Tampilkan postingan dengan label iblis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iblis. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Desember 2022

iblis

    
    Nafsu amarah menghasut chucky  untuk menghajar saja pintu gerbang warna oranye
yang tegak menantang di depannya. Masukkan persnelling ke gigi satu,injak pedal gas
dalamdalam, lalu naikkan kopling dengan satu hentakan. Lonjakan keras mobil
chucky  akan merobohkan pintu gerbang yang pongah itu. Dan unsur kejutan yang ia
ciptakan akan membuyarkan konsentrasi gerombolan pemuja setan di dalam
sana,sekaligus mencegah niat mereka untuk menjadikan tiny  sebagai korban sebuah
upacara berdarah. 
    Tetapi siasia akal sehat berhasil membujuk chucky  agar tetap tenang dan bertindak
hatihati. Belum tentu gerombolan itu sedang berkumpul di dalam sana, dan lebih sial
lagi tiny  mungkin mereka sekap di tempat lain. chucky  datang ke tempat ini hanya
untuk mencari jawab atas sebuah pertanyaan yang membingungkan, 
    "Mengapa harus tiny ?" 
    mirna  Pusparini mungkin tidak bersedia menjawab. Tetapi setidaktidaknya
pertanyaan itu ada gunanya. Agar mirna  dan temantemannya yang misterius itu
menyadari bahwa chucky  tahu siapa yang mendalangi penculikan tiny . 
    Agar lebih mengesankan. 
    chucky  sekalian akan memberitahu langkahlangkah apa saja yang telah
ditempuhnya sebelum mendatangi mirna  Pusparini.Bahwa pihak berwajib atau
sekurangkurangnya Kapten Parluhutan Siagian dan koneksi chucky  di MabesPolri
menaruh minat khusus terhadap kasus tiny  bahkan pemberitahuan itu antara sesama
mereka. 
    Lalu siapa tahu, mereka kemudian akan melepaskan tiny ,tak perduli bagaimana 
caranya! 
    chucky  pun turun dari mobil, berjalan menuju pintu gerbang. Melalui lubang persegi
di daun pintu gerbang besi itu, dia memijit bell dengan keyakinan penuh bahwa
  usahanya akan berhasil. Sambil menunggu, ia menimbangnimbang kenyataan yang
mungkin terpaksa ia harus hadapi. Parluhutan dengan tegas sudah mengingatkan, 
    "Kita jangan bertindak sebelum ada buktibukti yang kuat!". 
    chucky  tidak mau mengalah. Jawabnya, 
    "Aku lebih mengutamakan keselamatan tiny !" 
    Koneksinya di Mabes Polri menguatkan, 
    "chucky  tahu apa yang harus ia lakukan. Paling tidak, perlu diambil tindakan
pencegahan. Sebelum peristiwaperistiwa mengerikan yang telah kalian ceritakan
padaku, terulang kembali." 
    chucky  pun teringat bagaimana mereka bertiga bersilang pendapat mengenai satu
pertanyaan, 
    mengapa harus tiny ? 
    Koneksi chucky  di Mabes Polri itu berpendapat, 
    "tiny  mengetahui sesuatu!". 
    Tetapi Parluhutan lebih dulu sudah mengorek semua keterangan yang diperlukan
dari untung  maupun isterinya, sariminah . 
    Ia malah setengah menginterogasi suami isteri pelayan itu. Memeras semua ingatan
mereka tentang apa yang mereka ketahui mengenai tiny , sejauh mana hubungan
tiny  dengan nyi girah . 
    Dan kesimpulan Parluhutan adalah, 
    "Tampaknya tiny  bahkan tidak tahu apaapa." 
    chucky  punya kesimpulan sendiri, 
    "Jangan lupa, kita berhadapan dengan para pemuja setan. Menurutku,tiny 
diperlukan untuk suatu pengorbanan berdarah." 
    Pendapat chucky  itu justru mengembalikan mereka bertiga pada pertanyaan semula.
Jika diperlukan sebuah pengorbanan berdarah, mengapa harus tiny ? 
    Pertanyaan yang benarbenar sulit untuk dijawab. Tidak semudah menjawab
  pertanyaan lain, saat  ia tahu dirinya diculik, mengapa tiny  tidak berusaha
meloloskan diri? 
    sebab  menurut untung , saat  ia keluar dari pintu mobil ia yakin betul pintu mobil
tidak dalam keadaan terkunci. Lalu lintas di luar pintu gerbang rumah majikannya
pun dalam keadaan ramai. Si penculik tidak mungkin tancap gas begitu saja. 
    "Keluar dari pintu gerbang, ia harus membelok dan tentunya dengan:kecepatan
lambat pula. Jadi mestinya tiny  punya kesempatan untuk melompat keluar dari
mobil.Kesimpulan Parluhutan, 
    "Kami telah memeriksa lokasi peristiwa. Ada satu dua saksi mata, yang ternyata
tidak menaruh kecurigaan apaapa. Mobil itu berlalu dengan santaisantai saja. Tidak
tampak sesuatu yang mencurigakan. Tidak ada penumpang yang ribut atau berteriak
minta tolong. Berarti, tiny  telah dibujuk, dikelabui, atau lebih masuk akal lagi,
sudah keburu dibius. Dengan Chloroform, itu sudah pasti!" 
    tiny  lantas tidak berdaya. 
    tiny  yang malang, pikir chucky , teringat pada keluhan bibinya, Latifah, 
    "Aku telah lepas omong mengenai halhal tertentu tentang dirimu dan nyi girah . Dan itu
membuatnya tampak frustrasi.Sudah frustrasi, malah akan dikorbankan pula.Oleh para
pemuja setan laknat itu! 
    Kemarahan chucky  bangkit kembali. 
    Dan ia sudah bersiapsiap untuk menggedor, saat  pintu gerbang itu berderit
terbuka, selebarlebarnya. Lantas Johan muncul dengan sebuah pertanyaaan
mengejutkan, 
    "Masuk sajalah. Bung sudah ditunggu dari tadi oleh Non mirna !" 
    Padahal chucky  tadinya hanya bermodalkan nekad.Untunguntungan dapat dapat
bertemu mirna  Pusparini, semoga pula tengah berkumpul dengan temantemannya yang
misterius itu. chucky  sengaja bermaksud surprise. Ingin membuat kejutan, sehingga
tidak memberitahu kedatangannya lebih dulu. Dan Johan tenangtenang saja berkata,
kehadiran chucky  malah sudah ditunggu.Situasi terbalik yang dihadapinya, membuat
kepercayaan diri chucky  melemah. Lesu dan nyaris patah semangat, ia naik lagi ke
mobilnya dan memacunya melewati pintu gerbang, tanpa ada gairah untuk bertanya
pada Johan, bagaimana mirna  Pusparini sampai tahu ia akan datang. Apapun jawaban
Johan hasilnya toh sama saja, chucky lah yang mendapat kejutan lebih dulu,bukan
wanita lesbian  itu. 
    Seperti halnya kedatangan chucky  pertamakali di rumah itu, veronica  sudah menanti di
teras depan. Bedanya kali ini pelayan itu tidak didampingi oleh Rudi, mahluk yang
mengerikan itu. chucky  pun tak lagi perduli apakah mahluk itu diamdiam menunggu
di balik pintu lalu tibatiba menerkam dengan buasnya. Perhatiannya lebih tertuju pada
suasana tenang dan sepi di sekitar mau pun di dalam rumah. Tidak ada kegiatan
misterius seperti yang ia lihat pada malam sebelumnya. 
    Dan entah mengapa, tibatiba firasatnya mengatakan bahwa jika ia bermaksud
menyelamatkan tiny , maka ia telah mendatangi alamat yang salah.Kejutan lain
diterima chucky  setelah ia turun dari mobil dan berjalan naik ke teras. veronica 
menyambutnya dengan sebuah permintaan, 
    "sebelum Tuan saya antar menemui majikan saya, boleh saya minta sehelai kartu
nama?" 
    Tak pelak lagi, chucky  bertanya jengkel, 
    "Untuk apa?" 
    Dingin dan sabar perempuan itu menyahuti, 
    " Ada banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan Tuan. Tetapi tidak sekarang,
dan tidak di sekitar rumah." 
    Mendengar itu semangat chucky  kembali bangkit. veronica  mengetahui sesuatu dan ingin
membicarakanya. Di bawah empat mata dengan chucky . Tidak di rumah ini,berarti
sesuatu itu menyangkut kehidupan majikan Esih. 
    Mengapa tidak, pikirnya seraya mengeluarkan, sehelai kartu namanya dari dompet
yang, ia serahkan ke tangan veronica . Akan banyak hal rahasia yang kelak dapat ia korek
dari mulut perempuan itu, pikirnya lagi seraya memperhatikan bagaimana veronica  dengan
cepat dan tangkas langsung saja menyelipkan kartu nama yang ia terima ke balik
kutangnya pertanda niat dan maksudnya memang sungguhsungguh. 
    "Mari saya tunjukkan jalannya." perempuan itu mengajak masuk ke dalam rumah. 
    Kemudian meneruskan dengan suara rendah sebagai permulaan, 
    "Sudilah kiranya Tuan memenuhi satu lagi permintaan saya." 
    "Katakan saja." 
    chucky  ikut latah merendahkan suaranya. Sambil terheranheran sebab  melewati
saja kamar tamu bahkan kemudian kamar duduk yang luas dan megah. Sekilas ia
melihat sebuah bar yang mewah, lalu meja pojok di atas mana tampak sebuah foto
besar dalam bingkai indah, dikelilingi kalungan bunga dengan sebuah lilin menyala di
depannya. 
    Ingatan chucky  dengan cepat memastikan, itu adalah foto tuni  puspasari. Dan
kalungan bunga serta lilin menyala jelas melambangkan pertanda berkabung. 
    Diamdiam chucky  mulai merasakan suasana mistis di sekitarnya. 
    "Bimbing dan bantulah majikan saya." 
    veronica  barkata serius. 
    "Dari apa?" 
    chucky  menyahuti, setengah terkejut. 
    "Nanti tuan akan tahu sendiri." 
    Mereka memasuki koridor, melewati ruanganruangan lainnya di sepanjang koridor
itu, yang tidak lagi menaruh perhatian chucky . Ke mana ia akan dibawa, itu
perhatiannya yang pertama. Perhatiannya yang kedua,ia utarakan secara lisan, 
    "Mengapa harus aku, Bi veronica ?" 
    "sebab  dua hal." jawab veronica  dengan suara semakin rendah, malah setengah
berbisik. 
    "Pertama hanya Tuan satusatunya orang yang diterima berkunjung oleh majikan
saya, tanpa janji temu lebih dulu. Hal kedua, sebab  saat ini tuan ditunggu majikan
saya di tempat yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Konon pula orang yang
baru dikenal, dan bukan pada Anggota Keluarga sekte yang dianutnya!" 
    Semangat chucky  bertambah mekar jadi dugaannya selama ini mengenai mirna 
Pusparini serta temantemannya yang misterius itu tidak keliru adanya, janganjangan
lakilaki misterius dengan lagak seperti nabi itu termasuk anggota keluarga atau bukan
tidak mustahil, dialah justru yang bertindak sebagai kepala keluarga. 
    Dugaan itu mau tidak mau mendebarkan jantung chucky . Ia begitu bernafsu untuk
menayakan kebenaran dugaannya pada veronica  dengan pernyataan tadi, tidak sekarang
dan tidak di rumah ini! 
    Untuk menenangkan jantungnya, chucky  isengiseng berbisik, 
    " Aku tidak melihat atau mendengar suara Rudi!" 
    veronica  berhenti tibatiba. chucky  yang berjalan di belakangnya hampir saja menubruk
perampuan itu. Ia menahan langkah, sambil mengambil sikap waspada.Janganjangan
mahluk yang ia tanyakanlah yang justru telah menghentikan veronica  dengan tibatiba. 
    Ternyata bukan. 
    Mereka berdiri di teras belakang darimana tampak kebun dan taman yang luas
menghampar. veronica  menunjuk ke jalan setapak menuju sebuah cottage besar dan
arsitekturnya tampak lebih indah dalam jilatan sinar rembulan. 
    "Tuan ditunggu di dalam sana. Silahkan..." 
    Sesaat, chucky  bimbang. veronica  lantas menambahkan dengan senyum, 
    "Lupakan mengenai Rudi. Majikan telah mengurungnya di kamar tersendiri agar
pertemuan Tuan dengannya tidak terganggu." 
    chucky  pun melangkahkan kaki.Dengan jantung semakin berdebar. Di depan cottage
langkahnya sempat menegun, mengawasi dua patung marmer yang mengawal di kiri
kanan pintu, dan masingmasingnya dilengkapi lilin besar yang sudah dinyalakan.
Tiraitirai jendela cottage tampak menutup untuk menghalangi pemadangan dari luar.
Di balik tirai itu keadaannya tampak tenang dan remangremang, jelas sinar
samarsamar yang dilihat chucky  bukanlah berasal dari lampu listrik, melainkan dari
kelapkelip lampu lilin pula. 
    Apakah yang nanti yang dihadapi chucky  masih tetap seorang wanita muda
berwajah cantik jelita dengan sosok tubuh seronok menggairahkan ataukah telah
berubah wujut seperti neneknenek sihir atau barang kali seperti mahlukmahluk
mengerikan yang sering dilihat chucky  dalam filmfilm horor atau pernah ia baca
dalam novelnovel misteri? 
    Jangan lupa pada jawab veronica  atas pertanyaannya tadi. 
    " Nanti Tuan akan tahu sendiri." 
    chucky  menelan ludah. 
    Maju satu dua langkah. 
    Lantas dengan tangan agak gemetar, pelanpelan ia mengetuk pintu. Tak ada
sahutan apaapa dari dalam. chucky  raguragu sejenak, kemudian membulatkan
tekad, sebelum ke rumah ini ia sudah menghadapi begitu banyak kejutan dan
peristiwaperistiwa mengerikan. Mungkin ia akan menghadapi sesuatu yang lebih dari
semua itu. Ia siap dan sudah terlambat untuk surut.Maka dengan jantung memukul
semakin keras, pintupun dia buka perlahanlahan.
    Yang pertamatama dilihat chucky  di keremangan cahaya lilin yang menerangi
satusatunya ruangan dalam cottage itu, adalah punggung seseorang perempuan
bergaun hitam, berlutut di ujung sebuah altar. sebab  perempuan itu membelakangi
pintu masuk, dengan sendirinya chucky  tidak dapat memastikan apakah yang ia lihat
itu sosok mirna  Pusparini, atau bukan. 
    Tetapi pastilah dia itu bukan seorang nenek sihir. Terbukti dari sepasang lengannya
yang terjulur ke atas, menyatukan dua telapak tangan di mana terjepit sebatang lilin
menyala. Lengan itu kenyal, mulus, jari jemari yang menjepit lilin pun tampak lentik
dan halus.Namun begitu chucky  patut merasa cemas, selain nyala lilin di antara
tangan si perempuan, nyala belasan lilinlilinnya yang diletakkan disekitar ujung altar
yang berlawanan menerangi sebuah sosok lain yang tampak sedang disembah oleh si
perempuan. Sosok yang tegak membeku itu memperlihatkan dua wujut makhluk yang
kontras, yang menyatu mulai dari kepala, punggung, sampai kaki. 
    Sosok seekor hewan menyerupai anjing entah jenis apa dan sosok seorang lelaki
berwajah tampan dan lembut. Perasaan cemas chucky  baru mereda setelah menyadari
bahwa sosok berwujut ganda itu ternyata sebuah berhala terbuat dari batu pualam,
sama halnya dengan altar panjang di atas mana siperempuan masih tetap berlutut
tanpa bergerakgerak.Sewaktu chucky  masih menimbangnimbang apakah ia akan
terus masuk atau kembali saja ke rumah induk,terdengarlah suara rendah dan lunak
yang sudah ia kenal. 
    Suara mirna  pusparini, 
    "Masuklah dan tutup pintunya, bung chucky . Sebelum dia lebih banyak melihat dan
mendengar." 
    "Dia?" desah chucky , tersedak. 
    Tanpa bergerak di tempatnya, wanita lesbian  itu memberitahu, 
    "Musuh kita bersama." 
    Pernyataan itu sudah cukup untuk mendorong langkah chucky  masuk ke dalam,
setelah mana ia kemudian menutup pintu. Ia menangkap dua hal dari pernyataan si
wanita lesbian . 
    Pertama, kebenaran dari firasatnya bahwa ia tidak akan menemukan tiny  di
tempat ini. Bahkan tidak mustahil, mirna  pusparini sama sekali tidak tahu menahu
mengenai diculiknya wanita lesbian  itu. 
    Hal kedua,lebih penting dari urusan tiny . chucky  sadar betul bahwa musuh yang
harus dihadapinya bukanlah musuh sembarangan. Ia belum tahu bagaimana harus
menempurnya, kecuali barang kali lewat adu phisik.     Tetapi melawan kekuatan gaibnya yang bukan hanya dahsyat namun juga kejam dan
biadab? 
    Bahkan Mama Eyang pun tidak sanggup menghadapinya. Konon pula chucky ! 
    Jelas chucky  memerlukan seorang pendamping yang ilmu gaibnya melebihi apa
yang dimiliki Mama Eyang,dan entah mengapa kekuatan pendamping itu diyakini
chucky  telah ia temukan kini. Kekuatan gaib yang tersembunyi di balik sosok tubuh
perempuan yang berlutut membelakanginya. 
    Sosok bergaun hitam, seorang penyembah berhala yang sesaat  mengingatkan apa
yang dikatakan oleh Mama Eyang, 
    "Kau dirangkul oleh kabut hitam...." 
    Kabut hitam yang dimaksud Mama Eyang tentulah Rani pusparini, yang kini tampak
mulai bergerak. Masih tetap dalam posisi berlutut diujung altar, sosok tubuh dibalik
gaun hitam itu meliuk pelan mula mula ke kiri lalu ke kanan, dilakukan berulang ulang
dengan gerakan tenang dan teratur seperti seekor ular sedang menari dengan
liukanliukan indah dari perpaduan gerak pinggang yang berlawanan arah dengan
gerakan sepasang lengan. Nyala api lilin hitam ditangannya ikut pula meliukliuk
dengan kelipan ritmis dan sekaligus menebarkan suasana mistis yang kian nyata
dirasakan oleh chucky . 
    Tontonan gratis itu disaksikan chucky  dengan mata terpesona, sampai akhirnya
tarian ular itu berhenti dengan didahului tiga kali gerakan membungkuk lurus
kekanan. Setelah itu, dengan lilin tetap terjepit diantara kedua telapak tangan. mirna 
Pusparini bergerak turun dari altar. Dengan bibir kumat kamit menggumamkan
mantramantra yang tidak begitu jelas di telinga chucky , wanita lesbian  itu berjalan ke sudut
ruangan di sebelah kiri pintu masuk. 
    Lantas membungkuk untuk menyalakan sebuah lilin hitam besar yang rupanya sudah
tersedia sebelumnya di sana, dan tak sempat diperhatikan oleh chucky . 
    saat  nyala lilin itu membesar, sinarnya sesaat  menerangi lebih jelas sosok tubuh
mirna  Pusparini, dan sesaat  membuat chucky  terpana. Barulah saat itu ia menyadari
bahwa si wanita lesbian  ternyata memakai gaun hitam yang bukan hanya tipis, melainkan juga
tembus pandang. Tubuh di balik gaun itu membayang samarsamar. Dan jelas tanpa
pelapis tambahan sebab  tampak payudara wanita lesbian  itu menggantung indah saat 
membungkuk, lantas berayun lebih indah lagi sewaktu mirna  Pusparini bangkit untuk
berpindah ke dekat jendela,menyalakan lilin kedua di atas lantai. 
    Tanpa bisa ditahan lagi, birahi chucky  terlonjak keras.Pipinya memerah sementara
jantung berdegap degup tak teratur. Untuk menahan gejolak nafsu yang diamdiam
membangkitkan kelelakiannya, chucky  berpaling ke arah lain. Memandangi patung
pualam berwujut ganda di kepala altar. Dengan susah payah ia pusatkan pikiranya
pada berhala itu. 
    Ia bayangkan tentulah memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk
membuatnya. Si pemahat, selain memiliki imajinasi menakjubkan, pastilah memahami
betul apa makna dari pahatannya. Suatu paduan nafsu hewani atau angkara murka
dengan kelembutan yang mungkin diartikan sebagai cinta kasih.Perpaduan yang
kontras itu mengingatkan chucky  pada sosok seseorang yang seakan terus bercokol
dalam pikirannya, melekat seperti lintah. Orang yang oleh Rani Pusparini barusan tadi
dinamakan  sebagai musuh kita bersama. 
    Bayangan lelaki misterius itu memaksa chucky  untuk berpaling memperhatikan
mirna  Pusparini,yang telah berpindah ke sudut lain untuk menyalakan lilin ketiga.
Lagilagi, sebuah lilin hitam. Seraya berusaha menghindari pandangannya dari
bayangan samarsamar di balik gaun hitam si wanita lesbian , chucky  menggumamkan apa
yang semenjak tadi mengganggu pikirannya. 
  Halaman 12 Kolektor EBook  
    "Jadi.. kau mengenal bangsat sialan yang berlagak seperti nabi itu, Nona mirna ?" 
    "Dia bukan lagi sekedar berlagak, bung chucky !" sahut mirna  Pusparini dengan nada
serius sambil berpindah ke belakang patung. Membungkuk di sana, pasti untuk
menyalakan sebuah lagi lilin hitam yang tidak terlihat dari tempat chucky  berdiri. 
    "Dia malah telah menabikan diri. Sebagai utusan iblis!" 
    chucky  tercengang. 
    "Sebagai...apa?" 
    "Utusan iblis, Bung chucky !" wanita lesbian  itu menegaskan tanpa melihat pada lawan
bicaranya. 
    Ia terus saja berpindah ke sudut lain untuk menyalakan lilin kelima. 
    "Dan kukira tak ada salahnya aku menasihatimu.." lanjutnya dengan nada lebih
serius. 
    "Tidak baik meremehkan dia.sebab  aku tahu betul, kau sendiri tentunya telah
menyaksikan bencanabencana mengerikan yang sengaja ia demonstrasikan di
hadapanmu. Untuk membuktikan siapa dirinya sebenarnya. Tanpa perduli apakah
bencana yang ia timbulkan akan memakan korban nyawa orangorang tak berdosa
yang tidak berurusan apaapa dengannya!" 
    chucky  kini terdiam. 
    Semuanya semakin jelas kini. Penusukan yang gagal terhadap dirinya, bis antar kota
yang menabrak pantat truk, gedung yang berantakan di dalam satu blok percetakan,
dan terakhir sosok hangus mengeriput salah seorang pasien Mama Eyang, pasien lain
yang mendadak buta total, sementara Mama Eyang sendiri hanya tinggal tulang
belulang! 
    "Bagaimana kau mengetahui semua itu?" desah chucky , tersedak. 
    mirna  Pusparini bangkit setelah menyalakan lilin keenam lalu berpindah pada lilin
ketujuh di sudut sebelah kanan pintu. 
    "Alam gaib, Bung chucky . Alam gaiblah yang menyampaikannya padaku." 
    Ia masih belum juga memandang ke arah chucky , seakan menghindari
sesuatu.Terdengar lagi ia berkomat kamit saat  ia kemudian menyalakan lilin ketujuh.
Lalu, 
    "Melalui cara itu pula,aku tahu betul, kau telah gagal menyelamatkan wanita malang
itu, tengah malam tadi..." 
    "nyi girah ..." 
    "Hem. Jadi namanya, nyi girah ." 
    mirna  Pusparini berdesah tanpa makna apaapa. Ia bergerak ke belakang chucky 
membungkuk di sana untuk meletakkan lilin hitam yang semenjak tadi ia pegang dan
dijadikan sebagai sumber nyala dari tujuh lilin hitam lainnya. Setelah ia berdiri tegak
di sebelah chucky , seraya menarik nafas lega. 
    "Selesai sudah..." 
    "Apa?" 
    "Aku telah menutup pintu di delapan penjuru angin.Dengan demikian, terputuslah
sudah komunikasi ke dalam dan ke luar dari ruangan ini. Melalui kekuatan roh jahat
terkutuk yang kau bawa masuk bersama dirimu." 
    chucky  mengawasi wajah jelita itu dengan terheranheran. 
    "Maksudmu..." 
    "Ini!" 
    mirna  Pusparini mendadak sudah tegak di depan chucky , merangkulkan kedua lengan
kepundak si pemuda yang masih terbengongbengong itu. Tubuh mereka sesaat 
menyatu rapat. Kelembutan dan kehangatan tubuh wanita lesbian  itu dalam sekejap telah
menimbulkan bara api di sekujur tubuh chucky . Mata mereka beradu untuk pertama
kali semenjak chucky  memasuki cottage. 
    wanita lesbian  itu tersenyum samarsamar, mendekatkan bibirnya ke bibir chucky  yang tidak
kuasa untuk mengelak.Seperti malam sebelumnya, ciuman itu berlangsung singkat saja.
Namun telah melonjakkan kelelakian chucky  sebegitu keras sehingga saat  ciuman itu
  Halaman 14 Kolektor EBook  
berakhir lutut chucky  serasa goyah. 
    Ia masih terpesona sebelum akhirnya menyadari bahwa mirna  Pusparini dengan
cepat sudah menjauh sambil menggenggam sesuatu di tangannya. Kalung dengan
liontin berlambang ular kepala ganda yang sebelumnya melingkari leher chucky . 
    Dan rupanya diamdiam telah dicopot mirna  Pusparini selagi mereka berciuman
tadi.Tanpa membuang tempo, wanita lesbian  itu membawa benda tersebut kebelakang patung,
dan kemudian meletakkannya di lantai, di antara belasan lilin warnawarni yang
mengelilingi kaki patung. 
    "Lihatlah kemari, Bung chucky !" 
    chucky  mendekat seraya berjuang keras menekan nafsu birahinya. Kemudian ia
melihat apa yang dimaksud oleh mirna  Pusparini.Dari lambang ular berkepala ganda
pada liontin yang diletakkan wanita lesbian  itu di lantai, muncul perlahanlahan dua larik
cahaya merah redup tetapi dengan sinar tajam menyilaukan mata. Sepasang garis
merah itu kemudian menebar ke sekitar liontin, membuat lantai dibawahnya tampak
seperti menyala merah. 
    Melihat itu chucky  nyaris terlonjak mundur sebab  sesaat  teringat apa yang ia
saksikan di rumah Mama Eyang, serta akibat yang ditimbulkan oleh sinar merah redup
tetapi tajam itu. Namun ia terpaksa menahan diri sebab  merasa malu setelah melihat
mirna  Pusparini tampak tenangtenang saja. Mana keingin tahuannya mendesak pula
begitu kuat.Takuttakut, ia melihat cahaya merah redup itu terus menebar semakin
lebar, lalu mendadak berhenti menegun sewaktu mendekati batangbatang lilin yang
mengelilinginya. chucky  menatap takjub, dan tanpa sadar menggumamkan
keheranannya dengan bertanya pada si wanita lesbian . 
    "Mengapa ia seperti takut pada batangbatang lilin di sekitarnya?" 
    mirna  Pusparini menyahuti pelan dan datar. 
    "Bukan lilinnya Bung chucky . Tetapi nyala apinya. Seperti kau pasti tahu, iblis
tercipta dari api. Oleh sebab nya, si Penghujat yang menamakan dirinya utusan sang
iblis tidak bemirna  mengusik apalagi melangkahinya. Kita akan tetap aman Bung
chucky , selama kita berada diluar lingkaran nyala api lilin." 
    Kejadian berikutnya lebih menakjubkan lagi.Setelah berhenti menegun sejenak,
tebaran cahaya merah itu bergerak surut Mundur ke arah berlawanan,mendekati kaki
patung di kepala altar. Diam lagi sejenak, cahaya merah itu kemudian membelah dua
lalu bergerak maju dan semakin panjang saja sewaktu sepasang cahaya merah
berbentuk seperti lengan itu merayap naik ke atas. Ujung masingmasing lengan merah
itu lambat laun membelah dua, untuk kemudian membentuk jari jemari.Jari jemari di
lengan sebelah kiri merabaraba sosok patung berwujut manusia, sementara yang
kanan meraba sosok patung yang berwujut hewan. Diraba bagian demi bagian seakan
meneliti sambil terus saja naik ke atas sampai akhirnya berhenti di masingmasing
wajah patung. Cahaya merah berbentuk telapak tangan dan jari jemari itu kemudian
bergerak lagi, meraba, lalu mengusap lembut di masingmasing wajah ganda pada
berhala dan pualam itu. 
    "Apa yang dilakukannya?" bisik Zolham, ingin tahu. 
    Tanpa perubahan emosi di wajah maupun suaranya,mirna  Pusparini menjelaskan. 
    "Tampaknya Si penghujat merasa puas dengan apa yang dirabanya. Kelembutan dan
cinta kasih pada bagian patung berwujut manusia ia rasakan sebagai citra dirinya.
Citra yang ia tampilkan di hadapan para pengikutnya. Citra kharismatik yang
menuntut kepatuhan, kesetiaan, dan pengabdian mutlak." 
    "Dan, wujut hewani?" 
    "Itulah dirinya yang sebenarnya. Angkara murka!" 
    Rani Pusparini mendengus dengan campuran nada sinis serta perasaan muak. 
    "Oh!" 
    chucky  manggutmanggut meski tidak memahami keseluruhan penjelasan si wanita lesbian .
Tetapi setidaktidaknya ia telah merasakan gambaran itu, dalam dua kali pertemuannya
dengan orang yang dinamakan  mirna  sebagai si penghujat iblis. Sembari manggutmanggut
  Halaman 16 Kolektor EBook  
dengan mata tak berkedip, ia terus mengamatamati cahaya merah yang membentuk
lengan dan jari jemari itu kemudian bergerak lagi, turun perlahanlahan ke
lantai.Menyatu kembali, lantas bergerak surut dengan bentuk semakin mengecil.
Sampai kembali tampak tak lebih dari dua larik cahaya yang akhirnya menghilang
lenyap di masingmasing lambang kepala ular pada liontin. chucky  menunggu
sebentar dengan jantung masih berdebar, namun tidak terjadi suatu apa pun lagi. 
    mirna  Pusparini menarik nafas lega. Katanya, 
    "Andaikata aku tidak lebih dulu menutup arus komunikasi di delapan penjuru angin,
situasinya akan berbeda. Si penghujat akan mengetahui bahwa ia telah dikelabui. Jika
itu yang terjadi, aku tidak yakin apakah kita berdua akan sanggup menghadapi bencana
mengerikan yang mungkin akan terjadi." 
    chucky  mengawasi wajah si wanita lesbian  dengan kagum. Kagum pada kemampuan ilmu
gaibnya dan diamdiam sekaligus kagum pada kecantikan wajahnya yang tampak lebih
alami tanpa polesan kosmetik. 
    "Bagaimana kau mengetahui semua halhal yang menakjubkan itu. Nona mirna ?" 
    wanita lesbian  itu menarik nafas panjang dengan wajah berubah gundah. 
    "Dengan bantuan roh saudara kembarku.jessica ." 
    "Oh..." 
    "Beberapa waktu setelah tuni  meninggalkan rumah ini terakhir kali, rohnya
tibatiba muncul sewaktu aku menghadiri sebuah jamuan makan malam." 
    mirna  Pusparini menjelaskan. 
    "Buat aku, pemunculan rohnya adalah sebagai suatu pertanda bahwa saudara
kembarku itu telah mengalami bencana mengerikan, entah dimana. Pertanda itu sempat
membuatku shock. Tetapi selama masa berkabung, aku selalu mengusahakan
berhubungan dengan roh tuni  yang bergentayangan.Rohnyalah yang memberitahu
aku mengenai apa yang telah terjadi pada dirinya. Dan bagaimana caranya aku
menolongnya, jika mungkin membawanya pulang kembali ke rumah dalam keadaan
selamat." 
    Seraya mengeluh dan dengan wajah memperlihatkan duka cita yang dalam, wanita lesbian  itu
bangkit perlahanlahan dan berjalan lunglai meninggalkan lingkaran lilin disekitar
kaki berhala, lalu terduduk lesu di atas altar. Sinar lilin yang menerangi dari sekitar
ruangan memperlihatkan getaran samarsamar pada tubuh di balik gaun hitamnya
yang tipis dan tembus pandang itu. chucky  ikut bangkit, lalu duduk di sebelah wanita lesbian  itu
sambil berusaha menghindari pandangannya dari bayangan payudara si wanita lesbian .
Terutama, menghindari keingintahuan yang lebih memalukan lagi, untuk memastikan
apakah wanita lesbian  itu pun sama sekali tidak memakai celana dalam di balik
gaunnya.Namun demikian, birahi chucky  sudah bangkit lagi perlahanlahan tanpa
mampu ia cegah. Ia berjuang keras menguasai lonjakan birahi itu dengan memusatkan
konsentrasinya pada apa pun yang akan dituturkan oleh mirna  Pusparini. 
    "Atas kehendak Yang Maha Pencipta, Bung chucky .Secara kebetulan liontin terkutuk
milik saudara kembarku itu jatuh ke tanganmu. Kau telah begitu baik dengan berusaha
mengantarkan barang milik tuni  ke alamat kami. Tanpa kau sadari, niat baikmu
itulah justru yang akan membantuku menolong saudara kembarku." diam sejenak
untuk menekan perasan berduka,wanita lesbian  itu meneruskan lagi. 
    "Aku sangat berterima kasih untuk niat baikmu itu, Bung chucky . Kalau pun toh
liontin tuni  pada akhirnya lenyap, itu bukanlah atas kehendakmu. Aku tidak akan dan
tidak pernah mempersalahkanmu. Aku menganggapnya tak lebih dari ketidak
beruntungan belaka..." 
    Ungkapan isi hati wanita lesbian  itu tidak menarik perhatian chucky . Perhatiannya lebih
terusik pada penjelasan sebelumnya. Bahwa kalung jessica  dapat
menyelamatkan tuni . 
    Mengapa tidak dengan nyi girah ? 
    Satu hal lagi dan terasa begitu mengganjal, ia utarakan dengan lisan. 
    "Bangsat itu telah merampas milik tuni  lalu mengapa ia tidak merampas pula milik
  Halaman 18 Kolektor EBook  
nyi girah ?" 
    "sebab  nyi girah mu itu maaf, tidak lagi dibutuhkan oleh si penghujat. nyi girah 
dianggapnya tak lebih sebagai korban sampingan. yang setelah sarinya dihisap habis
sepahnya lantas akan dibuang begitu saja. Berbeda halnya dengan tuni ." 
    mirna  Pusparini lagilagi berhenti.Payudara di balik gaun hitamnya tampak naik
turun menahan gejolak kemarahan yang terpendam di sebaliknya. 
    "tuni , sebagaimana dibisikan oleh rohnya, dikutuk selagi berhubungan badan
dengan calon suaminya. Tubuh mereka berdua dibiarkan tetap menyatu, selagi kutuk
itu berproses dan kemudian berubah wujut mereka berdua menjadi..." 
    "Seekor ular berkepala ganda!" cetus chucky  tak sadar. 
    Terbayang di pelupuk matanya peristiwa yang ia alami pada tengah malam buta di
hutan berantara jawatimur  itu, saat  ia menemukan sebuah mobil tak bertuan.Masih
segar dalam ingatannya, bagaimana ia isengiseng meneliti tumpukkan pakaian di jok
belakang mobil lalu tibatiba dikejutkan oleh munculnya seekor ular hitam legam yang
menggeliat ke luar dari bawah  tumpukkan pakaian itu. 
    Ia begitu terpana sampai tidak siap menghadapi jika sewaktuwaktu ular mengerikan
itu tibatiba mematuk.Nyatanya ular berkepala ganda itu hanya tegak
memandang.Dengan bintikbintik sepasang mata di masingmasing kepala ular itu,
tampak meneteskan butirbutir air bening. 
    Tahulah chucky  sekarang bahwa ular itu menangis dan sorot dua pasang mata di
kepala ganda itu jelas bukan sedang memohon pertolongan untuk diselamatkan dari
orang yang mereka takuti. Orang misterius yang kemudian muncul dan membawa pergi
ular itu yang ia sebut sebagai anakanaknya. 
    "Si Penghujat," 
    mirna  Pusparini bergumam getir di sebelah chucky . 
    "Masih membutuhkan tuni  dan calon suaminya dalam wujut mereka yang
sekarang. Untuk maksud angkara murka. Memutuskan hasrat bejat,menjijikan,
  Halaman 19 Kolektor EBook  
sekaligus betapa keji." 
    Getaran suara si wanita lesbian  membuat chucky  berpaling.Tampak olehnya pipi wanita lesbian  itu
dilinangi lelehan butirbutir air mata. Namun suara yang keluar dari mulutnya
terdengar masih tetap tegar dan tidak kenal menyerah. 
    "Aku harus mencegahnya, bung chucky ! Paling sedikit, jika pun toh akhirnya tuni 
harus mati, aku mesti mengusahakan agar kematian saudara kembarku itu sesuai
dengan kodratnya yang menjadi hak dan miliknya. Mati sebagai manusia, bukan
sebagai..." 
    Ia tidak meneruskan, jelas, mirna  tak tega menyebut perwujutan saudara kembarnya.
