Tampilkan postingan dengan label tengah malam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tengah malam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Desember 2022

tengah malam


jessica  baru saja akan mengetuk,saat  pintu terbuka. Sesaat, hati jessica  terkesiap,
Dihadapannya berdiri seorang
laki-laki tinggi besar, berkepala
licin bagai tempayan. Tanpa
rambut selembarpun, dan sedikit
berminyak. Di bawah alis yang
berbentuk golok, menyorot
sepasang mata yang berkilat
memandang jessica . Dingin. Dan
tajam menusuk sampai
kesumsum. Seperti disiksa oleh
penyakit sesak nafas, mulutnya
lalu  terbuka melepas suara
yang terengah-engah: 
...Nyonya....jessica ?" 
Agak lama, baru leher jessica  yang
kaku, bisa bergerak. 
"Ya". 
'Masuk!". 
Beberapa helai rambut jessica 
berkibar di tiup angin malam
yang berhembus kencang .Ia
menggigil. Tertatih-tatih
melangkah kedalam. 
Selintas terbayang dibenaknya
betapa tinggi laki-laki itu.
Rambut yang berkibar hanya
sampai dibatas lengan yangjuga
licin namun  tampak sangat kukuh
itu. Pintu lalu  tertutup 
dibelakang jessica . la kini berada
disebuah ruangan yang selebar
kebun di belakang rumahnya
sendiri seperangkatan perabotan
antik sejenak membuat mata
berkilat. 
"Duduk". 
Tersadar dari kekagumannya
pada isi ruangan itu. jessica 
terhenyak diatas sebuah kursi
berpikir dengan jok tebal
berbusa. Betapa kelam
permukaan meja didepan
matanya. Betapa kelam lantai
tegel kelabu di telapak kaki.
Lebih kelam lagi lampu yang
bersinar redup dari balik layon
yang terbuat dari anyaman
bambu dipojok.
Langkah-langkah kaki silelaki
gundul berdetak detak waktu
memasuki sebuah pintu kecil dan
lalu  lenyap meninggalkan
suasana sepi yang mencekik. 
jessica  menarik nafas. Berat dan
susah. Ada sekali dua ia lewat
dihalaman rumah besar dan
megah ini. Ia tahu betul,
ruangan dimana kini ia duduk
menunggu dengan jantung yang
berdebur, selalu tampak terang
benderang. namun  mengapa kini
semua menjadi gelap gulita" O,
lampu di pojok. Hampir-hampir
tak bersinar. .Dan layon itu.
Mengingatkan jessica  pada
kematian! la menggigil lagi.
Bagai pernah menderita demam.
namun  ia tidak pernah
semenggigil sekarang. Ruangan
rumahkah ini" Atau...bangunan
ditengah-tengah pekuburan" 
Pintu kecil tadi terbuka kembali.
Tubuh tinggi besar bagaikan
tumpukan bukit itu, berdiri di
sana. 
"Masuk", lagi-lagi ucapan yang
sama 
jessica  berdiri, Ragu-ragu.
Ragu-ragu pula ia
melangkahkan kaki kesepanjang
ruangan menuju pintu kecil itu.
Rasanya sudah beriburibu
langkah ia lakukan, dan sudah
bermil-mil ia berjalan baru ia
sampai disebelah sana pintu
kecil. Untuk kedua kalinya pula
ia dengar perintah yang sama. 
"Duduk!" 
Perintah itu datang dari arah
sebuah ranjang besar yang
hampir memenuhi setengah dari
ruangan yang ternyata kamar
tidur, Barulah jessica  terjengah.
Firasat buruk yang menyerang
dirinya semenjak meninggalkan
rumah, kini mulai membentuk
sebuah kenyataan yang memang
belum tampak buruknya, namun 
sudah terasa betapa sangat tidak
enaknya. Letih sebab 
goncangan perasaan. Bila
lalu  mengambil tempat
duduk disebelah kursi rotan
bersandar tinggi, tak jauh dari
pintu. 
Reflex, ia menoleh. 
Laki-laki berkepala licin itu
sudah  menghilang. Dan pintu
tertutup rapat. Hampir-hampir
tidak bertepi, sehingga jessica 
berpikir-pikir disebelah mana
letaknya pintu-pintu dari mana
ia tadi masuk. Firasat buruknya
kian menjadi. Namun ia belum
sempat untuk melakukan apalagi
memikirkan sesuatu, terdengar
bunyi derit halus dari arah
ranjang .
Sesosok tubuh kehitaman sebab 
piyama gunting cina yang
berwarna pekat duduk
mencangkung diatas tempat
tidur. Matanya berkilau 
tajam, lurus menelan bulat-bulat
kehadiran wanita lesbian  yang
duduk dikursi rotan. jessica  jadi
terperangah. ialah kini yang
sesak nafas. Benarbenar sesak
nafas. 
"Takut?" 
Pertanyaan yang ganjil itu
justru mendatangkan jawaban
yang dikehendaki jessica . 
"Saya... pak syam kamaruzaman ." 
"Kenapa?" 
jessica  menjilat bibirnya yang
kering kerontang. 
Baru lalu : 
"Entah". 
'Tak perlu takut". laki-laki
setengah baya diatas ranjang
lalu  duduk di pinggir
tempat tidur. Sepasang kaki
menjuntai, hampirhampir
menyentuh lantai. 
'Minum?" 
"Suaramu gemetar." 
"Takut, pak syam kamaruzaman ." 
"Sudah kubilang?" 
"Mengapa disini" Mengapa
tidak di kamar tamu saja?" 
Suara cekakak yang
tertahan-tahan dan sedikit
parau, hampir mencopot jantung
jessica . Ia berpegang ketangan
kursi. berusaha berdiri. namun 
dengan susah payah ia sadari
kalau semua sudah  terlambat.
Sorot mata yang tajam dari
laki-laki di atas tempat tidur,
sudah  melumpuhkan' seluruh
tenaganya. Ia ingin menjerit.
Menjerit, sekeras-kerasnya.
namun  yang keluar cuma
keluhankeluhan pendek, disusul
oleh 
IsaK tangis. 
Mata jessica  yang bundar dan
indah, mulai berlinang 
Diantara linangan air matanya
ia lihat lakilaki itu turun dari
atas tempat tidur. Satu-satu
melangkah. Gontai, seperti
orang mabuk. Atau memang
mabuk. jessica  menjerit lagi dalam
hati. Dan telinganya semakin
perih oleh suara cekakakan yang
perlahan-lahan berubah jadi
tawa yang ganjil, laki-laki itu
kini berdiri tepat di depannya.
Memandang ke bawah, pada
wanita lesbian  yang sudah tinggal
seperti cacing yang terdampar
di laut pasir yang panas oleh
terik matahari. 
'...tidakkah kau tahu berterima
kasih. jessica ?" 
Terengah-engah jessica  menyahut: 
"Maksud...maksud pak syam kamaruzaman ?" 
"Janganlah memandangku
seperti itu. Toh aku bukan
setan." ' 
"Kau memang setan! Setan.
Setaaan!" jessica  menjerit
lengking. Namun jeritan itu
cuma menghantam
paru-parunya sendiri.
Menghantam keras sehingga
paru-parunya seperti pecah dan
dada mulai rekah. Ia hampir
pingsan waktu tangan lelaki
setengah baya berpakaian pekat
itu mulai meraba pUndak,
lalu  pipinya. Tanpa bisa di
elakkan sama sekali oleh jessica . 
"...kau semakin cantik saja.
jessica ," menggeram laki-laki itu.
"Kau sepantasnya menerima
jamahan... tanganku..." 
"Pak syam kamaruzaman ...pak syam kamaruzaman !" 
'Ah. Sudah. Lupakan kalau aku
ini syam kamaruzaman . 
Pandanglah aku ini sebagai
laki-laki. Bukankah kau sudah
lama merindukan kehangatan
tubuh seorang laki-laki" Dan
ranjangku...o, sudah lama terasa
amat dinginnya. Lebih dingin
dari udara malam ini, Sebentar
lagi akan hujan. Akan
bertambah dingin..." dan
tiba-tiba saja ia sudah  merahup
jessica . 
wanita lesbian  itu sesaat 
tersentak. 
'Jangan !', keluhnya. Lirih. 
Sebuah ciuman mendarat di
bibirnya. 
Ganas dan buas. Rakus
menjijikan. jessica  ingin muntah. 
"Sayangku. O, sambutlah
cintaku. Peluklah aku, jessica .
Peluklah aku?" suara
terengah-engah merayapi cupil
telinganya. 
"Saya sudah bersuami, pak
syam kamaruzaman ." 
'Bertahun-tahun kau
ditinggalkannya, jessica .
Bertahun-tahun aku sudah 
membantu hidupmu agar tidak
terlantar...o, isilah hatiku yang
sedang kosong. jessica , hangatilah
ranjangku yang dingin!" _ " 
Sebuah sentakan yang keras
merobek blouse atas jessica . 
Bunyi robekan itu seperti bunyi
petir. Menyambar-nyambar ke
jantung jessica . Ia mulai histeri.
Tangannya mencakar. Kaki
menendangnendang seluruh
tubuhnya seperti
dipatahpatahkan oleh betotan
sepasang tangan yang
melilit-lilit bagaikan ular.
Dengan putus asa. jessica  terpekik
tertahan waktu tubuhnya
terangkat lalu 
dihempaskan ke atas ranjang. Ia
berusaha bangkit. namun 
laki-laki itu sudah 
melompat. Kaki jessica 
tercengkeram, ia tarik dengan
sekuat tenaga sambil tangannya
terus memukul-mukul. Pukulan
itu bagaikan cubit cubitan
lembut saja bagi silelaki yang
tertawatawa saja diantara desah
nafasnya yang menggebu-gebu. 
"Auuu; auuu! jessica  terpekik lagi
waktu roknya yang lalu 
sobek sebab  sebuah sentakan
yang cepat. 
la jadi nekad sebab  rasa malu. 
Kakinya yang masih
tercengkeram. Melipat dengan
tiba-tiba. Di detik berikutnya
terdengar bunyi "duk' yang
keras. Laki-laki itu mengeluh,
lalu  jatuh terhumbalang di
atas lantai, membentur kaki
meja. Dudukan lampu Hotel di
atasnya goncang,
perlahan-lahan jatuh persis di
atas kepala si lelaki. 
'Jadah!", ia memaki. 
Lampu itu mati. Gelap gulita
sesaat . 
jessica  tak ingin berpikir panjang.
Kesempatan itu ia pergunakan
untuk meluncur dari atas
ranjang. Dengan terantuk-antuk
ia akhirnya mencapai tepi
dinding. Namun suara ribut
yang ia timbulkan memberi
petunjuk bagi si lelaki untuk
mengikuti arah wanita lesbian  yang
sedang berjuang membela
kehormatan itu. sebab  sudah
terbiasa diam diruangan yang
sama, mata si lelakilah yang
lebih dulu awas mengatasi
kegelapan. 
' Dan jessica  berhasil mendorong
salah satu bagian dinding yang
ia perkirakan tempatnya
mula-mula masuk. Dinding itu
terbuka namun  
gelap sekali di dalamnya. Itu.
bukan ruangan duduk. Namun
jessica  tidak perduli. la terobos
dengan nekad. la melewati
lorong yang gelap beberapa
langkah, lalu  membentur
anak taidit . Hampir saja jessica 
terjatuh. ia terpekik. Dan suara
tertawa halus di belakangnya
mengejar semakin dekat.
Tenang-tenang saja lelaki itu,
seakan-akan ia tahu ia tidak
akan kehilangan mangsanya. 
Ketakutan dan keputus asaanlah
yang menolong jessica  melampaui
anak taidit  demi anak taidit 
yang berputar-putar terus ke
atas. Suatu saat ia merasa
kepalanya membentur sesuatu.
Ia benturkan terus. Sesuatu itu
kehempas ke arah luar. Ternyata
bingkai penutup. jessica  segera
menghambur ke luar. Dan hujan
deras menyambut
kedatangannya. Sedetik, jessica 
menggigil oleh kucuran air
hujan yang membasahi sisa-sisa
pakaian yang melekat
ditubuhnya. Matanya jelalatan
dalam remang-remang malam
berhujan. Ada suara
menderuderu di depan,
datangnya dari arah bawah. 
jessica  tidak perduli. 
Ia berlari sepanjang lantai tak
beratap yang rupanya terras
bagian paling atas dari
bangunan rumah itu.
Dibelakangnya, seorang lelaki
berpakaian pekat tertawa
cekakakan, seolaholah ingin
mengimbangi deru hujan yang
membahana, 
"Lari kemana, manisku?", ia
menggeram, dan kembali
mengejar. jessica  mencapai pinggir
terras setinggi dada. Nanap, ia
memandang ke 
bawah. bagian belakang rumah
itu berdiri di atas pundamen
yang kukuh oleh batu-batu
padas. Samar-samar ia melihat
sungai yang tengah banjir di
bawah. jessica  gemelutuk.
Takuttakut, ia membalik. 
"Sini, manis. Dingin di sini.
Kembali ya kekamar?", bujuk si
lelaki. 
"Cobalah!", jessica  mendesis. 
"Sini, sayangku. Sini, manisku..."
"Setaaan! Setaaan!, jessica 
menjerit. Jeritan yang
bersamaan dengan meledaknya
petir di langit. Dalam kilatan
petir, si lelaki melihat
bagaimana mangsanya berusaha
naik ke pinggir terras, berdiri
sempoyongan sesaat. Disaat
berikutnya terdengar jerit jessica 
yang menyayatkan hati" Tubuh
wanita lesbian  itu lenyap ditelan
kegelapan. Sesaat sebelum
lenyap, masih sempat jessica 
mengutuk: 
"Aku akan datang untuk
membalasmu!" 
chucky  jatuh terduduk
disisi makam. 
"Aku akan tetap setia. kang.
Sampai matipun, kau akan tetap
kutunggu!" suara yang
tersendat-sendat itu seolah-olah
keluar dari timbunan tanah yang
masih kemerah-merahan itu.
Tangis jessica  membasahi kemeja
chucky , yang tak berdaya untuk
membujuk isterinya. Tangan
chucky  terbelenggu. Betapa
ingin ia memeluk isterinya. Dan
betapa perih terasa dihati
sebab  keinginan itu berhalang
oleh belenggu besi yang semakin
lama semakin menjepit kedua
pergelangan tangannya. Sakit
sampai ke tulang. 
"Aku akan pulang. jessica -ku.
Selama kau masih cinta padaku,
aku akan .pulang sayangku".
itulah kata-kata terakhir yang
bisa diucapkan chucky .
lalu , ia cuma bisa
menggigit bibir menahan tangis,
saat  ia diseret oleh dua orang
petugas polisi naik ke atas Jeep
yang terbuka. Di tengah-tengah
goncangan Jeep sebab  jalan
yang becek dan
berlubanglubang, chucky 
melihat jessica  semakin jauh, jauh
dan jauh. Akhirnya hanya
merupakan titik kecil 
ditengah-tengah kerumunan
penduduk yang menyemut
menyaksikan salah seorang
warganya diangkut pihak
berwajib dengan cap yang
mencoreng muka : perampok. 
Manusia-manusia yang
menyemut itu tidak seorangpun
yang memperlihatkan muka
saat  sejam yang lalu chucky 
kembali ke kampungnya. namun 
ia percaya , dibalik tirai-tirai
jendela atau pintu-pintu yang
setengah terbuka, banyak mata
yang mengintai. Tak ada kata
yang terucap. namun  chucky 
mendengar suara suara sinis
dihatinya sendiri: 
"Perampok itu sudah  pulang!" 
Satu-satunya orang yang
bersedia menyambut
kedatangannya, hanyalah
mertua wanita lesbian nya. Janda
tua yang sudah  pikun -itu _
menerima kedatangan chucky 
dipintu rumah mereka yang
hampir ambruk. 
"Mana jessica , bu?" tanya chucky 
dengan jantung berdegup, sadar
akan pandangan mata yang
menjorok, di wajah yang pikun
itu. 
"Kata mereka jessica  sudah 
mati.-namun  chucky  tidak
percaya seujung rambutpun
juga. Sampai ia tiba dimakam
dan membaca papan nisan yang
bertuliskan nama jessica , hari lahir
dan hari matinya. Lama sekali
chucky  bersimpuh memandangi
papan nisan itu. jessica  akan
menunggu katanya. Sampai mati
jessica  akan menunggu. Sampai
mati. Dan kini jessica  sudah " mati. 
"Tidak!", chucky  menjerit 
Ia peluk nisan papan itu. Ia
rahup dan cakar tanah yang
masih memerah di dekat
kakinya. Ia ingin membongkar
makam itu sampai kedasar
dengan seluruh kekuatannya. Ia
ingin melihat jessica . Memandangi
wajah isterinya. Apakah
tersenyum melihat kedatangan
chucky . Ataukah menangis
terisak-isak. seperti saat  ia
melepas kepergian chucky .
chucky  menjerit-jerit seperti
orang gila memanggil-manggil
nama isterinya sambil terus
menggali dengan tangannya. 
"Hentikan, chucky !" 
Suara yang berat dan
memerintah itu, sesaat 
menyadarkan chucky . Ia
menoleh. Seorang laki-laki tua
berkain sarung berdiri
didekatnya. chucky 
mengharapkan senyum sympathi
atau wajah yang turut berduka.
namun  didepannya ia cuma
mendapatkan wajah yang dingin
serta senyum yang teramat kaku 
"Percuma kau bongkar kuburan
isterimu," kata orang itu. 
'....namun  jessica ....jessica ...' 
"jessica  sudah mati". 
"Aku tak percaya, pak aidit .
Tak percaya. 
"Kami sendiri yang menemukan
mayatnya disungai. Kami sendiri
pula yang memakamkannya?" 
chucky  terhenyak. Wajahnya
sesaat  ternganga.
"Di sungai?". Ia mendesis, "Ia
kalian temukan di sungai?" 
"Ya"
"Tidak. Tak mungkin jessica 
membUnuh diri!". 
Laki-laki bersarung itu cuma
angkat bahu. 
"Pokoknya mayatnya kami
temukan di sungai'. 
Laki-laki itu mengajak chucky 
kepinggir sungai, beberapa
ratus meter dari pemakaman.
Disebidang tanah berawa
dengan akar-akar pepohonan
yang sudah  ratusan tahun
umurnya menyuntai disana sini,
mereka berhenti. 
"Akar-akar ini yang menahan
tubuh jessica ", kata orang itu. 
chucky  menggigil. 
'Siapa...siapa yang
membunuhnya?" 
"Membunuh" Tak seorangpun
yang membunuhnya. Ia memang
ditemukan dalam keadaan
terluka. Pemeriksa mengatakan
jessica  terjatuh dari tempat
ketinggian dan membentur
batu-batu cadas. Jatuh kesungai.
Hanyut sampai kemari...". 
'kata Mertuaku, jessica  ditemukan
dalam keadaan setengah
telanjang," chucky  menggeram 
"Tidak seorangpun yang
memperkosanya!" 
"Pak aidit  bisa membuktikan?"
chucky  menjadi marah. 
Laki-laki tua yang dipanggil pak
aidit  itu pun ikut marah.
Matanya menatap tajam pada
chucky . 
"Kampung ini masyhur sebab 
kesuburan dan keramah
tamahan penduduknya chucky 
.Satu-satunya orang yang
mencemarkan nama baik
kampung ini, hanya kau.
Ingatlah itu!" 
chucky  terdiam. Namun sinar
matanya 
tidak menerima tuduhan itu.
"Kau akan lama disini?", tanya
pak aidit  sesudah  mereka
terdiam. 
"Aku sudah  berjanji untuk selalu
didekat isteriku bila aku _
kembali," rungut chucky . Lirih. 
"jessica  sudah  mati". 
"Aku tak akan
meninggalkannya!" 
Pak aidit  menelan ludah. 
"Sebagai ketua erka', katanya
hati-hati, "Aku cuma ingin
menyampaikan keinginan
penduduk. Mereka tak ingin
kampung ini kembali tercemar. 
chucky  gemetar. Kedua telapak
tangannya mengepal. 
"Aku sudah  berjanji pada jessica 
untuk hidup secara baik-baik." 
"jessica  sudah  mati'. 
'Jangan ulang-ulangi kalimat itu
pak aidit . Bagiku, jessica  tidak
mati, Tidak pernah mati!" 
"jessica  sudah  mati! Tak ada yang
membutuhkanmu lagi
dikampung ini!" 
"Bapak mengusir?" 
"Terserah anggap anmu". 
Lantas, laki-laki tua itu
nyelonong pergi. 
Lama chucky  terpaku
ditempatnya berdiri. Ia tidak
perduli pada ketua erka. Ia tidak
perduli apa kata dan keinginan
tetaidit nya. Dimatanya, cuma
terlukis akar-akar pohon
dirawa-rawa yang menjulur
sebagian ketengah sungai.
Diantara akar-akar pohon itu
mereka konon menemukan tubuh
jessica . Terbuka. namun 
kata mereka bukan terbunuh.
Hampir telanjang, namun  kata
mereka bukan sebab  diperkosa.
"Aku cinta padamu jessica ", ia
bergumam Parau. Setengah
menangis. "Aku akan ikut
kemanapun kau pergi. namun 
aku harus tahu. mengapa kau
mesti pergi begitu saja, tanpa
menungguku seperti yang sudah 
kau janjikan!". 
chucky  lalu  kembali ke
makam isterinya. 
Tanah yang tidak karuan lagi
bentuknya sebab  habis ia
bongkar tadi, ia betulkan dengan
hati-hati dan penuh kasih
sayang. Sesudah  itu, ia mendekap
lantas mencium papan nisan
isterinya. Lalu duduk
mencangkung, menatap lurus
kekepala makam. Matanya tidak
berkedip. Tubuhnya tidak
bergerak-gerak. Ia tidak perduli
pada malam yang sudah  mulai
datang. Pada kesepian yang
mencekam di kuburan. Pada
angin yang enggan bertiup
seperti keengganan manusia
untuk diam ditengah-tengah
kuburan. 
kabut menyelimuti bumi saat 
sesosok bayangan menyelinap
memasuki pagar bambu sebuah
halaman'rumah yang besar dan
terletak didaerah tertinggi
kampung yang sepi itu.
Beberapa saat bayangan itu
termangu-mangu memandangi
rumah didepannya. Seperti
biasa, jendela kaca bentuk
modern dibagian depan tertutup
oleh tirai tipis sehingga cahaya
yang terang benderang dari
dalam membias keluar.
Seperangkatan perabotan antik
menggeletak diam-diam
dibeberapa bagian ruangan. 
Sesosok tubuh tadi hati-hati
berjalan di antara pohon jambu
dan rambutan sepanjang jalan
berbatu kerikil sampai ke pintu
besar berwarna hitam pekat.
Bunyi kerikil terinjak ditelan
oleh angin yang
mendesau-desau. Daundaun tua
berguguran kebumi, diantara
kakikaki yang terus melangkah
kepintu. Tiba disana, sesosok
tubuh itu kembali termangu
mangu. Kepalanya berputar
kesana kemari dengan mata
yang jelalatan mengintai.
Merasa aman, ia lalu 
mengetuk pintu hati-hati dengan
ketukan yang berirama.
lalu  diam menanti. Tak
lama, pintu terbuka. Sedikit namun .
Sebentuk wajah yang berbentuk
segi empat dengan kepala yang
licin tanpa sehelai rambut.
Tersembul dari sela-sela daun
pintu. 
"Siapa" terdengar suaranya
yang berat. 
'chucky " 
Daun pintu lalu 
dilebarkan. 
chucky  masuk 
Mau. apa?" tanya laki-laki
berkepala licin dan bertubuh
tinggi besar itu. sesudah  lebih
dulu nenutupkan pintu 
'Mana pak syam kamaruzaman '" 
"Tidur" 
'Bangunkan 
"namun  
Bangunkan. nyoto " 
Laki-laki besar yang dipanggil
nyoto  itu, sesaat ragu-ragu.
Matanya penuh selidik di bawah
alis berbentuk golok dan segera
bertemu de
ngan sepasang mata chucky 
yang tegang, dingin namun  penuh
ancaman. Dalam hati nyoto 
berpikir cepat. Dengan mudah
akan ia taklukkan si chucky  ini
dan lemparkan keluar. namun 
chucky  kelihatannya nekad.
Bukan kekalahan yang ia
takutkan. namun   sesuatu
yang bersirat dibalik sinar mata
chucky . Dan itu berarti
ancaman bagi kedudukan
majikannya. 
Enggan, nyoto  berjalan kepintu
kecil. 
ia ketuk. Sekali. Dua kali. Tiga.
Empat. 
nyoto  hampir mengundurkan
niatnya saat  pintu itu terbuka
diiringi suara yang malas: 
"Ada apa, nyoto " Tengah malam
inikau?" 
Suara itu mendadak sontak
berhenti sesudah  melihat
kehadiran laki-laki lain di
belakang nyoto . Sesaat, ia
menggeleng-gelengkan kepala
lalu  mengkucek-kucek
mata. namun  dilihatnya tidak
berubah. Seorang laki-laki lain
dibelakang nyoto . 
Pak syam kamaruzaman  perlahan-lahan
tersenyum 
"chucky " Kapan pulang" 
"Tadi siang". 
Keduanya lalu  berjabatan
tangan. chucky  heran, jabatan
pak syam kamaruzaman  kaku dan dingin.
Namun diam-diam ia mengerti.
Mungkin kedatangannya bisa
berakibat lain pada pak syam kamaruzaman .
Setidak-tidaknya hanyalah
chucky lah satu satunya sesudah 
nyoto  siapa ada orang lain yang'
sebetulnya  ikut mencemarkan
nama baik kampung mereka
selama ini. 
'Duduk. Duduklah. Cepat juga
kau keluar 
dari penjara", kata pak syam kamaruzaman 
tersendat-sendat. seraya
menyeret chucky  untuk duduk
diruang tamu. 
Di belakang mereka, nyoto 
pelan-pelan menghilang. 
'Apa maumu, chucky "!" 
chucky  menatap langsung
kemata pak syam kamaruzaman  tajam. 
"... kukira bapak ingin berterima
kasih", katanya. 
Parau. Pak syam kamaruzaman  tertawa. Kecil 
"Jadi itu yang kau inginkan.
Terima kasih. chucky . Kau
benar-benar seorang sahabat
yang kuat rasa setia kawannya." 
namun  orang-orang kampung tak
lagi bersahabat padaku". 
"Oh"' 
"Pak aidit  mengusirku pergi". 
"Ooo". 
Mata chucky  menyipit Pak
syam kamaruzaman  cuma nengatakan. "Ooo"
saja. Demikian tenang. Tanpa
ekpressi. Namun lagi-lagi
chucky  hanya bisa menelan
ludah. Sebagai ketua kampung,
tentu saja laki-laki setengah
baya didepannya sudah 
mengetahui apa keinginan
masyarakat yang berada
dibawah perlindungannya.
namun  bukankah pak syam kamaruzaman  juga
harus memandang chucky 
sebagai salah seorang anggota
masyarakat itu"
Setidak-tidaknya, seperti yang
sudah  ia katakan Seorang
sahabat! Yang tahu rasa setia
kawan! 
?"aku mohon pertolongan
bapak", kata chucky  tak
bersemangat. 
"O. tentu. Tentu. Sebagai
seorang sahabat, aku akan
menolongmu. Hanya, sampai
dimana kemampuanku untuk
menolong. Berapa kau perlukan
uang?" 
chucky  menggigit bibir.
Hatinya terasa amat sakit. 
"Aku akan menetap di kampung
ini", katanya. 
'O, Lantas?" 
"Aku tak butuh uang. Selama
dipenjara aku dipekerjakan di
bengkel. Kelakuanku baik. Hasil
kerjaku di bengkel tidak
seberapa namun  kepala
personalia penjara lalu 
memperkenalkan aku pada salah
seorang temannya di luar
penjara. Tentu saja sesudah  aku
dibebaskan. Temannya itu
memberi pekerjaan ' padaku;
Hasilnya kukumpulkan, sesudah 
kurasa cukup, aku minta
berhenti. lantas kembali kesini.
namun  kudapati, jessica  sudah 
mati." 
Wajah pak syam kamaruzaman  agak pucat
tiba-tiba. 
chucky  heran. 
"Ya, ya... jessica  kami temukan
tersangkut di pinggir sungai.
wanita lesbian  yang malang.
Terimalah bela sungkawaku,
chucky ," kata pak syam kamaruzaman 
terburu-buru. 
"Jadi kau akan menetap di sini?"
chucky  mengangguk. 
"Baiklah. Besok akan
kutanyakan pendapat pak
aidit ". 
'Jangan tanyakan. namun 
tentukan!" 
"namun  mereka semua.
chucky ...' 
"Bapak syam kamaruzaman  disini. Selama
bertahun-tahun tidak
seorangpun penduduk yang
berani menghitamkan apa yang
kata bapak putih." 
Pak syam kamaruzaman  menelan ludah. 
"Baiklah," katanya hambar...
Besok akan kutemui er-ka dan
erte. Sesudah  itu aku akan
kerumahmu. Tunggu saja
disana. Ingat jangan
kemana-mana." 
chucky  lantas berdiri. 
namun  sebelum keluar. Ia
memutar tubuh. 
"Saya juga berterima kasih,"
katanya "Kata mertuaku, selama
aku di penjara ia dan anaknya
jessica . Selalu memperoleh
bantuan keuangan dari bapak." 
Pak syam kamaruzaman  tertawa. 
"Ah. Itu belum seberapa,
chucky . Di banding dengan
kekuatan mentalmu untuk
menutup mulut tidak membuka
rahasiaku, bantuanku itu
benar-benar tidak berarti
apa-apa..." 
"Aku menutup mulut sebab  aku
harus pikirkan isteri dan
_mertuaku. Bapak tidak ikut
masuk penjara, berarti jessica  dan
ibunya tidak hidup sengsara!" 
Pak syam kamaruzaman  terdiam. 
Dan chucky  membuka pintu.
Keluar, lalu menutupkan pintu
dengan keras. Berdentam
bUnyinya. Pak syam kamaruzaman  pucat.
Beberapa saat ia tercenung
ditempat duduknya. Ia menyulut
sebatang cerutu. Dihisapnya
berulang-ulang. Dalam,
Asapnya lalu  ia hembus.
Berkepul-kepul Naik ke
langit-langit ruangan. la agak
gemetar saat  berdiri dan
masuk kembali 
ke kamar tidurnya. la mau naik
ke atas ranjangnya yang besar
dan lebar, namun  tak jadi. Angin
dingin meniup dari samping. 
Laki-laki itu menoleh. 
Ternyata salah satu bagian
dinding terbuka. Gelap di
dalamnya. Pak syam kamaruzaman  terpaku
sesaat. Angin dingin merembes
keras dari bagian dinding yang
terbuka itu. Mulutnya terbuka.
Maksud memanggil nyoto . namun 
tak jadi. Ah, mengapa hal sepele
begitu harus ia perintahkan
pada satu-satunya pelayan dan
temannya di rumah ini" 
Ia lantas berjalan ke pintu itu. 
Bermaksud menutupkannya.
Namun, lagilagi ia tertegun.
Tidak mungkin ada angin yang
masuk kedalam, kalau tidak
tingkap penutup di bagian atas,
terbuka. 
"Sialan?" ia memaki. "Mengapa
pula si nyoto  tidak
menutupkannya sejak tadi-tadi?"
Seraya menggerutu, ia lalu 
berjalan memasuki lorong
sempit dan pendek di balik pintu
itu. Dengan hati-hati ia
melangkah, menaiki anak taidit 
demi anak taidit  yang
berputar-putar sampai ke bagian
atas. Akhirnya ia tiba di terras
paling atas dari rumahnya. Di
luar tenang, namun  angin betapa
dinginnya. Kabut tipis menutupi
pandangan matanya. Namun
sesudah  lama memperhatikan. ia
tidak melihat sesuatu yang
mencurigakan. 
Ia kembali turun. Dan
bermaksud menutupkan kembali
tingkat di atas taidit  saat 
terdengar sebuah jerit yang
menyayat hati. 
di bawah di luar rumah
chucky  juga mendengar Jeritan
itu. ia tertegun, diam
mendengarkan lalu  berlari
mengikuti arah jeritan tadi
menghilang. Beberapa kali ia ter
perosok pada lumpur dan
hampir membentur
cabang-batang pepohonan,
sebelum ia mencapai pinggir
tebing di bagian belakang
rumah pak syam kamaruzaman  Sampai di
sana, ia berhenti dengan nafas
tersengal-sengal .Memandamg
dengan teliti ke arah anak
sungai. 
saat  itu, sungai sudah  surut.
Air mengalir dengan tenangnya,
menimbulkan suara gemericik
halus menerpa batu-batu yang
menyembul di beberapa bagian
sungai. Kabut sudah  menipis. dan
bulan pucat di langit, menerangi
tempat itu dengan cahaya yang
samar-samar. namun  chucky 
tidak melihat seseorangpun
juga,dia tidak lagi mendengar
jeritan yang menyayatkan hati
tadi. namun  ia pasti. Ada
seseorang yang menjerit. Orang
itu wanita lesbian . Berdegup
jantung hati chucky  sesudah 
mengingat-ingat ia seperti. ia
seperti mengenal suara jeritan
itu. 
"...jessica ', ia mendesah. 
"jessica aaa!". lalu  ia
berteriak. 
Suaranya memecah disekitar
tempat itu bergaung
kebukit-bukit di kejauhan
lalu " Kembali dengan
suara mengaung ditelinganya. 
"jessica -ku," chucky  berbisik. lirih
dan sakit. 
Seperti ditarik oleh tenaga gaib,
ia melangkah menuruni tebing.
namun  sebab  curam dan licin
bekas hujan renyai-renyai siang
harinya, ia jatuh bergulingan ke
bawah. Untungnya. langsung
tercebur dalam genangan air
berlumpur, hanya beberapa inci
dari sebuah batu besar 
, dan runcing di
pinggir-pinggirnya. Dengan
hati. hati chucky  naik ke atas
batu itu. Tubuhnya menggigil
kedinginan, dari sana ia
lalu  menatap ke hilir.
Sungai itu berbelok sekitar tiga
ratus meter di sebelah sana. Di
ujung belokan itulah ia dengar
ditemukan mayat 
isterinya tersangkut. . "0,
jessica -ku," ia berbisik lagi. "Kau
mau menuntunku bukan ?" 
Mulutnya tersenyum. Lembut
dan mesra. 
lalu  ia merangkak ke tepi.
Sampai di sana,
matanya'mencari-cari. Ia sudah
terbiasa oleh kegelapan. Kata
mereka jessica  meninggal
seminggu yang lalu. Amat sukar
baginya mencari jejak, namun
hatinya percaya  ia akan
menemukan sesuatu petunjuk.
Entah apa. namun  ia pasti
menemukannya. 
"Dengan bantuanmu, jessica ku"
gumamnya. 
Berulang kali' ia berjongkok,
berjalan. berjongkok lagi,
berjalan dengan mata mencari
cari sepanjang pinggiran
sungai, dengan tubuh ' basah
oleh keringat ia sampai ditempat
di mana ia dan pak aidit  tadi
sore berdiri. Sepanjang tiga '
ratus meter mencari tidak ia
temukan sesuatu apapun.
chucky  tidak kalah semangat .
ia cinta pada jessica  dan penduduk
toh akan 
mengusirnya lambat atau cepat.
Hati kecilnya mengatakan tipis
sekali harapan ia dapat bantuan
dari pak syam kamaruzaman .... 
Ha! pak syam kamaruzaman ! 
Mengapa ia tidak coba mencari
mulai dari arah sana ke hulu"
Bukankah jeritan itu ia dengar
di bagian sana" Jeritan-Jeritan
siapa" Memang wanita, jessica kah"
namun  jessica  sudah mati seminggu
yang lalu lantas jeritan siapakah
yang ia dengar tadi" Ataukah
hanya hallusasinasinya saja" 
"Persetan". ia memaki. "Biar
hallusinasi, kalau itu jerit arwah
isteriku, aku tak perduli!" 
Atau, siapa tahu kalau ia bisa
menolong seseorang yang saat
itu membutuhkan bala bantuan"
Dengan kemungkinan-kemungkinan yang
simpang siur itu, ia kembali ke
tempat di mana tadi ia berdiri.
namun  tepat di puncak batu
besar berujung runcing. di mana
lumpur yang memercik dari
pakaiannya yang basah terjatuh
kesana, masih membekas. Pada
saat itu, hari sudah menjelang
subuh. Kokok ayam mulai
bersahut-sahutan dari arah
kampung, dan bulan pucat
semakin pucat, namun cahaya
subuh yang remang-remang
semakin memperjelas
pandangan matanya. 
chucky  menatap jauh ke hulu. 
Tetap saja ia tidak melihat
seseorang atau sesuatu yang
mencurigakan. Agak kecewa, ia
tengadah. Betapa perih
matanya. Dan tiba-tiba ia
tertegun. Diam. 
sebab  tengadah. matanya sudah 
menangkap sesuatu yang menari
di tebing batu yang sekaligus
menjadi pundamen yang kukuh
dari bagian belakang rumah pak
syam kamaruzaman  yang bertingkat. disalah
satu ujung batu tebing,
tersangkut secarik kain yang
warnanya sudah tidak karuan
hanya bisa dilihat oleh orang
bermata tajam. 
Dalam sedetik. chucky  sudah 
terjun ke sungai. 
Ia berenang ke bagian yang
dalam, lalu  menepi persis
dibagian bawah tebing
pundamen rumah orang
kampung yang paling terhormat
itu. Dengan susah payah ia
merangkak memanjat tebing
yang curam itu
dengan_mengandalkan
ujung-ujung batu cadas yang
tersembul dari tembok tebing. 
Ia sudah kepayahan saat  tiba
dibagian mana carikan kain tadi
tersangkut. Ternyata bukan pada
ujung cadas, melainkan pada
ujung sebuah kayu bekas akar
pohon yang patah. 
Sesudah  memasukkan benda itu
ke balik kemejanya, ia tidak lagi
merayap turun. Melainkan,
mendoyongkan tubuh sedikit ke
depan, lalu  terjun ke
bawah. Tubuhnya mencebur di
bagian yang dalam. Ia biarkan
dirinya hanyut di bawa air. dan
lalu  tidak jauh dari tempat
mandi kaum wanita ia lalu 
merangkak ketepi. Beberapa
menit ia duduk melepas lelah.
Sesudah  itu berjalan menuju ke
rumah. Disana, Benda yang ia
temukan ia dekatkan pada
lampu. Benda itu ternyata 
sebuah beha 
"Kutang. jessica !". sungutnya
dengan wajah pucat 
di rumahnya, pak syam kamaruzaman 
meluncur menuruni taidit 
lalu  bergegas memanggil
manggil pelayannya. 
"Tutupkan tingkap atas,
bangsat!', ia memaki kalang
kabut. Terheran-heran. nyoto 
naik juga ke atas, menutupkan
tingkap yang terbuka dan
kembali ke bawah, disana ia
lihat majikannya meringkuk di
tempat tidur. Seluruh tubuhnya
terbenam dalam selimut yang
tebal. Namun jelas terlihat
bagaimana tubuh pak syam kamaruzaman 
gemetar hebat. dan suaranya
menggigil seperti orang di
jangkiti malaria.  
chucky  berdiri tegak
dipekarangan rumah pak syam kamaruzaman . 
Seluruh wajah sampai
Ketelinganya merah padam. 
"Pak syam kamaruzaman  !", ia berteriak
memanggil .
Suara teriakannya yang keras
melengking sesaat 
memecahkan kesepian subuh
hari itu. Beberapa orang
penduduk yang masih enggan
bangun sebab  udara yang
dingin, mau tak mau terloncat
dari tempat tidur lalu 
berlari keluar rumah. Atau
memperhatikan dari balik pintu.
Tak sedikit pula yang mengintai
dari jendela. 
"Pak syam kamaruzaman ! Keluar kau, laki-laki
jahanam!" 
Tak terdengar sahutan.
Penduduk yang memandang,
jadi penasaran. Ada apa
pagi-pagi bekas perampok itu
memanggil-manggil syam kamaruzaman 
mereka" Sesubuh ini pula lagi.
Hari masih berkabut. Alangkah
dinginnya. Uap panas yang
membara hanya bergejolak
dalam diri satu orang. chucky ,
yang berdiri mengkangkangkan
kaki di halaman rumah pak
syam kamaruzaman . 
Ia lalu  menyambar sebuah
batu besar. 
Mata semua orang terbeliak.
Batu itu melayang di udara,
menghempas dengan keras di
jendela rumah pak syam kamaruzaman . Bidang
kaca berwarna gelap dari luar
terang dari dalam, yang
termodern dan termegah di
kampung itu, sesaat  pecah
berantakan mengiringi suara
yang gegap gempita dari batu
besar yang lalu 
menggelinding di ruang tamu,
menghantam apa saja yang ada
di dalam. 
Hanya orang yang bertenaga
dalam yang tinggi yang bisa
melakukan hal itu. Namun
chucky  bukanlah seorang
jagoan. Tenaganya mendapat
dorongan dari amarah dan
kebencian yang meluap-luap. 
Suara yang hiruk pikuk itu,
selama beberapa saat berikutnya
digantikan oleh kesepian yang
menyentak. Bahkan ayam yang
tadi ribut berkokok maupun
berkotek, pada bungkam. Sedang
burungburung yang bercuit
bersahut-sahutan di pepohonan,
tidak ada lagi yang berani
bernyanyi. Semua diam. Semua
tegang. Semua menunggu.
namun  tak lama. 
Seorang keluar dari pintu besar
hitam di bagian samping rumah.
Ia bukan pak syam kamaruzaman . Melainkan
nyoto , yang melangkah tegap
mendatangi chucky . Yang di
datangi diam tidak bergerak,
sementara mukanya yang merah
berubah semakin kelabu. 
"...mau apa kau?", geram nyoto .
chucky  meludah. 
"Aku tidak membutuhkan kau.
nyoto , aku Panggil majikanmu " 
"la tidur." 
chucky  tertawa. 
"Kalau tak salah, batu yang
kulemparkan juga mengenai
pintu kamar tidurnya Tak
beranikah ia bangun untuk
menghadapi tangan salah
Seorang penduduknya?" 
"Jangan menghina!" 
"Majikanmu memang hina.
Seorang lakilaki bi-sex,
berpelayankan seorang laki-laki
homo sex. Panggil keluar pak
syam kamaruzaman . dan kau cari saja laki-laki
lain untuk jadi mainanmu!" 
Kepala yang gundul licin itu,
berkilau kemerah-merahan. 
"Haram jadah!", makinya dan
meninju kedepan chucky  yang
sudah tahu akan di hadapkan
pada pelayan itu mengelak
dengan cepat. Demikian cepat
dan demikian tiba-tiba. sehingga
pelayan yang sedang diamuk
amarah itu terdorong kedepan.
Tubuhnya tidak bisa ia imbangi
lagi. Terdengar suara berdebuk
yang riuh diatas tanah berkerikil
.nyoto  mengaduh kesakitan.
Dengan sigap ia bangkit lagi,
namun  chucky  sudah maju ke
depan. Cepat sekali. 
"Aku sudah banyak latihan
dipenjara, nyoto ", bentaknya
mengiringi hantaman lutut yang
deras kedagu nyoto . Pelayan itu
terdongak, lantas terhempas
kebelakang oleh sesudah tinju
chucky  yang tubuhnya jauh
lebih kecil dari nyoto . Kekuatan
yang membahana dibalik tubuh
yang besar dan perkasa itu
ternyata tidak dibarengi dengan
kelihaian otak dan pengalaman.
Selama bertahun-tahun bekerja
dengan 
pak syam kamaruzaman , tidak seorangpun
yang pernah menjamah tubuh
nyoto . sebab  tidak punya
urusan. Kalaupun ada, sebab 
tidak punya keberanian! 
Sekali dua ia dapat pula
menyarangkan pukulannya
ketubuh chucky  sehingga
pembuat gaduh disubuh itu
beberapa kali sempat
terbanting-banting. namun 
pengalaman sebagai seorang
perampok dan bekas narapidana
menguntungkan baginya. Ia
hanya perlu mengelak dan
mengelak sambil melayangkan
pukulanpukulan berbahaya
sehingga nyoto  akhirnya
terhempas kandas kelelahan.
Tidak ada luka-luka atau biru
lembam bekas pukulan di wajah
maupun tubuhnya. Sebaliknya
dengan chucky . Ia masih bisa
tegak memandangi lawannya
yang menggeliat di tanah.
Namun hidung chucky 
berdarah, dan sebelah matanya
membiru. 
"Sudah", maki chucky .
Tersenggal senggal. "Sekarang
panggil! keluar majikanmu yang
berkutuk itu!" 
nyoto  mengumpat-umpat. Namun
tidak kuasa berdiri. 
Terdengar tawa parau dari
mulut chucky . Lantas ia
berjalan tertatih-tatih kearah
pintu rumah yang terbuka. Ia
baru saja menginjak lantai
terras saat  beberapa orang
penduduk meloncat keluar dari
rumah dan berlari memasuki
halaman rumah pak syam kamaruzaman . 
"Tahan, dia!" seseorang
berseru. 
chucky  tertegun. 
Waktu ia membalikkan tubuh. ia
lihat belasan orang sudah 
mengepungnya. Ia menyeringai
 Kesal dan marah. 
"Mau apa kalian?" 
pak aidit  yang berdiri paling
depan. meludah. 
"Jangan sekali-kali kau jamah
tubuh pak syam kamaruzaman !" umpatnya. 
Mata chucky  menyipit. 
"Kenapa pula ia harus kalian
bela?" 
"Terkutuk. Sudah tahu diri bekas
perampok, masih menghina
orang-orang terhormat" 
"Terhormat?", chucky  tertawa
berkakakan. "Pak syam kamaruzaman  yang
pengecut dan tidak berani
memperlihatkan muka itu. kalian
katakan terhormat?" 
Pantas, sambil mencerca begitu
chucky  mengeluarkan kutang
wanita lesbian  yang lusuh dari balik
kemejanya yang basah oleh
keringat. 
"Kalian lihat!", ia menggeram.
Matanya berkilat memandangi
orang-orang yang pernah
menjadi tetaidit -tetaidit 
baiknya namun  kini mengepung
untuk mengeroyoknya 
"...ini kutang isteriku. Kutang
jessica ' Kalian dengar" ini kutang
jessica ! 
Semua orang terdiam sesaat  
Semua mata, membulet melihat
kutang lusuh ditangan chucky . 
Pak aidit  batuk-batuk kecil 
"Apa hubungan kutang itu
dengan kegaduhan yang kau
buat " "tanyanya 
"Kutang ini tersangkut ditebing
belakang mmah ini!". 
"Lantas?" 
Mata chucky  merah menahan
marah dan kesal. 
"Bodoh!". gerutunya. Tak
sabar... ltu artinya, isteriku jatuh
atau dijatuhkan orang dari
terras belakang dibagian atas
rumah ini" 
"Tak mungkin.". beberapa mulut
menggumam. 
"Mengapa tidak" Apa kalian
pikir jessica  merangkak dulu dari
sungai, naik ketebing baru
menjatuhkan diri?" 
"Kau menghasut!" 
"Aku mengemukakan fakta!" 
"Kau menghasut. sebab  kau
mau di usir dari kampung ini
dan pak syam kamaruzaman  tidak berdaya
menghadapi keinginan seluruh
penduduk, kau lantas
menghasutnya. Orang haram.
Perampok. Buangan. Mana kami
mau percaya pada
ucapan-ucapan kotor seseorang
yang menggerutu tak
berkeputusan. "Kau hina orang
paling terhormat dan dul latief man
dikampung ini. Bertahun tahun
ia jadi syam kamaruzaman  disini. Tanpa cacat
tanpa cela. 
Bertahun-tahun ia
mengeluarkan uang untuk
mendirikan sekolah.
Membangun madrasah.
Memperbesar mesjid.
Menyumbang penduduk yang
tidak mampu. Orang'sebaik itu,
kau tuduh pembunuh dan
pemerkosa?" 
Suara-suara mengumpat
berkecamuk di sekeliling
chucky . 
"Kekayaan pak syam kamaruzaman  didapat
dari merampok!", ia berteriak
mengatasi suara berkecamuk itu.
"Ia yang membiayaiku kesana
kemari dari 
tahun ketahun. hasil usahaku
sebagian besar ia ambil untuk
dirinya sendiri. Apa yang ia
sumbangkan pada kalian, hanya
satu dua sen dari kerja sama
kami!", 
"Puih !", pak aidit  meludah.
Mukanya merah padam pula. 
"Ia sudah semakin menghasut.
anak-anak. Usir dia dari
kampung ini!" 
Hanya dalam beberapa menit
kekacauan itu menjadi reda.
Perlawanan chucky  yang sudah
gelap mata, toh tidak sebanding
dengan amukan belasan laki-laki
yang ganti berganti menghantam
serta menghambat langkah
tubuhnya kesana kemari.
Pakaiannya sudah robekrobek
dan disana sini berlumur darah
sementara mukanya sudah mulai
tidak berbentuk. Dalam hati ia
memangggil nama isterinya
Mengeluh: 
"Akan matikah aku sekarang.
jessica ?". 
chucky  tidak mati. Ia hanya
hampir mati, saat  terdengar
suara pak syam kamaruzaman  yang keras
namun  lembut berwibawa: 
"Sudahlah, saudara-saudara!" 
Terdengar suara-suara nafas
lelah. Semua mata memandang
ke pintu. Di sana, pak syam kamaruzaman 
berdiri tenang. Bersandar ke
bendul pintu .Wajahnya pucat,
namun  mulutnya tersenyum. Ia
mengenakan kain sarung dan
berpeci. 
"...aku sedang sembahyang
subuh saat  
 ribut-ribut ini terjadi," katanya
dengan tenang Tenang sekali.
"Barusan sempat kudengar apa
yang dikatakan oleh chucky .
Percayakah kalian?" 
"Tidak. Tidak. Tak mungkin," ia
dengar suara-suara bergumam.
Aku tahu kalian tidak percaya.
Kasihan anak malang itu.
Mungkin sebab  dipenjara, ia
shock. Dan sesudah  isterinya
mati. pikirannya jadi engga
karuan. Ia mengatakan yang
bukan-bukan. Harap kalian
maklumi hal itu,
saudara-saudara. Hentikan
kegaduhan ini. Aku tak mau
salah seorang pendudukpun
tangannya dikotori oleh darah.
Kalian tidak boleh jadi
pembunuh!" 
Semua diam. Terpekur. Bahkan
ada yang menjadi malu. 
Banyak orang sudah  keluar dari
rumah. 
Berkerumun di depan pagar pak
syam kamaruzaman . Ayam-ayam sudah
bertaburan di sana sini. Burung
sudah  kembali bernyanyi. Seekor
kambing mengembik. Dan
beberapa ekor kerbau melenguh
di gelandang oleh seorang anak
kecil. 
"Sekarang begini," melanjutkan
pak syam kamaruzaman . "Keinginan kalian
untuk mengusir chucky , apa
boleh buat Terpaksa dengan
berat hati kukabulkan. namun 
tidak dengan cara yang kalian
lakukan. Sayang, aku terlambat
menengahi .namun  sudahlah.
Apa guna menyesal. Aku maklum
luapan kemarahan kalian..." ia
berhenti sebentar. 
Menarik nafas panjang. Lantas: 
"Kalian bawalah chucky  ke
klinik. Bila 
besok ia cukup kuat kalian antar
ke batas desa dan katakan
jangan ia coba-coba kembali ke
sini. Pergilah. Akan kuberikan
sejumlah uang untuk biaya
pengobatan anak yang malang
itu...!" 
Sambil mendorong tubuh
chucky  yang babak belur dan
pingsan ke klinik, pak aidit 
mengeluh: 
'Apa kubilang" pak syam kamaruzaman  tidak
akan ada tandingan dalam soal
berderma dan soal dul latief  di
kampung ini. Mungkin juga di
kampungkampung lain. Apalagi
di kota. Hem, anak ini," ia
menggeleng-gelengkan kepala
memandangi tubuh chucky .
"Benar tak tahu diuntung!" 
Di rumahnya, pak syam kamaruzaman 
termangu-mangu. 
nyoto  berjongkok kelelahan
disebelahnya. 
"Tahukah kau apa keinginanku,
nyoto ?" 
tanya pak syam kamaruzaman . . 
nyoto  memandang, lalu 
menggeleng pak syam kamaruzaman 
tersenyum. Dingin. Katanya: 
