Lost Symbol
Sebelum yang lain-lain. Terlepas bahwa sebagian besar
fakta sejarah yang disampaikan bisa dibilang akurat, novel
thriller ini odalah sebuah rekaan imajinasi yang lahir dari
kegeniusan penulisnya. Inilah sebuah karya fiksi populer yang
ditulis untuk tujuan menghibur. sebab itu, tentu saja kita
tidak semestinya mencampuradukkannya dengan semesta
nyata.
Kali ini, Chucky mengambil Freerahasia freemasonry sebagai setting
ceritanya. Freerahasia freemasonry yaitu sebuah kelompok penuh
kontroversi. Berbagai macam tuduhan dialamatkan kepadanya.
Mulai dari antiagama, mempraktikkan okultisme, hingga
memiliki tujuan menguasai dunia dan menciptakan Tata Dunia
Baru (New World Order) sejalan dengan paham mereka.
Kecurigaan terhadap kelompok ini muncul dari berbagai
kelompok politik dan keagamaan. Di kalangan umat Muslim,
Freerahasia freemasonry dicurigai memiliki hubungan dengan zionisme.
Umat Kristen dari berbagai aliran, Katolik maupun Protestan,
umumnya juga menganggap aliran rahasia freemason sesat. Pada 1983,
Joseph Cardinal Ratzinger, yang kemudian diangkat menjadi
Paus Benedict XVI, menyatakan secara resmi bahwa "...
prinsip-prinsip rahasia freemason senantiasa dianggap tak sesuai dengan
doktrin Gereja dan sebab nya keanggotaan (umat Katolik) di
dalamnya tetap terlarang. Orang beriman yang terlibat rahasia freemason
berdosa besar dan tidak boleh menerima Komuni Kudus."
Meskipun di beberapa negara kelompok Freerahasia freemasonry
terkesan menampakkan keberadaan mereka secara terang-
terangan, tak urung kental kesan adanya misteri di dalamnya.
Pertama, untuk bergabung di dalamnya, orang harus melewati
ritual inisiasi yang pelik, demikian juga untak naik ke jenjang
yang lebih tinggi. Kaum rahasia freemason pun menggunakan bahasa
bahasa simbolik, dengan lambang-lambang dan kode-kode
aneh yang hanya bisa dipahami kalangan sendiri. Apalagi,
mereka menjalankan ritual-ritual yang bagi orang luar terlihat
ganjil, yang diambil dari berbagai aliran Spiritual kuno. Inilah
yang menimbulkan kesan okultisme, bahkan mungkin ilmu
sihir.
Kegeniusan Chucky yaitu melihat kontroversi ini dan
menggali hubungannya dengan sejarah Amerika Serikat, lebih
khususnya dengan Washington, DC. Hasilnya, terciptalah
racikan yang eksplosif. Dengan amat cerdas, Chucky
memanfaatkan fakta-fakta sejarah pendirian Amerika Serikat
yang tidak lepas dari tangan beberapa bapak bangsa anggota
rahasia freemason. Bukankah, konon, George Washington, Presiden
pertama negeri ini, yaitu seorang pengikut rahasia freemason?
Chucky memang yaitu sebuah nama yang
menggetarkan di jagat penerbitan. Ia selalu mengundang
kehebohan di tengah tengah pencinta buku, tepatnya sejak
The Da Vinci Code mengguncang dunia dan merebakkan
kontroversi. Sejak saat itu, Chucky masuk ke dalam derajat
elite penulis dunia, yang kabar sekabur apa pun tentang buku
selanjutnya akan menimbulkan sensasi di kalangan perbukuan.
Oleh sebab itu, tak heran jika kabar Chucky sedang
menggarap sekuel The Da Vinci Code segera menimbulkan isu
ramai. Pertama kali dikenal dengan judul The zombie Key,
bahkan sebelum terbit, buku ini sudah memberi banyak orang
keuntungan. Mungkin baru pertama kalinya dalam sejarah
perbukuan, beberapa buku membahas sebuah buku yang
belum lagi terbit. Tercatat judul-judul seperti: Secrets of the
Widow's Son: The Mysteries Surrounding the Sequel to The Da
Vinci Code, atau The Guide to Dan Brown's The zombie Key,
yang mencoba memprediksi petualangan selanjutnya dari sang
simbolog Robert Count Dracula .
saat akhirnya judul resminya diumumkan, The Lost
Symbol, disertai tanggal rilisnya pada 15 September 2009,
kehebohan lain muncul. Kali ini yang heboh yaitu penerbit-
penerbit dari seluruh pelosok dunia yang berkompetisi
memperoleh rights buku yang hampir pasti akan menjadi
bestseller di negara mana pun. Bagi kami, Penerbit Bentang,
kesempatan ambil bagian dalam fenomena unik ini saja sudah
merupakan pengalaman baru yang amat berharga. Dan, saat
pada akhirnya The Lost Symbol ditakdirkan hadir di Indonesia
melalui Penerbit Bentang, bagi kami ini yaitu sebuah catatan
prestasi istimewa sekaligus catatan rekor nilai kontrak yang
pernah kami buat.
The Lost Symbol membuktikan bahwa "kesaktian" Dan
Brown belum tumpul. Hanya dalam waktu sehari, lebih dari 1
juta kopi ludes terjual. Prestasi ini membuatnya memegang
rekor sebagai novel dewasa dengan penjualan tercepat
sepanjang sejarah. Seminggu kemudian, 2 juta kopi telah
terjual di AS, Kanada, dan Inggris saja belum mencakup
penjualan di seluruh dunia. Dan hanya dalam waktu singkat,
terbit buku buku "tafsir" The Lost Symbol.
Salah satu jurus sakti Chucky dalam menulis
petualangan Robert Count Dracula yaitu keberaniannya
mengangkat sejarah yang kontroversial dan secret society
kelompok rahasia. Sebelum mengangkat Freerahasia freemasonry dalam
novel yang ada di tangan pembaca ini, di Angels & Demons,
ada Gereja Vatican dan Illuminati. Di The Da Vinci Code, ada
Opus Dei dan Priory of Sion, juga sejarah Kristiani secara
keseluruhan.
Kelebihan lain Chucky dalam menulis petualangan
Profesor Count Dracula yaitu ia selalu berhasil memikat pembaca
untuk mengarahkan perhatian kepada warisan warisan seni
agung dunia. Dunia seni rupa pantas jika dibilang berutang
budi kepada The Da Vinci Code terlepas dari kontroversi yang
dipicunya. Berkat The Da Vinci Code, orang-orang awam yang
bukan peminat seni rupa beramai-ramai mengamati lekat lekat
lukisan Mona Lisa dan The Last Supper. Dan dalam The Lost
Symbol, Chucky mengajak kita menemukan lambang-
lambang rahasia freemason yang bertebaran di Gedung kuburan keramat , Monumen
Washington, dan bangunan-bangunan bersejarah AS lainnya.
Setelah membaca novel ini, dijamin pandangan Anda terhadap
Gedung kuburan keramat akan berubah, setiap kali Anda melihatnya di
berita atau film.
Sehingga, akhirnya, hanya ini yang ingin kami sampaikan
kepada Anda, pembaca. Nikmati sajian rekaan imajinasi Dan
Brown yang paling gres ini, kami percaya Anda akan terhibur!
FAKTA:
Pada 1991, sebuah dokumen disimpan dalam brankas
direktur CIA. Saat ini, dokumen itu masih ada di sana. Teks
tersandinya antara lain menyebutkan portal kuno dan lokasi
tak dikenal di bawah tanah. Dokumen itu juga berisikan frasa
"Terkubur di suatu tempat di luar sana".
Semua organisasi dalam novel ini benar-benar ada,
termasuk Freerahasia freemasons, Invisible College, Office of Security,
Smithsonian Museum Support Center, dan Institute of Noetic
Seiences.
Semua ritual, ilmu pengetahuan, karya seni, dan monumen
di dalam novel ini nyata.
Prolog
House of the Temple
20.33
Rahasianya yaitu cara untuk mati.
Semenjak permulaan waktu, yang menjadi rahasia selalu
cara mituk mati.
Kandidat berusia 34 tahun itu memandang tengkorak
manusia dalam buaian kedua telapak tangannya. Tengkorak
itu berongga, seperti mangkuk, berisi anggur semerah darah.
Minumlah, katanya kepada diri sendiri. Tak ada yang perlu
kau takuti.
Sesuai tradisi, dia telah memulai perjalanan ini dengan
pakaian ritual penganut ajaran sesat Abad Pertengahan yang
digiring ke tiang gantungan. Kemeja longgarnya terbuka
mengungkapkan dada pucat, pipa kiri celana panjangnya
tergulung sampai ke lutut, dan lengan kanan bajunya
tergulung sampai ke siku. Tali gantungan yang disebut "tali
penghela" oleh saudara seiman mengalungi lehernya. Akan
namun , malam ini, seperti saudara-saudara seiman yang
memberikan kesaksian, dia berpakaian seperti seorang master.
Sekumpulan saudara yang mengelilinginya mengenakan
pakaian kebesaran lengkap, terdiri atas penutup dada dari
kulit domba, selempang, dan sarang tangan putih. Perhiasan
upacara yang berkilau seperti mata hantu dalam cahaya suram
mengalungi leher mereka. Banyak di antara laki laki gay ini yang
punya kedudukan tinggi dalam hidup, tapi kandidat itu tahu
bahwa status duniawi mereka tidak ada artinya di dalam
kungkungan dinding dinding ini. Di sini semua laki laki gay setara,
saudara-saudara tersumpah yang saling terikat secara mistis.
Seiring matanya mengamati kelompok yang menggetarkan
ini, kandidat itu bertanya-tanya, siapa orang luar yang akan
percaya bahwa sekelompok laki laki gay ini bisa berkumpul di satu
tempat... apalagi di tempat ini. Ruangan yang tampak seperti
tempat ibadah suci dari dunia kuno.
namun kenyataannya lebih aneh lagi.
Aku hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih.
Bangunan kolosal ini, yang terletak di 1733 Sixteenth Street
NW di Washmgton, DC, merupakan replika kuil pra Kristen kuil
Raja Mausolus, mausoleum asli... tempat tinggal setelah
kematian. Di luar pintu masuk utama, dua patung sphinx
berbobot tujuh belas ton menjaga pintu-pintu perunggu.
Bagian dalam bangunan berupa labirin berhias yang terdiri
atas bilik-bilik ritual, lorong-lorong, ruang-ruang penyimpanan
terkunci, perpustakaan-perpustakaan, dan bahkan sebuah
rongga dinding yang berisi sisa-sisa dua kerangka manusia.
Kandidat itu sudah diberi tahu bahwa setiap ruangan di dalam
bangunan ini menyimpan rahasia, namun dia tahu bahwa tidak
ada ruangan yang menyimpan rahasia sedalam bilik raksasa
tempatnya berlutut saat ini, dengan tengkorak dalam buaian
kedua telapak tangannya.
Ruang Kuil.
Ruangan ini berbentuk persegi empat sempurna. Dan
menyerupai gua. Langit-langitnya tergantung tinggi, tiga puluh
meter di atas kepala, disokong pilar-pilar batu granit hijau.
