Tampilkan postingan dengan label VOC 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label VOC 4. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Desember 2022

VOC 4


‘karena deru

suara tetjadi dalam jeda yang . lama. Bukan sebuah bandar

udara komersil. Pada saat dia melewatinya tada yang tt>rlihat
hanya hamparan hijau dibelah jalur pendaratan pesawat.

Tidak ada bangunan luas di sekitarnya, kecuali beberapa

hanggar besar tempat pesawat keluar masuk.

Dia mulai membiasakan diri dengan permainan ini. Dan,

mungkin mulai sedikit menikmatinya. Pesan itu dia terima

dalam bentuk tulisan pada kertas kecil di pangkal benang

teh celup yang diantarkan pesuruh dapur CSA. Seseorang
mengendarai sepeda motor sudah menunggunya pada tero-
wongan kecil tidak jauli dari stasiun kereta Dukuh Atas.
tribuanatunggadewi menunggu saat yang tepat untuk diam-diam me-
ninggalkan CSA. Ajakan makan siang Rian, dia tolak dengan
halus. Tidak seorang pun yang bisa dipercaya saat ini, pesan
dalam teh celup itu sekali lagi menunjukkan kebocoran di

CSA. Anarki Nusantara berhasil menyusupkan orang. Du-
gaannya, bisa jadi penyusup pintar yang menyaru jadi pesu-

ruh kantor. Tentu saja Rian masih perlu dicurigai.

Menemui seorang pegawai ANRI yang dekat dengan

Suhadi, itu jawaban yang dia berikan kepada nyi girah . Dia minta
508

Rahas ia Me ede

gadis itu merahasiakannya. Taksi yang ditumpanginya, dia

minta berputar lebih dahulu sebelum tiba di terowongan.

Di dalam terowongan, sosok laki-Iaki mengenakan helm ter-

tutup sudah menunggu. Dia minta tribuanatunggadewi mengenakan
helm yang sarna. Wajahnya tidak lagi dikenali saat melintasi
jalanan Ibu Kota. tribuanatunggadewi mengumpat dalam hati, dia tidak
sempat menghubungi Roni.

Rumah itu tidak terlalu besar, namun memiliki halaman

luas yang penuh dengan pepohonan dan tanaman yang mem-
buatnya tersembunyi dari jalanan. Ketika sepeda motor yang

dia boncengi memasuki pelataran halaman, dia tidak merasa-

kan aroma laut. Tempat ini jauh dari pantai. Dugaannya, di

selatan Jakarta yang memiliki bandar udara. Mungkin lokasi

yang sarna dengan dataran tinggi yang menjadi basis Surapati

saat mengepung Batavia tiga ratus tahun silam.

"Nona, lama kita tidak jumpa!"

Laki-laki itu membuka helm gelapnya. tribuanatunggadewi segera
mengenali wajahnya. Jalinan komplotan yang rapi.

"Galesong?" tribuanatunggadewi berSikap seolah-olah ini pertemuan
biasa. Ketenangan adalah kunci kemenangan menghadapi
komplotan penculik dan pembunuh.

"Kami senang Nona datang memenuhi undangan. mpu tirta
sudah menunggu di dalam.”

Walaupun sudah mengumpulkan segenap keberanian

untuk pertemuan ini, tetap saja gentar berdebar. Sarna seperti
kesunyian Walang dan Sion, dia tidak memperoleh i orang lain
. di rumah itu. mpu tirta menunggunya di meja makan. Beragam
makanan terhidang di hadaparinya.

"Perut yang kenyang membuat hati jadi tenang. Hati

yang tenang membuka jendela Gunia terang benderang,” sapa
mpu tirta , mengajak makan.

Ini bukanlah makan siang yang diimpikan tribuanatunggadewi .
SIOE.5. ITO

namun , dia memenuhinya. Kerapian dari kepalsuan harus
terjaga. Begitu cara menghadapi bajingan negerikita .

mpu tirta mengelap mulutnya dengan serbet. Tidak ada yang
berubah dari ekspresi wajahnya. Roman muka yang sarna

saat mereka bertemu di Walang dan Sion. Tenang, menje-

bak, dan nyaris tanpa ekspresi. Jika dia bukan pelaku, tidak
mungkin dia tidak tahu tentang tribuanatunggadewi yang menemukan
mayat Suhadi. Hanya seorang pelaku yang bisa membunuh

rasa ingin tahu. Ketenangan mpu tirta semakin menguatkan
dugaan saja.

"Jadi, apa yang kauketahui tentang diriku?" tribuanatunggadewi
membuka percakapan.

mpu tirta hanya tersenyum dan melempar pandangan, pada
Galesong yang duduk di kepala. meja. tribuanatunggadewi mengerti,
laki-Iaki itu tidak tertarik untuk membicarakan sesuatu yang
dia mu4ti sendiri pada akhir pertemuan mereka di Gereja

Sion.

"Apa yang Nona temukan ‘dari lembaran dokumen yang

aku berikan?"

Dugaan tribuanatunggadewi terbukti.

"Tidak ada yang istimewa. Satu-satunya yang menarik
mungkin kekacauan dalam pengiriman peti dokumen sesudah
diambil dari Tanjung Priok. Dari mana kau mencuri doku-

men itu?" Dia memancing mpu tirta .

"Surat-surat terkart pengiriman dokumen KMB tersim-

pan rapi di ANRI, namun , tidak ada yang mengerti untuk

apa," mpu tirta tidak terpancing, dia menanggapinya dengan

tenang. "Walaupun melihatnya tidak istimewa, Nona sudah
menemukan poin kritis dari alur pengiriman dokumen itu."

"Apa?" Ini pertanyaan bernilai ganda. Pertama murni

pertanyaan dari ketidakmengertian. Kedua, ekspresi keterke-
Ra.ha.sia. M eede

jutan tribuanatunggadewi mendengar kata ANRI. Pasti berhubungan

dengan Suhadi, dugaannya semakin menguat.
"Chaos dalam alur pengiriman peri dokumen itulah yang
menjadi kunci rahasia Sabda Revolusi, bonus pengakuan
kedaulatan itu. Atau Het Geheim van Meede" sebagaimana

Nona menyebutnya.”

Ini membingungkan. Logika tribuanatunggadewi dalam memahami
tujuh lembar dokumen tidak sejauh itu. Dia lihat Galesong
memendam senyum. Pria itu bangkit berdiri meninggalkan
mereka. Mungkin dia sudah terlalu sering mendengarkan teori
ini. Perulangan yang belum mencapai maksud tujuan.
"Bagaimana penjelasannya?" tanya tribuanatunggadewi .
"Dokumen Sabda Revolusi tiaak dibawa oleh delegasi

Hatta ke Jakarta. Dokumen itu diselipkan bersama-sama
dengan barang cetakan dan dokumen KMB lainnya oleh
Ministerie van Uniezaken en Overzeese Rijksdelen Den Haag
untuk delegasi KMB RI. Trik sederhana untuk mengelabui.
Lembaran penting justru dipercayakan pada pihak yang tidak
boleh mengetahuinya. sebab peti itu lebih banyak berisi
risalah rapat dan dokumen pendukung lain yang sudah ter-
ungkap sepanjang KMB, maka ridak ada yang perlu dicurigai
dari dokumen itu," mpu tirta memberi jeda pada ceritanya.
"Lalu, apa yang terjadi kemudian?" desak tribuanatunggadewi .
"Pada tanggil 28 April 1950 pihak SM Nederland

mengirimkan surat dari Tanjung Priok ditujukan kepada
Sekretariat Delegasi RI untuk KMB diJalan Gambir Selatan
Nomor 4 untuk memberitahukan bahwa kiriman dokumen

itu sudah tiba di Jakarta. Menindaklanjuti surat. itu, sekretariat
delegasi RI lewat kepala keuangan dan kepegawaiannya yang
bemama M. Suhardjadireja mengeluarkan surat kuasa kepada
seorang pegawai bemama R. Ismartono untuk mengambil

512

peri dokumen itu. Surat kuasa itu ditandatangani pada tanggal.
22 Mei 1950."

Tidak ada yang baru dari penjelasan mpu tirta . Bagian ini

pun sudah dipelajari tribuanatunggadewi . "Masih berjalan lancar, bukan?
Ya, kecuali respons lambat bangsa kalian,” potong tribuanatunggadewi
mencibir. mpu tirta tertawa kecil.

"Chaos sebetulnya baru saja dimulai. M. Suhardjadireja
bingung ke mana dokumen itu harus dikirimkan. Pada tang-
gal yang sarna, dia berkirim surat kepada . Mr. Susanto
Tirtoprodjo, pejabat kementerian Dalam Negeri R1 di Yogya-
karta dengan melampirkan surat dari MY Nederland. Lewat
surat dia minta petunjuk, apakah peti dokumen itu perlu
diteruskan ke pemerintah RI di Yogya ...."

"Atau pemerintah RIS di Jakarta?" tribuanatunggadewi berspekulasi.
"Ya. Nona sudah bisa memahami chaos-nya situasi. Dua
hari kemudian, 24 Mei 1950, pihak kementerian dalam

negeri -RI di Yogya mengirimkan surat dari Jakarta itu lengkap
dengan lampirannya kepada Mr. A.K. Pringgadigdo, Direktur
Kabinet Presiden RIS diJakarta sebagai pemberitahuan. Nona
tentu sudah membacanya.”

"Ya. Lalu?" tribuanatunggadewi tidak sabar.

"Kantor perwakilan pemerintah RI di Jalan Pegangsaan

Timur 56a Jakarta, sebetulnya sudah mengirimkan peti doku-
men itu ke Yogyakarta pada 22 Mei 1950. Segera dikirim
sesudah peti dokumen diterima oleh R. Ismartono dari MY
Nederland. Pemimpin perwakilan pemerintah RI di Jakarta
lewat pegawai bagian sekretariatnya yang bemama Ticoulu
mengirimkan s.urat pemberitahuan kepada sekretariat Dewan
Menteri R1 di Yogyakarta bahwa dokumen itu sudah mereka
kirim."

"Masalahnya selesai, bukan?" tribuanatunggadewi sebetulnya meng-
Rahasia Made

ikuti kecemasannya’ sendiri. Jika dokumen itu berakhir di
Yogyakarta, pencariannya sia-sia.

"Belum," jawaban mpu tirta melegakan. "Apakah Nona mele-
watkan lembaran berikutnya? Pada tanggal 13 Juni 1950,
Ketua Tata Usaha dari Sekretaris Jenderal Uni negerikita -
Belarida di Jalcirta mengirim surat kepada sekretaris Dewan
Menteri RI di Yogyakarta, isinya, permintaan agar dokumen-
dokumen itu kembali dikirimkan ke Jakarta untuk disimpan

di Sekretariat Jenderal Uni negerikita -Belanda di Jalan Mer-
deka Utara 17."

"Alasannya?" potong tribuanatunggadewi .

"sebab arsip-arsip KMB yang sebelumnya sudah dibawa
langsung oleh delegasi Hatta, disimpan di situ."

"Dan Yogya memenuhi permintaan itu?"

"Va. Peti dokumen itu dikirimkan dari Yogyakarta meng-
gunakan kereta api cepat. Dalam suratnya kepada Direktur
Kabinet Presiden RIS di Jakarta, Mr. A.K. Pringgadigdo,
Sekretaris Dewan Menteri RI di Yogya, R.I. Surasa Putra
menjelaskan bahwa kesalahan pengiriman barang itu ke Yogya
dipicu perwakilan RI di Jakarta tidak tahu ke alamat

mana di Jakarta dokuaen itu hams diserahkan."

"Menurutmu apa yang terjadi?" tribuanatunggadewi langsung me-
mintasi arah dari chaos ini.

"K.esalahan -pengiriman itu disengaja!"

"Untuk apa?"

"Menjaga dokumen Sabda Revolusi. Terlalu banyak orang
yang tidak bisa dipercaya di Jakarta. Dalam Kabinet RIS

dan Sekretariat Uni negerikita -Belanda orang-orang bercam-

pur baur; negerikita , Belanda, dan orang-orang BFa. Tidak
ada yang bisa dipercaya. Sementara, pemerintah RI di Yogya-
karta diisi oleh orang-orang republik yang benar-benar ter-
libat dalam revolusi fisiko Salah seorang anggota delegasi RI
£.s. ITO

untuk KMB sudah mengatur kesalahan pengiriman ini. Di
Yogyakarta, dokumen itu disortir, Sabda Revolusi diaman-
kan."

"Mungkinkah Hatta yang memberikan perintah?"

"Entahlah. namun yang jelas, dokumen itu berhasil di-

amankan," mpu tirta tidak memberikan jawaban pasti.

Bagian penting dari hasil Konferensi Meja Bundar adalah

dokumen penyerahan kedaulatan. Dokumen itu terdiri dari

empat lembar protokol. Satu lembar piagam penyerahan

kedaulatan. Tiga lembar statuta uni negerikita -Belanda. Dua

lembar persetujuan perpindahan. Ketiga jenis dokumen itu
ditandatangani oleh Mohamad Hatta, ketua delegasi Indone-

sia dan Dr. W. Drees, Perdana Menteri Belanda. Sedangkar

satu dokumen lainnya, yaitu akta penyerahan dan pengakuan
kedaulatan sebanyak enam lembar ditandatangani oleh Ratu

Juliana dan Hatta serta menteri-menteri dalam kabinet Dress

dan anggota delegasi Hatta.

dahulu dia berpikiran bahwa dokumen yang hilang itu

aerupakan bagian dari akta penyerahan kedaulatan. Kenya-

taannya, sesudah mendengarkan penjelasan mpu tirta , dokumen

itu abawa ke Jakarta dengan jalan berbeda.

"Artinya, pencarian dokumen itu di Jakarta hanyalah

pekerjaan sia-sia?” tribuanatunggadewi pesimis.

"Kenapa?"

"sebab dokumen itu tentu masih tersimpan di Yogya-

karta," tribuanatunggadewi berharap semoga kesimpulannya salah.
"Tidak, Nona. Dokumen itu dibawa kembali ke Jakarta.

Ada informasi yang mengatakan bahwa dokumen itu dikem-

balikan ke Jakarta sesudah mosi integral Natsir. Sesudah negara-
negara ba&an bekas boneka kolonial menyatukan diri dengan
Republik negerikita di Yogyakarta. "Dengan sendirinya, Re-

Rahas ia Meede

publik negerikita Serikat berakhir. Republik Ind?nesia kembali
berkedudukan di Jakarta." Penjelasan mpu tirta meyakinkan.
tribuanatunggadewi lega.

Semakin jelas terlihat bahwa mpu tirta sebetulnya sudah

menguasai rahasia harta karun VOC itu, bahkan lebih dari
tribuanatunggadewi . Logika berpikimya terbangun dari masa kedatangan
awal Belanda hingga mosi integral Natsir yang kembali me-

nyatlikan negerikita .

. "Kenapa aku harus terlibat dalam pencarianmu yang

sebetulnya sudah dekat dengan penemuan harta karun itu?"
tanya tribuanatunggadewi menchok.

"Ab, Nona tribuanatunggadewi . Seumur hidup belum pemah aku
jalan bersama dengan pereapuan kulit putih yang cantik

seperti Nona. Baru sekarang dan aku menikmatinya. Kulit
putih dan blasteran adalah imajinasi negerikita , itu sebabnya
blonde gadungan tolol menghiasi televisi lewat sinetron."

"Alm ingin jawaban serius. Kenapa?"

"Haruskah aku menjawab pertanyaan sulit itu?” mpu tirta
masih menawar.

"Harus!"

"sebab aku butuh kepastian bahwa harta karun itu

memang benar-benar ada dan keberadaannya bisa dijelaskan
oleh logika sejarah.”

"Ttu saja?"

"Jawaban apa yang Nona inginkan? Haruskah aku me-
ngatakan bahwa setiap kali berbicara dengan Nona, aku
merasakan napak tilas sejarah ratusan tahun silam?” tribuanatunggadewi
berhasil memancingnya. "Zwinckel atau Singkel, bukankah
aku sudah mengungkap awal penggunaan nama belakang itu?
Nama yang sangat mencurigakan. Sekarang, mari kita .selami
sedikit masa silam. Jacob Bervelder adalah seorang opsir ber-
pangkat mayor. Dia adalah wakildari LetkoIJ.J. Roeps saat
5l6o£.s.1TO

menaklukkan Singkel. Ekspedisi yang sukses mengusir penga-
tuh Aceh padil. tahun 1840 itu perlu dikenang. Sekembalinya
ke Batavia, Jacob Bervelder berganti nama menjadi Jacob
Sinkel atau Jacob Zwinckel. Nama belakang yang akan terus
melekat pada keturunannya. Jawaban itu yang Nona ingin-
kan?"

"Teruskan ceritamu,” suara tribuanatunggadewi bergetar.
"Bagi Jacob sebetulnya ada yang lebih penting - dari

!!ekadar memori kemenangan, yaitu cerita pahit leluhurnya.
Nona, mari kita uraikan nama Bervelder dalam suku Icita,

lalu disusun kembali."

tribuanatunggadewi tersentak, wajahnya berubah pucat. Dia bangkit
dari kursi. Dia mundur menjauh dari mpu tirta . Ini benar-benar
menakutkan. Tiba-tiba Galesong sudah berdiri di belakangnYa.
Cepat menarigkap tubuh kulit putih itu.

"Ber ... veld ... er ..." Galesorig mengeja tanpa diminta,
kemudian dia menata suku kata itu kembali. "Er ... ber ...

veld. ERBERVELD!"

"Lepaskan dia, Song," mpu tirta menatap tribuanatunggadewi yang
pucat, puas. Tatap matanya meminta perempuan itu men-

dekat. "Apa yang akan Nona lakukan? Lari dari kenyataan
sejarah? Hadapilah kenyataan ini. Bukankah misteri nama

ini yang menjadi pangkal dari He! Geheim van Meede atau
Rahasia Meede. Jacob Erberveld, itu seharusnya nama opsir

itu. Jacob sengaja mengganti nama agar siapa leluhurnya tidak
terbongkar, demi karier militernya. Pieter Erberveld, laki-Iaki
kulit putih paling dikutuk sepanjang sejarah Hindia Belanda,
itulah lelulur Jacob. Dan juga leluhur Nona. tribuanatunggadewi
Zwinckel, Nona adalah keturunan langsung dari’ Meede
Erberveld yang tidak pernah ditemukan!"

Tubuh tribuanatunggadewi menggigil. Ini tidak pernah dia perkira-
kan sebelumnya. Hanya rahasia kecil antara dia dan Opa,
Rahasia M ftde

tidak ada yang mengetahuinya. mpu tirta benar-benar menelan-
janginya, hingga akar yang tidak mungkin tergapai cahaya.
"Bagaimana kau mengetahui semuanya?"

Air matanya tumpah. Bukan takut yang membuat tangis,
melainkan kenangan dan keterperanjatan. Rahasia kecilnya
terbongkar oleh bajingan dari seberang lautan. Kemampuan-

nya untuk menelanjangi masa lalu negerikita tidak ada artinya
dibandingkan kemampuan mpu tirta menelanjangi dirinya. Ke-
menangan dalam duel pengetahuan ditentukan oleh detail.

mpu tirta memenangkannya.

"Suhadi yang inelakukannya. Sayang, dia tidak sempat

bertemu dengan Nona dalam keadaan hidup,” mpu tirta menelan
ludah.

"Kau membunuhnya?"

Tatap mata tribuanatunggadewi penuh pengharapan untuk kata
tidak. .

"Itu bukan sesuatu yang perlu kita bicarakan, Nona.

Setidaknya untuk saat ini. Bukankah kita sudah sepakat untuk
tidak mengindahkan nilai-nilai .. Dia berhasil menemukan
rahasia kecil Nona dalam arsip kependudukan Landerchie£" .
Arsip kependudukan. Ingatan tribuanatunggadewi membawanya
kembali pada kejadian di gedung ANRI itu. Tumpukan
dokumen di depan jasad Suhadi yang sempat dia baca adalah
arsip kependudukan Landerchie£ Bagaimana mpu tirta mengeta-
huinya, kecuali dia membunuh Suhadi sebelum kedatang-

annya. Getir berubah jadi takut.

"Ttu rahasia kecil yang ingin dia bicarakan dengan Nona,

sayang dia ...."" mpu tirta tidak melanjutkan kata-katanya.

"Kau pembunuh!" teriak tribuanatunggadewi .

"Kalau Nona mau serius, mari kita bicarakan dengan baik-

baik. Ini bukan perkara mudah sebagaimana di negeri Nona

orang menghalalkan pembunuhan lewat euthanasia.”

"Tidak .... Kau membunuh Suhadi. Kenapa?"

tribuanatunggadewi menjerit. Rasa takutnya sesaat berubah men-

jadi kebencian. Energi itu membuat dia kuat. Dia tidak takut.
mpu tirta berubah tegang. Tangannya merogoh rokok dari kan-

tong. Sepanjang pertemuan mereka, baru kali ini dia merokok

di depan tribuanatunggadewi . mpu tirta mengisap rokoknya, kemudian
mengembuskan asapnya terbang di sisi kanan tribuanatunggadewi .
Tiba-tiba, bulu roma tribuanatunggadewi berdiri. Saraf motorik
indra pencium menyampaikan sesuatu pada otak. Dan pusat

kendali itu mengolah input itu dengan mesin memori. Getar
ketakutan sontak menguasai dirinya. tribuanatunggadewi mengenali
mpu tirta . Tidak, dia sebetulnya tidak mengenal mpu tirta : Dia
mengenal aroma rokok itu. Dia sangat mengenalnya.

ltulah aroma menusuk hidung yang dia cium di ruang

kerja Suhadi saat dia menemukan mayat laki-Iaki malang

itu. tribuanatunggadewi sadar sudah teperdaya. Kecintaan pada ilmu
membutakannya. Sebuah aroma mengungkap siapa mpu tirta
sesungguhnya. Laki-Iaki ini benar-benar sudah membunuh

Suhadi.

"J(enapa kau membunuhnya?" teriak tribuanatunggadewi .

"Nona, tolong dengar ...."

"Tidak. Kaubisa membunuhku sekarang juga."

tribuanatunggadewi bangkit kemudian meraih kursi, siap melempar-
kannya kepada mpu tirta . Dia sudah tidak memikirkan nyawanya
lagi. Dia marah pada dirinya sendiri. Mengapa mau melayani
bajingan pembunuh irii. Bagaimana dia bisa terjebak dalam
irasionalitas ini. Gairah pengetahuan menjerumuskannya.

Sebelum kursi itu melayang, Galesong cepat menangkap

pergelangan tangannya. Laki-[aki itu membekap tribuanatunggadewi .
Dia menunggu kalimat keluar dari mulut mpu tirta . tribuanatunggadewi
Rahas ia M eeae

bersiap untuk akhir dari kehidupannya. Bukan kematian yang
membuat dia menyesal, melainkan teperdaya dalam skenario

yang tidak diinginkan, itulah penyesalan sesungguhnya. Dia
menutuR mata, tidak ingin menatap dunia dalam detik lepas-

nya nyawa.

"Song, antarkan gadis itu ke tempat kau tadi menjemput-

nya. Kita tidak melayani perempuan gila!"

Kalimat itu menyentak tribuanatunggadewi . Kematiannya tidak
sedekat yang dibayangkan. Ketidakterdugaan ini yang mem-

buat sosok mpu tirta semakin menakutkan. Jelas dia seorang
psikopat, maniak pembunuh. Galesong melepaskannya.

mpu tirta bangkit berdiri mendekati tribuanatunggadewi . Dia menahan
amarah di depan gadis Belanda itu, kemudian berbisik pelan.
"Terkubur jauh di perut bumi namun bisa dilihat setiap

hari. Tersembunyi namun diketahui semua anak bangsa. Terbe-

nam namun sebetulnya ia mencumbu awan. Penuh rahasia

namun ia menjadi keseharian manusia negerikita ." mpu tirta me-
ringis seperti me nahan sakit. "Dr sanalah mereka menyimpan
dokumen Sabda Revolusi. Tolong kabulkan permintaanku ini
sekali saja. Aku ingin menghabiskan malam nanti bersama
Nona. Aku sangat ingin!"_

60

RAUTCEM AS tidak menyembunyikan kecantikannya.
Sopir taksi terns mencuri pandang lewat spion depan. Tidak
setiap hari dia membawa penumpang cantik. Kalaupun ada,
lebih sering pasangan selingkuh yang berbuat mesum di jok
belakang. Setiap sebentar, perempaan itu melirik jam tangan-
nya. Sesekali dia menengok ke belakang. Seperti ada yang
tengah mengejamya. Cadis cantik ini dia bawa dari Jalan
Imam Bonjol menuju Bandara Soekamo-Hatta.

Jalan tol Sedyatmo menuju bandara padat merayap.

Antrean panjang di gerbang tol Cengkareng semakin mem-
buat resah gadis itu. Taksi bergerak perlahan menuju loket
pembayaran, dia semakin sering menengok ke belakang. Sopir
taksi yang bingung, ikut melihat lewat spion. Tidak ada
pe!llandangan istimewa selain antrean puluhan kendaraan
dalam empat jalur. Dia sudah akan mengembalikan kepala

ke depan saat , dia lihat berjarak lima mobil di belakang
sebuah jip berwama hijau tua berusaha menerobos antrean.
Klakson panjangnya memancing keruh di tengah kemacetan
sore. Pengemudi mobil lain mengumpat, namun tidak ada yang

berani mendekati jip itu. ,

"Bang, jalan ...." suara gadis itu mengingatkan.
"Oh, iya Mbak. Maaf.... "

520

521] '-'

Dia buru-buru memajukan kendaraan menuju loker
pembayaran. Lewat spion, -sopir taksi melihat jip itu semakin
dekat. Tinggal beljarak tiga mobil dengan taksinya. Perasaan-
nya mengatakan, jip inilah yang menjadi sumber keresahan
gadis itu.

Jalan lapang terbuka lepas gerbang tol. Sopir taksi itu
memacu kendaraannya. Naluri untuk menyelamatkan gadis
ini muncul sesaat . Kalaupun dia tidak dikejar sesuatu,
pastilah gadis ini tengah mengejar pesawat. Gadis itu kembali
menengok ke belakang. Jip hijau itu benar-benar membuntuti
taksi. Setiap garis jalan yang dibuat roda taksi menjadi lintasan .
jip itu. .

"Bisa lebih cepat, Bang?" auara gadis itu terdengar seperti
permohonan.

Semuanya jadi jelas sekarang, gadis cantik ini dalam
pelarian. Sopir taksi melajukan kendaraannya lebih kencang.

Mesin Toyota Viosnya diforsir hingga torsi aaksimum. Dia
tidak ingin tersangkut masalah. Lebih cepat sampai di ban-
dara, maka semakin cepat dia lepas dari potensi keruwetan
ini. namun , jip hijau di belakangnya tidak kalah tangguh,
terus membuntuti dengan kecepatan nraris sarna.

Seratus meter di depan, kern ace tan kembali mengadang.
Sopir taksi mencari celah untuk melebarkan jarak. Dua unit
truk kontainer beriringan di jalur tengah pada ekor kemacetan.
Sopir taksi membanting setir ke kanan. Dia tangkas menutup
celah antara dua truk. Taksi berwarna putih dengan tulisan
"Tarif Lama" di kaca belakangnya itu, memisahkan dua kon-
tainer. Jip hijau tertutup di belakang. Orang-orang di dalam
Jip itu kehilangan akal.

Untuk sementara, mereka lepas dari kejaran jip misterius

itu. Sopir taksi menengok ke jok belakang lewat spion dalam.
Gadis itu masih gelisah. Telepon genggam di tangannya sudah
522

dimatikan. Mungkin dia tidak tahu hams menghubungi siapa.
Sekarang, dia tidak lagi menengok ke belakang, namun matanya
liar menatap aagian kiri jalan. Kebun pisang kecil membatasi
jalan tol dengan jalanan kecil ke arah Kamal. Pada pertigaan
di - sebelah kiri kebun, enam tukang ojek menunggu penum-. . pang yang sepl.
"Ambil kiri bahu jalan, Bang."

Permintaan yang aneh di tengah kejaran seperti ini.

namun , sopir taksi tidak ingin mendebat. Dia menunggu
beberapa saat. Saat Daihatsu Taruna di samping kiri mulai
bergerak pelan, sopir taksi itu cepat banting setir ke kiri.
Klakson panjang dari sedan Baleno di belakangnya tidak dia
indahkan. Jip hijau itu masih tertutup truk kontaiuer. Taksi

itu tinggal satu jalur mendekati bahu jalan. Dia menunggu
gerakan dari Kijang Innova pada lajur pertama dari kiri. Dan,
mobil itu akhimya bergerak.

Terdengar suara klakson marah.

Truk ukuran menengah di belakang Innova nyaris meng-
hajar bumper taksi yang memotong jalan. Di belakang, sopir
truk memaki. Umpatan yang keluar dari mulutnya ditelan
deru kendaraan.

"B" ang ....

Gadis itu menyodorkan seratus ribu rupiah. Tanpa penje-
lasan lebih Ian jut, dia segera keluar dari mobil. Sapir taksi
hanya bisa melongo, argometemya barn menunjukkan angka
lima puluh sembilan ribu rupiah. Kembaliannya jadi bonus
yang membingungkan.

nyi girah melewati antrean kendaraan pada bahu jalan. Kemu-
dian, melompati pagar tol setinggi pinggang. Mengenakan
jins separuh betis dan kaus berwarna cerah dengan ransel

ukuran sedang di punggung, gadis cantik itu melintasi kebun
Rahas ta. Made

pisang. Puluhan pasang mata memandang heran. Pada perti-
gaan jalan, dia menyewa ojek.

"Kita kehilangan buruan!"

Laki-laki di dalam jip hijau menyeru temannya yang
mengemudikan mobil. Mereka hanya bisa menatap ojek mo-
tor bergerak kencang menuju jembatan yang mengangkangi
jalan tol.

Amelia nyi girah ana Sumawinata tidak pemah . punya rencana
untuk kembali ke negerikita . Kehidupan Eropa dan Amerika
yang membesarkannya terlalu nyaman untuk ditinggalkan.
Kenangannya ten tang negerikita adalah nol besar. Dia lahir
diJenewa, Swiss. Mengikuti jejak bapaknya sebagai diplomat
karier, dia besar melintasi banyak kota penting di Eropa.
Jenewa, London, Moskwa, Stockholm, hingga akhimya Otto
Sumawinata diplot mendampingi kepala perwakilan RI
untuk PBB di Naw York. Karier bapaknya cukup cemerlang.
Bukan karena prestasi diplomasi, melainkan lebih karena
nama besar Sumawinata yang diwariskan mendiang kakek.
Klan dan silsilah keluarga adalah pertimbangan utama ber-
karier di Departemen Luar Negeri. Pejambon membayar
mahal para diplomat untuk retorika kosong yang tidak pemah
menguntungkan RI.

Jenuh tinggal di metropolitan, dia mengasingkan diri

pada saat kuliah. Dia memilih kampus Case Western Reserve
University di Cleveland, Ohio. Kampus swasta itu terletak

di tengah-tengah kawasan elite kulit putih, di pinggiran kota
Cleveland. T.idak jauh dari Severance Hall, gedung orkestra
terkemuka di Cleveland. Di kampus itu, dia menekuni psiko-
logi. namun pada tahun kedua, diam-diam dia mengambil
jurusan Sosiologi. Cabang ilmu sosial yang lebih dia senangi.
524

Setiap manusia seharusnya merasakan sakil di wajahnya saat
ada orang lain yang mukanya ditampar. (jose Marty)
Pamplet berbahasa latin yang diterjemahkan itu pertama

kali dia temukan pada sebuah situs gratis berbahasa negerikita
pada pertengahan tahun 2003. Hitam dan merah mendomi-
nasi halaman situs itu. Tidak banyak tulisan pada situs
tersebut. namun , tiga topik mendominasi, Anarki Nusantara,
Attar Malaka, dan Kejadian 2002. Sesudah telusuri lebih jauh,
dia memperoleh kan uraian dari masing-masing topik.

Bukan kekerasan terorganisasi, perusakan spontan, dan
penyerbuan bersenjata yang paling menarik dati kelompok
ini. namun , pengakuan mereka sebagai pahak yang bertang-
gung jawab terhadap semua aksi itu. Ini sesuatu yang baru

di negerikita . Kekerasan terorganisasi, pembunuhan, dan
pembantaian politik di negerikita biasanya dilakukan secara
terselubung. Sejak peristiwa 3 Juli 1946 hingga teror born

dan pembunuhan politik pada abad millenium tidak pernah
ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Kelompok pro
dan antipemerintah sarna pecundangnya. Kiri, kanan, dan
nasionalis sama bejatnya, tidak punya etika. Teror born dan
peracunan politik menjadi ciri dari tindakan pecundang itu.
negerikita memang tempat beraumpulnya para pecundang.
Anarki Nusantara mungkin kegagahan yang tersisa.
Kelompok itil sudah tamat. Attar Malaka, yang disebut-

sebut sebagai penggeraknya sudah mati. namun , situs itu terus
jalan. Ada secercah asa bahwa masih ada yang tersisa. nyi girah
terus menelusuri dunia maya hingga sudut terkecil yang
mungkin tergapai cahaya. Dia telanjur jatuh cinta pada ke-
lompok itu. Dia mengenal negerikita lewat umpat dan makian
Anarki Nusantara. Dia mencintai negerikita lewat geram daa
marah anak-anak muda.

Ini bukan lagi negerikita yang dikenalkan anak-anak kaya
Rahast a M ee de

yang dikirim sekolah ke Amerika. Bukan negerikita tempat
bapak mereka bebas mengisap dan menyamun, sementara
mereka berpesta. Ini juga bukan negerikita yang dikenalkan
orangtuanya dalam jamuan makan malam para diplomat.
Bukan negerikita tempat anak diplomat, seperti dirinya, men-
duduki kasta tertinggi kelas sosial lewat manipulasi Pejam-
bon. Ini juga bukan sekadar Bali yang diperbincangkan dalam
kepalsuan pariwisata tempat banyak penduduknya harus ber-
transmigrasi. Dia dikenalkan pada negerikita yang menggoda.
Di mana tragedi sering kali dihadapi dengan tawa.
Penelusurannya di Internet meninggalkan jejak. Dia

diawasi dan diikuti dari jarak ribuan kilometer. Empat bulan
sesudah persentuhan pertama dengan kelompok itu, seseorang
di dunia maya mengenalkan diri dengan nama Galesong.
sebetulnya , tidak banyak percakapan interaktif teljadi antara
mereka. Galesong tampaknya sudah mengetahui semua latar
belakang nyi girah . namun , dia enggan mengakui terlibat dalam
Anarki Nusantara. nyi girah pun enggan mengakui ketertarik-
annya. Dia hanya menyebutkan alasan, Anarki Nusantara
menarik untuk dijadikan topik tugas akhir kuliah sosiologinya.
"Dia masih hidup dan ingin bertemu denganmu!"

Undangan khusus itu adalah isyarat bahwa mereka masih
eksis. Galesong terlibat di dalamnya. Ini kesempatan langka
yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Satu bulan
sesudah merampungkan kuliah psikologi, nyi girah datang ke Indo-
nesia. Untuk tugas akhir sosiologi yang tidak akan pernah

dia selesaikan.
Mereka bertemu di sebuah tempat peristirahatan di balik
rimbunnya pohon Dewadaru ‘yang menjadi ciri Pulau Kari-
munJawa, 74 kilometer utaraJepara, Jawa Tengah. Laki-Iaki

itu kuas, rambutnya panjang sebahu, wajahnya ditumbuhi

cambang dan kumis yang tidak terawat. Dia manusia dari
masa lalu. Mungkin jelmaan SUnan Nyamplung yang makam
keramatnya terletak tidak jauh qari tempat pertemuan mere-
ka. Jelas, dia laki-Iaki dalam pelarian. Dia bisa berada di mana
saja, sepanjang laut menghubungkan gugus Kepulauan Nu-
santara.

Pembawaannya tenang, jauh dari kesan anarkis pembe-
rontak. Tutur katanya rapi, jauh dari pesan kebencian. Dia
tidak banyak bercerita tentang Anarki Nusantara. Dia malah
membicarakan Gandhi dan Batta, sejarah, nilai, dan analisis-
nya. Dia menyebut keduanya sebagai pemberontak sejati.
Kelemahan Gandhi dan Hatta, mereka terlalu suci untuk
menyentuh darah. Kesucian yang memenjara. Inilah yang
membuat Anarki Nusantara menyimpang lewat jalan keke-
rasan. namun , dia tidak mau mengakui sudah menyimpang
dari nilai-nilai Gandhi dan [:Jatta.

Dia menyitir pemerintah negerikita sebagai hierarki yang
gagal. Hierarki dipahami sebagai jenjang kepangkatan bukan
tangga pengabdian. namun , terus terang dia mengakui, tidak
punya gagasan ten tang negerikita . Dia merasa terperangkap
di negeri yang asing. Anarki dipahaminya sebagai kesenangan
masa muda yang tidak boleh dilewatkan. Reaksi spontan
terhadap kejahatan yang dilegalkan oleh negara. Dia mengha-
ramkan teror bom, muslihat racun, dan sasaran masi£ Waris-
an pengecut mental kolonial.

Dia tidak mau memberikan pipi kanan sesudah -pipi kiri
ditampar. Sikap itu hanya untuk orang suci. Manusia biasa
hams merasakan sakitnya, bahkaa jika tamparan itu tidak
ditujukan pada dirinya. Simpati derita tidak ada gunanya.
Menampar balik jauh lebih baik. Ini bagian menarik yang
membuka tabir Attar Malaka. Dia bertanggung jawab terha-

dap semua yang pernah terjadi. Pelarian bukan berarti sem-
bunyi, hanya menanti.

"J adi, apa yang akan kalian lakukan?" tanya nyi girah di akhir
pembicaraan.

"Jawabannya ada pada Nona. Apakah Nona sekadar
menyambangiku sebagai primata objek penelitian atau karena
sebuah kerinduan yang tidak terjelaskan dengan kata," jawab
Attar memancing.

