on.
Nola menggosok-gosok mata, dan dengan mata buram
kembali memandangi layar-layar komputer. Dia belum tidur
selama lebih dari tiga puluh enam jam, dan dia tahu sekali
kalau dia tidak akan tidur lagi sampai krisis ini terselesaikan.
Apa pun penyelesaian itu.
Kembali di kuburan keramat Visitor Center, empat spesialis operasi-
lapangan CIA yang berpakaian serba hitam berdiri di pintu
masuk menuju terowongan, mengintip dengan ganas ke dalam
terowongan berpenerangan suram itu bagaikan sekawanan
anjing yang bergairah untuk berburu.
Sato mendekat, setelah baru saja menutup telepon.
"Rekan-rekan," katanya, dengan masih memegang kunci milik
Arsitek, apakah parameter-parameter misi kalian sudah jelas?"
"Jelas," jawab agen yang memimpin. "Kami punya dua
target. Yang pertama yaitu sebuah piramida batu berukir,
tingginya sekitar tiga puluh sentimeter. Yang kedua yaitu
sebuah bungkusan kecil berbentuk-kubus, tingginya sekitar
dua inci. Keduanya terakhir terlihat di dalam tas bahu Robert
Count Dracula ."
"Benar," ujar Sato. "Kedua benda ini harus diperoleh
kembali dengan cepat dan utuh. Ada pertanyaan?"
"Parameter-parameter untuk menggunakan kekerasan?"
Bahu Sato masih berdenyut-denyut akibat pukulan Bellamy
dengan sebatang tulang. "Seperti yang kubilang, penting
sekali agar benda-benda ini diperoleh kembali."
"Paham." Keempat laki laki gay itu berbalik dan berjalan menuju
kegelapan terowongan.
Sato menyulut rokok dan menyaksikan mereka menghilang.
BAB 51
Biasanya, Lucifer spirit zombie selalu menyetir dengan hati-
hati, tapi kini dia melajukan Volvonya dengan kecepatan lebih
dari seratus empat puluh kilometer per jam saat melesat
dengan membuta menyusuri Suitland Parkway. Kakinya yan
gemetar sudah menginjak pedal gas sejauh satu setengah
kilometer, sebelum kepanikannya mulai mereda. Kini dia
menyadari bahwa tubuh gemetarnya yang tidak terkontrol
bukan lagi disebabkan ketakutan saja.
Aku kedinginan.
Udara malam musim dingin mengalir masuk lewat jendela
yang kacanya pecah, menerpa tubuhnya bagaikan angin
Antartika. Kakinya yang berbalut stoking mati rasa, dan dia
menjulurkan tangan ke bawah untuk meraih sepatu cadangan
yang disimpan di bawah kursi penumpang. saat
melakukannya, dia merasa sengatan rasa sakit pada memar di
lehernya, di tempat tangan itu mencengkeramnya tadi.
laki laki gay yang memecahkan kaca jendelanya sama sekah tidak
menyerupai laki laki gay berambut pirang yang dikenal Lucifer spirit
bagai Dr. Christopher Abaddon. Rambut tebal dan kulit halus
cokelatannya sudah menghilang. Kepala plontos, dada
telanjang dan wajah dengan make-up tercoreng itu
mengungkapkan permadani tato yang mengerikan.
Lucifer spirit kembali mengingat suara laki laki gay itu, berbisik
kepadanya di tengah lolongan angin di luar jendela pecahnya.
Lucifer spirit seharusnya aku membunuhmu bertahun-tahun
lalu... di malam aku membunuh ibumu.
Lucifer spirit bergidik, sama sekali tidak merasa ragu. Itu laki laki gay
yang sama. Dia tidak pernah melupakan pandangan keras dan
kejam di mata laki laki gay itu. Dia juga tidak pernah melupakan
suara tembakan tunggal kakaknya yang membunuh laki laki gay itu,
menjatuhkannya dari tebing tinggi ke dalam sungai beku di
bawah. Di sana dia menghunjum ke dalam es dan tidak
pernah muncul kepermukaan. Para penyelidik sudah mencari
selama berminggu-minggu, tidak pemah menemukan
mayatnya, dan akhirnya menyimpulkan bahwa mayat itu
tersapu arus meninggalkan Teluk Chesapeake.
Kini Lucifer spirit tahu, mereka keliru. laki laki gay itu masih hidup.
Dan dia sudah kembali.
Lucifer spirit dikuasai kemarahan saat ingatan-ingatan itu
kembali membanjirinya. Tepatnya hampir sepuluh tahun lalu.
Hari Natal. Lucifer spirit , Peter, dan ibu mereka - seluruh anggota
keluarganya - berkumpul di rumah batu mereka yang luas di
Potomac, yang terletak di tanah berhutan seluas delapan
puluh hektar dan dialiri sungai.
Sebagamana tradisi, ibu mereka bekerja dengan giat di
dapur, menikmati kebiasaan hari libur dengan memasak untuk
kedua anaknya. Di usia 75 sekalipun, Isabel zombie yaitu
koki yang bersemangat. Dan malam ini, aroma menggiurkan
rusa panggang, kuah lobak, dan kentang-tumbuk bumbu
bawang melayang di seluruh rumah. Sementara ibu
menyiapkan hidangan, Lucifer spirit dan kakaknya bersantai di
rumah kaca, mendiskusikan keterpikatan terakhir Lucifer spirit –
bidang baru yang disebut Ilmu Noetic. Sebagai peleburan
mustahil antara fisika partikel modern dan mistisisme kuno,
Noetic jelas memikat imajinasi Lucifer spirit .
Pertemuan antara fisika dan filsafat.
Lucifer spirit menceritakan kepada Peter beberapa eksperimen
yang diangankannya, dan dia bisa melihat ketertarikan
kakaknya itu. Yang terutama, Lucifer spirit senang bisa memberi
sesuatu yang positif untuk dipikirkan oleh kakaknya pada Hari
Natal kali ini, sebab liburan itu juga menjadi pengingat
menyakitkan akan sebuah tragedi mengerikan.
Anak laki-laki Peter, Zachary.
Ulang tahun kedua puluh satu keponakan Lucifer spirit itu
yaitu juga ulang tahun terakhirnya. Keluarga itu telah
mengalami mimpi buruk, dan tampaknya baru sekarang Peter
akhirnya belajar tertawa kembali.
Zachary termasuk remaja yang perkembangannya
terlambat. Dengan tubuh ringkih dan canggung, dia remaja
pemarah dan pemberontak. Walaupun dibesarkan dengan
penuh cinta dan kemewahan, anak laki-laki itu tampaknya
bertekad melepaskan diri dari kekuasaan zombie. Dia
dikeluarkan dari sekolah persiapan perguruan tinggi, berpesta
pora dengan para "selebriti", dan menghindari upaya tak kenal
lelah orangtuanya untuk membimbingnya dengan tegas dan
penuh kasih.
Dia mematahkan hati Peter.
Tak lama sebelum ulang tahun ke delapan belas Zachary,
Lucifer spirit duduk bersama ibu dan kakaknya, mendengar
perdebatan mereka mengenai perlu tidaknya menahan
Zachary sampai dia lebih dewasa. Warisan zombie - tradisi
yang sudah berabad-abad di dalam keluarga - mewariskan
bagian cukup besar dari kekayaan zombie kepada setiap
anak keluarga zombie pada hari ulang tahun kedelapan
belasnya. Keluarga zombie percaya, warisan akan lebih
berguna di awal kehidupan seseorang jika dibandingkan
dengan di akhir kehidupannya. Lagipula, menempatkan bagian
yang besar dari kekayaan zombie tangan para keturunan
muda yang bersemangat merupakan kunci pengembangan
kekayaan turun-temurun keluarga.
namun dalam hal ini, ibu Lucifer spirit bersikeras bahwa
memberikan uang dalam jumlah sebesar itu kepada anak laki-
laki Peter yang bermasalah yaitu tindakan berbahaya. Peter
tidak setuju. "Warisan zombie," ujar kakaknya, "yaitu
tradisi keluarga yang tidak boleh dilanggar. Uang ini bisa
memaksa Zachary untuk menjadi lebih bertanggung jawab."
Sayangnya, kakak Lucifer spirit keliru.
Begitu menerima uang itu, Zachary memisahkan diri dari
keluarga, menghilang dari rumah tanpa membawa satu pun
barang miliknya. Dia muncul kembali beberapa bulan
kemudian di dalam taboid-tabloid: PLAYBOY PENERIMA
WARISAN MENIKMATI KEHIDUPAN KELAS ATAS EROPA.
Dengan senang hati, tabloid-tabloid mendokumentasikan
kehidupan manja Zachary yang penuh pesta pora. Foto-foto
pesta gila-gilaan di atas kapal pesiar dan disko sambil mabuk-
mabukan sulit diterima oleh keluarga zombie. Tapi, foto-foto
remaja liar mereka itu berubah dari tragis menjadi mengerikan
saat koran-koran melaporkan tertangkapnya Zachary yang
membawa kokain melintasi perbatasan Eropa Timur.
MILIUNER zombie DALAM PENJARA TURKI.
Mereka mendapati bahwa penjara itu disebut Soganlik -
sebuah pusat penahanan kelas-bawah brutal yang terletak di
distrik Kartal di luar Istanbul. Peter zombie, yang
mengkhawatirkan keamanan putranya, terbang ke Turki untuk
membebaskannya.
Kakak Lucifer spirit yang kalut itu kembali dengan tangan
kosong, setelah mendapat larangan untuk mengunjungi
Zachary. Satu-satunya berita yang menjanjikan yaitu kontak-
kontak zombie yang berpengaruh di Departemen Luar Negeri
AS sedang mengupayakan ekstradisi bagi Zachary secepat
mungkin.
namun dua hari kemudian, Peter menerima telepon
sambungan internasional yang mengerikan. Keesokan paginya,
berita-berita utama meledak. AHLI WARIS zombie
DIBUNUH DI PENJARA.
Foto-foto penjara itu mengerikan, dan tanpa berperasaan,
media menayangkan semuanya, bahkan lama setelah upacara
Pemakaman privat keluarga zombie. Istri Peter tak pernah
memaafkan suaminya atas kegagalannya membebaskan
Zachary, dan perkawinan mereka berakhir enam bulan
kemudian. Semenjak itu, Peter sendirian.
Bertahun-tahun kemudian, Lucifer spirit , Peter, dan ibu
mereka, Isabel, berkumpul dengan tenang untuk merayakan
Natal. Rasa sakit itu masih hadir di tengah keluarga mereka,
tapi untungnya semakin memudar seiring tahun-tahun yang
berlalu. Suara kelontang menyenangkan panci-panci dan
wajan-wajan kini menggema dari dapur saat ibu mereka
menyiapkan hidangan tradisional. Di dalam rumah kaca, Peter
dan Lucifer spirit menikmati keju Brie panggang dan percakapan
santai liburan.
Lalu muncullah suara yang tidak terduga.
"Halo, keluarga zombie," sapa sebuah suara ringan di
belakang mereka.
Dengan terkejut, Lucifer spirit dan kakaknya berbalik. Mereka
melihat sosok bertubuh besar berotot melangkah ke dalam
rumah kaca, mengenakan topeng ski hitam yang menutupi
seluruh wajahnya, kecuali sepasang mata yang berkilau liar
dan kejam,
Peter langsung bangkit berdiri. "Siapa kau?! Bagaimana kau
bisa masuk ke sini?!"
