Tampilkan postingan dengan label wawasan sosial 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wawasan sosial 1. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Desember 2022

wawasan sosial 1


1. Ketampakan Alam di Daratan
Ketampakan alam yang ada di daratan, antara 
lain sebagai berikut.
a. Dataran rendah yaitu  bagian dari permukaan 
bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas 
permukaan laut (dpl) yang bermanfaat sebagai 
lahan pertanian, perikanan, pemukiman, dan 
peternakan. Dataran rendah biasanya 
ada  di sekitar pesisir pantai. 
b. Dataran tinggi  yaitu  area  datar 
yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter 
di atas permukaan laut (dpl). Dataran tinggi 
dapat dimanfaatkan untuk perkebunan maupun 
tempat peristirahatan. Selain itu, dataran tinggi 
dipakai  untuk menanam tanaman jenis 
sayuran dan buah-buahan. Beberapa Dataran 
Tinggi di Indonesia, antara lain Alas (Nanggoe 
Aceh Darussalam), Kerinci (Sumatera barat), 
Dieng (Jawa Tengah), Tengger (Jawa Timur), 
Bone (Sulawesi Selatan), dan Minahasa (Sulawesi 
Utara).   
c. Gunung
 Gunung dapat dijadikan sebagai tempat perkebunan, rekreasi atau oleh raga. juga berfungsi untuk melindungi dataran rendah dari angin besar.                  e. Pegunungan
 Pegunungan yaitu  bagian dari daratan yang 
yaitu  kumpulan deretan dari gunung 
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan 
laut. Pegunungan biasanya  dipakai untuk 
rekreasi atau tempat peristirahatan. Beberapa 
Pegunungan di Indonesia, antara lain Pegunungan 
Dieng (Jawa Tengah), Sewu (DI Yogyakarta), 
Schwaner (Kalimantan barat dan Kalimantan 
Tengah), Siunandaka (Sulawesi utara), Utimbela 
(Gorontalo), Pompange (Sulawesi tengah), dan 
Jaya Wijaya (Papua). 
2. Ketampakan Alam di Perairan
Ketampakan alam yang ada di perairan, antara 
lain sebagai berikut.
a.  Pantai yaitu  dataran yang berbatasan dengan 
laut  yang bermanfaat sebagai tempat pariwisata, 
perikanan dan hutan bakau. Pernahkah  
pergi ke pantai. Sungguh mengasyikan bukan? 
Coba  tuliskan pantai-pantai yang ada di 
Indonesia.
b. Sungai-sungai besar biasanya terletak di 
pulau yang besar pula, seperti Pulau Jawa, Pulau 
Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi 
dan Pulau Papua. Sungai dimanfaatkan  sebagai 
tenaga pembangkit listrik dan sarana kebutuhan 
hidup penduduk. Sungai juga dapat berfungsi 
sebagai alat transportasi seperti di Kalimantan.      
c. Danau 
 Danau yaitu  genangan air yangamat luas yang 
dikelilingi daratan. Danau dipakai  untuk 
tempat pariwisata. 
 d. Selat
 Selat yaitu  perairan atau laut sempit yang 
menghubungkan dua buah pulau. Indonesia 
memiliki  banyak sekali selat. Beberapa Selat Di Indonesia, antara lain Selat Sunda, Selat Karimata, Selat Bali, Selat makasar, Selat Badung, Selat Berhala, dan Selat Rote. 
Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk 
dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung. Keragaman ini  tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi dinamakan   tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah 
bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pe-
gunungan, ,  . kemudian  apa yang sudah  dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, lalu   dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.  Keragaman bentuk ketampakan alam di  permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya  melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman ini  terjadi sebab  adanya tenaga  endogen dan eksogen yang ada di bumi. Bagaimana tenaga eksogen dan endogen membentuk ketampakan alam di bumi? 
1.  Tenaga Endogen
Tenaga endogen yaitu  tenaga yang berasal 
dari dalam bumi. Tenaga ini  dibedakan  
berdasar  pemicunya  menjadi tenaga tektonik 
(diatropisme), vulkanik (vulkanisme) dan gempa 
(seisme). Ketiga tenaga inilah yang membentuk 
permukaan bumi sehingga permukaan bumi tampak  beragam. 
a. Diastropisme 
Diastropisme yaitu  tenaga yang bekerja dari 
dalam bumi yang memicu  pergeseran dan 
perubahan posisi lapisan batuan sehingga mengubah bentuk muka bumi. Gerakan ini  dibedakan  menjadi gerakan orogenesis dan epirogenesis. Semua  gerakan ini  akan mengubah bentuk permukaan  bumi berwujud  munculnya sesar dan  pelipatan. Epirogenesis yaitu  pengangkatan jalur kerak  bumi sehingga membentuk pegunungan yang berlangsung sangat lambat dan meliputi area  yang sangat luas.
B. Proses Pembentukan 
Muka Bumi
Orogenesis yaitu  proses pembentukan 
pegunungan  (mountain building) atau pengangkatan  kerak bumi sebab  tumbukan lempeng. Proses 
ini  menghasilkan pegunungan berangkai yang 
bersamaan dengan itu terbentuk  sesar dan lipatan. 
Contoh  Pegunungan Himalaya. Jadi, gunungapi 
tidak termasuk orogenesis sebab  tenaga yang 
membentuknya yaitu  tenaga vulkanisme bukan 
diastropisme.
1)  Sesar (Faults)
Sesar atau patahan yaitu  retakan pada kerak 
bumi akibat adanya pergeseran pada batuan. 
Pergesaran ini  berkisar antara beberapa  centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer. Contoh sesar yang terkenal yaitu  sesar San Andreas di California. Di Indonesia  juga ada  sesar yang sangat terkenal, yaitu sesar Sumatera yang nampak di lapangan berwujud  Pegunungan Bukit Barisan. Sesar ini  memotong Pulau Sumatera sejajar dengan  zone penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah  benua Asia di barat Sumatera.   Sesar terbentuk sebab  bumi kita yang terdiri atas  beberapa  lempeng yang saling bergerak antara satu  dengan lainnya. Gerakan lempeng ini  akan memicu  tegangan, tekanan, dan gesekan sehingga  terjadi perubahan posisi lapisan batuan. Di lapangan, sesar dapat dikenali dalam bentuk bukit dan lembah, tebing, atau bisa juga berwujud  sungai. Walaupun demikian, tidak semua bukit atau sungai yaitu  sesar. sebab  zone sesar yaitu   zone lemah maka air akan lebih mudah mengalir di  sini dibandingkan  di zone batuan yang utuh. sebab   itu, biasanya zone sesar juga mudah tererosi dan bentuknya tidak lagi sempurna. 
2).  Lipatan dan Gejala Perlipatan 
Lipatan yaitu  bentuk ombak atau gelombang 
pada suatu lapisan kulit bumi, yang ditunjukkan 
oleh perlapisan batuan. Lipatan terbentuk sebab  
pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng 
ini  memicu  adanya lapisan yang  terdorong secara horizontal, baik pada salah satu 
tepi lapisan  maupun pada kedua tepi lapisan. 
Lapisan batuan lalu  mengalami pelipatan atau  pelengkungan. 
Suatu lipatan terdiri atas beberapa bagian yang 
membentuk struktur lipatan. Struktur sebuah lipatan terdiri atas:
-antiklin, yaitu unsur struktur lipatan dengan 
bentuk yang cembung (convex) ke atas.
-sinklin, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke 
atas. 
-sayap (limb), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari lengkungan maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum suatu sinklin.
 b. Vulkanisme 
Vulkanisme yaitu  segala kegiatan magma dari 
lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih  atas atau sampai ke luar permukaan bumi. Aktivitas  ini  menghasilkan bentukan berwujud  kerucut atau  kubah yang berdiri sendiri dan dinamakan  gunungapi.,  gunungapi  biasanya  terbentuk pada pertemuan lempeng, terutama 
lempeng yang saling bertumbukan. 
  Pada pertemuan lempeng  ini , lempeng samudera menunjam ke bawah dan lempeng benua terangkat. Akibat kaku, lempeng  benua mengalami retakan. Magma yang cair lalu   masuk melalui retakan-retakan ini  dan membentuk  kantong-kantong magma. Sebagian magma mampu mencapai permukaan bumi dan membentuk gunungapi.  sebab  itulah, sebagian besar gunungapi terbentuk pada  pertemuan lempeng ini .
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil dari 
vulkanisme yaitu  berwujud  munculnya berbagai tipe 
gunungapi, yaitu: 
1) gunungapi corong atau maar, yaitu gunungapi 
hasil  erupsi eksplosif atau berwujud  ledakan yang 
posisi dapur magmanya  relatif dangkal  sehingga 
gunungapi ini  berhenti aktivitasnya  dengan hanya satu kali ledakan. Oleh sebab   itu, ketinggian gunung ini relatif rendah dan  memiliki kemiringan yang cukup curam. Biasanya  terbentuk danau pada bekas lubang erupsi yang  dasarnya relatif kedap air. Danau Eifel di Perancis  dan Ranu Klakah di lereng Gunung lamongan  yaitu  contoh tipe ini. 
2) gunungapi perisai atau aspit, yaitu gunungapi 
hasil erupsi efusif atau erupsi berwujud  aliran. 
Magma yang cair atau encer bergerak ke segala 
arah dengan ketebalan yang tipis sehingga 
ketinggiannya juga rendah. Contoh gunungapi 
aspit yaitu  gunungapi di Kepulauan Hawaii. 
3) Gunungapi strato, yaitu gunung api berbentuk 
kerucut yang tinggi dengan lereng yang curam. 
Kerucut yang tinggi yaitu  hasil dari 
timbunan material  vulkanik yang padat  maupun cair secara terus-menerus. Gunungapi  ini yaitu  gabungan tipe letusan eksplosif 
dan efusif secara bergiliran. Gunungapi di 
Indonesia biasanya  termasuk  tipe strato seperti 
Tangkuban Perahu, Kerinci, Merbabu, Gede-
Pangrango, Gempo, ,  .
c. Gunungapi di Indonesia
Indonesia yaitu  pertemuan tiga lempeng 
yang saling bertumbukan, yaitu lempeng Asia atau 
Eurasia (Eurasian Plate), Lempeng Pasifik (Pacific 
Plate) dan Lempeng Indo-Australia (Indo-Australian  Plate). Lempeng Hindia yaitu  lempeng  samudera, sedang  lempeng Asia yaitu  lempeng benua. sebab  benua memiliki berat jenis lebih rendah dari lempeng samudera maka lempeng  Asia terangkat sepanjang pertemuan lempeng- lempeng ini . Akibatnya, terbentuk jajaran pegunungan di sepanjang pertemuan lempeng mulai  dari Aceh, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.   
Pada peta ini  tampak bahwa jajaran  gunungapi berada di sepanjang pertemuan lempeng. Kalimantan yang jauh dari pertemuan lempeng tak 
memiliki satu pun gunungapi sehingga relatif aman 
dari bencana letusan gunungapi. Sumatera dan Jawa juga Sulawesi memiliki jumlah gunungapi yang banyak. Walaupun sangat rawan terhadap letusan gunungapi, area   ini  relatif subur 
sebab  gunungapi mengeluarkan material yang dapat menambah kesuburan pada tanah.  
Gunungapi di Indonesia biasanya  yaitu  
gunungapi bertipe strato. Kerucut-kerucut gunungapi ini  sebagian dalam keadaan aktif, istirahat (dorman), dan mati. Beberapa di antaranya sangat terkenal di dunia sebab  kekuatan letusannya yaitu Gunung Tambora  dan Gunung Krakatau. Gunungapi Tambora sangat  terkenal sebab  kedahsyatan letusannya yang terjadi 
pada tahun 1815 dengan ketinggian letusan mencapai 43 km (hampir mendekati batas lapisan troposfer dan  stratosfer). Ledakannya terdengar sampai jarak 2.600 km. Gunung Krakatau juga sangat terkenal sebab   letusannya yang dahsyat  pada tanggal 26 Agustus  1883. Letusan Krakatau saat itu juga memicu   gelombang tsunami yang menghancurkan permukiman  di sepanjang Pesisir Banten.  
d. Faktor pemicu  Terjadinya Gempa 
Gempa yaitu  getaran yang terjadi sebab  
gerakan batuan yang melewati batas kelentingan atau kelengkungannya. Jika batas kelentingan ini  
terlampaui maka akan menghasilkan sebuah getaran. Peristiwa ini  dapat dipahami dengan melakukan percobaan sederhana. Ambillah sebuah tongkat kecil dan tariklah kedua ujungnya sehingga membentuk lengkungan. Jika  terus menarik kedua ujungnya maka batas kelentingannya akan terlampaui sehingga tongkat tadi menjadi patah dan menghasilkan sebuah getaran. 
Gempa dibedakan menjadi gempa tektonik, 
vulkanik, dan longsoran. Gempa tektonik yaitu  
gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng-
lempeng litosfer. saat dua lempeng bertumbukan  dan bergesekan, maka pada bidang batas lempeng ini  terjadi pelengkungan dan terjadi tegangan. Jika pelengkungan dan tegangan ini  melampaui  daya lentingnya, maka tenaga yang tersimpan saat terjadinya pelengkungan dan tegangan akan dilepaskan untuk mencapai keseimbangan. Proses untuk melepaskan tegangan dan mencari keseimbangan baru ini  memicu  getaran, 
Gempa vulkanik yaitu  gempa yang terjadi sebab  
adanya aktivitas gunungapi. Aktivitas gunungapi 
memicu  getaran  pada area  sekitarnya. Getaran 
ini  biasanya tidak seluas getaran yang ditimbulkan 
oleh gempa tektonik. sebab  terjadi saat adanya  aktivitas gunungapi, maka peristiwa gempa vulkanik  tidak sesering gempa tektonik. 
Gempa longsoran yaitu  gempa yang terjadi 
akibat longsor atau runtuhnya tanah perbukitan 
atau gua kapur. sebab  volume tanah yang longsor 
terbatas maka getarannya pun relatif kecil dan tidak  begitu berbahaya. 
Besar kecilnya kekuatan getaran gempa 
diukur dengan memakai  alat yang dinamakan  
seismograf. Hasil pengukurannya tercatat dalam 
kertas seismogram. Pada seismogram akan terlihat 
kekuatan dan waktu terjadinya gempa.  Kekuatan gempa dapat dapat ditentukan dengan  memakai  Skala Richter. Skala ini  menggambarkan kekuatan gempa berdasar  tinggi dan  panjang gelombang yang tercatat pada seismogram. 
Kekuatan gempa digolongkan  berdasarkan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. 
Kerusakan yang ditimbulkanHanya terekam oleh seismograf Getaran dirasakan oleh manusia yang berada  dalam ruanganGetaran dirasakan oleh banyak orang, jendela dan benda-benda bergetarGetaran dirasakan oleh setiap orang, piring-piring pecah, pintu terbanting, lampu 
berayunGetaran dirasakan oleh setiap orang, piring-piring pecah, pintu terbanting, lampu berayun
Kerusakan kecil pada beberapa  gedung, pelapis 
dinding terkelupas atau dinding runtuh
Kerusakan cukup besar pada banyak gedung, 
cerobong asap runtuh, fondasi rumah bergerak
Kerusakan parah pada bangunan, jembatan patah, 
dinding retak, bangunan dari batu runtuh
Kerusakan hebat, hampir semua gedung runtuh 
Kerusakan total, gelombang gempa terlihat 
menjalar di permukaan tanah, benda-benda 
terlempar ke udara
Gempa pada skala yang besar dapat menimbul-
kan kerusakan dan korban jiwa yang besar. Kerusakan yang ditimbulkan dapat secara langsung maupun tidak langsung.
 2. Tenaga Eksogen
Selain tenaga endogen, permukaan bumi juga 
mengalami perubahan atau perombakan oleh tenaga  eksogen. Permukaan bumi yang beragam bentuk dan ketinggiannya sebagai hasil kerja tenaga endogen,  lalu  akan berubah dari bentuk asalnya oleh tenaga  eksogen. Contohnya, bentuk lipatan yang pada awal  kejadiannya sempurna lengkungannya, lalu  akan berubah oleh tenaga eksogen sehingga bentuknya di  permukaan tampak berbeda dari awal pembentukannya. 
Begitu pula dengan sesar yang awalnya tampak bidang atau garis sesar yang tegas atau jelas, lalu  akan tampak seperti jajaran perbukitan yang tumpul atau  terpisah. Berbagai jenis batuan beku juga akan berubah  bentuk oleh pengaruh tenaga eksogen melalui proses  kimia, fisika, dan biologis. 
Tenaga eksogen yang mengubah bentuk muka 
bumi dipengaruhi oleh tiga proses, yaitu pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Pelapukan dapat diartikan 
sebagai proses penghancuran masa batuan zat 
penghancur. Pelapukan dibedakan  menjadi 
pelapukan kimia, fisika dan biologi.  
a.  Proses Pelapukan
Batuan yang sudah  terbentuk melalui berbagai 
proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami proses penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah menjadi batuan yang berukuran  lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu. Pelapukan  dibedakan  menjadi pelapukan fisika, kimia 
dan biologik-mekanik. Di alam, ketiga proses ini  
seringkali terjadi secara bersamaan dalam proses 
pelapukan. Namun, biasanya ada  satu proses yang 
lebih dominan dibanding proses pelapukan lainnya.      1).  Pelapukan fisika/mekanik
Pelapukan fisika atau dinamakan  pula desintegrasi 
yaitu  proses penghancuran batuan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil tanpa mengubah komposisi 
atau susunan kimiawianya. Proses ini bisa terjadi 
sebab  penyinaran matahari, perubahan suhu, dan 
pembekuan air pada celah-celah batuan. 
a). Penyinaran matahari
 Penyinaran matahari yang terjadi secara terus 
menerus memicu  batuan menjadi panas. Jika 
batuan yang panas ini  terkena air hujan secara 
tiba-tiba, batuan ini  akan pecah-pecah. 
b). Perubahan suhu
 Penyinaran matahari juga akan meningkatkan 
suhu pada siang hari sehingga batuan mengalami 
pemuaian. Sebaliknya, pada malam hari tidak ada 
penyinaran matahari sehingga batuan mengkerut. 
Proses memuai dan mengerut ini  ternyata 
kekuatan dan kecepatannya berbeda antara mineral 
yang satu dengan lainnya dalam batuan sehingga 
batuan menjadi rapuh dan mudah hancur. 
c). Pembekuan air pada celah-celah batuan
 Di area  dingin, air yang masuk pada celah-
celah batuan akan membeku atau menjadi es 
saat suhu udara menurun. sebab  volume 
es lebih besar dibanding volume air yang masuk 
pada celah-celah batuan tadi maka es akan 
menekan celah batuan ini  dengan sangat 
kuat, sehingga batuan terpecah-pecah. 
 Proses pelapukan oleh es.   Proses mencair dan mebeku terjadi berulang-ulang, sehingga 
akhirnya batuan hancur Suhu turun di bawah titik beku, air menjadi es dan  volumenya  meningkat, sehingga celah  makin besar  Air hujan yang terkumpul pada  celah batuan
2).  Pelapukan kimia 
Pelapukan kimia atau dinamakan  pula dekomposisi yaitu   proses penghancuran batuan dengan mengubah susunan  kimiawi batuan yang terlapukkan. Berlangsungnya  proses ini  memerlukan air sehingga di area   yang curah hujannya tinggi dan banyak ditumbuhi  vegetasi seperti di Indonesia, proses pelapukan kimia 
lebih berpengaruh dibanding pelapukan fisika. Proses  pelapukan kimia dibedakan  menjadi beberapa jenis, yaitu di antaranya:
1. proses oksidasi, jika zat pelapuknya yaitu  oksigen  (O2). Contohnya jika besi yang bereaksi dengan oksigen akan terbentuk karat pada besi.
2. proses hidrolisa, jika zat pelapuknya yaitu  air. 
Contoh yang sederhana yaitu  pada peristiwa 
pelapukan di area  kapur. Batu kapur (gamping) 
yang bereaksi dengan air akan membentuk endapan kalsium bikarbonat berwujud  stalaktit dan stalagmit.
3). Pelapukan biologik-mekanik
Pelapukan biologik-mekanik atau organik yaitu  
pelapukan yang dipicu  oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang masuk ke dalam tanah memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat menghancurkan batuan. 
b.  Proses Erosi dan pemicunya 
Erosi yaitu  suatu proses penghancuran tanah 
dan lalu  dipindahkan ke tempat lain oleh 
kekuatan air, es, angin, dan gravitasi. sebab  itu, 
berdasar  pemicunya  erosi dapat dipicu  
oleh air, gelombang air laut, es atau gletser, angin, 
dan gravitasi. 
1).  Erosi oleh air
Air mampu membawa partikel-partikel batuan atau 
tanah dan memindahkannya ke tempat lain.  Air hujan mampu menghancurkan tanah dan membawanya ke tempat yang lebih rendah. Air hujan yang terkumpul  dan membentuk sungai juga mampu mengerosi tanah  pada bagian dasar dan tebingnya sehingga terbentuk  parit dan sungai yang lebih besar. Di pantai, gelombang air laut juga dapat mengerosi  pantai sehingga garis pantai semakin mundur ke arah  daratan. Erosi oleh gelombang laut di area  pantai  ini dikenal dengan istilah abrasi. Hasil abrasi dapat  berbentuk dinding pantai yang curam (cliff), dataran  abrasi, relung (lekukan pada dinding cliff), batu layar 
(stack), dan gua pantai (sea cave). 
2).  Erosi oleh angin 
Erosi oleh angin ini melibatkan dua proses, yaitu  hilang atau pindahnya partikel-partikel yang sangat halus  oleh angin (deflasi) dan rusaknya permukaan batuan oleh  hantaman partikel-partkel yang terbawa bersama-sama  dengan angin (aeolian abration).  Erosi yang dipicu  
oleh angin ini  banyak terjadi di area  gurun. Bentukan yang dapat ditemukan  sebagai hasil pengerjaan oleh angin  ini  antara lain yaitu  berwujud  batu jamur. 
3).  Erosi oleh es atau gletser 
Aliran es yang mencair dapat memicu  erosi 
pada permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya. 
Selain oleh es itu sendiri, aliran ini juga membawa batuan-batuan hasil pelapukan yang bertumbukan dengan permukaan tanah atau batuan yang dilaluinya. 
c.  Proses Sedimentasi
Sedimentasi yaitu  proses pengendapan materi-
materi hasil erosi yang dibawa oleh tenaga pengangkut  seperti air, angin, gelombang laut, dan gletser. Materi-materi  hasil erosi ini  pada jarak tertentu  akan mengalami penurunan kecepatan gerak atau  berhenti sama sekali. Materi yang lebih besar tentu  akan diendapkan terlebih dahulu dibanding dengan  materi yang lebih halus. Bentukan-bentukan hasil 
pengendapan ini di antaranya yaitu :
- bar, yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya 
memanjang.
-tombolo, yaitu gosong pasir yang menghubungkan pulau karang dengan pulau utama.
-delta, yaitu suatu bentuklahan yang dibentuk dari endapan sedimen pada mulut suatu sungai, baik di laut maupun di danau.
- gisik (Beach), yaitu pantai (shore) yang berlereng  landai yang terbentuk oleh material lepas-lepas  (tak terkonsolidasi) dan terletak antara titik air surut dan letak air pasang tertinggi yang dicapai oleh gelombang badai. 
-sand dunes/gumuk pasir, yaitu gundukan pasir yang terbentuk sebab  pengendapan oleh angin. Gumuk pasir ini banyak ditemukan  di area  gurun.  Dilihat dari strukturnya, litosfer terdiri atas 
berbagai jenis batuan yang perbedaaanya dapat 
dikenali dari ciri-ciri fisik maupun kimiawinya. Ber-
dasarkan proses terjadinya, batuan-batuan ini  
digolongkan   menjadi batuan beku, batuan 
C. Jenis-Jenis Batuan
sedimen dan batuan malihan atau metamorf. Batuan ini  semuanya berasal dari ”induk” yang sama yaitu magma. 
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk saat  magma yang 
bergerak ke permukaan bumi mengalami proses 
pendinginan. Batuan beku ada yang terbentuk  sebelum  sampai ke permukaan bumi, ada pula yang terbentuk sesudah  sampai ke permukaan bumi. Batuan beku yang  terbentuk di bawah permukaan bumi memiliki kristal  yang bentuknya sempurna dan besar-besar. Hal ini  terjadi sebab  proses pembekuan magma yang sangat 
lambat sehingga cukup waktu untuk membentuk 
kristal secara sempurna. Sebaliknya, batuan beku 
yang terbentuk sesudah  sampai di permukaan bumi memiliki kristal yang halus, bahkan sama sekali tidak  berkristal. Hal ini terjadi sebab  magma yang sangat panas lalu  membeku secara secara cepat sesudah  sampai di permukaan bumi. Akibatnya, tidak ada waktu bagi magma untuk membentuk kristal secara nsempurna.
2.  Batuan Sedimen
Batuan beku yang sudah  terbentuk, kemudian  
mengalami pelapukan dan penghancuran oleh 
tenaga asal luar atau eksogen, seperti air, suhu udara, penyinaran matahari, akar tumbuhan ,  . 
Hasil pelapukan lalu  diangkut dan diendapkan 
di tempat baru sehingga terbentuklah batuan endapan  atau batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan  berdasar  kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang  mengangkutnya. berdasar  proses pembentukannya, dibedakan  menjadi:
a.  Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik yaitu  batuan 
sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan 
batuan asal. Artinya, batuan ini  hanya mengalami 
perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan  dan penghancuran selama dalam proses pengendapan di tempat baru. Dalam perjalanannya, batuan ini   mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur  atau  semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.   
b..  Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen kimiawi terbentuk sebab  
adanya proses kimia saat pengendapannya, 
seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain. contoh , di area  berbatu kapur atau  gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap  melalui rekahan. Selama melewati rekahan, air hujan  yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur  (CaCO3), sehingga membentuk larutan Ca(HCO3)2.  Larutan kapur ini  lalu  membentuk stalaktit 
dan stalagmit. 
CaCO3  +  H2O  +  CO2         Ca(HCO3)2
c. Batuan sedimen organik
 Batuan sedimen ini terbentuk sebab  dalam proses 
pengendapannya memperoleh  bantuan dari organisme seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang  laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang,  lapisan humus, kotoran burung guano ,  Batuan sedimen juga dibedakan  berdasarkan tenaga pengangungkutnya.  berdasar  tenaga  pengangkutnya, batuan sedimen digolongkan   menjadi: 
1). batuan sedimen aeolik oleh tenaga angin.
2). batuan sedimen akuatik oleh tenaga air.
3). batuan sedimen glasial oleh tenaga es.
4). batuan sedimen marin oleh tenaga air laut.

