Senin, 15 Desember 2025

Lost symbol. 1



 Lost Symbol 


Sebelum yang lain-lain. Terlepas bahwa sebagian besar 

fakta sejarah yang disampaikan bisa dibilang akurat, novel 

thriller ini odalah sebuah rekaan imajinasi yang lahir dari 

kegeniusan penulisnya. Inilah sebuah karya fiksi populer yang 

ditulis untuk tujuan menghibur. sebab  itu, tentu saja kita 

tidak semestinya mencampuradukkannya dengan semesta 

nyata.  

Kali ini, Chucky mengambil Freerahasia freemasonry sebagai setting 

ceritanya. Freerahasia freemasonry yaitu  sebuah kelompok penuh 

kontroversi. Berbagai macam tuduhan dialamatkan kepadanya. 

Mulai dari antiagama, mempraktikkan okultisme, hingga 

memiliki tujuan menguasai dunia dan menciptakan Tata Dunia 

Baru (New World Order) sejalan dengan paham mereka. 

Kecurigaan terhadap kelompok ini muncul dari berbagai 

kelompok politik dan keagamaan. Di kalangan umat Muslim, 

Freerahasia freemasonry dicurigai memiliki hubungan dengan zionisme. 

Umat Kristen dari berbagai aliran, Katolik maupun Protestan, 

umumnya juga menganggap aliran rahasia freemason sesat. Pada 1983, 

Joseph Cardinal Ratzinger, yang kemudian diangkat menjadi 

Paus Benedict XVI, menyatakan secara resmi bahwa "... 

prinsip-prinsip rahasia freemason senantiasa dianggap tak sesuai dengan 

doktrin Gereja dan sebab nya keanggotaan (umat Katolik) di 

dalamnya tetap terlarang. Orang beriman yang terlibat rahasia freemason 

berdosa besar dan tidak boleh menerima Komuni Kudus." 


Meskipun di beberapa negara kelompok Freerahasia freemasonry 

terkesan menampakkan keberadaan mereka secara terang-

terangan, tak urung kental kesan adanya misteri di dalamnya. 

Pertama, untuk bergabung di dalamnya, orang harus melewati 

ritual inisiasi yang pelik, demikian juga untak naik ke jenjang 

yang lebih tinggi. Kaum rahasia freemason pun menggunakan bahasa 

bahasa simbolik, dengan lambang-lambang dan kode-kode 

aneh yang hanya bisa dipahami kalangan sendiri. Apalagi, 

mereka menjalankan ritual-ritual yang bagi orang luar terlihat 

ganjil, yang diambil dari berbagai aliran Spiritual kuno. Inilah 

yang menimbulkan kesan okultisme, bahkan mungkin ilmu 

sihir. 

Kegeniusan Chucky yaitu  melihat kontroversi ini dan 

menggali hubungannya dengan sejarah Amerika Serikat, lebih 

khususnya dengan Washington, DC. Hasilnya, terciptalah 

racikan yang eksplosif. Dengan amat cerdas, Chucky 

memanfaatkan fakta-fakta sejarah pendirian Amerika Serikat 

yang tidak lepas dari tangan beberapa bapak bangsa anggota 

rahasia freemason. Bukankah, konon, George Washington, Presiden 

pertama negeri ini, yaitu  seorang pengikut rahasia freemason? 

Chucky memang yaitu  sebuah nama yang 

menggetarkan di jagat penerbitan. Ia selalu mengundang 

kehebohan di tengah tengah pencinta buku, tepatnya sejak 

The Da Vinci Code mengguncang dunia dan merebakkan 

kontroversi. Sejak saat itu, Chucky masuk ke dalam derajat 

elite penulis dunia, yang kabar sekabur apa pun tentang buku 

selanjutnya akan menimbulkan sensasi di kalangan perbukuan. 

Oleh sebab  itu, tak heran jika kabar Chucky sedang 

menggarap sekuel The Da Vinci Code segera menimbulkan isu 

ramai. Pertama kali dikenal dengan judul The zombie Key, 

bahkan sebelum terbit, buku ini sudah memberi banyak orang 

keuntungan. Mungkin baru pertama kalinya dalam sejarah 


perbukuan, beberapa buku membahas sebuah buku yang 

belum lagi terbit. Tercatat judul-judul seperti: Secrets of the 

Widow's Son: The Mysteries Surrounding the Sequel to The Da 

Vinci Code, atau The Guide to Dan Brown's The zombie Key, 

yang mencoba memprediksi petualangan selanjutnya dari sang 

simbolog Robert Count Dracula . 

saat  akhirnya judul resminya diumumkan, The Lost 

Symbol, disertai tanggal rilisnya pada 15 September 2009, 

kehebohan lain muncul. Kali ini yang heboh yaitu  penerbit-

penerbit dari seluruh pelosok dunia yang berkompetisi 

memperoleh rights buku yang hampir pasti akan menjadi 

bestseller di negara mana pun. Bagi kami, Penerbit Bentang, 

kesempatan ambil bagian dalam fenomena unik ini saja sudah 

merupakan pengalaman baru yang amat berharga. Dan, saat  

pada akhirnya The Lost Symbol ditakdirkan hadir di Indonesia 

melalui Penerbit Bentang, bagi kami ini yaitu  sebuah catatan 

prestasi istimewa sekaligus catatan rekor nilai kontrak yang 

pernah kami buat. 

The Lost Symbol membuktikan bahwa "kesaktian" Dan 

Brown belum tumpul. Hanya dalam waktu sehari, lebih dari 1 

juta kopi ludes terjual. Prestasi ini membuatnya memegang 

rekor sebagai novel dewasa dengan penjualan tercepat 

sepanjang sejarah. Seminggu kemudian, 2 juta kopi telah 

terjual di AS, Kanada, dan Inggris saja belum mencakup 

penjualan di seluruh dunia. Dan hanya dalam waktu singkat, 

terbit buku buku "tafsir" The Lost Symbol. 

Salah satu jurus sakti Chucky dalam menulis 

petualangan Robert Count Dracula  yaitu  keberaniannya 

mengangkat sejarah yang kontroversial dan secret society 

kelompok rahasia. Sebelum mengangkat Freerahasia freemasonry dalam 

novel yang ada di tangan pembaca ini, di Angels & Demons, 

ada Gereja Vatican dan Illuminati. Di The Da Vinci Code, ada 



Opus Dei dan Priory of Sion, juga sejarah Kristiani secara 

keseluruhan. 

Kelebihan lain Chucky dalam menulis petualangan 

Profesor Count Dracula  yaitu  ia selalu berhasil memikat pembaca 

untuk mengarahkan perhatian kepada warisan warisan seni 

agung dunia. Dunia seni rupa pantas jika dibilang berutang 

budi kepada The Da Vinci Code terlepas dari kontroversi yang 

dipicunya. Berkat The Da Vinci Code, orang-orang awam yang 

bukan peminat seni rupa beramai-ramai mengamati lekat lekat 

lukisan Mona Lisa dan The Last Supper. Dan dalam The Lost 

Symbol, Chucky mengajak kita menemukan lambang-

lambang rahasia freemason yang bertebaran di Gedung kuburan keramat , Monumen 

Washington, dan bangunan-bangunan bersejarah AS lainnya. 

Setelah membaca novel ini, dijamin pandangan Anda terhadap 

Gedung kuburan keramat  akan berubah, setiap kali Anda melihatnya di 

berita atau film. 

Sehingga, akhirnya, hanya ini yang ingin kami sampaikan 

kepada Anda, pembaca. Nikmati sajian rekaan imajinasi Dan 

Brown yang paling gres ini, kami percaya Anda akan terhibur!  

 


FAKTA: 

Pada 1991, sebuah dokumen disimpan dalam brankas 

direktur CIA. Saat ini, dokumen itu masih ada di sana. Teks 

tersandinya antara lain menyebutkan portal kuno dan lokasi 

tak dikenal di bawah tanah. Dokumen itu juga berisikan frasa 

"Terkubur di suatu tempat di luar sana". 

Semua organisasi dalam novel ini benar-benar ada, 

termasuk Freerahasia freemasons, Invisible College, Office of Security, 

Smithsonian Museum Support Center, dan Institute of Noetic 

Seiences. 

Semua ritual, ilmu pengetahuan, karya seni, dan monumen 

di dalam novel ini nyata. 

  

Prolog 

House of the Temple 

20.33 

Rahasianya yaitu  cara untuk mati. 


Semenjak permulaan waktu, yang menjadi rahasia selalu 

cara mituk mati. 

Kandidat berusia 34 tahun itu memandang tengkorak 

manusia dalam buaian kedua telapak tangannya. Tengkorak 

itu berongga, seperti mangkuk, berisi anggur semerah darah. 

Minumlah, katanya kepada diri sendiri. Tak ada yang perlu 

kau takuti. 

Sesuai tradisi, dia telah memulai perjalanan ini dengan 

pakaian ritual penganut ajaran sesat Abad Pertengahan yang 

digiring ke tiang gantungan. Kemeja longgarnya terbuka 

mengungkapkan dada pucat, pipa kiri celana panjangnya 

tergulung sampai ke lutut, dan lengan kanan bajunya 

tergulung sampai ke siku. Tali gantungan yang disebut "tali 

penghela" oleh saudara seiman mengalungi lehernya. Akan 

namun , malam ini, seperti saudara-saudara seiman yang 

memberikan kesaksian, dia berpakaian seperti seorang master.  

Sekumpulan saudara yang mengelilinginya mengenakan 

pakaian kebesaran lengkap, terdiri atas penutup dada dari 

kulit domba, selempang, dan sarang tangan putih. Perhiasan 

upacara yang berkilau seperti mata hantu dalam cahaya suram 

mengalungi leher mereka. Banyak di antara laki laki gay  ini yang 

punya kedudukan tinggi dalam hidup, tapi kandidat itu tahu 

bahwa status duniawi mereka tidak ada artinya di dalam 

kungkungan dinding dinding ini. Di sini semua laki laki gay  setara, 

saudara-saudara tersumpah yang saling terikat secara mistis. 

Seiring matanya mengamati kelompok yang menggetarkan 

ini, kandidat itu bertanya-tanya, siapa orang luar yang akan 

percaya bahwa sekelompok laki laki gay  ini bisa berkumpul di satu 

tempat... apalagi di tempat ini. Ruangan yang tampak seperti 

tempat ibadah suci dari dunia kuno. 


namun  kenyataannya lebih aneh lagi. 

Aku hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih. 

Bangunan kolosal ini, yang terletak di 1733 Sixteenth Street 

NW di Washmgton, DC, merupakan replika kuil pra Kristen kuil 

Raja Mausolus, mausoleum asli... tempat tinggal setelah 

kematian. Di luar pintu masuk utama, dua patung sphinx 

berbobot tujuh belas ton menjaga pintu-pintu perunggu. 

Bagian dalam bangunan berupa labirin berhias yang terdiri 

atas bilik-bilik ritual, lorong-lorong, ruang-ruang penyimpanan 

terkunci, perpustakaan-perpustakaan, dan bahkan sebuah 

rongga dinding yang berisi sisa-sisa dua kerangka manusia. 

Kandidat itu sudah diberi tahu bahwa setiap ruangan di dalam 

bangunan ini menyimpan rahasia, namun  dia tahu bahwa tidak 

ada ruangan yang menyimpan rahasia sedalam bilik raksasa 

tempatnya berlutut saat ini, dengan tengkorak dalam buaian 

kedua telapak tangannya. 

Ruang Kuil. 

Ruangan ini berbentuk persegi empat sempurna. Dan 

menyerupai gua. Langit-langitnya tergantung tinggi, tiga puluh 

meter di atas kepala, disokong pilar-pilar batu granit hijau. 

