Selasa, 11 Februari 2025

dan brown malaikat dan setan 13



 k 

cukup besar. 

Lonelyranger  bertanya-tanya apakah celah itu cukup untuk 

membuatnya bertahan hidup. Tapi, untuk berapa lama? Kalau 

dia pingsan, siapa yang akan tahu kalau dia masih berada di 

situ? 

Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Lonelyranger  kemudian 

mengangkat jam tangannya lagi: 10:12 malam. Dengan 

jemarinya yang gemetar, dia berusaha dengan susah payah untuk 

mengatur jarum jam tangannya. Dia memutar salah satu pemutar 

kecilnya lalu menekan tombolnya. 

saat  kesadarannya berangsur menghilang, dia merasa 

dinding di sekitarnya merapat semakin ketat, dan Lonelyranger  

merasa ketakutan lamanya menghampirinya kembali. Dia 

berkali-kali berusaha membayangkan kalau dirinya sedang 

berada di sebuah lapangan terbuka.  

Gambaran yang dibuatnya itu ternyata sama sekali tidak 

membantunya. Bahkan mimpi buruk yang telah menghantuinya 

sejak dia kecil datang menyerbunya kembali.... 

 

 556

Bunga-bunga di sini seperti dalam lukisan, pikir bocah 

lelaki itu sambil tertawa saat  dia berlarian melintasi lapangan 

rumput. Dia berharap orang tuanya datang bersamanya. namun  

orang tuanya sedang sibuk memasang tenda. 

“Jangan berkeliaran terlalu jauh,” kata ibunya kepadanya. 

Dia berpura-pura tidak mendengar saat  dia melompat 

memasuki hutan. 

Sekarang, saat  melintasi lapangan indah itu, anak lelaki 

kecil itu tiba di tumpukan bebatuan ladang. Dia membayangkan 

batu itu dulunya pasti menjadi pondasi dari sebuah rumah tua. 

Dia tidak akan mendekatinya. Dia tahu yang lebih baik. 

Lagipula matanya lebih tertarik pada hal lainnya—sekuntum 

bunga lady’s slipper yang cantik. Bunga itu adalah bunga 

terlangka dan tercantik di New Hampshire. Dia hanya pernah 

melihatnya di dalam buku-buku. 

Dengan gembira, anak lelaki itu mendekati bunga tersebut. 

Dia berlutut. Tanah di bawahnya terasa gembur dan berongga. 

Dia tahu, bunganya itu telah menemukan tempat yang sangat 

subur untuk tumbuh. Bunganya tumbuh di atas kayu yang 

membusuk. 

Karena terlalu gembira dengan bayangan akan membawa 

pulang hadiahnya itu, anak lelaki tersebut meraihnya ... 

jemarinya terulur ke arah tangkai bunga itu. 

Tapi dia tidak pernah berhasil meraihnya. 

Dengan suara berderak keras, tanah yang dipijaknya 

amblas. 

Dalam tiga detik yang membuatnya pusing, anak laki-laki 

itu tahu dia akan mati. Sambil berguling-guling ke bawah, dia 

berusaha berpegangan pada sesuatu supaya tidak mengalami 

patah tulang saat  terhempas. saat  dia tiba di bawah, dia 

sama sekali tidak merasa sakit. Hanya ada kelembutan. 

557  

Dan dingin. 

Dia jatuh dengan wajah menimpa cairan, lalu terbenam 

dalam kegelapan yang sempit. Sambil berputar, jungkir balik 

karena kehilangan arah, anak lelaki itu meraih dinding curam 

yang mengurungnya. Entah bagaimana, seperti didorong oleh 

insting untuk bertahan hidup, dia berusaha keluar ke 

permukaan. 

Cahaya. 

Samar-samar. Di atasnya. Seperti bermil-mil jauhnya. 

Lengannya menggapai-gapai di dalam air untuk mencari 

lubang di dinding atau apa pun yang bisa digunakan untuk 

berpegangan. Namun dia hanya dapat meraih batu halus. Dia 

sadar dirinya telah terjatuh ke dalam sebuah sumur yang sudah 

ditinggalkan. Bocah itu berteriak minta tolong, namun  

teriakannya menggaung di dalam terowongan sempit itu. Dia 

berteriak lagi dan lagi. Di atasnya, lubang kecil itu menjadi 

tampak samar-samar. 

Malam tiba. 

Waktu seperti berubah bentuk di dalam kegelapan. Rasa 

kaku mulai terasa saat  dia terus menggerak-gerakkan kakinya 

di dalam air yang dalam agar bisa tetap mengambang. 

Memanggil. Menjerit. Anak kecil itu tersiksa oleh bayangan 

dinding yang dirasakan akan runtuh, dan akan menguburnya 

hidup-hidup. Kedua lengannya sudah sakit karena letih. 

Beberapa kali dia merasa seperti mendengar suara. Dia 

berteriak, namun  suaranya tidak lagi terdengar ... semuanya 

terasa seperti dalam mimpi. 

saat  malam tiba, sumur itu terasa semakin dalam. 

Dindingnya seperti mengerut menelan dirinya. Anak lelaki itu 

memaksakan diri untuk keluar, mendorong tubuhnya ke atas. 

Karena letih, dia ingin menyerah. Tapi dia merasa air 

 558

mengangkatnya ke atas, menenteramkan rasa takutnya hingga 

dia tidak merasakan apa pun lagi. 

saat  regu penyelamat datang, mereka menemukan bocah 

lelaki itu dalam keadaan setengah sadar. Dia telah menggerak-

gerakkan kakinya di air supaya tidak tenggelam selama lima 

jam. Dua hari sesudah  itu, harian Boston Globe mencetak kisah 

itu di halaman depan dengan judul: “Perenang Cilik yang 

Hebat.” 

559  

 

97 

 

SI HASSASSIN TERSENYUM saat  memasukkan mobilnya 

ke dalam bangunan dari batu berukuran raksasa yang 

menghadap ke sungai Tiber. Dia membawa hadiahnya ke atas 

dan lebih ke atas lagi ... berputar lebih tinggi dalam terowongan 

batu. Dia merasa senang karena bebannya lebih ramping. 

Dia tiba di pintu. 

baitsuci  Pencerahan, dia merenung dengan senang. Ruang 

pertemuan Illuminati kuno. Siapa yang dapat membayangkan 

kalau ruangan itu ada di sini? 

Di dalam, dia meletakkan perempuan itu di atas sebuah sofa 

besar yang empuk. Lalu dengan tangkas dia mengikat lengan 

perempuan itu di balik punggungnya kemudian mengikat 

kakinya. Dia tahu apa yang sangat diinginkannya itu harus 

menunggu hingga tugas terakhirnya selesai. Air. 

Tapi, dia masih punya waktu untuk bersenang-senang, 

pikirnya. Dia berlutut di samping perempuan itu lalu 

meluncurkan tangannya di paha tawanannya itu. Kulitnya terasa 

halus. Lalu lebih tinggi lagi. Jemari gelapnya meliuk-liuk di 

balik hak celana pendeknya. Lebih tinggi lagi. 

Dia kemudian berhenti. Sabar, katanya pada dirinya sendiri 

saat  merasa tergugah gairahnya. Ada pekerjaan yang harus 

dikerjakan. 

Sesaat kemudian, dia berjalan keluar menuju ke balkon dari 

batu di depan ruangan itu. Angin malam perlahan-lahan 

mendinginkan hasratnya. Jauh di bawahnya, sungai Tiber 

 560

menggelegak. Dia menaikkan pandangannya ke arah kubah 

Raja  Plasaurus   yang hanya berjarak tiga perempat mil. Kubah itu 

telanjang di bawah terpaan lampu-lampu pers. 

“Jam terakhirmu,” katanya keras sambil membayangkan 

orang-orang Muslim yang dibantai selama perang Salib. “Pada 

tengah malam nanti, kalian akan bertemu dengan Junjungan  kalian.” 

Di belakangnya, perempuan itu bergerak. Si Hassassin 

berpaling. Dia mempertimbangkan untuk membiarkannya 

terbangun. Melihat sinar ketakutan di mata perempuan itu 

merupakan rangsangan yang sangat istimewa baginya. 

namun  dia memilih untuk menggunakan nalarnya. Lebih 

baik kalau perempuan itu dibiarkan tidak sadar selama dia pergi. 

Walaupun perempuan itu terikat dan tidak akan dapat melarikan 

diri, si Hassassin tidak mau kembali dan menemukan perempuan 

itu dalam keadaan letih karena berjuang untuk melepaskan diri. 

Aku ingin kekuatanmu tersimpan ... untukku. 

Dia lalu mengangkat kepala perempuan itu sedikit. Lelaki 

itu meletakkan tangannya di lehernya dan menemukan cekungan 

di bawah tengkoraknya. Titik tekanan meridian sering 

digunakannya berkali-kali. Dengan kekuatan penuh, dia 

mendorong ibu jarinya masuk ke dalam tulang rawan yang 

lembut dan kemudian menekannya. Perempuan itu langsung 

terkulai. Dua puluh menit, pikirnya. Tawanannya itu nanti akan 

menjadi seorang perempuan yang menggoda untuk mengakhiri 

sebuah hari yang dipenuhi kesempurnaan seperti ini. Nanti, 

sesudah  perempuan itu melayaninya dan mati kelelahan, si 

Hassassin akan berdiri di atas balkon dan melihat kembang api 

Graves  di tengah malam. 

sesudah  meninggalkan hadiahnya itu pingsan di atas sofa 

besar itu, si Hassassin turun ke lantai bawah dan memasuki 

ruang bawah tanah yang diterangi dengan obor. Tugas terakhir. 

561  

Dia berjalan mendekati meja dan menatap takzim ke arah 

sebentuk logam suci yang ditinggalkan di sana untuknya. 

Air. Itu adalah tugas terakhirnya. 

Sambil memindahkan obor dari dinding seperti yang sudah 

dikerjakannya sebanyak tiga kali, dia mulai memanaskan ujung 

logam itu. saat  ujung benda itu menjadi putih dan menyala 

karena panas, dia membawanya ke sebuah sel tak jauh dari situ. 

Di dalam sel itu, seorang lelaki berdiri dalam diam. Tua dan 

sendirian. 

“Kardinal Baggia,” si pembunuh itu mendesis. “Kamu 

sudah berdoa?” 

