wajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel
III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada
Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia
dikelola pemerintahan fasis.
Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia
dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa
kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti
Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa
B
86
bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu
bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.
Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia
tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi,
yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun,
pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia sendiri diserbu oleh pasukan
Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah
diturunkan dari takhtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan
mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian.
Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan mayatnya
digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
87
Kerajaan Romawi Kuno
Dibangun Dalam
Semalam
enurut laporan sebuah situs Amerika, bahwa arkeolog menemukan misteri
yang mengejutkan, di mana bukti terbaru akhirnya membuktikan
bahwasannya kerajaan Romawi kuno mulai dibangun pada tanggal 13
Agustus tahun 625 SM dan selesai dirampungkan sebelum Matahari
terbenam. Ketika wartawan menanyakan kepada mereka di mana mendapatkan bukti-
bukti itu, para arkeolog mengeluarkan satu gulungan, yaitu sebuah dokumen dan
kontrak yang ditandatangani sendiri oleh Julius Caesar.
Sebagian di dalam kontrak yang berbahasa Latin itu jika diterjemahkan adalah
sebagai berikut: “Kami dari perusahaan developer Aljeida Babylon setuju,
bahwasannya pada tanggal 13 Agustus tahun 625 SM ini akan mulai bekerja dan
merampungkan bangunan kerajaan Romawi, jika kami tidak dapat menyelesaikannya
dalam waktu yang ditentukan kerajaan, kemaharajaan Caesar boleh memenggal
kepala kami dan berikan kepada singa sebagai santapan.”
Menurut para arkeolog, bahwa bukti ini mutlak berlaku, dan para pekerja ahli pasti
dalam waktu satu hari menyelesaikan pembangunan kota Roma, sebab mereka tidak
menemukan apa pun sisa fosil kepala yang dipenggal.
Pada kenyataannya, dokumen kemaharajaan Caesar ini sama persis dengan kain
pembungkus mayat, bisa dipercaya namun juga meragukan. Dan saat ini, ilmuwan
sedang menaksir usia sebenarnya isi gulungan itu yang menggunakan cara
penentuan tahun dengan karbon.
Orang-orang mengetahui dari mata pelajaran di sekolah, bahwa wilayah kerajaan
Romawi seluas 280 ribu meter persegi, dan di dalamnya termasuk sejumlah kota, kota
kecil, beberapa sungai, sejumlah gunung, dan beberapa gedung teater, banyak sekali
saluran pipa air, saluran pembuangan air, gerbang lengkung, museum, gereja katedral
bersepuh emas, dan pondok piza dan lain sebagainya, yang mana kesemuanya itu
harus dalam satu hari, artinya mesti diselesaikan dalam waktu 12 jam, sama sekali di
luar imajinasi.
Arsitek bernama Flayter mengatakan, “Dalam waktu satu hari, tim proyek
pembangunan saya bahkan tidak bisa menyelesaikan sebuah tembok pembatas kota.
Di lihat dari gambar maket kota Roma ini, perusahaan saya harus menghabiskan
waktu ratusan tahun baru bisa menyelesaikan seluruh proyek pembangunan kerajaan
Roma.”
M
88
Jika kondisi yang dilukiskan dokumen tersebut itu benar, maka ilmuwan dan arsitek
sekarang akan terperosok lagi ke labirin yang baru, mereka tidak mampu menjelaskan
bagaimana orang-orang pada masa itu dapat menyelesaikan pembangunan kerajaan
Roma yang luasnya 280 ribu meter persegi itu hanya dalam waktu 12 jam.
Sejarawan Rogyes berpendapat, bahwa semua ini sama seperti bangunan piramida,
adalah misteri sepanjang masa, hanya bisa membayangkan bahwa sejumlah benda-
benda yang dikuasai orang-orang di masa itu telah hilang tak terwariskan, dan
teknologi kita sekarang tidak bisa bersaing dengannya. Pertama-tama mereka
membangun piramida, berikutnya mereka membuat patung muka singa berbadan
manusia, dan belakangan mereka membangun menara dsb, serta bangunan misterius
dan unik yang tak terhitung banyaknya.
89
Kong Hu-Cu
ahir sekitar tahun 551 SM di kota kecil Lu, kini masuk wilayah propinsi Shantung
di timur laut daratan Cina. Dalam usia muda ditinggal mati ayah, membuatnya
hidup sengsara di samping ibunya. Waktu berangkat dewasa dia jadi pegawai
negeri kelas teri tapi sesudah selang beberapa tahun dia memutuskan
mendingan copot diri saja. Sepanjang enam belas tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi
guru, sedikit demi sedikit mencari pengaruh dan pengikut anutan filosofinya.