Contoh-contoh batuan 
sedimen 
(a)  batupasir
(b)  batu konglomerat
(c)  batu kapur
3..  Batuan Malihan/Metamorf
Batuan ini terbentuk sebab  adanya penambahan 
suhu dan atau tekanan yang sangat tinggi. Batuan 
sedimen, lalu  berubah menjadi batuan malihan 
yang digolongkan   menjadi:
a. batuan malihan  termik (kontak) sebab  penambahan  suhu yang  tinggi, seperti batu pualam.
b. Batuan malihan dinamik (sintektonik) sebab  
penambahan tekanan yang tinggi yang biasanya 
sebab  gaya tektonik seperti batubara dan sabak.
c. Batuan malihan pneumatolitik sebab  penambahan  suhu dan zat bagian magma ke dalam batuan ini  seperti topas, turmalin (batu permata), azurit (mineral pembawa tembaga).
 Tenaga endogen biasanya  bersifat membangun 
sebab  adanya material baru yang dikeluarkan dari 
dalam bumi. Material ini  memperbarui material 
lama   di permukaan bumi yang sudah  mengalami perubahan atau kerusakan oleh tenaga eksogen. Tenaga endogen juga membentuk permukaan bumi, sehingga ada  bukit, pegunungan, lembah ,  Wa-
laupun demikian, pada awal pembentukannya dirasakan sebagai sebuah bencana alam. contoh , letusan  gunungapi pada awalnya memicu  kerusakan bagi  lahan pertanian, hutan,permukiman dan memicu  pula korban jiwa yang banyak. Namun, sesudah   letusan  terjadi, material hasil letusan (abu, pasir dan material lainnya) mengganti lapisan tanah  subur  yang sudah  tipis 
sebab  erosi sehingga menjadi subur kembali. 
Tenaga endogen dan eksogen memiliki dampak 
positif dan negatif. Dampak positif dari tenaga 
endogen yaitu :
1. Lapisan magma yang menembus kerak benua dan membeku di bawah permukaan tanah  berpotensi  mengandung mineral yang berharga seperti  emas, perak, dan bahan tambang lainnya.  
2. material letusan gunungapi (eflata) sangat kaya 
akan mineral yang diperlukan  untuk pertumbuhan 
tanaman. Sesudah  mengalami proses pelapukan, 
material  hasil letusan ini  akan hancur  dan menjadi tanah vulkanik yang subur, sehingga 
tidak heran jika banyak lahan pertanian yang subur 
berada di area  ini.
3. Magma yang panas di bawah permukaan bumi juga  akan memanaskan air tanah sehingga terbentuk  uap yang berguna untuk pembangkit listrik  tenaga panas bumi. Magma juga memanaskan  air tanah dan menjadi sumber air panas bagi  keperluan wisata pemandian airpanas.
4. Endapan pasir dan batu juga terbentuk di sekitar 
gunungapi yang sangat berguna untuk bahan 
bangunan.
5. Terbentuknya gunung atau pegunungan akan 
menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia pariwi-
sata sebab  udaranya yang sejuk dan pemandan-
gannya yang indah.
Disamping beberapa  dampak positif yang 
ditumbulkannya, tenaga endogen memiliki dampak 
negatif, yaitu di antaranya:
-Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusan 
dapat merusak permukiman, dan pertanian.
- lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas 
gunungapi dapat merusak lahan pertanian, per-
mukiman dan dapat memicu  korban jiwa.
-Abu vulkanis yang dikeluarkan saat letusan 
dapat merusak tanaman, iritasi pada mata, tergang-
gunya saluran pernapasan, menggangu aktivitas 
penduduk, terganggunya tansportasi, 
Agak berbeda dengan tenaga endogen, tenaga 
eksogen biasanya  bersifat menghancurkan. 
Permukaan bumi yang sudah  dibentuk oleh tenaga 
endogen, lalu  lambat laun dihancurkan 
oleh tenaga eksogen. Walaupun memiliki sifat 
menghancurkan, namun  tenaga eksogen memiliki 
dampak positif bagi kehidupan, di antaranya:
1. Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat  bagi tumbuhan jika sudah  dihancurkan oleh tenaga  eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
2. Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang  berukuran lebih kecil sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama bahan  bangunan.
3. Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di 
bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap 
oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat 
bagi manusia. 
Adapun dampak negatif tenaga eksogen bagi 
kehidupan di antaranya yaitu :
selain memicu  pendangkalan, erosi juga 
menjadikan air sungai dan danau tidak lagi jernih. 
Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh 
manusia untuk keperluan minum atau mencuci. 
Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin 
berkurang jumlahnya.
. erosi memicu  lapisan tanah yang subur 
berkurang atau hilang dan akibatnya tanaman 
tidak dapat tumbuh dengan baik.
erosi juga memicu  sedimentasi di area  yang 
lebih rendah dan terjadi pendangkalan di area  
danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA 
untuk menghasilkan listrik semakin berkurang.
Bidang  patahan =    bidang rekahan pada sesar.
area  kapur =  area  yang batuannya terdiri atas sisa-sisa organisme. 
ada nya kapur di suatu area  menunjukkan bahwa  area  ini  pernah berada di bawah permukaan air laut. 
Daya lenting  =  kekuatan suatu benda untuk menahan tegangan, Contoh  
jika sebuah tongkat dibengkokkan maka tongkat ini  memiliki kekuatan untuk menahan tegangan. Jika kekuatan untuk menahan tegangan ini  terlampaui maka tongkat  akan patah. 
Gaya berat atau gravitasi =  kemampuan suatu benda untuk menarik benda lainnya. 
Gunungapi  = suatu lubang di permukaan bumi tempat magma, gas, dan  debu dari dalam bumi keluar menuju permukaan bumi
Lahar  = material  vulkanik  bercampur  air yang menuruni lereng gunungapi sebab  gaya beratnya.
Lava  =  magma yang mencapai permukaan bumi melalui sebuah  letusan.
Litosfer  =  apisan yang kaku yang berada pada bagian teratas dari  bumi. 
Magma =  batuan dalam bentuk cair yang berada di bawah permukaan bumi 
Pelapukan  =  pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil.
Sesar =     Sesar atau patahan  yaitu  retakan pada kerak bumi 
akibat adanya pergeseran pada batuan.  
Struktur lipatan  =  susunan batuan yang terdiri atas sinklin, sayap dan anti-klin
Tekstur batuan  =  kasar halusnya suatu batuan. 

Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra 
dan aksara.  Pra artinya sebelum dan aksara berarti 
tulisan. maka , yang dimaksud masa 
pra-aksara yaitu  masa sebelum manusia mengenal  bentuk tulisan. Masa pra-aksara dinamakan  juga dengan  masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya  tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa pra-aksara dinamakan  juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. 
Adapun masa sesudah manusia mengenal tulisan 
dinamakan  juga dengan masa aksara atau masa sejarah.  Kehidupan manusia pada masa pra-aksara  dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan yang  ditinggalkan oleh manusia yang hidup pada waktu itu. Peninggalan itu dapat berwujud  artefak dan fosil.  Artefak wujudnya berwujud  benda-benda purbakala. 
Benda-benda ini  dapat membantu kita untuk 
memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan manusia. Sementara itu, fosil yang berwujud  sisa-sisa  tulang belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang  sudah membatu, dapat membantu pada kita mengenai  pertumbuhan fisik manusia pada masa pra-aksara.  Bekas-bekas atau sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan  binatang yang sudah  membatu itu ada  dalam lapisan  bumi
Sesudah   mempelajari proses pembentukan 
bumi dan dampaknya terhadap lingkungan, 
bagaimanakah sampai ada kehidupan manusia di 
muka bumi? Menurut ilmu falaq, yaitu ilmu yang 
mempelajari bintang , bumi yang kita tempati 
ini terjadi kira-kira 250 ribu juta tahun yang lalu. 
Awalnya berwujud  bola gas yang sangat panas dan 
berputar pada porosnya. sebab  berputar terus-
menerus maka gas tadi menjadi semakin padat, 
terjadilah kulit bumi. Kulit ini makin lama makin 
tebal namun  turun derajat suhunya. Sementara itu, bagian dalam dari bumi yang kita tempati ini sampai sekarang masih belum padat. Kita dapat lihat bagaimana saat   gunung api meletus yang mengeluarkan magma yang  sangat panas. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana 
meluapnya lumpur panas Lapindo di Porong Sidoarjo  dari dalam perut bumi. Contoh ini  membuktikan bahwa bagian dalam perut bumi masih berwujud  zat cair  yang sangat panas. 
Sebelum adanya kehidupan manusia, bumi ini 
mengalami perubahan-perubahan. Proses perubahan  itu terbagi atas beberapa tahap atau zaman. Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya  memakan waktu yang cukup lama, sampai jutaan  tahun. Pembagian zaman perubahan bumi  menurut geologi meliputi arkaikum, palaeozoikum,  mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum. 
Zaman kenozoikum ini terbagi dalam dua bagian, 
yaitu zaman tersier dan kwarter. Pada zaman kwarter  inilah mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia.Menurut  Ilmu Geologi (ilmu yang mempelajari kulit bumi), perkembangan 
bumi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Arkaikum 
 Zaman ini berumur kira-kira 2500 juta tahun. saat itu bumi masih  belum dingin. Udara masih panas sekali. Kulit bumi masih dalam proses 
pembentukan. Belum ada tanda-tanda kehidupan.
2. Palaeozoikum
 Zaman ini diperkirakan berumur 340 juta tahun. Pada zaman ini sudah  mulai ada tanda-tanda kehidupan. hewan  yang kecil (mikro 
arganisme) sudah ada. Juga binatang yang tidak bertulang punggung, bahkan beberapa jenis ikan, amfibi dan reptil sudah mulai ada. sebab  
keadaan bumi masih berubah-ubah maka keadaan kehidupan masih sulit  untuk meningkat.
3.    Mesozoikum 
 Zaman ini berumur kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman ini kehidupan di bumi semakin berkembang. hewan  pada masa itu mencapai 
bentuk yang besar sekali. Antara lain Dinosaurus panjangnya 12 meter, Atlantosaurus panjangnya 30 meter. Jenis burung sudah mulai ada. Zaman 
ini dinamakan  pula dengan zaman reptil, sebab  pada zaman jenis binatang reptil yang paling banyak sekali.
4.   Neozoikum atau Kenozoikum
 Zaman ini berlangsung kira-kira 60 juta tahun. Keadaan bumi pada zaman ini menjadi baik. Perubahan cuaca tidak begitu besar walaupun zaman es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat sekali. Zaman ini  dibagi menjadi beberapa zaman, antara lain:
   Kala plestosin yaitu  zaman yang sangat 
penting, sebab pada zaman itulah manusia mulai 
muncul di muka bumi. Kala plestosin berlangsung 
kira-kira dari 3 juta sampai 10.000 tahun sebelum 
masehi. Pada masa ini terjadilah masa perluasan 
lapisan es di kutub. Beberapa daratan yang berdekatan  dengan kutub Utara tertutup es. Terjadilah suatu  perubahan suhu yang mempengaruhi  keadaan  kehidupan. Di area   yang jauh dari kutub  tidak terjadi pembekuan, namun   terjadi musim  penghujan yang hebat. 
Keadaan bumi belum stabil benar. Terjadi 
letusan-letusan gunungapi, erosi, pengendapan, dan  pengangkatan pegunungan . Letusan 
gunung berapi memicu  terjadinya timbunan 
batuan, kerikil, lahar, lava maupun abu, baik di 
daratan maupun di laut. Ada gerakan di dalam bumi  (gerakan endogen) dan dari luar bumi (gerakan  eksogen). Pegunungan atau daratan yang mula-mula  di bawah laut yaitu  dasar laut dangkal semakin  terangkat ke atas. Hal ini memicu  daratan  semakin luas sebagai tempat hidup. 
Bagaimanakah yang terjadi pada kepulauan 
di Indonesia saat itu? Kepulauan Indonesia 
bagian barat mula-mula bersatu dengan Benua Asia,  sedang  kepulauan bagian timur bersatu dengan  Benua Australia. lalu  bagian-bagian ini  
terpisah sebab  naiknya permukaan laut.
Daratan yang menghubungkan Indonesia 
dengan Australia terputus dan menjadi laut kembali 
disebab kan naiknya permukaan air laut yang 
dipicu  es di kutub mencair. Bekas daratan yang  menghubungkan Indonesia bagian barat dengan benua Asia sekarang menjadi lautan paparan Sunda. 
 a. Tertier 
 Pada zaman ini ditandai dengan semakin berkurangnya binatang  raksasa. Famili binatang menyusui sudah mulai ada. Beberapa jenis 
monyet dan kera sudah  mulai hidup.
 b. Kwarter 
 Zaman kwarter berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu.  Pada zaman ini sudah  ada tanda-tanda kehidupan manusia. Bagian-bagian zaman ini dinamakan  dengan istilah  kala. Zaman ini dibagi dalam dua bagian yaitu kala plestosin dan kala holosin.
Adapun bekas daratan yang menghubungkan 
Indonesia bagian timur dengan Benua Australia 
dinamakan  paparan sahul. Antara Asia dan Australia memiliki iklim  yang berbeda. Benua Asia memiliki iklim yang  mengandung curah hujan yang tinggi, sedang  di  Benua Australia memiliki iklim yang kering. wajar  jika  letak geografis ini   mempengaruhi  iklim di Indonesia. Bagian barat  kepulauan Indonesia memperoleh  pengaruh angin dari  Asia yang membawa curah hujan sehingga curah  hujan tinggi. sedang  Indonesia Timur memperoleh   pengaruh angin dari Australia yang kering sehingga curah hujan sedikit. sebab  kurangnya hujan maka  area  Indonesia Timur menjadi kering. Alam yaitu  tempat kehidupan mahluk dan  tumbuhan termasuk manusia. Perubahan yang terjadi  pada alam berpengaruh terhadap kehidupan mahluk dan 
tumbuhan. Mahluk hidup akan senantiasa beradaptasi  terhadap perubahan iklim. hewan  yang  hidup di area  yang dingin mengembangkan bulu-bulunya untuk menahan dingin. Adapun di area  yang panas, hewan  memiliki bulu yang jarang dan sedikit.
Bagaimanakah dengan perkembangan awal 
manusia di Indonesia? Asal usul nenek moyang 
bangsa Indonesia berlatar belakang juga pada 
perubahan alam.Menurut para ahli, manusia pertama  di Indonesia berasal dari Asia. perubahan 
alam ini  berakibat pada terjadinya migrasi 
manusia.
Pengaruh musim dari kedua benua (Asia dan 
Australia) mempengaruhi  migrasi melalui pelayaran. Dengan memakai  perahu yang sangat sederhana kelompok  manusia melakukan perjalanan mengikuti arah musim. Orang Indonesia zaman praaksara dengan perahu-perahunya yang sederhana  sudah  mengarungi samudera yang luas dalam mencari  tempat-tempat pemukiman baru.  Pada sekitar tahun  2000 sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia 
(Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austrononesia , ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari area   Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka  menyebar ke area   hilir sungai besar di  teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM, mereka pindah  menyebar ke area   Semenanjung Malaya,  Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan  Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari  Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal  mula nenek moyang bangsa Indonesia.
C. Pembagian Zaman PraAksara 
berdasar  benda-benda peninggalan  yang 
ditemukan, masa pra-aksara/pra-sejarah dibagi 
menjadi:
1.   zaman batu, yaitu zaman saat  manusia mulai 
mengenal alat-alat yang terbuat dari batu. Pada 
zaman ini, bukan berarti alat-alat dari kayu atau 
bambu tidak dibuat. Alat yang terbuat dari bahan 
kayu atau bambu mudah rapuh, tidak tahan lama 
seperti dari batu, bekas-bekas peninggalannya 
tidak ada lagi. Zaman batu ini dibagi lagi atas beberapa periode,  yaitu:
a. zaman batu tua (Palaelithkum);
b.  zaman batu tengah (Mesolithikum);
c.  zaman batu muda (Neolithikum);
d.  zaman batu besar (Megalithikum).
2.  Zaman logam, yaitu zaman saat  manusia 
sudah mampu membuat alat-alat perlengkapan 
hidupnya dari logam. Teknik pembuatan alat-
alat dari logam ini dengan cara melebur terlebih 
dahulu bijih-bijih logam yang nanti dituangkan 
dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan yang 
diperlukan . maka , zaman logam ini 
tingkat kehidupan manusia sudah lebih tinggi 
dibandingkan  zaman batu. Zaman logam dibagi 
atas:
a. zaman tembaga,
b.  zaman perunggu, dan 
c.  zaman besi.
Manusia purba yaitu  jenis manusia yang hidup 
pada zaman pra-aksara atau prasejarah. Untuk 
mengetahui bagaimana kehidupan manusia pada 
masa pra-aksara dapat kita ketahui dari fosil atau 
bekas-bekas manusia yang membatu yang ditemukan  dalam lapisan bumi plestosin. Indonesia termasuk  salah satu negara tempat dimana ditemukan fosil  dan artefak manusia purba. Ilmu bantu sejarah untuk 
meneliti fosil manusia, tumbuhan, dan hewan ini 
yaitu  paleontologi. Adapun ilmu yang mempelajari 
manusia purba yaitu  paleoantropologi. 
D. Manusia Pra-Aksara di  Indonesia 
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia 
memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan 
penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di daratan Asia. area  penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penelitian tentang  manusia purba di Indonesia sudah  lama dilakukan.  Para peneliti itu antara lain: Eugene Dubois, G.H.R 
Von Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut 
ini jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di 
Indonesia.
1.  Pithecantropus Erectus 
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter 
dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun 
1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan  Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). Pithecanthropus  Erectus  diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus 
Erectus artinya manusia-kera yang berjalan tegak. 
Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan 
berpikirnya masih rendah sebab  volume otaknya 
900 cc, sedang  volume otak manusia modern 
lebih dari 1000cc. lalu  kalau dibandingkan 
dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran  otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini  hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada 
zaman paleolithikum (zaman batu tua).
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan 
oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 di dekat  Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia  fosil ini belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan  tengkorak ini  anak dari Pithecanthropus Erectus  dan von Koenigswald menyebutnya dengan nama 
Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di 
tempat yang sama menemukan fosil yang diberi nama  Pithecantropus Robustus.
2.  Meganthropuis Paleojavanicus
 Pada tahun 1941, von Koeningwald di area  
menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh  lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus. 
Geraham-gerahamnya menunjukkan corak-corak 
kemanusiaan, namun  banyak pula sifat keranya. Von  Koeningwald menganggap mahluk ini lebih tua  dibandingkan  Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama  Meganthropuis Paleojavanicus (mega = besar), sebab   bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan  hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu. 
3.  Homo Soloensis dan Homo 
Wajakensis 
Von Koenigswald dan Wedenreich menemukan 
kembali sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934 di  dekat Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo.  Sebagian  dari jumlah fosil itu sudah  hancur, namun  ada beberapa 
yang dapat memberi  informasi bagi penelitiannya.  Von Koeningswald menilai hasil temuannya ini bahwa mahluk itu lebih tinggi tingkatannya dibandingkan   Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan 
manusia. Mahluk ini oleh von Koeningswald dinamakan  Homo Soloensis (manusia dari Solo). 
kemudian  di dekat Wajak sebuah desa yang 
tak jauh dari Tulungagung Kediri ditemukan sebuah  tengkorak yang dinamakan  Homo Wajakensis. Jenis manusia  purba ini tinggi tubuhnya antara 130–210 cm, dengan 
berat badan kira-kira 30–150 kg. Mukanya lebar dengan  hidung yang masih lebar, mulutnya masih menonjol. 
Dahinya masih menonjol, walaupun tidak seperti 
Pithecanthropus. Manusia ini hidup antara 25.000–40.000  tahun yang lalu. Cara hidup jenis Homo ini mengalami  kemajuan dibandingkan jenis sebelumnya. Mereka  sudah  membuat alat-alat dari batu maupun tulang.  hewan  buruannya yang berhasil ditangkap dikuliti lalu dibakar. Umbian-umbian yaitu  jenis  makanan dengan cara dimasak. Walaupun masakannya  masih sangat sederhana, namun  ini menunjukkan adanya 
kemajuan dalam cara berpikir mereka dibandingkan  dengan jenis manusia purba sebelumnya. perubahan yang terjadi di alam 
yaitu  tantangan bagi manusia. Dalam 
menghadapi tantangan alam maka manusia berpikir  bagaimana cara menghadapinya agar dapat bisa  bertahan hidup. Untuk menghadapi tantangan  alam maka manusia menciptakan berbagai alat.  peralatan  hidup manusia ini mengalami perkembangan, mulai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks, Contoh  alat-alat dari batu, 
mulai dari yang kasar sampai yang halus bahkan 
sampai pada bentuknya yang mulai beragam. Jenis 
alat yang dipakai pun berkembang, Contoh  mulai  dari bahan dari batu sampai dengan logam. Proses  perubahan itu dapat dikatakan sebagai perubahan  budaya yang dimiliki oleh manusia. peralatan yang diciptakan oleh manusia yaitu   hasil kebudayaannya. Selain terjadi perubahan dalam kehidupan  budaya, pada diri manusia terjadi pula perubahan  dalam kehidupan sosial-ekonomi. biasanya  manusia yaitu  mahluk sosial, artinya mahluk yang  selalu berinteraksi dengan yang lainnya sesama  manusia. Interaksi ini terjadi dipicu  oleh  adanya ketergantungan kebutuhan antara yang satu 
dengan yang lainnya. Kebutuhan ini bisa berbentuk 
kebutuhan biologis maupun kebutuhan materi. 
Kebutuhan biologis maka manusia akan melakukan 
perkawinan sehingga membentuk suatu keluarga. 
Antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya 
saling berhubungan dan membentuk suatu kelompok. 
Pembentukan suatu kelompok pada masa lalu 
berhubungan dengan kebutuhan materi. 
Mereka secara bersama-sama mencari makanan 
yang disediakan oleh alam. Pencarian makanan 
secara berkelompok ini penting sebab  menyangkut 
keamanan, sebab saat itu masih banyak 
binatang buas dan  tantangan alam yang sangat keras.  Pembentukan kelompok seperti ini bisa dikatagorikan  ke dalam kebutuhan ekonomi. maka ,  kebutuhan sosial dan ekonomi yaitu  dua hal 
yang saling berkaitan.
saat makanan (tumbuhan dan binatang) 
yang disediakan alam itu berlimpah maka tingkat 
kehidupan manusia pada waktu itu cukup berburu 
dan mengumpulkan makanan. namun  saat  bahan makanan mulai menipis dan tidak ada lagi, muncul   kemampuan manusia untuk mengolahnya. Perubahan  yang terjadi pada alam ini, akan berpengaruh  kepada kehidupan manusia. Mereka tidak lagi hidup  berpindah-pindah (nomaden), namun  mulai pada kehidupan yang menetap. 
Berikut ini tahapan kehidupan manusia pada 
masa pra-aksara di Indonesia.
1.  Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Manusia pada masa ini sangat tergantung pada 
sumber daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada 
pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia 
pada masa ini berburu dan mengumpulkan makanan.  Untuk itu tidak mengherankan jika mereka hidupnya  berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat  lainnya  yang ada sumber makanan.
Binatang apa yang dapat diburu? Binatang yang 
dapat mereka buru, antara lain babi, rusa, burung 
atau menangkap ikan di sungai, danau dan pantai. 
Perburuan yang mereka lakukan di hutan-hutan, di 
sekitar area  di mana mereka tinggal.  Binatang yang  berhasil ditangkap biasanya mereka bakar sebelum  dimakan. maka  pada masa berburu 
dan mengumpulkan makanan, manusia pada masa 
ini sudah mengenal api. Selain berburu, mereka 
juga mengumpulkan umbi-umbian atau tumbuh-
tumbuhan yang bisa dimakan.  Guna menghadapi tantangan alam yang begitu  keras, terutama dari serangan binatang buas mereka 
perlu bekerja sama. Tidak mengherankan jika 
hidup mereka pada masa ini berkelompok. Dengan 
berkelompok akan memudahkan mereka untuk 
menaklukan binatang buas atau binatang buruan. 
Hidup berkelompok memudahkan perburuan dan 
keamanan.  
berdasar  alat-alat yang ditemukan manusia purba pada masa ini  memakai  alat dari batu, tulang, dan kayu. Bentuk  alat-alat yang dipakai  itu masih kasar dan sangat  sederhana.
Contoh alat-alat yang ditemukan pada masa 
berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain 
chopper. Alat yang terbuat dari batu ini berwujud  kapak  genggam sebab  jenis kapak yang tidak bertangkai.  Cara memakai  kapak ini yaitu dengan cara  digenggam dengan tangan. Adapun fungsinya 
dapat dipakai  untuk memukul atau menggali. 
Diperkirakan yang membuat dan memakai  
jenis kampak ini yaitu  jenis manusia purba 
Pithecantrhopus. 
area   penemuan jenis  kapak genggam 
antara lain Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong, 
Bengkulu, Lahat, Awangbangkal, Cabbenge, Bali, 
Flores, dan Timor.  Selain kapak genggam, ditemukan pula alat  lainnya yang terbuat dari tulang-belulang binatang.  Bagian tulang yang dipakai  biasanya bagian  tanduk dan kaki. Alat dari tulang ini dipakai   untuk mengorek atau menggali umbi-umbian. Selain  untuk mengorek atau menggali umbi-umbian, alat  ini dapat dipakai  sebagai ujung tombak untuk  keperluan perburuan dan menangkap ikan. Alat-alat lainnya yang ditemukan yaitu  alat-alat  serpih atau dinamakan  dengan flakes. Bentuk alat  ini sederhana dan dibuat kecil-kecil sekali dengan ukuran  antara 10-20 cm. berdasar  bentuknya,  alat-alat serpih ini berfungsi sebagai pisau, gurdi atau  penusuk. 
berdasar  alat-alat yang ditemukan, masa 
berburu dan mengumpulkan makanan ini masuk 
pada masa palaeolithikum atau zaman batu tua. 
Ciri utama dari zaman ini, alat-alat dibuat sangat 
sederhana, kasar dan tidak halus sebab  belum diasah.  Jenis manusia pendukung masa palaeolithukum yaitu   jenis pithecantrhopus.
2.   Masa Bercocok Tanam
Pada awalnya kehidupan manusia sangat 
bergantung pada apa yang disediakan oleh alam. 
Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu dan 
mengumpulkan makanan. Perkembangan kemudian ,  manusia mampu mengolah alam. Kemampuan  awal mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan  hidupnya masuk pada masa bercocok tanam. Pada masa bercocok tanam, manusia pra-aksara  memiliki kemampuan menyediakan makanan dalam  jangka waktu tertentu. Manusia pra-aksara dapat 
menyediakan makanannya sendiri sebab  pada 
tahap ini, manusia mampu memproduksi tumbuh-
tumbuhan dan mengembangbiakan binatang ternak.  Manusia mampu menanam berbagai jenis tumbuhan  yang semula tumbuh liar, seperti menanam padi dan umbi-umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan  ini  sehingga dapat dimanfaatkan sebagai  makanan. Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal  manusia tidak berpindah-pindah seperti halnya pada 
masa berburu dang mengumpulkan makanan. Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok  sudah mulai hidup menetap. Mereka tidak perlu  berpindah-pindah lagi sebab  persediaan makanan  melalui bercocok tanam sudah tercukupi. Berhuma yaitu  cara bercocok tanam yang  dipakai  oleh manusia pra-aksara pada masa itu.  Cara berhuma dipakai  dengan membersihkan  hutan dan menanaminya. sebab  proses berhuma  memakan waktu yang lama, manusia pra-aksara  tinggal di tempat mereka berhuma dan membangun rumah. Rumah itu terbuat dari kayu. Pada masa  itu, manusia pra-aksara hidup berpindah-pindah. 
saat  tanah yang mereka olah tidak subur lagi, 
mereka pindah berhuma ke tempat lain dan rumah 
itupun ditinggalkan. Teknik bercocok tanam dengan  berhuma masih tetap dipakai  sampai saat ini.  Teknik berhuma dipakai  pada area   yang 
kurang dengan sistem perairannya.   
Masa bercocok tanam manusia pra-aksara 
menghasilkan berbagai alat kehidupan. Alat-alat itu 
ada yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu. Alat 
atau benda-benda yang terbuat dari batu pada masa  bercocok tanam ini masuk dalam zaman mesolithikum 
(zaman batu pertengahan) dan neolithikum (zaman 
batu muda). Berbeda dengan masa sebelumnya, pada masa  bercocok tanam alat-alat yang dihasilkan sudah  mengalami perkembangan. Jika pada masa berburu  dan mengumpulkan makanan alat yang dibuat dari  batu masih kasar maka pada masa bercocok tanam  alat-alatnya sudah mulai halus. Berikut ini benda-benda yang dihasilkan pada masa bercocok tanam, antara lain sebagai berikut.
a.  Kjokkenmoddinger
Salah satu bukti adanya kehidupan manusia pada 
pra-aksara yaitu  ditemukannya kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger yaitu  suatu istilah yang berasal dari  bahasa Denmark (kjokken= dapur, modding= sampah),   diartikan sampah-sampah dapur. 
kjokkenmoddinger banyak ditemukan di area  
tepi pantai. adanya kjokkenmoddinger menunjukkan sudah  adanya penduduk pantai yang tinggal dalam  rumah-rumah yang bertonggak. 
Ditemukannya kjokkenmoddinger menunjukan 
manusia pra-aksara hidupnya tergantung dari hasil-hasil laut, seperti siput dan kerang. cara memakan  siput itu dengan dipatahkan ujungnya, lalu   dihisap isi bagian kepalanya. Kulit-kulit siput itu tidak  dimakan dan dibuang.Kulit-kulit siput dan kerang  yang dibuang itu menumpuk selama ratusan atau  ribuan tahun dan menjadi bukit kerang. Bukit-bukit  inilah yang dinamakan kjokkenmoddinger.  Kjokkenmoddinger banyak ditemukannya di  sepanjang pantai Sumatera Timur Laut, antara  Aceh, Langsa, dan Medan. Pada kjokkenmoddinger itu  ditemukan juga kapak genggam (pebble).
2)  Abris Sous Rosche
Abris sous rosche yaitu  gua-gua yang 
menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang. Gua 
ini  berfungsi  untuk memberi  perlindungan 
kepada manusia pra-aksara dari hujan dan panas. 
Alat-alat yang juga ditemukan di Abris Sous Rosche di  antaranya alat-alat dari batu berwujud  ujung panah dan  flakes, batu-batu penggiling, kapak-kapak yang sudah  diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan alat-alat dari logam (perunggu dan besi). Tulang belulang 
manusia pun ditemukan (jenis Papua-Melanesoide) dan  binatang.
Abris sous rosche banyak ditemukan di Gua Lawa 
dekat Sampung (Ponorogo, Madiun), Bojonegoro, 
dan Lamoncong (Sulawesi Selatan). Para peneliti 
yang mengadakan penelitian tentang hal ini, yaitu 
Stein Callenfels di Gua Lawa, van Heekeren di area  
Basuki, dan Fritz Sarasain dan Paul Sarasin di 
Lamoncong. 
3)  Gerabah
Gerabah berasal dari tanah liat yang dibakar. 
Cara pembuatannya sangat sederhana, yaitu tanah 
liat dibentuk dengan memakai  tangan. Lama-
lama cara pembuatan dengan tangan ini mengalami  perkembangan. Tanah liat di simpan di atas meja  yang memakai  roda. Meja itu diputar untuk  memperoleh bentuk yang lebih baik dan indah. Pada sisi gerabah itu mulai dihias dengan pola hias  dan warna. Salah satu jenis hiasan pada gerabah  ialah hiasan anyaman. Hiasan itu dibuat dengan  menempelkan selembar anyaman atau tenunan  pada gerabah yang masih basah. Sesudah  itu gerabah  dijemur  dan kemudian  dibakar.
4)  Kapak Persegi
Alat ini terbuat dari batu api dan ada juga yang 
dibuat dari chalcedon yang berbentuk sebuah bidang  segi panjang atau berbentuk trapesium. Pengertian kapak di sini bukan hanya benda kapak saja, namun   jenis alat lainnya yang memiliki berbagai ukuran  dan berbagai keperluan, yaitu ukuran yang besar  bernama beliung atau pacul, dan ukuran yang kecil  bernama tarah yang berfungsi untuk mengerjakan  akayu. Alat-alat ini  memiliki tangkai yang  diikatkan. Kemungkinan pembuatan kapak persegi  ini dibuat dalam suatu tempat tertentu, dari tempat  itu lalu  dibawa ke tempat-tempat lain untuk  diperjualbelikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan  kapak persegi yang ditemukan di  tempat-tempat lain 
yang tidak banyak ada  sumber batu api. Kapak 
persegi banyak ditemukan di beberapa area  di 
Indonesia, antara lain di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa 
Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. 
Fungsi dari kapak persegi ini ada yang dipakai  
untuk bercocok tanam, pusaka pada upacara-upacara tertentu, dan alat penukaran sebab  uang belum dikenal.
5)  Kapak Lonjong
Kapak ini dinamakan  kapak lonjong sebab  garis 
penampang memperlihatkan sebuah bidang yang 
berbentuk lonjong. Bentuk kapaknya sendiri bundar  telor. Ujungnya yang agak lancip ditempatkan di tangkai dan di ujung lainnya yang bulat diasah hingga  tajam. Ukurannya ada yang berukuran besar dan  kecil. Ukuran yang besar dinamakan  dengan walzeinbeil  dan ukuran kecil dinamakan  kleinbeil. Kebudayaan kapak 
lonjong dinamakan  pula kebudayaan Neolitihikum Papua,  sebab  jenis kapak ini banyak ditemukan di Papua (Irian). Selain di Papua, jenis kapak ini ditemukan pula  di area  lainnya yaitu di Seram, Gorong, Tanimbar,  Leti, Minahasa dan Serawak.
berdasar  tempat ditemukannya kapak lonjong 
ini, dapat disimpulkan bahwa penyebaran alat ini dari timur, yaitu dari daratan Asia ke Jepang, Formosa, Filipina, Minahasa terus ke timur. 
6)    Perhiasan
Manusia purba pada masa bercocok tanam sudah 
mengenal hiasan. Bahan yang dipakai  untuk 
membuat hiasan berasal dari bahan-bahan yang 
mudah dicari di sekitar tempat tinggalnya. Bagi yang  tinggal di area  pantai, mereka membuat hiasan  yang berasal dari kulit kerang. Ada pula hiasan yang  terbuat dari terrakota, yaitu tanah liat yang dibakar  seperti membuat gerabah. sedang  hiasan yang  dibuat dari bahan batu berwujud  gelang, kalung  dan  beliung. 
7)   Pakaian  
Manusia pada masa bercocok tanam diduga sudah 
mengenal pakaian. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu  dan kulit binatang. Bukti penemuan pakaian pada masa pra-aksara ditemukan di Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan beberapa tempat lainnya. 
3.  Masa Megalithikum
Selain alat-alat yang sudah  dinamakan  di atas, 
masih ada  benda-benda lainnya yang dihasilkan, 
khususnya benda yang ada kaitannya dengan 
kepercayaan manusia yang hidup pada masa zaman batu. Kepercayaan warga pada masa bercocok  tanam yaitu  perkembangan dari zaman  masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada  masa sebelumnya, manusia purba sudah mengenal  kepercayaan yaitu berwujud  adanya penguburan. Pada  masa becocok tanam kepercayaan warga ini dibuktikan dengan ditemukannya bangunan-bangunan 
batu besar atau dinamakan  megalithikum. Bangunan 
megalithikum ini diperkirakan berlangsung sejak 
zaman bercocok tanam dan masa perundagian.
Adapun bangunan-bangunan batu pada masa 
megalithikum antara lain sebagai berikut.
a) Menhir. Menhir berbentuk tiang atau tugu batu 
tunggal yang didirikan untuk menghormati roh 
nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di 
berbagai tempat di Indonesia seperti di Sumatra 
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
b)   Dolmen. Dolmen yaitu  meja batu yang 
berkakikan menhir. Dolmen ini berfungsi sebagai 
tempat sesaji atau pemujaan kepada roh nenek 
moyang. Ada pula dolmen yang berfungsi 
sebagai peti mayat yang didalamnya ada  
tulang belulang manusia, dan ada yang didan i 
dengan benda-benda lainnya seperti periuk, 
gigi binatang, dan porselen. Benda-benda ini 
didan kan sebagai bekal bagi yang meninggal.
c)   Sarkopagus atau keranda. Bentuknya seperti 
palung atau lesung, namun  memiliki  tutup. 
Sarkopagus seperti juga dolmen yang berfungsi 
sebagai peti mayat, di dalamnya ada  tulang 
belulang manusia bersama bekalnya.  Sarkofagus 
banyak ditemukan di Bali.
d)    Kubur batu. Kubur batu berfungsi sebagai peti 
mayat, hanya beda bentuknya. Kubur batu dibuat 
dari lempengan batu yang disusun menjadi peti. 
Kubur batu antara lain ditemukan di area  
Kuningan, Jawa Barat dan Gilimanuk, Bali.
e)  Punden berundak-undak. Bangunan batu ini 
tersusun secara bertingkat-tingkat. Biasanya pada 
punden berundak-undak ada  menhir. Fungsi 
bangunan ini sebagai tempat pemujaan. Punden 
berundak-undak antara lain ditemukan di Lebak 
Sibedug area  Banten Selatan.
f)   Waruga, yaitu kubur batu berbentuk kubus 
atau bulat, dibuat dari batu yang utuh. Waruga 
ditemukan di area  Sulawesi Tengah dan Utara.
g)    Arca. Arca-arca megalit menggambarkan 
binatang atau manusia. hewan  yang 
digambarkan ialah gajah, kerbau, harimau, dan 
monyet. Arca-arca seperti ini ditemukan antara 
lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera 
Selatan, dan Lampung.
4.  Masa Perundagian
Ciri utama zaman ini yaitu  adanya kemampuan 
pada warga Indonesia dalam pengelolaan logam. Barang-barang yang dipakai  memakai  bahan  dari logam. Walaupun sudah mengenal logam, tidak  berarti pemakaian barang-barang dari batu tidak  dipakai . Masih banyak warga pada zaman  ini memakai  alat-alat dari batu.
Bahan logam persediaannya masih terbatas. 
Dengan keterbatasan ini, hanya orang-orang tertentu  saja yang memakai  logam. Butuh keahlian  tertentu untuk mengolah logam. Terbatasnya 
pemakaian bahan dari logam, menunjukkan 
terbentuknya suatu lapisan sosial. Ada kelompok 
tertentu yang mampu memiliki bahan dari logam. 
sebab  bahan dan keahlian membuat logam sangat 
terbatas, maka untuk memperoleh barang logam 
ini  orang harus membelinya. Besar kemungkinan 
pada masa perundagian ini orang sudah melakukan  perdagangan bahan logam. Dengan perdagangan  barang dari logam ini warga sudah mulai  berinteraksi dengan dunia luar. 
Barang-barang yang dihasilkan pada masa 
perundagian ini dengan cara dicetak. Proses 
pembuatan logam dilakukan dengan dua cara, yaitu 
pertama yang dinamakan  teknik bivolve. Dalam teknik  yang pertama, yaitu dengan cara memakai  
cetakan-cetakan batu yang dapat dipakai  
berulang kali. Cetakan terdiri atas dua bagian yang 
diikat. Ke dalam rongga dalam cetakan dituangkan 
bijih besi yang sudah cair. lalu  cetakan itu 
dibuka sesudah  logamnya mengering.
Cara kedua yaitu teknik a cire perdue. Proses 
pencetakan cara ini yaitu dengan membuat model 
benda dari lilin. Model benda dari lilin ini lalu  
ditutup dengan tanah liat sampai tidak terlihat 
bentuknya. Sesudah  tertutup seluruhnya dengan 
menyisakan lubang kecil di ujungnya, tanah liat itu 
dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang 
yang sudah  dibuat. sebab  lilin mencair, tanah liat itu  berongga. Bentuk rongga itu akan sama persis dengan  bentuk lilin yang sudah  cair. Tanah liat yang berongga  lalu  diisi dengan cairan logam melalui lobang  kecil. Sesudah  cairan logam dingin, cetakan tanah liat  dipecah. Keluarlah bentuk benda mirip dengan model  benda yang terbuat dari lilin tadi. Benda-benda yang dihasilkan dari perunggu 
yaitu  sebagai berikut. 
a) Nekara. Nekara yaitu  semacam berumbung 
dari perunggu yang berpinggang di bagian 
tengahnya dan sisi atapnya tertutup. Benda ini 
memiliki nilai seni yang tinggi, ada  pola hias 
yang beraneka ragam. Pola hiasnya yaitu pola 
binatang, geometrik, gambar burung, gambar 
gajah, gambar ikan laut, gambar kijang, gambar 
harimau dan juga gambar manusia. Ada juga 
nekara yang tidak diberi hiasan.
 Di Indonesia banyak sekali ditemukan Nekara. 
Pada beberapa tempat, nekara dianggap sebagai 
barang suci, Contoh  nekara yang ditemukan 
di Bali, Sumatera, Jawa, Pulau Sangean dekat 
Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Kepulauan Kei, dan 
Alor.  Di Alor banyak ditemukan nekara dengan 
bentuk kecil tapi memanjang. Nekara ini dinamakan  moko. 
 Penemuan nekara dapat menunjukkan adanya 
hubungan antar area  di Indonesia dan 
hubungan dengan dunia luar. Nekara dari Selayar 
dan Kepulauan Kei dihiasi gambar-gambar 
binatang seperti gajah, merak, dan harimau. 
Gambar-gambar itu yaitu  binatang yang 
tidak ada di area  Indonesia bagian timur. Hal 
itu menunjukkan bahwa nekara itu berasal dari 
area  Indonesia bagian barat atau dari benua 
Asia. 
 Di Sangean ada  nekara yang bergambar 
orang menunggang kuda bedan  pengiringnya 
yang memakai pakaian orang Tartar. Gambar ini 
memberi petunjuk bahwa sudah  terjadi hubungan 
bangsa Indonesia saat itu dengan Cina. 
Jadi sejak zaman peringgu sudah ada hubungan 
langsung dengan Cina.  
 b)  Kapak Corong. Kapak ini terbuat dari logam, 
bentuknya yaitu bagian atasnya berbentuk corong 
yang sembirnya belah, sedang  ke dalam 
corong itulah dimasukan tangkai kayunya yang 
menyiku pada bidang kapak.  dinamakan   dengan kapak sepatu sebab  hampir mirip  dengan sepatu bentuknya. Di beberapa tempat  di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di 
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah 
dan Selatan, Pulau Selayar, dan Irian dekat danau 
Sentani. Ukuran kapak corong beragam, ada 
yang kecil dan sangat sederhana, ada yang besar 
memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang 
bulat, dan ada pula yang panjang satu sisinya. 
Kapak corong yang panjang satu sisinya dinamakan   candrasa. Kegunaan kapak ini tidak semuanya  dipakai  sebagai alat sebagaimana layaknya  kegunaan kapak, ada juga yang berfungsi sebagai  alat upacara dan hiasan. 
c)   Bejana. Bejana perunggu yaitu  sebuah banda 
yang bentuknya mirip seperti gitar Spanyol namun  
tanpa tangkai. Ditemukan di area  Madura dan 
Sumatera. Pola hiasan benda ini berwujud  pola hias  anyaman dan huruf L.
d)  Arca-arca Perunggu. Seni menuangkan cairan 
logam untuk membuat arca sudah berkembang 
pada masa ini. Bentuk patungnya beragam, ada 
bentuk manusia dan binatang. Bentuj manusia 
ada yang sedang menari, berdiri, naik kuda dan 
sedang memegang panah. sedang  bentuk 
binatang berwujud  arca kerbau yang sedang 
berbaring, kudang sedang berdiri, dan kuda 
e)   Perhiasan. Perhiasan yang dibuat pada masa ini berwujud  gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung  dan bandul kalung. Benda-benda ini  pada 
umunya tidak diberi pola hias. Ada beberapa 
yang diberi pola hias, seperti cincin atau gelang 
yang diberi pola hias geometrik. Ada pula cincin 
yang sangat kecil  yang tidak bisa dimasukan 
ke dalam jari anak-anak. Cincin ini mungkin 
berfungsi sebagai alat tukar. Tempat-tempat 
ditemukannya benda-benda perhiasan, antara 
lain di Bogor, Malang, dan Bali.