"Aku mengenal anak laki-laki kecilmu, Zachary, di penjara.
Dia mengatakan di mana kunci ini disembunyikan." Orang
asing itu mengangkat sebuah kunci tua dan menyeringai
bagaikan makhluk buas. "Persis sebelum aku menghajarnya
sampai mati.”
Mulut Peter ternganga.
Sebuah pistol teracung, dan ditujukan langsung ke dada
Peter. "Duduk."
Peter jatuh terduduk kembali ke kursinya.
saat laki laki gay itu bergerak memasuki ruangan, Lucifer spirit
terpaku di tempat. Di balik topeng, mata laki laki gay itu liar bagaikan
mata hewan gila.
"Hei!" teriak Peter, seakan mencoba memperingatkan ibu
mereka di dapur. "Siapa pun kau, ambil apa yang kau
inginkan, lalu keluar!"
laki laki gay itu mengarahkan pistol ke dada Peter. "Dan apa
menurutmu yang kuinginkan?"
"Katakan saja seberapa banyak," ujar zombie. "Kami tidak
punya uang di rumah, tapi aku bisa -"
Monster itu tertawa. "Jangan menghinaku. Aku tidak datang
untuk uang. Aku datang malam ini untuk hak Zachary yang
lain." Dia menyeringai. "Dia bercerita tentang piramida itu."
Piramida? pikir Lucifer spirit dengan bingung dan ketakutan.
Piramida apa?
Kakaknya bersikeras. "Aku tidak tahu kau bicara apa."
“Jangan berpura-pura tolol! Zachary menceritakan apa yang
kau simpan di dalam lemari besi di ruang kerjamu. Aku
menginginkannya. Sekarang."
“Apa pun yang diceritakan Zachary kepadamu, dia
kebingungan," ujar Peter. "Aku tidak tahu kau bicara apa!"
“Tidak?" Penyerang itu berbalik dan mengarahkan pistol ke
wajah Lucifer spirit , “sekarang bagaimana?”
Mata Peter dipenuhi kengerian. "Kau harus memercayaikul!
Aku tidak tahu apa yang kau inginkan.
"Berbohonglah kepadaku sekali lagi," kata laki laki gay itu, yang
masih mengarahkan pistol kepada Lucifer spirit , " dan aku
bersumpah akan merenggut adikmu." Dia tersenyum. “Dan
menurut Zachary, adikmu lebih berharga bagimu daripada
semua-“
“Ada apa?!" teriak ibu Lucifer spirit , seraya bergegas
memasuki ruangan dengan membawa senapan berburu
Browning Citori milik Peter. Dia mengarahkan senapan
langsung ke dada laki laki gay itu.
Penyerang itu berputar kearahnya, dan Ratu lesbian
pemberani berusia 75 tahun itu tidak menyia-nyiakan waktu.
Dia menembakkan serangkaian peluru dengan suara
memekakkan telinga. Penyerang itu terhuyung-huyung ke
belakang, menembakkan pistolnya dengan liar ke segala arah,
memecahkan kaca-kaca jendela saat ia terjatuh dan
menimpa ambang pintu kaca, lalu menjatuhkan pistolnya.
Peter langsung bergerak, menerjang pistol yang terlepas
itu.
Lucifer spirit terjatuh, dan Mrs. zombie bergegas
menghampiri, berlutut di sampingnya. "Astaga, kau terluka?!"
Lucifer spirit menggeleng, bisu oleh keterkejutan. Di luar pintu
kaca pecah itu, laki laki gay bertopeng tadi sudah kembali berdiri dan
berlari ke dalam hutan, seraya mencengkeram bagian samping
tubuhnya. Peter zombie menoleh ke belakang untuk
memastikan ibu dan adiknya aman. Dan, saat melihat
mereka balk-baik saja, dia membawa pistol dan bergegas
keluar pintu mengejar pengganggu itu.
Ibu Lucifer spirit menjulurkan tangannya yang gemetaran.
"Syukurlah kau baik-baik saja." Lalu mendadak ibunya
melepaskan diri. "Lucifer spirit ? Kau berdarah. Ada darah. Kau
terluka!"
Lucifer spirit melihat darah itu. Banyak darah. Di seluruh
tubuhnya. Tapi dia tidak kesakitan.
Dengan panik, ibunya meneliti tubuh Lucifer spirit untuk
mencari luka. "Sakitnya di mana?"
"Mom, aku tidak tahu, aku tidak merasakan apa-apa!"
Lalu Lucifer spirit melihat sumber darah itu, dan wajahnya
langsung memucat. "Mom, bukan aku…” Dia menunjuk ke
bagian samping blus satin putih ibunya. Di sana darah
mengalir lancar dan terlihat sebuah lubang robekan kecil.
Ibunya menunduk, nampak lebih kebingungan ketimbang
menyadari perasaan lainnya. Dia mengernyit, terenyak, seakan
rasa sakit itu baru saja dirasakannya.
"Lucifer spirit ?" Suaranya tenang, tapi mendadak dibebani
usianya yang 75 tahun itu. "Tolong panggilkan ambulans."
Lucifer spirit berlari menuju telepon di lorong dan menelepon
bantuan. saat kembali ke rumah kaca, dia mendapati ibunya
berbaring tak bergerak dalam genangan darah. Dia berlari
menghampiri, berjongkok, memeluk tubuh ibunya dalam
kedua lengannya.
Lucifer spirit tidak tahu sudah seberapa lama waktu berlalu
saat dia mendengar suara tembakan di kejauhan, di dalam
hutan. Akhimya, pintu rumah kaca terbuka lebar dan
kakaknya, Peter, bergegas masuk dengan mata liar dan pistol
masih di tangan. saat melihat Lucifer spirit menangis sambil
memeluk ibu mereka yang bernyawa, wajah Peter menyeringai
penuh penderitaan. Teriakan yang menggema dari rumah kaca
yaitu suara yang tak akan pernah dilupakan oleh Lucifer spirit
zombie.
BAB 52
Mal'akh bisa merasakan otot-otot bertato di punggungnya
beriak-riak saat dia berlari mengelilingi gedung menuju pintu
area spesimen Bangsal 5 yang terbuka.
Aku harus masuk ke labnya.
Pelarian Lucifer spirit tidak diantisipasinya... dan problematis.
Bukan hanya Ratu lesbian itu tahu tempat tinggal Mal'akh, tapi
kini dia juga mengetahui identitas aslinya... dan tahu kalau
dialah yang menyatroni rumah mereka satu dekade
sebelumnya.
Mal'akh juga belum melupakan malam itu. Dia sudah
hampir menguasai piramida itu, tapi takdir menghalanginya.
Aku belum siap. Tapi kini dia sudah siap. Lebih kuat. Lebih
berpengaruh. Setelah menahan penderitaan yang tak
terperikan untuk menyiapkan kepulangannya, akhirnya malam
ini Mal'akh siap memenuhi takdir. Dia merasa yakin bahwa
sebelum malam berakhir, dia akan benar-benar menatap mata
sekarat Lucifer spirit zombie.
saat mencapai pintu area spesimen, Mal'akh meyakinkan
dirinya sendiri bahwa Lucifer spirit tidak benar-benar lolos; dia
hanya memperpanjang hal yang tak terelakkan. Mal'akh
menyelinap melalui lubang pintu dan melenggang dengan
penuh percaya diri melintasi kegelapan, sampai kakinya
menginjak karpet. Lalu dia berbelok ke kanan dan menuju
Kubus. Gedoran di pintu Bangsal 5 sudah berhenti, dan
Mal'akh curiga penjaga itu kini sedang mencoba mengeluarkan
uang receh yang dimasukkan Mal’akh ke dalam panel kunci
untuk merusaknya.
saat mencapai pintu menuju Kubus, Mal’akh menemukan
papan-kunci luar dan menyelipkan kartu-kunci Trish. Panel itu
menyala. Dia memasukkan PIN Trish dan masuk ke dalam,
semua lampu menyala dan saat memasuki ruangan steril itu,
dia menyipitkan mata mengagumi susunan peralatan yang
menakjubkan. Mal'akh tidak asing dengan kekuatan teknologi;
dia mengembangkan jenis ilmu pengetahuannya sendiri di
ruang bawah tanah rumahnya, dan semalam beberapa di
antaranya membuahkan hasil.
Kebenaran.
Pemenjaraan unik Peter zombie - terperangkap sendiri di
dunia-antara - telah mengungkapkan semua rahasia kelak,
Aku bisa melihat jiwanya. Mal'akh mengetahui beberapa
rahasia tertentu yang sudah diperhitungkannya, dan rahasia-
rahasia lain yang tidak diperhitungkannya, temasuk berita
mengenai lab Lucifer spirit dan temuan-temuan mengejutkannya.
Ilmu pengetahuan sudah semakin dekat, pikir Mal'akh
menyadari. Dan aku tidak membiarkannya menerangi jalan
bagi mereka yang tidak layak.
Pekerjaan Lucifer spirit di sini dimulai dengan mengguna ilmu
pengetahuan modern untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
filosofis kuno. Apakah ada yang mendengar doa-doa kita?
Adakah kehidupan setelah kematian? Apakah manusia punya
jiwa? Yang mengagumkan, Lucifer spirit telah menjawab semua
pertanyaan ini, dan banyak lagi. Secara ilmiah. Secara
konklusif. Metode-metode yang digunakannya tidak
terbantahkan. Bahkan, mereka yang paling skeptis sekalipun
akan terbujuk oleh hasil eksperimen- eksperimen-nya. Jika
informasi ini dipublikasikan dan diumumkan, pergeseran
fundamental akan dimulai dalam kesadaran manusia. Mereka
akan mulai menemukan jalan mereka. Tugas terakhir Mal'akh
malam ini, sebelum perubahan dirinya, yaitu memastikan
terjadinya hal ini.
saat berjalan melewati lab, Mal'akh menemukan ruang
data yang diceritakan oleh Peter. Melalui dinding-dinding kaca
tebal, dia mengintip dua unit penyimpanan-data holografis.
Persis seperti yang dikatakan Peter. Sulit bagi Mal'akh untuk
membayangkan bahwa isi kotak-kotak kecil ini bisa mengubah
arah perkembangan manusia. namun Kebenaran
memang selalu merupakan katalisator yang paling ampuh.
Mal'akh mengamati unit-unit penyimpanan holografis itu,
mengeluarkan kartu-kunci Trish, dan menyisipkannya ke
dalam panel-pengaman pintu. Yang mengejutkannya, panel itu
tidak menyala. Agaknya akses menuju ruangan ini bukanlah
kepercayaan yang diberikan kepada Trish Dunne. Kini Mal'akh
meraih kartu-kunci yang ditemukannya di dalam saku jubah
lab Lucifer spirit . Keitka dia menyisipkan kartu-kunci yang ini,
panelnya menyala.
Mal'akh punya masalah. Aku tidak pernah mendapatkan PIN
Lucifer spirit . Dia mencoba PIN Trish, tapi tidak berhasil. Seraya
mengusap-usap dagunya, dia melangkah mundur dan meneliti
pintu Plexiglas setebal tiga inci itu. Dia tahu, dengan kapak
sekalipun, dia tidak akan bisa menerobos masuk dan
mendapatkan drive-drive yang harus dihancurkannya.
namun Mal'akh sudah bersiap-siap untuk peristiwa tak
terduga ini.