"Entahlah, namun .: .." nyi girah bingung harus menjawab apa.
"wanita lesbi pembawa peradaban, itu salah satu pesan
dalam surat Kartini." Kalimat singkat Attar tepat menghun-
jam

. "Kami ingin memiliki Kartini. Biar ada nalar terselip
dalam marah dan emosi."

"Aku? Tidak ...." nyi girah tambah gugup.

"Nona, ada pekerjaan besar menanti. Laki-laki hanya
pekerja peradaban, perempuan yang menjadi sokogurunya.”
Tawaran ini jauh dari semua hal yang pernah dia ba-
yangkan. Entah baik atau buruk, benl!-r atau salah, menye-
flangl?n atau menyedihkan. Jika berpaling, dia akan kembali
pada hidupnya yang membosankan.

Dia perlu watu dua hari untuk memutuskannya. Setiap

kali dia hendak beranjak pergi, pasir berbisik pelan, ini mung-
kin pesan peradaban.

Dia menemui Attar. Menatap wajah pelarian itu, meraba
wajah dan cambang yang merusak penampilan.
"Penyamaran bukan berarti kumal, kan?"

Mereka saling jatuh cinta karena saling mengagumi.

Isyarat purba ini tidak perlu dijelaskan dengan kata-kata.
Tukang ojek itu hafal lika-liku jalan tikus menuju bandara.
Tidak ada yang bisa me nahan laju motomya. Sesekali nyi girah

menengok ke belakang. Dia menarik nap as lega, orang-orang

di dalam jip hijau itu kehilangannya. Mereka tidak akan
mungkin mengejar lagi. Dia melirik jam tangan. Kecemasan
lain muncul, dia bisa terlambat check-in dan boarding. CSA
dan semua cerita di dalamnya akan tinggal jadi kenangan.

Dia melaksanakan pekerjaan dengan baik. Referensi sarja-

na psikologi lulusan Amerika dan bapaknya yang diplomat
melapangkan jalan nyi girah bekerja di CSA. Tidak hanya itu,
dalam tempo cepat dia berhasil meraih kepercayaan tunggul
Lelano. Dia diminta menjadi sekretaris Direktur EksekutiE
Lingkaran pertama tempat rahasia menjadi berita biasa.
wanita lesbi cantik ini menjadi sokoguru Anarki Nusan-

tara. Dia mengopi semua rencana kerja tunggul wirya . Dia
ikut mengattir kedatangan tiga peneliti dari Yayasan Oud
Batavie Amsterdam. Dirinya pula yang mengatur sopir dan
mobil yang mengantar ketiga peneliti itu selama di Jakarta.
Lebih dari itu semua, dia ikut mengatur rencana penculikan
tribuanatunggadewi Zwinckel. wanita lesbi Belanda yang membosankan.
Sebagaimana ceritanya kepada mpu tirta . Sandiwara besar itu
adalah prestasi yang tidak mungkin dia lupakan seumur
hidup. '

Semuanya berjalan dengan sempurna dan tentu saja
menyenangkan. Ini jenis petualangan yang tidak mungkin
dialami banyak orang. Hingga siang tadi, sebuah faks- tidak
sengaja dia terima pada saat ruang kerja tunggul kosong. Isinya
mengejutkan sebab setiap baris tulisan mengungkap masa
lalunya. Tentang kuliah sosiologi dan tugas akhir yang tidak
pernah selesai dengan topik Anarki Nusantara.

Skenaria terburuk sudah disiapkan mpu tirta untuk nyi girah .
Gadis itu mesti meninggalkan Jakarta. Nyawanya tidak berarti
lagi sesudah semua itu terbongkar. namun , pada detik terakhir
sebelum disambangi taksi, dia masih mendebat mpu tirta lewat

telepan.

"Kenapa aku pergi, dan kamu tinggal?"

"Kamu akan mengerti kalimat Kartini bahwa perempuan
adalah pembawa pesan peradaban. Sedangkan laki-Iaki, hi-
dupku hanya untuk’ sekadar menunda kekalahan." Terdengar
tarikan napas panjang di seberang telepon. "Aku tahu, ini
perpisahan yang berat. namun tugas sudah ditunaikan, tidak
ada penyesalan.»

Dia tidak bisa me nahan tangis di ruang tunggu. Setengah

jam lagi, dia bertolak menuju Singapura.

61

"MOEST IK]E niet in deze problemen by betreldun.36"
"Professor, ik wil naar Amsterdam gaan.37"

"Rustig maar.38"

Pelukan hangat dari Tanah Air mengobati keterasingan-

nya di Jakarta. Ini benar-benar kejutan yang diinginkan
walaupun terlambat beberapa hari. Di ter:as rumah besar
ranggalawe , Profesor mpu nala menyambutnya. tribuanatunggadewi tidak
bisa menyembunyikan kegembiraannya. Pelukan ini melepas-
kan jeri. Memori buruk pertemuan siang t3;di dengan mpu tirta
dan Galesong punah sementara. Wajah kurus itu lama mena-
tapnya. Pelan, mpu nala menyeka pipi tribuanatunggadewi yang basah
oleh air mata. Ada saling pengertian dalam tatap mata mereka
bahwa semua ini haas diakhiri.

"Semuanya sudah berakhir," seru mpu nala.

"Hampir ...." ranggalawe tiba-tiba saja sudah berdiri di
belakang tribuanatunggadewi . Suaranya memblokir harapan.
tribuanatunggadewi menatap wajah itu heran. Dia tidak mengerti
maksud ranggalawe dalam kalimat tidak lengkap itu. Satu
J6Seharusnya aku tidak melibatkanmu dalam masalah ini
37profesor, aku ingin segera pulang ke Amsterdam.
:wrenangkan dirimu.

530

531

minggu lebih menumpang di rumah besarnya, tidak pemah
tribuanatunggadewi menjebakkan diri dalam pembicaraan serius dengan
ranggalawe . Pensiunan Mayor Jenderal itu jai"ang berada di
rumah. Dia seperti tidak mau tahu urusan tribuanatunggadewi . Bahkan,
dia tidak pemah bertanya ten tang penculikan yang dialami
tribuanatunggadewi . Selama ini hanya sapaan pendek ditambah basa-
basi ala budaya Timur yang keluar dari mulutnya. Satu-
satunya pembicaraan mereka yang bisa dianggap serius hanya-
lah saat ranggalawe menanyakan kabar Profesor mpu nala.
"Aku tidak mengerti,” tribuanatunggadewi menatap curiga.
"Alm ingin kamu istirahat dahulu . Nanti ada beberapa hal
yang akan kita bicarakan dengan Jenderal," mpu nala ter-
senyum ramah pada ranggalawe . Dia tidak ingin reaksi negatif
tribuanatunggadewi merusak senja.

wanita lesbi muda itu manut. Membuka perdebatan

dengan DarmokO hanya akan menampar muka mpu nala. Dia
mengalah. tribuanatunggadewi masuk ke dalam kamar. sebetulnya
malam ini, dia berencana bertemu dengan Batu. Bukti pen-
ting keterlibatan mpu tirta dalam pembunuhan Suhadi, ingin
dia ceritakan kepada Batu. namun tampaknya rencana itu akan
dia batalkan. Semuanya akan dia batalkan. Persetan dengan
kemisteriusan mpu tirta yang menimbulkan “tanda tanya. Dia
ingin laki-laki itu segera ditangkap. Dia akan kembali ke
Belanda. Secepatnya dia akan melupakan negerikita . Him-
punan manusia yang disatukan dengan cara aneh, lewat
kebencian. Dia tahu, Meede akan mengerti. Rahasia itu
memang bukan untuk dipecahkan, melainkan sekadar dipeli-
hara. Keturunan Meede sebelumnya sudah nielakukannya, dia
hanya akan meneruskan tradisi itu.

Temali yang mengaitkan semua kejadian pada masa lalu
berakhir di dalam ruang yang "dipenuhi oleh buku" Perlu

532

referensi data-data yang masuk kategori rahasia. Setiap nama
tercatat berikut masa silam dan temali yang memagutnya

. dengan zaman: Jika saja kecurigaan tidak menjadi prinsip '
utama peketjaan ini, dia tidak akan menjebakkan diri di

dalam ruangan ini. Cukup membuat kesimpulan-: dari jalinan
cerita yang dia hadapi. Kenyataannya, bahkan cerita yang
berlangsung di depan mata pun tidak bisa dipercaya. Logika
mesti dibangun dari kebohongan masa kini dan kejujuran

masa silam.

CSA-Anarki Nusantara

tunggul wirya -mpu tirta

Sekutu kemudian Seteru

Normalnya, ini hanyalah perseteruan biasa dari sebuah kongsi
yang terbelah. Sayangnya, tetlalu banyak darah tertumpah.
Dua kelompok ini melakukan kejahatan yang tidak bisa
dimengerti dengan logika sederhana. Bahkan dalam persete-
ruan pun, mereka meminta korban nyawa tidak berdosa.
Petjalanan ke Mentawai bukan pelesiran yang sia-sia. Angka-
angka di dalam batang kayu Sikerei membuka tabir semuanya.
tunggul wirya dan CSA-nya terlibat dalam kejadian pada
tahun 2002. mpu tirta dan Anarki Nusantara juga.

Ada pekerjaan besar di utara Jakarta pada.. Januari dan
Februari 2002. Pekerjaan yang didasarkan pada keyakinan
palsu. Dua kata yang latah keluar dari mulut mpu tirta . Keya-
kinan akan cerita masa silam yang kembali diungkit lewat
kedatangan tribuanatunggadewi Zwinckel. Kepalsuan emas. Mereka
mendatangkan anak-anak muda dari Siberut. Mengapa mere-
ka didatangkan dari pedalaman jauh itu? Alasannya seder-
hana, para pemuda itu tidak mengerti nilai emas. Peradaban
Mentawai J0emang tidak pernah melewati fase logam. Ini
Rahas ta Meede 533

sangat dimengerti oleh tunggul wirya . Anak-anak muda dari
pedalaman tidak akan punya hasrat selain meriggali dan
menyelesaikan pekeljaan. Lantas mereka akan disuguhi kese-
nangan sederhana ala Jakarta.

namun_ , pekeljaan itu tidak semulus yang direncana-

kan. Peninggalan VOC yang mereka impikan itu tidak pernah
ditemukan. Mereka menggali di tempat yang salah, atau .. .
aarta karun itu sebetulnya tidak ada. Kongsi itu pecah. Sebab
lain belum dia temukan. namun , fakta pecahnya kongsi itu
sudah dia dapatkan. Anak-anak Siberut ikut terbelah. Penyer-
buan bersenjata itu pun teljadi.

Tidak pernah ada penembal<an misterius oleh aparat
keamanan. Bukan saja karena tidak ada dokumen yang his a
membuktikan operasi itu, melainkan juga cerita tentang
penembakan misterius itu: tidak logis. Bagaimana mungkin
sebagian besar korbannya adalah anak-anak Siberut bertato?
Mungkin hanya satu orang yang hidup, Teraklasau. Seharns-
nya, lebih banyak korban tidak bertato yang menjadi operator.
dari semua kejaaian itu.

Dia memahami ceritanya seperti ini. mpu tirta dan Anarki
Nusantara beserta sebagian anak Siberut menyerbu bedeng-
bedeng pekelja di lokasi penggalian. Anak-anak lugu satu
puak itu saling bunuh dengan senjata api yang diperkenalkan
oleh mpu tirta dan tunggul Leaono. Sifat cinta damai mereka
diubah oleh setan-setanJakarta menjadi amarah dan dendam.
Mereka tidak tahu mengapa harns saling bunuh. namun ,
mereka melakukannya hingga darah terakhir pria bertato
tumpah.

tunggul wirya lebih gesit dibandingkan mpu tirta . Dia punya

jaringan yang bagus pada simpul kekuasaan. Horor di utara
Jakarta dia manipulasi sebagai aksi tunggal Anarki Nusantara.
Mayat-mayat bertato dia skenariokan sebagai pengikut Anarki
53tr

Nusantara yang diburu dan dibunuh oleh aparat keamanan.
Cerita tentang penembakan misterius itu cepat dilahap media
massa. tunggul wirya menghapus darah dengan baju mpu tirta .
ltu .sebabnya, ternan masa lalunya itu menyembunyikan diri.
tunggul wirya berhasil menghancurkannya.

Rentetan peristiwa yang terjadi lima bulan belakangan

ini hanyalah episode kadua dari perseteruan dua bajingan.
Pembunuhan Gandhi tidak lebih dari dendam mas a lalu.

Lima orang korban pembunuhan terkait erat dengan pekei-
jaan pada tahun 2002. Data -data berbicara tanpa nyanyi

suara.

Haji Saleh Sukira, tokoh masyarakat berpengaruh di r
kam:pung Luar Batang. Dia" dibutuhkan untuk membu.JUh
rasa ingin tahu masyarakat terhadap proyek itu. Nursinta
Tegarwati, dahulu nya pada tahun 2Q02 dia masih jadi anggota
DPRD DKL. wanita lesbi itu dibutuhkan untuk menyalurkan
amplop untuk anggota Dewan. Isu penggusuran ini tidak
pemah diributkan DPRD DK] Jakarta. Santoso Wanadjaya
bertanggung jawab mengoordinasi sumber dana swasta untuk
‘proyek itu. J.P. Surono mencuri uang rakyat. Dia memani-
pulasi anggaran pemerintah dan memastikan terpenuhinya
kebutuhan proyek tanpa pertanggungjawaban. Nano Didak-
tika menguasai jaringan LSM di Jakarta. Dia melakukan hal
serupa dengan Nursinta Tegarwati, membungkam mulut

kritis kalangan LSM.

Kelima orang itu dekat dan bek.erja untuk tunggul wirya .
Pembunuhan terhadap mereka adalah pembalasan sempuma
sesudah pelarian selama empat tahun. Sinyal yang dikirimkan
Anarki Nusal?-tara pada CSA bahwa mereka belum tamat.
namun , dia masih belum paham dosa Suhadi. Sementara dosa
ketujuh, Kesenangan Tanpa Nurani, jelas milik tunggul wirya .
ltu sebabnya, mpu tirta memintanya untuk membunuh Direktur
Rahasi a Mude 535

Eksekutif CSA itu. Kematiannya akan menggenapkan Tujuh
Dosa Sosial Gandhi.

Dia menguap panjang. Lima bulan perburuan berakhir

di kamar kerja sederhana ini. Dia tertawa dalam hati. Sternya
mungkin saja terjepit. namun , kuda hitam punya langkah
tidak terduga. Lalat Merah tidak pernah kalah.

Biasanya, Nyonya ranggalawe yang menemani makan malam-
nya. namun , perempuan berperawakan kecil yang senang
membicarakan dua anaknya yang bersekolah di Singapura

itu, tidak tampak malam ini. Hanya ranggalawe dan mpu nala
serta pelayan yang menghidangkan makanan. Makan malam

ini tidak lebih dari reuni orang tua mengenang masa muda.
Perkenalan mpu nala dan ranggalawe terjadi delapan tahun

silam. Saat itu, garmoko yang masih berpangkat Kolonel

ditugaskan sebagai atase pertahanan di Belanda. tribuanatunggadewi
dongkol, seharusnya ranggalawe tidak di sini. Terlalu banyak

cerita yang ingin dia sampaikan kepada mpu nala. .

"Kita mulai dari mana ceritanya?" tanya ranggalawe . Tatap
matanya terarah pada tribuanatunggadewi . Gadis itu mengacuhkannya.
Dia pikir ini masih pembicaraan dua kawan lama.
"tribuanatunggadewi ...." seru mpu nala menyadarkannya.
"Kenapa, Prof?"

"Jenderal bertanya padamu.”

‘au tidak mengerti."

mpu nala balik menatap ranggalawe . Agenda pembicaraan
tampaknya sudah mereka siapkan pada saat tribuanatunggadewi berada
di dalam kamar. Darmako angkat bahu, kemudian memutar
kepalanya. Seru suaranya melewati celah pintu kamar kerja.

"Batu!"

Seruan itu mengagetkan tribuanatunggadewi .

£.S.1TO

Sosok kepala yang sangat dikenal muncul dari kamar

kerja. tribuanatunggadewi temganga. Dia merasa terjebak. Bagaimana
menjelaskan semua ini. laki-laki itu yang menyelamatkannya

di Banda. ranggalawe yang menampungnya. -Sekarang, kedua-

nya muncul pada satu momen mengejutkan. Manusia Indo-

nesia memang aneb. Dalam adat ketimuran, mereka menyem-
bunyikan kepalsuan.

"Roni?" tribuanatunggadewi menatap aneh perwira intelijen itu.
"Batu siapa?"

"tribuanatunggadewi , apakah dia belum membuka tabir diri pada-
mu?" tanya ranggalawe sesudah Batu menarik satu kursi di meja
makan.

"Belum," tribuanatunggadewi masih teroengong-bengong.

"Nama sebetulnya adalah Batu. Biasakanlah menyebut

nama itu. Roni Damhuri tidak pemah ada," jelas ranggalawe .

Tanpa menandahkan ekspresi tribuanatunggadewi , d"ia Ian jut pada per-
tanyaan berikutnya. 'apakah Batu belum menceritakan se-

muanya padamu?" "1" a" J.entang apa.

"Operasi intelijen.”

"Ya," tribuanatunggadewi teringat pertemuan di Hotel Alila.
"tribuanatunggadewi , Jenderal yang mengarahkan operasi ini,” Batu
bersuara.

"namun , bukankah Anda sudah pensiun dari .... "

"Purnawirawan bukan berarti pumatugas dalam menjaga

negara. Tidak ada kata pensiun untuk seorang prajurit sejati,”
ranggalawe menJawabnya dengan senyum.

. "Operasi Omega?" tribuanatunggadewi ingin memperoleh kan sebuah
kepastian. .

"Ya. Operasi tidak resmi di Ivar hierarki. Kalau gagal,

pemerintah tidak akan mengakuinya. Kalau berhasil itu semua
milik mereka. Beginilah nasib seorang pumawirawan intelijen
Rahas ia Me ede 537

militer. Banyak taha masalah, namun sedikit yang bisa diper-

buat. Alm beruntung punya anak asuh yang bisa diandalkan,"”
ranggalawe melirik Batu.

Ucapan ranggalawe tidak membuat dia terkesima. Dia

hanya ingin memperoleh kan kejelasan situasi. Bukan retorika
kosong meninggikan diri. tribuanatunggadewi menatap mpu nala penuh
harap.

"Profesor, coba jelaskan apa yang teljadi?"

"tribuanatunggadewi , kita teljebak dalam sebuah permainan besar,"”
suaranya lirih. "namun semua itu hampir selesai."

"Permainan besar? Hampir?"

"Jenderal, to long jelaskan kepada tribuanatunggadewi ,”" mpu nala
tidak mampu menjawab.

‘aarki Nusantara dan CSA sarna saja," ranggalawe me-

mulainya dengan sebuah pancingan.

"Apa maksudnya?"

"Ini cerita lama, tribuanatunggadewi . Sejak tahun 2002, keduanya
terlibat dalam persaingan menemukan harta karun VOC.

Aku sudah mengamati sejak lama, namun bam enam bulan
belakangan kaini dapat celah untuk dimasuki. Batu menger-

jakan tugasnya dengan bersih. Penculikan yang kama alami

tidak lebih dari buih persaingan dari bisnis kotor keduanya.”
"Maksudnya, CSA sarna jahatnya dengan Anarki Nusan-

tara?" Cadis itu nyaris tidak percaya.

"Ya. Dua kelompok berlawanan dengan keinginan sarna.

CSA ingin memperoleh kan dengan cara yang bersih dengan
menerimamu di kantor mereka. Sementara, Anarki Nusantara

tidak mau kecolongan, penculikan itu jalan satu-satunya. ltu

cara mereka membuka kontak denganmu. Bukankah anak

muda bernama mpu tirta itu cukup memasona saat berbicara?"”
ranggalawe menebak pikiran tribuanatunggadewi .

"Ya. namun Prof, bagaimana mereka bisa tabu?"

E.S.1TO

"Maaf tribuanatunggadewi . Aku terjebak sejak awal. K.einginanku
yang menggebu-gebu untuk memecahkan misteri, itu yang

jadi sebabnya. tunggul memanfaatkannya, dia berharap dengan
kedatanganmu di sini, dia bisa memperoleh kan cerita baru dari
negeri kita. Mungkin itu sudah mendekati kenyataan .... "

mpu nala menarik nap as, rona penyesalan jelas tergambar di
wajahnya. "tunggul berhasil memancingku. Sebelum aku me-
mutuskan untuk mengirimmu ke sini, dia pemah menghu-
bungiku. Dia mengatakan ada petunjuk baru mengenai harta
karun itu. Aku teperdaya oleh keangkuhan ilmu. Untunglah,
aku masih ada kontak lain di Jabrta. Berterimakasihlah pada
Jenderal."

tribuanatunggadewi lean hanya melempar senyum. Kesimpulan in- jauh
dari semua dugaannya mengenai CSA. Penjelasan ini hanya
menimbulkan horor barn di Jakarta.

"Jadi, tunggul pura-pura tidak tahu tentang penelitian

yang aku lakukan?"

"Ya. Ditambah lagi dengan harapan, arsiparis tua yang
terbunuh itu akan buka suara padamu,” jawab mpu nala.

"Ini sangat menakutkan!" tribuanatunggadewi membayangkan hari-
hari yang dia lalui selama di CSA. Kemajuan mereka hanyalah
kedok dari sebuah kemunduran. "Kenapa kalian tidak me-
nangkap mereka sekarang juga?"

"sebetulnya , penangkapan bukan wewenang intelijen.

Tugas kami hanyalah me;ngumpulkan informasi, lalu menye-
rahkan buman pada polisi. namun ya, kami segera akan mena-
han mereka untuk menyelidiki lebih jauh siapa saja yang
terlibat dalam dua kelompok ini." ranggalawe memberi isyarat
pada mpu nala. "Prof, kita biarkan yang muda yang menyelesai-

kannya. Kita lanjutkan pembicaraan yang terpotong tadi.”

Keduanya beranjak dari meja makan. Mereka tidak ingin

terlibat lebih jauh dalam rencana operasi Batu.

Rahasia Made 539

Tinggal mereka berdua di meja makan. Pertemuan yang

sangat diharapkan oleh tribuanatunggadewi ini terasa harnbar oleh hasrat
menggebunya untuk kembali ke Belanda.

‘Ladi, apa yang kalian bicarakan di Pondok Cabe ta:di

siang?" tanya’ Batu.

"Pondok Cabe?"

"Ya. Rumah kecil dengan halarnan luas itu terletak di

perkampungan sepi di belakang lapangan terbang Pondok

Cabe."”

"Bagaimana kamu mengetahuinya?"

"Bukankah aku sudah berjanji bahwa alru akan menjaga-

mu dua puluh lima jarn dalam sehari? tribuanatunggadewi , kamu tidak

. mungkin luput dari pengawasan kami. Apa yang dibicarakan?"
"Surat-surat pengiriman dokumen KMB. Dia sebetulnya

sudah mengetahui semuanya. Alm sebetulnya tidak terlalu

berarti,” tribuanatunggadewi tidak tenang membayangkan mpu tirta . "Bukan

itu yang menakutkanku. namun kenyataan ...."
"A a.. pa.

"mpu tirta yang membunuh Suhadi!"

"Ttu sudah lama aku simpulkan.”

"namun , dia yang melakukannya sendiri!"

Batu terlonjak kaget. Dugaannya selama ini, mpu tirta tidak
terlibat Iangsung. Hanya memberi petunjuk.

"Apa yang membuatmu yakin?"

. "Dia tahu persis dokumen yang tengah dipelajari Suhadi

pada saat kematiannya, arsip kependudukan Landerchei£

namun yang lebih meyakinkan sebetulnya adalah bau yang
keluar dari rokoknya."

"Maksudnya?"

"Ttulah bau menusuk tajarn yang sarna dengan yang aku

cium pada saat memperoleh i Suhadi sudah tidak bernyawa lagi."
£.5. ITO

"Bangsat! Aku tidak lagi akan mengampuninya,” suara

Batu bergetar. Terbayang seringai mpu tirta , emosinya terpancing.
‘aku tidak mengerti, kenapa begitu mudah mereka

membunuh orang tua itu. Kenapa?" . .

tribuanatunggadewi kembali terguncang. Wajah lain mpu tirta sudah
mUnE:ul siang tadi. ltu yang paling dia takutkan. Dia segera
akan meninggalkanJakarta, namun kematian Suhadi dan kebe-
ringasan mpu tirta akan terus menghantui hidupnya.

‘ad I .a" a agt. ©

"Dia minta bertemu lagi malam ini. namun aku tidak

akan pemah memenuhi permintaan binatang itu.”
tribuanatunggadewi sudah membentengi dirinya dengan jawaban
negati£ Batu merasa teljepit. Dia masih membutuhkan gadis

itu.

"tribuanatunggadewi , bisakah aku menanyakan sesuatu?"

"Ya, kenapa?"

"Tadi malam aku juga bertemu dengan mpu tirta . Dia me-
nemukan sebuah terowongan tua di bawah kota tua Jakarta .: .."
"Apa? Apa yang kalian temukan di dalamnya?"

Andai ini situasi normal, tentu tribuanatunggadewi akan menyam-
but penemuan itu dengan antusias.

"Dua mayat yang sudah rusak. Dugaan kami kulit putih.
Mungkin lebih dari dua minggu .... "

"mpu tirta yang membunuh mereka?"

"Entahlah. namun , dugaan kami meu"garah pada tunggul

wirya . Pekerjaan itu terlalu rapi. Dua orang itu bekerja

untuk Yayasan Oud Batavie Amsterdam. Data yang kami
dapatkan dari Kedubes Belanda, mereka sebetulnya tiga orang.
Pekerjaan mereka adalah memeta ulang kawasan Kota Tua."

"Oh Tuhan ... apa yang terjadi pada satu orang lagi?"

Jakarta sudah beruaah menjadi kuburan kulit putih. He! Gra[
der Hollander.

Rahas i a Mude 54-1

"Kami belum rnengetahuinya. namun , catatan Kedubes
menunjukkan dua minggu lalu mereka meninggalkan Jakarta
menuju Bali. Hanya tunggul wirya yang mungkin bisa mela-
kukan tipuan itu. guyfawkes Alexander van de Horst, fredy krueger
Marcelius de Noiijer, dan chucky Stephane Daucet. Apaka.h
Nona mengenal nama-nama itu?"

"Sama sekali tidak!" tribuanatunggadewi tidak pernah mendengar-
nya.

"tunggul wirya rnungkin rnempekeaakan tiga orang pene-

liti itu. Dia sudah menemukan terowongan itu lebih dahulu ,
kemudian membunuh penernunya. fredy krueger mungkin bersama
mpu tirta . Tentu dari laki-Iaki itu mereka menemukan jalan lain
menuju bawah tanah itu.”

Ini seperti perulangan dari cerita empat tahun silam.

Satu orang tersisa bersama mpu tirta . Nasib fredy krueger tidak jauh
beda dengan Teraklasau, masih hidup namun tidak mungkin

ke mb ali.

"mpu tirta ikut turun ke bawah?"

"Tidak."

"Kenapa?" Jawaban itu menggenapi kemisteriusan mpu tirta .

"Dia ingin turun bersama dengan ahli waris dari harta

yang tersimpan dalam terowongan.” Tatapan Batu tajam
menghunjam. "tribuanatunggadewi , adakah sesuatu yang belum kami
ketahui?"

tribuanatunggadewi ingin menyembunyikan diri dari tatapan Batu.
namun , dia tidak bisa melakukannya. Satu-satunya yang bisa
dilakukan adalah dengan membuka semuanya.

"mpu tirta sudah mengetahui semuanya. Andai dia orang baik,

ini akan jadi menarik. Dia tahu bahwa aku adalah keturunan
langsung dari Meede Erberveld. Sumber dari segala rahasia

harta karun VOC. Dia mengetahuinya!"

£.5.1TO

"Bagaimana dengan dokumen-dokumen itu?" Batu tidak

mengerti.

"Kami mencari dokumen yang sarna, namun dengan tu-

juan berbeda. Dokumen itu adalah catatan yang diberikan

oleh salah satu keturunan Meede pada delegasi Hatta di
Amsterdam tahun 1949."

"Dokumen harta karun voe?" Cerita ini sulit dipercaya.

"Ya. Opaku yang memberikannya ...."

tribuanatunggadewi tidak sanggup meneruskan kalimatnya. Dia
tersedu. Setiap kali ingat pada Opa, dia tidak bisa menahan
keharuan. Di Jakarta, seorang bajingan menelanjangi keluar-

ganya hingga ikatan dar:ah ratusan tahun. Batu merengkuh
bahu gadis Belanda itu. Dia berusaha menenangkannya.

"Itu sebabnya kita perlu mengakhiri kejahatan mpu tirta .”

bisik Batu pelan. .

"Apa?" tribuanatunggadewi mengerti ke mana arah pembicaraan

Batu. Dia lepaskan rengkuhan tangan Batu.

"Coba tenang dahulu . Semuana sudah terungkap, tribuanatunggadewi .
Termasuk orang yang mengatur penculikanmu di CSA .... "

"Rian?"

"Bukan Rian namun nyi girah . Dia beketja uiltuk mpu tirta . Sejak
berada di Amerika, nyi girah sudah membuka kontak dengan mpu tirta .
Datang ke negerikita , dia langsung jadi orang kepercayaan .
tunggul wirya . Itu sebabnya, mpu tirta tahu persis apa yang
tengah dilakukan tunggul wirya . nyi girah menjadi mata dan
telinganya: Kami sudah memberi tahu tunggul tentang hal ini,
biarkan mereka saling bunuh. Kita tidak akan ambil pusing."

"Ini tidak masuk akal!" tribuanatunggadewi shock mendengar nama
nyi girah . "Pasti nyi girah diperdaya oleh mpu tirta .”

"Semua cerita ini sebetulnya juga tidak masuk aka!.

namun itulah kenyataannya.”

Rahasia Me e de 54-3

nyi girah , perempuan cantik yang gila. cluhhing itu? Sulit

untuk memercayainya. Anak seorang diplomat yang lahir dan
dibesarkan di peradaban maju bisa terjebak dalam sebuah
1Celompok anarkis tradisional. Dia sedih, bukan karena tertipu
oleh nyi girah , melainkan karena orang yang dia anggap satu-
satunya sahabat di negerikita pun penuh kepalsuan.
"tribuanatunggadewi , kita akan menangkap mpu tirta malam ini."
"Apa yang harus aku lakukan?" tribuanatunggadewi menyerah, ini
yang terakhir.

"Penuhi undangan mpu tirta . Bersikaplah sewajarnya seolah

tidak tahu apa-apa. Aku akan terus menempel .K.alek." Batu
menarik napas lega:"tribuanatunggadewi , aku jamin, tidak sebatang duri'
pun yang boleh menggores kulitmu."

62

KERUHCOKELAT iaut perairan tanjung pasir herganti

gelap ditelan senja. Gerimis laut mengundang badai. Di

selatan, kilat mulai terlihat menusuk ombak. Titik-titik cahaya

eli timur laut mengumpul jadi pemandangan malam eli Pulau
Untung Jawa. Perahu motor itu meraung sendiri. Penum-

pangnya cukup beruntung sebab dermaga kecil di Tanjung

Pasir mulai terlihat. Mereka bisa menghindari badai. Perahu

itu berangkat dari Pulau Lancang saat .taut mulai memagut
mentari.

Dalam ayunan ombak yang mulai gelisah, kapal itu

merapat. Dua orang mengemudikal,] kapal bergantian. Dua
orang pula penumpang yang mereka bawa. Lima meter dari
dermaga, mesin kapal dimatikan. Galah panjang ganti meng-
arahkan kapal. Seorang awak melemparkan tambang, kemu-
dian melompat ke dermaga. Kapal ditambatkan, dua penum-
pang turun disambut gerimis yang sudah berubah menjadi
hujan.

GubuJ<.-gubuk eli pinggir pantai Tanjung Pasir itu mem-
bentuk huruf L derigan hamparan lapangan pasir di tengah-
nya. Satu warung masih buka, namun sepi pemheli. Ini bukan
musim pesta dangdut pinggir pantai. Bukan pula musim
memancing di mana banyak pelancong dari Jakarta menyewa
544

5tr5

perahu kecil milik nelayan yang sudah berhenti mencari ikan.
Kedua laki-Iaki itu berlari melewati bagian belakang warung,
kemudian berhenti di depan gubuk paling ujung tempat

samar cahaya di dalamnya tertangkap dari luar.

Gatot datang memenuhi janji dengan membawa chucky

yang selama ini disembunyikan di Pulau Lancang. Di dalarn
gubuk, Galesong dan mpu tirta sudah menunggu. Mereka berpe-
lukan, sementara peneliti Oud Batavie itu mengambil jarak
dalam keterasingan. Ini permainan pribumi yang tidak pernah
dia perkirakan. Ini kali pertarna dia bertemu dengan dua laki-
laki di dalam gubuk ini.

mpu tirta mendekati laki-Iaki Belanda itu. Ada kabar buruk
yang mesti dia sampaikan. Walaupun tidak ikut turun ke
bawah, dia tahu apa yang ditemuk.an oleh anak buah Batu

di selatan rongga Dasaad Musin Building. Walaupun cukup
akrab dengan kematian, menyampaikan sebuah kabar duka
tetap saja berat.

"chucky , mereka sudah menemukannya," mpu tirta membuka
pembicaraan dengan suara lirih.

"ya. Mereka sudah mati, .kan?" chucky tidak mau berha-

rap banyak.

mpu tirta menganggukkan kepala.

chucky sudah melewati yang terburuk dalam hidupnya.
Kepastian itu tidak lagi mengagetkannya. Dia sendiri nyaris
mengalami nasib sarna. Bahkan saat ini, dia tidak tahu nasib
apa yang menantinya. Orang-orang ini tidak punya niat
mengembalikailOya ke Belanda. Mereka hanya butuh cerita
tentang De Ondergrondse Stad. Tampaknya, laki-laki yang
baru 'dia temui ini sudah berhasil memo tong jalur bawah tanah
lewat rongga di dalam bangunan yang berhadapan dengan
Museum Sejarah Jakarta .

. "Aku ingin mendengar lagi cerita tentang mayat yang

£.5. ITO
kalian temukan di dalam rongga bawah tanah itu. Mayat

seperti apa yang kalian temukan?" mpu tirta tidak ingin memen-
jarakan chucky dalam duka.

"Kulit putih,” chucky menjawab pendek.

"Anda pernah berceata pada Gatot bahwa ada tulisan

darah di belakang mayat. Apa kalimat dalam tulisan itu?”
"Nederland Zal Herrijzen. Le<ve De Koningin.. .."
"Kesimpulan tentang mayat itu?" po tong mpu tirta .

"Mungkin seorang serdadu KL39. Dibunuh pada saat

Jepang masuk. Kami sudah mendiskusikannya. Nederland Zal
Herrijzen, kata-kata itu diucapkan Gubernur Jenderal Tjarda
sesudah Jerman menginvasi Nederland,” chucky teringat perde-
batan mereka bertiga seputar mayat itu. guyfawkes yang meme-
nangkannya.

"Anda .salah besar." Tanpa d.iduga, mpu tirta membantah
cerita chucky . Gatot dan Galesong ikut kaget .mendengarnya.
"Kenapa?" chucky penasaran.

"Laki-Iaki ini tewas pada tanggal 24 Januari 1950. Bah-

kan, aku tahu siapa nama mayat ini.”

"Aku tidak percaya.”

Jawaban pribumi itu terdengar mengada-ada di telinga

chucky . Mereka bertiga sudah memperhitungkan semua ke:"
mungkinan. Mengukur semua yang bisa diukur. Teori mereka
seharusnya sulit untuk dibantah. Apalagi untuk pribumi yang
belum pemah turun ke bawah. aalek menatap dua kawan
setianya. "Ini bagian yang belum aku ceritakan pada kalian."
Galesong dan Gatot sesaat mendekat.

Dia benama Jan Timmer Vermeulen. Apakah nama itu
menginatkan Anda pada seseorang?"

. Wajah chucky berubah pucat. Ada bagian dari nama
39Koninlijk Leigers; Tentara Kerajaan . »

Rahasia Meede 54}

itu yang akrab di telinganya. Dia tidak bisa memercayainya.
namun , kata-kata mpu tirta sangat meyakinkan. Kesimpulannya
mungkin menyakitkan. Dia bisa merasakan hal itu. Dia mem-
buka mulut, namun mpu tirta mencegah. .

"Ini bukan desain sederhana dari langit ten tang tiga

peneliti yang terjebak dalam tragedi Jakarta. Penelitian yang
Anda bertiga lakukan hanya episode kecil dari sebuah drama
besar yang sudah disiapkan tanpa Anda semua ketahui." mpu tirta
menepuk pundak chucky . "Anda bertiga berusaha melenyap-
kan sebua‘h fakta dari penemuan itu, bukan?"

‘apa?" chucky tersentak. Dia tahu ke mana arah pembi-

caraan mpu tirta .

"Kenyataan bahwa lima puluh tahun silam terowongan
itu sudah ditemukan oleh bangs a kami. Katakan aidak kalau
aku salah."

chucky tertunduk, dia lemas. Perasaan malu, sakit, dan

takut campur aduk. Laki-[aki ini jauh lebih menakutkan di-
bandingkan Gatot dan sopir misterius itu. Dia tahu segala
sesuatu. Honden en Nederlander Verhoden. Hinaan pada tembok
bikinan pribumi itu tidak bisa lenyap dari memorinya.

"Tentu saja Anda tidak berana membantahnya. Sebab,
pendahulu kami sudah memasuki terowongan itu tahun 1950.
Jan Timmer adalah penerobos yang terpaksa dibunuh untuk

menjaga sebuah rahasia!"

Malu dan takut berubah jadi bingung. chucky tidak

mengerti apa yang dibicarakan mpu tirta . namun , Gatot dan
Galesong cepat menangkap maksud dari kalimat itu.

"Lek, kau belum menceritakan semuanya pada kami. Apa
yang sebetulnya terjadi?" Gatot menyela.

"Tanggal 23 Januari 1950. Apakah tanggal itu meng-

ingatkan kalian pada sesuatu?" mpu tirta balik menguji Gatot
dan Galesong . .