Diam diam chucky  didatangi perasaan menyesal sebab  barusan tadi terlanjur
mengutarakan wujut dimaksud seekor ular berkepala ganda, ia semakin menyesal
sewaktu teringat apa sebenarnya maksud ular yang di temukan di hutan belantara
jawatimur  itu. Mohon diselamatkan, tetapi chucky  yang salah mengerti malah
membiarkan mahluk malang itu jatuh ke tangan sang angkara murka.chucky  sudah
siap untuk menawarkan bantuan untuk menolong sewaktu mirna  Pusparini menatap
lurus kematanya dan mendahului chucky  menayakan apa yang justru ingin ditawarkan
oleh chucky . 
    "Apakah kau bersedia membantuku, Bung chucky ?" 
    "Dengan sepenuh hati!" 
    chucky  menjawab tanpa ragu ragu.Sepasang mata yang indah di wajah cantik itu
bersinar sinar penuh harapan. 
    "Percayalah..."katanya. 
    "Aku pun akan membantumu untuk menyelamatkan roh nyi girah ..." 
    "Apalagi?" 
    chucky  mendengus bersemangat. 
    "Katakanlah bagaimana caranya kita akan saling menolong." 
    Tiba tiba pipi wanita lesbian  itu memerah. 
  Halaman 20 Kolektor EBook  
    "Mudah saja..." katanya. 
    "Hanya.. ah. Aku harap kau nanti menyukainya..." 
    "Demi nyi girah  dan saudara kembarmu, mengapa tidak?" 
    chucky  bersiteguh.mirna  Pusparini berdiri tegak. 
    "Pertama tama, aku harap nanti kau tidak bertanya atau mengganggu mantera yang
ku ucapkan selama... itu kita lakukan..." 
    Tekanan kata mirna  Pusparini mau tidak mau mendesak chucky  untuk bertanya. 
    "Itu...apa?" 
    wanita lesbian  itu tersenyum samar samar. 
    "Belum apa apa kau sudah bertanya." 
    "Maaf." 
    "Sebuah janji lagi. Janganlah menolak apa yang nanti kuminta kau lakukan." 
    "Tidak. Jika aku mampu, tentu saja." 
    Setelah berujar demikian, si wanita lesbian  kembali naik ke altar.Bukan untuk duduk seperti
semula, melainkan untuk rebah menelentang di sepanjang altar dengan wajah
menghadap ke sosok wajah ganda di kepala berhala. Bibirnya komat kamit sebentar
dengan nada tak menentu, diakhiri dengan suara memohon yang jelas dan tegas, 
    "Datang dan memasukilah diriku, Maruta..." 
    Lalu wanita lesbian  itu diam menunggu dengan kelopak mata terpejam.chucky  menatap
bingung. 
    Ia menunggu pula. 
    Menunggu mirna  Pusparini mengatakan sesuatu yang harus ia lalukan sambil
sepenuhnya sadar posisi rebah si wanita lesbian  telah merangsang birahinya sedemikian hebat.
Gugup dan gemetar, ia akhirnya bertanya, 
    "Apa yang harus kuperbuat, nona?" 
    Tanpa membuka kelopak matanya si wanita lesbian  berdesah lirih, 
    "Datang dan masukilah tubuhku." 
    chucky  terkejut dan mulai gelisah. 
    "Nona mirna ..." 
    wanita lesbian  itu mengepalkan tangan sebagai jawaban. Ada perasaan bersalah dan
keinginan untuk menolak dalam diri chucky  tetapi sesuatu dorongan gaib yang
didukung oleh tuntutan birahi menggerakan tangannya untuk menyambut tangan si
wanita lesbian  yang sesaat  menggengam kuat, lalu menarik tangan chucky  untuk diletakkan ke
payudaranya.Sesaat  telapak tangan chucky  merasakan lembut dan kenyalnya
payudara wanita lesbian  itu, memancarkan baraapi yang membakar dengan cepat, menempur
dan mendobrak benteng pertahananya yang semula ingin menentang. Tetapi lonjakan
birahinya menyerang lebih hebat, dan chucky  tidak dapat lagi membendungnya. 
    Perlahan lahan ia membungkuk, lalu mencium bibir mirna  Pusparini yang memekar
terbuka. Tangan si wanita lesbian  yang masih bebas meliuk naik untuk merangkul pundak
chucky  sekaligus menarik tubuh chucky  untuk naik ke atas tubuhnya. Di antara ciuman
yang menggebu, si wanita lesbian  terdengar merintihkan ucapan samar samar, 
    "Maruta.. lakukanlah. Oh dewi Durga, tolonglah." 
    chucky  tidak tahu siapa yang menanggalkan pakaian di tubuhnya. 
    Dirinya atau si wanita lesbian . 
    Begitu pula dengan gaun hitam mirna  Pusparini yang telah terbang lebih dulu ke
lantai di bawah altar. Ia hanya tahu, jiwanya seakan serasa mengambang saat  bagian
dari raganya perlahan lahan mencari bagian tertentu di raga itu berusaha saling
menyongsong, kemudian saling mendesak ke depan.Dan tiba tiba mirna  Pusparini
terpekik sayup. 
    chucky  lantas menyadari tabir yang memisahkan raga mereka terpecah dan di
tengah gejolak nafsunya, diam diam chucky  sempat terkejut.mirna  Pusparini ternyata
masih perawan! 
    Penyesalan selalu datang terlambat. Setelah apa yang semestinya tidak boleh terjadi,
telah terjadi. Akibatnya adalah chucky  telah melanggar pendirian yang selama ini
dipegang dengan teguh bahwa ia tidak akan menyetubuhi seorang perempuan di luar
nikah. 
    chucky  tidak akan mencari kambing hitam.Dengan berdalih bahwa ia berada di
bawah  pengaruh gaib mirna  Pusparini. Atau sebab  wanita lesbian  itu dengan sengaja telah
merangsangnya dan ajakan persetubuhan datang dari pihak wanita lesbian  itu dan pula chucky 
hanya bersandar pada kenyataan bahwa sejak semula ia telah terangsang. 
    Ia telah berusaha mengendalikan diri tetapi hawa nafsunyalah yang kemudian
menang.Dengan dihantui perasaan bersalah itu, chucky  diam diam mengenakan
pakaiannya kembali. Ia tidak tahu bagaimana menebus dosa yang telah ia perbuat.
Tetapi paling kurang, ia tahu bagaimana harus mempertanggung jawabkannya. 
    Ia mesti menikahi mirna  Pusparini,terlepas dari apakah mereka saling menyintai atau
tidak. Yang pasti, sampai perbuatan itu selesai mereka lakukan, chucky  tetap saja tidak
merasakan adanya gairah cinta dalam sanubarinya. 
    "Barangkali cinta itu mungkin datang belakangan."bathin chucky  membujuk. 
    Namun demikian, masih ada dua hambatan yang harus ia hadapi. Ia tidak tahu
apakah mirna  Pusparini bersedia menikah dengannya. Dan yang lebih terpenting lagi,
agama yang dianut chucky  melarangnya untuk menikahi seorang penyembah berhala. 
    Maka yang pertama tama harus ia lakukan adalah mengajak wanita lesbian  itu meninggalkan
sekte anutannya dan pada suatu hari kelak bersedia pindah agama. Mungkin itulah
tujuan dari permohonan veronica , 
    "Bimbing dan bantulah dia..." 
    Lalu, bagaimana ia harus memulai? 
    chucky  masih dilanda kebingungan dan kegelisahan,sewaktu tiba tiba ia mendengar
bisikan pelan dari mulut mirna  Pusparini, 
    "Terima kasih, dewi Durga..." 
    chucky  berpaling terkejut. Mengawasi si wanita lesbian  yang masih rebah menelentang di
altar, masih belum mengenakan gaunnya. Gaun itu hanya sekedar ditutupkan secara
serampangan saja sehingga sebagian dari tubuh mirna  Pusparini tetap menonjol dengan
jelas dan nyata di depan mata chucky . 
    Entah sebab  birahinya sudah terlampiaskan, entah sebab  sebab sebab lain yang
tidak ia ketahui, chucky  tiba tiba merasa heran pada dirinya sendiri. Ia bukan hanya
tidak lagi terangsang. Ia bahkan tidak merasakan pengaruh apa apa, sekalipun itu
hanya perasaan tertarik, pada tontonan yang mempesonakan di altar terkutuk itu. 
    Yang lebih mengherankan chucky  adalah wanita lesbian  itu sendiri. 
    Semenjak chucky  meninggalkan tubuhnya, mirna  Pusparini masih tetap rebah tanpa
bergerak. Dengan sepasang kelopak mata terpejam dan mulut mengatup rapat. Tidak
sekali pun ia melihat ke arah chucky  atau mengutarakan sesuatu sebagai ungkapan
hatinya. Selain simbahan keringat, tidak pula tampak emosi apa apa di wajahnya. 
    Tidak penyesalan, tidak kegembiraan apalagi rona bahagia. Wajah tanpa emosi dan
tampak dingin itu seperti memberitahukan pada chucky  bahwa apa yang telah mereka
lakukan tidak lebih dari semacam keharusan. 
    Bukan suatu kebutuhan. 
    saat  bibir indah yang terus mengatup itu akhirnya terbuka juga, ucapan pertama
yang ia keluarkan sungguh menggiriskan perasaan chucky , 
    "Terimakasih Dewi Durga". Sebagai pertanda bahwa pemujaan pada sang dewilah
yang paling utama, bukan kenikmatan yang ia peroleh dari persetubuhan dengan
chucky ! 
    Merasa disepelekan, kemarahan chucky  pun bangkit.Ia mendekat ke altar, lantas
mendengus tak senang, 
    "Bangunlah sekarang. Kita harus berbicara!" 
    Tanpa membuka matanya, wanita lesbian  itu berujar tenang, 
    "Selamat jalan, Bung chucky ." 
    chucky  pun membelalak mendengarnya. 
    "Apa?" 
    "Jangan lupakan benda milik wanita lesbian mu. Tanpa itu, kau tidak mungkin menyelamatkan
rohnya." 
    "Hei!" 
    "Kau akan mendapatkan petunjuk petunjuk dalam sebuah amplop tertutup yang nanti
akan diberikan Bi veronica  padamu. Pergilah. Masih ada upacara lain yang harus
kujalani." 
    "Aku tidak sudi angkat kaki sebelum..." 
    wanita lesbian  itu tidak terusik apalagi tergoyahkan. 
    "Demi hubungan baik kita Bung chucky . Terutama demi roh dan nyawa orang orang
lain yang masih mungkin kita selamatkan. Aku memohon." 
    Nyawa orang lain. 
    Tak perduli siapa, yang pasti chucky  tiba tiba diingatkan pada seseorang : tiny ! 
    chucky  menahan diri agar tidak merenggut bangun wanita lesbian  itu, lantas memutar ke
belakang altar. Mengambil kalung dan liontin milik nyi girah , kemudian dia bergegas
keluar dari dalam cottage tanpa sekali pun menoleh kebelakang. 
    Ia hanya tertegun sejenak, sewaktu di belakangnya ia dengar bisikan lirih mirna 
Pusparini. 
    "Waktunya sudah tiba, Maruti." 
    chucky  tidak tahu apa maksud wanita lesbian  itu, dan pada siapa katakata itu ditujukan. Ia
pun tidak tahu mengapa sebelumnya wanita lesbian  itu menyebut Maruta lalu kini menyebut
Maruti. Timbul sekejap desakan untuk bertanya tetapi hati kecilnya mengingatkan ia
hanya akan melakukan kesiasiaan belaka. Kehadirannya tidak lagi dipentingkan oleh si
wanita lesbian . 
    Masih ada upacara lain,katanya. 
    Entah upacara apa pula... 
    chucky  menggeleng gundah dan berjalan melintasi kebun menuju rumah induk.
Menjelang pintu masuk, chucky  tertegun. Ia mendengar bunyi langkah langkah samar
mendatangi dari sebelah dalam rumah. Disertai bunyi geraman samar samar. Sebelum
chucky  sempat berpikir, makhluk besar hitam setinggi pinggangnya itu sudah muncul
di ambang pintu. Mahluk itu menatap ke arahnya dengan sorot mata yang tampak
menyala kemerahmerahan. Gigi gigi taringnya berkilat kilat. 
    Mengancam. 
    chucky  tidak bemirna  bergerak.Mahluk itulah yang lebih dulu bergerak. Disertai
geraman pendek, mahluk itu turun dari pintu. Turun dengan tenang, bukan melompat
untuk menerkam seakan kehadiran chucky  tidak dianggapnya sama sekali,mahluk itu
terus saja lewat menuju pintu cottage yang ditinggalkan chucky  dalam keadaan tetap
terbuka. 
    saat  chucky  berpaling dengan segan, sang mahluk sudah lenyap di dalam cottage. 
    chucky  sempat melihat bayangkan sosok tubuh mirna  Pusparini, hanya sekilas, saat 
wanita lesbian  itu menutup pintu. 
    Sebuah upacara lain. 
    Kali ini bersama Rudi. 
    Upacara apa, kiranya? 
    "Biarkan saja mereka, Tuan chucky ." 
    chucky  kembali berpaling, tersentak. Ternyata veronica  sudah tegak di tempat dari mana
tadi mahluk itu muncul dengan sebuah amplop besar dan tebal di tangannya. 
    "Non mirna  telah berpesan agar saya menyerahkan ini pada Tuan, jika sudah
  Halaman 26 Kolektor EBook  
waktunya Tuan pulang.." desah veronica  dengan mata setengah terpicing mengawasi
penampilan chucky . 
    chucky  menerima amplop besar yang disodorkan pelayan itu, sambil diam diam
merasa malu sebab  menyadari arti pandangan mata veronica . chucky  tahu
betul,penampilannya tidak lagi serapih saat  mula mula ia memasuki cottage. Dan
usianya sudah cukup untuk memahami apa yang telah terjadi selama chucky  berduaan
dengan mirna  Pusparini di dalam cottage. Terbukti dari sikap dan suara veronica  mendadak
terdengar dingin. Tidak lagi seramah dan sehangat tadi 
    "Mari saya antar ke depan, Tuan." 
    veronica  mengantar chucky  sampai ke teras depan. Tanpa menunggu sampai chucky 
masuk ke dalam mobil, dengan segera ia sudah masuk lagi ke dalam rumah dan
menutup pintu sekaligus. Perubahan sikap dan tindakan pelayan itu buat chucky  hanya
mempunyai sebuah makna. Sikap dan tindakan veronica  itu dimaksudkan sebagai pengganti
sebuah kalimat yang tak sudi ia utarakan secara lisan. 
    "Aku telah keliru menilai dirimu!" 
    chucky  bertambah malu. 
    Sambil memacu mobilnya menuju pintu gerbang, chucky  lantas membathin; 
    "Aku sudah mulai dihukum...untuk dosa dosa yang telah kulakukan di dalam sana!" 
    Dan di dalam sana veronica  sudah berada diruang tengah.Dengan tangan gemetar ia
mengusap foto besar jessica  yang dilingkari bunga rampai. Kepada foto itu
veronica  berbisik lelah dan getir, 
    "Katakanlah tuni .Upaya apa lagi yang harus kulakukan untuk menebus dosa
dosaku di masa silam?" 
    veronica  kemudian jatuh berlutut. 
    Dengan air mata berlinang. 
    Putus asa. 
    Di balik pintu cottage, mirna  Pusparini juga tengah berlutut di lantai. wanita lesbian  itu sudah
mengenakan gaun hitamnya namun membiarkan gaun itu dalam keadaan tidak
terkancing. Jari jemarinya mengusap wajah sang mahluk dengan lembut. 
    "Kau tahu bukan, resiko apa yang akan menimpa dirimu?" bisiknya dengan getaran
kasih sayang. 
    Mahluk hitam itu mendengking lemah.mirna  Pusparini tersenyum menghibur. 
    "Kuharap Rudi,Reinkarnasimu di masa datang, lebih baik dari wujutmu sekarang..." 
    Dengkingan Rudi lebih kuat. 
    Lebih bersemangat. 
    mirna  Pusparini merangkul anjing besar itu kuat kuat,menciumi moncongnya, lantas
berbisik lirih di telinganya yang tegak untuk mendengarkan. 
    "Selamat berpisah Rudi. Bantulah aku melalui rohmu." 
    mirna  Pusparini kemudian bangkit dan merebahkan diri di altar dengan paha
mulusnya yang putih padat dan dibercaki darah perawannya akibat persetubuhan
dengan chucky . Ia kembangkan terbuka selebar lebarnya. Kelopak matanya dipejam
rapat lalu bibirnya menggumamkan sebuah permohonan bernada ritual. 
    "Dengarkanlah aku Maruti, Menyatulah dengan Maruta di dalam rahimku yang
suci." 
    Seakan menerima perintah gaib, anjing besar di dekat pintu melangkah mendekati
altar. Sepasang matanya menyala semakin memerah, semerah darah. Darah yang
membercak di bagian dalam paha serta selangkangan mirna  Pusparini. Darah yang
kemudian dijilati Rudi perlahan lahan dengan gerakan lidah yang lembut,membelai
lunak.Setelah bercak darah itu tidak lagi bersisa, Rudi menggeram pelan seranya
menaikkan kaki depanya yang kuat kokoh ke atas altar, menempatkannya di kiri kanan
pinggang mirna  Pusparini. Raganya yang bawah kemudian ia rapatkan ke raga si wanita lesbian 
disertai gerakan panjang pendek pertanda birahinya sudah siap untuk meledak.Bibir
mirna  Pusparini kumat kamit lebih cepat. 
    "Lengkapilah wujutmu berdua Maruta Maruti. Oh dewi Durga atas kehindakmu.
Jadikanlah!" 
    Mantera itu diucapkan si wanita lesbian  berulang ulang menyertai gerakan maju mundur raga
Rudi, sampai akhirnya suatu saat mahluk hitam itu melengkungkan tubuhnya dengan
keras dalam suatu getaran hebat, disusul oleh suara lolongan panjang mendayu
dayu.Setelah lolongan makhluk itu melemah berhenti kemudian berhenti terputus
barulah mirna  Pusparini berhenti komat kamit. Kelopak matanya dibuka,
memperhatikan. Tubuh anjing hitam besar itu sudah terkulai tanpa bergerak. Dari perut
sampai kepala jatuh di bawah tubuh mirna  Pusparini dan sisanya setengah tertekuk
dilantai.Perlahan lahan mirna  Pusparini bangkit dari rebahnya. 
    Tubuhnya di tarik mundur menjauhi tubuh sang makhluk. Seranya merapikan dan
mengancingkan gaunnya,ia kemudian menyandar pada sosok berhala untuk mengatur
napas, kemudian duduk bersila. 
    Menunggu. 
    Tubuh hitam besar itu tetap saja tidak memperlihatkan gerakan apa apa. Sepasang
matanya yang terbuka pun tampak hampa, tanpa sinar kehidupan. 
    Mahluk itu jelas sudah mati. 
    Gemetar, mirna  Pusparini membungkuk ke depan.Bangkai mahluk itu diseretnya
sekuat tenaga sampai naik seluruhnya ke atas altar, lalu di dekapkan ke tubuhnya
sendiri. Dengan mendekapkan kepala Rudi kedadanya, mirna  pusparini pelan pelan
meliuk liukkan tubuh dengan gerakan memutar secara ritmis sambil  kepala
ditengadahkan ke langit langit, perlahan lahan pula ia mulai bersenandung. 
    Senandung tanpa kata. 
    Ia terus saja bersenandung sampai semua lilin di dalam cottage itu kemudian padam
dengan sendirinya. Ruangan dalam cottage sesaat  berubah gelap gulita. Senandung
Pusparini terdengar melemah, semakin lemah, dan akhirnya berubah menjadi tangis. 
    Tangisan dukacita. 
    tiny  membuka kelopak matanya perlahan lahan sebab  tidak melihat apa apa
kecuali kegelapan yang menghitam pekat. Kelopak mata ia kerjap kerjapkan.Lalu
gerakan kelopak matanya ia hentikan. 
    Ia memandang nyalang di sekitarnya. 
    Sama saja gelap gulita. 
    Tangannya lantas meraba raba, lantas mengetahui bahwa ia rebah di tempat tidur
besar dan empuk, hangat,pasti ia tidak sedang berbaring di kamar kostnya sebab 
tempat tidurnya di sana adalah sebuah ranjang kecil dan sederhana. Juga bukan di
kamar tidur yang ia tempati di rumah nyi girah  sebab  tangannya sempat meraba kepala
tempat tidur yang terbuat dari besi ukir,bukan kayu jati. 
    tiny  mengeliat bangun. 
    Sekujur tubuhnya terasa lemas, dan kepalanya sedikit pening. Ia terpaksa harus
merebahkan diri kembali sambil berpikir pikir dimana kiranya ia berada, mengapa
suasana di sekitarnya selain gelap gulita juga hening. Teramat hening sebab yang
terdengar oleh telinga tiny  hanyalah desahan nafasnya sendiri. Setelah mencubit
pahanya keras keras dan yakin ia tidak sedang bermimpi. tiny  berkonsentrasi untuk
menyingkirkan pikiran yang kacau balau dan perasaan cemas yang diam diam mulai
mengerogoti. 
    Ia peras daya ingatannya, kemudian dirangkai dari awal. Terbayang di pelupuk
matanya sosok seorang laki laki berpenampilan rapi dan sopan yang datang bertamu
dengan cerita mengejutkan tentang nyi girah . 
    tiny  dan untung  terbujuk untuk meninggalkan rumah nyi girah  bersama laki laki yang
mengaku dokter itu. Dan dengan cara yang lihai telah mengelabui untung  agar keluar
dari mobil sehingga hanya tinggal tiny  soorang yang ada di dalam mobil bersama
tamu tidak dikenal itu. Teringat pula tiny  bagaimana ia dibuat terkejut oleh apa yang
kemudian terjadi selagi untung  berlari lari masuk kembali ke rumah untuk mengambil
pakaian nyi girah . Telinga tiny  menangkap bunyi dengingan halus,lalu sesuatu tampak
muncul dari sandaran tempat duduk depan mobil. Lembaran kaca yang naik dengan
cepat ke lelangit mobil dan sesaat  memisahkan kabin depan dengan kabin belakang.
Bersamaan dengan itu tercium bau tajam yang menyengat hidung di kabin belakang.
Mobil pun dijalankan perlahan lahan keluar dari pintu gerbang, membelok memasuki
jalan raya. 
    Saat itulah tiny  baru menaruh curiga. 
    "Hei, apa...!" 
    Kecurigaan yang sayangnya sudah terlambat. Ia tiba tiba merasa pusing, perut mual,
dan pandangan matanya mulai nanar. Sadar bahwa dirinya diculik, tiny  bergerak ke
depan pintu mobil untuk membukanya dan melompat ke luar selagi mobil itu masih
dalam kecepatan lambat. Tetapi pintu mobil di sebelah kirinya terkunci tak dapat ia
buka. Begitu pula pintu sebelah kanan yang saat  ditinggalkan oleh untung , ia yakin
tidak dalam keadaan terkunci. 
    tiny  pun panik setelah menyadari mobil kecil dan sederhana itu ternyata
dilengkapi peralatan canggih yang serba elektris.Usaha terakhir yang dapat dilakukan
tiny  adalah memukuli kaca jendela di sampingnya sambil berteriak teriak minta
tolong. 
    Malang, tangan bahkan sekujur tubuhnya sudah keburu lemas. Suara yang keluar
  Halaman 31 Kolektor EBook  
dari mulut tiny  pun tidak lebih dari sebuah erangan lemah. 
    Ia lantas tak sadarkan diri. 
    Satu hal yang terpikirkan olehnya sebelum jatuh pingsan adalah bahwa ia telah
dibius.Agaknya tiny  pingsan dalam posisi duduk menyandar di jok belakang dengan
kepala miring ke salah satu jendela belakang mobil. sebab  sewaktu pengaruh obat
bius itu mulai menghilang dan tiny  pelan pelan membuka kelopak mata, samar
samar terlihat olehnya sebuah rumah besar dan megah. Mobil kecil itu membelok ke
halaman yang luas di depan rumah mentereng tersebut, dan langsung menuju sebuah
garasi pintunya menganga terbuka. 
    Di garasi besar itu, terlihat adanya sebuah mobil mewah. Dengan kelopak mata
sengaja ia buat setengah terpicing. tiny  mengawasi sosok tubuh seorang laki laki
perlente yang berdiri menunggu di samping mobil mewah itu. tiny  segera mengenali
kepala botak yang khas dari laki laki itu.Sumadi, si pengacara! 
    tiny  nyaris melonjak kegirangan, jika tidak keburu ingat bahwa ia telah diculik.
Sumadi terlihat, dan bukan mustahil justru si pengacara itulah dalangnya. saat  mobil
kecil yang membawanya berhenti di samping mobil mewah di dalam garasi. tiny 
berusaha menguasai perasaan pening untuk memikirkan jalan meloloskan diri. Dengan
berpura pura tetap pingsan, diam diam ia mendengarkan saat mesin mobil yang
membawanya dimatikan. 
    Pintu bagian depan dibuka, dan penculiknya tentulah sedang melangkah ke luar
tanpa adanya suara yang menandakan pintu itu telah ditutup kembali. Berarti, sistim
elektris di mobil itu tidak lagi dioperasikan.tiny  mendengar pembicaraan pelan dan
samar samar. Ia tidak tahu apa yang dibicarakan, dan ia pun tidak perduli. Inilah
saatnya untuk kabur mumpung ada kesempatan. Diam diam tiny  menaikkan tombol
kunci pintu mobil di sampingnya, lalu membuka pintu itu dengan hatihati. Sambil
berdo'a semoga ia cukup kuat untuk berlari melintasi halaman yang luas tadi,paling
sedikit ia akan berteriak teriak minta tolong dan berharap ada yang melihat dan
mendengar suaranya. 
    tiny  yang malang. 
    Ia kurang memperhitungkan pengaruh obat bius di tubuhnya sehingga saat  ia
meloncat ke luar dari pintu mobil, ia sedemikian pening dan lemah. Tak pelak lagi ia
malah jatuh terhuyung. Seseorang tahu tahu sudah menangkap tubuhnya dan lamat
lamat ia mendengar suara Sumadi menggeramkan perintah, 
    "Pindahkan ia ke mobilku. Cepat!" 
    tiny  berusaha meronta. 
    Rontaan lemah. 
    Ia pun coba menjerit tetapi mulutnya di sekap. Dan saat  ia sudah dipindahkan ke
mobil satunya lagi, sesuatu yang lain agaknya telah pula disekapkan ke mulut dan
hidungnya. Saputangan dengan bau sengit yang sama. 
    Obat pembius. 
    tiny  pun jatuh pingsan untuk kedua kalinya. 
    Dan di sinilah dia sekarang.Di sebuah tempat yang asing baginya. Sebuah ruangan
yang gelap gulita, sendirian, dengan kesunyian yang terasa begitu menekan. 
    tiny  menarik nafas panjang, lantas menggeliat bangun.Perasaan pusing di
kepalanya sudah hilang, namun sekujur tubuhnya masih terasa lemas. Ia duduk sejenak
di tempat tidur, memulihkan kondisi pisik sebisa bisanya sambil otaknya terus
bekerja.Ia telah diculik, itulah kenyataannya.Pertanyaan pertama adalah menngapa
dan untuk apa? 
    Uang? 
    Motivasi itu ia singkirkan jauh jauh. Keluarganya di Solo bukanlah orang kaya dan
ia sendiri masih kuliah. 
    Sentimen pribadi juga bukan. 
    tiny  merasa tidak punya musuh. Atau pun jika di luar sepengetahuannya ada
orang yang benci kepadanya, maka menculik tiny  sungguh terdengar berlebih
lebihan. 
    Seks? 
    Itu kedengarannya lebih masuk akal. 
    Dan itu membuatnya bergidik seram. Ngeri memikirkan ia akan dijadikan pemuas
nafsu bejat seseorang. 
    Entah Sumadi, entah siapa. 
    Lebih ngeri lagi memikirkan kemungkinan setelahnya. tiny  sempat mengenali
Sumadi di garasi rumah besar dan megah itu, dan apa yang diketahui tiny  harus
ditutup rapat rapat dengan cara menghabisi nyawa tiny ! 
    Seraya mengawasi kegelapan di sekitarnya dengan wajah pucat dan sekujur tubuh
terasa dingin membeku sebab  takut, tiny  memcoba menghibur diri sendiri.untung  dan
isterinya sariminah  pastilah kebingungan sebab  tiny  tahu tahu menghilang, bersama
tamu misterius yang mengaku dokter itu. 
    Semoga saja untung  menaruh curiga lantas memberitahu seseorang. 
    Entah chucky  (di mana dan sedang apa chucky  sekarang?) atau entah siapa saja,
polisi kemudian dipelopori, yang kemudian akan... 
    Akan apa? 
    Misalkan mereka tahu tiny  diculik. 
    Setelahnya? 
    Jangankan untung , tiny  pun tidak tahu siapa dan dimana alamat lakilaki yang
mengaku telah menemukan dan merawat nyi girah  yang terluka parah, di
rumahnya.Mungkin saja untung  mengenali jenis plat nomor mobil? 
    Jika pun ia sempat dan masih ingat, belum tentu plat nomor itu asli. 
    Besar kemungkinan, palsu. 
    Lebih celaka lagi, tiny  telah dipindahkan ke mobil lain untuk dibawa lagi
berkeliling, entah ke mana! 
    Berpikir sampai di situ, tiny  bertambah ketakutan.Tubuhnya semakin dingin,
malah pelan pelan mulai menggigil. Sesuatu pun terasa mendesak minta dikeluarkan. 
    Yang tanpa sadar, terlontar sendiri dari mulut tiny , 
    "Aku ingin kencing!" 
    Ia terkejut mendengar suaranya sendiri yang sesaat  memecah kesunyian di
sekitarnya. Lebih terkejut lagi saat  tanpa suara, ia melihat sesuatu bergerak dan
perlahan tetapi pasti muncul sinar terang dari salah satu bagian ruangan. Ternyata
yang bergerak itu adalah sebuah pintu. Pintu yang membuka sendiri, ada penerangan
di dalam, dan tiny  melihat sebuah kamar mandi di balik pintu yang menganga
terbuka itu. 
    Bagaimana pintu itu bisa membuka sendiri? 
    Ataukah seseorang telah membukanya, dan orang itu dari tadi berembunyi di
dalamnya? 
    tiny  menelan ludah. 
    Takut takut, ia bertanya, 
    "Siapa di situ?" 
    Tak ada sahutan. Juga tidak terdengar suara atau terlihat gerakan maupun bayangan
seseorang di dalam kamar mandi. tiny  membemirna kan diri turun dari tempat tidur.
Selagi turun ekor matanya diam diam mencuri alat ke sekitar ruangan yang dengan
sendirinya memperlihatkan bentuk saat  pintu kamar mandi terbuka dan cahaya lampu
menerobos ke luar.tiny  berjalan ragu ragu menuju ke kamar mandi sambil
memastikan beberapa hal yang dilihatnya sekilas sekilas. Bahwa ia ada di sebuah
kamar tidur yang dilengkapi dengan lemari dan seperangkat kursi meja.Bahwa di
sebelah kanannya tampak dinding yang keseluruhan terbuat dari kaca serta tidak
terlihat apa apa di luar dinding kecuali kegelapan yang menghitam pekat. Sesaat
  Halaman 35 Kolektor EBook  
sebelum melangkahkan kaki memasuki kamar mandi, tiny  juga sempat menangkap
bayangan samar samar sebuah pintu lain di sisi tembok sebelah kiri tempat tidurnya,
pintu ke luar masuk ruangan, itu sudah pasti! 
    Tidak ada siapa siapa di dalam kamar mandi.Tadi jelas pintu itu telah membuka
sendiri. Seseorang telah mendengar keinginannya untuk buang air kecil,lalu orang itu
lantas membuka pintu kamar mandi dengan bantuan peralatan elektronik di luar
ruangan tempat tiny  disekap. 
    Berati pula, apapun yang diucapkan tiny  di kamarnya dan bukan mustahil apa pun
yang ia lakukan akan didengar dan diketahui orang itu. Mungkin ia Sumadi sendiri,
mungkin pula orang suruhannya.tiny  menutup pintu kamar mandi. Sempat
mengagumi suasana kamar mandi yang mewah dan lengkap dengan semua keperluan
yang dibutuhkan. tiny  lebih dulu meneliti sekitar. Mencari cari barangkali saja ada
lensa kamera yang sering ia lihat di pasar swalayan. Tetapi tiny  tidak menemukan
apa yang ia cari,kalau pun ada lensa kamera, tentunya telah disembunyikan dengan
rapi sekali. Barangkali kaca cermin dengan bingkainya yang indah, siapa tahu adalah
kaca tembus pandang dua arah dengan pandangan dari dalam kamar mandi adalah
pandangan satu arah sebagaimana lazimnya sebelah cermin. 
    tiny  sering melihat hal hal semacam itu dalam sebuah film atau membacanya
dalam cerita cerita fiksi. 
    tiny  mendekat ke cermin itu. 
    Mengawasi rambutnya yang kusut masai dan wajahnya yang tampak kuyu dan pucat.
Seraya membenahi rambutnya, tiny  bersungut sungut sendirian, 
    "Silahkan mengintip dan terkutuklah kau!" 
    Lalu ia melangkah ke kloset, dan kencing dengan posisi terbalik. Menghadap ke
tembok kamar mandi. Selagi kencing itu, tanpa sengaja terlihat arloji di
lengannya,iseng iseng ia meneliti. 
    Pukul sembilan lewat tujuh menit. 
    Malam atau pagi? 
    Ia diculik menjelang maghrib, dibius dan tentunya telah tidur berjam jam
lamanya.Dan sebagai seorang muslimat yang taat, hal pertama yang diingat tiny 
adalah ia telah ditinggalkan waktu lohor, asyar, lantas magrib. Jika sekarang sudah
malamhari. 
    Ditambah shubuh, jika sudah pagi, yang agaknya mustahil ia telah tidur selama
itu.Ia yakinkan diri tentunya sekarang adalah malam hari.Namun toh sama saja, ia
telah melewatkan dua waktu sholat. Itu membuatnya sedih dan merasa bersalah
meskipun ia tahu kesalahan itu di luar kehendaknya. Ia akan menunaikan sholat magrib
dijamak dengan isya,kemudian memohon ampunan Tuhan untuk dua waktu yang telah
ia tinggalkan. Ia juga akan memohon perlindungannya atas nasib yang menimpa
diri.Tetapi tiny  perlu sarana untuk sholat. 
    Hem.. mudah mudahan saja disekap ada telekung dan sajadah tersedia di kamar
tempatnya disekap. Jika tidak ada, ia akan meminta pada penjaga di luar pintu kamar
untuk mengambilkannya. Kalau permintaannya tidak pula dikabulkan, ia akap sholat di
tempat tidur atau di lantai. Dan mempergunakan kain apa saja yang tersedia selama
kain itu dapat di pakai sebagai pengganti telekung.tiny  selesai buang air kecil.Ia
bersihkan auratnya dengan air dari kran di dekat closet. Air mengucur deras, bening
dan rasanya sejuk sekali. tiny  memutuskan untuk sekalian berwudhu disitu saja, ia
lalu mempersiapkan diri. 
    Berniat, membaca ta'awudz lalu Basmallah, dan... 
    Air sekonyong konyong berhenti menguncur! 
    tiny  terheran heran. Ia putar kran di depannya,membuka lebih besar. 
    Sama saja. 
    Tak ada air yang keluar walau hanya tetesan sisa.     Ia berpindah ke kranbak mandi. 
    Baik kran penyedia air dingin mau pun kran untuk air panas pun sama saja tidak
meneteskan air. Demikian pula halnya setelah tiny  membuka lebar lebar kran untuk
shower. 
    tiny  tertegak, bingung. 
    Hal pertama yang teringat olehnya adalah kebiasaan menjengkelkan yang sering ia
alami di rumah tempatnya kost, giliran air mati. 
    Dikamar mandi semewah ini? 
    Disebuah rumah atau gedung yang yang pasti mewah pula, mana mungkin mereka
tidak punya sarana atau persediaan sumber air sendiri? 
    tiny  memandang ke sekitarnya dan berhenti searah cermin. Ia melihat wajahnya
yang pucat menahan marah. tiny  tidak sudi beramah tamah dengan para
penculiknya. Namun toh pertanyaan yang keluar dari mulut tiny  masih terdengar
cukup sopan meski disertai kesal: 
    "Mengapa air kalian hentikan?" 
    Sepi. 
    Tak ada suara. 
    Tak ada reaksi. 
    tiny  bertambah kesal. 
    "Aku perlu air untuk berwudhu, kalian dengarkan? Atau kalian memang tidak pernah
bisa menghormati orang lain yang hendak menunaikan ibadah agamanya?!" 
    Masih tetap sepi. 
    Masih tetap tidak ada reaksi. 
    Atau barangkali memang tidak ada orang yang mengintip,tidak pula mendengarkan? 
    Dan di tempat ini memang berlaku pula sistim pembagian air? 
    Sewaktu tiny  kebingungan itulah, tiba tiba terdengar suara untuk pertama kalinya.
Bukan suara seseorang. 
    Melainkan suara pelan dan halus berasal dari kran di samping closet. tiny 
menoleh berharap itu suara akan munculnya air kembali. Tetapi apa yang ia lihat
  Halaman 38 Kolektor EBook  
sungguh mengejutkan membuat tiny  tidak mempercayai pandangan matanya
sendiri.Kran itu bergerak Memutar pelan ke posisi menutup.Suara suara yang sama
kemudian menyusul. Sewaktu tiny  memutar tubuh, tampaklah kran lainnya yang tadi
ia putar membuka, kini sama bergerak menutup tanpa ada yang menyentuh. Belum
pernah tiny  mendengar, melihat, membaca bahwa ada kran air yang bisa beroperasi
secara otomatis dengan bantuan elektris.Ketakutan pun mulia menghinggapi tiny . Ia
mundur dengan tubuh gemetar ke arah pintu kamar mandi sambil matanya tak lepas
mengawasi kran kran air yang terus saja memutar kini ke arah semula. 
