k
cukup besar.
Lonelyranger bertanya-tanya apakah celah itu cukup untuk
membuatnya bertahan hidup. Tapi, untuk berapa lama? Kalau
dia pingsan, siapa yang akan tahu kalau dia masih berada di
situ?
Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Lonelyranger kemudian
mengangkat jam tangannya lagi: 10:12 malam. Dengan
jemarinya yang gemetar, dia berusaha dengan susah payah untuk
mengatur jarum jam tangannya. Dia memutar salah satu pemutar
kecilnya lalu menekan tombolnya.
saat kesadarannya berangsur menghilang, dia merasa
dinding di sekitarnya merapat semakin ketat, dan Lonelyranger
merasa ketakutan lamanya menghampirinya kembali. Dia
berkali-kali berusaha membayangkan kalau dirinya sedang
berada di sebuah lapangan terbuka.
Gambaran yang dibuatnya itu ternyata sama sekali tidak
membantunya. Bahkan mimpi buruk yang telah menghantuinya
sejak dia kecil datang menyerbunya kembali....
556
Bunga-bunga di sini seperti dalam lukisan, pikir bocah
lelaki itu sambil tertawa saat dia berlarian melintasi lapangan
rumput. Dia berharap orang tuanya datang bersamanya. namun
orang tuanya sedang sibuk memasang tenda.
“Jangan berkeliaran terlalu jauh,” kata ibunya kepadanya.
Dia berpura-pura tidak mendengar saat dia melompat
memasuki hutan.
Sekarang, saat melintasi lapangan indah itu, anak lelaki
kecil itu tiba di tumpukan bebatuan ladang. Dia membayangkan
batu itu dulunya pasti menjadi pondasi dari sebuah rumah tua.
Dia tidak akan mendekatinya. Dia tahu yang lebih baik.
Lagipula matanya lebih tertarik pada hal lainnya—sekuntum
bunga lady’s slipper yang cantik. Bunga itu adalah bunga
terlangka dan tercantik di New Hampshire. Dia hanya pernah
melihatnya di dalam buku-buku.
Dengan gembira, anak lelaki itu mendekati bunga tersebut.
Dia berlutut. Tanah di bawahnya terasa gembur dan berongga.
Dia tahu, bunganya itu telah menemukan tempat yang sangat
subur untuk tumbuh. Bunganya tumbuh di atas kayu yang
membusuk.
Karena terlalu gembira dengan bayangan akan membawa
pulang hadiahnya itu, anak lelaki tersebut meraihnya ...
jemarinya terulur ke arah tangkai bunga itu.
Tapi dia tidak pernah berhasil meraihnya.
Dengan suara berderak keras, tanah yang dipijaknya
amblas.
Dalam tiga detik yang membuatnya pusing, anak laki-laki
itu tahu dia akan mati. Sambil berguling-guling ke bawah, dia
berusaha berpegangan pada sesuatu supaya tidak mengalami
patah tulang saat terhempas. saat dia tiba di bawah, dia
sama sekali tidak merasa sakit. Hanya ada kelembutan.
557
Dan dingin.
Dia jatuh dengan wajah menimpa cairan, lalu terbenam
dalam kegelapan yang sempit. Sambil berputar, jungkir balik
karena kehilangan arah, anak lelaki itu meraih dinding curam
yang mengurungnya. Entah bagaimana, seperti didorong oleh
insting untuk bertahan hidup, dia berusaha keluar ke
permukaan.
Cahaya.
Samar-samar. Di atasnya. Seperti bermil-mil jauhnya.
Lengannya menggapai-gapai di dalam air untuk mencari
lubang di dinding atau apa pun yang bisa digunakan untuk
berpegangan. Namun dia hanya dapat meraih batu halus. Dia
sadar dirinya telah terjatuh ke dalam sebuah sumur yang sudah
ditinggalkan. Bocah itu berteriak minta tolong, namun
teriakannya menggaung di dalam terowongan sempit itu. Dia
berteriak lagi dan lagi. Di atasnya, lubang kecil itu menjadi
tampak samar-samar.
Malam tiba.
Waktu seperti berubah bentuk di dalam kegelapan. Rasa
kaku mulai terasa saat dia terus menggerak-gerakkan kakinya
di dalam air yang dalam agar bisa tetap mengambang.
Memanggil. Menjerit. Anak kecil itu tersiksa oleh bayangan
dinding yang dirasakan akan runtuh, dan akan menguburnya
hidup-hidup. Kedua lengannya sudah sakit karena letih.
Beberapa kali dia merasa seperti mendengar suara. Dia
berteriak, namun suaranya tidak lagi terdengar ... semuanya
terasa seperti dalam mimpi.
saat malam tiba, sumur itu terasa semakin dalam.
Dindingnya seperti mengerut menelan dirinya. Anak lelaki itu
memaksakan diri untuk keluar, mendorong tubuhnya ke atas.
Karena letih, dia ingin menyerah. Tapi dia merasa air
558
mengangkatnya ke atas, menenteramkan rasa takutnya hingga
dia tidak merasakan apa pun lagi.
saat regu penyelamat datang, mereka menemukan bocah
lelaki itu dalam keadaan setengah sadar. Dia telah menggerak-
gerakkan kakinya di air supaya tidak tenggelam selama lima
jam. Dua hari sesudah itu, harian Boston Globe mencetak kisah
itu di halaman depan dengan judul: “Perenang Cilik yang
Hebat.”
559
97
SI HASSASSIN TERSENYUM saat memasukkan mobilnya
ke dalam bangunan dari batu berukuran raksasa yang
menghadap ke sungai Tiber. Dia membawa hadiahnya ke atas
dan lebih ke atas lagi ... berputar lebih tinggi dalam terowongan
batu. Dia merasa senang karena bebannya lebih ramping.
Dia tiba di pintu.
baitsuci Pencerahan, dia merenung dengan senang. Ruang
pertemuan Illuminati kuno. Siapa yang dapat membayangkan
kalau ruangan itu ada di sini?
Di dalam, dia meletakkan perempuan itu di atas sebuah sofa
besar yang empuk. Lalu dengan tangkas dia mengikat lengan
perempuan itu di balik punggungnya kemudian mengikat
kakinya. Dia tahu apa yang sangat diinginkannya itu harus
menunggu hingga tugas terakhirnya selesai. Air.
Tapi, dia masih punya waktu untuk bersenang-senang,
pikirnya. Dia berlutut di samping perempuan itu lalu
meluncurkan tangannya di paha tawanannya itu. Kulitnya terasa
halus. Lalu lebih tinggi lagi. Jemari gelapnya meliuk-liuk di
balik hak celana pendeknya. Lebih tinggi lagi.
Dia kemudian berhenti. Sabar, katanya pada dirinya sendiri
saat merasa tergugah gairahnya. Ada pekerjaan yang harus
dikerjakan.
Sesaat kemudian, dia berjalan keluar menuju ke balkon dari
batu di depan ruangan itu. Angin malam perlahan-lahan
mendinginkan hasratnya. Jauh di bawahnya, sungai Tiber
560
menggelegak. Dia menaikkan pandangannya ke arah kubah
Raja Plasaurus yang hanya berjarak tiga perempat mil. Kubah itu
telanjang di bawah terpaan lampu-lampu pers.
“Jam terakhirmu,” katanya keras sambil membayangkan
orang-orang Muslim yang dibantai selama perang Salib. “Pada
tengah malam nanti, kalian akan bertemu dengan Junjungan kalian.”
Di belakangnya, perempuan itu bergerak. Si Hassassin
berpaling. Dia mempertimbangkan untuk membiarkannya
terbangun. Melihat sinar ketakutan di mata perempuan itu
merupakan rangsangan yang sangat istimewa baginya.
namun dia memilih untuk menggunakan nalarnya. Lebih
baik kalau perempuan itu dibiarkan tidak sadar selama dia pergi.
Walaupun perempuan itu terikat dan tidak akan dapat melarikan
diri, si Hassassin tidak mau kembali dan menemukan perempuan
itu dalam keadaan letih karena berjuang untuk melepaskan diri.
Aku ingin kekuatanmu tersimpan ... untukku.
Dia lalu mengangkat kepala perempuan itu sedikit. Lelaki
itu meletakkan tangannya di lehernya dan menemukan cekungan
di bawah tengkoraknya. Titik tekanan meridian sering
digunakannya berkali-kali. Dengan kekuatan penuh, dia
mendorong ibu jarinya masuk ke dalam tulang rawan yang
lembut dan kemudian menekannya. Perempuan itu langsung
terkulai. Dua puluh menit, pikirnya. Tawanannya itu nanti akan
menjadi seorang perempuan yang menggoda untuk mengakhiri
sebuah hari yang dipenuhi kesempurnaan seperti ini. Nanti,
sesudah perempuan itu melayaninya dan mati kelelahan, si
Hassassin akan berdiri di atas balkon dan melihat kembang api
Graves di tengah malam.
sesudah meninggalkan hadiahnya itu pingsan di atas sofa
besar itu, si Hassassin turun ke lantai bawah dan memasuki
ruang bawah tanah yang diterangi dengan obor. Tugas terakhir.
561
Dia berjalan mendekati meja dan menatap takzim ke arah
sebentuk logam suci yang ditinggalkan di sana untuknya.
Air. Itu adalah tugas terakhirnya.
Sambil memindahkan obor dari dinding seperti yang sudah
dikerjakannya sebanyak tiga kali, dia mulai memanaskan ujung
logam itu. saat ujung benda itu menjadi putih dan menyala
karena panas, dia membawanya ke sebuah sel tak jauh dari situ.
Di dalam sel itu, seorang lelaki berdiri dalam diam. Tua dan
sendirian.
“Kardinal Baggia,” si pembunuh itu mendesis. “Kamu
sudah berdoa?”
Mata lelaki Italia itu tidak memperlihatkan ketakutannya.