E.5. ITO

Kedua sekondan itu berusaha keras memikirkan kejadian pada
tanggal itu. namun , otak mereka tumpul. Setiap kemungkinan
yang mereka pikirkan membentur tembok logika. Mereka
tidak berani menyampaikan spekulasi dini pada mpu tirta .
Keduanya memberi isyarat menyerah.

"Pengetahuan sejarah kalian memang payah, niaris mem-
buat kalian sarna dengan monyet-monyet pekerja," mpu tirta
mengejek keduanya. "Pemberontakan Westerling! Bagaimana
kalian bisa melewatkannya? Sejarah mencatatnya sebagai
peristiwa APRA, Angkatan Perang Ratu Adil. Tidak ada
tuntutan yang krusial, tidak ada kekeraaan berarta kecuali
penembakan terhadap anggota APRIS yang kebetulan melin-
tas di jalanan Bandung. Padahal, kekuatan KL dan KNIL

di Bandung pada saat itu masih besar. Mereka seharusnya
bisa melalWkan lebih dari itu.”

"Dan, laki-[aki di dalam terowongan?” potong Gatot.
"Seorang prajurit muda dari kesatuan khusus KL, Depot
Speciale Tropen. Biasa disebut DST. Pada masa perang,
Westerling pemah memimpin kesatuan khusus itu. Sebagian
besar prajurit yang masih bertahan di DST adalah loyalis
Westerling. Terutama mereka yang terlibat dalam pemban-
taian ribuan simpatisan republik di Sulawesi. Laki-Iaki ini
salah satu yang terbaik sehingga dari markasnya di Cikalong
dia dikirim oleh Westerling ke Jakarta. Kalian sudah me nang-
kap ke mana arah ceritaku?"
"Belum!" seru Galesong dan Gatot bersamaan.

"Bodoh! Bung, pemberontakan APRA di Bandung ha-

nya pengalih perhatian. Sasaran utama Westerling adalah
Jakarta. Dia mengirim beberapa prajurit DST terbaik untuk
menyusup masuk Jakarta. Ketika perhatian Jakarta tertuju
ke Bandung, mereka mulai melakukan operasi penyusupan.
RahaS la Meede 54-9

Westerling tahu, ada sebuah pekerjaan penting tengah dila-
kukan di bawah tanah Kota Tua Jakarta.”

"Penemuan De Ondergrondse Stad?" chucky terjebak
dalam antusiasme dua sekondan itu.

"Ya. Jan Timmer berhasil menembus terowongan. namun
sayang, keberadaannya diketahui. Dia dibunuh oleh ten tara
republik. Dan terowongan ini kemudian dilupakan untuk
waktu . yang lama. Sampai Anda bertiga menemukannya
kembali lima puluh tahun kemudian.”

Penjelasan mpu tirta memecundangi semua teori guyfawkes sepu-
tar masuknya Jepang ke negerikita . Imajinasi tentang samurai
yang memburai perut pupus begia saja. Penjelasan mpu tirta
lebih masuk akal. Jepang tidak pernah menemukan terowong-
an bawah tanah itu.

"Apa sebetulnya yang dia cari di dalam terowongan itu?"
chucky ingin tahu lebih dalam.

"Kunci sebuah harta karun.”

"Omong kosong. Tidak mungkin ada harta karun di situ,”
chucky menantang irasionalitas mpu tirta .

"Kuncinya, bukan harta karunnya. Sebuah dokumen

KMB yang luput dari perhatian. Dokumen yang sengaja
dihilangkan kemudian disembunyikan. Itulah kunci harta
karun itu.”

"Bagaimana cerita tentang dokumen Sabda Revolusi bisa
sampai ke telinga Westerling?” Galesong tidak sabar.

"Di Bandung dia dengan tekun terus mengikuti perkem-
bangan persidangan KMB dan hasilnya berupa penyerahan
kedaulatan. "

"namun siapa yang memberitahukan tempatnya?" desak
Galesong. ° .

"Kauingat penangkapan pada tanggal 4 April 1950?"

mpu tirta balik bertanya kepada Galesong.

550E.5.ITO

"Sultan Hamid IT?"

Kali ini memori sejarah Galesong berfungsi dengan baik.
Dia tidak mau disamakan dengan monyet pekerja.

"Va, Hamid II. Sultan Pontianak dan Menteri Negara
dalam kabinet pertama Republik negerikita . Dia ditangkap

karena dicurigai terlibat dalam plot pemberontakan Wester-
ling dengan rencana menangkap beberapa orallg penting di
Jakarta. namun , kejadian sebemirnya bukan begitu, dia sebe-
narnya dicurigai sudah membocorkan rahasia dokuaen itu
pada komplotan Westerling. Sultan Hamid II adalah salah
seorang utusan BFO, negara-negara bagian buatan kolonial
dalam perundingan KMB." mpu tirta tertawa keci!. "Entah ke-
nyataan itu benar atau salah, namun komprador kolonial me-
mang tidak pernah bisa dipercaya. Saat ini, keturunan mereka-
lah yang menguasai Nusantara, menyatu dengan kebodohan
T uan dan Nyonya keturunan pahlawan."

"Aku nyaris tidak bisa memercayainya!" Gatot berseru
gembira.

"Bagaimana dengan Westerling?"” chucky memperlihat-

kan ketidaktahuannya akan detail sejarah negerikita pasca-
kolonial.

"Raymond Westerling kabur dari negerikita mengguna-

kan pesawat Catalina menuju Malaysia. Jagal kelahiran Istan-
bul itu kemudian hidup nyaman di Belanda hingga kema-
tiannya pada tahun 1987. Ketika nasionalisme berada di atas
humanisme. Maka, seorang penjahat perang akan senantiasa
dianggap patriot dan dijauhkan dari keadilan masyarakat.
Begitu di negeri Anda, begitu pula di negeri kami." .
Penjelasan panjang lebar mpu tirta adalah isyarat bahwa dia
sudah menemukan rahasia harta karun KMB. Dua sekon-
dannya saling berpand;ngan. Mata mereka berbinar-binar.
Rahasia Meede 551

"Kita sudah memenangkannya, Lek!" teriak Galesong.
namun , mpu tirta menyambutnya dengan tatapan dingin.
"Bung, masalah besar baru saja muncul. Rahasia Kartini
tersibak, mereka nyaris membunuhnya.”

"Bagaimana bisa?"

"Batu tidak berhenti menelusuri kejanggalan penculikan
tribuanatunggadewi . Tampaknya dia berhasil." _

"Mereka juga menghabisi Parada, tubuhnya ditemukan

hidap namun tidak akan bertahan lama," seru Gatot.

"Aku sudah menduga ini akan terjadi. Parada mengor-
bankan dirinya untukku, untuk kita! Tidak seorang pun yang
bisa mengubah kenyataan itu."

tribuanatunggadewi .

Samar dia mendengar nama tidak dikenal itu. Jelas-bukan
pesan tersirat untuk sebuah k.ebaikan. chucky kembali dilanda
ketaku tan. Dia semakin yakin, di tangan tiga orang pribumi
ini kematiannya sudah digariskan.

"Aku akan mengakhirinya tengah malam ini. Yang terburuk
mungkin saja terjadi.”

Galesong dan Gatot sudah terbiasa dengan pesimisme
mpu tirta . Biasanya, itu hanya pancingan agar mereka memacu
otak untuk keluar dari sebuah masalah. namun , kali ini lain.

mpu tirta tampak pasrah.

"Tidak bisa, Lek. Kita memulainya. bersama-sama, kita

juga harus mengakhirinya bersama-sama," Galesong menghar-
diknya.

. "Kenapa kaujadi pasrah begitu? BukaJ;Ikah kau masih

bisa meyakinkan Batu dan gadis Belanda itu?” Gatot ikut
mendebat.

"Mungkin sudah terlambat. Kecerdasan Batu tidak dida-

sari oleh nalar yang sehat. Logikanya berangkat dari prinsip
552 £.5.1TO

rugas, aukan pencarian akan kebebasan. Aku menganggapnya
sebagai sahabat yang gaga!. Sementara gadis Belanda itu, nyi girah
. benar, dia terlalu bodoh untuk memahami situasi."

"namun , kaubisa mengungkapnya lebih jauh .... " Galesong
masih bemsaha meyakinkan.

"Song, kaulihat sendiri apa yang terjadi tadi siang. Se-
andainya dia tidak berambut pirang, dari dahulu mungkin aku
bisa menebak kadar otaknya. Kita terlalu berharap banyak
padanya. Garis darah tidak selalu menguntungkan, kadang
melahirkan sesosok pecundang. Bukankah Meede juga seorang
pecundang? Dia kabur sesudah ayahnya dibunuh akibat per-
cintaannya dengan Cluse?"

"Tidak bisa, Lek. Kita akan menghadapinya bersama-
sama!"-Gatot membentak dettgan suara keras.

mpu tirta menatap dua sahabatnya itu. Dia merengkuh
keduanya dalam pelukan. Sesudah kehancuran tahun 2002,
hanya dua orang ini yang dia percaya. Mereka beruntung

tidak jadi buman. Mereka leluasa bekerja di Jakarta. Gatot
wartawan negerikita raya. Sementara, Galesong bekerja freelance
sebagai programmer dan web design,!,". Walaupun masih banyak
yang tersisa, tidak ada yang lebih dia percaya selain keduanya.
"Darah untuk darah. Debu akan menutupi kuburan

mereka!" bisikan mpu tirta menyentak jantung. Membuat darah
dua sekondan tersirap. "Jika kalian ikut denganku, itu sarna
saja kita memberikan dua pipi gratis. Kalian mesti berjaga di
garis batas kehidupan dan kematian. Jika yang terburuk terjadi
padaku, mungkin sudah saatnya kalian memanggil pulang
Melati Putih. Melepasnya dari jerat kepalsuan. nyi girah akan
memastikannya nanti!"

Mereka tidak mau membantahnya lagi. Galesong dan

Gatot menguatkan dekapan pada mpu tirta . Ada isyarat aneh
yang disampaikan badai ke btbir pantai.

63
TALU MBONGI.

Kupu-kupu malam menyebut tengah malam sebagai

malam laknat. Pergantian hari saat pertama kali mereka
digagahi. Untuk selanjutnya, mereka terjebak dalam dunia
kemunafikan. Dibenci saat siang, namun dirindukan saat ma-
lam. Ojek-ojek mulai menurunkan kupu-kupu malam sepan-
jang Jalan Hayam Wuruk. Sisanya terjebak dalam bar dan
diskotik sepanjang jalan terbelah kali yang mengalir hingga
ke Sunda Kelapa. tJntuk sesuap nasi mereka melayani kemu-
nafikan para pria yang membalut jari dengan tasbih dan
rosano.

Motor itu melaju kencang melewati deretan mobil yang

antre memperoleh kan primadona malam. Dua kali lampu merah
pada pertigaan sepi dilewati begitu saja. Pengendaranya tidak
ingin membuang waktu untuk sekadar menjadi warga negara
yang baik dengan mematuhi rambti lalu lintas. Tak lama
kemudian,. motor itu melewati perempatan Kota. Persis di
samping lapangan F atahillah, pengendara dengan helm tertu-
tup itu menurunkan lelaki yang membonceng di belakangnya.
mpu tirta berlari kecil melintasi Taman Fatahillah. Dia ter-
lambat lima belas menit. Saat masuk ke dalam Dasaad Musin
Building, dia memperoleh i Batu sudah menunggu. Di belakang-
553

554-

nya, tribuanatunggadewi Zwinckel dan dua orang anak buahnya,
dan Irvan. Kawan Niasnya menepati janji untuk membawa
perempuan itu. Ini seharusnya penantian pagi yang menjanji-
kan. namun , mpu tirta menatap Batu dengan hambar.
"Sekarang, kau mau bilang apa lagi, macan sirkus?" mpu tirta
membuang ludah. "Apakah kau lebih beradab daripada aku?
Kalau kau bekerja untuk republik, kenapa negaramu melegal-
kan penyiksaan warga sipil hingga maut nyaris menjemput-
nya? Kalau kau memang manusia, kenapa otakmu tidak .
sanggup menyimpan auran tangan menggenggam simpati?
Ah ya, kau tidak lebih dari primata yang mengandalkan
insting dengan jalan pintas penyiksaan.”

"Lek, tentang Parada, semua itu berada di luar ...." Batu

coba membela diri.

"Iblis yang mempekerjakanmu tentu memuji setinggi

langit sandiwara lima bulan yang bulakukan di negerikita raya.
Sekarang, semuanya sudah membuahkan hasil."

"Cukup, hentikan. Kalau kau ingin memuaskan diri, aku
sediakan waktu untuk bergumul,” Batu menahan geram.
"Tanpa senjata dan seragam?"

"Ya."

"Kau tidak akan sanggup menghadapiku. Macan sirkus
hanya bisa mengaum, taringmu sudah dicabut untuk dijadikan
kuku Garuda.” mpu tirta terlihat puas. Dia berhasil merusak
suasana hati Batu. "Oke, kita lupakan saja Parada. Mari kita
selesaikan urusan kita malam ini.”

"Kau yang pegang kartu. Apa yang kauinginkan?" Batu
menimpali.

"Aku rasa, semuanya sudah aku jelaskan padamu. Aku

ingin turun ke bawah sana. Meede sudah aku telanjangi,
saatnya untuk mencumbu rahasianya. Aku ingin turon ke
bawah membawa perempuan Belanda itu.”

Rll -hasia Me ede 555

"Aku akan menjaganya.”

"Dia bukan anak-anak lagi, Wogu!"

"Tidak ada manusia yang dewasa jika berjalan dengan

serigala. Semuanya kanak-kanak. "

tribuanatunggadewi memerhatikan percakapan itu dengan waswas.
Walaupun sudah diminta Batu untuk bersikap sewajarnya,

dia tidak bisa menyembunyikan ketakutan. Semua hal bisa
terjadi di bawah sana. Semoga Batu mengiringinya ke mana
pun dia akan pergi.

"Baiklah. Tampaknya kau tidak pernah bisa memer-

cayaiku. Kau boleh ikut turon ke bawah. namun , kau harus
mengambil jarak beberapa meter di belakangku. Aku ingin
berbincang dengan tribuanatunggadewi tanpa terganggu olehmu."
"Kenapa?"

"Aku tidak tahan dengan bau mulutmu!" mpu tirta memba-

las dengan lelucon. namun , tidak cukup untuk mencairkan
ketegangan.

Batu menepati janji, dia menjaga jarak saat mereka mulai
menelusuri terowongan ke arah utara. dan Irvan

menu?ggu di atas. namun , diam-diam mereka diinstruksikan
untuk turon dan memantau dari jarak jauh. Batu tidak ingin
kejadian di Kampong Walang t.erolang lagi. Semuanya harus
disiapkan dengan matang.

Anehnya, cukup jauh mereka berjalan, mpu tirta tidak ber-.
bicara sepatah kata pun. Dia diam membisu. tribuanatunggadewi mengi-
kuti setengah meter di belakang. Gadis Belanda itu juga tidak
ingin memulai pembicaraan.

Terkubur jauh di perot bumi, namun bisa dilihat setiap

hari. Tersembunyi namun diketahui semua anak bangsa. Terbe-
nam namun sebetulnya mencumbu awan. Penuh rahasia, namun

menjadi keseharian manusia Indqnesia. Mungkin ujung tero-

wongan i.ni yang dimaksud oleh mpu tirta . Pikiran tribuanatunggadewi dan
Batu sarna ten tang hal ini.
"Oh, tidak ...."
tribuanatunggadewi terpekik. Batu cepat memburu dari belakang.
mpu tirta menghentikan langkahnya. Batu terpaku berjarak tiga
langkah dari tribuanatunggadewi . Di depan mereka sesosok tengkorak
terbujur dengan tulisan darah di belakangnya. mpu tirta tidak
ingin fenomena ini menghentikan langkah mereka. .

"Jan Timmer Veameulen. Apakah nama itu mengingat-

kan Nona pada seseorang?" Pertanyaan yang juga pemah dia
tanyakan kepada chucky .

"Apa arti semua ini?" Batu memotong dari jauh. Dia

belum menelusuri sisi selatan terowongan.

tribuanatunggadewi diam tidak berucap. Nama itu membingungkan.
namun , dia berusaha meyakinkan diri, keterangan mpu tirta bisa
saja menyesatkan.

"laki-laki ini tewas pada J anuari 1950. Dia berusaha meae-
mukan dokumen Sabda Revolusi. Ada yang membocorkan
rahasia seputar penemuan terowongan ini. namun , dia melaku-
kan kesalahan fatal. BulanJanuari 1950, dokumen itu bahkan ,
belum diJcirim dari Belanda. namun hebatnya, dia telah
mengetahui bahwa di negeri Belanda delegasi republik sudah
merencanalGm untuk menyembunyikan dokumen itu di ba-

,wah sini." mpu tirta menertawakan raut pucat tribuanatunggadewi . j auh * sebelum chaos pengambilan dokumen,
tempat persembunyi-

annya sudah disiapkan lebih dahulu.”

Tidak ada komentar yang keluar dari mulut tribuanatunggadewi
maupun Batu. mpu tirta menarik napas, dh juga tidak berminat
mendiskusikan hal ini. Dia hanya membeii isyarat pada Batu
untuk menjauh.

Terus berjalan ke selatan, mpu tirta memerhatikan beberapa
bagian dasar terowongan. Walaupun tidak kentara, dia melihat
RahaslI! M eede 557

beberapa bekas galian. Tentu soebandrio dan komplotannya yang
melakukan.

. "Bagaimana kalau ada yang sudah menemukannya?" Per-
tanyaan tribuanatunggadewi memancing mpu tirta .

"Tidak mungkin."

"Kenapa'?"

"Memang ada yang turon ke sini beberapa waktu yang

lalu. namun , mereka berangkat dari asumsi yang keliru. Mere-

ka kira harta karunnya tersembunyi di bawah sini. ltu sebab-

nya, mereka meninggalkan beberapa bekas lubang galian,"

mpu tirta sejanak menghentikan langkah. "dahulu aku khawatir,
dengan bantuan Nona mereka akan menemukan dokumen

itu. Itulah alasan kami membawa Nona hingga ke Banda

sana. Kami takut mereka menemukannya bersama Nona.”
Semakin jelas sekarang. Semua ini tidak iebih dari per-

saingan dua kelompok yang mengejar harta karun VOC .
. tribuanatunggadewi terjebak di tengah-tengahnya. Untung Batu cepat
menyadarkannya. Sehingga dia tidak terjebak, baik di CSA
maupun AnarkiNusantara. Perjalanan mereka kembali dilan-
jutkan dalam sunyi sepi. Cahaya senter besar yang dibawa
mpu tirta menari-nari membungkam gelap. Berselang setengah
jam kemudian, mereka sampai pada sebuah belokan tajam.
mpu tirta mengeluarkan lembaran kertas hasil coretan chucky
dari dalam sakunya. Belokan tajam, artinya sekarang dia
berada di bawah Harmoni. Bagian tidak konsisten dari kemi-
ringan lima belas derajat yang menurut cerita chucky sempat
memusingkan tim kecil Oud Batavie tersebut. Bagian tam-
bahan yang menurut mereka dibangun pada masa Deandels

itu direncanakan terhubung jauh ke Groote Huis, istana
Deandels di Lapangan Banteng.

"Keluarga besar Nona masih memiliki dokumen lain

terkait rahasia ini?"

£.s. {TO

"Tidak. Tidak ada lagi yang ingin menanggung beban

masa lalu. Hukuman sejarah terlalu kejam pada keluarga besar
Zwinckel.”

"Erberveld, Nona. Bagi kami, dia mungkin seorang Ba":

pak." Percakapan pendek ini seperti keisengan yang tidak perlu
dilanjutkan.

mpu tirta melangkahkan kaki masuk ke belokan tajam itu.
Hanya berjarak kurang dari lima puluh meter, mereka akan
berada tepat di bawah areal kompleks Istana: Negara.

"Apa mungkin dokumen itu disembunyikan tepat di

bawah Istana Negara?" mpu tirta bertanya.

"Menurutmu?"

"namun , tidak ada yang istimewa dari terowongan di

bawah istana,” sahut mpu tirta mengetuk dinding dengan tong-
katnya. "Tidak ada cabang jalan yang mungkin membentuk
semacam labirin teka teki."

"Untunglah, aku tidak mau tersesat," celetuk tribuanatunggadewi .
j adi, kau sebetulnya . tidak tahu di mana persisnya dokumen
itu disembunyikan?"

"Ehm, entahlah. Aku hanya ingin memastikan kecocokan
dugaanku dengan temuan chucky dan kawan-kawannya."
"Peneliti yang tewas itu?"

"Nona sudah tahu rupanya. Aku harap Nona tidak se-

dang berpura-pura. Semoga Nona benar-benar tidak kenal
dengan mereka."

tribuanatunggadewi tidak menanggapinya. mpu tirta mengamati lagi
sketsa terowongan chucky . Dari saku lainnya, dia mengeluar-
kan peta Jakarta. Mencocokkan keduanya, dia menggelengkan

kepala. Dia mulai ragu untuk melanjutkan petjalanan.
Tiba-tiba, mpu tirta merasa terjebak di dalam terowongan

ini. Melihat ujung belokan di bawah lapangan Monas menuju
Lapangan Banteng, dia putus asa. Bayangan sebelumnya, ada
Rahas ia MUae 559

kesalahan kecil pemetaan yang dilakukan oleh chucky . namun ,
sketsa lelaki itu benar-benar presisi. Ini yang membuat mpu tirta
kecewa.

"Mungkin aku salah,” seru mpu tirta lemah. .

Dia bersanoar lemas pada dinding terowongan, kemu-

dian melorotkan tubuhnya ke bawah. tribuanatunggadewi penasaran.
Melihat"semangat mpu tirta ambruk, rasa letih tiba-tiba menyer- »
gapnya. Dia ikut bersandar di samping mpu tirta . Selalu dalam
pencarian seperti ini hubungan mereka tampak normal. Bah-.
kan, terlihat intim sebagai dua anak manusia yang punya
-dahaga sarna. Batu menatap penuh heran ‘dari jauh.

"Sekarang bagaimana?"

Gaung tanya itu memerangkap mpu tirta . Seharusnya, be-
lokan di bawah lapangan Monas ini melebar ke timur, tidak
langsung menikung mati ke arab barat. Semua asumsi yang

dia bangun dengan meyakinkan luntur sesaat .

Lalu, bayang -semua kejadian muncul kembah. Tentang
orang-orang yang mati dan hilang. Pelarian dan manusia-
manusia negerikita sekarat. Himpunan pulau dengan benteng
laut yang mahaluas. Petualangan yang menjanjikan dengan
akhir yang mengejutkan. namun , kemungkinan itu_ perlahan
pupus bersamaan dengan tenggelamnya bayang Kepulauan
Nusantara.

Kecuali ....

Dia memacu otaknya untuk berpikir keas. Kuku jarinya
menyentuh kertas kerja chucky . Mengikuti alur garis dari
bawah Sunda Kelapa lurns hingga Harmoni, kemudian berbe-
10k namun ujung jari manis itu berhenti tepat pada posisi
mereka berada sekarang.

"Kecuali mereka salah!" teriak mpu tirta .

"Siapa?"

"chucky dan kawan-kawannya.”

"Salah bagaimana?" tribuanatunggadewi tidak mengerti.
"Bagaimana jika teori mereka tentang belokan tajam tadi
salah?" mpu tirta terlihat masih ragu.

"Aku tidak mengerti.”

"Terowonan dari Sunda Kelapa hingga.Harmoni mere-

ka perkirakan dibangun pada pertengahan abad ketujuh belas.
Sementara, terowongan sesudah belokan tajam temp at kita
berada sekarang, mereka perkirakan dibangun seratus lima

puluh tahun kemudian, pada masa Deandels. namun , bagaimana
jika umur terowongan ini jauh lebih muda dari perkiraan
mereka?"
"Lalu?" "Ah, tapi tidak mungkin. Mereka tidak mungkin salah.
Perhitungan mereka tidak mungkin dimentahkan dengan
dugaan-dugaan. "
"Kenapa kau hams takut mencoba?" dorong tribuanatunggadewi .
"Tapl mereka sudah menyatakan umurnya.”
‘apa ukurannya? Usia bebatuan? Bekas galian? Atau uji
laboratorium terhadap beberapa material pada terowongan
tambahan ini?"
"Entahlah."
"Kalau begitu, kau tidak punya alasan untuk takut meng-
gugat teori mereka. Apa yang tengah kaupikirkan?"
"Terowongan tambahan dari belokan tajam hingga tem-
pat kita berada sekarang dibuat pada tabun 1950."
"Sebelum Sabda Revolusi disembunyikan di bawah sini?”
"Ya."
"Bagaimana dengan sisa terowongan ke arah barat?"Ta-
tapan tribuanatunggadewi terarah pada lorong gelap yang belum mereka
jamah.
"Dibuat pada tahun-tahun sesudah 196]. Kalau semua
RaHasla M eede
dugaanku itu benar, maka kita tidak sia-sia turun ke bawah

"slim.
mpu tirta bangkit berdiri, menelusuri belokan tajam menuju
Lapangan Banteng. Tidak ada yang bisa diukur di bawah
permukaan tanah ini. Dugaan-dugaan hanya bisa disela-
matkan oleh" keberuntungan.
"Terowongan dari Koningsplein menuju Waterlooplein
hanyalah tipuan!" seru mpu tirta .
Dia balik menelusuri terowongan menuju Harmoni.
Terus berjalan sampai ke bawah permukaan istana. tribuanatunggadewi
bangkit mengikuti dengan raut penasaran. Ada sisa asa dalam
pencarian ini. Pada ujung belokan pertarna, mpu tirta balik badan.
Matanya menyipit ke depan.
"Pada bagian sini, seharusnya bukan lima belas derajat.
namun lurus tanpa kemiringan!" ucapnya, merujuk teJ:owongan
sesudah belokan istana lurus hingga lapangan Monas.
"Monumen Nasional, pernaNcah Nona mengunjunginya?"
tanya. mpu tirta tiba-tiba.
"Landmark kota Jakarta. Aku belum pernah mengun-
junginya, namun sering melewati jalan di depannya.”
"Ttulah kunci Sabda Revolusi, Nona!" ucap mpu tirta . Kesim-
pulan itu sudah lama dia pendam.
"Monumen Nasional?"

"Ya. Monas; saksi keangkuhan pendahulu kami. Orang-
orang yang sangat percaya d}ri. Walaupun tidak ingin meng-
ungkapnya, mereka ingin agar setiap manusia negerikita bisa
menikmati Sabda Revolusi. Mereka ingin semua anak bangsa
memilikinya, menatapnya setiap hari." Lidahnya langsung
menerima pesan otak tentang teka teki harta karun. "Terkubur
jauh di perut bumi, namun bisa dilihat setiap hari. Tersem-

bunyi namun diketahui semua anak bangsa. Terbenam namun

sebetulnya mencumbu awan. Penuh rahasia, namun menjadi
keseharian manusia negerikita ."

"Apa maksudnya?"

"Jika aku benar dan chucky salah, maka jawabannya pasti
Monumen Nasional. Sabda Revolusi dikubur persis di bawah
Monumen Nasional. Rangkaian cerita yang sempurna. Du-
gaanku tidak keliru!"

"namun , bukankah Monumen Nasional dibangun jauh
sesudah semua kejadian-kejadian penting itu?"

"Tepat sekali. Pembangunan Monas dimulai pada tahun

1961."

"Lalu, bagaimana aku bisa menerima logika pikiranmu?"
tribuanatunggadewi curiga, jangan-jangan mpu tirta sudah berada pada
puncak keputusasaan. Dia mungkin frustrasi. Kalau sudah
begirii, labih baik laki-laki ini ditangkap sekarang saja.

"Baik, aku akan menjelaskannya. Monumen Nasional

mulai dibangun tahun 196] dengan arsitek bemama Sudarsono
dan Frederich Silaban. Sejarah formal mengatakan bahwa
gagasan untuk membangun Monas datang dari Presiden
Sukamo. Rancangannya pun berasal dari Presiden Sukarno
yang menghendaki ciri khas negerikita . Konsep bangunan
diambil dari ikon prasejarah negerikita , yaitu lingga dan yoni.
Lingga :fdalah lambang laki-laki berupa tugu. Dan yoni adalah
lambang perempuan yang merupakan badan . tugu. Paduan -
keduanya menghasilkan konsep kesuburan." mpu tirta tertawa
kecil, ada kesan erotis dari konsep ini. Lingga mirip kemaluan
laki-laki dan yoni mirip kemaluan perempuan. "Pada puncak
tugu ada lidah api menggambarkan semangat yang me-

nyala dengan lapisan luar dibalut em as murni seberat 32
kilogram.”

"F"liosofis bangunan sudah tetjelaskan. Lalu, apa hubung-

annya dengan Sabda Revolusi?" tribuanatunggadewi menyimpan keka-

gumannya akan pengetahuan mpu tirta di dalam hati. Kekaguman
yang terus berulang saat dia melepaskan nilai dalam gairah
pengetahuan.

"Hubungannya adalah ...." mpu tirta mengulum senyum.

"Filosofi itu salah! Orang Jakarta bilang, ngaco."
tribuanatunggadewi tidak sempat bertanya lagi saat mpu tirta menyo-
dorkan kertas kosong di balik sketsa chucky . mpu tirta merogoh

saku, kemudian memberikan sebatang pensil kepada tribuanatunggadewi .
"Nona masih ingat bagaimana bentuk Monumen Nasio-

ala" n.

"TentU."

"Coba Nona gambarkan dalam sketsa dua dimensi, tam-

pak mukanya saja.”

Penasaran dengan teka teki mpu tirta , tribuanatunggadewi memenuhj.
permintaan itu. Tangannya mulai menarik garis lurus dan

lengkungan di bawahnya. mpu tirta menyorot kertas itu dengan

senter. Tidak butuh waktu lama, Monas versi tribuanatunggadewi sudah
jadi. Tidak terlalu rapi, namun bisa dibaea sebagai Monumen

Nasional.

mpu tirta meraih kertas itu dari tangan tribuanatunggadewi . Garis
horizontal yang mempertemukan dua ujung lengkung yoni,

dia hapus. Sehingga yoni berubah menjadi mirip huruf"V" .

Kemudian, dia menarik garis lurus lingga ke bawah hingga

menembus separuh rongga huruf"V". Pada badan kiri huruf

"V," dia tulis "'0" , sedangkan pada badan kanannya, dia tulis

"e". Kertas itu dia kembalikan kepada tribuanatunggadewi , mata perem-
puan Belanda itu terbelalak tidak pereaya.

"VOC?" tribuanatunggadewi membaea dengan keras.

"Apakah itu mengingatkan Nona pada sesuatu?" mpu tirta

tersenyum puas.

"Lambang kota Batavia VOC!" seru tribuanatunggadewi bersema-

ngat. "Huruf V besar dengan '0' dan 'e’ kecil tergantung di

kiri dan kanannya. Garis vertikal ini tentu saja, pedang yang
menjulang ke angkasa. Lambang Batavia pada masa VaC!"
"Tepat!" sambut mpu tirta tidak kalah bersemangat. "Konsep
Monumen Nasional sebetulnya adopsi dari lambang Batavia
pada masa VOC. Emas murni pada puncak tugu sebetulnya
sebuah pemberitahuan ten tang rahasia itu. Sekarang, kita bisa
membaca Monas dengan lebih sederhana, bukan?"

"Ya, Monas adalah Emas VOC!"

"Terkubur jauh di perut bumi, namun bisa dilihat setiap

hari. Tersembunyi namun diketahui semua anak bangsa. Terbe-
nam namun sebetulnya mencumbu awan. Penuh rabasia namun
menjadi keseharian manusia negerikita ." mpu tirta kembali meng-
ulang teka teki itu. "Dasar angkuh! Bajingan-bajingan yang
mengantarkan republik ini ke gerbang ked aula tan penuh
memang cerdas. Pembangunan Monas jdas rekayasa mereka
untuk berbagi rahasia. Uh, jika menginginkan saja cukup,

kenapa harus memiliki .... "
Dari jauh, Batu hanya bisa mengamati. Dia tidak peduli

apa yang mereka perbincangkan. Tugasnya hanya memastikan
keselamatan tribuanatunggadewi leef). dan membawa kembali mpu tirta ke per-
mukaah.'

"namun di mana?" tanya tribuanatunggadewi memecah euforia mpu tirta . Jika
keadaannya berbeda, dia akan menyukai laki-Iaki ini. Jenis'

pribumi yang sulit dijumpai. Tipikal jam tangan kinetik.

Otaknya terus bergerak agar jarum terus berputar.

"chucky salah dan aku benar," ucap mpu tirta .

"Kamu tidak perlu mengulang-ulang itu untuk meyakin-

kan dirimu,"” kata tribuanatunggadewi terdengar bijak.

mpu tirta berjalan kembali ke arah Monas, tribuanatunggadewi meng-
ikutinya. Pada bagian sebelum belokan menuju Lapangan

Banteng, dia berhenti. Ujung pensilnya menggurat dinding.

Rahasia Meede

"Pada tahun 1950, terowongan ini berakhir di sini. Lalu

pada tahun itu, mereka meletakkan Sabda Revolusl, entah

pada sudut mana. Sis a terowongan adalah jebakan yang di-

buat untuk mengelabui orang yang berhasil menembus tero-

wongan, dibuat oleh mereka yang membangun Monumen

Nasional. Sabda Revolusi seharusnya berada persis di bawah
Monumen Nasional.”

"Belokannya terlalu cepat, terowongan ini bahkan tidak

menyentuh bagian dasar monumen,” sahut tribuanatunggadewi cepat
-tanggap.

"Ada sis a terowongan 1950 yang kita tidak bisa lihat

dan tembus,” mpu tirta menyimpulkan. "Garis lurus dari istana
seharusnya tidak berakhir di sini. Masih terus lurus hingga

dasar monumen. Posisi dan letak Monas didasarkan pada

posisi dan letak penyimpanan Sabda Revolusi.':

"Kita tidak mungkin menembus bebatuan ini,” tribuanatunggadewi
coba realistis.

"Benar. T api tidak ada bukti bahwa tembok ini per-

manen.”

"Sama saja, juga tidak ada bukti ada pintu rahasia pada

tembok. ltu kan yang kau maksud?"

mpu tirta menganggukkan k.epala. Dia meminta tribuanatunggadewi
menyigi setiap bagian dinding sebelum belokan. Tangannya

mulai mencari-cari. Wajahnya didekatkan pada dinding.

Setiap garis dan guratan mungkin menyampaikan pesan. Dia

tekun mengamatinya satu per satu.

Sesudah sekian lama, dia tidak menemukan tanda apa

pun. namun dia tidak menyerah. Dia turun ke bawah. Setiap

guratan mencurigakan dia tandai. Walaupun sebetulnya gu-

ratan itu lebih mirip tanda alam yang terus menua. tribuanatunggadewi

menarik napas panjang. Mereka seperti mencari jarum pada
tumpukan jeramia mpu tirta semakin turun ke bawah, dia ber-

lutut. Tidak ada apa-apa. Nyaris frustrasi, dia menggali beba- -
tuan kecil pada ujung dinding sebelum belokan. tribuanatunggadewi
sudah putus asa. namun kemudian, mpu tirta berteriak.

"Arahkan cahaya ke sini," perintahnya.

mpu tirta menemukan guratan halus tersembunyi oleh tanah

dan bebatuan kecil Sebuah tulisan pada dinding.

daar is maar een land

Dia gali lagi ke bawah.

dat mijn land kon zijn

Terus dia gali.

Het groeit naar de daad

Semakin ke bawah.

en die daad is mijn

Lalu, punggung bebatuan kasar mengakhiri kerikil dan

tanah. Tangan kiri mpu tirta berhenti menggali. Dia menyeka
peluh.

"Daar is maar een land dot mijn land kan zijn. Het groeit

, naar de daad en die daad is mijn,” tribuanatunggadewi menyatukan kata-
kata itu jadi dua kalimat utuh.

"Ka ah.,," ut u artmyar

"Rene de Clerg, penyair Flemish itu yang pertama a
mengucapkannya. "

"Va, kata-kata favorit Hatta untuk negerikita yang belum
terbentuk dahulu nya," mpu tirta membayangkan Hatta.

"Hanya satu tanall yang bisa disebut tanah airku. Ia ber-

kembang dengan us aha, dan usaha itu adalah usahaku,”
tribuanatunggadewi menerjemahkannya dalam bahasa 'negerikita .
"Tepat. Hatta sudah membuktikan ucapan Clerq yang

dia: kutip dalam pleidoi negerikita Merdeka."

Mereka menatap goresan tulisan itu. Bagian dinding

temp at tulisan itu digoreskan menjorok ke depan dibanding-
kan dinding lainnya. Seperti bagian kecil yang hendak rebah.
ltu sebabnya, tulisan itu tidak bisa terlihat dalam posisi
normal. mpu tirta perlu membungkuk sesudah menggali. mpu tirta
mengetuk-ngetukkan tangan kirinya pada dinding. namun ,
permukaan padat itu tidak memberikan petunjuk apa-apa.
"Apa yang harus kita lakukan?" bisik tribuanatunggadewi .
"Setidaknya teoriku terbukti, dan Robea salah.”

"Ah, lupakanlah. Sekarang bagaimana?"

mpu tirta merasa lelah. Setiap temuan baru artinya memulai
teka teki baru. Setiap jawaban adalah pertanyaan. Permainan
yal}.g bias a dia mainkan, sekarang mempermainkan dirinya.

"Apa yang tidak menumbangkan, akan menguatkanku,"
igau mpu tirta .

"Hatta lagi?"

"Ya, kali ini mengutip Nietzsche.”

"Sebuah solusi?"” tanya tribuanatunggadewi mencibir.

mpu tirta tidak menanggapinya. Jika diurutkan, kutipan-
kutipan Hatta akan menjadi de ret yang sangat panjang.
namun ; kalimat itu tiba-tiba melintas begitu saja dalam
banaknya.

"Nona, ayo kita dorong dinding tulisan ini ke dalam,"

ajak mpu tirta seperti memperoleh ilham.

