Tampilkan postingan dengan label Misteri dunia 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Misteri dunia 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2025

Misteri dunia 3

 


wajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel

III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada

Oktober  1922,  Raja  memintanya  membentuk  pemerintahan  baru.  Jadilah  Italia

dikelola pemerintahan fasis.

Gebrakan  pertamanya  setelah  memegang  kekuasaan,  adalah  menyerang  Ethiopia

dengan  merujuk  pada  pandangan  rasis  Charles  Robert  Darwin,  “Ethiopia  bangsa

kelas  rendah,  karena  termasuk  kulit  hitam.  Jika  diperintah  oleh  ras  unggul  seperti

Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa

B

86

bangsa-bangsa  berevolusi  melalui  peperangan.  Sehingga  jadilah  Italia  waktu  itu

bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.

Yang  meresahkan,  ketika  ia  menduduki  Abbesinia  tahun  1937,  kontan  dunia

tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi,

yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun,

pasukannya  kalah  di  Yunani  dan  Afrika,  dan  Italia  sendiri  diserbu  oleh  pasukan

Britania  Raya  dan  Amerika  Serikat  pada  1943.  Pada  saat  itu  Mussolini  telah

diturunkan dari takhtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan

mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian.

Ketika  akhirnya  Italia  dikalahkan,  ia  ditembak  oleh  musuh  Italianya  dan mayatnya

digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.

87

Kerajaan Romawi Kuno

Dibangun Dalam

Semalam

enurut  laporan  sebuah situs  Amerika,  bahwa arkeolog  menemukan  misteri

yang  mengejutkan,  di  mana  bukti  terbaru  akhirnya  membuktikan

bahwasannya  kerajaan  Romawi  kuno  mulai  dibangun  pada  tanggal  13

Agustus  tahun  625  SM  dan  selesai  dirampungkan  sebelum  Matahari

terbenam. Ketika wartawan menanyakan kepada mereka di mana mendapatkan bukti-

bukti  itu,  para  arkeolog  mengeluarkan  satu  gulungan,  yaitu  sebuah  dokumen  dan

kontrak yang ditandatangani sendiri oleh Julius Caesar.

Sebagian  di  dalam  kontrak  yang  berbahasa  Latin  itu  jika  diterjemahkan  adalah

sebagai  berikut: “Kami  dari  perusahaan  developer  Aljeida  Babylon  setuju,

bahwasannya pada tanggal  13 Agustus tahun 625 SM ini  akan  mulai  bekerja  dan

merampungkan bangunan kerajaan Romawi, jika kami tidak dapat menyelesaikannya

dalam  waktu  yang  ditentukan  kerajaan,  kemaharajaan  Caesar  boleh  memenggal

kepala kami dan berikan kepada singa sebagai santapan.”

Menurut para arkeolog,  bahwa bukti  ini  mutlak berlaku, dan para pekerja  ahli  pasti

dalam waktu satu hari menyelesaikan pembangunan kota Roma, sebab mereka tidak

menemukan apa pun sisa fosil kepala yang dipenggal.

Pada kenyataannya,  dokumen  kemaharajaan  Caesar  ini  sama  persis  dengan kain

pembungkus mayat,  bisa dipercaya namun juga meragukan.  Dan saat ini,  ilmuwan

sedang  menaksir  usia  sebenarnya  isi  gulungan  itu  yang  menggunakan  cara

penentuan tahun dengan karbon.

Orang-orang  mengetahui  dari  mata  pelajaran  di  sekolah,  bahwa  wilayah  kerajaan

Romawi seluas 280 ribu meter persegi, dan di dalamnya termasuk sejumlah kota, kota

kecil, beberapa sungai, sejumlah gunung, dan beberapa gedung teater, banyak sekali

saluran pipa air, saluran pembuangan air, gerbang lengkung, museum, gereja katedral

bersepuh emas, dan pondok piza dan lain sebagainya, yang mana kesemuanya itu

harus dalam satu hari, artinya mesti diselesaikan dalam waktu 12 jam, sama sekali di

luar imajinasi.

Arsitek  bernama  Flayter  mengatakan,  “Dalam  waktu  satu  hari,  tim  proyek

pembangunan saya bahkan tidak bisa menyelesaikan sebuah tembok pembatas kota.