L
90
Menginjak umur lima puluh tahun bintangnya mulai bersinar karena dia dapat
kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu.
Sang nasib baik rupanya tidak selamanya ramah karena orang-orang yang dengki
dengan ulah ini dan ulah itu menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja berhasil
mencopotnya dari kursi jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak kurang
dari tiga belas tahun lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah, jadi
guru keliling, baru pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479 SM.
Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja
meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak
perbincangan alam akhirat, dan mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan
dengan soal-soal metaflsika. Dia -tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler,
cuma berurusan dengan masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku
akhlak.
Ada dua nilai yang teramat penting, kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:" "Yen"
sering diterjemahkan dengan kata "Cinta," tapi sebetulnya lebih kena diartikan
"Keramah-tamahan dalam hubungan dengan seseorang." "Li" dilukiskan sebagai
gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Pemujaan terhadap leluhur, dasar bin dasarnya kepercayaan orang Cina bahkan
sebelum lahirnya Kong Hu-Cu, lebih diteguhkan lagi dengan titik berat kesetiaan
kepada sanak keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu
juga menggaris bawahi arti penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat
kepada suami serta kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya.
Ini agak berbeda dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap
bentuk tirani. Kong Hu-Cu yakin, adanya negara itu tak lain untuk melayani
kepentingan rakyat, bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan
bahwa penguasa mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan
yang moralis dan bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum
ajarannya sedikit mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang
kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."
Pokok pandangan utama Kong Hu-Cu dasarnya teramat konservatif. Menurut
hematnya, jaman keemasan sudah lampau, dan dia menghimbau baik penguasa
maupun rakyat supaya kembali asal, berpegang pada ukuran moral yang genah, tidak
ngelantur. Kenyataan yang ada bukanlah perkara yang mudah dihadapi. Keinginan
Kong Hu-Cu agar cara memerintah bukan main bentak, melainkan lewat tunjukkan
suri teladan yang baik tidak begitu lancar pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong
Hu-Cu lebih mendekati seorang pembaharu, seorang inovator ketimbang apa yang
sesungguhnya jadi idamannya.
Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di
Cina, sedangkan penguasa saat itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya.
Baru sesudah dia wafatlah ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.
Berbetulan dengan munculnya dinasti Ch'in tahun 221 SM, mengalami masa yang
amat suram. Kaisar Shih Huang Ti, kaisar pertama dinasti Ch'ing bertekat bulat
membabat habis penganut Kong Hu-Cu dan memenggal mata rantai yang
menghubungi masa lampau. Dikeluarkannya perintah harian menggencet lumat
ajaran-ajaran Kong Hu-Cu dan menggerakkan baik spion maupun tukang pukul dan
91
pengacau profesional untuk melakukan penggeledahan besar-besaran, merampas
semua buku yang memuat ajaran Kong Hu-Cu dan dicemplungkan ke dalam api
unggun sampai hancur jadi abu. Kebejatan berencana ini rupanya tidak juga mempan.
Tatkala dinasti Ch'ing mendekati saat ambruknya, penganut-penganut Kong Hu-Cu
bangkit kembali bara semangatnya dan mengobarkan lagi doktrin Kong Hu-Cu. Di
masa dinasti berikutnya (dinasti Han tahun 206 SM - 220 M). Confucianisme menjadi
filsafat resmi negara Cina.
Mulai dari masa dinasti Han, kaisar-kaisar Cina setingkat demi setingkat
mengembangkan sistem seleksi bagi mereka yang ingin jadi pegawai negeri dengan
jalan menempuh ujian agar yang jadi pegawai negeri jangan orang serampangan
melainkan punya standar kualitas baik ketrampilan maupun moralnya. Lama-lama
seleksi makin terarah dan berbobot: mencantumkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu-
Cu. Berhubung jadi pegawal negeri itu merupakan jenjang tangga menuju
kesejahteraan material dan keterangkatan status sosial, harap dimaklumi apabila di
antara para peminat terjadi pertarungan sengit berebut tempat. Akibat berikutnya, ber
generasi-generasi pentolan-pentolan intelektual Cina dalam jumlah besar-besaran
menekuni sampai mata berkunang-kunang khazanah tulisan-tulisan klasik Khong Hu-
Cu. Dan, selama berabad-abad seluruh pegawai negeri Cina terdiri dari orang-orang
pandangannya berpijak pada filosofi Kong Hu-Cu. Sistem ini (dengan hanya sedikit
selingan) berlangsung hampir selama dua ribu tahun, mulai tahun 100 SM sampai
1900 M.
Tapi, Confucianisme bukanlah semata filsafat resmi pemerintahan Cina, tapi juga
diterima dan dihayati oleh sebagian terbesar orang Cina, berpengaruh sampai ke
dasar-dasar kalbu mereka, menjadi pandu arah berfikir selama jangka waktu lebih dari
dua ribu tahun.