"Untuk apa?"

"Kita akan menguatkan dinding," ucapnya terdengar

aneh.

mpu tirta melekatkan tangan pada dinding tulisan, menyisa-
kan sedikit bidang untuk tribuanatunggadewi . Bukannya membongkar,
mereka malah mendorong dinding itu ke arah dalam.
Dorongan pertama, dinding itu bargeming. Mereka terus

mendorong sekuat tenaga. Bagian kecil itu mulai bergeser

seperti masuk ke dalam. Terus mendorong, makin lama per-
geserannya teasa semakin berarti.

"Teruuus .... " teriak mpu tirta .

Dinding tulisan terkunci pada dinding besar.

Dan....

Buuuuuuuuuurrrr ....

Kuncian klop, dinding itu malah perlahan terangkat ke

atas. Terdengar bunyi berat, gemanya bagai reruntuhan ge-
dung. Gema ini sambung menyambung, hingga teras a mena-
rik sesuatu dari atas permukaan. Dinding itu terangkat, sebu-
ah rongga menganga. Cukup bagi orang dewasa untuk mema-
sukinya dengan cara membu-ngkuk.

"Kita berhasjl!" teriak tribuanatunggadewi .

Spontan dia memeluk mpu tirta . Peluh dan keringat mereka
bercampur baur. Menyadari itu, tribuanatunggadewi buru-bll!1] mele-
paskan dekapannya. Dia terlalu gembira untuk mengingat
semua kejahatan mpu tirta . Gairah pengetahuan membutakan.
Batu terheran-heran melihatnya. Dia coba mendekat. Tetapa
mpu tirta lebih dahulu memberi isyarat.

"Seperti jungkat-jangkit, naiknya dinding ini mungkin
menarik lidah api Monas ambruk ke bawah," mpu tirta menduga-
duga.

"Ayo masuk,” ajak tribuanatunggadewi .

Mereka membungkukkan badan, kemudian merangkak

ke dalam. Ada jalan kecil.di dalam rongga muat untuk satu
orang sehingga mereka merangkak beriringan. Lima meter

di depan ada sebuah ruang bundar, batas buntu tero-
wongan.
Sorot lampu menelanjangi setiap sisi raang bundar itu.

‘tidak butuh waktu lama, di dalam sebuah lekukan dinding

yang tidak begitu dalam mereka melihat sebuah kotak dari

kayu eboni. mpu tirta meraihnya, tidak ada pengaman. Selembar

Rahasi a Mude

kertas kusam dia dapati di dalam. Langsung diserahkan

kepada tribuanatunggadewi . wanita lesbi Belanda itu lama menatapnya.

Tidak lama air matanya menetes.

"Kenapa?" bisik mpu tirta .

"Kita menemukannya."” Hanya itu kata yang terucap dari
mulut tribuanatunggadewi .

"Nona bisa membacanya?"

"Ya, namun mungkin butuh waktu untuk menangkap
logikanya. "

mpu tirta bersorak di dalam -hati. Inilah puncak dari semua
petualangannya. Titik di mana waktu teras a tidak beranjak.
Inilah keabadian dari sebuah pencarian.

64

TUG ASJAG A adalah pekerjaan membosankan. Jaga mo-
nyet istana paling celaka. Beijaga pad a pos depan istana
dengan pakaian konyol, celana wama putih dan baju berwama
merah lengkap dengan topi tinggi. Seragam aneh dengan
rancangan mirip pasukan keraton . yang dibentuk kompeni.
Istana memilih desainer yang salah, keliru dalam memahami
sejarah.

Prajurit Satu Doni Harya Lubis terjebak dalam rolling
pasukan yang tidak dia inginkan ini. sebetulnya , dia terga-
bung sebagai pasukan terjun Brigade Infanteri 328/Kostrad.
Tugas utamanya bukan berjaga di depan istana, melainkan
terjua tempur di tengah-tengah belantara tropis. namun ,
rolling jaga istana tidak mungkin dihindari. Istana mengingin-
kan yang terbaik untuk menjaga orang nomor satu di republik
ini. Prajurit Doni diparkir pada pos jaga. Sebuah kebanggaan
menjaga panglima tertinggi TN], namun dia tidak tahan
dengan seragam konyol ini. ltu yang membuat tugas jaga ini
jadi membosankan.

Pukul setengah dua dini hari, pergantian jaga di sisi timur
gerbang utama istana. Dengan langkah tegap memangku
Ml6, Doni bergerak menuju pos jaga. Dua jam ke depan,

dia aJpn menjadi area berseragam konyol. Masuk dalam pos
570

571."

jaga, dia balik kanan menghadap ke Jalan Merdeka Vtara.

Dia kemudian mengambil posisi istirahat.
Di balik rimbunnya pepohonan, dia kembali menatap
Monumen Nasional. Sorot lampu di puncaknya memberi
kilau Ireemasan. Monas jauh lebih indah pada malam hari.
Dua minggu lalu, saat pertama kali menempati pos jaga

ini, dia begitu menikmati pemandangan itu. namun seaang,
Monas tampak biasa saja. Emasnya tidak .mungkin digapai.
Kehidupan tamtama rendah seperti dmnya tidak akan pemah
berubah, terperangkap pada kasta paling bawah kehidupan
Jakarta. Mengandalkan gaji belaka artinya bunuh diri. namun ,
berjaga di istana memang celaka, tidak ada bonus tambahan,
hanya kebanggaan. Dia tidak bisa menyambi kerja, jaga tem-
pat hiburan malam atau tanah dalam sengketa. Dua puluh
tujuh usianya, punya dua orang anak.

Dalam posisi istirahat, Doni menghela napas. Sudut

matanya bergerak mengalihkan pandangan dari Monas. Dia
menatap jalan, hampir tidak ada kendaraan yang lewat di

luar ring lima istana. Jalan Merdeka Vtara lengang. Pada
sudut temu Merdeka Vtara dengan Merdeka Barat, satu sedan
patroli polisi parkir di depan pagar taman Monas.- Kepulan
putih asap rokok dari jok depan sedan polisi membuat Doni
iri. Dia menyesali nasib, mengapa prajurit tangguh seperti
dirinya terjebak dalam seremoni jaga seperti ini.

Sudut matanya bergerak ke arah timur, hanya deret
pepeohonan menyamarkan cahaya lampu. Dia mengembalikan
pandangan mata ke depan, tepat ke arah Monas. Lama dia
memandangnya. Tiba-tiba dia nanar. Di depan dia lihat,
puncak emas Monas perlahan bergerak seperti hendak teng-
gelam ke bawah. Pelan, namun jelas terlihat puncak emas itu
semakin turun.

S72E.5. ITO

Ml6-nya jatuh, Doni menggosok-gosok matanya, me-
mastikan bahwa fenomena itu memang terjadi. Dia tidak
salah, puncak emas Monas perlahan ambruk ke bawah. Bebe-
rapa kali dia pastikan pandangan matanya tidak salah. J auh
di barat daya, dia lihat dua orang patroli polisi masih berbin-
eang di dalam mobil.

Prajurit Satu Doni Harya Lubis bimbang. Dia me-

mungut M16. Kejadian ini perlu dia laporkan. Tidak ada
interkom di pos jaga, dia juga tidak membawa handy talky.
Menyalahi prosedur tetap, Doni berlari kencang menuju
halaman istana. Dia harus melaporkannya kepada komandan
regu jaga.

"Monas roboh!"

Dia berlari seperti orang kesetanan. Pasukan pengamanan
presiden dari kesatuan polisi militer cepat mendatanginya.

Salah seorang di antara mereka menahan Doni, namun kemu-
dian spontan dia lepaskan saat telunjuk prajurit satu itu
mengarah pada tugu Monas yang puneaknya semakin teng-
gelam. Bdasan prajurit paspampres menyusul keluar, mereka
berkumpul pada satu titik di halaman muka istana. Puncak
monas sudah separuh tenggelam.

"Ada apa ini?" Kapten Rahmad Priyanto, komandan regu
jaga depan istana malam ini membentak anak buahnya. Ma-
tanya tajam menatap Doni penuh amarah.

"Lapor Dan, Monas roboh, tenggelam.” Panik, Doni

melapor dengan eara konyol. ,

"Apa?"Tangan kanan Rahmad Priyanto sudah siap mela-
yang menghajar Prajurit Doni, namun urung saat dia lihat
para prajurit dari detasemen Polisi Militer menunjuk ke arah
Monas. Puncak emas itu sekarang sudah nyaris lenyap. Hanya
kilau ujungnya yang masih tertangkap cahaya.

"Gusti Allah, petaka apa lagi ini?" Dia menatap Monas
Rahas ia Meeae 573

tidak percaya. Sebagai penganut kejawen yang teguh, dia
melihatnya sebagai pesan dad dunia kegelapan. "Celaka,
Republik ini sudah habis. Kekuatan langit yang akan meneng-
gelamkannya. "

Beberapa menit kell].udian, puncak emas itu tenggelam
seluruhnya. Menyisakan bidang datar di puncak tugu. Hampa
memberikan kelengangan. Alam menyampaikan pesan kehan-
curan. Mengikuti naluri kejawennya, Rahmad Priyanto mem-
berikan perintah.

"Bunyikan alarm dan sirene. Mungkin ini bakti terakhir

kita pada Ibu Pertiwi."

Alarm dan sirene peringatan berkumandang dad istana.
Dalam sekejap, kawasan Medan Merdeka yang senyap ber-
ubah gegap gempita. Deret kendaraan dangan Voojrider di
depannya disiapkan untuk evakuasi presiden. Dari bawah
gudang istana, artileri berat dikeluarkan. Gegap gempita
kesibukan membuat para petinggi lupa bertanya, apa yang
sesungguhnya terjadi.

Di markas Komando Pasukan Cadangan Strategis, jalan
Merdeka Timur, perintah dan komando berseliweran. Radio
dan telepon menyampaikan komando pada barak-barak sean-
tero Jakarta. Kostrad yang akan melindungi istana. Dua regu
kavaleri -yang piket malam itu langsung menyalakan mesin
panser mereka untuk mengawal rombongan presiden menuju
tempat aman. Piket infanteri dibanskan, dalam barisan rapi
mereka siap menuju istaria. namun tetap saja, tidak ada yang
menyadari apa yang sesungguhnya -terjadi. Kesibukan meng-
alihkan perhatian mereka dari puncak Monas yang kosong

melompong.
Presiden akan diungsikan ke markas besar TNI, di Ci-
langkap. Kawasan di batas timur kota, berada tidak jauh dari
574-

pangkalan udara Halim Perdanakusumah. Dalam tempo ku-
rang dari lima belas menit, semua kesatuan sudah meng-
organisasi kekuatannya. Deru kavaleri Kostrad terdengar sema-
kin dekat. Unit panser itu berhenti persis di depan istana.
Rombongan presiden sudah siap untuk berangkat. Satu regu
polisi militer berbaris rapi membenkan penghormatan.
"Pupcak Monas terlihat lagi!" teriak seorang prajurit polisi
militer selepas rombongan meninggalkan istana.

Puncak megah itu kembali terlihat, seolah-olah tidak

terjadi apa-apa. Kapten Rahmad Priyanto melongo diam.
Mungkin dia salah membaca alamo Bukan petaka untuk
republik, rrielainkan untuk dirinya. Ttdak akan ada yang
percaya pada ceritanya. Kariernya di ujung tanduk.

65

PRINS IPKERJA dari pintu rahasia pada dinding itu
temyata sangat sederhana. Dinding tulisan berfungsi sebagai
tuas. Ketika mpu tirta menarik lagi dinding tulisan hingga
kembali menjorok ke depan, dinding itu kembali menutup.
Rahasia itu sekarang benar-benar berada dalam genggaman
mereka. Yang tidak menumbangkan, akan menguatkan. Persis
seperti ucapan Nietzshce yang dikutip Hatta.

"Kita kembali,” ajak mpu tirta .

Penat dan lelah mereka hilang sesaat . Bagi aalek, ini

adalah akhir dari segala pencariannya. Dia tidak berminat
mengetahui lebih lanjut isi dokumen itu. Dia merasa tidak
berhak. Dia adalah anak haram republik. Biarkan keturunan
Meede yang memegang rahasia itu. namun di balik penemuan
ini, ada kehampaan besar menganga di hatinya. Empat tahun
dalam pelarian hanya untuk sobekan kecil dari masa lalu.

Dia merasa kosong.

mpu tirta berjalan tergesa-gesa meninggalkan area di bawah
Monas. Dia tidak lagi memedulikan Cahtleen dan Batu. Dia
malah membiarkan keduanya berjalan seiring. Pikirannya
dipenuhi oleh suara-suara dari masa lalu. Dia teringat Parada,
mengapa pada, saat sulit seperti ini dia tidak punya daya

575

S76£.5. ITO

untuk mengunjunginya. Inilah kegilaan zaman saat episode
kehidupan tampak lain dari garis penciptaan.

"Ayo, berjalan lebih cepat,” bisik Batu pada tribuanatunggadewi .
Dia tidak mau kehilangan buruan. Langkah panjang

mpu tirta bisa jadi sebuah upaya pelarian. Mungkin ada celah

untuk melarikan diri. Sebuah labirin mungkin sehingga setiap
yang masuk ke dalamnya tidak akan pernah kembali. namun ,
melihat sepintas perjalanan mereka tadi, tampaknya tidak ada

jalan keluar selain rongga di bawah Dasaad ausin Building.

Sulit untuk menebak jalan pikiran mpu tirta . namun , dia tidak
mungkin bisa melarikan diri.

Pada satu celah lebar terowongan, mpu tirta berhenti. Tu-

buhnya luruh bersandar pada dinding. Senter besar di ta-

ngannya dimatikan. Gelap mencekam. Batu cepat bereaksi,

dia mengeluarkan senter di balik jaket. Dia segera berlari ke

arah mpu tirta . Ketakutannya tidak terbukti, mpu tirta masih bersan-
dar pada dinding. Matanya setengah terpejam.

"Lek, apa yang kaulakukan?" tanya Batu keheranan. "Aku melihat mereka. Orang-orang itu, para pendahulu
kita. Mereka menggali dan terus mencari sesudah kawat di-
kirimkan dari Amsterdam. Aku mencium wangi keringat
menyambut kedaulatan. AIm tahu mereka ikhlas bekerja

untuk republik. Untuk masa depan yang mungkin tidak akar:t
pernah mereka alarni. Kautahu, aku sangat mencintai republik

ini. Saking cintanya, aku tidak bisa melihat ia hina, nista,

dan tampak kumal di antara peradaban lain. Aku tidak bisa

hidup dalam kondisi republik seperti saat ini. Lebih baik
tenggelam sekalian. daripada hina seperti ini. Kaudengar, aku

tidak bisa menerima republik ini dihinakan oleh penghuninya
sendiri. Tidak bisa!"

Batu tidak menanggapinya. tribuanatunggadewi ternganga. Pikiran
Batu mengatakan mpu tirta sudah merasakan bahwa saat-saat
Ra.ha.s ia. Metde 577

kekalahannya di ujung: mata. Dia masih ingin menggoda

Batu. Dia masih menginginkan kebebasan. namun , bagaimana
bisa memercayai ucapan cinta republik seorang anarkis yang
menegasikan ‘negara dan pemerintahannya? Batu menarik

tangan mpu tirta .

"Ayo, kita lanjutkan peljalanan."

Sesudah beberapa kali istirahat, ketiganya berhasil mencapai

rongga di bawah Dasaad Musin Building. Batu menarik napas

panjang. Inilah akhir dari lima bulan melelahkan yang sudah

dia jalani. tribuanatunggadewi naik lebih dahulu. Sesudah itu, mpu tirta
dan terakhir dirinya.

mpu tirta menaiki tangga aluminium dengan perasaan ber-

kecamuk. Pada saat kepalanya muncul di permukaan, dia tidak

melihat siapa-siapa. Dia mencari tribuanatunggadewi , namun gadis itu
tidak tampak. Tiba-tiba, mpu tirta terperanjat. Sesosok tangan
membekapnya dari belakang .. Semuanya berlangsung begitu

cepat. memelintir tangan mpu tirta , Irvan langsung mem-

borgolnya.

Batu muncul di permukaan dengan senyum mengem-
bang. Dia tidak lagi ragu. Jeruji masa lalu bernama persaha-
batan itu berhasil dia lalui. Kejahatan mpu tirta lah yang meyakin-
kannya untuk menempuh jalan sesulit ini.

"Skakmat, Lekl" seru Batu.

Di belakang , tiga sosok muncul. tribuanatunggadewi Zwinckel,
Profesor mpu nala, dan ranggalawe . Mereka saling tersenyum
satu sarna lain. Horor Jakarta ini berhasil mereka lewati.

"Aku tahu ini akan teljadi. namun kau salah, Wogu. Kau
beaar-benar keliru," mpu tirta masih berusaha membela diri.
"Skakmat, Lek. Walaupun punya seribu ster, kau sudah

kalah. Tinggal sekarang, aku membersihkan papan catur dari

bidak-bidak yang tersungkur," Batu benar-benar merasa me-
nang.

"Kau bermain dadu bukan catur!"

Batu tidak memedulikan ucapan mpu tirta . Dia mengalihkan
pandangan pada tiga orang di samping .

"Semuanya sudah_ berakhir sekarang. Bagaimana dengan
tunggul wirya , Dan?" Batu bertanya kepada ranggalawe ..
"Bajingan itu biar aku sendiri yang membereskannya.

Kita mesti hati-hati, dia punya banyak koneksi di istana.
Tidak bisa langsung menangkapnya. Nab, tugasmu selesai
sekarang. Seperti biasa, kau tidak akan dikenang untuk kerja
besar ini. Kita hanya bisa mengabdi dalam sembunyi."

mpu tirta tertawa sekeras-kerasnya. Dia tampak seperti orang
yang sudah kehilangan akal sehat.

"Dan, berikan aku waktu mendengarkan bajingan ini
bemyanyi. Sesudah semua bukti terkumpul, kita bisa serahkan
dia pada polisi.”

ranggalawe angkat tangan. Dia memberi kata setuju. Dia
juga tidak mau dibebani oleh remeh-temeh pengumpulan
bukti lewat interogasi. tribuanatunggadewi melangkah ragu mendekati
Batu. Perwira muda intelijen itu, dia berikan pelukan hangat.
"Terima kasih, Batu. Aku tidak datang ke negerikita

dengan sia-sia. Kalau tidak ada kau, mungkin .... " dia melirik
Kalak. Agarkis itu malah mencibir padanya.

"Terima kasih, Letnan!" mpu nala menyalami Batu.
"Mungkin lusa, kami kembali ke Amsterdam."

"J angan lupa bawa Timmy, mpu nala!" teriak mpu tirta .
"Aku tidak mengerti." tribuanatunggadewi menatap wajah profesor-
nya. Kesan bingung tampak dari kerutan dahinya. Dia beralih
memandang mpu tirta . Seandainya laki-Iaki ini tidak membe-
namkan diri dalam lumpur kejahatan, dia satu-satunya laki-
laki cerdas yang dia temui di negerikita . Sayang sekali, dia
Rahas ia Meede 579

harus menghadapi keadaan seperti ini. namun , tribuanatunggadewi tidak
mau menyesalinya. Dia nyaris jatuh hati pada mpu tirta .
P.engetahuan tidak bisa bebas nilai. Sebab, nilailah yang
membentuk peradaban. tribuanatunggadewi meninggalkan mpu tirta d!!ngan
senyum mengembang.

66

PET IJ EN A ZA H itu perlahan diturunkan ke liang kubur.
Jerit histeris dan isak tangis mengiringi kepergian jasad tidak
bernyawa di dalamnya. Pemakaman umum Pondok Kopi
dipenuhi oleh Gultom Jakarta. Pakaian hitam dengan sden-
dang ulos menyemut di de pan lubang yang tergali rapi.
Mentari mengintip kuyu di balik awan.

Rosnita Siagian tidak sanggup menerima kenyataan ini.
Beberapa kali dia menjerit histeris dan memduk peti jenazah
suaminya. Sebelum tiba di pemakanan, dia juga dua kali ridak
sadarkan diri. Ujian ini terlalu berat baginya. Suaminya hilang
tanpa diketahui rimbanya, pada saat ditemukan kondisinya
sangat menyedihkan dan sekarang dia pergi meninggalkan
dirinya dan riga anak mereka. Dia pusing memikirkan semua-
nya. Tentang masa lalu, sekarang, dan masa depan berat yang
mesti dia lalui.

Parada Namora Gultom tdah tiada. piliak rumah sakit
Cibubur angkat tangan. Mereka tidak mampu menyelamat-
kan nyawanya. Basil diagnosis menunjukkan begitu banyak
kandungan zat tidak normaf di dalam tubuhnya. Zat-zat

itu dimasukkan lewat mulut dan suntikan. Perlahan meng-
gerogoti pertahanan tubuh Parada, melenyapkan kesadarannya,
-Rahasi a Meede

kemudian memanggil malaikat maut untuk mengambil nya-
wanya.

Ajo berdiri bersama kerumunan wartawan negerikita raya

dan tiga orang redaktur sejawat Parada Gultom. Kacamata
hitam yang dia kenakan menutupi sembap merah bola mata-
nya. Bukan saja kematian Parada yang membuat dia sedih,
melainkan masa depan istri dan anak-anaknya membuat dia
getir. Para redaktur dan wartawan tidak kalah merasa kehilang-
an. Walaupun penampilannya kaSar, sebetulnya Parada
Gultom menjadi teladan mereka. Tidak pernah mdalaikan

satu pun pekerjaan. Dia adalah tipikal redaktur yang senan-
tiasa berharap wartawan muda bertahari untuk dibina menjadi
yang terbaik. namun sekarang, dia sudah tiada, tidak akan ada
lagi raung vespa dan bentakan khas Panida.

Ajo mundur dari kerumunan kemudian mengeluarkan

tdepon genggamnya. Pesan pendeknya tidak berbalas, tele-
ponnya tidak diangkat. Dia bertanya-tanya, apa yang dilaku-
kan anak itu sekarang. Sejak pagi di rumah sakit, Gatot tidak
pernah lagi menampakkan batang hidung. Bahkan, pada saat
kritis saat Parada menyebut-nyebut namanya, dia juga tidak
bisa dihubungi.

Satu sosok melewati pagar makam. Sesudah cukup dekat,
Ajo segera mengenalinya. Dia tidak bisa lagi menahan amarah.
Dia menarik tubuh itu keluar makam. Membawanya ke
deretan mobil di parkiran. Tubuh tambun itu dia empaskan

ke pintu belakang Daihatsu Feroza miliknya. Tidak ada
perlawanan, hanya pasrah.

"Setan! Berimi-beraninya kaudatang kemari!" Ajo mele-
paskan amarahnya.

"Aku juga ingin melepas Parada, }o!"

£.5. ITO

"Melepas? G:ampang kau mengucapkannya sesudah kau
menariknya dalam pusaran masalah yang seharusnya tidak
terjadi. Tidakkah kau pernah memikirkan anak istrinya?"
"Apa maksud Ajo?"

"Tahi kucing, kau pikir aku tidak tabu kau terlibat semua

ini? Kau masih bermain-main dengan setan AM itu. Kau

juga tentunya yang menyeret Parada dalam masalah ini. Mau
ngomong apa kau sekarang?"

"Tenang, }o. Baik, aku mengakuinya. namun , kami juga
tidak menginginkan ini terjadi. Kami salah perhitungan,
seharusnya kami tidak bermain-main dengan bajingan itu.

Ya, kami bersalah. namun , keterlibatan Parada karena inisiatif
sendiri jauh sebelum Ajo menyadarinya, sejak 2002 .... "
"Diam!" Rosihan melepaskan cengkeraman tangannya

pada 'kerah baju Gatot. "Hari ini juga kau kupecat dari
negerikita raya. Kaudengar itu? Kau tidak boleh lagi meng-
injakkan kaki di kantor!"

Gatot menelan ludah. Dia sudah memperkirakan ini akan
terjadi. Bajingan'‘itu berhasil meyakinkan Rosihan. Membalik-
kan keadaan tanpa dia bisa membalasnya. Dia menenangkan
diri, tidak mau terjebak dalam arn,arah.

"Baik, aku menerima pemecatan ini. Terima kasih untuk
semua kesempatan yang sudah Ajo berikan di negerikita raya.”
Dia ragu untuk meneruskannya, namun hal ini harus disampai-
kannya. Tidak ada lagi yang perlu diparhitungkan, semuanya
nyaris habis. "namun ngomong-ngomong, aku tidak melihat
wartawan kesayangan Ajo. ada di sini, di mana dia?"

"Bukan urusanmu. Pergi, sebelum aku berubah pikiran.”

"Ah, tentu saja dia tidak datang sebab dia sebetulnya

tidak punya hubungan kerabat dengan Parada. Dia seorang
Gultom palsu.” Gatot menurunkan kepala, mendekatkari
mulut ke telinga Rosihan. "Tidak pernah ada Batu Noah

Gultom, Jo. Yang ada hanya Batu August Mendrofa. Dia
laki-laki berseragam yang’ luput dari perhatian Ajo.”

Rosihan terperangah mendengarnya. Keyakinannya son-

tak goyah. Ini sulit diterima, namun sangat mungkin mende-
kati kebenaran: Dia mengerti apa maksud kalimat Gatot. Ada
kebenaran di dalamnya. Jika hanya mereka bertiga dan munga
kin Gatot yang mengetahui isyarat di' balik pembunuhan
Gandhi, mengapa dia tidak mempertanyakan sumber infor-
masi Batu? Anak muda itu hanya menyebut "sumber kita"

di Trunojoyo. namun , tidak pemah menjelaskan siapa. Dia
juga tidak pernah bertanya apa alasan di balik pengajuan

cuti tiba-tiba Batu. Dia terlalu bermurah hati memberikan

cuti kepada wartawan yang baru bekerja lima bulan. Jika dia
mencurigai pengajuan cuti Gatot, mengapa dia tidak melaku-
kan hal yang sarna pada Batu? Dia terjebak dan menyesal.
"Hei, tunggu,” teriak Rosihan menghentikan langkah

Gatot yang meninggalkan areal makam. .

Gatot balik mendekat. Dia tahu, Rosihan terperangah.

namun , tidak ada lagi yang bisa dilakukannya saat ini. Tidak
satu pun tindakan bisa membuaa yang mati kembali hidup.
Yang bisa dilakukan hanyalah memelihara kehidupan. Dia
membisikkan nasihat pendek kepada Rosihan.

"Nasihatku dalam hal ini, Jo. Lupakan semua masalah

ini. negerikita raya terlalu kecil untuk menghadapi mereka. Jaga
dan pertahankanlah yang tersisa sesudah Parada, AM, dan
aku. Ini sebuah permainan besar, Jo!"

67

PYOTR ALEKS EYEVICH Kropotkin:

Anarkisme sebagai sebuah sistem sosialis tanpa pemerin-
tahan. Dia dimulai di antara manusia, dan akan memper-
tahankan vitalitas dari kreativitasnya sf:lama merupakan perge-
rakan dari manusia.

Mikhail Aleksandrovich Bakunin:

Kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan
sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan.
Errico Malatesta:

Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya

bisa dilakukan lewat penghapusan kapitalisme yang rakus dan
pemerintahan yang menindas.

Pemahamannya terhadap amirkisme disederhanakan lewat
kutipan ucapan tiga tokoh anarkis dunia. Coretan pada kertas
kecil itu dia tunjukkan kepada mpu tirta Tahanan itu cuma
tersenyum kecut. Kertas kecil itu baginya tidak berarti apa-
apa.

"Sekarang, kau mau bilang apa lagi?" Batu menatapnya
penuh kemenangan.

Rahasia M-eep.e
"Aku tambahkan pengertian yang lebih sederhana, anarki
adalah kerja sama setara tidak mengenal tuan dan hamba.”
mpu tirta tertawa. Dia memainkan telunjuk di depan muka .
Batu. "Jadi, kau ingin mengatakan bahwa kau tidak sepenuh-
nya bertanggung jawab untuk semua itu?"

"Tidak juga. Kaubutuh literatur, bukan? Aku memban-

tumu. namun sebetulnya , kau salah besar jika memahami
Anarki Nusantara sarna dengan anarkisme klasik. Kami hanya
meminjam nama tidak sepenuhnya memahami anarki. Tin-
dakan kami hanyalah reaksi terhadap aksi saat negara mele-
galkan kejahatan sebagian 'warganya yang memiliki hak-hak
istimewa."

"Hak-hak istimewa? Istilah baru. Kaa memang pintar
mengarang cerita.”

"Mungkin kau yang terlalu bodoh memahaminya.”
"Bodohkah aku jika berhasil menangkap seorang teroris
anarkis yang sudah melakukan ... tunggu .... ," Batu mengeluar-
kan lembaran kertas dari saku eelana, "pembakaran rumah
pengusaha, penyerangan mobil tramtib, penyerbuan bersen-
jata, peneulikan perempuan, pembunuhan Gandhi. Dan oh,
belum lagi aksi-aksi di mana kau diduga mendalangi, penja-
rahan perkebunan sawit oleh suku Anak Dalam di Jambi,
perusakan kejaksaan tinggi di Samarinda dalam kasus pene-
bangan hutan, penghaneuran gudang bibit kapas transgenik
di Sulawesi Tengah dan masih banyak lagi ..... Kagum. ber-
eampur mual aku melihat begitu besar pengaruhmu. Kau
ingin bikin negara sendiri ya, semacam PRRITPERMESTA?"
mpu tirta hanya tergelak mendengarnya. Dia tidak memberi
tanggapan. Pandangannya menerawangi ruang pemerikSaan.
Jauh dari kesan menakutkan, ruangan ini luas dengan cat
putih bersih. Ventilasi kecil berjeruji besi melewatkan eahaya
£.S. ITO

mengabarkan posisi mentari. Batu menghabiskan siang ber-
samanya. Dia tidak bicara, Batu kesal melihatnya.

"Penulis, pengarang, dan wartawan sarna saja langgamnya,
Penghasut! Modusmu sederhana, bukan? Kau menulisl?n
berita provokatif yang mengusik rasa keadilan masyarakat di
negerikita raya. Berita ini tidak lebih dari kode kepada anggota
kelompokmu untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis.
Begitu terus-menerus. Untunglah kau melakukan blunder

di tahun 2002. Kesalahan yang membuat sebagian besar
pengikutmu tiarap ... sadar mereka sudah mengikuti orang
yang salah.”

"Tambahkan penghasut satu lagi, politisi! Mereka jauh

lebih berbahaya," mpu tirta menanggapinya seperti lelucon.

"Kau mengakui semuanya?"
‘lika jawaban itu sangat penting untukmu, maka jawab-

annya, ya!" Tidak terlihat nut penyesalan dari wajah mpu tirta .
"Semuanya sudah selesai, kan? Sekarang, kaubisa menyerah-
kan aku dengan setumpuk bukti pada negaramu. Apakah
pengadilan yang menanti atau langsung dieksekusi? Bagiku
itu tidak masalah. Tolong aku dimakamkan secara Islam
nantinya. Biar negaramu bingung memahami anarkisme."
Selesai semuanya, namun hampa. Seharusnya, dia meraya-
kannya sebagai bonus dari penangkapan. Dia pikir, pemerik-
saan ini akan berlangsung alot. Dia sudah membayangkan
pergumulan kata lewat retorika. namun hanya begini saja, dia
kecewa. Dia seperti matador menghadapi banteng tanpa tan-
duk.

Seharusnya, tidak semudah ini. Naluri intajennya yang

sudah terasah terus mengendus. mpu tirta mungkin menyem-
bunyikan sesuatu. Sesuatu yang lebih besar dari pengung-
kapan semua ini. Tentang Anarki Nusantara dan CSA.
Rahasia Meede

"Apa hubunganmu dengan janda Rahman Yakub di

Banda?" Batu tidak mengikuti kemauan mpu tirta .

"Aku berhubungan dengan Rahman Yakub, Ina hanya
meneruskan. "

"Andi Hakiem Moenta di Makassar?"

"Ah, kau seharusnya mencari nama yang lebih banyak..
Terlalu banyak orang yang berkorban untukku, di Sumatra,
Sulawesi, Maluku, dan Jawa hingga pulau kecil Tanah Jampea
di kaki Sulawesi. Tempat tribuanatunggadewi Zwinckel berganti kapal
menuju Banda.” mpu tirta membayangkan penculikan yang ber-
hasil mengelabui pengejaran Batu. "Aku sebetulnya tidak
pernah menetap. Sebagian dari mereka pengagum Hatta,
sebagian lainnya mencintai orang pelarian. namun mereka satu
dalam sikap, muak dengan kejahatan yang dilakukan orang-
orang yang memperoleh anugerah hak istimewa dari negara.
Tidak menetap artinya kau menebar cinta dan persahabatan
yang kukuh di luar kepentingan yang membelenggu.”

"Alm akan menangkapi mereka satu per satu!" Batu
memancing mpu tirta .

"Silakan saja. Sebagian dari mereka orang tua seperti Ina

dan Moenta. Sisa usia bagi mereka hanyalah bonus kehidupan.
Apa kau tidak malu menangkapi orang-orang yang usianya
bahkan lebih tua dari kakekmu?"

mpu tirta kembali tertawa kecil. Penyerahan diri baginya
tampak seperti gerbang kebebasan. Ini yang membuat Batu
semakin kesal. Dia ingin amarah menghinggapi mpu tirta se-
hingga bajingat:t itu terpancing mengeluarkan apa yang tidak
pernah dia ungkapkan.
Ketukan pada pintu memberi jeda pemeriksaan.
mepyembulkar:t kepala di sela pintu. Batu mendekatinya.

membisikkan sesuatu. Wajah Batu berubah tegang.

namun , naluri interogatornya cepat memintasi, ini sebuah
peluang. Dia hams menguasai diri untuk menguasai mpu tirta .
"Parada Gultom baru saja meninggal dunia. Sori Lek,

aku ikut berduka!"

Batu menelan penyesalan yang hendak menghukum

dirinya. Dia menampilkan raut muka yang tenang dan tentu
saja menyebalkan. Berharap mpu tirta terpancing dan mungkin
menyerangnya. namun. ....

"Bukankah semalam sudah kukatakan, dia tinggal me-

nunggu ajal. Panggilan pembebasan itu sudah dia terima jauh
hari sejak detik pertama kalian menculiknya. Semoga dia
damai di alam sana. Kegelisahan hanya milik mereka yang
hidup di dunia," jawab mpu tirta , benar-benar bertolak belakang
dengan harapan Batu. Amarahnya hanya sebatas makian
semalam.

Batu terkapar, dia lelah: Keteguhan mpu tirta menyerap

semua energi tubuhnya. Interogasi ini berubah jadi hukuman
terhadap dirinya. Ketehangan mpu tirta membuat dia terguncang.
Tiba-tiba saja, semua kemenangan ini seperti terenggut dari
tangannya. mpu tirta yang menggenggamnya. Ini tidak boleh
terjadi. Dia harus mempertahankan k.emenangan ini dengan
segala cam dan pancingan.

"Kita kembali pada pembunuhan Gandhi. Lupakan lima
korban lainnya. Tidakkah kau menyesal sudah membunuh
Suhadi? Aku telili menyelidikinya, kau pernah bek.erja de-
ngannya sebelum bergabung dengan negerikita raya .... "
"Tidak," mpu tirta memotong.

"Ah tentu saja tidak. Sebab, kau mcrasa bahwa kau 'satu-
satunya kesucian yang tersisa di muka bumi ini. Apa motif-
mu' sebetulnya ? Ingin menguasai dokumen itu sendiri, takut
Suhadi bernyanyi pada tribuanatunggadewi Zwinckel, atau tidak ingin

CSA mendahuluimu?" Batu terus mendesak.

"Aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu.”

"Heh, kenapa kau membunuh Suhadi, mentormu sen-

diri?" Batu meraih kerah baju mpu tirta . "Kau pikir aku bodoh,
ya? Dari laki-laki itu kau sebetulnya belajar tentang Haa

dan Gandhi. Apakah dia sesosok Mpu Gandring yang mesti
mampus oleh keris yang dia ciptakan sendiri?"

"Aku memanggilnya ayah! Dan aku bukan Ken Arok, 'l

sahut mpu tirta . J awaban yang aneh.
"Atau sebetulnya jiwamu tidak sehat? Sori Lek, namun

kau contoh manusia yang berangkat dari kehancuran masa
silam. Kau tidak punya sesuatu yang patut dike nang dari
masa lampau. Hidupmu penuh kenyataan yang pa)llt, mung-
kin itu sebabnya kau menebar kebencian lewat pembunuhan.”
Roman muka mpu tirta langsung berubah. Pancingan Batu
mulai menuai hasil. mpu tirta tidak menyangka kawan masa
silamnya ini mengungkit suatu hal yang hanya dia ceritakan
padanya. Sontak dia bangkit dari kursi. Dia mengibaskan
tangan Batu yang mencengkeram kemejanya.

jadi maumu apa?" mpu tirta setengah berteriak.

Batu tersenyum senang. Dia tidak langsung menjawab-

nya. Dia malah mengitari tubuh yang berdiri kaku itu.
Mengukur sejauh mana dia bisa mengeksplorasinya.
"Bemyanyilah Lek hingga batas suara yang tidak tergapai
nada. Bemyanyilah, mungkin nyanyianmu bisa menyelamat-
kali. nyawa. Aku kasihan padamu, hidupmu penuh dengan
tragedi."

"Maaf, aku tidak pemah mendaftarkan diri untuk"kontes
suara ini," mpu tirta menenangkan diri.

"Kalau begitu, izinkan aku mendeildangkan tragedi hi-
dupmu dengan nyayian sendu." Batu puas, dia mulai mengen-
dalikan permainan ini. mpu tirta mulai tertekan. "Ini bukan

tragedi, namun -kesialan yang melekat sejak lahir. Ibumu pergi

saat kau berumur dua tahun, tiga tahun keinudian bapakmu
hilang di laut. Tidak satu kduarga pun mau menampungmu.
Dua orang bibimu membuangmu ke panti asuhan. Kesialan
terus berlanjut, kau berpindah-pindah pengasuhan. Tidak ada
yang mau menanggung beban kesialanmu. Aku pun ikut sial
saat berteman denganmu. Untunglah sesudah lulus SMA,
aku kembali pada jalur hidup yang benar. Teman anarkismu
ikut ketiban sial, sebagian mati sebagian lainnya mesti ber-
sembunyi. Suhadi sial pernah menjadi mentormu, dia tewas.