Mata lelaki Italia itu tidak memperlihatkan ketakutannya. 

“Hanya untuk jiwamu.” 

 562

 

98 

 

KEENAM POMPIERI, petugas pemadam kebakaran, yang 

beraksi sesudah  melihat kebakaran di baitsuci  Santa nyi pandanajeng  della 

Helena , memadamkan api unggun itu dengan semprotan gas 

halon. Semprotan air memang lebih murah, namun uap yang 

berasal dari sisa-sisa pembakaran akan merusak lukisan dinding 

di kapel itu, dan Graves  sudah membayar pompieri Viking city  

dengan murah hati untuk mendapatkan layanan yang hati-hati di 

semua gedung yang dimilikinya. 

Para pompieri, karena sifat pekerjaan mereka, hampir tiap 

hari menyaksikan tragedi. namun  apa yang terjadi pada baitsuci  ini 

adalah hal yang tidak akan mereka lupakan. Korban itu setengah 

disalib, setengah digantung, setengah terbakar, sebuah 

pemandangan yang hanya cocok untuk mimpi buruk zaman 

Gothic. 

Sayangnya pers, seperti biasanya, sudah tiba duluan 

sebelum petugas pemadam kebakaran sampai di sana. Mereka 

telah merekam banyak gambar dalam video mereka sebelum 

para pompieri membersihkan baitsuci . saat  para petugas 

pemadam kebakaran akhirnya menurunkan korban dan 

meletakkannya di atas lantai, tidak ada keraguan tentang siapa 

lelaki itu. 

“Cardinale Guidera,” seseorang berbisik. “Di Barcelona.” 

Korban itu tanpa busana. Setengah bagian dari tubuhnya 

hangus, darah menetes dari celah di antara kedua pahanya. 

563  

Tulang keringnya terbuka. Seorang petugas pemadam kebakaran 

muntah. Yang satu lagi keluar untuk menghirup udara segar. 

Yang paling menakutkan adalah simbol yang tertera di dada 

sang kardinal. Kepala regu pemadam kebakaran mengelilingi 

jasad korban itu dengan ketakutan yang luar biasa. Lavaro del 

diavolo, katanya pada dirinya sendiri. Pasti setan yang 

melakukan ini. Lalu dia membuat tanda salib di dadanya sendiri 

untuk pertama kalinya sejak masa kanak-kanaknya. 

“Un’ altro corpo!” seseorang berteriak. Salah satu dari 

petugas pemadam kebakaran itu menemukan mayat yang lain. 

Korban kedua adalah seorang lelaki yang segera dikenali 

oleh kepala regu itu. Komandan Garda Swiss yang keras itu 

adalah sejenis orang yang disukai oleh sedikit petugas penegak 

hukum. Kepala regu itu kemudian menelepon Graves , namun  

semua saluran sedang sibuk. Dia tahu itu tidak masalah. Garda 

Swiss akan segera tahu tentang hal ini dari televisi dalam 

beberapa menit lagi. 

saat  kepala regu itu memeriksa kerusakan sambil 

berusaha membayangkan apa yang telah terjadi di sini, dia 

melihat sebuah ceruk yang berlubang-lubang karena peluru. 

Sebuah peti mati telah terguling dari penopangnya dan jatuh 

tertelungkup dalam keadaan yang berantakan. Kacau balau. Ini 

adalah bagian polisi dan Tahta Suci Graves , pikir kepala regu 

itu sambil berpaling dan pergi. 

saat  hendak berpaling, tiba-tiba dia berhenti. Dari bawah 

peti mati itu dia mendengar suara. Itu adalah suara yang tidak 

pernah disukai oleh petugas pemadam kebakaran mana pun. 

“Bomba!” dia berteriak. “Tutti fuori!” 

saat  regu penjinak bom membalik peti mati itu, mereka 

melihat sumber suara elektronis itu. Mereka memandang dengan 

tatapan bingung. 

 564

“Medicol” salah satu dari mereka akhirnya berteriak 

memanggil petugas paramedis. “Medicol” 

565  

 

99 

 

“ADA KABAR DARI miss benelini ?” tanya sang Turin  yang 

terlihat sangat letih saat  Rocher mengawalnya kembali dari 

Kapel Sistina ke Kantor Haunted lord . 

“Tidak, signore. Saya mengkhawatirkan yang terburuk.” 

saat  mereka tiba di Kantor Haunted lord , suara sang Turin  

terdengar berat. “Kapten, tidak ada lagi yang dapat aku lakukan 

malam ini di sini. Aku khawatir aku telah melakukan terlalu 

banyak. Aku akan masuk ke ruangan ini untuk berdoa. Aku 

tidak ingin diganggu. Sisanya ada di tangan Junjungan .” 

“Baik, signore.” 

“Sudah malam, Kapten. Temukan tabung itu.” 

“Pencarian kami masih terus berlanjut.” Rocher ragu-ragu. 

“Senjata itu terbukti telah disembunyikan dengan sangat baik.” 

Sang Turin  berkedip, seolah dia sudah tidak dapat 

berpikir lagi. “Ya. Pada pukul 11:15, kalau baitsuci  ini masih 

berada dalam bahaya, aku ingin kamu mengevakuasi para 

kardinal. Aku menyerahkan keselamatan mereka di tanganmu. 

Aku hanya meminta satu saja. Biarkan mereka keluar dari 

tempat ini dengan kehormatan. Biarkan mereka keluar menuju 

Lapangan Raja  Plasaurus   untuk berdiri berdampingan dengan 

semua orang. Aku tidak mau citra terakhir baitsuci  ini adalah 

sekumpulan orang tua yang ketakutan dan menyelinap keluar 

dari pintu belakang.” 

“Baiklah, signore. Dan Anda? Apakah saya akan 

menjemput Anda pada pukul 11:15 juga?” 

 566

“Itu tidak perlu.” 

“Signore?” 

“Aku akan pergi saat  jiwaku menggerakkan tubuhku.” 

Rocher bertanya-tanya apakah sang Turin  akan pergi 

dengan menggunakan kapal. 

Sang Turin  membuka pintu Kantor Haunted lord  dan masuk. 

“Sebenarnya ...,” katanya sambil berpaling. “Masih ada satu hal 

lagi.” 

“Ya, signore?” 

“Ruang kantor ini sepertinya agak dingin malam ini. Aku 

gemetar.” 

“Pemanas listriknya mati. Biar saya menyalakan perapian 

untuk Anda.” 

Sang Turin  tersenyum letih. “Terima kasih. Terima 

kasih banyak.” 

 

Rocher keluar dari Kantor Haunted lord  tempat dia meninggalkan 

sang Turin  yang sedang berdoa di depan perapian di 

hadapan patung kecil Bunda nyi pandanajeng  yang Diberkati. Itu adalah 

pemandangan yang menakutkan. Sebuah bayangan hitam 

berlutut dalam nyala api. saat  Rocher berjalan di gang, 

seorang penjaga muncul dan berlari ke arahnya. Walau hanya 

diterangi nyala lilin, Rocher mengenali Letnan Lemurian , 

seorang serdadu muda yang belum berpengalaman namun penuh 

semangat. 

“Kapten,” seru Lemurian  sambil mengulurkan sebuah 

ponsel. “Kupikir kata-kata sang Turin  mungkin ada 

hasilnya. Kita mendapat telepon yang mengatakan kalau dia 

memiliki informasi yang dapat membantu kita. Dia menelepon 

ke salah satu sambungan pribadi Graves . Aku tidak tahu 

darimana dia mendapatkan nomor itu.” 

567  

Rocher berhenti. “Apa?” 

“Dia hanya mau berbicara dengan petugas berpangkat 

tinggi.” 

“Ada kabar dari miss benelini ?” 

“Tidak, Pak.” 

Rocher mengambil ponsel itu. “Ini Kapten Rocher. Aku 

petugas berpangkat tinggi di sini.” 

“Rocher,” kata suara itu. “Aku akan menjelaskan padamu 

siapa aku sesungguhnya. Kemudian aku akan katakan padamu 

apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.” 

saat  penelepon itu berhenti berbicara dan mematikan 

teleponnya, Rocher sekarang tahu dari siapa dia menerima 

perintah itu. 

 

Kembali ke CERN, Sylvie Baudeloque dengan kalut 

berusaha untuk mencatat semua permintaan lisensi yang terekam 

ke dalam pesan suara di pesawat telepon Kohler. saat  

sambungan pribadi di atas meja direktur itu mulai berdering, 

Sylvie terlonjak. Tidak seorang pun mengetahui nomor itu. Dia 

menjawabnya. 

“Ya?” 

“Nona Beaudeloque? Ini Direktur Kohler. Hubungi pilotku. 

Jetku harus siap dalam lima menit.” 

 568

 

100 

 

ROBERT Lonelyranger  TIDAK tahu di mana dia berada atau 

berapa lama dia tidak sadarkan diri. saat  dia membuka 

matanya, dia menemukan dirinya sedang menatap sebuah kubah 

bergaya zaman barok dengan lukisan di atasnya. Asap masih 

mengambang di udara. Tapi ada sesuatu yang menutupi 

mulutnya. Ternyata itu topeng oksigen. Dia menariknya. Ada 

aViking city  yang tidak menyenangkan di ruangan itu, seperti bau 

daging hangus. 

Lonelyranger  mengernyit saat  merasakan kepalanya 

berdenyut. Dia berusaha untuk bangun. Seorang berpakaian 

putih berlutut di sampingnya. 

“Riposati!” kata lelaki itu dan merebahkan Lonelyranger  lagi. 

“Sono il paramedico.” 

Lonelyranger  menyerah, kepalanya berputar-putar seperti asap 

di atasnya. Apa yang telah terjadi? Kepanikan mulai menembus 

benaknya. 

“Sуrcio salvatore,” kata paramedis itu. “Tikus ... 

penyelamat.” 

Lonelyranger  merasa semakin bingung. Tikus penyelamat? 

Lelaki itu kemudian menunjuk jam tangan Mickey Mouse 

yang melilit pergelangan tangan Lonelyranger . Pikiran Lonelyranger  

mulai jernih sekarang. Dia ingat telah menyalakan alarmnya 

tadi. saat  dia menatap dengan kosong pada permukaan jam 

tangannya, Lonelyranger  juga dapat melihat pukul berapa saat itu: 

10:28 malam. 