"Pergilah nanti malam ke klinik.
Jangan sampai ada yang lihat.
Dan bunuh si chucky !"  
chucky  terlonjak kaget. 
la mengerang sesaat diserang
rasa perih yang teramat sangat
sekujur tubuh terutama diwajah
yang penuh pembalut. Nanap, ia
memandang ke jendela. Ia
sempat tersadar tadi siang,
lalu  pingsan lagi. Ia sadar
kembali sore harinya. sebab 
ingin tahu di mana ia berada,
chucky  ingat betul jendela
kamar klinik di mana ia rawat,
tetap tertutup. Rapat. 
Kini, jendela itu terbuka.
Mengapa lebar. 
Bunyi jendela yang menghempas
ke dinding itulah yang
menyadarkan chucky  dari
serangan kantuk yang luar
biasa-dan kelelahan yang
mengesalkan. Mata chucky 
mencari-cari. Liar. Namun ia
tidak melihat kehadiran
seseorangpun. 
Baik di dalam kamar maupun di
luar jendela. Ia terengah dan
menggigil waktu angin yang
keras menampar wajahnya. 
Dengan susah payah, chucky 
turun dari dipan. 
Sakit sekali sekujur tubuhnya. 
"Terkutuk mereka semua," ia
memaki-maki sendiri, "Hampir
saja tulang-tulangku mereka
remukkan!" 
Seraya memaki ia terus
merangkak ke pinggir jendela.
Bermaksud menutupkannya Dan'
?"kang!" 
chucky  terdongak. 
"Kang chucky !" 
Sesaat  itu juga, chucky 
menghambur ke 
jendela. Berpegangan
dibendulnya. Memandang keluar
dengan mata membesar. Gelap
sekali. Mula-mula ia hanya
melihat kabut tipis yang
bergerak perlahan-lahan. Ia
juga melihat dedaunan
berguguran dari cabang-cabang
pohon yang bergerak
lambat-lambat. Lantas. dari
tengah kabut yang tipis itu,
menjelma kabut lain Yang lebih
tebal. Mata chucky  kian melotot
Dan kabut itupun kian tebal. _ 
"Kang?" 
chucky  menggeleng-gelengkan
kepala. Keras-keras. Sakit bukan
alang-kepalang namun  ia tidak
perduli. 
"Mungkinkah?", ia berbisik. 
Dan kabut menebal tadi berjalan
kearah tepi jendela. Semakin
lama semakin dekat. semakin
jelas. Tidak. chucky  tidak
bermimpi. Di depan biji
matanya, ia melihat jessica  muncul
dari tengah-tengah kabut.
Isterinya yang malang itu
hampir-hampir tidak berpakaian
sama sekali. Blusenya tinggal
setengah, sedangkan salah satu
tali kutangnya lepas.
Payudaranya jessica  agak
menyembul ke luar .Sebelah
payudara itu membiru. Jelas
terlihat sebab  kulit jessica  yang
putih gemerlap. 
"Jahanam itu menggigit dadaku
kang "
bisikan yang hilang timbul.
Hilang timbul itu seperti helaan
nafas yang menyapu telingga
chucky ." "Balaskan sakit
hatiku, kang. Balaskan sakit
hatiku!" 
Lantas bayangan jessica  menjauh.
Menjauh dan menjauh. 
Barulah chucky  tersadar. 
"jessica !", ingin ia menjerit.
Memanggilmanggil isterinya.
Namun lidah chucky  kelu.
Hanya keluhan pendek saja yang
keluar. 
'Jangan...", ia mengerang.
"Jangan kau tinggalkan aku,
jessica ...!" _ 
lalu , dengan mengerahkan
sisa-sisa tenaganya ia
merangkak memanjat jendela.
Malang, kekuatan chucky 
belum pulih. 
Tiba di tepi jendela, ia jatuh
terhumbalang ke bawah.
Berguling-guling diantara
barangbatang pohon
buah-buahan di atas rerumputan
bertanah lembut yang menurun.
Beberapa kali chucky  mengeluh
dan merintih kesakitan. Salah
satu rusuknya membangkitkan
kengiluan yang amat sangat
waktu membentur sebatang
pohon. 
chucky  terhenyak. Lama. 
Ia kira ia kembali pingsan.
namun  tidak. Suara
mendesau-desau dari balik
pohon memaksanya membuka
mata. chucky  merangkak
sedikit, berpegangan ke pohon
itu. 
Dan tiba-tiba ia membalik,
berguling kembali ketempat
semula. Ternyata disebelah sana
pohon, terdapat jurang yang
menganga diantara semak
belukar yang rimbun. Untunglah
ia mengenali sungai yang
mengalir di bawah sana. Kalau
tidak ia tentu akan terus
mengejar bayangan jessica  yang
menghilang ke arah semak
belukar itu. 
"Ya Tuhan!", ia mengucap. 
Lalu berusaha bangkit. Ia harus
kembali ke klinik, sebab  salah
satu luka di kakinya
mengucurkan darah.
Kepalanyapun berdenyutdenyut.
Mungkin pukulan orang-orang
kampung itu sudah  merekahkan
batok kepalanya. 
chucky  memaki dan memaki
lagi. Tak berkeputusan. Kaki
kanannya yang luka berat itu
membuat ia tidak bisa berdiri.
Mau tidak mau ia merangkak
kearah klinik dimana ia bisa
membangunkan salah seorang
perawat jaga di sana untuk
menolongnya dari kematian
sebab  kehabisan darah.
Belikatnya lagi aduh! 
"Krasak!" 
chucky  tertegun. 
Liar, matanya mencari lagi.
Suara itu datang dari arah
jendela klinik. Seperti ranting
terpijak. lalu  sepi. Hanya
deru angin malam saja yang
menyambar-nyambar ribut.
Tampaknya akan badai.
jessica -kah. Dengan penuh harap,
chucky  kembali merangkak.
Hatihati. Ia tidak boleh
kehilangan jessica  untuk kedua
kalinya malam ini. 
Ia harus mencapai jendela,
melihat istrinya itu. memeluk
dan menangis diharibaannya,
menanyakan mengapa ia begitu
cepat mati dan siapa yang
menyebabkan kematiannya! 
namun  niat chucky  tidak
kesampaian. 
Yang ia lihat didepan matanya,
bukan bayangan jessica  yang
berpakaian tidak karuan dan
setengah telanjang. Melainkan
bayangan sesosok tubuh tinggi
besar. Mengenakan pakaian
hitam pekat. Sesosok itu
mendempet sepanjang dinding
klinik menuju jendela kamar
chucky . Dengan kecut, chucky 
memandang ke jendela itu.
Matanya berbelalak. Aneh.
Jendela kamar chucky  sudah 
terbuka kembali. Mungkin
sebab  dihempaskan angin. 
la alihkan lagi pandangan
matanya ke arah sesosok tubuh
tadi, sambil meringkukkan tubuh
dibalik bayang-bayang semak
belukar. Orang misterius itu
sudah  mencapai jendela. Lantas
mengintai ke dalam. Percuma,
tentu saja. sebab  kaca jendela
kabur dibasah kabut. Hatihati,
orang tadi mulai mencukil
pinggir jendela. Berderik-derik
bunyinya. Tak lama lalu 
jendela terbuka. Didorong
perlahan-lahan. lalu 
diam. Menunggu. 
Tidak ada reaksi. 
Sesosok tubuh tadi lantas
merangkak menaiki jendela
masuk kedalam. 
Ditempatnya bersembunyi.
chucky  terhenyak. Menunggu
dengan tegang. Apa yang akan
dilakukan orang itu" Siapa dia"
Mengapa harus ke kamar
chucky " Sembunyi-sembunyi
pula lagi" Dan tengah malam
buta begini, selagi
petugas-petugas klinik dan
semua penduduk kampung
terlelap dalam buaian tidur yang
nyenyak diserang hawa dingin" 
tak lama ia dengar suara ribut
di dalam, disusul oleh caci maki:
"Jadah! anak jadah si chucky 
itu!" 
chucky  tersenyum. 
nyoto ! gumamnya sendirian.
"Tentu di suruh pak syam kamaruzaman !" 
nyoto  cepat-cepat keluar dari
kamar chucky  dan sesaat
menyalangkan mata disekitar
halaman belakang klinik. Namun
ia tidak melihat apa-apa, kecuali
kegelapan dan kabut
menyelimut. Sambil
menghentak-hentakkan kaki ke
tanah menimbulkan suara
berdebum-debum ditelinga
chucky  yang diam tergeletak
dipersembunyiannya, nyoto 
mengumpat-umpat: 
"Dimakan setanlah hendaknya si
jadah itu!" 
Sesudah  mengumpat kesal
demikian. nyoto  lalu 
menghilang disamping klinik. 
chucky  menarik nafas. 
"Kau menolongku lagi, jessica -ku
sayang' ucapnya dengan nafas
lega. 
Beberapa saat lamanya, ia
terbaring di atas rerumputan
yang basah oleh embun.
Otaknya berputar cepat. Sesudah 
itu, ia berusaha berdiri Susah
sekali. Udara yang beku
mungkin sudah  menghentikan
darah keluar dari kaki
kanannya. Terpaksa chucky 
berjalan menyeret-nyeret se
belah kaki, kadang-kadang
merangkak, istirahat sebentar,
merangkak lagi, berjalan
menyeretnyeret kaki. "Begitu
terus. Semakin lama semakin
jauh ia dari arah klinik .
"kemana ia tadi ?"
nyoto  panik dan panik. 
Wajahnya yang basah oleh
keringat, merunduk lesu. 
"Jadi chucky  lari" celetuk
majikannya seraya menekan
puntung serutu ke asbak. Abunya
bertebaran dan asapnya
menyapu hidung nyoto . 
"Ada yang melihat kau?" 
"Tidak," sungut nyoto . 
"Hem. Jadi si chucky  lari" Ia
sudah  menduga ada yang akan
kita lakukan atas dirinya. Setan
benar. Coba tadi pagi kubiarkan
saja orang-orang kampung
mengeroyoknya sampai mati
seperti cacing! 
Lelaki setengah baya itu
lalu  berdiri. Ia melangkah
ke arah kamar tidur. namun  di
depan pintu kecil, ia tertegun.
Lantas membalik. Memandang
tajam pada pelayannya yang
bertubuh kekar itu. 
"nyoto !" 
"Ya?" 
"Sudah kau dengar bagaimana
perkembangan bayi anak Nyi
Saodah yang sakit itu?" 
"Semakin payah. Pak syam kamaruzaman ," . 
"Ada harapan hidup?" 
"Kata mantri, tak mungkin lagi
di tolong Kemungkinan besar
malam ini sudah mati!" 
Sepasang mata pak syam kamaruzaman 
berkilat. la bertepuk-tepuk.
Puas. 
"Malam apa ini, nyoto " 
"Jum'at, pak syam kamaruzaman ." 
"jum'at apa" 
"Kliwon, pak syam kamaruzaman ." 
Pak syam kamaruzaman  manggut-manggut.
Puas. Bayangan kekesalan
sebab  kehilangan chucky  sudah 
lenyap sama sekali dari
wajahnya. Ia tersenyum.
Gembira. Matanya menatap
memandangi pelayanannya yang
masih berdiri terpekur-pekur
ditempatnya semenjak tadi. Ia
pandangi tubuh nyoto  dengan
mata liar, menjelajahi dari
ujung rambut ke ujung kaki,
berhenti di beberapa bagian
tubuh yang kukuh itu, lalu 
menjilat ludah. 
"...nyoto ?" suara pak syam kamaruzaman 
berubah parau. 
"Ya?" 
"Masuklah ke kamar tidurku." 
Sesaat . kemasgulan di Wajah
nyoto  sebab  gagal
melaksanakan perintah
majikannya, ikut pula lenyap. Ia
memandang tubuh pak syam kamaruzaman 
yang berjalan melenggang ke
kamar tidur. Seperti yang
dilakukan majikannya itu, nyoto 
pun memandangi pak syam kamaruzaman  dari
ujung rambut ke ujung kaki
menjilat bibir waktu memandang
lenggang punggung pak syam kamaruzaman 
sebelum hilang di dalam kamar. 
nyoto  dengan cepat berjalan
kesebelah kanan ruangan. Dari
dalam sebuah rak ia keluarkan
sebuah botol besar. Etiketnya
menandakan botol itu berisi
bier. Dengan giginya. nyoto 
melepaskan tutup botol.
Meneguk isinya dengan leher
meleguk-leguk. lsi botol itu habis
hanya dalam sekali teguk. nyoto 
menutupkan rak, meletakkan
botol bier yang sudah  kosong
seenaknya di atas sebuah kursi
lalu  ia 
memandang ke pintu kamar
tidur majikannya. Matanya
berkilat, sedikit
kemerah-merahan. 
"Malam yang dingin ya, pak
syam kamaruzaman ?" ia tersenyum. 
lalu  tertawa cekakakan.
Lantas berjalan ke arah pintu
kamar tidur majikannya, seraya
melepaskan kemeja . lalu 
celananya. Tiba di kamar tidur
majikannya ia lihat laki-laki
setengah kaya itu sudah 
berbaring di atas ranjang. Pak,
syam kamaruzaman  memakai selimut tebal,
nyoto  percaya  majikannya'itu tidak
mengenakan pakaian sama
sekali. Mereka berpandangan
beberapa lama. tanpa berkedip
Pak syam kamaruzaman  gemetar waktu nyoto 
pelan-pelan naik ke atas tempat
tidur dan menarik selimut yang
dipakainya. 
ibu nyi girah  mendengar suara
ketukan halus dipintu disusul
suara berdebum benda berat
terjatuh. wanita lesbian  itu terkejut,
dan dengan hati-hati ia
melangkah kepintu. Sesaat ia
mendengarkan, tak ada suara
apa-apa. 
saat  pintu ia buka,
dihadapannya tergeletak sesosok
tubuh. Berpakaian
compangcamping, kotor lumpur
bercampur darah kering. Wajah
dan kepala hampir tertutup
seluruhnya oleh pembalut
sesudah  berjongkok baru ia
kenali siapa orang itu. 
"chucky !" serunya kaget. 
Mata chucky  tertutup rapat
namun mulutnya menganga. Ia
bernafas tersengal-sengal. Ibu
nyi girah  segera menyeret tubuh
chucky  masuk ke dalam rumah.
lalu  ia berlari lagi
kepintu. Memandang keluar
sesaat. Lantas menutupkan pintu
cepat-cepat. Lantas berlari lagi
kearah chucky  yang tengah
berusaha untuk duduk dengan
susah payah. 
"chucky . Apa yang terjadi"
Mengapa kau sampai begini?",
tanya ibu nyi girah  bcrtubi-tubi
seraya membantu chucky 
berdiri, membim
bingnya kekamar dan lalu 
menidurkan laki-laki itu diatas
tempat tidurnya sendiri.
Lambat-lambat chucky 
mengucapkan terima kasih.
lalu  jatuh tertidur. Ibu
nyi girah  memandangi tamunya
yang datang secara aneh
sesubuh begini. Masih dengan
mata tidak percaya. Waktu tadi
ia mendengar suara benda berat
jatuh didepan rumahnya ia kira
maling mula-mula. Sampai ia
dengar suara patah-patah
meminta tolong. 
"chucky , chucky !", gumamnya.
Lantas geleng-geleng kepala.
Cuma itu yang bisa ia perbuat. 
Waktu chucky  membuka
matanya, hari sudah siang. 
Menoleh kejendela yang
terbuka, ia lihat ibu nyi girah 
tengah membalikkan sebuah
kasur diatas jemuran yang
disusun dari dua buah kursi.
chucky  menoleh lagi. Tempat
tidur dimana ia terbaring
rupanya berkasur dua. Salah
satu kasur berada dibawah
punggungnya yang masih-masih
sakit-sakit. Yang lainnya tengah
di jemur ibu nyi girah . Dilantai,
chucky  melihat sehelai tikar
terhampar Ibu nyi girah  dilantai
pada malam itu. 
chucky  menghela nafas. Tidak
mengerti. 
"Mengapa ibu syam kamaruzaman  tidur
dilantai?", tanyanya saat 
wanita lesbian  setengah baya itu tak
lama lalu  masuk seraya
membawakan segelas kopi susu
panas untuk chucky . 
Ibu nyi girah  tersenyum. Ramah. 
'"minum, chucky . Itu lebih baik
bagimu. dari pada mengajukan
pertanyaan yang tidak perlu". 
"Mengapa tak sama-sama
diranjang?" 
"Kau mau minum apa tidak?",
ancam ibu nyi girah  dengan mata
ancaman, namun melihat
pandangan mata wanita lesbian  itu
akhirnya ia mengalah. Ia
lalu  meneguk minuman
yang disodorkan siwanita lesbian 
langsung kemulutnya. Ia hidup
dengan kenikmatan yang tidak
tiada tara, tersenyum puas
sebab  minuman itu serasa
menghilangkan seluruh rasa
nyeri disekujur tubuhnya. 
"Melihat keadaanmu, chucky ,
kau bukan datang dari rumah
sakit dikota. Kau tentu baru dari
klinik. sebab  agak berlumpur,
bukan,-pula klinik didesa ini!" _ 
"Aku dari kampung kita tadi
malam". 
"Siapa yang memukulimu
disana?" 
'Orang kampung, siapa lagi". 
"namun  mengapa?". 
".,..sebab  mereka tahu aku
seorang perampok". 
"Kudengar kau sudah  masuk
penjara. Kapan kau keluar?". 
"Baru". 
"lantas mereka pukuli kau.
Merampok lagi?". 
"Kata mereka, menghina". 
"Siapa?". 
chucky  memandangi wajah
siwanita lesbian  sejenak, lantas: 
"Pak syam kamaruzaman ". 
Namun tidak ada reaksi apa apa
diwajah wanita lesbian  itu. 
"Mengapa tak kau katakan saja
ia yang paling banyak makan
uang hasil rampokan mu?". 
chucky  tertawa. 
"Ibu tahu, mereka tak akan
percaya". 
Ibu nyi girah  tersenyum. Lirih.
lalu  angkat bahu. 
"Makan ya?". 
"Kebetulan. Sejak kemaren aku
cuma makan Tinju dan
tendangan orang orang
kampung". 
Ibu nyi girah  membantu
menyodorkan nasi kemulut
chucky  tidak sampai lima menit
berikutnya. Selama itu mereka
diam. Hanya mata chucky  yang
tidak mau diam. Sepasang
matanya liar, menjelajahi
sekujur tubuh ibu nyi girah . Usia
wanita lesbian  itu lebih tua sepuluh
tahun diatas umurnya sendiri,
namun  masih tampak berisi.
Tiada kerut merut kedukaan
diwajahnya, sehingga chucky 
berpikir pikir apa yang kira kita
bisa membahagiakan
.siwanita lesbian  semenjak ia
menetap didesa ini, setengah
jam perjalanan dengan jalan
kaki dari kampung asal mereka
bersama. 
"Ku lap dengan air hangat ya?",
tanya ibu nyi girah  selesai
menyuapi chucky . Selama pe
rempuan itu melap tubuhnya,
chucky  tidak mengeluh sama
sekali. Ia memang merasa
kesakitan, namun matanya yang
menjilati payu dara wanita lesbian 
itu dibalik kebaya yang 
kancing bagian atasnya terlepas,
benar-benar pemandangan yang
merupakan impian semata
selama ia mendekam dibalik
jeruji besi. Dada lbu nyi girah 
masih penuh dan chucky 
merasakan betapa hangatnya
dada itu. Dulu. 
saat  itu chucky  masih
bujangan. 
Ia belum menikah dengan jessica .
Malah belum pernah
memikirkan seorang wanita lesbian 
secara serius. satu satunya
wanita lesbian  yang pernah jadi
pikirannya, hanyalah ibunya.
namun  ibu chucky  sudah
meninggal diserang malaria
saat  chucky  baru saja
menginjak usia remaja. Ayahnya
menyusul tiga tahun berikutnya.
sebab  kanker di dada jatuh
melarat sebab  harta habis di
pakai membayar biaya
perawatan sang ayah selama
menderita kanker yang ternyata
sia-sia sebab  toh ayahnya
akhirnya mati juga, chucky 
lalu  bekerja sebagai
pelayan di rumah syam kamaruzaman . 
Baru sebulan bekerja ia sudah
digoda. 
Bukan oleh ibu nyi girah , isteri
syam kamaruzaman . namun   oleh pak
syam kamaruzaman  sendiri. Seorang laki-laki
seperti chucky . ia tak mengerti
mengapa suatu hari pak syam kamaruzaman 
menyuruh berjongkok diatas
tempat tidur sesudah  lebih dulu
diharuskan pula membuka
celana. Baru saat  pak syam kamaruzaman 
membuka celananya sendiri dan
lalu  naik ketempat tidur,
chucky  mulai curiga. la berlari
keluar dan bersembunyi
didapur. 
la sembunyi sampai tengah
malam di dapur itu. sampai ibu
nyi girah  menemukannya dan
lalu  menyuruh chucky 
kembali kekamar
nya sendiri. namun  ibu nyi girah 
bukan sekedar menyuruh saja. Ia
juga mengantarkan chucky .
Sampai kedalam kamar. 
Bahkan menutupkan pintu
sekalian. Lantas membuka
pakaian yang melekat
ditubuhnya seraya menciumi
wajah dan mulut chucky 
bertubi-tubi. Alangkah jauh
perbedaan pengaruh antara
tubuh pak syam kamaruzaman  dan ibu syam kamaruzaman 
yang sama-sama telanjang, atas
diri chucky . 
Ibu nyi girah  tersentak 
Dengan wajah merah ia tepiskan
cepat-cepat tangan chucky 
yang meraba pahanya yang
tersembul dari balik kain saat 
berjongkok untuk meremas air
hangat pada lap. 
'Jangan begitu, chucky . Tak
baik' gerutunya. 
Mata chucky  yang kelopaknya
masih membiru, terbelalak
heran. 
"Kau sudah beristeri. chucky "
menjelaskan ibu nyi girah . 
Sesaat , chucky  menjadi pucat.
Matanya kuyu. 
"jessica  sudah mati', bisiknya,
parau. 
"Aku juga dengar. Aku ikut
berduka cita, chucky . namun 
kematian isterimu tidak lantas
berarti kau boleh menjamah
tubuhku". 
"Maafkan aku bu syam kamaruzaman ..." 
wanita lesbian  itu tersenyum.
Menghibur. 
'Jangan sebut-sebut lagi aku ibu
syam kamaruzaman . 
Kau tahu, kami, sudah  bertahun
bercerai! Itupun tidak berani
sembarang lelaki boleh
menjamah tubuhku sebab  aku
sudah  menjanda?" 
Lesu, chucky  menyela: 
"Sudah ada laki-laki tertentu, bu
Las?" 
'Tak lama lagi". 
"Boleh aku tahu, siapa?" 
"Ah. malu. Nanti saja. Yang
jelas, ia bukan seorang
perampok seperti suami yang
pertama. Pula bukan seorang
laki-laki yang tidak saja
menyukai wanita lesbian  namun  
tak kuat menahan nafsu melihat
kaum sejenisnya sendiri...",
wajah ibu nyi girah  keruh. 
"Kalau kuingat semua itu
chucky , aku benar-benar takut
sama laki-laki. Ketakutan itulah
yang mendorongku untuk pernah
merayumu. Lantas bersetubuh
denganmu di rumah suamiku
sendiri, benar-benar
pelampiasan kebencian yang
ditimbulkan suamiku sebab 
memergoki dia bersetubuh.
Bukan saja dirumahku, akan
namun  terutama sebab  lawan
bersetubuhnya justru laki-laki
seperti kau". 
Lantas ia menggeleng-gelengkan
kepala. Susah. 
"namun  yah. Sudahlah", ia
tersenyum lagi. 'Semua sudah 
berlalu, bukan" Nah. chucky 
Gantilah pakaianmu. Dirumah
ini banyak pakaian. Punya
suamiku yang akan datang,
Mudah-mudahan ia tidak
kecewa kalau sepasang
pakaiannya kukenakan ketubuh
seorang laki-laki lain'. 
"Ia orang kampung ini juga?" 
"Bukan. namun  sebab  sering
urusan jual beli keluar masuk
kampung dari tempat tinggal
nya dikota, ia sering mampir
diwarung nasi yang kubuka.
Mula-mula tertarik pada
masakanku, lalu  pada
anak wanita lesbian ku yang masih
kecil. lama kelamaan, ia tertarik
padaku. Anak wanita lesbian ku ia
bawa kekota, ia sekolahkan
disana dan tinggal bersamanya
menanti aku benar-benar
melupakan masa laluku dan
mulai kembali menyukai seorang
laki-laki...". 
"Ibu wanita lesbian  yang
beruntung". 
Ibu nyi girah  berdiri. Katanya: 
"Luka lukamu lumayan.
Terutama itu yang dikaki kanan.
Kebetulan hari ini suamiku
biasanya singgah disini sebelum
pulang kekota. Kau ikut
dengannya ya?". 
"Untuk disekolahkan?" 
'Kerumah sakit, tolol!" 
chucky  menggeleng kepala!" 
"Kau memerlukan perawatan
kusus" rungut ibu nyi girah . 
"jessica  juga memerlukannya". 
"Isterimu sudah mati. chucky ."
"namun  arwahnya memerlukan
perhatian yang khusus. Aku
tidak bisa meninggalkannya. Ia
bahkan sempat datang tadi
malam kekamarku diklinik'. 
"Omong kosong!" 
"Sungguh, bu Las. sebab  ia
datang, aku selamat dari maut
yang datang bersama si nyoto '. 
"nyoto "'. bu nyi girah  terpana. 
"nyoto ?" Atas suruhan syam kamaruzaman ,
tentu saja" 
Ibu nyi girah  terdiam lama. Lantas
berkata serius: 
"Kalau begitu, kau harus kekota.
Pak syam kamaruzaman  akan terus
mengejarmu. Pasti bukan
sematamata sebab  kau
satu-satunya orang lain yang
tahu siapa ia sebetulnya . Entah
persoalan apa, namun  kau harus
lari". 
"Tidak. Pak syam kamaruzaman  tak akan tahu
aku bersembunyi dirumah ini.'' 
"namun  calon suamiku nanti...",
ibu nyi girah  kebingungan.
"Berikan alasan apa saja, bu
Las. Atau akan kuceritakan
padanya siapa pertama yang
memperkenalkan kehangatan
tubuh wanita lesbian  padaku!",
rungut chucky . Kasar. 
 seorang wanita lesbian  tua
berjongkok didepan makam jessica .
Diam. Mematung. ' 
Tak terdengar suara apa-apa.
Kecuali berisik dedaunan dan
keresek batang-batang bambu
ditiup angin. Bulan pucat di
langit lalu  menerangi
sesosok tubuh keluar dari balik
timbunan bambu. Ia
menyeret-nyeret sebelah kaki
dengan bantuan tongkat kayu. 
Lama ia tegak dibelakang
wanita lesbian  itu. Baru
membungkuk. Hatihati pundak
siwanita lesbian  ia jamah. 
Yang dijamah menoleh.
Tengadah. Tiada kejutan
diwajahnya. 
"Pulanglah, bu. Sudah larut
malam...!'. 
wanita lesbian  itu memandang
makam lagi. Tanpa kata-kata. 
Kalau saja ia tidak pikun tentu
ia akan meratap. 
"Mengapa, nak" Mengapa kau
mendahului ibu" Padahal kau
masih muda Cantik. Punya
suamiPunya masa depan..." 
namun  ia cuma menatap makam
tanpa 
berkedip. Hanya itu yang bisa ia
sadari. Datang kemakam, duduk
didekatnya: sebab  ia tahu.
anak wanita lesbian nya sudah 
disemayamkan di sana. Tidak
pernah lagi kembali kerumah .Ia
kini tinggal sendirian didunia
ini, seperti chucky . Bedanya,
chucky  ditinggaLkan kedua
orang tuanya. wanita lesbian  itu
ditinggalkan anak satu-satunya.
Namun bagaimanapun mereka
sama-sama sudah  kehilangan
orang-orang yang mereka cintai.
Suami si wanita lesbian . Dan istri
chucky . 
"Pulanglah!" ulang chucky 
seraya membantu si wanita lesbian 
berdiri. 
Lalu ia tuntun wanita lesbian  itu
keluar di antara
gundukan-gundukan makam:
Sesudah  dekat ke rumah salah
seorang penduduk, ia baru
lepaskan wanita lesbian  itu yang
berjalan terbungkuk-bungkuk ke
rumahnya sendiri. Lama
chucky  memperhatikan
siwanita lesbian  berjalan di
tengah-tengah kesepian malam
yang mencekik. Lampu-lampu
minyak di pintu-pintu gerbang
rumah menimbulkan
bayangan-bayangan memanjang
tiap kali terlewati oleh
siwanita lesbian . Akhirnya hilang
dibalik tembok sebuah rumah.
chucky  menghela nafas. Berat. 
Seekor kelelawar terbang
menggelepar dari balik daun
pisang saat  chucky  berjalan
kembali kearah makam istrinya.
Tiba disana. bulan persis
tenggelam-dibalik awan. Gelap
sekali. chucky  membungkuk,
seperti yang di lakukan ibu
mertuanya tadi. memandangi
makam. Dan berbisik
perlahan-lahan. 
"Nyenyak tidurmu, sayang?".
Seakan-akan ia mendengar
suara jessica : "Engga". 
"Mengapa?". 
"Kau belum menciumku'. 
chucky  mencium batu nisan
dikepala makam. 
"Tidurlah ya?" 
Biasanya, jessica  akan merajuk: 
"Selimuti aku". 
Awan kian tebal juga
menyelimuti langit, 
chucky  terkejut sebab  seekor
tupai tibatiba terjatuh didekat
kakinya. Tupai itu tergelak
sesaat, bergerak-gerak disaat
berikutnya lantas lari
cepat-cepat kebalik
semak-semak. Bunyi
kelepak-kelepak di udara
menarik hati chucky . Ia
tengadah. Terbiasa oleh cahaya
gelap, lalu  lihat
banyak'sekali kelelawar. Lari
serabutan. Beberapa
diantaranya mengeluarkan
jeritan nyaring. Naluri chucky 
mengatakan sesuatu. 
Hati-hati, ia merangkak dari
makam kebalik serimbunan
bambu. 
Di sana, ia diam menunggu. 
Ia tidak melihat apa-apa. 
namun  lalu  telinganya
menangkap suara melucut-lucut
halus. Seperti ada orang
memacul tanah. Ah, siapa pula
manusia yang datang untuk
memacul tengah malam buta
begini di kuburan" Penasaran,
chucky  mendorong
batang-batang bambu di
depannya kekiri dan kanan. Dari
celah-celah yang terkoyah 
itu ia lalu  mengintai. 
Sosok tubuh tinggi besar sedang
menggali sebuah kuburan. Ia
bekerja dengan buru-buru: tiap
kali awan meninggalkan bulan,
orang itu menoleh kelangit.
Menyeka keringat. Sesekali ia
menggerutu tiap kali paculnya
menyentuh batu. chucky  jelas
mendengar salah satu gerutuan. 
"Sialan! Mereka tanam bayi itu
diantara cadas!" 
Benturan besi pacul kebatu-batu
cadas berulang-ulang mengiris
telinga. Tampaknya orang yang
sibuk menggali itu tidak perduli
pada suara-suara ribut yang ia
timbulkan. Toh orang kampung
sudah pada lenyap tertidur. 
Kalaupun ada yang mendengar
suara berisik, tak akan ada yang
berani keluar. Siapa yang berani
coba-coba menyelidik suara
berbisik di tengah malam,
apabila ia tahu suara itu berasal
dari tengah-tengah kuburan"
namun  chucky  di luar
perhitungan orang itu. 
Takut kakinya yang
terseret-seret terbentur
benda-benda yang bisa membuat
gaduh. chucky  berjongkok di
atas tanah, lalu  merayap
diantara gundukan-gundukan
makam. 
Bila bulan pucat dilangit
muncul, ia rapatkan tubuh ke
tanah. Diam tak bergerak. Kalau
sudah gelap oleh gumpalan
awan, ia teruskan merayap.
Sampai akhirnya ia berada
hanya dua meter dari arah
orang yang tengah sibuk
Menggali makam. Penggali
kuburan itu sudah  terbenam
setengah dari tubuhnya dalam
lubang 
yang ia buat. chucky 
memperhatikan dengan teliti.
Lantas mengenali tanah makam
yang tengah digali. Ternyata
masih kemerahan. Sebuah
kuburan baru. Dan mayat bayi
di dalamnya! 
chucky  menahan nafas waktu
tak lama lalu  orang itu
keluar dari dalam lubang seraya
mengapit benda bungkusan kain
kafan. Melihat bentuknya
tentulah mayat bayi yang
dimaksud orang tadi. Sesudah 
menginjakan kaki di permukaan
bumi, orang tadi menatap ke
langit. Mulutnya melepas
senyum, sementara kepalanya
yang licin berkilau oleh
kubangan kermgat. 
"Mudah-mudahan Nyi Saodah
tak semaput kalau tahu kuburan
anaknya dibongkar maling?".
orang itu berkata pada diri
sendiri. 
"Pak syam kamaruzaman  tentu akan ikut ribut
sana ribut sini..." orang itu
tertawa. Dengan kakinya ia
dorongkan pacul masuk
kelobang yang lalu  ia
tutupi dengan tanah. Juga
dilakukan oleh kaki yang sama. 
"nyoto  terkutuk!" chucky 
menyumpah nyumpah dalam hati
seraya mengikuti pelayan pak
syam kamaruzaman  itu keluar dari
pemakaman. sebab  orang itu
merasa gembira dengan hasil
kerjanya, ia sama sekali tidak
mendengar suara berisik yang
ditimbulkan oleh kaki chucky 
yang terseret-seret dan tongkat
kayunya yang kadang-kadang
mengenal batu. Kaki kanan
chucky  berdenyut-denyut
dibagian tulang kering sebab  ia
terpaksa setengah berlari-lari 
mengejar dari belakang. 
nyoto  tidak masuk dari halaman
depan rumah pak syam kamaruzaman . 
Ia bergerak kesamping
belakang. Dipinggir tebing, ia
merayap turun kebawah Lebih
dulu ia letakkan bungkusan
mayat bayi diatas. lalu 
baru menggapainya dari bawah.
chucky  lebih mendekat. la lihat
nyoto  memindahkan beberapa
bungkalan batu dari balik
serimbunan semak belukar
didinding tebing. Riak-riak
sungai dibawah memecah di
batubatu besar menelan suara
ribut sebab  gerakan nyoto . 
chucky  tersenyum dibalik
persembunyian
nya. 
"Awas kau, syam kamaruzaman  bejat!"
desisnya. 
Sesudah  melepaskan lelah selama
lebih dari satu jam. chucky 
lalu  menuruni bibir tebing
yang sama. Selama ini ia
melakukan hal itu hanya dalam
beberapa detik. namun  pembalut
tulang kering kaki kanannya
mengeluarkan darah. Berulang
kali ia merintih. ia bongkar
batu-batu dibalik semak-semak
yang sudah  disusun kembali oleh
nyoto  sebelum menghilang ke
dalam: 
Kegelapan yang meremangkan
bulu kuduk, membuat chucky 
tertegun sesaat sesudah  berada
didalam. 
Baru pengap menyerang
hidungnya: Ia tahu ia berada
dalam lorong tanah yang
disaidit  kayu-kayu balok dikiri
kanan dan papan tebal melapisi
bagian atas sebab  lorong itu
rendah. 
ia lantas merayap seperti yang
tadi Ia lakukan dikuburan. Kaki
kanannya semakin terasa sakit.
Mudah-mudahan saja perban itu
cukup tebal sehingga bisa
menyerap darah yang keluar.
Kalau tidak, darah dari kaki
chucky  akan menetes
disepanjang lorong. Sehingga
pak syam kamaruzaman  akan tahu kalau sudah 
ada orang lain yang mengetahui
jalan rahasia yang sudah  mereka
pakai selama bertahun-tahun. 
Seingat, chucky , lorong itu
menuju ke satu rumah. Yakni
ruang gudang di tengah rumah,
dari mana orang bisa menaiki
taidit  ke ruang tengah atau
langsung ke terras di tingkat
atas. namun  didepan pintu yang
sudah  dikenal baik chucky ,
ternyata ia menemukan sebuah
lorong yang lain. Uap hangat
menerobos dari ujung lorong
kedua ini chucky  mengikutinya
dengan hati-hati. Makin lama ia
makin percaya  lorong itu berakhir
disebuah ruangan lain yang
tidak begitu besar dan biasanya
dipakai menyimpan
barang-barang hasil rampokan
selama berminggu-minggu
sebelum dikeluarkan kembali
untuk dijual kepada para
penadah. 
namun  kenapa dari arah
ruangan yang ia duga tempat
penyimpanan barang-barang itu
keluar uap hangat dan bau api
perdiangan. Sambil menahan
rasa sakit dibelikat dan kaki
kanannya, ia terus merayap.
Dalam keadaan demikian
rasanya jauh dan lama sekali
jarak yang ia tempuh. Sampai ia
tiba dihadapan sebuah pintu
yang masih menganga. Cahaya
lampu samar-samar membias
lewat pintu. Par
man memepetkan tubuh ke
dinding. Lantas diam. Menunggu
dengan tubuh dan dada tegang. 
"... rasanya kok bayi yang
mungil ini masih hangat " ia
dengar suara pak syam kamaruzaman . 
"Ah. Yang benar," rungut nyoto . 
"Kau kepit kuat-kuat ya" Lihat
sampai tulang lututnya patah.
Coba kalau Nyi Saodah tahu
lutut anaknya sudah  patah.". 
nyoto  tertawa mendengarnya. 
"Besar api, nyoto ". 
chucky  dengan hati-hati
mengintai. 
Ia lihat pak syam kamaruzaman 
membelakanginya. Lakilaki itu
memangku sesuatu. Tentu mayat
bayi itu. Didekat kakinya,
bertumpuk kain kafan yang sudah 
dilepaskan dari tubuh mayat.
nyoto  menyorongkan beberapa
batang kayu-kayu besar dan
kering kedalam sebuah tungku.
Diatas tungku, tidak terdapat
periuk atau belanga seperti
biasanya. 
Yang ada ialah batang-batang
pohon pisang yang dipotong
pendek-pendek lalu 
disatu-satukan dengan kayu
seperti sebuah rakit kecil. 
Batang-batang pisang itu
menahan kobaran api agar tidak
menjilat pada sebidang bambu
yang tersusun rapih. Biasanya
diatas bidang belahan-belahan
bambu yang selebar satu meter
persegi itu, didiangkan ikan atau
ayam untuk disalei. namun  yang
dilihat chucky  untuk disate
adalah bayi yang oleh pak syam kamaruzaman 
digantungkan di atas para
bambu itu, pada seutas tali 
jerami yang ujungnya membelit
pada bahu langit-langit
ruangan. Kepala bayi kebawah.
Kaki-kakinya terikat pada ujung
tali yang lain. 
saat  pak syam kamaruzaman 
melepaskannya, mayat bayi itu
berputar-putar sesaat mengikuti
gerakan tali yang mendapat
beban, lalu  diam.
Batang-batang pohon pisang
mulai mengerut, membubungkan
uap yang tebal kepara bambu.
Uap itu menerobos lewat
sela-sela bambu menimbulkan
garis-garis melingkar disekitar
tubuh mayat si bayi. chucky 
menutup mata. tak tahu melihat
pemandangan buruk
didepannya. Ia baru membuka
matanya ia dengar suara pak
syam kamaruzaman : 
"Siapkan bunga-bunga rampai,
nyoto " 
Si nyoto  menjadi sibuk
mencampur bau sejumlah
akar-akar dan
dedaunan-dedaunan jeruk purut
ketan hitam yang ia aduk dalam
sebuah baskom berisi air. Pak
syam kamaruzaman  memperhatikan pekerjaan
pelayannya itu seraya
bergumam lambat-lambat. 
?"semenjak chucky  dipercaya,
sudah  kupikirkan untuk mencari
jimat. nyoto . namun  jarang sekali
bayi yang mati pada malam
jum'at Kliwon. Siapa nyana,
kalau bayi pertama yang akan
kita jadikan percobaan, justru
baru beberapa hari yang lalu
ikut kuhadiri selamatan puput
pusarnya...! 
Sesudah  nyoto  selesai mengaduk
ramuan.pak syam kamaruzaman  mendesah: 
'Tutup pintU' lorong. Dan
marilah kita masuk kekamar
tidur, nyoto . Aku lelah sekali..." 
chucky  buru-buru merapatkan
tubuh ketembok lorong. Detik
berikutnya, pintu di depannya
tertutup rapat. chucky 
membuang nafas yang terasa
kering berdebu. 
subuh hari itu kembali ibu
nyi girah  menemukan tubuh
chucky  terkapar diambang
pintu rumahnya. Seraya
menyeret laki-laki ketempat
tidur. siwanita lesbian  tidak
habis-habisnya menggerutu. 
'Apa sudah kubilang. Jangan
pergi lagi kesana. Mana
malam-malam. Mana jauh.
Mana sakit. Belum lagi ada yang
lihat, kau di keroyok lagi dan..." 
"Bayi itu... bayi itu, hiii!" 
Ibu nyi girah  terhenyak.
Memandangi chucky  yang
matanya melotot terbuka, namun 
kelihatan pudar 
"Bayi itu. Pak syam kamaruzaman 
memaidit ngnya. Bayi itu...0,
jangan! Jangan dekatkan
"padaku! Tidak! Aku tak sudi
menyentuhnya. Tidak Tidak!
Tidaaaak!" sambil berkata
begitu chucky  memberontak di
tempat tidur seraya kedua
tangannya menggapai-gapai
seperti mendorongkan sesuatu
agar menjauh dari depannya. 
'chucky ' chucky ! sadarlah...',
sungut ibu nyi girah . Pucat. 
Seorang laki-laki setengah umur
keluar mandi. Masih
mengenakan handuk. Tergopoh
gopoh mendekati ibu nyi girah . 
Ada apa, Las" Siapa dia" 
'.... bekas pelayan kami dulu,
kata siwanita lesbian  tanpa berpikir
lagi. Matanya mulai berkilau
oleh linangan butir-butir air. Ia
sesenggukan, berulang-ulang
menggoyangkan kepala dan
menceracau tidak karuan. 
lstigfar, Las Istigfar, laki-laki itu
menggoyang-goyangkan
bahunya. 
lbu nyi girah  istifar. Lantas menjadi
tenang kembali. 
Kasihan, katanya memandangi
chucky . Ia mengigaukan
sesuatu yang menggoncangkan
syarafnya..." 
Beri dia air hangat. 
Ibu nyi girah  lari kedapur dan tak
lama kembali membawa apa
yang diperintahkan silakilaki.
namun  saat  gelas berisi air
hangat itu didekatkan kemulut
chucky . tangan chucky  cepat
menepiskannya. Keras sekali.
seraya memekik. 
'Jangaaan !' 
Gelas itu melayang di udara.
membentur tembok. pecah lantas
berderai diatas lantai. Suara
berisik itu justru membuat
chucky  semakin histeris. Ia mau
bangkit dan matanya menjadi
buas. 
'Apa boleh buat," ucap laki-laki
disamping ibu nyi girah  yang
terpukau tak tahu mau berbuat
apa. Lantas dengan sekali tinju
chucky  ter
baring kembali di atas ranjang.
Tidak sadarkan diri 
Kau apakan dia, kak" ibu nyi girah 
panik. 
Cuma sekedar menyadarkannya
dari histeris. 
'namun  .namun ... ia pingsan.
Kalau-kalau 
Diam las. Orang ini cuma
tertidur. Mandilah. Siapkan
Sarapan pagi. Aku harus
kembali kekota hari ini. Kasihan
anakmu, ia tentu kasihan
dirumah" 
Ibu nyi girah  menarik nafas.
Memandang lakilaki
disebelahnya dengan lembut. 
Kak" 
Ngh" 
Gimana Siti" 
Laki-laki itu tertawa. . 
Masih memanggil Oom padaku.
Sahutnya lalu . 
"Belum mau panggil bapak?" 
'Perlahan-lahan, Las,
perlahan-lahan. Kita harus
bersabar. Lagi pula...", ia balas
menatap mata siwanita lesbian .
"Kau sendiri, sudahkah kau
putuskan?" 
Ibu nyi girah  teringat pada
jamahan chucky  tadi malam
pada pahanya. 
Wajah wanita lesbian  itu jadi
bersemu merah. 
Seraya merunduk ia
mengangguk 
'Alaaa, kayak perawan saja,"
kata si lakilaki tertawa. 'Sudah,
pergi mandi sana. Lantas kita
makan pagi bersama,
sebagaimana layaknya suami
isteri. Sayang, ada orang ini di
atas 
tempat tidurmu. Kalau tidak, kau
yang kutidurkan di atasnya.
Tidak perduli sudah mandi apa
belum..." 
'Idiih. si kakak!" Tersipu-sipu, ibu nyi girah  kabur
dari kamar 
pernah, suatu malam yang
gerah dan menyesakkan nafas,
ibu nyi girah  terbirit-birit lari dari
kamar chucky  saat  sang
suami tiba-tiba muncul
diambang pintu. chucky 
menduga majikannya
laki-lakinya akan marah besar.
Ia sudah merungkut di pojok
tempat tidur, pucat dan
ketakutan. 
Dengan gemetar ia lihat
bagaimana pak syam kamaruzaman  masuk ke
dalam kamar. Lantas duduk di
pinggir dipan chucky  yang
barusan di tinggal isterinya .
Diluar dugaan chucky , pak
syam kamaruzaman  berbicara dengan tenang: 
?" aku tahu nyi girah  toh akan
melakukannya." 
chucky  terdiam. Masih gemetar
sebab  takut memandang mata
majikannya. 
"Sudah sering. ya?" 
Enggan, chucky  mengangguk. 
"Hem. Biarlah. Mungkin
salahku. namun , chucky ,"
ditatapnya chucky  dengan
tajam. "... lain kali kuncilah
pintu kamarmu. Jangan coba
coba dekati isteriku. 
Sekali kau laidit r, akan
kusuruh si nyoto  melemparkanmu
ke sungai dari tingkat atas
rumah ini...!" 
chucky  terbungkuk-bungkuk
mengangguk. 
'namun  bukan cuma itu. Kau
harus lakukan sesuatu untukku!"
Mendengar itu, chucky  pucat
kembali. Haruslah ia
menelanjangi tubuhnya di kamar
pak syam kamaruzaman , dan melakukan apa
yang sudah  ia lakukan pada
laki-laki itu seperti apa yang ia
lakukan bersama isteri laki ski
itu" chucky  menggigil, dan
semakin menciut di pojok
ranjang. 
Sini kau..!" 
chucky  buru-buru mengenakan
pakaian seadanya. Sesudah  itu.
terbungkuk-bungkuk ia
mengikuti majikannya ke luar
dari kamar. Mereka langsung
menuju kamar tidur pak syam kamaruzaman .
Bayangan saat  pertama kali ia
disuruh telanjang oleh pak
syam kamaruzaman , membuat chucky  mau
lari saja dari tempat itu. namun 
bayangan tubuhnya
terhumbalang dari tingkat atas,
jatuh ke sungai dengan lebih
dulu membentur batu-batu cadas
pada tebing, memaksa chucky 
untuk diam saja dan patuh pada
apapun yang dikehendaki
majikan darinya. 
Sesudah  berada dalam kamar,
pak syam kamaruzaman  bergerak ke sebuah
peti empat persegi yang terletak
di atas lemari pakaian pak
syam kamaruzaman . Tidak seorangpun yang
diperbolehkan menyentuh peti
itu. Biar ibu nyi girah  sendiri.
Apalagi chucky . namun  kini pak
syam kamaruzaman  menyodorkan peti 
kecil itu kehadapannya seraya
memerintah. 
"...buka!" 
chucky  memandang majikannya
dengan ragu. 
"Buka tutupnya chucky ." 
Dengan tangan gemetar dan
tubuh basah oleh keringat
dingin, chucky  membuka tutup
peti itu: la sampai gagal dua
kali. 
Pada kali yang ketiga ia berhasil
menyentakkan tutup peti sampai
menganga terbuka sebagai
seorang pelayan, ia cepat-cepat
mengalihkan wajah, agar tidak
melihat isi peti yang pasti
merupakan rahasia pribadi
majikannya. Namun pak syam kamaruzaman 
segera mendengus: 
"Pegang isinya!" 
Tanpa melihat. chucky 
merogohkan tangannya kedalam
peti. 
Hatinya berdetak saat  ia
meraba sesuatu benda kira-kira
sebesar lengan kanannya
sendiri. Lembut dan hangat,
namun chucky  merasakan suatu
aliran yang dahsyat dari benda
itu ke tubuhnya. Ia sampai
gemetar, tidak kuat menjaga
keseimbangan badan. Dalam
sekejap, chucky  sudah  terjatuh
di lantai dengan wajah biru
kepucatan dan basah kuyup oleh
peluh. Di tangannya ia
menggenggam benda yang
berasal dari dalam peti. 
"Tatap, chucky . Tatap !'.
dengus pak syam kamaruzaman . 
Takut takut, chucky  menatap
benda itu. 
Ia dekatkan ke muka. Segera
hidungnya mencium bau anyir di
antara bau ramuan yang sangit.
Namun bukan bau-bauan itu
yang 
membuatnya hampir pingsan
dan perutnya mulas mau muntah
.Benda yang di pegangnya, jelas
bukan patung sebab  terdiri dari
daging, tulang dan tengkorak
yang berbalut kulit manusia.
Dengan mata melotot lebar.
chucky  melihat sesosok tubuh
bayi yang sudah  mati, diciutkan
sampai sebesar lengan! 
"...tidaaak!", chucky  terpekik,
lantas melemparkan benda itu
jauh-jauh. 
Pak syam kamaruzaman  memungutnya
tenang-tenang, memasukkan ke
peti lantas menyimpannya
kembali di tempat semula.
Sesudah  itu ia berdiri di hadapan
chucky  yang masih meringkuk
di lantai, antara sadar dan tidak.
Antara dengar dan tidak pula
chucky  menangkap suara berat
majikannya: 
"Kau sudah  memegangnya,
chucky . Itu sudah cukup!" 
'namun ...namun ...benda itu..." 
"Bayi, chucky . Mayat bayi yang
sudah  kuselei selama
berbulan-bulan! Keampuhannya
sudah  tersalur ketubuhmu begitu
kau memegang dan lalu 
menatapnya. Kau akan jadi
orang kaya. chucky . Kau dan
aku akan jadi orang terkaya
dikampung ini, lalu  paling
kaya di seluruh kecamatan. Tak
perlu lagi kau susah-susah
memikirkan uang maupun
kebutuhan sehari-hari.
Gampang sekali. chucky .
Gampang sekali kau
memperolehnya Berkat bantuan
ajimat itu!" 
Masih ingat chucky , bagaimana
pertama kali ia mendapat contoh
praktek memperoleh 
uang secara gampang. la
disuruh pak syam kamaruzaman  memilih salah
satu rumah penduduk untuk
dijadikan percobaan sasaran. 
chucky  memilih rumah pak
Baria. yang menolak keras anak
wanita lesbian nya bernama jessica 
berkasih-kasihan dengan
chucky . saat  itu, baru saja
lepas magrib. jessica  berserta
kedua orang tuanya sedang
berseloro di kamar depan.
chucky  masuk, namun  tidak
seorangpun yang melihat.
Dengan kagum. chucky  terus ke
kamar orang tua jessica ,
menyambar sebuah tas besar
berisi uang hasil penjualan
panen ayah jessica . 
Ketiga orang penghuni rumah
terkejut dan pucat melihat
bagaimana tas milik mereka
melayang-layang di udara
seperti di pegang oleh seseorang
yang tidak kelihatan saking
terpukau, mereka cuma diam
memperhatikan. Baru sesudah 
chucky  bersama tas hilang di
telan kegelapan malam yang
mulai turun di luar mereka
tersadar. Dari kejauhan chucky 
tertawa-tawa mendengar
bagaimana ayah kekasihnya
berteriak-teriak dengan panik. 
'Tasku! Tasku! Uangku! Dicuri
setan! Tolooooong!" ' 
Lewat kekasihnya, chucky 
sehari lalu  mengembalikan
tas itu. 
"Kutemukan ditengah-tengah
kuburan," katanya memberi
alasan. 
namun  ayah jessica  sudah kelewat
shock oleh apa yang dilihatnya.
la terkena serangan jantung
.Mati. Seminggu jessica  menangis.
Seminggu 
berikutnya, ia juga menangis.
namun  tangisnya lain dari tangis
yang pertama. Tangis jessica  yang
kedua, adalah tangis
kebahagiaan sebab  chucky 
melamarnya untuk diperisteri,
dan ibu jessica  yang selama ini
bertengkar saja soal jodoh anak
mereka dengan ayah jessica ,
dengan gembira memberi restu. 