Ada beberapa sebab mengapa Confucianisme punya pengaruh yang begitu dahsyat
pada orang Cina. Pertama, kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu diragukan
lagi. Kedua, dia seorang yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat banyak hal-
hal yang memang tak sanggup dilaksanakan orang. Jika Kong Hu-Cu kepingin
seseorang jadi terhormat, orang itu tidak usah bersusah payah menjadi orang suci
terlebih dahulu. Dalam hal ini, seperti dalam hal ajaran-ajarannya yang lain, dia
mencerminkan dan sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah
kemungkinan yang menjadi faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu.
Kong Hu-Cu tidaklah meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina
menukar dasar-dasar kepercayaan lamanya. Malah kebalikannya, Kong Hu-Cu ikut
menunjang dengan bahasa yang jelas bersih agar mereka tidak perlu beringsut.
Tampaknya, tidak ada seorang filosof mana pun di dunia yang begitu dekat
bersentuhan dalam hal pandangan-pandangan yang mendasar dengan penduduk
seperti halnya Kong Hu-Cu.
Confucianisme yang menekankan rangkaian kewajiban-kewajiban yang ditujukan
kepada pribadi-pribadi ketimbang menonjolkan hak-haknya -rasanya sukar dicerna
dan kurang menarik bagi ukuran dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan tampak luar
biasa efektif. Diukur dari sudut kemampuan memelihara kerukunan dan kesejahteraan
dalam negeri Cina dalam jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun, jelaslah dapat
disejajarkan dengan bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.
92
Gagasan filosofi Kong Hu-Cu yang berakar dari kultur Cina, tidaklah berpengaruh
banyak di luar wilayah Asia Timur. Di Korea dan Jepang memang kentara
pengaruhnya dan ini disebabkan kedua negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh
kultur Cina.
Saat ini Confucianisme berada dalam keadaan guram di Cina. Masalahnya,
pemerintah Komunis berusaha sekuat tenaga agar kaitan alam pikiran penduduk
dengan masa lampau terputus samasekali. Dengan gigih dan sistematik
Confucianisme digempur habis sehingga besar kemungkinan suatu saat yang tidak
begitu jauh Confucianisme lenyap dari bumi Cina. Tapi karena di masa lampau, akar
tunggang Confilcianisme begitu dalam menghunjam di bumi Cina, bukan mustahil
-entah seratus atau seratus lima puluh lahun yang akan datang - beberapa filosof Cina
sanggup mengawinkan dua gagasan besar: Confucianisme dan ajaran ajaran Mao
Tse-Tung.
93
Gwon Yul
Pahlawan korea
Sumber: wikipedia.org/wiki/Gwon_Yul
ejarah Korea mungkin kurang banyak yang mengenalnya karena sumber2nya
sangat kurang, maka itu gw menerjemahkan bbrp artikel unk wikipedia indo &
juga gw kirim kesini. sama seperti sejarah2 asia timur lain, Korea juga ga
pernah kekurangan pahlawan2 besar yg mengabdikan hidupnya bagi negara.
Gwon Yul (Hangul: 권율, Hanzi: 權慄, 1537-1599) adalah seorang jenderal Korea dari
Dinasti Joseon yang terkenal dalam Pertempuran Haengju melawan Jepang.
Kehidupan awal
Gwon Yul terlahir dalam keluarga Gwon dari Andong. Ia adalah keturunan pejabat
tinggi, ayahnya, Gwon Cheol, adalah mantan perdana mentri Joseon. Namun Gwon
Yul sendiri tidak pernah terlibat dalam politik maupun militer hingga usianya yang ke
S
94
46. Ia menjadi pejabat militer dan menempati beberapa jabatan, kebanyakan sebagai
komandan lokal dan mayor. Pamornya naik dalam perang menghadapi invasi
Toyotomi Hideyoshi (Perang Tujuh Tahun).
Perang Tujuh Tahun
Pada permulaan perang melawan Jepang tahun 1592, bersama komandannya, Yi
Gwang, ia menghimpun 1000 milisi di dekat kota Namwon lalu menuju ke Seoul untuk
bergabung dengan pasukan inti. Yi Gwang pada akhirnya dikalahkan oleh Jepang,
namun Gwon memimpin pasukannya ke Ichi dimana mereka berhadapan dengan
pasukan Jepang yang dipimpin Kobayakawa Takakage. Pasukannya bertempur
dengan sengit dan menang sehingga berhasil merebut kembali Provinsi Jeolla.
