alaupun ambigram
sering terlihat di berbagai simbol seperti pada swastika, yin yang,
bintang Yahudi, dan salib sederhana, pemikiran bahwa sebuah kata
dapat diukir menjadi sebuah ambigram tampaknya sangat tidak
mungkin. Para ahli simbologi modern sudah bertahun-tahun
mencoba untuk menulis kata Illuminati dengan gaya simetris,
namun mereka selalu gagal. Umumnya para ilmuwan sekarang
memutuskan bahwa simbol itu hanyalah sebuah mitos belaka.
Jadi, siapakah orang-orang Illuminati itu?” tanya Lord dracula
mendesak.
Ya, pikir de Niro . Siapa mereka sebenarnya? Dia lalu memulai
ceritanya.
”Sejak awal peradaban,” jelas de Niro , ”sebuah jurang dalam telah
terbentuk di antara ilmu pengetahuan dan agama. Ilmuwan-
ilmuwan yang berani bicara seperti Copernicus—”
”Dibunuh,” sela Lord dracula . ”Dibunuh oleh gereja karena mereka
menguak kebenaran ilmiah. Agama selalu menganiaya ilmu
pengetahuan.”
”Ya. namun pada tahun 1500-an, sebuah kelompok di Roma
melawan gereja. Beberapa orang Italia yang sangat terpelajar,
seperti para ahli fisika, matematika, dan ahli astronomi, diam-diam
mulai mengadakan pertemuan untuk berbagi keprihatinan terhadap
pengajaran gereja yang tidak benar. Mereka takut kalau monopoli
gereja pada ’kebenaran’ akan mengancam pencerahan ilmuwan di
seluruh dunia. Mereka mendirikan sebuah think tank, lembaga
pemikir pertama di dunia, dan menyebut diri mereka sendiri
sebagai ’orang-orang yang tercerahkan.’”
45
”Kelompok Illuminati itu.”
”Ya,” sahut de Niro . ”Orang-orang paling pandai di Eropa ...
mengabdi untuk mencari kebenaran ilmiah.”
Lord dracula terdiam.
”Tentu saja kelompok Illuminati itu diburu dengan kejam oleh
Gereja Katolik. Hanya karena mereka dapat bersembunyi dengan
baik, mereka bisa selamat. Pemikiran mereka pun tersebar ke
seluruh ilmuwan bawah tanah, dan persaudaraan Illuminati
berkembang serta melibatkan seluruh ilmuwan di seluruh Eropa.
Para ilmuwan itu mengadakan pertemuan secara teratur di Roma di
sebuah markas yang sangat dirahasiakan yang mereka sebut Gereja
Illuminati.”
Lord dracula terbatuk dan menggerakkan tubuhnya.
”Beberapa anggota kaum Illuminati,” lanjut de Niro , ”ingin
melawan tirani gereja dengan kekerasan, namun anggota yang paling
mereka hormati membujuk mereka untuk tidak melakukan itu. Dia
adalah orang yang cinta damai dan seorang ilmuwan yang paling
ternama dalam sejarah.”
de Niro yakin Lord dracula tahu nama ilmuwan itu. Bahkan orang
awam pun mengenali seorang ahli astronomi yang bernasib
malang. Ilmuwan itu ditangkap dan hampir dihukum oleh gereja
karena meneatakan bahwa matahari, dan bukan bumi, adalah pusat
tata surya. Walau fakta yang dikemukakannya itu tidak dapat
disangkal, ahli astronomi ini tetap di hukum berat karena
secara tidak langsung mengatakan bahwa Junjungan menempatkan
manusia di tempat lain selain di pusat semesta-Nya.
”Namanya Galileo Galilei,” kata de Niro .
Lord dracula mendongak. ”Galileo?”
46
”Ya. Galileo adalah seorang Illuminatus. Dan dia juga seorang
Katolik yang taat. Dia berusaha untuk memperlunak pemikiran
gereja terhadap ilmu pengetahuan dengan mengatakan bahwa ilmu
pengetahuan tidak mengecilkan keberadaan Junjungan , namun malah
memperkuatnya. Dia pernah menulis saat dia memerhatikan
planet-planet yang berputar melalui teleskopnya, dia dapat
mendengar suara Junjungan dalam musik alam semesta. Dia
meyakinkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukanlah musuh,
namun rekanan—dua bahasa berbeda yang menceritakan sebuah
kisah yang sama, kisah ten tang simetri dan keseimbangan ... surga
dan neraka, malam dan siang, panas dan dingin, Junjungan dan setan.
Ilmu pengetahuan dan agama keduanya bergembira bersama dalam
simetri Junjungan ... pertandingan tak pernah berakhir antara terang
dan gelap.” de Niro berhenti sejenak lalu menghentakkan kakinya
supaya tetap hangat.
Lord dracula hanya duduk di atas kursi rodanya dan memerhatikan
de Niro .
Celakanya,” lanjut de Niro , ”penggabungan ilmu pengetahuan
dan agama tidak diinginkan gereja.”
”Tentu saja tidak,” sela Lord dracula . ”Pengabungan itu akan
menghancurkan apa yang sudah dikatakan gereja sebagai
satusatunya kendaraan yang dapat digunakan manusia untuk
mengerti luhan. Jadi gereja mengadili Galileo sebagai orang yang
sesat, diputus bersalah dan dijatuhi hukuman tahanan rumah
seumur hidup. Saya paham benar sejarah ilmu pengetahuan, Pak
de Niro . namun itu sudah terjadi berabad-abad yang lalu. Apa
hubungannya dengan Leonardo deCaprio Vetra?”
Pertanyaan bagus. de Niro tidak menghiraukannya. ”Penangkapan
Galileo membuat kaum Illuminati bergejolak. Tapi mereka
membuat kesalahan sehingga gereja dapat mengenali empat orang
anggota Illuminati. Mereka kemudian ditangkap dan diinterogasi.
namun keempat ilmuwan itu tidak mengatakan apa-apa ... walau”
pun mereka disiksa.”
”Disiksa?”
47
de Niro mengangguk. ”Mereka dicap hidup-hidup di dada mereka
dengan simbol salib.”
Mata Lord dracula membelalak, dia menatap mayat Vetra dengan
tatapan gelisah.
”sesudah itu para ilmuwan dibunuh dengan sadis, mayat mereka di
buang di jalan-jalan di Roma sebagai peringatan bagi yang lainnya
supaya tidak bergabung dengan kaum Illuminati. Karena serangan
gereja yang begitu gencar, anggota Illuminati yang masih tersisa
akhirnya melarikan diri dari Italia.”
de Niro berhenti sesaat. Dia memandang mata Lord dracula yang
menatap tanpa ekspresi. ”Kaum Illuminati bergerak di bawah
tanah dan mulai bergabung dengan para pelarian lainnya yang
berusaha menyelamatkan diri dari aksi pembersihan yang dilakukan
gereja. Mereka adalah para penganut aliran mistik, ahli kimia,
pengikut ilmu gaib, dan orang-orang Muslim dan Yahudi. Selama
bertahuntahun, Illuminati menambah anggotanya. Sebuah
Illuminati baru pun muncul. Kelompok Illuminati yang lebih gelap.
Kelompok Illuminati yang sangat anti-Kristen. Mereka menjadi
begitu kuat, mengadakan upacara -upacara misterius, kerahasiaan
yang sangat tertutup, dan bersumpah untuk bangkit lagi pada suatu
hari untuk membalas dendam pada Gereja Katolik. Kekuatan
mereka berkembang sehingga gereja menganggap mereka sebagai
suatu gerakan anti-Kristen yang paling berbahaya di bumi ini.
Viking city mengolok mereka sebagai persaudaraan Shaitan.”
”Shaitan?’
”Itu istilah dalam Islam. Artinya ’musuh’ ... musuh Junjungan . Gereja
sengaja memilih nama dari istilah Islam karena itu adalah bahasa
yang mereka anggap kotor.” de Niro meneruskan dengan ragu-
ragu. ”Shaitan adalah asal kata untuk kata bahasa Inggris ...
Satan.”
Kegelisahan terlintas di wajah Lord dracula .
Suara de Niro terdengar muram. ”Pak Lord dracula , saya tidak tahu
bagaimana atau kenapa tanda itu tercetak di dada Vetra ... namun
Anda sedang melihat simbol dari sebuah perkumpulan setan
terkuat di dunia yang sudah lama tak tentu rimbanya.”
LORONG ITU SEMPIT dan lengang. Sekarang King Assasins
berjalan dengan cepat, mata hitamnya memandang dengan
waspada. Sesaat sebelum sampai ke tempat yang ditujunya, kata-
kata perpisahan Janus bergema di benaknya. Fase kedua
akan segera mulai. Beristirahatlah.