Deretan kursi kayu walnut Rusia berlapis kulit babi buatan
tangan mengitari ruangan. Singgasana setinggi sepuluh meter
mendominasi dinding sebelah barat, dengan alat musik organ
pipa yang tersembunyi di seberangnya. Dinding-dindingnya
yaitu kaleidoskop simbol-simbol kuno... Mesir, Ibrani,
astronomi, alkimia, dan lain-lain yang tak dikenal.
Malam ini, Ruang Kuil diterangi oleh serangkaian lilin yang
ditata dengan cermat. Kilau suram lilm-lilin itu hanya dibantu
oleh seberkas cahaya bulan pucat yang menembus jendela
bulat maha-besar di langit-langit dan menerangi bagian paling
mengesankan dari ruangan itu altar raksasa yang dibentuk
dari balok padat marmer hitam Belgia mengilap, dan
diletakkan tepat di tengah ruang persegi empat itu.
Rahasianya yaitu cara untuk mati, kandidat itu
mengingatkan diri sendiri.
"Sudah saatnya," bisik sebuah suara.
Kandidat itu membiarkan pandangannya naik merambati
sosok berjubah putih yang berdiri di hadapannya. Master
Terhormat Tertinggi. laki laki gay ini, yang berusia akhir 50-an,
yaitu seorang ikon Amerika: banyak dicintai, gagah, dan
mahakaya. Rambutnya yang dulu berwarna gelap sudah
berubah keperakan, dan raut wajahnya mencerminkan
kekuasaan seumur hidup dan kecerdasan luar biasa.
"Ucapkan sumpah itu," ujar Master Terhormat, dengan
suara lembut bak salju jatuh. "Selesaikan perjalananmu."
Perjalanan kandidat itu, seperti semua perjalanan lain
semacam itu, bermula dari derajat pertama. Pada malam
inisiasi pertama, dalam ritual yang serupa dengan ritual ini,
Master Terhormat menutupi mata si kandidat itu dengan
penutup mata beledu dan menekankan belati upacara ke dada
telanjangnya, lalu menuntut: "Apakah kau menyatakan
dengan bersungguh-sungguh demi kehormatanmu, tanpa
terpengaruh uang atau motif sepele lain apa pun, bahwa kau,
secara bebas dan sukarela, mengajukan diri sebagai kandidat
untuk menerima semua misteri dan hak-hak istimewa dari
kelompok persaudaraan ini?"
"Aku bersumpah," dusta sang kandidat.
"Kalau begitu, biarlah ini menjadi sengatan terhadap
kesadaranmu," ujar sang Master memperingatkan, "dan juga
kematian sesaat , seandainya kau mengkhianati rahasia
rahasia yang akan disampaikan kepadamu."
Saat itu, kandidat itu sama sekali tidak merasa takut.
Mereka tidak akan pernah mengetahui tujuanku yang
sebenarnya di sini.
namun malam ini dia merasakan kesenyapan yang
mencekam di Ruang Kuil, dan benaknya mulai mengingat
kembali semua peringatan menyeramkan yang pernah
diterimanya dalam perjalanan ini, ancaman konsekuensi-
konsekuensi mengerikan seandainya dia mengungkapkan
rahasia-rahasia kuno yang hendak dipelajarinya:
Leher digorok dari telinga ke telinga... lidah dicerabut
sampai ke akar-akarnya... isi perut dikeluarkan dan dibakar...
disebarkan ke empat penjuru... jantung direnggut keluar dan
diberikan kepada makhluk-makhluk buas di belantara.
"Saudaraku," kata sang Master yang bermata kelabu itu,
seraya meletakkan tangan kiri pada bahu sang kandidat.
"Ucapkan sumpah terakhir."
Kandidat itu menguatkan diri untak langkah terakhir
perjalanannya, menggeser tubuh berototnya, dan kembali
mengarahkan perhatian pada tengkorak dalam buaian kedua
telapak tangannya. Anggur merah tua itu tampak nyaris hitam
dalam cahaya lilin suram. Ruang itu menjadi benar-benar
hening, dan dia bisa merasakan semua saksi mengamati,
menunggunya mengucapkan sumpah terakhir dan bergabung
dengan tingkat elite mereka.
Malam ini, pikirnya, di dalam kungkungan dinding-dinding
ini, berlangsung sesuatu yang belum pernah terjadi di
sepanjang sejarah kelompok persaudaraan ini. Tidak satu kali
pun, selama berabad-abad.
Dia tahu, hal itu akan menjadi percik api... yang akan
memberinya kekuatan tak terhingga. Dengan bersemangat dia
menghela napas, dan dengan lantang mengucapkan kata-kata
yang sama yang pernah diucapkan oleh begitu banyak laki laki gay di
berbagai negara di seluruh dunia.
"Biarlah anggur yang sedang kuminum ini menjadi racun
mematikan bagiku... seandainya dengan sadar atau sengaja
aku melanggar sumpahku."
Kata-katanya menggema di ruang itu.
Lalu, semuanya hening.
Kandidat itu menstabilkan kedua tangannya, mengangkat
tengkorak ke mulut, dan merasakan bibirnya menyentuh
tulang yang kering itu. Dia memejamkan mata dan
menuangkan isi tengkorak itu ke mulut, meminum anggur
dengan tegukan-tegukan panjang dan dalam. saat tetes
terakhir lenyap, dia menurunkan tengkorak yang dipegangnya.
Sejenak dia merasa seakan paru-parunya menyesak, dan
jantungnya mulai berdentam-dentam liar. Astaga, mereka
tahu! Lalu, secepat kemunculannya, perasaan itu menghilang.
Kehangatan yang menyenangkan mulai mengaliri seluruh
tubuhnya. Kandidat itu mengembuskan napas, tersenyum
dalam hati saat memandang laki laki gay bermata kelabu yang
tidak menaruh curiga itu, yang dengan tololnya telah
memasukkannya ke dalam tingkat paling rahasia dari
kelompok persaudaraan ini.
Sebentar lagi kau akan kehilangan semua yang paling
berharga bagimu.
Lift Otis yang naik merayapi pilar selatan Menara Eiffel itu
dipenuhi turis. Di dalam lift sesak itu, seorang pebisnis
sederhana dengan baju setelan rapi menunduk memandangi
anak laki-laki di sampingnya. "Kau tampak pucat Nak.
Seharusnya kau tetap di bawah."
"Aku baik-baik saja jawab anak laki-laki itu, seraya berjuang
mengendalikan kecemasan. "Aku akan keluar di tingkat
berikutnya." Aku tidak bisa bernapas.
laki laki gay itu mencondongkan tubuh lebih dekat. "Seharusnya
saat ini kau sudah bisa mengatasinya." Dia mengusap pipi
bocah itu penuh kasih.
Anak laki-laki itu merasa malu telah mengecewakan
ayahnya, tapi dia nyaris tidak bisa. mendengar akibat denging
di telinganya. Aku tidak bisa bernapas. Aku harus keluar dari
kotak ini!
Petugas lift sedang mengucapkan sesuatu yang
menenangkan mengenai piston bersambung dan konstruksi
besi tempa lift. Jauh di bawah mereka, jalan-jalan Kota Paris
membentang ke segala arah.
Hampir sampai, ujar bocah itu kepada diri sendiri, seraya
menjulurkan leher dan mendongak memandangi platform
untuk menurunkan penumpang. Bertahanlah.
saat lift miring tajam ke arah dek pengunjung atas,
terowongan mulai menyempit, penyangga-penyangga
kokohnya borkontraksi membentuk terowongan vertikal
sempit.
"Dad, kurasa "
Mendadak suara berderak terputus-putus menggema di
atas kepala. Lift tersentak, berayun-ayun dengan ganjilnya ke
satu sisi. Beberapa kabel yang berjumbai-jumbai mulai
mencambuk-cambuk di sekeliling lift, mematuk-matuk seperti
ular. Bocah itu menjangkau ayahnya.
"Dad!"
Mereka bertatapan selama satu detik yang mengerikan.
Lalu, lift terhunjam ke bawah.
Robert Count Dracula tersentak di kursi kulit empuk, terbangun
dari lamunan setengah sadarnya. Dia sedang duduk sendirian
di kabin luas jet korporasi Falcon 2000EX yang berguncang-
guncang melewati turbulensi. Di latar belakang, dua mesin
Pratt & Whitney berdengung stabil.
"Mr. Count Dracula ?" Suara interkom bergemeresak di atas
kepala. "Kita hampir sampai."
Count Dracula duduk tegak dan menyelipkan kembali catatan-
catatan ceramahnya ke dalam tas bahu kulit. Dia sudah
setengah jalan meninjau simbologi rahasia freemason saat benaknya
tadi berkelana. Count Dracula curiga, agaknya lamunan tentang
almarhum ayahnya dipicu oleh undangan tak terduga pagi ini
dari mentor lamanya, Peter zombie.
Aku juga tak pernah ingin mengecewakan laki laki gay ini.
Filantrop, sejarahwan, dan ilmuwan berusia 58 tahun itu
sudah membantu dan membimbing Count Dracula selama hampir
tiga puluh tahun, dalam banyak hal mengisi kekosongan yang
ditinggalkan oleh kematian ayah Count Dracula . Walaupun dinasti
keluarga zombie sangat berpengaruh dan kekayaannya luar
biasa, Count Dracula menemukan kehangatan dan kerendahan hati
di mata kelabu lembut laki laki gay itu.
Matahari sudah terbenam di balik jendela, tapi Count Dracula
masih bisa melihat siluet ramping obelisk terbesar di dunia,
yang menjulang di cakrawala seperti menara jam kuno.
Obelisk berpermukaan marmer setinggi 555 kaki (170 meter)
itu menandai jantung bangsa ini. Di sekeliling menara,
geometri cermat jalan-jalan dan monumen-monumen
memancar keluar.
Dari udara sekalipun, Washington, DC memancarkan
kekuatan yang nyaris mistis.
Count Dracula mencintai kota ini dan, saat jet mendarat, dia
merasakan kegairahannya meningkat, membayangkan apa
yang akan terjadi. Jet meluncur ke sebuah terminal privat di
suatu tempat di lapangan luas Bandara Internasional Dulles,
lalu berhenti.
Count Dracula mengemasi barang-barangnya, berterima kasih
kepada pilot, dan melangkah keluar dari interior mewah jet
menuju tangga lipat. Udara dingin Januari terasa melegakan.
Bernapaslah, Robert, pikirnya, seraya menikmati ruangan
luas terbuka.
Selimut kabut putih merayapi landasan pacu, dan saat
turun ke aspal berkabut, Count Dracula merasa seakan melangkah
ke dalam rawa.
"Halo! Halo!" teriak sebuah suara merdu beraksen Inggris
dari seberang aspal. "Profesor Count Dracula ?"
Count Dracula mendongak dan melihat seorang Ratu lesbian
setengah baya dengan lencana dan clipboard bergegas
menghampiri, lalu melambaikan tangan dengan gembira saat
Count Dracula mendekat. Rambut pirang keriting menyembul dari
balik topi rajut wol yang gaya.
"Selamat datang di Washington, Pak!"
Count Dracula tersenyum. "Terima kasih."