Di  lihat  dari  gambar  maket  kota  Roma ini,  perusahaan  saya harus  menghabiskan

waktu ratusan tahun baru bisa menyelesaikan seluruh proyek pembangunan kerajaan

Roma.”

M

88

Jika kondisi yang dilukiskan dokumen tersebut itu benar, maka ilmuwan dan arsitek

sekarang akan terperosok lagi ke labirin yang baru, mereka tidak mampu menjelaskan

bagaimana orang-orang pada masa itu dapat menyelesaikan pembangunan kerajaan

Roma yang luasnya 280 ribu meter persegi itu hanya dalam waktu 12 jam.

Sejarawan Rogyes berpendapat, bahwa semua ini sama seperti bangunan piramida,

adalah misteri sepanjang masa, hanya bisa membayangkan bahwa sejumlah benda-

benda  yang  dikuasai  orang-orang  di  masa  itu  telah  hilang  tak  terwariskan,  dan

teknologi  kita  sekarang  tidak  bisa  bersaing  dengannya.  Pertama-tama  mereka

membangun  piramida,  berikutnya  mereka  membuat  patung  muka  singa  berbadan

manusia, dan belakangan mereka membangun menara dsb, serta bangunan misterius

dan unik yang tak terhitung banyaknya.

89

Kong Hu-Cu

ahir sekitar tahun 551 SM di kota kecil Lu, kini masuk wilayah propinsi Shantung

di timur laut daratan Cina. Dalam usia muda ditinggal mati ayah, membuatnya

hidup sengsara di samping ibunya. Waktu berangkat dewasa dia jadi pegawai

negeri  kelas  teri  tapi  sesudah  selang  beberapa  tahun  dia  memutuskan

mendingan copot diri saja. Sepanjang enam belas tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi

guru,  sedikit  demi  sedikit  mencari  pengaruh  dan  pengikut  anutan  filosofinya.

L

90

Menginjak  umur  lima  puluh  tahun  bintangnya  mulai  bersinar  karena  dia  dapat

kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu.

Sang nasib baik  rupanya tidak selamanya ramah karena orang-orang yang dengki

dengan ulah ini dan ulah itu menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja berhasil

mencopotnya dari kursi jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak kurang

dari tiga belas tahun lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah, jadi

guru keliling, baru pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479 SM.

Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja

meleset.  Dia  jarang  sekali  mengkaitkan  ajarannya  dengan  keTuhanan,  menolak

perbincangan alam akhirat, dan mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan

dengan soal-soal  metaflsika.  Dia -tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler,

cuma berurusan dengan masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku

akhlak.

Ada dua nilai  yang teramat  penting,  kata Kong Hu-Cu, yaitu  "Yen"  dan "Li:"  "Yen"

sering  diterjemahkan  dengan  kata  "Cinta,"  tapi  sebetulnya  lebih  kena  diartikan

"Keramah-tamahan  dalam  hubungan  dengan  seseorang."  "Li"  dilukiskan  sebagai

gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.

Pemujaan  terhadap  leluhur,  dasar  bin  dasarnya  kepercayaan  orang  Cina  bahkan

sebelum  lahirnya  Kong  Hu-Cu,  lebih  diteguhkan  lagi  dengan  titik  berat  kesetiaan

kepada sanak keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu

juga menggaris bawahi arti penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat

kepada suami serta kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya.

Ini  agak berbeda dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap

bentuk  tirani.  Kong  Hu-Cu  yakin,  adanya  negara  itu  tak  lain  untuk  melayani

kepentingan rakyat, bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan

bahwa penguasa mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan

yang moralis dan bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum

ajarannya sedikit mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang

kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."

Pokok  pandangan  utama  Kong  Hu-Cu  dasarnya  teramat  konservatif.  Menurut

hematnya,  jaman  keemasan  sudah  lampau,  dan  dia  menghimbau  baik  penguasa

maupun rakyat supaya kembali asal, berpegang pada ukuran moral yang genah, tidak

ngelantur.  Kenyataan yang ada bukanlah perkara yang mudah dihadapi.  Keinginan

Kong Hu-Cu agar cara memerintah bukan main bentak,  melainkan lewat tunjukkan

suri teladan yang baik tidak begitu lancar pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong

Hu-Cu lebih  mendekati  seorang pembaharu,  seorang inovator  ketimbang apa yang

sesungguhnya jadi idamannya.

Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di

Cina, sedangkan penguasa saat itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya.

Baru sesudah dia wafatlah ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.

Berbetulan  dengan munculnya dinasti  Ch'in  tahun 221 SM, mengalami  masa yang

amat  suram.  Kaisar  Shih  Huang  Ti,  kaisar  pertama  dinasti  Ch'ing  bertekat  bulat

membabat  habis  penganut  Kong  Hu-Cu  dan  memenggal  mata  rantai  yang

menghubungi  masa  lampau.  Dikeluarkannya  perintah  harian  menggencet  lumat

ajaran-ajaran Kong Hu-Cu dan menggerakkan baik spion maupun tukang pukul dan

91

pengacau  profesional  untuk  melakukan  penggeledahan  besar-besaran,  merampas

semua  buku  yang  memuat  ajaran  Kong  Hu-Cu dan  dicemplungkan  ke  dalam  api

unggun sampai hancur jadi abu. Kebejatan berencana ini rupanya tidak juga mempan.

Tatkala  dinasti  Ch'ing mendekati  saat  ambruknya, penganut-penganut  Kong Hu-Cu

bangkit  kembali  bara  semangatnya  dan mengobarkan lagi  doktrin  Kong Hu-Cu. Di

masa dinasti berikutnya (dinasti Han tahun 206 SM - 220 M). Confucianisme menjadi

filsafat resmi negara Cina.

Mulai  dari  masa  dinasti  Han,  kaisar-kaisar  Cina  setingkat  demi  setingkat

mengembangkan sistem seleksi bagi mereka yang ingin jadi pegawai negeri dengan

jalan  menempuh  ujian  agar  yang  jadi  pegawai  negeri  jangan  orang  serampangan

melainkan  punya  standar  kualitas  baik  ketrampilan  maupun  moralnya.  Lama-lama

seleksi makin terarah dan berbobot: mencantumkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu-

Cu.  Berhubung  jadi  pegawal  negeri  itu  merupakan  jenjang  tangga  menuju

kesejahteraan material dan keterangkatan status sosial,  harap dimaklumi apabila di

antara para peminat terjadi pertarungan sengit berebut tempat. Akibat berikutnya, ber

generasi-generasi  pentolan-pentolan  intelektual  Cina  dalam  jumlah  besar-besaran

menekuni sampai mata berkunang-kunang khazanah tulisan-tulisan klasik Khong Hu-

Cu. Dan, selama berabad-abad seluruh pegawai negeri Cina terdiri dari orang-orang

pandangannya berpijak pada filosofi  Kong Hu-Cu. Sistem ini (dengan hanya sedikit

selingan)  berlangsung hampir  selama dua ribu tahun, mulai  tahun 100 SM sampai

1900 M.

Tapi,  Confucianisme  bukanlah  semata  filsafat  resmi  pemerintahan  Cina,  tapi  juga

diterima  dan  dihayati  oleh  sebagian  terbesar  orang  Cina,  berpengaruh  sampai  ke

dasar-dasar kalbu mereka, menjadi pandu arah berfikir selama jangka waktu lebih dari

dua ribu tahun.

Ada beberapa sebab mengapa Confucianisme punya pengaruh yang begitu dahsyat

pada orang Cina. Pertama, kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu diragukan

lagi. Kedua, dia seorang yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat banyak hal-

hal  yang  memang  tak  sanggup  dilaksanakan  orang.  Jika  Kong  Hu-Cu  kepingin

seseorang jadi  terhormat,  orang itu tidak usah bersusah payah menjadi  orang suci

terlebih  dahulu.  Dalam  hal  ini,  seperti  dalam  hal  ajaran-ajarannya  yang  lain,  dia

mencerminkan dan sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah

kemungkinan yang menjadi  faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu.

Kong Hu-Cu tidaklah meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina

menukar  dasar-dasar kepercayaan lamanya.  Malah kebalikannya,  Kong Hu-Cu ikut

menunjang  dengan  bahasa  yang  jelas  bersih  agar  mereka  tidak  perlu  beringsut.