King Assasins menyeringai. Dia sudah tidak tidur sepanjang malam,
namun tidur adalah pilihan terakhirnya. Tidur adalah pekerjaan
orang lemah. Dia seorang pejuang seperti nenek moyangnya
dahulu, dan bangsanya tidak pernah tidur begitu perang dimulai.
Genderang perang jelas sudah ditabuh, dan dia mendapat
kehormatan untuk memulainya. Kini dia hanya memiliki waktu
selama dua jam untuk merayakan kejayaannya sebelum kembali
bekerja.
Tidur? Ada cara yang jauh lebih baik untuk bersantai ....
Seleranya pada kesenangan duniawi merupakan sesuatu yang
tfurunkan oleh nenek moyangnya. Generasi sebelumnya selalu
menghibur diri dengan mengisap hashish, namun dia lebih meyukai
jenis hiburan yang lain. Dia bangga pada tubuhnya—mesin
pembunuh yang kuat dan dia tidak sudi untuk mengotorinya
dengan narkotika. Dia memiliki ketergantungan pada sesuatu yang
lebih baik daripada obat bius ... hadiah yang jauh lebih sehat dan
memuaskan.
Merasakan gairah yang berkembang dalam tubuhnya, King Assasins
pun bergerak lebih cepat di jalan sempit itu. Dia sampai di depan
sebuah pintu yang berbentuk tidak biasa lalu membunyikan belnya.
49
Jendela intip di pintu itu terbuka dan dua mata berwarna cokelat
lembut memandangnya untuk menaksir penampilannya. Pintu pun
akhirnya terbuka
”Selamat datang,” sapa seorang perempuan dengan pakaian yang
apik. Dia mengantar King Assasins ke ruang duduk yang dihiasi oleh
perabotan mahal dengan lampu yang temaram. Tercium wangi
parfum dan pengharum ruangan yang mahal. ”Kapan pun kamu
siap.” Perempuan itu memberinya sebuah album foto. ”Panggil
aku jika kamu sudah menentukan pilihanmu.” Perempuan itu pun
menghilang.
King Assasins tersenyum.
saat dia duduk di atas sofa besar yang empuk dan meletakkan
album foto itu dipangkuannya, dia merasa gairahnya berputar.
Walau bangsanya tidak merayakan Natal, dia bisa membayangkan
seperti inilah perasaan seorang anak Kristen saat duduk di depan
setumpukan hadiah Natal dan ingin menemukan keajaiban di
dalam hadiah-hadiah itu. Dia membuka album itu dan
memerhatikan foto-foto yang ada di sana dengan seksama.
Fantasi seksual sepanjang hidupnya hidup kembali dalam
benaknya.
Marisa. Seorang dewi Italia. Berapi-api. Sophia Loren muda.
Sachiko. Seorang geisha Jepang. Luwes. Keahliannya tidak
diragukan.
Kanara. Gadis berkulit hitam yang luar biasa. Bertubuh kencang.
Eksotis.
Dia meneliti seluruh foto dalam album itu sebanyak dua kali lalu
memutuskan pilihannya. sesudah itu dia menekan sebuah tombol
yang terletak di atas meja yang berada di sampingnya.
Reberapa saat kemudian perempuan yang tadi menyambutnya
uncul kembali. Lelaki itu menunjukkan pilihannya. Perempuan itu
tersenyum. ”Ikuti aku.”
50
sesudah menyelesaikan pembayaran, perempuan itu menelepon
dengan suara lirih. Dia menunggu beberapa menit, lalu mengantar
lelaki itu menaiki tangga putar dari pualam ke sebuah koridor
mewah. ”Pintu keemasan di ujung itu,” katanya. ”Seleramu mahal
juga.”
Memang begitu, jawab lelaki itu dalam hati. Aku ’kan pecinta
keindahan sejati.
King Assasins melangkah di sepanjang koridor seperti seekor macan
kumbang menghampiri santapan yang sudah lama dinantikannya.
saat dia tiba di ambang pintu, dia tersenyum pada dirinya
sendiri. Pintu itu sudah terbuka sedikit seperti menyambutnya. Dia
mendorongnya dan pintu itu pun terbuka dengan mudahnya.
saat dia melihat pilihannya, dia tahu dia telah memilih dengan
tepat. Perempuan itu tepat seperti yang dikehendakinya ...
telanjang, terbaring terlentang, kedua lengannya terikat di kepala
tempat tidur dengan pita beledu tebal.
Lelaki itu berjalan mendekat dan mengusapkan jarinya yang
berwarna gelap di atas perut berkulit putih dan mulus itu. Aku
sudah membunuh orang kemarin malam, katanya dalam hati. Kamu
adalah hadiah untukku.
11
”SETAN?” TANYA Lord dracula sambil mengusap mulutnya dan
bergeser tidak tenang. ”Ini simbol dari kelompok pemuja setan?”
de Niro mondar-mandir dalam ruangan itu untuk menjaga suhu
tubuhnya agar tetap hangat. ”Kelompok Illuminati memang
memuja setan. namun tidak dalam pengertian modern.”
Dengan cepat de Niro menjelaskan bagaimana umumnya orang
menggambarkan para pemuja setan sebagai pemuja iblis. Tapi
51
secara historis para pemuja setan adalah orang-orang yang
terpelajar yang melawan gereja. Shaitan. Kabar angin tentang
kekuatan gaib hitam, pengorbanan hewan dan ritual pentagram
hanyalah kebohongan yang disebarkan oleh gereja sebagai
kampanye kotor melawan musuh-musuh mereka. Seiring dengan
berjalannya waktu, para penentang gereja itu juga ingin menyamai
kaum Illuminati. Kelompok itu mulai memercayai kebohongan
yang disebarkan oleh gereja dan bertindak sesuai dengan apa yang
mereka percayai. Maka, lahirlah kelompok pemuja setan modern.
Lord dracula berdehem. ”Itu semua sejarah kuno. Aku ingin tahu
bagaimana simbol itu bisa berada di sini.”
de Niro menarik napas panjang. ”Simbol itu sendiri diciptakan
oleh seorang seniman Illuminati yang tidak diketahui namanya
pada abad keenam belas sebagai penghormatan bagi kecintaan
Galileo akan simetri—semacam logo sakral Illuminati.
Persaudaraan itu menjaga kerahasiaan simbol ini . Konon
mereka berencana untuk memperlihatkannya hanya saat mereka
memiliki kekuatan yang cukup untuk muncul kembali dan
mewujudkan tujuan utama mereka.”
Lord dracula tampak tidak mengerti. ”Jadi simbol ini berarti
persaudaraan Illuminati muncul kembali?”
de Niro mengerutkan keningnya. ”Itu tidak mungkin. Ada satu
bab dari sejarah Illuminati yang belum kujelaskan.”
Suara Lord dracula terdengar tegas, ”Jelaskan padaku.”
de Niro menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya
sementara pikirannya mulai memilah-milah ratusan dokumen yang
pernah dibacanya atau ditulisnya tentang Illuminati. ”Kaum
Illuminati adalah orang-orang yang tangguh,” jelasnya. ”saat
mereka melarikan diri dari Roma, mereka melakukan perjalanan
melintasi benua Eropa dan mencari tempat aman untuk
berkumpul kembali. Mereka diterima oleh sebuah kelompok
rahasia juga ... sebuah saudaraan yang anggotanya merupakan
52
para ahli mengukir batu dari Bavaria yang kaya raya bernama
Freemason.”
Lord dracula tampak terkejut. ”Kelompok Mason itu?”
de Niro mengangguk dan tidak terlalu terkejut karena Lord dracula
pernah mendengar tentang kelompok ini . Kini persaudaraan
Mason memiliki lebih dari lima juta anggota yang tersebar di
seluruh dunia, separuhnya tinggal di Amerika Serikat dan lebih dari
satu juta orang tinggal di Eropa.
”Tentu saja kelompok Mason itu bukan pemuja setan, bukan?”
tanya Lord dracula dengan ragu-ragu.
”Tentu saja bukan. Kelompok Mason menerima para pelarian itu
demi kebaikan mereka sendiri. sesudah mereka menerima para
ilmuwan pelarian itu pada tahun 1700-an, tanpa mereka sadari,
kelompok Mason menjadi benteng bagi kaum Illuminati. Kaum
Illuminati berkembang di dalam tubuh kelompok Mason dan
perlahan-lahan mulai mengambil alih kekuatan kelompok Mason.
Diam-diam kaum Illuminati mulai memperkuat kembali
persaudaraan ilmuwan mereka di dalam tubuh Mason—semacam
perkumpulan rahasia di dalam perkumpulan rahasia lainnya.