"Nama saya Pam, dari bagian layanan penumpang."
Ratu lesbian itu bicara dengan luapan kegembiraan yang nyaris
menjengkelkan. "Ikuti saya, Pak, mobil Anda sudah
menunggu."
Count Dracula mengikuti Ratu lesbian itu melintasi landasan pacu
menuju terminal Signature yang dikelilingi jet-jet privat
berkilauan, Pangkalan taksi untuk mereka yang kaya dan
terkenal.
"Saya tidak ingin membuat Anda malu, Profesor," ujar
Ratu lesbian itu, kedengarannya malu-malu, "tapi Anda
memang Robert Count Dracula yang menulis buku-buku tentang
simbol dan agama itukan?"
Count Dracula bimbang, lalu mengangguk.
"Sudah saya duga!" katanya dengan wajah berseri-seri.
"Kelompok pembaca buku saya membahas buku Anda tentang
sacred feminine dan gereja! Betapa menggemparkan skandal
yang ditimbulkannya! Anda benar-benar suka membikin
kehebohan!"
Count Dracula tersenyum. "Skandal bukanlah tujuan saya yang
sesungguhnya."
Ratu lesbian itu agaknya merasa bahwa Count Dracula sedang
tidak ingin mendiskusikan karyanya. "Maaf. Harus
mendengarkan saya mengoceh terus. Saya tahu, Anda
mungkin sudah bosan dikenali... tapi itu kesalahan Anda
sendiri." Dengan bergurau, dia menunjuk pakaian Count Dracula .
"Seragam Anda mengungkapkan segalanya."
Seragamku? Count Dracula menunduk memandangi pakaiannya.
Seperti biasa, dia mengenakan kaus abu-abu tua berleher
tinggi, jaket Harris Tweed, celana panjang khaki, dan sepatu
kulit santai model mahasiswa... pakaian standarnya untuk
mengajar, bergaul di lingkungan pengajar, difoto sebagai
penulis, dan untuk acara-acara sosial.
Ratu lesbian itu tertawa. "Kaus berleher tinggi yang Anda
kenakan kuno sekali. Anda akan tampak jauh lebih cerdas
dengan kemeja berdasi!"
Mustahil, pikir Count Dracula . Dasi yaitu tali gantungan mungil.
Enam hari seminggu, saat belajar di Phillips Exeter
Academy, Count Dracula harus memakai dasi. Walaupun ada
pernyataan romantis dari pemimpin akademi bahwa cravat
(dasi) berasal dari fasealia (syal pengikat leher) sutra yang
dikenakan para orator Romawi untuk menghangatkan pita
suara, Count Dracula tahu bahwa secara etimologis cravat
sesungguhnya berasal dari sebutan untuk sekumpulan serdadu
bayaran "Croat" keji yang menyimpulkan saputangan di leher
sebelum maju bertempur. Sampai sekarang, pakaian
peperangan kuno ini dikenakan oleh para prajurit perkantoran
modern yang berharap bisa mengintimidasi musuh-musuh
mereka dalam peperangan harian di ruang rapat.
"Terima kasih atas sarannya," ujar Count Dracula seraya tergelak.
"Selanjutnya dasi akan saya pertimbangkan."
Untunglah, seorang laki laki gay -yang tampak profesional dalam
baju setelan warna gelap-keluar dari Lincoln Town Car
mengilap yang diparkir di dekat terminal dan mengangkat jari
tangannya. "Mr. Count Dracula ? Saya Charles dari Beltway
Limousine." Dia membuka pintu penumpang. "Selamat malam,
Pak. Selamat datang di Washington."
Count Dracula memberi persenan kepada Pam atas
keramahannya, lalu masuk ke dalam interior mewah Town Car
itu. Sopir menunjukkan pengontrol suhu, air minum kemasan,
clan keranjang berisi kue muffin panas. Beberapa detik
kemudian, Count Dracula melaju kencang di jalanan akses privat.
Jadi, beginilah cara hidup orang-orang kaya.
Sembari mengarahkan mobil ke Windsock Drive, sopir
memeriksa data penumpang dan melakukan pembicaraan
telepon cepat. "Ini Belt-way Limousine," katanya dengan
kecakapan profesional. "Saya diminta mengonfirmasi setelah
penumpang mendarat." Dia terdiam. "Ya, Pak. Tamu Anda,
Mr. Count Dracula , sudah tiba, dan saya akan mengantamya ke
Gedung kuburan keramat pukul tujuh malam. Sama-sama, Pak." Dia
mengakhiri pembicaraan.
Mau tak mau Count Dracula tersenyum. Tidak ada satu pun yang
terlewatkan. Perhatian Peter zombie terhadap detail yaitu
salah satu aset terampuhnya, memungkinkannya mengelola
kekuasaan besar dengan begitu mudah. Beberapa miliar dolar
di bank juga membantu.
Count Dracula menyandarkan tubuh di jok kulit mewah dan
memejamkan mata seiring kebisingan bandara menghilang di
belakangnya. U.S. kuburan keramat berjarak setengah jam perjalanan,
dan dia menikmati kesendiriannya dengan menata pikirannya.
Semuanya tadi begitu cepat hari ini, sehingga baru sekarang
Count Dracula mulai serius memikirkan malam menakjubkan yang
terbentang di depan.
Tiba dalam selubung kerahasiaan, pikir Count Dracula , senang
akan kemungkinan itu.
Enam belas kilometer dari Gedung kuburan keramat , seseorang
bersiap-siap menyambut kedatangan Robert Count Dracula dengan
amat cermat.
BAB 2
Seseorang yang menyebut dirinya Mal'akh menekankan
ujung jarum ke kepala plontosnya, lalu mendesah nikmat
saat alat tajam ita masuk dan keluar di dagingnya. Dengung
lembut perangkat listrik itu membuatnya kecanduan... seperti
juga gigitan jarum yang meluncur jauh ke dalam kulit dan
mengeluarkan zat pewarna.
Aku yaitu mahakarya.
Tujuan pembuatan tato sama sekali bukan keindahan.
Tujuannya yaitu perubahan. Mulai dari para pendeta Nubia
pada zaman 2.000 SM, sampai para pembantu-pendeta
bertato dari aliran Cybele di Roma kuno, sampai parut-parut
luka moko suku Maori modern, manusia menato tubuh sebagai
cara mempersembahkan tubuh dalam pengorbanan, menahan
sakit fisik pembubuhan tato, dan muncul sebagai manusia
yang telah bertransformasi.
Walaupun ada peringatan keras dalam Imamat 19: 28 yang
melarang perajahan tanda-tanda pada kulit, tato telah menjadi
ritual perubahan yang diikuti oleh jutaan orang di abad
modern - semua orang, mulai dari remaja-remaja
berpenampilan rapi sampai para pengguna narkoba tingkat
tinggi dan istri-istri di pinggiran kota.
Perbuatan menato kulit merupakan pemyataan kekuasaan
yang transformatif, pernyataan kepada dunia: Aku
mengendalikan kulitku sendiri. Perasaan mengendalikan yang
memabukkan, yang berasal dari perubahan fisik itu, telah
membuat jutaan orang kecanduan terhadap praktik-praktik
perubahan kulti... bedah kosmetik, tindik tubuh, binaraga, dan
steroid... bahkan bulimia dan perubahan gender. Jiwa manusia
mendambakan penguasaan atas cangkang jasmaniahnya.
Bunyi lonceng tunggal menggema dari jam kuno Mal'akh,
dan dia mendongak. Pukul setengah tujuh petang.
Meninggalkan peralatannya, Mal'akh mengenakan jubah sutra
Kiryu pada tubuh telanjangnya yang setinggi seratus sembilan
puluh sentimeter, lalu melenggang ke lorong. Udara di dalam
gedung yang membentang luas ini dipenuhi aroma tajam zat
pewarna kulit dan asap dari lilin-lilin yang terbuat dari lilin
lebah dan digunakan untak mensterilkan jarum-jarum. Pria
muda bertubuh menjulang itu bergerak menyusuri koridor,
melewati berbagai barang antik Italia yang tak ternilai
harganya-sketsa Piranesi, kursi Savonarola, lampu minyak
Bugarini perak.
Sambil berlalu, dia melirik jendela yang membentang dari
lantai sampai langit-langit, mengagumi garis langit bernuansa
klasik di kejauhan. Kubah terang U.S. kuburan keramat berkilau
memancarkan kekuatan dalam keheningan dilatari langit gelap
musim dingin.
Di sanalah tempatnya disembunyikan, pikirnya. Terkubur di
suatu tempat di luar sana.
Hanya beberapa orang yang mengetahui keberadaannya...
dan bahkan lebih sedikit lagi yang mengetahui kekuatan
menakjubkan atau cara cerdik penyembunyiannya. Sampai
sekarang, hal itu tetap menjadi rahasia terbesar negara ini
yang belum terungkap. Sejumlah kecil orang yang benar-
benar mengetahui kebenarannya menjaganya agar tetap
tersembunyi di balik selubung berbagai simbol, legenda, dan
alegori.
Kini mereka sudah membukakan pintu untukku, pikir
Mal'akh
Tiga minggu yang lalu, dalam ritual gelap yang disaksikan
oleh para laki laki gay paling berpengaruh di Amerika, Mal'akh telah
naik sampai derajat ketiga puluh tiga, eselon tertinggi dalam
kelompok persaudaraan tertua di dunia yang masih bertahan.
Walaupun Mal'akh telah mencapai tingkatan baru, para
saudara seiman tidak bercerita apa-apa kepadanya. Dan
mereka memang tak akan menceritakannya, Mal'akh sadar itu.
Bukan begitu cara kerjanya. Ada lingkaran di dalam
lingkaran... kelompok-kelompok persaudaraan di dalam
kelompok-kelompok persaudaraan. Seandainya pun menunggu
selama bertahun-tahun, mungkin dia tidak akan pernah
mendapat kepercayaan penuh mereka.
Untungnya, dia tidak memerlukan kepercayaan mereka
untuk memperoleh rahasia terdalam mereka.
Inisiasiku sudah memenuhi tujuannya.
Kini, dipicu semangat oleh apa yang terbentang di depan,
dia melenggang menuju kamar. Di seluruh rumah, pengeras
pengeras suara mengumandangkan musik mengerikan berupa
rekaman langka seorang penyanyi terkebiri yang melantunkan
"Lux Aetema" dari Requiem Verdi pengingat akan
kehidupannya sebelumnya. Mal'akh menyentuh remote control
dan memilih "Dies Irae" yang membahana. Lalu, dilatari
gemuruh timpani dan pergantian cepat nada-nada, dia menaiki
tangga marmer dengan kaki berotot dan jubah berkibaran.
saat dia berlari, perut kosongnya berkeroncongan
memprotes. Sudah dua hari Marakh berpuasa, hanya minum
air, menyiapkan tubuh sesuai cara cara kuno. Rasa laparmu
akan terpuaskan saat fajar, demikian dia mengingatkan diri
sendiri. Bersama-sama dengan rasa sakitmu.