chucky  termenung di hadapan
ibu nyi girah  dan calon suaminya. 
Lama ia dalam keadaan
demikian, sementara kedua
orang lainnya cuma diam
memperhatikan. Sesudah  menarik
nafas panjang, chucky  berkata: 
?" mustahil, memang. namun 
nyatanya, semenjak itu dengan
mudah aku memasuki rumah
orang-orang kaya tanpa
dicurigai. Mereka menyangka
setan yang meludeskan
barangbarang berharga yang
ada di rumah mereka." 
"Aku benar-benar tak percaya,"
gumam calon suami ibu nyi girah . 
"lantas mengapa akhirnya kau
tertangkap?" 
"Kena tangkal." 
"Tangkal?" 
"He-eh. Suatu malam di kota,
sebelum beroperasi aku tidur di
rumah seorang pelacur. Aku tak
tahu kalau rambut pelacur itu
melekat di sela-sela kuku.
Pengaruh jimat itu hilang
apabila bersentuhan dengan
rambut manusia di ." 
saat beroperasi. Aku ketahuan,
lari ke kampung. sebab 
terbiasa leluasa, aku kurang
teliti menghilangkan jejak.
Kasihan jessica . Ia baru tahu aku
perampok. Sesudah  polisi datang
menangkapku ke rumah"!" 
Calon suami ibu nyi girah  angkat
bahu. Lelah. Lantas berdiri. 
"Sebentar lagi bus menuju kota
akan lewat. Nah. chucky . 
Siap-siaplah." 
Di kota, kita akan ke rumah
sakit. Tulang kering kaki
kananmu harus segera di
operasi, kalau tidak bisa
menimbulkan kelumpuhan total
pada tubuhmu!"  
sore hari ituchucky 
terbangun sebab  serangan
ngilu di lutut kanan. la kira ia
sudah  tertidur selama
berabad-abad. Merasa lebih tua
bertahun-tahun. Lemah. Tidak
bersemangat. Dadanya dipenuhi
perasaan ganjil yang
membingungkan. Beberapa saat
ia geleng-gelengkan kepala.
Juga menggosok-gosok mata.
Namun perasaan ganjil itu kian
menghebat. 
"Lekas sembuh ya?" ia dengar
suara seseorang. 
chucky  menoleh.
Disampingnya, di atas tempat
tidur yang sama dengan tempat
tidurnya sendiri, ia lihat seorang
pasien tengah bersalaman
dengan seseorang yang lain.
Pasti tamu. Kedua orang itu
bertatapan selama tiga helaan
nafas. Baru sang tamu memutar
tubuh mengangguk halus pada
chucky  lalu  berjalan
menuju kepintu. Rupanya ia
adalah tamu terakhir yang
keluar sore hari itu chucky 
lantas mengerti, ia sudah 
dipindahkan dari kamar operasi
kedalam sal ini. 
Rasa ngilu menyentak lagi
dilutut kanan. 
chucky  tiba-tiba gemetar. Aneh.
Ya. 
Keganjilan itu datang dari ' kaki
kanannya. sudah  berhasilkah
dokter mengOperasi tulang
kering chucky " Kata mereka,
tulang keringnya sudah  borok.
Infeksi sudah  menjalar sampai
kesum-sum. Pantas ia sampai
pingsan dalam perjalanan bus
menuju ke kota ini. Ia ingat. Ibu
nyi girah  mengantar mereka
sampai ke pintu pagar. Bus
merangkak menuju kota:
Membawa chucky . Dan calon
suami ibu nyi girah . la ingat lagi,
keringat sebesar-besar jagung
memercik hampir dari semua
pori-pori kulit. Lantas hentakan
yang keras ditulang kering
membuat ia terpekik bersakitan.
Ia pingsan sesaat . 
Baru kini ia terbangun. 
Kedua kalinya. Yang pertama,
setiba ia di kamar bedah. 
Waktu itu, ia menjerit-jerit
menahan rasa sakit. Sekarang
rasa sakit itu sudah  hilang.
Diganti perasaan ganjil. Kaki
kanannya kok seolah olah lebih
ringan. chucky  tak habis
mengerti. Perlahan-lahan,
dengan jantung dagdig-duk ia
balik selimut yang menutupi kaki
kanannya. Dan ia melihatnya.
Kaki kanan chucky  terbalut
oleh perban tebal. Sampai batas
lutut. Dari lutut ke bawah, ia
cuma melihat sprei yang putih
dan sedikit bercak-bercak darah.
"Kakiku...". chucky  mendesis.
"Kemana kakiku?" 
"Kemanapun ia cari, ia tidak
akan menemukan tulang
keringnya yang borok. Juga
betis. Juga telapak. Dan
jari-jemari. Yang bersisa 
hanya dari lutut ke atas. chucky 
terkesiap. Darah memancar dari
kepala kebagian bawah
tubuhnya sehingga wajah
chucky  sesaat  jadi pucat pasi.
Keringat dingin membasahi
ketiak. Menetes. Terus. Terus.
Terus. Juga darah di pembuluh.
Menetes. Terus Terus. Terus.
chucky  terbelalak. 
Dan tiba-tiba: 
'Kakiku!" ia berteriak lantang. 
Pasien-pasien lain dalam sal
yang sama. tersentak dan semua
memperhatikan bagaimana
chucky  berusaha duduk lantas
memegangi lutut kanannya
seraya memekik-mekik dan
menangis. Tak ada yang buka
suara. Semua ikut terharu.
Bahkan lupa pada penyakit yang
diderita masing-masing .Sal
yang beberapa saat sebelumnya
tenang dan diam, meledak oleh
jerit tangis chucky . 
Hanya dalam beberapa detik,
terdengar langkah-langkah
sepatu berlari. Seorang perawat
laki-laki buru-buru masuk
kedalam. mendekati chucky  dan
berusaha membujuknya. 
"Tidurlah. Nanti lututnya
terganggu.' 
chucky  meraung: 
"namun  kakiku" ke mana kakiku".
Kemana?" 
"Terpaksa dipotong. bung...". 
Dipotong! Ya Tuhan.
Bagaimana aku akan berjalan.
Bagaimana?" 'Kakimu yang lain
masih sempurna. bung. Kalau
yang kanan tak di potong,
mungkin yang kiri' akan
terjangkit. Bahkan sampai
kepinggang. Ah, sudahlah.
Tidur, bung. Usahakan untuk
tidur. Perjalanan darah
mu harus normal kembali. Biar
kau lekas sembuh..." 
"Sembuh!" jerit chucky . "Tanpa
kaki!" 
"Kau bisa pakai tongkat": 
"Tongkat ?", mata chucky 
terbelalak." jessica  akan marah
kalau ia lihat aku pakai
tongkat!" 
Perawat itu... dan pasien-pasien
lainnya tidak tahu siapa jessica :
Yang ia tahu menyabarkan
chucky . Namun ia justru
mendapat X Perlawanan.
Sehingga terjadi dorong
mendorong. Perawat itu
berusaha mendorong bahu
chucky  agar ia berbaring
kembali. Sebaliknya. chucky 
berusaha melemparkan perawat
itu agar menjauhi dirinya.
Dokter yang dipanggil oleh
seorang pasien yang agak kuat
tubuhnya segera datang dan
menyuntikkan obat penenang ke
tubuh chucky .
Perlawanan chucky  mulai
melemah. 
lalu , sepasang matanya
yang basah. mulai redup. Ia
lalu  terbaring. Lesu.
Namun masih sempat
mengerang: 
"Kakiku mereka potong: jessica .
Mereka potong"." 
Dokter dan perawat juga
pasien-pasien lain menyangka
chucky  mulai tertidur. namun 
proses dari kehilangan
kesadaran itu memerlukan waktu
itu dimanfaatkan oleh ingatan
chucky  kembali pada
orang-orang yang
mengeroyoknya dihadapan
rumah pak syam kamaruzaman . ingatannya
semakin tertuju pada syam kamaruzaman  itu.
chucky  menggeram. Dan
tiba-tiba menjerit. 
"Aku akan membalasmu, syam kamaruzaman 
keparat." 
Lalu, iapun jatuh tertidur 
dalam tidurnya chucky 
melihat dirinya berjalan dengan
mempergunakan tongkat kayu.
Biasanya ia menempuh
perjalanan lima menit dari
mulut desa sampai ke depan
pintu rumah. namun   dengan
tongkat kayu itu ia memerlukan
waktu yang lebih lama.
Demikian lama dan melelahkan.
Sehingga tiba di depan pintu
tangannya sampai tidak bisa
terangkat untuk mengetuk. Lama
ia tersandar disana. Sampai jessica 
sendiri membukakan pintu
untuknya. 
Tidak ada suara yang keluar
dari mulutnya. 
chucky  ingin menangis. Ia
peluk jessica  .Isterinyapun
menangis. 
"Mereka potong kakiku,
sayang", chucky  mengadu. 
jessica  masih tak menyahut. Ia
cuma membimbing tangan
suaminya masuk kedalam kamar
lalu  membaringkan
chucky  diatas tempat tidur.
Sesudah  itu. ia duduk diatas
sebuah kursi. Memandangi
suaminya dengan sorot mata
penuh belas kasihan: 
"Kau tak malu bersuamikan
laki-laki cacat, jessica ?" 
Isterinya menggelengkan
kepala: 
"Aku tak akan bisa
kemana-mana lagi, jessica . Aku
terpaksa harus diam di rumah
saja. 
Tidak bisa lagi cari uang" 
jessica  mengangguk pula. 
"mengapa kau cuma
mengangguk" bicaralah". 
jessica  tidak bicara. Tubuhnya
malah mengabur. Lama-lama
berubah jadi kabut. Dari
tengah-tengah kabut itu ia
dengar suara isterinya yang
menghiba: 
"Sanggupkah kau kini
membalaskan sakit hatiku,
akang?" 
chucky  terkejut Bangun. 
"jessica ..." gumamnya. "jessica . jessica .
jessica aaaa!" 
suaranya kian keras. Pasien
disampingnya terbangun. Juga
satu dua orang pasien lainnya.
Ada yang menggerutu. Hanya
pasien di samping chucky  yang
berusaha tersenyum. Dan
sebelum membalikkan tubuh di
bawah selimut, sempat nyeletuk: 
"Tidurlah bung!" 
"Siapa kau?": tegur chucky . 
Laki-laki dibawah selimut itu tak
bergerak. namun  menyahut: 
"untung !" 
"Siapa kau?" ulang chucky . 
"Namaku untung  kerjaanku
pegawai toko..." 
"Siapa kau?" 
Orang itu membuka selimutnya.
Memandang chucky . Dan
berkata jengkel 
'Tak bisakah kau diam bung." 
chucky  menelan liur. Seluruh
tubuhnya basah oleh keringat. 
"jessica  ku..." ia bersungut-sungut. 
Pasien di sebelahnya tak jadi
tidur kembali Ia agak berminat
rupanya. "Dari tadi kau
menyebut-nyebut nama jessica .
Siapa jessica -mu itu?" 
" .isteriku' 
Kejengkelan di bawah pasien
sebelah chucky  mereda. 
"Aku juga punya isteri",
katanya. "Yang bertemu tadi
sore. namun  ia tak lagi sayang
padaku. Dua hari yang lalu
kutemukan ia menelungkup di
atas tubuh keponakanku. Di
kamar tidur kami. Isteriku
kupukul.
Keponakanku.membelanya.
Kami berkelahi. Pinggangku
kena ditusuk. Ini..." ia
memperlihatkan bagian
pinggangnya yang berbalut
perban. "Kau tahu betapa sakit
rasanya?" 
"Kakiku sakit sekali..." chucky 
bergumam tak karuan: 
Pasien disebelahnya tak perduli.
Ia terus ngomong: 
"Bukan pinggangku: Berapalah
rasa sakit tusukan pisau Yang
lebih sakit adalah tusukan
sembilu pada hati. Aduhai, tak
ada duanya. Untung aku masih
ingat pada anak-anak.
Keponakanku tak kuadukan
polisi. Cuma kuusir. isteriku
meratap-ratap Minta maaf.
Sebagai  suami yang sudah
hidup belasan tahun denganku.
aku memaafkan dia Dengan
syarat. agar 
ia tak mengulanginya lagi.
Kubilang padanya. sangat
memalukan kalau ...
lelaki itu berhenti bicara 
Menoleh kesamping, ia lihat
chucky  sudah  terbaring dengan
mata setengah terbuka. Dari
mulut chucky  lepas dengkur
yang tersentaksentak. Mungkin
mengiringi irama rasa ngeri dan
ngilu dikaki. Atau mungkin juga
dihati. Orang yang menamakan
dirinya untung , seorang
pegawai toko yang ditusuk oleh
ponakannya sendiri serta
dihianati sang isteri itu, angkat
bahu. Lantas kembali menarik
selimut, menutupi seluruh
tubuhnya. Iapun lelah seperti
chucky  lelah jasmani. Lelah
rohani. Dan dalam sekejap,
untung  tertidur pulas. 
namun  mana bisa chucky  tidur
pulas seperti untung . 
Ingatan pada kaki kanannya
yang tidak lengkap lagi:
membuat tidurnya tak nyenyak.
ingatan pada jessica , membuat
perasaannya tetap tergoncang.
Dinihari. la terbangun lagi
sebab  mimpi buruk melihat
isterinya terapung-apung
ditengah sungai dalam keadaan
setengah telanjang dan tubuhnya
berlumur darah. chucky 
berusaha terjun kesungai. Mau
menolong. namun  kakinya
terantuk akar pohon. 
Dengan suara berbisik. chucky 
terguling 
Bukan diatas akar-akar pohon
namun   diatasjubin. 
Malangnya, justru lutut kanan
chucky  yang lebih dulu
menyentuh lantai. "Aduh '.ia
rewel"lantas merangkak
menggapai tepi tempat tidur
Sudah payah, ia berhasil
berdiri-. Namun susah sekali
naik kembali keatas kasur.
Dengan putus asa. chucky 
menyadari kalau lutut kanannya 
kembali mengucurkan darah.
Pembalutnya sudah  merah
sebab  kuyup oleh darah. Ia
menahan rasa sakit yang amat
sangat, lantas melakukan usaha
terakhir. Ia tekankan tumit
kuat-kuat kelantai lantas
melambungkan tubuh diudara.
Detik berikutnya, tubuhnya
chucky  terbaring di atas
ranjang. 
'Lututku...lututku...", Ia
mengerang. 
Teringat pada ucapan perawat
sore harinya, ia menggeram. 
'Tidak. Kaki yang lain tak boleh
di potong". 
Lantas ia gapaikan tangan
kebesi kepala tempat tidur.
Darah semakin banyak juga
mengucur. Juga keringat.
chucky  benar-benar hanya
memiliki sisa-sisa terakhir untuk
menggerakkan anggota badan,
pada tombol kecil berwarna
kuning yang bersambung pada
seutas kabel dinding. Ia tekan
kuat-kuat tombol itu, lantas
tangannya lalu  menggapai
disebelahnya. Lunglai. Tak
berdaya. 
Lama ia menunggu. ' 
Matanya menatap kearah pintu
sal. Lama sekali. Lalu, pintu sal
terbuka. Muncul seorang.
Berpakaian seragam putih-putih.
Gerakan kakinya lamban.
Namun toh makin lama makin
dekat ketempat tidur chucky :
Dari samarsamar, chucky 
lalu  melihat jelas siapa
orang itu. Seorang wanita lesbian 
dengan sepasang mata bundar,
hidung berbentuk manis mulut,
mungil yang kemerahan, dagu
yang melekuk lembut, leher yang
jenjang Tak sadar mulut chucky 
melepas seruan terlepas seruan
tertahan. "jessica , kau!" 
suster jaga pada malam itu
bengong sesaat . 
la sama sekali tidak mengerti
apa yang dimaksud oleh pasien
bernama chucky  itu. 
namun  kebengongan suster
segera lenyap sesudah  melihat
warna merah samar-samar
membasahi lantai. Sprei lebih
merah lagi oleh bercak-bercak
darah. 
Terkejut, ia bergumam: 
"Perdarahan!" 
Sesaat  ia memutar tubuh.
bermaksud panggil dokter. ia
hampir terpekik saking kaget
waktu lengannya tiba-tiba
dicekal oleh pasien yang
tampaknya sedang histeris itu. 
"jessica ! Jangan pergi!" 
Suster terpana. Lalu: 
"Kau perlu pertolongan, bung!" 
"Akang, begitu: Jangan main
bung-bungan segala... kata
mereka kau sudah mati?" 
"Mati", suster bergidik.
Mendengar dan melihat orang
mati sudah tidak asing baginya
sebagai seorang petugas rumah
sakit. namun  , orang itu
menyebut dirinya jessica . dan
menganggap  dirinya sudah... 
'Tidak!" ujarnya tergopoh-gopoh
"Namaku tiny  ". 
"Kau jessica ! jessica !. Suara chucky 
tiba-tiba berubah jadi keras.
lalu  agak menghiba waktu
ia melanjutkan: "Sayangku.
Jangan pergi. Jangan lagi ya"
Jangan?" dan ia berusaha 
menarik wanita lesbian  itu ke atas
tempat tidur. Suster mulai panik.
Ia berusaha melepaskan
cengkeraman tangan chucky .
Namun tenaga laki-laki yang
dalam keadaan luka payah itu
masih kuat sekali. Suster jadi
ingin menangis. Ingin menjerit.
kalau saja ia tidak ingat sebuah
pekikan akan membangunkan
seisi rumah sakit yang sedang
tertidur nyenyak. Ia akan malu
besar. Akan ditegor oleh atasan.
Akan... 
"Lepaskan, bung", katanya
tergopoh-gopoh. "Kau perlu
pertolongan dokter". 
"Dokter" Aku memerlukanmu,
jessica . Bukan dokter". 
"Bung, lepaskan. Demi Tuhan!". 
Mengapa. sayangku" Mengapa
kau panik dijamah oleh suamimu
sendiri?" 
"Bung... bung mengigau". 
"Tidak. Aku sadar seperti kau.
jessica ". 
"Namaku tiny . tiny   !'. 
"Kau jessica ! Dan kau masih
hidup! Ini. Lenganmu hangat.
Bisa kugenggam. Berarti kau
bukan hantunya jessica . Kata
mereka kau sudah  mati. Ditanam
dipekuburan kampung kita. Lalu
siapa yang mereka tanam dalam
kuburan itu, jessica " Siapa"
bukankah, kau jessica !" 
Rentetan kata-kata yang berbau
kematian itu membuat suster
semakin panik. Pikirannya
berkecamuk. Yang ia hadapi
laki-laki. Tidak pernah ia takut
terhadap laki-laki. Yang ia
takutkan laki-laki ini berbicara
tentang seseorang bernama jessica 
yang sudah  mati. Yang sudah 
dikubur. Pasien ini berbicara
tentang 
orang mati. Dan.. dan hantu,
Tengah malam buta begini..
Dalam keadaan putus asa
sebab  tekanan bathin yang
menegangkan sebelah
tangannya yang bebas
menggapai-gapai, berusaha
mencari tombol berwarna merah
dikepala tempat tidur. Ia tekan
terus, terus dan terus sambil
terus pula berusaha melepaskan
tangan yang lain dari betotan
pasien yang sudah setengah gila
dipengaruhi
bayangan-bayangannya yang
jauh lebih gila itu. Hanya dalam
beberapa detik seorang laki-laki
bertubuh tinggi besar sudah 
muncul di dalam sal, berlari
kearah kedua orang yang
sedang bergumul itu dan
membantu melepaskan betotan
chucky  dilengan suster. 
"Siapa orang ini, jessica " Kenapa
kau panggil dia" Siapa dia"
chucky  tiba-tiba membentak" 
Satu dua orang pasien
disekitarnya terbangun. Lantas
menggerutu. "Kau lelah, bung?"
bersungut-sungut perawat
laki-laki yang datang
belakangan. Dan pada suster
yang berdiri kebingungan
sesudah  lengannya lepas dari
cekalan chucky , ia bergumam. 
"Obat penenang. Cepat!" 
"Tidak!" jerit chucky  saat 
melihat suster berlari keluar
"Aku butuhkan dia. Dia isteriku.
Lepaskan, lepaskan aku. Biarkan
aku bertemu dengan jessica .
Biarkan!" 
"Bung, kau bermimpi!" 
"Tidak! Tidak! Tidaaaak!" 
"Siapa kau" Mengapa turut
campur urusan rumah taidit 
orang?" 
"Bung ini rumah sakit!" 
"Aku tahu. Aku tahu. namun 
istriku?" 
"Ia suster. Tenanglah. Kami
akan menolong bung" 
chucky  terus berteriak-teriak
sehingga seisi sal terbangun. 
Semua memperhatikan
bagaimana seorang petugas
sudah  memegangi chucky .
Beberapa orang
menyumpah-nyumpah, lalu 
tidur seraya menekankan bantal
guling ketelinga. Yang lain
duduk mencangkung. Ada pula
yang tetap berbaring, seraya
menghela nafas. Seorang pasien
yang sudah lama ngendon disal
itu sebab  tekanan darah tinggi
berteriak lantang: 
"Suruh diam dia! Suruh diam!" 
namun  orang itulah yang
lalu  disuruh diam seorang
petugas lain yang segera datang
bersama dengan munculnya
suster bersama tiny  . Suster
itu tidak berani dekat-dekat
ketempat tidur chucky  ia hanya
memperhatikan dari jauh kedua
orang rekannya berusaha
menekan chucky  agar terbaring
seperti biasa, lantas
menyuntikan 'obat penenang
kelengan kirinya .chucky  sesaat
masih menuding-nuding kearah
tiny   seraya
berteriak-teriak: 
"Tolonglah aku, jessica !
Tolonglah! Mereka akan
membunuhku. Kawan-kawanmu
ini anak buah pak syam kamaruzaman . Mereka
akan membunuhku. jessica ,
kasihanilah suamimu.
Kasihanilah sayangku,
kasihanilah... mereka... mereka
akan..." dan kepalanya
lalu  terkulai!" Sepasang
matanya terkatup. Lesu. Tak
lama lalu  nafasnya yang
kembang kempis, mulai bergerak
teratur. la sama sekali tidak
sadar bagaimana dokter yang
segera datang sesudah  dipanggil,
memperbaiki gips di lututnya,
membedah beberapa bagian
kecil secara kilat ditempat itu
juga sesudah  pasien-pasien lain
disuruh tidur oleh tiny  
menarik nafas. Ia tatap wajah
pasien yang pucat pasi itu. 
Ia kira, ia sendiri sama
pucatnya. Tak heran, suaranya
bergetar: 
"la bilang aku jessica . Isterinya.
Yang sudah  mati..." dan ia
menggigil kembali lalu 
tersuruk-suruk mengikuti
rekan-rekannya yang keluar dari
dalam sal.  saat  chucky  terbangun,
hari sudah siang. 
Lutut kanannya
berdenyut-denyut, namun  tidak
lagi sesakit tadi malam. Tadi
malam! Rasa-rasanya tadi
malam ia mengalami sesuatu.
Seperti ia melihat jessica  masuk ke
dalam sal, namun   bukan
untuk memeluknya dengan
penuh rasa kasih sayang
seorang isteri, melainkan malah
berusaha melarikan diri sesudah 
mendatangkan beberapa orang
laki-laki. Bermimpikah ia" 
Dan pada pasien disebelahnya,
yang rupanya terus
memperhatikan chucky 
semenjak terbangun, ia
mengulangi pertanyaan yang
tersirat di benak. 
"Bermimpikah aku, saudara
untung ?" 
untung , pegawai toko yang
masuk rumah sakit sebab 
ditusuk pakai pisau oleh
ponakan yang meniduri
isterinya, manggut-manggut.
Seraya manggut-manggut ia
menegaskan: 
"Ya. Kata mereka kau
bermimpi." 
"Oh...!" chucky  terkulai.
Betapapun mengerikan
impiannya tadi malam, ia lebih
suka kalau 
kejadian itu adalah kenyataan.
Betapa ingin ia melihat
isterinya, jessica  masih hidup,
meski jessica  sudah  tidak menyukai
dia lagi. Ya, siapa tahu jessica 
masih hidup" Toh chucky 
sendiri belum membongkar
kuburan isterinya" Hanya
orangorang kampung yang
mengatakan isterinya sudah  mati.
Dan mertua wanita lesbian nya yang
sudah benar-benar pikun itu!
Kalau saja.. kalau saja jessica 
masih hidup... ah, akan sudikah
jessica  lagi mencintai chucky  yang
sudah tak punya masa depan
sama sekali" Dan sudah tidak
punya sebelah kaki" Lalu, lalu
apa yang harus dilakukan
chucky , kalaupun toh ia sembuh
tanpa sebelah kaki" Untuk apa
ia hidup" 
'... kau tentunya sangat
mencintai isterimu, bukan?"
pegawai toko bernama untung 
itu tiba-tiba bertanya. 
"Ya," sahut chucky . 
"Diapun mencintaimu?" 
"Ya, suara chucky  ragu-ragu." 
"'Kenapa kau ragu?" 
'.. kaki kananku sudau dipotong
Mana mungkin jessica  mencintaiku
lagi?" 
"Mencintaimu lagi" namun  kau
katakan, isterimu sudah mati!" 
chucky  menghela nafas. Berat. 
"Yah. Kata mereka isteriku sudah 
mati 
Orang-orang kampung itu. Dan
syam kamaruzaman . Yang sudah  mengusir
bahkan ingin melenyapkan aku
dari muka bumi ini?" 
"Melenyapkan kau"' 
chucky  manggut-manggut. 
"Mungkin juga mereka pula
yang sudah  melenyapkan
isteriku," gerutunya dengan
suara tersendat. Ya. Pasti
mereka, kalau jessica  benarbenar
sudah  mati. Bukankah chucky 
sudah  menemukan kutang
isterinya tersangkut dipinggir
cadas yang membatasi bagian
belakang rumah syam kamaruzaman  dengan
sungai di bawahnya" Pasti!
Pasti! Pasti syam kamaruzaman  itu yang sudah 
membunuh isterinya. Bahkan
tidak saja membunuh. Sebelum
jessica  mati, syam kamaruzaman  sudah " terkutuk.
Terkutuklah syam kamaruzaman  keparat itu.
Sesudah  chucky  membelanya
mati-matian sehingga tidak ikut
terpenjara demi hidup isteri dan
mertua chucky , tak tahunya
orang bermuka manis namun
berhati bejat itu jadi pagar
makan tanaman. 
"Hem! Untuk dialah aku harus
tetap hidup," chucky 
menggeram. "Dia" Dia siapa?"
tukas untung . 
"syam kamaruzaman  itu." 
"Ah. Saudara chucky ," pegawai
toko untung  itu angkat bahu.
"Tak baik membalas dendam.
Aku tahu apa yang diperbuat
syam kamaruzaman  terhadap almarhumah
isterimu. Ataupun pada kau
namun . kau lihat bukan"
Ponakanku tidak kuadukan ke
polisi. Isteriku kumaafkan. Demi
anak-anak kami. Demi masa
depan kami...." 
"Kau punya anak. Punya isteri.
Punya masa depan . Aku ?"."
sungut chucky  lalu  ia
membalikkan tubuh Berusaha
mengatupkan mata memikirkan
cara apa yang ia lakukan untuk
membunuh syam kamaruzaman  sebagai
pembalas sakit 
hatinya. serta kematian isterinya
sanggupkah niat itu ia
laksanakan dengan kaki
kanannya buntung" Lalu
bagaimana dengan orang-orang
kampung" Mereka akan
bertempur untuk membela syam kamaruzaman 
yang mereka anggap  sangat
terhormat hidupnya. Dan masih
ada nyoto  Lakilaki homosex yang
bertubuh besar itu, sudah 
dilumpuhkan chucky  sebelum ia
lari dari kampung. namun  ,
dengan kaki buntung, masih
sanggupkah chucky  mengulangi
hal yang sama terhadap laki-laki
berkekuatan raksasa meski
tanpa mempergunakan otak
kalau berkelahi itu" 
Pikiran kacau serta
keragu-raguan akan kemampuan
dirinya hampir saja membuat
chucky  putus asa. Kalau saja
tidak ingat pada tekad saat 
berjanji di depan makam
Isterinya serta pada saat-saat
dimana bayangan jessica  muncul
diantara kabut yang menyelimuti
klinik tempat chucky  di rawat
pertama kali, maulah ia
hantam-hantamkan saja lututnya
yang buntung kelantai atau
mencabut tombol bel dan
menempelkan ujung kabel
ketubuh sehingga ia mati sebab 
dihisap stroom listrik. 
"Tidak, jessica  sayangku,"
seringkali ia bergumam tiap kali
pikiran nekad hampir
mempengaruhi rasa putus
asanya. "Kau sudah  menolongku
malam itu di klinik. Aku tahu
matimu penasaran. Aku akan
menolongmu menyempurnakan
kematian. Semoga kau tabah.
sayangku dan..." 
Dan terngiang-ngiang ucapan
isterinya dua 
tahun yang lalu, saat  ia diseret
polisi sebab  terlibat
perampokan-perampokan: 
"Kau akan kutunggu sampai
mati, kang chucky !" 
Sampai mati! Waktu itu, ucapan
jessica  ia anggap  hanyalah ucapan
seorang isteri yang ingin
menunjukkan kesetiaannya yang
murni, siapapun dan apapun
juga pekerjaan suaminya. Itulah
cinta. Demi cinta chucky 
bekerja sama dengan syam kamaruzaman 
untuk mengumpulkan harta yang
bisa ia persembahkan bagi
isterinya. Demi cinta ia masuk
penjara. Demi cinta isterinya
menunggu sampai ia keluar dari
penjara. la percaya  demi cinta
pulalah isterinya sampai mati
penasaran. jessica  tetap akan
menunggu chucky . Sampai
matinya. Untuk bertemu
kembali. Biarpun di alam baka.
namun  tidak. Sebelum chucky 
membalaskan dendam mereka
bersama! 
Dengan tekad yang bulat itu
chucky  berusaha untuk tetap
hidup. Hari demi hari ia
berangsur sembuh. lalu  ia
dituntun oleh beberapa suster
atau perawat laki-laki seraya
bergantian. Mula-mula
disepanjang gang dalam sal.
Terus ke kebun bunga. Lama
kelamaan mereka melepaskan
chucky  bergerak sendirian.
Dengan tongkat yang tercapit di
ketiak kanannya. Ibu nyi girah .
Bekas isteri syam kamaruzaman  sekali dua
berkunjung bersama calon
suami dan anaknya. 
Mereka pulalah yang membayar
segala biaya perawatan chucky 
selama di rumah sakit. Pada
mereka, chucky  berjanji dalam
hati, 
kalau diizinkan Tuhan, ingin
membalas jasa. Tidak dengan
harta, paling dengan do'a. 
 lubang hidung chucky 
mengembung. Udara segera
menerobos masuk lewat jendela
sal yang baru saja dibuka oleh
seorang suster. Dihirupnya
dalam-dalam. Sesaat ia
berusaha duduk tenang-tenang
di pinggir tempat tidur.
lalu  ia sambar tongkat
kayu yang tersandar ke tembok.
Ia lekatkan di bawah ketiak
kanan, dengan bantuan tongkat
itu ia berjalan ketepi jendela.
Memandang ke luar.
Kepekarangan samping yang
dihiasi segelintir bunga-bunga
ros dan tulip. Ke rerumputan
hijau yang di basahi embun.
Setetes'air jatuh dari ujung
sehelai daun ceri. Jatuh di atas
jalan aSpal di luar pagar. Jalan
yang tenang. 
"0, pagi yang cerah," ia
bergumam sendirian. "Bantulah
aku keluar dari masa depanku
yang pudar ini!" 
Tersuruk-suruk ia lalu 
berjalan ke arah pintu. 
Seorang petugas laki-laki
tersenyum padanya. Ramah, 
"Selamat pagi," kata orang itu. 
"Pagi." 
"Enak tidurnya semalam?" 
"Ya. Seenak enaknya tidur di
rumah sakit dengan pikiran tak
lepas dari bayangan sebelah
kaki yang hilang." 
"Sabarlah. Nanti juga terbiasa
pakai tongkat"
"Terima kasih." 
"Tidak mandi dulu?" 
"Ah. Seminggu terbaring di
tempat tidur, saya sudah
terbiasa di-lap. Nanti sajalah
lagi .." 
Lantas ia meninggalkan petugas
yang cuma bisa memandang
laki-laki yang malang itu dengan
mata bersimpati. Suara ketukan
tongkat kayu diketiak chucky 
bergema sepanjang korridor.
Seorang dua suster menoleh.
lalu  mengangguk seraya
tersenyum. Seorang pasien ia
lihat sedang berlari-lari kecil
dikorridor. Nafasnya
terengah-engah. Keluar dari
mulut yang kering sesudah 
melewati leher yang tipis. Wajah
pasien itu juga tipis. Setipis
tubuh yang tersembunyi dibalik
piyama tidur yang tampaknya
sudah beberapa hari tak diganti.
Sering chucky  melihat lelaki
kurus itu melakukan olah raga
kecil, pagi, sore. Kata seorang
suster, terkena rheumatik yang
akut sudah sering berlaidit nan
dengan rumah sakit. Tiap
keluar, selalu tak lama lagi pasti
kembali. 
"Pantas matanya begitu layu,"
bisik chucky  dalam hati, saat 
berpapasan dengan pasien itu.
Dan saat  mata si pasien
terpaut pada kaki kanan chucky 
yang buntung. chucky 
mengeluh, juga dalam hati: 
"Namun ia lebih beruntung. Bisa
berjalan bisa berlari. Dengan
kedua kakinya.?" 
chucky  melangkah terus.
Tersuruk-suruk. Dengan tongkat
berdetuk-detuk. 
Dan bergumam lagi: 
"Bisakah kubalaskan dendamku
dengan kaki yang buntung
begini?" 
Pikiran chucky  melambung ke
masa silam. saat  kedua orang
tuanya meninggal sebab 
dimakan kolera, ia tidak
berputus asa. Mungkin sebab 
waktu itu ia masih berumur
belasan tahun, belum mengenal
bagaimana sebetulnya  susah
hidup ini. Lebih-lebih sesudah  ia
diangkat sebagai pembantu di
rumah pak syam kamaruzaman . Tidur cukup.
Makan cukup. Dimanja bagai
anak sendiri. Bahkan lalu 
lebih dari itu, saat  suatu
malam isteri syam kamaruzaman  ibu nyi girah 
masuk ke kamar tidur lalu 
mencium bibirnya. Harihari
berikutnya, tak saja mencium.
Juga menggelut. Dan
melampiaskan chucky  ke
sebuah penghidupan lain. Yang
indah. Yang bergairah. Panas.
Membara. 
Ia juga tidak begitu berputus asa
saat  pada saat lain, bukan ibu
nyi girah  saja yang dengan
setengah paksa menggelut
tubuhnya. namun   juga,
suami wanita lesbian  itu.
Mengerikan memang Laki-laki.
Dengan lakilaki. la cuma
terkaget. Panik. Dan takut.
Mulamula. Lama-lama terbiasa.
Lebih-lebih kebutuhan hidupnya
semakin dipenuhi. Sampai benda
lembut yang mengerikan yang
selalu tersimpan dalam kotak
hitam di kamar pak syam kamaruzaman , ter
genggam di tangannya. Mayat
bayi yang tidak saja di awetkan.
namun  lalu  juga diciutkan.
Dengan itu. chucky  leluasa
pergi kedesadesa lain. Juga ke
kota. Mengambil harta milik
orang lain dengan leluasa, tanpa
sekalipun ketahuan. 
saat  kekebalan mayat bayi
yang menciut itu punah sebab 
selembar rambut wanita lesbian 
lacur terselip di kuku chucky 
sehingga rahasianya terbongkar,
iapun tidak merasa berputus
asa. Betapa tidak. saat 
ditangkap polisi, jessica  cuma
menangis tersedu, namun  
tidak menyesali perbuatan
suaminya. sebab  semua itu
demi rumah taidit  mereka,
perkawinan yang tanpa modal.
"Kau akan kutunggu".
terngiang-ngiang ucapan jessica .
"Sampai mati. akan kutunggu
dengan janji setia itu. chucky 
bisa melampaui hidup yang
sengsara selama terpenjara.
Terjauh dari dunia luar, terjauh
dari cinta dan tubuh isterinya
sempat membuat chucky 
kehilangan gairah untuk hidup.
Namun tak sempat sampai
berputus asa Dengan harapan
keluar dari penjara, ia masih
memiliki sesuatu yang paling
berharga di dunia ini: jessica . 
namun  kini jessica  sudah tiada.
Juga sebelah kakinya. 
"Tidak!" mulutnya berdecip.
"Aku tak boleh berputus asa.
Demi jessica !" 
Detuk-detuk tongkatnya
bergema lagi sepahjang
korridor. 
Entah sudah berapa puluh meter
ia berjalan. Tubuhnya lelah.
Terutama pUndak kanan 
yang menahan tekanan tongkat.
Lengan. apalagi. namun  ia tidak
mau berhenti. Ia harus terus.
Terus. Dan terus. Ia harus kuat.
Ia tidak boleh menyerah. Dokter
bilang, beberapa hari lagi
luka-luka bedah di lutut
kanannya akan mengering. Lalu
ia boleh pulang. 
"Kemana !", sesaat ia teringat.
"Ya. Ke mana?" 
"Pintu rumah kami terbuka lebar
untuk kamu, chucky ,"
terngiang-ngiang pula ucapan
bu nyi girah  tiap kali datang bezuk. 
Bibir chucky  kering. Memang.
la percaya  bu nyi girah  tidak akan
menutup pintu baginya. namun 
pantaskah" Bu nyi girah  akan
segera menikah, sesudah  cukup
lama bertahan jadi janda. Ia tak
lagi akan sendiri di rumahnya.
Ia akan ditemani suaminya yang
kedua. Suami yang tampaknya
bertanggung jawab. Dan tidak
bisex seperti suami pertama bu
nyi girah  syam kamaruzaman  terkutuk itu. Yang
menyebabkan chucky  mengenal
hangatnya tubuh wanita lesbian 
sebelum waktunya. Bisakah
kehangatan tubuh wanita lesbian  itu
ia tekan dan buang jauh-jauh
selama ia tinggal bersama ibu
nyi girah  nanti" . 
"O, andai saja," keluhnya halus.
"Andai saja ' jessica  masih hidup?"
Dan tiba-tiba. hatinya yang
terkoyak berdenyut. Keras. 
Seorang wanita lesbian  berpakaian
seragam putih-putih, keluar dari
pintu sebuah kamar.
Detuk-detuk tongkat kayu yang
terhenti tibatiba menarik
perhatian siwanita lesbian . Ia meno
leh. Hati chucky  semakin
berdenyut. Jantungnya, apalagi.
Ia ternganga, wanita lesbian  itu
juga ternganga. Sepasang bola
matanya yang bundar sesaat
membesar. Mulutnya tergagap.
Seperti mau berkata sesuatu.
namun  tertahan di tenggorokan.
Dan chucky  mendahului: 
"... jessica ," ia setengah berbisik.
Lalu, setengah berseru: 'jessica !".
Tongkatnya berdetuk detuk
kencang. la setengah berlari
wanita lesbian  itu menjadi pucat
waiahnya. Lalu bergerak
mundur. "jessica ! jessica ! jessica ! 
Belasan pasang mata petugas
dan pasien yang sedang berada
di luar, terpusat pada chucky 
yang menyeret-nyeret sebelah
kakinya dengan tongkat kayu
yang seperti menggapai gapai.
Keheningan pagi, dipecahkan
oleh detuk-detuk tongkat dan
suara chucky  yang
memanggil-manggil. Semua
terpukau. Tak mengerti. Dan tak
tahu mau berbuat apa-apa.
Sampai disebuah lorong yang
bersudut empat, chucky 
tertegun dengan mata liar
mencaricari. lorong itu sepi.
Salah satu, berakhir di pintu
kamar mati. chucky  membasahi
bibirnya yang kering. 
lalu , tersuruk-suruk
berjalan lurus ke kamar mati. ' 
"jessica ?" suaranya setengah
menangis. "Mengapa kau lari?"
Mengapa kau lari?" 
Tiba di pintu kamar mati. ia
coba membukanya. Terkunci.
Dengan sekuat suara. chucky 
berteriak: 
"jessica , bukalah pintu. Bukalah!" 
Sepi. Diam. 
"Bencikah kau padaku, jessica "
Bencikah" sebab  aku cacad?" 
Sepi lagi. Diam lagi. Mencekam,
sesepi dan sediam pintu kamar
mati yang tetap tertutup.
Akhirnya, kesabaran chucky 
habis. Ia menjadi marah.
Merasa dipermainkan. Merasa
terhina. Oleh isterinya sendiri.
Yang ia cintai, dan katanya
mencintai dirinya. Yang akan
setia menunggunya. Sampai
mati, dengan kemarahan yang
bergumpal-gumpal di dada,
chucky  memukul-mukul pintu
kamar mati. lalu 
menghantamnya berulang-ulang
dengan tongkat kayunya.
Berdentam-dentam. Suara
hingar bingar segera memenuhi
sekitar tempat itu. Tidak lagi
berbelas-belas. namun  sudah
berpuluh-puluh bahkan mungkin
beratus-"ratus pasang mata
memperhatikan kejadian di
depan pintu kamar mati yang
terkunci rapat itu. 
'Buka! Buka! Buka! jessica , buka.
jessica aaaa!". 
Beberapa orang petugas
laki-laki mendekat dari belakang
chucky . Sesudah  saling
pandang, seseorang berkata
hati-hati. 
"Bung, tak ada apa-apa di
dalam." 
chucky  membalikkan tubuh.
Wajahnya merah padam.
Matanya kelabu, "Tak ada?" ia
bersungut-sungut. "Isteriku.
Isteriku ada di dalam". _ 
'Isterimu?" 
Petugas-petugas itu kembali
saling berpandangan. 
"lsteriku! Isteriku, dengar" Ia
lari dariku. 
dan bersembunyi di dalam.
Mana: kunci pintu" Mana?" 
Seraya menelan ludah, laki-laki
tadi berkata: . 
"Itu pintu kamar mati, bung". 
chucky  menghentak hentakkan
tongkat kayunya kelantai lorong.
Berteriak-teriak: 
"lsteriku memang sudah mati.
Sudah mati. 
Seorang diantara perawat
laki-laki itu bergidik. Yang
seorang bergerak maju.
Tersenyum dibibir, namun  cemas
dihati. Dalam hati kecilnya
orang itu menggelinding
dugaan-dugaan: 'Pasien ini
sudah gila. Benar-benar gila!"
Dan kedua lengannya
terkembang kedepan. Berusaha
memegang tangan chucky . 
Yang mau dipegang, bergerak
mundur, dan bertahan ke pintu
kamar mati. 
"Mau apa kau?". suaranya
serak. "Mana kunci?" ' 
"Kemarilah, bung, Kau harus
kembali ke tempatmu". 
"Kembali?" mata chucky 
membesar. 
'Tidak Aku tak sudi. Tanpa jessica ".
"Bung', kata petugas dengan
sabar "Kau bilang, istrimu
sudah mati. Berarti ia tak ada
disini, bukan?" 
"Di dalam! Ia ada di dalam'" 
"Bung. tak ada apa-apa Kamar
mati itu kosong'. 
"Tidak. Tidak! Tidaaaak!" 
"Petugas-petugas lainjuga mulai
mendekat mengitari chucky . 
Tongkat kayu ditangm chucky 
segera teracung ke udara. 
"Mengapa kalian mengepungku"
tanyanya dengan suara tak puas.
"Kalian mau melarang aku
bertemu dengan isteriku, eh"
kalian mau menyembunyikannya
dikamar mati'! Membiarkan ia
sepi sendiri" kalian
menyiksanya. Kalian
membunuhnya. Kalian
antek-antek syam kamaruzaman . Kalian pasti
anak buahnya". 
Dan tongkat kayu chucky 
melayang diudara. Petugas yang
terdekat segera membungkuk,
lalu  menyambar kaki kiri
chucky  yang masih utuh.
chucky  terhenyak. Tongkat
kayu ditangannya mau ia
hujamkan kebawah. namun  ,
petugas lain segera bertindak.
Seorang menyambar ayunan
tongkat, seorang lagi
memegangi lengannya. dan yang
lain berusaha memeluk
pinggangnya, chucky 
meronta-ronta. 
"Lepaskan! Lepaskan aku!
Kubunuh kalian! Kubunuh
kalian". _ 
Ditonton banyak orang. chucky 
berhasil diringkus. Ia menangis
sesudah  kedua lengannya dibetot
kebelakang punggung, dan
tubuhnya diangkat oleh
petugas-petugas itu. Ia menangis
tersedu-sedu. 
'".O. kakiku. Kakiku !'. 
lalu  perlawanannya
terhenti. Ia menangis. 
"jessica , mengapa kau tega"
Mengapa, sayangku?" 
Petugas-petugas yang
membopongnya sa
ling berpandangan lalu 
saling mengangguk Mengerti
Sama-sama sependapat: pasien
ini histeris. Atau bermimpi
waktu tidur. Dan sesudah 
bangun, terpengaruh oleh
impian pada isterinya. namun 
kekamar mati" hi! Mungkin
pasien ini sudah rusak jiwanya.
Mungkin. Lakilaki malang! 
"Kasihan..." seorang pasien
wanita lesbian  ber
ucap. 
"Ya. Kasihan" kata orang lain
didekat. 
Dengan perasaan kasihan,
kedua pasien itu masuk kembali
kekamarnya. Sesaat. Mereka
tertegun dan pucat saking kaget,
saat  sesosok tuouh berpakaian
putih-putih dan berwajah pucat
pasi muncul dari-balik pintu.
Ingatan mereka lari pada pasien
aneh tadi. 
Dan.. kamar mati! Namun
sesudah  mengenal wanita lesbian 
cantik yang tersenyum ramah
dihadapan mereka, kedua pasien
tadi menjadi lega. Seorang
diantaranya bergumam: 
"Ah suster tiny , Kirain" apa" 
tiny  , tetap tersenyum kaku.
lalu  melangkah. Kaku. 
masih dengan wajah pucat.
tiny   masuk keruangan
kantor di sebelah utara rumah
sakit. Seorang petugas yang
sedang membereskan sejumlah
arsip di atas meja menoleh
sekilas. lalu  meneruskan
pekerjaannya. Biasa, kalau
sepagi itu sudah ada suster
muncul dengan wajah pucat.
Apalagi, suster yang baru
bertugasjuga malam. namun ... 
"... he, tiny . Kau tak tugas
malam tadi bukan?" 
tiny   duduk disebuah kursi.
Tubuhnya menggigil. "Tidak",
katanya. Antara terdengar dan
tidak: 
"Kok: Wajahmu pucat. Sakit?" 
tiny   menggeleng 
"Baru lihat pasien yang mati?" 
Mendengar itu, wajah tiny  
terdongak. Makin pucat. 
Pasien mati" Apa anehnya"
lalu  kepalanya terkulai
lagi. Layu, diatas leher yang
manis. Jenjang... mati,
gumamnya. Laki-laki itu bidara
soal isterinya yang mati lagi.
Kali ini... didepan kamar mati" 
Temannya yang sedang
memberes-bereskan arsip,
memandang penuh perhatian. 
"Naa, apa kubilang," katanya.
"Jangan percaya laki-laki?" 
"Engga usah meledek Nur." 
"Habis. Marah main laki
didepan kamar mati! Apaan?" 
"Siapa bilang!" 
"Lho. Tadi kau bilang..." 
"Ah. Kau. Mengada-ada saja.
Aku cuma bilang laki-laki itu
bicara soal isterinya yang sudah
mati!" . 
"Tentu saja. Supaya kau
bersedia menerima cintanya. Eh.
omong-omong. laki-laki pasien
atau... Ha. Pasti dokter Nata,
ya?" 
'Nata?" rungut tiny  . Tak
bersemangat. 
"lyalah. Dokter Nata. Ia kan
sudah duda" 
"Yang benar saja", tiny  
tersenyum. Wajahnya mulai
memerah kembali. Laki-laki tua
renta begitu" Huh" 
"Tua-tua sih, kalau sedang jatuh
cinta. Coba. Kalau kasih kuliah,
apa engga sering matanya
melirik-lirik kau?" 
"Tak pernah kuperhatikan,
sungut tiny   seraya angkat
bahu. Lagi pula, yang benar saja
kau. Dokter kan harus jaga
gengsi. Masa pacaran didepan
kamar mati. Pagi begini?" 
Gengsi ya tinggal gengsi. namun 
kalau cinta bicara... 
SUdah, Sudah Bosan! 
Nur tertawa. Katanya: 
Kalau begitu, fredy krueger  ya" 
fredy krueger " 
Alaa. Yang paling rajin
menyalinkan hasil kuliah kebuku
Catatanmu, tiap kali kau absen...
Jangan mengada-ada Nur!
Khawatir musti begitu. 
Musti bagaimana" Menulis
diakhir catatan: tiny . tiny -ku.
Begitu" 
Ia iseng sih. 
Apakah dokter peniwise  juga iseng,
sampaisampai ia meremehkan
isterinya yang suka main kontrol
kerumah sakit. kalau ia tahu
sang suami yang anti cewek itu
sering memakai kau sebagai
partner di kamar bedah?" 
"Ia membedah pasien. Bukan
membedah tubuhku". 
"Tubuhmu sih tidak.
Pakaianmu"' 
"E e, Nur...!' 
"Engga ngaku?" 
Dengan dongkol. tiny  
mengeluh: 
"Kau kan kenal mama. Paling
benci laki-laki yang sudah
beristeri, namun  masih coba
dekatin wanita lesbian ". 
"Kau?" 
"Aku?", tiny   angkat bahu,
'Kuhargai mamaku". 
"Kalau begitu. siapa lagi tiny "
Dokter Nata tidak, fredy krueger  tidak.
Dokter Andi juga tidak. Pasien
ya?" 
tiny   menghela nafas.
Sahutnya: 
"Ya". 
Nur tertawa lebar. 
"Biasa, Pasien laki-laki memang
suka be
gitu. Kita tak ambil open.
dibilang judes Serba salah". 
"Ya ini lain". 
"Lain?". 
"Ia malah sangka aku ini
isterinya". 
Nur mengernyitkan dahi. Lalu: 
"Kau maksud.... pasien bernama
chucky  yang berusaha memeluk
tubuhmu beberapa malam yang
lalu?" 
"He-eh". 
Wajah Nurjadi serius. Katanya: 
"Diapainnya pula kau tadi?" 
"Dikejar. Aku lantas
bersembunyi di balik pintu
kamar kelas tiga. la sangka aku
bersembunyi dikamar mati..." 
"Ka...mar mati?" 
"He-eh Kau takut" Aku apalagi.
Ketahananku menghadapi
orang-orang mati atau yang
sekarat menjelang mati selama
ini, punah begitu saja. Laki-laki
itu tampaknya bukan saja
menganggap  aku sebagai
isterinya.. namun  juga.. juga
sebagai hantu isterinya. Hi!. 
"Kau percaya hantu?" 
"Dan kau?", tiny   balik
bertanya. 
'.... kata orang. disekitar kamar
mati suka berisik kalau malam
hari, apalagi kalau malam
Jum'at. Malah pernah katanya
ada yang lihat. Penjual bakso. Ia
disuruh berhenti dan baksonya
dibeli seseorang. Sesudah 
baksonya habis orang itu pergi.
Tak bayar. Penjual bakso
nyusul. namun  orang itu
menghilang dibalik pintu kamar
mati. Penjual bakso itu panik.
lari. 
 Menabrak dengannya. Tumpah.
Berantakan. Lalu seorang rekan
juga pernah lihat wanita lesbian 
cekikikan didepan kamar mati.
Mulamula disangka suster yang
lagi pacaran. namun  suara
cekikikan berubah minta tolong.
Rekan itu mendatangi,
bermakSUd menolong. namun 
disekitar kamar mati tak ada
apa-apa?". 
"Kau percaya semua
cerita-cerita itu, Nur?". 
"Ya, bagaimana ya. Dan kau"!" 
"Kok nanya aku lagi". 
"Kau percaya?" 
"Tidak. Sebelum melihat atau
mengalami sendiri". 
"Kau mau?". 
tiny   tertawa. Parau.
Rungutnya: 
"Engga dong!" 
Mereka tertawa. Berbarengan.
Tawa mereka baru terhenti
saat  seorang laki-laki masuk
kedalam. Sesudah  melihat siapa
yang masuk, Nur mengerling
pada tiny  . lalu 
meneruskan pekerjaannya.
Pura-pura asyik. namun  cuping
telinganya mengembung.
Nguping Ia dengar: 
?" kau kucari-cari dari tadi tiny "
Ekor mata Nur melirik. Ia lihat
laki-laki tadi duduk disebelah
tiny  . Wajahnya tampak
segar dan kemerahan. Pikir Nur
dalam hati: bukan sebab  udara
panas. Di luar kan masih pagi.
Matahari '" belum nongol. Hem,
pasti jantung si pria
berdentang-dentang seperti jam
dinding yang baru direeparasi.
Lantang Bersemangat. Hem. *" 
'Bagaimana pasien itu?", tanya
tiny  . 
"Sudah diberi obat penenang". 
"Masih. normalkan ia?" 
"Tampaknya begitu". 
"Tadi ia kukira sudah gila". 
"Kukira juga begitu". 
"Ia menangis ya?". 
"Ya. Sedih sebab  kakinya
buntung. Biasa". 
tiny   menarik nafas. 
"Kasihan". dengusnya. 
Laki-laki yang duduk
disebelahnya, menoleh pada
tiny  . Memperhatikan
wajah gadis itu dengan seksama.
"Kau menaruh perhatian
padanya?". 
"Siapa?", tiny   terkejut. 
"chucky ". 
"Pasien itu". tiny   tertawa.
Tugasku. 
Sebagai suster" "Hanya sebagai
suster"'. 
"Suster. Tak lebih". 
"Syukur", laki-laki itu berkata
dengan suara lega. ' 
"Mengapa"' 
Laki-laki itu tak menoleh. Yang
menoleh justeru wanita lesbian 
dibelakang meja. Nur. Matanya
bermain. tiny   membalas
dengan pelototan yang tidak
kepalang besarnya. Nur
menaruh telapak tangan
dimulut. Menahan gelak tawa
yang mau terburai keluar. Lalu
berpura-pura asyik lagi. Dengan
pekerjaannya di meja. namun 
arsip itu sama sekali tak menarik
perhatiannya. Disamping SUdah
rutin sehingga kadang-kadang
membosankan, juga 
namun 
sebab  tingkah laku orang yang
sedang jatuh cinta memang
selalu sangat menarik
perhatiannya. Disamping sudah
rutin sehingga kadangkadang
membosankan, juga sebab 
tingkah laku orang yang sedang
jatuh cinta memang selalu
sangat menarik perhatian.
Meskipun cuma dengan
mendengar doang. Sambil harap
harap cemas kalau ketahuan
nguping. Bisa diusir! 
"Mengapa, fredy krueger ?", tiny  
seolah-olah mendesak sambil
menahan senyum di mulut. 
fredy krueger  menoleh pada tiny  .
Tersipu. Menoleh kearah lain.
Terbentur pada Nur yang
sedang pura-pura tekun. Lalu:
"Ah. Tidak apaapa". 
"Syukurlah, ganti tiny   yang
mengucapkan apa yang sesaat
sebelumnya diucapkan si lelaki.
Yang mendengarkan terpana
sesaat. Memandang tak mengerti
pada tiny  . Matanya
membayang kecemasan. Meski
mulutnya berusaha tersenyum.
Betapa kaku. 
"Lututnya tak kambuh lagi,
fredy krueger ?" 
"Lutut?" fredy krueger  tersenggap.
"Lutut siapa?" 
"Pasien itu" 
"Pasien itu lagi Pasien itu lagi.
Apa salahnya kita bicara soal
lain saja, tiny " Banyak halhal
yang lebih menarik dari pada
soal soal. pasien.." 
"Pasien selalu menarik.
Terutama tentang
perkembangan kesehatannya.
Dan jiwanya. ' lumayan toh"
Menambah pengetahuan teoritis
tentang psykologi dalam kuliah
bukan?" 
"Oh ya. Ya!", Laki-laki itu
berusaha mengelak. Biar tak
puas. Dimejanya, Nur tersenyum
senyum kecil. 
"Kau tak kena tadi?" 
"Tidak" 
?"aku bisa gemetar melihat
bagaimana si chucky  itu tadi
mengamuk. Kau berani juga
fredy krueger ; berusaha menyadarkan
orang yang histeris dan ngamuk
begitu". 
"Demi tugas". 
"Nah. Hari ini kita sama-sama
punya tugas, bukan" Ah, hampir
saja aku lupa", tiny  
berdiri: "saat  bentrok dengan
si chucky  itu. aku baru saja
keluar dari sebuah sal. Ada
pasien wanita lesbian  kecil yang
harus di infuse. Katanya baru
masuk subuh hari tadi, sebab 
kecelakaan. Oh ya, fredy krueger . Mau
kau tolong panggilkan dokter
Dunil" Ia yang menolong
wanita lesbian  kecil itu subuh tadi. 
fredy krueger  berdiri. Di wajahnya
masih terbayang rasa tak puas. 
"He, Nur. Aku pergi?" tiny  
melambai." 
"Lihat-lihat jalannya. tiny .
Bisa-bisa nubruk pintu", balas
temannya sambil tersenyum
lebar. Wajah fredy krueger  jadi merah
padam. Buru-buru ia menyusul
tiny   ke luar dari ruangan.
Sesudah  berusaha menahan diri
selama jalan berdampingan,
fredy krueger  tak kuat menahan diri.
Katanya, buru-buru. 
"Sekarang Sabtu, tiny ..." 
tiny   menghentikan
langkah. 
"Lantas?". 
"Nanti malam Minggu". 
"Iya dong. Sekarang kan Sabtu".
"..., fredy krueger  memegang tangan
tiny  . 
Tangannya sendiri gemetar.
Katanya setengah berbisik:
"Boleh aku mengajakmu
jalanjalan malam ini, tiny ?". 
tiny   memandang tajam
kemata fredy krueger . Menyahut
dengan suara tegas: 
"Sudah berapa kali kubilang,
fredy krueger . Kita bersahabat. Cuma
itu" lalu  ia melepaskan
tangannya dari genggaman,
tangan fredy krueger . Memutar tubuh.
Dan sebelum menjauh, ia
melanjutkan: "Dan ingat. Lain
kali, jangan tulis lagi dibuku
catatanku kata-kata tiny ku. Aku
ini masih milik mama. Milik
papa, bukan milik siapa-siapa. 