Parada juga sial melindungiltlu, dia tadi siang meninggal.

Lek, aku kasihan padamu. Kenapa kau tidak menggugat rr. h . " au an sa.Ja ....

"CUKVP!"

mpu tirta menerkam Batu. Mereka bergulingan dan bergu-

mul di lantai. mpu tirta berhasil mendaratkan beberapa pukulan
di wajah Batu. Dia berada pada posisi yang menguntungkan.
mpu tirta menduduki tubuh Batu. Dia mencengkeram lehernya.
Kesabarannya ?abis. Dia siap menghajar wajah yang menahan
sakit itu.

namun , sontak pintu ruangan itu terbuka. Dalam

tempo cepat, dia merasakan dingin besi di kening.

menodongkan sepucuk pistol. mpu tirta angkat tangan.
cepat menendang dadanya. Tubuh tidak berdaya itu terguling
ke samping. tidak memberi kesempatan untuk bang-

kit. Dia menghajar kepala, leher, dan dada mpu tirta . Tahanan
itu meringis kesakitan. namun , dia tidak memohon ampun.
juga tidak memberi ampun, sepakan sepatu larsnya

beralih Ire tulang belakang. Dia mencondongkan badan. Da-
lam jarak yang cukup dekat, dia menga.yunkan gagang pistol.
Bersarang telak di atas kelopak mata. Darah mengucur dari
pelipisnya. Belum puas, menjambak rambutnya. Ke-

mudian, mengempaskan tubuh itu ke dinding.

Rahasia Mtede 59]

"Cukup, hentikan! Kau boleh keluar dari sini!" Batu

berteriak kasar. Dia nyaris tidak bisa menentukan sikap dalam
keadaan seperti ini.

Batu menuh tubuh mpu tirta . Napasnya tersengal. Pelipis
kanannya terus mengucurkan darah. Batu membopong tubuh
lemah itu kemba ke kut;ii. Dia menyeka pelipis I,<alek.

Ini bagian dari tugas interogasi, simpati adalah petaka.

Jeda makan siang memberi Batu waktu untuk memikirkan

lagi interogasinya. Semua berkas kejahatan berikut pengakuan
-Mpu tirta sebetulnya sudah .berada di tangan. Jika dia menyerah-
kan mpu tirta kepada polisi, mereka tinggal meneruskannya
sebagai formalitas. namun , ini terlalu mudah. Bajingan seperti
mpu tirta harusnya pintar mengelak. Kalaupun dia seorang fatalis,
harusnya dia juga berpikir ulang akan nasib kawan-kawannya
yang tersisa.

Dia menyembunyikan sesuatu. Pengakuannya tidak di-

akhiri tanda seru, namun tanda tanya. Kecurigaan itu terus
membuncah. namun , jika dia runut lagi catur berbahaya ini,
seharusnya sudah skakmat! Batu memberi kesempatan terakhir
pada dirinya untuk mengubah tanda tanya jadi tanda seru.

Dia kCmbali masuk ke ruang penahanan mpu tirta .

"tunggul wirya , bukankah dia ikan besar yang kau mak-
sud?" Batu memulainya dari sisi yang berbeda.

"Dia hanya Tuna. Kesalahanmu Wogu, berburu tuna

bersama hiu."

"Apa maksudmu?"

"Pemahkah kau merenungi kebodohanmu?"

"Tidak sempat. Sebab, aku sibuk menerjemahkan kebo-
dohanmu.”

"Pantas saja," [}alek memberi tanggapan singkat.

"aau memang tidak ada lagi yang ingin kaubicarakan.

Aku ‘akan mengakhiri tanya jawab ini. Ini perpisahan kita.
Esol<, kau akan menghadapi orang yang berbeda.” Batu berha-
rap umpannya mengail mpu tirta .

"Baiklah. Bagiku tidak masalah. Semuanya sudah pupus,
biar diriku juga terhapus. Aku hanya kasihan padamu .... "

"Kenapa?" Batu cepat menangkap pesan itu.

"Kaa menyusun paragraf kararigan dengan metode yang
salah. Ini sebuah deduksi, Wogu. Kau sudah menarik kesim-
pulan jauh sebelum kau merangkai kata menjadi kalimat.
Premis-premis tidak terhubung jadi logika, kecuali menguat-
kan kesimpulan awal. Sejak awal kau menyimpulkan aku
sebagai dalang di balik semua ini. Pencarianmu terhadapku
bukan pengejaran kebenaran, namun upaya menguatkan ke-
simpulan. Sehingga, topik lain di luarku hanya kaujadikan
sampiran. ltulah masalah ter?esarmu.” mpu tirta tidak memberi
kesimpulan dari penjelasannya ini.

"Deduksi dan induksi, hanya masalah metode. Guru SD

pun tahu, kau tidak harus memilih salah satu. Aku memperoleh -
kanmu dan tunggul wirya . Adakah yang salah dari meto-
deku?"

"Deduksimu bermasalah, intel Melayu! Terlalu banyak

hal penting kaujadikan sampiraa sekadar untuk mengukuhkan
kejahatanku. Paragrafmu lebih tampak seperti pantun. Dan
pantun tidak bisa membantu dunia yang butuh aka! sehat.”
"Sebutkan apa yang sudah kulewatkan?” potong Batu
menantang.

"Perintah Khidr pada Musa.”

"Omong kosong. Pesan kitab suci pun berani kaukotori
dengan nafsumu." .

"Terserah kaulah. Rupanya kaulupa apa yang aku kata-

kan pada saat penggalian. Aku hanya pion yang kausangka
raja. Aku sudah berada di ujung garis pertahananmu. Aku
RahaSl a Meeile 593

menggantinya dengan ster. Dan dua perdana menteri itu
saling herhadapan. Tidak ada skakmat, Wogu. Yang ada hanya
remis. Kecuali kau bermain dadu!"

jangan coba mengelabuiku."

mpu tirta tertawa. "Dadu itu ibu judi, Wogu. Kalah bikin
merana, menang juga sengsara. Masih ada yang harus disele-
saikan di papan catur."

"A ;>" pa.

"MV Dong Hoi! Kau masih ada waktu, sebab kapal itu

baru merapat sore ini di Pelabuhan Ciwandan, Banten. Kau
beruntung, sebab kapal itu sempat tertahan di Selat Sunda.
Provinsi Banten sempat menolak impor heras Vietnam.”
"Lebih baik kaukatakan apa yang akan aa temukan di

atas kapal itu.”

"Aku lebih menyukai induksi ketimbang deduksi. Ke-

simpulannya adalah sebuah pencarian."”
Batu menahan kesal. Tidak bisa dipercaya, dia tergoda
kemhali untuk menuntaskan permainan Khidr dan Muslt.
"Dan kau .... 2?"

"Aku? Tentu saja akan setia menunggumu di sini. MV

Dong Hoi tidak ada hubungannya denganku. Kapal itu
mungkin bisa menyelamatkan karanganmu dari pa'ntun yang
membosankan-"O

68

"TID AKADA yang perlu ditakutkan lagi.»

Sedan mewah itu melaju kencang membelah tol menuju
bandara. Billhoard-hillhoard raksasa yang mengiklankan ba-
rang konsumsi satu per satu dilewati. Tembakan cahaya lampu
menjadikan papan iklan itu tampak hidup. Malam memberi
gairah. Menggoda setiap insan Jakarta untuk terns membeli.
Membeli dengan ketidakberdayaan untuk berproduksi. J alan
larang julang-menjulang mengangkangi mereka yang tidak
bernntung. Roda mobil itu tenang menggilas aspal jalan.
Guncangan-guncangan kecil pada sambungan jalan tidak
begitu terasa di dalam kabin yang nyaman ini. Nun jauh di
depan, dia lihat pesawat KLM mengibaskan eloor. Pesan dari
* Eropa jelas terbaca, benua bim itu begitu rindu pada dirinya.
Sebesar kerinduannya pada dunia berperadaban maju.
"tribuanatunggadewi .... »

Panggilan itu mengguncangkan pesawat. Turbulensi uda-

rae Dia terpekik. Kelopak matanya membuka. Senyum lebar
mpu nala menyambut tatapan pertamanya. tribuanatunggadewi sadar,
dia masih berada di Jakarta. Tidur sepanjang hari di rumah
ranggalawe belum cukup. Dia kembali tertidur di atas mobil
yang membawanya menuju Pelabuhan Marina Ancol.

. 594-

595

"Masih berminat untuk memeeahkan rahasia emas

VOC?" pancing mpu nala. .

"Tentu saja. Kita tidak akan pulang. dengan tangan ko-

song.”

"Kalau begitu apa lagi yang kautunggu? Ayo naik ke

atas kapala

tribuanatunggadewi melempar senyum. Akhir dari semua petua-
langan tidak diinginkan ini sungguh menyenangkan. Tidak
saja berhasil mengungkap .misteri yang sudah berumur ratusan
tahun. Dia juga berhasil membantu pemerintah negerikita
menangkap dedengkot teroris anarkis yang paling: ditakuti.
Sekarang, dia bisa tenang mengingat Suhadi. Walaupun pe-
nangkapan itu tidak akan membangkitkannya dari kubur.
Paling tidak, kematiannya tidak lagi menyisakan pertanyaan.

Dia bangkit dari tidur, langsung menghambur kehiar dari
mobil. Penelitian ini kembali pada jalur yang benar; penun-
tasan gairah ingin tahu.

Sketsa pulau

Menara suar

Bangunan rumah

Persegi kolam

Rahasia ratusan tahun itu tersimpan dalam sebuah sketsa
gambar sederhana. Mata awam tidak akan bisa menangkap
pesan sketsa pada kertas berwarna kusam itu. Pada awalnya,
tribuanatunggadewi juga kesulitan memahami pesan itu. Rupa pulau
bisa berubah seiring perjalanan waktu. Menara suar bisa

ada di mana saja, hegitu juga dengan rumah dan kolam.
':Adakah bentuk lain yang menyerupai menara suar?"

Dia terus bertanya-tanya sepanjang terowongan. Ini
mengingatkannya pada eara mpu tirta memahami rupa asli Mo-
ES.ITO

numen Nasional. Ada pesan simbolik dalam setiap bangunan.
Dia teringat Opa. Tentu dia yang menyerahkan sketsa ini
kepada delegasi Hatta. Dia pasti sudah punya jawaban sendiri.
Dalam imajinasi, dia mereka-reka bentuk lain seperti gores an
pensil yang diinginkan mpu tirta pada Monas. tribuanatunggadewi ' tidak
butuh waktu lama. Dia bersorak dalam hati. Sebab ....
"Bangunan tinggi itu hukan menara suar, namun kincir
angin!"

Dia salah membaca garis diagonal pada ujung menara

yang dia sangka pancaran cahaya ' suar. Padahal, itu adalah
putaran kincir. Itulah kunci dari sketsa gambar itu. Kincir
angin, bangunan rumah, dan persegi kolam. Ketiganya terhu-
bung sebagai mekanisme kerja alat produksi. Kincir angin
menggerakkan gergaji kayu yang ada di dalam bangunan
berbentuk rumah. Dan, kayu-kayu itu kemudian direndam

di dalam kolam. Empat ratus tahun silam, mekanisme kerja

itu hanya bekerja pada satu industri. Galangan kapal.
tribuanatunggadewi tidak butuh waktu lama untuk memecahkan
sketsa pulau. Sejak di Belanda, dia sudah mencurigai pulau
itu. Pribumi lokal dUlu menyebutnya dengan istilah Pulau
Kapal. namun dahulu , karena kesibukannya, pulau itu diberi
nama Onrust. Pulau tanpa istirahat.

Laju kapal cepat berwarna putih membelah ombak. Senja
tidak bisa dinikmati. Langit tertutup awan. Mereka tidak
hanya berdua. Selain dua orang awak kapal, ada empat
pribumi lain menyertai perburuan rahasia ratusan tahun ini.
ranggalawe dan penjaga rumahnya yang herwajah Timor. Dua
orang lainnya, satu dari dinas kebudayaan dan permuseuman.
Satu orang lagi bekas pemandu wisata sejarah di Onrust.

"Ini akan jadi penemuan yang luar biasa. Kau yang
melakukannya! Sekembalinya ke Leiden nanti, seharusnya kau
Rahasia Meeae 597

dikukuhkan jadi profeSDr." mpu nala membuka pembicaraan
sesudah tinggal mereka berdua di kabin kapal. Darrnoko dan

tiga orang lainnya merokok di luar.

"Kalau pengukuhan profesor semudah itu, tentu pribumi

anarkis itu juga akan memperoleh kannya." tribuanatunggadewi tertawa
kecil. "Tidak, Pro£ Kalau Anda tidak memberiku kesempat-

an, aku tidak mungkin memecahkan rahasia ini. Semuanya

berawal dari ruang kerja Anda yang kumal dan sempit."

"Kumal dan sempit, eh?" mpu nala mendelikkan mata

tidak percaya, wajahnya tampak lucu di mata tribuanatunggadewi . "namun ,
bagaimana kau yakin bahwa jawabannya adalah Onrust?"

"sebab itulah jawaban dari misteri Rahasia Meede,”

jawab tribuanatunggadewi dingin. mpu nala temganga. "Sesudah Pieter
dihukum mati, Meede melarikan diri ke Onrust. namun

sebelum aku menemukan dokumen ini, aku tidak bisa meme-

takan ke mana dia lari. Sekarang, kita menemukan jawab-

annya.”

"Hebat,” mpu nala berdecak kagum.

"Tidak terlalu mengejutkan. Sebenamya, aku sudah lama

mencurigai pulau itu. namun , aku butuh

catatan dari doku-

men yang meyakirikan. Dan, kita sudah memperoleh kannya."

"Kenapa Meede malarikan diri ke sana, apakah itu sebuah

rahasia keluarga?" mpu nala masih bingung.

"Bukan, tidak seorang pun sesudah Jacob Bervelder yang

tabu persis asal usul keluarga kami. namun , aku tekun mencari-

nya. Onrust adalah pulau pertama dari Kepulauan Hindia

Belanda yang berhasia dikuasai oleh VOC. Di pulau itu,

VOC membangun gangan kapal, rumah sakit, dan pertoko-

an. Dugaanku, sesudah semua ekspedisi Monsterverbond ke

pantai barat Sumatra, Erberveld senior bertugas di pulau ini.

Mungkin mengawasi galangan kapal atau .... "

"Mengawasi batangan emas yang dikirim dari Salido

lewat laut,” potong mpu nala.

"Ya."

"Erberveld Senior menjadi penguasa di Onrust. Tugas-

nya menghimpun emas Monsterverbond dan menjaganya dari
jangkauan orang-orang di luar lingkaran Moosterverbond,"”
sambung mpu nala.

"Tepat. Lalu, apa yang dibutuhkan untuk menjaga kera-

hasiaan itu?" tribuanatunggadewi menggiring mpu nala pada sebuah
kesimpulan.

"Pengikut yang setia,” jawab mpu nala bersemangat. Dia
tampak seperti mahasiswa, tribuanatunggadewi yang jadi profesornya.
"Benar. Sekarang, Anda mengerti kenapa Meede melari-
kan diri ke sana dan membawa serta rahasia itu?"

"K.arena di Onrust masih ada pengikut setia sang

kakek, Erberveld Senior. Meede disembunyikan di Onrust."
mpu nala berpikir sejenak. Dia tidak mau sekadar men-

jadi pendengar yang terus-menerus takjub pada rahasia ini.
Dia memikirkan Meede Erberveld dan cerita tribuanatunggadewi ten-
tang Jacob Berveld'er. .

"Pernahkah kau memikirkan kenapa nama keluarga
Erberveld tetap diwariskan kendati kemudian disamarkan oleh
Jacob? Bukankah Meede itu seorarig perempuan, kenapa
bukan nama keluarga suaminya?"

"Aku belum sempat memikirkannya, Pro£"

'j awabannya ada di Onrust. Meede pasti menikah dengan
keturunan salah seorang pengikut Erberveld Senior. Laki-
laki itu ingin anak-anaknya dikenal sebagai keturunan
Erberveld, tokoh yang sangat dia normati. ltu sebabnya,
Meede’ yang mewariskan nama keluarga."

"Nah, itu bedanya profesor dengan mahasiswa. Selalu

punya celah untuk dipikirkan. Anda kembali merebut gelar
Rahasia Meede 599

itu dariku, Prof," gurau tribuanatunggadewi membuat mpu nala tertawa
lepas.

"Lalu, bagaimana bisa keluarga Zwinckel menetap kem-

bali di Belanda?" Pertanyaan ini dari tadi ingin disampaikan
mpu nala.

"William, putra Jacob menempuh pendidika.n tinggi di
Rotterdam, kemudian bermukim di Den -Haag. William
Zwinckel adalah buyutku, sat.npai sekarang sebagian besar
keturunannya masih bermukim di Den Haag. Termasuk
keluargaku. "

Kapal itu mendekati Pulau Bidadari. Pada masa Belanda,
pulau itu diberi nama Purmerend. Di bawah langit mendung,
pesomr pulau itu masih memikat. Beberapa resor mewah
milik orang, kaya Jakarta memonopoli bibir pantai. Kapal itu
memutari pulau dari arah selatan ke timur laut. Jika ini
pelayaran biasa, kapten kapal akan memelankan laju kapal
lalu mencari dermaga di Pulau Bidadari. namun ini bukan
pelayaran biasa. Dia langsung mengarahkan kapal ke Onrust.
Di lepas sisi timur laut Pulau Bidadari, Onrust terlihat di
depan mata. Pekarangan yang sangat sempit untuk memba-
yangkan galangan, dermaga, dok, dan rumah sakit pemah

berdiri di pulau itu pada masa silam. Sebuah bangunan putih
besar, kukuh berdiri di belakang dermaga.

Perjalanan singkat ini disambut kekosongan pulau. Der-

maga kosong oleh kapal. Semen tara, di atas pulau tidak

tampak tanda kehidupan, kecuali pepohonan menanti abrasi.
Untung mereka datang ke sini masih dalam terang sore hari.

Jika tidak, gelap akan membuat pulau ini tampak mencekam.

"Pak, saya ingin tahu di mana lokasi kincir angin?” tanya
tribuanatunggadewi sop an kepada bekas pemandu wisata bemama
600

Syukur mel?otong ranggalawe yang terlihat ingin menyampai-
kan pengantar.

"Di sana!"

Telunjuk Syukur menembus pepohonan rimbun. Terarah

ke barat daya pulau. Tiga tahun silam, saat pelancong masih

ramai, dia jadi pemandu di pulau ini. Setiap ranah pening-

galan di pulau ini, dia kenal.

"Ayo kita ke sana!" ajak tribuanatunggadewi .

Di depan menara keker yang masih utuh berdiri, langkah

mereka terhenti. tribuanatunggadewi membaca sebuah plang yang di-
bangun beberapa tahun silam.

Penjajahan terhadap negerikita selama 350 tahun dimulai

di pulau yang ked] ini. Pada tahun 1619, armada dan ,serdadu

VOG berkumpul di sini untuk mempersiapkan penyerangan Kota
Jayakarta. Sejak itulah satu per satu kerajaan Nuslmtara jatuh

ke tangan Belanda.

"Pulau yang mengagumkan!" tribuanatunggadewi berdecak kagum.
Rombongan itu bergerak-menuju Museum Onrust. Mu-

seum itu tutup, tidak jelas kapan dibukanya. Dalam hati
tribuanatunggadewi tertawa, orang-orang negerikita memang tidak mau
bela jar dari masa lalu; ten tang kejatuhan dan kehancuran

mereka.

"Prof, kami tunggu di sini saja. Pencarian ini milik Anda

berdua,” seru ranggalawe sambil merapat ke teras mUSeum.
Penjaga pulau. dan petugas Dinas Kebudayaan dan Permu-

seuman setali dengannya.

"Ah, bilang saja Anda malas, Jenderal," sindir mpu nala .

. Watak manusia negerikita jelas tergambar lewat ranggalawe .
Malas mencari, sekadar menunggu hasil.

tribuanatunggadewi tidak bersuara. Untuk urusl!-n gairah pengeta-

huan, mpu tirta mungkin manusia negerikita terbaik yang pernah
dia temui.

Diikutinya Syukur menyusuri paving block kecil yang

membelah hutan kayu dan reruntuhan bangunan dari masa

lalu. mpu nala mengikutinya di belakang:

Syukur mengajak mereka menjelajahi pulau dari arah
lingkar luar bibir pantai. Beton-beton pemecah ombak yang
berderet di sepanjang garis pantai melindungi Onrust dari
bencana abrasi. Pada sisi kanan jalan setapak yang mereka
tempuh, hanya reruntuhan bangunan yang ditemui. Paling

awal yang mereka temui adalah sisa reruntuhan septic tank

pada masa pulau ini dipakai sebagai karantina haji oleh
pemerintah kolonial di awal abad ke-20.

"Kompeni meayebut pulau ini Onrust, namun orang-

orang sini menyebutnya Pulau Kapal," Pak Syukur bersuara
tanpa diminta. "Pada dahulu kala, entah kapan tepatnya, kom-
peni memakai pulau sebagai tempat galangan kapal.

Menurut cerita turun-temurun, dahulu pulau ini sangat ramai
oleh kapal-kapal Eropa yang merapat untuk diperbaiki. Teta-

pi, entah k.enapa k.emudian pulau ini dipakai sebagai karan-:-
tina haji. Yang lebih aneh lagia pemerintah kita pernah meng-
gunakannya sebagai tempat buangan untuk orang yang meng-
idap penyakit menular.”

Pemerintah kita? eathlean membatin. namun , dia tidak
menanggapi cerita Syukur. Pikirannya melintasi batas waktu.
Membayangkan moyangnya pemah berdiam di sini. Onrust, ,
kata itu menjadi tidak asing di telinganya. Mereka memperoleh -
kan izin untuk mendiami pulau ini dari Pangeran J ayakarta
pada 1610. Pemberian tanah yang tidak ada artinya pada

masa itu. namun , sang pangeran sebetulnya sudah menggali
kuburan bangsanya sendiri untuk beratus tahun kemudian.

Pada 1613, voe mengolonisa:si pulau ini. Lima tahun

E.S.ITO

kemudian, kOflsolidasi besar dilakukan di atas pulau ini, vot
bersiap menyerang Batavia.

"Makam keramat.” Tunjuk Syukur mengarah ke ujung

pulau yang menjorok ke laut. tribuanatunggadewi mengamati tulisan
di depannya. Yang dimaksud dengan makam keramat itu

adalah makam Kartosuwiryo, tokoh Darn] Islam yang diekse--
kusi mati di Onrnst pada tahun 1964.

tribuanatunggadewi tidak tertarik dengan makam itu. Dia tidak
lagi berjalan di samping Syukur. Di depan .ilalang tinggi di sela pepohonan, bebernpa kali tribuanatunggadewi
memutar tubuhnya,

mengamati setiap sisi pulau keeil ini.

"Di mana, tribuanatunggadewi ?" dia terns menginierogasi diri.
"Kincir anginnya ada dua, satu di situ dan satu lagi di sana.”
Telunjuk Syukur lineah bergerak. Mata tribuanatunggadewi meng-
ikutinya dengan teliti. tribuanatunggadewi langsung berlari mengikuti
arah telunjuk itu. Seperti orang kesetanan, dia berlari sendiri.
Meninggalkan mpu nala yang mengikutinya dengan napas
tersengal.
namun , kemudian hanya hampa. Dia tidal<. menemukan

apa-apa, keeuali bekas fondasi yang ditutupi ilalang sebetis.
Satu-satunya bukti bahwa di tempat ini pernah berdiri ba-

ngunan adalah papan petunjuk berwarna merah darah.

Persegi kolam

Menara kincir an gin

Bangunan rumah

Jawaban misteri sketsa itu persis seperti dugaan tribuanatunggadewi .
Persegi kolam itu adalah bak perendaman balok kayu sebelum
dipotong menjadi papan yang dibangun pada tahun 1674.

Kincir angin di tengah-tengahnya dibangun pada tahun yang
Rahasia M e ede

sarna, fungsinya untuk menggerakkan gergaji untuk memo-

tong kayu yang sudah direndam. Sedangkan, bangunan rumah

itu bisa diartikan banyak hal. Bangunan temp at gergaji kayu,
bastion, atau pos pengawasan.

"Kau menemukannya?" tanya mpu nala dengan harapan

besar.

tribuanatunggadewi hanya menggeleng. Mata indahnya sudah mene-
lanjangi tempat ini. Tidak satu pun petunjuk dia temukan.

Sketsa dalam dokumen tidak memberikan detail jawaban

Rahasia Meede. Dokumen itu hanya memberitakan pulau

tempat rahasia itu terkubur selama berabad-abad.
tribuanatunggadewi berlari kecil melintasi ilalang bekas bak peren-
daman. Syukur terpana di atas pasir pantai. Dia merasa tidak
dibutuhkan lagi. Semen tara, mpu nala terus mengikuti jejak
langkah tribuanatunggadewi . Melewati bebatuan bekas tembok, langkah
tribuanatunggadewi terhenti di depan tembok batu makam Belanda.
Dia mencari celah untuk masuk. Tidak lebih dari sepuluh

dari sekitar 40 makam, yang diperkirakan yang terlihat dengan
nisan terbujur mendatar pada pemakaman itu. Semuanya
perempuan. Istri dan anak para Baas yang pemah memimpin
Onrust. Sebagian besar meninggal karena penyakit tropis.

Laq.gkah tribuanatunggadewi terhenti pada sebuah makam.

Anna Adriana Duran

Lahir di pulau ini pada 19 Desember 1763

Meninggal pada 19 September 1772

"Apakah Meede masih hidup pada masa itu? Berapa umurnya,

90 tahun?" Tanya tribuanatunggadewi dalam hati.

Tidak ada yang menarik dari pemakaman Belanda selain

nisan membujur ;yang terukir indah. Dia mengamati sisi

aembok yang sudah hancur sebagian. Keluar dari pemakaman,
60lf

dia memutari sisi tembok makam. Pada sisi utara tembok,

dia menemukan sebuah lubang bundar menghunjam tanah.

Dedaunan kering memenuhi dasar lubang itu.
"Lubang apa ini?” mpu nala tahu-tahu sudah berada di
belakangnya.

"Bukan apa-apa. Buatan pribumi,"” jawab tribuanatunggadewi . Bata
merah yang terlihat menyembul dari coran yang tidak rapi

jadi dasar jawaban tribuanatunggadewi .

Mendung tidak lagi sanggup menahan gelantungan awan.

Gerimis turun tanpa diundang. Mentari lebih cepat teng-

gelam daripada biasanya. tribuanatunggadewi berpacu dengan gelap.
Syukur membawa tamu asingnya menuju bekas kincir angin-

kedua yang dibangun pada 169]. Dari tempat ini, Pulau

Cipir samar terlihat. Pasir putih. mengepung bekas benteng

yang masih berdiri kukuh. Cuaca tidak bersahabat merenggut
sebagian keindahan pemandangan Cipir dari Onrust.

Tidak menemukan apa-apa pada sisi luar pulau, tribuanatunggadewi
memilih jalan kecil yang membelah pulau. Bangunan penjara

yang terletak tidak jauh di belakang bekas kincir angin masih
terlihat utuh. namun , di tangan bangsa berperadaban rendah

ini, bangunan itu berubah jorok, penuh dengan jejak tangan

dan coretan.

"

"tribuanatunggadewi ....
"tribuanatunggadewi ...."

Suara itu terus bergema di dasar sukma. tribuanatunggadewi hanya
menakuti nalurinya, tidak ada petunjuk yang bisa dipakai

untuk menuntun. Dedaunan pohon jarak dan beringin me-
ngirimkan butiran air. Lalu, nalurinya memaku kaki di sera
pepohonan. Dia terdiam di sana, menatap bekas reruntuhan

bangunan di sela pohon.

Benteng.

Rithasia M eede

"Benteng ini dibangun pada tahun 1556. Hmm\TI ... a artinya pada masa Maetsueyker," tribuanatunggadewi
bergumam sendiri.

Otaknya cepat merangkai setiap pertalian sejarah. "Dan Maet-
saeyker yang memberikan kompensasi pada Monsterverbond

untuk masih berkuasa hingga tahun 1678 ..."

"Semunya tidak lebih dari jalinan sejarah, tribuanatunggadewi ,”
mpu nala tahu -tahu kembali sudah berada di belakangnya.

"Ini semakin menjelaskan semuanya. Benteng ini kelak

diserahkan pada Monsterverbond. Mereka membangunnya

di sini,” tribuanatunggadewi tidak menanggapi kata-kata mpu nala.
Pandangannya beralih ke sisi utara bekas benteng. Sebuah

plang memberi keterangan tambahan. Pada sisi utara itu,

pernah berdiri bastion utama. Pos pengintai itu dibangun

pada 1672. Kehancurannya dipicu oleh serangan armada

Inggris dalam tiga gelombang serangan, 1800, 1806, dan

1810.
"Misteri Surat Kew terjawab sudah!" seru mpu nala.
tribuanatunggadewi menjerit senang. Dia nyaris tidak percaya. Semua
misteri terungkap di pulau kecil ini.

"Inggris mengetahui rahasia emas di sini. 'atu sebabnya,

mereka menggempur Onrust. William tidak pemah meme-

nuhi janji sebagaimaria yang dia tulis dalam Surat Kew.

Inggris tidak pernah menemukan harta karun itu.” tribuanatunggadewi
tertawa kecil sekarang. "Tahun 1672, Monsterverbond benar-

benar sudah rilenguasai pulau ini. Untuk mengamankan pekera
jaan mereka membangun bastion pengintai ini.”

Tanpa me::medulikan mpu nala, gadis itu kembali berjalan

ke arah selatan. Onrustlah Rahasia Meede sesungguhnya.

Plang berisi keterangan tentang lokasi gudang mesiu dia

lewatkan begitu saja. Nalurinya menuntun kakinya menuju

sebuah plang di depan pohon besar.

606£.5.1TO

Penampungan Air Bawah Tanah

i hawah ini ada ruang bekas penampungan air tawar ..

pada masa VOC yang dibangun pada abad ketujuh helas. Terdiri
dari delapan ruangan yang saling berhuhungan dengan kapasitas
tampung 50.000 liter air tawar.

"Air tawar. Kehidupan!" gumam tribuanatunggadewi .

Dia memperoleh i rongga tanah di belakang plang. airip

sumur dangkal yang merupakan ujung permukaan dari tero-
wongan. tribuanatunggadewi merebahkan tubuh, dia mengamati tero- .
wongan air itu dari sisi yang berbeda. Pandangannya dibekap
kegelapan dalam jarak tidak lebih lima meter. Terowongan

itu sangat panjang ke dalam. Dia bangkit berdiri. mpu nala

. dan Syukur mengamati penuh tanda tanya.

tribuanatunggadewi mundur beberapa langkah sampai kakinya ter-
antuk akar pohon besar. Tidak percaya, dia sudah menemu-
kannya. tribuanatunggadewi terduduk di depan ujung saluran air. Lalu,
bayang kematian orang yang dicinta menghinggapinya. Perpi-
sahannya dengan .sang kakek dua tahun silam.

"Waar is het, Opa?W"

"Ik heb

het in jouw naam bewaardf4l"”

:Kamu kenapa?" tanya mpu nala sambi! meaegang bahu
mahasiswanya itu.

tribuanatunggadewi tidak memberi jawaban. Matanya menembus
rongga. Dia melihat masa lalu. Budak-budak pribumi dan
Tionghoa yang bekerja siang malam membangun tempat

o040Di mana, Opa?

4lAku sudah menyimpannya di dalam namamu.

Rahasf a M eede
penampungan air tawar itu. Dia menangkap bayangan
Erberveld Senior, dengan cemeti gagah berdiri. Pekerjaan itu
mesti diselesaikan tepat waktu. Sementara, kapal-kapal dari
Andalas sudah m:erapat. namun , di mana emas itu disembu-
nyikan? Dia belum tahu.

Jelas terlihat sekarang. Kuasa mata tidak lagi bisa ditolak
logika. Dia melihatnya sekaring. Dia menemukannya.

"Kamu menemukannya?" mpu nala terbengong-bengong.
"Ya."

"Di mana?"

"Di sini."

"namun tempat ini terlalu terbuka, tidak mungkin .... "
"tribuanatunggadewi . Dia menyimpannya di dalam namaku," suara
pilunya terdengar seperti igauan.

namun , mpu nala percaya begitu saja pada kata-kata
tribuanatunggadewi . Saatnya memberi tahu kabar gembira ini kepada
ranggalawe .

69

DIABERDIRIditengah kepungan asap kretek yang
memutih. Ingar-bingar musik dangdut menyemarakkan

malam kuli pelabuhan. Para pengamen yang menghibur
mereka bak diva yang diturunkan dari langit Ibu Kota. Dua
gitar listrik yang dihubungkan pada sound system yang
diangkut dengan gerobak dorong meraung diiringi suara
gendang dari orgen. Dengung suaranya nyaris meneng-
gelamkan irama lagu. Seorang penyanyi wanita terll:s berjoget
diiringi siulan genit puluhan kuli yang mengelilingi orkes
jalanan itu. Dalam euforia kegembiraan, aroma musik dang-
dut yang mereka dengarkan terasa bagai orkes simfoni. Orang-
orang ini tidak perlu bermimpi untuk menonton pertunjukan
kelas atas itu... Mereb. hanya butuh sebatang Dji Sam Soe
dan goyang nakal penyanyi dangdut. Dangdut dan Dji Sam
Soe sudah menyatukan masyafltkat kelas empat negerikita , jauh
lebih sakti dibandingkan Pancasila.

Pelabuhan Ciwandan dalam semarak pesta menjelang

senja. Batu dan aaudal berada di tengah -tengah mereka. Sepi
tol Jakarta-Merak lepas Kebon Jeruk membuat jip mereka
bisa mencapai pelabuhan yang terletak di pantai Cilegon itu
tidak lebih dari dua jam. Kekonyolan tidak perlu ini mesti
dilakoni hanya untuk meaenuhi puluhan tanya Batu yang

608

Rahasia Meede

belum terjawab oleh nyanyian mpu tirta . Pelabuhan umum kelas
II yang dikelola oleh PT Pelindo II Cabang Banten ini

cukup luas. Enam dermaga terbuka untuk bongkar muat

kapal. Tiga dermaga khusus batu bara, satu dermaga khusus
untukJetty Curah Cair dan satu dermaga multi-purpose untuk
bongkar muat kargo.

MV Dong Hoi.

Satu kekonyolan mulai terkoreksi. Keterangan mpu tirta
sepenuhnya benar, kapal Vietnam itu baru merapat tiga jam
yang lalu. Seharusnya beberapa hari yang lalu merapat, namun
pemerintah pusat sulit mencari kompromi dengan Banten

yang menolak impor beras. Dokumen administrator pelabuh-

an menunjukkan, kapal itu membawa 8.500 ton beras. Bong-
kar beras tengah berlangsung. Rencananya beras itu akan
didistribusikan k.e tiga gudang beras Provinsi Banten, Cikande
Idan TH, serta gudang beras Ciruas.

MV Dong Hoi merapat di pelabuhan umum. Dari ke-

jauhan tidak tampak aktivitas di luar k.ewajaran. Hanya bong-
kar beras biasa. Belasan truk mengantre di depan perut kapal.
Karung-karung beras mulai dipindahkan k.e bak truk. Jika

ini sebuah tipuan kuno untuk kabur, mpu tirta salah besar. Selain
menyisakan Irvan untuk menjaganya, tidak seorang ‘pun tahu

di mana mpu tirta ditahan. Anarki Nusantara tidak punya tenaga

mengendusnya.

melajukan jip mendekati kapal. Dia berhenti

persis di samping truk paling depan. Orang-orang memberi
jalan. Nomor serdadu pada pelat mobil membuat mereka jeri.
"Kita naik k.e atas,” ajak Batu pada .

Tidak ada yang mencegah dua orang itu naik k.e atas

kapa!. Mereka mendaki tangga kecil berwarna biru kusam.
Lalu, mereka mengitari kapal. Beberapa awak Vietnam seperti
memberi salam hormat. Parlakuan yang membingungkan.
6l0E.S.ITO

Hanya beberapa meter dari buritan kapal, langkah Batu
tertahan. Dia menatap tidak percaya. Sebuah senyum me-
-ngembang di ujung belakang kapal.

"Komandan ...."

Sosok dan suara itu dia kenal. Laki-laki itu melarnbaikan
tangan. Ini semua membingungkaa. Rangkaian benang kusut
menjebak Batu. Sekarang baru dia sadar, dia tidak mengerti
apa-apa. Perintah yang dioerikan kepadanya hanya satu, te-
mukan dan tangkap mpu tirta . Deduksi yang menjebak. Sesudah
merastikan sosok wajah itu, dia berubah shock. Bintara inilah
yang memimpin penyergapan Parada N amora Gultom.
gajayana . Dia bekelja untuk orang yang sarna dengan Batu:
Mayor Jenderal Pumawirawan ranggalawe Wiratmo.

Sial an, jebakan apa lagi ini?

