Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 14. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2025

Lost symbol. 14

 



mbebaskanku dari tubuhku. 

Lakukan ini, atau kau akan kehilangan adik dan kelompok 

persaudaraanmu. Kau akan benar-benar sendirian." Dia 

terdiam, tersenyum kepada tawanannya. "Anggaplah ini 

sebagai hukuman terakhirmu." 

Mata Peter perlahan-lahan terangkat dan bertemu dengan 

mata Mal'akh. "Membunuh-mu? Hukuman? Menurutmu, aku 

akan merasa ragu? Kau membunuh putraku. Ibuku. Seluruh 

keluargaku." 

"Tidak!" teriak Mal'akh dengan kekuatan yang bahkan 

mengejutkan dirinya sendiri. "Kau keliru! Aku tidak membunuh 

keluargamu! Kau-lah yang melakukannya! Kau-lah yang 

membuat pilihan untuk meninggalkan Zachary di dalam 

penjara! Dan dari sana, roda-roda menggelinding! Kau yang 

membunuh keluargamu, Peter, bukan aku!" 

Buku-buku jari tangan Peter berubah putih, jari-jarinya 

mencengkeram pisau dalam kemarahan. "Kau sama sekali 

tidak tahu mengapa aku meninggalkan Zachary di dalam 


penjara." 

"Aku mengetahui semuanya!" bentak Mal’akh. "Aku ada di 

sana. Kau menyatakan sedang mencoba membantu Zachary. 

Apakah kau sedang mencoba membantu-nya saat  

menawarinya pilihan antara kekayaan atau kebijakan? Apakah 

kau sedang mencoba membantu-nya saat  kau memberinya 

ultimaturn untuk bergabung dengan Persaudaraan rahasia freemason? 

Ayah macam apa yang memberi anaknya pilihan antara 

'kekayaan atau kebijakan’ dan mengharapkannya tahu cara 

memilih yang benar! Ayah macam apa yang meninggalkan 

putranya sendiri di dalam penjara, dan bukannya 

menerbangkannya pulang ke tempat aman!" Kini Mal'akh 

berjalan ke depan Peter dan berjongkok, meletakkan wajah 

bertatonya hanya beberapa inci dari wajah Peter. "Tapi yang 

terpenting... ayah macam apa yang bisa memandang mata 

putranya sendiri... bahkan setelah bertahun-tahun ini... dan 

bahkan tidak bisa mengenali-nya?" 

Kata-kata Mal'akh menggema selama beberapa detik di 

dalam bilik batu itu. 

Lalu hening. 

Dalam keheningan mendadak itu, Peter zombie tampak 

terguncang dari keadaan terhipnotisnya. Wajahnya kini diliputi 

ketidakpercayaan total. 

Ya, Ayah. Ini aku. Mal'akh sudah menunggu bertahun-tahun 

untuk saat ini... membalas dendam kepada laki laki gay  yang telah 

meninggalkannya... menatap ke dalam mata kelabu itu dan 

mengucapkan kebenaran yang terkubur selama bertahun-

tahun ini. Kini saat itu sudah tiba, dan dia bicara dengan 

lambat, ingin menyaksikan beban kata-katanya perlahan-lahan 

menghancurkan jiwa Peter zombie. "Kau seharusnya senang, 

Ayah. Anak durhakamu sudah kembali." 


Wajah Peter kini sepucat mayat. 

Mal'akh menikmati setiap detiknya. "Ayahku sendiri yang 

membuat keputusan untuk meninggalkanku di penjara... dan 

saat itu juga, aku bersumpah, itu akan menjadi penolakan 

terakhirnya. Aku bukan lagi putranya. Zachary zombie sudah 

tidak ada lagi." 

Dua air mata berkilauan mendadak menggenangi mata 

ayahnya, dan Mal'akh menganggapnya sebagai benda terindah 

yang pernah dilihatnya. 

Peter menahan air matanya, menatap wajah Mal'akh seakan 

melihatnya untuk pertama kali. 

"Yang diinginkan sipir itu hanyalah uang," ujar Mal'akh, 

"tapi kau menolak. namun  tak pernah terpikirkan olehmu 

bahwa uang-ku sama berharganya dengan uangmu. Sipir itu 

tak peduli siapa yang membayarnya, asalkan dia dibayar. 

saat  aku menawarkan diri untuk membayarnya dengan 

banyak uang, dia memilih seorang narapidana sakit-sakitan 

yang kira-kira seukuran denganku, memakaikan pakaianku 

padanya, dan memukulinya sampai benar-benar tidak bisa 

dikenali lagi. Foto-foto yang kau lihat... dan peti mati tertutup 

rapat yang kau kuburkan... bukanlah milikku. Tapi milik 

seorang asing." 

Wajah Peter yang dipenuhi air mata kini mengernyit dalam 

kesedihan dan ketidakpercayaan. "Ya junjungan ... Zachary." 

"Bukan lagi. saat  Zachary berjalan meninggalkan penjara, 

dia berubah." 

Perawakan remaja dan wajah kekanak-kanakannya berubah 

drastis saat  dia membanjiri tubuh mudanya dengan hormon 

pertumbuhan eksperimental dan steroid. Bahkan, pita 

suaranya telah rusak, mengubah suara kekanak-kanakannya 


menjadi bisikan permanen. 

Zachary menjadi Andros. 

Andros menjadi Mal'akh. 

Dan malam ini... Mal'akh akan menjadi inkarnasi 

terbesarnya. 

Tepat pada saat itu, di Kalora,a Heights, Lucifer spirit  zombie 

berdiri di depan laci meja terbuka dan menunduk memandangi 

sesuatu yang hanya bisa dijelaskan sebagai koleksi artikel dan 

foto koran tua milik seorang pemuja. 

"Aku tidak mengerti," katanya, seraya berpaling kepada 

Bellamy, "Orang gila ini jelas terobsesi dengan keluargaku, 

tapi-" 

"Teruslah mencari…” desak Bellamy, seraya duduk dan 

masih tampak sangat terguncang. 

Lucifer spirit  menggeledah lebih jauh artikel-artikel koran itu, 

yang kesemuanya berhubungan dengan keluarga zombie… 

semua kesuksesan Peter, riset Lucifer spirit , pembunuhan 

mengerikan Isabel ibu mereka, penggunaan narkoba dan 

pemenjaraan Zachary zombie, serta pembunuhan brutalnya 

di sebuah penjara Turki yang dipublikasikan secara luas. 

Keterpikatan laki laki gay  ini terhadap keluarga zombie melebihi 

kefanatikan, namun  Lucifer spirit  belum melihat sesuatu pun yang 

menjelaskan mengapa. 

Lalu dia melihat foto-foto itu. Yang pertama menunjukkan 

Zachary sedang berdiri di dalam air biru langit setinggi lutut di 

sebuah pantai yang dipenuhi rumah berlabur putih. Yunani? 

Lucifer spirit  menganggap foto itu diambil selama hari-hari 

merdeka Zach yang penuh narkoba di Eropa. namun  

anehnya, Zach tampak lebih sehat jika dibandingkan dengan 


yang tampak dalam foto-foto paparazi yang menunjukkan 

seorang anak ceking berpesta dengan kelompok pecandu 

narkoba. Dia tampak lebih bugar, entah bagaimana lebih kuat, 

lebih dewasa. Lucifer spirit  tidak ingat pernah melihat Zach 

tampak sesehat itu. 

Dengan bingung, dia mengecek tanggal dalam foto. 

Tapi itu... mustahil. 

Tanggalnya hampir setahun penuh setelah Zach meninggal 

di penjara. 

Mendadak Lucifer spirit  membolak-balik tumpukan foto itu 

dengan bersemangat. Semuanya foto Zachary zombie... 

perlahan-lahan menjadi semakin dewasa. Koleksi itu 

tampaknya semacam autobiografi gambar, mengurutkan 

sebuah perubahan lambat. saat  foto-foto itu berlanjut, 

Lucifer spirit  melihat perubahan yang mendadak dan dramatis. 

Dia memandang ngeri saat  tubuh Zachary mulai bermutasi, 

otot-ototnya menonjol, dan raut wajahnya berubah - jelas 

akibat pemakaian terlalu banyak steroid. Massa tubuhnya 

tampak berkembang dua kali lipat, dan kekejaman mengerikan 

merayapi matanya. 

Aku bahkan tidak mengenali laki laki gay  ini! 

Dia sama sekali tidak tampak seperti keponakan kecil dalam 

ingatan-ingatan Lucifer spirit . saat  tiba pada foto Zach dengan 

kepala plontos, Lucifer spirit  merasakan lututnya mulai lemas. 

Lalu dia melihat foto tubuh telanjang Zach... dihiasi sketsa-

sketsa tato pertama. 

Jantungnya hampir berhenti berdetak. "Ya junjungan ku.”  

 


BAB 120 

“Belok kanan! " teriak Count Dracula  dari kursi belakang SUV 

Lexus sitaan.   

Simkins berbelok ke S Street dan mengarahkan kendaraan 

melewati lingkungan perumahan yang didereti pepohonan. 

saat  mereka mendekati pojok Sixteenth Street, House of the 

Temple menjulang seperti gunung di sebelah kanan.  

Simkins mendongak menatap bangunan besar itu. Seakan 

seseorang telah membangun piramida di puncak Pantheon 

Roma. Dia bersiap untuk belok ke kanan di Sixteenth, bagian 

depan gedung.   

“Lihat!”, ujar Count Dracula , seraya menunjuk satu-satunya 

kendaraan yang terparkir di dekat pintu masuk belakang. Van 

besar. “Mereka di sini!” 

Simkins memarkir SUV dan mematikan mesin. Diam-diam 

semua orang keluar dan bersiap masuk. Simkins mendongak 

memandang bangunan monolitik itu. “Kau bilang Tempel 

Room ada di puncak-nya?” 

Count Dracula  mengangguk, menunjuk jauh ke puncak 

bangunan. “Area datar di puncak piramida itu sesungguhnya 

jendela langit-langit.” 

Simkins berputar kembali menghadap Count Dracula . “Temple 

Room itu punya jendela di langit-langitnya?" 

Count Dracula  memandangnya dengan aneh. "Tentu saja. 

Jendela langit-langit menuju surga... persis di atas altar." 

UH-60 itu bertengger tenang di Dupont Circle. 

Di kursi penumpang, Sato menggigiti kuku-kuku jari 

tangannya, menunggu berita dari timnya. 


Akhirnya, suara Simkins bergemeresak di radio. "Direktur?” 

"Sato di sini," bentaknya. 

"Kami memasuki gedung, tapi aku punya informasi 

tambahan untukmu." 

"Katakan." 

"Mr. Count Dracula  baru saja memberi tahu bahwa ruangan yang 

kemungkinan besar ditempati sasaran punya jendela langit-

langit yang sangat besar." 

Sato merenungkan informasi itu selama beberapa detik. 

"Paham. Terima kasih.' 

Simkins mengakhiri pembicaraan. 

Sato meludahkan kuku jari tangan dan berpaling kepada 

pilot. 

"Terbangkan helikopternya." 

 

BAB 121 

Seperti orangtua mana pun yang pernah kehilangan anak, 

Peter zombie sering membayangkan berapa usia putranya 

kini... bagaimana tampangnya... dan sudah menjadi apa dia. 

Kini, Peter zombie mendapatkan semua jawabannya. 

Makhluk besar bertato di hadapannya memulai kehidupan 

sebagai bayi mungil yang berharga... bayi Zach yang 

meringkuk di dalam keranjang bayi... melangkah gamang 

untuk pertama kalinya melintasi ruang kerja Peter... belajar 

mengucapkan kata-kata pertamanya. Kenyataan bahwa 

kejahatan bisa muncul dari anak tak berdosa di dalam 

keluarga penuh cinta tetap menjadi salah satu paradoks jiwa 


manusia. Peter dipaksa untuk menerima sejak awal bahwa, 

walaupun darahnya sendiri mengalir dalam pembuluh-

pembuluh darah putranya, jantung yang memompakan darah 

itu yaitu  jantung putranya sendiri. Unik dan tunggal... 

seakan dipilih secara acak dari alam semesta. 