    Membuka, menutup lagi, membuka... sampai akhirnya tiny  menginjakkan kakinya
di luar pintu. 
    Dan pemandangan mengejutkan itu tak terlihat lagi. sebab  lampu dikamar mandi
mendadak sudah padam pula.Gelap gulita sesaat  di sekitarnya. 
    tiny  menahan nafas. 
    Kemudian terpekik kaget sewaktu pintu kamar mandi di depan batang hidungnya
menutup dengan hempasan keras. Begitu kerasnya sehingga telinga tiny  sedetik
terasa pekak dan lantai yang diinjaknya terasa bergetar.Tanpa berpikir panjang lagi
tiny  menghambur ketempat tidur. sebab  gelap ia tidak tahu jalan. Menjeritlah
tiny  sewaktu kakinya melanggar kursi dan ia terhuyung jatuh ke depan. Untungnya
bagian atas tubuh tiny  justru jatuh di tempat tidur. Sesaat  itu juga ia merayap naik,
rebah dengan sekujur tubuh bergemetaran. Ia tarik selimut menutupi tubuhnya dan
hanya menyisakan sebatas hidung ke atas.Masih ketakutan tiny  memandang
jelalatan ke sekitar ruangan. Ia hanya melihat kegelapan yang menghitam pekat.Dan
merasakan kehingan telah kembali. Hening yang teramat sangat menekan sampai dada
tiny  sesak dan ia merasa susah bernafas. Lalu suara suara itupun muncul perlahan
lahan. Mulanya sayupsayup saja,tetapi makin lama makin jelas terdengar semakin
dekat. 
    Langkah langkah kaki. 
    tiny  melipat tubuhnya di bawah selimut.Langkah langkah kaki itu menghilang
diganti oleh desah desah nafas berat, rengekan bayi yang terputus putus, lalu tiba tiba
jeritan lengking perempuan. Jeritan itu semakin sengsara, lalu berubah menjadi
lolongan panjang yang menciutkan jantung.Saking tidak tahan, tiny  melemparkan
selimut. Melompat turun dari tempat tidur dan berlari ke arahpintu yang tadi sempat ia
lihat. Kali ini selamat, tidak menabrak sesuatu dan lomapatan lompatan panjang
kakinya memang mengarah langsung ke pintu yang ia cari. 
    Ia coba membuka pintu, namun terkunci. 
    Jelas dari luar. 
    Sementara di dalam ruangan yang ia tempati, suara suara menakutkan itu semakin
keras bahkan satu sama lain saling mengatasi. Langkah kaki hilir mudik, rengekan
terputus seorang bayi, lolongan sengsara seorang perempuan, kini ditambah pula oleh
tawa meringkik yang sangat dekat dengan telinga tiny .Tak ayal lagi tiny 
menggedori pintu. Seraya berteriak teriak panik. 
    "Keluarkan aku dari sini! Tolonglah...Siapa pun di luar sana bukalah pintu!
Tolooong...!" 
    Sia sia saja. 
    Pintu tetap saja terkunci dan tak ada orang yang datang menolongnya. Sementara
suara suara mengerikan di dalam kegelapan kamarnya semakin menggila saja. Lelah
memukuli dan menendangi pintu, tubuh tiny  kemudian meluncur ke lantai. Jatuh
berlutut dengan telapak tangan menutupi kedua telinga. Dan mulut menjeritkan
permohonan setengah menangis. 
    "Hentikan, Hentikan semua ini!" 
    Dan suara suara mengerikan itu lenyap sesaat .Suasana sekitarnya kembali seperti
semula. 
    Tetap gulita. 
    Dengan kesunyian yang terasa lebih menyiksa. 
    tiny  terduduk di lantai. 
    Lemas. 
    Kedua lengan ia lepaskan dari telinga, lalu jatuh terkulai di sisi tubuh tiny . Ia
terisak isak menyedihkan. Perasaannya begitu sakit sebab  sadar ia tengah
dipermainkan. Apapun tujuan Sumadi beserta komplotannya untuk menculik dirinya,
jelas lebih dulu mereka ingin bersenang senang.Dengan mempermalukan tiny 
sekaligus meruntuhkan daya tahan pisik dan mentalnya secara perlahan lahan. 
    tiny  berhenti mengisak. 
    Ia kuatkan dirinya dan membulatkan tekad untuk tidak menyerah. 
    Ia tahu kini, ada komunikasi ke dalam dan keluar kamar tempatnya disekap. Ada
pendengar dan ada speaker yang tersembunyi entah mana yang mengeluarkan
suarasuara ke dalam kamarnya. tiny  juga yakin apa yang ia dengar tadi, tak lebih
dari sebuah rekaman.tiny  juga yakin, mereka di luar sana tengah menertawakan
dirinya dan barangkali juga tengah mempersiapkan permainan lain. Dan pasti mereka
memiliki peralatan serba canggih. Termasuk untuk menutup dan membuka kran air di
kamar mandi secara otomatis.tiny  inginnya rebah kembali di tempat tidur. 
    Tetapi lututnya masih gemetar. 
    Persendiaannya terasa kaku. 
    Ia lalu menyandar di pintu. 
    Mengatur nafas, mengumpulkan tenaga. Kemudian ia pun teringat untuk berdo'a: 
    "Ya Allah, tolonglah. Tanpa engkau, tiada aku berdaya." 
    Belum habis ia berdo'a, tiny  sudah menjerit lagi seraya memejamkan kelopak
matanya. Sinar menyilaukan muncul entah dari mana, tak ubahnya sorot lampu dengan
kekuatan beribu ribu watt. Ia juga merasakan tubuhnya gerah, kemudian panas sampai
banjir keringat.tiny  pun mengeluh, 
    "Apa pula, ini?" 
    Sebagai jawaban atas keluhan tiny , hawa panas menggerahkan itu tiba tiba saja
berhenti. Digantikan oleh hawa dingin sejuk, menusuk. tiny  membuka kelopak
matanya, takut takut, dan menyadari sekelilingnya kembali sudah gelap gulita. Apakah
sinar menyilaukan tadi itu hanya halusinasi belaka? 
    Tetapi merasa begitu nyata. 
    Seperti halnya kini ia merasakan hawa sejuk menusuk. Peluhnya sampai seakan
membeku menjadi es, dan tubuhnya menggigit keras. 
    "Oh.. jangan lagi." tanpa bisa ditahan, 
    tiny  mengisak kembali. 
    "Kumohon...!" 
    Hawa dingin itu pelan pelan menghilang.Tubuh tiny  pelan pelan pula terasa
hangat dan udara di sekitarnya tercium segar menyenangkan. Tercium pula
semerbaknya wangi bunga bunga yang secara ajaib memulihkan kekuatan pisik 
    tiny  walau belum seluruhnya. 
    Namun setidak tidaknya tiny  dapat bernafas dengan leluasa, mampu pula
menggerak gerakkan tangan dan kakinya untuk mengendorkan otot ototnya yang
kejang.Menyertai harum semerbak bunga bunga itu, terdengarlah suara lembut
menyapa. 
    "Merasa lebih nyaman sekarang. Anakku?" 
    tiny  tertegun. Menahan nafas. 
    Itu adalah komunikasi pertama dengan para penculiknya. Yang aneh, suara itu
seperti datang dari tempat yang sangat jauh namun terdengar begitu jelas dan nyata.
Itu bukan pula suara Sumadi sebab  selain amat lembut, suara orang itu pun terdengar
kharismatik.Tergerak hati tiny  untuk melunakkan sikap. Lantas bertanya: 
    "Siapa... Anda?" 
    Pertanyaan tiny  tidak ditanggapi. Tetap lembut setengah membujuk. Suara itu
berkata lagi. 
    "Supaya lebih enak, keluarlah dari kamarmu. Kau perlu hiburan." 
    tiny  membelalak tidak percaya. 
    Kecuali menyangkut kematian orang yang dikasihi, chucky  tidak suka berlarut larut
dalam perasaan. 
    Roda kehidupan terus berjalan. 
    chucky  tidak mau tertinggal apalagi sampai tergilas, jika masih ada sesuatu upaya
yang dapat dilakukan. Dan sudah merupakan adat chucky , bila ia ingin mengerjakan
sesuatu maka chucky  tidak suka menunda nunda.Tidak berapa lama setelah
meninggalkan rumah mirna  Pusparini, chucky  sudah duduk di pojok salah satu rumah
makan menjelang pintu masuk jalan toll Ciawi.Ia pesan segelas kopi beserta snack lalu
melepas benang pengikat tutup amplop besar pemberian veronica  atas perintah majikannya.
Di dalamnya ada sepucuk surat yang di tulis tangan oleh mirna  Pusparini, sebuah
amplop lebih kecil yang menggembung berisi seikat uang kertas yang masih dilengkapi
label bank yang mengeluarkannya. Tercetak pula di label angka penunjuk satu juta
rupiah.Dahi chucky  berkerut melihat uang itu. Untuk sepersekian detik lamanya
chucky  merasa dirinya menjadi seorang gigolo, pemuas nafsu sex kaum wanita yang
bersedia membayar mahal. Dan itu membuat chucky  merasa terhina.Tetapi kemudian
teringat olehnya bahwa ikatan uang itu seperti ia kenal. chucky  juga tidak percaya
bahwa Rina Pusparini bermaksud merendahkan harkatnya.Uang itu cepat cepat
dimasukkan lagi ke amplop, lalu ia alihkan pikirannya pada dua buah dokumen tebal
yang terjilid rapi. Satu atas nama yayasan pemuda rakyat  yang sesaat  mengingatkan
chucky  pada nyi girah . Satunya lagi dibuat oleh sebuah kantor pengacara terkemuka atas
nama jessica .Diperlukan tempo tidak sedikit untuk menelaah isi kedua
dokumen. Jadi chucky  pun mendahulukan surat mirna  Pusparini. Tulisan tangannya
indah dan rapi, dengan bahasa yang enak dibaca. wanita lesbian  itu mendahului dengan
pembukaan berupa sebuah perkataan pendek, Salam. 
    Tidak ada basa basi pemanis tetapi mirna  Pusparini langsung kemasalah masalah.
Pertanda wanita lesbian  itu mempunyai persamaan sifat dengan chucky , tidak suka
berteletele.Bung chucky , mirna  Pusparini memulai isi suratnya. 
    Tundalah dulu menelaah isi dua dokumen terlampir. Dokumen dokumen itu tidak
penting buatmu, kecuali sebagai bukti bahwa kita tidak bersilang jalan. 
    "Hem!" 
    chucky  membatin seraya menyeringai. 
    "Halus juga caranya menyatakan bahwa ia tahu aku menaruh curiga atas dirinya. 
    Bung chucky . 
    Aku berharap kita sependirian mengenai apa yang terjadi hari ini. Yakni, tidak ada
dorongan emosional bernama cinta dalam hubungan kita berdua. Bahkan puntidak,
saat  pada akhirnya kita menyatu raga. Kita melakukannya sematamata atas kehendak
Yang Maha Pencipta. 
    Tanpa sadar chucky  mengerang tak setuju. Itu namanya mengkambing hitamkan
Tuhan. chucky  berpendapat manusialah yang berkehendak, Tuhan hanya menjadikan. 
    Itulah yang sudah terjadi. chucky  menuruti kehendak sesuatu yang diam diam
bercokol dalam diri setiap manusia, menunggu saat manusia itu lengah atau tidak
mampu mengendalikan diri. Saat mana sesuatu itu serempak keluar untuk mengambil
alih kekuasaan. 
    Dan chucky  telah terkuasai, kemudian terbujuk menuruti kehendaknya. Kehendak
setan! 
    Lalu setan apa pula kiranya yang telah mendorong mirna  Pusparini untuk
menyerahkan keperawanannya pada seorang lakilaki yang hanya ia kenal sepintas
lalu? 
    Seingat chucky , wanita lesbian  itu hanya tahu nama dan sosok orangnya. mirna  Pusparini
belum atau mungkin tidak akan pernah bertanya, apa dan siapa sesungguhnya chucky .
Lebih mengherankan lagi, setan apa yang telah membantu mirna  Pusparini menulis
sepucuk surat yang kini ada di tangan chucky . Surat yang jelas dan nyata telah lebih
dulu dipersiapkan, dan mirna  Pusparini sepenuhnya yakin bahwa chucky  akan datang
menemuinya, kemudian bersedia memenuhi ajakannya untuk melakukan persetubuhan.
Padahal tidak ada komunikasi sebelumnya di antara mereka berdua! 
    Janganlah merepotkan dirimu dengan memikirkan bagaimana aku tahu mengenai
semua itu. 
    Bung chucky . 
    Tulis mirna  Pusparini pada chucky  seakan tidak sedang membaca surat si wanita lesbian ,
penulisnya seolah olah duduk di depannya dan menyelami jalan pikiran chucky . 
    Bukan main,pikir chucky . 
    Takjub. 
    Buanglah pula niat untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita perbuat! 
    "Ah!" 
    chucky  lagi lagi terjengah. 
    Aku merasa pasti niat itu ada dalam hatimu. sebab  aku tahu kau seorang lakilaki
yang baik . 
    Akan tetapi, Bung chucky . 
    Kiranya kau yang perlu kuberi tahu bahwa kenangan manis yang berlangsung di atas
altar pemujaanku itu aku lakukan dengan sukarela, Kau boleh saja menganggap telah
merenggut keperawananku. Namun, sesungguhnya, itu kupersembahkan bukan
untukmu, melainkan untuk Dewi Durga.chucky  terpaksa harus menyicipi kopinya
sebentar seraya mengamati suasana sekitar. Sematamata untuk menyakinkan diri
bahwa ia ada di sebuah restoran, bukan di sebuah kuil tua yang sunyi menyeramkan.
Dikunyahnya sepotong dua snack, kemudian meneruskan bacaanya. 
    Dewi Durgalah penunjuk jalanku, Bung chucky . Terutama saat  aku berkenalan ke
Amerika. 
    Suatu saat  di San Fransisco, aku hilang pegangan, terjerumus dalam puncak
keputus asaan... dan nyaris bunuh diri. 
    Tetapi Dewi Durga telah bermurah hati mengirimkan seseorang untuk mencegah
niatku yang kekanak kanakan itu. Ia membawaku ketempatnya, dibimbing dengan
ajaran Hare Krishna yang digabung dengan ajaran Guru Maharaj Ji. 
    Jiwaku pun hidup kembali. 
    Jiwa yang sudah sempat kuanggap mati tercabik cabik oleh hinaan yang tidak
tertanggungkan.Sebagai imbalan dari pertolongannya, Bung chucky . 
    kuberserah diri padanya. 
    Apapun kehendaknya akan kulakukan,sebab  raga dan jiwaku adalah miliknya. Maka
saat  aku dikenai larangan untuk menikah, maka aku pun patuh.Apalagi setelah Dewi
Durga memberitahu bahwa keperawananku dibutuhkan untuk sebuah tujuan yang mulia
di kemudian hari. 
    Hari itu telah datang. 
    Bung chucky . 
    Hari yang mengantarkan dirimu ke altar pemujaanku, membawa serta roh suci dari
Maruta diiringkan oleh abdinya yang setia, Maruti. 
    Dan siapa nyana tujuan yang mulia itu ternyata menyangkut kepentinganku dan
saudara kembarku, jessica . 
    Tetapi yang pasti, hari itu telah datang.Hari untuk menghentikan si penghujat iblis! 
    Sesaat  terbayang di pelupuk mata chucky , tampang memuakkan seorang lakilaki
setengah umur dengan suara dan gaya yang kontras lembut, memukau. Yang mau tidak
mau mengingatkan chucky  kembali pada nyi girah . nyi girah  yang telah berubah wujut, dan
entah bagaimana nasibnya sekarang. chucky  masih memiliki kesempatan untuk
menyelamatkan roh nyi girah . Jika masih hidup, dibawa pulang ke rumah. Jika toh harus
mati biarlah ia mati menurut kodrat semestinya sebagai manusia. Itulah yang di
katakan mirna  Pusparini mengenai tekadnya untuk menolong saudara kembarnya. 
    Itu berlaku pula untuk nyi girah . 
    Tetapi mana janji mirna  Pusparini? 
    Dia bilang, dia akan memberi petunjuk petunjuk. Tetapi apa yang telah dibaca
chucky  dari tadi belum sekalipun menyebut nyebut tentang janjinya. Jangan jangan
wanita lesbian  itu hanya memikirkan saudara kembarnya. Dewi Durganya dan tujuannya
sendiri! 
    Merasa tak enak hati, chucky  membaca lanjutan surat mirna  Pusparini. Dan baru
juga ia membaca kalimat pertama, ia sudah malu hati. Dan diam diam harus mengakui
kemampuan batin wanita lesbian  itu membaca pikiran orang tanpa melihat tempat dan waktu. 
    Mengenai wanita lesbian mu itu... 
    chucky  membaca. 
    Aku telah meminta bantuan roh saudara kembarku sebagai mediator kealam gaib
dari jenis... perwujutan mereka sekarang ini. 
    Lalu sewaktu aku bermeditasi, kepadaku diperlihatkan gambaran gedung gedung
menjulang, gemuruhnya pesawat yang berputar putar turun dari langit, suasana di
sebuah terminal bis antar kota, lalu sebuah jalan raya dengan lalu lintas lengang. Ada
sebuah bangunan artistik yang dipelataran parkirnya tampak beberapa mobil mewah.
Di bagian depan bangunan, terukir gambaran seekor ular kobra dikelilingi lampu
warna warni. Dan tulisan dengan hurup hurup besar : 
    HIDUP BAHAGIA. 
    Sayangnya hubungan kemudian terputus sehingga aku gagal mencari petunjuk
tambahan. 
    tuni  yang memutuskan. 
    Katanya, ia tidak tahan melihat lebih ke dalam. 
    Mama Eyang sempat melihat, pikir chucky  takjub.
    Kotak kotak kaca, liukan gelisah sejumlah ular dan tongkat dengan simpul tali di
ujungnya.Dari logo yang sempat kuperhatikan pada gedung gedung menjulang dan
gemuruhnya bunyi pesawat yang nyaris tanpa henti... 
    kuat dugaanku, Bung chucky . 
    Bahwa tempat itu berada di Cengkareng. Setidak tidaknya, di seputar bandara
Soekarno Hatta! 
    mirna  Pusparini memberi tahu dalam suratnya.Tidak tahu mengapa tetapi chucky 
menganggap serius semua petunjuk yang dalam situasi lain, pasti akan ia tertawakan
saking tak masuk di akal. Apalagi telah wanita lesbian  itu mempersempit lokasi pencarian. 
    Masih mirip peta buta memang, tetapi chucky  tidak mengeluh. Ia dapat menanyai
supir supir taksi yang biasa mangkal disana. Atau ia dapat meminta bantuan koneksi
koneksinya. 
    Bung chucky . 
    sebab  apa yang nanti kau minta di sana berkaitan dengan halhal gaib, dapat
kupastikan mereka akan pasang harga. Lebih lebih mengingat mereka punya pelanggan
yang tampaknya bukan orang orang sembarangan. Maka beserta surat ini, kulampirkan
keperluan untuk itu agar kau tidak usah repot repot pulang atau menelpon entah ke
mana untuk dapat membayar sesuatu harga permintaan. Kau tidak pula harus
membuang buang tempo. 
    Ingatlah, setiap detik yang berlalu akan sangat berharga.Bukan mustahil, sewaktu
waktu orang lain mendahului...mengambil wanita lesbian mu. 
    Bukan mustahil pula si penghujat iblis keburu tahu langkah langkah yang kita
lakukan. 
    mirna  Pusparini seterusnya mengingatkan pula, bahwa tidak ada keharusan chucky 
mengganti uang yang disertakan dalam suratnya. 
    Itu milik tuni . Kau pula penemunya, bersama tas tangannya. 
    tuni  tidak lagi membutuhkannya. 
    Firasatku mengatakan, saudara kembarku itu tak akan pernah kembali hidup
hidup.Pada kalimat itu, tampak tulisan mirna  Pusparini tidak begitu rapi. Jelas
dipengaruhi perasaan berduka cita. 
    Tetapi yah... mari kita sudahi tetek bengek itu. 
    Kembali kepokok masalah, Bung chucky . 
    Aku tahu kau pasti dapat menemukan wanita lesbian mu itu. Dan nanti di sana aku akun
memberi petunjuk petunjuk tambahan. 
    Kuperingatkan, Bung chucky . 
    Nanti di sana, jangan sekali kali berpikir apalagi sampai menyebut nyebut si
penghujat... 
    chucky  tertegun. 
    Bukan peringatannya, tetapi 
    "Nanti di sana aku akan.." dapat diartikan mirna  Pusparini ada di tempat yang harus
dicari chucky . Lalu mengapa wanita lesbian  itu bersusah payah menulis surat, tidak ikut saja
sekalian dengan chucky , dan chucky  tidak pula harus memeriksa petabuta. 
    Tak habis mengerti, chucky  meneruskan membaca. 
    Sebelum kututup suratku ini, Bung chucky . 
    Kiranya perlu kuulangi bahwa kita menyatu raga untuk tujuan yang mulia. Berhasil
atau tidaknya tujuan itu tercapai, bukan kita yang menentukan tetapi Yang Maha
pencipta. 
    Kita hanya menjalankan tugas. 
    Dan setelah itu... secara pisik kita tidak lagi saling membutuhkan. Kau tentunya
cukup arif untuk memahami apa yang aku maksud! 
    Tentu saja. 
    Secara pisik tidak lagi saling membutuhkan,itu adalah penganti untuk sebuah kalimat
pendek dan lebih sederhana pengucapannya: 
    "Selamat berpisah!" 
    chucky  menggelengkan kepala dengan senyuman samar di bibir. Lalu membaca
penutup surat mirna  Pusparini. 
    Sukses untukmu, Bung chucky . 
    Dan lupakanlah si penghujat iblis. 
    Dia bukan tandinganmu! 
    Tandatangan yang indah, lalu... 
    mirna  Pusparini, pelayan sang Dewi. 
    Pelayan Dewi Durga, itu terserah mirna  Pusparini tetapi membuang chucky  begitu
saja untuk duduk diam sebagai penonton sungguh tidak disukai chucky . Bagaimana
mungkin chucky  melupakan begitu saja bangsat terkutuk yang berlagak seperti nabi
itu. Penghujat iblis atau bukan, ia bertanggung jawab untuk kematian Bobby. 
    Ia permainkan nyi girah  secara keji. 
    Dan kini,tiny  yang tidak berdosa apa apa entah telah diapakannya pula. Sekali
chucky  tahu bahwa bangsat itu menjamah apalagi sampai menciderai tiny . 
    chucky  meraih gelas di depannya. 
    Dengan tangan gemetar saking marahnya. Namun di tengah kemarahan itu, telinga
chucky  toh diusik oleh peringatan beruntun mengenai apa atau dengan siapa
berurusan. 
    "Kumpulkan seratus orang dengan ilmu hitam mereka yang tangguh." kata Mama
Eyang. 
    Suara Agus, sahabatnya malah setengah menjerit; 
    "Dia manusia, tetapi bukan manusia!" 
    Dipertegas oleh peringatan mirna  Pusparini, 
    "Dia bukan tandinganmu!" 
    chucky  mendekatkan gelas ke bibir. Sisa kopinya ia minum dengan wajah membeku. 
    Seakan ia tengah dipaksa meminum racun. 
    tiny  menunggu cukup lama, namun komunikasi telah terputus atau tepatnya
diputuskan oleh orang yang memiliki suara kharismatik itu. tiny  sudah mengulangi
pertanyaannya, siapa orang yang berbicara dengannya. 
    Tak ada tanggapan. 
    Juga tidak setelah ia memberitahu bahwa sebelumnya ia telah berusaha
membuka;pintu, tetapi pintu itu terkunci dari luar. 
    tiny  tidak segerah menyerah. 
    Ia coba sekali lagi. 
    "Kalau Anda memang ingin menghiburku, tolonglah nyalakan lampu kamar ini!" 
    Tak ada sahutan. 
    Sunyi lengang. 
    Pemintaannya tidak dikabulkan sebab  kamar tempatnya disekap tetap dalam
keadaan gelap gulita. Setelah menimbang nimbang sejenak, akhirnya tiny 
memutuskan untuk mengikuti saja orang misterius memukau itu. 
    Ia bangkit dari lantai. 
    Mencari pegangan pintu seraya membathin, 
    "Hiburan apa kiranya yang menungguku di luar sana?" 
    Pegangan pintu itu bergerak, lalu ia dorong ke depan. 
    Terbuka. 
    Pasti kuncinya telah digerakkan secara elektris pula, pikir tiny . Sementara pintu
kamar ia buka semakin lebar. Ia belum percaya sepenuhnya bahwa ia akan dihibur.
Kalau pun hiburan itu memang ada, ia juga tidak tahu bentuknya dan belum tentu akan
melipur duka laranya. Bagaimana pun juga ia akan tetap;disekap entah untuk apa dan
mengapa.Di depan pintu kamarnya, tampaklah koridor panjang yang kosong
melompong. Lantainya berlapis karet merah hati, begitu pula warna dinding di kiri
kanan. Tampak pula satu lantai hotel atau barangkali juga sebuah flat yang dihuni oleh
kaum berduit. 
    Tetapi tunggu dulu. 
    Mengapa semua pintu itu tertutup? 
    Mengapa takada orang yang lalu jalang? 
    Suasananya begitu sunyi sepi, bagai tak berpenghuni. Koridor panjang yang terang
benderang itu, malah tampak seperti mati.Tetapi siapa tahu ada jalan dan kemungkinan
untuk lolos.tiny  mengumpulkan kebemirna annya dan melangkahkan kaki ke luar pintu.
Mula mula ia hanya berjingkat.Kemudian langkahnya semakin tegas dan pasti. Ia
melewati pintu demi pintu sambil berharap ia bertemu seseorang untuk tempat bertanya
atau mendengar apa saja, misalnya alunan musik. Pendeknya apa saja yang mampu
membantunya untuk merasakan bahwa ia tidak datang sendirian. 
    Kemudian ia berhenti dengan terkejut.Koridor itu berakhir di sebuah tembok yang
tegak membeku, buntu. Tak ada lorong ke kiri atau ke kanan. 
    Tak ada jalan keluar masuk. 
    tiny  bergumam takjub, 
    "Mustahil!" 
    Pasti harus ada jalan keluar masuk ke lantai di mana ia berada. Barangkali ia telah
melewatinya tanpa sadar.Atau barangkali juga, jalan keluar masuk itu letaknya
tersembunyi di balik salah satu pintu tertutup yang telah ia lewati. 
    Bimbang. 
    tiny  memutar tubuh. 
    Diawasinya koridor panjang dihadapannya. Yang berakhir di pintu kamar yang ia
tinggalkan tadi. Pintu yang masih terbuka lebar. Memperlihatkan kegelapan yang gulita
di sebelah dalamnya dan kesunyian yang menekan di sekitarnya.Diawasinya pula pintu
demi pintu lain sepanjang koridor. Lalu menyadari bahwa semua pintu bentuk dan
warnanya sama, tanpa nomor:nomor dan tanpa petunjuk yang mana dari salah satu
pintu itu menutupi jalan keluar masuk ke lantai tempatnya berada sekarang ini. 
    Apa boleh buat. 
    tiny  harus nekad membuka pintu demi pintu. Ia dekati pintu pertama di sebelah
kiri. Diketuk dan sebab  tak ada sahutan, pegangan pintu ia gerakan. 
    Terkunci. 
    Begitu pula pintu sebelah kanan, ia berjalan pada pintu berikutnya. Kali ini ia tidak
lagi mengetuk. Ia langsung menggerakkan pegangan pintu,mendorongnya dan pintu itu
pun terbukalah. 
    tiny  sesaat  terpana. 
    Tampak sebuah kamar besar di hadapan. Kamar tanpa perabotan apaapa, kecuali
karpet lebar yang digelar pada lantainya. Dan di atas orang dewasa, dan dua tubuh
anak tanggung. Tiga dari mereka adalah lakilaki, dua lainnya berjenis perempuan.
Kelima orang itu sama telanjang bulat dan yang paling mengejutkan adalah mereka
semua tengah bersenggama tanpa mengeluarkan suara. Dua di antaranya terlihat
melakukan oral sex.tiny  pucat pasi menyaksikan pemandangan yang menjijikkan,
yang membuatnya malu dan ngeri sekaligus. Sebelum salah seorang dari mereka
mengetahui pintu telah ia buka. tiny  mundur perlahan lahan,bersijingkat menjauh,
punggungnya membentur pintu lain yang tahu tahu membuka sendiri sehingga tiny 
hampir saja terjungkal ke sebelah dalam.Sambil menutup mulut untuk menahan seruan
terperanjat, tiny  meluruskan tegaknya lantas memandang ke dalam melalui pintu
yang sudah terbuka itu.Wajah tiny  sesaat  pucat seperti kertas, nafasnya,dan
jantung bagai terhenti tak berdenyut. Apa yang dilihatnya bukanlah sebuah kamar
tidur, tetapi lebih menyerupai sebuah ruangan tempat menjagal. Lantainya basah,
kotor, di sana sini tampak tulang belulang dan daging berserakan. Darah membercak
dan mengalir dimana mana.Seorang lakilaki bertubuh tinggi besar dengan tampang
menakutkan, tengah sibuk mengampaki sesuatu di atas sebuah meja jagal yang terbuat
dari marmer. 
    Marmer itu bergelimang darah. 
    Dan diatasnya, sesosok tubuh perempuan telanjang, rebah terkulai dalam keadaan
yang nyaris kehilangan bentuk, sementara si lelaki terus saja menghujamkan kampak
yang memerah oleh genangan dan tetesan darah.Pemandangan itu sungguh di luar
daya tahan tiny . 
    Tanpa bisa lagi dicegah ia mengeluh, 
    "Astaga, apa..." 
    Mendadak si tukang jagal menoleh ke pintu. Begitu melihat tiny , matanya tampak
membelalak marah. Tubuhnya yang memerah oleh darah kemudian bergerak
meninggalkan meja jagal. Korbannya si perempuan yang tadi ia kampaki entah
bagaimana tiba tiba menggeliat bangun, lalu turun dari meja jagal dengan tubuh
tampak hancur di sana sini. Berjalan mengikuti penjagalnya mendekati tiny  dengan
mulut menyeringai lebar. 
    Mimpi buruk atau bukan, tiny  harus lari.Maka, dengan sekujur tubuh
bergemetaran dan lutut goyah alang kepalang, ia mundur tersuruk suruk menjauhi
pintu, memutar tubuh dengan susah payah, lantas berlari menyelamatkan diri. Satu
satunya arah yang mungkin ia itu tuju adalah pintu kamarnya sendiri yang masih
menganga terbuka. Namun sambil berlari, ia coba juga membuka pintu demi pintu
lainnya,berharap menemukan jalan tersembunyi. Tiga dan pintu itu terkunci
rapat.Tetapi pintu berikutnya terbuka. tiny  melihat ada tangga menurun diterangi
nyala lampu yang bersinar redup. 
    Akhirnya, pikir tiny . 
    Akhirnya... 
    Antara takut dan harapan yang berbunga, ia mencoba ke belakang secara naluriah.
Si penjagal dan korbannya yang nyaris tak berbentuk itu sudah semakin dekat. 
    Masih ada lagi. 
    Sosok sosok tubuh lainnya lima sosok tubuh bugil yang tadinya dilihat tiny  sibuk
bersenggama, kini mengikuti untuk mengejarnya. 
    Wajah mereka semua tampak beringas. Dan sebab  mereka bergerak maju tanpa
menimbulkan suara, tanpa sepatah kata pula, ketujuh sosok tubuh itu tak ubahnya
zombie. 
    Mayat mayat yang bangkit dari kubur. 
    tiny  menjerit. 
    Tetapi lidahnya kelu, tersekat tanpa suara pula. Secara membabi buta, ia melompati
pintu terbuka di depannya, lalu berlari menuruni anak tangga demi anak tangga
meninggalkan para pengejarnya. Semakin ke bawah tangga itu semakin remang remang
dan melingkar bagai spiral tanpa ujung. 
    Tetapi tiny  tidak peduli. 
    Ia terus saja berlari turun, membelok, dengan jantung yang sudah mulai sesak dan
paru paru seakan sudah akan meledak.Suatu saat, tiny  merasa ia tidak sanggup lagi
berlari lebih jauh. Kecuali bila ia berhenti dan istirahat sejenak. Ia pun menyandar ke
tembok, dengan nafas terputus putus dan lutut setengah tertekuk menahan bobot
tubuhnya yang seakan berat luar biasa.Namun baru juga dua tiga tarikan nafas, bayang
bayang itu sudah muncul. Bayangan sosok tubuh menuruni tangga ke arahnya, dan
tampak pula bayangan kampak terayun ayun menyeramkan. Sesaat  tiny 
mengabaikan jantung serta paruparunya. Ia kembali berlari turun, melompati anak
tangga demi anak tangga yang mulai tampak remang remang saja. 
    Tiba di sebuah belokan, keadaannya malah lebih gelap lagi.Tetapi untuk pertama
kali semenjak menuruni tangga,ia merasakan adanya tiupan angin segar dari arah
depan. Ia juga melihat kelap kelip cahaya menerangi lantai nun di bawah. 
    Dan suara suara! 
    Suara percakapan yang samar samar diselang seling tawa riang gembira.Semangat
tiny  kembali berbunga, ia pun berlari turun semakin cepat. Tinggal beberapa anak
tangga lagi ia akan selamat.Lalu sekonyong konyong anak tangga terakhir dan lantai di
bawahnya, tahu tahu saja lenyap. Begitu pula suara suara dan kelap kelip cahaya tadi.
Dalam keterkejutannya, tiny  terlambat menyadari bahwa kakinya sudah keburu
melompat, tubuh pun sudah condong ke depan. Tanpa dapat lagi dicegah, 
    tiny  pun terhuyung jatuh. Dengan ngeri ia membayangkan tubuhnya terjun lalu
terhempas di lantai beton yang keras.Tetapi siapa nyana, lantai itu memang tidak
pernah ada.Tubuh tiny  melayang, dan terus saja melayang menuju kegelapan yang
menganga hitam di bawahnya.Memasuki ruang kosong, hampa dan gelap gulita yang
seakan tanpa akhir. Saat itulah tiba puncak kengerian tiny . Diikuti antiklimaks,
tiny  akhirnya mampu juga mengeluarkan suara jeritan. 
    Dengan mata terpejam pasrah. tiny  menjeritkan sebuah nama : 
    "YaAllah...!" 
    Tubuhnya masih terus melayang semakin cepat. Sampai tiba tiba, semuanya berakhir.
    Dalam sesaat . 
    Keluar dari jalan tol Jagorawi, chucky  berhenti sebentar di tempat telepon umum
pertama yang ia temukan.Ia segera menghubungi rumah nyi girah  yang diterima oleh
untung . 
    "Sudah ada kabar mengenai tiny ?" 
    "Belum, Oom." 
    "Bagaimana dengan Parung?" 
    "Sesuai dugaan semula, Om. Hanya isapan jempol. Ohya, Pak Kapten menanyakan
Oom. Juga tiga telepon lainnya..." 
    "Dari?" 
    "Dari rumah Oom. Bergantian. Mereka sangat kuatir..." 
     chucky  mengucapkan terimakasih pada untung , lalu kembali ke mobilnya. Kapten
Parluhutan pasti ingin membicarakan sesuatu, tetapi itu nanti aja. Seperti dikatakan
mirna  Pusparini, chucky  harus mengejar setiap detik yang tersisa. Selagi memacu
minibusnya menuju Cengkareng. chucky  berpikir tentang keluarganya dirumah.
Mereka menguatirkan chucky , itu pasti. Tetapi mereka lebihlebih menguatirkan
tiny . 
    "Terutama bibi chucky ." 
    "Selama tidak ada kabar bahwa tiny  baikbaik saja,aku tidak akan pernah tidur
dengan nyenyak!" bibirnya berkata serius. 
    Dan yang tidak habis dimengerti chucky  adalah kalimat lainnya, 
    "Dia mencintaimu.Dengan sangat!" 
    tiny ? 
    Bibi chucky  barangkali telah melihatnya melalui nalurinya sebagai seorang
perempuan. Tetapi mungkinkah tiny  jatuh cinta secepat itu? 
  Halaman 57 Kolektor EBook  
    chucky  menghitunghitung dan kemudian terkejut sendiri. Baru dua tiga hari tetapi
rasanya sudah begitu lama ia mengenal tiny . Masih ada lagi. 
    Begitu sudah dapat dipastikan bahwa tiny  memang telah diculik, chucky  langsung
terpukul. Sesuatu seakan direnggut lepas dari sanubarinya.chucky 
membandingbanding dengan apa yang telah ia alami bersama mirna  Pusparini. wanita lesbian 
itu tidak hanya cantik, bertubuh seksi, dan masih perawan tulen sampai saatsaat
terakhir chucky  masuk ke dalam cottage wanita lesbian  itu. mirna  Pusparini juga berpenampilan
menawan, jelas berpendidikan dan kaya pula. Tetapi saat  chucky  membaca dalam
surat wanita lesbian  itu : 
    'Tidak ada dorongan emosionil bernama cinta..." 
    chucky  membenarkan yang ada hanya dorongan nafsu syahwat yang kemudian
berakhir begitu saja, setelah nafsu syahwat itu tersalurkan.Tidak pula chucky  kecewa
apalagi terpukul, setelah dalam surat itu mirna  Pusparini menegaskan :... 
