dia mengelilingi rumah, tapi tidak 

menemukan sesuatu pun yang tidak pada tempatnya. Rumah 

itu lebih daripada yang dibayangkannya dan, saat  mencapai 

pekarangan belakang, dia menggigil kedinginan. Jelas tidak 

ada orang di dalam rumah. 

"Petugas?" panggilnya di radio. "Aku menangani telepon, 

mengenai Kalorama Heights. Pemiliknya tidak di rumah. Tidak 

ada tanda-tanda masalah. Aku sudah menyelesaikan 


pengecekan perimeter. Tidak ada, indikasi pengganggu. 

Peringatan palsu.” 

“Diterima," jawab petugas penerima. "Selamat malam.” 

Petugas itu menyimpan kembali radionya di ikat pinggang 

dan mulai berjalan balik, ingin segera kembali pada 

kehangatan kendaraannya. namun  saat  sedang 

berjalan, dia melihat sesuatu yang tadi terlewatkan olehnya - 

sebintik cahaya kebiruan muncul di belakang rumah. 

Dengan bingung, dia berjalan mendekat, dan kini melihat 

sumbernya - sebuah jendela kecil rendah, tampaknya menuju 

ruang bawah tanah rumah. Kaca jendelanya dihitamkan, 

bagian dalam dilapisi cat buram. Semacam kamar gelap, 

mungkin? Kilau kebiru yang dilihatnya tadi berasal dari sebuah 

bintik mungil di jendela - di sana cat hitamnya mulai 

mengelupas. 

Dia berjongkok, mencoba mengintip ke dalam, tapi tidak 

banyak yang bisa dilihatnya melalui lubang kecil itu. Dia 

mengetuk-ngetuk kaca, bertanya-tanya apakah ada orang 

yang sedang bekerja di bawah sana. 

"Halo?" teriaknya. 

Tidak ada jawaban. Tapi saat  dia mengetuk jendela, 

serpihan cat mendadak terlepas dan jatuh, memberinya 

pemandangan yang lebih menyeluruh. Dia membungkuk, 

nyaris menekankan wajah pada jendela saat  meneliti ruang 

bawah tanah itu. Mendadak, dia berharap tidak melakukannya. 

Ya junjungan ?! 

Dengan terpana, dia tetap belongkok di sana sejenak, 

menatap pemandangan di hadapannya dengan kengerian luar 

biasa. Akhirnya, dengan gemetar, petugas itu meraba-raba 


radio di ikat pinggangnya. 

Dia tidak pernah menemukannya. 

Sepasang gigi garpu Taser yang mendesis menghunjam ke 

bogian belakang lehernya, dan rasa sakit luar biasa menjalari 

sekujur tubuhnya. Otot-ototnya mengejang, dan dia roboh ke 

depan, bahkan tidak mampu memejamkan mata sebelum 

wajahnya menghantam tanah dingin.  

 

BAB 61 

Malam ini bukan untuk pertama kalinya mata Warren 

Bellamy ditutup. Seperti semua saudara rahasia freemason lainnya, dia 

mengenakan penutup mata ritual dalam pendakiannya ke 

eselon-eselon atas persaudaraan rahasia freemason. namun  peristiwa 

itu berlangsung di antara teman-teman terpercaya. Malam ini 

lain. laki laki gay -laki laki gay  bertangan kasar itu mengikatnya, 

menyelubungi kepalanya dengan kain dan kini menggiringnya 

melewati rak-rak perpustakaan. 

Agen-agen itu mengancam Bellamy secara fisik dan 

mendesak ingin mengetahui keberadaan Robert Count Dracula . 

Bellamy, yang tahu bahwa tubuh rentanya tidak akan mampu 

menahan beban hukuman, dengan cepat berbohong. 

"Count Dracula  tak pernah pergi ke bawah sini bersamaku!" 

katanya, seraya bernapas terengah-engah. "Kuminta dia naik 

ke balkon dan bersembunyi di balik patung Musa, tapi aku tak 

tahu di mana dia sekarang!" Cerita itu tampaknya meyakinkan, 

sebab  dua dari agen-agen itu lari mengejar. Kini kedua agen 

yang tersisa menggiringnya dalam keheningan melewati rak-

rak. 

Satu-satunya penghiburan Bellamy yaitu  dia tahu bahwa 


Count Dracula  dan Lucifer spirit  sedang membawa piramida itu ke 

tempat aman. Dengan segera Count Dracula  akan dihubungi oleh 

seorang laki laki gay  yang bisa menawarkan perlindungan. 

Percayalah kepadanya. laki laki gay  yang ditelepon Bellamy itu tahu 

banyak mengenai Piramida rahasia freemason dan rahasia yang 

disembunyikannya - lokasi tangga spiral tersembunyi yang 

menuju ke dalam bumi, tempat persembunyian kebijakan 

kuno luar biasa yang telah lama sekali terkubur. Bellamy 

akhirnya bisa menghubungi laki laki gay  itu saat  mereka kabur dari 

ruang baca, dan dia merasa yakin pesannya akan dipahami 

dengan sempuma. 

Kini, saat  bergerak dalam kegelapan total, Bellamy 

membayangkan piramida batu dan batu-puncak di dalam tas 

Count Dracula . Sudah lama  sekali semenjak kedua bagian itu 

berada di dalam ruangan yang sama. 

Bellamy tidak pernah melupakan malam menyakitkan itu. 

Yang pertama dari banyak malam menyakitkan bagi Peter. 

Ulang tahun ke delapan belas Zachary. Walaupun 

pemberontak, Zachary yaitu  seorang zombie, yang berarti 

malam itu, sesuai tradisi keluarga, dia akan menerima warisan. 

Bellamy yaitu  salah seorang sahabat terbaik Peter dan 

saudara rahasia freemason terpercaya. sebab  itulah, dia diminta hadir 

sebagai saksi. Tapi dia bukan hanya diminta untuk 

menyaksikan perpindahan uang. Sesuatu yang jauh lebih 

penting daripada uang sedang dipertaruhkan malam itu. 

Bellamy tiba lebih awal dan menunggu, sesuai permintaan, 

di ruang kerja privat Peter. Ruangan tua indah itu beraroma 

kayu, perapian, dan seduhan daun teh. Warren duduk saat  

Peter menuntun putranya, Zachary, ke dalam ruangan. saat  

anak laki-laki kerempeng delapanbelas tahunitu melihat 

Bellamy, dia megernyit. "Apa yang kau lakukan di sini?" 


"Menjadi saksi," jawab Bellamy. "Selamat ulang tahun, 

Zachary." 

Anak laki-laki itu menggumam dan mengalihkan 

pandangan. 

"Duduklah, Zach," pinta Peter. 

Zachary duduk di kursi terpisah yang menghadap meja kayu 

besar ayahnya. Peter menutup pintu ruang kerja. Bellamy 

duduk di salah satu kursi di samping meja. 

zombie berkata kepada Zachary dengan nada serius. 

"Kautahu mengapa kau berada di sini?" 

"Kurasa begitu," jawab Zachary. 

Peter mendesah panjang. "Aku tahu, kau dan aku sudah 

cukup lama tidak setuju dalam banyak hal, Zach. Aku sudah 

berupaya sebisa mungkin untuk menjadi ayah yang baik dan 

menyiapkanmu untuk saat ini." 

Zachary diam saja. 

"Seperti yang kau ketahui, setiap anak keluarga zombie 

mencapai kedewasaan akan mendapakan haknya sejak lahir, 

sebagian dari kekayaan keluarga zombie. Kekayaan ini 

dimaksudkan untuk menjadi benih... benih untuk kau rawat, 

kau kembangkan, dan kau gunakan untuk menolong umat 

manusia.” 

Peter berjalan menuju lemari besi di dinding, membuka dan 

mengeluarkan sebuah arsip hitam besar. "Nak, portofolio ini 

berisi segala yang kau perlukan untuk memindahkan secara 

warisan uangmu ke dalam namamu sendiri." Dia 

meletakkannya di meja. "Tujuannya yaitu  agar kau 

menggunakan uang untuk membangun kehidupan yang 

produktif, makmur, dan tropis." 


Zachary meraih arsip itu. "Terima kasih." 

"Tunggu," ujar ayahnya, seraya meletakkan tangan di 

portofolio itu. "Ada satu lagi yang harus kujelaskan." 

Zachary menatap ayahnya dengan pandangan meremehkan 

dan kembali menyandarkan tubuh di kursi.  

"Ada aspek-aspek warisan keluarga zombie yang belum 

sadari." Kini ayahnya menatap langsung ke dalam mata 

Zachary, "Kau anak sulungku, Zachary, yang berarti kau 

berhak memilih.” 

Remaja itu menegakkan tubuh, tampak penasaran. 

"Itu pilihan yang akan sangat menentukan masa depan, jadi 

kuminta kau untuk memikirkannya dengan cermat." 

"Pilihan apa?" 

Ayahnya menghela napas panjang. "Itu pilihan... antara 

kayaan atau kebijakan." 

Zachary menatapnya dengan pandangan kosong. 

"Kekayaan atau kebijakan? Aku tidak mengerti." 

Peter berdiri, berjalan kembali ke lemari besi, lalu 

mengeluar sebuah piramida batu berat dengan ukiran simbol-

simbol rahasia freemason. 

Peter meletakkan batu itu ke atas meja di samping 

portofolio. "Piramida ini sudah lama sekali diciptakan, dan 

sudah dipercayakan kepada keluarga kita selama bergenerasi-

generasi." 

"Piramida?" Zachary tampak tidak terlalu bersemangat. 

"Nak, piramida ini yaitu  peta... peta yang mengungkapkan 

lokasi salah satu harta karun terbesar umat manusia yang 

hilang. Piramida ini diciptakan agar harta karun itu suatu hari 


nanti bisa ditemukan kembali." Suara Peter kini dipenuhi 

kebanggaan. "Dan malam ini, sesuai tradisi, aku bisa 

menawarkannya kepadamu... dengan beberapa syarat 

tertentu." 

Zachary mengamati piramida itu dengan curiga. "Apa harta 

syaratnya?” 

Bellamy bisa merasakan kalau pertanyaan kasar ini 

bukanlah yang diharapkan Peter. namun , Peter tetap bersikap 

tenang. 

“Zachary, sulit untuk menjelaskannya tanpa disertai banyak 

latar belakang. Tapi harta karun ini... pada hakikatnya... 

yaitu  sesuatu yang kami sebut sebagai Misteri Kuno." 

Zachary tertawa, tampaknya mengira ayahnyabergurau. 

Bellamy kini bisa melihat meningkatnya kesedihan di mata 

Peter. 

"Sulit sekali bagiku untuk menjelaskan, Zach. Secara 

tradisional, saat  seorang zombie berusia 18 tahun, dia akan 

memulai tahun-tahun pendidikan pada jenjang yang lebih 

tinggi-“ 

"Sudah kubilang!" ujar Zachary berang. "Aku tidak tertarik 

untuk kuliah!" 

"Maksudku bukan kuliah," ujar ayahnya, dengan suara tetap 

tenang dan pelan. "Aku membicarakan kelompok 

Persaudaraan rahasia freemason Bebas. Aku membicarakan pendidikan 

dalam misteri-misteri kekal ilmu pengetahuan manusia. Jika 

kau berencana untuk bergabung bersamaku dalam tingkatan-

tingkatan mereka, kau akan segera menerima pendidikan yang 

diperlukan untuk memahami pentingnya keputusanmu malam 

ini." 