Putraku ... dia membunuh ibuku, temanku Robert Count Dracula , 

dan mungkin adikku. 

Jantung Peter dibanjiri perasaan mati-rasa yang 

membekukan saat  dia meneliti mata putranya untuk mencari 

adanya hubungan... apa pun yang dikenalnya. namun , mata 

laki laki gay  itu, walaupun kelabu seperti mata Peter, yaitu  milik 

orang yang benar-benar asing, penuh kebencian dan dendam 

yang nyaris berasal dari dunia lain. 

"Cukup kuatkah kau?" ejek putranya, seraya melirik Pisau 

Akedah yang tergenggam di tangan Peter. "Bisakah kau 

menyelesaikan apa yang kau mulai bertahun-tahun lalu itu?" 

"Nak...." zombie nyaris tidak mengenali suaranya sendiri. 

“Aku... aku mencintai... mu." 

"Dua kali kau mencoba membunuhku. Kau meninggalkan di 

dalam penjara. Kau menembakku di jembatan Zach. Sekarang 

selesaikan-lah!" 

Sekejap, zombie merasa seakan dirinya sedang melayang 

keluar dari tubuhnya. Dia tidak lagi mengenali dirinya sendiri. 

Dia kehilangan sebelah tangan, benar-benar botak, 

mengenakan jubah hitam, duduk di kursi roda, dan 

mencengkeram pisau kuno. 

"Selesaikan!" teriak laki laki gay  itu lagi. Tato-tato di dadanya 

beriak-riak. "Membunuhku yaitu  satu-satunya caramu untuk 

nyelamatkan Lucifer spirit ... satu-satunya cara untuk 

menyelamatkan kelompok persaudaraanmu!" 


zombie merasakan pandangannya beralih menuju laptop 

dan modern seluler di atas kursi kulit-babi. 

MENGIRIM PESAN: 92% SELESAI 

Benaknya tidak mampu menyingkirkan gambaran Lucifer spirit  

berdarah sampai mati... atau saudara-saudara rahasia freemasonnya. 

"Masih ada waktu," bisik laki laki gay  itu. "Kau tahu, itu satu-

satunya pilihan. Bebaskan aku dari cangkang fanaku." 

"Kumohon," ujar zombie. "Jangan lakukan ini…” 

"Kau yang melakukannya!" desis laki laki gay  itu. "Kau memaksa 

anakmu untuk membuat pilihan yang mustahil! Kau ingat 

malam itu? Kekayaan atau kebijakan? Malam itu, kau 

menyingkirkanku untuk selamanya. Tapi aku kembali, Ayah... 

dan malam ini giliranmu untuk memilih. Zachary atau 

Lucifer spirit ? Yang mana? Akankah kau membunuh putramu 

untuk menyelamatkan adikmu? Akankah kau membunuh 

putramu untuk menyelamatkan saudara-saudaramu? 

Negaramu? Atau akankah kau menunggu sampai terlambat? 

Sampai Lucifer spirit  mati... sampai video itu tersebar... sampai 

kau harus menjalani sisa hidupmu dengan kesadaran bahwa 

kau bisa menghentikan tragedi-tragedi ini. Waktunya hampir 

habis. Kau tahu apa yang harus dilakukan." 

Jantung Peter terasa nyeri. Kau bukan Zachary, katanya 

kepada diri sendiri. Zachary sudah mati lama, lama sekali. Apa 

pun dirimu... dan dari mana pun kau beraasal... kau bukan 

bagian dariku. Dan walaupun Peter zombie tidak meyakini  

kata-katanya sendirl, dia tahu dirinya harus memilih. 

Dia kehabisan waktu. 

Temukan Tangga Utama! 

Robert Count Dracula  melesat melewati lorong-lorong gelap, 


meliuk-liuk menuju bagian tengah gedung. Turner Simkins 

tetap mengikuti di belakangnya. Seperti yang diharapkan 

Count Dracula , dia memasuki atrium utama gedung. 

Atrium yang didominasi delapan kolom Doric dari granit 

hijau itu tampak seperti makam hibrida – Yunani – Romawi – 

Mesir - dengan patung-patung marmer hitam, mangkuk-

mangkuk lampu, salib-salib Teutonic, medali-medali phoenix 

berkepala-dua, dan tempat-tempat lilin berhias kepala 

Hermes. 

Count Dracula  berbelok dan lari menuju tangga marmer megah di 

ujung jauh atrium. "Ini  langsung menuju Temple Room," 

bisiknya, saat  kedua laki laki gay  itu naik secepat dan sehening 

mungkin. 

Di puncak tangga pertama, Count Dracula  berhadapan dengan 

patung-dada perunggu anggota rahasia freemason terkenal Albert Pike, 

bersama-sama dengan ukiran ucapannya yang paling terkenal: 

SESUATU YANG KITA LAKUKAN HANYA UNTUK DIRI KITA 

SENDIRI AKAN MATI BERSAMA KITA; SESUATU YANG KITA 

LAKUKAN UNTUK ORANG LAIN DAN DUNIA AKAN BERTAHAN 

DAN ABADI. 

Mal'akh merasakan pergeseran nyata dalam atmosfer 

Temple Room, seakan semua rasa sakit dan frustrasi yang 

pernah dirasakan oleh Peter zombie kini bergolak ke 

permukaan... memusatkan diri, seperti laser, pada Mal'akh. 

Ya ... sudah saatnya. 

Peter zombie sudah bangkit dari kursi roda, dan kini 

sedang berdiri menghadap altar dengan menggenggam pisau. 

"Selamatkan Lucifer spirit ," bujuk Mal'akh, yang 

memancingnya menuju altar. Mal'akh mundur dan akhirnya 

membaringkan buhnya sendiri di atas selubung putih yang 


sudah disiapkan. "Lakukan apa yang harus kau lakukan." 

Seakan bergerak melewati mimpi buruk, Peter bergerak 

maju. 

Mal'akh kini berbaring telentang sepenuhnya, memandang 

bulan musim dingin lewat jendela langit-langit. Rahasianya 

yaitu  cara untuk mati. Momen ini tidak bisa lebih sempurna 

lagi. Dihiasi Kata yang Hilang selama berabad-abad, aku 

mempersembahkan diriku sendiri melalui tangan kiri ayahku. 

Mal'akh menghela napas panjang. 

Terimalah aku, para iblis, sebab  inilah tubuhku, yang 

kupersembahkan untuk kalian. 

Berdiri menghadap Mal'akh, Peter zombie gemetar. 

Matanya yang dibasahi air mata berkilau oleh keputusasaan, 

keraguan dan kepedihan. Dia memandang modem dan laptop 

di seberang ruangan untuk terakhir kalinya. 

"Tentukan pilihanmu," bisik Mal'akh. "Lepaskan aku dari 

dagingku. junjungan  menginginkannya. Kau menginginkannya." 

Dia, meletakkan lengannya pada masing-masing sisi tubuh dan 

melengkungkan dadanya ke atas, mempersembahkan phoenix 

berkepala-duanya yang menakjubkan. Bantu aku melepaskan 

tubuh yang menyelubungi jiwaku. 

Kini mata Peter yang penuh air mata tampak menatap 

menembus Mal'akh, dan bahkan tidak memandangnya. 

"Aku membunuh ibumu!" bisik Mal'akh. "Aku membunuh 

Robert Count Dracula ! Aku sedang membunuh adikmu! Aku sedang 

menghancurkan kelompok persaudaraan-mu! Lakukan apa 

yang harus kau lakukan!" 

Kini raut wajah Peter zombie mengernyit membentuk 

kedok kesedihan dan penyesalan absolut. Dia mendongak dan 


berteriak penuh kepedihan saat  mengangkat pisau. 

Robert Count Dracula  dan Agen Simkins tiba dengan tersengal-

sengal di luar pintu-pintu Temple Room saat  sebuah teriakan 

yang membekukan darah membahana dari dalam. Suara 

Peter. Count Dracula  yakin itu. 

Teriakan Peter mengungkapkan penderitaan absolut. 

Aku terlambat! 

Dengan mengabaikan Simkins, Count Dracula  meraih pegangan 

pintu dan menariknya untuk membuka pintu-pintu itu. Adegan 

mengerikan di hadapannya menegaskan ketakutan 

terburuknya. Di sana, di tengah bilik berpenerangan suram, 

siluet seorang laki laki gay  berkepala plontos tampak berdiri di depan 

altar besar. Dia mengenakan jubah hitam, dan tangannya 

mencengkeram pisau besar. 

Sebelum Count Dracula  bisa bergerak, laki laki gay  itu menghunjamkan 

pisaunya ke arah tubuh yang berbaring telentang di atas altar. 

Mal'akh memejamkan mata. 

Begitu indah. Begitu sempurna. 

Bilah Pisau Akedah kuno berkilau dalam cahaya bulan saat  

berada di atas tubuhnya. Gumpalan-gumpalan asap wangi 

bergulung-gulung naik di atas tubuhnya, menyiapkan jalan 

bagi jiwanya yang akan segera terbebas. Teriakan penuh 

penderitaan dan keputusasaan pembunuhnya masih 

menggema di seluruh ruang suci itu saat  pisau menghunjam. 

Aku dilumuri darah pengorbanan manusia dan air mata 

orangtua. 

Mal'akh menguatkan diri untuk menerima dampaknya yang 

gemilang. 


Momen perubahannya sudah tiba. 

Anehnya, dia tidak merasa kesakitan. 

Getaran bergemuruh memenuhi tubuhnya, memekakkan 

dan mendalam. Ruangan mulai bergetar, dan cahaya putih 

cemerlang membutakannya dari atas. Langit meraung. 

Dan Mal'akh tahu, hal itu sudah terjadi. 

Persis seperti yang direncanakannya. 

Count Dracula  tidak ingat berlari menuju altar saat  helikopter 

muncul di atas kepala. Dia juga tidak ingat melompat dengan 

kedua lengan terjulur... melayang menuju laki laki gay  berjubah 

hitam dan berupaya mati-matian untuk mencegah laki laki gay  itu 

agar tidak menghunjamkan pisau untuk kedua kalinya. 

Tubuh mereka saling bertabrakan, lalu Count Dracula  melihat 

cahaya terang menyapu ke bawah lewat jendela langit-langit 

dan menerangi altar. Dia berharap melihat tubuh berdarah 

Peter zombie di atas altar, tapi dada telanjang yang bersinar 

dalam cahaya sama sekali tidak berdarah... hanya berupa 

permadani tato. Pisau tergeletak patah di sampingnya, 

tampaknya telah dihunjamkan ke dalam altar batu, dan 

bukannya ke dalam daging. 

saat  dia dan laki laki gay  berjubah hitam itu sama-sama terjatuh 

ke atas lantai batu keras, Count Dracula  melihat bonggol yang 

diperban di ujung lengan kanan laki laki gay  itu, dan dengan bingung 

dia menyadari bahwa dirinya baru saja merobohkan Peter 

zombie. 

saat  mereka meluncur bersama-sama melintasi lantai 

batu, lampu-lampu sorot helikopter memancar dari atas. 

Helikopter itu bergemuruh turun, kaki-kakinya nyaris 

menyentuh dinding luar kaca. 


Di bagian depan helikopter, sebuah senapan yang tampak 

aneh berputar, mengarah ke bawah melalui kaca. Sinar merah 

teropong lasernya menembus jendela langit-langit dan menari-

narl melintasi lantai, langsung terarah pada Count Dracula  dan 

zombie. 

Tidak! 