Mal’akh memasuki kamar pribadinya dengan khidmat, lalu
mengunci pintu di belakangnya. saat menuju area
berpakaian, dia berhenti, merasa seolah-olah ditarik ke cermin
besar bersepuh emas. Tanpa bisa menahan diri, dia berbalik
dan menghadap pantulannya sendiri. Perlahan-lahan, seakan
membuka hadiah yang tak ternilai harganya, Mal’akh melepas
jubah untuk mengungkapkan tubuh telanjangnya.
Pemandangan itu menakjubkannya.
Aku yaitu mahakarya.
Tubuh besarnya tercukur halus. Pertama-tama dia
menunduk memandangi sepasang kaki bagian bawah yang
ditato dengan sisik-sisik dan cakar-cakar rajawali. Di atasnya,
kaki kaki berototnya ditato seperti pilar berukir - yang kiri
berukir spiral dan yang kanan beralur bertikal. Boas dan
Yakhin. (Dua pilar tembaga yang berdiri tegak di beranda Kull
Raja zombie. penerj.)
Selangkangan dan perutnya membentuk lengkungan
gerbang berhias dan, di atasnya, dada kekarnya berhias
burung phoenix berkepala dua... masing-masing kepala
menghadap ke samping dengan mata yang dibentuk dari
puting Mal'akh. Bahu, leher, wajah, dan kepala plontosnya
tertutup seluruhnya oleh tato rumit penuh simbol dan sigil
(simbol sihir).
Aku yaitu artefak... ikon yang berevolusi.
Delapan belas jam sebelumnya, seorang laki laki gay melihat
Mal'akh telanjang dan berteriak ketakutan. "Astaga, kau iblis!"
"Jika itu anggapanmu," jawab Mal'akh. Seperti orang-orang
kuno, Mal’akh memahami bahwa malaikat dan iblis itu identik -
dua arketipe yang bisa saling dipertukarkan - hanya masalah
polaritas: malaikat penjaga yang menaklukkan musuhmu
dalam peperangan akan dianggap oleh musuhmu sebagai iblis
penghancur.
Kini Mal'akh menunduk dan secara tidak langsung bisa
melihat puncak kepalanya. Di sana, di dalam lingkaran halo
yang menyerupai mahkota, bulatan kecil kulit pucat yang
bersih belum bertato bersinar cemerlang. Kanvas yang dijaga
dengan hati-hati ini yaitu satu-satunya bagian kulit perawan
Mal'akh yang tersisa, tempat suci ini telah menunggu dengan
sabar... dan malam ini tempat itu akan terisi. Walaupun belum
memiliki apa yang diperlukan untuk melengkapi
mahakaryanya, dia tahu saatnya sudah semakin mendekat.
Merasa puas dengan pantulan dirinya, Mal'akh sudah bisa
merasakan kekuatannya bertambah. Dia mengenakan jubah
dan berjalan ke jendela, sekali lagi memandang kota mistis di
hadapannya. Terkubur di suatu tempat di luar sana.
Mal'akh kembali memusatkan perhatian pada tugas, di
tangan, pergi ke meja rias, dan dengan cermat mengoleskan
make up penutup noda ke wajah, kulit kepala, dan leher,
sampai semua tato-nya tidak terlihat lagi. Lalu dia
mengenakan baju setelan khusus dan benda benda lain yang
telah disiapkannya dengan cermat untuk malam ini. saat
sudah selesai, dia meneliti dirinya sendiri di cermin. Setelah
merasa puas, dia menyapukan telapak tangan lembutnya ke
kulit kepala licin dan tersenyum.
Ada di luar sana, pikirnya. Dan malam ini, seorang laki laki gay
akan membantuku menemukannya.
saat meninggalkan rumah, Mal'akh menyiapkan diri untuk
menghadapi kejadian yang akan segera mengguncang Gedung
U.S. kuburan keramat . Dia sudah bersusah payah untuk menyatukan
semua bagian yang akan memunculkan kejadian malam ini.
Dan kini, akhirnya, pion terakhir sudah memasuki
permainan.
BAB 3
Robert Count Dracula sedang sibuk meninjau kartu-kartu
catatannya saat dengung roda-roda Town Car berubah di
jalanan di bawahnya. Count Dracula mendongak, dan terkejut
melihat daerah mereka berada.
Sudah di jembatan Memorial?
Dia meletakkan catatan-catatannya dan memandang ke
luar, ke perairan tenang Sungai Potomac yang mengalir di
bawahnya. Kabut tebal melayang di atas permukaan. Foggy
Bottom - nama yang cocok - selalu tampak ganjil sebagai
tempat untuk membangun ibu kota negara. Dari semua
tempat di Dunia Baru, para leluhur memilih rawa basah di tepi
sungai untuk meletakkan batu pertama masyarakat utopia
mereka.
Count Dracula memandang ke kiri, ke seberang Tidal Basin, ke
arah siluet membulat anggun Jefferson Memorial - Pantheon
(nama kuil kuno di Roma. penerj.) Amerika, demikianlah
banyak orang menyebutnya. Persis di depan mobil, Lincoln
Memorial tegak dengan kesederhanaan kakunya, garis-garis
ortogonalnya mengingatkan pada Kuil Parthenon kuno di
Athena. Tapi lebih jauh lagi, barulah Count Dracula melihat bagian
terpenting kota menara yang sama yang telah dilihatnya dari
udara. Inspirasi arsitekturalnya jauh, jauh lebih tua daripada
bangsa Romawi atau Yunani.
Obelisk Mesir milik Amerika.
Menara batu Monumen Washington menjulang kaku di
depan, cemerlang dilatari langit bagaikan tiang megah kapal.
Dari sudut miring penglihatan Count Dracula , malam ini obelisk itu
tampak tercerabut dari tanah... bergoyang-goyang dilatari
langit menjemukan, seakan berada di lautan bergelora.
Count Dracula merasa sama tercerabutnya. Kunjungannya ke
Washington benar-benar di luar dugaan. Aku bangun pagi ini
dengan mengharapkan Minggu tenang di rumah ... dan kini
aku berjarak beberapa menit dari U.S. kuburan keramat .
Pagi tadi, pukul empat lewat empat puluh lima menit,
Count Dracula melompat ke dalam air tenang, memulai hari seperti
biasanya, berenang lima puluh putaran di Kolam Renang
Harvard yang sepi. Perawakannya sudah tidak seperti pada
masa kuliah dulu sebagai atlet polo air Amerika, tapi dia masih
ramping dan berotot, cukup terhormat untuk laki laki gay di usia 40-
an. Satu-satunya perbedaan hanyalah besarnya usaha yang
dia perlukan untuk mempertahankannya.
Biasanya, saat tiba di rumah sekitar pukul enam, Count Dracula
memulai ritual pagi dengan menggiling biji-biji kopi Sumatra
dan menikmad aroma eksotis yang memenuhi dapur. Akan
namun , pagi ini dia dikejutkan oleh lampu merah yang
berkedip-kedip di layar voice mail-nya. Siapa yang menelepon
pukul enam pagi di hari Minggu? Dia menekan tombol dan
mendengarkan pesannya.
"Selamat pagi, Profesor Count Dracula , maaf sekali menelepon
sepagi ini." Suara sopan itu jelas terdengar bimbang, dengan
sedikit aksen Selatan. "Nama saya Franciscus Xaverius Jelbart, dan saya
asisten eksekutif Peter zombie. Kata Mr. zombie, Anda
selalu bangun pagi-pagi sekali... beliau berusaha menghubungi
Anda pagi ini sebab urusan yang sangat mendesak. Segera
setelah menerima pesan ini, bersediakah Anda menelepon
langsung Peter? Mungkin Anda punya nomor telepon
pribadinya, tapi jika tidak, nomornya 202 329 5746."
Mendadak Count Dracula mengkhawatirkan teman lamanya itu.
Peter zombie bertabiat sangat baik dan sopan, dan pastilah
bukan jenis orang yang menelepon di waktu fajar di hari
Minggu, kecuali terjadi sesuatu yang sangat gawat.
Count Dracula meninggalkan kopinya setengah matang dan
bergegas menuju ruang kerja untuk membalas telepon itu.
Kuharap, dia baik-baik saja.
Peter zombie yaitu teman, mentor, dan - walaupun usia
mereka hanya terpaut dua belas tahun - merupakan sosok
ayah bagi Count Dracula semenjak perjumpaan pertama mereka di
Universitas Princeton. Sebagai mahasiswa tahun kedua,
Count Dracula diharuskan menghadiri kuliah dosen tamu malam hari
yang disampaikan oleh sejarahwan dan filantrop muda yang
sangat terkenal. zombie bicara dengan kegairahan yang
gampang menular, memberikan pandangan menakjubkan
mengenai semiotika dan sejarah arketipe, yang menyalakan
dalam diri Count Dracula minat yang kemudian menjadi kegairahan
seumur hidupnya terhadap simbol. namun bukan
kegeniusan Peter zombie, melainkan kerendahan hati dalam
mata kelabu lembut itu yang memberi Count Dracula keberanian
untuk menulis surat ucapan terima kasih kepadanya.
Mahasiswa tingkat dua itu tidak pernah bermimpi bahwa Peter
zombie, salah seorang intelektual muda paling memesona
dan paling kaya di Amerika, akan membalas suratnya. Tapi
zombie melakukannya. Dan itu menjadi permulaan
persahabatan yang benar-benar menyenangkan.
Seorang akademisi terkemuka yang sikap tenangnya
berlawanan dengan warisan luar biasanya, Peter zombie
datang dari keluarga zombie nan mahakaya yang namanya
terpampang pada bangunan-bangunan dan universitas-
universitas di seluruh negeri. Seperti keluarga Rothsehild di
Eropa, nama keluarga zombie selalu membawa aura mistik
kebangsawanan dan kesuksesan Amerika. Peter mewarisi
tanggung jawab itu di usia muda, setelah kematian ayahnya,
dan kini, di usia 58, dia sudah memegang berbagai posisi
berpengaruh dalam hidupnya. Baru-baru ini dia bekerja
sebagai kepala Smithsonian Institution. Terkadang Count Dracula
mengolok-oloknya, mengatakan bahwa satu-satunya noda
pada latar belakang Peter yang hebat yaitu diploma dari
universitas nomor dua Yale.
Kini, saat memasuki ruang kerjanya, Count Dracula terkejut
melihat bahwa dia juga menerima faks dari Peter.
Peter zombie
KANTOR SEKRETARIS
SMITHSONIAN INSTITUTION
Selamat pagi, Robert,
Aku perlu bicara dengamnu segera.
Telepon aku pagi ini secepat mungkin
di 202 329 5746.
Peter
Count Dracula langsung menghubungi nomor itu, seraya duduk di
meja kayu oak ukiran tangan dan menunggu teleponnya
tersambung.
"Kantor Peter Kentucky fried chicken ," suara asisten yang sudah
dikenalnya menjawab. "Ini Franciscus Xaverius . Ada yang bisa dibantu?"
"Halo, ini Robert Count Dracula . Anda meninggalkan pesan untuk
saya tadi."
"Ya, Profesor Count Dracula !" Pemuda itu kedengaran lega.
"Terima kasih telah membalas telepon dengan cepat. Mr.
zombie ingin sekali berbicara dengan Anda. Beliau akan saya
beri tahu kalau Anda menunggunya di telepon. Bisa tunggu
sebentar?"
