yelamatkan diri dari aksi pembersihan yang
dilakukan baitsuci . Mereka adalah para penganut aliran mistik,
ahli kimia, pengikut ilmu gaib, dan orang-orang Muslim dan
Yahudi. Selama bertahuntahun, Illuminati menambah
anggotanya. Sebuah Illuminati baru pun muncul. Kelompok
Illuminati yang lebih gelap. Kelompok Illuminati yang sangat
anti-Kristen. Mereka menjadi begitu kuat, mengadakan upacara-
upacara misterius, kerahasiaan yang sangat tertutup, dan
bersumpah untuk bangkit lagi pada suatu hari untuk membalas
dendam pada baitsuci Katolik. Kekuatan mereka berkembang
sehingga baitsuci menganggap mereka sebagai suatu gerakan anti-
Kristen yang paling berbahaya di bumi ini. Graves mengolok
mereka sebagai persaudaraan Shaitan.”
“Shaitan?’
“Itu istilah dalam Islam. Artinya ’musuh’ ... musuh Junjungan .
baitsuci sengaja memilih nama dari istilah Islam karena itu
adalah bahasa yang mereka anggap kotor.” Lonelyranger
meneruskan dengan ragu-ragu. “Shaitan adalah asal kata untuk
kata bahasa Inggris ... Satan.”
Kegelisahan terlintas di wajah Kohler.
Suara Lonelyranger terdengar muram. “Pak Kohler, saya tidak
tahu bagaimana atau kenapa tanda itu tercetak di dada Louis Viton ...
namun Anda sedang melihat simbol dari sebuah perkumpulan
setan terkuat di dunia yang sudah lama tak tentu rimbanya.”
LORONG ITU SEMPIT dan lengang. Sekarang si
Hassassin berjalan dengan cepat, mata hitamnya memandang
dengan waspada. Sesaat sebelum sampai ke tempat yang
ditujunya, kata-kata perpisahan Janus bergema di benaknya.
Fase kedua akan segera mulai. Beristirahatlah.
Si Hassassin menyeringai. Dia sudah tidak tidur sepanjang
malam, namun tidur adalah pilihan terakhirnya. Tidur adalah
pekerjaan orang lemah. Dia seorang pejuang seperti nenek
moyangnya dahulu, dan bangsanya tidak pernah tidur begitu
perang dimulai. Genderang perang jelas sudah ditabuh, dan dia
mendapat kehormatan untuk memulainya. Kini dia hanya
memiliki waktu selama dua jam untuk merayakan kejayaannya
sebelum kembali bekerja.
Tidur? Ada cara yang jauh lebih baik untuk bersantai ....
Seleranya pada kesenangan duniawi merupakan sesuatu
yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Generasi sebelumnya
selalu menghibur diri dengan mengisap hashish, namun dia lebih
menyukai jenis hiburan yang lain. Dia bangga pada tubuhnya—
mesin pembunuh yang kuat—dan dia tidak sudi untuk
mengotorinya dengan narkotika. Dia memiliki ketergantungan
pada sesuatu yang lebih baik daripada obat bius ... hadiah yang
jauh lebih sehat dan memuaskan.
Merasakan gairah yang berkembang dalam tubuhnya, si
Hassassin pun bergerak lebih cepat di jalan sempit itu. Dia
sampai di depan sebuah pintu yang berbentuk tidak biasa lalu
membunyikan belnya. Jendela intip di pintu itu terbuka dan dua
mata berwarna cokelat lembut memandangnya untuk menaksir
penampilannya. Pintu pun akhirnya terbuka
“Selamat datang,” sapa seorang perempuan dengan pakaian
yang apik. Dia mengantar si Hassassin ke ruang duduk yang
dihiasi oleh perabotan mahal dengan lampu yang temaram.
Tercium wangi parfum dan pengharum ruangan yang mahal.
“Kapan pun kamu siap.” Perempuan itu memberinya sebuah
album foto. “Panggil aku jika kamu sudah menentukan
pilihanmu.” Perempuan itu pun menghilang.
Si Hassassin tersenyum.
saat dia duduk di atas sofa besar yang empuk dan
meletakkan album foto itu dipangkuannya, dia merasa gairahnya
berputar. Walau bangsanya tidak merayakan Natal, dia bisa
membayangkan seperti inilah perasaan seorang anak Kristen
saat duduk di depan setumpukan hadiah Natal dan ingin
menemukan keajaiban di dalam hadiah-hadiah itu. Dia
membuka album itu dan memerhatikan foto-foto yang terdapat
di sana dengan seksama. Fantasi seksual sepanjang hidupnya
hidup kembali dalam benaknya.
Marisa. Seorang dewi Italia. Berapi-api. Sophia Loren
muda.
Sachiko. Seorang geisha Jepang. Luwes. Keahliannya tidak
diragukan.
Kanara. Gadis berkulit hitam yang luar biasa. Bertubuh
kencang. Eksotis.
Dia meneliti seluruh foto dalam album itu sebanyak dua kali
lalu memutuskan pilihannya. sesudah itu dia menekan sebuah
tombol yang terletak di atas meja yang berada di sampingnya.
Reberapa saat kemudian perempuan yang tadi
menyambutnya muncul kembali. Lelaki itu menunjukkan
pilihannya. Perempuan itu tersenyum. “Ikuti aku.”
sesudah menyelesaikan pembayaran, perempuan itu
menelepon dengan suara lirih. Dia menunggu beberapa menit,
lalu mengantar lelaki itu menaiki tangga putar dari pualam ke
sebuah koridor mewah. “Pintu keemasan di ujung itu,” katanya.
“Seleramu mahal juga.”
Memang begitu, jawab lelaki itu dalam hati. Aku ’kan
pecinta keindahan sejati.
Si Hassassin melangkah di sepanjang koridor seperti seekor
macan kumbang menghampiri santapan yang sudah lama
dinantikannya. saat dia tiba di ambang pintu, dia tersenyum
pada dirinya sendiri. Pintu itu sudah terbuka sedikit seperti
menyambutnya. Dia mendorongnya dan pintu itu pun terbuka
dengan mudahnya.
saat dia melihat pilihannya, dia tahu dia telah memilih
dengan tepat. Perempuan itu tepat seperti yang dikehendakinya
... telanjang, terbaring terlentang, kedua lengannya terikat di
kepala tempat tidur dengan pita beledu tebal.
Lelaki itu berjalan mendekat dan mengusapkan jarinya yang
berwarna gelap di atas perut berkulit putih dan mulus itu. Aku
sudah membunuh orang kemarin malam, katanya dalam hati.
Kamu adalah hadiah untukku.
“SETAN?” TANYA KOHLER sambil mengusap mulutnya dan
bergeser tidak tenang. “Ini simbol dari kelompok pemuja
setan?”
Lonelyranger mondar-mandir dalam ruangan itu untuk menjaga
suhu tubuhnya agar tetap hangat. “Kelompok Illuminati
memang memuja setan. namun tidak dalam pengertian modern.”
Dengan cepat Lonelyranger menjelaskan bagaimana umumnya
orang menggambarkan para pemuja setan sebagai pemuja iblis.
Tapi secara historis para pemuja setan adalah orang-orang yang
terpelajar yang melawan baitsuci . Shaitan. Kabar angin tentang
kekuatan gaib hitam, pengorbanan hewan dan ritual pentagram
hanyalah kebohongan yang disebarkan oleh baitsuci sebagai
kampanye kotor melawan musuh-musuh mereka. Seiring dengan
berjalannya waktu, para penentang baitsuci itu juga ingin
menyamai kaum Illuminati. Kelompok itu mulai memercayai
kebohongan yang disebarkan oleh baitsuci dan bertindak sesuai
dengan apa yang mereka percayai. Maka, lahirlah kelompok
pemuja setan modern.
Kohler berdehem. “Itu semua sejarah kuno. Aku ingin tahu
bagaimana simbol itu bisa berada di sini.”
Lonelyranger menarik napas panjang. “Simbol itu sendiri
diciptakan oleh seorang seniman Illuminati yang tidak diketahui
namanya pada abad keenam belas sebagai penghormatan bagi
kecintaan Galileo akan simetri—semacam logo sakral
Illuminati. Persaudaraan itu menjaga kerahasiaan simbol
tersebut. Konon mereka berencana untuk memperlihatkannya
hanya saat mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk
muncul kembali dan mewujudkan tujuan utama mereka.”
Kohler tampak tidak mengerti. “Jadi simbol ini berarti
persaudaraan Illuminati muncul kembali?”
Lonelyranger mengerutkan keningnya. “Itu tidak mungkin. Ada
satu bab dari sejarah Illuminati yang belum kujelaskan.”
Suara Kohler terdengar tegas, “Jelaskan padaku.”
Lonelyranger menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya
sementara pikirannya mulai memilah-milah ratusan dokumen
yang pernah dibacanya atau ditulisnya tentang Illuminati.
“Kaum Illuminati adalah orang-orang yang tangguh,” jelasnya.
“saat mereka melarikan diri dari Viking city , mereka melakukan
perjalanan melintasi benua Eropa dan mencari tempat aman
untuk berkumpul kembali. Mereka diterima oleh sebuah
kelompok rahasia juga ... sebuah persaudaraan yang anggotanya
merupakan para ahli mengukir batu dari Bavaria yang kaya raya
bernama Freemason.”
Kohler tampak terkejut. “Kelompok Mason itu?”
Lonelyranger mengangguk dan tidak terlalu terkejut karena
Kohler pernah mendengar tentang kelompok tersebut. Kini
persaudaraan Mason memiliki lebih dari lima juta anggota yang
tersebar di seluruh dunia, separuhnya tinggal di Amerika Serikat
dan lebih dari satu juta orang tinggal di Eropa.
