Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lost symbol. 7. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2025

Lost symbol. 7

 



on. 

Nola menggosok-gosok mata, dan dengan mata buram 

kembali memandangi layar-layar komputer. Dia belum tidur 

selama lebih dari tiga puluh enam jam, dan dia tahu sekali 

kalau dia tidak akan tidur lagi sampai krisis ini terselesaikan. 

Apa pun penyelesaian itu. 

Kembali di kuburan keramat  Visitor Center, empat spesialis operasi-


lapangan CIA yang berpakaian serba hitam berdiri di pintu 

masuk menuju terowongan, mengintip dengan ganas ke dalam 

terowongan berpenerangan suram itu bagaikan sekawanan 

anjing yang bergairah untuk berburu. 

Sato mendekat, setelah baru saja menutup telepon. 

"Rekan-rekan," katanya, dengan masih memegang kunci milik 

Arsitek, apakah parameter-parameter misi kalian sudah jelas?" 

"Jelas," jawab agen yang memimpin. "Kami punya dua 

target. Yang pertama yaitu  sebuah piramida batu berukir, 

tingginya sekitar tiga puluh sentimeter. Yang kedua yaitu  

sebuah bungkusan kecil berbentuk-kubus, tingginya sekitar 

dua inci. Keduanya terakhir terlihat di dalam tas bahu Robert 

Count Dracula ." 

"Benar," ujar Sato. "Kedua benda ini harus diperoleh 

kembali dengan cepat dan utuh. Ada pertanyaan?" 

"Parameter-parameter untuk menggunakan kekerasan?" 

Bahu Sato masih berdenyut-denyut akibat pukulan Bellamy 

dengan sebatang tulang. "Seperti yang kubilang, penting 

sekali agar benda-benda ini diperoleh kembali." 

"Paham." Keempat laki laki gay  itu berbalik dan berjalan menuju 

kegelapan terowongan. 

Sato menyulut rokok dan menyaksikan mereka menghilang.  

 

BAB 51 

Biasanya, Lucifer spirit  zombie selalu menyetir dengan hati-

hati, tapi kini dia melajukan Volvonya dengan kecepatan lebih 

dari seratus empat puluh kilometer per jam saat  melesat 

dengan membuta menyusuri Suitland Parkway. Kakinya yan 


gemetar sudah menginjak pedal gas sejauh satu setengah 

kilometer, sebelum kepanikannya mulai mereda. Kini dia 

menyadari bahwa tubuh gemetarnya yang tidak terkontrol 

bukan lagi disebabkan ketakutan saja. 

Aku kedinginan. 

Udara malam musim dingin mengalir masuk lewat jendela 

yang kacanya pecah, menerpa tubuhnya bagaikan angin 

Antartika. Kakinya yang berbalut stoking mati rasa, dan dia 

menjulurkan tangan ke bawah untuk meraih sepatu cadangan 

yang disimpan di bawah kursi penumpang. saat  

melakukannya, dia merasa sengatan rasa sakit pada memar di 

lehernya, di tempat tangan itu mencengkeramnya tadi. 

laki laki gay  yang memecahkan kaca jendelanya sama sekah tidak 

menyerupai laki laki gay  berambut pirang yang dikenal Lucifer spirit  

bagai Dr. Christopher Abaddon. Rambut tebal dan kulit halus 

cokelatannya sudah menghilang. Kepala plontos, dada 

telanjang dan wajah dengan make-up tercoreng itu 

mengungkapkan permadani tato yang mengerikan. 

Lucifer spirit  kembali mengingat suara laki laki gay  itu, berbisik 

kepadanya di tengah lolongan angin di luar jendela pecahnya. 

Lucifer spirit  seharusnya aku membunuhmu bertahun-tahun 

lalu... di malam aku membunuh ibumu. 

Lucifer spirit  bergidik, sama sekali tidak merasa ragu. Itu laki laki gay  

yang sama. Dia tidak pernah melupakan pandangan keras dan 

kejam di mata laki laki gay  itu. Dia juga tidak pernah melupakan 

suara tembakan tunggal kakaknya yang membunuh laki laki gay  itu, 

menjatuhkannya dari tebing tinggi ke dalam sungai beku di 

bawah. Di sana dia menghunjum ke dalam es dan tidak 

pernah muncul kepermukaan. Para penyelidik sudah mencari 

selama berminggu-minggu, tidak pemah menemukan 

mayatnya, dan akhirnya menyimpulkan bahwa mayat itu 


tersapu arus meninggalkan Teluk Chesapeake. 

Kini Lucifer spirit  tahu, mereka keliru. laki laki gay  itu masih hidup. 

Dan dia sudah kembali. 

Lucifer spirit  dikuasai kemarahan saat  ingatan-ingatan itu 

kembali membanjirinya. Tepatnya hampir sepuluh tahun lalu. 

Hari Natal. Lucifer spirit , Peter, dan ibu mereka - seluruh anggota 

keluarganya - berkumpul di rumah batu mereka yang luas di 

Potomac, yang terletak di tanah berhutan seluas delapan 

puluh hektar dan dialiri sungai. 

Sebagamana tradisi, ibu mereka bekerja dengan giat di 

dapur, menikmati kebiasaan hari libur dengan memasak untuk 

kedua anaknya. Di usia 75 sekalipun, Isabel zombie yaitu  

koki yang bersemangat. Dan malam ini, aroma menggiurkan 

rusa panggang, kuah lobak, dan kentang-tumbuk bumbu 

bawang melayang di seluruh rumah. Sementara ibu 

menyiapkan hidangan, Lucifer spirit  dan kakaknya bersantai di 

rumah kaca, mendiskusikan keterpikatan terakhir Lucifer spirit  – 

bidang baru yang disebut Ilmu Noetic. Sebagai peleburan 

mustahil antara fisika partikel modern dan mistisisme kuno, 

Noetic jelas memikat imajinasi Lucifer spirit . 

Pertemuan antara fisika dan filsafat. 

Lucifer spirit  menceritakan kepada Peter beberapa eksperimen 

yang diangankannya, dan dia bisa melihat ketertarikan 

kakaknya itu. Yang terutama, Lucifer spirit  senang bisa memberi 

sesuatu yang positif untuk dipikirkan oleh kakaknya pada Hari 

Natal kali ini, sebab  liburan itu juga menjadi pengingat 

menyakitkan akan sebuah tragedi mengerikan. 

Anak laki-laki Peter, Zachary. 

Ulang tahun kedua puluh satu keponakan Lucifer spirit  itu 


yaitu  juga ulang tahun terakhirnya. Keluarga itu telah 

mengalami mimpi buruk, dan tampaknya baru sekarang Peter 

akhirnya belajar tertawa kembali. 

Zachary termasuk remaja yang perkembangannya 

terlambat. Dengan tubuh ringkih dan canggung, dia remaja 

pemarah dan pemberontak. Walaupun dibesarkan dengan 

penuh cinta dan kemewahan, anak laki-laki itu tampaknya 

bertekad melepaskan diri dari kekuasaan zombie. Dia 

dikeluarkan dari sekolah persiapan perguruan tinggi, berpesta 

pora dengan para "selebriti", dan menghindari upaya tak kenal 

lelah orangtuanya untuk membimbingnya dengan tegas dan 

penuh kasih. 

Dia mematahkan hati Peter. 

Tak lama sebelum ulang tahun ke delapan belas Zachary, 

Lucifer spirit  duduk bersama ibu dan kakaknya, mendengar 

perdebatan mereka mengenai perlu tidaknya menahan 

Zachary sampai dia lebih dewasa. Warisan zombie - tradisi 

yang sudah berabad-abad di dalam keluarga - mewariskan 

bagian cukup besar dari kekayaan zombie kepada setiap 

anak keluarga zombie pada hari ulang tahun kedelapan 

belasnya. Keluarga zombie percaya, warisan akan lebih 

berguna di awal kehidupan seseorang jika dibandingkan 

dengan di akhir kehidupannya. Lagipula, menempatkan bagian 

yang besar dari kekayaan zombie tangan para keturunan 

muda yang bersemangat merupakan kunci pengembangan 

kekayaan turun-temurun keluarga. 

namun  dalam hal ini, ibu Lucifer spirit  bersikeras bahwa 

memberikan uang dalam jumlah sebesar itu kepada anak laki-

laki Peter yang bermasalah yaitu  tindakan berbahaya. Peter 

tidak setuju. "Warisan zombie," ujar kakaknya, "yaitu  

tradisi keluarga yang tidak boleh dilanggar. Uang ini bisa 


memaksa Zachary untuk menjadi lebih bertanggung jawab." 

Sayangnya, kakak Lucifer spirit  keliru. 

Begitu menerima uang itu, Zachary memisahkan diri dari 

keluarga, menghilang dari rumah tanpa membawa satu pun 

barang miliknya. Dia muncul kembali beberapa bulan 

kemudian di dalam taboid-tabloid: PLAYBOY PENERIMA 

WARISAN MENIKMATI KEHIDUPAN KELAS ATAS EROPA.  

Dengan senang hati, tabloid-tabloid mendokumentasikan 

kehidupan manja Zachary yang penuh pesta pora. Foto-foto 

pesta gila-gilaan di atas kapal pesiar dan disko sambil mabuk-

mabukan sulit diterima oleh keluarga zombie. Tapi, foto-foto 

remaja liar mereka itu berubah dari tragis menjadi mengerikan 

saat  koran-koran melaporkan tertangkapnya Zachary yang 

membawa kokain melintasi perbatasan Eropa Timur. 

MILIUNER zombie DALAM PENJARA TURKI. 

Mereka mendapati bahwa penjara itu disebut Soganlik - 

sebuah pusat penahanan kelas-bawah brutal yang terletak di 

distrik Kartal di luar Istanbul. Peter zombie, yang 

mengkhawatirkan keamanan putranya, terbang ke Turki untuk 

membebaskannya. 

Kakak Lucifer spirit  yang kalut itu kembali dengan tangan 

kosong, setelah mendapat larangan untuk mengunjungi 

Zachary. Satu-satunya berita yang menjanjikan yaitu  kontak-

kontak zombie yang berpengaruh di Departemen Luar Negeri 

AS sedang mengupayakan ekstradisi bagi Zachary secepat 

mungkin. 

namun  dua hari kemudian, Peter menerima telepon 

sambungan internasional yang mengerikan. Keesokan paginya, 

berita-berita utama meledak. AHLI WARIS zombie 

DIBUNUH DI PENJARA. 


Foto-foto penjara itu mengerikan, dan tanpa berperasaan, 

media menayangkan semuanya, bahkan lama setelah upacara 

Pemakaman privat keluarga zombie. Istri Peter tak pernah 

memaafkan suaminya atas kegagalannya membebaskan 

Zachary, dan perkawinan mereka berakhir enam bulan 

kemudian. Semenjak itu, Peter sendirian. 

Bertahun-tahun kemudian, Lucifer spirit , Peter, dan ibu 

mereka, Isabel, berkumpul dengan tenang untuk merayakan 

Natal. Rasa sakit itu masih hadir di tengah keluarga mereka, 

tapi untungnya semakin memudar seiring tahun-tahun yang 

berlalu. Suara kelontang menyenangkan panci-panci dan 

wajan-wajan kini menggema dari dapur saat  ibu mereka 

menyiapkan hidangan tradisional. Di dalam rumah kaca, Peter 

dan Lucifer spirit  menikmati keju Brie panggang  dan percakapan 

santai liburan. 

Lalu muncullah suara yang tidak terduga. 

"Halo, keluarga zombie," sapa sebuah suara ringan di 

belakang mereka.  