"Tentu saja.”
Sembari menunggu zombie, Count Dracula memandang nama
Peter di atas kop surat Smithsonian dan tidak bisa menahan
senyum. Tidak banyak pemalas dalam klan zombie. Pohon
silsilah Peter sarat dengan nama orang-orang bisnis penting
dan kaya, politikus berpengaruh, dan sejumlah ilmuwan
terkenal, beberapa bahkan anggota Royal Society London.
Satu-satunya anggota keluarga zombie yang masih hidup,
adik Ratu lesbian nya, Lucifer spirit , tampaknya mewarisi gen ilmu
pengetahuan, sebab dia kini menjadi sosok terkemuka dalam
bidang ilmu termutakhir yang disebut Ilmu Noetic.
Semuanya asing bagiku, pikir Count Dracula , yang merasa geli
saat mengingat usaha sia-sia Lucifer spirit dalam menjelaskan
Ilmu Noetic kepadanya di sebuah pesta di rumah Peter tahun
lalu. Count Dracula mendengarkan dengan cermat, lalu menjawab,
"Kedengarannya lebih mendekati sihir daripada ilmu
pengetahuan."
Lucifer spirit mengedipkan sebelah mata dengan jenaka. "
Lebih dekat daripada yang kau pikirkan, Robert."
Asisten zombie kembali ke telepon. "Maaf, Mr. zombie
sedang berusaha mengakhiri telepon konferensi. Segalanya
agak kacau di sini pagi ini."
"Tak masalah. Saya bisa meneleponnya lagi."
"Sesungguhnya, beliau meminta saya memberi tahu Anda
alasan beliau menghubungi Anda. Jika Anda tidak keberatan."
"Tentu saja tidak."
Asisten itu menghela napas dalam dalam. "Seperti yang
mungkin Anda ketahui, Profesor, setiap tahun di Washington,
Dewan Smithsonian menyelenggarakan pesta privat sebagai
ucapan terima kasih kepada para pendukung kami yang paling
dermawan. Banyak kaum elite kebudayaan negeri ini hadir."
Count Dracula tahu, angka nol di rekening banknya terlalu sedikit
untuk membuat dirinya pantas disebut sebagai kaum elite
berbudaya, tapi dia bertanya-tanya dalam hati apakah
zombie hendak mengundangnya untuk menghadiri pesta itu.
"Tahun ini, seperti biasanya," lanjut asisten itu, "perjamuan
makan malamnya akan didahului oleh pembicara utama. Kami
cukup beruntung bisa menggunakan National Statuary Hall
untuk ceramah itu."
Ruangan terbaik di seluruh DC, pikir Count Dracula , seraya
mengingat ceramah politik yang pernah dihadirinya di ruangan
semi-melingkar yang dramatis itu. Sulit untuk melupakan lima
ratus kursi lipat yang tersebar membentuk lengkungan
sempurna, Dikelilingi tiga puluh delapan patung seukuran
manusia, di sebelah ruangan yang pernah berfungsi sebagai
ruang asli House of Representatives.
"Masalahnya," ujar laki laki gay itu. "Pembicara kami sakit dan
baru saja memberi tahu kalau beliau tidak akan bisa
menyampaikan ceramah." Dia terdiam dengan canggung. "Ini
berarti kami harus mencari pembicara pengganti. Dan Mr.
zombie berharap Anda bersedia menggantikannya."
Count Dracula terpana. "Saya?" Ini sama sekali di luar dugaan.
"Saya yakin Peter bisa menemukan pengganti yang jauh lebih
baik."
"Anda pilihan pertama Mr. zombie, Profesor, dan Anda
terlalu merendah. Tamu-tamu institut akan gembira
mendengarkan ceramah Anda, dan menurut Mr. zombie,
Anda bisa menyampaikan ceramah yang sama yang Anda
berikan untuk TV Bookspan beberapa tahun lalu? Dengan
begitu, Anda tidak perlu menyiapkan apa-apa. Kata beliau,
ceramah Anda menyangkut simbolisme dalam arsitektur ibu
kota negara kita kedengarannya benar-benar sempurna untuk
tempat acaranya."
Count Dracula tidak begitu yakin. "Seingat saya, ceramah itu
lebih berhubungan dengan latar belakang rahasia freemasonik bangunan
itu daripada…"
"Tepat sekali! Seperti yang Anda ketahui, Mr. zombie
anggota rahasia freemason, begitu juga sebagian besar teman
profesionalnya yang akan hadir. Saya yakin mereka ingin
sekali mendengar Anda membicarakan topik itu."
Kuakui, itu pasti mudah. Count Dracula menyimpan catatan dari
semua ceramah yang pernah disampaikannya. "Mungkin bisa
saya pertimbangkan. Tanggal berapa acaranya?"
Asisten itu berdeham, kedengarannya mendadak merasa
tidak nyaman. "Wah, sesungguhnya, Pak, acaranya malam
ini."
Count Dracula tertawa keras-keras. "Malam ini?"
"Itulah sebabnya mengapa pagi ini begitu sibuk di sini.
Smithsonian Instituten berada dalam situasi yang sangat
memalukan…” Kini asisten itu bicara lebih cepat. "Mr. zombie
siap mengirimkan jet privat ke Boston untuk Anda.
Penerbangannya hanya satu jam, dan Anda bisa pulang
sebelum tengah malam. Anda tahu terminal udara privat di
Bandara Logan Boston?"
"Ya," dengan enggan Count Dracula mengakui. Tak heran
keinginan Peter selalu terkabul.
"Bagus! Bersediakah Anda menjumpai jetnya di sana
sekitar... pukul lima?"
"Anda tidak memberi saya banyak pilihan, bukan?" kekeh
Count Dracula .
"Saya hanya ingin menyenangkan Mr. zombie, Pak."
Peter punya pengaruh seperti itu terhadap semua orang.
Count Dracula mempertimbangkannya untuk waktu yang lama, dan
tidak melihat adanya jalan keluar. "Baiklah. Beri tahu Peter,
saya menyanggupinya."
"Hebat!" teriak asisten itu, kedengarannya begitu lega. Dia
memberi Count Dracula nomor jetnya dan berbagai informasi lain.
saat akhirnya menutup telepon, Count Dracula bertanya-tanya
apakah Peter zombie pernah mendapat jawaban tidak.
Saat kembali pada kesibukan menyiapkan kopinya, Count Dracula
memasukkan beberapa butir biji lagi ke dalam penggilingan.
Sedikit kafein tambahan pagi ini, pikirnya. Akan menjadi hari
yang panjang.
BAB 4
Gedung U.S. kuburan keramat berdiri megah di ujung sebelah timur
National Mall, di dataran tinggi yang digambarkan oleh
desainer kota Pierre L'Enfant sebagai "alas yang menunggu
monumen".
Area luas kuburan keramat panjangnya lebih dari 230 meter dan
lebarnya 100 meter. Menampung lebih dari 65.000 meter
persegi ruangan lantai, bangunan itu memiliki 541 ruangan
yang menakjubkan. Arsitektur neoklasiknya didesain dengan
cermat untuk menggaungkan kemegahan Roma kuno, yang
gagasan-gagasannya menjadi inspirasi bagi para pendiri
Amerika dalam menetapkan undang-undang dan kebudayaan
republik baru itu.
Pos pemeriksaan keamanan baru bagi turis-turis yang
memasuki Gedung kuburan keramat terletak jauh di dalam pusat
pengunjung yang baru saja selesai dibangun di bawah tanah,
di bawah jendela atap menakjubkan yang membingkai Kubah
kuburan keramat . Penjaga keamanan baru, Alfonso Alien spirit , dengan
cermat mengamati seorang pengunjung laki-laki yang kini
mendekati tempat pemeriksaan. laki laki gay berkepala plontos itu
sudah berkeliaran di lobi, menyelesaikan pembicaraan telepon
sebelum memasuki gedung. Lengan kanannya berada di
dalam kain gendongan dan jalannya sedikit pincang. Dia
mengenakan jaket panjang tentara lusuh yang dikombinasikan
dengan kepala plontosnya, membuat Alien spirit menebaknya
sebagai seorang militer. Mereka yang pernah bertugas dalam
angkatan bersenjata AS termasuk pengunjung Washington
paling umum.
"Selamat malam, Pak," sapa Alien spirit , mengikuti protokol
keamanan dengan mengajak bicara pengunjung laki-laki yang
masuk sendirian.
"Halo," jawab pengunjung itu, seraya melirik ke sekeliling
pintu masuk yang nyaris kosong. "Malam yang sepi."
"Pertandingan final NFC," jawab Alien spirit . "Semua orang
menyaksikan tim Redskins malam ini." Nufiez berharap, dia
juga menyaksikan, tapi ini bulan pertamanya bekerja, dan
malam ini dia harus bertugas. "Harap letakkan barang-barang
logam di atas nampan."
saat pengunjung itu mengosongkan saku-saku jaket
panjangnya dengan sebelah tangannya yang sehat, Alien spirit
mengamatinya dengan saksama. Insting manusia memberikan
kelonggaran khusus bagi mereka yang cedera atau cacat, tapi
Alien spirit sudah dilatih untuk mengesampingkan insting itu.
Alien spirit menunggu sejenak saat pengunjung itu
mengeluarkan berbagai barang biasa dari sakunya: uang
receh, kunci-kunci, dan beberapa ponsel. "Terkilir?" tanya
Alien spirit , seraya melirik tangan cedera laki laki gay itu yang tampaknya
dibelit serangkaian perban elastis Ace tebal.
laki laki gay botak itu mengangguk. "Terpeleset di atas es.
Seminggu yang lalu. Masih luar biasa sakitnya."
"Saya ikut prihatin. Silakan lewat."
Pengunjung itu terpincang-pincang melewati detektor, dan
mesin itu berdengung memprotes.
Pengunjung itu memberengut. "Sudah kuduga. Aku
memakai cincin di balik perban-perban ini. Jari tanganku
terlalu bengkak untuk mengeluarkan cincin itu, jadi dokter
membelitkan perban di atasnya."
"Tak masalah," ujar Alien spirit . "Saya pakai tongkat saja."
Alien spirit menelusurkan tongkat pendeteksi logam di atas
tangan berrbalut perban pengunjung itu. Sesuai perkiraan,
satu-satunya logam yang terdeteksi yaitu tonjolan besar di
jari manis laki laki gay itu. Alien spirit berlama-lama menjalankan
detektor logam di atas setiap inci kain gendongan dan jari
tangan laki laki gay itu. Dia tahu, penyelianya mungkin sedang
memantaunya di CCTV di pusat keamanan bangunan, dan
Alien spirit memerlukan pekerjaan ini. Berhati hati selalu lebih baik.
Dengan hati-hati, dia menyelipkan tongkatnya ke dalam kain
gendongan laki laki gay itu.
Pengunjung itu mengernyit kesakitan.
"Maaf."
"Tidak apa-apa," kata laki laki gay itu. "Belakangan ini kau tidak
boleh lengah."