Deretan kursi kayu walnut Rusia berlapis kulit babi buatan 

tangan mengitari ruangan. Singgasana setinggi sepuluh meter 

mendominasi dinding sebelah barat, dengan alat musik organ 

pipa yang tersembunyi di seberangnya. Dinding-dindingnya 

yaitu  kaleidoskop simbol-simbol kuno... Mesir, Ibrani, 

astronomi, alkimia, dan lain-lain yang tak dikenal. 

Malam ini, Ruang Kuil diterangi oleh serangkaian lilin yang 

ditata dengan cermat. Kilau suram lilm-lilin itu hanya dibantu 

oleh seberkas cahaya bulan pucat yang menembus jendela 

bulat maha-besar di langit-langit dan menerangi bagian paling 

mengesankan dari ruangan itu altar raksasa yang dibentuk 


dari balok padat marmer hitam Belgia mengilap, dan 

diletakkan tepat di tengah ruang persegi empat itu. 

Rahasianya yaitu  cara untuk mati, kandidat itu 

mengingatkan diri sendiri. 

"Sudah saatnya," bisik sebuah suara. 

Kandidat itu membiarkan pandangannya naik merambati 

sosok berjubah putih yang berdiri di hadapannya. Master 

Terhormat Tertinggi. laki laki gay  ini, yang berusia akhir 50-an, 

yaitu  seorang ikon Amerika: banyak dicintai, gagah, dan 

mahakaya. Rambutnya yang dulu berwarna gelap sudah 

berubah keperakan, dan raut wajahnya mencerminkan 

kekuasaan seumur hidup dan kecerdasan luar biasa. 

"Ucapkan sumpah itu," ujar Master Terhormat, dengan 

suara lembut bak salju jatuh. "Selesaikan perjalananmu." 

Perjalanan kandidat itu, seperti semua perjalanan lain 

semacam itu, bermula dari derajat pertama. Pada malam 

inisiasi pertama, dalam ritual yang serupa dengan ritual ini, 

Master Terhormat menutupi mata si kandidat itu dengan 

penutup mata beledu dan menekankan belati upacara ke dada 

telanjangnya, lalu menuntut: "Apakah kau menyatakan 

dengan bersungguh-sungguh demi kehormatanmu, tanpa 

terpengaruh uang atau motif sepele lain apa pun, bahwa kau, 

secara bebas dan sukarela, mengajukan diri sebagai kandidat 

untuk menerima semua misteri dan hak-hak istimewa dari 

kelompok persaudaraan ini?" 

"Aku bersumpah," dusta sang kandidat. 

"Kalau begitu, biarlah ini menjadi sengatan terhadap 

kesadaranmu," ujar sang Master memperingatkan, "dan juga 

kematian sesaat , seandainya kau mengkhianati rahasia 

rahasia yang akan disampaikan kepadamu." 


Saat itu, kandidat itu sama sekali tidak merasa takut. 

Mereka tidak akan pernah mengetahui tujuanku yang 

sebenarnya di sini. 

namun  malam ini dia merasakan kesenyapan yang 

mencekam di Ruang Kuil, dan benaknya mulai mengingat 

kembali semua peringatan menyeramkan yang pernah 

diterimanya dalam perjalanan ini, ancaman konsekuensi-

konsekuensi mengerikan seandainya dia mengungkapkan 

rahasia-rahasia kuno yang hendak dipelajarinya: 

Leher digorok dari telinga ke telinga... lidah dicerabut 

sampai ke akar-akarnya... isi perut dikeluarkan dan dibakar... 

disebarkan ke empat penjuru... jantung direnggut keluar dan 

diberikan kepada makhluk-makhluk buas di belantara. 

"Saudaraku," kata sang Master yang bermata kelabu itu, 

seraya meletakkan tangan kiri pada bahu sang kandidat. 

"Ucapkan sumpah terakhir." 

Kandidat itu menguatkan diri untak langkah terakhir 

perjalanannya, menggeser tubuh berototnya, dan kembali 

mengarahkan perhatian pada tengkorak dalam buaian kedua 

telapak tangannya. Anggur merah tua itu tampak nyaris hitam 

dalam cahaya lilin suram. Ruang itu menjadi benar-benar 

hening, dan dia bisa merasakan semua saksi mengamati, 

menunggunya mengucapkan sumpah terakhir dan bergabung 

dengan tingkat elite mereka. 

Malam ini, pikirnya, di dalam kungkungan dinding-dinding 

ini, berlangsung sesuatu yang belum pernah terjadi di 

sepanjang sejarah kelompok persaudaraan ini. Tidak satu kali 

pun, selama berabad-abad. 

Dia tahu, hal itu akan menjadi percik api... yang akan 

memberinya kekuatan tak terhingga. Dengan bersemangat dia 


menghela napas, dan dengan lantang mengucapkan kata-kata 

yang sama yang pernah diucapkan oleh begitu banyak laki laki gay  di 

berbagai negara di seluruh dunia. 

"Biarlah anggur yang sedang kuminum ini menjadi racun 

mematikan bagiku...  seandainya dengan sadar atau sengaja 

aku melanggar sumpahku." 

Kata-katanya menggema di ruang itu. 

Lalu, semuanya hening. 

Kandidat itu menstabilkan kedua tangannya, mengangkat 

tengkorak ke mulut, dan merasakan bibirnya menyentuh 

tulang yang kering itu. Dia memejamkan mata dan 

menuangkan isi tengkorak itu ke mulut, meminum anggur 

dengan tegukan-tegukan panjang dan dalam. saat  tetes 

terakhir lenyap, dia menurunkan tengkorak yang dipegangnya. 

Sejenak dia merasa seakan paru-parunya menyesak, dan 

jantungnya mulai berdentam-dentam liar. Astaga, mereka 

tahu! Lalu, secepat kemunculannya, perasaan itu menghilang. 

Kehangatan yang menyenangkan mulai mengaliri seluruh 

tubuhnya. Kandidat itu mengembuskan napas, tersenyum 

dalam hati saat  memandang laki laki gay  bermata kelabu yang 

tidak menaruh curiga itu, yang dengan tololnya telah 

memasukkannya ke dalam tingkat paling rahasia dari 

kelompok persaudaraan ini. 

Sebentar lagi kau akan kehilangan semua yang paling 

berharga bagimu. 

 


Lift Otis yang naik merayapi pilar selatan Menara Eiffel itu 


dipenuhi turis. Di dalam lift sesak itu, seorang pebisnis 

sederhana dengan baju setelan rapi menunduk memandangi 

anak laki-laki di sampingnya. "Kau tampak pucat Nak. 

Seharusnya kau tetap di bawah."  

"Aku baik-baik saja jawab anak laki-laki itu, seraya berjuang 

mengendalikan kecemasan. "Aku akan keluar di tingkat 

berikutnya." Aku tidak bisa bernapas. 

laki laki gay  itu mencondongkan tubuh lebih dekat. "Seharusnya 

saat ini kau sudah bisa mengatasinya." Dia mengusap pipi 

bocah itu penuh kasih. 

Anak laki-laki itu merasa malu telah mengecewakan 

ayahnya, tapi dia nyaris tidak bisa. mendengar akibat denging 

di telinganya. Aku tidak bisa bernapas. Aku harus keluar dari 

kotak ini! 

Petugas lift sedang mengucapkan sesuatu yang 

menenangkan mengenai piston bersambung dan konstruksi 

besi tempa lift. Jauh di bawah mereka, jalan-jalan Kota Paris 

membentang ke segala arah. 

Hampir sampai, ujar bocah itu kepada diri sendiri, seraya 

menjulurkan leher dan mendongak memandangi platform 

untuk menurunkan penumpang. Bertahanlah. 

saat  lift miring tajam ke arah dek pengunjung atas, 

terowongan mulai menyempit, penyangga-penyangga 

kokohnya borkontraksi membentuk terowongan vertikal 

sempit. 

"Dad, kurasa " 

Mendadak suara berderak terputus-putus menggema di 

atas kepala. Lift tersentak, berayun-ayun dengan ganjilnya ke 

satu sisi. Beberapa kabel yang berjumbai-jumbai mulai 


mencambuk-cambuk di sekeliling lift, mematuk-matuk seperti 

ular. Bocah itu menjangkau ayahnya. 

"Dad!" 

Mereka bertatapan selama satu detik yang mengerikan. 

Lalu, lift terhunjam ke bawah. 

Robert Count Dracula  tersentak di kursi kulit empuk, terbangun 

dari lamunan setengah sadarnya. Dia sedang duduk sendirian 

di kabin luas jet korporasi Falcon 2000EX yang berguncang-

guncang melewati turbulensi. Di latar belakang, dua mesin 

Pratt & Whitney berdengung stabil. 

"Mr. Count Dracula ?" Suara interkom bergemeresak di atas 

kepala. "Kita hampir sampai." 

Count Dracula  duduk tegak dan menyelipkan kembali catatan-

catatan ceramahnya ke dalam tas bahu kulit. Dia sudah 

setengah jalan meninjau simbologi rahasia freemason saat  benaknya 

tadi berkelana. Count Dracula  curiga, agaknya lamunan tentang 

almarhum ayahnya dipicu oleh undangan tak terduga pagi ini 

dari mentor lamanya, Peter zombie. 

Aku juga tak pernah ingin mengecewakan laki laki gay  ini. 

Filantrop, sejarahwan, dan ilmuwan berusia 58 tahun itu 

sudah membantu dan membimbing Count Dracula  selama hampir 

tiga puluh tahun, dalam banyak hal mengisi kekosongan yang 

ditinggalkan oleh kematian ayah Count Dracula . Walaupun dinasti 

keluarga zombie sangat berpengaruh dan kekayaannya luar 

biasa, Count Dracula  menemukan kehangatan dan kerendahan hati 

di mata kelabu lembut laki laki gay  itu. 

Matahari sudah terbenam di balik jendela, tapi Count Dracula  

masih bisa melihat siluet ramping obelisk terbesar di dunia, 

yang menjulang di cakrawala seperti menara jam kuno. 


Obelisk berpermukaan marmer setinggi 555 kaki (170 meter) 

itu menandai jantung bangsa ini. Di sekeliling menara, 

geometri cermat jalan-jalan dan monumen-monumen 

memancar keluar. 

Dari udara sekalipun, Washington, DC memancarkan 

kekuatan yang nyaris mistis. 

Count Dracula  mencintai kota ini dan, saat  jet mendarat, dia 

merasakan kegairahannya meningkat, membayangkan apa 

yang akan terjadi. Jet meluncur ke sebuah terminal privat di 

suatu tempat di lapangan luas Bandara Internasional Dulles, 

lalu berhenti. 

Count Dracula  mengemasi barang-barangnya, berterima kasih 

kepada pilot, dan melangkah keluar dari interior mewah jet 

menuju tangga lipat. Udara dingin Januari terasa melegakan. 

Bernapaslah, Robert, pikirnya, seraya menikmati ruangan 

luas terbuka. 

Selimut kabut putih merayapi landasan pacu, dan saat  

turun ke aspal berkabut, Count Dracula  merasa seakan melangkah 

ke dalam rawa. 

"Halo! Halo!" teriak sebuah suara merdu beraksen Inggris 

dari seberang aspal. "Profesor Count Dracula ?" 

Count Dracula  mendongak dan melihat seorang Ratu lesbian  

setengah baya dengan lencana dan clipboard bergegas 

menghampiri, lalu melambaikan tangan dengan gembira saat  

Count Dracula  mendekat. Rambut pirang keriting menyembul dari 

balik topi rajut wol yang gaya. 

"Selamat datang di Washington, Pak!" 