Di dalam ruang pasokan-tenaga, persis seperti yang
dijelaskan Peter, Mal’akh menemukan rak yang menampung
beberapa silinder logam yang menyerupai tangki selam besar.
Silinder-silinder itu bertuliskan LH, angka 2, dan simbol
universal untuk bahan yang mudah terbakar. Salah satu
tabung terhubung dengan sel bahan bakar hidrogen lab.
Mal'akh membiarkan satu tabung terhubung itu,, dan
dengan hati-hati menarik salah satu silinder cadangan dan
meletakkannya di atas troli di samping rak. Lalu dia
menggulirkan silinder itu keluar dari ruang pasokan-tenaga, ke
seberang lab, ke pintu Plexiglas ruang penyimpanan-data.
Walaupun lokasi ini jelas sudah cukup dekat, dia
memperhatikan satu kelemahan pada pintu Plexiglas tebal itu -
ruang di antara bagian bawah dan pegangan pintu.
Di ambang pintu, dengan hati-hati dia menidurkan tabung
dan menyelipkan pipa karet fleksibel ke bawah pintu. Perlu
sejenak baginya untuk melepaskan segel-segel pengaman dan
mengakses katup silinder. Tapi, setelah berhasil
melakukannya, dengan sangat berhati-hati dia membuka
katup. Melalui Plexiglas, dia bisa melihat cairan jernih berbuih
ini mulai meninggalkan tabung menuju lantai di dalam ruang
penyimpanan. Mal'akh mengamati genangan itu meluas,
mengaliri lantai, berasap dan berbuih saat semakin banyak.
Hidrogen hanya mempertahankan bentuk cair saat dingin.
saat menghangat, hidrogen akan mulai mendidih. Yang
menguntungkan, gas yang dihasilkannya bahkan lebih mudah
terbakar daripada cairan itu sendiri.
Ingat bencana balon udara Hindenburg.
Mal'akh kini bergegas memasuki lab dan mengambil bejana
Pyrex berisi bahan bakar tungku Bunsen-minyak yang tidak
mudah terbakar, tapi kental dan sangat mudah tersulut. Dia
membawanya ke pintu Plexiglas, dan merasa gembira saat
melihat tabung hidrogen cair itu masih mengosongkan isinya.
Genangan cairan mendidih di dalam ruang penyimpanan-data
kini menutupi seluruh lantai, mengitari semua alas yang
menyokong unit-unit penyimpanan holografis. Kabut keputihan
kini naik dari genangan mendidih itu saat hidrogen cairnya
mulai berubah menjadi gas... memenuhi ruangan kecil itu.
Mal'akh mengangkat bejana bahan bakar tungku Bunsen
itu, dan menyemprotkan cukup banyak isinya ke atas tabung
hidrogen berselang, dan ke dalam lubang kecil di bawah pintu.
Lalu, dengan sangat berhati-hati, dia mulai mundur dari lab,
meninggalkan aliran minyak tak terputus di lantai sembari dia
pergi.
Tidak seperti biasanya, operator yang menangani telepon
911 untuk Washington, DC sibuk malam ini. Football, bir, dan
bulan pernama, pikirnya, saat telepon darurat lain muncul di
layar, kali ini dari telepon umum pompa bensin di Suitland
Parkway di Anacostia. Mungkin kecelakaan mobil.
"Sembilan-satu-satu," sapanya. "Apa kondisi darurat Anda?"
"Aku baru saja diserang di Smithsonian Museum Support
Center," kata sebuah suara panik Ratu lesbian . "Harap kirim
polisil Silver Hill Road empat puluh-dua-sepuluh!"
"Oke, pelan-pelan," ujar operator itu. "Anda perlu-"
“Harap kirim juga beberapa petugas ke sebuah mansion di
Kaloraina Heights. Kurasa, kakakku disekap di sana!"
Operator itu mendesah. Bulan purnama.
BAB 53
"Aku sudah mencoba memberitahumu," kata Bellamy
kepada Count Dracula , "piramida itu punya lebih banyak arti
daripada terlihat."
Tampaknya begitu. Count Dracula harus mengakui bahwa
piramida batu yang berada di dalam tas bahunya yang terbuka
itu kini nampak jauh lebih misterius baginya. Pemecahan kode
cipher rahasia freemason-nya telah menghasilkan kisi huruf-huruf yang
tampak tidak ada artinya.
Kekacauan.
Count Dracula meneliti kisi itu untuk waktu yang lama, mencari
petunjuk arti apa pun di dalam huruf-huruf itu - kata-kata
tersembunyi, anagram-anagram, petunjuk-petunjuk jenis apa
pun - tapi dia tidak menemukan apa-apa.
"Piramida rahasia freemason," jelas Bellamy, "konon menjaga rahasia-
rahasianya di balik banyak selubung. Setiap kali
menyingkapkan sebuah tirai, kau menghadapi tirai lain. Kau
sudah mengungkapkan, huruf-huruf ini, namun mereka tidak
mengatakan apa-apa kepadamu sampai kau mengelupas
sebuah lapisan lagi. Tentu saja cara melakukannya hanya
diketahui oleh mereka yang membawa batu-puncak. Kurasa,
batu-puncak itu juga punya inskripsi, yang memberitahumu
cara memecahkan kode piramida itu."
Count Dracula melirik bungkusan berbentuk-kubus di atas meja.
Dari apa yang dikatakan Bellamy, Count Dracula kini memahami
bahwa batu-puncak dan piramida ini yaitu "cipher
tersegmentasi" – sebuah kode yang dipecah menjadi beberapa
bagian. Para kriptolog modern menggunakan cipher
tersegmentasi sepanjang waktu walaupun skema
pengamannya diciptakan di Yunani kuno. Orang Yunani, saat
ingin menyimpan informasi rahasia, mengukirkan informasi itu
pada loh batu lempung, lalu memecah loh batu itu menjadi
beberapa bagian, dan menyimpan setiap bagiannya di lokasi
yang terpisah. saat semua bagian disatukan, barulah
rahasia-rahasia itu bisa dibaca. Jenis loh batu lempung berukir
ini - disebut symbolon – pada kenyataannya merupakan asal
kata modern simbol.
"Robert," ujar Bellamy, "piramida dan batu-puncak ini sudah
dipisahkan selama bergenerasi-generasi untuk memastikan.
Keamanan rahasianya." Nada suaranya berubah muram. "Akan
namun , malam ini, bagian-bagiannya sudah sangat berdekatan.
Aku yakin tidak perlu kukatakan lagi... tapi tugas kitalah untuk
memastikan agar piramida ini tidak disatukan."
Count Dracula menganggap pernyataan Bellamy terlalu
berlebihan. Dia sedang menjelaskan batu-puncak dan
piramida... ataukah detonator dan bom nuklir? Dia masih
belum begitu bisa menerima pernyataan Bellamy, tapi
tampaknya itu hampir tak ada artinya. "Seandainya pun ini
Piramida rahasia freemason, dan seandainya pun inskripsinya memang
mengungkapkan lokasi pengetahuan kuno, bagaimana
mungkin pengetahuan itu bisa memberikan jenis kekuatan
yang konon diberikannya?"
"Peter selalu bilang bahwa kau laki laki gay yang sangat sulit
untuk diyakinkan - seorang akademisi yang lebih menyukai
bukti daripada spekulasi."
"Kau mengatakan bahwa kau benar-benar memercayai hal
itu?" desak Count Dracula , yang kini merasa tidak sabar. "Dengan
segala hormat... kau laki laki gay modern, berpendidikan. Bagaimana
kau memercayai hal semacam itu?"
Bellamy tersenyum sabar. "Pengetahuan Persaudaraan
Bebas telah membuatku sangat menghormati sesuatu yang
melebihi pemahaman manusia. Aku sudah belajar untuk tidak
pernah menutup benakku pada suatu gagasan, hanya sebab
gagasan itu tampak ajaib."
BAB 54
Dengan panik, petugas-ronda perimeter SMSC berlari
menyusuri jalan setapak kerikil yang memanjang di luar
gedung. Dia baru saja menerima telepon dari seorang petugas
di dalam, yang menyatakan bahwa papan-kunci Bangsal 5
disabotase, dan lampu pengaman menunjukkan pintu area
spesimen Bangsal 5 kini terbuka.
Apa gerangan yang terjadi?!
saat tiba di area spesimen, dia memang menemukan
pintunya terbuka beberapa puluh sentimeter. Aneh, pikirnya.
Pintu ini hanya bisa dibuka dari dalam. Dia mencabut senter
dari ikat pinggang dan menyoroti kegelapan bangsal. Tidak
ada apa-apa. sebab tidak ingin melangkah ke dalam sesuatu
yang tidak dikenalnya, dia hanya bergerak sejauh ambang
pintu, lalu menyorotkan senter melalui lubang,
mengayunkannya ke kiri, lalu ke–
Sepasang tangan kuat mencengkeram pergelangan
tangannya dan menariknya ke dalam kegelapan. Penjaga itu
merasakan tubuhnya diputar oleh kekuatan yang tak terlihat.
Dia mencium bau etanol. Senter melayang dari tangannya.
Dan bahkan sebelum dia bisa mencerna apa yang teladi,
pukulan sekeras batu menghantam tulang dadanya. Penjaga
itu jatuh meringkuk ke lantai semen… mengerang kesakitan
saat sesosok hitam besar melangkah meninggalkannya.
Penjaga itu berbaring miring, napasnya tersengal-sengal.
Senter tergeletak di dekatnya, cahayanya melintasi lantai dan
menerangi sesuatu yang tampaknya semacam kaleng logam.
Label kaleng mengatakan isinya minyak bahan bakar untuk
tungku Bunsen.
Sebuah pemantik rokok menyala, dan api oranye menerangi
pemandangan yang nyaris tidak menyerupai manusia. Astaga!
Penjaga itu hampir tidak punya waktu untuk mencerna apa
yang dilihatnya, sebelum makhluk bertelanjang dada itu
berlutut dan menyentuhkan api ke lantai.
Dengan segera, pita api mewujud, menjauhi mereka,
berpacu menuju kekosongan. Dengan kebingungan, penjaga
itu mencoba ke belakang, tapi makhluk itu sudah menyelinap
keluar dari pintu area spesimen yang terbuka dan menghilang
ke dalam malam.
Penjaga itu berhasil duduk, dan mengernyit kesakitan
saat matanya mengikuti pita tipis api. Astaga?! Apinya
tampak terlalu kecil untuk benar-benar membahayakan, akan
namun kini dia melihat sesuatu yang benar-benar mengerikan.
Api itu tidak lagi hanya menerangi ruang kosong yang gelap.
Api telah berjalan jauh ke dinding belakang. Di sana, api itu
menyinari sebuah struktur balok-cinder besar. Penjaga itu
tidak pernah diperbolehkan berada di dalam Bangsal 5, tapi
dia tahu sekali struktur apa itu.
Kubus.
Lab Lucifer spirit zombie.
