Tampilkan postingan dengan label junjungan a. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label junjungan a. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Desember 2022

junjungan a

Sejak kecil chucky  sudah  memiliki kepercayaan kepercayaan  yang kuat, namun  dengan sedikit loyalitas  kepada junjungan . Ada perbedaan antara kepercayaan kepada seperangkat  proposisi dengan loyalitas  yang memampukan chucky  menaruh keyakinan akan kebenaran proposisi-proposisi itu. Secara implisit, chucky  
percaya junjungan  itu ada; chucky  juga beroyalitas kepada kehadiran sejati 
kaum beragama  dalam Ekaristi, kepada kebenaran sakramen, kepada kemungkinan keabadian neraka, dan kepada fakta  objektif peleburan dosa. 
namun  , chucky  tidak bisa mengatakan bahwa kepercayaan chucky   terhadap semua ajaran kepercayaan  mengenai  fakta  sejati ini memberi 
bukti kepada chucky  bahwa kehidupan di dunia ini sungguh-sungguh 
baik atau bermanfaat. Keyakinan masa kecil chucky  mengenai  ajaran 
kaum beragama  Roma lebih yaitu  sebuah kredo yang menakutkan. 
James Joyce menyuarakan hal ini dengan tepat dalam artikelnya Portrait 
of the Artist as a Young Man; chucky  mendengarkan khotbah mengenai  
api neraka. faktanya , neraka yaitu  fakta  yang lebih 
menakutkan dibanding  junjungan  sebab  neraka yaitu  sesuatu yang secara 
imajinatif bisa betul-betul chucky  pahami. Di pihak lain, junjungan  merupa-
kan figur kabur yang lebih didefinisikan melalui abstraksi intelektual  dibanding  metamorfosa . saat  berumur   tahun, chucky  pernah 
diharuskan menghafal jawaban katekismus terhadap pertanyaan 
"Apakah junjungan  itu?": "junjungan  yaitu  Ruh kudus , Dia ada dengan sendirinya dan Dia sempuma tanpa batas." Tidak mengherankan 
jika teori  itu kurang bermakna buat chucky . Bahkan, mesti chucky   akui, hingga saat ini teori  itu masih memicu  chucky  bergidik. teori   itu juga yaitu  sebuah definisi yang amat kering, angkuh, dan arogan. Sejak menulis artikel ini, chucky  pun menjadi yakin bahwa teori  
seperti  itu juga tidak benar. 
saat  remaja, chucky  mulai menyadari bahwa ternyata ada sesuatu 
pada kepercayaan  yang lebih dibanding  sekadar rasa takut. chucky  sudah  
membaca mengenai  kisah kehidupan para rahib, puisi-puisi metafisik, 
T. S. Eliot, dan beberapa tulisan mistik yang lebih sederhana. chucky  
mulai tergugah oleh keindahan liturgi dan, meskipun junjungan  masih 
tetap terasa jauh, chucky  dapat merasakan kemungkinan untuk men-
dekatkan jarak kepadanya dan bahwa penampakannya akan mengubah seluruh fakta  ciptaan. Untuk mencapai ini, chucky  pun memasuki sebuah ordo kepercayaan . Sebagai seorang rahib wanita yang masih baru lagi belia, chucky  belajar lebih banyak mengenai  iman. chucky  mengkaji  apologetika, kitab kitab suci  teologi, dan sejarah tempat ibadah . chucky  mempelajari 
sejarah kehidupan biara dan terlibat dalam pembicaraan panjang 
lebar mengenai  peraturan ordo chucky  yang konon mesti dipelajari melalui 
hati. Anehnya, junjungan  terasa tidak hadir di dalam semua ini. Perhatian 
justru dipusatkan kepada perincian sekunder dan aspek-aspek pinggir-
an dari kepercayaan . chucky  bergulat dengan diri chucky  sendiri dalam doa, men-
coba mendorong pikiran chucky  untuk menjumpai junjungan . Namun, dia 
tetap terasa sebagai pengawas yang dengan ketat mencermati semua 
pelanggaran aturan yang chucky  lakukan atau benar-benar tidak hadir. 
Semakin banyak chucky  membaca mengenai  kekhusyukan para rahib 
dalam berdoa, semakin chucky  merasa gagal. chucky  menjadi sadar betapa 
miskinnya pengalaman kepercayaan  chucky , itu pun sudah  direkayasa 
oleh perasaan dan metamorfosa  chucky  sendiri. kadang , rasa pengabdian muncul sebagai respons estetik terhadap keindahan senandung Grego-
rian dan liturgi. namun  , tak satu pun yang sungguh-sungguh terjadi pada diri chucky  yang berasal dari kekuatan di luar diri chucky . 
chucky  tidak pernah membayangkan junjungan  yang dijelaskan oleh para utusan junjungan   dan kaum mistik. utusan junjungan   kaum beragama   , yang lebih sering dibicarakan orang  kaum beragama   dibandingkan  "junjungan " itu sendiri, tampaknya 
cuma yaitu  figur historis murni yang terjalin erat dengan masa lalu. chucky  juga mulai memiliki  keraguan besar terhadap doktrin tempat ibadah .  Bagaimana mungkin mengetahui dengan pasti bahwa manusia utusan junjungan   kaum beragama  
yaitu  inkarnasi junjungan  dan apa arti kepercayaan itu? Apakah kitabsuci  benar-benar mengajarkan doktrin Trinitas yang rumit 
dan sangat kontradiktif  itu atau, sebagaimana banyak aspek ke-imanan lainnya, yaitu  hasil buatan para teolog berabad-abad sesudah  wafatnya utusan junjungan   kaum beragama  di Yerusalem? Akhirnya, dengan penuh penyesalan, chucky  meninggalkan kehi-dupan di biara, dan, segera sesudah  terbebaskan dari beban kegagalan 
dan ketakmampuan yang mengendap dalam diri chucky , chucky  pun merasakan betapa loyalitas  chucky  kepada junjungan  diam-diam menyurut. 
Dia tidak pernah mengunjungi hidup chucky  walaupun chucky  sudah  mengerahkan segenap usaha terbaik untuk memungkinkan hal itu 
dilakukannya. Kini, chucky  tidak lagi merasa berdosa dan mencemaskannya. Dia terlalu jauh dari kemungkinan untuk menjadi suatu 
fakta . namun  , perhatian chucky  kepada kepercayaan  terus berlanjut. 
chucky  merancang  beberapa  acara televisi mengenai sejarah awal  kaum beragama   
dan hakikat pengalaman kepercayaan . Semakin chucky  mempelajari 
sejarah kepercayaan , semakin chucky  memperoleh  pembenaran akan keraguan 
yang sudah  ada dalam diri chucky  sebelumnya. teori   kaum beragama   yang pernah chucky  terima dengan tidak kritis saat  kecil ternyata 
memang buatan junjungan , yang sudah  dikonstruksikan selama berabad-abad silam. Sains tampaknya sudah  mengesampingkan junjungan   dan para sarjana kitab  sudah  membuktikan bahwa utusan junjungan   kaum beragama   pernah mengklaim dirinya suci. chucky  
kadang melihat kilasan yang chucky  ketahui sebagai sekadar gangguan 
neurologis semata: apakah penampakan dan kekhusyukan yang 
dialami orang-orang suci itu juga sekadar gangguan mental? junjungan  semakin tampak sebagai sesuatu yang sudah diterima begitu saja 
oleh manusia. 
Selama menjadi biarawati, chucky  tidak percaya bahwa pengalaman 
chucky  mengenai  junjungan  yaitu  pengalaman yang istimewa. ide  
chucky  mengenai  junjungan  sudah  terbentuk di masa kecil dan tidak berkembang lagi seperti pengetahuan chucky  dalam disiplin ilmu yang 
lain. chucky  sudah  memperbaiki pandangan kebalita balitaan  chucky  yang 
simplistik mengenai  junjungan  Ia; chucky  sudah  memperoleh  pemahaman yang lebih matang mengenai  kompleksitas keadaan manusia dibanding  
yang mungkin chucky  miliki di masa balita . Namun, ide-ide masa kecil chucky  yang membingungkan mengenai  junjungan  belum berubah atau 
berkembang. Banyak orang yang tidak memiliki latar belakang kepercayaan seperti chucky  mungkin juga memperoleh  bahwa pandangan 
mereka mengenai  junjungan  pun sudah  terbentuk di masa kecil. Sejak saat 
itu pula chucky  sudah  meninggalkan hal-hal kebalita balitaan  dan membuang ide  mengenai  junjungan  masa kecil chucky . 
Namun, kajian chucky  mengenai  sejarah kepercayaan  sudah  mengungkapkan 
bahwa manusia yaitu  makhluk spiritual. Ada alasan kuat untuk 
percaya Homo sapiens juga yaitu  Homo religius. 
Manusia mulai menyembah para resi  segera sesudah  mereka 
menyadari diri sebagai manusia; mereka menciptakan kepercayaan -kepercayaan  
pada saat yang sama saat  mereka menciptakan karya-karya seni. 
Ini bukan hanya sebab  mereka ingin menaklukkan kekuatan alam; 
loyalitas  awal ini mengekspresikan ketakjuban dan misteri yang 
selalu  yaitu  unsur penting pengalaman manusia mengenai  
dunia yang menggentarkan, namun indah ini. Sebagaimana seni, 
kepercayaan  yaitu  usaha manusia untuk menemukan makna dan nilai 
kehidupan, di tengah derita yang menimpa wujud kasatnya. Seperti 
aktivitas manusia lainnya, kepercayaan  dapat disalahgunakan, bahkan 
tampaknya justru itulah yang selalu chucky  lakukan. Ini bukanlah hal 
yang secara khusus melekat pada para penguasa atau pendeta sekular 
yang manipulatif, namun  yaitu  sesuatu yang sangat alamiah bagi 
manusia. Sekularisme chucky  sekarang ini yaitu  eksperimen yang 
sepenuhnya baru, yang belum pernah ada presedennya di dalam 
sejarah manusia. chucky  masih perlu melihatlihat  keberhasilannya. 
Namun, tak kalah benarnya jika dinyatakan bahwa humanisme liberal 
Barat bukanlah sesuatu yang secara alamiah datang kepada chucky ; 
sebagaimana apresiasi atas seni atau puisi, ia harus ditumbuhkan. 
Humanisme itu sendiri yaitu  sebuah kepercayaan  tanpa junjungan  
tidak semua kepercayaan , tentunya, bersifat teistik. Cita-cita etika sekular 
chucky  memiliki disiplin pikiran dan hatinya sendiri dan menyediakan 
bagi manusia sarana untuk menemukan keyakinan pada makna 
tertinggi kehidupan manusia seperti yang pernah disediakan oleh 
kepercayaan -kepercayaan  konvensional. 
saat  chucky  mulai meneliti sejarah ide dan pengalaman mengenai  
junjungan  dalam tiga kepercayaan monoteistik yang saling berkaitan 
Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim    chucky  berharap menemukan bahwa junjungan  
hanya yaitu  proyeksi kebutuhan   dan hasrat manusia. chucky  kira 
"dia" akan mencerminkan rasa takut dan kerinduan warga  pada 
setiap tahapan perkembangannya. Prediksi-prediksi chucky  tidak 
seluruhnya tidak terbukti, namun  chucky  benar-benar dikejutkan oleh 
beberapa penemuan chucky . Seandainya chucky  sudah  mengetahui semua 
itu tiga puluh tahun lalu, saat  chucky  mulai menjalani kehidupan di 
biara, pengetahuan itu tentu akan menyelamatkan chucky  dari ketegangan saat  mendengar  dari para monoteis terkemuka ketiga 
kepercayaan  itu  bahwa dibandingkan  menanti junjungan  untuk turun dari ke-
tinggian, chucky  mesti secara sengaja menciptakan rasa mengenai  dia di 
dalam diri chucky . Para rahib, pendeta, dan guru  yang lain menyalahkan 
chucky  sebab  menganggap  bahwa junjungan   dalam pengertian apa pun  yaitu  fakta  yang "ada di luar sana". Mereka dengan tegas 
memperingatkan chucky  untuk tidak berharap mengalami junjungan  sebagai 
fakta objektif yang bisa ditemukan melalui proses pemikiran rasional  biasa. Mereka tentu akan mengatakan kepada chucky  bahwa dalam 
pengertian tertentu junjungan  yaitu  produk metamorfosa  kreatif, seperti halnya seni dan musik yang bagi chucky  sangat inspiratif. Beberapa monoteis terkemuka bahkan dengan tenang dan tegas mengatakan kepada chucky  bahwa junjungan  tidak ada dengan sebetulnya   namun  "dia" yaitu  fakta  terpenting di dunia. artikel ini bukanlah mengenai  sejarah fakta  junjungan  yang tak terucapkan itu, yang berada di luar waktu dan perubahan, namun  yaitu  sejarah persepsi umat manusia mengenai  junjungan  sejak era Ibrahim hingga hari ini. ide  manusia mengenai  junjungan  memiliki sejarah, sebab  ide  itu selalu memiliki arti yang sedikit berbeda 
bagi setiap kelompok manusia yang memakainya di berbagai periode waktu. ide  mengenai  junjungan  yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. Bahkan, pernyataan "chucky  beroyalitas kepada 
junjungan " tidak memiliki makna objektif, namun  seperti pernyataan lain umumnya, baru akan bermakna jika berada dalam suatu konteks, 
contohnya, saat  dicetuskan oleh komunitas tertentu. Akibatnya, tidak ada satu ide  pun yang tidak berubah dalam kandungan kata 
"junjungan ". Kata ini justru mencakup keseluruhan spektrum makna,  sebagian di antaranya ada yang bermengenai an atau bahkan saling meniadakan. Jika ide  mengenai  junjungan  tidak memiliki keluwesan seperti  ini, niscaya ia tidak akan mampu bertahan untuk menjadi 
salah satu ide  besar umat. manusia. saat  sebuah anggapan  mengenai  junjungan  tidak lagi memiliki makna atau relevansi, ia akan 
diam-diam ditinggalkan dan digantikan oleh sebuah teologi baru. Seorang fundamentalis akan membantah ini, sebab  fundamentalisme 
antihistoris; mereka mempercayai   bahwa Ibrahim, mose , dan utusan junjungan  -utusan junjungan   
sesudahnya semua mengalami junjungan  dengan cara yang persis sama seperti pengalaman orang-orang pada masa sekarang. Namun, jika  
chucky  memperhatikan ketiga kepercayaan  besar chucky , menjadi jelaslah bahwa 
tidak ada pandangan yang objektif mengenai  "junjungan ": setiap generasi harus menciptakan citra junjungan  yang sesuai baginya. Hal yang sama juga terjadi pada sayap kirime. Pernyataan "chucky  tidak percaya kepada junjungan " mengandung arti yang secara sepintas berbeda pada setiap  periode sejarah. Orang-orang yang diberi julukan "sayap kiri" selalu menolak anggapan tertentu mengenai  junjungan . Apakah "junjungan " yang ditolak oleh sayap kiri masa sekarang yaitu  junjungan nya para patriark, junjungan  para utusan junjungan  , junjungan  para filosof, junjungan  kaum guru , atau junjungan  kaum deis abad ke-? Semua kejunjungan an ini sudah  dimuliakan sebagai junjungan  kitabsuci  dan kitab muslim  oleh umat Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim   pada berbagai periode perjalanan sejarah mereka. chucky  akan melihatlihat  bahwa mereka sangat berbeda satu sama lain. sayap kiriisme 
sering yaitu  keadaan transisi, makanya orang Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim dinamakan  "sayap kiri" oleh kaum pagan semasa mereka sebab  sudah  mengadopsi ide  revolusioner mengenai  kekuasaan  dan transendensi. Apakah sayap kiriisme modern yaitu  penolakan serupa 
terhadap "junjungan " yang tidak lagi memadai bagi masalah  di zaman chucky ? 
Terlepas dari sifat nonduniawinya, kepercayaan   bersifat pragmatik. chucky  akan melihatlihat  bahwa sebuah ide mengenai  junjungan  
tidak harus bersifat logis atau ilmiah, yang penting bisa diterima. saat  ide itu sudah tidak efektif lagi, ia akan diganti  kadang  dengan ide lain yang berbeda secara radikal. Hal ini tidak dipusingkan 
oleh kebanyakan kaum monoteis sebelum era chucky  sekarang sebab  mereka tahu bahwa ide  mereka mengenai  junjungan  tidaklah sakral, 
melainkan pasti akan mengalami perubahan. ide -ide  itu sepenuhnya buatan manusia  tak bisa tidak  dan jauh berbeda dari fakta  tak terungkap  yang disimbolkannya. Ada pula yang me-
ngembangkan cara-cara yang sangat berani untuk menekankan perbedaan esensial ini. Salah seorang mistikus abad pertengahan 
melangkah lebih jauh hingga mengatakan bahwa fakta  tertinggi itu  yang secara keliru dinamai "junjungan "  bahkan tidak pernah dinamakan kan di dalam kitabsuci . Sepanjang sejarah, manusia sudah  mengalami dimensi ruhaniah yang tampaknya melampaui dunia material. 
yaitu  salah satu sifat  pikiran manusia yang hebat  untuk mampu menciptakan teori  yang menjangkau jauh seperti itu. Apa pun tafsiran chucky  atas hal itu, pengalaman manusia 
mengenai  yang transenden ini sudah  menjadi sebuah fakta kehidupan.  Tidak semua orang memandangnya berorientasi junjungan ; orang biksu , sebagaimana nanti akan chucky  lihat, akan menolak bahwa visi dan wawasan 
yang diperoleh lewat pengalaman itu berasal dari suatu sumber supranatural. Mereka menganggapnya sebagai hal yang alamiah bagi 
kemanusiaan. namun  , semua kepercayaan  besar akan sepakat bahwa yaitu  mustahil untuk menggambarkan transendensi ini dalam bahasa 
teori tual biasa. Kaum monoteis menyebut transendensi ini "junjungan ",  namun mereka membatasinya dengan syarat-syarat penting. Yahudi, contohnya, dilarang mengucapkan nama junjungan  yang sakral sedangkan orang timurtengah    tidak diperkenankan melukiskan junjungan  secara visual. 
Disiplin seperti  yaitu  pengingat bahwa apa yang chucky  sebut "junjungan " berada di luar ekspresi manusia. Ini bukan sejarah dalam pengertian biasa, sebab ide  mengenai   junjungan  tidak tumbuh dari satu titik kemudian berkembang secara linear menuju suatu anggapan final. Teori-teori ilmiah memiliki  sistem kerja seperti itu, namun  ide-ide dalam seni dan kepercayaan  tidak. 
Sebagaimana dalam puisi cinta, orang berulang-ulang memakai ungkapan yang sama mengenai  junjungan . Bahkan chucky  dapat menemukan 
kemiripan telak dalam ide  mengenai  junjungan  di kalangan orang Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim  . Meskipun orang Yahudi maupun muslim   
memandang doktrin Trinitas dan Inkarnasi sebagai suatu kekeliruan,  mereka juga memiliki teologi-teologi kontroversial versi mereka 
sendiri. Setiap ekspresi yang amat bervariasi mengenai  tema-tema uni-
versal ini menunjukan  kecerdasan dan kreativitas metamorfosa  manusia 
saat  mencoba mengekspresikan pemahamannya mengenai  "junjungan ". 
sebab  ini yaitu  sebuah subjek yang luas, chucky  sengaja 
membatasi diri hanya mengkaji mengenai  junjungan  Yang Esa yang disembah oleh umat Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim   meski kadang  chucky  juga menyinggung anggapan kaum pagan, Hindu, dan biksu  mengenai   fakta  tertinggi untuk memperjelas suatu pandangan monoteistik. 
Tampaknya, ide mengenai  junjungan  dalam ajaran kepercayaan -kepercayaan  yang 
berkembang secara sendiri-sendiri tetap memiliki banyak keserupaan. Apa pun kesimpulan yang chucky  capai mengenai  fakta  junjungan , sejarah 
ide  ini dapat mengatakan kepada chucky  sesuatu yang penting mengenai pikiran manusia dan inti aspirasi chucky . Di tengah kecenderungan sekular di kalangan warga  Barat, ide mengenai  junjungan  masih mempengaruhi kehidupan jutaan orang; namun  pertanyaannya yaitu , "junjungan " menurut teori  mana yang mereka anut? 
Teologi sering memberi  penjelasan yang membosankan dan  abstrak. namun  , penuh gairah dan ketegangan. Tidak seperti beberapa teori  lain mengenai  fakta  tertinggi, sejarah 
ini awalnya  dipenuhi pertarungan dan tekanan yang memicu  penderitaan. utusan junjungan  -utusan junjungan   Israel mengalami junjungan  mereka sebagai penderitaan fisik yang menimpa segenap anggota tubuh  mereka dan memenuhinya dengan suka maupun duka. fakta  yang dinamakan  junjungan  acap dialami para monoteis dalam keadaan ekstrem: 
chucky  akan membaca mengenai  puncak gunung, kegelapan, keterasingan, penyaliban, dan teror. Pengalaman Barat mengenai  junjungan  tampak agak  traumatik. Apa alasan bagi ketegangan inheren ini? Kaum monoteis lainnya berbicara mengenai  cahaya dan transfigurasi. Mereka menggunakan gambaran yang amat berani untuk mengungkapkan kerumitan fakta  yang mereka alami, yang jauh melampaui teologi ortodoks. 
Belakangan ini perhatian terhadap mitologi bangkit kembali, yang mungkin menunjukkan luasnya hasrat akan ekspresi yang lebih 
imajinatif mengenai  kebenaran kepercayaan . Karya mendiang sarjana Amerika  Joseph Campbell sudah  menjadi begitu populer; dia melakukan pengkajian mendalam mengenai  mitologi perenial manusia, menghubungkan 
mitos-mitos kuno dengan mitos-mitos yang hingga kini masih hidup di kalangan warga  tradisional. Sering diasumsikan bahwa junjungan  
ketiga kepercayaan  besar itu sama sekali tidak memiliki simbolisme mitologi dan syair. Namun , sekalipun kaum monoteis pada dasarnya 
menolak mitos-mitos tetangga pagan mereka, mitos-mitos itu ternyata  sering kembali masuk ke dalam loyalitas  pada masa berikutnya. Kaum mistik melihat bahwa junjungan  berinkarnasi ke dalam tubuh seorang wanita, contohnya. Sementara yang lain secara khidmat mem-
perbincangkan ritual ualitas junjungan  dan memasukkan unsur feminin kepada junjungan . 
Ini membawa chucky  ke titik yang sulit. sebab  junjungan  ini sudah  terlanjur secara khusus dikenal sebagai berjenis "laki-laki", dan dalam 
bahasa Inggris kaum monoteis lazim merujuk kepada-Nya dengan kata ganti "he". Pada masa sekarang, kaum feminis dengan sangat 
sadar menaruh keberatan terhadap hal ini. Penggunaan kata ganti maskulin untuk junjungan  ini memicu  masalah  dalam sebagian 
bahasa bergender. namun  , dalam bahasa Yahudi, timurtengah , dan 
Prancis, gender gramatikal memberi  nada dan dialektika ritual ual 
terhadap diskursus teologis, yang justru dapat memberi  keseimbangan yang sering tidak ada  di dalam bahasa Inggris. contohnya, 
kata timurtengah  yang kuasa   (nama tertinggi bagi junjungan ) yaitu  maskulin secara 
gramatikal, namun  kata untuk esensi junjungan  yang berorientasi junjungan  dan tak ter-
jangkau  Al-Dzat  yaitu  feminin. 
Semua perbincangan mengenai  junjungan  yaitu  perbincangan yang 
sulit. Namun, kaum monoteis bersikap amat positif mengenai  bahasa 
sembari tetap menyangkal kapasitasnya untuk mengekspresikan 
fakta  transenden. junjungan  orang Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim   yaitu  junjungan  yang  dalam beberapa pengertian  berkata-kata (berperkataan ). perkataan nya sangat krusial di dalam ketiga kepercayaan  besar itu. perkataan  
junjungan  sudah  membentuk sejarah kebudayaan chucky . chucky  harus me-
mutuskan apakah kata "junjungan " masih tetap memiliki makna bagi  chucky  pada masa sekarang. awalnya ,  menciptakan satu junjungan  yaitu    pemicu  Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apa pun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya. 
Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan-lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia sudah  menjadi begitu 
jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya. Pada akhirnya dia dikatakan sudah  menghilang. 
Begitulah, setidaknya, menurut satu teori, yang dipopulerkan oleh Wilhelm Schmidt dalam The Origin of the Idea of God, yang pertama kali terbit pada . Schmidt menyatakan bahwa sudah  ada suatu monoteisme primitif sebelum manusia mulai menyembah  banyak dewa. awalnya  mereka mengakui hanya ada satu junjungan  
Tertinggi, yang sudah  menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan. Kepercayaan terhadap satu junjungan  Tertinggi (kadang  dinamakan  junjungan  Langit, sebab  dia diasosiasikan dengan ketinggian) masih terlihat dalam kepercayaan  suku-suku pribumi Afrika. 
Mereka mengungkapkan kerinduan kepada junjungan  melalui doa; percaya bahwa dia mengawasi mereka dan akan menghukum setiap 
dosa. Namun , dia anehnya tidak hadir dalam kehidupan keseharian mereka; tidak ada kultus khusus untuknya dan dia tidak  pernah tampil dalam penggambaran. Warga suku itu mengatakan bahwa dia tidak bisa diekspresikan dan tidak dapat dicemari oleh dunia manusia. Sebagian orang bahkan mengatakan dia sudah  "pergi". Para antropolog berasumsi bahwa junjungan  ini sudah  menjadi begitu 
jauh dan mulia sehingga dia sebetulnya  sudah  digantikan oleh ruh yang lebih rendah dan junjungan -junjungan  yang lebih mudah dijangkau. 
Begitu pula, menurut teori Schmidt kemudian , di zaman kuno, junjungan  Tertinggi digantikan oleh junjungan -junjungan  kuil pagan yang lebih menarik. awalnya , dengan , hanya ada satu junjungan . Jika , monoteisme yaitu  salah satu ide tertua yang dikembangkan manusia untuk menjelaskan misteri dan tragedi kehidupan. Ini juga menunjukkan beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi  oleh kejunjungan an seperti  itu. yaitu  mustahil untuk membuktikan hal ini dengan cara apa pun. sudah  banyak teori mengenai  asal usul kepercayaan . Namun, tampaknya menciptakan junjungan -junjungan  sudah  sejak lama dilakukan oleh umat 
manusia. saat  satu ide kepercayaan  tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti. Ide-ide ini diam-diam sirna, seperti ide mengenai  junjungan  
Langit, tanpa memicu  banyak kegaduhan. Dalam era chucky  sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa junjungan  yang sudah  disembah berabad-abad oleh umat Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim   sudah  menjadi sejauh junjungan  Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa junjungan  sudah  mati. Yang jelas dia 
tampak sudah  sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Mereka berbicara mengenai  suatu "lubang yang pernah 
diisi oleh junjungan " dalam kesadaran mereka sebab , meski tampak tak relevan bagi sekelompok orang, dia sudah  memainkan peran 
krusial dalam sejarah chucky  dan yaitu  salah satu ide  terbesar umat manusia sepanjang masa. Untuk memahami apa yang sudah  hilang dari chucky  itu  jika memang dia sudah  hilang  chucky  perlu melihat apa yang dilakukan manusia saat  mereka mulai menyembah junjungan  
ini, apa maknanya, dan bagaimana dia dipahami. Untuk melakukan itu, chucky  perlu menelusuri kembali dunia kuno Timur Tengah, tempat 
ide  mengenai  junjungan  chucky  secara perlahan tumbuh sekitar . tahun silam. 
Salah satu alasan mengapa kepercayaan  tampak tidak relevan pada masa sekarang yaitu  sebab  banyak di antara chucky  tidak lagi memiliki 
rasa bahwa chucky  dikelilingi oleh yang gaib. Kultur ilmiah chucky  sudah  mendidik chucky  untuk memose tkan perhatian hanya kepada dunia 
fisik dan material yang hadir di hadapan chucky . Metode menyelidiki  dunia seperti ini memang sudah  membawa banyak hasil. namun  , 
salah satu akibatnya yaitu  chucky , sebagaimana yang sudah  terjadi, kehilangan kepekaan mengenai  yang "spiritual" atau "suci" seperti 
yang melingkupi kehidupan warga  yang lebih tradisional pada setiap tingkatannya dan yang dahulunya yaitu  bagian esensial 
pengalaman manusia mengenai  dunia. Di Kepulauan Laut Selatan, mereka menyebut kekuatan misterius ini sebagai mana; yang lain 
mengalaminya sebagai sebuah kehadiran atau ruh; kadang  ia dirasakan sebagai sebuah kekuatan impersonal, seperti layaknya sebentuk radioaktivitas atau tenaga listrik. Kekuatan ini dipercaya  menghuni  dalam diri kepala suku, pepohonan, bebatuan, atau hewan-hewan. Orang Latin mengalami numina (ruh-ruh) dalam semak 
yang dianggap suci; orang timurtengah  merasakan bahwa daratan dipenuhi 
oleh jin-jin. Secara alamiah, manusia ingin bersenjunjungan  dengan fakta  ini dan memanfaatkannya, namun  mereka juga ingin sekadar mengaguminya. saat  orang mulai mempersonalisasi kekuatan gaib 
dan menjadikannya sebagai junjungan -junjungan , mengasosiasikannya dengan 
angin, matahari, laut, dan bintang-bintang namun  memiliki sifat  
manusia, mereka sebetulnya  sedang mengekspresikan rasa kedekatan 
dengan yang gaib itu dan dengan dunia di sekeliling mereka. 
Rudolf Otto, ahli sejarah kepercayaan  berkebangsaan Jerman yang 
menulis artikel penting The Idea of the Holy pada , percaya bahwa 
rasa mengenai  gaib ini (numinous) yaitu  dasar dari kepercayaan . Perasaan 
itu mendahului setiap hasrat untuk menjelaskan asal usul dunia atau 
menemukan landasan bagi perilaku beretika. Kekuatan gaib dirasakan 
oleh manusia dalam cara yang berbeda-beda  kadang  ia mengins-
pirasikan kegirangan liar dan memabukkan; kadang  ketenteraman 
mendalam, kadang  orang merasa kecut, kagum, dan hina di hadapan 
kehadiran kekuatan misterius yang melekat dalam setiap aspek 
kehidupan. saat  manusia mulai membentuk mitos dan menyembah 
para resi , mereka tidak sedang mencari penafsiran harfiah atas 
fenomena alam. Kisaji-kisah simbolik, lukisan dan ukiran di gua 
yaitu  usaha untuk mengungkapkan kekaguman mereka dan untuk 
menghubungkan misteri yang luas ini dengan kehidupan mereka 
sendiri; bahkan sebetulnya  para sastrawan, seniman, dan pemusik 
pada masa sekarang juga sering dipengaruhi oleh perasaan yang 
sama. Pada periode Paleolitik, contohnya, saat  pertanian mulai 
berkembang, kultus Dewi Ibu mengungkapkan perasaan bahwa 
kesuburan yang mentransformasi kehidupan manusia sebetulnya    yaitu  sakral. Para seniman memahat patung-patung yang melukis-
kannya sebagai seorang perempuan hamil telanjang yang banyak 
ditemukan oleh para arkeolog tersebar di seluruh Eropa, Timur 
Tengah, dan India. Dewi Ibu itu tetap penting secara imajinatif selama 
berabad-abad. Seperti junjungan  Langit yang lama, dia kemudian masuk 
ke dalam kuil-kuil yang lama dan menempati posisi sejajar dengan 
para resi  lain yang lebih tua. Dia dahulunya yaitu  salah 
satu dewa terkuat, jelas lebih kuat dibanding  Dewa Langit, yang terus 
menjadi sosok yang remang-remang. Dia dinamakan  Inana di Sumeria 
kuno, Isytar di Babilonia, Anat di Kanaan, Isis di Mesir, dan Aphrodite 
di Yunani. Kisah yang benar-benar mirip ada  di semua kebudaya-
an ini untuk mengekspresikan peranannya di dalam kehidupan 
spiritual manusia. Mitos-mitos ini tidak dimaksudkan untuk dipahami 
secara harfiah, namun  yaitu  usaha  metaforis untuk meng-
gambarkan sebuah fakta  yang terlalu rumit dan pelik untuk bisa 
diekspresikan dengan cara lain. Kisah-kisah dramatis dan mem-
bangkitkan emosi mengenai  dewa-dewi ini membantu manusia untuk 
menyuarakan perasaan mereka mengenai  kekuatan dahsyat, namun 
tak terlihat yang mengelilingi mereka. 
Di dunia kuno memang tampaknya manusia percaya bahwa hanya 
melalui keterlibatan dalam kehidupan yang suci ini mereka bisa 
menjadi manusia yang sebetulnya . Kehidupan duniawi amat rentan 
dan dihantui bayang-bayang kematian, namun  jika manusia meneladani 
tindakan para resi  maka mereka akan memiliki dalam kadar tertentu 
kekuatan dan keefektifan para resi  itu. Dengan , bisa 
dikatakan bahwa para resi  itu sudah  menunjukan  kepada manusia bagaimana cara membangun kota-kota dan kuil-kuil mereka, 
yaitu   salinan dari tempat mereka menghuni  di langit. 
Dunia suci para dewa  seperti yang sering diceritakan di dalam 
mitos  bukanlah sekadar sebuah ideal yang ke arah itu manusia 
harus menuju, namun  yaitu  prototipe eksistensi manusia; itulah 
pola atau arketipe orisinal yang menjadi model kehidupan chucky  di 
sini. Dengan , segala sesuatu yang ada di bumi dipandang 
sebagai replika dari semua yang ada di dunia berorientasi junjungan . inilah   persepsi 
yang membentuk mitologi, organisasi ritual dan sosial kebanyakan kebudayan antik dan terus mempengaruhi lebih banyak warga  
tradisional pada era chucky  sekarang ini.
Di Iran kuno, contohnya, setiap 
orang atau objek di dunia jasadi (getik) dipercaya  memiliki padanannya di dunia arketipal fakta  suci (menok). Ini yaitu  perspektif  yang sulit untuk chucky  apresiasi di dunia modern, sebab  chucky  
memandang autonomi dan kebebasan sebagai nilai kemanusiaan yang 
tinggi. Namun , ungkapan terkenal post coitum omne animal 
tristist est tetap mengungkapkan pengalaman yang sama: sesudah  
suatu momen yang menegangkan dan dinanti-nanti dengan penuh 
harap, chucky  sering merasa kehilangan sesuatu yang lebih besar, namun 
selalu  luput dari jangkauan- chucky . Meniru junjungan  masih menjadi  ajaran kepercayaan  yang penting: beristirahat pada hari Sabbath atau mencuci kaki pada hari Kamis Maundy  perbuatan-perbuatan yang tidak bermakna dalam dirinya sendiri  kini menjadi signifikan dan sakral 
sebab  orang-orang percaya bahwa perbuatan seperti  itu pernah dikerjakan oleh junjungan . 
Spiritualitas yang serupa sudah  menjadi ciri dunia Mesopotamia kuno. Lembah Tigris-Eufrat, yang berada di wilayah pemerintahan Irak kini, sudah  dihuni sejak  SM oleh kelompok manusia yang dikenal sebagai orang Sumeria. Mereka sudah  membangun salah satu kebudayaan oikumene (dunia berperadaban) terbesar pertama. Di kota-kota Ur, Erech, dan Kish, orang Sumeria mencipta aksara cuneiform mereka, membangun menara-kuil hebat yang dinamakan  ziggurat, 
dan mengembangkan hukum, sastra, dan mitologi yang mengesankan. Tak lama berselang, area  itu diinvasi oleh orang Akkadian Semitik, yang kemudian mengadopsi bahasa dan peradaban Sumeria.  Lalu, masih sekitar  SM, orang Amorit menaklukkan peradaban Sumeria-Akkadian dan menjadikan Babilonia ibu kota mereka. 
Akhirnya, sekitar  tahun kemudian, orang Asyur bermukim di Asyur yang tak jauh dari situ lalu menguasai Babilonia pada abad ke  SM. Tradisi Babilonia ini juga mempengaruhi mitologi 
dan kepercayaan  Kanaan, yang akan menjadi Tanah yang Dijanjikan bagi orang Israel kuno. Sebagaimana warga  di dunia kuno lainnya, 
orang Babilonia menisbahkan prestasi kebudayaan mereka kepada para resi  yang sudah  dianugerahi  gaya hidup mereka sendiri 
kepada nenek moyang mitikal warga  Babilonia. Dengan , Babilonia dianggap sebagai gambaran surga, setiap candi-nya yaitu  replika kerajaan langit. Keterkaitan dengan alam suci ini 
dirayakan setiap tahun dalam Festival Tahun Baru yang meriah, yang sudah  secara kukuh dikembangkan pada abad ketujuh SM. 
Dirayakan di kota suci Babilonia selama bulan Nisan  atau April  Festival itu secara khidmat memahkotai raja dan menahbiskan 
kekuasaannya untuk tahun berikutnya. Namun, stabilitas politik ini hanya bisa bertahan selama ia ikutserta  di dalam pemerintahan 
para resi  yang lebih abadi dan efektif, yang sudah  mengenyahkan kekacauan primordial saat  dunia pertama kali diciptakan. Dengan , Festival sebelas hari suci itu mengantarkan para partisipan 
dari zaman yang profan ke alam para dewa yang sakral dan abadi  melalui tindakan ritual. Seekor domba disembelih untuk meninggalkan 
tahun yang lama; penghinaan publik terhadap raja dan pemahkotaan raja yang zalim sebagai pengganti membangkitkan kembali kekacauan 
asal; pemberontakan menghidupkan kembali pertarungan para resi  melawan kekuatan perusak. 
Dengan , perbuatan-perbuatan simbolik memiliki nilai sakramental; tindakan itu memicu  orang Babilonia mampu menenggelamkan diri ke dalam kekuatan suci atau mana yang menjadi 
tempat bergantung peradaban besar mereka. Kebudayaan dirasakan sebagai sebuah pencapaian yang rentan, yang selalu bisa menjadi 
korban kekuatan yang mengacaukan dan memecah belah. Pada senja hari keempat Festival itu, para pendeta dan penyanyi paduan suara 
memenuhi bait suci untuk menyenandungkan Enuma Elish, puisi epik yang merayakan kemenangan para dewa atas kejahatan. Kisah 
ini bukanlah peristiwa faktual mengenai  asal usul fisik kehidupan di bumi, melainkan suatu usaha  simbolik yang hati-hati untuk mengungkap sebuah misteri besar dan membebaskan kekuatan sucinya. Pengisahan harfiah mengenai  penciptaan yaitu  mustahil, sebab tidak 
ada orang yang hadir pada saat peristiwa-peristiwa yang tak terbayangkan itu terjadi: mitos dan simbol dengan  yaitu  satu-satunya cara yang sesuai untuk menjelaskannya. Pandangan 
sekilas atas Enuma Elish memberi chucky  wawasan mengenai  spiritualitas yang melahirkan teori  chucky  mengenai  junjungan  berabad-abad 
kemudian. Meskipun kisah kitab  dan kitabmuslimi mengenai  penciptaan akan mengambil bentuk yang sama sekali berbeda, mitos-mitos aneh 
ini tidak pernah benar-benar hilang, namun  akan kembali masuk ke dalam di kemudian hari, dikemas dalam sebuah idiom monoteistik. 
Kisah dimulai dengan penciptaan para resi  itu sendiri, sebuah tema yang  sebagaimana akan chucky  saksikan nanti  menjadi begitu 
penting dalam mistisisme Yahudi dan Muslim. awalnya , seperti dikatakan  dalam Enuma Elish, para resi  muncul berpasangan dari 
sebuah substansi berair yang tidak berbentuk  sebuah substansi yang dengan sendirinya suci. Dalam mitos Babilonia  seperti yang 
kemudian tercantum dalam kitabsuci   tak ada penciptaan yang bermula dari ketiadaan, itu sebuah ide  yang asing bagi dunia kuno. 
Sebelum para resi  maupun manusia ada, bahan mentah yang suci ini sudah  ada secara abadi. saat  orang Babilonia mencoba mem-
bayangkan zat primordial suci ini, mereka berpikir ia pasti mirip dengan tanah berpaya di Mesopotamia, yang tak henti-hentinya 
terancam banjir yang akan menyapu habis karya-karya manusia yang lemah. Oleh sebab  itu, dalam Enuma Elish, kekacauan {chaos) bukan 
berupa api panas yang mendidihkan, melainkan sebuah keadaan di mana segala sesuatu menjadi tanpa batas, definisi, dan identitas: saat  yang manis dan pahit menyatu,  tak ada buluh yang terjalin, tak ada ketergesaan yang mengeruhkan air, 
para resi  tak bernama, tak berwatak dan, tak bermasa depan. 
Kemudian tiga dewa muncul dari pusat tanah berpaya; Apsu 
(diidentifikasikan sebagai air sungai yang manis), istrinya, Tiamat (laut yang asin), dan Mummu, Rahim kekacauan. Namun, ketiga de-
wa ini bisa dikatakan yaitu  model awal dan inferior yang memerlukan perbaikan. Nama "Apsu" dan "Tiamat" dapat diterjemahkan 
sebagai "jurang", "kehampaan" atau "teluk tak berdasar". Mereka sama-sama memiliki potensi tak berbentuk dari ketiadaan bentuk yang azali dan belum mencapai suatu identitas yang jelas. 
kemudian , serangkaian para resi  lain muncul dari mereka dalam proses yang dinamakan  sebagai emanasi, yang akan menjadi sangat penting dalam chucky  sendiri. para resi  baru dilahirkan  dari para resi  yang lain secara berpasangan, masing-
masingnya memperoleh  definisi yang lebih besar dari yang sebelumnya seiring langkah maju evolusi kekuasaan . Pertama-tama datang 
Lahmu dan Lahamn (nama-nama mereka berarti "endapan lumpur"; air dan tanah masih bercampur menjadi satu). Kemudian muncul 