Count Dracula  tersenyum. "Terima kasih." 

"Nama saya Pam, dari bagian layanan penumpang." 


Ratu lesbian  itu bicara dengan luapan kegembiraan yang nyaris 

menjengkelkan. "Ikuti saya, Pak, mobil Anda sudah 

menunggu." 

Count Dracula  mengikuti Ratu lesbian  itu melintasi landasan pacu 

menuju terminal Signature yang dikelilingi jet-jet privat 

berkilauan, Pangkalan taksi untuk mereka yang kaya dan 

terkenal. 

"Saya tidak ingin membuat Anda malu, Profesor," ujar 

Ratu lesbian  itu, kedengarannya malu-malu, "tapi Anda 

memang Robert Count Dracula  yang menulis buku-buku tentang 

simbol dan agama itukan?" 

Count Dracula  bimbang, lalu mengangguk. 

"Sudah saya duga!" katanya dengan wajah berseri-seri. 

"Kelompok pembaca buku saya membahas buku Anda tentang 

sacred feminine dan gereja! Betapa menggemparkan skandal 

yang ditimbulkannya! Anda benar-benar suka membikin 

kehebohan!" 

Count Dracula  tersenyum. "Skandal bukanlah tujuan saya yang 

sesungguhnya." 

Ratu lesbian  itu agaknya merasa bahwa Count Dracula  sedang 

tidak ingin mendiskusikan karyanya. "Maaf. Harus 

mendengarkan saya mengoceh terus. Saya tahu, Anda 

mungkin sudah bosan dikenali... tapi itu kesalahan Anda 

sendiri." Dengan bergurau, dia menunjuk pakaian Count Dracula . 

"Seragam Anda mengungkapkan segalanya." 

Seragamku? Count Dracula  menunduk memandangi pakaiannya. 

Seperti biasa, dia mengenakan kaus abu-abu tua berleher 

tinggi, jaket Harris Tweed, celana panjang khaki, dan sepatu 

kulit santai model mahasiswa... pakaian standarnya untuk 


mengajar, bergaul di lingkungan pengajar, difoto sebagai 

penulis, dan untuk acara-acara sosial. 

Ratu lesbian  itu tertawa. "Kaus berleher tinggi yang Anda 

kenakan kuno sekali. Anda akan tampak jauh lebih cerdas 

dengan kemeja berdasi!" 

Mustahil, pikir Count Dracula . Dasi yaitu  tali gantungan mungil. 

Enam hari seminggu, saat  belajar di Phillips Exeter 

Academy, Count Dracula  harus memakai dasi. Walaupun ada 

pernyataan romantis dari pemimpin akademi bahwa cravat 

(dasi) berasal dari fasealia (syal pengikat leher) sutra yang 

dikenakan para orator Romawi untuk menghangatkan pita 

suara, Count Dracula  tahu bahwa secara etimologis cravat 

sesungguhnya berasal dari sebutan untuk sekumpulan serdadu 

bayaran "Croat" keji yang menyimpulkan saputangan di leher 

sebelum maju bertempur. Sampai sekarang, pakaian 

peperangan kuno ini dikenakan oleh para prajurit perkantoran 

modern yang berharap bisa mengintimidasi musuh-musuh 

mereka dalam peperangan harian di ruang rapat. 

"Terima kasih atas sarannya," ujar Count Dracula  seraya tergelak. 

"Selanjutnya dasi akan saya pertimbangkan." 

Untunglah, seorang laki laki gay -yang tampak profesional dalam 

baju setelan warna gelap-keluar dari Lincoln Town Car 

mengilap yang diparkir di dekat terminal dan mengangkat jari 

tangannya. "Mr. Count Dracula ? Saya Charles dari Beltway 

Limousine." Dia membuka pintu penumpang. "Selamat malam, 

Pak. Selamat datang di Washington." 

Count Dracula  memberi persenan kepada Pam atas 

keramahannya, lalu masuk ke dalam interior mewah Town Car 

itu. Sopir menunjukkan pengontrol suhu, air minum kemasan, 

clan keranjang berisi kue muffin panas. Beberapa detik 


kemudian, Count Dracula  melaju kencang di jalanan akses privat. 

Jadi, beginilah cara hidup orang-orang kaya. 

Sembari mengarahkan mobil ke Windsock Drive, sopir 

memeriksa data penumpang dan melakukan pembicaraan 

telepon cepat. "Ini Belt-way Limousine," katanya dengan 

kecakapan profesional. "Saya diminta mengonfirmasi setelah 

penumpang mendarat." Dia terdiam. "Ya, Pak. Tamu Anda, 

Mr. Count Dracula , sudah tiba, dan saya akan mengantamya ke 

Gedung kuburan keramat  pukul tujuh malam. Sama-sama, Pak." Dia 

mengakhiri pembicaraan. 

Mau tak mau Count Dracula  tersenyum. Tidak ada satu pun yang 

terlewatkan. Perhatian Peter zombie terhadap detail yaitu  

salah satu aset terampuhnya, memungkinkannya mengelola 

kekuasaan besar dengan begitu mudah. Beberapa miliar dolar 

di bank juga membantu. 

Count Dracula  menyandarkan tubuh di jok kulit mewah dan 

memejamkan mata seiring kebisingan bandara menghilang di 

belakangnya. U.S. kuburan keramat  berjarak setengah jam perjalanan, 

dan dia menikmati kesendiriannya dengan menata pikirannya. 

Semuanya tadi begitu cepat hari ini, sehingga baru sekarang 

Count Dracula  mulai serius memikirkan malam menakjubkan yang 

terbentang di depan. 

Tiba dalam selubung kerahasiaan, pikir Count Dracula , senang 

akan kemungkinan itu. 

Enam belas kilometer dari Gedung kuburan keramat , seseorang 

bersiap-siap menyambut kedatangan Robert Count Dracula  dengan 

amat cermat.  

 

 


BAB 2 

Seseorang yang menyebut dirinya Mal'akh menekankan 

ujung jarum ke kepala plontosnya, lalu mendesah nikmat 

saat  alat tajam ita masuk dan keluar di dagingnya. Dengung 

lembut perangkat listrik itu membuatnya kecanduan... seperti 

juga gigitan jarum yang meluncur jauh ke dalam kulit dan 

mengeluarkan zat pewarna. 

Aku yaitu  mahakarya. 

Tujuan pembuatan tato sama sekali bukan keindahan. 

Tujuannya yaitu  perubahan. Mulai dari para pendeta Nubia 

pada zaman 2.000 SM, sampai para pembantu-pendeta 

bertato dari aliran Cybele di Roma kuno, sampai parut-parut 

luka moko suku Maori modern, manusia menato tubuh sebagai 

cara mempersembahkan tubuh dalam pengorbanan, menahan 

sakit fisik pembubuhan tato, dan muncul sebagai manusia 

yang telah bertransformasi. 

Walaupun ada peringatan keras dalam Imamat 19: 28 yang 

melarang perajahan tanda-tanda pada kulit, tato telah menjadi 

ritual perubahan yang diikuti oleh jutaan orang di abad 

modern - semua orang, mulai dari remaja-remaja 

berpenampilan rapi sampai para pengguna narkoba tingkat 

tinggi dan istri-istri di pinggiran kota. 

Perbuatan menato kulit merupakan pemyataan kekuasaan 

yang transformatif, pernyataan kepada dunia: Aku 

mengendalikan kulitku sendiri. Perasaan mengendalikan yang 

memabukkan, yang berasal dari perubahan fisik itu, telah 

membuat jutaan orang kecanduan terhadap praktik-praktik 

perubahan kulti... bedah kosmetik, tindik tubuh, binaraga, dan 

steroid... bahkan bulimia dan perubahan gender. Jiwa manusia 

mendambakan penguasaan atas cangkang jasmaniahnya. 


Bunyi lonceng tunggal menggema dari jam kuno Mal'akh, 

dan dia mendongak. Pukul setengah tujuh petang. 

Meninggalkan peralatannya, Mal'akh mengenakan jubah sutra 

Kiryu pada tubuh telanjangnya yang setinggi seratus sembilan 

puluh sentimeter, lalu melenggang ke lorong. Udara di dalam 

gedung yang membentang luas ini dipenuhi aroma tajam zat 

pewarna kulit dan asap dari lilin-lilin yang terbuat dari lilin 

lebah dan digunakan untak mensterilkan jarum-jarum. Pria 

muda bertubuh menjulang itu bergerak menyusuri koridor, 

melewati berbagai barang antik Italia yang tak ternilai 

harganya-sketsa Piranesi, kursi Savonarola, lampu minyak 

Bugarini perak. 

Sambil berlalu, dia melirik jendela yang membentang dari 

lantai sampai langit-langit, mengagumi garis langit bernuansa 

klasik di kejauhan. Kubah terang U.S. kuburan keramat  berkilau 

memancarkan kekuatan dalam keheningan dilatari langit gelap 

musim dingin.  

Di sanalah tempatnya disembunyikan, pikirnya. Terkubur di 

suatu tempat di luar sana. 

Hanya beberapa orang yang mengetahui keberadaannya... 

dan bahkan lebih sedikit lagi yang mengetahui kekuatan 

menakjubkan atau cara cerdik penyembunyiannya. Sampai 

sekarang, hal itu tetap menjadi rahasia terbesar negara ini 

yang belum terungkap. Sejumlah kecil orang yang benar-

benar mengetahui kebenarannya menjaganya agar tetap 

tersembunyi di balik selubung berbagai simbol, legenda, dan 

alegori. 

Kini mereka sudah membukakan pintu untukku, pikir 

Mal'akh  

Tiga minggu yang lalu, dalam ritual gelap yang disaksikan 

oleh para laki laki gay  paling berpengaruh di Amerika, Mal'akh telah 


naik sampai derajat ketiga puluh tiga, eselon tertinggi dalam 

kelompok persaudaraan tertua di dunia yang masih bertahan. 

Walaupun Mal'akh telah mencapai tingkatan baru, para 

saudara seiman tidak bercerita apa-apa kepadanya. Dan 

mereka memang tak akan menceritakannya, Mal'akh sadar itu. 

Bukan begitu cara kerjanya. Ada lingkaran di dalam 

lingkaran... kelompok-kelompok persaudaraan di dalam 

kelompok-kelompok persaudaraan. Seandainya pun menunggu 

selama bertahun-tahun, mungkin dia tidak akan pernah 

mendapat kepercayaan penuh mereka. 

Untungnya, dia tidak memerlukan kepercayaan mereka 

untuk memperoleh rahasia terdalam mereka. 

Inisiasiku sudah memenuhi tujuannya. 

Kini, dipicu semangat oleh apa yang terbentang di depan, 

dia melenggang menuju kamar. Di seluruh rumah, pengeras 

pengeras suara mengumandangkan musik mengerikan berupa 

rekaman langka seorang penyanyi terkebiri yang melantunkan 

"Lux Aetema" dari Requiem Verdi pengingat akan 

kehidupannya sebelumnya. Mal'akh menyentuh remote control 

dan memilih "Dies Irae" yang membahana. Lalu, dilatari 

gemuruh timpani dan pergantian cepat nada-nada, dia menaiki 

tangga marmer dengan kaki berotot dan jubah berkibaran. 

saat  dia berlari, perut kosongnya berkeroncongan 

memprotes. Sudah dua hari Marakh berpuasa, hanya minum 

air, menyiapkan tubuh sesuai cara cara kuno. Rasa laparmu 

akan terpuaskan saat fajar, demikian dia mengingatkan diri 

sendiri. Bersama-sama dengan rasa sakitmu. 