Pemerintah Joseon setelah mendengar kepahlawanan Gwon mengangkatnya sebagai
gubernur provinsi itu. Kemudian Gwon memimpin 2000 pasukannya ke Gyeonggi
untuk merebut Seoul. Kekuatan pasukannya bertambah hingga mencapai lebih dari
10.000 orang dengan ikut bergabungnya milisi lokal dan para biarawan. Namun
pasukannya masalah serius yaitu kekurangan persediaan pangan sehingga Gwon
berencana untuk mundur sementara ke markasnya. Bagaimapun pihak istana tetap
memerintahkannya untuk terus ke utara dan memerangi Jepang di Seoul.
Belajar dari kekalahan Yi Gwang, ia menggerakkan pasukannya perlahan-lahan ke
selatan dan berkemah di benteng Doksung (禿城山城 , dekat Suwon). Jenderal
Jepang, Ukita Hideie mendengar kabar itu langsung memimpin pasukannya
menyerang benteng Doksung. Berkat kegigihan pasukan Gwon dalam mempertahan
diri, Hideie gagal merebut benteng itu dan akhirnya memutuskan mundur kembali ke
Seoul. Gwon lalu mengejar pasukan Jepang yang melarikan diri dan menyebabkan
kerusakan besar di pihak lawan. Dalam pertempuran itu, pasukannya juga bertemu
dengan pasukan Ming, Tiongkok, mereka pun bergabung dan menuju Seoul.
Pertempuran Haengju
Gwon dan pasukannya kemudian berkemah di reruntuhan benteng Haengju (幸州山
城 ). Walaupun milisi lokal, biarawan dan pasukan Tiongkok bergabung bersamanya,
jumlah pasukannya sudah menyusut hingga kurang dari 10.000 orang. Kato Kiyomasa
dan Ukita Hideie menyerang benteng itu dengan 40.000 pasukannya dengan tujuan
memusnahkan pasukan Gwon. Ukita yang tidak pernah secara langsung memimpin di
garis depan, mengendalikan pasukannya dari benteng. Pertempuran Haengju dimulai
pada pagi hari 12 Februari 1593. Pasukan Jepang yang kini sudah berjumlah sekitar
70.000 orang dipimpin Kato dan Ukita yang diperlengkapi dengan senapan
mengepung benteng itu dan melanjarkan sejumlah serbuan besar-besaran. Pasukan
Gwon dan penduduk sipil di balik benteng bahu-membahu bertahan dengan gigih
sehingga pasukan Jepang menderita kerusakan besar dan dipaksa mundur. Lebih
dari 10.000 pasukan Jepang terbunuh, Ukita dan Kato kabur bersama sisa
pasukannya. Kemenangan ini menjadi kemenangan militer Korea yang terbesar dalam
Perang Tujuh Tahun.
Pasca peperangan
95
Gwon tetap memegang jabatannya hingga negosiasi damai antara Ming Tiongkok dan
Hideyoshi. Kemudian dia dipindahkan ke Provinsi Jeolla, sejak itu dia diangkat
menjadi marsekal lapangan dan komandan kepala militer Korea. Dia sempat
diberhentikan sebentar karena perlakuan buruknya terhadap tawanan perang, namun
dipulihkan lagi tahun berikutnya. Dia memerintahkan komandan kepala angkatan laut
Korea, Won Kyun, untuk memerangi Jepang dalam Pertempuran Chilchonryang yang
dimenangkan oleh Jepang. Namun belakangan Korea di bawah pimpinan Laksamana
Yi Sunsin berhasil memenangkan kembali perang itu dalam Pertempuran
Myongryang.
Tahun 1597, Gwon dan komandan Tiongkok, Ma Gui, berencana untuk berperang
dengan Jepang di Ulsan, namun kepala komandan kepala Tiongkok itu
memerintahkan Gwon untuk mundur. Gwon kemudian mencoba untuk menyerang
Jepang di Suncheon, namun sekali lagi ide ini ditolak oleh Tiongkok. Setelah perang
usai, Kwon mengundurkan diri dari semua jabatannya dan menghabiskan sisa
hidupnya hingga meninggal Juli 1599. Dalam sejarah Korea, Gwon dikenal sebagai
seorang patriot dan salah satu komandan militer terbaik.
96











.jpeg)