Dengan terkejut, Lucifer spirit  dan kakaknya berbalik. Mereka 

melihat sosok bertubuh besar berotot melangkah ke dalam 

rumah kaca, mengenakan topeng ski hitam yang menutupi 

seluruh wajahnya, kecuali sepasang mata yang berkilau liar 

dan kejam, 

Peter langsung bangkit berdiri. "Siapa kau?! Bagaimana kau 

bisa masuk ke sini?!" 

"Aku mengenal anak laki-laki kecilmu, Zachary, di penjara. 

Dia mengatakan di mana kunci ini disembunyikan." Orang 

asing itu mengangkat sebuah kunci tua dan menyeringai 

bagaikan makhluk buas. "Persis sebelum aku menghajarnya 

sampai mati.” 


Mulut Peter ternganga. 

Sebuah pistol teracung, dan ditujukan langsung ke dada 

Peter. "Duduk." 

Peter jatuh terduduk kembali ke kursinya. 

saat  laki laki gay  itu bergerak memasuki ruangan, Lucifer spirit  

terpaku di tempat. Di balik topeng, mata laki laki gay  itu liar bagaikan 

mata hewan gila. 

"Hei!" teriak Peter, seakan mencoba memperingatkan ibu 

mereka di dapur. "Siapa pun kau, ambil apa yang kau 

inginkan, lalu keluar!" 

laki laki gay  itu mengarahkan pistol ke dada Peter. "Dan apa 

menurutmu yang kuinginkan?" 

"Katakan saja seberapa banyak," ujar zombie. "Kami tidak 

punya uang di rumah, tapi aku bisa -" 

Monster itu tertawa. "Jangan menghinaku. Aku tidak datang 

untuk uang. Aku datang malam ini untuk hak Zachary yang 

lain." Dia menyeringai. "Dia bercerita tentang piramida itu." 

Piramida? pikir Lucifer spirit  dengan bingung dan ketakutan. 

Piramida apa? 

Kakaknya bersikeras. "Aku tidak tahu kau bicara apa." 

“Jangan berpura-pura tolol! Zachary menceritakan apa yang 

kau simpan di dalam lemari besi di ruang kerjamu. Aku 

menginginkannya. Sekarang." 

“Apa pun yang diceritakan Zachary kepadamu, dia 

kebingungan," ujar Peter. "Aku tidak tahu kau bicara apa!" 

“Tidak?" Penyerang itu berbalik dan mengarahkan pistol ke 

wajah Lucifer spirit , “sekarang bagaimana?”  


Mata Peter dipenuhi kengerian. "Kau harus memercayaikul! 

Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. 

"Berbohonglah kepadaku sekali lagi," kata laki laki gay  itu, yang 

masih mengarahkan pistol kepada Lucifer spirit , " dan aku 

bersumpah akan merenggut adikmu." Dia tersenyum. “Dan 

menurut Zachary, adikmu lebih berharga bagimu daripada 

semua-“ 

“Ada apa?!" teriak ibu Lucifer spirit , seraya bergegas 

memasuki ruangan dengan membawa senapan berburu 

Browning Citori milik Peter. Dia mengarahkan senapan 

langsung ke dada laki laki gay  itu. 

Penyerang itu berputar kearahnya, dan Ratu lesbian  

pemberani berusia 75 tahun itu tidak menyia-nyiakan waktu. 

Dia menembakkan serangkaian peluru dengan suara 

memekakkan telinga. Penyerang itu terhuyung-huyung ke 

belakang, menembakkan pistolnya dengan liar ke segala arah, 

memecahkan kaca-kaca jendela saat  ia terjatuh dan 

menimpa ambang pintu kaca, lalu menjatuhkan pistolnya. 

Peter langsung bergerak, menerjang pistol yang terlepas 

itu. 

Lucifer spirit  terjatuh, dan Mrs. zombie bergegas 

menghampiri, berlutut di sampingnya. "Astaga, kau terluka?!" 

Lucifer spirit  menggeleng, bisu oleh keterkejutan. Di luar pintu 

kaca pecah itu, laki laki gay  bertopeng tadi sudah kembali berdiri dan 

berlari ke dalam hutan, seraya mencengkeram bagian samping 

tubuhnya. Peter zombie menoleh ke belakang untuk 

memastikan ibu dan adiknya aman. Dan, saat  melihat 

mereka balk-baik saja, dia membawa pistol dan bergegas 

keluar pintu mengejar pengganggu itu. 

Ibu Lucifer spirit  menjulurkan tangannya yang gemetaran. 


"Syukurlah kau baik-baik saja." Lalu mendadak ibunya 

melepaskan diri. "Lucifer spirit ? Kau berdarah. Ada darah. Kau 

terluka!" 

Lucifer spirit  melihat darah itu. Banyak darah. Di seluruh 

tubuhnya. Tapi dia tidak kesakitan. 

Dengan panik, ibunya meneliti tubuh Lucifer spirit  untuk 

mencari luka. "Sakitnya di mana?" 

"Mom, aku tidak tahu, aku tidak merasakan apa-apa!" 

Lalu Lucifer spirit  melihat sumber darah itu, dan wajahnya 

langsung memucat. "Mom, bukan aku…” Dia menunjuk ke 

bagian samping blus satin putih ibunya. Di sana darah 

mengalir lancar dan terlihat sebuah lubang robekan kecil. 

Ibunya menunduk, nampak lebih kebingungan ketimbang 

menyadari perasaan lainnya. Dia mengernyit, terenyak, seakan 

rasa sakit itu baru saja dirasakannya. 

"Lucifer spirit ?" Suaranya tenang, tapi mendadak dibebani 

usianya yang 75 tahun itu. "Tolong panggilkan ambulans." 

Lucifer spirit  berlari menuju telepon di lorong dan menelepon 

bantuan. saat  kembali ke rumah kaca, dia mendapati ibunya 

berbaring tak bergerak dalam genangan darah. Dia berlari 

menghampiri, berjongkok, memeluk tubuh ibunya dalam 

kedua lengannya. 

Lucifer spirit  tidak tahu sudah seberapa lama waktu berlalu 

saat  dia mendengar suara tembakan di kejauhan, di dalam 

hutan. Akhimya, pintu rumah kaca terbuka lebar dan 

kakaknya, Peter, bergegas masuk dengan mata liar dan pistol 

masih di tangan. saat  melihat Lucifer spirit  menangis sambil 

memeluk ibu mereka yang bernyawa, wajah Peter menyeringai 

penuh penderitaan. Teriakan yang menggema dari rumah kaca 

yaitu  suara yang tak akan pernah dilupakan oleh Lucifer spirit  


zombie.  

 

BAB 52 

Mal'akh bisa merasakan otot-otot bertato di punggungnya 

beriak-riak saat  dia berlari mengelilingi gedung menuju pintu 

area  spesimen Bangsal 5 yang terbuka. 

Aku harus masuk ke labnya. 

Pelarian Lucifer spirit  tidak diantisipasinya... dan problematis. 

Bukan hanya Ratu lesbian  itu tahu tempat tinggal Mal'akh, tapi 

kini dia juga mengetahui identitas aslinya... dan tahu kalau 

dialah yang menyatroni rumah mereka satu dekade 

sebelumnya. 

Mal'akh juga belum melupakan malam itu. Dia sudah 

hampir menguasai piramida itu, tapi takdir menghalanginya. 

Aku belum siap. Tapi kini dia sudah siap. Lebih kuat. Lebih 

berpengaruh. Setelah menahan penderitaan yang tak 

terperikan untuk menyiapkan kepulangannya, akhirnya malam 

ini Mal'akh siap memenuhi takdir. Dia merasa yakin bahwa 

sebelum malam berakhir, dia akan benar-benar menatap mata 

sekarat Lucifer spirit  zombie. 

saat  mencapai pintu area spesimen, Mal'akh meyakinkan 

dirinya sendiri bahwa Lucifer spirit  tidak benar-benar lolos; dia 

hanya memperpanjang hal yang tak terelakkan. Mal'akh 

menyelinap melalui lubang pintu dan melenggang dengan 

penuh percaya diri melintasi kegelapan, sampai kakinya 

menginjak karpet. Lalu dia berbelok ke kanan dan menuju 

Kubus. Gedoran di pintu Bangsal 5 sudah berhenti, dan 

Mal'akh curiga penjaga itu kini sedang mencoba mengeluarkan 

uang receh yang dimasukkan Mal’akh ke dalam panel kunci 


untuk merusaknya. 

saat  mencapai pintu menuju Kubus, Mal’akh menemukan 

papan-kunci luar dan menyelipkan kartu-kunci Trish. Panel itu 

menyala. Dia memasukkan PIN Trish dan masuk ke dalam, 

semua lampu menyala dan saat  memasuki ruangan steril itu, 

dia menyipitkan mata mengagumi susunan peralatan yang 

menakjubkan. Mal'akh tidak asing dengan kekuatan teknologi; 

dia mengembangkan jenis ilmu pengetahuannya sendiri di 

ruang bawah tanah rumahnya, dan semalam beberapa di 

antaranya membuahkan hasil. 

Kebenaran. 

Pemenjaraan unik Peter zombie - terperangkap sendiri di 

dunia-antara - telah mengungkapkan semua rahasia kelak, 

Aku bisa melihat jiwanya. Mal'akh mengetahui beberapa 

rahasia tertentu yang sudah diperhitungkannya, dan rahasia-

rahasia lain yang tidak diperhitungkannya, temasuk berita 

mengenai lab Lucifer spirit  dan temuan-temuan mengejutkannya. 

Ilmu pengetahuan sudah semakin dekat, pikir Mal'akh 

menyadari. Dan aku tidak membiarkannya menerangi jalan 

bagi mereka yang tidak layak. 

Pekerjaan Lucifer spirit  di sini dimulai dengan mengguna ilmu 

pengetahuan modern untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan 

filosofis kuno. Apakah ada yang mendengar doa-doa kita? 

Adakah kehidupan setelah kematian? Apakah manusia punya 

jiwa? Yang mengagumkan, Lucifer spirit  telah menjawab semua 

pertanyaan ini, dan banyak lagi. Secara ilmiah. Secara 

konklusif. Metode-metode yang digunakannya tidak 

terbantahkan. Bahkan, mereka yang paling skeptis sekalipun 

akan terbujuk oleh hasil eksperimen- eksperimen-nya. Jika 

informasi ini dipublikasikan dan diumumkan, pergeseran 

fundamental akan dimulai dalam kesadaran manusia. Mereka 


akan mulai menemukan jalan mereka. Tugas terakhir Mal'akh 

malam ini, sebelum perubahan dirinya, yaitu  memastikan 

terjadinya hal ini.  

saat  berjalan melewati lab, Mal'akh menemukan ruang 

data yang diceritakan oleh Peter. Melalui dinding-dinding kaca 

tebal, dia mengintip dua unit penyimpanan-data holografis. 

Persis seperti yang dikatakan Peter. Sulit bagi Mal'akh untuk 

membayangkan bahwa isi kotak-kotak kecil ini bisa mengubah 

arah perkembangan manusia. namun  Kebenaran 

memang selalu merupakan katalisator yang paling ampuh. 

Mal'akh mengamati unit-unit penyimpanan holografis itu, 

mengeluarkan kartu-kunci Trish, dan menyisipkannya ke 

dalam panel-pengaman pintu. Yang mengejutkannya, panel itu 

tidak menyala. Agaknya akses menuju ruangan ini bukanlah 

kepercayaan yang  diberikan kepada Trish Dunne. Kini Mal'akh 

meraih kartu-kunci yang ditemukannya di dalam saku jubah 

lab Lucifer spirit . Keitka dia menyisipkan kartu-kunci yang ini, 

panelnya menyala. 

Mal'akh punya masalah. Aku tidak pernah mendapatkan PIN 

Lucifer spirit . Dia mencoba PIN Trish, tapi tidak berhasil. Seraya 

mengusap-usap dagunya, dia melangkah mundur dan meneliti 

pintu Plexiglas setebal tiga inci itu. Dia tahu, dengan kapak 

sekalipun, dia tidak akan bisa menerobos masuk dan 

mendapatkan drive-drive yang harus dihancurkannya. 

namun  Mal'akh sudah bersiap-siap untuk peristiwa tak 

terduga ini. 