TIBA dirumah, tiny   gelisah
tak menentu. 
Seperti saat  bertugas hari itu
dirumah sakit, apa saja yang ia
kerjakan dirumah serba salah.
Waktu menyapu lantai, kakinya
tersandung kekaki meja tinggi
sehingga vas bunga diatasnya
jatuh. Tiba dilantai pecah
berderai. Waktu masak didapur,
ia mau menggoreng telor. Bikin
mata sapi. la ketok-ketokkan
halus ketepi wajan. Telornya
pecah. Jatuh dilantai dapur.
Celakanya ia tak sadar. Malah
ia masukkan kulit telor kedalam
minyak yang sudah panas.
Berdiri sebentar, lalu 
tercium bau tak sedap, baru ia
tahu sudah  salah masukkan. 
Habis mandi sore, ia duduk
dimeja makan bersama ayah
ibunya. tiny   tidak
berselera!" 
Makannya tertegun-tegun.
"tiny ?" Terkejut, ia menoleh. Ia
lihat mata ibunya yang menatap
tajam, "Sakiti". "Oh, tidak,
mama'. 'Hidangannya tak enak"
ini masakanmu sendiri".
"Bukan'. "Lantas?" tiny   tak
menjawab. Lama. Sampai
ayahnya angkat bicara: "Soal
pekerjaan?". Baru tiny  
bernafas lega. Sahutnya: "Ya".
"Mengapa, nak" Ada kesulitan?"
"Kesulitan sih tidak. papa. Ini
tentang seorang pasien'. "Ah.
Kau sudah bercerita banyak
tentang pasien-pasienmu" 
"namun  baru kali ini kau begitu
gelisah. 
Kalau tak salah, sudah beberapa
hari ini". 
"Seorang pasien bersikap aneh
padaku beberapa hari yang lalu.
Lalu tadi." "Hem aneh gimana?"
tanya ibunya. Matanya yang
awas, menatap tak berkedip.
Dan sebelum sang anak
menjawab wanita lesbian  itu
menegaskan; "Bukan SOal tetek
bengek. toh?" 
'Tetek bengek?" tiny  
sengau suaranya. "Misalnya,
soal.. cinta." 
tiny   tertawa. 'Ah, mama
ini. Seperti si Nur saja. Meng
ada ada." 
"Syukurlah nak. Ingat. Kau
masih muda. Dan kami tak
punya anak lagi. Bukan kami
takut kehilangan kau,
seandainya kau jatuh cinta,
kawin dan lalu  hidup di
rumah tersendiri dengan orang
lain. namun  nak, sebab  kau
anak kami satu-satunya maka
kami mohon agar kau jaga nama
baik keluarga. Bila sudah tiba
waktunya, kau sudah dewasa
dan benarbenar mengerti makna
hidup ini, maka kamipun tak
melarangmu berbuat apapun
yang kau kehendaki" 
"Jangan takut, mama. Aku bisa
menjaga diri." 
Ayah tiny   mendehem.
Tukasnya: 
"Mam, mam, apa apaan pula
kau" tiny  dihadapkan pada
kesulitan 
Dalam pekerjaan. Bukan pada
laki-laki," lantas sambil
memperhatikan wajah anaknya,
ia bertanya dengan suara
lembut: "Boleh kami tolong,
anakku"' 
"Tolong" Bisakah papa dan
mama menolong?" rungut
tiny  . Lalu, seraya
meletakkan sendok garpu di atas
piring, ia menceritakan
bagaimana saat  tugas jaga
malam sebelumnya. chucky 
bersikap aneh pada dirinya juga
menceritakan apa yang ia lihat
dan alami tertegun sebab 
berpikir keras Sampai akhirnya
ayah tiny   berkata dengan
suara percaya . 
"Pasienmu yang satu ini. nak,
mungkin sedang dihinggapi
nervous sebab  tidak saja 
sudah  kehilangan isteri, namun 
juga kakinya." 
"namun  papa," suara tiny  
menghiba. "la anggap  aku
isterinya. Bagaimana bisa jadi?"
"Waktu itu malam hari. la tak
melihat mu jelas-jelas, dan
pikirannya sedang terbayang
hanya pada isterinya itu saja." 
"Lalu tadi pagi" Di udara
secerah dan seterang itu" 
'Dan ia dalam keadaan sadar" 
"Sadar sesadar-sadarnya.
Malah sudah menjelang sembuh.
Mungkin dua tiga hari lagi
sudah boleh pulang." 
"Hem! tiny ... mengapa tak kau
tanya sendiri padanya?" 
"Takut?" 
"Matanya. Mata laki-laki itu!"
tiny   menggigil. 
"Mata itu bersungguh-sungguh.
Juga sikapnya. Aku.. aku
benar-benar tidak mengerti,
papa. Kalau pikirannya sedang
terganggu oleh bayangan
isterinya, mengapa suster-suster
lain tidak ia ganggu" Mengapa
hanya aku saja?" 
"Mungkin wajahmu mirip wajah
isterinya." 
"Mirip?" bibir tiny  
mengucap. 
"Mirip?" ibunya juga mengucap.
namun  yang belakangan 'ini
lalu  diam. Tampaknya,
berusaha menahan sesuatu yang
tibatiba mengganjal hati. Ia
melirik sekilas pada suami dan
anaknya. namun  tak ada yang
memperhatikan. wanita lesbian 
setengah baya itu menarik nafas.
Lega. lalu : 
'tiny . Kau bilang, kau takut dan
tidak ber
usaha untuk bertanya. Mama
artikan ucapanmu itu begini:
melihat laki-laki itu, kau lantas
lari. Menjauh darinya.
"Benarkah, nak" 
tiny   mengangguk. 
Ibu tersenyum. Ramah. Namun
suaranya tajam: 
"Patutkah itu dilakukan seorang
suster, anakku" 
tiny   terpukul. Dengan
suara jatuh, ia menyahut: 
"Itulah yang kugelisahkan,
mama." 
"Nah. Kalau begitu, besok
temuilah dia." 
"Aku... aku tak sanggup, mama" 
"Harus, anakku. Kau tak bisa
melarikan diri dari pasien itu,
selama ia masih di rawat dan
kau masih bertugas di sana.
Lagi pula, anakku. Disinilah
kesempatanmu untuk mengabdi
pada kemanusiaan: Mungkin,
kehadiranmu secara nyata di
depan mata laki-laki itu, bisa
menolongnya. Katakanlah,
menolong dia meringankan
siksaan bathin pada isteri yang
selalu mengejar-ngejar matanya.
Setidak-tidaknya. menolong
laki-laki itu dari impian buruk.
Bahwa yang ia lihat adalah kau.
Nyata. Berwujud. Bukan
isterinya. Apalagi, arwah
isterinya!." 
tiny   memikirkan
kemungkinan itu. 
Ayahnya cepat-cepat
mendorong: 
"Nak. Ibumu benar. Temuilah
laki-laki itu. Kalau kau takut ia
berbuat yang tidak-tidak,
ajaklah seseorang atau
beberapa teman menemanimu.
Mereka akan membantu kalau
terjadi 
sesuatu. 
Gadis itu manggut-manggut. 
"Kasihan pasien bernama
chucky  itu," gumamnya
perlahan. 
"Sesudah  ia mengamuk kedua
kalinya tadi pagi, ia diikat di
tempat tidurnya. Beberapa
orang petugas laki-laki yang
berotot kuat mengawasinya
selalu. Dokter mengkhawatirkan
terjadinya gejala-gejala
gangguan syaraf akibat
pembedahan yang ia alami." 
"Nah, apalagi?" kata ayahnya,
"Berarti, kau juga akan
menolong dokter itu dari
kecemasan sebab  ia anggap 
dirinya sudah  melakukan
kesalahan dalam bertugas
menolong sesama manusia." 
menolong sesamamanusia.
Ayah dan mamanya benar.
tiny   harus lebih
mementingkan tugas itu, di atas
rasa takut dan pikiran yang
bukan-bukan. Ia lantas berjanji
pada dirinya sendiri. Besok ia
akan langsung menemui
chucky , bicara
berhadap-hadapan dan jujur
terhadapnya. Kalau perlu, ia
bisa saja menanyakan masalah
kejiwaan yang dihadapi pasien
itu. Tentang isterinya. Siapa
namanya ya" jessica . Ya. jessica .
Hem. Masih bisa ia tanyakan
hal-hal lain. Tentang masa
lalunya. Tentang kebenciannya
pada seseorang yang
berkedudukan sebagai syam kamaruzaman .
syam kamaruzaman  mana yang dimaksud
chucky . Dan mengapa ia
demikian membencinya" ' 
Dengan pikiran dan janji dalam
hati itu, tiny   malam itu
menarik selimut menutupi
tubuhnya di atas tempat tidur.
sebab  udara pada malam itu
teramat gersang dan panas, ia
membiarkan jendela kamar
tidurnya terbuka. Ia tak perlu
takut akibat yang ditimbulkan
jendela yang terbuka itu. Toh
kamarnya ia biarkan gelap,
sedangkan di luar, .terang
benderang.
Bagian luar dari jendela kamar
tidur itu terdiri dari ruangan
dalam rumah orang tuanya.
Ditanami bunga anggrek yang ia
rawat sendiri, sebuah kolam
kecil berisi ikan hias yang
malam ini pasti sudah tertidur. 
Di ujung taman sederhana itu,
terdapat ruangan dapur, gudang
dan kamar mandi. Dinding
belakang semua
ruangan-ruangan tambahan itu,
bertembok tinggi. Dan berpagar
kawat. Di luar tembok berpagar,
jalan raya selalu ramai. Tak
pernah mati, apalagi dekat
dengan pasar. Malah hanya
dalam jarak beberapa meter,
terdapat sebuah pos HANSIP
yang selalu berisik oleh gelak
tawa atau gerutuan
petugas-petugas jaga malam
atau orang-orang iseng yang
main gapleh atau domino disitu. 
namun  lewat tengah malam.
tiny   terbangun. * 
Hawa dingin memenuhi ruangan
kamar tidurnya. Malas, ia
beranjak dari tempat tidur.
Melangkah ke jendela. Tiba
disana, menoleh sesaat ke luar,
dengan mata setengah
mengantuk. Langit membiru.
Beberapa potong awan putih
mengapas. Bulan terang
benderang. Bintang-bintang
gemerlapan. Waktu ia keluarkan
tangan untuk menarik daun
jendela di sebelah luar, ia
rasakan udara ternyata hangat.
Lalu mengapa udara di dalam
kamar terasa amat dingin. 
"Ah Mungkin darahku yang
hangat," gumamnya. Lalu
menutupkan daun jendela. 
Berharap, dengan itu udara
dingin tidak lagi menerobos
kedalam kamar tidurnya. Sesudah 
merasa puas, ia lalu 
berbalik. Dan bermaksud naik ke
atas ranjang kembali. Udara
masih tetap dingin. Malah
semakin dingin. Membeku. Dan..
tiba-tiba darah sekujur tubuh
tiny   ikut membeku. la
tertegun di tempatnya sendiri.
Matanya terpentang lebar.
Lebar. Teramat lebar.
Hampir-hampir keluar. 
Di hadapannya, berdiri sesosok
tubuh! 
Sesosok tubuh dalam kegelapan
kamar. Kamar yang tertutup.
Yang pintunya ia kuncikan
sendiri dari dalam. namun  ia
tidak bermimpi. Sesosok tubuh
semampai di hadapannya.
Berpakaian compang-camping.
Beberapa bagian tubuhnya luka.
Berdarah. Dan darah itu tampak
mengucur deras dari luka lebar
seperti pecah padajidat.
Sesaat , seluruh tubuh
tiny   menjadi dingin. Ia
ingin berteriak. namun  lidahnya
kelu. Ia ingin berlari. namun 
anggota tubuhnya lumpuh. .Ia
ingin pingsan sesaat . ' 
namun  paru-paru dan
jantungnya terus berdenyut" 
'.... tolonglah, tiny . Tolonglah?"
telinga tiny   yang sudah
kejang sebab  ketakutan,
mendengar suara halus
semacam bisikan. 'Tolonglah
aku..." 
tiny   menggigil! 
Mulutnya kemak kemik. Lama,
baru suaranya keluar. Bergetar: 
"Ssss__ siapa... kau"' 
"Tolonglah aku, tiny ." 
"siapa ku...?" 
"Kau mau, bukan" Kau mau?" 
"aku... aku?" 
"Tolonglah. Tanpa bantuanmu,
suamiku tak akan berdaya
apa-apa?" 
"Su... suamimu?" 
"Tolonglah aku. Tolonglah
suamiku!" bisikan itu mendesir
seperti bunyi angin. Mendayu
dayu, mula-mula keras.
lalu  perlahan. Dan
akhirnya lenyap sama sekali
bersamaan dengan lenyapnya
bayangan tubuh wanita lesbian 
berpakaian compang-camping'
dan bertubuh hampir penuh
darah sebab  luka-luka itu. 
tiny   tersadar. 
Dan secepat ia tersadar, secepat
itu pula ia berteriak: 
"Mamaaaaa !' _ 
Lantas ia berlari menerjang
pintu. Memukul-mukulnya,_
memutar kunci dan sesudah  pintu
terbuka, berlari tergopoh-gopoh
keluar seraya berteriak-teriak
histeris memanggil ayah dan
ibunya. Kedua orang tuanya
yang terbangun sebab  sangat
terkejut, berlari-larian keluar
dari kamar dan menyongsong
anak gadis mereka yang tampak
panik, pucat, berkeringat dan..
jatuh pingsan begitu berada
dalam pelukan sang ayah! 
satu jam lalu  tiny  
tersadar dari pingsannya. 
Seraya menangis terisak-isak ia
menceritakan'apa yang barusan
ia lihat dalam kamar
nya. Buru-buru  papanya
membawa masuk  ke dalam
kamar. lalu  lalu dengan
wajah kebingungan. Seraya
memperhatikan isterinya yang
masih terus membujuk--bujuk
tiny  , ia bergumam: 
"Kau bilang pintu kau kunci dari
dalam. Jendela juga tertutup.. ' 
"Darah! dari kepalanya
mengucur darah!" suara
tiny   menggigil. Ayahnya
menggeleng. 
"Di lantai tak ada bekas tapak
apapun, anakku. Apalagi
darah!" 
"Aku melihatnya! Aku
melihatnya! tangis tiny  dengan
panik. "Malah aku dengar
suaranya!" 
"Suara?" ayah dan ibunya
saling pandang. 
"Ia minta tolong. la minta aku
menolongnya. Menolong
suaminya!" 
'Nak.." kata ayahnya dengan
sabar. 
"Kau tidak sedang bermimpi,
bukan?" 
tiny   menjawab dengan
tangisan yang semakin tinggi
dan parau. sebab  tak mau
kembali masuk ke kamar.
mereka. Di sana tiny  
ditidurkan, dielus dan dipeluk
oleh ibunya dengan perasaan
lembut dan kasihan. Ia biarkan
anak gadisnya menghabiskan
sisa-sisa tangisnya, dan berbisik
pada si suami: 
"Pa, tiny  tak pernah begini," 
Sisuami geleng-geleng kepala. 
"Memang tidak," rungutnya. 
"Mungkinkah?" 
'Mam. Jangan mengada-ada!"
kata si suami 
tajam. 
"Aku.. aku cuma ingat pada
cerita Doro. tiny  dimeja makan.
mungkinkah pasienya di rumah
sakit itu menganggap  tiny  
mirip dengan isterinya yang
sudah  meninggal?" 
Si suami menelan ludah. 
"Lantas?" Katanya dengan
suara bimbang. 
"Siapa tahu?" 
"Ah. Tak masuk akal." 
"Sudah kubilang, siapa tahu.
pa?" 
Sementara itu tiny   sudah
reda tangisnya. Tinggal
isak-isak halus, dan tubuh yang
masih gemetar. Ia merasa aman
dalam rangkulan ibunya, yang
dengan penuh kasih sayang
lalu  menyelimuti tubuh
anaknya. Ia bujuk tiny  
agar tidur kembali dan
melupakan kejadian ataupun
mimpi yang barusan terjadi.
namun  tiny   geleng-geleng
kepala. 
'Tak bisa kulupakan, mama.
Dan.. dan aku tidak bermimpi.
Sungguh!" 
"Kau percaya ?" 
"Demi Tuhan, mama!" 
"tiny . Mau kau jawab
pertanyaanku'!" 
tiny   manggut-manggut.
Susah payah. 
"Katakanlah. Sempat kau kenali
wajah bayangan wanita lesbian 
itu?" . 
Yang ditanya mengingat-ingat.
Lalu. manggut-manggut lagi. 
"Kenal !" ' ' 
"Seperti." 
"Seperti kenal?" 
"Ya. Seperti kenal." 
'Seperti apalagi?" 
"Seperti..." dan tiba-tiba
tiny   memeluk ibunya
dengan wajah ketakutan. 
"Wajahnya mirip wajahku,
mama. Mirip wajahku. Apakah.
apakah bayangan itu mau
memperlihatkan bagaimana
nasibku dikelak lalu  hari"
Apakah demikian, mama?" dan
ia mencengkeram pundak ibunya
keras-keras. 
Ibunya menahan nafas. 
"Nak," katanya dengan suara
tertahan. 
"Kau mungkin bukan sedang
bermimpi. namun , percayalah.
Bayangan itu tidak menunjuk ke
masa depan. Masa depan ada di
tangan Tuhan. Bayangan itu
menunjuk ke masa lalu." 
"Aku.. aku tak mengerti mama." 
"Kau ingat pasien yang kau
ceritakan?" 
tiny   menggigil. Cetusnya. 
"Ya, mama," 
"Ia bilang kau isterinya. sebab 
wajah mu mirip wajah isterinya,
dan yang tadi kau lihat, mirip
wajahmu..." 
Medengar itu tiny   ikut pula
tertahan nafasnya, sementara
ayahnya tertegun dan
memperhatikan dengan penuh
minat pada isterinya. namun 
yang diperhatikan terlalu lama
terdiam, tidak melanjutkan
kata-katanya sebab  tampak
berpikir keras. Dengan tak
sabar. ayah tiny   menyela: 
"Kau tidak sedang mereka-reka
bukan, mam?" 
"Justru!" 
"Aku takut pikiranmu sedang tak
waras." 
_ Jangan khawatir, pa.
Pikiranku waras sewaras
pikiranmu," 
'namun  ini?" 
Ibu tiny   mengelus wajah
anaknya. 
"Diam disini ya tiny . Aku mau
bicara sebentar dengan
ayahmu." 
tiny   cepat-cepat
menggenggam lengan ibunya. 
"Tidak! Jangan tinggalkan aku
sendirian." 
"Ah. Kami ada diluar pintu, dan
pintu tak akan kami tutupkan." 
"Aku takut!" 
"Nak ini demi kemanusiaan yang
kita bicarakan tadi. sebab  itu,
tekanlah ketakutanmu
dalam-dalam. Kalau toh kau
tidak bisa membuangnya
jauh-jauh. Jangan bikin malu
ayahmu. Ia paling tak senang
punya anak penakut, biarpun
anaknya wanita lesbian ." 
tiny   ragu-ragu, ' namun 
lalu  mengangguk. Lesu. 
Ibunya lalu  menarik
ayahnya keluar. Sesudah  berada
di luar pintu, sang isteri berkata
"Pak, kupikir kita harus
mengerjakan sesuatu." 
"Malam-malam begini?" 
"Besok." 
"Oh.Apa?" 
"Aku bukan mau mengungkit
masa lalu," ujar isterinya
dengan mata mohon pengertian.
"namun  tampaknya, aku terpaksa
membangkitkan masa silam
kembali, demi keselamatan dan
masa depan anak kita. " 
"Kau ini. kok jadi begitu serius
kenapa sih dengan masa lalu?"
"pa. namun  kau tak akan marah
kalau kuingatkan, tiny  
tidak tahu siapa ayahnya yang
sebetulnya , bukan?" 
Wajah si suami menjadi kelabu.
Namun dimatanya ia berusaha
menahan debaran. dan berkata
dengan suara
ditenang-tenangkan: 
"Anak siapapun dia. tiny  sudah 
kuanggap  anakku sendiri.
Terlebih lebih lagi aku ini
mandul. Dariku kau tak akan
bisa memberikan anak yang
menjadi darah dagingku." 
Sang isteri tersenyum. Puas. 
'Sekarang." katanya. "l'inggal
bagaimana cara mengatakannya
pada tiny ." 
"Mengatakan apa?" 
"Kau bukan ayahnya." 
'Tak perlu" 
"namun ... apa yang akan kita
kerjakan justru mengharUskan
kita mengatakan hal itu," wajah
siwanita lesbian  jadi sendu.
Setengah menangis. ia
meneruskan. 'Kudengar ayah
kandungnya sudah  lama mati. itu
baik buat kita. namun ,. aku malu.
pa. Malu menceritakan
bagaimana belasan tahun yang
lalu aku tergoda pada laki-laki
teman sekuliah, jatuh cinta
padanya, kawin dengannya. Dan
saat  sedang mengandung
anaknya, aku didatangi seorang
wanita lesbian  yang menggendong
bayi dan katanya berasal dari
kampung suamiku. Tidak itu
saja. Ia juga mengatakan. _ "ini
anak dari suamiku. dan bayi itu 
anak suamiku!" 
"Ah. tak usah pula kau
ulang-ulangi lagi. Aku sendiri
sudah  melupakannya." 
"Aku juga sudah, pa. namun 
tiny ?" 
"Baiklah. Kita ceritakan hal itu
padanya." Kita ceritakan pula.
Bagaimana kau marah dan sakit
hati. Merasa dipermainkan.
Merasa sudah  melukai hati
sesama kaummu. Meski tanpa
kau kehendaki. Demi wanita lesbian 
dan bayinya itu, kau lepaskan
suamimu dan datang padaku
yang semenjak lama memang
sudah  menunggununggu saat itu. 
Sadar akan kemandulanku yang
membuatmu kawin dengan lelaki
lain itu, kau kuterima. Dengan
perutmu yang bunting Ah. Kita
sudah  sama-sama membuang
kebencian dan kekecewaan,
bukan" Nah. Hal yang sama
juga harus kita bukakan pada
anak kita. Misalnya, mengapa
kau membenci atau marah kalau
tahu ia berhubungan dengan
lelaki sebelum tiba masanya.
Apalagi dengan laki-laki yang
sudah beristeri. tiny  sudah
dewasa, mam. Ia akan
mengerti..." 
"Ya. Ia sudah dewasa.
Mudah-mudahan ia mengerti." 
"Lalu, apa yang harus
kukerjakan besok?" 
"Tinggalkan bengkel mobilmu' 
"Berarti, uang tak masuk." 
"Sehari dua, tak apalah." 
"Eh. Sehari dua. Tampaknya kau
mau suruh aku berjalan jauhh
eh?" 
iya
"kemana?" 
"Kampung bekas suamiku." 
"Bukankah ia sudah mati?" 
"Memang sudah. namun ... anak
pertamanya" lngat, pa." _ 
Ucapanmu dimeja makan
mengingatkan aku pada
tiny  . 
Wajahnya mirip sekali dengan
ayahnya. Dan seingatku wajah
bayi dipangkuan maduku
belasan tahun yang silam,
sempurna mewarisi wajah
ayahnya pula!" 
"Kau maksud.?" Sisuami mulai
mengerti. 
Isterinya menggigil dan
mendesah, kelu: 
"Ya. Siapa tahu-, wanita lesbian 
bernama jessica  yang disebut-sebut
pasien tiny  yang bernama
chucky  itu adalah kakak tiny .
Dan arwah wanita lesbian  bernama
jessica  itu pulalah yang barusan
berkunjung kekamar tiny ... 
"Ya Tuhan! ucap si suami.
Pucat. 
'Bolehjadi!' 
"Nah. Kau mau, bukan?" 
Sisuami belum menjawab, saat 
dari kamar terdengar suara tiny :
"Mama, jangan berlama-lama...'
Kedua orang tua itu bergegas
masuk ke dalam. 
Sebelum masuk, siisteri
memperingatkan. 
'Tak usah ceritakan sekarang,
pa. Nanti, sesudah  kau kembali
dari kampung" Si suami
manggut-manggut seperti
kerbau dicucuk hidung. Dan
pada anaknya, ia tersenyum.
Matanya berkilau. Mata seorang
ayah. Dua 
butir air bening menetes
disudut-sudut matanya, saat  ia
mengelus pipi tiny   seraya
berkata: 
"Aku sayang padamu, nak. Aku
sayang padamu!" 
tiny   terheran-heran. 
namun  ayahnya sudah  pergi.
Masuk kekamar tidur lain.
Kamar tiny  . Dan terpekur
di atas ranjang, sampai pagi
mendatang. Pagi-pagi benar ia
sudah siap dengan tas berisi
satu stel pakaian pengganti.
Sesudah  menyuruh pegawai
pegawai bengkel motor didepan
rumah agar terus bekerja tanpa
kehadirannya, barulah ia
dengan tenang bisa
meninggalkan anak dan
isterinya. Selama dalam
perjalanan, hanya sebuah
pertanyaan yang bergejolak
direlung hatinya yang paling
dalam: 
'Tak akan berkurangkah cinta
anakku pada diriku?" ' 
Dan dirumahnya, sang anak
duduk diamdiam di meja makan,
memandang dengan mata penuh
pertanyaan pada sang ibu.
Diperhatikan demikian, ibu
tiny   agak kelabakan.
Gugup ia berkata: 
"Makanlah, nak. Supaya kau
sehat dan bisa bekerja dengan
tenang." 
"tiny   ter-bungkam. Lama.
Lalu: 
"Tidak. Aku tak masuk kerja hari
ini." 
"Mengapa, tiny ?" 
"Takut tidak konsentrasi: 
namun  dimata anaknya, sang ibu
melihat jawaban lain. Dengan
bijaksana, ia berkata: 
"Kalau ada sesuatu yang kau
pikirkan; nak, ibumu akan selalu
menolong." 
"Sungguh?" 
"Sungguh!" 
"Mengapa ayah berkata
demikian subuh tadi, mama?"
tanya tiny   tiba-tiba. 
Sang ibu terkejut. Sesaat. Lalu
menjadi biasa kembali.
Menjawab: 
"Lumrah. Ia seorang ayah" 
"Aku melihat arwah seseorang.
Histeris. Pingsan. Kalian
sadarkan. lalu  kalian
tinggalkan aku di kamar
sendirian. Diluar kalian
berbisik-bisik. Aku tak tahu apa
yang papa dan mama bisikan.
Dan... ah, biarlah. Tak usah
kuperdulikan, bukan?" 
Ia menatap sejenak kepada
ibunya. "namun  sesudah  kembali"
ucapan papa rasanya terlalu
jaidit l. 'Dan mengapa papa
pergi keluar kota dengan
tiba-tiba?" 
Dengan wajah penuh duka, sang
ibu berkata: 
"tiny , anakku. Kalau kau merasa
sayang pada ayahmu, tunggulah
sampai ia kembali dari luar
kota. Nanti. kau akan
memperoleh jawabannya. Nah.
Hari ini kau bertugas siang .Kau
dekatilah chucky . Bicara
dengannya. 
 