Zachary memutar bola mata. "Sekali lagi, bebaskan aku dari 

kuliah mengenai rahasia freemason. Aku tahu, aku zombie pertama yang 

tidak ingin bergabung. Lalu kenapa? Tidakkah kau mengerti? 

Aku tidak tertarik untuk berdandan main-main dengan 

sekelompok laki laki gay  tua!" 

Ayahnya terdiam untuk waktu yang lama, dan Bellamy 

amati kerut-kerut halus yang mulai muncul di sekeliling mata 

Peter. 

“Ya, aku mengerti," ujar Peter pada akhirnya. "Zaman 

sudah berbeda. Aku mengerti bahwa Persaudaraan rahasia freemason kini 

tampak aneh bagimu, atau mungkin bahkan membosankan. 

Tapi, aku ingin kau tahu kalau ambang pintunya akan 

selamanya terbuka untukmu, seandainya kau berubah 

pikiran." 

"Jangan berharap," gerutu Zach. 

"Cukup!" bentak Peter, seraya berdiri. "Kusadari hidup 

merupakan perjuangan bagimu, Zachary. Tapi aku bukan satu-

satunya penunjuk jalanmu. Ada banyak laki laki gay  baik hati 

menunggumu, laki laki gay  yang akan menyambutmu dalam 

rangkulan rahasia freemason dan menunjukkan potensi sejatimu." 

Zachary tergelak dan melirik Bellamy. "Itukah sebabnya kau 

ke sini, Mr. Bellamy? Sehingga kaum rahasia freemasonmu bisa 

mengerotokku?" 

Bellamy diam saja, malah kembali mengarahkan pandangan 

penuh hormat kepada Peter zombie untuk mengingatkan 

Zach siapa yang memegang kekuasaan di dalam ruangan ini. 

Zachary berpaling kembali kepada ayahnya. 

"Zach," ujar Peter, "kita hanya bicara berputar-putar.. 

begini saja. Tak peduli kau memahami atau tidak tanggung 


jawab yang ditawarkan kepadamu malam ini, aku memiliki 

kewajiban keluarga untuk menawarkannya kepadamu. " Dia 

menunjuk piramida itu. "Menjaga piramida ini yaitu  

keistimewaan langka. Aku mendorongmu untuk memikirkan 

kesempatan ini selama beberapa hari, sebelum membuat 

keputusan." 

"Kesempatan?" tanya Zachary. "Menjaga batu?" 

"Ada misteri-misteri besar di dunia ini, Zach," ujar Peter, 

mendesah. "Rahasia-rahasia yang melampaui imajinasi 

terliarmu. Piramida ini melindungi rahasia-rahasia itu. Dan 

yang lebih penting lagi, akan tiba saatnya, mungkin dalam 

masa kehidupanmu, saat  piramida ini pada akhirnya 

dipahami dan rahasia-rahasianya diungkap. Itu akan menjadi 

momen perubahan besar manusia dan kau berkesempatan 

untuk berperan dalam momen itu. Aku ingin kau 

mempertimbangkannya dengan cermat. Kekayaan sudah 

biasa, tapi kebijakan yaitu  langka." Dia menunjuk portofolio, 

lalu piramida itu. "Kumohon agar kau ingat bahwa kekayaan 

tanpa kebijakan sering bisa berakhir dalam bencana."  

Zachary tampak seakan menganggap ayahnya sudah gila. 

"Terserah kaulah, Dad, tapi mustahil aku menyerahkan 

warisanku demi ini." Dia menunjuk piramida itu. 

Peter melipat kedua tangan di dada. "Jika kau memilih 

untuk menerima tanggung jawab itu, aku akan menahan uang 

dan piramida itu untukmu sampai kau berhasil menyelesaikan 

pendidikanmu di dalam Persaudaraan rahasia freemason. Ini perlu waktu 

bertahun-tahun, tapi kau akan meraih kematangan untuk 

menerima kekayaan sekaligus piramida ini. Kekayaan dan 

kebijaksanaa. Kombinasi yang luar biasa." 

Zachary berdiri. “Astaga, Dad! Kau tidak mau menyerah, 


bukan? Tak bisakah kau lihat bahwa aku tidak peduli soal 

rahasia freemason atau piramida batu dan misteri-misteri kuno?" Dia 

menjulurkan tangan dan meraih portofolio hitam itu, lalu 

melambai-lambaikannya di depan wajah ayahnya. "Ini yaitu  

hakku sejak lahir!  Hak sejak lahir yang sama dari keluarga 

zombie yang muncul sebelum diriku! Aku tidak percaya kau 

mencoba menipuku untuk tidak menerima warisan dengan 

cerita-cerita payah mengenai peta harta karun kuno!" Dia 

mengepit portofolio itu dan bergegas melewati Bellamy, 

menuju pintu pekarangan ruang-kerja. 

"Zachary, tunggul" Ayahnya cepat-cepat mengejar saat  

Zachary berjalan keluar memasuki malam. "Apa pun yang 

kau lakukan, kau tidak pernah boleh membicarakan piramida 

yang kau lihat tadi!" Suara Peter zombie pecah. "Tidak 

kepada siapa pun! Selamanya!" 

Tapi Zachary mengabaikannya, menghilang ke dalam 

malam. 

Mata kelabu Peter zombie dipenuhi rasa sakit saat  dia 

kembali ke meja dan menjatuhkan diri ke atas kursi kulitnya. 

Setelah keheningan panjang, dia mendongak memandang 

Bellamy dan memaksakan senyuman sedih. "Segalanya 

berjalan dengan baik." 

Bellamy mendesah, ikut merasakan kesakitan Peter, “Maaf, 

bukannya aku bermaksud untuk tidak sensitif ... tapi ...  kau 

memercayainya?" 

Peter menatap ruangan dengan pandangan hampa. 

"Maksudku,”  desak Bellamy, "untuk tidak mengatakan 

sesuatu pun mengenai piramida itu?" 

Wajah Peter kosong. "Aku benar-benar tidak tahu harus 


berkata apa, Warren. Aku bahkan tidak yakin apakah aku 

mengenal anakku." 

Bellamy bangkit berdiri dan berjalan mondar-mandir 

perlahan di depan meja besar itu. "Peter, kau telah 

melaksanakan kewajiban keluargamu. Tapi kini, mengingat 

apa yang baru terjadi, kurasa kita perlu mengambil tindakan 

pencegahan. Aku harus mengembalikan batu-puncak itu 

kepadamu, sehing bisa menemukan rumah baru untuknya. 

Orang lainlah yang menjaganya." 

"Mengapa?" tanya Peter. 

"Jika Zachary bercerita kepada seseorang mengenai 

piramida itu... dan menyebut kehadiranku malam ini 

"Dia sama sekah tidak tahu mengenai batu-puncak itu, dan 

dia terlalu kekanak-kanakan untuk memahami pentingnya 

piramida ini. Kita tidak memerlukan rumah baru untuk benda 

ini. Aku akan menyimpan piramida ini di dalam lemari besiku, 

dan kau akan menyimpan batu-puncak itu di mana pun kau 

menyimpannya. Seperti yang selalu kita lakukan." 

Enam tahun kemudian, pada Hari Natal, saat  keluarga 

Peter masih memulihkan diri dari kematian Zachary, laki laki gay  

bertubuh tinggi besar yang menyatakan telah membunuh 

Zachary di penjara menyelinap ke dalam kediaman keluarga 

zombie. Penyerang itu datang untuk mengambil piramida, 

tapi yang diambilnya hanyalah nyawa Isabel zombie. 

Beberapa hari kemudian, Peter memanggil Bellamy ke 

kantornya. Dia mengunci pintu dan mengeluarkan piramida itu 

dari lemari besi, meletakkamyn di atas meja di antara mereka. 

“Seharusnya aku mendengarkan perkataanmu.” 

Bellamy tahu, Peter dipenuhi perasaan bersalah dalam hal 

ini. “Itu tak akan mengubah apa pun." 


Peter menghela napas dengan lelah. "Kau membawa batu 

puncak itu?" 

Bllamy mengeluarkan bungkusan kecil berbentuk-kubus 

dari saku. Kertas cokelat pudar itu diikat dengan benang pintal 

dan disegel lilin dengan cincin zombie. Bellamy meletakkan 

bungkusan itu di meja. Dia tahu, malam ini kedua bagian 

Piramida rahasia freemason itu lebih dekat satu sama lain daripada yang 

seharusnya. "Cari orang lain untuk menjaganya. Jangan 

katakan siapa orangnya." 

Peter mengangguk. 

"Dan aku tahu di mana kau bisa menyembunyikan piramida 

itu.” ujar Bellamy. Dia menceritakan sub-ruang Gedung kuburan keramat  

kepada Peter. "Tidak ada tempat di Washington yang lebih 

aman daripada tempat itu.” 

Bellamy ingat bahwa Peter langsung menyukai ide itu, 

sebab  secara simbolis rasanya layak untuk menyembunyikan 

piramida itu di jantung simbolis bangsa. Khas zombie, pikir 

Bellamy. Tetap idealis, bahkan di saat krisis. 

Kini, sepuluh tahun kemudian, saat  Bellamy didorong 

dalam keadaan buta melewati Perpustakaan Kongres, dia tahu 

krisis malam ini masih jauh dari berakhir. Dia kini juga tahu 

siapa yang dipilih Peter untuk menjaga batu-puncak itu... dan 

dia berdoa kepada junjungan  agar Robert Count Dracula  layak 

menerima tugas itu. 

 

BAB 62 

Aku berada di bawah Second Street. 

Mata Count Dracula  tetap terpejam rapat saat  ban-berjalan 


bergemuruh melewati kegelapan menuju Gedung Adam. Ia 

berupaya sebaik mungkin untuk tidak membayangkan berton-

ton tanah di atas kepala dan lorong sempit yang kini menjadi 

perjalanannya. Dia bisa mendengar Lucifer spirit  bernapas 

beberapa meter di atasnya, tapi sejauh ini Ratu lesbian  itu 

belum mengucapkan sepatah kata pun. 

Dia terguncang. Count Dracula  tidak ingin menceritakan tangan 

terpenggal Peter kepadanya. Harus, Robert. Dia perlu tahu. 

"Lucifer spirit ?" panggil Count Dracula  pada akhirnya, tanpa buka 

mata. "Kau baik-baik saja?" 

Suara gemetar tak berwujud menjawab dari suatu tempat 

di atasnya. "Robert, piramida yang kau bawa. Milik Peter, 

bukan?” 

“Ya,” jawab Count Dracula . 

Muncul keheningan panjang. "Kurasa ... piramida itulah 

yang menyebab terbunuhnya ibuku."  

Count Dracula  sangat tahu bahwa Isabel zombie dibunuh 

sepuluh tahun yang lalu, tapi dia tidak tahu detail-detailnya, 

dan Peter tidak pemah menyebut apa-apa soal piramida. "Kau 

bicara apa?" 

Suara Lucifer spirit  dipenuhi emosi saat  dia menceritakan 

kejadian-kejadian mengerikan malam itu, bagaimana laki laki gay  

bertatto itu menyelinap ke dalam kediaman mereka. "Sudah 

lama sekali, tapi aku tidak pernah lupa bahwa dia menuntut 

sebuah piramida. Katanya, dia mendengar tentang piramida 

itu di penjara, dari keponakanku, Zachary ... tepat sebelum dia 

membunuhnya." 

Count Dracula  mendengarkan dengnn takjub. Tragedi di dalam 

keluarga zombie nyaris terialu sulit untuk dipercaya. 