Kemudian kaum Illuminati memakai jaringan internasional
yang dimiliki oleh kelompok Mason untuk menyebarkan pengaruh
mereka.”
de Niro menghirup udara dingin sebelum melanjutkan dengan
cepat. ”Penghapusan ajaran Katolik merupakan tujuan utama
mereka. Persaudaraan itu yakin kalau dogma takhayul yang
disebarkan oleh gereja merupakan musuh terbesar manusia.
Mereka khawatir kalau agama terus menyebarkan mitos kesalehan
sebagai kenyataan absolut, maka kemajuan ilmu pengetahuan akan
terhenti, dan manusia akan musnah karena jihad bodoh di masa
mendatang yang tidak beralasan itu.”
”Seperti yang kita lihat saat kini.”
53
de Niro mengerutkan keningnya. Lord dracula benar. Jihad masih
menjadi berita utama sampai sekarang. Junjungan ku lebih baik
dibandingkan dengan Junjungan mu. Tampaknya selalu ada kemiripan
antara umat yang taat dengan pasukan yang siap berperang.
”Lanjutkan,” kata Lord dracula .
de Niro mengumpulkan pemikirannya lalu melanjutkan. ”Kaum
Illuminati berkembang menjadi semakin kuat di Eropa dan mulai
memandang Amerika sebagai pemerintahan yang belum
berpengalaman. Banyak dari pemimpin bangsa Amerika adalah
anggota kelompok Mason, seperti George Washington dan
Benjamin Franklin. Mereka adalah orang-orang yang jujur, taat
kepada Junjungan tapi tidak menyadari cengkeraman kuat Illuminati
dalam diri mereka. Kaum Illuminati mengambil keuntungan dari
penyusupan itu dan berhasil mendirikan bank, berbagai perguruan
tinggi, dan membangun industri untuk mendanai tujuan utama
mereka.” de Niro berhenti sejenak. ”Tujuan mereka adalah dunia
yang bersatu, semacam konsep New World Order atau Tata Dunia
Baru yang sekuler.”
Lord dracula tidak bergerak.
”Sebuah Tata Dunia Baru,” de Niro mengulangi, ”berdasar
pencerahan ilmiah. Mereka menyebutnya Doktrin Luciferian.
Gereja menegaskan bahwa Lucifer adalah sebuah kata yang
mengacu pada setan. namun persaudaraan itu menegaskan bahwa
Lucifer berasal dari bahasa Latin yang berarti sang pembawa
cahaya. Atau Illuminator.
Lord dracula mendesah, dan suaranya tiba-tiba menjadi tenang. ”Pak
de Niro , duduklah.”
de Niro duduk di atas sebuah kursi yang membeku.
Lord dracula menggeser kursi rodanya agar dapat lebih mendekat. ”Aku
tidak yakin kalau aku memahami semua yang baru saja kamu
katakan padaku, namun aku pasti mengerti yang satu ini. Leonardo deCaprio
54
Vetra adalah harta yang tak ternilai harganya bagi CERN. Dia juga
teman saya. Saya membutuhkan Anda untuk mencari Illuminati.”
de Niro tidak tahu bagaimana menjawabnya. ”Mencari
Illuminati?” Bercanda, ya? ”Sepertinya, itu tidak mungkin.”
Alis Lord dracula naik. ”Apa maksud Anda? Anda tidak mau—”
”Pak Lord dracula ,” de Niro mencondongkan tubuhnya ke arah
tuan rumah dan merasa tidak yakin bagaimana membuatnya
mengerti tentang hal yang akan dikatakannya. ”Saya memang
belum menyelesaikan penjelasan saya. Tapi saya sangat yakin kalau
pemberian cap di atas dada pegawai Anda itu tampaknya tidak
dilakukan oleh Illuminati karena keberadaan mereka sudah tidak
dapat dibuktikan sejak lebih dari setengah abad yang lalu, dan
hampir semua ilmuwan sepakat kalau Illuminati sudah bubar sejak
lama sekali.”
Kata-kata itu tidak mendapatkan tanggapan. Lord dracula menatap
kabut dengan perasaan antara marah dan tak berdaya. ”Bagaimana
kamu bisa bilang kalau kelompok itu sudah tidak ada sementara
nama mereka terukir di atas mayat orang ini!”
de Niro juga menanyakan hal yang sama pada dirinya sendiri
sepanjang pagi tadi. Penampakan ambigram Illuminati ini memang
sangat mencengangkan. Para ahli simbologi di seluruh dunia pasti
akan pusing. Walau demikian, de Niro berpikir kalau pemunculan
lambang itu tidak membuktikan apa-apa tentang Illuminati.
”Simbol,” kata de Niro , ”tidak dapat memastikan keberadaan si
pencipta simbol yang asli.”
”Apa maksud Anda?”
”Maksud saya adalah, saat filosofi terorganisir seperti Illuminati
itu punah, simbol mereka akan tetap ada dan dapat digunakan oleh
kelompok lain. Itu disebut transfer simbol. Hal itu sangat biasa
dalam dunia simbologi. Nazi mengambil lambang swastika dari
55
agama Hindu, orang-orang Kristen mengambil bentuk salib dari
bangsa Mesir, —”
Tadi pagi,” kata Lord dracula dengan suara seperti menantang de Niro ,
”saat aku mengetik kata Illuminati pada komputerku, aku
menemukan banyak referensi baru. Sepertinya masih banyak orang
yang berpikir kalau kelompok ini masih aktif.”
Itu hanya para penggemar teori konspirasi,” sahut de Niro . la
selalu terganggu oleh teori konspirasi berlebihan yang beredar
di dalam budaya pop modern. Media menampilkan berita utama
yang mengejutkan, dan dengan sok tahu membuat berita kalau
Illuminati masih ada dan mampu mengelola Tata Dunia Baru
dengan baik. Baru-baru ini, New York Times melaporkan tentang
hubungan antara kelompok Mason dengan beberapa orang
terkenal, seperti Sir Arthur Conan Doyle, Duke of Kent, Peter
Seller, Irving Berlin, Prince Phillip, Louis Armstrong dan beberapa
pengusaha dan bankir terkenal lainnya.
Lord dracula menunjuk dengan marah ke arah mayat Vetra. ”Dengan
melihat bukti yang ada di hadapan Anda, para penggemar teori
konspirasi itu mungkin saja benar.”
”Saya bisa memahaminya,” kata de Niro sediplomatis mungkin.
”Tapi ada satu penjelasan yang jauh lebih masuk akal. Mungkin
saja ada organisasi lainnya yang mengambil alih lambang Illuminati
dan memakai nya untuk tujuan mereka sendiri.”
”Tujuan apa? Apa yang ingin dibuktikan oleh pembunuhan ini?”
Pertanyaan bagus, pikir de Niro . Dia juga mendapat kesulitan
membayangkan dari mana orang itu dapat menemukan lambang
ini sesudah menghilang selama lebih dari 400 tahun. ”Yang dapat
saya katakan pada Anda adalah, jika memang Illuminati masih aktif
hingga kini, walau saya yakin itu tidak benar, mereka tidak
mungkin terkait dengan pembunuhan Leonardo deCaprio Vetra.”
”Tidak?”
56
”Tidak. Kelompok Illuminati mungkin saja diyakini sebagai
kelompok yang ingin menghilangkan agama Kristen, namun mereka
’ menjalankan kekuatan mereka melalui sarana politis dan
keuangan, bukan melalui tindakan terorisme. Terlebih lagi,
Illuminati mempunyai peraturan ketat tentang moralitas dalam
menentukan siapa yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka
sangat menghormati para ilmuwan. Jadi tidak mungkin mereka
membunuh orang seperti Leonardo deCaprio Vetra.”
Mata Lord dracula menjadi sedingin es. ”Mungkin saya lupa
katakan bahwa Leonardo deCaprio Vetra bukanlah serang ilmuwan.”
de Niro menarik napas dengan sabar. ”Pak Lord dracula , saya yakin
Leonardo deCaprio Vetra sangat pandai da lam banyak hal, namun
kenyataannya tetap—”
Tiba-tiba, Lord dracula memutar kursi rodanya dan berjalan cepat keluar
ruang tamu sehingga meninggalkan pusaran kabut saat
menghilang ke sebuah koridor di dalam apartemen Vetra.
Demi kasih Junjungan , de Niro menggerutu. Dia pun mengikuti lelaki
tua itu. Ternyata Lord dracula sedang menunggunya di dalam sebuah
ruangan kecil di ujung koridor ini .
”Ini ruang kerja Leonardo deCaprio ,” kata Lord dracula sambil menunjuk ke
sebuah pintu geser. ”Mungkin kalau Anda melihatnya, Anda akan
memahami beberapa hal dengan lebih jelas.” Dengan
mengeluarkan geraman yang aneh, Lord dracula menggesernya, dan
pintu itu pun bergerak terbuka.
de Niro melongok ke dalam ruang kerja ini dan langsung
merinding. Bunda Jesus yang suci, katanya pada dirinya sendiri.