    "secara pisik kita tidak lagi saling membutuhkan!" 
    Selamat berpisah! 
    Dan. 
    chucky  tidak merasa kehilangan apaapa! 
    Setelah enam kali gagal, chucky  akhirnya mendapat reaksi mengembirakan dari
supir taksi ke tujuh yang ia tanyai. 
    "Hidup Bahagia? Tentu saja! Dengan tip menggembirakan dari pelanggan yang
sering kuantarkan kesana, tentu saja aku bisa menikmati hidup bahagia..." 
    chucky  memutuskan untuk meninggalkan saja minibusnya di pangkalan setempat.
Setelah menyimpan amplop berisi uang milik tuni  di balik bajunya, ia
minta:diantarkan oleh supir taksi tersebut, dari siapa ia kemudian memperoleh
informasi tambahan yang benarbenar menarik. 
    "Bukan, Oom!" si supir menjawab salah satu pertanyaan chucky . 
    "Memang banyak orang menduga bahwa itu tempat ibadah atau rumah para
penginjil, dan entah apa lagi. Sebenarnya, itu adalah sebuah rumah makan eksklusip.
Mereka punya pelanggan tetap, begitulah menurutku. Umumnya dari kalangan
bisnis..." 
    "Sesuai logo di depan bangunannya, Oom!" supir taksi itu menjawab pertanyaan
lainnya. 
    Tetapi menunya bukan hanya berasal dari ular kobra saja. Ada misalnya,bistik ular
sanca... katanya untuk menjaga kebugaran tubuh. Mau tetap awet muda? 
    Pilih saja cocktail darah ular hijau. Dan..." si supir menyebut sejumlah menu lainnya
yang kesemuanya mencengangkan chucky .Menu apa pun, dan sebagian besar dari
jenis ular paling berbisa, khasiatnya lebih ditonjolkan ketimbang cita rasanya sebagai
makanan atau minuman spesifik. 
    "Tetapi ada sejenis menu yang mereka tidak pernah mau membicarakannya secara
terbuka." supir taksi itu masih terus saja berkicau. 
    "Menu untuk teman tidur.Entah apa maksudnya, dan..." 
    "Itulah yang harus kau pesan. Teman tidur!" 
    chucky  mendengar bisikan samarsamar. Terkejut ia memandangi si supir taksi di
jok depan. Orang itu asyik terus bercerita tentang apa saja yang ia ketahui atau dengar
mengenai rumah makan Hidup Bahagia. Suaranya lantang dan jelas bukan supir itu
yang berbisik barusan.Barangkali ia sudah sedemikian terpengaruh oleh cerita si supir
dan bisikannya sendirilah yang telah ia dengar. 
    Bisikan yang terlontar tanpa sadar. 
    Taksi melambat chucky  pun melihatnya. Sebuah bangunan artistik di sebelah kiri
jalan dengan lampu warna warni mengelilingi ukiran gambar seekor ular kobra dengan
tulisan besar disebelahnya : 
    Taksi sempat berhenti untuk memberi kesempatan sebuah mobil lain keluar lebih
dulu dari pintu gerbang halaman parkir.Mobil itu sudah keluar dan taksi sudah akan
membelok masuk, sewaktu chucky  tibatiba menyadari sesuatu lantas berkata setengah
berseru, 
    "Tunggu!" 
    Taksi tidak jadi membelok. chucky  mengawasi mobil yang berlalu di depannya,
kemudian meminta supir:taksi cepatcepat mengikuti mobil di maksud. 
    "Dahului saja!" katanya memberitahu. 
    Setelah taksi sudah berdampingan dengan mobil tersebut chucky  mengeluarkan
tangannya keluar jendela:untuk memberi tanda. Melihat apa yang dilakukan oleh
penumpangnya, supir taksi secara naluriah ikut pula memberi tanda dengan lampu
sign, sambil terus berpacu mendahului. 
    "Menepilah..." 
    chucky  memerintahkan. 
    Taksi menepi di pinggir jalan diikuti oleh mobil lainnya. 
    Parluhutan keluar dengan wajah gusar dari dalam mobilnya. Ia melangkah panjang
menuju taksi di depan,sambil menggeram, 
    "Apaapaan..." lalu ia melihat chucky  keluar dari taksi. 
    "Bah. Kau, rupanya!" 
    chucky  memandang ke bangunan berlogo ular kobraitu sambil bertanya
keheranheranan, 
    "Bagaimana Anda mengetahuinya, Kapten?" 
    Omelanlah yang ia terima. 
    "Hem, Mau berburu sendirian, ya? Setelah aku terpaksa memulung sekian banyak
sampah yang kau tinggalkan di belakangmu?" 
    chucky  menyeringai. 
    Kecut. 
    "Panjang ceritanya,kapten..." 
    "Aku siap mendengarnya! Dengan catatan. Sekali lagi kau cobacoba melangkahi
aku..." 
    Parluhutan bernafas panjang pendek, tampak benarbenar sedang marahbesar. Ia
menyandar ke taksi di sebelah chucky . 
    Lantas menggeram: 
    "Haram jadah!" 
    chucky  membisu saja. 
    "Maksudku yang di sana itu..." 
    Parluhutan berujar lunak seraya menggerakgerakkan dagu ke arah tempat yang
barusan ia tinggalkan. 
    "Di sanalah aku baru tahu.Bahwa seorang penjaga pintu adakalanya masih lebih
berkuasa dari seorang perwira polisi!" 
    Tanpa diminta, ia lalu bercerita dari awal.Setelah berpisah dengan chucky , ia
menelaah apaapa yang ia dengar dari untung . Ia menaruh minat khusus pada Sumadi
sebab  sebelumnya tiny  diculik, pengacara itulah orang terakhir yang ditemui
tiny . Ia juga memikirkan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di depan kantor si
pengacara. Lalu korban kecelakaan, dokumen misterius yang diterima untung  dari si
pemuda bercelana jean lusuh, setelah mana pemuda itu mengakhiri hidupnya secara
mengerikan. 
    "Sumadi lagilagi terkait!" dengusnya 
    "Maka kusuruh anakanak untuk mengawasi dan menguntit Sumadi.Dengan
perkiraan tiny  tentunya mengetahui sesuatu. Si pengacara tahu bahwa tiny  tahu,
begitulah.Lalu tiny  tibatiba menghilang..." 
    Salah satu laporan yang masuk, dengan sesaat  menggugah perhatian dan
ingatannya, dilaporkan, Sumadi terlihat memasuki sebuah bangunan dengan logo
seekor ular kobra, lengkap dengan rincian lainnya yang mengingatkan Parluhutan
pada petunjuk yang pernah diberikan Mama Eyang. Sumadi hanya sebentar di dalam
untuk seterusnya pulang. Informasi berikutnya masuk dengan rincian baru Hidup
Bahagia adalah sebuah rumah makan dengan menu sesuai logonya: 
    ular. 
    nyi girah , pikir Parluhutan, terkejut. 
    Ia lalu menghubungi chucky  pertelepon. 
    "Tetapi sebab  kau tidak munculdi rumah nyi girah  maupun di rumahmu sendiri,
kuputuskan untuk tidak membuang tempo!" katanya, sementara chucky  mendengarkan
dengan penuh minat 
    "Tahu apa hasilnya?" 
    Parluhutan dihentikan di pintu masuk Hidup Bahagia.Penjaga yang menunggui pintu
tertutup itu menyambut kedatangannya dengan sebuah permintaan lembut. 
    "Tanda pengenal, Tuan?" 
    " Apakah itu sebuah keharusan?" 
    "Tidak, bila Tuan adalah pelanggan lama..." 
    Mau tidak mau Parluhutan memperlihatkan kartu identitasnya. Sipenjaga pintu
meneliti sekilas, tersenyum manis kemudian berujar sopan, 
    "Terimalah penyesalan saya Kapten. Tetapi sesungguhnya, saya tidak dapat
membantu Anda." 
    "Aku memang tidak perlu bantuan siapasiapa, hanya untuk masuk kedalam!" dengus
parluhutan jengkel. 
    "Tentu saja, setelah lebih dulu aku menendangmu keluar!" 
    Penjaga pintu itu tetap tenang. 
    "Saya percaya, Anda mampu melakukannya!" 
    Penolakan yang santun itu mengendorkan kemarahan Parluhutan yang sudah sempat
naik ke kepala. 
    "Coba andaikata ia ikut marah. Urusannya pasti akan lain!" 
    Parluhutan bersungutsungut.chucky  menahan tawa di perut. 
    "Pasti akan lain. Bila Kapten membawa surat perintah..." 
    "Atas dasar apa? Petunjuk seorang dukun, eh... aku kesini kan bermodalkan nekad
saja!" 
    "Andaikata anda diperbolehkan masuk" 
    chucky  berkata setelah berpikirpikir. 
    "Apa, setelahnya?" 
    "Menanyai mereka. Apakah selama 24 jam terakhir,mereka menerima kiriman stock
baru, stock ular, tentu! Kalau ada, aku akan membeli seekor diantaranya berapa pun
harga yang mereka minta. Sepanjang ular itu ada lukanya, dan luka itu bekas di tembus
peluru!" 
    "Ide yang menarik! "cetus chucky , tertarik. 
    "Mau mencoba?" 
    "Tetapi... Tanda pengenal." 
    "Siapa tahu, penjaga pintu di sana tibatiba jatuh cinta pada wartawan!" parluhutan
memberi jalan. 
    Kartu pers. 
    Dari media cetak yang kini di ambil alih oleh pemuda rakyat . Mengapa tidak, pikir
chucky  yakin bahwa rumah makan itu tentunya salah satu jenis usahanya yang
dikelola oleh pemuda rakyat  pula. 
    "Sebagaimana anda katakan, Kapten. Bermodalkan nekad!" 
    chucky  memutuskan. 
    "Aku akan menunggu di sini." parluhutan mendorong semangat chucky . 
    "Dan bertepuk tangan dengan meriah, begitu kulihat pintu terbuka untukmu!" 
    chucky  tertawa. 
    Dengan perasan mendadak gelisah.Setelah pamit pada parluhutan, ia masuk ke taksi
yang sesaat  memutar arah. Tak sampai satu menit berikutnya, taksi itu pun berhenti
di halaman parkir Hidup Bahagia. Lebih dulu chucky  meyakinkan bahwa Kartu
persnya ada didompet. Ia rapihkan penampilannya sebentar, kemudian keluar dari
dalam taksi.Pada langkah pertama, perasaan gelisah itu terus mengikuti. Saking
gelisah, chucky  tanpa sadar melepas kancing paling atas kemejanya. Kemudian
meneruskan langkah ke pintu di mana terlihat seorang penjaga berpenampilan menarik,
berdiri menunggu.Selama satu detik, chucky  dan si penjaga pintu saling menaksir.
Detik berikutnya chucky  sudah akan merogoh dompetnya, saat  si penjaga pintu
melihat ke dada chucky  yang setengah terbuka. Saat itu juga, sipenjaga pintu
mendekuk pundak untuk memberi hormat. Kemudian dengan senyuman lebar ia
membuka pintu untuk chucky . 
    "Silahkan, Tuan..." 
    Dari jauh, Kapten Parluhutan Siagian menyaksikan sampai chucky  masuk kemudian
menghilang dibalik pintu yang segera sudah di tutupkan lagi. 
    Parluhutan tidak bertepuk tangan. 
    Ia tercengang! 
    "Bangunlah..." 
    tiny  tidak segera membuka matanya. 
    Suara siapa itu? 
    Ada di mana dia? 
    Tangan digapaikan merabaraba. 
    Ah, sebuah tempat tidur empuk dan hangat. Ia seperti mengenalinya, tetapi yakin itu
bukanlah ranjang dimana ia biasa tidur. 
    "Ayolah. Sudah waktunya makan!" 
    Suara itu terdengar lagi. Lembut, menyenangkan. 
    Makan? 
    Benar. 
    sebab  hidung tiny  membaui menu kesukaanya yang biasa dihidangkan veronica  jika
ia menginap dirumah nyi girah . Ayam panggang dengan aroma bumbu ramuan khas veronica 
yang tiny  pernah mencobanya namun gagal. Juga tercium aroma lain yang tidak
kurang juga merangsangnya Tetapi, bagaimana mungkin? 
    tiny  pun menggeliat bangun. 
    Bersamaan waktu dengan menyalanya lampu sehingga tiny  terkejut dan sempat
silau sebab  matanya tibatiba diterpa cahaya terang benderang, setelah matanya
terbiasa, bingung ia memandang berkeliling. 
    tiny  ada di sebuah kamar tidur mewah. 
    Tampak lemari besar di sepanjang satu sisi tembok. Lalu sebuah meja rias antik
dengan cermin besar dimana tersedia seperangkat kosmetik dari merk idaman tiny 
yang ia hanya mampu membeli sesekali.. 
    Ini pun tidak sekaligus. 
    Kemudian tiny  seakan mengenali pula tirai tinggi dan lebar dengan bentuk
melengkung ke arah luar. Lalu pintu kamar mandi, ke dalam mana ia merasakan
pernah masuk dan menggalami halhal mengejutkan.Teringat sampai di situ, sesaat 
tiny  berpaling kearah lain, pintu keluar dari kamarnya. 
    Dan tibatiba tubuhnya merinding. 
    Apakah benar ada lorong panjang di luar sana? 
    Lalu pintupintu tertutup, sekelompok orang sedang bersenggama, tukang jagal yang
sedang mengampaki tubuh seorang perempuan. Mereka:semua tahutahu ke luar untuk
mengejarnya, termasuk perempuan yang nyaris tak berbentuk sebab  habis dikampaki
penjagalnya. tiny  pun teringat bagaimana ia melarikan diri menuruni tangga
panjang berbelokbelok sampai akhirnya... 
    Ataukah tiny  telah tertidur lantas bermimpi yang bukanbukan? 
    Tetapi semua kejadian itu serasa masih segar dalam ingatannya. 
    Semua itu seperti nyata. 
    Malah saat ini pun sekujur tubuhnya lunglai, lelah alangkepalang! 
    Dengan perasaan takut, tiny  menghindari matanya dari pintu tersebut. Kembali
berpaling dan melihat kemeja duduk. Di situ terhidang apa yang aromanya tadi sudah
tercium olehnya. Bekakak ayam, panggang ikan,kakap goreng, sambal kecap, lalap, dan
tentu saja nasi yang masih mengumpulkan uap harum semerbak. Bagaimana mungkin
semua itu tahutahu sudah terhidang di atas meja duduk? 
    Padahal ia tak mendengar ada orang keluar masuk. Satusatunya jawaban adalah
bahwa ia telah tidur. Dan sewaktu tiny  diteror mimpi buruk, salah seorang dari
penculiknya telah masuk ke dalam mengantarkan makanan untuk tiny . 
    Raguragu sejenak. 
    tiny  kemudian turun dari tempat tidur. Bau makanan yang begitu kuat merangsang
perasaan laparnya. Dan ia harus makan, jika tenaganya ingin pulih kembali. 
    Persetan dengan gengsi! 
    Ia duduk di kursi terdekat dan meraih air putih bening untuk membasahi
kerongkongannya yang kering sebagai permulaan. Gelas didekatkan ke bibir, dan
sebagaimana kebiasaan yang sudah mendarah daging, tiny  pun membaca
Basmallah. Dan mendadak tiny  melompat berdiri dengan wajah pucat pasi.
  Halaman 66 Kolektor EBook  
Serempak dengan itu, gelas di lepaskan sesaat . 
    Gelas jatuh ke lantai. 
    Pecah. 
    Isi gelas membercik kian kemari, menggenang. Memang itulah yang dilihat tiny ,
saat ia membaca basmallah. Air putih bening, tahutahu saja berubah sangat merah,
kental,dan menebarkan bau amisnya darah! 
    Secara naluriah, tiny  ganti memandang hidangan diatas meja. Bekakak ayam
tampak meleleh mengeluarkan cairan seperti nanah. Sesuatu tampak menggeliat keluar
dari bagian dalam bekakak. 
    Ulat. 
    Warnanya kuning kemerahan dalam jumlah yang mengerikan dan dalam tempo
singkat bekakak itu sudah berubah jadi tumpukan ulat. Sama halnya dengan ikan kakap
goreng. Sementara lalap dikerubungi ratusan ulat hijau.Dan tempat nasi sudah
dipenuhi tumpukan cacing yang bergulunggulung menggelupur dengan suara berisik,
ribut. 
    Perut tiny  bergolak, mual. 
    Tubuhnya menekuk, lalu tiny  muntah dengan hebat.Setengah terbungkuk menahan
isi perut yang bergolak.tiny  mundur ke arah tempat tidur. Dan ia terus mundur
sampai kemudian punggungnya membentur tembok di mana ia kemudian berdiri
menyandar. Bingung sesaat ia menduga bahwa ia telah mundur kearah yang salah, saat
berikutnya ia tertegak seram sebab  didatangi pikiran bahwa otaknya sudah tidak
waras lagi. 
    Betapa tidak! 
    Setelah matanya yang sempat nanar akibat muntahmuntah dapat memandang
normal kembali, ia segara menyadari bahwa bukan arahnyalah yang salah.
Melainkan, segala sesuatu benda dikamar itu. Tempat tidur sudah tidak tampak di
tempatnya. 
    Lenyap,entah kemana. 
    Demikian pula lemarilemari pakaian, meja rias dan segenap
perlengkapannya,kursikursi maupun meja duduk beserta apapun yang tadi ada di
atasnya. Termasuk ribuan mahlukmahluk menjijikkan itu. Kesemuannya lenyap. 
    Sirna, tanpa bekas. 
    tiny  kini ada di sebuah ruangan kosong melompong. 
    Terang benderang masih, namun teramat sunyi menakutkan.Saat tiny 
terbengongbengong hilang akal itulah, suara itu muncul lagi. 
    Suara yang khas. 
    Lembut, kharismatik. 
    "Siap menerima kenyataan Anakku?" 
    tiny  menatap berkeliling. 
    Namun seperti yang sudahsudah, siasia saja matanya mencari petunjuk apalagi
sosok orang yang berbicara kepadanya. tiny  menahan nafas, lantas menggagap
dalam rintihan sakit. 
    "Apa maksud semua ini?" 
    "Maksudnya, Anakku. Untuk mengingatkan bahwa kau ada di tempatku..." 
    Suara lembut itu menyahut tenang. 
    "Apapun yang ada dan terjadi di sini, berlaku atas kehendakku. Siapapun tidak
kuperkenankan menyebut nama lain di sini, kecuali, namaku..." 
    "Nama lain?" 
    tiny  merintih tak mengerti. 
    "Aku tidak tahu apa..." 
    Ada desahan nafas samar. 
    Desahan tak senang. 
    Lalu saat  suara itu tak terdengar lagi, nadanya sudah berubah. Apa yang didengar
tiny  adalah umpatan marah. 
    "Terkutuk! Gangguan apa pula ini?!" 
    Lantas sepi. 
    Suara itu terdengar lagi walau desahan nafasnya saja.Tetapi kamar kosong
melompong di mana tiny  berada terasa ditebari hawa nafas menggerahkan yang
tiba tiba telah berubah dengan cepat menjadi dingin menusuk. 
    Lampu pun padam. 
    Gelap gulita sesaat  di sekeliling tiny . Dalam kegelapan yang teramat menekan.
tiny  mengeluh. Tak tahan oleh serbuan hawa dingin yang semakin menghebat.
Perlahanlahan, tubuhnya meluncur. 
    Jatuh ke lantai. 
    Menggelepar. 
    Setelah dibuat heran atas sambutan si penjaga pintu, 
    chucky  kemudian dibuat takjub pula setelah menyaksikan suasana ruangan yang ia
masuki. Sesaat  chucky  merasa berada di restoran sebuah hotel berbintang lima.
Bukan di rumah makan biasa sebagaimana semula. Belum habis ia mengagumi segala
sesuatu yang tampak serba wah, seorang pramulayan berseragam rapi dengan dasi
kupukupu pada lehernya sudah mendatangi dengan cepat. Membungkuk sopan dan
kemudian bertanya dengan suara ramah menyenangkan. 
    "Sudah pesan meja Tuan?" 
    "Belum." jawab chucky  seraya mengawasi sebagian besar meja di ruangan itu sudah
terisi oleh para pengunjung yang sedang bersantap dengan santai. 
    Alunan musik klasik dengan volume lunak, terasa menambah kesantaian di
sekitarnya. 
    "Bila demikian. Tuan. Mari saya antarkan ke salah satumeja yang belum dibooking.
Silahkan." 
    Pramulayan itu membungkuk sopan dan mengajak chucky  untuk mengikuti.Bagai
kerbau dicucuk hidungnya, chucky  hanya menurut patuh sebab  ia belum tahu apa
yang harus diperbuatnya, bahkan apa yang mesti dipesan nantinya. Sewaktu menuju
meja yang ditunjukkan pramulayan itulah chucky  melihat gerakan seseorang di salah
satu meja. Orang itu melihat pada chucky  dengan pandangan tercengang, kemudian
berbicara sebentar dengan suara rendah pada temantemannya satu meja. Salah
seorang dari mereka dikenali chucky  sebagai seorang perwira tinggi yang kariernya
tengah menanjak sehingga nama maupun wajahnya akhirakhir ini acapkali muncul di
media cetak atau televisi.Baru saja chucky  menghenyakkan pantat di kursi, orang
yang memandangnya dengan tercengang tadi sudah berada di hadapan chucky . Ia
mengulurkan tangan sambil berujar takjub. 
    "Bung chucky . Tak kusangka." 
    "Apanya yang surprise, Pak Alek?" desah chucky  menyimpan gejolak perasaan
seraya bangkit untuk menyambut uluran tangan orang tersebut. 
    Di dalam ia membathin. 
    "Dia inilah pengacara terkemuka yang namanya kulihat dalam dokumen tuni 
Puspasari..." 
    Pramulayan berdiri dengan sopan. 
    Tidak bemirna  mengusik sebab  pengacara itu masih berceloteh. 
    "Jika sejak dulu aku tahu kau termasuk." 
    Ia tidak meneruskan, rupanya kewaspadaan pengacara itu belum sepenuhnya
hilang. Lanjutnya, dengan suara rendah, 
    "Rapikan kemejamu, Bung. Sebelum mereka yang lain menganggapmu urakan!" 
    Sewaktu memasang kancing atas kemejanya yang tanpa sadar di luar tadi telah ia
lepas terbuka, barulah chucky  menyadari dua hal. 
    Pertama, surprises pengacara. 
    Dan sebelum itu si penjaga pintu. 
    "Jadi inilah tanda pengenal itu?" ia membatin. 
    "Liontin dengan lambang ular berkepala ganda." 
    Teringat pada liontin, mau tidak mau chucky  teringat pula pada pemilik
sesungguhnya, nyi girah  magdalena.Bagaimana caranya ia memastikan nyi girah  ada di
sekitar tempat ini? 
    Dan bagaimana pula ia harus mengusir si pengacara agar bisa berpikir tanpa
terganggu. chucky  kembali gelisah, sementara si pengacara dengan suara tetap
rendah memberitahu bahwa ia dijamu relasi, jadi tidak punya hak untuk mengundang
chucky  bergabung di meja mereka. 
    "Meski aku sebenarnya ingin memperkenalkanmu...." 
    Semua itu didengarkan chucky , sambil melihat acuh pada daftar menu yang
sebelumnya telah ia terima dari si pramulayan. Sebelum pengacara itu semakin larut,
chucky  memotong pembicaraannya dengan pertanyaan asalasalan saja. Sambil
menunjuk ke salah satu daftar, 
    "Gelanggelang capcay. Belum pernah kucoba." 
    "Harus, Bung!" 
    Si pengacara menanggapi. 
    "Untuk orang muda dan masih bujangan sepertimu, gelanggelang capcay pasti
sesuai. Capcay dengan campuran sosis alami." 
    "Sosis alami?" 
    "Hanya bentuknya seperti sosis" 
    Si pengacara menjelaskan dengan bersemangat.
    "Tetapi yang ini lebih panjang. Diiris menuruti susunan gelanggelang pada
tubuhnya. Dengan sendirinya, kulitnya dibiarkan utuh.Tidak dikelupas lebih dulu.
Alami, bukan? Dan jangan siasiakan bagian kepala, Bung. Kepala ular belang
berkhasiat untuk membuat inimu..." 
    Si pengacara menunjuk selangkangan sendiri. 
    "Kencang dan tahan lama." 
    chucky  merinding pucat. Terbayangkan nyi girah  diirisiris, dipotongpotong, kemudian
dimasukkan ke oven atau penggorengan.Alex, si pengacara keliru menafsirkan
perubahan di wajah chucky . 
    Tertawa kecil, ia berkata, 
    "Agaknya, kau baru pertama kali kemari, ya?" 
    chucky  manggut saja sambil diamdiam mengingatkan diri sendiri bahwa wujud
nyi girah  sekarang ini tentulah bukan seekor ular belang. Kepingan sisiksisik yang ia
tinggalkan di rumah sakit, warnanya hitam legam. 
    Polos. 
    Tetapi apa bedanya? 
    Tetap saja nyi girah  akan atau sudah? 
    "Untuk orang pemula, Bung chucky . Mengapa tidak kau pesan empedu kobra saja.
Toh..." 
    Ia menoleh lalu bangkit dari kursinya. 
    "Astaga. Aku telah melupakan relasirelasiku. Datanglah ke kantorku
kapankapan,Bung chucky . Banyak yang akan kita perbincangkan setelah aku tahu
bahwa kau juga.." 
    Ia melirik sambil lalu ke arah dada chucky , tersenyum riang, kemudian berlalu. 
    chucky  menarik nafas panjang. 
    Lalu menyadari bahwa pramulayan masih menunggu. 
    chucky  kembali gelisah. 
    Pesan apa dia? 
    Daftar menu itu sungguh mendirikan bulu roma. Dan nyi girah  harus diambilnya
utuhutuh dari tempat ini. Dan chucky yharus menyebut nama. Tentu saja bukan nama
nyi girah ,tetapi nama jenis wujutnya sekarang ini. Yang manakah dari daftar menu itu?
Atau ah... sebaiknya ia pesan minuman botol saja dulu sambil berpikirpikir lagi.Ada
suara tawa lembut dan terdengar samarsamar.chucky  berpaling pada si pramulayan,
menyangka orang itulah yang menertawakannya. Pramulayan tersenyum, dengan sikap
sopan. 
    Bukan dia. 
    Dan mengapa pula dia harus tertawa? 
    chucky  kan belum sempat menyebutkan pesanannya, minuman botol, yang jelas
terdengar menggelikan di tempat semacam ini. 
    "Teman tidur!" 
    Suara itu terdengar lagi. 
    Sayupsayup tetapi jelas dan nyata. 
    "Bukankah sudah kukatakan tadi, Bung chucky ?" 
    chucky  terkesiap. 
    Itu adalah suara mirna  Pusparini! 
    chucky  mengitarkan pandang ke sekitar, tetapi kemana pun matanya mencari tetap
saja ia tidak melihat mirna  Pusparini. Sampai bisikan itu terdengar lagi bernada tak
sabar. 
    "Bersegeralah, Bung chucky . Waktuku sangat sempit. Aku khawatir ada yang
menguping suara batinku yang kukirim ke batinmu!" 
    Telepati! 
    Dan chucky  membayangkan sebuah cottage dengan seorang wanita lesbian  duduk di sebuah
altar, menghadap ke sebuah berhala berwujut ganda. Jadi itulah yang dimaksudkan
mirna  Pusparini dengan isi suratnya. 
    "Disana nanti,aku akan memberi petunjukpetunjuk tambahan..." 
    chucky  membulatkan hati. 
    Tersenyum pada pramulayan, ia bertanya : 
    "Bagaimana dengan... teman tidur? Masuk daftar ini tidak?" 
    Pramulayan membungkuk sopan dan menunjuk kesalah satu daftar. 
    "Yang ini. Tuan." 
    "N,N. snack" 
    chucky  membaca. 
    Lantas menggumam dengan dahi mengerut. 
    "No Name Snack. Snack tanpa nama?" 
    "Bukan snacknya, Tuan. Tetapi bahan bakunya. Dari jenis baru dan belum diketahui
apa namanya. Stock terakhir baru masuk tadi pagi. Dijamin masih segarsegar.Tuan." 
    "Pagi tadi..." 
    chucky  berdebar. Semoga belum ada yang mendahuluinya. Harapharap cemas ia
bertanya: 
    "Boleh melihat dulu... barangnya?" 
    "Dengan senang hati. Silahkan, Tuan..." 
    Pramulayan itu berjalan di depan menuju sebuah pintu dorong, masuk ke sebuah
gang. Untuk menahan deburan jantung dan perasaan waswasnya, chucky  iseng
bertanya. 
    "Kok dinamai teman tidur, ya?" 
    "Saya sendiri tidak tahu, Tuan." jawab pelayan. 
    "Konon, akan menolong untuk mendapatkan teman tidur dengan mudah. Di mana
dan kapan saja. Apalagi jika dimakan mentahmentah, tentu saja dengan bumbu..." 
    Sementara si pramulayan menjelaskan bumbu khasmodel tempura. 
    chucky  bergidik di belakangnya. 
    Dimakan mentahmentah. 
    Seekor ular saja, memang. 
    Tetapi bagamana jika ular itu adalah nyi girah ? 
    Mereka membelok dan tiba di depan sebuah pintu yang setengah terbuka. Ada pintu
tembus di seberang menuju sebuah taman terbuka, dan tampak suasana sebuah dapur
yang sibuk di balik jendelajendela kacasebelah kanan taman terbuka itu. Pramulayan
berbicara dengan seseorang di dalam pintu yang setengah terbuka, kemudian ke luar
dan mempersilahkan chucky  masuk. Membungkuk sesaat, pramulayan itu kemudian
berlalu. 
    Kembali ke ruang utama. 
    Adapun ruangan yang dimasuki chucky , mirip sebuah gudang. Ada tumpukan
petipeti kayu, serakan rumputrumput kering, serpihan tanah, dan kemudian tercium
bau yang terasa agak memualkan perut. chucky  kemudian melihat sejumlah
kotakkotak kaca yang menyatu ke dinding. Dan bau yang tercium oleh chucky 
tentulah berasal dari balik kotakkotak kaca itu. Berbagai ragam jenis ular yang
mendirikan bulu kuduk chucky . 
    Tiap jenis disimpan dalam satu kotak. 
    Kotak terbesar dengan mudah bisa ditebak. 
    Berisi ular Sanca. 
    Dan salah seekor ular sanca itu terkapar di atas salah satu meja panjang sedang
dikuliti oleh dua orang penjagal.Meja itu, bersimbah darah... 
    Perut chucky  bergolak hebat. 
    Ia harus berjuang kerasa gar tidak sampai muntah. 
    Lantas dengan perasaan ngeri melihat seekor ular hijau yang lehernya tercekik tali
diujung sebuah tongkat, oleh penjagal lain dicemplungkan seenaknya ke sebuah bejana
besar berisi larutan berbau sengit. 
    Entah mau diapakan. 
    "Tanpa nama, Tuan?" 
    chucky  terkejut dan berpaling pada petugas yang tadi diajak bicara oleh
pramulayan. Bingung sesaat. 
    chucky  kemudian menganggukkan kepala. 
    "Sebelah sini, Tuan..." 
    Mereka memutari sebuah meja kosong. 
    Dan melewati kotakkotak kaca berisi mahlukmahluk yang berpenampilan indah
namun entah mengapa menjijikkan banyak orang dan malah dari sudut pandang
chucky  saat ini mengibakan. Mereka akan dijagal, namun toh mereka masih diberi
tontonan gratis melihat sesama teman mereka dijagal lebih dulu. Atau mungkin
tontonan itu yang membuat setiap ular di balik kotak kaca, tampak jinak? 
    chucky  kembali mau muntah waktu melihat ke sebuah keranjang yang ia lewati. Di
dalamnya, penuh dengan tumpukan berbagai bentuk dan ukuran kepala ular.Hanya
kepala! 
    "Silahkan, Tuan..." 
    Lagilagi chucky  berhenti, terkejut. 
    Ia tidak sadar diwajahnya yang sudah sepucat kertas malah sudah bersimbah peluh
dingin. Si petugas memperhatikan dengan senyuman arif. Katanya, sopan, 
    "Memang, Tuan.Hanya sedikit pelanggan yang punya kebemirna an untuk masuk ke
tempat kami bekerja." 
    chucky  mengawasi wajah si pembicara. 
    Mengingat pekerjaannya, dan apa yang disaksikan chucky  sebelumnya, wajah yang
ramah itu tampak seperti hantu saja di mata chucky . 
    Ia bergidik, lalu berpaling ke sebelah kirinya. Dibalik kaca tampaklah dua ekor ular
saling belit dengan liukan ringan. Dua lainnya merayap pelan sepanjang sisi kotak,
salah satunya menjulurkan kepala. 
    Merapat setengah naik ke permukaan kaca. 
    Diakah nyi girah ? 
    chucky  mengamati sejenak. 
    Ular itu menurunkan kepalanya dari kaca, kemudian ekornya melingkar
diam.Tampak mengerikan sebab  sisiknya yang hitam legam ekor tumpul, kepala pun
tidak selancip yang semestinya. 
    Malah kepala ularular hitam di depan chucky  tampak mendekati bulat, nyaris
sebesar bola kasti. Dengan titik kuning kemerahmerahan, bersinar redup.Mata yang
seakan menyimpan kesedihan. 
    "Yang mana, Tuan?" 
    chucky  memperhatikan lagi dan menunjuk ke ular kelima yang tampak melingkar
diam di sudut yang paling jauh dengan kepala bulatnya rebah di rerumputan kering
berlapis pasir. Ular yang satu itu, tak bergerak tampak sepertinya sudah mati. 
    "Mengapa dia?" tanya chucky , terdorong gerak naluri. 
    "Sakit, Tuan. Masih dalam proses penyembuhan. Tidak menular dan tidak
menimbulkan akibat apaapa memang, pada pelanggan. Namun khasiat ajaibnya
dengan sendirinya tidak sehebat jika ia nanti sudah sehat." 
    "Sakit apa?" 
    "Tampaknya bekas luka, Tuan. Luka tertusuk. Mungkin di perjalanan ke tempat ini,
dan..." 
    chucky  berpikir lain. 
    Bukan luka tertusuk. 
    Melainkan tertembus. 
    Oleh peluru! 
    Dengan jantung berdetak keras, chucky  berkata setengah berbisik 
    "Boleh aku lihat? Aku tamatan fakultas kedokteran hewan..." tambahnya sambil,
diamdiam mengeluh, tak apa berbohong sedikit. 
    "Tak perlu repotrepot. Tuan. Kami punya dokter sendiri.." 
    "Boleh?" 
    chucky  menatap tajam. 
    "Demi langganan" orang itu tersenyum. 
    Diambilnya sebuah tongkat dengan tali pengait yang melingkar diujungnya. Empat
ular yang sehat tampak menaikkan kepala, curiga. Sementara yang di kait menggeliat
sedikit, namun tidak memperlihatkan perlawanan saat  lehernya dijepit tali simpul
yang sesaat  mengencang.Si petugas mengeluarkannya dengan sangat hati hati dari
kotak kaca. Dan lebih berhatihati lagi sewaktu meletakkan ular itu di atas sebuah meja
kosong. Bahkan sempat ia usapusap seraya berkata membujuk dengan ucapan yang tak
jelas di telinga chucky . 
    Tali simpul dilepas. Lalu: 
    "Silahkan, Tuan..." 
    Tanpa sadar, chucky  nyeletuk. 
    "Diakah?" 
    "Ya, Tuan?" desah si petugas, sementara batin chucky  menangkap bisikan tajam. 
    "Liontin itu. Bung chucky !" 
    chucky  menanggalkan kalung milik nyi girah  dari lehernya. Diperhatikan oleh si
petugas yang keheranan. chucky  kemudian melingkarkan kalung itu ke leher ular di
atas meja. Dengan liontin secara naluriah ia simpan dalam posisi menghadap ke wajah
atau persisnya kepala sang ular. Disertai desahan bergetar: 
    "nyi girah ?" 
    "Ya Tuan?" Si petugas tambah bingung. chucky  memperkeras suaranya. 
    "Kaukah itu, nyi girah ? Ini aku chucky !" 
    Tiga orang petugas lain yang tengah sibuk bekerja, sama berhenti lalu memandang
ke arah chucky , terus kearah ular di meja, lantas kembali memandang chucky . 
    Terheranheran. 
    Kemudian terdengar suara berisik yang ribut. Di hampir setiap kotak kaca, mahluk
mahluk penghuninya sama bergerak liar. Beberapa diantaranya malah
memukulmukulkan kepala lancipnya dengan keras ke permukaan kaca tebal itu. Para
petugas setempat terkesima, kemudian sibuk mendatangi setiap kotak
kaca,berkatakata membujuk. Namun gerakan mahlukmahluk didalamnya malah
bertambah liar. Beberapa dari permukaan kaca sudah mulai basah digenangi
darah.Lalu para petugas itu berdiri terpukau. Kebanyakan darah yang terlihat di
permukaan kaca, warnanya bukan merah. Tetapi hitam... 