  Kala Plestosin yaitu  zaman yang sangat penting, sebab pada zaman  ini manusia mulai muncul di muka bumi. Kala Plestosin berlangsung kira-kira  dari 3 juta sampai 10.000 tahun sebelum masehi. Pada masa ini  juga terjadi  perluasan lapisan es sampai ke area  yang cukup jauh dari area  kutub.    Meluasnya lapisan es tentunya mempengaruhi  aktivitas hewan dan manusia saat itu. beberapa  hewan bergerak atau melakukan migrasi ke 
area  yang lebih hangat. Manusia juga melakukan perjalanan ke area   lainnya yang lebih sesuai. Pada jaman es, permukaan air laut turun akibat 
meluasnya es di kutub. Akibatnya, beberapa   area  laut yang dangkal  dapat dilalui sebab  berubah menjadi daratan.   Bagaimanakah yang terjadi pada kepulauan di Indonesia saat itu? 
Kepulauan Indonesia bagian barat bersatu dengan benua Asia, sedang  kepulauan bagian timur bersatu dengan benua Australia.  Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan benua Asia sekarang menjadi  lautan Paparan Sunda. sedang  bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Benua Australia dinamakan  Paparan Sahul.
Paparan Sunda yang saat itu masih berwujud  daratan  sudah  menjadi tempat  aktivitas manusia purba. Sisa-sisa alat-alat dari batu tidak hanya tersebar luas di Indonesia namun  juga di Asia Selatan dan Asia Timur yang menunjukkan 
bahwa pergerakan mereka tidak terhalang oleh lautan. Bukti lainnya yaitu  ditemukannya fosil-fosil manusia yang menunjukkan banyak persamaan 
dengan  Pithecanthropus Erectus di dekat Peking dan di beberapa tempat di Asia Timur.   
Berakhirnya jaman es dengan ditandai mencairnya sebagian es sudah  memicu  Paparan Sunda dan Sahul tertutup oleh air laut. Walaupun 
demikian, arus migrasi tetap terjadi dengan memakai  perahu yang sangat sederhana. Pada sekitar tahun 2000 sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia yang  berasal dari area  Yunan di Cina Selatan.  tke area   Semenanjung  Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai  ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
1.  Menurut , apa yang membedakan kehidupan manusia pada masa masa pra-aksara dengan manusia modern sekarang?
2.   Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia pra-aksara berusaha  untuk tetap menjaga keseimbangan alam. 
Pra-aksara =  suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. sedang  masa sesudah manusia mengenal tulisan
Bejana perunggu  =  sebuah banda yang bentuknya mirip seperti gitar Spanyol 
namun  tanpa tangkai. 
Nekara  =  semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian 
tengahnya dan sisi atapnya tertutupModal uang atau barang seb-
agai sarana menghasilkan barang lain
abris sous rosche  =  tempat berwujud  gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu 
karang yang cukup untuk memberi  perlindungan dari hujan dan 
panas Optimal hasil yang diharpakan 
kjokkenmoddinger  =  kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu selama ratusan atau 
ribuan tahun, menumpuk yang akhirnya menjelma menjadi bukit 
kerang dengan ketinggian dan lebarnya beberapa meter. 