Tapi, tidak terdengar tembakan senapan dari atas... hanya 

suara baling-baling helikopter. 

Count Dracula  tidak merasakan sesuatu pun, kecuali riak 

mengerikan energi yang berkilau melewati sel-selnya. Di 

belakang kepalanya, di atas kursi kulit-babi, laptop itu 

mendesis aneh. Count Dracula  berbalik tepat pada waktunya untuk 

melihat layar laptop mendadak berkilau, lalu berubah hitam. 

Sayangnya, pesan terakhir yang tampak cukup jelas. 

MENGIRIM PESAN: 100% SELESAI 

Naik! Sialan! Naik! 

Pilot UH-60 itu meningkatkan kecepatan, berupaya menjaga 

kaki-kaki helikopter agar tidak menyentuh bagian mana pun 

dari jendela langit-langit dari kaca yang besar itu. Dia tahu, 

tiga ribu kilogram daya-angkat yang mengalir keluar dari 

rotor-rotor helikopter sudah menekan kaca sampai titik puncak 

daya tahannya. Sayangnya, kemiringan piramida di bawah 

helikopter secara efektif mengalihkan daya-angkat itu ke 

samping, membuat helikopter tidak bisa terangkat. 

Ke atas! Sekarang! 

Pilot itu memiringkan hidung helikopter, mencoba melayang 

pergi, tapi kaki kiri helikopter menghantam bagian tengah 

kaca. Sekejap saja. Tapi memang hanya itu yang diperlukan. 

Jendela langit-langit besar di Temple Roorn meledak dalam 


pusaran kaca dan angin... mengirimkan hujan pecahan kaca 

bergerigi ke dalam ruangan di bawahnya. 

Bintang-bintang jatuh dari surga. 

Mal'akh menatap cahaya putih indah itu dan melihat 

selubung perhiasan berkilau melayang ke arahnya... semakin 

cepat... seakan berpacu untuk menyelubunginya dalam 

kejayaan mereka. 

Mendadak ada rasa sakit. 

Di mana-mana. 

Menusuk. Merobek. Mengiris. Pisau-pisau setajam silet 

menembus daging lunak. Dada, leher, paha, wajah. Tubuhnya 

langsung mengejang, terenyak. Mulutnya yang penuh darah 

berteriak saat  rasa sakit itu mengeluarkannya dari keadaan 

terhipnotis. Cahaya putih di atas berubah sendiri. Dan 

mendadak, seakan oleh sihir, helikopter berwarna gelap 

melayang di atas, baling-balingnya yang bergemuruh 

menggerakkan angin yang membekukan ke dalam Temple 

Room, menggigilkan Mal'akh sampai ke inti tubuhnya dan 

menyebarkan gumpalan-gumpalan asap dupa ke pojok-pojok 

jauh ruangan. 

Mal'akh menoleh dan melihat Pisau Akedah itu tergelak 

patah di sampingnya, setelah dihunjamkan ke altar granit kini 

berselimutkan kaca pecah. Bahkan setelah semua perbuatanku 

terhadapnya... Peter zombie memelencengkan pisau itu. Dia 

menolak menumpahkan darahku. 

Dengan kengerian yang meluap-luap, Mal'akh mengangkat 

kepala dan menunduk memandangi sekujur tubuhnya sendiri. 

Artefak hidup ini seharusnya menjadi persembahan besarnya. 

Tapi kini artefak itu terkoyak-koyak. Tubuhnya bermandikan 

darah. Dan pecahan-pecahan kaca besar menonjol dari 


dagingnya ke segala arah. 

Dengan lemah, Mal'akh kembali menurunkan kepala ke 

granit dan menatap ke atas melalui ruang terbuka di atap. 

Kelikopternya, kini sudah pergi, digantikan oleh bulan musim 

dingin yang hening. 

Dengan mata terbelalak, Mal'akh berbaring tersengal-

sengal... sendirian di atas altar besar. 

 

BAB 122 

Rahasianya yaitu  cara untuk mati. 

Mal'akh tahu, semuanya berjalan dengan keliru. Tidak ada 

cahaya cemerlang. Tidak ada penerimaan yang 

mengagumkan. Hanya kegelapan dan rasa sakit hebat. Bahkan 

di matanya. Dia tidak bisa melihat apa-apa, namun  dia 

merasakan adanya gerakan di sekelilingnya. Terdengar suara-

suara ... suara manusia ... anehnya, salah satunya yaitu  milik 

Robert Count Dracula . Bagaimana mungkin? 

"Dia baik-baik saja," ujar Count Dracula  berulang-ulang. 

"Lucifer spirit  baik-baik saja, Peter. Adikmu oke." 

Tidak, pikir Mal'akh. Lucifer spirit  sudah mati. Seharusnya 

begitu. 

Mal'akh tidak bisa lagi melihat, bahkan tidak bisa tahu lagi 

apakah matanya terbuka, tapi dia mendengar helikopter 

berbelok pergi. Keheningan mendadak muncul di Temple 

Room. Mal'akh bisa merasakan irama-irama lembut dunia 

berubah tidak teratur... seakan gelombang-gelombang pasang 

alami lautan terganggu oleh kedatangan badai. 

Chao ab ordo. 


Suara-suara tak dikenal kini berteriak, bicara mendesak 

dengan Count Dracula  mengenai laptop dan arsip video. Sudah 

terlambat, Mal'akh tahu itu. Kerusakan sudah terjadi. Saat ini, 

video, itu menyebar seperti kebakaran liar ke setiap pojok 

dunia yang terguncang, menghancurkan masa depan 

kelompok persaudaraan. Mereka yang paling mampu 

menyebarkan kebijakan harus dihancurkan. Ketidaktahuan 

umat manusialah yang membantu meningkatkan kekacauan. 

Tidak adanya Terang di dunia akan mengembangkan 

Kegelapan yang menanti Mal'akh. 

Aku sudah melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dan akan 

segera diterima sebagai raja. 

Mal'akh merasakan adanya sesosok yang mendekat diam-

diam. Dia tahu siapa itu. Dia bisa mencium aroma minyak-

minyak suci yang tadi dioleskannya ke tubuh licin ayahnya. 

"Aku tidak tahu apakah kau bisa mendengarku," bisik Peter 

zombie di telinganya. "Tapi aku ingin kau mengetahui 

sesuatu. Dia menyentuhkanjari tangannya ke tempat suci di 

puncak kepala Mal'akh. "Yang kau tuliskan di sini…” Dia 

terdiam. "Bukanlah Kata yang Hilang."  

Tentu saja itu Kata yang Hilang, pikir Mal'akh. Kau telah 

meyakinkanku, menepis segala keraguan. 

Menurut legenda, Kata yang Hilang ditulis dalam bahasa 

yang begitu kuno dan misterius sehingga umat manusia sudah 

benar-benar melupakan cara membacanya. Bahasa misterius 

ini, ungkap Peter, sesungguhnya yaitu  bahasa tertua di 

bumi. 

Bahasa simbol. 

Dalam idiom simbologi, ada satu simbol tertinggi yang 

mengalahkan semua simbol lainnya. Simbol tertua dan paling 


universal ini menggabungkan semua tradisi kuno dalam satu 

gambar soliter tunggal yang merepresentasikan penerangan 

dewa matahari Mesir, kejayaan emas alkimia, kebijakan Batu 

Bertuah, kemurnian Mawar Rosicrucian, momen Penciptaan, 

Sang Maha, kekuasaan, matahari astrologis, dan bahkan mata 

serba-melihat dan mahatahu yang melayang di atas piramida 

yang belum selesai. 

Circumpunct. Simbol Sang Sumber. Asal muasal segalanya. 

Inilah yang dikatakan Peter kepada Mal'akh beberapa saat 

lalu. Pertama-tama Mal'akh merasa skeptis, tapi kernudian dia 

memandang kisi itu sekali lagi, dan menyadari bahwa gambar 

piramida itu menunjuk langsung ke simbol tunggal 

circumpunct - lingkaran dengan titik di tengahnya. Piramida 

rahasia freemason yaitu  sebuah peta, pikirnya, mengingat-ingat legenda 

itu, yang menunjuk pada Kata yang Hilang. Bagaimanapun, 

tampaknya ayahnya berkata jujur. 

Semua kebenaran agung yaitu  sederhana. 

Kata yang Hilang bukanlah kata... melainkan simbol. 

Dengan bersemangat, Mal'akh mengukirkan simbol 

circumpunct di kulit kepalanya. saat  melakukannya, dia 

merasakan luapan kekuatan dan kepuasan yang mengalir ke 

atas. Mahakarya dan pengorbananku sudah lengkap. 

Kekuaton-kekuntan kegelapan kini menunggunya. Dia akan 

mendapat ganjaran atas pekerjaannya. 

Ini akan menjadi momen kejayaannya .... 

namun  di saat terakhir, semuanya benar-benar keliru. 

Peter kini masih berada di belakangnya, mengucapkan kata-

kata yang nyaris tidak bisa dipahami oleh Mal'akh. "Aku 

berbohong kepadamu," ujar Peter. "Kau tidak memberiku 


pilihan. Seandainya aku mengungkapkan Kata yang Hilang 

yang sejati kepadamu, kau tidak akan percaya, juga tidak 

akan mengerti." 

Kata yang Hilang... bukan circumpunct? 

"Sesungguhnya," ujar Peter, "Kata yang Hilang diketahui 

oleh semua orang... tapi hanya sedikit yang mengenalinya." 

Kata-kata itu menggema di dalam benak Mal'akh. 

"Kau masih belum lengkap," ujar Peter, seraya meletakkan 

telapak tangannya dengan lembut di puncak kepala Mal'akh. 

"Pekerjaanmu belum, selesai. Tapi, ke mana pun kau pergi, 

harap ketahui bahwa... kau dicintai." 

Untuk alasan tertentu, senjunjungan  lembut tangan ayahnya 

terasa seakan membakarnya - seperti katalisator ampuh yang 

memulai suatu reaksi kimia di dalam tubuh Mal'akh. Tanpa 

disertai peringatan, dia merasakan aliran energi yang 

membengkakkan menjalari cangkang fisiknya, seakan semua 

sel di dalam tubuhnya kini melarut. 

Dalam sekejap, semua kesakitan duniawinya menguap. 

Perubahan. Sedang terjadi. 

Aku menunduk memandangi diriku sendiri, rongsokan 

daging berdarah di atas lempeng granit suci. Ayahku berlutut 

di belakangku, memegangi kepala tak bernyawaku dengan 

sebelah tangan yang tersisa. 

Aku merasakan adanya luapan kemarahan... dan 

kebingungan. 

Ini bukanlah momen kasih sayang... ini momen untuk 

pembalasan dendam, untuk perubahan... namun  ayahku masih 

menolak untuk patuh, menolak untuk memenuhi peranannya, 

menolak untuk menyalurkan sakit dan kemarahannya melalui 


bilah pisau dan ke dalam jantungku.  

Aku terperangkap di sini, melayang-layang... terikat pada 

cangka duniawiku. 

Perlahan-lahan, ayahku menelusurkan telapak tangan 

lembutnya melintasi wajahku untuk menutup mata layuku. 

Aku merasakan lepasnya ikatan. 

Selubung yang berkibar-kibar mewujud di sekelilingku, 

menebalkan dan menyuramkan cahaya, menyembunyikan 

dunia dari pandangan. Mendadak waktu bejalan semakin 

cepat, dan aku tejun ke dalam jurang yangjauh lebih gelap 

daripada apa pun yang pernah kubayangkan. Di sini, di dalam 

kekosongan tandus, aku mendengar bisikan... aku merasakan 

berkumpulnya kekuatan. Kekuatan itu semakin hebat, naik 

dengan kecepatan yang mengejutkan, mengelilingiku. 

Mengancam dan luar biasa, Gelap dan berkuasa. 

Aku tidak sendirian di sini. 