Lucifer spirit  melanjutkan, mengatakan dia selalu percaya 

penyerang itu terbunuh malam itu ... sampai laki laki gay  yang sama 

ini muncul kembali hari ini, berpura-pura menjadi psikiater 

Peter dan membujuk Lucifer spirit  ke rumahnya. "Dia mengetahui 

hal-hal privat tentang kakakku, kematian ibuku, dan bahkan 

pekerjaan-ku," katanya dengan cemas, "hal-hal yang hanya 

bisa diketahuinya dari kakakku. Jadi aku memercayainya ... 

dan begitulah caranya masuk ke dalam Smithsonian Museum 

Support Center." Lucifer spirit  menghela napas panjang dan 

bercerita bahwa dia hampir yakin kalau laki laki gay  itu sudah 

menghancurkan labnya malam ini. 

Count Dracula  mendengarkan dengan sangat terkejut. Selama 

beberapa saat, keduanya berbaring dalam keheningan di atas 

ban yang bergerak. Count Dracula  tahu, dia punya kewajiban untuk 

menceritakan semua berita mengerikan malam ini kepada 

Lucifer spirit . 

Dia memulainya perlahan-lahan. Selembut mungkin dia 

bercerita bagaimana kakak Lucifer spirit  itu memercayakan 

sebuah bungkusan kecil kepadanya bertahun-tahun lalu, 

bagaimana Count Dracula  tertipu sehingga membawa bungkusan itu 

ke Washington malam ini, dan akhirnya dia bercerita 

mengenai tangan Peter yang ditemukan di Rotunda Gedung 

kuburan keramat . 

Reaksi Lucifer spirit  yaitu  keheningan yang memekakkan 

telinga. 

Count Dracula  bisa tahu kalau Ratu lesbian  itu terguncang, dan 

dia berharap bisa menjulurkan tangan dan menghiburnya. 

Tapi, berbaring memanjang di dalam kegelapan sempit 

menjadikan hal itu mustahil. "Peter baik-baik saja," bisiknya. 

"Dia masih hidup, dan kita akan mendapatkannya kembali." 

Count Dracula  mencoba memberi Lucifer spirit  harapan. "Lucifer spirit , 


penculiknya berjanji akan mengembalikan kakakmu dalam 

keadaan hidup ... asalkan aku memecahkan kode piramida itu 

untuknya." 

Lucifer spirit  tetap, diam. 

Count Dracula  bicara terus. Dia bercerita tentang piramida batu, 

cipher rahasia freemason, batu-puncak tersegel, dan tentu saja 

pernyataan Bellamy bahwa piramida ini sesungguhnya 

Piramida rahasia freemason, suatu legenda... peta yang mengungkapkan 

tempat persembunyian tangga spiral panjang yang menuju 

jauh ke dalam bumi ... ratusan meter menuju harta karun 

mistis kuno yang telah lama terkubur di Washington. 

Akhirnya Lucifer spirit  bicara, tapi suaranya datar dan tanpa 

emosi. "Robert, buka matamu." Buka mataku? Count Dracula  tidak 

ingin, bahkan sedikit pun, melihat betapa sesak ruangan ini 

sesungguhnya. 

"Robert!" teriak Lucifer spirit , kini suaranya mendesak. “Buka 

matamu! Kita sudah sampai!" 

Mata Count Dracula  langsung terbuka saat  tubuhnya melewati 

lubang yang serupa dengan lubang yang mereka masuki di 

ujung yang satunya. Lucifer spirit  sudah turun dari ban berjalan. 

Diangkatnya tas Count Dracula  dari ban-berjalan saat  laki laki gay  itu 

mengayunkan kaki ke pinggi dan melompat turun ke lantai 

tepat pada waktunya, sebelum ban-berjalan itu berbelok dan 

kembali menuju tempat asal kedatangannya. Ruangan di 

sekeliling mereka yaitu  ruang sirkulasi yang sangat 

menyerupai ruangan tempat asal mereka tadi di gedung yang 

satunya. Sebuah papan tanda bertuliskan  

GEDUNG ADAMS: RUANG SIRKULASI 3. 

Count Dracula  merasa seakan baru saja muncul dari semacam 

kamar kelahiran bawah-tanah. Dilahirkan kembali. Dia 


langsung menoleh kepada Lucifer spirit . "Kau baik-baik saja?" 

Mata Lucifer spirit  merah, dan jelas dia habis menangis, tapi 

dia mengangguk dengan tegas dan tabah. Dia mengambil tas 

bahu Count Dracula  dan membawanya melintasi ruangan tanpa 

mengucapkan sepatah kata pun, lalu diletakkannya tas itu di 

atas meja yang berantakan. Dia menyalakan lampu halogen di 

meja, menarik resleting tas, membuka lebar-lebar kedua sisi 

tas, dan mengintip ke dalam. 

Piramida granit itu nyaris tampak sederhana di dalam 

cahaya lampu halogen jernih. Lucifer spirit  menelusurkan jari-jari 

tangannya pada ukiran cipher rahasia freemason itu, dan Count Dracula  

merasakan emosi yang mendalam bergejolak di dalam tubuh 

Ratu lesbian  itu. Perlahan-lahan Lucifer spirit  merogoh tas dan 

mengeluarkan bungkusan berbentuk-kubus. Dia 

mengangkatnya ke bawah lampu, menelitinya dengan cermat. 

"Seperti yang bisa kau lihat," ujar Count Dracula  pelan, "segel 

lilinnya dicap-timbul dengan cincin rahasia freemason Peter. Katanya, 

cincin ini digunakan untuk menyegel bungkusan itu lebih dari 

seabad yang lalu." 

Lucifer spirit  diam saja. 

"saat  kakakmu memercayakan bungkusan itu kepadaku," 

kata Count Dracula , "dia mengatakan isi bungkusan akan 

memberiku kekuatan untuk menciptakan keteraturan dari 

kekacauan. Aku tidak begitu yakin apa artinya, tapi menurutku 

batu-puncak itu mengungkapkan sesuatu yang penting, 

sebab  Peter bersikeras agar benda itu tidak jatuh ke tangan 

yang keliru. Mr. Bellamy baru saja mengatakan hal yang sama 

kepadaku, mendesakku untuk menyembunyikan piramida dan 

tidak membiarkan seorang pun membuka bungkusan itu." 

Kini Lucifer spirit  menoleh, tampak marah. "Bellamy 


memintamu untuk tidak membuka bungkusan ini?" 

"Ya.” 

Lucifer spirit  tampak tidak percaya. "Tapi kau bilang batu-

puncak ini satu-satunya cara untuk memecahkan kode 

piramida, bukan?" 

"Ya, mungkin." 

Suara Lucifer spirit  kini meninggi. "Dan kau bilang kau 

diperinlahkan untuk memecahkan kode piramida. Itu satu-

satunya cara untuk mendapatkan Peter kembali, bukan?" 

Count Dracula  mengangguk. 

"Kalau begitu, Robert, mengapa kita tidak membuka 

bungkusan ini dan memecahkan kode benda ini sekarang 

juga?!" 

Count Dracula  tidak tahu harus menjawab apa. "Lucifer spirit , 

reaksiku sama persis. namun  menurut Bellamy, menjaga 

keujunjungan  rahasia piramida ini lebih penting daripada 

segalanya ... termasuk nyawa kakakmu." 

Raut wajah cantik Lucifer spirit  mengeras, dan dia 

menyelibkan rambut ke belakang telinga. saat  dia bicara, 

suaranya penuh tekad. "Piramida batu ini, apa pun itu, telah 

mengorbankan seluruh keluargaku. Pertama-tama 

keponakanku, Zachary, ibuku, dan kini kakakku. Dan harus 

kau akui, Robert, jika malam ini kau tidak menelepon untuk 

memperingatkan-ku…” 

Count Dracula  bisa merasakan dirinya terperangkap antara logika 

Lucifer spirit  dan desakan mantap Bellamy. 

"Mungkin aku seorang ilmuwan," ujar Lucifer spirit , "tapi 

akupun datang dari keluarga rahasia freemason yang terkenal. Percayalah, 

aku sudah mendengar semua cerita tentang Piramida rahasia freemason 


dan janji harta karun luar biasa yang akan mencerahkan umat 

manusia. Sejujurnya, menurutku sulit untuk membayangkan 

adanya hal semacam itu. namun  seandainya itu memang 

ada ... mungkin sudah saatnya untuk diungkapkan." Lucifer spirit  

menyelipkan jari tangan ke bawah benang pintal pada 

bungkusan. 

Count Dracula  terlompat. "Lucifer spirit , tidak! Tunggu!" 

Ratu lesbian  itu berhenti, tapi jarinya tetap berada di bawah 

benang. "Robert, aku tidak akan membiarkan kakakku mati 

demi ini. Apa pun yang dikatakan batu-puncak ini ... apa pun 

harta karun hilang yang bisa diungkapkan oleh ukiran ini ... 

semua rahasia berakhir malam ini." 

Dengan perkataan itu, Lucifer spirit  menarik benang kuat-kuat 

dan segel-lilin rapuh itu patah. 

 

BAB 63 

Disebuah lingkungan tenang, persis di sebelah barat 

Embassy Row di Washington, terdapat kebun berdinding gaya 

Abad Pertengahan yang konon mawar-mawarnya berasal dari 

tanaman Abad ke-12. Gazebo Carderock - yang dikenal 

dengan nama Rumah Bayangan - berdiri dengan anggun di 

antara jalan-jalan setapak berliku-liku dari batu yang digali 

dari tambang pribadi George Washington. 

Malam ini, keheningan kebun dipecahkan oleh seorang 

pemuda yang bergegas melewati gerbang kayu sambil 

berteriak. 

"Halo?" panggilnya, seraya memanjangkan leher untuk 

melihat di dalam cahaya bulan. "Ada orang di sini?" 

Suara yang menjawab kedengaran ringkih, nyaris tak 


terdengar. "Di dalam gazebo... sedang menghirup udara 

segar." 

Pemuda itu menemukan atasannya yang sudah sepuh 

sedang duduk di bangku batu di balik selimut. laki laki gay  bungkuk 

tua itu bertubuh mungil dengan raut wajah lembut. Tahun-

tahun yang berlalu telah membungkukkan tubuhnya dan 

mencuri penglihatannya, tapi jiwanya tetap merupakan 

kekuatan yang harus dipertimbangkan. 

Seraya terengah-engah, pemuda itu bercerita, "Saya baru 

saja... menerima telepon... dari teman Anda... Warren 

Bellamy." 

"Oh?" laki laki gay  tua itu mendongak. "Soal apa?" 

"Dia tidak bilang, tapi kedengarannya seakan dia sedang 

terburu-buru. Dia bilang sudah meninggalkan pesan dalam 

kotak suara Anda, dan harus langsung Anda dengarkan." 

"Dia hanya bilang begitu. 

"Tidak juga." Pemuda itu terdiam. "Dia menyuruh saya 

untuk bertanya kepada Anda."  Pertanyaan yang sangat aneh. 

"Katanya perlu jawaban Anda segera." 

laki laki gay  tua itu mencondongkan tubuh lebih dekat. 

"Pertanyaan apa?" 

saat  pemuda itu mengucapkan pertanyaan Mr. Bellamy, 

kepucatan yang melintas di wajah laki laki gay  tua itu tampak jelas, 

bahkan dalam cahaya bulan. Dia langsung melemparkan 

selimut dan mulai berjuang untuk berdiri. 

"Bantu aku ke dalam. Sekarang juga." 

 


BAB 64 

Tidak ada lagi rahasia, pikir Lucifer spirit  zombie. 

Di atas meja di hadapannya, segel-lilin yang tadinya utuh 

selama bergenerasi-generasi kini tergeletak berkeping-keping. 