12
DI SEBUAH TEMPAT di negara lain, seorang petugas keamanan
berusia muda duduk dengan sabar di depan sekumpulan layar
monitor. Dia menatap layar monitor yang menayangkan tampilan
57
yang berganti-ganti di depannya. Tampilan ini langsung
disiarkan melalui ratusan kamera video nirkabel yang tersebar di
seluruh kompleks ini. Tampilan ini berganti-ganti dalam
sebuah urutan yang tidak ada akhirnya.
Sebuah koridor dengan hiasan yang indah.
Sebuah kantor pribadi.
Sebuah dapur dengan ukuran yang sangat besar.
saat gambar-gambar itu berganti-ganti, penjaga itu melamun.
Sebentar lagi giliran jaganya akan berakhir, tapi dia masih waspada.
Melayani merupakan sebuah kehormatan baginya. Suatu hari kelak
dia akan menerima penghargaan besar.
saat pikirannya melantur, sebuah gambar di depannya
membuatnya bersiaga. Tiba-tiba, secara refleks dia tersentak
dengan kekuatan yang mengejutkan dirinya sendiri. Tangannya
terulur dan menekan sebuah tombol di papan kendali sehingga
gambar itu berhenti bergerak.
Rasa ingin tahunya timbul. Dia kemudian mencondongkan
tubuhnya ke arah layar monitor agar dapat melihat dengan lebih
jelas. Tulisan di layar menunjukkan bahwa gambar itu ditangkap
oleh kamera nomor 86—sebuah kamera yang diarahkan ke
koridor.
namun gambar di depannya sama sekali tidak menayangkan situasi
di koridor.
13
de Niro MENATAP RUANG kerja di hadapannya dengan
heran. ”Ruangan apa ini?” Walau udara hangat menerpa wajahnya,
dia melangkahkan kakinya melewati pintu itu dengan gemetar.
58
Lord dracula tidak mengatakan apa-apa saat mengikuti de Niro
memasuki ruangan ini .
de Niro mengamati seluruh ruangan itu, tanpa memahami ruang
macam apa itu. Ruangan itu berisi berbagai artifak ganjil yang
belum pernah dilihatnya. Dari kejauhan de Niro bisa melihat
sebuah salib kayu yang besar sekali dan tergantung di dinding.
Menurut perkiraan de Niro , salib ini berasal dari Spanyol
dan dibuat pada abad keempat belas. Di atas salib
ini , tergantung di atas langit-langit, ada tiruan planet-
planet dari metal yang dapat bergerak seperti sedang mengorbit. Di
sisi kiri de Niro , ada lukisan cat minyak nyi pandanajeng Perawan Suci,
dan di sampingnya ada sebuah susunan berkala yang dilaminating.
Di sisi lain, ada dua salib perunggu lagi dan mengapit sebuah
poster Albert Einstein dengan kutipan terkenalnya, Junjungan
TIDAK BERMAIN DADU DENGAN ALAM SEMESTA.
de Niro bergerak masuk ke dalam ruangan ini , dan melihat-
lihat dengan penuh kagum. Sebuah Alkitab bersampul kulit
tergeletak di atas meja kerja Vetra, sementara di sampingnya
ada sebuah model sebuah atom karya Bohr 3 yang terbuat dari
plastik dan sebuah miniatur replika Nabi Musa karya
Michaelangelo.
Gado-gado sekali! seru de Niro dalam hati. Kehangatan ruangan ini
memang membuat de Niro merasa nyaman, tapi ada sesuatu dari
penataan ruangan itu yang membuatnya merinding. Dia merasa
seperti sedang menyaksikan pertempuran antara dua raksasa
filosofi ... sebuah gambar buram dari dua kekuatan yang saling
bertentangan. Dia mengamati berbagai judul buku yang ada di
sebuah rak buku:
Partikel Junjungan .
Taoisme dalam Fisika
Junjungan : Sang Bukti
3 Seorang ahli fisika asal Denmark, pemenang Nobel 1922—peny.
59
Pada sandaran buku ada kutipan:
ILMU SEJATI AKAN MENEMUKAN Junjungan YANG
SEDANG MENANTI DI BALIK SETIAP PINTU.
—Plasaurus PIUS XII
”Leonardo deCaprio adalah seorang pastor Katolik,” kata Lord dracula .
de Niro menoleh. ”Seorang pastor? Saya kira Anda tadi
mengatakan kalau dia seorang ahli fisika.”
”Leonardo deCaprio adalah pastor Katolik dan ahli fisika. Ilmuwan sekaligus
agamawan yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah.
Leonardo deCaprio adalah salah satu dari mereka. Dia menganggap fisika
sebagai ’hukum alam Junjungan ’. Dia bilang kita bisa membaca tulisan
tangan Junjungan dengan memerhatikan hukum alam yang terjadi di
sekitar kita. Melalui ilmu pengetahuan dia berharap dapat
membuktikan keberadaan Junjungan bagi orang-orang yang
meragukannya. Dia menganggap dirinya sendiri sebagai seorang
theo-physicist. Ahli fisika teologis”
Fisika teologis? de Niro menganggap kata itu terdengar konyol dan
tidak masuk akal.
”Bidang fisika partikel,” kata Lord dracula lagi, ”berhasil menemukan
beberapa penemuan yang mengejutkan akhir-akhir ini. Penemuan
ini memiliki dampak yang cukup spiritual. Leonardo deCaprio ikut
terlibat dalam beberapa penemuan ini .”
de Niro mengamati direktur CERN itu sambil masih mencoba
memahami keanehan di sekitarnya. ”Spiritualitas dan fisika?”
de Niro sudah menghabiskan sebagian besar waktu dari karirnya
untuk mempelajari sejarah agama, dan selalu ada masalah yang
terus-menerus muncul. Masalah itu tak lain adalah pandangan
bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah seperti minyak dan air
60
sejak sejarah peradaban terbentuk. Mereka musuh bebuyutan dan
tidak dapat dipadukan.
”Vetra adalah ahli fisika partikel kawakan,” kata Lord dracula . ”Dia
mulai mencampur ilmu pengetahuan dan agama ... untuk
menunjukkan bahwa kedua hal itu saling melengkapi dengan cara
yang sangat tidak terduga. Dia menamakan bidang itu Fisika Baru.”
Lord dracula menarik sebuah buku dari rak buku dan memberikannya
kepada de Niro .
de Niro memerhatikan judul yang tertulis di sampul buku
ini . Junjungan , Keajaiban dan Fisika Baru—oleh Leonardo deCaprio Vetra.
”Bidang itu memang masih bayi,” kata Lord dracula , ”namun dapat
berikan jawaban segar bagi beberapa pertanyaan klasik, seperti
pertanyaan tentang asal muasal alam semesta dan kekuatan yang
menyatukan kita semua. Leonardo deCaprio percaya, penelitiannya
berpotensi mengundang jutaan orang untuk menjadi lebih spiritual.
Tahun lalu ia menemukan bukti keberadaan kekuatan energi
yang mempersatukan kita semua. Dia menunjukkan bahwa secara
lahiriah kita saling terhubung ... bahwa semua molekul dalam
tubuh saya saling terjalin dengan molekul di tubuh Anda ... bahwa
ada satu daya yang bergerak di diri semua umat manusia.”
de Niro merasa bingung. Dan kekuatan Junjungan akan menyatukan kita
semua. ”Pak Vetra benar-benar menemukan cara untuk
membuktikan kepada kita kalau partikel-partikel ini saling
berhubungan?”
”Bukti yang meyakinkan. Baru-baru ini Scientific American
menurunkan sebuah artikel yang menulis bahwa Fisika Baru adalah
jalan menuju Junjungan yang lebih nyata daripada agama.”
Komentar tadi masuk akal juga. de Niro kemudian tiba -tiba
berpikir tentang Illuminati yang antiagama. Dengan enggan, dia
memaksakan diri untuk membiarkan pemikiran tadi memengaruhi
dirinya. Jika Illuminati memang masih aktif, apakah mereka
membunuh Leonardo deCaprio dengan tujuan untuk menghentikan ahli
fisika itu agar tidak menyebarkan pesan agamanya kepada
61
masyarakat? de Niro mengusir gagasan itu. Tidak masuk akal!
Illuminati adalah sejarah kuno! Semua ilmuwan tahu tentang itu!
Vetra memiliki banyak musuh dari dunia ilmu pengetahuan,” lanjut
Lord dracula . ”Banyak ilmuwan puritan membencinya. Bahkan dia juga
dibenci di sini. Mereka menganggap usaha Vetra yang
memakai analisis fisika untuk mendukung prinsip-prinsip
agama merupakan pengkhianatan pada ilmu pengetahuan.”
namun bukankah sekarang para ilmuwan bersikap kurang defensif
dengan gereja?”