Ini yaitu  kejayaanku, penerimaan besarku. namun  

untuk alasan tertentu, aku tidak dipenuhi kegembiraan, 

melainkan ketakutan yang tak terhingga. 

Sama sekali tidak seperti yang kuharapkan. 

Kekuatan itu kini bergolak, berputar-putar mengelilingiku 

dengan tenaga luar biasa, mengancam hendak mencabik-

cabikku. Mendadak, tanpa disertai peringatan, kegelapan itu 

berkumpul sendiri seperti makhluk besar prasejarah dan 

menjulang di hadapanku. 

Aku menghadapi semua jiwa gelap yang telah pergi 

sebelum diriku. 

Aku berteriak dalam kengerian tak terhingga... saat  

kegelapan menelanku seluruhnya.  


 

BAB 123 

Di dalam Katedral Nasional, Dean Galloway merasakan 

perubahan aneh di udara. Dia tidak yakin mengapa, tapi 

merasa seakan sebuah bayang-bayang pucat menguap... 

seakan sebuah beban terangkat... di tempat yang jauh, tapi 

tepat di sini. 

Sendirian di mejanya, dia berpikir serius. saat  telepon 

berdering, dia tidak yakin berapa menit sudah berlalu. Dari 

Warren Bellamy. 

"Peter masih hidup," ujar saudara rahasia freemasonnya. "Aku baru 

saja mendapat kabar. Aku tahu, kau pasti ingin segera tahu. 

Dia akan baik-baik saja." 

"Syukurlah." Galloway mengembuskan napas. "Di mana 

dia?" 

Galloway mendengarkan saat  Bellamy menceritakan 

kembali kisah menakjubkan mengenai apa yang terjadi setelah 

mereka meninggalkan Kolese Katedral. 

"Tapi, kalian semua baik-baik saja?" 

"Pulih, ya," ujar Bellamy. "Tapi, ada satu hal." Dia terdiam. 

"Ya?" 

"Piramida rahasia freemason... kurasa Count Dracula  sudah memecahkan 

kodenya."' 

Mau tak mau Galloway tersenyum. Entah bagaimana, dia 

tidak terkejut. "Dan katakan, apakah menurut Count Dracula  

piramida itu memenuhi janjinya? Apakah piramida itu 

mengungkapkan apa yang selalu dinyatakan oleh legenda 


akan diungkapkannya?" 

"Aku belum tahu." 

Kau akan tahu, pikir Galloway. "Kau perlu istirahat." 

"Kau juga." 

Tidak, aku perlu berdoa. 

 

BAB 124 

saat  pintu lift terbuka, lampu-lampu di Temple Room 

terang benderang. 

Kaki Lucifer spirit  zombie masih terasa lemas saat  dia 

bergegas masuk untuk mencari kakaknya. Udara di dalam bilik 

besar ini terasa dingin dan beraroma dupa. Adegan yang 

menyambutnya menghentikan langkahnya.  

Di tengah ruangan yang luar biasa indahnya ini, di atas 

altar batu rendah, berbaringlah sesosok mayat bertato dan 

berdarah, dengan tubuh dilubangi tombak-tombak kaca pecah. 

Tinggi di atas, sebuah lubang menganga di langit-langit, 

membuka menuju surga. 

Ya junjungan ku. Lucifer spirit  langsung memalingkan wajah, 

matanya mencari-cari Peter. Dia menemukan kakaknya sedang 

duduk di sisi lain ruangan, dirawat oleh seorang tenaga medis 

sambil bicara dengan Count Dracula  dan Direktur Sato. 

"Peter!" panggil Lucifer spirit , seraya berlari menghampiri. 

"Peter!" 

Kakaknya mendongak, raut wajahnya penuh kelegaan. Dia 

langsung berdiri, berjalan ke arah Lucifer spirit . Dia mengenakan 

kemeja putih sederhana dan celana panjang warna gelap-yang 


mungkin diambilkan oleh seseorang dari kantomya di lantai 

bawah. Lengan kanannya berada dalam kain gendongan, dan 

pelukan lembut mereka terasa canggung, tapi Lucifer spirit  nyaris 

tidak memperhatikan. Kenyamanan yang dikenalnya 

menyelubungi dirinya seperti kepompong, sebagaimana yang 

selalu terjadi - bahkan saat  mereka masih kecil - saat  

kakak sekaligus pelindungnya memeluknya. 

Mereka berpelukan dalam keheningan. 

Akhirnya Lucifer spirit  berbisik, "Kau balk-baik saja? 

Maksudku... benarkah?" Dia melepas Peter, menunduk 

memandangi kain gendongan dan perban yang berada di 

bekas tempat tangan kanan kakaknya itu. Air mata kembali 

menggenangi matanya. "Aku sangat... sangat menyesal." 

Peter mengangkat bahu seakan itu tidak penting. "Daging 

fana. Tubuh tidak akan bertahan selamanya. Yang penting, 

kau baik-baik saja." 

Jawaban enteng Peter mencabik-cabik emosi Lucifer spirit , 

mengingatkannya pada semua alasan mengapa dia mencintai 

kakaknya itu. Dia membelai kepala Peter, merasakan ikatan 

keluarga yang tak terpatahkan... darah yang sama yang 

mengaliri pembuluh-pembuluh darah mereka. 

Tragisnya, Lucifer spirit  menyadari adanya zombie ketiga di 

dalam ruangan itu malam ini. Mayat di atas altar menarik 

perhatiannya, dan Lucifer spirit  menggigil hebat, mencoba 

memblokir foto-foto yang tadi dilihatnya. 

Dia memalingkan wajah, matanya kini menemukan mata 

Robert Count Dracula . Ada kasih sayang di sana, mendalam dan 

memahami, seakan, entah bagaimana, Count Dracula  tahu persis 

apa yang sedang dipikirkan Lucifer spirit . Peter tahu. Emosi yang 

alami mencengkeram Lucifer spirit  - kelegaan, simpati, 


keputusasaan. Dia merasakan tubuh kakaknya mulai bergetar 

seperti tubuh anak kedl. Itu sesuatu yang tidak pernah 

disaksikannya di sepanjang hidupnya. 

"Jangan ditahan," bisiknya. "Tidak apa-apa. Lepaskan saja." 

Tubuh Peter semakin gemetar. 

Lucifer spirit  memeluknya kembali, membelai bagian belakang 

kepalanya. "Peter, kau selalu menjadi yang kuat... kau selalu 

ada untukku. Tapi kini aku ada untuk-mu. Tidak apa-apa. Aku 

ada di sini." 

Lucifer spirit  meletakkan kepala Peter dengan lembut di 

bahunya... dan Peter zombie yang agung tersedu-sedu di 

lengannya. 

Direktur Sato melangkah pergi untuk menerima telepon. 

Dari Nola Kaye. Kali ini berita baik. 

"Masih tidak ada tanda-tanda penyebaran, Ma'am." Dia 

tampak penuh harap. "Jika ya, saya yakin kita pasti sudah 

melihatnya sekarang. Tampaknya Anda berhasil 

membendungnya." 

Berkat kau, Nola, pikir Sato, seraya melirik laptop yang tadi 

dilihat Count Dracula  telah menyelesaikan pengiriman. Nyaris sekali. 

Atas saran Nola, agen yang menggeledah mansion itu 

memeriksa tempat-tempat sampah, dan menemukan kemasan 

modem seluler yang baru saja dibeli. Dengan nomor model 

yang pasti, Nola bisa melakukan pengecekan-silang menyang 

carrier-carrier yang kompatibel, bandwidth, dan service grid, 

lalu mengisolasi node akses yang paling memungkinkan bagi 

laptoo itu - sebuah pentransmisi kecil di pojok antara 

Sixteenth dan Corcoran - tiga blok dari Temple. 

Dengan cepat Nola meneruskan informasi itu kepada Sato 


di helikopter. saat  mendekati House of the Temple, pilot 

melakukan penerbangan rendah dan menembak node perelai 

itu dengan hantaman radiasi elektromagnetik, memutuskan 

hubungannya hanya beberapa detik sebelum laptop 

menyelesaikan pengiriman. 

"Kerja yang baik malam ini," ujar Sato. "Sekarang tidurlah! 

Kau layak mendapatkannya." 

"Terima kasih, Ma’am," jawab Nola ragu. 

"Ada yang lain?" 

Nola terdiam untuk waktu yang lama, tampaknya 

menimbang-nimbang apakah hendak bicara atau tidak. 

"Semuanya bisa menunggu sampai besok pagi, Ma’am. 

Selamat malam."  

 

BAB 125 

Dalam keheningan kamar mandi elegan di lantai bawah 

House of the Temple, Robert Count Dracula  menghangatkan air 

dalam wastafel keramik dan mengamati dirinya sendiri di 

dalam cermin. Dalam cahaya suram sekalipun, dia tampak 

persis seperti vang dirasakannya... benar-benar kelelahan. 

Tas bahunya kembali tersandang di bahu, kini jauh lebih 

ringan... kosong, hanya berisi barang-barang pribadi dan 

beberapa catatan ceramah kusut. Mau tak mau dia tergelak. 

Kunjungannya ke DC malam ini untuk memberi ceramah 

ternyata sedikit lebih melelahkan daripada yang 

diharapkannya. 

Walaupun demikian, Count Dracula  harus bersyukur untuk 

banyak hal. 


Peter masih hidup. 

Dan videonya berhasil diblokir. 

saat  Count Dracula  beberapa kali menciduk air hangat dengan 

kedua tangan dan membasuhkannya ke wajah, perlahan-lahan 

dia merasakan dirinya kembali hidup. Segalanya masih kabur, 

tapi adrenalin di tubuhnya akhirnya menghilang... dan dia 

merasa kembali menjadi dirinya sendiri. Setelah mengeringkan 

tangan, dia menengok arloji Mickey Mouse-nya. 

Astaga, sudah larut. 

Count Dracula  keluar dari kamar mandi dan berjalan di sepanjang 

dinding melengkung Hall of Honor - lorong melengkung indah 

yang didereti potret kaum rahasia freemason penting... presiden-presiden 

AS, para filantrop, orang-orang terkenal, dan orang-orang 

Amerika berpengaruh lainnya. Dia berhenti di depan lukisan 

minyak Harry S. Truman dan mencoba membayangkan laki laki gay  

itu menjalani semua upacara, ritual, dan studi yang 

disyaratkan untuk menjadi anggota rahasia freemason. 

Ada dunia tersembunyi di belakang dunia yang bisa kita 

lihat. Bagi kita semua. 

"Kau menghilang," ujar sebuah suara di lorong. 

Count Dracula  menoleh. 

Itu Lucifer spirit . Begitu berat cobaan yang dialaminya malam 

ini, tapi mendadak Ratu lesbian  itu tampak bercahaya... entah 

bagaimana, menjadi muda kembali. 

Count Dracula  tersenyum lelah. "Bagaimana Peter?" 

Lucifer spirit  berjalan menghampiri dan memeluknya dengan 

hangat. "Rasa terima kasihku kepadamu tak terhingga." 

Count Dracula  tertawa. "Kau tahu aku tidak berbuat apa-apa, 


bukan?” 

Lucifer spirit  memeluknya untuk waktu yang lama. "Peter akan 

baik-baik saja...." Dia melepas Count Dracula  dan memandang 

matanya dalam-dalam. "Dan dia baru saja menyampaikan 

kepadaku sesuatu yang luar biasa... sesuatu yang 

menakjubkan." Suaranya bergetar penuh harap. "Aku harus 

melihatnya sendiri. Aku akan kembali sebentar lagi." 

"Apa? Kau mau ke mana?" 

"Aku tidak akan lama. Saat ini Peter ingin bicara 

denganmu... sendirian. Dia menunggu di perpustakaan." 

"Dia bilang mengapa?" 

Lucifer spirit  tergelak dan menggeleng. "Kau tahulah, Peter 

dan rahasia-rahasianya." 