    Seseorang berseru ditahan. Yakni petugas di sebelah chucky . Matanya memandang
ke arah mana chucky  tak berpaling oleh keributan mendadak itu. Diatas meja yang
terlihat bukan lagi seekor ular hitam legam, melainkan sesosok tubuh perempuan
telanjang. 
     Untungnya posisi nyi girah  saat itu menelungkup sehingga penampilanya tidaklah
terlalu memalukan. 
    Wajahnya tergeletak miring. 
    Pucat dan tampak kurus. 
    Menghadap ke liontin yang tergantung pada kalung yang melingkari lehernya.
chucky  memandang wajahnya dengan terpukau dan sekujur tubuh seakan
lumpuh.Sadar bahwa ia telah menemukan nyi girah nya. 
    Tangannya terulur kedepan, menyentuh wajah nyi girah . Dengan bibir menggerimitkan
ucapan syukur kepada Ilahi.Ia raih tubuh telanjang itu, dibawa ke pelukan agar tubuh
nyi girah  yang dingin sekali dapat merasakan kehangatan dadanya yang bergetar. Pada
  Halaman 79 Kolektor EBook  
petugas disebelahnya, chucky  memohon dengan suara bisikan saking tidak kuat
menahan perasaan yang terharu biru. 
    "Tolonglah... Ambilkan apa saja untuk menutupi tubuh nyi girah .." 
    Yang diminta tolong hanya tegak mematung dengan mulut ternganga dan sepasang
mata dilanda teror, taklepas mengawasi sosok tubuh bugil dalam pelukan tamunya.
Dari arah lain,salah seorang rekannya terdengar menggagap: 
    "Apakah mataku tidak salah lihat?" 
    Tetapi seorang lainnya, setelah mengatur nafasnya yang sesak sebentar kemudian
bergerak menuju pintu sambil berkalikali memandang ke tempat yang ia tinggalkan
dengan pemandangan yang tak percaya. Sementara di balik kotakkotak kaca,
pemberontakan mahlukmahluk itu telah berhenti mendadak. 
    Beberapa di antaranya tampak terkulai, mati. 
    Dalam pelukan chucky , terasa tubuh nyi girah  bergetar lemah. Kelopak matanya
membuka pelan tetapi hanya mampu sebatas setengah mengatup. Namun sorot matanya
yang pudar tampak berusaha mengenali.Kemudian terdengar rintihannya yang
mengenaskan hati, 
    "chuck?" 
    chucky  pun menangis. 
    Sekaligus amarahnya bangkit.Dan ia melampiaskannya dengan katakata gemetar, 
    "Terkutuklah bangsat keji yang memperlakukanmu sebiadab ini, nyi girah . Akan kucari
dia, dan..." 
    "chucky . Jangan!" terdengar seruan peringatan di telinga chucky . Diakhiri keluhan
pendek bernada kuatir. 
    "Oh... terlambat sudah..." 
    Siapa yang berseru sayupsayup itu? 
    nyi girah kah? 
    Pertanyaanpertanyaan itu sesaat  terjawab oleh wajah nyi girah  yang tampak
berubah kejang, kaku. Begitu pula anggota tubuhnya yang masih setengah
menggantung di atas meja. 
    Sepasang matanya membuka lebar. 
    Dan sinar mata itu, hampa. 
    Lantas dengan buas, sosok tubuh bugil dalam pelukan chucky  memberontak lepas.
Sebelum chucky  sempat mengelak, dua telapak tangan yang halus tetapi sedingin es
tahutahu sudah menjepit leher chucky . Menjepit kuat seraya dari mulut nyi girah  yang
menyeringai, terdengar geraman keras. 
    Hiiihhh...!! 
    Petugas yang tadinya berdiri kaku di sebelah chucky ,tak tahan lagi. Setelah
menjerit, orang itu pun jatuh kelantai. 
    Pingsan. 
    Dua rekannya lebih bermental baja. 
    Serempak mereka menyerbu ke depan untuk membantu tamu mereka yang terancam
bahaya. 
    Duaduanya menerima nasib sial. Satu terlempar ke pintu, membentur tubuh
rekannya yang saat itu berlarilari masuk membawakan kain yang tadi diminta chucky .
Pekerja satunya lagi terlempar ke salah satu kotak kacakaca pemisah sampai berderak
pecah dan tubuh si pekerja menembus masuk ke dalam. Disambut oleh segerombolan
ular kobra yang sesaat  menggelupur liar.chucky  pun mulai didesak mundur ke salah
satu kotak lainnya Seekor ular sanca besar di belakang kaca pemisah, sesaat 
mengangkat kepala dengan liukan menunggu. chucky  mulai susah bernafas, sementara
keduatangannya gagal untuk melonggarkan sepasang tangan yang menjepit lehernya
semakin kuat. Dalam panik ia menyadari siapa yang tadi berseru memperingatkan.Dan
ia tahu apa yang dimaksud. mirna  Pusparini jelas mengatakan, 
    "Disana nanti, jangan sampai berpikir apalagi menyebutnyebut si penghujat..." 
    Punggung chucky  kini mendarat di permukaan kaca. 
    Ular sanca di balik kaca menyerbu ke depan. 
    Kepala lancip itu membentur kaca sedemikian keras sehingga kepala lancip itu retak
sesaat  mengeluarkan darah hitam. Ular sanca itu pun menggelupur ribut di
dalam.Dan di luar kaca sepasang mata chucky  sudah akan terloncat ke luar manakala
alam bahwa sadar chucky  bereaksi. Membayang sesaat  peristiwa mengejutkan di
kantor polisi, saat  nyi girah  dikeluarkan dari sel tahanan, lantas tibatiba mengamuk
seperti banteng ketaton.Reflek, chucky  melepaskan cengkeramannya dari pergelangan
tangan nyi girah  dan dengan satu sentakan, kalung di leher nyi girah  terenggut lepas. nyi girah 
membelalak,biji matanya yang hampa terbalik menampakkan hanya warna putihnya
saja. Lalu tubuhnya melemas dan jatuh melorot untuk kemudian terhempas di
lantai.chucky  tengah mengatur nafasnya yang sesak, sewaktu bisikan peringatan
menyentak telinganya. 
    "Lemparkan ke api. Cepat!" 
    chucky  percaya pada peringatan mirna  Pusparini. Ia kuatkan tenaga yang seakan
sudah luluh lantak. 
    Dengan sisasisa yang ada ia menghambur ke pintu di mana dua pekerja yang saling
bertubrukan tadi tengah menggeliat bangun. 
    Api, pikir chucky . 
    Dan api hanya ada di dapur. Tuhan telah menolongnya untuk lebih dulu melihat letak
dapur sewaktu chucky  masuk ke ruangkandangkandang ular itu.chucky  nyaris
menubruk seorang koki yang berlarilari keluar dari dapur sebab  keributan yang
terjadi. Kokikoki lainya tengah bersiap mengikuti ke luar dapur manakala mereka di
buat tertegun oleh munculnya sesosok tubuh berwajah pucat tetapi dengan pandangan
beringas. 
    chucky  mencaricari dengan matanya. 
    Dan sebab  semua kompor terisi, ia menendang panci yang terjerang pada kompor
terdekat, panci itu terlempar.Isinya berhamburan kian kemari, para koki yang
menyaksikan pada menjerit dan masingmasing menjauh untuk menyelamatkan
diri.chucky  melemparkan kalung dan liontin milik nyi girah ke kobaran api. 
    Kemudian, ia menunggu. 
    Tetapi mirna  Pusparini tibatiba menegur keras, 
    "Keluar. Cepat! Aku aku melihat ada pintu di sebelah kananmu!" 
    chucky  berpaling ke kanan. 
    Benar ada sebuah pintu dalam keadaan terbuka. 
    Menghadap ke halaman belakang gedung. 
    Diterangi lampulampu, ia melihat jalan keluar masuk mobil, sebuah pintu gerbang
dan ada kendaraan melintas di sebelah sananya, jalan raya.chucky  berpaling ke arah
lain, pintu dari mana sebelumnya ia masuk. 
    Ia raguragu. 
    Tetapi keraguannya diputus oleh bisikan tajam mirna  Pusparini, 
    "Lupakan nyi girah !" 
    chucky  mengeluh. 
    "Tidak." 
    Bisikan gaib itu terdengar nyaris putus asa; 
    "nyi girah  sudah mati, dengar? Aku bahkan sudah melihat rohnya mengambang pergi.
Aku juga melihat kemarahan sipenghujat iblis!" 
    Api kompor di mana kalung dan liontin itu dilemparkan chucky , tampak memarak
hebat. Nyala hijau menebar bercampur dengan sinar merah redup, mengatasi biru
merahnya api kompor. 
    chucky  merasa silau. 
    Dan saat  api kompor ia dengar berdesasdesas mengejutkan, sementara kompor itu
sendiri seakan berderakderak, chucky  bergerak ke pintu terbuka di sebelah kanannya.
    Sambil berteriak keraskeras. 
    "Kebakaran! Kebakaran! Semua Keluar!" 
    chucky  sadar bukanlah kebakaran yang akan menimpa. Tetapi hanya itu
satusatunya penjelasan yang paling mungkin untuk memberi peringatan pada
siapapun yang masih ada di dalam gedung Hidup Bahagia. 
    Teriak peringatan chucky  terlontar hanya sebab  naluriah semata.Dan begitu ia tiba
di pintu chucky  pun melompat keluar. Kemudian berlari secepatnya menuju ke pintu
gerbang. Sambil dengan pikiran seram membayang di pelupuk matanya peristiwa
Condet dan nasib yang menimpa Mama Eyang. 
    Ia bayangkan sinar merah mengejar di belakangnya. 
    Menerkam mengunyah dan setelahnya chucky  tinggal tulang belulang dengan
sisasisa serpihan daging. 
    Ia juga teringat pada nyi girah . 
    Lalu di belakangnya terdengar bunyi ledakan membahana. 
    Sesaat  chucky  menjatuhkan diri di tanah. 
    Bumi terasa bergetar di bawah tubuhnya. 
    SEKUJUR tubuh chucky  terasa sakitsakit. Matanyapun perih dan lelah. Ia tengah
menyandar dikursi untuk beristirahat sejenak saat  ia dibuat terkejut oleh bunyi
ketukan di pintu kamarnya.Terdengar suara bibinya dari luar pintu. 
    "chuck?" 
    "Aku masih hidup, Bi Ipah!" 
    chucky  setengah berseru seraya bangkit dengan lunglai. Ia pergi ke pintu,
membukanya dan sesaat  berhadapan dengan bibinya.Latifah memperhatikan sejenak
ke wajah ponakannya dengan mata kuatir. Sepasang mata chucky  tampak merah
sebab  kurang tidur, wajahnya pun kusut malah mendekati layu. 
    "Ada telepon untukmu," Latifah memberi tahu. 
    "Aku akan ke dapur untuk menyiapkan makan siangmu.." 
    chucky  bergegas pergi ke meja telepon dengan sebuah harapan muluk, ada petunjuk
mengenai tiny .Sebagaimana ia duga, yang menelepon adalah kapten Parluhutan
Siagian. Tetapi kalimat pertama yang menyentak telinga chucky  adalah, 
    "Seharusnya aku lemparkan kau ke penjara!" 
    Habis berujar sengit begitu Parluhutan diam. Jelas dengan sengaja. 
    Untuk memberi kesempatan berpikir pada chucky  bahwa sang Kapten tidaklah
mengadaada.Hanya satu orang saja yang keluar hiduphidup daridalam gedung Hidup
Bahagia. 
    Dia adalah chucky . 
    Pengunjung terakhir yang masuk ke dalam gedung melalui pintu depan, tetapi
keluarnya dari pintu belakang.Ada dua saksi mata yang jika dikehendaki bersedia
mengangkat sumpah. Parluhutan sendiri dan supir taksi yang beruntung selamat
sematamata sebab  terdorong gerak hati untuk berkenalan dan jika mungkin menjalin
persahabatan dengan seorang perwira polisi ia meninggalkan taksinya lalu bergabung
dengan Parluhutan di tempat Kapten itu menunggu.     Ledakan itupun kemudian terjadi. 
    Menghancurkan tidak hanya gedung Hidup Bahagia, pelataran parkir serta apapun
yang ada di sana dan menimbulkan kerusakan berat pada gedunggedung atau rumah
di sekitarnya. 
    "Tetapi nasib baik agaknya senantiasa menyertaimu." 
    Parluhutan menggerutu ditelepon tetapi dengan suara lebih lunak. 
    "Hasil penelitian dari tim Laboratorium Kriminal mengambil kesimpulan, sumber
bencana adalah meledaknya salah satu kompor gas di bagian dapur. Pengusutan
sementara menambahkan belum ada petunjuk sabotase." 
    chucky  menelan ludah. 
    Tanpa perasaan gembira. 
    Bangkaibangkai ular itu, tak apalah. 
    Tetapi sekian belas mayat manusia, ditambah sekian orang lainnya yang toh
meninggal juga dalam perjalanan atau setelah tiba di rumah sakit... chucky  lebih tidak
gembira lagi setelah teringat pada salah satu mayat yang ditemukan. 
    nyi girah . 
    Satusatunya yang agak menghibur hati hanyalah keajaiban apa pun yang menyertai
akhir perjalanan hidup nyi girah . 
    Ia meninggal sesuai kodratnya sebagai manusia. Mengiang di telinga chucky  bisikan
gaib mirna  Pusparini setelah ledakan dan bunyi gemuruh yang menyertainya, berhenti. 
    "Tugasmu sudah tuntas, bung chucky !" 
    Begitu mirna pusparini membisikan lewat kekuatan ilmu telepatinya. 
    "Kini, saatnya aku bermeditasi dengan tenang. Untuk menuntaskan apa yang menjadi
tugasku sendiri. Selamat tinggal." 
    Dan tak ada lagi hubungan, sejak itu.chucky  menarik nafas panjang, lalu
menanyakan apa yang terus mengusik pikirannya semenjak bencana itu kemudian
berakhir. 
    "Bagaimana dengan kalung dan liontin nyi girah ?" 
    Sang Kapten ikut latah, menarik nafas panjang. 
    "Jika itu kusebutsebut, aku pasti ditertawakan. Maka, dibantu anak buahku,
diamdiam aku melakukan pemeriksaan sendiri. Tak ada petunjuk, tak ada
bekasbekas. Itu sebab aku bilang, kau bernasib baik. Ditambah kenyataan saksi mata
lainnya yang mengetahui kehadiranmu membawa kesaksiannya ke dalam kubur! " 
    Alex, pikir chucky . 
    Pengacara jessica . 
    Dan Parluhutan telah bertindak bijaksana. 
    Sadar bahwa mereka berhadapan dengan kekuatan gaib yang akan ditertawakan
orang. 
    Parluhutan menasehatkan chucky  untuk buruburu menyingkir sebelum pihak
berwajib setempat tiba untuk melakukan pemeriksaan. 
    "Selain itu..'' 
    Parluhutan berbicara lagi di telepon. 
    "Aku masih disibukkan pula untuk mencari penjelasan yang masuk akal,
keberadaanku dilokasi peristiwa ada kaitan dengan kasus penculikan tiny .Kasusnya
tetap gelap dan tak tahunya aku malah menemukan korban kasus penculikan
sebelumnya." 
    "nyi girah ." desah chucky  terenyuh. 
    "Lalu Sebentar, Kapten. Anda menelepon tentunya bukan sekedar ingin berbualbual
mengenai semua tetek bengek itu?" 
    "Persis!" 
    Parluhutan mendengus lega. 
    "Sebagaimana telah kukatakan, aku tidak suka dilangkahi." 
    chucky  menyeringsi kecut. 
    "Masih kuingat, Kapten." 
    "Satu hal lagi. Laporan selengkapnya, Bung. Tidak ada yang disembunyikan.
Kutunggu di kantorku." 
    "Oke, Kapten! "
        Kembali lagi ke kamarnya, chucky  meneliti sekali lagi sejumlah catatan yang
dibuatnya. Rangkuman dari dokumendokumen yang yang telah ia pelajari sejak
dinihari, dan dikombinasi dengan informasi yang masuk pagi hari ini dari
koneksikoneksinya.chucknam meneliti setiap lembar catatan yang ia buat. 
    Pertama,. konglomerat pemuda rakyat . 1. Perseroan maupun yayasan berkantor pusat di
pemukiman elite 3P. partai gerwani .2. Sarana untuk sebuah kota pemukiman
tersedia lengkap ke arah satu tempat ibadah. Tak ada masjid, takada gereja, tak ada
kelenteng, atau tempat sejenisnya.3. Lokasi tertutup untuk umum. Pendatang dari luar
baru boleh melewati pintu gerbang satusatunya jalan keluar masuk, setelah
memperoleh persetujuan melalui pos jaga, dari penghuni atau pemilik tempat yang
akan didatangi.4. Pejabat teras baik peseroan maupun yayasan, bertempat tinggal di
3P. Begitu pula mereka yang dinamakan sebut sebagai Anggota Kehormatan. Selebihnya,
boleh pilih di mana suka dengan catatan. Siap hadir sewaktuwaktu ada pertemuan di
3P.5. Negosiasi: perampok bertopeng hukum? 6. pemuda rakyat  terdiri dari: a. Dharma
kepada diri sendiri. b. dharma kepada sesama Anggota Keluarga. c.dharma kepada
Kepala Keluarga.7. Anggota Keluarga jelas, perorangan, atau badan hukum. Tetapi,
siapa Kepala Keluarga? 
    chucky  tercenung sejenak. Semua dokumen dan informasi telah ia lalap habis,
beberapa di bulakbalik dua tiga kali. Tidak dinamakan sebut siapa yang dimaksud dengan
Kepala Keluarga satusatunya petunjuk adalah dari berkas jessica . Dokumen
mengenai Yayasan hanya menyebut pengunduran diri sukarela dari jessica 
sebagai pendiri sekaligus merangkap Direktris Kehormatan dari yayasan. tuni  juga
menyatakan persetujuan untuk menyerahkan kedudukannya pada seorang pengganti
yang akan ditentukan kemudian oleh pengurus lengkap Yayasan.Siapa? 
    chucky  mengutip lengkap keterangan tambahan dari koneksinya : 
    "Dokumen dimaksud, tidak berhasil ditemukan dalam arsip resmi. Dua
kemungkinan: Hilang atau sengaja dihilangkan!" 
    Ada bunyi bel terdengar sayup ke kamar chucky .Mungkin Rosida atau Nurmala
sudah pulang dari sekolah. Atau barangkali ayah mereka. 
    chucky  kembali mengingatngingat catatan apa yang masih kurang atau perlu ia
lengkapi. 
    Ada memang. 
    Jumlah atau jenis usaha pemuda rakyat  termasuk anak perusahaan melalui negosiasi.
Atau kegiatan Yayasan panti asuhan dengan prioritas anak yatim piatu. Tetapi semua
itu tidak terlalu menarik perhatian. Semua berjalan sah menurut hukum. Tetap ada hal
lain yang menarik minat chucky .Maka ia tambahkan dalam catatannya, 
    "Bonus: Diantara Anggota Keluarga, tercatat nama beberapa tokoh terkemuka di
luar usahawan. Dari lapisan masyarakat kelas atas, kalangan politikus, dan beberapa
dari kalangan militer dan kepolisian. Daftar, menyusul. 
    chucky  sendiri masih menunggu daftar dimaksud dari koneksinya di dinas intelijen
Markas Besar Kepolisian RI. chucky  pun maklum apa maksud catatan penutup dari
koneksinya. 
    "Semua informasi terlampir, tidak menyangkut rahasia negara. Selebihnya,
disimpan untuk arsip dengan kemungkinan ada penyelidikan resmi dan sah." 
    Untuk kepentingan negara tentunya. 
    chucky  memastikan dengan perasaan agak kecewa. Lalu ia beralih pada
catatancatatan berikutnya. Haruskah ini ia teruskan pada Parluhutan? 
    Tidak ada yang disembunyikan. 
    Amanat dan chucky  merasa bimbang sewaktu ia menelaah kembali catatan kedua
yang telah ia buat informasinya masuk tadi malam, justru saat  chucky  ada di rumah
wanita lesbian  itu. Catatan itu lebih banyak berdasar pengetahuan chucky  sendiri. 
    Data pribadi dan kegiatan bisnis mirna  Pusparini ia lewatkan saja. Data yang
diperoleh koneksinya dari Direktorat Jendral imigrasi, chucky  hanya menulis satu
kesimpulan saja: 
    R.P lebih banyak berdiam di luarnegeri, dengan Madras (India) tercatat sebagai
tempat terakhir.Catatan berikutnya adalah:1. R.P dan T.P. diambil dari rumah yatim
piatu oleh seorang hartawan bergelar Raden. Diadopsi sebagai cucuangkat, kemudian
dinyatakan sebagai pewaris yang sah.2. Orang tua asli, tidak diketahui. Begitu pula ke
luarga atau kerabat dekat. NB : Idem dito dengan nyi girah  Magdalena.3. Pengikut sekte
atau aliran kepercayaan. NB nama sekte, belum diketahui. Ada kaitannya dengan aliran
Hare Krishna dan Guru Maharaj Ji. penyembah berhala 4. Diduga mengetahui apa
atau siapa oknum yang terlibat dalam kasus nyi girah  dan bukan mustahil juga tiny . 
    chucky  menyandar lagi di kursinya. 
    Dengan mata terpejam, menahan perih. 
    tiny ... 
    Dimana dia? Baikbaikkah dia? 
    Masih hidupkah, atau...Latifah, bibinya, muncul di pintu. 
    "Ada tamu untukmu chuck." 
    chucky  menggeliat, lelah. 
    " Siapa?" 
    Latifah angkat bahu. 
    " Dia hanya mau menyebut nama. veronica , kalau tak salah. Oh ya, makan siangmu
chuck..." 
    chucky  sesaat  melompat dari kursiya. Latifah ia lewatkan begitu saja. 
    Ia langsung bergegas ke ruang tamu dengan perasaan lebih bergairah dari
sebelumnya,bahkan kelelahan pisik maupun mentalnya seakan mendadak terobati.
Bagaimana tidak, ada beberapa pertanyaan dan ia merasa pasti veronica  mampu dan
bersedia menjawabnya.Begitu chucky  muncul di hadapannya, veronica  yang tampak pucat
langsung saja terisakisak. 
    Tanpa ujungpangkal. 
    Diantara isak tangisnya pelayan bertubuh tinggi kurus itu berkata terputusputus: 
    "...mirna . Hanya Oom yang dapat... menolong mirna !" 
    Dan demikianlah adanya. 
    mirna  Pusparini seorang avonturir. 
    Bakatnya itu sudah terlihat semasih tinggal di panti asuhan. Sementara saudara
kembarnya nyaris setiap tahun merebut predikat anak teladan, maka mirna  pusparini
tidak pernah kehilangan gelar sebagai anak favorit. Tentu saja gelar tak resmi dan
bertendensi negatip. Ibu asrama sampai sering pusing memikirkan hukuman apa lagi
kiranya yang pantas dijatuhkan pada mirna  Pusparini. sebab  kapan saja ada
kesempatan, wanita lesbian  itu pasti minggat diamdiam. Hanya sekedar untuk memuaskan
perasaan ingin tahunya tentang dunia di luar panti asuhan.Belum lagi hukuman untuk
sifat tidak kapok bermain jaelangkung atau permainan sejenis yang bukan hanya
membuat gempar, tetapi acap kali membuat temantemannya seasrama, termasuk
saudara kembarnya takut tidur sendirian, atau takut berada di tempat gelap. Sampai
kemudian, datanglah lelaki tua renta bergelar Raden itu. Membawa pergi si anak
teladan si anak favorit memasuki dunia lain. Dunia yang sering menjadi lamunan tuni 
Puspasari. Namun tidak pernah diharapkan oleh mirna  Pusparini, walaupun hanya
dalam mimpi. Beberapa tahun kemudian, si tua yang memang sakitsakitan itu
meninggal dunia. Dan meninggalkan pula hartanya. Warisan yang berlimpah untuk
kedua cucu angkatnya. 
    "Apa tidak ada pewaris lain?" 
    chucky  menyeling cerita veronica  yang berkalikali harus diarahkan agar kisah yang ia
ceritakan tidak kacau balau. 
    veronica  terkejut. 
    Sempat menerawang, lantas cepat cepat menjawab: 
    " Tidak. Tidak ada. Kakek angkat mereka memang berasal dari generasi yang minus
keturunan..." 
    "Hem, Terus?" 
    Sementara jessica  bergigih menamatkan studinya di bidang manajemen,
mirna  Pusparini dengan leluasa melampiaskan bakatnya. Terutama setelah usianya
mencapai usia yang tercantum dalam surat wasiat untuk mengelola sendiri harta
bagiannya. Mengunjungi tempattempat yang sudah lama ia impikan, termasuk di luar
negeri. Untungnya, sebagian kekayaan mirna  ia gabungkan dengan kepunyaan tuni 
Puspasari dikelola oleh tuni  dengan sistem bagi hasil. Rumah peninggalan kakek
angkat mereka lebih mirip tempat istirahat ketimbang tempat menetap untuk mirna 
Pusparini.Sesuatu mengusik pikiran chucky , dan diutarakan sesaat . 
    "Kok tahu semua itu?" 
    veronica  hanya perlu tempo singkat untuk berpikir, lalu menjawab tandas: 
    "Mereka memang berbeda karakter yang langka pada diri saudara kembar. Tetapi
mirna  dekat dengan tuni . Dan tuni  dekat dengan saya.Dan saya, adalah tumpahan
isi hati tuni !" 
    "Bi veronica  tentunya cukup lama sebagai pelayan mereka berdua..." 
    veronica  mengangguk. 
    "Sejak hari pertama mereka diambil dari panti!" 
    "Sebelum ceritanya berlanjut, satu pertanyaan lagi." tukas chucky  cepatcepat,
teringat pada isi surat mirna  Pusparini. 
    "San Fransisco. Dia bilang waktu ia di SanFransisco dia pernah hilang pegangan
bahkan kemudian nyaris bunuh diri. Tahu tentang itu?" 
    Pundak kurus perempuan itu tampak bergetar. Wajahnya tampak semakin tua saja,
selama ia melamun dan kemudian memberi penjelasan. 
    "Pertama, tuni  melakukan kekeliruan dalam bisnisnya. Mestinya tuni  berhenti
sesaat  ia mengambil keputusan mundur dari yayasan pemuda rakyat . Eh sebaliknya, ia
bernegosiasi dengan mereka. Katanya ada perasaan jenuh. Hal yang mengherankan,
mengingat ia masih muda dan sebelumnya termasuk ulet." 
    Tidak mengherankan, pikir chucky , jika diingat siapa orangnya di belakang
konglomerat pemuda rakyat . Di mata chucky  dia adalah bangsat yang berlagak seperti
nabi. 
    Di mata mirna  Pusparini, penghujat iblis. Dan di mata jessica . tak salah
lagi, jelas adalah Kepala Keluarga. Tiba di situ, benak chuckbam kembali mumet. Siapa,
Kepala Keluarga itu?" 
    "Agak berat hati saya mengungkapkan penyebab lainnya..." 
    veronica  masih berbicara. 
    "Tetapi sebab  persoalannya sudah terlanjur sejauh ini... Biarlah saya akui
saja.Saya tak tahu darimana mirna  tahu. Tetapi ia punya uang lebih dari cukup untuk
mencari tahu, bukan? Belum lagi jiwanya yang memang selalu ingin tahu. Dan
akhirnya dia mengetahui, tetapi aku bersikeras menentang." 
    chucky  menyeringai. 
    "Agak berbelit di telingaku.Coba diringkas!" 
    veronica  gemetar lagi, menelan ludah sesaat, kemudian, 
    "mirna  meminta pengakuan saya di bawah sumpah.Bahwa saya adalah... ibu
kandungnya!" 
    chucky  terpesona. 
    Selama beberapa saat ia hanya ternganga memandang. Adapun veronica , air mata
menetes lagi di pipinya. 
    Air mata tua. 
    Di pipi yang sudah tua. 
    Setelah menguasai diri, chucky  mendesak halus, 
    "Dan?" 
    " Saya menolak keras..." 
    "Sebentar. Bi veronica  dari tadi menyebut namanama. Tanpa Non. Menurut dugaanku.
Bi veronica  sebenarnya adalah...." 
    veronica  manggutmanggut. 
    Dengan leher yang tampak seperti kaku. 
    "Betul Saya memang ibu kandung mereka." 
    "Lalu, mengapa..." 
    "Saya terikat pada sumpah sebelumnya. Sumpah yang saya niatkan dibawa sampai
ke alam kubur. Tetapi...." 
    veronica  kembali terisakisak. 
    chucky  membiarkan sampai kemudian veronica  sanggup melanjutkan sendiri tanpa
ditanya. 
    "tuni  tibatiba lenyap. Mungkin sudah mati...dan saya bertanggung jawab untuk
itu. sebab  sayalah yang menganjurkan agar ia menyembunyikan diri di sebuah
kampung terpencil. Tanpa ia pernah tahu bahwa pada siapa ia kusuruh datang, adalah
nenek kandungnya sendiri. Dari pihak ibu..." 
    Jadi, itulah tabir misteri mengapa chucky  menemukan sebuah mobil tak bertuan di
hutan belantara jawatimur .Ia belum bisa mengungkap misteri lainnya: ular berkepala
ganda yang menggeliat keluar dari tumpukah pakaian di dalam mobil. Ular yang
mencucurkan airmata! 
    chucky  sependapat dengan veronica . Bahwa jessica  lenyap. 
    Entah masih hidup atau sudah mati. 
    Yang pasti saudara kembar tuni  sudah bertekad untuk menyelamatkan roh tuni 
Puspasari. Dan itu bukanlah petunjuk bahwa wanita lesbian  itu masih hidup atau sudah mati.
Kecuali bahwa jessica  telah memasuki kehidupan lain. Kehidupan yang sudah
sempat dimasuki nyi girah  Magdalena. 
    chucky  bergidik. 
    Seram. 
    Dan sekaligus marah. 
    Lamat lamat ia mendengar suara veronica  yang setengah merintih, 
    "Jika sejak semula kuakui semuanya. tuni  mungkin masih ada di sampingku. Juga
mirna . Tetapi sekarang..." 
    "Pada siapa Bi veronica  terikat sumpah mati itu?" 
    "Kakek angkat mereka..." 
    "sebab ..." 
    chucky  berdebar. 
    "Orangtua yang malang itu," 
    veronica  bergemetar hebat. 
    "Sesungguhnyalah, kakek kandung tuni  dan mirna !" 
    Luar biasa, chucky  membatin. Luar biasa tabahnya veronica  mengingat apa yang
kemudian diceritakan veronica  secara ringkas bagaimana semua itu sampai terjadi. veronica 
memang sudah berstatus pelayan, saat  putera satusatunya majikannya menaruh hati
padanya. veronica  yang tahu diri berusaha menjauh bahkan minta berhenti.Tetapi putera
majikan terus mengejar, sampai akhirnya veronica  menyerah dan kemudian hamil. 
    Lalu tibatiba,muncul lah calon isteri yang sudah ditentukan jauh hari sebelumnya.
Masih dari keluarga ningrat pula.Setelah sempat ribut dengan orangtuanya, maka ayah
jabang bayi dalam perut veronica  akhirnya menyerah. 
    veronica  tidak menyalahkan. 
    Dia juga mencintai lakilaki itu. 
    Atau menurut veronica , dia bahagia aku pun ikut bahagia.Kenyataannya veronica  tak pernah
bisa hidup berbahagia.Ia harus menyingkir jauhjauh sebab  kehadirannya maupun
kehadiran jabang bayinya merupakan aib buat keluarga si tercinta. veronica  kemudian
melahirkan tanpa bantuan bidan apalagi dokter, di rumah seorang penarik becak yang
  Halaman 95 Kolektor EBook  
ada hubungan kerabat dengan veronica . Bekal yang diberikan oleh ayah si tercinta, lama
kelamaan habis. Untuk tetap mengurus sendiri anakanaknya, veronica  tidak mungkin.
sebab  ia harus bekerja apalagi jika bukan sebagai pelayan dari satu ke lain rumah.
Dan tidak ada majikan yang bersedia menerima pembantu, sekaligus dua bayi merah
yang harus dirawat dan dihidupi. Dikirim ke orangtuanya di jawatimur  pun tak
mungkin. veronica  tak akan jadi pembantu dirumah orang, kalau orangtuanya di jawatimur 
mampu berbuat lebih dari itu.Satusatunya jalan adalah menitipkan anak kembarnya di
rumah yatim piatu. 
    "Tepatnya..." rintih veronica , sakit. 
    "Mereka kubuang. Terpaksa kubuang!" 
    Benar. 
    veronica  terpaksa. 
    Terpaksa meninggalkan bayi kembarnya terbungkus selimut di pintu rumah pemilik
sebuah panti asuhan ditengah malam buta. Hanya dengan pesan pendek : 
    "Tolonglah, demi Tuhan. mirna  Pusparini dan jessica  harus hidup. Tanpa
mereka boleh tahu, betapa ibu mereka seorang yang hina dina. 
    Itu saja. 
    veronica  tidak pernah tahu bahwa ayah bayi kembar itu hidup sengsara di dunianya
sendiri. Isterinya mandul,bercerai tak sampai hati. Mengangkat anak orang lain tak
sudi sebab  mengapa tidak, anak atau darah daging sendiri? 
    Setelah pertengkaran yang berlarutlarut,akhirnya semua terbuka. Dan sang isteri
bersedia menahan hati. Bahkan ia ikut mendampingi si suami, mencari kian kemari di
mana gerangan veronica  dan anakanaknya yang terbuang. Lalu, kecelakaan lalu lintas
menyudahi usaha mereka yang tak pernah berhasil itu.Tinggallah sang lelaki tua renta
sendirian dan mulai sakitsakitan. Bersama penyesalan yang tak kunjung habis. Disusul
usaha yang tak kenal lelah, sampai akhirnya berhasil menemukan veronica . Setelah saling
memaafkan dan saling bertukar cerita. veronica  bersedia memberitahu di mana anak
kembarnya berada. Dengan syarat, 
    "Saya boleh mendampingi mereka sampai akhir khayat saya tiba. Atau karma
berbalik, mereka tak suka lalu membuang saya!" 
    Si tua renta sepakat, tetapi juga dengan syarat : Bersumpahlah, kau tidak akan
membuka rahasia bahwa kau ibu kandung mereka! 
    "Alasannya memang tidak bisa dibantah. mirna  Pusparini dan jessica  tidak
boleh tahu mengapa mereka sampai terbuang di panti asuhan. Terutama tahu ibu
mereka adalah bekas dan nyatanya memang selamanya seorang pelayan. Dikuatirkan,
jika mereka tahu akan merusak jiwa atau masa depan anak kembar itu.veronica  menyetujui
dengan serta merta. 
    Kisah itu diselang makan siang atas desakan Latifah.Namun kecuali untuk
menghidangkan penganan ringan dan makan siang. 
    Latifah tetap memisahkan diri. Ia cukup bijaksana untuk mengetahui. Walau tanpa
dikatakan kapan ponakannya ingin dibiarkan sendirian.Nurmala, puterinya, sering
memisalkan dengan sindiran. 
    "Lihat dahinya. Satu lipatan, boleh nimbrung. Dualipatan, jagalah tutur kata. Dan
tiga lipatan di dahi si Abang, minggatlah...!" 
    Untuk menyingkirkan urusan dan perasaan sentimentil, selesai makan siang chucky 
pun mengarahkan veronica  kembali ke inti masalah. Katanya, 
    "Mulamula datang tadi, Bi veronica  bilang, mirna  boleh jadi akan mengalami nasib
serupa dengan tuni . Mengapa?" 
    veronica  tampak mau menangis lagi, tetapi mampu menahan diri. Terbatabata ia
menjelaskan, 
    "Sebelum ia meninggalkan rumah. mirna  menyuruh aku dan Johan menghadap, kami
berdua dianjurkan menikah. Katanya lagi, rumahnya adalah rumah kami berdua
pula.Ia belum pernah menaruh perhatian besar seperti itu.Apalagi kemudian ia
merangkul dan menciumiku sebelum pergi. Saya lantas ketakutan. Takut, ia... tak akan
pernah kembali!" 
    "Ah. Itu kan cuma prasangka..." 
    veronica  menggeleng. 
    "Ada lagi, saat  saya tanya dia akan pergi ke mana, jawaban mirna  membingungkan.
Namun entah bagaimana, membuat jantung saya berdetak.." 
    "Apa katanya?" 
    veronica  menirukan katakata mirna  Pusparini: 
    "Aku mau jalanjalan sebentar ke kampung asal. Melongok biawak yang konon telah
berganti rupa menjadi seekor buaya raksasa!" 
    chucky  berdebar. 
    "Kampung asal. Di mana itu?" 
    "Mulamula, saya pun bingung," sahut veronica . 
    "Tetapi setelah bertukar pikiran dengan Johan, kami melihat hanya satu
kemungkinan. Yakni panti asuhan dimana ia pernah tinggal bersama tuni ..." 
    "Oh..." 
    chucky  ikut bingung. 
    Tetapi ia mulai punya gambaran. 
    Dengan bernafsu, ia pun bertanya: 
    "Dimanakah itu?" 
    veronica  menyebut nama dan alamat sebuah panti asuhan yatim piatu. 
    "Tetapi itu nama dan alamat lama. Sebelum panti itu terancam bangkrut, lalu tuni 
mengambil alih. Dengan uang pensiun dalam jumlah besar untuk pengurus lama, yang
memang sudah pada lanjut usia." 
    "Yang kubaca  dalam dokumen tuni  adalah Panti Asuhan pemuda rakyat . Itukah?" 