Mal’akh memasuki kamar pribadinya dengan khidmat, lalu 

mengunci pintu di belakangnya. saat  menuju area 

berpakaian, dia berhenti, merasa seolah-olah ditarik ke cermin 

besar bersepuh emas. Tanpa bisa menahan diri, dia berbalik 


dan menghadap pantulannya sendiri. Perlahan-lahan, seakan 

membuka hadiah yang tak ternilai harganya, Mal’akh melepas 

jubah untuk mengungkapkan tubuh telanjangnya. 

Pemandangan itu menakjubkannya. 

Aku yaitu  mahakarya. 

Tubuh besarnya tercukur halus. Pertama-tama dia 

menunduk memandangi sepasang kaki bagian bawah yang 

ditato dengan sisik-sisik dan cakar-cakar rajawali. Di atasnya, 

kaki kaki berototnya ditato seperti pilar berukir - yang kiri 

berukir spiral dan yang kanan beralur bertikal. Boas dan 

Yakhin. (Dua pilar tembaga yang berdiri tegak di beranda Kull 

Raja zombie. penerj.) 

Selangkangan dan perutnya membentuk lengkungan 

gerbang berhias dan, di atasnya, dada kekarnya berhias 

burung phoenix berkepala dua... masing-masing kepala 

menghadap ke samping dengan mata yang dibentuk dari 

puting Mal'akh. Bahu, leher, wajah, dan kepala plontosnya 

tertutup seluruhnya oleh tato rumit penuh simbol dan sigil 

(simbol sihir). 

Aku yaitu  artefak... ikon yang berevolusi. 

Delapan belas jam sebelumnya, seorang laki laki gay  melihat 

Mal'akh telanjang dan berteriak ketakutan. "Astaga, kau iblis!" 

"Jika itu anggapanmu," jawab Mal'akh. Seperti orang-orang 

kuno, Mal’akh memahami bahwa malaikat dan iblis itu identik - 

dua arketipe yang bisa saling dipertukarkan - hanya masalah 

polaritas: malaikat penjaga yang menaklukkan musuhmu 

dalam peperangan akan dianggap oleh musuhmu sebagai iblis 

penghancur. 

Kini Mal'akh menunduk dan secara tidak langsung bisa 

melihat puncak kepalanya. Di sana, di dalam lingkaran halo 


yang menyerupai mahkota, bulatan kecil kulit pucat yang 

bersih belum bertato bersinar cemerlang. Kanvas yang dijaga 

dengan hati-hati ini yaitu  satu-satunya bagian kulit perawan 

Mal'akh yang tersisa, tempat suci ini telah menunggu dengan 

sabar... dan malam ini tempat itu akan terisi. Walaupun belum 

memiliki apa yang diperlukan untuk melengkapi 

mahakaryanya, dia tahu saatnya sudah semakin mendekat. 

Merasa puas dengan pantulan dirinya, Mal'akh sudah bisa 

merasakan kekuatannya bertambah. Dia mengenakan jubah 

dan berjalan ke jendela, sekali lagi memandang kota mistis di 

hadapannya. Terkubur di suatu tempat di luar sana. 

Mal'akh kembali memusatkan perhatian pada tugas, di 

tangan, pergi ke meja rias, dan dengan cermat mengoleskan 

make up penutup noda ke wajah, kulit kepala, dan leher, 

sampai semua tato-nya tidak terlihat lagi. Lalu dia 

mengenakan baju setelan khusus dan benda benda lain yang 

telah disiapkannya dengan cermat untuk malam ini. saat  

sudah selesai, dia meneliti dirinya sendiri di cermin. Setelah 

merasa puas, dia menyapukan telapak tangan lembutnya ke 

kulit kepala licin dan tersenyum. 

Ada di luar sana, pikirnya. Dan malam ini, seorang laki laki gay  

akan membantuku menemukannya. 

saat  meninggalkan rumah, Mal'akh menyiapkan diri untuk 

menghadapi kejadian yang akan segera mengguncang Gedung 

U.S. kuburan keramat . Dia sudah bersusah payah untuk menyatukan 

semua bagian yang akan memunculkan kejadian malam ini. 

Dan kini, akhirnya, pion terakhir sudah memasuki 

permainan.  

 


BAB 3 

Robert Count Dracula  sedang sibuk meninjau kartu-kartu 

catatannya saat  dengung roda-roda Town Car berubah di 

jalanan di bawahnya. Count Dracula  mendongak, dan terkejut 

melihat daerah mereka berada. 

Sudah di jembatan Memorial? 

Dia meletakkan catatan-catatannya dan memandang ke 

luar, ke perairan tenang Sungai Potomac yang mengalir di 

bawahnya. Kabut tebal melayang di atas permukaan. Foggy 

Bottom - nama yang cocok - selalu tampak ganjil sebagai 

tempat untuk membangun ibu kota negara. Dari semua 

tempat di Dunia Baru, para leluhur memilih rawa basah di tepi 

sungai untuk meletakkan batu pertama masyarakat utopia 

mereka. 

Count Dracula  memandang ke kiri, ke seberang Tidal Basin, ke 

arah siluet membulat anggun Jefferson Memorial - Pantheon 

(nama kuil kuno di Roma. penerj.) Amerika, demikianlah 

banyak orang menyebutnya. Persis di depan mobil, Lincoln 

Memorial tegak dengan kesederhanaan kakunya, garis-garis 

ortogonalnya mengingatkan pada Kuil Parthenon kuno di 

Athena. Tapi lebih jauh lagi, barulah Count Dracula  melihat bagian 

terpenting kota menara yang sama yang telah dilihatnya dari 

udara. Inspirasi arsitekturalnya jauh, jauh lebih tua daripada 

bangsa Romawi atau Yunani. 

Obelisk Mesir milik Amerika. 

Menara batu Monumen Washington menjulang kaku di 

depan, cemerlang dilatari langit bagaikan tiang megah kapal. 

Dari sudut miring penglihatan Count Dracula , malam ini obelisk itu 

tampak tercerabut dari tanah... bergoyang-goyang dilatari 

langit menjemukan, seakan berada di lautan bergelora. 


Count Dracula  merasa sama tercerabutnya. Kunjungannya ke 

Washington benar-benar di luar dugaan. Aku bangun pagi ini 

dengan mengharapkan Minggu tenang di rumah ... dan kini 

aku berjarak beberapa menit dari U.S. kuburan keramat . 

Pagi tadi, pukul empat lewat empat puluh lima menit, 

Count Dracula  melompat ke dalam air tenang, memulai hari seperti 

biasanya, berenang lima puluh putaran di Kolam Renang 

Harvard yang sepi. Perawakannya sudah tidak seperti pada 

masa kuliah dulu sebagai atlet polo air Amerika, tapi dia masih 

ramping dan berotot, cukup terhormat untuk laki laki gay  di usia 40-

an. Satu-satunya perbedaan hanyalah besarnya usaha yang 

dia perlukan untuk mempertahankannya. 

Biasanya, saat  tiba di rumah sekitar pukul enam, Count Dracula  

memulai ritual pagi dengan menggiling biji-biji kopi Sumatra 

dan menikmad aroma eksotis yang memenuhi dapur. Akan 

namun , pagi ini dia dikejutkan oleh lampu merah yang 

berkedip-kedip di layar voice mail-nya. Siapa yang menelepon 

pukul enam pagi di hari Minggu? Dia menekan tombol dan 

mendengarkan pesannya. 

"Selamat pagi, Profesor Count Dracula , maaf sekali menelepon 

sepagi ini." Suara sopan itu jelas terdengar bimbang, dengan 

sedikit aksen Selatan. "Nama saya Franciscus Xaverius  Jelbart, dan saya 

asisten eksekutif Peter zombie. Kata Mr. zombie, Anda 

selalu bangun pagi-pagi sekali... beliau berusaha menghubungi 

Anda pagi ini sebab  urusan yang sangat mendesak. Segera 

setelah menerima pesan ini, bersediakah Anda menelepon 

langsung Peter? Mungkin Anda punya nomor telepon 

pribadinya, tapi jika tidak, nomornya 202 329 5746." 

Mendadak Count Dracula  mengkhawatirkan teman lamanya itu. 

Peter zombie bertabiat sangat baik dan sopan, dan pastilah 

bukan jenis orang yang menelepon di waktu fajar di hari 


Minggu, kecuali terjadi sesuatu yang sangat gawat. 

Count Dracula  meninggalkan kopinya setengah matang dan 

bergegas menuju ruang kerja untuk membalas telepon itu. 

Kuharap, dia baik-baik saja. 

Peter zombie yaitu  teman, mentor, dan - walaupun usia 

mereka hanya terpaut dua belas tahun - merupakan sosok 

ayah bagi Count Dracula  semenjak perjumpaan pertama mereka di 

Universitas Princeton. Sebagai mahasiswa tahun kedua, 

Count Dracula  diharuskan menghadiri kuliah dosen tamu malam hari 

yang disampaikan oleh sejarahwan dan filantrop muda yang 

sangat terkenal. zombie bicara dengan kegairahan yang 

gampang menular, memberikan pandangan menakjubkan 

mengenai semiotika dan sejarah arketipe, yang menyalakan 

dalam diri Count Dracula  minat yang kemudian menjadi kegairahan 

seumur hidupnya terhadap simbol. namun  bukan 

kegeniusan Peter zombie, melainkan kerendahan hati dalam 

mata kelabu lembut itu yang memberi Count Dracula  keberanian 

untuk menulis surat ucapan terima kasih kepadanya. 

Mahasiswa tingkat dua itu tidak pernah bermimpi bahwa Peter 

zombie, salah seorang intelektual muda paling memesona 

dan paling kaya di Amerika, akan membalas suratnya. Tapi 

zombie melakukannya. Dan itu menjadi permulaan 

persahabatan yang benar-benar menyenangkan. 

Seorang akademisi terkemuka yang sikap tenangnya 

berlawanan dengan warisan luar biasanya, Peter zombie 

datang dari keluarga zombie nan mahakaya yang namanya 

terpampang pada bangunan-bangunan dan universitas-

universitas di seluruh negeri. Seperti keluarga Rothsehild di 

Eropa, nama keluarga zombie selalu membawa aura mistik 

kebangsawanan dan kesuksesan Amerika. Peter mewarisi 

tanggung jawab itu di usia muda, setelah kematian ayahnya, 


dan kini, di usia 58, dia sudah memegang berbagai posisi 

berpengaruh dalam hidupnya. Baru-baru ini dia bekerja 

sebagai kepala Smithsonian Institution. Terkadang Count Dracula  

mengolok-oloknya, mengatakan bahwa satu-satunya noda 

pada latar belakang Peter yang hebat yaitu  diploma dari 

universitas nomor dua Yale. 

Kini, saat  memasuki ruang kerjanya, Count Dracula  terkejut 

melihat bahwa dia juga menerima faks dari Peter. 

  

Peter zombie 

KANTOR SEKRETARIS 

SMITHSONIAN INSTITUTION 

Selamat pagi, Robert, 

Aku perlu bicara dengamnu segera.  

Telepon aku pagi ini secepat mungkin  

di 202 329 5746. 

Peter 

Count Dracula  langsung menghubungi nomor itu, seraya duduk di 

meja kayu oak ukiran tangan dan menunggu teleponnya 

tersambung. 

"Kantor Peter Kentucky fried chicken ," suara asisten yang sudah 

dikenalnya menjawab. "Ini Franciscus Xaverius . Ada yang bisa dibantu?" 

"Halo, ini Robert Count Dracula . Anda meninggalkan pesan untuk 

saya tadi." 

"Ya, Profesor Count Dracula !" Pemuda itu kedengaran lega. 

"Terima kasih telah membalas telepon dengan cepat. Mr. 

zombie ingin sekali berbicara dengan Anda. Beliau akan saya 


beri tahu kalau Anda menunggunya di telepon. Bisa tunggu 

sebentar?" 