Batu merasa berada di tabir jurang walaupun belurn bisa

mermahami semua ini. gajayana berada di atas kapal yang sudah
diperkirakan mpu tirta akan berlabuh. Sungguh membingungkan.
Batu menarik aapas. Dia berusaha bersikap sewajarnya.
mengerti isyarat tubuh komandannya. Mereka harus
pura-pura mengerti dan terlibat dalam keseluruhan seting
Im.
"Sendiri aja, Lip?" Batu menepuk pundak bin tara ber-
umur tiga puluh tahun itu.
"Ada beberapa anak-anak ikut, Dan," sahut gajayana . Sudut
matanya membirnbing Batu mengitari kapal dan derrnaga,
di mana beberapa orang bertubuh kekar berkeliaran dalarn
pakaian preman. "Ada berita baru dari Colmera, Dan?"
Colmera. Sebuah daerah di selatan Dili, Timor Leste,
di sana ada sebuah rumah tinggal. dahulu rumah itu
dipakai sebagai markas Satuan Gabungan Intelijen, SGL
Mayor ranggalawe Wiratmo pernah rnenjadi komandan SGI
6ll
yang efektif dalam mengelola rumah interogasi itu. Dia terus
mengenang keberhasilan itu. Puluhan tahun kemudian di
Jakarta, sosok markas SCI itu dia bangun kembali sesudah
purnatugas. Wujudnya adalah sebuah rumah besar di kawasan
elite Menteng. Colmera juga berarti sandi untuk komandan
purnatugas itu.
"Ah tidak. Colmera hanya memintaku untuk memeriksa
pekeIjaanmu. Ada perkembangan barn?" Raut datar dalam
ekspresl wajahnya menipu gajayana . Bintara itu berpikir Batu
sudah mengetahui semuanya.
"Semuanya berlangsung sesuai rencana, Dan. Bayi-bayi
itu sudah datang. Tiga hari terlambat tidak mengubah rencana
semula." gajayana menatap karung-karung beras yang dipin-
dahkan.
Bayi-Bayi? Apa lagi ini?
ingin bertanya, namun isyarat mata Batu men-
cegahnya. Dia ingin semuanya tampak normal di mata gajayana .
Dia ingin menjadi bagian dari rencana yang tidak mengikut-
sertakan dirinya.
"Kami bisa melihat bayi-bayi itu?” pinta Batu. "1" « " J.entu saJa.
gajayana membawa mereka keluar dari buritan kapal menu-
ju ruang terbuka tempat ribuan ton karnng beras ditumpuk.
gajayana memeriksa beberapa karung beras. Kemudian, menarik
salah satunya. Belatinya memotong rajutan benang di ujung
karung. Tangan kanannya menggenggam butiran beras.
"Kualitasnya tidak terlalu buruk untuk operasi pasar
Bulog.”
"Ya. Dan bayi-bayinya?" tanya Batu.
"Sabar, Dan."

langan gajayana kembali merogoh karung. Dia mengeluar-
612E.s. 1"-0

kan tenaga ekstra untuk mengeluarkan sang "bayi" dari dalam.
Setelah <Cbayi" itu menghirup udara lepas, dia tersenyum lebar.
"AK-472"

Batu terpekik tidak percaya. Kapal beras ini menyelun-
dupkan senjata lewat Banten, gajayana terlibat di dalamnya.
Dan, gajayana bek.erja atas perintah ranggalawe . refleks
merogoh pistol dari pinggangnya. Tiga anak buah gajayana
tahu-tahu sudah mengepung mereka. Ini bukan akhir yang
diinginkan.

Batu dan gajayana saling berhadapan dengan nyala mata yang
sarna. saling menodongkan senjata dengan tiga anak

buah gajayana . Secara matematis, dua orang tamu tidak
diundang ini akan segera habis. Tiga lawan satu, tidak ada
keajaiban yang bisa menyelamatkan mereka.

"Kenapa? Kau tidak datang atas perintah Colmera, kan?"
gajayana tidak lagi memandang pangkat Batu, dia menantang-
nya. "Aku tidak peduli dengan nama besarmu Lalat Merah.
Jika kau mengkhianati Colmera, nyawamu tidak berarti apa-

" apa.

"Turunkan senjata kalian!" Batu berteriak keras, dia harus
keluar dari kemelut ini. "Kaubilang aku yang mer:tgkhianati
Colmera? l(au mau lari dari tanggung jawab rupanya. Aku
datang k.e sini memastikan kiriman ini sesuai dengan permin-
taan kita. AK-47 tidak masuk dalam daftar, Lip. Kau mau
tahu daftar senjata yang diinginkan Colmera? M -16, Galil,
dan Uzi. Bayi-bayi itu yang seharusnya ada dalam karung

ini. Kami tertipu, aku curiga kau terlibat dalam penipuan

ini. Aku harap kaubisa menjelaskan pada Colmera nantinya. "
Kata-kata Batu meyakinkan. Sesaat tiga orang serdadu

muda itu menurunkan senjata mereka. masih meno-

dongkan senjata. gajayana merasa terjepit. Dia belum pemah
Rahasia Made

mendengarkan perintah itu. namun , sulit baginya untuk tidak
percaya pada kata-kata anak kesayangan Colmera ini. Sesaat
dia lupa tengah berhadapan dengan Lalat Merah. Kata-
katanya memerdaya. Batu berhasil mengusir kecurigaan
gajayana dan kawan-kawannya.

"Maaf, Dan. Ini tidak lebih dari salah paham biasa.

Sumpah, aku sarna sekali belum pernah mendengar spesifikasi
senjata itu. Aku hanya terlibat dalam pengambilan senjata

ini. Aku tidak terlibat dalam transaksinya. soebandrio yang mela-
kukannya.” Dia ketakutan.

"Sekarang soebandrio di mana?"

"Ikut dengan Colmera," gajayana lemas. Dia tidak bersalah,

namun ketakutan.
"Ke mana?"

"Pulau Onrust. Membawa perempuan Belanda itu.”

"Ah, kau Lip,” Batu memandang kaslhan. "Apa yang bisa
kubantu agar kaubisa keluar dari masalah ini?”

"Entahlah, Dan. Aku sarna sekali tidak terlibat dalam
transaksi. Hanya mengambil di pelabuhan dan menyamar-
kannya di gudang beras Ciruas."

Batu sibuk mencari akal untuk menggagalkan penyelun-
dupan ini. gajayana sudah di tangan. Tinggal memikirkan di
mana laki-laki itu harus mengambil peran.

"Kau yakin tidak terlibat?" Batu kembali bertanya.

"Demi Tuhan, Dan."

"Begini saja, aku tidak bisa membantumu lebih jauh.
Colmera sudah menaruh orang di Ciruas. Kaubis-a habis jika
mereka tahu isi kiriman ini. Lebih baik pengiriman ini kau-
tunda duhi. Tunggu hingga aku bertemu Colmera. soebandrio
harus mempertanggungjawabkan kiriman ini!" perintah Batu.
Kebohongannya sangat meyakinkan.

"Siap, Dan. Terima kasih!"

Bola mata gajayana kembali bercahaya. Dia tidak boleh
meremehkan kebaikan hati Lalat Merah. Dia akan menahan
bayi-bayi ini hingga ada pesan dari Batu.

segera memacu mobil kembali ke Jakarta. Batu

terduduk lemas. Dia benar-benar terjebak dalam lumpur
hidup. Tidak ada satu alasan pun yang bisa membenarkan
pengiriman senjata ini. Semuanya atas perintah ranggalawe .
Tokoh intalijen militer yang sangat dia hormati. Bapak dalam
karier dan pengetahuannya. tribuanatunggadewi Zwinckel, gadis Belanda
itu dalam bahaya. Semua ini bisa dijelaskan dengan sederhana;
emas-emas itu dibutuhkan untuk pengiriman senjata.
ranggalawe punya agenda berbahaya. Ini darurat.

"Dal, kita habis .... "

"Mungkin masih ada waktu, Dan," berusaha

meniupkan optimisme. "Catur ini masih belum berakhir, Dan.
Mungkin kita salah, namun mpu tirta bisa menjadi benteng ter-
akhir kita."

"mpu tirta benar, aku tidak pemah menang melawannya. Dia
bukan raja, hanya pion kecil yang tidak diinginkan, sehingga
mampu mencapai ujung pertahanan. Alm juga pion, namun
terlalu besar kepala menganggap diri Ster." Batu menepuk
bahu . Bayangan Parada: Gultom menghantuinya. Dia

seorang pendosa besar. "Maafkan aku, Dal. Aku salah. Kita
tidak mengabdi pada bangs a dan negara, namun pada kepen-
tingan perseorangan. Hierarki membutakanku. Ini bukan

Ope'rasi Omega untuk negara, namun mumi pekerjaan bawah
tanah ranggalawe . Kita tertipul"

70

SINGAP URAADALA H negara satelit negerikita . Jelas itu
pernyataan yang salah. negerikita adalah koloni Singapura.

Ini mungkin lebih mendekati kebenaran. Bayang masa lalu
tampak dalam hubungan dua jiran. Rempah-rempah berganti
dengan pasir. Eapansi wilayah berubah menjadi penguasaan
telekomunikasi. PID42 tidak diperlukan lagi sebab dua puluh
empat jam dalam sehari operator satelit di negeri kota itu

bisa mengupi':lg rahasia manusia negerikita . Keuntungan
kolonial tidak lagi mengalir dari tanam paksa, namun dari mulut
bawel manusia negerikita lewat tarif pulsa.

Singapura tidak bersalah apa-apa. Lakon kolonial ber-

ulang karena kesalahan dan kebodohan manusia negerikita .

Jika clulu aktomya raja-raja pengecut dari monarki lemah,
sekarang aktornya Tuan dan Nyonya kaya yang saban waktu
berbelanja di Singapura. Modusnya sama; menggerogoti
kantong Nusantara. Saudagar tidak pernah bersalah, sedikit

tipu claya dalam perniagaan adalah hal biasa.

Tidak salah jika nyala terang Singapura pada malam hari
memecundangi Kepulauan Riau yang masih mengenang Gu-
4%litieke Inlichtingen Dienst = Polisi rahasia yang mengawasi ke-

giatan politik pada masa kolonial Belanda

rindam Dua Belas, Raja Ali Haji. Di negara kota ini, semua
orang bergiat dalam kehidupan yang sebetulnya membosan-
kan. Sementara di selatannya, orang-orang masih diam me-
nunggu sang ratu adil. Singapura d;,tn negerikita adalah para-
doks dunia yang sulit diterima logika.

Thomas Stanford Raffles adalah nama yang tidak bisa
dilepaskan dari kemajuan Singapura saat ini. Jika dia tidak
membeli pulau kecil ini dari KerajaanJohor pada tahun 1819,
pulau ini akan tetap sebagai Tumasik yang dibangun oleh
pelarian Majapahit, Parameswara. Tidak berlebihan jika di
pusat kota Singapura berdiri megah Hotel Raftles yang sudah
ditetapkan sebagai monumen nasional. Antik bangunannya
memadukan pesona lama dan kemajuan masa klni.

Temaram lampu memendarkan keindahan Raffles pada
malam hari. Seperti biasa, 103 suite yang tersedia sudah habis
dipesan. Ruang rapat berbagai ukuran juga penuh untuk
konferensi hingga rapat terbatas. Raffles tidak pernah ber-
istirahat. Tidak kunjung henti dimanjakan. pi tengah gem.-
pita pengunjung, sebuah pertemuan penting terlewatkan dari
pemandangan. Berlangsung dalam sebuah ruang rapat kecil
yang elegan, pertemuan itu tidak banyak mengundang per-
hatian.
Rian berada di tengah-tengah wajah asing yang terus
mengikuti gerak tubuhnya. Hanya ada beberapa orang dalam
ruangan ini. namun , mereka bukan orang-orang biasa. Per-
wakilan kartel emas dari tiga ben!-la, ahli sejarah dari Belanda,
dan seorang penasihat lokal. Sudah satu jam mereka mengikuti
pemaparan Rian. Sebagian menganggukkan kepala, lainnya
terpaku sambi! menggigit pangkal pena.

"Well, Mister. Kami tidak ingin ini jadi Busang kedua!"
Richard Jowett dari Amerika membuka sesi dialog .dengan
menebar curiga.

, Raha,sia Made

"Kenapa Tuan berpikiran seperti itu?" Rim tenang mengha-
dapinya.

"Tidakkah Anda pernah mendengar cerita tentang emas
Busang? Empat puluh tujuh juta ounces deposit emas diper-
kirakan 9leh Bre-X. Pengumuman yang membuat harga sa-
ham perusahaan iru melonjak cepat di bursa Toronto. namun
kemudian, apa yang terjadi? Tidak satu ounce emas pun dite-
mukan di sana. Mayat De Guzman yang jadi saksinya." Jowett
menyebut nama pekerja Bre-X asal Filipina yang tewas bu-
nuh diri. "Walaupun pemain besar, kami hanya pedagang
emas biasa yang tidak ingin rugi. Dana yang kami keluarkan
untuk pencarian emas itu tidak sedikit. Kami tidak ingin
bunrung.”

"Tuan Rian, kami datang ke sini bukan untuk men-
dengarkan janji-janji lagi!" Yoshihara dari Jepang ikut mene-
gaskan.

Rian menanggapi dengan senyum. Dia mulai terbiasa
menghadapi kerewelan rekan-rekan asing ini. Mereka me-
nginginkan emas-emas itu secepatnya. namun unrunglah
mereka tidak tahu, pencarian itu pernah gagal pada tahun
2002.

"Tidak Tuan-Tuan. Busang dan Bre-X adaah kisah

usang sepuluh tahun silam. Kami tidak mencari butiran emas,
namun batangan jadi-Bullion Gold. Kami tidak bersandar
pada saru disiplin keilmuan, namun pada banyak. disiplin. [ru
sebabnya, saya perlu menghadirkan Tuan De Fock dari Ams-
terdam. Beliau bisa menambahkan penjelasan saya dari sisi
sejarah nantinya .... "

"Kami ingin tahu sudah sedekat apa?" Kali ini yang
memotong -adalah pemain emas dari Eropa, Luca Signorelli.
"Sangat dekat, Tuan."

"Berapa nilainya?"” Jowett kembali angkat bicara.

ESITO

. "Berapa Tuan menilai batangan emas ini?”

Rian mengeluarkan isi koper yang ditaruh di atas meja.
Terbungkus kain putih, batangan emas itu dia perlihatkan.
Mereka terbelalak tidak percaya. Sebelumnya, mereka juga
pemah diperlihatkan batangan emas, namun tidak sebesar ini.
Stempel VOC ada di tengah-tengah persegi - panjang

itu.

Yoshihara menimang-nimang batangan emas itu. Puas,

dia menyernhkannya kepada Jowett dan kemudian Signorelli.
Rian mengulum senyum. Batangan emas ini tidak ditemukan
di Jakarta, namun_hasil galian seorang buruh tani di Mungkid,
Jawa Tengah. namun , aemang seperti inilah gambaran ba-
tangan emas yang akan segera dia dapatkan itu.

"Batangan emas ini beratnya SOO gram. Pasaran emas

dunia saat ini, US$ 627,80 per troy ouncff3. Jika saja semua
pemaparan Tuan itu terbukti benar, kami tidak bisa mem-
bayangkan besar jurnlahnya.” Yoshihara tidak bisa menyem-
bunyikan kekagumannya.

"Nilainya bisa mendekati deposit batangan emas di Fort
Knox," Jowett kembali menyela. Membandingkan potensi
emas yang disodorkan Rian dengan gudang deposit - emas
Amerika Serikat terdengar berlebihan.

"Itu belum termasuk nilai historisnya, Tuan-Tuan. Ba-
tangan emas VOC tidak bisa dihargai nilai emasnya saja,"
Rian mengingatkan bahwa pemiagaan mereka penuh dengan
persyaratan . .

"Itu urusan nanti. Sekarang, apa yang membuat kami

yakin bahwa Tuan tidak sedang mengaali di tempat yang
salah?" Signorelli tidak ingin terjebak pada euforia. Kepen-
tingan dagang yang dia wakili butuh kepastian.

43troy ounce = 31,1035 gram

Rahasi a MUae

"Tuan De Fock yang akan menjelaskan."”

Pria paruh baya berk3.camata itu mengeluarkan beberapa
lembar kopian dokumen. Catatan historis yang sudah diterje-
mahkan dalam bahasa Inggris itu, dia bagikan kepada setiap
peserta pertemuan. Dia memberi waktu kepada mereka untuk
membacanya lebih dahulu. Pada saat masing-masing orang
menegakkan kC?pala, dia baru berbicara.

"Orang negerikita ini berada pada jalur yang benar dari
pencarian. Catatan dokumen silam di tangan Tuan-Tuan
membuktikan kebenaran cerita emas itu. Lebih dari satu
setengah abad silam, tepatnya tahun 183], batangan itu nyaris
ditemukan. namun , mereka menggali di tempat yang salah.
Akibatnya pada 9 Oktober 1831, Gubemur Jenderal Diederik
Durven dipecat dari jabatannya. Tuduhannya disamarkan,
dia didakwa membuat proyek penambangan emas di suatu

tempat di Jawa yang tidak mengandung satu mineral pun."-
De Fock mengedarkan pandangan, memastikan orang-orang
itu menyimaknya. "Durven berangkat dari asumsi yang salah.
Dia pikir emas-emas itu berasal dari pulau Jawa."

Tidak ada yang menyela apalagi membantah cerita De

Fock. Masing-masing peserta rapat terjebak dalam imajinasi
mereka sendiri. Jeda lima belas menit mereka gunakan untuk
menjemihkan pikiran.

"Lalu, dari mana emas itu didatangkan?" Signorelli akhir-
nya memecah kebekuan.

"Chryse, nama itu pertama kali dicatatkan dalam sebuah
kitab Yunani yang ditulis pada tahun 70 masehi, Periplous
tes Erytrhas thalasses. Buku itu sebetulnya bercerita ten tang
tiga bandar di India Selatan. Ketiga bandar itu berdagang
dengan negeri Chryse. Chryse artinya emas. Penulisan kitab
itu tepat setahun sesudah Titus Flavius Sabinus Vespasianus

atau lebih dikenal dengan nama Vespasian bertakhta sebagai

penguasa Romawi. Dia mengakhiri garis silsilah Julio-
Claudian. Satu tahun sebelumnya, 68 Masehi, Kaisar Nero
Claudius Caesar Drusus Germanicus-yang dike nang karena
pada masanya terjadi kebakaran yang menghanguskan dua
pertiga Kota Roma dan juga dituduh sebagai kaisar yang
memburu penganut Nasrani-melakukan bunuh diri akibat
tersingkir dari Roma oleh pemberontakan legiun Spanyol dan
Gallic yang bersekutu dengan pasukan pengawal Praetoria.
Vespasian naik takhta, membangun dinasti baru, Flavian."
Uraian De Fock sarna sekali belum menjawab pertanyaan
Signorelli.

"Tuan, kami datang ke sini bukan untuk mendengarkan
omong kosong sejarah!" Jowett langsung memotong.
"Tenang, Tuan. Saya sedang menjelaskan sejarah emas

yang dilewatkan sebagian besar pell'!-buru emas Eropa,” De
Fock membalasnya dengan senyum. "Chryse dan Vespasian,
dua nama itu terasing satu sarna lain. namun sebetulnya ,
karena kebijakan Vespasianlah nama Chryse itu muncul dan
menggenapi ribuan nama-nama negeri yang mulai dikenal

di berbagai belahan bumi sebagai akibat kontak dagang pada
awal abad masehi. Pada masa kekuasaannya, Kaisar Vespasian
mengeluarkan kebijakan pencing dalam perdagangan global
pada masa itu. Dia melarang ekspor emas dari Roma. Ini
menyebabkan pedagang-pedagang India yang selama puluhan
tahun melakukan perdagangan komoditas itu dengan Romawi
mencari sumber lain. Bukan saja untuk kepentingan lokal,
namun untuk dijual kembali ke negeri lain. Sebab, pelarangan

itu berlaku untuk pedagang mana pun.”
"Tuan Rian, kami tidak mau buang waktu!" Joweet kem-

bali mengingatkan. namun , kali ini lewat Rian.

Rian hanya memberi isyarat dengan telunjuk. Dia me-

ngerti ke mana arah pembicaraan De Fock. Para pedagang
Rahas ia Metae

angkuh ini perlu dikasih pelajaran. De Fock juga tidak
menggubris Jowett. Dia melanjutkan pemaparan.

"Akhirnya, mereka memalingkan wajah dari barat kemu-
dian menatap ke timur. Sebuah pulau di lautan Hindia yang
tidak jauh dari India Selatan ternyata kaya akan komoditas
itu. J auh di barat sana, keharuman negeri itu tercium. Wangi
emas memang memiliki aroma lain. Itu sebabnya kemudian,
negeri itu disebut Chryse, pulau Emas. Sekarang, Tuan-Tuan
mengenalnya sebagai pulau Sumatra.”

"Sumatra?"

Mereka terperangah. De Fock memberi isyarat mata pada
Rian. Dia berhasil meyakinkan para pedagang emas ini.
"Berita baiknya untuk Tuan-Tuan adalah bahwa orang-

orang katni sudah menemukan lokasi di mana batangan emas
itu ditimbun. Kabar buruknya, kita perlu melakukan negosiasi
ulang,” Rian memulai inti pembicaraan malam ini.
"Kesepakatan harus dipenuhi Tuan ..." Yoshihara meng-
ingatkan.

"Erp.as sebanyak itu tidak akan mudah Tuan jual di Ivar
kartel karni," Jowett menambahkan.

"Selalu tersedia pasar untuk emas, Tuan-Tuan,” Rian

cepat menanggapinya. "Batangan emas VOC akan menarik
perhatian siapa saja. Kolektor, orang-orang yang ingin mencuci
uang, perusahaan raksasa, negara, bahkan juga kelompok
klendestin antinegari. Menjualnya bagi kami hanyalah bonus
" penemuan.

"namun , kita sudah sepakat untuk ...." Signorelli menatap
dua rekannya tidak percaya.

"Untuk menjualnya pada kartel emas yang Tuan-Tuan
wakili,"” Rian langsung memotongnya. "namun , kita belum per-
nah bersepakat masalah kuantitas emas yang akan lata tran-
saksikan. Untuk itulah, kita melakukan pertemuan malam

.. "Tol.

"Jangan main-main! Kami bahkan sudah memberikan
tambahan dana untuk babies yang dibawa oleh kapal Viet-
nam." Jowett menggebrak meja. Dia merasa dijeba Mereka
memang belum menandatangani kesepakatan hitam di atas
putih tentangjumlah emas yang ditransaksikan. namun , secara
tersirat jelas disepakati bahwa semua temuan itu akan dijual

kepada mereka bertiga.
"Terima kasih juga untuk itu. Malam ini bongkar barang
tengah berlangsung. Tuan menginginkan semuanya?" Rian
menatap Jowett. "'T'*" Lentu saJa.

"Kartel Tuan tidak akan punya cukup uang untuk mem-
bayarnya. Begini saja, aku tawarkan sepuluh persen dari
temuan itu. Babies itu tidak bemilai banyak. Bagai,!llana?"
"Tuan menodongkan pistol di kening kami!" Jowett me-
nanggapi.

"Itu jumlah yang sangat besar, Tuan-Tuan," Rian coba
mayakinkan.

"Tuan hams ingat jumlah uang yang kami keluarkan

untuk pencarian emas itu dan juga babies .. .." Yoshihara
mencari celah.

"Segera akan kami bayar berikut bunganya. Jika itu yang
Tuan-Tuan inginkan."

"Apakah Tuan sudah memlluat kesepakatan dengan pihak
lain?" Signorelli menatap curiga.

"Belum. Hanya dengan Tuan-Tuan. Kami ingin me-

nguasai batangan emas itu sendiri." Rian menaikkan tubuh-

. nya dari sandaran kursi. "Ini tentang hasrat dasar manusia,
Tuan. Jika nilai uang melebihi kebutuhan, maka kekuasaan
menjadi hasrat berikutnya. Babies saja tidak akan cukup untuk
mengguncang negerikita . Kami ingin bermain di pasar uang.
Dengan emas yang kami miliki, tidak butuh waktu lama
Rahasta Mude

untuk membuat dolar kembali langka. Tuan-Tuan tahu ke-
lanjutan ceritanya .... "

Jowett masih ingin membantah, namun Signorelli yang
kalem mencegahnya. Dia menarik Yoshihara untuk mendekat.
Mereka berbisik merundingkan tawaran Rian. Tanpa diduga,
posisi kuat mereka langsung dijungkirbalikkan anak muda
dari negerikita ini. Membuat mereka seperti kehilangan pilih-
an.

"Lima puluh persen, Tuan,” ucap Signorelli mewakili

dua kawannya.

"Dua puluh lima persen dengan catatan Tuan tetap jadi

opsi pertama jika kami ingin menjual sisa tujuh puluh lima
persennya. "

Mereka kembali berembuk. Dua puluh lima persen, itu

harga mati dari Rian. Tidak “terlalu buruk mengingat gam-
baran emas dalam dokumen tua yang tadi disodorkan De
Fock. Masih terbuka ruang untuk negosiasi herikutnya. Nego-
siasi dengan orang negerikita sebetulnya tidak cukup sulit.
Mereka rela menjual tanah air untuk segenggam dolar di
tangan. namun , kali ini tiga utusan kartel emas itu rela menga-
lah.
"Kami ingin kesepakatan hitam di atas putih,” Jowett
menurunkan intonasi suaranya.

"Baiklah,” Rian ringan mengayunkan pena.

"7

DERITS UARA pintu terbuka tidak membuat mpu tirta
bangkit dari tidumya. Hanya matanya menyipit separuh
terbuka. Derap sepatu mendekat juga tidak dia hiraukan.
Tidur di kamar yang nyarnan ini terlalu sayang untuk
dilewatkan. Besok kenyarnanan ini tia!Ik akan dia dapatkan

lagi. Dia tidak mau diganggu.

Tangan Batu menyentuh lengan mpu tirta . Dia duduk di
pinggir ranjang sempit itu. Di ujung pintu, dan Irvan
menatap dengan wajah tertekan. mpu tirta membalikkan badan.
Tidak ada raut terkejut melihat Batu sudah duduk di sam-
pingnya. Dia cepat mengerti arti tatapan Batu.

"Kau sudah memperoleh kan hiunya?"

Batu yang lemas menganggukkan kepala. mpu tirta tertawa
kecil. Malas-rnalasan, dia bangkit dari tidur. Duduk sebelah-
. renyebelah dengan sahabatnya itu.

"Ah, sebetulnya irnpor beras jauh lebih berbahaya diban-
ding penyelundupan senjata. Sebab, impor beras rnernbunuh
petani. Padahal, petani adalah jantung hati bangsa." mpu tirta
bicara sungguh-sungguh. "Kau rnasih beruntung. Dugaanku,
kau sarna sekali tidak rnenceritakan pesan Khidr pada Musa

pada ranggalawe .”

"Ya. Aku enggan karena takut ditertawakan mengikuti
perintah konyolmu.”

"N asib baik masih

berpihak padamu. Tidak terlalu ter-

lamb at untuk mengetahinya.” mpu tirta terdengar bijak. "Ini
bukan lagi sebuah pan tun, Wogu. Tidak ada sampiran, se-
muanya penting.”

"Dari mana kau mengetahui semuanya?"

"Kenapa kau masih bertanya? Semuanya sudah diatur

oleh orang yang nyaris mati karena informasimu.” Nada suara
mpu tirta sedikit emosi.

"nyi girah ?"

"Ya. Dia Kartini kami."

"BiarJ<an kutebak dengan otak tumpul ini. ranggalawe dan
tunggul wirya sebetulnya satu komplotan, bukan? Dan dia
sudah menggiringku pada satu kesimpulan yang keliru.”
"Tambahkan satu nama lagi, Jan mpu nala Vermeulen.”

"Profesor mpu nala?" Batu memandang nyaris tidak per- -
caya. "Dan perempuan Belanda itu juga satu komplotan
dengan mereka?"

Dia sangat berharap jawaban "ya" dari mulut mpu tirta . Jika
kenyataannya seperti itu, dia tidak perlu lagi memikirkan
tribuanatunggadewi Zwinckel.

. "Sayangnya tidak. Jadi, kau masih hams mencemaskan-.
nya,” jawab mpu tirta semakin membuat Batu pusing dan merasa
bersalah. "Kauingat mayat di dasar terowongan?"

"Yaw."

Batu tidak meneruskan jawabannya. Otaknya mengurai
memori perjalanan mereka semalam. Tidak terlalu lama untuk
hilang dari ingatan.

"Jan Timmer Vermeulen .... Ya .... Tuhan!" Batu meme-

gang kepalanya.

"Manusia celaka itu kakak kan,!ung Jan mpu nala. Bagi

£.S. ITO

bandot tua itu, semua ini tidak lebih dari masalah dendam
belaka. Dla datang ke negeri kita untuk mengambil mayat
saudaranya. "

"namun , kenapa tribuanatunggadewi tidak menyadarinya? Tidakkah
kau menyebut nama itu kepadanya?"

"Alm menyebutkannya. Raut mukanya berubah. namun
seperti kau, dia juga menyu,sun deduksi sendiri. Terjebak
dalam pikiran bahwa aku raja Iblis yang tidak patut dipercayai.
wanita lesbi itu diteJ.an oleh kebodohannya sendiri. Kecerdasan
tidak bisa dipaksakan, Wogu. Hanya milik orang-orang yang
lapas dari nilai dalam mengejar pengetahuan."”

Batu bangkit berdiri. Dia tertawa sendiri. Dia tengah
menertawakan dirinya sendiri. Setengah tahun dia habiskan
untuk pekerjaan yang disebut sangat penting ini. Operasi

yang direstui, namun tanpa tanggungjawab negara. Ternyata
semuanya tidak lebil} dari omong kosong. Dia tel!lh menjadi
budak nafsu ranggalawe . Tidak hanya dirinya sendiri, juga anak
buah dan komandan yang menandatangani surat perintah
rahasianya. Semuanya tertipu. ranggalawe membalut Clirinya
dengan sang saka merah putih. Sekaligus membuktikan, usia
tua tidak lantas membuat naluri intelijennya berkurang.
Mengubah imajinasi menjadi situasi, itulah pekerjaan intelijen
sebetulnya . .

"Bagaimana ini semua terjadi? M'aksudku, ranggalawe ,
tunggul wirya , dan mpu nala. Bagaimana mereka bergabung
menjadi satu?" J

"Pencarianmu tidak tuntas, Wogu. Kau menyelidiki

tunggul wirya namun hanya separuh jalan hidupnya, deduksi
membekap langkahmu. Kalau kau melangkah sedikit saja dan

garis pemberhentian, seharusnya tidak akan seperti ini. tunggul
wirya meraih tite! doktornya dari Universitas Leiden, temp at

mpu nala menjadi profeaor. ranggalawe sempat menjadi Atase

Pertahanan negerikita untuk Belanda. Setiap mereka bertemu
dalam kondisi yang berbeda. namun kemudian, disatukan oleh
satu cerita ...."

"Emas vqc," potong Batu, "dan mereka terlibat dalam

kejadian 2002?"

"Ya. Tidak semua kesimpulanmu salah, Wogu. Anak-

anak Siberut itu didatangkan untuk pekeaaan penggalian.
Mungkin dahulu meraka salah membaca skersa Johannes Rach
sehingga melakukan penggalian di temp at yang salah. Mereka
sengaja memilih pemuda yang sudah ditato sehingga gam-
pang diidentifikasi dan diawasi. ranggalawe bertanggung jawab
mendatangkan mereka. namun , keseluruhan pekeaaan tang-
gung jawab mereka bertiga .... "

"Lalu, kau melakukan penyerbuan?" Batu kembali me-
motong. *

"Ya. namun , keseluruhan ceritanya berbeda dengan kon-
klusimu. Bukankah kau sudah membaca serpihan catatan
harianku di negerikita raya?"

Jelas sudah sekarang, Gatot sengaja mengondisikan ke-

adaan agar Batu bisa membaca pesan tato malam itu. "Aku
tidak mencari emas seperti mereka. Aku hanya kebetulan
meliput penggusuran pasar yang hendak mereka jadikan tem-
pat penggalian. namun semakin aku menyelidiki, semakin aku
tahu apa yang mereka cari sebetulnya . Makin dekat pula
bayangan buruk apa yang akan menimpa anak-anak Siberut.
Segera sesudah pekeaaan diselesaikan, mereka pasti dihilangkan.
Tidak akan ada yang bersuara, suku-suku terasing di Indo-
nesia nasibnya memang sial. Masuk tidak menggenapi, keluar

tidak mengurangi.”

jadi mereka tidak saling membunuh?" tanya Batu. Dia
benar-benar merasa bodoh sekarang. "Bukankah kau menye-
but mereka pewaris anarki sejati?"

628

"Tidak. Segera sesudah kami lepaskan, rqereka diburu

satu per satu. Di tengah-tengah masyarakat modern ini, me-
reka gampang dikenali lewat wajah terasing dan tatoo Petrus
itu benar-benar terjadi. Orang-orang ranggalawe yang melaku-
kannya. ltulah kesalahan terbesarku, tidak bisa melindungi
kebebasan mereka. Dan pewaris anarki sejati., tidakkah .kau
merasakannya saat mengunjungi Siberut? Mereka tidak terje-
bak dalam hierarki dan kepatutan serta penghormatan yang

memenjarakan. Dunia mercka adalah cakrawala- yang hanya
. dibatasi oleh mitos. Merekalah pewaris anarki sejati, bagian
dari hukum alam yang tidak dibekap nilai."

"Apa yang terjadi dengan Teraklasau?" tanya Batu. Ja-

waban ini harus dia dapatkan.

"Dia menyatu dengan Nusantara. Teraklasau, satu-satu-

nya yang selamat dan berhasil kami selundupkan ke luar Jawa.
namun , dia tidak mungkin kembali. Jika jejalrnya tercium di
Siberut, ranggalawe pasti akan memusnahkan tanah kelahir-
annya. Dia bergabung dengan armada phinisi Andi Hakiem
Moenta. ltu saja yang kau perlu tahu."

Seharusnya, kata itu menjadi pengantar setiap kalimat

yang tersusun dalam otak Batu. Seharusnya, berarti penyesal-
an. Sekarang, dia baru memahami sepenuhnya pesan dalam
cerita Khidr dan Musa. mpu tirta sebetulnya dari awa! berusaha
menuntunnya untuk menyingkap semua: misteri ini. namun ,
dia terjebak pada keangkuhan sendiri. Gampang puas, penya-
kit kronis orang-orang negerikita .

"Kautahu ke mana mereka membawa tribuanatunggadewi ?" tanya
mpu tirta .

"Pulau Onrust. ltu yang dikatakan gajayana .”

* "Onrust, tidak jauh dari Jakarta. Di sanalah semua cerita

ini berakhir." mpu tirta memandang Batu. "Kau masih berminat

menuntaskan semua ini?"

mpu tirta baru menyadarinya. Rumah tempat dia ditahan itu
terletak di tengah-tengah perumahan menengah elite Kelapa
Gading. Kawasan sombong tanpa empati yang hanya bersuara
jika banjir terjadi. Tidak ada yang akan menyangka jika
seorang buronan paling dicari disekap di tengah-tengah
kepongahan penghuni kawasan.

Dia merninta Batu rneninggalkan Irvan. Jika sesuatu

terjadi pada rnereka, bintara itu akan menghubungi Gatot
dan Galesong. Mereka berdua tahu apa yang hams dilakukan.
Jadinya, hanya yang ikut dengan mereka. Beruntung,
malarn ini tidak ada kemacetan yang menahan laju jip. Lebih
beruntung lagi, Kelapa Gading tidak jauh dari Pelabuhan
Marina .. Ancol. Mungkin mereka masih punya waktu untuk
menyelarnatkan hidup tribuanatunggadewi Zwinckel.
"Darah untuk darah. Debu akan menutupi kuburan

mereka!" Batu menyitir kata-kata mpu tirta dalam catatan harian-
nya. "Mungkin aku bisa sedikit mengerti kenapa orang-orang
itu mesti dibunuh lewat pembunuhan Gandhi. Mereka se-
mua juga terlibat dalarn pekerjaan di tahun 2002 itu, kan?!"
"Ya."

"namun , maaf .Lek, aku tidak mengerti kenapa Suhadi

mesti dilenyapkan dengan kadar dosa yang sarna?"” Dia ber-
hati-hati rmengucapkannya. Bagairnanapun, untuk sernentara
waktu ini mereka sekutu. Musuh bersama ranggalawe ,

mpu nala, dan tunggul wirya.

"Kau masih menyangka aku yang melakukan semua itu?"

mpu tirta tergelak.

mpu tirta menurunkan kaca mobil. Membakar sebatang

rokok. Aromanya langsung menusuk hidung Batu. Dia mern-
bayangkan ketakutan tribuanatunggadewi Zwirtckel.

"Buktinya cukup kuat, Lek. Terutama untuk kasus

Suhadi:"

E.5. ITO

"Apa buktinya?"”

"tribuanatunggadewi yang memberitahuku. Kautahu persis tum-
pukan dokumen di atas meja Suhadi ...."

"Ah, kebetulan seperti itu bisa saja terjadi," mpu tirta menyela.
"namun ini mungkin sulit kausangkal, Lek. Bau rokokmu

itu adalah aroma yang sarna dengan bau menusuk yang

dicium tribuanatunggadewi saat menemukan Suhadi tidak bernyawa."
mpu tirta tertawa. "Maksudmu, rokok ini? Aku memang

jarang mengisapnya. Sebab, tidak setiap waktu aku memperoleh -
kannya. Kautahu kenapa?"

"Kau yang punya cerita.”

"Sebab, aku hanya bisa memperoleh kannya dari Suhadi.

Rokok Klembak, kau pemah mendengamya? Oplosan temba-
kau, cengkeh, dan kemenyan. Itu sebab asapnya meng'Huarkan
aroma khas yang menyesakkan. Saban bulan Suhadi menda-
patkan kiriman rokok ini dari Temanggung lewat sopir bus
Ramayana kenalannya.”

"Jadi?" Batu ternganga. Perasaannya meletup bagai mag-

ma yang ingin menyembur lewat erupsi.

"Menurutmu bagairnana?"

"Kau tidak membunuh Suhadi?"

"Tentu saja tidak. Kesedihan tribuanatunggadewi Zwinckel terha-
dap kematian Suhadi tidak ada apa-apanya dengan lara yang

aku rasakan. Laki-Iaki itulah sosok -Bapak pertama yang aku
dapatkan. Lagi pula, kesedihan perempuan itu akan cepat

pupus dijemput hawa dingin Eropa. Semen tara’ aku, akan
senantiasa hidup dalam bayang kematiannya. Nyawaku sebea
namya sisa rangka dari bangunan yang sudah roboh. Suhadi
pergi, Parada juga. Dua-duanya, ayah bagiku." mpu tirta menelan
ludah. Batu basa merasakan bahwa sahabatnya itu berusaha
keras menahan tangis. namun , dia masih mambutuhkan satu

jawaban.