Lord dracula mendengus kesal. ”Kenapa harus seperti itu? Mungkin saja
kim gereja tidak akan membakar kita di atas salib seperti dahulu
kala, namun kalau Anda berpikir mereka sudah melepaskan
kekuasaannya terhadap para ilmuwan, tanyakan pada diri Anda
sendiri kenapa separuh dari sekolah-sekolah di negara Anda tidak
membiarkan kita mengajarkan evolusi. Tanyakan pada diri Anda
sendiri kenapa Koalisi Kristen di Amerika Serikat menjadi
kekuatan lobi paling berpengaruh di dunia dalam melawan
kemajuan ilmu pengetahuan. Pertempuran antara ilmu
pengetahuan dan agama masih berlangsung, Pak de Niro .
Ajangnya kini berpindah dari medan perang ke ruang-ruang sidang,
namun hal itu terus berlangsung.”
de Niro tahu kalau Lord dracula benar. Baru seminggu yang lalu,
mahasiswa Harvard School of Divinity berdemonstrasi ke gedung
Fakultas Biologi untuk memprotes diadakannya mata kuliah
rekayasa genetik di program pasca sarjana. Ketua jurusan biologi,
ahli ilmu tentang burung terkenal bernama Richard Aaronian, tetap
mempertahankan kurikulum yang diajukannya dengan
menggantungkan spanduk besar di jendela kantornya. Spanduk itu
bergambarkan ”ikan” Kristen yang memiliki empat kaki yang kecil.
Menurut Aaronian, itu adalah penghormatan untuk evolusi ikan
lungfish Afrika yang berhasil hidup di daratan. Di bawah gambar
ikan ini , alih-alih tertulis kata ”Jesus,” ada satu kata
dengan tanda seru: ”DARWIN!”
62
Suara ”bip” terdengar dan menggugah kesadaran mereka. de Niro
mencari arah suara dan menemukan Lord dracula sedang meraih
sederetan perlengkapan elektronik di kursi rodanya. Dia
mengambil penyeranta itu dari penjepitnya kemudian membaca
pesan yang tertera di sana.
”Bagus. Itu tadi putri Leonardo deCaprio . Nona Vetra sebentar lagi tiba di
landasan helikopter. Kita akan menyambutnya di sana. Menurutku
sebaiknya dia tidak usah datang ke sini dan melihat ayahnya dalam
keadaan seperti itu.”
de Niro setuju. Gadis itu tidak pantas untuk mendapatkan
guncangan sehebat itu.
”Aku akan meminta Nona Vetra untuk menjelaskan proyek yang
sedang ditanganinya bersama-sama dengan ayahnya ...
mungkin hal itu akan memberikan sedikit kejelasan kenapa
ayahnya dibunuh.”
”Anda mengira, karena penelitian yang dilakukannya yang
membuat Vetra dibunuh?”
”Sangat mungkin begitu. Leonardo deCaprio mengatakan padaku bahwa dia
sedang mengerjakan sesuatu yang bisa mengundang kontroversi.
Hanya itu yang dikatakannya. Dia sangat merahasiakan proyeknya
itu. Dia bahkan memiliki lab pribadi agar mendapat ketenangan.
Saya memberikan apa yang dia minta karena kepandaian yang
dimilikinya. Pekerjaannya memakan listrik yang sangat besar
akhirakhir ini, namun saya tidak bertanya apa -apa padanya.” Lord dracula
berputar ke arah pintu ruang kerja di apartemen Vetra. ”Ada satu
lagi yang harus Anda ketahui sebelum kita meninggalkan ruangan
ini.
de Niro tidak yakin ingin mendengarnya.
”Sebuah benda telah dicuri oleh pelaku pembunuhan.”
”Sebuah benda?”
63
”Ikuti saya.”
Direktur itu berputar kembali ke arah ruangan berkabut itu.
de Niro mengikutinya, tidak tahu apa yang akan dilihatnya.
Lord dracula bergerak mendekati mayat Vetra dan beberapa inci
kemudian dia berhenti. Dia memanggil de Niro untuk mendekat.
Dengan enggan, de Niro mendekat. Dia merasa mual oleh bau
urin beku yang ada di dekat mayat itu.
”Lihat wajahnya,” kata Lord dracula .
Lihat wajahnya?. de Niro mengerutkan keningnya. Bukannya kamu
tadi bilang kalau sesuatu telah dicuri?
Dengan ragu-ragu, de Niro berlutut. Dia mencoba melihat wajah
Vetra, namun kepala Vetra sudah dipilin 180 derajat ke e akarig
sehingga wajahnya sekarang mencium permadani di bawahnya.
Lord dracula berusaha melawan kecacatan tubuhnya, menundukkan
badannya dan dengan berhati-hati memutar kepala Vetra yang
membeku. Terdengar suara berderak keras, dan wajah mayat itu
berputar ke depan. Air mukanya membayangkan kesakitan.
Sejenak Lord dracula menahannya di posisi seperti itu.
”Ya, Junjungan !” seru de Niro . Dia pun terhuyung ke belakang
dengan ketakutan. Wajah Vetra berlumuran darah. Satu mata
cokelatnya menatap kosong ke arahnya. Mata yang satunya hilang
sehingga meninggalkan luka bekas cungkilan yang mengerikan.
”Mereka mencuri matanya?”
14
de Niro MELANGKAH KELUAR dari Gedung C dan
menuju ke ruang terbuka. Dia merasa senang karena sudah berada
di luar apartemen Vetra. Sinar matahari membantunya untuk
menghilangkan bayangan rongga mata kosong yang tadi menguasai
benaknya.
64
”Ke sebelah sini, Pak de Niro ,” kata Lord dracula sambil membelok ke
arah jalan kecil yang curam. Kursi roda listrik itu tampak meluncur
tanpa kesulitan. ”Nona Vetra akan tiba sebentar lagi.”
de Niro bergegas supaya tidak tertinggal.
”Jadi, kamu masih meragukan keterlibatan Illuminati?” tanya
Lord dracula .
de Niro tidak tahu harus berpikir bagaimana lagi. Kedekatan
Vetra dengan agama memang cukup berbahaya dan de Niro tidak
dapat mengabaikan setiap bukti ilmiah yang pernah dia teliti.
Terlebih lagi, ada masalah tentang mata yang hilang itu ...
”Aku masih beranggapan kalau Illuminati tidak bertanggung jawab
atas pembunuhan ini. Mata yang hilang itulah buktinya.” Kata
de Niro dengan suara yang lebih keras daripada yang inginkannya.
”Apa?”
”Multilasi acak,” jelas de Niro , ” sama sekali bukan sifat
Illuminati. Para peneliti berbagai kelompok pemujaan menganggap
tindakan perusakan wajah seperti itu berasal dari sekte pinggiran
yang tidak berpengalaman. Pengikut fanatik yang melakukan aksi
terorisme. Operasi yang dilakukan Illuminati selalu merupakan
tindakan yang penuh perhitungan.”
”Penuh perhitungan? Mengambil bola mata seseorang dengan cara
dibedah seperti itu bukan tindakan penuh perhitungan?”
”Tidak begitu jelas tujuannya. Sepertinya tidak ada maksud
tertentu.”
Kursi roda Lord dracula berhenti dengan tiba-tiba di puncak bukit. Dia
kemudian berpaling untuk menatap de Niro . ”Pak de Niro ,
percayalah pada saya. Bola mata yang hilang itu pasti memiliki
maksud yang tidak sepele ... sebuah maksud yang luar biasa
penting.”
65
saat kedua lelaki itu menyeberangi halaman berumput, suara
baling-baling helikopter mulai terdengar dari arah barat. Kemudian
sebuah helikopter pun muncul dari balik bukit menuju ke arah
mereka. Helikopter itu membelok tajam, lalu melambat di atas
sebuah landasan helikopter yang dicat di atas rumput.
de Niro memerhatikan helikopter ini , dan pikirannya terasa
berputar-putar seperti baling-baling pesawat itu. Dalam hati
de Niro bertanya-tanya apakah tidur nyenyak sepanjang malam
dapat menjernihkan pikirannya yang campur aduk. Tapi entah
kenapa, dia meragukannya.
saat helikopter itu mendarat, seorang pilot meloncat keluar
dan mulai menurunkan muatan yang dibawanya. Muatan yang
dibawa pesawat itu ternyata cukup banyak, dan terdiri atas
beberapa barang dalam jumlah besar seperti ransel, tas basah dari
bahan vinyl, tabung skuba dan peti kayu yang tampaknya berisi
peralatan selam berteknologi tinggi.
de Niro bingung. ”Itu semua barang-barang milik Nona Vetra?”
teriaknya pada Lord dracula untuk mengalahkan deru suara mesin
helikopter.