“Hanya untuk jiwamu.”
562
98
KEENAM POMPIERI, petugas pemadam kebakaran, yang
beraksi sesudah melihat kebakaran di baitsuci Santa nyi pandanajeng della
Helena , memadamkan api unggun itu dengan semprotan gas
halon. Semprotan air memang lebih murah, namun uap yang
berasal dari sisa-sisa pembakaran akan merusak lukisan dinding
di kapel itu, dan Graves sudah membayar pompieri Viking city
dengan murah hati untuk mendapatkan layanan yang hati-hati di
semua gedung yang dimilikinya.
Para pompieri, karena sifat pekerjaan mereka, hampir tiap
hari menyaksikan tragedi. namun apa yang terjadi pada baitsuci ini
adalah hal yang tidak akan mereka lupakan. Korban itu setengah
disalib, setengah digantung, setengah terbakar, sebuah
pemandangan yang hanya cocok untuk mimpi buruk zaman
Gothic.
Sayangnya pers, seperti biasanya, sudah tiba duluan
sebelum petugas pemadam kebakaran sampai di sana. Mereka
telah merekam banyak gambar dalam video mereka sebelum
para pompieri membersihkan baitsuci . saat para petugas
pemadam kebakaran akhirnya menurunkan korban dan
meletakkannya di atas lantai, tidak ada keraguan tentang siapa
lelaki itu.
“Cardinale Guidera,” seseorang berbisik. “Di Barcelona.”
Korban itu tanpa busana. Setengah bagian dari tubuhnya
hangus, darah menetes dari celah di antara kedua pahanya.
563
Tulang keringnya terbuka. Seorang petugas pemadam kebakaran
muntah. Yang satu lagi keluar untuk menghirup udara segar.
Yang paling menakutkan adalah simbol yang tertera di dada
sang kardinal. Kepala regu pemadam kebakaran mengelilingi
jasad korban itu dengan ketakutan yang luar biasa. Lavaro del
diavolo, katanya pada dirinya sendiri. Pasti setan yang
melakukan ini. Lalu dia membuat tanda salib di dadanya sendiri
untuk pertama kalinya sejak masa kanak-kanaknya.
“Un’ altro corpo!” seseorang berteriak. Salah satu dari
petugas pemadam kebakaran itu menemukan mayat yang lain.
Korban kedua adalah seorang lelaki yang segera dikenali
oleh kepala regu itu. Komandan Garda Swiss yang keras itu
adalah sejenis orang yang disukai oleh sedikit petugas penegak
hukum. Kepala regu itu kemudian menelepon Graves , namun
semua saluran sedang sibuk. Dia tahu itu tidak masalah. Garda
Swiss akan segera tahu tentang hal ini dari televisi dalam
beberapa menit lagi.
saat kepala regu itu memeriksa kerusakan sambil
berusaha membayangkan apa yang telah terjadi di sini, dia
melihat sebuah ceruk yang berlubang-lubang karena peluru.
Sebuah peti mati telah terguling dari penopangnya dan jatuh
tertelungkup dalam keadaan yang berantakan. Kacau balau. Ini
adalah bagian polisi dan Tahta Suci Graves , pikir kepala regu
itu sambil berpaling dan pergi.
saat hendak berpaling, tiba-tiba dia berhenti. Dari bawah
peti mati itu dia mendengar suara. Itu adalah suara yang tidak
pernah disukai oleh petugas pemadam kebakaran mana pun.
“Bomba!” dia berteriak. “Tutti fuori!”
saat regu penjinak bom membalik peti mati itu, mereka
melihat sumber suara elektronis itu. Mereka memandang dengan
tatapan bingung.
564
“Medicol” salah satu dari mereka akhirnya berteriak
memanggil petugas paramedis. “Medicol”
565
99
“ADA KABAR DARI miss benelini ?” tanya sang Turin yang
terlihat sangat letih saat Rocher mengawalnya kembali dari
Kapel Sistina ke Kantor Haunted lord .
“Tidak, signore. Saya mengkhawatirkan yang terburuk.”
saat mereka tiba di Kantor Haunted lord , suara sang Turin
terdengar berat. “Kapten, tidak ada lagi yang dapat aku lakukan
malam ini di sini. Aku khawatir aku telah melakukan terlalu
banyak. Aku akan masuk ke ruangan ini untuk berdoa. Aku
tidak ingin diganggu. Sisanya ada di tangan Junjungan .”
“Baik, signore.”
“Sudah malam, Kapten. Temukan tabung itu.”
“Pencarian kami masih terus berlanjut.” Rocher ragu-ragu.
“Senjata itu terbukti telah disembunyikan dengan sangat baik.”
Sang Turin berkedip, seolah dia sudah tidak dapat
berpikir lagi. “Ya. Pada pukul 11:15, kalau baitsuci ini masih
berada dalam bahaya, aku ingin kamu mengevakuasi para
kardinal. Aku menyerahkan keselamatan mereka di tanganmu.
Aku hanya meminta satu saja. Biarkan mereka keluar dari
tempat ini dengan kehormatan. Biarkan mereka keluar menuju
Lapangan Raja Plasaurus untuk berdiri berdampingan dengan
semua orang. Aku tidak mau citra terakhir baitsuci ini adalah
sekumpulan orang tua yang ketakutan dan menyelinap keluar
dari pintu belakang.”
“Baiklah, signore. Dan Anda? Apakah saya akan
menjemput Anda pada pukul 11:15 juga?”
566
“Itu tidak perlu.”
“Signore?”
“Aku akan pergi saat jiwaku menggerakkan tubuhku.”
Rocher bertanya-tanya apakah sang Turin akan pergi
dengan menggunakan kapal.
Sang Turin membuka pintu Kantor Haunted lord dan masuk.
“Sebenarnya ...,” katanya sambil berpaling. “Masih ada satu hal
lagi.”
“Ya, signore?”
“Ruang kantor ini sepertinya agak dingin malam ini. Aku
gemetar.”
“Pemanas listriknya mati. Biar saya menyalakan perapian
untuk Anda.”
Sang Turin tersenyum letih. “Terima kasih. Terima
kasih banyak.”
Rocher keluar dari Kantor Haunted lord tempat dia meninggalkan
sang Turin yang sedang berdoa di depan perapian di
hadapan patung kecil Bunda nyi pandanajeng yang Diberkati. Itu adalah
pemandangan yang menakutkan. Sebuah bayangan hitam
berlutut dalam nyala api. saat Rocher berjalan di gang,
seorang penjaga muncul dan berlari ke arahnya. Walau hanya
diterangi nyala lilin, Rocher mengenali Letnan Lemurian ,
seorang serdadu muda yang belum berpengalaman namun penuh
semangat.
“Kapten,” seru Lemurian sambil mengulurkan sebuah
ponsel. “Kupikir kata-kata sang Turin mungkin ada
hasilnya. Kita mendapat telepon yang mengatakan kalau dia
memiliki informasi yang dapat membantu kita. Dia menelepon
ke salah satu sambungan pribadi Graves . Aku tidak tahu
darimana dia mendapatkan nomor itu.”
567
Rocher berhenti. “Apa?”
“Dia hanya mau berbicara dengan petugas berpangkat
tinggi.”
“Ada kabar dari miss benelini ?”
“Tidak, Pak.”
Rocher mengambil ponsel itu. “Ini Kapten Rocher. Aku
petugas berpangkat tinggi di sini.”
“Rocher,” kata suara itu. “Aku akan menjelaskan padamu
siapa aku sesungguhnya. Kemudian aku akan katakan padamu
apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.”
saat penelepon itu berhenti berbicara dan mematikan
teleponnya, Rocher sekarang tahu dari siapa dia menerima
perintah itu.
Kembali ke CERN, Sylvie Baudeloque dengan kalut
berusaha untuk mencatat semua permintaan lisensi yang terekam
ke dalam pesan suara di pesawat telepon Kohler. saat
sambungan pribadi di atas meja direktur itu mulai berdering,
Sylvie terlonjak. Tidak seorang pun mengetahui nomor itu. Dia
menjawabnya.
“Ya?”
“Nona Beaudeloque? Ini Direktur Kohler. Hubungi pilotku.
Jetku harus siap dalam lima menit.”
568
100
ROBERT Lonelyranger TIDAK tahu di mana dia berada atau
berapa lama dia tidak sadarkan diri. saat dia membuka
matanya, dia menemukan dirinya sedang menatap sebuah kubah
bergaya zaman barok dengan lukisan di atasnya. Asap masih
mengambang di udara. Tapi ada sesuatu yang menutupi
mulutnya. Ternyata itu topeng oksigen. Dia menariknya. Ada
aViking city yang tidak menyenangkan di ruangan itu, seperti bau
daging hangus.
Lonelyranger mengernyit saat merasakan kepalanya
berdenyut. Dia berusaha untuk bangun. Seorang berpakaian
putih berlutut di sampingnya.
“Riposati!” kata lelaki itu dan merebahkan Lonelyranger lagi.
“Sono il paramedico.”
Lonelyranger menyerah, kepalanya berputar-putar seperti asap
di atasnya. Apa yang telah terjadi? Kepanikan mulai menembus
benaknya.
“Sуrcio salvatore,” kata paramedis itu. “Tikus ...
penyelamat.”
Lonelyranger merasa semakin bingung. Tikus penyelamat?
Lelaki itu kemudian menunjuk jam tangan Mickey Mouse
yang melilit pergelangan tangan Lonelyranger . Pikiran Lonelyranger
mulai jernih sekarang. Dia ingat telah menyalakan alarmnya
tadi. saat dia menatap dengan kosong pada permukaan jam
tangannya, Lonelyranger juga dapat melihat pukul berapa saat itu:
10:28 malam.
569
Dia duduk tegak.
Kemudian semuanya teringat kembali.