Secara sederhana atlas yaitu  kumpulan peta 
yang dibukukan. Peta yang dibukukan diatur 
sedemikian rupa sehingga mudah dicari. Peta yang 
dibukukan juga menggambarkan cakupan area  
tertentu. Beberapa contoh berikut ini yaitu  atlas 
dengan cakupan area  yang berbeda.
1. Atlas nasional memuat data fisik, sosial, 
budaya suatu negara, Contoh  atlas 
Indonesia.
2. Atlas regional yaitu  atlas yang memuat 
data fisik, sosial, dan budaya suatu kawasan, 
Contoh  atlas negara-negara ASEAN.
 3. Atlas dunia memuat data fisik, sosial, budaya 
seluruh negara-negara yang ada di dunia.
Atlas juga digolongkan   berdasar  
tema-tema tertentu. Hal ini dimaksudkan agar 
informasi tentang tema-tema tertentu dapat ditampilkan  dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa contoh 
atlas semacam ini yaitu :
1. Atlas geografi yaitu  atlas yang di dalamnya memuat kondisi geografis berbagai area  di permukaan bumi.
2. Atlas sejarah yaitu  atlas yang di dalamnya memuat perubahan atau perkembangan kondisi sosial, budaya, dan fisik di permukaan bumi.
Atlas bisanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai yang latarbelakangnya berbeda-beda, artinya  siapa saja dapat dengan mudah memakai  peta. sebab  itu, atlas memiliki sifat-sifat berikut ini.
. menarik orang untuk membacanya..  informasi yang ditampilkan jelas, mudah, dan aktual.
disusun dengan urutan yang jelas.  Urutan ini   dapat dimulai dari  suatu area  yang lebih kecil/sempit,   lalu  area   yang  lebih  besar/luas.  Contoh  dari suatu negara lalu  negara negara lainnya  di dunia. Urutan dapat juga berdasar   posisi dari  arah   tertentu,    Contoh  dari area  
bagian barat sampai timur. Contoh  dari 
propinsi  di  area   paling barat sampai propinsi 
di area  paling timur.
Agar atlas mudah dibaca dan informatif maka 
atlas harus disusun dengan memperhatikan  hal-hal berikut ini.
. Judul yang mencerminkan isi atlas secara 
keseluruhan.. Daftar isi untuk memudahkan pemakai mencari area  yang diperlukan.
. Peta yang ada dalam atlas harus memuat 
unsur-unsur kelengkapan peta.. Peta yang ada pada atlas harus memakai  warna yang baku dan jelas sehingga setiap orang dapat dengan cepat mengenali objek pada peta.. Memiliki daftar indeks yaitu daftar nama  geografi yang ada pada atlas seperti nama sungai, kota, gunung ,  . Berikut 
yaitu  contoh daftar indeks pada peta.
 a. Bandung, Jawa Barat B318 artinya, Kota 
Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat 
pada atlas halaman 18 baris 3 kolom D. Jika 
 akan mencari Kota Bandung pada 
indeks, maka carilah kelompok kota yang 
berabjad B.
 b. Cianjur, Jawa Barat C319, artinya Kota 
Cianjur terletak di Propinsi Jawa Barat 
pada atlas halaman 19 baris 3 kolom C.
c.  Globe  Globe yaitu  model atau 
tiruan bola bumi yang paling mendekati bentuk yang  sebetulnya , diperkecil, dan memakai  skala 
tertentu.  Jika  perhatikan sebuah globe maka 
akan nampak bahwa globe ini  dipasang miring 
atau tidak tegak lurus dengan bidang permukaan 
tempat globe disimpan. Mengapa demikian? Hal 
ini disesuikan dengan poros bumi yang juga miring 
sebesar 66,50  dari bidang edarnya atau dinamakan  bidang ekliptika. 
Walaupun bentuknya mirip dengan bumi, namun 
globe memiliki kelemahan, yaitu:
1. skala globe terlalu kecil sehingga informasinya 
tidak lengkap atau masih bersifat umum. Banyak 
informasi yang tidak terpetakan pada globe. 
2. globe tidak mudah di bawa ke mana-mana seperti halnya peta yang bisa dilipat.
Walaupun memiliki kelemahan, namun globe 
juga memikiki kegunaan atau kelebihan, yaitu di 
antaranya yaitu  sebagai berikut.
1. Bentuk globe menyerupai bentuk bumi yang 
sebetulnya .
2. Letak astronomis dan geografis pada globe 
mudah dipelajari sebab  mengikuti bentuk 
bumi. Pada peta, garis lintang dan garis bujur 
yaitu  hasil proyeksi yang mengandung 
unsur distorsi atau kesalahan.
3. Gambar daratan dan lautan pada globe 
dapat terlihat persebarannya sesuai dengan 
kenyataan.
4. Pembagian iklim matahari dapat lebih mudah 
dipelajari dengan memakai  globe. 
5. Globe dapat menirukan gerakan rotasi bumi 
dan posisi bumi terhadap ekliptika.
Walaupun informasi tentang permukaan bumi 
yang dapat diperoleh dari globe sangat terbatas, 
namun ada  informasi penting yang dapat 
diperoleh yaitu di antaranya yaitu :
1. mengetahui letak astronomis suatu area  
di permukaan bumi.
2. mengetahui perbedaan iklim berdasar  
garis lintang (klasifikasi iklim matahari)
3. mengerahui perbedaan area  waktu di dunia.
4. mengetahui persebaran bentang alam seperti 
daratan, lautan, danau, sungai ,  . 
5. mengetahui sebaran bentang budaya seperti 
kota dan negara.
Untuk memakai  globe,  harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Globe sengaja dibuat miring sebab  dibuat sesuai  dengan letaknya pada bidang perputaran bumi mengelilingi matahari. 
2. Jika  akan mendemonstrasikan gerakan 
rotasi bumi maka jangan sampai salah arah 
perputarannya. Putarlah globe ke arah kanan 
atau kalau dilihat dari atas (kutub utara) arah 
perputarannya berlawanan arah jarum jam).
3. Sebagaimana halnya peta, globe memiliki 
koordinat sehingga lokasi obyek dapat dicari 
dengan memakai  koordinat.
4. Informasi keruangan lainnya sama dengan peta. 
Sebuah  peta  yang  baik tentunya  memiliki 
unsur-unsur yang lengkap  sehingga memenuhi syarat  sebagai sebuah peta. Selain itu, peta yang memiliki  unsur-unsur yang lengkap dapat memberi   informasi yang lebih banyak dan memudahkan pemakai peta dalam memakai  dan menganalisis  peta. Unsur-unsur kelengkapan peta terdiri atas:
1.  Judul Peta  
Judul peta memberi  gambaran tentang isi peta 
dan area  cakupan peta. Judul disusun dengan ukuran huruf yang lebh besar dari ukuran huruf lainnya pada peta dengan maksud agar nampak mencolok dan si pemakai secara langsung tertarik untuk melihat terlebih dahulu 
judul peta, sehingga dia  mengetahui isi peta. 
2.  Skala Peta 
Peta yaitu  gambaran tentang permukaan 
bumi yang diperkecil.  Untuk memperkecil permukaan  bumi yang sebetulnya  ini  maka sebuah peta  harus memiliki skala agar perbandingannya dapat  diketahui oleh pemakai peta. Jadi skala  peta yaitu  perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta 
dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama). Skala dapat dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a.  Skala angka 
Skala yang dinyatakan dengan angka dan 
pecahan, contohnya: 
- skala angka   :  1 :  50.000
- skala pecahan  :  1/50.000
Skala 1 : 50.000 berarti satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 jarak horizontal di lapangan. Jika tidak ada keterangan satuan pada skala ini  berarti keduanya memakai  satuan cm, sehingga jika dibaca menjadi 
1 cm di peta mewakili 50.000 cm di lapangan. 
b.  Skala yang dinyatakan dengan kalimat 
Skala ini memakai  kalimat untuk meng-
gambarkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebetulnya  di lapangan.  
Contoh:
- 1 inchi to one mile, artinya 1 inchi di peta sama 
dengan 1 mil di lapangan
- I inchi to two miles, artinya 1 inchi di peta sama 
dengan 2 mil di lapangan
c.  Skala grafis 
Skala grafis dinyatakan dalam bentuk garis yang 
dibagi menjadi beberapa bagian dengan satuan tertentut. 
3.  Orientasi Peta
Orientasi peta menunjukkan arah pada peta. 
Bayangkanlah jika sebuah peta tanpa orientasi peta 
tentu akan sangat membingungkan pemakai peta, 
bukan? pemakai peta akan kesulitan memnentukan 
arah untuk mencapai objek-objek tertentu atau posisi objek terhadap objek lainnya. Biasanya orientasi peta yang dipakai memakai  rujukan arah utara. 
4.  Legenda Peta
Legenda peta berisi keterangan objek yang ada 
pada peta. Setiap unsur atau objek yang ada pada 
muka peta harus didan i dengan keterangan pada 
legenda peta, baik berwujud  unsur titik, garis, maupun area. Jika sampai ada objek yang luput atau tidak ada keterangannya pada legenda peta maka akan membingungkan si pemakai peta. 
5.  Garis Lintang dan Bujur
Kelengkapan peta yang tak kalah pentingnya dari 
unsur lainnya yaitu  koordinat peta. Koordinat peta 
memberi  gambaran posisi masing-masing objek 
berdasar  sistem koordinat tertentu diantaranya 
koordinat lintang bujur, koordinat UTM ,  . 
Setiap tempat atau objek yang tergambar pada peta 
terikat oleh koordinat peta.
6.  Peta Inset 
Tidak semua orang dengan mudah mengetahui 
posisi peta pada area  lainnya yang lebih luas. 
contoh , jika seorang turis melihat peta 
Kabupaten Bandung, mungkin dia tidak akan tahu 
secara langsung posisi area  ini . sebab  itulah, 
sebuah peta perlu dilengkapi dengan indeks yang 
menunjukkan posisi peta diantara area  lainnya 
yang lebih luas. Jika peta yang digambarnya yaitu  
Kabupaten Bandung, maka inset petanya yaitu  Jawa Barat atau area  yang lebih luas. 
 7.  Pembuat Peta
 Pembuat peta dapat berwujud  perorangan maupun lembaga. Tujuan pencatuman pembuat peta yaitu  agar si pemakai peta dapat meyakini akan kebenaran dan keakuratan isi peta.  Biasanya nama pembuat peta ditempatkan pada sudut kanan bawah sebuah peta. Lembaga-lembaga yang memiliki tugas membuat peta di antaranya yaitu .
a. Badan Koordinasi  Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).
U
Skala 18.000.000
b. Jawatan Topografi Angkatan Darat (Jantop TNI AD)
c. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8.  Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan waktu 
pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat 
penting untuk dicantumkan mengingat sebagian 
fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat tetap atau mengalami perubahan. contoh , saat peta di buat, suatu kompleks permukiman pada suatu area  masih sangat terbatas. Beberapa tahun lalu , permukiman ini  sudah  meluas menggantikan lahan pertanian yang ada di sekitarnya. maka , peta yang dibuat sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini atau sudah tidak akurat. Penulisan tahun pembuatan peta biasanya 
C.   Jenis Peta  
Peta dibedakan  berdasar  jenisnya 
menjadi peta umum dan peta khusus/tematik. Peta 
umum yaitu  peta yang di dalamnya menampilkan 
berbagai objek yang ada di permukaan bumi secara umum. Objek-objek ini  di antaranya tentang ketinggian, area  perairan (sungai, danau, dan laut), dan objek-objek buatan manusia seperti jalan, 
kota ,  .  
Berbeda dengan peta umum, peta tematik yaitu  
peta yang hanya menampilkan satu tema. Tujuannya 
yaitu  untuk menampilkan informasi yang lebih 
khusus tentang tema-tema tertentu. Objek lainnya 
yang  tidak diperlukan tidak ditampilkan. Contoh 
peta tematik yaitu  peta kepadatan penduduk, peta 
jenis tanah, peta geologi, ,  . 
Pada bagian sebelumnya,  sudah  mempelajari 
tentang skala peta.  Skala peta dapat ditentukan sesuai 
kebutuhan sebelum peta ini  dibuat. Namun, 
skala peta dapat pula ditentukan sesudah   
membuat sketsa atau peta  dengan langkah-langkah 
sebagai berikut:
a. Ukurlah  jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada 
sketsa atau peta yang mudah dikenali atau diukur 
di lapangan, Contoh  jarak dari persimpangan 
jalan satu ke persimpangan jalan berikutnya. 
b. Ukur jarak sebetulnya  dari kedua titik ini  
di lapangan.
c. Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di 
lapangan. Contoh:
Jarak  titik A ke titik B pada peta yaitu  4 cm
Jarak titik A ke titik B di lapangan yaitu  100 m
 