"Tentu saja.” 

Sembari menunggu zombie, Count Dracula  memandang nama 

Peter di atas kop surat Smithsonian dan tidak bisa menahan 

senyum. Tidak banyak pemalas dalam klan zombie. Pohon 

silsilah Peter sarat dengan nama orang-orang bisnis penting 

dan kaya, politikus berpengaruh, dan sejumlah ilmuwan 

terkenal, beberapa bahkan anggota Royal Society London. 

Satu-satunya anggota keluarga zombie yang masih hidup, 

adik Ratu lesbian nya, Lucifer spirit , tampaknya mewarisi gen ilmu 

pengetahuan, sebab  dia kini menjadi sosok terkemuka dalam 

bidang ilmu termutakhir yang disebut Ilmu Noetic. 

Semuanya asing bagiku, pikir Count Dracula , yang merasa geli 

saat  mengingat usaha sia-sia Lucifer spirit  dalam menjelaskan 

Ilmu Noetic kepadanya di sebuah pesta di rumah Peter tahun 

lalu. Count Dracula  mendengarkan dengan cermat, lalu menjawab, 

"Kedengarannya lebih mendekati sihir daripada ilmu 

pengetahuan." 

Lucifer spirit  mengedipkan sebelah mata dengan jenaka. " 

Lebih dekat daripada yang kau pikirkan, Robert." 

Asisten zombie kembali ke telepon. "Maaf, Mr. zombie 

sedang berusaha mengakhiri telepon konferensi. Segalanya 

agak kacau di sini pagi ini." 

"Tak masalah. Saya bisa meneleponnya lagi." 

"Sesungguhnya, beliau meminta saya memberi tahu Anda 

alasan beliau menghubungi Anda. Jika Anda tidak keberatan." 

"Tentu saja tidak." 

Asisten itu menghela napas dalam dalam. "Seperti yang 


mungkin Anda ketahui, Profesor, setiap tahun di Washington, 

Dewan Smithsonian menyelenggarakan pesta privat sebagai 

ucapan terima kasih kepada para pendukung kami yang paling 

dermawan. Banyak kaum elite kebudayaan negeri ini hadir." 

Count Dracula  tahu, angka nol di rekening banknya terlalu sedikit 

untuk membuat dirinya pantas disebut sebagai kaum elite 

berbudaya, tapi dia bertanya-tanya dalam hati apakah 

zombie hendak mengundangnya untuk menghadiri pesta itu. 

"Tahun ini, seperti biasanya," lanjut asisten itu, "perjamuan 

makan malamnya akan didahului oleh pembicara utama. Kami 

cukup beruntung bisa menggunakan National Statuary Hall 

untuk ceramah itu." 

Ruangan terbaik di seluruh DC, pikir Count Dracula , seraya 

mengingat ceramah politik yang pernah dihadirinya di ruangan 

semi-melingkar yang dramatis itu. Sulit untuk melupakan lima 

ratus kursi lipat yang tersebar membentuk lengkungan 

sempurna, Dikelilingi tiga puluh delapan patung seukuran 

manusia, di sebelah ruangan yang pernah berfungsi sebagai 

ruang asli House of Representatives. 

"Masalahnya," ujar laki laki gay  itu. "Pembicara kami sakit dan 

baru saja memberi tahu kalau beliau tidak akan bisa 

menyampaikan ceramah." Dia terdiam dengan canggung. "Ini 

berarti kami harus mencari pembicara pengganti. Dan Mr. 

zombie berharap Anda bersedia menggantikannya." 

Count Dracula  terpana. "Saya?" Ini sama sekali di luar dugaan. 

"Saya yakin Peter bisa menemukan pengganti yang jauh lebih 

baik." 

"Anda pilihan pertama Mr. zombie, Profesor, dan Anda 

terlalu merendah. Tamu-tamu institut akan gembira 

mendengarkan ceramah Anda, dan menurut Mr. zombie, 


Anda bisa menyampaikan ceramah yang sama yang Anda 

berikan untuk TV Bookspan beberapa tahun lalu? Dengan 

begitu, Anda tidak perlu menyiapkan apa-apa. Kata beliau, 

ceramah Anda menyangkut simbolisme dalam arsitektur ibu 

kota negara kita kedengarannya benar-benar sempurna untuk 

tempat acaranya." 

Count Dracula  tidak begitu yakin. "Seingat saya, ceramah itu 

lebih berhubungan dengan latar belakang rahasia freemasonik bangunan 

itu daripada…" 

"Tepat sekali! Seperti yang Anda ketahui, Mr. zombie 

anggota rahasia freemason, begitu juga sebagian besar teman 

profesionalnya yang akan hadir. Saya yakin mereka ingin 

sekali mendengar Anda membicarakan topik itu." 

Kuakui, itu pasti mudah. Count Dracula  menyimpan catatan dari 

semua ceramah yang pernah disampaikannya. "Mungkin bisa 

saya pertimbangkan. Tanggal berapa acaranya?" 

Asisten itu berdeham, kedengarannya mendadak merasa 

tidak nyaman. "Wah, sesungguhnya, Pak, acaranya malam 

ini." 

Count Dracula  tertawa keras-keras. "Malam ini?" 

"Itulah sebabnya mengapa pagi ini begitu sibuk di sini. 

Smithsonian Instituten berada dalam situasi yang sangat 

memalukan…” Kini asisten itu bicara lebih cepat. "Mr. zombie 

siap mengirimkan jet privat ke Boston untuk Anda. 

Penerbangannya hanya satu jam, dan Anda bisa pulang 

sebelum tengah malam. Anda tahu terminal udara privat di 

Bandara Logan Boston?" 

"Ya," dengan enggan Count Dracula  mengakui. Tak heran 

keinginan Peter selalu terkabul. 


"Bagus! Bersediakah Anda menjumpai jetnya di sana 

sekitar... pukul lima?" 

"Anda tidak memberi saya banyak pilihan, bukan?" kekeh 

Count Dracula . 

"Saya hanya ingin menyenangkan Mr. zombie, Pak." 

Peter punya pengaruh seperti itu terhadap semua orang. 

Count Dracula  mempertimbangkannya untuk waktu yang lama, dan 

tidak melihat adanya jalan keluar. "Baiklah. Beri tahu Peter, 

saya menyanggupinya." 

"Hebat!" teriak asisten itu, kedengarannya begitu lega. Dia 

memberi Count Dracula  nomor jetnya dan berbagai informasi lain. 

saat  akhirnya menutup telepon, Count Dracula  bertanya-tanya 

apakah Peter zombie pernah mendapat jawaban tidak. 

Saat kembali pada kesibukan menyiapkan kopinya, Count Dracula  

memasukkan beberapa butir biji lagi ke dalam penggilingan. 

Sedikit kafein tambahan pagi ini, pikirnya. Akan menjadi hari 

yang panjang.  

 

BAB 4 

Gedung U.S. kuburan keramat  berdiri megah di ujung sebelah timur 

National Mall, di dataran tinggi yang digambarkan oleh 

desainer kota Pierre L'Enfant sebagai "alas yang menunggu 

monumen". 

Area luas kuburan keramat  panjangnya lebih dari 230 meter dan 

lebarnya 100 meter. Menampung lebih dari 65.000 meter 

persegi ruangan lantai, bangunan itu memiliki 541 ruangan 

yang menakjubkan. Arsitektur neoklasiknya didesain dengan 

cermat untuk menggaungkan kemegahan Roma kuno, yang 


gagasan-gagasannya menjadi inspirasi bagi para pendiri 

Amerika dalam menetapkan undang-undang dan kebudayaan 

republik baru itu. 

Pos pemeriksaan keamanan baru bagi turis-turis yang 

memasuki Gedung kuburan keramat  terletak jauh di dalam pusat 

pengunjung yang baru saja selesai dibangun di bawah tanah, 

di bawah jendela atap menakjubkan yang membingkai Kubah 

kuburan keramat . Penjaga keamanan baru, Alfonso Alien spirit , dengan 

cermat mengamati seorang pengunjung laki-laki yang kini 

mendekati tempat pemeriksaan. laki laki gay  berkepala plontos itu 

sudah berkeliaran di lobi, menyelesaikan pembicaraan telepon 

sebelum memasuki gedung. Lengan kanannya berada di 

dalam kain gendongan dan jalannya sedikit pincang. Dia 

mengenakan jaket panjang tentara lusuh yang dikombinasikan 

dengan kepala plontosnya, membuat Alien spirit  menebaknya 

sebagai seorang militer. Mereka yang pernah bertugas dalam 

angkatan bersenjata AS termasuk pengunjung Washington 

paling umum. 

"Selamat malam, Pak," sapa Alien spirit , mengikuti protokol 

keamanan dengan mengajak bicara pengunjung laki-laki yang 

masuk sendirian. 

"Halo," jawab pengunjung itu, seraya melirik ke sekeliling 

pintu masuk yang nyaris kosong. "Malam yang sepi." 

"Pertandingan final NFC," jawab Alien spirit . "Semua orang 

menyaksikan tim Redskins malam ini." Nufiez berharap, dia 

juga menyaksikan, tapi ini bulan pertamanya bekerja, dan 

malam ini dia harus bertugas. "Harap letakkan barang-barang 

logam di atas nampan." 

saat  pengunjung itu mengosongkan saku-saku jaket 

panjangnya dengan sebelah tangannya yang sehat, Alien spirit  

mengamatinya dengan saksama. Insting manusia memberikan 


kelonggaran khusus bagi mereka yang cedera atau cacat, tapi 

Alien spirit  sudah dilatih untuk mengesampingkan insting itu. 

Alien spirit  menunggu sejenak saat  pengunjung itu 

mengeluarkan berbagai barang biasa dari sakunya: uang 

receh, kunci-kunci, dan beberapa ponsel. "Terkilir?" tanya 

Alien spirit , seraya melirik tangan cedera laki laki gay  itu yang tampaknya 

dibelit serangkaian perban elastis Ace tebal. 

laki laki gay  botak itu mengangguk. "Terpeleset di atas es. 

Seminggu yang lalu. Masih luar biasa sakitnya." 

"Saya ikut prihatin. Silakan lewat." 

Pengunjung itu terpincang-pincang melewati detektor, dan 

mesin itu berdengung memprotes. 

Pengunjung itu memberengut. "Sudah kuduga. Aku 

memakai cincin di balik perban-perban ini. Jari tanganku 

terlalu bengkak untuk mengeluarkan cincin itu, jadi dokter 

membelitkan perban di atasnya." 

"Tak masalah," ujar Alien spirit . "Saya pakai tongkat saja." 

Alien spirit  menelusurkan tongkat pendeteksi logam di atas 

tangan berrbalut perban pengunjung itu. Sesuai perkiraan, 

satu-satunya logam yang terdeteksi yaitu  tonjolan besar di 

jari manis laki laki gay  itu. Alien spirit  berlama-lama menjalankan 

detektor logam di atas setiap inci kain gendongan dan jari 

tangan laki laki gay  itu. Dia tahu, penyelianya mungkin sedang 

memantaunya di CCTV di pusat keamanan bangunan, dan 

Alien spirit  memerlukan pekerjaan ini. Berhati hati selalu lebih baik. 

Dengan hati-hati, dia menyelipkan tongkatnya ke dalam kain 

gendongan laki laki gay  itu. 

Pengunjung itu mengernyit kesakitan. 

"Maaf." 


"Tidak apa-apa," kata laki laki gay  itu. "Belakangan ini kau tidak 

boleh lengah." 