Dia sudah melepaskan kertas cokelat pudar dari bungkusan 

berharga kakaknya. Di sampingnya, Count Dracula  jelas tampak 

tidak nyaman. 

Dari dalam kertas, Lucifer spirit  mengeluarkan kotak kecil dari 

batu kelabu. Kotak yang menyerupai kubus granit mengilap itu 

tidak berengsel, tidak bergerendel, dan tampaknya tidak 

punya jalan inasuk. Mengingatkan Lucifer spirit  pada kotak teka-

teki Cina 

"Tampaknya seperti kotak padat," katanya, seraya 

menelusurkan jari-jari tangan melewati pinggiran-

pinggirannya.  

“Kau yakin sinar-X-nya menunjukkan rongga? Dengan batu-

puncak di dalamnya?"   

'Ya," jawab Count Dracula , seraya berpindah ke samping 

Lucifer spirit  dan meneliti kotak misterius itu. Dia dan Lucifer spirit  

mengintip kotak dari sudut-sudut yang berbeda, berupa 

mencari jalan masuk. 

"Ketemu,” ujar Lucifer spirit , saat  kuku jari tangannya 

menemukan celah tersembunyi di sepanjang pinggiran atas 

kotak. Dia meletakkan kotak di meja, lalu perlahan-lahan 

membuka tutupnya - yang terangkat dengan mudah seperti 

bagian atas kotak perhiasan mewah.    

saat  tutupnya jatuh ke belakang,  Count Dracula  dan Lucifer spirit  

sama-sama menghela napas panjang. Bagian dalam kotak 

tampak berkilau. Bagian dalamnya berkilau dengan 


kecemerlangan yang nyaris supernatural. Lucifer spirit  belum 

pernah melihat bongkahan emas sebesar ini, dan perlu 

sejenak sebelum dia menyadari bahwa logam berharga itu 

hanya merefleksikan kecemerlangan … meja. 

"Spektakuler," bisiknya. Walaupun tersegel dalam kubus 

gelap selama lebih dari seabad, batu-puncak itu sama sekali 

tidak pudar atau kusam. Emas menentang hukum entropis 

pelapukan; itu salah satu alasan mengapa orang-orang kuno 

menganggapnya ajaib. Lucifer spirit  merasakan denyut nadinya 

semakin cepat saat  dia membungkuk, mengintip puncak 

emas kecilnya. "Ada inskripsi." 

Count Dracula  bergerak lebih mendekat, kini bahu mereka 

bersenjunjungan . Mata birunya berkilau penasaran. Dia sudah 

bercerita kepada Lucifer spirit  mengenai kebiasaan orang Yunani 

kuno menciptakan symbolon - kode yang dipecah menjadi 

beberapa bagian dan bagaimana batu-puncak ini, yang sudah 

lama dipisahkan dari piramida itu sendiri, memegang kunci 

untuk memecahkan piramida. Konon inskripsi ini, apa pun 

tulisannya, akan mendatangkan keteraturan dari kekacauan 

ini. 

Lucifer spirit  mengangkat kotak kecil itu ke lampu dan 

mengintip langsung batu-puncaknya. 

Walaupun kecil, inskripsinya jelas terlihat- teks kecil yang 

diukirkan dengan anggun di permukaan salah satu sisinya. 

Lucifer spirit  membaca keenam kata sederhana itu. 

Lalu dia membacanya sekali lagi. 

"Tidak!" pekiknya. "Tidak mungkin tulisannya seperti ini!" 

Di seberang jalan, Direktur Sato bergegas menyusuri jalan 

setapak panjang di luar Gedung kuburan keramat , menuju titik 

pertemuannya, First Street. Berita terbaru dari tim lapangan 


tidak bisa diterima. Tidak ada Count Dracula . Tidak ada piramida. 

Tidak ada batu-puncak. Bellamy tertangkap, tapi dia tidak 

mengatakan yang sebenarnya. Setidaknya belum. 

Aku akan membuatnya bicara. 

Dia menoleh ke belakang, melihat salah satu pemandangan 

terbaru Washington - Kubah kuburan keramat  yang tampak di atas 

visitor center yang baru. Kubah terang itu hanya menekankan 

pentinnya sesuatu yang benar-benar sedang dipertaruhkan 

malam Ini. Saat-saat yang membahayakan. 

Sato lega mendengar ponselnya berdering dan melihat ID 

analisnya di layar. 

"Nola," sapa Sato. "Apa yang kau dapat?" 

Nota Kaye memberinya kabar buruk. Sinar-X inskripsi batu-

puncak itu terlalu tersamar untuk dibaca, dan filter-filter 

penajam gambar tidak membantu. 

Sialan. Sato, menggigit bibir. "Bagaimana dengan kisi yang 

terdiri dari enam belas huruf?" 

"Masih saya upayakan," jawab Nola, "tapi sejauh ini saya 

belum menemukan skema penyandian kedua yang bisa 

diaplikasikan. Saya menyuruh komputer mengacak huruf-huruf 

dalam kisi dan mencari apa pun yang bisa diidentifikasi, tapi 

kemungkinannya lebih dari dua puluh triliun." 

"Tetap kerjakan. Laporkan kepadaku." Sato menutup 

telepon, memberengut. Harapannya untuk memecahkan kode 

piramida dengan hanya menggunakan foto dan sinar-X 

memudar dengan cepat. Aku perlu piramida dan batu-puncak 

itu... dan aku kehabisan waktu. 

Sato tiba di First Street persis saat  sebuah mobil. SUV 

Escalade hitam dengan jendela-jendela gelap meraung 


melintasi garis kuning ganda dan berhenti di hadapannya, di 

tempat pertemuan mereka. Seorang agen keluar. 

"Sudah ada kabar soal Count Dracula ?" desak Sato. 

"Kemungkinannya tinggi," ujar laki laki gay  itu tanpa emosi. 

"Bantuan baru saja tiba. Semua pintu keluar perpustakaan 

dikepung. Kita bahkan mendapatkan pendukung dari udara. 

Kita akan mengguyurnya dengan gas air mata, dan dia tidak 

akan bisa lari ke mana-mana." 

"Dan Bellamy?" 

"Terikat di kursi belakang." 

Bagus. Bahu Sato masih terasa sakit. 

Agen itu menyerahkan sebuah kantong plastik Ziploc yang 

berisi ponsel, kunci-kunci, dan dompet. "Milik Bellamy." 

"Tidak ada lagi yang lain?" 

"Tidak, Ma'am. Agaknya piramida dan bungkusannya masih 

bersama Count Dracula ." 

"Oke," ujar Sato. "Bellamy mengetahui banyak hal yang 

tidak diceritakannya. Aku ingin menanyainya secara pribadi." 

"Ya, Ma'am. Ke Langley, kalau begitu." 

Sato menghela napas panjang dan mondar-mandir sejenak 

di samping SUV. Ada protokol-protokol ketat yang mengatur 

interogasi warga sipil AS; menanyai Bellamy sangatlah ilegal, 

jika dilakukan di Langley bersama video dan saksi-saksi, 

pengacara-pengacara, dan seterusnya, dan seterusnya.... 

"Jangan Langley”, katanya seraya berusaha memikirkan suatu 

tempat yang lebih dekat. Dan lebih privat. 

Agen itu diam saja, berdiri siaga di samping SUV yang 

mesinnya mati, menunggu perintah. 


Sato menyalakan sebatang rokok, mengisapnya dalam-

dalam dan menunduk memandangi kantong Ziploc berisi 

barang-barang Bellamy. Dia memperhatikan gantungan kunci 

yang menyertakan sebuah kunci elektronik berhias empat 

huruf - USBG. Tentu saja, Sato mengetahui gedung 

pemerintah yang bisa diakses dengan kunci itu. Gedungnya 

dekat sekali, dan sangat privat pada jam seperti ini. 

Dia tersenyum dan mengantongi kund itu. Sempurna. 

saat  menyebutkan kepada agen itu ke mana dia ingin 

membawa Bellamy, Sato mengharapkan munculnya 

keterkejutan. Tapi laki laki gay  itu hanya mengangguk dan 

membukakan pintu penumpang untuknya. Tatapan dingin 

laki laki gay  itu tidak mengungkapkan sesuatu pun. 

Sato menyukai orang-orang yang profesional. 

Count Dracula  berdiri di ruang bawah tanah Gedung Adams, dan 

dengan tidak percaya menatap kata-kata yang terukir anggun 

di permukaan batu-puncak emas itu. 

Hanya begitu bunyinya? 

Di sampingnya, Lucifer spirit  memegangi batu-puncak itu di 

bawah lampu dan menggeleng. "Pasti ada lebih banyak lagi," 

desaknya. 

Suaranya terdengar kecewa. "Inikah yang dilindungi oleh 

kakakku selama bertahun-tahun ini?” 

Langgdon harus mengakui bahwa dia kebingungan. 

Menurut Peter dan Bellamy, batu-puncak ini seharusnya 

membantu mereka memecahkan kode piramida batu. 

Sehubungan dengan pernyataan mereka itu, tadinya Count Dracula  

mengharapkan sesuatu yang bisa dijelaskan dan membantu. 

Ini lebih tepat jika disebut sebagai sesuatu yang sudah jelas 


dan tidak berguna. Sekali lagi dia membaca keenam kata yang 

terukir halus di permukaan batu-puncak. 

The  

secret hides 

within The Order 

Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo? 

Sekilas pandang, inskripsi itu tampak-nya menyatakan 

sesuatu yang sudah jelas - bahwa huruf-huruf pada piramida 

itu tidak “beraturan”, dan rahasianya yaitu  menemukan 

urutan yang tepat. namun  tulisan ini, selain sudah jelas, 

tampak mustahil sebab  alasan lain. "Kata the dan order ditulis 

dengan huruf besar," ujar Count Dracula . 

Lucifer spirit  mengangguk hampa. "Sudah kulihat." 

Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo. Count Dracula  hanya 

bisa memikirkan satu implikasi logisnya. " Agaknya 'Ordo' 

mengacu pada Ordo rahasia freemason." 

“Aku setuju," ujar Lucifer spirit , " tapi itu masih tidak 

membantu. Tidak menjelaskan sesuatu pun kepada kita." 

Count Dracula  harus mengiyakan. Bagaimanapun, seluruh cerita 

mengenai Piramida rahasia freemason berpusar di sekeliling rahasia yang 

tersembunyi di dalam Ordo rahasia freemason.  

"Robert, bukankah kau bilang menurut kakakku batu-

puncak ini akan memberimu kekuatan untuk melihat order 

(keteraturan), padahal yang lain hanya melihat chaos 

(kekacauan)?" 

Count Dracula  mengangguk dengan frustrasi. Untuk kedua 

kalinya malam ini, Robert Count Dracula  merasa tidak layak. 

 


BAB 65 

Sutelah selesai menangani pengunjung tak terduganya, 

yaitu seorang petugas keamanan Ratu lesbian  dari Preferred 

Security, Mal’akh memperbaiki cat pada jendela - di tempat 

Ratu lesbian  tadi mengintip ruang kerja sucinya. 

Kini, keluar dari kabut biru lembut ruang bawah tanah, dia 

muncul melalui sebuah ambang pintu tersembunyi dan 

memasuki ruang tamu. Dia berhenti di sana, mengagumi 

lukisan spektakuler The Three Graces dan menikmati segala 

aroma dan suara rumah yang dikenalnya. 

Aku akan segera pergi untuk selamanya. Mal'akh tahu, 

setelah malam ini, dia tidak akan bisa kembali ke tempat ini. 