Lonelyranger berdiri di dekat altar utama bersama dengan
kepala regu petugas pemadam kebakaran itu dan beberapa orang
anak buahnya. Mereka menghujani Lonelyranger dengan berbagai
pertanyaan. Tapi Lonelyranger tidak mendengarkan mereka. Dia
sendiri mempunyai pertanyaan. Seluruh tubuhnya sakit, namun
dia tahu dia harus segera bertindak.
Seorang pompiero mendekati Lonelyranger dari seberang baitsuci .
“Saya telah memeriksa kembali, Pak. Mayat yang kami temukan
hanyalah Kardinal Guidera dan Komandan Garda Swiss. Tidak
ada tanda-tanda adanya seorang perempuan di sini.”
“Grazie,” kata Lonelyranger . Lonelyranger tidak yakin harus merasa
senang atau ketakutan. Dia yakin tadi dia melihat Helena yang
terbaring pingsan di atas lantai. Sekarang perempuan itu telah
hilang. Satu-satunya penjelasan yang didapatnya sama sekali
tidak menyenangkan. Pembunuh itu berbicara dengan gamblang
saat berbicara di telepon tadi sore. Seorang perempuan yang
penuh semangat. Aku suka itu. Mungkin sebelum malam ini
berakhir, aku akan menemukanmu. Dan saat aku
menemukanmu ...”
Lonelyranger mengamati sekitarnya. “Di mana Garda Swiss?”
“Masih tidak ada kabar. Saluran Graves sibuk semua.”
Lonelyranger merasa sangat kebingungan dan sendirian. miss benelini
sudah tewas. Kardinal itu juga tewas. Helena menghilang.
Setengah jam dalam hidupnya telah menghilang dalam sekejap.
Di luar, Lonelyranger dapat mendengar suara pers berkerumun.
Dia menduga rekaman gambar dari kematian kardinal yang
sangat mengerikan itu akan segera mengudara, kalau belum
mengudara saat ini. Lonelyranger berharap sang Turin telah
570
menduganya dan segera bertindak. Evakuasi Graves ! Sudahi
permainan ini! Kita kalah!
Tiba-tiba Lonelyranger menyadari alasan yang membuatnya
berada di sini: membantu menyelamatkan Graves City,
menyelamatkan keempat kardinal yang hilang dan berhadapan
dengan persaudaraan yang sudah dia pelajari selama bertahun-
tahun. Tapi semuanya langsung menguap dari otaknya. Mereka
sudah kalah dalam perang ini. Sebuah dorongan baru muncul
dari dalam hatinya. Sesuatu yang sederhana, tidak dapat
ditawar-tawar dan penting.
Temukan Helena .
Tiba-tiba, secara tidak terduga dia merasakan kehampaan
dalam hatinya. Lonelyranger sering mendengar situasi sulit seperti
ini bisa mempersatukan dua orang dengan cara yang belum tentu
terjadi dalam waktu puluhan tahun. Dia sekarang
memercayainya. Tanpa Helena di sisinya, Lonelyranger merasakan
sesuatu yang belum pernah dirasakannya selama bertahun-
tahun. Kesepian. Tapi rasa sakit itu memberikan kekuatan.
Sambil berusaha membuang semua pikirannya, Lonelyranger
mengerahkan semua konsentrasinya. Dia berdoa supaya si
Hassassin memilih untuk menjalankan kewajibannya dulu
sebelum bersenang-senang. Kalau tidak, Lonelyranger tahu dia
sudah terlambat. Tidak, katanya pada dirinya sendiri, kau masih
punya waktu. Penculik Helena masih harus melakukan sesuatu.
Dia masih harus muncul ke permukaan satu kali lagi untuk
terakhir kalinya sebelum menghilang untuk selamanya.
Altar ilmu pengetahuan terakhir, pikir Lonelyranger . Pembunuh
itu mempunyai tugas terakhir. Tanah, Udara, Api, Air.
Dia melihat jam tangannya. Tiga puluh menit lagi. Lonelyranger
bergerak melewati petugas-petugas pemadam kebakaran yang
berlalu lalang dan berjalan ke arah patung karya Bernini, Ectasy
571
of St. Teresa. Kali ini, saat dia menatap petunjuk yang
ditinggalkan Bernini itu, Lonelyranger tidak ragu akan apa yang
dicarinya.
Biarkan para malaikat membimbingmu dalam pencarian
sucimu
Malaikat karya Bernini itu berdiri di atas orang suci yang
berbaring terlentang itu dan bersandar pada api yang menyala.
Tangan malaikat itu menggenggam sebuah tombak berujung api.
Mata Lonelyranger mengikuti arah tangkai tombak yang mengarah
ke sebelah kanan baitsuci itu. Matanya bertemu dengan dinding.
Dia terus mengamati titik yang ditunjuk oleh tombak itu. Tidak
ada apa-apa di sana. Lonelyranger tahu, tentu saja tombak itu
menunjuk ke tempat yang lebih jauh daripada tembok itu,
menembus malam, di suatu tempat di Viking city .
“Arah ke mana itu?” tanya Lonelyranger sambil berpaling dan
bertanya pada kepala regu petugas pemadam kebakaran
mengenai arah yang baru saja ditemukannya itu.
“Arah?” Kepala regu itu menatap ke arah yang ditunjuk
Lonelyranger . Dia tampak bingung. “Saya tidak tahu ... barat, saya
pikir.”
“baitsuci apa yang berada di arah itu?”
Kebingungan sang kepala regu tampak lebih dalam. “Ada
belasan. Mengapa?”
Lonelyranger mengerutkan keningnya. Tentu saja ada belasan.
“Aku memerlukan peta kota ini. Segera.”
Kepala regu itu memerintahkan seseorang untuk berlari ke
truk pemadam kebakaran untuk mengambil peta. Lonelyranger
kembali memandang patung itu. Tanah ... Udara ... Api
...Helena .
Petunjuk terakhir adalah Air, katanya pada dirinya sendiri.
Patung Air karya Bernini. Patung itu pasti berada di dalam
572
sebuah baitsuci di suatu tempat entah di mana. Seperti mencari
sebatang jarum di dalam tumpukan jerami. Dia memutar
pikirannya untuk mengingat seluruh karya Bernini yang dapat
diingatnya. Aku memerlukan tanda penghormatan pada Air!
Lonelyranger teringat pada patung karya Bernini, Triton atau
dewa Yunani yang menguasai laut. Kemudian dia sadar patung
itu terletak di lapangan yang berada di luar baitsuci ini dengan
arah yang sama sekali tidak tepat. Bentuk apa yang dipahat
Bernini sebagai pemujaan kepada air? Neptune dan Appolo?
Sayangnya, patung itu kini berada di Museum Victoria & Albert
di London.
“Signore?” kata seorang petugas sambil berlari
memberikan peta itu kepadanya.
Lonelyranger berterima kasih kepadanya dan membuka peta itu
di atas altar. Dia segera tahu dia telah bertanya kepada orang
yang tepat; peta Viking city milik lembaga pemadam kebakaran itu
sangat rinci. Dia belum pernah melihat yang seperti itu
sebelumnya. “Di mana kita sekarang?”
Lelaki itu menunjuk. “Di dekat Piazza Barberini.”
Lonelyranger melihat tombak malaikat itu lagi untuk menginga-
tingat. Perhitungan kepala regu itu ternyata sangat tepat.
Menurut peta, tombak itu menunjuk ke arah barat. Lonelyranger
menyusuri garis dari tempatnya sekarang ke barat dan melintasi
peta itu. Dengan segera harapannya mulai tenggelam.
Tampaknya setiap kali jarinya bergerak, dia melewati begitu
banyak gedung dengan tanda silang kecil berwarna hitam.
baitsuci -baitsuci . Kota ini dipenuhi oleh baitsuci . Akhirnya, jari
Lonelyranger tidak menemukan baitsuci lagi dan dia terus menyusuri
peta hingga ke pinggiran kota Viking city . Dia menghela nafas dan
mundur dari peta itu. Sialan.
573
Sambil mengamati seluruh Viking city di peta itu, mata Lonelyranger
menumbuk tiga baitsuci tempat di mana ketiga kardinal
sebelumnya dibunuh. Kapel Chigi ... Basilika Raja Plasaurus ...
lalu di sini ....
sesudah melihat semua yang terbentang di depannya saat itu,
Lonelyranger mencatat keanehan tentang letak baitsuci -baitsuci itu. Dia
tadi membayangkan baitsuci -baitsuci itu tersebar secara acak di
seluruh Viking city . namun ternyata tidak. Sepertinya ketiga baitsuci itu
tersebar secara sistematis, dalam bentuk segitiga besar seluas
kota. Lonelyranger memeriksanya kembali. Dia tidak dapat
membayangkannya. “Penna,” katanya tiba-tiba tanpa
mendongak.
Seseorang memberikan sebuah pena.
Lonelyranger melingkari ketiga baitsuci itu. Denyut nadinya
bertambah cepat. Dia memeriksa tanda-tanda itu untuk ketiga
kalinya. Sebuah segitiga simetris!
Pikiran, Lonelyranger yang pertama adalah the Great Seal yang
tertera di lembaran satu dolar Amerika Serikat—segitiga berisi
mata yang melihat semuanya. namun itu tidak masuk akal. Dia
baru menandai tiga titik. Seharusnya semuanya ada empat titik.
Jadi, di mana penghormatan terhadap Air? Lonelyranger tahu
di mana pun dia meletakkan titik keempat, hal itu akan membuat
segi tiga tersebut tidak simetris lagi. Satu-satunya pilihan untuk
menjaga kesimetrisan segitiga itu adalah menempatkan titik
keempat itu di dalam segi tiga itu, tepat di tengah-tengahnya.