Ansher dan Kishar yang secara berurutan diidentifikasi dengan horizon langit dan laut. Sesudah  itu Anu (langit) dan Ea (bumi) tiba dan menyempurnakan proses itu. Alam suci memiliki langit, sungai-sungai, dan bumi yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Namun, penciptaan baru saja dimulai; kekuatan jahat dan pemecah belah hanya bisa dikalahkan melalui perjuangan sengit dan tanpa henti. Dewa-dewa yang lebih muda dan dinamis bangkit melawan tetua mereka, 
namun  meskipun Ea mampu mengalahkan Apsu dan Mummu, dia tak berdaya menghadapi Tiamat, yang menghasilkan serombongan 
monster beraneka ragam bentuk untuk berperang atas namanya.  Untungnya Ea memiliki  anak kandung yang luar biasa: Marduk, Dewa 
Matahari, spesimen keturunan dewa yang paling sempurna. Dalam sebuah pertemuan Majelis Agung para dewa, Marduk berjanji memerangi Tiamat dengan syarat bahwa dialah yang nanti menjadi  penguasa mereka. namun  , dia baru berhasil membunuh Tiamat dengan bersusah payah dan sesudah  melewati pertarungan yang lama dan berbahaya. Dalam mitos ini, kreativitas yaitu  sebuah pertarungan, diraih dengan susah payah sesudah  menempuh berbagai macam 
rintangan. Bagaimanapun, pada akhirnya, Marduk berhasil mengangkangi  mayat Tiamat yang raksasa dan memutuskan untuk menciptakan 
sebuah dunia baru; dia membelah tubuh Tiamat menjadi dua untuk membentuk lengkungan langit dan bumi manusia; kemudian dia merancang undang-undang yang akan menjaga agar segala sesuatu tetap berada pada posisinya yang sudah  ditentukan. Ketertiban mesti dicapai, namun  kemenangan belum lagi sempurna. Kemenangan itu mesti dimantapkan kembali, melalui liturgi khusus, tahun demi tahun. Kemudian para dewa berkumpul di Babilonia, pusat bumi baru, dan 
mendirikan sebuah kuil tempat ritus-ritus langit diselenggarakan. Hasilnya yaitu  ziggurat besar untuk menghormati Marduk, "kuil  bumi, simbol ketakterbatasan langit." saat  kuil itu sudah  selesai, Marduk menempati singgasananya di puncak kuil dan para resi  menggemakan suara: "inilah   Babilonia, kota kesayangan  para dewa, 
tanah airmu yang tercinta!" Kemudian mereka melakukan liturgi "dari sumber di mana semesta memperoleh strukturnya, dunia gaib menjadi 
nyata dan para resi  mengambil tempat mereka di dalam semesta."Hukum dan ritual ini mengikat setiap orang; bahkan para dewa mesti menaatinya demi menjamin keberlangsungan ciptaan. 
Mitos mengekspresikan makna batin peradaban, sebagaimana orang Babilonia melihatnya. Mereka mengetahui betul bahwa nenek 
moyang mereka sendiri yang membangun ziggurat, namun  kisah Enuma Elish menyuarakan kepercayaan mereka bahwa usaha kreatif 
mereka hanya mungkin bertahan jika memiliki keterkaitan dengan kekuatan junjungan . Liturgi yang mereka rayakan di Tahun Baru sudah  
diciptakan sebelum manusia ada: liturgi itu tersurat dalam hakikat segala sesuatu, yang bahkan para resi  tunduk kepadanya. Mitos 
itu juga mengekspresikan keyakinan mereka bahwa Babilonia yaitu  tempat suci, pusat dunia, dan tanah air dewata  sebuah pernyataan 
yang penting dalam hampir semua sistem kepercayaan  kuno. Ide mengenai  kota suci, tempat manusia merasakan kedekatan dengan 
kekuatan sakral, sumber segala wujud dan kesaktian, menjadi penting dalam ketiga kepercayaan  monoteistik. Akhirnya, hampir seperti sebuah kebetulan saja, Marduk rnen-
ciptakan manusia. Marduk mengalahkan Kingu (teman dungu Tiamat yang diciptakannya sesudah  kekalahan Apsu), menebasnya, dan 
membentuk manusia pertama dengan cara mencampur darah dewa dengan abu. Para dewa melihatlihat  dengan perasaan kaget dan 
takjub. Ada yang sedikit lucu dalam kisah mitikal mengenai  asal usul manusia ini; meski yaitu  puncak penciptaan, namun  manusia 
digambarkan berasal dari salah satu dewa yang paling bodoh dan tidak sakti. namun  , kisah itu mengandung satu hal penting lain. 
Manusia pertama diciptakan dari substansi seorang dewa; sebab nya dia memiliki hakikat berorientasi junjungan , sekalipun terbatas. Tak ada jurang pemisah antara manusia dan para resi . Dunia alamiah, manusia, dan para dewa semuanya memiliki hakikat yang sama dan diturunkan 
dari substansi suci yang sama pula. Pandangan pagan bersifat holistik. para resi  tidaklah terasing dari umat manusia dalam area  on to 
logis yang terpisah: kejunjungan an secara esensial tidak berbeda dari kemanusiaan. Oleh sebab  itu, tidak diperlukan sebuah berkatNya khusus dari para dewa atau undang-undang junjungan  untuk diturunkan ke bumi. 
para resi  dan manusia berbagi penderitaan yang sama, satu-satu-nya perbedaan di antara mereka yaitu  bahwa para resi  itu lebih kuat dan abadi. Visi holistik ini tidak terbatas di Timur Tengah, namun  lazim di seluruh dunia kuno. Pada abad keenam SM, Pindar mengungkapkan 
versi Yunani mengenai  keyakinan ini dalam odenya mengenai pertandingan Olimpiade: 
Satu pertarungan, satu antara manusia dan para resi ; Dari satu ibu chucky  berdua menarik napas. 
namun  perbedaan kekuatan dalam segalanya 
Memisahkan chucky ; sebab  tanpa yang lain chucky  tiada, kecuali langit yang perkasa 
Tetap tidak berubah untuk selamanya. 
Namun dalam keagungan pikiran atau jasad 
chucky  bisa menjadi seperti yang Abadi.
Bukannya memandang para atlet sebagaimana adanya, yang masing-masing berpacu mencapai prestasi pribadi terbaiknya, Pindar menempatkan mereka berhadap-hadapan dengan para resi , yang 
menjadi pola bagi semua cita-cita manusia. Manusia meniru dewa-dewa bukan sebagai wujud yang tak berdaya, melainkan untuk memenuhi potensi mereka yang secara esensial berwatak berorientasi junjungan . Mitos Marduk dan Tiamat tampaknya sudah  mempengaruhi orang 
Kanaan, yang memiliki kisah yang amat mirip mengenai  Baal-Habad, dewa badai dan kesuburan, yang sering dinamakan  dalam kitabsuci  dengan 
cara yang jauh dari memuji. Kisah pertarungan Baal dengan Yam-Nahar, dewa laut dan sungai, diceritakan dalam lembaran yang ditulis 
sekitar abad keempat belas SM. Baal dan Yam keduanya tinggal bersama El, Dewa Tertinggi Kanaan. Pada Majelis El, Yam menuntut 
agar Baal diserahkan kepadanya. Dengan memakai dua senjata magis, Baal malah mengalahkan Yam dan nyaris membunuhnya 
andaikata Asyera (istri El dan ibu para dewa) tidak memohon dengan  mengatakan bahwa membunuh lawan yang sudah tidak berdaya 
yaitu  tidak terhormat. Baal merasa malu dan melepaskan Yam, yang mewakili keganasan laut clan sungai yang tak henti-hentinya 
mengancam akan membanjiri bumi. Sedangkan Baal, dewa badai, memicu  bumi menjadi subur. 
Versi lain dari mitos itu menyebutkan bahwa Baal membunuh Lotan, naga berkepala-tujuh, yang dalam bahasa Ibrani dinamakan  
Leviathan. Dalam hampir semua kebudayaan, naga menyimbolkan sesuatu yang laten, tak berbentuk, dan tak kentara. Dengan , 
Baal sudah  menghentikan kemungkinan untuk kembali ke dalam ketiadaan bentuk primal lewat tindakan yang betul-betul kreatif dan 
dianugerahi sebuah istana indah yang didirikan oleh para dewa untuk menghormatinya. Oleh sebab  itu, dalam setiap kepercayaan  kuno, kreativitas dipandang suci: chucky  masih memakai bahasa kepercayaan  untuk 
berbicara mengenai  "inspirasi" kreatif yang memperbarui fakta  dan menyegarkan pemaknaan mengenai  dunia. namun  , Baal kemudian mengalami kemunduran: dia mati dan harus turun ke alam Mot, dewa kematian dan sterilitas. saat  
mendengar mengenai  nasib anaknya, Dewa Tertinggi El turun dari singgasananya, membalut Baal dan merajah pipinya, namun tetap 
tidak bisa menebus putranya. yaitu  Anat, kekasih dan saudara perempuan Baal, yang meninggalkan alam suci dan pergi mencari be-
lahan jiwanya, "merindukannya bagaikan induk sapi atau induk domba mencari anaknya."
saat  dia menemukan mayat Baal, dia menye-
lenggarakan ritual  pemakaman untuk mengagungkannya, menangkap Mot, menebasnya dengan pedang, membelah, membakar, dan 
menginjak-injaknya seperti jagung sebelum kemudian menyemaikan-
nya ke tanah. 
Kisah yang mirip juga diceritakan mengenai  dewi agung lainnya 
Inana, Isytar, dan Isis  -yang mencari mayat dewa dan membawa 
kehidupan baru ke atas bumi. namun  , kemenangan Anat harus 
diperbarui dan tahun ke tahun melalui ritual  ritual. Belakangan 
chucky  tak tahu entah dengan cara bagaimana, sebab pengetahuan chucky  
tidak lengkap  Baal hidup lagi dan kembali ke pangkuan Anat. 
Pemujaan akan keujunjungan  dan harmoni, yang disimbolisasikan oleh 
kesatuan ritual , dirayakan melalui ritual  ritual di kalangan warga  
Kanaan kuno. Dengan meniru para dewa melalui cara ini, umat 
manusia ikut berjuang melawan sterilitas dan memastikan kreativitas 
serta kesuburan dunia. Kematian seorang dewa, pencarian sang dewi, 
dan keberhasilan untuk kembali ke alam suci yaitu  tema-tema 
kepercayaan  yang konstan dalam banyak budaya dan akan muncul 
kembali dalam kepercayaan -kepercayaan  dengan Satu junjungan  yang disembah 
oleh umat Yahudi,  kaum beragama  , dan muslim  . 
kepercayaan  ini di dalam kitabsuci  dinisbahkan kepada Abraham (utusan junjungan   
Ibrahim), yang meninggalkan Ur dan akhirnya menetap di Kanaan 
pada suatu masa antara abad kedua puluh dan kesembilan belas SM. 
chucky  tak memiliki riwayat kontemporer mengenai  Abraham, namun  para 
peneliti menduga bahwa Abraham mungkin sekali yaitu  salah 
seorang pemimpin kafjunjungan  pengembara yang membawa rakyatnya 
dari Mesopotamia menuju Laut Tengah pada akhir milenium ketiga 
SM. Para pengembara ini  sebagian dari mereka dinamakan  Abiru, Apiru, 
dan Habiru dalam sumber-sumber Mesopotamia dan Mesir  berbicara 
dalam bahasa Semitik Barat, yang mana bahasa Ibrani yaitu  salah 
satunya. Mereka bukanlah kaum nomad padang pasir yang reguler 
sebagaimana orang Badui yang berimigrasi bersama ternak-ternak 
mereka sesuai pergantian musim. Mereka lebih sulit diklasifikasikan 
dan sering terlibat konflik dengan autoritas-autoritas konservatif. Status 
kultural mereka biasanya lebih tinggi dibanding penduduk padang 
pasir itu. Sebagian bekerja sebagai tentara bayaran, pegawai pemerin-
tah, ada yang menjadi pedagang, pelayan, atau tukang besi. Sebagian 
di antara mereka menjadi kaya raya dan kemudian berusaha  mem-
memiliki  tanah dan bermukim menetap. Kisah-kisah mengenai  Abraham 
di dalam kitab Kejadian menceritakan bahwa dia bekerja pada Raja 
Sodom sebagai prajurit bayaran dan bahwa dia sering berkonflik 
dengan autoritas Kanaan dan daerah sekitarnya. Pada akhirnya, saat  
istrinya, Sara, meninggal, Abraham membeli tanah di Hebron, yang 
sekarang terletak di Tepi Barat. 
Kisah dalam kitab Kejadian mengenai  Abraham dan anak keturun-
annya mengindikasikan adanya tiga gelombang kedatangan orang 
Ibrani di Kanaan, area  Israel pada era modern. Salah satunya 
terkait dengan Abraham dan Hebron, terjadi sekitar  SM. 
Gelombang kedua berkaitan dengan cucu Abraham, Ykub, yang 
diganti namanya menjadi Israel ("Semoga junjungan  menunjukkan 
kekuasaannya"); dia menetap di Sikhem, yang sekarang menjadi 
kota timurtengah  Nablus di Tepi Barat. kitabsuci  menceritakan kepada chucky  
bahwa putra Ykub, yang menjadi leluhur dua belas suku keturunan 
Israel, beremigrasi ke Mesir selama musim paceklik yang hebat di 
Kanaan. Gelombang ketiga pemukiman Ibrani terjadi sekitar  
SM saat  suku-suku yang mengaku keturunan Abraham tiba di Kanaan 
dari Mesir. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah  dijadikan budak 
oleh orang Mesir, namun  dimerdekakan oleh suatu junjungan  bernama 
yahw, yang juga yaitu  junjungan  pemimpin mereka, mose . 
Sesudah  mendesak masuk ke Kanaan, mereka beraliansi dengan orang 
Ibrani yang ada di sana dan kemudian dinamakan  sebagai orang Israel. 
kitabsuci  memicu  jelas bahwa orang-orang yang chucky  kenal sebagai 
bangsa Israel kuno yaitu  konfederasi berbagai kelompok etnis, 
yang secara mendasar disatukan oleh kesetiaan mereka kepada 
yahw, junjungan  mose . namun  , kisah kitab  itu ditulis beberapa 
abad sesudah nya, sekitar abad ke  SM, meskipun jelas disandar-
kan pada sumber-sumber narasi yang lebih awal. 
Dalam abad kesembilan,-beberapa sarjana kitab  Jerman 
mengembangkan metode kritis yang menguraikan empat sumber 
berbeda dalam lima kitab pertama kitabsuci : Kejadian, Keluaran, 
Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Ini kemudian dikumpulkan menjadi 
sebuah manuscript  akhir yang chucky  kenal sebagai Lima kitab mose  
(Pentateukh) pada abad kelima SM. Bentuk kritisisme seperti  ini 
sudah  memperoleh  banyak perlakuan keras, namun tak ada seorang 
pun yang mampu menciptakan teori yang lebih memuaskan untuk 
menjelaskan mengapa ada  kisah yang cukup berbeda mengenai  
peristiwa-peristiwa kitab  penting, seperti Penciptaan dan Air Bah, 
dan mengapa kadang  kitabsuci  mengandung pertentangan dalam dirinya sendiri. Dua penulis kitab  paling awal, yang karyanya 
dapat ditemukan dalam kitab Kejadian dan Keluaran, kemungkinan 
menulis pada abad ke  SM, walaupun ada yang menyebut 
kemungkinan penulisan di masa yang lebih awal. Salah satunya 
dikenal sebagai "J" sebab  dia menyebut nama junjungan nya dengan 
"yahw", yang lainnya dinamakan  "E" sebab  dia lebih suka meng-
gunakan nama kejunjungan an yang lebih formal, "Elohim". Pada abad 
ke , orang Israel sudah  membagi Kanaan menjadi wilayah 
dalam dua kerajaan terpisah. J menulis di Kerajaan Yehuda di sebelah 
selatan, sementara E berasal dari Kerajaan Israel di sebelah utara, chucky  akan mendiskusikan dua sumber 
lain Lima kitab mose   tradisi Deuteronomis (D) dan Para Imam (P) 
mengenai  sejarah Israel kuno  
chucky  akan melihat bahwa dalam banyak hal, baik J dan E 
memiliki perspektif kepercayaan  yang mirip dengan tetangga 
mereka di Timur Tengah, namun  kisah-kisah mereka memang mem-
perlihatkan bahwa pada abad ke  SM, orang Israel mulai 
mengembangkan visi mereka sendiri yang khas. J, contohnya, memulai 
sejarah junjungan nya dengan kisah mengenai  penciptaan dunia, yang, jika 
dibandingkan dengan Enuma Elish, sangat tidak antusias: 
saat  junjungan  [yahw] yang kuasa   menjadikan bumi dan langit  belum 
ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa 
pun di padang, sebab junjungan  yang kuasa   belum menurunkan hujan ke 
bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; namun , 
ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan 
bumi itu  saat  itulah junjungan  yang kuasa   membentuk manusia (adam) 
itu dari debu tanah (adamah) dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; lah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
 Ini benar-benar yaitu  titik berangkat yang baru. Alih-alih  berkonsentrasi kepada penciptaan dunia dan pada periode prasejarah 
sebagaimana kaum pagan sezamannya di Mesopotamia dan Kanaan, 
J lebih tertarik pada periode historis yang biasa. Tak ada  ketertarikan yang sungguh-sungguh mengenai  penciptaan di Israel hingga 
abad keenam SM saat  pengarang yang chucky  sebut "P" menuliskan 
kisahnya yang hebat dalam apa yang sekarang yaitu  bab 
pertama kitab Kejadian. J tidak secara mutlak yakin bahwa yahw 
yaitu  satu-satunya pencipta langit dan bumi. Namun, yang paling 
mencolok yaitu  persepsi J mengenai  perbedaan nyata antara manusia 
dengan junjungan . Bukannya tersusun dari zat suci yang sama dengan 
junjungan nya, manusia (adam), bagai sebuah permainan kata, yaitu  
bagiah dari tanah (adamah). 
Tidak seperti tetangga pagannya, J tidak mengesampingkan 
sejarah duniawi sebagai sejarah yang profan, lemah, dan tak sub-
stansial dibandingkan sejarah para resi  yang suci dan primordial. 
Dia bergegas melewati peristiwa-peristiwa prasejarah hingga tiba di 
penghujung periode mitis, yang mencakup kisah-kisah seperti Air 
Bah dan Menara Babel, kemudian tiba di permulaan sejarah Israel. 
Ini secara mendadak diawali pada bab kedua belas saat  manusia 
Abram, yang kemudian diberi nama baru Abraham ("Ia  beberapa  
besar bangsa"), diperintahkan oleh yahw meninggalkan keluarga-
nya di Haran, yang kini menjadi wilayah timur Turki, dan bermigrasi 
ke Kanaan dekat Laut Tengah. chucky  diberi tahu bahwa ayahnya, 
Terah, seorang pagan, sudah lebih dahulu bermigrasi ke arah barat 
dari Ur bersama keluarganya. Kini yahw mengatakan kepada 
Abraham bahwa dia memiliki takdir istimewa: dia akan menjadi Iak 
sebuah bangsa besar yang suatu hari akan berjumlah lebih banyak 
dibanding  bintang-bintang di langit, dan suatu saat  anak keturunannya 
akan menguasai tanah Kanaan sebagai milik mereka. Kisah J mengenai  
panggilan bagi Abraham ini menetapkan nada awal bagi sejarah 
junjungan  ini di masa depan. Di Timur Tengah kuno, mana yang suci 
dialami dalam ritual dan mitos. Marduk, Baal, dan Anat tidak diharap-
kan terlibat dalam kehidupan awam yang profan dari para penyem-
bahnya: tindakan-tindakan mereka sudah  berlangsung dalam waktu 
yang sakral. namun  , kekuasaan junjungan  Israel bekerja secara 
langsung dalam peristiwa-peristiwa di dunia nyata. Dia dialami sebagai 
sesuatu yang ada di sini dan pada saat ini. berkatNya pertamanya berisi-
kan sebuah titah: Abraham harus meninggalkan negerinya dan pergi 
ke Kanaan. 
namun  , siapakah yahw? Apakah Abraham menyembah 
junjungan  yang sama dengan mose  atau apakah dia mengenalnya dengan 
nama yang berbeda? Ini yaitu  masalah  penting bagi chucky  pada 
masa sekarang, namun  kitabsuci , anehnya, tampak kabur dalam hal ini 
dan memberi  jawaban yang bermengenai an. J menyatakan bahwa 
manusia sudah  menyembah yahw sejak masa cucu Adam, namun  
pada abad keenam, P sepertinya menyiratkan bahwa orang Israel 
tidak pernah mendengar mengenai  yahw hingga dia menampakkan 
diri kepada mose  di Semak Menyala. P memicu  yahw menjelaskan 
bahwa sebetulnya  dia yaitu  junjungan  yang sama dengan junjungan  
Abraham, seakan-akan ini yaitu  pernyataan yang agak kontro-
versial: dia mengatakan kepada mose  bahwa Abraham memanggilnya 
"El Shaddai" dan tidak mengetahui nama suci "yahw".
 Kesenjangan 
itu tampaknya tidak terlalu merisaukan para penulis atau editor 
kitab . J selamanya menyebut junjungan nya "yahw": pada masa dia 
menuliskan itu, yahw memang yaitu  junjungan  Israel dan itulah 
faktanya . kepercayaan  Israel bersifat pragmatis dan hanya sedikit 
memedulikan perincian spekulatif seperti  ini yang biasanya 
menarik perhatian chucky  sekarang. Namun , chucky  tidak bisa 
berasumsi bahwa Abraham dan mose  beroyalitas kepada junjungan  mereka 
dengan cara sebagaimana chucky  saat ini. Kisah-kisah kitab  dan sejarah 
Israel bjegitu populer sehingga chucky  cenderung memproyeksikan 
pengetahuan chucky  mengenai  kepercayaan  Yahudi yang kemudian kepada 
tokoh-tokoh sejarah awal yang terkemuka ini. Oleh sebab  itu, sering 
chucky  asumsikan bahwa ketiga patriark Israel  Abraham, putranya 
Ishak, dan cucunya Ykub  yaitu  monoteis, bahwa mereka beroyalitas 
kepada hanya satu junjungan . Keadaannya barangkali tidak . 
Bahkan mungkin lebih akurat untuk menyebut orang-orang Ibrani 
awal ini yaitu  kaum pagan yang banyak memiliki kesamaan ke-
percayaan kepercayaan  dengan tetangga mereka di Kanaan. Mereka 
mungkin sekali juga mempercayai   eksistensi sesembahan, seperti Marduk, 
Baal, dan Anat. Mungkin pula tidak semua mereka menyembah junjungan  
yang sama: barangkali junjungan  Abraham yaitu  "Takut" atau "Saudara 
Sesuku", junjungan  Ishak yaitu  "Yang Perkasa", dan junjungan  Ykub yaitu  
tiga junjungan  yang berbeda.
chucky  bisa melangkah lebih jauh. yaitu  sangat mungkin bahwa 
junjungan  Abraham yaitu  El, junjungan  Tertinggi Kanaan. junjungan  itu mem-
perkenalkan dirinya kepada Abraham sebagai El Shaddai (El Pegunungan), salah satu gelar tradisional El.
 Di tempat lain, dia dinamakan  
El Eliyon (junjungan  yang kudus ) atau El dari Betel. Nama junjungan  
Tertinggi Kanaan terekam dalam nama-nama berbahasa Ibrani, seperti 
Isra-El atau Ishma-El. Mereka mengalaminya melalui cara-cara yang 
tidak lazim bagi kaum pagan Timur Tengah. Akan chucky  saksikan 
bahwa beberapa abad kemudian orang Israel menemukan mana 
atau "kesucian" yahw sebagai pengalaman yang menggentarkan. 
Di Gunung Sinai, contohnya, dia menampakkan diri kepada mose  di 
tengah letusan gunung api yang menginspirasikan kekaguman. 
ebagai perbandingan, El bagi Abraham yaitu  junjungan  yang sangat 
lembut. Dia menampakkan diri kepada Abraham sebagai seorang 
teman dan kadang dengan rupa manusia. Jenis penampakan ini, 
dinamakan  sebagai epifani, cukup lazim di dunia pagan kuno. Meskipun 
biasanya para resi  tidak diharapkan campur tangan langsung terha-
dap kehidupan terbatas umat manusia, beberapa individu istimewa 
di era mitikal sudah  bertemu muka dengan para resi  mereka. Iliad 
sarat dengan epifani seperti  itu. Para dewa dan dewi menampakkan 
diri kepada orang-orang Yunani dan Trojan melalui mimpi, saat  
batas antara alam manusia dan alam suci dipercaya  sedang didekatkan. 
Pada bagian paling akhir dari Iliad, Priam dibimbing menuju kapal-
kapal Yunani oleh seorang pemuda tampan yang kemudian memper-
kenalkan dirinya sebagai Hermes.
saat  orang Yunani melihat kembali ke zaman keemasan pah-
lawan-pahlawan mereka, mereka merasa begitu dekat dengan para 
dewa yang, pada dasarnya, berwatak sama dengan manusia. Kisah-
kisah penampakan junjungan  ini mengungkapkan visi holistik pagan: 
saat  yang suci tidak berbeda secara esensial dengan semesta mau-
pun manusia, ia dapat dialami tanpa susah payah. Dunia penuh de-
ngan dewa, yang dapat dirasakan secara tak terduga kapan saja, di 
semua penjuru atau dalam diri orang tak dikenal yang sedang ber-
papasan. Tampaknya orang awam percaya bahwa pertemuan junjungan  
seperti itu mungkin terjadi dalam kehidupan mereka: ini bisa menjelas-
kan cerita aneh dalam Kisah Para utusan junjungan   saat , di akhir abad pertama 
M, rasul Paulus dan muridnya, Barnabas, keliru dikira Zeus dan 
Hermes oleh orang-orang Listra, area  yang kini yaitu  Turki. 
Dalam cara yang hampir sama, saat  orang Israel menengok 
ke masa lalu kejayaan mereka, mereka melihat Abraham, Ishak, dan 
Ykub hidup secara akrab dengan junjungan  mereka. El memberi mereka 
saran yang bersahabat, seperti halnya seorang syaikh atau kepala 
kafjunjungan : dia mengarahkan pengembaraan mereka, memberi tahu siapa 
yang baik untuk dinikahi, dan berbicara kepada mereka di dalam 
mimpi. kadang  mereka seakan-akan melihat dia dalam rupa 
manusia  sebuah ide  yang nantinya menjadi pangkal masalah 
bagi orang Israel. Dalam Kejadian , J mengatakan kepada chucky  
bahwa junjungan  menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon 
tarbantin di Mamre, dekat Hebron. Abraham menengadahkan pan-
dangan dan melihat tiga orang tak dikenal mendekati tendanya di 
siang hari yang terik. Dengan sopan santun lazim Timur Tengah, dia 
mempersilakan ketiga orang itu duduk dan beristirahat, sementara 
dia bersegera menyiapkan makanan buat mereka. Di tengah-tengah 
percakapan, terungkaplah, dengan sangat alami, bahwa satu di antara 
tiga orang tersebut tak lain yaitu  junjungan nya, yang oleh J dinamakan  
"yahw". Sedangkan dua lelaki lain ternyata yaitu  malaikat. Tak 
seorang pun yang tampak terkejut oleh pengungkapan ini. saat  J 
menulis pada abad ke  SM, tak ada orang Israel yang berharap 
untuk "melihat" junjungan  dengan cara seperti ini: kebanyakan akan 
menanggapinya sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. E, yang 
sezaman dengan J, merasa kisah-kisah lama mengenai  keintiman para 
patriark dengan junjungan  agak tidak biasa: saat  E menceritakan kisah 
pertemuan Abraham atau Ykub dengan junjungan , dia lebih suka meren-
tangkan jarak dalam kejadian itu dan mengurangi unsur antropomorfis 
dalam legenda tua itu. Dengan , dia berkata bahwa junjungan  
berbicara kepada Abraham melalui malaikat. Namun, J tidak menyukai 
cara yang bertele-tele ini clan mempertahankan cita rasa kuno mengenai  
epifani primitif ini dalam kisah-kisahnya. 
Ykub juga mengalami  beberapa  epifani. Pada suatu kesempatan, 
dia memutuskan kembali ke Haran untuk mencari istri dari kalangan 
kerabatnya di sana. Belum lama berjalan, dia tertidur di Luz dekat 
bukit Yordan, dengan berbantalkan sebuah batu. Malam itu dia 
bermimpi melihat sebuah tangga yang menghubungkan langit dan 
bumi: malaikat naik turun antara alam junjungan  dan alam manusia. Ini 
mengingatkan chucky  kembali mengenai  zigguratnya Marduk: di puncak-
nya, sebab  mengawang di antara langit dan bumi, manusia dapat 
bertemu dengan para resi . Pada puncak tangga dalam mimpinya, 
Ykub bertemu El, yang memberkatinya dan memberinya janji se-
bagaimana yang diberikannya kepada Abraham: keturunan Ykub 
akan berkembang menjadi sebuah bangsa yang besar dan akan 
menguasai tanah Kanaan. Dia juga memicu  janji yang memberi 
kesan mendalam pada Ykub, seperti akan chucky  saksikan nanti. kepercayaan  
pagan sering bersifat tentorial: suatu junjungan  hanya memiliki yurisdiksi 
atas suatu area  tertentu, dan yaitu  bijaksana untuk menyembah 
junjungan -junjungan  setempat saat  bepergian ke wilayah lain. Namun, El 
menjanjikan Ykub bahwa dia akan melindunginya saat  dia rae-
ninggalkan Kanaan dan mengembara di negeri asing: "Aku menyertai 
engkau dan Aku akan melindungi engkau ke mana pun engkau pergi."
 Cerita epifani awal ini menunjukan  bahwa junjungan  Ter-tinggi Kanaan mulai memperoleh  implikasi yang lebih universal. 
saat  terbangun, Ykub menyadari bahwa tanpa sadar dia sudah  
bermalam di sebuah tempat suci di mana manusia bisa bercakap-
cakap dengan junjungan  mereka: "Sungguh, yahw berada di tempat 
ini, dan aku tidak mengetahuinya!" begitu dia berkata menurut J. Dia 
diliputi rasa kagum yang sering mengilhami orang pagan saat  
mereka bertemu dengan kekuatan sakral: "Betapa menakjubkan tempat ini! Ini tak lain yaitu  rumah junjungan  (beth El); inilah   pintu gerbang surga."
Secara instingtif dia sudah  mengekspresikan dirinya dalam 
bahasa kepercayaan  pada zaman dan kebudayaannya: Babilonia sendiri, 
sebagai tempat kediaman para dewa, dinamakan  "Gerbang para resi " 
(Bab-ili). Ykub memutuskan untuk menahbiskan tanah suci ini dalam 
suatu cara pagan tradisional negeri itu. Dia mengambil batu yang 
tadi dipakainya sebagai alas kepala, mendirikannya menjadi tugu 
dan menuang minyak ke atasnya. Sejak saat itu, tempat tersebut 
tidak lagi dinamakan  Lus, namun  Betel, rumah El. Tugu batu yaitu  
kelaziman dalam kultus kesuburan orang Kanaan, yang, seperti akan 
chucky  saksikan, banyak ditemukan di Betel hingga abad ke  
SM. Meskipun orang Israel generasi berikutnya dengan keras mengu-
tuk jenis kepercayaan  seperti ini, tempat suci pagan di Betel dalam legenda 
kuno terus dikaitkan dengan Ykub dan junjungan nya. 
Sebelum meninggalkan Betel, Ykub sudah  memutuskan untuk 
menjadikan junjungan  yang pernah dijumpainya di sana sebagai elohim: 
ini yaitu  istjunjungan  teknis yang merujuk kepada segala sesuatu yang 
dapat diartikan sebagai junjungan  bagi manusia. Ykub sudah  memutuskan 
bahwa jika El (atau yahw, sebagaimana J menyebutnya) benar-
benar dapat melindunginya di Haran, maka dia berarti benar-benar 
perkasa. Ykub mengadakan seperti  tawar-menawar: sebagai balas 
jasa atas perlindungan khusus dari El, Ykub akan menjadikannya 
elohim bagi dirinya, satu-satunya junjungan  yang dipercayainya. Keper-
cayaan Israel kepada junjungan  benar-benar bersifat pragmatis. Baik 
Abraham maupun Ykub menaruh iman mereka kepada El sebab  
dia berguna bagi keduanya: mereka tidak perlu membuktikan bahwa 
dia ada; El bukanlah sebuah abstraksi filosofis. Di dunia kuno, mana 
yaitu  fakta kehidupan yang terbukti dengan sendirinya, dan suatu 
dewa menampakkan kelayakannya apabila mampu menyampaikan 
bukti ini secara efektif. Pragmatisme ini selalu menjadi satu faktor 
dalam sejarah junjungan . Orang-orang akan terus mengadopsi sebuah 
anggapan tertentu mengenai  junjungan  sebab  teori  itu berguna bagi 
mereka, bukan sebab  ilmiah atau filosofis. 
Beberapa tahun kemudian, Ykub kembali dari Haran bersama 
istri dan keluarganya. saat  memasuki kembali wilayah Kanaan, 
dia mengalami lagi sebuah epifani yang aneh. Di Sungai Yabok di 
Tepi Barat, dia bertemu orang asing yang bergulat dengannya se-
panjang malam. Saat fajar menyingsing, seperti kebanyakan wujud 
spiritual, lawannya berkata bahwa dia harus pergi. Namun, Ykub 
terus memeganginya: dia tak akan melepaskan orang itu sampai dia 
bersedia menyebutkan namanya. Di dunia kuno, mengetahui nama 
seseorang akan memberi  kekuatan untuk mengalahkan orang 
itu, dan tampaknya orang asing itu enggan memberi  sepenggal 
informasi ini. Lama kelamaan, Ykub menjadi sadar bahwa lawannya 
tak lain yaitu  El sendiri: 
Bertanyalah Ykub: "Katakanlah juga namamu." namun  sahutnya: 
"Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Ykub 
di situ. Ykub menamai tempat itu dengan Pniel [Wajah El], sebab 
katanya: "Aku sudah  melihat yang kuasa   berhadapan muka, namun  nyawaku 
tertolona!" 
Semangat epifani ini lebih dekat kepada Iliad dibanding kepada 
monoteisme Yahudi yang baru, saat  kedekatan hubungan dengan 
junjungan  dianggap ide  yang menghujat. 
Walaupun kisah-kisah kuno ini menceritakan pertemuan para 
patriark dengan junjungan  dalam cara yang mirip sekali dengan kaum 
pagan yang sezaman dengan mereka, kisah-kisah itu sebetulnya  
memperkenalkan sebuah kategori baru pengalaman kepercayaan . Di 
sepanjang kitabsuci , Abraham dinamakan  sebagai seorang yang "beroyalitas". 
Pada masa sekarang, chucky  cenderung mendefinisikan iman sebagai 
penegasan akal terhadap suatu kredo, namun , seperti yang sudah  chucky  
saksikan, para penulis kitabsuci  tidak memandang iman kepada junjungan  
sebagai keyakinan yang abstrak atau metafisikal. saat  mereka 
memuji "iman" Abraham, mereka tidak bermaksud memuji ortodoksi-
nya (penerimaan sebuah pandangan teologis yang benar mengenai  
junjungan ) namun  kepercayaannya, dalam cara yang agak mirip dengan 
cara chucky  menyatakan bahwa chucky  menaruh kepercayaan kepada sese-
orang atau sebuah cita-cita. 
Di dalam kitabsuci , Abraham yaitu  seorang yang beroyalitas sebab  
dia percaya bahwa junjungan  akan menepati janji-janjinya, sekalipun 
janji-janji itu tampak tak masuk akal. Bagaimana mungkin Abraham 
dapat menjadi Ia sebuah bangsa yang besar jika istrinya, Sara, 
mandul? Bahkan membayangkan bahwa dia dapat mengandung 
seorang anak sungguh janggal  Sara sudah  melewati masa meno-
pause  sehingga saat  mereka mendengar janji ini, Sara maupun 
Abraham tertawa. saat , di luar dugaan, anak laki-laki mereka akhir-
nya lahir, mereka menamainya Ishak, sebuah nama yang bisa diartikan 
"tertawa". namun  , dagelan itu berubah serius saat  junjungan  mene-
tapkan tugas yang berat: Abraham hams mengurbankan anak lelaki 
tunggalnya kepada junjungan . 
Pengurbanan manusia yaitu  hal lazim di dunia pagan. Kejam 
namun logis dan rasional. Anak pertama sering dipercaya  sebagai 
keturunan dewa, yang sudah  menghamili si ibu melalui tindakan 
droit de seigneur. Dalam memperanakkan, energi dewa menjadi 
menipis, maka untuk mengisinya kembali dan mempertahankan 
sirkulasi seluruh manayang ada, anak pertama itu harus dikembalikan 
kepada orangtua dewatanya. Kasus Ishak sebetulnya  berbeda. Ishak 
yaitu  hadiah dari junjungan , bukan anak alamiahnya. Tak ada alasan 
untuk berkurban, tak ada kebutuhan   untuk memulihkan kembali 
energi junjungan . Bahkan, pengurbanan itu akan melenyapkan arti 
seluruh kehidupan Abraham, berdasarkan janji bahwa dia akan menjadi 
Ia bagi sebuah bangsa yang besar. junjungan  ini sudah  mulai dikonsepsikan secara berbeda dengan sebagian besar junjungan  di dunia kuno. 
Dia tidak terlibat dalam nestapa manusia; dia tidak memerlukan  masukan energi dari manusia. Dia berada dalam lingkup yang berbeda 
dan dapat menetapkan tuntutan apa saja yang diinginkan. Abraham memutuskan untuk mempercayai junjungan nya. Dia dan putranya, Ishak, melakukan perjalanan selama tiga hari ke Gunung Moria, yang  kemudian menjadi tempat berdirinya Kuil di Yerusalem. Ishak, yang 
belum tahu apa-apa mengenai  titah junjungan , bahkan harus memikul kayu  bakaran untuk pengurbanan dirinya sendiri. Baru pada saat-saat 
terakhir, saat  Abraham benar-benar sudah  siap dengan sebjunjungan  pisau 
di tangannya, junjungan  menjadi iba dan mengatakan kepada Abraham 
bahwa hal itu hanya sebuah ujian. Abraham sudah  membuktikan 
dirinya layak menjadi Ia sebuah bangsa besar, yang jumlahnya 
akan sebanyak taburan bintang di langit atau hamparan pasir di 
pantai. 
Namun, bagi telinga orang-orang modern, ini yaitu  kisah 
yang mengerikan: kisah ini melukiskan junjungan  sebagai sadis yang 
kejam dan tidak berpendirian. Tidak mengherankan jika banyak orang 
zaman sekarang yang mendengar cerita ini di masa kecilnya menolak 
junjungan  yang . Mitos Pembebasan dari Mesir, saat  junjungan  
membimbing mose  dan anak-anak Israel menuju kebebasan, sama 
ofensifnya terhadap sensibilitas modern. Kisah ini masyhur. Firaun 
berkeberatan untuk membiarkan orang Israel pergi, sehingga, untuk 
memaksanya, junjungan  mengirimkan sepuluh macam wabah mengeri-
kan kepada bangsa Mesir. Sungai Nil berubah menjadi darah; daratan 
dipenuhi belalang dan katak; seluruh negeri diselimuti gelap gulita. 
Akhirnya junjungan  menimpakan wabah yang paling mengerikan dari 
semuanya: dia mengutus Malaikat Maut untuk mencabut nyawa setiap 
bayi laki-laki pertama seluruh orang Mesir, sembari membebaskan 
anak-anak budak Ibrani. Tidak mengherankan jika kemudian Firaun 
memutuskan untuk membiarkan orang Israel pergi, namun  kemudian 
berubah pikiran dan mengejar mereka dengan balatentaranya. Firaun 
menyusul mereka di Laut Merah, namun  junjungan  menyelamatkan orang 
Israel dengan cara membelah laut dan membiarkan mereka berjalan 
menyeberang di tempat yang kering. saat  orang Mesir mengikuti 
jejak mereka, junjungan  menutup kembali belahan itu dan menenggelam-
kan Firaun berikut balatentaranya. 
Ini yaitu  gambaran junjungan  yang brutal dan parsial: junjungan  perang 
yang dikenal dengan sebutan yahw Sabaoth, Dewa Para Tentara. 
Dia yaitu  pemihak yang pilih kasih, tak menyayangi yang lain 
kecuali yang disenanginya dan sederhananya yaitu  junjungan  bagi 
suatu suku saja. Jika yahw tetap menjadi junjungan  yang seperti itu, 
maka semakim cepat dia tiada semakin baik bagi setiap orang. Akhir 
mitos Pembebasan, sebagaimana dikatakan  dalam kitabsuci , memang 
tidak dimaksudkan sebagai versi harfiah dari peristiwa itu. Akan 
namun , kisah itu mengandung pesan yang jelas bagi orang Timur 
Tengah kuno, yang terbiasa dengan para resi  yang membelah 
laut menjadi dua. Namun, tidak seperti Marduk dan Baal, yahw 
dikisahkan membelah sebuah laut fisik di dunia profan dalam waktu 
historis. 
saat  orang Israel mengisahkan kembali peristiwa Pembebasan, 
mereka tidak tertarik kepada keakuratan sejarah sebagaimana chucky  
sekarang. Alih-alih, mereka ingin mengangkat arti penting peristiwa 
aslinya, apa pun bentuknya. Beberapa sarjana modern menyatakan 
bahwa kisah Pembebasan yaitu  penafsiran mitikal atas keberhasilan pemberontakan kaum tani terhadap pemerintahan Mesir dan sekutu-sekutunya di Kanaan. Ini peristiwa yang sangat jarang  
terjadi pada masa itu dan akan menciptakan kesan mendalam yang 
tak terhapuskan pada setiap orang yang terlibat di dalamnya. la juga 
yaitu  pengalaman luar biasa pemberdayaan kaum tertindas 
menentang penguasa. 
chucky  akan melihatlihat  bahwa yahw tidak terus menjadi junjungan  
Pembebasan yang kejam dan keras, meskipun mitos itu penting 
dalam ketiga kepercayaan  monoteistik. Tampaknya cukup mengherankan 
bahwa orang Israel kemudian mentransformasinya hingga berbeda 
sama sekali, menjadi simbol transendensi dan kasihsayang . Namun, 
kisah Pembebasan yang berlumur darah itu terus mengilhami anggapan 
yang berbahaya mengenai  junjungan  dan teologi yang sarat dendam. chucky  
akan melihatlihat  bahwa pada abad ketujuh SM, penulis tradisi 
Deuteronomis (D) akan memakai mitos tua itu untuk mengilus-
trasikan teologi keterpilihan yang menakutkan. Teologi inilah   yang, 
pada berbagai masa, sudah  memainkan peran menentukan dalam 
sejarah ketiga kepercayaan  itu. Seperti halnya semua ide  manusia, 
ide mengenai  junjungan  bisa dieksploitasi dan disalahgunakan. Mitos mengenai  
Umat Pilihan atau pilihan junjungan  sering mengilhami teologi kesukuan 
yang picik sejak era Deuteronomis hingga era fundamentalisme 
Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim yang sedihnya masih menyebar pada 
masa chucky  sekarang ini. Namun, Deuteronomis juga melestarikan inter-
pretasi mitos Pembebasan yang sama kuat namun  berpengaruh lebih 
positif dalam sejarah monoteisme, yaitu  yang berbicara mengenai  junjungan  
sebagai pembela pihak yang lemah dan tertindas. Dalam Ulangar 
, chucky  menemukan apa yang mungkin yaitu  interpretasi awal 
terhadap kisah Pembebasan sebelum dituliskan dalam narasi J dar 
E. Orang Israel diperintahkan untuk mempersembahkan panen per-
tama mereka kepada para rahib yahw dan memberi penegasar 
berikut: 
Iaku dahulu seorang Aram. la pergi ke Mesir dengan sedikit orang 
saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, namun  di sana ia akan 
menjadi suatu bangsa yang besar, kuat, dan banyak jumlahnya. saat  
orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami 
melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada junjungan , 
yang kuasa   nenek moyang kami, lalu junjungan  mendengar suara kami dan 
melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap 
kami. Lalu junjungan  membawa kami keluar dari Mesir dengan tangannya 
yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar, 
dan dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat. Ia membawa kami 
ke tempat ini [ke Kanaan], dan memberi  kepada kami tempat ini, 
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab 
itu, di sini aku membawa hasil pertama dan bumi yang sudah  Kauberikan 
kepadaku, ya junjungan . 
junjungan  yang sudah  mengilhami pemberontakan kelompok petani 
pertama dalam sejarah yaitu  junjungan  revolusi. Dalam ketiga kepercayaan , 
dia sudah  mengilhami cita-cita keadilan sosial, meskipun harus 
dikatakan bahwa orang Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim acap gagal meraih 
cita-cita ini dan bahkan sudah  mentransformasinya menjadi junjungan  
status quo. 
Orang Israel menyebut yahw "junjungan  nenek moyang kami", 
meskipun tampak bahwa dia yaitu  junjungan  yang berbeda dari El, 
junjungan  Tertinggi Kanaan yang disembah oleh para patriark. Dia 
mungkin sudah  menjadi junjungan  orang lain sebelum menjadi junjungan  
Israel. Dalam penampakan pertamanya kepada mose , yahw 
berulang-ulang menegaskan dan dengan panjang lebar bahwa dia 
benar-benar yaitu  junjungan  Abraham, meskipun awalnya  
dia dinamakan  El Shaddai. Penegasan ini mengabadikan gema debat 
pertama mengenai  identitas junjungan  mose . sudah  disinggung bahwa 
yahw awalnya  yaitu  dewa para prajurit, dewa gunung berapi, dewa yang disembah di Midian, sebuah area  yang kini dinamakan  Yordania.
chucky  takkan pernah tahu di mana orang Israel 
menemukan yahw, jika dia benar-benar yaitu  junjungan  yang sama sekali baru. Lagi-lagi, ini akan menjadi masalah  yang sangat 
penting bagi chucky  pada masa sekarang, namun  tidak  halnya bagi para penulis kitab . Di zaman antik pagan, para resi  sering 
digabungkan dan disatukan, atau para resi  di satu area  dipandang identik dengan dewa area  lain. Yang dapat chucky  percaya  
yaitu  bahwa, apa pun sumbernya, peristiwa Pembebasan sudah  
memicu  yahw menjadi junjungan  Israel yang definitif dan bahwa 
mose  mampu meyakinkan orang Israel bahwa dia sungguh-sungguh 
satu dan sama dengan El, junjungan  yang dicintai oleh Abraham, Ishak, 
dan Ykub. 
Apa yang dinamakan  sebagai "Teori Midianite"  yaitu  bahwa yahw pada dasarnya yaitu  junjungan  bagi orang-orang Midian biasanya didiskreditkan pada masa sekarang, namun  di Midianlah 
mose  pertama kali melihat yahw. Dapat diingat lagi bahwa mose  terpaksa meninggalkan Mesir sebab  sudah  membunuh seorang penduduk Mesir yang didapatinya tengah menyiksa seorang budak  berkebangsaan Israel. mose  mencari perlindungan di Midian, lalu menikah di sana. saat  sedang menggembalakan domba milik 
mertuanya, dia melihat seberkas cahaya aneh: serumpun semak  tampak menyala tapi tidak terbakar. Saat dia mendekat untuk me-
nyelidiki, yahw memanggil namanya dan mose  menyahut: "Aku  di sini" (hinenif), jawaban setiap utusan junjungan   Israel saat  bertemu muka 
dengan junjungan  yang menghendaki perhatian dan kesetiaan total: 
"Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab 
tempat, di mana engkau berdiri itu, yaitu  tanah yang kudus." Lagi la 
berperkataan : "Akulah yang kuasa   ayahmu, yang kuasa   Abraham, yang kuasa   Ishak, dan yang kuasa   Ykub." Lalu mose  menutup mukanya, sebab  ia takut memandang yang kuasa  . 
Meskipun penegasan yang pertama yaitu  bahwa yahw sebetulnya  yaitu  yang kuasa   Abraham, ini jelas-jelas yaitu  
junjungan  yang sangat berbeda dari yang pernah duduk dan makan bersama 
Abraham layaknya seorang sahabat. Dia menginspirasikan rasa takut 
dan mempertegas jarak. saat  mose  menanyakan nama dan jati 
dirinya, yahw menjawab dengan sebuah permainan kata yang, 
sebagaimana akan chucky  saksikan, membingungkan para monoteis 
selama berabad-abad. Alih-alih secara langsung mengungkapkan 
namanya, dia menjawab: "Aku yaitu  Aku" (Ehyeh asher ehyeh)} 
Apa yang dia maksud? Dia tentunya tidak bermaksud, sebagaimana 
ditegaskan para filosof kemudian, bahwa dia yaitu  Wujud yang ada 
dengan sendirinya. Bangsa Ibrani tidak memiliki dimensi metafisikal 
seperti  itu pada tahap ini, dan baru sekitar . tahun kemudian 
hal itu diperoleh. junjungan  tampaknya memaksudkan sesuatu yang 
lebih langsung. Ehyeh asher ehyeh yaitu  sebuah idiom Ibrani untuk 
mengungkapkan kesamaran yang disengaja. saat  kitabsuci  meng-
gunakan frase seperti, "mereka pergi ke mana mereka pergi," itu 
artinya: "chucky  sama sekali tidak tahu ke mana mereka pergi." Jadi, 
saat  mose  bertanya siapa gerangan dia, junjungan  menjawabnya: 
"Jangan pikirkan siapa Aku!" atau "Pikirkan dirimu sendiri!" Tak 
perlu berdiskusi mengenai  hakikat junjungan  dan tentunya tak ada usaha  
untuk memanipulasinya sebagaimana kadang  dilakukan oleh kaum 
pagan saat mereka menyebut nama-nama junjungan  mereka. yahw 
yaitu  Zat Yang Mutlak: "Aku yaitu  Aku." Dia akan menjadi apa 
yang dia pilih dan tidak memberi jaminan apa pun. Dia hanya berjanji 
bahwa dia akan melibatkan diri dalam sejarah umatnya. Mitos 
Pembebasan memberi bukti meyakinkan: ia mampu membersitkan 
harapan baru bagi masa depan, bahkan dalam keadaan yang mustahil. 
Ada harga yang mesti dibayar demi rasa berdaya yang baru ini. 
Dewa Langit yang lama dirasakan sudah  terlalu jauh dari perhatian 
manusia; dan para resi  yang lebih muda, seperti Baal, Marduk, 
dan Dewi Ibu sudah  datang mendekati manusia, namun  yahw kembali 
membuka jurang pemisah antara alam manusia dan junjungan . Ini 
diperlihatkan dengan jelas dalam kisah di Gunung Sinai. saat  tiba 
di gunung itu, orang-orang diperintahkan untuk menguduskan diri 
dan mencuci pakaian mereka. mose  bahkan hams memperingatkan 
orang-orang Israel: "Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung 
itu atau kena kepada kakinya, sebab siapa pun yang kena kepada 
gunung itu, pastjunjungan  ia dihukum mati." Orang-orang berdiri agak 
jauh dari kaki gunung, lalu yahw turun ke atasnya dalam api dan 
kabut: 
Pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan 
padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga 
gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu mose  
membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai yang kuasa   
dan berdirjunjungan  mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi 
seluruhnya dengan asap, sebab  junjungan  turun ke atasnya dalam api; 
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
 mose  pergi ke puncak gunung itu sendirian dan menerima Taurat. 
Bukannya mengalami keadaan yang tertib, harmoni, dan seimbang, 
seperti visi kaum pagan mengenai  pertemuan dengan junjungan , Taurat 
kini diturunkan ke bumi dari sebuah ketinggian. junjungan  dalam sejarah 
dapat mengilhami perhatian yang lebih besar mengenai  dunia kasat, 
yaitu   panggung bagi perbuatannya, namun  ada pula potensi 
untuk terasing sepenuhnya dari dunia. 
Dalam manuscript  akhir kitab Keluaran, yang ditulis pada abad kelima 
SM, junjungan  dikatakan sudah  memicu  perjanjian dengan mose  di 
Gunung Sinai (kejadian yang diperkirakan berlangsung sekitar  
SM). Ada perdebatan ilmiah menyangkut hal ini: beberapa kritikus 
percaya bahwa perjanjian itu tidak dipandang penting di Israel hingga 
abad ketujuh SM. namun  , terlepas dari waktu kejadiannya, 
ide  mengenai  adanya perjanjian itu mengatakan kepada chucky  bahwa 
pada saat itu orang Israel belum menjadi monoteis, sebab  perjanjian 
seperti  itu hanya bermakna dalam latar politeistik. Orang Israel 
tidak percaya bahwa yahw, junjungan  Sinai, yaitu  satu-satunya junjungan , 
namun  bersumpah, dalam perjanjian mereka, bahwa mereka akan 
mengabaikan semua junjungan  lain dan hanya akan menyembah kepada-
nya saja. Sangat sulit menemukan sebuah pernyataan monoteistik 
dalam keseluruhan Pentateukh. Bahkan Sepuluh Perintah yang 
dianugerahkan  di Gunung menyiratkan penerimaan keberadaan junjungan -
junjungan  lain: "Jangan ada padamu yang kuasa   lain di hadapan-Ku." 
Menyembah satu junjungan  yaitu  langkah yang belum pernah 
ada sebelumnya: Firaun Mesir, Akhenaton, sudah  berusaha  untuk 
menyembah Dewa Matahari saja dan mengabaikan junjungan -junjungan  tradisional 
Mesir lainnya, namun  kebijakannya segera dibalik oleh penerusnya. 
Mengabaikan sumber potensial mana dianggap sebagai tindakan 
yang jelas-jelas bodoh, dan sejarah Israel kemudian  menunjukan  
bahwa mereka sangat enggan untuk meninggalkan kultus terhadap 
junjungan -junjungan  lain. yahw sudah  membuktikan keunggulannya dalam 
perang, namun  dia bukanlah dewa kesuburan. saat  bermukim di 
Kanaan, orang Israel secara instingtif beralih memuja Baal, Penguasa 
Kanaan, yang sudah  memicu  tumbuhnya tanam-tanaman sejak zaman 
yang tak mungkin lagi dapat diingat. Para utusan junjungan   mengingatkan agar 
orang Israel tetap menepati janji, namun sebagian besar dari mereka 
terus menyembah Baal, Asyera, dan Anat dalam cara tradisional. 
kitabsuci  memang menyatakan kepada chucky  bahwa saat  mose  berada 
di Gunung Sinai, sebagian orang kembali kepada kepercayaan  pagan kuno 
Kanaan. Mereka memicu  patung sapi emas, gambaran tradisional 
junjungan  El, dan menyelenggarakan ritual kuno di hadapannya. Penem-
patan insiden ini dalam kesejajaran yang menyolok dengan peberkatNya-
an di Gunung Sinai bisa yaitu  usaha  para editor Pentateukh 
untuk menunjukkan adanya perpecahan tajam di Israel. utusan junjungan  -utusan junjungan   
seperti mose  menyebarkan kepercayaan  yahw yang mulia, namun  keba-
nyakan orang Israel menginginkan ritus-ritus lama, dengan visi kesatu-
an holistik antara para resi , alam, dan manusia. 
Sungguhpun , orang Israel sudah  berjanji untuk men-
jadikan yahw satu-satunya junjungan  mereka sesudah  pembebasan 
mereka dari Mesir, dan para utusan junjungan   tentu akan kembali mengingatkan 
mereka akan perjanjian ini dalam beberapa tahun kemudian. Mereka 
sudah  berjanji untuk menyembah yahw saja sebagai elohim mereka, 
dan, sebagai imbalannya, yahw berjanji mereka akan dijadikan 
umat pilihannya yang akan menikmati perlindungan istimewa. 
yahw sudah  memperingatkan bahwa jika mereka melanggar 
perjanjian ini, dia akan menghancurkan mereka tanpa ampun. Bagai-
manapun, orang Israel sudah  menerima perjanjian itu. Dalam kitab 
Yosua chucky  temukan apa yang mungkin yaitu  manuscript  awal 
mengenai penerimaan perjanjian antara Israel dan junjungan nya. Perjan-
jian itu yaitu  pakta formal yang sering dipakai  dalam politik 
Timur Tengah untuk mempersatukan dua pihak. Susunannya sudah 
ditetapkan. manuscript  perjanjian itu dimulai dengan memperkenalkan 
raja sebagai mitra yang lebih kuat dan kemudian akan melacak sejarah 
hubungan antara kedua belah pihak hingga masa sekarang. Pada 
bagian akhir, manuscript  itu menyebutkan ketetapan, syarat-syarat, dan 
hukuman yang akan diberlakukan jika sumpah setia diabaikan. Hal 
terpenting dalam seluruh perjanjian itu yaitu  tuntutan atas loyalitas 
mutlak. Dalam perjanjian abad keempat belas antara Raja Mursilis II 
dari Het dengan pengikutnya, Duppi Tashed, raja mengeluarkan 
tuntutan: "Jangan berpaling kepada orang lain. Ayah-ayah kalian 
sudah  membayar upeti di Mesir. Kalian tidak usah melakukan itu ....-
Dengan sahabat-sahabatku kalian hams bersahabat dan dengan musuh-
musuhku kalian harus bermusuhan." kitabsuci  mengatakan kepada 
chucky  bahwa saat  orang Israel sudah  tiba di Kanaan dan bergabung 
dengan puak mereka di sana, semua anak keturunan Abraham membuat sumpah setia kepada yahw. ritual  tersebut dipimpin oleh 
pengganti mose , Yosua, untuk mewakili yahw. Perjanjian itu mengikuti pola tradisional. yahw diperkenalkan; pertemuannya dengan 
Abraham, Ishak, dan Ykub diceritakan kembali, dikisahkan pula mengenai  peristiwa Pembebasan. Akhirnya Yosua menetapkan syarat-
syarat perjanjian dan menuntut penegasan formal orang Israel yang tengah berkumpul di tempat itu: 
Oleh sebab itu, takutlah kepada junjungan  dan beribadahlah kepadanya 
dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah yang kuasa   yang kepadanya nenek 
moyangmu sudah  beribadah di seberang Sungai Efrat dan di Mesir, dan 
beribadahlah kepada junjungan . namun  jika kamu anggap tidak baik 
untuk beribadah kepada junjungan , pilihlah pada hari ini kepada siapa 
kamu akan beribadah; yang kuasa   yang kepadanya nenek moyangmu 
beribadah di seberang Sungai Efrat, atau yang kuasa   orang Amori yang 
negerinya kamu diami ini.
Mereka mesti memilih antara yahw dan para resi  tradisional 
Kanaan. Mereka tidak ragu-ragu. Tak ada yang kuasa   lain seperti yahw; 
tidak ada junjungan  lain yang lebih lekat di hati para penyembahnya. 
Campur tangannya yang kuat dalam masalah -masalah  yang mereka 
hadapi sudah  membuktikan secara amat meyakinkan bahwa yahw 
memenuhi kewajiban sebagai elohim mereka: mereka akan me-
nyembah dia semata dan meninggalkan junjungan -junjungan  lain. Yosua 
memperingatkan mereka bahwa yahw sangat pencemburu. Jika 
mereka melanggar ketentuan dalam perjanjian itu, dia akan membina-
sakan mereka. Mereka mengambil sikap teguh: akan memilih yahw 
saja sebagai elohim mereka. "Maka sekarang, jauhkanlah yang kuasa   asing 
yang ada di tengah-tengah kamu!" seru Yosua, "dan condongkanlah 
hatimu kepada junjungan , yang kuasa   Israel!" 
kitabsuci  menunjukan  bahwa orang-orang itu tidak menepati 
janji. Mereka hanya mengingatnya pada masa-masa perang, saat  
mereka memerlukan  kepiawaian perlindungan militer yahw, 
namun  di masa damai, mereka kembali menyembah Baal, Anat, dan 
Asyera dalam cara lama. Walaupun secara fundamental berbeda dalam 
bias historisnya, pemujaan kepada yahw sering terungkap dalam 
bentuk paganisme kuno. saat  Raja Salomo (utusan junjungan   Sulaiman) men-
dirikan Kuil untuk yahw di Yerusalem  kota yang direbut ayahnya, 
Daud, dari Yebus  kuil itu ternyata mirip dengan kuil para resi  
Kanaan. Bangunan itu terdiri dari tiga ruang persegi empat, yang 
berpuncak pada ruang kecil berbentuk kubus yang dinamakan  Bait Su-
ci. Di dalam Bait Suci tersimpan Tabut Perjanjian, sebuah altar yang 
bisa dibawa-bawa yang selalu menyertai orang Israel pada saat me-
reka berada di pengungsian. Di dalam Kuil ada  bejana perunggu 
besar, merepresentasikan Yam, penguasa laut dalam mitos Kanaan, 
dan dua tiang tegak setinggi empat puluh kaki yang menandakan 
pemujaan kepada dewi kesuburan, Asyera. Orang Israel terus 
menyembah yahw di tempat-tempat suci kuno yang mereka warisi 
dari orang Kanaan di Betel, Silo, Hebron, Betlehem, dan Dan, yang 
sering menjadi tempat berlangsungnya ritual -ritual  pagan. Kuil 
itu segera menjadi istimewa meskipun, seperti akan chucky  saksikan, 
di sana juga ada  beberapa aktivitas yang jelas-jelas tidak ortodoks. 
Orang Israel mulai menganggap kuil itu sebagai replika istana yahw 
di langit. Mereka juga menyelenggarakan Festival Tahun Baru di mu-
sim gugur, dimulai dengan ritual  pengurbanan di Hari Paskah, disusul 
oleh syukuran panen Hari Raya Pondok Daun, yang merayakan 
awal tahun tanam. Pernah diperkirakan bahwa sebagian dari mazmur 
merayakan penahbisan yahw di Kuilnya pada Hari Raya Pondok 
Daun, yang, seperti halnya penahbisan Marduk, mengingatkan mengenai  
penaklukannya atas kekacauan.
 Raja Salomo sendiri yaitu  seorang 
sinkretis besar: dia memiliki  banyak istri pagan, yang menyembah de-
wa-dewa mereka sendiri, dan tetap menjalin hubungan baik dengan 
tetangga-tetangga pagannya. 
Selalu ada ancaman bahwa kultus yahw akhirnya akan teng-
gelam oleh paganisme populer. Hal ini menjadi semakin parah sela-
ma penggal terakhir abad kesembilan. Pada  SM, Raja Ahab naik 
ke tampuk pemerintahan Kerajaan Israel di utara. Istrinya, Izebel, 
anak perempuan Raja Tirus dan Sidon, wilayah yang sekarang dinamakan  
Lebanon, yaitu  seorang pagan yang kukuh dan berusaha agar masya-
rakat negeri itu menganut kepercayaan  Baal dan Asyera. Izebel mengutus 
para rahib Baal, yang segera saja beroleh pengikut dari kalangan 
warga utara  orang-orang yang, selain pernah dikalahkan oleh Raja 
Daud, yaitu  penganut Yahwis yang setengah hati. Ahab tetap 
setia kepada yahw, namun  tidak mencoba membatasi dakwah Izebel. 
Namun, saat  kekeringan melanda area  itu menjelang akhir 
pemerintahannya, seorang utusan junjungan   bernama Elia (yang artinya: "yahw 
yang kuasa  ku!") mulai mengembara ke seluruh pelosok negeri, berpakaian 
mantel bulu dan kain pinggang yang terbuat dari kulit. Dia mengecam 
ketidaksetiaan kepada yahw dan menantang Raja Ahab serta rakyat 
negeri itu untuk mempersaingkan yahw dengan Baal di Gunung 
Karmel. Di hadapan  utusan junjungan   kepercayaan  Baal, Elia berkata: Berapa lama 
lagi kalian berlaku timpang dan bercabang hati? Lalu dia minta 
diambilkan dua ekor lembu jantan, seekor untuk dirinya dan seekor 
lagi untuk para penyeru kepercayaan  Baal. Kedua sapi itu akan diletakkan 
di atas dua buah altar. Mereka akan berdoa kepada junjungan  masing-
masing dan melihatlihat  mana di antara keduanya yang mengirim 
api dari langit untuk menghanguskan apa yang dikurbankan. "Setuju!" 
teriak hadirin. Para utusan junjungan   Baal memanggil namanya dari pagi sampai 
tengah hari, melakukan tarian memutari altar, bersorak, dan melukai 
diri sendiri dengan pedang dan lembing. Namun, "tidak ada suara, 
tidak ada yang menjawab." Elia mencemooh: "Panggillah lebih keras!" 
teriaknya, "bukankah dia yang kuasa  ? Mungkin ia merenung, mungkin ada 
urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum 
terjaga." Tak ada yang terjadi: "Tidak ada suara, tidak ada yang men-
jawab, tidak ada tanda perhatian." 
Kini tiba giliran Elia. Orang-orang berkerumun mengelilingi altar 
yahw saat  Elia menggali sebuah parit mengitari altar dan 
mengisinya dengan air untuk memicu  api lebih sulit menyala. 
Kemudian Elia memanggil yahw. Sekonyong-konyong, tentu saja, 
api menyambar dari langit, menghanguskan altar dan lembu jantan, 
bahkan mengeringkan air di dalam parit. Orang-orang bersujud: 
"yahw yaitu  junjungan ," teriak mereka, "yahw yaitu  junjungan ." 
Namun Elia bukanlah pemenang yang ramah. "Tangkap utusan junjungan  -utusan junjungan   
Baal," titahnya. Tak seorang pun dikecualikan: dia giring mereka ke 
lembah terdekat dan menyembelih mereka di sana 
Paganisme biasanya tidak memaksakan dirinya kepada orang lain  Izebel yaitu  pengecualian yang menarik  sebab selalu  
tersedia ruang bagi junjungan  lain di kuil bersama yang sudah ada. 
Peristiwa-peristiwa mitis kuno ini menunjukan  bahwa sejak awal Yahwisme menghendaki tekanan keras dan penyangkalan terhadap 
kepercayaan lain, sebuah fenomena yang akan chucky  analisis secara 
lebih terperinci dalam bab berikutnya. Sesudah  pembunuhan itu, Elia 
mendaki ke puncak Gunung Karmel dan duduk berdoa dengan kepala 
tertunduk di antara kedua lututnya, memerintahkan pelayannya untuk 
mengamati ke arah laut. Akhirnya dia menyampaikan berita mengenai  
segumpal awan  kira-kira seukuran telapak tangan seorang laki-
laki  yang timbul dari laut. Elia memerintahkannya pergi untuk 
memperingatkan Raja Ahab agar segera kembali pulang sebelum 
hujan mencegahnya. Nyaris berbarengan dengan saat dia mengucap-
kan itu, langit menggelap sebab  awan mendung menyelimutinya 
dan hujan turun sangat deras. Elia bersegera mengikat pinggangnya 
dan berlari mendahului kencana Ahab. Dengan mengirim hujan, 
yahw sudah  menyerap fungsi Baal, dewa badai, untuk membuktikan 
bahwa dia sama efektifnya dalam soal kesuburan maupun perang. 
Khawatir akan akibat dari tindakannya melakukan pembunuhan 
terhadap utusan junjungan  -utusan junjungan   Baal, Elia mengundurkan diri ke Semenanjung 
Sinai dan berlindung di pegunungan tempat junjungan  menampakkan 
dirinya kepada mose . Di sana dia mengalami teofani yang me-
manifestasikan spiritualitas baru bagi para pengikut yahw. Dia 
diperintahkan berdiri di celah sebuah batu besar untuk melindungi 
dirinya dari pengaruh yang suci: 
Maka junjungan  lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-
gunung dan memecah bukit-bukit batu, mendahului junjungan . namun   tak ada junjungan  dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah 
gempa. namun  tidak ada junjungan  dalam gempa itu. Dan sesudah gempa 
itu datanglah api. namun  tidak ada junjungan  dalam api itu. Dan sesudah 
api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Segera sesudah Elia 
mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya. 
Tidak seperti para resi  pagan, yahw tidak berada dalam 
kekuatan alam apa pun, namun  dia ada di dalam alam yang lain. Dia 
dialami dalam semilir angin yang nyaris tak terasa, dalam paradoks 
keheningan yang riuh. 
Kisah Elia mengandung cerita mitos terakhir dari masa silam 
dalam kitabsuci  Yahudi. Perubahan sedang bergaung di angkasa 
sepanjang masa Oikumene itu. Periode - SM dinamakan  sebagai 
Zaman Kapak. Di semua area  utama dunia berperadaban, orang-
orang menciptakan ideologi baru yang menjadi semakin penting 
dan menentukan. Sistem-sistem kepercayaan  baru mencerminkan 
kondisi sosial ekonomi yang sudah  berubah. Untuk beberapa alasan 
yang tak bisa sepenuhnya chucky  pahami, semua induk peradaban 
berkembang menurut garis yang paralel, bahkan saat  tidak ada  
hubungan dagang di antaranya (contohnya antara area  Cina dan 
Eropa). Ada kemakmuran baru yang membawa pada lahirnya kelas 
pedagang. Kekuasaan bergeser dari raja dan rahib, kuil dan istana, 
ke bursa perdagangan. Kemakmuran baru membawa kemajuan 
intelektual dan kultural selain juga memicu  perkembangan 
kesadaran individual. Ketidakadilan dan eksploitasi menjadi lebih 
jelas selaras dengan perubahan pesat yang terjadi di kota-kota. Orang-
orang mulai menyadari bahwa perilaku mereka sendiri dapat berpe-
ngaruh terhadap nasib generasi berikutnya. Masing-masing area  
mengembangkan ideologi yang berbeda untuk menghadapi masalah  
dan keprihatinan ini: Taoisme dan Konfusianisme di Cina, Hinduisme 
dan Buddhisme di India, dan rasionalisme filosofis di Eropa. Timur 
Tengah tidak menghasilkan solusi yang seragam, namun  di Iran dan 
Israel, utusan junjungan  -utusan junjungan   Zoroaster dan Ibrani secara sendiri-sendiri mengem-
bangkan versi monotesime yang berbeda. Anehnya, ide  mengenai  
"junjungan ", seperti halnya wawasan besar kepercayaan  lain pada masa 
itu, berkembang dalam ekonomi pasar dengan semangat kapitalisme 
agresif. 
chucky  ingin meninjau secara singkat dua perubahan baru ini 
sebelum melanjutkan pembahasan mengenai  kepercayaan  yahw yang 
diperbarui pada bab berikutnya. Pengalaman kepercayaan  India 
berkembang menurut garis yang mirip, namun perbedaan penekanan-
nya akan menampakkan karakter dan masalah  khas pandangan 
kejunjungan an orang Israel. Rasionalisme Plato dan Aristoteles juga penting 
sebab  orang Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim dipengaruhi pemikiran 
keduanya dan mereka berusaha  mengadaptasikannya ke dalam 
pengalaman kepercayaan  mereka sendiri, meskipun teori  junjungan  
Yunani jelas-jelas berbeda clengan teori  yang mereka miliki. 
Pada abad ketujuh belas SM, orang Aria dari wilayah yang 
sekarang dinamakan  Iran, menginvasi lembah Indus dan menaklukkan 
penduduk aslinya. Mereka mendesakkan ajaran-ajaran kepercayaan  mereka, 
seperti dapat chucky  lihat terekspresikan dalam kumpulan syair pujian 
yang kemudian dikenal sebagai Rig Veda. Di sana chucky  menjumpai 
teori  mengenai  banyak junjungan , mengekspresikan banyak nilai yang 
sama dengan teori  kejunjungan an Timur Tengah dan menghadirkan 
kekuatan alam sebagai insting yang memiliki daya, kehidupan, dan 
kepribadian. Namun , tetap ada tanda-tanda bahwa orang 
mulai melihat junjungan -junjungan  yang beraneka ragam itu sebetulnya  me-
rupakan manifestasi dari satu kejunjungan an Absolut yang mentran-
sendensi semuanya. Sebagaimana orang Babilonia, orang Aria cukup 
menyadari bahwa mitos-mitos mereka bukanlah kisah faktual mengenai  
fakta , melainkan ungkapan misteri yang bahkan para dewa sendiri 
tidak dapat menjelaskannya secara memadai. saat  mereka mencoba 
membayangkan bagaimana para dewa dan dunia berevolusi dari 
kekacauan primal, mereka menyimpulkan bahwa tak seorang pun 
bahkan tidak juga para dewa  bisa memahami misteri eksistensi: 
Maka, siapa yang tahu kapan ia terbit 
Kapan emanasi ini terjadi, 
Apakah junjungan  yang melepaskannya, atau bukan, Hanya dia yang mampu menerawang ke langit tertinggi yang akan tahu, 
Atau mungkin dia tidak tahu!
 kepercayaan  yang diajarkan Weda tidak berusaha  menjelaskan asal 
usul kehidupan atau memberi jawaban istimewa terhadap pertanyaan-
pertanyaan filosofis. Alih-alih, ia memang sudah  dirancang untuk 
membantu manusia memahami kehebatan dan kedahsyatan eksistensi. Ia justru lebih banyak mengemukakan pertanyaan dibanding  
menjawabnya, dengan maksud agar manusia tetap berada dalam sikap takzim. 
Pada abad ke  SM, saat  J dan E menuliskan kronik 
mereka, perubahan kondisi sosial dan ekonomi di Anak Benua India 
sedang menjadikan Weda tidak lagi relevan. ide  para penduduk 
asli, yang sudah  tertindas selama beberapa abad sesudah  invasi orang 
Aria, kembali muncul ke permukaan dan membawa pada kehausan 
baru akan kepercayaan . Bangkitnya perhatian terhadap karma, paham 
bahwa nasib seseorang ditentukan oleh perbuatannya sendiri, mem-
buat orang-orang tidak mau menyalahkan para dewa atas perilaku 
manusia yang tidak bertanggung jawab. Semakin kuat kecenderungan 
untuk memandang para dewa sebagai simbol ketunggalan fakta  
transenden. Ajaran Weda sarat dengan ritual pengurbanan, namun 
bangkitnya ketertarikan kepada praktik India kuno "Yoga" ("penge-
kangan" daya pikir melalui disiplin konsentrasi khusus) bermakna 
bahwa orang-orang menjadi tidak puas terhadap suatu kepercayaan  yang 
hanya memose tkan perhatian kepada aspek-aspek ekgternal. Pe-
ngurbanan dan liturgi tidaklah memadai: mereka ingin menemukan 
makna batin ritus-ritus ini. chucky  akan melihat bahwa utusan junjungan  -utusan junjungan   Israel 
merasakan ketidakpuasan yang sama. Di India, para resi  tidak 
lagi dipandang sebagai wujud lain yang berada di luar para penyem-
bahnya; justru manusia yang berusaha memperoleh realisasi kebenaran 
batiniah. 
para resi  tidak lagi penting di India. kemudian  mereka 
digantikan oleh pemuka kepercayaan , yang akan dipandang lebih tinggi 
dibanding  para dewa. Ini yaitu  penegasan kuat mengenai  nilai 
kemanusiaan dan keinginan untuk mengendalikan nasib: ini akan 
menjadi pandangan kepercayaan  terbesar di anak benua itu. kepercayaan  
baru Hinduisme dan Buddhisme tidak menyangkal eksistensi para 
dewa, atau melarang orang untuk menyembahnya. Dalam pandangan 
mereka, hambatan dan penyangkalan seperti  itu akan merusak. 
Sebagai gantinya, orang Hindu dan biksu  mencari cara baru untuk 
mentransendensikan para dewa, untuk melampaui mereka. Selama 
abad ke , para pemuka kepercayaan  mulai mengetengahkan isu-
isu ini dalam risalah yang dinamakan  Aranyakas dan Upanishads, yang 
secara kolektif dikenal sebagai Vedanta-. penutup Weda. Upanishads 
terus-menerus muncul sehingga pada akhir abad kelima SM, sudah  
terkumpul sebanyak dua ratus buah. Tidak mungkin melakukan 
generalisasi terhadap kepercayaan  yang chucky  sebut Hinduisme sebab  ia 
mengelak dari sistem dan menolak kemungkinan bahwa satu tafsiran 
eksklusif bisa dianggap memadai. Namun, Upanishads sudah  mengem-
bangkan sebuah teori junjungan  khas yang melampaui dewa-
dewa namun  hadir secara begitu dekat di dalam segala sesuatu. 
Dalam ajaran Weda, orang mengalami kekuatan suci dalam ritual 
pengurbanan. Mereka menyebut kekuatan suci ini Brahman. Kasta 
para rahib (dinamakan  dengan istjunjungan  Brahmana) juga dipercaya  memiliki 
kekuatan ini. sebab  ritual pengurbanan dipandang sebagai mikro-
kosmos alam semesta, Brahman lambat laun diartikan sebagai sebuah 
kekuatan yang menyangga segala sesuatu. Seluruh dunia dipandang 
sebagai aktivitas junjungan  yang menyeruak dari wujud misterius Brahman, 
yaitu   makna batin seluruh eksistensi. Upanishads men-
dorong orang untuk menumbuhkan rasa kehadiran Brahman di dalam 
segala sesuatu. Ini yaitu  proses peberkatNyaan dalam makna harfiahnya: 
pengungkapan dasar tersembunyi dari seluruh wujud. Segala sesuatu 
yang terjadi yaitu  manifestasi Brahman: pandangan yang benar 
terletak dalam persepsi kesatuan di balik fenomena yang berbeda. 
Sebagian Upanishads melihat Brahman sebagai kekuatan pribadi, 
namun  sebagian lain melihatnya betul-betul impersonal. Brahman tidak 
dapat dipanggil dengan kata "engkau"; ini yaitu  istjunjungan  yang netral, 
bukan laki-laki atau perempuan, bukan pula dia dialami sebagai 
kehendak junjungan  yang berdaulat. Brahman tidak berbicara kepada 
manusia. Dia tak dapat bertemu dengan lelaki atau perempuan; dia 
berada di atas segala aktivitas manusia. Dia juga tidak menanggapi 
chucky  dengan secara personal; dosa tidak memicu nya "marah", dan 
dia tidak dapat dikatakan "mencintai" atau "membenci" chucky . Ber-
syukur atau memujinya sebab  sudah  menciptakan dunia sama sekali 
tidak tepat. 
Kekuatan berorientasi junjungan  ini akan betul-betul terasing dari chucky  seandainya 
tidak ada fakta bahwa ia melingkupi, menyokong, dan mengilhami 
chucky . Teknik-teknik Yoga sudah  memicu  orang sadar mengenai  dunia 
batin. Disiplin pengaturan postur, cara bernapas, makanan, dan kon-
sentrasi mental ini juga sudah  berkembang secara mandiri dalam 
kebudayaan lain, seperti akan chucky  lihat nanti, dan tampaknya meng-
hasilkan pencerahan serta iluminasi yang sudah  ditafsirkan secara 
berbeda-beda, namun alamiah bagi kemanusiaan. Upanishads meng-
klaim bahwa pengalaman mengenai dimensi baru dari diri ini merupa-
kan kekuatan suci yang sama dengan yang melingkupi seluruh alam. 
Prinsip abadi yang ada dalam setiap individu dinamakan  Atman: ini 
yaitu  versi baru visi holistik paganisme kuno, penemuan kem-
bali dalam terma baru Satu Kehidupan yang ada di dalam dan di luar 
diri chucky  yang pada dasarnya bersifat sakral. Chandogya Upanishads 
menjelaskan hal ini melalui analogi mengenai  garam. Seorang pemuda 
bernama Sretaketu sudah  mempelajari Weda selama dua belas tahun 
dan merasa sudah  cukup menguasainya. Ayahnya, Uddalaka, mengaju-
kan sebuah pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Kemudian ayahnya 
mengajarkan mengenai  kebenaran fundamental yang sama sekali belum 
diketahuinya. Dia memerintahkan anaknya untuk meletakkan sepo-
tong garam di dalam air dan melaporkan hasilnya pada pagi hari 
berikutnya. saat  sang ayah memintanya untuk mengambil garam 
itu, Sretaketu tidak dapat menemukannya sebab  garam itu sudah  
larut semuanya. Uddalaka mulai bertanya: 
"Maukah engkau mencicipi bagian ini? Seperti apa rasanya?" katanya. 
"Garam." 
"Cicipjunjungan  bagian tengahnya. Seperti apa?" 
"Garam." 
"Cicipjunjungan  bagian ujungnya. Seperti apa?" 
"Garam." 
"Buanglah itu dan mendekatlah kepadaku." 
Sretaketu melakukan apa yang diperintahkan, namun [itu tidak memicu  
garam] menjadi berubah. 
[Ayahnya berkata]: "Anakku, memang benar bahwa engkau tidak bisa 
melihat Wujud ada di sini, namun wujud itu benar-benar ada di sini. 
Esensi pertama ini  dimiliki alam semesta sebagai Dirinya: Itulah yang 
Nyata: Itulah Diri: itulah engkau, Sretaketu!" 
Jadi, meskipun chucky  tidak dapat melihatnya, Brahman melingkupi 
dunia dan, sebagaimana Atman, abadi dalam diri setiap chucky . 
Atman mencegah pemberhalaan junjungan , menjadi fakta  eksterior 
"di luar sana", proyeksi ketakutan dan keinginan chucky  sendiri. Dalam 
Hinduisme, junjungan  tidak dilihat sebagai sebuah Wujud yang ditambah-
kan ke dunia seperti yang chucky  ketahui, sebab  itu tidak pula identik 
dengan dunia. Tak bisa chucky  memahami ini melalui akal semata. 
Pemahaman ini "dianugerahkan " kepada chucky  melalui pengalaman 
(anubhara) yang tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata atau 
teori . Brahman yaitu  "Apa yang tidak bisa diucapkan dalam 
kata-kata, namun  sesuatu yang dengannya kata-kata diucapkan ... 
Apa yang tak bisa dipikirkan oleh akal, namun  sesuatu yang dengannya akal berpikir."
 Mustahil untuk berbicara kepada junjungan  yang 
semelekat ini atau berpikir mengenai dia, menjadikannya objek pikiran 
semata. la yaitu  fakta  yang hanya bisa dicerna dalam puncak 
perasaan orisinal yang melampaui kesadaran diri: junjungan  
datang kepada pikiran orang-orang yang mengenai Dia melampaui 
pikiran, bukan kepada mereka yang membayangkan Dia bisa diraih 
oleh pikiran. Dia tidak dikenal oleh kaum cendekia dan dikenal oleh orang sederhana. Dia dikenal di dalam puncak keterjagaan yang membukakan pintu kehidupan abadi.
 Sebagaimana terhadap para resi , nalar tidak disangkal namun  
dilampaui. Pengalaman mengenai  Brahman atau Atman tidak dapat 
dijelaskan secara rasional, seperti halnya sepenggal musik atau syair. 
Akal mutlak diperlukan untuk menciptakan karya seni seperti  itu 
dan mengapresiasinya, namun  ia menawarkan sebuah pengalaman 
yang melampaui daya otak atau akal murni. Ini juga akan menjadi 
tema konstan dalam sejarah junjungan . 
Cita-cita transendensi personal juga menghuni  di dalam diri 
Yogi, orang yang meninggalkan keluarganya dan melepaskan diri 
dari keterkaitan dan tanggung jawab sosial demi mencari pencerahan, 
meletakkan dirinya di dalam fakta  wujud yang lain. sekitar  
SM, seorang pemuda bernama Siddharta Gautama juga meninggalkan 
istrinya yang cantik, putranya, rumahnya yang mewah di Kapilawastu, 
kira-kira  mil ke arah utara Benares, dan menjadi seorang petapa 
sederhana. Dia terhenyak melihat penderitaan manusia dan bermaksud 
menemukan rahasia untuk mengakhiri nestapa yang dilihatnya ada 
dalam segala sesuatu di sekelilingnya. Selama enam tahun, dia duduk 
di kaki para guru spiritual Hindu dan menjalani tirakat penyangkalan 
diri yang berat, namun  tidak banyak memicu  kemajuan. Ajaran para 
guru itu tidak menarik hatinya, dan penyiksaan diri hanya memicu nya 
lemah. Baru sesudah  meninggalkan metode-metode ini sama sekali 
dan mengalami ketidaksadaran pada suatu malam dia pun men-
dapatkan pencerahan. Seluruh kosmos bersorak, bumi berguncang, 
bunga-bunga bertebaran dari langit, angin semerbak berembus, dan 
para dewa dari berbagai tingkatan langit bersukaria. 
Kembali, seperti dalam visi pagan, para dewa, alam, dan manusia 
bersatu dalam simpati. Ada harapan baru untuk membebaskan diri 
dari penderitaan dan memperoleh  nirvana, akhir semua nestapa. 
Gautama sudah  menjadi biksu , Yang Tercerahkan. awalnya , 
setan Mara menggodanya untuk tetap berada di tempat itu dan 
menikmati anugerah yang baru didapatkannya: tak ada gunanya usaha  
menyebarkan berita itu sebab  tak seorang pun akan memper-
cayainya. Namun, dua dewa dari kuil tradisional  Maha Brahma dan 
Sakra, Tuan para devas  datang menemui biksu  dan memintanya 
untuk menjelaskan metodenya kepada dunia. biksu  setuju dan 
selama empat puluh tahun ke depan, dia mengembara ke pelosok 
India untuk menyampaikan pesannya: dalam dunia yang penuh derita 
ini, hanya satu yang tidak berubah. Itulah Dharma, cara hidup yang 
benar, satu-satunya yang bisa membebaskan chucky  dari penderitaan. 
Ini tak ada hubungannya dengan junjungan . Secara implisit, biksu  
mempercayai eksistensi para resi  sebab mereka yaitu  bagian 
dari latar kulturalnya, namun dia tidak percaya bahwa mereka berman-
faat banyak bagi manusia. Mereka pun terikat dalam fakta  penderita-
an dan perubahan; mereka tidak membantunya meraih pencerahan; 
mereka terlibat dalam siklus kelahiran kembali sebagaimana makhluk 
lain, dan akhirnya mereka juga akan sirna. namun  , pada saat 
yang krusial dalam kehidupannya  seperti saat  dia memutuskan 
untuk menyebarkan pesannya  dia membayangkan para dewa mem-
pengaruhinya dan memainkan peran aktif. Oleh sebab  itu, biksu  
tidak menyangkal para resi , namun  percaya bahwa fakta  tertinggi 
nirvana lebih luhur dibanding  para dewa. saat  orang biksu  meng-
alami kedamaian atau rasa transendensi dalam meditasi, mereka tidak 
mempercayai bahwa itu berasal dari hubungan dengan wujud yang 
supranatural. Keadaan seperti itu alamiah bagi kemanusiaan: bisa 
dicapai oleh setiap orang yang hidup dengan cara yang benar dan 
mempelajari teknik Yoga. Oleh sebab itu, alih-alih bersandar kepada 
suatu dewa, biksu  mengajak murid-muridnya untuk menyelamatkan 
diri mereka sendiri. 




