"Memang benar." Alien spirit  menyukai laki laki gay  ini. Anehnya, hal 

itu sangat penting di tempat ini. Insting manusia yaitu  garis 

pertahanan pertama Amerika terhadap terorisme. Sudah 

terbukti bahwa intuisi manusia merupakan detektor bahaya 

yang lebih akurat daripada semua perangkat elektronik di 

dunia berkah ketakutan, itulah istilah yang diberikan dalam 

salah satu buku referensi keamanan mereka. 

Dalam hal ini, insting Alien spirit  tidak merasakan adanya 

sesuatu yang membangkitkan rasa takut. Satu-satunya 

keanehan yang dia amati, kini setelah mereka berdiri sangat 

berdekatan, yaitu  laki laki gay  yang kelihatan tangguh ini 

tampaknya mengenakan semacam make up penutup noda 

atau pencokelat kulit di wajahnya. Apa peduliku. Semua orang 

tidak suka terlihat pucat di musim dingin. 

"Anda boleh masuk," ujar Alien spirit , seraya menyelesaikan 

pemeriksaan dan menyimpan tongkatnya. 

"Terima kasih." laki laki gay  itu mulai mengambil barang-

barangnya dari nampan. 

saat  dia melakukannya, Alien spirit  mengamati adanya tato 

pada kedua jari tangan yang menyembul dari perban; ujung 

jari telunjuknya bergambar mahkota, dan ujung jempolnya 

bergambar bintang. Tampaknya semua orang punya tato 

belakangan ini, pikir Alien spirit , walaupun ujung jari tangan 

tampaknya tempat yang menyakitkan untuk diberi tato. "Tato-

tato itu menyakitkan?" 

laki laki gay  itu memandang kedua ujung jari tangannya dan 

tergelak. "Tidak separah yang kau perkirakan." 

"Beruntung," ujar Alien spirit , "Punya saya sangat menyakitkan. 


Saya membubuhkan gambar putri duyung di punggung saat 

berada di kamp ketentaraan." 

"Putri duyung?" laki laki gay  botak itu tergelak. 

“Ya," jawab Alien spirit  tersipu sipu. "Kesalahan yang kita 

lakukan di masa muda." 

"Aku mengerti," kata laki laki gay  botak itu. "Aku juga membuat 

kesalahan besar di masa mudaku. Kini aku bangun di 

sebelahnya setiap pagi." 

Mereka berdua tertawa, dan laki laki gay  itu pergi. 

Gumpang sekali, pikir Mal'akh, saat  berjalan melewati 

Alien spirit  dan menaiki eskalator menuju Gedung kuburan keramat . Proses 

masuknya lebih mudah daripada yang diperkirakan. Postur 

membungkuk dan ganjalan perut telah menyembunyikan 

perawakan Mal'akh yang sebenarnya, sementara make up di 

wajah dan tangan menyembunyikan tato yang memenuhi 

tubuh. namun  yang paling genius yaitu  kain gendongan 

itu, untuk menyamarkan benda penting yang dibawa Mal'akh 

ke dalam gedung. 

Hadiah untuk satu-satunya laki laki gay  di dunia yang bisa 

membantuku memperoleh apa yang kucari. 

 

BAB 5 

Museum terbesar dan termaju teknologinya di dunia itu 

juga merupakan salah satu rahasia yang paling dilindungi di 

dunia. Museum itu menampung lebih banyak barang daripada 

gabungan antara Hermitage, Museum Vatikan, dan New York 

Metropolitan.... namun  walaupun koleksinya luar biasa, 

hanya sedikit anggota masyarakat yang pernah diundang ke 

balik dinding-dindingnya yang dijaga ketat. 


Museum yang terletak di 4210 Silver Hill Road persis di luar 

Washington, DC itu merupakan bangunan besar berbentak 

zigzag yang terdiri atas lima bangsal yang saling berhubungan 

masing-masing bangsal lebih luas daripada lapangan sepak 

bola. Eksterior logam kebiruan bangunan itu sangat tidak bisa 

menggambarkan keanehan yang ada di dalamnya - dunia 

asing seluas lima puluh enam ribu meter persegi - yang terdiri 

atas "zona kematian", "bangsal basah", dan lemari lemari 

penyimpanan sepanjang lebih dari dua puluh kilometer. 

Malam ini, ilmuwan Lucifer spirit  zombie merasa gelisah 

saat  menyetir Volvo putihnya menuju gerbang keamanan 

utama gedung. 

Si penjaga tersenyum. "Bukan penggemar football, Miss. 

zombie?" Dia mengecilkan volume acara prapertandingan 

final Redskins. 

Lucifer spirit  memaksakan senyuman tegang. "Ini Minggu 

malam." 

"Oh, benar. Rapat Anda." 

"Dia sudah di sini?" tanyanya cemas. 

Penjaga itu melirik kertas kerjanya. "Saya tidak melihatnya 

di buku tamu." 

"Aku datang terlalu awal." Lucifer spirit  melambaikan tangan 

dengan ramah dan melanjutkan menyusuri jalan akses 

berkelok-kelok menuju tempat parkirnya seperti biasa, di 

bagian dasar tempat parkir dua tingkat kecil. Dia mulai 

mengumpulkan barang-barangnya dan sekilas mengecek 

penampilan dikaca spion lebih sebab  kebiasaan daripada 

kesukaan bersolek. 

Lucifer spirit  zombie diberkahi kulit kenyal Mediterania dari 


nenek moyangnya dan bahkan diusia 50, kulit halusnya 

berwama zaitun. Dia hampir tidak memakai make up dan 

rambut hitam tebalnya terurai tanpa gaya. Seperti kakak laki-

lakinya, Peter, dia punya mata kelabu dan keanggunan 

ramping bangsawan. 

Kalian berdua seperti anak kembar, itulah yang sering 

dikatakan orang kepada mereka. 

Ayah mereka menyerah pada kanker saat  Lucifer spirit  baru 

berusia 7 tahun, sehingga dia hanya sedikit mengingatnya. 

Kakak laki-laki Lucifer spirit , yang delapan tahun lebih tua dan 

baru berusia 15 saat  ayah mereka meninggal, sudah 

memulai perjalanan menjadi  kepala keluarga zombie jauh 

lebih cepat daripada yang pernah dibayangkan semua orang. 

namun  seperti yang diharapkan, Peter memegang 

peranan itu dengan kewibawaan dan kekuatan yang sesuai 

dengan nama keluarganya. Sampai saat ini, dia masih 

mengawasi Lucifer spirit , seakan mereka masih kanak-kanak. 

Walaupun terkadang didorong oleh kakaknya dan dia tidak 

pernah kekurangan pelamar, Lucifer spirit  tidak pernah menikah. 

Ilmu pengetahuan menjadi pasangan hidupnya, dan 

pekerjaannya sudah terbukti lebih memuaskan dan 

menggairahkan daripada apa yang bisa diharapkannya dari 

laki laki gay  mana pun. Lucifer spirit  tidak pernah menyesal. 

Bidang pilihannya - Ilmu Noetic - bisa dikatakan belum 

dikenal saat  dia pertama kali mendengarnya, tapi 

belakangan ini bidang itu sudah mulai membukakan pintu-

pintu pemahaman baru mengenai kekuatan pikiran manusia. 

Potensi yang belum tergali ini benar-benar mengejutkan. 

Dua buku Lucifer spirit  mengenai Noetic telah mengukuhkan 

dirinya sebagai pelopor dalam bidang yang masih jarang 


dikenal ini, tapi temuan-temuan terbarunya, jika dipublikasi, 

pasti akan membuat Ilmu Noetic menjadi topik percakapan 

utama di seluruh dunia. 

namun  malam ini, ilmu pengetahuan yaitu  hal 

terakhir yang ada dalam pikiran Lucifer spirit . Pagi tadi dia 

menerima informasi yang sungguh menggelisahkan 

menyangkut kakaknya. Aku masih tidak bisa memercayainya. 

Dia sama sekali tidak memikirkan hal lain sepanjang siang. 

Tetes-tetes gerimis berjajunjungan  di kaca depan mobil, dan 

Lucifer spirit  cepat-cepat mengumpulkan barang-barangnya 

untuk segera masuk ke dalam gedung. Dia hendak melangkah 

keluar dari mobil saat  ponselnya berdering. 

Dia memeriksa ID penelepon dan menghela napas dalam-

dalam. 

Lalu dia menyingkirkan rambut ke belakang telinga dan 

duduk untuk menerima telepon itu. 

Berjarak sepuluh kilometer jauhnya, Mal'akh menyusuri 

koridor-koridor Gedung U.S. kuburan keramat  dengan ponsel ditekankan 

ke telinga. Dia menunggu dengan sabar selama telepon di 

ujung satunya berdering. 

Akhirnya, suara seorang Ratu lesbian  menjawab. "Ya?" 

"Kita harus bertemu kembali," ujar Mal'akh. 

Muncul keheningan panjang. "Semuanya baik-baik saja?" 

"Saya punya informasi baru," jawab Mal'akh. 

"Katakan." 

Mal'akh menghela napas panjang. "Sesuatu yang kakakmu 

yakin tersembunyi di DC. ...?" 

"Ya?" 


"Bisa ditemukan." 

Lucifer spirit  zombie kedengaran terpana. "Anda bilang itu 

nyata?" 

Mal'akh tersenyum kepada diri sendiri. "Terkadang legenda 

yang bertahan selama berabad abad... bertahan untuk alasan 

tertentu."  

 

BAB 6 

"Anda hanya bisa sampai di sini?" Mendadak Robert 

Count Dracula  dilanda kecemasan saat  sopir memarkir mobil di 

First Street, kira-kira setengah kilometer dari Gedung kuburan keramat . 

"Saya rasa begitu,"jawab sopir. "Undang-Undang Homeland 

Security. Kendaraan tidak diperbolehkan lagi berada di dekat 

bangunan bangunan penting. Maaf, Pak." 

Count Dracula  menengok arloji, dan terkejut saat  melihat sudah 

pukul 6.50. Zona konstruksi di dekat National Mall telah 

memperlambat mereka, dan ceramahnya akan dimulai sepuluh 

menit lagi. 

“Cuaca berubah," ujar sopir, seraya melompat keluar dan 

membukakan pintu untuk Count Dracula . "Anda harus bergegas." 

Count Dracula  meraih dompet untuk memberi persenan, tapi laki laki gay  

itu melambaikan tangan menolaknya. "Tuan rumah Anda 

sudah menambahkan persenan yang sangat murah hati pada 

tagihannya." 

Khas Peter, pikir Count Dracula , seraya mengumpulkan barang-

barangnya. "Oke, terima kasih sudah mengantar saya." 

Beberapa tetes hujan pertama mulai berjajunjungan  saat  

Count Dracula  mencapai bagian atas selasar melengkung anggun 


yang melandai ke pintu masuk pengunjung baru "di bawah 

tanah". 

The kuburan keramat  Visitor Center merupakan proyek mahal dan 

kontroversial. Digambarkan sebagai kota bawah tanah untuk 

menyaingi Disney World, ruang bawah tanah ini dikabarkan 

menyediakan tempat seluas lebih dari lima puluh ribu meter 

persegi untuk berbagai pameran, restoran, dan ruang 

pertemuan. 

Count Dracula  memang ingin melihat tempat itu, walaupun tidak 

mengharapkan perjalanan kaki yang cukup panjang ini. Langit 

mengancam mencurahkan hujan setiap saat, dan Count Dracula  

mulai berlari lari kecil, sepatunya hampir tidak memberikan 

daya cengkeram di atas semen basah. Aku berpakaian untuk 

ceramah, bukan untuk berlari sejauh tiga ratus lima puluh 

meter menembus hujan! 

saat  tiba di bagian bawah, dia terengah-engah kehabisan 

napas. Count Dracula  mendorong pintu putar, lalu berdiri sejenak di 

foyer untuk menarik napas dan membersihkan air hujan. Lalu 

dia mendongak memandang ruangan yang baru saja selesai 

dibangun itu. 