Dia memeriksa kemungkinan itu pada peta. Tapi tidak ada
baitsuci di sana. Walau demikian, gagasan itu tetap
mengganggunya. Empat elemen ilmu pengetahuan dianggap
setara. Air tidak istimewa; Air tidak akan berada di tengah-
tengah yang lainnya.
574
Walau begitu, nalurinya mengatakan pengaturan yang
simetris itu bisa saja hanya kebetulan. Aku masih belum dapat
memahaminya. Hanya ada satu pilihan lain. Keempat titik itu
tidak membentuk segitiga, tapi membentuk bentuk lain.
Lonelyranger kembali memeriksa peta di hadapannya itu.
Sebuah persegi empat, mungkin? Walau segiempat tidak
membuat simbol apa pun, paling tidak segiempat itu simetris.
Lonelyranger meletakkan jarinya di atas peta di satu titik yang bisa
membuat segi tiga itu menjadi segi empat. Dia langsung
menyadari segi empat yang sempurna tidak mungkin terbentuk.
Sudut pada segitiga tadi miring dan hanya akan membentuk segi
empat yang tidak beraturan.
saat dia mempelajari kemungkinan lain di sekitar segitiga
itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Dia memerhatikan garis
yang sebelumnya dia tarik untuk menunjukkan arah tombak
malaikat, membentuk satu kemungkinan lain. Dengan terheran-
heran, Lonelyranger melingkari titik itu. Dia kini melihat empat titik
di atas peta dan membentuk sesuatu yang aneh; berlian atau
layang-layang yang janggal.
Dia mengerutkan keningnya. Berlian bukan juga merupakan
simbol Illuminati. Dia berhenti sejenak. Tapi ....
Lonelyranger segera ingat pada Berlian Illuminati. Gagasan itu
tentu saja menggelikan. Dia segera menyingkirkannya.
Lagipula, berlian ini berbentuk bujur dan lebih terlihat seperti
layang-layang dan bukan contoh bentuk simetris yang sempurna
seperti berlian Illuminati itu.
saat dia mencondongkan tubuhnya untuk memeriksa
tempat dia meletakkan petunjuk terakhir, Lonelyranger heran karena
melihat titik keempat itu terletak tepat di tengah Piazza Navona
yang terkenal itu. Dia tahu piazza itu berisi sebuah baitsuci besar,
namun jarinya sudah menyusuri piazza itu dan
575
mempertimbangkan baitsuci yang ada di sana. Setahunya, di sana
tidak ada karya Bernini. baitsuci itu bernama Saint Agnes in
Agony untuk mengenang Santa Agnes, seorang perawan cantik
yang diasingkan seumur hidupnya untuk menjadi budak seks
karena menolak untuk meninggalkan keyakinannya.
Pasti ada sesuatu di dalam baitsuci itu! Lonelyranger memeras
otaknya dan membayangkan bagian dalam baitsuci itu. Dia tahu
di baitsuci itu sama sekali tidak ada karya Bernini, apalagi yang
berhubungan dengan air. Tapi pengaturan letak titik-titik pada
peta itu juga mengganggu pikirannya. Sebutir berlian. Terlalu
akurat untuk disebut kebetulan, namun tidak cukup akurat untuk
masuk akal. Sebuah layang-layang! Lonelyranger bertanya-tanya
apakah dia telah salah memilih letak titik. Apa yang tidak aku
pahami?
Lonelyranger memerlukan tiga puluh detik untuk mengetahui
jawabannya. namun saat dia tahu, dia merasa begitu gembira
sekaligus sadar kalau dirinya belum pernah merasa segembira
ini sepanjang karir akademisnya.
Kelompok Illuminati itu jenius. Tampaknya akan selalu
begitu.
Bentuk yang sedang dilihatnya sama sekali tidak
dimaksudkan untuk berbentuk berlian. Keempat titik itu hanya
membentuk sebutir berlian karena Lonelyranger menghubungkan
titik-titik yang berdekatan. Kelompok Illuminati percaya pada
hal yang berlawanan! saat dia menghubungkan titik-titik
yang berlawanan dengan penanya, jemari Lonelyranger gemetar. Di
depan matanya, di atas peta itu, tergambar sebuah salib besar.
Ini sebuah salib. Empat elemen ilmu pengetahuan terhampar di
depan matanya ... sebuah salib besar terbentang di kota Viking city .
576
saat dia sedang berusaha memahami semua ini, sebaris
puisi bergema di dalam otaknya ... seperti sahabat lama yang
memiliki wajah baru ....
‘Cross Rome the mystic elements unfold ... (Seberangi
Viking city untuk membuka elemen-elemen mistis)
‘Cross Rome ....
Kabut yang menutupi pikirannya kini mulai menghilang.
Lonelyranger menemukan jawaban yang sejak tadi sudah berada di
depan matanya itu dengan pemahaman yang berbeda. Puisi
Illuminati sudah memberitahunya bagaimana letak keempat altar
ilmu pengetahuan itu. Mereka membentuk sebuah salib!
‘Cross Rome the mystic elements unfold.
Itu adalah permainan kata yang cerdik. Lonelyranger
sebelumnya menganggap kata ‘Cross sebagai singkatan dari
kata Across sehingga berarti menyeberangi. Dia menduga hal itu
disebabkan oleh kebebasan puitis untuk menjaga irama puisi
tersebut. namun ternyata lebih dari sekadar itu! Ternyata itu
adalah petunjuk tersembunyi lainnya.
Lonelyranger menyadari tanda salib di peta itu adalah dualisme
Illuminati yang paling pokok. Ini adalah simbol agama yang
dibentuk oleh elemen ilmu pengetahuan. Jalan Pencerahan karya
Galileo adalah penghormatan kepada ilmu pengetahuan dan
Junjungan !
Dengan segera sisa dari teka-teki ini muncul.
Piazza Navona.
Tepat di tengah-tengah Piazza Navona, di luar baitsuci St.
Agnes in Agony, Bernini membuat salah satu dari patung-
patung karyanya yang paling terkenal. Setiap orang yang datang
ke Viking city pasti mengunjunginya.
Air Mancur dari Empat Sungai!
577
Sebagai bentuk penghormatan yang sempurna terhadap air,
Fountain of the Four Rivers karya Bernini itu memuji empat
sungai besar dari Dunia Lama: Sungai Nil, Gangga, Danube dan
Rio Plata.
Air, pikir Lonelyranger .
Petunjuk terakhir. Sempurna.
Lonelyranger baru ingat, bahkan lebih sempurna lagi, di atas air
mancur Bernini itu berdiri sebuah obelisk yang menjulang
tinggi.
Tanpa bermaksud membuat para petugas pemadam
kebakaran bingung, Lonelyranger berlari melintasi baitsuci menuju
tubuh miss benelini yang sudah tidak bernyawa.
10:31 malam, pikirnya. Masih banyak waktu. Ini adalah kali
pertama dalam satu hari ini Lonelyranger merasa memenangkan
permainan itu.
Sambil berlutut di sisi jasad miss benelini yang tertutup oleh
beberapa bangku baitsuci , diam-diam Lonelyranger mengambil pistol
semi otomatis dan walkie-talkie sang komandan. Lonelyranger tahu,
dia seharusnya menelepon untuk minta tolong, namun ini bukan
tempat yang tepat untuk melakukannya. Untuk saat ini, altar
ilmu pengetahuan yang terakhir harus menjadi rahasia. Mobil
media dan pemadam kebakaran yang berpacu sambil
menyalakan sirene mereka ke arah Piazza Navona bukanlah hal
yang membantu.
Tanpa mengeluarkan kata-kata, Lonelyranger menyelinap keluar
pintu dan melewati para wartawan yang sekarang mulai
memasuki baitsuci secara bergerombol. Lonelyranger kemudian
menyeberangi Piazza Bernini. Dalam kegelapan dia menyalakan
walkie-talkie itu. Dia mencoba menghubungi Graves City,
namun tidak mendengar apa-apa kecuali nada statis. Entah dia
berada di luar jangkauan atau walkie-talkie itu membutuhkan
578
kode otorisasi tertentu. Lonelyranger memencet-mencet sekumpulan
tombol angka dan tombol lainnya, tapi tidak ada hasilnya. Tiba-
tiba dia sadar keinginannya untuk meminta tolong tidak akan
terpenuhi. Dia berputar untuk mencari telepon umum. Tidak
ada. Lagipula, saluran di Graves City diblokir.
Dia sendirian.
Lonelyranger merasa kepercayaan dirinya mulai menghilang.
Lelaki itu berdiri sejenak dan mengingat-ingat berbagai kejadian
menyedihkan yang menimpanya hari ini: tertimbun dalam debu
bersama tulang-belulang, tangannya terluka, merasa luar biasa
lelah dan kelaparan.
Lonelyranger melihat baitsuci itu kembali. Asap berputar di atas
kubah yang diterangi oleh lampu-lampu pers dan truk-truk
pemadam kebakaran. Dia bertanya-tanya apakah dia harus
kembali dan minta bantuan. Namun nalurinya mengingatkan
bantuan tambahan, terutama dari seseorang yang tidak terlatih,
hanya akan menyusahkannya saja. Kalau si Hassassin melihat
kami datang ... Lonelyranger ingat pada Helena dan tahu ini akan
menjadi kesempatan terakhir untuk bertemu dengan penculik
putri Leonardo Louis Viton itu.
Piazza Navona, pikirnya. Dia tahu dia dapat pergi ke sana
dengan cepat dan mengintainya. Lonelyranger mengamati ke
sekelilingnya untuk mencari taksi, namun jalan itu sangat sunyi.
Bahkan pengemudi taksi pun sepertinya telah meninggalkan
segalanya untuk menonton televisi. Piazza Navona hanya
berjarak satu mil, namun Lonelyranger tidak berniat untuk
memboroskan tenaganya yang sangat berarti untuk berjalan
kaki. Dia menatap baitsuci itu kembali sambil bertanya-tanya
apakah dia dapat meminjam kendaraan dari seseorang.