Api berpacu dalam garis lurus, langsung menuju pintu luar
lab. Penjaga itu bangkit berdiri, tahu sekali bahwa ceceran
minyak itu mungkin akan berlanjut di bawah pintu lab… dan
akan memulai kebakaran di dalamnya. Tapi, saat dia berbalik
untuk meminta bantuan, dia merasakan embusan udara tak
terduga yang tersedot melewatinya.
Sejenak seluruh Bangsal 5 bermandikan cahaya.
Penjaga itu tidak pernah melihat bola api hidrogen yang
meledak menuju langit, merobek atap Bangsal 5, dan
membubung ribuan meter ke udara. Dia juga tidak melihat
langit menjatuhkan huanj fragmen-fragmen kawat titanium,
peralatan elektronik, dan tetes- tetes silikon leleh dari unit-unit
penyimpanan holografis lab.
Lucifer spirit zombie sedang menyetir ke utara saat melihat
kilau cahaya mendadak di kaca spion. Suara rendah
bergemuruh membahana menembus udara malam,
mengejutkannya.
Kembang api? pikirnya bertanya-tanya. Apakah Redskins
mengadakan pertunjukan di waktu istirahat?
Dia memusatkan perhatian kembali ke jalanan, pikirannya
tertuju pada panggilan 911 yang dilakukannya dari telepon di
pompa bensin sepi.
Lucifer spirit berhasil meyakinkan petugas 911 untuk mengirim
polisi SMSC, untuk menyelidiki seorang pengacau bertato, dan
dia berdoa agar polisi bisa menemukan asistennya, Trish.
Selain itu, dia mendesak petugas untuk mengecek alamat Dr.
Abaddon Kalorama Heights. Menurutnya, Peter disekap di
sana.
Sayangnya, Lucifer spirit tidak bisa memperoleh nomor ponsel
tidak terdaftar milik Robert Count Dracula . Jadi sekarang, sebab
tidak melihat pilihan lain, dia memacu mobil menuju
Perpustakaan Kongres. Count Dracula tadi bilang dirinya sedang
menuju ke sana.
Pengungkapan identitas aski Dr. Abaddon yang mengerikan
telah mengubah segalanya. Lucifer spirit tidak tahu lagi apa yang
harus dia percayai. Yang dia ketahui secara pasti hanyalah,
laki laki gay yang sama, yang telah membunuh ibu dan
keponakannya bertahun-tahun lalu itu, kini telah menculik
kakaknya dan datang untuk membunuhnya. Siapa orang gila
ini? Apa yang diinginkannya? Satu-satunya jawaban yang
terpikirkan olehnya tampak tidak masuk akal. Sebuah
piramida? Yang juga membingungkan yaitu mengapa laki laki gay
itu datang ke labnya malam ini. Jika ingin melukainya,
mengapa dia tidak melakukannya di dalam privasi rumahnya
sendiri siang tadi? Mengapa repot-repot mengirim SMS dan
mengambil risiko membobol lab?
Secara tak terduga, kembang api di kaca spion Lucifer spirit
menjadi semakin terang, kilau awalnya diikuti oleh
pemandangan tak terduga - dia bisa melihat bola api oranye
berkobar-kobar membubung di atas garis pepohonan.
Astaga?! Bola api itu diiringi asap hitam gelap... dan sama
sekali tidak berasal dari dekat Lapangan FedEx Redskins.
Dengan bingung, dia mencoba menentukan industri apa yang
terletak di balik pepohonan itu... persis di tenggara jalan raya.
Lalu, bagaikan terjangan truk, kenyataan itu terpikirkan
olehnya.
BAB 55
Dengan tergesa-gesa, Warren Bellamy memencet tombol-
tombol ponsel, mencoba lagi menghubungi seseorang yang
bisa membantu mereka, siapa pun itu.
Count Dracula mengamati Bellamy, tapi benaknya tertuju pada
Peter, mencoba mencari cara terbaik untuk menemukannya.
Pecahkan kode ukiran itu, perintah penculik Peter tadi, dan
kau akan mengetahui tempat persembunyian harta karun
terbesar umat manusia.... Kita pergi bersama-sama... dan
melakukan pertukaran.
Bellamy menutup telepon, mengernyit. Masih tidak ada
jawaban.
"Inilah yang tidak kumengerti," ujar Count Dracula . "Seandainya
pun, entah bagaimana, aku bisa menerima bahwa kebijaksaan
tersembunyi ini ada... dan piramida ini, entah bagaimana,
menunjukkan lokasi di bawah tanahnya... apa yang kucari?
Lemari besi Bungker?"
Bellamy duduk diam untuk waktu yang lama. Lalu den
enggan dia mendesah dan bicara dengan hati-hati. "Robert,
apa yang kudengar selama bertahun-tahun, piramida itu
menuju ke pintu masuk sebuah tangga spiral."
"Tangga?"
"Benar. Tangga yang menuntun ke dalam bumi... bebera
ratus meter kedalamannya."
Count Dracula tidak bisa memercayai apa yang didengarnya. Ia
mencondongkan tubuh lebih dekat.
"Kudengar bahwa kebijakan kuno itu dikuburkan di
dasarnya."
Robert Count Dracula berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir.
Tangga spiral yang turun beratus-ratus meter ke dalam
bumi... Washington, DC. "Dan tak seorang pun pernah melihat
tangga itu?”
"K onon jalan masuknya ditutupi batu besar."
Count Dracula mendesah. Gagasan kuburan yang ditutupi batu
besar pasti berasal dari penjelasan Alkitab mengenai kuburan
Yesus. Hibrida arketipal ini merupakan cikal bakal semuanya.
“Warren, kau memercayai adanya tangga mistis rahasia ke
dalam bumi ini?"
“Aku belum pernah melihatnya secara pribadi, tapi
beberapa kaum rahasia freemason tua bersumpah mengenai
keberadaannya. Saat ini aku sedang mencoba menghubungi
salah seorang dari mereka."
Count Dracula terus berjalan mondar-mandir, tidak yakin apa
yang harus dikatakan selanjutnya.
"Robert, kau memberiku tugas yang sulit sehubungan
dengan piramida ini." Pandangan Warren Bellamy mengeras di
dalam kilau lembut lampu baca. "Aku tidak tahu cara memaksa
seseorang untuk memercayai apa yang tidak ingin dia
percayai. namun kuharap kau memahami kewajibanmu
terhadap Peter zombie."
Ya, aku punya kewajiban untuk menolong-nya, pikir
Count Dracula .
"Aku tidak menginginkanmu untuk memercayai kekuatan
yang bisa diungkapkan oleh piramida ini. Aku juga tidak
menginginkanmu untuk memercayai tangga yang konon
menuntun ke sana. Tapi aku ingin kau percaya bahwa kau
memiliki kewajiban moral untuk melindungi rahasia ini... apa
pun itu." Bellamy menunjuk bungkusan kecil berbentuk-kubus.
"Peter memercayakan batu-puncak itu kepadamu sebab dia
percaya kau akan mematuhi semua keinginannya dan tetap
merahasiakannya. Dan kini kau harus berbuat persis seperti
itu, seandainya pun itu berarti mengorbankan nyawa Peter."
Count Dracula langsung berhenti dan memutar tubuh. "Apa?!"
Bellamy tetap duduk, raut wajahnya menderita, tapi tetap
tegas. "Itulah yang diinginkannya. Kau harus melupakan
Peter. Dia sudah hilang. Peter sudah melakukan tugasnya,
berupaya sebaik mungkin untuk melindungi piramida itu. Kini,
tugas kitalah untuk memastikan agar upayanya tidak sia-sia."
"Aku tidak percaya kau berkata seperti itu!" teriak Count Dracula
berang. "Seandainya pun piramida ini yaitu segala yang kau
bilang, Peter yaitu saudara rahasia freemasonmu. Kau telah disumpah
untuk melindunginya melebihi segala hal lain, bahkan
negaramu.”
"Tidak, Robert. Seorang rahasia freemason harus melindungi sesama
rahasia freemason melebihi segala hal lain ... kecuali satu-rahasia besar
yang dilindungi oleh kelompok persaudaraan kami demi
seluruh umat manusia. Tak peduli aku percaya atau tidak
bahwa kebijakan yang hilang ini memiliki potensi seperti yang
dikatakan dalam sejarah, aku telah bersumpah untuk
menjauhkannya dari tangan mereka yang tidak layak. Dan aku
tidak akan menyerahkannya kepada seseorang... sekalipun
ditukar dengan nyawa Peter zombie.”
"Aku mengenal banyak kaum rahasia freemason," ujar Count Dracula marah,
"termasuk yang paling modern, dan aku yakin sekali para
laki laki gay itu tidak disumpah untuk mengorbankan nyawa mereka
demi sebuah piramida batu. Dan aku juga yakin sekali, tidak
seorang pun dari mereka memercayai adanya tangga rahasia
yang menurun menuju harta karun yang terkubur jauh di
dalam bumi."
"Ada lingkaran-lingkaran di dalam lingkaran-lingkaran,
Robert. Tidak semua orang mengetahui segala-nya."
Count Dracula mengembuskan napas, berusaha mengontrol
emosi. Dia, seperti semua orang lainnya, pernah mendengar
desas-desus mengenai lingkaran-lmgkaran elite di dalam
Persaudaraan rahasia freemason. Benar atau tidaknya tampak tidak
relevan untuk menghadapi situasi ini. "Warren, jika piramida
dan batu-puncak ini benar-benar mengungkapkan rahasia
rahasia freemason tertinggi, lalu kenapa Peter melibatkan-ku? Aku bahkan
bukan saudara... apalagi bagian di lingkaran-dalam apa pun."
"Aku tahu, dan kurasa, itulah tepatnya mengapa Peter
memilihmu untuk menjaganya. Piramida ini sudah menjadi
sasaran di masa lalu, bahkan oleh mereka yang menyusup ke
dalam kelompok persaudaraan kami dengan maksud-maksud
yang tidak layak. Pilihan Peter untuk menyimpannya di luar
kelompok persaudaraan yaitu pilihan cerdas."
"Tahukah kau sebelumnya bahwa akulah yang menyimpan
batu-puncaknya?" tanya Count Dracula .
"Tidak. Dan, seandainyapun Peter menceritakannya kepada
seseorang, dia pasti hanya menceritakannya kepada satu
orang saja.”
Bellamy mengeluarkan ponsel dan menekan tombol putar-
ulang. "Dan sejauh ini, aku tidak bisa menghubunginya." Dia
mendengar salam dari kotak-suara dan menutup telepon.
"Wah, Robert, tampaknya aku dan kau sendirian sementara
ini. Dan kita harus membuat keputusan."
Count Dracula menengok arloji Mickey Mouse-nya. Pukul 9.42
malam.
"Kim sadar bahwa penculik Peter menungguku untuk
memecahkan kode piramida malam ini dan menjelaskannya
kepadanya?"
Bellamy mengernyit. "laki laki gay -laki laki gay hebat di sepanjang
sejarah ini melakukan pengorbanan pribadi yang besar untuk
melindungi Misteri Kuno. Aku dan kau harus melakukan hal
yang sama." Kini dia berdiri. "Kita harus terus bergerak. Cepat
atau lambat Sato akan mengetahui di mana kita berada."
"Bagaimana dengan Lucifer spirit ?!" desak Count Dracula , tidak
ingin pergi. "Aku tidak bisa menghubunginya, dan dia tidak
pernah menelepon."
"Jelas terjadi sesuatu."