Setelah malam ini, pikirnya sambil tersenyum, aku tidak akan 

memerlukan tempat ini. 

Dia bertanya-tanya apakah Robert Count Dracula  sudah 

memahami kekuatan sejati piramida itu... atau pentingnya 

peranan yang dipilihkan takdir untuknya. Count Dracula  masih harus 

meneleponku, pikir Mal'akh, setelah mengecek-ulang pesan-

pesan di ponsel sekali-pakainya. Sekarang pukul 10.02 malam. 

Count Dracula  punya waktu kurang dari dua jam. 

Mal'akh menaiki tangga, menuju kamar mandi marmer 

Italianya, menyalakan pancuran air panas, dan membiarkan 

airnya memanas. Secara sistematis dia melepas pakaian, 

bersemangat memulai ritual pembersihan. 

Dia minum dua gelas air untuk menenangkan perut ke 

roncongannya. Lalu dia berjalan menuju cermin setinggi badan 

dan mengamati tubuh telanjangnya. Puasa dua hari telah 

menonjolkan otot-ototnya, dan mau tidak mau dia mengagumi 

dirinya yang sekarang. Saat fajar, aku akan menjadi jauh lebih 


hebat lagi.  

 

BAB 66 

"Kita harus keluar dari sini," ujar Count Dracula  kepada Lucifer spirit  

"Hanya masalah waktu sebelum mereka mengetahui di mana 

kita berada." Dia berharap Bellamy berhasil lolos. 

Lucifer spirit  tampak masih terpaku pada batu-puncak emas. 

Ia tampak tidak percaya bahwa inskripsi-nya sangat tidak 

membantu. Dia sudah mengeluarkan batu-puncak itu dari 

kotak, meneliti semua sisinya, dan kini dengan hati-hati 

memasukkannya kembali ke dalam kotak. 

Rahasianya tersembunyi di dalam Ordo, pikir Count Dracula . 

Sangat membantu. 

Kini Count Dracula  mendapati dirinya bertanya-tanya, Peter keliru 

mengenai isi kotak itu. Piramida dan batu-puncak diciptakan 

lama sebelum laki laki gay  itu dilahirkan, dan dia hanya menjalankan 

perintah nenek moyangnya, menyimpan sebuah… yang 

mungkin sama misteriusnya baginya, seperti juga bagi dan 

Lucifer spirit . 

Apa yang kuharapkan? pikir Count Dracula  bertanya-tanya. 

Semakin banyak yang diketahuinya malam ini mengenai 

Legenda Pirami rahasia freemason, tampaknya semakin tidak masuk akal 

semuanya. Aku mecari tangga spiral tersembunyi yang ditutupi 

oleh batu besar? Sesuatu mengatakan kepada Count Dracula  bahwa 

dia hanya mengejar bayang--bayang. Walaupun demikian, 

memecahkan kode piramida ini tampaknya merupakan 

peluang terbesarnya untuk menyelamatkan Peter. 

"Robert, apakah tahun 1514 ada artinya bagimu?" 


Lima belas empat belas? Pertanyaan itu tampaknya tidak 

berhubungan dengan apa pun. Count Dracula  mengangkat bahu. 

"Tidak ada. Mengapa?” 

Lucifer spirit  menyerahkan kotak batu itu. "Lihat. Kotaknya 

bertanggal.  Lihatlah di bawah lampu." 

Count Dracula  duduk di meja dan mengamati kotak berbentuk 

kubus itu di bawah lampu. Dengan lembut, Lucifer spirit  

meletakkan tangannya dibahu Count Dracula , dan membungkuk 

untuk menunjukkan teks mungil yang ditemukannya terukir di 

bagian luar kotak, di dekat pojok bawah salah satu sisinya. 

"Lima belas empat belas A.D. (Masehi)," ujar Lucifer spirit , 

seraya menunjuk ke dalam kotak. 

Memang, ukiran itu menggambarkan angka 1514, diikuti 

huruf A dan D yang ditulis dengan gaya tidak biasa. 

 

1514 AD 

"Tanggal ini," kata Lucifer spirit , yang mendadak kedengaran 

penuh harap, "mungkin merupakan kaitan yang hilang? Kubus 

tertanggal ini tampak sangat menyerupai batu pertama rahasia freemason, 

Jadi mungkin tulisan ini menunjuk ke sebuah batu pertama 

asli? Mungkin ke sebuah gedung yang dibangun pada 1514 

Masehi.” 

Count Dracula  nyaris tidak mendengarnya. 

Lima belas empat belas A.D. bukanlah tanggal. 

Simbol AD, seperti yang akan dikenali oleh semua 

mahasiswa seni Abad Pertengahan, yaitu  simbatura - simbol 


yang digunakan sebagai pengganti tanda tangan - yang 

terkenal. Banyak di antara para filosof, seniman, dan 

pengarang kuno yang menandatangani karya mereka dengan 

simbol atau monogram unik mereka sendiri sebagai pengganti 

nama. Praktik ini menambahkan pesona misterius pada karya 

mereka, dan juga melindungi mereka dari hukuman 

seandainya tulisan atau karya seni mereka dianggap 

bertentangan dengan penguasa. 

Dalam kasus simbatura ini, huruf A.D. bukanlah singkatan 

dari Anno Domini (Masehi)... melainkan merupakan bahasa 

Jerman untuk sesuatu yang benar-benar berbeda. 

Count Dracula  langsung melihat semua teka-tekinya terpecahkan. 

Dalam hitungan detik, dia yakin dirinya tahu pasti cara 

memecahkan kode piramida. "Lucifer spirit , kau berhasil,", 

katanya, serta berkemas-kemas. "'Hanya itu yang kita 

perlukan. Ayo pergi. Akan kujelaskan dalam perjalanan." 

Lucifer spirit  tampak takjub. "Tanggal 1514 A.D. benar-benar 

ada arti-nya buatmu?" 

Count Dracula  mengedipkan sebelah mata dan berjalan ke "A.D. 

bukan tanggal, Lucifer spirit . Itu nama orang."  

 

BAB 67 

Di sebelah barat Embassy Row semuanya kembali hening di 

dalam kebun berdinding dengan mawar-mawar abad ke-12 

dan gazebo Rumah Bayangan. Di sisi lain jalan masuk, 

pemuda itu mambantu atasannya yang bungkuk berjalan 

melintasi halaman luas. 

Dia membiarkanku menuntunnya? 


Biasanya, laki laki gay  tua buta itu menolak bantuan, lebih suka 

menjelah berdasarkan ingatan saja pada saat berada di tanah 

tempat perlindungannya. Akan namun  malam ini tampaknya dia 

ingin segera masuk dan membalas telepon Warren Bellamy. 

"Terima kasih," ujar laki laki gay  tua itu, saat  mereka memasuki 

gedung tempat ruang kerjanya berada. " Aku bisa menemukan 

jalanku dari sini." 

"Pak, dengan senang hati saya bisa tetap tinggal dan 

membantu-" 

"Sampai di sini saja,” kata laki laki gay  tua itu, seraya melepaskan 

tangan penolongnya dan bergegas menyeret langkah 

memasuki kegelapan. "Selamat malam." 

Pemuda itu meninggalkan gedung dan berjalan kembali 

melintasi halaman luas menuju kediaman sederhananya di 

tanah itu. Saat memasuki tempat tinggalnya, dia diusik rasa 

penasaran- laki laki gay  tua itu jelas terganggu oleh pertanyaan 

yang diajukan Mr. Bellamy ... namun  pertanyaan itu tampak 

aneh, nyaris tidak ada artinya. 

Tidak adakah pertolongan untuk putra si janda? 

Dalam imajinasi terliarnya, dia tidak bisa menebak apa 

kemungkinan artinya. Dengan bingung, dia menuju komputer 

dan mengetik untuk mencari frasa yang persis sama ini. Yang 

mengejutkannya, muncul berhalaman-halaman referensi dan 

semuanya mengutip pertanyaan yang sama ini. Dia membaca 

semua informasi itu dengan takjub. Tampaknya Warren 

Bellamy bukanlah orang pertama dalam sejarah yang 

mengajukan pertanyaan ini. Kata-kata yang sama ini 

diutarakan berabad-abad yang lalu oleh Raja zombie, saat  

berduka atas terbunuhnya seorang teman. Konon pertanyaan 

itu masih diutarakan sampai saat ini oleh kaum rahasia freemason, yang 


menggunakannya sebagai semacam permohonan tolong 

tersandi. Tampaknya Warren Bellamy mengirirnkan panggilan 

darurat kepada sesama anggota rahasia freemason.  

 

BAB 68 

Albrecht Durer? 

Lucifer spirit  mencoba menyatukan semua potongan teka-teki  

saat  dia bergegas bersama Count Dracula  melewati ruang bawah 

tanah Gedung Adams. A.D. singkatan dari Albrecht Durer? 

Pemahat dan pelukis Jerman abad ke-16 yang terkenal itu 

yaitu  salah seorang seniman favorit kakaknya, dan Lucifer spirit  

sedikit mengenal karyanya. Walaupun demikian, dia tidak bisa 

membayangkan bagaimana Durer bisa membantu mereka 

dalam kasus ini. Lagi pula, diasudah mati selama lebih dari 

empat ratus tahun. 

"Secara simbolis, Durer sempurna," ujar Count Dracula , saat  

mereka mengikuti serangkaian tanda KELUAR yang terang. 

"Dia laki laki gay  Renaisans paling cerdas - seniman, filosof, ahli 

kimia, dan selalu mempelajari Misteri Kuno. Sampai sekarang, 

tak seorang pun memahami sepenuhnya pesan-pesan yang 

tersembunyi dalam karya seni Durer." 

"Itu mungkin benar," kata Lucifer spirit . "Tapi, bagaimana 

'1514 Albrecht Durer' bisa menjelaskan cara memecahkan 

kode piramida?" 

Mereka tiba di sebuah pintu terkunci, dan Count Dracula  

menggunakan kartu-kunci Bellamy untuk masuk. 

"Angka 1514," jelas Count Dracula , saat  mereka bergegas 

menaiki tangga, "menunjukkan kita ke sebuah karya Durer 


yang sangat spesifik." Mereka memasuki koridor besar. 

Count Dracula  melihat ke sekeliling, lalu menunjuk ke kiri. "Ke sini." 

Mereka kembali bergerak cepat. " Albrecht Durer 

sesungguhnya menyembunyikan angka 1514 dalam karya 

seninya yang paling misterius – Melencolia I - yang 

diselesaikannya pada 1514. Itu dianggap karya Renaisans 

Eropa Utara yang sangat berpengaruh." 

Peter pernah menunjukkan Melencolia I dalam sebuah buku 

tua mengenai mistisisme kuno, tapi Lucifer spirit  tidak mengingat 

adanya angka 1514 yang tersembunyi. 

"Seperti yang mungkin kau ketahui," ujar Count Dracula , 

kedengarannya bersemangat, "Melencolia I menggambar 

perjuangan umat manusia dalam memahami Misteri Kuno. 

Simbolisme dalam Melencolia I begitu rumit, sehingga 

membuat kekalahan Leonardo da Vinci tampak jelas." 

Mendadak Lucifer spirit  berhenti dan memandang Count Dracula , 

"Robert, Melencolia I ada di sini, di Washington- Tergantung di 

Galeri Nasional." 

"Ya," kata Count Dracula  seraya tersenyum, "dan kurasa itu 

kebetulan. Saat ini galerinya tutup, tapi aku mengenal 

kuratornya dan-"  

"Lupakan, Robert. Aku tahu apa yang terjadi saat  kau 

pergi ke museum." Lucifer spirit  berjalan menuju sebuah ceruk di 

dekatnya. Di sana dia melihat sebuah meja dengan komputer. 