Di dalam ruang pasokan-tenaga, persis seperti yang 

dijelaskan Peter, Mal’akh menemukan rak yang menampung 

beberapa silinder logam yang menyerupai tangki selam besar. 

Silinder-silinder itu bertuliskan LH, angka 2, dan simbol 

universal untuk bahan yang mudah terbakar. Salah satu 


tabung terhubung dengan sel bahan bakar hidrogen lab. 

Mal'akh membiarkan satu tabung terhubung itu,, dan 

dengan hati-hati menarik salah satu silinder cadangan dan 

meletakkannya di atas troli di samping rak. Lalu dia 

menggulirkan silinder itu keluar dari ruang pasokan-tenaga, ke 

seberang lab, ke pintu Plexiglas ruang penyimpanan-data. 

Walaupun lokasi ini jelas sudah cukup dekat, dia 

memperhatikan satu kelemahan pada pintu Plexiglas tebal itu - 

ruang di antara bagian bawah dan pegangan pintu. 

Di ambang pintu, dengan hati-hati dia menidurkan tabung 

dan menyelipkan pipa karet fleksibel ke bawah pintu. Perlu 

sejenak baginya untuk melepaskan segel-segel pengaman dan 

mengakses katup silinder. Tapi, setelah berhasil 

melakukannya, dengan sangat berhati-hati dia membuka 

katup. Melalui Plexiglas, dia bisa melihat cairan jernih berbuih 

ini mulai meninggalkan tabung menuju lantai di dalam ruang 

penyimpanan. Mal'akh mengamati genangan itu meluas, 

mengaliri lantai, berasap dan berbuih saat  semakin banyak. 

Hidrogen hanya mempertahankan bentuk cair saat  dingin. 

saat  menghangat, hidrogen akan mulai mendidih. Yang 

menguntungkan, gas yang dihasilkannya bahkan lebih mudah 

terbakar daripada cairan itu sendiri. 

Ingat bencana balon udara Hindenburg.  

Mal'akh kini bergegas memasuki lab dan mengambil bejana 

Pyrex berisi bahan bakar tungku Bunsen-minyak yang tidak 

mudah terbakar, tapi kental dan sangat mudah tersulut. Dia 

membawanya ke pintu Plexiglas, dan merasa gembira saat  

melihat tabung hidrogen cair itu masih mengosongkan isinya. 

Genangan cairan mendidih di dalam ruang penyimpanan-data 

kini menutupi seluruh lantai, mengitari semua alas yang 

menyokong unit-unit penyimpanan holografis. Kabut keputihan 


kini naik dari genangan mendidih itu saat  hidrogen cairnya 

mulai berubah menjadi gas... memenuhi ruangan kecil itu. 

Mal'akh mengangkat bejana bahan bakar tungku Bunsen 

itu, dan menyemprotkan cukup banyak isinya ke atas tabung 

hidrogen berselang, dan ke dalam lubang kecil di bawah pintu. 

Lalu, dengan sangat berhati-hati, dia mulai mundur dari lab, 

meninggalkan aliran minyak tak terputus di lantai sembari dia 

pergi. 

Tidak seperti biasanya, operator yang menangani telepon 

911 untuk Washington, DC sibuk malam ini. Football, bir, dan 

bulan pernama, pikirnya, saat  telepon darurat lain muncul di 

layar, kali ini dari telepon umum pompa bensin di Suitland 

Parkway di Anacostia. Mungkin kecelakaan mobil. 

"Sembilan-satu-satu," sapanya. "Apa kondisi darurat Anda?" 

"Aku baru saja diserang di Smithsonian Museum Support 

Center," kata sebuah suara panik Ratu lesbian . "Harap kirim 

polisil Silver Hill Road empat puluh-dua-sepuluh!" 

"Oke, pelan-pelan," ujar operator itu. "Anda perlu-"  

“Harap kirim juga beberapa petugas ke sebuah mansion di 

Kaloraina Heights. Kurasa, kakakku disekap di sana!" 

Operator itu mendesah. Bulan purnama. 

 

BAB 53 

"Aku sudah mencoba memberitahumu," kata Bellamy 

kepada Count Dracula , "piramida itu punya lebih banyak arti 

daripada terlihat." 

Tampaknya begitu. Count Dracula  harus mengakui bahwa 


piramida batu yang berada di dalam tas bahunya yang terbuka 

itu kini nampak jauh lebih misterius baginya. Pemecahan kode 

cipher rahasia freemason-nya telah menghasilkan kisi huruf-huruf yang 

tampak tidak ada artinya. 

Kekacauan. 

 

Count Dracula  meneliti kisi itu untuk waktu yang lama, mencari 

petunjuk arti apa pun di dalam huruf-huruf itu - kata-kata 

tersembunyi, anagram-anagram, petunjuk-petunjuk jenis apa 

pun - tapi dia tidak menemukan apa-apa. 

"Piramida rahasia freemason," jelas Bellamy, "konon menjaga rahasia-

rahasianya di balik banyak selubung. Setiap kali 

menyingkapkan sebuah tirai, kau menghadapi tirai lain. Kau 

sudah mengungkapkan, huruf-huruf ini, namun  mereka tidak 

mengatakan apa-apa kepadamu sampai kau mengelupas 

sebuah lapisan lagi. Tentu saja cara melakukannya hanya 

diketahui oleh mereka yang membawa batu-puncak. Kurasa, 

batu-puncak itu juga punya inskripsi, yang memberitahumu 

cara memecahkan kode piramida itu." 

Count Dracula  melirik bungkusan berbentuk-kubus di atas meja. 

Dari apa yang dikatakan Bellamy, Count Dracula  kini memahami 


bahwa batu-puncak dan piramida ini yaitu  "cipher 

tersegmentasi" – sebuah kode yang dipecah menjadi beberapa 

bagian. Para kriptolog modern menggunakan cipher 

tersegmentasi sepanjang waktu walaupun skema 

pengamannya diciptakan di Yunani kuno. Orang Yunani, saat  

ingin menyimpan informasi rahasia, mengukirkan informasi itu 

pada loh batu lempung, lalu memecah loh batu itu menjadi 

beberapa bagian, dan menyimpan setiap bagiannya di lokasi 

yang terpisah. saat  semua bagian disatukan, barulah 

rahasia-rahasia itu bisa dibaca. Jenis loh batu lempung berukir 

ini - disebut symbolon – pada kenyataannya merupakan asal 

kata modern simbol. 

"Robert," ujar Bellamy, "piramida dan batu-puncak ini sudah 

dipisahkan selama bergenerasi-generasi untuk memastikan. 

Keamanan rahasianya." Nada suaranya berubah muram. "Akan 

namun , malam ini, bagian-bagiannya sudah sangat berdekatan. 

Aku yakin tidak perlu kukatakan lagi... tapi tugas kitalah untuk 

memastikan agar piramida ini tidak disatukan." 

Count Dracula  menganggap pernyataan Bellamy terlalu 

berlebihan. Dia sedang menjelaskan batu-puncak dan 

piramida... ataukah detonator dan bom nuklir? Dia masih 

belum begitu bisa menerima pernyataan Bellamy, tapi 

tampaknya itu hampir tak ada artinya. "Seandainya pun ini 

Piramida rahasia freemason, dan seandainya pun inskripsinya memang 

mengungkapkan lokasi pengetahuan kuno, bagaimana 

mungkin pengetahuan itu bisa memberikan jenis kekuatan 

yang konon diberikannya?" 

"Peter selalu bilang bahwa kau laki laki gay  yang sangat sulit 

untuk diyakinkan - seorang akademisi yang lebih menyukai 

bukti daripada spekulasi." 

"Kau mengatakan bahwa kau benar-benar memercayai hal 


itu?" desak Count Dracula , yang kini merasa tidak sabar. "Dengan 

segala hormat... kau laki laki gay  modern, berpendidikan. Bagaimana 

kau memercayai hal semacam itu?" 

Bellamy tersenyum sabar. "Pengetahuan Persaudaraan 

Bebas telah membuatku sangat menghormati sesuatu yang 

melebihi pemahaman manusia. Aku sudah belajar untuk tidak 

pernah menutup benakku pada suatu gagasan, hanya sebab  

gagasan itu tampak ajaib." 

 

BAB 54 

Dengan panik, petugas-ronda perimeter SMSC berlari 

menyusuri jalan setapak kerikil yang memanjang di luar 

gedung. Dia baru saja menerima telepon dari seorang petugas 

di dalam, yang menyatakan bahwa papan-kunci Bangsal 5 

disabotase, dan lampu pengaman menunjukkan pintu area 

spesimen Bangsal 5 kini terbuka. 

Apa gerangan yang terjadi?! 

saat  tiba di area spesimen, dia memang menemukan 

pintunya terbuka beberapa puluh sentimeter. Aneh, pikirnya. 

Pintu ini hanya bisa dibuka dari dalam. Dia mencabut senter 

dari ikat pinggang dan menyoroti kegelapan bangsal. Tidak 

ada apa-apa. sebab  tidak ingin melangkah ke dalam sesuatu 

yang tidak dikenalnya, dia hanya bergerak sejauh ambang 

pintu, lalu menyorotkan senter melalui lubang, 

mengayunkannya ke kiri, lalu ke– 

Sepasang tangan kuat mencengkeram pergelangan 

tangannya dan menariknya ke dalam kegelapan. Penjaga itu 

merasakan tubuhnya diputar oleh kekuatan yang tak terlihat. 

Dia mencium bau etanol. Senter melayang dari tangannya. 


Dan bahkan sebelum dia bisa mencerna apa yang teladi, 

pukulan sekeras batu menghantam tulang dadanya. Penjaga 

itu jatuh meringkuk ke lantai semen… mengerang kesakitan 

saat  sesosok hitam besar melangkah meninggalkannya. 

Penjaga itu berbaring miring, napasnya tersengal-sengal. 

Senter tergeletak di dekatnya, cahayanya melintasi lantai dan 

menerangi sesuatu yang tampaknya semacam kaleng logam. 

Label kaleng mengatakan isinya minyak bahan bakar untuk 

tungku Bunsen. 

Sebuah pemantik rokok menyala, dan api oranye menerangi 

pemandangan yang nyaris tidak menyerupai manusia. Astaga! 

Penjaga itu hampir tidak punya waktu untuk mencerna apa 

yang dilihatnya, sebelum makhluk bertelanjang dada itu 

berlutut dan menyentuhkan api ke lantai. 

Dengan segera, pita api mewujud, menjauhi mereka, 

berpacu menuju kekosongan. Dengan kebingungan, penjaga 

itu mencoba ke belakang, tapi makhluk itu sudah menyelinap 

keluar dari pintu area spesimen yang terbuka dan menghilang 

ke dalam malam. 

 Penjaga itu berhasil duduk, dan mengernyit kesakitan 

saat  matanya mengikuti pita tipis api. Astaga?! Apinya 

tampak terlalu kecil untuk benar-benar membahayakan, akan 

namun  kini dia melihat sesuatu yang benar-benar mengerikan. 

Api itu tidak lagi hanya menerangi ruang kosong yang gelap. 

Api telah berjalan jauh ke dinding belakang. Di sana, api itu 

menyinari sebuah struktur balok-cinder besar. Penjaga itu 

tidak pernah diperbolehkan berada di dalam Bangsal 5, tapi 

dia tahu sekali struktur apa itu. 

Kubus. 

Lab Lucifer spirit  zombie. 