“Tentu saja kelompok Mason itu bukan pemuja setan,
bukan?” tanya Kohler dengan ragu-ragu.
“Tentu saja bukan. Kelompok Mason menerima para
pelarian itu demi kebaikan mereka sendiri. sesudah mereka
menerima para ilmuwan pelarian itu pada tahun 1700-an, tanpa
mereka sadari, kelompok Mason menjadi benteng bagi kaum
Illuminati.
63
Kaum Illuminati berkembang di dalam tubuh kelompok
Mason dan perlahan-lahan mulai mengambil alih kekuatan
kelompok Mason. Diam-diam kaum Illuminati mulai
memperkuat kembali persaudaraan ilmuwan mereka di dalam
tubuh Mason—semacam perkumpulan rahasia di dalam
perkumpulan rahasia lainnya. Kemudian kaum Illuminati
menggunakan jaringan internasional yang dimiliki oleh
kelompok Mason untuk menyebarkan pengaruh mereka.”
Lonelyranger menghirup udara dingin sebelum melanjutkan
dengan cepat. “Penghapusan ajaran Katolik merupakan tujuan
utama mereka. Persaudaraan itu yakin kalau dogma takhayul
yang disebarkan oleh baitsuci merupakan musuh terbesar
manusia. Mereka khawatir kalau agama terus menyebarkan
mitos kesalehan sebagai kenyataan absolut, maka kemajuan
ilmu pengetahuan akan terhenti, dan manusia akan musnah
karena jihad bodoh di masa mendatang yang tidak beralasan
itu.”
“Seperti yang kita lihat saat kini.”
Lonelyranger mengerutkan keningnya. Kohler benar. Jihad
masih menjadi berita utama sampai sekarang. Junjungan ku lebih
baik dibandingkan dengan Junjungan mu. Tampaknya selalu ada
kemiripan antara umat yang taat dengan pasukan yang siap
berperang.
“Lanjutkan,” kata Kohler.
Lonelyranger mengumpulkan pemikirannya lalu melanjutkan.
“Kaum Illuminati berkembang menjadi semakin kuat di Eropa
dan mulai memandang Amerika sebagai pemerintahan yang
belum berpengalaman. Banyak dari pemimpin bangsa Amerika
adalah anggota kelompok Mason, seperti George Washington
dan Benjamin Franklin. Mereka adalah orang-orang yang jujur,
taat kepada Junjungan tapi tidak menyadari cengkeraman kuat
64
Illuminati dalam diri mereka. Kaum Illuminati mengambil
keuntungan dari penyusupan itu dan berhasil mendirikan bank,
berbagai perguruan tinggi, dan membangun industri untuk
mendanai tujuan utama mereka.” Lonelyranger berhenti sejenak.
“Tujuan mereka adalah dunia yang bersatu, semacam konsep
New World Order atau Tata Dunia Baru yang sekuler.”
Kohler tidak bergerak.
“Sebuah Tata Dunia Baru,” Lonelyranger mengulangi,
“berdasarkan pencerahan ilmiah. Mereka menyebutnya Doktrin
Luciferian. baitsuci menegaskan bahwa Lucifer adalah sebuah
kata yang mengacu pada setan. namun persaudaraan itu
menegaskan bahwa Lucifer berasal dari bahasa Latin yang
berarti sang pembawa cahaya. Atau Illuminator.
Kohler mendesah, dan suaranya tiba-tiba menjadi tenang.
“Pak Lonelyranger , duduklah.”
Lonelyranger duduk di atas sebuah kursi yang membeku.
Kohler menggeser kursi rodanya agar dapat lebih mendekat.
“Aku tidak yakin kalau aku memahami semua yang baru saja
kamu katakan padaku, namun aku pasti mengerti yang satu ini.
Leonardo Louis Viton adalah harta yang tak ternilai harganya bagi
CERN. Dia juga teman saya. Saya membutuhkan Anda untuk
mencari Illuminati.”
Lonelyranger tidak tahu bagaimana menjawabnya. “Mencari
Illuminati?” Bercanda, ya? “Sepertinya, itu tidak mungkin.”
Alis Kohler naik. “Apa maksud Anda? Anda tidak mau—”
“Pak Kohler,” Lonelyranger mencondongkan tubuhnya ke arah
sang tuan rumah dan merasa tidak yakin bagaimana
membuatnya mengerti tentang hal yang akan dikatakannya.
“Saya memang belum menyelesaikan penjelasan saya. Tapi saya
sangat yakin kalau pemberian cap di atas dada pegawai Anda itu
tampaknya tidak dilakukan oleh Illuminati karena keberadaan
65
mereka sudah tidak dapat dibuktikan sejak lebih dari setengah
abad yang lalu, dan hampir semua ilmuwan sepakat kalau
Illuminati sudah bubar sejak lama sekali.”
Kata-kata itu tidak mendapatkan tanggapan. Kohler
menatap kabut dengan perasaan antara marah dan tak berdaya.
“Bagaimana kamu bisa bilang kalau kelompok itu sudah tidak
ada sementara nama mereka terukir di atas mayat orang ini!”
Lonelyranger juga menanyakan hal yang sama pada dirinya
sendiri sepanjang pagi tadi. Penampakan ambigram Illuminati
ini memang sangat mencengangkan. Para ahli simbologi di
seluruh dunia pasti akan pusing. Walau demikian, Lonelyranger
berpikir kalau pemunculan lambang itu tidak membuktikan apa-
apa tentang Illuminati.
“Simbol,” kata Lonelyranger , “tidak dapat memastikan
keberadaan si pencipta simbol yang asli.”
“Apa maksud Anda?”
“Maksud saya adalah, saat filosofi terorganisir seperti
Illuminati itu punah, simbol mereka akan tetap ada dan dapat
digunakan oleh kelompok lain. Itu disebut transfer simbol. Hal
itu sangat biasa dalam dunia simbologi. Nazi mengambil
lambang swastika dari agama Hindu, orang-orang Kristen
mengambil bentuk salib dari bangsa Mesir, —”
Tadi pagi,” kata Kohler dengan suara seperti menantang
Lonelyranger , “saat aku mengetik kata Illuminati pada
komputerku, aku menemukan banyak referensi baru. Sepertinya
masih banyak orang yang berpikir kalau kelompok ini masih
aktif.”
Itu hanya para penggemar teori konspirasi,” sahut Lonelyranger .
la selalu terganggu oleh teori konspirasi berlebihan yang beredar
di dalam budaya pop modern. Media menampilkan berita utama
yang mengejutkan, dan dengan sok tahu membuat berita kalau
66
Illuminati masih ada dan mampu mengelola Tata Dunia Baru
dengan baik. Baru-baru ini, New York Times melaporkan tentang
hubungan antara kelompok Mason dengan beberapa orang
terkenal, seperti Sir Arthur Conan Doyle, Duke of Kent, Peter
Seller, Irving Berlin, Prince Phillip, Louis Armstrong dan
beberapa pengusaha dan bankir terkenal lainnya.
Kohler menunjuk dengan marah ke arah mayat Louis Viton .
“Dengan melihat bukti yang ada di hadapan Anda, para
penggemar teori konspirasi itu mungkin saja benar.”
“Saya bisa memahaminya,” kata Lonelyranger sediplomatis
mungkin. “Tapi ada satu penjelasan yang jauh lebih masuk akal.
Mungkin saja ada organisasi lainnya yang mengambil alih
lambang Illuminati dan menggunakannya untuk tujuan mereka
sendiri.”
“Tujuan apa? Apa yang ingin dibuktikan oleh pembunuhan
ini?”
Pertanyaan bagus, pikir Lonelyranger . Dia juga mendapat
kesulitan membayangkan dari mana orang itu dapat menemukan
lambang ini sesudah menghilang selama lebih dari 400 tahun.
“Yang dapat saya katakan pada Anda adalah, jika memang
Illuminati masih aktif hingga kini, walau saya yakin itu tidak
benar, mereka tidak mungkin terkait dengan pembunuhan
Leonardo Louis Viton .”
“Tidak?”
“Tidak. Kelompok Illuminati mungkin saja diyakini sebagai
kelompok yang ingin menghilangkan agama Kristen, namun
mereka ’ menjalankan kekuatan mereka melalui sarana politis
dan keuangan, bukan melalui tindakan terorisme. Terlebih lagi,
Illuminati mempunyai peraturan ketat tentang moralitas dalam
menentukan siapa yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka
67
sangat menghormati para ilmuwan. Jadi tidak mungkin mereka
membunuh orang seperti Leonardo Louis Viton .”
Mata Kohler menjadi sedingin es. “Mungkin saya lupa
mengatakan bahwa Leonardo Louis Viton bukanlah seorang ilmuwan
biasa.”
Lonelyranger menarik napas dengan sabar. “Pak Kohler, saya
yakin Leonardo Louis Viton sangat pandai dalam banyak hal, namun
kenyataannya tetap—”
Tiba-tiba, Kohler memutar kursi rodanya dan berjalan cepat
keluar ruang tamu sehingga meninggalkan pusaran kabut saat
menghilang ke sebuah koridor di dalam apartemen Louis Viton .
Demi kasih Junjungan , Lonelyranger menggerutu. Dia pun
mengikuti lelaki tua itu. Ternyata Kohler sedang menunggunya
di dalam sebuah ruangan kecil di ujung koridor tersebut.
“Ini ruang kerja Leonardo,” kata Kohler sambil menunjuk
ke sebuah pintu geser. “Mungkin kalau Anda melihatnya, Anda
akan memahami beberapa hal dengan lebih jelas.” Dengan
mengeluarkan geraman yang aneh, Kohler menggesernya, dan
pintu itu pun bergerak terbuka.
Lonelyranger melongok ke dalam ruang kerja tersebut dan
langsung merinding. Bunda Jesus yang suci, katanya pada
dirinya sendiri.