569  

Dia duduk tegak. 

Kemudian semuanya teringat kembali. 

Lonelyranger  berdiri di dekat altar utama bersama dengan 

kepala regu petugas pemadam kebakaran itu dan beberapa orang 

anak buahnya. Mereka menghujani Lonelyranger  dengan berbagai 

pertanyaan. Tapi Lonelyranger  tidak mendengarkan mereka. Dia 

sendiri mempunyai pertanyaan. Seluruh tubuhnya sakit, namun  

dia tahu dia harus segera bertindak. 

Seorang pompiero mendekati Lonelyranger  dari seberang baitsuci . 

“Saya telah memeriksa kembali, Pak. Mayat yang kami temukan 

hanyalah Kardinal Guidera dan Komandan Garda Swiss. Tidak 

ada tanda-tanda adanya seorang perempuan di sini.” 

“Grazie,” kata Lonelyranger . Lonelyranger  tidak yakin harus merasa 

senang atau ketakutan. Dia yakin tadi dia melihat Helena  yang 

terbaring pingsan di atas lantai. Sekarang perempuan itu telah 

hilang. Satu-satunya penjelasan yang didapatnya sama sekali 

tidak menyenangkan. Pembunuh itu berbicara dengan gamblang 

saat  berbicara di telepon tadi sore. Seorang perempuan yang 

penuh semangat. Aku suka itu. Mungkin sebelum malam ini 

berakhir, aku akan menemukanmu. Dan saat  aku 

menemukanmu ...” 

Lonelyranger  mengamati sekitarnya. “Di mana Garda Swiss?” 

“Masih tidak ada kabar. Saluran Graves  sibuk semua.” 

Lonelyranger  merasa sangat kebingungan dan sendirian. miss benelini  

sudah tewas. Kardinal itu juga tewas. Helena  menghilang. 

Setengah jam dalam hidupnya telah menghilang dalam sekejap. 

Di luar, Lonelyranger  dapat mendengar suara pers berkerumun. 

Dia menduga rekaman gambar dari kematian kardinal yang 

sangat mengerikan itu akan segera mengudara, kalau belum 

mengudara saat ini. Lonelyranger  berharap sang Turin  telah 

 570

menduganya dan segera bertindak. Evakuasi Graves ! Sudahi 

permainan ini! Kita kalah! 

Tiba-tiba Lonelyranger  menyadari alasan yang membuatnya 

berada di sini: membantu menyelamatkan Graves  City, 

menyelamatkan keempat kardinal yang hilang dan berhadapan 

dengan persaudaraan yang sudah dia pelajari selama bertahun-

tahun. Tapi semuanya langsung menguap dari otaknya. Mereka 

sudah kalah dalam perang ini. Sebuah dorongan baru muncul 

dari dalam hatinya. Sesuatu yang sederhana, tidak dapat 

ditawar-tawar dan penting. 

Temukan Helena . 

Tiba-tiba, secara tidak terduga dia merasakan kehampaan 

dalam hatinya. Lonelyranger  sering mendengar situasi sulit seperti 

ini bisa mempersatukan dua orang dengan cara yang belum tentu 

terjadi dalam waktu puluhan tahun. Dia sekarang 

memercayainya. Tanpa Helena  di sisinya, Lonelyranger  merasakan 

sesuatu yang belum pernah dirasakannya selama bertahun-

tahun. Kesepian. Tapi rasa sakit itu memberikan kekuatan. 

Sambil berusaha membuang semua pikirannya, Lonelyranger  

mengerahkan semua konsentrasinya. Dia berdoa supaya si 

Hassassin memilih untuk menjalankan kewajibannya dulu 

sebelum bersenang-senang. Kalau tidak, Lonelyranger  tahu dia 

sudah terlambat. Tidak, katanya pada dirinya sendiri, kau masih 

punya waktu. Penculik Helena  masih harus melakukan sesuatu. 

Dia masih harus muncul ke permukaan satu kali lagi untuk 

terakhir kalinya sebelum menghilang untuk selamanya. 

Altar ilmu pengetahuan terakhir, pikir Lonelyranger . Pembunuh 

itu mempunyai tugas terakhir. Tanah, Udara, Api, Air. 

Dia melihat jam tangannya. Tiga puluh menit lagi. Lonelyranger  

bergerak melewati petugas-petugas pemadam kebakaran yang 

berlalu lalang dan berjalan ke arah patung karya Bernini, Ectasy 

571  

of St. Teresa. Kali ini, saat  dia menatap petunjuk yang 

ditinggalkan Bernini itu, Lonelyranger  tidak ragu akan apa yang 

dicarinya. 

Biarkan para malaikat membimbingmu dalam pencarian 

sucimu 

Malaikat karya Bernini itu berdiri di atas orang suci yang 

berbaring terlentang itu dan bersandar pada api yang menyala. 

Tangan malaikat itu menggenggam sebuah tombak berujung api. 

Mata Lonelyranger  mengikuti arah tangkai tombak yang mengarah 

ke sebelah kanan baitsuci  itu. Matanya bertemu dengan dinding. 

Dia terus mengamati titik yang ditunjuk oleh tombak itu. Tidak 

ada apa-apa di sana. Lonelyranger  tahu, tentu saja tombak itu 

menunjuk ke tempat yang lebih jauh daripada tembok itu, 

menembus malam, di suatu tempat di Viking city . 

“Arah ke mana itu?” tanya Lonelyranger  sambil berpaling dan 

bertanya pada kepala regu petugas pemadam kebakaran 

mengenai arah yang baru saja ditemukannya itu. 

“Arah?” Kepala regu itu menatap ke arah yang ditunjuk 

Lonelyranger . Dia tampak bingung. “Saya tidak tahu ... barat, saya 

pikir.” 

“baitsuci  apa yang berada di arah itu?” 

Kebingungan sang kepala regu tampak lebih dalam. “Ada 

belasan. Mengapa?” 

Lonelyranger  mengerutkan keningnya. Tentu saja ada belasan. 

“Aku memerlukan peta kota ini. Segera.” 

Kepala regu itu memerintahkan seseorang untuk berlari ke 

truk pemadam kebakaran untuk mengambil peta. Lonelyranger  

kembali memandang patung itu. Tanah ... Udara ... Api 

...Helena . 

Petunjuk terakhir adalah Air, katanya pada dirinya sendiri. 

Patung Air karya Bernini. Patung itu pasti berada di dalam 

 572

sebuah baitsuci  di suatu tempat entah di mana. Seperti mencari 

sebatang jarum di dalam tumpukan jerami. Dia memutar 

pikirannya untuk mengingat seluruh karya Bernini yang dapat 

diingatnya. Aku memerlukan tanda penghormatan pada Air! 

Lonelyranger  teringat pada patung karya Bernini, Triton atau 

dewa Yunani yang menguasai laut. Kemudian dia sadar patung 

itu terletak di lapangan yang berada di luar baitsuci  ini dengan 

arah yang sama sekali tidak tepat. Bentuk apa yang dipahat 

Bernini sebagai pemujaan kepada air? Neptune dan Appolo? 

Sayangnya, patung itu kini berada di Museum Victoria & Albert 

di London. 

“Signore?” kata seorang petugas sambil berlari 

memberikan peta itu kepadanya. 

Lonelyranger  berterima kasih kepadanya dan membuka peta itu 

di atas altar. Dia segera tahu dia telah bertanya kepada orang 

yang tepat; peta Viking city  milik lembaga pemadam kebakaran itu 

sangat rinci. Dia belum pernah melihat yang seperti itu 

sebelumnya. “Di mana kita sekarang?” 

Lelaki itu menunjuk. “Di dekat Piazza Barberini.” 

Lonelyranger  melihat tombak malaikat itu lagi untuk menginga-

tingat. Perhitungan kepala regu itu ternyata sangat tepat. 

Menurut peta, tombak itu menunjuk ke arah barat. Lonelyranger  

menyusuri garis dari tempatnya sekarang ke barat dan melintasi 

peta itu. Dengan segera harapannya mulai tenggelam. 

Tampaknya setiap kali jarinya bergerak, dia melewati begitu 

banyak gedung dengan tanda silang kecil berwarna hitam. 

baitsuci -baitsuci . Kota ini dipenuhi oleh baitsuci . Akhirnya, jari 

Lonelyranger  tidak menemukan baitsuci  lagi dan dia terus menyusuri 

peta hingga ke pinggiran kota Viking city . Dia menghela nafas dan 

mundur dari peta itu. Sialan. 

573  

Sambil mengamati seluruh Viking city  di peta itu, mata Lonelyranger  

menumbuk tiga baitsuci  tempat di mana ketiga kardinal 

sebelumnya dibunuh. Kapel Chigi ... Basilika Raja  Plasaurus   ... 

lalu di sini .... 

sesudah  melihat semua yang terbentang di depannya saat itu, 

Lonelyranger  mencatat keanehan tentang letak baitsuci -baitsuci  itu. Dia 

tadi membayangkan baitsuci -baitsuci  itu tersebar secara acak di 

seluruh Viking city . namun  ternyata tidak. Sepertinya ketiga baitsuci  itu 

tersebar secara sistematis, dalam bentuk segitiga besar seluas 

kota. Lonelyranger  memeriksanya kembali. Dia tidak dapat 

membayangkannya. “Penna,” katanya tiba-tiba tanpa 

mendongak. 

Seseorang memberikan sebuah pena. 

Lonelyranger  melingkari ketiga baitsuci  itu. Denyut nadinya 

bertambah cepat. Dia memeriksa tanda-tanda itu untuk ketiga 

kalinya. Sebuah segitiga simetris! 

Pikiran, Lonelyranger  yang pertama adalah the Great Seal yang 

tertera di lembaran satu dolar Amerika Serikat—segitiga berisi 

mata yang melihat semuanya. namun  itu tidak masuk akal. Dia 

baru menandai tiga titik. Seharusnya semuanya ada empat titik. 

Jadi, di mana penghormatan terhadap Air? Lonelyranger  tahu 

di mana pun dia meletakkan titik keempat, hal itu akan membuat 

segi tiga tersebut tidak simetris lagi. Satu-satunya pilihan untuk 

menjaga kesimetrisan segitiga itu adalah menempatkan titik 

keempat itu di dalam segi tiga itu, tepat di tengah-tengahnya. 