    "Barangkali Oom membacanya selintas saja. Atau terpengaruh oleh nama besar
  pemuda rakyat . Pasti di dokumen itu tertulis dengan benar... walau barangkali hanya dalam
satu dua alinea saja dicantumkannya. Nama yang benar, adalah Yayasan Dwidharma.
Sebagai cikal bakal dari..." 
    Dwidharma atau Dwi Dharma? 
    Tak ada bedanya, hanya penyederhanaan selera. Tetapi chucky  seperti pernah
dengar. 
    Kapan? 
    Di mana? 
    Dalam urusan apa? 
    Ada bayangbayang pembunuhan ataukah pemerkosaan? 
    Terhadap siapa? 
    Mengapa? 
    Bagaimana? 
    chucky  berkeringat dingin saat  ingatannya sampai pada seseorang. 
    Tetapi gairahnya sesaat  meledakledak. 
    "Buaya raksasa.. ah. biawak itu. Siapa gerangan?" 
    "Dwidharma..." 
    chucky  tersenyum, sabar. 
    "Orangnya, Bi. Nama orangnya!" 
    "Memang itulah namanya. Dwidharma namanya saya sering dengar dalam
pembicaraan mereka, ia satusatunya orang lama yang diajak tuni  bergabung setelah
panti asuhan itu ia ambil alih..." 
    chucky  terhenyak. 
    Bagaikan lumpuh mendadak. 
    Itulah dia. 
    Panti asuhan yatim piatu dan Dwidharma. 
    Kasus kriminal pertama yang ia liput dalam awal perjalanan kariernya sebagai
wartawan. 
    Kasus pertama,dan tentu saja meninggalkan kesan mendalam yang sulit dilupakan. 
    Terutama. 
    kasusnya sendiri. 
    Terbayang di pelupuk mata chucky  sosok seorang wanita lesbian  kurus kecil, diturunkan dari
sebuah truk dinas Jawatan Sosial. chucky  tertarik pada apa yang oleh mereka yang
lain diremehkan dan dicap sebagai cerita isapan jempol seorang anak gelandangan
setengah waras. Pengakuan si anak bahwa ia bekas penghuni sebuah panti asuhan yang
katanya, 
    "Hidup di sana, sama dengan hidup di neraka!" 
    Tidak banyak yang menarik dan dapat dirangkai dan ceritanya yang kedengaran asal
cuap itu. Kecuali dua hal perzinahan masal. Dan hukuman cambuk terhadap yang
membuka rahasia. Dengan satu tambahan,yang membuat petugas pemeriksa
menyingkirkan kasus si anak. Bocah perempuan yang tampak setengah waras itu
menyebutnyebut ia orang normal, hanya Kebetulan saja aku dijadikan korban sihir..." 
    Kasus si bocah perempuan semakin dipetieskan setelah ia menyebut nama panti
asuhan dimaksud. Sebuah panti dengan nama terhormat, dikelola oleh orangorang
terhormat. Lebihlebih lagi bukan sekali dua merebut medali penghargaan baik dari
organisasi massa.maupun dari pemerintah. Tetapi chucky  penasaran. 
    Justru yang tampak remeh acapkali tidak boleh disepelekan. Justru yang terdengar
menggelikan ternyata mengejutkan. chucky  pun tidak selalu berpatokan pada logika
kriminologi kejahatan di balik rupa yang buruk.chucky  sering membuktikan sebaliknya
sifat keji, dibalik seraut wajah lembut. 
    chucky  bergerak sendirian. 
    Informasi yang menguatkan ia kutip di sana sini, beberapa sangat menyakinkan.
Kelemahannya tidak ada bukti otentik. Lebih fatal lagi, chucky  punya tiga orang saksi
yang malah bersumpah untuk kebenaran informasi yang mereka berikan. Tetapi hanya
di hadapan chucky , tidak di depan pihak berwajib apalagi sampai ke pengadilan. 
    Dalih mereka tidak terbantah. 
    "Aku masih ingin bernafas! Aku punya keluarga yang perlu dihidupi! Dan, Bercerita
pada Bung pun sudah mengandung bahaya." 
    Satu dari tiga saksi chucky  itu kemudian mati secara mengerikan dalam peristiwa
penodongan yang misterius. Dua lainnya semakin ketakutan dan akhirnya menutup
pintu untuk chucky . Sampai di situ, barulah chucky  memutuskan untuk menyerah.
Tetapi sebelum ia menyerah, ia sempatkan mendatangi kepala panti asuhan hanya
untuk memberitahu, 
    "Waktu akan berbicara." 
        "Oom?" 
    chucky  tersentak. 
    Bangun dari masa lalunya yang menyakitkan. 
    "Oom sakit?" 
    chucky  menyeka keringat di dahinya, namun toh sekujur tubuhnya tetap terasa
dingin, teramat dingin. 
    Sampaisampai ia menggigil. 
    Dan suaranya lepas dari mulutnya pun suara gigilan, 
    "Aku..baikbaik saja, Bi veronica ..." 
    "Tetapi..." 
    "Ada hal lainnya yang dapat atau Bi veronica  ingin untuk peganganku?" 
    chucky  menukas. 
    Lalu mereka masih berbincangbincang sekitar beberapa menit setelah mana veronica 
pamit dan chucky  langsung menghambur ke kamarnya. Dibukanya dokumen tuni 
Puspasari mengenai Yayasan pemuda rakyat . veronica  memang benar, Nama pemuda rakyat 
sedemikian sering tertulis sehingga nama Dwidharma seakan terlewatkan dan chucky 
pun salah teliti. 
    Tertulis pula alamat jelasnya. 
    Yang membuat chucky  kembali berpeluh dingin. Teringat, dia sendiri yang
mengatakan: 
    "Waktu akan berbicara!" 
    Dan waktu, memang kemudian telah berbicara. Tahun demi tahun berlalu, dan waktu
akhirnya mempertemukan mereka. Sekali, di hutan belantara jawatimur . 
    Kali yang kedua di koridor rumah sakit. 
    Dua pertemuan yang seolaholah dimaksudkan sebagai kelanjutan pertemuan
mereka yang pertama.Pada pertemuan pertama mereka, chucky  hanya mengucapkan
satu kalimat pendek. Dijawab oleh hanya satu kalimat pendek pula: Dengan suaranya
yang lembut, kharismatik. 
    "Kau mendatangi alamat yang keliru.Anakku!" 
    chucky  bangkit dari kursinya sambil berdesah, 
    "Lahaulaa". 
    saat  ia berganti pakaian, dia berbisik yakin 
    "Aku datang ke alamat yang benar!" 
    Ia tahu ke mana mirna  Pusparini pergi. 
    Ia tahu, ke mana ia sendiri harus pergi. 
    Dan ia kini tahu di mana tiny ! 
    GAUNG suara riuh berisik membangunkan tiny  dari tidur yang resah dan sangat
melelahkan, ia dengar campur aduk suara orang berbincang, teriak memanggil, canda
ria, tawa mengakak, cekikikan manja dan entah apa lagi. Mirip suasana di sebuah bar
yang dipadati oleh pengunjung. 
    tiny  menggeliat bangun dari lantai. 
    Lantai di mana sebelumnya ia berulangkali terjaga lantas tertukar lagi,masih terasa
dingin. Tetapi hawa sebeku es itu sudah hilang dari ruangan tempatnya disekap. Lalu,
mata tiny  yang nanar menangkap adanya bias cahaya.Menembus dari dinding kaca
yang sebelumnya ia lihat tertutup tirai. Dari sekian banyak lampu yang menyala terang
benderang pada ruangan di seberang dinding kaca pemisah.Dan tampaklah sebuah
ruangan besar dan luas, sebesar dan seluas sebuah lapangan basket. 
    Tidak tampak adanya meja. 
    Namun terlihat banjaran tempat duduk di Kiri kanan ruangan disusun bertingkat.
Makin kebelakang letaknya semakin tinggi. Semuanya memakai jok dan sandaran tebal
dan pasti empuk dan nyaman diduduki.Anehnya semua tempat duduk dibarisan kosong
melompong. Ratusan manusia yang ada di ruangan itu entah mengapa lebih suka
berdiri atau duduk sesukanya diasas kata Berkelompokkelompok. dan sebagian
diantaranya berjalan kian kemari untuk pindah dan bergabung dengan kelompok lain.
Tampak pula belasan anakanak tanggung berpakaian rapi hilir mudik mengedarkan
minuman yang sesaat  membuat kerongkongan tiny  bagai tercekik. Belum setetes
air pun masuk melalui kerongkongannya semenjak ia diculik. 
    Entah sudah berapa lama pula. 
    tiny  tidak tahu. 
    Ia tidak lagi memperhatikan waktu. 
    tiny  menggeliat lagi memulihkan tenaga dan semangatnya yang sudah hancur
berantakan. 
    Ia merangkak dengan susah payah. 
    Diantara bekas muntah. 
    Dan bau air seni yang ia tahantahan dikala terjaga, namun toh keluar juga sewaktu
ia tertidur. 
    Jatuh bangun bahkan sampai merayap. 
    Ia sampai ke dinding kaca. 
    Lalu melihat adanya kejanggalan Di kelompok terdekat, seorang bocah perempuan
berusia paling juga 12 tahunan sedang beradu bibir dengan seorang lelaki manula.Dan
tangan bocah perempuan menyelinap di balik celana si manula. Di kelompok lain, lebih
mengejutkan lagi.Seorang lelaki dewasa merangkul dan menciumi seorang bocah
lelaki sambil sebelah tangannya terus menerus mengusapusap pantat si bocah.
Beberapa orang dewasa juga brcumbu dengan bebas sesama mereka. Sementara yang
lain asyik terus bersenggama seolaholah apa yang berlangsung disekitar mereka
adalah sesuatu yang lazim dan tidak perlu diributkan. Padalah hampir keseluruhan
orang yang ada di ruangan itu berbusana dan berpenampilan seperti orangorang
terhormat. 
    Tetapi tiny  terus merangkak maju. 
    Berbeda dengan sebelumnya. 
    tiny  tidak lagi menutup mata, menjauh, atau bahkan lari menghindar. 
    Ia harus melakukan kontak dengan mereka, paling tidak satu dari mereka. Untuk
memastikan apa yang telah menimpa dan lalu menyiksa pisik serta mental tiny 
sedemikian rupa. Apakah benar ia terperangkap oleh halusian mengerikan. Atau
terjebak dalam penamaan sihir yang selama ini tidak pernah ia yakini
kebenarannya.Mulanya tiny  hanya mampu mengetukngetuk sebab  tangan yang
lemah. Ia pun hanya bisa merintih sebab  lidah yang mengeras, kaku. Namun kemauan
yang keras sedikit demi sedikit memulihkan tenaganya. Ia akhirnya mampu
memukulmukul kaca sambil berteriakteriak histeris. Bahkan berdiri, lari
menendangnendang. 
    Satu dua orang tampak menoleh memandang heran ke arahnya, kemudian kembali
pada keasyikannya semula. 
    Seakan tak pernah melihat apaapa. 
    tiny  tidak menyerah. 
    Ia terus saja memukul dan menendangi kaca. Terus saja berteriak ke arah mereka. 
    Sampai suarannya parau,kemudian habis. 
    Bukubuku tangannya bukan hanya sakit, tetapi pada lecet dan berdarah. 
    Begitu pula dengan kaki. 
    Hanya tinggal nafas yang terputusputus. 
    Sampai akhirnya tubuh tiny  melorot pada kaca, jatuh berlutut di lantai. Dahi
tiny  membenturbentur lemah pada kaca di depan tempatnya berlutut sebagai upaya
terakhir. 
    Sambil menangis terisak isak. 
    Gaung suara itu, tibatiba berhenti. 
    tiny  baru menyadari setelah telinganya hanya mendengar suara orang mengisak. 
    Dan itu ternyata isak tangisnya sendiri. Ia tertegun dengan sedikit harapan
membersit: 
    "Mereka mendengarku! Mereka akan menolongku, dan..." 
    Akan tetapi, sesaat  itu juga pikiran lain datang menebas. Ratusan manusia di
seberang kaca barangkali sudah tidak ada di tempatnya. Sebagaimana peristiwa
peristiwa mengerikan sebelumnya, mereka telah sirna. 
    Dan tiny  telah sendirian lagi. 
    Kembali pada kesunyian. 
    Tenggelam dalam gelap gulita. 
    Harapharap cemas, tiny  mengangkat muka. Diapun melihat. 
    Melihat ratusan manusia di balik dinding kaca masih memenuhi lantai ruangan.
Namun tidaklagi berdiri, duduk, atau hilir mudik. Ratusan manusia itu kini sama
bersujud mencium lantai. Baik itu lelaki atau perempuan, tua atau muda, semuanya
bersujud tanpa kecuali. Menghadap ke ujung ruangan yang berhadapan dengan ruang
kosong tempat tiny  disekap.Ternyata bagian dalam gedung dimana tiny  berada,
berbentuk oval. 
    tiny  di ujung oval yang satu. 
    Dan di ujung lainnya tampak tirai putih yang semula disangka tiny  adalah
tembok, menutup perlahanlahan ke samping kiri dan kanan.Tampak sebuah panggung
besar dan lebar, di atas mana terlihat sesuatu yang mencengangkan tiny . Sebuah
singgasana emas berbentuk ular dengan kepala ganda. Tempat untuk duduk terletak di
bagian mana tubuh ular raksasa itu terbelah dua, sementara dua sosok kepala ular
masingmasing meliuk ke depan menyerupai tangantangan kursi. Besar dan tinggi
maupun ukuran singgasana itu dapat dibayangkan, sebab  sosok tubuh lakilaki dewasa
yang berdiri di kaki singgasana,tampak menjadi kecil tak berarti.Yang terutama
mencengangkan tiny  adalah sinar berwarna kebirubiruan yang meliukliuk
hilanghilang timbul di sekitar singgasana, membuat sosok ular berkepala ganda itu
tampak bagaikan ikut meliukliuk hidup. Apalagi sepasang mata di masingmasing
kepala,berkeriapkeriap mengeluarkan sinar merah menyerupai nyala api terus
membara.tiny  mengalihkan perhatiannya pada sosok tubuh dikaki singgasana. 
    Siapakah orang itu? 
    Pangerankah? 
    Seorang Raja atau Sultan? 
    Mungkin salah satu diantaranya. Yang pasti, dimana tiny  orang itu tampak biasa
biasa saja. Berpenampilan parlente dengan busana mengikuti selera zaman, tanpa
jubah kebesaran, tanpa tongkat komando di tangan. Posturnya malah tampak
menggelikan. Sulit memastikan apakah dia itu bertubuh tinggi besar atau saking gemuk
malah terlihat jadi pendek. Raut muka tak terlihat jelas, kecuali bahwa ia tampaknya
mempunyai wajah bundar yang berlemak pula. 
    Apa sih istimewanya orang itu? 
    tiny  segera memperoleh jawaban sewaktu telinganya menangkap gaung suara
serempak dari ratusan orang yang bersujud mencium lantai itu, 
    "Selamat untukmu, Api dari kegelapan..." 
    Api dari kegelapan. 
    Apa maksudnya? 
    Nama atau sebuah julukan? 
    Lalu mengapa api dari kegelapan? 
    Secara instingtif naluri tiny  membisikkan sesuatu, dan sesaat  membuatnya miris
seakan udara di ruangnya kembali sedingin es. Apalagi saat  mendengar gaung
berikutnya dari para pemuja sang Api dari kegelapan itu. 
    "Cahayamu menyinari hidup kami... Melindungi kami..dari musuhmusuh yang
terlihat dan tidak terlihat..." 
    Ritual. 
    Itulah yang,telah dirasakan oleh tiny . 
    Setelah gaung suara itu menjauh lalu hilang, sosok dikaki singgasana itu
perlahanlahan menapaki anakanak tangga yang juga berlapis emas, atau hanya
warnanya saja berwarna emas. Dalam setiap langkahnya, orang itu meninggalkan
sinar merah redup di tiap anak tangga. Ia kemudian duduk dengan nyaman di
singgasananya yang empuk dan di tata mewah serta artistik tanpa menghilangkan kesan
wujud ularnya. Dia menatap ke bawah, kemudian mengangkat tangan sambil angkat
bicara. 
    "Berdirilah, Anakanakku. Dan kembalilah ketempatmu masingmasing..." 
    tiny  gemetar. 
    Itulah dia orangnya. 
    Yang berbicara kepadanya dan pernah memperlihatkan sosok dirinya. Orang
bersuara lembut, kharismatik. Bahkan tiny  sendiri nyaris bangkit berdiri jika tidak
perasaan linu, perih dan sakit tidak keburu mencegah. Perasaan yang merayap dan
menggerogoti tidak hanya pisik, tetapi juga jiwa tiny .Tanpa bersuara, ratusan
manusia yang bersujut itupun berdiri untuk seterusnya secara tenang dan tertib
mengambil tempat di banjaran kursi bersusun di kirikanan ruangan. Kecuali belasan
anakanak tanggung yang duduk bersila di bawah panggung tempat singgasana, dan
balasan lainnya duduk bersila membelakangi dinding kaca yang memisahkan mereka
dengan tiny . 
    Semuanya duduk diam. 
    Menunggu. 
    tiny  terpengaruh. 
    Diamdiam ikut menunggu Dengan jantung berdebar. Dalam keheningan yang
mendebarkan jantung itu, terdengar lagi suara lembut tadi di telinga tiny . 
    Terasa begitu dekat. 
    Seakanakan si pembicara duduk di depannya, sedang berbicara kepadanya penuh
welas asih. 
    "Anakanak terkasih." 
    Orang yang duduk di singgasana menakjubkan itu memulai, 
    "Sebagaimana kalian semua sudah mengetahui, malam tadi musibah telah menimpa
beberapa orang anggota kehormatan dari keluarga kita. Sekaligus mengambil korban
tenagatenaga terampil yang telah sekian lama mengabdi dengan setia. Aku tidak akan
menyebut jumlah sebab  itu hanya akan menambah kepiluan hati dan membangkitkan
kemarahan yang siasia saja. Apalagi, tidak seorangpun dari mereka yang dapat
diselamatkan." 
    Tak ada suara komentar. 
    Semua diam membisu dengan wajah tanpa ekspersi. 
    tiny  lantas bertanyatanya, siapa korban musibah dimaksud. Musibah apa, dan
berapa orang yang jatuh sebagai korban. Menyimak katakata si pembicara, tentunya
dalam jumlah yang mengejutkan. 
    Mereka semua mati, dan... 
    "Kita tidak boleh larut dalam kesedihan!" 
    suara kharismatik itu bergaung di seantero ruangan. 
    "sebab  airmata tidak akan mengembalikan mereka yang telah pergi. Namun
demikian, Anakanakku. Untuk mengenang mereka, silahkan mengangkat toast.." 
    Setiap orang di semua tempat duduk mengangkat serempak minuman yang tersedia
di kursi masingmasing. Bagai dikomando, ratusan tangan teracung ke atas kemudian
setiap orang menyicip minuman masingmasing dengan tenang dan tanpa bersuara.
Sementara pembicara di singgasana, tidak minum apaapa. 
    Ia hanya memperhatikan. 
    Dan di balik dinding kaca tempatnya disekap. 
    tiny  terpaksa hanya bisa mengusapusap kerongkongan dan menelan air liur
sebagai pengisi dahaga yang kian menjadijadi. 
    "Anakanakku terkasih..." si pembicara meneruskan tanpa sekalipun menatap ke
seberang ruangan. 
    Ke dinding kaca. Seolaholah tiny  tidak ada atau tidak ia ketahui kehadirannya. 
    "Untuk pelipur lara dan pengendor dukacita, hari ini aku bermurah hati melimpahi
kalian semua kegembiraan untuk menyaksikan dua pertunjukan menarik. Sekaligus
sebagai pengadilan dengan anakku sekalian kuperkenankan bertindak sebagai
hakimnya." 
    Ratusan wajah di balik dinding kaca perlahanlahan memperhatikan emosi,
kegembiraan, dan ketidak sabaran. Wajah bundar di singgasana tampak tersenyum
samarsamar. 
    "Pertunjukan pertama," katanya. 
    "Justru ada kaitannya dengan musibah dimaksud. Akan kuperlihatkan pada kalian
semua oknum yang bertanggung jawab atas musibah itu, untuk mana ia harus menebus
dosa..." 
    Suara bisikbisik terdengar disana sini. 
    Di manamana terlihat wajahwajah yang penasaran. Dan dari singgasana terdengar
suara lantang. 
    "Naikkan dia!' 
    tiny  menunggu sambil mencaricari dengan matanya. Siapa yang dinamakan sebut,
dinaikan dari mana dan ke mana. Kemudian ia sadari bahwa semua wajah dalam
ruangan di balik dinding kaca, sama memandang ke bawah. Yakni ke lantai di mana
sebelumnya mereka berkeliaran dan kemudian bersujud memuja orang yang mereka
sebut sang Api dari kegelapan.Diiringi bunyi dengungan halus, sebidang lantai yang
letaknya cukup dekat dengan dinding kaca tampak seperti membuka ke samping kiri
dan kanan. Tampak kemudian sebuah lubang besar menganga hitam. Sesuatu terlihat
naik ke atas, menuju permukaan lantai yang terbuka. Mulamula, ujung sebuah balok
lebih pendek terletak menyilang di sepertiga bagian atas balok panjang tadi. 
    tiny  berbisik terperanjat. 
    "Kayu salib!" 
    Dan pada kayu salib itu terikat tubuh seorang lakilaki berpakaian santai dengan
kedua tangan terentang kekiri ke kanan. Ia setengah terbungkuk menahan beratnya
bobot balokbalok tebal itu. Kepalanya merunduk tertekuk memandang ke arah bidang
papan berbentuk bundar tempat dia menginjakkan kaki, dan akhirnya menutupi lubang
besar di permukan lantai.Alam bawah sadar tiny  mengucap istigfar manakala
pemandangan yang ia saksikan mengingatkan tiny  pada kisah Nabi Isa sebagaimana
tertulis dalam kitabkitab suci. Yang membedakan dengan suasana di jaman Romawi
Kuno itu adalah selain pakaian si lelaki,juga kepalanya tidak dilingkari dengan
kalungan akarakar berduri. Rambut tebal bergelombang itu, terurai lepas,
awutawutan.tiny  belum tahu siapa orang itu, berapa usianya, bagaimana wajahnya
diperlakukan sedemikian rupa. sebab  balokbalok kayu di punggung orang itulah
yangmenghadap ke dinding kaca. Si pemanggul kayu salib menghadap lurus ke ujung
ruangan di seberang. Kepanggung, dan singgasana menakjubkan di atasnya terdengar
bunyi desahan nafas berat.Lalu 
    "Tuhanku..." 
    Suara itu pelan dan lirih, jelas di antara penderitaannya ia tersentak melihat
pemandangan di depan matanya. Orang yang duduk di singgasana tersenyum
lebar.Katanya, 
    "Aku anjurkan anak muda. Putarlah tubuhmu, dan lihatlah siapa di belakangmu.." 
    Tubuh di bawah balokbalok kayu tampak seperti menegang. Kaku, lantas
perlahanlahan, dan dengan gerakan susah payah, sosok tubuh itu memutar. Salib
kayudi punggungnya ikut memutar ke arah berlawanan sampai tubuh itu menghadap
langsung ke dindingkaca dan berhenti menegun. 
    Sejenak, tiny  terkesima. 
    Kini ia tahu, bahwa kehadirannya di balik dinding kaca memang sudah diketahui
oleh orang yang duduk di atas singgasana. 
    Sikap tak acuhnya disengaja, dan inilah dia sebuah surprise yang nyaris mencopot
jantung tiny . 
    Diawali seruan getir, tertahan, 
    "Tari!" 
    Si pemanggul salib tidak perlu mengangkat muka agar tiny  dapat melihat lebih
jelas. Hanya dengan mendengar suara dan sebutan untuk namanya, tiny  sudah bisa
menebak. Tubuhnya yang kaku dan didera sakit disana sini, toh masih kuat juga untuk
merinding. Melalui bibirnya yang terbuka tiny  mendesahkan sebuah nama. Yang tak
terdengar, bahkan oleh telinganya sendiri. 
    chucky . 
    MEMANG betul, chucky  mendatangi alamat yang benar. Di mana ia berharap akan
bertemu dengan musuh lamanya. Lelaki misterius yang berlagak seperti nabi.Yang oleh
mirna  Pusparini dinamakan sebut, bukan lagi sekedar berlagak tetapi malah sudah
menabikan dirinya sebagai utusan iblis.Dan seperti halnya Parluhutan, dalam diri
chucky  sudah lama tertanam sebuah prinsip: 
    jika keadaan memaksa, modal nekad pun jadilah. Namun begitu chucky 
menyempatkan diri juga menyinggahi kantor polisi. Ia perlu seorang pendamping yang
dapat dipercaya sebagai teman sekaligus pelindung. Tetapi Parluhutan tidak ada
dikantornya sebab  ada tugas mendadak kelapangan. Tidak seorang pun yang dapat
memberi penjelasan kemana kapten itu pergi, dimana bisa dihubungi, kapan akan
kembali. Parluhutan sendiri rupanya menjalankan aksi tutup mulut. chucky 
memperoleh kesan dari pembicaraannya di kantor polisi bahwa Parluhutan membawa
serta beberapa orang anak buah yang sudah terlatih dan berkemampuan tinggi. 
    "Seperti mau ke medan tempur saja." 
    chucky  sempat berseloroh. 
    Dan apa boleh buat, ia tinggalkan saja amplop berisi catatancatatan yang telah ia
buat dan janji diserahkan. Amplop itu ia masukkan catatan tambahan, kemana ia akan
pergi dan untuk urusan apa. Berharap Parluhutan segera kembali ke kantor, kemudian
menyusul belakangan. Itulah modal kedua chucky  yang lebih parah dan modal nekad
modal anganangan.Kemudian chucky  pun tiba di pintu gerbang keluar masuk
pemukiman elite 3P, partai gerwani  yang bangunanbangunan maupun sarana
pelengkapnya serba wah itu. Pada petugas jaga ia utarakan niatnya untuk menyumbang
Yayasan pemuda rakyat  berencana pula sebagai donatur tetap. 
    "Hanya sumbangan kecil." Katanya. 
    Satusatunya kebenaran dari sekian kebohongan yang ia utarakan untuk dapat
menembus ke 3P. 
    "Yang saya rela dan iklaskan setulus hati." 
    Tentu saja. 
    Toh yang akan ia sumbangkan dan hanya untuk pertama dan terakhir kali adalah
uang orang lain yang tidak lagi dibutuhkan pemiliknya, jessica .Berlangsung
sebentar kontak ke kantor induk Yayasan.Seterusnya chucky  diantar ke tempat yang
dituju. Disambut dengan ramah tamah, yang berlanjut ke kasakkusuk antara sesama
pengurus di dekat chucky . 
    Disebab kan chucky  menegaskan, 
    "Saya harus serahkan langsung ke tangan Tuan Dwidharma!" 
    Di mulut Tuan, di sanubari bangsat. 
    Salah seorang pengurus kemudian masuk ke balik sebuah pintu tertutup. Keluar lagi
dengan segera lalu mengajak chucky  memasuki gang berbelokbelok melintasi sebuah
taman yang di tata artistik dengan bukitbukit mini berair terjun. Menuju ke gudang
lainnya yang jauh lebih besar, lebih megah. Tetapi bukannya masuk lewat pintu utama.
Melainkan lewat pintu belakang yang lebih menyerupai sebuah pintu darurat. 
    chucky  tidak banyak cincong. 
    Tidak ribut memprotes,ia mengikuti dengan patuh saja. Suatu keharusan jika kita
hanya bermodal nekad doang, chucky  pun tidak bertingkah. Setelah menuruni tangga 
ke ruang bawahtanah dan masuk ke sebuah gudang, tahutahu saja beberapa jagoan
sudah mengurung lalu mengikat dirinya. Sambutan yang tidak ia dugaduga sama
sekali. 
    Namun ia meyakini betul, semua itu toh akan berakhir ke tujuan semula juga,
bertemu muka dengan si misterius yang berlagak nabi itu.Setelah harapan itu nanti
terpenuhi, barulah chucky  masuk ke tahap berikutnya. 
    "Perlakukan aku sehendak hatimu. Tetapi, lepaskanlah tiny !" 
    Tahap penutup, chucky  tidak bemirna  membanyangkan. Kecuali satu hal, apa yang
akan terjadi, terjadilahl! 
    Dan memang kemudian terjadi. 
    Ia melihat musuh lamanya. 
    Ia tersentak sekaligus terpesona, bukan sebab  melihat sosok orang yang sudah
menabikan diri itu. Melainkan, setelah melihat sosok singgasana yang didudukinya.
Singgasana berbentuk lambang yang sudah iakenal betul, ular berkepala ganda. Dalam
ukuran luarbiasa besar dan tampak menggeliat hidup sebab  pengaruh sinar biru yang
meliukliuk dan sinar merah membara di masingmasing matanya. 
    Setelah itu terjadilah anti klimaks. 
    chucky  sejak semula sudah yakin ia akan sampai ke tahap kedua. Namun begitu ia
memutar tubuh yang tersiksa oleh beban berat balokbalok kayu salib, manakedua
lengan diikat terentang pula, chucky  toh akhirnya tidak mampu bertahan.Tarinya
tampak terkurung di balik sebuah dinding kaca. Belum sampai 30jam semenjak tiny 
menghilang,tubuhnya tampak sedemikian kurus, wajah pucat layu,sepasang matanya
nyaris tanpa sinar kehidupan. 
    Tubuh itu pun tampak terus menerus gemetar. Tak ubahnya seekor tikus yang
terperangkap di dalam lubang yang di huni oleh ratusan ekor ularular ganas dan
berbisa.Suara yang keluar dari mulutnya terasa amat menyakitkan, 
    "Tari!" 
    Tidak sanggup melihat pemandangan yang memilukan hati itu, chucky  pun meronta
dengan marahnya. Ia balikan tubuh sekaligus untuk melontarkan sekeranjang kutuk ke
alamat orang yang duduk di singgasana.Tingkah emosionil itu pun berakibat fatal
dalam sesaat . chucky  limbung, lantas ambruk dengan kerasnya di lantai. 
    Terhimpit balokbalok kayu salib. 
    Yang seakan meremukkan tulang belulangnya.Menyaksikan kekasih yang dicintai
tergeletak di bawah himpitan balokbalok kayu yang berat itu, entah pingsan atau
sudah mati, tiny  mengerang dan merintih.Segenap perasaan sakit dan penderitaan
yang dia tanggung sekian puluh jam tanpa berbenti, sekonyongkonyong lenyap entah
kemana. Tenaga maupun semangatnya tibatiba muncul kembali dengan kekuatan
berlipat ganda.tiny  serempak bangkit dan menjerit lantang ke arah singgasana di
seberang sana. 
    "Biadab! Apa sesungguhnya yang kau mau, hai kau api neraka yang terkutuk?" 
    Wajah bundar di atas singgasana, tidak memperlihatkan reaksi apaapa. kecuali,
seulas senyum tipis. Lain halnya dengan ratusan manusia di balik dinding kaca,belum
hilang gaung jeritan tiny , ratusan kepala serempak terangkat, berpaling dari
tontonan mengasyikan di lantai ke sosok yang tampak kecil tak berdaya dalam ruang
besar tetapi kosong, di balik dinding kaca.tiny  melihat ratusan wajahwajah yang
marah. Lantas seseorang, entah siapa, tibatiba berseru seraya menuding tiny . 
    "Rajam mulutnya yang kotor, Ooo...Api dari kegelapan!" 
    Seorang lainnya mengikuti, 
    "Seret dan paksa dia merangkak ke hadapan yang mulia!" 
    Disusul, 
    "Salibkan saja bersama si pembunuh!" 
    Dan, 
    
    "Berikan aku sebilah pedang! Akan kutebas..." 
    Umpat cerca, kemarahan, serta teriakanteriakan nista datang dari segenap penjuru.
Bukan hanya dari kalangan orang dewasa dan penampilannya tampak terhormat,
tetapi juga dari kelompok anakanak tanggung yang membelakangi dinding kaca, kini
  Halaman 115 Kolektor EBook  
pada membalikan tubuh dan ribut memukuli kaca searah tiny . 
    tiny  tidak bergeming di tempatnya. 
    Ia jelas takut. 
    Tetapi setelah menitmenit serta jamjam yang penuh ketakutan telah ia jalani, rasa
takut yang muncul sekarang ini, tidaklah berarti. Terlebih lagi, ia membayangkan
chucky  sudah mati, ia pun bertekad, rela untuk menyusul! 
    Pikiran setengah sadar itu membantu tiny  untuk tetap tegar, siap menanggung
resiko apa pun juga. Ia putarkan pandang ke seantero ruangan dengan sepasang mata
tak berkedip dan mulut terkatup rapat. Ia bahkan dapat menikmati suasana panas dan
hiruk pikuk dalam kemarahan yang membuta itu. Lalu ia melihat tidaklah seluruh
hadirin ingin mencincang dirinya habis habisan. Ada walau hanya segelintir yang
terlihat tetap duduk diam di tempat. Tanpa beraksi apaapa, malah berpaling untuk
tidak melihat ke dinding kaca. Disudut sebelah kanan luar dinding kaca itu, tiny 
tibatiba beradu pandang dengan sepasang mata kaum sejenisnya. Sepasang mata sejuk
bening, di seraut wajah cantik rupawan. Mata itu seakan ingin meneduhi tiny . Bibir
ranum yang mengguratkan senyuman samarsamar itu, seakan memancarkan simpati. 
    Dan tersendiri pada tiny . 
    Terasa membersit kekaguman yang melintas di tengah perasaan
kekuatannya.Pertukaran pandang itu berlangsung hanya sekilas dua. Setelah itu si
cantik rupawan bermata bening sejuk itu, menatap ke sosok tubuh chucky  yang
terhimpit salib kayu. 
    Aneh, wajahnya sesaat  dingin membeku. 
    Saat berikutnya ia duduk dengan sikap tenang, terkendali, dan penuh penguasaan
diri. Saat mana terdengar suara lunak. 
    Lembut, kharismatik, datang dari jauh tetapi terdengar begitu dekat. 
    "Kuasailah diri kalian, Anakanakku..." 
    Luar biasa. 
    Di tengah gemuruhnya jerit dan teriak kemarahan, suara lembut itu tetap terdengar
nyata di telinga setiap orang yang hadir. Terbukti dari pengaruh yang kemudian timbul.
Amukan membuta itu perlahan lahan mereda, dan semua orang kemudian sudah duduk
tenang dengan sikap tertib di kursi atau tempat duduk masingmasing. 
    Dan ratusan pasang mata, terpusat ke satu titik. 
    Orang yang duduk di singgasana. 
    Dikitari oleh sinar biru yang melingkar dan meliuk hilanghilang timbul menambah
kharismatik penampilannya,dan memberikan pengaruh gaib yang menakjubkan pada
setiap orang pengikutnya. 
    Sunyi hening, sesaat . 
    Semua menunggu. 
    Tanpa ada yang bemirna  merusak keheningan di sekitarnya. Tetapi orang yang duduk
di singgasana belum juga memperdengarkan suaranya yang berdaya tarik istimewa
itu.Duduknya pun tenang dan diam, tampak seperti berpikirpikir. 
    Lalu suatu saat, tangan kirinya meraih sesuatu dari bawah pegangan kursi
singgasana. 
    "Tangkap ini!" ujarnya lembut dan melemparkan sesuatu ke bawah panggung. 
    "Dan lakukan tugasmu sebaik baiknya!" 
    Seorang bocah tanggung menangkap apa yang dilemparkan. 
    Tampaknya kantong kain entah berisi apa. 
    Bocah lelaki itu kemudian berjalan melintasi ruangan menuju ke tempat chucky 
rebah tergeletak di bawah himpitan balok kayu salib. Pada waktu bersamaan,beberapa
anak tanggung lainnya yang duduk membelakangi dinding kaca segera bangkit. 
    Mereka pun berjalan ke arah yang sama. 
    Dan kemudian membungkuk,lalu bergotong royong membalikkan tubuh chucky  yang
tergeletak. 
    Terdengar bunyi kayu beradu. 
    Keras mengejutkan, tubuh chucky  kini berubah posisi, menghadap ke langitlangit
ruang oval dengan balokbalok kayu salib berada di antara lantai dan punggungnya.
tiny  mengawasi harapharap cemas. 
    Sesaat  ia merapatkan tubuh kedinding kaca manakala terlihat gerakan lemah pada
pundak chucky . Bibir chucky  yang tampak bengkak pasti sebab  akibat mencium lantai
saat  tubuhnya ambruk, pelanpelan menggerimit mengeluhkan sesuatu.Ingin rasanya
tiny  mendobrak kaca pemisah, kemudian lari untuk memeluk dan melindungi kekasih
hatinya. Tetapi ia sudah mengetahui kekuatan dinding itu.Dan jika pun mampu ia
pecahkan, yang tentunya hanya anganangan kosong belaka, apa yang dapat ia perbuat
sendirian. Sementara di sekelilingnya ada ratusan manusia yang siap untuk menahan
maksud tiny  lantas menyeretnya sejauh mungkin dari chucky ? 
    Bocah tanggung dari bawah panggung singgasana kini sendirian bersama chucky 
yang tetap rebah di ataskayu Salib. Ia berlutut dengan tenang, wajah tampannya yang
lembut kekanakkanakan tidak memperlihatkan emosi apapun juga. Kantong kain yang
dibawanya, dibuka acuh tak acuh. 