chucky  membuka matanya.
Menoleh ke arah pintu masuk
sal. Dokter peniwise  masuk seraya
tersenyum ramah pada
pasien-pasien yang mengangguk
padanya, lalu  duduk pada
sebuah kursi di samping tempat
tidur chucky . 
'Bagaimana perasaan bung
chucky ?" tanya dokter peniwise 
seraya memeriksa mata chucky 
serta denyut nadinya: 
"Jelek!" 
Dokter peniwise  tertegun. 
'Jelek bagaimana?" 
'Jelek! Dan memalukan! Dua
hari terus menerus diikat pada
tempat tidur. Baru dibuka kalau
mau ke kamar kecil.
Pasien-pasien lain pada lihat.
Apalagi orang-orang luar yang
bezuk.. Dok". ."kapan ikatanku
dilepasKun sama sekali" Dan
aku diperbolehkan bergerak
leluasa tanpa pengawasan
seorang perawat yang otot-otot
lengannya bergumpal-gumpal?" 
Dokter peniwise  tersenyum. 
"Tergantung bung sendiri." 
'Lho. jelas aku ingin bebas.' 
"Untuk mengamuk  lagi?" _ . 
Kepala chucky  yang terangkat
dan tadi terkulai di atas bantal
lalu berucap
'. aku tidak mengamuk. Aku
melihat istriku dan ingin
bertemu dengannya. namun 
isteriku lari. dan orang-orang
berusaha menghalang-halangi." 
'Bung chucky . Katanya isterimu
sudah  meninggal." 
chucky  memandang penuh
perhatian pada dokter peniwise .
Katanya: 
'Jadi dokter sependapat kalau
kukatakan yang kulihat adalah
hantu isteriku"' 
'Hantu" Tak ada hantu di dunia
ini. bung. Apalagi yang muncul
di siang bolong seperti kemaren.
waktu kau kejar-kejar suster
Doroth "' 
'Suster itu jugakah yang masuk
ke kamar ini beberapa malam
yang lalu?" 
'Ya.' 
'la bukan jessica " Dan bukan pula
hantunya' 
'Maaf. namun  tiny   memang
bukan jessica !" 
chucky  terhenyak. 
'bukan jessica  " jessica !' gumamnya.
Jatuh Dokter bersympathi. 
'Begini. bung" katanya dengan
tekanan suara menpercaya kan. 
'wanita lesbian  yang kau lihat
semenjak dulu memakai nama
tiny  . Setahuku. ia tidak 
pernah memakai nama jessica .
Omong-omong kapan terakhir
kau lihat isterimu?" 
"Dua tahun yang lalu." 
"Nah tiny  sudah tiga tahun lebih
bekerja disini. Dan belum
pernah punya suami. Jelas?" 
"namun ,. ia mirip sekali dengan
jessica , dokter." 
"Mirip tidak berarti sama. Perlu
kita buktikan?" 
Tanpa menunggu jawaban
chucky , dokter memijit tombol
dikepala tempat tidur. Perawat
laki-laki yang otot lengannya
bergumpal gumpal masuk ke
dalam sal dan mengangguk pada
dokter. 
"Suster tiny  ada di kantorku.
Katakan, ia sudah boleh
menemui chucky ." 
Perawat itu pergi, dan_ chucky 
terheran heran. 
"Suster tiny  ingin menemuiku?" 
"Begitulah 
"Mengapa" Bukankah sudah dua
kali ia berusaha menghindar?" 
'Ia menyesal. Dan ingin
memperbaiki kesalahannya itu". 
Mata chucky  terpejam.
Kepercaya annya semakin goyah.
Biarpun cuma impian, ia lebih
suka sebab  yang ia lihat adalah
jessica . Masih lebih baik dari pada
ia kembali harus menelan
kenyataan yang teramat' buruk.
Uluhatinya sudah jenuh oleh
endapan-endapan kenyataan
yang rasanya kian berkarat,
enggan mencari dan sama sekali
tidak bersedia membantu Par
man keluar dari kesulitan yang
tengah ia hadapi. Dan kini,
harus ia hadapi pula kenyataan
itu. Yang ia lihat belakangan ini
bukan isterinya. namun  seorang
wanita lesbian  lain:.Namun toh ia
harus bersyukur. Kalau semua
itu memang impian, alangkah
mengerikan membayangkan
isteri yang teramat didambakan,
berusaha menghindar dari
samping suaminya. 
Hembusan nafas tertahan seperti
kuda yang tiba-tiba ditarik tali
kekangnya, menyapu wajah
chucky ! Ia membuka matanya.
Menoleh kesamping Dokter sudah 
berdiri Seorang wanita lesbian 
menggantikan tempatnya semula
dikursi: Seulas senyum dari
sepasang gondewa bibir yang
mekar memerah tanpa pulasan,
bergulung-gulung memasuki
mata chucky  dan menimbulkan
perasaan nyaman didalam hati.
Ingin rasanya ia memeluk dan
menciumi wanita lesbian  yang
tersenyum mempesona itu.
namun  ia bukan jessica . Dan
chucky " sendiri terikat pada
tempat tidur. 
"Dokter?" 
"Ya?" 
"Tolonglah lepaskan ikatan
saya" 
Sesaat  sepasang mata
tiny   membesar. 
'Tidak", chucky  tersenyum
kaku. "Saya tidak akan ngamuk
lagi': 
Dengan dibantu perawat yang
senantiasa siap mengawasi
chucky , dokter peniwise 
melepaskan ikatan-ikatan tali
pada kaki-kaki tempat 
tidur. Beberapa orang pasien
yang tadinya sedang
melamunkan kehidupan yang
sempurna diluar rumah sakit
atau tengah asyik membaca
buku maupun majalah sebagai
pelepas rasa jemu, memusatkan
perhatian kearah tempat tidur
rekan mereka yang tidak saja
berkaki buntung namun  
sering berlaku aneh itu.
Pasienpasien yang memiliki
keganjilan-keganjilan tertentu
memang selalu menjadi tontonan
yang menarik bagi pasien-pasien
lain dimanapun juga. 
Begitu ikatannya lepas, chucky 
berusaha duduk. Ia rentang
rentangkan kedua lengannya.
Dan tersenyum pada perawat
laki-laki disebelah dokter, yang
matanya jadi tegang. Senyuman
chucky  mengendurkan
ketegangan diwajah perawat itu,
dan mendatangkan sedikit rasa
aman dalam dada tiny  
yang berkecamuk tak menentu.
Antara keinginan untuk
cepat-cepat menghindar, dan
hasrat tetap bertahan untuk
menolong sesama. Bahkan lebih
dari itu. Kalau tiny   tinggal
ditempat berarti ia sudah 
menolong dirinya sendiri.
Alangkah menakutkan
membayangkan wujud seorang
wanita lesbian  yang mirip dengan
dirinya sendiri, muncul tengah
malam dalam kamar berpakaian
compang-camping dan sekujur
tubuh penuh luka-luka berdarah!
"Wah. Otot-ototku masih agak
kaku-kaku rasanya. Pegal." ia
menoleh pada suster tiny  .
"Nona mau memaafkan bukan"
Dua hari terus menerus aku
diperlakukan seperti 
orang gila. Salah sendiri.
Mengapa bertingkah laku seperti
orang gila. namun  percayalah
nona. Aku ini waras
sewaras-warasnya." 
tiny   menelan ludah. Lalu" 
"Saya... saya minta maaf",
katanya dengan suara
terputus-putus "Kalau saja saya
bisa menahan diri, tentu saudara
tak diperlakukan demikian". 
"Nah. Satu-satu bukan" Kalau
begitu janganlah
bersaudara-saudara padaku.
Sebut saja namaku. chucky " 
"Saya tiny . tiny  ". 
Dengan hati bergetar chucky 
menatap wanita lesbian  yang duduk
disamping tempat tidurnya itu.
Sepi mencengkam selama
pandang memandang itu
berlangsung. Dada tiny  
bergelombang hebat.Dada
chucky  berombak ombak bagai
tersapu angin ribut yang
menyadarkannya dari impian
buruk selama ini: Dokter peniwise 
mendehem-dehem kecil. Lalu
bertanya: 
'Bagaimana..."' 
chucky  mengeluh: 
'... rambut jessica  lebih panjang...' 
"Saya pakai wig", jawab
tiny   tersenyum. tiny  
melepas mahkota kesusterannya
yang terbuat dari kain putih,
lalu  juga melepas wignya.
Rambut yang panjang
bergelombang, segera terurai
disisi kedua pundak dan
menjuntai pada punggung:
Banyak orang yang menghela
nafas saat  itu. chucky . Dokter
peniwise . dul latief . Dan satu dua orang
pasien 
lelaki di dekat mereka. Dalam
hati. dokter peniwise  nyeletuk. 
"Kalau saja ada bidadari, maka
tiny   adalah orangnya!" 
Dan dimulutnya ia berucap: 
"Tentu isteri bung chucky 
secantik tiny  , bukan" 
chucky  tersenyum; Pahit. 
"Aku bukan membaidit kan diri.
Isteriku cantik, itu salah satu
sebab mengapa aku teramat
mendambakannya'. 
"Bung laki-laki yang
beruntung", dari dalam hati
kembali dokter peniwise 
menyeletuk: 
"Laki-laki yang bila
mendampingi tiny  ,
benar-benar laki-laki yang
beruntung. Mungkinkah itu pula
salah satu sebab, mengapa
cintaku pada isteri dirumah, dari
hari ke hari kian meredup" Tiap
kali kupandang tiny  , tiap
kali semakin aku percaya
kata-kata orang. Sekali kau
peristeri seorang wanita lesbian ,
kau pasti menyesal. sebab 
dimatamu, wanita lesbian 
wanita lesbian  lain akan tampak
semakin cantik, jauh melebihi
kecantikan istrimu sendiri yang
tadinya teramat kau
baidit -baidit kan". 
Lamunan dokter terputus saat 
chucky  memohon: 
"Maukah kau memegangku.
suster tiny ?" 
tiny   ragu-ragu. namun 
dokter mengangguk halus. 
Tanpa mengulangi tiny  
segera memegang pergelangan
tangan chucky . 
"jessica  selalu memegangjari
jemariku'. keluh 
chucky  lirih. 
"Kau bukan jessica . Jadi jemarimu
lebih lentik. suster. Lebih halus.
Jari-jari jessica  agak besar-besar.
Dan kasar. Maklum kerjanya di
sawah. Itupun punya orang?" 