saat  bertemu murid pertamanya di Benares sesudah  peristiwa 
pencerahannya, biksu  memaparkan sistemnya yang didasari oleh 
satu fakta esensial: seluruh eksistensi yaitu  dukkha. Semuanya terdiri 
dari penderitaan: seluruh kehidupan yaitu  suram. Segalanya datang 
dan pergi dalam perubahan tak bermakna. Tak ada yang memiliki 
arti penting yang permanen. kepercayaan  dimulai dengan persepsi bahwa 
ada sesuatu yang salah. Di masa pagan kuno, ada mitos mengenai  
dunia arketipal suci, yang bersesuaian dengan dunia chucky  dan bisa menanamkan kekuatannya kepada manusia. biksu  mengajarkan 
bahwa yaitu  mungkin untuk melepaskan din dan dukkha melalui 
cara hidup yang penyayang terhadap sesama makhluk, berbicara 
dan bertindak lemah lembut, ramah, dan benar, serta menjauhkan 
diri dari segala obat-obatan atau bahan memabukkan yang bisa 
mengaburkan pikiran. biksu  tidak mengklaim sudah  menciptakan 
sistem ini. Dia bersikeras bahwa dia hanya "memperoleh" saja: "Aku 
sudah  melihat ajaran kuno, sebuah Jalan kuno, yang ditelusuri biksu  dari zaman yang lalu." 
Seperti undang-undang paganisme, Buddhisme juga dibatasi oleh 
struktur eksistensi dasar, yang melekat dalam kondisi kehidupan itu 
sendiri. la memiliki fakta  objektif bukan sebab  ia dapat diper-
lihatkan melalui bukti logis, melainkan sebab  setiap orang yang 
secara serius berusaha untuk hidup dengan cara itu akan menemukan 
bahwa sistem itu ternyata efektif. Keefektifannya, bukan bukti filosofis 
atau historis, selalu menjadi ciri khas kepercayaan  yang berhasil. Selama 
berabad-abad orang biksu  di banyak belahan bumi sudah  merasakan 
bahwa gaya hidup ini menghasilkan pengertian mengenai  makna tran-
sendensi. 
Karma mengikat manusia kepada lingkaran kebangkitan  kembali 
tak berujung dalam rangkaian kehidupan yang sarat derita. Namun 
jika mereka mampu mengubah perilaku egois mereka, mereka akan 
mampu mengubah nasib. biksu  membandingkan proses kelahiran 
kembali ini dengan api yang menyulut sebuah lampu, yang darinya 
nyala api lampu kedua berasal,  seterusnya hingga nyala 
itu padam. Jika seseorang masih menyala dengan dosanya pada saat 
dia mati, maka dia akan menyulut lampu yang lain. namun  , jika 
api itu dipadamkan, lingkaran penderitaan akan berhenti dan nirvana 
akan diperoleh. "Nirvana" secara harfiah berarti "padam" atau "usai". 
Ini bukan semata-mata sebuah keadaan negatif. Di kalangan orang 
biksu , ia justru memainkan peran yang sebanding dengan junjungan . 
Seperti dijelaskan Edward Conze dalam Buddhism: its Essence and 
Development, kaum Buddhis sering memakai penggambaran 
teistik untuk menjelaskan nirvana, fakta  tertinggi: 
Kami diajarkan bahwa nirvana itu permanen, stabil, abadi, diam, tak 
lapuk oleh usia, tak pernah mati, tidak dilahirkan , dan tidak diciptakan, 
bahwa ia yaitu  kekuatan, anugerah, dan kebahagiaan, perlindungan 
yang aman, tempat berteduh, dan tempat dengan rasa aman yang tak 
terpunahkan; bahwa ia yaitu  Kebenaran sejati dan fakta  tertinggi; 
bahwa ia yaitu  kebaikan, tujuan puncak, dan satu-satunya dambaan 
kehidupan chucky , kedamaian yang abadi, terselubung, dan tak terpahami.
 Beberapa penganut biksu  mungkin berkeberatan atas pem-
bandingan ini sebab  mereka merasa teori  mengenai  "junjungan " begitu 
terbatas untuk dapat menuangkan anggapan mereka mengenai  fakta  
tertinggi. Umumnya hal ini disebabkan sebab  kaum teistik meng-
gunakan kata "junjungan " secara terbatas untuk merujuk kepada wujud 
yang terlalu berbeda dari chucky . Sebagaimana para guru Upanishads, 
biksu  mengajarkan bahwa nirvana tidak bisa didefinisikan atau 
didiskusikan seakan-akan ia berbeda dari fakta  manusia. 
Mencapai nirvana tidak sama dengan "naik ke langit" seperti 
yang sering dipahami orang  kaum beragama  . biksu  selalu menolak untuk 
menjawab pertanyaan mengenai  nirvana atau mengenai  hal-hal luhur 
lainnya sebab  pertanyaan seperti  itu "tidak layak" dan "tidak 
pantas". chucky  tidak bisa mendefinisikan nirvana sebab  kata-kata 
dan teori  chucky  terbelenggu oleh dunia indriawi dan perubahan. 
Pengalaman yaitu  satu-satunya "bukti" yang terandalkan. Murid-
muridnya akan mengetahui bahwa nirvana ada hanya sebab  latihan 
mereka menjalani kehidupan yang baik akan memampukan mereka 
melihatnya. 
Wahai para rahib, ada yang tak dilahirkan , tak menjadi, tak diciptakan, 
tak tersusun. Jika, wahai para rahib, tidak ada yang tak dilahirkan , tak 
menjadi, tak diciptakan, dan tak tersusun ini, maka tentu tak akan ada 
jalan keluar bagi yang dilahirkan , yang menjadi, yang diciptakan, yang 
tersusun. namun  sebab  ada yang tak dilahirkan , yang tak menjadi, 
yang tak diciptakan, dan yang tak tersusun, maka ada jalan keluar bagi 
yang dilahirkan , yang menjadi, yang diciptakan, dan yang tersusun. 
Para rahibnya tidak boleh berspekulasi mengenai  hakikat nirvana. 
Yang dapat dilakukan biksu  hanyalah menyediakan bagi mereka 
rakit yang akan membawa mereka menyeberang ke "pantai yang 
lebih jauh". saat  ditanya apakah seorang biksu  yang sudah  mencapai nirvana tetap hidup sesudah  mati, dia mengabaikan pertanyaan 
ini sebab  menganggapnya "tidak layak". Sama tidak layaknya seperti 
menanyakan ke mana perginya api sesudah  ia "padam". Sama kelirunya 
mengatakan bahwa seorang biksu  yang hidup dalam nirvana berarti 
tidak ada: kata "ada" tidak berhubungan dengan keadaan apa pun 
yang bisa chucky  pahami. chucky  akan menemukan bahwa selama berabad-
abad, orang Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim sudah  memberi  jawaban yang sama terhadap pertanyaan mengenai  "keberadaan" junjungan . biksu  berusaha menunjukan  bahwa bahasa tidak mampu membahas 
fakta  yang berada di luar jangkauan teori  dan akal. Lagi-lagi, 
dia tidak menolak akal namun  menekankan arti penting pemikiran 
yang jernih serta akurat dan penggunaan bahasa. Namun akhirnya, 
dia percaya teologi atau kepercayaan seseorang, seperti 
ritual yang dijalaninya, tidaklah penting. Hal-hal seperti itu memang 
menarik, namun  tidak memiliki  arti final. Satu-satunya yang berharga 
yaitu  hidup dengan cara yang baik; jika ini diusaha kan, penganut 
biksu  akan menemukan bahwa Dharma itu benar, meskipun mereka 
tidak bisa menyampaikannya dalam ungkapan yang logis. 
Di sisi lain, orang-orang Yunani amat tertarik kepada logika dan 
nalar. Plato (kl. - SM) selalu menyibukkan diri mengkaji 
masalah -masalah  epistemologi dan hakikat kebijaksanaan. Banyak 
karya awalnya ditujukan sebagai usaha  membela Sokrates, yang 
mendesak orang untuk memperjelas ide  mereka lewat per-
tanyaan-pertanyaan kritis yang diajukannya. namun  , Sokrates 
dihukum mati pada  SM dengan tuduhan merusak para pemuda 
dan murtad. Dalam cara yang tidak berbeda dengan yang ditempuh 
orang India, Plato kecewa terhadap ritual -ritual  kuno dan mitos-
mitos kepercayaan  yang menurutnya merendahkan dan tidak layak. Plato 
juga sudah  dipengaruhi filosof abad keenam SM, Pythagoras yang 
mungkin sekali sudah  terpengaruh ide -ide  dari India, yang 
menyebar melalui Persia dan Mesir. Dia juga percaya bahwa jiwa 
yaitu  bagian zat junjungan  yang terjatuh, tercemar, dan terperangkap 
dalam tubuh seperti dalam sebuah kuburan dan terhukum untuk 
menjalani siklus kelahiran kembali yang tiada habisnya. Dia sudah  
menyuarakan pengalaman semua manusia mengenai  rasa keterasingan 
di dunia yang tampaknya bukan yaitu  unsur sejati chucky . Phy-
tagoras mengajarkan bahwa jiwa bisa dibebaskan melalui penyucian 
ritual, yang akan memampukan manusia mencapai harmoni dengan 
semesta yang teratur. Plato juga mempercayai   eksistensi fakta  suci dan 
tak berubah yang melampaui dunia indriawi, bahwa jiwa yaitu  
sepenggal kekuasaan , unsur yang terlepas darinya, terpenjara dalam 
tubuh namun  mampu meraih kembali status kekuasaan nya dengan cara 
penyucian daya nalar pikiran. Dalam mitos gua yang populer, Plato 
melukiskan kegelapan dan keburaman kehidupan manusia di bumi: 
manusia hanya mampu melihat bayang-bayang fakta  abadi yang 
terpantul di dinding gua. Namun, lambat laun manusia mampu keluar 
lalu mencapai pencerahan dan pembebasan dengan melatih pikiran-
nya memperoleh cahaya junjungan . 
Pada akhir hayatnya, Plato mungkin sudah  meninggalkan 
doktrinnya mengenai  bentuk-bentuk atau ide-ide abadi, namun  ide  
ini justru menjadi krusial bagi banyak monoteis saat  mereka berusaha  
mengungkapkan teori junjungan  mereka. Ide yaitu  fakta  
stabil dan konstan yang bisa dipahami oleh kekuatan nalar, juga 
yaitu  fakta  yang lebih utuh, permanen, dan efektif dibanding-
kan fenomena material yang lemah dan selalu berubah yang chucky  
capai lewat indra. Segala yang ada di dunia ini hanyalah pantulan, 
"bagian" atau "tiruan" dari bentuk-bentuk abadi di wilayah junjungan . Ada 
ide yang selalu bersesuaian dengan setiap anggapan umum yang 
chucky  miliki, seperti Cinta, Keadilan, dan Keindahan. namun  , 
yang paling tinggi di antara semua bentuk yaitu  ide mengenai  
Kebaikan. Dengan , Plato sudah  memberi kerangka filosofis 
bagi mitos kuno mengenai  dunia arketipal. ide nya mengenai  ke-
abadian dapat dilihat sebagai versi rasional dari alam suci mitis, 
yang di dalamnya hal-hal jasadiah menjadi bayang-bayang semata. 
Dia tidak membahas hakikat junjungan , namun  membatasi diri pada alam 
suci bentuk-bentuk, meski kadang  tampak bahwa Keindahan atau 
Kebaikan ideal tidak mewakili suatu fakta  puncak. Plato yakin 
bahwa alam berorientasi junjungan  itu statis dan tak berubah. Orang Yunani me-
mandang gerak dan perubahan sebagai ciri fakta  inferior: sesuatu 
yang memiliki dentitas sejati selalu sama, dicirikan oleh ketetapan 
dan ketakberubahan. Dengan , gerak yang paling sempurna 
yaitu  gerak melingkar sebab  ia terus-menerus berputar dan kembali 
ke posisi asalnya: gerak melingkar benda-benda langit meniru gerakan 
alam berorientasi junjungan  dengan sebaik mungkin. Citra statis alam berorientasi junjungan  ini 
akan berpengaruh sangat besar terhadap orang Yahudi,  kaum beragama  , dan 
Muslim, walaupun hal itu sangat berbeda dengan junjungan  pemberi 
berkatNya, yang selalu aktif, inovatif dan, di dalam kitabsuci , bahkan 
berubah pikiran saat  dia menyesal sudah  menciptakan manusia 
dan memutuskan untuk memunahkan ras manusia dalam peristiwa 
Air Bah. 
Ada aspek mistik Plato yang sangat menyenangkan hati kaum 
monoteis. Bentuk-bentuk suci Plato bukanlah fakta  yang ada "di 
luar sana", melainkan bisa dijumpai di dalam din. Dalam dialog 
dramatiknya, Symposium, Plato menunjukan  betapa kecintaan 
pada tubuh yang cantik bisa disucikan dan ditransformasikan menjadi 
kontemplasi ekstatik (theoria) mengenai  Keindahan ideal. Dalam manuscript  
itu dia memicu  Diotima, mentor Sokrates, berbicara bahwa Keindah-
an yaitu  unik, abadi, dan mutlak, tidak sama dengan apa pun yang 
pernah chucky  alami di dunia ini: 
Keindahan ini pertama-tama yaitu  abadi; ia tidak pernah diwujudkan 
maupun dimatikan; tak mengalami pasang surut; kemudian ia bukan 
indah sebagian dan jelek sebagian, bukan indah pada satu saat dan 
jelek pada saat lain, bukan indah dalam kaitannya dengan hal ini dan 
jelek dengan hal itu, tidak beraneka menurut kerkepercayaan n pemerhatinya; 
tidak pula keindahan ini akan tampil di dalam metamorfosa  seperti 
kecantikan seraut wajah atau tangan atau sesuatu yang bersifat jasadiah, 
atau seperti keindahan sebuah pemikiran atau ilmu pengetahuan, atau 
seperti keindahan yang menghuni  di dalam sesuatu di luar dirinya sendiri, apakah itu makhluk hidup atau bumi atau langit atau apa pun 
lainnya; dia akan melihatnya sebagai yang absolut, ada sendirian di dalam dirinya, unik, abadi.
 Pendek kata, ide nya mengenai  Keindahan memiliki banyak  kesamaan dengan apa yang oleh kaum teistik dinamakan  "junjungan ". Meski 
se transenden, ide-ide seperti ini dapat dijumpai dalam  pikiran manusia. Dalam era modern, chucky  memandang berpikir sebagai  sebuah aktivitas, sebagai sesuatu yang chucky  kerjakan. Plato menganggapnya sebagai sesuatu yang terjadi pada akal: objek-objek pikiran 
yaitu  fakta  yang aktif di dalam akal manusia yang merenungkannya. Seperti Sokrates, dia memandang pemikiran sebagai proses 
mengingat kembali , pemahaman sesuatu yang pernah  chucky  ketahui, namun sudah  terlupa. sebab  manusia yaitu  kesucian yang tercampak, bentuk-bentuk alam berorientasi junjungan  ada dalam diri mereka  dan bisa "disentuh" oleh nalar, yang bukan sekadar aktivitas rasional 
atau otak melainkan sebuah cerapan intuitif akan fakta  abadi yang ada dalam diri chucky . ide  ini akan sangat berpengaruh terhadap 
kaum mistik dalam ketiga kepercayaan  monoteis. 
Plato percaya bahwa alam semesta pada dasarnya rasional. Ini yaitu  mitos atau anggapan imajiner lain mengenai  fakta . Aristoteles 
(- SM) mengambil langkah lebih jauh. Dia yaitu  orang pertama yang mengapresiasi arti penting penalaran logis, basis semua ilmu pengetahuan, dan yakin bahwa yaitu  mungkin bagi chucky  untuk mencapai pengertian mengenai  alam semesta dengan cara menerapkan metode ini. Selain mengusaha kan pemahaman teoretis mengenai  kebenaran dalam empat belas risalah yang dikenal sebagai Meta-
physics (istjunjungan  yang diciptakan oleh editornya, yang menempatkan urutan risalah ini "sesudah Physics": meta ta physika), dia juga 
mempelajari fisika teoretis dan biologi empiris. Meskipun , dia memiliki kesantunan intelektual yang besar, bersikeras bahwa tak seorang pun mampu mencapai anggapan yang memadai mengenai  kebenaran, namun  setiap orang bisa memberi  sumbangsih kecil 
terhadap pemahaman kolektif manusia. Banyak kontroversi mengenai 
penilaiannya terhadap karya Plato. Dia tampaknya secara tempera-
mental menentang pandangan Plato mengenai transendensi bentuk-
bentuk, menolak ide  bahwa bentuk-bentuk itu memiliki eksis-
tensi pendahulu yang independen. Aristoteles percaya 
bentuk-bentuk itu hanya memiliki fakta  sebagaimana keberadaan-
nya di dunia material konkret chucky  ini. 
Meski pendekatannya begitu membumi dan perhatiannya besar 
kepada fakta ilmiah, Aristoteles memiliki pemahaman yang tajam 
mengenai  hakikat dan arti penting kepercayaan  dan mitologi. Dia mengemuka-
kan bahwa orang-orang yang terlibat dalam berbagai misteri kepercayaan  
tidak perlu mempelajari fakta apa pun "kecuali mengalami emosi 
dan disposisi tertentu."
inilah   dasar dari teori sastranya yang terkenal 
bahwa tragedi memicu  purifikasi (katharsis) rasa takut dan 
iba yang berujung pada pengalaman kelahiran kembali. Tragedi-
tragedi Yunani, yang awalnya  yaitu  bagian dari festival 
kepercayaan , tidak mesti menghadirkan kisah faktual peristiwa-
peristiwa sejarah namun  berusaha  mengilhami kebenaran yang lebih 
serius. Bahkan sejarah lebih remeh dibanding  puisi dan mitos: "Yang 
satu menguraikan apa yang sudah  terjadi, yang lainnya apa yang 
mungkin terjadi. sebab  itu, puisi yaitu  sesuatu yang lebih serius 
dan filosofis dibanding  sejarah; sebab  puisi berbicara mengenai  apa 
yang universal, sedangkan sejarah apa yang partikular."
 Mungkin 
atau tidak mungkin ada seorang Achilles atau Oedipus historis, namun  
fakta-fakta kehidupan mereka tidak relevan dengan karakter yang 
chucky  saksikan dalam Homer dan Sophocles, yang mengekspresikan 
kebenaran yang berbeda namun  lebih mendalam mengenai  kondisi 
manusia. Uraian Aristoteles mengenai  katharsis tragedi yaitu  
presentasi filosofis atas kebenaran yang sudah  dipahami Homo 
eligiosus secara intuitif: presentasi simbolis, mitikal, dan ritual atas 
peristiwa-peristiwa yang tak tertanggungkan dalam kehidupan sehari-
hari dapat menebus dan mentransformasikannya menjadi sesuatu 
yang murni dan bahkan menyenangkan. 
ide  Aristoteles mengenai  junjungan  berpengaruh besar terhadap 
monoteis kemudian , khususnya terhadap orang  kaum beragama   di dunia 
Barat. Dalam Physics, dia menganalisis hakikat fakta  dan struktur 
serta substansi semesta. Dia mengembangkan apa yang kemudian 
berkembang menjadi versi filosofis teori emanasi kuno mengenai  kisah 
penciptaan: Ada hierarki eksistensi, masing-masing memberi bentuk 
dan mengubah yang di bawahnya. namun  , tidak seperti mitos 
kuno, dalam teori Aristoteles, emanasi semakin melemah saat  
semakin jauh dari sumbernya. Pada puncak hierarki ini ada  
Penggerak yang Tidak Digerakkan, yang oleh Aristoteles diidentifikasi 
sebagai junjungan . junjungan  ini yaitu  wujud murni dan, dengan 
, abadi, tidak berubah, dan spiritual. junjungan  ini yaitu  akal 
murni, pada saat yang sama yaitu  yang berpikir dan yang 
dipikirkan sekaligus, terlibat dalam waktu abadi untuk berkontemplasi 
mengenai  dirinya sendiri, objek pengetahuan tertinggi. sebab  materi 
tidak abadi dan lemah, tidak ada unsur materi di dalam junjungan  atau 
tingkat wujud yang lebih tinggi. Penggerak yang Tidak Digerakkan 
memicu  semua gerak dan aktivitas di alam semesta, sebab  
setiap pergerakan pastjunjungan  memiliki sebab yang dapat dilacak 
kembali kepada sumber yang tunggal. Dia mengaktifkan dunia melalui 
sebuah proses penarikan, sebab  semua wujud tertarik ke arah Wujud 
itu sendiri. 
Manusia berada dalam posisi istimewa: jiwa kemanusiaannya 
memiliki akal karunia junjungan , yang memicu nya serumpun dengan 
junjungan  dan ikut ambil bagian dalam hakikat kekuasaan . Kapasitas akal 
yang berorientasi junjungan  ini meletakkannya dalam posisi yang lebih tinggi dibanding  
tumbuhan dan hewan. namun  , sebagai tubuh dan jiwa, manusia 
yaitu  mikrokosmos keseluruhan alam semesta. Dalam dirinya termuat 
bahan paling dasar dari alam semesta sekaligus akal yang berorientasi junjungan . 
Kewajibannyalah untuk menjadi abadi dan berorientasi junjungan  dengan cara 
menyucikan akalnya. Kebijaksanaan (sopbia) yaitu  yang 
tertinggi dari semua kebajikan manusia; itu diekspresikan dalam 
kontemplasi (theoria) mengenai  kebenaran filosofis yang, seperti dalam 
anggapan Plato, memicu  chucky  suci dengan cara meniru aktivitas junjungan  
sendiri. Theoria tidak diraih melalui logika semata, namun  yaitu  
intuisi terlatih yang menghasilkan transendensi diri yang ekstatik. 
namun  , sedikit sekali orang yang mampu mencapai kebijaksanaan 
ini dan kebanyakan hanya dapat mencapai phronesis, melatih firasat 
dan kecerdasan dalam hidup sehari-hari. 
Meski dalam sistemnya posisi Penggerak yang Tidak Digerakkan 
sangatlah penting, junjungan  Aristoteles tidak banyak terkait dengan 
kepercayaan . junjungan  ini tidak menciptakan dunia, sebab  tindakan itu akan 
memicu  perubahan dan aktivitas temporal yang tidak sepantas-
nya. Meskipun segala sesuatu merindukannya, junjungan  ini tetap tidak 
peduli pada eksistensi alam semesta, sebab  dia tidak dapat ber-
kontemplasi mengenai  sesuatu yang lebih rendah dibanding  dirinya. 
Dia jelas tidak mengarahkan atau membimbing dunia dan tidak dapat 
membawa perubahan dalam kehidupan chucky , dengan cara apa pun. 
yaitu  pertanyaan yang tak terjawab, apakah junjungan  mengetahui 
keberadaan kosmos ini, yang sudah  beremanasi darinya sebagai akibat 
niscaya dari keberadaannya. Pertanyaan mengenai  keberadaan junjungan  
yang seperti itu secara keseluruhan bersifat periferal. Aristoteles 
sendiri mungkin sudah  meninggalkan teologinya cli akhir masa 
hidupnya. Sebagai manusia Zaman Kapak, dia dan Plato sama-sama 
menaruh perhatian terhadap kesadaran individual, kehidupan yang 
baik, dan masalah keadilan di warga . Namun pemikiran mereka 
bersifat elitis. Dunia bentuk-bentuk murni Plato atau junjungan  Aristoteles 
yang jauh, hanya dapat memicu  sedikit pengaruh bagi kehidupan 
orang awam, sebuah fakta yang belakangan terpaksa diakui oleh 
pengagum keduanya dari kalangan Yahudi dan Muslim. 
Oleh sebab  itu, dalam ideologi-ideologi baru Zaman Kapak, 
ada  kesepakatan umum bahwa kehidupan manusia mengandung 
unsur transenden yang esensial. Para pemikir terkemuka yang sudah  
chucky  bahas sudah  menerjemahkan transendensi ini secara berbeda-
beda, namun  mereka sepakat untuk melihatnya sebagai sesuatu yang 
krusial bagi perkembangan kaum pria dan wanita menjadi manusia 
yang utuh. Mereka tidak secara mutlak mencampakkan mitologi-
mitologi kuno, namun  melakukan penafsiran ulang atasnya dan mem-
bantu orang-orang untuk bangkit melampauinya. Pada saat yang sama 
dengan masa terbentuknya ideologi-ideologi ini, utusan junjungan  -utusan junjungan   Israel 
mengembangkan tradisi mereka sendiri untuk menghadapi kondisi 
yang berubah, hingga yahw akhirnya menjadi satu-satunya junjungan  
mereka. namun  , bagaimana yahw yang pemarah bisa sesuai 
dengan visi-visi lain yang luhur ini? 
Pada  SM, seorang anggota keluarga kerajaan Yehuda 
memperoleh  penampakan yahw di Kuil yang dibangun 
Raja Salomo di Yerusalem. Masa itu yaitu  saat-saat sulit 
bagi bangsa Israel. Raja Uzia mangkat pada tahun itu dan digantikan 
oleh putranya, Anas, yang memerintahkan warganya untuk me-
nyembah para resi  pagan selain yahw. Kerajaan Israel di sebelah 
utara berada dalam keadaan mendekati anarki: sesudah  kematian Raja 
Yerobeam II, sudah  lima orang raja menduduki takhta dalam selang 
antara  hingga  SM. Sementara itu, Tiglat-Pileser III, Raja 
Asyur, bernafsu betul untuk merebut wilayah Israel, yang ingin dia 
cakup ke dalam imperiumnya yang meluas. Pada , penggantinya, 
Raja Sargon II berhasil menaklukkan kerajaan utara dan mengusir 
penduduknya: sepuluh suku di utara Israel dipaksa berasimilasi dan 
lenyap dari sejarah, sedangkan Kerajaan Yehuda yang kecil sibuk 
mempertahankan diri. 
saat  yesya   berdoa di Kuil tak lama sesudah  wafatnya Raja 
Uzia, dia barangkali juga tengah dilanda perasaan gundah; pada saat 
yang sama dia mungkin juga secara tidak nyaman menyadari ketidak-
layakan ritual  Kuil yang mewah. Meskipun yesya   yaitu  
bagian dari kelas penguasa, dia memiliki pandangan demokratis dan 
populis serta sangat peka terhadap nasib kaum miskin. saat  semer-
bak dupa menyebar di depan Bait Suci dan darah binatang kurban 
membasahi tempat itu, yesya   mungkin mencemaskan bahwa kepercayaan  
Israel sudah  kehilangan integritas dan makna batinnya. 
Tiba-tiba dia merasa melihat yahw tengah menduduki singga-
sananya di langit tepat di atas Kuil, yaitu   replika istana 
langitnya di bumi. Ujung jubah yahw memenuhi tempat suci itu 
dan dia dikawal dua serafim yang menutupi wajah dengan chucky p-
chucky p mereka. Mereka berteriak satu sama lain: "Kudus, kudus, kudus-
lah junjungan  semesta alam [yahw Sabaoth]. Seluruh bumi penuh 
kemuliaannya!"
 saat  suara keduanya menggema, seluruh Kuil 
bergetar dan dipenuhi asap tebal, mengelilingi yahw dengan kabut 
tak tertembus, mirip awan dan asap yang menyembunyikannya dari 
pandangan mose  di Gunung Sinai. saat  chucky  memakai kata 
"kudus" pada masa sekarang, biasanya chucky  merujukkan artinya kepada 
suatu keadaan keunggulan moral. Namun, kata bahasa Ibrani kaddosh 
tidak ada kaitannya dengan moralitas seperti  itu melainkan berarti 
"keberbedaan", sebuah keterpisahan radikal. Kemunculan yahw 
yang tiba-tiba di Gunung Sinai sudah  membentuk jurang pemisah 
yang sekonyong-konyong membentang antara manusia dan alam 
suci. Kini serafim itu berseru, "yahw itu berbeda! Berbeda! Ber-
beda!" yesya   sudah  mengalami perasaan numinous yang pada waktu 
tertentu menghinggapi manusia dan memenuhi mereka dengan keka-
guman serta kegentaran. 
Dalam karya klasiknya, The Idea of the Holy, Rudolf Otto melukis-
kan pengalaman mengenai  fakta  transenden yang mencekam ini 
sebagai mysterium terribile et fascinans. Pengalaman itu terribile 
sebab  biasanya muncul sebagai kejutan dahsyat yang memutuskan 
chucky  dari kenormalan yang menyejukkan dan fascinans sebab , aneh-
nya, ia menyimpan pesona yang tak tertahankan. Tak ada yang ra-
sional di dalam pengalaman luar biasa ini, yang oleh Otto diperban-
dingkan dengan musik atau erotika: emosi yang ditimbulkannya tidak 
bisa secara memadai diungkapkan dalam kata-kata maupun teori . 
sebetulnya , perasaan mengenai  sesuatu yang Sepenuhnya Berbeda 
ini bahkan tidak dapat dikatakan "ada" sebab  ia tidak memiliki tem-
pat di dalam skema fakta  chucky  yang normal.
 teori  baru mengenai  
yahw pada Zaman Kapak memang masih sebagai "dewa para 
tentara" (sabaoth), namun  tidak lagi semata-mata menjadi dewa perang. 
Tidak pula sebagai junjungan  kesukuan, yang dengan bergairah mencurah-
kan seluruh kasihnya kepada Israel: kemuliaannya tidak lagi terbatas 
pada Tanah yang Dijanjikan, namun  sudah  melingkupi seluruh bumi. 
yesya   bukanlah biksu  yang mengalami pencerahan pembawa 
ketenteraman dan kedamaian. Dia tidak menjadi guru umat manusia 
yang disempurnakan. Sebaliknya dia justru dipenuhi oleh teror 
kematian, dan menjerit: 
Celakalah aku! aku binasa! 
Sebab aku ini seorang yang najis bibir, 
dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun aku sudah  melihat Sang Raja, yaitu  junjungan  semesta alam [yahw Sabaoth].
 