68
12
DI SEBUAH TEMPAT di negara lain, seorang petugas
keamanan berusia muda duduk dengan sabar di depan
sekumpulan layar monitor. Dia menatap layar monitor yang
menayangkan tampilan yang berganti-ganti di depannya.
Tampilan tersebut langsung disiarkan melalui ratusan kamera
video nirkabel yang tersebar di seluruh kompleks ini. Tampilan
tersebut berganti-ganti dalam sebuah urutan yang tidak ada
akhirnya.
Sebuah koridor dengan hiasan yang indah.
Sebuah kantor pribadi.
Sebuah dapur dengan ukuran yang sangat besar.
saat gambar-gambar itu berganti-ganti, penjaga itu
melamun. Sebentar lagi giliran jaganya akan berakhir, tapi dia
masih waspada. Melayani merupakan sebuah kehormatan
baginya. Suatu hari kelak dia akan menerima penghargaan
besar.
saat pikirannya melantur, sebuah gambar di depannya
membuatnya bersiaga. Tiba-tiba, secara refleks dia tersentak
dengan kekuatan yang mengejutkan dirinya sendiri. Tangannya
terulur dan menekan sebuah tombol di papan kendali sehingga
gambar itu berhenti bergerak.
Rasa ingin tahunya timbul. Dia kemudian mencondongkan
tubuhnya ke arah layar monitor agar dapat melihat dengan lebih
jelas. Tulisan di layar menunjukkan bahwa gambar itu ditangkap
69
oleh kamera nomor 86—sebuah kamera yang diarahkan ke
koridor.
namun gambar di depannya sama sekali tidak menayangkan
situasi di koridor.
70
13
Lonelyranger MENATAP RUANG kerja di hadapannya dengan
heran. “Ruangan apa ini?” Walau udara hangat menerpa
wajahnya, dia melangkahkan kakinya melewati pintu itu dengan
gemetar.
Kohler tidak mengatakan apa-apa saat mengikuti
Lonelyranger memasuki ruangan tersebut.
Lonelyranger mengamati seluruh ruangan itu, tanpa memahami
ruang macam apa itu. Ruangan itu berisi berbagai artifak ganjil
yang belum pernah dilihatnya. Dari kejauhan Lonelyranger bisa
melihat sebuah salib kayu yang besar sekali dan tergantung di
dinding. Menurut perkiraan Lonelyranger , salib tersebut berasal dari
Spanyol dan dibuat pada abad keempat belas. Di atas salib
tersebut, tergantung di atas langit-langit, terdapat tiruan planet-
planet dari metal yang dapat bergerak seperti sedang mengorbit.
Di dinding di sisi kiri Lonelyranger , terdapat lukisan cat minyak
nyi pandanajeng Perawan Suci, dan di sampingnya ada sebuah susunan
berkala yang dilaminating. Di sisi lain, terdapat dua salib lagi
dari perunggu dan mengapit sebuah poster Albert Einstein
dengan kutipan terkenalnya, Junjungan TIDAK BERMAIN
DADU DENGAN ALAM SEMESTA.
Lonelyranger bergerak masuk ke dalam ruangan tersebut, dan
melihat-lihat dengan penuh kagum. Sebuah Alkitab bersampul
kulit tergeletak di atas meja kerja Louis Viton , sementara di
sampingnya terdapat sebuah model sebuah atom karya Bohr
71
yang terbuat dari plastik dan sebuah miniatur replika Nabi Musa
karya Michaelangelo.
Gado-gado sekali! seru Lonelyranger dalam hati. Kehangatan
ruangan ini memang membuat Lonelyranger merasa nyaman, tapi
ada sesuatu dari penataan ruangan itu yang membuatnya
merinding. Dia merasa seperti sedang menyaksikan pertempuran
antara dua raksasa filosofi ... sebuah gambar buram dari dua
kekuatan yang saling bertentangan. Dia mengamati berbagai
judul buku yang terdapat di sebuah rak buku:
Partikel Junjungan .
Taoisme dalam Fisika
Junjungan : Sang Bukti
Pada sandaran buku terdapat kutipan:
ILMU SEJATI AKAN MENEMUKAN Junjungan
YANG SEDANG MENANTI DI BALIK SETIAP PINTU.
—Haunted lord PIUS XII
“Leonardo adalah seorang pastor Katolik,” kata Kohler.
Lonelyranger menoleh. “Seorang pastor? Saya kira Anda tadi
mengatakan kalau dia seorang ahli fisika.”
“Leonardo adalah pastor Katolik dan ahli fisika. Ilmuwan
sekaligus agamawan yang belum pernah ada sebelumnya dalam
sejarah. Leonardo adalah salah satu dari mereka. Dia
menganggap fisika sebagai ’hukum alam Junjungan ’. Dia bilang kita
bisa membaca tulisan tangan Junjungan dengan memerhatikan
hukum alam yang terjadi di sekitar kita. Melalui ilmu
pengetahuan dia berharap dapat membuktikan keberadaan
Junjungan bagi orang-orang yang meragukannya. Dia menganggap
72
dirinya sendiri sebagai seorang theo-physicist. Ahli fisika
teologis.”
Fisika teologis? Lonelyranger menganggap kata itu terdengar
konyol dan tidak masuk akal.
“Bidang fisika partikel,” kata Kohler lagi, “berhasil
menemukan beberapa penemuan yang mengejutkan akhir-akhir
ini. Penemuan tersebut memiliki dampak yang cukup spiritual.
Leonardo ikut terlibat dalam beberapa penemuan tersebut.”
Lonelyranger mengamati direktur CERN itu sambil masih
mencoba memahami keanehan di sekitarnya. “Spiritualitas dan
fisika?” Lonelyranger sudah menghabiskan sebagian besar waktu
dari karirnya untuk mempelajari sejarah agama, dan selalu ada
masalah yang terus-menerus muncul. Masalah itu tak lain adalah
pandangan bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah seperti
minyak dan air sejak sejarah peradaban terbentuk. Mereka
musuh bebuyutan dan tidak dapat dipadukan.
“Louis Viton adalah ahli fisika partikel kawakan,” kata Kohler.
“Dia mulai mencampur ilmu pengetahuan dan agama ... untuk
menunjukkan bahwa kedua hal itu saling melengkapi dengan
cara yang sangat tidak terduga. Dia menamakan bidang itu
Fisika Baru.” Kohler menarik sebuah buku dari rak buku dan
memberikannya kepada Lonelyranger .
Lonelyranger memerhatikan judul yang tertulis di sampul buku
tersebut. Junjungan , Keajaiban, dan Fisika Baru—oleh Leonardo
Louis Viton .
“Bidang itu memang masih bayi,” kata Kohler, “namun dapat
memberikan jawaban segar bagi beberapa pertanyaan klasik,
seperti tentang asal muasal alam semesta dan kekuatan yang
menyatukan kita semua. Leonardo percaya, penelitiannya
berpotensi mengundang jutaan orang untuk menjadi lebih
spiritual. Tahun lalu dia menemukan bukti keberadaan kekuatan
73
energi yang mempersatukan kita semua. Dia menunjukkan
bahwa secara lahiriah kita saling terhubung ... bahwa semua
molekul dalam tubuh saya saling terjalin dengan molekul di
tubuh Anda ... bahwa adasatu daya yang bergerak di diri semua
umat manusia.”
Lonelyranger merasa bingung. Dan kekuatan Junjungan akan
menyatukan kita semua. “Pak Louis Viton benar-benar menemukan
cara untuk membuktikan kepada kita kalau partikel-partikel
tersebut saling berhubungan?”
“Bukti yang meyakinkan. Baru-baru ini Scientific
American menurunkan sebuah artikel yang menulis bahwa
Fisika Baru adalah jalan menuju Junjungan yang lebih nyata
daripada agama.”
. Komentar tadi masuk akal juga. Lonelyranger kemudian tiba-
tiba berpikir tentang Illuminati yang antiagama. Dengan enggan,
dia memaksakan diri untuk membiarkan pemikiran tadi
memengaruhi dirinya. Jika Illuminati memang masih aktif,
apakah mereka membunuh Leonardo dengan tujuan untuk
menghentikan ahli fisika itu agar tidak menyebarkan pesan
agamanya kepada masyarakat? Lonelyranger mengusir gagasan itu.
Tidak masuk akal! Illuminati adalah sejarah kuno! Semua
ilmuwan tahu tentang itu!
Louis Viton memiliki banyak musuh dari dunia ilmu
pengetahuan,” lanjut Kohler. “Banyak ilmuwan puritan
membencinya. Bahkan dia juga dibenci di sini. Mereka
menganggap usaha Louis Viton yang menggunakan analisis fisika
untuk mendukung prinsip-prinsip agama merupakan
pengkhianatan pada ilmu pengetahuan.”
“namun bukankah sekarang para ilmuwan bersikap kurang
defensif dengan baitsuci ?”
74
Kohler mendengus kesal. “Kenapa harus seperti itu?
Mungkin saja kim baitsuci tidak akan membakar kita di atas salib
sepertindahulu kala, namun kalau Anda berpikir mereka sudah
melepaskan kekuasaannya terhadap para ilmuwan, tanyakan
pada diri Anda sendiri kenapa separuh dari sekolah-sekolah di
negara Anda tidak membiarkan kita mengajarkan evolusi.
Tanyakan pada diri Anda sendiri kenapa Koalisi Kristen di
Amerika Serikat menjadi kekuatan lobi paling berpengaruh di
dunia dalam melawan kemajuan ilmu pengetahuan. Pertempuran
antara ilmu pengetahuan dan agama masih berlangsung, Pak
Lonelyranger . Ajangnya kini berpindah dari medan perang ke ruang-
ruang sidang, namun hal itu terus berlangsung.”