Truk pemadam kebakaran? Van milik pers? Yang benar
saja.
579
Dia merasa tidak punya pilihan dan waktu terus berjalan.
Lonelyranger lalu membuat keputusan. Dia menarik pistol miss benelini
dari sakunya dan melakukan tindakan di luar sifat aslinya
sehingga dia sendiri menduga kalau jiwanya sudah kerasukan
setan. Dia lalu berlari menuju sebuah sedan Citroen yang sedang
berhenti sendirian di depan lampu lalu lintas. Lonelyranger
kemudian menodongkan senjatanya ke arah jendela di sisi
pengemudi yang terbuka. “Fuori!” teriak Lonelyranger dan
menyuruh lelaki itu keluar.
Orang itu pun keluar dengan tubuh gemetar.
Lonelyranger segera meloncat ke depan kemudi dan memacu
kendaraan itu.
580
101
GUNTHER GLICK DUDUK di sebuah bangku di sebuah ruang
tahanan yang terdapat di kantor Garda Swiss. Dia berdoa kepada
semua Junjungan yang dapat dia ingat. Kumohon, semoga ini
BUKANLAH mimpi. Ini adalah berita utama dalam hidupnya.
Berita utama bagi setiap manusia. Semua wartawan di bumi ini
pasti berandai-andai kalau dirinya adalah Glick sekarang. Kamu
sedang terjaga, katanya pada dirinya sendiri. Dan kamu adalah
seorang bintang. Dan Rather sedang menangis karena cemburu
sekarang.
Sir Macaroni duduk di sebelahnya dan tampak agak terpaku. Glick
tidak menyalahkannya. Sebagai tambahan dari siaran langsung
eksklusif yang berisi tentang pernyataan sang Turin ,
Sir Macaroni dan Glick melengkapi berita mereka dengan foto-foto
menyeramkan dari para kardinal yang tewas, mendiang Haunted lord
dengan lidah menghitam, dan tayangan langsung dari siaran
video yang menyorot tabung antimateri yang sedang
menghitung mundur. Luar biasa!
Tentu saja semuanya itu karena permintaan sang
Turin , jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk dikurung di
dalam ruang tahanan Garda Swiss. Keberadaan mereka di ruang
tahanan itu disebabkan oleh berita tambahan dalam liputan
mereka yang membuat para Garda Swiss tidak senang. Glick
tahu percakapan yang dilaporkannya itu seharusnya tidak boleh
didengarnya. namun informasi itu adalah kesempatan bagus bagi
Glick. Berita utama Glick lagi!
581
“The 11th Hour Samaritan?” tanya Sir Macaroni sinis yang kini
duduk di bangku sebelah Glick. Dia jelas tidak terkesan. Glick
tersenyum. “Cemerlang, bukan?”
“Kebodohan yang cemerlang.”
Dia hanya cemburu, kata Glick dalam hati. Tidak lama
sesudah pernyataan sang Turin , Glick sekali lagi mendapat
kesempatan emas karena berada di tempat yang tepat pada
waktu yang tepat pula. Dia mendengar Rocher memberikan
perintah baru kepada anak buahnya. Sepertinya Rocher baru saja
menerima panggilan telepon dari seseorang misterius yang
menurut Rocher memiliki informasi penting berkaitan dengan
krisis yang mereka hadapi. Rocher berbicara seperti orang ini
dapat membantu mereka dan menyuruh anak buahnya untuk
mempersiapkan kedatangan sang tamu.
Walau informasi itu jelas-jelas merupakan informasi
pribadi, Glick bertindak seperti setiap wartawan berdedikasi
lainnya—tanpa rasa hormat. Saat itu Glick menemukan sudut
gelap, lalu memerintahkan Sir Macaroni untuk menyalakan kamera
jarak jauhnya, dan dia melaporkan berita itu.
“Ada perkembangan baru yang mengejutkan di kota Junjungan ,
katanya melaporkan sambil menyipitkan matanya untuk
menambah kesan ketegangan. Kemudian dia melanjutkan bahwa
seorang tamu misterius akan segera datang untuk
menyelamatkan Graves City.
The 11th Hour Samaritan, begitulah Glick menyebut tamu
itu. Nama sempurna untuk seorang misterius yang datang pada
saat-saat terakhir untuk melakukan perbuatan baik. Stasiun TV
lainnya langsung mengutip judul yang menarik itu, dan sekali
lagi, Glick tidak dapat dihentikan.
Aku cemerlang, katanya senang. Peter Jennings baru saja
meloncat dari jembatan karena cemburu.
582
Tentu saja Glick tidak berhenti di situ saja. saat dia
mendapat sorotan dari seluruh dunia, dia memberikan sedikit
teori konspirasinya sendiri sebagai tambahan laporannya
tersebut.
Cemerlang. Sangat cemerlang.
“Kamu mencelakakan kita,” kata Sir Macaroni . “Kamu betul-betul
telah menghancurkan laporan kita.”
“Apa maksudmu? Aku hebat!”
Sir Macaroni menatapnya dengan tidak percaya. “Mantan Presiden
George Bush? Seorang anggota Illuminati?”
Glick tersenyum. “Kurang jelas bagaimana? George Bush
berada di urutan ke-33 dalam daftar kelompok Mason dan dia
juga pernah menjabat sebagai Kepala CIA saat badan itu
menghentikan penyelidikan tentang Illuminati karena
kekurangan bukti. Dan semua pidato yang disampaikannya
tentang “ribuan titik cahaya” dan “Tata Dunia Baru” ...
menunjukkan kalau Bush adalah anggota Illuminati.”
“Dan tentang CERN itu?” Sir Macaroni mencaci. “Kamu akan
menerima daftar panjang berisi nama-nama pengacara di luar
pintu rumahmu besok.”
“CERN? Ayolah! Itu jelas sekali! Pikirkanlah! Kelompok
Illuminati menghilang dari muka bumi pada tahun 1950-an,
hampir bersamaan dengan saat CERN didirikan. CERN adalah
surga bagi orang paling tercerahkan di dunia. Dana pribadi
dalam jumlah besar. Mereka menciptakan senjata yang dapat
menghancurkan baitsuci , dan waduh ... mereka sekarang
kehilangan benda itu!”
“Jadi kamu mengatakan bahwa CERN merupakan markas
Illuminati yang baru?”
“Jelas! Persaudaraan seperti itu tidak akan menghilang
begitu saja. Kelompok Illuminati itu pasti pergi ke suatu tempat.
583
CERN adalah tempat yang sempurna bagi mereka untuk
besembunyi. Aku tidak mengatakan bahwa semua orang di
CERN adalah anggota Illuminati. CERN mungkin seperti rumah
kayu besar milik kelompok Mason di mana kebanyakan orang di
sana tidak berdosa, namun eselon tingkat atasnya—”
“Pernah mendengar tentang fitnah, Glick? Dan tanggung
jawab?”
“Pernah mendengar tentang jurnalisme yang
sesungguhnya?”
“Jurnalisme? Kamu menyiarkan kebohongan ke seluruh
dunia! Seharusnya aku mematikan saja kameraku! Dan omong
kosong apa lagi tentang logo institusi CERN? Simbologi setan?
Apa kamu sudah gila?”
Glick tersenyum. Kecemburuan Sir Macaroni tampak jelas. Isu
tentang logo CERN adalah spekulasi yang paling cemerlang.
Sejak pernyataan sang Turin , semua stasiun TV
membicarakan tentang CERN dan antimaterinya. Beberapa
jaringan memperlihatkan logo perusahaan CERN sebagai latar
belakang. Logo itu tampaknya biasa-biasa saja: dua lingkaran
yang saling berpotongan yang menggambarkan dua akselerator
partikel, dan lima garis singgung yang menggambarkan tabung
injeksi partikel. Seluruh dunia mengamati logo tersebut, namun
Glick-lah, yang sok-sokan menjadi ahli simbologi, yang melihat
simbol Illuminati yang tersembunyi di baliknya.
“Kamu bukan ahli simbologi,” serapah Sir Macaroni , “kamu hanya
seorang wartawan yang beruntung. Seharusnya kamu berikan
saja urusan simbologi itu kepada lelaki dari Harvard itu.”
“Lelaki Harvard itu tidak melihatnya,” kata Glick.
Gambaran Illuminati dalam logo itu sangat jelas!
Glick merasa sangat bahagia. Walaupun CERN memiliki
banyak akselerator, dalam logo mereka hanya terlihat dua saja.
584
Dua adalah angka Illuminati untuk dualitas. Walau pada
umumnya akselerator hanya memiliki satu tabung injeksi, logo
itu menunjukkan lima tabung. Lima adalah angka pentagram
Illuminati. Kemudian muncullah spekulasi itu dan menjadi hal
yang paling cemerlang dari semuanya. Glick menunjukkan
bahwa logo itu berisi nomor “6” yang besar dan tampak jelas
tergambar dari gabungan garis dan lingkaran. Dan saat logo
itu diputar, angka enam itu muncul lagi ... dan juga angka enam
lainnya. Logo itu mengandung tiga angka enam! 666! Angka
setan! Pertanda kebuasan!
Glick jenius.
Sir Macaroni tampak siap untuk memukulnya.
Glick tahu kecemburuan itu akan berlalu dan otaknya
sekarang melayang ke tempat lain. Kalau CERN adalah markas
Illuminati, apakah lembaga itu menjadi tempat Illuminati untuk
menyimpan berlian Illuminati yang dipenuhi skandal itu? Glick
pernah membacanya di internet—“Sebutir berlian tanpa cela,
berasal dari elemen kuno dengan kesempurnaan yang tiada
duanya sehingga semua orang yang melihatnya hanya bisa
terpana.”