Untuk sesaat chucky  ingin
menangis. Ia tengah meloncati
tegalan sebuah sawah beberapa
tahun yang lalu saat  ia dengar
ucapan marah yang lengking : 
"Longsor. Biar longsor tegalan
itu, Man!" 
chucky  buru-buru berpindah
ketengah yang lebih kering 
"Kayak punya sendiri", ia
bersungut-sungut. 
"Biarpun bukan, namun  kan aku
yang kerjain?" 
"Ia deh Iya deh!" chucky  segera
membetulkan longsoran tegalan
bekas injakannya "Biar kau
puas". 
"Nah, begitu. Awas ya, lain
kali?" 
'Lain kali yang kupegang bukan
lumpur" brengsek ini. jessica  namun 
tubuhmu!" 
"Eh..!" dan gadis yang tadinya
tengah menyiangi rerumputan
halus diantara batangbatang
padi yang baru jadi itu, menyiuk
segumpal rumput dengan kedua
telapak tangannya dan seperti
mau semburkan ke arah
chucky . namun  chucky  tidak
menghindari; Ia malah
menantang: 
"Cobalah!" 
' jessica  tak berani mencobanya. 
"Nah. Begitu namanya seorang
kekasih.Marahnya cuma
pura-pura", dan chucky 
bergelak tertawa. Wajah jessica 
bersemu merah. Ter
sipu. 
Wajah chucky pun bersemu
merah. Ia agak tersipu saat 
untuk melengkapi kepuasan
hatinya yang kecewa, ia kembali
memohon: 
'Jangan tersinggung, tiny . namun 
sungguh mati, kuingin lihat
pahamu". Wajah tiny  
merah padam sampai ketelinga
.dul latief  menggerutu. Dokter
tersenyum-senyum. Katanya: 
"tiny  , anak baik: Kau
harus percaya kan pasien kita
bahwa di dunia ini tidak ada
hantu, kita sudah berhasil,
mungkin. Setidaktidaknya
berhasil menpercaya kan pasien ini,
hantu isterinya tidak
gentayangan di rumah sakit kita.
Masalahnya sekarang,
percaya kanlah ia bahwa kau
tiny  , bukan isterinya! 
tiny   sudah terbiasa dalam
soal bukamembuka pakaian.
Baik dirumah maupun sebagai
seorang suster. namun  kali ini, ia
benar benar kikuk ' 
"Bukalah, tiny ", desah dokter
peniwise . 
"Malu....malu ah". 
"Eh. Kok lucu", dan dokter
peniwise  tertawa: 
"Kalau di ruang praktek sih:
dokter... namun , dihadapan
orang ini!" 
"anggap  saja sedang
berpraktek!" 
"Maka: tiny   menarik tepi
roknya sedikit keatas sangat
sedikit! 
"lebih tinggi, suster", pinta
chucky . 
tiny   menariknya lebih
tinggi, 
"lagi:..." 
"Ech..." tiny   jadi dongkol. 
"Maaf, suster tiny . Sewaktu
gadisnya. jessica  
mengalami kecelakaan. la
terpeleset dijalan licin menuju
kesungai dan pangkal paha jessica 
sebelah kiri tersangkut cabang
pohon yang rendah. Luka itu
menciptakan cacat tetap..." 
Namun tidak ada bekas luka di
pangkal paha sebelah kiri
maupun sebelah kanan
tiny  , saat  ia tarik roknya
tinggi-tinggi. Waktu ia tutupkan
kembali seraya mengalihkan
Wajahnya kearah lain, ia
mengeram dengan suara keras: 
"Lihat apa, kalian semua?" 
Dokter, dul latief  dan chucky 
menoleh. Beberapa orang pasien
yang kesemuanya lakilaki
buru-buru membalikkan tubuh
dan menutupkan selimut dari
ujung kaki sampai ujung kepala.
Dokter tertawa kecil. Sedangkan
tiny   tak habis-habis
menggerutu. dul latief  pun
ikut-ikutan tertawa. Gerutuan
tiny   semakin menjadi.
namun  lalu  ia sendiripun
tertawa, waktu ia lihat
chucky pun ikut tertawa.
Laki-laki yang selama ini
baginya menakutkan itu,
tiba-tiba tampak mulai menarik. 
kilasan sinar yang sesaat
bermain di bola mata tiny  
waktu memandang chucky ,
bukan tidak diperhatikan oleh
peniwise . Sebagai seorang dokter,
cepat ia maklumi arti kilasan
sinar itu, dan sebagai seorang
laki-laki. diam-diam ulu hatinya
dibelit oleh perasaan 
cemburu yang merasuk-rasuk
dengan tusukan menyakitkan.
Tawa dimulut peniwise  jadi
hambar Ia coba melebur
kehambaran itu dengan menoleh
pada pembantunya seraya
bergumam 
"Okey, dul latief , Banyak pekerjaan
lain yang harus diselesaikan,
bukan?" dul latief  mengangguk
lalu  berjalan keluar
.Dokter peniwise  mengikut seraya
dalam hati ia berharap
tiny   juga melakukan hal
yang sama. Namun dengan
kecewa ia lihat bagaimana gadis
itu menyeret kursi lebih dekat ke
tempat tidur chucky , lantas
duduk dengan santai. Santai
pula tiny   berkata: 
'". bagaimana kakimu. Baikan?" 
Semakin tercurah perhatian
seorang wanita lesbian  terhadap
seorang lelaki, semakin
tertumpah pula harapan lelaki
lain yang justru mengharapkan
perhatian itu ditujukan hanya
pada dirinya seorang. Perasaan
dokter peniwise  kosong melompong
waktu berjalan terteguntegun ke
pintu keluar. Anggukan satu dua
pasien yang ia lewati sama
sekali tidak ia gubris, seorang
dokterpun toh punya emosi.
Emosi tidak saja menghilangkan
kemarahan yang senantiasa
bermain di mulut, namun  
lebih-lebih menghilangkan
ketenangan yang dengan sekuat
tenaga ia coba pertahankan
direlung dada. 
Gelisah, dokter peniwise 
mundar-mandlr setiba di ruang
kerjanya. Setumpuk catatan dan
foto-foto negatif paru-paru
seorang pasien yang baru saja
ia bedah tadi malam dan tengah
ia  analisa dengan tekun waktu
tiny   datang padanya pagi
itu untuk meminta tolong. tidak
menarik hatinya lagi. tiny  
cuma berkata kasihan pada
pasien bernama chucky  itu,
diikat ketempat tidur sepanjang
hari dan malam gara-gara ia
takut pada tingkah laku yang
aneh dari si pasien. tiny  
tidak mengatakan sama sekali,
bahwa ia lalu  akan tinggal
beberapa lama dengan pasien
itu di sal, bahkan menjadi intim:
Akhirnya dokter peniwise  tidak
kuat menahan gumpalan emosi
yang kian menumpuk. Ia sambar
telephone dan putar nomor
telephone dimana chucky  di
rawat. 
Sesudah  dapat sambungan, ia
berusaha berkata dengan
tenang: 
"dul latief ?" 
"Ya, dokter." 
"Tolong panggilkan tiny  ." 
Rasanya lama sekali menunggu.
Sampai: 
"Ada apa, dokter?" terdengar
suara lembut mendayu-dayu di
rongga telinganya mengalir ke
leher terus ke ulu hati. Sejuk dan
agak mendinginkan emosinya
yang terus bergolak seperti
kawah gunung yang tidak mau
diam. 
"Ah. Bukan apa-apa." dokter
peniwise  nyeletuk. Seolah-olah
tidak serius. ia melanjutkan:..."
Bagaimana dengan ajakan
tadi?" 
"Ajakan?" 
"Makan siang di Grand." 
Sesaat tak ada jawaban.
Kepundan di dada dokter peniwise 
jadi merekah-rekah. Ia takut
kepundan itu meledak.
Benar-benar meledak. 
 Untung tiny   lalu 
mengajukan usul: 
'Bagaimana kalau lain kali,
dokter?" 
"Lain kali?" 
"Ah, dokter. Pasien berpenyakit
paru-paru itu memerlukan
perhatian serius dari dokter.
Lagi pula.. ah. Pasien di sal ini
tampaknya baru saja
menemukan hidupnya yang
sempat hampir hilang. Kasihan
kalau..." 
"Kasihan. Hanya kasihan toh.
tiny ?" 
"Ya, dokter?" 
'Ah. Engga. Cuma" okey deh.
Lain kali. Kapan?" 
"Kapan saja, dok. Asal jangan
sekarang" 
'Dan dancing di kelab nanti
malam?" 
"Dok. Beberapa hari, saya tak
bisa tidur. Bagaimana kalau lain
kali pula?" 
Dengan perasaan terpukuL
dokter peniwise  meletakkan
telephone kembali di tempatnya.
Ia semakin terpukul, waktu siang
hari itu lewat jendela kaca
ruang kerjanya, ia lihat
dikejauhan tiny   keluar dari
sal dimana chucky  dirawat.
Gadis itu tidak sendirian.
Disebelahnya, dengan bantuan
tongkat pasien yang buntung
sebelah kakinya itu berjalan
tersuruk suruk, pasien yang
memang patut dikasihani. namun 
dengan tiny  
mendampinginya... dokter peniwise 
diam-diam terus memperhatikan.
Waktu kedua orang itu
menghilang dibalik tembok
sebuah gang, dokter peniwise 
keluar dari ruang kerja dan
mengintai dari jauh tiny  
dan chucky  masuk ke kantin
rumah sakit, dan dokter peniwise 
berkata Dada diri sediri: 
"Lain kali, katanya. Lain kali
yang tak akan pernah ada!" 
la menghela nafas. Lalu masuk
kembali ke ruang kerjanya,
duduk dibelakang meja, ia
singkirkan catatan-catatan dan
foto-foto negatif di depannya.
Terjepit diantara kaca dan
beludru hijau yang melapisi
meja, terpampang potret
seorang wanita lesbian . Cantik
sebetulnya . namun   tampak
jadi jelek kalau sudah ngomel
minta perhatian yang lebih
banyak dari dirinya dan sering
mengeluh sebab  selalu kesepian
di rumah sebab  waktu sang
suami terlalu banyak disita oleh
urusan kemanusiaan di rumah
sakit, namun  mengabaikan
kebutuhan manusia lain di
rumah sendiri. 
Setengah berbisik, Dokter peniwise 
bergumam: 
"Ros, isteriku yang malang.
Kapankah kau sendiri bisa
mengorbankan kepentinganmu,
demi keselamatan banyak jiwa
yang tergantung ditanganku?" 
Dan di kantin, seraya makan
siang dengan penuh kenikmatan.
tiny   berkata dengan suara
lembut pada chucky : 
"Ceritakanlah padaku tentang
almarhumah isterimu." 
chucky  terdiam sebentar. Lalu: 
"Kau mau bersabar sampai aku
selesai makan, tiny " lngatanku
pada jessica . menyebabkan
bayangan pak syam kamaruzaman  keparat itu
bermain pula dimata." 
"Ceritakan jugalah tenang pak
syam kamaruzaman  itu nanti. ya?"  
PAK syam kamaruzaman  keluar dari ruang
bawah tanah rumahnya yang
besar itu dengan wajah muram
serta rambut kusut masai.
Warna gelap disepanjang mata
tuanya membayangkan perasaan
lelah dan kecewa yang tak bisa
ia bendung. Keringat-keringat
jagung membercik dijidatnya
waktu masuk ke kamar dan
melihat nyoto  masih meringkuk
telanjang di atas tempat tidur
itu. Ia tendang pantat laki-laki
yang bertubuh tinggi besar itu
keras-keras. Sikepala gundul
terloncat bangun dengan kaget,
dan merunduk sesaat  sesudah 
menyadari perasaan apa yang
tengah berkecamuk di mata
pudar pak syam kamaruzaman . 
"Buang barang busuk itu
jauh-jauh. nyoto  !', rungut pak
syam kamaruzaman  jengkel. lalu melemparkan
tubuhnya di bekas dimana
barusan tubuh nyoto 
tertelungkup. 
?"barang busuk?" 
"Yang di gudang, kunyuk! Kau
kemanakan otakmu" Disimpan
di dengkul" 
Tanpa berkata lagi nyoto 
mengenakan celana dan sebab 
pak syam kamaruzaman  terus memandangnya .
dengan mata jengkel, ia tak
sempat lagi memakai kemeja.
Tersuruk-suruk setengah
mengantuk ia berjalan
sepanjang lorong yang gelap
menuju ke ruang bawah tanah,
pintunya masih terbuka. Ada
cahaya samar-samar dari
dalam. Lalu bau bangkai. nyoto 
meludah. Terus masuk seraya
berusaha menahan perut mual
yang rasanya mau terburai saja
keluar, dari pada diatas tungku
api yang baranya masih hidup ia
genggam segumpal daging
berbentuk bayi manusia yang
besarnya sudah menciut menjadi
sebesar pergelangan tangan
nyoto  sendiri. 
Sesaat, dalam kesamaran bara
perapian ia perhatikan mayat
bayi yang malang itu. Orok yang
masih merah waktu ditanam
oleh keluarganya dipekuburan
kampung matanya tak pernah
terkatup, penyakit yang
dideritanya semasih hidup
rupanya tak tertanggungkan
mahluk kecil itu sehingga ia mati
seperti orang yang penasaran.
Mata yang melotot itu tidak
pernah berhasil ditutupkan pak
syam kamaruzaman  biarpun majikan nyoto  itu
sudah memasukkan berbagai
ramuan dan membacakan
bermacam-macam mantera;
Usaha pak syam kamaruzaman  semakin kacau
kemana tadi sore nyoto 
tergopoh-gopoh masuk
keruangan itu seraya
melaporkan adanya orang asing
yang baru datang kekampung
mereka dan langsung menuju ke
rumah mertua chucky  yang
sudah semakin pikun itu. "Setan.
Siapa orang itu" Polisi?" maki
pak syam kamaruzaman  sore tadi. "Entah.
Katanya tamu biasa". 
namun . Mengapa mesti kerumah
itu?" 
"Entah". 
"Entah! Entah! Hanya itukah
yang bisa kau jawab" Tak
adakah pikiranmu untuk
menanyakan sendiri. Dan tidak
mengusik pekerjaanku, eh" Tak
kau lihatkah, mata jimatku ini
mulai berair?" 
Mata mayat bayi yang sedang
diramu apabila berair
menandakan usaha
menciutkannya lebih kecil
lalu  mengawetkannya
sebagai jimat akan gagal. Dan
kini, berada dalam
genggamannya, nyoto  lihat
sepasang mata mayat bayi itu
tidak saja berair, namun  mulai
bernanah dan mengeluarkan bau
busuk. Hampir-hampir ia
muntah, kalau tak cepat-cepat
menyambar pedupaan dari dekat
tungku. Pedupaan itu masih
mengepul-ngepulkan bau
kemenyan. Ia hirup bau menyan
itu sebanyakbanyaknya, dalam
usaha menekan bau busuk yang
hanyir pada tubuh mahluk kecil
digenggamnya. lalu 
berjalan kepintu, naik kelorong
yang semakin lama semakin
sempit sehingga ia terpaksa
membungkuk dan akhirnya
merayap. Ditengah perjalanan
akhirnya ia tidak kuat lagi.
sebab  merayap, mau tidak mau
mahluk digenggammannya
seringkali terluka dekat
kehidung. Perutnya membuncah,
melesak kekerongkongan dan
lalu  terburailah isi
perutnya keluar melalui mulut
yang pucat kebiruan. , 
Ia kembali muntah sesudah 
berada dibagian luar gedung
milik majikannya dan berdiri
dipinggir tebing sungai. Udara
malam yang di
ngin menusuk-nusuk kulit
tubuhnya yang setengah
telanjang. Kabut tebal menutupi
pandangan matanya kebawah. la
tidak-melihat sungai. Ia cuma
mendengar suara air mengalir
deras dibawah. Seraya menahan
rasa pusing di kepala dan mual
yang membelit belit usus,
dengan cepat ia lontarkan
mahluk kecil yang sudah
membusuk itu kebawah.
Terdengar suara tercebur yang
lembut. Barulah nyoto  menghela
nafas. Lega. Dan merangkak
kembali masuk lubang ditanah,
dan menutupkannya pakai semak
belukar dari luar lebih dulu
sebelum menyusun batu-batuan
besar dibagian dalam. Tiba di
kamar majikannya, ia langsung
naik ke tempat tidur. Pak syam kamaruzaman 
bersungut-sungut: 
"Sudah?" 
"Kau buang ke mana?" 
"Kesungai?" 
Pak syam kamaruzaman  terduduk. Pucat. 
"Ke sungai" tolol Mengapa tak
di tanam?" 
"Aku pusing. Dan mual!" 
"Bodoh! Bodoh! Bodoh ! Babi
benar kau!" pak syam kamaruzaman 
memaki-maki lalu : 
"Tak kau berati dengan batu
sebelum dibuang?" 
".."tidak!" 
"Plak!" sebuah tamparan yang
deras hinggap dipipi nyoto , la
tersenggap, namun  lalu 
menunduk, kaku. Dan gemetar.
Tadinya sesudah  membUang
mahluk busuk itu ia masuk ke
kamar tidur pak syam kamaruzaman  dengan
maksud bergelut dengan kawan
jenisnya itu sekedar melenyap
Kan rasa mual, pusing dan
tubuh yang menggigil
kedinginan. Namun yang ia
peroleh dari majikan sekaligus
teman tidurnya semenjak
bertahun-tahun, adalah sebuah
tamparan yang tidak saja
menyakitkan pipi, namun  .
Lebih-lebih lagi menyakitkan
hati. Namun ia tidak pernah
berani memprotes. Mata pak
syam kamaruzaman  sudah  memukaunya
semenjak ia bekerja di rumah ini
dan akan terus memukau selama
ia masih berada di bawah
naungan atau rumah yang sama.
'...bagaimana kalau mayat itu
hanyut lalu  tersungkut
dipinggir sungai seperti halnya
mayat isteri si chucky  dulu?" 
"Maafkan saya pak syam kamaruzaman ". 
'Maaf. Maaf nenek moyangmu!"
pak syam kamaruzaman  menarik selimut,
lalu  merungkut di
dalamnya. Samar-samar telinga
nyoto  mendengar lanjutan
gerutuan majikan yang tidak
saja ia segani, namun  juga cintai
ini"... kau harus cari akal kalau
mayat itu ditemukan!
Seolah-olah mayat itu dibuang
oleh siapa lagi, kalau bukan
wanita lesbian  tua yang sudah
pikun itu. 
nyoto  mengangguk-angguk
sendirian, meskipun ia tahu
anggukannya tak akan dilihat
oleh majikannya. Ia bermaksud
mau tidur pula seperti pak syam kamaruzaman 
saat  tiba-tiba pak syam kamaruzaman 
memukul pantatnya lagi seraya
menyentak: 
"Mulai besok kau
dengar-dengarlah kalau ada
orok yang mati dimalam Jum'at. 

LIMA BELAS 
SUbandrio  TERBANGUN oleh
suara hingar bingar di luar
rumah. Sejak semalaman ia
memang tidak bisa tidur.
Gelisah. Tak sedikitpun
keterangan yang bisa ia peroleh
dari wanita lesbian  yang menghuni
rumah reot dan hampir ambruk
itu. Umur wanita lesbian  itu
sebetulnya  baru sekitar tiga
puluh limaan. Demikian kata
tetaidit  sebelah tadi malam.
namun  penderitaan yang
membuatnya pikun, menjadikan
siwanita lesbian  tampak seperti
nenek-nenek yang tinggal satu
dua tarikan nafas saja lagi untuk
sampai keliang kubur. Kerjanya
cuma kemak-kemik. Tak menentu
kadang tertawa-tawa sendirian.
Kadang-kadang menangis.
Tanpa air mata: Bahkan tak ada
sinar sama sekali dimata yang
cekung itu. 
Suhar-ja-merasa, wanita lesbian  itu
tak perduli pada kehadirannya
dirumah itu. Bahkan seperti tak
sadar, kalau ada Orang lain
bertamu dirumahnya. Tengah
malam wanita lesbian  itu keluar
rumah. Diikuti Subandrio 
diam-diam. Ternyata pergi
kekuburan. Duduk mencangkung
didepan dari onggokan tanah.
Kemak-kemik 
disitu. Tertawa lagi. Atau
menangis. 
"Itu saja kerjanya setiap saat",
kata tetaidit  sebelah sore hari
seblumnya. "Kuburan itu tempat
dimakamkan suami dan anak
wanita lesbian nya. Mereka tempat
bergantung perginya selama ini.
Sesudah  keduanya mati,
wanita lesbian  itu seperti tak betah
hidup didunia, namun  tak tahu
bagaimana caranya untuk
mengikuti jejak suami dan anak
wanita lesbian nya. 
Nasibnya tak akan seburuk itu,
kalau saja menantunya masih
ada dikampung ini?" 
"Siapa nama menantu
wanita lesbian  itu?" tanya Subandrio 
berminat. "chucky ", jawab yang
ditanya dengan suara tak sedap.
"Seorang bekas perampok yang
sudah  keluar dari penjara.
Penduduk. yang mengusirnya
dari kampung ini beberapa
waktu yang lalu?" 
Perampok! Lepasan penjara!
Subandrio  semakin tak enak
tidurnya malam itu. Teringat
pada anak gadisnya dikota,
tiny  . Tahukah gadis itu
kalau pasien yang begitu
menaruh perhatiannya dirumah
sakit, adalah seorang lakilaki
yang berbahaya" Mau rasanya
Subandrio  kembali saja kekota.
namun  sudah terlalu malam
untuk bisa mengharapkan
lewatnya bus di jalan raya yang
lima kilo meter jauhnya dari
kampung ini. Lagipula, ia ingin
memperoleh keterangan yang
lebih banyak. Apa yang
menyebabkan kematian jessica "
Mengapa arwahnya muncul
dengan wujud mengerikan
dikamar tidur tiny  " Apa
hubungan kematian itu dengan
chucky " 
Dan yang paling membuatnya
harus bersabar sampai hari
berikutnya adalah wanita lesbian 
malang itu. Selama ini ia hanya
diurus oleh tetaidit -tetaidit 
yang jatuh kasihan padanya.
Kalau tetaidit -tetaidit  sedang
kesulitan, siwanita lesbian  sering
harus puasa berharihari
lamanya. Anehnya ia tetap
bertahan untuk tetap hidup. 
"Konon wanita lesbian  itu pernah
bersumpah didepan makam anak
wanita lesbian nya ia baru mau
mati, kalau kematian anaknya
ada yang membalaskan", begitu
desas-desus diantara penduduk
yang diceritakan oleh tetaidit 
sebelah pada Subandrio . 
"Kalau begitu kematian jessica 
kematian yang misterius" 
"Mati wajar. Terjun kesungai
sebab  putus asa. Tubuhnya
menghantam batu cadas sebelum
hanyut ditelan arus sungai yang
sedang banjir..." 
Semalaman Subandrio  memikirkan
cerita tetaidit  itu. Ia dengar
bagaimana jessica  menunggu
dengan setia "suaminya pulang
dari penjara. Bagaimana
lalu  mayatnya ditemukan
tersangkut diakar pohon bakau
dipinggir sungai. 
Dan bagaimana lalu 
chucky  pulang kekampung,
mendatangi dan menuduh syam kamaruzaman 
serta pembantu-pembantunya
menjadi penyebab kematian
isterinya. chucky  lalu 
diusir, dan kematian istrinya tak
pernah berhasil diungkapkan.
Mengapa harus ribut-ribut: Toh
jessica  sudah mati. Dan chucky 
seorang 
bekas penjahat. Bisa saja
menuduh yang tidaktidak pada
pak syam kamaruzaman  yang begitu dihormati
dan disegani penduduk
kampung: Sampai-sampai polisi
desa pun tak berminat untuk
membuka tabir kematian jessica . 
"Akan kubawa wanita lesbian 
malang ini kekota', pikir Subandrio 
dimalam yang dingin menusuk
sampai ketulang itu. "Kawanku
si Parta, si Kiartris itu tentu mau
menolong. Dan si soebandrio , pasti
akan bersedia meluangkan
sedikit waktunya untuk mengusut
peristiwa aneh yang melingkupi
keluarga muda isteriku itu. 
soebandrio  seorang Kapten polisi
yang sangat berperasaan..." 
Niat itu sudah membulat
dihatinya, saat  ia terbangun
pagi itu. 
Suara hingar bingar diluar
rumah membuat ia tercengkat
sesaat , meloncat turun dari
dipan beralas tikar yang sudah
retas-retas, dan langsung
mendorong jendela kamar yang
kuncinya sudah lama tak pernah
dipakai. 
Darahnya tersirap melihat
suasana di luar rumah. 
wanita lesbian  pikun itu duduk
mencangkung diatas kursi
bambu dipekarangan. Mulutnya
mengunyah-ngunyah sirih.
Warna merah berlepotan
dikedua belah pipi dan jari
jemarinya. Ia menatap dengan
liar pada kerumunan beberapa
orang penduduk yang seperti
mengepung rumah itu seraya
berteriak-ternak riuh. Beberapa
diantara membawa benda-benda
yang bisa berbahaya melihat
suasana itu. Dari mulai parang,
kampak, pacul sampai
potonganpotongan kayu.
Seorang wanita lesbian  muda yang
berada paling depan, seraya
menujuk kearah ibunya jessica ,
berteriak-teriak histeris. 
"...bunuh kalian dia! Bunuh!" 
Beberapa yang lain ikut
memberi semangat: 
"Ya. Bunuh! bunuh!" 
Dan mereka merangksek maju.
Persis pada saat itu, Subandrio 
membuka jendela kamarnya,
yang langsung berhadapan
dengan pekarangan. Sesaat ,
suara hiruk-pikuk itu terenggut
diam. Senyap menyentak, semua
mata memandang kejendela.
Subandrio  menghela nafas.
Bingung sesaat. 
"... ada apa" Ujarnya susah
payah sesudah  berusaha
menenangkan detak-detak hati. 
wanita lesbian  muda tadi yang
berkata lebih dulu: 
"Ia penyihir. Ia curi mayat
anakku dari kuburan!" _ 
Yang lain ikut meneriaki: 
"Si tua itu cuma berpura-pura
pikun. la mahluk jahat yang tega
menjadikan bayi orang sebagai
jimat. ia harus mati!" 
Agak terkesiap Subandrio 
mendengarnya. 
"Curi mayat" dari kuburan"
dijadikan jimat?", tanyanya
seperti pada diri sendiri. 
wanita lesbian  muda tadi berkata
setengah menangis: 
"Pagi tadi si Dul sedang
mengail disungai. Tahu apa
yang ia temukan" Ini"!" dan
perem
puan itu membuka bungkusan
yang dari tadi dipegangnya.
Subandrio  mencondongkan
tubuhnya lebih keluar dari
jendela, dan ia benarbenar
terperanjat melihat apa yang
berada ditangan wanita lesbian  itu.
Hampir-hampir ia tidak percaya
pada pandangan matanya.
Mulamula ia kira boneka. namun 
demikian dekatnya jendela
dengan tempat siwanita lesbian 
berdiri sehingga lalu  ia
bisa mengenali benda itu.
Sesosok tubuh bayi yang tidak
saja sudah busuk, namun ?" 
"Mengapa... begitu kecil?",
tanya Subandrio . seraya menahan
rasa mual sebab  bau busuk dari
mayat bayi itu. 
"Diramu! dijampe! diciutkan
untuk jadi jimat memperoleh
kekayaan!" tangis siwanita lesbian 
lalu  memeluk mayat itu
dengan erat, seperti memeluk
bayi yang masih hidup.
"Anakku! Anakku yang malang
ia menangis menghiba-hiba.
Lalu tiba-tiba: 
"He! Mengapa semua diam"
Mengapa tak kalian bunuh si
penyihir itu?" 
Sama sekali tak masuk diakal
Subandrio  apa yang ia lihat dan ia
dengar. Nalurinyalah yang lebih
cepat bekerja. Ia berteriak. 
"Tunggu!" 
Orang-orang yang sudah
merangsek maju lebih dekat dan
sudah siap mengeroyok
wanita lesbian  pikun yang
tampaknya diam saja tak
bergerak, serentak terhenti.
Suara mereka yang riuh
rendahpun ikut berhenti. 
Mereka memperhatikan
bagaimana Subandrio  
 menghilang sejenak, dan saat 
muncul di pintu rumah, sebuah
pestol sudah  tergenggam
ditangannya. 
'Tak seorangpun boleh
menyentuh wanita lesbian  tua ini. Ia
dibawah perlindunganku." 
Sesaat, semua orang
berpandang-pandangan tak
mengerti. Lalu tibatiba seorang
lelaki bertubuh tinggi besar dan
berkepala botak, maju kedepan.
Sesudah  memperhatikan sekilas
pestol! ditangan Subandrio , ia
bersungut-sungut: 
"Bapak cuma tamu disini.
Mengapa turut campur?" 
"Kau siapa?" Subandrio  tak kalah
gertak. 
"nyoto . Wakil syam kamaruzaman ." 
"Nah. Kebetulan. Mana syam kamaruzaman 
kalian?" 
'Kudengar kabar-kabar menarik
tentang dirinya dikota..." kata
Subandrio  sekenanya teringat pada
cerita tiny   tentang
mimpi-mimpi dan sikap-sikap
aneh pasiennya bernama
chucky . "Panggillah syam kamaruzaman 
kuingin bicara." 
"Ia sakit," sungut nyoto , agak
gugup. Lalu ia menoleh pada
seorang laki-laki setengah baya
disebelahnya. Tampaknya minta
bantuan. Lakilaki yang dilirik
mengerti. Ia berkata dengan
suara perlahan: 
"Aku ketua erka disini. Aku bisa
mewakili pak syam kamaruzaman ." 
Subandrio  menatap sebentar pada
orang itu. lalu 
mengangguk. 
"Suruh orang-orang itu pulang
semua," katanya. "Kita bicara
didalam." 
"namun ..." 
"Aku polisi dari kota. Dengar!
Kuperintahkan, agar semua
orang bubar. Cepat' Kalau
tidak, moncong pestolku akan
menggantikanku untuk berbicara
pada kalian semua!" 
Meskipun seraya menggerutu.
kerumunan orang itu akhirnya
pada bubar lebih-lebih sesudah 
pak aidit  mengangguk pada
mereka. Ketua erka itu tersedikit
melotot pada nyoto  yang enggan
untuk angkat kaki, dan pada Nyi
Saodah yang masih menangis
tersedu-sedu seraya memeluk
mayat anaknya yang berbentuk
aneh itu, ia bergumam lembut: 
"Pulanglah, Nyi. Entar kita
makamkan lagi anakmu
sebagaimana mestinya," dan
pada nyoto  ia bertitah: "Kau
bawakanlah anak itu, nyoto !" 
nyoto  menjadi pucat. la
buru-buru memapah Nyi Saodah
menjauhi rumah ibunya jessica ,
namun tak bermaksud sama
sekali untuk mengambil mayat
bayi Nyi Saodah. 
Diam-diam ia mengumpat
sendirian. Ia sudah  gagal
menimpakan kesalahan pada
wanita lesbian  pikun yang dianggap 
pak syam kamaruzaman  sebagai duri dalam
daging itu. Malah ia disuruh
membawakan benda busuk yang
mengerikan itu. Padahal ia yang
sudah  membuangnya subuh tadi
kesungai. la pula yang sudah 
membongkarnya dari kuburan
beberapa waktu sebelumnya.
Celaka benar! 
Dan dalam rumah, Subandrio 
menjelaskan pada pak aidit : 
'.. dikota banyak kami dengar
kabar-kabar aneh tentang
kampung ini. Pencurian mayat
mayat bayi, tempat perampokan
berkumpul, kematian-kematian
yang ganjil..." 
"Baru mayat Nyi Saodah yang
tercuri. dan perampok tak
pernah berkumpul di sini,
palingpaling si chucky  jadah
itu, dan tentang kematian jessica ..."
"Jangan potong bicaraku!" tukas
Subandrio  bernada jengkel, dalam
hati ia sendiri menggerutu:
"Mana aku tahu semua itu. Aku
cuma menerka nerka, berlagak
sebagai polisi pula. Pak soebandrio 
pasti marah besar nanti.
Lebihlebih surat ijin pestolku
sudah lama habis waktunya..." 
lalu  ia meneruskan: 
"Sayang, polisi desa disini tak
pernah melapor ke kota." 
"Pak syam kamaruzaman  menyelesaikan
segala sesuatu dengan baik."
sungut pak aidit . 
"Perkataan syam kamaruzaman  bukan hukum.
Tindakannyapun. belum tentu
semua sesuai dengan hukum?" 
"Kami menghormatinya." 
'Dan tak pernah bercuriga
padanya, ya" Kami dengar, ia
orang terkaya diseantero daerah
ini?" 
'Bapak menuduh..." 
"Ah. Kami polisi selalu hati-hati
terhadap setiap seorang. namun 
yah. Sudahlah. Aku dapat
perintah membawa ibunya jessica 
kekota. Mungkin ada keterangan
yang menarik bisa kami peroleh.
bila saja ia berhasil
disembuhkan psikiater. Hal ini
juga mengingat hal-hal 
misterius disekitar kehidupan
menantunya, si chucky  itu..." 
"chucky  menghilang dari
kampung ini. Jadi ia sudah 
ditemukan polisi di kota, eh" 
"Itu tak penting. Nah. Boleh
minta tolong mencarikan sebuah
andong untuk membawa kami
kejalan besar?" 
Mendapat perintah halus itu,
ketua erka tak senang hatinya.
Namun lagak lagu tamu itu,
tentulah ia polisi dari kota
seperti pengakuannya. sebab 
itu aidit  harus berhati-hati.
Lagi pula apa perdulinya"
Dibawanya wanita lesbian  pikun itu
berarti lebih menenangkan hati
masyarakat dari perasaan
waswas yang tidaktidak. Mereka
lebih senang wanita lesbian  itu mati
saja. Sesudah  kini ada yang
bermaksud membawanya pergi,
mengapa harus ditolak" Tanpa
membantah Dak Amma keluar
dari rumah. 
seringai, lebar bermain
dibibir soebandrio . 
'Bung!", sungutnya lalu ".
Kau bisa ditahan sebab 
mencatat nama corpsku. namun 
tak apalah. Sebagai polisi
gadungan tindakanmu cukup
berhasil menyelamatkan seorang
wanita lesbian  tua dari kematian
yang mengerikan. Namun soal
mayat bayi yang diciutkan untuk
jadi jimat...", kapten polisi itu
gelenggeleng kepala." Kau bikin
perutku sakit. Sejak kapan kau
percaya omong kosong semacam
itu, bandrio ?". 
'Jangan menghina, soebandrio . Kalau
tak kulihat dengan mata kepala
sendiri." 
"Mungkin bayi itu lahir
prematur." 
"Ia lahir sempurna. Dengan
wujut yang sempurna pula. Itu
yang kudengar. Banyak saksi.
Jangan pula lupa, mayat itu
dicuri dari kubur. Kau pikir
untuk apa" Dan mengapa
sesudah  sekian lama, yang
membusuk cuma bagian
matanya saja?" 
"Hem, soebandrio  tercenung".
Sayang tak kau bawa Untuk kita
autopsi dilaboratorium. namun  
eh, bukan itu maksudmu yang
utama datang menemuiku toh?" 
"Terus terang, ini menyangkut
tiny  . Anak itu sudah  mulai
dekat pada pasiennya yang
bersama chucky  itu. Kau
tahu?", Subandrio  bertanya
dengan dongkol. Tanya yang ia
jawab sendiri:, Ia sudah
berani-beranian membawa si
chucky  itu kerumah. Malah
nekad membawanya nonton
biaskop. Tak perduli laki-laki itu
berkaki satu..." 
"Kaki satu tak jadi ukuran
perasaan. bandrio ". Mestinya kau
katakan pada anak gadismu,
siapa sebetulnya  laki-laki itu'. 
"Aku tak sampai hati. Lagi pula
itu menyangkut masa lalu" 
"Maksudmu?" 
"Terserah apa maunya tiny 
laki-laki yang boleh menjamah
hatinya, haruslah laki-laki yang
bersih masa depannya." 
"Eh, bagaimana kau tahu
tiny   punya hati sama
chucky ?" 
"Aku ayahnya. Kau sendiri tahu,
tiny  tak pernah rapat dengan
seorang laki-laki..." 
"Kita orang tua sebaiknya tak
terlalu banyak ikut campur
urusan anak-anak bandrio .
Banyak kusaksikan akibatnya
yang negatif. namun  yah,
sudahlah. Demi seorang
sahabat. Aku akan memberikan
jalan keluar. Bisa kau atur
kapan aku dapat
berbincang-bincang dengan
laki-laki misterius itu?" 