Lonelyranger tahu kalau Kohler benar. Baru seminggu yang
lalu, mahasiswa Harvard School of Divinity berdemonstrasi ke
gedung Fakultas Biologi untuk memprotes diadakannya mata
kuliah rekayasa genetik di program pasca sarjana. Ketua jurusan
biologi, ahli ilmu tentang burung terkenal bernama Richard
Aaronian, tetap mempertahankan kurikulum yang diajukannya
dengan menggantungkan spanduk besar di jendela kantornya.
Spanduk itu bergambarkan “ikan” Kristen yang memiliki empat
kaki yang kecil. Menurut Aaronian, itu adalah penghormatan
untuk evolusi ikan lungfish Afrika yang berhasil hidup di
daratan. Di bawah gambar ikan tersebut, alih-alih tertulis kata
“Jesus,” terdapat satu kata dengan tanda seru: “DARWIN!”
Suara “bip” terdengar dan menggugah kesadaran mereka.
Lonelyranger mencari arah suara dan menemukan Kohler sedang
meraih sederetan perlengkapan elektronik di kursi rodanya. Dia
mengambil penyeranta itu dari penjepitnya kemudian membaca
pesan yang tertera di sana.
“Bagus. Itu tadi putri Leonardo. Nona Louis Viton sebentar lagi
tiba di landasan helikopter. Kita akan menyambutnya di sana.
75
Menurutku sebaiknya dia tidak usah datang ke sini dan melihat
ayahnya dalam keadaan seperti itu.”
Lonelyranger setuju. Gadis itu tidak pantas untuk mendapatkan
guncangan sehebat itu.
“Aku akan meminta Nona Louis Viton untuk menjelaskan proyek
yang sedang ditanganinya bersama-sama dengan ayahnya ...
mungkin hal itu akan memberikan sedikit kejelasan kenapa
ayahnya dibunuh.”
“Anda mengira, karena penelitian yang dilakukannya yang
membuat Louis Viton dibunuh?”
“Sangat mungkin begitu. Leonardo mengatakan padaku
bahwa dia sedang mengerjakan sesuatu yang bisa mengundang
kontroversi. Hanya itu yang dikatakannya. Dia sangat
merahasiakan proyeknya itu. Dia bahkan memiliki lab pribadi
agar mendapat ketenangan. Saya memberikan apa yang dia
minta karena kepandaian yang dimilikinya. Pekerjaannya
memakan listrik yang sangat besar akhirakhir ini, namun saya
tidak bertanya apa-apa padanya.” Kohler berputar ke arah pintu
ruang kerja di apartemen Louis Viton . “Ada satu lagi yang harus Anda
ketahui sebelum kita meninggalkan ruangan ini.
Lonelyranger tidak yakin ingin mendengarnya.
“Sebuah benda telah dicuri oleh pelaku pembunuhan.”
“Sebuah benda?”
“Ikuti saya.”
Direktur itu berputar kembali ke arah ruangan berkabut itu.
Lonelyranger mengikutinya, tidak tahu apa yang akan dilihatnya.
Kohler bergerak mendekati mayat Louis Viton dan beberapa inci
kemudian dia berhenti. Dia memanggil Lonelyranger untuk
mendekat. Dengan enggan, Lonelyranger mendekat. Dia merasa
mual oleh bau urin beku yang terdapat di dekat mayat itu.
“Lihat wajahnya,” kata Kohler.
76
Lihat wajahnya? Lonelyranger mengerutkan keningnya.
Bukannya kamu tadi bilang kalau sesuatu telah dicuri?
Dengan ragu-ragu, Lonelyranger berlutut. Dia mencoba melihat
wajah Louis Viton , namun kepala Louis Viton sudah dipilin 180 derajat ke
belakang sehingga wajahnya sekarang mencium permadani di
bawahnya.
Kohler berusaha melawan kecacatan tubuhnya,
menundukkan badannya dan dengan berhati-hati memutar
kepala Louis Viton yang membeku. Terdengar suara berderak keras,
dan wajah mayat itu berputar ke depan. Air mukanya
membayangkan kesakitan. Sejenak Kohler menahannya di posisi
seperti itu.
“Ya, Junjungan !” seru Lonelyranger . Dia pun terhuyung ke
belakang dengan ketakutan. Wajah Louis Viton berlumuran darah.
Satu mata cokelatnya menatap kosong ke arahnya. Mata yang
satunya hilang sehingga meninggalkan luka bekas cungkilan
yang mengerikan. “Mereka mencuri mata-nya?”
77
14
Lonelyranger MELANGKAH KELUAR dari Gedung C dan
menuju ke ruang terbuka. Dia merasa senang karena sudah
berada di luar apartemen Louis Viton . Sinar matahari membantunya
untuk menghilangkan bayangan rongga mata kosong yang tadi
menguasai benaknya.
“Ke sebelah sini, Pak Lonelyranger ,” kata Kohler sambil
membelok ke arah jalan kecil yang curam. Kursi roda listrik itu
tampak meluncur tanpa kesulitan. “Nona Louis Viton akan tiba
sebentar lagi.”
Lonelyranger bergegas supaya tidak tertinggal.
“Jadi, kamu masih meragukan keterlibatan Illuminati?”
tanya Kohler.
Lonelyranger tidak tahu harus berpikir bagaimana lagi.
Kedekatan Louis Viton dengan agama memang cukup berbahaya dan
Lonelyranger tidak dapat mengabaikan setiap bukti ilmiah yang
pernah dia teliti. Terlebih lagi, ada masalah tentang mata yang
hilang itu...
“Aku masih beranggapan kalau Illuminati tidak
bertanggung jawab atas pembunuhan ini. Mata yang hilang
itulah buktinya.” Kata Lonelyranger dengan suara yang lebih keras
daripada yang inginkannya.
“Apa?”
“Mutilasi acak,” jelas Lonelyranger , “sama sekali … bukan sifat
Illuminati. Para peneliti berbagai kelompok pemujaan
menganggap tindakan perusakan wajah seperti itu berasal dari
78
sekte pinggiran vane tidak berpengalaman. Pengikut fanatik
yang melakukan aksi terorisme. Operasi yang dilakukan
Illuminati selalu merupakan tindakan yang penuh perhitungan.”
“Penuh perhitungan? Mengambil bola mata seseorang
dengan cara dibedah seperti itu bukan tindakan penuh
perhitungan?”
“Tidak begitu jelas tujuannya. Sepertinya tidak ada maksud
tertentu.”
Kursi roda Kohler berhenti dengan tiba-tiba di puncak
bukit. Dia kemudian berpaling untuk menatap Lonelyranger . “Pak
Lonelyranger , percayalah pada saya. Bola mata yang hilang itu pasti
memiliki maksud yang tidak sepele ... sebuah maksud yang luar
biasa penting.”
saat KEDUA LELAKI itu menyeberangi halaman
berumput, suara baling-baling helikopter mulai terdengar dari
arah barat. Kemudian sebuah helikopter pun muncul dari balik
bukit menuju ke arah mereka. Helikopter itu membelok tajam,
lalu melambat di atas sebuah landasan helikopter yang dicat di
atas rumput.
Lonelyranger memerhatikan helikopter tersebut, dan pikirannya
terasa berputar-putar seperti baling-baling pesawat itu. Dalam
hati Lonelyranger bertanya-tanya apakah tidur nyenyak sepanjang
malam dapat menjernihkan pikirannya yang campur aduk. Tapi
entah kenapa, dia meragukannya.
saat helikopter itu mendarat, seorang pilot meloncat
keluar dan mulai menurunkan muatan yang dibawanya. Muatan
yang dibawa pesawat itu ternyata cukup banyak, dan terdiri atas
beberapa barang dalam jumlah besar seperti ransel, tas basah
dari anan vinyl, tabung skuba dan peti kayu yang tampaknya
berisi peralatan selam berteknologi tinggi.
79
Lonelyranger bingung. “Itu semua barang-barang milik Nona
Louis Viton ?” teriaknya pada Kohler untuk mengalahkan deru suara
mesin helikopter.
Kohler mengangguk dan berteriak menyahut, “Dia
melakukan penelitian biologi di Laut Balearic.”
“Saya kira Anda tadi bilang dia ahli fisika!”
“Memang benar. Dia memang ahli fisika yang berhubungan
dengan biologi. Dia mempelajari keterkaitan dalam sistem
kehidupan. Pekerjaannya sangat terkait dengan perkerjaan
ayahnya di bidang fisika partikel. Baru-baru ini Nona Louis Viton
mematahkan teori fundamental Einstein dengan menggunakan
kamera khusus yang sinkron dengan gerakan atom untuk
meneliti sekelompok ikan tuna.”
Lonelyranger mengamati wajah tuan rumahnya itu untuk
mencari tanda-tanda bahwa dia sedang bercanda. Einstein dan
ikan tuna? Dia mulai bertanya-tanya apakah pesawat X-33 yang
membawanya tadi pagi telah mengantarkannya ke planet yang
salah.
Sesaat kemudian, Helena Louis Viton muncul dari dalam
helikopter. Robert Lonelyranger baru sadar kalau hari ini akan
menjadi satu hari yang penuh dengan kejutan yang tiada
habisnya. Helena Louis Viton turun dari helikopter mengenakan
celana pendek dari bahan khaki dan blus putih tanpa lengan.