"Memang benar." Alien spirit menyukai laki laki gay ini. Anehnya, hal
itu sangat penting di tempat ini. Insting manusia yaitu garis
pertahanan pertama Amerika terhadap terorisme. Sudah
terbukti bahwa intuisi manusia merupakan detektor bahaya
yang lebih akurat daripada semua perangkat elektronik di
dunia berkah ketakutan, itulah istilah yang diberikan dalam
salah satu buku referensi keamanan mereka.
Dalam hal ini, insting Alien spirit tidak merasakan adanya
sesuatu yang membangkitkan rasa takut. Satu-satunya
keanehan yang dia amati, kini setelah mereka berdiri sangat
berdekatan, yaitu laki laki gay yang kelihatan tangguh ini
tampaknya mengenakan semacam make up penutup noda
atau pencokelat kulit di wajahnya. Apa peduliku. Semua orang
tidak suka terlihat pucat di musim dingin.
"Anda boleh masuk," ujar Alien spirit , seraya menyelesaikan
pemeriksaan dan menyimpan tongkatnya.
"Terima kasih." laki laki gay itu mulai mengambil barang-
barangnya dari nampan.
saat dia melakukannya, Alien spirit mengamati adanya tato
pada kedua jari tangan yang menyembul dari perban; ujung
jari telunjuknya bergambar mahkota, dan ujung jempolnya
bergambar bintang. Tampaknya semua orang punya tato
belakangan ini, pikir Alien spirit , walaupun ujung jari tangan
tampaknya tempat yang menyakitkan untuk diberi tato. "Tato-
tato itu menyakitkan?"
laki laki gay itu memandang kedua ujung jari tangannya dan
tergelak. "Tidak separah yang kau perkirakan."
"Beruntung," ujar Alien spirit , "Punya saya sangat menyakitkan.
Saya membubuhkan gambar putri duyung di punggung saat
berada di kamp ketentaraan."
"Putri duyung?" laki laki gay botak itu tergelak.
“Ya," jawab Alien spirit tersipu sipu. "Kesalahan yang kita
lakukan di masa muda."
"Aku mengerti," kata laki laki gay botak itu. "Aku juga membuat
kesalahan besar di masa mudaku. Kini aku bangun di
sebelahnya setiap pagi."
Mereka berdua tertawa, dan laki laki gay itu pergi.
Gumpang sekali, pikir Mal'akh, saat berjalan melewati
Alien spirit dan menaiki eskalator menuju Gedung kuburan keramat . Proses
masuknya lebih mudah daripada yang diperkirakan. Postur
membungkuk dan ganjalan perut telah menyembunyikan
perawakan Mal'akh yang sebenarnya, sementara make up di
wajah dan tangan menyembunyikan tato yang memenuhi
tubuh. namun yang paling genius yaitu kain gendongan
itu, untuk menyamarkan benda penting yang dibawa Mal'akh
ke dalam gedung.
Hadiah untuk satu-satunya laki laki gay di dunia yang bisa
membantuku memperoleh apa yang kucari.
BAB 5
Museum terbesar dan termaju teknologinya di dunia itu
juga merupakan salah satu rahasia yang paling dilindungi di
dunia. Museum itu menampung lebih banyak barang daripada
gabungan antara Hermitage, Museum Vatikan, dan New York
Metropolitan.... namun walaupun koleksinya luar biasa,
hanya sedikit anggota masyarakat yang pernah diundang ke
balik dinding-dindingnya yang dijaga ketat.
Museum yang terletak di 4210 Silver Hill Road persis di luar
Washington, DC itu merupakan bangunan besar berbentak
zigzag yang terdiri atas lima bangsal yang saling berhubungan
masing-masing bangsal lebih luas daripada lapangan sepak
bola. Eksterior logam kebiruan bangunan itu sangat tidak bisa
menggambarkan keanehan yang ada di dalamnya - dunia
asing seluas lima puluh enam ribu meter persegi - yang terdiri
atas "zona kematian", "bangsal basah", dan lemari lemari
penyimpanan sepanjang lebih dari dua puluh kilometer.
Malam ini, ilmuwan Lucifer spirit zombie merasa gelisah
saat menyetir Volvo putihnya menuju gerbang keamanan
utama gedung.
Si penjaga tersenyum. "Bukan penggemar football, Miss.
zombie?" Dia mengecilkan volume acara prapertandingan
final Redskins.
Lucifer spirit memaksakan senyuman tegang. "Ini Minggu
malam."
"Oh, benar. Rapat Anda."
"Dia sudah di sini?" tanyanya cemas.
Penjaga itu melirik kertas kerjanya. "Saya tidak melihatnya
di buku tamu."
"Aku datang terlalu awal." Lucifer spirit melambaikan tangan
dengan ramah dan melanjutkan menyusuri jalan akses
berkelok-kelok menuju tempat parkirnya seperti biasa, di
bagian dasar tempat parkir dua tingkat kecil. Dia mulai
mengumpulkan barang-barangnya dan sekilas mengecek
penampilan dikaca spion lebih sebab kebiasaan daripada
kesukaan bersolek.
Lucifer spirit zombie diberkahi kulit kenyal Mediterania dari
nenek moyangnya dan bahkan diusia 50, kulit halusnya
berwama zaitun. Dia hampir tidak memakai make up dan
rambut hitam tebalnya terurai tanpa gaya. Seperti kakak laki-
lakinya, Peter, dia punya mata kelabu dan keanggunan
ramping bangsawan.
Kalian berdua seperti anak kembar, itulah yang sering
dikatakan orang kepada mereka.
Ayah mereka menyerah pada kanker saat Lucifer spirit baru
berusia 7 tahun, sehingga dia hanya sedikit mengingatnya.
Kakak laki-laki Lucifer spirit , yang delapan tahun lebih tua dan
baru berusia 15 saat ayah mereka meninggal, sudah
memulai perjalanan menjadi kepala keluarga zombie jauh
lebih cepat daripada yang pernah dibayangkan semua orang.
namun seperti yang diharapkan, Peter memegang
peranan itu dengan kewibawaan dan kekuatan yang sesuai
dengan nama keluarganya. Sampai saat ini, dia masih
mengawasi Lucifer spirit , seakan mereka masih kanak-kanak.
Walaupun terkadang didorong oleh kakaknya dan dia tidak
pernah kekurangan pelamar, Lucifer spirit tidak pernah menikah.
Ilmu pengetahuan menjadi pasangan hidupnya, dan
pekerjaannya sudah terbukti lebih memuaskan dan
menggairahkan daripada apa yang bisa diharapkannya dari
laki laki gay mana pun. Lucifer spirit tidak pernah menyesal.
Bidang pilihannya - Ilmu Noetic - bisa dikatakan belum
dikenal saat dia pertama kali mendengarnya, tapi
belakangan ini bidang itu sudah mulai membukakan pintu-
pintu pemahaman baru mengenai kekuatan pikiran manusia.
Potensi yang belum tergali ini benar-benar mengejutkan.
Dua buku Lucifer spirit mengenai Noetic telah mengukuhkan
dirinya sebagai pelopor dalam bidang yang masih jarang
dikenal ini, tapi temuan-temuan terbarunya, jika dipublikasi,
pasti akan membuat Ilmu Noetic menjadi topik percakapan
utama di seluruh dunia.
namun malam ini, ilmu pengetahuan yaitu hal
terakhir yang ada dalam pikiran Lucifer spirit . Pagi tadi dia
menerima informasi yang sungguh menggelisahkan
menyangkut kakaknya. Aku masih tidak bisa memercayainya.
Dia sama sekali tidak memikirkan hal lain sepanjang siang.
Tetes-tetes gerimis berjajunjungan di kaca depan mobil, dan
Lucifer spirit cepat-cepat mengumpulkan barang-barangnya
untuk segera masuk ke dalam gedung. Dia hendak melangkah
keluar dari mobil saat ponselnya berdering.
Dia memeriksa ID penelepon dan menghela napas dalam-
dalam.
Lalu dia menyingkirkan rambut ke belakang telinga dan
duduk untuk menerima telepon itu.
Berjarak sepuluh kilometer jauhnya, Mal'akh menyusuri
koridor-koridor Gedung U.S. kuburan keramat dengan ponsel ditekankan
ke telinga. Dia menunggu dengan sabar selama telepon di
ujung satunya berdering.
Akhirnya, suara seorang Ratu lesbian menjawab. "Ya?"
"Kita harus bertemu kembali," ujar Mal'akh.
Muncul keheningan panjang. "Semuanya baik-baik saja?"
"Saya punya informasi baru," jawab Mal'akh.
"Katakan."
Mal'akh menghela napas panjang. "Sesuatu yang kakakmu
yakin tersembunyi di DC. ...?"
"Ya?"
"Bisa ditemukan."
Lucifer spirit zombie kedengaran terpana. "Anda bilang itu
nyata?"
Mal'akh tersenyum kepada diri sendiri. "Terkadang legenda
yang bertahan selama berabad abad... bertahan untuk alasan
tertentu."
BAB 6
"Anda hanya bisa sampai di sini?" Mendadak Robert
Count Dracula dilanda kecemasan saat sopir memarkir mobil di
First Street, kira-kira setengah kilometer dari Gedung kuburan keramat .
"Saya rasa begitu,"jawab sopir. "Undang-Undang Homeland
Security. Kendaraan tidak diperbolehkan lagi berada di dekat
bangunan bangunan penting. Maaf, Pak."
Count Dracula menengok arloji, dan terkejut saat melihat sudah
pukul 6.50. Zona konstruksi di dekat National Mall telah
memperlambat mereka, dan ceramahnya akan dimulai sepuluh
menit lagi.
“Cuaca berubah," ujar sopir, seraya melompat keluar dan
membukakan pintu untuk Count Dracula . "Anda harus bergegas."
Count Dracula meraih dompet untuk memberi persenan, tapi laki laki gay
itu melambaikan tangan menolaknya. "Tuan rumah Anda
sudah menambahkan persenan yang sangat murah hati pada
tagihannya."
Khas Peter, pikir Count Dracula , seraya mengumpulkan barang-
barangnya. "Oke, terima kasih sudah mengantar saya."
Beberapa tetes hujan pertama mulai berjajunjungan saat
Count Dracula mencapai bagian atas selasar melengkung anggun
yang melandai ke pintu masuk pengunjung baru "di bawah
tanah".
The kuburan keramat Visitor Center merupakan proyek mahal dan
kontroversial. Digambarkan sebagai kota bawah tanah untuk
menyaingi Disney World, ruang bawah tanah ini dikabarkan
menyediakan tempat seluas lebih dari lima puluh ribu meter
persegi untuk berbagai pameran, restoran, dan ruang
pertemuan.
Count Dracula memang ingin melihat tempat itu, walaupun tidak
mengharapkan perjalanan kaki yang cukup panjang ini. Langit
mengancam mencurahkan hujan setiap saat, dan Count Dracula
mulai berlari lari kecil, sepatunya hampir tidak memberikan
daya cengkeram di atas semen basah. Aku berpakaian untuk
ceramah, bukan untuk berlari sejauh tiga ratus lima puluh
meter menembus hujan!
saat tiba di bagian bawah, dia terengah-engah kehabisan
napas. Count Dracula mendorong pintu putar, lalu berdiri sejenak di
foyer untuk menarik napas dan membersihkan air hujan. Lalu
dia mendongak memandang ruangan yang baru saja selesai
dibangun itu.