"Jadi, kau memperoleh kan semua cerita masa lalu itu dari
Suhadi?"
™Tentu saja.”

"Bagaimana dengan lima orang lainnya?"

"Tidak. Sungguh, aku tidak pemah membunuh mereka.
Selama ini aku hanya mengikuti imajinasimu."

Batu dan saling berpandangan di joa depan.

Sesaat Batu melompat ke jok tengah tempat mpu tirta duduk:
Dia langsung memeluk sahabatnya itu. Jawaban itu adalah
sebuah kebahagiaan. Kemustahilan yang terus dia harapkan
teljadi. Kata-kata itu keajaiban di tengah asa yang tersisa.
"Seandainya kau mengatakannya dari dahulu .... "

"Tidak Wogu, kesimpulannya akan sarna saja. Aku tidak
pemah percaya pada kekuatan pengakuan. Orang sepertimu
perlu pencarian untuk menernukan kebenaran. Kau pasti

tidak akan percaya seandainya ini semua tidak teljadi."

Di tengah bahagia yang melanda Batu, terselip duka.

Dia melepaskan pelukan. Tersandar pada jok, dia menarik
napas. Catur ini sudah dimenangkan oleh mpu tirta .
"Artinya, hanya aku pendosa besar di sini. Alm sudah
mencelakakan Parada. Untuk keyakinan palsu yang menipu.
Kau benar, aku lebih buruk darimu. Macan sirkus yang
memangsa pencinta yang hendak melepaskannya.”

"Entahlah. namun , kau salah jika menganggap aku begitu
bersih. Sebab, aku mengetahui dan membiarkan rentetan
pembunuhan itu teljadi. Sejak pembunuhan pertama, aku
sudah mengetahuinya."

"Bah, aku tidak mengerti,” Batu tidak percaya dengan
pengakuan mpu tirta .

"Ya. Kita sama saja. Bodohnya masih teljebak pada ban-

dot tua. Pada awal keljanya di CSA, nyi girah berhasil menemu-

kan sebuah dokumen terkait pengiriman senjata dari Bandung

pada tahun 2002. Ternyata, penyerouan itu adalah desain

yang mereka harapkan terjadi. Tujuannya untuk menutupi
pekerjaan yang gagal itu. Mereka pedu kambing hitam peng-
alih situasi. Aku sudah mengambil keputusan yang salah waktu
itu. Mereka mengendalikan orang yang mengirimkan senjata
itu.”

"Dan pembunuhan Gandhi?" Batu memot'ong.

"Sama saja. Sejak awal aku sudah tahu mereka yang
mengendalikaimya. Tujuannya jelas untuk membungkam
mereka yang pernah terlibat, namun !lekarang tidak lagi dilibat-
kan saat emas voe sudah di depan mata. Tujuan lainnya,
dengan menjadikan Anarki Nusantara sebagai kambing hi-

tam, mereka juga ingin membungkamku. Aku biarkan saja
sebab orang-orang itu memang pantas mati. Lagi pula, jika
kami yang dituduh apa bedanya. Toh sejak 2002, Anarki
Nusantara sudah jadi setan dalam persepsi umum. namun ,
saat Suhadi ikut menjadi korban pembunuhan, aku baru
tersadar. Tidak satu pembunuhan pun yang bisa dibenarkan.
Mereka jelas mengincarku."

"Siapa yang melakukannya?"

"Hanya satu orang di seantero negeri ini yang mencintai
Hatta dan Gandhi, namun punya potensi melakukan kekerasan
sebesar pesan perdamaian yang dibawakan oleh HattlJ dan
Gandhi. Melati Putih. Kau pasti mengenalnya."

"Melati Putih?” Nama itu seperti akrab di telinga Batu.
"Operasi Pidie, Dan.” Dari balik kemudi, ber-

suara. Batu langsung terperanjat tidak percaya. Laki-laki itu
adalah legenda Sandhi Yudha.

"Kau yakin dia orangnya?" Batu ingin memperoleh kan
kepastian.

"Ya. Orang yang sarna yang mengirimkan senjata di

tahun 2002. Dia orang baik yang mencari kedamaian hidup

dan bosan dengan darah. namun , obsesi berlebihannya pada
Hatta dan Gandhi mematikan logika. Tidak sadar sejak 2002
dia sebetulnya tidak lepas dari kendali ranggalawe . Andaikan
dosa dan pahala diukur dari niat, maka sebetulnya dia tidak
menanggung dosa. Yang dia tahu, semua itu dllakukannya
untuk menegakkan nilai-nilai Hatta dan Gandhi. Desain yang
rapi, jelas dia menyangka pesan pembunuhan. itu berasal dari
Anarki Nusantara. Sarna seperti permintaan pengiriman sen-

. jata yang tidak pernah kami sampaikan.”

Jika dalang di balik semua ini bukan ranggalawe , Batu

tidak akan sedikit pun memercayai cerita mpu tirta . namun
ranggalawe , tentu saja dia bisa melakukannya. Dia sudah begitu
lama hidup dalam dunia bawah tanah. Lorong gelap yang
hanya diketahui segelintir orang. Dalam dunia bisik-bisik,

saat setiap kata adalah pertaruhan kesempatan, sebuah nama
bisa berarti kode kematian.

"Bagaimana kami bisa menemukan Melati Putih?"

"Tenang, Wogu. Gatot yang akan menyelesaikan semua

itu. Dia tahu di mana harus menemukan Melati Putih.” mpu tirta
member] isyarat tangan untuk menghentikan perdebatan
seputar Melati Putih.

"Kenapa Suhadi juga harus dibunuh?" Batu manut, dia
melupakan Melati Putih.

"Sejak tahun 2002, mereka tahu Suhadi tahu banyak

ten tang rahasia emas voe itu. Mereka juga tahu, Suhadilah
sumber informasiku untuk semua cerita masa lalu itu. namun ,
mereka belum bisa membunuhnya. Kau tentu mengerti kena-

pa?"
"sebab mereka perlu menciptakan kondisi yang tepat."
Ini seperti pertanyan dasar seputar teknik intelijen.
"Ya. Tambahan lagi, mereka masih membutuhkan

Suhadi. Empat tahun k.emudian, mereka memakai gadis

Belanda itu untuk mendekati Suhadi. namun ternyata, tidak
juga berhasil. Suhadi malah nyaris membongkar garis ketu-
runan gadis itu. Mereka punya alasan dan kondisi yang tepat
untuk membunuhnya. Untung saja Suhadi sempat mencenta-
kan semuanya padaku. Pertemuan terakhir di ruang ketjanya
sambi! menikmati rokok klembak. " mpu tirta memamerkan kele-
luasaannya bergerak di Jakarta.

"Ditambah lagi, dengan kematian Suhadi, alasan men-

curigai keterlibatanmu semakin kuat," Batu menambahkan.
"Kesalahanmu mungkin, kenapa harns menunggu sekian lama
untuk mengungkapkan semua ini.”

"Aku sebetulnya ingin membongkar semua ini dini hari

tadi, segera sesudah kita naik dari terowongan. namun , kau
punya rencana lain. Tuhan berencana, man,:!sia mengacau-

. kannya lewat chaos!"

Batu menanggapinya dengan senyum. Terlepas dari se-
mua-kesalahan yang mereka berdua lakukan, dia sebetulnya
lega. mpu tirta tidak seburuk yang dia bayangkan. Mereka sudah
jadi korban dari orang yang sarna.

Jip yang dikendarai mulai mendekati Ancol.

"Darah untuk darah, debu akan menutupi kuburan mereka.
Jadi, semboyan itu tidak berlaku lagi?" Batu kembali menyitir
kata-kata itu.

"Masih_ 'i'etapi mungkin sudah usang. Ah, kau inasih
men}'lmpan badge Che Guevara yang diberikan Jarwo?"

Batu tidak menanggapi pertanyaan mpu tirta . Lagi pula
selain Jarwo, tidak ada lagi yang dia ingat tentang badge itu.
"Che sering mengutip Jose Julian Marty. Seorang penulis

dan pa..triot Kuba pada abad kesembilan belas.”.

"Apa yang dia katakan?" tanya Baa.

"Setiap manusia seharusnya merasakan sakit di wajahnya
RahaS la Made

saat ada orang lain yang’ rnukanya ditarnpar.” Suara mpu tirta
bergetar saat rnengucapkan kata-kata itu. "Kata-kata Marty
meresap dalam jiwaku. Kau tidak boleh mengalah selarna kau
masih punya k«:kuatan." ¢

"Bukankah itu hanya aufernisme dari semboyan kalian?"

Batu mencibir.

"Boleh dikatakan seperti itu. Itu sebabnya, aku melaku-

kan tindakan-tindakan yang kaurnasukkan dalam daftar keja-
hatan."

Batu hanyoa tersenyum menanggapi. Kejahatan itu seperti

sirna dari matanya. ltu hanyalah aksi dari reaksi akibat keti-
dakberdayaan negara rnenghadapi agresi modal. Rakyat dilin-
das oleh karpet rerah investasi yang dibentangkan dari istana.
Negara punya seribu alasan untuk rnengarnpuni koruptor,
namun_ hilang k.esabaran setiap kali menghadapi rintihan rakyat
kecil.

"chucky Stephane Daucet, apakah laki-laki Belanda itu
baik-baik saja?" Masih ada satu ganjalan dalarn pikiran Batu.
"Dia arnan oersarna ami. Jaka dia k.eluar, maka jejaknya

akan cepat terciurn. ranggalawe akan membinasakannya. Dia
satu-satunya saksi pembunuhan keji yang dilakukan oleh
soebandrio dan gajayana .”

jadi, apa’ rencanamv.? Atau kau ingin menjadikannya

seperti Teraklasau?"

"Entahlah. Aku belum berpikir sejauh itu.”

"Apakah .kita perlu rnenghubungi pihak Dud Batavie

ternpat rmereka bekerja?” tanya Bam lugu. ,

mpu tirta tertawa. "Rupanya kau belum memahami masalah

ini secara renyeluruh. chucky serta kawan-kawannya dan
tribuanatunggadewi Zwinckel sarna saja. Mereka bekerja untuk mpu nala, .
namun rnereka tidak saling kenal. mpu nalalah yang mendirikan
Dud Batavie .. Sarna persis dengan keterlibatan Darrnoko da-
E.5. ITO

lam pendirian ,CSA. nyi girah punya salinan akta pendiriannya.
Kedua lembaga itu didirikan untuk tujuan sarna, harta karun
Vael"

"Sialan, bajingan itu memang licin,"” umpat Batu.

"ranggalawe memang hebat. Pa&. saat soebandrio tidak berhasil
menemukan emas di terowongan, dia mengubah rencana.
Bukankah dia merestui perjanjian kita bahwa untuk semen-

tara waktu kau tidak menangkapku?" tanya mpu tirta .

Batu mengangeguk.

"Tentu saja harapannya agar aku. terus bernyanyi tentang
rahasia itu. Sejauh ini dia berhasil. Serpihan rahasia itu berha-
sil disatukan dari hasil pembicaraanku dengan tribuanatunggadewi .
Keturunan Erberveld itu sungguh malang nasibnya."

"Semoga tidak semalang yang kaubayangkan.”

Jip yang mereka tumpangi melambat di depan dermaga

Marina Ancol. Beragam kapal cepat bersandar di dermaga.
turun dari mobil. Lima menit kemudian, dia kembali

membawa seorang juru mudi. Tidak sulit untuk prajurit

pilihan itu "memesan" sebuah kapal pada saat yang janggal.
"Kenapa orang-orang begitu saja menerimamu?" Per-

tanyaan ini akhirnya muncu,] juga dari mulut Batu saat
mereka menaiki kapal.

"Orang awam menyebutnya dengan istilah solidaritas.

Di Taruna Nusantara, Wogu, kita punya istilah yang lebih I *
tepat; KORSA!"

"Kau memang lihai dalam pelarian." Pujian itu akhimya

keluar juga

"Kau ingat prasasti Ki Suratman di hawah lintasan atle-

tik SMA kita?" ,,a." la, tetapl samar ....

"Disiplih Pribadi Mendorong Tumbuh Kembangnya
Kreativitas]" .

Rahasi a Me ede

Batu langsung menyambungnya, "Bukan seragam, badan,

atau langkah tegap yang membuat kita berbeda, namun disiplin
pribadi. Bahkan, dalam chaos pun kita butuh disiplin pribadi."
mpu tirta menarik napas, "Kebebasan tanpa disiplin pribadi
adalah bunuh diri. Itulah kunci semuanya. Gandhi merumus-
kan kebebasan dalam satyagraha, Hatta menyebJltnya kedau-
latan rakyat. Dan ah, aku lebih senang menyebutnya anarki.
Situasi saat tidak ada hierarki dan komando. Kau hanya
percaya pada dirimu sendiri. Terserah kau mau menyebutnya " apa.
Batu termangu diam. Berapa banyak prasasti di Taruna
Nusantara, tidak satu pun kata-katanya yang hinggap di
otaknya. Berlalu begitu saja. Seragam dan narsisme membuta-
kan. Dari dahulu jalan pikiran mpu tirta memang lain;

72

TERPAKUDIATAS mulut saluran air bawah tanah, yang
ada hanya hening dan bisu. Tidak ada riak yang menjadi

tanda kegelisahan laut. Air tawar di ujung terowongan air

itu menampakkan kemurnian yang menyegarkan. Dia sekadar
menggenangi tanah setinggi tumit tanpa menutupi tetum-

buhan di dasarnya. Cahaya senter besar di tangan Syukur
meneranginya.

"Mereka menyimpaJ?llya di sini,” ujar tribuanatunggadewi pelan.
"Di dalam terowongan ini?" ranggalawe nyaris tidak per-

caya.

"Ya."

"Bagaimana kautahu?" .

"tribuanatunggadewi . Opaku, Pieter, yang memberikan nama itu.
Dia mengetahui semunya, nama ini sebuah petunjuk,” tribuanatunggadewi
menebar senyum. *

"Apa artinya?" desak ranggalawe tidak sabar. Sesudah pene-
muan ini, dia tampak seperti orang yang paling bersemangat.
"sebetulnya tidak sulit. Nama ini berasal dari bahasa

Celtic. Arti harfiahnya dalam bahasa Inggris, Pure. Sulit
mencari padanannya dalarn bahasa negerikita . namun murni,

asli, dan perawan mungkin sedikit mewakili.”
"Air tawar di tengah kepungan air asin, bukankan mena-

warkan kemumian dan kesegaran?" potong mpu nala bantu
menjelaskan.

"Artinya Pieter ...."

"Ya," tribuanatunggadewi langsung mengerti k.e mana arab pembica-
raan ranggalawe . "Pieter yang menyerahkan sketsa itu kepada
delegasi Hatta. Tiga malam sebelum kesepakatan itu ditanda-

tangani. Opa ikut mengubah jalan sejarah." Dia mengucap-

kannya dengan bangga.

"Sulit dipercaya.”

":talu kalau bukan Pieter, siapa?" tan tang tribuanatunggadewi .

Senja benar-benar sudah disergap malam. Gelap mulai

menghantui pulau yang 'sepi ini. tribuanatunggadewi Zwinckel sudah
sampai pada puncak penemuannya. Dia tidak menginginkan

apa-apa lagi. Kecuali, secepatnya kembali ke Amsterdam.

Negeri ini akan segera dia lupakan berikut rahasianya.

"Lalu, sekarang bagaimana?" pancing ranggalawe lewat

tanya.

"Alm ingin meninggalkan pulau ini sekarang juga,” jawab
tribuanatunggadewi mengagetkan semua orang. Dia buru-buru menam-
bahkan, "Tujuan dari penelitianku adalah pengungkapan ..

Rahasia Meede. Sesudah semuanya terungkap, emas itu tidak

lagi bemilai apa-apa. Kita sudah membongkar rahasia yang
bersemayam lebih dari tiga ratus lima puluh tahun. Itulah

warisan emas sebenar-.ya. Sebab, aarga dari rahasia irii tidak

temilai. Aku pikir, itu semua sudah cukup.”

"Kami juga tidak menginginkan emas itu,” ucap ranggalawe .

Dia . merasa ucapan tribuanatunggadewi menyindirnya.

"Tentu saja. Ini semua milik rakyat negerikita , Jenderal.

Emasnya berasal dari tanah negerikita , diangkut oleh pelaut
negerikita , dan disembunyikan kembali di perut bumi oleh
pekerja-peketja pribumi,” mpu nala menengahinya, dia ganti
memandang tribuanatunggadewi . "tribuanatunggadewi , kita memang sudah menda-

patkan semuanya. namun , kita perlu melihat beqtuk konkret
dari ujung pencarian ini. Anggap saja sebagai bonus.”

"namun , Prof?" tribuanatunggadewi coba membantah.
"tribuanatunggadewi , kamu ingat pada keraguanmu tentang do-
ngeng em as ini? dahulu kita sepakat hanya ada dua cara yang
bisa membuatnya jadi kenyataan: Studi ilmiah dan bukti
empiris. Satu tahap sudah dilalui, kita masih perlu membukti-

kan kebenarannya secara visual."

'
tribuanatunggadewi terdiam. Dia tetap berkeyakinan semua ini
sudah selesai, sudah menjawab pertanyaannya sebagai peneliti
sejarah kolonial. namun yang lebih penting lagi, menjawab
pertanyaannya sebagaa keturunan Meede Erberveld. namun ,
dia tidak enak hati merp.bantah mpu nala. Lebih baik dia
mengalah. Toh, tidak ada salahnya membuktikan bahwa emas
itu benar-benar ditanam di sini.

"Baik. Alm turon ke bawah!" seru tribuanatunggadewi .
Tubuhnya ringan meloncat ke bawah. mpu nala ter-

senyum pada ranggalawe . Ada isyarat yang tidak tersampai-
kan kata. .

.."soebandrio dan Syukur akan ikut turun ke bawah," dia
memberi perintah kepada petugas dinas kebudayaan dan per-
museuman. Laki-laki itu segera mengikuti tribuanatunggadewi . Syukur
membawa senter besar di belakangnya.

Terowongan air itu cukup sempit. Tinggi langit-langitnya
hanya bisa melewatkan tubuh dewasa yang merangkak.

Untung saja terowongan air itu sudah nyaris kering. Beberapa
bagian dasar tidak rata memerangkap air menjadikannya
kubangan kecil berlumpur pasir. Tidak lagi tersisa tanda

bahwa tiga ratus lima puluh tahun silam terowongan ini
menyimpan lebih dari lima puluh ribu liter air. Yang tersisa
hanya sedikit genangan dengan pengap yang memerangkap.
Rahasi a MUae

Semakin ke dalam terasa semakin gelap. Cahaya keci!

senter Syukur menerangi jalan di depan tribuanatunggadewi . Dia menyi-
gi setiap sisi terowongan. Walaupun sudah dipenuhi lumut,
keindahan dinding terowongan yang tersusun dari batuan

cetak masih terlihat.

Terns merangkak, mereka seperti mengejar bayangan yang
tidak akan pernah bisa ditangkap. Dua puluh lima menit
merangkak, hanya ujung terowongan berbentuk setengah
lingkaran yang mereka temui. Batas di mana mereka ri:dak

lagi bisa bernapas. soebandrio memeriksa setiap sisinya. Dia tidak
menemukan jalan lain. Tembok itu buntu. Akhir dari penca-
rian orang-orang pulau yang pernah memasukinya.
tribuanatunggadewi menyigi dinding setengah lingkaran itu. Tidak
ada lagi delapan ruangatl yang terhubung satu sarna lain.

Selain lumut hana ada goresan-goresan tidak beraturan
memenuhi dinding. Ada "yang berbentuk garis panjang yang
tidak lurus, spiral, dan ada pula garis tidak beraturan khas
goresan dinding .

"Tidak acla "apa-apa di bawah sini,” seru soebandrio .

"Berikan aku sedikit waktu mengamati goresan pada
dinding,” pinta tribuanatunggadewi sambi! menebar pandangan kurang
senang pada laki-laki yang tidak mau berpikir itu. .

tribuanatunggadewi mencurigai sesuatu, namun dia tidak ingin buru-
buru mengungkapnya. Dia mengambil senter dari tangan

Syukur. Cahaya benda itu kembali menerangi dinding ber-

bentuk setengah lingkaran buntu itu. Pola-pola tidak beratur-

an kembali terlihat. Mungkin goresan tangan manusia atau

lebih tepatnya dibentuk oleh alam yang menjadi saksi tero-

wongan buntu ini selama ratusan tahun. Gerakan tangan
tribuanatunggadewi terhenti pada sebuah goresan. Polanya berbentuk

zig-zag. Dia maju mendekat. Tangan kirinya meraba bagian

dinding itu. Bukan goresan biasa. "Ada rekahan sempit pada
batao

"Kaubisa membaca ini?" tanyanya pada soebandrio . Seharus-
nya, petugas dinas ini tertarik membaca pesan dari masa lalu.
soebandrio mengamati pola zig-zag yang apabila perhatian
difokuskan pada rekahan kecilnya, maka akan didapatkan tiga
segitiga. Segitiga sebangun dengan dua segitiga dalam posisi
tegak, sementara satunya lagi dalam posisi terbalik. Terbentuk
dari tengah hingga bawah dinding sampai menyentuh dasar .

. "Tiga buah segitiga,” tebak Beany seadanya. Dia tidak

mau berpikir lebih jauh.

‘4Jangan melihat bidangnya, namun perhatikan garis zig-

zag yang membentuknya,” tribuanatunggadewi sudah mengetahui jawab-
annya.

soebandrio patuh memenuhi permintaan perempuan - itu.
Lekuk garis dia amati dari atas ke bawah dan kemudian
sebaliknya.

: "Dua buah huruf yang tersambung,” ucapnya memberi
jawab.

"vy. A ;I" lao pa.

"Jika dibaca dalain pasisi tegak lurus, garis zig-zag itu
membentuk dua huruf 'Z’... "

"namun apa?" tribuanatunggadewi tidak tahan dengan kebodohan
pribumi ini. Dia memburu misteri dengan orang yang salah.
"Bayangkan jika dinding ini diputar enam puluh derajat, garis
itu akan membentuk huruf yang berbeda, 'MV'. Kautahu

MV itu apa?"

"Entahlah. Kami tidak punya datanya di kantor.”
"™Monsterverbond!" Gembira dan kesal campur baur da-

lam pekikan tribuanatunggadewi . Dia memandang jijik pada soebandrio .
Tangan perempuan itu menggapai permukaan batu. Dia
mendorong bagian yang membentuk rekahan kecil. namun ,

- RaJuuia M t eae .

usahanya sia-sia, Pelukan antarbata tidak sanggup digoyahkan.
soebandrio maju mendekat. Dia mengeluarkan belati dari balik
pinggang. tribuanatunggadewi kaget melihatnya, namun_ Jaki-laki itu tidak
menanggapinya. Ujung runcingnya dia gunakan untuk mem-
perlebar rekahan. Kemudian, dia mencongkel bagian yang

sudah terbuka. Bata-bata itu begitu kuat mengikat . .

"Uh ...." soebandrio berhasil mencongkelnya.

Segitiga bata paling atas jatuh ke kubangan air.

Dua segitiga berikutnya lebih mudah dibongkar. Seka-

rang; mereka memperoleh i bagian bolong yang mewartakan
kegelapan dari dalam sana. tribuanatunggadewi melewatkan cahaya senter
lewat lubang "MV". namun , cahaya itu hanya sanggup men-
jangkau ruang gelap hampa.

"Kita bisa masuk ke dalam," seru tribuanatunggadewi .

"namun , bagaimana caranya?" tanya soebandrio lugu.

"Lihat di sana?"

Cahaya senter di tangan tribuanatunggadewi terarah pada bagian
lain dinding. Pola sama dia temukan dengan posisi terbalik.

Dari batas dinding dengan langit-langit hingga bagian tengah.
soebandrio tidak lagi kesulitan membongkarnya. Mereka men-
dapatkan lubang "MV" kedua.

"Trik kuno," ucap tribuanatunggadewi .

soebandrio mendorong dinding itu dari tengah. Dinding itu
bergeser sedikit. Syukur datang membantu. Dinding itu
bergerser dengan posisi menyamping. Pada titik maksimum
pergeseran sembilan puluh derajat, dinding itu tidak lagi bisa
bergerak. Mereka bisa melewatkan tubuh, masuk ke dalam.
"Ohhhhhbhh ..,. tidak ...."

Mereka terenyak. Tidak lagi jongkok, mereka bisa tegak

berdiri. Ruang di balik pintu "MV" itu adalah sebuah rongga

luas dan dalam. Mereka berada di puncak tebing curam. Bibir

. jurang selebar kurang lebih satu setengah meter. Cahaya
senter kecil itu mampu menjangkau langit-langit rongga di
atas mereka. namun , tidak mampu mencapai dasar rongga.
Mereka berada di atas puncak dinding rongga yang juga
dibangun dari bata-bata berhias lumut purba. Pag;tr kayu
setinggi setengah meter membatasi tempat mereka berdiri
dengan jurang rongga yang sangat dalam. Tidak seorang pun
yang berani mendekat dan coba berpegangan pada pagar kayu
berusia ratusan tahun itu.

"Benteng Martello,” Syukur terpekik. Sekian tahun men-
jadi pemandu wisata di Onrust, dia merasa kenai dengan
bungker bawah tanah ini.

"Kenapa, Pak?" tanya tribuanatunggadewi .

"Bentuk setengah lingkaran benteng ini mirip sekali

dengan gambaran Benteng Martello.”
"Kapan benteng itu dibangun?"

"Tahun 1850 namun kemudian hancur akibat tsunami
Krakatau a883," Syukur menunjukkan diri sebagai pemandu
sejati.

"Logika terbalik khas Monumen Nasional,” tribuanatunggadewi
bergumam sendiri. Dia teringat mpu tirta dan bagaimana laki-
laki itu memberi petunjuk. Sarna seperti Monas, Martello
mungkin dibangun untuk memberi isyarat bahwa di bawah
sini ada benteng serupa yang menjadi modelnya dan sudah
dibangun dua ratus tahun sebelumnya.

Mereka mulai beaalan mengitari tebing setengah ling-

karan. Rongga itu sangat luas. Mereka butuh waktu lama
untuk menemukan ujung dari setengah lingkaran tempat
berpijak. Hening dan sepi membawa lamunan jauh me-
nembus waktu, berabad yang silam. Setiap monumen kejayaan
pastilah ditebus dengan darah. .

"Stop!" seru tribuanatunggadewi .

64-5

Langkah kakinya nyaris menggantung awang-awang.

Cahaya senter meraba, temukan tangga. Tempat turun itu
juga tersusun dari batao Hanya saja lebih sempit dari bagian
tinggi tempat mereka berpijak. tribuanatunggadewi menuruninya paling
depan. Kedalaman rongga mulai menjebak mereka. Gelap
yang tadi tidak bisa diterangi senter, perlahan terkuak. *

Dasar rongga itu terdiri dari empat kolam air yang nyaris
kering. Di antara kolam-kolam kuno itu, tetbentang jalan
dengan dasar bata gelap. Ketika kakinya meninggalkan tangga
terakhir, Cahtleen langsung menyusuri kolam-kolam itu.
Kemudian, dia menyisiri pinggiran dinding tinggi.

"Ruangan itu memang ada,” dia mendesis.

Dia menghitungnya. Delapan ruangan sebagaimana kete-
rangan papan di atas. Sarna sekali jauh dari gambaran sebuah
penampungan air. Ruangan itu lebih mirip kamar-kamar di
dalam bungker. Semuanya dibangun dengan susunan bata
yang sangat rapi. Keindahan Martello yang selama ini hanya
jadi imajinasi Syukur.

Dia memasukinya. Kosong. Hanya tiang-tiang besar dari

bata besar sebanyak lima bl,lah. Keterangan papan di atas
permukaan tidak sepenuhnya salah. Ruangan itu terhubung
dengan dua ruangan laanya. Bukan sebuah lorong yatlg bisa
melewatkan air, melainkan rongga tanpa pintu. Dua ruangan
lain yang mereka rnasuki sarna saja, kosong dengan lima
tiang.

Mereka menyusurinya searah jarum jam. Satu-satunya yang

menakjubkan dari temuan ini adalah kenyataan Onrust yang
kecil memiliki bungker yang sangat luas. Ini bisa menjelaskan
mengapa tiga kali serangan Inggris pada awal abad kesem-
bilan belas tidak kunjung mengharicurkan pulau. BenteQg
Onrust sesungguhnya bukan bebatuan yang disusun menan-
tang angkasa, melainkan bata yang tersusun jauh di dasar pulau.
"Hei, ini aneh,” seiu tribuanatunggadewi .

E.5.ITO

Mereka sudah akan melewati ruangan itu. namun , ruang-

an yang terletak di seberang "tangga turun ini berbeda. Tidak
ada lima tiang dengan bata besar. Sepanjang dinding ada

bata seperti bak memanjang yang tergantung setengah aeter.
Mereka mencium bau yang berbeda di ruangan itu. Dasar

bak terang oleh cahaya senter Syukur.

"Bubuk hitam,” teriaknya.

"Mesiu?" tanya soebandrio .

"Ya. Di sinilah temp at penyimpanan mesiu sebetulnya ,”
tribuanatunggadewi teringat papan di permukaan" yang menuliskan lokasi
penyimpanan mesiu. Pikirannya membatin, "Delapan ruangan
itu simhol dari sesuatu. Tujuh ruangan untuk tujuh provinsi
hersatu di negeri Belanda. Satu ruangan herisi mesiu untuk
Rindia Belanda. Tanah yang harus dikuasai."

Kesimpulan yang tidak perlu', Gathleen mencibir dirinya
sendiri. Pencarian yang melelahkan ini tdah berakhir. Semua-
nya sudah terungkap.

"namun tidak ada emas di sini!" seru soebandrio mengungkap
kekecewaan yang dalam.

"EMAS?" tribuanatunggadewi terbahak. Tawanya bergema mele-
wati rongga-rongga yang menghubungkan setiap ruangan.
Sejak turun dan menemukan ruangan ini kosong melompong,
dia sudah tahu jawabannya. Otak cerdasnya tidak perlu lagi
memikirkan di mana Erberveld Senior menyimpan emas itu.

Ini sangat mudah. Hanya orang bodoh yaQ.g mau menumpuk
batangan emas walaupun eli tempat yang sangat rahasia.

"Kita ini semut yang terperangkap eli rumah gula,” ucap
tribuanatunggadewi membuka rahasia.

* "Aku tidak menge/ti. Di mana emas-emas itu?"

"Dom!44" tribuanatunggadewi tidak tahan lagi dengan kebodohan
"'Tolol!

pribumi yang satu ini. Dia jelas representasi utuh manusia
negerikita . Bodoh, malas berpikir, dan ingin memperoleh kan
segala sesuatunya dengan instan. Bahkan, kalimat tersirat
dalam bahasa sendiri dia tidak mengerti. "Tuan soebandrio !
Bungker ini tersusun oleh emas-emas itu. Dinding, langit-
langit, dan lantai tempat Tuan berpijak!" .

"Tidak mungkin!" soebandrio berseru dengan bodohnya.
tribuanatunggadewi tidak mau menanggapi ucapan bodoh atu. Dia
angkat bahu. Syukur juga tidak bereaksi.

Seperti kesetanan, soebandrio mencongkel bata tempat dia

berpijak memakai ujung belati. Cacat pada rekahan bata

dia perlebar. Dia butuh waktu lima belas menit lebih untuk
mengungkit satu batao Bata itu cukup berat, mungkin lebih

dari satu kilogram. Saat dia membalik bata, matanya terbelalak

tidak percaya.

"Emas VOC!" serunya .gembira.

Punggung bata yang menempel tanah tidak terbalut pasir.

Walaupun sudah telihat kusam, kuning emas dan stempel

VOC di tengahnya mudah dikenali. Syukur mendekat, dia

juga menatap tidak percaya.

"Kita bisa naik ke atas sekarang?" tribuanatunggadewi menatapnya
hambar. Emas itu sarna sekali tidak menggodanya. Penemuan

benteng di dasar tanah ini sudah menggenapi pencariannya.

"Tidak. Kalian berdua tunggu di sini. Aim akan me-

manggil mereka yang berada di atas sana. Penemuan ini hams

kita rayakan,” ucap soebandrio .

Seringai aneh dari mulut soebandrio tertangkap mata tribuanatunggadewi .
Jantungnya berdegup kencang. Dia ingin mencegah laki-Iaki

iru. namun , soebandrio keburu lari sambi! mengeluarkan senter

kecil dari kantongnya. tribuanatunggadewi dan Syukur hanya bisa me-
nunggu. Lebih dua jam, mereka melakukan pencanan.

E.5. ITO

Tiga perempat jam kemudian, terdengar berisik suara dari

atas sana. Sayup tribuanatunggadewi mendengar suara mpu nala, dia
menarik napas lega. Mereka mulai menuruni tangga. tribuanatunggadewi
meminta Syukur untuk mengarahkan sorot senter besar ke

arah tangga. Dia takut senter kecil itu tidak cukup membantu

tubuh tua mpu nala. Sosok orang-orang itu terlihat jelas

sekarang. soebandrio paling depan, ranggalawe mengikutinya

disusul mpu nala dan penjaga berwajah Timur. namun ...
tribuanatunggadewi terdiam, mereka tidak berempat. Ada orang kelima
menyertai di belakang. tribuanatunggadewi menatapnya tidak percaya.
Laki-laki itu tersenyum.

"tunggul wirya ?" tribuanatunggadewi tercekat. Pandangannya me-
melas pada mpu nala dan ranggalawe . "Prof... Jenderal... ada

apa ini?”

Dor!

Dapur picu pistol soebandrio memuntahkan peluru. Tepat

bersarang -di kening sasaran. Sakur terjengkang tidak ber-

nyawa. Kehidupannya di dasar bumi ini tidak diinginkan.
tribuanatunggadewi terpekik. Sadar dia terjebak.

"Professor, ne!'s ..." serunya bagai permohonan terakhir.
"Aku tidak mengerti, ada apa semua ini? Kenapa laki-Iaki

ini harus dibunuh? Dan tunggul .... "

mpu nala tidak menanggapi permohonan tribuanatunggadewi . Tiga
orang itu-mpu nala, ranggalawe , dan tunggul wirya --saling

pandang, kemudian tertawa.

"tribuanatunggadewi , kamu tidak bijak dalam memahami sejarah,”
tunggul wirya menertawakannya. "Historia Vitae Magistra,
sejarah mesti berulang. Bukankah ini sebuah reuni yang indah,
seorang keturunan Erberveld dan Monsterverbond dari abad

baru.
4Stidak

"Monsterverbond?" tribuanatunggadewi berucap tidak percaya.
Ini sebuah penegasan. mpu nala, ranggalawe , dan tunggul
wirya satu komplotan. Semua ini tidak lebih dari sandiwara
yang menjebak. Dia tidak percaya.

"Profesor, tolong ...."" <;athleen memelas dengan asa ter-

slsa.

mpu nala berjalan mendekatinya. Tubuh bungkuk itu

tidak lagi menampakkan rona persahabatan. Bola matanya
memancarkan dendam.

"Nona Erberveld, Tuhan itu tidak ada. Manusia yang
merencanakan semuanya. Kau pikir semua ini hanya kebe-
tulan? Kau pikir aku tidak tahu asal-usulmu sebelum aku
mengirimm’.a, ke sini? Bodoh, aku tahu semuanya. Bahkan,
aku sudah mthgawasi sejak hari pertama au kuliah di Leiden,
keturunan Erberveld sialan! Mengirimkanmu ke sini adalah
penantian dari kesabaran panjangku."

"namun kenapa .... ?" tribuanatunggadewi benar-benar ketakutan. »
Melebihi ketakutannya saat berhada"pan dengan mpu tirta .
"Opamu, Pieter Zwinckel sialan itu yang menjadi awal

petaka. sebab ceritanya, aku harus kehilangan saudara. Ter-
kubur di dasar bumi antah-berantah negeri celaka ini ...."

‘jan Timmer Vermeulen. Oh Tidak .. .. 7 Gadis itu cepat
menangkap pesan mpu nala. Bodoh, mayat di dasar rongga

itu adalah sebuah isyarat.

mpu tirta sudah memberi pesan qengan menyebut nama
mayat itu. namun , dia mengindahkan pesan itu. mpu tirta ingin
menyelamatkannya. mpu tirta mengetahui semuanya. Dia menye-
sal. Ternyata, Pieter pernah membongkar rahasia ini. mpu nala
datang untuk Timmy sebagaimana seruan akhir mpu tirta saat
dia ditangkap. Mereka tetjebak. Mereka yang muda ini masuk
perangkap dedengkot tua.

"dahulu mereka ternan baik. namun , gara-gara rahasia sialan
ini, aku h:u.us kehilangan seorang kakak puluhan tahun silam.
Kalian keturUnan Erberveld memang terkutuk semua! Tidak
dahulu , tidak sekarang."

mpu nala tersenyum puas. Dia membalikkan badan, ber-
jalan ke arah dua komplotannya.

"Kawan-kawan, bagiku ini semua telah selesai. Aku ingin
keturunan Erbarveld ini dikubur di dasar bumi tanpa nama
ini. Balasan setimpal untuk apa yang terjadi pada Timmy.
Esok abunya akan kubawa ke tanah kelahirannya.” Dia men-
daki tangga ditemani penjaga rumah ranggalawe . "Alm tidak
ada urusan lagi di negeri kalian ini. namun kalau kalian mau
berbaik hati, kirimkan aku kartu pos dari Istana Negara.
Segera sesudah kalian bertakhta.” mpu nala tertawa.
"Profesor, terima kasih banyak," teriak tunggul wirya .
"Tidak hanya kartu pos, Prof K

ami akan mengirimkan

emas-emas ini dalam bentuk cenderamata. Leiden boleh

berbangga nantinya," ranggalawe mengamini sekondannya.

"Je doel alsof eel) beest6!" tribuanatunggadewi berlari, coba mener-
jang mpu nala dari belakang. namun , kekar tangan soebandrio
membekapnya. mpu nala berlalu bersama penjaga berwajah

Timor.