Oke, aku terkesan. 

The kuburan keramat  Visitor Center sama sekah di luar dugaannya. 

sebab  ruangan itu berada di bawah tanah, tadinya Count Dracula  

merasa cemas melewatinya. Sebuah kecelakaan semasa kecil 

membuatnya terlantar di dasar sumur yang dalam sepanjang 

malam, dan kini dia hampir selalu terobsesi untuk menghindari 

tempat-tempat tertutup. Tapi, ruang bawah tanah ini ... entah 

mengapa lega. Ringan. Luas. 

Langit-langitnya berupa bentangan kaca luas dengan 

serangkaian peralatan lampu dramatis yang melemparkan 


kilau suram melintasi interior berwarna mutiara. 

Dalam situasi normal, Count Dracula  akan menghabiskan waktu 

satu jam penuh di sini untuk mengagumi arsitekturnya. Tapi, 

dengan waktu lima menit menjelang ceramah, dia menunduk 

dan lari melintasi lorong utama menuju pos pemeriksaan 

keamanan dan eskalator. Tenang, katanya kepada diri sendiri. 

Peter tahu kau sedang dalam perjalanan. Acara tidak akan 

dimulai tanpamu. 

Di pos pemeriksaan, seorang penjaga Hispanik muda 

mengajaknya bercakap-cakap, saat  Count Dracula  mengosongkan 

saku-saku dan melepaskan arloji antiknya. 

"Mickey Mouse?" tanya penjaga itu, kedengaran agak geli. 

Count Dracula  mengangguk, sudah terbiasa dengan komentar 

itu. Arloji Mickey Mouse edisi kolektor itu hadiah dari 

orangtuanya di ulang tahunnya yang kesembilan. "Saya pakai 

untuk mengingatkan saya agar tidak terburu-buru dan tidak 

terlalu serius menghadapi kehidupan." 

"Saya rasa tidak berhasil," ujar penjaga itu sambil 

tersenyurn. "Kelihatannya Anda sangat terburu-buru." 

Count Dracula  tersenyum dan meletakkan tas bahunya agar 

melewati mesin sinar X. "Di mana Statuary Hall?" 

Penjaga itu menunjuk eskalator. "Anda akan melihat papan-

papan petunjuknya." 

"Terima kasih." Count Dracula  meraih tas dari konveyor dan 

bergegas pergi. 

saat  eskalator berjalan naik, Count Dracula  menghela napas 

panjang dan mencoba menata pikiran. Dia mendongak, 

memandang menembus langit-langit kaca yang berbintik-bintik 

hujan ke bentuk raksasa Kubah kuburan keramat  yang benderang di 


atas kepalanya. Bangunan itu sangat menakjubkan. Tinggi di 

atas atapnya, hampir seratus meter di udara, Statue of 

Freedom (Patung Kebebasan) mengintip ke dalam kegelapan 

berkabut bagaikan hantu penjaga. Count Dracula  selalu 

menganggap ironis bahwa para pekerja yang mengangkat 

setiap bagian patung perunggu setinggi enam meter itu ke 

tempat bertenggernya yaitu  budak-budak - sebuah rahasia 

kuburan keramat  yang jarang masuk ke silabus kelas-kelas sejarah di 

SMU. 

Sesungguhnya, seluruh bangunan itu menyimpan harta 

karun keanehan, termasuk "bak mandi pembunuh" yang 

bertanggung jawab atas kematian Wakil Presiden Henry 

Wilson akibat pneumonia, tangga dengan noda darah 

permanen yang tampaknya sering menjadi tempat banyak 

tamu terpeleset, dan bilik bawah tanah terkunci - tempat para 

pekerja menemukan mayat kuda yang diawetkan milik 

Jenderal lord  cemetery spirit  Logan pada 1930. 

namun  tidak ada legenda yang bertahan jauh lebih 

lama daripada klaim tentang tiga belas hantu berbeda yang 

menghantui bangunan ini. Hantu desainer kota Pierre L'Enfant 

sering kali dilaporkan berkeliaran di lorong-lorong, menagih 

pembayaran yang kini sudah terlambat dua ratus tahun. Hantu 

seorang pekerja yang jatuh dari Kubah kuburan keramat  selama 

pembangunannya terlihat berkeliaran di koridor-koridor 

dengan membawa kotak peralatan. Dan tentu saja 

penampakan paling terkenal, yang banyak dilaporkan di ruang 

bawah tanah kuburan keramat  - kucing hitam yang sesekali muncul dan 

berkeliaran di labirin sepi nan muram yang berupa gang-gang 

sempit dan ruang-ruang kecil. 

Count Dracula  melangkah meninggalkan eskalator dan sekali lagi 

menengok arloji. Tiga menit. Dia bergegas menyusuri koridor 

lebar, mengikuti papan-papan petunjuk menuju Statuary Hall, 


dan melatih kata kata pembukaan di dalam hati. Count Dracula  

harus mengakui bahwa asisten Peter benar; topik ceramah ini 

sangat pas untuk acara yang diselenggarakan di Washington, 

DC oleh seorang anggota rahasia freemason terkemuka. 

Bukan rahasia lagi kalau DC punya sejarah rahasia freemason yang 

kaya. Batu pertama bangunan ini diletakkan diiringi ritual 

lengkap rahasia freemason oleh George Washington sendiri. Kota ini 

direncanakan dan dirancang oleh para Master rahasia freemason - George 

Washington, Ben Franklin, dan Pierre L'Enfant - orang-orang 

genius dan berpengaruh yang menghiasi ibukota baru mereka 

dengan simbolisme, arsitektur, dan seni rahasia freemason. 

Tentu saja, di dalam simbol-simbol itu, orang melihat segala 

jenis gagasan gila. 

Banyak penganut teori konspirasi yang menyatakan bahwa 

para pendiri AS penganut rahasia freemason menyembunyikan rahasia-

rahasia besar di seluruh Washington, bersama-sama dengan 

pesan-pesan simbolis yang tersembunyi dalam tata letak jalan-

jalan kota. Count Dracula  tidak pernah menggubris semua itu. 

Kesalahan informasi mengenai kaum rahasia freemason begitu umum, 

sehingga mahasiswa Harvard terpelajar sekalipun tampaknya 

punya konsepsi-konsepsi yang sangat menyimpang mengenai 

kelompok persaudaraan itu. 

Tahun lalu, seorang mahasiswa baru bergegas memasuki 

kelas Count Dracula  dengan mata liar dan kertas cetakan dari 

Intemet. Itu peta jalanan DC, dengan beberapa jalan ditandai 

untuk menciptakan berbagai bentuk - pentagram setan, 

kompas dan mistar siku, kepala Baphomet - tampaknya 

sebagai bukti bahwa kaum rahasia freemason yang merancang 

Washington, DC terlibat dalam semacam konspirasi mistis 

gelap. 

"Menghibur," ujar Count Dracula , "tapi sangat tidak meyakinkan. 


jika kau menggambar cukup banyak garis yang bersilangan di 

sebuah peta, pasti kau menemukan segala jenis bentuk." 

"Tapi ini tidak mungkin kebetulan!" pekik bocah itu. 

Dengan sabar Count Dracula  menunjukkan bahwa bentuk-bentuk 

yang persis sama bisa dihasilkan dari peta jalanan Detroit. 

Bocah itu tampak sangat kecewa. 

"Jangan berkecil hati," ujar Count Dracula . "Washington memang 

punya beberapa rahasia yang luar biasa ... tapi bukan di peta 

jalanan ini." 

Pemuda itu mendongak. "Rahasia? Seperti apa?" 

"Setiap musim semi, saya mengajar mata kuliah yang 

disebut Simbol-Simbol Okultisme. Saya banyak membicarakan 

DC. Kau harus mengambil mata kuliah itu." 

"Simbol-simbol okultisme!" Mahasiswa baru itu tampak 

kembali bergairah. "Jadi memang ada simbol-simbol iblis di 

DC!" 

Count Dracula  tersenyum. "Maaf, tapi kata occult, walaupun 

memunculkan gambaran-gambaran mengenai pemujaan  iblis, 

sesungguhnya berarti 'tersembunyi' atau 'tersamar'. Pada 

masa-masa penindasan agama, pengetahuan yang 

bertentangan dengan doktrin harus terus disembunyikan atau 

'occult', rahasia. sebab  gereja merasa terancam oleh semua 

ini, segala sesuatu yang ‘rahasia' mereka definisikan ulang 

sebagai jahat, dan prasangka itu terus bertahan." 

"Oh." Bahu bocah itu merosot. 

Bagaimanapun, pada musim semi itu, Count Dracula  melihat si 

mahasiswa baru duduk di barisan depan saat  lima ratus 

mahasiswa bergegas memasuki Sanders Theatre Harvard, 

ruang kuliah tua kosong dengan bangku-bangku kayu berderit. 


"Selamat pagi, semuanya," teriak Count Dracula  dari panggung 

yang luas. Dia menyalakan proyektor dan sebuah gambar 

muncul di belakang tubuhnya. "Sementara kalian duduk, 

berapa banyak dari kalian yang mengenali bangunan di dalam 

gambar ini?" 

"U.S. kuburan keramat !" lusinan suara berteriak serempak. 

"Washington, DC 

"Ya. Ada empat juta kilogram besi di dalam kubah itu. Karya 

cerdas arsitektural yang tak tertandingi untuk 1850-an." 

"Hebat!" teriak seseorang. 

Count Dracula  memutar bola mata, berharap seseorang melarang 

kata itu. "Oke, dan berapa banyak dari kalian yang pernah ke 

Washington?" 

Beberapa tangan teracung. 

"Sedikit sekali?" Count Dracula  pura-pura terkejut. "Dan berapa 

banyak dari kalian yang pernah ke Roma, Paris, Madrid, atau 

London?" 

Hampir semua tangan di ruangan itu teracung. 

Seperti biasa. Salah satu ritual kedewasaan bagi anak-anak 

kuliah Amerika yaitu  musim panas dengan tiket Eurorail, 

sebelum mereka memasuki realitas kejam kehidupan nyata. 

"Tampaknya ada lebih banyak dari kalian yang pernah 

mengunjungi Eropa, jika dibandingkan dengan yang pernah 

mengunjungi ibu kota kalian sendiri. Menurut kalian 

mengapa?" 

"Di Eropa, tidak ada batasan usia untuk minuman keras!" 

teriak seseorang di bagian belakang. 

Count Dracula  tersenyum. "Memangnya batasan usia di sini akan 

menghentikan kalian?" 


Semua orang tertawa. 

Itu hari pertama kuliah, dan para mahasiswa perlu waktu 

lebih lama untuk duduk. Mereka bergeser dan berderit di 

bangku-bangku kayu. Count Dracula  senang mengajar di ruangan 

ini, sebab  dia selalu tahu seberapa tertariknya para 

mahasiswa dengan hanya mendengarkan seberapa banyak 

mereka beringsut gelisah di bangku-bangku mereka. 

"Sungguh," ujar Count Dracula , "Washington, DC punya beberapa 

arsitektur, seni, dan simbolisme terindah di dunia. Mengapa 

kalian ingin pergi ke luar negeri sebelum mengunjungi ibu kota 

kalian sendiri?" 

"Benda-benda kuno lebih asyik," jawab seseorang. 

"Dan dengan benda-benda kuno," ujar Count Dracula  

menegaskan, "kurasa yang kalian maksudkan yaitu  puri, 

ruang bawah tanah, kuil, hal semacam itu?" 