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII116
                        4 cm
Skala peta  =      = 1/2500
      10.000 cm 
Skala peta  =  1 : 2.500
6.  Simbol-Simbol Geografi Pada Peta
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek 
aslinya di permukaan bumi. Pembuatan simbol tentu 
tidak sembarangan sebab  harus memperhatikan 
aturan dan estetika atau keindahan. Tujuannya yaitu  
agar si pembaca atau pemakai peta tertarik dan 
mudah membacanya. 
Simbol geografi pada peta dibedakan  
menjadi beberapa jenis. Dilihat dari bentuknya, simbol 
dapat dibagi menjadi simbol titik, garis, dan area.  
a.   Simbol Titik
Simbol yang dipakai  yaitu  bentuk simbol 
titik yang ujudnya dapat berwujud  piktorial, geometrik, 
dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan ben-
tuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik 
geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam 
bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam 
bentuk huruf dipakai  untuk menyatakan unsur 
yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
b.  Simbol Garis
Simbol garis dipakai  untuk menyajikan unsur- 
unsur yang ada di permukaan bumi, baik berwujud  garis khayal maupun garis yang sebetulnya . contoh , batas administrasi yaitu  batas khayal sebab  tidak ada 
wujudnya di permukaan bumi, sedang  jalan yaitu  
unsur sebetulnya  yang ada di permukaan bumi.
c.  Simbol Area/Luas
Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol 
luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya diusaha kan sama atau mendekati wujud sebetulnya , sedang  simbol luas abstrak penyajiannya menggunakan garis atau titik-titik.
 mungkin pernah melihat berbagai jenis 
peta dengan berbagai simbol di dalamnya. Walaupun demikian, belum tentu  pernah melihat cara membuatnya, bukan? Sebelum membuatnya dengan  ukuran yang tepat,  dapat memulai dengan 
membuat sketsa area  tempat tinggal  
masing-masing. Sketsa area  berarti gambaran 
kasar tentang suatu area  berdasar  hasil 
pengamatan lapangan dari si pembuat sketsa. Sketsa  berbeda dengan peta sebab  peta yaitu  hasil pengukuran di lapangan, sehingga jarak di lapangan  memiliki perbandingan tertentu dengan jarak di peta. Sketsa ini  nantinya akan dibuat petanya dengan  memakai  ukuran yang sebetulnya . Langkah 
langkahnya yaitu :
a. Siapkanlah kertas HVS dan pensil. Ingatlah 
lingkungan tempat tinggal  masing-masing. 
b. Mulailah menggambar jaringan jalan dan sungai 
yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.   
c. Gambarlah rumah atau kumpulan rumah yang 
 ingat ada di sekitar tempat tinggal .
d. Jika ada  objek lainnya, lengkapi pula dengan obyek-obyek ini  seperti seperti pohon, pertokoan, 
pabrik, jalan kereta api, bank, ,  .
E.  Sketsa area 
 Gambar 6.10
Contoh sebuah sketsa.
Peta yaitu  gambaran dari permukaan 
bumi.  Objek-objek yang ada di permukaan bumi 
akan nampak pada peta dengan memakai  
F. Mendeskripsikan Kondisi 
Geografis Suatu area  
bantuan simbol peta. Jadi, objek di permukaan 
bumi seperti sungai, danau, jalan, kebun, hutan 
,   diwakili  oleh simbol. sebab  itulah 
untuk mendeskripsikan kondisi geografis pada peta,  harus mengetahui berbagai simbol yang ada 
pada peta, baik berwujud  simbol garis, titik, area, dan warna. 
Dari sebuah peta dan dengan mengetahui simbol 
peta,  dapat memperoleh banyak informasi 
jika bisa membacanya dengan baik.  juga bisa 
mendeskripsikan banyak hal dari objek yang nampak 
pada peta. Tentu saja pengetahuan  tentang 
objek pada peta dan cara membaca peta sangat 
menentukan seberapa banyak informasi yang dapat 
diperoleh dan dideskripsikan.
 Sebagai gambaran, perhatikanlah peta berikut 
ini. area  yang ada pada peta terletak di area  
tropis yang terlihat dari letak lintang dan bujurnya. 
Artinya, area  ini  memiliki ciri iklim tropis 
yang bersuhu tinggi sebab  matahari menyinari 
area  ini  setiap hari sekitar 12 jam. Tumbuhan 
yang tumbuh bisa kita bayangkan sebagian besar 
yaitu  tumbuhan khas area  tropis. 
area  yang nampak pada peta juga sebagian 
besar yaitu  dataran rendah yang ditunjukkan 
oleh dominasi warna hijau. Jika dilihat pada legenda peta nampak bahwa warna hijau memiliki ketinggian  antara 0 -100 m dpal. Dataran tinggi dan pegunungan 
terutama terletak di bagian timur dan tenggara. 
Semakin ke arah laut, semakin rendah dan datar. 
Nampak pula adanya rawa di area  pantai yang 
 cukup luas. Kota-kota atau pusat kegiatan penduduk sebagian besar berada di dataran rendah.
Sebagai bahan latihan, carilah peta kabupaten 
atau kota tempat  tinggal. Deskripsikanlah 
kondisi geografisnya, baik kondisi fisik maupun 
penduduknya. 
G. Kai tan  Antara  Kondis i 
Geografis dengan Keadaan Penduduk Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis 
suatu area . Mungkin  akan melihat adanya 
perbedaan matapencaharian penduduk di area  pantai 1dengan area  pegunungan. Penduduk di area  pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan, sedang  
penduduk di area  dataran tinggi atau pegunungan 
biasanya  bekerja sebagai petani.  Perhatikan peta berikut 
ini.
berdasar  peta ini , penduduk dunia lebih 
banyak atau terkonsentrasi di area  pantai dan 
dataran rendah dibandingkan dengan di area  
pegunungan. Tahukah  mengapa hal itu ter-
jadi? Tentu saja sebab  di  area  dataran rendah, 
penduduk lebih mudah melakukan mobilitas atau 
pergerakan dari satu tempat dengan tempat lainnya. 
Bayangkanlah jika  tinggal di area  perbukitan 
atau pegunungan, untuk mencapai lokasi yang kita 
tuju diperlukan tenaga atau energi yang lebih banyak 

Bumi  diselimuti oleh lapisan udara yang dinamakan   atmosfer. Lapisan ini  
menyediakan udara yang diperlukan  oleh manusia dan makhluk hidup lainnya 
untuk bernafas. Selain itu, lapisan atmosfer melindungi bumi dan makhluk hidup 
di atasnya dari hantaman benda-benda angkasa dan radiasi matahari tertentu 
yang berbahaya.  
Walaupun nampak sama, kenyataannya atmosfer terdiri atas beberapa  lapisan 
yang ciri atau karakteristiknya berbeda. Manusia dan makhluk hidup lainnya 
berada pada lapisan terbawah yang dinamakan  troposfer. Pada lapisan inilah terjadi 
peristiwa cuaca seperti  hujan, awan, angin ,   Gejala atau peristiwa 
ini  sangat mempengaruhi  kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. 
Selain terdiri atas atmosfer, planet kita ini juga unik sebab  ada nya 
air dalam berbagai bentuk yaitu cair, padat dan gas atau uap. Bahkan sebagian 
besar permukaan bumi tertutup oleh lapisan air. Walaupun jumlahnya jauh lebih 
kecil dari air di samudera, air di daratan menjadi pendukung utama kehidupan 
manusia. Air ini  berada di permukaan dan dalam tanah. Keberadaan air 
ini  juga mempengaruhi  manusia dan aktivitasnya.

Atmosfer terdiri atas beberapa  lapisan yang 
berbeda sifat-sifat fisiknya. Masing-masing 
menunjukkan gejala-gejala tertentu yang mencirikan 
kondisi masing-masing lapisan ini . Gejala cuaca 
sebagai hasil interaksi antar unsur cuaca dan iklim 
hanya terjadi pada lapisan troposfer.   
1.  Sifat-sifat Fisik Atmosfer
Amosfer berasal dari Bahasa Yunani, yaitu atmos 
yang berarti uap dan sphaira yang berarti bulatan. Jadi 
atmosfer yaitu  lapisan gas yang menyelimuti bulatan 
bumi. Atmosfer yaitu  campuran berbagai gas 
yang tidak berwarna dan tidak terlihat oleh mata. 
sebab  yaitu  zat, atmosfer juga memiliki berat 
sehingga memiliki juga tekanan udara, mengembang 
jika terkena panas dan mengerut saat  dingin. Pada 
saat suatu bagian atmosfer terkena panas maka bagian 
ini  akan mengembang, begitu sebaliknya. Jika 
terjadi perbedaan tekanan, maka terjadilah pergerakan 
udara yang dinamakan  angin yang bergerak dari tekanan 
tinggi ke tekanan rendah. 
Atmosfer tersusun oleh beberapa  unsur. Unsur 
terbesar yaitu  nitrogen, lalu  oksigen, argon, 
,  . Unsur-unsur ini  selengkapnya 
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.   
Secara vertikal atmosfer terdiri atas beberapa  
lapisan dengan karakteristik yang berbeda, yaitu 
lapisan Troposfer, Stratosfer, Mesosfer dan Termosfer. 
A. Gejala Atmosfer
No. Nama Simbol Volume
 1. Nitrogen N2 78
 2. Oksigen O2 20,94
 3. Argon Ar 0,93
 4. Karbondioksida CO2 0,03
 5. Neon Ne 0,0018
 6. Helium He 0,0005
 7. Ozon O3 0,00006
 8. Hidrogen H 0,00005
 9. Kripton Kr Sangat kecil
10. Xenon Xe Sangat kecil
11. Metana CH4 Sangat kecil

Pembagian lapisan atmosfer ini  sebetulnya  
didasarkan pada perbedaan karakteristik temperatur 
antar lapisan. Marilah kita pelajari lapisan  
ini  satu per satu.
a.  Lapisan Troposfer
Lapisan troposfer yaitu  lapisan terbawah 
dari atmosfer. Lebar atau ketinggian lapisan ini 
mencapai  16 km di area  tropis dan terus menurun 
sampai 10 km di atas kutub. Manusia dan makhluk 
hidup lainnya berada  pada lapisan ini dan mengalami 
berbagai gejala atau peristiwa cuaca seperti hujan, 
angin, dan badai terjadi. Peristiwa cuaca ini  tidak 
ditemukan pada lapisan atmosfer lainnya.  
b.  Lapisan Stratosfer
Di atas lapisan troposfer terletak lapisan stratosfer. 
Batas antara keduanya dinamakan  tropopause. Batas 
tertinggi lapisan ini mencapai 40 km di atas permukaan 
bumi. Pada bagian puncak atau batas tertingginya, 
suhu dapat mencapai 270 K (Kelvin) dengan rata-
rata  suhu mencapai–550 C. Stratosfer dikenal sebagai 
lapisan yang mengandung ozon (O3) yang berperan 
sangat penting dalam melindungi makhluk hidup 
dari radiasi gelombang pendek matahari (ultraviolet) 
yang berbahaya.     
c.  Lapisan Mesosfer
Lapisan berikutnya yang  terletak di atas stratopause 
sampai ketinggian 80 km yaitu  lapisan mesosfer. 
Pada bagian puncaknya, suhu bisa mencapai –900 C 
dan kebanyakan meteor terbakar pada lapisan ini. 
Bayangkanlah jika lapisan ini tidak ada, tentunya 
banyak meteor yang akan sampai ke permukaan dan 
membahayakan manusia dan  makhluk hidup lainnya.
d.  Lapisan Termosfer
Pada ketinggian 80 sampai 300 km dari permukaan 
bumi ada  lapisan Thermosfer dengan temperatur 
mendekati 17000 C.  Pada ketinggian di atas 100 km 
terjadi ionisasi yang membentuk ion positif dan 
elektron bebas yang bermuatan negatif. Lapisan 
dengan konsentrasi elektron bebas dinamakan  dengan 
ionosfer. Ionosfer dikenal sebagai lapisan yang 
mampu memantulkan gelombang radio sehingga 
penting bagi komunikasi radio jarak jauh.

2.  Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Cuaca dan iklim terdiri atas  unsur suhu, hujan, 
kelembapan, tekanan udara dan angin. Penjelasan 
tentang masing-masing unsur ini  yaitu : 
a. Suhu Udara
Secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa 
suhu yaitu  tingkat panas suatu benda. Tingkat 
panas ini  diukur dengan memakai  alat 
Thermometer. Suhu udara menunjukkan gerakan 
molukul udara. Makin panas suhu udara gerakan 
molukul udara semakin cepat dan tumbukan antar 
molekul semakin tinggi frekuensinya. Hal ini dapat 
dibandingkan dengan gerakan molekul pada air. Jika 
air ini  dipanaskan maka air akan bergolak dan 
tumbukan yang terjadi antar molekulnya semakin 
sering. Demikian halnya dengan udara. Sumber utama 
energi yang menggerakkan udara tentu saja yaitu  
radiasi matahari. Semakin sedikit radiasi matahari 
yang diterima oleh suatu tempat semakin rendah suhu 
udaranya.       
b.  Angin
Jika dua area  menerima penyinaran matahari 
yang berbeda maka berbeda pula suhu dan tekanan 
udaranya. area  yang menerima sinar matahari 
lebih banyak akan memiliki tekanan udara yang 
lebih kecil. Akibatnya udara bergerak dari area  
yang memiliki tekanan udara lebih tinggi ke area  
yang memiliki tekanan udara lebih rendah.  Gerakan 
udara  ini  dikenal   dengan   istilah   angin.  Jadi, 
Termosfer
Mesosfer
Stratosfer
Troposfer
 
angin yaitu  gerakan udara mendatar atau sejajar 
dengan permukaan bumi yang terjadi sebab  adanya 
perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan 
tempat lainnya.    
c.  Kelembapan Udara 
Salah satu kandungan yang ada dalam udara yaitu  
uap air disamping komponen lainnya, yaitu udara 
kering dan aerosol. Air dalam udara  berasal dari proses 
penguapan  pada area  perairan (sungai, danau dan 
lautan), kandungan air dalam tanah yang menguap 
dan  dari tumbuhan (transpirasi). Kandungan uap air 
dalam udara dikenal dengan sebutan kelembapan. 
Kelembapan udara diukur dengan sebuah alat yang 
dinamakan  higrometer. 
d.   Hujan 
Hujan yaitu  bentuk air cair dan padat yang jatuh 
ke permukaan bumi. Bentuk hujan ini  terdiri atas 
hujan, salju, dan batu es hujan. Namun  di Indonesia 
yang biasa ditemukan yaitu  hujan dalam bentuk air. 
Besarnya curah hujan biasanya diukur dalam inci atau 
milimeter dengan memakai  alat  Pluviograf. Jika 
suatu area  pada suatu hari  memiliki curah hujan 
sebesar 1 milimeter berati bahwa ketinggian endapan 
hujan ini , jika tidak meresap ke dalam tanah atau 
diuapkan ke atmosfer,  akan mencapai ketinggian 1 mm. 
Tentu saja kondisi ini  hanya terjadi jika ditampung 
pada sebuah alat pengukur hujan. Di lapangan air hujan 
akan meresap atau diuapkan kembali ke atmosfer, 
sehingga ketinggiannya  tidak akan mencapai 1 mm.  
e.  Tekanan Udara
Udara yaitu  salah satu zat dengan sifat 
yang sama dengan zat lainnya yaitu  memiliki massa/
berat dan volume. sebab  memiliki berat maka udara 
memiliki tekanan yang dinamakan  dengan tekanan udara. 
Jika kita hitung suatu kolom udara dari permukaan bumi 
sampai batas tertinggi atmosfer yang berukuran 1 meter 
persegi, maka beratnya akan mencapai 10.333 kg atau 
1033,3 gram tiap 1 cm. Manusia tidak merasakan tekanan 
udara yang berat ini  seperti  halnya ikan yang tidak 
merasakan berat air yang ada di atasnya .  
Tekanan udara  berbeda dengan semakin tingginya 
suatu tempat. Udara yang berada pada bagian bawah 
akan ditekan oleh udara bagian atasnya sehingga 
semakin dekat ke permukaan bumi semakin besar 
tekanan udaranya. Demikian juga sebaliknya, jika kita 
bergerak menuju ketinggian tertentu maka tekanan 
udara akan semakin berkurang. Gambaran ini  
sama dengan saat  kita menyelam ke dasar air. Semakin 
dalam kita menyelam, semakin berat tekanan air yang 
dirasakan. sebab  itulah jika ikan hidup pada lautan 
udara, maka kita hidup pada lautan udara.
3.  Tipe-Tipe Hujan
Hujan dibedakan  menjadi tiga jenis yaitu 
hujan konvektif, orografis,  frontal. Perbedaan antara 
keempat jenis hujan ini  yaitu  sebagai berikut.
1) Hujan konvektif atau zenithal yaitu  hujan yang 
terjadi sebab  adanya pemanasan sinar matahari 
pada suatu massa udara sehingga massa udara 
ini  memuai atau naik dan mengalami 
pengembunan. Awan yang terbentuk yaitu  
awan cumulunimbus atau awan vertikal yang 
menghasilkan hujan deras namun tidak berlangsung 
lama. Di area  tropis dengan intensitas penyinaran 
matahari yang tinggi sering terjadi hujan konvektif 
sebab  udara yang naik.
2) Hujan orografis yaitu  hujan terjadi sebab  
adanya gerakan udara yang menaiki pegunungan 
dan lalu  mengalami kondensasi atau 
pengembunan. lalu  udara yang sudah  
mengalami kondensasi ini  membentuk 
awan yang memicu  hujan. 
 
3) Jenis hujan lainnya yaitu  hujan frontal. Hujan 
frontal terjadi sebab  bertemunya dua massa 
udara yang berlainan suhunya.  Udara  yang lebih 
panas dipaksa naik sebab  bertumbukan dengan 
udara yang lebih dingin.  
4.  Faktor-Faktor yang 
mempengaruhi  Suhu Udara
Suhu udara berbeda antara satu area  dan area  
lainnya. Perbedaan suhu antar berbagai tempat di 
permukaan bumi secara umum ditentukan oleh ketinggian 
dan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, semakin 
rendah suhu udaranya. Begitu pula dengan letak lintang, 
semakin ke arah kutub, semakin rendah suhu udaranya. 
Untuk membuktikan adanya perbedaan suhu 
sebab  ketinggian,  dapat melakukan pengukuran 
sederhana dengan memakai  thermometer. 
Bersama-sama dengan teman dan guru , lakukan 
perjalanan ke area  yang berbeda ketinggiannya 
yaitu ke area  pegunungan. Ukurlah suhu udara 
pada ketinggian yang berbeda. Sebelum melakukan 
pengukuran, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1. gantungkanlah termometer pada tempat yang 
terlindungi dari penyinaran matahari secara 
langsung sebab  yang diukur bukan sinar 
matahari namun  suhu udara dari hasil pelepasan 
radiasi permukaan bumi. 
2. jangan memegang termometer saat  sedang 
melakukan pengukuran sebab  suhu tubuh  
akan terukur pula. 
3. gantungkanlah termometer pada posisi yang 
mudah untuk dilihat angka suhunya.
5.  Proses Terjadinya Angin dan 
Jenis-Jenis Angin
Penyinaran atau radiasi matahari yang diterima 
oleh permukaan bumi akan berbeda antara satu 

tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini  
akan berakibat pada perbedaan suhu udara. area  
yang menerima lebih banyak penyinaran matahari, 
akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan 
dengan area  lainnya. Pada area  ini, udara 
bergerak mengembang atau memuai sehingga 
tekanan udaranya rendah. Pada area  yang suhu 
udaranya lebih rendah, tekanan udaranya lebih tinggi. 
Perbedaan tekanan udara ini akan memicu  
terjadinya gerakan udara dari area  yang tekanan 
udaranya lebih tinggi ke area  yang tekanan 
udaranya lebih rendah atau dinamakan  angin. 
Walaupun prosesnya sama seperti yang sudah  
dijelaskan di atas, namun  angin memiliki berberapa 
jenis, yaitu:
a.  Angin Fohn
Angin fohn yaitu  angin jatuh yang panas 
dan kering. Maksud angin jatuh yaitu  angin yang 
menuruni lereng gunung sesudah  sebelumnya bergerak 
naik ke puncak gunung. saat angin ini  
naik ke puncak gunung, angin ini  mengalami 
penurunan suhu dan terjadi pengembunan lalu  
turun hujan. saat melewati puncak gunung, 
angin ini  sudah  kering dan turun melewati 
puncak. Namun,  suhu angin ini  naik saat  
bergerak turun menuju lembah. Bahkan, saat  
sampai lembah, angin ini  suhunya lebih tinggi 
dari suhu udara di lembah ini , sehingga orang 
yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran 
angin yang panas dan kering.   
Angin ini pada awalnya dikenal di Jerman dan 
Austria, yaitu di lereng utara pegunungan Alpen. 
Namun, ternyata angin ini  juga ada di tempat lain 
seperti di Amerika Serikat dan Kanada dengan nama 
Angin panas dan kering

nama yang sebetulnya  juga yaitu  angin 
fohn. Angin ini  dinamai berbeda-beda, yaitu 
Angin Bohorok di Deli Utara Sumatera Utara, Angin 
Kumbang di Cirebon, Angin Gending di  Probolinggo 
Jawa Timur, Angin Brubu di Ujungpandang Sulawesi 
Selatan, dan Angin Wambrau di area  Yapen dan 
Biak Papua.
b.  Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat yaitu  angin yang bergerak dari 
arah darat ke laut, sedang  angin laut yaitu  angin 
yang bergerak dari laut ke darat. Terjadinya angin 
ini  yaitu  sebab  adanya perbedaan sifat fisik 
darat dengan laut dalam kaitannya dengan panas 
yang diterima dari radiasi matahari. Daratan memiliki 
sifat lebih cepat panas dibandingkan dengan lautan. 
Akibatnya pada siang hari, tekanan udara di daratan 
lebih rendah dibandingkan  di lautan. sebab  itu, angin 
bergerak dari laut ke darat, dan terbentuklah angin 
laut. Sebaliknya pada malam hari, daratan lebih cepat 
dingin dibanding lautan sehingga tekanan udara di 
daratan lebih tinggi dibandingkan dengan di lautan. 
sebab  itu, bergeraklah udara dari daratan ke laut 
dan terbentuklah angin darat.    