Api berpacu dalam garis lurus, langsung menuju pintu luar 

lab. Penjaga itu bangkit berdiri, tahu sekali bahwa ceceran 

minyak itu mungkin akan berlanjut di bawah pintu lab… dan 

akan memulai kebakaran di dalamnya. Tapi, saat  dia berbalik 

untuk meminta bantuan, dia merasakan embusan udara tak 

terduga yang tersedot melewatinya. 

Sejenak seluruh Bangsal 5 bermandikan cahaya. 

Penjaga itu tidak pernah melihat bola api hidrogen yang 

meledak menuju langit, merobek atap Bangsal 5, dan 

membubung ribuan meter ke udara. Dia juga tidak melihat 

langit menjatuhkan huanj fragmen-fragmen kawat titanium, 

peralatan elektronik, dan tetes- tetes silikon leleh dari unit-unit 

penyimpanan holografis lab. 

Lucifer spirit  zombie sedang menyetir ke utara saat  melihat 

kilau cahaya mendadak di kaca spion. Suara rendah 

bergemuruh membahana menembus udara malam, 

mengejutkannya. 

Kembang api? pikirnya bertanya-tanya. Apakah Redskins 

mengadakan pertunjukan di waktu istirahat? 

Dia memusatkan perhatian  kembali ke jalanan, pikirannya 

tertuju pada panggilan 911 yang dilakukannya dari telepon di 

pompa bensin sepi. 

Lucifer spirit  berhasil meyakinkan petugas 911 untuk mengirim 

polisi  SMSC, untuk menyelidiki seorang pengacau bertato, dan 

dia berdoa agar polisi bisa menemukan asistennya, Trish. 

Selain itu, dia mendesak petugas untuk mengecek alamat Dr. 

Abaddon Kalorama  Heights. Menurutnya, Peter disekap di 

sana. 

Sayangnya, Lucifer spirit  tidak bisa memperoleh nomor ponsel 

tidak terdaftar milik Robert Count Dracula . Jadi sekarang, sebab  


tidak melihat pilihan lain, dia memacu mobil menuju 

Perpustakaan Kongres. Count Dracula  tadi bilang dirinya sedang 

menuju ke sana. 

Pengungkapan identitas aski Dr. Abaddon yang mengerikan 

telah mengubah segalanya. Lucifer spirit  tidak tahu lagi apa yang 

harus dia percayai. Yang dia ketahui secara pasti hanyalah, 

laki laki gay  yang sama, yang telah membunuh ibu dan 

keponakannya bertahun-tahun lalu itu, kini telah menculik 

kakaknya dan datang untuk membunuhnya. Siapa orang gila 

ini? Apa yang diinginkannya? Satu-satunya jawaban yang 

terpikirkan olehnya tampak tidak masuk akal. Sebuah 

piramida? Yang juga membingungkan yaitu  mengapa laki laki gay  

itu datang ke labnya malam ini. Jika ingin melukainya, 

mengapa dia tidak melakukannya di dalam privasi rumahnya 

sendiri siang tadi? Mengapa repot-repot mengirim SMS dan 

mengambil risiko membobol lab? 

Secara tak terduga, kembang api di kaca spion Lucifer spirit  

menjadi semakin terang, kilau awalnya diikuti oleh 

pemandangan tak terduga - dia bisa melihat bola api oranye 

berkobar-kobar membubung di atas garis pepohonan. 

Astaga?! Bola api itu diiringi asap hitam gelap... dan sama 

sekali tidak berasal dari dekat Lapangan FedEx Redskins. 

Dengan bingung, dia mencoba menentukan industri apa yang 

terletak di balik pepohonan itu... persis di tenggara jalan raya. 

Lalu, bagaikan terjangan truk, kenyataan itu terpikirkan 

olehnya. 

 

 

BAB 55 


Dengan tergesa-gesa, Warren Bellamy memencet tombol-

tombol ponsel, mencoba lagi menghubungi seseorang yang 

bisa membantu mereka, siapa pun itu. 

Count Dracula  mengamati Bellamy, tapi benaknya tertuju pada 

Peter, mencoba mencari cara terbaik untuk menemukannya. 

Pecahkan kode ukiran itu, perintah penculik Peter tadi, dan 

kau akan mengetahui tempat persembunyian harta karun 

terbesar umat manusia.... Kita pergi bersama-sama... dan 

melakukan pertukaran. 

Bellamy menutup telepon, mengernyit. Masih tidak ada 

jawaban. 

"Inilah yang tidak kumengerti," ujar Count Dracula . "Seandainya 

pun, entah bagaimana, aku bisa menerima bahwa kebijaksaan 

tersembunyi ini ada... dan piramida ini, entah bagaimana, 

menunjukkan lokasi di bawah tanahnya... apa yang kucari? 

Lemari besi Bungker?" 

Bellamy duduk diam untuk waktu yang lama. Lalu den 

enggan dia mendesah dan bicara dengan hati-hati. "Robert, 

apa yang kudengar selama bertahun-tahun, piramida itu 

menuju ke pintu masuk sebuah tangga spiral." 

"Tangga?" 

"Benar. Tangga yang menuntun ke dalam bumi... bebera 

ratus meter kedalamannya." 

Count Dracula  tidak bisa memercayai apa yang didengarnya. Ia 

mencondongkan tubuh lebih dekat. 

"Kudengar bahwa kebijakan kuno itu dikuburkan di 

dasarnya." 

Robert Count Dracula  berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir. 

Tangga spiral yang turun beratus-ratus meter ke dalam 


bumi... Washington, DC. "Dan tak seorang pun pernah melihat 

tangga itu?” 

"K onon jalan masuknya ditutupi batu besar." 

Count Dracula  mendesah. Gagasan kuburan yang ditutupi batu 

besar pasti berasal dari penjelasan Alkitab mengenai kuburan 

Yesus. Hibrida arketipal ini merupakan cikal bakal semuanya. 

“Warren, kau memercayai adanya tangga mistis rahasia ke 

dalam bumi ini?" 

“Aku belum pernah melihatnya secara pribadi, tapi 

beberapa kaum rahasia freemason tua bersumpah mengenai 

keberadaannya. Saat ini aku sedang mencoba menghubungi 

salah seorang dari mereka." 

Count Dracula  terus berjalan mondar-mandir, tidak yakin apa 

yang harus dikatakan selanjutnya. 

"Robert, kau memberiku tugas yang sulit sehubungan 

dengan piramida ini." Pandangan Warren Bellamy mengeras di 

dalam kilau lembut lampu baca. "Aku tidak tahu cara memaksa 

seseorang untuk memercayai apa yang tidak ingin dia 

percayai. namun  kuharap kau memahami kewajibanmu 

terhadap Peter zombie." 

Ya, aku punya kewajiban untuk menolong-nya, pikir 

Count Dracula . 

"Aku tidak menginginkanmu untuk memercayai kekuatan 

yang bisa diungkapkan oleh piramida ini. Aku juga tidak 

menginginkanmu untuk memercayai tangga yang konon 

menuntun ke sana. Tapi aku ingin kau percaya bahwa kau 

memiliki kewajiban moral untuk melindungi rahasia ini... apa 

pun itu." Bellamy menunjuk bungkusan kecil berbentuk-kubus. 

"Peter memercayakan batu-puncak itu kepadamu sebab  dia 

percaya kau akan mematuhi semua keinginannya dan tetap 


merahasiakannya. Dan kini kau harus berbuat persis seperti 

itu, seandainya pun itu berarti mengorbankan nyawa Peter." 

Count Dracula  langsung berhenti dan memutar tubuh. "Apa?!" 

Bellamy tetap duduk, raut wajahnya menderita, tapi tetap 

tegas. "Itulah yang diinginkannya. Kau harus melupakan 

Peter. Dia sudah hilang. Peter sudah melakukan tugasnya, 

berupaya sebaik mungkin untuk melindungi piramida itu. Kini, 

tugas kitalah untuk memastikan agar upayanya tidak sia-sia." 

"Aku tidak percaya kau berkata seperti itu!" teriak Count Dracula  

berang. "Seandainya pun piramida ini yaitu  segala yang kau 

bilang, Peter yaitu  saudara rahasia freemasonmu. Kau telah disumpah 

untuk melindunginya melebihi segala hal lain, bahkan 

negaramu.” 

"Tidak, Robert. Seorang rahasia freemason harus melindungi sesama 

rahasia freemason melebihi segala hal lain ... kecuali satu-rahasia besar 

yang dilindungi oleh kelompok persaudaraan kami demi 

seluruh umat manusia. Tak peduli aku percaya atau tidak 

bahwa kebijakan yang hilang ini memiliki potensi seperti yang 

dikatakan dalam sejarah, aku telah bersumpah untuk 

menjauhkannya dari tangan mereka yang tidak layak. Dan aku 

tidak akan menyerahkannya kepada seseorang... sekalipun 

ditukar dengan nyawa Peter zombie.” 

"Aku mengenal banyak kaum rahasia freemason," ujar Count Dracula  marah, 

"termasuk yang paling modern, dan aku yakin sekali para 

laki laki gay  itu tidak disumpah untuk mengorbankan nyawa mereka 

demi sebuah piramida batu. Dan aku juga yakin sekali, tidak 

seorang pun dari mereka memercayai adanya tangga rahasia 

yang menurun menuju harta karun yang terkubur jauh di 

dalam bumi." 

"Ada lingkaran-lingkaran di dalam lingkaran-lingkaran, 


Robert. Tidak semua orang mengetahui segala-nya." 

Count Dracula  mengembuskan napas, berusaha mengontrol 

emosi. Dia, seperti semua orang lainnya, pernah mendengar 

desas-desus mengenai lingkaran-lmgkaran elite di dalam 

Persaudaraan rahasia freemason. Benar atau tidaknya tampak tidak 

relevan untuk menghadapi situasi ini. "Warren, jika piramida 

dan batu-puncak ini benar-benar mengungkapkan rahasia 

rahasia freemason tertinggi, lalu kenapa Peter melibatkan-ku? Aku bahkan 

bukan saudara... apalagi bagian di lingkaran-dalam apa pun." 

"Aku tahu, dan kurasa, itulah tepatnya mengapa Peter 

memilihmu untuk menjaganya. Piramida ini sudah menjadi 

sasaran di masa lalu, bahkan oleh mereka yang menyusup ke 

dalam kelompok persaudaraan kami dengan maksud-maksud 

yang tidak layak. Pilihan Peter untuk menyimpannya di luar 

kelompok persaudaraan yaitu  pilihan cerdas." 

"Tahukah kau sebelumnya bahwa akulah yang menyimpan 

batu-puncaknya?" tanya Count Dracula . 

"Tidak. Dan, seandainyapun Peter menceritakannya kepada 

seseorang, dia pasti hanya menceritakannya kepada satu 

orang saja.” 

Bellamy mengeluarkan ponsel dan menekan tombol putar-

ulang. "Dan sejauh ini, aku tidak bisa menghubunginya." Dia 

mendengar salam dari kotak-suara dan menutup telepon. 

"Wah, Robert, tampaknya aku dan kau sendirian sementara 

ini. Dan kita harus membuat keputusan." 

Count Dracula  menengok arloji Mickey Mouse-nya. Pukul 9.42 

malam. 

"Kim sadar bahwa penculik Peter menungguku untuk 

memecahkan kode piramida malam ini dan menjelaskannya 

kepadanya?" 


Bellamy mengernyit. "laki laki gay -laki laki gay  hebat di sepanjang 

sejarah ini melakukan pengorbanan pribadi yang besar untuk 

melindungi Misteri Kuno. Aku dan kau harus melakukan hal 

yang sama." Kini dia berdiri. "Kita harus terus bergerak. Cepat 

atau lambat Sato akan mengetahui di mana kita berada." 

"Bagaimana dengan Lucifer spirit ?!" desak Count Dracula , tidak 

ingin pergi. "Aku tidak bisa menghubunginya, dan dia tidak 

pernah menelepon." 