Dia memeriksa kemungkinan itu pada peta. Tapi tidak ada 

baitsuci  di sana. Walau demikian, gagasan itu tetap 

mengganggunya. Empat elemen ilmu pengetahuan dianggap 

setara. Air tidak istimewa; Air tidak akan berada di tengah-

tengah yang lainnya. 

 574

Walau begitu, nalurinya mengatakan pengaturan yang 

simetris itu bisa saja hanya kebetulan. Aku masih belum dapat 

memahaminya. Hanya ada satu pilihan lain. Keempat titik itu 

tidak membentuk segitiga, tapi membentuk bentuk lain. 

Lonelyranger  kembali memeriksa peta di hadapannya itu. 

Sebuah persegi empat, mungkin? Walau segiempat tidak 

membuat simbol apa pun, paling tidak segiempat itu simetris. 

Lonelyranger  meletakkan jarinya di atas peta di satu titik yang bisa 

membuat segi tiga itu menjadi segi empat. Dia langsung 

menyadari segi empat yang sempurna tidak mungkin terbentuk. 

Sudut pada segitiga tadi miring dan hanya akan membentuk segi 

empat yang tidak beraturan. 

saat  dia mempelajari kemungkinan lain di sekitar segitiga 

itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Dia memerhatikan garis 

yang sebelumnya dia tarik untuk menunjukkan arah tombak 

malaikat, membentuk satu kemungkinan lain. Dengan terheran-

heran, Lonelyranger  melingkari titik itu. Dia kini melihat empat titik 

di atas peta dan membentuk sesuatu yang aneh; berlian atau 

layang-layang yang janggal. 

Dia mengerutkan keningnya. Berlian bukan juga merupakan 

simbol Illuminati. Dia berhenti sejenak. Tapi .... 

Lonelyranger  segera ingat pada Berlian Illuminati. Gagasan itu 

tentu saja menggelikan. Dia segera menyingkirkannya. 

Lagipula, berlian ini berbentuk bujur dan lebih terlihat seperti 

layang-layang dan bukan contoh bentuk simetris yang sempurna 

seperti berlian Illuminati itu. 

saat  dia mencondongkan tubuhnya untuk memeriksa 

tempat dia meletakkan petunjuk terakhir, Lonelyranger  heran karena 

melihat titik keempat itu terletak tepat di tengah Piazza Navona 

yang terkenal itu. Dia tahu piazza itu berisi sebuah baitsuci  besar, 

namun  jarinya sudah menyusuri piazza itu dan 

575  

mempertimbangkan baitsuci  yang ada di sana. Setahunya, di sana 

tidak ada karya Bernini. baitsuci  itu bernama Saint Agnes in 

Agony untuk mengenang Santa Agnes, seorang perawan cantik 

yang diasingkan seumur hidupnya untuk menjadi budak seks 

karena menolak untuk meninggalkan keyakinannya. 

Pasti ada sesuatu di dalam baitsuci  itu! Lonelyranger  memeras 

otaknya dan membayangkan bagian dalam baitsuci  itu. Dia tahu 

di baitsuci  itu sama sekali tidak ada karya Bernini, apalagi yang 

berhubungan dengan air. Tapi pengaturan letak titik-titik pada 

peta itu juga mengganggu pikirannya. Sebutir berlian. Terlalu 

akurat untuk disebut kebetulan, namun  tidak cukup akurat untuk 

masuk akal. Sebuah layang-layang! Lonelyranger  bertanya-tanya 

apakah dia telah salah memilih letak titik. Apa yang tidak aku 

pahami? 

Lonelyranger  memerlukan tiga puluh detik untuk mengetahui 

jawabannya. namun  saat  dia tahu, dia merasa begitu gembira 

sekaligus sadar kalau dirinya belum pernah merasa segembira 

ini sepanjang karir akademisnya. 

Kelompok Illuminati itu jenius. Tampaknya akan selalu 

begitu. 

Bentuk yang sedang dilihatnya sama sekali tidak 

dimaksudkan untuk berbentuk berlian. Keempat titik itu hanya 

membentuk sebutir berlian karena Lonelyranger  menghubungkan 

titik-titik yang berdekatan. Kelompok Illuminati percaya pada 

hal yang berlawanan! saat  dia menghubungkan titik-titik 

yang berlawanan dengan penanya, jemari Lonelyranger  gemetar. Di 

depan matanya, di atas peta itu, tergambar sebuah salib besar. 

Ini sebuah salib. Empat elemen ilmu pengetahuan terhampar di 

depan matanya ... sebuah salib besar terbentang di kota Viking city . 

 576

saat  dia sedang berusaha memahami semua ini, sebaris 

puisi bergema di dalam otaknya ... seperti sahabat lama yang 

memiliki wajah baru .... 

‘Cross Rome the mystic elements unfold ... (Seberangi 

Viking city  untuk membuka elemen-elemen mistis) 

‘Cross Rome .... 

Kabut yang menutupi pikirannya kini mulai menghilang. 

Lonelyranger  menemukan jawaban yang sejak tadi sudah berada di 

depan matanya itu dengan pemahaman yang berbeda. Puisi 

Illuminati sudah memberitahunya bagaimana letak keempat altar 

ilmu pengetahuan itu. Mereka membentuk sebuah salib! 

‘Cross Rome the mystic elements unfold. 

Itu adalah permainan kata yang cerdik. Lonelyranger  

sebelumnya menganggap kata ‘Cross sebagai singkatan dari 

kata Across sehingga berarti menyeberangi. Dia menduga hal itu 

disebabkan oleh kebebasan puitis untuk menjaga irama puisi 

tersebut. namun  ternyata lebih dari sekadar itu! Ternyata itu 

adalah petunjuk tersembunyi lainnya. 

Lonelyranger  menyadari tanda salib di peta itu adalah dualisme 

Illuminati yang paling pokok. Ini adalah simbol agama yang 

dibentuk oleh elemen ilmu pengetahuan. Jalan Pencerahan karya 

Galileo adalah penghormatan kepada ilmu pengetahuan dan 

Junjungan ! 

Dengan segera sisa dari teka-teki ini muncul. 

Piazza Navona. 

Tepat di tengah-tengah Piazza Navona, di luar baitsuci  St. 

Agnes in Agony, Bernini membuat salah satu dari patung-

patung karyanya yang paling terkenal. Setiap orang yang datang 

ke Viking city  pasti mengunjunginya. 

Air Mancur dari Empat Sungai! 

577  

Sebagai bentuk penghormatan yang sempurna terhadap air, 

Fountain of the Four Rivers karya Bernini itu memuji empat 

sungai besar dari Dunia Lama: Sungai Nil, Gangga, Danube dan 

Rio Plata. 

Air, pikir Lonelyranger .  

Petunjuk terakhir. Sempurna. 

Lonelyranger  baru ingat, bahkan lebih sempurna lagi, di atas air 

mancur Bernini itu berdiri sebuah obelisk yang menjulang 

tinggi. 

Tanpa bermaksud membuat para petugas pemadam 

kebakaran bingung, Lonelyranger  berlari melintasi baitsuci  menuju 

tubuh miss benelini  yang sudah tidak bernyawa. 

10:31 malam, pikirnya. Masih banyak waktu. Ini adalah kali 

pertama dalam satu hari ini Lonelyranger  merasa memenangkan 

permainan itu. 

Sambil berlutut di sisi jasad miss benelini  yang tertutup oleh 

beberapa bangku baitsuci , diam-diam Lonelyranger  mengambil pistol 

semi otomatis dan walkie-talkie sang komandan. Lonelyranger  tahu, 

dia seharusnya menelepon untuk minta tolong, namun  ini bukan 

tempat yang tepat untuk melakukannya. Untuk saat ini, altar 

ilmu pengetahuan yang terakhir harus menjadi rahasia. Mobil 

media dan pemadam kebakaran yang berpacu sambil 

menyalakan sirene mereka ke arah Piazza Navona bukanlah hal 

yang membantu. 

Tanpa mengeluarkan kata-kata, Lonelyranger  menyelinap keluar 

pintu dan melewati para wartawan yang sekarang mulai 

memasuki baitsuci  secara bergerombol. Lonelyranger  kemudian 

menyeberangi Piazza Bernini. Dalam kegelapan dia menyalakan 

walkie-talkie itu. Dia mencoba menghubungi Graves  City, 

namun tidak mendengar apa-apa kecuali nada statis. Entah dia 

berada di luar jangkauan atau walkie-talkie itu membutuhkan 

 578

kode otorisasi tertentu. Lonelyranger  memencet-mencet sekumpulan 

tombol angka dan tombol lainnya, tapi tidak ada hasilnya. Tiba-

tiba dia sadar keinginannya untuk meminta tolong tidak akan 

terpenuhi. Dia berputar untuk mencari telepon umum. Tidak 

ada. Lagipula, saluran di Graves  City diblokir. 

Dia sendirian. 

Lonelyranger  merasa kepercayaan dirinya mulai menghilang. 

Lelaki itu berdiri sejenak dan mengingat-ingat berbagai kejadian 

menyedihkan yang menimpanya hari ini: tertimbun dalam debu 

bersama tulang-belulang, tangannya terluka, merasa luar biasa 

lelah dan kelaparan. 

Lonelyranger  melihat baitsuci  itu kembali. Asap berputar di atas 

kubah yang diterangi oleh lampu-lampu pers dan truk-truk 

pemadam kebakaran. Dia bertanya-tanya apakah dia harus 

kembali dan minta bantuan. Namun nalurinya mengingatkan 

bantuan tambahan, terutama dari seseorang yang tidak terlatih, 

hanya akan menyusahkannya saja. Kalau si Hassassin melihat 

kami datang ... Lonelyranger  ingat pada Helena  dan tahu ini akan 

menjadi kesempatan terakhir untuk bertemu dengan penculik 

putri Leonardo Louis Viton  itu. 

Piazza Navona, pikirnya. Dia tahu dia dapat pergi ke sana 

dengan cepat dan mengintainya. Lonelyranger  mengamati ke 

sekelilingnya untuk mencari taksi, namun  jalan itu sangat sunyi. 