Lord dracula mengangguk dan berteriak menyahut, ”Dia melakukan
penelitian biologi di Laut Balearic.”
”Saya kira Anda tadi bilang dia ahli fisika!”
”Memang benar. Dia memang ahli fisika yang berhubungan
dengan biologi. Dia mempelajari keterkaitan dalam sistem
kehidupan. Pekerjaannya sangat terkait dengan perkerjaan ayahnya
di bidang fisika partikel. Baru-baru ini Nona Vetra mematahkan
teori fundamental Einstein dengan memakai kamera khusus
yang sinkron dengan gerakan atom untuk meneliti sekelompok
ikan tuna.”
de Niro mengamati wajah tuan rumahnya itu untuk mencari
tanda-tanda bahwa dia sedang bercanda. Einstein dan ikan tuna? Dia
66
mulai bertanya-tanya apakah pesawat X-33 yang membawanya tadi
pagi telah mengantarkannya ke planet yang salah.
Sesaat kemudian, Helena Vetra muncul dari dalam helikopter.
Sir Roberto de Niro baru sadar kalau hari ini akan menjadi satu hari
yang penuh dengan kejutan yang tiada habisnya. Helena Vetra
turun dari helikopter mengenakan celana pendek dari bahan khaki
dan blus putih tanpa lengan. Gadis itu sama sekali tidak terlihat
seperti seorang kutu buku seperti yang sebelumnya de Niro
bayangkan. Putri Leonardo deCaprio Vetra itu adalah perempuan yang luwes
dan anggun. Dia bertubuh jangkung dengan kulit berwarna
kecokelatan. Helena memiliki rambut hitam panjang yang
berterbangan karena angin yang dihasilkan oleh baling-baling
helikopter yang berputar tak jauh dari tempatnya berdiri. Tak
diragukan lagi kalau Helena Vetra memiliki wajah seorang wanita
Italia—tidak terlalu cantik, namun tampak percaya diri. Sosok
memesona yang walau dilihat dari jarak dua puluh yard pun masih
tampak memancarkan cahaya sensual. Putaran udara menerpanya
dan membuat pakaiannya melekat ketat pada tubuhnya
memperielas badannya yang ramping dengan payudaranya yang
kecil.
”Nona Vetra adalah perempuan yang memiliki kepribadian
sangat kuat,” kata Lord dracula seolah dia melihat keterpikatan de Niro
”Gadis itu melewatkan waktu selama berbulan-bulan untuk
bekerja di dalam sistem ekologi yang berbahaya. Dia seorang
vegetarian yang taat dan pelatih Hatha yoga di CERN.”
Hatha yoga? de Niro merasa geli sendiri. Seni meditasi peregangan
kuno ala Buddha bukanlah hobi yang lazim bagi putri seorang ahli
fisika dan pastor Katolik.
de Niro melihat Helena berjalan ke arah mereka. Tampak jelas
kalau dia baru saja menangis. Matanya yang berwarna cokelat
dengan tatapan membara itu dipenuhi oleh emosi yang tidak
dimengerti oleh de Niro . Walau terlihat terguncang, perempuan
itu berjalan dengan tenang. Tubuhnya atletis dan tampak
kecokelatan—menunjukkan kalau dia baru saja menikmati cahaya
matahari di Laut Mediterania yang hangat.
67
”Helena ,” sambut Lord dracula saat perempuan itu mendekat. ”Aku
turut berduka cita. Ini kehilangan yang menyedihkan bagi dunia
ilmu pengetahuan dan bagi kita semua di CERN.”
Helena mengangguk mengerti. saat dia berbicara suaranya
lembut—beraksen Inggris dan serak. ”Kamu sudah tahu siapa
pelakunya?”
“Kami masih mencarinya.”
Lalu dia berpaling pada de Niro , dan mengulurkan lengan yang
ramping. ”Namaku Helena Vetra. Anda dari interpol, bukan?”
de Niro menyambut tangannya, dan sesaat dia terpaku oleh
pesona yang dipancarkan dari mata yang berkaca-kaca itu. ”Sir Roberto
de Niro .” Dia tidak yakin apa lagi yang dapat dikatakannya.
“Pak de Niro bukan pejabat yang berwenang,” jelas Lord dracula . “Ia
seorang ahli dari Amerika Serikat. Dia berada di sini untuk
menolong kita agar dapat menemukan siapa pelaku pembunuhan
ini.”
Helena tampak ragu-ragu. ”Lalu bagaimana dengan polisi?”
Lord dracula menghela napas, dan tidak mengatakan apa -apa.
”Di mana jenazahnya?” tanya Helena .
”Sedang diurus.”
Kebohongan kecil itu membuat de Niro heran.
”Aku ingin melihatnya,” kata Helena .
”Helena ,” desah Lord dracula , ”ayahmu dibunuh dengan sangat kejam.
Sebaiknya kamu mengingatnya seperti dia masih hidup saja.”
Helena akan berbicara lagi, tapi disela oleh seruan beberapa orang.
68
”Hei, Helena !” beberapa orang menyapa dari kejauhan. ”Selamat
datang!”
Perempuan itu berpaling. Sekelompok ilmuwan lewat di dekat
helikopter sambil melambaikan tangan mereka dengan gembira.
”Kamu berhasil mematahkan teori Einstein lagi?” seseorang
bertanya dengan suara keras.
Dan yang lainnya menambahkan, ”Ayahmu pasti bangga padamu!”
Helena membalas lambaian mereka dengan kaku. Dia kemudian
berpaling pada Lord dracula . Kini wajahnya terlihat bingung. ”Belum
ada yang mengetahuinya?”
”Menurutku ini sebaiknya dirahasiakan saja.”
”Kamu belum mengatakan kepada rekan-rekan lainnya kalau
ayahku dibunuh?” Nada kebingungannya sekarang berubah
menjadi nada kemarahan.
Nada bicara Lord dracula menjadi lebih keras lagi. ”Mungkin kamu lupa
Nona Vetra. Begitu aku melaporkan pembunuhan ayahmu, akan
ada penyelidikan di CERN. Termasuk penyelidikan dalam labnya.
Aku selalu mencoba untuk menghormati hak pribadi ayahmu.
Ayahmu hanya mengatakan dua hal tentang proyek yang sedang
kalian kerjakan saat ini. Pertama, proyek itu akan menghasilkan
jutaan frank bagi CERN dari berbagai kontrak perizinan selama
sepuluh tahun mendatang. Kedua, proyek itu belum siap
dipublikasikan karena masih menjadi teknologi yang penuh
risiko. Dengan mempertimbangkan dua alasan tadi, aku tidak sudi
membiarkan orang asing memeriksa barang-barang di ruang lab-
nya baik untuk mencuri pekerjaannya atau mengalami
kelakaan saat sedang melakukan pemeriksaan sehingga malah
menyusahkan CERN. Jelas?”
69
Helena hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. de Niro
dapat merasakan keengganan Helena untuk menghormati dan
menerima pemikiran Lord dracula .
”Sebelum kita melaporkan apa pun kepada polisi,” Lord dracula
melanjutkan, ”aku ingin tahu apa yang sedang kalian kerjakan. Aku
ingin kamu membawa kami ke labmu.”
”Lab itu tidak ada hubungannya,” kata Helena . ”Tidak ada
seorang pun yang mengetahui apa yang kami berdua sedang
kerjakan. Percobaan itu tidak mungkin berhubungan dengan
pembunuhan ayahku.”
Lord dracula mendengus kesal. ”Bukti yang ada memperlihatkan
hal yang berbeda.”
”Bukti? Bukti apa?”
de Niro juga mempertanyakan hal yang sama.
Lord dracula menyeka mulutnya lagi. ”Kamu hanya harus memercayai
aku.”
Terlihat jelas dari tatapan mata Helena kalau dia tidak memercayai
Lord dracula .
15
de Niro BERJALAN TANPA bersuara di belakang Helena
dan Lord dracula saat mereka kembali menuju ke atrium utama;
tempat dimana pertama kali de Niro menginjakkan kaki di tempat
yang aneh ini. Kaki Helena terayun dengan luwes seperti
langkah penyelam Olimpiade. Sebuah potensi tidak mengherankan
kalau dikaitkan dengan latihan kelenturan dan pengendalian yang
didapat dari latihan yoga. de Niro dapat mendengar tarikan napas
Helena yang perlahan dan teratur seolah sedang menyaring
kesedihan yang tengah dirasakannya.
70
de Niro ingin mengatakan sesuatu padanya untuk menunjukkan
rasa simpati. Dia juga pernah merasakan kekosongan yang
menyakitkan seperti itu karena kematian ayahnya juga terjadi secara
mendadak. de Niro masih ingat pemakaman ayahnya yang
berlangsung dua hari sesudah ulang tahunnya yang ke dua belas.