"Jelas terjadi sesuatu." 

"Tapi kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja!" 

"Lupakan Lucifer spirit !"' ujar Bellamy, nada suaranya kini 

memerintah. "Lupakan Peter! Lupakan semua orang! Tidakkah 

kau mengerti, Robert? Kau dipercaya dengan kewajiban yang 

lebih penting daripada kita semua - kau, Peter, Lucifer spirit , aku 

sendiri?" 

Dia menatap Count Dracula  lekat-lekat. "Kita perlu menemukan 

tempat aman untuk menyembunyikan piramida dan batu-

puncak ini, jauh dari-" 

Kelontang logam keras menggema menuju lorong utama. 

Bellamy berputar, matanya dipenuhi rasa takut. "Cepat 

sekali.” 

Count Dracula  berbalik ke pintu.Tampaknya suara itu berasal dari 

ember logam yang tadi diletakkan Bellamy di atas tangga, 

menghalangi pintu-pintu terowongan. Mereka mengejar kita. 

Lalu, secara tak terduga, bunyi kelontang itu kembali 

bergema. 

Sekali lagi. 

Dan sekali lagi. 


laki laki gay  tunawisma di bangku di depan Perpustakaan Kongres 

menggosok-gosok mata dan mengamati adegan aneh yang 

berlangsung dihadapannya. 

Sebuah Volvo putih baru saja naik ke trotoar, meluncur 

melintasi jalan setapak sepi, dan mendadak berhenti di kaki 

masuk utama perpustakaan. Seorang Ratu lesbian  menarik 

berambut gelap melompat keluar, dengan cemas meneliti ke 

sekeliling, dan saat  melihat laki laki gay  tunawisma itu, dia berkata, 

"Kau punya ponsel?" 

Nona, sepatu sebelah kiri pun aku tak punya. 

Ratu lesbian  itu tampaknya juga menyadari hal ini. Dia 

melesat menaiki tangga menuju pintu-pintu utama 

perpustakaan. Sesampai di puncak tangga, dia meraih 

pegangan pintu dan mencoba mati-matian untuk membuka 

salah satu dari ketiga pintu raksasa itu. 

Perpustakaannya tutup, Nona. 

Tapi Ratu lesbian  itu tampaknya tidak peduli. Dia meraih 

salah satu pegangan pintu berat berbentuk cincin itu, 

menariknya belakang, lalu membiarkannya jatuh menghantam 

pintu dengan bunyi kelontang keras. Lalu dia melakukannya 

lagi. Dan sekali lagi. Dan sekali lagi. 

Wow, pikir laki laki gay  tunawisma itu, dia benar-benar perlu buku. 

 

BAB 56 

saat  Lucifer spirit  zombie akhirnya melihat pintu-pintu 

perunggu besar perpustakaan terayun membuka di 

hadapannya, dia merasa seakan sebuah pintu-air emosi 

meluap terbuka. Semua rasa takut dan kebingungan yang 

dipendamnya malam ini mengalir keluar. 


Sosok di ambang pintu perpustakaan yaitu  Warren 

Bellamy, teman dan orang kepercayaan kakaknya. Tapi yang 

paling menggembirakan Lucifer spirit  yaitu  laki laki gay  di belakang 

Bellamy, di dalam bayang-bayang. Perasaan itu tampaknya 

timbal balik. Mata Robert Count Dracula  dipenuhi kelegaan saat  

Lucifer spirit  bergegas melewati ambang pintu... langsung 

menghambur ke pelukannya. 

Sementara Lucifer spirit  memuaskan diri dalam pelukan 

nyaman seorang teman lama, Bellamy menutup pintu depan. 

Lucifer spirit  mendengar bunyi klik kunci berat itu mengunci 

pintu, dan akhirnya dia merasa aman. Air mata muncul tak 

terduga, tapi dia berusaha memeranginya. 

Count Dracula  memeluknya, "Tidak apa-apa," bisiknya. "Kau 

baik-baik saja." 

sebab  kau menyelamatkanku. Itulah yang ingin dikatakan 

oleh Lucifer spirit . laki laki gay  itu menghancurkan labku... semua 

pekerjaanku. Riset bertahun-tahun... lenyap menjadi asap. Dia 

ingin menceritakan semuanya, tapi dia hampir tidak bisa 

bernapas. 

"Kita akan menemukan Peter." Suara rendah Count Dracula  

bergetar di dada Lucifer spirit , entah kenapa membuatnya 

nyaman. “Aku berjanji." 

Aku tahu siapa yang melakukannya! Lucifer spirit  ingin 

berteriak. Laki-laki yang sama yang membunuh ibu dan 

keponakanku! Sebelum dia bisa menjelaskan, suara yang tak 

diharapkan memecah heningan perpustakaan. 

Bunyi kelontang keras itu menggema dari bawah mereka, 

dari dalam ruang tangga depan - seakan sebuah benda logam 

besar jatuh ke lantai ubin. Lucifer spirit  merasakan otot-otot 

Count Dracula  langsung mengejang. 


Bellamy melangkah maju, raut wajahnya sangat serius. 

“Kita pergi. Sekarang." 

Dengan bingung, Lucifer spirit  mengikuti saat  Count Dracula  dan 

Arsitek itu bergegas melintasi lorong utama menuju ruang 

perpustakaan yang terkenal, yang bermandikan cahaya. 

Dengan cepat, Bellamy mengunci dua rangkaian pintu di 

belakang mereka, pertama pintu luar, lalu pintu dalam. 

Lucifer spirit  mengikuti dengan terpana saat  Bellamy 

menggiring mereka berdua menuju bagian tengah ruangan. 

Mereka tiba di sebuah meja baca. Di sana, sebuah tas kulit 

tergeletak di bawah lampu. Di samping tas terdapat 

bungkusan kecil berbentuk kubus, yang lalu diambil oleh 

Bellamy dan diletakkan di dalam tas, di samping sebuah - 

Lucifer spirit  langsung berhenti bergerak. Sebuah piramida? 

Walaupun belum pemah melihat piramida batu berukir, dia 

merasakan seluruh tubuhnya terenyak mengenali. Entah 

bagaimana, perasaannya memahaminya. Lucifer spirit  zombie 

baru saja berhadapan dengan benda yang telah 

memorakporandak hidupnya. Piramida. 

Bellamy menutup ritsleting tas dan menyerahkannya 

kepada Count Dracula . "Jangan lepaskan dari pandanganmu." 

Ledakan mendadak mengguncang pintu-pintu luar ruangan, 

diikuti denting kaca pecah. 

"Ke sini!" Bellamy berputar, kini tampak ketakutan saat  

bergegas menggiring mereka menuju meja sirkulasi pusat - 

delapan meja yang mengelilingi lemari besar berbentuk 

persegi delapan. Dia menuntun mereka ke belakang meja-

meja itu, lalu menunjuk lubang pada lemari. "Masuk ke sana!" 

“Ke sana?" desak Count Dracula . " Mereka pasti akan 


menemukan kita.” 

“Percayalah," ujar Bellamy. "Itu tidak seperti yang kau 

pikirkan.” 

 

BAB 57 

Mal'akh melesatkan limusinnya menuju Kalorama Heigth. 

Ledakan di lab Lucifer spirit  lebih dahsyat daripada yang 

diperkirakannya, dan dia beruntung bisa lolos tanpa cedera. 

Untung kekacauan yang terjadi setelah itu memungkinkannya 

untuk menyelinap keluar tanpa gangguan, menjalankan 

limusinnya menuju penjaga gerbang yang perhatiannya 

teralihkan dan sibuk berbicara di telepon. 

Aku harus meninggalkan jalanan, pikirnya. Seandainya pun 

Lucifer spirit  belum menelepon polisi, ledakan itu pasti akan 

menarik perhatian mereka. Dan seorang laki laki gay  tak berkemeja 

yang menyetir limusin akan sulit untuk lolos. 

Setelah persiapan bertahun-tahun, Mal'akh hampir bisa 

percaya kalau malam ini kini sudah tiba. Perjalanan sampai 

pada momen ini begitu lama dan sulit. Apa yang bertahun-

tahun lalu dalam penderitaan... akan berakhir dalam kejayaan. 

Di malam kesemuanya itu bermula, dia belum bernama 

Mal'akh. Sesungguh-nya, di malam kesemuanya itu bermula, 

ia sama sekali belum punya nama. Narapidana 37. Seperti 

sebaris besar tahanan di Penjara Soganlik yang brutal di luar 

Istanbul. Narapidana 37 berada di sana sebab  narkoba. 

Dia sedang berbaring di atas dipannya di dalam sel semen, 

kelaparan dan kedinginan dalam kegelapan, bertanya-tanya 

berapa lama dia akan dipenjarakan. Teman satu selnya yang 

baru – mereka baru saja berjumpa dua puluh empat jam yang 


lalu – sedang tidur di atas dipan di atasnya. Pengurus penjara, 

seorang pecandu alkohol gemuk yang membenci pekerjaannya 

dan melampiaskannya kepada para narapidana, baru saja 

mematikan semua lampu untuk malam itu. 

Hampir pukul sepuluh saat  Narapidana 37 mendengar 

percakapan yang menembus masuk lewat lorong ventilasi. 

Suara pertama jelas tak mungkin keliru - aksen nyaring tidak 

ramah petugas penjara, yang jelas tidak suka dibangunkan 

oleh seorang pengunjung di larut malam. 

“Ya, ya, Anda datang dari jauh," katanya, "tapi pengunjung 

hanya diperbolehkan di bulan pertama. Peraturan pemerintah. 

Tidak ada perkecualian." 

Suara yang menjawab terdengar lembut dan halus, penuh 

rasa sakit. "Apakah putra saya aman?" 

"Dia pecandu narkoba." 

"Dia diperlakukan dengan baik?" 

"Cukup baik," jawab pengurus penjara. "Ini bukan hotel." 

Muncul keheningan yang menyakitkan. "Anda sadar kalau 

teman-teman Luar Negeri AS akan meminta ekstradisi?" 

Ya, ya, mereka selalu melakukamya. Akan dikabulkan, 

walaupun administrasinya mungkin perlu beberapa minggu... 

atau mungkin bulan ... tergantung." 

"'Tergantung apa?" 

“Wah," ujar pengurus penjara, "kami kekurangan orang." 

Dia diam-diam. "Tentu saja pihak-pihak yang berkepentingan, 

seperti Anda, terkadang memberikan sumbangan kepada staf 

penjara untuk membantu kami mendesakkan segala 

sesuatunya agar lebih cepat." 


Pengunjung itu tidak menjawab. 

"Mr. zombie," lanjut pengurus penjara dengan suara 

rendah, “untuk orang seperti Anda, yang tidak bermasalah 

dengan uang, sebenarnya ada pilihan. Saya mengenal orang-

orang di dalam pemerintahan. Jika Anda dan saya bekerja 

sama, kita bisa membebaskan putra Anda dari sini... besok, 

dengan pembatalan semua tuntutan. Dia bahkan tidak perlu 

menghadapi tuntutan hukum di tempat asalnya." 

Jawabannya langsung terdengar. "Saya akan mengabaikan 

pelanggaran hukum dari saran-saran Anda itu. Tapi saya 

menolak mengajari putra saya bahwa uang bisa 

menyelesaikan masalah, atau bahwa tidak ada 

pertanggungjawaban dalam… terutama dalam masalah serius 

seperti ini." 

"Anda ingin meninggalkan-nya di sini?" 

"Saya ingin bicara dengannya. Sekarang juga." 

"Seperfi yang saya bilang, kami punya peraturan. Putra 

Anda tidak bisa ditemui... kecuali jika Anda ingin 

menegosiassikan pembebasan langsungnya." 