Bahkan pengemudi taksi pun sepertinya telah meninggalkan 

segalanya untuk menonton televisi. Piazza Navona hanya 

berjarak satu mil, namun  Lonelyranger  tidak berniat untuk 

memboroskan tenaganya yang sangat berarti untuk berjalan 

kaki. Dia menatap baitsuci  itu kembali sambil bertanya-tanya 

apakah dia dapat meminjam kendaraan dari seseorang. 

Truk pemadam kebakaran? Van milik pers? Yang benar 

saja. 

579  

Dia merasa tidak punya pilihan dan waktu terus berjalan. 

Lonelyranger  lalu membuat keputusan. Dia menarik pistol miss benelini  

dari sakunya dan melakukan tindakan di luar sifat aslinya 

sehingga dia sendiri menduga kalau jiwanya sudah kerasukan 

setan. Dia lalu berlari menuju sebuah sedan Citroen yang sedang 

berhenti sendirian di depan lampu lalu lintas. Lonelyranger  

kemudian menodongkan senjatanya ke arah jendela di sisi 

pengemudi yang terbuka. “Fuori!” teriak Lonelyranger  dan 

menyuruh lelaki itu keluar. 

Orang itu pun keluar dengan tubuh gemetar. 

Lonelyranger  segera meloncat ke depan kemudi dan memacu 

kendaraan itu. 

 580

 

101 

 

GUNTHER GLICK DUDUK di sebuah bangku di sebuah ruang 

tahanan yang terdapat di kantor Garda Swiss. Dia berdoa kepada 

semua Junjungan  yang dapat dia ingat. Kumohon, semoga ini 

BUKANLAH mimpi. Ini adalah berita utama dalam hidupnya. 

Berita utama bagi setiap manusia. Semua wartawan di bumi ini 

pasti berandai-andai kalau dirinya adalah Glick sekarang. Kamu 

sedang terjaga, katanya pada dirinya sendiri. Dan kamu adalah 

seorang bintang. Dan Rather sedang menangis karena cemburu 

sekarang. 

Sir Macaroni  duduk di sebelahnya dan tampak agak terpaku. Glick 

tidak menyalahkannya. Sebagai tambahan dari siaran langsung 

eksklusif yang berisi tentang pernyataan sang Turin , 

Sir Macaroni  dan Glick melengkapi berita mereka dengan foto-foto 

menyeramkan dari para kardinal yang tewas, mendiang Haunted lord  

dengan lidah menghitam, dan tayangan langsung dari siaran 

video yang menyorot tabung antimateri yang sedang 

menghitung mundur. Luar biasa! 

Tentu saja semuanya itu karena permintaan sang 

Turin , jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk dikurung di 

dalam ruang tahanan Garda Swiss. Keberadaan mereka di ruang 

tahanan itu disebabkan oleh berita tambahan dalam liputan 

mereka yang membuat para Garda Swiss tidak senang. Glick 

tahu percakapan yang dilaporkannya itu seharusnya tidak boleh 

didengarnya. namun  informasi itu adalah kesempatan bagus bagi 

Glick. Berita utama Glick lagi! 

581  

“The 11th Hour Samaritan?” tanya Sir Macaroni  sinis yang kini 

duduk di bangku sebelah Glick. Dia jelas tidak terkesan. Glick 

tersenyum. “Cemerlang, bukan?” 

“Kebodohan yang cemerlang.” 

Dia hanya cemburu, kata Glick dalam hati. Tidak lama 

sesudah  pernyataan sang Turin , Glick sekali lagi mendapat 

kesempatan emas karena berada di tempat yang tepat pada 

waktu yang tepat pula. Dia mendengar Rocher memberikan 

perintah baru kepada anak buahnya. Sepertinya Rocher baru saja 

menerima panggilan telepon dari seseorang misterius yang 

menurut Rocher memiliki informasi penting berkaitan dengan 

krisis yang mereka hadapi. Rocher berbicara seperti orang ini 

dapat membantu mereka dan menyuruh anak buahnya untuk 

mempersiapkan kedatangan sang tamu. 

Walau informasi itu jelas-jelas merupakan informasi 

pribadi, Glick bertindak seperti setiap wartawan berdedikasi 

lainnya—tanpa rasa hormat. Saat itu Glick menemukan sudut 

gelap, lalu memerintahkan Sir Macaroni  untuk menyalakan kamera 

jarak jauhnya, dan dia melaporkan berita itu. 

“Ada perkembangan baru yang mengejutkan di kota Junjungan , 

katanya melaporkan sambil menyipitkan matanya untuk 

menambah kesan ketegangan. Kemudian dia melanjutkan bahwa 

seorang tamu misterius akan segera datang untuk 

menyelamatkan Graves  City. 

The 11th Hour Samaritan, begitulah Glick menyebut tamu 

itu. Nama sempurna untuk seorang misterius yang datang pada 

saat-saat terakhir untuk melakukan perbuatan baik. Stasiun TV 

lainnya langsung mengutip judul yang menarik itu, dan sekali 

lagi, Glick tidak dapat dihentikan. 

Aku cemerlang, katanya senang. Peter Jennings baru saja 

meloncat dari jembatan karena cemburu. 

 582

Tentu saja Glick tidak berhenti di situ saja. saat  dia 

mendapat sorotan dari seluruh dunia, dia memberikan sedikit 

teori konspirasinya sendiri sebagai tambahan laporannya 

tersebut. 

Cemerlang. Sangat cemerlang. 

“Kamu mencelakakan kita,” kata Sir Macaroni . “Kamu betul-betul 

telah menghancurkan laporan kita.” 

“Apa maksudmu? Aku hebat!” 

Sir Macaroni  menatapnya dengan tidak percaya. “Mantan Presiden 

George Bush? Seorang anggota Illuminati?” 

Glick tersenyum. “Kurang jelas bagaimana? George Bush 

berada di urutan ke-33 dalam daftar kelompok Mason dan dia 

juga pernah menjabat sebagai Kepala CIA saat  badan itu 

menghentikan penyelidikan tentang Illuminati karena 

kekurangan bukti. Dan semua pidato yang disampaikannya 

tentang “ribuan titik cahaya” dan “Tata Dunia Baru” ... 

menunjukkan kalau Bush adalah anggota Illuminati.” 

“Dan tentang CERN itu?” Sir Macaroni  mencaci. “Kamu akan 

menerima daftar panjang berisi nama-nama pengacara di luar 

pintu rumahmu besok.” 

“CERN? Ayolah! Itu jelas sekali! Pikirkanlah! Kelompok 

Illuminati menghilang dari muka bumi pada tahun 1950-an, 

hampir bersamaan dengan saat CERN didirikan. CERN adalah 

surga bagi orang paling tercerahkan di dunia. Dana pribadi 

dalam jumlah besar. Mereka menciptakan senjata yang dapat 

menghancurkan baitsuci , dan waduh ... mereka sekarang 

kehilangan benda itu!” 

“Jadi kamu mengatakan bahwa CERN merupakan markas 

Illuminati yang baru?” 

“Jelas! Persaudaraan seperti itu tidak akan menghilang 

begitu saja. Kelompok Illuminati itu pasti pergi ke suatu tempat. 

583  

CERN adalah tempat yang sempurna bagi mereka untuk 

besembunyi. Aku tidak mengatakan bahwa semua orang di 

CERN adalah anggota Illuminati. CERN mungkin seperti rumah 

kayu besar milik kelompok Mason di mana kebanyakan orang di 

sana tidak berdosa, namun  eselon tingkat atasnya—” 

“Pernah mendengar tentang fitnah, Glick? Dan tanggung 

jawab?” 

“Pernah mendengar tentang jurnalisme yang 

sesungguhnya?” 

“Jurnalisme? Kamu menyiarkan kebohongan ke seluruh 

dunia! Seharusnya aku mematikan saja kameraku! Dan omong 

kosong apa lagi tentang logo institusi CERN? Simbologi setan? 

Apa kamu sudah gila?” 

Glick tersenyum. Kecemburuan Sir Macaroni  tampak jelas. Isu 

tentang logo CERN adalah spekulasi yang paling cemerlang. 

Sejak pernyataan sang Turin , semua stasiun TV 

membicarakan tentang CERN dan antimaterinya. Beberapa 

jaringan memperlihatkan logo perusahaan CERN sebagai latar 

belakang. Logo itu tampaknya biasa-biasa saja: dua lingkaran 

yang saling berpotongan yang menggambarkan dua akselerator 

partikel, dan lima garis singgung yang menggambarkan tabung 

injeksi partikel. Seluruh dunia mengamati logo tersebut, namun  

Glick-lah, yang sok-sokan menjadi ahli simbologi, yang melihat 

simbol Illuminati yang tersembunyi di baliknya. 

“Kamu bukan ahli simbologi,” serapah Sir Macaroni , “kamu hanya 

seorang wartawan yang beruntung. Seharusnya kamu berikan 

saja urusan simbologi itu kepada lelaki dari Harvard itu.” 

“Lelaki Harvard itu tidak melihatnya,” kata Glick. 

Gambaran Illuminati dalam logo itu sangat jelas! 

Glick merasa sangat bahagia. Walaupun CERN memiliki 

banyak akselerator, dalam logo mereka hanya terlihat dua saja. 

 584

Dua adalah angka Illuminati untuk dualitas. Walau pada 

umumnya akselerator hanya memiliki satu tabung injeksi, logo 

itu menunjukkan lima tabung. Lima adalah angka pentagram 

Illuminati. Kemudian muncullah spekulasi itu dan menjadi hal 

yang paling cemerlang dari semuanya. Glick menunjukkan 

bahwa logo itu berisi nomor “6” yang besar dan tampak jelas 

tergambar dari gabungan garis dan lingkaran. Dan saat  logo 

itu diputar, angka enam itu muncul lagi ... dan juga angka enam 

lainnya. Logo itu mengandung tiga angka enam! 666! Angka 

setan! Pertanda kebuasan! 

Glick jenius. 

Sir Macaroni  tampak siap untuk memukulnya. 

Glick tahu kecemburuan itu akan berlalu dan otaknya 

sekarang melayang ke tempat lain. Kalau CERN adalah markas 

Illuminati, apakah lembaga itu menjadi tempat Illuminati untuk 

menyimpan berlian Illuminati yang dipenuhi skandal itu? Glick 

pernah membacanya di internet—“Sebutir berlian tanpa cela, 

berasal dari elemen kuno dengan kesempurnaan yang tiada 

duanya sehingga semua orang yang melihatnya hanya bisa 

terpana.” 