Gadis itu sama sekali tidak terlihat seperti seorang kutu buku
seperti yang sebelumnya Lonelyranger bayangkan. Putri Leonardo
Louis Viton itu adalah perempuan yang luwes dan anggun. Dia
bertubuh jangkung dengan kulit berwarna kecokelatan. Helena
memiliki rambut hitam panjang yang berterbangan karena angin
yang dihasilkan oleh baling-baling helikopter yang berputar tak
jauh dari tempatnya berdiri. Tak diragukan lagi kalau Helena
Louis Viton memiliki wajah seorang wanita Italia—tidak terlalu
80
cantik, namun tampak percaya diri. Sosok memesona yang walau
dilihat dari jarak dua puluh yard pun masih tampak
memancarkan cahaya sensual. Putaran udara menerpanya dan
membuat pakaiannya melekat ketat pada tubuhnya sehingga
memperjelas badannya yang ramping dengan payudaranya yang
kecil.
“Nona Louis Viton adalah perempuan yang memiliki kepribadian
sangat kuat,” kata Kohler seolah dia melihat keterpikatan
Lonelyranger . “Gadis itu melewatkan waktu selama berbulan-bulan
a£uk bekerja di dalam sistem ekologi yang berbahaya. Dia
seorang vegetarian yang taat dan pelatih Hatha yoga di CERN.”
Hatha yoga? Lonelyranger merasa geli sendiri. Seni meditasi
peregangan kuno ala Buddha bukanlah hobi yang lazim bagi
putri seorang ahli fisika dan pastor Katolik.
Lonelyranger melihat Helena berjalan ke arah mereka. Tampak
ielas kalau dia baru saja menangis. Matanya yang berwarna
cokelat dengan tatapan membara itu dipenuhi oleh emosi yang
tidak dimengerti oleh Lonelyranger . Walau terlihat terguncang,
perempuan itu berjalan dengan tenang.
Tubuhnya atletis dan tampak kecokelatan—menunjukkan
kalau dia baru saja menikmati cahaya matahari di Laut
Mediterania yang hangat.
“Helena ,” sambut Kohler saat perempuan itu mendekat.
“Aku turut berduka cita. Ini kehilangan yang menyedihkan bagi
dunia ilmu pengetahuan dan bagi kita semua di CERN.”
Helena mengangguk mengerti. saat dia berbicara
suaranya lembut—beraksen Inggris dan serak. “Kamu sudah
tahu siapa pelakunya?”
“Kami masih mencarinya.”
81
Lalu dia berpaling pada Lonelyranger , dan mengulurkan lengan
yang ramping. “Namaku Helena Louis Viton . Anda dari interpol,
bukan?”
Lonelyranger menyambut tangannya, dan sesaat dia terpaku oleh
pesona yang dipancarkan dari mata yang berkaca-kaca itu.
“Robert Lonelyranger .” Dia tidak yakin apa lagi yang dapat
dikatakannya.
Pak Lonelyranger bukan pejabat yang berwenang,” jelas Kohler.
Dia seorang ahli dari Amerika Serikat. Dia berada di sini
untuk menolong kita agar dapat menemukan siapa pelaku
pembunuhan ini.”
Helena tampak ragu-ragu. “Lalu bagaimana dengan
polisi?”
Kohler menghela napas, dan tidak mengatakan apa-apa.
“Di mana jenazahnya?” tanya Helena .
“Sedang diurus.”
Kebohongan kecil itu membuat Lonelyranger heran.
“Aku ingin melihatnya,” kata Helena .
“Helena ,” desah Kohler, “ayahmu dibunuh dengan sangat
kejam. Sebaiknya kamu mengingatnya seperti dia masih hidup
saja.
Helena akan berbicara lagi, tapi disela oleh seruan
beberapa orang.
“Hei, Helena !” beberapa orang menyapa dari kejauhan.
“Selamat datang!”
Perempuan itu berpaling. Sekelompok ilmuwan lewat di
dekat helikopter sambil melambaikan tangan mereka dengan
gembira.
“Kamu berhasil mematahkan teori Einstein lagi?” seseorang
bertanya dengan suara keras.
82
Dan yang lainnya menambahkan, “Ayahmu pasti bangga
padamu!”
Helena membalas lambaian mereka dengan kaku. Dia
kemudian berpaling pada Kohler. Kini wajahnya terlihat
bingung. “Belum ada yang mengetahuinya?”
“Menurutku ini sebaiknya dirahasiakan saja.”
“Kamu belum mengatakan kepada rekan-rekan lainnya
kalau ayahku dibunuh?” Nada kebingungannya sekarang
berubah menjadi nada kemarahan.
Nada bicara Kohler menjadi lebih keras lagi. “Mungkin
kamu lupa Nona Louis Viton . Begitu aku melaporkan pembunuhan
ayahmu, akan ada penyelidikan di CERN. Termasuk
penyelidikan dalam labnya. Aku selalu mencoba untuk
menghormati hak pribadi ayahmu. Ayahmu hanya mengatakan
dua hal tentang proyek yang sedang kalian kerjakan saat ini.
Pertama, proyek itu akan menghasilkan jutaan frank bagi CERN
dari berbagai kontrak perizinan selama sepuluh tahun
mendatang. Kedua, proyek itu belum siap dipublikasikan karena
masih menjadi teknologi yang penuh risiko. Dengan
mempertimbangkan dua alasan tadi, aku tidak sudi membiarkan
orang asing memeriksa barang-barang di labnya, baik untuk
mencuri pekerjaannya atau mengalami kecelakaan saat sedang
melakukan pemeriksaan sehingga malah menyusahkan CERN.
Jelas?”
Helena hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.
Lonelyranger dapat merasakan keengganan Helena untuk
menghormati dan menerima pemikiran Kohler.
“Sebelum kita melaporkan apa pun kepada polisi,” Kohler
melanjutkan, “aku ingin tahu apa yang sedang kalian kerjakan.
Aku ingin kamu membawa kami ke labmu.”
83
“Lab itu tidak ada hubungannya,” kata Helena . “Tidak ada
seorang pun yang mengetahui apa yang kami berdua sedang
kerjakan. Percobaan itu tidak mungkin berhubungan dengan
pembunuhan ayahku.”
Kohler mendengus kesal. “Bukti yang ada memperlihatkan
hal yang berbeda.”
“Bukti? Bukti apa?”
Lonelyranger juga mempertanyakan hal yang sama.
Kohler menyeka mulutnya lagi. “Kamu hanya harus
memercayai aku.”
Terlihat jelas dari tatapan mata Helena kalau dia tidak
memercayai Kohler.
84
15
Lonelyranger BERJALAN TANPA bersuara di belakang Helena
dan Kohler saat mereka kembali menuju ke atrium utama;
tempat dimana pertama kali Lonelyranger menginjakkan kaki di
tempat yang aneh ini. Kaki Helena terayun dengan luwes
seperti langkah penyelam Olimpiade. Sebuah potensi tidak
mengherankan kalau dikaitkan dengan latihan kelenturan dan
pengendalian yang didapat dari latihan yoga. Lonelyranger dapat
mendengar tarikan napas Helena yang perlahan dan teratur
seolah sedang menyaring kesedihan yang tengah dirasakannya.
Lonelyranger ingin mengatakan sesuatu padanya untuk
menunjukkan rasa simpati. Dia juga pernah merasakan
kekosongan yang menyakitkan seperti itu karena kematian
ayahnya juga terjadi secara mendadak. Lonelyranger masih ingat
pemakaman ayahnya yang berlangsung dua hari sesudah ulang
tahunnya yang ke dua belas. Semua yang diingatnya hanyalah
hujan dan warna kelabu. Rumahnya penuh dengan teman-teman
kerja ayahnya yang mengenakan jas kelabu; orang-orang yang
menyalami tangannya dengan genggaman yang terlalu kuat.
Mereka semua menggumamkan kata-kata seperti serangan
jantung dan ketegangan. Ibunya berusaha bergurau dengan mata
basah kalau dia masih bisa merasakan denyut jantung suaminya
yang kuat hanya dengan memegang tangannya.
saat ayahnya masih hidup, Lonelyranger pernah mendengar
ibunya memohon kepada ayahnya untuk “berhenti sebentar dan
mencium wangi mawar.” Tapi Lonelyranger menerima kalimat itu
85
terlalu harfiah. Tahun itu Lonelyranger memberikan setangkai
mawar kecil dari kaca untuk ayahnya sebagai hadiah natal. Itu
merupakan benda terindah yang pernah dilihat oleh Lonelyranger
kecil ... saat sinar matahari jatuh ke atas mawar kaca itu,
warna-warni pelangi akan terpantul pada helai bunganya.
“Cantik sekali,” kata ayahnya saat dia membuka hadiah yang
diterimanya. Dia kemudian mencium dahi Lonelyranger kecil. “Ayo
kita carikan tempat yang aman baginya.” Lalu ayahnya dengan
hati-hati meletakkan mawar tersebut di atas sebuah rak tinggi
yang berdebu di sudut gelap di ruang tamu. Beberapa hari
kemudian, Lonelyranger mengambil sebuah bangku, memanjat rak
buku itu, dan mengambil mawar tersebut untuk dikembalikan
lagi ke toko. Ayahnya tidak pernah menyadari kalau mawar itu
sudah menghilang.
Suara bel lift membangunkan Lonelyranger dari lamunannya.
Helena dan Kohler, yang berdiri di depannya, bergerak
memasuki lift itu Lonelyranger ragu-ragu berdiri di luar pintu lift.
“Ada yang tidak beres?” tanya Kohler. Suaranya terdengar
tidak sabar.
“Sama sekali tidak,” kata Lonelyranger sambil memaksakan diri
melangkah masuk ke dalam ruang lift yang sempit itu. Dia
hanya menegunakan lift jika benar-benar terpaksa. Dia lebih
menyukai tangga yang memiliki ruang terbuka.
“Lab Dr. Louis Viton berada di bawah tanah,” kata Kohler
menjelaskan.
Undangan yang cocok untuk orang yang memiliki
claustrophobia, ejek Lonelyranger dalam hati saat dia melangkah
memasuki lift. Dia bisa merasakan angin dingin yang berputar
dari kedalaman terowongan di bawahnya. Pintu lift tertutup, dan
lift pun mulai bergerak turun.