    Isinya ditumpahkan ke lantai . 
    Beberapa buah pakupaku besar dan panjang dan sebuah palu. 
    tiny  hampir terlompat. 
    Di luar sadarnya ia kembali meninjuninju kaca sambil menjerit panik, 
    "Apa mau kalian Apakan dia..?" 
    Bocah itu bekerja cepat dan tangkas sekali, belum juga jeritan panik tiny  berakhir,
sebuah paku besar sudah menancap kokoh di palang salib, menembus telapak tangan
kiri chucky . 
    Darah merah kental, sesaat  mengalir membasahi lantai. 
    Tubuh chucky  terlonjak dalam pingsannya kemudian ia tersadar dan mengaduh
kesakitan.Di sana sini terdengar desahan nafas mengungkapkan perasaan campur
aduk. Terbanyak desah kegembiraan,sebab  wajah mereka tampak bersinarsinar
senang.Apalagi setelah menyaksikan sosok tubuh wanita lesbian  di balikdinding kaca jatuh
berlutut di lantai. 
    Dengan mulut ternganga dan mata membelalak. tiny  tidak mempercayai apa yang
telah disaksikannya! 
    Sebelum paku kedua ditancapkan ke telapak tangan kanan chucky , dari arah
singgasana terdengar bisikan rendah: 
    "Tunggu.." 
    Bergaung desahan nafas kecewa. 
    Namun tidak ada yang memprotes. 
    Si bocah tanggung pun hanya diam merunduk dan menunggu dengan patuh. tiny 
mengangkat muka, menatap jauh ke seberang. Akan mereka hentikankah penyiksaan
biadab atas diri chucky ? 
    Bagaimana pun jahat serta kejamnya orang yang mempunyai suara kontras itu,
demikian tiny  berharap, dia itu tetap saja manusia adanya. Dia tetap memiliki rasa
iba terhadap sesama walau itu tak lebih tipis dan sehelai rambut. 
    "Kau, Anakku!" 
    Terdengar suara dengan sepasang mata di wajah bundar itu menatap turus ke wajah
tiny . 
    "Dapat saja menghentikan penderitaan kekasihmu...Selama kau berjanji dan
melaksanakan satu hal yang kukehendaki." 
    Kepala tiny  tertegak, mendongak. 
    "Apa.... apakah itu? Sebutkanlah." 
    Bisiknya bernafsu. 
    Sadar bisikan itu mungkin tidak terdengar ke seberang sana, ia sudah siap
mengulangi dengan suara yang lantang, saat  terdengar jawaban atas pertanyaannya. 
    "Seperti kukatakan padamu sebelum ini!" 
    "Aku..aku lupa.." 
    "Tak apa. Biarlah kusegarkan daya ingatmu. Niatmu berwudhu tak terlaksana.
Makan malammu yang sebetulnya bercita rasa tinggi, berubah wujut atas kehendakku.
Sama seperti kehendakku memberimu hiburan di luar kamarmu. Nah..." 
    tiny  beigidik, Seram. 
    Jalan pikirannya kacau sesaat , segala sesuatu sulit ia rangkai. 
    "Baiklah," 
    Orang yang duduk di singgasana itu berusaha membantu. 
    " Biar kuulangi lagi. Kau ada di tempatku. Segala sesuatu dengan sendirinya
berlaku atas kekuasaanku pula. Kau tidak kuperkenankan menyebut nama lain di
tempatku. Satusatunya nama yang bolehkau sebut, bila kau menghendaki sesuatu
adalah namaku!" 
    tiny  mulai bisa merangkai . 
    Masih belum terarah, namun tidak lagi sekacau tadi. Ia bemirna kan diri untuk
bertanya. 
    "Dan...siapa engkau ini?" 
    Hening yang menekan, seulas senyuman manis, dan ditutup oleh suara rendah,
menekan. 
    "Iblis." 
    Saking terperanjat, 
    tiny  berucap dengan keras. 
    "Naudzubillah...!" 
    Dalam sesaat  itu juga, si bocah tanggung yang jelas mengetahui apa dan kapan ia
harus menjalankan tugas tanpa menunggu adanya perintah sudah memaku telapak
tangan kanan chucky  ke palang kayu. 
    Saat itulah chucky  tersadar sepenuhnya. 
    Saat paku tertanam semakin dalam sebab  dipalu semakin keras. 
    chucky  meronta. 
    Dan meraungraung kesakitan. 
    RAUNG kesakitan itu lagilagi merupakan titik balik. 
    Dalam diri tiny . 
    Alam bawah sadar wanita lesbian  itu menahan tiny  supaya tidak ikut meraung apalagi
sampai jatuh pingsan. 
    Jika itu terjadi, dia akan ikut hancur bersama chucky . Akan samasama runtuh
dalam ketidak berdayaan. 
    Itu bukanlah bukti cinta kasih. sebab  cinta berkehendak,bila yang seorang jatuh
maka ia harus dibantu oleh yang seorang lagi. 
    Agar tegak kembali. 
    Paling sedikit,tidak sampai jatuh semakin dalam. 
    tiny  harus bertahan. 
    Ia berjuang mencegah ratap tangis yang nyaris meledak. Ia kuatkan hati serta
imannya. 
    Dan berseru gemetar dari balik dinding kaca ditujukan pada chucky . 
    "Sebutlah nama Allah!" 
    "Bandel!" 
    Suara mengeram itu datang dari arah singgasana. Pelan saja, tetapi dinding kaca
bahkan lantai di bawah kaki tiny , terasa bergetar dengan hebat. Ratusan orang yang
berada di luar tampak menjadi gelisah. Di sana sini terlihat wajahwajah ketakutan.
Tanpa ada yang bemirna  membuka mulut atau bergerak di tempatnya duduk. 
    Kemudian getaran itu berhenti sendiri. 
    Terdengar desahan nafas panjang dari arah singgasana. Yang mengherankan, suara
yang kemudian disusul sebaliknya dari murka, suara orang yang duduk santai pada
singgasana, terdengar gembira. 
    "Luar biasa. Ini dia permainan sesungguhnya! Bukan sekedar bersenangsenang.
Tetapi juga dihadapkan pada tantangan. Dan aku menyukainya!" 
    Tarikan nafas lega berkumandang di sana sini. 
    Di balik dinding kaca, tiny  justru bertambah tegang.Apa maksud orang misterius
itu? 
    Terdengarlah bunyi perintah lunak. 
    "Singkirkan anak hina itu.Dan bersihkan lantai dari darahnya yang kotor..!" 
    Gerombolan anakanak tanggung yang membelakangi kaca,serempak bangkit. Sekali
lagi mereka membantu temannya. Si anak yang telah menyalib chucky  dengan wajah
dan sikap tetap tenang, seolaholah yang barusan ia lakukan adalah memaku sebilah
papan yang terlepas dari dinding.Bergotong royong mereka angkat balok kayu panjang
di mana tubuh chucky  bagai menyatu. chucky  sendiri dibantu supaya tegak, sekalian
dituntun meninggalkan tempat penyiksaannya. Supaya ia tidak terjatuh, beberapa anak
memegangi kayu balok, sisanya membersihkan darah yang menggenangi lantai. Bukan
mempergunakan kain lap. Melainkan,mempergunakan lidah mereka masingmasing.
Menjilat bahkan tampak setengah menghirup darah yang ditinggalkan chucky  sampai
lantai kembali bersih dan licin berkilat.Sayang, pemandangan yang mengejutkan itu
tidak sempat disaksikan tiny . wanita lesbian  itu perhatiannya lebih tertuju pada sang pemuda
tercinta, ia lihat bagaimana chucky  dituntun tersuruksuruk menuju sebuah tiang.Balok
kayu ditegakkan beramairamai, supaya letaknya vertikal rapat ke tiang beton yang
kokoh itu. 
    Akibatnya pada chucky  sungguh menyedihkan. 
    sebab  kakinya tidak lagi memperoleh tempat berpijak, tubuh chucky  tentu saja
tergantunggantung sekitar satu meter dari permukaan lantai. Bila dapat dinamakan 
kemujuran, maka bermujurlah chucky . sebab  setelah tangannya dipaku, tali
pengikat pergelangan tetap dibiarkan terikat ke palang kayu. Dengan cepat dan
terampil pula anakanak tanggung itu telah membelitkan tali tambang ke tiang salib
sekaligus tubuh chucky  untuk diikat kencang ke tiang beton. Tubuh chucky  lantas tidak
lagi tergantung gantung.Namun tentunya upaya anakanak tanggung ini tidaklah
dimaksudkan untuk mengurangi penderitaan chucky . Dan kenyataannya, selama
mereka bekerja, chucky  tidak berhentihenti mengerang. 
    Sengsara. 
    tiny  hanya mampu menggigit bibir. 
    Sambil berurai air mata. 
    Dalam pada itu, orang yang mengaku diri sang Api dari kegelapan, bahkan
kemudian lebih hebat lagi .sang iblis mengalihkan perhatiannya pada yang lain. Mata
disapukan ke seantero ruangan dengan mulut tebal diwajah bundarnya yang lemak,
mengulas senyuman puas. 
    "Aku tahu, Anakanakku. Kulihat wajahwajah yang kecewa di sana sini. Tetapi tidak
usah kuatir. Pertunjukan mengasyikkan tadi, pada waktunya nanti akan kita teruskan.
Aku harap kalian semua nanti akan terpuaskan. sebab  selain bakal menjadi
pertunjukkan puncak sekaligus penutup .kalian semua akan ikut berperan di dalamnya.
Terserah kalian menentukan apakah cukup memaku kedua punggung telapak kaki
anak hina itu ke kayu salib. Atau barangkali beramairamai memaku bagian demi
bagian tubuh lainnya. sebab , kalianlah hakimhakimnya!" 
    Kali ini, di manamana terdengar desahan nafas sukacita. 
    Tidak demikian halnya dengan tiny . 
    Ia terbelalak ngeri, merintih pelan, lantas duduk terhenti di balik dinding kaca.
Sekujur tubuhnya menggigil di alas lantai yang terasa semakin dingin. Puncaknya
adalah tiny  tidak kuasa mencegah keluar apa yang semestinya keluar. 
    Roknya kembali melembab basah. 
    Dibasahi air seninya. 
    Namun demikian, alam bawah sadar tiny  tetap bertahan. Alam bawah sadar itu
menyadari dirinya tidak dalam keadaan suci bersih. Biar begitu ia yakin Tuhan Maha
Pengampun. 
    Jauh di sanubari tiny  berdoa. 
    Berserah diri memohon kekuatan dan perlindunganNya. 
    Agaknya orang yang menduduki singgasana tahu betul apa yang sedang diperbuat
tiny . Sepasang matanya yang bersinar dingin menatap lurus ke dindingkaca seakan
ingin menembusnya, kemudian menembus pula ke sanuburi tiny . Untuk membisikkan
isi hatinya, 
    "Aku pun ingin tahu, sejauh mana engkau mampu bertahan!" 
    Setelah satu dua kali helaan nafas panjang, orang itu berujar dengan suaranya yang
khas. Lembut, kharismatik, dan ditujukan pada semua yang hadir. 
    "Baiklah...sementara kita menanti kelanjutan dan puncak pertunjukan yang tertunda
itu, marilah kita menyaksikan pertunjukan kedua yang telah kujanjikan. Hanya sebuah
pertunjukan kecil. Dan anggap saja sebagai selingan menggembirakan setelah dari tadi
kalian semua sempat gelisah dan takut." 
    tiny  terusik untuk merintih, siapa lagi, yang berikut ini? 
    Ia memperhatikan ke luar dinding kaca. 
    Masih tak terdengar suara perintah. 
    Rupanya orang yang duduk disinggasana itu tengah menikmati reaksi tak sabar
daripara pengikut yang memujanya dengan kepatuhan mutlak itu. tiny  ikutikutan
memutar pandang, selain ketidak sabaran di sana sini ia juga kegelisahan. 
    Beberapa malah tampak tegang dan pucat. 
    Pandangan tiny  berakhir pada sosok si cantik rupawan. Wanita molek bertubuh
aduhai itu, lagilagi mendatangkan kekaguman di hati tiny . Si cantik rupawan
duduk begitu tenang, tetap dengan sikap terkendali. Namun dengan jarak yang cukup
dekat ke dinding kaca, tiny  dapat melihat jakun di leher mulus dan jenjang itu.
Jakun itu turun naik tidak teratur,seperti turun naik payudaranya yang mencuat
kencang dan indah di balik gaun siangnya yang hitam pekat. 
    Tampak tidak teratur pula. 
    Di balik ketenangan wajah dan pengendalian sikap yang mengagumkan itu, jelas
tersembunyi sesuatu yang bertentangan dengan penampilannya. Terbukti dari sinar
matanya, saat  terdorong gerak naluri ia berpaling ke arah tiny , dan sesaat 
mereka kembali beradu pandang.Sinar mata itu memperlihatkan kemarahan malah
seperti menyimpan dendam. Saking takut melihatnya, tiny  sesaat  berpaling. Ia
kembalikan perhatiannya kelantai ruangan berbentuk oval itu. Bidang lantai persis di
tengahtengah seperti terjadi sebelumnya, perlahanlahan membuka diiringi bunyi
dengungan halus. Lubang hitam menganga sepersekian detik, lalu sesuatu naik ke atas
dari dalam kegelapan.Awalnya tiny  hanya melihat adanya gerakan sinar merah
seperti darah, redup namun menimbulkan efek silau. 
    tiny  sempat terpejam. 
    Kemudian membiasakan lalu menyesuaikan tatap, matanya untuk dapat melihat
jelas. 
    Lantai itu sudah menutup kembali. 
    Dan di atasnya dalam lingkaran sinar merah darah, tiny pun melihat sesuatu. 
    Mulanya ia sangka adalah sebuah simpul tambang yang bekas terputus. Lalu
pelanpelan ia lihat tambang hitam pekat itu bergerak. 
    Menggeliat hidup. 
    Bagian yang tampaknya seperti terputus itu kemudian meliuk naik, lalu tertegak diam
menatap ke singgasana. 
    Orang yang ditatap tersenyum lembut, lalu menyapa lebih lembut lagi. 
    "Aku harap kalian baikbaik saja. Anakku!" 
    Tambangtambang tegak itu sesaat  meliukliuk liar.tiny  lantas akhirnya
menyadari dengan terpana bahwa apa yang ia lihat itu adalah seekor ular bersisik
hitam pekat dan berkepala ganda. Masingmasing kepala itu tampak berusaha
melepaskan diri dari kungkungan sinar. Meliuk ke sini, meliuk ke sana. 
    Seperti akan mematuk. 
    Sinar merah redup itu ikut meliuk, menjauhkan diri dari setiap serangan
kepalakepala ular itu. 
    Seakan mempermainkan. 
    Dengan sinarnya yang semakin merah, semakin redup, semakin menyilaukan.Sampai
akhirnya dua sosok kepala bermoncong lancip itu kembali tertegak diam, seperti putus
asa. 
    Di balik dinding kaca, tiny  diamdiam tersentak. 
    Lingkaran sinar merah dan sosok kepala ganda dan ular yang setengah tegak itu
mengingatkannya pada liontin dikalung nyi girah . 
    Liontin itu ternyata lambang pemujaan kepada sang Api dari kegelapan yang juga
mengaku diri iblis itu, dan kini tampak duduk dengan gembira disinggasananya.Dan di
balik dinding kaca pemisah, tiny  kemudian menyaksikan peristiwa yang selain
mendebarkan jantung juga mendatangkan pesona yang mencengangkan.Sosok ular
berkepala ganda itu tahutahu bergerak tumbuh semakin besar, semakin tinggi. Sinar
merah redup yang melingkarinya tidak lantas pecah, tetapi menambah lebar dan tinggi
lingkaran sehingga tetap mengurung sosok ular yang pertumbuhannya berhenti setelah
tingginya kirakira mencapai ukuran tinggi manusia dewasa. Dengan kepala dan
bagian tubuh sebesar lingkaran paha orang dewasa pula.Wujut kepala lancip
perlahanlahan merebak, terkelupas. Demikian pula sisiksisik hitamnya yang pekat.
Lalu dari bagian yang terkelupas itu, menggeliat keluar wujut lain yang lebih besar
dengan bentuk yang lebih pantas untuk dilihat. Dalam tempo singkat, muncullah dua
sosok kepala dan wajah manusia yang semakin jelas dan jelas, sampai tampak bersih
dan utuh. Yang satu, wajah seorang lelaki muda dan gagah. 
    Dan satunya lagi wajah cantik rupawan seorang wanita. 
    Perubahan wujud itu terus berproses semakin kebawah. 
    Tetapi tiny  tidak lagi terlalu memperhatikan pada proses, melainkan memusatkan
pandang ke wajah yang wanita. 
    Setelah yakin, ia terkejut, dan pelanpelan berpaling ke satu arah di luar dinding
kaca. Ketempat duduk perempuan yang semenjak tadi menarik perhatiannya. 
    Dan, ia melihat raut wajah yang sama. 
    Bagai pinang dibelah dua. 
      mirna  Pusparini tidak memenemui hambatan yang berarti untuk dapat menembus
penjagaan ketat di pintu gerbang masuk pemukiman elite partai gerwani .Dari
beberapa kali pembicaraan dengan tuni  Puspasari sebelum saudara kembarnya itu
menghilang dari rumah, cukup banyak keterangan yang berhasil ia kumpulkan. Salah
satunya adalah liontin yang menjadi lambang kebanggan keluarga pemuda rakyat ,
pemiliknya sangat terbiasa. Pengurus teras, pribadi pemilik perusahaan dengan siapa
pemuda rakyat  bernegosiasi dan anggota kehormatan. Relasi yang mempunyai pengaruh
luas diluar kalangan bisnis.Selebihnya konon pula berstatus pegawai rendahan,tak
lebih dari sekedar abdi. Yang kesetiaannya selain dibeli dengan kemewahan duniawi,
diperteguh oleh sumpah setia dibawah pengaruh gaib kepala keluarga. 
    Termasuk mereka yang bertugas di pos jaga pintu gerbang atau penerima tamu di
pintu gedung pertemuan yang dinamakan  ruang oval.Hambatan kecil yang harus ditangani
mirna  Pusparini hanyalah menyangkut temanteman terdekat dalam sektenya yang ikut
mendampingi. 
    mirna  Pusparini lebih dulu harus menunggu sampai temantemannya masuk
sendirisendiri atau dalam kelompok kecil. Sementara mirna  mengawasi dari dalam
mobil yang ia parkir tidak terlalu jauh sambil terus mengerahkan kemampuan
bertelepati dengan sedikit pengaruh hipnotis agar para petugas jaga di pos jaga
berpikir dan merasa yakin betul bahwa orang di dalam mobil yang menunggu palang
pintu gerbang diangkat adalah penghuni setempat. 
    Atau relasi yang dinamakan sebut sebagai anggota kehormatan itu. 
    Di pintu masuk ruang pertemuan, tidak ada masalah.Lolos dari pos jaga, berarti oke
untuk Ruang Oval. 
    Didalam pun ternyata amanaman saja. 
    Seperti pernah dikatakan jessica , kursi di Ruang Oval tidak selalu penuh
terisi. Sama halnya dengan kehidupan dibidang atau dunia lain, ada saja yang bolos.
Kewajiban hadir, lambat laun diketahui jessica , tak lebih dari sekedar
formalitas. Selama sumbangan rutin untuk yayasan tidak dilewati, sang Api dari
kegelapan konon masih bersifat pemaaf.Kesulitan terbesar adalah kehadiran mirna 
Puspanni sendiri! 
    Temantemannya beres sebab  kepala keluarga tidak terlalu mengenali siapa saja
anakanaknya. 
    Lain halnya mirna  Pusparini. 
    Wajahnya adalah wajah jessica . 
    Sementara si penghujat tahu betul di mana dan bagaimana wujut jessica 
sekarang ini. 
    Dengan segera ia akan dikenali, dan si penghujat tahu betul siapa mirna  Pusparini. 
    Satusatunya harapan adalah duduk di sudut terjauh dari singgasana. 
    Mudahmudahan saja si penghujat tidak mendadak tergoda untuk meminta,
berdirilah kalian satu persatu. 
    mirna  Pusparini mustahil pada bermeditasi Ruang di ruang oval sebab  pancaran
gaib dari meditasinya akan tertangkap oleh kekuatan gaib yang lebih dominan, sebab 
sang Api dari kegelapan ada di lingkungan sendiri. Siapa nyana, mirna  Pusparini hanya
perlu membuang muka sesekali saja sebab  perhatian sang Api dari kegelapan lebih
tercurah pada yang lain (sosok kecil tak berdaya, di balik dinding kaca). mirna  Pusparini
tidak tahu mengapa, untuk apa, dan siapa tikus yang tertangkap itu. Ia juga tidak kuasa
untuk berbuat apaapa sebab  bukan haknya, bukan pula urusannya. Ia baru tersentak,
setelah muncul kejutan yang ia sendiri tidak menyangkanyangka itu. 
    chucky ! 
    Memang benar, buat mirna  Pusparini, chucky  tidak punya arti khusus lagi, selesai
mereka bersenggama. 
    Namun mau tidak mau, hatinya toh tertusuk. 
    Apalagi mengingat sesuatu di dalam kandungannya. 
    "Sesesuatu yang tidak akan pernah ada tanpa adanya chucky .mirna  Pusparini
terpaksa harus berkutat melawan sifat manusiawinya untuk membantu chucky . Ia
berhasil mengendalikan diri.Tetapi sewaktu si penghujat mengumumkan akan ada
pertunjukan kecil sebagai selingan, Rini Pusparini tersentak dan kendali dirinya agak
mengendur. Semula ia berharap bahwa selingan menggembirakan itu hanya untuk
ditonton sendirian oleh si penghujat, saat mana barulah mirna  Pusparini keluar dari
persembunyiannya.Siapa nyana saudara kembarnya bakal ditampilkan didepan semua
orang. Dijadikan bahan tertawaan, cemoohan atau apa yang oleh si penghujat pasti
ditekankan sebagai contoh ketidak setiaan! 
    Kemarahan mirna  Pusparini pun bangkit sesaat , tetapi lirikan tajam dari kursikursi
di tempat terpisah, menolong mirna  Pusparini untuk pelanpelan kembali pada kendali
diri. 
    Lirikan temantemannya itu jelas memperingatkan agar mirna  Pusparini
berkonsentrasi penuh pada apa yang ada dalam kandungannya. Bukan padahalhal
sepele di depan mata. mirna  Pusparini kembali pada ketenangannya semula.Perhatian
dan inti tenaga gaib si penghujat sedang tercurah pada ular berkepala ganda dalam
lingkaran merah redup. Jadi kesempatan pun terbuka untuk bermeditasi diamdiam,
mirna  Pusparini mengonsentrasikan inti tenaga gaibnya pula, sepenuhnya tercurah pada
kandungannya. Sementara itu di tempat mereka masingmasing temantemannya
serempak berbuat sama. 
    Meditasi. 
    untuk menciptakan tabir pelindung. Yakni memasukkan warna warni gaib sebagai
kamuflase, kecelahcelah tipis yang memisahkan inti tenaga gaib mirna  Pusparini
dengan inti tenaga gaib si penghujat.Pertumbuhan dan perubahan proses ular
berkepala ganda dalam lingkaran merah masih tetap terlihat oleh mata kasat mirna 
Pusparini. Tetapi mata hatinya sudah lebih dulu menutup diri. 
    Demikian pula dengan telinga. 
    Telinga kasat terus mendengar, tetapi telinga hati menulikan diri. mirna  Pusparini
terbebaskan sudah dari pengaruhpengaruh emosionil yang datang dari luar.Lalu,
tibatiba si penghujat menghentikan konsentrasi dan menarik mundur inti tenaga
gaibnya. Berakibat celahcelah tipis itu tahutahu terkuak menganga lebar
selebarlebarnya. Warnawarni gaib sebagai tabir selubung sesaat  melemah,
kemudian buyar. Temanteman mirna  Pusparini terkejut, dan sesaat  menghentikan
meditasi. Dengan sendirinya inti tenaga gaib mirna  Pusparini tidak lagi terlindungi. Inti
tenaga gaibnya menjadi terbuka untuk dilihat dan diserang.Duduk tegang di kursi
masingmasing, temantemannya melirik kuatir ke arah mirna  Pusparini. 
    wanita lesbian  itu tetap bertahan. 
    Ia sudah merasakan bukan denyut, melainkan getar kehidupan dalam kandungannya.
    Getaran itu berhawa panas, tetapi ia tidak perlu takut. Selama masih beradadi
dalam, hawa panas itu akan tetap menyesuaikan diri dengan suhu panas pada
tubuhnya.   
    Entah nanti sesudah keluar. 
    mirna  Pusparini tidak tahu dan tidak bemirna  membayangkan.Ia juga sadar, si
Penghujat tibatiba menarik mundur inti tenaga gaibnya. 
    Ia kini tanpa perlindungan. 
    Terbuka untuk di serang, dan jika itu terjadi dia akan mati. 
    Untuk menghindari serangan itu. Meditasi harus dihentikan, tetapi resikonya tetap
sama. 
    Mati. 
    Dan kematian itu datangnya berlambatlambat menyakitkan. 
    Menghentikan meditasi, getar kehidupan yang sudah berproses dalam kandungannya
akan ikut berhenti. Padahal getar kehidupan itu sudah setangah jadi untuk
memperoleh kesempurnaan bentuk getar kehidupan itu akan menyedot habis suhu panas
di tubuh mirna  Pusparini tanpa ia bisa mencegah. Akibatnya sangat fatal sebab  yang
tersisa pada tubuhnya hanyalah suhu dingin semata, tanpa ada suhu pengimbang.
Organorgannya lambat laun akan membeku, lalu mengeras seperti batu atau seperti
gumpalangumpalan es.Tak ada jalan lain dari dua pilihan yang samasama buruk
menakutkan itu. Ia memilih yang terbaik, tetap bermeditasi sebab  jika ia diserang
kematian itu akan terjadi sesaat . Sambil berharap ada keajaiban yang akan
menolongnya.Keajaiban itu tak pernah muncul, tetapi mirna  Pusparini tertolong juga,
justru oleh si Penghujat sendiri. 
    Tampak jelas ia tidak menyadari kehadiran inti tenaga gaib yang asing disekitarnya.
Santaisantai saja ia duduk di singgasana. Berpuas diri menikmati hasil kerjaannya
yang sengaja tidak dituntaskan. Saking puasnya,ia malah sampai bertepuk tangan yang
serempak disambut membahananya tepuk tangan diseantero ruangan.Dari para
pemujanya yang bertepuk tangan untuk menggembirakan hati sang Api dari
kegelapan.Dengan wajah bangga ia memandang ke lingkaran sinar merah redup dan
apa yang terkandung di dalamnya. Hasil pekerjaannya yang sengaja dibuat tanggung.
Dari kepala sampai lutut, dua sosok tubuh bugil dan berlainan jenis itu sempurna
wujud sebagai manusia, namun lutut kedua orang dewasa dan berlainan jenis itu
jumlahnya tetap satu. 
    Bentuknya tetap bulat. 
    Tetap pula bersisik hitam pekat. 
    Itulah ekor. 
    Yang meliukliuk lemah tak berdaya. 
    AZAB yang menyiksa tidak begitu terasa lagi setelah chucky  menyaksikan peristiwa
mencengangkan yang berlangsung tidak jauh dari tiang beton tempatnya diikat. Tema
horror masuk urutan ketiga film favoritnya setelah detektip dan spionase. Yang biasa ia
lihat dalam filmfilm horror itu, umumnya adalah perubahan wujud seorang manusia
ke wujut hewan buas atau mahluk lainnya yang mendirikan bulu roma.Tetapi apa yang
sekarang ia saksikan didepan mata sendiri justru kebalikannya. Setelah perasaan
takjubnya mereda perlahanlahan, ia curahkan perhatian pada sosok tubuh yang
wanita yang tampak belum sepenuhnya sadar pada apa yang terjadi pada dirinya dan
lelaki yang satu lutut dengannya. 
    Ia amati wajah si wanita dengan terkejut. Selama beberapa saat ia menyangka telah
melihat mirna  Pusparini. Hanya garis wajahnya tampak lebih lembut, lebih mendekati
keibuan.Baru satelah teringat bahwa sosok itu muncul dari wujut seekor ular
berkepala ganda dan ekornya pun masih tersisa, chucky  sadar siapa wanita yang
dilihatnya.Untuk pertama kali setelah sekian hari yang rasanya melalui masa yang
sekian panjang, chucky  melihat wujut nyata dari seorang yang ia hanya tahu nama dan
hanya melihat potonya. 
    Tak syak lagi. 
    Wanita itu adalah jessica , dan lakilaki yang satu lutut dengannya tentulah
orang yang dinamakan sebut mirna  Pusparini sebagai calon suami saudara kembarnya. 
    chucky  menghela nafas. 
    Akan diapakan kedua sosok tubuh malang ini oleh manusia haram jadah di
singgasana itu? 
    Dan mengapa proses perubahan wujud tidak sempurna? 
    chucky  merasa yakin, si haram jadah itu pasti mampu melakukannya. 
    
    Jelas, dia punya maksudmaksud tertentu. chucky  teringat apa yang dikatakan mirna 
Pusparini, 
    "Maksud angkara murka. Memuaskan hasrat bejat, menjijikkan." 
    Andaikata mirna  Pusparini sekarang ada disini dan melihat... 
    Atau memang sudah? 
    chucky  sudah akan menebar pandang ke sekitar untuk mencari kehadiran wanita lesbian 
yang ia pikirkan sewaktu tibatiba ia dibuat miris oleh suara jerit tangis ngeri
bercampur putus asa.Rupanya jessica  sudah sepenuhnya sadar dan telah
melihat ke wujud dimana tubuhnya tegak bertumpu. Sekujur tubuh wanita lesbian  itu gemetar
hebat, sementara wajah calon suaminya tampak dilanda teror. 
    Mereka lantas saling memeluk ketakutan. 
    Dan menggemalah suara lembut dari arah singgasana, 
    "Kuasai dirimu, anakku. Tenanglah, kau sudah pulang ke rumah." 
    Pengaruh suara jelas bukan katakata yang diucapkan,segera terlihat. Ratap tangis
jessica  mereda perlahanlahan. Tinggal isak tangis yang ditahan, namun
tubuh bugilnya masih gemetar. Dan calon suaminya masih tetap dilanda teror.
Sementara yang hadir diseantero ruangan oval itu, tak seorangpun yang bemirna 
membuka suara. Bahkan juga tidak untuk bergeser pada kursi yang mereka duduki.
Khawatir, bunyi selembut apapun akan membangkitkan kemarahan orang yang duduk
santai di singgasana. Dikitari sinar biru misterius yang meliukliuk hilang timbul. Dan
seakan dijaga oleh sepasang ular besar bermata merah membara yang merupakan
sandaran tangan singgasana. 
    "Untuk tidak berlarutlarut..." suara lembut itu terdengar lagi. 
    "Baiklah kuberitahu. Aku akan bermurah hati untuk menerimamu kembali sebagai
anggota keluarga kita. Mungkin sekalian dengan lelakimu itu. Lelaki yang masih asing
buat kami semua. Tentu saja dengan wujud lebih sempurna, tanpa ekor." 
    jessica  sesaat  terdongak penuh harap. 
    Begitu pula calon suaminya. 
    Terdengar helaan nafas berat. 
    Lalu, 
    "Namun anakku,untuk memperoleh pengampunan sekaligus juga memperoleh
kesempurnaan bentuk tubuh kalian, engkau dan lelakimu itu lebih dulu harus menebus
dosa, sebab  telah minggat tanpa pamit. Dan dosa yang lebih besar lagi, kau serahkan
kesucian dirimu yang agung kepada lelaki asing, bukan kepada salah seorang anggota
keluarga kita yang mulia." 
    "Oh!" 
    jessica  merintih. 
    "Apa yang harus kulakukan Api dari kegelapan?" 
    "Menari..." 
    Kedua orang yang terkurung dalam lingkaran sinar merah redup itu saling bertukar
pandang sesaat. Kemudian kembali berpaling ke arah singgasana di atas panggung
tuni  Pusparini mendesah tak yakin. 
  Halaman 134 Kolektor EBook  
    "Me...Menari?" 
    "Sederhana bukan?" jawab orang yang ditatap, tersenyum. 
    "Menari. Cuma itu! Sebagaimana engkau dan lelakimu pernah menari di jok
belakang mobil kalian." 
    tuni  Pusparini menyentak, tertegun. 
    Kemudian setelah sekilas ke arah ratusan tempat duduk di sekitar ruang oval,
tubuhnya bergidik keras. Calon suaminya menundukkan kepala seraya menggigil. Entah
sebab  takut, atau sebab  marah. jessica  sudah akan mengajukan protes
saat  ia didahului oleh orang yang duduk di singgasana. 
    "Bila kalian menolak..." suara lembut itu berubah dingin menusuk. 
    "Ada pilihan kedua sebagai penebus dosa.Kau, Anakku, akan kulepas dari lelakimu.
Dengan resiko untuk lelakimu akan hidup selamanya tidak diatas kaki. Melainkan di
atas ekor ularnya. Dan..." 
    Calon suami jessica  tambah menggigil. 
    Mungkin terdorong naluri ekor ular di bawah lutut mereka berdua mengibas dalam
satu sentakan, kemudian mengulai lemah di permukaan lantai. 
    "Resiko untukmu, Anakku tentunya ada pula. Kau akan hidup seterusnya pun juga
tanpa kedua kakimu. sebab  bila kau kulepas dari lelakimu dalam kondisi kalian
sekarang ini... sama halnya dengan diamputasi!" 
    Sesaat  jessica  mengerang putus asa. 
    Sedang calon suaminya mendadak punya kebemirna an. 
    Ia terdongak, lantas berteriak berang. 
    "Kau...!" 
    Hanya itu, sebab  lingkaran sinar merah redup yang mengurung tubuh mereka
berdua tahutahu sudah meliuk, lalu dengan gerakan cepat pundak si lelaki dipatuk
oleh ujung liukkan sinar. 
    Dia pun melolong sesaat . 
  Halaman 135 Kolektor EBook  
    Lolongan sengsara. 
    Dan setelah sinar merehredup itu kembali membentuk lingkaran semula, tampaklah
pundak si lelaki melepuh kehitamhitaman. Sebagian daging pundaknya terpanggang
hangus.Lelaki itu menggelepar dan nyaris jatuh jika jessica  tidak segera
merangkulnya lalu dipeluk, eraterat. 
    Sempat menjerit melihat pundak calon suaminya.jessica  kemudian
memohon dengan suara setengah meratap. 
    "Jangan melawan dia. Ayolah kita lakukan saja supaya..." 
    Dan sambil menangis terisakisak, 
    jessica  mulai mengusap lalu menciumi calon suaminya. 
    Gerakannya kaku, terburuburu, jelas ia tanpa birahi sebab  terpaksa. Calon
suaminya merintih, bukannya sebab  terangsang, melainkan sebab  sakit yang masih
mendera. Dalam ketakutannya jessica  terus saja menggoyanggoyangkan
pinggul. Tangannya mencari,memegang dan melakukan apa saja untuk membangkitkan
birahi calon suaminya. Tindakan yang panik, dan tampaknya akan siasia belaka. 
    Tak tega melihat, chucky  berpaling. 
    Terpandang olehnya dinding kaca pemisah. 
    Dan tiny  yang berlutut disebaliknya dengan kedua telapak tangan menutupi muka.
Tangan wanita lesbian  itu tampak putih saking pucatnya. Lantas tanpa melepaskan telapak
tangan dari wajahnya, 
    tiny  pelanpelan membalikkan tubuh. 
    Memunggungi dinding kaca. 
    Dengan pundak bergetar. 
    Kepalanya teranggukangguk. Rupanya ia sudah menangis tersedusedu. 
    Sesaat  chucky  berpaling lagi. Menatap lurus ke orang yang duduk di singgasana,
jauh di depannya. Dengan pandangan berang alang kepalang. Sumpah serapah
menumpuk sudah di mulutnya. 
    Siap untuk ditumpahkan. 
    Semuanya terdiri dari katakata paling kotor yang dapat diingatnya. Namun tak
pernah terbayangakan dilontarkannya pada siapa pun juga, Akan tetapi katakata dan
kalimat yang terdengar diseantero ruang oval itu justru berirama lembut danmanis
pula. 
    "Aku akan menari atas nama mereka berdua." 
    chucky  sampai terkejut sendiri. 
    mustahil ia telah berbicara selembut itu dengan tutur kata yang manis pula. 
    Tetapi tunggu dulu! 
    Ia memang sudah mantap, tapi belum satu huruf pun yang sempat ia keluarkan.
Suara barusan pasti bukan pula suaranya. Jika tidak salah dengan itu, mestinya suara
seorang perempuan.Yang aneh, mengapa semua mata tertuju serempak kearah dirinya?
    Kesurupan setankah dia? 
    Pertanyaan mencemaskan itu sesaat  terjawab waktu sesosok tubuh semampai berisi
melewati tiang beton tempat chucky  dan kayu salibnya terikat kencang. Datang dari
arah barisan tempat duduk di belakang tiang beton. 