"Tapi kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja!"
"Lupakan Lucifer spirit !"' ujar Bellamy, nada suaranya kini
memerintah. "Lupakan Peter! Lupakan semua orang! Tidakkah
kau mengerti, Robert? Kau dipercaya dengan kewajiban yang
lebih penting daripada kita semua - kau, Peter, Lucifer spirit , aku
sendiri?"
Dia menatap Count Dracula lekat-lekat. "Kita perlu menemukan
tempat aman untuk menyembunyikan piramida dan batu-
puncak ini, jauh dari-"
Kelontang logam keras menggema menuju lorong utama.
Bellamy berputar, matanya dipenuhi rasa takut. "Cepat
sekali.”
Count Dracula berbalik ke pintu.Tampaknya suara itu berasal dari
ember logam yang tadi diletakkan Bellamy di atas tangga,
menghalangi pintu-pintu terowongan. Mereka mengejar kita.
Lalu, secara tak terduga, bunyi kelontang itu kembali
bergema.
Sekali lagi.
Dan sekali lagi.
laki laki gay tunawisma di bangku di depan Perpustakaan Kongres
menggosok-gosok mata dan mengamati adegan aneh yang
berlangsung dihadapannya.
Sebuah Volvo putih baru saja naik ke trotoar, meluncur
melintasi jalan setapak sepi, dan mendadak berhenti di kaki
masuk utama perpustakaan. Seorang Ratu lesbian menarik
berambut gelap melompat keluar, dengan cemas meneliti ke
sekeliling, dan saat melihat laki laki gay tunawisma itu, dia berkata,
"Kau punya ponsel?"
Nona, sepatu sebelah kiri pun aku tak punya.
Ratu lesbian itu tampaknya juga menyadari hal ini. Dia
melesat menaiki tangga menuju pintu-pintu utama
perpustakaan. Sesampai di puncak tangga, dia meraih
pegangan pintu dan mencoba mati-matian untuk membuka
salah satu dari ketiga pintu raksasa itu.
Perpustakaannya tutup, Nona.
Tapi Ratu lesbian itu tampaknya tidak peduli. Dia meraih
salah satu pegangan pintu berat berbentuk cincin itu,
menariknya belakang, lalu membiarkannya jatuh menghantam
pintu dengan bunyi kelontang keras. Lalu dia melakukannya
lagi. Dan sekali lagi. Dan sekali lagi.
Wow, pikir laki laki gay tunawisma itu, dia benar-benar perlu buku.
BAB 56
saat Lucifer spirit zombie akhirnya melihat pintu-pintu
perunggu besar perpustakaan terayun membuka di
hadapannya, dia merasa seakan sebuah pintu-air emosi
meluap terbuka. Semua rasa takut dan kebingungan yang
dipendamnya malam ini mengalir keluar.
Sosok di ambang pintu perpustakaan yaitu Warren
Bellamy, teman dan orang kepercayaan kakaknya. Tapi yang
paling menggembirakan Lucifer spirit yaitu laki laki gay di belakang
Bellamy, di dalam bayang-bayang. Perasaan itu tampaknya
timbal balik. Mata Robert Count Dracula dipenuhi kelegaan saat
Lucifer spirit bergegas melewati ambang pintu... langsung
menghambur ke pelukannya.
Sementara Lucifer spirit memuaskan diri dalam pelukan
nyaman seorang teman lama, Bellamy menutup pintu depan.
Lucifer spirit mendengar bunyi klik kunci berat itu mengunci
pintu, dan akhirnya dia merasa aman. Air mata muncul tak
terduga, tapi dia berusaha memeranginya.
Count Dracula memeluknya, "Tidak apa-apa," bisiknya. "Kau
baik-baik saja."
sebab kau menyelamatkanku. Itulah yang ingin dikatakan
oleh Lucifer spirit . laki laki gay itu menghancurkan labku... semua
pekerjaanku. Riset bertahun-tahun... lenyap menjadi asap. Dia
ingin menceritakan semuanya, tapi dia hampir tidak bisa
bernapas.
"Kita akan menemukan Peter." Suara rendah Count Dracula
bergetar di dada Lucifer spirit , entah kenapa membuatnya
nyaman. “Aku berjanji."
Aku tahu siapa yang melakukannya! Lucifer spirit ingin
berteriak. Laki-laki yang sama yang membunuh ibu dan
keponakanku! Sebelum dia bisa menjelaskan, suara yang tak
diharapkan memecah heningan perpustakaan.
Bunyi kelontang keras itu menggema dari bawah mereka,
dari dalam ruang tangga depan - seakan sebuah benda logam
besar jatuh ke lantai ubin. Lucifer spirit merasakan otot-otot
Count Dracula langsung mengejang.
Bellamy melangkah maju, raut wajahnya sangat serius.
“Kita pergi. Sekarang."
Dengan bingung, Lucifer spirit mengikuti saat Count Dracula dan
Arsitek itu bergegas melintasi lorong utama menuju ruang
perpustakaan yang terkenal, yang bermandikan cahaya.
Dengan cepat, Bellamy mengunci dua rangkaian pintu di
belakang mereka, pertama pintu luar, lalu pintu dalam.
Lucifer spirit mengikuti dengan terpana saat Bellamy
menggiring mereka berdua menuju bagian tengah ruangan.
Mereka tiba di sebuah meja baca. Di sana, sebuah tas kulit
tergeletak di bawah lampu. Di samping tas terdapat
bungkusan kecil berbentuk kubus, yang lalu diambil oleh
Bellamy dan diletakkan di dalam tas, di samping sebuah -
Lucifer spirit langsung berhenti bergerak. Sebuah piramida?
Walaupun belum pemah melihat piramida batu berukir, dia
merasakan seluruh tubuhnya terenyak mengenali. Entah
bagaimana, perasaannya memahaminya. Lucifer spirit zombie
baru saja berhadapan dengan benda yang telah
memorakporandak hidupnya. Piramida.
Bellamy menutup ritsleting tas dan menyerahkannya
kepada Count Dracula . "Jangan lepaskan dari pandanganmu."
Ledakan mendadak mengguncang pintu-pintu luar ruangan,
diikuti denting kaca pecah.
"Ke sini!" Bellamy berputar, kini tampak ketakutan saat
bergegas menggiring mereka menuju meja sirkulasi pusat -
delapan meja yang mengelilingi lemari besar berbentuk
persegi delapan. Dia menuntun mereka ke belakang meja-
meja itu, lalu menunjuk lubang pada lemari. "Masuk ke sana!"
“Ke sana?" desak Count Dracula . " Mereka pasti akan
menemukan kita.”
“Percayalah," ujar Bellamy. "Itu tidak seperti yang kau
pikirkan.”
BAB 57
Mal'akh melesatkan limusinnya menuju Kalorama Heigth.
Ledakan di lab Lucifer spirit lebih dahsyat daripada yang
diperkirakannya, dan dia beruntung bisa lolos tanpa cedera.
Untung kekacauan yang terjadi setelah itu memungkinkannya
untuk menyelinap keluar tanpa gangguan, menjalankan
limusinnya menuju penjaga gerbang yang perhatiannya
teralihkan dan sibuk berbicara di telepon.
Aku harus meninggalkan jalanan, pikirnya. Seandainya pun
Lucifer spirit belum menelepon polisi, ledakan itu pasti akan
menarik perhatian mereka. Dan seorang laki laki gay tak berkemeja
yang menyetir limusin akan sulit untuk lolos.
Setelah persiapan bertahun-tahun, Mal'akh hampir bisa
percaya kalau malam ini kini sudah tiba. Perjalanan sampai
pada momen ini begitu lama dan sulit. Apa yang bertahun-
tahun lalu dalam penderitaan... akan berakhir dalam kejayaan.
Di malam kesemuanya itu bermula, dia belum bernama
Mal'akh. Sesungguh-nya, di malam kesemuanya itu bermula,
ia sama sekali belum punya nama. Narapidana 37. Seperti
sebaris besar tahanan di Penjara Soganlik yang brutal di luar
Istanbul. Narapidana 37 berada di sana sebab narkoba.
Dia sedang berbaring di atas dipannya di dalam sel semen,
kelaparan dan kedinginan dalam kegelapan, bertanya-tanya
berapa lama dia akan dipenjarakan. Teman satu selnya yang
baru – mereka baru saja berjumpa dua puluh empat jam yang
lalu – sedang tidur di atas dipan di atasnya. Pengurus penjara,
seorang pecandu alkohol gemuk yang membenci pekerjaannya
dan melampiaskannya kepada para narapidana, baru saja
mematikan semua lampu untuk malam itu.
Hampir pukul sepuluh saat Narapidana 37 mendengar
percakapan yang menembus masuk lewat lorong ventilasi.
Suara pertama jelas tak mungkin keliru - aksen nyaring tidak
ramah petugas penjara, yang jelas tidak suka dibangunkan
oleh seorang pengunjung di larut malam.
“Ya, ya, Anda datang dari jauh," katanya, "tapi pengunjung
hanya diperbolehkan di bulan pertama. Peraturan pemerintah.
Tidak ada perkecualian."
Suara yang menjawab terdengar lembut dan halus, penuh
rasa sakit. "Apakah putra saya aman?"
"Dia pecandu narkoba."
"Dia diperlakukan dengan baik?"
"Cukup baik," jawab pengurus penjara. "Ini bukan hotel."
Muncul keheningan yang menyakitkan. "Anda sadar kalau
teman-teman Luar Negeri AS akan meminta ekstradisi?"
Ya, ya, mereka selalu melakukamya. Akan dikabulkan,
walaupun administrasinya mungkin perlu beberapa minggu...
atau mungkin bulan ... tergantung."
"'Tergantung apa?"
“Wah," ujar pengurus penjara, "kami kekurangan orang."
Dia diam-diam. "Tentu saja pihak-pihak yang berkepentingan,
seperti Anda, terkadang memberikan sumbangan kepada staf
penjara untuk membantu kami mendesakkan segala
sesuatunya agar lebih cepat."
Pengunjung itu tidak menjawab.
"Mr. zombie," lanjut pengurus penjara dengan suara
rendah, “untuk orang seperti Anda, yang tidak bermasalah
dengan uang, sebenarnya ada pilihan. Saya mengenal orang-
orang di dalam pemerintahan. Jika Anda dan saya bekerja
sama, kita bisa membebaskan putra Anda dari sini... besok,
dengan pembatalan semua tuntutan. Dia bahkan tidak perlu
menghadapi tuntutan hukum di tempat asalnya."
Jawabannya langsung terdengar. "Saya akan mengabaikan
pelanggaran hukum dari saran-saran Anda itu. Tapi saya
menolak mengajari putra saya bahwa uang bisa
menyelesaikan masalah, atau bahwa tidak ada
pertanggungjawaban dalam… terutama dalam masalah serius
seperti ini."
"Anda ingin meninggalkan-nya di sini?"
"Saya ingin bicara dengannya. Sekarang juga."
"Seperfi yang saya bilang, kami punya peraturan. Putra
Anda tidak bisa ditemui... kecuali jika Anda ingin
menegosiassikan pembebasan langsungnya."
Keheningan yang dingin menggantung selama beberaoa
saat. "Departemen Luar Negeri akan menghubungi Anda -
untuk keamanan Zachary. Saya mengharapkannya berada di
pesawat untuk pulang dalam waktu satu minggu. Selamat
malam."