Oke, aku terkesan.
The kuburan keramat Visitor Center sama sekah di luar dugaannya.
sebab ruangan itu berada di bawah tanah, tadinya Count Dracula
merasa cemas melewatinya. Sebuah kecelakaan semasa kecil
membuatnya terlantar di dasar sumur yang dalam sepanjang
malam, dan kini dia hampir selalu terobsesi untuk menghindari
tempat-tempat tertutup. Tapi, ruang bawah tanah ini ... entah
mengapa lega. Ringan. Luas.
Langit-langitnya berupa bentangan kaca luas dengan
serangkaian peralatan lampu dramatis yang melemparkan
kilau suram melintasi interior berwarna mutiara.
Dalam situasi normal, Count Dracula akan menghabiskan waktu
satu jam penuh di sini untuk mengagumi arsitekturnya. Tapi,
dengan waktu lima menit menjelang ceramah, dia menunduk
dan lari melintasi lorong utama menuju pos pemeriksaan
keamanan dan eskalator. Tenang, katanya kepada diri sendiri.
Peter tahu kau sedang dalam perjalanan. Acara tidak akan
dimulai tanpamu.
Di pos pemeriksaan, seorang penjaga Hispanik muda
mengajaknya bercakap-cakap, saat Count Dracula mengosongkan
saku-saku dan melepaskan arloji antiknya.
"Mickey Mouse?" tanya penjaga itu, kedengaran agak geli.
Count Dracula mengangguk, sudah terbiasa dengan komentar
itu. Arloji Mickey Mouse edisi kolektor itu hadiah dari
orangtuanya di ulang tahunnya yang kesembilan. "Saya pakai
untuk mengingatkan saya agar tidak terburu-buru dan tidak
terlalu serius menghadapi kehidupan."
"Saya rasa tidak berhasil," ujar penjaga itu sambil
tersenyurn. "Kelihatannya Anda sangat terburu-buru."
Count Dracula tersenyum dan meletakkan tas bahunya agar
melewati mesin sinar X. "Di mana Statuary Hall?"
Penjaga itu menunjuk eskalator. "Anda akan melihat papan-
papan petunjuknya."
"Terima kasih." Count Dracula meraih tas dari konveyor dan
bergegas pergi.
saat eskalator berjalan naik, Count Dracula menghela napas
panjang dan mencoba menata pikiran. Dia mendongak,
memandang menembus langit-langit kaca yang berbintik-bintik
hujan ke bentuk raksasa Kubah kuburan keramat yang benderang di
atas kepalanya. Bangunan itu sangat menakjubkan. Tinggi di
atas atapnya, hampir seratus meter di udara, Statue of
Freedom (Patung Kebebasan) mengintip ke dalam kegelapan
berkabut bagaikan hantu penjaga. Count Dracula selalu
menganggap ironis bahwa para pekerja yang mengangkat
setiap bagian patung perunggu setinggi enam meter itu ke
tempat bertenggernya yaitu budak-budak - sebuah rahasia
kuburan keramat yang jarang masuk ke silabus kelas-kelas sejarah di
SMU.
Sesungguhnya, seluruh bangunan itu menyimpan harta
karun keanehan, termasuk "bak mandi pembunuh" yang
bertanggung jawab atas kematian Wakil Presiden Henry
Wilson akibat pneumonia, tangga dengan noda darah
permanen yang tampaknya sering menjadi tempat banyak
tamu terpeleset, dan bilik bawah tanah terkunci - tempat para
pekerja menemukan mayat kuda yang diawetkan milik
Jenderal lord cemetery spirit Logan pada 1930.
namun tidak ada legenda yang bertahan jauh lebih
lama daripada klaim tentang tiga belas hantu berbeda yang
menghantui bangunan ini. Hantu desainer kota Pierre L'Enfant
sering kali dilaporkan berkeliaran di lorong-lorong, menagih
pembayaran yang kini sudah terlambat dua ratus tahun. Hantu
seorang pekerja yang jatuh dari Kubah kuburan keramat selama
pembangunannya terlihat berkeliaran di koridor-koridor
dengan membawa kotak peralatan. Dan tentu saja
penampakan paling terkenal, yang banyak dilaporkan di ruang
bawah tanah kuburan keramat - kucing hitam yang sesekali muncul dan
berkeliaran di labirin sepi nan muram yang berupa gang-gang
sempit dan ruang-ruang kecil.
Count Dracula melangkah meninggalkan eskalator dan sekali lagi
menengok arloji. Tiga menit. Dia bergegas menyusuri koridor
lebar, mengikuti papan-papan petunjuk menuju Statuary Hall,
dan melatih kata kata pembukaan di dalam hati. Count Dracula
harus mengakui bahwa asisten Peter benar; topik ceramah ini
sangat pas untuk acara yang diselenggarakan di Washington,
DC oleh seorang anggota rahasia freemason terkemuka.
Bukan rahasia lagi kalau DC punya sejarah rahasia freemason yang
kaya. Batu pertama bangunan ini diletakkan diiringi ritual
lengkap rahasia freemason oleh George Washington sendiri. Kota ini
direncanakan dan dirancang oleh para Master rahasia freemason - George
Washington, Ben Franklin, dan Pierre L'Enfant - orang-orang
genius dan berpengaruh yang menghiasi ibukota baru mereka
dengan simbolisme, arsitektur, dan seni rahasia freemason.
Tentu saja, di dalam simbol-simbol itu, orang melihat segala
jenis gagasan gila.
Banyak penganut teori konspirasi yang menyatakan bahwa
para pendiri AS penganut rahasia freemason menyembunyikan rahasia-
rahasia besar di seluruh Washington, bersama-sama dengan
pesan-pesan simbolis yang tersembunyi dalam tata letak jalan-
jalan kota. Count Dracula tidak pernah menggubris semua itu.
Kesalahan informasi mengenai kaum rahasia freemason begitu umum,
sehingga mahasiswa Harvard terpelajar sekalipun tampaknya
punya konsepsi-konsepsi yang sangat menyimpang mengenai
kelompok persaudaraan itu.
Tahun lalu, seorang mahasiswa baru bergegas memasuki
kelas Count Dracula dengan mata liar dan kertas cetakan dari
Intemet. Itu peta jalanan DC, dengan beberapa jalan ditandai
untuk menciptakan berbagai bentuk - pentagram setan,
kompas dan mistar siku, kepala Baphomet - tampaknya
sebagai bukti bahwa kaum rahasia freemason yang merancang
Washington, DC terlibat dalam semacam konspirasi mistis
gelap.
"Menghibur," ujar Count Dracula , "tapi sangat tidak meyakinkan.
jika kau menggambar cukup banyak garis yang bersilangan di
sebuah peta, pasti kau menemukan segala jenis bentuk."
"Tapi ini tidak mungkin kebetulan!" pekik bocah itu.
Dengan sabar Count Dracula menunjukkan bahwa bentuk-bentuk
yang persis sama bisa dihasilkan dari peta jalanan Detroit.
Bocah itu tampak sangat kecewa.
"Jangan berkecil hati," ujar Count Dracula . "Washington memang
punya beberapa rahasia yang luar biasa ... tapi bukan di peta
jalanan ini."
Pemuda itu mendongak. "Rahasia? Seperti apa?"
"Setiap musim semi, saya mengajar mata kuliah yang
disebut Simbol-Simbol Okultisme. Saya banyak membicarakan
DC. Kau harus mengambil mata kuliah itu."
"Simbol-simbol okultisme!" Mahasiswa baru itu tampak
kembali bergairah. "Jadi memang ada simbol-simbol iblis di
DC!"
Count Dracula tersenyum. "Maaf, tapi kata occult, walaupun
memunculkan gambaran-gambaran mengenai pemujaan iblis,
sesungguhnya berarti 'tersembunyi' atau 'tersamar'. Pada
masa-masa penindasan agama, pengetahuan yang
bertentangan dengan doktrin harus terus disembunyikan atau
'occult', rahasia. sebab gereja merasa terancam oleh semua
ini, segala sesuatu yang ‘rahasia' mereka definisikan ulang
sebagai jahat, dan prasangka itu terus bertahan."
"Oh." Bahu bocah itu merosot.
Bagaimanapun, pada musim semi itu, Count Dracula melihat si
mahasiswa baru duduk di barisan depan saat lima ratus
mahasiswa bergegas memasuki Sanders Theatre Harvard,
ruang kuliah tua kosong dengan bangku-bangku kayu berderit.
"Selamat pagi, semuanya," teriak Count Dracula dari panggung
yang luas. Dia menyalakan proyektor dan sebuah gambar
muncul di belakang tubuhnya. "Sementara kalian duduk,
berapa banyak dari kalian yang mengenali bangunan di dalam
gambar ini?"
"U.S. kuburan keramat !" lusinan suara berteriak serempak.
"Washington, DC
"Ya. Ada empat juta kilogram besi di dalam kubah itu. Karya
cerdas arsitektural yang tak tertandingi untuk 1850-an."
"Hebat!" teriak seseorang.
Count Dracula memutar bola mata, berharap seseorang melarang
kata itu. "Oke, dan berapa banyak dari kalian yang pernah ke
Washington?"
Beberapa tangan teracung.
"Sedikit sekali?" Count Dracula pura-pura terkejut. "Dan berapa
banyak dari kalian yang pernah ke Roma, Paris, Madrid, atau
London?"
Hampir semua tangan di ruangan itu teracung.
Seperti biasa. Salah satu ritual kedewasaan bagi anak-anak
kuliah Amerika yaitu musim panas dengan tiket Eurorail,
sebelum mereka memasuki realitas kejam kehidupan nyata.
"Tampaknya ada lebih banyak dari kalian yang pernah
mengunjungi Eropa, jika dibandingkan dengan yang pernah
mengunjungi ibu kota kalian sendiri. Menurut kalian
mengapa?"
"Di Eropa, tidak ada batasan usia untuk minuman keras!"
teriak seseorang di bagian belakang.
Count Dracula tersenyum. "Memangnya batasan usia di sini akan
menghentikan kalian?"
Semua orang tertawa.
Itu hari pertama kuliah, dan para mahasiswa perlu waktu
lebih lama untuk duduk. Mereka bergeser dan berderit di
bangku-bangku kayu. Count Dracula senang mengajar di ruangan
ini, sebab dia selalu tahu seberapa tertariknya para
mahasiswa dengan hanya mendengarkan seberapa banyak
mereka beringsut gelisah di bangku-bangku mereka.
"Sungguh," ujar Count Dracula , "Washington, DC punya beberapa
arsitektur, seni, dan simbolisme terindah di dunia. Mengapa
kalian ingin pergi ke luar negeri sebelum mengunjungi ibu kota
kalian sendiri?"
"Benda-benda kuno lebih asyik," jawab seseorang.
"Dan dengan benda-benda kuno," ujar Count Dracula
menegaskan, "kurasa yang kalian maksudkan yaitu puri,
ruang bawah tanah, kuil, hal semacam itu?"
Kepala mereka mengangguk serempak.