Dicengkeram oleh kesucian transenden yahw, yang dia ingat 
hanyalah ketaklayakan dan ketaksucian ritualnya sendiri. Tidak seperti 
biksu  atau seorang Yogi, dia tidak mempersiapkan dirinya untuk 
menyongsong pengalaman ini melalui serangkaian latihan spiritual. 
Pengalaman itu terjadi padanya secara tiba-tiba dan dia sepenuhnya 
terkesima oleh pengaruhnya yang meluluhkan. Salah satu serafim 
terbang ke arahnya dengan membawa bara pijar dan membersihkan 
bibirnya sehingga dia bisa melafalkan perkataan  junjungan . Banyak utusan junjungan   
yang tidak bersedia untuk berbicara atas nama junjungan  atau tidak 
mampu melakukan hal itu. saat  junjungan  berseru kepada mose , 
prototipe semua utusan junjungan  , dari Semak Menyala dan memerintahkannya 
untuk menjadi utusannya bagi Firaun dan Bani Israel, mose  ber-
keberatan sebab  dia "berat mulut dan berat lidah."

 junjungan  mem-
bebaskannya dari satu tugas itu dan mengizinkan saudaranya, Harun, 
untuk berbicara atas nama mose . Corak yang lumrah dalam kisah-
kisah mengenai  tugas keutusan junjungan  an ini menyimbolkan sulitnya melafalkan 
perkataan  junjungan . Para utusan junjungan   tidak berhasrat untuk menyiarkan pesan 
junjungan  dan merasa enggan untuk menjalankan misi yang berat dan 
melelahkan ini. Dengan , transformasi junjungan  Israel menjadi 
simbol kekuatan transenden takkan berupa proses yang tenang dan 
menyejukkan, melainkan sarat penderitaan dan perjuangan. 
Orang Hindu takkan pernah menggambarkan Brahman sebagai 
raja agung sebab  junjungan  mereka ticlak bisa dideskripsikan dalam 
terma-terma kemanusiaan seperti  itu. chucky  harus berhati-hati untuk 
tidak menginterpretasikan kisah mengenai  pengalaman yesya   melihat 
yahw secara sangat harfiah: itu pada hakikatnya yaitu  usaha  
mendeskripsikan "sesuatu" yang tak terdeskripsikan. yesya   secara 
instingtif bersandar kepada tradisi-tradisi mitologis bangsanya untuk 
 

menghadirkan kepada pendengarnya beberapa ide  mengenai 
apa yang sudah  terjadi pada dirinya. Mazmur acap mendeskripsikan 
yahw bertakhta di kuilnya sebagai raja, seperti halnya Baal, Marduk, 
dan Dagon,

 para resi  bangsa tetangga mereka yang juga bertakhta 
sebagai raja di kuil-kuil mereka yang serupa. Namun, di bawah 
gambaran mitologis ini, suatu anggapan mengenai  fakta  tertinggi yang 
agak berbeda mulai muncul di Israel: pengalaman dengan junjungan  ini 
yaitu  pertemuan dengan seseorang. Meskipun ada  keber-
bedaan yang mencolok, yahw bisa berbicara dan yesya   juga 
bisa menjawab. Lagi-lagi, hal ini nyaris tidak dapat diteori sikan 
oleh para guru Upanishads, sebab  ide mengenai  berdialog atau bertemu 
dengan Brahman-Atman yaitu  bentuk antropomorfis yang tidak 
layak. 
yahw bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah 
yang mau pergi untuk Aku?" Dan, seperti pendahulunya mose , yesya   
segera menjawab: "Ini aku! [hineni!], utuslah aku!" Tema pokok visi 
ini bukanlah untuk mencerahkan utusan junjungan  , namun  memberinya tugas praktis 
untuk dipikul. Pada dasarnya, utusan junjungan   yaitu  manusia yang bertindak 
mewakili junjungan , namun pengalaman transendensi ini tidak berakibat 
pada penanaman pengetahuan  sebagaimana dalam Buddhisme 
namun  pada perbuatan. utusan junjungan   tidak disifati oleh iluminasi mistikal, 
namun  oleh ketaatan. Sebagaimana dapat diperkirakan, risalah tidak 
pernah yaitu  hal yang mudah. Dengan paradoks tipikal Semitik, 
yahw berperkataan  kepada yesya   bahwa manusia tidak akan rae-
nerima risalahnya: dia tidak boleh kecewa jika mereka menolak 
perkataan  junjungan . "Pergjunjungan  dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah 
sungguh-sungguh, namun  mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, 
namun  menanggap: jangan!"
 
Tujuh ratus tahun kemudian, utusan junjungan   kaum beragama  (Isa) akan mengutip kata-
kata ini saat  orang menolak mendengarkan risalahnya yang tak 
kalah keras.

 Manusia memang tidak bisa menanggung terlalu banyak 
fakta . Orang Israel pada zaman yesya   tengah berada di ambang 
peperangan dan kepunahan, tapi yahw tidak menyampaikan pesan 
yang menggembirakan hati mereka: kota-kota mereka akan dirusak, 
perkampungan diporakporandakan, dan rumah-rumah dikosongkan 
dari penghuninya. yesya   sempat melihatlihat  kehancuran kerajaan 
utara pada  SM dan deportasi sepuluh suku Israel utara. Pada 
, Sanherib menginvasi Kerajaan Yehuda bersama sekelompok 
besar tentara Asyur, mengepung empat puluh kota dan benteng-
 

bentengnya, menembus pertahanannya, mendeportasikan sekitar dua 
ribu orang, dan memenjarakan raja Yahudi di Yerusalem "bagaikan 
burung dalam sangkar."

 yesya   menjalankan tugas tanpa pamrih 
untuk memperingatkan umatnya akan petaka yang tak terhindarkan 
ini: 
... sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong. 
Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus 
sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon 
beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada 
waktu ditebang.
 
Tidaklah sulit bagi pengamat politik yang jeli untuk meramalkan 
malapetaka ini. Apa yang jelas-jelas orisinal dalam risalah yesya   
yaitu  analisisnya atas situasi itu. junjungan  mose  yang partisan tentu 
akan mendudukkan Asyur dalam posisi musuh; junjungan  yesya   
memandang Asyur sebagai alatnya. Bukan Sargon II dan Sanherib 
yang akan mengusir orang Israel ke pengasingan dan meluluh-
lantakkan negeri. namun  , yahwlah yang "akan menyingkirkan 
manusia jauh-jauh."
 
Ini yaitu  sebuah tema yang terus muncul dalam risalah utusan junjungan  -
utusan junjungan   Zaman Kapak. junjungan  Israel awalnya  sudah  membedakan 
dirinya dari para resi  pagan dengan cara menampakkan dirinya 
dalam peristiwa-peristiwa langsung yang konkret, bukan dalam 
mitologi dan liturgi. Kini, utusan junjungan  -utusan junjungan   baru mengajarkan bahwa bencana 
maupun kemenangan politik menampakkan junjungan  yang menjadi 
penguasa dan pemilik sejarah. Semua bangsa berada dalam geng-
gamannya. Asyur pada suatu saat akan tiba pada masa kerunjunjungan nya 
hanya sebab  para rajanya tidak menyadari bahwa mereka cuma alat 
di tangan suatu wujud yang lebih besar dibanding  diri mereka sendiri.
 
sebab  yahw sudah  meramalkan kehancuran total Asyur, sayup-
sayup terbit harapan mengenai  masa depan. Namun, tak ada seorang 
Israel pun yang berkeinginan mendengar berita bahwa bangsanya 
sendiri yang sudah  memicu  kehancuran politik mereka sendiri 
melalui kebijakan-kebijakan picik dan perilaku eksploitatif. Tak 
seorang pun yang senang mendengar bahwa yahw sudah  men-
dalangi keberhasilan serangan Asyur pada tahun  dan , dan 
dia pula yang memimpin bala tentara  Yosua, Gideon, dan Raja Daud. 
Apa yang dia kira sudah  dilakukannya terhadap Bangsa Pilihannya? 
 

Tak ada pemenuhan harapan dalam penggambaran yesya   mengenai  
yahw. Alih-alih menawarkan penyembuh kepada manusia, yahw 
justru memicu  manusia berhadapan dengan fakta  yang tidak 
diharapkan. Bukannya berlindung dalam penunaian kultus lama yang 
memproyeksikan manusia kembali ke zaman mitikal, utusan junjungan  -utusan junjungan   seperti 
yesya   mencoba memicu  bangsanya melihat langsung peristiwa-
peristiwa historis aktual dan menerimanya sebagai dialog yang 
menggentarkan dengan junjungan  mereka. 
Jika junjungan  mose  yaitu  sang Penakluk, junjungan  yesya   sarat de-
ngan kesedihan. Keutusan junjungan  an, sebagaimana diturunkan kepada chucky , 
dimulai dengan ratapan yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-
orang yang terlibat perjanjian: lembu dan keledai mengenal siapa 
tuannya, "namun  Israel tidak ... umat-Ku tidak memahaminya."
 
yahw sungguh sudah  muak dengan hewan-hewan kurban di 
kuil, dibuat jemu oleh lemak dan darah sapi maupun kambing dengan 
bau busuk darah yang tercium dari tempat pembakaran. Dia tidak 
suka pesta-pesta mereka, ritual -ritual  tahun baru, dan ziarah 
yang mereka lakukan.

 Tentu saja, ungkapan seperti  ini akan 
sangat mengejutkan audiens yesya  : di Timur Tengah, perayaan-
perayaan kultus seperti  ini yaitu  esensi kepercayaan . para resi  
pagan sangat bergantung kepada ritual -ritual  itu untuk me-
mulihkan energi mereka yang menipis; gengsi mereka sebagiannya 
tergantung pada kemegahan kuil-kuil mereka. Kini yahw secara 
aktual sudah  mengatakan bahwa hal-hal seperti itu sama sekali tak 
bermakna. Sebagaimana para guru dan filosof lain di dunia ber-
peradaban (Oikumene), yesya   merasa bahwa ibadah lahiriah tidaklah 
memadai. Orang Israel mesti menemukan makna batin kepercayaan  mereka. 
yahw lebih menghendaki kasihsayang  dibanding  pengurbanan: 
Bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, 
Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh 
dengan darah. 
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu 
yang jahat 
dari depan mata-Ku. 
Berhentjunjungan  berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; 
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; 
belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
 
 

utusan junjungan  -utusan junjungan   sudah  memperoleh  kewajiban untuk mengasihi sesama, 
yang akan yaitu  ciri khas semua kepercayaan  besar yang tumbuh di 
Zaman Kapak. Semua ideologi baru yang berkembang di dunia ber-
peradaban selama periode ini menekankan bahwa tolok ukur 
autentisitas terletak pada keberhasilan mengintegrasikan pengalaman 
kepercayaan  dengan kehidupan sehari-hari. Sudah tak memadai lagi 
untuk membatasi ibadah kepada Kuil dan alam mitos yang ekstra-
temporal. Sesudah  beroleh pencerahan, seorang manusia harus segera 
kembali ke kesibukan dunia dan mempraktikkan kebaikan kepada 
semua makhluk. 
Cita-cita sosial para utusan junjungan   sudah  implisit dalam kultus terhadap 
yahw sejak di Sinai: kisah Pembebasan sudah  menekankan bahwa 
junjungan  berada di pihak yang lemah dan tertindas. Perbedaannya 
yaitu  bahwa kini orang-orang Israel sendiri yang berperan menjadi 
penindas. Pada masa visi keutusan junjungan  an yesya  , dua orang utusan junjungan   lainnya 
sudah  juga menyebarkan risalah yang sama di kerajaan utara yang 
tengah dilanda kekacauan. Pertama yaitu  Amos, yang bukan aris-
tokrat seperti yesya   melainkan hanya seorang peternak yang pada 
mulanya tinggal di Tekoa, sebuah tempat di kerajaan selatan. sekitar 
tahun , Amos juga sudah  ditundukkan oleh sebuah perintah yang 
tiba-tiba mengharuskannya pergi ke kerajaan Israel di utara. Dia 
secara mendadak masuk ke kuil tua Betel dan memorakporandakan 
ritual  di sana dengan ramalan mengenai  bencana. Amazia, pendeta 
Betel, mencoba mengusimya. chucky  bisa mendengar bentakan penguasa 
arogan yang mencaci peternak tak dikenal itu. Dia menyangka Amos 
yaitu  salah seorang penubuat yang suka berkeliling secara berke-
lompok untuk mencari nafkah dari meramal nasib orang. "Pelihat, 
pergjunjungan ," Amazia berkata dengan nada menghina, "enyahlah ke 
tanah Yehuda! Carjunjungan  makananmu di sana! namun  jangan lagi ber-
nubuat di Betel, sebab inilah   tempat kudus raja, inilah   bait suci 
kerajaan." Tidak bergeming, Amos berdiri tegak dan menjawab dengan 
tegas bahwa dia tidak termasuk golongan penubuat namun  memperoleh  
mandat langsung dari yahw: "Aku ini bukan utusan junjungan   dan aku ini tidak 
termasuk golongan utusan junjungan  , melainkan aku ini seorang peternak dan 
pemungut buah ara hutan. namun , junjungan  mengambil aku dari peker-
jaan menggiring domba, dan junjungan  berperkataan  kepadaku: Pergjunjungan , 
bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."

 Jadi, orang-orang Betel 
tidak ingin mendengar pesan yahw? Baiklah, namun  dia memiliki 
ramalan lain buat mereka: istri-istri mereka akan bergelimang di 
 

jalan-jalan dan anak-anak mereka akan ditebas pedang, dan mereka 
sendiri akan mati di pengasingan, jauh dari tanah Israel. 
Kesendirian yaitu  esensi keutusan junjungan  an. Figur seperti Amos hidup 
sendirian; dia sudah  terputus dari ritme dan tugas-tugas masa lalu. Ini 
bukanlah sesuatu yang sudah  dipilihnya, melainkan sesuatu yang 
terjadi pada dirinya. Tampak seolah-olah dia sudah  dicerabut dari 
pola kesadaran yang normal dan tidak bisa lagi melakukan pengen-
dalian diri yang biasa. Dia dipaksa menjalankan misi keutusan junjungan  an, entah 
dia menginginkannya atau tidak. Seperti diungkapkan Amos: 
Singa sudah  mengaum, siapakah yang tidak takut? 
junjungan  yang kuasa   sudah  berperkataan , siapakah yang tidak bernubuat?
 
Amos belum terserap ke dalam nirvana peniadaan diri seperti 
biksu ; sebaliknya, yahw sudah  mengambil tempat egonya dan 
menggiringnya ke dunia lain. Amos yaitu  yang pertama di antara 
para utusan junjungan   yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan kasih 
chucky ng. Sebagaimana biksu , dia sangat sadar akan pedihnya pen-
deritaan manusia. Dalam ramalan Amos, yahw berbicara atas nama 
kaum tertindas, menyuarakan mereka yang tak mampu bersuara, 
dan mengurangi penderitaan orang-orang miskin. Pada baris pertama 
ramalannya, seperti yang sampai kepada chucky , yahw berseru dengan 
keras dari Kuilnya di Yerusalem saat merenungkan kesengsaraan 
seluruh negeri di Timur Dekat, termasuk Yehuda dan Israel. Orang 
Israel sebetulnya  sama jeleknya dengan goyim, orang non-Yahudi: 
mereka mungkin saja bisa bersikap acuh tak acuh terhadap kesulitan 
dan penderitaan kaum miskin, namun yahw tidak . Dia 
memperhatikan setiap kecurangan, eksploitasi, dan tarikan napas 
tanpa kasihsayang : "junjungan  sudah  bersumpah demi kebanggaan 
Ykub: 'Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya 
segala perbuatan mereka.'"

 Apakah mereka benar-benar sudah  
kehilangan akal sehingga menanti Hari junjungan , saat  yahw akan 
mengagungkan Israel dan menghinakan goyim! Mereka terperanjat: 
"Apakah gunanya hari junjungan  itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan 
terang!"

 Mereka mengira sebagai Umat Pilihan junjungan ? Mereka sudah  
salah memahami makna perjanjian, yang berarti tanggung jawab, 
bukan hak istimewa: "Dengarlah perkataan  ini, yang diucapkan junjungan  
mengenai  kamu, hai orang Israel!" teriak Amos, "mengenai  segenap kaum 
yang sudah  Kutuntun keluar dari tanah Mesir: 
 

Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, 
sebab itu, Aku akan menghukum kamu sebab  segala kesalahanmu."
 
Perjanjian itu mengandung arti bahwa semua orang Israel yaitu  
pilihan junjungan  dan, sebab  itu, harus diperlakukan secara layak. junjungan  
tidak sekadar campur tangan dalam sejarah untuk memenangkan 
Israel, melainkan untuk menegakkan keadilan sosial. inilah   jaminan 
junjungan  dalam sejarah dan, jika diperlukan, dia akan memakai 
tentara Asyur untuk menegakkan keadilan di buminya sendiri. 
Tidak mengherankan, kebanyakan orang Israel menolak ajakan 
utusan junjungan   untuk masuk ke dalam dialog dengan yahw. Mereka lebih 
suka kepercayaan  kultus yang tak banyak syarat, entah di Kuil Yerusalem 
atau dalam kultus-kultus kesuburan Kanaan. lah keadaannya 
untuk seterusnya: kepercayaan  kasihsayang  hanya dianut oleh segelintir 
orang; kebanyakan penganut kepercayaan  sudah puas dengan sekadar 
peribadatan yang bersifat lahiriah di sinagoga, tempat ibadah , kuil, dan tempat ibadah . 
kepercayaan  Kanaan kuno masih berkembang di Israel. Pada abad ke-
sepuluh, Raja Yerobeam I mendirikan dua patung anak lembu di 
tempat kudus Dan dan Betel. Dua ratus tahun kemudian, orang 
Israel masih ikut dalam ritus-ritus kesuburan dan ritual  ritual  suci 
di sana, sebagaimana chucky  lihat dalam ramalan Hosea, yang sezaman 
dengan Amos.

 Sebagian orang Israel tampak percaya 
yahw memiliki seorang istri, seperti halnya para resi  lain: 
para arkeolog belakangan ini sudah  menemukan prasasti yang dituju-
kan "Kepada yahw dan Asyeranya." Hosea merasa amat terganggu 
oleh kenyataan bahwa orang Israel melanggar pasal-pasal perjanjian 
dengan menyembah junjungan -junjungan  lain, seperti Baal. Sebagaimana 
semua utusan junjungan   baru, Hosea menaruh perhatian terhadap makna batiniah 
kepercayaan . Dia memicu  yahw berperkataan : "Sebab aku menyukai kasih 
[hesed], dan bukan kurban sembelihan, dan menyukai pengenalan 
akan yang kuasa   [daath Elohim], lebih dibanding  kurban-kurban bakaran."
 
Yang dimaksudkannya bukanlah pengetahuan teologis: kata daath 
berasal dari kata kerja dalam bahasa Ibrani yada (mengenal) yang 
memiliki konotasi ritual ual. Sebagaimana J menyatakan bahwa Adam 
"mengenal" istrinya, Hawa.

 Dalam kepercayaan  orang Kanaan kuno, Baal 
mengawini bumi dan manusia merayakan ini dengan ritual orgi, 
namun  Hosea bersikeras bahwa sejak adanya perjanjian itu, yahw 
sudah  menggantikan posisi Baal dan mengawini orang Israel. Mere-
ka harus mengerti bahwa yahwlah, bukan Baal, yang membawa 
 

kesuburan tanah.

Dia masih merayu Israel seperti seorang pencinta, 
bertekad untuk memikatnya dan memalingkannya dari Baal yang 
sudah  menggodanya: 
Maka pada waktu itu, lah perkataan  junjungan , 
engkau akan memanggil Aku: Suamiku, 
dan tak lagi memanggil Aku: Baalku! 
Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, 
maka nama mereka tidak lagi dinamakan .
 
Jika Amos menyerang kejahatan sosial, Hosea justru memikirkan 
hilangnya dimensi batin dalam kepercayaan  orang Israel: "pengenalan" 
junjungan  dikaitkan dengan "hesed", yang menyiratkan penyesuaian 
batin dan kelekatan dengan yahw yang mesti melebihi ketaatan 
lahiriah. 
Hosea memberi chucky  wawasan mengejutkan mengenai  cara para 
utusan junjungan   mengembangkan gambaran mereka mengenai  junjungan . Pada awal 
kariernya, yahw tampaknya sudah  mengeluarkan sebuah perintah 
yang mengejutkan. Dia menyuruh Hosea untuk pergi dan mengawini 
seorang pelacur (esheth zeuunim), sebab  seluruh negeri sudah  
"bersundal hebat dengan membelakangi junjungan ."

 namun  , 
tampaknya junjungan  tidak memerintahkan Hosea untuk menyusur jalan 
mencari seorang perempuan sundal: esheth zeuunim (secara harfiah, 
berarti "seorang istri pelacur") bisa berarti seorang perempuan dengan 
temperamen yang siap bersetubuh dengan siapa saja atau seorang 
pelacur bakti dalam kultus kesuburan. Dengan keterlibatan Hosea 
dalam ritual-ritual kesuburan, maka istrinya, Gomer, tampaknya sudah  
menjadi salah seorang tokoh suci dalam kultus Baal. Dengan , 
perkawinannya yaitu  simbol hubungan yahw dengan Israel 
yang tak beroyalitas. Hosea dan Gomer memiliki tiga anak, yang 
diberi nama simbolik dan penting. Anak tertua bernama Yizreel, 
mengambil nama peristiwa perang yang terkenal. Anak perempuan 
mereka diberi nama Lo-Ruhama (Yang tak Dichucky ngi), dan adik 
lelakinya diberi nama Lo-Ami (Bukan Umat-Ku). Pada saat kelahiran 
anak ketiga ini, yahw sudah  membatalkan perjanjian dengan Israel: 
"Kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah yang kuasa  mu."

 chucky  
akan melihatlihat  bahwa utusan junjungan  -utusan junjungan   sering terilhami untuk mem-
berikan contoh-contoh drama kehidupan guna menjelaskan keadaan 
sulit umat mereka, namun  tampaknya perkawinan Hosea tidak secara 
 

lengkap direncanakan sejak awal. manuscript  itu menjelaskan bahwa 
Gomer belum menjadi esheth zeuunim kecuali sesudah  anak-anak 
mereka lahir. Hanya sesudah  berlalu banyak peristiwa baru menjadi 
jelas bagi Hosea bahwa perkawinannya yaitu  inspirasi dari 
junjungan . Kematian istrinya yaitu  pengalaman menyakitkan yang 
menyadarkan Hosea mengenai  apa yang dirasakan yahw pada saat 
umatnya meninggalkan dirinya dan mencintai junjungan -junjungan  lain seperti 
Baal. awalnya  Hosea tergoda untuk mencela Gomer dan tidak 
mau lagi ada hubungan apa-apa dengan dia: memang, hukum 
menetapkan bahwa seorang pria harus menceraikan istrinya yang 
tak beroyalitas. namun  Hosea masih mencintai Gomer, dan pada akhirnya 
dia mencarinya lalu menebusnya dari majikannya yang baru. Hosea 
memiliki hasrat sendiri untuk memenangkan Gomer kembali 
sebagai simbol bahwa yahw mau memberi kesempatan kedua 
bagi Israel. 
saat  para utusan junjungan   menisbahkan pengalaman dan perasaan ke-
manusiaan mereka sendiri kepada yahw, dalam pengertian tertentu 
mereka berarti sudah  menciptakan sebuah junjungan  dalam citra mereka 
sendiri. yesya  , anggota keluarga kerajaan, melihat yahw sebagai 
raja; Amos menisbahkan rasa empatinya terhadap kaum miskin kepada 
yahw; Hosea memandang yahw sebagai suami yang mencerai-
kan, namun  terus merindukan istrinya. Semua kepercayaan  berawal dari 
antropomorfisme dalam kadar tertentu. Suatu junjungan  yang sangat jauh 
dari kemanusiaan, seperti dilukiskan oleh teori  Aristoteles mengenai  
Penggerak yang Tidak Digerakkan, tidak dapat mengilhami pencarian 
spiritual. Selama proyeksi seperti  ini tidak menjadi tujuan dalam 
dirinya sendiri, ia akan tetap berguna dan memberi manfaat. Harus 
dikatakan bahwa lukisan imajinatif mengenai  junjungan  dalam terma 
kemanusiaan seperti ini sudah  mengilhami keprihatinan sosial yang 
tidak ada  di dalam Hinduisme. Ketiga kepercayaan  teistik ini ikut rae-
miliki ciri etika sosialis-egalitariannya Amos dan yesya  . Orang Yahudi 
yaitu  umat pertama dari dunia kuno yang menegakkan sebuah 
sistem kesejahteraan yang dikagumi oleh para tetangga pagan mereka. 
Seperti semua utusan junjungan   lain, Hosea dibayangi oleh horor penyembah-
an berhala. Dia merenungkan kemarahan junjungan  yang mungkin akan 
ditimpakan kepada suku-suku di sebelah utara sebab  mereka me-
nyembah junjungan -junjungan  yang mereka ciptakan sendiri: 
 

Sekarang pun mereka terus berdosa, 
dan memicu  baginya patung tuangan dari perak 
dan berhala-berhala sesuai dengan kecakapan mereka; 
semuanya itu buatan tukang-tukang. 
Persembahkanlah kurban kepadanya! kata mereka, 
Baiklah manusia mencium anak-anak lembu!
 