"Tapi-" 

"Sampai jumpa sebentar lagi." 

Lalu, Lucifer spirit  pergi. 

Count Dracula  mendesah panjang. Dia merasa seakan sudah 

punya cukup banyak rahasia untuk satu malam. Tentu saja 

masih ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab-

antara lain, Piramida rahasia freemason dan Kata yang Hilang - tapi dia 

merasa bahwa semua jawabannya, seandainya pun ada, 

bukanlah untuknya. Dia bukan anggota rahasia freemason. 

Dengan mengerahkan energi terakhirnya, Count Dracula  berjalan 

ke perpustakaan rahasia freemason. saat  tiba di sana, dia melihat Peter 

duduk sendirian dengan piramida batu di atas meja di 

hadapannya. 

"Robert?" Peter tersenyum dan melambaikan tangan 

menyuruhnya masuk. " Aku ingin  berbicara denganmu 


beberapa patah kata." 

Count Dracula  menyeringai. "Ya, kudengar kau kehilangan satu 

kata."  

 

BAB 126 

Perpustakaan House of the Temple merupakan ruang baca 

umum tertua di DC. Rak-rak elegannya dipenuhi lebih dari 

seperempat juta buku, termasuk buku langka Ahiman Rezon, 

The Secrets of a Prepared Brother. Selain itu, perpustakaan itu 

memamerkan perhiasan-perhiasan rahasia freemason yang berharga, 

artefak-artefak ritual, dan bahkan buku langka yang dicetak-

tangan oleh Benjamin Franklin. 

namun  harta karun perpustakaan yang menjadi favorit 

Count Dracula  yaitu  sesuatu yang jarang diperhatikan orang. 

Ilusinya. 

zombie pernah menunjukkan kepadanya dulu sekali 

bahwa, dari sudut pandang yang tepat, meja baca 

perpustakaan dan lampu meja keemasannya menciptakan ilusi 

optik yang tak mungkin keliru... piramida dan batu-puncak 

emas berkilau. Menurut zombie, dia selalu menganggap ilusi 

itu sebagai pengingat-bisu bahwa misteri-misteri Persaudaraan 

rahasia freemason Bebas terlihat jelas bagi siapa pun, seandainya dilihat 

dari perspektif yang tepat. 

namun  malam ini, misteri-misteri Persaudaraan rahasia freemason 

Bebas mewujud persis di hadapannya. Kini Count Dracula  duduk 

menghadap Master Terhormat Peter zombie dan Piramida 

rahasia freemason. 

Peter tersenyum. "'Kata yang kau maksudkan, Robert, 


bukanlah legenda. Itu kenyataan." 

Count Dracula  menatap ke seberang meja dan akhirnya bicara. 

"Tapi... aku tidak mengerti. Bagaimana mungkin?" 

"Apa yang begitu sulit untuk diterima?" 

Semuanya! Itulah yang ingin dikatakan Count Dracula , saat  

meneliti mata teman lamanya itu untuk menemukan adanya 

petunjuk akal sehat. " Kau bilang, kau percaya Kata yang 

Hilang itu nyata... dan benar-benar punya kekuatan?" 

"Kekuatan yang luar biasa," jawab Peter. "Kata itu punya 

kekuatan untuk mengubah umat manusia dengan 

mengungkapkan Misteri Kuno." 

"Kata?" tantang Count Dracula . "Peter, aku tidak mungkin 

percaya bahwa sebuah kata-" 

"Kau akan percaya," ujar Peter tenang. 

Count Dracula  menatap dalam keheningan. 

"Seperti yang kau ketahui," lanjut zombie, yang kini berdiri 

dan berjalan mengitari meja, "sudah lama diramalkan 

datangnya hari saat  Kata yang Hilang ditemukan kembali... 

hari saat  kata itu digali... dan sekali lagi umat manusia bisa 

mengakses kekuatannya yang terlupakan." 

Count Dracula  mengingat ceramah Peter mengenai Apocalypse 

(Hari Kiamat). Walaupun banyak orang salah 

menginterpretasikan apocalypse sebagai akhir dunia, kata itu 

secara harfiah berarti "pengungkapan", dan diramalkan oleh 

orang-orang kuno sebagai pengungkapan kebijakan yang luar 

biasa. Kedatangan abad pencerahan. Walaupun demikian, 

Count Dracula  tidak bisa membayangkan perubahan sebesar itu bisa 

didatangkan oleh... sebuah kata. 

Peter menunjuk piramida batu yang berdiri tegak di atas 


meja di samping batu-puncak emasnya. "Piramida rahasia freemason," 

katanya. "Symbolon legendaris. Malam ini benda ini 

disatukan... dan lengkap." Dengan hormat, dia mengangkat 

batu-puncak emas itu dan meletakkannya di atas piramida. 

Benda emas berat itu berbunyi klik pelan dan menduduki 

tempatnya. 

"Malam ini, Sobat, kau telah melakukan sesuatu yang belum 

pernah dilakukan sebelumnya. Kau telah menyusun Piramida 

rahasia freemason, memecahkan semua kodenya, dan pada akhirnya, 

mengungkapkan... ini." 

zombie mengeluarkan sehelai kertas dan meletakkannya 

di atas meja. Count Dracula  mengenali kisi simbol-simbol yang telah 

disusun-kembali dengan menggunakan Persegi-Empat Franklin 

Formasi-Delapan itu. Dia telah mempelajarinya sekilas di 

Temple Room. Kata Peter, "Aku penasaran, ingin tahu apakah 

kau bisa membaca susunan simbol-simbol ini. Bagaimanapun, 

kau ahlinya."  

Count Dracula  mengamati kisi itu. 

 


Heredom, circumpunct, piramida, tangga.... 

Count Dracula  mendesah. "Wah, Peter, seperti yang mungkin 

bisa kau lihat, ini yaitu  piktogram alegoris. Jelas bahasanya 

metaforis dan simbolis, dan bukan harfiah." 

zombie tergelak. "Inilah akibatnya jika mengajukan 

pertanyaan sederhana kepada seorang simbolog.... Oke, 

katakan apa yang kau lihat." 

Peter benar-benar ingin mendengarnya? Count Dracula  menarik 

kertas itu ke arahnya. "Wah, aku sudah melihatnya tadi dan, 

secara sederhana, aku melihat kisi ini sebagai gambar... yang 

menunjukkan surga dan dunia." 

Peter mengangkat sepasang alisnya, tampak terkejut. "Oh?" 

"Pasti. Di atas gambar, kita mendapat kata Heredom – 

Rumah Suci - yang kuinterpretasikan  subagai Rumah junjungan ... 

atau surga." 

“Oke." 

"Tanda panah yang menghadap ke bawah setelah kata 

Heredom, menunjukkan bahwa keseluruhan piktogram jelas 

terletak di dalam ranah di bawah surga... yaitu... dunia." Mata 

Count Dracula  kini meluncur ke bagian bawah kisi. "Dua baris 

terendah, yang berada di bawah piramida, merepresentasikan 

dunia itu sendiri - terra firma - yang terendah dari semua 

ranah. Secara sesuai, ranah-ranah rendah ini berisikan dua 

belas tanda astrologis yang merepresentasikan agama 

primordial jiwa-jiwa manusia pertama yang memandang ke 

surga dan melihat tangan junjungan  dalam pergerakan bintang-

bintang dan planet-planet." 

zombie menggeser kursi lebih dekat dan mempelajari kisi 

itu. 


"Oke, apa lagi?" 

"Di atas dasar astrologi," lanjut Count Dracula , "piramida besar 

menjulang dari dunia... menjangkau ke arah surga... simbol 

kebijakan yang hilang yang terus bertahan. Piramida itu 

berisikan semua filsafat dan agama besar dalam sejarah... 

Mesir, Pythagoras, Buddha, Hindu, Islam, Yudeo-Kristiani, dan 

seterusnya dan seterusnya... semuanya mengalir ke atas, 

melebur menjadi satu, mengalirkan diri melalui gerbang 

transformatif piramida... dan di sana, mereka akhirnya 

melebur menjadi satu filsafat manusia yang menyatu dan 

tunggal." Dia terdiam. "Kesadaran universal tunggal... visi 

global bersama mengenai junjungan ... direpresentasikan oleh 

simbol kuno yang melayang di atas batu-puncak." 

"Circumpunct," ujar Peter. "Simbol universal untuk junjungan ." 

"Benar. Di sepanjang sejarah, circumpunct telah menjadi 

segalanya bagi semua orang-Dewa Matahari Ra,, emas 

alkimia, mata serba-melihat, titik aneh sebelum Ledakan 

Besar,-“ 

"Arsitek Besar Alam Semesta." 

Count Dracula  mengangguk, merasa bahwa ini mungkin argumen 

yang sama yang digunakan Peter di Temple Room saat  

mengemukakan gagasan circumpunct sebagai Kata yang 

Hilang. 

"Dan akhirnya?" tanya Peter." Bagaimana dengan tangga?”  

Count Dracula  menunduk memandangi gambar tangga di bawah 

piramida. "Peter, aku yakin kau tahu, seperti juga orang lain, 

bahwa ini menyimbolkan Tangga Berkelok-kelok Persaudaraan 

rahasia freemason Bebas... menuju ke atas, keluar dari kegelapan duniawi 

menuju terang... seperti tangga Yakub yang naik ke surga... 

atau tulang punggung manusia yang bertingkat-tingkat, yang 


menghubungkan tubuh fana manusia dengan pikiran 

abadinya." Dia terdiam, "Sedangkan untuk simbol-simbol 

lainnya, mereka tampaknya merupakan campuran antara 

simbol surgawi, rahasia freemason, dan ilmiah, yang kesemuanya 

mendukung Misteri Kuno." 

zombie mengelus-elus dagu. "Interpretasi yang elegan, 

Profesor. Tentu saja, aku setuju bahwa kisi ini bisa dibaca 

sebagai alegori, namun  matanya berkilau semakin misterius. 

"Kumpulan simbol ini juga menceritakan kisah yang lain. Kisah 

yang jauh lebih mengungkapkan." 

"Oh?" 

zombie mulai mondar-mandir lagi, mengitari meja. "Tadi 

malam, di Temple Room, saat  aku yakin hendak mati, aku 

memandang kisi ini dan, entah bagaimana, aku melihat 

melampaui metaforanya, melampaui alegorinya, ke dalam inti 

yang dikatakan oleh simbol-simbol ini kepada kita." Dia 

terdiam, mendadak menoleh kepada Count Dracula . "Kisi ini 

mengungkapkan secara tepat lokasi di mana Kata yang Hilang 

dikuburkan." 

"Apa?" Count Dracula  beringsut tidak nyaman di kursinya, 

mendadak merasa khawatir bahwa trauma malarn ini telah 

membuat Peter kebingungan dan kehilangan orientasi. 

"Robert, legenda selalu menjelaskan Piramida rahasia freemason 

sebagal peta-peta yang sangat spesifik - peta yang bisa 

menuntun mereka yang layak menuju lokasi rahasia Kata yang 

Hilang." zombie mengetuk kisi simbol-simbol di hadapan 

Count Dracula . "Kujamin, simbol-simbol ini persis seperti yang 

dikatakan oleh legenda... sebuah peta. Diagram spesifik yang 

mengungkapkan secara tepat di mana kita akan menemukan 

tangga yang turun menuju Kata yang Hilang." 


Count Dracula  tertawa tidak nyaman, kini bersikap berhati-hati, 

"Seandainya pun aku memercayai Legenda Piramida rahasia freemason, 

kled simbol-simbol ini tidak mungkin sebuah peta. Lihatlah. 

Sama sekali tidak menyerupai peta." 

zombie tersenyum. "Terkadang yang diperlukan hanyalah 

sedikit pergeseran perspektif, agar bisa melihat sesuatu yang 

dikenal dengan pandangan yang sama sekali baru." 