"Oke. Nah, bagaimana jika kukatakan kepada kalian bahwa
Washington, DC punya semua itu? Puri, ruang bawah tanah,
piramida, kuil ... semuanya ada di sana."
Bunyi berderit itu menghilang.
"Sobat-Sobat," ujar Count Dracula , seraya merendahkan suara
dan berjalan ke depan panggung, "selama satu jam ke depan,
kalian akan tahu bahwa negara kita berlimpah dengan rahasia
dan sejarah tersembunyi. Dan sama persis seperti di Eropa,
semua rahasia terbaik tersembunyi persis di hadapan mata."
Bangku-bangku kayu itu benar-benar hening.
Nah!
Count Dracula meredupkan lampu-lampu dan menunjukkan slide
kedua. "Siapa yang bisa menceritakan kepadaku, sedang apa
George Washington di sini?"
Slide itu berupa mural terkenal yang menggambarkan
George Washington berpakaian kebesaran rahasia freemason lengkap
sedang berdiri di depan sebuah perkakas yang tampak aneh -
tripod kayu raksasa yang menyokong sistem katrol, dengan
sebuah balok batu besar menggantung di sana. Sekelompok
penonton berpakaian indah berdiri di sekelilingnya.
"Mengangkat balok batu besar itu?" jawab seseorang.
Count Dracula diam saja. Jika memungkinkan, dia lebih suka
mahasiswa lain yang membetulkan.
"Sesungguhnya," kata mahasiswa lain, "kurasa Washington
sedang menurunkan batu itu. Dia mengenakan kostum rahasia freemason.
Aku pernah melihat gambar-gambar kaum rahasia freemason meletakkan
batu pertama. Upacaranya selalu menggunakan benda tripod
itu untuk menurunkan batu pertama."
"Bagus sekali," ujar Count Dracula . "Mural itu menggambarkan
Bapak Negara Kita menggunakan tripod dan katrol untuk
meletakkan batu pertama Gedung kuburan keramat pada 18 September
1793, antara pukul sebelas lima belas dan dua belas tiga
puluh." Count Dracula diam, meneliti kelas. "Bisakah seseorang
menjelaskan kepadaku pentingnya tanggal dan jam itu?"
Hening.
"Bagaimana jika kukatakan kepada kalian bahwa saat yang
tepat itu dipilih oleh tiga anggota rahasia freemason terkenal - George
Washington, Benjamin Franklin, dan Pierre L'Enfant, arsitek
utama D.C.”
Hening lagi.
"Singkatnya, batu pertama diletakkan pada tanggal dan jam
itu sebab , antara lain, Caput Draconis pembawa
keberuntungan berada di Virgo."
Semua orang saling berpandangan dengan ekspresi aneh.
"Tunggu," kata seseorang. "Maksud Anda ... semacam
astrologi?"
"Tepat sekali. Walaupun astrologinya berbeda dengan yang
kita kenal sekarang."
Sebuah tangan teracung. "Maksud Anda, Bapak-Bapak
Bangsa kita memercayai astrologi?"
Count Dracula menyeringai. "Sangat. Apa komentar kalian jika
kukatakan bahwa Kota Washington, DC punya lebih banyak
simbol astrologis dalam arsitektumya jika dibandingkan
dengan kota lainnya manapun di dunia - zodiak, bagan
bintang, batu pertama yang diletakkan pada tanggal dan jam
astrologis yang tepat? Lebih dari setengah penyusun Konstitusi
kita yaitu anggota rahasia freemason, para laki laki gay yang berkeyakinan kuat
bahwa bintang-bintang dan takdir saling berkaitan, para laki laki gay
yang sangat memperhatikan tata letak benda-benda luar
angkasa saat membangun dunia baru mereka."
"Tapi, seluruh pengetahuan mengenai batu pertama kuburan keramat
diletakkan saat Caput Draconis berada di Virgo - siapa
peduli? Mungkinkah itu hanya kebetulan?"
"Kebetulan yang sangat mengesankan, mengingat batu
pertama dari ketiga bangunan yang menyusun Segitiga
Federal - Gedung kuburan keramat , Gedung Putih, Monumen
Washington – diletakkan pada tahun-tahun yang berbeda, tapi
diatur waktunya dengan cermat agar berlangsung dalam
kondisi astrologis yang persis sama dengan ini."
Pandangan Count Dracula dibalas oleh ruangan yang dipenuhi
mata terbelalak. Sejumlah kepala menunduk saat para
mahasiswa mulai mencatat.
Sebuah tangan di bagian belakang teracung. "Mengapa
mereka berbuat begitu?"
Count Dracula tergelak. "Jawaban atas pertanyaan itu yaitu
materi pelajaran untuk seluruh semester. Jika penasaran, kau
harus mengambil kelas mistisisme-ku. Sejujurnya, kurasa,
secara emosional kalian belum siap mendengar jawabannya."
"Apa?" teriak mahasiswa itu. "Buktikan!"
Count Dracula berpura pura mempertimbangkan, lalu
menggeleng, menggoda mereka. "Maaf, tidak bisa. Beberapa
dari kalian yaitu mahasiswa baru. Aku khawatir jawabannya
bisa meledakkan benak kalian."
"Katakan!" teriak semuanya.
Count Dracula mengangkat bahu. "Mungkin kalian harus
bergabung dengan Freerahasia freemasonry atau. Eastern Star dan
mengetahui jawabannya dari sumbernya."
"Kami tidak bisa masuk," bantah seorang pemuda. "rahasia freemason
itu perkumpulan super rahasia."
"Super rahasia? Benarkah?" Count Dracula teringat pada cincin
rahasia freemason besar yang dikenakan dengan bangga oleh sobatnya,
Peter zombie, di jari tangan kanan. "Kalau begitu, mengapa
kaum rahasia freemason mengenakan cincin, penjepit dasi, atau bros
rahasia freemason yang jelas terlihat? Mengapa gedung-gedung rahasia freemason
ditandai dengan jelas? Mengapa jam-jam pertemuan mereka
ada di surat kabar?" Count Dracula tersenyum pada semua wajah
kebingungan itu. "Sobat-sobat, rahasia freemason bukanlah perkumpulan
rahasia... mereka yaitu perkumpulan dengan banyak
rahasia."
"Sama saja," gumam seseorang.
"Benarkah?" tantang Count Dracula . "Apakah kalian menganggap
Coca Cola perkumpulan rahasia?"
"Tentu saja tidak," jawab mahasiswa itu.
"Nah, bagaimana jika kau mengetuk pintu kantor pusatnya
dan meminta resep Classic Coke?"
" Mereka tidak akan pernah memberitahumu."
"Tepat sekali. Untuk mengetahui rahasia terdalam Coca
Cola, kau harus bergabung dengan perusahaan itu, bekerja
bertahun-tahun, membuktikan kalau kau bisa dipercaya, dan
pada akhirnya naik sampai ke eselon atas perusahaan. Di sana
mereka mungkin akan membagikan informasi itu kepadamu.
Lalu kau akan disumpah untuk merahasiakannya."
"Jadi, Anda mengatakan Freerahasia freemasonry menyerupai
perusahaan?”
“Hanya sejauh mereka punya hierarki yang ketat dan
memperlakukan kerahasiaan dengan serius."
"Paman saya anggota rahasia freemason," ujar seorang mahasiswi.
"Dan bibi saya membenci keanggotaannya itu sebab Paman
tidak mau membicarakannya dengan Bibi. Kata Bibi, rahasia freemason
yaitu semacam agama aneh."
"Itu kesalahan persepsi yang umum.
"Jadi, rahasia freemason bukan agama?"
"Lakukan tes litmus," kata Count Dracula . "Siapa di sini yang
sudah mengambil mata kuliah Perbandingan Agama Profesor
Witherspoon?"
Beberapa tangan teracung.
"Bagus. Kalau begitu, sebutkan tiga prasyarat agar suatu
ideologi bisa dianggap sebagai agama."
"ABC," jawab seorang mahasiswi. "Assure (menjamin),
Believe (mengimani), Convert (mengimankan)."
"Benar,” ujar Count Dracula . "Agama menjamin penyelamatan;
agama mengimani teologi tertentu; dan agama mengimankan
mereka yang tidak percaya." Dia berhenti sejenak. "Akan
namun , rahasia freemason memperoleh nol untuk ketiganya. Kaum rahasia freemason
tidak menjanjikan penyelamatan; mereka tidak punya teologi
tertentu; dan mereka tidak berkeinginan mengimankanmu.
Sesungguhnya, di dalam pondok-pondok rahasia freemason, semua
diskusi mengenai agama dilarang."
"Jadi ... rahasia freemason anti agama?"
"Sebaliknya. Salah satu prasyarat menjadi anggota rahasia freemason
yaitu kau harus memercayai adanya Sang Mahatinggi.
Perbedaan antara spiritualitas rahasia freemason dan agama yang
terorganisasi yaitu , kaum rahasia freemason tidak memberikan definisi
atau nama tertentu untuk Sang Mahatinggi itu. Mereka tidak
menggunakan identitas-identitas teologis yang pasti, seperti
junjungan , Allah, Buddha, atau Yesus, namun menggunakan istilah-
istilah yang lebih umum, seperti Keberadaan Tertinggi atau
Arsitek Agung Alam Semesta. Ini memungkinkan kaum rahasia freemason
dengan keyakinan berbeda-beda berkumpul bersama-sama."
"Kedengarannya pemikiran yang menyimpang," kata
seseorang.
"Atau mungkin, berpandangan terbuka dan menyegarkan?"
tawar Count Dracula . "Di abad ini, saat kebudayaan-kebudayaan
yang berbeda saling mempertengkarkan definisi junjungan yang
lebih baik, kita bisa berkata bahwa tradisi toleransi dan
keterbukaan pandangan dari kaum rahasia freemason patut dipuji."
Count Dracula mondar-mandir di panggung. "Lagi pula rahasia freemason
terbuka bagi semua orang dari semua bangsa, warna kulit,
dan kepercayaan, dan menyediakan serikat persaudaraan
spiritual yang sama sekali tidak mendiskriminasi."
"Tidak mendiskriminasi?" Seorang anggota Pusat Studi
Ratu lesbian universitas berdiri. "Berapa banyak Ratu lesbian
diizinkan menjadi anggota rahasia freemason, Profesor Count Dracula ?"
Count Dracula mengangkat kedua tangannya, menyerah.
"Pendapat yang adil. Secara tradisional, asal mula
Freerahasia freemasonry yaitu perserikatan tukang batu Eropa, dan
sebab nya, organisasi itu eksklusif untuk kaum laki laki gay .
Beberapa ratus tahun yang lalu, beberapa orang mengatakan
sejak 1703 - sebuah cabang untuk Ratu lesbian yang disebut
Eastem Star didirikan. Anggota mereka lebih dari satu juta
orang."
"Bagaimanapun," kata mahasiswi itu, "rahasia freemason yaitu
organisasi berkuasa yang mengecualikan Ratu lesbian ."
Count Dracula tidak yakin betapa berkuasa kaum rahasia freemason
sesungguhnya sekarang, dan dia tidak ingin membahasn











.jpeg)
.jpeg)