Ini deskripsi yang tidak adil dan reduktif mengenai  kepercayaan  orang 
Kanaan. Orang Kanaan dan Babilonia tidak pernah mempercayai   bahwa 
patung-patung dewa mereka itu suci dengan sendirinya; mereka 
tidak pernah membungkuk untuk menyembah sebuah patung tout 
court. Patung itu yaitu  sebuah simbol kejunjungan an. Seperti halnya 
mitos-mitos mereka mengenai  peristiwa-peristiwa primordial yang tak 
bisa dibayangkan, patung-patung itu sebetulnya  dibuat untuk 
mengarahkan perhatian penyembah melampaui diri mereka sendiri. 
Patung Marduk di Kuil Esagila dan tugu batu Asyera di Kanaan tidak 
pernah dipandang identik dengan junjungan -junjungan , namun sekadar fokus 
yang membantu orang memose tkan perhatian kepada unsur transen-
den dalam kehidupan manusia. Sungguhpun , para utusan junjungan   
sering mencela junjungan -junjungan  tetangga pagan mereka dengan penghi-
naan yang sangat buruk. junjungan -junjungan  buatan ini, dalam pandangan 
mereka, tidak lebih dari sekadar emas dan perak; mereka ditempa 
oleh seorang pandai besi dalam waktu beberapa jam; mereka memiliki  
mata namun  tidak bisa melihat, telinga yang tidak bisa mendengar; 
mereka tidak dapat melangkah dan malah harus diangkat oleh 
penyembah mereka; mereka kasar dan bodoh, lebih rendah dibanding  
manusia, tidak lebih baik dari orang-orangan untuk menakut-nakuti 
burung di kebun mentimun. Dibandingkan dengan yahw, elohim 
Israel, mereka yaitu  elilim, Tiada. Kaum goyim yang menyembah 
mereka yaitu  orang-orang bodoh dan yahw membenci mereka.
 
Pada masa sekarang, chucky  begitu akrab dengan intoleransi yang 
chucky ngnya sudah  menjadi sifat  monoteisme sehingga chucky  tidak 
memandang permusuhan terhadap junjungan -junjungan  lain seperti ini sebagai 
sikap kepercayaan  yang baru. Paganisme pada dasarnya yaitu  
sebuah keyakinan yang toleran: kultus-kultus lama tidak merasa teran-
cam oleh kedatangan junjungan  baru, selalu ada ruang bagi junjungan -junjungan  
lain di dalam kuil untuk berjejer bersama sesembahan tradisional. 
Bahkan saat  ideologi baru Zaman Kapak menggantikan penyembah-
an junjungan -junjungan  lama, tidak ada  penolakan yang kasar terhadap 
 

para resi  kuno. chucky  sudah  melihat bahwa di dalam Hinduisme dan 
Buddhisme, orang dianjurkan untuk melampaui para resi  dibanding  
mencaci mereka. Namun, utusan junjungan  -utusan junjungan   Israel tidak mampu mengambil 
sikap lunak terhadap para resi  yang mereka pandang sebagai 
saingan yahw. Dalam kitabsuci  Yahudi, dosa "pemberhalaan", 
penyembahan junjungan -junjungan  "palsu", dianggap menjijikkan. Ini yaitu  
reaksi yang, mungkin, mirip dengan kebencian yang dirasakan seba-
gian Ia tempat ibadah  terhadap ritual ualitas. Dengan , itu bukan 
reaksi yang rasional dan penuh pertimbangan, melainkan ungkapan 
kecemasan mendalam dan ketakutan. Apakah utusan junjungan  -utusan junjungan   ini mem-
memiliki  kekhawatiran terpendam mengenai  perilaku kepercayaan  mereka 
sendiri? Apakah mereka, barangkali, secara tak nyaman menyadari 
bahwa anggapan mereka sendiri mengenai  yahw serupa dengan 
berhala kaum pagan, sebab  mereka menciptakan junjungan  dalam citra 
mereka sendiri? 
Perbandingan dengan sikap orang  kaum beragama   terhadap ritual ualitas 
dapat menerangkan hal yang lain. Dalam soal ini, kebanyakan orang 
Israel secara implisit percaya kepada eksistensi junjungan -junjungan  pagan. 
yaitu  benar bahwa lambat laun yahw mengambil alih fungsi 
Elohim orang Kanaan dalam beberapa hal: Hosea, contohnya, mencoba 
berargumentasi bahwa yahw yaitu  dewa kesuburan yang 
lebih baik dibanding  Baal. Namun, jelas sulit bagi yahw yang sudah  
terlanjur diteori sikan dalam citra maskulin untuk mengambil alih 
fungsi dewi seperti  Asyera, Isytar, dan Anat, yang masih memiliki 
banyak penganut di kalangan orang Israel, terutama yang perempuan. 
Walaupun kaum monoteis akan bersikeras bahwa junjungan  mereka 
melampaui batasan gender, dia tetap pada dasarnya lelaki, meski 
chucky  akan saksikan ada beberapa kalangan yang mencoba mem-
perbaiki ketidakseimbangan ini. Hal ini sebagian sebab  akarnya 
sebagai dewa perang kesukuan. Namun , perselisihan soal 
ini merefleksikan karakter yang kurang positif dari Zaman Kapak, 
yang secara umum memandang rendah status perempuan. 
Tampaknya di dalam warga  yang lebih primitif, perempuan 
kadang  memiliki status lebih tinggi dibanding  laki-laki. Prestise 
dewi-dewi besar dalam kepercayaan  tradisional merefleksikan penghor-
matan terhadap kaum perempuan. namun  , tumbuhnya perkotaan 
memicu  kualitas-kualitas maskulin, seperti kekuatan fisik dan per-
tahanan diri lebih dihargai dibanding  sifat  feminin. Sejak saat 
itu, kaum perempuan mulai terpinggirkan dan menjadi warga kelas 
 

dua dalam peradaban baru Oikumene. Posisi mereka sangat jelek di 
Yunani, contohnya  sebuah fakta yang hams diingat oleh Barat bila 
mereka mencela perilaku paternalistik orang Timur. Cita-cita demo-
kratis tidak menjangkau kaum perempuan di Athena, yang hidup 
dalam keterkucilan dan dihinakan sebagai makhluk inferior. Masyara-
kat Israel juga menjadi lebih bernada maskulin. Pada masa-masa 
awal, kaum perempuan memiliki kekuatan dan dapat menempatkan 
diri mereka sejajar dengan suami mereka. Beberapa di antaranya, 
seperti Deborah, sudah  memimpin bala tentara  di medan perang. Orang 
Israel selalu mengagungkan pahlawan-pahlawan perempuan mereka, 
seperti Judith dan Ester, namun  sesudah  yahw berhasil mengalahkan 
dewa-dewi Kanaan dan Timur Tengah kemudian menjadi satu-satunya 
junjungan , kepercayaan nya dikelola hampir secara keseluruhan oleh kaum 
pria. Kultus dewi-dewi menyurut, dan ini yaitu  gejala perubahan 
kultural yang mencirikan dunia peradaban baru. 
chucky  akan melihat bahwa kemenangan yahw diraih dengan 
susah payah. Kemenangan itu melibatkan penderitaan, kekerasan, 
dan konfrontasi, serta menunjukan  bahwa kepercayaan  bam dengan 
junjungan  Yang Esa tidak datang dengan mudah kepada orang Israel 
seperti Buddhisme atau Hinduisme datang kepada warga  Anak 
Benua India. yahw tampaknya tidak mampu mentransendensikan 
junjungan -junjungan  yang lebih tua dalam cara yang damai dan alamiah. Dia 
hams melawan habis semuanya. sebab  itu, dalam Mazmur  chucky  
melihatlihat  dia memicu  ketentuan mengenai  kepemimpinan Majelis 
Suci yang sudah  memainkan peran penting di dalam mitos orang 
Babilonia maupun Kanaan: 
yahw mengambil posisi dalam Majelis El 
untuk memicu  keputusan di kalangan para yang kuasa  .
 
"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak 
kepada orang fasik? 
Berjunjungan  keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, 
belalah hak orang yang sengsara dan orang yang kekurangan! 
Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka 
dari tangan orang fasik!" 
Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan 
mereka berjalan; goyanglah segala dasar bumi. 
Aku sendiri sudah  berperkataan : "Kamu yaitu  yang kuasa  , dan anak-anak Yang 
kudus  [El Elyon] kamu sekalian. Namun, seperti manusia kalian 
akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas." 
 

saat  dia berdiri untuk menghadang Majelis yang sudah  dipimpin 
oleh El sejak zaman yang tak lagi bisa diingat, yahw menuduh 
junjungan -junjungan  lain gagal memenuhi tantangan sosial pada masanya. 
Dia menampilkan etos kasihsayang  modern para utusan junjungan  , namun  kolega-
kolega sucinya tidak berbuat apa-apa untuk menegakkan keadilan 
dan persamaan selama bertahun-tahun. Pada masa-masa kuno, 
yahw sudah  dipersiapkan untuk menerima mereka sebagai Elohim, 
anak-anak El Elyon ("Yang kudus "),
 namun kini para resi  
itu sudah  membuktikan bahwa mereka sudah  usang. Mereka akan 
layu seperti manusia yang tidak abadi. Penulis Mazmur tidak saja 
menggambarkan yahw mengutuk sesamanya, melainkan dalam 
melakukan itu dia juga sudah  mengambil alih hak prerogratif tradisional 
El, yang, tampaknya, masih memiliki karisma di Israel. 
Meskipun ada penekanan yang begitu keras yang ada  dalam 
kitabsuci , sebetulnya  tak ada yang keliru dalam penyembahan berhala, 
per se. ia baru menjadi sesuatu yang bisa ditolak atau dianggap naif 
saat  citra mengenai  junjungan  yang dikonstruksikan secara amat hati-
hati, dibaurkan dengan fakta  tak terucap yang kepadanya ia me-
rujuk. chucky  akan melihatlihat  bahwa dalam yang kemu-
dian, sebagian orang Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim memakai 
gambaran lama mengenai  fakta  mutlak ini dan tiba pada sebuah 
anggapan yang lebih dekat dengan visi Hindu atau biksu . Namun, 
yang lainnya tidak pernah berhasil untuk menempuh langkah ini, 
namun  berasumsi bahwa anggapan mereka mengenai  junjungan  identik 
dengan misteri yang sangat luar biasa. 
Bahaya religiusitas "keberhalaan" menjadi jelas sekitar tahun  
SM selama masa pemerintahan Raja Yosia dari Yehuda. Dia ingin 
mengubah kebijakan sinkretik pendahulunya, Raja Manasye (-
) dan Raja Amon (-) yang sudah  menganjurkan rakyatnya 
untuk menyembah para resi  Kanaan selain yahw. Manasye sudah  
menempatkan sebuah berhala untuk Asyera di Kuil, yang di dalamnya 
sudah  banyak dijalankan kultus kesuburan. sebab  banyak orang Israel 
setia kepada Asyera dan sebagian ada yang menganggapnya sebagai 
istri yahw, hanya penganut Yahwis yang sangat ketat yang me-
mandang ini sebagai penyimpangan. Namun, sebab  bertekad untuk 
meningkatkan pemujaan terhadap yahw, Yosia memutuskan untuk 
mengadakan perbaikan besar-besaran di Kuil. Sementara para pekerja 
sedang sibuk membongkar bagian-bagian bangunan Kuil, Imam Besar 
Hilkia dikabarkan sudah  menemukan sebuah manuscript  kuno yang diduga 
 

yaitu  tulisan mengenai  pidato perpisahan mose  kepada anak-
anak Israel. Dia memberi  manuscript  itu kepada sekretaris Yosia, 
Safan, yang membacanya dengan suara keras di hadapan raja. saat  
mendengar hal itu, raja muda tersebut menyobek bajunya sebab  
ketakutan: tak heran jika yahw sudah  begitu murka kepada para 
pendahulunya! Mereka semua sudah  gagal total untuk mematuhi 
perintah-perintah yang disampaikannya melalui mose .
 
Hampir bisa dipastikan bahwa "kitab Hukum" yang ditemukan 
oleh Hilkia itu yaitu  inti dari manuscript  yang kini chucky  kenal sebagai 
kitab Ulangan. Ada berbagai teori mengenai  "penemuan"-nya yang 
tepat waktu oleh kelompok pembaru. Beberapa di antaranya bahkan 
menduga bahwa manuscript  itu ditulis secara rahasia oleh Hilkia dan 
Safan sendiri dengan bantuan utusan junjungan   perempuan Hulda, yang segera 
dimintakan pendapatnya oleh Yosia. chucky  tak pernah mengetahui 
persisnya, namun  manuscript  itu sungguh merefleksikan kekerasan pen-
dirian yang sama sekali baru di Israel, yang juga merefleksikan per-
spektif abad ketujuh. Dalam pidato perpisahannya, mose  diperlihatkan 
meletakkan sentralitas baru terhadap perjanjian dan ide  mengenai  
keterpilihan Israel. yahw sudah  memilih umatnya di antara semua 
bangsa lain, bukan sebab  kelebihan yang mereka miliki namun  semata-
mata atas dasar cintanya yang besar. Sebagai balasannya, dia menuntut 
kesetiaan penuh dan penolakan tegas terhadap semua junjungan  lain. 
Inti kitab Ulangan mencakup deklarasi yang kemudian menjadi kesak-
sian iman orang-orang Yahudi: 
Dengarkan [shema], hai orang Israel! junjungan  yaitu  yang kuasa   chucky , junjungan  
itu esa [ebad]! Kasihjunjungan  junjungan , yang kuasa  mu, dengan segenap hatimu dan 
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang 
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.
 
Pilihan junjungan  sudah  menempatkan Israel berbeda dari goyim, 
sehingga, sang pengarang memicu  mose  bersabda, agar saat  tiba 
di Tanah yang Dijanjikan mereka tidak berurusan dengan para pen-
duduk asli. "Jangan mengadakan perjanjian dengan mereka dan 
janganlah mengasihani mereka."

 Tidak boleh ada perkawinan antar-
mereka dan interaksi sosial. Di atas segalanya, mereka harus menyapu 
bersih kepercayaan  Kanaan: "mezbah-mezbah mereka haruslah kamu roboh-
kan, tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mere-
ka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis," 
 

perintah mose  kepada orang-orang Israel, "Sebab engkaulah umat 
yang kudus bagi junjungan , yang kuasa  mu; engkaulah yang dipilih oleh junjungan , 
yang kuasa  mu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat 
kesayangan -Nya. "
 
saat  menyebut kembali Shema pada masa sekarang, orang 
Yahudi memberinya interpretasi monoteistik: yahw yang kuasa   kami 
yang Satu dan unik. Tradisi Deuteronomis belum lagi mencapai 
perspektif ini. "yahw ehad" tidak berarti yang kuasa   itu Esa, melainkan 
bahwa yahw yaitu  satu-satunya yang kuasa   yang diizinkan untuk di-
sembah. junjungan -junjungan  lain masih yaitu  sebuah ancaman: pemuja-
an mereka sangat atraktif dan bisa memalingkan orang Israel dari 
yahw, junjungan  yang pencemburu. Jika mereka mematuhi hukum-
hukum yahw, dia akan memberkati mereka dan menganugerahkan 
kesejahteraan, namun  jika mereka berkhianat, akibatnya akan sangat 
merusak: 
junjungan  akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung 
bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada yang kuasa   
lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yaitu  
kepada kayu dan batu .... Hidupmu akan terkatung-katung .... Pada 
waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! Dan 
pada waktu malam engkau akan berkata: Ah kalau pagi sekarang! 
sebab  kejut memenuhi hatimu, dan sebab  apa yang dilihat matamu.
 
saat  Raja Yosia dan rakyatnya mendengar ini di akhir abad 
ketujuh, mereka sedang menghadapi sebuah ancaman politik baru. 
Mereka sudah  berhasil menahan serangan tentara Asyur dan dengan 
 sudah  terhindar dari nasib seperti sepuluh suku utara, yang 
harus memikul hukuman yang digambarkan oleh mose . namun  , 
pada  SM, Raja Nabupolasar dari Babilonia akan menghancurkan 
Asyur dan mulai membangun kerajaannya sendiri. 
Dalam iklim yang sangat tidak aman ini, kebijakan kitab Ulangan 
memberi pengaruh besar. Bukannya mematuhi perintah-perintah 
yahw, dua raja terakhir Israel secara sengaja justru mencumbui 
bencana. Yosia segera memulai sebuah pembaruan, bertindak dengan 
semangat yang patut diteladani. Semua gambaran, berhala, dan 
simbol-simbol kesuburan dicampakkan keluar Kuil dan dibakar. Yosia 
juga meruntuhkan patung besar Asyera dan menghancurkan kamar-
kamar pelacur Kuil, yang menenun pakaian untuk Asyera di sana. 
Semua tempat suci kuno di negeri itu, yang sudah  menjadi pusat paganisme, dihancurkan. Sejak saat itu para rahib hanya diizinkan 
melakukan ritual  kurban untuk yahw di Kuil Yerusalem yang 
sudah  disucikan. Para penulis tawarikh, yang merekam pembaruan 
Yosia sekitar  tahun kemudian, memberi  deskripsi yang lugas: 
Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya [Yosia]; ia meng-
hancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan 
dan menghancurluluhkan tiang-tiang suci berhala, patung-patung 
pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas 
kuburan orang-orang yang mempersembahkan kurban kepada berhala-
berhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah 
mereka. lah ia mentahrirkan Yehuda dan Yerusalem. Juga di 
kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali, 
yang di mana-mana sudah  menjadi rerunjunjungan , ia merobohkan segala 
mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta 
menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel.* 
Ini jauh dari kekhidmatan penerimaan biksu  atas para resi  
yang dia rasa tidak diinginkannya lagi. Penghancuran habis-habisan 
ini tumbuh dari kebencian yang berakar dari rasa cemas dan takut 
yang terpendam. 
Para pembaru sudah  menulis ulang sejarah Israel. chucky b-kitab seja-
rah Yosua, Hakim-hakim, Samuel, dan Raja-raja direvisi sesuai dengan 
ideologi baru dan, kemudian, para editor Pentateukh menambahkan 
bagian-bagian yang memberi tafsiran Deuteronomis atas mitos Pem-
bebasan kepada narasi J dan E yang lebih tua. yahw kini yaitu  
perancang perang suci pemusnahan di Kanaan. Orang Israel diberi 
tahu bahwa pribumi Kanaan tidak akan berdiam di negeri mereka, 
sebuah kebijakan yang oleh Yosua diimplementasikan melalui cara 
yang betul-betul tidak suci: 
Pada waktu itu Yosua datang dan melenyapkan orang Enak dari 
pegunungan, dari Hebron, Debir, dan Anab, dari seluruh pengunungan 
Yehuda dan dari seluruh pegunungan Israel. Mereka dan kota-kota 
mereka ditumpas oleh Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan 
hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza, di Gat, dan di Asdod masih ada yang tertinggal.
 sebetulnya  chucky  tidak tahu apa-apa mengenai  penaklukan Kanaan 
oleh Yosua dan Hakim-hakim, meski tak diragukan bahwa banyak 
darah yang sudah  ditumpahkan. namun  , sekarang pertumpahan  darah itu sudah  diberi alasan religius. Bahaya dari teologi keterpilihan 
seperti  itu, yang tidak dibenarkan dalam perspektif transenden 
seorang yesya  , diperlihatkan dengan jelas dalam peperangan suci 
yang sudah  mencoreng sejarah monoteisme. Alih-alih menjadikan 
junjungan  sebagai simbol untuk menantang prasangka chucky  dan memaksa 
chucky  untuk berkontemplasi mengenai  kekurangan din sendiri, teologi 
itu bisa dipakai  untuk menguatkan kebencian egoistik chucky  dan 
memicu nya menjadi absolut. Teologi ini menggambarkan junjungan  
berperilaku persis seperti chucky , seakan-akan dia hanyalah seorang 
manusia lain. junjungan  seperti  itu tampaknya akan lebih menarik 
dan populer dibanding  junjungan nya Amos dan yesya  , yang menuntut 
kritik diri yang keras. 
Orang Yahudi acap dikritik atas kepercayaan bahwa mereka 
yaitu  Umat Pilihan, namun para pengkritik melakukan kesalahan 
yang sama melalui penyangkalan yang menghasut kebencian ter-
hadap penyembahan berhala di masa kitab . Ketiga kepercayaan  mono-
teistik sudah  mengembangkan teologi keterpilihan yang mirip pada 
periode-periode berbeda dalam sejarah mereka, kadang dengan 
akibat yang lebih parah dibanding  yang dibayangkan dalam kitab 
Yosua. Orang  kaum beragama   Barat khususnya agak terlalu yakin bahwa 
mereka yaitu  umat pilihan junjungan . Selama abad kesebelas dan kedua 
belas, bala tentara  Salib mencari alasan untuk membenarkan perang 
suci mereka melawan Yahudi dan Muslim dengan menyebut diri 
sebagai Umat Pilihan baru, yang mengambil alih tugas yang sudah  
gagal dijalankan oleh Yahudi. Teologi keterpilihan kaum Calvinis 
sudah  banyak berperan dalam mendorong orang Amerika untuk mem-
percayai bahwa mereka sebangsa dengan junjungan . Seperti dalam Ke-
rajaan Yehudanya Yosia, kepercayaan seperti  itu cenderung tumbuh 
pada masa kerawanan politik saat  orang-orang dihantui ketakutan 
akan kehancuran mereka sendiri. Mungkin sebab  alasan ini, keper-
cayaan itu tampak memperoleh  nyawa baru dalam berbagai bentuk 
fundamentalisme yang lazim di kalangan Yahudi,  kaum beragama  , dan Muslim 
pada saat tulisan ini dibuat. junjungan  yang personal seperti yahw 
dapat dimanipulasi untuk menegaskan dirinya yang terkepung dengan 
cara ini, sedangkan junjungan  yang impersonal seperti Brahman tidak 
dapat melakukan hal itu. 
chucky  mesti mencatat bahwa tidak semua orang Israel memegang 
Deuteronomisme pada masa-masa yang menggiring ke penghancuran 
Yerusalem oleh Nebukadnezar pada  SM dan pengusiran orang Yahudi ke Babilonia. Pada tahun , saat  Nebukadnezar naik 
takhta, utusan junjungan   yrmia  membangkitkan perspektif ikonoklastik yesya   
yang membalik sama sekali doktrin Umat Pilihan yang angkuh: junjungan  
memakai orang Babilonia sebagai alatnya untuk menghukum 
Israel, dan kini giliran Israellah untuk "menjadi kengerian, menjadi 
sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya." 
Mereka akan berada di pengasingan selama tujuh puluh tahun. saat  
Raja Yoyakim mendengar ramalan ini, dia merampas gulungan manuscript  
itu dari tangan penulisnya, merobeknya, dan melemparkannya ke 
dalam api. Takut nyawanya terancam, yrmia  terpaksa lari ber-
sembunyi. 
Karier yrmia  menunjukan  berat penderitaan dan usaha 
yang diperlukan untuk membentuk citra junjungan  yang lebih menantang 
ini. Dia tidak suka menjadi utusan junjungan   dan merasa sangat berat hati jika 
diharuskan menghukum orang-orang yang dia cintai.

Dia bukanlah 
seorang yang bertemperamen bengis, melainkan berhati lunak. saat  
panggilan datang kepadanya, dia berteriak memprotes: "Ah, junjungan  
yahw! sebetulnya  aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini 
masih muda!" Lalu yahw "mengulurkan tangan" dan menyentuh 
bibir yrmia , dan meletakkan perkataan nya di mulut yrmia . Pesan 
yang mesti diartikulasikan yrmia  masih kabur dan kontradiktif: 
"untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
 Ini menuntut ketegangan 
antara ekstrem-ekstrem yang tak terdamaikan. yrmia  mengalami 
junjungan  sebagai derita yang mengguncang persendiannya, mematah-
kan hatinya, dan memicu nya sempoyongan bagaikan orang mabuk.
Para utusan junjungan   mengalami mysterium terribile etfascinans sebagai pemak-
saan dan rayuan sekaligus: 
Engkau membujuk aku, ya junjungan , 
dan aku sudah  membiarkan diriku dibujuk .... 
namun  apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia 
dan tidak mau mengucapkan perkataan  lagi demi nama-Nya", 
Maka dalam hatiku ada sesuatu yang 
seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; 
aku berlelah-lelah untuk menahannya, namun  aku tidak sanggup. 
junjungan  mendorong yrmia  ke dua arah yang berlawanan: di satu pihak, dia merasakan daya tarik yang sangat besar ke arah yahw 
yang memiliki seluruh kemanisan sebuah rayuan, namun  di saat lain 
dia dibuat geram oleh kekuatan yang membawanya ke arah 
bermengenai an dengan kehendaknya sendiri. 
Sejak era Amos, utusan junjungan   yaitu  seorang yang berdiri sendiri. 
Tidak seperti wilayah-wilayah lain dalam dunia berperadaban pada 
masa itu, Timur Tengah tidak mengadopsi ideologi kesatuan kepercayaan  secara umum.
 junjungan  para utusan junjungan   memaksa orang-orang Israel untuk 
memisahkan diri dari kesadaran mitis Timur Tengah dan mengambil 
arah berbeda dari arus utama. Dalam penderitaan yrmia , chucky  dapat 
melihat seperti apa kepiluan dan keterasingan yang diakibatkannya. 
Israel yaitu  area  kecil penganut Yahwisme di tengah-tengah 
dunia pagan, dan yahw pun ditolak oleh kebanyakan orang Israel 
sendiri. Bahkan penulis tradisi Deuteronomis yang citranya mengenai  
junjungan  lebih bersahabat, memandang pertemuan dengan yahw 
sebagai konfrontasi yang kasar: dia memicu  mose  menjelaskan kepa-
da orang-orang Israel, yang dikagetkan oleh kemungkinan pertemuan 
tanpa perantara dengan yahw, bahwa junjungan  akan mengutus kepada 
mereka seorang utusan junjungan   pada setiap generasi untuk memikul bagian 
terberat dari tugas berorientasi junjungan . 
Belum ada satu pun yang bisa diperbandingkan dengan Atman, 
kedekatan junjungan  yang prinsipil, dalam kultus yahw. yahw dialami 
sebagai sebuah fakta  luar yang jauh. Dia perlu memanusiawi me-
lalui suatu cara agar keterasingannya berkurang. Situasi politik pada 
masa itu sedang memburuk. Orang-orang Babilonia menginvasi 
Yehuda lalu mengusir raja dan kelompok pertama orang Israel ke 
pengasingan; akhirnya Yerusalem pun terkepung. saat  keadaan 
semakin parah, yrmia  melanjutkan tradisi penisbahan emosi manusia 
kepada yahw: dia memicu  junjungan  meratapi ketunawismaan, pen-
deritaan, dan kesedihannya sendiri; yahw merasa sama nestapa, 
susah, dan terbuangnya dengan umatnya; sebagaimana mereka, dia 
juga tampak bingung, teralienasi, dan lumpuh. Kemarahan yang dirasa 
yrmia  membakar hatinya bukanlah perasaannya sendiri, melainkan berasal dari kegusaran yahw.
 saat  para utusan junjungan   berpikir mengenai  
"manusia", mereka dengan sendirinya juga berpikir mengenai  "junjungan ", 
yang kehadirannya di dunia tampak terkait erat dengan umatnya. 
Bahkan, junjungan  bergantung kepada manusia saat  dia ingin bertindak 
di dunia  sebuah ide  yang kemudian menjadi sangat penting 
dalam anggapan Yahudi mengenai  junjungan . Banyak isyarat yang menunjukkan bahwa manusia bisa merasakan aktivitas junjungan  dalam 
emosi dan pengalaman mereka sendiri, bahwa junjungan  yaitu  
bagian dari kondisi kemanusiaan. 
Selama musuh menanti di gerbang, yrmia  membentak umatnya 
atas nama junjungan  (meski, di hadapan junjungan , dia memohon atas nama 
mereka). Begitu Yerusalem sudah  dikuasai oleh Babilonia pada tahun 
 SM, ramalan yahw menjadi lebih menenangkan: dia berjanji 
untuk menyelamatkan umatnya dan memulangkan mereka, sebab  
kini mereka sudah  menarik pelajaran dan menjadi insaf. yrmia  
diizinkan oleh penguasa Babilonia untuk tetap tinggal di Yehuda, 
dan untuk mengungkapkan keyakinannya mengenai  masa depan, dia 
membeli beberapa rumah: "sebab beginilah   perkataan  junjungan  semesta 
alam [yahw Sabaoth], yang kuasa   Israel: Rumah, ladang, dan kebun 
anggur akan dibeli pula di negeri ini!"