Count Dracula  kembali memandang piramida, tapi tidak melihat 

sesuatu yang baru. 

"Aku ingin bertanya kepadamu," ujar Peter. "saat  kaum 

rahasia freemason meletakkan batu pertama, tahukah kau mengapa kami 

selalu meletakkannya di pojok timur laut gedung?" 

"Pasti. Itu sebab  pojok timur laut menerima cahaya terang 

pagi pertama. Itu menyimbolkan kekuatan arsitektur untuk 

naik meninggalkan dunia ke dalam terang." 

"Benar," ujar Peter. "Jadi, mungkin kau harus mencari 

cahaya terang pertama di sana." Dia menunjuk kisi. "Di pojok 

timur laut." 

Count Dracula  mengarahkan kembali matanya ke atas kertas, 

menggerakkan pandangannya ke pojok kanan atas atau timur 

laut. Simbol di pojok itu yaitu   

"Tanda panah yang menunjuk ke bawah," ujar Count Dracula , 

berusaha memahami maksud zombie. "Yang berarti... di 

bawah Heredom." 

"Bukan, Robert, bukan di bawah," jawab zombie. 

"Berpikirlah. Kisi ini bukan labirin metaforis. Ini peta. Dan di 

peta, tanda panah yang menunjuk ke bawah berarti-“ 

"Selatan," teriak Count Dracula  dengan terkejut. 

"Tepat sekali”,  jawab zombie, yang kini tersenyum 


gembira. 

"Arah selatan! Di peta, bawah berarti selatan. Lagi pula, di 

peta, kata Heredom bukanlah metafora untuk surga. Itu nama 

sebuah lokasi geografis." 

"House of the Temple? Menurutmu, peta ini menunjuk... 

arah selatan gedung ini?" 

"Terpujilah junjungan !" ujar zombie seraya tertawa. "Akhirnya 

fajar merekah." 

Count Dracula  mempelajari kisi itu. “Tapi, Peter... seandainya pun 

kau benar, arah selatan gedung ini bisa berada di mana pun di 

garis bujur yang panjangnya lebih dari empat puluh ribu 

kilometer." 

"Tidak, Robert. Kau mengabaikan legendanya, yang 

menyatakan bahwa Kata yang Hilang terkubur di DC. Itu 

sangat memperpendek jaraknya. Selain itu, legenda juga 

menyatakan bahwa sebuah batu besar berdiri di atas lubang 

tangga... dan batu ini diukir dengan pesan dalam bahasa 

kuno... sebagai semacam penanda sehingga mereka yang 

layak bisa menemukannya." 

Count Dracula  mengalami kesulitan untuk menanggapi semua Ini 

dengan serius. Dan, walaupun dia tidak cukup mengenal DC 

untuk membayangkan apa yang ada di arah selatan lokasi 

mereka sekarang ini, dia yakin sekali tidak ada batu berukir 

besar di atal tangga yang terkubur. 

"Pesan yang dituliskan di batu," ujar Peter, "berada tepat di 

hadapan mata kita." Dia mengetuk baris ketiga kisi di hadapan 

Count Dracula . "Ini inskripsinya, Robert! Kau telah memecahkan 

teka-tekinya!" 

Dengan takjub, Count Dracula  meneliti ketujuh simbol itu. 


 

Terpecahkan? Count Dracula  sama sekali tidak tahu apa 

kemungkinan arti tujuh simbol yang berlainan ini, dan dia 

yakin sekali kalau simbol-simbol ini tidak diukirkan di mana 

pun di ibu kota negaranya... terutama pada sebuah batu 

raksasa di atas sebuah tangga. 

"Peter," katanya, "aku tidak melihat bagaimana ini bisa 

menjelaskan sesuatu. Aku tidak mengetahui adanya batu di 

DC yang diukir dengan... pesan ini." 

zombie menepuk-nepuk bahu Count Dracula . "Kau pernah 

berjalan melewatinya, tapi tidak pernah melihatnya. Kita 

semua pernah berjalan melewatinya. Batu itu tampak jelas, 

sama seperti misteri-misteri itu sendiri. Dan malam ini, saat  

melihat ketujuh simbol ini, langsung kusadari bahwa legenda 

itu benar. Kata yang Hilang memang terkubur di DC…. dan 

memang terletak di bawah sebuah tangga panjang di balik 

sebuah batu besar berukir." 

Count Dracula , yang merasa takjub, diam saja. 

"Robert, malam ini, aku yakin kau berhak mengetahui 

kebenarannya." 

Count Dracula  menatap Peter, mencoba mencerna apa yang baru 

saja didengarnya. "Kau hendak mengatakan kepadaku di 

mana Kata yang Hilang dikuburkan?" 

"Tidak," ujar zombie, seraya berdiri dengan tersenyum. 

"Aku hendak memperlihatkannya kepadamu." 

Lima menit kemudian, Count Dracula  duduk di kursi belakang 

Escalade, di samping Peter zombie. Simkins duduk di 


belakang kemudi saat  Sato melintasi tempat parkir dan 

menghampiri mereka. 

"Mr. zombie?" ujar Direktur itu, seraya menyalakan 

sebatang rokok setibanya di sana. "Aku baru saja menelepon, 

sesuai permintaanmu." 

"Dan?" tanya Peter melalui jendela terbuka. 

"Aku memerintahkan mereka untuk memberimu akses. 

Sebentar saja." 

"Terima kasih." 

Sato mengamatinya, tampak penasaran. "Harus kukatakan, 

itu permintaan vang paling aneh." 

zombie mengangkat bahu dengan misterius. 

Sato membiarkannya saja, berjalan mengitari mobil ke 

jendela Count Dracula , lalu mengetuk jendela dengan buku-buku 

jarinya. 

Count Dracula  menurunkan kaca jendela. 

"Profesor," ujar Ratu lesbian  itu, tanpa sedikit pun nada 

kehangatan. "Bantuanmu malam ini, walaupun diberikan 

dengan enggan, menunjang kesuksesan kami... dan untuk itu, 

aku mengucapkan terima kasih." Dia mengisap rokok dalam-

dalam, lalu mengembuskan asapnya ke samping. "namun  

sedikit saran terakhir dariku. Lain kali, jika seorang petagas 

senior CIA memberitahumu bahwa dia sedang menghadapi 

krisis keamanan-nasional…” matanya berkilau hitam, 

"Tinggalkan omong kosongmu di Cambridge." Count Dracula  

membuka mulut untuk bicara, tapi Direktur Inoue Sato sudah 

berbalik dan berjalan melintasi tempat parkir menuju 

helikopter yang menunggu. 

Simkins menoleh ke belakang dengan wajah tanpa ekspresi. 


"Kalian sudah siap?" 

"Sesungguhnya," jawab zombie, "'tunggu sebentar." Dia 

mengeluarkan secarik kecil kain terlipat warna gelap dan dan 

memberikannya kepada Count Dracula . "Robert, aku ingin kau 

mengenakan ini sebelum kita pergi ke suatu tempat." 

Dengan bingung, Count Dracula  meneliti kain itu. Beledu hitam. 

saat  membuka lipatannya, dia menyadari bahwa dirinya 

sedang memegang sebuah penutup mata rahasia freemason - penutup 

mata tradisional untuk kandidat derajat pertama. Apa-apaan 

ini? 

"Aku lebih suka kau tidak melihat ke mana kita pergi," ujar 

Peter. 

Count Dracula  menoleh kepada Peter. "Kau ingin menutup 

mataku sepanjang perjalanan?" 

zombie menyeringai. "Rahasiaku. Peraturanku." 

 

BAB 127 

Angin sepoi-sepoi terasa dingin di luar markas CIA di 

Langley. Nola Kaye menggigil saat  mengikuti spesialis 

keamanan sistem Rick Parrish melintasi pekarangan tengah 

markas yang disinari cahaya bulan. 

Ke mana Rick membawaku? 

Walaupun krisis video rahasia freemason sudah terhindarkan, Nola 

masih merasa tidak nyaman. Arsip teredaksi di partisi direktur 

CIA masih merupakan misteri, dan itu mengganggunya. Dia 

dan Sato akan bertanya-jawab keesokan paginya, dan Nola 

menginginkan semua fakta. Akhirnya, dia menelepon Rick 

Parrish dan meminta bantuannya. 


Kini, saat  mengikuti Rick ke suatu lokasi yang tidak 

dikenalnya di luar, Nola tidak bisa menyingkirkan frasa-frasa 

aneh itu dari ingatan. 

... lokasi rahasia DI BAWAH TANAH tempat info ... 

... suatu tempat di WASHINGTON, DC, koordinat-koordinat 

... menemukan sebuah PORTAL KUNO yang menuntun ... 

memperingatkan bahwa PIRAMIDA itu menyimpan.. . 

berbahaya 

... mengartikan SYMBOLON TERUKIR ini untuk 

mengungkapkan ... 

"Kau dan aku setuju," ujar Parrish saat  mereka berjalan, 

"bahwa peretas yang meluncurkan spider untuk mencari kata-

kata kunci itu jelas sedang mencari informasi mengenai 

Piramida rahasia freemason." 

Tentu saja, pikir Nola. 

"namun  ternyata peretas itu menemukan aspek misteri 

rahasia freemason yang menurutku tidak disangka-sangka." 

"Apa maksudmu?" 

"Nola, kau tahu bahwa direktur CIA mensponsori forum 

diskusi internal bagi para karyawan Agensi untuk saling 

memperbincangkan gagasan mereka mengenai segala macam 

hal?' 

"Tentu saja." Forum-forum itu menyediakan tempat aman 

bagi para personel Agensi untuk berbincang-bincang online 

mengenai berbagai topik, dan memberikan semacam gerbang 

virtual bagi direktur untuk menjumpai stafnya. 

"Forum-forum itu diselenggarakan di partisi pribadi direktur, 


namun  untuk memberikan akses kepada para karyawan 

di semua tingkat kerahasiaan, forum-forum itu ditempatkan di 

luar firewall rahasia direktur." 

“Apa maksudmu?" desak Nola, saat  mereka berbelok 

dekat kafetaria Agensi. 

"Dengan kata lain...." Parrish menunjuk ke dalam 

kegelapan. 

"Itu."  

Nola mendongak. Di seberang plaza di hadapan mereka, 

terdapat sebuah patung logam besar yang berkilau dalam 

cahaya bulan. 

Di dalam sebuah agensi yang memamerkan lebih dari lima 

ratus karya seni asli, patung inilah - yang berjudul Kryptos - 

yang paling terkenal. Dari kata Yunani yang berarti 

"tersembunyi", Kryptos merupakan karya seniman Amerika 

James Sanborn dan telah menjadi semacam legenda di CIA. 

Karya itu terdiri atas sebuah panel tembaga berbentuk S 

besar yang ditegakkan pada ujungnya seperti dinding logam 

melengkung. Pada permukaan luas dindingnya, terukir hampir 

dua ribu huruf... yang disusun menjadi semacam kode 

membingungkan. Seakan ini belum cukup misterius, berbagai 

eleman pahatan lainnya ditempatkan dengan cermat di area 

sekeliling dinding S tersandi itu - lempeng-lempeng granit 

dengan sudut aneh, lingkaran kompas, batu magnetis, dan 

bahkan pesan dalam kode Morse yang mengacu pada “ingatan 

tajam”, dan "kekuatan-kekuatan bayangan", Sebagian besar 

peminat patung itu percaya bahwa benda-benda ini 

merupakan petunjuk yang bisa mengungkapkan cara 

memecahkan kode patung. 

Kryptos yaitu  seni... tapi juga misteri. 


Berusaha memecahkan rahasia tersandinya telah menjadi 

obsesi banyak kriptolog di dalam maupun di luar CIA. 