86
“Enam lantai,” kata Kohler kaku seperti sebuah suara
mesin.
Lonelyranger membayangkan kegelapan terowongan kosong di
bawah mereka. Dia mencoba menghilangkan bayangan itu
dengan cara menatap bagian atas pintu lift yang menampilkan
jumlah lantai yang akan mereka lewati. Anehnya, lift itu hanya
memiliki dua perhentian, LANTAI DASAR dan LHC.
“Singkatan apa LHC itu?” tanya Lonelyranger sambil berusaha
untuk tidak terdengar gugup.
“Large Hadron Collider. Alat berukuran besar yang dapat
menumbukkan hadron*” kata Kohler menjelaskan. “Sebuah
akselerator partikel.”
Akselerator partikel? Samar-samar Lonelyranger ingat pernah
mendengar kata itu. Pertama kali dia mendengar istilah itu pada
acara makan malam dengan beberapa rekannya di Dunster
House di Cambridge. Salah seorang teman dan ahli fisika
bernama Bob Brownell pernah datang pada acara makan malam
itu dengan marah.
“Bedebah itu sudah membatalkannya!” umpat Brownell.
“Membatalkan apa?” tanya teman-temannya. “SSC itu.”
“Apa?”
“Superconducting Super Collider!”
Seorang kenalan mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu
Harvard sedang membangunnya.”
“Bukan Harvard!” serunya. “Tapi pemerintah Amerika
Serikat! Itu bisa menjadi akselerator partikel terkuat di seluruh
dunia! Salah satu dari proyek terpenting di abad ini! Dua miliar
dolar sudah dikeluarkan untuk riset itu dan Senat
menghentikannya! Dasar pelobi baitsuci sialan!
87
saat Brownell berhasil menguasai dirinya, dia
menjelaskan bahwa akselerator partikel adalah tabung bundar
yang besar di mana partikel sub-atomik dipercepat di dalamnya.
Magnet di dalam tabung itu dinyalakan dan dimatikan secara
bergantian dengan cepat untuk “mendorong” partikel-pertikel itu
agar berputar hingga mencapai kecepatan yang luar biasa.
Partikel-partikel yang dipercepat secara penuh bisa berputar di
dalam tabung tersebut dengan kecepatan 180.000 mil per detik.
“namun itu hampir mendekati kecepatan cahaya,” seru salah
satu dosen yang berkumpul di situ.
“Tepat,” sahut Brownell. Kemudian dia melanjutkan
penjelasannya dan berkata bahwa dengan mempercepat partikel
dan menumbukkan mereka dari dua arah yang berlawanan, para
ilmuwan dapat menghancurkan partikel-partikel tersebut sampai
mendapatkan unsur pokok yang membentuknya sehingga kita
dapat mengetahui komponen alam yang paling dasar.
“Akselerator partikel,” kata Brownell, “adalah hal penting bagi
kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Partikel yang
bertabrakan merupakan kunci untuk memahami kumpulan balok
yang membangun alam semesta.”
Charles Pratt, seorang penulis buku Poet in Residence dari
Harvard yang pendiam, tampak tidak terkesan. “Menurutku itu
seperti manusia purba yang sedang berusaha memahami ilmu
pengetahuan. Itu sama saja dengan menghancurkan sebuah jam
hanya untuk melihat bagaimana mesin di dalamnya bekerja.”
Brownell menjatuhkan garpunya dan bergegas
meninggalkan ruangan dengan marah.
Jadi CERN memiliki akselerator partikel? pikir Lonelyranger ,
saat lift vane membawa mereka bergerak turun. Sebuah
* Partikel sub-atomik yang terbuat dari quark dan tunduk
88
tabung untuk menghancurkan partikel. Dia bertanya-tanya
mengapa mereka hams menguburnya di bawah tanah.
saat lift itu akhirnya berhenti di lantai dasar, Lonelyranger
merasa lega saat merasakan tanah yang padat di kakinya.
namun saat pintu lift bergeser terbuka, rasa leganya menguap.
Robert Lonelyranger sekali lagi menyadari kalau dirinya tengah
berdiri di dunia yang benar-benar asing.
Mereka menemukan gang yang terentang tanpa terlihat
ujungnya di kedua sisi kiri dan kanan lift. Gang itu adalah
terowongan berdinding semen halus, dan cukup lebar untuk
dilalui truk beroda delapan belas. Tempat mereka berdiri terang
benderang, tapi ujung gang itu gelap seperti melihat sumur tanpa
dasar. Sebuah peringatan bagi Lonelyranger bahwa mereka berada di
dalam perut bumi sekarang. Dia seolah dapat merasakan beban
tanah dan batu yang sekarang menumpuk di atas kepalanya.
Sesaat dia merasa seperti seorang bocah berusia sembilan tahun
... kegelapan itu memaksanya kembali ... kembali merasakan
kegelapan selama lima jam yang masih menghantuinya hingga
kini. Sambil mengeraskan tinjunya, Lonelyranger berusaha melawan
perasaan itu.
Helena tetap berdiam diri saat mereka keluar dari lift dan
kemudian dia berjalan sendirian memasuki kegelapan tanpa
ragu. Di atasnya terlihat lampu menyala untuk menerangi jalan
bagi Helena . Efeknya sungguh luar biasa ... sepertinya
terowongan ini menyambut tiap langkahnya. Lonelyranger dan
Kohler mengikutinya, dan berjalan beberapa langkah di
belakang perempuan itu. Lampu di belakang mereka segera
padam secara otomatis.
pada gaya yang besar—peny.
89
“Akselerator partikel itu berada di suatu tempat di
terowongan ini?” tanya Lonelyranger perlahan.
“Alat itu ada di sana.” Kohler menggerakkan tangannya ke
sebelah kirinya di mana tabung yang terbuat dari krom yang
mulus dipasang di sepanjang dinding terowongan tersebut.
Lonelyranger menatap tabung itu dengan bingung. “Itu
akseleratornya?” Alat itu tidak tampak seperti yang
dibayangkannya. Alat itu betul-betul lurus, dengan diameter
kira-kira sebesar tiga kaki dan membentang secara horizontal di
sepanjang terowongan sampai akhirnya menghilang dalam
kegelapan. Lebih terlihat seperti sebuah saluran berteknologi
tinggi, pikir Lonelyranger . “Kukira percepatan partikel itu berbentuk
bundar.”
“Akselerator ini memang bundar,” sahut Kohler. “Memang
terlihat lurus, namun itu hanyalah tipuan penglihatan. Keliling
terowongan ini sangat besar sehingga lengkungannya tidak
terlihat—seperti bumi.”
Lonelyranger terheran-heran. Terowongan ini berbentuk
bundar? “namun ... lingkaran itu pasti luar biasa besar!”
“LHC merupakan mesin terbesar di dunia.” Lonelyranger masih
melongo. Dia ingat pilot yang membawanya ke sini pernah
menyebutkan sesuatu tentang sebuah mesin berukuran luar biasa
besar yang ditanam di dalam tanah. namun —
“Terowongan ini berdiameter lebih dari delapan kilometer
... dan panjangnya 27 kilometer.”
Kepala Lonelyranger terasa seperti berputar. “Dua puluh tujuh
kilometer?” Dia menatap sang direktur, kemudian berpaling
kembali untuk memandang kegelapan di hadapannya.
“Terowongan ini panjangnya 27 kilometer? Itu ... itu berarti
lebih dari enam belas mil!”
90
Kohler mengangguk. “Terowongan ini berbentuk bulat
sempurna. Dia terentang sampai ke Perancis sebelum berbalik
lagi ke sini, ke titik ini. Partikel-pertikel yang dipercepat
sepenuhnya itu mengelilingi tabung ini lebih dari sepuluh ribu
kali dalam satu detik sebelum mereka saling bertabrakan.
Kaki Lonelyranger terasa seperti meleleh saat dia memandang
ke dalam terowongan yang menganga lebar itu. “Jadi
maksudnya CERN menggali jutaan ton tanah hanya untuk
menghancurkan partikel-partikel kecil?”
Kohler mengangkat bahunya seperti menganggapnya
sebagai hal yang sepele. “Kadang kala, untuk menemukan
kebenaran, orang harus memindahkan gunung.
91
16
RATUSAN MIL JAUHNYA dari CERN, sebuah suara
berderak melalui sebuah walkie-talkie. “Baik, aku berada di
koridor.”
Teknisi yang memantau layar video di ruang kontrol
menekan sebuah tombol pada transmiternya. “Kamera nomor 86
itu seharusnya berada di ujung.”
Percakapan mereka di radio berhenti lama. Teknisi yang
menunggu mulai berkeringat. Akhirnya radionya berbunyi klik.
“Kamera itu tidak ada di sini,” kata suara itu. “Aku dapat
melihat tempat kamera tersebut terpasang sebelumnya.
Seseorang pasti sudah memindahkannya.”
Teknisi itu menghela napas berat. “Terima kasih. Tunggu
sebentar, ya?”
Dengan mendesah dia mengarahkan kembali perhatiannya
pada sekumpulan layar video di hadapannya. Kompleks yang
luas lt;u memang terbuka untuk umum, dan mereka pernah
kehilangan beberapa kamera nirkabel sebelumnya. Biasanya
dicuri oleh pengunjung yang mencari kenang-kenangan. namun
biasanya kalau ada kamera yang hilang dan dibawa keluar dari
jangkauan gelombang mereka, layar monitor akan terlihat
kosong. Dengan bingung, sang teknisi memandang layar
monitor di hadapannya. Dia masih bisa melihat gambar yang
sangat jelas dari kamera nomor 86.