Tampaknya,  tidak  ada  seorang  filosof  mana  pun  di  dunia  yang  begitu  dekat

bersentuhan  dalam  hal  pandangan-pandangan  yang  mendasar  dengan  penduduk

seperti halnya Kong Hu-Cu.

Confucianisme  yang  menekankan  rangkaian  kewajiban-kewajiban  yang  ditujukan

kepada  pribadi-pribadi  ketimbang  menonjolkan  hak-haknya  -rasanya  sukar  dicerna

dan kurang menarik bagi ukuran dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan tampak luar

biasa efektif. Diukur dari sudut kemampuan memelihara kerukunan dan kesejahteraan

dalam negeri Cina dalam jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun, jelaslah dapat

disejajarkan dengan bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.

92

Gagasan  filosofi  Kong  Hu-Cu yang  berakar  dari  kultur  Cina,  tidaklah  berpengaruh

banyak  di  luar  wilayah  Asia  Timur.  Di  Korea  dan  Jepang  memang  kentara

pengaruhnya dan ini disebabkan kedua negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh

kultur Cina.

Saat  ini  Confucianisme  berada  dalam  keadaan  guram  di  Cina.  Masalahnya,

pemerintah  Komunis  berusaha  sekuat  tenaga  agar  kaitan  alam  pikiran  penduduk

dengan  masa  lampau  terputus  samasekali.  Dengan  gigih  dan  sistematik

Confucianisme digempur habis sehingga besar kemungkinan suatu saat  yang tidak

begitu jauh Confucianisme lenyap dari bumi Cina. Tapi karena di masa lampau, akar

tunggang  Confilcianisme  begitu  dalam  menghunjam  di  bumi  Cina,  bukan  mustahil

-entah seratus atau seratus lima puluh lahun yang akan datang - beberapa filosof Cina

sanggup mengawinkan dua gagasan besar:  Confucianisme dan ajaran ajaran  Mao

Tse-Tung.

93

Gwon Yul

Pahlawan korea

Sumber: wikipedia.org/wiki/Gwon_Yul

ejarah Korea mungkin kurang banyak yang mengenalnya karena sumber2nya

sangat kurang, maka itu gw menerjemahkan bbrp artikel unk wikipedia indo &

juga  gw  kirim  kesini.  sama  seperti  sejarah2  asia  timur  lain,  Korea  juga  ga

pernah kekurangan pahlawan2 besar yg mengabdikan hidupnya bagi negara.

Gwon Yul (Hangul: 권율, Hanzi: 權慄, 1537-1599) adalah seorang jenderal Korea dari

Dinasti Joseon yang terkenal dalam Pertempuran Haengju melawan Jepang.

Kehidupan awal

Gwon Yul  terlahir  dalam keluarga Gwon dari  Andong.  Ia adalah keturunan pejabat

tinggi, ayahnya, Gwon Cheol, adalah mantan perdana mentri Joseon. Namun Gwon

Yul sendiri tidak pernah terlibat dalam politik maupun militer hingga usianya yang ke

S

94

46. Ia menjadi pejabat militer dan menempati beberapa jabatan, kebanyakan sebagai

komandan  lokal  dan  mayor.  Pamornya  naik  dalam  perang  menghadapi  invasi

Toyotomi Hideyoshi (Perang Tujuh Tahun).

Perang Tujuh Tahun

Pada permulaan perang  melawan  Jepang  tahun 1592,  bersama komandannya,  Yi

Gwang, ia menghimpun 1000 milisi di dekat kota Namwon lalu menuju ke Seoul untuk

bergabung dengan pasukan inti.  Yi  Gwang pada akhirnya dikalahkan oleh Jepang,

namun  Gwon  memimpin  pasukannya  ke  Ichi  dimana  mereka  berhadapan  dengan

pasukan  Jepang  yang  dipimpin  Kobayakawa  Takakage.  Pasukannya  bertempur

dengan sengit dan menang sehingga berhasil merebut kembali Provinsi Jeolla.