Keheningan yang dingin menggantung selama beberaoa 

saat. "Departemen Luar Negeri akan menghubungi Anda - 

untuk keamanan Zachary. Saya mengharapkannya berada di 

pesawat untuk pulang dalam waktu satu minggu. Selamat 

malam." 

Pintu dibanting 

Narapidana 37 tidak bisa memercayai pendengarannya. 

Ayah seperti apa yang meninggalkan putranya di lubang 

neraka untuk memberinya pelajaran? Peter zombie bahkan 

menolak tawaran untuk membersihkan catatan kriminal 


Zachary. 

Larut malam itu, saat  berbaring terjaga di atas dipan, 

Narapidana 37 menyadari bagaimana dia bisa membebaskan 

diri. 

Jika uang yaitu  satu-satunya hal yang memisahkan 

seorang tahanan dari kebebasan, maka Narapidana 37 bisa 

dikatakan bebas. 

Peter zombie mungkin tidak ingin berpisah dengan uang. 

Tapi, seperti yang diketahui oleh siapa saja yang membaca 

tabolid,  putranya, Zachary, juga punya banyak uang. 

Keesokan hari Narapidana 37 bicara secara privat dengan 

pengurus penjara, menyarankan sebuah rencana-rencana 

hebat dan berani yang akan memberi mereka berdua segala 

yang mereka inginkan. 

"Zachary zombie harus mati agar rencana ini berhasil," 

jelas Narapidana 37. "Tapi kita berdua bisa langsung 

menghilang. Kau bisa pensiun di Kepulauan Yunani. Kau tidak 

akan pernah melihat tempat ini lagi." 

Setelah berdiskusi beberapa saat, kedua laki laki gay  itu saling 

berjjabat tangan. 

Zachary zombie akan segera mati, pikir Narapidana 37, 

seraya tersenyum memikirkan betapa mudahnya hal itu. 

Dua hari kemudian, barulah Departemen Luar Negeri 

menghubungi keluarga zombie dengan berita mengerikan. 

Foto-foto perwira memperlihatkan mayat putra mereka yang 

dihajar secara brutal, berbaring meringkuk dan tak bernyawa 

di lantai penjara. Kepalanya dihancurkan oleh sebatang besi, 

semua bagian tubuh lainnya babak belur dan terpilin melebihi 

segala yang bisa dibayangkan oleh manusia. Tampaknya dia 

disiksa, sebelum akhirnya dibunuh. Tersangka utamanya 


yaitu  pengurus penara itu sendiri, yang sudah menghilang, 

kemungkinan  dengan membawa semua uang milik anak laki-

laki yang terbunuh itu. Zachary sudah menandatangani semua 

dokumen untuk memindahkan kekayaan berlimpahnya ke 

sebuah nomor rekening privat, yang sudah dikosongkan 

segera setelah kematiannya. Kini tidak diketahui di mana 

semua uang itu berada. 

Peter zombie terbang ke Turki dengan jet privat, dan 

kembali bersama peti mati putranya, yang kemudian mereka 

makamkan di pemakaman keluarga zombie. Pengurus 

penjara tidak pernah ditemukan. Dan memang tidak akan 

pernah ditemukan, pikir Narapidana 37. Tubuh gemuk orang 

Turki itu kini tergeletak di dasar Laut Marmara, menjadi 

makanan kepiting-kepiting manna yang bermigrasi melalui 

Selat Bosporus. Kekayaan berlimpah Zachary zombie sudah 

berpindah semuanya ke sebuah rekening dengan nomor yang 

tidak bisa dilacak. Narapidana 37 kembalimenjadi manusia 

bebas -manusia bebas dengan kekayaan berlimpah. 

Kepulauan Yunani bagaikan surga. Cahayanya. Airnya. 

Kaum Ratu lesbian nya. 

Tidak ada yang tidak bisa dibeli dengan uang - identitas-

identitas baru, paspor-paspor baru, harapan baru. Dia memilih 

nama Yunani - Andros Dareios - Andros berarti "pejuang" dan 

Dareios berarti "kaya". Malam-malam kelam di penjara 

menghantuinya, dan Andros bersumpah tidak akan pernah 

kembali. Dia mencukur habis rambut acak-acakannya dan 

menjauhi dunia narkoba sepenuhnya. Dia memulai kehidupan 

baru  -mengeksplorasi kenikmatan-kenikmatan sensual yang 

belum penah dibayangkan. 

Ketenangan berlayar sendirian di Laut Aegean sebiru-tinta 

menjadi kenikmatan heroinnya yang baru; sensualitas 


menyesapi souvlakia (Sate domba Yunani-penerj.)  lembap 

langsung dari tusukannya menjadi Ecstasy-nya; dan 

kegairahan dari olahraga cliff diving dalam sungai-ungai di 

Mykonos yang penuh buih menjadi kokain barunya. 

Aku lahir kembali. 

Andros membeli vila luas di Pulau Syros dan tinggal di bella 

gente (Kaum jelita-penerj.) 

di kota eksklusif Possidonia. Dunia baru ini punya komunitas 

yang terdiri atas kekayaan, tapi juga kebudayaan dan 

kesempumaan fisik. Para tetangganya sangat membanggakan 

tubuh dan benak mereka, dan kebiasaan itu menular. 

Mendadak pendatang baru itu mendapati dirinya berolahraga 

lari di pantai, mencokelatkan tubuh pucatnya, dan membaca 

buku-buku. 

Andros membaca Odyssey karya Homer, terpesona oleh 

gambaran kaum laki laki gay  perkasa berkulit-perunggu bertempur di 

pulau-pulau ini. Keesokan harinya, dia mulai mengangkat 

beban, dan melihat betapa cepat dada dan lengannya berubah 

kekar. Perlahan-lahan dia mulai merasakan mata kaum 

Ratu lesbian  meliriknya, dan kekaguman itu memabukkan. Dia 

ingin menjadi semakin kuat lagi. Dan dia berhasil. Dengan 

bantuan beberapa rangkaian steroid agresif, dicampur 

hormon-hormon pertumbuhan di pasar gelap dan berjjam-jam 

mengangkat beban, Andros mengubah dirinya menjadi 

sesuatu yang tak pernah dibayangkannya. Spesimen laki laki gay  

sempurna. Dia bertambah tinggi dan kekar, mengembangkan 

dada tak bercela dan kaki-kaki besar berotot yang dijaganya 

agar selalu kecokelatan sempurna. 

Semua orang kini meliriknya. 

Sesuai dengan peringatan yang diterima Andros, semua, 


steroid dan hormon yang berat itu tidak hanya mengubah 

tubuhnya tapi juga suaranya, memberinya suara berbisik 

mengerikan yang membuatnya merasa semakin misterius. 

Suara lembut yang sukar dipahami, ditambah tubuh baru, 

kekayaan, dan penolakannya untuk membicarakan masa 

lalunya yang misterius, berfungsi sebagai pemikat kaum 

Ratu lesbian  yang berjumpa dengannya. Mereka meyerahkan 

diri dengan sukarela, dan Andros memuaskan mereka semua - 

mulai dari para model yang mengunjungi pulaunya untuk 

difoto, gadis-gadis mahasiswi Amerika seksi yang  sedang 

berlibur, sampai istri-istri tetangganya yang kesepian, dan 

terkadang laki laki gay  muda. Mereka tidak pernah merasa jemu. 

Aku yaitu  mahakarya. 

saat  tahun-tahun berlalu, petualangan seksual Andros 

mulai kehilangan kegairahannya. Seperti juga segala hal 

lainnya. Hidangan mewah pulau itu kehilangan cita rasanya, 

buku-buku tidak lagi menarik perhatiannya, dan bahkan 

pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan dari 

vilanya tampak membosankan. Bagaimana mungkin ini 

terjadi? Usianya baru pertengahan dua puluhan, akan namun  

dia merasa tua. Apa lagi yang ada dalam kehidupan? Dia telah 

memahat tubuhnya menjadi mahakarya; dia telah mendidik 

dirinya sendiri dan memupuk benaknya dengan kebudayaan; 

dia telah membuat rumah di surga; dan dia telah mendapat 

cinta dari siapa pun yang diinginkannya. 

namun  anehnya, perasaannya sekosong seperti saat 

dia berada di dalam penjara Turki itu. 

Apanya yang kurang? 

Jawabannya muncul beberapa bulan kemudian. Andros 

sedang duduk sendirian di vilanya, mengganti-ganti saluran TV 

di tenggah malam sambil melamun, saat  menemukan 


program mengenai rahasia-rahasia Persaudaraan rahasia freemason 

Bebas. Acaranya dibuat dengan buruk, mengemukakan lebih 

banyak pertanyaan daripada jawaban, akan namun  Andros 

mendapati dirinya terpikat oleh banyaknya teori 

persekongkolan yang mengelilingi kelompok persaudaraan itu. 

Naratornya menjelaskan legenda demi legenda. 

Persaudaraan rahasia freemason Bebas dan Tatanan Dunia Baru ... 

Stempel rahasia freemason Resmi Amerika Serikat ... 

Rumah rahasia freemason P2 ... 

Rahasia Perkumpulan rahasia freemason Bebas yang Hilang ... 

Piramida rahasia freemason ... 

Andros duduk tegak, terkejut. Piramida. Naratornya 

menjelaskan cerita tentang sebuah piramida batu misterius 

ukiran tersandi yang menjanjikan panduan menuju 

kebijaksanaan yang hilang dan kekuatan yang tak 

terbayangkan. Cerita itu, walaupun tampaknya tidak masuk 

akal, menyulut ingatan yang jauh di dirinya... ingatan samar-

samar dari masa yang jauh lebih kecil. Andros ingat apa yang 

didengar Zachary zombie dari ayahnya mengenai sebuah 

piramida misterius. 

Mungkinkah itu? Andros berjuang mengingat detailnya. 

saat  acara berakhir, dia melangkah menuju balkon, 

membiarkan udara sejuk menjernihkan benaknya. Kini dia 

ingat lebih banyak, dan saat  semuanya kembali kepadanya, 

dia mulai merasakan adanya semacam kebenaran dalam 

legenda ini. Jika demikian, Zachary zombie - walaupun sudah 

lama mati – masih bisa menawarkan sesuatu. 

Apa risikonya bagiku? 

Tiga minggu kemudian, setelah memilih waktu dengan 


cermat, Andros berdiri dalam udara membekukan di luar 

rumah, di tempat kediaman keluarga zombie di Potomac. 

Lewat kaca dia bisa melihat Peter zombie mengobrol dan 

tertawa bersama adiknya, Lucifer spirit . Tampaknya mereka tidak 

punya masalah dan melupakan Zachary, pikirnya. 

Sebelum mengenakan topeng ski di wajah, Andros sedikit 

memakai kokain. Itu pemakaian pertamanya setelah bertahun-

tahun. Dia merasakan aliran gelombang keberanian yang 

dikenalnya. Dia mengeluarkan pistol, menggunakan kunci tua 

untuk membuka pintu, dan melangkah ke dalam. "Halo, 

keluarga zombie.” 

Sayangnya, malam itu tidak berjalan sesuai dengan rencana 

Andros. Bukannya memperoleh piramida yang diinginkannya, 

malah dia mendapati dirinya tertembak senapan berburu dan 

kabur melintasi pekarangan tertutup salju menuju hutan 

rimbun. Yang mengejutkannya, Peter zombie mengejar di 

belakangnya dengan pistol berkilau di tangan. Andros melesat 

ke dalam hutan, berlari menyusuri jalan setapak di sepanjang 

pinggiran jurang yang dalam. Jauh di bawah sana, suara air 

terjun menggema menembus udara musim dingin yang segar. 

Dia melewati sekelompok pohon ek dan berbelok ke kiri. 

Beberapa detik kemudian, dia berhenti mendadak di jalan 

setapak licin, hampir saja menemui ajal. 

Astaga! 