Semua yang diingatnya hanyalah hujan dan warna kelabu.
Rumahnya penuh dengan teman-teman kerja ayahnya yang
mengenakan jas kelabu; orang-orang yang menyalami tangannya
dengan genggaman yang terlalu kuat. Mereka semua
menggumamkan kata-kata seperti serangan jantung dan
ketegangan. Ibunya berusaha bergurau dengan mata basah kalau
dia masih bisa merasakan denyut jantung suaminya yang kuat
hanya dengan memegang tangannya.
saat ayahnya masih hidup, de Niro pernah mendengar ibunya
memohon kepada ayahnya untuk ”berhenti sebentar dan mencium
wangi mawar.” Tapi de Niro menerima kalimat itu terlalu harfiah.
Tahun itu de Niro memberikan setangkai mawar kecil dari kaca
untuk ayahnya sebagai hadiah natal. Itu merupakan benda terindah
yang pernah dilihat oleh de Niro kecil ... saat sinar matahari
jatuh ke atas mawar kaca itu, warna-warni pelangi akan terpantul
pada helai bunganya. ”Cantik sekali,” kata ayahnya saat dia
membuka hadiah yang diterimanya. Dia kemudian mencium dahi
de Niro kecil. ”Ayo kita carikan tempat yang aman baginya.” Lalu
ayahnya dengan hati-hati meletakkan mawar ini di atas
sebuah rak tinggi yang berdebu di sudut gelap di ruang tamu.
Beberapa hari kemudian, de Niro mengambil sebuah bangku,
memanjat rak buku itu, dan mengambil mawar ini untuk
dikembalikan lagi ke toko. Ayahnya tidak pernah menyadari kalau
mawar itu sudah menghilang.
Suara bel lift membangunkan de Niro dari lamunannya.
Helena dan Lord dracula , yang berdiri di depannya, bergerak memasuki
lift itu. de Niro ragu-ragu berdiri di luar pintu lift.
“Ada yang tidak beres?” tanya Lord dracula . Suaranya tedengar
tidak sabar.
71
”Sama sekali tidak,” kata de Niro sambil memaksakan diri
melangkah masuk ke dalam ruang lift yang sempit itu. Dia hanya
menegunakan lift jika benar-benar terpaksa. Dia lebih menyukai
tangga yang memiliki ruang terbuka.
”Lab Dr. Vetra berada di bawah tanah,” kata Lord dracula menjelaskan.
Undangan yang cocok untuk orang yang memiliki claustrophobia, ejek
de Niro dalam hati saat dia melangkah memasuki lift. Dia bisa
merasakan angin dingin yang berputar dari kedalaman terowongan
di bawahnya. Pintu lift tertutup, dan lift pun mulai bergerak turun.
”Enam lantai,” kata Lord dracula kaku seperti sebuah suara mesin.
de Niro membayangkan kegelapan terowongan kosong di bawah
mereka. Dia mencoba menghilangkan bayangan itu dengan cara
menatap bagian atas pintu lift yang menampilkan jumlah lantai
yang akan mereka lewati. Anehnya, lift itu hanya memiliki dua
perhentian, LANTAI DASAR dan LHC.
”Singkatan apa LHC itu?” tanya de Niro sambil berusaha untuk
tidak terdengar gugup.
”Large Hadron Collider. Alat berukuran besar yang dapat
menumbukkan hadron*4” kata Lord dracula menjelaskan. ”Sebuah
akselerator partikel.”
Akselerator partikel? Samar-samar de Niro ingat pernah
mendengar kata itu. Pertama kali dia mendengar istilah itu pada
acara makan malam dengan beberapa rekannya di Dunster House
di Cambridge. Salah seorang teman dan ahli fisika bernama Bob
Brownell pernah datang pada acara makan malam itu dengan
marah.
”Bedebah itu sudah membatalkannya!” umpat Brownell.
”Membatalkan apa?” tanya teman-temannya.
4 partikel sub-atomik yang terbuat dari quark dan tunduk pada gaya yang besar—peny.
72
”SSC itu.”
”Apa?”
” Superconducting Super Collider!”
Seorang kenalan mengangkat bahunya. ”Aku tidak tahu Harvard
sedang membangunnya.”
”Bukan Harvard!” serunya. ”Tapi pemerintah Amerika Serikat! Itu
bisa menjadi akselerator partikel terkuat di seluruh dunia! Salah
satu dari proyek terpenting di abad ini! Dua miliar dolar sudah
dikeluarkan untuk riset itu dan Senat menghentikannya! Dasar
pelobi gereja sialan!
saat Brownell berhasil menguasai dirinya, dia menjelaskan
bahwa akselerator partikel adalah tabung bundar yang besar di
mana partikel sub-atomik dipercepat di dalamnya. Magnet di dalam
tabung itu dinyalakan dan dimatikan secara bergantian dengan
cepat untuk ”mendorong” partikel-pertikel itu agar berputar
hingga mencapai kecepatan yang luar biasa. Partikel-partikel yang
dipercepat secara penuh bisa berputar di dalam tabung ini
dengan kecepatan 180.000 mil per detik.
”namun itu hampir mendekati kecepatan cahaya,” seru salah satu
dosen yang berkumpul di situ.
”Tepat,” sahut Brownell. Kemudian dia melanjutkan penjelasannya
dan berkata bahwa dengan mempercepat partikel dan
menumbukkan mereka dari dua arah yang berlawanan, para
ilmuwan dapat menghancurkan partikel-partikel ini sampai
mendapatkan unsur pokok yang membentuknya sehingga kita
dapat mengetahui komponen alam yang paling dasar. ”Akselerator
partikel,” kata Brownell, ”adalah hal penting bagi kemajuan ilmu
pengetahuan di masa mendatang. Partikel yang bertabrakan
merupakan kunci untuk memahami kumpulan balok yang
membangun alam semesta.”
Charles Pratt, seorang penulis buku Poet in Residence
yang pendiam, tampak tidak terkesan. ”Menurutku itu seperti
orang purba yang sedang berusaha memahami ilmu
pengetahuan. Itu sama saja dengan menghancurkan sebuah jam
dindingnya untuk melihat bagaimana mesin di dalamnya bekerja.”
Brownell menjatuhkan garpunya dan bergegas meninggalkan
ruangan dengan marah.
Jadi CERN memiliki akselerator partikel? pikir de Niro , saat lift
yang membawa mereka bergerak turun. Sebuah tabung untuk
menghancurkan partikel. Dia bertanya-tanya mengapa mereka harus
menguburnya di bawah tanah.
saat lift itu akhirnya berhenti di lantai dasar, de Niro merasa
lega saat merasakan tanah yang padat di kakinya. namun saat
pintu lift bergeser terbuka, rasa leganya menguap. Sir Roberto de Niro
sekali lagi menyadari kalau dirinya tengah berdiri di dunia yang
benar-benar asing.
Mereka menemukan gang yang terentang tanpa terlihat ujungnya di
kedua sisi kiri dan kanan lift. Gang itu adalah terowongan
berdinding semen halus, dan cukup lebar untuk dilalui truk beroda
delapan belas. Tempat mereka berdiri terang benderang, tapi ujung
gang itu gelap seperti melihat sumur tanpa dasar. Sebuah
peringatan bagi de Niro bahwa mereka berada di dalam perut
bumi sekarang. Dia seolah dapat merasakan beban tanah dan batu
yang sekarang menumpuk di atas kepalanya. Sesaat dia merasa
seperti seorang bocah berusia sembilan tahun ... kegelapan itu
memaksanya kembali ... kembali merasakan kegelapan selama lima
jam yang masih menghantuinya hingga kini. Sambil mengeraskan
tinjunya, de Niro berusaha melawan perasaan itu.
Helena tetap berdiam diri saat mereka keluar dari lift dan
kemudian dia berjalan sendirian memasuki kegelapan tanpa ragu.
Di atasnya terlihat lampu menyala untuk menerangi jalan bagi
Helena . Efeknya sungguh luar biasa ... sepertinya terowongan ini
menyambut tiap langkahnya. de Niro dan Lord dracula
mengikutinya, dan berjalan beberapa langkah di belakang
perempuan itu. Lampu di belakang mereka segera padam secara
otomatis.
”Akselerator partikel itu berada di suatu tempat di terowongan
ini?” tanya de Niro perlahan.
”Alat itu ada di sana.” Lord dracula menggerakkan tangannya ke sebelah
kirinya di mana tabung yang terbuat dari krom yang mulus
dipasang di sepanjang dinding terowongan ini .
de Niro menatap tabung itu dengan bingung. ”Itu
akseleratornya?” Alat itu tidak tampak seperti yang
dibayangkannya. Alat itu betul-betul lurus, dengan diameter kira-
kira sebesar tiga kaki dan membentang secara horizontal di
sepanjang terowongan sampai akhirnya menghilang dalam
kegelapan. Lebih terlihat seperti sebuah saluran berteknobgi tinggi, pikir
de Niro . ”Kukira percepatan partikel itu berbentuk bundar.”