Laki-laki itu. chucky , tegak
dengan bahu bertahan dibendul
pintu. Belakangan ini kerut
merut harus mulai bermunculan
didahinya. Ia merasa lelah
sesudah  mengenakan tongkat
kayu untuk membantunya
berjalan. Lebih lagi-lagi hati
dan jiwanya sesudah  mengalami
penderitaan beruntun yang terus
menimpa. Ia merasa sudah 
berdosa pernah jadi pengganggu
ketentraman orang lain dengan
mengambil hartanya secara
tidak syah. Ia juga tahu,
hubungan zinah yang ia lakukan
dengan ibu nyi girah  dimasa ia
masih perjaka. sudah  merupakan
dosa-dosa yang harus ia pikul.
namun  mengapa begini berat
hukuman Tuhan yang harus ia
tahankan" 
Perasaan lelah itulah yang
membuat chucky  lama terdiam
seraya memandang gadis yang
berdiri resah didekatnya. Gadis
itu merundukkan muka,
ujung-ujung sepatunya bermain
dilantai teras. Malam sudah 
semakin larut. Gadis itu
seharusnya sudah pergi, namun 
chucky  ingin tiny   lebih
baik tetap berada disampingnya.
Keinginan yang sama pulakah
yang bermukim dihati tiny  
sehingga ia berdiri sedemikian
resah, sementara jarijemarinya
masih berada dalam genggaman
chucky " 
"... bagaimana aku harus
membalas dul latief  baikmu, tiny ?",
akhirnya chucky  memecah
kesepian yang menggelitik
mereka. 
tiny   tengadah. Balas
menatap mata chucky . Senyum
lembut bermain dibibirnya yang
mungil dan kemerahan, tanpa
polesan lipstik. 
'Tidak" Kau sudah 
membangkitkan sema
ngatku untuk tetap hidup. Dan
perbuatan gila apa yang kau
lakukan ini" Mentraktirku
minum, nonton bioskop dan
menghirup udara sore yang baru
sekarang kutahu, betapa
cerahnya, sebagai seorang
laki-laki seharusnya aku malu
pada diri sendiri" 
"Kau membuat wajahku merah,
chucky ". tiny   tersipu
"Sudah ya; aku pulang" Nanti
papa dan mama mencari..." 
namun  ia tak juga menarik
tangannya dari genggam
chucky . 
"Ingin kuantar kau pulang,
tiny " 
"Kapan-kapan, chucky .
Sesudah fisikmu betul-betul
sehat dan kau terbiasa jalan
sendirian...", lalu 
tiny   kembali menatap mata
chucky . Tajam namun alangkah
lembut sinar mata yang bundar
itu" 
Sudah ya", ulangnya. setengah
berbisik .Bersamaan dengan itu,
tumitnya terangkat keatas, dan
sebuah kecupan hangat dari
bibirnya singgah sekilas dimulut
chucky . Ada kejutan diwajah
dilelaki sehingga ia tak sadar
sama sekali kalau tiny  
sudah  menarik tangannya dan
lalu  berjalan cepat-cepat
kejalan besar dan naik kesebuah
becak. 
Kejutan itu terus menerpa wajah
chucky . 
Ia terpukau ditempatnya berdiri,
menatap kekejauhan dengan
wajah yang pucat. Ia tidak
melihat tiny   pergi. Tidak
melihat gadis itu naik kesebuah
becak. Dan tidak melihat becak
itupun lalu  menghilang
ditelan kegelapan malam.
Kecupan bibir tiny   yang
panas  membakar, di bibir chucky 
terasa dingin menusuk. Mata
chucky  tak berkedip. Benarkah
apa yang ia lihat dan rasakan" 
saat  bibir tiny   mampir
dibibir chucky , laki-laki itu
melihat wajahnya yang sudah
merupakan bagian dari
hidupnya selama
bertahun-tahun. Memang wajah
tiny   mirip dengan wajah
jessica , namun  ... yang ia
rasakan mengecup bibirnya
"saat itu bukan tiny  ,
melainkan jessica . Sampai
tiny   menghilang, jessica  tetap
tak berada didepan mata
chucky  yang masih terpana
oleh kejutan yang tiba-tiba
melecut jantungnya itu. 
'...mengapa. Sayang" Takutkan
kau?" 
Angin malam menerpa-nerpa
wajah chucky . Angin malam
yang dingin itu. Ya teramat
menusuk itu. Dan suara yang
seperti sayup sayup datang dari
jarak yang teramat jauh itu,
bergema dan bergema kembali: 
"Takutkah kau, chucky ku
sayang'?" 
'Ti-dak...tidak", mulut chucky 
menceracau. 
Tersenyum bayangan yang
berdiri di depan chucky . Mesra.
namun  kucuran darah dari
keningnya yang pucat... ia
goyangkan kepala sedikit
sehingga rambut tergerai yang
menutupi pipinya berkibar
kebelakang, ditiup angin malam
yang berhembus semakin keras.
Desau pepohonan dihalaman
rumah itu seperti jeritjerit yang
menyayat tulang ditelinga
chucky . Ia tahan. 
"Katakan, jessica ...", mulut
chucky  kemakkemik.
Tangannya mau menggapai,
namun  tak 
ada kekuatan sama sekali. la
cuma tegak Diam. Beku seperti
patung yang ingin melepaskan
diri dari kekakuan yang
memakunya rapat kebendul
pintu"... mereka membunuhmu,
bukan?" 
Desau angin didaun-daun pohon
melejit lejit lengking: 
"Ya. chucky . Mereka
membunuhku. Mereka
membunuhku" . 
"syam kamaruzaman " syam kamaruzaman " syam kamaruzaman ...?" 
"Kau sudah tahu, chucky .
Mengapa tak kau balaskan sakit
hatiku" Mengapa kau bercumbu
dengan wanita lesbian  lain" Sudah
matikah bersama dengan
matinya diriku" chucky ,
chucky . aku terus menangis
dikubur...menangis, chucky ,
menangis menunggu kau
balaskan sakit hatiku yang kian
menggelora" menunggu... kau
datang padaku... o, chucky . tak
tahukah kau betapa rinduku"
Dekaplah aku, sayang, dekaplah
aku kekasih. 
"namun " tanganku.. kelu...
tubuhku..." 
"Kau akan bisa, chucky . Kau
akan bisa. Kutunggu, sayang.
Kutunggu...!" 
"jessica ...!' 
"Kutunggu, chucky .
KutUnggu...!' 
"jessica ! jessica ! jessica !, dan chucky 
bagai tercekat dari tegaknya,
menggapai kedepan semakin
kedepan... tak ingat Untuk
mempergunakan tongkat yang
dari tadi melekat d'bawah
ketiaknya. Lalu dengan suara
berdebuk yang keras. tubuh
chucky  jatuh terjerembab
dilantai teras. Benturan yang
keras dari bibir tembok dengan
dagunya membuat 
chucky  mengaduh. Ribuan
bintang-bintang dilangit seperti
turun kebumi, bermain dan
menari-nari dengan irama liar
dikepala chucky . 
Ibu nyi girah  dan suaminya berlari
larian keluar dari kamar dan
dengan terkejut melihat apa
yang terjadi. 
"Nak chucky , mengapa kau"
tanya ibu Las cemas seraya
menolong chucky  berdiri
dibantu suaminya. 
"Mana... kemana dia", chucky 
bersungutsungut. Matanya
berkunangkunang. 
"Dia" Dia siapa?" 
"jessica . Istriku..." 
'Ibu nyi girah  memandang
suaminya dengan dahi berkerut. 
Seraya memapah laki-laki
malang itu kedalam, suami Ibu
nyi girah  berkata dengan lembut: 
'Yang. mengantar kau tadi
pulang, tiny  , nak. Bukan
jessica ?" 
"Ia jessica ! jessica . aku... aku sudah 
berbicara padanya... ia..."
tiba-tiba chucky  membentot
lengan wanita lesbian  setengah
baya disebelahnya." Tolonglah
aku. pak syam kamaruzaman  yang membunuh
Lil" masih tak percayakah kau,
bu nyi girah . 
Sesudah  berkata begitu, chucky 
jatuh tak sadarkan diri.
Bersusah payah ibu nyi girah  dan
suaminya menyadarkan chucky ,
lalu  memberikan pel tidur
yang disediakan tiny   untuk
diminum chucky . Laki-laki itu
masih terus mencercau dan
berkumat-kamit tak karuan
sebelum ia lalu  berbaring
dengan 
mata terpejam rapat dan
bernafas dengan teratur. Ibu
nyi girah  menghela nafas dengan
teratur. Ibu nyi girah  menghela
nafas lega menoleh suaminya. 
'Apa yang harus kita lakukan,
Pak?" 
"Menghubungi polisi. Itu
satu-satunya jalan." 
"namun ... siapa yang mau
percaya?" 
"ltulah. Harus kita buktikan
bersama-sama. Sesudah 
mendengar cerita chucky 
selama ini dan pengakuanmu
sendiri tentang kehidupan bekas
suamimu yang pertama itu,
kupikir sudah waktunya kita
melakukan sesuatu. Kasihan
chucky . Arwah istrinya terus
mengganggu dia. 
. Padahal keadaan chucky 
sudah agak baikan semenjak
bertemu tiny  . He!" suami
ibu nyi girah  tiba-tiba bercahaya
matanya. "Kau begitu kaget
saat  mula-mula bertemu tiny .
Tak salahkah penglihatan mu,
bu?" 
Tak mengerti, ibu nyi girah 
bergumam: 
"Demi Tuhan, pak. tiny  dan
jessica . bagai pinang di belah
dua!" 
"Hem," suami ibu nyi girah  berpikir
sesaat. lantas: Bekas Suamimu
percaya dan hidup didunia
tahayul. Takutlah ia kalau
bertemu dengan hantu" , 
"Hantu?" ibu nyi girah  gemetar. 
'Ya. Hantu korban
kebiadabannya!" 
Ibu nyi girah  tiba-tiba tertawa.
Katanya: 
"Kau bukan dukun. Bagaimana
kau bisa memanggil arwah dari
alam kubur"' 
"Nanti juga akan kau ketahui,
bu. Kalau 
besok chucky  bangun,
katakanlah agar ia membujuk
hantu yang kumaksudkan. Aku
percaya , hantu tersebut pasti
bersedia membantu"!" 

HUJAN sudah mulai turun
saat  tiny   menginjak pintu
rumahnya. 
"Maafkan, -aku kemalaman,
mama," ia memelas pada
wanita lesbian  setengah baya yang
membukakan pintu. 
Begitu pintu tertutup
dibelakangnya, tiny  
mendengar suara ayahnya: 
"Wajahmu berseri-seri. Bersemu
merah kulihat. Bolehkah kami
minta kau duduk dulu sebentar.
tiny ?" 
Dengan heran, tiny   duduk
dihadapan ayah dan ibunya. . 
'Bagaimana chucky " Lebih
baik?" 
Tiba-tiba saja, wajah tiny  
kembali memerah. Ia merunduk
waktu menyahut: 
"Mudah-mudahan. papa." 
"Syukurlah. Ia sudah
menceritakan siapa dan
bagaimana masa lalunya?". 
"tiny   menghela nafas.
Berat lalu mengangguk.
Perlahan. 
"Pentingkah itu, papa?" 
"Kami bukan mau turut campur
nak. namun  syukurlah kau sudah
tahu siapa chucky . Biarpun
pengetahuan itu tidak merubah
sikapmu terhadapnya. Mungkin
sebab  semula kau begitu takut
dan setengah mati berusaha
menjaUhinYa, sehinga kau
lalu .. jatuh hati padanya.
Ah. nak. Tak usah mengelak.
Kami 
sudah maklum. bisa pulakah kau
maklumi, 
kalau misalnya kami katakan
mungkin perasaan 
cintamu menjelma sebab 
hubungan batin " de
ngan saudaramu yang bernama
jessica ?" tiny   tertengadah.
Takjub. 

TUJUH BELAS 
HARI-HARI yang datang susul
menyusul bagi nyoto  tak ubahnya
siksaan yang terus menerus
menyakiti tidak saja badannya
namun  terutama hatinya.
Meskipun ia sudah  berhasil
mencuri mayat baru dari
kampung yang belasan kilometer
jauhnya dari desa mereka, pak
syam kamaruzaman  masih saja bersikap tak
bersahabat pada nyoto . Tiap kali
ia akan naik ketempat tidur pak
syam kamaruzaman  disertai kerinduan dan
nafsu yang meluap-luap, ia
selalu memperoleh sentakan: 
"Pergi sana! Jangan usik
tidurku." 
nyoto  terpaksa menyingkir
kekamarnya sendiri dibagian
belakang rumah. Kamar yang
terasa kian hari kian sempit,
kian pengap dan kian menyiksa.
Kadang-kadang ia heran
mengapa dulu chucky  betah
tinggal belasan tahun di kamar
ini. namun  sesudah  ingat si
chucky  itu terpaksa saja mau
digeluti pak syam kamaruzaman , keheranan
nyoto  hilang dengan sendirinya.
Lebihlebih kamar yang sempit
itu bersebelahan dengan sebuah
kamar besar dimana dulunya ibu
nyi girah  tidur. Bah! Kamar yang
besarpun belum tentu
menyenangkan, buktinya ibu 
nyi girah  sering pindah dengan
diam-diam kekamar sempit
disebelahnya. Dikamar sempit
itulah ibu nyi girah  memperoleh
kesenangan dan kehangatan dari
tubuh seorang perjaka yang
belum pernah mengenal
wanita lesbian : chucky . 
sebab  sering tak tahan oleh
udara pengap dikamarnya
sendiri sedangkan pintu kamar
tidur pak syam kamaruzaman  tertutup buat
nyoto , ia lalu  sering pindah
kebekas kamar ibu nyi girah  itu.
Suasananya lebih leluasa, dan
rasanya sisa-sisa kerapihan ibu
nyi girah , bau tubuh dan parfum
wanita lesbian  itu masih bergantung
dikamar. nyoto  senang bau
harum itu, namun  ia sama sekali
tidak senang pada tubuh yang
menimbulkan bau
menggairahkan itu Betapa tidak.
Tubuh itu cuma tubuh
wanita lesbian , bukan tubuh
seorang laki-laki yang bagi nyoto 
lebih menarik seleranya.
Kehangatan yang jauh berbeda.
Kegairahan yang ganjil, 'namun
tetap mengesankan. 
Namun kamar besar itu pun
lama-lama toh membosankan.
Seperti dulu ibu nyi girah  bosan
sebab  kamarnya jarang
dimasuki kamar pak syam kamaruzaman .
nyoto pun kini merasakan hal
yang serupa. Lantas datanglah
hasrat gilanya. sebab  pintu
kamar tidur pak syam kamaruzaman  selalu
terkunci, ia lantas senang
mengintai, kalau kebetulan hawa
sedang gersang sekali pak syam kamaruzaman 
biasanya tidur bertelanjang.
Pemandangan itu sedikit
menghibur kelelakian nyoto .
Sayang. hiburan yang tidak
pernah sempurna sehingga ia
bosan sendiri akhirnya untuk
mengintip lewat lubang kunci
pak 
syam kamaruzaman  keparat itu benar-benar
tak bisa lagi didekati. Bila tidak
sedang tidur, ia sibuk dengan
mayat bayi yang baru dikamar
rahasia. Biasanya nyoto  diminta
membantu membuat ramuan
ramuan dikamar tersebut, namun 
kini pak syam kamaruzaman  lebih senang
bekerja sendirian. 
"Kau sudah  merusak meditasiku
saat  meramu bayi Nyi Saodah,
sekarang aku mau kerja sendiri.
Aku tak ingin gagal kali ini
kalau tidak, celakalah yang
bakal menimpa?" 
Agak takut-takut, nyoto  pernah
coba menukas: 
"Celaka bagaimana, pak syam kamaruzaman ?"
Yang ditanya mendelik pada
nyoto . Katanya tak senang: 
"Tak mengertikah kau, kunyuk?"
Otak nyoto  yang bekerja lebih
lamban dari tubuhnya yang
tinggi besar, sebetulnya 
memang tidak menangkap
maksud pak syam kamaruzaman . Ia malu
mengakuinya, namun  ia pun
penasaran untuk mengetahui
bahaya apa yang mengincar
jiwa pak syam kamaruzaman . sebab  bagi
nyoto , bahaya buat majikannya
berarti bahaya pula bagi dirinya
sendiri. 
"Kerbo!" pak syam kamaruzaman 
bersungut-sungut melihat
pelayan rumah taidit  yang '
sekaligus merangkap pelayan
nafsunya ditempat tidur itu,
cuma diam terbengong-bengong.
Sedikit rasa kasihan timbul juga
dihati laki-laki tua itu.
Betapapun, nyoto  toh sering
memberi kepuasan dan sudah 
banyak membantu, siapa tahu
nyoto  dapat pula membantu,
melepaskan mereka dari 
kesulitan yang tengah mereka
hadapi_ Oleh sebab  itu dengan
malas pak syam kamaruzaman  menerangkan: 
"Kau masih ingat jimat yang
gagal itu?" 
"Masih, pak." 
"Akhirnya mayat yang dicuri itu
kembali ditemukan Nyi Saodah."
"Kembali ditemukan Nyi
Saodah, pak." 
"Waktu itu, kita hampir celaka." 
"Hampir celaka..." 
"Latah!" pak syam kamaruzaman 
mencak-mencak. Tak ingatkah
kau semua itu terjadi sebab  kau
sembarangan saja membuang
mayat bayi yang sudah busuk itu
kesunyian?" 
nyoto  merungkut ketakutan. 
Ia cuma diam saat  pak syam kamaruzaman 
melanjutkan omelannya: 
"... untung masih bisa kita
tudingkan kesalahan pada
mertua si chucky . Sekarang
pada siapa kesalahan kita
tudingkan kalau terulang
kesalahan yang sama, he?" 
nyoto  tak menjawab. 
Pak syam kamaruzaman  memang tak
memerlukan jawab dari
pelayannya itu, Sungutnya: 
"Tidak pada siapa-siapa.
sebab  kali ini aku tak akan
gagal"." 
"Kalau begitu. tak ada dong
bahayanya..." 
'Nenekmu! Kakekmu!
Moyangmu! kau tak maklum
bahaya yang mengintai
semenjak mertua si chucky  itu
diangkut polisi kekota?" 
"wanita lesbian  itu sudah pikun,
pak syam kamaruzaman ," nyoto  bergumam
dengan suara gemetar. 
"Seorang pikun belum berarti
seorang yang bisu. Mulutnya
masih bisa berkata tolol!" 
"Masih bisa, pak..." 
"Masih bisa masih bisa
bapakmu!, pak syam kamaruzaman 
membanting-banting tinjunya
yang tak begitu besar kedaun
pintu itu berdengardengar, dan
nyoto  tak heran mengapa pak
syam kamaruzaman  tidak kesakitan biarpun
tulang-tulang tangannya yang
kurus begitu keras membentur
daun pintu. Betapa tidak.
Bukankah majikannya punya
ilmu" llmu itu pulalah yang
memukau nyoto , sehingga
biarpun ia bisa membunuh
majikannya hanya dengan sekali
banting namun  toh tak pernah
bisa terlaksana betapapun pak
syam kamaruzaman  sangat menyakiti
perasaannya. Kekuatan nyoto 
selalu luntur setiap matanya
terbentur kemata pak syam kamaruzaman .
Mata yang gelap seperti lorong
yang dalam namun  menyebarkan
bau yang ganas seperti gas
mematikan dari dalam
kegelapan itu, kini
bernyala-nyala menakutkan.
Bila sudah demikian hilanglah
nafsu nyoto  untuk melepas
bajunya sendiri lalu 
melepas pak syam kamaruzaman . 
Itulah sebabnya mengapa nyoto 
hari ini teramat bersuka cita.
Seorang tamu laki-laki sudah 
datang kerumah pak syam kamaruzaman . ia
membawa sepucuk surat yang
ditujukan pada nyoto . Namun toh
sikap bercuriga pak syam kamaruzaman 
akhirakhir ini menyebabkan
majikannya penasaran untuk
sama-sama membaca isi surat: 
"Nak nyoto . Pulanglah segera
Ayahmu dalam keadaan sakit
yang gawat. Ia menyesal berlaku
sepele padamu selama ini, dan
kini ia bermak
sud membicarakan harta
warisan denganmu. Ttd. Ibu". 
"Dibawah kalimat itu dibubuhi
nota." 
"Pembawa surat ini Kardi. la
butuh pekerjaan. Selama kau
pulang kekampung kita,
bicarakan dengan majikanmu
supaya Kardi bisa
menggantikan". 
Pak syam kamaruzaman  menatap sekilas pada
nyoto . Sempat berkata: 
"Kau ketiban rejeki. eh?" 
Dikilas berikutnya, pak syam kamaruzaman 
sudah menoleh pada tamu
mereka. Ia memperkenalkan diri
dengan nama Kardi. Sesuai
dengan bunyi surat. Bagi nyoto 
itu tak penting. Yang penting
adalah tatap mata pak syam kamaruzaman 
yang ganjil pada Kardi:
Laki-laki tua itu memandang
dengan mata tak berkedip
keseluruh tubuh Kardi,
lalu  tangannya hinggap
dipaha Kardi. menyapunya
dengan lembut. Suara pak syam kamaruzaman 
gemetar seperti juga tubuhnya. 
"Aku senang padamu. Kau
kuterima" 
Darah disekujur tubuh nyoto  rasa
meluap. Telinganya merah
padam. Dan mulutnya tidak bisa
menahan rasa cemburu: 
"... belum tentu ia sebaik saya,
pak syam kamaruzaman ". 
Dahi pak syam kamaruzaman  mengernyit. Tak
senang. Gerutunya: 
"Kenapa kau tak segera pergi?" 
lalu  pak syam kamaruzaman  masuk
kedalam. Sesaat nyoto  menoleh
pada Kardi. Laki-laki itu
tersenyum: Memang manis.
Seperti wanita lesbian . Kalau saja
tak ada pak syam kamaruzaman  nyoto pun ada 
minat. Rasa cemburu nyoto  akan
menjadi. lngin rasanya ia
membanting saja laki-laki yang
katanya berasal dari kampung
nyoto  itu. Mungkin pencari kerja
baru disana, sebab  nyoto  belum
pernah melihat laki-laki ini,
berkenalan dengan keluarganya,
bersahabat dan lalu 
memperoleh kepercayaan
membawakan surat buat nyoto . 
Tak lama pak syam kamaruzaman  keluar: Ia
membawa sebuah koper yang ia
buka dihadapan nyoto . Isinya
seperangkatan pakaian yang
bagus-bagus malah ada mantel
bulu segala. Kedalam koper itu
dilemparkan pak syam kamaruzaman 
setumpukan uang yang sesaat
membuat tidak saja mata Kardi
namun   terutama mata nyoto 
bekilat. 
"Semua ini untukmu. Bekal
pulang..", kata pak syam kamaruzaman  lembut
pada nyoto . 
Mendengar ucapan pak syam kamaruzaman .
nyoto  bukannya bergembira.
Didahinya tiba-tiba timbul
beberapa kerutan. Mata nyoto 
mengecil waktu berkata dengan
suara datar: 
"Semua ini... untuk pesangon
saya?" 
"Yal" jawab pak syam kamaruzaman 
bersemangat. 
"Berarti saya dipecat". 
"Tepat sekali" 
Tubuh nyoto  menegang. Ia
memandang pak syam kamaruzaman  dengan
marah. Sang majikan terlalu
bergembira dengan suasana
yang tengah ia hadapi, atau
memang tidak perduli lagi nyoto 
mau apa, sehingga tidak
berusaha menaklukkan nyoto 
dengan kekuatan sorot matanya.
Sadar akan hal itu. kemarahan
nyoto  kian memuncak. 
"Kau tahu, laki laki busuk?",
nyoto  memaki: "Kau sudah
semakin peot, namun  toh aku
masih senang melakukan apa
saja yang kau kehendaki: Asal
kau bahagia dan puas. Semua
kulakukan sebab  aku senang
dan puas pula hidup
bersamamu..." 
Pak syam kamaruzaman  senyumsenyum saja,
sementara Kardi terheran heran.
Dan nyoto  kian bergelombang
gelombang. 
"Persetanlah dengan kau, syam kamaruzaman 
terkutuk .Haram jadah semua
pemberianmu, Seharam jadah
dirimu!" 
Lalu nyoto  meninggalkan rumah
itu dengan perasaan terhina. 
Pak syam kamaruzaman  geleng geleng kepala. 
"Anak yang sombong. Mentang
mentang mau dapat warisan.",
ia bersungut sungut. Kardi diam
saja. Tak menyahut. 
"Coba. Pakaian begini bagus
bagus, mana ada yang sanggup
memberikan kecuali aku" Dan
setumpuk uang...", pak syam kamaruzaman 
geleng geleng kepala, tak
mengerti. 
Masih juga laki laki bernama
Kardi itu diam. 
Pak syam kamaruzaman  jadi tertarik"
Tanyanya: 
"Salahkah apa yang kukatakan
Kardi?" 
Kardi geleng geleng kepala.
Untuk menguatkan, katanya. 
"Benar, pak syam kamaruzaman , benar sekali
apa yang 
kau katakan". 
Pak syam kamaruzaman  tesrsenyum. Senang.
la sapu lagi 
Paha Kardi "dengan
tangan-tangan gemetar... 
Malah sempat pula ia
cengkeram pantat Kardi yang
tebal. empuk dan panas. 
"Kau anak manis, Kardi. Dan
kalau kau berlaku manis. semua
ini untukmu kata, Pak syam kamaruzaman ". 
"Saya akan berusaha, pak syam kamaruzaman "
"Kalau begitu, kau bantulah aku
mulai dari sekarang" 
"Ya pak syam kamaruzaman ?" 
"Aku kesepian" Temani aku
kekamar tidur, ya?" 

Diatas andong, nyoto 
membayangkan pak syam kamaruzaman  tentu
tengah bergumul dengan Kardi
diatas tempat tidur. Tipe tamu
laki laki itu tampaknya memang
tipe lembut, biarpun pandangan
matanya tajam. Pak syam kamaruzaman  akan
dengan mudah bisa
menaklukkan si Kardi keparat
yang sudah  mengusir nyoto  dari
sisi majikan kesayangannya itu.
Beberapa kali nyoto  bersungut su
ngut sendirian sehingga kusir
andong jadi penasaran. namun 
tahu siapa nyoto , kusir itu tak
berani bertanya. Juga tak berani
berkata apalagi mengajukan
protes biarpun nyoto  angkat kaki
begitu saja menuju
kepemberhentian bus tanpa
membayar sewa andong. 
Tak lama nyoto  menanti. Bus dari
kota yang menuju kekampung
halamannya, segera tiba. Ia lalu
naik mencari tempat duduk.
Dapat dipinggirjendela. 
saat  bus akan berangkat,
tanpa sengaja nyoto  melihat
keluar jendela. Kedalam sebuah
warung. "Terkejut ia sesaat 
seSeorang dida
lam warung juga tengah
memandanginya. Seseorang
yang sebelah kakinya buntung. '
"chucky !" nyoto  berbisik parau.
Dan bus kian melaju.