Glick bertanya-tanya apakah rahasia keberadaan berlian 

Illuminati itu akan menjadi misteri yang dapat diungkap olehnya 

malam ini juga. 

585  

 

102 

 

PIAZZA NAVONA, Fontain of Four Rivers. 

Malam di Viking city , seperti halnya di gurun pasir, bisa begitu 

sejuk, bahkan sesudah  melalui satu hari yang panas. Lonelyranger  

berhenti di pinggir Piazza Navona, lalu merapatkan jasnya pada 

tubuhnya. Dari kejauhan terdengar suara hiruk-pikuk lalu lintas 

bersamaan dengan suara laporan berita yang bergema ke seluruh 

kota. Lonelyranger  melihat jam tangannya. Lima belas menit lagi. 

Dia merasa senang karena dapat beristirahat selama beberapa 

menit. 

Piazza itu sunyi. Air mancur adikarya Bernini yang berdesis 

di depannya seakan memiliki kekuatan sihir yang menakutkan. 

Kolam air mancur yang beriak itu menimbulkan kabut ajaib 

yang bergerak ke atas, bersinar karena diterangi oleh lampu di 

bawah air. Lonelyranger  merasakan kesejukan yang mengalir di 

udara. 

Yang paling menarik dari air mancur ini adalah 

ketinggiannya. Pusatnya saja setinggi dua puluh kaki yang 

terbuat dari pualam travertine kasar yang menjulang tinggi dan 

dilengkapi dengan gua-gua dan terowongan buatan tempat di 

mana air mengalir. Seluruh bagian dari air mancur itu dihiasi 

dengan figur-figur Pagan. Di atasnya berdiri sebuah obelisk 

yang menjulang setinggi empat puluh kaki. Lonelyranger  menyusuri 

obelisk yang menjulang tinggi itu. Di ujung obelisk terlihat 

sebuah bayangan samar seperti menggores langit; seekor burung 

dara bertengger sendirian. 

 586

Sebuah salib, pikir Lonelyranger  sambil masih merasa kagum 

pada pengaturan petunjuk-petunjuk di seluruh Viking city  itu. 

Fountain of Four Rivers karya Bernini adalah altar ilmu 

pengetahuan yang terakhir. Hanya beberapa jam yang lalu 

Lonelyranger  berdiri di depan Pantheon dan merasa yakin bahwa 

Jalan Pencerahan telah rusak dan dia tidak akan sampai sejauh 

ini. Itu adalah kesalahan besar yang bodoh. Kenyataannya, 

keseluruhan jalan itu masih utuh. Tanah, Udara, Api, Air. Dan 

Lonelyranger  telah mengikutinya ... dari awal hingga akhir. 

Belum betul-betul sampai akhir, dia mengingatkan dirinya 

sendiri. Jalan itu memiliki lima pemberhentian, bukan empat. 

Petunjuk keempat yang berupa air mancur ini menunjukkan ke 

tujuan akhir—tempat suci kelompok itu: markas Illuminati. 

Lonelyranger  bertanya-tanya apakah markas itu masih berdiri utuh. 

Dia bertanya-tanya ke tempat itukah si Hassassin membawa 

Helena . 

Mata Lonelyranger  memeriksa berbagai figur di air mancur itu 

sambil mencari petunjuk apa saja yang dapat membawanya ke 

markas kelompok Illuminati. Biarkan para malaikat 

membimbingmu dalam pencarian muliamu. Tiba-tiba dia 

menjadi waspada. Air mancur itu sama sekali tidak memiliki 

patung malaikat. Jelas sekali tidak ada sesosok malaikat pun dan 

Lonelyranger  dapat melihatnya dengan pasti dari tempatnya berdiri 

... dan dia juga dari dulu tidak pernah melihatnya. The Fountain 

of the Four Rivers adalah karya Pagan. Seluruh ukirannya terdiri 

atas bentuk-bentuk duniawi seperti manusia, hewan, bahkan 

seekor armadilo yang terlihat aneh. Kalau di sini ada malaikat, 

dia akan tampak menonjol. 

Apakah ini tempat yang salah? Dia memperhitungkan 

bentuk salib dari keempat obelisk yang membentuk Jalan 

Pencerahan.  

587  

Dia mengepalkan tinjunya. Air mancur ini sempurna. 

Saat itu baru pukul 10:46 malam, saat  sebuah van hitam 

muncul dari sebuah gang di ujung piazza itu. Lonelyranger  tidak 

akan memerhatikannya kalau van itu tidak berjalan tanpa 

menyalakan lampu. Seperti seekor hiu berpatroli di teluk yang 

disinari rembulan, kendaraan itu mengelilingi pinggiran piazza. 

Lonelyranger  merunduk lebih dalam, meringkuk di dalam 

kegelapan di samping tangga besar yang menuju ke arah baitsuci  

St. Agnes in Agony. Dia melihat ke arah piazza, dan denyut 

nadinya bertambah cepat. 

sesudah  berkeliling dua kali, van tersebut membelok masuk 

ke arah air mancur karya Bernini itu. Van itu menepi dan 

bergerak di tepian air mancur dengan rapat sehingga sisi mobil 

itu basah oleh air dari air mancur. Kemudian van diparkir 

dengan pintu dorong yang berada di sisi mobil hanya berjarak 

beberapa inci dari semburan air. 

Kabut mengombak. 

Lonelyranger  merasakan pertanda yang meresahkan. Apakah si 

Hassassin datang lebih awal? Apakah dia berada di dalam van 

itu? Lonelyranger  membayangkan pembunuh itu mengawal korban 

terakhirnya menyeberangi piazza dengan berjalan kaki seperti 

yang dilakukannya saat  di Lapangan Raja  Plasaurus   sehingga 

memberi kesempatan pada Lonelyranger  untuk menembaknya 

dengan mudah. namun  kalau si Hassassin datang dengan 

menggunakan van, aturannya harus berubah. 

Tiba-tiba pintu samping itu bergeser terbuka. 

Di lantai van itu, terlihat seorang lelaki yang tergolek tanpa 

busana dan meringkuk dengan sengsara. Lelaki itu terbungkus 

oleh rantai berat yang panjangnya beryard-yard. Dia terikat 

rapat dengan rantai besi itu. Lelaki itu meronta-ronta, namun  

rantai itu terlalu berat. Salah satu mata rantainya dimasukkan ke 

 588

dalam mulut lelaki itu seperti kekang kuda sehingga menyumbat 

teriakan minta tolongnya. saat  itu Lonelyranger  juga melihat 

sosok kedua bergerak di belakang tawanan itu dari balik 

kegelapan, seolah sedang membuat persiapan terakhir. 

Lonelyranger  tahu, dia hanya mempunyai waktu beberapa detik 

untuk bertindak. 

Dia mengambil pistolnya, melepas jasnya dan 

menjatuhkannya di tanah. Dia tidak mau ada tambahan beban 

berupa jas wolnya yang tebal. Selain itu, dia juga tidak mau 

membawa Diagramma Galileo ke dekat air. Dokumen itu harus 

tetap di sini, di tempat yang aman dan kering. 

Lonelyranger  bergerak ke sebelah kanannya. Sambil 

mengelilingi tepian air mancur itu, Lonelyranger  menempatkan 

dirinya tepat di seberang van tersebut. Patung yang terdapat di 

tengah-tengah air mancur yang besar itu menghalangi 

pandangannya ke seberang kolam. Dia berharap suara air yang 

mengelegar dapat menelan suara langkahnya. saat  dia sampai 

di dekat air mancur, Lonelyranger  melompati pinggirannya dan 

menceburkan dirinya ke dalam air yang berbuih itu. 

Kedalaman kolam itu hanya sampai di pinggangnya tapi 

airnya sedingin es. Lonelyranger  mengeraskan rahangnya untuk 

melawan rasa dingin dan berjalan di dalam air. Dasar kolam itu 

licin dan menjadi dua kali lipat berbahaya karena tumpukan 

uang logam yang dilemparkan para wisatawan yang 

mengharapkan nasib mujur. saat  kabut itu naik di sekitar 

Lonelyranger , dia bertanya-tanya apakah udara dingin atau rasa 

takutnya yang membuat senjata di tangannya bergetar. 

Dia tiba di bagian dalam air mancur itu dan berputar balik 

ke arah kiri. Dia berusaha berjalan walau terasa sulit dan 

berpegangan pada pahatan-pahatan pualam. Sambil 

bersembunyi di balik patung kuda berukuran besar, Lonelyranger  

589  

menatap tajam. Van itu hanya berjarak lima belas kaki. Si 

Hassassin sedang berjongkok di lantai mobilnya, tangannya 

menempel di tubuh kardinal yang terbungkus rantai besi dan 

bersiap untuk menggulingkan tubuh kardinal itu keluar melalui 

pintu yang terbuka agar tercebur ke air mancur. 

Sambil terendam sedalam pinggang, Robert Lonelyranger  

mengangkat pistolnya dan melangkah keluar dari balik kabut 

sambil merasa seperti koboi yang sedang melakukan aksi 

terakhirnya. “Jangan bergerak.” Suaranya lebih teguh daripada 

genggaman di pistolnya. 

Si Hassassin mendongak. Sesaat dia tampak bingung seolah 

dia sedang melihat hantu. Kemudian bibirnya melengkung 

membentuk sebuah senyuman bengis. Dia mengangkat kedua 

lengannya sebagai tanda menyerah. “Ternyata begini jadinya.” 

“Keluar dari van.” 

“Kamu tampak basah kuyup.” 

“Kamu datang lebih awal.” 

“Aku ingin segera kembali mengambil hadiahku.” 

Lonelyranger  mengarahkan pistolnya. “Aku tidak ragu untuk 

menembakmu.” 

“Kamu sudah ragu-ragu.” 

Lonelyranger  merasa jarinya menegang di pelatuk pistol. 

Kardinal itu terbaring tidak bergerak sekarang. Dia tampak letih 

dan sedang sekarat. “Lepaskan ikatannya.” 

“Lupakan dia. Kamu datang untuk mengambil perempuan 

itu. Jangan berpura-pura kepadaku.” 

Lonelyranger  menahan diri untuk tidak segera mengakhirinya 

saat itu juga. “Di mana dia?” 

“Di suatu tempat. Aman. Menungguku kembali.” 