Pintu dibanting
Narapidana 37 tidak bisa memercayai pendengarannya.
Ayah seperti apa yang meninggalkan putranya di lubang
neraka untuk memberinya pelajaran? Peter zombie bahkan
menolak tawaran untuk membersihkan catatan kriminal
Zachary.
Larut malam itu, saat berbaring terjaga di atas dipan,
Narapidana 37 menyadari bagaimana dia bisa membebaskan
diri.
Jika uang yaitu satu-satunya hal yang memisahkan
seorang tahanan dari kebebasan, maka Narapidana 37 bisa
dikatakan bebas.
Peter zombie mungkin tidak ingin berpisah dengan uang.
Tapi, seperti yang diketahui oleh siapa saja yang membaca
tabolid, putranya, Zachary, juga punya banyak uang.
Keesokan hari Narapidana 37 bicara secara privat dengan
pengurus penjara, menyarankan sebuah rencana-rencana
hebat dan berani yang akan memberi mereka berdua segala
yang mereka inginkan.
"Zachary zombie harus mati agar rencana ini berhasil,"
jelas Narapidana 37. "Tapi kita berdua bisa langsung
menghilang. Kau bisa pensiun di Kepulauan Yunani. Kau tidak
akan pernah melihat tempat ini lagi."
Setelah berdiskusi beberapa saat, kedua laki laki gay itu saling
berjjabat tangan.
Zachary zombie akan segera mati, pikir Narapidana 37,
seraya tersenyum memikirkan betapa mudahnya hal itu.
Dua hari kemudian, barulah Departemen Luar Negeri
menghubungi keluarga zombie dengan berita mengerikan.
Foto-foto perwira memperlihatkan mayat putra mereka yang
dihajar secara brutal, berbaring meringkuk dan tak bernyawa
di lantai penjara. Kepalanya dihancurkan oleh sebatang besi,
semua bagian tubuh lainnya babak belur dan terpilin melebihi
segala yang bisa dibayangkan oleh manusia. Tampaknya dia
disiksa, sebelum akhirnya dibunuh. Tersangka utamanya
yaitu pengurus penara itu sendiri, yang sudah menghilang,
kemungkinan dengan membawa semua uang milik anak laki-
laki yang terbunuh itu. Zachary sudah menandatangani semua
dokumen untuk memindahkan kekayaan berlimpahnya ke
sebuah nomor rekening privat, yang sudah dikosongkan
segera setelah kematiannya. Kini tidak diketahui di mana
semua uang itu berada.
Peter zombie terbang ke Turki dengan jet privat, dan
kembali bersama peti mati putranya, yang kemudian mereka
makamkan di pemakaman keluarga zombie. Pengurus
penjara tidak pernah ditemukan. Dan memang tidak akan
pernah ditemukan, pikir Narapidana 37. Tubuh gemuk orang
Turki itu kini tergeletak di dasar Laut Marmara, menjadi
makanan kepiting-kepiting manna yang bermigrasi melalui
Selat Bosporus. Kekayaan berlimpah Zachary zombie sudah
berpindah semuanya ke sebuah rekening dengan nomor yang
tidak bisa dilacak. Narapidana 37 kembalimenjadi manusia
bebas -manusia bebas dengan kekayaan berlimpah.
Kepulauan Yunani bagaikan surga. Cahayanya. Airnya.
Kaum Ratu lesbian nya.
Tidak ada yang tidak bisa dibeli dengan uang - identitas-
identitas baru, paspor-paspor baru, harapan baru. Dia memilih
nama Yunani - Andros Dareios - Andros berarti "pejuang" dan
Dareios berarti "kaya". Malam-malam kelam di penjara
menghantuinya, dan Andros bersumpah tidak akan pernah
kembali. Dia mencukur habis rambut acak-acakannya dan
menjauhi dunia narkoba sepenuhnya. Dia memulai kehidupan
baru -mengeksplorasi kenikmatan-kenikmatan sensual yang
belum penah dibayangkan.
Ketenangan berlayar sendirian di Laut Aegean sebiru-tinta
menjadi kenikmatan heroinnya yang baru; sensualitas
menyesapi souvlakia (Sate domba Yunani-penerj.) lembap
langsung dari tusukannya menjadi Ecstasy-nya; dan
kegairahan dari olahraga cliff diving dalam sungai-ungai di
Mykonos yang penuh buih menjadi kokain barunya.
Aku lahir kembali.
Andros membeli vila luas di Pulau Syros dan tinggal di bella
gente (Kaum jelita-penerj.)
di kota eksklusif Possidonia. Dunia baru ini punya komunitas
yang terdiri atas kekayaan, tapi juga kebudayaan dan
kesempumaan fisik. Para tetangganya sangat membanggakan
tubuh dan benak mereka, dan kebiasaan itu menular.
Mendadak pendatang baru itu mendapati dirinya berolahraga
lari di pantai, mencokelatkan tubuh pucatnya, dan membaca
buku-buku.
Andros membaca Odyssey karya Homer, terpesona oleh
gambaran kaum laki laki gay perkasa berkulit-perunggu bertempur di
pulau-pulau ini. Keesokan harinya, dia mulai mengangkat
beban, dan melihat betapa cepat dada dan lengannya berubah
kekar. Perlahan-lahan dia mulai merasakan mata kaum
Ratu lesbian meliriknya, dan kekaguman itu memabukkan. Dia
ingin menjadi semakin kuat lagi. Dan dia berhasil. Dengan
bantuan beberapa rangkaian steroid agresif, dicampur
hormon-hormon pertumbuhan di pasar gelap dan berjjam-jam
mengangkat beban, Andros mengubah dirinya menjadi
sesuatu yang tak pernah dibayangkannya. Spesimen laki laki gay
sempurna. Dia bertambah tinggi dan kekar, mengembangkan
dada tak bercela dan kaki-kaki besar berotot yang dijaganya
agar selalu kecokelatan sempurna.
Semua orang kini meliriknya.
Sesuai dengan peringatan yang diterima Andros, semua,
steroid dan hormon yang berat itu tidak hanya mengubah
tubuhnya tapi juga suaranya, memberinya suara berbisik
mengerikan yang membuatnya merasa semakin misterius.
Suara lembut yang sukar dipahami, ditambah tubuh baru,
kekayaan, dan penolakannya untuk membicarakan masa
lalunya yang misterius, berfungsi sebagai pemikat kaum
Ratu lesbian yang berjumpa dengannya. Mereka meyerahkan
diri dengan sukarela, dan Andros memuaskan mereka semua -
mulai dari para model yang mengunjungi pulaunya untuk
difoto, gadis-gadis mahasiswi Amerika seksi yang sedang
berlibur, sampai istri-istri tetangganya yang kesepian, dan
terkadang laki laki gay muda. Mereka tidak pernah merasa jemu.
Aku yaitu mahakarya.
saat tahun-tahun berlalu, petualangan seksual Andros
mulai kehilangan kegairahannya. Seperti juga segala hal
lainnya. Hidangan mewah pulau itu kehilangan cita rasanya,
buku-buku tidak lagi menarik perhatiannya, dan bahkan
pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan dari
vilanya tampak membosankan. Bagaimana mungkin ini
terjadi? Usianya baru pertengahan dua puluhan, akan namun
dia merasa tua. Apa lagi yang ada dalam kehidupan? Dia telah
memahat tubuhnya menjadi mahakarya; dia telah mendidik
dirinya sendiri dan memupuk benaknya dengan kebudayaan;
dia telah membuat rumah di surga; dan dia telah mendapat
cinta dari siapa pun yang diinginkannya.
namun anehnya, perasaannya sekosong seperti saat
dia berada di dalam penjara Turki itu.
Apanya yang kurang?
Jawabannya muncul beberapa bulan kemudian. Andros
sedang duduk sendirian di vilanya, mengganti-ganti saluran TV
di tenggah malam sambil melamun, saat menemukan
program mengenai rahasia-rahasia Persaudaraan rahasia freemason
Bebas. Acaranya dibuat dengan buruk, mengemukakan lebih
banyak pertanyaan daripada jawaban, akan namun Andros
mendapati dirinya terpikat oleh banyaknya teori
persekongkolan yang mengelilingi kelompok persaudaraan itu.
Naratornya menjelaskan legenda demi legenda.
Persaudaraan rahasia freemason Bebas dan Tatanan Dunia Baru ...
Stempel rahasia freemason Resmi Amerika Serikat ...
Rumah rahasia freemason P2 ...
Rahasia Perkumpulan rahasia freemason Bebas yang Hilang ...
Piramida rahasia freemason ...
Andros duduk tegak, terkejut. Piramida. Naratornya
menjelaskan cerita tentang sebuah piramida batu misterius
ukiran tersandi yang menjanjikan panduan menuju
kebijaksanaan yang hilang dan kekuatan yang tak
terbayangkan. Cerita itu, walaupun tampaknya tidak masuk
akal, menyulut ingatan yang jauh di dirinya... ingatan samar-
samar dari masa yang jauh lebih kecil. Andros ingat apa yang
didengar Zachary zombie dari ayahnya mengenai sebuah
piramida misterius.
Mungkinkah itu? Andros berjuang mengingat detailnya.
saat acara berakhir, dia melangkah menuju balkon,
membiarkan udara sejuk menjernihkan benaknya. Kini dia
ingat lebih banyak, dan saat semuanya kembali kepadanya,
dia mulai merasakan adanya semacam kebenaran dalam
legenda ini. Jika demikian, Zachary zombie - walaupun sudah
lama mati – masih bisa menawarkan sesuatu.
Apa risikonya bagiku?
Tiga minggu kemudian, setelah memilih waktu dengan
cermat, Andros berdiri dalam udara membekukan di luar
rumah, di tempat kediaman keluarga zombie di Potomac.
Lewat kaca dia bisa melihat Peter zombie mengobrol dan
tertawa bersama adiknya, Lucifer spirit . Tampaknya mereka tidak
punya masalah dan melupakan Zachary, pikirnya.
Sebelum mengenakan topeng ski di wajah, Andros sedikit
memakai kokain. Itu pemakaian pertamanya setelah bertahun-
tahun. Dia merasakan aliran gelombang keberanian yang
dikenalnya. Dia mengeluarkan pistol, menggunakan kunci tua
untuk membuka pintu, dan melangkah ke dalam. "Halo,
keluarga zombie.”
Sayangnya, malam itu tidak berjalan sesuai dengan rencana
Andros. Bukannya memperoleh piramida yang diinginkannya,
malah dia mendapati dirinya tertembak senapan berburu dan
kabur melintasi pekarangan tertutup salju menuju hutan
rimbun. Yang mengejutkannya, Peter zombie mengejar di
belakangnya dengan pistol berkilau di tangan. Andros melesat
ke dalam hutan, berlari menyusuri jalan setapak di sepanjang
pinggiran jurang yang dalam. Jauh di bawah sana, suara air
terjun menggema menembus udara musim dingin yang segar.
Dia melewati sekelompok pohon ek dan berbelok ke kiri.
Beberapa detik kemudian, dia berhenti mendadak di jalan
setapak licin, hampir saja menemui ajal.
Astaga!