Pemerintah Joseon setelah mendengar kepahlawanan Gwon mengangkatnya sebagai

gubernur  provinsi  itu.  Kemudian  Gwon  memimpin  2000  pasukannya  ke  Gyeonggi

untuk merebut Seoul. Kekuatan pasukannya bertambah hingga mencapai lebih dari

10.000  orang  dengan  ikut  bergabungnya  milisi  lokal  dan  para  biarawan.  Namun

pasukannya  masalah  serius  yaitu  kekurangan  persediaan  pangan  sehingga  Gwon

berencana untuk mundur sementara ke markasnya. Bagaimapun pihak istana tetap

memerintahkannya untuk terus ke utara dan memerangi Jepang di Seoul.

Belajar dari  kekalahan Yi Gwang, ia menggerakkan pasukannya perlahan-lahan ke

selatan  dan  berkemah  di  benteng  Doksung  (禿城山城 ,  dekat  Suwon).  Jenderal

Jepang, Ukita  Hideie  mendengar  kabar  itu  langsung  memimpin  pasukannya

menyerang benteng Doksung. Berkat kegigihan pasukan Gwon dalam mempertahan

diri, Hideie gagal merebut benteng itu dan akhirnya memutuskan mundur kembali ke

Seoul.  Gwon lalu mengejar pasukan Jepang yang melarikan diri  dan menyebabkan

kerusakan besar di pihak lawan. Dalam pertempuran itu, pasukannya juga bertemu

dengan pasukan Ming, Tiongkok, mereka pun bergabung dan menuju Seoul.

Pertempuran Haengju

Gwon dan pasukannya kemudian berkemah di reruntuhan benteng Haengju (幸州山

城 ). Walaupun milisi lokal, biarawan dan pasukan Tiongkok bergabung bersamanya,

jumlah pasukannya sudah menyusut hingga kurang dari 10.000 orang. Kato Kiyomasa

dan Ukita Hideie menyerang benteng itu dengan 40.000 pasukannya dengan tujuan

memusnahkan pasukan Gwon. Ukita yang tidak pernah secara langsung memimpin di

garis depan, mengendalikan pasukannya dari benteng. Pertempuran Haengju dimulai

pada pagi hari 12 Februari 1593. Pasukan Jepang yang kini sudah berjumlah sekitar

70.000  orang  dipimpin  Kato  dan  Ukita  yang  diperlengkapi  dengan  senapan

mengepung benteng itu dan melanjarkan sejumlah serbuan besar-besaran. Pasukan

Gwon dan  penduduk  sipil  di  balik  benteng  bahu-membahu  bertahan  dengan  gigih

sehingga pasukan Jepang menderita  kerusakan  besar  dan  dipaksa  mundur.  Lebih

dari  10.000  pasukan  Jepang  terbunuh,  Ukita  dan  Kato  kabur  bersama  sisa

pasukannya. Kemenangan ini menjadi kemenangan militer Korea yang terbesar dalam

Perang Tujuh Tahun.

Pasca peperangan

95

Gwon tetap memegang jabatannya hingga negosiasi damai antara Ming Tiongkok dan

Hideyoshi.  Kemudian  dia  dipindahkan  ke  Provinsi  Jeolla,  sejak  itu  dia  diangkat

menjadi  marsekal  lapangan  dan  komandan  kepala  militer  Korea.  Dia  sempat

diberhentikan sebentar karena perlakuan buruknya terhadap tawanan perang, namun

dipulihkan lagi tahun berikutnya. Dia memerintahkan komandan kepala angkatan laut

Korea, Won Kyun, untuk memerangi Jepang dalam Pertempuran Chilchonryang yang

dimenangkan oleh Jepang. Namun belakangan Korea di bawah pimpinan Laksamana

Yi  Sunsin  berhasil  memenangkan  kembali  perang  itu  dalam  Pertempuran

Myongryang.

Tahun 1597,  Gwon dan komandan  Tiongkok,  Ma Gui,  berencana  untuk berperang

dengan  Jepang  di  Ulsan,  namun  kepala  komandan  kepala  Tiongkok  itu

memerintahkan  Gwon  untuk  mundur.  Gwon  kemudian  mencoba  untuk  menyerang

Jepang di Suncheon, namun sekali lagi ide ini ditolak oleh Tiongkok. Setelah perang

usai,  Kwon  mengundurkan  diri  dari  semua  jabatannya  dan  menghabiskan  sisa

hidupnya hingga meninggal Juli  1599. Dalam sejarah Korea, Gwon dikenal  sebagai

seorang patriot dan salah satu komandan militer terbaik.

96