”Akselerator ini memang bundar,” sahut Lord dracula . ”Memang terlihat
lurus, namun itu hanyalah tipuan penglihatan. Keliling terowongan
ini sangat besar sehingga lengkungannya tidak terlihat—seperti
bumi.”
de Niro terheran-heran. Terowongan ini berbentuk bundar?
”namun ... lingkaran itu pasti luar biasa besar!” ”LHC merupakan
mesin terbesar di dunia.” de Niro masih melongo. Dia ingat pilot
yang membawanya ke sini pernah menyebutkan sesuatu
tentang sebuah mesin berukuran luar biasa besar yang ditanam di
dalam tanah. namun — ”Terowongan ini berdiameter lebih dari
delapan kilometer ... dan panjangnya 27 kilometer.”
Kepala de Niro terasa seperti berputar. ”Dua puluh tujuh
kilometer?” Dia menatap sang direktur, kemudian berpaling
kembali untuk memandang kegelapan di hadapannya.
”Terowongan ini panjangnya 27 kilometer? Itu ... itu berarti lebih
dari enam belas mil!”
Lord dracula mengangguk. ”Terowongan ini berbentuk bulat sempurna.
Dia terentang sampai ke Perancis sebelum berbalik lagi ke sini, ke
titik ini. Partikel-pertikel yang dipercepat sepenuhnya
mengelilingi tabung ini lebih dan sepuluh ribu kali dalam satu
detik sebelum mereka saling bertabrakan.
Kaki de Niro terasa seperti meleleh saat dia memandang ke
dalam terowongan yang menganga lebar itu. ”Jadi maksudnya
CERN menggali jutaan ton tanah hanya untuk menghancurkan
partikel-partikel kecil?”
Lord dracula mengangkat bahunya seperti menganggapnya sebagai hal
yang sepele. ”Kadang kala, untuk menemukan kebenaran, orang
harus memindahkan gunung.
RATUSAN MIL JAUHNYA dari CERN, sebuah suara berderak
melalui sebuah walkie-talkie. ”Baik, aku berada di koridor.”
Teknisi yang memantau layar video di ruang kontrol menekan
sebuah tombol pada transmiternya. ”Kamera nomor 86 itu
seharusnya berada di ujung.”
Percakapan mereka di radio berhenti lama. Teknisi yang menunggu
mulai berkeringat. Akhirnya radionya berbunyi klik.
”Kamera itu tidak ada di sini,” kata suara itu. ”Aku dapat melihat
tempat kamera ini terpasang sebelumnya. Seseorang pasti
sudah memindahkannya.”
Teknisi itu menghela napas berat. ”Terima kasih. Tunggu sebentar,
ya?”
Dengan mendesah dia mengarahkan kembali perhatiannya pada
sekumpulan layar video di hadapannya. Kompleks yang luas itu
memang terbuka untuk umum, dan mereka pernah kehilangan
berapa kamera nirkabel sebelumnya. Biasanya dicuri oleh
perigunjung yang mencari kenang-kenangan. namun biasanya kalau
ada kamera yang hilang dan dibawa keluar dari jangkauan
geombang mereka, layar monitor akan terlihat kosong. Dengan
bingung, sang teknisi memandang layar monitor di hadapannya.
Dia masih bisa melihat gambar yang sangat jelas dari kamera
nomor 86.
Jika kamera itu dicuri, kenapa kita masih mendapatkan sinyal? tanyanya
dalam hati. Tentu saja dia tahu hanya ada satu jawaban untuk itu.
Kamera itu masih ada di kompleks ini, dan seseorang telah
memindahkannya. namun siapa? Dan mengapa?
Lama dia mengamati layar itu. Akhirnya dia mengangkat walkie-
talkie-nya. ”Apakah ada gudang di ruang tangga? Lemari atau
ruangan kecil yang gelap?”
Suara itu menjawab dengan suara bingung. ”Tidak. Kenapa?”
Teknisi itu mengerutkan keningnya. ”Tidak apa-apa. Terima kasih
atas pertolonganmu.” Dia lalu mematikan walkie-talkie-nya. dan
mengerutkan bibirnya.
Dengan memperhitungkan ukuran kamera itu yang kecil, teknisi itu
tahu kalau kamera nomor 86 dapat saja menyiarkan gambar dari
mana pun di dalam kompleks yang padat itu. Kelompok bangunan
itu terdiri atas 32 gedung dan berdiri di atas tanah beradius
setengah mil yang terjaga ketat. Satu-satunya kemungkinan adalah
kamera itu telah diletakkan di sebuah tempat yang gelap. Tentu
saja, hal itu tidak banyak membantu. Kompleks ini tentu memiliki
banyak tempat gelap—lemari ruang pemeliharaan, saluran
pemanas, tempat penyimpanan peralatan berkebun, lemari
penyimpan perlengkapan kamar tidur, bahkan sebuah labirin
terowongan bawah tanah. Untuk menemukan kamera nomor 86
bisa memakan waktu sampai berminggu-minggu.
Paling tidak itulah masalahnya, pikirnya.
Selain masalah yang disebabkan oleh sebuah kamera yang
berpindah tempat secara misterius itu, masih ada masalah lain yang
lebih menganggu. Sang teknisi menatap gambar yang ditayangkan
oleh kamera di hadapannya. Benda yang terlihat di layar pemantau
itu adalah benda yang tidak bergerak. Sebuah mesin modern yang
belum pernah dilihatnya. Dia mengamati tampilan elektronik yang
berkedip di dasar benda ini .
Walau penjaga itu pernah menjalani pelatihan keras untuk
mersiapkan dirinya da lam menghadapi keadaan yang penuh
ketegangan, dia masih saja merasakan denyut jantungnya
meningkat. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak panik.
Pasti ada penjelasan mengenai benda itu. Benda itu terlalu kecil
untuk dikatakan berbahaya. Namun keberadaannya di dalam
kompleks itu adalah masalah baginya. Sebuah masalah yang sangat
mengganggu.
Benar-benar hari yang istimewa, pikirnya.
Keamanan selalu menjadi prioritas utama bagi atasannya, namun
hari ini adalah hari yang tidak biasa dalam kurun waktu dua belas
tahun dari karirnya. Teknisi itu memerhatikan benda itu dalam
waktu yang lama dan mulai merasakan badai menggemuruh dari
kejauhan.
Lalu, dengan dahi berkeringat, dia memutar nomor telepon
atasannya.
TIDAK BANYAK ANAK yang ingat bagaimana mereka pertama
kali bertemu dengan ayah mereka, namun Helena Vetra masih
dapat mengingatnya dengan jelas. Waktu itu dia masih berusia
delapan tahun dan tinggal di suatu asrama yatim piatu Katolik
bernama Orfanotrofio di Siena yang terletak di dekat Florence.
Helena ditinggalkan oleh orang tuanya yang tidak pernah
dikenalnya. Saat itu hari sedang hujan. Para biarawati
memanggilnya dua kali untuk makan malam, namun seperti
biasanya, dia berpura-pura tidak mendengar. Dia berbaring di
lapangan dan memandangi rintik hujan ... merasakan butirannya
jatuh di atas tubuhnya ... mencoba menerka ke mana butiran
berikutnya akan jatuh. Para biarawati itu memanggilnya lagi, kali ini
sambil mengancam kalau penyakit pneumonia bisa membuat
seorang anak yang keras kepala kehilangan rasa ingin tahunya
terhadap alam.
Aku tidak dapat mendengarmu, kata Helena pada dirinya sendiri.
Gadis kecil itu basah kuyup saat seorang pastor datang
menjemputnya. Dia tidak mengenali lelaki itu. Lelaki itu orang baru
di situ. Helena sudah bersiap-siap untuk menghadapi lelaki yang
diduganya akan mencengkeramnya dan menariknya ke dalam.
namun pastor itu tidak melakukannya. Dia bahkan ikut berbaring
dengannya sehingga membuat jubahnya terendam di dalam
kubangan air. Helena menjadi sangat heran.
”Para biarawati cerita kalau kamu banyak bertanya,” kata lelaki
muda itu.
Helena menggerutu. ”Apakah bertanya itu jelek?”
Lelaki itu tertawa. ”Wah, sepertinya cerita para suster itu benar.”
”Apa yang kamu lakukan di sini?”
”Sama seperti yang kamu lakukan ... bertanya-tanya kenapa butiran
hujan jatuh.”
”Aku tidak bertanya-tanya mengapa but