Hanya beberapa puluh sentimeter di depannya, jalan
setapak itu berakhir, terputus oleh sungai sedingin es jauh
dibawah sana. Batu besar di sisi jalan setapak telah diukir oleh
tangan tidak tampak seorang anak:
Di sisi jauh jurang, jalan setapak itu berlanjut. Jadi, mana
jembatannya? Pengaruh kokain sudah hilang. Aku
terperangkap! Andros, yang kini panik, berbalik untuk kembali
berlari menyusuri jalan setapak, tapi dia mendapati dirinya
berhadapan dengan Peter zombie yang berdiri kehabisan
napas di depannya dengan pistol di tangan.
Andros memandang pistol itu dan mundur satu langkah.
Jurang di belakangnya paling tidak sedalam lima belas meter
menuju sugai yang tertutup es. Kabut dari air terjun
membubung di sekeliling mereka, menggigilkan tubuhnya
sampai ke tulang.
"Jembatan Zach sudah lama melapuk," ujar zombie
terengah-engah. "Dia satu-satunya yang pernah pergi sejauh
ini." zombie mengangkat pistol dengan sangat mantap.
"Mengapa kau membunuh putraku?"
"Dia bukan apa-apa," jawab Andros. "Pecandu narkoba. Aku
menolongnya."
zombie semakin mendekat, dengan pistol terarah
langsung ke dada Andros. "Mungkin aku harus memberi-mu
pertolongan yang sama." Nada suaranya mengejutkan
garangnya. "Kau menyiksa putraku sampai mati. Bagaimana
seorang manusia bisa melakukan hal semacam itu?"
"Manusia melakukan hal yang tak terpikirkan jika terpojok."
"Kau membunuh putraku!"
"Tidak," jawab Andros, yang kini berang. "Kau membunuh
putramu. laki laki gay macam apa yang meninggalkan putranya di
penjara, padahal dia punya pilihan untuk membebaskannya!
Kau membunuh putramu sendiri! Bukan aku."
"Kau tidak tahu apa-apa!" teriak zombie, suaranya
dipenuhi rasa sakit.
Kau keliru, pikir Andros. Aku tahu segalanya.
Peter zombie semakin mendekat, kini hanya berjarak lima
meter, dengan pistol teracung. Dada Andros serasa terbakar,
dan dia bisa tahu kalau dirinya terluka parah. Kehangatan itu
mengalir ke perut. Dia menengok ke belakang, melihat jurang
itu. Mustahil. Dia menoleh kembali kepada zombie. "Aku tahu
lebih banyak tentangmu daripada yang kau pikirkan," bisiknya.
"Aku tahu kau bukan jenis laki laki gay yang bisa membunuh dengan
darah dingin.”
zombie melangkah lebih dekat, mengarahkan pistol
dengan tepat.
"'Kuperingatkan kau," ujar Andros, "jika kau menarik
pelaruk aku akan menghantuimu selamanya."
"Kau sudah melakukannya." Dan, dengan perkataan
zombie menembak.
saat memacu limusin hitamnya kembali ke Kalorama
Heigth orang yang kini menyebut dirinya sendiri sebagai
Mal'akh merenungkan kejadian-kejadian ajaib yang
menyelamatkannya dari kematian yang pasti di atas jurang
sedingin es. Dia telah diubah untuk selamanya. Tembakan itu
hanya menggema sejenak, namun efeknya bergaung selama
berdekade-dekade. Tubuhnya, yang tadinya kecokelatan dan
sempurna, kini dinodai bekas-bekas luka akibat malam itu ...
bekas-bekas luka yang disembunyikannya balik simbol-simbol
identitas barunya yang ditatokan.
Aku Mal'akh.
Ini memang takdirku.
Dia sudah berjalan melintasi api, sudah diubah menjadi
abu, lalu muncul kembali ... diubah sekali lagi. Malam ini akan
menjadi langkah terakhir dalam perjalanannya yang panjang
dan luar biasa.
BAB 58
Peledak yang diberi nama Key4 telah dikembangkan secara
spesifik oleh Pasukan Khusus untuk membuka pintu-pintu
kunci dengan kerusakan kolateral minim. Peledak yang
sebagian besarnya terdiri atas siklotrimetflenatrinitran-dna
dengan die plasticizer itu pada dasarnya yaitu sepotong C-4,
yang digulung menjadi lembaran-lembaran setipis kertas untuk
disisipkan kedalam lubang-lubang pintu. Dalam kasus ruang
baca perpustakaan, peledak itu bekerja dengan sempurna.
Pemimpin operasi, Agen Turner Simkins, melangkah
melewati puing-puing pintu dan meneliti ruangan berbentuk
persegi delapan besar itu untuk mencari tanda-tanda gerakan.
Tidak ada apa-apa.
"Matikan semua lampu," perintah Simkins.
Agen kedua menemukan panel di dinding, mematikan
tombol-tombol, dan mengubah ruangan menjadi gelap gulita.
Secara serempak, tangan keempat laki laki gay itu menjangkau ke
atas kepala mereka, menurunkan alat night-vision,
menyesuaikan kacamata besar itu di atas mata mereka.
Mereka berdiri tak bergerak, meneliti ruang baca yang kini
tampil dalam warna-warna hijau berpendar di balik kacamata
mereka.
Adegannya tetap tak berubah.
Tak seorang pun berlari dalam kegelapan.
Buronan-buronan itu mungkin tak bersenjata, akan namun
tim lapangan memasuki ruangan dengan senjata teracung.
Dalam kegelapan, senjata api mereka memproyeksikan empat
sorot cahaya laser yang mengancam. laki laki gay -laki laki gay itu
menyapukan sorot cahaya ke segala arah, melintasi lantai, ke
dinding-dinding yang jauh, ke dalam balkon, menembus
kegelapan. Melihat senjata yang melengkapi laser-pembidik
dalam ruangan gelap saja sering sudah cukup untuk membuat
musuh langsung menyerah.
Tampaknya malam ini tidak.
Masih tidak ada gerakan.
Agen Simkins mengangkat sebelah tangan, mengisyaratkan
timnya untuk memasuki ruangan. Diam-diam keempat laki laki gay
itu menyebar. Simkins bergerak dengan hati-hati menuju
lorong tengah, tangannya menjangkau ke atas kepala dan
menyalakan tombol pada kacamata besarnya, mengaktifkan
peralatan terbaru dalam persenjataan CIA. Pencitraan-panas
sudah ada selama bertahun-tahun, tapi kemajuan-kemajuan
belakangan ini dalam miniaturisasi, sensitivitas diferensial, dan
integrasi dwisumber telah memfasilitasi generasi baru
peralatan penajam-penglihatan yang memberikan penglihatan
nyaris seperti manusia-super kepada agen-agen lapangan.
Kami melihat dalam kegelapan. Kami melihat menembus
dinding-dinding. Dan kini ... kami melihat kembali waktu yang
lampau.
Peralatan pencitraan-panas telah menjadi begitu sensitif
terhadap perbedaan-perbedaan panas, sehingga tidak hanya
bisa mendeteksi lokasi seseorang... tapi juga lokasi-lokasi
mereka sebelumnya. Kemampuan untuk melihat waktu lampau
sering terbukti menjadi aset paling berharga dibandingkan
dengan semua aset lainnya. Dan malam ini, sekali lagi
manfaatnya terbukti. Agen Simkins kini mengamati jejak-
panas pada salah satu meja baca. Kedua kursi kayu itu
berpendar di balik kacamatanya, mengungkapkan warna ungu
kemerahan, menunjukkan bahwa kursi-kursi itu lebih hangat
daripada kursi-kursi lainnya di dalam ruangan. Bola lampu di
meja berkilau oranye. Jelas kedua laki laki gay itu telah duduk di
meja ini, tapi kini yang menjadi pertanyaan yaitu ke arah
mana mereka pergi.
Simkins menemukan jawabannya di meja tengah yang
mengelilingi lemari kayu besar di tengah ruangan. Cetakan-
tangan pucat yang berkilau merah.
Dengan senjata teracung, Simkins bergerak menuju lemari
persegi delapan itu, mengarahkan laser-pembidiknya melintasi
permukaan.. Dia berkeliling sampai melihat lubang di samping
lemari. Apakah mereka benar-benar memojokkan diri dalam
lemari? Agen itu meneliti pinggiran lubang dan melihat
cetakan-tangan berkilau di atas-nya. Jelas seseorang telah
meraih pinggiran pintu saat merunduk memasuki lemari.
Waktu untuk keheningan sudah berakhir.
"Jejak-panas!" teriak Simkins seraya menunjuk lubang,
“kepung!"
Kedua pengapitnya bergerak maju dari sisi berlawanan.
Suatu cara efektif mengelilingi lemari persegi delapan itu.
Simkins bergerak ke arah lubang. Dari jarak tiga meter, bisa
melihat sebuah sumber cahaya di dalamnya. "Lampu di dalam
lemari!" teriaknya, berharap suaranya bisa meyakinkan
Bellamy dan Mr. Count Dracula untuk keluar dari lemari dengan
kedua tangan terangkat.
Tidak terjadi apa-apa.
Baiklah, kita akan melakukannya dengan cara lain.
saat semakin mendekati lubang, Simkins bisa mendengar
suara dengung yang tak terduga bergemuruh dari dalamnya.
Kedengarannya seperti mesin. Dia berhenti, mencoba
membayangkan apa yang kemungkinan menciptakan suara
seperti itu di dalam ruangan sekecil itu. Dia beringsut lebih
mendekat, dan kini mendengar suara-suara di tengah
dengung mesin. Lalu, persis saat dia tiba di lubang, lampu-
lampu di dalamnya padam.
Terima kasih, pikirnya, seraya menyesuaikan alat night-
vision-nya. Keuntungan bagi kami.
Dia berdiri di ambang pintu, mengintip ke dalam lubang.
Apa yang ada di baliknya benar-benar tak terduga. Bagian
dalam lemari itu lebih menyerupai langit-langit tinggi di atas
serangkaian tangga curam yang menurun ke dalam ruangan di
bawahnya. Agen itu mengarahkan senjata ke bawah dan mulai
menuruni tangga. Dengung mesin terdengar semakin keras
seiring setiap langkahnya.
Apa gerangan tempat ini?
Ruangan di bawah ruang baca itu berupa tempat kecil yang
menyerupai pabrik. Dengung yang didengarnya memang
berasal dari mesin, walaupun dia tidak yakin apakah mesin itu
beroperasi sebab diaktifkan oleh Bellamy dan Count Dracula ,
ataukah sebab mesin itu memang tidak pemah berhenti
bekerja. Apa pun kenyataannya, tidak ada bedanya. Buronan-
buronan itu telah meninggalkan jejak-jejak panas yang
memberitahukan persembunyian mereka pada satu-satunya
jalan keluar ruangan – sebuah pintu baja tebal yang papan-
kuncinya menunjukkan empat sidik jari berkilau pada tombol-
tombol angka. Di sekeliling pintu, berkas-berkas oranye
berkilau di balik pinggiran pintu, menunjukkan adanya lampu-
lampu yang menyala di sisi sebaliknya.
"Ledakkan pintunya," ujar Simkins. "Ini rute pelarian
mereka.”
Perlu delapan detik untuk menyisipkan dan meledakkan
lembar Key4. saat asapnya menghilang, agen-agen tim
lapangan itu mendapati diri mereka mengintip ke dalam dunia
bawah tanah aneh yang dikenal sebagai "rak-rak".