DELAPAN BELAS 
namun  KARDI ternyata bukan
laki-laki yang mudah didekati. 
Waktu pak syam kamaruzaman  coba
memeluknya begitu 
pintu kamar tidur ditutup, Kardi
tiba-tiba . berusaha melepaskan
diri seraya berkata kecut: 
"Koper. Dan uang itu. Masih
diluar!" 
Kardi lalu  membuka pintu.
Pak syam kamaruzaman  dengan kesal berseru
dari dalam kamar. 
'Biarin saja. Tak kan ada yang
beraniberanian masuk
kerumahku' 
Kardi tak perduli. Ia terus saja
keluar menyimpan tas beserta
isinya keruangan dalam. Lama
pak syam kamaruzaman ' menanti. namun  Kardi
tak masuk-masuk lagi. Sampai
hari jatuh senja ia terus sibuk
melakukan apa saja yang bisa ia
kerjakan dirumah sesuai dengan
tugas utamanya melamar
pekerjaan ditempat itu.
Memompa air dari sumur.
Menyapu. Didalam. Dan diluar
rumah mengumpulkan pakaian
pakaian kotor yang pada jam
tertentu diambil oleh seorang
wanita lesbian  yang bisa mencuci
dan menyetrikakan
pakaian-pakaian
tetaidit -tetaidit  dengan upah
yang memadai. Mengambil 184 
makanan dari yang pada
waktunya sudah mempersiapkan
masakan kesukaan pak syam kamaruzaman . 
sebab  jengkel pak syam kamaruzaman 
lalu  keluar rumah. Ia pergi
kerumah pak aidit 
Berbincung-bincang tentang
suasana desa mereka. Pergi
kemadrasah. Melihat anak-anak
bersekolah dan bersenda gurau
dengan guru-guru mereka,
waktu magrib masuk ke masjid
ikut bersembahyang dengan
penduduk. Namun pikirannya
tidak tertuju pada Tuhan.
Melainkan pada pelayan
barunya dirumah. Kardi itu
tidak setinggi dan sebesar nyoto .
namun  wajahnya kelimat. Halus.
Dandanannya senantiasa rapih.
Gerak geriknya lembut malah
agak gemulai. Kardi
benar-benar "laki-laki yang lain'
dan sesuai dengan seleranya.
nyi girah  memang cantik. Dan
masih banyak wanita lesbian 
wanita lesbian  cantik didesa. 
namun  mereka benar-benar tidak
semenarik chucky  dulu, nyoto 
lalu kini Kardi. 
Tanpa ikut berdoa dengan
penduduk lainnya, syam kamaruzaman 
lalu  buruburu pulang. 
Ia benar-benar sudah tidak
sabar. Akhirakhir ini awan
mendung selalu memberati
langit. Hujan turun sesekali.
Dinginnya. Ampun. GERIMIS
JATUH MEMBINTANGI BUMI
saat  pak syam kamaruzaman  TIBA
DIRUMAH. KARDI
MEMBUKAKAN PINTU
UNTUKNYA. 
"Sudah kau sediakan makan,
Kardi?" tanya pak syam kamaruzaman  seraya
matanya menatap Kardi
dalam-dalam. 
"Sudah. pak syam kamaruzaman ". 
"Kau makan bersamaku ya?" 
"Terima kasih pak syam kamaruzaman .
Belakangan saja". 
'Tidak. Kita makan
bersama-sama." 
Selama makan pak syam kamaruzaman 
bertanya asal usul Kardi.
Pelayan itu menceritakan ia
sudah tidak punya orang tua.
Juga tidak sanak saudara.
Kerjanya berkelana. Ia katanya
ingin mengenal dunia ini lebih
banyak. Bukan cuma selembar
tanah pertanian digunung
tempat kelahirannya. Di mana ia
tiba, ia bekerja apa saja untuk
dapat mengisi perut. Ia belum
kawin. Bahkan belum pernah
memikirkan wanita lesbian . 
Rumah tak punya; tanah tak
punya. 
Apa-apa tak punya. Mana saya
berani berumah taidit ?" 
"Pernah punya kekasih?", tanya
pak syam kamaruzaman  hati-hati. ' 
"Ah. Saya bukan orang yang
mudah di dekati wanita lesbian ." 
"Mengapa?". 
"Mungkin sebab  saya tak
berani jatuh cinta. Mungkin
juga...". Kardi menatap mata
pak syam kamaruzaman . Tajam. "Mungkin
juga sebab  saya memang tidak
pernah merasa tertarik pada
wanita lesbian , bagaimana cantik
dan montoknya!" 
Pak syam kamaruzaman  tersenyum. Puas. Lalu
tertawa Puas. 
"Kau tak pernah kesepian,
Kardi?" 
_ "Tidak. Saya sudah terbiasa
hidup sentrian." 
'Tak pernah... kedinginan?" 
"Kedinginan "'. 
"Maksudku... ditempat tidur" 
"Saya senang pakai selimut yang
tebal pak syam kamaruzaman . Kalau perlu,
berlapis-lapis...". 
'Tak pernah ingin selimut yang
lain?" 
"Selimut lain?", Kardi
memandang tak mengerti.
Dimata pak syam kamaruzaman , Kardi cuma
purapura tidak mengerti. 
sebab  itu dengan bersemangat
pak syam kamaruzaman  berdesah: 
"Malam ini pasti hujan turun.
Dingin sekali disini dan sepi.
Sepi sekali. Aku tak senang
udara yang dingin. Benci rasa
sepi. Di rumah ini banyak
kamar-kamar. Kau boleh pilih
yang mana saja untuk kau pakai
tidur. Kecuali kamar tersendiri
disebelah gudang. Kau. bisa
pakai bekas kamar nyoto . Atau
kamar bekas nyi girah ...". 
'nyi girah ?" 
"la bekas isteriku..." pak syam kamaruzaman 
tiba-tiba meludah. "Ah,
wanita lesbian . Mereka tahunya
dipuasi sendiri. Tak perduli
pada kepuasan laki-laki..." ia
melirik dengan ekor matanya
kearah Kardi. Berkata setengah
mengajak: 
"Kalau kau merasa kedinginan
dan kesepian seperti aku,
datanglah ke kamarku. Kardi.
tidur bersama lebih enak" 
Kardi cuma tersenyum. Ia
bersihkan meja makan. Angkat
perabotan kekamar cuci.
Membersihkannya disana.
Menyimpannya hati-hati di rak
dapur. Ia lalu 
menjerangkan air. Pak syam kamaruzaman 
yang tercenung diruang makan,
agak terkejut saat  Kardi
muncul dari dapur seraya 
bertanya. 
"Bapak senang kopi atau
dicampur susu?" 
"Kopi saja jangan pakai gula.
Gula membuat gigi rontok dan
ulu semakin cepat tua". 
Dan kopi tanpa gula bisa
menahan kantuk datang lebih
lama! 
Pak syam kamaruzaman  gelisah dikamarnya.
Tak bisa tidur. Kepalanya jadi
pusing menjelang tengah malam.
Persetan benar, ia memaki diri
sendiri. Lalu keluar dari kamar.
Dari pada mati-matian
menyuruh mata terpejam, lebih
baik ia masuk kekamar kerja
pribadinya. Mayat bayi yang
sudah  dicuri nyoto  beberapa hari
yang lalu dari kampung lain
sudah berubah warnanya
kemaren malam. Dari pucat
kewarna merah kembali. Seperti
bayi segar. Mati tidak, hidupun
tidak. Tak akan ia ciutkan mayat
bayi itu: sebab  ia sekarang
tidak butuh jimat. Hartanya
masih banyak. Sawah
berhektar-hektar: Uang
bertumpuk dilemari besi. Dari
sejumlah rumah yang disewakan
pada penduduk. Sewa yang
sangat murah sehingga
sipenyewa menganggap  memilih
rumah dermawan. Padahal
kalau dikumpul-kumpul sewa
semua rumah, dalam setahun
bisa membangun sebuah rumah
baru. Untuk disewakan lagi.
Begitu terus. 
Kalau saja ia hidup dijaman
nenek moyangnya, ia sudah bisa
merajakan diri. Namun dengan
kedudukannya yang sekarang. la
sudah  merasa puas. Apalagi yang
ia cari. Harta sudah bertumpuk
.lsteri" buat apa. Ia cuma
sesekali berhasrat menggauli!
wanita lesbian . Ia bisa pergi 
kedesa yang berjauhan. Atau
kekota. Melacur. namun 
wanita lesbian -wanita lesbian  selalu
rewel. Dan sentimentil.
Kadang-kadang suka menutup
sebelah mata kalau melihat
laki-laki yang menggaulinya
sudah tua renta, biarpun
ketuaan itu belum berarti lebih
lemah kejantanannya dari
laki-laki yang lebih muda. Ah,
kalau saja si Kardi ini mudah
dikuasai seperti si chucky  dulu.
Atau si nyoto . Ah. Mungkin masih
jinakjinak merpati. Apa kata si
Kardi" Ia tak begitu senang
wanita lesbian ... tak ada arti yang
lain lagi dari kalimat itu
kecuali" 
Pak syam kamaruzaman  tertegun di depan
pintu kamar Kardi. 
Pintu itu tidak terkunci. Malah
sedikit menganga, 
"Apakah Kardi mau bercumbu
dikamar ini saja?" bisik pak
syam kamaruzaman  dengan jantung berdebur
kencang. 
Ia dorongkan daun pintu
hati-hati. Meninjau kedalam. 
Gelap. Gelap sekali. 
"Kardi?" pak syam kamaruzaman  berbisik. 
Tak ada sahutan. 
"Kardi?" ia memanggil lebih
keras. 
namun  sepi, mencekik. 
Pak syam kamaruzaman  mulai curiga. Ia
masuk kedalam. Cahaya lampu
yang samar-samar dari luar
memberi penerangan yang
suram didalam. Tempat tidur
kosong. Diraba oleh pak syam kamaruzaman .
Dingin. Jadi Kardi belum
menidurinya. Kemana dia" Pak
syam kamaruzaman  cepat-cepat keluar. Ia
masuk 
kekamar sebelah. bekas kamar
nyi girah  lampu didalam masih
menyala. Dan tempat tidur jelas
kosong melompong. Kecurigaan
pak syam kamaruzaman  meningkat jadi
perasaan cemas. 
Bergegas ia menuju anak taidit 
kamar rahasia. 
Dan ia terkejut sendiri, saat  di
persimpangan tangan menuju
keteras bagian atas rumah.
terdengar langkah kaki yang
halus. Pak syam kamaruzaman  merapat ke
tembok. Matanya berhatihati.
Langkah-langkah itu kian jelas,
semakin dekat. Dan ia mulai
melihatnya. Kaki yang berkuku
lebar, berdaging tebal.
lalu  celana panjang yang
ujungnya berlipat. Pak syam kamaruzaman 
menghela nafas. Lega: Menyeka
keringat yang sempat membercik
dijidat. _ 
"Dari mana kau?" ia
bersungut-sungut begitu
siempunya kaki sudah berdiri
dihadapannya. 
"Menutup pintu tingkap, pak
syam kamaruzaman . Diluar hujan deras. Ada
angin merebes kedalam. Lalu
aku naik. Pintu tingkap ternyata
terbuka." 
"Oh?" pak syam kamaruzaman  menggerutu
dan mengurut 
dada. 
'Saya senang kegelapan, pak
syam kamaruzaman . Saya berdiri diteras.
Dibawah atap. Kutekuri alam
yang tampaknya seram.
Menakutkan. Aneh. Saya
merasakan sesuatu yang ganjil
dan asing begitu mendengar
suara sungai mengalir di
bawah?" 
"Sudah. Nanti kau juga terbiasa.
Dan mulai besok, Kardi. Pintu
tingkap itu dipaku saja 
biarin tertutup selamanya" 
"Mengapa pak syam kamaruzaman ?" 
'Jangan banyak tanya, turut saja
perintahku!" 
"namun  memandang waktu Siang
disana, pasti menarik sekali, pak
syam kamaruzaman . ." 
"Kau bisa keluar rumah kapan
kau suka. Disana banyak tempat
kau bisa menikmati panorama
yang indah. Sekarang pergilah
tidur. Dan begitu kau bangun
besok, paku tingkap itu!" 
Kardi memandang lama ke
wajah pak syam kamaruzaman . Yang
dipandang tak senang .Bertanya
penasaran: 
"Mengapa kau pandangi aku
begitu?" 
Kardi bergumam. Habis: 
"Mata pak syam kamaruzaman  membayangkan
ketakutan" 
Pak syam kamaruzaman  gemetar: Tiba-tiba ia
menjadi marah. 
"Kau tahu apa ha?" 
"Maaf, pak syam kamaruzaman . namun . diatas
sana tadi, saya juga tiba-tiba
didatangi rasa takut yang aneh" 
"Kubilang tidur! Tidur! Tidur!" 
Lantas tanpa menunggu Kardi
melakukan perintahnya, pak
syam kamaruzaman  berlari-lari kecil kekamar
tidumya sendiri. Ia menutup
pintu rapatrapat. Menguncinya.
la periksa dinding samping yang
langsung menuju keteras. Juga
terkunci. Rapat. Malah sudah
diberi engsel penguat oleh nyoto 
beberapa hari yang lalu. 
Sambil berbaring. pak syam kamaruzaman 
bersungut-sungut sendiri: 
"Ramuan bayi itu harus segera
disempurnakan. Aku sudah tak
tahan. Bayi itu akan menambah
kekuatan jasmani dan jiwaku: O
mengapa aku ini" Belum pernah
aku begini sebelum peristiwa itu
terjadi..." 

Ia benar. Semalam ia bermaksud
memperkosa jessica  sehingga
wanita lesbian  itu terjun dari teras
diatas langsung keanak sungai
dibawah tebing yang curam
dibelakang rumah .pak syam kamaruzaman 
tidak pernah mengenal rasa
takut sepanjang hidupnya,
kakeknya, ayahnya. pamannya,
semua dukun dukun terkemuka
semasa hidupnya. Hidup di
dunia magis. Terbiasa dengan
misteri-misteri magis. 
namun , oh.. teriakan jessica  yang
menyayatkan hati itu. Sebelum
jessica  lenyap ditelan hujan lebat
dan kegelapan malam yang
menyentak: 
"Aku akan membalasmu! Akan
membalasmu!" 
Berhari-hari sesudah  peristiwa
itu, teriakan histeris itu sering
bergema dari arah jatuhnya jessica 
sebelum mati. Dan ia anggap 
semua itu illusi. Sisa gaung
suara. namun  saat  chucky 
melarikan diri dari klinik
sebelum sempat dibunuh oleh
nyoto . tidak saja suara jessica  yang
ia dengar. namun  wanita lesbian  itu
muncul dikamarnya. Mengulangi
ancamannya. lalu 
menghilang. Pak syam kamaruzaman 
hampir-hampir menganggap nya
sebagai sebuah impian. Mimpi
yang buruk. 
Teramat buruk. la menggigil
lagi. Lagi. Lagi dan lagi... 

"Hem!" rungut nyoto  sendirian.
"Heran juga Mengapa bapak
tiba-tiba jadi berbaik hati
padaku!" 
Mengapa" Pertanyaan itu selalu
mengaung ditelinga nyoto  selama
berpegal pegal tulang diatas bus
dalam perjalanan yang
memakan waktu belasan jam itu.
Kini pertanyaan itu Semakin
meminta jawaban sesudah  ia
semakin dekat pula ke kampung
halamannya. Semakin dekat
pada orang tua yang semenjak
ia kenal, selalu membenci dan
tak henti-hentinya menyiksa.
Padahal nyoto  anak kandung
mereka sendiri. Malah anak
laki-laki satu-satunya. Mendapat
cacimaki, sepak terjang dan
cubitan yang menyakitkan
disekujur tubuh semasa kecil,
oleh nyoto  cuma ditanggap i:
bapak dan ibu kejam. Lalu
semakin ia dewasa, semakin ia
mengerti arti tatap mata orang
tua padanya mengapa begitu
benci mereka berdua
terhadapku" 
Neneknya yang menceritakan
pada nyoto . Kampung mereka
pernah diserang perampok.
Sambil merampok bajingan itu
juga memperkosa. Seorang
gadis di kampungjadi korban.
Padahal gadis itu sudah mau di
nikahkan beberapa hari
lalu nya. Untung calon
suaminya sabar dan pasrah.
Gadis itu diterima terus sebagai
isterinya. Sesudah  mereka kawin,
anak yang terlahir akibat
perbuatan perampok yang
memperkosa si isteri. mereka
beri nama nyoto . Bayangan
siperampok selalu tampak di
mata suami isteri itu. Bayangan
penuh keben
cian dan dendam kesumat yang
tidak kesampaian. Anak itulah
yang jadi korban. Begitu benci
dan mendendamnya suami isteri
itu, sehingga anak-anak mereka
yang lahir dari perkawinan itu
turut membenci, nyoto . Anakanak
lain itu ada tiga orang. Semua
wanita lesbian . 
Sesudah  neneknya mati nyoto  tak
tahan tinggal di kampung. la
mengembara. Masuk kampung
keluar kampung. Sampai
akhirnya ia diterima bekerja
oleh pak syam kamaruzaman  yang bertindak
tanduk aneh itu. Dukun yang
tidak saja senang mencuri mayat
bayi untuk dijadikan jimat
pengumpul harta. namun  juga
senang pada laki-laki sejenis
disamping senang pada
wanita lesbian . nyoto  yang sudah 
lama membenci wanita lesbian 
sebab  perbuatan ibu dan
saudara-saudaranya, merasakan
gelora nafsu pak syam kamaruzaman  sebagai
gairah yang sangat
menyenangkan dan
mengesankan. namun  kini ia
diusir. Sesudah  kemaren laki-laki
yang lebih muda dan gemulai
dari nyoto  muncul. Kardi siharam
jadah itu! 
'Aem!" rungut nyoto . Untung aku
kini sudah kaya raya!" 
namun  bayangan kekayaan itu
lenyap sesaat , sesudah  nyoto 
menginjak pintu rumah orang
tuanya. Bukan orang sakit apa
lagi yang hampir mati yang ia
temui melainkan orang yang
masih sehat walafiat, kuat dan
kekar. Mata orang-orang itu
menatap tanpa bersahabat pada
nyoto , disusul oleh suara
menghardik: 
"Kupikir kau sudah mati!" 
lbu nyoto  yang datang
lalu , pucat pasi. nyoto 
berharap ia akan dipeluk dan di
rangkul penuh kerinduan.
Betapapun, toh wanita lesbian  itu
adalah manusia yang
melahirkannya kedunia ini. 
"Pergilah dari hadapanku.
Pergi. Aku benci melihat
mukamu! 
nyoto  menelan ludah. la
mengerti. Wajahnya konon
menurut neneknya, sama dengan
wajah perampok yang
memperkosa ibunya. nyoto 
teringat lagi caci maki, sepak
terjang dan cubitan yang
menyakitkan yang ia terima
selama belasan tahun berselang.
Bila adik-adik wanita lesbian nya
muncul disaat ini, maka
cemoohan akan ditujukan pada
diri nyoto : anak jadah. Anak
perampok. Anak terkutuk! 
Semua itu terbayang dan
mengaung di telinga nyoto . 
Ia tak tahan. 
Lalu berteriak: 
"Dimakan setanlah kalian
semuanya!" 
lalu  ia berlari. Jauh. Ia
tinggalkan kampung itu. Ia
berlari seraya menagis. Ia tak
perduli ia laki-laki atau bukan.
Ia memang lakilaki. namun  apa
yang ia perbuat dengan pak
syam kamaruzaman , bisa pula berarti ia
wanita lesbian . Dan kini ia
menangis. nyoto  sudah jadi
seorang wanita lesbian !" 
"Setan! Haram jadah! Setan!"
isaknya di pinggir jalan. saat 
ia sudah naik kesebuah bus yang
akan membawanya ketempat ia
mulamula datang. barulah
pikiran sehat nyoto  bekerja.
 la lupa menanyakan. kalau
mereka tak menghendaki
kehadirannya, mengapa ia
terima surat dari... Ha! Ibunya
buta huruf. Baru sekarang
diingat nyoto ! ibunya buta huruf!
Juga saudara-saudaranya yang
lebih senang bersolek itu!" Tak
seorangpun yang bersekolah,
sebab  kata ibunya biar saja.
Toh mereka kaya Tanpa
bersekolah mereka juga banyak
yang akan mau mengawini.
Lagipula wanita lesbian  akan
kedapur pula jatuhnya. Lalu
siapa yang menulis itu"
Ayahnya" nyoto  tahu betul tulisan
tangan ayah yang tak pernah
mengakuinya sebagai anak itu. 
Jadi" 
Tiba-tiba dimata nyoto  terbayang
wajah seorang laki-laki
menatapnya dari dalam sebuah
warung. Wajah yang
menampakkan kekerasan hati.
Orang yang tak pernah kenal
menyerah, biarpun kini kakinya
sudah  buntung sebelah. chucky .
Si chucky kah yang menulis
surat itu" Atau orang lain yang
punya sangkut paut dengan
chucky " Pasti. Pasti si chucky .
Atau orangorang si chucky .
Kalau tidak, untuk apa ia
memperlihatkan batang hidung
disekitar desa mereka" Toh ia
dibenci. la pernah di usir.
Disiksa. Bahkan kalau tak
keburu minggat dari klinik yang
merawatnya. ia sudah mati
ditangan nyoto . Tak mungkin
kehadiran chucky  kembali
tanpa sesuatu sebab. namun , apa
tujuan chucky  memancing nyoto 
keluar. Tiba-tiba ia ingat pada
Kardi. . 
Laki-laki itu tak pernah
dikenalnya. Lalu dari mana
chucky  atau Kardi tahu alamat
kampung nyoto " Di desa itu cuma
tiga orang yang tahu tempat asal
nyoto . Ia tidak pernah
menceritakan pada siapa-siapa.
Malu kalau ada yang tahu ia
dibenci oleh orang tua dan
saudara-saudaranya sendiri. Aib
pasti tercoreng dimuka nyoto 
kalau di daerah yang jauh dari
kampung kelahirannya, orang
tahu terlahir ke dunia ini akibat
perbuatan durjana dari seorang
perampok. Hanya kepada pak
syam kamaruzaman  semua itu ia ceritakan
sebab  toh pak syam kamaruzaman  dengan
jimatnya itu bekerja juga
sebagai perampok. Biarpun
perampokan yang ia lakukan
melalui tangan orang lain. Si
chucky . 
Pak syam kamaruzaman  tak mungkin pula
menceritakan tentang asal usul
nyoto  pada si chucky . Ia tahu
betul, sebab  pak syam kamaruzaman  sudah 
berjanji merahasiakan riwayat
hidup nyoto  pada orang lain.
Kecuali pada isterinya waktu itu.
Ibu nyi girah . ltupun sebab 
terpaksa. Suatu saat  lbu nyi girah 
memergoki nyoto  bersetubuh
dengan suami ibu nyi girah .
wanita lesbian  itu pingsan. Lalu
minta cerai. Pak syam kamaruzaman  memelas:
'... jangan kasihani aku. namun 
kasihanilah si nyoto . Ia muak di
dekati wanita lesbian . namun  ia
butuh penyaluran. Apa salahnya
ia kutolong" 
Namun saat  ibu nyi girah  tahu
juga kalau chucky  dijadikan
sasaran pemuasaan nafsu aneh
dari suaminya, ia lalu 
minta cerai juga akhirnya. Ia
bisa mengerti masa lalu nyoto ,
dan mau mengerti arti
pertolongan suaminya. Ia cuma
_tak mau mengerti mengapa
chucky  juga harus dijadikan
sasaran, sampai pak syam kamaruzaman  ikut
juga mengerti chucky  sudah
dijadikan gendak oleh ibu
nyi girah . Perceraian itupun
terjadi. 
Ibu nyi girah  pergi sudah. chucky 
lalu  menyusul, walau yang
terakhir ini perginya ke penjara.
Nah, ibu nyi girah  tak punya
kepentingan dengan nyoto . namun 
nyoto  tahu betul. Ibu nyi girah 
punya, setidak-tidaknya pernah
punya kepentingan dengan
chucky . 
"Celaka!" ia mulai mengerti.
Suaranya demikian keras,
sehingga penumpang bus yang
lain pada menoleh. nyoto  agak
kemerah-merahan mukanya.
Namun teriakan kaget itu ia
teruskan juga, meskipun dalam
hati: "Pak syam kamaruzaman  dalam bahaya.
Aku harus segera
menolongnya!" 

SEMBILAN BELAS 
PERTOLONGAN itu tak pernah
bisa diberikan oleh nyoto . 
Begitu masuk ke desa pak syam kamaruzaman ,
beberapa orang laki-laki sudah 
menghadangnya. 
'Jangan melawan. Kami polisi!" 
Saking terkejutnya, nyoto  tak
sempat lari. Keinginan itu baru
timbul sesudah  kedua tangannya
terbelenggu. Percuma saja.
Dalam kegelapan malam dan di
bawah hujan yang turun
renyai-renyai ia lalu 
digiring kesebuah rumah. Ia
tahu betul itu rumah pak aidit .
nyoto  tersenyum. Pak aidit  pasti
akan menolongnya, bila pak
aidit  tahu nyoto  ditangkap,
bukankah pak aidit  teramat
mengabdi pada majikan nyoto " 
Namun harapan nyoto  buyar
berantakan, begitu di rumah pak
aidit  ia lihat orang yang sudah
tak asing lagi baginya: lbu
nyi girah , bekas isteri pak syam kamaruzaman .
Sesudah  orang-orang yang
menangkap nyoto  melapor pada
seorang lakilaki setengah baya
bertampang keren dan lalu 
dikenal nyoto  sebagai petugas
kepolisian berpangkat Kapten,
nyoto  lalu  
dibawa pergi. Orang-orang
yang menangkapnya
membawanya kembali kemulut
desa dibawah hujan yang
semakin deras turun, berjalan
dikegelapan malam yang dingin
menusuk tulang. Agak jauh
diluar desa, ia di bawa
kepinggir jalan. Dibalik
rimbunan bambu, terdapat
sebuah jeep polisi. Moncong
sebuah stengun diarahkan
keperut nyoto  begitu ia
diperintahkan naik. Dan terus
terarah ketempat yang sama,
selama ia duduk dalam jeep
dengan tubuh gemetar dan
perasaan takut yang hampir
membuatnya gila. 
Di rumah pak aidit , ibu nyi girah 
mendesah: 
"... aku malu menceritakan
semua ini. namun  apa boleh
buat, belang bekas suamiku
harus diketahui oleh orang
kampung ini juga akhirnya." 
soebandrio  melirik pada arloji
tangannya. Lalu berkata: . 
"Persis tengah malam. Beberapa
menit lagi mobil yang membawa
tiny   dan ayahnya akan
segera tiba. Marilah pak aidit .
Giliran kita untuk masuk,
kasihan si Kardi. la tentu
menghadapi situasi gawat bila
kita terlambat masuk..." 
Dibawah hujan deras yang
menimbulkan suara ribut seperti
topan, kedua orang laki-laki itu
menerobos keluar dari rumah
dengan diamdiam. Tak seorang
penduduk pun tahu operasi yang
akan dilancarkan terhadap syam kamaruzaman 
mereka. Dengan tubuh basah
kuyup dan tubuh menggigil
kedinginan, akhirnya mereka
tiba 
dihalaman rumah pak syam kamaruzaman . Pak
aidit  mengajak Kapten polisi
soebandrio  masuk dari halaman
samping. 
"Kerikil dari depan bisa
menimbulkan suara," ia
menjelaskan. Mereka
mengendap endap ke pintu
masuk. Gelap di dalam. 
Dengan dada berdebar, soebandrio 
mendorong pintu masuk.
Terbuka. la tersenyum. Kardi
sudah  bekerja sesuai dengan
rencana. Sesudah  berada di
dalam pintu dibiarkan tetap
terbuka, lalu  mereka
berpencar mencari tempat
persembunyian. Di
persembunyiannya, soebandrio 
memikirkan nasib chucky ,
Laki-laki bertongkat kayu itu tak
mungkin masuk dari pintu
depan. Ia sendiri yang
mengusulkan untuk masuk dari
jalan rahasia dibagian tebing
sungai 
"Mudahan-mudahan rencana
chucky  berjalan sesuai dengan
rencana maupun ceritanya yang
hampir-hampir tak masuk akal
itu," doa soebandrio  dalam hati:
"Kalau semua ini tak benar,
kedudukanku di kantor
benar-benar berada di ujung
tanduk..." 
Di kamar tidurnya, pak syam kamaruzaman 
juga menyadari adanya bahaya
yang mengancam, bahaya apa ia
tidak tahu sama sekali. Namun
ia merasa sangat ketakutan. la
meringkuk dalam selimut.
Menggigil kedinginan biarpun
selimut itu tebal dan kamarnya
terang dan hangat. Suara topan
badai menerpa lewat jendela
kaca. Sesekali petir menyambar,
menimbulkan kilatan-kilatan
mengejutkan di luar rumah. Pak 
syam kamaruzaman  menggerutu. Ia lupa
menutupkan bagian depan
jendela. namun  untuk turun dari
tempat tidur, ia sama sekali tak
berani. Satu jam yang lalu, ia
dengar Kardi berlari-lari turun
dari taidit  atas seraya
berteriak-teriak ketakutan: 
"Tingkap terbuka. Pakunya
lepas! namun  tak ada orang...!" 
Sedang meringkuk ketakutan
pulakah si Kardi di kamarnya"
Sialan! Ia seharusnya
menemaniku, pikir pak syam kamaruzaman .
Lalu ia beraniberanikan dirinya
turun dari tempat tidur. Lututnya
gemetar. Ia paksakan berjalan.
Gontai. 

DUA PULUH 
ANGIN DlNGlN berbau hujan
menerpa wajah Pak syam kamaruzaman  saat 
pintu kamar tidur ia buka. 
Untuk sesaat, ia tertegun. 
Lalu: 
"... Kardi." suaranya lepas. 
Gemetar. 
Angin dingin menerpa lagi. Bau
hujan kian keras. Ada suara
rintikrintik air di lantai ruangan
depan. Pak syam kamaruzaman  segera sadar,
kalau pintu depan ternganga.
Diantara rasa takutnya, segera
timbul rasa marah. la berteriak: 
"Kardi keparat! kupecat kau!
Kardi! Kardi! dimana kau?" 
Petir menyambar diluar dengan
tiba-tiba, seolah menjawab
teriakan pak syam kamaruzaman . Cahaya yang
sekilas menyambar ke dalam
memberikan suasana yang kelam
dan pengap. Topan mengguruh
di luar. Tak pernah hujan
sederas ini, pasti sungai di
belakang rumah banjir kembali.
Sawah-sawah akan tergenang
air Termasuk sawah... ah ia tak
perduli apakah sawahnya yang
padinya sudah mulai menguning
akan dilanda air sungai. Yang ia
inginkan 
sekarang ialah menutup pintu
depan yang menyebabkan air
hujan masuk ke dalam rumah.
Sesudah  itu ia akan memutar
tombol lampu ruangan itu.
Sialan benar, mengapa tombol
itu berada di dekat pintu masuk,
bukan di dekat pintu kamar
tidurnya! 
Pak syam kamaruzaman  berjingkat-jingkat
dengan hati hati.
Angin dingin kian menerpa.
Malah air hujanpun mulai
menamparnampar tubuhnya. 
Ia menggigil, dan menggigil
terus. 
Dan tiba-tiba pak syam kamaruzaman  terpaku
ditempatnya berdiri. Dengan
mata terbeliak, ia menatap
kearah pintu masuk. Petir yang
menyambar sekilas
memperlihatkan bayangan
sesosok tubuh diambang pintu.
Mata pak syam kamaruzaman  yang tajam
segera mengenali bayangan
tubuh itu. Bukan Kardi. Sebab
lekak-lekuk tubuh yang sekilas
diterangi kilat itu
memperlihatkan bentuk tubuh
wanita lesbian . 
"Sia" siapa.. kau?" pak syam kamaruzaman 
bertanya Serak. 
Sebagai jawaban, petir
menyambar lagi. 
Pak syam kamaruzaman  menutup mulut
menahan teriakan kaget yang
mau keluar. Bayangan itu,
biarpun membelakangi cahaya
kilat yang menyambar cuma
beberapa detik, namun  ia bisa
melihat pakaiannya yang
compang-camping. Setengah
telanjang. Rambutnya tergerai
ditiup angin, berkilau-kilauan
sebab  basah oleh air hujan, di
matanya pak syam kamaruzaman 
membayangkan tidak saja
wanita lesbian  itu bertubuh
setengah 
telanjang serta berpukaian
compang camping kehujanan.
namun " luka memar disana sini.
Ada darah. Ya darah. Pak syam kamaruzaman 
mencium bau darah! 
Tiba-tiba ia ingin lari. Ingin
menjerit minta tolong. _ 
namun  seluruh tubuhnya lumpuh.
Lidahnya 
kelu. 
Bayangan itu mulai melangkah.
Masuk. 
Pak syam kamaruzaman  mengumpulkan semua
tenangnya. Apa daya, cuma
suara gemetar yang ia peroleh
dan lalu  lepas dari
bibirnya: 
'" kau itu" jessica " 
Disalah satu sudut ruangan itu,
seorang laki-laki yang lain juga
merasakan getar yang amat
_sangat disekujur tubuhnya,
sehingga ia sendiri hampir
berteriak ketakutan. 
Ia adalah pak aidit . Yang
segera bisa menguasai diri.
Benar, ia pernah melihat tubuh
seperti itu sudah  menjadi mayat,
yang rusak mengerikan. Tubuh
jessica . 
"Ah!" Pak aidit 
bersungut-sungut sendirian.
Dalam hati, menekan rasa takut.
'Bodoh bener aku ini. Bukankah
itu tubuh wanita lesbian  lain" siapa
namanya kata mereka" jessica  Ria"
tiny . Oh. Ya. Aku ingat sekarang.
tiny  ! Seorang juru rawat
rumah sakit. Dikota. Saudara
wanita lesbian  jessica  dari ibu yang
lain. 0, alangkah miripnya jessica 
dan tiny  . Jadi ia sudah 
datang tepat pada waktunya,
sesuai dengan yang dijanjikan.
namun  mana si Subandrio  yang
pernah mengaku sebagai polisi
itu" Oh. 
205 
Ya tentu berdiri diluar. Siap
siaga menjaga halhal yang bisa
merusak rencana. Hem pak
syam kamaruzaman . Tak kusangka kau
sebetulnya  seorang bajingan
tengik, manusia berjiwa iblis!" 
Dengan dada berdebar, ia
menanti apa yang selanjutnya
akan terjadi. Bayangan tubuh itu
bergerak terus ke depan, mulai
membuka mulut. 
'Mengapa, pak syam kamaruzaman " Takut
padaku?" 
"namun :... namun ..." 
Terdengar suara mengikik.
Halus Lalu: 
"Aku sudah mati" Ya. Aku
memang sudah mati.. kau ingat,
pak syam kamaruzaman " Kau ingin" Kau yang
sudah  membunuhnya!" 
Pak syam kamaruzaman  ingin pingsan
rasanya. namun  tak bisa: la
memprotes dengan keras: 
"Tidak. Tidak benar!" 
"Kau.. kau yang membunuhku!' 
"jessica , aku.. aku tidak bermaksud
membunuhmu. Aku... aku.. "
"Kau Memperkosaku. eh" Mau
minta balas jasa atas kebaikan
kebaikanmu selama suamiku di
penjara eh"' 
"Itu.... salahnya. Mengapa ia
melaidit r pantangan jimat,
Sehingga ia tertangkap!"
Bayangan itu terkikik lagi.
Lengking dan keras, Badai
diluar menyambutnya. Petir.
Guntur. Derai hujan. 
"Kau selalu menuduhkan
kesalahan pada orang bukan,
pak syam kamaruzaman " Padahal hasil
rampokan chucky , kau yang
memakannya. Ia berada
dibaWah perintahmu: DibaWah
pengaruh sinar matamu yang
busuk dan berbau iblis 
itu. Sudah kau biarkan ia
menderita dibalik jeruji besi.
mau kau diperkosaiku pula aku.
Isterinya. Manusia apa kau ini,
pak syam kamaruzaman '!" Tak puaskah kau
dengan mencuri mayat-mayat
bayi untuk kau jadikan jimat
pengumpul harta dan.. eh, pak
syam kamaruzaman . Katanya jimat itu bisa
menangkal bahaya. Kini..
kenapa kau takut" Sudah tak
berhasilkah kekuatan jimat dan
pengaruh matamu menolong
dirimu sendiri" Ayo pak syam kamaruzaman .
Tangkaplah aku. Perkosalah aku
seperti dulu kau pernah
mencobanya..."' 
"Tidak.. tidak. Jangan dekati
aku..jangan!" 
'Kok malu-malu. Bukankah kau
yang seratus malam yang lalu
ingin mencicipi kehangatan
tubuhku" Masih ingatkah kau,
pak syam kamaruzaman " Ini malam yang
keseratus. Aku akan membalas
dendam. Sudah kubilang, aku
akan membalaskan sakit hati..." 
'Jangan. Jangan kau ganggu
aku. 0, jessica  Jangan! Ampunilah
dosaku. Aku.. aku toh tak jadi
memperkosa kau. Kau lari
keatas. Kau lari. jessica . Kau
lari..." 
"namun  kau terus mengejarku!"
ancam Suara bayangan itu
ketus. Lantas ia mengikik" Kau
kejar, bukan" Kau kejar?" 
"Aku bermaksud baik. jessica . Agar
kau... o, salahmu. Mengapa kau
tak mau menuruti kehendakku,
padahal aku ingin
membahagiakanmu. Salahmu
mengapa kau terjun kebawah
sehingga tubuhmu hancur oleh
batu cadas dan kau hanyut
dibawah sungai yang banjir...' 
"Lagi-lagi kau menyalahkan
orang seenak 
perutmu. Kini, terimalah
pembalasanku, pak syam kamaruzaman ..." 
Lalu, bersamaan dengan
ancaman itu, bayangan tadi
bergerak lebih dekat Pak syam kamaruzaman 
jatuh. Berlutut. Menyembah ; 
"Maafkan aku. Ampuni
dosa-dosaku, jessica  Maafkan
aku!" 
Dan tiba-tiba pak syam kamaruzaman 
berteriak dengan kaget. la
menengadah muka lampu
ruangan itu menyala tiba-tiba.
Terang benderang. Namun
bayangan tubuh yang
mengerikan itu tetap berada
dihadapannya. Setengah
telanjang Rambut basah kuyup
seperti tubuhnya, dari dahi dan
mulutnya mengucur darah
memerah. wanita lesbian  itu
menyeringai... Pak syam kamaruzaman 
menggigil, dan kembali
memohon ampun seraya
menyembah. 
"Jangan bunuh aku. jessica  Jangan
bunuh aku..." 
'Tak ada yang akan
membunuhmu, pak syam kamaruzaman . Kau
ditangkap!" 
Suara yang sangat asing itu
mengejutkan laki-laki tua renta
yang masih bersimpuh di lantai.
Ia menatap liar kesekelilingnya.
Lalu ia lihat dari balik daun
pintu muncul seorang lakilaki
berseragam kepolisian dengan
pangkat Kapten. Dari balik rak
hias muncul pak aidit  dan dari
ruangan dalam ia lihat Kardi
melangkah seraya
tersenyum-senyum. Sesudah  dekat
dengan petugas berseragam itu,
Kardi menggerutu: 
"Bajingan ini hampir-hampir
saja mem
perkosaku. Hiiiii, bisa menjerit
isteriku dirumah bila
kuceritakan..." 
Suara mereka terputus saat 
mendengar detak-detak tongkat
kayu. Mereka menoleh kearah
ruangan dalam: chucky 
melangkah terseok seok dengan
kaki sebelah dibantu tongkat
kayu. Mendekati wanita lesbian 
yang perlahan lahan tanpa
mereka sadari sudah  menjauh.
saat  mereka yang ada
diruangan itu menoleh, mereka
lihat wanita lesbian  yang
sebetulnya  bertubuh montok
dan berwajah cantik namun  kini
tampak mengerikan itu, sudah 
berdiri diundakan anak taidit 
menuju ketingkat atas. 
"... kemarilah, kekasih.
Kemarilah" terdengar suara
berbisik dari mulutnya: Parau,
namun  mesra: 
chucky  bergerak ke arah
wanita lesbian  itu. Menaiki undakan
anak taidit . 
Semua yang ada diruangan itu
merasa heran. Peristiwa yang
mereka lihat, berada diluar
rencana. namun  siwanita lesbian 
tidak bermain main. Ia terus
naik, diikuti oleh chucky . 
"Sudah kubilang" aku tetap
menunggumu bukan, chucky 
sayang'. 
"Ya, sayangku: Kau isteriku
yang setia. Aku datang padamu,
kasih. Datang beserta segenap
cintaku?" 
soebandrio lah yang mula-mula
tersadar. 
Sementara Kardi membelenggu
tangan-tangan pak syam kamaruzaman ,
soebandrio  berseru memanggil: 
'tiny .. apa.. Ha. chucky .
Kesinilah kalian!" 
namun  baik bayangan tubuh itu
maupun 
chucky  sudah  menghilang. Yang
terdengar hanya detak-detak
tongkat kayu chucky , menaiki
anak taidit  demi anak taidit 
dengan susah payah. Semua
yang melihat tak mengerti, dan
tiba-tiba menjadi sangat terkejut
waktu mendengar suara orang
berlari-lari dari luar. Mereka
semua menoleh. Pak soebandrio 
berseru ta'jub: 
"tiny  !" 
Gadis itu berlarian masuk.
Bertanya heran: 
"... apa yang terjadi" Mengapa
suasana yang kutemui tidak
sesuai dengan rencana?" 
soebandrio  mengerdip-ngerdipkan
mata. Juga Kardi. Juga pak
aidit . Bahkan syam kamaruzaman . 
"Bukankah kau..." soebandrio 
bersungut-sungut tak mengerti. 
"Maafkan, pak soebandrio . Pakaian
yang compang-camping dan
make up untuk darah tertinggal,
sehingga kami kembali kekota
dulu untuk mengambilnya. Tak
kusangka kalau keterlambatan
kami akan..." 
"Sudahlah". Sahut soebandrio ."
Semua berhasil sesuai dengan
rencana. namun  siapa
wanita lesbian  yang tadi muncul di
sini?" 
"wanita lesbian ?" tiny  
mengernyitkan dahi. 
"Ia... jessica ?" pak syam kamaruzaman 
bersungut-sungut tiba-tiba.
Wajahnya yang pucat kini
membiru. Biru legam. 
Pucat pulalah wajah tiny  . 
Tanpa berpikir panjang lagi, ia
menguakkan mereka dan
berlari-lari menyongsong
kearah 
anak taidit  hingga yang
menuju keteras atas seraya 
berteriak memunggu-manggil: 
"chucky ! chucky ! Ini aku,
tiny ! chucky ! chucky !" 
Suara hujan diluar sahut
bersahut dengan suara
tiny  . Ia baru saja
menginjak anak taidit 
terbawah, saat  dari atas
terdengar suara teriakan yang
menyayatkan hati. Suara
chucky . soebandrio , pak aidit 
dan tiny   segera
menghambur menaiki taidit 
terus keatas. Hujan menyambut
mereka setiba diteras yang
terbuka. Mereka langsung
berlari kepinggir teras, dan
mencondongkan tubuh
ketembok, memandang ke bawah
dari arah mana teriakan kedua
menggema. Petir menyambar
sedetik. Namun cukup bagi
mereka melihat bayangan tubuh
chucky  menghantam batu
cadas, lalu  hanyut
dibawah arus sungai yang deras.
Sesaat , tiny   menjerit lalu
jatuh pingsan. 
Dan semua penduduk desa itu
memuja kebesaran Tuhan, saat 
keesokan harinya mayat chucky 
ditemukan tersangkut di atas
pohon dimana dulu tubuh jessica ,
isterinya, juga ditemukan sudah
menjadi mayat. Mereka
menguburkan chucky  disebelah
isterinya. 
Semua orang berdo'a, semoga
suami isteri itu berbahagia disisi
Tuhan"."