 Tidak mengherankan jika 
banyak orang menyalahkan yahw atas bencana itu. Dalam suatu 
kunjungan ke Mesir, yrmia  bertemu sekelompok Yahudi yang 
akan pergi ke wilayah Delta dan menyatakan bahwa mereka sama 
sekali tak memiliki  waktu lagi buat yahw. Kaum perempuan mereka 
mengatakan bahwa keadaan selalu baik saat  mereka menyeleng-
garakan ritus tradisional untuk memuja Isytar, Dewi Langit. Namun, 
segera sesudah  mereka berhenti melakukan itu sebab  kehadiran 
utusan junjungan   seperti  yrmia , maka bencana, kekalahan, dan kepahitan cepat datang mengiringi. Tragedi itu tampak semakin dalam di mata 
yrmia .
 Sesudah  keruntuhan benteng kota   Yerusalem dan kehancuran kuil, dia 
mulai menyadari bahwa jebakan eksternal kepercayaan  seperti  itu 
hanyalah simbol dari keadaan internal dan subjektif. Di masa depan, 
perjanjian dengan Israel akan sangat berbeda: "Aku akan menaruh 
Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka."
 Mereka yang sudah  pergi ke pengasingan tidak dipaksa untuk 
berasimilasi, seperti yang pernah dialami oleh sepuluh suku utara 
pada . Mereka hidup dalam dua komunitas: satu di Babilonia 
sendiri dan yang lainnya di tepi kanal bernama Kebar yang memanjang 
dari Efrat, tidak jauh dari Nippur maupun Ur, dalam wilayah yang 
mereka namakan Tel Aviv (Bukit Musim Semi). Di antara kelompok 
pertama para pengungsi yang dideportasi pada tahun  ada  
seorang imam bernama yhekiel . Kira-kira selama lima tahun dia 
tinggal sendirian di rumahnya dan tak berbicara kepada satu jiwa 
pun. Kemudian dia mengalami perjumpaan mengejutkan dengan 
yahw, yang benar-benar memicu  dia pingsan. yaitu  penting 
untuk menjelaskan pertemuan pertamanya dengan yahw itu secara 
terperinci sebab   beberapa abad kemudian  ini menjadi sangat 
signifikan bagi mistisisme Yahudi, seperti yang akan chucky  tinjau pada 
Bab . yhekiel  melihat segumpal awan besar dengan api yang 
berkilat-kilat. Angin kencang bertiup dari arah utara. Di tengah-
tengah kabut badai ini, dia seakan-akan melihat  clia dengan sangat 
hati-hati menekankan ketidakpastian gambaran itu  kencana raksasa 
yang ditarik empat ekor makhluk yang kuat. Makhluk-makhluk itu 
mirip dengan pahatan karibu yang ada di gerbang istana Babilon, 
namun  yhekiel  menjelaskannya dengan gambaran yang hampir 
mustahil divisualisasikan: masing-masing makhluk itu memiliki 
empat kepala dengan wajah manusia, singa, lembu, dan rajawali. 
Masing-masing roda berputar ke arah yang bermengenai an dengan 
roda-roda lainnya. Penggambaran ini sepertinya dimaksudkan untuk 
menekankan asingnya penampakan yang sedang berusaha diartikulasi-
kannya. Kepakan chucky p makhluk itu memekakkan telinga; suaranya 
"seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara yang Mahakuasa 
[Shaddai], seperti keributan laskar yang besar." Di atas kencana itu 
ada sesuatu yang "mirip" sebuah takhta, dan, di atasnya "ada yang 
kelihatan seperti rupa manusia": ia bersinar seperti tembaga, api 
memancar dari anggota tubuhnya. Ia juga menyerupai "kemuliaan [kavodl junjungan ."
 Segera saat itu juga yhekiel  bersujud dan men-
dengar suara yang ditujukan kepada dirinya. 
Suara itu memanggil yhekiel  dengan sebutan "anak manusia", 
seolah-olah untuk menekankan jarak yang kini ada antara manusia 
dan alam junjungan . Di samping itu, pertemuan dengan yahw diiringi 
dengan rencana tindakan yang bersifat praktis. yhekiel  harus 
menyampaikan perkataan  junjungan  kepada putra-putra Israel yang mem-
bangkang. Kualitas non-manusia dari pesan suci disampaikan dalam 
gambaran yang keras: sebuah tangan terulur ke arah utusan junjungan  , memegang 
sebuah gulungan kitab yang ditulisi timbal balik dan berisikan nyanyian 
ratapan, keluh kesah, dan rintihan. yhekiel  diperintahkan untuk 
memakan gulungan kitab itu, mencerna perkataan  junjungan  dan menjadi-
kannya bagian dari dirinya sendiri. Seperti biasanya, mysterium itu 
fascinans sekaligus terribile. gulungan kitab itu ternyata berasa semanis 
madu. Akhirnya, yhekiel  berkata, "Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi dengan hati panas dan dengan perasaan pa-
hit, sebab  kekuasaan junjungan  memaksa aku dengan sangat. ", Dia tiba di Tel Aviv dan duduk "tertegun" seminggu penuh. Pengalaman aneh yhekiel  menekankan betapa sudah  menjadi 
asing dan tak dikenalnya alam suci itu bagi manusia. Dia sendiri dipaksa untuk menjadi tanda bagi keasingan ini. yahw sering 
memerintahkannya untuk menyelenggarakan peran aneh, yang  memicu nya berlainan dari manusia normal. Peran-peran itu juga 
dirancang untuk menunjukkan keadaan buruk Israel selama krisis ini 
dan, pada tataran yang lebih dalam, menunjukan  bahwa Israel 
sendiri menjadi asing bagi dunia pagan. Kemudian, saat  istrinya 
wafat, yhekiel  dilarang meratap; dia harus berbaring menghadap 
ke satu sisi selama  hari dan ke sisi lainnya selama  hari; kemudian dia diharuskan mengemasi barangnya dan berjalan di seputar 
Tel Aviv bagaikan seorang pengungsi, tanpa kota tujuan yang pasti. 
yahw menimpakan kepada dirinya derita kecemasan yang berat 
sehingga dia terbelenggu rasa gelisah dan keinginan berpindah-
pindah tanpa henti. Pada kesempatan lain, dia terpaksa makan kotoran 
manusia sebagai simbol kelaparan yang harus diderita penduduk 
negerinya selama pengepungan Yerusalem. yhekiel  sudah  menjadi 
ikon keterputusan radikal yang ada  dalam kultus yahw: tak 
ada sesuatu yang bisa diterima begitu saja, dan respons-respons 
yang normal pun disangkal. 
Visi pagan, di sisi lain, justru merayakan ketersambungan yang 
dirasakan hadir antara para resi  dan alam semesta. yhekiel  tak 
menemukan sesuatu yang menenangkan di dalam kepercayaan  kuno, yang 
biasa dinamakan nya "keji". Dalam salah satu pengalaman penampakan 
junjungan nya, dia dibimbing mengelilingi Kuil Yerusalem. Dia terkejut 
melihatlihat  bahwa, meskipun tengah berada di ambang kehancuran, 
ternyata orang-orang Yehuda masih tetap menyembah para resi  
pagan di kuil yahw. Kuil itu sendiri sudah  berubah menjadi tempat 
menyeramkan; dinding-dinding ruangannya penuh gambar-gambar 
binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan; tetua 
kaum Israel melakukan ritus "keji" dalam cahaya remang-remang, 
hampir seperti tengah melakukan hubungan ritual  gelap: "Kaulihatkah, 
hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di da-
lam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran 
mereka?"
 Di ruangan lain, ada wanita yang mena-
ngisi penderitaan Dewa Tamus. Yang lainnya menyembah matahari, 
dengan memunggungi kuil yahw. Akhirnya, utusan junjungan   melihatlihat  
kereta perang aneh yang pernah dilihatnya dalam penampakan per-
tama, terbang membawa "kemuliaan" yahw bersamanya. Namun, 
yahw bukan yaitu  junjungan  yang jauh sama sekali. Pada hari-
hari terakhir menjelang kehancuran Yerusalem, yhekiel  menggam-
barkan yahw menyampaikan peringatan keras kepada orang-orang 
Israel, namun  tak berhasil menarik perhatian atau memaksa mereka 
mengakui kejunjungan an yahw. Israel hanya dapat menyalahkan diri-
nya sendiri atas bencana yang sontak melanda mereka. Meski sering 
tampak asing, yahw mendorong orang Israel seperti yhekiel  
untuk melihat bahwa gelombang sejarah tidaklah acak dan arbitrer, 
namun  memiliki logika dan keadilan yang lebih mendalam. Dia men-
coba menemukan makna di dunia politik internasional yang kejam. 
saat  mereka duduk di tepi sungai-sungai Babilonia, beberapa 
di antara orang yang berada di pengasingan dengan pasti merasa 
bahwa mereka tidak mampu mengamalkan kepercayaan  mereka di luar 
area  Tanah yang Dijanjikan. para resi  pagan bersifat teritorial, 
dan bagi sebagiannya tampak tak mungkin menyenandungkan lagu-
lagu yahw di negeri asing: mereka membayangkan kemungkinan 
menangkap dan memecahkan anak-anak Babilonia pada bukit batu. 
namun  , ada seorang utusan junjungan   baru mendakwahkan perdamaian. 
chucky  tidak mengetahui apa-apa mengenai  dirinya, dan ini menjadi penting 
sebab  nubuat dan mazmurnya tidak memiliki simbol sebagai per-
juangan personal, sebagaimana yang dipikul oleh para pendahulunya. 
sebab  risalahnya kemudian disatukan dengan nubuat yesya  , maka 
dia selalu dinamakan  sebagai yesya   Kedua. Di pengasingan, sebagian 
orang Yahudi akan menyembah para resi  Babilonia kuno, namun  
yang lainnya didorong masuk ke dalam kesadaran kepercayaan  baru. 
Kuil yahw sudah  menjadi puing; tempat pemujaan kuno di Betel 
dan Hebron sudah  dihancurkan. Di Babilonia mereka tidak bisa ikut 
dalam liturgi yang sudah  menjadi inti kehidupan kepercayaan  mereka 
di negeri asal. Hanya yahwlah yang mereka miliki. yesya   Kedua 
mengembangkan ini selangkah lebih jauh lagi dan mendeklarasikan 
bahwa yahw yaitu  satu-satunya junjungan . Dalam penulisan ulangnya 
atas sejarah Israel, mitos Pembebasan diberi kemasan imajiner yang 
kembali mengingatkan chucky  pada kemenangan Marduk atas Tiamat, 
si dewa laut: 
junjungan  akan mengeringkan teluk Mesir dengan napas-Nya yang 
menghanguskan, serta mengacungkan tangan-Nya terhadap Sungai 
Efrat dan memukulnya pecah menjadi tujuh batang air, sehingga orang 
dapat melaluinya dengan berkasut. 
Maka akan ada jalan raya bagi sisa-sisa umat-Nya ... seperti yang sudah  
ada untuk Israel dahulu, pada waktu mereka keluar dari tanah Mesir.' 
yesya   Pertama menjadikan sejarah sebagai peringatan junjungan ; 
sesudah  bencana itu, dalam kata-kata penghiburnya, yesya   Kedua 
memicu  sejarah menjadi tumpuan harapan baru bagi masa depan. 
Jika yahw sudah  pernah menyelamatkan Israel di masa lalu, pasti 
dia akan mampu melakukannya lagi. Dialah penentu jalan sejarah; 
dalam pandangannya, semua goyim tak lebih dari setetes air di dalam 
bejana. Dia yaitu  satu-satunya junjungan  yang dapat dipercaya. yesya   
Kedua membayangkan para resi  Babilonia kuno diangkut di atas 
binatang dan digelindingkan ke arah matahari terbenam.
 Zaman 
mereka sudah  berakhir: "Bukankah Aku junjungan ?" dia bertanya ber-
ulang-ulang, "tidak ada yang kuasa   lain selain dibanding -Ku!" 
Sebelum Aku tidak ada yang kuasa   dibentuk, 
dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. 
Aku, Akulah junjungan , 
dan tidak ada juruselamat selain dibanding -Ku. 
yesya   Kedua tidak membuang-buang waktu untuk mencela 
para resi  goyim, yang, sesudah  peristiwa bencana, bisa saja dipan-
dang sebagai pemenang. Dia dengan tenang menganggap  yaitu  
yahw  bukan Marduk atau Baal  yang sudah  melakukan tindakan 
mitis hebat yang memicu  terciptanya dunia. Untuk pertama 
kalinya, orang Israel menjadi sangat tertarik pada peran yahw 
dalam penciptaan, mungkin sebab  pembaruan hubungan dengan 
mitos-mitos kosmologis Babilonia. Tentu saja mereka tidak sedang 
mengusaha kan sebuah penjelasan ilmiah mengenai  asal usul fisikal alam 
semesta, namun  untuk menemukan kenyamanan di tengah dunia yang 
kini penuh keagar supaya n. Jika yahw sudah  menaklukkan monster ke-
kacauan di masa primordial, tentu yaitu  hal yang mudah baginya 
untuk menyelamatkan orang-orang Israel yang terusir. Melihat kemi-
ripan antara mitos Pembebasan dengan kisah pagan mengenai  keme-
nangan atas kekacaubalauan di masa awal waktu, yesya   Kedua 
mengajak umatnya untuk dengan yakin menanti pertunjukan baru ke-
kuatan junjungan  di masa depan. Di sini, contohnya, dia merujuk pada keme-
nangan Baal atas Lotan, monster laut dalam mitologi penciptaan Kanaan, 
yang juga dinamakan  Rahab, Buaya (tannin) dan Samudra Raya (tehom): 
Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatan, hai tangan junjungan ! 
Terjagalah seperti pada zaman purbakala, 
pada zaman keturunan yang dahulu kala, 
Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab, 
yang menikam naga (tannin) sampai mati? 
Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, 
air samudra raya (tehom) yang hebat? 
yang memicu  laut yang dalam menjadi jalan, 
agar supaya   orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang? 
yahw pada akhirnya sudah  menumbangkan musuh-musuhnya 
dalam metamorfosa  religius orang-orang Israel; di pengasingan, pesona 
paganisme menyurut dan kepercayaan  Yudaisme sudah  lahir. Pada suatu 
masa saat  kultus yahw diperkirakan secara rasional akan sirna, 
dia menjadi alat yang memampukan manusia menemukan harapan 
di tengah keadaan yang serbamusykil. 
Oleh sebab  itu, yahw sudah  menjadi satu-satunya junjungan . Tak 
ada usaha  untuk meneguhkan klaimnya secara filosofis. Sebagaimana 
biasa, teologi baru menjadi sukses bukan sebab  ia dapat dibuktikan 
secara rasional, namun  sebab  keefektifannya mencegah keputusasaan 
dan mengilhami harapan. Dalam keadaan tercerabut dan terbuang, 
kaum Yahudi tidak lagi merasakan keterputusan dalam kultus yahw 
sebagai sesuatu yang asing dan mengganggu. Dia bicara begitu hebat 
mengenai  keadaan mereka. 
Namun , tak ada yang hebat dalam gambaran yesya   
Kedua mengenai  junjungan . Dia tetap berada di luar jangkauan pikiran 
manusia: 
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, 
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, 
lah perkataan  junjungan . 
Seperti tingginya langit dari bumi, 
lah tingginya jalan-Ku dari jalanmu 
dan rancangan-Ku dan rancanganmu. 
fakta  junjungan  berada di luar jangkauan kata-kata atau teori . 
yahw juga tidak selalu melakukan apa yang diharapkan umatnya. 
Dalam suatu ayat yang sangat berani, yang memiliki arti khusus 
pada masa sekarang, utusan junjungan   meramalkan suatu masa saat  Mesir dan 
Asyur juga akan menjadi negeri yahw, selain Israel. yahw akan berkata: "Diberkatjunjungan  Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan tangan-Ku, dan Israel milik pusaka-Ku."
 Dia sudah  menjadi simbol fakta  tran-
senden yang menjadikan tafsiran sempit mengenai  teori  bangsa pilihan 
tampak picik dan tak pantas. 
saat  Cyrus, Raja Persia, menaklukkan imperium Babilonia pada 
 SM, para utusan junjungan   tampak seolah-olah sudah  dibebaskan. Cyrus tidak 
memaksakan para resi  Persia kepada rakyatnya yang baru, dia 
bahkan menyembah di Kuil Marduk saat  memasuki Babilonia 
dengan kemenangan. Dia juga mengembalikan patung-patung dewa 
milik bangsa yang dikalahkan Babilonia ke tanah air mereka. Kini 
saat  dunia sudah  terbiasa dengan kerajaan besar internasional, Cyrus 
mungkin tidak perlu lagi memakai metode deportasi yang lama. 
Akan lebih mudah jika dia membiarkan rakyatnya menyembah dewa-
dewa mereka sendiri di wilayah mereka masing-masing. Di seluruh 
imperiumnya, dia mendorong pemulihan kuil-kuil kuno, berulang-
ulang mengklaim bahwa para resi  mereka yang sudah  menugaskan 
itu kepadanya. Dia yaitu  teladan sikap toleran dan keluasan 
visi dalam sebagian dari kepercayaan  pagan. Pada tahun , Cyrus menge-
luarkan ketetapan yang mengizinkan orang Yahudi untuk pulang ke 
Yehuda dan membangun kembali kuil mereka sendiri. namun  , 
kebanyakan mereka memilih untuk menetap: sejak saat itu hanya 
sekelompok kecil yang tinggal di Tanah yang Dijanjikan. kitabsuci  
mengatakan kepada chucky  bahwa . orang Yahudi meninggalkan 
Babilonia dan Tel Aviv untuk pulang ke tanah air, tempat mereka 
memaksakan Yudaisme Baru kepada saudara-saudara mereka yang 
masih tertinggal dalam keterasingan. 
chucky  dapat melihatlihat  apa akibat yang ditimbulkan oleh hal 
ini dalam tulisan-tulisan tradisi Para Imam (P) yang dibuat sesudah  
pengasingan dan dimasukkan ke dalam Pentateukh. Ini memberi  
tafsiran tersendiri mengenai  kejadian-kejadian yang diuraikan oleh J 
dan E, dan menambahkan dua kitab baru, Imamat dan Bilangan. 
Seperti yang dapat chucky  duga, P memiliki pandangan yang canggih 
dan tinggi mengenai  yahw. Dia tidak percaya, contohnya, bahwa se-
seorang bisa secara aktual melihatjunjungan  dalam cara yang dikemuka-
kan oleh J. P memiliki banyak kesamaan dengan perspektif yhekiel , 
dia percaya bahwa ada perbedaan antara persepsi manusia mengenai  
junjungan  dan fakta nya sendiri. Dalam kisah P mengenai  mose  di Sinai, 
mose  memohon diberi kesempatan melihat yahw, yang menjawab: 
"Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.Sebaliknya, mose  justru harus 
melindungi dirinya dari dampak junjungan  di balik batu, tempat dia bisa 
menangkap kilasan yahw saat  dia turun, dalam seperti  jejak-
jejak. P memperkenalkan sebuah ide  yang kemudian akan men-
jadi sangat penting dalam sejarah anggapan manusia mengenai  junjungan . 
Manusia hanya dapat melihat cahaya yang tersisa saat  kehadiran 
junjungan  sudah  berlangsung, yang dinamakan nya sebagai "kemuliaan (kavod) 
yahw", manifestasi kehadirannya, yang tidak boleh disamakan dengan fakta  junjungan  itu sendiri.
 saat  mose  turun dari gunung, 
wajahnya merefleksikan "kemuliaan" ini dan bersinar dengan terang yang sangat menyilaukan sehingga orang-orang Israel tidak bisa 
melihat mukanya. 
"Kemuliaan" yahw yaitu  simbol kehadirannya di bumi dan, dengan begitu, menekankan perbedaan antara gambaran terbatas 
mengenai  junjungan  yang diciptakan oleh manusia dan kesucian junjungan  
sendiri. Dengan , ini yaitu  penyeimbang terhadap 
watak keberhalaan kepercayaan  Israel. saat  P melihat kembali kisah 
klasik mengenai  Pembebasan, dia tidak membayangkan bahwa yahw 
sendiri betul-betul sudah  menemani orang Israel selama masa-masa 
sulit mereka: ini akan menjadi antropomorfisme yang janggal. Sebaliknya, dia menunjukan  "kemuliaan" yahw memenuhi kemah tempat dia bertemu dengan mose . Sama halnya, hanya "kemuliaan yahw" yang ada di dalam Kuil.
 Kontribusi P dalam Pentateukh yang paling terkenal, tentu saja, 
yaitu  kisah mengenai  penciptaan dalam bab pertama kitab Kejadian, 
yang mengambil sumber dari Enuma Elish. P mulai dengan air dalam 
samudra raya (tehom, penyimpangan dari "Tiamat"), yang darinya 
yahw menciptakan langit dan bumi. Namun, tak ada perang 
antardewa, atau pertarungan dengan Yam, Lotan, atau Rahab. Hanya 
yahw yang bertanggung jawab mewujudkan segala sesuatunya. 
Tak ada emanasi fakta  yang terjadi secara bertingkat-tingkat; bahkan 
yahw mencapai ketertiban melalui tindakan berkehendak tanpa 
susah payah. Secara alamiah, P tidak mengonsepsikan dunia sebagai 
sesuatu yang sakral, yang tersusun dari unsur-unsur yang sama dengan 
yahw. Memang, ajaran mengenai  "keterpisahan" cukup krusial dalam 
teologi P: yahw memicu  kosmos tempat yang teratur dengan 
memisahkan malam dari siang, air dari tanah kering, dan cahaya dari 
kegelapan. Pada setiap tahap, yahw memberkati dan menyucikan 
penciptaan dan menyebutnya sebagai "kebaikan". Tidak seperti dalam kisah Babilonia, penciptaan manusia yaitu  puncak kreasi, bukan 
sekadar kebetulan. Manusia mungkin tidak ikut memiliki watak berorientasi junjungan , 
namun  mereka diciptakan dalam citra junjungan : mereka memikul tugas-
tugas kreatifnya. Seperti dalam Enuma Elish, enam hari penciptaan 
diiringi oleh jeda sabbatical pada hari ketujuh: dalam kisah Babilonia, 
ini yaitu  hari pada saat Majelis Agung mengadakan pertemuan 
untuk "memperbaiki ketentuan" dan menganugerahkan gelar kepada 
Marduk. Dalam tradisi P, hari Sabtu yaitu  kontras simbolik 
dengan kekacauan primordial yang terjadi pada Hari Pertama. Nada 
dan pengulangan didaktiknya menyarankan bahwa kisah penciptaan  P juga dirancang untuk resital liturgi, seperti Enuma Elish, untuk memuji kreasi yahw dan memahkotainya dengan gelar pencipta 
dan penguasa Israel. 
Secara alamiah, Kuil baru yaitu  pusat Yudaisme P. Di Timur 
Dekat, kuil dipandang sebagai replika kosmos. Pembangunan kuil 
menjadi tindakan imitatio dei, memampukan manusia untuk ber-
partisipasi dalam kreativitas para dewa itu sendiri. Selama masa 
pengasingan, banyak orang Yahudi menemukan ketenangan dalam 
kisah-kisah kuno mengenai  Tabut Perjanjian, tempat suci yang dapat 
dibawa-bawa di mana junjungan  sudah  "mendirikan kemahnya" (shakari) 
bersama umatnya dan ikut merasakan ketunawismaan mereka. saat  
menggambarkan tempat suci itu, Kemah Pertemuan di pengasingan, 
P memakai mitologi kuno. Rancangan arsitekturnya tidak orisinal, 
melainkan salinan dari model suci: mose  diberi perintah yang sangat 
panjang dan terperinci oleh yahw di Gunung Sinai: "Dan mereka 
harus memicu  tempat kudus bagi-Ku, agar supaya   Aku akan diam di 
tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan 
kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala 
perabotannya,  kamu harus memicu nya."
 Penjelasan  mengenai  pembangunan tempat suci ini tentu tidak dimaksud-kan untuk diartikan secara harfiah; tak seorang pun membayangkan 
bahwa orang Israel kuno sudah  benar-benar membangun sebuah kuil 
megah yang terbuat dari "emas, perak, tembaga, kain ungu tua, kain 
ungu muda, kain kirmizi, linen halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba, kayu penaga ..." dan seterusnya.
 Interpolasi panjang lebar ini tak pelak mengingatkan 
pada kisah P mengenai  penciptaan. Pada setiap tahapan pembangunan, 
mose  "melihatlihat  semua pekerjaan", dan "memberkati" umat, 
seperti yang dilakukan yahw selama enam hari penciptaan. Tempat kudus itu dibangun pada hari pertama bulan pertama tahun itu; 
Bezazeel, arsitek kuil, memperoleh  inspirasi dari ruh junjungan  (ruacb 
elohirri) yang juga memikirkan penciptaan dunia; dan kedua kisah 
menekankan pentingnya istirahat di hari Sabtu.
 Pembangunan kuil 
juga yaitu  simbol keharmonian primordial yang sudah  ada 
sebelum manusia merusak dunia. 
Dalam kitab Ulangan, hari Sabtu dirancang untuk memberi setiap 
orang, termasuk para budak, satu hari libur dan untuk mengingatkan 
orang-orang Israel mengenai  peristiwa Pembebasan.
 P sudah  memberi  arti penting baru bagi hari Sabtu: menjadi tindakan meneladani 
junjungan  dan mengenang kembali penciptaan dunia. saat  mereka 
menjalani istirahat hari Sabtu, orang Yahudi ikutserta  dalam sebu-
ah ritual yang awalnya  dilakukan oleh junjungan  sendiri: ini merupa-
kan usaha  simbolik untuk menjalani kehidupan suci. Dalam paganisme 
kuno, setiap perbuatan manusia meniru perbuatan para dewa, namun 
kultus yahw sudah  membukakan jurang pemisah yang dalam antara 
alam junjungan  dan manusia. Kini orang Yahudi diminta untuk lebih men-
dekati yahw dengan menaati Taurat mose . kitab Ulangan sudah  
mendaftar  beberapa  hukum wajib, yang mencakup Sepuluh Perintah 
junjungan . Selama dan segera sesudah  pengasingan, hukum ini diuraikan 
menjadi undang-undang rumit yang terdiri atas  perintah (mitzvoi) 
dalam Pentateukh. Petunjuk-petunjuk terperinci ini tampak melemah-
kan semangat bagi orang luar dan sudah  ditampilkan secara yang sangat 
negatif dalam polemik kitabsuci . Orang Yahudi tidak merasakan 
itu sebagai beban yang berat, seperti yang cenderung dibayangkan 
orang  kaum beragama  , melainkan sebagai cara simbolik untuk hidup dalam 
kehadiran junjungan . Dalam kitab Ulangan, hukum-hukum mengenai  
makanan yaitu  simbol status khusus orang Israel.
 P juga me-
mandangnya sebagai usaha  ritualisasi untuk ikut memiliki kesucian 
junjungan , menyembuhkan derita keterpisahan antara manusia dengan 
yang junjungan . Watak manusia bisa disucikan saat  orang Israel me-
neladani tindakan-tindakan kreatif junjungan  dengan memisahkan susu 
dari daging, yang bersih dari yang kotor, dan hari Sabtu dari hari-hari 
lain dalam seminggu. 
Karya tradisi P dimasukkan ke dalam Pentateukh bersama tulisan-
tulisan dari J, E, dan D. Ini yaitu  pengingat bahwa setiap 
kepercayaan  besar terdiri atas  beberapa  visi dan spiritualitas yang inde-
penden. Sebagian Yahudi selalu merasa lebih tertarik kepada junjungan  
Deuteronomis, yang sudah  memilih Israel untuk dipisahkan secara 
agresif dari goyim; sebagian lainnya memperluas ini menjadi mitos-
mitos Ratu Adil yang menanti datangnya Hari yahw di akhir zaman, 
saat  dia akan mengangkat derajat orang Israel dan menghinakan 
bangsa-bangsa lain. Kisah-kisah mitologis ini cenderung melihat 
junjungan  sebagai wujud yang sangat jauh. sudah  disepakati bahwa 
sesudah  pengasingan, era keutusan junjungan  an sudah berakhir. Tak perlu lagi 
ada kontak langsung dengan junjungan : hal itu hanya dicapai dalam 
visi-visi simbolik yang dinisbahkan kepada figur-figur besar di masa 
yang silam, seperti Enok dan Daniel. 
Salah seorang pahlawan masa silam itu, dihormati di Babilonia 
sebagai teladan kesabaran dalam penderitaan, yaitu  Ayub. Sesudah  
pengasingan, salah seorang yang berhasil melewatinya memakai 
legenda tua ini untuk mengajukan pertanyaan mendasar mengenai  
hakikat junjungan  dan tanggung jawabnya terhadap penderitaan manusia. 
Dalam kisah tua ini, Ayub diuji oleh junjungan ; sebab  dia sudah  memikul 
penderitaan yang berat itu dengan sabar, junjungan  memberkatinya 
dengan memulihkan kembali kekayaannya di masa lalu. Dalam versi 
baru kisah Ayub, penulisnya konon memecah legenda tua itu menjadi 
dua dan menggambarkan Ayub gusar kepada sikap junjungan . Bersama 
tiga pendampingnya, Ayub dengan berani mempertanyakan ketetapan 
junjungan  dan terlibat dalam perdebatan intelektual yang keras. Untuk 
pertama kalinya dalam sejarah kepercayaan  Yahudi, metamorfosa  kepercayaan  
beralih kepada spekulasi yang bersifat lebih abstrak. Para utusan junjungan   sudah  
mengklaim bahwa junjungan  membiarkan orang Israel menderita lantaran 
dosa-dosa mereka sendiri; penulis kisah Ayub menunjukkan bahwa 
sebagian orang Israel tidak lagi puas dengan jawaban-jawaban tra-
disional. Ayub menyerang dan mengungkapkan kelemahan intelektual 
pandangan ini. Namun, tiba-tiba junjungan  menyela spekulasinya yang 
kasar. Dia menunjukan  diri kepada Ayub dalam suatu penampakan, 
mengutarakan keluarbiasaan dunia yang sudah  diciptakannya: bagai-
mana mungkin seorang makhluk kecil yang lemah, seperti Ayub 
berani menentang junjungan  yang transenden? Ayub menyerah, namun  
seorang pembaca modern, yang mencari jawaban lebih koheren 
dan filosofis mengenai  problem penderitaan, tidak akan puas dengan 
solusi seperti  ini. Penyusun kisah Ayub memang tidak mengingkari 
hak untuk bertanya, namun  menyarankan bahwa akal semata tidak 
memadai untuk membahas masalah  yang tak teruraikan ini. 
Spekulasi intelektual mesti memberi jalan bagi berkatNya langsung dari 
junjungan  seperti yang sudah  diterima oleh para utusan junjungan  . Orang Yahudi memang belum berfilsafat, namun  selama abad 
keempat mereka berada di bawah pengaruh rasionalisme Yunani. 
Pada tahun  SM, Alexander dan Makedonia menaklukkan Darius 
III dari Persia dan orang Yunani mulai menjajah Asia dan Afrika. 
Mereka mendirikan negara-kota di Tirus, Sidon, Gaza, Philadelphia 
(Amman), dan Tripoli, bahkan Sekhem. Orang Yahudi di Palestina 
dan yang menyebar (diaspora) dikepung oleh budaya Helenis yang 
oleh sebagian dianggap mengganggu, namun  sebagian lainnya me-
nyenangi teater, filsafat, olahraga, dan puisi Yunani. Mereka mem-
pelajari bahasa Yunani, berolahraga di gymnasium, dan memakai 
nama Yunani. Sebagian bekerja sebagai tentara bayaran dalam tentara 
Yunani. Mereka bahkan menerjemahkan kitabsuci  mereka ke dalam 
bahasa Yunani dan menghasilkan versi yang dikenal sebagai Septua-
ginta. Dengan , sebagian orang Yunani mulai mengenal 
junjungan  Israel dan memutuskan untuk menyembah yahw (atau Iao, 
 mereka menyebutnya) di samping Zeus dan Dionisus. 
Sebagian tertarik kepada sinagoga atau tempat-tempat pertemuan 
yang sudah  diubah oleh orang-orang Yahudi diaspora menjadi kuil 
tempat peribadatan. Di sana mereka membaca kitab kitab suci  berdoa, 
dan mendengarkan khotbah-khotbah. Sinagoga tidak sama dengan 
apa pun yang ada di seluruh dunia kepercayaan  kuno. sebab  tidak 
ada ritual atau pengurbanan, sinagoga menjadi lebih mirip dengan 
sekolah filsafat, dan mereka berbondong-bondong menuju sinagoga 
saat  seorang penceramah Yahudi terkenal tiba di kota, sebagaimana 
mereka akan antre untuk mendengarkan para filosof mereka sendiri. 
Sebagian orang Yunani bahkan menunaikan bagian-bagian tertentu 
dari kitab Taurat dan bergabung dengan orang Yahudi dalam sekte-
sekte sinkretis. Selama abad keempat SM, ditemukan satu-dua kejadian 
orang Yahudi dan Yunani menggabungkan yahw dengan salah 
satu para resi  Yunani. 
namun  , kebanyakan orang Yahudi tetap menyendiri dan 
ketegangan tumbuh antara orang Yahudi dan Yunani di kota-kota 
Timur Tengah yang sudah  terhelenisasi. Di dunia kuno, kepercayaan  bukan-
lah masalah  pribadi. para resi  sangat penting bagi perkotaan, 
dan dipercaya  bahwa para resi  akan mencabut perlindungannya 
jika pemujaan terhadap mereka diabaikan. Orang Yahudi, yang meng-
klaim bahwa para resi  ini tidak ada, dinamakan  "sayap kiri" dan musuh 
warga . Pada abad kedua SM, permusuhan meningkat: Di Palestina 
bahkan timbul pemberontakan saat  Antiokhia Epiphanes, Gubernur Seleukia, berusaha  melakukan Helenisasi atas Yerusalem dan 
memperkenalkan kultus Zeus di kuil. Orang Yahudi mulai menerbit-
kan literatur mereka sendiri, yang menjelaskan bahwa hikmat 
bukanlah kecerdasan Yunani, namun  ketakutan kepada yahw. 
Literatur hikmat menjadi genre yang mantap di Timur Tengah; ber-
usaha  untuk mendalami makna hidup, bukan dengan refleksi filosofis, 
melainkan dengan mencari cara terbaik untuk menjalani hidup. 
Literatur ini sering bersifat pragmatis. Penyusun kitab Amsal, yang 
menulis pada abad ketiga SM, melangkah lebih jauh dan menyarankan 
bahwa Hikmat yaitu  rencana yang sudah  dibuat junjungan  saat dia 
menciptakan dunia dan, dengan , yaitu  ciptaannya yang 
pertama. ide  ini menjadi sangat penting bagi generasi awal Kris-
ten, sebagaimana akan chucky  lihat pada Bab . Pengarang mempersoni-
fikasikan Hikmat sehingga ia seolah menjadi sosok tersendiri: 
junjungan  sudah  menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, 
sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. 
sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, 
pada mula pertama, sebelum bumi ada .... 
Aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan , 
setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, 
dan selalu  bermain-main di hadapan-Nya; 
aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, 
dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. 
Namun Hikmat bukanlah suatu wujud suci, namun  secara khusus  
dikatakan sudah  diciptakan junjungan . Dia mirip dengan "kemuliaan" 
junjungan , yang dijelaskan oleh para penulis tradisi P, mewakili rencana 
junjungan  bahwa manusia dapat meraih pandangan sekilas mengenai  
penciptaan dan masalah -masalah  manusia: penulis menampilkan 
Hikmat (Hokhmah) berseru nyaring di jalan-jalan, mengimbau umat 
agar takut kepada yahw. Pada abad kedua SM, utusan junjungan   kaum beragama  bin Sirakh, 
seorang Yahudi Yerusalem yang saleh, melukiskan potret yang serupa 
mengenai  hikmat. Dia memicu nya berdiri di hadapan Majelis Suci 
dan menyenandungkan puja-pujinya sendiri: dia keluar dari mulut 
Yang kudus  sebagai perkataan  suci yang dengannya junjungan  men-
ciptakan dunia; dia hadir dalam setiap ciptaan namun  mengambil 
tempat berdiam yang menetap di tengah-tengah orang Israel. 
Sebagaimana "kemuliaan" yahw, figur hikmat yaitu  simbol aktivitas junjungan  di dunia. Orang Yahudi menumbuhkan ide  yang begitu agung mengenai  yahw sehingga sulit membayangkan dia campur tangan langsung dalam masalah  manusia. Seperti P, 
mereka lebih suka membedakan junjungan  yang bisa chucky  ketahui dan 
alami dari reaiitas suci itu sendiri. saat  chucky  membaca mengenai  
Hikmat suci yang meninggalkan junjungan  untuk menyusuri dunia 
mencari manusia, sulit untuk tidak teringat pada dewi-dewi pagan 
seperti  Isytar, Anat, dan Isis yang turun dari alam suci dengan 
membawa misi penyelamatan. Dalam Hikmat Salomo, seorang Yahudi 
Aleksandria, tempat berdiamnya komunitas penting Yahudi, meng-
ingatkan kaum Yahudi untuk menahan diri dari godaan budaya Helenis 
yang ada di sekeliling mereka dan tetap setia pada tradisi mereka 
sendiri: bahwa rasa takut akan yahw, bukan filsafat Yunani, yang 
yaitu  hikmat sejati. Menulis dalam bahasa Yunani, dia juga 
mempersonifikasi Hikmat (sophia) dan berpandangan bahwa hal itu 
tidak dapat dipisahkan dari junjungan  Yahudi: 
Hikmat [sophia] yaitu  napas kekuasaan yang kuasa  , 
Pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa; 
maka tak ada noda yang dapat mengotorinya, 
Dia yaitu  pantulan cahaya abadi 
cermin kekuasaan junjungan  yang tiada bercela, 
bayangan kebaikannya. 
Kalimat ini juga menjadi sangat penting bagi kaum Kristiani saat  
mereka mulai mendiskusikan status utusan junjungan   kaum beragama . Namun, penulis Yahudi 
secara sederhana memandang sophia sebagai sebuah aspek dari 
junjungan  yang tak dapat diketahui, yang menyesuaikan dirinya dengan 
pemahaman manusia. Dia yaitu  junjungan -sebagaimana-dia-sudah -
dianugerahi -diri-kepada-manusia: persepsi manusia mengenai  junjungan , 
secara misterius berbeda dari reaiitas junjungan  yang sepenuhnya, yang 
selalu luput dari jangkauan pemahaman chucky ., 
Penyusun Hikmat Salomo benar adanya saat merasakan ke-
tegangan antara pemikiran Yunani dengan kepercayaan  Yahudi. chucky  sudah  
melihat bahwa ada suatu perbedaan krusial dan mungkin tak ter-
damaikan antara junjungan  Aristoteles, yang sama sekali tidak sadar 
akan dunia yang sudah  diciptakannya, dengan junjungan  kitabsuci , yang 
secara hangat terlibat dalam urusan-urusan manusia. junjungan  Yunani 
bisa ditemukan oleh akal manusia, sedangkan junjungan  kitabsuci  hanya 
menampakkan diri melalui berkatNya. Suatu jurang memisahkan junjungan  
Yahudi clari dunia, namun orang Yunani percaya bahwa karunia akal 
memicu  manusia serumpun dengan junjungan ; mereka, oleh sebab  
itu, bisa mencapainya dengan usaha mereka sendiri. Walaupun 
, setiap kali kaum monoteis jatuh cinta kepada filsafat Yunani, 
maka tak pelak lagi mereka ingin mencoba mengadaptasikan anggapan 
junjungan  Yunani dengan anggapan mereka sendiri. Ini akan menjadi 
salah satu tema pokok cerita chucky . Salah satu orang pertama yang 
berusaha  melakukan ini yaitu  filosof kenamaan Yahudi, Philo dari 
Aleksandria (- M). Philo yaitu  seorang Platonis dan memiliki 
reputasi gemilang sebagai filosof rasional pada zamannya. Dia 
menulis dalam bahasa Yunani yang baik dan tampaknya tidak bisa 
berbahasa Ibrani meskipun dia juga seorang Yahudi yang beroyalitas 
dan menaati mitzvot. Dia tak melihat adanya perbedaan antara 
junjungan nya dengan junjungan  Yunani. namun  , mesti dikatakan bahwa 
junjungan  Philo tampak sangat berbeda dari yahw. sebab  suatu hal, 
Philo tampaknya kurang senang dengan chucky b-kitab sejarah kitabsuci , 
yang coba dia ubah menjadi kiasan-kiasan yang rumit: Aristoteles, 
dapat diingat kembali, memahami sejarah secara tidak filosofis. Tu-
hannya tidak memiliki sifat-sifat manusia: dalam anggapan Aristoteles, 
yaitu  tidak tepat, contohnya, menyatakan bahwa junjungan  "marah". 
Yang dapat chucky  ketahui mengenai  junjungan  yaitu  fakta mengenai  eksistensi-
nya saja. Meskipun , sebagai praktisi Yahudi, Philo sungguh-
sungguh percaya bahwa junjungan  sudah  menampakkan dirinya kepada 
para utusan junjungan  . Bagaimana hal ini menjadi mungkin? 
Philo memecahkan masalah  itu dengan memicu  pembedaan 
penting antara esensi junjungan  (Ousia), yang sepenuhnya tidak dapat 
dipahami, dan aktivitas junjungan  di dunia yang dinamakan nya "kekuasaan" 
(dynamies) atau energi (energeiai). Pada dasarnya, itu mirip dengan 
solusi P dan para penulis Hikmat. chucky  tidak pernah bisa mengetahui 
junjungan  sebagaimana dia dalam dirinya sendiri. Philo menulis bahwa 
mose  berkata: "Pemahaman mengenai  aku yaitu  sesuatu yang manusia, 
ya, bahkan seluruh langit dan bumi, tidak mampu menampungnya." 
Untuk mengadaptasikan dirinya kepada kemampuan akal chucky  yang 
terbatas, junjungan  berkomunikasi melalui "kekuasaannya", yang tampak-
nya sama dengan bentuk-bentuk suci Plato (namun  Philo tidak 
selamanya konsisten mengenai  ini). Bentuk-bentuk suci ini yaitu  
fakta  tertinggi yang dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Philo 
menganggapnya memancar dari junjungan , seperti Plato dan Aristoteles 
memandang bahwa kosmos memancar secara abadi dari Sebab 
Pertama. Dua di antara kekuasaan ini penting secara khusus. Philo 
menyebutnya kuasa Kerajaan, yang mengungkapkan junjungan  dalam 
keteraturan alam, dan kuasa Kreatif, yang dengannya junjungan  meng-
ungkapkan diri dalam berkat yang dilimpahkannya kepada manusia. 
Masing-masing kuasa ini tidak bisa dicampuradukkan dengan esensi 
junjungan  (ousid), yang tetap terbungkus dalam misteri yang tak tertembus. 
Kuasa itu memampukan chucky  menangkap kilasan fakta  yang berada 
di atas segala sesuatu yang bisa chucky  pahami. kadang  Philo berbicara 
mengenai  wujud esensial junjungan  (ousia) didampingi oleh kuasa Kerajaan 
dan Kreatif dalam sebentuk trinitas. saat  menginterpretasikan kisah 
kunjungan yahw dan dua malaikat kepada Abraham di Mamre, 
contohnya, dia mengatakan bahwa peristiwa itu yaitu  penampilan 
kiasan ousia junjungan   Dia Sebagaimana Adanya  bersama dua kekuasaan senior.
J akan dibuat tercengang oleh hal ini dan, memang, orang Yahudi 
selalu memandang anggapan Philo mengenai  junjungan  sebagai tidak 
autentik. namun  , orang  kaum beragama   menganggap Philo sangat 
membantu, dan orang Yunani, seperti akan chucky  saksikan, menerima 
pembedaan antara "esensi" junjungan  yang tak dapat diketahui dengan 
"energi" yang memicu nya dapat chucky  kenali. Mereka juga akan 
dipengaruhi oleh teorinya mengenai  Logos junjungan . Seperti halnya para 
penulis Hikmat, Philo membayangkan bahwa junjungan  sudah  membentuk 
sebuah rancangan dasar (logos) penciptaan, yang bersesuaian dengan 
alam bentuk-bentuk Plato. Sekali lagi, Philo tidak selalu konsisten. 
kadang  dia menyatakan bahwa Logos yaitu  salah satu dari 
kuasa itu; pada saat lain dia tampaknya percaya Logos 
lebih tinggi, yaitu  sebagai ide tertinggi mengenai  junjungan  yang bisa 
dicapai oleh manusia. Namun , saat  chucky  berkontemplasi 
mengenai  Logos, chucky  tidak membentuk pengetahuan positif mengenai  
junjungan : chucky  tiba di luar jangkauan akal diskursif menuju pemahaman 
intuitif yang "lebih tinggi dibanding  suatu cara berpikir, lebih berharga 
dibanding  sesuatu yang sekadar yaitu  pikiran."
 Itu yaitu  
aktivitas yang mirip dengan kontemplasi Plato (theoria). Philo ber-sikeras bahwa chucky  tak akan pernah mencapai junjungan  sebagaimana 
dia dalam dirinya: kebenaran tertinggi yang dapat chucky  jangkau yaitu  
pengakuan tak terelakkan bahwa junjungan  benar-benar mentransendensi 
pikiran manusia. 
Ini tidak segamblang kedengarannya. Philo menggambarkan 
sebuah pengembaraan penuh kasih dan menyenangkan menuju yang 
tak diketahui, yang memberinya pembebasan dan energi kreatif. 
Seperti Plato, dia memandang jiwa seperti dalam pengasingan, 
terperangkap dalam dunia mated yang bersifat fisik. la harus kembali 
kepada junjungan , rumahnya yang sejati, meninggalkan kesenangan, 
dunia indriawi, dan bahkan bahasa, sebab  semua itu mengikat chucky  
dengan dunia yang tidak sempurna. Akhirnya, jiwa akan mencapai 
kebahagiaan yang membawanya mengatasi kesuraman keterbatasan 
ego menuju fakta  yang lebih luas dan utuh. chucky  sudah  melihatlihat  
bahwa anggapan mengenai  junjungan  sering yaitu  pemikiran imaji-
natif. Para utusan junjungan   sudah  merefleksikan pengalaman mereka dan merasa 
bahwa hal itu berasal dad suatu wujud yang mereka sebut junjungan . 
Philo menunjukan  bahwa kontemplasi religius memiliki banyak 
kesamaan dengan bentuk-bentuk kreativitas lain. Ada saat-saat, 
katanya, saat  dia sulit meneruskan penulisan artikelnya dan tidak 
memicu  kemajuan apa pun, tapi kadang  dia merasa terkuasai 
oleh junjungan : 
Aku ... tiba-tiba menjadi penuh, ide-ide turun bagaikan salju, se 
sehingga di bawah pengaruh kuasa junjungan , aku dipenuhi kegaduhan 
Corybantic [ritus dan prosesi dalam pemujaan Dewi Cybele  dewi 
alam warga  kuno Asia Minor  yang sangat liar secara emosional, 
ed.] dan menjadi tak sadar akan apa pun, tempat, orang, waktu saat 
ini, diri sendiri, apa yang diucapkan, dan apa yang dituliskan. sebab  
aku memperoleh ekspresi, ide , kebahagiaan hidup, pandangan 
tajam, kejelasan yang luar biasa atas objek-objek seperti yang mungkin 
terjadi lewat penglihatan mata yang sangat jernih. 
Segera sesudah  itu, tidak mungkin lagi bagi orang-orang Yahudi 
untuk mencapai sebuah sintesis dengan dunia Yunani. Pada tahun 
kematian Philo terjadi pembunuhan sistematik atas komunitas Yahudi 
di Aleksandria dan merebaknya ketakutan akan kebangkitan  Yahudi. 
saat  Romawi menegakkan imperium mereka di Afrika Utara dan 
Timur Tengah pada abad kesatu SM, mereka menenggelamkan diri 
dalam kebudayaan Yunani, menggabungkan para resi  nenek 
moyang mereka dengan para resi  Yunani dan mengadopsi filsafat 
Yunani dengan sangat antusias. Namun, mereka tidak mewarisi sikap 
permusuhan Yunani terhadap orang Yahudi. Sebaliknya, mereka tak 
jarang lebih membela orang Yahudi dibanding  orang Yunani, meman-
dang mereka sebagai sekutu penuh di kota-kota Yunani yang masih 
menyimpan sisa-sisa permusuhan terhadap Romawi. Orang Yahudi 
diberi kebebasan berkepercayaan  sepenuhnya: kepercayaan  mereka dikenal 
sebagai kepercayaan  besar di zaman antik dan dihormati. Hubungan antara 
Yahudi dan Romawi biasanya selalu baik, sekalipun di Palestina, 
yang sering sulit menerima pemerintahan asing. Pada abad kesatu 
M, Yudaisme berada dalam posisi yang sangat kuat dalam kerajaan 
Romawi. Sepersepuluh dari seluruh wilayah kerajaan diisi komunitas 
Yahudi: di Aleksandria, empat puluh persen penduduk yaitu  orang 
Yahudi. Orang-orang di kerajaan Romawi tengah mencari alternatif 
kepercayaan  baru. ide  monoteistik sedang merebak, para resi  lokal 
tak lama kemudian hanya dianggap sebagai perwujudan dari kejunjungan an 
yang lebih luas. Orang Romawi tertarik pada karakter moral Yudaisme 
yang tinggi. Mereka yang keberatan untuk disunat dan mengikuti 
Taurat sering dijadikan anggota kehormatan sinagoga-sinagoga dan 
dinamakan  sebagai "orang yang takut kepada yang kuasa  ". Jumlah mereka 
terus meningkat: bahkan diperkirakan bahwa salah seorang kaisar 
Flavian mungkin sudah  beralih ke Yudaisme, sementara Konstantin 
nantinya beralih ke  kaum beragama  . Namun di Palestina, sebuah kelompok 
politik ekstrem dengan keras menentang pemerintahan Romawi. 
Pada  M, mereka merancang sebuah pemberontakan melawan 
Romawi dan, di luar dugaan, berhasil menghambat gerak maju bala tentara  
Romawi selama empat tahun. Para penguasa cemas pemberontakan 
itu akan meluas kepada kaum Yahudi diaspora lainnya dan terpaksa 
menumpasnya tanpa ampun. Pada  M, tentara kaisar baru Vespasian 
akhirnya menguasai Yerusalem, meratakan Kuil dengan tanah, dan 
menjadikannya kota Romawi bernama Aelia Capitolana. Sekali lagi 
orang Yahudi terusir ke pengasingan. 
Kerunjunjungan  kuil, yang sudah  menjadi sumber inspirasi Yudaisme 
baru, yaitu  duka yang dalam. namun  , jika melihat ke 
belakang, tampaknya orang Yahudi Palestina, yang sering lebih kon-
servatif dibanding  Yahudi diaspora yang sudah terhelenisasi, sudah  
mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi bencana ini. Berbagai 
sekte sudah  tumbuh di Tanah Suci ini yang dengan berbagai cara 
berbeda memisahkan diri mereka dari Kuil Yerusalem. Sekte Essenia 
dan sekte Qumran percaya bahwa Kuil sudah  menjadi kotor dan 
korup; mereka menarik diri dan hidup dalam komunitas terpisah, 
seperti komunitas bergaya monastik di sisi Laut Mati. Mereka percaya 
bahwa mereka sedang membangun sebuah kuil baru, yang bukan 
dibuat dengan tangan. Kuil mereka yaitu  Kuil Ruh; bukannya dengan 
memberi  hewan kurban seperti yang lama, mereka menyucikan diri dan mencari pengampunan dosa dengan ritual  baptis dan 
perjamuan umum. junjungan  hadir di tengah persaudaraan yang saling 
mengasihi, bukan di dalam kuil batu. 
Yang paling progresif di antara semua umat Yahudi Palestina 
yaitu  kaum Farisi yang merasa solusi aliran Essenia terlalu elitis. 
Dalam kitabsuci , kaum Farisi digambarkan sebagai orang-orang 
munafik. Ini disebabkan oleh distorsi polemik pada abad pertama. 
Kaum Farisi sebetulnya  yaitu  orang-orang Yahudi yang sangat 
spiritual. Mereka percaya bahwa seluruh Israel sudah  diimbau untuk 
menjadi bangsa suci para rahib. junjungan  dapat hadir di rumah yang 
paling sederhana sebagaimana kehadirannya di Kuil. Akibatnya, 
mereka hidup bagaikan kasta rahib resmi, menjalankan hukum-hukum 
kesucian khusus yang mereka terapkan hanya pada kuil yang ada di 
rumah mereka. Mereka bersikeras untuk makan dalam keadaan suci 
secara ritual sebab  mereka yakin bahwa meja setiap orang Yahudi 
bagaikan mezbah junjungan  di Kuil. Mereka menanamkan rasa mengenai  
kehadiran junjungan  dalam setiap perincian kecil kehidupan sehari-
hari. Orang Yahudi kini dapat langsung mendekati junjungan  tanpa 
perantaraan kasta rahib dan tanpa ritual yang rumit. Mereka dapat 
beroleh ampunan dosa dengan cara berbuat baik kepada tetangga 
mereka; sedekah yaitu  mitzvah terpenting di dalam Taurat; 
saat  dua atau tiga orang Yahudi belajar Taurat bersama-sama, junjungan  
hadir di tengah-tengah mereka. Selama beberapa tahun di awal abad 
itu, muncul dua aliran yang saling bermengenai an: satunya dipimpin 
oleh Shammai yang Tua, yang lebih ketat, yang lain dipimpin oleh 
Rabi Hillel yang Tua, yaitu   kelompok Farisi paling po-
puler saat itu. Ada sebuah cerita bahwa suatu hari seorang pagan 
mendatangi Hillel dan berkata kepadanya bahwa dia pasti akan 
menganut Yudaisme jika rabi itu mampu membaca semua isi Taurat 
sambil berdiri di atas sebelah kaki. Hillel menjawab: "Jangan me-
lakukan kepada orang lain suatu perbuatan yang engkau sendiri 
tidak ingin dilakukan kepada dirimu. Itulah keseluruhan Taurat: pergi dan pelajarjunjungan ." 
Pada tahun  yang penuh krisis itu, Farisi berkembang menjadi 
Yudaisme Palestina yang paling penting dan disegani; mereka sudah  
membuktikan kepada umat bahwa mereka tidak memerlukan  Kuil 
untuk menyembah junjungan , sebagaimana diperlihatkan oleh kisah 
masyhur berikut ini: 
saat  Rabi Yohannan ben Zakkei tiba dari Yerusalem, Rabi Yoshua 
mendatanginya dan diceritakan bahwa Kuil sudah  dihancurkan. 
"Celakalah  !" seru Rabi Yoshua, "tempat penebusan dosa-dosa orang 
Israel sudah  dirobohkan!" 
"Anakku," jawab Rabi Yohannan, "janganlah berduka. chucky  memiliki 
tempat penebusan lain yang sama ampuhnya. Apakah itu? Itulah 
perbuatan baik, sebab  sudah  dikatakan: Yang Aku kehendaki yaitu  
kasihsayang , bukan pengurbanan.'"
 