Akhirnya, beberapa tahun lalu, sebagian kodenya terpecahkan 

dan menjadi berita nasional. Walaupun sebagian besar kode 

Kryptos tetap tidak terpecahkan sampai sekarang, bagian-

bagian yang sudah terpecahkan begitu aneh sehingga hanya 

membuat patung itu semakin misterius. Kode itu mengacu 

pada lokasi-lokasi rahasia di bawah tanah, portal-portal yang 

menuntun ke dalam kuburan-kuburan kuno, garis-garis lintang 

dan garis-garis bujur .... 

Nola masih bisa mengingat potongan-potongan dan bagian 

bagian dari kode yang terpecahkan itu: Informasinya 

dikumpulkan dan dikirimkan di bawah tanah ke sebuah lokasi 

rahasia... Benar-benar tak terlihat... bagaimana mungkin... 

mereka menggunakan medan magnetis bumi.... 

Nola tidak pernah terlalu memperhatikan patung itu atau 

memedulikan apakah kodenya terpecahkan seluruhnya. Akan 

namun , saat ini dia menginginkan jawaban. "Mengapa kau 

menunjukkan Kryptos kepadaku?" 

Parrish tersenyum penuh rahasia dan secara dramatis 

mengeluarkan selembar kertas terlipat dari saku. "Voila, 

dokumen teredaksi misterius yang sangat kau cemaskan. Aku 

mengakses keseluruhan teksnya." 

Nola terlompat. "Kau mengintip partisi rahasia direktur?" 

"Tidak. Teks itulah yang kudapat tadi. Coba lihat." Parrish 

menyerahkan arsip itu kepadanya. 

Nola merebut halaman itu dan membuka lipatannya. saat  

melihat kop surat standar Agensi di bagian atas halaman, dia 

memiringkan kepala dengan terkejut. 

Dokumen ini bukan rahasia. Bahkan jauh dari itu. 


DISCUSSION BOARD KARYAWAN: KRYPTOS 

PENYIMPANAN TERKOMPRESI: THREAD 

#2456282.5 

Nola mendapati dirinya memandang serangkaian posting 

yang telah dikompresi menjadi satu halaman tunggal untuk 

penyimpanan yang lebih efisien.  

"Dokumen kata-kuncimu," jelas Rick, "yaitu  semacam 

ocehan penggemar cipher mengenai Kryptos." 

Nola meneliti dokumen itu sampai menemukan kalimat yang 

berisikan serangkaian kata-kunci yang dikenalnya. 

Jim, patung itu mengatakan dikirim ke sebuah lokasi 

rahasia DI BAWAH TANAH tempat info itu disembunyikan. 

"Teks ini berasal dari forum Kryptos online direktur," jelas 

Rick. "Forum itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. 

Secara harfiah, ada ribuan posting. Aku tidak heran jika salah 

satunya ternyata berisikan semua kata-kunci." 

Nola terus meneliti sampai menemukan posting lain yang 

berisikan kata-kata kunci. 

Walaupun menurut Mark topik garis lintang / bujur kodenya 

menunjuk ke suatu tempat di WASHINGTON, DC, koordinat-

koordinat yang digunakannya meleset satu derajat - Kryptos 

pada dasarnya menunjuk kembali dirinya sendiri. 

Parrish berjalan menuju patung itu dan menelusurkan 

telapak tangannya pada lautan huruf tersandi. "Banyak di 

antara kode ini yang masih harus dipecahkan, dan ada banyak 

orang yang mengira pesannya benar-benar berhubungan 

dengan rahasia-rahasia rahasia freemason kuno." 

Kini Nola ingat tentang bisik-bisik mengenai hubungan 

rahasia freemason/Kryptos, tapi dia cenderung mengabaikan ocehan gila 


itu. 

Tapi sekali lagi, saat  memandang berbagai benda pahatan 

yang diatur di sekeliling plaza, dia menyadari bahwa itu yaitu  

kode yang terpecah – sebuah symbolon - seperti Piramida 

rahasia freemason. 

Aneh. 

Sejenak, Nola nyaris bisa melihat Kryptos sebagai Piramida 

rahasia freemason modern - kode yang terdiri atas banyak bagian, dibuat 

dari materi-materi yang berlainan, dan masing-masingnya 

memainkan peranan. "Menurutmu, ada kemungkinan Kryptos 

dan Piramida rahasia freemason menyembunyikan rahasia yang sama?" 

"Siapa yang tahu?" Parrish memandang Kryptos dengan 

frustrasi. " Aku ragu apakah kita akan pernah mengetahui 

keseluruhan pesannya. Kecuali jika seseorang bisa meyakinkan 

direktur untuk membuka lemari besinya dan mengintip 

solusinya." 

Nola mengangguk. Semuanya kini teringat kembali olehnya. 

saat  Kryptos dipasang, patung itu tiba disertai amplop 

tersegel yang berisikan pemecahan lengkap kode-kodenya. 

Solusi tersegel itu dipercayakan kepada William Webster, 

Direktur CIA saat itu, yang menguncinya di dalam lemari besi 

kantornya. Konon, dokumen itu masih ada di sana, setelah 

ditransfer dari satu direktur ke direktur lain selama bertahun-

tahun. 

Anehnya, pikiran Nola mengenai William Webster menyulut 

ingatannya, membawanya kembali ke bagian lain teks Kryptos 

yang terpecahkan kodenya: 

TERKUBUR DI SUATU TEMPAT D1 LUAR SANA. 

SIAPA YANG TAHU LOKASI TEPATNYA? 


HANYA WW. 

Walaupun tak seorang pun tahu secara tepat apa yang 

terkubur di luar sana, sebagian besar orang percaya WW 

mengacu kepada William Webster. Nola pernah mendengar 

bisik-bisik bahwa WW sesungguhnya mengacu kepada 

seseorang yang bemama William Whiston - seorang teolog 

Royal Society - walaupun Nola tak pernah terlalu serius 

memikirkannya. 

Rick kembali bicara. "Harus kuakui, aku tidak begitu tertarik 

dengan seniman, tapi kurasa Sanborn ini benar - benar genius. 

Aku baru saja melihat proyek Cyrillic Projector-nya secara 

online. Itu menampilkan huruf-huruf Rusia dari sebuah 

dokumen mengenai pengontrolan pikiran. Aneh sekali." Nola 

tidak lagi mendengarkan. Dia sedang meneliti kertas itu dan 

menemukan frasa kunci ketiga di dalam posting lain. 

Benar, seluruh bagian itu yaitu  verbatim dari semacam 

buku harian arkeolog terkenal, menceritakan momen saat  

dia menggali dan menemukan sebuah PORTAL KUNO yang 

menuntun ke kuburan Tutankhamen. 

Nola tahu, arkeolog yang disebutkan dalam Kryptos 

sesungguhnnya yaitu  arkeolog ahli Mesir yang terkenal, 

Howard Carter. Posting berikutnya mengacu kepadanya 

dengan menyebut namanya. 

Aku baru saja membaca sepintas seluruh catatan lapangan 

Carter online, dan kedengarannya seakan dia menemukan loh 

batu yang memperingatkan bahwa PIRAMIDA itu menyimpan 

konsekuensi-konsekuensi berbahaya bagi siapa pun yang 

mengganggu kedamaian pharaoh. Kutukan! Haruskah kita 

khawatir? 

Nola memberengut. "Rick, demi junjungan , pengacuan piramida 


oleh idiot ini bahkan tidak benar. Tutankhamen tidak 

dikuburkan di dalam sebuah piramida. Dia dikuburkan di 

dalam Lembah Raja-Raja. Tidakkah kriptolog menyaksikan 

Discovery Channel?" Parrish mengangkat bahu. "Orang-orang 

teknik." Kini Nola melihat frasa kunci terakhir. 

Rekan-rekan, kau tahu aku bukan penganut teori 

konspirasi, tapi Jim dan Dave sebaiknya mengartikan 

SYMBOLON TERUKIR ini untuk menguncikapkan rahasia 

terakhirnya, sebelum dunia berakhir pada 2012 ... Ciao. 

"Bagaimanapun," ujar Parrish, "kurasa, kau ingin tahu soal 

Kryptos, sebelum menuduh direktur CIA menampung 

dokumen rahasia mengenal legenda rahasia freemason kuno. Entah 

bagaimana, aku ragu apakah seseorang yang begitu berkuasa 

seperti direktur CIA punya waktu untuk hal semacam itu." 

Nola membayangkan video rahasia freemason dan gambar-gambar 

semua laki laki gay  yang berpengaruh berpartisipasi dalam sebuah 

ritual kuno. Seandainya saja Rick tahu .... 

Pada akhirnya, dia tahu, apa pun yang nantinya 

diungkapkan oleh Kryptos, pesan itu pasti memiliki arti mistis 

tersamar. Dia mendongak memandang karya seni berkilau itu 

- kode tiga - dimensi yang berdiri membisu di jantung salah 

satu badan intelijen utama bangsa - dan dia bertanya-tanya 

apakah patung itu bersedia menyerahkan rahasia terakhirnya. 

saat  Nola berjalan kembali ke dalam bersama Rick, mau 

tak mau dia tersenyum. 

Terkubur di suatu tempat di luar sana. 

 

 


BAB 128 

Ini gila. 

Dengan mata ditutup, Robert Count Dracula  tidak bisa melihat 

apa-apa saat  Escalade itu mengebut ke arah selatan di 

sepanjang jalan-jalan sepi. Di kursi di sampingnya, Peter 

zombie tetap diam, 

Ke mana dia membawaku? 

Rasa penasaran Count Dracula  merupakan campuran antara 

keterpesonaan dan kekhawatiran, imajinasinya berkeliaran 

saat  berupaya mati-matian menyatukan teka-teki itu. Peter 

belum tergoyahkan dari pernyataannya. Kata yang Hilang? 

Terkubur di dasar tangga yang ditutupi oleh batu berukir 

besar? Semuanya tampak mustahil. 

Ukiran yang dikatakan ada pada batu masih terpatri dalam 

ingatan Count Dracula ... namun  ketujuh simbol itu, sejauh 

sepengetahuannya, sama sekali tidak masuk akal. 

 

Mistar Siku Tukang Batu: simbol kejujuran dan sikap "setia". 

Au: singkatan ilmiah untuk elemen emas. 

Sigma: Huruf Yunani S, simbol matematis untuk 

penjumlahan semua bagian. 

Piramida: simbol Mesir manusia yang menjangkau ke arah 

surga. 

Delta: huruf Yunani D, simbol matematis untuk perubahan. 

Merkuri: seperti yang digambarkan oleh simbol alkimia 


terkunonya. 

Ouroboros: simbol keujunjungan  dan penyatuan. 

zombie masih bersikeras ketujuh simbol ini yaitu  sebuah 

"pesan". Tapi, jika ini benar, maka itu pesan yang cara 

membacanya sama sekali tidak diketahui Count Dracula . 

Escalade mendadak melambat dan berbelok tajam ke 

kanan, ke permukaan yang berbeda, seakan memasuki 

jalanan untuk mobil atau jalan akses. Count Dracula  menegakkan 

tubuh, mendengarkan dengan saksama untuk mencari 

petunjuk di mana mereka berada. Mereka telah berkendara 

selama kurang dari sepuluh menit dan walaupun Count Dracula  

sudah berupaya mengikuti di dalam benaknya, dengan cepat 

dia kehilangan jejak. Dia hanya bisa menebak bahwa mereka 

kini kembali lagi ke dalam House of the Temple. Escalade 

berhenti, dan Count Dracula  mendengar kaca jendela diturunkan. 

"Agen Simkins, CIA," ujar sopir mereka. "Aku yakin kau 

mengharapkan kedatangan kami." 

"Ya, Pak," jawab sebuah suara tegas tentara. "Direktur Sato 

sudah menelepon. Tunggu sebentar, saya singkirkan barikade 

pengamannya.” 