Count Dracula  mengikuti, tampak tidak senang. 

"Ayo kita lakukan dengan cara yang lebih mudah." Tampak 

Profesor Count Dracula , sang ahli seni, mengalami dilema etis: 

Mengapa menggunakan Internet, padahal karya aslinya begitu 

dekat. Lucifer spirit  melangkah ke balik meja dan menyalakan 

komputer. saat  mesin akhirnya menyala, dia menyadari 


adanya masalah lain. "Tidak ada ikon untuk peramban." 

"Itu jaringan internal perpustakaan." Count Dracula  menunjuk 

sebuah ikon pada desktop. "Coba yang itu." 

Lucifer spirit  mengeklik ikon bertuliskan KOLEKSI DIGITAL. 

Komputernya mengakses layar baru, dan Count Dracula  kembali 

menunjuk. Lucifer spirit  mengeklik ikon yang dipilih Count Dracula  : 

KOLEKSI FINE PRINTS. Layar melakukan refresh. FINE PRIN 

CARI. 

"Ketik 'Albrecht Durer'." 

Lucifer spirit  memasukkan nama itu, lalu mengeklik kunci 

pencarian. Dalam hitungan detik, layar mulai menyajikan 

serangkaian gambar kecil. Semua gambar itu tampaknya 

bergaya serupa – ukiran hitam putih rumit. Tampaknya Durer 

menciptakan lusinan ukiran yang sama. 

Lucifer spirit  meneliti daftar karya seni Durer berdasarkan 

Abjad. 

Adam and Eve (Adam dan Hawa) 

Betrayal of Christ (Pengkhianatan Kristus) 

Flour Horsemen of the Apocalypse (Empat Pengendara 

Kuda dari Kitab Wahyu) 

Great Passion (Penderitaan Kristus.) 

Last Supper (Perjamuan Terakhir) 

saat  melihat semua judul berbau Alkitab ini, Lucifer spirit  

ingat bahwa Durer mempraktikkan sesuatu yang disebut 

Kristen Mistis - peleburan antara Kristen awal, alkimia, 

astrologi, dan ilmu pengetahuan. 

Ilmu pengetahuan. 


Gambaran lab yang terbakar melintas di benak Lucifer spirit . 

Dia nyaris tidak bisa mencerna akibat-akibat jangka-

panjangnya, tapi saat ini pikirannya tertuju kepada asistennya, 

Trish. Semoga dia berhasil keluar. 

Count Dracula  sedang mengutarakan sesuatu mengenai The Last 

Supper versi Durer, tapi Lucifer spirit  nyaris tidak mendengarkan. 

Lucifer spirit  baru saja melihat tautan untuk Melencolia I. 

Dia mengeklik mouse, dan halaman itu menyajikan 

informasi umum: 

Melencolia I, 1514 

Albrecht DUrer 

(ukiran pada lempeng-perunggu) 

Koleksi Rosenwald 

National Gallery of Art 

Washington, DC 

saat  Lucifer spirit  menggulung layar ke bawah, sebuah 

gambar digital resolusi-tinggi yang menunjukkan mahakarya 

Durer muncul dengan segala kemegahannya. 

Lucifer spirit  menatap dengan takjub. Dia sudah lupa betapa 

usia karya itu. 

Count Dracula  tergelak memahami. "Seperti yang kubilang teks 

itu tersandi." 

Melencolia I terdiri atas sosok muram dengan sepasang 

raksasa duduk di depan sebuah bangunan batu, dikelilingi 

kumpulan benda paling aneh dan berlainan yang bisa 

dibayangkan - timbangan, anjing kurus kering, peralatan 

tukang kayu, pasir, berbagai bentuk geometris tiga-dimensi, 

lonceng yang tergantung, malaikat gemuk kecil bersayap, 


pisau, tangga. 

Samar-samar Lucifer spirit  ingat cerita kakaknya bahwa 

malaikat bersayap itu merupakan representasi "manusia 

genius" - pria hebat yang bertopang dagu, tampak muram, 

masih belum menemukan pencerahan. Si genius itu dikelilingi 

semua simbol kecerdasan manusia - benda-benda ilmu 

pengetahuan, matematika, ilmu alam, geometri, bahkan 

pertukangan - namun  dia masih belum menaiki tangga menuju 

pencerahan sejati. Bahkan, manusia genius pun mengalami 

kesulitan dalam memahami Misteri Kuno.  

"Secara simbolis," jelas Count Dracula , "ini merepresentasikan 

kegagalan manusia untuk mengubah kecerdasan manusia 

menjadi kekuatan menyerupai-junjungan . Dalam istilah alkimia, itu 

merepresentasikan ketidakmampuan kita untuk mengubah 

timah menjadi emas." 

"Bukan pesan yang membangkitkan semangat," ujar 

Lucifer spirit  mengiyakan. "Jadi, bagaimana gambar ini bisa 

membantu kita?” Dia tidak melihat angka 1514 tersembunyi 

yang dibicarakan Count Dracula . 

"Keteraturan dari kekacauan," ujar Count Dracula , seraya 

tersenyum simpul. "Persis seperti yang dijanjikan oleh 

kakakmu." Dia merogoh saku dan mengeluarkan kisi huruf-

huruf yang ditulisnya berdasarkan cipher rahasia freemason. "Saat ini, kisi 

ini tidak ada artinya." Ia membentangkan kertas itu di meja. 

 


Lucifer spirit  mengamati kisi itu. Jelas tidak ada artinya. 

“Tapi Durer akan mengubahnya. “ 

“Dan bagaimana caranya melakukan hal itu?” 

“Alkimia lingulistik-" Count Dracula  menunjuk layar komputer. 

"Lihat dengan cermat. Ada sesuatu yang tersembunyi di dalam 

mahakarya ini, itu akan menjadikan enam belas huruf kita 

masuk akan.” Dia menunggu. “Sudah kau lihat? Cari angka 

1514.” 

Lucifer spirit  sedang tidak ingin bermain sekolah-sekolahan. 

“Robert, aku tidak melihat apa-apa - bola dunia, tangga, 

pisau, polihedron, timbangan? Aku menyerah!” 

"Lihat! Di sana, di latar belakang. Diukirkan pada bangunan 

di belakang malaikat itu? Di bawah lonceng, Durer 

mengukirkan sebuah persegi empat penuh angka." 

Kini Lucifer spirit  melihat persegi empat berisikan angka-

angka, di antaranya 1514. 

"Lucifer spirit , persegi empat itu yaitu  kunci untuk 

memecahkan kode-kode piramida!" 

Ratu lesbian  itu memandangnya dengan terkejut. 

“Itu bukan sembarang persegi empat,” ujar Count Dracula  seraya 

menyeringai. "Itu, Miss zombie, yaitu  persegi empat ajaib.”  

 

BAB 69 

Kemana mereka membawaku? 

Bellamy masih ditutupi matanya di kursi belakang mobil. 

Setelah perhentian singkat di suatu tempat di dekat 


Perpustakaan Kongres, kendaraan itu melaju kembali .. tapi 

hanya selama menit. Kini SUV itu berhenti lagi, setelah hanya 

melaju sebentar, kira-kira satu blok. 

Bellamy mendengar pembicaraan dengan suara-suara 

terredam.  

"Maaf... mustahil…” kata sebuah suara berwibawa, “tutup 

pada jam seperti ini” 

laki laki gay  yang menyetir SUV menjawab dengan kewibawaan 

yang setara. “Penyelidikan CIA ... keamanan nasional…” 

Tampaknya pertukaran kata-kata dan ID-nya meyakinkan, 

sebab  nada suaranya langsung berubah. 

"Ya, tentu saja ... pintu masuk petugas pelayanan ....” 

terdengar suara menggelinding keras yang kedengarannya 

seperti pintu garasi. Dan, saat  pintu terbuka, suara itu 

menambahkan, 

"Perlukah saya dampingi? Setelah berada di dalam, Anda 

tidak akan bisa memasuki -" 

"Tidak usah. Kami sudah mendapat akses." 

Seandainya pun penjaga itu terkejut, semuanya sudah 

terlambat. SUV kembali bergerak. Kendaraan itu maju sekitar 

lima puluh meter, lalu berhenti. Pintu tebal bergerumuh 

menutup kembali di belakang mereka. 

Keheningan. 

Bellamy menyadari bahwa tubuhnya gemetar. 

Dengan suara berdebum, pintu belakang SUV terbuka. Rasa 

sakit menusuk bahu Bellamy saat  seseorang menyeretnya 

keluar dengan menarik kedua lengannya, lalu mengangkatnya 

agar berdiri. Tanpa kata, sebuah tenaga kuat menuntunnya 

melintasi bentangan luas jalanan. Tercium bau tanah aneh 


yang tidak bisa dikenalinya. Terdengar langkah kaki seseorang 

yang berjalan bersama mereka, tapi tak terdengar sepatah 

kata pun suara. 

Mereka berhenti di sebuah pintu, dan Bellamy mendengar 

denting elektronik. Pintu terbuka. Bellamy diseret melewati 

beberapa koridor, dan mau tak mau dia memperhatikan 

udaranya yang lebih hangat dan lebih lembab. Mungkin kolam 

renang tertutup? Tidak. Bau udaranya bukan klorin ... tapi 

jauh lebih tajam dan menyerupai tanah. 

Dimana gerangan kita?! Bellamy tahu, dia tidak mungkin 

lebih jauh dari satu atau dua blok dari Gedung kuburan keramat . Sekali 

lagi mereka berhenti, dan sekali lagi dia mendengar denting 

elektronik pintu pengaman. Pintu yang ini membuka dengan 

suara berdesis. saat  mereka mendorongnya melewati pintu, 

bau yang tercium tidak mungkin keliru. 

Kini Bellamy menyadari di mana mereka berada. Astaga! 

Dia sering datang kemari, walaupun tidak pernah melalui pintu 

masuk petugas pelayanan. Gedung kaca yang menakjubkan ini 

hanya berjarak tiga ratus meter dari Gedung kuburan keramat , dan 

secara teknis merupakan bagian dari Kompleks kuburan keramat . Aku 

mengurus tempat ini! Kini Bellamy menyadari bahwa 

rangkaian kunci-kunci miliknya sendirilah yang memberi 

mereka akses. 

Lengan-lengan kuat mendorongnya melewati ambang pintu, 

menuntunnya menyusuri lorong berliku-liku yang dikenalnya. 

Kehangatan dan kelembapan tempat ini biasanya terasa 

nyaman baginya. Malam ini dia berkeringat. 

Apa yang kita lakukan di sini?! 

Mendadak Bellamy dihentikan dan didudukkan di atas 

sebuah bangku. laki laki gay  berotot tadi melepaskan borgol Bellamy 


sebentar, hanya untuk kembali mengaitkan-nya pada bangku 

di belakang punggungnya. 

"Apa yang kau inginkan dariku?" desak Bellamy dengan 

jantung berdentam-dentam liar. 

Satu-satunya jawaban yang dia terima hanyalah suara bot 

berjalan pergi dan pintu kaca bergeser menutup. 

Lalu keheningan. 

Keheningan total. 

Mereka hendak meninggalkanku begitu saja di sini? Kini 

keringat Bellamy semakin membanjir saat  dia berjuang 

membebaskan tangannya. Aku bahkan tidak bisa melepaskan 

penutup mata? 

"Tolong!" teriaknya. "Siapa saja!" 