Jika kamera itu dicuri, kenapa kita masih mendapatkan
sinyal? tanyanya dalam hati. Tentu saja dia tahu hanya ada satu
92
jawaban untuk itu. Kamera itu masih ada di kompleks ini, dan
seseorang telah memindahkannya. namun siapa? Dan mengapa?
Lama dia mengamati layar itu. Akhirnya dia mengangkat
walkie-talkie-nyz. “Apakah ada gudang di ruang tangga? Lemari
atau ruangan kecil yang gelap?”
Suara itu menjawab dengan suara bingung. “Tidak.
Kenapa?”
Teknisi itu mengerutkan keningnya. “Tidak apa-apa.
Terima kasih atas pertolonganmu.” Dia lalu mematikan walkie-
talkie-nya. dan mengerutkan bibirnya.
Dengan memperhitungkan ukuran kamera itu yang kecil,
teknisi itu tahu kalau kamera nomor 86 dapat saja menyiarkan
gambar dari mana pun di dalam kompleks yang padat itu.
Kelompok bangunan itu terdiri atas 32 gedung dan berdiri di
atas tanah beradius setengah mil yang terjaga ketat. Satu-
satunya kemungkinan adalah kamera itu telah diletakkan di
sebuah tempat yang gelap. Tentu saja, hal itu tidak banyak
membantu. Kompleks ini tentu memiliki banyak tempat gelap—
lemari ruang pemeliharaan, saluran pemanas, tempat
penyimpanan peralatan berkebun, lemari penyimpan
perlengkapan kamar tidur, bahkan sebuah labirin terowongan
bawah tanah. Untuk menemukan kamera nomor 86 bisa
memakan waktu sampai berminggu-minggu.
Paling tidak itulah masalahnya, pikirnya.
Selain masalah yang disebabkan oleh sebuah kamera yang
berpindah tempat secara misterius itu, masih ada masalah lain
yang lebih menganggu. Sang teknisi menatap gambar yang
ditayangkan oleh kamera di hadapannya. Benda yang terlihat di
layar pemantau itu adalah benda yang tidak bergerak. Sebuah
mesin modern yang belum pernah dilihatnya. Dia mengamati
tampilan elektronik yang berkedip di dasar benda tersebut.
93
Walau penjaga itu pernah menjalani pelatihan keras untuk
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi keadaan yang penuh
ketegangan, jia masih saja merasakan denyut jantungnya
meningkat. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak
panik. Pasti ada penjelasan mengenai benda itu. Benda itu
terlalu kecil untuk dikatakan berbahaya. Namun, keberadaannya
di dalam kompleks itu adalah masalah baginya. Sebuah masalah
yang sangat mengganggu.
Benar-benar hari yang istimewa, pikirnya.
Keamanan selalu menjadi prioritas utama bagi atasannya,
namun hari ini adalah hari yang tidak biasa dalam kurun waktu
dua belas tahun dari karirnya. Teknisi itu memerhatikan benda
itu dalam waktu yang lama dan mulai merasakan badai
menggemuruh dari kejauhan.
Lalu, dengan dahi berkeringat, dia memutar nomor telepon
atasannya.
94
17
TIDAK BANYAK ANAK yang ingat bagaimana mereka
pertama kali bertemu dengan ayah mereka, namun Helena Louis Viton
masih dapat mengingatnya dengan jelas. Waktu itu dia masih
berusia delapan tahun dan tinggal di suatu asrama yatim piatu
Katolik bernama Orfanotrofio di Siena yang terletak di dekat
Florence. Helena ditinggalkan oleh orang tuanya yang tidak
pernah dikenalnya. Saat itu hari sedang hujan. Para biarawati
memanggilnya dua kali untuk makan malam, namun seperti
biasanya, dia berpura-pura tidak mendengar. Dia berbaring di
lapangan dan memandangi rintik hujan ... merasakan butirannya
jatuh di atas tubuhnya ... mencoba menerka ke mana butiran
berikutnya akan jatuh. Para arawati ’tu memanggilnya lagi, kali
ini sambil mengancam kalau penyakit pneumonia bisa membuat
seorang anak yang keras kepala kehilangan rasa ingin tahunya
terhadap alam.
Aku tidak dapat mendengarmu, kata Helena pada dirinya
sendiri.
Gadis kecil itu basah kuyup saat seorang pastor datang
menjemputnya. Dia tidak mengenali lelaki itu. Lelaki itu orang
baru di situ. Helena sudah bersiap-siap untuk menghadapi lelaki
yang diduganya akan mencengkeramnya dan menariknya ke
dalam. namun pastor itu tidak melakukannya. Dia bahkan ikut
berbaring dengannya sehingga membuat jubahnya terendam di
dalam kubangan air. Helena menjadi sangat heran.
95
“Para biarawati cerita kalau kamu banyak bertanya,” kata
lelaki muda itu.
Helena menggerutu. “Apakah bertanya itu jelek?”
Lelaki itu tertawa. “Wah, sepertinya cerita para suster itu
benar.”
“Apa yang kamu lakukan di sini?”
“Sama seperti yang kamu lakukan ... bertanya-tanya kenapa
butiran hujan jatuh.”
“Aku tidak bertanya-tanya mengapa butiran hujan itu jatuh!
Aku sudah tahu!”
Pastor itu menatapnya heran. “Kamu tahu?”
“Kata Suster Francisca, butiran air hujan itu adalah air mata
malaikat yang jatuh untuk mencuci dosa-dosa kita.”
“Wow!” serunya kagum. “Jadi begitu penjelasannya.”
“Tentu saja tidak!” sergah gadis kecil itu. “Tetesan hujan
jatuh karena semua benda jatuh! Semua benda jatuh! Tidak
hanya air hujan!”
Pastor muda itu menggaruk-garuk kepalanya, pura-pura
bingung. “Nona muda, kamu benar. Semua benda memang
jatuh. Itu pastilah karena gaya tarik bumi.”
“Karena apa?”
Pastor muda itu mengangkat bahunya dengan lagak sedih.
“Jadi kamu belum pernah mendengar tentang gravitasi?”
Helena duduk. “Apa itu gravitasi?” tanyanya. “Katakan
padaku.”
Pastor itu mengedipkan matanya. “Bagaimana kalau aku
eritakannya padamu sambil makan malam?”
Pastor muda itu adalah Leonardo Louis Viton . Walaupun dia
pernah meraih penghargaan sebagai mahasiswa fisika berbakat
di universitas, tapi dia juga mendengar panggilan lainnya dan
belajar di seminari. Leonardo dan Helena pun akhirnya
96
bersahabat di dunia para biarawan yang dingin dan penuh
dengan peraturan. Helena membuat Leonardo tertawa, dan
pastor muda itu melindunginya, mengajarinya tentang berbagai
hal indah seperti pelangi dan sungai yang memiliki kisahnya
sendiri. Dia juga menceritakan kepada gadis kecil itu tentang
cahaya, planet-planet, bintang-bintang dan alam, baik dari sisi
Junjungan maupun dari sisi ilmu pengetahuan. Kecerdasan Helena
dan rasa ingin tahunya yang besar membuat Leonardo senang
mengajarinya. Leonardo pun menganggapnya sebagai putrinya
sendiri.
Helena juga merasa bahagia. Sebelumnya gadis kecil itu
tidak pernah tahu betapa senangnya mempunyai seorang ayah.
saat semua orang dewasa menjawab pertanyaannya dengan
memukul tangannya, Leonardo malah menunjukkan buku-
bukunya selama berjam-jam kepadanya. Bahkan Leonardo juga
menanyakan apa pendapat gadis kecil itu. Helena berdoa agar
Leonardo tinggal bersamanya selama-lamanya. Kemudian suatu
hari mimpi terburuknya menjadi kenyataan. Bapa Leonardo
mengatakan padanya kalau dia harus pergi meninggalkan rumah
yatim piatu itu.
“Aku pindah ke Swiss,” kata Leonardo menjelaskan. “Aku
mendapatkan beasiswa untuk belajar fisika di University of
Jenewa.”
“Fisika?” seru Helena . “Tapi kupikir kamu mencintai
Junjungan !”
“Aku memang sangat mencintai-Nya. Karena itulah aku
ingin mempelajari aturan-aturan-Nya. Hukum-hukum fisika
adalah kanvas yang digunakan Junjungan untuk melukiskan adi
karya-Nya.”
Helena sangat bersedih. namun Bapa Leonardo masih
punya berita lain. Dia bercerita kalau dia telah berbicara dengan
97
atasannya, dan mereka mengizinkan Bapa Leonardo mengadopsi
Helena .
“Bolehkah aku mengadopsimu?” tanya Leonardo.
“Apa arti mengadopsi?” tanya gadis kecil itu.
Lalu Bapa Leonardo pun menjelaskannya.
Helena memeluknya selama lima menit dan menangis
karena bahagia. “Ya! Oh ya aku mau!”’
Leonardo berkata dia harus pergi sementara waktu untuk
mempersiapkan rumah mereka di Swiss. namun dia berjanji akan
menjemput Helena enam bulan mendatang. Itu merupakan
penantian yang terpanjang baginya, namun Leonardo menepati
janjinya. Tepat lima hari sebelum ulang tahun Helena
kesembilan, gadis cilik yang cerdas itu pindah ke Jenewa. Dia
bersekolah di Geneva International School pada siang hari dan
belajar bersama ayahnya pada malam hari.
Tiga tahun kemudian Leonardo Louis Viton menjadi pegawai
CERN. Helena dan Leonardo pindah ke sebuah tempat
mengagumkan yang belum pernah dibayangkan oleh Helena
kecil sebelumnya.