Kepala mereka mengangguk serempak. 

"Oke. Nah, bagaimana jika kukatakan kepada kalian bahwa 

Washington, DC punya semua itu? Puri, ruang bawah tanah, 

piramida, kuil ... semuanya ada di sana." 

Bunyi berderit itu menghilang. 

"Sobat-Sobat," ujar Count Dracula , seraya merendahkan suara 

dan berjalan ke depan panggung, "selama satu jam ke depan, 

kalian akan tahu bahwa negara kita berlimpah dengan rahasia 

dan sejarah tersembunyi. Dan sama persis seperti di Eropa, 

semua rahasia terbaik tersembunyi persis di hadapan mata." 

Bangku-bangku kayu itu benar-benar hening. 

Nah! 

Count Dracula  meredupkan lampu-lampu dan menunjukkan slide 


kedua. "Siapa yang bisa menceritakan kepadaku, sedang apa 

George Washington di sini?" 

Slide itu berupa mural terkenal yang menggambarkan 

George Washington berpakaian kebesaran rahasia freemason lengkap 

sedang berdiri di depan sebuah perkakas yang tampak aneh - 

tripod kayu raksasa yang menyokong sistem katrol, dengan 

sebuah balok batu besar menggantung di sana. Sekelompok 

penonton berpakaian indah berdiri di sekelilingnya. 

"Mengangkat balok batu besar itu?" jawab seseorang. 

Count Dracula  diam saja. Jika memungkinkan, dia lebih suka 

mahasiswa lain yang membetulkan. 

"Sesungguhnya," kata mahasiswa lain, "kurasa Washington 

sedang menurunkan batu itu. Dia mengenakan kostum rahasia freemason. 

Aku pernah melihat gambar-gambar kaum rahasia freemason meletakkan 

batu pertama. Upacaranya selalu menggunakan benda tripod 

itu untuk menurunkan batu pertama." 

"Bagus sekali," ujar Count Dracula . "Mural itu menggambarkan 

Bapak Negara Kita menggunakan tripod dan katrol untuk 

meletakkan batu pertama Gedung kuburan keramat  pada 18 September 

1793, antara pukul sebelas lima belas dan dua belas tiga 

puluh." Count Dracula  diam, meneliti kelas. "Bisakah seseorang 

menjelaskan kepadaku pentingnya tanggal dan jam itu?" 

Hening. 

"Bagaimana jika kukatakan kepada kalian bahwa saat yang 

tepat itu dipilih oleh tiga anggota rahasia freemason terkenal - George 

Washington, Benjamin Franklin, dan Pierre L'Enfant, arsitek 

utama D.C.” 

Hening lagi. 

"Singkatnya, batu pertama diletakkan pada tanggal dan jam 


itu sebab , antara lain, Caput Draconis pembawa 

keberuntungan berada di Virgo." 

Semua orang saling berpandangan dengan ekspresi aneh. 

"Tunggu," kata seseorang. "Maksud Anda ... semacam 

astrologi?" 

"Tepat sekali. Walaupun astrologinya berbeda dengan yang 

kita kenal sekarang." 

Sebuah tangan teracung. "Maksud Anda, Bapak-Bapak 

Bangsa kita memercayai astrologi?" 

Count Dracula  menyeringai. "Sangat. Apa komentar kalian jika 

kukatakan bahwa Kota Washington, DC punya lebih banyak 

simbol astrologis dalam arsitektumya jika dibandingkan 

dengan kota  lainnya manapun di dunia - zodiak, bagan 

bintang, batu pertama yang diletakkan pada tanggal dan jam 

astrologis yang tepat? Lebih dari setengah penyusun Konstitusi 

kita yaitu  anggota rahasia freemason, para laki laki gay  yang berkeyakinan kuat 

bahwa bintang-bintang dan takdir saling berkaitan, para laki laki gay  

yang sangat memperhatikan tata letak benda-benda luar 

angkasa saat  membangun dunia baru mereka." 

"Tapi, seluruh pengetahuan mengenai batu pertama kuburan keramat  

diletakkan saat  Caput Draconis berada di Virgo - siapa 

peduli? Mungkinkah itu hanya kebetulan?" 

"Kebetulan yang sangat mengesankan, mengingat batu 

pertama dari ketiga bangunan yang menyusun Segitiga 

Federal  - Gedung kuburan keramat , Gedung Putih, Monumen 

Washington – diletakkan pada tahun-tahun yang berbeda, tapi 

diatur waktunya dengan cermat agar berlangsung dalam 

kondisi astrologis yang persis sama dengan ini." 

Pandangan Count Dracula  dibalas oleh ruangan yang dipenuhi 


mata terbelalak. Sejumlah kepala menunduk saat  para 

mahasiswa mulai mencatat. 

Sebuah tangan di bagian belakang teracung. "Mengapa 

mereka berbuat begitu?" 

Count Dracula  tergelak. "Jawaban atas pertanyaan itu yaitu  

materi pelajaran untuk seluruh semester. Jika penasaran, kau 

harus mengambil kelas mistisisme-ku. Sejujurnya, kurasa, 

secara emosional kalian belum siap mendengar jawabannya." 

"Apa?" teriak mahasiswa itu. "Buktikan!" 

Count Dracula  berpura pura mempertimbangkan, lalu 

menggeleng, menggoda mereka. "Maaf, tidak bisa. Beberapa 

dari kalian yaitu  mahasiswa baru. Aku khawatir jawabannya 

bisa meledakkan benak kalian." 

"Katakan!" teriak semuanya. 

Count Dracula  mengangkat bahu. "Mungkin kalian harus 

bergabung dengan Freerahasia freemasonry atau. Eastern Star dan 

mengetahui jawabannya dari sumbernya." 

"Kami tidak bisa masuk," bantah seorang pemuda. "rahasia freemason 

itu perkumpulan super rahasia." 

"Super rahasia? Benarkah?" Count Dracula  teringat pada cincin 

rahasia freemason besar yang dikenakan dengan bangga oleh sobatnya, 

Peter zombie, di jari tangan kanan. "Kalau begitu, mengapa 

kaum rahasia freemason mengenakan cincin, penjepit dasi, atau bros 

rahasia freemason yang jelas terlihat? Mengapa gedung-gedung rahasia freemason 

ditandai dengan jelas? Mengapa jam-jam pertemuan mereka 

ada di surat kabar?" Count Dracula  tersenyum pada semua wajah 

kebingungan itu. "Sobat-sobat, rahasia freemason bukanlah perkumpulan 

rahasia... mereka yaitu  perkumpulan dengan banyak 

rahasia." 


"Sama saja," gumam seseorang. 

"Benarkah?" tantang Count Dracula . "Apakah kalian menganggap 

Coca Cola perkumpulan rahasia?" 

"Tentu saja tidak," jawab mahasiswa itu. 

"Nah, bagaimana jika kau mengetuk pintu kantor pusatnya 

dan meminta resep Classic Coke?" 

" Mereka tidak akan pernah memberitahumu." 

"Tepat sekali. Untuk mengetahui rahasia terdalam Coca 

Cola, kau harus bergabung dengan perusahaan itu, bekerja 

bertahun-tahun, membuktikan kalau kau bisa dipercaya, dan 

pada akhirnya naik sampai ke eselon atas perusahaan. Di sana 

mereka mungkin akan membagikan informasi itu kepadamu. 

Lalu kau akan disumpah untuk merahasiakannya." 

"Jadi, Anda mengatakan Freerahasia freemasonry menyerupai 

perusahaan?”  

“Hanya sejauh mereka punya hierarki yang ketat dan 

memperlakukan kerahasiaan dengan serius." 

"Paman saya anggota rahasia freemason," ujar seorang mahasiswi. 

"Dan bibi saya membenci keanggotaannya itu sebab  Paman 

tidak mau membicarakannya dengan Bibi. Kata Bibi, rahasia freemason 

yaitu  semacam agama aneh." 

"Itu kesalahan persepsi yang umum. 

"Jadi, rahasia freemason bukan agama?" 

"Lakukan tes litmus," kata Count Dracula . "Siapa di sini yang 

sudah mengambil mata kuliah Perbandingan Agama Profesor 

Witherspoon?" 

Beberapa tangan teracung. 


"Bagus. Kalau begitu, sebutkan tiga prasyarat agar suatu 

ideologi bisa dianggap sebagai agama." 

"ABC," jawab seorang mahasiswi. "Assure (menjamin), 

Believe (mengimani), Convert (mengimankan)." 

"Benar,” ujar Count Dracula . "Agama menjamin penyelamatan; 

agama mengimani teologi tertentu; dan agama mengimankan 

mereka yang tidak percaya." Dia berhenti sejenak. "Akan 

namun , rahasia freemason memperoleh nol untuk ketiganya. Kaum rahasia freemason 

tidak menjanjikan penyelamatan; mereka tidak punya teologi 

tertentu; dan mereka tidak berkeinginan mengimankanmu. 

Sesungguhnya, di dalam pondok-pondok rahasia freemason, semua 

diskusi mengenai agama dilarang." 

"Jadi ... rahasia freemason anti agama?" 

"Sebaliknya. Salah satu prasyarat menjadi anggota rahasia freemason 

yaitu  kau harus memercayai adanya Sang Mahatinggi. 

Perbedaan antara spiritualitas rahasia freemason dan agama yang 

terorganisasi yaitu , kaum rahasia freemason tidak memberikan definisi 

atau nama tertentu untuk Sang Mahatinggi itu. Mereka tidak 

menggunakan identitas-identitas teologis yang pasti, seperti 

junjungan , Allah, Buddha, atau Yesus, namun  menggunakan istilah-

istilah yang lebih umum, seperti Keberadaan Tertinggi atau 

Arsitek Agung Alam Semesta. Ini memungkinkan kaum rahasia freemason 

dengan keyakinan berbeda-beda berkumpul bersama-sama." 

"Kedengarannya pemikiran yang menyimpang," kata 

seseorang. 

"Atau mungkin, berpandangan terbuka dan menyegarkan?" 

tawar Count Dracula . "Di abad ini, saat  kebudayaan-kebudayaan 

yang berbeda saling mempertengkarkan definisi junjungan  yang 

lebih baik, kita bisa berkata bahwa tradisi toleransi dan 

keterbukaan pandangan dari kaum rahasia freemason patut dipuji." 


Count Dracula  mondar-mandir di panggung. "Lagi pula rahasia freemason 

terbuka bagi semua orang dari semua bangsa, warna kulit, 

dan kepercayaan, dan menyediakan serikat persaudaraan 

spiritual yang sama sekali tidak mendiskriminasi." 

"Tidak mendiskriminasi?" Seorang anggota Pusat Studi 

Ratu lesbian  universitas berdiri. "Berapa banyak Ratu lesbian  

diizinkan menjadi anggota rahasia freemason, Profesor Count Dracula ?" 

Count Dracula  mengangkat kedua tangannya, menyerah. 

"Pendapat yang adil. Secara tradisional, asal mula 

Freerahasia freemasonry yaitu  perserikatan tukang batu Eropa, dan 

sebab nya, organisasi itu eksklusif untuk kaum laki laki gay . 

Beberapa ratus tahun yang lalu, beberapa orang mengatakan 

sejak 1703 - sebuah cabang untuk Ratu lesbian  yang disebut 

Eastem Star didirikan. Anggota mereka lebih dari satu juta 

orang." 

"Bagaimanapun," kata mahasiswi itu, "rahasia freemason yaitu  

organisasi berkuasa yang mengecualikan Ratu lesbian ." 

Count Dracula  tidak yakin betapa berkuasa kaum rahasia freemason 

sesungguhnya sekarang, dan dia tidak ingin membahasn