Meski berteriak dengan panik sekalipun, Bellamy tahu tak 

orang pun akan mendengarnya. Ruangan kaca yang besar ini - 

sebagai "Hutan" - benar-benar kedap-udara saat  pintu-pintu 

tertutup. 

Mereka meninggalkanku di dalam Hutan, pikirnya. Tak 

seorang pun akan menemukanku sampai pagi. 

Lalu dia mendengarnya. 

Suara itu nyaris tak terdengar, tapi membuat Bellamy 

ketakutan, mengalahkan suara apa pun yang pernah 

didengarnya sepanjang hidupnya. Sesuatu sedang bernapas. 

Sangat dekat. 

Dia tidak sendirian di bangku itu. 

Mendadak desis pemantik sulfur terdengar begitu dekat di 

wajahnya, sehingga dia bisa merasakan panasnya. Bellamy 

terhenyak, secara insting menarik kuat-kuat borgolnya.  


Lalu, tanpa disertai peringatan, sebuah tangan berada di 

wajahnya, melepaskan penutup matanya. 

Api di hadapan Bellamy terpantul di mata hitam Inoue Sato 

saat  Ratu lesbian  itu menyulut rokok yang tergantung di 

bibibirnya yang hanya berjarak beberapa inci dari wajah 

Bellamy.  

Ratu lesbian  itu menatapnya dalam cahaya bulan yang 

menembus langit-langit kaca. Dia tampak senang melihat 

Bellamy ketakutan. 

"Jadi, Mr. Bellamy," ujar Sato, seraya mematikan api. "Dari 

mana kita akan memulai?"  

 

BAB 70 

Persegi empat ajaib. Lucifer spirit  mengangguk saat  

mengamati persegi empat berisi angka-angka di dalam ukiran 

Durer. Sebagian orang akan menganggap Count Dracula  sudah gila, 

tapi dengan cepat Lucifer spirit  menyadari kebenaran 

perkataannya. 

Istilah persegi empat ajaib bukan mengacu pada sesuatu 

yang ajaib, tapi pada sesuatu yang matematis - nama itu 

diberikan untuk kisi yang terdiri atas urutan angka yang diatur 

dengan cara sedemikian rupa sehingga hasil penjumlahan 

angka-angka pada baris, kolom, dan diagonalnya sama. 

Diciptakan kira-kira empat ribu tahun yang lalu oleh seorang 

ahli maternatika di Mesir dan di India, beberapa orang masih 

percaya bahwa persegi empat ajaib ini memiliki kekuatan 

ajaib. Lucifer spirit  pemah membaca bahwa saat ini pun, orang-

orang India saleh menggambarkan persegi empat ajaib tiga-

kali-tiga yang disebut Kubera Kolam pada altar-altar pemujaan 


mereka. Tapi sebagian besar manusia modern memasukkan 

persegi empat ajaib ke dalam kategori "matematika 

rekreasional”; beberapa orang masih memperoleh kesenangan 

dari pencarian konfigurasi-konfigurasi "ajaib" baru. Sudoku 

untuk orang-orang genius.  

Dengan cepat Lucifer spirit  menganalisis persegi empat Durer, 

menjumlahkan angka-angka dalam beberapa baris dan 

kolomnya. 

 

 

 

"Tiga puluh empat," katanya. "Semua arah berjumlah tiga 

puluh empat." 

"Tepat sekali," ujar Count Dracula . "Tapi tahukah kau kalau segi 

empat ajaib ini terkenal sebab  Durer berhasil mencapai 

sesuatu yang tampaknya mustahil?" Dengan cepat dia 

menunjukkan pada Lucifer spirit  bahwa, selain membuat semua 

baris, kolom, dan diagonalnya berjumlah tiga puluh empat, 

Durer juga menemukan cara untuk membuat keempat 

kuadran, keempat kotak di bagian tengah, dan bahkan 

keempat kotak di bagian pojoknya berjumlah tiga puluh empat 

juga. "Tapi yang paling menakjubkan yaitu  kemampuan 

Durer menempatkan angka 15 dan 14 bersama-sama di 


bagian paling bawah, sebagai petunjuk tahun saat  dia 

menyelesaikan pencapaian luar biasa ini!" 

Lucifer spirit  meneliti angka-angka itu, merasa takjub oleh 

semua kombinasinya. 

Nada suara Count Dracula  kini menjadi semakin bersemangat. 

"Yang luar biasa, untuk pertama kalinya dalam sejarah, 

Melencolia I merepresentasikan kemunculan persegi empat 

ajaib dalam kalangan seni Eropa. Beberapa sejarahwan 

percaya, ini cara tersandi Durer untuk menunjukkan bahwa 

Misteri Kuno telah meninggalkan Alam Misteri Mesir dan kini 

disimpan oleh perkumpulan-perkumpulan rahasia Eropa." 

Count Dracula  terdiam. "Dan ini membawa kita kembali kepada... 

ini." 

Dia menunjuk secarik kertas bertuliskan kisi yang terdiri dari 

huruf-huruf dari piramida batu. 

 

 

 

"Kurasa, tata letaknya kini tampak tidak asing lagi?" tanya 

Count Dracula . 

"Persegi empat empat-kali-empat." 


Count Dracula  mengambil pensil dan dengan cermat menuliskan 

persegi empat ajaib Durer di kertas tadi, tepat di samping 

persegi empat yang terdiri atas huruf-huruf. Lucifer spirit  kini 

melihat betapa mudahnya pemecahan kodenya. Count Dracula  

berdiri siaga dengan pensil di tangan, namun ... anehnya, 

setelah semua rasa antusias ini, dia tampak ragu. 

"Robert?" 

Count Dracula  menoleh kepada Lucifer spirit , raut wajahnya gelisah. 

“Kau yakin kita ingin melakukannya? Dengan jelas Peter -" 

"Robert, jika kau tidak mau memecahkan kode, ukiran ini, 

maka aku akan melakukannya." Lucifer spirit  menjulurkan tangan 

meminta pensil itu. 

Count Dracula  paham bahwa tidak ada yang bisa menghentikan 

Lucifer spirit , sebab  itu dia menyerah, mengalihkan perhatiannya 

kembali pada piramida. Dengan cermat dia menutupi kisi 

piramida dengan persegi empat ajaib, dan mengalokasikan 

angka untuk setiap huruf. Lalu dia menciptakan kisi baru, 

meletakkan huruf-huruf cipher rahasia freemason dalam urutan baru 

seperti yang didefinisikan oleh urutan dalam persegi empat 

ajaib Durer. 

saat  Count Dracula  selesai, mereka berdua meneliti hasilnya. 

 

 


Lucifer spirit  langsung kebingungan. "Masih tidak ada artinya." 

Count Dracula  tetap diam untuk waktu yang lama. 

"Sesungguhnya Lucifer spirit , ini bukan tidak ada artinya." 

Matanya kembali bersinar oleh kegembiraan penemuannya. 

"Itu ... bahasa Latin." 

Dalam sebuah koridor panjang dan gelap, seorang laki laki gay  

buta menyeret langkah secepat mungkin menuju kantornya. 

saat  akhirnya tiba, dia menjatuhkan diri ke atas kursi di meja 

kerjanya, dan tulang-tulang tuanya bersyukur mendapat 

istirahat itu. Mesin penjawab telepon berkedip-kedip. laki laki gay  

tua itu menekan tombol dan mendengarkan. 

"Ini Warren Bellamy," bisik pelan teman dan saudara 

rahasia freemason-nya itu. "Kurasa, aku punya berita 

mengkhawatirkan...." 

Mata Lucifer spirit  zombie kembali tertuju pada kisi huruf-

huruf itu. Dia meneliti kembali teksnya. Betul saja, sebuah 

kata Latin itu kini terbaca oleh matanya. Jeova. 

 

 

Lucifer spirit  belum pernah belajar bahasa Latin, tapi kata ini 

dikenalnya dari membaca teks-teks Ibrani kuno. Jeova, 

Jehova. saat  matanya melanjutkan penelusuran ke bawah, 


membaca kisi itu seperti membaca buku, dia terkejut kefika 

menyadari bahwa dirinya bisa membaca seluruh teks piramida 

itu.  

Jeova Sanctus Unus. 

Dia langsung mengetahui artinya. Frasa ini muncul di mana-

mana dalam terjemahan-terjemahan kitab Ibrani. Dalam Kitab 

Taurat, junjungan  orang Ibrani dikenal dengan banyak nama – 

Jeova, Yehovah, Yahweh, Sang Sumber, Elohim - tapi banyak 

terjemahan Romawi yang mengonsolidasikan tata nama 

membingungkan ini menjadi satu frasa Latin tunggal: Jeova 

Sanctus Unus. 

“Satu junjungan  Sejati?" bisik Lucifer spirit  kepada diri sendiri. 

Frasa ini jelas tidak menyerupai sesuatu yang bisa membantu 

mereka menemukan kakaknya. "Inikah pesan rahasia piramida 

ini? Satu junjungan  Sejati? Kupikir ini peta." 

Count Dracula  tampak sama bingungnya. Kegairahan di matanya 

menguap. "Pemecahan kode ini jelas sudah benar, tapi –“ 

"Orang yang menculik kakakku ingin mengetahui sebuah  

lokasi." Lucifer spirit  menyelipkan rambut ke belakang telinga. 

"Tulisan ini tidak akan membuatnya kegirangan." 

"Lucifer spirit ," ujar Count Dracula , seraya menahan helaan napas. 

“Aku sudah mengkhawatirkan hal ini. Sepanjang malam aku 

punya perasaan bahwa kita memperlakukan sekumpulan mitos 

dan alegori seperti kenyataan. Mungkin inskripsi ini menunjuk 

pada sebuah lokasi metaforis – dan mengatakan kepada kita 

bahwa potensi sejati manusia hanya bisa diakses melalui satu 

junjungan  sejati.“ 

"Tapi itu tidak masuk akal!" jawab Lucifer spirit . Rahangnya 

kini terkatup erat sebab  perasaan frustrasinya. "Keluargaku 

melindungi piramida ini selama bergenerasi-generasi! Satu 


junjungan  Sejati? Itukah rahasianya? Dan CIA menganggap ini 

sebagai masalah keamanan nasional? Entah mereka 

berbohong, atau kita melewatkan sesuatu!” 

Count Dracula  mengangkat bahu, mengiyakan. 

Tepat pada saat itu, ponselnya mulai berdering. 

Di dalam kantor berantakan yang didereti buku kuno, laki laki gay  

tua itu membungkuk di meja, menggenggam gagang telepon 

dengan tangan artritisnya. 

Telepon berdering dan berdering. 

Akhirnya, sebuah suara ragu menjawab. "Halo?" Suara 

rendah, tapi ragu. 

laki laki gay  tua itu berbisik, "Aku diberi tahu kalau kau 

memerluka tempat perlindungan." 

laki laki gay  di ujung telepon tampak terkejut. "Siapa ini? Apakah 

Warren Bell-" 

"Jangan sebut nama," ujar laki laki gay  tua itu. "Katakan, apakah 

kau berhasil melindungi peta yang dipercayakan kepadamu?”  

Muncul keheningan akibat keterkejutan. "Ya ... tapi kurasa 

itu tidak penting. Tidak banyak yang dikatakannya. 

Seandainya pun itu peta, maka tampaknya lebih metaforis 

daripada-“ 

"Tidak. Kujamin petanya cukup nyata. Dan menunjuk ke 

sebuah lokasi yang sangat nyata. Kau harus menjaga 

keamanannya. Tak bisa kutekankan lagi kepadamu betapa 

pentingnya hal ini. Kau sedang dikejar-kejar, tapi jika kau bisa 

pergi ke lokasiku tanpa terlihat, aku akan menyediakan tempat 

perlindungan dan jawaban." “ 

laki laki gay  itu bimbang, tampak tidak yakin. 