"Sabar, Cantik. Masih ada waktu bagimu mengutuki

nasib. Kami maaih perlu membuktikan kebenaran teorimu."

Hangat mulutnya seperti membakar telinga tribuanatunggadewi . "Kau
sebut semut di rumah gula, kan? namun sekarang, kau seorang
perempuan da sarang penyamun!"

046Kau memang bmatang!

mereka mer a pat persis di samping kapal cepat ber-

wama putih. cepat melompat, menyerbu masuk ke

kapal di sebelahnya. namun , dia hanya memperoleh i dua awak
kapal tengah malas-malasan di bawah temaram lampu.
Mereka mengaku tidak tahu posisi penumpang kapal, namun
yang pasti masih di dalam pulau kecil ini.

"Bersiaplah untuk yang terburuk, Wogu,” bisik mpu tirta

pada sahabatnya. .

, "Pendosa seperti kita sudah me[ajah tubuh lewat derita
orang lain. Mungkin ini jalan penebusan, Lek,” Batu menang- .
gapinya serius. "Kira-kira, di mana mereka sekarang?"
"Entahlah. namun , tampaknya mereka sudah dekat de-

ngan tujuan. Sepanjang sore hingga malam tidak juga kem-
bali ke kapal. Tentu mereka sudah memperoleh kannya."

Ketiganya berjalan memutari pulau dari kiri. Perjalanan
tidak direncanakan dengan bekal seadanya. menenteng

satu pucuk AK-47 dengan amunisi terbatas yang mereka

sita dari gajayana . Sementara, Batu menyelipkan sepucuk FN
di balik pinggang. Tidak lupa satu buah granat tangan tergan-
tung pada gesper, bawaan favoritnya. mpu tirta tanpa senjata.
Debur ombak menghantam pembatas betod menghapus jejak

suara langkah mereka. Mereka terus berjalan meraba

dalam

gelap. Batu sengaja tidak menyalakan senter kecil yang dia
bdwa. Setiap titik eahaya akan mengundang euriga dalam

penyergapan malam.

Tiba-tiba, Batu menghentikan langkah. Dia memberi

isyarat merendahkan tubuh sehingga terhalang alang-alang.
Satu titik aahaya keeil bergerak di arah timur. Tepat di sela
pepeohonan tengah pulau. mpu tirta menaikkan kepala. Dia bisa
melihat siluet. Satu tubuh tinggi agak bungkuk disertai sosok
pendek kekar di belakangnya.

"Hei ...." teriak Batu.

Dua sosok itu sontak berhenti. eepat berlari ke

. arah mereJat. Senapannya diarahkan ke depan. namun malang
baginya, ini bukan kawan bias a yang dijumpai di tengah
belantara.

DOT eee f DOT eee |]

tersungkur. Satu butir peluru menghajar lututnya.

Batu eepat melindungi anak buahnya. Dia memberikan tem-
bakan balasan. namun , dua sosok itu lebih eepat bergerak.
mpu tirta dan Batu tertahan oleh ringisan . Peluru itu
benar-benar menghaneurkan tempurung lututnya. Batu coba
. menghentikan pendarahan dengan memball,|t lutut

dengan sobekan eelana, kemudian mendudukkannya pada
akar pohon besar.

mpu tirta masih eoba mengejar dua sosok itu. namun di
tengah jalan, dia berhenti. Raung mesin kapal menghentikan
harapannya.

"mpu nala, dia berhasil kabur," bisiknya pada Batu.

"Sial, mereka pasti telah menemukannya. Kau benar,

mpu nala euma berminat pada mayat saudaranya. Bajingan
itu bel;>as."

"Darah untuk darah, debu akan menutupi kuburannya."

mpu tirta tidak menjelaskan apa yang dia maksud. Dia hanya
tersenyum kecil.

"Kita telusuri jejak yang tadi dia lewati," ajak Batu.
Tubuh tidak berdaa mereka bopong bersama.

Jalan yang dilewati mpu nala adalah paving block yang mem-
belah hutan. Sesudah memastikan tidak,ada lagi orang lain di
permukaan pulau, Batu menyalakan senter kecilnya. Cahaya-
nya menari-nari menyigi setiap sudut yang mungkin terlewat-
kan.

Tepat di bawah papan berwarna merah yang menunjuk-

kan lokasi penampungan air, langkah niereka berhenti. Begitu
banyak jejak terlukis di atas tanah yang basah. Pada tebing
kecil lorong terowongan, sisa reruntuhan tanah tampak barn.
Batu menyiginya ke dalam. Tanah lembek di dasar air dangkal
juga menyisakan jejak.

"Mereka sudah menemukannya. Pasti di dalam sini," ujar
Batu...

"Kita turun ke bawah."

"Dal, kautunggu di sini, ya. Jika kami tidak kembali

hingga tengah malam nanti, kaubisa tinggalkan pulau ini.
Lupakan semuanya. aalat Merah tidak pernah ada!" pesan
Batu pada .

. Anak buahnya itu menahan haru. Begitu banyak operasi
yang sudah mereka lakukan bersama. Mulai dari penggalangan
hingga operasi intelijen strategis. Mul:¥ dari kelompok funda-
mentalis hingga kiri radikal. Mahasiswa hingga dedengkot
tua, pernah mereka hancurkan lewat infiltrasi.

-"Komandan, aku pasti manunggu Anda kembali,"

berucap lirih.

T ubuh muda dengan gairah menyala tidak perlu waktu lama

untuk menemukan ujung terawonan sempit itu. Gerbang

batu setengah membuka untuk melewatkan tubuh me-
nyambut mereka. Batu tidak mau terburu-buru walaupun
dia sudah menangkap gema suara dari baw.ah sana.
a'Siapa kira-kira yang akan kita-. hadapi di sana?" bisik
Batu.

"ranggalawe ; tunggul wirya . soebandrio , dan Rian.”
"Rian? Jadi. dia bukan orangmu?" Batu menyela.
"Bukan. dia bagian dari mereka.”

"namun , dia tidak ada di bawah sana. Beberapa hari
terakhir, Irvan menempelnya. Kemarin dia meninggalkan
negerikita menuju Singapura. Aku pikir dia satu paket de-
ngan Kartinimu." .

"Bukan: nyi girah hanya transit di Singapura."

"Lalu. apa yang dilakukan Rian di sana?"

"Dugaanku, dia tengah menjajakan emas ini di sana.”
"Sesudah itu?”

"Tebakannya gampang, Wogu. Senjata yang dikirimkan
lewat MY Dong Hoi bukan yang pertama dan terakhir. Sudah
ada pengiriman sebelumnya. Kau tentu pemah mendengar
tentang penemuan senjata berikut amunisi di Sampit.

Banggai, dan hutan Universitas negerikita . ltu hanyalah isyarat
dari ranggalawe bahwa hari yang dijanjikan itu sudah datang.
Sejak lama CSA sudah menggalang dan membina puluhan
organisasi sosial tidak jelas yang tersebar di seluruh negerikita .
Tujuannya jelas. jika f;mas itu ditemukan ... . J>

"Mereka akan mehgobarkan pemberontakan terhadap
pemerintah yang sah." Batu langsung memotong. Dia terpana
sendiri.

"Lebih dari itu. Wogu.” l<alek menekan mulut pada

telinga Batu. "dengan emas yang tidak ternilai ini, mereka
akan menciptakan kelangkaan dolar yang memicu krisis moae-

ter yang lebih’ parah. Krisis ekonomi akan berlanjut pada

krisis sosial. Pada saat itulah, senjata-senjata itu akan diguna-
kan."

"Bajingan!" suara Batu tertahan di ujung tenggorokan . .

retapi, cara mpu tirta mengungkap rencana tiga bajingan itu
memancing tanya. "Kau masih mencintai negeri ini, Lek?"
"Negerinya aku cintai, orang-orangnya tldak. sebetulnya

siapa pun yang berkuasa sara saja. ranggalawe atau malaikat,
tidak akan sanggup mengubah negeri ini. Hanya saja, aku
menganggap ini permainan antara kita yang muda dengan

nafsu serakah mereka yang tua. Hanya permainan Wogu,

tidak ada hubungannya dengan bela negara."

"Sialan kau! Kausiap?" bisik Batu.

"Ya."

"Mungkin ini yang terburuk."

"Hatta bilang, taman firdaus hanya dapat dicapai melalui

api penyucian!" mpu tirta membayangkan Hatta cii depan mahka-
mah pengadilan tinggi Den Haag.

"REMIS!"

Teriakan da.ri langit .menginterupsi kesibukan orang-

orang di bawah bungker. soebandrio cepat mencabut pistol dari
pinggang. ranggalawe dan tunggul wirya berlindung di bela-
kang soebandrio . Mereka sudah membongkar seperempat lantai
tengah. Semuanya batangan emas terbungkus batao .

. Dor!

Tambakan dari tangga membuat senter d-i tangan soebandrio

, lepas. Ruangan itu sesaat gelap gulita. soebandrio meraba-
meraba dalam gelap. Tidak lama terdengar jerit suara.

"Abbh .... 1"

Sontak benteng bawah tanah itu kembali bermandikan

cahaya. mpu tirta menyalakan senter yang tadi jatuh dan tangan
soebandrio . Batu berhasil membekap tubuh ranggalawe . Dingin

ujung pistol menampel eli kepalanya. namun selain itu, mereka
tidak memperoleh i siapa-siapa lagi dalam ruangan itu.

"Aku akan membunuhmu, setan!" teriak Batu meman-

cing yang lain keluar. Keringat dingin menetes di sela dahi
ranggalawe .. Dia tidak menduga akhimya akan begini.

"Kalau begitu, gadis ini juga akan mati!"

Suara itu berasal dari ruangan di seberang tangga. mpu tirta
cepat mengarahkan senter ke sana.

tribuanatunggadewi masih hidup. Tangannya terikat dengan mulut
tersumpal kain. Di belakangnya, soebandrio menodongkan sepu-
cuk pistol. Berjarak setengah lengan, tunggul Leaono berdiri
di samping. .

Batu menyeret tubuh ranggalawe mendekati soebandrio . Ha-
nya berjarak dua meter mereka saling tatap. Laki-Iaki inilah
yang bertanggung jawab terhadap proses interogasi Parada.

Dia yang sudah membunuh Parada. Perhitungan harns eliakhiri
malam ini.

"Lek, coba kau periksa ruangan ini.”

mpu tirta masuk ke dalam. tunggul wirya terus bersembunyi
di belakang soebandrio . Dia begitu takut meninggalkan kefanaan
dunia. ranggalawe diam tidak bersuara. Tampaknya dia terpu-
kul. Masih ada celah kegagalan dalam rencana besarnya.
"Wow! Wogu, mereka rnengajak kita tamasya di neraka.
Ruangan ini penuh dengan bubuk mesiu.”

. "Wah ... wah. Kapl:en soebandrio masih suka main petas!In
rupanya. Menurutmu apa yang harns kita lakukan, Lek?"
"Kaupunya pemicunya?"

"Aku tidak per!ah lupa pada neraka. Ke sini kau, Lek."

mpu tirta merogoh kantong yang terkait pada gesper Wogu.
Granat tangan.

"Hei, tunggu! Kita masih bisa bicara,” teriak tunggul

wirya menegosiasikan ketakutannya, permainan ini harus
Rahasiit Made

dia kuasai kernbali. Dia rnenatap Batu tajarn. "Hei, apa yang
kaulakukan?"

‘ku akan rnengakhiri apa yang pernah kaurnulai," jawab

Batu.

"N ak, bahkan bendera start belurn dikibarkan. Apa yang

harus kauakhiri," ranggalawe rnenarik napas. Masih ada pelu-
ang, pikimya. "Adakah yang salah dari sernua ini? Kita sarna
dalarn satu hal, kita mencintai republik ini. Aku rnelakukan
sernua ini untuk republik.”

. "Jawaban yang salah, Jenderal,” potong Batu.

‘Al, kalian berdua sebetulnya yang terbaik yang pernah
dimiliki republik ini. Anak-anak rnuda cerdas di tengah ge-
nerasi yang rernbosankan. Kalau saja kita berada dalarn
barisan yang sarna, kita bisa rnengubah apa saja .... "

"Tipuan bodoh, Jenderal. Karni bukan keledai,” Batu

terns rnernotong. ,

"Lupakan seaua kejadian sebelurn perternuan bersejarah

ini. Anggap semua hal yang sudah kalian lalui sebagai kawah
candradirnuka. Tidak ada yang bisa mernaharni republik ini
selain orang-orang seperti kita. Kita bisa saling mengisi.
Bersarna kita akan rnengakhiri tipu daya badut Senayan,
mengganti orang-orang lernah di Merdeka Utara dan tentu
saja menghajar kelas rnenengah yang selarna ini rmengarnbil
untung dari setiap penderitaan rakyat "

ranggalawe rmengalihkan pandangan pada mpu tirta . "Attar,
dari dahulu aku menginginkanrnu. Kau terlalu cerdas untuk
generasimu. Kau dan aku sebetulnya sarna saja. Kita orang-
orang yang gelisah .... "

"Aku tidak ,mau lagi terjebak dalarn permainan yang
kaukendalikan, Jenderal," mpu tirta cepat rnernotong.
ranggalawe tertawa keras. tribuanatunggadewi rnernandangnya serna-

kin cern as. "Kelornpok yang paling rnudah dikeridalikan

intelijen adalah kelompok radikal. ltu masalahmu. Sekarang,
kita bisa memulai semuanya dalam keterbukaan dan keseta-
raan untuk dunia anarki yang kauidamkan. Kita bisa melaku-
kan apa saja dengan emas-emas ini. Bukanl?-h kalian bilang
hasilnya remis? Kita tentu bisa berbagi."

"Bagaimana, Lek?" tanya Batu.

"Usul yang bagus. sebetulnya , tawaran itu yang aku
tunggu-tungeu dari tadi." mpu tirta melihat "tatap heran dari
mata tribuanatunggadewi . Dia mengacuhkannya.

ranggalawe mengulum senyum, tunggul wirya mulai bera-

ni menampakkan kepala di belakang soebandrio . Ketidaksabaran
anak auda adalah celah yang paling mungkin dimasuki ke-
matangan generasi tua. .

"Ah, namun aku tidak nyaman negosiasi kalau gadis Belan-
da ini masih di sini. Bagaimana kalau kalian melepaskannya?"
lanjut mpu tirta. .

"Jangan coba-coba menjebakku," soebandrio bersuara lantang.
"Tidak, Ben. Kami tidak menjebakmu. Aku bahkan

ingin kita semua terjebak di sini." Jari tengah mpu tirta menyen-
tuh ujung picu granat. Dia siap membuka dan melem-
parkannya pada tumpukan mesiu.

"Hei, tunggu! Jangan!" ranggalawe benar..,benar takut pada
kematian. ‘l\pa yang sebetulnya kalian inginkan?"

"Lepaskan gadis itu. Kita selesaikan negosiasi setelah dia
pergi. Ini masalah internal republik, Belanda tidak perlu ikut
campur," mpu tirta melempar canda. namun , tidak ada yang ter-
tawa.

"soebandrio !" .

ranggalawe melI'laikkan alis memberi perintah. Mau tidak

mau soebandrio mengikutinya. Cadis Belanda itu dia lepaskan.
"tribuanatunggadewi , tinggalkan tempat ini!" perintah Batu.
‘Inamun kalian?" dia bersuara lemas.

Rahas ia Mule

Dia sebetulnya sudah pasrah, tidak ada yang akan menye-
lamatkannya. Sisa hidupnya diisi dengan penyesalan. Dia

terlalu eepat mengambil kesimpulan tentang mpu tirta . Padahal,
semua kejahatan yang terjadi di Jakarta didalangi oleh orang
dekatnya, Jan mpu nala Vermeulen. namun mereka datang,
menebus kesalahan.

Sekarang, dia harus naik ke atas, tanpa harus menebus
kesalahan. Semua persepsinya tentang orang-orang Jakarta
terbalik. Dia benar-benar gila di negeri ini. Andai saja dia
menangkap pesan mpu tirta dari awal, mUllgkin tidak akan be-
gInl.

"Nona, tunggu apa lagi? Kereta tidak datang setiap saat.

Cepat naik ke atas!" mpu tirta ikut menghardiknya.

"Maafkan aku ...." tribuanatunggadewi benar-benar menyesal.
"Cepat, Nona!" .

mpu tirta mendorong tubuh tribuanatunggadewi . Di bawah todongan
pistol soebandrio , dia keluar dari ruang mesiu. Mendaki tangga
sambil sesekali masih melihat ke belakang. Dia berlari keeil
melintasi puneak tebing benteng bawah tanah. Pada eelah
gerbang batu, dia dengar teriakan mpu tirta .

‘aNona, ini mungkin pertanyaan terakhir. Kenapa Pieter
menyerahkan dokumen itu pada delegasi Hatta?"
tribuanatunggadewi tereekat. Dia tak menduga mpu tirta menanyakan
hal itu.

"Den Haag, Maret 1928. Dia menghadiri perayaan kebe-

basan Hatta yang diadakan SDApt7 di kebun binatang Den
Haag. Dia terpana mendengar pidato Hatta. Sejak itu dia
bertekad mengembalikan rahasia ini pada negara yang belum
terbentuk." Sesudah itu, tribuanatunggadewi ken hilang dari pandangan

mereka.

47Social-Democratische Arbeiders-Partij]Partai Buruh Sosial Demokrat
660E.5. ITO

mpu tirta terpana mendengarnya, inilah akhir dari perjalanan

sejarah ratusan tahun. Batu ikut ternganga. Dia jadi lengah.

Dor!

‘ah.
"Wogu? TIDAK!"

Semuaaya berlangsuf}g cepat. Bidikan soebandrio menembus
kening Batu. ranggalawe lepas dari dekapannya. Dia menye-

ringai puas. soebandrio mengalihkan bidikan pada mpu tirta . namun ,
mpu tirta tidak mau berbuat salah. Cepat dia menarik picu granat,
keaudian dilemparkan-ke dalam tumpukan bubuk mesiu.

Ledakan itu memecah keheningan pulau kecil itu.

Reruntuhan itu terus mengejar tribuanatunggadewi . Gemuruhnya
mencekam. Ledakan di bawah sana, akan mengubur kembali
temuan ini. Bahkan, jauh lebih dalam. Sekuat tenaga, dia
merangkak dengan napas penghabisan. Di mana-mana yang

terlihat hanya gelap. Luka pada kaki dan tangan terantuk

batu tidak lagi dia pedulikan. Dia menembus gelap tero-

wongan, namun tidak ada titik cahaya yang menjadi isyarat

akhir terowongan.

tribuanatunggadewi terns merangkak. Bebatuan kecil mulai luruh
dari langit-Iangit terowongan kecil ini. Lututnya mencacah

air, dia leluasa bernapas. namun , gelap masih membekap. Dia

terns merangkak, kepalanya membentur tebing. Dia coba

berdiri. tribuanatunggadewi menarik napas lega. Dia sudah keluar dari
terowongan. Gelontoran terakhir menutup mulut terowongan

itu. Dia burn-burn melompat ke ::ttas.

‘au sudah menduganya. Kedua bajingan itu sudah me-

rencanakan penebusan ini. ¥ereka tidak kembali.»

Dalam gelap, mata nanar tribuanatunggadewi mencari sumber suara

itu. Cahaya dari layar telepon genggam menghentikan penca-

riannya. Dia mengenali laki-laki yang tersandar lemas dengan

lutut dibebat kain. Salah satu anak buah Batu.

"Ya, mungkin mereka yang terbaik yang pernah dimiliki

bangsa yang kalah ini,” tribuanatunggadewi coba menahan ham. namun ,
dia tidak sanggup. Dia menangis. Duduk tersandar di samping

mt

"N ona, inilah tragedi negerikita '" suaranya bijak meng-

ingatkan tribuanatunggadewi pada mpu tirta . "Tidak ada akhir bahagia
layaknya mitos dan dongeng Eropa. Tidak ada kastil indah

untuk Pangeran dan Putri. Setiap mitos di negeri ini selalu
berakhir dengan kutukan dan kernatian. Dan, bangsa ini terus
mengulangi kesalahan yang sarna.”

tribuanatunggadewi tidak tahu hams beracap apa. namun , dia bisa
menangkap rona bahagia dari sudut mata mpu tirta dan Batu.
Semoga.

Ep ilog

DIABERADA di tengah-tengah labirin negeri jahanam.

Gang lebar menghubungkan Amsterdam Centraal Station

dengan Dam Square, pusat kota. Di dalamnya bertebaran
beragam toko, mulai dari barang antik hingga Koffie Shop
tempat pengunjung bebas menikmati menu beraroma ganja
seperti space cake dan mT]Shroom. Inilah negeri terkutuk sumber
petaka negerikita sebagaimana dia ceritakan kepada murid-
muridnya.

Kali kedua dia menyambangi kota ini. Yang pertarna

dua bulan silam, namun dia sekadar singgah di Schipol untuk
kernudian rnelanjutkan perjalanan menuju Brussel, Belgia.
Dia tiba lebih cepat dua hari dari waktu perjanjian.

°Mendarat di Schipoa dia langsung menumpang kereta menu-
ju Centraal Station. Perjalanan pendek itu ditempuh selama
_tujuh belas menito Sarna seperti perjalanan terdahulu, dia
hanya datang membawa diri. Semuao petunjuk dan fasilitas
sudah disiapkan walaupun sekarang dengan orang yang berbeda
yang dahulu disangkanya sarna. Sekarang, dia benar-benar terli-
bat, tidak lagi sekadar jadi resiu yang dibidikkan menuju
sasaran. Perjalanan ini adalah sebuah penyucian. Tujuannya
adalah penebusan dosa untuk apa yang sudah dia lakukan
paaa Suhadi. Dia beruntung, masih ada yang rnemberi koreksi.
662

Rahasi a Meede

The Flying Pig. hostel murah khusus untuk pelancong

itu hanya berjarak sepu.luh rrienit dari Centraal Station.
Terletak pada gang lebar yang dikenal sebagai Jalan Nieuwen-
dijk 46. Hotel itu lebih dekat ke Dam Square. tempat Royal
Palace atau istana kerajaan berada. Di penginapan sederhana
itulah. dia menginap selama dua hari ini.

Waktu yang sempit ini. dia gunakan sebaik mungkin.

Siang sesudah malam kedatangannya. dia melangkahkan kaki
menuju Dam Square. Tujuannya jelas. Royal Palace. Satu

dari tiga istana resmi kerajaan Belanda. Istana ini difungsikan
sebagai tempat diadakannya acara resmi kerajaan. Sisanya. jika
tidak ada acara resmi. istana ini terbuka untuk umum. Bekas
balai kota yang diubah fungsinya menjadi gedung oleh Louis
Bonaparte pada tahun 1808 ini. senantiasa ramai dikunjungi.
Dia memikirkan rempah-rempah yang dirampok paksa saat
menatap megah bendungan. Harijan. murid-murid malang-
nya seharusnya bisa menatap bukti kalonialisme ini. Dia
menelan daha.k di tengah musim dingin yang mencekik
Bugerzaal.

Jiwanya bergetar saat memasuki aula besar di dalam

Royal Palace. Matanya menengadah menatap tinggi langit-
langit gedung yang dibangun dengan model Roman Basilika
ini. Tiang-tiang besar lengkap dengan pahatan ukiran me-
ngukuhkan keagungan Bugerzaal. Marbel yang menjadi ba-

han -lantai membuat sepatu kehilangan nyali. namun bagi
Melati Putih. bukan keagungan bangunan ini yang membuat
jiwanya bergetar. melainkan peristiwa di pengujung tahun
1949.

Bugerzaal. Di tempat ini. Hatta mengakhiri sejarah pan-

jang berusia tiga setengah abad. Di ruangan inilah. pengakuan
kedaulatan negerikita ditandatangani. Esok hari. dia juga akan
mengakhirinya di tempat yang sarna.

66tE.5 .ITO

Tubuh tinggi bungkuk itu mencari tempat tinggi. Pandangan
matanya terhalang rombongan siswa Vensterschool dari
Groningen yang melewatkan liburan musim dingin dengan
mengunjungi Royal Palace. Semuanya sudah_ berakhir di
seberang laut sana. Dia linggal memunguti sisanya.

Ketika kembali dari Pulau Onrust, mpu nala kehilangan jejak
jenazah Timmy. Sopir yang diminta tunggul wirya membawa
jenazah itu menuju krematorium tidak pernah dia temukan.
Dia juga tidak tahu bagaimana cara menghubungi sopir itu.
Esoknyaa dia terpaksa kembali ke Belanda dengan tangan
hampa. Tidak ada kabar berita dari dua komplotan Indo-
nesianya. Dia tahu, seperti dirinya, mereka juga pasti sudah
hancur.

namun dua -minggu kemudian, seseorang yang me-

ngaku sopir celaka itu menghubunginya. mpu nala sudah
memperkirakan motifnya. Laki-laki pribumi itu menginginkan
Euro untuk mayat yang telah dikremasi menjadi abu tersebut.
Dia bersedia mengantarkan abu jenazah itu ke Amsterdam.
Tawar menawar pun -terjadi hingga kemudian disepakati
bayaran sebesar dua puluh ribu Euro di luar tanggungan
tiket. Jumlah yang tidak begitu bernilai dibandingkan abu
Timmy. Mereka bersepakat "untuk bertemu di dalam
bugerzaal.

Pukul sebelas siang, mpu nala makin gelisah. Laki-Iaki

dari seberang lautan itu memberitahukan cirinya, rambut .
separuh memutih, tinggi sedang, dan membawa koper ber-
warna cokelat. Tidak. seorang pun pelancong berwajah Asia
dengan penampilan seperti itu di seantero Bugerzaal. Dia
masih sabar menunggu. Rombongan Venterschool mening-
galkan Bugerzaal langsung berganti dengan rombongan tur
pengunjung berwajah Asia Timur.

Rahasia Made

"Tuan mpu nala?"

Desiran suara dari belakang mengagetkannya. mpu nala
memutar kepala. Sosok itu dingin menatapnya. mpu nala
tidak ingin memikirkan siapa sosok yang tengah dia hadapi.
Semua ornamen yang melekat di tubuhnya cocok dengan

ciri yang sudah diberitahukan.
"Aku ingin memeriksa dahulu isi kopernya,” mpu nala tidak
ingin tertipu.

mpu nala meraih koper cokelat dari tangan laki-[aki itu.

Dia membungkukkan badan, lehernya sejajar dengan dada
laki-Iaki pribumi itu. *

Melati Putih merogoh sesuatu dari kantong celananya.
Benda seukuran cerutu, namun terbuat dari bambu kecil.
Sipet, demikian orang-orang Dayak menyebut senjata me-
matikan itu. Di dalamnya terisi amunisi dari sembilu bambu
yang sudah ditaburi racun mematikan dari getah akar kayu.
Dia menaruhnya di depan mulut, terlihat seperti hendak
merokok.

Sleeppppppp!

"Kau menipuku!"

mpu nala masih sempat berteriak saat memperoleh i tum-
pukan koran di dalam koper cokelat. namun , dia hanya bisa
berbuat sejauh itu. Tubuhnya guncang, racun itu cepat me-
nyebar mulai dari pembuluh darah di leher. mpu nala me.me-
gang lehernya. Dia berteriak, namun tidak mengeluarkan suara.
T ubuhnya roboh. Para pelancong histeris mendekatinya.
Melati Putih berlalu dari hadapannya.

Jan mpu nala Vermeulen

Kesenangan Tanpa Nurani

Bugerzaal

666 E.5.ITO

Dia cepat menyeberangi Dam Square ke arah gedung

pusat ABN Amro. Tiga menit kemudian, dia menaiki trem
dari halte Dam. Kereta pendek itu membawanya hingga
stasiun Amstel. Dia menyeberangi jalan kecil menuju kum-
pulan bus Eurolines.

Mengakhiri memang jauh lebih mudah daripada memu":

lai kehidupan. Dari balik saku jaket tebalnya, dia menge-
luarkan gulungan kertas kecil. Pada saat bus mulai bergerak,
dia membuka botol minuman mineral. Gulungan kertas dia
buka, bubuk di dalamnya dia taburi ke dalam botol minuman.
Dia membasahi tenggorokan dengan air mineral bercampur
bubuk. Bukan bubuk bias a sebab bubuk itu berasal dari darah
segar ikan Deho yang sudah dibekukan. Jenis racun yang paling
ditakuti di Minahasa dan Gorontalo. Dia sudah memper-
hitungkan semuanya. Bubuk itu tidak akan langsung membu-
nuh, butuh waktu dua minggu menggerogoti tubuhnya.
Hidupnya akan berakhir dalam dekapan ibu pertiwi, Indo-
neSia.

Melati putih akan menikmati pelancongan terakhir irii.

Rute pelariannya sudah disiapkan dengan rapi. Seseorang

tengah menunggunya di kota kecil Couvin, wilayah Wallon,
Belgia, dekat perbatasan. Prancis.

wanita lesbi itu gelisah. Sesekali dia melirik jam tangan. Lalu-
lalang orang tidak dia hiraukan. Hampir satu jam dia berdiri

di depan Hotel mandala , sisi lain dari Dam Square yang
terletak di seberang Istana Kerajaan. Seharusnya, mereka
bertemu di museum lilin Madame Tusaud yang terletak di

sisi kiri Istana [¥rajaan. namun_ batal, pada liburan musim
dingin begini, tempat itu sesak oleh pengunjung. Pilihan
tempat pertemuan ini benar-benar tidak enak. Berada di Ivar

ruangan pada puncak musim begini sangguh sebuah siksaan.

Entah sudah berapa kali dia mengitari Memorial Statute

yang ada di depan hotel. Monumen berbentuk Obelisk

itu dibangun untuk mengenang serdadu dan gerilyawan Belan-

da yang tewas pada Perang Dunia Kedua. Di dalam monu-

men ini, tersimpan tanah dari semua provinsi Belanda term a-

suk bekas wilayah taklukan, seperti Hindia Belanda. Dia

mengibaskan tangan saat beberapa pengunjung dari Asia

memintanya mengabadikan mereka di depan Memorial Sta-

tute. Dia sudah bosan menunggu. namun , dia tidak hendak
melangkahan kaki dari Memorial Statute.

"tribuanatunggadewi ," sapa suara lembut di belakang.

Dia membalikkan badan. Sosok itu melempar senyum.
tribuanatunggadewi Zwinckel menatap nyaris tidak percaya. Dia lang-
sung menghambur ke tubuh itu. Mereka berpelukan. Reng-

kuhan tubuh memanaskan hari yang dicekam dingin. tribuanatunggadewi
merengkuh kepala itu. Dingin tidak sanggup membekukan

air matanya. Mengalir begitu saja dari sudut mata. .

"Aku pikir kau tidak akan pernah datang,” dia masih

belum mau melepaskan pelukan.

"Tidak, tribuanatunggadewi , aku pasti datang. Hanya saja, ada beberapa
hal yang harus aku selesaikan tadi. Maaf, aku terlambat.”
"nyi girah ..." telapak tangannya meraba pipi perempuan
negerikita itu. "mpu tirta dan Batu sudah ...."

"Alm sudah mengetahui semuanya, tribuanatunggadewi .... "
"Maafkan aku.”

."Tidak ada yang perlu dimarlkan, tribuanatunggadewi . Mereka sudah
menempuh jalan yang seharusnya dilalui seorang laki-Iaki,”

nyi girah tegar menghadapinya.

"Semuanya sudah habis. Andaikan dahulu aku bisa berpikir

jernih dan memahami pes an-pes an tersirat mpu tirta. Mungkin
jadinya tidak akan begini," dia kembali mengungkapkan

penyesalan.

668 a

"tribuanatunggadewi , tidak seorang pun yang bisa memahami mpu tirta .

Kecuali satu orang. Dan orang itu adalah aku," ucap nyi girah .
Kata-kata itu menerbitkan cemburu. Anch, tribuanatunggadewi cembu-
ru untuk seseorang yang sudah tidak ada.

"Bagaimana dengan Rian?" tribuanatunggadewi juga tidak bisa
melupakan laki-[aki itu.

"Entahlah. Tampaknya dia masih terus bersembunyi.

Kartel emas terus memburunya.” nyi girah menarik napas, kemu-

dian mengembuskannya jadi embun. "namun suatu saat, dia

akan muncul kembali ...."

"Dan negerimu tidak lagi aemiliki mpu tirta dan Batu untuk
menghadapinya,” potong tribuanatunggadewi sedih.

nyi girah menanggapinya dengan senyum. Dia meraih tangan

kiri tribuanatunggadewi , kemudian mengeluskannya ke perutnya. Tidak
terlalu besar, namun .dia bisa merasakannya. tribuanatunggadewi terperan-
jat, memandang nyi girah tidak percaya.

"Kamu hamil?"

"mpu tirta kecil. Semoga nanti dia mewarisi keberanian

bapaknya. Dia siap menghadapi bangkot tua.”

"nyi girah ?" tribuanatunggadewi semakin tidak percaya. nyi girah menang-
gapinya dengan senyum menggoda.

"Tiga bulan sebelum kamu datang ke Jakarta, kami

menikah. Suamiku tidak ingin .meninggalkan dunia tanpa

jej* yang harus dilanjutkan.” Kata 'suami' dari mulut nyi girah
benar-benar membuat tribuanatunggadewi cemburu. "Sekarang, aku bisa
memahami pesan suamiku itu. Dia mengutipnya dari surat-

surat Kartini. wanita lesbi pembawa pes an peradaban sebab

dari perempuanlah pertama-tama manusia itu menerima

didikannya-di haribaannyalah anak itu belajar merasa dan

berpikir, berka/a-kala. Pendidikan awal yang akan menentu-

kan masa depannya. wanita lesbi pembawa pes an peradaban

669

dan anak-anak adalah ahliwarisnya. Itu sebabnya, dia sebut

perempuan seqagai sokoguru peradaban.”

"OhL.",UL.

tribuanatunggadewi kembali merengkuh tubuh sahabatnya itu. Dia
masih menyesal mengapa dahulu nyi girah tidak terus terang pada

saat penculikan. Semuanya pasti akan berbeda.

"Kenapa kalian menempuh jalan sesulit itu?” Kata-kata

itu terucap begitu saja dari mulut tribuanatunggadewi .

"Bagi kami, tribuanatunggadewi , semua ini tidak lebih dari kesenangan
masa muda yang tidak boleh dilewatkan. Petualangan terla-

rang yang tidak semua orang bisa memahaminya.”

"Alm cemburu padamu,” tribuanatunggadewi berbisik pelan.
"Kenapa?"

"sebab aku juga jatuh hati pada mpu tirta . Aku tidak bisa
melupakannya. Sapaan Nonanya menghiasi mimpi dan ima-

jJinasiku. "
"Aku rela berbagi mpu tirta denganmu. Dia memang pantas

untuk dicintai.”

Raung sirene polisi tiba-tiba memecah ketenangan Dam

Square. Tiga unit mobil melaju kencang, kemudian berhenti

persis di depan Istana Kerajaan. Dari depan Hotel Krasna-

polsky, terlihat jelas di seberang, petugas polisi dan paramedis
berhamburan masuk ke dalam Istana Kerajaan.

tribuanatunggadewi spontan melepaskan pelukannya. Dia mengikuti
naluri orang banyak untuk mendekati sumber kegaduhan.

namun , tangan nyi girah menceaahnya.

"Semuanya sudah berakhir, tribuanatunggadewi .”
tribuanatunggadewi memandang heran, namun lidahnya kelu untuk
bertanya. Kelegaan jelas tergambar dari roman muka nyi girah .

Dia datang ke negeri ini tidak untuk sekadar menyambangi
tribuanatunggadewi . Ada yang lebih penting dari itu. Memastikan

sebuah pekerjaan.

"Kesenangan Tanpa Nurani,” bisik nyi girah memanaskan
kuping tribuanatunggadewi .

wanita lesbi Belanda itu terlonjak tidak percaya. Dia pikir
semuanya sudah berakhir. Nyatanya tidak. Satu dosa so sial
tersisa mesti ditunaikan.

"Siapa?"

"Dia yang juga menuntaskan lima dosa sebelumnya. Dia

pula yang menghabisi Suhadi, kesalahan yang membuatnya
tidak bisa memaafkan diri sendiri. namun , Gatot berhasil
memanggilnya pulang. Penuntasan dosa ketujuh adalah pene-
busan atas kematian tidak perlu Suhadi. Dia sudah melaku-
kannya."

. "Siapa korbannya?"

"mpu nala! Dia tidak bisa lari dari takdir kematian itu."

"Ohhhh ...."

Campur baur perasaan tribuanatunggadewi . Kaget, tidak percaya,
dan lega. Sejak kembali dari negerikita , profesor itu tidak
pernah muncul lagi di Leiden. Yayasan Oud Batavie miliknya
di Amsterdam pun seperti ditelan bumi. chucky Stephane
Daucet tidak pernah kembali ke Amsterdam. Dari negerikita ,
dia langsung pulang ke Couvin, kota kelahirannya di Belgia.
Tidak seorang pun di antara mereka buka suara tentang
k.ejadian di negerikita . Kematian mpu nala sebetulnya tidak
setimpal dengan kejahatannya. Dia seharusnya memperoleh kan
lebih dari itu.

jadi, apa rencanamu sekarang?" tanya tribuanatunggadewi pada

nyi girah . Kematian mpu nala tidak dia acuhkan.
"Entahlah. namun , aku ingin melahirkan dan membesar-

kan anak ini di tanah bapaknya. Mungkin pada perek besar

di tengah perkebunan pala, tempat yang paling disukai mpu tirta .
Kau sendiri?"

"Menyelesaikan studi dan kemudian mengajar di Leiden.

Sesekali aku akan mengunjungimu nanti. Tentu lebih enak

menikmati Banda sebagai manusia bebas dan bukan sebagai

korban penculikan."

nyi girah tidak kuasa menahan tawa mendengar sindiran itu.

Langkah kaki membawa mereka mulai menjauhi Dam

Square. Pusat perbelanjaan mewah Bijenkorf juga mereka

lewati begitu saja.

"nyi girah ," seru . tribuanatunggadewi sambi! merogoh saku celananya,
"aku rasa kertas ini dikirimkan mpu tirta untukmu. Dia menyelip-

kannya saat mendorong aku naik