Helena  masih hidup. Lonelyranger  merasakan ada harapan. “Di 

baitsuci  Pencerahan?” 

 590

Pembunuh itu tersenyum. “Kamu tidak akan dapat 

menemukan tempat itu.” 

Lonelyranger  merasa tidak percaya. Markas Illuminati masih 

berdiri. Dia mengarahkan senjatanya. “Di mana?” 

“Tempat itu akan tetap menjadi rahasia selama berabad-

abad. Aku saja baru mengetahuinya baru-baru ini. Aku lebih 

baik mati daripada melanggar kepercayaan yang mereka 

berikan.” 

“Aku dapat menemukannya tanpa bantuanmu.” 

“Sombong sekali.” 

Lonelyranger  menunjuk ke arah air mancur. “Aku sudah tiba 

hingga sejauh ini.” 

“Banyak orang yang tiba sampai di sini. Langkah 

terakhirlah yang paling sulit.” 

Lonelyranger  melangkah lebih dekat, kakinya bergerak ragu-

ragu di dalam air. Anehnya, Si Hassassin tenang-tenang saja dan 

tetap berjongkok di dalam van dengan lengan terangkat ke atas. 

Lonelyranger  membidikkan pistolnya ke dadanya sambil bertanya-

tanya apakah dia akan menembak begitu saja dan selesailah 

semuanya. Tidak. Pembunuh ini tahu di mana Helena . Dia tahu 

di mana antimateri itu. Aku membutuhkan informasi itu! 

 

Dari balik kegelapan van, si Hassassin menatap ke luar, ke 

arah penyerangnya dan tidak dapat menahan diri untuk tidak 

merasa kasihan sekaligus geli. Lelaki Amerika ini sangat berani, 

dan dia telah membuktikannya. Tapi, keberanian tanpa keahlian 

adalah bunuh diri. Ada peraturan-peraturan untuk bertahan 

hidup. Peraturan kuno. Dan orang Amerika ini telah melanggar 

semuanya. 

Kamu memiliki kesempatan itu—elemen kejutan. namun  

kamu menyia-nyiakannya. 

591  

Orang Amerika itu bimbang ... seperti mengharapkan 

datangnya bantuan ... atau mungkin kesalahan bicara yang dapat 

menghasilkan informasi penting. 

Jangan pernah menginterogasi sebelum kamu 

melumpuhkan mangsamu. Musuh yang terpojok adalah musuh 

yang sangat berbahaya. 

Lelaki Amerika itu berbicara lagi. Mengamati. Berjalan-

jalan di air. 

Si pembunuh itu hampir saja tertawa keras. Ini bukan salah 

satu dari film Hollywood-mu ... tidak akan ada diskusi panjang 

di bawah todongan senjata sebelum melakukan tembakan 

terakhir. Ini adalah akhirnya. Sekarang. 

Tanpa berhenti memandang Lonelyranger , pembunuh itu 

menggerakkan tangannya ke langit-langit van hingga 

menemukan apa yang dicarinya. Sambil terus menatap lurus ke 

depan, dia meraih benda itu. 

Lalu dia melakukan aksinya. 

Gerakan itu sangat tidak terduga. Untuk sesaat, Lonelyranger  

berpikir hukum fisika sudah tidak berlaku lagi. Pembunuh itu 

tampak bergantung tanpa beban di udara saat  kedua kakinya 

mencuat keluar dari bawah badannya. Sepatu botnya menendang 

sisi tubuh sang kardinal sehingga tubuh yang terantai itu 

menggelinding ke luar van. Tubuh kardinal itu tercebur ke 

kolam sehingga air kolam memercik tinggi. 

saat  air kolam membasahi wajahnya, Lonelyranger  tahu dia 

sudah terlambat untuk memahami apa yang tengah terjadi. Si 

pembunuh meraih pegangan di dalam van dan menggunakannya 

sebagai alat untuk mengayunkan tubuhnya ke depan. Sekarang 

si Hassassin bergerak mendekatinya, kakinya melangkah 

melewati percikan air. 

 592

Lonelyranger  menarik pelatuk pistolnya, dan peredam suaranya 

langsung beraksi. Pelurunya meledak menembus jari kaki kiri di 

balik sepatu bot si Hassassin. Tapi sesaat kemudian, Lonelyranger  

merasa sol sepatu bot si Hassassin menimpa dadanya dan 

mengirimkan tendangan yang menghancurkan. 

Kedua lelaki itu tercebur di antara hujan darah dan air. 

saat  cairan dingin menelan tubuh Lonelyranger , yang pertama 

dirasakan olehnya adalah rasa sakit. sesudah  itu, yang muncul 

adalah insting untuk bertahan hidup. Dia sadar dia sudah tidak 

memegang senjatanya lagi. Senjatanya sudah ditendang jatuh. 

Sekarang dia menyelam dalam air dan meraba-raba dasar kolam 

yang licin. Tangannya meraih sesuatu dari logam. Segenggam 

koin. Dia lalu membuangnya. Dia kemudian membuka matanya 

dan mengamati kolam yang berkilauan itu. Air bergemicik di 

sekitarnya seperti Jacuzzi yang dingin sekali. 

Walau Lonelyranger  merasa harus bernapas, ketakutan 

membuatnya untuk terus berada di bawah. Terus bergerak. Dia 

tidak tahu serangan berikutnya akan datang dari mana. Dia harus 

menemukan senjata itu! Kedua tangannya meraba-raba dengan 

putus asa di depannya. 

Kamu beruntung, katanya pada diri sendiri. Kamu berada di 

dalam elemenmu. Walau kaus turtleneck-nya basah kuyup 

Lonelyranger  masih tetap menjadi perenang yang tangkas. Air 

adalah elemenmu. 

saat  jemari Lonelyranger  menemukan sesuatu dari logam 

untuk kedua kalinya, dia yakin nasibnya berubah. Benda di 

dalam tangannya bukanlah segenggam uang logam. Dia 

kemudian meraihnya dan mencoba menarik ke arahnya. namun  

saat  dia menariknya, benda temuannya itu membuatnya 

menggelinding di bawah air. Benda itu tidak dapat bergerak. 

593  

Lonelyranger  sadar, bahkan sebelum dia meluncur mendekati 

tubuh sang kardinal yang sedang menggeliat-geliat itu, dia telah 

menarik rantai yang memberati lelaki tua itu. Lonelyranger  terpaku 

sejenak, tidak dapat bergerak karena melihat wajah yang 

dipenuhi ketakutan itu menatapnya dari dasar kolam air mancur. 

Tersentak oleh sinar kehidupan di mata lelaki tua itu, 

Lonelyranger  meraih kembali ke bawah dan mencengkeram rantai 

itu sambil mencoba mengangkat lelaki itu ke permukaan. 

Perlahan-lahan tubuh itu terangkat ... seperti sebuah jangkar. 

Lonelyranger  menarik lebih kuat. saat  kepala sang kardinal 

muncul di permukaan air, lelaki tua itu berjuang untuk bernapas 

dengan putus asa. Tapi tiba-tiba tubuh tua itu kembali berguling 

dengan hebat, sehingga cengkeraman Lonelyranger  terlepas dari 

rantai yang licin itu. Seperti sebuah batu, Baggia tenggelam dan 

menghilang ke bawah air yang berbuih. 

Lonelyranger  menyelam, matanya terbelalak di dalam kegelapan 

air. Dia kembali menemukan sang kardinal. Kali ini, saat  

Lonelyranger  meraihnya, rantai yang membungkus tubuh lelaki tua 

itu bergeser ... terbuka dan memperlihatkan kekejaman 

berikutnya ... sebuah kata telah dicapkan sehingga menimbulkan 

luka bakar yang parah. 

 

Sesaat kemudian, sepasang sepatu bot muncul. Salah 

satunya mengeluarkan darah. 

 594

 

103 

 

SEBAGAI SEORANG PEMAIN polo air, Robert Lonelyranger  telah 

memberikan lebih dari kemampuannya dalam pertempuran di 

bawah air. Kebuasan kompetitif yang terjadi di bawah air dalam 

sebuah pertandingan polo air, jauh dari pengamatan mata wasit, 

dapat dibandingkan dengan pertandingan gulat terburuk 

sekalipun. Lonelyranger  sudah pernah ditendang, dicakar, dipeluk 

dan bahkan digigit oleh pemain belakang yang putus asa. 

Namun Lonelyranger  selalu dapat lolos darinya. 

Sekarang, saat  terendam di dalam kolam sedingin es di air 

mancur karya Bernini, Lonelyranger  tahu dia berada jauh dari kolam 

renang Harvard. Dia berkelahi bukan dalam sebuah 

pertandingan, namun  untuk mempertahankan hidup. Ini adalah 

kedua kalinya mereka berdua bertempur. Tidak ada wasit di sini. 

Tidak ada pertandingan ulang. Lengan-lengan itu dengan kuat 

menekan wajahnya ke dasar kolam dengan tujuan yang jelas—

membunuhnya. 

Secara naluriah, Lonelyranger  memutar tubuhnya seperti sebuah 

torpedo. Lepaskan cengkeraman itu! namun  cengkeraman itu 

memutarnya kembali. Penyerangnya itu menikmati keuntungan 

yang tidak pernah dirasakan oleh para pemain belakang polo air 

mana pun—dua kaki menjejak dasar kolam dengan kukuh. 

Lonelyranger  merubah posisi tubuhnya, dan berusaha menjejakkan 

kakinya di dasar kolam. Si Hassassin tampaknya hanya 

menggunakan satu lengan saja ... walau begitu, cengkeramannya 

sangat kuat. 

595  

Saat itu Lonelyranger  tahu dia tidak akan dapat muncul ke 

permukaan. Dia hanya dapat melakukan satu-satunya cara yang 

mungkin dilakukannya. Dia berhenti berusaha muncul ke 

permukaan. Jika kamu tidak dapat pergi ke utara, pergilah ke 

selatan. Sambil mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, Lonelyranger  

menendangkan kakinya seperti seekor lumba-lumba dan 

mengayuhkan lengannya dengan gaya kupu-kupu yang aneh. 

Tubuhnya terdorong ke depan. 