Konon sesudah  keruntuhan benteng kota   Yerusalem, Rabi Yohannan diselundup-
kan di dalam peti jenazah agar bisa keluar dari kota yang tengah 
berkobar. Dia sudah  menentang pemberontakan Yahudi dan ber-
pendapat bahwa orang-orang Yahudi akan lebih baik jika tidak 
memiliki negara. Orang Romawi mengizinkannya mendirikan 
komunitas Farisi yang mandiri di Jabna, sebelah barat Yerusalem. 
Beberapa komunitas yang serupa dibangun di Palestina dan Babilonia. 
Mereka saling terkait erat. Komunitas ini menghasilkan para sarjana 
yang dinamakan  sebagai tannaim, termasuk tokoh rabi seperti  Rabi 
Yohannan sendiri, Rabi Akiva yang ahli mistik, dan Rabi Ishmael. 
Mereka mengompilasi mishnah, kodifikasi hukum lisan yang meng-
aktualisasikan kembali hukum-hukum mose . kemudian , sekelompok 
sarjana baru yang dikenal sebagai amoraim, memulai penafsiran 
atas Mishnah dan menghasilkan risalah-risalah yang secara kolektif 
dikenal dengan nama Talmud. Bahkan ada dua Talmud yang sudah  
dikompilasi, yaitu  Talmud Yerusalem, yang diselesaikan pada akhir 
abad keempat, dan Talmud Babilonia, yang dianggap lebih autoritatif 
dan baru selesai pada akhir abad kelima. Proses tersebut terus berlanjut 
dan setiap generasi sarjana mulai mengomentari Talmud dan tafsiran 
para pendahulu mereka. Perenungan hukum ini tidak sekering yang 
cenderung dibayangkan oleh orang luar. Ini yaitu  meditasi 
tanpa akhir mengenai  perkataan  junjungan , Bait Suci baru; setiap lapisan 
tafsir itu mewakili dinding-dinding dan takhta Kuil baru, mengabadikan 
kehadiran junjungan  di tengah-tengah umatnya. 
yahw sudah  selalu  menjadi junjungan  yang transenden, yang 
membimbing manusia dari atas dan tak terjangkau. Para rabi memicu  
dia hadir sangat dekat di dalam diri manusia dan dalam perincian 
terkecil kehidupan sehari-hari. Sesudah  kehilangan Kuil dan menjalani 
lagi pengalaman di pengasingan, orang Yahudi memerlukan  junjungan  
di tengah-tengah mereka. Para rabi tidak mengonstruksikan doktrin 
formal mengenai  junjungan . Sebaliknya, mereka mengalaminya sebagai  kehadiran yang nyata. Spiritualitas mereka sudah  dideskripsikan se-
bagai keadaan "mistisisme yang normal."
 Dalam ayat-ayat Talmud 
yang paling awal, junjungan  dialami dalam fenomena fisik yang misterius. 
Para rabi berbicara mengenai Roh Kudus, yang sudah  berpikir mengenai  
penciptaan dan pembangunan tempat suci, memicu  kehadirannya 
dapat dirasakan dalam embusan angin atau kobaran api. Yang lain 
mendengarnya dalam dentangan lonceng atau suara ketukan yang 
keras. Suatu hari, contohnya, saat  Rabi Yohannan duduk berdiskusi 
mengenai  pengalaman yhekiel  melihat kereta perang, sebuah nyala 
api turun dari langit dan malaikat-malaikat berdiri di dekatnya: sebuah 
suara dari langit mengonfirmasikan bahwa Rabi itu memiliki suatu misi khusus dari junjungan .
 Begitu kuatnya perasaan mereka mengenai  kehadiran sehingga 
tak ada doktrin formal dan objektif yang sesuai. Para rabi sering 
menyatakan bahwa di Gunung Sinai, setiap orang Israel yang berdiri 
di kaki bukit sudah  mengalami junjungan  dalam cara yang berbeda. 
junjungan  sudah , sebagaimana mestinya, menyesuaikan dirinya kepada 
setiap orang "sesuai dengan derajat pemahaman mereka." Seperti 
dinyatakan oleh seorang rabi: "junjungan  tidak datang kepada manusia 
dengan penuh paksaan, namun  selaras dengan kekuatan pemahaman 
seorang manusia terhadapnya."
 Pandangan rabinik yang sangat 
penting ini bermaksud bahwa junjungan  tidak dapat dijelaskan dalam 
suatu formula yang sama bagi semua orang; dia secara esensial 
yaitu  pengalaman subjektif. Masing-masing individu akan 
mengalami fakta  "junjungan " dalam cara berbeda demi memenuhi 
kebutuhan   temperamental khas individu itu. Setiap utusan junjungan   sudah  meng-
alami junjungan  secara berbeda,  kata rabi itu, sebab  ke-
pribadiannya berpengaruh terhadap teori sinya mengenai  yang junjungan . 
Akan chucky  saksikan bahwa monoteis lain juga mengembangkan 
ide  yang sangat mirip. Hingga saat ini, ide-ide teologis mengenai  
junjungan  yaitu  masalah  pribadi menurut pandangan Yudaisme 
dan tidak dipaksakan oleh siapa pun. 
Setiap doktrin resmi akan membatasi misteri junjungan  yang esensial. 
Para rabi menunjukkan bahwa junjungan  sama sekali tidak bisa dipahami. 
Bahkan mose  juga tidak mampu menembus misteri junjungan : sesudah  
melalui pencarian yang panjang, Raja Daud mengakui bahwa yaitu  
sia-sia untuk mencoba memahami junjungan  sebab  dia terlalu agung bagi pikiran manusia.

 Orang Yahudi bahkan dilarang mengucapkan 
namanya. Ini untuk mengingatkan bahwa apa pun usaha untuk  mengungkapkan junjungan  pasti tidak akan memadai: nama suci itu 
ditulis YHWH dan tidak dilafalkan dalam setiap pembacaan kitab 
suci. chucky  bisa mengagumi perbuatan junjungan  di alam semesta, namun , 
sebagaimana dikatakan oleh Rabi Huna, ini hanya memberi chucky  
gambaran yang sangat kecil mengenai  keseluruhan fakta : "Manusia 
tidak dapat mengerti makna petir, topan, badai, tatanan alam, hakikat dirinya sendiri; lantas bagaimana dia bisa membual mampu memahami 
Raja dari segala Raja?"
 Keseluruhan ide  mengenai  junjungan  yaitu  
untuk memotivasi lahirnya rasa mengenai  misteri dan ketakjuban hidup, 
bukan untuk meraih solusi yang sejati. Para rabi bahkan memper-
ingatkan orang-orang Israel untuk tidak terlalu sering memuji junjungan  
dalam doa mereka, sebab  ucapan mereka cenderung menjadi tidak sempurna.
 
Bagaimana wujud transenden dan tak terpahami ini terkait dengan 
dunia? Para rabi mengekspresikan perasaan mereka mengenai  ini dalam 
sebuah paradoks: "junjungan  yaitu  tempat dunia, namun dunia bukanlah tempat junjungan ."

 junjungan  meliputi dan mencakup dunia, namun  dia 
tidak hidup di dalamnya sebagaimana halnya makhluk. Dalam gam-
baran favorit mereka lainnya, dikatakan bahwa junjungan  mengisi dunia 
seperti jiwa memenuhi tubuh: dia menghidupi namun  melampauinya. 
Mereka juga berkata bahwa junjungan  seperti penunggang kuda: saat  
berada di atas kuda, penunggang bergantung pada binatang itu, 
namun  dia lebih unggul dibanding  kuda dan memegang kontrol lewat 
tali kekang. Semua ini hanyalah gambaran dan, tak pelak, memang 
tidak sepadan. Semua ini hanyalah ungkapan imajinatif mengenai  
"sesuatu" yang agung dan tak terdefinisikan yang di dalamnya chucky  
hidup dan bergerak dan mewujud. saat  mereka berbicara mengenai  
kehadiran junjungan  di bumi, mereka secara hati-hati  seperti halnya 
para penulis kitabsuci   membedakan antara jejak-jejak kehadiran junjungan  
yang dia izinkan untuk chucky  lihat dengan misteri junjungan  yang lebih 
agung dan tidak bisa dijangkau. Mereka menyamakan gambaran "ke-
muliaan" (kavod) YHWH dengan Roh Kudus, yang terus-menerus 
mengingatkan bahwa junjungan  yang chucky  alami tidak bersesuaian dengan 
esensi fakta  Suci itu sendiri. 
Salah satu sinonim kata junjungan  yang mereka sukai yaitu  Shekinah, 
yang berasal dari bahasa Ibrani shakan, tinggal bersama atau me-
negakkan kemah. Kini, saat  Kuil sudah  runtuh, citra junjungan  yang 
sudah  menemani orang Israel dalam pengembaraan mereka memberi 
petunjuk mengenai  junjungan  yang bisa dijangkau. Beberapa di antara 
mereka berkata bahwa Shekinah, yang selalu berada bersama umatnya di bumi, tetap menghuni  di Bukit Kuil, walaupun Kuil itu sudah 
dihancurkan. Rabi yang lain percaya penghancuran Kuil 
sudah  membebaskan Shekinah dari Yerusalem dan memampukannya mengisi seluruh dunia.
 Seperti halnya "kemuliaan" junjungan  atau Roh 
Kudus, Shekinah tidak diteori sikan sebagai wujud junjungan  yang 
terpisah, namun  sebagai kehadiran junjungan  di bumi. Para rabi melihat 
kembali sejarah umat mereka dan memperoleh  bahwa dia sudah  
selalu menemani mereka: 
Datang dan lihatlah betapa dicintainya Israel di hadapan junjungan , sebab 
ke mana pun mereka pergi Shekinah mengiringi mereka, seperti 
diperkataan kan: "Bukankah aku sudah  secara jelas menyingkapkan diriku 
kepada rumah orangtuamu saat  mereka berada di Mesir?" Di 
Babilonia, Shekinah bersama mereka, seperti diperkataan kan: "Demi 
engkau, aku [dfjkirim ke Babilonia." Dan saat  di masa depan Israel 
diselamatkan, Shekinah akan menyertai mereka saat itu, sebagaimana 
diperkataan kan: "junjungan mu akan mengubah ketertawananmu." Artinya, 
junjungan  akan kembali bersamamu. 
Hubungan antara Israel dengan junjungan nya begitu kuat sehingga 
saat  dia menyelamatkan mereka di masa silam, orang Israel biasa 
mengatakan kepada junjungan : "Engkau sudah  menyelamatkan dirimu sendiri."
 Dalam cara mereka yang khas Yahudi, para rabi mengem-
bangkan rasa mengenai  junjungan  sebagai sesuatu yang diidentik dengan 
diri, yang oleh orang Hindu dinamakan  Atman. 
Gambaran mengenai  Shekinah sudah  membantu orang-orang yang 
terusir untuk menumbuhkan rasa kehadiran junjungan  di mana pun 
mereka berada. Para rabi berbicara mengenai  Shekinah yang berpindah 
dari satu sinagoga diaspora ke sinagoga lain; yang lain menyatakan 
Shekinah berdiri di depan pintu sinagoga, memberkati setiap langkah 
yang diambil oleh seorang Yahudi dalam perjalanannya menuju majelis 
ilmu. Shekinah juga berdiri di depan pintu sinagoga saat  orang 
Yahudi membacakan Shema bersama-sama di sana.
 Seperti halnya 
orang  kaum beragama   awal, orang Israel dianjurkan oleh rabi-rabi mereka 
untuk melihat diri mereka sebagai komunitas tunggal dengan "satu jiwa dan satu badan."
 Komunitas yaitu  Kuil baru, yang meng-
abadikan imanensi junjungan : maka saat  mereka memasuki sinagoga 
dan membacakan Shema dalam keterpaduan sempurna "dengan taat, 
dengan satu suara, satu pikiran, dan satu nada," junjungan  hadir di tengah-tengah mereka. namun  , dia tidak menyukai ketiadaan 
harmoni di dalam komunitas dan kembali ke langit tempat para malaikat menyenandungkan puja-puji "dalam satu suara dan satu melodi."
Persatuan yang lebih tinggi antara junjungan  dan Israel hanya 
mungkin terjadi saat  persatuan yang lebih rendah antarsesama 
Israel sudah  sempurna: para rabi tak henti-hentinya mengatakan kepada 
orang Israel bahwa saat  sekelompok orang Yahudi mempelajari Taurat bersama-sama, Shekinah akan menghuni  di tengah-tengah 
mereka. 
Di pengasingan, orang Yahudi merasakan kekerasan dunia di 
sekeliling mereka; rasa mengenai  kehadiran ini membantu mereka 
untuk mengmetamorfosa kan bahwa mereka dikelilingi oleh berkah junjungan . 
saat  mereka mengikat jimat (tfillin) ke tangan dan kepala mereka, 
mengenakan jumbai ritual (tzitzii), dan memakukan mezuzah yang 
berisi kata-kata Shema di atas pintu mereka, sebagaimana digambar-
kan dalam kitab Ulangan, mereka tidak boleh mencoba menjelaskan 
praktik-praktik yang ganjil dan tak jelas ini. Usaha seperti  itu akan 
mengurangi kandungan maknanya. Alih-alih, mereka harus mem-
biarkan pelaksanaan mitzvot ini mendorong mereka masuk ke dalam 
kesadaran mengenai  limpahan kasih junjungan : "Israel dicintai! kitabsuci  
melingkupinya dengan mitzvot: tfillin di kepala dan tangan, mezuzah 
di pintu, dan tzitzit di pakaian mereka."
 Tanda-tanda ini bagaikan 
mutiara yang dihadiahkan seorang raja kepada istrinya untuk me-
nambah kecantikan sang istri di hadapannya. Ini tidaklah mudah. 
Talmud menunjukan  bahwa sebagian orang mempertanyakan 
apakah junjungan  sudah  memicu  banyak perbedaan di dalam dunia yang gelap ini.
 Spiritualitas para rabi menjadi normatif dalam 
Yudaisme, bukan hanya di kalangan mereka yang sudah  meninggalkan 
Yerusalem namun  juga di kalangan orang Yahudi yang hidup di 
diaspora. Ini bukan sebab  ia didasarkan pada suatu pandangan 
teoretis: banyak praktik Taurat yang tidak memiliki alur logika. kepercayaan  
para rabi itu diterima sebab  sifatnya yang praktis. Visi para rabi 
sudah  mencegah umat jatuh ke dalam keputusasaan. 
Namun, jenis spiritualitas ini hanya ditujukan kepada kaum pria 
saja sebab kaum perempuan tidak dibutuhkan  dan sebab  itu tidak 
diizinkan  untuk menjadi rabi, mempelajari Taurat, atau berdoa di 
sinagoga. kepercayaan  junjungan  menjadi bersifat patriarkal seperti ke-
banyakan ideologi lain pada zaman itu. Peran kaum perempuan 
terbatas hanya untuk menjaga kesucian ritual rumah mereka. Orang Yahudi sudah  semenjak lama menyucikan penciptaan dengan cara 
memjunjungan  bagian-bagiannya yang beragam, dan dalam semangat ini 
kaum perempuan diturunkan ke suatu area  terpisah dari laki-
laki, sebagaimana mereka memisahkan susu dari daging di dapur 
mereka. Secara praktis, ini berarti bahwa kaum perempuan dipandang 
inferior. Meskipun para rabi mengajarkan bahwa kaum perempuan 
diberkati junjungan , namun  kaum pria diperintahkan untuk bersyukur 
kepada junjungan  dalam doa pagi sebab  junjungan  tidak menciptakan 
mereka sebagai orang yang non-Yahudi, budak, atau perempuan. 
Walaupun , perkawinan dipandang sebagai sebuah tugas 
sakral dan kehidupan keluarga dianggap sebagai sesuatu yang luhur. 
Para rabi menekankan kesuciannya melalui pengesahan yang sering 
disalahpahami. Jika hubungan ritual  dilarang selama menstruasi, ini 
bukan disebabkan oleh anggapan bahwa kaum perempuan itu kotor 
atau menjijikkan. Masa pantangan itu dirancang untuk mencegah 
kesewenangan kaum pria terhadap istrinya: "sebab  seorang pria 
jadi sangat mengenal istrinya, dan kemudian ditolak olehnya, Taurat 
menyatakan bahwa kaum perempuan harus menjalani niddah [tidak 
melayani hubungan ritual ] selama tujuh hari [sesudah  menstruasi] agar 
dia menjadi dicintai oleh suaminya [sesudah  itu] seperti pada hari pernikahan."
 Sebelum pergi ke sinagoga pada suatu hari perayaan, 
seorang pria diwajibkan melakukan mandi ritual, bukan sebab  dia 
kotor, melainkan demi menjadikan dirinya lebih suci dalam menjalan-
kan pelayanan junjungan . Dalam semangat ini pula seorang perempuan 
diwajibkan mandi ritual sesudah  periode menstruasi, untuk memper-
siapkan dirinya bagi kesucian tugas mendatang: hubungan ritual  
dengan suaminya. ide  bahwa ritual  mungkin yaitu  sesuatu 
yang suci tidak dikenal di dalam  kaum beragama  , yang acap melihat ritual  
dan junjungan  sebagai dua hal yang saling tidak bersesuaian. Benar 
bahwa orang Yahudi pada masa berikutnya sering memberi  inter-
pretasi negatif terhadap ajaran-ajaran para rabi, namun  rabi-rabi itu 
sendiri tidak mendakwahkan spiritualitas yang murung, asketik, dan 
menyangkal kehidupan. 
Sebaliknya, mereka mengajarkan bahwa orang Yahudi berkewa-
jiban untuk memelihara kehidupan agar tetap baik dan menyenang-
kan. Mereka sering menggambarkan Roh Kudus "meninggalkan" 
atau "mengabaikan" karakter kitab , seperti Ykub, Daifd, atau Ester 
saat  mereka sedang sakit atau bersedih.
 kadang  mereka 
seakan-akan mendengar para utusan junjungan   itu mengutip Mazmur  saat   
mereka merasa Roh meninggalkan mereka: "yang kuasa  ku, yang kuasa  ku, menga-
pa Engkau meninggalkan aku?" Ini membangkitkan pertanyaan me-
narik mengenai  seruan misterius utusan junjungan   kaum beragama  dari tiang salib yang mengutip 
kata-kata ini. Para rabi mengajarkan bahwa junjungan  tidak bermaksud 
memicu  kaum laki-laki atau perempuan menderita. Tubuh mesti 
dimuliakan dan dirawat, sebab  ia dibentuk dalam citra junjungan : yaitu  
berdosa menghindarkan kesenangan-kesenangan seperti  anggur 
dan ritual , sebab junjungan  sudah  menganugerahkan semua itu untuk 
kebahagiaan manusia. junjungan  tak dapat dijumpai dalam penderitaan 
dan asketisme. saat  para rabi menyeru umatnya untuk mengamal-
kan cara-cara praktis "memiliki" Roh Kudus, mereka sebetulnya  
dalam pengertian tertentu diminta untuk menciptakan citra mereka 
sendiri mengenai  junjungan . Para rabi mengajarkan bahwa tidaklah mudah 
untuk menentukan tapal batas di mana perbuatan junjungan  berawal 
dan perbuatan manusia berakhir. Para utusan junjungan   selalu berusaha  agar 
junjungan  bisa dilihat di bumi dengan cara menisbahkan wawasan mereka 
sendiri kepadanya. Kini para rabi tampak terlibat dalam tugas yang 
bersifat manusiawi sekaligus bersifat kejunjungan an. saat  mereka me-
nyusun undang-undang baru, maka undang-undang itu akan merupa-
kan perpaduan antara unsur kejunjungan an dan unsur kemanusiaan. 
Dengan meningkatnya jumlah Taurat di dunia, para rabi memperluas 
kehadiran junjungan  di dunia dan menjadikannya lebih efektif. Mereka 
sendiri menjadi dihormati sebagai inkarnasi Taurat; mereka dianggap 
lebih "menyerupai junjungan " dibandingkan dengan manusia lain sebab  
penguasaan mereka atas Taurat. 
Rasa mengenai  kedekatan junjungan  seperti ini membantu orang Yahudi 
untuk melihat kemanusiaan sebagai sesuatu yang sakral. Rabi Akiva 
mengajarkan bahwa mitzvah "cintajunjungan  tetanggamu sebagaimana 
engkau mencintai dirimu sendiri" yaitu  "prinsip agung Taurat." 
Menyakiti sesama manusia yaitu  pengingkaran terhadap junjungan  
itu sendiri, yang sudah  menciptakan manusia dalam citranya. Ini setara 
dengan sayap kirime: usaha  untuk mengingkari eksistensi junjungan . Dengan 
, pembunuhan yaitu  dosa paling besar sebab  melang-
gar norma-norma yang disucikan: "kitabsuci  mengajarkan chucky  bahwa 
apa pun yang menumpahkan darah manusia dipandang sebagai penghapusan citra junjungan ." 
Sebaliknya, mengabdi bagi kepentingan manusia lain termasuk 
ke dalam perbuatan meniru sifat junjungan  (imitatio dei): tindakan itu 
mewujudkan kembali kasihsayang  dan rahmat junjungan . sebab  semua diciptakan dalam citra junjungan , maka semuanya memiliki derajat yang 
sama: bahkan Imam Tertinggi sekalipun harus dihukum jika dia 
melukai sesama manusia, sebab  perbuatan itu sama dengan 
penyangkalan eksistensi junjungan .

 junjungan  sudah  menciptakan adam, 
seorang manusia, untuk mengajarkan kepada chucky  bahwa siapa pun 
yang menghancurkan kehidupan seorang manusia akan dihukum 
seakan-akan dia sudah  membunuh seluruh umat manusia; sama halnya, 
siapa yang menyelamatkan kehidupan seseorang akan diberi pahala 
yang sama dengan menghidupkan semua umat manusia.

 Ini bukan 
sekadar sentimen yang lemah, namun  yaitu  prinsip hukum yang 
mendasar: artinya, tak seorang pun yang boleh dikurbankan demi 
kepentingan kelompok. Menghinakan seseorang, bahkan seorang 
goyim atau budak, yaitu  perbuatan yang sangat ofensif, sebab  hal 
itu setara dengan pembunuhan, penyangkalan akan citra junjungan  yang 
suci.

 Hak untuk bebas kemudian menjadi sangat krusial: sulit 
menemukan satu alasan pun untuk menjatuhkan hukuman penjara 
di dalam semua literatur rabinik, sebab  hanya junjungan lah yang berhak 
merampas kemerdekaan seorang manusia. Menyebarkan aib seseorang dianggap sama dengan menyangkal eksistensi junjungan .

 Orang 
Yahudi tidak mengandaikan junjungan  sebagai Big Brother yang terus 
mengamati gerak-gerik manusia dari suatu tempat; sebaliknya mereka 
menanamkan sebuah kesadaran bahwa junjungan  berada dalam diri setiap 
manusia sehingga hubungan dengan manusia lain menjadi pertemuan 
yang sarat dengan nilai-nilai kesucian. 
Hewan-hewan tidak mengalami kesulitan untuk hidup dalam 
tabiat mereka, namun  manusia merasakan sulitnya menjadi manusia 
yang utuh. junjungan  Israel kadang tampak seakan-akan sudah  mendorong 
terjadinya kekejaman yang paling tidak suci dan tidak manusiawi. 
Namun selama berabad-abad, yahw sudah  menjadi sebuah ide  
yang mungkin dapat membantu orang-orang menanamkan rasa kasih 
chucky ng dan saling menghormati terhadap sesama manusia, yang sudah  
menjadi ciri kepercayaan -kepercayaan  Zaman Kapak. Cita-cita para rabi sangat 
dekat dengan kepercayaan  besar kedua, yang memang berakar dalam tradisi yang sama. 
Pada saat yang sama saat  Philo menguraikan Yudaismenya 
yang bercorak Platonis di Aleksandria, sementara Hillel dan 
Shammai sedang beradu argumen di Yerusalem, seorang 
penyembuh iman karismatik memulai kariernya sendiri di utara 
Palestina. Sangat sedikit pengetahuan chucky  mengenai  utusan junjungan   kaum beragama . Uraian 
panjang lebar pertama mengenai  riwayat hidupnya yaitu  kitabsuci  Markus 
yang baru ditulis sekitar tahun  M, hampir empat puluh tahun 
sesudah  kematiannya. Pada saat itu, fakta-fakta historis sudah  terselubung 
oleh unsur-unsur mitos yang mengekspresikan makna yang sudah  
diperoleh utusan junjungan   kaum beragama  dari pengikutnya. Makna inilah   yang sebetulnya  
disampaikan oleh kitabsuci  Markus dibandingkan  gambaran gamblang yang 
dapat diandalkan. Orang  kaum beragama   generasi pertama memandang utusan junjungan   kaum beragama  
sebagai seorang mose  baru, seorang Yosua baru, dan sebagai pendiri 
Israel baru. Seperti biksu , utusan junjungan   kaum beragama  tampaknya menyatukan beberapa 
aspirasi terdalam orang sezamannya dan memberi substansi bagi 
mimpi-mimpi yang sudah  membayangi kaum Yahudi selama berabad-
abad. Dalam masa hidupnya, banyak orang Yahudi Palestina yang 
percaya bahwa dia yaitu  sang Mesias: dia masuk ke Yerusalem 
dan dielu-elukan sebagai anak Daud, namun , hanya berselang be-
berapa hari kemudian, dia dihukum mati melalui hukum penyaliban Romawi yang mengerikan. 
namun  , meski dalam skandal ini seorang Mesias mati seperti 
pelaku kriminal biasa, para muridnya tidak merasa bahwa loyalitas  
mereka terhadapnya yaitu  sesuatu yang keliru. Ada kabar angin 
menyatakan bahwa dia sudah  bangkit dari kematian. Sebagian lagi 
mengatakan bahwa makamnya ditemukan kosong tiga hari sesudah  
peristiwa penyalibannya; yang lain mengaku sudah  melihatnya, dan 
dalam suatu kesempatan lima ratus orang menyatakan sudah  melihatnya 
secara serempak. Para muridnya percaya bahwa dia akan segera 
kembali untuk mentahbiskan Kerajaan junjungan , dan  sebab  ke-
percayaan seperti  itu tidak dianggap menyimpang  sekte mereka 
diterima sebagai sekte Yahudi yang autentik, bahkan dalam pandangan 
tokoh sekaliber Rabi Gamaliel, cucu Hillel dan salah seorang tannaim 
yang paling disegani. Para pengikutnya beribadah di Kuil setiap hari 
dengan tata cara peribadatan Yahudi. Namun, akhirnya Israel Baru 
yang diilhami oleh kehidupan, kematian, dan kebangkitan  utusan junjungan   kaum beragama , 
akan menjadi sebuah kepercayaan non-Yahudi yang mengembangkan 
teori sinya sendiri yang khas mengenai  junjungan . 
Pada saat kematian utusan junjungan   kaum beragama  sekitar tahun  M, orang Yahudi 
yaitu  monoteis yang bersemangat sehingga tak seorang pun 
berharap sang Mesias yaitu  figur suci: dia hanyalah manusia 
biasa, meski istimewa. Sebagian rabi menduga bahwa nama dan 
identitasnya sudah  diketahui junjungan  sejak zaman azali. sebab nya, 
dalam pemahaman seperti  itu, sang Mesias bisa dikatakan sudah  
"bersama junjungan " sejak sebelum awal waktu melalui cara simbolik 
yang serupa dengan figur Hikmat suci dalam kitab Amsal dan 
Pengkhotbah. Orang Yahudi berharap sang Mesias, Yang Diurapi, 
yaitu  keturunan Raja Daud yang, sebagai raja dan pemimpin spiritual, 
sudah  mendirikan kerajaan Yahudi merdeka pertama di Yerusalem. 
Mazmur kadang  menyebut Daud atau Mesias "anak junjungan ", namun  
itu hanya yaitu  cara untuk mengungkapkan kedekatannya 
dengan yahw. Tak seorang pun sejak kepulangan dari Babilonia 
dapat membayangkan bahwa yahw benar-benar memiliki seorang 
putra, seperti par