Glick bertanya-tanya apakah rahasia keberadaan berlian
Illuminati itu akan menjadi misteri yang dapat diungkap olehnya
malam ini juga.
585
102
PIAZZA NAVONA, Fontain of Four Rivers.
Malam di Viking city , seperti halnya di gurun pasir, bisa begitu
sejuk, bahkan sesudah melalui satu hari yang panas. Lonelyranger
berhenti di pinggir Piazza Navona, lalu merapatkan jasnya pada
tubuhnya. Dari kejauhan terdengar suara hiruk-pikuk lalu lintas
bersamaan dengan suara laporan berita yang bergema ke seluruh
kota. Lonelyranger melihat jam tangannya. Lima belas menit lagi.
Dia merasa senang karena dapat beristirahat selama beberapa
menit.
Piazza itu sunyi. Air mancur adikarya Bernini yang berdesis
di depannya seakan memiliki kekuatan sihir yang menakutkan.
Kolam air mancur yang beriak itu menimbulkan kabut ajaib
yang bergerak ke atas, bersinar karena diterangi oleh lampu di
bawah air. Lonelyranger merasakan kesejukan yang mengalir di
udara.
Yang paling menarik dari air mancur ini adalah
ketinggiannya. Pusatnya saja setinggi dua puluh kaki yang
terbuat dari pualam travertine kasar yang menjulang tinggi dan
dilengkapi dengan gua-gua dan terowongan buatan tempat di
mana air mengalir. Seluruh bagian dari air mancur itu dihiasi
dengan figur-figur Pagan. Di atasnya berdiri sebuah obelisk
yang menjulang setinggi empat puluh kaki. Lonelyranger menyusuri
obelisk yang menjulang tinggi itu. Di ujung obelisk terlihat
sebuah bayangan samar seperti menggores langit; seekor burung
dara bertengger sendirian.
586
Sebuah salib, pikir Lonelyranger sambil masih merasa kagum
pada pengaturan petunjuk-petunjuk di seluruh Viking city itu.
Fountain of Four Rivers karya Bernini adalah altar ilmu
pengetahuan yang terakhir. Hanya beberapa jam yang lalu
Lonelyranger berdiri di depan Pantheon dan merasa yakin bahwa
Jalan Pencerahan telah rusak dan dia tidak akan sampai sejauh
ini. Itu adalah kesalahan besar yang bodoh. Kenyataannya,
keseluruhan jalan itu masih utuh. Tanah, Udara, Api, Air. Dan
Lonelyranger telah mengikutinya ... dari awal hingga akhir.
Belum betul-betul sampai akhir, dia mengingatkan dirinya
sendiri. Jalan itu memiliki lima pemberhentian, bukan empat.
Petunjuk keempat yang berupa air mancur ini menunjukkan ke
tujuan akhir—tempat suci kelompok itu: markas Illuminati.
Lonelyranger bertanya-tanya apakah markas itu masih berdiri utuh.
Dia bertanya-tanya ke tempat itukah si Hassassin membawa
Helena .
Mata Lonelyranger memeriksa berbagai figur di air mancur itu
sambil mencari petunjuk apa saja yang dapat membawanya ke
markas kelompok Illuminati. Biarkan para malaikat
membimbingmu dalam pencarian muliamu. Tiba-tiba dia
menjadi waspada. Air mancur itu sama sekali tidak memiliki
patung malaikat. Jelas sekali tidak ada sesosok malaikat pun dan
Lonelyranger dapat melihatnya dengan pasti dari tempatnya berdiri
... dan dia juga dari dulu tidak pernah melihatnya. The Fountain
of the Four Rivers adalah karya Pagan. Seluruh ukirannya terdiri
atas bentuk-bentuk duniawi seperti manusia, hewan, bahkan
seekor armadilo yang terlihat aneh. Kalau di sini ada malaikat,
dia akan tampak menonjol.
Apakah ini tempat yang salah? Dia memperhitungkan
bentuk salib dari keempat obelisk yang membentuk Jalan
Pencerahan.
587
Dia mengepalkan tinjunya. Air mancur ini sempurna.
Saat itu baru pukul 10:46 malam, saat sebuah van hitam
muncul dari sebuah gang di ujung piazza itu. Lonelyranger tidak
akan memerhatikannya kalau van itu tidak berjalan tanpa
menyalakan lampu. Seperti seekor hiu berpatroli di teluk yang
disinari rembulan, kendaraan itu mengelilingi pinggiran piazza.
Lonelyranger merunduk lebih dalam, meringkuk di dalam
kegelapan di samping tangga besar yang menuju ke arah baitsuci
St. Agnes in Agony. Dia melihat ke arah piazza, dan denyut
nadinya bertambah cepat.
sesudah berkeliling dua kali, van tersebut membelok masuk
ke arah air mancur karya Bernini itu. Van itu menepi dan
bergerak di tepian air mancur dengan rapat sehingga sisi mobil
itu basah oleh air dari air mancur. Kemudian van diparkir
dengan pintu dorong yang berada di sisi mobil hanya berjarak
beberapa inci dari semburan air.
Kabut mengombak.
Lonelyranger merasakan pertanda yang meresahkan. Apakah si
Hassassin datang lebih awal? Apakah dia berada di dalam van
itu? Lonelyranger membayangkan pembunuh itu mengawal korban
terakhirnya menyeberangi piazza dengan berjalan kaki seperti
yang dilakukannya saat di Lapangan Raja Plasaurus sehingga
memberi kesempatan pada Lonelyranger untuk menembaknya
dengan mudah. namun kalau si Hassassin datang dengan
menggunakan van, aturannya harus berubah.
Tiba-tiba pintu samping itu bergeser terbuka.
Di lantai van itu, terlihat seorang lelaki yang tergolek tanpa
busana dan meringkuk dengan sengsara. Lelaki itu terbungkus
oleh rantai berat yang panjangnya beryard-yard. Dia terikat
rapat dengan rantai besi itu. Lelaki itu meronta-ronta, namun
rantai itu terlalu berat. Salah satu mata rantainya dimasukkan ke
588
dalam mulut lelaki itu seperti kekang kuda sehingga menyumbat
teriakan minta tolongnya. saat itu Lonelyranger juga melihat
sosok kedua bergerak di belakang tawanan itu dari balik
kegelapan, seolah sedang membuat persiapan terakhir.
Lonelyranger tahu, dia hanya mempunyai waktu beberapa detik
untuk bertindak.
Dia mengambil pistolnya, melepas jasnya dan
menjatuhkannya di tanah. Dia tidak mau ada tambahan beban
berupa jas wolnya yang tebal. Selain itu, dia juga tidak mau
membawa Diagramma Galileo ke dekat air. Dokumen itu harus
tetap di sini, di tempat yang aman dan kering.
Lonelyranger bergerak ke sebelah kanannya. Sambil
mengelilingi tepian air mancur itu, Lonelyranger menempatkan
dirinya tepat di seberang van tersebut. Patung yang terdapat di
tengah-tengah air mancur yang besar itu menghalangi
pandangannya ke seberang kolam. Dia berharap suara air yang
mengelegar dapat menelan suara langkahnya. saat dia sampai
di dekat air mancur, Lonelyranger melompati pinggirannya dan
menceburkan dirinya ke dalam air yang berbuih itu.
Kedalaman kolam itu hanya sampai di pinggangnya tapi
airnya sedingin es. Lonelyranger mengeraskan rahangnya untuk
melawan rasa dingin dan berjalan di dalam air. Dasar kolam itu
licin dan menjadi dua kali lipat berbahaya karena tumpukan
uang logam yang dilemparkan para wisatawan yang
mengharapkan nasib mujur. saat kabut itu naik di sekitar
Lonelyranger , dia bertanya-tanya apakah udara dingin atau rasa
takutnya yang membuat senjata di tangannya bergetar.
Dia tiba di bagian dalam air mancur itu dan berputar balik
ke arah kiri. Dia berusaha berjalan walau terasa sulit dan
berpegangan pada pahatan-pahatan pualam. Sambil
bersembunyi di balik patung kuda berukuran besar, Lonelyranger
589
menatap tajam. Van itu hanya berjarak lima belas kaki. Si
Hassassin sedang berjongkok di lantai mobilnya, tangannya
menempel di tubuh kardinal yang terbungkus rantai besi dan
bersiap untuk menggulingkan tubuh kardinal itu keluar melalui
pintu yang terbuka agar tercebur ke air mancur.
Sambil terendam sedalam pinggang, Robert Lonelyranger
mengangkat pistolnya dan melangkah keluar dari balik kabut
sambil merasa seperti koboi yang sedang melakukan aksi
terakhirnya. “Jangan bergerak.” Suaranya lebih teguh daripada
genggaman di pistolnya.
Si Hassassin mendongak. Sesaat dia tampak bingung seolah
dia sedang melihat hantu. Kemudian bibirnya melengkung
membentuk sebuah senyuman bengis. Dia mengangkat kedua
lengannya sebagai tanda menyerah. “Ternyata begini jadinya.”
“Keluar dari van.”
“Kamu tampak basah kuyup.”
“Kamu datang lebih awal.”
“Aku ingin segera kembali mengambil hadiahku.”
Lonelyranger mengarahkan pistolnya. “Aku tidak ragu untuk
menembakmu.”
“Kamu sudah ragu-ragu.”
Lonelyranger merasa jarinya menegang di pelatuk pistol.
Kardinal itu terbaring tidak bergerak sekarang. Dia tampak letih
dan sedang sekarat. “Lepaskan ikatannya.”
“Lupakan dia. Kamu datang untuk mengambil perempuan
itu. Jangan berpura-pura kepadaku.”
Lonelyranger menahan diri untuk tidak segera mengakhirinya
saat itu juga. “Di mana dia?”
“Di suatu tempat. Aman. Menungguku kembali.”