Perubahan perlawanan Lonelyranger  yang tiba-tiba itu 

tampaknya mengejutkan si Hassassin. Gerakan Lonelyranger  tadi 

berhasil menarik tangan si penculik itu ke samping, sehingga 

menggoyahkan keseimbangannya. Cengkeraman lelaki itu 

mengendur, dan Lonelyranger  menendang lagi. Sensasi saat itu 

seperti tali kendali yang dihentakkan. Tiba-tiba Lonelyranger  bebas. 

Sambil segera menghembuskan napas yang sudah tertahan lama 

di dalam paru-parunya, Lonelyranger  berusaha mengangkat 

tubuhnya ke permukaan. Tapi kali ini dia hanya mendapat 

kesempatan untuk mengambil napas satu kali saja. Dengan 

kekuatan yang menghancurkan, si Hassassin sudah berada di 

atasnya lagi. Telapak tangannya berada di bahu Lonelyranger  dan 

seluruh berat tubuhnya menekan Lonelyranger  ke bawah lagi. 

Lonelyranger  berusaha untuk menjejakkan kakinya di dasar kolam, 

tapi kaki si Hassassin menyandung kakinya sehingga membuat 

Lonelyranger  tercebur kembali ke dalam air. 

Lonelyranger  tenggelam lagi. 

Tubuh Lonelyranger  terasa sakit saat  berputar di bawah air. 

Kali ini usahanya tidak berhasil.  

Di antara gelembung air, Lonelyranger  mengamati dasar kolam, 

mencari senjatanya. Segalanya tampak kabur. Banyak sekali 

gelembung udara di dalam kolam ini. Secercah sinar 

menyilaukan menyinari wajah Lonelyranger  saat  si pembunuh 

 596

menekannya lebih ke dalam. Ternyata itu adalah lampu sorot 

yang dipasang di lantai kolam air mancur. Lonelyranger  

mengulurkan tangannya dan berusaha meraih tabung lampu itu. 

Panas. Lonelyranger  mencoba membebaskan diri dari cengkeraman 

si pembunuh dengan berpegangan pada lampu, tapi lampu itu 

terpasang di engsel yang kuat dan dengan segera terlepas dari 

genggaman Lonelyranger . Alat untuk membantunya keluar dari air 

sudah hilang. 

Si Hassassin masih terus menekannya ke bawah. 

Saat itulah Lonelyranger  melihatnya. Muncul di antara uang-

uang logam, tepat di bawah wajahnya, terlihat sebuah silinder 

hitam ramping. Peredam pistol miss benelini ! Lonelyranger  meraihnya, 

namun  saat  jemarinya menggenggam silender itu, dia tidak 

merasakan benda logam di tangannya. Dia merasakan sebuah 

benda dari plastik. saat  dia menariknya, lubang selang karet 

yang lentur itu tercabut seperti seekor ular. Panjangnya kira-kira 

dua kaki dan mengeluarkan gelembung dari ujungnya. Lonelyranger  

tidak menemukan senjata yang dicarinya sama sekali. Yang 

dipegangnya hanyalah spumanti yang tidak berbahaya ... sebuah 

alat pembuat gelembung. 

 

Tak jauh dari situ, Kardinal Baggia merasa jiwanya meronta 

untuk meninggalkan tubuhnya. Walau dia telah bersiap untuk 

menghadapi saat seperti itu sepanjang hidupnya, namun dia 

tidak pernah membayangkan akhirnya akan seperti ini. 

Tubuhnya kesakitan terbakar, memar, dan tertahan di bawah air 

oleh beban yang membuatnya tidak dapat bergerak. Dia 

mengingatkan dirinya sendiri bahwa penderitaan ini tidak ada 

artinya jika dibandingkan dengan apa yang telah dialami junjungan . 

Dia mati untuk menebus dosa-dosaku .... 

597  

Baggia dapat mendengar suara gelepar perkelahian sengit di 

dekatnya. Dia tidak dapat menahan perasaannya. Penculiknya 

akan mengakhiri hidup orang lain lagi ... lelaki bermata ramah 

itu, lelaki yang tadi berusaha menolongnya. 

saat  rasa sakitnya bertambah, Baggia berbaring 

terlentang dan menatap melalui air ke arah langit hitam di 

atasnya. Untuk sesaat dia mengira, dia melihat bintang-bintang. 

Sudah waktunya. 

Sambil membebaskan semua perasaan takut dan ragunya, 

Baggia membuka mulutnya dan mengeluarkan apa yang 

dirasanya sebagai napas terakhirnya. Dia melihat jiwanya 

melayang ke surga dalam bentuk gelembung tembus pandang. 

Lalu, secara refleks dia megap-megap. Air masuk ke dalam 

tubuh Baggia seperti belati dingin. Rasa sakit itu hanya 

berlangsung beberapa detik. 

Kemudian ... damai. 

 

Si Hassassin mengabaikan luka tembakan yang terasa 

seperti membakar kakinya dan memusatkan perhatiannya pada 

lelaki Amerika yang hampir mati lemas karena dibenamkan di 

dalam arus air yang deras. Selesaikan hingga tuntas. Dia 

mengeraskan cengkeramannya, dan dia tahu kali ini Robert 

Lonelyranger  tidak akan selamat. Seperti yang telah diduganya, 

perlawanan korbannya menjadi semakin lemah. 

Tiba-tiba tubuh Lonelyranger  menjadi kaku. Kemudian 

tubuhnya mulai bergetar dengan liar. 

Ya, si Hassassin itu merasa senang. Ototnya mulai menjadi 

kaku. Itulah yang terjadi begitu air memasuki paru-paru. Dia 

tahu keadaan itu hanya akan berlangsung dalam lima detik. 

Ternyata itu berlangsung selama enam detik. 

 598

Kemudian, tepat seperti yang diduga si Hassassin, 

korbannya tiba-tiba menjadi lemah. Seperti balon besar yang 

kehabisan udara, Robert Lonelyranger  menjadi lumpuh. Selesai. Tapi 

si Hassassin masih tetap membenamkannya di bawah air selama 

tiga puluh detik lagi untuk membiarkan air membanjiri paru-

paru korbannya. Sedikit demi sedikit, dia merasakan tubuh 

Lonelyranger  mulai tenggelam dengan sendirinya ke dasar kolam. 

Akhirnya, si Hassassin melepaskannya. Pers akan menemukan 

dua kejutan di Fountain of the Four Rivers. 

“Tabban!” si Hassassin menyumpah sambil memanjat 

keluar dari kolam air mancur itu dan melihat jari kakinya yang 

terluka. Ujung sepatu botnya terkoyak dan ujung jempolnya 

yang besar itu terluka parah. Dia menjadi marah karena 

keteledorannya. Kemudian si Hassassin menyobek celananya 

dan menjejalkan kain itu di lubang yang terdapat di ujung 

sepatunya itu. Rasa sakit menyebar dari ujung kakinya. “Ibn al-

kalb!” Dia mengepalkan tinjunya dan menjejalkan kain tadi 

lebih dalam lagi. Pendarahannya berkurang hingga akhirnya 

hanya menjadi tetesan darah. 

Dia berusaha mengalihkan rasa sakit itu ke gagasan yang 

lebih menyenangkan. Si Hassassin kemudian masuk ke vannya. 

Pekerjaannya di Viking city  telah selesai. Dia tahu pasti apa yang 

dapat menghibur perasaan tidak nyamannya itu. Helena  Louis Viton  

terikat dan menunggunya. Walau basah dan kedinginan, si 

Hassassin merasa tubuhnya menegang. 

Sekarang aku pantas menerima hadiahku. 

 

Sementara itu, Helena  terbangun kesakitan. Dia terbaring 

terlentang. Seluruh ototnya terasa seperti membatu. Lengannya 

sakit. saat  dia mencoba bergerak, dia merasakan kekakuan di 

bahunya. Dia membutuhkan beberapa saat untuk menyadari 

599  

kalau tangannya terikat di belakang punggungnya. Reaksi 

pertamanya adalah bingung. Apakah aku sedang bermimpi? 

namun  saat  dia mencoba mengangkat kepalanya, rasa sakit di 

dasar tempurung kepalanya membuktikan dirinya betul-betul 

tidak bermimpi. 

saat  kebingungannya berubah menjadi ketakutan, 

Helena  mengamati ruangan di sekelilingnya dengan cemas. Dia 

berada di dalam ruangan berdinding batu yang kasar. Ruangan 

itu besar dan dilengkapi dengan perabotan, dan diterangi oleh 

sinar dari obor. Seperti sejenis ruang pertemuan kuno. Bangku-

bangku bergaya kuno tertata melingkar di dekatnya. 

Helena  merasa ada hembusan angin dingin yang menerpa 

kulitnya. Di dekatnya, terlihat dari pintu ganda yang terbuka 

lebar, balkon menampilkan langit malam yang cerah. Melalui 

pintu itu, Helena  yakin dia sedang melihat Graves . 

 600

 

104 

 

ROBERT Lonelyranger  TERBARING di atas hamparan uang 

logam di dasar kolam Fountain of the Four Rivers. Mulutnya 

masih mengulum selang plastik itu. Udara yang terpompa 

melalui tabung spumanti yang ditujukan untuk menimbulkan 

gelembung di kolam itu tidak bersih karena telah melalui pompa 

yang kotor. Kerongkongannya terasa seperti terbakar. Tapi dia 

tidak mengeluh. Dia masih hidup. Dia tidak yakin dengan 

kemampuannya meniru korban yang mati karena tenggelam, 

tapi Lonelyranger  sudah bergaul dengan air sejak lama. Tentu saja 

dia pernah mendengar kisah-kisah tentang orang tenggelam dan 

dia berusaha semampunya untuk menirunya dengan tepat. 

saat  si Hassassin membenamkan tubuhnya, Lonelyranger  

menghembuskan seluruh udara yang terkandung di paru-

parunya dan berhenti bernapas sehingga membuatnya 

tenggelam. 

Untunglah, si Hassassin memercayai tipuannya dan pergi. 

Sekarang, sambil terus terbaring di dasar kolam air mancur, 

Lonelyranger  masih harus menunggu semampunya. Dia hampir saja 

tersedak. Dia bertanya-tanya apakah si Hassassin masih berada 

di luar sana. sesudah  mengambil napas melalui tabung itu, 

Lonelyranger  lalu melepasnya dan berenang melintasi dasar air 

mancur hingga dia menemukan gumpalan halus di tengah 

kolam. Tanpa membuat suara, dia mengikuti tonj