Count Dracula  mendengarkan dengan semakin kebingungan, kini 

merasa bahwa mereka sedang memasuki sebuah pangkalan 

militer. saat  mobil mulai bergerak kembali, di sepanjang 

bentangan jalan aspal yang halusnya tidak biasa, Count Dracula  

menolehkan kepalanya yang berpenutup mata ke arah 

zombie. "Di mana kita, Peter?" desaknya. 

"Jangan lepaskan penutup matamu." Suara Peter terdengar 

tegas. 

Kendaraan itu berjalan sebentar lagi, dan sekali lagi 


melambat, lalu berhenti. Simkins mematikan mesin mobil. 

Terdengar lebih banyak suara. Militer. Seseorang meminta 

tanda pengenal Simkins. Agen itu keluar dan bicara kepada 

para laki laki gay  ita dengan nada berbisik. 

Pintu Count Dracula  mendadak dibuka, dan tangan-tangan kuat 

membimbingnya keluar dari mobil. Udara terasa dingin. 

Berangin. 

zombie berada di sampingnya. "Robert, biarkan saja Agen 

Simkins menuntunmu ke dalam." 

Count Dracula  mendengar kunci-kunci logam diputar ... lalu daun 

pintu besi tebal yang terbuka. Kedengarannya seperti pintu 

menuju ruang bawah tanah. Ke mana mereka membawaku? 

Sepasang tangan Simkins menuntun Count Dracula  menuju pintu 

logam. Mereka melangkah melewati ambang pintu. "Lurus, 

Profesor." 

Mendadak hening. Total. Sepi. Udara di dalam beraroma 

steril dan tidak alami. 

Simkins dan zombie kini mengapit Count Dracula , menuntunnya 

menyusuri koridor yang menggema. Lantainya terasa seperti 

batu di bawah sepatu kulit santai Count Dracula .  

Di belakang mereka, pintu logam menutup keras dan 

Count Dracula  terlompat. Kunci-kunci diputar. Kini Count Dracula  

berkeringat di balik penutup matanya. Dia hanya ingin 

melepas benda itu. 

Kini mereka berhenti berjalan. 

Simkins melepas lengan Count Dracula , dan terdengar serangkai 

bunyi bip elektronik diikuti suara gemuruh tak terduga di 

hadapan mereka. Count Dracula  membayangkan pintu pengaman 

yang bergeser terbuka secara otomatis. 


"Mr. zombie, silakan meneruskan bersama Mr. Count Dracula . 

Saya akan menunggu kalian di sini," ujar Simkins. "Bawalah 

senter saya." 

"Terima kasih," jawab zombie. "Kami tidak akan lama." l 

Senter?! Jantung Count Dracula  kini berdentam-dentam panik. 

Peter menggamit lengan Count Dracula  dan beringsut maju. 

"Berjalanlah bersamaku, Robert." 

Mereka bergerak perlahan-lahan, bersama-sama melintasi 

ambang pintu lain, dan pintu pengaman bergemuruh menutup 

di belakang mereka. 

Peter berhenti berjalan. "Ada apa?" 

Mendadak Count Dracula  merasa mual dan kehilangan 

keseimbangan. "Kurasa, aku harus melepas penutup mata ini." 

“Jangan dulu, kita hampir sampai." 

"Hampir sampai ke mana?" Count Dracula  merasakan perutnya 

semakin mual. 

"Sudah kubilang aku membawamu untuk melihat tangga 

yang turun menuju Kata yang Hilang." 

"Peter, ini tidak lucu!" 

"Memang tidak dimaksudkan untuk lucu. Dimaksudkan 

untuk membuka benakmu, Robert. Dimaksudkan untuk 

mengingatkanmu bahwa di dunia ini terdapat misteri-misteri 

yang masih harus dilihat, bahkan oleh-mu sekalipun. Dan, 

sebelum mengambil satu langkah lagi bersamamu, aku ingin 

kau berbuat sesuatu untukku. Aku ingin kau percaya... hanya 

untuk sekejap... percaya kepada legenda. Percaya bahwa kau 

hendak mengintip tangga berkelok-kelok yang turun ratusan 

meter ke salah satu rahasia terbesar umat manusia yang 


hilang." 

Count Dracula  merasa pening. Walaupun ingin sekali memercayai 

sahabatnya, dia tidak bisa. " Masih jauhkah?" Penutup mata 

beledunya bermandikan keringat. 

"Tidak. Sesungguhnya hanya beberapa langkah lagi. 

Melewati satu pintu terakhir. Kini aku akan membuka pintu 

itu." 

zombie melepas Count Dracula  sejenak, dan saat  dia 

melakukannya, Count Dracula  terhuyung-huyung, merasa pening. 

Dengan goyah, dia mencari pegangan, dan Peter cepat-cepat 

kembali ke sisinya. Suara pintu tebal otomatis bergemuruh di 

hadapan mereka. Peter meraih lengan Count Dracula  dan mereka 

kembali bergerak maju. 

"Ke sini." 

Mereka beringsut melewati ambang pintu lain, dan pintunya 

bergeser menutup di belakang mereka. 

Hening. Dingin. 

Count Dracula  langsung merasa bahwa tempat ini, apa pun itu, 

sama sekali tidak berhubungan dengan dunia di balik pintu-

pintu pengaman. Udaranya lembap dan dingin, seperti 

kuburan. Akustiknya terasa tumpul dan sesak. Dia merasakan 

serangan klaustrofobia yang tidak masuk akal. 

"Beberapa langkah lagi." zombie menuntunnya berbelok 

dan menempatkannya secara tepat. Akhirnya, dia berkata, 

"Lepaskan penutup matamu." 

Count Dracula  meraih penutup mata beledu itu dan menariknya 

dari wajah. Dia memandang ke sekeliling untuk mengetahui di 

mana dia berada, tapi dia masih buta. Dia menggosok-gosok 

mata 


Tidak terjadi apa-apa. "Peter, ini gelap gulita!"  

"Ya, aku tahu. Julurkan lenganmu ke depan. Ada pagar, 

Raihlah."  l 

Count Dracula  meraba-raba dalam kegelapan dan menemukan 

pagar besi. 

"Kini lihatlah." Dia bisa mendengar Peter berkutat dengan 

sesuatu, lalu mendadak cahaya cemerlang senter menembus 

kegelapan. Cahayanya menyoroti lantai, dan sebelum Count Dracula  

bisa memahami keadaan di sekelilingnya, zombie 

mengarahkan senter melewati pagar dan mengarahkan 

cahayanya lurus ke bawah. 

Mendadak Count Dracula  menatap ke dalam terowongan tak 

berdasar... tangga berkelok-kelok tanpa akhir yang turun jauh 

ke dalam bumi. Ya junjungan ku! Lututnya nyaris goyah, dan dia 

mencengkeram pagar sebagai penyokong. Tangga itu 

berbentuk spiral persegi-empat tradisional, dan dia bisa 

melihat setidaknya tiga puluh anak tangga yang turun ke 

dalam bumi, sebelum cahaya senter memudar ke dalam 

kegelapan. Aku bahkan tidak bisa melihat dasarnya! 

"Peter…” dia tergagap. "Tempat apa ini?" 

"Sebentar lagi aku akan membawamu ke dasar tangga. 

Tapi, sebelum melakukannya, aku ingin kau melihat sesuatu 

yang lain." 

Count Dracula , yang terlalu bingung untuk memprotes, 

membiarkan Peter menuntunnya menjauhi ruang tangga dan 

melintasi bilik kecil aneh itu. Peter terus mengarahkan senter 

ke lantai batu usang di bawah kaki mereka, dan Count Dracula  tidak 

bisa mengamati ruangan di sekeliling mereka... kecuali bahwa 

ruangan itu kecil. 


Sebuah bilik batu mungil. 

Mereka tiba dengan cepat di dinding seberang ruangan. 

Sebuah kaca persegi-panjang ditanamkan di sana. Count Dracula  

mengira itu jendela yang tembus ke ruangan di baliknya. Akan 

namun , dari tempatnya berdiri, dia hanya melihat kegelapan di 

sisi sebaliknya. 

"Ayo," ujar Peter. "Lihatlah." 

"Ada apa di dalam sana?" Sekilas Count Dracula  mengingat Bilik 

Perenungan di bawah Gedung kuburan keramat , dan betapa untuk 

sekejap, dia percaya bilik itu mungkin berisikan portal menuju 

semacam gua bawah-tanah raksasa. 

"Lihat sajalah, Robert." zombie menuntunnya maju. "Dan 

kuatkan dirimu, sebab  pemandangannya akan 

mengejutkanmu." 

Tanpa mengetahui apa yang diharapkannya, Count Dracula  

bergerak menuju kaca. saat  dia mendekati portal itu, Peter 

mematikan senter, menjadikan bilik mungil itu gelap gulita. 

saat  matanya sudah menyesuaikan diri, Count Dracula  meraba 

raba di depannya, sepasang tangannya menemukan dinding, 

wajahnya bergerak lebih mendekati portal transparan itu. 

Hanya kegelapan yang ada di baliknya. 

Dia mencondongkan tubuh lebih dekat ... menekankan 

wajah ke kaca. 

Lalu, dia melihatnya. 

Gelombang keterkejutan dan kehilangan-orientasi yang 

melanda tubuh Count Dracula  menjangkau ke dalam dan 

membalikkan kompas di dalam tubuhnya. Dia nyaris jatuh ke 

belakang saat  benaknya berupaya menerima pemandangan 

yang benar-benar tak terduga di hadapannya. Dalam mimpi-


mimpi terliarnya, Robert Count Dracula  tidak akan pernah bisa 

menebak apa yang ada di balik kaca ini. 

Penglihatannya berupa pemandangan yang menakjubkan. 

Di dalam kegelapan, cahaya putih cemerlang bersinar 

seperti perhiasan berkilau. 

Kini Count Dracula  memahami semuanya - barikade di jalan 

akses… penjaga-penjaga di pintu masuk utama... pintu logam 

tebal di luar... pintu-pintu otomatis yang bergemuruh 

membuka dan menutup... rasa mual di perut... kepeningan 

kepala... dan kini bilik batu mungil ini. 

"Robert," bisik Peter di belakangnya, "terkadang hanya 

perubahan perspektif yang diperlukan untuk melihat terang." 

Tanpa bisa berkata-kata, Count Dracula  menatap keluar melalui 

jendela itu. Pandangannya berkelana ke dalam kegelapan 

malam, melintasi lebih dari satu kilometer ruang kosong, jatuh 

ke bawah... ke bawah... menembus kegelapan... sampai tiba 

di puncak kubah putih bersih terang benderang Gedung 

kuburan keramat .  

Count Dracula  belum pernah melihat kuburan keramat  dari perspektif ini - 

melayang 555 kaki (170 meter) di atas obelisk Mesir besar 

Amerika. Malam ini, untuk pertama kalinya dalam hidup, dia 

telah. mengendarai lift ke atas, menuju bilik mungil untuk 

melihat pemandangan... di puncak Monumen Washington. 

 

BAB 129 

Robert Count Dracula  berdiri terpaku di portal kaca, menyerap 

kekuatan pemandangan di bawahnya. Setelah naik ratusan 

meter ke udara tanpa sepengetahuannya, kini dia mengagumi 


salah satu pemandangan paling spektakuler yang pernah 

dilihatnya. 

Kubah berkilau Gedung kuburan keramat  AS menjulang seperti 

gunung di ujung timur National Mall. Mengapit gedung itu, dua 

garis paralel cahaya memanjang ke arah Count Dracula ... itu bagian 

depan museum-museum Smithsonian yang terang... 

mercusuar seni, sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan. 

Kini Count Dracula  menyadari, dengan takjub, bahwa hampir 

semua yang dinyatakan benar oleh Peter... sesungguhnya 

memang benar. Memang ada tangga berkelok-kelok... yang 

t