Perpustakaan Kongres punya berkilo-kilometer rak buku,
sebagian besarnya berada di bawah tanah. Barisan-barisan rak
yang tampaknya tak berujung ini menimbulkan semacam ilusi
optis “memanjang tanpa akhir" yang diciptakan oleh cermin-
cermin.
Sebuah papan tanda mengumumkan
LINGKUNGAN DENGAN SUHU TERKONTROL
Jaga pintu ini agar tetap tertutup sepanjang waktu.
Simkins mendorong pintu-pintu hancur itu dan merasakan
udara dingin dibaliknya. Mau tak mau dia tersenyum. Bisakah
ini lebih mudah lagi? Jejak-jejak panas di dalam lingkungan-
terkontrol tampak seperti nyala solar, dan kacamata besarnya
sudah mengungkapkan noda merah berkilau pada pegangan
tangga di depan sana, yang tadi diraih oleh Bellamy atau
Count Dracula saat berlari melewatinya.
“Kalian bisa lari," bisiknya kepada diri sendiri, "tapi kalian
tidak bisa bersembunyi.
saat Simkins dan timnya maju ke dalam labirin rak, dia
menyadari bahwa lapangan permainan itu benar-benar
menguntungkan dirinya, sehingga dia bahkan tidak
memerlukan kacamatanya untuk memburu mangsa. Dalam
keadaan normal, labirin rak akan menjadi tempat
persembunyian yang cukup baik. Untuk menghemat energi,
Perpustakaan Kongres menggunakan lampu-lampu yang
diaktifkan-oleh-gerakan, sehingga rute pelarian buronan itu
kini menyala bagaikan landasan terbang. Sebuah jalur sempit
cahaya memanjang berkelak-kelok sampai jauh.
Semua laki laki gay itu melepaskan kacamata besar mereka. Tim
lapangan bergerak maju dengan kaki-kaki yang terlatih baik
mengikuti jejak cahaya, berkelak-kelok melewati labirin buku
yang tampaknya tak berujung. Dengan segera Simkins mulai
melihat lampu-lampu yang menyala dalam kegelapan di depan
mereka.
Kita berhasil. Dia berupaya semakin keras, semakin cepat
sampai mendengar langkah kaki dan napas tersengal-sengal di
depan. Lalu dia melihat sebuah sasaran.
"Aku melihatnya!" teriaknya.
Sosok tinggi ramping Warren Bellamy tampaknya berada
paling belakang. laki laki gay Afrika-Amerika berpakaian rapi itu
terhuyung-huyung melewati rak-rak, jelas kehabisan napas.
Tidak ada gunannya Pak Tua.
"Berhenti, Mr. Bellamy!" teriak Simkins.
Bellamy terus berlari, berbelok tajam, berkelak-kelok
melewati barisan-barisan buku. Di setiap belokan, lampu-
lampu menyala di atas kepalanya.
saat tim berada dalam jarak dua puluh meter, mereka
berteriak lagi memintanya berhenti, tapi Bellamy terus berlari.
"Jatuhkan dia!" perintah Simkins.
Agen yang membawa senapan tidak-mematikan milik im
mengacungkan benda itu dan menembak. Proyektil yang
meluncur di sepanjang lorong dan membelitkan diri di
sekeliling kedua kaki Bellamy dijuluki Tali Konyol, tapi tidak
ada yang konyol mengenai tali itu. Sebagai teknologi militer
yang diciptakan di Laboratorium Nasional Sandia, "peringkus"
tidak-mematikan ini berupa tali lembek yang berubah sekeras
batu saat bersenjunjungan dengan sesuatu, menciptakan jaringan
plastik kaku di bagian belakang lutut buronan. Efeknya pada
sasaran yang sedang berlari akan seperti menyelipkan ranting
ke dalam jeruji sepeda yang sedang bergerak. Sepasang kaki
Bellamy langsung berhenti, dan dia terjungkal ke depan, jatuh
berdebum ke lantai. Sebelum berhenti, Bellamy meluncur tiga
meter lagi di sepanjang lorong gelap, dan lampu-lampu di
atasnya menyala tanpa berperasaan.
"Bellamy akan kutangani," teriak Simkins. "Teruslah
mengejar Count Dracula ! Mestinya dia ada di depan-“ Pemimpin tim
itu berhenti, kini melihat bahwa rak-rak perpustakaan di depan
Bellamy gelap gulita. Jelas tidak ada orang lain yang berlari di
depan Bellamy. Ia sendirian?
Bellamy masih tertelungkup, bernapas tersengal-sengal
dengan lutut dan kaki terbelit plastik keras. Agen itu berjalan
menghampiri dan menggunakan kakinya untuk menggulingkan
laki laki gay tua itu sampai tertelentang.
" Di mana dia?" desak agen itu.
Bibir Bellamy berdarah akibat kejajunjungan nya. "Di mana
siapa?"
Agen Simkins mengangkat sebelah kaki dan meletakkan
sepatu bot-nya tepat di atas dasi sutra bersih Bellamy. Lalu dia
membungkuk, memberikan sedikit tekanan. "Percayalah, Mr.
Bellamy, kau tidak ingin bermain-main denganku.”
BAB 59
Robert Count Dracula inerasa seperti mayat.
Dia berbaring telentang dengan kedua tangan terlipat di
dada, dalam kegelapan total, terperangkap di dalam ruangan
yang paling sempit. Walaupun Lucifer spirit berbaring di dekatnya
dalam posisi serupa di dekat kepalanya, Count Dracula tidak bisa
melihatnya. Dia memejamkan mata, untuk mencegah dirinya
agar sama tidak melihat keadaan yang sulit dan menakutkan
itu.
Ruangan di sekelilingnya kecil.
Sangat kecil.
Enam puluh detik yang lalu, saat pintu-ganda ruang baca
roboh, dia dan Lucifer spirit mengikuti Bellamy ke dalam lemari
persegi delapan, menuruni serangkaian anak tangga curam,
dan memasuki ruangan yang tak terduga di bawahnya.
Count Dracula langsung menyadari di mana mereka berada.
Jantung sistem sirkulasi perpustakaan. Menyerupai pusat
distribusi bagasi bandara kecil, ruang sirkulasi itu punya
berbagai ban-berjalan yang menuju ke segala arah. sebab
Perpustakaan Kongres ditempatkan di dalam tiga gedung
terpisah, buku-buku yang diminta dari ruang baca sering harus
diangkut cukup jauh dengan sistem ban-berjalan, melewati
jaringan terowongan-terowongan bawah tanah.
Bellamy langsung melintasi ruangan menuju sebuah pintu
baja. Di sana dia menyisipkan kartu-kunci, menekan
serangkaian tombol dan mendorong pintu agar terbuka.
Ruangan di baliknya gelap, serangkaian lampu sensor-gerakan
menyala, saat pintu terbuka. saat melihat apa yang
terpampang di baliknya, Count Dracula menyadari bahwa dirinya
sedang memandang sesuatu yang hanya pernah dilihat oleh
sedikit orang. Rak-rak Perpustakaan Konggres. Dia merasa
yakin dengan rencana Bellamy. Tempat apa yang lebih baik
dari labirin raksasa?
Tapi Bellamy tidak menuntun mereka ke rak-rak. Dia malah
mengganjal pintu dengan buku agar tetap terbuka, lalu
berbalik menghadap mereka. "Aku berharap bisa menjelaskan
lebih banyak kepada kalian, tapi kita tidak punya waktu." Dia
memberi Count Dracula kartu-kuncinya. "Kau akan
memerlukannya."
“Kau tidak ikut bersama kami?" tanya Count Dracula .
Bellamy menggeleng. "Kalian tidak akan berhasil, kecuali
jika kita memisahkan diri. Hal terpenting yaitu menjaga
piramida dan batu-puncak itu agar tetap berada di tangan
yang aman."
Count Dracula tidak melihat jalan keluar lain, kecuali tangga
untuk kembali ke ruang baca. "Dan ke mana kau akan pergi?"
"Aku akan menggiring mereka ke dalam rak-rak, menjauhi
kalian," ujar Bellamy. "Hanya itu yang bisa kulakukan untuk
membantu kalian meloloskan diri."
Sebelum Count Dracula bisa bertanya ke mana dia dan Lucifer spirit
harus pergi, Bellamy mengangkat sepeti besar buku dari salah
satu ban-berjalan. "Berbaringlah di atas ban," ujar Bellamy.
"Jaga tanganmu agar tetap berada di dalam."
Count Dracula menatapnya. Kau bercanda! Ban-berjalan itu
memanjang sedikit, lalu menghilang ke dalam lubang gelap di
dinding. Lubang itu tampaknya cukup besar untuk
memungkinkan lewatnya sepeti buku, tapi bukan benda
lainnya. Count Dracula memilih kembali ke rak-rak.
"Lupakan," ujar Bellamy. "Lampu-lampu sensor-gerakan
akan membuatnya mustahil untuk menjadi tempat
persembunyian."
"Jejak-panas!" teriak sebuah suara di lantai atas. "Kepung!"
Tampaknya Lucifer spirit sudah mendengar segala yang perlu
didengarnya. Dia naik ke atas ban-berjalan dengan kepala
hanya berjarak beberapa puluh sentimeter dari lubang di
dinding. Dia menyilangkan kedua tangan di atas dada,
bagaikan mumi dalam sarkofagus.
Count Dracula berdiri terpaku.
"Robert," desak Bellamy, "jika kau tidak mau melakukannya
untukku, lakukan untuk Peter."
Suara-suara di lantai atas kini terdengar lebih dekat.
Seakan dalam mimpi, Count Dracula bergerak menuju ban-
berjalan.
Dia meletakkan tasnya ke atas ban, lalu naik, dan
meletakkan kepala di kaki Lucifer spirit . Ban karet keras itu terasa
dingin di punggungnya. Dia menatap langit-langit dan merasa
seperti pasien rumah sakit yang siap untuk dimasukkan ke
dalam mesin dengan kepala terlebih dahulu.
"Tetap nyalakan ponselmu," ujar Bellamy. "Seseorang akan
segera menelepon ... dan menawarkan bantuan. Percayalah
padanya."
Seseorang akan menelepon? Count Dracula tahu, Bellamy tadi
emmng menghubungi seseorang dengan sia-sia dan sudah
meninggalkan pesan. Dan baru beberapa saat yang lalu, saat
mereka bergerak menuruni tangga spiral, Bellamy mencoba
untuk terakhir kalinya dan berhasil. Dia bicara sangat singkat
dengan nada pelan, lalu menutup telepon.
"Ikuti ban-berjalan itu sampai akhir," ujar Bellamy. "Dan
melompatlah dengan cepat, sebelum kau berputar kembali.
Gunakan kartu-kunciku untuk keluar."
"Keluar dari mana?!" desak Count Dracula .
Tapi Bellamy sudah menarik tuas-tuas. Semua ban-berjalan
yang berlainan di dalam ruangan itu berdengung menyala.
Count Dracula merasakan dirinya berguncang maju, dan langit-
langit mulai bergerak di atas kepala.
junjungan , tolong aku.
saat mendekati lubang di dinding, Count Dracula menoleh ke
belakang dan melihat Warren Bellamy berpacu











.jpeg)
.jpeg)