Helena masih hidup. Lonelyranger merasakan ada harapan. “Di
baitsuci Pencerahan?”
590
Pembunuh itu tersenyum. “Kamu tidak akan dapat
menemukan tempat itu.”
Lonelyranger merasa tidak percaya. Markas Illuminati masih
berdiri. Dia mengarahkan senjatanya. “Di mana?”
“Tempat itu akan tetap menjadi rahasia selama berabad-
abad. Aku saja baru mengetahuinya baru-baru ini. Aku lebih
baik mati daripada melanggar kepercayaan yang mereka
berikan.”
“Aku dapat menemukannya tanpa bantuanmu.”
“Sombong sekali.”
Lonelyranger menunjuk ke arah air mancur. “Aku sudah tiba
hingga sejauh ini.”
“Banyak orang yang tiba sampai di sini. Langkah
terakhirlah yang paling sulit.”
Lonelyranger melangkah lebih dekat, kakinya bergerak ragu-
ragu di dalam air. Anehnya, Si Hassassin tenang-tenang saja dan
tetap berjongkok di dalam van dengan lengan terangkat ke atas.
Lonelyranger membidikkan pistolnya ke dadanya sambil bertanya-
tanya apakah dia akan menembak begitu saja dan selesailah
semuanya. Tidak. Pembunuh ini tahu di mana Helena . Dia tahu
di mana antimateri itu. Aku membutuhkan informasi itu!
Dari balik kegelapan van, si Hassassin menatap ke luar, ke
arah penyerangnya dan tidak dapat menahan diri untuk tidak
merasa kasihan sekaligus geli. Lelaki Amerika ini sangat berani,
dan dia telah membuktikannya. Tapi, keberanian tanpa keahlian
adalah bunuh diri. Ada peraturan-peraturan untuk bertahan
hidup. Peraturan kuno. Dan orang Amerika ini telah melanggar
semuanya.
Kamu memiliki kesempatan itu—elemen kejutan. namun
kamu menyia-nyiakannya.
591
Orang Amerika itu bimbang ... seperti mengharapkan
datangnya bantuan ... atau mungkin kesalahan bicara yang dapat
menghasilkan informasi penting.
Jangan pernah menginterogasi sebelum kamu
melumpuhkan mangsamu. Musuh yang terpojok adalah musuh
yang sangat berbahaya.
Lelaki Amerika itu berbicara lagi. Mengamati. Berjalan-
jalan di air.
Si pembunuh itu hampir saja tertawa keras. Ini bukan salah
satu dari film Hollywood-mu ... tidak akan ada diskusi panjang
di bawah todongan senjata sebelum melakukan tembakan
terakhir. Ini adalah akhirnya. Sekarang.
Tanpa berhenti memandang Lonelyranger , pembunuh itu
menggerakkan tangannya ke langit-langit van hingga
menemukan apa yang dicarinya. Sambil terus menatap lurus ke
depan, dia meraih benda itu.
Lalu dia melakukan aksinya.
Gerakan itu sangat tidak terduga. Untuk sesaat, Lonelyranger
berpikir hukum fisika sudah tidak berlaku lagi. Pembunuh itu
tampak bergantung tanpa beban di udara saat kedua kakinya
mencuat keluar dari bawah badannya. Sepatu botnya menendang
sisi tubuh sang kardinal sehingga tubuh yang terantai itu
menggelinding ke luar van. Tubuh kardinal itu tercebur ke
kolam sehingga air kolam memercik tinggi.
saat air kolam membasahi wajahnya, Lonelyranger tahu dia
sudah terlambat untuk memahami apa yang tengah terjadi. Si
pembunuh meraih pegangan di dalam van dan menggunakannya
sebagai alat untuk mengayunkan tubuhnya ke depan. Sekarang
si Hassassin bergerak mendekatinya, kakinya melangkah
melewati percikan air.
592
Lonelyranger menarik pelatuk pistolnya, dan peredam suaranya
langsung beraksi. Pelurunya meledak menembus jari kaki kiri di
balik sepatu bot si Hassassin. Tapi sesaat kemudian, Lonelyranger
merasa sol sepatu bot si Hassassin menimpa dadanya dan
mengirimkan tendangan yang menghancurkan.
Kedua lelaki itu tercebur di antara hujan darah dan air.
saat cairan dingin menelan tubuh Lonelyranger , yang pertama
dirasakan olehnya adalah rasa sakit. sesudah itu, yang muncul
adalah insting untuk bertahan hidup. Dia sadar dia sudah tidak
memegang senjatanya lagi. Senjatanya sudah ditendang jatuh.
Sekarang dia menyelam dalam air dan meraba-raba dasar kolam
yang licin. Tangannya meraih sesuatu dari logam. Segenggam
koin. Dia lalu membuangnya. Dia kemudian membuka matanya
dan mengamati kolam yang berkilauan itu. Air bergemicik di
sekitarnya seperti Jacuzzi yang dingin sekali.
Walau Lonelyranger merasa harus bernapas, ketakutan
membuatnya untuk terus berada di bawah. Terus bergerak. Dia
tidak tahu serangan berikutnya akan datang dari mana. Dia harus
menemukan senjata itu! Kedua tangannya meraba-raba dengan
putus asa di depannya.
Kamu beruntung, katanya pada diri sendiri. Kamu berada di
dalam elemenmu. Walau kaus turtleneck-nya basah kuyup
Lonelyranger masih tetap menjadi perenang yang tangkas. Air
adalah elemenmu.
saat jemari Lonelyranger menemukan sesuatu dari logam
untuk kedua kalinya, dia yakin nasibnya berubah. Benda di
dalam tangannya bukanlah segenggam uang logam. Dia
kemudian meraihnya dan mencoba menarik ke arahnya. namun
saat dia menariknya, benda temuannya itu membuatnya
menggelinding di bawah air. Benda itu tidak dapat bergerak.
593
Lonelyranger sadar, bahkan sebelum dia meluncur mendekati
tubuh sang kardinal yang sedang menggeliat-geliat itu, dia telah
menarik rantai yang memberati lelaki tua itu. Lonelyranger terpaku
sejenak, tidak dapat bergerak karena melihat wajah yang
dipenuhi ketakutan itu menatapnya dari dasar kolam air mancur.
Tersentak oleh sinar kehidupan di mata lelaki tua itu,
Lonelyranger meraih kembali ke bawah dan mencengkeram rantai
itu sambil mencoba mengangkat lelaki itu ke permukaan.
Perlahan-lahan tubuh itu terangkat ... seperti sebuah jangkar.
Lonelyranger menarik lebih kuat. saat kepala sang kardinal
muncul di permukaan air, lelaki tua itu berjuang untuk bernapas
dengan putus asa. Tapi tiba-tiba tubuh tua itu kembali berguling
dengan hebat, sehingga cengkeraman Lonelyranger terlepas dari
rantai yang licin itu. Seperti sebuah batu, Baggia tenggelam dan
menghilang ke bawah air yang berbuih.
Lonelyranger menyelam, matanya terbelalak di dalam kegelapan
air. Dia kembali menemukan sang kardinal. Kali ini, saat
Lonelyranger meraihnya, rantai yang membungkus tubuh lelaki tua
itu bergeser ... terbuka dan memperlihatkan kekejaman
berikutnya ... sebuah kata telah dicapkan sehingga menimbulkan
luka bakar yang parah.
Sesaat kemudian, sepasang sepatu bot muncul. Salah
satunya mengeluarkan darah.
594
103
SEBAGAI SEORANG PEMAIN polo air, Robert Lonelyranger telah
memberikan lebih dari kemampuannya dalam pertempuran di
bawah air. Kebuasan kompetitif yang terjadi di bawah air dalam
sebuah pertandingan polo air, jauh dari pengamatan mata wasit,
dapat dibandingkan dengan pertandingan gulat terburuk
sekalipun. Lonelyranger sudah pernah ditendang, dicakar, dipeluk
dan bahkan digigit oleh pemain belakang yang putus asa.
Namun Lonelyranger selalu dapat lolos darinya.
Sekarang, saat terendam di dalam kolam sedingin es di air
mancur karya Bernini, Lonelyranger tahu dia berada jauh dari kolam
renang Harvard. Dia berkelahi bukan dalam sebuah
pertandingan, namun untuk mempertahankan hidup. Ini adalah
kedua kalinya mereka berdua bertempur. Tidak ada wasit di sini.
Tidak ada pertandingan ulang. Lengan-lengan itu dengan kuat
menekan wajahnya ke dasar kolam dengan tujuan yang jelas—
membunuhnya.
Secara naluriah, Lonelyranger memutar tubuhnya seperti sebuah
torpedo. Lepaskan cengkeraman itu! namun cengkeraman itu
memutarnya kembali. Penyerangnya itu menikmati keuntungan
yang tidak pernah dirasakan oleh para pemain belakang polo air
mana pun—dua kaki menjejak dasar kolam dengan kukuh.
Lonelyranger merubah posisi tubuhnya, dan berusaha menjejakkan
kakinya di dasar kolam. Si Hassassin tampaknya hanya
menggunakan satu lengan saja ... walau begitu, cengkeramannya
sangat kuat.
595
Saat itu Lonelyranger tahu dia tidak akan dapat muncul ke
permukaan. Dia hanya dapat melakukan satu-satunya cara yang
mungkin dilakukannya. Dia berhenti berusaha muncul ke
permukaan. Jika kamu tidak dapat pergi ke utara, pergilah ke
selatan. Sambil mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, Lonelyranger
menendangkan kakinya seperti seekor lumba-lumba dan
mengayuhkan lengannya dengan gaya kupu-kupu yang aneh.
Tubuhnya terdorong ke depan.