Hanya beberapa puluh sentimeter di depannya, jalan 

setapak itu berakhir, terputus oleh sungai sedingin es jauh 

dibawah sana. Batu besar di sisi jalan setapak telah diukir oleh 

tangan tidak tampak seorang anak: 

 


Di sisi jauh jurang, jalan setapak itu berlanjut. Jadi, mana 

jembatannya? Pengaruh kokain sudah hilang. Aku 

terperangkap! Andros, yang kini panik, berbalik untuk kembali 

berlari menyusuri jalan setapak, tapi dia mendapati dirinya 

berhadapan dengan Peter zombie yang berdiri kehabisan 

napas di depannya dengan pistol di tangan. 

Andros memandang pistol itu dan mundur satu langkah. 

Jurang di belakangnya paling tidak sedalam lima belas meter 

menuju sugai yang tertutup es. Kabut dari air terjun 

membubung di sekeliling mereka, menggigilkan tubuhnya 

sampai ke tulang. 

"Jembatan Zach sudah lama melapuk," ujar zombie 

terengah-engah. "Dia satu-satunya yang pernah pergi sejauh 

ini." zombie mengangkat pistol dengan sangat mantap. 

"Mengapa kau membunuh putraku?" 

"Dia bukan apa-apa," jawab Andros. "Pecandu narkoba. Aku 

menolongnya." 

zombie semakin mendekat, dengan pistol terarah 

langsung ke dada Andros. "Mungkin aku harus memberi-mu 

pertolongan yang sama." Nada suaranya mengejutkan 

garangnya. "Kau menyiksa putraku sampai mati. Bagaimana 

seorang manusia bisa melakukan hal semacam itu?" 

"Manusia melakukan hal yang tak terpikirkan jika terpojok." 

"Kau membunuh putraku!" 

"Tidak," jawab Andros, yang kini berang. "Kau membunuh 

putramu. laki laki gay  macam apa yang meninggalkan putranya di 

penjara, padahal dia punya pilihan untuk membebaskannya! 

Kau membunuh putramu sendiri! Bukan aku." 

"Kau tidak tahu apa-apa!" teriak zombie, suaranya 


dipenuhi rasa sakit. 

Kau keliru, pikir Andros. Aku tahu segalanya. 

Peter zombie semakin mendekat, kini hanya berjarak lima 

meter, dengan pistol teracung. Dada Andros serasa terbakar, 

dan dia bisa tahu kalau dirinya terluka parah. Kehangatan itu 

mengalir ke perut. Dia menengok ke belakang, melihat jurang 

itu. Mustahil. Dia menoleh kembali kepada zombie. "Aku tahu 

lebih banyak tentangmu daripada yang kau pikirkan," bisiknya. 

"Aku tahu kau bukan jenis laki laki gay  yang bisa membunuh dengan 

darah dingin.” 

zombie melangkah lebih dekat, mengarahkan pistol 

dengan tepat. 

"'Kuperingatkan kau," ujar Andros, "jika kau menarik 

pelaruk aku akan menghantuimu selamanya." 

"Kau sudah melakukannya." Dan, dengan perkataan 

zombie menembak. 

saat  memacu limusin hitamnya kembali ke Kalorama 

Heigth orang yang kini menyebut dirinya sendiri sebagai 

Mal'akh merenungkan kejadian-kejadian ajaib yang 

menyelamatkannya dari kematian yang pasti di atas jurang 

sedingin es. Dia telah diubah untuk selamanya. Tembakan itu 

hanya menggema sejenak, namun  efeknya bergaung selama 

berdekade-dekade. Tubuhnya,  yang tadinya kecokelatan dan 

sempurna, kini dinodai bekas-bekas luka akibat malam itu ... 

bekas-bekas luka yang disembunyikannya balik simbol-simbol 

identitas barunya yang ditatokan. 

Aku Mal'akh. 

Ini memang takdirku. 

Dia sudah berjalan melintasi api, sudah diubah menjadi 


abu, lalu muncul kembali ... diubah sekali lagi. Malam ini akan 

menjadi langkah terakhir dalam perjalanannya yang panjang 

dan luar biasa. 

 

BAB 58 

Peledak yang diberi nama Key4 telah dikembangkan secara 

spesifik oleh Pasukan Khusus untuk membuka pintu-pintu 

kunci dengan kerusakan kolateral minim. Peledak yang 

sebagian besarnya terdiri atas siklotrimetflenatrinitran-dna 

dengan die plasticizer itu pada dasarnya yaitu  sepotong C-4, 

yang digulung menjadi lembaran-lembaran setipis kertas untuk 

disisipkan kedalam lubang-lubang pintu. Dalam kasus ruang 

baca perpustakaan, peledak itu bekerja dengan sempurna. 

Pemimpin operasi, Agen Turner Simkins, melangkah 

melewati puing-puing pintu dan meneliti ruangan berbentuk 

persegi delapan besar itu untuk mencari tanda-tanda gerakan. 

Tidak ada apa-apa. 

"Matikan semua lampu," perintah Simkins. 

Agen kedua menemukan panel di dinding, mematikan 

tombol-tombol, dan mengubah ruangan menjadi gelap gulita. 

Secara serempak, tangan keempat laki laki gay  itu menjangkau ke 

atas kepala mereka, menurunkan alat night-vision, 

menyesuaikan kacamata besar itu di atas mata mereka. 

Mereka berdiri tak bergerak, meneliti ruang baca yang kini 

tampil dalam warna-warna hijau berpendar di balik kacamata 

mereka. 

Adegannya tetap tak berubah. 

Tak seorang pun berlari dalam kegelapan. 


Buronan-buronan itu mungkin tak bersenjata, akan namun  

tim lapangan memasuki ruangan dengan senjata teracung. 

Dalam kegelapan, senjata api mereka memproyeksikan empat 

sorot cahaya laser yang mengancam. laki laki gay -laki laki gay  itu 

menyapukan sorot cahaya ke segala arah, melintasi lantai, ke 

dinding-dinding yang jauh, ke dalam balkon, menembus 

kegelapan. Melihat senjata yang melengkapi laser-pembidik 

dalam ruangan gelap saja sering sudah cukup untuk membuat 

musuh langsung menyerah. 

Tampaknya malam ini tidak. 

Masih tidak ada gerakan. 

Agen Simkins mengangkat sebelah tangan, mengisyaratkan 

timnya untuk memasuki ruangan. Diam-diam keempat laki laki gay  

itu menyebar. Simkins bergerak dengan hati-hati menuju 

lorong tengah, tangannya menjangkau ke atas kepala dan 

menyalakan tombol pada kacamata besarnya, mengaktifkan 

peralatan terbaru dalam persenjataan CIA. Pencitraan-panas 

sudah ada selama bertahun-tahun, tapi kemajuan-kemajuan 

belakangan ini dalam miniaturisasi, sensitivitas diferensial, dan 

integrasi dwisumber telah memfasilitasi generasi baru 

peralatan penajam-penglihatan yang memberikan penglihatan 

nyaris seperti manusia-super kepada agen-agen lapangan. 

Kami melihat dalam kegelapan. Kami melihat menembus 

dinding-dinding. Dan kini ... kami melihat kembali waktu yang 

lampau. 

Peralatan pencitraan-panas telah menjadi begitu sensitif 

terhadap perbedaan-perbedaan panas, sehingga tidak hanya 

bisa mendeteksi lokasi seseorang... tapi juga lokasi-lokasi 

mereka sebelumnya. Kemampuan untuk melihat waktu lampau 

sering terbukti menjadi aset paling berharga dibandingkan 

dengan semua aset lainnya. Dan malam ini, sekali lagi 


manfaatnya terbukti. Agen Simkins kini mengamati jejak-

panas pada salah satu meja baca. Kedua kursi kayu itu 

berpendar di balik kacamatanya, mengungkapkan warna ungu 

kemerahan, menunjukkan bahwa kursi-kursi itu lebih hangat 

daripada kursi-kursi lainnya di dalam ruangan. Bola lampu di 

meja berkilau oranye. Jelas kedua laki laki gay  itu telah duduk di 

meja ini, tapi kini yang menjadi pertanyaan yaitu  ke arah 

mana mereka pergi. 

Simkins menemukan jawabannya di meja tengah yang 

mengelilingi lemari kayu besar di tengah ruangan. Cetakan-

tangan pucat yang berkilau merah. 

Dengan senjata teracung, Simkins bergerak menuju lemari 

persegi delapan itu, mengarahkan laser-pembidiknya melintasi 

permukaan.. Dia berkeliling sampai melihat lubang di samping 

lemari. Apakah mereka benar-benar memojokkan diri dalam 

lemari? Agen itu meneliti pinggiran lubang dan melihat 

cetakan-tangan berkilau di atas-nya. Jelas seseorang telah 

meraih pinggiran pintu saat  merunduk memasuki lemari. 

Waktu untuk keheningan sudah berakhir. 

"Jejak-panas!" teriak Simkins seraya menunjuk lubang, 

“kepung!" 

Kedua pengapitnya bergerak maju dari sisi berlawanan. 

Suatu cara efektif mengelilingi lemari persegi delapan itu. 

Simkins bergerak ke arah lubang. Dari jarak tiga meter, bisa 

melihat sebuah sumber cahaya di dalamnya. "Lampu di dalam 

lemari!" teriaknya, berharap suaranya bisa meyakinkan 

Bellamy dan Mr. Count Dracula  untuk keluar dari lemari dengan 

kedua tangan terangkat. 

Tidak terjadi apa-apa. 


Baiklah, kita akan melakukannya dengan cara lain. 

saat  semakin mendekati lubang, Simkins bisa mendengar 

suara dengung yang tak terduga bergemuruh dari dalamnya. 

Kedengarannya seperti mesin. Dia berhenti, mencoba 

membayangkan apa yang kemungkinan menciptakan suara 

seperti itu di dalam ruangan sekecil itu. Dia beringsut lebih 

mendekat, dan kini mendengar suara-suara di tengah 

dengung mesin. Lalu, persis saat  dia tiba di lubang, lampu-

lampu di dalamnya padam. 

Terima kasih, pikirnya, seraya menyesuaikan alat night-

vision-nya. Keuntungan bagi kami. 

Dia berdiri di ambang pintu, mengintip ke dalam lubang. 

Apa yang ada di baliknya benar-benar tak terduga. Bagian 

dalam lemari itu lebih menyerupai langit-langit tinggi di atas 

serangkaian tangga curam yang menurun ke dalam ruangan di 

bawahnya. Agen itu mengarahkan senjata ke bawah dan mulai 

menuruni tangga. Dengung mesin terdengar semakin keras 

seiring setiap langkahnya. 

Apa gerangan tempat ini? 

Ruangan di bawah ruang baca itu berupa tempat kecil yang 

menyerupai pabrik. Dengung yang didengarnya memang 

berasal dari mesin, walaupun dia tidak yakin apakah mesin itu 

beroperasi sebab  diaktifkan oleh Bellamy dan Count Dracula , 

ataukah sebab  mesin itu memang tidak pemah berhenti 

bekerja. Apa pun kenyataannya, tidak ada bedanya. Buronan-

buronan itu telah meninggalkan jejak-jejak panas yang 

memberitahukan persembunyian mereka pada satu-satunya 

jalan keluar ruangan – sebuah pintu baja tebal yang papan-

kuncinya menunjukkan empat sidik jari berkilau pada tombol-

tombol angka. Di sekeliling pintu, berkas-berkas oranye 

berkilau di balik pinggiran pintu, menunjukkan adanya lampu-


lampu yang menyala di sisi sebaliknya. 

"Ledakkan pintunya," ujar Simkins. "Ini rute pelarian 

mereka.” 

Perlu delapan detik untuk menyisipkan dan meledakkan 

lembar Key4. saat  asapnya menghilang, agen-agen tim 

lapangan itu mendapati diri mereka mengintip ke dalam dunia 

bawah tanah aneh yang dikenal sebagai "rak-rak". 