c.  Angin Gunung dan Angin Lembah
Pada siang hari bagian lereng gunung akan 
lebih banyak dipanasi sinar matahari dibandingkan 
dengan bagian lembahnya. Akibatnya, terjadi 
perbedaan tekanan udara antara lereng gunung dan 
lembah. Lereng gunung tekanan udaranya lebih 
rendah dibandingkan dengan lembah sehingga angin 
bergerak dari lembah menunju  lereng gunung. Angin 
ini  dikenal dengan nama angin lembah. 
Pada malam hari lereng gunung suhunya lebih 
rendah dibandingkan dengan lembah. Akibatnya tekanan 
udara di lereng gunung lebih tinggi dibandingkan 
dengan di bagian lembahnya. sebab  itu, terjadilah 
angin gunung, yaitu angin yang bergerak dari lereng 
gunung menuju lembah. Seperti halnya angin fohn, 
angin gunung, dan angin lembah terjadi pada gunung 
atau pegunungan yang tinggi. 
Sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh 
air, baik yang berada di laut atau samudera maupun 
yang berada di daratan. Walaupun demikian, manusia 
seringkali menghadapi masalah berkaitan dengan air, 

yaitu banjir dan kekeringan. Agar kita bisa memahami 
masalah ini , maka diperlukan pemahaman 
tentang berbagai gejala yang berkaitan dengan air atau 
gejala hidrosfer. Dengan cara demikian diharapkan 
kita dapat mengatasi berbagai permasalahan yang 
berkaitan dengan air. 
1.  Siklus Hidrologi
Air yaitu  kebutuhan dasar makhluk hidup 
yang harus tersedia terus menerus. Setiap hari kita 
memakai nya untuk berbagai keperluan, baik 
untuk minum, mandi, mencuci, ,  . Namun 
demikian pernahkah  bertanya mengapa air 
tersedia terus menerus atau tidak habis, padahal 
setiap hari manusia dan makhluk hidup lainnya 
memanfaatkannya? 
Pertanyaan ini  dapat dijawab dengan suatu 
jawaban singkat, yaitu sebab  air tidak hilang namun  
berubah wujud dalam bentuk sirkulasi. Air yang 
sempat ataupun yang tidak sempat dimanfaatkan 
oleh manusia dan makhluk hidup lainya mengalir 
ke sungai, meresap ke dalam tanah dan menguap. 
Air yang mengalir pada sungai-sungai akan sampai 
di lautan.  Secara tetap, air menguap dari permukaan 
bumi, baik dari laut atau samudera maupun dari 
area  darat (sungai, danau, waduk, tumbuhan, 
dan tanah yang lembab). Air yang menguap ini  
akhirnya membentuk awan dan terjadilah hujan, 
sehingga air yang diuapkan dikembalikan ke 
permukaan bumi, baik daratan maupun lautan. 
Kejadian ini  terus berulang atau bersirkulasi, 
sehingga dinamakan  siklus air atau siklus hidrologi. 
Pada dasarnya, air dalam siklus ini  hanya 
berubah wujud, yaitu dari zat cair, zat gas (uap) 
dan zat padat (es). Perubahan dari zat cair menjadi 
zat gas (uap) dinamakan  evaporasi (penguapan). 
Perubahan dari zat gas atau uap air menjadi titik-
titik air dinamakan  kondensasi. Perubahan dari zat 
cair menjadi zat padat (es) dinamakan  pembekuan dan 
sebaliknya dinamakan  pencairan. Perubahan ini  
bisa terjadi secara langsung dari zat gas menjadi zat 
padat atau sebaliknya yang dinamakan  dengan istilah 
sublimasi. perubahan ini  tentunya 
membutuhkan energi dari sinar matahari atau 
sebaliknya mengeluarkan energi.
135Gejala Atmosfer dan Hidrosfer
2.  Jenis-Jenis Air Permukaan dan 
Air Tanah
saat air hujan sampai ke permukaan bumi, 
maka sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah 
dan sebagian lainnya akan mengalir di atas permukaan 
tanah. Air yang meresap ke dalam tanah akan menjadi 
airtanah. Air yang mengalir di permukaan akan 
menjadi air pemukaan dan mengisi tubuh-tubuh air 
berwujud  saluran air atau sungai, danau, dan rawa. 
a.  Air Permukaan
1).  Danau
Danau yaitu  area  cekungan di daratan 
yang terisi oleh air. Sumber air yang mengisi danau 
tidak selalu dari air sungai, namun  juga bisa dari air 
hujan secara langsung maupun rembesan dari air 
tanah di sekitar danau. Danau dibedakan  
antara danau alam dan danau buatan. Danau alam 
terbentuk sebab  proses alam Contoh  aktivitas 
vulkanik, tektonik maupun aktivitas es pada zaman 
es. Sementara itu, danau buatan atau bendungan 
yaitu  danau yang sengaja dibuat dengan 
cara membendung air sungai. Walaupun kelihatan 
sama, sebetulnya  danau dibedakan  atas 
proses pembentukannya. Berikut yaitu  jenis danau 
berdasar  proses pembentukannya: 
 
a) Danau vulkanik, yaitu danau yang terbentuk 
pada lubang kepundan atau kaldera gunungapi. 
Air hujan mengisi lubang kepundan atau kaldera, 
sehingga terbentuklah danau. Danau tipe ini sangat 
berbahaya jika gunungapinya masih aktif. Jika 
akan terjadi letusan, maka air danau akan meresap 
menuju magma dan akan menambah kekuatan 
letusan. Selain itu, jika dinding kawah jebol, maka 
akan terjadi  banjir yang besar dengan kecepatan 
tinggi atau banjir bandang. sebab  itulah dibuat 
terowongan untuk mengurangi volume air danau. 
Contoh danau ini diantaranya Danau Gunung 
Batur, dan Gunung Galunggung. 
b) Danau tektonik, yaitu danau yang terbentuk 
sebab  adanya gerakan tektonik sehingga 
terbentuk cekungan-cekungan akibat patahan 
dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau 
Tondano, Danau Towuti di Sulawesi, Danau 
Maninjau, Danau Takengon, dan Danau Singkarak 
di Sumatera. 
c) Danau vulcano-tectonik, yaitu danau yang 
terbentuk sebab  gabungan proses vulkanik dan 
tektonik. Patahan atau depresi terjadi pada bagian 
permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma 
yang sudah  kosong menjadi tidak stabil, sehingga 
terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan 
akibat patahan ini  lalu  diisi oleh air. 
Contohnya, Danau Toba di Sumatera.
d) Danau pelarutan (solusional), yaitu danau 
yang terbentuk sebab  proses pelarutan pada 
bentuklahan negatif atau berada di bawah rata-
rata permukaan setempat. Peristiwa ini terjadi 
di area  kapur (karst) oleh air hujan yang 
mengandung CO2. Bentuklahan yang negatif 
pada area  karst (pegunungan kapur) antara 
lain doline. Doline yaitu  ledokan atau lubang 
yang berbentuk corong pada batugamping atau 
batu kapur dengan diameter dari beberapa 
meter saja sampai1 km dengan  kedalaman dari 
beberapa meter sampai ratusan meter.  
e) Danau ladam atau tapal kuda (oxbow lake) 
terbentuk akibat proses pemotongan saluran 
sungai meander secara alami dan ditinggalkan 
oleh alirannya. Sungai ini  terputus dari 
sungai induknya dan sumber air yang diperoleh 
hanya dari air hujan. Besar danau bervariasi sesuai 
dengan ukuran sungai yang membentuknya.

f)  Bendungan atau Waduk
 Bendungan atau waduk, yaitu danau yang sengaja 
dibuat  manusia  dengan cara membendung aliran 
sungai. Waduk dibuat dengan tujuan untuk 
memenuhi kebutuhan irigasi dan pembangkit 
tenaga listrik. Selain itu, dengan dibangunnya 
waduk maka  air dapat diatur sesuai keperluan, 
Contoh  pada musim hujan, sebagian air disimpan 
dan pada musim kemarau air bendungan 
dialirkan untuk mengairi sawah, dan berbagai 
keperluan lainnya. Contohnya waduk Jatiluhur, 
Waduk Cirata, Waduk Saguling, Karangkates, 
Gajahmungkur, ,  .  
2)  Sungai 
Sungai yaitu   aliran air yang secara alami mengalir 
dari area  yang tinggi ke area  yang lebih rendah dan memanjang menuju laut. Sebuah sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir.  Masing-masing bagian ini  memiliki ciri tersendiri.  Sungai pada  bagian hulu biasanya  memiliki arus yang kuat  sebagai akibat dari kemiringan lerengnya. sebab  kuatnya arus, maka pengikisan yang dominan  yaitu  pengikisan atau erosi vertikal yang mengikis  dasar sungai. sebab  itu, sungai di area  ini memiliki penampang berbentuk huruf V. 
Pada bagian tengah kekuatan arus mulai berkurang 
sebagai akibat semakin landainya lereng. Kekuatan 
erosi semakin berimbang antara erosi vertikal dan erosi  horizontal. sebab  itu, badan sungai lebih lebar dan  berbelok-belok. Aliran air juga agak lambat.
Pada bagian hilir, kekuatan  arus semakin jauh 
berkurang dan erosi yang dominan yaitu  erosi 
horizontal. Akibatnya, sungai menjadi lebih lebar 
dibandingkan dengan bagian lainnya. Aliran sungai 
yang semakin lambat dan lemah membuat bentuk 
sungai menjadi berkelok-kelok. Kelokan sungai 
kadang berpindah-pindah, sehingga ada   aliran 
sungai yang  sudah terpotong yang dinamakan  sungai 
mati berbentuk ladam atau tapal kuda (oxbow lake).
Dilihat dari sumber airnya, sungai dapat 
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sungai hujan, 
sungai gletser, dan sungai campuran.  
a)  Sungai hujan
 Sungai hujan yaitu  sungai yang sumber airnya 
berasal dari air hujan. Besar kecilnya  debit  atau 
aliran air  pada sungai ini akan dipengaruhi oleh 
luas dan bentuk area  Aliran Sungai (DAS). 
DAS yaitu  suatu area  pengaliran sungai yang 
dibatasi oleh punggungan yang memisahkannya 
dengan DAS  yang berdekatan. Semakin luas DAS, 
aliran air sungai akan semakin besar.  Variasi aliran 
air sungai juga ditentukan oleh kondisi tutupan 
lahan pada DAS. Pada DAS yang hutannya masih 
terjaga, variasi debit antara musim hujan dan musim 
kemarau relatif kecil. namun , pada DAS yang sudah 
rusak hutannya, debit alirannya akan kecil bahkan 
kering namun  pada musim hujan akan meluap atau 
banjir.  Mengapa demikian? Diskusikanlah dengan 
teman dan guru .
b)  Sungai gletser
 Sungai gletser yaitu  sungai yang sumber airnya 
berasal dari es yang mencair. sebab  sumbernya 
berasal dari es mencair maka tentu saja pada 
musim panas volume air sungai akan lebih besar 
dibanding musim dingin. Pada musim panas 
banyak es yang mencair sehingga aliran air 
semakin besar, sebaliknya pada musim dingin. 
Sungai Gangga dan Brahmaputera di India 
termasuk jenis sungai ini.  
c)  Sungai Campuran
 Sesuai dengan namanya, sungai ini yaitu  
sungai yang sumbernya dari air hujan dan es 
yang mencair. Sungai Digul dan Membramo 
yaitu  contoh sugai jenis ini. Es yang 
mencair berasal dari Pegunungan Jayawijaya. 
Air sungai sudah  dimanfaatkan oleh manusia 
untuk berbagai keperluan. Pemanfaatan air sungai 
di antaranya yaitu :
a. sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian;
b. sebagai pembangkit Tenaga Listrik (PLTA) ;  
c. sebagai prasarana lalu lintas;
d. sebagai sumber pangan berwujud  ikan dan beberapa  
binatang lainya;
e. sebagai tempat budidaya ikan air tawar; 
f. sebagai sarana kebutuhan rumah tangga seperti 
cuci, mandi dan kakus (MCK).
Sungai-sungai di Kalimantan banyak yang di-
gunakan untuk sarana transportasi. Perahu dapat 
bergerak sampai jauh ke pedalaman sebab  airnya 
tidak terlalu deras. Bahkan, banyak penduduk di 
area  ini yang menjadikan sungai sebagai tempat 
berjualan seperti di Banjarmasin.  
Sayangnya sungai-sungai di Indonesia, terutama 
di Pulau Jawa sudah  mengalami kerusakan. Banyak 
sungai yang airnya sudah tidak nampak jernih akibat 
rusaknya hutan di area  hulu dan aktivitas perta-
nian. Bahkan, sungai-sungai di Pulau Jawa sudah 
banyak yang tercemar limbah industri, sehingga tidak 
lagi memungkinkan banyak makhluk hidup, terutama 
ikan untuk hidup di sana.  
3.  Air Tanah
Air tanah yaitu  bagian dari air yang berada di 
bawah permukaan tanah yang mengisi secara penuh 
ruang antar butir tanah atau  pada lapisan jenuh 
(saturated zone). Air ini  tentunya berasal dari 
hasil resapan air dari permukaan tanah (infiltrasi). 
Hasil resapan ini  mengisi pori-pori/rongga antar 
partikel tanah. Jika infiltrasi ini  terus berlangsung, 
maka air yang berada diantara partikel tanah ini  
bergerak terus ke bawah sebab  beratnya (gaya 
gravitasi) mengisi lapisan tanah paling bawah dan 
akhirnya terbentuklah airtanah (groundwater). Pada 
lapisan jenuh tadi, rongga diantara partikel tanah 
terisi penuh oleh air. Zone yang jenuh atau terisi 
penuh dengan air dinamakan  lapisan aquifer. 
Kondisi air tanah pada lapisan aquifer ada yang 
dalam keadaan tertutup oleh lapisan impermeabel 
(air tanah terkekang atau confined water)  dan ada pula yang  tidak tertutup lapisan impermeabel (air tanah  bebas atau free water). Pada titik tertentu airtanah  yang tertekan dapat muncul ke permukaan sebagai  air artesis.  berdasar  kedalamannya, airtanah dapat  dibedakan menjadi airtanah dangkal dan airtanah  dalam. Airtanah dangkal yaitu  airtanah yang berada 
pada pori-pori lapisan tanah teratas. Pori-pori pada 
lapisan tanah ini akan terisi saat musim hujan. 
Air ini  akan turun dan mengisi airtanah dalam 
sebab  adanya gaya gravitas. 
Airtanah dalam dapat ditemukan pada zone 
tak jenuh dan zone jenuh. Zone jenuh ditandai oleh 
adanya air diantara pori-pori halus yang tertahan 
agak lama pada lapisan tanah yang agak padat. Pada  zone jenuh, pori-pori tanah terisi penuh oleh air dan  airtanah tertahan lebih lama lagi. Air pada zone jenuh sampai pada lapisan batuan induk. 