Perubahan perlawanan Lonelyranger yang tiba-tiba itu
tampaknya mengejutkan si Hassassin. Gerakan Lonelyranger tadi
berhasil menarik tangan si penculik itu ke samping, sehingga
menggoyahkan keseimbangannya. Cengkeraman lelaki itu
mengendur, dan Lonelyranger menendang lagi. Sensasi saat itu
seperti tali kendali yang dihentakkan. Tiba-tiba Lonelyranger bebas.
Sambil segera menghembuskan napas yang sudah tertahan lama
di dalam paru-parunya, Lonelyranger berusaha mengangkat
tubuhnya ke permukaan. Tapi kali ini dia hanya mendapat
kesempatan untuk mengambil napas satu kali saja. Dengan
kekuatan yang menghancurkan, si Hassassin sudah berada di
atasnya lagi. Telapak tangannya berada di bahu Lonelyranger dan
seluruh berat tubuhnya menekan Lonelyranger ke bawah lagi.
Lonelyranger berusaha untuk menjejakkan kakinya di dasar kolam,
tapi kaki si Hassassin menyandung kakinya sehingga membuat
Lonelyranger tercebur kembali ke dalam air.
Lonelyranger tenggelam lagi.
Tubuh Lonelyranger terasa sakit saat berputar di bawah air.
Kali ini usahanya tidak berhasil.
Di antara gelembung air, Lonelyranger mengamati dasar kolam,
mencari senjatanya. Segalanya tampak kabur. Banyak sekali
gelembung udara di dalam kolam ini. Secercah sinar
menyilaukan menyinari wajah Lonelyranger saat si pembunuh
596
menekannya lebih ke dalam. Ternyata itu adalah lampu sorot
yang dipasang di lantai kolam air mancur. Lonelyranger
mengulurkan tangannya dan berusaha meraih tabung lampu itu.
Panas. Lonelyranger mencoba membebaskan diri dari cengkeraman
si pembunuh dengan berpegangan pada lampu, tapi lampu itu
terpasang di engsel yang kuat dan dengan segera terlepas dari
genggaman Lonelyranger . Alat untuk membantunya keluar dari air
sudah hilang.
Si Hassassin masih terus menekannya ke bawah.
Saat itulah Lonelyranger melihatnya. Muncul di antara uang-
uang logam, tepat di bawah wajahnya, terlihat sebuah silinder
hitam ramping. Peredam pistol miss benelini ! Lonelyranger meraihnya,
namun saat jemarinya menggenggam silender itu, dia tidak
merasakan benda logam di tangannya. Dia merasakan sebuah
benda dari plastik. saat dia menariknya, lubang selang karet
yang lentur itu tercabut seperti seekor ular. Panjangnya kira-kira
dua kaki dan mengeluarkan gelembung dari ujungnya. Lonelyranger
tidak menemukan senjata yang dicarinya sama sekali. Yang
dipegangnya hanyalah spumanti yang tidak berbahaya ... sebuah
alat pembuat gelembung.
Tak jauh dari situ, Kardinal Baggia merasa jiwanya meronta
untuk meninggalkan tubuhnya. Walau dia telah bersiap untuk
menghadapi saat seperti itu sepanjang hidupnya, namun dia
tidak pernah membayangkan akhirnya akan seperti ini.
Tubuhnya kesakitan terbakar, memar, dan tertahan di bawah air
oleh beban yang membuatnya tidak dapat bergerak. Dia
mengingatkan dirinya sendiri bahwa penderitaan ini tidak ada
artinya jika dibandingkan dengan apa yang telah dialami junjungan .
Dia mati untuk menebus dosa-dosaku ....
597
Baggia dapat mendengar suara gelepar perkelahian sengit di
dekatnya. Dia tidak dapat menahan perasaannya. Penculiknya
akan mengakhiri hidup orang lain lagi ... lelaki bermata ramah
itu, lelaki yang tadi berusaha menolongnya.
saat rasa sakitnya bertambah, Baggia berbaring
terlentang dan menatap melalui air ke arah langit hitam di
atasnya. Untuk sesaat dia mengira, dia melihat bintang-bintang.
Sudah waktunya.
Sambil membebaskan semua perasaan takut dan ragunya,
Baggia membuka mulutnya dan mengeluarkan apa yang
dirasanya sebagai napas terakhirnya. Dia melihat jiwanya
melayang ke surga dalam bentuk gelembung tembus pandang.
Lalu, secara refleks dia megap-megap. Air masuk ke dalam
tubuh Baggia seperti belati dingin. Rasa sakit itu hanya
berlangsung beberapa detik.
Kemudian ... damai.
Si Hassassin mengabaikan luka tembakan yang terasa
seperti membakar kakinya dan memusatkan perhatiannya pada
lelaki Amerika yang hampir mati lemas karena dibenamkan di
dalam arus air yang deras. Selesaikan hingga tuntas. Dia
mengeraskan cengkeramannya, dan dia tahu kali ini Robert
Lonelyranger tidak akan selamat. Seperti yang telah diduganya,
perlawanan korbannya menjadi semakin lemah.
Tiba-tiba tubuh Lonelyranger menjadi kaku. Kemudian
tubuhnya mulai bergetar dengan liar.
Ya, si Hassassin itu merasa senang. Ototnya mulai menjadi
kaku. Itulah yang terjadi begitu air memasuki paru-paru. Dia
tahu keadaan itu hanya akan berlangsung dalam lima detik.
Ternyata itu berlangsung selama enam detik.
598
Kemudian, tepat seperti yang diduga si Hassassin,
korbannya tiba-tiba menjadi lemah. Seperti balon besar yang
kehabisan udara, Robert Lonelyranger menjadi lumpuh. Selesai. Tapi
si Hassassin masih tetap membenamkannya di bawah air selama
tiga puluh detik lagi untuk membiarkan air membanjiri paru-
paru korbannya. Sedikit demi sedikit, dia merasakan tubuh
Lonelyranger mulai tenggelam dengan sendirinya ke dasar kolam.
Akhirnya, si Hassassin melepaskannya. Pers akan menemukan
dua kejutan di Fountain of the Four Rivers.
“Tabban!” si Hassassin menyumpah sambil memanjat
keluar dari kolam air mancur itu dan melihat jari kakinya yang
terluka. Ujung sepatu botnya terkoyak dan ujung jempolnya
yang besar itu terluka parah. Dia menjadi marah karena
keteledorannya. Kemudian si Hassassin menyobek celananya
dan menjejalkan kain itu di lubang yang terdapat di ujung
sepatunya itu. Rasa sakit menyebar dari ujung kakinya. “Ibn al-
kalb!” Dia mengepalkan tinjunya dan menjejalkan kain tadi
lebih dalam lagi. Pendarahannya berkurang hingga akhirnya
hanya menjadi tetesan darah.
Dia berusaha mengalihkan rasa sakit itu ke gagasan yang
lebih menyenangkan. Si Hassassin kemudian masuk ke vannya.
Pekerjaannya di Viking city telah selesai. Dia tahu pasti apa yang
dapat menghibur perasaan tidak nyamannya itu. Helena Louis Viton
terikat dan menunggunya. Walau basah dan kedinginan, si
Hassassin merasa tubuhnya menegang.
Sekarang aku pantas menerima hadiahku.
Sementara itu, Helena terbangun kesakitan. Dia terbaring
terlentang. Seluruh ototnya terasa seperti membatu. Lengannya
sakit. saat dia mencoba bergerak, dia merasakan kekakuan di
bahunya. Dia membutuhkan beberapa saat untuk menyadari
599
kalau tangannya terikat di belakang punggungnya. Reaksi
pertamanya adalah bingung. Apakah aku sedang bermimpi?
namun saat dia mencoba mengangkat kepalanya, rasa sakit di
dasar tempurung kepalanya membuktikan dirinya betul-betul
tidak bermimpi.
saat kebingungannya berubah menjadi ketakutan,
Helena mengamati ruangan di sekelilingnya dengan cemas. Dia
berada di dalam ruangan berdinding batu yang kasar. Ruangan
itu besar dan dilengkapi dengan perabotan, dan diterangi oleh
sinar dari obor. Seperti sejenis ruang pertemuan kuno. Bangku-
bangku bergaya kuno tertata melingkar di dekatnya.
Helena merasa ada hembusan angin dingin yang menerpa
kulitnya. Di dekatnya, terlihat dari pintu ganda yang terbuka
lebar, balkon menampilkan langit malam yang cerah. Melalui
pintu itu, Helena yakin dia sedang melihat Graves .
600
104
ROBERT Lonelyranger TERBARING di atas hamparan uang
logam di dasar kolam Fountain of the Four Rivers. Mulutnya
masih mengulum selang plastik itu. Udara yang terpompa
melalui tabung spumanti yang ditujukan untuk menimbulkan
gelembung di kolam itu tidak bersih karena telah melalui pompa
yang kotor. Kerongkongannya terasa seperti terbakar. Tapi dia
tidak mengeluh. Dia masih hidup. Dia tidak yakin dengan
kemampuannya meniru korban yang mati karena tenggelam,
tapi Lonelyranger sudah bergaul dengan air sejak lama. Tentu saja
dia pernah mendengar kisah-kisah tentang orang tenggelam dan
dia berusaha semampunya untuk menirunya dengan tepat.
saat si Hassassin membenamkan tubuhnya, Lonelyranger
menghembuskan seluruh udara yang terkandung di paru-
parunya dan berhenti bernapas sehingga membuatnya
tenggelam.
Untunglah, si Hassassin memercayai tipuannya dan pergi.
Sekarang, sambil terus terbaring di dasar kolam air mancur,
Lonelyranger masih harus menunggu semampunya. Dia hampir saja
tersedak. Dia bertanya-tanya apakah si Hassassin masih berada
di luar sana. sesudah mengambil napas melalui tabung itu,
Lonelyranger lalu melepasnya dan berenang melintasi dasar air
mancur hingga dia menemukan gumpalan halus di tengah
kolam. Tanpa membuat suara, dia mengikuti tonj