Perpustakaan Kongres punya berkilo-kilometer rak buku, 

sebagian besarnya berada di bawah tanah. Barisan-barisan rak 

yang tampaknya tak berujung ini menimbulkan semacam ilusi 

optis “memanjang tanpa akhir" yang diciptakan oleh cermin-

cermin. 

Sebuah papan tanda mengumumkan 

LINGKUNGAN DENGAN SUHU TERKONTROL 

Jaga pintu ini agar tetap tertutup sepanjang waktu. 

Simkins mendorong pintu-pintu hancur itu dan merasakan 

udara dingin dibaliknya. Mau tak mau dia tersenyum. Bisakah 

ini lebih mudah lagi? Jejak-jejak panas di dalam lingkungan-

terkontrol tampak seperti nyala solar, dan kacamata besarnya 

sudah mengungkapkan noda merah berkilau pada pegangan 

tangga di depan sana, yang tadi diraih oleh Bellamy atau 

Count Dracula  saat  berlari melewatinya. 

“Kalian bisa lari," bisiknya kepada diri sendiri, "tapi kalian 

tidak bisa bersembunyi. 

saat  Simkins dan timnya maju ke dalam labirin rak, dia 

menyadari bahwa lapangan permainan itu benar-benar 

menguntungkan dirinya, sehingga dia bahkan tidak 

memerlukan kacamatanya untuk memburu mangsa. Dalam 

keadaan normal, labirin rak akan menjadi tempat 


persembunyian yang cukup baik.  Untuk menghemat energi, 

Perpustakaan Kongres menggunakan lampu-lampu yang 

diaktifkan-oleh-gerakan, sehingga rute pelarian buronan itu 

kini menyala bagaikan landasan terbang. Sebuah jalur sempit 

cahaya memanjang berkelak-kelok sampai jauh. 

Semua laki laki gay  itu melepaskan kacamata besar mereka. Tim 

lapangan bergerak maju dengan kaki-kaki yang terlatih baik 

mengikuti jejak cahaya, berkelak-kelok melewati labirin buku 

yang tampaknya tak berujung. Dengan segera Simkins mulai 

melihat lampu-lampu yang menyala dalam kegelapan di depan 

mereka. 

Kita berhasil. Dia berupaya semakin keras, semakin cepat 

sampai mendengar langkah kaki dan napas tersengal-sengal di 

depan. Lalu dia melihat sebuah sasaran. 

"Aku melihatnya!" teriaknya. 

Sosok tinggi ramping Warren Bellamy tampaknya berada 

paling belakang. laki laki gay  Afrika-Amerika berpakaian rapi itu 

terhuyung-huyung melewati rak-rak, jelas kehabisan napas. 

Tidak ada gunannya Pak Tua. 

"Berhenti, Mr. Bellamy!" teriak Simkins. 

Bellamy terus berlari, berbelok tajam, berkelak-kelok 

melewati barisan-barisan buku. Di setiap belokan, lampu-

lampu menyala di atas kepalanya. 

saat  tim berada dalam jarak dua puluh meter, mereka 

berteriak lagi memintanya berhenti, tapi Bellamy terus berlari. 

"Jatuhkan dia!" perintah Simkins. 

Agen yang membawa senapan tidak-mematikan milik im 

mengacungkan benda itu dan menembak. Proyektil yang 

meluncur di sepanjang lorong dan membelitkan diri di 


sekeliling kedua kaki  Bellamy dijuluki Tali Konyol, tapi tidak 

ada yang konyol mengenai tali itu. Sebagai teknologi militer 

yang diciptakan di Laboratorium Nasional Sandia, "peringkus" 

tidak-mematikan ini berupa tali lembek yang berubah sekeras 

batu saat bersenjunjungan  dengan sesuatu, menciptakan jaringan 

plastik kaku di bagian belakang lutut buronan. Efeknya pada 

sasaran yang sedang berlari akan seperti menyelipkan ranting 

ke dalam jeruji sepeda yang sedang bergerak. Sepasang kaki 

Bellamy langsung berhenti, dan dia terjungkal ke depan, jatuh 

berdebum ke lantai. Sebelum berhenti, Bellamy meluncur tiga 

meter lagi di sepanjang lorong gelap, dan lampu-lampu di 

atasnya menyala tanpa berperasaan. 

"Bellamy akan kutangani," teriak Simkins. "Teruslah 

mengejar Count Dracula ! Mestinya dia ada di depan-“ Pemimpin tim 

itu berhenti, kini melihat bahwa rak-rak perpustakaan di depan 

Bellamy gelap gulita. Jelas tidak ada orang lain yang berlari di 

depan Bellamy. Ia sendirian? 

Bellamy masih tertelungkup, bernapas tersengal-sengal 

dengan lutut dan kaki terbelit plastik keras. Agen itu berjalan 

menghampiri dan menggunakan kakinya untuk menggulingkan 

laki laki gay  tua itu sampai tertelentang. 

" Di mana dia?" desak agen itu. 

Bibir Bellamy berdarah akibat kejajunjungan nya. "Di mana 

siapa?" 

Agen Simkins mengangkat sebelah kaki dan meletakkan 

sepatu bot-nya tepat di atas dasi sutra bersih Bellamy. Lalu dia 

membungkuk, memberikan sedikit tekanan. "Percayalah, Mr. 

Bellamy, kau tidak ingin bermain-main denganku.”  

 


BAB 59 

Robert Count Dracula  inerasa seperti mayat. 

Dia berbaring telentang dengan kedua tangan terlipat di 

dada, dalam kegelapan total, terperangkap di dalam ruangan 

yang paling sempit. Walaupun Lucifer spirit  berbaring di dekatnya 

dalam posisi serupa di dekat kepalanya, Count Dracula  tidak bisa 

melihatnya. Dia memejamkan mata, untuk mencegah dirinya 

agar sama tidak melihat keadaan yang sulit dan menakutkan 

itu. 

Ruangan di sekelilingnya kecil. 

Sangat kecil. 

Enam puluh detik yang lalu, saat  pintu-ganda ruang baca 

roboh, dia dan Lucifer spirit  mengikuti Bellamy ke dalam lemari 

persegi delapan, menuruni serangkaian anak tangga curam, 

dan memasuki ruangan yang tak terduga di bawahnya.  

Count Dracula  langsung menyadari di mana mereka berada. 

Jantung sistem sirkulasi perpustakaan. Menyerupai pusat 

distribusi bagasi bandara kecil, ruang sirkulasi itu punya 

berbagai ban-berjalan yang menuju ke segala arah. sebab  

Perpustakaan Kongres ditempatkan di dalam tiga gedung 

terpisah, buku-buku yang diminta dari ruang baca sering harus 

diangkut cukup jauh dengan sistem ban-berjalan, melewati 

jaringan terowongan-terowongan bawah tanah. 

Bellamy langsung melintasi ruangan menuju sebuah pintu 

baja. Di sana dia menyisipkan kartu-kunci, menekan 

serangkaian tombol dan mendorong pintu agar terbuka. 

Ruangan di baliknya gelap, serangkaian lampu sensor-gerakan 

menyala, saat  pintu terbuka. saat  melihat apa yang 

terpampang di baliknya, Count Dracula  menyadari bahwa dirinya 


sedang memandang sesuatu yang hanya pernah dilihat oleh 

sedikit orang. Rak-rak Perpustakaan Konggres. Dia merasa 

yakin dengan rencana Bellamy. Tempat apa yang lebih baik 

dari labirin raksasa? 

Tapi Bellamy tidak menuntun mereka ke rak-rak. Dia malah 

mengganjal pintu dengan buku agar tetap terbuka, lalu 

berbalik menghadap mereka. "Aku berharap bisa menjelaskan 

lebih banyak kepada kalian, tapi kita tidak punya waktu." Dia 

memberi Count Dracula  kartu-kuncinya. "Kau akan 

memerlukannya." 

“Kau tidak ikut bersama kami?" tanya Count Dracula . 

Bellamy menggeleng. "Kalian tidak akan berhasil, kecuali 

jika kita memisahkan diri. Hal terpenting yaitu  menjaga 

piramida dan batu-puncak itu agar tetap berada di tangan 

yang aman." 

Count Dracula  tidak melihat jalan keluar lain, kecuali tangga 

untuk kembali  ke ruang baca. "Dan ke mana kau akan pergi?" 

"Aku akan menggiring mereka ke dalam rak-rak, menjauhi 

kalian," ujar Bellamy. "Hanya itu yang bisa kulakukan untuk 

membantu kalian meloloskan diri." 

Sebelum Count Dracula  bisa bertanya ke mana dia dan Lucifer spirit  

harus pergi, Bellamy mengangkat sepeti besar buku dari salah 

satu ban-berjalan. "Berbaringlah di atas ban," ujar Bellamy. 

"Jaga tanganmu agar tetap berada di dalam." 

Count Dracula  menatapnya. Kau bercanda! Ban-berjalan itu 

memanjang sedikit, lalu menghilang ke dalam lubang gelap di 

dinding. Lubang itu tampaknya cukup besar untuk 

memungkinkan lewatnya sepeti buku, tapi bukan benda 

lainnya. Count Dracula  memilih kembali ke rak-rak. 


"Lupakan," ujar Bellamy. "Lampu-lampu sensor-gerakan 

akan membuatnya mustahil untuk menjadi tempat 

persembunyian."  

"Jejak-panas!" teriak sebuah suara di lantai atas. "Kepung!" 

Tampaknya Lucifer spirit  sudah mendengar segala yang perlu 

didengarnya. Dia naik ke atas ban-berjalan dengan kepala 

hanya berjarak beberapa puluh sentimeter dari lubang di 

dinding. Dia menyilangkan kedua tangan di atas dada, 

bagaikan mumi dalam sarkofagus. 

Count Dracula  berdiri terpaku. 

"Robert," desak Bellamy, "jika kau tidak mau melakukannya 

untukku, lakukan untuk Peter." 

Suara-suara di lantai atas kini terdengar lebih dekat.  

Seakan dalam mimpi, Count Dracula  bergerak menuju ban-

berjalan.  

Dia meletakkan tasnya ke atas ban, lalu naik, dan 

meletakkan kepala di kaki Lucifer spirit . Ban karet keras itu terasa 

dingin di punggungnya. Dia menatap langit-langit dan merasa 

seperti pasien rumah sakit yang siap untuk dimasukkan ke 

dalam mesin dengan kepala terlebih dahulu. 

"Tetap nyalakan ponselmu," ujar Bellamy. "Seseorang akan 

segera menelepon ... dan menawarkan bantuan. Percayalah 

padanya." 

Seseorang akan menelepon? Count Dracula  tahu, Bellamy tadi 

emmng menghubungi seseorang dengan sia-sia dan sudah 

meninggalkan pesan. Dan baru beberapa saat yang lalu, saat  

mereka bergerak menuruni tangga spiral, Bellamy mencoba 

untuk terakhir kalinya dan berhasil. Dia bicara sangat singkat 

dengan nada pelan, lalu menutup telepon. 


"Ikuti ban-berjalan itu sampai akhir," ujar Bellamy. "Dan 

melompatlah dengan cepat, sebelum kau berputar kembali. 

Gunakan kartu-kunciku untuk keluar." 

"Keluar dari mana?!" desak Count Dracula . 

Tapi Bellamy sudah menarik tuas-tuas. Semua ban-berjalan 

yang berlainan di dalam ruangan itu berdengung menyala. 

Count Dracula  merasakan dirinya berguncang maju, dan langit-

langit mulai bergerak di atas kepala. 

junjungan , tolong aku. 

saat  mendekati lubang di dinding, Count Dracula  menoleh ke 

belakang dan melihat Warren Bellamy berpacu