Airtanah tidak tetap bergerak dari tempat yang 
tinggi ke tempat yang lebih rendah. sebab  itu, di 
area  lembah atau di area  yang lebih rendah, 
potensi air tanahnya relatif lebih tinggi dibanding di 
area  puncak bukit atau gunung. Air hujan yang 
masuk ke dalam tanah akan bergerak ke area  
yang lebih rendah. Jika  pergi ke area  yang 
tinggi, Contoh  bukit atau gunung, maka  akan 
kesulitan memperoleh air tanah atau airtanahnya 
sangat dalam.  area  yang memiliki curah 
hujan yang besar akan memiliki potensi air tanah yang  besar pula. namun , jumlahnya akan bervariasi antar  berbagai tempat, walaupun dengan kondisi curah  hujan yang sama. area   ini  yaitu : 
a. lembah isian yaitu bekas lembah yang terisi material  lepas, Contoh  pasir dari lahar gunungapi yang  menutupi lembah yang luas. Lembah ini  
lalu  terisi air tanah dari aliran permukaan 
maupun bawah permukaan yang berasal dari 
area  sekitarnya yang lebih tinggi.
b. dataran bajir yang terletak di sekitar sungai 
dengan materialnya yang terdiri atas batuan 
aluvial.
c. lembah antar pegunungan, yang menerima ailiran air dari pegunungan di sekitarnya.
d. lereng kali di sekitar gunungapi, material 
penyusunnya yang lepas hasil letusan gununapi 
ini  meruipakan akuifer yang mampu  menampung air hasil infiltrasi dalam jumlah yang  banyak. 
Airtanah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan 
penduduk. biasanya airtanah dimanfaatkan 
untuk keperluan air minum, mandi dan mencuci. 
Namun seiring dengan semakin banyaknya industri,
airtanah juga dimanfaatkan untuk memenuhi 
kebutuhan berbagai jenis industri. Akibatnya, 
volume airtanah semakin berkurang dan kedalaman 
airtanah semakin besar. Apalagi banyak industri 
yang memanfaatkan airtanah sampai jauh di bawah 
permukaan tanah. Pemnafaatan airtanah untuk 
memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri di 
area  perkotaan dekat pantai dapat memicu  
terjadi intrusi air laut sehingga airtanah menjadi asin. Selain itu, pemanfaatan yang berlebihan juga akan  dapat menurunkan permukaan tanah. 
3. Zone Laut Menurut Letak dan Ke-
dalamannya berdasar  letaknya, laut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laut pedalaman (Continental Sea), laut tepi dan laut pertengahan. 
a.  Laut Pedalaman (Continental Sea) 
Laut pedalaman yaitu  laut yang terletak di 
antara dua benua. Sesuai dengan namanya laut ini 
menjorok ke pedalaman atau dikelilingi oleh daratan. sebab  letaknya ini , laut ini tidak dipengaruhi  arus samudera dan tidak mengalami pasang surut.  Kadar garamnya juga berbeda dengan laut pada biasanya . Contoh laut pedalaman yaitu  Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Mati. 
b.  Laut Tepi 
Laut tepi yaitu  laut yang ada  pada landas 
benua atau di benua, namun  berhubungan bebas 
dengan samudera. sebab  letaknya di tepi maka arus  pasang samudera mempengaruhi arus di laut tepi. Contoh laut tepi yaitu  Laut Jepang, Laut Arab, Laut  Utara, dan Laut Cina Selatan.
c.  Laut Pertengahan
Laut Pertengahan yaitu  Laut yang berada di 
tengah-tengah benua. Contoh laut pertengahan yaitu   Laut Merah dan Laut Tengah.
berdasar  kedalamannya, laut dibagi menjadi 
beberapa zone/area  pasang, area  laut dangkal, 
area  laut dalam, dan area  laut sangat dalam. 
a.  area  Pasang (littoral)
area  pasang berwujud kan bagian dari lautan 
yang dasarnya kering saat  terjadi surut. Ikan tidak 
bisa hidup pada area  ini, namun  beberapa jenis 
binatang dapat ditemukan  pada area  ini. 
b.  area  Laut Dangkal (neritic)
Sesuai dengan namanya, area  ini relatif 
dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari  masuk sampai ke dasar laut. Indonesia memiliki  area  laut dangkal yang cukup luas seperti landas  kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas kontinen sahul b(Laut Arafuru). area -area  ini  tentunya  menyimpan kekayaan berwujud  flora dan fauna. Ciri-ciri 
area  ini yaitu :
1. paling dalam mencapai  150 meter;
2. sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut;
3. paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan  laut;
c.  area  Lautan Dalam (bathyal)
area  ini berada pada kedalaman antara 150 – 800 
meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai  ke dasar laut seperti pada area  laut dangkal. Dengan  demikian jumlah dan jenis binatang yang hidup pada  area  ini lebih sedikit dibanding area  laut dangkal.
d.  area  Lautan Sangat Dalam (abyssal) area  ini berada pada kedalaman di atas 1800  meter. 
Dengan kedalaman ini , tumbuhan tidak mampu lagi  bertahan sebab  tidak ada sinar matahari. sebab  itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang sudah  beradaptasi dengan lingkungan ini . 
4. Batas area  Laut
Bagi negara maritim seperti Indonesia, batas laut 
yaitu  hal yang sangat penting untuk disepakati 
aturannya. Hal ini menyangkut kekayaan alam yang 
ada di dalamnya dan kedaulatan suatu negara. 
Walaupun sampai saat ini terjadi permasalahan dalam  penentuan batas area  laut dengan negara tetangga  terutama Malaysia, sebetulnya  Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah  menetapkan  Hukum Laut Internasional byang dikenal dengan nama UNCLOS (United Nation 
Convention on The Law of The Sea) di Jamaika Tahun  1982. Menurut aturan ini , batas Laut Indonesia  meliputi batas landas kontinen, batas teritorial dan  Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). 
a.  Batas Landas Kontinen
Dari garis pantai ke arah lautan sejauh 200 m, 
dasar lautnya menurun secara perlahan-lahan dan 
masih menunjukkan ciri sebuah benua. area  
ini  dikenal dengan nama landas kontinen yaitu 
batas dasar laut yang paling tepi. Lautan yang ada 
di atasnya, berwujud  laut dangkal dengan kedalaman  kurang dari 200 m.
Batas landas kontinen tentunya tidak sama. 
Walaupun demikian, jarak terjauhnya sekitar 200 mil  dari garis dasar yaitu  garis khayal yang menghubungkan  titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau.   Negara yang menguasai batas landas kontinen memiliki  hak untuk memanfaatkan sumberdaya alam  yang ada  di dalam dan di bawah area  itu.  
b.  Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial Indonesia yaitu  sejauh 12 
mil. Batas ini  ditarik dari garis dasar dari pulau-
pulau terluar area  Indonesia. Laut yang terletak di 
dalam garis dasar dinamakan  laut pedalaman. 
Pada area  laut teritorial, negara memiliki 
kedaulatan penuh. Walaupun demikian, negara 
yang bersangkutan tetap harus menyediakan jalur 
pelayaran lalu lintas damai, baik di atas permukaan 
maupun di bawah permukaan air.
c.  Zone Ekonomi Ekslusif
Jenis area  atau zone laut lainya yang menjadi 
hak sebuah negara yaitu  Zone Ekonomi Ekslusif 
(ZEE) yaitu  area  laut sejauh 200 mil dari garis dasar ke arah laut bebas sebuah negara kepulauan. Dalam  zone ini , negara memiliki hak atau berdaulat atas  eksplorasi dan eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan  sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati  di laut maupun di bawah dasar laut. Negara yang  bersangkutan memperoleh kesempatan pertama dalam 
pemanfaatannya. Namun demikian, negara ini  
memiliki pula kewajiban untuk  menghormati lalu lintas  
 Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada  1824, yaitu  sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah  planet Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit  alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya  membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat dipakai  untuk  menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami  di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua;  yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa  perbedaan pendapat. Efek rumah kaca dipicu  sebab  naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan  konsentrasi gas CO2 ini dipicu  oleh kenaikan pembakaran bahan bakar 
minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui  kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
 Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau  partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi  5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipan-
tulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan 
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan  bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya  efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
 Selain gas CO2, yang dapat memicu  efek rumah kaca yaitu  sulfur  dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) dan  
beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon 
(CFC). Gas-gas ini  memegang peranan penting dalam meningkatkan efek  rumah kaca.
 Menurut perkiraan, efek rumah kaca sudah meningkatkan suhu bumi  rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan memicu  peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C  sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer,  maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan memicu  suhu permukaan bumi  menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca yaitu  sebagai berikut  Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari  sinar matahari namun  sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yaitu  melalui  energi yang dibebaskan dari proses radioaktif Sinar tampak  dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar ini   sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi.  Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar ini  ada yang dipantulkan dan  ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya
 Meningkatnya suhu permukaan bumi akan memicu  adanya  perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat memicu  
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi  kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan 
global memicu  mencairnya gunung-gunung es di area  kutub yang  dapat memicu  naiknya permukaan air laut sehingga memicu  
negara kepulauan akan memperoleh kan pengaruh yang sangat besar 
Eksploitasi   =  pengambilan sumberdaya yang ada pada suatu lokasi.  
Eksplorasi   =   kegiatan untuk mencari atau menemukan keberadaan sesuatu 
sumberdaya. 
Geologi   =  ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan. 
Gerakan tektonik  =  bentukkan berwujud  cekungan  atau basin  sisa dari letusan 
gunungapi. 
Infiltrasi   =  proses masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah.
Konservasi   =  kegiatan untuk melestarikan suatu fungsi di alam, sehingga dapat 
terus bermanfaat bagi kehidupan. 
Lapisan akuifer  =  lapisan tanah  yang jenuh atau terisi penuh dengan air. 
Lapisan jenuh air  =  suatu lapisan dalam tanah yang pori-porinya terisi penuh oleh air.
Pengembunan  =   proses berubahnya uap air di udara menjadi titik-titik air sebab  
udara sudah  melampaui batas kejenuhan dan  menempel pada 
benda-benda padat di permukaan bumi
Radiasi   =  perpindahan panas atau energi di ruang transparan.    
Tanah aluvial   =  tanah hasil pengendapan material  yang dibawa oleh aliran 
air sungai.
Uap air yaitu   = air dalam bentuk gas yang ada di udara.
  Danau dibedakan  antara danau alam dan danau buatan.   berdasar  proses pembentukannya, danau dibedakan  menjadi  danau vulkanik, danau tektonik,  danau vulkano-tektonik, danau ladam, 
danau pelarutan, dan waduk.   Dilihat dari sumber airnya, sungai dibedakan  menjadi tiga jenis 
yaitu sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran.    Zone yang jenuh atau terisi penuh dengan air dinamakan  lapisan aquifer.   berdasar  kedalamannya, airtanah dibedakan  menjadi airtanah  dangkal dan airtanah dalam.  berdasar  letaknya, laut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu laut pedalaman (Continental Sea), laut tepi dan laut pertengahan.   Menurut UNCLOS, batas Laut Indonesia meliputi batas landas kontinen, 
batas teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Munculnya pemerintahan kerajaan-kerajaan yang 
bercorak Hindu-Budha di Indonesia tidak terlepas 
dari pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan India 
itu bersentuhan dengan kebudayaan Indonesia. 
Persentuhan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu  akibat dari adanya hubungan yang dilakukan oleh  orang-orang India dengan orang-orang Indonesia  atau sebaliknya. Hubungan itu berawal dari  kegiatan perdagangan sehingga pengaruh-pengaruh  kebudayaan India dengan mudah masuk ke Indonesia.  Terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan India  dan kebudayaan Indonesia. Demikian juga dengan  pengaruh ajaran Hindu-Budha yang sekarang sudah   berkembang menjadi salah satu agama di Indonesia,  tidak lepas dari adanya hubungan antara orang-orang  India dan orang-orang Indonesia.
1.  Proses Masuk dan Berkembang-
nya Kebudayaan Hindu-Budha  di Indonesia
Proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke 
Indonesia melalui proses yang panjang. Kita perlu 
mengkaji pendapat para ahli untuk mengetahui 
proses ini . Pendapat para ahli ini  memang 
masih berwujud  dugaan sementara yang masih perlu  dibuktikan dengan bukti dan fakta yang lebih akurat. Meskipun demikian, pendapat ini  
cukup berguna untuk memberi  pemahaman 
tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya  kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.  Berikut ini yaitu  pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang proses  masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat ini  terbagi dalam dua bagian, antara lain sebagai berikut. 
a.  Bangsa India yang Aktif
Pendapat ini berusaha menjelaskan mengenai 
proses masuk dan berkembangnya kebudayaan 
Hindu-Budha di Indonesia dengan menekankan 
pada peran aktif dari orang-orang India dalam 
menyebarkan Hindu-Budha. Orang-orang Indonesia 
A. Perkembangan Hindu-Budha Di Indonesia
hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan  Hindu-Budha ini . Pendapat mengenai adanya  keaktifan orang-orang India dalam menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yaitu sebagai  berikut. 
1) Hipotesis Waisya
Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. 
NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya 
kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang  antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang vberdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin  musim. jika  angin musim tidak memungkinkan  mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India  ini  menetap di Indonesia, memungkinkan  terjadinya perkawinan dengan wanita   pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini  pengaruh  kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan warga Indonesia. 
2) Hipotesis Ksatria
Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran 
kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh 
golongan ksatria, yaitu:
a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria 
yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada 
yang terlibat konflik dalam masalah perebutan 
kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan 
oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu 
kemenangan bagi salah satu kelompok atau 
suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah 
atas kemenangan itu, ada di antara mereka 
yang lalu  dinikahkan dengan salah satu 
putri dari kepala suku atau kelompok yang 
dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria 
dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-
Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. 
kemudian  berkembanglah tradisi Hindu-Budha 
dalam kerajaan di Indonesia. 
b. Sama seperti yang diungkap oleh C.C. Berg, Mookerji  juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah  yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha  ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian  membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. 
 c. J.L. Moens mencoba menghubungkan proses 
terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada 
awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India 
pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, 
ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan  melarikan diri ke Indonesia saat  kerajaannya  mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3)   Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia 
mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India 
yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan 
Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada 
pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang memakai  Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. sebab  hanya  golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan  huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana. 
b.  Bangsa Indonesia yang aktif
Pendapat ini menjelaskan  peran aktif dari orang-
orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh  F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia  yaitu  orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Sesudah  tiba di Indonesia  mereka menyebarkan ajarannya. sebab  pengaruhnya 
itu, ada di antara tokoh warga yang tertarik untuk mengikuti  ajarannya. Pada perkembangan kemudian , banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang  mengajarkannya pada warga Indonesia yang lain.  Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik.
Lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha yaitu  salah satu bukti adanya pengaruh 
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Kerajaan-
kerajaan itu antara lain Kerajaan Kutai, Kerajaan 
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram  Lama (Berpusat di Jawa Tengah), Kerajaan Mataram  Lama, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit,  Kerajaan Sunda, dan Kerajaan di Bali. 
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di dekat Sungai Mahakam, 
Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini dapat 
diketahui dari tujuh buah prasasti (Yupa) yang 
ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam. 
Prasasti yang berbentuk yupa itu memakai  
huruf pallawa dan bahasa sanskerta. Menurut 
para ahli, diperkirakan kerajaan Kutai dipengaruhi 
oleh kerajaan Hindu di India Selatan. Perkiraan 
itu didasarkan dengan membandingkan huruf di 
Yupa dengan prasasti-prasasti di India. Dari bentuk 
hurufnya, diperkirakan prasasti itu berasal dari 
Abad 5 M. jika  dibandingkan dengan prasasti di 
Tarumanegara, bentuk huruf di kerajaan Kutai jauh 
lebih tua. berdasar  salah satu isi prasasti Yupa, kita  dapat mengetahui nama-nama raja yang pernah  memerintah di Kutai, yaitu Kundungga, Aswawarman, 
dan Mulawarman. Nama Kundunga tidak dikenal 
dalam bahasa India, maka  dapat ditarik 
kesimpulan bahwa nama ini  yaitu  nama 
asli area  ini . Namun masih dalam yupa yang 
sama dijelaskan bahwa Kundungga memiliki  
anak yang bernama Aswawarman yang memiliki  
putra bernama Mulawarman. Dua nama terakhir 
yaitu  nama yang mengandung unsur India. 
maka , salah bukti sudah  masuknya 
pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia dapat 
dilihat dari penamaan anak dan cucu Kundungga. 
Yupa yaitu  salah satu 
peninggalan kerajaan Kutai.
B. Kerajaan Hindu-Budha  
di Indonesia
Bukti lainnya yaitu  adanya tulisan dengan huruf 
palawa yang pada prasasti Yupa dan bahasa yang 
dipakai  yaitu sansekerta. 
Secara keseluruhan isi yupa menceritakan proses 
upacara kurban yang diadakan Raja Mulawarman. 
Dia seorang raja besar yang sangat mulia dan ter-
kemuka yang pada masanya Dia memberi  1000 
ekor sapi sebagai hadiah kepada para brahmana. 
Dari sini dapat dianalisis bahwa warga Kutai 
makmur dan bermata pencaharian sebagai petani 
dan berternak. 
b.  Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara yaitu  kerajaan 
tertua di Pulau Jawa yang dipengaruhi kebudayaan 
Hindu. Letaknya di Jawa Barat dan diperkirakan 
berdiri kurang lebih abad ke–5 M. Sumber sejarah 
mengenai kerajaan Tarumanegara dapat diketahui 
sumber luar negeri dan dalam negeri. Sumber luar 
negeri berasal berita Cina. Berita ini  berwujud  
catatan perjalanan seorang penjelajah Cina bernama  Fa-Hien pada awal abad ke-5 M. Dalam bukunya  Fa-Kuo-Chi, ia membuat catatan, bahwa  di Ye-Po-Ti  banyak ditemukan  orang-orang Brahmana. Menurut  para ahli  yang  dimaksud dengan Ye-Po-Ti yaitu   Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara.  Berita Cina lainnya berasal dari catatan Dinasti  Sui,  yang menerangkan bahwa sudah  datang utusan dari 
To-lo-mo yang menghadap Kaisar di negeri Cina pada  tahun 528, 535, 630, dan 669. Sesudah itu, nama To-lo-mo tidak terdengar lagi. To-lo-mo itu diidentifikasikan sebagai kerajaan Taruma (Tarumanegara).
Sumber lain mengenai keberadaan kerajaan 
Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri yaitu 
berwujud  prasasti-prasasti yang ditinggalkannya. 
Prasasti yang sudah  ditemukan sampai saat ini ada tujuh  buah. berdasar  prasasti inilah dapat diketahui  bahwa kerajaan Tarumanegara sudah  memperoleh   pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu. Prasasti  itu  memakai  hurup Pallawa  dan bahasa Sansekerta.  maka , Kerajaan Tarumanegara seperti  halnya Kerajaan Kutai memperoleh  pengaruh dari  kerajaan Hindu yang ada di India Selatan. Berikut ini 
ketujuh buah prasasti ini  yaitu sebagai berikut.
1. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di dekat muara 
Cisadane. Pada prasasti ini ada  cap sepasang 
telapak kaki raja Purnawarman seperti kaki Dewa 
Wisnu.