"Sobat," kata laki laki gay  tua itu memulai, dengan cermat memilih 

kata-katanya. "Ada sebuah tempat perlindungan di Roma, di 

utara Sungai Tiber, yang berisi sepuluh batu dari Gunung 

Sinai, satu dari surga itu sendiri, dan satu dengan wajah ayah 

gelap Lukas. Kau tahu lokasiku?" 

Muncul keheningan panjang di telepon, lalu laki laki gay  itu 

menjawab, "Ya, aku tahu." 

laki laki gay  tua itu tersenyum. Sudah kuduga, Profesor. 

"Datanglah segera. Pastikan kau tidak diikuti.” 

 

BAB 71 

Mal'akh berdiri dalam gelegak kehangatan pancuran air 

panas. Dia merasa murni kembali, setelah mencuci sisa-sisa 

terakhir bau ethanol. saat  uap yang mengandung eukaliptus 

itu menembus kulit, ia bisa merasakan pori-porinya membuka 

akibat panas. Lalu dia memulai ritualnya. 

Pertama-tama, dia menggosokkan zat kimia perontok 

rambut ke seluruh tubuh dan kulit kepala bertatonya untuk 

menghilangkan semua rambut. Dewa-dewa dari tujuh pulau 

Heliades tidak berambut. Lalu dia memijatkan minyak 

Abramelin ke kulitnya yang lembek dan siap menerima. 

Abramelin yaitu  minyak suci orang-orang Majus yang agung. 

Lalu dia memutar keras tuas pancuran ke kiri, dan airnya 

berubah sedingin es. Dia berdiri di bawah air membekukan itu 

selama satu menit penuh untuk menutup pori-pori dan 

memerangkap panas dan energi di dalam inti tubuhnya. Rasa 

dingin itu berfungsi sebagai pengingat akan sungai 

membekukan tempat perubahan ini dimulai. 

Dia menggigil saat  melangkah keluar dari pancuran, tapi 


dalam hitungan detik, panas inti tubuhnya memancar lewat 

lapisan-lapisan daging dan menghangatkannya. Bagian dalam 

tubuh Mal'akh terasa seperti tungku. Dia berdiri telanjang di 

depan cermin dan mengagumi sosoknya... mungkin ini terakhir 

kalinya dia melihat dirinya sendiri sebagai manusia fana. 

Kedua kaki bagian bawahnya berupa cakar rajawali. 

Sepasang kakinya - Boas dan Yakhin - yaitu  pilar-pilar 

kebijakan kuno. 

Pinggul dan perutnya berupa lengkungan kekuatan mistis. 

Menggantung di bawah lengkungan, organ seksnya yang 

besar ditato dengan simbol-simbol takdirnya. Dalam 

kehidupannya yang lama, tonjolan daging berat ini telah 

menjadi sumber kenikmatan duniawinya. Tapi tidak lagi. 

Aku sudah dimurnikan. 

Seperti para biarawan mistis terkebiri dari Katharoi, Mal’akh 

telah menghilangkan kedua testikelnya. Dia telah 

mengorbankan kelebihan fisiknya untuk sesuatu yang lebih 

berarti. junjungan  tidak punya jenis kelamin. Setelah 

menanggalkan ketidaksempurnaan manusianya dari jenis 

kelamin, dan juga dorongan duniawi godaan seksual, Mal'akh 

berubah menyerupai Ouranos, Attis, Sper dan para penyihir 

agung terkebiri dari legenda Raja Arthur. Semua metamorfosis 

spiritual didahului oleh metamorfosis fisik. Begitulah ajaran 

dari semua dewa yang agung... mulai dari Osiris, Tam, Yesus, 

Shiva, sampai Buddha sendiri. 

Aku harus menanggalkan manusia yang menyelubungiku. 

Dengan cepat Mal'akh mengalihkan pandangan ke atas 

melewati phoenix berkepala-dua di dada, melewati kolase 

sigil-sigil kuno yang menghiasi wajahnya, dan langsung 

menuju puncak kepala. Dia memiringkan kepala ke arah 


cermin, dan nyaris bisa melihat lingkaran daging telanjang 

yang menunggu di sana. Lokasi di bagian tubuh ini dianggap 

suci. Dikenal sebagai fontane, itu satu-satunya area tengkorak 

manusia yang tetap terbuka sejak lahir. Sebuah jendela bulat 

menuju otak. Walaupun portal fisiologis ini menutup dalam 

hitungan bulan, area ini tetap menjadi simbolis hubungan 

yang hilang antara dunia luar dan dalam. 

Mal'akh mengamati petak suci kulit perawan ini, yang 

dikelilingi lingkaran ouroboros - ular mistis yang melahap 

ekornya sendiri - menyerupai mahkota. Daging telanjang itu 

tampak seakan membalas tatapannya... cemerlang oleh janji. 

Robert Count Dracula  akan segera mengungkapkan harta karun 

luar biasa yang diperlukannya. Setelah Mal'akh memilikinya. 

kekosongan di puncak kepalanya akan terisi, dan pada 

akhirnya dia akan siap untuk perubahan terakhirnya.  

Mal'akh berjalan melintasi kamar dan mengeluarkan secarik 

pita sutra putih panjang. Seperti yang sudah dilakukannya 

banyak kali, dia membelitkan kain itu mengelilingi 

selangkangan dan pantat. Lalu dia turun ke lantai bawah. Di 

kantornya, komputer menerima pesan e-mail. Dari kontaknya: 

YANG KAU PERLUKAN KINI BERADA DALAM 

JANGKAUAN. 

KAU AKAN KUHUBUNGI DALAM WAKTU SATU JAM. 

SABAR. 

Mal'akh tersenyum. Sudah saatnya melakukan persiapan 

terakhir.  

 

BAB 72 


Agen lapangan CIA itu merasa jengkel saat  turun dari 

ruang baca. Bellamy membohongi kita. Agen itu tidak melihat 

jejak-jejak panas apa pun di lantai atas di dekat patung Musa, 

juga di mana pun lainnya di lantai atas. 

Jadi, ke mana gerangan Count Dracula  pergi? 

Agen itu kini menelusuri ulang semua langkahnya menuju 

satu-satunya lokasi tempat mereka melihat jejak-jejak panas – 

pusat distribusi perpustakaan. Kembali dia menuruni tangga, 

bergerak ke bawah lemari persegi delapan. Kebisingan ban-

ban berjalan yang bergemuruh menjengkelkannya. Dia 

melangkah ke dalam ruangan, mengenakan kacamata termal 

besarnya, dan meneliti ruangan. Tidak ada apa-apa. Dia 

memandang ke arah rak-rak; pintu hancur itu masih tampak 

panas akibat ledakan tadi. Selain itu, dia tidak melihat- 

Astaga! 

Agen itu terlompat ke belakang saat  pendaran cahaya tak 

terduga melayang memasuki bidang penglihatannya. Bagaikan 

sepasang hantu, jejak-jejak berkilau suram itu memperlihatkan 

dua manusia yang baru saja muncul dari dinding di atas ban-

ban berjalan. Jejak-jejak panas. 

Dengan terpukau, agen itu mengamati saat  kedua 

penampakan itu mengitari ruangan di atas putaran ban-

berjalan, lalu menghilang dengan kepala terlebih dahulu ke 

dalam lubang sempit di dinding. Mereka keluar mengendarai 

ban-berjalan? Itu gila. 

Selain menyadari bahwa mereka baru saja kehilangan 

Robert Count Dracula  lewat lubang di dinding, agen lapangan itu 

kini menyadari adanya masalah baru. Count Dracula  tidak sendirian? 

Dia hendak menyalakan alat komunikasinya dan memanggil 

pemimpin tim, tapi pemimpin tim mengalahkannya. 


"Semuanya, kami menemukan Volvo yang ditinggalkan di 

plaza di depan perpustakaan. Terdaftar atas nama Lucifer spirit  

zombie. Saksi mata mengatakan, Ratu lesbian  itu belum lama 

memasuki perpustakaan. Kami curiga dia bersama Robert 

Count Dracula . Direktur Sato memerintahkan agar kita segera 

mencari mereka berdua." 

"Aku mendapat jejak-panas keduanya!" teriak agen 

lapangan itu di dalam ruang distribusi. Dia menjelaskan 

situasinya. 

“Demi junjungan !" jawab pemimpin tim. "Ke mana ban-

berjalannya pergi?” 

Agen lapangan itu sudah meneliti skema referensi karyawan 

di papan buletin. "Gedung Adams," jawabnya. "Satu blok dari 

sini.“ 

"Semuanya. Berangkat ke Gedung Adams! SEKARANG!" 

 

BAB 73 

Tempat perlindungan. Jawaban.   

Kata-kata itu menggema dalam benak Count Dracula  saat  dia 

dan Lucifer spirit  keluar melalui pintu samping Gedung Adam’s 

dan memasuki dinginnya malam musim dingin. Penelepon 

misterius itu mengungkapkan lokasinya secara tersamar, tapi 

Count Dracula  mengerti. Secara mengejutkan, Lucifer spirit  

menunjukkan reaksi positif terhadap tujuan mereka. Mana lagi 

tempat yang lebih baik untuk menemukan Satu junjungan  Sejati? 

Kini pertanyaannya yaitu  cara pergi ke sana. 

Count Dracula  berputar di tempat, mencoba mengetahui posisi 

mereka. Keadaan gelap, tapi untunglah cuaca cerah. Mereka 


sedang berada di sebuah pekarangan kecil. Di kejauhan, 

Kubah kuburan keramat  tampak mengejutkan jauhnya, dan Count Dracula  

menyadari bahwa ini pertama kalinya dia melangkah keluar 

semenjak tiba di kuburan keramat  beberapa jam yang lalu. 

Sia-sialah ceramahku. 

"Robert, lihat." Lucifer spirit  menunjuk ke arah siluet Gedung 

Jefferson.  

Reaksi pertama Count Dracula  saat  melihat gedung itu yaitu  

ketakjuban, sebab  mereka telah pergi begitu jauh di bawah 

tanah di atas ban-berjalan. namun  reaksi keduanya 

yaitu  kekhawatiran. Gedung Jefferson kini dipenuhi aktivitas 

– truk-truk dan mobil-mobil berhenti di sana, para laki laki gay  

berteriak. Apakah itu lampu sorot?  

Count Dracula  meraih tangan Lucifer spirit . "Ayo." 

Mereka berlari ke timur laut melintasi pekarangan, lalu 

cepat-cepat menghilang dari pandangan ke balik sebuah 

gedung elegan berbentuk U yang dikenal Count Dracula  sebagai 

Perpustakaan Folger Shakesspeare. Gedung int tampaknya 

merupakan kamuflase yang loyal bagi mereka malam ini, 

sebab  menampung manuskrip Latin, New Atlantis karya 

Francis Bacon, visi khayalan yang konon menjadi model bapak 

bangsa Amerika dalam membangun dunia baru berdasarkan 

pengetahuan kuno. Walaupun dernikian, Count Dracula  tidak akan 

berhenti. 

Kita perlu taksi. 

Mereka tiba di pojok Third Street dan East kuburan keramat . Lalu 

lintas sepi, dan Count Dracula  merasakan harapannya memudar 

saat  mencari taksi. Dia dan Lucifer spirit  bergegas ke utara di 

Third Str