    "Oh... jadi dialah yang angkat suara tadi." 
    chucky  membatin. Lega sebab  ia terbukti bukan kemasukan setan. Diawasinya
sosok tubuh yang lewat dekat dengan kakinya. sebab  posisi chucky  di tiang beton
berada diatas, maka yang terlihat mulanya hanyalah rambut,pundak dan lenganlengan
putih halus. Disusul sosok tubuh bergaun hitam yang lekaklekuk maupun irama
langkahnya sekan sudah dikenali chucky .Baru setlah perempuan itu memutar tubuh
untuk berjalan di lantai arena menuju ke panggung singgasana,chucky  dapat melihat
orangnya lebih jelas. Meski tak sekalipun perempuan muda bersosok menawan itu
berpaling ke arahnya dan berlagak sekanakan chucky  tak pernah ada disana. chucky 
dengan segera mengetahui siapa dia gerangan. 
    mirna  Pusparini. 
    Yang berjalan tenang, dan semakin jauh ia melangkah,semakin pinggulnya
bergoyang.Tarian itu sudah dimulai. 
    MUNCULLAH sesaat  reaksi beraneka ragam. 
    chucky  terpana. 
    Terpana oleh kehadiran mirna  Pusparini.Dan terpana setelah baru sekarang ia
menyadari,betapa indahnya goyang pinggul wanita lesbian  itu. Coba saja chucky  tidak dalam
kondisi normal. 
    Badan pun tersiksa. 
    Otototot kejang sebab  diikat ke tiang beton tanpa ada tempat kaki berpijak. Kedua
lengan terus menerus pula terentang. Dengan telapak tangan terpaku kebalok kayu.
Keduaduanya sudah bengkak kebirubiruan. Jarijari pun sudah mulai memutih. 
    Mana darah masih menetes ke luar. 
    Kurang apa lagi siksaan yang diderita chucky ? 
    Dan toh, nafsu birahinya masih sempat untuk terlonjak. Terbayang sesaat  saat ia
berduaan dengan wanita lesbian  itu dalam cottage, di atas sebuah altar.Di balik dinding kaca,
tiny  merasakan adanya perubahan suasana. Telapak tangan pelanpelan diturunkan
pula ia kembali membalikkan tubuh. Mulanya dengan risih, setengah hati, lantas
kemudian menatap terpesona.Dia menyaksikan seorang perempuan bergaun hitam
berjalan menyusuri lantai arena, lurus menuju ke arah panggung singgasana, pinggul
perempuan itu bergoyang gemulai. Tangan terangkat pelan, menggerai lepas rambut
hitamnya yang bersinarsinar. Dan gerakan tangantangan itu sewaktu mengurai
rambut, tak kurang pula gemulainya. Lengan kirinya kemudian meliuk setengah
putaran. dengan arah ke atas tangan kanan memutar ke arah berlawanan. 
    Pinggang ditekuk,dan.... 
    Ah! 
    tiny  seperti mengenali sosok tubuh bergaun hitam itu.Ia pun berpaling, melihat ke
satu arah yang sudah di hapalnya. 
    Kursi yang dilihatnya kosong. 
    Jadi dialah perempuan yang menakjubkan itu. Perempuan misterius,satusatunya
orang yang seingat tiny , memperlihatkan reaksi berbeda dengan ratusan yang lain. 
    tiny  berpaling lagi! 
    Dan tanpa disengaja matanya menangkap sosok tubuh chucky  yang terpaku ke
kayusalib, terikat di tiang beton. Sepasang mata tiny  masih cukup awas untuk
melihat mentalnya yang semakin merosot, masih mampu menganalisa situasi di depan
mata. 
    Ia melihat emosi. 
    Di wajah dan bagian tertentu di tubuh chucky . Emosi seksuil. 
    Sesaat  itu juga, tiny  membuang muka. 
    Dengan berang. 
    sebab  cemburu. 
    Terkurung oleh lingkaran sinar merah redup, jessica  dan calon suaminya
menghentikan gerakan panik mereka yang memang siasia. Sentuhansentuhan terpaksa
itu tetap saja tidak menghasilkan apaapa.Perhatian mereka berdua lantas teralih pada
orang yang telah berbaik hati untuk menolong. 
    Si lelaki masih tampak menderita. Ia tahu siapa dan sedang apa si penolong itu,
namun sedikit pun ia tak tertarik. Yang menghantui pikirannya hanya satu, ekor ular di
bawah tubuhnya. 
    jessica  menangis. 
    Bukan lagi tangis panik atau putus asa. 
    Melainkan tangis terenyuh, saat  ia melihat kembali saudara kembarnya. Ada
banyak hal dari saudara kembarnya itu yang tidak disukai jessica .
Karakternya, temantemanya, terutama si Rudi, anjing berperilaku menakutkan itu. 
    Lalu berhalaberhalanya. 
    Dan entah apalagi. 
    Namun demikian jessica  tetap mengasihi saudara kembarnya
sebagaimana ia juga dikasihi oleh mirna  Pusparini. Sebagai saudara kembar mereka
tetap merasa dekat satu sama lain.Tak perduli apa yang menimpa dirinya, tak perduli
bagaimana dan dengan apa si saudara kembar akan menolong, hanya ada satu reaksi
di wajah dan sepasang mata jessica . 
    Kerinduan yang sangat. 
    Namun tanpa menoleh kearahnya, si saudara kembar terus saja berjalan. 
    Terus saja menari. 
    Ratusan orang yang duduk di kursi empuk bersusun,begitu pula kelompok anakanak
tanggung di dua ujung ruang oval pun memberi reaksi bermacammacam. Ada yang
hanya terpana saja, ada yang ditambah mulut ternganga segala. 
    Umumnya berdecakdecak kagum. 
    Sebagian besar dari mereka duduk resah. 
    Diamdiam terangsang. 
    Beberapa yang lebih bemirna  dengan mata tak beralih dari arena menggapaikan
tangan untuk meraba ke kiri atau ke kanan. Tanpa mempedulikan apakah yang meraba
itu pasangan sendiri atau pasangan orang lain. 
    Mana yang diraba memberikan sambutan hangat pula. 
    Pengaruh birahi gaib yang ditimbulkan mirna  Pusparini membuat ratusan orang itu
  Halaman 140 Kolektor EBook  
sama sekali tidak teringat untuk bertanyatanya siapa gerangan wanita rupawan
bertubuh seronok dan di setiap langkahnya menebar aroma erotis itu. Hanya segelintir
pula yang teringat untuk membandingbandingkan dengan wanita lesbian  satunya lagi yang
terkurung sinar merah redup. Lantas sempat dibuat terkesima melihat persamaan wajah
yang bagai pinang dibelah dua.Tetapi ada beberapa orang yang tampak tetap
tenang,tidak terpengaruh atau memang mereka orangorang yang mampu
mengendalikan diri dengan baik. Duduk di kursi masingmasing, di tempat
terpisahpisah, mereka hanya diam mengawasi setiap langkah maju Rini Pusparini.
Dibalik sikap tenang mereka tersirat pandang bertanya, 
    "sudah siapkah wanita lesbian  itu?" 
    Tampak wanita lesbian  dengan gemulai mengurai rambut, pertanda ia sudah siap! 
    Lalu diamdiam mereka melakukan meditasi awal. 
    Sambil berjagajaga menghadapi setiap kemungkinan yang tidak
dikehendaki.Samarsamar,bibir mereka berkomatkamit. 
    Sang Api dari kegelapan yang kepada tiny  telah mengaku diri sebagai iblis itu,
reaksinya sukar ditebak. 
    Ia sempat terkejut, itu sudah pasti. 
    Yakni, saat  ada suara perempuan angkat bicara, 
    "Aku akan menari..." 
    Lalu perempuan itu bangkit dari kursinya. 
    Telah sekian tahun berjalan, sekian ratus kali pula ia menampakkan diri di hadapan
mereka tetapi baru satu kali ini terjadi,ada orang yang berbicara atau bertindak bukan
atas perintahnya, atau atas kehendak gaibhya. Tidak perduli siapa dan apa status sosial
mereka di mata umum,tetapi di sini dia adalah hamba? 
    Kini, ada yang bemirna ! 
    Tentu saja dia terkejut. 
    Tetapi dia adalah api dari kegelapan. 
    Api sebesar atau sekecil apapun tidaklah memiliki perasaan. 
    Dan kegelapan adalah misteri yang tidak pernah terungkap. 
    Ia ditakuti atau dihindari tetapi sekaligus merupakan tempat berlindung yang paling
aman.Maka, bila pun sang Api dari kegelapan terkejut, keterkejutannya tidaklah lebih
dari kerutan dahi dan tersiratnya pikiran sambil lalu,     "Koq dia bemirna !" 
    Oh, oh dia kini mengerti. 
    Lihatlah perempuan yang berjalan sambil menari itu. 
    Ah bukan. 
    Bukan berjalan sambil menari, tetapi berjalan seperti menari! 
    Itulah dia, si anak perempuan kecil yang omongannya lucu tetapi bemirna . 
    "Aku mengumpul sumbangan paling banyak. Boleh dong, minta tambah uang jajan." 
    Atau, 
    "Bila aku keluar baikbaik dari pintu depan, pasti disuruh kembali. Maka aku kabur
lewat jendela!" 
    Perempuan itu masih teus berjalan menyusuri lantai kepanggung di bawah
singgasananya. Ia kini melangkah di samping sinar merah redup. 
    Oh, oh, ada wajah yang sama tetapi... 
    Aah tentu saja itu adalah sepasang bayi merah di depan, pintu. 
    Ia sendiri yang menemukannya tengah malam terbungkus selimut dan kainkain
usang. 
    Yang satu tersenyum padanya. 
    Kencing didadanya. 
    Ia tertawa. 
    Ia tidak suka yang satunya lagi. Kerjanya cuma menangis. Itu bukan pertanda
kelembutan tetapi kelemahan. Ia lebih suka pada yang kencing di dadanya.Apalagi
setelah anak itu tumbuh dan bisa merangkak,ia merangkak seperti menari. Setelah bisa
berjalan, ia berjalan seperti menari. 
    Bukan main itu anak. 
    Mana bemirna  dan kuat pula. 
    Bahkan meringis pun dia tidak sewaktu dicambuk ibu asrama pakai sapu lidi. Pun
sewaktu menjatahi hukuman di depan kelas dengan berdiri diatas satu kaki selama jam
pelajaran, anak perempuan kecil itu masih bisa senyum. 
    Oh... oh... dia memang sedang tersenyum di bawah sana sudah terhenti menyusuri
lantai, dan kini berdiri sekitar empat atau lima meter dari panggung. Berkata dengan
bemirna , 
    "aku masih akan menari untukmu. Dan aku pun akan memperlihatkan yang lainnya." 
    Lalu kedua lengannya terangkat gemulai, menggapai resluting gaun hitamnya di
punggung. 
    Oh... oh... tangantangan kecil mungil yang saat  membuka bajunya di kamar mandi
pun tampak seperti menari. Lantas kemudian ia kan dikejutkan oleh jeritan marah anak
perempuan, 
    "Bapak mengintipku lagi ya? Awaslah kuadukan nanti ke ibu asrama!" 
    Dia suka sedih bila anak perempuan itu marah sebab  anak itu tidak akan mau nanti
berjalan di depannya,tidak mau menari untuknya. Maka untuk menyenangkan hati
anak perempuan itu, dia buruburu berjanji akan kapok sambil purapura ketakutan
setengah mati. 
    Dia toh takut diadukan. 
    Apalagi diadukan ke ibu asrama sebab  jika ibu asrama menghukum, konon pula
sampai memecatnya. Berarti ibu asrama akan kehilangan satusatunya orang yang
mampu membuat ibu asrama menggelinjang liar di tempat tidur. Yang mampu pula
membuat ibu asrama mengalami orgasme duatiga kali berturutturut sampai ibu
asrama lelah sendiri,lantas terlelap puas.Dia selalu beranganangan, suatu hari kelak
ia akan melakukan melakukan hal yang sama dengan si anak perempuan yang kalau
  Halaman 143 Kolektor EBook  
berjalan seperti menari itu.Tetapi sebelum waktu itu datang, muncullah orang kaya
bergelar Raden itu untuk membawa pergi si anak perempuan kesayangannya dan anak
satunya lagi itu. 
    Dia sebenarnya ingin ikut dengan mereka. Tetapi orang yang angkuh itu berkata
dengan sombongnya, 
    "Oh. pembantu di rumahku sudah lebih dari cukup!" 
    Ibu asrama bersikeras pula menahan dirinya, terlepas dari urusan di tempat tidur,
apa yang dijadikan dalih oleh ibu asrama memang benar, 
    "Kau lebih dibutuhkan disini. Anakanak segan padamu, senang mendengar
suaramu." 
    Maka itulah yang dia lakukan. 
    Menjaga dan mengurus semua anakanak yang masih tinggal. Membuat mereka
bukan hanya segan, tetapi juga takut pada dirinya.Lalu menguasai mereka dan kapan
saja suka ia mempermainkan mereka sebab  memang ia tidak pernah menyukai mereka
semua! 
    Demikian pula halnya dengan ratusan orang tolol yang sekarang ini berkumpul
dihadapannya. 
    Tak lebih dari ratusan boneka mati. 
    Belum lagi ribuan lainnya di luarsana, yang dapat ia permainkan sekehendak hati.
Tak sekalipun dari mereka ada yang bemirna  mengatakan tidak. 
    Dan itu mulai membuat dirinya bosan, jenuh, lalu... 
    Ah, sudahlah! 
    Lupakan saja ratusan lintahlintah tolol itu. Lihatlah ke bawah sana, anak
perempuan kecil itu sudah mulai bersiram diri di kamar mandinya. 
    Tubuh kecilnya yang telanjang. 
    Ai! tubuh itu jauh lebih dewasa, lebih besar dan tubuh telanjang yang indah itu
meliukliuk, berputar, terhempashempas, menggelinjang erotis. Hembusan nafas
birahinya tercium sampai ke singgasana. 
    Tampak sudah tidak sabar menunggu. 
    Sekan mendesahkan rintihan, 
    "sekian tahun kau merancang anganangan. Sekarang lakukanlah. Buat
anganangan indah itu menjadi kenyataan." 
    Sang Api dari kegelapan pun turunlah dari singgasananya dengan langkahlangkah
teratur, anggun. 
    Di bibir panggung ia berhenti sejenak. 
    Menimbangnimbang apakah ia turun saja ke lantai di bawah sana atau sebaiknya
memerintahkan anak perempuan itu naik ke atas panggung, dimana mereka akan
menari bersamasama. 
    Hei, suara apa itu yang mengganggu? 
    Mulanya hanya desiran sayupsayup, 
    "Maruta....Maruti..." 
    Lalu....Oh... oh... ada beberapa sosok tubuh lainnya. Orangorang yang bemirna 
berdiri di kursi masingmasing dan bersuara lebih keras, lebih kompak. 
    "Oh Dewi Durga...bantulah. Oh Maruta Maruti, keluarlah...." 
    Dan di lantai, tubuh telanjang itu tampak melonjaklonjak, mengerang, merintih,
menghempashempas dengan hebatnya. Dan tibatiba ia mengejat keras seraya menjerit
lengking terputusputus.Bersamaan dengan itu, dari celah diantara dua paha telanjang
itu menyemburlah keluar. 
    Bukan cairan darah, bukan pula bayi merah. 
    Suaranya berdesasdesus,sinarnya terang benderang menyilaukan mata.
Benar,memang itulah yang melesat keluar dari rahim si perempuan. 
    Sinar terang berwarna ganda. 
    Sinar yang seakan membelah dua tetapi terdiri dari satu. 
    Perpaduan warna yang mengejutkan. 
    Hijau dan hitam pekat. 
    Yang dengan cepat meliuk untuk kemudian membesar dan semakin membesar dengan
cepat sekali. 
    Hanya memakan tempo tidak lebih dari satu helaan nafas pendek. Dan, tahutahu
saja ia sudah berdiri tegak di lantai. 
    Sesosok mahluk tinggi besar. 
    Sehingga meskipun ia tegak di lantai, tingginya sejajar dengan sang Api dari
kegelapan yang berdiri terpana di atas panggung. Mahluk itu sematamata terbentuk
dari sinar semurnimurninya sinar. Terdiri dari satu tubuh tetapi dengan dua wujut.
Sinar hijau bersosok serta berwajah manusia dengan mata putih hampa. Dan sinar
hitam pekat bersosok hewan buas raksasa, dengan mata kuning kemerahmerahan. 
    Mahluk itu menggeram. 
    Suara geramnya sesaat  membuat bangunan Ruang Oval, bagai bergetar. 
    Sang Api dari kegelapan, tersentak. 
    Diam membeku dengan wajah pucat pasi. 
    Tercelentang letih di lantai, 
    mirna  Pusparini yang bersimbah peluh memandang tersentak pula. Bukan ke sosok
mahluk yang telah melesat keluar dari rahimnya lantas berproses cepat dan
sedemikian rupa mengejutkan. 
    mirna  Pusparini tersentak setelah ia melihat reaksi sang Api dari kegelapan. 
    Reaksi yang benarbenar manusiawi. 
    Dan itu adalah mustahil. 
    Telah terjadi kekeliruan. 
    Ada sesuatu yang salah! 
      Kesalahan itu terasa kian nyata sewaktu ia mendengar suara ribut diseantero
ruangan. Campur aduknya seruan, takjub, terkejut, jeritan panik dan juga tangis
ketakutan. Kesemuanya itu sesungguhnyalah reaksi yang sangat manusiawi, bukan
dari reaksi ratusan manusia yang jiwa dan pikirannya telah kosong dan diganti oleh
jiwa dan pikiran yang sesuai dengan kehendak orang yang telah menjadikan mereka
semua sebagai hamba sahaya. 
    Tibatiba mirna  Pusparini menyadari dimana letak kesalahan itu.Yakni saat  ia
mengamati dengan lebih seksama dan melihat bahwa sinar biru yang meliukliuk di
sekitar singgasana telah lenyap entah kemana. Merahnya bara api pada sepasang mata
di masingmasing kepala ular ganda yang menjadi sandaran lengan kursi
singgasanapun juga tidak terlihat lagi. 
    Walau hanya sekelipan saja. 
    Secara naluriah, mirna  Pusparini berpaling ke belakang. 
    Tampak olehnya jessica  dan calon suaminya sedang berdiri dengan
pandangan takjub di atas kaki mereka masingmasing. Bukan lagi di atas ekor ular
yang menyedihkan itu. Saudara kembarnya dan lelaki tampan di sebelahnya tampak
belum menyadari keadaan itu. Dan mirna  tidak merasa perlu memberitahu apalagi
menyatakan kegembiraan disebab kan sinar merah redup yang sebelumnya mengurung
ke dua orangitu, ikut pula menghilang. 
    Hanya dengan melihat, mirna  Pusparini sudah mengerti. 
    Sesaat  itu juga ia menggeliat bangun dengan susah payah seraya berteriak
memperingatkan, 
    "Awas...!" 
    Ia terlambat. 
    Mahluk berwujut ganda yang sepenuhnya terbentuk dari sinar berwarna ganda itu
pula itu sudah lebih dulu beraksi. Lengan hijaunya yang berwujut seperti lengan
manusia sudah meraih lalu mencengkeram pinggang serta rusuk sang Api dari
kegelapan. Diangkat naik, dibawa berputar sehingga punggungsang Api dari
kegelapan kini menghadap ke arah para pengikutnya yang keadaannya semakin kacau.
Pada saat mirna  Pusparini meneriakkan peringatan, lengan hitam yang sinarnya seperti
berbulubulu tebal dan panjang telah menebas. 
    Lurus dari kepala sampai ke antara dua paha. 
    Dan tubuh sang Api dari kegelapan yang tampak kecil tak berdaya dalam genggaman
mahluk tinggi besar itu,sesaat  terbelah dua. Sebelah masih tetap dicengkram lengan
hijau sementara sebelahnya lagi langsung jatuh terhempas di lantai. Darah pun
menyembur, muncrat,lantas mengalir seperti anak sungai di permukaan lantai. Tetapi
mengalirnya darah itu hanya berlangsung sedetik dua. Pada detik berikutnya, genangan
darah tahu tahu menggumpal sendiri kemudian terangkat naik.Meninggalkan tubuh
yang cuma sebelah di lantai. Dan menyatu dengan sisa darah yang masih
menyemburnyembur dari sisa tubuh lainnya yang masih dicengkram sang mahluk. 
    Pada saat itu, mahluk tinggi besar berbentuk sinar hijau lembut dan hitam berbulu,
ikut menyadari apa yang telah lebih dulu disadari mirna  Puspamirna . Ia jatuhkan bagian
tubuh yang tersisa di lengan hijaunya disertai geraman terkejut. Ia kemudian
meluruskan tegak seraya menggeramgeram dahsyat. Mata putih hampa di bagian
wajah hijau serta mata kuning kemerahmerahan di bagian wajahnya yang hitam
berbulu menatap bingung.Gumpalan darah itu terus naik dan bentuknya pun semakin
membesar dan membesar, kemudian dengan cepat bergulunggulung seperti kabut atau
awan merah yang mengapung di permukaan lantai dan bagian atasnya hampir
mencapai lelangit ruang Oval. Tak ada suara yang menyertai proses pembentukan diri
itu. Bahkan semua orang yang ada di dalam ruangan seakan disentakkan oleh seruan
marah dan gaib untuk diam. 
    Dan sebelum ada yang sempat mengerdipkan kelopak mata, gumpalan awan darah
itu bergerak melalui tubuh makhluk berwujud tak karuan itu. Makhluk itu menjeritkan
suara yang menulikan telinga, lantas menyongsong datangnya serangan. 
    Sejenak terjadi gerak saling mendorong. 
    Terdengar suara yang mendirikan bulu kuduk. Geram sang makhluk yang begitu
menggetarkan jantung serta desah nafas berat yang menyertai lonjakkanlonjakkan
awan darah. Kemudian tubuh makhluk bersinarsinar hijau dan hitam itu bagaikan
lenyap ditelan awan merah segar yang menggeliat dengan gumpalangumpalannya
menaiki panggung. 
    Singgasana yang kokoh dan megah sesaat  berderak patah kemudian hancur
berkepingkeping. 
    Lantas disertai teriakkan marah yang parau, gumpalan awan darah itu tampak
seperti akan meledak. Cipratan darah segar menetes jatuh atau terlempar kian kemari.
    Cipratan tetes darah ternyata berakibat mengerikan. 
    Tembok yang terkena langsung hancur. Panggung sesaat  hangus menghitam, begitu
pula lantai, dari kursikursi di dekat panggung terdengar jeritanjeritan sengsara. 
    Beberapa sosok tubuh tumbang dari kursinya. 
    Tubuhtubuh yang menghitam hangus. 
    Tubuhtubuh lain yang setengah hangus apalagi yang masih segar bugar dengan
sesaat  berlarian kian kemari untuk menyelamatkan diri. Teriakan panik dan jerit
tangisanpun kian menggila.Di tengah kekacauan dan histerisnya manusia
itu,menggemalah seruan parau dalam kemarahan yang sangat. Gumpalan awan darah
menggelembung hebat,kemudian seperti mengempiskan diri sebentar. Lalu saat 
gelembung itu kembali menjadi gumpalangumpalan awan, sesuatu melesat ke luar dan
terbang menyebrangi ruangan. 

    Sosok bersinarsinar hijau dan hitam pekat Melesat di sepanjang permukaan lantai
ke arah dinding kaca yang terletak di ujung lain ruang Oval itu. 
    chucky  berteriak ngeri, 
    "Menghindar, tiny !" 
    Di balik dinding kaca, tiny  yang dalam posisi setengah berlutut tidak menunjukkan
tandatanda untuk menghindar. Ia melihat datangnya bahaya dan ia sesungguhnya
memang ingin melompat sejauh mungkin,namun sekujur persendian tubuhnya bagai
lepas satu sama lain. Semangatnya pun ikut rontok sehingga ia tak mampu lagi
mengeluarkan jeritan minta tolong yang terkilas di benak. 
    Lemah, pucat dan tak berdaya,ia hanya mampu menyaksikan datangnya sang mahluk
yang terlempar keras itu menuju dinding kaca didepan mata. 
    Mata yang membelalak. 
    Pasrah. 
        Dengan derasnya tubuh mahluk besar yang sepenuhnya terbentuk dari sinar itu
mendarat di permukaan dinding kaca. Tepat di depan batang hidung tiny . 
    Anehnya, tak terdengar suara benturan. 
    Juga tidak bunyi dinding kaca yang meledak, pecah. Apa yang terdengar adalah
bunyi meleleh dan kepulan asap tipis. 
    Dinding kaca tampak meleleh, lantas menganga terbuka. 
    Sosok mahluk yang sepersekian detik tampak seperti menempel di bagian luar
dinding kaca melotot jatuh kelantai. 
    Sesaat mahluk itu rebah terkulai. 
    Saat berikutnya, tubuh tinggi besar dengan wujutnya yang menyeramkan itu
merangkak bangun. 
    Kepala menggelenggeleng pusing. 
    Lalu diam, memandang kedepan. 
    Lurus ke wajah tiny ! 
    Mata putih hampa dan kuning kemerahan itu seperti heran.Sepersekian detik cuma
mata  itu menatap.Kemudian sinar yang menjadi bagian pada tubuhnya meredup. 
    Meredup, semakin meredup. Tak ubahnya voltase listrik yang tegangnya turun secara
drastis. 
    Untuk kemudian, padam. 
    Tak tampak apaapa lagi. 
    Tidak sinar. 
    Tidak pula sosok mahluk atau wajah yang memiliki dua rupa yang sedemikian
kontras: lembutnya manusia dan buasnya hewan.Apa yang tampak kemudian oleh
tiny , baik lewat dinding kaca yang sudah terbuka menganga maupun dari dinding
sisa lantai ruangan yang kosong melompong sebagian terbesarnya, begitu pula dengan
banjaran kursikursi bersusun di kiri kanan arena kebanyakan sudah kosong. Dan jika
pun masih ada yang menempati, hanyalah mayat yang hitam mengeriput atau tubuh
yang menggeliatgeliat sengsara. Sementara yang di satu satunya pintu keluar masuk
ruangan masih terlihat gerombolan manusia yang saling desak, saling dorong, dan
saling tindih, sambil melompat atau menginjakinjak tubuhtubuh yang tertumpuk
dibawah mereka. 
    Dengan ngeri, tiny  berpaling ke tiang beton di dekatnya.chucky  masih tersalib
dan terikat ke tiang beton itu.Matanya yang kemerahmerahan, menatap ke arah tiny 
dengan mulut masih ternganga. 
    Tak percaya bahwa tiny  masih ada di depan mata, utuh, dan hidup pula. Bahkan
pelanpelan tampak bangkit berdiri terhuyunghuyung. Lantas dengan langkah limbung
berjalan ke luar menuju tiang beton di mana chucky  terikat. 
    Dan pada saat wanita lesbian  itu merangkul erat kedua kaki chucky , terdengarlah suara berat
parau bergaung membahana. 
    "Bodoh, sungguh bodoh!" 
    chucky  dan tiny  berpaling sesaat . 
    Dan menyadari, mahluk itu masih ada di ujung lain ruang oval. Mahluk yang
berbentuk gumpalan awan merah basah. Bergulunggulung memenuhi bagian dimana
tadinya terletak panggung serta singgasana. Dari beberapa bagian gumpalan awan
merah basah itu tampak di sana sini menetesnetes darah merah segar. 
    Ada seseorang beringsut menjauh mengikuti dua tiga orang lainnya yang tampak
menyeret sosok tubuh telanjang, mundur menjauh. 
    Di tempat yang mereka tinggalkan, terlihatlah dua bagian sosok tubuh yang kering
mengeriput, sang Api dari kegelapan. 
    Lalu dua sosok yang telanjang bulat dalam keadaan setengah hancur dan jelas sudah
mati. jessica  dan lelaki pendampingnya. 
    "Duaduanya bodoh!' 
    Suara berat dan parau membahana itu terdengar lagi. Datang dari arah gumpalan
awan darah. sebab  di setiap bunyi kata atau desah nafas tersengalsengal terlihat
gerakangerakan yang seirama. 
    "Yang satu, takabur! Mentangmentang selama ini semua kehendaknya kuturuti... Eh,
lantas menyangka aku inilah budak, dan dia... iblisnya!" 
    tiny  sesaat  menyadari siapa yang dimaksud. 
    chucky  baru saatsaat setelahnya. 
    Yakni sosok tubuh yang terdiri dan dua belahan itu. Lalu siapa yang satunya lagi? 
    Tadi dinamakan sebut dua. 
    Duaduanya bodoh! 
    "Yang satunya lagi," gumpalan awan darah itu tampak hidup berdenyutdenyut. 
    "Emosionil, dan beri aku kekanakkanakan!" 
    Terdengar tawa berat dan parau. Gumpalan awan darah itu berdenyut lebih keras,
seirama dengan bunyi tertawanya.Secara naluriah chucky  mencitrakan perhatiannya
pada mirna  Pusparini. Sosok telanjangnya tampak sangat menyedihkan. 
    Hampir sebagian dari tubuhnya sebelah bawah sudah hancur dan hangus melepuh.
Bagianbagian lebih ke atas juga mengalami cacatcacat kecil, tetapi wajahnya masih
sepenuhnya utuh. Dan wajah itu tengah memandang ke arah gumpalan awan
merah.Seraya rebah di haribaan seorang lelaki berpakaian serba hitam. Tiga lainnya,
juga memakai warna yang sama walau pun model berbeda sesuai selera, tentunya. 
    mirna  Pusparini nyatanya tidaklah ditinggalkan oleh para pengikut sektenya yang
setia. Mereka pun tampak ada yang terluka. Tetapi masih lebih beruntung dibanding
lima sosok lainnya. chucky  sempat menghitung jumlah mereka yang tadi berdiri
serempak. Dan di tempat terpisah, ia melihat lima yang lain itu terkulai,
mati.Gumpalan awan merah itu berdenyut agak lemah. 
    "Dia meski kekanakkanakan sebenarnya memiliki bakat. Aku sudah mulai
berpikirpikir untuk berpindah ketempatnya. Tetapi kemudian, oh... sungguh permainan
anakanak. Sungguh bodoh! Andai saja dia sedikit bersabar. Ini menganggap roh dari
dunia terasing adalah aku. Rohroh kerdil yang senang melarikan diri,rohroh yang
suka usil! Dan yang tadi itu entah sudah berapa kali telinganya kujewer. Barangkali
saja dia akan kapok!" 
    Ada suara batukbatuk. 
    Gumpalan awan darah itu seakan mau pecah sebab nya. Lantas suara lelah dan
denyutdenyut kehidupan yang lemah, sementara tetestetes darah segar terus saja
berjatuhan. 
    "Aku begitu jenuh! Muak pula. Semuanya hanya kesenangan duniawi. Tak satupun
dari mereka berdua atau para pengikut mereka yang memberi tantangan. Kecuali,kau,
anak manis..." 
    tiny  merasa tubuhnya dingin membeku. 
    Nalurinya membisikkan, dialah yang dimaksud. 
    "Sebenarnya aku masih ingin bermainmain denganmu. Kau memiliki keyakinan.
Dan kekuatan tersembunyi yang tidak pernah kau ketahui. Aku masih tergoda untuk
meruntuhkannya. Tetapi anak nakal tadi membuatku sempat terluka. Aku lelah, ingin
istirahat.Dan..." 
    Batukbatuk lagi. 
    Kemudian sunyi. 
    Gumpalan awan darah itu tampak tidak bergerak sedikit pun. Malah warnanya
mulai menghitam, semakin hitam, kemudian menggelap dan hilang. 
    Di bekas gumpalan awan darah itu tampak bagian dari sebuah panggung yang
hancur runtuh rata dengan permukaan lantai yang tampak menganga
berlubanglubang. Demikian pula halnya dengan singgasana. Tak ada lagi bentuk
kecuali sepotong batu pualam, berbentuk kepala ular. Dengan lubanglubang mata,
bolong dan hitam. 
    Iblis atau siapa pun sesungguhnya dia telah pergi. 
    Tanpa pamit. 
    Dengan cara yang sangat sederhana pula. 
    ATAS permintaan Bi veronica  dan disetujui pula oleh Johan, Cottage dibongkar habis.
Dan di bekas cottage itulah dimakamkan mirna  Pusparini beserta saudara kembarnya.
jessica . Kemudian dilakukan upacara kecil oleh bekas para pengikut
sektenya. 
    chucky  dan tiny  tentu saja tidak mengikuti. Mereka memisahkan diri bersama
beberapa pelayat lain yang tak seberapa jumlahnya. Saat memisahkan diri itulah
chucky  melihat sebuah kuburan baru di sudut paling jauh. Terpancang batu nisan
bertuliskan: 
    "Rudi. Telah bereinkarnasi, tgl..." 
    chucky  bergidik. 
    Teringat pada mahluk hitam legam dengan mata kuningnya yang kemerahmerahan
itu. Sosok itulah yang ia lihat di Ruang Oval. Bentuk muka dan wujut tubuh Rudi dalam
bentuk sinar berwarna hitam pekat. 
    Ia merasa pasti akan itu. 
    Sepasti ia yakin pada belahan lainnya yang berwarna hijau. Bahkan tiny  pun tidak
terkelabui. Pada Nurmala dan Rosida ia bahkan bemirna  angkat sumpah. 
    "Wajah hijau itu, persis chucky !" 
    chucky  memutar tubuh dengan gelisah. 
    Memandang ke kuburan dua bersaudara kembar itu.Di sebelah mana tadinya ada
sebuah altar. Dan setelah ia meninggalkan tubuh mirna  Pusparini, untuk apakah Rudi
dipanggil masuk ke dalam cottage? 
    Masih terbayang di pelupuk mata chucky , mirna  Pusparini menutup pintu cottage
begitu Rudi masuk ke dalam. Dan wanita lesbian  itu tidak berbusana.Terngiang apa yang
diucapkan si wanita lesbian : 
    "Masih ada upacara lain..." 
    Di atas altar, tentu ! 
    chucky  bergidik lagi, lantas menggapai tangan tiny .Berkata dengan gemetar: 
    "Ayo. Kita pulang!" 
    "Tunggulah sampai mereka selesai!" 
    tiny  menentang dengan suara lembut. 
    "Setidaktidaknya hanya dengan cara itulah kau dapat menghormati dan
berterimakasih pada mirna ." 
    tiny  benar. 
    Dan chucky  mengalah. 
    Menghormati orang yang meninggal tidak ada salahnya. Dan berterimakasih,
chucky  pun harus.Sambil duduk di bangku taman yang rindang. chucky  diamdiam
memperhatikan kedua telapak tangannya.Duadua telapak tangan itu masih terasa
perih, kadang kadang. Tetapi dokter Anwar berkata meyakinkan, 
    "Nanti juga akan hilang sendirinya..." 
    Petugas di laboratorium menguatkan. 
    "Hasil rontgen memang memperlihatkan bekas tandatanda keretakan. Tetapi
bagaimana pun, tulangtulangnya utuh, begitu urat. Ada pun mengenai..." 
    mirna  Pusparinilah yang telah melakukannya.Sebelum bala bantuan datang,
temantemannya yang setia telah berjuang keras melepaskan dua telapak tangan
chucky  dari palang kayu salib. Tentu saja dengan chucky  berkutat habishabisan agar
tidak sampai melolonglolong kesakitan.Kemudian ia dibawa mereka ke tempat wanita lesbian 
itu berbaring. 
    mirna  Pusparini tersenyum. 
    Lemah dan pucat, ia berbisik. 
    "Cjumlah aku..." 
    Tentu saja chucky  bingung, apabila setelah ia lihat sepasang mata tiny 
membelalak. Tetapi atas anggukan temanteman mirna  Pusparini, permintaan wanita lesbian  itu
kemudian ia turuti.Lebih dulu wanita lesbian  itu memastikan bahwa ibu dan jari telunjuk tangan
kiri dan kanannya, benarbenar telah menutupi dan mengusap lubang menganga dan
darah di dua telapak tangan chucky . Setelahnya baru chucky  mendekatkan bibirnya
ke bibir mirna  Pusparini. 
    Terasa bibir itu seperti mengulum terasa masih hangat,sebelum bibir itu tibatiba
  dingin membeku. chucky  tidak akan lupa bagaimana ia terheran heran melihat
lubang menganga di kedua telapak tangannya tidak tampak lagi. Memang masih
bengkak tetapi sepertinya tidak pernah ada bekas luka di situ.Namun yang paling sulit
ia lepaskan dari ingatan adalah saatsaat ia menjauhkan bibirnya dari bibir mirna 
Pusparini. Dan menyadari bahwa selagi mereka berciuman, wanita lesbian  itu pun pamit untuk
selamanya. 
    "chuck?" 
    chucky  terperanjat. 
    Lamunannya buyar. 
    Sewaktu ia menoleh, matanya sesaat  beradu dengan sepasang mata sejuk bening,
dengan sudutsudut yang membentuk spesifik itu.tiny  seakan bukan hanya
memandang, tetapi juga ingin menembus ke dalam melalui mata chucky  untuk
membongkar apa yang tersembunyi di sebaliknya. Baru kemudian bertanya, 
    "Pernahkah kau sebelumnya mencium dia?" 
    Nyaris saja chucky  menjawab. 
    "Mencium? Bahkan lebih dari itu." 
    Beruntung, ia keburu sadar dengan siapa ia berhadapan. Selain itu, ia pun
dihinggapi semacam perasaan bersalah. Setelah berpikirpikir sejenak chucky  balik
bertanya, 
    "Mana yang kau inginkan. tiny ! Aku berdusta atau berkata sebenarnya?" 
    tiny  tersentak. 
    Lalu kemudian tersenyum. 
    Manis. 
    Digapainya tangan chucky . 
    Dibelai hangat, lalu berbisik lebih hangat lagi, 
    "Berdustalah!"