Helena Louis Viton SEPERTI mati rasa saat dia berjalan di
sepanjang terowongan LHC. Dia melihat pantulan bayangannya
di dinding dan mulai merindukan ayahnya. Biasanya dia selalu
mampu mengatasi situasi dengan sangat tenang dan
menyesuaikan diri dengan baik. Tapi sekarang, dengan sangat
tiba-tiba segalanya seperti tidak masuk akal. Tiga jam terakhir
tadi seperti berjalan dengan samar-samar.
Saat itu baru pukul 10 pagi di Pulau Balearic saat Kohler
meneleponnya. Ayahmu telah dibunuh. Pulanglah segera.
Walaupun saat itu Helena berada di atas dek perahu yang
sangat panas, kata-kata itu berhasil membekukan tulang
98
belulangnya saat mendengar suara Kohler yang tanpa ekspresi
itu mengabarkan berita duka tersebut.
Sekarang Helena sudah berada di rumah. namun rumah
siapa? CERN yang sudah menjadi dunianya sejak dia masih
berusia dua belas tahun tiba-tiba tampak begitu asing baginya.
Ayahnya, lelaki yang telah membuat tempat ini menjadi ajaib
dan menyenangkan, sekarang sudah pergi.
Tarik napas dalam, katanya pada diri sendiri, namun dia
tidak A at menenangkan pikirannya. Pertanyaan itu berputar
cepat dan semakin cepat. Siapa yang membunuh ayahnya? Dan
kenapa? Siapa “ahli” dari Amerika ini? Kenapa Kohler
mendesaknya untuk melihat lab mereka?
Kohler bilang ada bukti yang mungkin menghubungkan
pembunuhan ayahnya itu dengan proyeknya yang terakhir. Bukti
apa? Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang sedang kami
lakukan! Dan bahkan jika seseorang mengetahuinya, mengapa
dia membunuh ayahnya?
saat dia berjalan di sepanjang terowongan LHC untuk
menuju ke labnya, Helena sadar dia akan membuka cita-cita
terbesar ayahnya tanpa kehadiran ayahnya sampingnya. Helena
membayangkan saat seperti ini dengan keadaan yang sangat
berbeda. Dia membayangkan ayahnya mengundang ilmuwan-
ilmuwan terpenting di CERN untuk datang ke labnya, lalu
menunjukkan penemuannya kepada mereka, dan melihat wajah
mereka yang terperangah. Lalu ayahnya akan menjelaskan
dengan binar-binar kebapakan kalau tidak karena gagasan
Helena , dia tidak akan mampu mewujudkan proyek ini dengan
berhasil ... dan anak perempuan-nya adalah bagian integral dari
terobosannya itu. Helena merasa tenggorokannya tercekat.
Ayahku seharusnya berbagi saat-saat seperti ini bersama-sama.
Tapi dia sekarang sendirian. Tidak ada rekan-rekannya. Tidak
99
ada wajah-wajah gembira. Hanya ada orang Amerika yang tidak
dikenalnya, dan Maximilian Kohler.
Maximilian Kohler. Sang Raja.
Bahkan sejak dia masih kecil pun, Helena sudah tidak
enyukai lelaki itu. Walaupun Helena menghormati kemampuan
intelektual Kohler, pembawaannya yang dingin tampak tidak
munusiawi, dan sangat berlawanan dengan pembawaan ayahnya
yang hangat. Kohler memburu ilmu pengetahuan karena
logikanya yang tak tercela ... sedangkan ayahnya karena
kekaguman spiritualnya. Dan anehnya, kedua orang itu
tampaknya dapat saline menghormati. Jenius, terimalah si
jenius apa adanya, seseorang pernah mengatakan hal itu
kepadanya.
Jenius, pikir Helena , Ayahku ... Ayah. Ayahku sudah mati..
Mereka memasuki lab Leonardo Louis Viton yang berupa serambi
panjang yang bebas hama dan berdinding keramik putih.
Lonelyranger merasa seolah dia sedang memasuki semacam rumah
perawatan bagi penderita sakit jiwa di bawah tanah. Di dinding
koridor tersebut terpasang belasan bingkai berisi gambar-
gambar hitamputih. Walau Lonelyranger memiliki karir dengan
mempelajari berbagai jenis gambar, gambar-gambar yang
berderet di dinding itu terlihat begitu asing baginya. Mereka
tampak seperti klise film yang kacau yang terdiri atas corat-
coret dan bentuk spiral. Seni modern? Lonelyranger merasa geli
sendiri. Mungkin ini adalah karya Jackson Pollok yang
berusaha untuk melukis amphetamine.
“Plot acak,” kata Helena saat melihat ketertarikan
Lonelyranger pada gambar-gambar tersebut. “Itu adalah citra
komputer yang menggambarkan benturan yang terjadi pada
partikel-partikel. Ini adalah partikel Z,” jelasnya, sambil
menunjuk pada sebuah titik tersembunyi yang sulit terlihat oleh
100
orang awam. “Ayahku menemukannya lima tahun yang lalu.
Energi murni. Sama sekali tidak memiliki massa. Mungkin saja
itu merupakan unsur terkecil yang membentuk alam ini. Materi
tidak lain adalah energi yang terperangkap.”
Materi adalah energi? Lonelyranger memiringkan kepalanya.
Terdengar sangat Zen. Lonelyranger lalu memandang coretan kecil
di foto itu dan bertanya-tanya apa yang akan dikatakan oleh
temantemanya dari jurusan fisika di Harvard tentang hal ini
kalau dia bercerita kepada mereka dia berjalan-jalan di dalam
sebuah Large Hadron Collider dan mengagumi partikel Z pada
suatu akhir pekan.
“Helena ,” kata Kohler saat mereka mendekati sebuah
pintu
“Aku harus mengatakan ini padamu kalau tadi pagi aku ke
sini mencari ayahmu.”
Helena agak terkejut. “Benarkah?”
“Ya. Dan bayangkan bagaimana terkejutnya aku saat aku
meneetahui kalau dia sudah mengganti kunci keamanan standar
CERN dengan yang lainnya.” Lalu Kohler menunjuk sebuah alat
elektronik yang rumit di samping pintu itu.
“Aku minta maaf,” kata Helena . “Kamu tahu bagaimana
perangai ayahku jika menyangkut privasi. Ayah tidak mau ada
seorang pun yang dapat memasuki ruangan ini kecuali dirinya
dan aku.”
“Baiklah. Sekarang buka pintunya,” kata Kohler. Helena
berdiri diam beberapa saat. Dia kemudian menarik napas dalam,
dan berjalan menuju ke alat pengaman di dinding itu.
Lonelyranger sama sekali tidak siap untuk menghadapi apa saja
yang akan terjadi sesudah itu.
Helena melangkah ke depan alat itu dan dengan berhati-
hati menempelkan mata kanannya ke atas lensa menonjol yang
101
mirip seperti sebuah teleskop. Kemudian dia menekan sebuah
tombol. Tiba-tiba terdengar suara ceklikan. Tak lama kemudian,
seberkas sinar berayun-ayun untuk memindai bola mata Helena
seperti mesin foto kopi.
Ini sebuah alat pemindai retina,” kata Helena menielaskan.
iengaman yang tidak pernah gagal. Alat ini hanya menerima dua
pola retina. Retinaku dan retina ayahku.”
Robert Lonelyranger berdiri dengan rasa ngeri saat menyadari
sesuatu dalam pikirannya. Bayangan jelas Leonardo Louis Viton
muncul kembali: wajah bermandikan darah, mata cokelatnya
yang tinggal satu yang menatapnya nanar, dan rongga mata yang
kosong. Lonelyranger mencoba menolak kenyataan ini, namun dia
kemudian melihatnya ... di lantai keramik putih yang terdapat di
bawah alat pemindai itu ... samar-samar terlihat noda
kemerahan. Darah kering.
Untunglah Helena tidak melihatnya.
Pintu baja itu bergeser terbuka dan Helena berjalan masuk.
Kohler menatap Lonelyranger dengan tatapan tajam. Maksudnya
jelas: Seperti yang aku bilang ... bola mata yang hilang itu
berguna untuk tujuan yang lebih penting.
102
18
KEDUA TANGAN PEREMPUAN itu diikat, dan pergelangan
tangannya sekarang memar dan agak membengkak. Si Hassassin
yang berkulit gelap itu terbaring di sampingnya, kecapekan, dan
mengagumi hadiahnya yang terbaring telanjang. Dia
bertanyatanya apakah perempuan itu hanya pura-pura tertidur
karena sudah tidak mau melayaninya lagi.
Dia tidak peduli. Dia sudah mendapatkan hadiah yang
pantas. Dengan puas, dia duduk di atas tempat tidur.
Di negeri-nya, perempuan adalah harta yang untuk dimiliki.
Mereka adalah makhluk yang lemah. Alat untuk mendapatkan
kepuasan. Benda bergerak yang diperlakukan seperti hewan
ternak. Dan mereka mengerti tempat mereka seharusnya. namun
di sini, di Eropa, perempuan berpura-pura kuat dan mandiri
yang ternyata malah membuat si Hassassin senang dan
bergairah. Memaksa mereka untuk tunduk kepadanya adalah
pemuasan yang selalu dinikmatinya.
Sekarang, walau birahinya telah terpuaskan, si Hassassin
merasakan nafsu lain yang berkembang dalam dirinya. Dia
membunuh kemarin malam, membunuh dan memotong-motong
mayatnya. Baginya, membunuh adalah candu ... tiap kali
melakukannya, dia merasakan kepuasaan yang hanya bertahan
untuk saja sehingga membuatnya ingin melakukannya lagi dan
keputusasaannya sudah menghilang. Sekarang dia ingin
merasakannya lagi.
103
Dia mengamati perempuan yang tertidur di sampingnya. Si
Hassassin meraba leher perempuan itu dan merasa terangsang
oleh pemikiran kalau dia dapat dengan mudah mengakhiri hidup